ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 73 ………………………………………………………………………………………………………… GAMBARAN SISTEM KULTUR STOK LAK DAN TEKONOLOGI PASCA PANEN LAK SERTA MANFAATNYA BAGI INDUSTRI Oleh: Febriana Tri Wulandari Fakultas PertanianUniversitas Mataram Abstrak: Lak adalah suatu sekresi yang dihasilkan dari suatu serangga yang disebut kutu lak. Kutu lak memakan gubal cabang muda dari tanaman inangnya dan mengeluarkan dalam bentuk sekresi (kotoran) yang disebut lak (Wulandari 2011). Kendala yang dihadapi dalam pengembangan lak adalah kurangnya sosialisasi cara membudidayakan stok lak dan mengolahnya setelah dipanen (pasca panen) serta belum banyaknya masyarakat mengetahui manfaat dari lak bagi beberapa industri. Berdasarkan masalah tersebut maka dengan adanya tulisan ini dapat memberikan gambaran bagaimana membudidayakan stok lak dan mengolah lak setelah dipanen untu menghasilkan mutu lak yang baik serta memgetahui manfaat dari lak bagi beberapa industri. Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memberikan gambaran sistem kultur lak dan teknologi pasca panen lak untuk menghasilkan lak dengan mutu yang tinggi sesuai dengan standar lak serta memberikan gambaran manfaat lak bagi beberapa industri. Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Sistem kultur lak adalah suatu system yang menerapkan tiga tahapan yang terdiri dari : a). pembuatan tanaman inang yang didasarkan pada jarak tanam yang disesuaikan dengan jenis tanaman inangnya ;b). Penularan lak dengan system kantung untuk menghindari parasite dan predator;c). Pemungutan hasil lak dengan memperhatikan warna lak yang bening, benang-benang lilin pada lak sedikit dan adanya selsel anakan kutu lak (swarming). 2. Teknologi Pasca Panen lak adalah penerapan teknologi dengan menggunakan lima tahapan sebagai berikut : a). Lak dikupas dari cabangnya dengan menggunakan mesin kupas cabang;b). Lak dicacah dengan menggunakan mesin cacah menjadi butiran lak;c).Pencucian lak sampai warna merah pada lak hilang;d).Pengeringan lak selama kurang lebih 10 jam;e).Pengemasan dengan plastik kedap udara.3.manfaat lak adalah Pembuatan piringan hitam, isolasi listrik, Bahan pelitur, Pelapis tipis untuk permainan kartu, Indusri semir (sepatu,mobil dan kuku), Lak segel, Tinta tahan air, Kertas ampril, Cat rambut, kosmetik, Industry karet (sol sepatu), Bahan perekat/lem, Stabilitasi dimensi. Kata kunci : lak, stok lak,pasca panen PENDAHULUAN Lak adalah suatu sekresi yang dihasilkan dari suatu serangga yang disebut kutu lak. Kutu lak memakan gubal cabang muda dari tanaman inangnya dan mengeluarkan dalam bentuk sekresi (kotoran) yang disebut lak (Wulandari 2011). Pengembangan kutu lak sangat berpotensi dikembangkan di Indonesia karena terdapat beberapa daerah yang merupakan daerah yang kering, dimana salah satu syarat tumbuh kutu lak harus terdapat didaerah kering dan juga tanaman inang yang cukup tersedia . Berdasarkan adanya ketersediaan lokasi yang sesuai dan tanaman inang yang cukup maka budidaya kutu lak layak untuk dikembangkan. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan lak adalah kurangnya sosialisasi cara membudidayakan stok lak dan mengolahnya setelah dipanen (pasca panen) serta belum banyaknya masyarakat mengetahui manfaat dari lak bagi beberapa industri. Berdasarkan masalah tersebut maka dengan adanya tulisan ini dapat memberikan gambaran bagaimana membudidayakan stok lak dan mengolah lak setelah dipanen untu menghasilkan
mutu lak yang baik serta memgetahui manfaat dari lak bagi beberapa industri. Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memberikan gambaran sistem kultur lak dan teknologi pasca panen lak untuk menghasilkan lak dengan mutu yang tinggi sesuai dengan standar lak serta memberikan gambaran manfaat lak bagi beberapa industri. Hasil yang diharapkan dari penulisan makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat tentang lak dan manfaatnya untuk memberikan nilai ekonomi masyarakat dengan teknik yang sederhana dan murah. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu menyajikan suatu gambaran terperinci atas suatu situasi khusus (Silalahi,2009). Sumber data diperoleh dari pustaka atau literature yang berhubungan dengan kutu lak dan pengalaman penulis dilapangan.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 6, No. 2 Maret 2012
74 Media Bina Ilmiah PEMBAHASAN Dalam meningkatkan mutu lak bukan hanya pasca panen yang perlu diperhatikan tetapi juga teknik penanaman tanaman inang dilapangan jjuga perlu diperhatikan.Teknik kultur lak yang baik akan menghasilkan mutu lak yang tinggi. a. 1.
Teknik kultur lak Pembuatan tanaman inang Tanaman inang untuk kutu lak ada beberapa yaitu kesambi, ploso dan acasia catechu catechu.Jarak tanam untuk tanaman inang lak berbeda dengan jarak tanam yang bukan untuk tanaman inang lak.Jarak tanam untuk tanaman inang kutu lak diusahakan dengan sekali penjarangan telah diperoleh jarak tanam akhir. Jarak tanam untuk beberapa tanaman inang kutu lak adalah : a) Kesambi jarak tanam : 6 x 2 m b) Ploso jarak tanam :4x2m c) Acacia catechu : 4 x 2 m Tanaman inang yang terbaik adalah kesambi (Schleichera oleosa).Kesambi ).Kesambi dapat ditulari kutu lak pada umur 8 tahun.Untuk ploso dan acacia dapat ditulari kutu lak pada umur 4 tahun da dan 2 tahun.Ploso dan acacia kurang berpotensi menghasilkan lak. Untuk memudahkan dalan penularan dan pemanenan dengan cara mengikat ranting atau cabang pohon dengan tali dan ditarik kebawah (saat tinggi pohon 2 – 4 m).
ISSN No. 1978-3787 Penularan dapat dilakukan dengan menularkan pada tiap ranting atau dengan satu ranting saja kemudian pada 4 – 6 hari dipindah ke ranting lain. Selama 2 minggu maka akan terlihat kutu lak sudah bisa menjalar ke sepanjang ranting. Satu ranting bisa menulari sampai sepanjang 1 m lebih. Penularan dilapangan dapat mengalami kegagalan apabila : a) Bibit lak yang tidak baik b) Kondisi lingkungan yang lembab (kurang sinar matahari dan banyaknyan tumbuhan bawah disekitar tanaman inang) c) Tanaman inang yang kurang sehat. Kondisi lingkungan yang baik akan mendukung keberhasilan kultur lak. 3.
Pemungutan hasil lak Lak dapat dipungut setelah berumur 156 hari atau sekitar 5 bulan. Produksi lak per pohon dapat menghasilkan lak minimal 50 kg sampai mencapai 1 ton tergantung besar kecil ke tanaman inang, semakin besar tanaman inang semakin banyak produksi laknya. tanda lak yang telah siap dipanen adalah : Tanda-tanda a) Warnanya kuning jernih b) Benang-benang benang lilin tinggal sedikit c) Adanya sel-sel sel anakan kutu lak (mulai merayap=swarming)
2.
Penularan kutu lak an kutu lak diperlukan bibit kutu Dalam penularan lak.Yang dimaksud bibit kutu lak berupa stok lak yang membungkus ranting, telah masak dan sel selselnya penuh dengan bibit kutu lak.
Gambar 2. Lak kupas yang telah siap panen berwarna kuning jernih
Gambar 1. Bibit cabang kutu lak (stok lak) Stok lak yang telah diperoleh dis disimpan dalam kantong satu per satu dan kemudian dimasukan dalam karung.Teknik penularan dengan cara mengikat stok lak pada pangkal cabang tanaman inang yang tidak terlalu tua. Kutu lak akan menjalar sepanjang cabang dan mengeluarkan sekresinya.
Pemungutan lak dapat dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas agar tidak merusak cabang tanaman inang dan kemudian dimasukan kedalam karung agar lak tidak berubah warna karena pengaruh kelembaban udara. Faktor-faktor faktor yang mempengaruhi pemungutan lak adalah : a) Umur tanaman inang (jangan terlalu muda dan jangan terlalu tua) b) Musim panen jangan pada musim hujan c) Gunting pangkas harus tajam
_____________________________________ Volume 6, No. 2, Maret 2012
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 75 ………………………………………………………………………………………………………… d) Lak harus disimpan dengan baik (dimasukan dalam karung) jangan te terkena udara bebas karena akan menyebabkan perubahan warna e) Lak harus segera dikupas dari cabangnya dan diolah dengan teknologi pasca panen agar mutu lak tetap terjaga. Untuk lak bibit disendirikan dengan perlakuan khusus dengan cara direndam dalam air selama 24 jam dan kemudian diangin diangin-anginkan dan disimpan dengan baik (Kasmudjo, 2007) 2007). Untuk lebih jelas berikut bagan kultur lak.
Gambar 4. Bagan teknologi pasca panen lak
Gambar 3. Bagan kultur lak 2.
Teknologi Pasca Panen Lak Pengolahan lak setelah pemanenan memegang peranan yang sangat penting dalam menghasilkan mutu lak yang baik. Kendala dilapangan yang menyebabkan rendahnya mutu lak hasil panen adalah : a) Lak hasil panen tidak dikupas tapi langsung diolah (dicacah dengan cabangnya). b) Lak dikupas tapi tidak dicacah tapi hanya dikeringkan. Dengan cara tersebut diatas akan mengakibatkan lak berwarna gelap (hitam) dan lak membusuk. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan teknologi sederhana dengan menggunakan teknologi pasca panen. Teknologi pasca panen yang digunakan dengan cara sebaga sebagai berikut : a) Lak dikupas dari cabangnya dengan menggunakan mesin kupas cabang (gambar 5) b) Lak dicacah dengan menggunakan mesin cacah menjadi butiran lak (gambar 6) c) Pencucian lak sampai warna merah pada lak hilang. d) Pengeringan lak selama kurang lebih 10 jam (gambar 7) e) Pengemasan dengan plastik kedap udara (gambar 8) Untuk lebih jelasnya berikut bagan teknologi pasca panen lak.
Gambar 5.Alat perontok cabang
Gambar 6. Alat pencacah menjadi m butiran lak
Gambar ambar 7.Lak setelah dijemur
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 6, No. 2 Maret 2012
76 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787 SIMPULAN
Gambar 8. Lak setelak dipacking Penerapan teknologi pasca panen ini akan memberikan keuntungan yang sangat tinggi dari segi harga jual. Lak tanpa olahan hanya terjual dengan harga Rp 7000 – Rp 8000 per kilogram sedangkan lak dengan diolah menggunakan teknologi pasca panen terjual dengan harga Rp 90000 – Rp 125000 per kilogram. Selain harga jual yang tinggi, dengan penerapan teknologi pasca panen lak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan tidakakan mengalami perubahan warna, perubahan warna lak akan menurunkan mutu dan harga lak. 3.
Manfaat Lak Lak memiliki multi fungsi sementara kebutuhan lak dunia sangat terbatas.Penghasil lak terbesar adalah India. Peluang ini sangat besar bagi Indonesia untuk dapat mengembangkan lak di Indonesia. Beberapa manfaat lak adalah : a) Pembuatan piringan hitam b) Isolasi listrik c) Bahan pelitur d) Pelapis tipis untuk permainan kartu e) Indusri semir (sepatu,mobil dan kuku) f) Lak segel g) Tinta tahan air h) Kertas ampril i) Cat rambut, kosmetik j) Industry karet (sol sepatu) k) Bahan perekat/lem l) Stabilitasi dimensi Gambaran fungsi lak diatas diharapkan membuat masyarakat tertarik mengembangkan lak difdaerahnya, terutama daerah yang kering dan potensi tanaman inangnya cukup tinggi, karena pengembangan budidaya kutu lak sangat mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus dengan biaya yang sangat murah menghasilkan nilai jual yang tinggi
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Sistem kultur lak adalah suatu system yang menerapkan tiga tahapan yang terdiri dari : a). pembuatan tanaman inang yang didasarkan pada jarak tanam yang disesuaikan dengan jenis tanaman inangnya ;b). Penularan lak dengan system kantung untuk menghindari parasite dan predator;c). Pemungutan hasil lak dengan memperhatikan warna lak yang bening, benangbenang lilin pada lak sedikit dan adanya sel-sel anakan kutu lak (swarming). 2. Teknologi Pasca Panen lak adalah penerapan teknologi dengan menggunakan lima tahapan sebagai berikut : a). Lak dikupas dari cabangnya dengan menggunakan mesin kupas cabang;b). Lak dicacah dengan menggunakan mesin cacah menjadi butiran lak;c).Pencucian lak sampai warna merah pada lak hilang;d).Pengeringan lak selama kurang lebih 10 jam;e).Pengemasan dengan plastik kedap udara. 3. Manfaat lak adalah Pembuatan piringan hitam, isolasi listrik, Bahan pelitur, Pelapis tipis untuk permainan kartu, Indusri semir (sepatu,mobil dan kuku), Lak segel, Tinta tahan air, Kertas ampril, Cat rambut, kosmetik, Industry karet (sol sepatu), Bahan perekat/lem, Stabilitasi dimensi. DAFTAR PUSTAKA Adjidarma, 1990. Pengusahaan Lak Perhutani di Banyukert. Majalah Duta Rimba, XVI (125-126). PerumPerhutani. Jakarta. Kasmudjo, 2007.Karateristik Hasil Hutan Non Kayu. Diktat Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Radijanto, S.S., 1999. Model untuk Penaksiran Lak pada tanaman Inang Schleichera eleosa Merr. Majalah Duta Rimba, V (31). Perum perhutani. Jakarta. Setyodarmodjo, S., 2005.Perusahaan Lak dan Pengembangannya. Majalah Duta Rimba, IX (67-68). Perum Silalahi Ulber, 2009. Metode Penelitian Sosial. PT.Refika Aditama Bandung Wulandari, 2011.Strategi peningkatan pasca panen lak didesa sugian Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.Makalah Poster Litbang Bogor.
_____________________________________ Volume 6, No. 2, Maret 2012
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 77 ………………………………………………………………………………………………………… Wulandari 2011.Deskripsi nilai ekonomi kutu lak dengan teknologi pasca panen di desa Sugian Kecamatan sambelia kabupaten lombok timur. Makalah seminar ASEAN Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 6, No. 2 Maret 2012