HATIBERIMAN Majalah Berita Warga Kota Salatiga
Pengelolaan
S a m p a h M a n d i r i ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 4, September 2008
Lensa
Foto Atas: Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH, membuka secara resmi Workshop peningkatan Mutu Pendidikan Kota Salatiga. Foto Bawah: Peserta Workshop Peningkatan Mutu Pendidikan Kota Salatiga dari unsur pendidik di Kota Salatiga. (Foto/HB:Fahmi)
HATIBERIMAN
SALATIGA
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
ISSN No. 1978-5798, VOL. 2 No. 4, September 2008
Foto/HB:Fahmi
Cover Artwork: Budi Susilo Foto: Lukman Fahmi
Daftar Isi
4 5 6 7 14 18 20 22 24 27 28 30 40 42. 43 44 45 46
PROFIL: Jual Bakmi Untuk Hidupi Atlet DARI REDAKSI: Sampah SURAT PEMBACA: Hidupkan Pasar Tradisional!; Perda Pemasangan Atribut OPINI: “Rebirth of Life” Manusia Fitri RAGAM: Sampah Kota Dan Alternatif Pengelolaan; Puasa Sebagai Pendidikan PENDIDIKAN: KTSP, Pertegas Pelaksanaan KBK KESEHATAN: Mungkinkah Leptospirosis Berjangkit di Salatiga? MIMBAR: Jelang Pemilu Legislatif 2009 ARTIKEL: Ragam Kaedah Penentuan Awal Bulan Puasa KIPRAH:BANASRUAN, Guyub Sejak 1976 BUDAYA: Rodad: Hidup Segan, Mati Tak Mau LINTAS KOTA: Kegiatan di Kota Salatiga HUKUM: Hakekat Bantuan Keuangan Parpol TIPS: Flash Disk Panjang Umur POTENSI: Minuman Instan Berkhasiat LEGENDA: Kampung Gejagan KARIKATUR RILEKS TTS HB 38
Sampah tidak hanya dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat, dan ekologis (lingkungan), tetapi dapat juga mengganggu nilai estetika (keindahan) lingkungan. Hal ini penting digaris bawahi karena secara historis, kota salatiga merupakan kota peristirahatan dan kota
SRI RA
AH STU S BHY WA STI PR AJA
persinggahan (transit), yang tentunya kenyamanan dan keindahan (bebas dari sebaran sampah) kota menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Dari hasil observasi ditemukan masih banyak sampah yang berserahkan di tempat-tempat umum seperti di trotoar dan disekitar kawasan pertokoan. Selain itu, masih terdapat beberapa tempat pembuangan sementara (TPS) yang tidak terawat baik sehingga banyak lalat terutama pada saat musim hujan. Menarik untuk diperhatikan bahwa banyak TPS yang terletak dekat pemukiman penduduk, jika kondisi TPS tidak memadai, maka sampah yang ada ditempat tersebut dapat menjadi media yang baik bagi perkembangan kuman penyakit, dan sekaligus menjadi sumber penyebaran penyakit. Atas alasan itu, maka pengelolaan sampah kota perlu mendapat perhatian dan prioritas dari pemkot.
Foto/HB:Sakti Foto/HB:Sumarno
Pengumpulan sampah warga Karangalit Salatiga.
Redaksi Diterbitkan oleh : KANTOR INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA SALATIGA Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor: 9 Tahun 2004. PEMBINA Walikota Salatiga; PENGARAH Sekretaris Daerah; WAKIL PENGARAH Asisten Tatapraja dan Administrasi Sekda; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi IGN. Suroso Kuncoro, SH., M.H.; REDAKTUR PELAKSANA Sri Hartono, SS; REDAKTUR Wiyarso BA, Bakti Harjanti, S.Sos; KOORDINATOR LIPUTAN Jumiarto, AP; PELIPUT/PENYUNTING Sumarno, S.Ag, Budi Susilo, S.Sos, Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P; SETTING&LAY OUT Sumadi, S.S, R. Koko Endarmoko, A.Md; DISTRIBUSI Kuswanto, R. Suprapto Sambodo, Muhammad Sidiq. ALAMAT REDAKSI KANTOR INFORMASI & KOMUNIKASI Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326658. On line : http://www.hati-beriman.blogspot.com, e-mail :
[email protected]. Redaksi menerima sumbangan naskah berupa tulisan atau karikatur. Redaksi berhak mengedit naskah tanpa mengubah substansinya. Naskah berupa tulisan diketik dengan huruf Times New Roman 12, spasi tunggal, sebanyak 3-4 halaman folio. Naskah dikirim ke Redaksi Hati Beriman. Pengirim naskah yang dimuat berhak mendapat imbalan.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
3
Karikatur
Kata mama sayur dan buah itu sampah Organik . . . Kertas, Plastik, Karet sampah Anorganik . . . : Organik : Anorganik
Galih
4
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Dari Redaksi
Sampah.....? S
ampah. Satu kata ini selama ini selalu dikaitkan dengan hal-hal yang kotor, buruk, jelek, hina dan sudah tidak berguna lagi. Oleh sebab itu semua orang berusaha untuk menghindari dan membuangnya jauh-jauh dari lingkungannya. Celakanya, setiap manusia di dunia pasti menghasilkan sampah dalam kehidupannya sehari-hari. Sementara itu, seiring dengan terus bertambahnya jumlah manusia yang menghuni bumi, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Akhirnya, saat ini manusia dan sampah bersaing memenuhi bumi. Sebagai akibatnya, saat ini sampah, dalam hal ini sampah berupa barang sisa, menjadi masalah di berbagai penjuru dunia. Hal tersebut disebabkan sampah dapat menimbulkan akibat negatif bila tidak dikelola dengan baik. Bahkan, beberapa waktu lalu kita sering mendengar adanya konflik di masyarakat yang disulut oleh persoalan sampah. Satu pihak akan membuang sampah ke suatu tempat, sementara masyarakat setempat tidak mau wilayahnya dijadikan tempat pembuangan sampah, karena sampah tentunya akan menimbulkan bau tak sedap dan juga bisa mendatangkan berbagai efek negatif bagi kesehatan. Sebenarnya, manusia, sebagai satu-satunya ciptaan Tuhan yang dikaruniai akal dan fikiran, ditakdirkan untuk menjadi imam atau pemimpin di muka bumi. Untuk itu, manusia memiliki Foto/HB:Fahmi kewajiban untuk mengelola semua yang ada di bumi ini, tentunya harus dengan bijak. Dengan kebijakan dan akal fikiran yang dimiliki, manusia sebenarnya diberi kemampuan untuk memecahkan permasalahan sampah. Selama ini berbagai riset atau penelitian dilakukan untuk mencari jalan keluar terbaik dalam mengelola sampah. Dengan pengelolaan secara modern, sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang tidak mendatangkan masalah tetapi justru mendatangkan manfaat. Sampah bisa didaur ulang menjadi berbagai peralatan kebutuhan manusia, dijadikan pupuk, atau bahkan bisa dijadikan sebagai sumber energi alternatif pengganti minyak bumi yang keberadaannya semakin menipis dan harganya semakin membuat giris. Namun hal tersebut ternyata tidak selamanya semudah membalikkan tangan. Berbagai faktor menentukan terlaksananya upaya tersebut. Kesadaran masyarakat, dalam hal ini warga dan juga berbagai perusahaan penghasil sampah atau limbah, menjadi salah satu faktor menentukan, karena merekalah produsen utama sampah. Satu pihak yang tak kalah menentukan adalah pemerintah. Pemerintah harus tepat dalam membuat kebijakan dan konsisten dalam pelaksanaan dan tindakan sebagai tindak lanjut dari kebijakan. Tanpa komitmen dari masyarakat dan pemerintah, sampah akan selamanya menjadi masalah. Redaksi
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
5
Surat Pembaca
Hidupkan Pasar Tradisional!
P
asar tempat bertemunya pembeli dan pedagang. Secara alamiah terbentuknya sebuah pasar ini juga tanpa konsep siapa yang mendirikan dan kapan didirikan. Pasar Tradisional tumbuh dan berkembang secara alamiah karena disitulah tempat yang cocok untuk pertemuan saling membutuhkan antara penjual dan pembeli, yang tadinya transaksinya kecil dan terbatas, lama-kelamaan berkembang menjadi pasar tradisional yang ramai dan omset penjualannya sampai ratusan juta rupiah setiap harinya. Yang terlibat di pasar tradisional juga banyak orang, menghidupi banyak keluarga dan merupakan komunitas sosial yang merata karena keuntungan yang diperoleh dinikmati banyak pedagang. Tapi yang terjadi sekarang pasar tradisional diubah menjadi Super Market, Mall, dan Mini Market... inilah pesaing berat Pasar Tradisional yang akhirnya lemas dan mati sendiri. Mereka para pemilik Super Market, Mall, Mini Market adalah para pemodal besar yang semakin rakus menumpuk pundi-pundi keuntungan diri sendiri, kapital semakin berlipat ganda... inilah dunia bebas.. dunia kapitalis.. siapa yang kuat modal besar.. dia yang menguasai hajat hidup orang banyak... orang-orang yang tradisional.. lugu.. jujur.. apa adanya.. hilang dari peredaran tergusur. Lalu siapa yang membela dan menjaga mereka....!? Pemerintah. Pemerintah ditugasi menyejahterakan hajat hidup orang banyak, bukan segelintir orang yang punya modal. Oleh sebab itu setiap kebijakan dan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dipertimbangkan masak-masak. Syukur-syukur dapat menghidupkan pasar tradisional dengan akses transportasi sebagai daya dukung memadahi. Contoh kecil saja matinya pasar tradisional sayangan di Jl.Patimura Kelurahan Salatiga yang hidup enggan matipun tak mau. Pak. Wi Domas.
Perda Pemasangan Atribut
P
emilu masih jauh, tepatnya tahun 2009 mendatang. Namun dalam peraturan kampanye sudah boleh dilaksanakan selama tidak dalam pengerahan massa. Menyahuti celah tersebut otomatis para pelaku politik (partai) memanfaatkan kesempatan ini. Banyak sekali bendera, spanduk dan atribut partai maupun calon legislatif bertebaran di sepanjang jalan. Keadaan itu terjadi di semua daerah, begitu pula Kota Salatiga yang kecil ini. Kain-kain bergambar dan bertulisan menghiasi setiap jalan terlebih tempat-tempat strategis. Ada dari atribut tersebut yang ditempel di pohon, ada yang dibentangkan di tengah jalan, ada juga yang membebani tiang-tiang telepon dan tiang listrik. Fonomena ini dapat menjadi perhatian dan perenungan utamanya bagi pemerintah Kota Salatiga. Bayangkan atribut tersebut terpajang selama berbulan-bulan, kena hujan dan panas tentunya warna dan kain akan rusak. Setelah rusak siapa yang akan menanggalkan semua itu? Mungkin pihak yang memasang tidak akan menurunkannya. Dengan demikian menjadi tugas baru Satpol PP untuk membersihkannya. Saya usul agar Pemerintah Kota Salatiga membuat peraturan atau Perda terkait dengan pemasangan spanduk dan atribut lain, baik yang bernuansa iklan atau politik. Hal demikian sangat penting mengingat, jika dibiarkan akan mengurangi keindahan Kota ini. Zahira, Tingkir
Pengirim rubrik surat pembaca yang dimuat berhak mendapatkan imbalan dari Redaksi Majalah Hati Beriman.
6
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Opini
Rebirth of Life Manusia Fitri Iskandar Abdurrahman El-Hasani* bulan yang penuh ampunan, berkah, perjuangan, kesabaran dan bulannya untuk mencapai kemuliaan umat Islam selalu dinanti kehadirannya seolah muslim ingin berkata, dapatkah Ramadhan menjadi abadi disetiap bulannya....
M
Foto:Ist
anusia fitri secara adalah manusia yang telah kembali kepada nilai-nilai kemanusiaannya. Proses kembalinya nilai kemanusiaan pada setiap individu sangat bergantung pada cara pandang dan nilai ideologi. Islam sebagai salah satu ideologi dan agama didunia mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga nilai kemanusiannya. [QS. Ar – Ruum 31]. "Rebirth of Life adalah kembalinya nilai kemanusian pada setiap individu muslim setelah mereka menjalani ibadah puasa di bulan ramadhan. Kembalinya nilai kemanusiaan itu terjadi akibat keikhlasan, kesungguhan dan interaksi "ramadhan". Proses penjagaan indera, terpeliharanya nafsu, tumbuhnya rasa kasih sayang yang memuncak pada fakir miskin dan meningkatnya etos juang setiap muslim adalah suatu rahmat yang tidak dimiliki umat lain. Proses pendidikan tahunan ini setidaknya menghasilkan 5 kemenangan luar biasa bagi umat Islam. Kemenangan itu adalah: pertama, kemenangan dalam menjalankan nilai-nilai Islam (al – qiyam tastahiqqun najah). Selama bulan puasa muslim mendapatkan dorongan psikologis yang luar biasa karena proses masalilasi nilai itu berjalan dengan sendirinya diseluruh belahan bumi. Penjagaan terhadap sikap positif yang dominan, terjaganya lisan, tingkah laku dan pikiran telah mengantarkan setiap muslim utnuk lebih tawadhu kepada Allah. Kedua, kemenangan dalam konsep hidup (al – manhaju yastahiqqun najah) . Islam sebagai sistem hidup dan kehidupan adalah sistem yang mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia termasuk persoalan yang berkaitan dengan makan dan makanan. Perkataan
nabi "tinggalkan meja makanmu sebelum kenyang" dan "muslim yang baik hanya makan manakala lapar" serta kewajiban untuk selalu memakan makanan yang baik, halal dan bermanfaat bagi tubuh adalah konsep yang mengantarkan manusia untuk menjadi pemenangan, setidaknya konsep kesehatan yang bersumber dari pola makan dan makanan memberikan nilai tambah bagi kehidupan setiap muslim. Ketiga, kemenangan dalam metode atau sistem (an – nizham yastahiqqun najah). Dalam ibadah puasa, pergerakan umat islam dirubah selama satu bulan. Kebiasaan bangun malam untuk mengabdi kepada Allah diciptakanNya adalah salah satu bentuk kasih sayang yang luar biasa. Keseragaman dalam mengemban tugas dan mandat Ilahiyah yang Agung berjalan begitu indah. Penantian dan harapan manakala mendekati buka puasa, saat tarawih dan berjamaah adalah suatu tanda bahwa kemenangan sistem ilahiyah ini memang sengaja diciptakanNya untuk mengingatkan manusia agar kembali kepada sistem Ilahiyah. Keempat, kemenangan jamaah (al - jamaatu tastahiqqun najah) adalah proses kelompok atau team untuk mengembangkan nilai-nilai ilahiyah kehidupan manusia. Duplikasi nilai ilahiyah seperti kasih sayang, jiwa sosial, rasa kebersamaan tumbuh demikian pesat pada saat manusia menjalankan puasa. Keinginan untuk membebaskan orang lain dari kemiskinan muncul bak jamur dimusim hujan. Shadaqah, zakat dan infaq terjadi peningkatan ektra tinggi, masing-masing kelompok dimotifasi oleh Allah untuk berlomba meraih keuntungan akherat. Harapannya adalah semangat jamaah ini akan berlangsung terus hingga Ramadhan dan Idil Fitri mendatang. Kelima kemenangan tujuan (al ghoyatu tastahiqqun najah), derajat muttaqin sebagai tujuan akhir umat Islam pasti didapat oleh muslim yang ilkhlas menjalankan ibadah kepadaNya. Keikhlasan dalam tujuan dan kesiapan untuk mencapai tujuan seakan-akan dihamparkan Allah SWT dalam bentuk Ibadah yang tak tertandingi, bulan yang penuh ampunan, berkah, perjhuangan, kesabaran dan bulannya untuk mencapai kemuliaan umat Islam selalu dinanti kehadirannya seolah muslim ingin berkata dapatkah Ramadhan menjadi Abadi disetiap bulanNya...., kiranya harapan inipun dinantikan oleh pebisnis manapun baik sandang, pangan dan lainnya merekapun memperoleh kemenangan dari orang-orang yang menang. Penulis adalah Iskandar Abdurrahman El-Hasani, Thio Yit Po
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
7
Laporan Utama
Foto/HB:Sakti
Foto/HB:Sakti
Tanam untuk Kehidupan (TUK) adalah sebuah komunitas yang bergerak di bidang penyelamatan lingkungan melalui ekspresi seni. Organisasi ini aktif mengajak masyarakat Kota Salatiga untuk tidak mencabut, apalagi menebang, namun membudayakan menanam demi kehidupan. Dimotori oleh pelukis, Rudy Ardianto, TUK merupakan wujud keprihatian para seniman dan aktivis peduli lingkungan di Kota Salatiga. Melalui seni, kreativitas, dan ide yang dikemas secara sederhana, praktis, menarik, Foto/HB:Sumarno namun berguna, komunitas TUK berusaha menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan.
TUK Berkreasi dengan Sampah I
stilah tuk sebenarnya berasal dari bahasa Jawa, yang berarti sumber mata air. Dengan kata lain, tuk merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Rupanya, pemaknaan inilah yang membuat tuk digunakan sebagai nama organisasi yang berdiri pada 1 Juli 2006. Tanam untuk Kehidupan (TUK) adalah sebuah komunitas yang bergerak di bidang penyelamatan lingkungan melalui ekspresi seni. Organisasi ini aktif mengajak masyarakat Kota Salatiga untuk tidak mencabut, apalagi menebang, namun membudayakan menanam demi kehidupan. Dimotori oleh pelukis, Rudy Ardianto, TUK merupakan wujud keprihatian para seniman dan aktivis peduli lingkungan di Kota Salatiga. ”Kami prihatin melihat Salatiga yang sudah tidak sejuk dan indah lagi,” kata Rudi. Sumber mata air mulai
8
terbatas dan sampah menumpuk di mana-mana. Akhirnya, dari berbagai acara berkumpul dan diskusi, mereka sepakat untuk membentuk Komunitas TUK. Sebagai bagian Kota Salatiga, TUK ingin menunjukkan eksistensinya dengan memberikan konstribusi nyata terhadap kota kecil yang memiliki riwayat sebagai kota sejuk dan kaya mata air ini. Mereka mengadakan berbagai aktivitas seperti festival mata air, workshop, pameran, forum diskusi, dan pentas seni/budaya. Anggota komunitas juga tak segan melakukan reboisasi (penghijauan), bersih-bersih bumi, dan berbagai pelatihan ketrampilan. Membuat mainan dari sampah, kerajinan daur ulang, cetak sablon, dan teknik mengambar merupakan keterampilan yang sering mereka usung dalam pelatihan. Selain itu, mereka juga memberi pelatihan berkebun dan seni grafis cukil. Tak
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
dilakukan dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan, memelihara kawasan mata air dan pengolahan sampah dengan tepat,” sarannya. Sampah merupakan komponen yang mempengaruhi proses penyerapan air di tanah. Namun, fakta tentang sampah masih terabaikan hingga menjadi masalah sosial dan lingkungan. Berawal dari Foto/HB:Ind konsep sederhananya, Rudi, Koordinator Komunitas TUK TUK mencoba mengolah sampah agar tak lagi menjadi sampah. Meskipun merupakan barang sisa, sampah tidak boleh dibuang begitu saja. Sampah harus dipilah dan dikelola kembali agar berguna dan tidak menimbulkan pencemaran. Sampah digolongkan menjadi dua, organik dan nonorganik. Bahan yang dapat terurai, seperti daundaunan dan sisa makanan, tergolong sebagai sampah organik. Sedangkan sampah yang tidak dapat terurai seperti gelas, kertas, plastik, dan besi digolongkan sebagai sampah nonorganik. Sampah dipilah berdasarkan golongannya. Bila ada sedikit lahan kosong di rumah, manfaatkanlah untuk membuat biopori. Biopori adalah lubang kecil dengan diameter 10 sentimeter dan dalamnya satu meter. Setiap biopori berjarak 0,5-1 meter. Lubang ini digunakan untuk langsung menampung sampah-sampah organik. Secara alami, sampah akan terurai menjadi kompos. Selain menyuburkan tanah, langkah ini juga membantu peresapan air ke dalam tanah. Sampah yang tidak terurai dikumpulkan tersendiri untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir(TPA). Seyogianya, pilihlah TPA yang memiliki alat penghancur sampah dan lahan khusus untuk memroses sampah menjadi partikel terkecil sehingga tidak menimbulkan polusi/pencemaran. TUK menawarkan solusi pemanfaatan barang bekas menjadi barang unik dan bermanfaat. Sampah nonorganik seperti plastik bekas pembungkus sebuah produk tidak harus dibuang. Plastik bekas ini dapat diolah menjadi barang kerajinan tangan seperti untuk tas belanja. Sampah-sampah kertas dapat disulap menjadi berbagai kerajinan daur ulang kertas seperti buku, tempat foto, atau tempat pensil. Kalung juga dapat dibuat dari bahanbahan ini. Sementara, barang bekas seperti botol, kaleng, dan besi kecil, dapat dibuat menjadi berbagai macam mainan robot, sepeda, dan kapal terbang. Sayangnya, ketrampilan ini tidak bisa diterapkan secara spontan kepada masyarakat karena harus melalui pelatihan (bakat-minat). Selain itu, keterampilan ini juga membutuhkan kemauan dan kesabaran masing-masing individu. Tidak semua orang mau dan mampu membuatnya. Namun, upaya pemilahan sampah yang benar sudah cukup membantu mengatasi masalah limbah sampah.(ind)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Foto/HB:Sumarno
lupa, komunitas ini memajang hasil karya unik dan kreatif dari barang bekas dan tumbuh-tumbuhan di kantor sekretariat mereka yang berlokasi di Jalan Butuh Nomor 4 Salatiga. Penyelamatan lingkungan memang menjadi agenda penting mengingat kondisi lingkungan semakin terabaikan. ”Bahkan, pengabaian lingkungan telah berada pada pada tingkat destruktif (pengrusakan) yang berakibat buruk terhadap kelangsungan hidup generasi sekarang maupun generasi mendatang,” ungkap Koordinator Komunitas TUK ini. Apa jadinya bila, karena kesalahan kita, lingkungan yang kita butuhkan justru berbalik menjadi bencana. Jebolnya lapisan ozon sebagai akibat pembakaran yang berlebihan telah menimbulkan efek global warming (pemanasan global). Bahkan, gara-gara lapisan ozon jebol, terjadi perubahan iklim dan hujan asam. Di tingkat lokal terjadi pencemaran air, udara, tanah longsor, banjir, kekeringan, dan limbah sampah. Memang, dampak kerusakan lingkungan di Kota Salatiga belum begitu terasa. Namun, dalam jangka panjang, tak tertutup kemungkinan dampak negatif lingkungan akan terjadi. Rudi menyatakan, sekarang saja, sebagian sumber air di Kota Salatiga telah mengalami penurunan debit (aliran) air yang sangat tajam. ”Bahkan menurut hasil penelitian, beberapa di antaranya sudah mulai kering,” tandasnya. Akibatnya, masyarakat akan kesulitan mendapatkan air layak untuk kebutuhan hidupnya, serta hasil pertanian menurun dan dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Padahal, Salatiga dikenal sebagai kota yang kaya akan sumber mata air. Sumber mata air ini tersebar di beberapa wilayah seperti Kalitaman, Ngentak, Kalisombo, dan Kalibening. Agaknya kita harus mulai mawas diri, bahwa kesalahan terbesar kita adalah tidak bisa menjaga dan memelihara lingkungan sebagai anugerah Sang Pencipta. Andai kita tidak menebang pohon dengan membabi buta, tidak membuang sampah di sembarang tempat, setidaknya, kita dapat meminimalkan dampak buruknya. Menurut Rudi, pengaruh era modernisasi telah mengikis tingkat kepedulian masyarakat sebagai akibat kurangnya pemahaman mereka kepada lingkungan. Maka, sebagai langkah awal, perlu ada kegiatan sosialisasi yang bersifat ajakan kepada masyarakat. Mereka perlu mengetahui, peduli, dan bertindak dengan konsep sederhana, yaitu, bila kita ramah terhadap lingkungan maka lingkungan juga akan ramah terhadap kita. Rudi menegaskan, dalam menyukseskan gerakan sadar lingkungan diperlukan kerja sama seluruh komponen masyarakat. Setiap individu, sektor usaha, maupun pemerintah harus bersikap bijak terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Upaya penyelematan lingkungan harus dimulai dari diri sendiri, seperti hemat air, listrik, dan bahan bakar. Bekali anak cucu dengan pengetahuan akan lingkungan, tidak sembarang menebang pohon, mempunyai semangat menanam pohon, dan kurangi mengunakan tas plastik. Bawalah tas belanja dari rumah, mengelola sampah dengan benar dan pada tempatnya serta tidak membakarnya. ”Idealnya, konservasi lingkungan di Kota Salatiga
9
Laporan Utama
Pengelolaan Sampah Mandiri
Dimulai dari Memilah Sampah!
Foto/HB:Sakti
Warga kelurahan Dukuh, sedang mengumpulkan sampah
I
su tentang lingkungan dan pemanasan global sekarang ini bukan lagi monopoli orang-orang terpelajar. Semakin banyak orang awam dari berbagai lapisan di masyarakat ikut sadar dan kemudian tergugah untuk melakukan sesuatu demi terjaganya lingkungan, tempat mereka tinggal dan bernaung. Mereka Semakin tahu bahwa penebangan hutan, pembakaran lahan, dan pembuangan sampah secara serampangan dan sembarangan akan menyebabkan dampak yang serius bagi keseimbangan lingkungan. Untuk itu kesadaran personal dari masyarakat akan isu-isu lingkungan harus juga ditindaklanjuti menjadi aksi yang nyata, mulai dari diri sendiri dan dalam lingkup yang terkecil. Maka tepatlah kiranya bila keluarga sebagai masyarakat yang terkecil ikut ambil bagian dalam usaha pembenahan dan perbaikan kualitas lingkungan tempat mereka tinggal. Posisi strategis keluarga sudah seharusnya menjadi perhatian utama dalam pemecahan masalah lingkungan. Hal ini penting mengingat keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam usaha penanaman kesadaran akan
10
lingkungan. Keluarga dapat menjadi media penyelamat lingkungan, dan juga sebaliknya dapat menjadi agen perusak lingkungan, yang disebabkan kurang tepatnya proses penenaman nilai-nilai kelestarian lingkungan. Kesadaran keluarga akan kelestarian lingkungan di Kota Salatiga pun sedikit demi sedikit mulai tumbuh. Hal ini dapat dilihat dari beberapa simpul masyarakat yang meskipun masih bersifat sporadis, mau memikirkan jalan keluar bagi permasalahan lingkungan secara khusus persampahan, di lingkungan masingmasing. Seperti kita tahu, sampah domestik yang dihasilkan oleh rumah tangga di Kota Salatiga yang mencapai 385 M3 (data tahun 2006) sampai saat ini belum ditangani dan dimanfaatkan secara maksimal. Padahal perhatian serius pada permasalahan persampahan domestik berupa pemilahan sampah mulai dari rumah tangga akan sangat membantu para pengangkut sampah. Selanjutnya sampah tersebut akan lebih mudah ditangani untuk dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan nilai tambahnya dengan mendatangakan keuntungan berupa uang. Hal ini memungkinkan karena barang-barang yang menurut anggapan umum disebut sebagi sampah, oleh sebagian orang, secara khusus para pemulung dapat mendatangkan penghasilan yang tidak kecil. Adalah Dwi Lestiono, Ketua RT 03 RW 07 Karang Alit, Kelurahan Dukuh, beliau menagawali sebuah aksi untuk mengelola sampah yang ada di lingkungannya. Pengelolaan sampah yang digunakan dilingkungan itu adalah dengan menggunakan metode Reduce (meminimalisir penggunaan bahan yang dapat menjadi sampah), Reuse (pemanfaatan kembali barang yang tak terpakai), dan Recycle (daur ulang). Awalnya dimulai dengan keprihatinan beberapa orang di lingkungan ini dengan masalah pengumpulan dan pembuangan sampah. Sebelumnya memang setiap rumah tangga dapat dibilang telah bertanggung jawab dalam penggelolaan sampah rumah tangganya masingmasing. Namun pembuangan sampah sampai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) menjadi masalah tersendiri, mengingat di daerah itu belum ada TPS yang representatif. Untuk itulah warga awalnya mengusulkan agar dibantu fasilitas pembuangan sampah berupa kontainer sampah yang ditempatkan di lingkungan mereka. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) sebagai dinas yang ditujuk untuk mengelola sampah di Kota Salatiga menyambut baik inisiatif warga. Namun mereka menawarkan alternatif lain selain penyediaan Kontainer Sampah, yaitu dengan sistem pengelolaan sampah madiri oleh keluarga, yang disebut “Keluarga Mandiri Kelola Sampah”. Setelah beberapa kali bertukar pikiran, maka warga menyambut baik ide tersebut.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Bukan hanya itu, pengurus RT dan beberapa tokoh masyarakat diajak oleh DPLH untuk studi banding tentang pengelolaan sampah di Kota Magelang. Disana mereka belajar kepada salah satu paguyuban pengelola sampah di Kampung Paten Gunung. Dari Kota Magelang mereka semakin mendapatkan bekal untuk menerapkan pengelolaan sampah secara mandiri di Karangalit. Akhirnya warga RT 03 Karangalit menggunakan waktu 2 bulan yaitu bulan Juni dan Juli 2008 untuk melakukan sosialisasi kepada warga. Lewat Pertemuan PKK, Dasawisma dan pertemuan RT, sosialisasi dilakukan secara terus menerus. Dalam sosialisasi awal, ditekankan tentang pentingnya pemilahan sampah dalam tiga kategori, yaitu sampah organik, sampah non organik, dan sampah keras. Selain itu juga dilakukan pelatihan pemilahan sampah dan pembuatan kompos. Seorang warga yang bernama Bendot yang sekarang lebih dikenal dengan Bendot Sampah, yang berpengalaman bekerja di Dinas Pertanian, memberi bekal pelatihan pembuatan kompos kepada masyarakat. Dengan menggunakan alat peraga dan bahan-bahan untuk membuat kompos, dia menjelaskan dan memberi pelatihan kepada warga. Untuk memfasilitasi Program Keluarga Mandiri Kelola Sampah ini, DPLH menyalurkan bantuan berupa sebuah gerobak sampah, 30 capstock, 90 kantong karung, 30 drum plastik. Bantuan ini diberikan kepada masing-masing rumah di RT 03 Karangalit, yang keseluruhannya berjumlah 55. Kekurangan sebanyak 25 unit untuk saat ini dipenuhi secara swadaya oleh masyarakat. Secara perlahan tapi pasti, aksi pengelolaan sampah oleh masyarakat ini telah berlangsung selama bulan Agustus ini. Partisipasi dan respon positif dari warga membuat kegiatan ini berjalan maju untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Lahan kosong di depan Yayasan Sumber Kasih, diiklaskan untuk dijadikan TPS lingkungan RT tersebut. Warga sendiri dengan penuh kesadaran memilah sampah dari rumah masing-masing, sebelum nantinya diambil oleh petugas kebersihan. Mereka semakin sadar bahwa pemilahan adalah kunci agar pengelolaan sampah dapat berlangsung lebih efektif dan efisien. Menurut Dwi Lestiono, sampah dari warga dipilah sendiri di rumah tangga masing-masing. Mereka menggolongkan sampah ke dalam tiga jenis yaitu sampah organik, sampah non organik, dan sampah keras. Memang pada prakteknya masih ada warga yang bertanya, tentang jenis sampah, dan kemana mereka harus menggolongkan sampah tersebut. Untuk itu ketua RT kemudian berinisiatif untuk membuat daftar jenisjenis sampah dan penggolongannya dan daftar itu ditempel di dekat tempat sampah atau kantong yang telah dibagikan. Sampah dari rumah warga akhirnya ditempatkan di TPS, dan kemudian dipilah lagi sesuai dengan jenis sampah. Misalnya sampah plastik di pisahkan menurut jenis plastiknya. Sedangkan untuk sampah organik, dapat diolah sendiri oleh warga di dalam drum bantuan DPLH, menjadi kompos dan digunakan untuk memupuk tanaman di pekarangan. Usaha untuk menggunakan pupuk buatan sendiri sudah dilakukan oleh beberapa warga pada tanaman sayuran dan bunga di pekarangan
Foto/HB:Sakti
dan lahan-lahan kosong yang ada di sekitar pemukiman. Untuk sampah yang telah terkumpul di TPS, secara rutin akan dijual kepada pengepul dan hasil penjualannya digunakan untuk membiayai operasional pengelolaan sampah dan sisannya digunakan untuk mengisi kas RT. Jadi sedikit banyak, warga tidak terlalu kesulitan untuk mengusahakan dana secara rutin. Penanaman kebiasaan dan kesadaran pengelolaan sampah secara mandiri juga memberi penekanan pada usaha Reduce, dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang masih dapat dimanfaatkan. Sebagai contoh, mulai timbul kebiasaan dari ibu-bapak yang sering berbelanja di pasar, untuk membawa sendiri tas dari rumah. Hal ini dilakukan untuk memperkecil penggunaan tas plastik (kresek), dengan demikian volume sampah plastik yang terbuang menjadi lebih kecil. Ada juga beberapa warga yang mencoba membuat sebuah barang-barang seni dari sampah non organik, seperti plastik pembungkus kopi dan pembungkus deterjen. Barang-barang hasil pemanfaatan sampah berupa tas dan tempat pensil, telah dihasilkan warga RT 03/ RW 07 Karangalit. Dan bukan tidak mungkin nanti barang-barang ini dapat diproduksi secara lebih besar untuk mengatasi masalah pengangguran, yang menjadi masalah kita bersama. Usaha untuk membuat lingkungan nyaman ditinggali dan bersih dari sampah memang bukan usaha yang dapat dilakukan hanya sekali, namun harus berkelanjutan dan bersinergi dengan lingkungan dan masyarakat lain. Untuk itu pengetahuan tentang pengelolaan sampah ini juga mulai disosialisasikan kepada anak-anak agar kebiasaan baik ini dapat tertanam dalam pikiran mereka sehingga kapanpun dan dimanapun mereka berada kebiasaan membuang, memilah dan mengolah sampah menjadi sebuah kesadaran lingkungan. Masih banyak juga RT-RT lain di Karangalit dan di Kota Salatiga yang dapat mencontoh keberhasilan RT 03/07 Karangalit dalam merintis pengelolaan sampah secara mandiri. Semoga kesadaran ini dapat menyebar, dan bukan tidak mungkin kalau tahun depan di Kota Salatiga, kita tidak dapat menemui lagi sampah yang tidak pada tempatnya. Bahkan penghargaan Adipura sekalipun, akan datang dengan sendirinya. Semoga.(shk)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
11
Laporan Utama
Alat Pencacah Sampah Belum Cukup S
ampah di Kota Salatiga tidaklah sedikit sebagaimana luasan kotanya yang tergolong kecil. Bayangkan jumlahnya kurang lebih 90 ton per hari. Jumlah penduduk hanya sekitar 170 juta, namun mampu menyisakan pekerjaan berat bagi Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kota Salatiga. Terbukti tumpukan sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir di Ngronggo sangat banyak. Seandainya di gelar pasti memenuhi kota ini. Bagaimana kiat dinas yang bergelut dengan kebersihan tersebut mengatasi permasalahan sampah tersebut? Berikut petikan wawancara langsung reporter Hati beriman dengan bapak Bambang Pamulardi, SH. selaku Kabid Kebersihan DPLH Kota Salatiga. Berapa besar jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat Salatiga perharinya? Sampah yang ada di Salatiga adalah 90 ton perhari. Sebagai catatan sampah itu bukan hanya disisakan oleh masyarakat Salatiga saja, namun dari masyarakat sekitarnya juga. Ini dikarenakan Salatiga merupakan kota jasa dan perdagangan serta pendidikan. Dengan begitu orang yang masuk di kota ini dari berbagai profesi, dan kesemuanya berpotensi membuang sampah di Salatiga. Apa yang mereka buang tersebut? Ya, beragam bentuknya. Kalau pedagang yang dihasilkan berupa sisasisa dagangan, baik sayuran, plastik dedaunan dan sebagainya. Sedangkan pelajar lebih sering sampah plastik dan kertas. Dari mana saja sampah tersebut? Prosentase sampah adalah dari rumah tangga 60%, yang dihasilkan pasar 20%, 10% dari industri dan perkotaan dan yang 10% dari fasilitas umum seperti jalan dan tempat umum terbuka. Bagaimana sampah dikelola saat ini? Dari dulu sampai sekarang ini sampah lama yang ada di TPA Ngronggo ditangani secara open dumping atau buka tutup. Artinya sampai dalam kurun waktu tertentu dibalik agar yang di bawah naik ke atas juga sebaliknya. Tujuan dari proses ini adalah terjadi pembusukan bagi sampah organik. Sedangkan yang anorganik dapat dimanfaatkan oleh pemulung. Apakah proses tersebut cukup efektif? Berbicara tetang keefektifan masih kurang. Coba saja semua sampah ditumpuk menjadi satu antara yang bisa terurai dan yang tidak, ini tetunya akan memperlambat proses penguraian. Sedang sampah yang tidak bisa terurai juga susah diambil. Bagaimana langkah DPLH ke depan? Sampah yang sampai ke TPA akan dikelola dengan pemilahan terlebih dahulu. Ini nantinya akan bekerjasama dengan
12
Foto/HB:Fahmi
Bambang Pamulardi, SH, Kabid. Kebersihan DPLH Salatiga
paguyuban “Warga Sejahtera Mandiri Kelola Sampah”. Paguyuban ini dikelola oleh pensiunan yang peduli dengan sampah, pengepul barang bekas, pemulung dan LSM. Meski SK mereka belum ditandatangani ketua namun sudah berjalan. Apa upaya lain dari DPLH untuk memaksimalkan pengelolaan sampah? Nantinya mesin pengayak sampah yang kita miliki akan didekatkan pada tumpukan sampah lama, sehingga sampah plastik dengan yang kompos akan terpisah. Dengan begitu akan memudahkan pembuatan kompos dan pemanfaatan kembali sampah plastik. Bagaimana pemanfaatan dari proses tersebut? Untuk sampah plastik tidak ada masalah karena kerjasama di atas dengan para pengepul. Sedangkan sampah yang sudah menjadi pupuk akan kita jual kepada BUMN Perhutani. Kenapa tidak kita jual ke para
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Foto/HB:Fahmi
Kompos hasil olahan TPA Ngronggo
petani, ini disebabkan kompos dari sampah lama banyak mengandung seng dan bakteri ekoli dan ini tergolong berbahaya. Sedangkan kompos yang dihasilkan dari sampah baru bisa kita lempat ke petani. Bagaimana dengan alat pencacah sampah yang telah beroperasi? Cukup membantu namun belum cukup untuk mengatasi persoalan sampah. Mesin tersebut baru bisa mencacah sampah 3 ton perhari dibandingkan sampah yang ada 90 ton per hari. Sebenarnya alat tersebut masih bisa ditingkatkan lagi, namun sayang jika nantinya cepat rusak. Apa bentuk dukungan DPLH kepada paguyuban pengelola sampah tersebut? DPLH akan membantu untuk mengusahakan eks pondok boro Ngawen untuk dibuat kios. Kios-kios tersebut akan dibuat berjualan pupuk dan bibit tanaman. Nanti paguyuban akan mengajukan bantuan ke Kementerian Lingkungan Hidup, pihak pusat menyediakan bantuan biaya daur ulang yang diharuskan untuk pembelian barang. Nanti dana tersebut akan diwujudkan instalasi daur ulang, sedangkan biaya operasionalnya akan bekerjasama dengan koperasi. Apa harapan DPLH kepada masyarakat Salatiga? Harapan pendek adalah terciptanya keluarga mandiri memilah sampah, sedangkan jangka panjang mereka mampu memilah dan mengolah. Agar mereka mau untuk memilah tentu harus ada imbalan, nanti kami akan bekerjasama dengan paguyuban untuk membeli hasil pilahan tersebut, syukur mereka bisa menjual sendiri ke para pengepul barang bekas. Dimana daerah yang menjadi acuan bapak?
Kami telah studi banding ke Yogyakarta tepatnya di daerah RW Sukunan. Setelah keluarga mau memilah dan mengolah sampah, sisa sampah yang sampai TPA hanya 10%. Sisanya berupa s o f t e x , s a c e t shampo(mengandung alumunium foil), pempers dan stereo form. Di Salatiga sudah ada orang yang membuat kerajinan Foto/HB:Fahmi tangan dari sacet shampo Agung Budi Wahyono, SH dan sacet lainnya. Bagaimana respon masyarakat dengan program keluarga mandiri kelola sampah tersebut? Setelah program ini dicanangkan pada 4 Agustus 2008 di Pemkot, banyak sekali warga dari perorangan, RT, RW yang datang ke DPLH minta bantuan stimulan. Bantuan berupa kantong-kantong sampah dan alat. Apa harapan masyarakat kepada DPLH? Masyarakat menginginkan sistem yang praktis dalam mengelola sampah. Sementara itu, Kasi Kebersihan dan Pengelolaan Sanpah, Agung Budi Wahyono, SH. juga berkesempatan memberikan keterangan kepada HB. Berikut petikannya. Apa saja perangkat yang disiapkan DPLH dalam mengatasi sampah di Kota Salatiga? Kita sudah memiliki alat pencacah sampah seperti yang diterangkan bapak Babang tadi yang mulai beroperasi tahun 2007. Alat ini dioperasikan untuk mencacat sampah organik, sampah tadi kemudian dicampur dengan EM4 dan ditimbun setengah bulan maka akan menjadi pupuk kompos. Sedangkan sampah plastik dipilah oleh petugas (pegawai honorer) sesuai jadwal. Selama ini sampah plastik mereka kelola bersama-sama. Apa sarana lainnya? DPLH menyiapkan counter sampah sebanyak 27 se –Salatiga, TPS dari batu bata (permanen) 3 tempat, Depo sebanyak 3 tempat. Selain itu ada gerobak sampah, amrol 8 unit, dum truck 5 unit mobil pembilas. Mengapa ada mobil pembilas? Mobil pembilas adalah mobil bak terbuka, digunakan untuk mengangkut sampah setelah disapu petugas khususnya yang tidak terangkut gerobak. Mobil ini sebagai kontrol terakhir jalan agar tetap bersih, beroperasi pada jeda sapu pagi sampai siang. Apa kendala yang dirasakan petugas saat ini? Tidak ada kendala, namun karena petugas kami terbatas sedangkan jumlah sampah semakin lama kian bertambah tentu hal itu menguras tenaga. Jumlah petugas penyapu saat ini hanya 99 orang. Kapan waktu petugas membersihkan lokasi? Ada tiga shift, shift pertama mulai dari pukul 06.00 pagi sampai 12.00 siang, shift kedua pukul 12.00-18.00 dan yang terakhir pukul 18.00-23.00 malam. Apa faktor suksesnya pengelolaan sampah di Salatiga? Semua keluarga mau memilah dan mengelola sampah. Beberapa waktu lalu DPLH memberikan peralatan berupa kantong sampah, gancu, gerobak, tong, cupstok dan sprayer.(lux)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
13
Ragam
Sampah Kota Dan Alternatif Pengelolaan Jubhar. C. Mangimbulude* Logam 1.03% Tekstil 0.15%
Kaca 0.83%
Foto/HB:Panji lain-lain 0.11%
Plastik 19.6%
Kayu 0.05% Karet 0.23% Kertas 7.3% Sampah kota merupakan salah satu masalah utama di hampir semua wilayah di Indonesia, mulai dari kota kecil sampai kota besar. Masalah yang sama dihadapi juga oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga dalam menangani sampah kota. Dalam lima tahun terakhir jumlah sampah kota Salatiga terus meningkat. Saat ini jumlah sampah yang dihasilkan di kota Salatiga 3 mencapai 300an m per hari, dan sekitar 70an % dari jumlah tersebut yang dapat diangkut ke TPA setiap hari, sementara sisanya tetap tertinggal di tempat pembuangan sementara (TPS). Kondisi semacam ini tentunya sangat mengganggu dari segi kebersihan maupun keindahan kota. Secara umum karakteristik sampah kota salatiga terdiri 70% jenis sampah organik dan sisanya adalah jenis sampah anorganik
14
Organik 70.7%
S
etiap kegiatan manusia pasti menghasilkan buangan tidak terpakai atau sampah. Jumlah atau volume sampah berhubungan secara signifikan dengan tingkat konsumsi barang/material yang digunakan setiap hari. Secara umum sumber sampah kota di Salatiga berasal dari beberapa tempat seperti pemukiman penduduk, tempattempat komersial (pasar, pertokoan, mol, PKL), perkantoran, lembaga pendidikan, tempat rekreasi dan industri. Informasi akurat tentang data kuantitas (jumlah) dan jenis sampah yang dihasilkan dari masingmasing sumber menjadi penting guna memudahkan dalam menentukan pengelolaan sampah itu sendiri. Berdasarkan jumlah sampah yang dihasilkan per hari, jika di hubungkan dengan jumlah penduduk kota Salatiga yang hampir mencapai hampir 150 juta orang ,
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
maka diperkirakan jumlah sampah yang dihasilkan oleh setiap orang per hari mencapai 0.5 kg. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Sampah tidak hanya dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat, dan ekologis (lingkungan), tetapi dapat juga mengganggu nilai estetika (keindahan) lingkungan. Hal ini penting digaris bawahi karena secara historis, kota salatiga merupakan kota peristirahatan dan kota persinggahan (transit), yang tentunya kenyamanan dan keindahan (bebas dari sebaran sampah) kota menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Dari hasil observasi ditemukan masih banyak sampah yang berserahkan di tempat-tempat umum seperti di trotoar dan disekitar kawasan pertokoan. Selain itu, masih terdapat beberapa tempat pembuangan sementara (TPS) yang tidak terawat baik sehingga banyak lalat terutama pada saat musim hujan. Menarik untuk diperhatikan bahwa banyak TPS yang terletak dekat pemukiman penduduk, jika kondisi TPS tidak memadai, maka sampah yang ada ditempat tersebut dapat menjadi media yang baik bagi perkembangan kuman penyakit, dan sekaligus menjadi sumber penyebaran penyakit. Atas alasan itu, maka pengelolaan sampah kota perlu mendapat perhatian dan prioritas dari pemkot. Dalam pandangan subjektif (penulis) pengelolaan sampah kota di Salatiga belum berlangsung secara proporsional dan optimal. Tentunya banyak kendalakedala fundamental maupun teknis yang di hadapi oleh pemkot. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain: 1.Pemkot belum membuat startegi pengelolaan sampah kota yang dibuat berdasarkan fakta (data) kuantitas dan kualitas sampah secara faktual dan terintegrasi mulai dari hulu hingga hilir; 2.Rendahnya kesadaran pemkot dan masyarakat dalam memperlakukan sampah itu sendiri, mulai dari penilaian kapan suatu materi sudah masuk dalam kategori sampah atau belum dan penempatan pada tempatnya; 3.Anggaran penanganan sampah kota yang terbatas, sehingga terbatas dalam (a) investasi teknologi pengelolaan dan SDM, (b) operasional dan pemeliharaan dan (c) peningkatan standar kualitas dan kuantitas standar layanan sanitasi; 4.Hambatan/kendala dalam membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang memadai sesuai standar. Pengelolaan sampah kota tidak berlangsung sesaat, tetapi berkelanjutan. Pengelolaan sampah kota tidak hanya menjadi tanggung jawab pemkot semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat. Oleh karena itu, pemkot perlu mengembangkan strategi pengelolaan sampah yang mengikut sertakan masyarakat secara terpadu. Namun perlu pertimbangkan bahwa partisipasi masyarakat akan meningkat apabila mereka menjadi sadar akan pentingnya pengelolaan sampah. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui program penyuluhan atau sosialisasi kepada warga. Pemkot dapat bekerja sama sama dengan pilak lain lembaga pendidikan atau LSM untuk melakukan kampanye tentang sadar sampah. Bahkan untuk mencapai kesadaran tersebut diperlukan juga dukungan legal guna jaminan dan mengatur
perilaku masyarakat sehingga tercipta kultur dan budaya masyarakat sadar sampah.Sebagai contoh sebagian besar masyarakat Singapura menempatkan sampah pada tempatnya jika mereka ketahuan membuang sampah tidak pada tempatnya akan didenda, dan lebih kesadaran itu tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak Selain peningkatan kesadaran masyarakat, pemkot perlu mengembangkan strategi pengelolaan sampah yang tidak hanya fokus pada bagian hilir, tetapi mulai dari bagian hulu. Sedapat mungkin bagaimana mengurangi kuantitas sampah dari sumber asal. Berhubungan itu, perlunya partisipasi masyarakat dalam memilah sampah berdasarkan jenisnya (organik dan anorganik) dan menempatkannya sesuai tempatnya. Dengan demikian, sortiran sampah untuk kepentingan daur ulang oleh mereka yang membutuhkan (pemulung) dapat berlangsung di bagian hulu, sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah yang akan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Perlunya penataan sistem transportasi dan monitoring sampah yang terkoordinasi mulai dari sumber ke TPS dan kemudian TPA (pengelolaan sampah di TPA di sajikan tersendiri). Hal ini penting untuk meminimalkan penimbunan sampah di TPS. Waktu tinggal sampah di TPS tidak lebih dari 2 hari karena dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.Untuk sistem transportasi sampah, perlu keikutsertaan pihak lain diluar pemkot (sektor swasta) secara proporsional untuk menopang keterbatasan sarana transportasi milik pemkot. Dalam rangka menopangan sistem pengelolaan sampah secara terpadu, dibutuhkan dukungan finansial dari masyarakat. Pertanyaanya adalah berapa besar kontribusi finansial yang dibutuhkan dari masyarakat? apakah kontribusi finansial untuk sampah dari masyarakat saat ini sudah memadai? Menjawab pertanyaan tersebut, pemkot perlu menghitung kembali berapa besar kontribusi finansial yang memadai dari masyarakat kota Salatiga untuk menjaga kebersihan kota ini? Sampah perkotaan tidak mungkin untuk ditiadakan, justru cenderung akan bertambah seiring dengan pertambahan penduduk. Namun untuk mengurangi permasalah tersebut, dibutuhkan komitmen pemkot maupun masyarakat dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang terpadu. Salah satu bagian dari sistem pengelolaan sampah adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah. Dalam perspektif ini maka gaya hidup masyarakat yang konsumtif bukanlah pilihan yang tepat. Kota tidak ada bedanya dengan suatu ekosistim buatan yang secara sadar dirancang demi keberlangsungan dan kenyamanan hidup. Agar ekosistem ini stabil diperlukan keseimbangan interaksi yang harmonis antar elementelement ekosistem. Dengan demikian interaksi timbal balik antar pemkot dan masyarakat menjadi penting dalam menanggulangi salah satunya adalah sampah kota.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
*Penulis adalah Staf pengajar Fakultas Biologi UKSW Salatiga
15
Ragam
Rahmat Hariyadi*
Puasa
Sebagai Pendidikan fisik dan indera, yang p e r l u d i j a g a kesehatannya. Memiliki hawa nafsu y a n g p e r l u dikendalikan, memiliki akal yang juga perlu diarahkan, dan memiliki hati nurani yang perlu diasah. Semua potensi tersebut idealnya berfungsi optimal untuk menghasilkan hidup yang bermakna.
Indikator yang sederhana adalah, mereka yang berhasil lulus, setelah puasa akan mampu menghadapi tantangan dan godaan selama sebelas bulan ke depan, dimulai dari lebaran...
P
uasa, dan seluruh ajaran agama hakikatnya dapat dilihat dari perspektif pendidikan. Di dalam sebuah proses pendidikan, terdapat komponen utama, yaitu: pendidik, peserta didik, dasar, tujuan, materi, metode, dan evaluasi Puasa adalah sebuah materi pendidikan. Kalau kita perinci sesuai dengan bunyi surat al-Baqarah ayat 183, dan ayat atau hadits-hadts Rasulullah lainnya, maka dalam puasa itu terdapat beberapa komponen sebagaimana dalam sistem pendidikan Tulisan ini mencoba melihat puasa dari sudut pandang tersebut.
Foto/HB:Ano
Dasar Dasar puasa adalah iman. Tanpa iman kepada Tuhan, malaikat, surga dan neraka, maka manusia tidak akan tertarik untuk puasa, yang hanya menyusahkan diri sendiri. Orang yang beriman percaya bahwa Allah Maha Melihat, sehingga walau pun ada makanan tersedia dan halal, Pendidik serta perut dalam keadaan lapar, tetap saja ia tahan Di dalam puasa, Allah SWT adalah sebagai pendidik, sampai waktunya tiba. Sang Maha Mendidik. Pandangan ini berada dalam kerangka tauhid rububiyyah. Maksudnya kita meyakini Tujuan bahwa hanya Allah SWT. lah Tuhan yang telah Tujuan umum puasa adalah untuk mencapai menciptakan semua mahluk, terutama manusia, ketaqwaan. Sedangkan tujuan khususnya, adalah agar melahirkan ke dunia, memelihara, mendidik, dan memberi manusia sehat: rizki. Allah juga memberi petunjuk, aturan serta takaran a. Secara fisik, dengan mengatur pola makan dan pola sesuai dengan kapasitas masing-masing, sehingga hidup. manusia dapat berperan dan menduduki posisi tertentu b. Secara mental, berpikir positif tentang dirinya, dalam sistem sosial. Dengan keyakinan ini, maka setiap disiplin, produktif memanfaatkan waktu (tidur pun perintah Allah hakikatnya adalah suatu bentuk tarbiyah dihitung ibadah, apa lagi bekerja/beribadah) untuk mendidik dan melindungi manusia itu sendiri. c. Secara sosial, mau merasakan penderitaan orang Dalam surat terakhir di dalam Al-Qur'an (An-Naas: 114: 1) miskin, banyak beramal/bersedekah, menghindari dinyatakan bahwa Allah adalah Rabb an-naas hal-hal yang negatif, sabar, pemaaf, tidak suka (pemelihara/pendidik /pelindung manusia). D e m i k i a n menggunjing dan sebagainya. Di akhir puasa, orang pula tentu pemahaman kita mengenai puasa. Dalam semiskin apa pun asal punya kelebihan makanan puasa pasti terkandung rahasia/hikmah yang dutujukan diwajibkan berbagi dengan orang lain melalui zakat untuk kepentingan mendidik manusia., fitrah. d. Secara spiritual, lebih dekat dengan Tuhan, dilatih Peserta Didik bangun dan sholat malam, disuruh banyak membaca Peserta atau subyek didik dalam puasa adalah Al-Qur'an, dan doanya dikabulkan. seluruh manusia. Puasa tidak diajarkan kepada mahluk lain selain manusia, seperti binatang, jin, atau malaikat. Metode Hal ini karena hanya manusia yang memiliki kelengkapan Metode utama dalam puasa adalah menahan diri. potensi hidup yang sempurna. Manusia memiliki jasad Pada peserta tingkat dasar (awam) adalah menahan
16
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
diri dari makan, minum dan berhubungan seksual dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Sedangkan bagi mereka yang tingkatannya intermediate, ditambah menjaga seluruh panca indera: mata, telinga, mulut, tangan dan sebagainya dari perbuatan yang tidak produktif dan tidak dibenarkan. Untuk tingkatan advance (khowaasul-khowas) ditambah dengan menjaga diri dari berpikir negatif dan selalu menjaga orientasi setiap perbuatannya hanya untuk mencari ridlo Allah SWT.
terakhir. Mereka yang berhasil, akan semakin sungguhsungguh dalam mendekat kepada Allah SWT. Bagi kelompok ini, dijanjikan akan mendapat laitatul qodr, malam yang labih baik dari seribu bulan. Indikator yang sederhana adalah, mereka yang berhasil lulus, setelah puasa akan mampu meng-hadapi tantangan dan godaan selama sebelas bulan ke depan, dimulai dari lebaran. Demikialah pandangan mengenai puasa dari perspektif pendidikan. Subhanallah, sungguh indah dan sempurna cara Allah SWT. mendidik hambanya. Semoga tahun ini minimal kita termasuk peserta kelas intermediate, dan lulus dengan predikat muttaqiin, amin ya Evaluasi Evaluasi puasa terdiri dari evaluasi harian dan robbal-alamiin. akhir kegiatan. Dalam evaluasi harian, orang yang *Penulis adalah Dosen STAIN berhasil puasanya, mendapat dua imbalan, yaitu Salatiga kebahagiaan saat berbuka, dan pada saat berjumpa Tuhannya kelak. Sedangkan evaluasi akhir, mulai dilakukan pada termin ketiga, yaitu pada sepuluh hari
IN MEMORIAM
Alm. Drs. H. Suwarso Walikota Salatiga Periode 1996-2001 Semoga Allah SWT. mengampuni semua dosanya, dan menerima amal ibadahnya. DISAMPAIKAN OLEH REDAKSI MAJALAH
HATIBERIMAN
Majalah Berita Warga Kota Salatiga HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
17
Pendidikan
KTSP, PertegasBudiPelaksanaan KBK Susilo, S.Sos* Kehadiran KTSP merupakan kabar baik bagi sekolah yang telah siap, dan menjadi momok bagi sekolah yang belum siap, hal itu tergantung dari kesiapan sekolah masing-masing.
D
epertemen Pendidikan Nasional melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) yang merupakan lembaga mandiri, profesional, dan independen dengan mengemban misi guna mengembangkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan standar nasional pendidikan ini mungkin bermaksud mempertegas pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang biasa disebut KBK dengan membuat produk baru yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Dalam arti, kurikulum Tingkat Satuan pendidikan ini tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. KTSP hanya diberlakukan bagi sekolah yang telah siap menerapkan kurikulum ini. Kesiapan sekolah dalam memberlakukan KTSP ditandai dengan ketersediaan sarana dan prasarana, pengalaman menerapkan KBK, dan rasio siswa, karena pengalaman dalam menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat dijadikan bekal dalam menerapkan KTSP yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah dengan memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah dan harus diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi. Disini, contoh yang saya ambil adalah sekolah menengah kejuruan, yang memiliki tujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya, agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan ketrampilan maka harus: memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahlian dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai tuntutan pekerjaan serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Selain itu, setiap sekolah menengah kejuruan juga memiliki tujuan khusus, diantaranya ada Sekolah Menengah kejuruan yang memiliki tujuan khusus untuk Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia
18
produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi Foto:Ist di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Jika sekolah-sekolah menengah kejuruan yang ada benar-benar telah memiliki pengalaman dalam menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), maka sekolah menengah kejuruan tersebut tidak akan kesulitan dalam menerapkan KTSP guna mencapai tujuan pendidikan, khususnya disini sekolah menengah kejuruan yang dituntut untuk memberikan keterampilan lebih kepada peserta didiknya. Dengan kehadiran KTSP kita sangat berharap untuk dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap mutu dunia pendidikan kita saat ini. Disini, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat secara bersamasama merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi kita masing-masing, serta dapat berkonsultasi baik secara vertikal maupun secara horizontal. Secara vertikal, sekolah dapat berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi, dan Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan secara horizontal, sekolah dapat bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri agar kurikulum yang dibuat oleh sekolah benar-benar mampu menjawab kebutuhan di daerah di mana sekolah tersebut berada. Bagaimanapun juga sepak terjang komite sekolah memang sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas suatu sekolah. Dengan demikian guru benar-benar diberi kebebasan untuk
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Namun, tidak sedikit sekolah yang sangat ketakutan dengan kehadiran kurikulum yang satu ini. Bagaimana tidak, karena sampai saat ini masih ada juga sekolah yang belum memiliki komite sekolah, padahal landasan hukum adanya Komite Sekolah sudah jelas, yaitu SK Mendiknas no. 044/U/2002 tanggal 2 April tahun 2002, sementara Komite Sekolah di beberapa sekolah hanya sekedar formalitas dan dicari enaknya saja, tanpa memperhatikan fungsi Komite Sekolah sebagai Akselerator, Mediator dan Fasilitator bagi sekolah. Yang lebih ironis lagi, ada juga sekolah kejuruan yang selalu mengutamakan teori, karena tidak memiliki ruang praktik yang representative, sehingga kalangan pendidik sering menyebut dengan “SMK Sastra”. Memang, kelemahan kurikulum kita di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh negeri ini, dimana kita tidak melihat kepada kenyataan di lapangan, serta kurang menghargai potensi serta Foto/HB:Panji keunggulan daerah tertentu. Kita tidak bisa menyamakan Gamelan, salah satu potensi yang dijadikan unggulan daerah Jawa Tengah antara sekolah di daerah pertanian mengembangkan kompetensi siswanya sesuai dengan dengan sekolah yang ada di daerah perindustrian. Karena lingkungan dan kultur daerahnya. Guru dan sekolah kita diwajibkan untuk dapat memberikan kompetensi diberi keleluasaan untuk mengembangkannya sendiri yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kondisi murid dan daerahnya. Sehingga terkait dengan keunggulan khas yang ada di daerah kita jika peserta didik di lingkungan ini telah menyelesaikan masing-masing. Toh, kalau kita paksakan juga, akan studinya, dan mereka tidak ingin melanjutkan studinya mengakibatkan terjadinya lulusan yang tidak memiliki ke jenjang perguruan tinggi, mereka dapat langsung daya kompetitif di dunia kerja dan berimplikasi pula bekerja menerapkan ilmu dan ketrampilan yang telah terhadap meningkatnya angka pengangguran. diperoleh di bangku sekolah. Apapun kenyataannya, penerapan KTSP tetap Kehadiran KTSP bisa jadi merupakan kabar baik memiliki kendala, diantaranya kurangnya ketersediaan bagi sekolah sekolah yang telah siap, dan menjadi momok sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan bagi sekolah yang belum siap, hal itu tergantung dari dari pelaksanaan KTSP. Ketersediaan sarana dan kesiapan sekolah masing-masing. Sebagian sekolah yang prasarana yang lengkap dan representatif merupakan belum siap memang sangat khawatir karena kekurangan salah satu syarat yang paling urgen bagi pelaksanaan sarana dan prasarana. Sedangkan sekolah yang sudah KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukkan siap dalam hal sarana dan prasarana, tidak akan menjadi masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, kendala yang berarti. laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi Sebagai contoh salah satu sekolah menengah syarat utama pemberlakuan KTSP. negeri di Salatiga yang memiliki bidang keahlian Teknik Dengan penerapan KTSP, semoga akan dapat Mesin, dengan program keahlian Teknik Mekanik menghilangkan sekolah-sekolah yang biasa disebut SMK Otomotif yang telah menggunakan KTSP. Menurut Sastra itu, dengan demikian dunia pendidikan kita, sekolah tersebut, secara umum penerapan KTSP khususnya pendidikan kejuruan akan dapat menciptakan disekolahnya tidak menjadikan kendala. lulusan yang tidak hanya memiliki daya kompetitif di Program Keahlian Teknik Mesin nya mengacu pada dunia kerja, yang juga berimplikasi terhadap pengurangan isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) angka pengangguran. Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa *Penulis adalah pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah Pemerhati Pendidikan
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
19
Kesehatan
Mungkinkah Leptospirosis Berjangkit di Salatiga? Maria Agustini*
Foto:Ist
Sampah yang dibiarkan menumpuk sebenarnya sangat merugikan manusia. Selain tidak sedap dipandang mata, sampah yang menumpuk juga menjadi sumber berbagai penyakit. 20
Foto:Ist
S
alah satu penyakit yang dapat berawal dari sampah adalah leptospirosis. Pasalnya, sampah yang menumpuk merupakan rumah yang paling cocok bagi perkembangbiakan tikus. Selama ini, kasus leptospirosis memang tidak pernah dijumpai di Kota Salatiga. Tetapi, bukan tidak mungkin, penyakit ini berjangkit di Salatiga apabila sampah semakin menumpuk secara liar. Baik di sungai maupun di tempat lain. Zoonosis Leptospirosis lebih dikenal sebagai penyakit kencing tikus. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi akut (mendadak) yang disebabkan bakteri Leptospira sp sp. Penyakit ini tergolong penyakit zoonosis yaitu penyakit hewan yang ditularkan ke manusia.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Bakteri Leptospira sp sp ini hidup di dalam ginjal hewan pejamu (inang) dan dikeluarkan melalui urin (air kencing) saat berkemih. Bakteri ini akan menimbulkan kerusakan fungsi organ tubuh terutama ginjal dan hati. Hewan pejamu bagi bakteri ini antara lain tikus, babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, kekelawar, tupai dan landak. Tikus adalah hewan pengerat yang paling banyak dijumpai mengandung bakteri ini di dalam tubuhnya. Mudah Menular Penularan penyakit ini bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung. Penularan langsung biasanya terjadi dari hewan yang mengandung Leptospira sp sp kepada orang yang pekerjaannya merawat atau memotong hewan seperti peternak, dokter hewan, peneliti yang memakai binatang percobaan, dan pekerja di rumah potong hewan. Umumnya, penularan terjadi secara kebetulan. Penularan tidak langsung pada manusia terjadi melalui air atau tanah yang tercemar urin hewan yang mengandung Leptospira sp. Penularan sering terjadi pada saat banjir. Bakteri juga dapat menular melalui kontak manusia dengan selokan, sungai, persawahan, perkebunan, dan ladang yang banyak tikus. Kuman tersebut akan masuk ke tubuh manusia melalui kulit yang terluka atau melalui selaput lendir mata, selaput lendir di mulut, dan saluran pernafasan. Bisa Mematikan Masa inkubasi (masa antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala) biasanya antara 5 sampai 14 hari. Pada manusia, gejala penyakit ini menyerupai flu. Sedangkan pada hewan yang terjangkit mungkin tak muncul gejala apapun. Pada stadium awal (minggu pertama), akan muncul gejala demam menggigil, pegal linu, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, serta nyeri otot terutama pada betis, punggung, dan paha sehingga penderita sukar berjalan. Gejala lainnya adalah batuk kering, mual, muntah, dan nafsu makan menurun, sampai diare. Jika pada tahapan ini tidak diobati, gejala bertambah parah dan tampak lebih khas. Pada masa ini Leptospira sp dapat ditemukan dalam darah. Pada minggu selanjutnya, Leptospira sp menghilang dan menetap dalam ginjal sehingga teridentifikasi di urin. Oleh karena menyerang hati selanjutnya akan muncul gejala penyakit kuning, yakni kulit dan putih mata menjadi kekuningan (tipe ikterik). Tetapi, ada juga yang tidak disertai warna kuning (tipe anikterik). Leptospirosis yang berat dan sering mematikan kebanyakan dari tipe ikterik, dan dinamakan penyakit Well. Kondisi ini dapat berlangsung selama satu bulan. Kemudian akan terjadi pendarahan. Jenis pendarahan yang sering terjadi adalah pendarahan di bawah kulit seperti bintik merah pada penyakit demam berdarah dengue dan kebiru-biruan, mimisan, pendarahan pada mata, pendarahan gusi dan dapat pula batuk berdarah seperti penderita TBC paru. Yang lebih parah lagi adalah bila komplikasi sudah sampai ke selaput otak dengan menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher kaku, dan penurunan kesadaran disertai gangguan faal ginjal berupa gagal ginjal akut. Komplikasi ke ginjal
umumnya bersifat fatal. Angka kefatalan penyakit ini mencapai lima persen artinya lima dari setiap 100 kasus (penderita) bisa meninggal. Lingkungan Bersih Penderita leptospirosis sebaiknya menjalani perawatan di rumah sakit. Untuk mematikan bakteri Leptospira sp, dapat diberikan antibiotika amoxicillin, ampicillin, doxycycline atau erythromycin. Pada penyakit Well, selain antibiotika diperlukan juga pengobatan pendukung. Bila terjadi gagal ginjal akut, diperlukan cuci darah (dialysis), dan diperlukan tindakan lainnya sesuai kebutuhan penderita. Pencegahan yang lebih baik tentunya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan bersih dan perilaku hidup sehat dapat menghindarkan kita dari penularan Leptospira sp melalui kencing tikus. Kasus di Salatiga Kejadian leptospirosis di Indonesia cukup tinggi dengan angka kematian yang cukup besar. Indonesia menempati urutan ketiga di dunia. Ini karena curah hujan yang cukup tinggi, kebersihan perorangan dan perilaku masyarakat yang kurang baik, pengelolaan kesehatan lingkungan yang kurang diperhatikan, terutama terkait dengan masalah sampah. Di Jawa Tengah, dilaporkan bahwa pada tahun 2002 terjadi satu kasus meninggal dari tiga penderita. Pada tahun 2003 terjadi dua kasus meninggal dari 12 penderita dan pada tahun 2004 terjadi 13 kematian dari 37 penderita. Kasus tersebut tersebar di beberapa kota seperti di Semarang, Demak, Purworejo, dan Klaten. Di kota Salatiga sampai saat ini belum pernah ditemukan kasus leptospirosis. Namun melihat kecenderungan beberapa masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan, penyakit ini bisa timbul sewaktu-waktu. Di Kota Salatiga ada beberapa masyarakat yang masih sering membuang sampah di sungai sampai menumpuk. Sampah yang menumpuk akan dijadikan sarang oleh tikus untuk mencari makan dan berkembang biak. Walaupun masyarakat sekitarnya sudah memberi tanda larangan,namun masih saja ada masyarakat yang naik motor kemudian berhenti hanya untuk membuang sampah pada malam hari maupun pagi hari supaya tidak terlihat. Padahal, beberapa masyarakat yang berada di aliran sungai tersebut masih sering menggunakan air sungai untuk mencuci pakaian tanpa menyadari bahwa penyakit yang berbahaya bisa menyerang sewaktu-waktu. Untuk itu perlu motivasi dan perhatian dari semua pihak untuk menyadarkan masyarakat dari perilaku yang salah ini. Dengan tulisan ini diharapkan ada pengertian dan kesadaran dari masyarakat Salatiga yang masih sering membuang sampah ke sungai. Marilah kita ciptakan Kota Salatiga yang bersih dan sehat, terhindar dari berbagai macam penyakit, salah satunya, leptospirosis. *Peneliti pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Depkes RI
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
21
Mimbar
Jelang
Pemilu Legislatif 2009 Dalam Pemilu Legislatif 2009 yang akan datang, sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2008, Kota Salatiga akan memperoleh alokasi sejumlah 25 kursi. Sesuai Pasal 9 ayat 2b, Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 100.000 sampai dengan 200.000 jiwa memperoleh alokasi 25 kursi. Dari 25 kursi tersebut dibagi dalam empat daerah pemilihan (dapil) yaitu Sidorejo tujuh kursi. Sedangkan Sidomukti, Argomulyo, dan Tingkir masing-masing enam kursi.
P
emilu merupakan bagian dari proses kehidupan politik yang normal dalam suatu negara yang demokratis. Muh Fauzi Arkan
Sarana Demokrasi Indonesia yang berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa merupakan negara yang sangat majemuk. Sesuai UUD 1945, rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di Republik ini. Meskipun demikian, tidaklah mungkin ratusan juta rakyat ini menentukan arah kebijakan, pengendalian, maupun pengawasan jalannya pemerintahan. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga yang mewakili rakyat Indonesia yang disebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Keduanya merupakan bentuk keterwakilan rakyat dalam pemerintahan di Indonesia. Untuk tujuan tersebut diselenggarakan pesta demokrasi memilih wakil rakyat yang lazim dikenal dengan pemilihan umum (pemilu) legislatif. Sebagai sarana demokrasi, pemilu sekaligus menjadi mekanisme pergantian kekuasaan politik secara wajar, stabil, dan melembaga sesuai konstitusi. Sedangkan yang menjadi pelaku pemilu adalah semua warga negara yang secara sah ditetapkan oleh konstitusi (undang-undang). Dalam pemilu, warga dapat menyalurkan hak suaranya, baik berupa hak pilih maupun hak untuk tidak memilih. Sebagai bagian dari upaya memperbaiki proses dan kualitas kehidupan demokrasi di negeri ini, pemilu legislatif patut mendapat dukungan oleh seluruh rakyat Indonesia. Bagaimanapun, wakil yang duduk dalam
22
Foto/HB:Fahmi
lembaga legislatif harus dapat mencerminkan kondisi dan aspirasi masyarakat. Jadi, pemilu tak hanya berfungsi untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin nasional yang kuat. Tetapi, pemilu itu sendiri membawa pesan moral agar rakyat memilih wakilnya yang memiliki hati nurani untuk memahami dan mengambil tindakan atas penderitaan rakyat selama ini. Bukan Tujuan Akhir Dalam Negara demokrasi, pemilu itu sendiri bukan tujuan akhir. Pemilu adalah alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan dapat memperbaiki nasib bangsa kita. Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum Tahun 2009, pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pesta demokrasi yang baru saja dilaksanakan oleh warga Jawa Tengah pada Juni lalu kembali akan digelar dalam lingkup yang lebih besar. Kalau bulan Juni mereka memilih gubernur dan wakil gubernur, maka pada tahun
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
2009 warga Jateng mengikuti pemilu legislatif. Dalam rangka mengakomodasi aspirasi masyarakat, jadwal pelaksanaan pemilu legislatif 2009 yang tadinya akan dilaksanakan pada 5 April 2009 diundur menjadi 9 April 2009. Hal ini karena tanggal 5 April 2009 bertepatan dengan hari Minggu dan perayaan Hari Raya Cina. Dikhawatirkan, warga keturunan Tionghoa dan umat Kristiani tidak dapat berpartisipasi secara maksimal dalam pesta demokrasi tersebut. Padahal, semua pihak pasti berharap hajatan besar lima tahunan ini dapat melibatkan setiap elemen masyarakat. Mulai daerah kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional. Demikian juga Kota Salatiga. Kota Hati Beriman ini tentu turut melaksanakan Pemilu Legislatif 2009 untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk sebagai anggota DPRD Kota Salatiga periode 2009-2014. Dalam pemilu legislatif nanti, KPU berpedoman pada 12 asas penyelenggaraan pemilu. Yaitu, mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib penyelenggaraan pemilu, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Meskipun pelaksanaannya masih satu tahun lagi, geliat kegiatannya sudah mulai dilaksanakan sejak Juni lalu. HM Fauzi Arkhan, S.Ag, M.Ag selaku anggota divisi peserta pemilu dan pencalonan KPU Kota Salatiga menjelaskan bahwa tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilu anggota DPR tahun 2009 telah ditetapkan dalam Peraturan KPU Nomor 20 Tahun 2008. Tahapan dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009 akan diawali dengan pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih. Berikutnya, pendaftaran peserta pemilu, penetapan peserta pemilu, penetapan jumlah alokasi kursi dan daerah pemilihan, serta pencalonan anggota DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Tahap ini dilanjutkan dengan masa kampanye, masa tenang, serta pemungutan suara dan penghitungan suara. Tahap selanjutnya adalah penetapan hasil pemilu dan diakhiri dengan pengucapan sumpah/janji anggota dewan. Sosialisasi Pemilu Legislatif Kesuksesan pelaksanaan pemilu tak terlepas dari pengetahuan dan pemahaman yang benar di kalangan masyarakat dan partai peserta pemilu tentang seluk beluk pelaksanaan pemilu legislatif. Oleh karena itu, KPU Kota Salatiga melaksanakan sosialisasi pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009. Sosialisasi ini sekaligus menjadi langkah pencegahan untuk meminimalkan permasalahan yang muncul. “Jangan sampai masyarakat dan partai politik kurang memahami tahapan pelaksanaan pemilu legislatif nanti,” kata dosen STAIN ini. Sosialisasi yang diberikan antara lain penjelasan mengenai jadwal pencalonan anggota legislatif dan penyampaian salinan peraturan KPU tentang pedoman teknis pencalonan anggota legislatif. Selain itu, sosialisasi juga menyampaikan contoh formulir pemenuhan syarat pengajuan bakal calon dan syarat bakal calon dalam bentuk hardcopy (kertas dokumen) dan softcopy (file komputer). Terakhir, sosialisasi mengenai rekening khusus dana kampanye pemilu bagi partai politik peserta Pemilu Legislatif 2009. Fauzi
Galih
Arkhan menjelaskan, banyaknya partai baru yang menjadi peserta Pemilu Legislatif 2009 akan menjadi kendala tersendiri. “Otomatis, para peserta baru ini ada yang kurang mengetahui peraturan dalam pelaksanaan pemilu,” ungkapnya. Sehingga, komunikasi yang baik antara KPU dan peserta pemilu menjadi sangat penting untuk mengantisipasi permasalahan yang mungkin terjadi. Alokasi kursi Dalam Pemilu Legislatif 2009 yang akan datang, sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2008, Kota Salatiga akan memperoleh alokasi sejumlah 25 kursi. Sesuai Pasal 9 ayat 2b, Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 100.000 sampai dengan 200.000 jiwa memperoleh alokasi 25 kursi. Dari 25 kursi tersebut dibagi dalam empat daerah pemilihan (dapil) yaitu Sidorejo tujuh kursi. Sedangkan Sidomukti, Argomulyo, serta Tingkir masing-masing enam kursi. Penetapan jumlah alokasi kursi ini sama dengan alokasi kursi pemilu 2004 lalu. Pasalnya, dalam kurun waktu lima tahun ini jumlah penduduk Kota Salatiga masih dalam kategori yang sesuai dengan pasal 9 ayat 2 b di atas. Dari jumlah penetapan alokasi kursi di tiap dapil tersebut, setiap partai peserta pemilu berhak mengajukan calon legislatif sejumlah maksimal 120% dari alokasi kursi yang tersedia dengan 30% keterwakilan perempuan. Keterwakilan dari perempuan ini merupakan suatu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap partai peserta pemilu sebagaimana disebutkan dalam pasal 10 Peraturan KPU Nomor 18 Tahun 2008. Sebagai contoh, untuk daerah pemilihan Sidomukti dengan alokasi kursi 6 maka setiap partai peserta pemilu berhak mengajukan maksimal tujuh calon anggota legislatif dengan setidaktidaknya dua orang calon anggota legislatif perempuan.(dji)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
23
Artikel
Muh. Zuhri*
Ragam Kaedah Penentuan Awal Bulan Puasa S
yariat Islam tentan g Puasa, Idul Fitri dan Idul Adha Bermula dari perintah puasa yang disebutkan dalam Al-Quran surah al-Baqarah 183 dan 185. Pada a y a t 1 8 3 disebutkan “Hai orang-orang m u k m i n , ditetapkan atas kamu menjalankan puasa seperti yang Foto/HB:Ano telah ditetapkan kepada orangorang sebelum kamu, mudah-mudahkan kamu bertaqwa.” Di tengah-tengah ayat 185 disebutkan “…barang siapa berada di bulan Ramadhan supaya berpuasa…” Akan halnya syari'at Ibadah haji, sebuah hadis menyebutkan “Haji itu (wukuf) di Arafah (pada tanggal 9 Zulhijjah).” Untuk mendapatkan tanggal 9 Zulhijjah diperlukan penetapan tanggal 1 Zulhijjah. Karenanya diperlukan kegiatan seperti menjelang tanggal 1 Ramadhan atau 1 Syawal. Tidak seorang Islam pun membantah bahwa puasa Ramadhan dimulai pada tanggal satu, dan dikerjakan sebulan penuh. Persoalannya, kapan tanggal satu? Untuk memahami bagaimana memasuki Ramadhan dalam ayat tersebut diperlukan bantuan keterangan hadis Nabi (Bila kamu melihat bulan berpuasalah dan bila kamu melihat bulan ber-Idul Fitri-lah. Bila terlindung awan maka perkirakanlah). Berdasarkan ayat Al-Quran dan hadis tersebut, orang Islam melakukan ru`yah di akhir bulan Qamariyah, tepatnya tanggal 29. Ru`yah pada tanggal 30 tidak ada gunanya karena berhasil melihat bulan atau tidak, hari berikutnya adalah tanggal satu bulan berikutnya, karena usia bulan Qamariyah itu maksimum 30 hari. Seperti halnya terhadap perhitungan awal waktu shalat, ilmu pengetahuan --astronomi, matematika, fisika, dan lain-lain-- memberikan kontribusi dalam menetapkan awal Ramadhan dan 1 Syawal, menjelma dalam Ilmu Hisab/Falak. Terdapat ayat-ayat Alquran yang
24
"Matahari itu beredar pada garis edarnya. Begitulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Mengetahui. Bulan itu Kami tentukan posisi-posisinya hingga kembali (lagi) bentuknya seperti tandan tua (melengkung)." (Q.S. Yasin; 38-39) merangsang untuk kepentingan ini. Misalnya, “(Mereka bertanya kepadamu tentang hilal. Katakan, ia tanda waktu bagi manusia dan bagi ibadah haji.”(Q.S. alBaqarah; 189) "(Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan menentukan posisi-posisi agar kamu mengetahui perhitungan tahun dan bilangan waktu)." (Q.S. Yunus; 5) "(Matahari itu beredar pada garis edarnya. Begitulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Mengetahui. Bulan itu Kami tentukan posisi-posisinya hingga kembali (lagi) bentuknya seperti tandan tua (melengkung)." (Q.S. Yasin; 38-39) "Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan."(Q.S. al-Rahman; 5) Ayat-ayat tentang benda-benda langit dan peredarannya benar-benar menggairahkan cendekia muslim menelusuri peredaran matahari dan bulan. Akhirnya posisi-posisi bulan dan matahari dalam peredarannya dapat diperkirakan dengan Ilmu Hisab/Falak. Dengan Ilmu ini kita dapat memperkirakan apakah hilal dapat dilihat ketika matahari terbenam dalam memasuki bulan Qamariyah. Lebih dari itu kita dapat mengetahui di arah mana ia mengambil posisi, di sebelah kanan atau kiri matahari, berapa derajat jaraknya dengan matahari, dan berapa lama bulan itu berada di atas horizon dan seterusnya. Informasi hasil peritungan ilmu ini memudahkan pelaku rukyah menentukan arah pandangnya ke benda langit yang dituju, dalam hal ini bulan sabit. Pelaku rukyah tidak boleh semaunya sendiri mengarahkan pandangannya dan tidak pula dengan mudah memutuskan bahwa benda berwarna kuning yang dilihatnya adalah bulan sabit.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Syari'at membutuhkan Hisab Tadinya penetapan permulaan puasa Ramadhan dan Idul Fitri dilakukan dengan rukyah. Ini dapat dimengerti karena masyarakat Nabi dikenal sebagai masyarakat ummiy. Di kalangan mereka budaya tulisbaca dan ilmu hitung tidak populer. Sebuah hadis riwayat al-Bukhari menyatakan, “Kita adalah masyarakat ummiy, tidak (berilmu) menulis dan menghitung. Bulan itu sekian (dua puluh sembilan hari) dan sekian (tigapuluh hari).” Dalil yang dijadikan penguat melakukan rukyat adalah hadis yang berbunyi (bila kamu melihat bulan berpuasalah dan bila melihatnya ber-Idul Fitri lah. Bila kamu terlindung oleh awan maka taqdirkanlah.) Kata faqduru lahu dapat dipahami dengan arti menyempurnakan bulan yang sedang berjalan menjadi 30 hari, berdasarkan hadis “jika kamu terlindung awan, perkirakanlah tiga puluh hari, dan hadis “…sempurnakanlah bilangan hari menjadi tiga puluh.” Namun demikian ada juga yang memahami faqduru lahu dengan arti agar memperkirakan bahwa hari ke 30 itu sudah bulan baru (ganti bulan). Dengan kata lain, bila pada tanggal 29 Sya'ban atau Ramadhan dilakukan rukyah ternyata bulan terlindung awan, maka menurut pemikiran ini, hari berikutnya (hari ke 30) adalah sudah bulan baru (Ramadhan atau Syawal). Setelah perkembangan ilmu pengetahuan tentang alam raya yang melibatkan matematika menunjukkan kemajuan yang menggembirakan, mulailah penetapan awal bulan Qamariyah dilakukan dengan hisab. Langkah ini diambil dengan pertimbangan: Ø Rukyah bukan persoalan eskatologik, tetapi persoalan fisik kosmologik, yang didekati dengan indera dan ilmu pengetahuan. Ø Informasi ilmu pengetahuan tidak bertentangan dengan informasi indera, karena ilmu pengetahuan didasarkan empiri inderawi dan untuk kepentingan ini. Ø Informasi ilmu pengetahuan lebih akurat dari pada informasi indera, dalam hal ini penglihatan. Mata berkata, rel kereta api yang sejajar itu semakin jauh semakin menyempit, tetapi ilmu pengetahuan berkata, ia tidak menyempit, tetapi jaraknya tetap sama. Karenanya tidak mengherankan kalau untuk menetapkan awal Ramadhan dan Idul Fitri para ahli Falak menyediakan hasil hisab sebagai ganti dari rukyah. Hal yang sama diterapkan juga ketika hendak mengerjakan shalat wajib, kita tidak perlu keluar rumah melihat posisi matahari atau mencermati syafaq dan fajar, tetapi cukup melihat jadwal waktu shalat hasil hisab dan jam, karena kita mempercayai hasil ilmu pengetahuan. Dalil naqli yang dijadikan landasan antara lain ayat Al-Quran dan hadis Nabi Dari ayat dan hadis tersebut dapat diketahui bahwa hilal adalah 'alamatusy-syahr. Target utama ilmu hisab di sini adalah memberi informasi tentang posisi hilal sebagai 'alamutusy-syahr tadi. Kata faqdurū lah dipahami dengan “maka perkirakanlah” yang wujudnya perhitungan hisab. Boleh jadi bulan yang diperkirakan itu berusia 29 hari, bisa juga 30 hari. Adapun hadis dengan redaksi lain dipandang sebagai riwayat bil ma'na
dengan hadis ini, yang di dalamnya terdapat peluang intervensi periwayat. Tentu, asumsi di atas tetap dipakai, bahwa hasil hisab tidak bertentangan dengan informasi indera. Karenanya, secara ilmiah, hasil hisab harus selalu dikonfirmasikan dengan temuan indera. Atas dasar pemikiran bahwa ilmu pengetahuan tidak bertentangan dengan indera, bahkan lebih unggul, maka bila hasil hisab mengatakan bahwa bulan tidak wujud di atas horizon ketika matahari terbenam, maka secara empiri, bulan tidak akan dapat dirukyah. Pengakuan melihat bulan ketika rukyah yang bertentangan dengan hasil hisab perlu dipertanyakan. Sebaliknya, bila hasil hisab berkata bahwa bulan itu wujud di atas horizon, ia tidak otomatis kelihatan ketika dilakukan rukyah. Ini dipengaruhi oleh banyak hal, seperti, ketinggian hilal yang minim, azimut antara matahari dengan bulan terlalu dekat, atau karena cuaca yang tidak mendukung. Artinya, keberadaan bulan di atas ufuk tidak menjamin dapat dilihat. Hal inilah yang membuka peluang perbedaan penetapan permulaan Ramadhan/Syawal antara pemegang hisab dengan pemegang rukyah. Yang akan menggembirakan ialah, bila hisab berkata “bulan dapat dilihat” karena dalam posisi ideal, dan hasil rukyah pun begitu, seperti Ramadhan tahun 1419 H ini, Insya Allah. Mengapa usia bulan Qamariyah itu terkadang 29 hari dan terkadang 30 hari, karena dalam Ilmu Hisab, usia bulan Qamariyah rata-rata, atau peredaran bulan mengelilingi bumi dari sebuah titik ke titik semula sejauh 3600 adalah 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik. Setelah diadakan perhitungan cermat, usia tahun Qamariyah adalah 354 hari 8 jam 48,5 menit, yang kalau disederhanakan menjadi 354 11/30 hari. Titik permulaan perjalanan peredaran bulan disebut ijtima'. Dengan demikian, hisab murni mendefinisikan bulan (syahr/wulan) adalah “dari ijtima' ke ijtima'.” Ijtima' adalah keberadaan bulan dengan matahari dalam satu garis (longitude) dilihat dari bumi. Peristiwa ini terjadi pada waktu yang sama, ada yang sedang berada pada siang hari, ada yang sedang berada pada malam hari, pagi hari, petang hari, dan sebagainya. Hasil perhitungan para ahli Ilmu Hisab --misalnya waktu terjadinya ijtima' akhir bulan Sya'ban tahun tertentu-- terkadang berbeda karena perbedaan buku rujukan yang dipakai. Masing-masing rumus yang dituangkan dalam buku Ilmu Hisab dimaksudkan memudahkan penghitungan. Adalah merupakan sunnatullah bahwa ilmu jenis ini berkembang terus, begitu juga alat yang digunakan. Tadinya, perhitungan tata surya dituangkan dalam Rubu' mujayyab. Kemudian perhitungan itu disempurnakan dan dipopulerkan dengan ilmu segitiga bola langit. Alat hitung yang digunakan tadinya angka biasa, kemudian daftar logaritma, dan akhirnya kalkulator. Alat-alat mutaakhir memberikan kontribusi bahwa hasil perhitungannya akan lebih halus dan akurat dari yang lebih tua. Misalnya, hasil perhitungan dengan daftar logaritma yang menyediakan 5 atau 4 desimal di belakang koma akan kalah akurat dibanding hasil perhitungan dengan kalkulator yang memuat delapan 8 atau 9 desimal di belakang koma. Ini menunjukkan bahwa temuan rumus-rumus mutaakhir menyempurnakan rumus-rumus tua. Tentu saja begitu, karena ilmu mutaakhir merupakan pengembangannya, bukan berdiri sendiri.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
25
Alhamdulillah, bulannya sudah kelihatan
Di lapangan kita dapati sebagian orang menggunakan perangkat tua, sebagian perangkat mutaakhir. Misalnya, apa yang disebut hisab taqribi menyediakan rumus untuk menghitung tinggi hilal sebagai berikut: Tinggi hilal = Ghurub dikurangi Ijtima' dibagi 2, tanpa memperhitungkan sisi lain. Tentu, untuk ukuran sekarang, rumus ini terasa terlalu simpel, perlu diperhalus. Sebab, dalam kasus tertentu, perhitungan taqribi menunjukkan, bulan sudah mungkin terlihat, sedangkan hisab modern menunjukkan belum mungkin. Dalam menghitung tinggi hilal terjadi penyempurnaan, misalnya, apa yang dimaksud tinggi hilal itu 4 derajat. Perhitungan kasar biasanya memberi informasi bahwa dimaksud dengan 4 derajat adalah dihitung dari titik pusat bulan. Padahal, bagian bulan yang dilihat bukan titik tengahnya, tetapi piringan bulan bagian bawah. Karenanya diperlukan pula pembedaan antara ufuq haqiqi dan ufuq mar`i. Bukan hanya itu, besar sinar yang diterima oleh bulan dari mata hari serta ketinggian lokasi observasi ikut diperhitungkan. Ragam Kaedah Penetapan Awal Bulan Qamariyah Namun demikian, hasil perhitungan Hisab dengan perangkat mutaakhir cenderung sama. Kalau terjadi perbedaan, selisihnya tidak terlalu jauh karena perbedaan pembulatan angka ketika melakukan penghitungan. Kendati hasil hisab tidak berbeda mencolok, tetapi penetapan awal bulan Qamariyah bisa berbeda karena perbedaan mereka akan komitmen terhadap hasil hisab dan petunjuk syara'. Setidaknya, dapat kita temukan perbedaan kaedah penetapan awal bulan Qamariyah dalam pemikiran-pemikiran sebagai berikut: 1.Bila ijtima' terjadi sebelum shubuh/fajar, -- misalnya ijtima' terjadi pada malam Senin jam 02.00 -- maka hari Senin itu juga dimulai puasa Ramadhan. Tidak penting, apakah sore hari Ahad menjelang Senin itu wujud atau tidak. Pendapat ini memiliki komitmen yang kuat terhadap
26
temuan Falakiyah bahwa batas pergantian bulan adalah ijtima'. Jadi, ijtima' sebelum subuh dapat dijadikan dasar penetapan awal bulan; 2.Bila ijtima' terjadi sebelum ghurubusy-syamsi dan bulan telah wujud --seberapa pun tingginya-- ketika matahari terbenam, --misalnya ijtima` terjadi pada pada jam 13.00 siang hari Selasa, dan diperkirakan ketika matahari terbenam nanti bulan sudah wujud, sungguh pun belum kelihatan (belum imkan ru`yah),-- maka Hari Rabu sudah masuk tanggal 1 Ramadhan/Syawal. Pemikiran ini mengkonversi ru`yah dengan hisab. Pemikiran ini tidak menerima pemikiran pertama (1) karena ijtima' ba'dal ghurub menggambarkan bahwa hilal belum wujud, apalagi dirukyah; 3. B i l a ijtimak terjadi jauh sebelum matahari terbenam, dan ketika matahari terbenam, bulan diperkirakan dapat dilihat, maka hari berikutnya adalah tanggal 1 Ramadhan/ Syawal. Misalnya ijtima' terjadi pada hari Jumat jam 5 pagi. Ketika matahari terbenam, tinggi hilal 5 derajat. Informasi lain mengatakan, hilal berpeluang dirukyah. Maka hari Sabtunya tanggal 1 bulan berikutnya. Persoalannya, batasan imkan rukyah belum ada kesepakatan. Imkan rukyah tidak cukup diukur dengan ketinggian hilal, tetapi harus diperhitungkan pula besar sinar matahari yang diterima bulan sehingga bulan tampak. Faktor cuaca tidak kalah menarik untuk diperhitungkan. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan mereka menangkap ajaran dari dalil yang sama. Yang dipentingkan oleh ajaran agama itu bunyi teks ataukah rahasia di balik teks, itulah yang menjadi titik perbedaan mengambil keputusan Fikih. Menarik untuk disimak adalah ketika dari suatu jihad, Rasulullah memerintahkan agar para shahabat tidak shalat 'Ashar sebelum sampai di kampung Quraidzah. Hari sudah sore. Sebagian shahabat mengerjakan perintah itu apa adanya kendati waktu 'Ashar sudah habis. Sementara, shahabat lain menangkap perintah itu bertujuan agar kaum muslimin berjalan cepat sampai di Quraidzah, sampai di sana masih 'Ashar. Karennya mereka mengerjakan shalat 'Ashar di perjalanan, bukan di Quraidzah sebagaimana diperintahkan. Yang penting mereka secepatnya mendapatkan Quraidzah. Kelompok pertama tidak menangkap perintah itu bertujuan percepatan perjalanan. Nah, yang mana pun mereka tidak disalahkan oleh Rasulullah. Kembali kepada perintah ru`yah, ada yang menangkap bahwa syahr itu diukur dengan rukyah hilal. Ada pula yang setelah mendalami ilmu, syahr itu tidak harus hilalnya kelihatan, cukup dengan wujud hilal. Hilal adalah álamatus syahr. 'Alamatus syahr dapat diganti dengan apa yang dicapai oleh ilmu. Ada pula yang berpandangan ilmu murni, bahwa syahr itu dari ijtima' ke ijtima'. Ini semua mempunyai implikasi perbedaan hasil penetapan awal bulan Qmariyah. Penutup Demikian Uraian tentang Perbedaan Kaedah Penentuan awal bulan Qamariyah semoga ada gunanya. Mohon maaf bila terdapat istilah teknis yang tidak mudah dimengerti.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
*Penulis adalah Guru Besar STAIN Salatiga
Kiprah
BANASRUAN,
Guyub Sejak 1976
B
ila ada saudara didukung 3 orang atau atau teman kita lebih. meninggal/ken Keempat, bagi a musibah, kita pasti akan anggota yang purna tugas datang, dengan tujuan dapat mendapat tali asih menghibur atau sekedar maksimal Rp. 500.000. meringankan sedikit derita Kelima, untuk musibah yang dirasakan. kebakaran/bencana alam Di Salatiga ada maksimal Rp. 500.000. organisasi yang diberi nama Dan keenam, bila terjadi Banasruan (badan dan anggota tidak berkenan, sosial guru dan karyawan maka dana masuk ke kas pendidikan). Oraganisasi Banasruan. semi dinas ini dibentuk oleh Anggota oranisasi ini guru dan karyawan kurang lebih 1050 orang. pendidikan di tingkat SD, Mekanisme pengumpulan SLB dan TK se-Salatiga. dana adalah bekerjasama Foto/HB:Lukman Organisasi ini memiliki dengan UPTD Kacab Dinas ADART yang mengikat para Kecamatan dan Dinas anggota dan pengurus, Kegiatan melayat seperti yang dilakukan Banasruan Pendidikan Kota. berdiri sejak 12 Juli 1976. Sampai-sampai pengurus Sedangkan untuk SD dan TK bekerjasama dengan yang sekarang tidak mengetahui detail sejarah bendahara masing-masing sekolah. “Tiap bulannya beridirinya organisasi ini dikarenakan rentang waktu anggota gajinya akan disisihkan sebagian oleh bendahara. yang lama. Jika ada kasus pada 15 September maka penarikkannya Struktur kepengurusan antara lain, Pelindung pada bulan Oktober, bisa dikatakan ditalangi dulu oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Penasihat terdiri bendahara” tambah sekretaris. dari Kepala Cabang Dinas Kecamatan Se-Salatiga. Menurut Amir, pada suatu bulan kejadian sampai Sedangkan Ketua I yang sekarang ini dikomandoi oleh 15 kematian, tapi rata-rata per bulannya 10 kejadian. Amir Suripno, S.Pd. Ketua II Kusnin, sekretaris I M. Rowi, Sudah hampir pasti tiap bulan pasti ada, namun kas Sekretaris II A. Afifudin, S.Ag. dan bendahara I Niek Banasruan sampai saat ini masih surplus. Untuk tiap Setyoningsih S.Pd bersama Sudarmanto, S.Pd. Untuk kejadian anggota iuran Rp 700, jadi misalnya ada 15 kasus kemudahan pengurus dibantu Komisariat yang dibentuk maka jumlah tarikan selama sebulan adalah Rp 10.500. di masing-masing Kecamatan dengan jumlah 14 orang. “Mengenai syarat keanggotaan adalah mereka yang Kerja Banasruan ini adalah memberikan santunan bertugas di Dinas Pendidikan Kota Salatiga. Jadi status kepada anggota/anggota keluarga yang terkena keanggotaan putus bila: meninggal dunia, memasuki musibah. Selain itu juga memberikan tali asih kepada purna tugas, permintaan sendiri, alih tugas di luar daerah anggota yang purna tugas. Santunan tersebut diberikan kerja Banasruan dan dikeluarkan karena tidak patuh langsung ke rumah yang bersangkutan saat peristiwa ADART” jelas ketua. terjadi. “Jika jarak tempuh di bawah 60 KM para Masih menurut Amir, kepengurusan Banasruan ini pengurus akan mengantar santunan tersebut” terang maksimal 2 periode (satu periode 3 tahun). Namun dapat ketua. dipilih kembali bila sudah jeda satu periode. Biasanya Besaran pemberian bervariasi yaitu: pertama, anggota menolak menjadi pengurus karen menyita waktu, kematian anggota untuk ahli waris bersangkutan tenaga dan pikiran cukup banyak. Bila ada kejadian sebesar Rp. 500.000, apabila didukung (anggota sekretaris harus membuat berita lelalu yang harus di keluarga yang masuk dalam organisasi) adalah 1 orang. sebarkan ke 130 sekolahan (tingkat TK, SD dan SLB) se Jika didukung 2 orang sebesar Rp. 550.000, dan jika Salatiga. Dia dibantu komisariat di 4 Kecamatan. Setelah didukung oleh 3 orang atau lebih besarnya Rp. 600.000. itu semua pengurus diharuskan berangkat menuju Kedua, Kematian istri/suami atau seorang anak tempat kejadian. yang belum berkeluarga besarnya Rp. 400.000 didukung “Dukanya bila kami sudah capek menyebar berita 1 orang, Rp. 450.000 didukung 2 orang dan Rp. 500.000 lelayu, baru mau berangkat ke lokasi datang sms atau bila didukung 3 orang atau lebih. telepon ada berita lelayu. Kendala yang kami hadapi Ketiga, kematian ayah/ibu kandung/mertua adalah sering telatnya berita dari yang yang bersangkutan anggota sebesar Rp. 350.000, jika didukung 1 orang, bila sehingga kami juga terlambat.. ” cerita M Rowi.(lux) didukung 2 orang Rp. 450.000, dan Rp. 500.000 bila
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
27
Budaya
Foto/HB:Fahmi
Rodad : Hidup Segan, Mati Tak Mau Istilah Rodad, mungkin terdengar agak asing di telinga pemuda kita. Beda dengan orang tua. Di benak mereka mungkin langsung terlintas serombongan penari yang sudah lanjut usia. Rombongan penari Rodad berkaca mata hitam, memegang kipas, dan melenggak-lenggok dengan gerakan yang monoton. Iringan musiknya yang terdiri atas alat instrumen terbang dan jedor juga memainkan irama yang monoton. Kesenian ini memang semakin terpinggirkan. Tak heran jika pemuda kita merasa asing dengan rodad.
28
A
walnya, seni tari Rodad merupakan sarana sebagian kyai dalam menyebarkan syiar agama Islam di Pulau Jawa. Bacaan sholawat nabi dirangkai dalam suatu irama tertentu untuk mengiringi gerakan para penari. Selain untuk menghibur masyarakat, kesenian ini juga bertujuan untuk memperkenalkan agama Islam. Harapannya, melalui kesenian, masyarakat akan lebih tertarik untuk mendalami ilmu agama Islam. Dalam perkembangannya, Rodad diterima masyarakat sebagai suatu bentuk kesenian rakyat. Seiring berkembangnya Rodad, berkembang pula seni tari serupa yang menampikan kesamaan motif gerak dan peralatan yang digunakan. Seni tari tersebut antara lain seni Angguk di Kulonprogo, seni Bangilun di Wonosobo, dan seni Ndolalak di Purworejo. Melihat nasib Rodad yang
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
semakin memprihatinkan, dapat dikatakan bahwa kesenian rakyat ini sudah tidak merakyat lagi. Pasalnya, rakyat sebagai pemilik seni tari Rodad sudah jarang yang mengenal apalagi mau melestarikan kesenian ini. Bisa jadi, semakin punahnya Rodad karena ketidakmampuannya dalam mengikuti perkembangan waktu dan seni secara global. Ini karena pelaku seni Rodad terlalu kaku dalam memegang pakem atau aturan–aturan dalam membawakan tari Rodad. Ciri khas Rodad seperti gerak yang sederhana, monoton, dan berulang–ulang tentu sulit diterima generasi muda zaman sekarang yang bersifat dinamis. Ditambah lagi, kostum yang sangat sederhana seperti celana pendek, baju putih, peci, dan kipas yang terkesan kuno. Belum lagi kesan aneh yang muncul karena kostumnya dilengkapi dengan kaca mata mata hitam, slempang, dan kaos kaki yang tinggi seperti pemain sepakbola. Sulit dipungkiri bahwa kostum ini cenderung menimbulkan rasa malu untuk menjadi penari Rodad. Tentu saja Rodad sulit berkembang bila dipertahankan dengan pakemnya yang seperti itu. Padahal, disisi lain, perkembangan teknologi yang sedemikian pesat memungkinkan masuknya pengaruh budaya lain dalam kehidupan masyarakat. Sebagai gambaran, generasi muda sekarang akan lebih mengenal dan menyukai disco, musik rock, bahkan rap. Budaya asing ini dianggap lebih modern dan glamour dibandingkan Rodad, Angguk, maupun nDolalak. Personil 30 Orang Dalam pementasannya, Rodad menampilkan sekelompok penari yang berpasangan. Biasanya pendukung pementasan kesenian ini sekitar 30 orang. Dua puluh orang penari dan 10 orang lainnya memainkan alat musik. Meskipun demikian, tak ada aturan pasti yang mengatur jumlah pendukung pementasan sehingga dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Kesenian ini menggunakan konsep pentas berbentuk arena dengan desain lantai lurus. Kelompok pemusik berada di halaman, di dalam sebuah lingkaran, di antara penonton yang berdiri di pinggirnya. Dalam pementasan Rodad, penari berada dalam posisi duduk bersimpuh dan jengkeng. Hanya pada waktu srokal (berasal dari kata asrokol, ketika shalawat dibacakan) saja para penari ini berdiri dengan melakukan gerakan–gerakan tari yang sederhana. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa gerak lebih dipusatkan pada tangan dan kepala yang memang memiliki sentuhan spiritual. Kadang, gerakan tangan dan kepala dibarengi oleh liukan badan (torso). Rodad dipentaskan pada malam hari selama 4-5 jam, sejak jam 20.00 hingga jam 01.00. Sebelum pertunjukan dimulai, ada kalanya dilakukan pembacaan ayat suci al Qur'an dan terkadang didahului dengan pertunjukan pencak silat sebagai pra-tontonan. Pertunjukan semacam ini biasanya mengambil tempat di dalam rumah penduduk atau di serambi masjid. Selama menari Rodad, para penari tampil apa adanya tanpa memakai rias muka. Bacaan shalawat dinyanyikan dalam bahasa Arab. Ada juga yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Instrumen yang digunakan adalah empat buah terbang
dan satu jedor. Dalam perkembangannya, instrumen ini ada yang ditambah dengan sebuah tambur (genderang) dan sempritan (peluit). Shalawat dibacakan bersamasama secara bergantian antara kelompok penari dengan kelompok pemain instrumen pengiring. Pertunjukan ini dipimpin oleh seorang dalang yang disebut ro'is. Rodad Sekarang Rodad yang semakin dijauhi masyarakat tentu membutuhkan perhatian yang lebih dari berbagai. Perhatian yang lebih perlu diberikan untuk mempertahankan seni tradisional tersebut. Salah satu paguyuban seni yang berusaha melestarikan keberadaan seni rodad itu adalah paguyuban seni Turanggo Digdo Kauman Kidul. Paguyuban yang diarsiteki oleh Amrih Gunarto, S.Sn. tersebut mencoba meramu kembali Rodad menjadi Rodad versi baru. Rodad versi baru ini dapat dipentaskan kapan saja tidak terpancang pada malam hari. Tampilannya pun lebih menarik agar layak ditonton dan kembali disukai masyarakat. ”Kami memberi sedikit perubahan pada kostum dengan tidak meninggalkan roh atau unsur pokok dari seni Rodad,” kata Amrih. Kostum baru itu antara lain kaos kaki, topi berornamen (hiasan), pakaian yang lebih menarik dan berwarna-warni dengan memakai jarik (kain). Dari sisi gerak, ditambahkan unsur lain agar lebih menarik dan tidak monoton. Selain itu agar Rodad dapat diterima semua lapisan masyarakat tanpa membedakan agama, Turonggo Digdo mengembangkan seni Rodad dengan tema pembangunan. Amrih menjelaskan, perkembangan seni Rodad sangat dipengaruhi oleh daerah dan seniman yang terlibat didalamnya. ”Apabila kesenian Rodad itu ditangani oleh senimanseniman tradisional, sulit bagi seni Rodad daerah yang bersangkutan untuk berkembang,” jelasnya. Namun dengan adanya keterlibatan seniman akademis, seni Rodad di suatu daerah akan lebih dapat perkembang dan tidak terpaku pada suatu pakem tertentu. Filosofi Meja Indah Amrih menjelaskan perlunya keseriusan dalam menggarap seni tari Rodad. Tentunya penggarapan tersebut dilakukan dengan tetap mempertahankan ciri khas yang dimiliki seni Rodad itu sendiri. Sehingga nantinya memunculkan seni Rodad dengan wajah baru yang lebih menarik namun tetap dapat diketahui bahwa itu adalah sebuah seni Rodad. Dalam menyikap seni Rodad, Amrih mengumpamakan Rodad sebagai sebuah meja. Agar disukai orang, meja memerlukan berbagai perubahan sehingga tidak sekada berbentuk bujursangkar dan berkaki lurus. Misalnya, pada bagian atasnya dibuat ukirukiran dan kakinya dibuat lengkungan yang enak dilihat. ”Inovasi ini membuat meja menjadi lebih menarik dan memiliki nilai jual yang lebih namun masih tetap disebut sebagai meja,” ungkap guru di SD Lab Salatiga itu. Demikan halnya seni tari Rodad. Perubahan atau inovasi sangat dibutuhkan untuk mempercantik seni Rodad. Tujuannya, agar seni tari Rodad menjadi lebih indah, enak ditonton, namun tetap memiliki roh Rodad sehingga tetap menyandang nama sebagai seni tari Rodad.(dji)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
29
Lintas Kota
BPR Salatiga EKSPANSI
P
anji Bank Perkreditan Rakyat Kota Salatiga akhirnya berkibar di Kabupaten Semarang. Tepatnya di komplek ruko Harjosari Jl. Sukarno Hatta Bawen. Acara peresmian dilaksanakan pada tanggal 26/8/08. Terlihat sebagian besar pejabat Pemkot Salatiga hadir di tempat untuk mengikuti acara peresmian pembukaan cabang baru BPR Kota Salatiga tersebut. Hadir pula Walikota Salatiga John M Manoppo, SH yang secara langsung meresmikan kantor baru. Selain dari jajaran Pemkot Salatiga, tamu undangan yang hadir adalah Kepala Kecamatan Bawen, insan perbankan dan masyarakat sekitar. Acara dirangkai dengan peresmian oleh Walikota Salatiga dengan pemotongan pita bunga dan potong tumpeng. Tamu undangan juga disuguhi hiburan solo organ dan pemberian dorprize. Penghargaan berupa TV berwarna juga diberikan kepada Badan pengelolaan Keuangan Daerah(BPKD) Kota Salatiga, Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kota Salatiga dan Dinas Kesehatan Kota Salatiga, selaku
Foto/HB:Fahmi
Peresmian BPR Kota Salatiga di Bawen Kab. Semarang
penabung terbanyak. “Pembukaan cabang baru di Bawen adalah terinspirasi banyaknya nasabah yang berasal dari Kabupaten Semarang. Saat ini nasabah dari Kabupaten Semarang mencapai 661 nasabah. Ke depan kami juga akan berupaya untuk membuka di wilayah lain” sambut Direktur Utama M. Habib Sholeh, SE. Sedangkan Walikota Salatiga memohon ijin kepada masyarakat sekitar untuk dapat menerima kehadiran BPR Salatiga di Bawen. “Nanti seandainya Pemerintah Kabupaten Semarang berkeinginan membuka Bank serupa di Salatiga kami membuka pintu selebarlebarnya” tambah John.(lux)
Pasar Swasta Pertama di Salatiga
Foto/HB:Fahmi
Peresmian Pasar induk hasil bumi Melati.
P
asar induk hasil bumi Melati akhirnya diresmikan. Pasar yang berlokasi di Jalan Noborejo tersebut diresmikan secara langsung oleh Walikota Salatiga pada tanggal 27/08/08. Acara tersebut berlangsung meriah, tamu undangan yang hadir meliputi para pedagang, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Salatiga, DPRD,
30
para bankir dan perwakilan pedagang dan pemerintah Boyolali. Pasar induk ini adalah pasar pertama yang dimiliki dan dibangun pihak swasta. Jumlah ruang yang dibangun tahab pertama ini adalah 7 toko, 92 kios dan 84 los. Ke depan pasar ini akan dilengkapi dengan terminal angkot, ruang pergudangan dan lahan parkir yang akan selesai pada tahap II. Pasar yang dibangun oleh H. Untung Suhardi, ini adalah sebagai solusi bagi para pedagang eks Pasar Kembangsari yang menempati pinggir jalan Noborejo. “Alhamdulillah, ruang yang sudah ada telah mampu menampung pedagang yang selama ini berjualan di Jalan Noborejo. Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan pembangunan pasar ini, utamanya Pemkot Salatiga yang memudahkan pengurusan perijinan” ucap Untung. Margono, ketua paguyuban pedagang juga menyampaikan terimakasihnya, karena dengan dibangunnya pasar ini para pedagang dapat mencarikan nafkah keluarga. “Kami selama ini menempati bibir jalan Noborejo, jelas tidak nyaman disamping mengganggu pejalan kaki juga keamanan. Namun setelah dibangunnya pasar ini lebih nyaman” sampai Margono.(lux)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Lintas Kota
Workshop Peningkatan Mutu Pendidikan
S
ebagian besar Kepala Sekolah dari Kota Salatiga memadati ruang pertemuan Hotel Rawa Pening Bandungan. Kehadiran mereka dalam rangka mengikuti workshop peningkatan mutu pendidikan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Salatiga. Acara berlangsung sejak tanggal 26-27/08/08. Workshop dibuka langsung oleh Walikota Salatiga John M Manoppo, SH. “Sering-seringlah mengadakan pertemuan serupa dalam memajukan pendidikan di Salatiga. Hal tersebut adalah sebagai aktualisasi Salatiga sebagai Kota Pendidikan, sehingga perlu penyegaran dan perenungan minimal secara fisik maupun masyarakat Salatiga sendiri” sambut John. “Pendidikan kita sudah mengglobal terbukti dengan adanya ISSN dan lain sebagainya. Kami dari pemkot hanya bisa memfasilitasi kegiatan-kegiatan seperti berikut” tambah Walikota. Peserta workshop tersebut adalah perwakilan Kepala Taman Kanak-kanak sebanyak 5 orang, Kepala Sekolah SD/MI 15 orang, SMP/MTs 24 orang, SMK 24 orang, pengawas dan penilik sekolah, Dewan Pendidikan serta kasi dan kasubbag Dinas Pendidikan Kota Salatiga. Tujuan dari forum ilmiah adalah sebagai singkronisasi pemahaman antara Sekolah dengan Dinas Pendidikan, penataan tenaga pendidik. Pemateri berasala dari Komisi I DPRD Kota Salatiga dengan materi Arah Pembangunan Bidang Pendidikan Kota Salatiga, Kepala Bapeda: Program Pembangunan Bidang Pendidikan Kota Salatiga, Kepala Bawasda: Pengendalian dan Pengawasan.
Foto/HB:Fahmi
Pembukaan Workshop peningkatan mutu pendidikan.
Sedangkan pembicara dari unsur pendidikan adalah: Kepala Dinas Pendidikan dengan tema Program Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Kabid Dikdas Disdik Provinsi Jawa Tengah: Kebijakan Program Dikdas Disdik Provinsi Jawa Tengah Kelompok I (TK/SD/SMP) dan Kabid Dikmen Provinsi Jawa Tengah : Kebijakan Dikmen Disdik Provinsi Jawa Tengah. Sebagai akhir workshop diadakan sidang kelompok untuk membahas kalender pendidikan dan program lain yang mendukung proses pendidikan.(lux)
Senam Osteoporosis P
Foto/HB:Sakti
Senam Osteoporosis di halaman Pemkot Salatiga
ada Tanggal 18 Juli 2008, bertempat di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga, Paguyuban Wong Salatiga di Purwokerto (PAWONS) mengadakan acara Pemeriksaan Tulang kepada masyarakat, bekerjasama dengan Rumah Sakit Ortopedi Purwokerto. Kegiatan ini diawali dengan senam massal Osteoporosis yang diikuti langsung oleh Walikota Salatiga, Bp. John M. Manoppo, SH.. Masyarakat yang didominasi oleh PNS ini dapat secara langsung memeriksakan kesehatan tulang mereka kepada petugas medis. Kesehatan tulang kali ini diketahui dengan memeriksa tingkat kepadatan tulang seseorang. Hasilnya dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pasien dan untuk tindakan medis berikutnya bila diperlukan.(shk)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
31
Lintas Kota
Guru SD
Syukuran Foto/HB:Fahmi
Syukuran guru tingkat SD yang lulus pendidikan Strata I
S
ebanyak 60 guru tingkat SD mengadakan syukuran di Rumah Makan Banyu Bening Kota Salatiga. Hal tersebut dalam rangka mensyukuri kelulusan mereka setelah menempuh pendidikan strata I. Mereka adalah guru yang mendapatkan kesempatan kuliah gratis. Seluruh biaya kuliah ditanggung oleh APBD Kota Salatiga dan APBN. Rinciannya selama satu semester mereka mendapatkan bantuan sebanyak 2 juta potong pajak. Lama perkuliahan adalah 5 semester atau 2,5 tahun. Program kuliah ini adalah diselenggarakan oleh
Universitas Terbuka Semarang dengan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Sedang mahasiswa berasal dari guru tingkat SD Kota Salatiga. Dra. Kadarwati MPd. Selaku dosen mengutarakan bahwa, program ini diselenggarakan adalah sebagai pemenuhan syarat minimal guru SD adalah sarjana I. “Syarat untuk menjadi guru setingkat SD sekarang ini adalah S I, maka diharapkan semua guru yang belum menyelesaikan pendidikan S I untuk menempuhnya. Kendala selama perkuliahan tidak ada, hanya saja mahasiswanya orang tua sehingga banyak dari mereka yang harus bersosial. Perlu diketahui perkuliahan berlangsung hari Sabtu dan Minggu dimana orang punya hajat (mantu) pada hari-hari tersebut” tambah Kadarwati. Muh Haris Anggota DPRD Kota Salatiga Komisi I yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan sambutan. “Ibu dan bapak guru harus terus menerus dices terus-menerus karena pendidikan tidak mandeg. Selain itu para guru dituntut untuk familier terhadap IT, jangan sampai ditertawakan para anak didik. Selain itu syarat akrab denga IT juga harus familier terhadap komputer” sambut Haris.(lux)
Guru SMPN 5 Ikuti Lomba Ilmiah
P
ersonil Dinas Pendidikan Kota Salatiga hadir di SMPN 5 Salatiga dalam acara persiapan sumber daya manusia. Program peningkatan kualitas guru dan karyawan tersebut terlaksana pada 2820/08/08 di Ruang Ketrampilan SMPN 5. Acara dikemas dalam bentuk ceramah dan dialog langsung. Sebagai pemateri Drs. Wido Murwadi, MPd. Selaku Kasubdin Pndidikan Dasar dan Mahmudi, MAg. Selaku Pengawas SMP dan SMA Kota Salatiga. Materi disampaikan mulai dari pukul 09.00-16.00 WIB. Peserta yang mengikuti sebanyak 60 orang, terdiri dari seluruh guru dan karyawan SMPN 5 Salatiga, termasuk Drs. Tri Purnomo AP. selaku Kepala Sekolah. “Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas guru dan karyawan SMPN 5. dalam hal lain sekolah kita sedang mempersiapkan diri menjadi sekolah rintisan sekolah standar nasional (SSN). Sekolah kami dalam mempersiapkan diri ke sana telah memiliki jaringan komputer dan internet satu kelas, lap bahasa,
32
Foto/HB:Fahmi
Kegiatan Program Peningkatan guru dan karyawan.
lap elektronik, lap IPA, dan peralatan garment, tukas Tri Purnomo. Dalam forum dialog, Ibu Ana salah seorang guru menyampaikan keinginan lebih baik dari perorangan guru itu ada, tapi kalau yang lain tidak mau berubah untuk lebih baik bagaimana?. Saya menilai kerjasama Dinas Pendidikan dalam perlombaan yang ada masih kurang. Dari berbagai lomba ilmiah yang ada yang berperan malah swasta.(lux)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Lintas Kota
Doa Hari Jadi Salatiga
D
alam rangka memperingati hari jadi Salatiga yang ke-1258, maka masyarakat dari perwakilan umat beragama mengucapkan syukur atas kota tempat mereka tinggal. Pada tanggal 18 Juli 2008 umat Hindu dan Budha Kota Salatiga khusuk mengheningkan cipta di Plumpungan, tempat tergeletak Prasasti cikal bakal Salatiga. Baik tua maupun muda berbaur dalam acara itu, meskipun acara berlangsung secara singkat. Hadir dalam acara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Seni Budaya dan Olah Raga Kota Salatiga, Ketua Dewan Kesenian Kota Salatiga, serta Pemuka agana dan masyarakat Plumpungan. Setelah acara doa selesai dilanjutkan dengan makan bersama dari nasi kenduri yang didahului dengan pemotongan tumpeng. Semua berharap agar Kota Salatiga dapat menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali. Selain itu, masih dalam rangka Peringatan Hari Jadi Salatiga ke-1258, Ketua Pengadilan Negeri Kota Salatiga memimpin Acara Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan “Dharma” Salatiga, tanggal 24 Juli 2008.
Foto/HB:Sakti
Doa bersama perwakilan umat beragama di Kota Salatiga
Hadir pada kesempatan itu, segenap Muspida serta perwakilan dari segenap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Salatiga, TNI, POLRI dan Tokoh Masyarakat. Acara ini diawali dengan Apel Ziarah sekitar satu jam dilajutkan dengan peletakan rangkaian bunga dan tabur bunga di pusara pahlawan.(shk)
Kirab
Hari Jadi Salatiga Foto/HB:Shakti
Kirab, dalam rangka memperingati hari jadi Salatiga
P
ada Tanggal 24 Juli 2008, Salatiga sudah berusia 1258 tahun. Pemerintah Kota Salatiga memperingatinya dengan berbagai acara. Salah satunya adalah Kirab Hari Jadi Salatiga. Kirab ini diawali dengan prosesi di teras rumah dinas Walikota Salatiga, Jl. Diponegoro 1 Salatiga. Kemudian peserta kirab berjalan kaki dalam terik matahari menuju halaman Pemkot Salatiga. Rombongan ini diawali dengan diaraknya miniatur batu prasasti Plumpungan sebagai sumber sejarah Salatiga.
Walikota Salatiga beserta jajarannya yang terdiri dari Lurah, Camat, dan segenap pimpinan SKPD dapat menjadi akrab dan berbaur dengan rakyat yang menunggu mereka di kanan kiri jalan. Antusiasme masyarakat terlihat sepanjang jalan Jendral Sudirman dan Sukowati yang dilalui iring-iringan kirab. Adapun puncak acaranya berupa kenduri rakyat di halaman Pemerintah Kota Salatiga. Tepat pada Tanggal 24 Juli 2008 pukul 15.00 masyarakat Salatiga, besar dan kecil, Tua dan Muda, Laki-laki dan Perempuan, dari pejabat sampai penarik becak berkumpul merayakan hari jadi Salatiga dengan makan bersama. Ribuan nasi bungkus dan minuman yang sudah dipersiapkan masing-masing SKPD dipersiapkan dalam meja, yang nantinya dibagikan pada masyarakat. Acara ini sungguh memperlihatkan betapa antusiasnya masyarakat Kota Salatiga untuk bertemu pemimpin mereka dan bersamasama menikmati berkah keamanan dan kedamaian Kota Salatiga dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.(shk)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
33
Lintas Kota
Walikota Pimpin KONI Ke-3 Foto/HB:Fahmi
Pemilihan Ketua KONI Kota Salatiga
W
alikota John M Manoppo, SH akhirnya terpilih kembali menjabat sebagai ketua KONI Kota Salatiga. Pemilihan dilaksanakan secara aklamasi pada tanggal 31 Agustus 2008 bertempat di Gedung Pertemuan Daerah Kota Salatiga. Acara pemilihan dilaksanakan dalam rangkaian Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) VII Salatiga tahun 2008. Dengan demikian John telah menduduki tampuk pimpinan KONI Salatiga selama 3 periode. Yang pertama periode tahun 1999-2003, kedua 2003-2008 dan kali ini dari tahun 2008-2012.
Peserta Musorkot kali ini adalah perwakilan 32 cabang olahraga se-Kota Salatiga. Pimpinan sidang adalah Drs. Sutedjo, Msi. Sebagai ketua dan wakil Drs. Kasmun Saparaus, Msi. Musorkot berlangsung selama dua hari penuh, dengan agenda pembukaan oleh Walikota Salatiga John M Manoppo, SH., pleno pembacaan tata tertib sidang, pleno laporan pertanggungjawaban oleh ketua KONI John M Manoppo, SH., pleno tanggapan dan pengesahan laporan ketua. Selanjutnya sidang komisi dan pleno pembahasan per komisi dan yang terakhir pemilihan ketua baru. Sebagai tanda terpilihnya ketua baru, pimpinan sidang menyerahkan bendera KONI kepada ketua terpilih. Sedangkan tim formatur terpilih terdiri dari Drs. Kasmun Saparaus Msi. dan Sutrisno Supriantoro, SE yang keduanya merupakan Anggota DPRD Kota Salatiga. Bersama ketua Formatur akan segera menyusun struktur kepengurusan KONI.(lux)
Sidomukti Jalan Santai U
dara dingin Kantor Kecamatan Sidomukti yang berada di lereng Gunung Merbabu tak menghalangi masyarakat Kecamatan Sidomukti untuk ikut merayakan hari jadi Kota Salatiga. warga mengikuti acara jalan santai (20/7) yang dimulai pukul 06.30 WIB dengan penuh semangat. Sekitar 1.000 warga, mulai anak-anak hingga eyang-eyang, memadati halaman Kantor Kecamatan Sidomukti sebagai tempat start dan finish. Berbagai door prize tampak berjajar di panggung. Ada bungkusanbungkusan kecil, payung, hingga televisi, sepeda gunung, dan kulkas. Door prize ini menjadi daya tarik yang sangat memikat bagi peserta jalan santai. Kehadiran Walikota Salatiga John Mannopo beserta istri sebagai pengibar bendera start memberikan warna tersendiri bagi acara tersebut. Warga menjadi
34
Foto/HB:Panji
Jalan santai di Kecamatan Sidomukti
semakin bersemangat menempuh rute jalan santai, yakni Kantor Kecamatan Sidomukti, Dukuh Karangalit, Dukuh Warak, SMPN 7, dan kembali ke kantor kecamatan.(dji)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Lintas Kota
Sidorejo
Bertema Sido Resik
S
idorejo Sido Resik. Tema bermakna dalam yang menuntut berbagai elemen masyarakat untuk ikut memikirkan dan mewujudkannya. Tema tersebut diangkat oleh panitia Hari Jadi Kota Salatiga ke-1258 Kecamatan Sidorejo. Harapannya, Kecamatan Sidorejo dapat menjelma menjadi kecamatan yang lebih resik (bersih) dalam berbagai aspek. Mendukung tema tersebut, pada 20 Juli lalu, Kecamatan Sidorejo menyelenggarakan acara kerja bakti masal sepanjang 12,58 km. Angka tersebut berasal usia Kota Salatiga yang 1258 tahun. Kerja bakti dilakukan di sepanjang Kelurahan Pulutan hingga Kauman Kidul. Seperti jalan santai yang ada door prize-nya, kerja bakti ini pun tak mau kalah. Untuk menyemangati warga Kecamatan Sidorejo, panitia menyediakan door prize dengan cara membagi-bagikan kupon pada peserta kerja bakti. Usai kerja bakti, kupon diundi di halaman Kantor Kecamatan Sidorejo. Selain pembagian door prize, Sidorejo Sido Resik tersebut juga dilengkapi dengan pasar murah. Harapannya, pasar murah dapat membantu masyarakat
Foto/HB:Panji
Kerja bakti warga kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo
dalam memenuhi kebutuhannya dengan harga yang relatuf murah. Selain itu kesenian rakyat Rodad dan Reog juga ikut andil meramaikan acara.(dji)
Hari Keluarga Nasional Foto/HB:Panji
Peringatan hari keluarga nasional di Kota Salatiga
D
ua anak cukup. Laki-laki atau perempuan sama saja. Semboyan atau slogan ini sering kita dengar dan lebih memasyarakat dengan istilah KB (Keluarga Berencana).
KB adalah program nasional yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Sebagai kelanjutan dari program tersebut, tanggal 16 Juli dipilih sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Oleh karena itu, Dinas Kesejahteraan Sosial dan Keluarga Berencana (Dinkessos dan KB) memperingati Hari Keluarga Nasional (16/7) yang pada tahun ini merupakan peringatan ke-15. Dalam kesempatan yang sama diperingati pula Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat ke-5. Tema peringatan yang diambil pada tahun ini adalah Dengan Semangat Gotong Royong, Kita Wujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Hadir dalam kesempatan tersebut Sekda Kota Salatiga, Dra. Sri Sejati K, M.M., Kepala BKKBN Propinsi Jawa Tengah, Dra. Sri Murtiningsih, perwakilan dari SKPD, dan perwakilan masyarakat.(dji)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
35
Lintas Kota
Semaan Al Qur’an di Ruang Sidang II
Foto/HB:Panji
Semaan Al Qur’an dalam menyongsong hari jadi Salatiga
W
arga muslim Kota Salatiga memiliki cara tersendiri untuk memperingati Hari Jadi ke-1258 Kota Salatiga. Keberkahan dan ridho dari Sang Khalik merupakan harapan yang senantiasa dicari. Menyongsong hari jadi Kota Salatiga kali
ini, masyarakat muslim bersama Pemerintah Kota Salatiga mengadakaan semaan al qur'an 30 juz (21/7). Acara yang diselenggarakan di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga tersebut merupakan salah satu rangkaian peringatan hari jadi Kota Salatiga. Ketua Peringatan Hari Jadi Kota Salatiga, Dra. Niken Lidiastuti, M.M., mengharapkan semaan tersebut dapat membukakan rahmat dari Allah SWT. “Agar Kota Salatiga dapat melaksanakan pembangunan dengan sebaikbaiknya dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Salatiga,” tuturnya. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan staf PNS di lingkungan Pemkot Salatiga, santri dari berbagai pondok pesantren di Kota Salatiga, dan masyarakat umum. Dalam semaan al Qur'an tersebut, peserta dibagi menjadi enam halaqoh (kelompok). Masing-masing halaqoh menyemak 5 juz dari al Qur'an. Setiap halaqoh dipandu oleh satu orang santri atau kyai.(dji)
Sepeda Anti Narkoba
Lewati Salatiga N
arkoba adalah musuh yang tak tampak, terutama bagi generasi muda. Ini karena sifat remaja yang labil sehingga mudah dipengaruhi, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan adanya solidaritas kelompok. Selain itu, sifat remaja yang selalu ingin tampil menonjol dan memberontak juga rentan terhadap pengaruh narkoba. Sifat-sifat yang rawan inilah yang mendorong Generasi Muda Anti Narkoba mengadakan tur sepeda anti narkoba mulai Jakarta hingga Denpasar. Tur dilaksanakan dalam rangka mengajak masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, untuk menghindari penggunaan narkoba. Dalam rangkaian tur tersebut, rombongan yang berjumlah 15 orang dan diketuai oleh Ir. Darius HS
36
Foto/HB:Panji
Tour Sepeda Anti Narkoba dari Jakarta hingga Denpasar
menyempatkan mampir di Kota Salatiga. Selanjutnya, rombongan dilepas Sekda Kota Salatiga, Dra Sri Sejati K, M.M., Senin (22/7), di halaman Pemkot Salatiga untuk melanjutkan perjalanan. Dalam kesempatan tersebut rombongan tour di dampingi oleh kelompok pecinta sepeda Salatiga pimpinan Basuki.(dji)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Lintas Kota
Korea Bantu Salatiga
K
oica (Korea International Cooperation Agency) memberikan bantuan 20 unit mesin jahit dan konveksi terbaru serta 10 unit komputer kepada pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Koperasi dan UKM. Peralatan bantuan tersebut ditempatkan di Kopontren Al Islah Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Bantuan diserahkan pada Kamis (25/7) oleh Perwakilan Koica, Mrs. Hyeon, kepada Sekda Kota Salatiga, Dra. Sri Sejati K, M.M. Acara serah terima bantuan ini disaksikan oleh Kadinas Koperasi dan UKM, Drs. Petrus Resi, M.Si, Kabag Pengelolaan Kekayaan Daerah, Drs. Fakhruroji, Kadinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Drs. Amien Singgih, serta pimpinan Al Islah, H. Haryono. Dalam kesempatan itu, Sekda Kota Salatiga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Korea. Sekda berharap, kerja sama yang baik ini tetap dapat terus dilanjutkan di masa yang akan datang. “Saya berharap, peralatan tersebut dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Salatiga karena
Foto/HB:Panji
Penyerahan bantuan oleh perwakilan Koica
bantuan tersebut merupakan aset Pemerintah Kota Salatiga yang ditempatkan di Kopontren Al Islah,” tegasnya. Ini berarti, bila ada masyarakat di luar Kopontern Al Islah yang akan mempelajarinya harus didukung dan diijinkan oleh pihak Kopontren.(dji)
KPK Adakan Workshop di Salatiga
Foto/HB:Panji
Workshop meningkatkan kapasitas peran dan fungsi DPRD
K
urangnya pemahaman terhadap pengertian korupsi menyebabkan perilaku koruptif berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Tanpa disadari, korupsi muncul
dari kebiasaan yang dianggap lumrah dan wajar oleh masyarakat. Seperti, pemberian hadiah kepada pejabat sebagai imbalan jasa suatu pelayanan. Ketidakpahaman ini menjadi salah satu agenda penting bagi KPK. Oleh karenanya, KPK menyelenggarakan workshop bertema Meningkatkan Peran dan Fungsi DPRD Kota Salatiga. Workshop yang diselenggarakan di Ruang Sidang Paripurna DPRD Kota Salatiga tersebut berlangsung selama dua hari, yaitu 28-29 Juli. Workshop diikuti oleh seluruh anggota DPRD dan pimpinan SKPD. Penasihat KPK, Suryo Hadi Julianto, menyampaikan materi terkait peran dan fungsi DPRD dalam konteks good governance dan pemerintahan daerah. Materi lainnya menyangkut Fungsi Legislasi DPRD, Fungsi Anggaran DPRD, dan Fungsi Pengawasan. Diharapkan, setelah mengikuti workshop, anggota DPRD dan pimpinan SKPD mendapat wawasan baru mengenai korupsi sehingga dapat melakukan tindakan preventif (pencegahan) terhadap setiap bentuk kegiatan yang menjurus tindak pidana korupsi.(dji)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
37
Lintas Kota
Pasar Rakyat
di Halaman Polres Salatiga M
Foto/HB:Panji
Penyelenggaraan Pasar Rakyat di halaman Polres Salatiga
asih dalam susana peringatan Hari Jadi Kota Salatiga, Pemerintah Kota Salatiga bersama Polres Salatiga menyelenggarakan Pasar Rakyat. Kegiatan yang diselenggarakan pada 26-27 Juli lalu itu mengambil lokasi di halaman Polres Salatiga. Sekitar 80 UKM dengan berbagai macam jenis produknya ikut ambil bagian. Mereka menempati stan yang sudah disediakan panitia untuk memasarkan berbagai kebutuhan masyarakat. Bahan makanan, produk konveksi, makanan dan minuman ringan, hingga handycraft (kerajinan tangan) dapat ditemui di pasar rakyat ini. Selain melihat produk yang dipamerkan, pengunjung juga disuguhi pagelaran wayang kulit pada malam harinya. Walikota Salatiga, John M. Manoppo, menyampaikan dalam sambutannya, agar masyarakat Kota Salatiga dapat memanfaatkan pasar rakyat ini dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan hidup karena harga barang yang dijual relatif murah. Dalam kesempatan tersebut, Walikota beserta istri, Sekda Kota Salatiga, dan sejumlah anggota muspida menyempatkan diri meninjau stan dan membeli produk tertentu.(dji)
FKSS Dilantik F
orum Kota Salatiga Sehat dibentuk dan dilantik oleh Walikota Salatiga, John Manoppo SH, Kamis, 5 Juni 2008 di Ruang Sidang II, berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2005 Nomor 1138/ Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupen/Kota Sehat. Hadir pada kesempatan tersebut segenap komponen masyarakat, baik dari Perusahaan, sekolahan, Pemerintahan yang secara simbolis memperoleh bibit penghijauan dan stiker penanggulangan bahaya merokok. Rencana kegiatan Forum Kota Sehat antara lain membentuk kawasan percontohan Lingkungan Sehat Bebas Asap Rokok, Mengadakan program Sekolah Hijau , Mengembangkan pertamanan dan penghijauan kota, sarana olah raga, rekreasi serta taman bermain umum, bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK membentuk kelompok sadar lingkungan untuk mengelola dan
38
Foto/HB:Panji
Pelantikan FKSS Kota Salatiga
memanfaatkan sampah serta program lainnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Untuk menciptakan Kondisi Kota Salatiga yang sehat, tertib,bersih,Indah dan aman sebagaimana yang dicita-citakan dalam sesanti Kota Salatiga Hati beriman, diperlukan gerakan yang mampu menggugah kesadaran masyarakat Kota Salatiga, akan pentingnya lingkungan yang bersih, indah dan nyaman. (p.wi)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Lintas Kota
PDAM Getol Benahi Kualitas P
erusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Salatiga sedang getol membenahi kualitas sarana penunjang pelayanan air bersih. Terbukti, belum lama ini, PDAM telah meresmikan proyek aerasi, sedimentasi dan filterasi, yang dibangun di kompleks Kantor Pusat PDAM Jalan Letjend Sukowati 66-70 Salatiga. Walikota Salatiga John M. Manoppo, SH, meresmikan proyek tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Salatiga ke 1258, tanggal 24 Juli 2008, di lapangan Pancasila. Direktur PDAM H. Darminta, SE, MM, menjelaskan bahwa proyek tersebut sebagai solusi untuk menjernihkan air, menghilangkan bau dan menghilangkan Fe (kadar besi). Dengan telah dioperasionalkannya proyek tersebut, maka PDAM Salatiga telah melayani konsumen dengan menyediakan air bersih sesuai standar air bersih yang ditetapkan Menteri Kesehatan.
Foto:Ist
Uji coba proyek aerasi, sedimentasi dan filterasi
“Selaku Direktur PDAM Salatiga, kami berkomitmen untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik, agar konsumen merasa puas serta kebutuhan terhadap air bersih dapat terpenuhi,” ujar Darminta. Dari hasil proyek tersebut, Darminta berpesan agar masyarakat konsumen dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Masyarakat juga diminta untuk hemat air, karena untuk mendapatkan air bersih sekarang ini sangat sulit dan membutuhkan biaya mahal.(ano)
Perum Domas-Gendongan, “Banjir” Door Prize M
enyambut “Kegiatan jalan sehat ini H a r i mempunyai banyak manfaat. Kemerdeka Diantaranya untuk mengakrabkan an ke-63 Republik warga agar lebih guyub dan Indonesia tahun 2008, rukun,” ujar Ketua RW 10 Salatiga, warga Kota Salatiga Suwandi. sibuk mengadakan Sementara itu, kegiatan yang berbagai kegiatan. sama juga diselenggarakan warga Seperti warga RW 10 Kelurahan Gendongan Salatiga. Perumahan Domas, Tidak tanggung-tanggung, mengadakan kegiatan kegiatan yang dibuka oleh Lurah jalan sehat, Minggu 24 Gendongan, Gunaryo BSc, Agustus 2008. didukung oleh Karang Taruna, Kegiatan yang LPMK dan para Ketua RW. diikuti warga di Menurut seorang panitia Foto:Ist Perumahan Korpri ini Novi, jalan sehat bertajuk Warga Gendongan menerima hadiah utama berupa TV berlangsung meriah. “Gendongan Bersatu” ini diikuti Sebagai pembuka, warga melakukan senam aerobik sekitar 3000 warga. Ribuan door prize dibagikan dengan bersama, dipandu pelatih kondang Mbak Yayuk. sambutan warga sangat meriah. “Hadiah utama berupa 2 Kemudian, panitia membagi ratusan door prize menarik buah TV 14 inci, 3 buah hand phone, 2 sepeda gunung usai pelaksanaan jalan sehat. dan beberapa barang elektronik,” jelas Novi.(ano)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
39
Hukum
Jeferson Kameo*
Hakekat
Bantuan Keuangan Parpol Berkaitan erat dengan hakekat bantuan keuangan kepada Parpol sebagai suatu kewajiban Pemda yang bersifat kontraktual (contract); ada pula hakekat lainnya lagi yakni, bahwa bantuan keuangan kepada Parpol itu berangkat dari kesadaran bahwa perwujudan kedaulatan rakyat di dalam parpol itu butuh dana operasional supaya lancar
A
PA sesungguhnya hakekat konsep bantuan keuangan Partai Politik (Parpol)? Untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini, bahan hukum penting yang dapat dijadikan rujukan untuk analisis atau memahami hakekat bantuan keuangan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) kepada Parpol adalah Peraturan Daerah (Perda). Seperti diketahui, setiap tahun, setiap Parpol yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berhak untuk melakukan klaim atas sejumlah uang dari Negara yang diwakili oleh Pemda. Uang bantuan kepada Parpol dimaksud ditetapkan dalam APBD, artinya diambil dari kas daerah. Berikut ini analisis mengenai apa sesungguhnya esensi suatu bantuan keuangan yang diberikan oleh suatu Pemda Kota (Pemkot) kepada Parpol yang mendapatkan kursi di DPRD. Analisis dilakukan dengan membedah Perda yang mengatur tentang “Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Yang Mendapatkan Kursi Di DPRD Kota atau Kabupaten”. Perda jenis ini termasuk suatu produk hukum sebab sudah dicantumkan pada Lembaran Daerah, dengan demikian dituntut dari siapa saja untuk memahami dan mematuhinya. Mengapa Parpol Berhak Mengklaim? Pertanyaan tentang apa sesungguhnya hakekat dari bantuan keuangan Parpol sama artinya dengan jawaban yang diberikan dalam rangka menghapus rasa penasaran sementara orang yang mungkin saja bertanya-tanya. Contohnya pertanyaan: (1) mengapa sampai Pemda musti
40
begitu bermurah hati sehingga Parpol yang kerjanya hanya pawai dan menempel sapanduk serta umbul-umbul, begitu gampangnya diberikan jatah uang jutaan rupiah setiap tahunnya? (2) Apa sesungguhnya yang menjadi alasan pembenar suatu Parpol mempunyai hak menuntut atau klaim (claim rights) atas dana atau harta kekayaan suatu Daerah yang wajib Foto/HB:Ano disalurkan oleh Pemerintah? Perda Kota Salatiga No. 13 Tahun 2007 memberi jawaban atas pertanyaan di atas, dengan menyatakan bahwa Parpol yang berarti organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan umum itu adalah kedaulatan rakyat yang dapat dilihat oleh setiap orang. Parpol adalah wujud dari kedaulatan rakyat, kata Perda itu. Artinya, sebelum ada Parpol, atau tanpa Parpol, kedaulatan rakyat itu tak terlihat, karena abstrak. Setelah ada Parpol yang mendapatkan kursi di DPRD, kedaulatan rakyat itu mewujud, menjadi konkret. Supaya Parpol yang wujudnya itu tetap terjaga, atau tetap hidup secara layak sebagai suatu kedaulatan rakyat, demikian kira-kira rumusan Perda dimaksud, Parpol atau kedaultan rakyat yang berwujud itu perlu dibantu dengan sejumlah uang. Uang itu diberi nama atau dikonseptualisasikan menjadi bantuan keuangan. Dengan demikian, kalau Parpol adalah wujud dari kedaulatan rakyat, maka bantuan keuangan kepada parpol sama artinya harga yang harus dibayar atau penghargaan terhadap kedaulatan rakyat. Inilah alasan mengapa bantuan keuangan perlu diberikan. Itulah sebabnya, bantuan keuangan Pemkot sebetulnya bukan suatu wujud kemurahan hati saja. Namun, lebih dari pada itu, bantuan keuangan itu adalah suatu kewajiban (obligation). Merupakan kewajiban karena siapa saja, harus melakukannya, terutama mereka yang sudah terlanjur menghargai kedaulatan rakyat. Pemda mengakui di dalam Perda bahwa
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
kedaulatan rakyat yang tadinya abstrak dan telah menjadi konkrit dalam Parpol itu adalah aset negara yang penting, karena itu perlu dirawat. Bantuan keuangan merupakan bentuk pelaksanaan kewajiban (kontrak) yang datang dari sisi Pemda. Di sini kemudian munculah semacam kaedah bahwa barang siapa yang menghargai kedaultan rakyat harus rela merogoh koceknya, atau setidak-tidaknya lewat wakil yang secara sah ditunjuk untuk itu memberi ijin pelepasan harta benda yang berwujud uang bantuan yang diambil dari kas Daerah. Tanpa bantuan uang maka wujud konkret penghargaan itu hanya tetap menjadi lamunan semata. Hal ini dapat diketahui dari konsiderans atau bagian menimbang Perda No. 13 Tahun 2007. Ditegaskan di konsiderans tersebut bahwa dalam rangka memelihara kelangsungan jalannya roda organisasi Parpol yang merupakan perwujudan kedaulatan rakyat, kepada Parpol yang mendapatkan kursi di DPRD Kota Salatiga perlu diberikan Bantuan Keuangan guna membantu kegiatan dan kelancaran administrasi dan/ atau Sekretariat. Hanya Suatu Kebutuhan Biasa? Berkaitan erat dengan hakekat bantuan keuangan kepada Parpol sebagai suatu kewajiban Pemda yang bersifat kontraktual (contract) di atas; ada pula hakekat lainnya lagi yakni, bahwa bantuan keuangan kepada Parpol itu berangkat dari kesadaran bahwa perwujudan kedaulatan rakyat di dalam parpol itu butuh dana operasional supaya lancar. Rumusan ini memberi jawaban tambahan kepada kita yang merasa penasaran mengapa Parpol berhak atas klaim sejumlah uang dari kas Daerah. Jawaban dimaksud adalah bahwa pemberian bantuan keuangan itu perlu, itu adalah suatu kebutuhan yang nyata. Perda memberi suatu rincian yang cukup jelas tentang jenis kebutuhan nyata Parpol sebagai wujud kedaulatan rakyat yang harus dihargai itu dan oleh karena itu ada hak untuk melakukan klaim kepada Pemkot supaya dibiayai dengan uang yang diambil dari kas Daerah yang terlebih dahulu harus disesuaikan dengan kemampuan Daerah. Adapun rincian kebutuhan atau jenis pengeluaran dimaksud adalah: (1) Honorarium; (2) Uang Lembur; (3) Administrasi Umum; (4) Langganan Daya dan Jasa; (5) Pos dan Giro; (6) Pemeliharaan gedung; (7) Pemeliharaan Data dan Arsip; (8) Biaya Perjalanan; (9) Komputer; (10) Mesin Tik; (11) Mebeler Kantor. Dimensi Pertanggungjawaban Persoalan yang banyak muncul sehubungan dengan bantuan keuangan yang diambil dari kas Daerah adalah adalah soal pertanggungjawaban. Konkretnya, bagaimana apabila bantuan keuangan yang diberikan Pemda sebagai wujud penghargaan kepada kedaulatan rakyat yang mewujud di dalam Parpol itu kemudian digunakan oleh Parpol bukan untuk mempromosikan jati dirinya sebagai perwujudan kedaultan rakyat dan juga bukan untuk membiayai kebutuhan Parpol sebagaimana dikemukakan di atas? Nampaknya Perda No.13 tidak mengatur secara jelas dimensi pertanggungjawaban itu, seperti misalnya
pengaturan tentang sanksi hukum atau mekanisme penuntutan menurut hukum apabila terjadi hal yang demikian. Namun, apabila diperhatikan, ada tanda-tanda dimensi pertanggungjawaban, seperti misalnya (1) rumusan mengenai surat pernyataan Parpol yang menyatakan bersedia dituntut sesuai peraturan perundang-undangan apabila memberikan keterangan yang tidak benar (misrepresentation) yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Parpol di atas materai dengan menggunakan kop surat Parpol. Serta, (2) dipersyaratkan adanya hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan tahun sebelumnya sebelum mengklaim bantuan keuangan untuk tahun berikutnya. Bukan Hadiah atau Cuma-cuma Memperhatikan rumusan yang berdimensi pertanggungjawaban sebagaimana dikemukakan di atas, maka menjadi jelaslah bagi kita bahwa Perda mengatur dengan tegas (expressed) mekanisme pertanggungjawaban (accountability) dari penerima bantuan. Oleh sebab itu orang tidak dapat berkesimpulan bahwa bantuan keuangan yang diberikan kepada Parpol adalah suatu hadiah atau suatu pemberian cuma-cuma (gratuitous) dari pihak Pemda, sebab, penggunaan uang tersebut haruslah dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban dimaksud dilakukan melalui: (1) Parpol wajib membuat Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan (LPBK); (2) Laporan Parpol tersebut harus memperoleh audit pihak BPK sebelum melakukan klaim terhadap bantuan keuangan kepada Pemkot untuk jatah tahun berikutnya. Perda juga menegaskan bahwa laporan penggunaan Bantuan Keuangan wajib disampaikan oleh Dewan Pimpinan Parpol kepada Walikota melalui Kepala Kantor Kesbang dan Linmas paling lambat empat bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Diatur pula bahwa Laporan penggunaan Bantuan Keuangan itu, patut diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Laporan penggunaan Bantuan Keuangan perlu disampaikan kepada Gubernur dan Ketua KPUD. Perda juga menentukan dan menyediakan format atau bentuk baku LPBK. Menutup tulisan ini perlu ditegaskan bahwa hakekat atau fundamental dari bantuan keuangan yang wajib diberikan oleh Pemda kepada Parpol adalah hukum. Oleh sebab itu, meskipun kita kurang sependapat atau berkeberatan dengan bantuan keuangan kepada Parpol dengan seribu satu macam argumen; atau meski kita masih penasaran karena punya seribu satu alasan yang dapat meragukan keberadaan dana bantuan keuangan kepada Parpol; atau belum ditemukan alasan pembenar apakah yang sesungguhnya benar-benar meyakinkan diperlukannya pencairan dana yang cukup besar oleh pihak Pemda setiap tahunnya, namun, itulah perintah yang harus dilakukan. Jadi hakekat bantuan keuangan adalah hukum. Kita semua, tanpa kecuali, termasuk Pemda, tidak bisa tidak, kecuali patuh kepada Hukum. *Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
41
Tips
Flash Disk Panjang Umur
Foto/HB:Bdi
Flash Disk sebagai salah satu alternatif alat penyimpan data
F
lash Disk semakin poluler. Benda mungil ini tak lagi melulu dimiliki kalangan profesional. Seperti halnya handphone, flash disk semakin diakrabi masyarakat luas. Sebagai pemindah data, desainnya yang kecil dan menarik membuat flash disk mudah dibawa ke mana pun. Meskipun kecil, flash disk memiliki kapasitas penyimpanan yang jauh lebih besar dibandingkan disket. Bahkan, belakangan ini, kapasitas penyimpanannya berkembang hingga lebih dari 4 giga bytes (satuan penyimpanan dalam ilmu komputer). Karena itulah, flash disk dinilai paling praktis, modern, dan multi fungsi untuk berbagai kepentingan seperti bisnis, belajar, maupun pekerjaan. Nah sebagai barang elektronik yang istimewa dan bersifat pribadi, kita harus menjaga benda mungil tersebut agar tetap awet dan tahan lama. Selain harganya yang belum bisa dibilang murah, pemeliharaan juga diperlukan demi keamanan data penting yang tersimpan di dalamnya. Bagaimana caranya?
42
1. Jauhkan dari medan magnet kuat Barang-barang elektronik seperti TV dan handphone sangat tidak baik untuk flash disk. Untuk itu jangan pernah menyimpan atau menaruhnya di dekat barang-barang sejenis TV dan handphone karena memiliki kekuatan magnet besar. Nah, mulai saat ini, kalau pingin punya flash disk berumur panjang, hati-hati dalam menyimpannya. 2. Jangan terkena air Meski ada beberapa merk yang menyatakan flash disk-nya waterproof (tahan air), menjauhkan flash disk dari sentuhan air tetap menjadi langkah yang paling aman. 3. Virus scan Saat mengambil data atau memindahkan data dari komputer ke flash disk, sangat mungkin bukan hanya data yang masuk, tapi virus yang ada dalam komputer juga ikut masuk. Apalagi kalau kita mengambil dan menyimpan data dari internet. Makanya, jangan lupa melakukan ritual scan (menghilangkan) virus secara berkala dengan anti virus yang tersedia. 4. Proses eject atau stop Selalu melakukan proses eject atau stop sebelum mencabut flash disk dari komputer. 5. Jauhkan dari tempat panas Semua barang elektronik, tak terkecuali flash disk, sangat rentan dengan suhu udara tinggi. Jadi, usahakan tidak menyimpannya di tempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung. Misalnya, meninggalkan flash disk di mobil. 6. Hindari benturan keras Apapun barangnya, kalau jatuh atau dibanting pasti akan rusak. Jadi, hidarkan flash disk dari benturan keras. 7. Selalu ditutup Udara dan lingkungan kita penuh dengan debu dan kotoran. Jika socket (bagian dalam) flash disk kita kotor, proses baca tulis dalam flash disk bisa gagal. 8. Minimalkan proses hapus-tulis Flash disk juga memiliki batas usia. Artinya suatu saat flash disk bisa mati dan tidak bisa digunakan lagi. Usia flash disk tergantung kualitas dan merknya. Biasanya usia flash disk antara 10.000100.000 kali. Melakukan proses hapus tulis secara langsung dalam flash disk dapat memperpendek umurnya. Cara yang tepat ialah mengerjakan semua file hanya di komputer. Setelah selesai baru dipindahkan lagi ke flash disk. Jadi, jangan mengedit atau bekerja langsung di flash disk. 9. Jangan terlalu lama ditancapkan di komputer 10.Agar kinerja chipset flash disk tidak berat atau panas dan menghindarkan diri dari bad sector. Caranya: klik kanan my computer, manage, klik kanan flashdisk, pilih format flashdisk, pilih allocation unit size dengan nilai terbesar, misalnya 16K atau 32K atau 64K. 11. Pilih yang bergaransi Sekarang, banyak merk yang menyediakan layanan garansi. Jadi kalau membeli flash disk pilihlah yang menyediakan garansi.(ind/berbagai sumber)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Potensi
Minuman Instan Berkhasiat M
inuman yang berkhasiat untuk kebugaran dan kesehatan dengan merk “Kenik” ini diproduksi oleh Ibu Kenik (44), warga Tegalrejo, Salatiga. Produk Kenik adalah minuman instan yang berbentuk serbuk kering. Jenisnya bermacam-macam. Ada sari kunyit putih, kunyit asam, temulawak, dan beras kencur. Selain itu, juga tersedia sari jahe wangi, daun sirih dan wortel. Kenik menjamin produknya aman untuk dikonsumsi karena berbahan herbal (tanaman obat). ” Semua serba alami dan tradisional tanpa bahan pengawet,” ujarnya mantap. Keamanan produk ini juga dijamin dengan rekomendasi Departemen Kesehatan melalui nomor registrasi RI No.: 132/11.05/1999. Proses produksi, komposisi produk, pemilihan bahan baku, kemasan, dan tingkat higienisnya juga diawasi oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Meskipun tanpa bahan pengawet, sari herbal ini dapat disimpan selama satu tahun. Tetapi, penyimpanan harus di tempat tertutup dan tidak terkena matahari langsung. Selain itu, jangan diangin-anginkan agar tidak tercemar jamur atau warnanya berubah. Agar manfaatnya dapat terasa, sebaiknya sari herbal ini diminum secara rutin. Cara menggunakannya mudah. Cukup diseduh dengan segelas air hangat dan diaduk. Tak usah khawatir dengan harga. ”Harganya sangat terjangkau,” tegas ibu dua anak ini. Minuman instan ini sangat bermanfaat untuk kesehatan. Kunyit putih dipercaya bermanfaat untuk mencegah atau melawan kanker, tumor, radang tenggorokan, maag, radang ginjal/usus/hati, ambeien, keputihan, asma, dan darah tinggi. Kunyit asam berguna untuk peremajaan kulit, mencegah sakit perut, menambah nafsu makan, dan membersihkan rahim. Temulawak untuk mengatasi penyakit hati, maag, asam urat, kembung, dan memperbaiki percernaan. Beras kencur dapat menghilangkan rasa lelah, letih, lesu, bau mulut, dan mencegah perut kembung atau masuk angin. Jahe wangi bermanfaat untuk menghangatkan badan, mencegah rematik, dan menyegarkan badan. Daun sirih adalah penghilang bau badan, gatal-gatal, mencegah keputihan, dan sebagai sari rapat. Sedangkan sari wortel yang mengandung vitamin a berguna untuk menguatkan penglihatan, syaraf mata, serta mengurangi rasa lelah. Ide membuat produk ini berawal dari ketidaksengajaan. Suami Kenik yang kebetulan pegawai
Foto/HB:Iin
Serbuk minuman berkhasiat dengan merk Kenik
Dinas Pertanian Salatiga ditugaskan ke Tawangmangu untuk mengikuti pelatihan. Sepulang pelatihan, sang suami membawa sebuah produk hasil pelatihan yaitu minuman instan berbentuk serbuk kering yang dikemas dalam plastik. Menik mengaku jatuh cinta pada pandangan pertama. “Pertama kali melihat, saya perhatikan betul. Saya langsung tertarik dengan produk ini.” Terlebih, bahan yang digunakan adalah bahan alami yang mudah diperoleh di Indonesia dan merupakan warisan nenek moyang. ”Inilah yang menjadi inspirasi saya untuk mencoba memproduksi sendiri tanaman herbal menjadi barang yang layak jual.” Beruntung, mantan karyawati sebuah BPR di Salatiga ini mendapat dukungan penuh dari suami. Bermodal awal sebesar Rp 165 ribu, Kenik memulai usahanya pada tahun 1998. Ketika itu, pemasaran produknya juga masih sangat sederhana. Hanya dari mulut ke mulut dan sistem titip jual di tempat kerja saudaranya. Ternyata responnya bagus, bahkan permintaan semakin mengalir. “Ketika itu saya sampai menangis terharu, bisa melihat untuk pertama kalinya saya mampu membuat sesuatu untuk bisa dijual,” kenangnya. Sekarang, Kenik cukup menikmati hasilnya. Produknya sudah dapat dijumpai di supermarket di Kota Salatiga. Bahkan, berkat keluwesannya, dia mendapat pesanan khusus untuk dipasarkan di luar kota seperti Cilacap, Ungaran, Pati, Tegal, Malang, Semarang, dan Jakarta. Untuk menjaga kualitas produknya, Kenik sangat berhati-hati dalam memilih bahan baku. Bahan baku yang membusuk atau terkena jamur tidak akan diolah. Bahan baku yang layak olah dicuci bersih, dikupas, lalu dicuci lagi. Selanjutnya, bahan baku diparut, diperas, dan diendapkan setengah hari atau lima jam. Setelah itu, direbus dengan bumbu seperti gula pasir, gula aren, cengkeh, kayu manis, dan asam.(ind)
HATI BERIMAN , Vol. 2 No. 4, September 2008 HATI BERIMAN , Vol. 2 No. 2, Mei 2008
43
Legenda
Kampung Gejagan Foto/HB:Shakti
S
ebuah kampung yang terletak di Kelurahan Sidorejo Kidul ini adalah sebuah kampung yang tenang. Memang seperti halnya kampung lain di pinggiran Kota Salatiga, Kampung ini masih rimbun dengan berbagai jenis pohon yang membuat udara di sekitarnya menjadi sejuk. Sebagai sebuah kampung, disana berdiri beberapa rumah menjadi sekumpulan pemukiman. Menurut Mbah Salamun, yang dulu pernah juga menjabat sebagai Bekel dan Kaur Pemerintahan Sidorejo Kidul, sebagai sebuah Kampung, Gejagan tergolong sebagai kampung yang tua. Namun pada Jaman Penjajahan Jepang banyak warga kampung yang pergi ke daerah perkotaan untuk mendapatkan “antren beras” sama seperti dengan kupon pembagian Raskin sekarang. Hal ini ditempuh agar supaya mereka tidak mati kelaparan. Karena Penjajah Jepang menerapkan sistem pembagian daerah untuk membedakan daerah perkotaan dan pedesaan. Pada saat itu berlaku pembagian Kupon “Antern Beras”, hanya kepada rakyat yang tinggal di wilayah perkotaan (Si). Mbah Salamun kembali menuturkan, rakyat yang saat itu dipaksa penjajah Jepang untuk menanam Pohon Jarak pada lahan pertaniannya, terpaksa tidak menikmati hasil pangan karena panen yang dihasilkan hanya pohon jarak. Mantan Bekel yang sekarang berusia 90 tahun ini menuturkan bagaimana dia melihat dan mengalami sendiri kesengsaraan yang menimpa rakyat saat itu. “Kamu tahu, JARAK, itu sebenarnya rakyat banyak yang 'diajar dan dilarak-larak (dihajar, diseret, disakiti)',” kata
44
Pria yang terlihat masih segar bugar ini. Kampung Gejagan kemudian menjadi sepi karena semua penduduknya memilih mengungsi ke daerah perkotaan untuk mendapatkan “antren beras”. Seperti kita tahu jaman Penjajahan Jepang bahan pangan seperti beras, adalah barang langka. Hingga rakyat banyak yang mati karena kelaparan. Awal mula disebut kampung Gejagan, kata Mbah Salamun, terjadi ketika jaman raja-raja jawa dahulu. Ada banyak pembesar istana yang mekukan perkelahian di daerah itu. Mereka berkelahi atau dalam istillah Jawa “Gejag”(=gelut, berkelahi), perang tanding sampai mati. Satu sama lain saling beradu kesaktian, saling mempertahankan prinsip masing-masing, dengan adu kekuatan bahkan sampai berhari-hari. Saat perkelahian berlangsung kondisi lingkungan di sekitarnya pasti menjadi rusak dan menimbulkan suara keributan yang terdengar sampai radius yang jauh. Orang-orang awam menjadi takut untuk keluar rumah dan hanya berani mendengar keributan dari dalam rumah. Tanda sebuah perkelahian telah selesai adalah selesainya juga bunyi keributan yang mereka dengar. Cerita ini secara turun-temurun dituturkan secara lisan dari mulut ke mulut oleh masyarakat kampung Gejagan dan kampung-kampung lain disekitarnya. Sekarang, di kampung ini tidak terdengar lagi adanya perkelahian. Yang ada hanyalah kedamaian para penghuni kampung. Kampung yang dulu pernah menjadi kampung mati, karena tak lagi berpenghuni, sekarang rejo (ramai) kembali.(shk)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
Profil
Jual Bakmi
Untuk Hidupi Atlet
Foto/HB:Fahmi
Hermansyah Munginsidi
N
amanya Hermansyah Munginsidi, penampilannya tegas, raut wajahnya kuat dan berkarakter. Runtut pembicaraannya mengalir dan perlahan tidak sekeras perwakannya. Dia adalah salah satu pencetak atlet karete ternama, bukan di tingkat nasional saja tapi juga internasional. Laki-laki paruh baya ini sejak umur 8 tahun sudah berlatih olah raga adu jotos ini. Maka tidaklah mustahil saat ini Mungin, begitu akrab disapa mampu mengasuh atletnya menjadi yang terbaik. Sebagai contoh pada PON di Kalimantan Timur kemarin atletnya mampu mendulang emas, perak dan perunggu. Yang mengherankan adalah atlet yang paling sukses selama ini adalah anak kandungnya sendiri. Bapak dari tiga bersaudara Puspa Aprilia, Imam Tauhid Ragananda dan Puspita Triagustin tidak mengistimewakan anaknya dalam latihan. “Semua anak didik saya anggap sebagai anak sendiri, jadi tidak ada perbedaan dalam keseharian apalagi dalam hal latihan karate. Keberhasilan mereka ditentukan oleh keteguhan mereka sendiri dalam latihan” papar Mungin. “Tidak hanya saya, istri saya Debora Sri Juwati juga mengasuh mereka sebagai anaknya sendiri. Terkadang ibu mengantar anak-anak ke sekolah juga datang sendiri
mengurus administrasi mereka” tambah Mungin. Ditanya tentang prestasi yang telah diraih para atlet, Mungin sudah lupa karena saking banyaknya. “Saya juga baru saja disuruh mengumpulkan data prestasi atlet sejak 1999 sampai sekarang. Bayangkan tahun 1999 kami belum punya komputer, saya harus buka file kabinet lagi karena data diketik dengan mesin tik manual” terang Mungin. Yang menonjol dan yang diingat Mungin memaparkan atletnya ada yang sampai pada kejuaraan dunia. Puspita anak kandungnya menjadi Juara Islamic Woman di Taheran, Sea Games Philipina, dan AKF di Makau, sekarang dia masih di Malaysia. Pada PON kemarin rata-rata atletnya mendulang medali. Atlet yang mewakili Jateng mendapatkan Emas, Perak dan Perunggu. Ada juga yang dipakai Provinsi lain juga mampu mempersembahkan emas. “Átlet yang dididik di sini rata-rata menempati rangking 1-3 di tingkat nasional, baik usia dini, pemula, kadet, yunior dan senior. Prestasi ini dapat diraih karena dukungan semua pihak baik masyarakat sekitar Dojo, pemkot, teman pengurus FORKI dan sama masyarakat bela diri” ungkap laki-laki berambut cepak ini. Kediamannya di Cabean Kelurahan Mangunsari Salatiga yang menjadi satu dengan Dojo Schreuder tempatnya mengodok anak didik. Nama Schreuder adalah terinspirasi dari jasa seorang Belanda bernama Antonius Johanes Schreuder yang sudi membiayai pendidikan atletnya. Tempat latihan ini tidak dibangun secara pribadi karena keterbatasan dana yang dialokasikan. Keperluan gizi dan pendidikan juga membutuhkan banyak dana. “Beberapa waktu silam kami mendapat kucuran dana 60 juta dari Pemkot Salatiga. Jelas dana tersebut kurang jika kami bangun tempat latihan, akhirnya semua dana saya serahkan bapak Yulianto, SE. MM salah seorang pemborong di Salatiga ini. Entah berapa kurangnya saya sendiri tidak tahu, dan sekarang Dojo telah berdiri seperti sekarang ini” tambah Mungin. Mengenai pendidikan anak-anak, Mungin berjuang sekuat tenaga dan menempuh segala upaya diantaranya dengan menekuni bisnis tanaman hias dan jual nasi goreng. “Saya mengerjakan itu adalah untuk membiayai para atlet agar tidak hanya karir atlet yang menonjol tapi juga pendidikannya. Jual mie dan nasi goreng itu adalah warisan dari kakek dulu untuk membiayai atlet. Sedangkan jual bunga dapat menambah kebutuhan yang lain. Beberapa waktu yang lalu ketika jenis anturium harganya melambung, saya dapat mengkuliahkan anakanak” tambah pria yang pernah masuk atlet nasional ini. Mungin mengingatkan bahwa jadi manusia harus tekun pada bidangnya masing-masing dan jangan serakah. Jika orang bisa mensyukuri nikmat Tuhan pasti sukses hidupnya, karena sukses kuncinya syukur, sabar dan doa.(lux)
HATIBERIMAN, Vol. 2 No. 4, September 2008
45
ON P U K
38 B H TT S
Rilek’s
Total Hadiah Rp. 300.000,untuk 6 orang pemenang @Rp. 50.000,-
M E N D ATA R : 1 . M u s i b a h , 5 . R a j a w a n i t a , 9.Undang–undang, 10.Peluru kendali, 11.Keringanan hutang, 16.Colek tapi sakit, 17,Nama kota di Jateng,19.Tulis RNU, 20.Audio Visual Aids, 22.Tidak mau, 24.Gunung, 26.Lupa (Jawa), 27.Tidak, 29.Satu, 31.Beda, 32.Sekarang AKABRI, 33.Tentara Pelajar, 35.Gelar Sarjana, 36.Mayoritas, 39.Ganjil, 40.Agen Rahasia Rusia, 43.Kantor Urusan Agama, 44.Universitas Sumatera Utara, 45.Huruf, 48.Rumah Sakit Islam, 50.Binatang berbisa, 51.Kata depan menunjukkan tempat, 53.Huruf kembar, 54.Tunjangan Hari Raya, 55.Calon.
1
2
3
9 11
7
20
21
12
13
14
15
17
18
19 22
24
23
26 30
32
33 36
27
34
35
37
38
39
40
42 45
44
47
48
50 54
41
43 46
51
52
49 53
55
PEMENANG TTS HB 37 1. Sriwidodo Tetep RT.02/4 Randuacir, Kec. Argomulyo Salatiga 2. Sri Djayanti SMEA Kristen Salatiga, Jl. Tentara Pelajar 6 3. Irene Octavia S SMP Stella Matutina Salatiga, Jl. Diponegoro No. 53 4.Henny Setyowati Jl. Osamaliki RT.04/10 Gang Andong IX Salatiga 5. Ratna Puspitasari Jl. Nakula Sadewa Raya RT. 04/03 DukuhSidomukti Salatiga 6. Supriyatno, SE Perum Domas Blok HS. No. 1 Salatiga
Bank Perkreditan Rakyat
Mitra Usaha Sejati
28
31
KOTA SALATIGA
Jl. Buksuling Salatiga Telp. (0298) 323001
8
16
KETENTUAN MENEBAK : 1. Jawaban ditulis di Kartu Pos atau lembar tersendiri dengan mencantumkan Kupon TTS HB 38 (bisa foto kopi) kirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman, tulis nama dan alamat lengkap. 2. Jawaban diterima Redaksi paling lambat tanggal 2 Oktober 2008 3. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Hati Beriman, Vol. 2. No. 5, November 2008 4. Akan diundi 6 (enam) orang pemenang masing-masing Rp. 50.000,00 dari sponsor. 5. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi Majalah Hati Beriman dengan menyertakan foto copy identitas diri.
PD. BPR
6
10
29
MENURUN : 1.Peledak, 2.Cahaya, 3.Iklim, 4.Bicara tak tentu arah, 5.Rancangan Undang-undang, 6.Administrasi (singkt), 7.Tahun Anggaran, 8.Ahli ilmu agama, 10.Acara kegamaan, 12.Nenek (belanda), 13.Tata Usaha, 14.Lawan berat, 17.Waspada, 18.Ceritera turun-temurun, 21.Putusan hakim, 23.Musnah, 28.Hidup (Inggris), 30.Anak laki-laki (Jawa), 34.Pemilihan Kepala Daerah, 35.Memberontak, 37.Penghargaan Film Internasional, 38. tepat sasaran, 41.Penjara, 42.Temannya Mur, 46.Kantor Lingkungan Hidup, 47.Regu Penolong, 49.Sambungan Langsung Internasional, 52.Didalam (Inggris) 53.Plat nomor Kedu.
5
4
KANTOR CABANG SALATIGA JL. PEMUDA NO. 1 SALATIGA TELP. (0298) 324750, 324751 FAX (0298) 324751 TELEX 22800 BPD SLG IA
Foto atas : Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH bersama direksi PD. BPR Kota Salatiga Foto bawah: Prosesi peresmian Pembukaan Kantor PD. BPR Kota Salatiga cabang Bawen. (Foto/HB:Fahmi)
Lensa
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat-keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta (Khalil Gibran) IKLAN LAYANAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA INI DISAMPAIKAN OLEH REDAKSI MAJALAH
HATIBERIMAN
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
9 771978 579805