Jakarta, 25 Maret 2015
MEMBANGUN KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN DAN LSM DALAM PROGRAM CSR UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT
MENAKAR CSR: MEMETAKAN POTENSI PENDANAAN CSR DAN PELUANG KOLABORASI DENGAN CSO_ (Riset Aksi 2013)
Menakar
CSR Memetakan Potensi Pendanaan CSR dan Peluang Kolaborasi dengan CSO
TAHAPAN RISET Latar Belakang • Pembangunan berkelanjutan ditentukan irisan sinergi tiga pihak : Pemerintah, Swasta dan Masyarakat Sipil • Kolaborasi CSR dan CSO berpotensi untuk mendorong kemitraan dalam pembangunan berkelanjutan • CSR berkembang pesat sebagai komitmen dan kepedulian terhadap pembangunan berkelanjutan perusahaan
Riset Aksi • Riset dilaksanakan Oktober 2012 – Mei 2013 • Pendekatan riset untuk mengembangkan dan mengelola pengetahuan bersama dalam rangka melakukan aksi perubahan sosial • • • • •
Metode survey Wawancara mendalam Studi dokumen Studi kasus Diskusi kelompok (mini-workshop)
RESPONDEN
• 9 perusahaan tidak dapat / menolak untuk diwawancarai • studi kasus: praktik terbaik CSR dan pola OMS penggalangan dana • sumber dokumen: • literatur • laporan keberlanjutan dan laporan tahunan • situs resmi perusahaan
PENINGKATAN POTENSI DUKUNGAN DANA CSR Peningkatan tren keuntungan perusahaan dalam 3 tahun (20092011). 2011 = 1.569 T
AR dan laporan SR dari 57 perusahaan tidak mengungkapkan jumlah dana CSR mereka semua
Table 1. Jumlah responden perusahaan yang mengungkap dana CSR pada tahun 2009, 2010, dan 2011 pada laporan AR dan SR dan jumlah dana CSR yang dikelola. (Sumber: AR dan SR 57 perusahaan yang mengungkap laporan dalam situs resmi perusahaan)
Jika asumsi ada alokasi dana untuk CSR dari 57 perusahaan pada tahun 2011 sebesaar 1-5%, maka potensi dana CSR adalah: 1% = 16 T 5% = 79 T
ALOKASI DANA CSR Tahun
Jumlah Perusahaan yang Mengungkapkan Alokasi CSR
Jumlah (miliar Rp)
2009
13
1.459
2010
16
2.074
2011
16
2.519
Sumber : AR dan SR 57 perusahaan yang mengungkap laporan dalam situs resmi perusahaan
TREND PENINGKATAN DANA CSR • Peningkatan keuntungan perusahaan • Memahami standar global perusahaan dan panduan: keberlanjutan dan tanggung jawab sosial seperti UN Global Compact, ISO 26000, GRI dll • Tekanan peraturan pemerintah: UU. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas • Desentralisasi dan otonomi daerah • Kecenderungan isu-isu baru: MDGs dan perubahan iklim • Iklim kompetisi di antara perusahaan di CSR bangunan
KARAKTERISTIK PROGRAM CSR Penelitian dilakukan terhadap 28 perusahaan menggambarkan bahwa sebagian besar perusahaan menaruh perhatian pada isu pendidikan (19%), lingkungan hidup (18%) dan kesehatan (16%).
Sementara program lain seperti ekonomi, seni budaya, pertanian, infrastruktur (<10%). Hal ini menggambarkan bahwa isu pendidikan, lingkungan dan kesehatan merupakan bidangbidang yang paling umum dalam program CSR perusahaan.
SKEMA PENGELOLAAN DANA CSR • Dari 28 perusahaan yang diwawancara, sebagian besar menjalankan program CSR dengan membentuk unit atau divisi khusus CSR (66%), sedangkan sebagian kecil kegiatan CSR mereka dikelola oleh lembaga lain (24% ). • Masih sedikit yang mengembangkan skema call of proposal. Bentuk bantuan kepada masyarakat sebagian besar adalah dalam bentuk barang (19%) dan pengembangan kapasitas/pelatihan (19%), pembangunan infrastruktur (17%), bantuan dana langsung, beasiswa dan sponsorship kegiatan (14%).
MODEL KEMITRAAN PENGELOLAAN PROGRAM CSR
• Mengenai model kemitraan untuk mengelola program CSR, sebagian besar menyatakanbekerjasama langsung dengan kelompok masyarakat (27%), dengan pemerintah (24%), dengan CSO (20%) • Jumlah terkecil adalah dengan perusahaan konsultan dan organisasi massa.
SERAPAN DANA CSR Dari 28 perusahaan yang menjadi responden, sebagian besar mengalokasikan dana kurang dari 10 miliar dalam setahun (60%), terdapat perusahaan yang mengalokasikan 10-25 miliar setahun (25%), 25-50 miliar setahun (10%) dan sedikit yang memiliki kapasitas pendanaan lebih dari 50 miliar setahun (5%).
Menariknya tidak semua dana CSR terserap untuk mendanai kegiatan, sebanyak (42%) perusahaan memiliki serapan rendah (dibawah 50%), 15 perusahaan memiliki serapan sedang (50%-70%), sementara 43% perusahaan memiliki serapan tinggi (diatas 75%)
FUNGSI CSR BAGI PERUSAHAAN
Sebagian perusahaan melihat manfaat CSR adalah untuk memperlancar operasi perusahaan (25,8%), meningkatkan citra perusahaan (23,83%), mengurangi konflik social (20,81%) dan sedikit yang menyatakan untuk mendukung pemasaran (15,44%) dan manfaat lainnya (14,09%).
PELUANG KERJASAMA CSR DAN CSO – PANDANGAN KORPORAT
Pandangan Korporat CSO hanya ahli di pengembangan konsep dan kurang dalam kerja-kerja pelaksanaan di lapangan, tidak praktis dan tidak aplikatif di lapangan. CSO mengembangkan program tidak sesuai dengan prioritas perusahaan, lebih banyak mengusung isu advokasi dan sedikit yang mengusung isu pembangunan. CSO seringkali terlalu independen dan tidak mampu mengembangkan skema kolaboratif. CSO kurang professional, kurang kompeten dalam hal administrasi, dokumentasi, pelaporan dan publikasi.
Sebagian besar perusahaan menyatakan membuka peluang untuk kerjasama dengan CSO namun mengalami kesulitan berkomunikasi dengan CSO.
PELUANG KERJASAMA CSR DAN CSO – PANDANGAN CSO
Pandangan CSO CSR dianggap hanyalah sebuah bagian dari upaya pencitraan korporat semata. CSR tidak dikelola secara transparan dalam penyajian informasi dan laporan dan dikelola dengan skema birokratis korporat. CSR dianggap masih merupakan program karikatif CSR kurang dapat memahami dan mengakomodasi keunikan dan karakteristik dari program-program yang dilaksanakan CSO CSR selalu memilih wilayah program yang menguntungkan mereka, seperti lokasi usaha.
Sebagian besar bersikap netral terhadap CSR, namun sulit untuk berkomunikasi dengan perusahaan
KESIMPULAN
• Peningkatan transparansi pendanaan CSR belum diikuti dalam jumlah dana yang mudah diakses dan diketahui publik • CSR perlu memahami potensi OMS dalam berbagai program kreatif dan berbasis masyarakat • OMS perlu memahami CSR standar / pedoman, mekanisme dan prioritas dari program CSR • CSR dan CSO Kolaborasi dapat membuat model bisnis inklusif dan dana hibah.
• Saling berkolaborasi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk pembangunan berkelanjutan
STRATEGI MENANGKAP PELUANG KEMITRAAN DENGAN SEKTOR SWASTA
STRATEGI KEMITRAAN
PEMETAAN PELUANG
PENGEMBANGAN PRODUK/ LAYANAN
KOMUNIKASI DAN PEMASARAN
Jangan lihat sebagai urutan fase yang LINIER, melainkan sebagai rangkaian yang ITERATIF, prosesnya bukan garis lurus, lebih seperti proses spiralisasi.
Berpikir dalam kerangka organisasi, siapa melakukan apa, apa posisi dan peran masing-masing unit/personil?
MEMBACA KEBUTUHAN PEMETAAN PELUANG
MELIHAT KELUAR, terus menerus, bukan hanya kerja sekali Riset, googling, dokumentasikan . Inventarisir jaringan, bangun jaringan baru, petakan dan manfaatkan (orientasi manfaat) Identifikasi, gunakan, bangun agen (perantara) Terbuka, pembelajar, adaptif, terutama terhadap isu-isu payung yang terkait dan tujuan/kebutuhan korporasi Jebak dari awal dan dari segala sisi (ajak korporasi terlibat kegiatan kita, berikan manfaat terlebih dahulu, bangun relasi dengan pemerintah sebagai sekutu) Belajar dari kompetitor, kerjasama dan kolaborasi selalu menguatkan
MELAHIRKAN PRODUK PENGEMBANGAN PRODUK/LAYANAN
MELIHAT KEDALAM, terus menerus, bukan hanya kerja sekali Ikuti cara pandang korporat tentang produk . Produk bukan program atau kegiatan Temukan niche, diferensiasi, karakter khusus/pembeda, unik dan unggul Formulasi produk dalam narasi dan visual Lahirkan: nama, logo, tagline, web, unit, target, dll Lahir, tiupkan roh kehidupan, besarkan, dan biarkan hidup terpisah dari induknya Jangan terburu-buru mempersoalkan legalitas
MENDIRIKAN JEMBATAN KOMUNIKASI DAN PEMASARAN
Jika kita jeli melihat keluar dan kedalam, jika kita pandai membaca peluang/kebutuhan dan sekaligus kita tepat dalam mengembangkan produk/layanan, maka tahapan ini hanyalah fase untuk menghubungkan, membangun jembatan Trust building, sincere, tulus. Meda dan strategi komunikasi, bisa jalan lurus, bisa memutar. Bisa menunjukkan apa produk kita, tapi juga bisa menunjukkan siapa kita Temukan tim/personil pembuat closing deal Pelihara hubungan dengan hati dan hati-hati
TIDAK BERDIRI SENDIRI PENGGALANGAN DANA CSR
Org’s Culture Policies
Account ability
Knowledge Mgmt
Structures
Penggalangan Dana CSR Infra Structures Human Resources
ICT Utilization
Brand & Images
Other Resources Mobilization
TIDAK SEDERHANA PENGGALANGAN DANA CSR
Energi Kekal Elegan
Motivasi
Responsif
Sungguh2
Penggalangan Dana CSR Tekun
Tulus
Berani Malu
Kerja Keras
Empati