RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
Rapat // Sidang Hari / TTanggal Waktu Tempatt
Pesertaa
Agendaa Sidang
Sidang SE ENAT AKAD DEMIK No. : 01/RSSA/160122015 Jumat / 1 16 Januari 22015 pkl. 14.00 0 – 16.00 Gedung B Balai Pertem muan Ilmiah ITB, Jalan Dipati Ukur Noo. 4 Bandung Anggota SA = 25 orang (daari 35 orang g) Ex‐officio o = 9 orang (daari 19 orang g) Tidak Had dir = 20 orang (te ermasuk 4 o orang ijin tiddak hadir) Catatan : ‐ daftar ha dir ada pad da lampiran ‐ 1. Penge esahan Ageenda Sidangg 2. Penge esahan Risaalah Sidang 19 Desemb ber2014 3. Laporran pimpinaan SA ITB 4. Laporran Panitia aad‐hoc Review RKAT 2015 5. Komissi – II : Penyyampaian p pandangan SSenat Akadeemik tentan ng Hubungan Kelem mbagaan 6. Komissi – III:Penyyampaian drraft proses penilaian ussulan kenaikan pangkkat/jabatann 7. Lain‐lain 1. PENG GESAHAN A AGENDA SID DANG
Catatan n Sidang
Keputusa an :Agenda sidang diseetujui untukk dilaksanakkan 1. PENG GESAHAN R ISALAH SID DANG PLENO O 19 DESEM MBER 2014 Ringkkasan RisalaahSidang: 1. Pe engesahan Agenda Sid dang : a Sidang dise etujui untukk dilaksanakkan Keputusaan : Agenda 2. Pe engesahan Risalah Sidaang 5 Desem mber 2014 Keputusaan : Risalah Sidang 5De esember 20114 disetujuii untuk disahkann 3. Laaporan pim pinan SA ITTB : a. Prroses pemillihan Rektor b. Laaporan kegiiatan Senat Akademik 22014 sedan ng diisiapkan c. Laaporan kese ekretariatan n 4. Pe enyampaiann draft Lapo oran Kegiatan Senat Akkademik 2014 Keputtusan : Massukan dan ssaran ditungggu hingga 1 mingggu ke depan n 5. Ko omisi – IV : Laporan pe erkembanga an penyusu nan naskah h akkademik noorma dan ke ebijakan rise et Keputtusan : K‐IV V akan melanjutkan unttuk menyyelesaikan n naskah akad demik 1
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
Keputusa an : Risalah siidang plenoo 19 Desem mber 2014 disetujui danndisahkan 2. LAPO ORAN PIMPIINAN SENA AT AKADEMIK Kegiatan tahun 2015 5 telah dimu ulai, Senat A Akademik (SA) segera m menyiapkan program ke erja (komisi‐‐komisi) Setiap ko omisi perlu m melihat (revview) progrram‐ program yang belum m terlaksanaa / terselesaaikan di tahun 20 014 eview sebag gai bahan ppertimbangaan SA RKAT 20115 telah dire untuk dissampaikan kke Majelis W Wali Amanaat (MWA) MWA seddang memilih anggota kehormataan MWA dan SA perlu meenyampaikan masukan sesuai Stattuta ITB pasal 24 ayat 3 Laporan kesekretariatan Drafft Final Jadw wal Sidang & & Rapat 20115 (lihat Lam mpiran) Suraat / SK masu uk dan keluar (lihat Lam mpiran) 3. LAPO ORAN PANITTIA AD‐HOC C REVIEW R RKAT 2015 Laporran disampaaikan oleh kketua panitia ad‐hoc : Prof. Tutus Gusddinar (mate eri ada padaa lampiran) Diskusi : Prof. Roo os Akbar Paada review ini pertimb bangan norm matif belum m terlihat, ap pakah RKAT mence rminkan ressearch univversity ? baggaimana dalam entuk invesstasi ? be RENSTRA adaalah program Rektor (ttahun RENSSTRA sesuai dengan masa jabatan m n), dengan m merujuk kepada RENIPP RENSTRA meerupakan ke ewenangan Rektor Dr. Richard Mengko Akan ada muuncul tata caara yang pe erlu dipertim mbangkan p pada RKAT, antaraa lain sepertti block gran nt. Ke emampuan mesin pelaaksana risett ITB, berartti kemampu uan KK. Dana untuk m mesin riset ITB merupa akan bukan dana riset itu se endiri, hal inni perlu menjadi pertim mbangan Prof. Yana Maolana Syah Paada poin 3 ppertimbanggan, alokasi penelitian hanya sekittar 3% Ko omponen innvestasi han nya sekitar Rp. 25 M (rrelatif kecil) In nvestasi bukkan hanya b bangunan Lu ulusan ITB aakan sulit m menghadapi era global ppada kemampuan attau kompettensi dalam cara kerja jjika investassi penelitian relatif 2
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
ke ecil Dr. Dicky R. Munaf Dengan konddisi sekarang cukup sulit dengan innvestasi keccil Pe erkiraaan exxpenditure di ITB adala ah Rp. 100 jjuta/orang Paada struktu r anggaran RPJM, ITB ttermasuk innstansi yangg mungkin me m ndapatkan tambahan a anggaran deengan proggram yaang riil RKAT 2015, m merupakan milestone a akhir RENSTTRA ITB 201 11 – 20 015 Pe enyusunan RKAT 2015 agar melihat KepPres tentang RP PJM 20 015 Usul, ITB henndaknya terrlibat dalam m memprediiksi kemunggkinan te erjadinya keegagalan bo onus demog grafi, Ko ontribusi ITTB dalam pe embangunan kawaasann industri di luar jaawa perlu diitingkatkan IT TERA dapat dimanfaatkkan untuk IT TB agar menndapatkan an nggaran di kkawasan ind dustri yang menjadi prrioritas IT TB agar meliihat perspe ektif yang lebih luas Prrogram pem merintah tentang techn nopark, tidaak hanya daalam biidang sains dan teknologi, tetapi juga budayaa IT TB belum m emasukan usulan ke Kementrian Dikti‐Ristekk terkait teechnopark Government expenditurre di ITB rela atif kecil Prof. Akh hmaloka (Reektor) RKAT 2015 : keseluruhan sebesar R Rp. 1,8 T dann 36% meru upakan Dana Masyarrakat (DM) % DM, tetap pi RKAT tahun ssebelumnyaa terdiri atas 60% ‐ 70% no ominal DM tersebut ku urang lebih sama DM (sekitar R Rp. 600 M) pada RKAT merupakann suatu prediksi Re evisi RKAT ddapat dilaku ukan terus m menerus, khhususnya te erkait su umber penddanaan darii DM In nvestasi bessar pada RKA AT karena kkeinginan p emerintah Untuk peneliitian sekitarr Rp. 159 M, dalam benntuk kompe etisi Ju umlah KK saaat ini ada 9 98, tetapi an nggaran pennelitian tidaak diberi laangsung ke KKK Pe embangunaan di ITB saaat ini untuk 10 tahun kke depan, daan akan ad da tambahaan luas lantaai sekitar 95 5.000 m2 Di ITB, investtasi untuk p peralatan masih kurangg. Se ebagai inforrmasi, unive ersitas‐univversitas di M Malaysia han nya menjalankan m n misi pendidikan dan p penelitian, ttidak ada pe engabdian ppada masyaarakat, sehingga anggaaran hanya diiperuntukann bagi pend didikan dan penelitian Prof. Rickky Tawekal Biidang Tekniik Kelautan (prodi dan KK), fasilitaas belum 3
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
be erkembangg Pe engembanggan fasilitas prodi Tekn nik Kelautann agar ada (d dicantumka n) dalam re ekomendasi untuk RKA AT 2015 Prof. Waw wan Gunaw wan A. Kadirr RKAT 2015 inni berupa drraft, saran d dan rekomeendasi dari SSenat Akademik peerlu ditambaahkan Paada bebera pa universittas, jumlah lulusan ataau jumlah mahasiswa d m dijadikan ind dikator dala am penyusuunan RKA, te etapi IT TB mengingiinkan publikasi sebagai indikator ddan disetujui Dalam melakkukan review w, jika Sena at Akademikk melihat in ndikator pu ublikasi leb ih besar, maka dapat d diajukan angggaran yangg lebih be esar. Prrioritas haruus disiapkan n dengan ba aik, anggaraan Rp. 159 M M be erdasarkan publikasi dengan targe et 800 publlikasi terindeks sccopus Paada RKAT 2 015 anggarran penelitia an sebesar 88% dari Rp. 1,8 T, jikka anggarann pembangu unan dari JICA dikeluarrkan, maka an nggaran pennelitian menjadi 15% Re evisi RKAT bbisa dilakukkan kapan sa aja, karena dana dari pe emerintah bberupa gran nt Se elama danaa pemerintaah tidak berubah, kompposisi bisa d direvisi Dr. Yasraf A. Piliang Pe ertimbangaan Senat Akaademik harus terkait nnorma akademik Paada hasil reeview RKAT sementara ini tidak terrlihat pe ertimbangaan normatif Pe ertimbangaan normatif,, misalkan d dengan mennggunakan istilah ke esetaraan, kkeadilan dsb Se etiap pertim mbangan sebaiknya ada a rujukannyya dalam pe eraturan Se enat Akade mik Se ebisa munggkin menggu unakan istila ah atau bahhasa normatif bu ukan bahassa angka‐angka atau teknis. Prof. Jann n Hidajat Se eharusnya R RKAT berdaasarkan kebijakan akaddemik, kebijakan akkademik beerdasarkan kkebijakan umum Pe engertian EEntrepreneu urial Universsity harus diisepakati te erlebih daahulu RKAT harus ddisusun berdasarkan su uatu kebijakkan Dana riset appakah haruss dibagai ratta atau baggaimana ? Harus ditajam mkan dan R RKAT harus m mengacu paada tantanggan, ke ebijakan dsbb Dr. Joko SSiswanto RKAT yang ddisusun lebih terlihat se ebagai angggaran pendaapatan, bu ukan anggaaran belanjaa Se ebaiknya paada tahun‐tahun beriku ut mekanism me review R RKAT 4
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
melalui suatu m u presentassi dari penyu usun RKAT ((eksekutif) se ebelum direeview Prof. Intaan Ahmad RKAT 2015 pperlu mendaapatkan legitimasi, yaittu pertimbaangan Se enat Akade mik Untuk tahun berikutnyaa, masukan‐‐masukan akkan diipertimbanggkan untuk memperba aiki proses rreview Prof. Tutu us Gusdinarr Paada RKAT 2 015 pengan nggaran unttuk prodi‐prrodi terlewaat (tidak te ercantum), khususnya untuk penyyelenggaraaan prodi‐pro odi baru Keputusan : Peertimbangaan Senat Akademik unttuk RKAT 20015 akan dip perbaiki olleh panitia aad‐hoc sebeelum disampaikan ke M Majelis Walli Am manat 4. KOMISI – II : PEN NYAMPAIAN PANDANGAN SENATT AKADEMIIK TENTANG HUBU UNGAN KELEMBAGAAN N Prese entasi oleh KKetua Komisi – II (materi presentaasi ada pada lampiiran) Diskusi : Prof. Wid dyo Nugrohoo Tu ugas dan weewenang Se enat Akademik pada paasal 31 ayatt 2a Sttatuta ITB 22013, tidak b berdiri send diri IT TB dalam maasa transisi, Senat Akademik juga perlu melaakukan evvaluasi diri (mengorekssi diri) Se enat Akade mik saat inii belum membuat kebijijakan akade emik, diisarankan a gar segera dibuat untu uk acuan baagi Rektor IT TB 2015 – 2020 Mengusulkan M n dibentuk panitia ad‐h hoc untuk m menyusun Ke ebijakan Akkademik den ngan ketua a Prof. Indraatmo Soekarno Saaran‐saran lebih lanjutt akan disam mpaikan seccara tertuliss Prof. Roo os Akbar Mendesak da M an perlu, aggar RENIP se egera disiappkan Paada Statutaa ITB pasal 3 31 ayat 2 bu utir a dan s, berbeda (a a merupakan k m kebijakan daan s merupakan peratuuran) SK K SA isinya bbaik sebagiaan atau selu uruhnya, tiddak boleh saama de engan statuuta karena sstatuta merrupakan atuuran yang le ebih tinggi dari SKK SA. umlah anggoota Senat A Akademik diusulkan sekkitar 50 hingga 60 Ju orrang yang m merupakan hasil kerja ttim ad‐hoc penyusunan sttatuta ITB 2 013, dan prroses penyu usunan tida k perlu diullang Paada draft SKK yang sedaang dipersiapkan tersebbut tidak te ermasuk 5
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
paasal tentangg FGB. Dalam konteks ini maka jellas bahwa FFGB bu ukan diaturr oleh ketetapan SA Prof. Mikkrajuddin Abbdullah Sttatuta ITB m merupakan Peraturan P Pemerintahh No. 65, bukan No. 16 65 Pe ertimbangaan usulan jabatan melalui Senat Akkademik bu ukan haanya untuk Guru Besarr (GB), menurut PerMeenDikBud No. 92 taahun 2014 ttermasuk ussulan ke Lekktor Kepala (LK) dan GB Prof. Indrratmo Soekkarno Pe ertimbangaan untuk usu ulan ke LK, karena ada pada PerM Men‐ DikBud No 922 tahun 201 14, bisa dila aksanakan Prof. Sudarso KW Mengenai ca M alon yang diusulkan seb bagai WRAM M, sebelum m ini Se enat Akademik dimintaa pendapatnya, apakahh saat ini masih diilakukan Prof. Intaan Ahmad Saaat ini perti mbangan te erhadapat ccalon WRAM M dilakukan n oleh MWA M Keputusa an : Komisi – II akan mellanjutkan kkajian mengenai kebijakkan akadem mik 5. KOMISI – III : PE NYAMPAIA AN DRAF NA ASKAH AKA ADEMIK PRO OSES PENILLAIAN USULLAN KENAIK KAN PANGK KAT/JABATTAN Prese entasi oleh kketua Komisi – III (materi ada pad a Lampiran) Diskusi Prof. Indrratmo Soekkarno Re ekomendassi untuk usu ulan ke Guru u Besar, bisaa ringan ataau berat se ekali Pe erlu pemahhaman yangg sama mengenai “capaaian luar bia asa” Prof. Roo os Akbar Baagaimana ddengan pem mbahasan ussulan kenai kan ke Guru u Besar, ap pakah ada pperan dari FForum Guru u Besar (FGBB) FG GB cukup m menunjuk be eberapa GB B dan diplenno hanya diilaporkan Paanitia ad‐hooc kegurube esaran, agar serahkan ssaja ke FGB B GB yang dituunjuk oleh K K‐III SA dalam m proses keenaikan jabatan esorang akaan lebih mencerminkan n pertangguungjawaban n pribadi se GB terkait daan bukanme erupakan ta anggung jaw wab FGB, edangkan ji ka penunjukkan dilakukan oleh FG GB, maka se pe ertanggunggjawabannyya adalah pa ada FGB Prof. Wid dyo Nugrohoo Ko ompetensi Lektor Kepaala dan Guru Besar tidaak sama, se ehingga 6
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
pe embahasann usulan ken naikan jabattan ke LK cuukup sampaai di K‐III saaja Paada draft naaskah, tertu ulis pada hal 5. yaitu, “ ITB memilikki ko omitmen unntuk mempermudah . . .” agar dihhapus Prof. Mikkrajuddin Abbdulah Untuk usulann FGB tentaang panitia a ad‐hoc keguurubesaran akan diipertimbanggkan Pe erekomenddasi adalah G GB yang me emiliki publ ikasi internasional paaling tidak ssebanyak 10 0 publikasi, tidak terlallu besar, tettapi un ntuk yang ssetara perlu pengakuan n, dan akan dibahas laggi Pe erMenDikB ud no 92 taahun 2014 h hanya menyyebutkan makalah (tidak ada kaarya lain) Keputusa an : Peembahasann dan penyeempurnaan naskan akaademik akan n diilanjutkan ddi Komisi – IIII Terima kaasih dan Se lamat untuk Prof. Akhm maloka yanng telah menjalan nkan tugas ssebagai Rekktor ITB periode 2010 –– 2014 denggan baik Prof. Akh hmaloka Se elama perioode 2010 – 2014 ITB telah mengallami beberaapa pe erubahan sttatus, dari sstatuts Bada an Hukum M Milik Negara (B BHMN) ke PPerguruan TTinggi Pemerintah (PTPP hingga pad da taahun 2013 m menjadi Perrguruan Tinggi berbadaan hukum (PTN bh h). Te erima kasih kepada sem mua pihak, termasukann Senat Akaademik, attas kerjasam ma selama b bertugas sebagai Rektoor Be erharap, Reektor period de berikutnyya (Prof. Kaadarsah Suryyadi) daapat menja lan tugas se ebagai Rekttor dengan bbaik dan membawa IT m TB menjadi lebih baik Sidang ditutup pkl. 116.40 Jadwal Sidang Plenoo Berikut : 6 FEBRUARI 2015
Bandun ng, 16 Januaari 2015 Senat A Akademik ITTB Sekretaaris, (Deddy Kurniadi)
Menyettujui Ketua,
(Intan A Ahmad)
7
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
LA AMPIRAN N I Revisi Jaadwal Sidanng Pleno dan BKSA tahun 2015
8
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
9
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
LA AMPIRAN N II Draft Perttimbangan R RKAT 2015
10
1 PERTIMBANGAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG tentang RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) ITB 2011‐2015 DAN RENCANA KERJA & ANGGARAN TAHUN(RKAT) ITB 2015
I. TINJAUAN Senat Akademik ITB telah melakukan peninjauan (review) naskah dokumen Rencana Strategis (Renstra) ITB 2011‐2015 dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun (RKAT) ITB 2015 yang disusun dengan kerangkaisi sebagai berikut: A. Rencana Strategis ITB 2011‐2015 A‐1. Peran ITB A‐2. Rencana strategis dan program strategis utama ITB 2011‐2015 A‐3. Sasaran program strategis utama 2011‐2015 a. Bidang pendidikan b. Bidang penelitian c. Bidang pengabdian pada masyarakat d. Bidang inovasi dan kewirausahaan (entrepreneurship) e. Bidang sumber daya manusia f. Bidang organisasi dan manajemen g. Bidang sarana dan prasarana h. Bidang pendanaan B. Target Kinerja ITB 2011‐2015 B‐1. Pendidikan B‐2. Penelitian B‐3. Pengabdian pada masyarakat B‐4. Pengembangan C. Perubahan faktor yang mempengaruhi RKAT ITB 2015 (asumsi) C‐1. Faktor‐faktor internal C‐2. Faktor‐faktor eksternal D. Rencana Kegiatan dan Biaya ITB 2015 D‐1. Program kelangsungan operasi ITB 2015 D‐2. Program pengembangan ITB 2015 E. Usulan Investasi ITB 2015 F. Biaya dan Sumber Pembiayaan Kegiatan ITB 2015 F‐1. Biaya F‐2. Sumber pembiayaan G. Penutup G‐1. Kebijakan pengendalian anggaran G‐2. Sistem pengendalian anggaran Proses peninjauan naskah diselenggarakan dalam 3 tahap rapat sbb:
2
1) Rapat Panitia Ad Hoc SA ITB pada tanggal 13 Januari 2015 pk. 14.00‐16.00 untuk membahas penyusunan kerangka pertimbangan terhadap dan peninjauan awal naskah RKAT 2015. 2) Rapat Panitia Ad Hoc SA ITB bersama Para Dekan Fakultas/Sekolah pada tanggal 14 Januari 2015 pk. 14.00‐16.00 untuk menggali informasi dan lebih mendalami peninjauan naskah RKAT 2015. 3) Rapat Pleno SA ITB pada tanggal 16 Januari 2015 pk. 14.00‐16.00 untuk membahas dan meminta persetujuan atas pertimbangan SA ITB terhadap naskah RKAT 2015. Dari hasil peninjauan tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam naskah RKAT 2015 masih terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan perubahan/perbaikan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini: No. Halaman 7 7
No. Judul B‐1. B‐1.
9
B‐1.
9
B‐2.
10
B‐4
14
D‐1
15
D‐2
15
D‐2
Usulan Perubahan/ Perbaikan Program strategis 1.a. duplikasi dengan 1.i. Program strategis 1.c. perlu penjelasan disertai alasan penetapan jumlah dan kriteria mata kuliah yang harus dijalankan dengan metode e‐learning sehingga mudah dipahami dengan jelas oleh unit penyelenggara. Program strategis 9: Perlu penjelasan bahwa seminar ISES hanya dilaksanakan oleh ITB pada tahun 2015 setelah proses seleksi yang ketat dan akan memberikan dampak strategis bagi eksistensi ITB dalam tataran global. Kegiatan kemahasiswaan spesifik dan strategis seperti ini bisa diberi nomenklatur: Seminar mahasiswa berdampak global. Program strategis 1: Tertulis Renstra Bidang pendidikan seharus‐nya Bidang penelitian. Indikator a. dan b. pada target publikasi th 2015 perlu diperjelas, kemungkinanangkanya terbalik atau dapat diubah jenis kriteria indikatornya. Satuan luas: m3 seharusnya m2. Perlu penjelasan bahwa target luas lantai 2400 m2 tidak termasuk pembangunan proyek JICA ITB serta smart building SBM 6 lantai seluas 6600 m2 yang didanai donasi PT Freeport. Perlu ditambahkan program studi baru: • Prodi Magister Logistik (berorientasi terapan) • Prodi Sarjana Teknologi Pasca Panen • Prodi Sarjana Rekayasa Kehutanan dan Rekayasa Pertanian (menerima mahasiswa sejak 2012) 1. Pendidikan: perlu penjelasan bahwa internasionalisasi tidak hanya akreditasi, tapi mencakup juga pendaya‐gunaan sumberdaya dosen dan mahasiswa asing di ITB. 2. Penelitian: perlu dinyatakan ITB mengutamakan hasil penelitian yang berdampak penyelesaian masalah bangsa. ITB perlu menginisiasi penelitian yang terkait dengan komersialisasi hasil penelitian yang menyentuh kebutuhan pihak industri dan masyarakat. Perlu penguatan kelembagaan inkubator bisnis ataupun keberadaan Wakil Rektor yang mengelola pengembangan inovasi yang konektif dengan industri. Bidang Organisasi dan Manajemen:
3
15
D‐2
17
F‐2
18 20
G‐1 Lampiran
Pengesahan Statuta ITB seharusnya Statuta ITB. Perlu ditambahkan kepada Program PB 2015: • Renovasi gedung FSRD dan gedung MATIAS (Matematika, Teknik Industri, Astronomi) • Penyelesaian Labtek 2A &2B di kampus Jatinagor Pembangunan ITERA (Rp 150 juta) masuk dalam RKAT ITB, perlupenjelasan bahwa alokasi ini bersifat sementara dan perlu diantisipasi bagaimana status inventaris‐nya nanti. Tertulis G‐2 seharusnya G‐1 Kebijakan pengendalian anggaran Siklus perencanaan PTN‐BH: Merujuk Statuta ITB, perlu ditambahkan posisi SA (pada skema terletak sebelah kanan MWA) memberikan pertimbangan terhadap kotak review dan persetujuan RKAT PTN‐BH
Gambaran angka keseluruhan alokasi anggaran disampaikan terlampir dalam sebuah tabel Review RKAT ITB 2015 sebagai cara Panitia Ad Hoc SA ITB untuk menganalisis: biaya dan sumber biaya; perbandingan antara komponen biaya; perbandingan antar biaya; dan usulan investasi ITB 2015. II. PERTIMBANGAN 1. RKAT ITB 2015 merupakan implementasi di ujung periodeRenstra ITB 2011‐ 2015, oleh karena itu perlu dinyatakan secara jelas mile stone hasil pencapaian Renstra 2011‐2015 tersebut, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dan titik tolak upaya pengembangan ITB pada periode Renstra selanjutnya. 2. Sejalan dengan pergantian Rektor ITB pada tanggal 20 Januari 2015, dipandang perlu untuk mengakomodasikan materi pokok yang menjadi program kerja Rektor periode 2015‐2020 seperti tercantum dalam naskah posisi yang telah disampaikan pada pemilihan Calon Rektor. Naskah posisi Calon Rektor memuat hal‐hal penting yang dapat diper‐ timbangkan sebagai langkah strategis Rektor Terpilih, di antaranya: 1) Tantangan regulasi; 2) Tantangan internasionalisasi; 3) Tantangan inovasi;4) Tantangan operasional; serta pentingnya upaya‐upaya penguatan ITB sebagai research university yang menuju perguruan tinggi bersemangat entreprenial. Dalam keadaan yang demikian, ITB mulai investasi dengan memberikan insentif pada kegiatan yang memberikan manfaat ekonomi, menghasilkan pendapatan keuangan bagi dosen dan unit kerja, serta sekaligus dapat meningkatkan penyebaran hasil penelitian kepada masyarakat. 3. RKAT 2015 memberi harapan besar untuk kegiatan penelitian. Anggaran penelitian yang dialokasikan sekira3 % perlu tetap dipertahankan atau ditingkatkan di masa yang akan datang. Demikian pula, perlu dicatat adanya
4 kenaikan (prosentasi) yang sangat besar pada Usulan Investasi ITB 2015 jika dibandingkan dengan RKAT 2014: Pendidikan : 392,2 % ( 4 x) Penelitian : 1.743,9 % (17 x) Pengabdian pada masyarakat : 3.296,2 % (33 x) Betapapun demikian nilai nominal masing‐masing alokasi tersebut masih relatif rendah sebagai daya ungkit sebuah research university. 4. Harapan masyarakat agar ITB menampilkan sosok perguruan tinggi yang mampu membina kelembagaan dan pengembangan ipteks nasional, dan tidak hanya menjadi pelayanpendidikan tinggi, kiranya dapat dicapai dengan menjadikan program doktor (S3) sebagai ujung tombak kegiatan akademik. Dalam hal terdapat kecenderungan penurunan target jumlah mahasiswa S2 dan S3 perlu segera dilakukan analisis dan diupayakan peningkatan jumlah mahasiswa berkualitas melalui kegiatan promosi Prodi.
5. Kesetaraan akademik atmosfir menjadi isu aktual dalam penyelenggaraan kegiatan akademik di kampus ITB Jatinangor (lihat halaman 11 butir 4). Dibutuhkan program ITB untuk secara khusus mengupayakan agar terjadi peningkatan kegiatan yang memperkuat akademik atmosfir di kampus Jatinangor. Misalnya, memfasilitasi perangkat Prodi agar supaya nyaman berkantor di kampus Jatinagor, serta memberikan ‘daya pikat’ yang akan meningkatkan interaksi mahasiswa kampus on G dan off G. 6. Kebijakan alokasi anggaran, rekrutmen dan staff deployment, terutama full time equivalent untuk Prodi Baru, perlu mendapat perhatian khusus disertai perhitungan yang cermat untuk dapat menjamin kelangsungan program dan kualitas lulusan. 7. Program internasionalisasi, demikian pula pada tingkat nasional,yang kian dipacu melalui pencapaian akreditasi menuntut penyediaan fasilitas perpustakaan yang bebas dari pelanggaran HaKI, khususnya buku‐buku fotokopian, software bajakan, dsb. 8. RKAT 2015 perlu mengantisipasi pembangunan gedung‐gedung baru yang akan selesai pada pertengahan/akhir tahun 2015, kiranya perlu pencadangan alokasi anggaran operasional dan biaya pemeliharaan. 9. Manajemen operasional dan agility perencanaan anggaran ITB akan sangat menentukan keberhasilan pencapaian target akademik. Beberapa langkah yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan administrasi ITB antara lain: a) Tata kelola dana penelitian yang fleksibel namun secara lebih akurat dapat memudahkan pekerjaan administrasi bagi para peneliti; b) Penyediaan data dasar yang penting sebagai asumsi untuk perencanaan,perlu dikembangkan dan disajikan agar pelaksanaan kegiatan dapat tepat sasaran; c) Penetapan unit costbagi mahasiswa S1, S2, S3, perlu didasarkan pada hasil kajian di tingkat pelaksana kegiatan.
5
10. Sudah perlu dipikirkan adanya sistem alokasi dana penelitian berbasis penugasan dosen pada jabatan akademik (Lektor, Lektor Kepala, Guru Besar) atau berbasis pelaksanaan tugas akademik yang padupadan dengan tata tagih publikasi/karya ilmiah.Beberapa hal yang diusulkan dengan konkrit di antaranya: a) Dana penelitian bagi mahasiswa S3 yang sudah mencapai tahap‐II dan tahap‐III sebesar Rp 50 juta/tahun/mahasiswa akan memudahkan promotor untuk mengarahkan penelitian dan publikasi mahasiswa bimbingan; b) Dana penelitian dosen yang dikelola oleh Kelompok Keahlian (KK) untuk pengembangan keilmuan sebesar Rp. 100 juta/tahun/KK akan memudahkan Ketua KK untuk menjalankan pembinaan keilmuan. III. SARAN 1. Penyusunan RKAT 2015 merupakan langkah penting bagi ITB untuk mengimplementasikan azas kolegialitas dan share governance antar organ, yakni tripartit MWA – SA – Rektor. Secara keseluruhan proporsi Dana APBN (67,8%) masih dua kali lebih tinggi daripada Dana Masyarakat (32,2%); hal ini merupakan tantangan perjuangan bagi MWA ITB dengan dukungan SA, Rektor, Dekan Fakultas/ Sekolah dan sivitas akademika lainnya untuk mengubah proposi tersebut dalam rangka mewujudkan marwah otonomi ITB sebagai PTN‐BH dengan Dana Masyarakat melampaui Dana APBN. Hadirnya inisiatif dan komitmen MWA untuk mengupayakan sumber pendanaan investasi, pemeliharaaan dan operasional mencerminkan misi yang sesuai dengan peran MWA yang diamanatkan oleh Statuta ITB. 2. Perlu ada kesamaan pandangan tentang status ITB sebagai entrepreneur university, yang dikaitkan dengan apa yang diamanatkan oleh statuta ITB PTN‐BH sebagai research university.Dalam hal ini kiranya istilah entrepreneur universitydapat dimaknai sebagai perguruan tinggi berbasis penelitian yang dijalankan dengan semangatentreprenial yang mampu membangun jiwa korsa dan semangat juang para dosen dalam menghasilkan berbagai karya ilmiah yang bermakna dan berdampak bagi masyarakat. RKAT 2015 perlu secara eksplisit menampilkan niat untuk melakukan perubahan yang meningkatkan kinerja sistem akademik ITB. Khususnya pada darma pendidikan, perubahan cara pembelajaran mahasiswa telah diantisipasi dengan SK SA ITB no 11/SK/I1‐SA/OT/2012, menyepakati empat paradigma rujukan yang mendasari implementasi Kurikulum 2013, yaitu: Outcomes Based Education (OBE); Learner Centered Education (LCE); Continuous Improvement; dan International Accreditation and Benchmarking.
6 3. Mengingat ITB sedang mengalami masa transisi a) perubahan status PTN‐BH, b) pergantian Rektor, dan c) masa peralihan kepada RENSTRA 2015‐2020, maka jika memungkinkan diusulkan RKAT 2015 dapat direvisi pada Semester II untuk dapat mengakomodasikan hal‐hal penting yang terlewatkan pada saat ini.
4. Terakhir, perlu alokasi anggaran untuk penyusunan Renstra 2015‐2020 dan Renip ITB yang melibatkan berbagai relevant elements, misalnya memperoleh data faktual melalui kegiatan survai ataupun riset. Bandung, 16 Januari 2015 Ketua Senat Akademik ITB, Prof. Intan Ahmad, Ph.D.
7
Lampiran
Review RKAT ITB 2015 Panitia Adhoc SA ITB
Biaya dan Sumber Biaya Kegiatan ITB 2015: Komponen Biaya
1. 2. 3. 4.
1.
2. 3.
1.
2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Biaya (RP Ribu)
Belanja gaji dan tunjangan Belanja non gaji Investasi Subsidi BOPTN
426.833.812 616.787.336 850.943.794 1.894.564.942 100%
Sumber APBN 173.987.940 375.827.844 436.000.000 298.965.339 1.284.781.123 67.8%
Sumber Dana Masyarakat 252.845.872 240.959.492 414.943.794 (298.965.339) 609.783.820 32.2%
Perbandingan Antar Komponen Biaya Kegiatan ITB 2015 Komponen Biaya Belanja gaji dan tunjangan a. Dosen (1xxx orang) b. Tenaga Kependidikan (2xxx orang) Belanja Non Gaji Investasi TOTAL
Biaya (RP Ribu) 426.833.812 266.964.197 159.869.615 616.787.336 850.943.794 1.894.564.942
Prosentase 22.53% 62.55% 37.45% 32.55% 44.92% 100 %
Biaya (RP Ribu) 879.964.823 487.865.507 316.209.125 75.890.190 159.056.612 77.717.374 777.826.135 408.091.111 369.735.024 1.894.564.943
Prosentase 46.45% 55.44% 35.93% 08.63% 08.40% 04.10% 41.05% 52.47% 47.53% 100%
Biaya (RP Ribu) 105.595.779 25.449.058 10.103.259
Prosentase 12.41% 02.99% 01.19% 83.41% 42.21% 41.20% 100%
Perbandingan Antar Biaya Kegiatan ITB 2015 Komponen Kegiatan Pendidikan c. S1 (xxxxx mhs) d. S2 (xxxx mhs) e. S3 (xxx mhs) Penelitian Pengabdian Pada Masyarakat Pengembangan a. Non PHLN b. PHLN: Dev of ITB III – JICA IP‐553 TOTAL
Usulan Investasi ITB 2015 Komponen Kegiatan Pendidikan Penelitian Pengabdian Pada Masyarakat Pengembangan c. Non PHLN d. PHLN: Dev of ITB III – JICA IP‐553 TOTAL
359.200.000 350.595.699 850.943.794
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
LA AMPIRAN III
Pandangan Se enat Akadem mik tentangg Hubungan n Kelembagaaan demik pada Statuta ITB B 2013 Senat Akad Draft SK ten ntang Organisasi, Tugaas dan Wew wenang serta Tata Kerjaa SA ITB 11
Bagian Keempat PP No. 65 tahun 2013 Tentang STATUTA ITB
Senat Akademik Pasal 31 (1) SA merupakan organ yang berfungsi menetapkan norma dan kebijakan akademik ITB serta mengawasi pelaksanaannya. (2) SA memiliki tugas dan wewenang: a. menyusun dan menetapkan norma, kebijakan akademik, dan arah pengembangan akademik; (SA-1) b. mengawasi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan akademik oleh Pimpinan ITB berdasarkan norma dan arah yang ditetapkan SA; c. menyusun kode etik sivitas akademika ITB; (SA-2) d. menetapkan kebijakan akademik mengenai: (SA-3) 1) kurikulum program studi; 2) persyaratan akademik untuk pembukaan dan penutupan program studi; 3) persyaratan akademik untuk pemberian gelar akademik; dan 4) persyaratan akademik untuk pemberian penghargaan akademik; e. mengawasi penerapan kebijakan akademik sebagaimana dimaksud dalam huruf d; f. mengawasi kebijakan dan pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan tinggi ITB; g. mengawasi dan mengevaluasi pencapaian proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan mengacu pada tolok ukur yang ditetapkan dalam rencana strategis, dan menyarankan usulan perbaikan kepada Rektor; h. mengawasi pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan; i. merekomendasikan pemberian atau pencabutan gelar kehormatan; j. mengawasi pelaksanaan tata tertib akademik; k. mengawasi pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen; l. memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam pengusulan guru besar;
m. merekomendasikan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika, dan peraturan akademik oleh sivitas akademika ITB kepada Rektor; n. menyusun rencana jangka panjang ITB bersama Rektor, untuk selanjutnya diusulkan kepada MWA; (SA-4) o. memberikan pertimbangan kepada MWA tentang rencana strategis, serta rencana kerja dan anggaran yang diusulkan Rektor; p. memberikan pertimbangan kepada MWA tentang kinerja akademik Rektor; q. memberikan pertimbangan kepada MWA tentang usulan Peraturan MWA atau perubahannya yang diusulkan oleh Rektor; r. secara proaktif menjaring dan memperhatikan pandangan masyarakat akademik dan masyarakat umum; s. menyusun dan mengusulkan peraturan MWA dalam bidang kebijakan akademik; dan ( SA-5) t. menyampaikan laporan kegiatan tahunan SA kepada MWA.
Pasal 32
(1) Komposisi anggota SA terdiri atas: a. Dosen terpilih yang mewakili bidang keilmuan dan dipandang mampu melaksanakan fungsi dan tugas sebagai anggota SA sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini; dan b. Rektor, para wakil Rektor, dan para Dekan. (2) SA dapat membentuk komisi, dan panitia khusus/terbatas untuk berbagai kepentingan kebijakan dan pengawasan akademik. (3) SA dapat membentuk forum guru besar yang beranggotakan semua guru besar dengan tugas dan wewenang: a. mengembangkan pemikiran akademik bagi penyelesaian permasalahan bangsa; b. mengembangkan konsep dan pemikiran tentang keilmuan masa depan; dan c. menjaga dan mengembangkan tradisi nilai-nilai luhur ITB. (4) Ketentuan mengenai alat kelengkapan SA, hak suara, dan tata cara pengambilan keputusan melalui pemungutan suara diatur dalam Peraturan SA. (SA-6) Pasal 33 (1) Anggota SA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. mempunyai visi, wawasan, dan minat terhadap pengembangan akademik;
b. memahami sistem pendidikan ITB dan pendidikan nasional; c. memiliki rekam jejak dan kearifan akademik yang baik; dan d. memiliki pengalaman pengembangan institusi. (2) Keanggotaan SA berakhir apabila: a. berakhir masa jabatannya; b. meninggal dunia; c. berhalangan tetap; d. mengundurkan diri; atau e. melanggar kode etik ITB. (3) Pengangkatan dan pemberhentian anggota SA disahkan oleh MWA berdasarkan usulan SA. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai komposisi anggota, pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, penggantian, kewajiban, dan hak anggota SA diatur dengan Peraturan MWA. (SA-7) Pasal 34 (1) SA dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris merangkap anggota, yang dipilih dari dan oleh para anggota. (2) Anggota SA yang berasal dari unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf b tidak dapat dipilih sebagai ketua. (3) Masa jabatan ketua, sekretaris, dan anggota SA adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (4) Pengesahan pengangkatan dan pemberhentian ketua dan sekretaris SA dilakukan oleh MWA. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian ketua dan sekretaris SA diatur dengan Peraturan SA. (SA-8) (6) Tata cara persidangan dan pengambilan keputusan SA dalam menjalankan tugas dan fungsinya ditetapkan dengan Peraturan SA. (SA-9) Catatan: 1) Tentang Senat Akademik ITB dimuat dalam pasal 31,32,33 dan pasal 34 PP65/2013. 2) SA perlu secepatnya menindaklanjuti butir-butir dalam (SA1-9).
Bandung, 16 Januari 2015 Komisi 2 SA-ITB
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : TENTANG ORGANISASI, TUGAS DAN WEWENANG SERTA TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang :
a. bahwa guna menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai dengan PP 165/2000, Senat Akademik perlu menetapkan ketentuan Organisasi, tugas dan wewenang serta tata kerja senat Akademik; b. bahwa Sidang Senat Akademik tanggal …………..2015 telah menyepakati dan mensahkan Peraturan Senat Akademik tentang Organisasi, Tugas Dan Wewenang Serta Tata Kerja Senat Akademik ; c. bahwa sebagai tindak-lanjut dari butir (b) di atas, perlu dituangkan dalam Peraturan Senat Akademik.
Mengingat :
1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2 Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3. Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 1959, tentang Pendirian ITB; 4. Peraturan Pemerintah nomor 165 tahun 2013, tentang Statuta Institut Teknologi Bandung; 5. Keputusan Majelis Wali Amanah No…… tentang Kebijakan Umum ITB; 6. Keputusan Rektor ITB No. …………., tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pimpinan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung 2014-2019. MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERTAMA : Mencabut Surat Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 10/SK/K01-SA/2009 tentang Ketentuan & Tata Kerja Senat Akademik ITB KEDUA : Memberlakukan Peraturan Senat Akademik tentang Organisasi, Tugas dan Wewenang serta Tata Kerja Senat Akademik Institut Teknologi Bandung sebagaimana
KETIGA
tercantum pada Lampiran Surat Keputusan ini sebagai pengganti. : Ketetapan ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan diubahnya ketetapan ini, dengan ketentuan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudianhari terdapat kekeliruan dalam penetapannya. Ditetapkan di Bandung Pada tanggal, …Januari 2015 Ketua,
Tembusan Yth. : 1. Ketua Majelis Wali Amanat; 2. Rektor; 3. Para Dekan Fakultas/Sekolah.
Prof. Intan Ahmad PhD NIP: 196510011084031001
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
LA AMPIRAN IV Draft Naskah Akadem mik Proses PPenilaian Usulan Kenaiikan Pangkaat/Jabatan
12
Naskah Akademik Proses Penilaian dan Persetujuan Usulan Dosen pada Jabatan Lektor Kepala dan Guru besar
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maupun Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 2009 tentang Dosen menyebutkan bahwa Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.Guru besar atau profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi. Jabatan fungsional adalah jabatan karir bagi dosen. Pada jabatan tersebut melekat hak dan kewajiban yang ditetapkan dengan perundang-undangan. Peningkatan karir seorang dosen tercermin dalam jabatan fungsional serta pangkat/golongan ruang yang dicapai. Perlu disadari bahwa kenaikan pangkat dan jabatan dosen tidak hanya bermanfaat bagi dosen yang bersangkutan, tetapi juga bermanfaat bagi institusimengingat ada sejumlah persyaratan jabatan bagi dosen untuk mengajar dan/atau membimbing pada tingkat pendidikan sarjana, magister, dan doktor. Di samping itu, pangkat dan jabatan sering menjadi persyaratan bagi dosen untuk menempati posisi tertentu di lingkup institusi maupun lingkup yang lebih luas. Institusi harus berperan aktif dalam mempercepat proses kenaikan pangkat dan jabatan dosen selamatelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 4/VIII/PB/2014 dan No. 24 tahun 2014 disebutkan bahwa jenjang jabatan fungsional dosen dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, yaitu: a. b. c. d.
Asisten Ahli; Lektor; Lektor Kepala; dan Profesor.
Sedangkan jenjang pangkat, golongan ruang Jabatan Fungsional Dosen adalah: a. Asisten Ahli, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. b. Lektor: 1) Pangkat Penata, golongan ruang III/c; dan 2) Pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
1
c. Lektor Kepala: 1) Pangkat Pembina, golongan ruang IV/a; 2) Pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan 3) Pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. d. Profesor: 1) Pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan 2) Pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e. Untuk menduduki jabatan tertentu, seorang dosen harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dengan peraturan menteri. Persyaratan untuk masing-masing jabatan fungsional sebagai berikut. Dosen yang menempati jabatan Asisten Ahli harus memenuhi kualifikasi dan kriteria: 1) Memiliki ijazah serendah-rendahnya magister dalam bidang ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu penugasannya; 2) memiliki pengalaman penyelenggaraan pengajaran; 3) mampu menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni; 4) mampu memahami pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; 5) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah; dan 6) memiliki kinerja, integritas, tanggung jawab pelaksanaan tugas, etika dan tata krama dalam kehidupan kampus. Dosen yang menempati jabatan Lektor harus memenuhi kualifikasi dan kriteria: 1) Memiliki ijazah serendah-rendahnya magister dalam bidang ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu penugasannya; 2) mampu mendidik secara professional; 3) mampu menerapkan proses pembelajaran dan pembimbingan secara mandiri bagi: a. mahasiswa diploma dan/atau sarjana bagi yang berkualifikasi magister, b. mahasiswa diploma, sarjana dan/atau magister bagi yang berkualifikasi doktor 4) mampu memahami teori bidang ilmu yang menjadi penugasannya; 5) mampu menerapkan teori bidang ilmu yang menjadi penugasannya dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; 6) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada terbitan jurnal nasional; dan 7) memiliki kinerja, integritas, tanggung jawab pelaksanaan tugas, etika dan tata krama dalam kehidupan kampus Dosen yang menempati jabatan Lektor Kepala harus memenuhi kualifikasi dan kriteria:
2
1) Berijazah magister atau doktor dari program studi atau perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu penugasannya; 2) mampu mendidik secara profesional; 3) mampu menerapkan dan mengembangkan proses pembelajaran dan pembimbingan secara mandiri bagi mahasiswa diploma, sarjana dan/atau pascasarjana; 4) mampu menganalisis bidang ilmu yang menjadi penugasannya; 5) mampu menerapkan dan menganalisis teori bidang ilmu yang menjadi penugasannya dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; 6) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional bagi yang berijazah Doktor; 7) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional atau internasional bereputasi bagi yang berijazah Magister; dan 8) memiliki kinerja, integritas, tanggung jawab pelaksanaan tugas, etika dan tata krama dalam kehidupan kampus. Dosen yang menempati jabatan Guru Besar harus memenuhi kualifikasi dan kriteria: 1) Berijazah doktor dalam bidang ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu penugasan 2) mampu mendidik secara profesional; 3) mampu menerapkan dan mengembangkan proses pembelajaran dan buku ajar serta pembimbingan bagi mahasiswa diploma, sarjana dan/atau pascasarjana; 4) mampu menganalisis teori bidang ilmu yang yang menjadi penugasannya; 5) mampu menerapkan dan menganalisis teori bidang ilmu yang menjadi penugasannya dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; 6) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi; dan 7) memiliki kinerja, integritas, tanggung jawab pelaksanaan tugas, etika dan tata krama dalam kehidupan kampus. Selain itu, wewenang dan tanggung jawab mengajar dan membimbing melekat pada diri dosen sesuai dengan jabatan fungsional yang disandangnya. Dosen dengan jabatan Asisten Ahli yang gelar magister hanya dapat mengajar program sarjana, dan yang bergelar doktor dapat mengajar program sarjana serta membantu pengajaran program magister dan doktor. Dosen dengan jabatan Lektor yang bergelar magister dapat mengajar program sarjana sedangkan yang bergelar doktor dapat mengajar program sarjana dan magister serta membantu pengajaran program doktor. Dosen dengan jabatan Lektor Kepala yang bergelar magister dapat mengajar program sarjana dan yang bergelar doktor dapat mengajar program sarjana, magister dan doktor. Dosen dengan jabatan Guru Besar dapat mengajar program sarjana, magister, dan doktor. Dalam tugas pembimbingan mahasiswa, dosen dengan jabatan Asisten Ahli dan bergelar magister hanya dapat membimbing mahasiswa program sarjana sedangkan yang bergelar doktor dapat membimbing mahasiswa program sarjana serta menjadi pembimbing pendamping program 3
magister. Dosen dengan jabatan Lektor dan bergelar magister dapat membimbing mahasiswa program sarjana dan membantu pembimbingan mahasiswa magister apabila telah mencapai golongan III/d sedangkan yang bergelar doktor dapat membimbing mahasiswa sarjana dan magister serta membamtu pembimbingan program doktor. Dosen dengan jabatan Lektor Kepala yang bergelar magister dapat membimbing mahasiswa program sarjana dan dapat menjadi pembimbing program magister apabila pernah menghasilkan paling sedikit satu makalah di jurnal internasional sebagai penulis pertama. Dosen pada jabatan Lektor Kepala yang bergelar doktor dapat membimbing program sarjana dan magister sertamembantu pembimbingan program doktor. Apabila pernah menulis palingsedikit satu makalah di jurnal ilmiah internasional sebagai penulis pertama maka dosen dengan jabatan Lektor Kepala yang bergelar doktor dapat membimbing program doktor. Dosen dengan jabatan Guru Besar dapat membimbing program sarjana, magister, dan doktor. Setelah menenuhi persyaratan tertentu yang meliputi persyaratan adminsitratif dan normatif, dosen dapat dinaikkan jabatan maupun pangkat/golongannya. Dosen dapat dinaikkan jabatannya apabila: 1) 2) 3) 4)
mencapai angka kredit yang disyaratkan; paling kurang 2 (dua) tahun dalam jabatan terakhir; nilai prestasi ketja paling kurang bemilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan memiliki integritas dalam menjalankan tugas.
Dosen dapat dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi apabila: 1) 2) 3) 4)
mencapai angka kredit yang disyaratkan; paling kurang 2 (dua) tahun dalsm pangkat terakhir; nilai prestasi kerja paling kurang benilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan memiliki integritas dalam menjalankan tugas.
Selaian harus memenuhi persyaratan yang disebutkan di atas kenaikan pangkat dan jabatan dosen dalam lingkup jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar perlu mendapat pertimbangan dari senat pergurun tinggi. Dijelaskan dalam PP 63 tahun 2013 tentang Statuta ITB pasal 31 ayat 2 poin l bahwa pengusulan Guru Besar perlu mendapat pertimbangan dan Senat Akademik. Kemudian, dalam pasal 5 ayat 2 Permen Dikbud No 92 tahun 2014 disebutkan: 1) pemimpin perguruan tinggi dengan pertimbangan senat perguruan tinggi mengusulkan penetapan angka kredit ke dalam jabatan Lektor Kepala atau pangkat dalam lingkup jabatan-jabatan tersebut kepada Direktur Jenderal (poin g); 2) pemimpin perguruan tinggi dengan persetujuan senat perguruan tinggi mengusulkan penetapan angka kredit ke dalam jabatan Profesor atau pangkat dalam lingkup jabatanjabatan tersebut kepada Direktur Jenderal (poin h); 4
3) pemimpin perguruan tinggi dengan persetujuan senat perguruan tinggi mengusulkan penetapan angka kredit kenaikan pangkat bagi yang telah loncat jabatan ke Lektor Kepala dan Profesor kepada Direktur Jenderal (poin i); Lebih lanjut dalam pasal yang lain di Permen yang sama dijelaskan bahwa: 1) Kenaikan jabatan akademik secara reguler dari Lektor ke Lektor Kepala dapat dipertimbangkan, apabila telah memenuhi syarat:memiliki kinerja, integritas, etika dan tata krama, serta tanggung jawab yang dibuktikan dengan Berita Acara Rapat Pertimbangan Senat bagi Universitas/Institut atau Senat Perguruan Tinggi bagi Sekolah Tinggi/Politeknik dan Akademi (Pasal 9 ayat 1 poin e). 2) Kenaikan jabatan akademik secara reguler dari Lektor Kepala ke Profesor dapat dipertimbangkan, apabila telah memenuhi syarat:memiliki kinerja, integritas, etika dan tata krama, serta tanggung jawab berdasarkan penilaian senat yang dibuktikan dengan berita acara rapat persetujuan senat perguruan tinggi (Pasal 10 ayat 1 poin g). 3) Dosen yang berprestasi luar biasa dapat dinaikan ke jenjang jabatan akademik dua tingkat lebih tinggi (loncat jabatan) dari Asisten Ahli ke Lektor Kepala atau dari Lektor ke Profesor dan pangkatnya dinaikan setingkat lebih tinggi sesuai dengan peraturan perundangan (Pasal 11 ayat 1).
Institut Teknologi Bandung memiliki komitmen untuk mempermudah proses kenaikan pangkat dan jabatan dosen selama telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan undang-undang. Kenaikan pangkat dan jabatan dosen bernfaat bagi dosen dan Institut Teknologi Bandung. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri, senat pergurung tinggi, dalam hal ini Senat Akademikberperan dalam proses keiankan pangkat dan jabatan dosen, khususnya kenaikan pangkat dan jabatan dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar. Hingga saat ini, prosedur yang diterapkan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung dalam proses pertimbangan usulan kenaikan pangkat dan jabatan dosen adalah usulan kenaikan pangkat dan jabatan dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar diperiksa di Komisi III (Komisi Sumberdaya Insani). Pemeriksaan dititikberatkan pada ranah normatif, walaupun tidak menutup kemungkinkan ditemukan beberapa persoalan administratif yang diperbaiki atau disempurnakan. Langkah ini perlu dilakukan mengingat posisi Senat Akademik sebagai pintu terakhir pemeriksaan berkas usulan sebelum dikirim ke Jakarta.Setelah usulan disetujui oleh Komisi III maka usulan tersebut diagendakan untuk dibahas di rapat pleno Senat Akademik untuk mendapatkan persetujuan pleno sebagai persetujuan senat. Dalam Komisi III, penilaian usulan kenaikan pangkat dan jabatan dosen meliputi tahaptahap berikut ini. Penilaian usulan kenaikan jabatan ke Lektor Kepala paling kurang memperhatikan beberapa poin berikut ini:
5
1) 2) 3) 4) 5) 6)
kesesuaian angka kredit dengan peraturan yang berlaku; terpenuhinya kualifikasi dan kriteria yang ditetapkan peraturan perundang-undangan; terpenuhinya kewajiban pada jabatan lama; keseimbangankegiatan tridharma perguruan tinggi; penilaian dari mahasiswa atas kegiatan pengajaran; hasil penelusuran karya ilmiah yang meliputi status jurnal tempat publikasi dan kemungkinan ketidaksesuaian dengan etika publikasi; dan 7) hasil rapat dengan Dekan dari unit dosen pengusul. Penilaian usulan kenaikan jabatan ke Guru besar paling kurang memperhatikan beberapa poin berikut ini: 1) 2) 3) 4) 5)
kesesuaian angka kredit sesuai dengan peraturan yang berlaku; terpenuhinya kualifikasi dan kriteria yang ditetapkan peraturan perundang-undangan; terpenuhinya kewajiban pada jabatan lama; keseimbangan kegiatan tridharma perguruan tinggi; rekomendasi dari paling sedikitdua orang Guru Besar yang memiliki jumlah publikasi di jurnal internasional paling kurang10 atau memiliki jumlah sitasi paling kurang50, atau memiliki capaian luar biasa di bidang keilmuannya yang setara dengan itu berdasarkan pengakuan komunitas dalam bidang ilmu serumpun; 6) penilaian dari mahasiswa atas kegiatan pengajaran; 7) penilaian dari rekan sejawat; 8) penilaian dari panitia Adhoc Guru Besar yang terdiri dari paling sedikit dua orang Guru Besar Institut Teknologi Bandung yang ditentukan oleh Senat Akademik Instutut Teknologi Bandung; 9) hasil penelusuran karya ilmiah yang meliputi status jurnal tempat publikasi dan kemungkinan ketidaksesuaian dengan etika publikasi; dan 10) rapat dengan Dekan dari unit dosen pengusul.
Mengacu pada praktek yang terjadi selama ini, pembahasan yang dilakukan pada rapat pleno, khususnya untuk usulan ke jabatan Lektor Kepala, cenderung menduplikasi pembahasan yang dilakukan di Komisi III. Lebih lanjut, jika dirunut proses yang terjadi dari tahap awal, sebenarnya setiap usulan kenaikan pangkat dan jabatan dosen telah melewati sejumlah penilaian yang panjang: pembahasan di tingkat Kelompok Keahlian, Penilian di TPAK Fakultas/Sekolah, Pembahasan di Senat Fakultas/Sekolah, Penilaian di TPAK ITB dan penilaian di Komisi III. Oleh karena itu tidak akan mengurangi kualitas peniliain usulan apabila pembahasan untuk kenaikan jabatan secara reguler di jabatan Lektor Kepala berhenti di Komisi III. Khusus untuk usulan kenaikan jabatan ke Guru Besar atau lonjat jabatan dari Asisten Ahli ke Lektor Kepala perlu dilanjutkan pembahasan di sidang pleno senat akademik. Hal ini 6
perlu dilakukan karena dua kenaikan jabatan tersebut bersifat istimewa. Guru Besar adalah jabatan tertinggi yang disandang dosen yang harus mencerminkan prestasi dan kontribusi yang besar bagi ilmu yang digeluti. Keistimewaan jabatan guru besar juga tertuang dalam Statuta ITB di mana para guru besar diharapkan berperan aktif dalam: (a) mengembangkan pemikiran akademik bagi penyelesaian permasalahan bangsa; (b) mengembangkan konsep dan pemikiran tentang keilmuan masa depan; dan (c) menjaga dan mengembangkan tradisi nilai-nilai luhur ITB. Loncat jabatan juga harus menunjukkan hasil-hasil istimewa sehingga perlu mendapat pandangan dari anggota Senat Akademik. Berdasarkan sejumlah pertimbangan di atas, Senat Akademik Institut Teknologi Bandung menetapkan bahwa: 1) usulan kenaikan jabatan ke Lektor Kepala diputuskan di Komisi Sumberdaya Insani dan dilaporkan pada rapat pleno untuk mendapat persetujuan Senat Akademik; 2) usulan kenaikan jabatan melalui loncat jabatan dari Asissten Ahli ke Lektor Kepala dan kenaikan jabatan ke Guru Besar yang telah mendapat persetujuan Komisi Sumberdaya Insani dibahas lebih lanjut di rapat pleno untuk mendapat persetujuan Senat Akademik; dan 3) usulan kenaikan pangkat pada jabatan yang sama diputuskan di Komisi Sumberdaya Insani dan dilaporkan di rapat pleno Senat Akademik. Adapun tatacara persetujuan usulan kenaikan pangkat dan jabatan di rapat pleno Senat Akademik sebagai berikut. Untuk usulan kenaikan jabatan ke Lektor Kepala: 1) Dekan mempromosikan calon yang diusulkan dengan memaparkan sejumlah capaian dalam bidang tridharma perguruan tinggi serta bidang laing yang berkaitan dengan akademik dan kepakaran calon; 2) Konfirmasi anggota senat terhadap data yang disampaikan Dekan; dan 3) Pengambilan keputusan. Untuk usulan kenaikan jabatan ke Guru Besar: 1) Dekan mempromosikan calon yang diusulkan dengan memaparkan sejumlah capaian dalam bidang tridharma perguruan tinggi serta bidang laing yang berkaitan dengan akademik dan kepakaran calon; 2) Paparan dari panitia Adhoc Guru Besar; 3) Konfirmasi anggota senat terhadap data yang disampaikan Dekan dan panitia Adhoc Guru Besar; dan 4) Pengambilan keputusan.
7
Sebagai catatan tambahan: (1) Dalam hal Dekan berhalangan menghadiri rapat pleno Senat Akademik dengan alasan yang dapat diterma maka dekan dapat menunjuk Wakil Dekan sebagai pengganti. (2) Pada saat pengambilan keputusan, hanya anggota Senat Akademik yang berada di dalam ruang rapat. Keputusan ini mulai diberlakukan pada usulan kenaikan pangkat/jabatan yang disampaikan ke fakultas/sekolah sejak tanggal ditetapkan keputusan ini.
8
RISALLAH SIDA ANG
SENAT AKADEMIK – INSTITUTT TEKNOLOG GI BANDUNG
LA AMPIRAN N V Undangan n Sidang, Daaftar Hadir Sidang dan Daftar Sura at/SK masuk & keluar
13
DAFTAR SURAT/SK KELUAR/MASUK SEKRETARIAT SENAT AKADEMIK Periode 19 Desember 2014 – 15 Januari 2015 a) SURAT MASUK Tanggal 6-1-2015 7-1-2015
Tgl. Surat 5-1-2015 6-1-2015
Asal WRKMA WRSO
12-1-2015
5-1-2015
WRSO
12-1-2015 12-1-2015
9-1-2015 12-1-2015
MWA MWA
Perihal Permohonan persetujuan Peraturan Rektor Usul Anggota SA dari FTI a.n. : Prof. Johner Sitompul Permohonan persetujuan SA kenaikan jabatan a.n. : Dr. Irda Fidrianny Anggota kehormatan MWA – ITB Draft RKAT ITB 2015
Ket Ka Ka Ka Ka Ka
b) SURAT KELUAR Tanggal 17-12-2014 29-12-2014 7-1-2015 9-1-2015 12-1-2015 15-1-2015
Nomor 391/2014 394/2014 002/2015 004/2015 011/2015 014/2015
Perihal Pergantian anggota SA wakil FTI Draf Peraturan Rektor Pemberhentian dan pengangkatan anggota SA wakil FTI Draft RKAT 2015 Data penilaian mahasiswa (hasil kuesioner) Anggota kehormatan (mohon dekripsi singkat)
Ditujukan Rektor Rektor MWA MWA WRAM MWA
c) SK MASUK Tanggal 23-12-2014
Tgl. SK 4-12-2014
Asal Rektor
23-12-2014
12-12-2014
Rektor
23-12-2014
16-12-2014
Rektor
23-12-2014
16-12-2014
Rektor
6-1-2015
14-10-2014
Rektor
6-1-2015
14-10-2014
Rektor
6-1-2015 6-1-2015 6-1-2015 6-1-2015
14-10-2014 14-10-2014 14-10-2014 14-10-2014
Rektor Rektor Rektor Rektor
Tentang Pembentukan Kelompok Keilmuan/Keahlian Seismologi Eksplorasi dan Rekayasa FTTM ITB Pemekaran Kelompok Keilmuan/Keahlian Teknik Kelautan Menjadi Kelompok Keilmuan/Keahlian Teknik Lepas Pantai dan Kelompok Keilmuan/Keahlian Teknik Pantai FTSL - ITB Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Pusat ITB (19 orang) Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Pusat Penelitian ITB (6 orang) Kebijakan dan Petunjuk Pelaksana Investasi pada BPUDL ITB PTB-BH Pedoman Pengelola Kerja Sama Dengan Mitra ITB PTB-BH Peraturan Kepegawaian ITB PTN-BH Kebijakan Kealumnian ITB PTN-BH Sistem Penjaminan Mutu Internal ITB PTN-BH Bentuk dan Tata Kelola Unit Usaha ITB PTBBH
Ket Temb
Temb
Temb Temb Temb Temb Temb Temb Temb Temb
6-1-2015
14-10-2014
Rektor
6-1-2015
14-10-2014
Rektor
6-1-2015 6-1-2015
14-10-2014 14-10-2014
Rektor Rektor
13-1-2015 13-1-2015
6-1-2015 24-12-2014
Rektor Rektor
Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari ITB PTB-BH Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai dari Dana Bukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (Bukan PNBP) ITB PTB-BH Pedoman Pengelola Keuangan ITB PTN-BH Pedoman penyusunan organisasi dan Tata Kerja ITB PTN –BH Perubahan Anggota Senat FTI 2013-2018 Mahasiswa Baru Program D4 Program Alih Jenjang D3 ke D4 Desain Komunikasi Visual Konsentrasi Advertising, Animasi GameTech Serta Kriya Kayu Konsentrasi Furniture FSRDITB
d) SK SENAT AKADEMIK Tanggal 7 -1- 2015
Nomor 01/2015
-
Tentang SK Pengangkatan Staf Pendukung Senat Akademik
9-1-2015
02/2015
-
SK Pengangkatan Ketua dan Sekretaris FGB 2014-2017
Temb Temb
Temb Temb Temb Temb