PENGELOLAAN KNWOLEDGE MANAGEMENTCAPABILITY DALAM MEMEDIASI DUKUNGAN INFORMATION TECHNOLOGY RELATEDNESS TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: PENDEKATAN REFLECTIVE SECOND ORDER FACTOR (Penelitian terhadap Perusahaan Perbankan di Kota Semarang) IRNA MAYA SARI WAHYU MEIRANTO, S.E., M.Si., Akt Universitas Diponegoro
ABSTRACT The Research objection is to observe the Influence of Information technology complementarities and support of Information technology knowledge to Corporate performance. Complementarities of information technology are (Infrastructure IT, making process IT, Human resources IT and Vendor management IT) management knowledge ( Product, Customer and managerial) The sample’s number of this research are 42 head managers of Main Bank office in Semarang. The research uses questioner method. Data analyzing of this research
is full mode Structural Equation Modeling (SEM), evaluated by
smartPLS tools by using reflective second order factor approach. The
result
of
this
research,
aligned
with
hypothesis
that
complementarities of 4 information technology Relatedness Factors, give positive influence to inter unit Knowledge Management Capabilitiy, complementarities of knowledge Management Capabilitiy gives positive influence to corporate performance, Complementarities Information Technology Relatedness directly influence to company performance and information technology relatedness indirectly influence to corporate performance, being mediated by knowledge management capability
Keyword: Information Technology Relatedness, Knowledge Management Capability, Corporate performance.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Perkembangan
teknologi
informasi saat
ini banyak
memberikan
kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. (Mc.Leod R.J., 1997). Banyak perusahaan menanamkan investasi yang cukup besar dibidang teknologi informasi untuk
memperbaiki
produktivitas,
profitabilitas,
dan
kualitas
operasi.
(Sambamurthy dan Zmud, 1999). Teknologi informasi saat ini menjadi competitive advantage yang sangat penting dalam menuntukan daya saing dan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang. terlebih lagi dalam dunia perbankan, merupakan salah satu sektor industri yang intensitas penyerapan teknologinya paling tinggi (firer dan Williams, 2003).. Hal ini dapat dilihat dari berbagai fasilitas layanan berbasis teknologi yang disediakan oleh bank berupa automatic teller machine (ATM), phonebanking, internetbanking, mobilebanking, payment point dan lain sebagainya. (Ifada,2009). Pengaturan dan pengelolaan teknologi informasi dalam perusahaan memiliki implikasi penting bagi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sinergi lintas unit (Brown dan Magil, 1994; 1998; Sambamurthy dan Zmud, 1999)..Berdasarkan diversifikasi resource-based view (RBV) dan teori ekonomi complementarities, sumber utama dari sinergi lintas unit pada perusahaan adalah sumber daya yang terkait (resource relatedness) dan sumber daya komplementer (resource complementarity) (Tanriverdi, 2005;Tanriverdi dan Venkatraman, 2005).. Keduanya masing-masing mampu menciptakan sinergi lintas unit. Sinergi tersebut dapat membentuk sub additive cost dan nilai super additive. Konsep hubungan teknologi informasi bagi perusahaan yang memiliki unit unit bisnis terintegrasi yang dapat menyeimbangkan tujuan perusahaan dengan tujuan unit-unit binis dan mencapai kinerja utama melalui sumber daya teknologi informasi dimana hubungan tersebut memungkinkan pemanfaatan sinergi lintas
unit sehingga hubungan teknologi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan (Tanriverdi dan Venkatraman,2005). Dalam teori RBV information technology relatedness adalah penggunaan infrastruktur teknologi informasi dan proses manajemen teknologi informasi antar unit-unit bisnis secara bersama-sama yang terdiri dari empat aspek yang saling melengkapi. Dalam teori RBV ketika perusahaan menerapkan empat dimensi Information technology relatedness sebagai satu kesatuan komplementer, maka information technology relatedness menjadi sukar untuk ditiru oleh perusahaan lain complementary information technologi relatedness tersebut kemudian dapat diterapkan
oleh
perusahaan
yang
bersangkutan
sebagai
competitive
susutaintibility advantage sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi dapat menggunakan mekanisme koordinasi untuk meningkatkan knowledge management capability lintas unit. (Hitt, Ireland, Hoskisson, 2001).
Dan teknologi informasi dapat
dijadikan sebagai mekanisme koordinasi lintas unit tersebut. Dalam teori organisasi dan strategi menyatakan bahwa knowledge management capability memberikan manfaat kompetitif dan meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Tanriverdi (2005), knowledge management capability suatu perusahaan dapat terdiri atas tiga strategi knowledge yang dikelola bersama dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya, yaitu: product knowledge, customer knowledge, dan managerial knowledge.
TELAAH PUSTAKA Resource-Based View (RBV) Resource based view (RBV) dapat diartikan sebagai model berbasis sumber daya yang fokus pada pengembangan atau pemerolehan sumber daya dan kapabilitas berharga yang sulit atau tak mungkin ditiru oleh pesaing Dierikx dan Cool dalam Roy and Aubert (1999) berargumen Resorce based view adalah jika perusahaan memiliki sumber daya yang sukar untuk ditiru atau digantikan dan kemudian dapat diterapkan sebagai suatu competitive strategis, dalam hal ini perusahaan lain tidak dapat menerapkan strategi yang sama karena tidak mempunyai akses atau equivalent set of resources tersebut.
Konsep sinergi Lintas Unit Konsep sinergi lintas bisnis merupakan pusat kinerja perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi dengan portofolio bisnis yang bermacammacam ( Gold Luchs, 1993 dalam Tanriverdi dan Venkatraman, 2005). Sumber daya yang terdapat diantara unit-unit bisnis diasumsikan menjadi sumber daya dari sinergi lintas bisnis yang dapat memperbaiki nilai perusahaan Berdasarakan literatur strategi dan ekonomi, defenisi konsep sinergi dapat membentuk nilai super-additive dan sub-additive cost antara nilai unit bisnis dalam perusahaan. Nilai super-additive terbentuk ketika nilai unit-unit bisnis tersebut digabungkan dan hasil penggabungan itu lebih baik dibandingkan dengan nilainilai unit bisnis yang berdiri sendiri. Sub-additive cost terkait dengan biaya produksi dimana terbentuknya sinergi ketika biaya produksi antar unit-unit bisnis digabungkan dan menghasilkan biaya produksi yang lebih kecil dibandingkan dengan biaya produksi unit-unit bisnis yang berdiri sendiri. Terdapat dua sumber utama dari sinergi lintas unit pada perusahaan resource relatedness mengacu pada penggunaan sumber daya umum (yaitu faktor-faktor produksi yang umum) pada lintas unit bisnis. komplementer ketika tingkat pengambilan pada suatu sumber daya bervariasa dalam beberapa tingkat kembalian pada sumber daya yang lain. Pada saat sumber daya terpisah, mereka
juga saling tergantung. Mereka satu sama lain saling mendukung dan saling menguatkan. Nilai gabungan dari sumber daya yang komplementer adalah lebih besar dari penjumlahan nilai-nilai individual mereka Karena itu, sumber daya komplementer menciptakan sinergi nilai super-additive.
Information Technology Relatedness Information technology relatedness didefinisikan sebagai penggunaan infrastruktur teknologi informasi dan proses manajemen teknologi informasi antar unit-unit bisnis secara bersama-sama yang terdiri dari empat aspek yang saling melengkapi satu sama lain yaitu: relatedness of information technology infrastructure, relatedness of information technology strategy making processes, relatedness of information technology human recource management ppprocesses, relatedness
of
information
technology
vendor
management
processes
(Tanriverdi,2006). Berdasarkan teori RBV, Information technology relatedness dengan empat dimensinya yang dapat menjadi sumber daya dan kapabilitas berharga, jarang, dan sulit untuk ditiru oleh para pesaing karena memberikan nilai unik sebagai satu kesatuan sumber daya complementary ketika diharapkan pada suatu perusahaan. Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing dimensi dari Information Technology Relatedness: 1.
Infotmation Technology Relatedness Infrastructure Fokus pada pengguanaan perangkat keras umum, perangkat lunak, dan
teknologi komunikasi pada lintas unit bisnis.menyatakan bahwa menstandarisasi semua aspek infrastruktur teknologi informasi dilakukan ketika unit unit bisnis membutuhkan otonomi untuk memepertemukan kebutuhan teknologi informasi mereka yang spesifik.
2.
Information Technology Relatedness Strategy Making Processes Dimensi ini focus pada penggunaan dari proses managerial umum yang
memungkinkan meningkatkan koordinasi strategi teknologi inforamasi pada lintas unit bisnis: sebagai contoh, proses umum untuk merumuskan strategi teknologi
informasi (Segars dan Grover, 1998), menyesuaikan bisnis dan strategik teknologi informasi (Sabherwal dan Chan, 2001), serta penanaman modal dalam teknologi informasi (Weill dan Broadbent, 1998 dalan Tanriveri, 2006). 3.
Information Technology Relatendess Human Resource Management Processes fokus pada penggunaan dari proses information technology human resource
(IT-HR) umum yang mungkin membuka peluang suatu perusahaan untuk mengeksploitasi keterampilan teknologi informasinya dan know how pada lintas berbagai unit bisnis, serta
pembagian tujuan, prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan
bahasan bersama antar kemampuan teknologi informasi dalam unit-unit bisnis merupakan hal yang penting untuk proses penciptaan dan pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi secara bersama diantara unit-unit bisnis perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi (Tanriverdi, 2006). 4.
Information Technology Relatedness Vendor Management Processes focus pada penggunaan tujuan strategis umum dan proses manajemen
vendor yang mungkin meningkatkan koordinasi hubungan information technology Vendor dan peningkatan keluaran negoisasi perusahaan terhadap information technology vendor.
Knowledge Management Capability Knowledge dipandang sebagai suatu kapabilitas yang dinyatakan sebagai prespektif knowledge management yang terpusat pada kompetensi dan penciptaan modal intelektual (Alavi dan Leidher, 2001). Knowledge merupakan sumber daya yang tidak berwujud yang dimiliki perusahaan (Hitt, Ireland, Hoskisson, 2001). Tanriverdi dan Venkatraman, (2005) mengidentifikasi produk, pelanggan, dan pengetahuan manajerial sebagai strategi sumberdaya knowledge perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi. 1. Product Knowledge Fokus pada keahlian dan pengetahuan operasional serta riset and development perusahaan dalam mengembangkan dan menghasilkan produk atau jasa perusahaan (Tanriverdi, 2005).
2. Customer Knowledge Perusahaan mengembangkan customer knowledge secara langsung melalui interaksi dengan pelanggan atau secara tidak langsung melalui interaksi dari pemasaran dan distribusi partner aliansi mereka 3. Managerial Knowledge Fokus pada keahlian dan pengetahuan managerial serta praktik managerial termasuk kebijakan dan proses manajerial perusahaan
Kinerja Perusahaan (Corporate Performance) Menurut
Robbin,(1990)
kinerja
merupakan
perilaku
kerja
yang
ditempatkan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dan dapat dijelaskan melalui sistem evaluasi kerja. Kinerja perusahaan mencakup kinerja perusahaan secara keseluruhan yaitu pengukuran kinerja keuangan dan non keungan, sehingga dihasilkan ukuran kinerja yang obyektif (Govindarajan dan Fisher,1990)
Kerangka Pemikiran Teoritis Model penelitian yang menggambarkan suatu kerangka konseptual sebagai panduan sekaligus alur berpikir tentang pengaruh information technology relatedness terhadap kinerja perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi
dengan
knowledge
management
intervening dapat dilihat pada gambar berikut ini;
capability
sebagai
variabel
GAMBAR 1 Model Kerangka Berfikir
IT Infrastructure
IT Vendor Management Proceses
H3 IT Relatedness
corporate Performance
IT HR Management Proceses
IT Strategy Making Proceses
H1 H2
Knowledge Management Capability
Product Knowledge Management Capability
Customer Knowledge Management Capability
Managerial Knowledge Management Capability
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel independen 1. Information Technology Relatedness Pengukuran untuk ke empat dimensi information technology relatedness berjumlah 17 item pertanyaan yang terdiri atas; Information technology infrastructure berjumlah
5 item pertanyaan, Relatedness of information
technology vendor management processes berjumlah 4 item pertanyaan, relatedness of information technology strategy making processes berjumlah 3 item pertanyaan, relatedness of information technology human recource management ppprocesses,berjumlah 5 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Tanriverdi (2006). Skala pengukuran menggunakan skala Likert Ukuran tersebut masing-masing didasarkan pada tanggapan subjek terhadap serangkaian item yang menggunakan skala lima point 2. Knowledge Management Capability Pengukuran untuk ke tiga dimensi knowledge management capability berjumlah 12 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Tanriverdi (2006). Terdiri atas; knowledge product 4 item pertanyaan, knowledge customer 4 item pertanyaan, knowledge managerial 4 item pertanyaan. Skala pengukuran menggunakan skala Likert Ukuran tersebut masing-masing didasarkan pada tanggapan subjek terhadap serangkaian item yang menggunakan skala lima point
Variabel Dependen 1. Kinerja Perusahaan Instrumen kinerja perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Govindarajan dan Fisher (1990) yaitu pengukuran pada aspek finansial yang terdiri atas 4 item pertanyaan dan aspek non finansial terdiri atas 4 pertanyaan.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan perbankan di Jawa Tengah, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang berada di Kota Semarang yang terdapat dalam daftar perbankan di Bank Indonesia Wilayah Jawa Tengah, yang diproksikan kepada pimpinan kantor cabang utama. Pimpinan kantor cabang utama perbankan sebagai proksi dikarenakan, merupakan pihak yang mengetahui kondisi kinerja dan mengetahui pengelolaan sumber daya teknologi informasi serta knowledge yang ada pada perusahaan.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (responden-tidak melalui media perantara). Data primer dari penelitian ini berasal dari responden seperti jawaban atas daftar pertanyaan yang peneliti berikan pimpinan kantor cabang utama.
Metode Pengumpulan Data Data primer yang terkumpul sebagai sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan dengan cara menyerahkan secara langsung pada tiap-tiap perusahaan perbankan dan mengambil langsung pada perbankan yang bersedia mengisi kuesioner. Data nama bank dan alamat kantor cabang utama di peroleh dari Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah.
Metode Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan pendekatan Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan software Partial Least Square (PLS).
Pengukuran
information
technology
relatedness
dan
knowledge
management capability menggunakan pendekatan model reflective second order factor untuk menangkap complementarity empat dimensi information technology relatedness dan complementarity tiga dimensi knowledge management capability.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek penelitian Responden dalam penelitian ini adalah para pimpinan cabang utama perusahaan perbankan di Kota Semarang. Sebanyak 42 kuesioner yang didistribusikan. Dari jumlah tersebut sebanyak 31 kuesioner dapat kembali dan terisi penuh, dan sebanyak 11 tidak kembali. Dengan demikian sebanyak 31 kuesioner saja yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian.
TABEL 1
Statistik Deskriptif Gambaran mengenai variabel-variabel penelitian yaitu information technology relatedness, knowledge management
capability,
dan kinerja
perusahaan yang menunjukkan angka kisaran teoritis yang merupakan kisaran atas bobot jawaban yang secara teoritis didesain dalam kuesioner dan kisaran empiris yaitu nilai terendah sampai tertinggi atas atas bobot jawaban responden yang sesungguhnya. Gambaran mengenai variabel –variabel penelitian disajikan dalam tabel statistic deskriptif pada tabel 2.
TABEL 2 Uji kualitas Data Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan evaluasi measurement model (outer model ) dengan menggunakan convergent validity besarnya nilai loading factor untuk masing masing konstruk. Penelitian ini menggunakan indicator refleksif untuk masing-masing variable laten. Pengujian mengenai outer loading menunjukkan pengujian terhadap masing-masing indicator dalam menjelaskan konstruk variable letennya. Ni lai loading factor di atas 0,70. Hasil uji validitas dengan convergent validity yang dihitung dengan PLS dapat dilihat pada tabel 3 dan 4.
TABEL 3 dan 4
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS dapat dilihat pada Tabel diatas diperoleh nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan variabel pada beberapa item masih belum mendukung konsep pengukuran masing-masing variable karena memiliki loading factor di bawah 0,70. Untuk itu modifikasi model umum diperbaiki dengan mengeluarkan beberapa indikator yang memiliki loading factor di bawah 0,70. Hasil pengujian validitas setelah dilakukannya modifikasi model ditunjukkan sebagai berikut :
TABEL 5 dan 6
Dari 37 konstruk dalam penelitian ini hanya 29 konstruk yang memiliki loading factor diatas 0.70. Information technology relatedness (ITR) pada awalnya memilki 17 konstruk hanya 14 konstruk yang memiliki nilai loading factor diatas 0.70. Knowledge Management Capability (KMC) pada awalnya memiliki 12 konstruk hanya 7 konstruk yang memiliki nilai loading factor diatas 0.70. sementara kinerja perusahaan (CP) semua konstruk memliliki loading factor diatas 0.70 .
Uji Reabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai composite reliability yang dilakukan dari hasil perhitungan PLS untuk masing-masing variable maupun konstruk. Suatu variable maupun konstruk dikatakan reliable jika memberikan nilai composite reliability >0,70 (Werts et al. 1974 dalam Ghazali, 2008) dan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing konstruk. Konstruk dikatakan dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika berada diatas 0,50.
TABEL 7
Uji Inner Model Pengujian inner model atau model structural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikan dan R-square dari model penelitian. (Ghozali, 2008). TABEL 8
Pengujian Struktural Equation Modeling (SEM) Penelitian ini menggunakan model analisis dengan PLS, penggunaan model PLS ini dikarenakan jumlah sampel yang kecil di bawah 100 yang kurang baik jika diolah dengan Analisis SEM berbasis kovarian sedangkan PLS menggunakan basis analisis faktor dalam pengolahannya. Sebagaimaa analisis SEM pada umumnya penggunaan variable laten dan variabel terukur juga digunakan dalam analisis PLS. Software yang digunakan untuk analisis PLS adalah SmartPLS. Berikut ini gambar yang dihasilkan dari pengujian Full Model SEM dengan menggunakan SmartPLS.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan smartPLS sebagaimana ditunjukan pada gambar
dapat diketahui bahwa masih terdapat nilai loading
factor dibawah 0.70 sehingga harus dilakukan drop data untuk menghapus indicator dengan nilai loading dibawah 0.70 agar memperoleh model yang baik. Gambar berikut ini menyajikan hasil pengujian Full Model SEM modifikasi menggunakan PLS sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SmartPLS sebagai mana di tunjukan pada gambar dapat diketahui bahwa
29 konstruk mempunyai nilai
loading factor diatas 0,70.
Pengujian Hipotesis Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk. Pengujian Inner model juga merupakan pengujian dari hubungan antar variabel laten. Karena prosedur PLS tidak memiliki nilai standar deviasi atau standar error dalam perhitungannya, maka pengujian ada tidaknya hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan metode bootstrap. Metode bootstrap dalam penelitian ini dilakukan dengan ini menggunakan nilai cases per sample = 100 dan number of samples = 100.
Dalam pengujian hipotesis ini, batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah hasil estimasi t-statistik diatas 1.960 untuk p < 0.05. Untuk mengkonfirmasi hipotesis ini dapat dilihat hasil estimasi t-statistik pada result for inner weight tabel 7 dalam lampiran. Adapun kesimpulan yang diperoleh hipotesa satu, dua dan tiga berhasil diterima
TABEL 9 Model Pengaruh Intervening Untuk menguji kemaknaan variable Knowledge Management Capability (KMC) dalam memediasi pengaruh Information Technology Relatedness (ITR) terhadap kinerja perusahaan (CP) akan diuji dengan rumus Sobel. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis adalah nilai t-statistik diatas 1.96.
TABEL 10
Pembahasan Analisis Pengaruh Information technology Relatedness (ITR) terhadap Knowledge Management Capability (KMC) Penelitian ini mendapatkan bahwa Information Technology Relatedness (ITR) yang terdiri dari empat aspek memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Knowledge Management Capability (KMC). Pengaruh positif dan signifikan antara information technology relatedness terhadap
knowledge
management
capability,
mengidentifikasikan
bahwa
pengelolaan sumber daya technology informasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini infrastruktur, strategy, sumber daya manusia dan vendor akan mampu menciptakan sinergi nilai super-additive sehingga dapat meningkatkan knowledge management capability lintas unit. Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian Tanriverdi, (2005) Menurut Tanriverdi (2005), perusahaan yang mengimplementasikan empat dimensi information technology relatedness yang terdiri dari empat aspek yaitu: informasi technology strategy making processes, information technology vendor management processes, information technology human resource management processes dan information technology infrastructure dan mengaturnya dengan baik akan lebih memungkinkan untuk menciptakan dan mendukung mekanisme koordinasi lintas unit yang berbasis teknologi informasi yang dapat meningkatkan knowledge management capability.
Analisis Pengaruh Knowledge Management Capability (KMC) terhadap Kinerja Perusahaan. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Knowledge Management Capability (KMC) yang terdiri dari beberapa aspek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Knowledge management capability terdiri dari tiga aspek yaitu: product knowledge management capability, cuatomer management capability, managerial knowledge management capability yang diimplementasikan secara simultan dapat membentuk sinergi nilai super additive (Tanriverdi dan Venkatraman, 2005).
Menurut Tanriverdi (2006) peningkatan sinergi nilai super additive yang timbul dari penggunaan satuan complementarity dari knowledge management capability mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Studi-studi
knowledge
management
capability
mengungkapkan
pentingnya organisasi mengembangkan pengetahuan sebagai aset agar mampu menghadapi persaingan (Carneiro, 2000; Lee, 2001; Rowley, 1999 ). Peningkatan kemampuan
menghadapi
persaingan
tentunya
mengindikasikan
adanya
peningkatan kinerja. Hal ini menguatkan penerapan knowledge management capability mampu menciptakan sinergi knowledge dan dapat digunakan perusahaan sebagai competitive sustainability advantage sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Analisis Pengaruh Information Technology Relatedness (ITR) terhadap Kinerja Perusahaan. Hasil
penelitian
ini
menunjukan
bahwa
Information
Technology
relatedness yang terdiri dari empat dimensi yaitu informasi technology strategy making processes, information technology vendor management processes, information technology human resource management processes dan information technology infrastructure memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Information Technology relatedness dalam penelitian ini merupakan complementarity empat dimensinya, dapat menciptakan sinergi nilai super additive. Sinergi nilai super additive atas penggunaan satuan komplementer Information Technology relatedness akan menjadi competitive sustainability advantage bagi perusahaan, sehingga eksploitasi sinergi ini dalam pengelolaan teknologi informasi antar unit bisnis akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Tanriverdi (2006) yang menyatakan peningkatan nilai sinergi nilai super-additive yang timbul dari penggunaan kesatuan komplementer sumber daya teknologi informasi lintas unit mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan
Analisis Pengaruh Tidak Langsung Information Technology Relatedness (ITR) terhadap Kinerja melalui Knowledge Management Capability (KMC) Hasil
Penelitian
ini
menunjukan
bahwa
Information
Technology
Relatedness (ITR) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan melalui Knowledge Management Capability (KMC). Hal ini menjelaskan bahwa dengan pengelolaan sumber daya teknologi informasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini infrastruktur, strategi, sumber daya manusia dan vendor akan meningkatkan pemahaman perusahaan terhadap produk, pelanggan, dan manajerial sehingga dengan adanya pemahaman tersebut, perusahaan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitaian Tanriverdi (2005) yang menyatakan bahwa sinergi dari information technology relatedness mampu menciptakan dan mendukung suatu mekanisme koordinasi lintas unit yang berbasis teknologi informasi yang dapat meningkatkan knowledge management capability lintas unit. Hal tersebut dikarenakan muncul sinergi super-additive membantu perusahaan dalam memahami kebutuhan product knowledge, customer knowledge, dan managerial knowledge antar unit-unit bisnis. Munculnya sinergi knowledge lintas unit ini tidak mudah untuk diamati dan ditiru oleh pesaing karena memberikan nilai unik sebagai suatu kesatuan sumber daya complementarity dan dapat menjadi competitive sustainability advantage sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan sebagaimana telah disajikan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Information Technology Relatedness mempunyai pengaruh signifikan terhadap
pengelolaan
Knowledge
Management
Capability.
Hal
ini
mengidentifikasikan bahwa pengelolaan sumber daya technology informasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal ini infrastruktur, strategy, sumber daya manusia dan vendor akan mampu mesnciptakan sinergi nilai super-additive sehingga dapat meningkatkan knowledge management capability lintas unit. Pengelolaan Knowledge Management Capability mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini mengidentifikasikan bahwa Knowledge management capability yang terdiri dari tiga aspek yaitu: product knowledge management capability, cuatomer management capability, managerial knowledge management capability yang diimplementasikan secara simultan dapat membentuk sinergi nilai super additive, peningkatan sinergi nilai super additive yang timbul dari penggunaan
satuan
complementarity dari
knowledge
management capability mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Information Technology Relatedness mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini mengidentifikasikan bahwa Peningkatan information technology relatedness akan meningkatkan nilai super-additive dan dapat
menjadi
competitive
sustainability
advantage
sehingga
mampu
meningkatkan kinerja perusahaan Pengaruh tidak langsung Information Technology Relatedness yang melalui Knowledge Management Capability mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik information technology relatedness yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan dengan terlebih dahulu menciptakan Knowledge Management Capability yang lebih baik.
Keterbatasan Ada beberapa keterbatasan yang harus disempurnakan dalam penelitian selanjutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Keandalan validitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini nampak belum teruji dengan baik, terutama bila dikaitkan dengan instrument
information
technology
relatedness
dan
knowledge
management capability, terlihat dari banyaknya indikator yang di eliminasi (drop) Peneliti menduga kemungkinan adanya faktor lain yaitu penerjemahan yang kurang baik, terutama setting bahasa yang sesuai dengan kondisi responden Indonesia. 2. Dasar utama penelitian ini menggunakan beberapa penelitian sebelumnya yang banyak dilakukan di luar negeri, sehingga perbedaan mekanisme teknologi informasi tidak dapat di control dalam model penelitian.
Saran Saran didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah disebutkan diatas adalah: 1. Objek penelitian ini menggunakan kantar cabang utama di Kota Semarang, penelitian berikutnya akan lebih representative apabila mengguankan bank kantor pusat karena kebijakan information technology relatedness dan knowledge management capability perbankan pada kantor pusat 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan perusahaan yang memiliki unit bisnis yang terintegrasi lainnya, misalnya perusahan manufaktur atau perusahaan jasa lainnya. 3. Kecilnya jumlah responden yang terbatas dalam lingkup Kota Semarang, penelitian selanjutnya diharapkan diterapkan pada lingkup yang lebih luas, sehingga hasil yang didapatkan akan berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, R., and Ferratt, T. W. “Enduring Practices for Managing IT Professionals,” Communications of the ACM (45:9), 2002, pp. 73-79. Aji Supriyanto. 2005. ”Pengantar Teknologi Informasi”. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat.Jakarta Alvi, M. and Leidner, D.E.2001. “Review: Knowledge Management and Knowledge Management Systems: Conceptual Foundations and research Issues” MIS Quarterly. (25:1). Pp. 107-136 Argote, L. and Ingram, P. 2000. “Knowledge Transfer: A Basis For Competitive Advantage In Firms” Organizational Behavior And Human Decision Processes. (821:1). Pp. 150-169 Broadbent, M., Weill, P,. and Clair, D.S. 1999. “The Impllications of information Technology Infrastructure for Business Process redesign” MIS Quarterly. (23:2). Pp. 159-182 Brown, C.v.and Magill, S.L. 1994. “Aligment Of The Is Functions With The Enterprises: Toward A model Of Antecedents” MIS Quarterly. (18:4). Pp. 371-403 Brown, C.v.and Magill, S.L. 1998. “Reconceptualizing The Context-Design Issue For The Information Systems Function “Organization Science. (9:2). Pp. 176-194 Devaraj, Sarf and Kohli, Rajif. 2003. “Performance Impacts of Information Technology: Is Actual Usage the Missing Link?”. Management Science (49:3), pp. 273-289 Firer, S. and Williams, S. 2003. ” Intellectual capital and traditional measures of corporate performance”. Journal of Intellectual Capital (4:3), pp.384-360 Gold, A.H., Maholtra, A.H,. 2001. “Knowledge management : An Organizational Capabilities Prespective “Jurnal of Management Journal. (33).pp. 259-285 Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling, metode Alternatif dengan Partial least square. Badan penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Govindarajan and Fisher. 1990. “Strategy, Control Syatems and resource Sharing: Effect On Bussiness-unit Perfoemance”. Academy Of Management Journal,(33), Pp. 259-285 Gupta, A. K. and Govindarajan, V. 2000. “Knowledge Flows Within Multinational Corporations” Strategic Management Journal. (21:4)pp. 473496 Hill, C.W.L. and Hoskisson, R.E. 1987. “Strategy and Structure In The Multipoduct Firm” Academy Of Management review. (12:2).pp.331-341 Harrison, J. S., Hitt, M.A., Hoskisson, R.E. and Ireland, R.D. 2001. ”Resource Complementarity In Business Combinations: Extending The Logic To Organizational Alliances” Journal Of Management. (27:6). pp. 679-690 Mackinnon, Warsi, & Dwyer. 1995. “Sebuah Alat Interaktif untuk Perhitungan Tes Sobel” Http://www.people.ku.edu/~preacher/sobel/sobel/.htm diakses 2 Agustus 2011 Ifada, Luluk M. 2009. “Pengaruh information Technology relatedness terhadap kinerja perusahaan (penelitian terhadap perusahaan perbankan di Jawa Tengah)”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 12, No. 1, januari 2009, Hal. 15-29 Iafada, Luluk M. 2010. “Pengelolaan knowledge management Capability Dalam Memediasi Dukungan Information Technology relatedness terhadap Kinerja Perusahaan: pendekatan Reftective second Order Factor (penelitian terhadap perusahaan perbankan di jawa tengah)”.SNA 13 Purwokerto SIA-03 Lestari, 2007. “Pengaruh Information technology Relatedness terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Knowledge Management Capability Sebagai variable Intervening (Kajian Empiris pada perusahaan perbankan di Jawa Tengah)’. SNA 10 Makasar SI-02 Markides, C.C. and Williamson, P.J. 1994. “Related diversification, Core Competences and Corpoarte performance” Strategic Management Journal. (15:Special Issue).pp. 149-165 Mc leod. R. JR., 1997. Management Information System: A study Of Computer based Information system”. Sixth Edition. Macmelen Publishing Company
Menon, A. and Varadarajan, P.R. 1992. “A Model Of Marketing Knowledge Use Within Firms” Journal Of Marketing (56:4). Pp. 53-71 Milgrom, p. and Roberts, J. 1990. “The Economics Of Modern Manufacturing: Technology, Strategy, and Organization” American Economic review. (80:3). Pp. 511-528 Porter, M. E. 1996. “What Is Strategy?” Harvard Business review. (74:6). November-Desember).pp 485-501 Sabherwal, R., and Chan, Y. E. “Alignment Between Business and IS Strategies: A Study of Prospectors, Analyzers, and Defenders,” Information Systems Research (12:1), 2001, pp. 11-33. Sambamurthy, V., Bharadwaj, A., dan Grover, V. 2003. “Shiping Agility Through Digital Options: Reconceptualizing The Role Of Information Technology In Contemarary Firms” MIS Quarterly. (27:2). Pp. 237-263 Sambarmurthy, V. and Zmud, R . W. 1999. “Arrangements For Information Technology Governance: A Theory Of Multiple Contingencies” MIS Quarterly. (23:2). Pp. 261-290 Schultze, U. and Leidner, D. E. 2002 “Studying Knowledge Management in Information Systems Research: Discourses and Theoritical Assumption”. MIS Quarterly. (263:3). Pp.213-242 Suyanto. 2005. “Pengantar Teknologi Informsi untuk Bisnis” edisi 1. Yogyakarta: penerbit Andi Tanriverdi,
H.
2005.
“Information
technology
relatedness,
Knowledge
Management Capability, and Performance of Multibusiness Firms”. MIS Quarterly (29:2). Pp. 331-334 Tanriverdi, H. 2006. “Performance Effects of Information Technology Synergies In Multibusiness Firms”. MIS Quarterly. (30:1). Pp.57-77 Tanriverdi, H. and Venkatraman, n. 2005 “ Knowledge Relatedness and performance Of Mltibusiness Firms”. Strategic Management Journal (26:2).pp. 97-119
Tabel 1. Sampel dan Tingkat Pengembalian Keterangan Jumlah Kuesioner yang di Distribuasikan Jumlah Kuesioner Tidak Kembali Jumlah Kuesioner Kembali Kuesioner Tidak memenuhi syarat Sampel Kuesioner Dapat Diolah Sumber: Data primer diolah 2011
Jumlah 42 11 31 0 31
Presentase 100% 26,20% 73,80 0% 73,80%
Tabel.2 Statistik Diskriptif Variabel Penelitian Variabel
Kisaran teoritis ITR 17 – 85 KMC 12 – 60 CP 8 – 40 Sumber : Data primer yang diolah 2011
Kisaran empiris 25 – 85 29 – 60 19 – 34
Median teoritis 55 44.5 26.5
TABEL 3. Hasil Uji Validitas Outer Loadings (Measurement Model) (Second Order) ITR 0.732 0.861 0.955 0.718
KMC
ITNF ITSMP ITHR ITVM PKMC 0.838 CKMC 0.877 MKMC 0.811 Sumber : Data primer yang diolah 2011
Rata-rata Empiris 55,77 45,09 26,77
TABEL 4 Outer Loadings (Measurement Model, First Order) ITNF
ITSMP
ITHR
ITVM
PKMC
CKMC
MKMC
CP
CP1
0.725
CP2
0.763
CP3
0.795
CP4
0.755
CP5
0.738
CP6
0.761
CP7
0.798
CP8
0.838
ITR01
0.651
ITR02
0.791
ITR03
0.834
ITR04
0.737
ITR05
0.700
ITR06
0.804
ITR07
0.724
ITR08
0.775
ITR09
0.557
ITR10
0.853
ITR11
0.788
ITR12
0.764
ITR13
0.694
ITR14
0.858
ITR15
0.926
ITR16
0.916
ITR17
0.871
KMC01
0.906
KMC02
0.615
KMC03
0.684
KMC04
0.613
KMC05
0.924
KMC06
0.879
KMC07
0.865
KMC08
0.532
KMC09
0.793
KMC10
0.787
KMC11
0.800
KMC12
0.605
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Outer Loadings (Measurement Model) Second Order Modifikasi Model ITR 0.704 0.860 0.904 0.711
KMC
ITNF ITSMP ITHR ITVM PKMC 0.683 CKMC 0.833 MKMC 0.792 Sumber : Data primer yang diolah 2011
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Outer Loadings (Measurement Model) First Order Modifikasi Model ITNF CP1 CP2 CP3 CP4 CP5 CP6 CP7 CP8 ITR02 ITR03 ITR04 ITR05 ITR06 ITR07 ITR08 ITR10 ITR11 ITR12 ITR14 ITR15 ITR16 ITR17 KMC01 KMC05 KMC06 KMC07 KMC09 KMC10 KMC11
ITSMP
ITHR
ITVM
PKMC
CKMC
MKMC
0.777 0.862 0.797 0.725 0.807 0.720 0.775 0.853 0.866 0.848 0.854 0.930 0.919 0.870 1.000 0.947 0.885 0.889 0.883 0.784 0.802
CP 0.729 0.768 0.796 0.753 0.732 0.763 0.796 0.838
Tabel 7. Hasil Uji Reabilitas Nilai Composite Reliability dan Average Variance Extracted Composite Reability Avarage Variance Extracted (AVE) Second order ITNF 0.870 0.627 ITSMP 0.812 0.590 ITHR 0.891 0.732 ITVM 0.941 0.799 PKMC 1.000 1.000 CKMC 0.933 0.823 MKMC 0.864 0.679 First Order ITR 0.875 0.639 KMC 0.815 0.596 CP 0.922 0.596 Sumber : Data Primer diolah 2011 Tabel 8. Hasil Uji Inner Model Variable KMC CP Sumber : Data Primer diolah 2011
R-square 0.084 0.343
Tabel 9. Pengujian Hipotesis Result For Inner Weights original sample mean of estimate subsamples 0.290 0.313 ITR -> KMC 0.371 0.391 ITR -> CP 0.358 0.359 KMC -> CP Sumber : Data primer yang diolah 2011
Standard deviation 0.070 0.079 0.083
TStatistic 4.140 4.692 4.316
Tabel 10. Pengujian Pengaruh Intervening (Mediasi)
ITR -> KMC KMC -> CP
P 0.290 0.358
P12.SE22 P22.SE12 SE p1 p 2 0.070 0.104 0.001 0.001 0.083
T 2.98