BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Benturan di antara berbagai peradaban umat manusia di dunia senantiasa menjadi topik pembicaraan yang hangat di kalangan para ilmuan, intektual dan para pengamat politik dan kebudayaan global. Pola dan itensitas benturan di antara berbagai peradaban itu cukup beragam, namun menurut hemat penulis, benturan yang paling tinggi intensitas serta paling banyak menyedot perhatian dunia adalah benturan antara Islam dan Barat lebih - lebih setelah rezim Komunis di beberapa negara Eropa Timur jatuh pertalian Barat terhadap masyarakat Islam meningkat khususnya mengenai prinsip - prinsip hak asasi manusia dan demokrasi, keduanya menjadi sorotan utama Barat dalam bentuk dan format baru. Istilah benturan muncul kepermukaan dan sekaligus menghalalkan wacana diantara para ahli dengan berbagai forum di dalam maupun di luar negeri kira - kira satu dasa warsa yang lalu kelak Samuel P. Huntington guru besar ilmu pemerintahan dan direktur institut Jhon M. Ulin untuk studi - studi strategis Universitas Harvard. Amerika Serikat menurunkan tulisan Clash Of Civilization (Foren After) musim panas, 1980) ( Benturan Peradaban) faktor ekonomi dan politik sebagai sumber utama penyebab konflik antara negara bangsa. Ia pun tidak lagi mempertimbangkan ideologi sebagai sumber utama konflik. Apalagi yang dimaksud dengan ideologi itu adalah Kapitalisme dan Komunisme bisa dipahami pada kesimpulan bahwa faktor ideologi tidak lagi menentukan konflik antara bangsa di masa depan. Lebih - lebih setelah Perang Dingin berakhir dengan runtuhnya Komunisme dan Sosialisme yang menjelma dalam bentuk negara Uni Soviet dan negara - negara sekutu Eropa Timur. Kini yang tertinggal kekuatan raksasa tunggal Amerika Serikat dan
1
2 sekutunya yang memposisikan dirinya sebagai polisi dunia.1 Huntington tidak hanya
mengajukan hipotesa bahwa sumber konflik yang dominan antar
negara bangsa di masa depan berakar pada perbedaan kebudayaan, tetapi juga memandang bahwa peradaban Islam sebagai satu ancaman bagi peradaban Barat. Pandangan orang Barat bawa Islam merupakan ancaman bagi mereka.2 Dengan penekanan pada aspek agama yang peradaban, Huntington bahkan melihat bahwa agamalah yang banyak berperan dalam konflik antara perabadan di masa depan kita seakan dingatkan bahwa agama tidak berfungsi sebagai wacana spiritual yang menghadirkan rasa aman dan damai, tapi ia juga bisa menampilkan sosoknya dan menakutkan. Agama bisa meletupkan konflik dan pertikaian ketika dalam hepertasi sesuai dengan kepentingan sepihak umat atau kelompok agama. Interpretasi yang subjektif ini memberi wewenang pada pemeluk agama untuk membunuh dan mengorbankan perang atas nama Tuhan dan kitab suci. Konflik - konflik kebudayaan yang terjadi di India, antara umat Islam dan Hindu, pertempuran antara Yahudi Israel dan kaum muslim Palestina, perang antara Kristen Katolik dan Protesran di Irlandia Utara, demikian juga perselisihan yang memuncak di Lebanon antara milisi Syiah dan Druz, pembasmian masyarakat Persia di Iran dan masyarakat Arab di Saudi Arabia pada zaman Ayatullah Khumaini, penindasan suku Aborignin oleh warga kulit putih Australia, sengketa yang terjadi antara pemerintah Filipina dan kaum muslim Moro, pertentangan kultural yang terjadi antara suku Kreol dan budaya Perancis di Amerika Latin, merupakan contoh tentu lebih banyak lagi yang tidak disebut di sini.3 Dengan begitu bisa dilihat berapakah identifikasi diri setiap kelompok sosial berdasarkan agama dan kepercayaan yang mereka anut, mengarahkan kesadaran akan identitas dan jati diri itu bukan saja telah menimbulkan konflik yang menelan ongkos sosial sangat besar di antara kelompok sosial dan budaya tetapi juga sebagai 1
Perta, Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi Islam, Islam dan Terorisme, Paramadina, Jakarta, Vol. V, No. 2 Th 2002, hlm. 52 2 3
Ibid, hlm. 53
Samuel P. Huntington, Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, Terj : M. Sadat Ismail, Qalam, Jakarta, 2001, hlm. Ix
3 mana dibuktikan oleh sejarah dan peradaban - peradaban. Bila kita mampu mendirikan peradaban manusia yang mengagumkan itu pada masa - masa keterbelakangan ilmu dan pemikiran maka tentu akan lebih mampu mendirikan peradaban semacam itu pada masa kemajuan ilmu dan penyingkapan misteri - misteri alam sedikit demi sedikit, ketika kita memegang kendali tali peradaban, peraban ideal tidak akan menjadikan keberhasilan mencapai ruang angkasa sebagai dalil untuk meningkari adanya Allah. Peradaban ideal kita ( al-Islam) tidak menjadikan roket - roket antara benua sebagai sarana untuk mengintimidasi (mengancam) umat - umat dan bangsa - bangsa agar bernaung di bawah kekuasan kita. Peradaban kita tidak akan menjadikan rasio sebagai sarana untuk menyesatkan, bioskop sebagai sarana untuk membius, wanita sebagai tempat untuk menyenangkan raga, dan kemajuan peradaban sebagai sarana untuk memeras bangsa - bangsa terbelakang, untuk mengajar kekayaan mereka atau merendahkan kehormatan mereka.4 Ada salah satu hikmah dalam suatu konflik, kalau tidak ada konflik tidak akan ada kontrol terhadap perkembangan suatu masyarakat.5 Itulah sebagian sebab yang menjadikan kita sebagai umat satu satunya yang berhak memikul panji - panji peradaban (setelah orang - orang Barat).6 Itulah sebab yang yang membuat kita mendirikan peradaban baru yang meringankan kesengsaraan manusia dan mewujudkan kadar paling besar dalam keamanan, ketenangan, dan kehidupan manusia yang stabil. Jika kita kembali pada pokok - pokok ajaran aqidah kita maka pasti akan kita dapati kitab suci kita (al-Qur'an ) menunjuk secara jelas keunikan kita diantara umat dunia dengan kepantasan memainkan peran peradaban yang diidamkan manusia pada masa sekarang. Hal ini bukan hanya keistimewaan kita dari yang lain dari segi asal usul keturunan, ras atau pikiran itu adalah kurafat yang tak pernah diterima Islam kapanpun juga. Kita pantas memainkan peran 4
. Mustafa As Sibai, Peradaban Islam Dulu Kini dan Esok, Gema Insani, Jakarta, 1993,
hlm. 28 5
Departemen Agama RI, Harmoni, Konflik Etnik dan Civil Society, Vol I, No 3, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Juli – September, 2002, hlm. 127 6
Ibid
4 peradaban yang diidamkan manusia pada masa sekarang dan mendatang karena memang kita membawa aqidah tauhid yang paling murni, paling utama dan sempurna, ayat mulia dalam kitab mulia al-Qur'an al Karim menjelaskan kepada kita lewat firmannya QS Ali Imran : 10
Artinya : “ Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka.” ( Q S Ali Imran : 10)7 Sebenarnya ayat tersebut menunjukkan pada karakteristik aqidah dan akhlak kita membuat kita layak menjadi umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Peristiwa - peristiwa kekerasan mutakhir yang terjadi di dunia Islam disajikan secara penuh minat oleh media masa Barat berbarengan dengan penampakan citra kekerasan dan kerusuhan masal yang mengerikan, juga kutipan - kutipan pidato yang radikal dan sangat bermusuhan terhadap Barat. Semua itu menyampaikan kesan kuat bahwa Islam secara inheren yang menurut fitrahnya menyukai sifat agresif, distruktif dan anarkis masyarakat nyaris tidak bisa membedakan antara muslim yang taat dengan seorang fanatik atau ekstremis keagamaan. Wajarlah bila muslim Eropa menyatakan niatnya untuk mengamalkan ajaran agamanya dengan baik. Hal itu secara naluriah segera dikaitkan dengan sikap fanatik dan ekstrimis keagamaan segelintir umat Islam yang menjadi gambaran umum media masa Barat melalui layar televisi.
7
Soenarjo, Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang, hlm. 93
5 Hasilnya adalah sebuah penolakan yang nyata otomatis,
atau
sebenarnya sistematis. Kecurigaan itu sangat mengakar pada benak masyarakat Barat sehingga pemikiran tentang ancaman Islam pun berkembang setiap saat sebagai kekuatan yang bakal menghancurkan peradaban Barat modern. Pengalaman sejarah yang traumatik di masa lalu membuat mayarakat Barat belum mampu melepaskan diri dari kecurigaan bahwa Islam adalah agama perang, kejahatan terbesar Barat atas Islam adalah mereka tidak berusaha menggali fakta di kalangan muslim bangsanya sendiri yang amat taat, toleran dan rendah hati dalam beragama, sebagaimana mereka menghendaki dari masyarakat Islam secara keseluruhan, Barat telah menjadikan kebencian terhadap Islam dengan memberikan potret buram pada garis patahan sejarah umat manusia yang cinta akan perdamaian abadi, kerancuan Barat atas Islam secara terlihat pada reaksi para pemimpin Barat terhadap peristiwa kekerasan yang terjadi di negeri muslim para pemimpin Barat benar membangun asumsi negatif bahwa kekerasan sosial itu pasti bermotifkan kecemburuan peradaban Islam atas peraban Barat. Masyarakat Islam tidak tahan melihat kemegahan peradaban Islam atas peradaban Barat. Ditentang kehancuran peradaban Islam. Mereka berani menanggung kematian masal peradaban Barat dihancurkan begitulah Barat memberi cap buruk pada setiap gerakan Islam di manapun di bumi ini.8 Sebaliknya masyarakat Islampun tak kurang - kurang kecurigaanya terhadap peradaban Barat. Segala sesuatu yang berasal dari Barat dilihat dari “serigala berbulu domba ” akibatnya segala mala petaka yang terjadi di dunia Islam
segera
pula
ditangani
sebagai
rekayasa
jahat
Barat
untuk
menghancurkan dunia Islam. Baratpun dinilai sebagai kekuatan yang tidak tahan terhadap kebangkitan peradaban Islam modern di muka bumi. Karena itu masing - masing pihak bertahan pada posisi ortodoksnya sampai kapan ini akan berakir sikap saling mencurigai dampaknya kita akan mengalami
8
Perta, Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi Islam, Islam dan Terorisme, hlm. 84
6 kesulitan untuk menjawabnya, sampai kita bisa melihat seberapa jauh masingmasing pihak bisa saling bertukar informasi secara terbuka dan penuh persahabatan tentang eksistensi masing - masing dalam menata peradaban. Karena eksistensi sangat tinggi mungkin terjadi antara masyarakat Barat dan masyarakat Islam manakala kedua belah pihak saling menerima. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul di atas dan demi menghindarkan dari bermacam - macam penafsiran terhadap proposal yang berjudul “Konflik Peradaban Barat dan Peradaban Islam dalam Perspektif Samuel P. Huntington. Maka penulis sangat perlu untuk memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang pengertian beberapa kata yang tercantum dalam judul tersebut, sehingga dapat diketahui arti dan makna yang dimaksudkan. 1.
Konflik : perselisihan pertentangan – pertentangan kebudayaan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama (pertentangan antara kedua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh).9
2.
Peradaban : suatu entisas budaya, desa – desa, daerah kelompok etnik, kebangsaan, kelompok keagamaan, semua mempunyai budaya yang berbeda.10 Atau suatu pembentukan dari empat unsur pokok yaitu sumber - sumber ekonomi tatanan politik, tradisional moral, dan khazanah dan seni.11
3.
Perspective: dalam segi yang sebenarnya, tetap memandang kedepan, pemandangan. 12
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Adisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, hlm. 455
hlm. 426
10
Jurnal Umum Al-Qur'an, Nomor 5, Vol, 10, 1993, hlm. 12
11
Mustafa As Sibai, op. cit, hlm. 37
12
John M. Enchols Dan Hasan Shaily, Kamus Ingris Indonesia, Gramedia, Jakarta,
7 Dengan demikian dari penegasan istilah judul tersebut yang penulis maksud dengan judul skripsi di atas adalah penelitian atau penyelidikan yang mendalam mengenai konflik peradaban - peradaban besar dunia. C. Rumusan Masalah 1. Apakah kelemahan dan kelebihan pemikiran Samuel P. Huntington ? 2. Bagaimanakah pemikiran Samuel P. Huntington dalam perspektif ajaran Islam ? 3. Bagaimanakah relevansi pemikiran Samuel P. Huntington dalam dunia modern ? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kelemahan dan kelebihan pemikiran Samuel P. Huntington. 2. Mengetahui pemikiran Samuel P. Huntington dalam perspektif ajaran Islam. 3. Mengetahui relevansi pemikiran Samuel P. Huntington dalam dunia modern. E. Telaah Pustaka Penelitian mengenai peradaban tidak banyak dilakukan, referensi yang berkaitan dengan Samuel P. Huntington telah diterbitkan dalam jumlah yang sangat
besar.
Mengingat
otoritasnya
sebagai
pemikir
dalam
ilmu
pemerintahan. Referensi tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut. 1. Buku yang berjudul The Class of Civilization and The Remangking of World Order, karya Samuel P. Huntington yang telah diterjemahkan oleh M. Sadat Ismail yang di dalamnya sebuah karya ilmiah dalam lapangan ilmu - ilmu sosial, benturan peradaban peradaban besar dunia khususnya peradaban Islam dan peradaban Barat .
8 2. Benturan peradaban dunia dan politik global yang merupakan terjemahan dari The Class Of Civilization and The Remangking Of World Order, karya Samuel P. Huntington. 3. Islam Fundamentalisme dan Kegusarana Masyarakat Barat (Percaturan Politik dan Ideologi Internasional. Karya Todiruan Dydo yang mengkaji tentang perilaku – perilaku peradaban Barat terhadap peradaban Islam. 4. Ancaman Islam Mitos Atau Realitas ? yang dikarang oleh John L. Esposito yang menerangkan tentang kebangkitan agama – agama dan kegagalan kegalan Barat atas bangkitnya fundamentalisme Islam. 5. Islam dan Modernisme, oleh A. Jainuri Syafiq A. Mughni, Maryam Jameelah yang mendiskripsikan Islam adalah juga peradaban. F. Metode Penulisan Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Pengumpulan Data Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research). Oleh karena itu guna mendapatkan data - data yang dibutuhkan, penulis menelaah buku - buku kepustakaan yang relevan dengan pembahasan dalam skripsi ini. 2. Sumber Data Data - data yang berasal dari kepustakaan ini pada dasarnya dapat diklasifikasian ke dalam dua sumber, yaitu sumber primer dan sekunder. a. Data Primer Data ini merupakan sumber pokok yang diperoleh melalui buku yang merupakan hasil karya Samuel P. Huntington. Buku primernya adalah ; The Clash of Civilizations and The Remaking of World Order. b. Data Sekunder Data ini merupakan data penunjang yang dijadikan alat untuk membantu dalam penulisan ini; Peradaban Dulu, Kini Sekarang dan Yang Akan Datang, Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim, Sains dan Peradaban di dalam Islam, Islam Fundamentalisme Dan Kegusarana Masyarakat Barat (Percaturan Politik Dan Ideologi
9 Internasional. Karya Todiruan Dydo. Ancaman Islam Mitos Atau Realitas ? yang dikarang oleh John L. Esposito. Islam dan Modernisme, oleh A. Jainuri Syafiq A. Mughni, Maryam Jameelah dan artikel, majalah yang ada relevansinya sebagai penunjang untuk kelengkapan tulisan. 3. Metode Analisis Setelah data terkumpul, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode analisis. Metode analisis yaitu jalan yang ditempuh untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan perincian terhadap obyek yang diteliti atau cara penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu dengan jalan memilah - milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain guna sekedar memperoleh kejelasan mengenai halnya.13 Setelah itu perlu dilakukan telaah lebih lanjut guna mengkaji secara sistematis dan obyektif. Untuk mendukung hal tersebut, maka penulis dalam menganalisa menggunakan metode analisis sebagai obyek kajiannya dan metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah : 1. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data penulis menggunakan metode Content Analisis dan historis. a. Metode Content Analisis Metode Content Analisis (analisis isi) adalah merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan atau komuniksi yang ada untuk
13
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat,, Rajawali Pers, Jakarta, 1997, hlm, 59
10 menerapkan metode ini terkait dengan data - data kemudian dianalisis sesuai dengan isi materi yang dibahas.14 Metode ini peneliti gunakan untuk menganalisis isi buku tentang konflik peradaban – peradaban besar setelah tumbangnya kekuasaan komunisme, dan dikaitkan dengan relevansi modern atas invasi Amerika ke Irak dan isu terorisme, sebagai sumber yaitu buku primer The Clash Of Civilizations and The Remaking Of World Order maupun sekunder, mengkaitkannya dengan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. b. Metode Historis Sebagaimana telah diketahui bahwa penelitian yang dilakukan berkenaan dengan sejarah masa lampau dengan demikian penulis memahami peristiwa yang lampau, sehingga rentang waktu pembaca sekarang lebih objektif dan selektif, maka interpretasinya tidak hanya bersifat repoduksi tetapi reproduktif.15 Metode historis digunakan karena dalam kajian skripsi membahas historis peradaban Islam dan Barat masa lalu yang mempunyai titik temu dengan peradaban – peradaban besar sekarang yang saling berbenturan dan akan selalu berbenturan. G. Sistematika Penulisan Skripsi Bab I : Membahas bagian pendahuluan yang merupakan gambaran umum tentang keseluruhan skripsi yang terdiri dari sub bab : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian,
Metode
Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.
14
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Fenomenoogi dan Realieme Metafisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, Yogyakarta, Bayu Indra Grafika, 1989, hlm. 49 15
Sudarto, op. cit., hlm. 46
11 Bab II : Berisi tentang landasan teori yang membahas mengenai pengertian peradaban, Unsur – Unsur Peradaban, sejarah peradaban, peradaban Islam. Bab III : Berisi tentang biografi Samuel P. Huntington, peradaban Barat, konflik peradaban Barat dan peradaban Islam. Bab IV : Dalam bab ini akan dianalisis bagaimana kelemahan dan kelebihan pemikiran Samuel P. Huntington, pemikiran Samuel P. Huntington dalam ajaran Islam, dan bagaimana relevansi pemikiran Samuel P. Huntington dalam dunia modern. Bab V : Penutup terdiri dari sub bab : Kesimpulan, Saran dan Penutup. Sedangkan pada bagian akhir dari skripsi ini akan dicantumkan daftar pustaka, lampiran – lampiran dan riwayat hidup penulis.