Humaniora, Vol. 26, No. 3 Oktober 2014: 328-336 HUMANIORA VOLUME 26
No. 3 Oktober 2014
Halaman 328-336
JARGON PERETAS YANG DIBENTUK MELALUI PROSES PERLUASAN MAKNA
Erlan Aditya Ardiansyah* Lia Maulia Indriani** Sugeng Riyanto***
ABSTRACT Hackers are computer experts having competence in both programming and technology information languages. This study aims to examine hacking jargon derived from the standard language. It uses words, phrases, and clauses in the English language as the data, collected from the movie transcription. It applies distributional method and descriptive qualitative technique to analyze the data. The results show that the hacking jargons are standard language which have been shifted in meaning. The meaning shift demonstrates relations between the lexical and additional meanings, i.e. correlated meaning, uncorrelated meaning, and new meaning. Keywords: hacker, jargon, language, meaning shift
ABSTRAK Peretas adalah ahli komputer yang menguasai bahasa pemrograman dan teknologi informasi. Jargon peretas tersebut dapat ditelaah secara linguistik. Data dalam penelitian ini adalah kata, frasa, dan klausa dalam bahasa Inggris. Data yang dianalisis merupakan jargon peretas yang diperoleh dari percakapan film yang ditranskripsikan dalam bentuk tulisan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jargon yang diadaptasi dari kata baku. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode distribusional. Metode itu diterapkan karena data yang dianalisis tidak hanya dalam bentuk kata tunggal saja, tetapi juga dari aspek gramatikal. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi dan studi pustaka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jargon peretas diperoleh dari bahasa baku sehingga mengalami perluasan makna. Perluasan makna menunjukkan relasi antara makna leksikal dan makna tambahan pada suatu kata yang mengalami perluasan makna, yakni makna yang berkorelasi, makna yang tidak berkorelasi, dan makna baru. Kata Kunci: bahasa, jargon, peretas, perubahan makna
* Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran ** Linguistik Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran *** Linguistik Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
328
Erlan Aditya, Lia Maulia, dan Sugeng Riyanto - Jargon Peretas
PENGANTAR Komunikasi adalah kegiatan menyampaikan atau menerima informasi berupa sistem simbol, tanda, dan bunyi. Aktivitas komunikasi melibatkan proses distribusi dan konsumsi informasi antara dua pihak berlawanan atau lebih. Pihak-pihak itu merujuk pada penutur atau penulis sebagai distributor dan mitra tutur atau pembaca sebagai konsumen. Bahasa adalah media untuk menyampaikan informasi. Informasi tersebut menjadi stimulus dalam memberdayagunakan kemampuan manusia dalam mempergunakan daya nalarnya untuk memperoleh suatu pengetahuan. Pengetahuan dalam bidang bahasa tidak dapat dipisahkan dari kajian linguistik. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bahasa. Bahasa dan penggunaannya dalam suatu masyarakat ditelaah melalui sosiolinguistik. Sosiolinguistik mengkaji penggunaan bahasa dan ragamnya. Ragam bahasa memberikan gambaran bahwa bahasa memiliki warna. Aslinda (2007:14) menyatakan bahwa masyarakat tutur memelihara sekurang-kurangnya satu bahasa dengan konsep dan nilai historis yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, pluralisme dalam bahasa bukanlah penghambat bagi proses interaksi. Interaksi yang berkesinambungan terjalin bila individu yang berbeda dipertemukan pada suatu latar sosial. Sumarsono (2009:43) berpendapat bahwa seseorang dapat berada dalam lingkungan sosial yang berbeda dan berhadapan dengan orang banyak sehingga orang tersebut dinyatakan mempunyai status sosial lebih dari satu. Berdasarkan pernyataan tersebut, sejumlah individu yang terikat dalam satu aktivitas yang serupa akan secara naluriah membentuk komunitas baru sekaligus menginisiasikan peluang lahirnya ragam bahasa baru. Ragam bahasa yang meninjau latar sosial dan kata dengan makna khusus adalah register. Register berkaitan dengan aktivitas kelompok masyarakat yang menggunakan ragam bahasa tertentu. Holmes (2001:246) memaparkan bahwa register adalah bentuk ragam bahasa yang diterapkan
masyarakat dengan menggunakan kosakata yang memiliki pengertian dalam ruang lingkup yang sempit. Register yang merepresentasikan penggunaan kata dalam suatu bidang adalah jargon. Menurut pandangan Hartman dan Stork (via Alwasilah (1993:51), jargon mencakup segala bentuk kata dan istilah yang dikembangkan oleh kelompok sosial atau kelompok pekerja, tetapi tidak dipahami secara luas. Jargon yang penggunaannya secara masif dikembangkan dan diperluas adalah jargon di bidang teknologi. Kecanggihan teknologi kini dapat mengakomodasi komunikasi tidak langsung tanpa terhalang oleh jarak dan waktu. Batas geografis, ras, agama, dan budaya tidak lagi menjadi hambatan karena manusia dan teknologi yang dimilikinya akan memudahkan semua kebutuhan hidupnya (Triratnawati, 2003:92). Masyarakat membutuhkan alat komunikasi multifungsi. Alat elektronik yang paling ekonomis serta memiliki kelengkapan lebih banyak dibandingkan dengan alat lainnya adalah perangkat komputer. Melalui program digital dan fasilitas internet yang tersedia dalam komputer, penggunanya mampu mengolah data berupa informasi. Seorang individu yang memiliki keahlian di bidang komputer disebut pakar telematika. Terdapat pula ahli komputer yang mengeksploitasi keahliannya untuk melakukan perbuatan melanggar hukum. Individu atau kelompok tersebut adalah peretas (hacker). Peretas adalah ahli komputer yang tergabung dalam komunitas cybercrime. Dikemukakan Cross (2008:2) bahwa “cybercrime is a broad and generic term that refers to crimes committed using computers and the Internet, and can generally be defined as a subcategory of computer crime. If this sounds strange, consider that whether someone commits Internet fraud or mail fraud, both forms of deception fall under a larger category of fraud.” Peretas menerapkan jargon yang hanya dapat dipahami oleh anggotanya. Untuk memahami makna salah satu jargon peretas membutuhkan pengetahuan yang luas. Unsur-unsur yang terdapat 329
Humaniora, Vol. 26, No. 3 Oktober 2014: 328-336
di dalamnya tidak hanya berada dalam tatanan linguistik, tetapi juga berkorelasi dengan bidang sosial, mitologi, politik, budaya, dan sebagainya. Jargon peretas diperkenalkan kepada masyarakat oleh ahli komputer melalui perkembangan di bidang teknologi informasi. Teknologi informasi erat kaitannya dengan proses distribusi informasi dikemas dalam strategi komunikasi. Informasi tersebut terkandung dalam jargon. Pada dasarnya, jargon peretas adalah manifestasi dari bahasa baku yang maknanya diperluas. Perluasan makna mengarah pada adanya relasi antara makna leksikal dan makna tambahannya. Kreidler (2002:46) mendeskripsikan terdapat relasi antara makna leksikal dan makna tambahan pada suatu kata yang mengalami perluasan makna, yakni: (1) makna yang berkorelasi, (2) makna yang tidak berkorelasi, dan (3) makna baru. Selain itu, makna jargon dapat pula dipengaruhi oleh konteks. Konteks merupakan parameter dalam suatu interaksi dalam menerapkan variasi bahasa. Holmes (2001:223) memaparkan bahwa setiap penutur mencoba untuk menyampaikan pesan pada mitra tutur, tetapi konteks sangat mempengaruhi gaya bahasa. Konteks mengacu pada situasi atau kondisi ketika tuturan diujarkan. Selain itu, peran konteks adalah sebagai tolok ukur dalam menentukan makna. Sumber data dalam penelitian ini adalah transkripsi percakapan para tokoh dalam film The Swordfish. Data dalam penelitian ini adalah jargon peretas berbahasa Inggris. Jargon peretas yang dianalisis berupa kata yang dikembangkan maknanya sehingga terjadi perluasan makna. Berdasarkan data yang dikumpulkan, terdapat jargon bermakna ganda seperti pada contoh jargon key code pada percakapan berikut. Stanley : A Vernam’s impossible. Its key code is destroyed upon implementation. Not to mention being a true 128 bit encryption. Gabriel : Actually, we’re talking 512 bit. Stanley : It’s impossible. Gabriel : Tell ya what, I’ll pay you ten million
330
dollars. That should be enough to get your daughter back...unless of course it’s impossible. Stanley : Nothing’s impossible. Percakapan di atas melibatkan dua tokoh, yaitu Stanley dan Gabriel. Stanley adalah seorang ahli komputer yang sedang bekerja kepada Gabriel. Stanley pada percakapan tersebut menuturkan key code. Key dijelaskan Oxfd. Advn. Learners’ Dic. (1999:737) dengan makna kunci, suatu benda terbuat dari logam, sedangkan code dideskripsikan Oxfd. Advn. Learners’ Dic. (1999:242) dengan makna kode, suatu sistem berupa kata, huruf, atau simbol yang merepresentasikan pesan atau rekaman informasi rahasia dalam bentuk singkat. Dengan merujuk pada konteks tuturan, key code tidak merepresentasikan sebuah kunci terbuat dari logam. Kata tersebut mengandung pengertian kode kunci yang berupa susunan angka atau huruf yang dijadikan sandi rahasia. Analisis dalam penelitian ini menerapkan metode distribusional. Dasar penentu di dalam kerja metode kajian distribusional adalah teknik pemilihan data berdasarkan kategori (kriteria) tertentu dari segi kegramatikalan sesuai dengan ciri-ciri alami yang dimiliki data penelitian (Djajasudarma, 2010:69). Metode distribusional adalah bagian dari metode penelitian deskriptif dalam menganalisis struktur dan konteks percakapan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menerapkan teknik observasi (Creswell, 2002:17). Teknik observasi yang dilakukan dengan cara mencatat dan menyimak percakapan pada film. Setelah itu, disusun transkripsi percakapan yang diujarkan para tokoh dalam film. Teknik pengolahan data yang diterapkan adalah kualitatif deskriptif. Metodologi kualitatif deskriptif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma, 2010:11). Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data secara faktual.
Erlan Aditya, Lia Maulia, dan Sugeng Riyanto - Jargon Peretas
JARGON PERETAS YANG DIBENTUK MELALUI PERLUASAN MAKNA Penelitian ini mendeskripsikan makna jargon peretas berbahasa Inggris. Sumber data diperoleh dari percakapan film The Swordfish. Film tersebut layak menjadi sumber data karena menyajikan data dalam bentuk percakapan. Setiap percakapan melibatkan dua tokoh atau lebih dengan topik pembicaraan yang beragam. Namun, fokus utama pada percakapan tersebut adalah jargon peretas yang dicetak tebal, yaitu Trojan Horse, Worm, Logic Bomb, Pop the Firewall, Backbone, dan Two T-5 Trunks. Trojan Horse Gabriel : I heard this story about this young hacker who made a virus that broke the FBI’s Carnivore program that was actively reading every subscriber’s E-mail and scrambled the systems. He did what the federal judges wouldn’t do and kept the government out of our Privacy. Stanley : I think I heard that. Story is he went to jail and the federal Carnivore program is back in full swing. It was a real tragedy. What can I do for you? .... Gabriel : No need for modesty, we’re all friends here, Stanley. Stanley : This is bullshit. I came .... Gabriel : You want something from me, amigo, I want something from you. D.O.D. dBase, 128 bit R.S.A. encryption. Whattaya think? Impossible? Stanley : Nothing’s impossible. Gabriel : So it can be done? Maybe slide in a Trojan Horse hiding a worm? Latar Sosial Gabriel adalah seorang kriminal yang terkenal atas tindak kejahatan dan perbuatan melanggar hukum lainnya. Dia berencana memperkerjakan seseorang bernama Stanley. Stanley adalah peretas paling berbahaya di Amerika. Pemerintah menghukum Stanley dengan status sebagai
tahanan kota. Stanley tidak dapat menolak sejumlah uang yang ditawarkan kepadanya. Stanley pergi menuju kediaman Gabriel yang jaraknya ribuan mil, tetapi dia tidak mengetahui pekerjaan apa yang disiapkan untuknya. Gabriel memberi petunjuk mengenai skema rencana yang harus dilakukan oleh Stanley. Stanley diberi pekerjaan untuk merancang suatu virus yang dapat merusak mobilitas perbankan di dunia. Tujuannya adalah menguasai perputaran uang. Dengan menggunakan seluruh kemampuannya, akhirnya Stanley berhasil merancang virus tersebut. Dalam percakapan tersebut, Gabriel mengujarkan Trojan Horse. Jargon itu merupakan kata majemuk yang melibatkan dua kata, yaitu trojan dan horse. Trojan dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:1446) memiliki makna seseorang yang berasal dari kota Troya, atau kaum Troya yang bermigrasi ke Asia. Horse dalam bahasa Indonesia berarti kuda, binatang berkaki empat yang berfungsi sebagai kendaraan. Trojan Horse apabila diterjemahkan secara harfiah bermakna ‘Kuda Troya’. Pembahasan pun tidak selesai begitu saja karena Trojan Horse adalah suatu idiom yang dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:1446) diartikan langkah yang ditempuh untuk memperdayai musuh dalam mendapatkan suatu tujuan. Oleh karena itu, pengertian secara harfiah dan idiom yang telah dipaparkan memiliki makna yang tidak berkorelasi. Dengan merujuk pada percakapan di atas, Trojan Horse merupakan suatu virus yang disebarkan melalui piranti guna ‘mengacaukan’ sistem pada komputer. Menurut Webster’s New World Hacker Dictionary (2006:328), “Trojan (general term): Named after the Trojan Horse of ancient Greek history, it is a particular kind of network software application developed to stay hidden on the computer where it has been installed. As with worms, Trojans generally serve malicious purposes and are in the “malware” classification. Trojans sometimes access personal information stored on home or business computers 331
Humaniora, Vol. 26, No. 3 Oktober 2014: 328-336
and then send it to a remote party via the Internet. Alternatively, Trojans may serve merely as a back door application. Trojans can also launch DoS attacks. A combination of firewalls and antivirus software should be used to protect networks against Trojans.” Jadi, Trojan horse adalah perangkat lunak yang dikategorikan sebagai virus malware yang menyerang sistem operasi Windows bila komputer menggunakan koneksi internet. Virus trojan juga mampu ‘memakan’ data sehingga data tersebut secara otomatis terhapus dan tidak dapat dipulihkan. Kuda dari bangsa Troya ini dikenal mampu berlari dengan kencang sehingga orang lain pun tidak bisa mengejarnya. Jargon peretas tersebut diperoleh dari kata yang mengalami perluasan makna. Perluasan makna pada Trojan Horse menunjukan korelasi antara makna leksikal dan makna tambahannya. Dengan mengacu pada konteks dialog di atas, Gabriel memerintahkan untuk mengembangkan suatu virus, yaitu jenis trojan yang disisipkan dalam worm. Worm merupakan program yang dapat menduplikasi dirinya sendiri yang menyerang komputer dan mengakibatkan hilangnya data dan perangkat lunak serta kerusakan fatal pada perangkat keras. Worm Dalam percakapan, Gabriel mengujarkan worm. Worm dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:1555) memiliki makna cacing, binatang tidak mempunyai tulang dan kaki yang hidup di dalam tanah. Pengertian senada bahwa cacing adalah binatang kecil, melata, tidak berkaki, tubuhnya bulat atau pipih panjang dan tidak beranggota (KBBI, 2008). Dalam percakapan di atas, Gabriel mengujarkan Worm, program komputer yang dapat berdiri sendiri dan sifatnya merusak program lain. Menurut Webster’s New World Hacker Dictionary (2006:363), “A worm is a selfreplicating, self-contained software program that does not need to be part of another program to propagate. A virus, in contrast, attaches itself to and becomes part of another executable program. Worms as well as viruses typically contain some 332
kind of malicious payload besides the propagation and infection mechanism.” Berdasarkan definisi tersebut, worm memiliki karakter yang serupa dengan virus komputer, yaitu program yang dapat merusak sistem dan program komputer sehingga performa komputer tidak akan berjalan secara optimal. Worm atau virus menimbulkan kerusakan piranti komputer secara permanen karena kerusakan tersebut. Worm dan virus menunjukkan korelasi karena definisi keduanya serupa. Jargon peretas tersebut diperoleh dari kata yang mengalami perluasan makna. Perluasan makna pada worm menunjukkan makna baru sehingga tidak berkorelasi dengan makna leksikalnya. Dengan mengacu pada konteks dialog, Gabriel memerintahkan mengembang kan virus, yaitu jenis Trojan Horse yang disisipkan dalam Worm. Worm dan virus merupakan program yang dapat menduplikasi dirinya sendiri dan merusak komputer. Selain itu, keduanya dapat menghapus data yang tersimpan di dalam komputer. Stanley stares off into the glittering lights of L.A. WID Gabriel : “So Stan, tell me. How’d you do it?” Stanley : “Do what?” Gabriel : “Break the code. At the club. You broke the entire encryption, a silencer against your eye and your cock in someone’s mouth, all in less than sixty seconds. How?” Stanley : “I used a logic bomb, dropped it through the trap door...” Ginger : “No, you didn’t. You didn’t have time.” Gabriel : “C’mon, you can do better than that. How’d you do it?” Stanley : “I used a password sniffer.” Ginger : “Uh uh.” Stanley : “Yes, I did...” Gabriel : “C’mon, Stanley. How’d-you-do-it?” Stanley : “I don’t know exactly. I see the numbers. In my head. All my life. I don’t answer equations, I just see the answers. Same with code. I can’t explain.”
Erlan Aditya, Lia Maulia, dan Sugeng Riyanto - Jargon Peretas
Latar Sosial Stanley adalah tahanan rumah yang dinyatakan bersalah oleh pengadilan federal Amerika atas keterlibatannya dalam cybercrime. Akan tetapi, ia melanggar hukum karena meninggalkan tempat pengasingannya untuk menemui seseorang, Gabriel di Los Angeles. Gabriel adalah tokoh yang memiliki rencana besar untuk menghasilkan keuntungan finansial tanpa batas yang akan melibatkan jasa Stanley. Mengacu pada percakapan di atas, Stanley berhasil memecahkan sandi rahasia untuk mengakses situs resmi FBI. Usaha peretasan tersebut sangat sulit dilakukan oleh peretas mana pun sehingga Gabriel dan Ginger menunjukan apresiasinya terhadap Stanley. Oleh karena itu, keduanya mempertanyakan cara untuk meretas jaringan online FBI yang rumit tersebut. Logic Bomb Dalam percakapan, Stanley mengujarkan Logic Bomb. Apabila diuraikan, jargon tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu logic dan bomb. Logic dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:789) memiliki makna (1) cara memahami atau menjelaskan suatu hal dan (2) alasan yang masuk akal untuk melakukan suatu hal. Sementara itu, bomb dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:138) bermakna senjata yang didesain untuk menghasilkan ledakan dengan mengatur waktu yang ditentukan atau meledak ketika dilemparkan atau dijatuhkan. Dengan merujuk pada percakapan di atas, Logic Bomb merupakan rangkaian kode rahasia untuk meretas situs internet sekaligus merusak sistem yang terdapat di dalamnya. Menurut Webster’s New World Hacker Dictionary (2006:201), logic bomb diartikan sebagai “hidden code instructing a computer virus to perform some potentially destructive action when specific criteria are met.” Berdasarkan paparan tersebut, logic bomb adalah kode rahasia yang diterapkan dalam suatu virus yang menginfeksi komputer. Apabila kode
tersebut telah menemukan kesesuaian yang dicapai, komputer tersebut akan mengalami malfungsi sistem yang berdampak pada kerusakan paralel. Jargon peretas tersebut diperoleh dari kata yang mengalami perluasan makna. Makna pada jargon logic bomb menunjukkan makna baru. Hal tersebut menegaskan bahwa makna tambahan tidak menunjukkan adanya pertautan bila dibandingkan dengan makna leksikalnya. Stanley : Now I just have to modify the code. Ginger : He’s fucking amazing. Gabriel : Yes he is. Gabriel : I see you have a groupie. Stanley : You know, it’d be a lot simpler if you would tell me exactly what the hydra is going to be used for? Gabriel : Have you heard of Operation Swordfish? Stanley : Nope. .... Gabriel : It didn’t disappear. It just sat in those accounts earning interest, it’s been 15 years. You have any concept how much money we’d be actually talking about today? Billions, brother. That’s nine zeros. Look, this is a sweet deal. We go in over phone lines. Pop the firewall, drop in the hydra, and just sit back and wait for the money. Stanley : Before we can tap into the secure cluster, you have to find one of the banks on the backbone of this network. Do you know how many banks there are in the U.S.? It could take years. Gabriel : No problem. Latar sosial Stanley adalah seorang peretas yang sedang diberikan pekerjaan oleh Gabriel. Gabriel berusaha membangun server yang dapat menyabotase lalu-lintas perdagangan online dan meretas akun perbankan. Tujuannya adalah meraih keuntungan sebesar-besarnya dari upaya kejahatan tersebut. Singkat cerita, Gabriel, seorang yang dikenal bertangan dingin mengutus seseorang untuk
333
Humaniora, Vol. 26, No. 3 Oktober 2014: 328-336
memperkerjakan Stanley. Stanley menunjukkan apresiasinya dan menerima sejumlah uang yang ditawarkan kepadanya. Kemudian Stanley segera melakukan pekerjaan yang diperintahkan. Stanley ditugaskan untuk membangun virus internet untuk meretas seluruh jaringan internet di dunia. Pop the Firewall Dalam percakapan, Gabriel mengujarkan pop the firewall. Jargon tersebut terdiri atas satu kata dasar dan satu kata majemuk, yaitu pop dan firewall. Pop dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:1020) memiliki beragam makna, antara lain menaruh sesuatu pada suatu tempat secara tiba-tiba atau dalam waktu singkat atau datang secara tiba-tiba di waktu yang kurang tepat. Sementara, firewall dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:501) adalah sistem komputer yang didesain untuk mencegah seseorang berusaha mengakses data atau informasi pribadi secara diam-diam, hanya informasi atau data secukupnya yang dapat diakses. Dengan merujuk pada percakapan di atas, pop the firewall merupakan klausa yang harus diuraikan terlebih dahulu. Pop direlasikan dengan kata adware. Dalam Webster’s New World Hacker Dictionary (2006:9), “software delivering pop-up advertisements based on Websites that online users browse. Online users find adware to be particularly annoying, and computer critics maintain that adware often degrades computer performance. It can also track users’ browsing habits and is generally installed without users’ permission”, sedangkan firewall dalam Webster’s New World Hacker Dictionary (2006:126) adalah “a computer program or hardware device used to provide additional security on networks by blocking access from the public network to certain services in the private network. Firewalls contain rule sets that either grant or deny data traffic flowing into or out of a network. Simply put, firewalls are to the perimeter of a network what a moat and wall are to a castle.” Berdasarkan definisi tersebut, pop adalah upaya untuk mengunduh data penting yang
334
dimiliki suatu server atau perorangan dan dapat menurunkan performa komputer. Sebaliknya, firewall didefinisikan program atau perangkat komputer untuk meningkatkan sistem keamanan pada jaringan internet dengan cara memblokir akses bagi pengguna jaringan internet lain. Jargon peretas itu diperoleh dari kata yang mengalami perluasan makna. Perluasan makna pada pop menunjukkan makna baru sehingga tidak berkorelasi dengan makna leksikalnya. Dalam konteks dialog di atas, Gabriel memerintahkan Stanley untuk mengakses data perbankan yang terdapat di Amerika. Tujuannya adalah mengakuisisi seluruh rekening bank dan mendapatkan seluruh uang yang tersedia. Sebelumnya, Stanley harus menerobos sistem keamanan server setiap bank. Backbone Dalam percakapan di atas, Stanley mengujarkan backbone. Jargon itu merupakan kata majemuk yang melibatkan dua kata, yaitu back dan bone. Back dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:80) memiliki makna (1) bagian dari tubuh manusia yang berlawanan dengan dada dan terletak di antara bahu hingga pergelangan kaki, dan (2) garis tulang pertengahan tubuh di bagian belakang. Sebaliknya, bones dijelaskan dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:139) memiliki makna beragam, yakni (1) bagian dari tulang manusia atau binatang dan (2) substansi keras seperti halnya tulang terbentuk. Pembahasan pun tidak selesai begitu saja karena backbone adalah suatu kata majemuk yang kembali diungkapkan dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:81) diartikan (1) garis tulang berukuran kecil pertengahan tubuh yang saling berhubungan di bagian belakang, (2) bagian paling penting sebuah sistem atau organisasi yang memberikan bantuan dan kekuatan, dan (3) kekuatan dalam diri untuk melakukan suatu hal. Dengan demikian, makna yang dipaparkan masing-masing secara harfiah memiliki makna yang berkorelasi.
Erlan Aditya, Lia Maulia, dan Sugeng Riyanto - Jargon Peretas
Backbone tidak memiliki makna yang spesifik. Namun, jargon tersebut direlasikan dengan jargon lainnya, yaitu NSF. Webster’s New World Hacker Dictionary (2006:227) menjelaskan NSF memiliki kepanjangan National Science Foundation adalah “A U.S. government agency that has funded the development of a crosscountry backbone network, as well as regional networks designed to connect scientists over the Internet, thereby taking on the term NSFnet.” Berdasarkan definisi tersebut, backbone adalah basis jaringan komunikasi, termasuk telepon dan internet. Basis tersebut dikuasai oleh pemerintah dan tidak dapat dimiliki oleh perorangan. Selain itu, sistem yang dijalankan dapat mengakomodasi penelitian ilmiah yang berbasis pada kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Jargon peretas tersebut diperoleh dari kata yang mengalami perluasan makna. Perluasan makna pada backbone berkorelasi dengan makna leksikalnya. Dengan mengacu pada konteks dialog, Stanley berusaha untuk mengembangkan suatu virus, yaitu jenis trojan yang disisipkan dalam worm. Virus tersebut bertujuan untuk menyerang server dan komputer. Apabila virus itu menyerang, akan terjadi malafungsi perangkat lunak dan kerusakan fatal pada perangkat keras. Roberts : Who is he? FBI Computer Geek #1 : We don’t know that yet, sir. FBI Computer Geek #2 : There’s definitely something going on. There are two T-5 trunks going into the house. That’s serious bandwidth. Thermal scopes indicate a huge heat-load in the main living area. Could be from mainframes, although they must have a genny ‘cause power consumption is right on par. FBI Agent #1 : Some of these fellows might be dressed in Armani, but they definitely have the swagger of exmilitary. Maybe bodyguards but they seem more like mercs to me.
FBI Computer Geek #1 : From here we’re having trouble pinning any of them down. Sure would be nice to task a satellite, sir. Latar Sosial Stanley adalah seorang peretas yang sedang dalam masa peradilan sedangkan Gabriel dinyatakan sebagai pelaku kriminal yang kerap melakukan kejahatan dan merugikan negara. Oleh karena itu, pergerakan kedua tokoh selalu diikuti polisi dan agen federal Amerika (FBI). Polisi dan FBI terus berusaha mendapatkan informasi bila Stanley dan Gabriel sedang menyusun rencana yang berujung pada tindak kriminal. Agen FBI terus melacak keberadaan Gabriel dengan menyadap untuk mendapatkan informasi yang tepat. Para agen itu melihat aktivitas mencurigakan karena terdapat suatu alat yang tidak umum dimiliki oleh seseorang. Alat itu sangat berbahaya untuk lingkungan sekitar karena mengeluarkan radiasi yang sangat besar. Two T-5 Trunks Dalam percakapan di atas, seorang agen FBI mengujarkan Two T-5 Trunks. Trunk dalam Oxford Advanced Learners’ Dictionary (1999:1446) memiliki makna (1) lapisan tipis pada kulit stem pohon tempat ranting tumbuh, (2) sepatu, (3) belalai pada gajah, (4) kotak besar yang digunakan untuk menyimpan atau membawa pakaian, dan (5) bagian dari tubuh manusia yang sangat penting selain kepala. Dengan merujuk pada percakapan di atas, trunk merupakan suatu perangkat mutakhir yang dapat mengatur lalu-lintas komunikasi dan memengaruhi sinyal komunikasi suatu tempat. Menurut Webster’s New World Hacker Dictionary (2006:329), “Trunk (In telecommunications, a high-bandwidth telephone channels connecting switching centers capable of simultaneously handling a high number of voice and data communications. A circuit from a user’s Personal Computer or terminal to a network is more commonly known as “a line” (such as T1 line or
335
Humaniora, Vol. 26, No. 3 Oktober 2014: 328-336
ISDN line).The terms circuit, line, and trunk are frequently interchanged.” Berdasarkan definisi tersebut, trunk adalah perangkat keras yang digunakan untuk menguasai sistem komunikasi. Pengguna alat ini dapat memutuskan jaringan telepon, internet, dan alat komunikasi lain. Dampak lain yang timbul adalah bahaya radiasi dan peningkatan suhu ruang. Oleh karena itu, sulit dibayangkan apabila alat itu dikuasai oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Jargon peretas tersebut diperoleh dari kata yang mengalami perluasan makna. Perluasan makna pada trunks menunjukkan makna baru sehingga tidak berkorelasi dengan makna leksikalnya. Dengan mengacu pada konteks dialog di atas, para agen FBI sedang melakukan pengintaian terhadap kelompok Gabriel. Mereka terkejut ketika melihat suatu alat yang sangat berbahaya berada di dalam sebuah rumah. Alat tersebut menguatkan dugaan bahwa Gabriel sedang menyusun rencananya untuk menguasai sistem komunikasi untuk memuluskan tujuannya.
SIMPULAN Jargon peretas digunakan untuk mendeskripsikan informasi yang sifatnya rahasia. Kata atau istilah lain dalam percakapan berfungsi sebagai atribut yang dapat memudahkan penafsiran data. Atribut tersebut menjadi rujukan bila jargon peretas sulit didefinisikan. Jargon peretas dalam penelitian ini merupakan terjemahan dari kata baku bahasa Inggris yang maknanya diperluas. Makna pada kata itu mengalami peluasan makna karena disesuaikan dengan kebutuhan mendefinisikan suatu ide, konsep, dan temuan. Namun, jargon peretas menunjukkan relasi antara makna leksikal dan makna tambahannya. Relasi makna antara makna leksikal dan makna tambahan pada jargon peretas adalah makna yang berkorelasi, makna yang tidak berkorelasi, dan makna baru. Selain itu, makna jargon dapat pula dipengaruhi oleh konteks.
336
DAFTAR RUJUKAN Alwasilah, A. Chaedar. (1993). Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa. Aslinda dan Leni Syafyahya. (2007). Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama. Creswell, John W. (2002). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Edisi Kedua. Los Angeles: Sage Publications. Cross, Michael. (2008). Scene of the Cybercrime. Amerika: Syngress Publising, inc. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Edisi kedelapan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka. Djadjasudarma, Fatimah. (2010). Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Edisi Kedua. Bandung: Refika Aditama. Holmes, Janet. (2001). An Introduction to Sociolinguistics. Pearson Education: Longman. Hornby, A. 1999. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford University Press Inc. Katamba, F. dan Southerland, R. (1997). “Language in Social Contexts,” dalam W. O’Grady, Contemporary Linguistics. London and New York: Longman, 540-588. Kreidler, Charles W. (2002). Introducing English Semantics. London dan New York: Routledge. O’Grady, W., M. Dobrovsky dan F. Katamba. (1997). Contemporary Linguistics. London and New York: Longman. Schell, B., Clemens Martin. (2006). Webster’s New World: Hacker Dictionary. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc. Sumarsono. (2009). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Stephen Ullman. (2007). Pengantar Semantik. Terjemahan Sumarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Triratnawati, Atik. (2003). ”Aspek Simbolisme Telepon Genggam.” Jurnal Humaniora, 15, 91–104.