0
PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR PKn KELAS IV MELALUI PENERAPAN METODE THINKPAIR-SHARE DI SDN SUGIHARJO 02 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Oleh : TITIK SUNDARI A54E090019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karakteristik peserta didik. Namun, sebagai
bagian
dari
proses
pendidikan,
pembelajaran,
pendidikan
kewagranegaraan secara terus menerus perlu dikembangkan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk siswa yang berkualitas dan berkarakter. Adapun tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah memberikan pengetahuan umum tentang ilmu – ilmu tentang moral, sikap, dan pengetahuan kenegaraan yang dapat dipergunakan siswa dalam kehidupan sehari – hari. Sebagai seorang guru kelas di sekolah dasar, guru dituntut untuk dapat ,menciptakan variasi baru dalam mengajar agar dapat menarik minat dan aktivitas siswa. Kemampuan pada siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadi sebuah masalah yang harus dicari jalan keluarnya. Keberhasilan pembelajaran PKn dapat diukur dengan keberhasilan siswa mengikuti aktivitas pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas dan prestasi belajar PKn. Semakin banyak aktivitas dan bagus prestasi belajar PKn, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran PKn. Aktivitas di dalam kelas tidak hanya dari siswa tetapi juga memerlukan aktivitas guru. Guru juga diharapkan mampu membangkitkan aktivitas belajar siswa serta mampu membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Kurang aktifnya guru dalam mendekati siswa serta membimbing siswa pada saat pelajaran berlangsung juga berpengaruh terhadap aktivitas siswa. Berdasarkan pengamatan siswa di SD N Sugiharjo 02 Pati di Kelas IV diketahui bahwa aktivitas dan prestasi belajar PKn siswa masih rendah. Setelah peneliti melakukan observasi pendahuluan ditemukan permasalahan antara lain : 1) Keaktivan siswa dalam memperhatikan pelajaran (semangat, antusias, dan minat)
rendah,
2)
Kemampuan
dalam
menyelesaikan
masalah,
mempresentasikan di depan kelas rendah, 3) kemampuan berdiskusi, dan ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan rendah, 4)
perhatian dalam
2
pelajaran rendah, 5) dan hasil belajar PKn di kelas IV SDN Sugiharjo 02 hanya mempunyai prosentase sekitar 36,6% dalam kategori tuntas dan < nilai KKM yaitu 75. Dalam bukunya yang berjudul Model – model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, Trianto menyebutkan bahwa berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembalajaran tradisional. Pada pembelajarn ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Masalah ini dapat dijumpai dalam kegiatan proses gajar belajar mengajar dikelas., oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari – hari. Dengan mempertimbangkan berbagai masalah di atas maka peneliti berupaya untuk mencari solusi agar tercipta kondisi kelas yang aktif dan menyenangkan. Untuk itu disamping harus menguasai materi dengan baik, guru harus menggunakan metode pembelajar yang inovatif karena seorang guru harus memberi warna dan model lain yang menarik pada setiap melaksanakan kegiatan mengajar dikelas dengan tetap berpedoman pada tujuan pembelajaran yang telah digariskan sebelumnya. Melalui keaktifan siswa dan kerja sama diharapkan prestasi
belajar
siswa
akan mengalami
peningkatan.
Salah
satu cara
mengembangkan kompetensi siswa dalam kerjasama adalah melalui pembelajran kooperatif berfokus pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalama memaksimalkan kondisi belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu metode kooperatif adalah Think-Pair-Share (TPS). Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan di Universitas Maryland. Laura (dalam Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 2, September 2006) menyatakan bahwa salah satu keunggulan dari metode TPS adalah mudah diterapkan pada berbagai tingkat kemampuan berfikir dan dalam setiap kesempatan. Prosedur yang digunakan juga cukup sederhana. Bertanya pada teman sebaya dan berdiskusi kelompok untuk mendapat kejelasan terhadap apa yang telah dijelaskan oleh guru bagi siswa tentu akan lebih mudah dipahami.
3
Diskusi dalam kelompok-kelompok kecil ini sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam memahamimmateri dan memecahkan suatu permasalahan. Dengan Think-Pair-Share
diharapkan siswa dapat mengembangkan
keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran Think-Pair-Share itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lie (2002:57) bahwa, Think-Pair-Share
adalah
pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think-Pair-Share sebagai slah satu upaya dalam meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Rumusan Masalah Apakah penerapan metode kooperatif tipe Think-Pair-Share
dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD N Sugiharjo 02 Kec. Pati pada pokok bahasan pemerintah kabupaten, kota dan propinsi? Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD N Sugiharjo 02 Kec. Pati pada mata pelajaran PKn melalui penerapan metode kooperatif tipe Think-Pair-Share. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis. Adapun manfaat teoritis penelitian ini adlah sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan mengenai pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-
Share pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pokok bahasan pemerintah kabupaten, kota dan propinsi. 2. Manfaat praktis a. Manfaat bagi siswa, yaitu siswa mampu lebih terampil dalam menyelesaikan soal-soal, siswa mendapat pengalaman baru dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share, dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
4
b. Manfaat bagi guru, yaitu memberi motivasi bagi guru untuk menigkatkan keterampilan
dan
kekreativitasnya
dalam
memberikan
variasi
pembelajaran, dan memberi pengetahuan pada guru tentang pembelajaran tipe Think-Pair-Share. a. Manfaat bagi sekolah, yaitu prestasi sekolah meningkat, guru-guru lain akan termotivasi memperbaiki model pembelajaran yang selama ini mereka terapkan, serta sebagai masukan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembalajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar/kualitas pembelajaran. LANDASAN TEORI Pengertian PKn Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Kep.
Mendikbud
No.
056/U/1994
tentang
Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa menetapkan bahwa “Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan termasuk dalam Mata Kuliah Umum (MKU) dan wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi”. Skop Materi Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif yang merupakan gabungan dari beberapa wilayah kecamatan dan berada di bawah wilayah provinsi. Pemerintahan kabupaten terdiri atas pemerintah kabupaten dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten. Pemerintah kabupaten terdiri atas bupati dan perangkatnya. Provinsi adalah nama sebuah pembagian wilayah administratif di bawah wilayah nasional. Kata ini merupakan kata pungutan dari bahasa Belanda provincie yang berasal dari bahasa Latin dan pertama kalinya digunakan di kekaisaran Romawi. Mereka membagi wilayah kekuasaan mereka atas provincie. Dalam pembagian administratif, Indonesia terdiri atas 33 provinsi yang masingmasing provinsi dikepalai oleh seorang gubernur. Masing-masing provinsi dibagi atas kabupaten dan kota.
5
Aktivitas Belajar Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta prilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Hamalik, 2008:90). Hasil belajar siswa Menurut B.S Bloom (dalam Chatarina, dkk,2004:6) umtuk mendapatkan hasil belajar kognitif seseorang memiliki 6 tingkatan kognitif, yaitu (1) pengetahuan (knowledge), (2) pemahaman (comprehention), (3) penerapan (aplication), (4) analisis ( analysis), (5) sintesis ( synthesis), (6) evaluasi (evaluation). Pembelajaran Kooperatif Suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda. Salah satu teori Vygotsky, penekanan pada aspek sosial dan dari pembelajaran atau hakekat sosiokultural pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut (Trianto,2007:27). Metode Think Pair Share Think-Pair-Share atau Berpikir-Berpasangan-Berbagi dengan kelas/ B3K merupakan model pembalajarn kooperatif yang sangat populer karena mudah pengelolaan kelasnya.
Think-Pair-Share juga merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Profesor Frank Lyman dari Universitas Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis dibodang pembelajaran kooperatif sejak saat itu. Memperkenalkan ke rekan-rekannya unsur interaksi dari gagasan pembelajaran kooperatif „menunggu atau berpikir‟ waktu, yang telah dibuktikan menjadi faktor kuat dalam meningkatkan respon siswa untuk bertanya. Ini adalah teknik yang sangat serbaguna, yang telah diadaptasi
6
dan digunakan, dalam beberapa cara tapa henti. Ini adalah salah satu batu fondasi bagi pemngembangan „kelas kooperatif‟ (Bell, dalam Nik Azlina Binti Nik Mahmood,
2008).
Teknik
Think-Pair-Share
juga
meningkatkan
siswa
keterampilan komunikasi lisan ketika mereka mendiskusikan ide-ide mereka dengan satu lain (Wisc, dalam Nik Azlina Binti Nik Mahmood,2008). Think-PairShare memiliki banyak keuntungan dibandingkan struktur tradisional dengan bertanya. Think-Pair-Share menggabungkan konsep kegiatan penting yang perlu dikembangkan dikalangan siswa selama proses belajar. Hal ini memungkinkan semua dan setiap siswa untuk mengembangkan jawaban, tentu tidak jawaban pendek tapi lebih panjang dan juga lebih rumit. METODE PENELITIAN Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD N Sugiharjo 02 Kec. Pati yang beralamat di Jl. Raya Pati-Juana Km.4 Ds. Sugiharjo Kec. Pati Kab. Pati. Kelas IV adalah salah satu kelas yang dihuni oleh 30 siswa dan terdiri dari 16 perempuan dan 14 laki-laki. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014. Subyek dan Obyek Penelitian Dalam hal ini peneliti bertindak langsung sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas dengan penggunaan metode TPS. Dan merupakan penelitian yang kolaboratif dengan guru lain. Adapun kelas yang digunakan adalah kelas IV yang mempunyai siswa sebanyak 30 yang terdiri dari 16 perempuan dan 14 laki-laki. Dan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di dalam kelas. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Masing masing siklus terdiri dari empat tahap (Arikunto, 2008), yaitu: perencanaan (planing), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting)
7
Teknik pengumpulan data a. Metode dokumentasi Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto:158). b. Metode tes Merupakan suatu metode yang mengunakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, ketrampilan mengajar atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes yang digunakan adalah tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto:150-151). c. Metode wawancara Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau kelompok subjek peneliti untuk dijawab (Danim, 2002:180). d. Observasi Observasi partisipatif atau observasi partisipan merupakan teknik pengumpulan data yang lazim dipakai dalam penelitian kualitatif (Danim, 2002:122). Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dikembangkan peneliti bersama mitra guru untuk menjaga validitas isi. Menurut Joko Suwandi (2011:39), “instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur keberhasilan tindakan dan atau digunakan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.” Instrument penelitian dalam penelitian ini meliputi: soal tes dan lembar observasi untuk siswa dan guru, dan wawancara.
8
Indikator Keberhasilan Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan individual jika sekurang-kurangnya memperoleh nilai 7.5. Sedangkan ketuntasan klasikal jika banyak siswa yang mencapai nilai 7.5 atau lebih, minimal 75% dari jumlah siswa. Aktivitas siswa meliputi: semangat, antusias, minat, kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan berdiskusi, dan ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan, ketrampilan dasar mengajar guru, respon/tanggapan siswa sekurang-kurangnya masuk dalam katagori baik, dengan
rata-rata persentase
minimal 75%. HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN Profil Sekolah a. Nama Sekolah
: SD NEGERI SUGIHARJO 02
NSS
: 101031810042
NPSN
: 20316543
Status Sekolah
: Negeri
b. Alamat Sekolah
:
Desa
: Jl. Raya Pati-Juana Km 4 Ds. Sugiharjo
Kecamatan
: Pati
Kabupaten
: Pati
Provinsi
: Jawa Tengah
Kode Pos
: 59115
Telepon/ HP
:-
c. Tahun Pendirian
: 1976
d. Status Tanah
: Hibah
e. Daya Listrik
: 450 W dan 900 W
Visi dan Misi Sekolah a. Visi Sekolah : Menjadi sekolah yang berkualitas dalam imtaq, aktif, kreatif, dan berilmu tinggi. b. Misi Sekolah : 1) Meningkatkan disiplin dalam semua kegiatan di sekolah.
9
2) Meningkatkan kualitas Proses Belajar Mengajar dan bimbingan secara efektif. 3) Menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran agama. 4) Mampu bersaing secara sehat dan unggul dalam prestasi. 5) Menfasilitasi komputer siswa. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya Berdasarkan
observasi yang sudah dilakukan saat pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, diketahui bahwa siswa kelas IV memiliki nilai yang rendah dalam mata pelajaran PKn khususnya dalam aspek hasil belajar dan aktivitas belajar di dalam kelas. Hasil dari observasi awal ini, diperoleh informasi mengenai masalah yang terjadi. DESKRIPSI SIKLUS I Siklus
I
merupakan
pembelajaran
mata
pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan dengan pokok bahasan pemerintahan kabupaten, kota dan propinsi. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan pada hari Rabu, 24 dan 31 Juli 2013. Berdasarkan hasil refleksi siklus I yang masih banyak kekurangan maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus II. Hal ini dikarenakan bahwa pada siklus I nilai aktivitas belajar siswa masih rendah yaitu dengan tiap aspek aspek yaitu, Keaktivan siswa dalam memperhatikan pelajaran 20,8%, Kemampuan dalam menyelesaikan masalah, mempresentasikan di depan kelas 10,8%, Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan 18,3%, Semangat dan motivasi dalam pembelajaran 20%. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM 75 sudah mencapai target 75 %, tetapi belum mencapai target 100% atau 23 siswa dari 30 siswa yang masuk. Dengan nilai rata-rata 8,3, dari hasil evaluasi kelas. DESKRIPSI SIKLUS II Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2013. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 9.06 dengan ketuntasan klasikal adalah >75%. Aktivitas belajar PKn pada pembelajaran dengan materi pemerintahan kabupaten, kota dan propinsi sudah mengalami keberhasilan dengan rata-rata prosentase > 68%. Semua aspek keterampilan guru yang meningkat dengan rata-rata persentase ketrampilan mengajar guru pada pembelajaran Think Pair Share adalah 98% dengan katagori sangat baik.
10
Hasil Penelitian Pada pengamatan siklus I menujukkan bahwasannya rata-rata persentase aktivitas siswa sebesar 69,9% dan pada pertemuan II aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi 85,8%. Dari dua pertemuan tersebut didapat rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 69,9% dengan katagori baik. Kemudian pada siklus II rata-rata persentase aktivitas siswa yang dicapai adalah 85,8% dengan katagori sangat baik. Jika dibandingkan dengan siklus I, maka pada siklus II ini terdapat sedikit peningkatan yakni sebesar 15,9%. Hal ini berarti pembelajaran dengan metode Think Pair Share terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran PKn pokok pemerintahan kabupaten, kota dan propinsi.
Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa 100
69,9
85,8 Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa
50 0 Siklus 1
Siklus 2
Grafik 4.2 Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa Dari hasil penelitian dietahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 8,3 dengan ketuntasan klasikal sebesar 77,14% atau sebanyak 23 siswa dinyatakan tuntas, dan sisanya sebesar 22,86% dinyatakan belum tuntas atau sebanyak 7 siswa. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 9,06 dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai 100%, dimana semua siswa dinyatakan tuntas yaitu sebanyak 30 siswa. Dengan demikian hasil belajar siswa pada siklus I dan II telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni dengan ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada dikelas dengan nilai rata-rata 7,5 . Hal ini berarti pembelajaran dengan metode
11
Think Pair Share terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.
Grafik Hasil Belajar 120%
100%
100,00% 77,14%
80%
Tuntas
60% 40%
Tidak Tuntas
22,86%
20%
0,00%
0% Siklus 1
Siklus 2
Dapat diketahui rata-rata persentase ketrampilan mengajar guru pada sklus I pertemuan I adalah 85% dengan kriteria sangat baik. Pada siklus I pertemuan II rata-rata persentase ketrampilan mengajar guru meningkat 10% menjadi 95% dengan katagori sangat baik, sedangkan pada siklus II rata-rata persentase mengajar guru meningkat sebesar 3% menjadi 98% dengan katagori sangat baik. Hasil pengamatan ini menunjukkan, bahwasannya secara umum guru telah mengelola pembelajaran Thik Pair Share dengan sangat baik. Keterampilan Mengajar Guru 98%
100%
95%
95%
90%
85%
85%
Keterampilan Mengajar
80%
75%
Respon/ Tanggapan Siswa Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran Think Pair Share yang telah diberikan pada siswa. Dimana sebagian besar siswa berpendapat bahwa pembelajaran dengan metode Think Pair Share dapat
12
meningkatkan motivasi dan semangat belajar, aktivitas belajar, keberanian dalam berpendapat, kecakapan dalam diskusi, dan kerjasama dalam diskusi kelompok.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Kesimpulan a.
Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Think Pair Share pada mata pelajaran PKn pokok pemerintahan kabupaten, kota dan propinsi di SDN Sugiharjo 02 Pati dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dengan rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 69,9% dan pada siklus II meningkat menjadi 85,5% dengan katagori sangat baik.
b.
Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Think Pair Share pada mata pelajaran PKn di SDN Sugiharjo 02 Pati dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan rata-rata skor yang dicapai pada siklus I adalah 8,3 dengan ketuntasan klasikal 77,14% dan pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 96,06 dengan ketuntasan klasikal 100%.
Implikasi Kesimpulan diatas memberikan implikasi bahwa dengan pembenahan cara mengajar dan penggunaan strategi yang tepat dan bervariasi dari seorang guru akan memberi pengaruh pada kegiatan belajar siswa yang berdampak pada kemampuan siswa menguasai materi yang diajarkan. Penerapan strategi Think Pair Share merupakan salah satu strategi yang memiliki manfaat dalam pembelajaran. Saran Berdasarkan hasil dan pebahasan, maka dapat disampaikan saran bahwa: a.
Kepada Kepala Sekolah di SDN Sugiharjo 02 Pati hendaknya memberikan arahan dan bimbingan bagi guru pendidik di sekolah
b.
Guru di SDN Sugiharjo 02 Pati hendaknya menerapkan metode kooperatif tipe Think Pair Share yang dapat dijadikan variasi dalam membelajarkan
13
siswa pada pelajaran PKn dan tidak menutup kemungkinan untuk di terapkan pada mata pelajaran yang lain. c.
Guru di SDN Sugiharjo 02 Pati hendaknya memakai variasi model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
DAFTAR PUSTAKA Danim, Sudarman. 2002. Menjadi Penelti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia Joko Suwandi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Qinant Lie Anita. 2004. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT. Grasindo. Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Mudjiyono Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Nana Sudjana.1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Pradakarya. Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakrya. Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya .jakarta Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ................................. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. ........................... dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Tri Chatarina.,dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNEES Pres. Danang Oktarizal. 2010/2011. “Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe TPS (Think Pair And Share) terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran ipa kelas V SD Negeri 3 Bangsari Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan” Nik Azlina Binti Nik Mahmood .2008. “Collaborative Teaching Environment System Using Think-Pair-Share Technique”. Desertasi. Kuala lumpur: Faculty Of Computer Science And Information Technology University Of Malaya Siti Romlah. 2007. “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan TPS (Think-Pairs-Share) Pada Pokok Bahasan Volum Di kelas V
14
MI Nurul Huda Samir Plapan Kecamatan Duduk Sampeyan Kabupaten Gresik ” Yustini dan Mariani N. 2005. “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi melaluiPembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di Kelas 1-7 SLTP Negeri 20 Pekanbaru”