Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
KESIAPAN PENYELENGGARAAN MATAKULIAH MODIFIKASI SEPEDA MOTOR DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2014 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FT UNY Oleh : Bambang Sulistyo, Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi (1) persepsi bengkel umum sepeda motor terhadap prinsip modifikasi, (2) kompetensi modifikasi sepeda motor, (3) sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk modifikasi sepeda motor dan (4) model pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor di jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY. Metode penelitian ini adalah survey. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, angket dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (70%) responden tidak mengetahui UU dan PP mengenai modifikasi kendaraan. Kompetensi dalam Modifikasi Sepeda Motor adalah (1) kompetensi penggunaan alat ukur presisi; (2) menggunakan Mesin produksi; (3) pengelasan (listrik dan gas); (4) pengecatan (penggunaan pen brush/air brush); (5)Bending plat dan pipa; (6) kompetensi membaca diagram kelistrikan; (7) pengukuran komponen sistem kelistrikan. Berdasarkan komparasi dengan peralatan di bengkel modifikasi, diketahui bahwa sarana pembelajaran di bengkel jurusan Pendidikan Teknik Otomotif masih belum siap, karena masih belum relevan dengan peralatan modifikasi sepeda motor. Model pembelajaran Problem Base Learning (PBL), Reverse Engineering dan Project Based Leasrning adalah model yang relevan dengan pola modifikasi sepeda motor. Kata kunci: modifikasi sepeda motor, kompetensi, peralatan modifikasi, model pembelajaran PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merupakan lembaga pendidikan yang fokus mengembangkan keilmuan ranah kependidikan, demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Selain keilmuan bidang kependidikan, UNY juga turut serta dalam upaya pengembangan sains dan teknologi, yang dikembangkan oleh berbagai Fakulas di bawah naungan UNY. Salah satu Fakultas yang berpotensi dalam upaya pengembangan teknologi adalah Fakultas Teknik (FT). Salah satu program studi di FT UNY yang terus dituntut untuk mengembangakan kurikulum dan perangkat pembelajarannya adalah program
220
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
studi (prodi) Pendidikan Teknik Otomotif. Hal itu dikarenakan teknologi otomotif terus meningkat dengan pesat. Selain teknologinya yang berkembang, kuantitas kendaraan bermotor terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan bermotor tahun 2014 mencapai 114.209.266 unit, meningkat 9,69% dari tahun sebelumnya. Jumlah itu didominasi oleh sepeda motor, 92.976.240 unit (sumber: www.bps.go.id). Dalam kurikulum 2014 prodi Pendidikan Teknik Otomotif, terdapat 2 matakuliah yang berperan dalam upaya adaptasi dan pengembangan sepeda motor. Pertama, Matakuliah Teknologi Sepeda Motor dengan bobot 3 SKS (1 SKS teori dan 2 SKS Praktik) dan diberikan kepada mahasiswa semester kedua. Matakuliah tersebut memberikan dasar ilmu dan teknologi sepeda motor, baik secara teoritis maupun praktis. Matakuliah kedua adalah Modifikasi Sepeda Motor dengan bobot 3 SKS (2 SKS teori dan 1 SKS Praktik), yang diberikan kepada mahasiswa semester keenam. Matakuliah Modifikasi Sepeda Motor merupakan matakuliah hasil pengembangan dari matakuliah Teknologi Sepeda Motor, yang dimunculkan pada Kurikulum 2014. Matakuliah Modifikasi Sepeda Motor muncul dilatarbelakangi oleh tingginya minat masyarakat akan penggunaan sepeda motor dan kecendrungan untuk memodifikasinya sesuai keinginan dan kebutuhan. Namun, permasalahannya adalah modifikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan prinsip pengembangan teknologi dan tidak jarang yang melanggar peraturan yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah, selaku regulator kendaraan bermotor yang beredar di Indonesia, telah menetapkan peraturan mengenai modifikasi kendaraan, yaitu dalam Undang-Undang (UU) Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan. Dalam Undang-undang dan peraturan tersebut, dijelaskan bahwa Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda 2 (dua) dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping, atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah. Modifikasi Kendaraan Bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor. Merujuk pada UU Nomor 22 tahun 2009 dan PP Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan, maka matakuliah Modifikasi Sepeda Motor akan membekali mahasiswa untuk dapat menguasai kompetensi modifikasi sepeda motor, mulai dari rancangan modifikasi mesin, body, sistem kelistrikan, kelengkapan asesoris sepeda motor hingga rancangan kendaraan tepat guna berbasis sepeda motor. Kegiatan pembelajarannya dilakukan melalui kegiatan kuliah teori, praktikum bengkel, dan kegiatan lapangan. Kegiatan lapangan bertujuan untuk observasi Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
221
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
dan memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya pihak yang sering melakukan modifikasi sepeda motor yaitu bengkel sepeda motor. Edukasi yang dimaksud adalah memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai modifikasi sepeda motor yang relevan efekti dan efisian dalam persepsi teknologi dan sesuai dengan UU dan peraturan (modifikasi yang tidak melanggar hukum). Cukup banyak sepeda motor yang dimodifikasi tidak sesuai dengan aspek teknologi. Artinya, modifikasi yang dilakukan pada sepeda motor, tidak berdaya guna atau hanya mementikan faktor estetika. Tak jarang ditemui sepeda motor yang modifikasinya justru membahayakan pengendaranya dan orang lain, serta modifikasi melanggar hukum. Oleh sebab itu, matakuliah Modifikasi Sepeda Motor dengan pembelajaran lapangan, diharapkan dapat memberikan edukasi, baik kepada mahasiswa, masyarakat dan pengusaha bengkel sepeda motor.
Ruang Lingkup Modifikasi Sepeda Motor Dalam Undang-undang nomor 22 tahun 2009, Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan. Seiring perkembangan jaman, kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan untuk mendukung mobilitas barang dan manusia. Kendaraan bermotor diproduksi oleh sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Namun, seiring dengan dinamika kebutuhan dan mobilitas manusia, maka sebuah kendaraan sangat memungkinkan untuk diubah atau dimodifikasi. Modifikasi Kendaraan Bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor (UU Nomor 22 tahun 2009). Secara hukum, modifikasi kendaraan diperbolehkan. Sedangkan secara teknik atau teknologi, modifikasi kendaraan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Sehingga, modifikasi yang dilakukan pada sebuah kendaraan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu jenis kendaraan bermotor yang sangat diminati masyarakat adalah sepeda motor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan bermotor tahun 2014 mencapai 114.209.266 unit, meningkat 9,69% dari tahun sebelumnya. Jumlah itu didominasi oleh sepeda motor, 92.976.240 unit (sumber: www.bps.go.id). Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor
222
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
beroda 2 (dua) dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping, atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah (UU Nomor 22 tahun 2009). Jadi, ruang lingkup sepeda motor adalah roda 2 dan 3. Berbagai kendaraan, termasuk sepeda motor, diperbolehkan untuk dimodifikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan PP Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan, sistem yang diperkenankan untuk dimodifikasi adalah spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut. Namun, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai besaran perubahan terhadap dimensi, mesin dan kemampuan daya angkut tersebut. Sehingga, acuannya adalah kaidah ilmiah (teknologi), manfaat, keamanan dan keselamatan. Sepeda motor hasil produksi semua pabrikan memiliki dimensi yang berbeda-beda. Namun, ukurannya relatif sama, untuk setiap tipe sepeda motor. Sehingga, tidak terlalu sulit untuk melakukan perubahan dan mencari komponen/sparepart untuk mengubah dimensi sepeda motor. Produsen sparepart sepeda motor pun cukup banyak. Modifikasi mesin biasanya dilakukan untuk sepeda motor yang digunakan pada ajang balap. Tren yang berkembang saat ini adalah penggunaan sepeda motor pada kompetisi balap nasional. Hal tersebut berpengaruh besar terhadap antusiasme masyarakat untuk melakukan modifikasi mesin untuk kepentingan street performance dan kompetisi balap resmi. Modifikasi tersebut tentunya untuk menghasilkan daya dan kecepatan yang lebih baik. Matakuliah Modifikasi Sepeda Motor Mata kuliah Modifikasi Sepeda Motor merupakan mata kuliah kejuruan, membekali mahasiswa untuk dapat menguasai kemampuan, kepribadian, sikap dan perilaku serta keterampilan bidang teknik modifikasi sepeda motor. pengembangan teknologi dan tidak jarang yang melanggar peraturan yang ditetapkan pemerintah. Dalam kurikulum 2014 prodi Pendidikan Teknik Otomotif, terdapat 2 matakuliah yang berperan dalam upaya adaptasi dan pengembangan sepeda motor. Pertama, Matakuliah Teknologi Sepeda Motor dengan bobot 3 SKS (1 SKS teori dan 2 SKS Praktik) dan diberikan kepada mahasiswa semester kedua. Matakuliah tersebut memberikan dasar ilmu dan teknologi sepeda motor, baik secara teoritis maupun praktis. Matakuliah kedua adalah Modifikasi Sepeda Motor dengan bobot 3 SKS (2 SKS teori dan 1 SKS Praktik), yang diberikan kepada mahasiswa semester keenam. Matakuliah Modifikasi Sepeda Motor merupakan Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
223
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
matakuliah hasil pengembangan dari matakuliah Teknologi Sepeda Motor, yang dimunculkan pada Kurikulum 2014. Mata kuliah Modifikasi Sepeda Motor membahas materi tentang pengertian modifikasi sepeda motor, teknik disain rancangan modifikasi bodi sepeda motor, modifikasi mesin, modifikasi sistem kelistrikan kelengkapan asesoris sepeda motor dan disain rancangan kendaraan tepat guna berbasis sepeda motor. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan kuliah teori, praktikum bengkel, dan observasi lapangan. Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui ujian tulis, hasil rancangan modifikasi, kreatifitas hasil rancangan, dan partisipasi kehadiran mahasiswa dalam kegiatan belajar. Diakhir perkuliahan akan dicapai mahasiswa menguasai sikap, kepribadian, pengetahuan dan keterampilan sebagai pendidik yang profesional (Kurikulum 2014 Pendidikan Teknik Otomotif). Belajar Dan Pembelajaran Belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam kurun waktu tertentu sehingga terjadi perubahan pada dirinya. Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon (Prasetya Irawan dkk, 1997: 2). Seseorang dianggap telah belajar jika ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dalam belajar ini ada domain yang terjadi, yaitu: kognitif, efektif dan psikomotor (Ian Reece, 1997: 65). Dengan demikian perubahan yang terjadi bisa bersifat kognitif dari tidak tahu menjadi tahu, bersifat afektif perubahan tingkah laku, dan bersifat psikomotorik dari tidak bisa menjadi bisa. Mahasiswa program Diploma 3 Jurusan Teknik Otomotif, selama 6 semester melakukan proses pembelajaran di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Mereka melakukan kegiatan belajar menyelesaikan seperangkat mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum untuk mendapatkan predikat Ahli Madya. Salah satu mata kuliah penting yang harus mereka tempuh adalah modifikasi sepeda motor, karena pada mata kuliah inilah mahasiswa dituntut untuk dapat menampilkan kemampuan dan kompetensinya secara maksimal dalam tiga domain tersebut di atas secara terpadu. Dalam kegiatan belajar, ada kalanya seseorang menjumpai kesulitan belajar sehingga dapat memperhambat pemahaman mereka. Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai 224
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan yaitu hasil belajar, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk dapat mengatasinya (P3G,1996:3). METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian survey. Survey dilakukan untuk mengidentifikasi persepsi bengkel modifikasi terhadap peraturan yang berhubungan dengan modfikikasi kendaraan. Selain itu, survey juga untuk pemetaan kompetensi,sarana dan prasarana serta model pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Teknik Otomotif FT UNY dengan subjek penelitian adalah dosen dan mahasiswa di Teknik Otomotif FT UNY. Dalam penelitian ini juga melibatkan pakar pendidikan vokasi dan praktisi dari industri dalam rangka pengembangan desain model maupun validasi/uji implementasi. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah bengkel modifikasi sepeda motor di kawasan Yogyakarta. Sedangkan yang menjadi responden adalah 13 orang perwakilan bengkel modifikasi sepeda motor. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu, teknik observasi, quisioner dan wawancara. Intrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah berupa lembar observasi, angket dan pedoman wawancara yang berisikan berbagai butir pertanyaa. Berituk ini adalah kisi-kisi intrumen penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1.
Persepsi bengkel modifikasi sepeda motor terhadap prinsip modifikasi yang sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Saat ini, minat masyarakat untuk memodifikasi kendaraan semakin meningkat. Hal itu ditandai dengan tingginya permintaan modifikasi sepeda Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
225
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
motor di bengkel modifikasi dan bengkel modifikasi semakin ramai dikunjungi. Namun, Permasalahan yang kerap muncul adalah modifikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan prinsip pengembangan teknologi dan tidak jarang yang melanggar peraturan yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah, selaku regulator kendaraan bermotor yang beredar di Indonesia, telah menetapkan peraturan mengenai modifikasi kendaraan, yaitu dalam Undang-Undang (UU) Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan. Dalam Undang-undang dan peraturan tersebut, dijelaskan bahwa Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda 2 (dua) dengan atau tanpa rumahrumah dan dengan atau tanpa kereta samping, atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah. Modifikasi Kendaraan Bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor. Menurut Peraturan Pemerintah Nomer 55 tahun 2012, modifikasi kendaraan bermotor adalah perubahan terhadap spesifikasi teknis dimensi, mesin, dan/atau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor. Sedangkan menurut responden dalam penelitian ini yang berjumlah 13 orang dari 13 bengkel modifikasi, modifikasi Mengubah dan memperbaiki tampilan dan spesifikasi kendaraan. Secara umum pengertian modifikasi menurut responden tersebut relatif sama dengan pengertian dalam PP No 55 tahun 2012, yang berbeda adalah pernyataan “memperbaiki”. Dalam hal ini, maksud memperbaiki adalah menjadikan tampilan dan performa sepeda motor menjadi lebih baik menurut atau berdasarkan permintaan pemilik sepeda motor. Mengenai kaidah atau aturan-aturan dalam modifikasi sepeda motor, sebagian besar responden (70%) belum mengetahui UU dan PP mengenai modifikasi kendaraan. Artinya, modifikasi yang dilakukan tidak mengacu pada peraturan tersebut. Mengenai pedoman modifikasi, responden lebih banyak menggunakan buku manual sepeda motor dan artikel di internet sebagai bahan dan referensi dalam memodifikasi sepeda motor. Mengenai tujuan masyarakat yang ingin memodifikasi sepeda motornya, 87% Responden menyatakan bahwa Mereka selalu menanyakan tujuan modifikasi yang dilakukan masyarakat (pelanggan), sedangkan 13% responden tidak pernah menanyakan. Berdasarkan infromasi dari responden yang selalu menanyakan tersebut, tujuan yang kerap diungkapkan oleh pelanggan adalah untuk meningkatkan performa mesin (untuk race dan penggunaan harian), untuk mengikuti tren dan ingin memberikan tampilan baru pada kendaraan.
226
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
Mengenai keinginan modifikasi sepeda motor oleh pelanggan, Seluruh responden menyatakan bahwa selalu menuruti keinginan pelanggan, meskipun kompenen yang dimodifikasi kurang memberi manfaat. Namun akan akan memberi saran untuk memperbaiki minat modifikasi. Menurut responden, tujuan modifikasi yang paling sering dilakukan oleh pelanggan adalah untuk meningkatkan performa kendaraan dan memperbaiki yang rusak (engine); mengindahkan tampilan sepeda motor, aerodinamika body sepeda motor dan menguatkan rangka (body dan chassis); serta meningkatkan performa kendaraan (kelistrikan engine) dan mengindahkan tampilan sepeda motor (kelistrikan). Mengenai manfaat modifikasi yang dilakukan pelanggan, Responden dari bengkel modifikasi Body/Chassis pernah melakukan modifikasi atas pemintaan pelanggan, namun modifikasi tersebut kurang bermanfaat dan jurstu berbahaya. Misalnya permintaan penggantian roda yang tidak sesuai (terlalu kecil dan besar) dan penambahan fairing body yang menyulitkan pergerakan belok sepeda motor. Untuk bidang kelistrikan, modifikasi yang membahayakan yang kerap diminta pelanggan adalah penggantian lampu yang menyilaukan. Jika menerima permintaan modifikasi yang kurang bermanfaat atau mengabaikan faktor keamanan, seluruh responden menyatakan selalu menyarankan untuk mengubah minat modifikasi tersebut, agar lebih aman dan bermanfaat. Sepeda motor yang pernah dimodifikasi, ada kecendrungan akan dikembalikan pada kondisi semula (standar). Mengenai hal tersebut, Responden menyatakan cukup banyak pelanggan yang ingin mengembalikan kondisi sepeda motor ke kondisi semula. Alasan yang paling banyak diungkapkan adalah faktor kebosanan/jenuh dan kendaraan akan dijual kembali. 2. Kompetensi dalam Modifikasi Sepeda Motor sesuai dengan perkembangan teknologi atau kebutuhan masyarakat
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
227
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
Berikut ini adalah jenis kompetensi yang dibutuhkan pada bengkel modifikasi sepeda motor berdasarkan informasi dari responden dalam penelitian ini: Tabel 1. Kompetensi Di Bengkel Modifikasi Sepeda Motor Sistem
Kompetensi teknis yang dimiliki oleh mekanik bengkel
Engine
(1) menggunakan alat ukur presisi; (2) menggunakan Mesin bubut, Shaping Machine, Milling, Radial Bore, Veltical Boring, Copy Noken, Roll, Welding, Plasma cutting Body/Chassis pengelasan (listrik dan gas), pengecatan (penggunaan pen brush/air brush), Bending plat dan pipa. Kelistrikan kompetensi membaca diagram kelistrikan, pengukuran komponen sistem kelistrikan dan kompetensi dasar sistem kelistrikan sepeda motor (kelistrikan body dan engine).
Tabel 2. Jenis Pekerjaan yang sering dilakukan di bengkel modifikasi Sistem Engine
Jenis Pekerjaan Yang Sering Dilakukan a) Modifikasi diameter silinder b) Modifikasi permukaan kepala silinder c) Modifikasi Poros Nok
Body/Chassis Kelistrikan
Estimasi Waktu Pengerjaan 2-4jam 2-3 jam 2-5 jam
a) Pengecatan body/fairing
1 – 2 hari kerja
b) Modifikasi rangka dan pengecatannya
1 – 2 hari kerja
a) Kelistrikan mesin (modifikasi sistem pengisian & pengapian) b) Kelistrikan body (modifikasi lampu dan asesoris)
3-6 jam 2-5 jam
3.
Kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY Metode untuk mengetahui kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor adalah dengan mengkaji jenis pekerjaan/kompetensi pada modifikasi sepeda motor dan membandingkan antara sarana prasarana yang ada di bengkel modifikasi dengan bengkel jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY, khususnya bengkel praktik Sepeda Motor (ATC).
228
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
Untuk kompetensi modifikasi sepeda motor, secara umum sudah relevan dengan kompetensi pada matakuliah Teknologi Sepeda Motor yang mencakup kompetensi Engine, Kelistrikan (body dan engine) dan Chassis . Hanya saja, modifikasi merupakan pengembangan produk. Pengembangan produk tersebut sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang tersedia. Untuk prasarana, bengkel Sepeda Motor jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY sudah representatif untuk melaksanakan perkuliahan Modifikasi Sepeda Motor. Bengkel mampu menampung peralatan dan unit kendaraan yang akan digunakan. Selain itu, juga mampu mengakomodir aktifitas mahasiswa dalam modifikasi sepeda motor. Pada aspek sarana, jika dibandingkan dengan peralatan yang digunakan di berbagai bengkel modifikasi di daerah Yogyakarta, sarana di bengkel Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif masih terbatas. Berikut ini adalah daftar sarana/peralatan yang bisa digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor: Tabel 3. Peralatan Utama di Bengkel Sepeda Motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY
Sedangkan peralatan yang digunakan di bengkel modifikasi sepeda motor adalah:
No 1
2 3
Tabel 4 Peralatan Modifikasi Sepeda Motor Peralatan Untuk Modifikasi Tiap Sistem Engine Body/Chassis Kelistrikan Alat ukur presisi (jangka sorong, Alat ukur teknik Alat ukur Mikrometer, Bore Gauge, Dial (multimeter, Indicator, Radius Gauge) Mesin bubut Las (gas dan listrik) Hand tool (tool box) Shaping Machine Kompresor dan Charger baterai Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
229
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
Peralatan Untuk Modifikasi Tiap Sistem Engine Body/Chassis Kelistrikan perlengkapannya 4 Milling Pen brush/air brush Battery Tester 5 Radial Bore Sander Inverter 6 Veltical Boring Air Impact Wrenc Wire 7 Copy Noken Alat Safety Genset 8 Roll Grinding dan perlengkapannya 9 Welding End Wire Brush 10 Plasma cutting Bor dan perlengkapannya 11 Hand tool (tool box) Berdasarkan dua tabel di atas, terlihat ada perbedaan ketersediaan peralatan antara di bengkel sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif dan bengkel modifikasi, terutama peralatan untuk modifikasi engine. Peralatan modifikasi engine yang digunakan di bengkel modifikasi tidak tersedia bengkel sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. 4. Model pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor Kurikulum 2014 Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY Untuk mengentahui model pembelajaran yang efektif untuk perkuliahan Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY adalah dengan cara mengidentifikasi proses modifikasi sepeda motor yang biasa dilakukan di bengkel modifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses modifikasi setiap sistem (engine, body/chassis dan kelistrikan) berbeda beda. Untuk modifikasi Engine yang biasanya bertujuan untuk menaikkan daya, metode yang sering digunakan bengkel adalah berupa siklus modifikasi dan ujicoba, yaitu modifikasi, ujicoba dan modifikasi lagi jika hasilnya belum memuaskan. Setiap siklus modifikasi akan di-diagnosis permasalahan dan solusi hingga mendapat hasil yang memuaskan. Siklus tersebut sangat mirip dengan model pembalajaran Problem Based Learning (PBL), yang menekankan untuk mencari solusi dari masalah (problem) yang dihadapi. Sedangkan untuk modifikasi Body/chassis dan kelistrikan, metode yang kerap digunakan bengkel modifikasi adalah meniru yang sudah ada, lalu mengembangkannya berdasarkan permintaan pemilik sepeda motor. Dalam dunia keteknikan, metode ini dikenal dengan istilah Reverse Engineering. Sedangkan untuk konsep pengerjaannya, biasanya berbasis proyek satu kesatuan unit kendaraan.
No
230
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
Pembahasan 1.
Persepsi bengkel modifikasi sepeda motor terhadap prinsip modifikas i yang sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Secara umum, makna modifikasi sudah dipahami oleh pihak bengkel modifikasi yang menjadi responden penelitian. Namun, Sebagian besar (70%) responden tidak mengetahui UU dan PP mengenai modifikasi kendaraan. Sehingga, modifikasi yang mereka lakukan berpedoman pada buku manual sepeda motor dan artikel di internet. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengna modifikasi kendaraan. Hal ini diketahui berdasarkan pernyataan dari responden, yang mengungkapkan bahwa Mereka belum pernah mendapat informasi atau sosialisasi terkait peraturan tersebut. Minimnya sosialisasi akan berdampak negatif terhadap perkembangan modifikasi ke depan. Salah satu dampak yang sudah terlihat adalah modifikasi yang tidak berdasar pada aspek manfaat. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan responden, yang menyatakan bahwa sebagian besar responden pihak bengkel selalu menuruti keinginan pelanggan, meskipun kompenen yang dimodifikasi kurang memberi manfaat dan ada yang justru cenderung membahayakan. Dari perspektif bengkel, hal ini bisa dipahami sebab sebagai bidang usaha, yang Mereka lakukan berdasar pada aspek bisnis. Artinya, ketika ada permintaan dari pelanggan, maka Mereka akan memberikannya. Meskipun responden pihak bengkel selalu menurui kemauan pelanggan meskipun modifikasi yang diminta kurang bermanfaat atau membahayakan, namun pihak bengkel akan memberi saran untuk memperbaiki minat modifikasi. Saran tersebut tentunya agar modifikasi yang diinginkan pelanggan menjadi lebih bermanfaat dan tidak mengabaikan aspek keselamatan berkendara. 2. Kompetensi dalam Modifikasi Sepeda Motor sesuai dengan perkembangan teknologi atau kebutuhan masyarakat Pemetaan kompetensi modifikasi sepeda motor ini bertujuan untuk menyusun kompetensi yang akan diberikan pada matakuliah Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Kompetensi pada modifikasi sepeda motor dibagi menjadi 3 sistem, yaitu Engine, Body/chassis dan kelistrikan. Berdasarkan informasi dari responden, kompetensi modifikasi engine mencakup (1) penggunaan alat ukur presisi dan (2) penggunaan Mesin produksi seperti bubut, Shaping Machine, Milling, Radial Bore, Veltical Boring, Copy Noken, Roll, Welding, Plasma cutting. Sebagian besar kompetensi tersebut merupakan kompetensi ranah Pemesinan (produksi). Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
231
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
Kompetensi yang masuk pada kurikulum jurusan Pendidikan Teknik Otomotif adalah penggunaan alat ukur presisi yang masuk pada matakuliah Alat dan Pengukuran Teknik dan kompetensi Welding yang masuk pada matakuliah Teknologi Pembentukan Dasar. Sehingga, untuk pelaksanaan matakuliah Modifikasi Kendaraan, kompetensi modifikasi Engine akan dibatasi pada ranah perencanaan. Perencanaan yang mencakup pada perhitungan ukuran komponen mesin, perhitungan modifikasi berdasarkan tenagan dan torsi yang dihasilkan, perhitungan berdasarkan efisiensi bahan bakar dan gas buang serta ujicoba hasil modifikasi engine. Sedangkan untuk sistem Body/Chassis, kompetensi modifikasi sepeda motor berdasarkan informasi dari responden adalah pengelasan (listrik dan gas), pengecatan (penggunaan pen brush/air brush), Bending plat dan pipa. Untuk matakuliah Modifikasi Sepeda Motor, kompetensi tersebut didukung oleh kompetensi dari matakuliah Teknologi Sepeda Motor, Teknologi Pengecatan, Teknologi Pembentukan Dasar dan Sistem Pemindah Tenaga. Sehingga, untuk penyusunan peta kompetensi matakuliah Teknologi Sepeda Motor dapat mengacu pada matakuliah pendukung tersebut. Untuk kompetensi Kelistrikan, kompetensinya adalah kompetens i membaca diagram kelistrikan, pengukuran komponen sistem kelistrikan dan kompetensi dasar sistem kelistrikan sepeda motor (kelistrikan body dan engine). Untuk matakuliah Modifikasi Sepeda Motor, kompetensi tersebut didukung Teknologi Sepeda Motor, Elektronika Dasar dan Listrik dan Elektronika Otomotif. Sehingga, untuk penyusunan peta kompetensi matakuliah Teknologi Sepeda Motor dapat mengacu pada matakuliah pendukung tersebut. 3. Kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran Modifikasi Sepeda Motor di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY Untuk kesiapan prasarana, bengkel Sepeda Motor jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY sudah siap untuk melaksanakan perkuliahan Modifikasi Sepeda Motor. Kontruksi dan luas bengkel bisa digunakan untuk menampung peralatan dan unit kendaraan yang akan digunakan. Selain itu, juga mampu mengakomodir aktifitas mahasiswa dalam modifikasi sepeda motor. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa prasarana bengkel sepeda motor jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY siap untuk melaksanakan matakuliah Modifikasi Sepeda Motor. Sedangkan dari kesiapan sarana, Berdasarkan tabel peralatan yang ada di jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY dan bengkel modifikasi, tampak cukup banyak perbedaan. Terutama peralatan untuk modifikasi engine. Peralatan modifikasi engine yang digunakan di bengkel modifikasi tidak tersedia bengkel sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Hal ini berhubungan 232
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
dengan kompetensi yang selama ini diberikan pada mahasiswa, yaitu berupa jasa perawatan, bukan menghasilkan suatu produk barang. Sehingga, alat/mesin produksi/modifikasi engine tidak disediakan di bengkel sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Untuk mengantisipasi minimnya peralatan, maka dapat jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY bekerjasama dengan bengkel modifikasi untuk pelasanaan pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor. Untuk pembelajaran yang mencakup perhitungan ukuran komponen mesin, perhitungan modifikasi berdasarkan tenagan dan torsi yang dihasilkan, perhitungan berdasarkan efisiensi bahan bakar dan gas buang dapat dilakukan di bengkel jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY. Sedangkan untuk pengerjaan modifikasi dan ujicoba dilakukan di bengkel modifikasi sepeda motor. Dengan demikian, pembalajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor dapat terlaksana dengan baik meskipun ada keterbatasan sarana/peralatan untuk pembelajaran. 4. Model pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran matakuliah Modifikasi Sepeda Motor Kurikulum 2014 Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY Bedasarkan hasil penelitian, untuk modifikasi sistem Engine, pola pembelajaran Modifikasi Sepeda Motor akan efektif dengan metode Problem Base Learning (PBL). Sebab, pola modifikasi mesin yang didominasi oleh komunitas racing, menggunakan metode Trial and Test. Metode tersebut membiasakan untuk mencari masalah dan memikirkan solusi untuk masalah tersebut. Jika diterapkan pada pembelajaran untuk mata kuliah Modifikasi Sepeda Motor, maka PBL akan efektif. Selain itu, juga akan membiasakan mahasiswa untuk mendiagnosis masalah dan mencari solusinya. Untuk pembelajaran Body/Chassis dan Kelistrikan, pembelajaran model Reverse Engineering dan Project Based Learning dianggap akan efektif. Sebab, pola modifikasi sepeda motor di bengkel umum yang lebih banyak mengikuti tren dan meniru yang sudah ada. Hal itu relevan dengan model Reverse Engineering. Sedangkan pembelajaran Project Based Learning relevan dengan pengerjaan modifikasi Body/Chassis yang biasanya berbasis proyek per unit kendaraan. Pembelajaran ini akan membentuk mahasiswa untuk berfikir dan bekerja secara komprehensif berdasarkan proyek modifikasi yang akan dikerjakan. Selain itu, juga akan menumbuhkan sikap bertanggungjawab pada mahasiswa untuk menyelesaikan project yang telah ditugaskan. Ini penting untuk membangun softskill mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
233
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
SIMPULAN 1.
Sebagian besar (70%) responden tidak mengetahui UU dan PP mengenai modifikasi kendaraan dan belum memahami konsep moifikasi sesuai aturan tersebut. 2. Kompetensi dalam Modifikasi Sepeda antara lain adalah (1) kompetensi penggunaan alat ukur presisi; (2) menggunakan Mesin bubut, Shaping Machine, Milling, Radial Bore, Vertical Boring, Copy Noken, Roll, Welding, Plasma cutting; (3) pengelasan (listrik dan gas); (4) pengecatan (penggunaan pen brush/air brush); (5)Bending plat dan pipa; (6) kompetensi membaca diagram kelistrikan; (7) pengukuran komponen sistem kelistrikan (8) kompetensi dasar sistem kelistrikan sepeda motor (kelistrikan body dan engine). 3. Berdasarkan komparasi dengan peralatan di bengkel modifikasi, diketahui bahwa sarana pembelajaran di bengkel jurusan Pendidikan Teknik Otomotif masih belum siap, karena masih belum relevan dengan peralatan modifikasi sepeda motor. 4. Model pembelajaran Problem Base Learning (PBL), Reverse Engineering dan Project Based Leasrning adalah model yang relevan dengan pola modifikasi sepeda motor. DAFTAR PUSTAKA Allison, M. & Kaye, J. (2005). Strategic planning for nonprofit oganization. New Jersey. John Wiley & Sons. Inc. Borg, W.R & Gall, M.D. (1989). Educational Rsearch : An Introduction Fourth Edition. New York. Longman. Direktorat PSMK. (Mei 2008). Kewirausahaan dalam kurikulam SMK. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Wirausaha Kuliner, di Jurusan Teknologi Industri , Fakultas Teknik , Universitas Negeri Malang. Direktorat PSMK. (2009). Roadmap pengembangan SMK 2010-2014. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Fakultas Teknik UNY. (2015). Kurikulum 2014 Fakultas Teknik UNY. Heru Subroto. (2004). Kinerja unit produksi SMK Negeri kelompok Teknologi dan Industri di Jawa Tengah. Tesis. Program Pascasarjana UNY. (Tidak diterbitkan).
234
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
Jorgensen, J.E. et al. (1995). The learning factory. Proceedings of the Fourth World Conference on Engineering Education, St. Paul, Minneapolis, USA. Lamancusa, J.S. et al. (2006). The learning factory : industry-partnered active learning (versi elektronik). Journal of engineering education, 97, 1. Lambing, P.A. & Kuchl, C.R. (2003). Enteprneurship. CA: Prentice Hall. Peraturan Pemerintah. (2012). Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan Prosser, C.A. & Ouigley, T.H. (1950). Vocational education in a democracy (revised edition). Chicago, USA. CA: American technical society. Tilaar, H.A.R. 1999. Manajemen pendidikan nasional: kajian pendidikan masa depan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Undang-Undang. (2002). Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
235