1. Mengetahui 3 tipe komunikasi TCP/IP 2. Mengetahui kelas IP Address 3. Menghitung subnetting (Classless Addressing)
Dalam TCP/IP dikenal 3 tipe komunikasi : • Unicast • Broadcast • Multicast
Pada komunikasi Unicast, komunikasi yang terjadi satu ke satu, satu pengirim dan satu penerima.
Pada komunikasi broadcast, komputer mengirimkan data kepada semua host dalam sebuah network menggunakan broadcast address network tersebut sebagai tujuan.
Biasanya paket broadcast terbatas pada satu network lokal yang sama dengan pengirim (limited broadcast). Paket limited broadcast selalu menggunakan 255.255.255.255 sebagai IP address yang dituju.
Akan tetapi ada juga paket yang ditujukan kepada semua host dalam network lain (directed broadcast). Paket ini selalu menggunakan broadcast address network tujuan sebagai destinasi addressnya.
Komunikasi multicast mengirimkan paket dari satu host ke sekelompok host tertentu anggota multicast group yang diwakili oleh IP address multicast. Komunikasi multicast didesain untuk menghemat penggunaan bandwith.
Contoh komunikasi multicast adalah video/audio live streaming dan pertukaran update routing pada beberapa protokol routing.
Host/komputer yang ingin menerima data multicast harus mendaftar (subscribe) untuk menjadi anggota multicast group yang dimaksud.
Setiap multicast group diwakili oleh sebuah IP address khusus untuk multicast. Range IP yang digunakan untuk trafik multicast adalah 224.0.0.0 – 239.255.255.255.
IP Address dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu : A, B, C, D dan E. Pengalamatan network dengan menggunakan blok IP Address dengan nilai prefix-length default disebut classfull addressing.
Kelas A B C D E
Nilai Oktet Pertama 1-126 128-191 192-223 224-239 240-255
Network (N) Subnet mask dan Host (H) N.H.H.H 255.0.0.0 N.N.H.H 255.255.0.0 N.N.N.H 255.255.255.0 (Multicast) (Experimental) -
Prefixlength /8 /16 /24 -
Total IP per network 16.777.214 65.534 254 -
Pada kenyataannya, sistem pengalamatan yang sering dipakai di lapangan adalah classless addressing, dimana nilai prefixlength pada blok IP address yang digunakan dalam network disesuaikan dengan jumlah anggota host yang dibutuhkan.
Sebagian besar IP address yang ada merupakan IP address publik yang di desain untuk komunikasi network yang dapat terhubung ke Internet. IP address public bersifat unik, hanya dapat dipakai oleh satu mesin/perangkat di dalam Internet. Namun ada beberapa blok IP address private yang digunakan untuk network dengan keperluan terbatas, network yang tidak terhubung ke Internet. IP address private bisa dipakai oleh siapapun, hanya saja network yang menggunakan IP address private tidak bisa dan tidak boleh terhubung ke internet secara langsung.
Berikut adalah blok-blok IP address private tersebut : Kelas A Kelas B Kelas C
10.0.0.0/8 172.16.0.0/12 192.168.0.0/16
10.0.0.0 – 10.255.255.255 172.16.0.0 – 173.31.255.255 192.168.0.0 – 192.168.255.255
Komputer-komputer di dalam network yang menggunakan IP address private tidak bisa bebas mengakses Internet secara langsung, diperlukan sebuah teknologi yang disebut Network Address Translation (NAT) untuk “mengakali”nya.
Selain network address dan broadcast address, ada beberapa jenis IP address lain yang tidak dapat kita gunakan sebagai IP address komputer atau perangkat jaringan yang lain, yaitu : • Default route (0.0.0.0). • Loopback (127.0.0.0/8), IP yang digunakan oleh mesin untuk mengirim paket ke mesin itu sendiri. • Link-local (169.254.0.0/16), biasanya di assign otomatis ke host oleh OS ketika tidak tersedia konfigurasi IP atau gagal rekues DHCP.
Jika kita menggunakan classfull addressing, maka satu buah network kelas A dapat menampung total jumlah host sebanyak 16.777.214 host dan kelas B dapat menampung host sebanyak 65.534 host. Desain network seperti ini sangat tidak efisien. Miaslkan untuk network dengan jumlah komputer 100 buah, maka menggunakan IP kelas B akan ada 64.434 IP yang tidak terpakai.
Solusinya adalah kita perlu memecah sekumpulan blok-blok IP address sebuah network menjadi beberapa kelompok blok IP yang lebih kecil yang disebut sub-network (subnet).
Subnetting dapat dilakukan dengan cara meminjam beberapa bit dari host-portion untuk kemudian dijadikan sebagai tambahan bit network-portion. Misalnya network dengan prefix-length /24 dapat kita subnetting menjadi subnet berprefix /25 atau /26 dan seterusnya. Semakin banyak bit host yang dipinjam maka semakin banyak subnet yang dihasilkan dan semakin sedikit jumlah host tiap subnetnya. Konsep ini disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Masalah yang muncul dalam Subnetting : 1. Jumlah Subnet 2. Jumlah Host per Subnet 3. Blok Subnet 4. Alamat Host Broadcast
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di samping :
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0 255.255.0.0 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0
/9 /10 /11 /12 /13 /14 /15 /16 /17 /18 /19
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di samping :
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252
/20 /21 /22 /23 /24 /25 /26 /27 /28 /29 /30
Penghitungan : subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid.
Nilai prefix-length yang diijinkan untuk subnetting kelas C adalah seperti tabel di samping : *kuncinya setelah nilai prefixlength default kelas IP tersebut.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah Network Address 192.168.1.0 /26 ? Analisa : 192.168.1.0 merupakan kelas C prefix-length : /26 Berarti : 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192)
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
1. Berapakah jumlah subnet dan host untuk network 192.168.99.0 /25 ? Buatlah tabel subnettingnya ! 2. Berapakah jumlah subnet dan host untuk network 192.168.99.0 /29 ? Buatlah tabel subnettingnya !
Nilai prefix-length yang diijinkan untuk subnetting kelas B adalah seperti tabel di samping : *kuncinya setelah nilai prefixlength default kelas IP tersebut.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
Nilai prefix-length yang diijinkan untuk subnetting kelas B adalah seperti tabel di samping : *kuncinya setelah nilai prefixlength default kelas IP tersebut.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Subnet dibagi menjadi 2 jenis karena perbedaan nilai prefixlength maka berbeda pula peletakkan blok subnet-nya. Untuk CIDR /17 - /24 blok subnet masuk ke oktet ke 3. Untuk CIDR /25 - /30 blok subnet mesuk ke oktet ke 4. Setelah oktet ke 4 maksimal, oktet ke 3 bertambah 1.
Contoh CIDR /17 - /24 Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah Network Address 172.16.0.0 /18 ? Analisa : 172.16.0.0 merupakan kelas B prefix-length : /18 Berarti : 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0)
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255
Contoh CIDR /25 - /30 Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah Network Address 172.16.0.0 /25 ? Analisa : 172.16.0.0 merupakan kelas B prefix-length : /25 Berarti : 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128)
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B). Jadi Jumlah Subnet adalah 29 = 512 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 27 - 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 - 128 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 128. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 128, dst. 4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
…
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
…
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
…
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
…
172.16.255.255
1. Berapakah jumlah subnet dan host untuk network 173.16.0.0 /21 ? Buatlah tabel subnettingnya ! 2. Berapakah jumlah subnet dan host untuk network 185.32.0.0 /28 ? Buatlah tabel subnettingnya !
Nilai prefix-length yang diijinkan untuk subnetting kelas A adalah seperti tabel di samping : *kuncinya setelah nilai prefixlength default kelas IP tersebut.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
Nilai prefix-length yang diijinkan untuk subnetting kelas A adalah seperti tabel di samping : *kuncinya setelah nilai prefixlength default kelas IP tersebut.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
Nilai prefix-length yang diijinkan untuk subnetting kelas A adalah seperti tabel di samping : *kuncinya setelah nilai prefixlength default kelas IP tersebut.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Subnet dibagi menjadi 3 jenis karena perbedaan nilai prefixlength maka berbeda pula peletakkan blok subnet-nya. Untuk CIDR /9 - /16 blok subnet masuk ke oktet ke 2. Untuk CIDR /17 - /24 blok subnet masuk ke oktet ke 3. Untuk CIDR /25 - /30 blok subnet mesuk ke oktet ke 4. *nilai oktet ke 4 maksimal maka menambah nilai oktet ke 3, jika nilai oktet ke 3 maksimal maka menambah nilai oktet ke 2.
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah Network Address 10.0.0.0 /16 ? Analisa : 10.0.0.0 merupakan kelas A prefix-length : /16 Berarti : 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B). Jadi Jumlah Subnet adalah 28 = 256 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 216 - 2 = 65.534 host
3. Blok Subnet = 256 - 255 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 1. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, dst. 4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
…
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
…
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
…
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
…
10.255.255.255
1. Berapakah jumlah subnet dan host untuk network 10.0.0.0 /11 ? Buatlah tabel subnettingnya ! 2. Berapakah jumlah subnet dan host untuk network 20.0.0.0 /20 ? Buatlah tabel subnettingnya ! 3. Berapakah jumlah subnet dan host untuk network 30.0.0.0 /27 ? Buatlah tabel subnettingnya !
Any Question ?