iEMINil#
&$ffi.
DAFTAR
MAKAI,
#..E
{ITA}IA
JUDUL
llalaman Penulis 1. KEBUAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN IJNruK MEW UJUDKAN KEDAULATAN PENC.ITN DEN E'NENGI DALAM MENYONGSONG ERAASIAi Suswono (lutentei Pertanian RI)
No.
2.
KEBUAKAN PENGEMBANGAN KEDELAI DI INDONPSN MENUru Maman Suherman (Direktorat Jenderal Tanaman
3.
Pangan)....-....
22
SWASEMBADA PANGAI{ MENINGKATIqN KESEJAHTERAAN PETANI Gunawan Sumodiningrat (Guru noo, E U.atterst:,as Gadjah Mada).. 52 l
4.
5-
PERTANIAN ORGA}IIK RAMAT{.LSIGK .DATAM MENDUKUNG KEDAULATA}I P,A}I6 .IDitN..ENERGI.DI INDONESIA Agw Kardinan @adan Litbang Kementerian Pertanian).:........-....... 76 PENCEMBANGA}I TEKNOLOGI PA}.IGAN BERBASIS SDA LOKAL UNTI.JK MEWI.]JUDKAN KEDAULATA}I PA}IGAN Rindit Pambayun (Guru Besar llma Pangan (Jniversitas
85
KONTBIBT,ISI PERGURUAI{ TINGGI DATAM PEMBA}.IGUNAN PERTA},{IAN TERPADU BERKET*ANJUTAN UNTUK MEW{JUDKA}.I KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS P R.TANIAN Bambang Pujiasrnanto (Guru Besar Fah^tltas Pertanian
86
Sriwijaya)
|0i,S)
sposrorNg xu
Seminar l{dsionat_lFafuttas Aertani*t'U g\ts S rrafigrta_Zl
Aprit Z O I I
DAIITAIT MAKALAII PENUNJANG
TEMA B : TEKNOLOGI PENGOTAIIAN IIASIL PER.TA.NIAN .::JUDTJL Penulis PENGARUH UMUR PANEN DA}{ SISTIM PENGERINGAN TERHADAP KUANTITAS DAN KI'ALITAS BERAS GILINC
AIif
Halaman
Waluyo
96
SENYAWA STEROID DALAM BAHAN PANGAN ASAL HEW,A}.II Isroli PENGARUH VARIASI SUHU DESTILASI. FRAKSINASI TERHADAP. KADAR DA}d KANDT]NGA}{ SENYAWA AKTIF MINYAK ATSRJ DAUN KAYU MANIS (Cinnamornamtiurmanii) Lia Umi Khasanah, Baskara Katri Anandito, Rohula lltami, Dimas Rahardian Aji Muhammad, dan Aris Mavuro KUALITAS COOKIES FORTIFIKASI CRUDE FUKOTDA.N DARI
103
r09
Sargas s um e chin o carphum
Nurul Hidayati dan Sri Yuwantiningsih THE EFFECTS OF COOKING METHODS ON PIIOXIMATE COMPOSITION AND SOLTJBIE PROTNN{ OF SOYBEAN TEMPE Rusdin Rauf, Muwakhidah, ond Pramudya Kuraia PENAMBAHAN PASTA TOMAT DAN SAWI P,ADA?EMBUATAN COOKIES S.S- Antarlina dan A. Khamida
na t28
l3:9
KARAKTERITIK SARI JAGT NG MANIS(Za mays saccharato s.) KENTAL DENGA}i PENAMBAHAN CARBOXYiTA TTTYT :
CELLULOSE (CMC) Satardi, Mohammad Bakhtiar Amri dan yudi pranoto PENGARUH PEMBERI,ANASI DENGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA TERH,A.DAP TINGKAT IQ ANAK Anam C, B-W.Utarni, dan Beta A.
ANALISIS USAHA PENGOLAHAN PRODUK STIK BERBAHAN BAKU TEPUNG KOMPOSIT KELADI DAN UBI JALAR Dian Adi Anggraeni Elisabeth 10. PEND.iGKATAN DAYA SIIIPAN DAN KUALITAS DEDAK PADI MELALUI FERMENTASI OLEII Trichordema viride Lutojo II. PENGARI'H PERLAKUAN GAPLEK I.'BI KAYU TERHADAP NILAI GTZI NASI TIIMTUL Retno Endrasari, R.D. TeguhWidjanarko dan Assayuthi Ma,suf 12. KARAKTERISASI CRUDE FUKOIDAN DARI sargasum echinocarphum ASAL PERAIRAN PESISIR I..TTARA DAN SELATAN PULAU JAWA Sri Yuwantiningsih dan Nurul Hidayati ......-........ @losro.re(q Scminar 9,{dsiotwt_fafutftas
eeta*iaa ONS Sam furta_Zl nprit
ZA 1
4_
t4&
1s8
168
r80
186
t96
AWA STEROID DALAM BAHAN PANGAN ASAL ITEWANI Isroli Fakultas Peternakan dsn Pertanian E-ma il :
is
WDIP, Semarang
r oliun dip0 2 @7t ah o o. co m
ABSTRAK peternakan k&ususnya ternak sapi" sering menggunakan steroid, baik dalam steroid natural maupun sintetis, Senyawa ini dapat meningkatkan laju dan efisiensi pakan, se{ta menghasilkan daging yang letih bagus. Steroid substansi fpofililq berat motekul rendall berasal dari kolesterol, dan secara is memainkan sejumlah porao penting. Senyawa ini rnelalnrkan aksinya, baik jaringan target perifer mauprm terhadap sistern saraf pusat. Pada umunrnya dalam produk asal hewani, beberapa diantaranya terdapat pada nabati. Berbagai yang ada, yang berupa hrrmon seksual (estrogen, progest€roq testosteron, dan versi sintetisnya) sering digunakan dalam meningkatkan produktivitas tenak. dalam tubuh, steroid mengalarni metabolisme menjadi s€,nyawa dalam bentuk lain. asal temak yang wakttr hidupnya diberi perlakuan hormon steroi{, arnan i, dan senyawa ili tidak merugikan baik bagi tenraknya sendiri maupqn Limbah peternakan ada yang terdeteksi mengandung steroid dalam kadar namun mikroba segeftr meugglaikannya Senyawa ini tidak,bekq{a:secara tents karena masa paroh bilogisnya pendek sehingga mrrdehrlrqak. Secara alamiah ia menghasilkan steroid secara endogenus, sehingga tetdeteksinya sttnoid dalam beltrm tentu berasal dari residu pmgan asal hewani yang dikon*msiny4
*anci : steroid, pangan
osal hewani" residu,
antn dikonsumsi
AHT]LUAN Usaha
di bidang petemakan bertumpu pada optimalisasi produktivitas, dimana
pedaging dapat mempunyai laju pertumbuhan cepat dan pencapaian bobot badan
tinggi, sedang penghasil susu dan telur mempunyai produksi yang maksimal. mencapai hal tersebu! peternak telah melakukan berbagai cara baik melalui
mutu genetik, mutu pakan, managemen linglungan, sampai penggunaan (Tjandramukti, 2001).
karna kegiatan tubuh diatur oleh dua sistem yakni sistem saraf dan sistem
. Hormon terdiri atas dua kelompok, yakni irotein dan steroid. Salah
satu
penting dari honnon steroid adalah mengkoordinasikan respons fisiologis dan
laku untuk tujuan biologi khusus (tertenru). Pada aspek reproduksi, steroid
$cninar t{asionat-lFafu{tas Aefiani*fl ONS SaraQgrta*24
nprit
2A14
103
gonad mempengaruhi difercnsiasi
s$t kq|qpiq daa.otak,
memunculkan tanda-tanda
seks skunder selama pematangan kelamin" melgatur kedewasaan dan mengatur tingkah
laku (Steimer,2008).
Ge,lrcarnya pembahasan meage.tti, pentingqya pangan yang sehat, telah mendorong pada persepsi tidak bolehnya produk asal hewani mengandung residu senyawa kimia (airtibiotik, kontaminan, racun, hornon). Hal temebut menyadarkan
banyak orang bahwa bahan pargan terutailea pallgan yang berasal dari hewani tidak
boleh mengandung residu horrnoa, bark
pqfin
maupun steroid. Namun dernikian,
masyarakat awaft.* belum banyak tahu tentang steroid dan bagaimana steroid itu mengalami proses rnelabolisme dalam tubuh hewan. Oleh karena itu pada tulisan ini dibahas sekilas tefitang seluk beluk
homon steroid, metabolisme dan kadarnya dalam
pangan asal hewani.
SELUK BELT]K STEROID Steroid menrpakan senyawa turunan dari kolesterol. Senyawa ini mempunyai inti I
dasar yang disebut qrclopentano-perhydro-penanthrene,
karena terdiri dari
3 cincin
karbon heksagonal penanthrene ymgterhidroginasi Qterhydro) yang diberi simbul A, B dan C, satu cincin pentagonal qtclopentano yangdiberi simbul D, dimana pada karbon 17 terikat rantai sarnping polisiklik hi&okarbon
(karbn 20-27). Dua metil terikat pada
posisi 18 dan 19. Hilangnya rantai samping sampai C21 membentuk senyawa seri pregnane (progestin dan corticosteroid), hilangnya rantai samping sampai Cl9 membentuk senyawa seri androstane (androgen), sedangkan hilangnya metil pada Cl9
rnembentuk sei. estrane (termasuk estrogen). Struktur kimia steroid relatif sederhana,
ftlmun demikian sen5xawa tersebut mempunyai bentuk aktif yang bervariasi
secara
biologi. Variasi tidak hanya beragamnya senyawa, namun juga fakta bahwa sirkulasi steroid secara luas dimetabolism di jaringan perifer, terutama liver dan jaringan target.
Perubahan
ke dalam bentuk aktif kadang-kadang
diperlukan sebelum dapat
menimbulkan respon biologis (Steimer, 2008).
Steroid banyak dipergunakan sebagai "metabolic enhancher"
karena
mempangruhi metabolisme secara umum dimana pada umumnya bersifat anabolik
sehingga steroid meningkatkan lqiu pertumbuhan dan pencapaian bobot badan maksimal. Senyawa ster-oid yang mempunyai efek anabolik antara lain henbolone
l7-'
(?f.qsIAI9{$ 104
Seminar Nasioru{*rFaf.Jlt{tx Qertanisa'L)NS Sura{aru-Zl
Aprit 20 1 4
and -beta, 19 nortestosterone l7-atpha and, -bera* testosforone, oestradiol and medrox5rprogesterone, nandrolone, methyltestosterone, melengestrol, megestrol,
boldenong cortisone, dexamethasonerprednisolone, chlorrnadione, chlortestosterone, 16 oH stanozonol, ,norgestrel, methandriol, flumethasone, flugestone, chloroandostedione, capmxlprogesterone, acetox5progesterone (Serratosa et al., 2006).
ABOLISME STEROID Hormon terdiri atas 2 macam yakni hormon protein dan steroid. Horrnon steroid aktif dalam tubuh jika diberikan secpra oral. pada manusia, pil pengontrol
i
tennasuk steroid diberikan s@arja oral dan dapat bekerja efektif setelah saluran pencernaan. Horrnon protein akan rusak di lambuag dan mengalami
di saluran penemaan- sifat demikian, menjadi
sebab pada umumnya
dib€ri hormon dalam belrtuk pelet yang dimptantasikan di bawah kulit (Tabler er 7!013)- Mekanisme kerja steroid adalah melalui masuknya hormon ke sitoplasma i dengan membentuk ikatan hormone-receplor, selanjufirya inisiasi DNA inti sel rneirgaktifkanRNA yang selanjutnya melal$kan sintesis senyawa (protein) banr. Hormon steroid mengalami metabolisme di dalam tubulr" yakni biosintesis dan isme hormon tersebut' Namun demikiaL yang dibahas di dalam uraian ini bukan
ftrmun proses katabolisme (penon aktifan) steroid tersebut. Menurut (2008), inaktivasi mencakup perubahan selryawa yang aktif secara biologis i senyawa tidak aktif- Inaktivasi perifer (misal oleh enzim dari liver) diperlukan meqiaga level (keteraturan) beredamya horrnon dalam plasma darah. Jika hormon sebagai "chemical signal", hatf homlon tersebut pendek.
W
Namun demikian
juga dapat terjadi di jaringan target, yakni jika hormon telah memacu efek is yang sesuai, kerja hormon harus diakhiri. Tempat inaktivasi dan katabolik di peirfer adalah liver, tetapi aktifitas itu juga terjadi di giqial. Hormon inaktif bersama urine (tidak mengarami "recycled'). proses
ini
memerlukan
steroid menjadi se,nyawa hidrofilik. secara kimiawi prosesnya sbb
uksi ikatan rangkap
c4
dan reduksi okso (keto) pada
c3
:
menjadi alkohol
i kelompok oksopada C20 menjadi alkohol sekunder.
${asiaaat_lFo{jtftts qertanian,Ugts Surafigrt4_Zl Aprit Za l+
105
3. Oksidasi
1?B-hYdroxYl'
kogen
4.SelanjutnyahidroksilasibeberaBapc*isiiuti.steroid(misalhidroksilasi5o-anc
tereduksi) 5. Konjugasi (tur'unan
r --i--^^^l rr+affq hise r Proses fconlusa.i *111-:':::"t'* ad)' dan/atauel*k* sulfx
zjatur,yalrnipembentukan*,e*1o-(merrjadisteroidglukuronat)dan steroid sulfa$' pembentukan sulfat (menjadi
aktif secara biologis' menjadikan hormon tidak Mekanisme inaktivasi tersebut half life sebagai hatf tife' dimana ln*ir*tenut menjadi untuk Masa yang diperlukan setiapsenyawaberbeda-beda.Tab.eldluaw,arriailuagaicontohmasahalflifebeberapa
Senya.wa.Padaumumnyahorrrlonsteroideadogenousmetabolismesangatcepat, berbeda dengan eksogneous'
l-Jg{t'i"t (h"ir
ffiit
Nn*r
Estrone lTPEstradiol
Estriol
2-3
Tidak ada laPoran
iilil,L>'qvr,o*a"r
+-o :
ASAL I{EWAI\II KADAR STEROID I}ALAM PAI{GAN Beberapapenelitianterdahulumenunjukkanbahwakadarhormonsteroiddalam yang
kanikan perlakuan hormon' tidak morgalami jaringan edibel ternak yang mendapat domba yang diinjeksi yang tidak diberi testosteron dan berarti. Domba Priangan hatinya tidak ada perbedaan testosteron dalam otot dan testosteron propionat kadar antara lain disebabkan Tidak adanya perbedaan tersebut secara signifikan (Isroli, 2001). ' masalaparoh tifependek (Tabel'l) sehingga half .LJ| atau I.ULJ paruu -.,Loll karena hormon steroid mempunyal
mudahinaktif.Kecualiitu,steroidjugaterdapatdalampanganyangdikonsumsi(Tabel. t karena steroid tidak mengalami 2), sehingga selalu tersedia secara eksogenous di saluran pencemaan (Tabler et al''2013)' metabolisme
Manusiapadaumtrmnyasecaraalarniahmelakukanbiosintesishormonsteroid ak-anak untuk mengatur p€ran fisiologis da kali lebih banyar dan resTosrc menghasilkan progesteron 20 setiap harinya (Tabler et dibandrng yang mereka konsumsi
*iti*r*
al'' 2013)'
s?astuINg Sarinar Nasioaa{-fdfu{tas *exanfun'L)NS
Suro{$u-Z4
flpil
2A 14
.
hoduksi estrogen endogenous harian (Tablere/ al.,Z0l3\. JumIah pre puber
54.000
pre puber
41.500 93.000 3.415.000
Brnil
tidakhamil
Asal estrogen
Jumlah (ng)
3 oz minyak kedelai 3 oz telur
2.625
3 oz kubis 3 oz eskrim 3 o steak 3 oz dasins avam
480.000 136.000
168.000
2.t06 s20 1,9
I
3- Elalaesi steroid estrogenik harian pada manusia (ying et at.,2002)
l7p-estradiol
Estrone
Estriol
l16
3,9
1,5
88
4,8
uan menopause
3,5 2,3
tamil
259
menstruasi
l7o-ethynyl estradiol
l-
4
600,0
:*
-i5
di Amerika serikat yakni u.s. Food and Dnrg Administration (FDA) ts. Dn4artatnnr. "tf, Agradttrre t,lsDA) rnensrziirzinbzitrwa pangan asal hewani i diberi implan hormon, tidak memberi pengaruh fisiorogis secara signifikan, aman dikonsumsi manusia (passantino, 2012). Test toksikologi meirun$ukan
uni
Eropa telah menetapkan bahs (rimi t) kadar beberapa steroid yang dalampangan (Tabel4).
HTjl*
-|"*nti
k"ndor*un
ylstilbestrot dan stetord. tarn asetal
,r"-id
di Uni Eropa (Serratosa e, a/." 2o06)
Limit (\<
f\tnt Urindliver
Ir0
9;
Otot Urine/liver
2,0
Unnel\iver
Selain tir{auan aspek keamanan dari sudut pandang pangan manusia, residu terdeteksi di beberapa tanah dan perairan di sekitar peternakan. Steroid
Nasianat_fafot[tas tpe*anian,1JNS &uafutrto_24
Apif
20 1 4
107
1,, ;;:,,
ill: :i.t:
terdetelsi di berbagai tenrpat,liagllmg*
r@E kita. (t4nah dan air), namun steroid di lingkungan rersebut dapat dinetalisir oteh mirobia et a1.,20r0).
(s;
KESTMPULAI\ ,
.
,..,..
..:,
a
a
, a
. ,. .
but* honnon steroid tidak tercema di dalam ,* m.u1{1! mengalami metabolisme di jaringan.
uraian di atas diambit peng#an salurau p€ncemaaq half
life
Manusia mengkonzumsi steroid setiap hari, dan juga menghasilkan sendiri secara
alamiah
, .:,
-':,_.,,
,
DAIITAIT PUSTAKA
Isroli' 2001' Penggunaan hounonl'testosteSl
meningkatkan produksi -ruogg*u* lalam usaha temak' Prosceeding Diskusi S"t#,-iriurii.:titu Hormon dalam Produksi renrarc Fakurtas peternakan urvpeo, g*aorrg : 4149. Passantino, A- z}tz. Steroid honnones in.qq.n*ducing animars:, A Bird,s_Eye view of veterinary Medicine, http://www.ir,r*ri"p*.""ri
il
Affi i lori io, ol A. BS-r,- B. Rigau, B. M:ogfl Rigau, M. Torradds, E. Tolosa, C. Aguilar' o' Rib6 aua r- Batagu6. igga. {, Roiil; from veterinary medicinar products, growth promoters *a p".r".-*""--Jirrurr"o, in food-producing animals: a European union p"rrpoiu". nr -"i. i""rr. oc int. Epiz.,2oo6, 25
Serratosa, J.,
(2),637_653
steimer' Th' 2008' steroid honnone metabolism. Geneva re IFoundation vqruc...,rr r.,r for rMedical - ----Educatiol and Research. Sun'
H'w'' Z's' Kang, and H.Li. 2010. Determinatior of nine steroid hormone residues in beef samptes by get permeation ;G;;;gdhy*otid,phase
;il;:Jifi
resolution liquid chromatography-mass -vorumc rp_""t o,o"uyl*; -r Lnio.r" Joumal of Analyticar ctre .mistry. l g, rrro d, x r _ w a. " Tabler' T'' J' wells, and lv. zhai. zal3.,chickens Do Not Receive Growth Hormones so whv Arr the contusion? Extention service,
;ilffiffi
Mir;iJ;;"i#'il;ersity
:
,
Taliberte' R' 2014'
hormones in beef and milk. htp://www.weightwatchers. tw'vrD: com (download-G**,h 5 April,zaly').
l
tiandramukti- 2001. prospek bisnis.temak_ruminansia dalam menghadapi *u, ,. perdagangan ueualJllal Pengembangan p"t".atiropir. Edisi Khusus, Fapetr I al'st ,,, ' Undip, Semarang:14*21. -
Ying G'G'' R' s' Kookana', Y.-J. Ru.2002. occurrence and fate of hormone steroids in the environment. Environment Internatio e*;;i i+r_ ss r.
;i;s