Jurnal Ilmiah ESAI Volume 8, No.1, Januari 2014 ISSN No. 1978-6034 ISR as Proction of CSR Disclosure Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah Mandiri ISR Sebagai Proksi Pengungkapan CSR Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri
Irman Firmansyah1) 1)
Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Abstract This research aims to detect Islamic social disclosure in Islamic bank in Indonesia that measuresed with Islamic Social Reporting (ISR) Index. This research is done in two biggest Islamic banks in Indonesia that are Bank Muamalat Indonesia and Bank Syariah Mandiri for look comparison Islamic social disclosure. Analyzer applied in this research is content analysis. The result shows that Islamic social disclosure in Bank Syariah Mandiri is higger than Bank Muamalat Indonesia. But either Bank Muamalat Indonesia or Bank Syariah Mandiri not yet show result perfect disclosure measuresed from Islamic social reporting.
Keywords: Islamic Social Reporting, bank muamalat Indonesia, bank syariah mandiri
Pendahuluan Wacana
tanggung
jawab
sosial
CSR diperlukan oleh perusahaan guna
perusahaan (CSR) di kalangan perbankan
memperoleh
sudah cukup
Indonesia.
perusahaan di tengah-tengah masyarakat.
Kepedulian sosial perbankan mulai tampak
Menurut Hadi (2011), legitimasi merupakan
nyata.
sistem
berkembang
Kendati
belum
di
optimal,
upaya
pengelolaan
perbankan ini merupakan awal yang positif
berorientasi
untuk memulai kegiatan yang lebih besar.
masyarakat,
Pemerintah
kelompok
Indonesia
juga
memberikan
legitimasi
pada
atas
keberadaan
perusahaan
keberpihakan
pemerintah, masyarakat.
terhadap
individu Meutia
(2010)
menjelaskan
Praktik
(social
menyamakan persepsi bahwa tindakan yang
Undang-
dilakukan oleh suatu entitas merupakan
undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
tindakan yang diinginkan, pantas ataupun
Terbatas Bab IV pasal 66 ayat 2b dan Bab V
sesuai
responsibility)
jawab
tertuang
sosial dalam
1
pasal 74 .
dengan
legitimasi
dan
respon yang baik terhadap pelaksanaan CSR. tanggung
bahwa
yang
sistem
norma,
adalah
nilai
kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial. Organisasi perusahaan berusaha
1
Kedua pasal tersebut menjelaskan bahwa laporan tahunan perusahaan harus mencerminkan tanggung jawab sosial, bahkan perusahaan yang kegiatan usahanya di bidang dan/ atau
berkaitan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosial.
untuk mengembangkan keselarasan antara
perusahaan, sistem penggajian, sistem cuti
nilai-nilai sosial yang dihubungkan dengan
dan sebagainya. Hal ini didukung oleh definisi
kegiatannya dan norma-norma dari perilaku
akuntansi Islam (Shahata dalam Harahap,
yang diterima dalam sistem sosial yang lebih
2003) yang mengemukakan bahwa akuntansi
besar, dimana organisasi itu berada serta
Islam merupakan postulat, standar, penjelasan
menjadi bagiannya.
dan prinsip akuntansi yang menggambarkan
Dasar pemikiran teori ini adalah organisasi
atau
berlanjut
perusahaan
keberadaannya
akan
jika
terus
masyarakat
semua hal sehingga akuntansi dan berbagai bidang lain itu adalah satu paket dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk
Akuntansi
Islam
menjelaskan
sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai
bagaimana mengalokasikan sumber kekayaan
masyarakat itu sendiri. Teori legitimasi
yang
menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan
Akuntansi
bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima
menegakkan syariat Islam di berbagai aspek,
oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan
bukan hanya mencatat transaksi perusahaan
laporan
untuk
saja
jawab
mengemukakan bahwa tujuan dari akuntansi
tahunan
menggambarkan
mereka
kesan
tanggung
lingkungan, sehingga mereka diterima oleh
ada
secara
sesuai
syari’ah.
Islam juga harus ikut
(Harahap,
Islam
adil
adalah
2003).
untuk
Hameed
serta
(2008)
mencapai
al-
2
masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari
falaah (kesejahteraan dunia dan akhirat). Hal
masyarakat
dapat
ini dimaksudkan bahwa akuntansi Islam tidak
meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat
hanya mementingkan kebutuhan pihak-pihak
meningkatkan laba perusahaan. CSR juga
tertentu
menunjukkan jati diri Islam bahwa suatu
menciptakan
bisnis tidak hanya berorientasi pada laba tapi
dalam
harus peduli terhadap sesama (lingkungan).
(Hameed, 2008).
tersebut
Cakupan sangat luas.
diharapkan
Islam
mengenai
bisnis
Islam memberikan penekanan
saja,
akan
tetapi
juga
keseimbangan dan
masyarakat
secara
untuk keadilan
keseluruhan
Pembuat kebijakan seharusnya dapat mendorong
perusahaan-perusahaan seluruh informasi
untuk
yang signifikan pada sistem ekonomi secara
mengungkapkan
keseluruhan. Islam juga menyatakan bahwa
dapat
bisnis merupakan salah satu aktivitas yang
masyarakat.
paling penting dalam sebuah sistem (Affandi,
setidaknya dilakukan secara sukarela untuk
2002). Oleh karena itu, Islam memberikan
membantu
konsep bisnis dalam Islam untuk dapat
spiritual (Haniffa, 2002). Salah satu informasi
menciptakan
keseimbangan
Pengungkapan
mereka
memenuhi
untuk dalam tersebut
kebutuhan
mencapai kesuksesan dunia maupun akhirat. Akuntansi Islam pun tidak hanya terfokus pada ibadah ritual namun juga meliputi
segala
produk,
kegiatan
bidang,
termasuk
perusahaan,
jenis
transaksi
2
Pencapaian al-falaah merupakan orientasi utama dari akuntansi Islam. Dengan demikian, tujuan akuntansi Islam tidak hanya terbatas pada kepentingan ekonomi, tetapi juga kepentingan non ekonomi. Akuntansi Islam tidak akan hanya mengukur nilai moneter dan tidak pula hanya yang bersifat resiprocal transaction suatu organisasi tetapi juga nilai non ekonomi serta non resiprocal transaction (Harahap, 2003)
tersebut
adalah
mengenai
pengungkapan
informasi sosial.
Penelitian dalam ranah CSR syariah umumnya menggunakan model indeks Islamic
Perumusan kerangka social reporting
Social Reporting yang dikembangkan dengan
dalam perspektif Islam harus berlandaskan
dasar dari standar pelaporan berdasarkan
pada tiga dimensi (Haniffa, 2002). Ketiga
AAOIFI yang kemudian dikembangkan oleh
dimensi tersebut yakni, mencari ridho Allah;
masing-masing peneliti berikutnya (Haniffa,
memberikan keuntungan kepada masyarakat;
2002; Othman et al, 2009).
mencari
kekayaan
untuk
memenuhi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
kebutuhan. Beberapa penulis telah mencoba
dalam
menggambarkan
Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2012)
konsep
social
reporting
dalam akuntansi Islam. Menurut Haniffa (2002), tujuan dari social reporting dalam perspektif Islam adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan
transparansi
paragraf
Standar
sembilan
menyarankan
Akutansi
secara
untuk
implisit
mengungkapkan
tanggung jawab akan masalah sosial
Menunjukkan akuntabilitas kepada
sebagai berikut: “Perusahaan dapat pula
Tuhan dan masyarakat. 2.
Pernyataan
kegiatan
menyajikan laporan tambahan seperti
bisnis dengan menyajikan informasi yang
laporan mengenai lingkungan hidup dan
relevan
dengan
laporan
kebutuhan
spiritual
memperhatikan investor
muslim
dalam pengambilan keputusan.
nilai
statement), Faktor-faktor
tambah
khususnya
(value bagi
lingkungan
added industri.
hidup
dan
Sejalan dengan makin meningkatnya
pegawai sebagai kelompok pengguna
pelaksanaan CSR dalam konteks Islam, maka
laporan memegang peranan penting bagi
makin
industri.”
meningkat
pula keinginan
untuk
membuat pelaporan sosial yang bersifat syariah. Konsep akuntabilitas sosial terkait dengan prinsip pengungkapan penuh dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan publik akan
suatu
informasi.
Masyarakat
mempunyai hak untuk mengetahui berbagai informasi mengenai aktivitas organisasi. Hal ini
dilakukan
perusahaan
tetap
untuk
melihat
melakukan
apakah
kegiatannya
sesuai syariah dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Baydoun & Willet, 1997). Hanya saja ketiadaan standar CSR secara syariah menjadikan
pelaporan
CSR
perusahaan
syariah menjadi tidak seragam dan standar.
Salah satu lembaga bisnis yang operasionalisasinya
berdasarkan
syariah
adalah perbankan syariah. Ahmad (2002) dalam Fitria dan Hartanti (2010) menjelaskan bahwa lembaga yang menjalankan bisnisnya berdasarkan
syariah
pada
hakekatnya
mendasarkan pada filosofi dasar Al-quran dan sunnah, sehingga hal ini menjadikan dasar bagi pelakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya Saat ini Islamic Social Reporting Index (ISR) sedang marak diperbincangkan di dunia. Indeks ISR merupakan tolak ukur pelaksanakaan
kinerja
sosial
perbankan
syariah yang berisi kompilasi item-item
standar CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI
Mirfazli
dan
Nurdiono
(2007)
(Accounting and Auditing Organization for
menemukan perbedaan yang cukup signifikan
Islamic Financial Institutions) yang kemudian
dalam
dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti
tanggung jawab sosial antara perusahaan
mengenai item-item CSR yang seharusnya
dalam kelompok aneka industri high profile
diungkapkan oleh suatu entitas Islam (Othman
dengan low profile. Hal ini menunjukkan
et al, 2009).
bahwa banyaknya dampak sosial yang muncul
Penelitian terdahulu telah banyak
pada
penyajian
sebagian
jumlah
pengungkapan
perusahaan
dalam
dua
dilakukan mengenai kinerja sosial (social
kelompok tersebut yang mendorong mereka
disclosure) perusahaan. Seperti penelitian
untuk melakukan pengungkapan tanggung
yang dilakukan oleh Basamalah dan Jermias
jawab sosial.
(2005) yang menunjukkan bahwa salah satu
mengkaji
alasan
Kinerja
manajemen
melakukan
pelaporan
Penelitian ini bertujuan untuk perkembangan
Sosial
Syariah
pengungkapan (Islamic
Social
sosial adalah untuk alasan strategis. Sayekti
Disclosure) pada dua bank syariah terbesar di
(2006) menyatakan bahwa hampir semua
Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia dan
perusahaan yang terdaftar di BEJ telah
Bank Syariah Mandiri selama tiga tahun
mengungkapkan informasi mengenai CSR
terakhir yaitu pada tahun 2009, 2010 dan
dalam laporan tahunannya dalam kadar yang
2011.
beragam.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode
services theme), tenaga kerja (employees
penelitian kuantitatif dengan komparasi dua
theme),
sosial
bank syariah terbesar di Indonesia yang
(environment) dan tata kelola organisasi
dimaksudkan untuk melihat pengungkapan
(corporate governance theme). Analisis data
kinerja sosial bank syariah di Indonesia dan
menggunakan content analysis yaitu dengan
membandingkan pengungkapan kinerja sosial
memberikan tanda checklist pada tiap item
terutama Bank Muamalat Indonesia (BMI)
yang diungkapkan pada laporan tahunan bank
dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) dalam
syariah (annual report).
kurun waktu 3 tahun.
item
yang
(social),
lingkungan
Jika terdapat satu
diungkapkan
maka
akan
ini
mendapakan skor “1”, dan jika tidak maka
menggunakan Islamic Social Reporting Index
akan mendapat skor “0”. Pemberian tanda
(ISR) yang sesuai dengan karakteristik bank
checklist didasarkan pada analisis isi (content
syariah seperti yang telah dilakukan oleh
analysis) seperti pada penelitian Othman et al
Haniffa (2002) dan Othman et al (2009). ISR
(2009).
Ukuran
pengungkapan
terdiri dari 6 kategori pengungkapan yaitu investasi
dan
keuangan
(financing
and
investment), produk dan jasa (products and
Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, maka
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada dua bank umum syariah yaitu Bank Muamalat
berikut hasil analisis yang disajikan pada Tabel 1:
Tabel 1. Perbandingan Pengungkapan Kinerja Sosial BMI dan BSM BMI BSM 2009 2010 2011 2009 2010 2011 Finance and Investment 67% 50% 100% 50% 50% 83% Product and service 50% 75% 50% 50% 75% 75% Employees 10% 20% 50% 30% 50% 60% Society 91% 82% 100% 82% 82% 100% Environment 14% 43% 43% 57% 43% 43% Corporate Governance 100% 80% 100% 80% 60% 80% Total Pengungkapan 55% 58% 74% 58% 60% 74% Sumber: Data Hasil Pengolahan Disclosure
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat kita
ketahui
besarnya
bahwa
terdapat
pengungkapan
perbedaan
antara
Bank
melakukan pengungkapan sebanyak 83%. Artinya di tahun 2011 Bank Syariah Mandiri telah melakukan perbaikan yang signifikan
Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah
dalam
Mandiri. Pada aspek keuangan dan investasi,
keuangan
di tahun 2009 Bank Muamalat Indonesia
kuantitatif bahwa pengungkapan pada Bank
mengungkapkan sebesar 67%. Nilai ini lebih
Muamalat
dari separuhnya sehingga dapat dianggap
dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri.
cukup, namun di tahun 2010 besarnya
hal
pengungkapan meskipun
investasi
secara
Indonesia
Berdasarkan
dan
penilaian
lebih
data
tinggi
tersebut
pengungkapan menjadi menurun hingga 50%.
menandakan bahwa baik bank Muamalat
Pada tahun 2011 ternyata Bank Muamalat
maupun
Indonesia
melakukan
meningkatkan
sempurna
yaitu
pengungkapkan
Syariah kualitas
Mandiri
terus
pengungkapan
100%
terutama dalam aspek keuangan dan investasi.
dan
Pengungkapan investasi dan keuangan yang
Berdasarkan data tersebut maka
terus meningkat ini harus diikuti pula dengan
trackrecord Bank Muamalat Indonesia dalam
kinerja keuangan dan investasi, karena aspek
melakukan pengungkapan bidang keuangan
ini sangat rentan dengan praktek riba. Oleh
dan investasi sudah bagus meski sempat
karena itu, Dewan Pengawas Syariah pada
mengalami penurunan di tahun 2010.
masing-masing bank harus terus bekerja keras
pengungkapan investasi.
Pada pengungkapan
sebanyak
Bank
mengenai
Bank
keuangan
Syariah
mengenai
Mandiri,
keuangan
dan
memantau agar aktivitasnya sesuai dengan kepatuhan syariah (sharia compliance).
investasi di tahun 2009 sebanyak 50%. Begitu
Aspek
selanjutnya
yaitu
pun pada tahun 2011 masih mengungkapkan
pengungkapan mengenai produk dan jasa.
sebanyak 50%. Ini menandakan bahwa tidak
Pada Bank Muamalat Indonesia, di tahun
ada perbaikan dalam pengungkapan di BSM.
2009 pengungkapannya hanya sebesar 50%,
Perubahan besar terjadi pada tahu 2011 yaitu
namun
di
tahun
selanjutnya
(2010)
pengungkapannya meningkat menjadi 75%.
menunjukkan
bahwa
Ini menunjukkan bahwa pada Bank Muamalat
pengungkapan
kinerja
Indonesia
luas
kepegawaian sebanyak 10% dan di tahun
2011
2010 sebanyak 20%. Nilai ini masih sangat
pengungkapan mengenai produk dan jasa
kecil karena menunjukkan bahwa Bank
pada Bank Muamalat Indonesia kembali
Muamalat Indonesia masih jauh dari kata
menunjukkan penurunan yaitu sebesar 50%.
sempurna dalam pengungkapan kinerja sosial
Dengan data tersebut maka pada Bank
dalam aspek kepegawaiannya. Nilai ini bisa
Muamalat
disebabkan
terjadi
peningkatan
pengungkapan.
Pada
Indonesia
tidak
tahun
menunjukkan
karena
tahun
sosial
kurangnya
2009
mengenai
perhatian
konsistensi pengungkapan mengenai produk
kepada
dan jasa karena tidak terjadi peningkatan lagi.
pengungkapannya
Berbeda dengan pengungkapan produk dan
dilakukan. Perubahan signifikan terjadi pada
jasa pada Bank Syariah Mandiri. Pada tahun
tahun 2010 yang meningkat menjadi 50%.
2009 Bank Syariah Mandiri melakukan
Meskipun nilai ini masih separuh dari yang
pengungkapan yang sama seperti pada Bank
seharusnya tapi menunjukkan peningkatan
Muamalat Indonesia yaitu sebesar 50% dan
yang baik.
meningkat di tahun 2011 yaitu sebesar 75%.
para
di
pegawai
atau
yang
sengaja
karena tidak
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh
Namun di tahun 2011 tidak mengalami
Bank
penurunan ataupun peningkatan, yaitu tetap
mengenai aspek kepegawaian pada Bank
sebesar 75% pengungkapan.
Berdasarkan
Syariah Mandiri terus meningkat dari tahun ke
nilai ini, Bank Syariah Mandiri masih
tahun. Pada tahun 2009 pengungkapan yang
dianggap konsisten untuk mempertahankan
dilakukan sebesar 30% dan meningkat pada
pengungkapan karena tidak menunjukkan
tahun 2010 menjadi 50% lalu di tahun 2011
penurunan seperti pada Bank Muamalat
kembali
Indonesia dalam hal pengungkapan aspek
Peningkatan
produk dan jasa.
peningkatan pada Bank Muamalat Indonesia
Aspek
selanjutnya
Syariah
Mandiri.
meningkat ini
jelas
Pengungkapan
menjadi
60%.
berbeda
dengan
yaitu
karena pada Bank Syariah Mandiri nilai
pengungkapan kinerja sosial (CSR) mengenai
pengungkapannya lebih besar sehingga lebih
kepegawaian. CSR yang dimaksud di sini
luas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
yaitu CSR internal kepada para pekerja bukan
bahwa pengungkapan kinerja sosial mengenai
kepada lingkungan masyarakat. Seharusnya
aspek
sebagai perusahaan yang besar, maka kedua
Mandiri lebih tinggi dibandingkan dengan
bank tersebut harus mengungkapkan kinerja
Bank Muamalat Indonesia.
kepegawaian
pada
Bank
Syariah
kepegawaiannya dengan baik karena jika
Pengungkapan kinerja sosial lainnya
perusahaan mempunyai jumlah pekerja yang
yaitu mengenai aspek sosial kemasyarakatan.
banyak maka tanggungjawab kepada para
Pengungkapan kinerja sosial aspek sosial
pegawainya pun menjadi lebih besar. Hasil
kemasyarakatan menunjukkan CSR eksternal
penelitian pada Bank Muamalat Indonesia
atau kepedulian terhadap masyarakat dan
menunjukkan bahwa bank syariah berjiwa
mencari benefit lain yaitu pengakuan dari
sosial, membantu masyarakat sekitar dan
masyarakat melalui kinerja sosialnya.
berkontribusi
positif
tengah-tengah
Tidak hanya pada Bank Muamalat
masyarakat. Seharusnya sebagai perusahaan
Indonesia, pada Bank Syariah Mandiri pun
yang berdiri di masyarakat maka suatu
hasil pengungkapan kinerja sosial aspek sosial
perusahaan dalam hal ini bank syariah harus
menunjukkan hasil yang baik, yaitu pada
menunjukkan
terhadap
tahun 2009 dan 2010 pengungkapan sebesar
eksistensi
82% dan pada tahun 2011 pengungkapan
perusahaan tidak hanya ditunjukkan oleh
sebesar 100%. Nilai yang sebesar ini pada
keberhasilan
hal
kedua bank syariah telah menunjukkan sisi
memperoleh keuntungan, tapi bagaimana
keislamannya yaitu selalu membantu kepada
perusahaan itu bisa diakui keberadaannya di
sesama
tengah-tengah masyarakat. Salah satu cara
membutuhkan
yang
dengan
pengungkapan pada laporan tahunan. Baik
menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan
Bank Muamalat Indonesia maupun Bank
sekitar (masyarakat).
Syariah Mandiri melakukan pengungkapan
kepeduliannya
lingkungan
sekitar
karena
perusahaan
harus
Hasil
di
ditempuh
dalam
yaitu
penelitian
mengenai
pengungkapan kinerja sosial dalam aspek
manusia
khususnya
dan
yang
dibuktikan
melalui
kinerja sosial aspek sosial kemasyarakatan dengan sempurna.
sosial pada Bank Muamalat Indonesia yaitu
Pengungkapan
selanjutnya
yaitu
sebesar 91% pada tahun 2009. Nilai ini sudah
mengenai aspek lingkungan. Pada aspek ini
besar dan hampir sempurna, artinya Bank
bank
Muamalat Indonesia sudah mengungkapkan
kepedulian terhadap lingkungan sekitar seperti
aspek sosial dengan baik. Namun pada tahun
perlindungan lingkungan, polusi, kebijakan
2010 pengungkapannya menurun menjadi
lingkungan dan lainnya. Bank syariah sebagai
82%. Meskipun nilai pengungkapan menurun
lembaga
akan tetapi luas pengungkapan masih baik.
intermediasi
Kemudian nilai pengungkapan mengejutkan
kelebihan uang dengan masyarakat yang
di tahun 2011 yaitu pengungkapan yang
membutuhkan uang memang tidak secara
sempurna atau sebesar 100%. Nilai yang
langsung berhubungan dengan lingkungan,
sempurna ini menunjukkan bahwa Bank
namun tidak menutup kemungkinan bahwa
Muamalat
melakukan
bank syariah menunjukkan kepeduliannya
pengungkapan dengan baik. Artinya Bank
terhadap hal tersebut. Terbukti bahwa bank
Muamalat menginginkan bahwa keberadaanya
syariah
di tengah-tengah masyarakat benar-benar
pengungkapan yang tidak terlalu besar.
Indonesia
telah
diakui sebagai bank yang peduli terhadap
syariah
mengungkapkan
keungan
mengenai
yang bekerja
antara
masyarakat
menunjukkannya
Pada
Bank
Muamalat
sebagai yang
meski
Indonesia,
lingkungan sekitar, yang menunjukkan bahwa
pengungkapan mengenai aspek lingkungan
Bank Mualamat Indonesia tidak hanya bekerja
pada tahun 2009 adalah sebesar 14%.
untuk mencari keuntungan semata namun
Peningkatan yang signifikan terjadi pada
tahun
2010
yaitu
sebesar
43%
dan
menjadi merosot yaitu sebesar 60%. Pada
pengungkapan yang sama pada tahun 2011
tahun 2011 kembali menjadi 80%. Meskipun
yaitu sebesar 43%.
Pada Bank Syariah
belum menunjukkan sempurna, Bank Syariah
Mandiri pada tahun 2009 menunjukkan
Mandiri menunjukkan keseriusannya dalam
pengungkapan sebesar 57%. Pada tahun 2010
hal tata kelola perusahaan. Pada aspek tata
pengungkapan menurun menjadi 43% begitu
kelola (corporate governance), pengungkapan
pun pada tahun 2011 sebesar 43%. Baik pada
pada Bank Muamalat Indonesia lebih tinggi
Bank Muamalat Indonesia maupun pada Bank
dari pada Bank Syariah Mandiri.
Syariah Mandiri pengungkapan kinerja sosial
Berdasarkan
kondisi
yang
telah
mengenai lingkungan masih belum besar
dijelaskan di atas, maka dapat dilihat nilai
mengingat bank syariah tidak mempunyai
pengungkapan
hubungan langsung dengan lingkungan tidak
keseluruhan seperti yang telah dijelaskan pada
seperti
yang
Tabel 1. Pada dasarnya baik pada Bank
operasionalnya mencemari lingkungan sekitar.
Muamalat Indonesia maupun pada Bank
Pengungkapan yang terakhir yaitu
Syariah Mandiri pengungkapan kinerja sosial
aspek tata kelola perusahaan (Corporate
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada
Governance).
Muamalat
Bank Muamalat Indonesia tahun 2009 total
Indonesia, di tahun 2009 pengungkapan tata
pengungkapan sebesar 55% dan meningkat
kelola perusahaan sebesar 100% artinya
pada tahun 2010 yaitu sebesar 58% dan
menunjukkan pengungkapan yang sempurna,
berakhir pada tahun 2011 yaitu pengungkapan
namun pada tahun 2010 pengungkapannya
sebesar 74%. Begitu pun pada Bank Syariah
menurun menjadi 80%, tapi pada tahun 2011
Mandiri pengungkapan kinerja sosial secara
kembali menunjukkan pengungkapan yang
keseluruhan pada tahun 2009 sebesar 58% dan
sempurna 100%. Dengan data tersebut maka
meningkat pada tahun 2010 yaitu sebesar 60%
Bank Muamalat Indonesia telah membuktikan
serta pada tahun 2011 kembali meningkat
bahwa tata kelola perusahaan yang sering
yaitu sebesar 74%.
perusahaan
didengungkan
Pada
manufaktur
Bank
akhir-akhir
sosial
secara
telah
Dengan adanya peningkatan ini maka
dilaksanakan dengan baik dan dibuktikan
baik Bank Muamalat Indonesia maupun Bank
melalui pengungkapan pada laporan tahunan.
Syariah
Selanjutnya
ini
kinerja
Mandiri
menunjukkan
perbaikan
pada
Bank
Syariah
pengungkapan dari tahun ke tahun meskipun
pengungkapan
tata
kelola
pengungkapannya masih jauh dari yang
perusahaan pada tahun 2009 sebesar 80%. Hal
seharusnya. Rata-rata pengungkapan dalam 3
ini menunjukkan pengungkapan yang cukup
tahun terakhir ini maka dapat dilihat pada
baik.
Tabel 2 di bawah ini.
Mandiri,
Pada tahun 2010 pengungkapannya
Tabel 2. Rata-rata Pengungkapan Kinerja Sosial BMI dan BSM BMI BSM Keterangan 2009 2010 2011 2009 2010 Indeks Pengungkapan 55% 58% 74% 58% 60% Rata-rata 62% 64% Sumber: Data Hasil Pengolahan
2011 74%
Tabel 2 menunjukkan bahwa secara
Kesimpulan
keseluruhan rata-rata pengungkapan kinerja
Berdasarkan
hasil
analisis
dapat
sosial dari tahun 2009 sampai tahun 2011
diketahui bahwa besarnya pengungkapan
menunjukkan hasil yang berbeda. Pada Bank
kinerja sosial bank umum syariah yang
Muamalat Indonesia rata-rata menunjukkan
diwakili oleh kedua bank umum syariah
nilai indeks sebesar 62% sedangkan pada
tersebut masih jauh dari pengungkapan yang
Bank Syariah Mandiri rata-rata pengungkapan
seharusnya.
sebesar 64%. Artinya menurut perspektif
ternyata
Islamic
bahwa
kepedulian sosial sudah bernilai sempurna
pengungkapan kinerja sosial pada Bank
(100%). Hal ini menunjukkan bahwa bank
Syariah Mandiri lebih tinggi dibandingkan
syariah sebagai bank Islam memperlihatkan
pada Bank Muamalat Indonesia.
jati dirinya tidak hanya mencari keuntungan
Social
Reporting
(ISR)
Namun
walaupun
pengungkapan
demikian
mengenai
aspek
Sebagai lembaga keuangan yang tidak
semata dalam hal finansial (profit oriented)
hanya menyalurkan dana kepada masyarakat,
tapi mencari keuntungan lain yaitu pengakuan
akan tetapi membutuhkan pula sumber dana
dari masyarakat dengan cara peduli terhadap
dari masyarkat, seharusnya bank syariah dapat
lingkungan/masyarakat yang tentunya sesuai
mengungkapkan kinerja sosial lebih tinggi
dengan kaidah Al-Qur’an dan As-Sunnah serta
lagi karena tanggungjawab sosialnya makin
sesuai
banyak saat struktur modal pada bank syariah
eksistensi
banyak bersumber dari masayarakat seperti
pengakuan dari masyarakat sekitarnya.
dengan
teori
legitimasi
perusahaan
ditentukan
bahwa oleh
pada dana pihak ketiga. Selain itu bank
Namun fakta lain yaitu pengungkapan
syariah yang bersumber dari Al-Qur’an dan
mengenai lingkungan baik Bank Muamalat
Al-Hadits maka seharusnya bank syariah lebih
Indonesia maupun Bank Syariah Mandiri
menunjukkan sisi sosialnya (al’adlu) karena
mempunyai nilai pengungkapan yang sangat
ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadits tidak hanya
kecil. Hal ini dapat terjadi karena operasional
mengajarkan berhubungan antara manusia
bank
dengan Allah SWT (hablumminalloh) tapi
langsung dengan lingkungan seperti pada
mengharuskan kita berbagi terhadap sesama
perusahaan
(hablumminannas)
zakat,
mengakibatkan polusi udara, pencemaran
sedekah, infaq, qordul hasan dan kebaikan
lingkungan dan akibat buruk lainnya. Akan
lainnya yang ditunjukkan melalui kinerja
tetapi bank umum syariah tetap memberikan
sosial yang tinggi.
nilai
yaitu
melalui
umum syariah
pabrikasi
positif
lingkungan
tidak
berhubungan
(manufaktur)
terhadap
yang
pengungkapan sekitarnya.
Daftar Pustaka Affandi, Nik Mohamed. 2002. Islam and Business. Malaysia: Pelanduk Publications. Basamalah, Anies S. & Johnny Jermias. 2005. Social and Environmental Reporting and Auditing in Indonesia: Maintaining Organizational Legitimacy. Gajah Mada International Journal of Business, January-April 20057 (1): 109-127
Islam. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi. 3(1): 56-75 Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Meutia, Inten. 2010. Menata Pengungkapan CSR di Bank Islam (Suatu Pendekatan Kritis). Jakarta: Citra Pustaka Indonesia.
Baydoun, N. & Willet, R. 1997. Islamic Ethical Issues in the Presentation of Financial Information. Accounting, Commerce and Finance: The Islamic Perspective Journal, 1(1).
Mirfazli, Edwin Nurdiono. 2007. Evaluasi Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan dalam Kelompok Aneka Industri yang Go Public di BEJ. Jurnal Akuntansi Keuangan. 12( 1)
Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. 2010. Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks Dan Islamic Social Reporting Indeks. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto
Othman, R., A. Md. Thani, E.K. Ghani. 2009. Determinants of Islamic Social Reporting Among Top ShariahApproved Companies in Bursa Malaysia. Research Journal of International Studies. 12
Hadi,
Nor. 2011. Corporate Social Responsibility (CSR). Yogyakarta: Graha Ilmu
Hameed, et al. 2008. Alternative Disclosure and Performance Measures for Islamic Banks. Departement of Accounting. Kulliyah of Economics and Management Science IIUM Haniffa,
R.M. 2002. Social Reporting Disclosure-An Islamic Perspective. Indonesian Management & Accounting Research. 1 (2): 128-146
Harahap, Sofyan Syafri. 2003. Akuntansi Sosial ekonomi dan Akuntansi
Othman, Rohana & Thani, Azlan Md. 2010. Islamic Social Reporting Of Listed Companies In Malaysia. International Business & Economics Research Journal. Vol. 9, No. 4, pp 135-144 Sayekti,
Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 26-28 Juli 2007
Lampiran : Tabel Pengungkapan Kinerja Sosial (Social Reporting) Berdasarkan Islamic Social Reporting (ISR) NO. A 1 2 3 4 5 6 B 7 8 9 10 C 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 D 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 E 32 33 34 35 36 37 38 F 38 40 41 42 43
Item Of Disclosure Finance And Investment Riba Activities Gharar Zakat: method used, zakatable amount, beneficiaries Late Repayments and Insolvent Clients/Bad Debts written-off Current Value Balance Sheet (CVBS) Value Added Statement (VAS) Products And Services Green product Halal status of the product Product safety and quality Customer complaints/incidents of non-compliance with regulation and voluntary codes (if any) Employees Nature of work: Working hours, holiday, other benefits Education and Training/Human Capital Development Equal Opportunities Employee involvement Health and Safety Working environment Employment of other special-interest-group (i.e. handicapped, ex-convicts, former drug-addicts) Higher echelons in the company perform the congregational prayers with lower and middle level managers. Muslim employees are allowed to perform their obligatory prayers during specific times and fasting during Ramadhan on their working day. Proper place of worship for the employees. Society Saddaqa/Donation Waqf QardHassan Employee Volunteerism Education-School Adoption Scheme: Scholarship Graduate employment Youth development Underprivileged community Children care Charities/Gifts/Social activities Sponsoring public health/recreational project/sports/cultural events Environment Conservation of environment Endangered wildlife Environmental Pollution Environmental Education Environmental Products/Process related Environmental Audit/independent verification/governance Environmental Management System/Policy Corporate Governance Shariah compliance status Ownership structure: Number of muslim shareholders and its shareholdings Board structure-muslim vs non-muslim Forbidden activities: monopolistic practice, boarding necessary goods, price manipulation, fraudulent business practice, gambling Anti-corruption policies
Sumber: Othman & Thani (2010)