Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... PENGARUH HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS IV SD NEGERI 70 BANDA ACEH Isthifa Kemal1 dan Siti Nurbaya2
ABSTRAK
Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 70 Banda Aceh, khususnya pada materi menulis belum mencapai indikator ketuntasan, hal ini disebabkan oleh berbagai hal baik dari diri siswa maupun dari luar siswa yang salah satunya adalah model pembelajaran yang kurang sesuai sehingga tidak termotivasi siswa untuk belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi Pantun di kelas IV SD Negeri 70 Banda Aceh. Rancangan pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan pra-eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 36 siswa, dan seluruh populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitian ini termasuk dalam penelitian populasi. Pengumpulan data dilakukan melalui tes yang diberikan sebelum dan sesudah penerapan model think pair share. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan perhitungan statistik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengaruh hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada pelajaran Bahasa Indonesia materi Pantun yang dibuktikan dengan peningkatan nilai ratarata siswa pada tes awal sebanyak 42,17 meningkat menjadi 76,17 atau naik 34. Pengaruh hasil belajar tersebut dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yaitu pada taraf signifikan 5% dengan N=361=35. Diperoleh dari daftar distribusi t didapat 1,68. Berarti thitung ≥ ttabel (35), yaitu 31,54 ≥ 1,68 yang berarti Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 70 Banda Aceh. Kata Kunci: Menulis, Think Pair Share, Pantun
1 2
Isthifa Kemal, Dosen STKIP BinaBangsaGetsempena, Banda Aceh, Email:
[email protected] Siti Nurbaya, Mahasiswa S1 Prodi PGSD, STKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|14
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... kesalahpahaman yang dapat menimbulkan
PENDAHULUAN
permusuhan
1. Latar Belakang
(Kunandar,
2006:359).
Jadi
Mengacu pada tujuan Pendidikan
sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru
Nasional yang dirumuskan pada Garis Besar
dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Dalam
Program
penyajian materi pelajaran juga diperlukan
Pengajaran
serta
dengan
disosialisasikan Kurikulum Tingkat Satuan
sebuah
Pendidikan
pembelajaran yang mampu mendorong siswa
(KTSP)
dan
dengan
strategi
untuk
bekerja
memiliki kemampuan yang tinggi untuk
menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis,
merancang
salah
sistematis, kreatif, cerdas, terbuka, dan ingin
satunya adalah model pembelajaran. Model
tahu serta dapat memyelesaikan permasalahan
Pembelajaran adalah kerangka konseptual
dalam pembelajaran. Kemampuan tersebut
yang melukiskan prosedur yang sistematis
nantinya
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
pengaruh terhadap nilai belajar siswa.
pembelajaran
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai
pedoman
diharapkan
dapat
untuk
memberikan
Guru merupakan salah satu faktor
para
terpenting dalam pelaksanaan pendidikan dan
perancang pembelajaran dan para pengajar
pengajaran disekolah. Seorang guru Sekolah
dalam
melaksanakan
Dasar diharapkan dapat berperan aktif dalam
aktivitas belajar mengajar (Soekamto dalam
menciptakan pembelajaran yang efektif dalam
Johar, 2006:87).
kegiatan belajar mengajar melalui model-
merencanakan
dan
bagi
berkelompok
model
pengembangan silabus maka diharapkan guru
kegiatan
secara
memilih
Dalam pembaharuan pendidikan ada
model pembelajaran. Oleh karena itu guru
tiga hal utama yang perlu diperhatikan yaitu
dalam
pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas
hendaknya
pembelajaran
dan
mempertimbangkan
pembelajaran.
Apabila
efektivitas
model
harus
pembelajaran benar-benar
model
pembelajaran
berhasil
tersebut sebelum menerapkannya pada suatu
menciptakan suasana yang membuat siswa
materi menulis pantun. Penggunaan model
termotivasi
belajar,
pembelajaran yang kurang tepat sering kali
kemungkinan akan meningkatkan hasil belajar
membuat siswa bingung dalam menyerap
siswa sesuai dengan yang diharapkan (Zainal
materi sehinga kegiatan belajar mengajar
Aqib, 2010:51).
kurang
dan
aktif
guru
model
menerapkan
dalam
Oleh karena itu, banyak digunakan model pembelajaran kooperatif, bahkan model
efektif
yang
berdampak
pada
rendahnya daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan.
ini telah banyak dikembangkan. Pembelajaran
Berdasarkan observasi awal di SD
kooperatif adalah pembelajaran yang secara
Negeri 70 Banda Aceh, guru bidang studi
sadar dan sengaja mengembangkan interaksi
bahasa Indonesia dalam kegiatan Proses
yang
untuk
Belajar Mengajar (PBM) telah menerapkan
dan
metode konvensional seperti catat buku,
saling
menghindari ISSN 2355-0066
asuh
antar
siswa
ketersinggungan
Jurnal Tunas Bangsa|15
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... ceramah dan memberikan tugas kepada siswa,
Banda Aceh yaitu 65 untuk individu dan 80%
tetapi siswa masih sulit memahmai materi
untuk
pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut salah
dikarenakan kurang antusiasnya siswa dalam
satunya disebabkan oleh kurang tepatnya
mempelajari
pelajaran
penggunaan
Salah
cara
metode
konvensional
dalam
satu
satu
kelas.
Ketidaktuntasan
Bahasa
ini
Indoensia.
meningkatkan
kualitas
pembelajaran bahasa Indonesia, karena metode
pembelajaran Pantun di SD Negeri 70 Banda
konvensional seperti catat buku dan tanya
Aceh dengan pemilihan model dan tipe
jawab dirasakan kurang memotivasi siswa
pembelajaran yang tepat dan mampu membuat
dalam mempelajari materi bahasa Indonesia
pembelajaran dinamis. Untuk itu salah satu
dengan baik sehingga akan menyebabkan
dari tipe model pembelajaran yang diharapkan
siswa merasa bosan mengikuti pelajaran yang
untuk menciptakan pembelajaran yang efektif
diberikan guru.
tersebut adalah dengan menggunakan model
Salah satu materi yang dirasa masih
think pair share.
sangat sulit untuk dipahami siswa adalah
Think Pair Share (TPS) merupakan tipe
materi Pantun. Pantun adalah puisi melayu asli
pembelajaran yang memberikan keleluasaan
yang
kepada siswa untuk berfikir, dan berinteraksi
sudah
mengakar
lama
di
budaya
masyarakat. Pantun salah satu jenis karya
dengan
teman-temannya,
sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri
pembelajaran think pair share siswa dipasang-
atas 4 larik (baris) bersajak ab-ab atau aa-aa.
pasangkan baik dengan teman sebangku
Pada awal mulanya pantun merupakan sastra
maupun
lisan, tapi kini pantun juga ada dalam bentuk
selanjutnya mempresentasikan di depan kelas
tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah
atas apa yang mereka diskusikan (Istarani,
berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak
2012:58). Penerapan model pembelajaran
pada baris pertama dan kedua dan biasanya
think
tidak berhubungan secara langsung dengan
meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa
bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah
dalam menguasai materi Pantun.
bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi
2. RumusanMasalah
dengan
pair
teman
share
karena
lainnya,
diharapkan
dalam
yang
dapat
tersebut. Meskipun terlihat mudah, namun
Berdasarkan latar belakang masalah di
materi pantun masih dirasakan sulit oleh siswa
atas, maka yang menjadi rumusan masalah
kelas IV SD Negeri 70 Banda Aceh.
dalam penelitian ini adalah apakah terdapat
Selain pemahaman siswa terhadap
pengaruh
penerapan
model
pembelajaran
materi, menurut guru mata pelajaran Bahasa
kooperatif tipe think pair share terhadap hasil
Indonesia di SD Negeri 70 Banda Aceh, masih
belajar Bahasa Indonesia pada materi Pantun
ada sebagian siswa yang kurang termotivasi
di kelas IV SD Negeri 70 Banda Aceh?
dalam
pembelajaran
Bahasa
Indonesia,
sehingga nilai yang diperoleh tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh SD Negeri 70 ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|16
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... menyertai aktivitas manusia dalam memenuhi
KAJIAN PUSTAKA
kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan spiritual
1. Pengertian Hasil Belajar Menurut Nasution (2004:3) “Hasil
maupun kebutuhan material. Oleh karena
belajar merupakan hal yang tidak dapat
belajar selalu menyertai berbagai aktivitas
dipisahkan dari kegiatan belajar. Prestasi
manusia,
adalah kemampuan yang dicapai seseorang
memahami perilaku anak didiknya dengan
dalam
berbagai cara dan berbagai pendekatan yang
melakukan
kegiatan
tertentu”.
Sedangkan menurut Abdurrahman (2003:71) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari
suatu sistim pemprosesan
maka
para
pendidik
berusaha
sesuai dengan keadaan anak didiknya. 2. Model PembelajaranKooperatif
masukan
Menurut
Sabri
S.M
(2005:49-50)
(inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa
“model pembelajaran adalah suatu kerangka
macam-macam
yang
informasi
sedangkan
yang
melukiskan
yang
keluarganya adalah perbuatan atau kinerja.
sistematis
Berbagai
dapat
pengalaman belajar untuk mencapai hasil atau
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
tujuan belajar tertentu dan fungsi sebagai
kelompok masukan pribadi (personal inputs)
pedoman bagi perancang pengajaran dan para
dan kelompok masukan yang berasal dari
guru dalam merencanakan dan melaksanakan
lingkungannya (invironmental inputs).
aktivitas
masukan
tersebut
dalam
prosedur
mengorganisasikan
mengajar”.
belajar
Model
Hasil belajar adalah prestasi aktual
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
yang ditampilkan oleh anak sedangkan usaha
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
adalah
dalam merencanakan pembelajaran di kelas,
perbuatan
yang
terarah
pada
penyelesaian tugas-tugas belajar. Menurut
semakin
Sudjana
digunakan
(2001:34)
“Hasil
belajar
pada
hakekatnya adalah perubahan tingkah laku
baik
dan
sesuai
semakin
baik
model pula
yang proses
pembelajaran yang akan berlangsung.
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
Menurut Eggen dan Kauchak (dalam
luas mencakup bidang kognitif, efekti dan
Markaban, 2005:24) “model pembelajaran
psikomotor”. Hasil belajar juga sebagai acuan
adalah
untuk
dalam
petunjuk strategi mengajar yang dirancang
menerima materi pelajaran yang diberikan
untuk mencapai suatu pembalajaran. Pedoman
oleh guru.
itu memuat tanggung jawab guru dalam
melihat
penguasaan
siswa
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di
pedoman
merencanakan,
berupa
program
melaksanakan,
dan
atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
mengevaluasi
belajar adalah hasil yang diperoleh oleh
Selanjutnya Soekamto (2001:97) menyatakan
seseorang setelah melakukan proses belajar
bahwa “Model pembelajaran adalah kerangka
dan prestasi diperoleh berkat adanya belajar.
konseptual yang melukiskan prosedur yang
Belajar adalah proses kehidupan manusia yang
sistematis
secara terus menerus terjadi dan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
ISSN 2355-0066
selalu
kegiatan
atau
dalam
pembelajaran”.
mengorganisasikan
Jurnal Tunas Bangsa|17
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... belajar
tertentu
dan
berfungsi
sebagai
share, juga
memungkinkan
waktu
yang
pedoman bagi para perancang pembelajaran
digunakan lebih efisien bila dibandingkan
dan para pengajar dalam merencanakan dan
dengan tipe-tipe lainnya dalam pembelajaran
melaksanakan aktivitas belajar mengajar”.
kooperaif, dalam tipe ini siswa dapat langsung
Berdasarkan beberapa pendapat di
berpasangan dengan teman semejanya, tanpa
atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
harus membentuk kelompok terlebih dahulu,
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
sebagaimana tipe-tipe lainnya, yang sangat
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
banyak
merencanakan pembelajaran di kelas, atau
pembentukan kelompok.
menghabiskan
waktu
pada
suatu bentuk pola aktifitas yang merupakan
Teknik ini memberi siswa kesempatan
dasar pijakan bagi guru dalam mengorganisir
untuk bekerja sendiri serta bekerja sama
kegiatan
dengan orang lain. Keunggulan dan teknik ini
belajar
kooperatif
di
adalah
pembelajaran
yang
konstruktivis.
kelas. salah
Pembelajaran satu
bentuk
adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu
berdasarkan
faham
memberi
Pembelajran
kesempatan
delapan
kali lebih
kooperatif
banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan
merupakan strategi belajar dengan sejumlah
menunjukkan partisipasi mereka kepada orang
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
lain (Isjoni, 2006). Sedangkan secara teoretis
tingkat
Dalam
tipe ini memberikan manfaat yang lebih
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
dibanding tipe-tipe lainnya, salah satunya
siswa anggota kelompok harus saling bekerja
adalah efektifnya waktu yang digunakan.
sama dan saling membantu untuk memahami
Dalam tipe ini akuntabilitas berkembang
materi
karena siswa harus saling melaporkan hasil
kemampuannya
pelajaran.
berbeda.
Dalam
pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika
pemikiran
salah satu teman dalam kelompok belum
(berdiskusi) dengan pasangannya, kemudian
menguasai bahan pelajaran.
pasangan-pasangan tersebut harus berbagi
Think pair share merupakan salah satu pembelajaran
dan
berbagi
dengan seluruh kelas. Menurut Meisuri (2002)
3. TipeThink Pair Share
tipe
masing-masing
yang
a. Para siswa menggunakan waktu yang
dikembangkan oleh Frank Lyman dalam
lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya
(Istarani, 2012:57) dari Universitas Maryland
dan untuk mendengarkan satu sama lain
pada tahun 1985 sebagai slah satu kegiatan
ketika mereka terlibat dalam kegiatan
coorperative learning. Think pair share
Think-Pair-Share lebih banyak siswa
memberikan
yang mengangkat tangan mereka untuk
waktu
kooperatif
think-pair-share bermanfaat :
kepada
siswa
untuk
berpikir dan merespon serta saling bantu satu
menjawab
sama lain. Think pair share memberikan siswa
pasangannya.
kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja
mengingat
setelah Para secara
berlatih siswa lebih
dalam mungkin seiring
sama dengan orang lain. Dalam tipe think pair ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|18
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... penambahan waktu tunggu dan kualitas
pasangan-pasangang
tersebut
jawaban mungkin menjadi lebih baik.
kesempatan untuk melapor.
memperoleh
b. Para guru juga mungkin mempunyai
Model pembelajaran koorperatif tipe
waktu yang lebih banyak untuk berpikir
think pair share dilandasi oleh teori belajar
ketika menggunakan Think-Pair-Share.
konstruktivisme.
Mereka
berkonsentrasi
menyatakan bahwa siswa harus menemukan
mendengarkan jawaban siswa, mengamati
sendiri dan mentransformasikan informasi
reaksi
kompleks, mengecek informasi baru dengan
dapat
siswa,
dan
mengajukan
pertanyaaan tingkat tinggi.
Teori
konstruktivisme
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
Setiap tipe pembelajaran dalam model
aturan-aturan tidal lagi sesuai. Bagi siswa agar
pembelajaran kooperatif mempunyai langkah-
benar-benar memahami dan menerapkannya
lamgkah yang berbeda antara satu dengan
pengetahuan,
yang lainnya. Langkah-langkah tipe TPS
memecahkan masalah dan menemukan segala
menurut Lie (2005:39) adalah sebagi berikut:
sesuatu untuk dirinya.
mereka
harus
bekerja
Dalam model pembelajaran kooperatif
Tahap 1. Berpikir (Think) Guru mengajukan pertanyaan atau isu
tipe think pair share memungkin siswa lebih
yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi
aktif dalam pembelajaran, mengingat dalam
waktu satu menit untuk berpikir sendiri
tipe think pair share peran masing-masing
mengenai jawaban atau isu tersebut.
siswa sangat besar, mereka harus mampu
Tahap 2. Berpasangan (Pairing)
menguasai materi atau sub materi yang
Guru meminta kepada siswa untuk
dibebankan kepada mereka oleh guru. Model
berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa
pembelajaran kooperatif tipe think pair share
yang telah dipirkan. Interaksi selama periode
juga tergolong tipe pembelajaran yang sangat
ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika
efisien dalam penggunaan waktu belajar atau
suatu
atau
waktu pengaturan kelompok belajar, karena
penyampaian ide bersama jika suatu isu
siswa dapat langsung berpasangan dengan
khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru
teman
mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit
berpasangan dengan teman yang lain, waktu
untuk berpasangan.
yang diperlukan dalam mengatur pasangan
Tahap 3. Berbagi (Sharing)
juga tidak begitu lama (relatif singkat).
pertanyaan
Guru
telah
meminta
diajukan
pasangan-pasangan
sebangkunya,
dan
jika
hendak
4. MateriPantun Di SekolahDasar
tersebut untuk berbagi atau bekerja sama
Pantun adalah bentuk puisi lama yang
dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa
terdiri atas empat larik, berima silang (a-b-a-
yang telah mereka bicarakan. Langkah ini
b). Larik pertama dan kedua disebut sampiran
akan menjadi efektif jika guru berkeliling
atau bagian objektif. Biasanya berupa lukisan
kelas dari pasangan yang satu ke pasangan
alam atau hal apa saja yang dapat diambil
yang lain sehingga serempat atau separuh dari
sebagai kiasan. Larik ketiga dan keempat
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|19
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... dinamakan isi atau bagian subjektif (Surana,
di SMP dan SMA, pantun yang diajarkan di
2001:31). Dalam buku Depdiknas tentang
sekolah
Bahan
Kompetensi Dasar yang dipelajari adalah
Ajar
mengatakan
Sastra bahwa
Rakyat Pantun
(2005:70)
adalah
dasar
adalah
pantun anak-anak.
puisi
membuat pantun anak yang menarik tentang
melayu tradisional yang paling popular dan
kepatuhan sesuai dengan ciri-ciri pantun.
sering dibincangkan. Pantun adalah ciptaan
Indikator yang dipelajari antara lain: Membuat
asli orang Melayu; bukan saduran atau
pantun anak sederhana, menjelaskan ciri-ciri
penyesuaian dari puisi-puisi jawa, India, cina
pantun, dan membacakan pantun anak yang
dan sebagainya. kata pantun mengandung arti
telah dibuat dengan lafal dan intonasi yang
sebagai, seperti, ibarat, umpama, atau laksana.
sesuai. Berikut contoh pantun:
Sedangkan menurut Zaidan dan Anita (2006:173) menjelaskan bahwa Pantun adalah Puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasa terdiri atas empat baris yang bersajak (ab-a-b) tiap larik biasanya berjumlah empat kata; baris pertama dan baris kedua biasanya
Di tepi kali saya menyinggah Menghilang penat menahat jerat Orang tua jangan di sanggah Agar selamat dunia akhirat Tumbuh merata pohon tebu Pergi ke pasar membeli daging Banyak harta miskin ilmu Bagai rumah tak berdinding
tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi; setiap baris terdiri dari 8-12
suku
sindiran;
kata; jawab
merupakan (pada
peribahasa
tuduhan
dan
sebagainya).
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas,
dapat
Banyak sayur di jual di pasar Banyak juga menjual ikan Kalau kamu sudah lapar Cepat cepatlah pergi makan
disimpulkan
bahwa
Pelaksanaan
penelitian
dilakukan
pantun
dengan melakukan tes awal (pre-test) sebelum
merupakan salah satu jenis puisi lama dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif
kesusastraan Melayu Nusantara yang paling
tipe think pair share. Setelah dilakukan tes
popular. Pada umumnya setiap bait terdiri atas
awal selanjutnya diberikan perlakuan dengan
empat baris (larik), tiap baris terdiri atas 8-12
menerapkan model think pair share pada
suku kata, berirama a-b-a-b dengan variasi a-
materi Pantun. Setelah dilakukan proses
a-a-a. Baris pertama dan kedua adalah
pembelajaran, diakhir pembelajaran diberikan
sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat
tes akhir (post test). Hasil tes siswa sebelum
adalah isi.
dan sesudah proses pembelajaran dapat dilihat
Pembelajaran pantun di sekolah dasar
pada tabel berikut.
tentunya berbeda dengan pembelajaran pantun
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|20
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... Tabel 1 Rata-Rata Nilai Jawaban Pre-Test (X1) dan Nilai Jawaban Post-Test (X2) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa AA AR AA AUN CW CY DR DF FR HA IP JA JU KL MAR MRA MS MRP MS MF MJ MAR MAH PDS RS RPN SA SP SI SN SR SYN SS TRU WA WI Jumlah Rata-rata Sumber: Pengolahan Data Tahun 2016
1. Pengolahan data pre-test
X1 45 25 30 50 45 35 35 60 30 45 35 45 35 50 40 50 40 40 40 45 25 55 50 35 50 30 35 45 60 45 40 60 30 55 40 50 1525 42,36
Banyak kelas
Mencari rata-rata dan varians nilai Pre-
= 1 + 5,13 = Data terbesar – Data terkecil = 60 – 25 = 35
ISSN 2355-0066
= 1 + (3,3) log n = 1 + (3,3) log 36
test. Rentang
X2 75 60 70 80 70 60 60 85 70 70 75 80 60 85 75 80 70 80 80 85 65 90 95 80 85 75 65 80 90 70 70 85 65 85 75 90 2735 75,97
= 6,13 (dibulatkan menjadi 6) Panjang kelas
=
Rentang Banyak kelas Jurnal Tunas Bangsa|21
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... = 5,83 (dibulatkan menjadi 6)
35 6
=
Tabel 2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test Nilai Tes
Frekuensi (𝑓𝑖 )
Titik Tengah (𝑥𝑖 )
25-30
6
27,5
756.25
165,0
4537,50
31-36
6
33,5
1122,25
201,0
6733,50
37-42
6
39,5
1560.25
237,0
9361,50
43-48
7
45,5
2070.25
318,5
14491,75
49-54
6
51,5
2652,25
309,0
15913,50
55-60
5
57,5
3306,25
287,5
16531,25
1518,0
67569,25
𝑥𝑖2
𝑓𝑖 𝑥𝑖2
𝑓𝑖 𝑥𝑖
36 Jumlah Sumber: Pengolahan Data Tahun 2016
Berdasarkan data di atas, maka dapat di
Berdasarkan hasil di atas, maka dapat
cari Mean (rata-rata) dan Standar Deviasi nilai
diketahui nilai rata-rata tes awal ( x1 ) adalah
tes awal adalah sebagai berikut:
42,17 dan standar deviasi s1 adalah 10,09.
x1 x1
f i xi
2. Pengolahan data post-test
fi
Mencari rata-rata dan varians nilai post-
1.518 36
test Rentang
x1 42,17 s 2 1
= 95 – 60
f x
n f i xi2
n n 1
= 35
2
i
i
Banyak kelas
s12
2.432.484 2.304.324 36 35
= 1 + (3,3) log n = 1 + (3,3) log 36
2 3667.569 1.518 s12 36 36 1
s12
= Data terbesar – Data terkecil
= 1 + 5,13 = 6,13 (dibulatkan menjadi 6) Panjang kelas
128.160 1.260
s12 101,71
=
Rentang Banyak kelas
=
35 6
= 5,83 (dibulatkan menjadi 6)
s1 10,09
Berdasarkan pengolahan data di atas didapatkan bahwa banyak kelas 6 dan panjang kelas 6.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|22
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... Tabel 3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test Nilai Tes
Frekuensi (𝑓𝑖 )
60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95 Jumlah
7 7 5 7 6 4 36
Titik Tengah (𝑥𝑖 ) 62,5 68,5 74,5 80,5 86,5 92,5
𝑥𝑖2
𝑓𝑖 𝑥𝑖
3906,25 4692,25 5550,25 6480,25 7482,25 8556,25
Berdasarkan data di atas, maka dapat di
x2
fx f
128.610 1.260
s2 10,10
i i i
Berdasarkan hasil di atas, maka dapat
2.742 36
diketahui nilai rata-rata tes akhir ( x 2 ) adalah 76,17 dan standar deviasi S 2 adalah 10,10.
x2 76,17
s22
27343,75 32845,75 27751,75 45361,75 44893,50 34225,00 212421,50
s22 102,07
tes akhir adalah sebagai berikut.
x2
437,5 479,5 372,5 563,5 519,0 370,5 2742,0
s22
cari Mean (rata-rata) dan Standar Deviasi nilai
𝑓𝑖 𝑥𝑖2
a) Uji Normalitas Data Pre-test Nilai rata-rata dan simpangan baku
f x
n fi x 2 i
2
n n 1
i
untuk data nilai pre-test adalah x1 42,17 dan
i
S1 = 10,09. Selanjutnya berdasarkan nilai rata-
36212.421,5 2.742 36 36 1
2
s22 s22
rata dan simpangan baku tersebut akan dilakukan uji normalitas data untuk nilai pre-
7.647.174 7.518.564 36 35
test sebagai berikut:
Tabel 4 Daftar Distribusi Uji Normalitas Nilai Pre-Test Nilai
Batas Kelas (xi)
Z-Score (Zi)
Batas Luas Daerah
24,5
-1,75
0,4599
25-30 30,5
-1,15 -0,56
43-48 ISSN 2355-0066
0,03
Frekuensi Pengamatan (Oi)
0,085
3,06
6
0,1626
5,8536
6
0.2003
7,2108
6
0.2204
7,9344
7
0,2123
37-42 42,5
Frekuensi Harapan (Ei)
0,3749
31-36 36,5
Luas Daerah
0,0120
Jurnal Tunas Bangsa|23
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar...
Nilai
Batas Kelas (xi)
Z-Score (Zi)
Batas Luas Daerah
48,5
0,62
0,2324
49-54 54,5
1,21
Frekuensi Harapan (Ei)
Frekuensi Pengamatan (Oi)
0,1545
5,562
6
0,078
2.808
5
0,3869
55-60 60,5
Luas Daerah
1,81
0,4649 Sumber: Pengolahan Data Tahun 2016
Berdasarkan hasil pada tabel 4.7,
kebebasan (dk) = (k-3)=(6-3)=3, maka dari tabel chi-kuadrat diperoleh 2 ( 0,95)( 3) = 7,81
maka 2 adalah:
2
2
=
(Oi Ei ) Ei i 1
=
(6 3,06) 3,06
k
(6 7,2108) 2 7,2108
2
2 karena 2 hitung < tabel yaitu 4,885 < 7,81,
maka Ho diterima dan dapat disimpulkan
2
+
(6 5,8536) 5,8536
(7 7,9344) 2 7,9344
+
2
+
bahwa sebaran data pre-test siswa kelas IV berdistribusi normal. b) Uji Normalitas Data Post-test
+
Nilai rata-rata dan simpangan baku untuk data nilai post-test adalah x2 76,17
(6 5,562) 2 (5 2,808) 2 + 5,562 2,808
dan S 2 = 10,10. Berdasarkan nilai rata-rata dan
= 2,824 + 0,003 + 0,203 + 0,110 +
simpangan baku tersebut akan dilakukan uji normalitas data untuk nilai post-test, sebagai
0,034 + 1,711
berikut:
= 4,885 Banyaknya kelas interval K= 6, pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat
Tabel 5 Daftar Distribusi Uji Normalitas Nilai Post-Test
Nilai
Batas Kelas (xi)
Z-Score (Zi)
Batas Luas Daerah
59,5
-1,65
0,4505
65,5
-1,05
0,3531
71,5
-0,46
0,1772
77,5
0,13
0,0517
60-65 66-71 72-77 78-83 ISSN 2355-0066
Luas Daerah
Frekuensi Harapan (Ei)
Frekuensi Pengamatan (Oi)
0,0974
3,5064
7
0,1759
6,3324
7
0,1255
4,518
5
0,2125
7,65
7 Jurnal Tunas Bangsa|24
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar...
83,5
0,72
0,2642
89,5
1,31
0,4049
84-89 90-95
0,1407
5,0652
6
0,067
2,412
4
95,5 1,91 0,4719 Sumber: Pengolahan Data Tahun 2016 Berdasarkan hasil pada Tabel 5.5,
= 3,480 + 0,070 + 0,051 + 0,055 +
maka 2 adalah:
0,172 + 1,045
(O Ei ) = i Ei i 1 k
2
= 4,873
2
Pada taraf signifikan
(7 3,5064) (7 6,3324) + 3,5064 6,3324 2
2
=
(5 4,518) 2 4,518
derajat kebebasan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, maka
2
+
(7 7,65) 2 + 7,65
+
= 0.05 dengan
(6 5,0652) 2 (4 2,412) 2 + 5,0652 2,412
2 (20.05)( 3) = 7,82. Untuk nilai Post- test hitung =
4,873.
Jelas
demikian
bahwa
4,873<7,82
dengan
2 2 hitung = 4,873< ( 0.05)( 3) = 7,82,
sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data nilai post-testberdistribusi normal.
Tabel 6 Skor Jumlah Kuadrant dan Rata-Rata Deviasi No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ISSN 2355-0066
X1
X2
(d)
45 25 30 50 45 35 35 60 30 45 35 45 35 50 40 50 40 40 40 45
75 60 70 80 70 60 60 85 70 70 75 80 60 85 75 80 70 80 80 85
30 35 40 30 25 25 25 25 40 25 40 35 25 35 35 30 30 40 40 40
Md 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61
Xd (d-Md) -3.61 1.39 6.39 -3.61 -8.61 -8.61 -8.61 -8.61 6.39 -8.61 6.39 1.39 -8.61 1.39 1.39 -3.61 -3.61 6.39 6.39 6.39
Xd2 13.0321 1.9321 40.8321 13.0321 74.1321 74.1321 74.1321 74.1321 40.8321 74.1321 40.8321 1.9321 74.1321 1.9321 1.9321 13.0321 13.0321 40.8321 40.8321 40.8321 Jurnal Tunas Bangsa|25
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar...
25 65 21 40 55 90 22 35 50 95 23 45 35 80 24 45 50 85 25 35 30 75 26 45 35 65 27 30 45 80 28 35 60 90 29 30 45 70 30 25 40 70 31 30 60 85 32 25 30 65 33 35 55 85 34 30 40 75 35 35 50 90 36 40 N ∑d=1210 Sumber: Pengolahan Data Tahun 2016
33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61 33.61
6.39 1.39 11.39 11.39 1.39 11.39 -3.61 1.39 -3.61 -8.61 -3.61 -8.61 1.39 -3.61 1.39 6.39
40.8321 1.9321 129.7321 129.7321 1.9321 129.7321 13.0321 1.9321 13.0321 74.1321 13.0321 74.1321 1.9321 13.0321 1.9321 40.8321 2 ∑X d=1430.56
Berdasarkan tabel di atas juga dapat di
Indonesia materi Pantun di kelas IV SD Negeri
cari harga Mean dari perbedaan antara pre-test
70 Banda Aceh. Dalam penerapanya terlihat
dengan post-test dengan menggunakan rumus:
bahwa hubungan kausal yang positif antara
Md
Md
d
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa,
N
dimana setiap langkah-langkah atau item yang
1.210 36
ada think pair share dimainkan dengan baik oleh guru dan siswa, sehingga tercipta suasana
Md 33,61
pembelajaran yang kooperatif.
Untuk selanjutnya, setelah harga mean (Md) diperoleh sebesar 33,61. Maka dapat dihitung nilai Xd dan X2d. setelah semua data yang diperoleh baik data berupa nilai siswa di tabulasikan, selanjutnya semua data tersebut dicari rata-rata perbedaan pre-test dan posttest, deviasi masing-masing subjek, jumlah kuadrat deviasi, dan jumlah keseluruhan nilai variabel X1 dan variabel X2 dalam tabel model
pembelajaran
kooperatif tipe think pair share dalam penelitian ini dilakukan pada pelajaran Bahasa ISSN 2355-0066
siswa seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengguanakan model dan tipe pembelajaran yang mampu mempengaruhi motivasi dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam penelitian
ini
guru
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 70 Banda Aceh.
tersebut. Penerapan
Dalam mempengaruhi hasil belajar
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran dimana aktivitas pembelajaran
dilakukan
guru
dengan
Jurnal Tunas Bangsa|26
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... menciptakan
kondisi
belajar
yang
Diperoleh dari daftar distribusi t didapat 1,68.
memungkinkan terjadi proses belajar sesama
Berarti thitung ≥ ttabel (35), yaitu 31,54 ≥ 1,68 yang
siswa di dalam kelas. Proses interaksi akan
berarti Ha diterima pada taraf signifikan 5%
memungkinkan,
dan
apabila
guru
mengatur
dk
35.
Dengan
disimpulkan
siswa
kelompok.
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
think pair share terhadap hasil belajar Bahasa
kumpulan strategi mengajar yang digunakan
Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 70 Banda
guru untuk menciptakan
Aceh.
dalam
suatu
kondisi
belajar
sesama siswa. Siswa yang satu membantu siswa
yang
lainnya
dalam
mempelajari
terdapat
dapat
kegiatan pembelajaran dalam suatu setting, bekerja
bahwa
demikian
pengaruh
SIMPULAN Berdasarkan
analisis
data,
maka
sesuatu, salah satu model dalam kooperati
penelitian ini menyimpulkan beberapa hal
adalah model pembelajaran kooperatif tipe
sebagai berikut:
think pair share.
1. Terdapat pengaruh hasil belajar siswa
Pada awal penelitian, nilai hasil
setelah diterapkan model pembelajaran
evaluasi pre-test yang diberikan kepada siswa
kooperatif tipe think pair share pada
rata-rata
adalah 42,17. Setelah penerapan
pelajaran Bahasa Indonesia materi Pantun
model pembelajaran kooperatif tipe think pair
yang dibuktikan dengan nilai rata-rata
share, kemudian siswa kembali di evaluasi
siswa pada tes awal sebanyak 42,17
untuk mengetahui pencapaian hasil belajar
meningkat menjadi 76,17 atau meningkat
mereka. Soal
sebanyak 34.
yang diberikan adalah sama
dengan soal yang diberikan pada saat pre-test
2. Pengaruh hasil belajar tersebut dibuktikan
pada pertemuan pertama akan tetapi soalnya di
dengan hasil uji hipotesis yaitu pada taraf
acak. Berdasarkan data evaluasi akhir (post-
signifikan
test) keseluruhan rata-rata nilai yang mereka
Diperoleh dari daftar distribusi t didapat
peroleh mengalami kenaikan menjadi 76,17,
1,68. Berarti thitung ≥ ttabel (35), yaitu 31,54 ≥
dibandingkan dengan nilai yang mereka
1,68 yang berarti Ha diterima sehingga
peroleh sebelumnya 42,17 artinya rata-rata
terdapat
siswa mengalami
pembelajaran kooperatif tipe think pair
kenaikan
hasil
belajar
mereka sebesar 76,17 – 42,17 = 34. Pengaruh
hasil
belajar
5%
ISSN 2355-0066
dengan
pengaruh
N=36-1=35.
penerapan
model
share terhadap hasil belajar Bahasa tersebut
dibuktikan dengan uji hipotesis pada taraf signifikan
5% dengan
Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 70 Banda Aceh.
N=36-1=35.
Jurnal Tunas Bangsa|27
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2004. Pedoman Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Jakarta: Depdiknas. _________. 2005. Bahan Ajar Sastra Rakyat. Jakarta: Depdiknas. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. 2006. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Johar, Rahmah dkk, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Banda Aceh: Unsyiah Pers. Kunandar, 2006. Guru Profesional, Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali. Latipun. 2008. Psikologi Konseling Edisi Ketiga. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo. M, Nasir. 2000. Metode Penelitian. Jakarta: Galia Indonesia. Markaban. 2005. Model-model dalam Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Meisuri. 2002. Pembelajaran Kooperatif. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nasution S., 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, M Ngalim. 2007. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rohani. 2007. Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sabri, S.M. 2005. Model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Soekanto, 2002. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. _______. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Surakhmad, Winarno. 2005. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|28
Isthifa Kemal dan Siti Nurbaya, Pengaruh Hasil Belajar... Surana. 2001. Pengantar Sastra Indonesia. Solo: Tiga Serangkai. Zaidan, Abdul Rozak dan Anita K. Puspita. 2006. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|29