PENGARUH TINGKAT MOTIVASI, SIKAP DISIPLIN, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEPATUHAN KARYAWAN UNTUK MEMILIKI NPWP DENGAN SUNSET POLICY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Wajib Pajak Pribadi di KPP Pratama Surakarta)
Sri Hartoko Falikhatun Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT The study aims at finding empirical evidences on the influences of motivation level, discipline attitude and educational level upon employee’s obedience to have NPWP (Taxpayer Identity Number) with the variable of sunset policy mediation. The population of the research is all emploeyees whose income are cut by the company within KPP Pratama area of Surakarta. The sample were taken from the employees who have got NPWP on the company in KPP Pratama area. Those sample were randomly taken from 100 employees who have registered and have owned NPWP in KPP Pratama area of Surakarta. There are 40 samples that can be analyzed. The results of the study show that altogether, there are some influences of motivation level, discipline attitude and educational level upon employee’s obedience for having NPWP (Taxpayer Identity Number). Moreover, the result of the test on the first hypothesis concludes that there is a significant influence of motivation level on employee’s obedience with negative direction. The test on the second hypothesis concludes that there is an influence of discipline attitude toward employee’s obedience for having the NPWP with positive and significant direction. The more discipline an employee is, the higher his obedience will be. Besides, the result of the test upon the third hypothesis concludes that the educational level gives no influence on the employee’s obedience of having the NPWP. The result of the test upon the last hypothesis concludes that sunset policy is able to mediate the motivation level and discipline attitude toward employee’s obedience of having the NPWP. Keywords: motivational level, discipline attitude, educational level, taxpayer identity number, sunset policy
1
A. PENDAHULUAN Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar yaitu sebesar 75,6% dari seluruah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Abimanyu, 2003) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Namun, dalam pelaksanaanya terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan pemerintah. Wajib Pajak berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan membiayai pajak berarti mengurangi kemampuan ekonomis wajib Pajak. Di lain pihak, pemerintah
memerlukan
dana
untuk
membiayai
penyelenggaraan
pemerintahan, yang sebagian besar berasal dari penerimaan pajak. Sejak tahun 1984 sistem pemungutan pajak di Indonesia menggunakan sistem self assessment yang berbeda dengan sistem pemungutan pajak yang dipakai sebelumnya (sistem official assessment). Penggunaan sistem self
assessment telah mengubah paradigma pajak sehingga pajak tidak lagi dipandang sebagai beban melainkan sebuah tugas kenegaraan. Selain adanya penegakan hukum, sistem self assessment berjalan dengan baik karena adanya motivasi, sikap disiplin, dan tingkat pendidikan Wajib Pajak. Berbagai upaya, tindakan, maupun langkah-langkah kebijakan dilakukan oleh fiskus untuk meningkatkan kesadaran dari Wajib Pajak yang pada akhirnya diharapkan akan tercapai tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian tentang kepatuhan wajib wajak untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Wajak (NPWP) telah banyak dilakukan antara lain Nisa (2002) yang meneliti tentang
hubungan antara tingkat pendidikan wajib pajak dan
efektivitas layanan informasi perpajakan terhadap sikap ketaatan wajib pajak di Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat pendidikan dan efektivitas layanan infomasi perpajakan dengan sikap ketaatan membayar pajak. Penelitian berikutnya yang dilakukan Nihayah (2004) dengan judul “faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak perseorangan
2
dalam melaksanakan kewajiban perpajakan (survey di Pasar Klewer Surakarta, Pasar Beteng Surakarta dan Pasar Bringharjo Yogyakarta)”, yang menguji tentang pemahaman terhadap sistem self assessment, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan dan pelayanan informasi perpajakan. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sistem self asessment dan pelayanan informasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan yang berpengaruh terhadap kewajiban perpajakan penghasilan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Kurniawan (2005) tentang pengaruh pemahaman self assessment, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan terhadap kepatuhan wajib pajak perseorangan dalam melaksanakan kewajiban pajak penghasilan (PPh). Variabel yang digunakan adalah pemahaman self assessment, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. Penelitian yang dilakukan Nur (2004) dan Arsono (2005) tentang pengaruh sikap disiplin, motivasi dan kewajiban moral terhadap kepatuhan membayar pajak penghasilan memberikan bukti bahwa sikap disiplin, motivasi dan
kewajiban
moral
berpengaruh
terhadap
kepatuhan
wajib
pajak
perseorangan khususnya mengenai pajak penghasilan. Selanjutnya tahun 2008 pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak mengeluaran satu paket kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memiliki NPWP dengan program Sunset Policy.
Sunset Policy adalah kebijakan penghapusan sanksi administrasi bunga atas keterlambatan pembayaran pajak dalam SPT Tahunan badan atau pribadi yang memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana tercantum dalam pasal 37A No. 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga UU No. 6 tahun 2003 tantang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan. Adapun syarat-syarat tersebut adalah: (1) SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan maupun pembetulannya tahun pajak 2006 dan sebelumnya yang disampaikan pada tanggal 1 Januari 2008 oleh wajib pajak badan dan orang pribadi yang telah mempunyai NPWP sebelum 1 Januari 2008. SPT Tahunan maupun pembetulannya tersebut harus menunjukkan kurang bayar atas PPh tidak final (PPh Pasal 29) atau PPh final
3
(PPh Pasal 4 ayat 2) yang disetor sendiri; (2) SPT Tahunan tahun pajak 2007 dan sebelumnya yang disampaikan pada tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan Maret 2009 oleh wajib pajak orang pribadi yang memperoleh NPWP tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008. SPT Tahunan maupun pembetulannya tersebut harus menunjukkan kurang bayar atas PPh tidak final (PPh Pasal 29) atau PPh final (PPh Pasal 4 ayat 2) yang disetor sendiri; (3) Kekurangan pembayaran pajak tersebut harus dibayar sebelum SPT disampaikan, dan dilampirkan dalam SPT tersebut, dan (4) Tiap-tiap lembar formulir SPT tersebut agar ditulis ”Sunset Policy” oleh wajib pajak yang bersangkutan. Oleh karena itu, p ermasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah tingkat motivasi, sikap disiplin, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP?, (2) Apakah sunset
policy dapat memediasi tingkat motivasi, sikap disiplin, dan tingkat pendidikan terhadap kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP? B. Penelitian sebelumnya dan Pengembangan Hipotesis Motivasi merupakan fungsi dari perbagai variabel yang saling mempengaruhi dan merupakan proses psikologi yang menunjukkan usaha-usaha tingkat untuk menjangkau tercapainya tujuan. Konsep motivasi dipergunakan untuk menunjukkan arah perilaku, dalam hal perilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat. Motivasi dibentuk oleh motivasi internal dan motivasi eksternal (Arsono,2005). Penelitian Arsono (2005) menunjukkan bukti bahwa tingkat motivasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak perseorangan. Hipotesis yang akan diuji adalah : Ha1:Tingkat motivasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan karyawan terhadap kewajiban memiliki NPWP.
Sikap disiplin menurut Atmosudirjo dalam Arsono (2005) adalah ketaatan, ketekunan, kegiatan, sikap kelakuan, sikap hormat yang nampak sesuai dengan tata aturan yang telah disepakati antara badan dengan pegawaipegawainya. Pendapat lain tentang disiplin kerja menurut Manullany dalam
4
Arsono (2005) adalah sikap disiplin masalah loyalitas bawahan atau karyawan, yaitu disiplin adalah keharusan untuk mentaati segala ketentuan, peraturan perundang-undangan,
peraturan
kedinasan
dan
perintah
atasan
yang
berwenang. Penelitian yang dilakukan Arsono (2005), menunjukkan bukti bahwa sikap disiplin berpengaruh secara signifikan terhadap kewajiban membayar pajak penghasilan. Hipotesis yang diuji kedua yaitu: Ha2: Sikap disiplin terhadap peraturan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan karyawan terhadap kewajiban kewajiban memiliki NPWP.
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya penguasaan teori-teori dan ketrampilan untuk memutuskan persoalan yang mentyangkut tujuan atau kegiatan. Pendidikan dapat didefinikan dengan suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseoramg. Seperti yang telah diungkapkan dalam penelitian Kurniawan (2005), bahwa tingkat pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
Maka dalam penelitian ini akan
menguji hipotesis ketiga yaitu: Ha3: Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan karyawan terhadap kewajiban memiliki NPWP.
Sunset Policy adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang berlaku hanya ditahun 2008, dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga yang diatur dalam Pasal 37A Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007). Sunset Policy merupakan kebijakan untuk memulai keterbukaan dalam melaksanakan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan. Oleh karena itu, masyarakat perlu menyikapinya dengan seksama. Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan yang baru memberikan kewenangan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk mengumpulkan data dan informasi secara berkesinambungan dari instansi, lembaga, asosiasi, dan pihak lain baik
5
pemerintah maupun swasta. Direktorat Jenderal Pajak mempunyai data perpajakan yang memungkinkan DJP untuk mendeteksi ketidakbenaran pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Wajib Pajak yang belum melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar dan tidak memanfaatkan Sunset Policy, menghadapi risiko dikenai sanksi perpajakan yang berat. Untuk
lebih
memperkuat
basis
perpajakan
nasional
dalam
mengantisipasi dampak krisis keuangan global serta antusiasme masyarakat yang luar biasa dalam memanfaatkan Pasal 37A ayat (1) UU KUP (sunset
policy) namun tidak dapat memenuhi batas waktu yang ditetapkan dalam Undang-undang, maka pemerintah memperpanjang pelaksanaan sunset policy, baik penyampaian pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT Tahunan) Pajak Penghasilan maupun pembayaran pajak yang kurang dibayar yang tadinya sampai dengan 31 Desember 2008 menjadi sampai dengan 28 Pebruari 2009. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha4: Tingkat Motivasi, sikap disiplin, dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP dengan
sunset policy sebagai variabel mediasi.
C. Metoda Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui tingkat kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP di wilayah KPP Pratama Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data (Sekaran, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan perusahaan yang penghasilannya dipotong oleh perusahaan di wilayah KPP Pratama Surakarta. Penentuan populasi tersebut disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP tersebut. Adapun sampel yang diambil adalah karyawan yang telah memiliki NPWP pada perusahaan yang 6
berada di wilayah KPP Pratama Surakarta. Sampel dipilih secara acak dari 100 karyawan perusahaan yang telah terdaftar dan mempunyai NPWP di wilayah KPP Pratama Surakarta. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu metode pengumpulan informasi dari target-target tertentu, orang-orang tertentu yang memberi informasi yang diperlukan oleh peneliti atau karena mereka sesuai dengan kriteria yang diperlukan oleh peneliti (Sekaran,2000). Penelitian ini memakai metode
purposive sampling dengan alasan karena sampel yang diambil bisa representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengukuran Variabel . Variabel Independen yang meliputi tingkat motivasi dan sikap disiplin diukur dari pengukuran 10 item pertanyaan dengan respon menggunakan skala likert (1-5) yang terdiri dari 5 jawaban dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju (Arsono,2005). Selanjutnya tingkat pendidikan diukur dengan skala nominal yaitu ada enam pilihan jawab yaitu wajib pajak lulusan SD, SLTP, SLTA, Diploma, Sarjana, dan Pasca Sarjana. Variabel Dependen, kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai kegiatan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan yang dibuktikan dengan Wajib Pajak tersebut telah memiliki NPWP kurang lebih selama 1 tahun terakhir, selama 1 tahun berturut-turut tidak pernah menerima STP, dan dalam pembayaran pajak sesuai dengan Undang-Undang yang telah ditentukan melalui kantor pos dan giro atau bank persepsi yang telah ditunjuk, dan dalam penyampaian SPT tepat waktu dan isinya benar serta lengkap. Variabel ini diukur dari pengukuran 4 item pertanyaan dengan respon menggunakan skala
likert (1-5) terdiri dari 5 jawaban dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju (Nihayah,2004). Adapun variabel Sunset Policy diukur dengan variabel dummy yaitu dimanfaatkan dengan angka satu (1) dana tidak dimanfaatkan dengan angka nol (0)
7
Metoda Analisis Data (1). Uji Validitas menggunakan uji korelasi product momen pearson (Ghazali, 2003).
Adapun Uji Reliabilitas, menggunakan rumus
untuk cronbach’s alpha, dan diuji dengan bantuan SPSS versi 16. (2) Uji Normalitas diuji terlebih dahulu kenormalannya dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. (3) Uji heteroskedastisitas, dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung (output spss) dengan nilai t tabel. Jika thitung< ttabel maka tidak terjadi heteroskedatisitas. (4) Uji Multikolinearitas, multikolinearitas timbul apabila VIF ( Varian
Inflation Factors) lebih besar dari angka 10 dan angka toleransinya lebih kecil dari 0,01. (5) Uji Autokorelasi, digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam penelitian ini adalah uji durbin-watson. (6) Tehnik Pengujian Hipotesis dilakukan dengan Regresi Linier Berganda. D. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Kuisioner yang disebar sebanyak 100 kuisioner, kembali 60 kuisioner, dan yang bisa dianalisis sebanyak 40 kuisioner. Deskripsi demografi responden dapat ditunjukkan pada tabel IV. 1 berikut:
8
Tabel IV. 1. Demografi Responden Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Pria
21
52,5%
Perempuan
19
47,5%
Total
40
100%
Lama Kerja (Tahun)
Jumlah
Persentase
1-2 tahun
16
40%
2-3 tahun
9
22,5%
> 3 tahun
15
37,5%
Total
40
100%
Pendidikan Terakhir
Jumlah
Persentase
SD
3
7,5%
SLTP
3
7,5%
SLTA
9
22,5%
Diploma
13
32,5%
SarjanA
11
27,5%
Pasca Sarjana
1
2,5%
Total
40
100%
Sunset Policy
Jumlah
Persentase
Memanfaatkan
31
77,5%
Tidak Memanfaatkan
9
22,5%
40
100%
Total Sumber: Hasil Olahan Data
9
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak 52,5% responden berjenis kelamin pria, dan 47,5% berjenis kelamin perempuan. Apabila dilihat dari pengalaman kerja sebanyak 40% mempunyai pengalaman kerja 1 – 2 tahun, sebanyak 22,5% mempunyai pengalaman kerja 2 – 3 tahun, dan selebihnya
mempunyai
pengalaman kerja lebih dari 3 tahun. Adapun tingkat pendidikan responden tertinggi Diploma yaitu sebesar 32,5%, dan terendah S2 sebesar 2,5%. 1. Statistik Deskriptif Hasil analisis deskriptif terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini nampak pada tabel IV. 2, berikut: Tabel IV. 2. Deskripsi Variabel Tingkat Motivasi, Sikap Disiplin , dan Kepatuhan Karyawan Variabel
Kisaran
Kisaran
Mean
Deviasi
Teoritis
Aktual
Tingkat Motivasi
10 - 50
34 - 50
42,35
3,59
Sikap Disiplin
10 - 50
33 – 50
44,30
4,28
Kepatuhan Karyawan
4 - 20
14 – 21
17,92
1,65
Standar
----------------------------------------------------------------------------------------------------------Sumber : Hasil Olahan Data
Hasil analisis deskriptif terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian
menunjukkan
bahwa
variabel
tingkat
motivasi
mempunyai sepuluh pernyataan dan lima pilihan jawaban mempunyai kisaran teoritis sebesar 10 - 50, sedangkan kisaran aktualnya sebesar 34 – 50 dengan mean 42,35 dan standar deviasi sebesar 3,59. Adapun variable sikap disiplin mempunyai sepuluh pernyataan dan lima pilihan jawaban mempunyai kirasan teoritis sebesar 10 – 50, sedangkan kisaran aktualnya sebesar 33 – 50 dengan mean 44,3 dan standar deviasi sebesar 4,28. Yang terakhir variabel kepatuhan karyawan mempunyai empat pernyataan dan
10
lima pilihan jawaban mempunyai kirasan teoritis sebesar 4 – 20, sedangkan kisaran aktualnya sebesar 14 – 21 dengan mean 17,92 dan standar deviasi sebesar 1,65. 2. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hipotesis Kesatu Ha1: Tingkat motivasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan karyawan terhadap kewajiban memiliki NPWP.
Hasil pengujian hipotesis kesatu dengan regresi linier nampak pada tabel IV. 3 berikut: Tabel IV. 3. Hasil Regresi Pengaruh Tingkat motivasi terhadap Kepatuhan Karyawan Variabel
Nilai Koefisien Standar Error
t-value
p-value
Konstanta
2.997
0.882
3.645
0.001
Tingkat Mtvs
-0.060
0.021
-2.848
0.007
Adjusted R Square = 94,7%, F=235.413, p=0,000 Sumber: Hasil Olahan Data
Hasil pengujian hipotesis kesatu ditunjukkan oleh koefisien regresi (ß1) sebesar -0,060 dengan probabilitas 0,007 yang berarti tingkat motivasi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kepatuhan karyawan, sehingga hipotesis kesatu diterima (didukung data). Arah negatif menunjukkan semakin besar tingkat motivasi akan menurunkan kepatuhan karyawan. Ketika karyawan mempunyai motivasi tinggi, maka ia merasa bahwa kepatuhan terhadap kepemilikan NPWP
merupakan suatu
keterpaksaan sehingga ia tidak memperdulikan regulasi yang ada tanpa mempentimbangkan kemungkinan sanksi di masa yang akan datang. 11
Sebaliknya, jika karyawan mempunyai tingkat motivasi yang rendah, maka ia merasa bahwa kepatuhan terhadap kepemilikan NPWN merupakan suatu kewajiban, sehingga ia cenderung untuk memiliki NPWP. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Retno (2006) menunjukkan bukti bahwa tingkat motivasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak karyawan. Pebedaan hasil ini dimungkinkan karena responden merupakan karyawan yang mempunyai pengalaman kerja kurang dari dua tahun dengan tingkat penghasilan yang masih kecil, bahkan mungkin belum melebihi Penghasilan Tidak Kena pajak (PTKP). Hipotesis Kedua Ha2: Tingkat sikap disiplin terhadap peraturan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan karyawan terhadap kewajiban kewajiban memiliki NPWP.
Hasil pengujian hipotesis ini nampak pada tabel IV. 4 berikut: Tabel IV. 4. Hasil Regresi Pengaruh Tingkat Sikap Disiplin terhadap Kepatuhan Karyawan Variabel
Nilai Koefisien Standar Error
t-value
p-value
Konstanta
2.997
0.882
3.645
0.001
Sikap Disiplin
0.366
0.017
22.065
0.000
Adjusted R Square = 94,7%, F=235.413, p=0,000 Sumber: Hasil Olahan Data
Hasil pengujian hipotesis kedua ditunjukkan oleh koefisien regresi (ß2) sebesar 0,366 dengan probabilitas 0,000 yang berarti sikap disiplin terhadap
12
peraturan perpajakan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan karyawandalam memiliki NPWP, sehingga hipotesis kedua diterima ( didukung data). Arah positif menunjukkan semakin besar tingkat sikap disiplin akan meningkatkan kepatuhan karyawan. Sebaliknya semakin kecil tingkat sikap disiplin akan menurunkan kepatuhan karyawan terhadap kepemilikan NPWP. Bagi karyawan mempunyai tingkat sikap disiplin tinggi, maka dia merasa bahwa mentaati peraturan perpajakan merupakan suatu kewajiban sebagai warga negara dalam berpartisipasi untuk pembangunan negaranya. Sekalipun keryawan mempunyai penghasilan yang kecil dia berusaha untuk memiliki NPWP dengan harapan suatu saat akan bisa digunakan untuk kepentingan yang lain. Sebaliknya bagi karyawan mempunyai tingkat sikap disiplin yang rendah dan dihadapkan aturan perpajakan yang ketat, mereka berusaha untuk menghindari kewajiban perpajakan dengan cara tidak memiliki NPWP. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manullany dalam Arsono (2005) yang menyatakan bahwa sikap disiplin merupakan keharusan untuk mentaati segala ketentuan, peraturan perundangundangan, peraturan kedinasan dan perintah atasan yang berwenang termasuk dalam peraturan yang terkait dengan kepemilikan NPWP. Hipotesis Ketiga Ha3: Tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan karyawan terhadap kewajiban memiliki NPWP.
13
Hasil pengujian hipotesis ini nampak pada tabel IV. 5 berikut: Tabel IV. 5. Hasil Regresi Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kepatuhan Karyawan Variabel
Nilai Koefisien Standar Error
t-value
p-value
Konstanta
2.997
0.882
3.645
0.001
Pendidikan
0.009
0.050
0.188
0.852
Adjusted R Square = 94,7%, F=235.413, p=0,000 Sumber: Hasil Olahan Data
Hasil pengujian hipotesis ketiga ditunjukkan oleh koefisien regresi (ß3) sebesar 0,009 dengan probabilitas 0,852 yang berarti tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan
berpengaruh positif
signifikan terhadap kepatuhan karyawan tidak diterima (tidak didukung data). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Nur (2004) menunjukkan bukti bahwa tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan karyawan. Pebedaan hasil ini dimungkinkan karena responden merupakan mayoritas karyawan dengan pendidikan Diploma III dana rata-rata mempunyai gaji pada kisaran Rp 750.000,00 – Rp 1.000.000,00 (UMK tahun 2009 Rp 759.000,00), sehingga belum melebihi Penghasilan Tidak Kena pajak (PTKP). Hipotesis Keempat Ha4: Tingkat Motivasi, sikap disiplin, dan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP dengan
sunset policy sebagai variabel mediasi.
14
Hasil pengujian hipotesis ini nampak pada tabel IV. 6 berikut: Tabel IV. 6. Hasil Regresi Pengaruh Sunset Policy terhadap Kepatuhan Karyawan Variabel
Nilai Koefisien Standar Error
Konstanta Sunset
t-value
p-value
16.577
0.788
21.079
0.000
1.100
0.609
1.807
0.079
Adjusted R Square = 28,9%, F=3,264, p=0,079 Sumber: Hasil Olahan Data
Tabel IV. 6. Hasil pengujian hipotesis keempat ditunjukkan oleh koefisien regresi (ß4) sebesar 1,100 dengan probabilitas 0,079 yang berarti
sunset policy memediasi tingkat motivasi, tingkat sikap disiplin terhadap kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP, sehingga hipotesis keempat diterima (didukung data). Hasil penelitian ini konsisten dengan tujuan kebijakan Direktorat Jenderal Pajak yang menjelaskan bahwa untuk meningkatkan jumlah NPWP dan kepatuhan pelaporan dan pembayaran SPT Tahunan, maka pemerintah memberikan beberapa keuntungan apabila memiliki NPWP dalam hal Sunset
Policy, meliputi (1) tidak dikenai sanksi administrasi berupa bunga; (2) tidak dilakukan pemeriksaan; (3) data dan informasi yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh tidak dapat digunakan sebagai dasar menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak lainnya, dan (4) menciptakan keadilan bagi Wajib Pajak.
15
E. SIMPULAN
Hasil penelitian mengindikasikan beberapa hal yaitu pengujian terhadap semua variabel secara bersama-sama menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh tingkat motivasi, tingkat sikap disiplin, dan tingkat pendidikan terhadap kepatuhan karyawan dalam memiliki NPWP. Selanjutnya hasil pengujian terhadap hipotesis pertama menyimpulkan terdapat pengaruh tingkat motivasi terhadap kepatuhan karyawan dengan arat negatif tetapi signifikan. Pengujian terhadap hipotesis kedua menyimpulkan adanya pengaruh tingkat sikap disiplin terhadap kepatuhan karyawan dalam memiliki NPWP dengan arah positif signifikan, sehingga semakin tinggi tingkat disiplin akan semakin tinggi kepatuhan karyawan tersebut.
Selanjutnya hasil pengujian
terhadap hipotesis ketiga menyimpulkan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP, dan hasil pengujian hipotesis terakhir menyimpulkan bahwa sunset policy dapat memediasi tingkat motivasi, tingkat sikap disiplin terhadap kepatuhan karyawan untuk memiliki NPWP. Saran . Sekalipun penelitian ini telah dirancang dengan baik, namun hasil penelitian ini masih memiliki berbagai keterbatasan, oleh karena itu terdapat beberapa saran yang perlu dikemukakan untuk memperbaiki penelitian selanjutnya, antara lain: 1. Responden perlu diperluas pada karyawan, terutama karyawan yang penghasilannya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, 2. Metoda pengumpulan data perlu ditambahkan dengan metoda lain untuk mendapatkan data yang lengkap, misalnya dengan
cara mendatangi
langsung responden dalam proses penyebaran dan pengumpulan kuesioner serta melakukan wawancara secara langsung dalam pengisian kuesioner sehingga jawaban responden lebih mencerminkan jawaban yang sebenarnya.
16
3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan memasukkan variabelvariabel lain terutama variabel-variabel karakteristik personal.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Anggito. 2003.Reformasi perpajakan perlu dukungan masyarakat. Berita Pajak, No.493, Tahun XXXV, Juni:37-38 Anonim. 2003. Undang-ungang Nomor 6 tahun 2003. Anonim. 2007. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007. Andrianti, Novitasari Nur. 2004. Pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Sistem Self Assesment dan Pengaruhnya pada Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan. Skripsi. Fakultas Ekonomi UNS. Tidak Dipublikasikan Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Indriastuti, Retno. 2006. Analisa Faktor-faktor Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Melaksanakan Kewajiban Perpajakan. Skripsi. Fakultas Ekonomi UNS. Tidak Dipublikasikan.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003. Kurniawan. 2005. Pengaruh pemahaman self asessment, pendidikan, dan penghasilan terhadap kepatuhan WP dalam membayar PPh. Jakarta:Jurnal online.Universitas Syarif Hidayatullah. Laksamana, Arsono dan Musclicahah. 2005. Pengaruh sikap disiplin,motivasi,dan kewajiban moral terhadap kepatuhan membayar Pajak Penghasilan. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Universitas Kristen Petra Surabaya Nisa, Hasantun. 2002. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Wajib Pajak dan Efektifitas Layanan Informasi Perpajakan terhadap Sikap Ketaatan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak di Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universtas Muhammadiyah Surakarta. Tidak Dipublikasikan Nihayah, Ida. 2004. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Perseorangan Dalam Melakukan Kewajiban Perpajakkan PPh (survey di Pasar Klewer, Pasar Beteng, Pasar Bringharjo Yogyakarta). Skripsi S1 UNS Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi UNS. Sekaran, Uma. 2000. Research Method for Business: A Skill Building Approach. New York: John Willey&Sons.
18