ISSN: 2407-2095
IMPLEMENTASI JIGSAW LEARNING METHOD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS IV MI SUNAN GIRI MALANG Hartono Dosen PGMI FTIK IAIN Jember,
[email protected]
Abstrak Pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah, merupakan poin penting dalam tercapainya keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, proses pembelajaran sarat dengan berbagai macam permasalahan. Dari sekian banyak masalah yang muncul, sebagian besar berasal dari dalam kelas di mana proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh seluruh elemen bangsa. Salah satu komponen penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah kompetensi berbicara. Pada kompetensi ini, masih sangat jarang siswa yang mampu mengalami ketuntasan belajar dengan indikator dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahkan ada beberapa siswa yang sama sekali tidak bisa mengungkapkan bahasa Indonesia dalam cara dia berkomunikasi. Sampel masalah ini penulis angkat dari fakta yang terjadi di MI Sunan Giri Malang. Hal inilah yang kemudian menarik perhatian peneliti untuk berusaha mencarikan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Alternatif yang peneliti tawarkan dalam mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan metode jigsaw learn-
76
Hartono ing. Metode ini mengajak dan menuntut siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk saling bergantungan. Satu kelompok bertugas memberikan pemahaman terhadp kelompok lain, begitu juga sebaliknya. Proses interaksi yang dilakukan siswa melalui metode ini adalah menggunakan bahasa lisan. Dengan demikian kemampuan siswa dalam berbicara akan dapat terlatih dan pada berikutnya akan menjadikan siswa terbiasa dan mampu dalam berbicara atau berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu menggambarkan tentang penerapan metode jigsaw learning dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada bidang studi bahasa Indonesia di kelas IV MI Sunan Giri Jabung Malang. Teknik pengumpulan datanya menggunakan metode observasi dan dokumentasi yang langsung di lakukan di lapangan. Adapun desain penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dari hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan, secara menyeluruh dapat diketahui bahwa penerapan metode jigsaw learning sangat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicaranya menggunakan bahasa Indonesia. Hal itu dapat diketahui dari hasil akhir evaluasi yang menunjukkan peningkatan pada kompetensi berbicara siswa menggunakan bahasa Indonesia.
Kata Kunci: Jigsaw Learning Methode, Berbicara, Bahasa Indonesia Pendahuluan Dinamika pembelajaran di sekolah sampai hari ini mengalami perkembangan yang pesat. Kecakapan guru dalam menyajikan proses pembelajaran yang aktif dan efektif menyebabkan banyak sekali bermunculan ide-ide baru tentang metode pembelajaran yang dirasa tepat untuk diterapkan di sekolah. Pada peneli-
77
Implementasi Jigsaw Learning Method dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas IV MI Sunan Giri Malang tian ini, peneliti memfokuskan pada peningkatan kemampuan berbicara bahasa Indonesia bagi siswa kelas IV di MI Sunan Giri Malang. Ada beberapa hal yang mendasari pengangkatan judul penelitian tersebut, di antaranya adalah: 1) Rendahnya minat siswa untuk belajar bahasa Indonesia 2) Hasil belajar siswa yang masih rendah, baik dalam aspek berbicara, mendengarkan, menulis serta membaca dalam bahasa Indonesia. 3) Rendahnya kemampuan siswa dalam mempraktekkan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari. Siswa merasa kaku dengan berbahasa Indonesia, karena dalam kegiatan komunikasi sehari-hari di lingkungan keluarga dan masyarakat masih menggunakan bahasa daerah. Dari beberapa masalah tersebut, rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara menggunakan bahasa Indonesia merupakan masalah yang harus segera mendapatkan tawaran jalan keluar. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna menjawab dari permasalahan-permasalan pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut, serta untuk lebih mengaktifkan dan meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia, yaitu dengan menggunakan Jigsaw Learning Methode. Strategi ini dapat diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan dan diketahui siswa dengan membagikan bahan ajar yang lengkap. Dalam strategi ini, siswa dibagi secara kelompok, siswa dapat mendiskusikan dalam kelompok kecil. Setiap anggota kelompok kecil berusaha membuat resume untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Bentuk kelompok baru secara acak dan setiap anggota kelompok untuk saling menjelaskan resum kepada sesama anggota dalam kelompok baru tersebut sehingga diperoleh pemahaman yang utuh. 1 1 Kusrini dkk, Katerampilan Dasar Mengajar (PPL 1) Berorientasi pada Kurikulum Berbasis Kompetensi ( Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005), hal: 129
78
Hartono Pembelajaran tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” . Metode Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok di mana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Jigsaw Learning merupakan sebuah tehnik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan tehnik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (Group-to-group) dengan suatu perbedaan penting; setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian. 2 Strategi ini dapat diterapkan pada pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan dan diketahui siswa dengan membagikan bahan ajar yang lengkap. 3 Tehnik ini dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu
2 Silberman, Active Learning (101 strategies to Teach Any Subject) (Bandung: Nusa Media 2004), hal: 160 3 Kusrini dkk, Op.cit, hal 122
79
Implementasi Jigsaw Learning Method dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas IV MI Sunan Giri Malang pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, matematika, agama, dan bahasa. Pemikiran dasar dari tehnik ini adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serta diajar oleh sesama siswa merupakan bagian penting dalam proses belajar dan sosialisasi yang berkesinambungan. Mula-mula siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri empat atau lima orang siswa yang memiliki latar belakang yang heterogen. Masing-masing anggota membaca atau mengerjakan salah satu bagian yang berbeda dengan yang dikerjakan oleh anggota lain. Kemudian mereka memencar ke kelompok-kelompok lain, tiap anggota membentuk kelompok baru yang mendapat tugas sama dan saling berdiskusi dalam kelompok itu. Cara ini membuat masing-masing anggota menjadi pemilik unik dan ahli sebelum mereka kembali kelompok asalnya untuk mengerjakan tugas utama. Dengan metode ini, siswa dapat bekerja atau berpikir sendiri tidak hanya mengandalkan satu siswa saja dalam satu kelompok tersebut. Karena setiap siswa dituntut dapat meresum dan dapat mempresentasikan pada kelompok yang lain, sehingga siswa akan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan sendirinya. Penelitian ini mengkaji 2 masalah yaitu 1) Bagaimana penerapan Jigsaw Learning methode dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV MI Sunan Giri ? 2) Apakah penerapan Jigsaw Learning methode dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV MI Sunan Giri ? Tujuan Penelitian ini adalah 1) Mengetahui bagaimana penerapan metode Jigsaw Learning dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MI Sunan Giri, 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kemampuan
80
Hartono berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MI Sunan Giri.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis kelas atau sekolah yang menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dirancang melalui dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam proses pengkajian berdaur pada setiap siklusnya, yakni (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam tiap-tiap siklus. Sumber data dari penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MI Sunan Giri Malang yang terdiri atas 36 peserta didik. Penelitian yang dilakukan terhadap peserta didik kelas IV ini terdiri atas dua siklus yang masing-masing siklus terdiri atas dua kali dan tiga kali pertemuan. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian pada tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dari penelitian ini diperoleh dengan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes dalam hal ini adalah praktik berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sedangkan instrumen nontes berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atau tanggapan peserta didik dan guru terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya peningkatan kemampuan berbicara dengan model pembelajaran Jigsaw Learning Methode. Dokumentasi yaitu berupa foto yang diambil pada saat pembelajaran.
81
Implementasi Jigsaw Learning Method dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas IV MI Sunan Giri Malang Teknis analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu pengumpulan data berupa kata-kata dan gambar yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, foto dan lain-lain. Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya data diolah dan disajikan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan melalui tahapantahapan tertentu, yakni identifikasi tentang metode Jigsaw Learning, dan juga tentang penerapannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hasil Dan Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I Pada pertemuan tindakan pertama, peneliti menerapkan penggunaan metode Jigsaw Learning dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi Bahasa Indonesia yang siswanya memiliki kemampuan hiterogen dengan latar belakang lingkungan yang berbeda. Pelaksanaan siklus ini terdiri dari pokok bahasan yaitu Petunjuk Penggunaan Sesuatu dan Lambang Daerah/Korps yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang terdiri dari 5 jam pelajaran (JP) yaitu 3 JP untuk pertemuan pertama dan 2 JP untuk pertemuan kedua, hal ini disesuaikan dengan jadwal yang diatur di MI Sunan Giri tempat penelitian ini dilaksanakan. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi. Hasil pengamatan pada siklus I, kegiatan siswa cukup baik dengan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan menggunakan metode Jigsaw Learning yaitu memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif, bertanggung jawab
82
Hartono dan konsentrasi untuk memberikan penjelasan kepada kelompok yang lain. Untuk mempermudah mereka memahami keterangan guru, ketika pelajaran berlangsung setiap kelompok secara bergantian maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan jawaban bila ada pertanyaan mengenai materi yang disampaikan. Setelah siswa menerima materi pelajaran dan melakukan tanya jawab, guru melakukan feed back terhadap hasil pengajaran dan memberikan tugas untuk merangkum materi yang dipelajari hari ini. Pertemuan I Pada pertemuan pertama ini peneliti lebih banyak memposisikan siswa sebagai pendengar, hal itu dilakukan agar siswa merasa terpancing dan mampu mengeluarkan kemampuannya dalam memahami materi tentang petunjuk penggunaan sesuatu. Pada separuh waktu pertemuan, siswa mulai berinteraksi dengan guru mengenai pelajaran yang dibahas, ketika sesi pertanyaan dibuka, tidak lebih dari 3 orang siswa yang mengajukan pertanyaan, hal ini menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan belum maksimal. Selanjutnya ketika masuk pada tahap akhir pembelajaran, peneliti mengadakan penilaian sampel dari beberapa siswa sebagi ukuran hasil dari pembelajaran yang telah peneliti lakukan, dari data yang diperoleh, siswa memperoleh kemajuan dalam berbicara bahasa Indonesia walaupun tidak begitu besar. Hal itu bisa dilihat dari hasil penilain selama proses pembelajaran. Pertemuan II Selanjutnya pada pertemuan kedua, siswa masih terlihat kesulitan dalam membiasakan berbicara dengan bahasa Indonesia. Banyak faktor memang yang mempengaruhi hal tersebut, yang paling mendasar adalah lingkungan siswa, di mana siswa setiap harinya berkomunikasi dengan bahasa Jawa, sehingga hampir setiap hari tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia.
83
Implementasi Jigsaw Learning Method dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas IV MI Sunan Giri Malang Sedangkan untuk situasi proses belajar mengajar sudah ada sedikit perubahan bagi beberapa siswa yang memperhatikan dari keterangan yang kami berikan. Tetapi perubahan yang terjadi belum memuaskan. Kemudian peneliti menganalisis kembali karakteristik dan mengidentifikasi kesulitan siswa dalam mempelajari pelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam kompetensi berbicaranya. SIKLUS II Pada siklus II, selama kegiatan pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi. Hasil pengamatan siklus kedua siswa sudah baik dengan antusias dalam mengikuti KBM. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan menggunakan Metode Jigsaw Learning yaitu membuat pertanyaan serta pelaksanaan demonstrasi dari tiap-tiap sub materi. Metode ini mempermudah siswa dalam memahami penguasaan materi, di samping itu juga melatih siswa membiasakan diri untuk berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar, sehingga ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dan tiap kelompok secara bergantian maju untuk membacakan hasil diskusinya, banyak siswa yang kemudian terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. Setelah siswa menerima materi pelajaran, guru melakukan feed back terhadap hasil diskusi dan memberikan tugas untuk merangkum hasil diskusi sesuai pembagian materi yang telah dibagikan. Pertemuan I Pada pertemuan ketiga ini peneliti analisis dan identifikasi kesulitan yang dialami siswa dalam berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar, yang mayoritas siswa hanya membutuhkan biasa dan pembiasaan agar mampu berbicara bahasa Indoesia dengan lancar. Dengan demikian penggunaan metode jigsaw
84
Hartono learning akan sangat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicaranya. Setelah metode jigsaw ini dilaksanakan, perkembangan dalam diri siswa mulai terlihat, hal itu tentu sangat membanggakan peneliti walaupun masih hanya sebagian siswa. Model siklus yang berkesinambungan ini diharapkan mampu menunjang peningkatan prestasi siswa khususnya pada aspek berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pertemuan II Pada pertemuan ini peneliti tetap menggunakan metode jigsaw learning pada peningkatan kompetensi berbicara siswa. Pada pertemuan ini siswa diberi materi tentang mengenal dan mengerti arti lambang lalu lintas. Dalam prakteknya pertemuan yang keempat ini siswa lebih aktif karena beberapa hal, diantaranya mereka sudah mulai faham tentang prosedur pelaksanaan metode jigsaw, disamping itu materi yang menyatu dalam kehidupan mereka juga berpengaruh terhadap daya tarik siswa pada pembelajaran yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa praktek pelaksanaan metode jigsaw ini berjalan lancar, karena semakin bertambahnya siswa yang menggunakan bahasa Indonesia dalam cara berkomunikasi sekalipun masih belum sempurna. Akan tetapi paling tidak itu sudah menunjukkan kalau ada hasil yang dicapai pada pertemuan ke 2 ini. Pertemuan III Pada pertemuan ini peneliti mengadakan tes lisan tentang beberapa materi dan sub pokok bahasan yang telah diterima siswa, hal ini dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada siswa. Tes lisan yang digunakan bersifat sederhana karena objeknya masih tingkat dasar. Setelah selesai pertemuan ini, hasilnya cukup memuaskan, sekitar 80 % siswa sudah mulai terbiasa
85
Implementasi Jigsaw Learning Method dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas IV MI Sunan Giri Malang menggunakan bahasa Indonesia, sehingga jika penelitian tetap dilanjutkan, kemungkinan keberhasilan siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara semakin besar. Penggunaan metode Jigsaw Learning yang berbasis active learning, banyak menuntut siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu penggunaan metode ini perlu dilanjutkan agar hasil yang diterima siswa lebih maksimal. Untuk menindak lanjuti keberhasilan kemampuan siswa tersebut perlu diambil langkah-langkah agar kemampuan berbicara siswa dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Adapun langkah-langkah yang bisa diambil antara lain adalah : 1)Pembiasaan terhadap siswa untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari 2) Peran serta guru dan lingkungan agar siswa tetap konsisten dalam belajar 3) Evaluasi terencana juga harus dilakukan dalam rangka mengukur tingkat perkembangan siswa. Pembahasan Hasil Penelitian Dari paparan data di atas dapat dianalisa dengan cara membandingkan data yang diperoleh pada pertemuan pertama dengan pertemuan selanjutnya. Berdasarkan paparan data di atas, antara pembelajaran yang menggunakan Metode Jigsaw Learning dengan yang tidak menggunakan Metode Jigsaw Learning, memiliki hasil yang jauh berbeda, di mana dalam pembelajaran yang tidak menggunakan metode Jigsaw Learning siswa-siswa banyak mengalami kebosanan dan kesulitan baik dalam aspek berbicara, menulis, membaca dan mendengarkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran tipe Jigsaw sendiri adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw didesain untuk me-
86
Hartono ningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”4 Dengan demikian penerapan metode jigsaw learning ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan berbicara dengan menggunkan bahasa Indonesia, karena selain mempunyai tanggung jawab memberikan pengertian terhadap anggota kelompok lain, metode ini juga melatih kepiawaian siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran yang menggunakan metode Jigsaw Learning, hampir 80% siswa merasakan peningkatan yang besar terhadap aspek berbicara dalam pelajaran bahasa Indonesia, sehingga dapat memudahkan siswa dalam belajar, ini sangat terlihat dalam tabel nilai ulangan harian siswa kelas IV MI Sunan Giri di atas. Dari tabel tersebut secara klasikal pembelajaran yang terlaksana telah mencapai ketuntasan atau kelulusan. Dari siswa yang tidak tuntas atau lulus dalam ulangan harian tersebut karena mereka kurang memperhatikan, sehingga tidak mempunyai catatan dan tidak paham. Kemudian mereka diajar kembali dengan menggunakan metode yang sama yaitu metode Jigsaw Learning, dan ulangan harian lagi, dan pada ulangan harian yang kedua mereka rata-rata mendapat nilai bagus dan tuntas dalam belajar. Berdasarkan kerangka berfikir secara teoritis yang dikutip dari pendapat para ahli, dan secara empiris dari hasil penelitian terdahulu, dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe 4 Anita lie, 2005. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. hal 69
87
Implementasi Jigsaw Learning Method dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas IV MI Sunan Giri Malang Jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama aspek berbicara atau berkomunikasi. Bahasa komunikatif sendiri merupakan fenomena yang rumit dan terus menerus berubah. Walaupun demikian, ada beberapa ciri yang bisa diremui pada sebagian besar komunikasi. Ciriciri tersebut memiliki relevansi tertentu dengan pengajaran bahasa. Dapat dikatakan, bila dua orang atau lebih terlibat dalam suatu komunikasi, tentu mereka melakukan komunikasi karena berbagai alasan. Diantaranya adalah: a. Mereka ingin mengatakan sesuatu. Maksudnya dalam sebagaian besar komunikasi, orang mempunyai pilihan apakah dia akan berbicara atau tidak. b. Mereka memiliki tujuan komunikatif. Pembicara mengatakan susuatu karena pembicara menginginkan sesuatu terjadi sebagai akibat dari apa yang mereka katakan. c. Mereka memilih kode dari bahasa yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan komunikatifnya, mereka bisa memilih kata-kata yang tepat untuk tujuan tersebut5 Dari paparan teori di atas dapat ditarik titik kesinambungan terhadap hasil dari penerapan metode jigsaw learning terhadap peningkatan kemampuan berbicara atau komunikasi siswa. Yaitu di mana siswa mengalami kemajuan dalam mempraktekkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik terutama dalam hal komunikasinya yang banyak dilakukan selama proses pembelajaran, baik dengan guru ataupun dengan siswa-siswa lain. Siswa sudah mampu mengenali tentang apa yang akan dibicarakan, siapa yang menjadi lawan bicaranya serta untuk apa hal itu dibicarakan. Dengan demikian siswa secara teoritis sudah melakukan proses komunikasi aktif dalam pembelajara.
5 Furqanul Azis, Pengajaran Bahasa Komunikatif, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) hal. 8
88
Hartono Maka berdasarkan paparan data dan analisis data, penggunaan Metode Jigsaw Learning diperlukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, karena penggunaan Metode ini bertujuan mempermudah siswa dalam memahami materi serta memperlancar berbahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar. Kesimpulan Berdasarkan uraian penelitian diatas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode Jigsaw Learning pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV MI Sunan Giri Malang, dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa yang ditunjukkan dengan semakin mudahnya siswa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia . Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi peneliti pada proses belajar mengajar berkenaan dengan aktifitas siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Adanya peningkatan kemampuan berbicara pada siswa dapat terlihat dari proses komunikasi siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran menggunakan metode Jigsaw Learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa, hal ini ditunjukan dengan antusias siswa selama proses pembelajaran, yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi mereka sehari-hari. 2. Penerapan pembelajaran menggunakan metode Jigsaw Learning mempunyai peran positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar bahasa Indonesia terutama dalam kompetensi berbicaranya, karena dengan pembiasaan berkomunikasi dengan bhasa Indonesia, siswa dapat mempermudah memahami pesan pelajaran yang ada.
89
Implementasi Jigsaw Learning Method dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas IV MI Sunan Giri Malang Hal itu ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus. 3. Pembelajaran menggunakan metode Jigsaw Learning memiliki dampak positif terhadap kerjasama antar siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam kelompok di mana seluruh siswa bertugas untuk memberikan pengertian kepada siswa lain dalam satu kelompok. Saran Saran yang bisa disampaikan kepada guru adalah 1) Guru hendaknya mampu menggunakan metode mengajar dengan baik yang memungkinkan berkembangnya potensi siswa. Metode mengajar yang baik tidak saja menciptakan situasi kelas yang hidup, tetapi juga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan 2) Guru hendaknya mampu menjadi motivator sekaligus menjadi fasilitator bagi siswanya. Hal ini akan merangsang identifikasi pada diri siswa yang sekaligus dapat menemukan jati diri siswa yang pada akhirnya dapat mempercepat pemahaman dalam belajar dan berkomunikasi. 3) Guru hendaknya selalu dan terus menerus mendorong siswanya untuk memilki motivasi belajar, dengan begitu prestasi siswa yang diharapkan oleh guru dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Azis, Furqanul. 2000. Pengajaran Bahasa Komunikatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
90
Hartono Broto, A. S. 1980. Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang, Departement Agama Rebuplik Indonesia. 1989. Al-qur’an dan Terjemahannya Hadi, Sutrisno. 1991. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Andi Ofset Iskandarwassid, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung : Remaja Rosdakarya Kusrini dkk. 2005. Katerampilan Dasar Mengajar (PPL 1) Berorientasi pada Kurikulum Berbasis Kompetensi. Fakultas Tarbiyah UIN Malang Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo Melvin, Silberman M. 2004. Active Learning (101 strategies to Teach Any Subject). Bandung: Nusa Media Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama Moleong, Lexy J. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Solchan. 1996. Interaksi Belajar Malang:IKIP
Mengajar Bahasa Indonesia SD.
Suryasubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Syafi’ie, Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Dari TeoriMenuju Praktik. Malang : UM Press
91
Implementasi Jigsaw Learning Method dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas IV MI Sunan Giri Malang Wahidmurni dan Nur Ali. 2008. Penelitian Tindakan KelasPendidikan Agama dan Umum Dari Teori menuju Praktik. Malang: UM Press.
92
93