INTISARI HUBUNGAN KONSUMSI TEH DENGAN KADAR HAEMOGLOBIN DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR Setiyarno, Titik Anggraeni,Mustaan Latar Belakang : Kebiasaan minum teh sudah menjadi budaya bagi penduduk dunia. Teh mempunyai banyak manfaat kesehatan, tetapi teh juga mampu menghambat penyerapan non-heme iron. Teh mempunyai senyawa tannin yang mengikat zat besi sehingga sulit diserap oleh tubuh. Kondisi penyerapan zat besi mempengaruhi kadar Hb seseorang. Pemeriksaan pendahuluan terhadap 10 penduduk: 4 orang (40,0%) = kadar Hb < 8 gr/dl yang tergolong berat, 3 orang (30,0%) = kadar Hb 8-10 gr/dl yang tergolong sedang, dan 3 orang (30,0%) = kadar Hb ± 9-11 gr/dl yang tergolong ringan. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan konsumsi teh dengan kadar haemoglobin di Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pengkonsumsi teh di Desa Jenawi, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar yang berjumlah kurang lebih 249 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 71 orang dengan teknik purposive sampling. Alat analisis data yang digunakan dengan analisis chi square. Hasil: Konsumsi teh para pengkonsumsi teh pada kategori sedang sebanyak 52 responden (73,2%), Kadar haemoglobin pada pengkonsumsi teh di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar pada kategori anemia sedang sebanyak 32 responden (45,10). Simpulan: Ada hubungan antara konsumsi teh dengan kadar haemoglobin di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar dengan X2 hitung (13.585) > X2 tabel (3,481)
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
1
PENDAHULUAN
Wanita Usia Subur (WUS) dan 40,1%
Haemoglobin
memerankan
diderita oleh ibu hamil (Herman, 2006).
pengangkutan
Penyebab utama anemia gizi di Indonesia
oksigen selama ia dapat kembali mengikat
adalah rendahnya asupan zat besi (Fe).
oksigen. Menurut Saputri (2006), kadar
Anemia gizi besi dapat menyebabkan
haemoglobin dalam darah maupun kerja
penurunan kemampuan fisik, produktivitas
atau
optimal
kerja, dan kemampuan berpikir. Selain itu
dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa
anemia gizi juga dapat menyebabkan
hal, yaitu: 1) makanan atau gizi, 2) fungsi
penurunan antibodi sehingga mudah sakit
jantung dan paru, 3) fungsi organ-organ
karena terserang infeksi.
peranan
penting
fungsi
tubuh
dalam
hemoglobin
yang
lain; 4) kebiasaan merokok; 5)
penyakit
yang
Anemia
menjadi budaya bagi penduduk dunia.
merupakan suatu gejala kekurangan kadar
Selain air putih, teh merupakan minuman
Hb
yang
darah
menyertai.
Kebiasaan minum teh sudah
pada
seseorang
biasanya
paling
banyak
dikonsumsi
oleh
Rata-rata
konsumsi
teh
ditandai dengan kadar hemoglobin dalam
manusia.
darah rendah, kadar Hb darah untuk
penduduk dunia adalah 120 ml/hari per
wanita dewasa normal 12,00 gr% - 14,00
kapita (Besral, dkk, 2007). Teh diketahui
gr% (Depkes, 2002).
banyak manfaat kesehatan, antara lain
Secara
data
menurunkan resiko terjadinya penyakit
menunjukkan 20% penduduk dunia atau
kardiovaskuler (Hertog, dalam Besral, dkk,
1500
2007).
juta
global
orang
(Sastroadmadjo,
menderita
2001).
Di
anemia Indonesia
Walaupun
mempunyai
prevalensi anemia sebesar 57,1% diderita
banyak
oleh remaja putri, 27,9% diderita oleh
ternyata teh juga diketahui menghambat
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
manfaat
teh
kesehatan,
namun
2
penyerapan zat besi yang bersumber dari
ringan, dan sisanya 5 orang (50,0%)
bukan hem (non-heme iron). Herrell (cit
mempunyai kadar Hb ± 13,5-18 gr/dl yang
Besral, dkk, 2007) melaporkan bahwa teh
tergolong normal.
hitam dapat menghambat penyerapan zat besi
non-heme
sebesar
penduduk
di
dikonsumsi bersama-sama. Di samping itu,
Kabupaten
Karanganyar
dalam teh ada senyawa yang bernama
bahwa mereka kadang-kadang merasakan
tanin. Tanin ini dapat mengikat beberapa
pandangannya berkunang-kunang, mudah
logam seperti zat besi, kalsium, dan
lelah, dan pusing-pusing di kepala setelah
aluminium,
ikatan
duduk lama. Hasil wawancara tersebut
kompleks secara kimiawi. Karena dalam
menunjukkan bahwa efek dari anemia dan
posisi terikat terus, maka senyawa besi
kadar haemoglobin yang kurang pada
dan kalsium yang terdapat pada makanan
pengkonsumsi teh tersebut.
lalu
79-94%
membentuk
jika
Hasil wawancara terhadap 10
sulit diserap tubuh sehingga menyebabkan penurunan zat besi (Fe) (Imam, 2010). Hasil pemeriksaan pendahuluan
Kecamatan
peneliti
tertarik
dengan
judul
melakukan
mengkonsumsi teh di Kecamatan Jenawi
Haemoglobin
diketahui bahwa yang mempunyai kadar
Kabupaten Karanganyar.‖
Hb < 8 gr/dl yang tergolong berat tidak
Landasan Teori
ada, 2 orang (20,0%) mempunyai kadar Hb yang
tergolong
sedang,
Teh di
penelitian
―Hubungan
Mengkonsumsi
gr/dl
menyatakan
Melihat permasalahan di atas, maka
terhadap 10 penduduk yang saat ini
8-10
Jenawi
dengan
Kecamatan
antara Kadar Jenawi,
Teh adalah minuman yang kaya antioxidan. Cao et al, 1996 (cit Sofic E, dan
sebanyak 3 orang (30,0%) mempunyai
Prior R., 1996)
kadar Hb ± 9-11 gr/dl yang tergolong
hijau dan teh hitam mempunyai kadar
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
menemukan bahwa teh
3
antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan
yang tidak minum teh (Hegarty et al.,
sayuran seperti bawang putih, bayam, dan
2000). Hindmarch et al. (2006) melaporkan
kale. Di samping itu, menurut Imam (2010),
bahwa konsumsi teh dapat meningkatkan
ada zat yang terkandung dalam teh yang
kondisi kognitif dan psikomotor pada orang
berakibat kurang baik untuk tubuh, zat itu
dewasa. Curhan et al, (1998) melaporkan
adalah tenin. Tenin pada teh (tehine) dapat
bahwa adanya hubungan yang negatif
menyebabkan
penyerapan
antara konsumsi teh dengan kejadian batu
makanan menjadi terhambat. Batas aman
ginjal pada wanita usia 40-65 tahun.
untuk mengkonsumsi tenin dalam sehari
Setelah
adalah 750 mg/hari atau setara dengan 5
pengganggu, konsumsi teh sebanyak 240
cangkir teh berukuran 200 ml.
ml per hari dapat menurunkan risiko
proses
Teh
diketahui
mempunyai
banyak manfaat kesehatan, antara lain menurunkan kardiovaskuler
risiko
terjadinya
(Hertog,
dikontrol
oleh
variabel
terjadinya batu ginjal sebesar 8%. Kadar Haemoglobin
penyakit
1997)
Haemoglobin adalah suatu protein
dan
menghambat perkembangan kanker (Yang
yang
et al., 2000), mempunyai efek untuk
memberi warna merah pada sel darah
menjaga kesehatan gigi dan mulut karena
merah (Barger, 1992). Dengan kata lain
kandungan natural florida yang dimilikinya
haemoglobin merupakan komponen yang
dapat mencegah terjadinya karies pada
terpenting dalam eritrosit.
gigi (Jones C et al., 1999), mengurangi
Haemoglobin juga merupakan protein yang
risiko terjadinya patah tulang pada usila
kaya zat besi yang memiliki afinitas (daya
karena densitas tulang pada mereka yang
gabung) terhadap oksigen dan dengan
minum teh lebih baik daripada mereka
oksigen itu membentuk oxsihaemoglobin di
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
membawa
oksigen
dan
yang
4
dalam
sel
darah
merah.
Jumlah
haemoglobin dalam darah normal ialah 15
yang berbeda, masing-masing terdiri dari beberapa ratus asam amino. Haemoglobin mempunyai peranan
gram setiap 100 ml darah, dan jamlah itu biasanya disebut ―100 persen‖. Menurut
penting
Costill
(1998),
dalam
pengangkutan
oksigen
selama ia dapat kembali mengikat oksigen.
haemoglobin adalah zat yang terdapat
Haemoglobin
dalam butir darah merah. Haemoglobin
lingkungan yang penuh dengan oksigen
sebenarnya adalah merupakan protein
dan melepaskan oksigen dalam lingkungan
globuler yang di bentuk dari 4 sub unit, dan
dengan kadar oksigen rendah. Ini berarti
setiap sub unit mengandung hame. Hame
haemoglobin mengangkut oksigen dalam
ini di buat dalam mitokokondria dan
paru sebagai hasil dari pernafasan dan
menambah acetid acid manjadi alpha
selanjutnya didistribusikan ke jaringan-
ketoglutaricacid
jaringan lain dengan kadar oksigen yang
―pyrrole
+
glicine
membentuk menjadi
compound‖
hame.
Selanjutnya
4
hame
oksigen
pada
rendah seperti otot aktif.
protopophyrine II yang dengan Fe berubah menjadi
mengikat
Pada mengandung
orang-orang haemoglobin
yang normal,
bersenyawa dengan globulin membentuk
kapasits darahnya membawa oksigen kira-
haemoglobin.
kira 20 ml oksigen per 100 ml darah.
Menurut
Poppy Kumaila
dalam
Hampir dalam semua keadaan, darah
Kamus Saku Kedokteran Dorland (1996)
mengandung banyak sekali oksigen ketika
Haemoglobin adalah pigmen pembawa
bergerak melalui paru.
oksigen eritrosit, dibentuk oleh eritrosit
Ketika
darah
arteri
mencapai
yang berkembang dalam sumsum tulang,
kapiler dalam jaringan yang menyerap
merupakan empat rantai polipeptida globin
oksigen darah menemui lingkungan yang
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
5
relatif rendah konsentrasi oksigen. Dalam
haemoglobin darah dapat diperoleh dari
kedaan
oksigen
jumlah hematokrit atau dari jumlah darah
dilepaskan dari haemoglobin darah dan
dengan rekonsumsi tiap sel darah merah
bercampur dalam sel jaringan, dimana
yang
oksigen
(Astrand, 1986).
seperti
itu,
dapat
sebagian
digunakan
dalam
mempunyai
haemoglobin
metabolisme aerobik. Sebagai oksigen
METODE PENELITIAN
darah yang telepas ke jaringan tersebut
Jenis Penelitian
ditentukakan
oleh
konsentrasi
oksigen
ini
menggunakan
crossectional (belah lintang) yaitu dengan
jaringan tersebut. Pada
Penelitian
normal
lambat
melakukan pengukuran sesaat atau satu
yang
kali (Sugiyono, 2005). Dalam hal ini
dilepaskan dari sel darah merah relatif
peneliti hanya ingin mengetahui gambaran
kecil, namun pada jaringan yang cepat
tentang
menyerap oksigen bagian-bagian oksigen
pengkonsumsi teh di Kecamatan Jenawi,
terkurangi lebih besar. Jadi, pelepasan
Kabupaten Karanganyar.
oksigen oleh sel-sel darah merah ke
Populasi dan sempel
jarangan meningkat sesuai dengan tingkat
Populasi
menyerap
jaringan oksigen,
penggunaan
yang oksigen
oksigen
oleh
jaringan
tersebut.
kadar
ini
Jenawi,
Kabupaten
Karanganyar yang berjumlah kurang lebih
darah merah (eritrosit) sirkulasi. Sirkulasi
249 orang yang telah di data sebelumnya
ini berputar selama kurang lebih 10 hari
(Data
yang mengandung kira-kira 3 x 10 sel
2009).Sampel penelitian meliputi sejumlah
darah
elemen (responden) yang lebih besar dari
Estimasi
oleh
penelitian
sel
merah.
dibawa
dalam
pada
adalah pengkonsumsi teh di desa Jenawi, Kecamatan
Haemoglobin
haemoglobin
kasar
kadar
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
Monografi
desa
Jenawi,
6
persyaratan minimal sebanyak 30 elemen
kelamin
(responden).
konsumsi teh dan kadar Hb..
Menurut
Guilford
cit
Notoatmodjo (2005) dimana makin besar
umur,
pendidikan,
pekerjaan,
1. Analisis bivariat.
sampel (makin besar nilai n = banyaknya
Analisis Bivariat secara Deskriptif
elemen sampel) akan memberikan hasil
Analisis bivariat secara deskriptif dilakukan
yang lebih akurat. Besarnya sampel dalam
dengan cara membuat tabel silang antara
penelitian
variabel bebas dan variabel terikat.
ini harus
representatif
bagi
Analisis Bivariat secara Analitik
populasi
Analisis bivariat secara analitik dilakukan Analisis Data dengan sistem komputerisasi melalui uji 1.Analisis univariat Analisis
univariat
Chi-Square program SPSS dengan tingkat untuk
signifikan 0,05 dengan CI 95%. Ho ditolak
sampel
dan Ha diterima atau ada hubungan antara
dengan cara menyusun tabel, frekuensi
konsumsi teh dengan kadar haemoglobin
dari
apabila nilai X hitung > X2 tabel (11,070)
menggambarkan
bertujuan karakteristik
masing-masing
variabel
yang
variabel.
dianalisis
Adapun
adalah
jenis
atau p value < 0,05 (Sugiyono, 2005).
Hasil Penelitian Tabel silang antara konsumsi teh dengan kadar Hb di Kecamatan Jenawi Kadar Haemoglobin Konsumsi Anemia Anemia Berat Teh Sedang F % F % Berat 0 .0 6 8.5 Sedang 5 7.0 24 33.8 Ringan 1 1.4 2 2.8 Total 6 8.5 32 45.1
Anemia Berat F % 4 5.6 19 26.8 2 2.8 25 35.2
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
Tidak Anemia F % 0 .0 4 5.6 4 5.6 8 11.3
Total F 10 52 9 71
% 14.1 73.2 12.7 100.0
7
Berdasarkan hasil penelitian pada
responden
(33,8%),
tetapi
tidak
ada
tabel diatas diketahui bahwa frekuensi
responden dengan kategori konsumsi teh
terbesar
berat pada kadar haemoglobin anemia
adalah
responden
dengan
konsumsi teh sedang dan kadar Hb pada
berat
dan
tidak
anemia.
kategori anemia sedang yaitu sebanyak 24
Tabel Ringkasan Uji Statistik Hubungan Konsumsi Teh dengan Kadar Hb di Kecamatan Jenawi X2 Hitung 13,585
X2 Tabel 11,070
P value .035
Keterangan Berhubungan bermakna
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa
kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
X2 hitung (13,585) lebih besar dari X2 tabel
diterima yang berarti ada hubungan antara
(11,070) dan p value = 0,035 yang lebih
konsumsi teh dengan kadar haemoglobin.
Pembahasan Berdasarkan
jenis
kelamin,
sekitar 600 g (nilai rujukan didalam darah:
kebanyakan responden mempunyai kadar
11,5-16,5 g/dl). Menurut Kosasih (2002),
Hb sebanyak 8-10 gram/dl dengan jenis
tiap gram haemoglobin mampu mengikat
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 19 orang.
1,33 ml oksigen. Oleh karena itu pada laki-
Menurut Wiharmoko (2004), bahwa laki-
laki normal 20 ml oksigen dapat diangkut
laki dewasa normal mengandung sekitar
dengan haemoglobin dalam tiap-tiap 100
800 gram haemoglobin (nilai rujukan di
ml darah. Sedangkan pada wanita normal
dalam darah: 13-18 g/dl), yang sekitar 7
dapat diangkut 18 ml oksigen.
gram dihasilkan dan dirusak tiap hari, dan pada wanita, haemoglobin tubuh total
Pendidikan seseorang yang tinggi memungkinkan
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
untuk
diperolehnya 8
pengetahuan
yang
lebih
tinggi
dibandingkan pendidikan seseorang yang lebih
rendah.
dalam
Kemampuan
menanggapi
suatu
seseorang maka kejadian anemia dapat berkurang.
seseorang rangsangan
Berdasarkan
umur
responden
kebanyakan mempunyai umur antara 40 –
berbeda-beda, tergantung pada tingkat
50
pendidikan
Kemampuan
penjelasan di atas jelasnya bahwa hasil
melakukan evaluasi dimiliki oleh seseorang
penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dengan
dilakukan oleh Besral, dkk (2007), bahwa
yang
dimiliki.
tingkat
kemampuan
pendidikan menerapkan
tinggi, dan
tahun.
kejadian
Berdasarkan
anemia
pada
beberapa
usila
di
Kota
menganalisis terhadap pengetahuan yang
Bandung adalah 47,7%. Separuh dari
diterapkan dimiliki oleh seseorang dengan
responden (49%) mempunyai kebiasaaan
tingkat pendidikan menengah, dan pada
selalu minum teh tiap hari (40%—58%).
tingkat pendidikan dasar kemampuan yang
Usila yang selalu minum teh tiap hari
dimiliki hanya sampai pada tahap tahu dan
mempunyai risiko untuk anemia 92 kali
paham
73).
lebih tinggi (8—221) dibandingkan usila
Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian
yang tidak pernah minum teh setelah
besar
SLTP.
dikontrol dengan variabel konsumsi lauk
tinggi
dan konsumsi pauk. Apabila kebiasaan
diperolehnya
minum teh setiap hari dapat dikurangi
(Notoatmodjo,
mempunyai
Pendidikan
2007:
pendidikan
seseorang
memungkinkan pengetahuan
yang
untuk yang
lebih
tinggi
maka kejadian anemia pada usila dapat
dibandingkan pendidikan seseorang yang
diturunkan
lebih rendah. Notoatmodjo menambahkan
menjadi 7,3%. Kejadian anemia dapat
bahwa pengetahuan merupakan dasar
diturunkan
terbentuknya perilaku sehat. Diharapkan
kebiasaan minum teh atau meningkatkan
semakin
konsumsi
tinggi
tingkat
pendidikan
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
sebesar
dengan
protein,
85%,
cara
namun
dari
47,7%
mengurangi
mengingat 9
kondisi gizi serta keuangan usila, maka
demikian juga pada kategori konsumsi
perubahan
teh
sedang distribusi terbesar pada anemia
merupakan pilihan yang paling bijak untuk
kategori sedang. Tanin yang terdapat
menurunkan kejadian anemia.
dalam teh dapat mengikat beberapa logam
kebiasaan
minum
Berdasarkan hasil penelitian tentang
seperti zat besi, sehingga sulit diserap
cara mengkonsumsi teh pada responden
tubuh,
diketahui
menyebabkan
bahwa
sebagian
besar
yang
pada
akhirnya
anemia.
Teh
dapat
diketahui
mempunyai kategori konsumsi teh sedang
menghambat penyerapan zat besi yang
yaitu sebanyak 52 responden (73,2%).
bersumber dari bukan hem (non-heme
Berdasarkan hasil penelitian tentang kadar
iron). Hurrell RF, Reddy M, dan Cook JD,
haemoglobin pada pengkonsumsi teh di
1999 8 melaporkan bahwa teh hitam dapat
Kecamatan
Kabupaten
menghambat penyerapan zat besi non-
Karanganyar diketahui bahwa sebanyak 32
heme sebesar 79-94% jika dikonsumsi
orang
anemia
bersama-sama. Anemia kekurangan zat
sedang. Berdasarkan hasil uji statistik chi
besi pada anak-anak di Arab Saudi dan di
square diperoleh nilai x2 = 13,585 dan p
Inggris
value = 0,035 yang lebih kecil dari 0,05
dengan kebiasaan minum teh (Gibson,
sehingga dapat dikatakan ada hubungan
1999). Dilaporkan juga bahwa dampak dari
antara konsumsi teh dengan kadar Hb. Di
interaksi
mana semakin berat konsumsi teh, maka
bergantung pada status konsumsi zat besi
anemia yang diderita pada kategori berat,
dan karakteristik individu
Simpulan
2.
1.
pengkonsumsi teh di Kecamatan Jenawi
(45,10%)
Jenawi
mempunyai
Konsumsi teh para pengkonsumsi
teh pada kategori sedang sebanyak 73,2%
juga
teh
Kadar
dilaporkan
dengan
berhubungan
zat
haemoglobin
besi
ini
pada
Kabupaten Karanganyar diketahui bahwa yang mempunyai kadar Hb pada kategori anemia sedang sebanyak 45,1%.
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
10
3.
Ada hubungan antara konsumsi teh
dengan
kadar
haemoglobin
para
hitung (13,585) > X2 tabel (11,070) dan p value = 0,035 < 0,05.
pengkonsumsi teh dibuktikan dengan X2
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
11
DAFTAR PUSTAKA
Astarnd, PO and Rodahl. 1986. Tex book of Work Physiology, Physiological Bases of Exercise Third Edition. New York : Mc. Graw Hill Book Campany. Barger, R.A.1982. Applied Exercise Physiology. Philadelphia : Lea & Fibiger. Besral, Lia Meilianingsih, Junaiti Saliar. 2007. Pengaruh Minum The terhadap Kejadian Anemia pada Usila di Kota Bandung. MAKARA, Kesehatan, Vol. 11, No. 1. Juni 2007. Costill, D.L.1998. Fractional Utilization if the Aerobic Capacity During Distance Running. Dalam Medicine and Science in Sport. Delia. 2003. http://www.geocities.ws.uky2k2003/anemia.html. Diakses tanggal 27 Januari 2008. D.N. Baron.1990. Kapita Selekta Patologi Dalam Praktek. Bandung : Alumni Depkes RI. 2000. Program Perbaikan Gizi Menuju Indonesia Sehat 2010. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Ganda Soebrata.1995. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat Giam, CK dan Teh K.C. 1993. Ilmu Kedokteran Olahraga. Terjemahan Hartono Satmoko. Jakarta : Binarupa Aksara Gibson, Invancevich, Donelly, 1999, Organisasi (Perilaku, Struktur dan Proses) Terjemahan Agus Dharma, Jakarta: Erlangga. Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Kosasih, E.N. 1994. Hematodologi Dalam Praktek. Bandung : Alumni Mary E. Beck. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungan dengan penyakit-penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica. Poppy Kumaila, dkk.1996.Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: Buku Saku Kedokteran EGC. Notoatmodjo, Sukitjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sastroadmadjo, 2001, Anemia, Suara Merdeka, 14 September 2008. Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
12
Suharsimi, Arikunto. 2006. Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. V.O, Wiharmoko P.2004. Perbedaan Kadar Haemoglobin Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program Latihan Aerobik pada Siswa Putri Kelas 1 SMU Virgo Filadelis Bawen. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012
13