INTERPRETASI DATA GRAVITASI UNTUK MELOKALISIR JEBAKAN MINYAK BUMI PADA ZONA PATAHAN DI DAERAH X CEKUNGAN SUMATERA TENGAH Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Artadi Pria Sakti NIM: 107097003948
PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M / 1430 H
1
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ...........................................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK
xv
ABSTRACT
xvi
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................
1
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
1
1.2 TUJUAN PENELITIAN
2
1.3 LINGKUP PEMBAHASAN
2
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN .............................................................
2
DASAR TEORI ............................................................................................................
5
2.1 GAYA GRAVITASI
5
2.2 PERCEPATAN GRAVITASI
6
BAB II
....................................................................
7
..............................................
9
FORMULA GAYA GRAVITASI. .................................
9
2.3 POTENSIAL GRAVITASI
2.4 SATUAN ANOMALI GRAVITASI 2.5
2.6 EFEK GAYA GRAVITASI DARI BENDA 14
TERKUBUR
2
2.6.1 Bola
15
2.6.2 Silinder Horisontal
15
2.6.3 Silinder Vertikal
16
2.6.4 Prisma Siku-siku
16
2.7 INTERPRETASI DATA GRAVITASI..............................
17
2.7.1 Interpretasi Kualitatif
17
2.7.2 Interpretasi Kuantitatif
17
2.8 TEORI TERBENTUKNYA MINYAK BUMI
19
2.8.1
Batuan Reservoir
20
2.8.2
Proses Migrasi dan Pemerangkapan
21
2.9 TINJAUAN DAERAH PENELITIAN
22
2.9.1 Topografi Daerah Penelitian
22
2.9.2 Geologi Daerah Penelitian
23
2.9.2.1 Geologi umum
23
2.9.2.2 Kerangka Geologi Cekungan Sumatera Tengah 24
BAB III
2.9.2.3 Struktur Daerah Penelitian
24
2.9.2.4 Stratigrafi Daerah Penelitian
25
METODE PENELITIAN
.....................................................................................
26
3.1
DATA PENELITIAN
26
3.2
ALAT DAN BAHAN ....................................................
26
3.3
TAHAPAN PENGOLAHAN DATA
27
3.4
METODE PENGOLAHAN DATA................................
28
3.4.1 Reduksi Data Gravitasi
28
3
3.4.1.1 Koreksi Lintang
29
3.4.1.2 Koreksi Udara Bebas
30
3.4.1.3 Koreksi Bouger
31
3.4.1.4 Koreksi Medan
32
3.4.2 Anomali Bouger
32
3.4.3 Penentuan Rapat Massa Batuan Rata-rata
33
3.4.4 Pemisahan Anomali Bouger Menggunakan Metode Polinomial Fitting 3.4.5 Pemodelan Benda Penyebab Anomali
BAB IV
35 39
3.4.5.1 Metode Talwani
39
3.4.5.2 Pemodelan Bola Pejal
41
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................
45
4.1 HASIL
45
4.1.1 Anomali Bouger.................................................................................. 4.1.2 Perhitungan Rapat Masa Batuan Rata-rata................
45 46
4.1.3 Pemisahan Anomali Lokal dan Regional.................. 47 4.1.4 Pemodelan Benda Penyebab Anomali....................... 4.1.4.1 Pemodelan Struktur Patahan
50 50
4.1.4.2 Penentuan Kedalaman dan Volume Jebakan Minyak Bumi Menggunakan Metode Bola Pejal
51
4.2 PEMBAHASAN
52
4.2.1 Rapat Massa Batuan Rata-rata
4
52
BAB V
4.2.2 Interpretasi Kualitatif
53
4.2.3 Interpretasi Kuantitatif
55
KESIMPULAN ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
5
56
Daftar Gambar Gambar 2.1 Gaya Gravitasi
5
Gambar 2.2 Bentuk Elipsoid
11
Gambar 2.3 Elipsoid dan Geoid
12
Gambar 2.4 Pengendapan Ganggang di daerah cekungan
19
Gambar 2.5 Perubahan Bahan Dasar Menjadi Batuan Induk
20
Gambar 2.6 Proses Migrasi dan Pemerangkapan Minyak Bumi
21
Gambar 2.7 Topografi Daerah Penelitian dan Skala Pembacaan
22
Gambar 2.8 Cekungan Sumatera Tengah
23
Gambar 3.1 Sebaran Titik Pengukuran
26
Gambar 3.2 Tahapan Pengolahan Data
27
Gambar 3.3 Efek Gravitasi Poligon Menurut Talwani
41
Gambar 3.4 Pendekatan Benda Bola Pejal Terhadap Nilai Cross Section Anomali Lokal Gambar 4.1 Peta Kontur Anomali Bouger dan Skala Pembacaan
42 45
Gambar 4.2 Sebaran Data dan Persamaan Regresi Linear Untuk Mencari Rapat Massa Batuan Rata-rata
47
Gambar 4.3 Nilai Variance Terhadap Orde Polinomial
48
Gambar 4.4 Peta Kontur Anomali Regional dan Skala Pembacaan
49
6
Gambar 4.5 Peta Kontur Anomali Lokal, Irisan A-B dan Skala Pembacaan
49
Gambar 4.6 Pemodelan Patahan dan Struktur Bawah Permukaan Menggunakan Software Grav2DC Gambar 4.7 Kurva Cross Section A-B Pada Kontur Anomali Lokal
51 52
Gambar 4.8 Interpretasi Letak dan Arah Patahan Pada Peta Kontur Anomali Bouger
54
7
Daftar Tabel Tabel 4.1 Rapat Massa Batuan Rata-rata Beberapa Lithologi Menurut 53
Tellford,1971 Tabel 4.2 Kedalaman Lapangan Minyak Bumi Cekungan Sumatera Tengah
55
8
Daftar Lampiran Tabel Data Reduksi Nilai Percepatan Gravitasi.................................................. 59
9
ABSTRAK Minyak bumi memiliki hubungan erat dengan zona patahan sebagai sistem pembentuk cekungan dan sedimen. Mengetahui pola struktur bawah permukaan termasuk sistem patahan yang ada sangat diperlukan dalam eksplorasi minyak bumi. Untuk mengetahui potensi minyak bumi dan interpretasi bawah permukaan bisa dilakukan dengan berbagai macam metode. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan menggunakan Metode Gravitasi. Metode inilah yang digunakan dalam tulisan ini. Dimana daerah penelitian termasuk dalam wilayah cekungan Sumatera Tengah yang banyak mengandung potensi minyak bumi dan dilewati patahan-patahan lokal. Dengan mengolah data percepatan gravitasi observasi daerah X Cekungan Sumatera Tengah, diperoleh nilai rapat masa batuan rata-rata, nilai anomali bouger dan anomali lokal. Untuk kemudian interpretasi diperoleh dari kontur anomali bouger dan pemodelan cross section dari kontur anomali lokal. Penelitian ini menghasilkan 1) interpretasi kualitatif dari kontur anomali bouger yaitu adanya patahan utama yang berarah tenggara-barat laut dan patahanpatahan lain berarah barat daya-timur laut. Dan 2) interpretasi kuantitatif yaitu interpretasi dari pemodelan menggunakan Talwani dan pemodelan bola pejal. Dari interpretasi ini diperoleh bahwa patahan utama merupakan patahan naik, kedalaman jebakan minyak bumi 441.1m dan volume 0.115 km3.
Kata kunci: patahan, sedimen, minyak bumi, metode gravitasi, anomali bouger, anomali lokal, interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif
10
ABSTRACT Petroleum has close relations to the fracture zone as the generator system of the basin and sediment. Learn the pattern of the sub-surface structure including the fault system is really needed in the petroleum exploration. To predict the petroleum area and the sub-surface interpretation can be carried out with various methods. One of the methods is by using the Gravity Method. Where the area of the research is located in the Central Sumatra basin territory that contains a lot of petroleum and it’s passed by local faults. By processing the observation gravitation data at X area in Central Sumatra Basin, produced the value of the rock density average, the anomaly bouger and the local anomaly . For the intepretation is received from the bouger anomaly contour and the cross section modelling from the local anomaly contour. This research produces 1) the qualitative interpretation from the bouger anomaly contour that is the existence of the main fault wich have a direction south east-north west and the other fractures wich have a direction south west-north east. And 2) The quantitative interpretation that is the interpretation from the Talwani modeling and the ball modeling. From this interpretation obtained the conclusion that the main fracture is the reverse fault, the depth of the petroleum trap 441.1m and the volume 0.115 km3.
Key word:
fault, sediment, petroleum, gravity methode, bouger anomaly, local anomaly, quantitative interpretation and qualitative interpretation
11
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Minyak bumi terbentuk pada daerah sedimentasi atau cekungan dan
tersimpan di alam dalam perangkap yang berupa batuan berpori yang disebut batuan reservoir. Akibat pelipatan atau penurunan lapisan batuan karena adanya patahan naik atau turun, maka lapisan yang terlipat atau patah akan mengalami penurunan permukaan tanah. Sehingga bagian yang terlipat atau turun akan terisi oleh batuan sedimen dan zat organik dari makhluk hidup yang merupakan bahan dari terbentuknya gas dan minyak bumi. Patahan sebagai sistem pembentuk cekungan dan sedimen akan berasosiasi dengan minyak bumi, terutama patahan naik atau turun. Daerah penelitian merupakan salah satu 3 cekungan besar yang ada di pulau Sumatera, yaitu cekungan Sumatera tengah yang banyak mengandung minyak bumi. Untuk mengetahui daerah yang mengandung minyak bumi perlu dilakukan penelitian. Menurut Munadi (2000) pada kegiatan eksplorasi hidrokarbon (minyak dan gas bumi) tahap pertama dalam pencarian cadangan minyak bumi adalah penyelidikan geologi dari daerah-daerah potensial untuk memilih lokasi yang memiliki kemungkinan besar adanya endapan minyak bumi. Tahap kedua adalah menyelidiki daerah terpilih tersebut dengan metode Geofisika, yaitu meliputi penelitian magnetik dan gravitasi. Kemudian dilanjutkan dengan penelitian seismik yang bertujuan untuk mengetahui gambaran adanya cadangan
12
minyak bumi. Dan yang terakhir yaitu tahap pengukuran langsung kedaerah sekitarnya dengan cara bor. Penelitian ini menggunakan metode gravitasi sebagai metode pendahuluan dalam eksplorasi minyak bumi. Dalam metode ini pencarian daerah yang diperkirakan mengandung minyak bumi dilakukan dengan memanfaatkan sifat rapat masa (densitas) dari material yang terkubur dalam bumi. Sesuai dengan hukum Newton bahwa setiap benda yang memiliki masa akan menimbulkan gaya tarik atau gaya gravitasi yang nilainya berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. 1.2
TUJUAN Tujuan dari penulisan ini adalah mengolah dan menganalisa data
percepatan gravitasi sehingga diperoleh: 1. Nilai rapat masa batuan rata-rata. 2. Interpretasi struktur bawah permukaan. 3. Interpretasi arah dan jenis patahan yang berada pada daerah eksplorasi sebagai sistem pembentuk cekungan dan zona pembatas migrasi minyak bumi. 4. Kedalaman, jari-jari dan volume dari jebakan minyak bumi. 1.3
LINGKUP PEMBAHASAN Penulisan ini difokuskan pada pengolahan dan analisa data hasil
pengukuran percepatan gravitasi didaerah x bagian cekungan Sumatera tengah. Daerah penelitian dirahasiakan karena masih bernilai ekonomis. Analisa berdasarkan interpretasi dari anomali bouger dan anomali lokal. Tinjauan geologi
13
daerah penelitian digunakan sebagai data dukung.
Dengan data percepatan
gravitasi diambil pada tanggal 4 desember 2006 sampai 27 desember 2006. 1.5
SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memudahkan dalam pembahasan, maka penulis membuat suatu
sistematika sebagai berikut : ¾ Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan, lingkup pembahasan dan sistematika penulisan. ¾ Bab II Dasar Teori Bab ini menguraikan tentang teori gaya gravitasi, percepatan gravitasi, potensial gravitasi, satuan anomali percepatan gravitasi, formula percepatan gravitasi, efek gaya gravitasi dari benda terkubur, petroleum sistem dan tinjauan aderah penelitian. ¾ Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang data penelitian, alat dan bahan, tahapan pengolahan data dan metode pengolahan data ¾ Bab IV Hasil dan Pembahasan Hasil dan Pembahasan bab ini menguraikan tentang rapat massa batuan rata-rata, anomali bouger, pemodelan benda penyebab anomali dan interpretasi kualitatif dan kuantitatif.
14
¾ Bab V Kesimpulan Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil analisis perhitungan.
15
BAB II DASAR TEORI 2.1
GAYA GRAVITASI Teori dasar dalam pengamatan gaya berat adalah hukum gravitasi Newton,
yang menjelaskan tentang gaya tarik-menarik antara dua buah benda yang mempunyai massa m1 dan m2 yang mempunyai jarak pusat massa sebesar r, dan diformulasikan sebagai berikut :
r
m1
m2
Gambar 2.1 Gaya Gravitasi F ( r ) = −G
m1 .m2 rˆ …………........…………………………....( 2.1 ) r2
Dengan : F
= gaya tarik menarik ( Newton )
G
= konstanta universal gaya berat (6.67 x 10-11 m3kg-1s-2 )
m1 dan m2 = massa ( kg ) r
= jarak antar pusat massa ( m )
Untuk gaya gravitasi antara benda bermassa m dengan bumi bermassa M, adalah F =G
m .M r2
............................................................................ (2.2)
16
Karena jarak benda ke permukaan bumi sangat kecil, maka nilai r sebanding dengan nilai jari-jari bumi (R), sehingga persamaan 2.2 menjadi F =G 2.2
m .M R2
.............................................................................(2.3)
PERCEPATAN GRAVITASI Percepatan benda bermassa m yang disebabkan oleh tarikan massa bumi
M pada jarak r secara sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut:
m.g = G
m.M ...............................................................................(2.4) R2
Karena massa benda m yang sangat kecil dibandingkan massa bumi M maka tarikan massa benda m diabaikan, sehingga percepatan gravitasi yang bekerja pada sistem massa benda m dan massa bumi M hanya dipengaruhi oleh massa bumi M, sesuai persamaan : g =G
M ....................................................................................(2.5) R2
Keterangan : g
= percepatan gravitasi (cm.s-2)
M
= massa bumi
m
= massa benda
F
= gaya berat
17
2.3
POTENSIAL GRAVITASI
Potensial pada suatu titik pada medan gravitasi dinyatakan sebagai usaha untuk memindahkan satu satuan massa dari jauh tarberhingga ke titik tertentu. Usaha yang diperlukan untuk memindahkan satu satuan massa sejauh dr adalah: F = G.
m.(1) m = G 2 ....................(2.6) 2 r r
F .dr = G
m .dr ............................(2.7) r2
Usaha yang dilakukan untuk memindahkan satu satuan massa (m) dari tempat jauh tak berhingga ke titik awal (0,0) dalam medan gravitasi bumi bermassa M adalah : r
M V = G. 2 .∫ dr r 0 V = G. V = G.
M .r r2 M
................................(2.8)
r
Keterangan : V
= potensial gravitasi
G
= konstanta gravitasi universal (6.67 x 10-11 m3kg-1s-2 )
m,M
= massa benda, massa bumi
r
= jarak antara m dan bumi
18
dari persamaan (2.6) dapat dilihat bahwa turunan dari potensial gravitasi terhadap r adalah percepatan gravitasi. Pernyataan besarnya potensial sebagai fungsi dari jarak untuk suatu distribusi massa sembarang dengan rapat massa konstan, dapat dituliskan dalam bentuk integral volume dari persamaan ( 2.6 ) . Pernyataan tersebut masingmasing dalam koordinat kartesian, koordinat silinder dan koordinat bola adalah sebagai berikut : r U (r ) = Gρ ∫ ∫ ∫ x y z
dx.dy.dz .............................................................( 2.9 ) ( x + y 2 + z 2 )1 / 2 2
r U (r ) = Gρ ∫ ∫ ∫ dr.dφ .dz ........................................................................( 2.10 ) r φ z
r U (r ) = Gρ ∫ ∫ ∫ r sin θ .dr.dφ .dθ ..............................................................( 2.11 ) r φ θ
Percepatan gravitasi komponen vertikal (z) merupakan besaran yang terukur oleh alat ukur gravitasi (gravimeter) didapatkan dengan menurunkan (deferensial) persamaan ( 2.7 ) , ( 2.8 ) dan ( 2.9 ). masing-masing terhadap z sehingga menghasilkan : g z = −Gρ ∫ ∫ ∫
z.dx.dy.dz .......................................................( 2.12 ) (x + y 2 + z 2 )3/ 2
g z = −Gρ ∫ ∫ ∫
zdr.dφ .dz ...................................................................(2.13) r2
x y z
r φ z
2
g z = −Gρ ∫ ∫ ∫ sin θ cos θ .dr.dφ .dθ ....................................................(2.14) r φ θ
19
dimana tanda negatif hanya menunjukan arah dari komponen vertikal tersebut. Persamaan ( 2.10 ) ,( 2.11 ) dan ( 2.12 ) tersebut merupakan persamaan yang cukup penting dalam metoda gravitasi, antara lain dapat digunakan sebagai dasar pada permasalahan : •
Perhitungan efek dari percepatan gravitasi pada suatu titik akibat suatu distribusi
massa
tertentu
terutama
untuk pemodelan benda anomali
pada masalah interpretasi. •
Perumusan untuk mengetahui kecenderungan /gradien gravitasi baik arah vertikal maupun horizontal.
2.4
SATUAN ANOMALI PERCEPATAN GRAVITASI
Satuan anomali percepatan gravitasi dalam sistem CGS diberikan oleh cm/s2. Untuk menghormati Galileo, 1 cm/s2 disebut dengan 1 Galileo atau 1 Gal. Besar percepatan gravitasi bumi secara umum berkisar 980 Gal, sedangkan besar anomali gravitasi dalam kegiatan eksplorasi adalah dalam orde miliGal atau mGal. Sehingga dalam kegiatan eksplorasi satuan yang digunakan adalah: 1
cm = 1Gal = 10 3 mGal ..................................................................... (2.15) 2 s
Sedangkan nilai konstanta universal gravitasi G dalam cgs adalah sebesar 6,67x10-8 cm3g-1s-2 2.5
FORMULA GAYA GRAVITASI
Geopotensial total merupakan penjumlahan atau gabungan antara potensial akibat massa bumi ( potensial gaya berat ) dan potensial akibat adanya perputaran
20
bumi pada sumbunya ( potensial rotasi ). Untuk kondisi ideal dimana tidak ada variasi lateral rapat massa maka terdapat suatu permukaan ekipotensial yang merupakan hasil kesetimbangan antara kedua potensial tersebut diatas, permukaan ini disebut speroid. Pada kenyataannya bumi tidaklah ideal, bentuk bumi sebenarnya tidaklah seperti bola homogen sempurna, melainkan lebih mendekati ellipsoida. Hal ini menyebabkan harga percepatan gravitasi tidaklah konstan di seluruh permukaan bumi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya percepatan gravitasi adalah : 1. Posisi lintang, dimana perubahan gravitasi dari ekuator ke kutub adalah sekitar 5 gal atau 5% dari harga rata-rata g (sekitar 980 gal). 2. Ketinggian, bisa mencapai 0.1 gal atau 0.01% dari harga g. 3. Variasi densitas, yang berhubungan dengan eksplorasi gravitasi antara lain: •
Eksplorasi minyak sekitar 10 gal atau 0.001%.
•
Eksplorasi mineral sekitar 1 gal.
4. Pasang surut bumi 5. Topografi Dua yang terakhir besarnya lebih kecil dari efek yang disebabkan oleh variasi densitas. Sehubungan dengan keadaan tersebut maka dibutuhkan suatu datum referensi untuk keseragaman dalam pengukuran densitas di permukaan bumi. Bumi berbentuk elipsoid. Dari hasil pengukuran dengan metode geodesi dan dari pengamatan satelit, diketahui bentuk bumi adalah mendekati sferoid yang cembung di ekuator dan datar (pipih) di kedua kutubnya. Sferoid adalah bentuk
21
oblate ellipsoid yang merupakan permukaan laut rata-rata dengan menghilangkan daratan di atasnya.. Pemipihan bumi tersebut adalah sekitar 1/298.25 yaitu diperoleh dari {(Re-Rk)/Re} yang biasa disebut dengan parameter pepatan. Bentuk ini tidak lain disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya ( rotasi ), sehingga bentuk bumi menjadi tidak bulat benar, melainkan memipih dikedua kutubnya ( seperti terlihat pada gambar 3.2 di bawah ini ).
Re Rk
Gambar 2.2 Bentuk Ellipsoid Bumi
Pemipihan bumi biasanya dalam bentuk parameter bumi ( pemepatan ), dan dapat dituliskan dalam notasi matematika sebagai berikut :
f =
Re − Rk Re
...........................................................(2.16)
Dengan : Re = jari-jari ekuator Rk = jari-jari kutub Karena bentuk bumi tersebut, menyebabkan percepatan gravitasi bumi memiliki nilai maksimum di kutub dan minimum di equator. Perbedaan aktual antara percepatan di kutub dan di equator adalah sebesar ± 5.3 gal atau 5300 mgal.
22
Karena geoid dipengaruhi oleh tarikan massa maka di daratan geoid akan tertarik ke atas dan berada lebih tinggi daripada sferoid, sebaliknya di lautan akan tertarik ke bawah sehingga lebih rendah. Deviasi antarakedua permukaan tersebut mencapai 100 meter ( Kahn, 1983 ). Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa medan gravitasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ( lintang, ketinggian, densitas, pasangsurut dan topografi ). Maka setiap pembacaan gravitasi observasi haruslah dikoreksi untuk mereduksi pembacaan tersebut, supaya sesuai dengan harga pada datum referensi permukaan ekuipotensial yaitu geoid atau setiap permukaan yang sejajar dengannya.
Gambar 2.3 Ellipsoid dan Geoid
Permukaan bumi dapat didefinisikan dalam bentuk matematis yang dinyatakan dalam harga-harga gaya berat di semua titik pada permukaan bumi. Bentuk ini dikenal sebagai speroid referensi yang berhubungan dengan tinggi muka laut rata-rata. Percepatan gravitasi yang didapat adalah nilai pada permukaan laut yang telah di smooth pada bentuk bumi spheroid yang memberikan penetapan terbaik berbentuk aktualnya dan memiliki rapat massa seragam ke arah lateral.
23
Harga gaya berat normal atau teoritis pada permukaan laut rata-rata sebagai fungsi dari lintang geografi tempat pengamatan yang dilakukan, dapat ditentukan dengan rumus : g φ = g E (1 + β sin 2 φ − ε sin 2 2φ )mgal ...................................................( 2.17 )
Dengan : gE
= harga gaya berat di ekuator
Ф
= lintang tempat pengamatan
β dan ε = konstanta yang berhubungan dengan parameter bumi Persamaan tersebut dikenal sebagai formula gaya berat Internasional (International Gravity Formula) yang ditetapkan oleh International Union of Geodesy and Geophysics (IUGG, 1930). Pada rumusan gaya berat Internasional tahun 1930 tersebut digunakan data parameter bumi (pepatan) sebesar 1/297 (Hayford, 1910) dan radius ekuator = 6378388 meter serta harga gaya berat di ekuator g E = 978.049 gal (hasil international assosiation tahun 1924). Dari data tersebut, harga gaya berat teoritis pada lintang tempat pengamatan dapat dinyatakan sebagai berikut : g φ = 978.049(1 + 0.0052884 sin 2 φ − 0.0000059 sin 2 2φ ) gal ..................( 2.18)
Perkembangan satelit telah menghasilkan data parameter-parameter bumi yang lebih teliti. Pada International Association of Geodesy tahun 1967 dihasilkan rumusan gaya berat sebagai berikut : g φ = 978.031846(1 + 0.005278895 sin 2 φ − 0.0000023462 sin 2 2φ ) gal …...( 2.19 )
24
Perbaikan-perbaikan parameter bumi terus dilakukan sehingga rumusan gaya berat teoritis dapat terus berubah. Dari tahun ketahun sejak Helmert (1901), Bowie (1917), Heiskanen (1938), Heiskanen dan Outila (1957), IUGG (1980) dan seterusnya sampai sekarang mengalami perbaikan data parameter bumi. Tahun 1980 International Union of Geodesy and Geophysics (IUGG) menentukan sistem referensi geodesi dengan parameter pepatan bumi = 1/298.247 dan jari-jari ekuator = 6378135 meter. Rumusan gaya berat teoritis hasilnya yaitu : g φ = 978.0318(1 + 0.0053024 sin 2 φ − 0.0000059 sin 2 2φ ) gal ...............(2.20)
2.6
EFEK GAYA GRAVITASI DARI BENDA TERKUBUR
Benda terkubur dengan bentuk tertentu bila rapat massanya (ρ B) = rapat massa lingkungannya ( ρ L ) sukar diinterpretasi, tetapi bila (ρ B) berbeda dengan (ρ L ) baru akan menghasilkan anomali gravitasi dengan ketentuan : 1. ρ L > ρ B
→
anomali negatif
2. ρ L < ρ B
→
anomali positif
Dengan : ρ L = rapat massa lingkungan ρ B = rapat massa benda terkubur ρ
= ρ B - ρ L = density contrast (digunakan dalam perhitungan) Perhitungan efek gaya berat dari model-model benda berbentuk sederhana
dapat digunakan sebagai pendekatan dalam koreksi dan interpretasi gaya berat.
25
Dibawah ini akan diuraikan beberapa efek gaya berat diantara model benda sederhana yang penting : 2.6.1 Bola `Komponen vertikal gaya berat suatu bola dapat dianggap bahwa seluruh
massa bola terkumpul pada titik pusatnya. Suatu bola bermassa M dengan rapat massa ρ yang jari-jari nya R, akan memberikan percepatan gravitasi : gz =
Karena :
GMz ......................................................................................( 2.21) r3 4 M = πR 3 ρ → r = ( x 2 + z 2 )1 / 2 3
Maka : 4 z g z = πR 3 Gρ 2 ..........................................................( 2.22) 3 (x + z 2 )3/ 2 Dengan : gz
= dalam miligal
ρ
= dalam gram/cm3
R, x, z = dalam ribuan feet 2.6.2 Silinder Horizontal
Efek gaya berat silinder horizontal dengan penampang berupa lingkaran homogen tak hingga dapat diperlakukan sebagai model benda dua dimensi, dianggap seluruh massa silinder terkumpul pada sumbu utamanya.
26
gz =
2GMz ................................................................................( 2.23 ) r3
Dimana M adalah massa persatuan panjang sumbu utama, sehingga : g z = πR 2 ρ g z = 2πR 2 Gρ
z (x + z 2 ) 2
.....................................................................(2.24)
2.6.3 Silinder Vertikal
Secara umum efek gaya berat terhadap benda silinder vertikal yang terletak pada sumbu utamanya adalah : 2π z1 R
r.z.dr.dθ .dz 2 2 3/ 2 0 z2 0 (r + z )
g z = −Gρ ∫ ∫ ∫
....................................................................(2.25)
[
g z = 2πRGρ ( z 2 − z1 ) + (R 2 + z 22 )
1/ 2
− (R 2 + z12 )
1/ 2
]..................................( 2.26)
2.6.4 Prisma Siku-siku
Untuk suatu prisma siku-siku horizontal sampai tak hingga sehingga penampangnya berbentuk persegi panjang, efek gaya beratnya dinyatakan oleh : g z = 2 G ρ [ x ln
r1 r4 r + b.ln 2 + D ( φ 2 + φ 4 ) − d ( φ 1 + φ 3 )] ...........( 2.27 ) r2 r3 r1
Model prisma siku-siku dapat dikembangkan untuk mewakili modelmodel lain dengan menggunakan variasi atau susunan beberapa prisma, antara lain step model untuk interpretasi sesar.
27
2.7
INTERPRETASI DATA GRAVITASI
Interpretasi data medan potensial bumi ( gravitasi ) yang dihasilkan dari data pengamatan di lapangan setelah mengalami koreksi dan analisa trend residu ditujukan untuk menentukan benda dibawah permukaan, seperti struktur geometri atau geologi penyebab anomali dan parameter fisisnya. Dalam menentukan sebuah besaran tertentu dari anomali Bouguer yang telah diperoleh, perlu adanya proses lanjutan yaitu interpretasi terhadap data tersebut. Interpretasi gayaberat secara umum dibedakan menjadi dua yaitu interpretasi kualitatif dan kuantitatif. 2.7.1
Interpretasi Kualitatif
Interpretasi kualitatif dilakukan dengan mengamati data gayaberat berupa anomali Bouguer. Anomali tersebut akan memberikan hasil secara global yang masih mempunyai anomali regional dan residual.
Hasil interpretasi dapat
menafsirkan pengaruh anomali terhadap bentuk benda, tetapi tidak sampai memperoleh besaran matematisnya. Misal pada peta kontur anomali Bouguer diperoleh bentuk kontur tertutup maka dapat ditafsirkan sebagai struktur batuan berupa lipatan ( sinklin atau antiklin ). Dengan interpretasi ini dapat dilihat arah penyebaran anomali atau nilai anomali yang dihasilkan. 2.7.2 Interpretasi Kuantitatif
Interpretasi kuantitatif dilakukan untuk memahami lebih dalam hasil interpretasi kualitatif dengan membuat penampang gayaberat pada peta kontur anomali. Teknik interpretasi kuantitatif mengasumsikan distribusi rapat massa dan menghitung efek gaya berat kemudian membandingkan dengan gaya berat
28
yang diamati. Intrepretasi kuantitatif meliputi pemodelan Kedepan ( Forwad ) dan pemodelan kebelakang Belakang ( Invers ). Interpretasi tak langsung ( metoda kedepan ) dilakukan dengan mencoba-coba
parameter model benda anomali
hingga diperolah anomali / efek gravitasi perhitungan yang sesuai dengan anomali pengamatan. Pemodelan gravitasi merupakan salah satu metoda interpretasi data gravitasi untuk menggambarkan struktur geometri bawah permukaan berdasarkan distribusi rapat massa batuannya. Metoda ini merupakan metoda interpretasi tak langsung ( metoda kedepan ) yang dilakukan dengan cara membuat model geometri bawah permukaan, menghitung pengaruh gravitasi yang disebabkan oleh benda penyebab anomali pada model tersebut dan membandingkannya dengan dengan anomali gravitasi hasil pengamatan. Ada tiga metoda yang dikenal dalam pemodelan gravitasi yaitu pemodelan gravitasi dua dimensi ( 2D ), dua setengah dimensi ( 2 21 D) dan tiga dimensi (3D). Dalam pemodelan gravitasi dua dimensi, model 2D digunakan untuk menditeksi benda 3D yang salah satu dimensinya jauh lebih besar dibanding dengan dimensi arah lainnya. Pendekatan ini memudahkan perhitungan karena luas penampang dapat didefinisikan sebagai suatu poligon dengan banyak sisi berhingga ( metoda Talwani 2D ). Dalam komputasi, pendekatan dengan metoda ini praktis dan tidak memerlukan waktu lama karena pengabaian dimensi ketiga dan penyederhanaan spesifikasi input model. Secara geologi, benda penyebab anomali pada model 2D dianggap mempunyai strike arah tak berhingga tegak lurus pada profil yang dipilih, dengan luas penampang tetap serta rapat massa
29
serba sama. Namun dalam kenyataannya benda-banda anomali di alam sulit diditeksi dengan model 2D, karena bentuk penampangnya tidak simetris dan panjangnya berhingga ( terbatas ). Hal ini akan menimbulkan kesalahan dalam menentukan bentuk dan kedalaman benda penyebab anomali. 2.8
TEORI TERBENTUKNYA MINYAK DAN GAS BUMI
Secara alami minyak bumi terbuat dari bahan dasar ganggang. Selain ganggang, biota-biota lain yang berupa daun-daunan juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Ganggang merupakan biota terpenting dalam menghasilkan minyak bumi. Namun dalam studi perminyakan diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas daripada menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.
Gambar 2.4 Pengendapan bahan dasar ganggang di daerah cekungan
Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentu saja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di
30
delta, maupun di dasar laut. Batuan yang banyak mengandung karbon ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya mengandung unsur karbon (high TOC-Total Organic Carbon). Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gasbumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan
Gambar 2.5 Perubahan bahan dasar menjadi batuan induk
proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Dan jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Tentu saja kita tahu bahwa semakin jauh ke dalam bumi, maka suhu akan bertambah pula. 2.8.1 Batuan Reservoir (batuan Sarang)
Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentu saja banyak jenis batuan yang menimbunnya. Salah satunya akan menjadi batuan reservoir atau batuan sarang. Jenis batuan yang dapat menjadi batuan sarang adalah batuan yang memiliki sifat
31
porositas dan permeabel. Batuan sarang ini dapat berupa batu pasir, batu gamping atau batuan vulkanik. 2.8.2
Proses migrasi dan pemerangkapan
Gambar 2.6 Proses migrasi dan pemerangkapan minyak bumi
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentu saja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyakbumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu beratjenis dan kekentalan. Walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyakbumi lebih kecil. Sehingga harus mengikuti hukum Archimides. Demikianlah juga dengan minyak yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung berpindah atau bermigrasi keatas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik atau kubah, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap). (www.rovicky.wordpress.com)
32
2.9
TINJAUAN DAERAH PENELITIAN
Tinjauan daerah penelitian meliputi topografi dan geologi daerah penelitian. Tinjauan daerah penelitian ini sebagai data dukung dalam interpretasi anomali gravitasi. 2.9.1
Topografi Daerah Penelitian
Sebagian besar daratan wilayah daerah penelitian merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan daerah perbukitan yang bergelombang. Secara umum ketinggian beberapa daerah berkisar antara 3 ~ 6 meter, dengan kemiringan lahan rata-rata ± 0 ~ 15% dan 15 ~ 40%. Daerah perbukitan terletak di sebelah barat dan dataran rendah terletak di sebelah timur dan utara.
UTARA
Gambar 2.7 Topografi daerah penelitian dan skala pembacaannya
33
2.9.2
Geologi Daerah Penelitian
2.9.2.1 Geologi Umum
Pada dasarnya pulau Sumatera dibagi menjadi 3 cekungan besar yang merupakan back arc basin (cekungan belakang busur) dari suatu hasil rangkaian seri tektonik lempeng Pulau Sumatera ketiga cekungan tersebut dipisahkan satu dengan lainya oleh adanya tinggian – tinggian : -
Antara Cekungan Sumatera Utara dengan Cekungan Sumatera Tengah di pisahkan Tinggian Asahan, Cekungan Sumatera Tengah dengan Cekungan Sumatera Selatan dipisahkan Tinggian Tiga Puluh.
-
Sedangkan disebelah barat daya ketiga cekungan tersebut dibatasi oleh Pegunungan Bukit Barisan dan oleh Sesar Sumatera yang memanjang dari Aceh sampai Lampung, struktur daerah penelitian termasuk didalam Cekungan Sumatera Tengah (gambar 2.4).
U Gambar 2.8 Cekungan Sumatera Tengah (R.P. Koesoemadinata “Geologi Minyak
dan Gas Bumi Jilid 2”.1980)
34
2.9.2.2 Kerangka Geologi Cekungan Sumatera Tengah
Kerangka geologi Cekungan Sumatera Tengah dimulai dengan fase rifting yang memungkinkan untuk pengendapan formasi Kelesa, sedimentasi pada kala itu diawali dengan fluviatil didalam sistim half grabben dari depresi bengkalis (bengkalis trough) Karena subsiden secara cepat terjadi sebagai akibat patahan aktif memungkinkan terbentuknya patahan yang aktif berkembang menjadi grabben pengendapan sedimen batu lempung didalam grabben tersebut secara prinsipil sebagai batuan induk lapangan- lapangan yang terdapat didaerah ini. Pada akhir oligosein terjadi ketidak selarasan memisahkan formasi kelesa dengan formasi formasi yang berada diatasnya, ketidak selarasan ini menandai mulainya fase pengisian (pengendapan) Pengendapan formasi Lakat terjadi pada lingkungan fluviatil berangsur kearah lingkungan laut dangkal dengan diendapkan formasi Tualang, kedua formasi ini (Lakat & Tualang) merupakan reservoir penghasil minyak utama untuk cekungan untuk Sumatera Tengah ini. Sedimentasi berlanjut sampai Miosen tengah pada lingkugan laut dalam dengan diendapkan shale dari formasi Telisa sampai formasi Binio. Pada miosen akhir terendapkan batuan formasi Korinci yang menempati bagian dangkal dari cekungan ini. Pada Plio – plestosin adanya aktifitas tektonik meyebabkan kenampaan sekarang ini, selama waktu tersebut pembalikan struktur terjadi beberapa tempat dari cekungan dan bersamaan dengan itu diendapkan batuan formasi Nilo pada daerah yang rendah. 2.9.2.3 Struktur Daerah Penelitian
Struktur daerah penelitian merupakan salah satu bagian dari rangkaian antiklonorium Lirik Trend yang mempunyai arah barat laut – tenggara. Struktur ini
35
merupakan antiklin asimetris dengan kemiringan lereng bagian timur laut lebih curam. Struktur ini terbagi menjadi tujuh blok (perlu dikaji ulang) dan dibatasi oleh sesar sesar normal berarah timur laut-barat daya. Terdapatnya sesar naik dengan arah Barat Laut Tenggara merupakan batas perangkap antiklin dari struktur ini. 2.9.2.4 Stratigrafi Daerah Penelitian
Formasi yang tertembus pengeboran pada Cekungan Sumatera tengah berurutan dari tua kemuda yaitu formasi Lakat, Tualang dan Telisa. Lapisan penghasil minyak pada struktur ini berasal dari formasi Lakat dan formasi Tualang yang berumur Miosen awal. Formasi yang produktif penghasil minyak yaitu Formasi Lakat dan Tualang dengan jenis lapisan berupa batu pasir.
36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
DATA PENELITIAN
Pengambilan data dalam penulisan ini diperoleh dari hasil survey gravitasi yang dilakukan oleh BMG didaerah x pada Cekungan Sumatera Tengah pada tanggal 4 desember 2006 sampai 27 desember 2006. Data berupa data sekunder yang berupa data percepatan gravitasi observasi yang sudah terkoreksi dengan koreksi drift dan koreksi pasang surut. Data berjumlah 245 buah dengan sebaran titik pengukuran dibuat grid teratur. Sebaran titik pengukuran pada kontur topografi bisa dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Sebaran titik pengukuran 3.2
ALAT DAN BAHAN
Data diambil menggunakan alat gravimeter scintrex CG 3. Pengolahan data menggunakan software MS.Excell03, Surfer7 (pembuatan kontur), Surfit
37
(pemisahan anomali lokal dengan regional) dan Grav2DC (interpretasi struktur bawah permukaan). 3.3
TAHAPAN PENGOLAHAN DATA
Dalam pengolahan data gravitasi pada penulisan ini terdapat beberapa tahapan yang bisa dilihat pada diagram alir berikut :
mulai
Δρ geologi
Kontur negatif
Pemodelan dan Interpretasi
selesai
Δρ Model
: ρ lingkungan- ρ benda
ρ lingkungan
: Rapat massa batuan rata-rata hasil perhitungan dengan metode parasnis
ρ benda
: Rapat massa benda terkubur penyebab anomali hasil perkiraan dari informasi geologi
Gambar 3.2 Tahapan Pengolahan Data
38
3.4
METODE PENGOLAHAN DATA
Proses pengolahan data gravitasi secara umum dibagi menjadi, reduksi atau koreksi data gravitasi sehingga diperoleh besaran anomali bouger, penentuan rapat massa batuan rata-rata dan pengolahan data berupa pemisahan anomali regional dan anomali lokal serta pemodelan benda terkubur penyebab anomali. 3.4.1 Reduksi Data Gravitasi
Reduksi data gravitasi secara umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: koreksi bacaan alat yaitu koreksi apungan (drift correction), koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi udara bebas (freeair correction), koreksi Bouguer, dan koreksi medan (terrain correction). Hasil akhir bacaan alat yang telah dikoreksi tersebut adalah anomali Bouger. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data gravitasi observasi yang sudah terkoreksi drift dan pasang surut. Reduksi data tersebut menggunakan komputer dengan software MS. Excel.
Proses lanjutan merupakan proses untuk
mempertajam kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pembuatan kontur
dengan menggunakan software Surfer 8 dan pemodelan
dengan menggunakan software GRAV2DC.
39
3.4.1.1 Koreksi Lintang (Latitude Correction)
Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang geografis karena gayaberat tersebut berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk ellipsoide. Dari koreksi ini akan diperoleh anomali medan gayaberat. Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gayaberat observasi dengan medan gayaberat teoritis (gayaberat normal). Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis yang mengacu pada permukaan laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan merupakan fungsi dari lintang geografi. Medan gayaberat teoritis diperoleh berdasarkan
rumusan-rumusan
secara
teoritis,
maka
untuk
koreksi
ini
menggunakan rumusan medan gayaberat teoris pada speroid referensi (z = 0) yang ditetapkan oleh The International of Geodesy (IAG) yang diberi nama Geodetic Reference System 1967 (GRS 67) sebagai fungsi lintang (Burger, 1992), yang besarnya adalah :
(
(
) (
(
))
g n = 978031,846 1 + 0,0053024 sin 2 ϕ − 0,0000059 sin 2 2ϕ ......... (3.5) dimana : g n adalah nilai gayaberat teoritik pada posisi titik amat
ϕ adalah posisi (derajat lintang) titik amat. Jadi anomali medan gravitasi dapat dinyatakan sebagai berikut : Δg = g obs − g n ……………………………………………………… (3.6 ) dengan Δg adalah anomali medan gayaberat.
40
3.4.1.2 Koreksi Udara Bebas (free-air correction)
Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi.
Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan anomali
medan gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali medan gayaberat di topografi maka medan gayaberat teoritis dan medan gayaberat observasi harus sama-sama berada di topografi, sehingga koreksi ini perlu dilakukan. Koreksi udara bebas dinyatakan secara metematis dengan rumus :
g fa = (0.3087 xh) milligal …………………………………………… (3.7 ) dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid referensi (dalam meter). Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara bebas di topografi yang dapat dinyatakan dengan rumus :
Δg = g obs − ( g n − KUB )
…………………………………………………
(3.8) dimana :
Δg
: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)
g obs
: medan gayaberat observasi di topografi (mGal)
gn
: medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal)
KUB : koreksi udara bebas (mGal)
41
3.4.1.3 Koreksi Bouguer
Koreksi
Bouguer
merupakan
koreksi
yang
dilakukan
untuk
menghilangkan perbedaan ketinggian dengan tidak mengabaikan massa di bawahnya. Perbedaan ketinggian tersebut akan mengakibatkan adanya pengaruh massa di bawah permukaan yang mempengaruhi besarnya percepatan gayaberat di titik amat. Koreksi ini mempunyai beberapa model, salah satunya adalah model
slab horisontal tak hingga seperti yang digunakan dalam skripsi ini. Koreksi Bouguer slab horizontal mengasumsikan pengukuran berada pada suatu bidang mendatar dan mempunyai massa batuan dengan densitas tertentu.
Koreksi
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : g B = 2π Gρ h
= 0.04193 ρh ……………………………………………………... (3.9 ) dimana : G adalah konstanta : 6.67 x 10-8 cgs unit
ρ adalah densitas batuan h adalah ketinggian antara titik amat gayaberat dengan suatu datum level
tertentu. Anomali medan gravitasi yang telah dikoreksi oleh koreksi Bouguer disebut anomali Bouguer sederhana di topografi yang dapat dituliskan sebagai berikut : Δg BS = ΔKUB − g B ………………………………………………… (3.10 )
42
3.4.1.4 Koreksi Medan (Terrain Corection)
Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi.
Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan
mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi medan harus ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat. Besar koreksi medan dihitung oleh Hammer yang dirumuskan seperti pada persamaan berikut :
{
}
g = Gσθ (r2 − r1 ) + r12 + L2 − r22 + L2 ........................................... (3.11)
Persamaan diatas telah disusun oleh Hammer dalam sebuah tabel yang digunakan bersama Terain Chart : TC = ΣTC Dari berbagai
zone
× 1 × Densitas 100
(3.12)
Terain Chart merupakan lingkaran zone-zone yang digambarkan pada kertas
transparant dengan skala tertentu sesuai dengan peta topografi yang dipakai. 3.4.2
Anomali Bouger
Setelah nilai g observasi direduksi dengan koreksi-koreksi di atas maka didapatkan harga yang terkorelasi terhadap keaadaan bawah permukaan sekitar (struktur geologi) yang disebut Anomali Gravitasi. Sebenarnya harga anomali ini merupakan penyimpangan dari nilai teoritis, anomali yang didapat disebut Anomali Bouguer. Pada dasarnya Anomali Bouger adalah selisih antara harga gaya berat pengamatan dengan harga gaya berat teoritis yang seharusnya terukur untuk titik
43
pengamatan tersebut. Yang dimaksud harga gaya berat teoritis adalah harga gaya berat normal pada titik pengamatan yang telah dikoreksi dengan koreksi udara bebas, koreksi bouguer dan koreksi medan. Dengan demikian, secara matematis rumus untuk mendapatkan nilai anomali bouguer di suatu titik pengamatan, dapat dituliskan pada persamaan berikut : BA = gobs – ( gn – KUB+ KB – KT ) = gobs – gn+ KUB - KB + KT
.................................................(3.13)
Dimana : BA = Bouguer Anomali gobs = Harga gaya berat pengamatan yang sudah dikoreksi dengan koreksi pasang surut dan koreksi drift. gn
= Harga gaya berat teoritis di tempat pengamatan
KUB = Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction) KB = Koreksi Bouger (Bouger Correction) KT 3.4.3
= Koreksi Medan (Terrain Correction)
Penentuan Rapat Massa Batuan Rata-rata
Penentuan rapat massa batuan rata-rata pada penelitian ini menggunakan metode parasnis. Metode parasnis adalah salah satu metode dalam ilmu gravitasi yang digunakan untuk menentukan rapat massa rata-rata batuan yang menyebabkan anomali didaerah penelitian. Metode parasnis’s straight slope
44
(Parasnis ,1986) didasarkan pada persamaan bouger Anomali dengan asumsi nilai bouger anomalinya adalah = 0. B A = g obs − g θ + K UB − K B + K T = 0 ………………………………………..(3.14)
Dimana : BA
= anomali bouger
gobs
= harga percepatan gravitasi observasi
gθ
= harga percepatan gravitasi normal
KUB
= koreksi udara bebas
KB
= koreksi bouger
KT
= koreksi terrain
Dari asumsi tersebut diperoleh : g obs − g θ + K UB = K B − K T atau g obs − g θ + 0.3086.h = (2πGh − K T / ρ )ρ ………………………...(3.15)
Dari persamaan (3.15) bila ruas kiri dinyatakan sebagai variable Y dan ruas kanan sebagai variable X, dan kedua variable diplot sebaran datanya pada koordinat kartesian. Maka dapat dicari suatu persamaan garis linier dengan metode kuadrat terkecil (least-square). Persamaan regresi yang dihasilkan adalah: Y = a + bX………………………………………………………….(3.16) Dimana nilai b adalah nilai rapat masa batuan rata-rata.
45
Nilai rapat massa batuan rata-rata yang didapat ini bisa menggambarkan kondisi geologi daerah penelitian. Jika
nilainya tidak sesuai dengan kondisi geologi
daerah penelitian maka data percepatan gravitasi yang diperoleh kurang memenuhi syarat. 3.4.4
Pemisahan Anomali Bouger Menggunakan Metode Polynomial Fitting
Anomali bouger merupakan superposisi dari anomali lokal dan regional, maka untuk mendapatkan anomali lokal yang merupakan anomali dari benda terkubur yang dicari, anomali bouger yang didapatkan harus diolah untuk dipisahkan antara anomali lokal dan anomali regionalnya. Dalam penelitian ini untuk memisahkan anomali lokal dan regional digunakan metode polinomial fitting. Metode ini digunakan untuk memisahkan antara anomali regional dan lokal yang masih menyatu dalam anomali bouger. Dalam metode ini,anomali regional didekati oleh persamaan polinomial berorde n. Cara umum yang biasanya dipergunakan didalam menentukan derajat kecocokan dari orde polinomial adalah dengan memeriksa jumlah kuadrat residu atau deviasinya (Nettleton,1976 ).
δ 2M
m
=
∑[ B (xi yi ) i=1
- R (xi yi )
]2
………………………………(3.17)
tepatnya dengan menghitung variance data atau residu kuadrat rata-ratanya.
σ 2M =
δ 2M (N - M)
……………………………………………….. ( 3.18 )
46
Dimana: N
= Jumlah data
M
= Derajat orde
Kriteria derajat kecocokannya diambil dengan melihat harga variance, selama
σ 2M turun seirama dengan penambahan M, maka penambahan tersebut masih dapat dipertanggung jawabkan, deret dapat terus dilanjutkan. Dengan penambahan M, laju penurunan σ 2M secara perlahan-lahan, pada suatu saat σ 2M mulai naik. Harga M dipilih sesuai dengan harga σ 2M pada saat σ 2M minimum. Untuk proses data 2D, persamaan polinomial 2D orde 2 digunakan sebagai contoh. Secara matematik permukaan regional dinyatakan dalam persamaan : R = pX2 + qY2 + rXY + sX + tY + u…………………………………(3.19) Dimana : R = anomali regional Y = lintang titik penelitian X = bujur titik penelitian Dengan cara metode kuadrat terkecil (least – square) kita dapat mengetahui nilai konstanta P,Q,R,S,T dan U yaitu : Z = PX 2 + QY 2 + RXY + SX + TY + U + e ……………………………..……(3.20) e = Z − ( PX 2 + QY 2 + RXY + SX + TY + U )…………………………………(3.21) d ∑ e2 dP
= 0 ………………………………………………………………..….(3.22)
47
2∑ (Z − ( PX 2 + QY 2 + RXY + SX + TY + U ) )(− X 2 ) = 0…………………….(3.23) P ∑ X 4 + Q ∑ X 2 Y 2 + R ∑ X 3Y + S ∑ X 3 + T ∑ X 2 Y + U ∑ X 2 = ∑ X 2 Z ………....(3.24) d ∑ e2 dQ
= 0 ………………………………………………………………..….(3.25)
(
)
2∑ Z − ( PX 2 + QY 2 + RXY + SX + TY + U ) (−Y 2 ) = 0 ……………………..(3.26) P ∑ X 2Y 2 + Q ∑ Y 4 + R ∑ XY 3 + S ∑ XY 2 + T ∑ Y 3 + U ∑ Y 2 = ∑ Y 2 Z …(3.27) d ∑ e2
= 0 ………………………………………………………………..…..(3.28) dR 2∑ Z − ( PX 2 + QY 2 + RXY + SX + TY + U ) (− XY ) = 0 ………………….....(3.29)
(
)
P ∑ X 3Y + Q ∑ XY 3 + R ∑ X 2Y 2 + S ∑ X 2Y + T ∑ XY 2 + U ∑ XY = ∑ XYZ
…………..………..(3.30) d ∑ e2 dS
= 0 ………………………………………………………………..…..(3.31)
(
)
2∑ Z − ( PX 2 + QY 2 + RXY + SX + TY + U ) (− X ) = 0 …………….…….....(3.32) P ∑ X 3 + Q ∑ XY 2 + R ∑ X 2Y + S ∑ X 2 + T ∑ XY + U ∑ X = ∑ XZ ……(3.33) d ∑ e2 dT
= 0 ……………………………………………………………..…....(3.34)
(
)
2∑ Z − ( PX 2 + QY 2 + RXY + SX + TY + U ) (−Y ) = 0 …………….…........(3.35) P ∑ X 2Y + Q ∑ Y 3 + R ∑ XY 2 + S ∑ XY + T ∑ Y 2 + U ∑ Y = ∑ YZ……...(3.36) d ∑ e2
= 0 …………………………………………………………………...(3.37) dU 2∑ Z − ( PX 2 + QY 2 + RXY + SX + TY + U ) (−1) = 0 …………….……....(3.38)
(
)
P ∑ X 2 + Q ∑ Y 2 + R ∑ XY + S ∑ X + T ∑ Y + n = ∑ Z ………….…..…...(3.39)
48
dengan cara matriks kita dapat mengetahui koefisien variabel diatas yaitu : ⎡ ∑X 2 ⎢ 2 ⎢ ∑X Y ⎢ ∑X 3 ⎢ 3 ⎢ ∑X Y ⎢ X 2Y 2 ⎢∑ 4 ⎣⎢ ∑ X
∑Y ∑ XY ∑Y ∑ XY ∑ XY ∑ X Y ∑ XY ∑ X Y ∑Y ∑ XY ∑X Y ∑X Y 2 3
2
2 3
2
2
4
2
2
3
2
3
∑X ∑ XY ∑X ∑X Y ∑ XY ∑X 2
2
2
3
∑Y ∑Y ∑ XY ∑ XY ∑Y ∑X Y 2
2
3
2
⎤ ⎡ P⎤ ⎡ ∑ Z ⎤ ⎥ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢Q⎥ ⎢ ∑YZ ⎥ ⎥ ⎢ R ⎥ ⎢ ∑ XZ ⎥ ⎥ ⎥ x⎢ ⎥ = ⎢ ∑ XY⎥ ⎢ S ⎥ ⎢∑ XYZ⎥ ∑Y 2 ⎥⎥ ⎢⎢T ⎥⎥ ⎢⎢ ∑Y 2 Z ⎥⎥ ∑ X 2 ⎦⎥ ⎢⎣U ⎥⎦ ⎣⎢∑ X 2 Z ⎦⎥ n ∑Y ∑X
……………...(3.40)
Dari persamaan diatas maka kita dapat menghitung anomali sisa atau anomali lokalnya yaitu : e =Z – (pX2 + qY2 + rXY + sX + tY + u)……………………………...(3.41) dimana : e = anomali lokal Z = anomali bouger X= bujur titik penelitian Y= lintang titik penelitian Dimana : Zi
= anomali regional tiap stasiun ke-i
xi,yi
= koordinat stasiun
c1,c2,….c6 = konstanta polinomial
49
3.4.5
Pemodelan Benda Penyebab Anomali
Setelah didapatkan nilai anomali lokal dari pemisahan anomali bouger, maka tahap selanjutnya adalah pemodelan benda penyebab anomali. Pemodelan gravitasi merupakan salah satu metoda interpretasi data gravitasi untuk menggambarkan struktur geometri bawah permukaan berdasarkan distribusi rapat massa batuannya. Metode ini merupakan metoda interpretasi tak langsung (metoda kedepan) yang dilakukan dengan cara membuat model geometri bawah permukaan, menghitung pengaruh gravitasi yang disebabkan oleh benda penyebab anomali pada model tersebut dan membandingkannya dengan dengan anomali gravitasi hasil pengamatan. Pemodelan pada penelitian ini menggunakan metode pemodelan kedepan Talwani dan pemodelan bola pejal. 3.4.5.1 Metode Talwani
Menurut Talwani (1959) pemodelan ke depan untuk menghitung efek gayaberat model benda bawah permukaan dengan penampang berbentuk sembarang yang dapat diwakili oleh suatu poligon bersisi- n dinyatakan sebagai integral garis sepanjang sisi-sisi poligon : g z = 2Gρ ∫ z dθ ……………………………………………………..(3.42)
Integral garis tertutup tersebut dapat dinyatakan sebagai jumlah integral garis tiap sisinya, sehingga dapat ditulis sebagai berikut : n
g z = 2G ρ∑ gi
………………………………………………(3.43)
i =1
Model benda anomali sembarang oleh Talwani didekati dengan poligon-poligon
50
dimana sistem koordinat kartesian yang digambarkan seperti di atas. Untuk benda poligon sederhana seperti pada Gambar 1, dapat ditunjukan dengan persamaan sebagai berikut : c
gi = ∫ b
ai tan θ i dθ …………………………………………….(3.44) tan φi − tan θ
sehingga diperoleh :
⎧(θ i + θ i +1 ) ln ⎫ ⎪ ⎪ g i = ai sin φi cos φ i ⎨⎛ cos θ i (tan θ i − tan φi ) ⎞⎬ ……………………(3.45) ⎪⎜⎜ cos θ (tan θ − tan φ ) ⎟⎟⎪ i +1 i +1 i ⎠⎭ ⎩⎝ dimana ⎛ x + xi ai = xi +1 − z i +1 cot φi = xi +1 − z i +1 ⎜⎜ i +1 ⎝ z i +1 − z i ⎛ zi ⎝ xi
θ i = tan −1 ⎜⎜
⎞ ⎟⎟ ⎠
⎛ z i +1 + z i ⎝ xi +1 − xi
φi = tan −1 ⎜⎜
⎞ ⎟⎟ …………………………(3.46) ⎠ ⎞ ⎟⎟ ………………………...(3.47) ⎠
Untuk keperluan komputasi, persamaan (3.45) ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana, dengan mensubstitusikan harga-harga sin φ , cos φ , tan φ
dengan
koordinat titik sudut poligon dalam x dan z, sebagai berikut :
Zi =
ai c ⎧⎪ 1 ⎛ xi2+1 − z i2+1 ⎞⎫⎪ ⎟⎬ …………………………….(3.48) − + θ θ c⎜ ⎨ i i +1 2 ⎜⎝ xi2 − z i2 ⎟⎠⎪⎭ c 2 + 1 ⎪⎩
51
ai θi
θ i +1
φi
(xi , zi ) (xi +1 , zi +1 )
Gambar 3.3 Efek gravitasi poligon menurut Talwani 3.4.5.2 Pemodelan Bola Pejal
Dalam interpretasi gravitasi dipermukaan dari model sumber dibawah permukaan ada dua metode, yaitu : metode analitik dan metode grafis. Pada penulisan ini, penulis menggunakan metode analitik untuk menginterpretasi gravitasi dipermukaan. Metode ini adalah pendekatan fitur geologi yang dipandang sebagai sumber dengan geometri sederhana dari medan gravitasi dan dapat dihitung secara matematik. Dalam metode ini bentuk atau model benda terkubur penyebab anomali didekati dengan model-model tertentu, seperti : model bola, model silinder horizontal, patahan vertikal atau normal, model sheet dan lain-lain. Pemodelan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan bola pejal. Dengan asumsi bahwa benda terkubur berbentuk bola bermassa M dan jari-jari r akan memberikan percepatan gravitasi sebesar : g =G
M r2
………………………………………………………(3.49)
52
Karena : M = 4 / 3.π .R 3 .ρ
(
dan r = x 2 + z 2
)
1/ 2
maka percepatan gravitasi komponen vertikal adalah : M z ……………………………..….……………………(3.50) . r2 r 4 z ……………………………..………(3.51) g z = G .π .R 3 ρ . 2 2 3/ 2 3 x +z gz = G
(
)
z3 z3
Bila persamaan (3.51) dikalikan dengan
gz =
4 / 3.π .R 3 .G.ρ 1 ………………..............................(3.52) . 2 2 3/ 2 z ⎛ ⎞ x ⎜⎜1 + 2 ⎟⎟ z ⎠ ⎝ gzmax 1/2gz 0
X
X1/2
z r R
Gambar 3.4 Pendekatan benda bola pejal terhadap cross section nilai anomali
lokal. Dengan : R
= jari-jari bola (cm)
X1/2 = jarak (nilai X) saat harga percepatan gravitasinya ½ gz
53
maksimum r
= jarak benda terkubur (bola) dengan titik pengamatan (cm)
gzmax
= harga percepatan gravitasi maksimum saat harga X= 0 (gal)
G
= konstanta gravitasi universal (6.67 x 10-8 cm3g-1s-2 )
ρ
= kontras rapat massa batuan (ρlingkungan – ρbenda)
(g/cm3)
Dari persamaan (3.52), gz akan maksimum pada X = 0, dan saat X1/2 dicapai pada gz = ½ gz maksimum. maka : 4 / 3.π .R 3 .G.ρ 1 ………………..........................(3.53) . 2 3/ 2 z 0 ⎞ ⎛ ⎜1 + 2 ⎟ z ⎠ ⎝ 4 / 3.π .R 3 .G.ρ ……………….............................................(3.54) g z max = z2
g z max =
4 / 3.π .R 3γ .ρ 1 . 2 3 / 2 ………………...........(3.55) z ⎛ ( X 1 / 2 )2 ⎞ ⎜1 + ⎟ 2 ⎜ ⎟ z ⎝ ⎠ 3 3 4 / 3.π .R γ .ρ 4 / 3.π .R .γ .ρ 1 1 / 2. . = 2 2 3/ 2 z z ⎛ ( X 1 / 2 )2 ⎞ …………….....(3.56) ⎜1 + ⎟ ⎜ ⎟ z2 ⎝ ⎠
1 / 2 g z max =
⎛ ( X 1 / 2 )2 ⎞ ⎜1 + ⎟ 2 ⎜ ⎟ z ⎝ ⎠ 1+
( X 1 / 2)2 z
2
3/ 2
=2
= 1.5874
……………….................................................(3.57)
54
( X 1 / 2 )2
= 0.5874 ………………....................................................(3.58) z2 ( X 1 / 2)2 = 0.5874.z 2 X 1 / 2 = 0.7644.z z = 1.305. X 1 / 2 ………………............................................................(3.59) Dari persamaan (3.54) jari-jari benda terkubur (bola) dapat kita tentukan : 4 / 3.π .R 3 .γ .ρ z2 .z 2 g R 3 = z max 4 / 3.π .γ .ρ g z max =
1/ 3
⎛ g .z 2 ⎞ ⎟⎟ ………………..........................................................(3.60) R = ⎜⎜ z max ⎝ 4 / 3π .γ .ρ ⎠
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
HASIL
4.1.1
Anomali Bouger
Nilai anomali Bouger yang diperoleh diplot menjadi kontur dalam bidang 2D, sehingga tampak kesamaan nilainya dalam garis-garis kontur. Peta kontur yang dibuat menggunakan software Surfer 7.0. Dari peta kontur tersebut dapat dilihat bahwa nilai anomali Bouger berada pada interval 8.05–14.59 mgal. Ada beberapa bentuk kontur yang tertutup pada peta tersebut, yang mengindikasikan adanya perbedaan rapat massa yang mencolok dibawah permukaan. Nilai anomali bouger pada setiap titik pengukuran bisa dilihat pada lampiran1
U
Gambar 4.1 Peta kontur Anomali Bouger dan skala pembacaan interval 0.5 mGal
56
4.1.2
Perhitungan Rapat Massa Batuan Rata-rata
Setelah data gravitasi direduksi, maka untuk menghitung rapat massa ratarata atau rapat massa lingkungan digunakan metode parasnis. Metode ini didasarkan pada persamaan bouger Anomali dengan asumsi nilai bouger anomalinya adalah = 0 sesuai persamaan (3.14). g obs − g θ + K UB − K B + K T = 0 Dari asumsi tersebut diperoleh : g obs − g θ + K UB = K B − K T ……………………………………….(4.1) atau g obs − g θ + 0.3086.h = (2πGh − C )ρ
……………………….….(4.2)
Dimana: C
= koreksi terrain tanpa ρ
Bila ruas kiri dinyatakan sebagai variable Y dan ruas kanan sebagai variable X, dan kedua variable diplot. Maka dapat dicari suatu persamaan garis linier dengan metode kuadrat terkecil (least – square). Persamaan regresi yang dihasilkan adalah: Y = a + bX Dari persamaan itu, kita dapat menentukan konstanta a dan b dengan regresi linier menggunakan program Microsoft excell03. Dimana b adalah kemiringan garis regresi yang merupakan rapat massa batuan rata-rata di daerah penelitian didapatkan nilai rapat masa batuan rata-rata sebesar 2.49gr/cm3 dibulatkan menjadi 2.5gr/cm3 .
57
Sebaran data dan persamaan regresi liniear untuk mencari rapat masa batuan rata-rata
gobs-gn+ 0.3085h
20 15 10 y = 2.4908x + 9.737 5 0 0
0.5
1
1.5
2
2phi.G.h-C
Gambar 4.2. Sebaran data dan persamaan regresi linier untuk mencari rapat masa
batuan rata-rata, dengan sumbu y = g obs − g θ + 0.3086h dan sumbu x = 2πGh − C 4.1.3
Pemisahan Anomali Lokal dan Regional
Anomali bouger merupakan superposisi dari anomali lokal dan regional, maka untuk mendapatkan anomali lokal yang merupakan anomali dari benda terkubur yang dicari, anomali bouger harus diolah untuk dipisahkan antara anomali lokal dan anomali regionalnya. Untuk memisahkan anomali lokal dan regional, penulis menggunakan metode polinomial fitting. Metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk menghitung anomali sisa atau anomali lokal.. Penulis menggunakan polynomial fitting orde 2 untuk pemisahan anomali bouger, sesuai dengan persamaan (3.41). Pemilihan orde 2 ini dengan menghitung variasi dari nilai deviasi residunya, yaitu dengan menggunakan persamaan (3.18). Untuk
58
kemudian diplot nilainya ke dalam kurva. Orde yang dipilih adalah nilai variance minimum pada bentuk lembah (kurva2).
0.9
V a r i a n c e
0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1
2
Orde
3
4
Gambar 4.3 Nilai Variance terhadap orde polinomial
Pemisahan ini menghasilkan nilai anomali regional pada setiap titik grid. Untuk mendapatkan nilai anomali lokal, anomali bouger dikurangi dengan anomali regional yang diperoleh. Dalam pemisahan ini penulis menggunakan software Surfit. Nilai anomali lokal yang diperoleh kemudian dibuat kontur pada bidang datar menggunakan software Surfer 7. Kontur anomali lokal yang diperoleh dibuat cross section atau irisan melintang A-B. Daerah yang dipilih untuk di iris adalah daerah yang memiliki kontur tertutup negatif. Pada peta kontur anomali lokal yang telah dibuat terdapat 2 daerah yang memiliki kontur tertutup, karena daerah yang berada di sebelah barat kontur negatif kurang memusat dan kecil maka diabaikan. Irisan A-B berarah timur laut - barat daya, ini dikarenakan bentuk kontur tertutup memanjang ke arah tersebut dan menurut tinjauan geologi patahan yang melewati daerah penelitian berarah baratlaut-
59
tenggara. Sehingga untuk mendapatkan informasi struktur patahan yang ada, irisan dibuat tegak lurus. Irisan A-B ini digunakan untuk pemodelan benda terkubur penyebab anomali dan struktur bawah permukaan.
9
13 Gambar 4.4 Peta kontur anomali regional dan skala pembacaan, interval 0.5mGal
A
U
B
Gambar 4.5 Peta kontur anomali lokal, irisan A-B dan skala pembacaan, interval
0.5mGal
60
4.1.4 Pemodelan Benda Terkubur Penyebab Anomali
Untuk mengetahui struktur bawah permukaan dan sistem patahan digunakan pemodelan kedepan benda ploygon Talwani dengan menggunakan software Grav2DC. Untuk estimasi kedalaman dan volume kedalaman benda terkubur penyebab anomali, penulis menggunakan metode analitik. Metode ini adalah pendekatan fitur geologi yang dipandang sebagai sumber dengan geometri sederhana dari medan gravitasi dan dapat dihitung secara matematik. Dalam metode ini bentuk atau model benda terkubur penyebab anomali didekati dengan model-model tertentu, seperti : model bola atau model silinder horizontal. Dalam penulisan ini digunakan model bola pejal, dikarenakan kontur tertutup pada anomali lokal berbentuk memusat seperti lingkaran. 4.1.4.1 Pemodelan Struktur Patahan
Berdasarkan tinjauan geologi daerah penelitian dilalui oleh patahan yang berarah tenggara-barat laut yang searah dengan patahan sumatra. Untuk itu cross section yang dibuat berarah tegak lurus dengan patahan tersebut yang melewati daerah yang diduga mengandung minyak bumi, yaitu daerah dengan kontur tertutup negatif (gambar 4.4). Kemudian data cross section tersebut diolah dengan metode Talwani
menggunakan software Grav2DC. Dari pengolahan tersebut
didapatkan model patahan naik dengan penurunan massa pada bagian tengahnya (graben). Patahan ini merupakan sistem pembentuk sedimen pada daerah penelitian.
61
Nilo
Telisa
Telisa
Tualang
Korinci
Tualang Tual
Gambar 4.6 Pemodelan Patahan dan Struktur Bawah Permukaan Menggunakan
Software Grav2DC 4.1.4.2 Estimasi
Kedalaman
dan
Volume
Jebakan
Minyak
Bumi
Menggunakan Metode Bola Pejal
Dari kontur anomali lokal dibuat crossection yang melewati daerah yang diduga mengandung minyak bumi, yaitu daerah dengan kontur tertutup negatif (lampiran 5) . Dengan perkiraan bahwa benda penyebab anomali adalah jebakan minyak bumi yang memiliki rapat massa 2.3g/cm3 dan berbentuk bola, dari crossection A-B kita dapatkan :
62
Anomali lokal terhadap jarak
Cross Section A-B pada kontur anomali lokal
789
726
655
584
530
459
388
323
264
193
122
-0.5
63.4
0
anomali lokal (mGal)
0
-1 -1.5 -2 -2.5 -3 jarak (m)
Gambar 4.7 kurva Cross Section A-B pada kontur anomali lokal
X1/2 = 338m ρ
= 1.8 gr/cm3- 2.5 gr/cm3= -0.2 gr/cm3
maka sesuai persamaan (78) dan (79) diperoleh Z
= 1,305 x 338 m = 441,1 m = 44110cm
R
⎛ − 2.85 x10 −3 (44110 )2 ⎞ ⎟ = ⎜⎜ −8 ⎟ 4 / 3 π x 6 . 67 x 10 ( − 0 . 2 ) ⎝ ⎠
V
= 4/3x л x (301.85 m)3 = 115144162.5m3=0.115 km3
1/ 3
=30185.0081 cm = 301.85 m
4.2
PEMBAHASAN
4.2.1
Rapat Massa Batuan Rata-Rata
Dari penghitungan rapat masa rata-rata dengan metode parasnis diperoleh nilai rapat massa batuan rata – rata sebesar 2.5 g/cm3. Nilai ini masuk dalam rentangan nilai batuan sedimen yaitu sandstone, clay, shale, dan limestone (Tabel 4.1). Yang berarti hasil penghitungan ini cocok dengan keadaan sebenarnya
63
daerah penelitian yang berada pada daerah sedimentasi atau Cekungan Sumatera Tengah. Tabel 4.1 Rapat Massa Batuan Rata-rata Beberapa Litologi dalam gram/cm3 (Tellford, 1971). SEDIMEN TYPE CLAY SANDSTONE SHALE LIMESTONE
RANGE 1.6-2.6 1.61-2.76 1.77-3.2 1.93-2.9
RATA-RATA 2.21 2.35 2.4 2.55
BATUAN METAMORF TYPE RANGE QUARTZITE 2.5-2.7 GRAYWACKE 2.6-2.7 SCHIST 2.39-2.9 MARBLE 2.6-2.9
RATA-RATA 2.6 2.65 2.64 2.75
BATUAN BEKU TYPE ANDESITE GRANITE GRANODIORITE LAVAS BASALT BASIC IGNEOUS
RATA-RATA 2.61 2.64 2.73 2.9 2.99 2.79
RANGE 2.4-2.8 2.5-2.81 2.67-2.79 2.8-3.0 2.7-3.3 2.09-3.17
4.2.2 Interpretasi Kualitatif
Berdasarkan peta anomali bouguer dapat ditunjukkan adanya kelurusan pola kontur anomali yang berarah tenggara-barat Laut dan barat daya-timur laut. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa terdapat sistem sesar pada daerah penelitian, yaitu :
64
a. Sesar utama dengan arah tenggara-barat daya yang diinterpretasikan sebagai patahan naik. Arah sesar ini sesuai dengan Sistem Sesar Sumatra. Patahan ini sebagai zona pembatas dalam migrasi minyak bumi (Gambar 4.7). b. Sesar-sesar lain dengan arah barat daya-timur laut yang membentuk blok atau penurunan bidang atau graben. Interpretasi ini sesuai dengan tinjauan geologi daerah penelitian.
U
Sesar Utama (tenggara-barat laut) Sesar Lain (barat daya-timur laut)
Gambar 4.8 Interpretasi arah patahan pada peta kontur anomali bouger 5.4
Interpretasi Kuantitatif
Dari pemodelan irisan A-B menggunakan software Grav2DC didapatkan pola patahan naik, dengan struktur bawah permukaan daerah penelitian yang
65
terlihat adalah formasi Kelisa, Tualang, Nilo dan Korinci. Dimana bagian tengah yang mengalami graben atau penurunan terisi oleh sedimen dari formasi yang lebih muda yaitu formasi Nilo dan Korinci (gambar 4.5). Dengan nilai Contrast Density -0.66gr/cm3 atau dengan nilai rapat massa batuan 1.85gr/cm3. Dari pemodelan bola pejal didapatkan variabel jebakan minyak bumi yaitu, jari-jari 301.85 m, volume 0.115 km3, kedalaman 441.1 m dari pusat bola dan kedalaman dari dasar bola sebesar 742.95m. Kedalaman dari dasar bola ini diasumsikan merupakan kedalaman formasi Tualang atau batas dengan formasi Lakat. Kedalaman jebakan minyak bumi dalam penulisan ini sesuai dengan data kedalaman minyak bumi pada lapangan minyak di area Cekungan Sumatera Tengah yang telah dieksplorasi. Tabel 4.2 Kedalaman Lapangan Minyak Sumatera Tengah (R.P Koesoemadinata,1980)
No
Nama Lapangan
Tahun Penemuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Andan Bekasap Duri Kota Batak Lirik Minas Molek North Pulai Pungut Sago Sebanga South Pulai Ukui
1958 1955 1940 1952 1939 1944 1956 1957 1951 1940 1940 1958 1940
66
Kedalaman Lapisan Minyak Bumi (m) 763 183 1403 488 732 549 854 305 549
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa percepatan gravitasi di daerah x Cekungan Sumatera Tengah, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Nilai densitas batuan rata-rata yang didapatkan adalah sebesar 2.5 gr/cm3 dimana nilai ini termasuk dalam range batuan sedimen. 2. Adanya kelurusan bidang kontur pada anomali bouger yang menunjukan patahan utama yang berarah tenggara-barat laut yang searah dengan patahan sumatera dan patahan lain yang berarah barat daya-timur laut. 3. Dari pengolahan cross section memakai software Grav2DC pada bidang anomali lokal, didapatkan struktur patahan yang berarah tenggara-barat laut tersebut merupakan patahan naik. 4. Patahan naik ini merupakan zona pembatas migrasi minyak bumi pada daerah penelitian, hal ini bisa dilihat anomali negatif hanya terdapat di utara sistem patahan. 5. Struktur bawah permukaan daerah penelitian yang terlihat pada hasil cross section adalah formasi Kelisa, Tualang, Nilo dan Korinci. Dengan area graben terisi oleh formasi Nilo dan Korinci. Nilai selisih rapat massa batuan (contrast density) batuan sedimen dari formasi korinci dan nilo diperoleh nilai -0.66gr/cm3 atau nilai rapat masa batuan sedimen sebesar 1.84gr/cm3 yaitu berupa endapan batuan aluvial.
67
6. Dari pemodelan kedepan bola pejal didapatkan jari-jari jebakan minyak bumi 301.85 m, kedalaman dari pusat benda 441.1m, kedalaman dari dasar benda atau batas antara formasi Tualang dan Lakat 742.95 m, dan volume 0.115 km3. 7. Kedalaman benda anomali yang diperkirakan merupakan jebakan minyak bumi ini sesuai dengan data kedalaman minyak bumi yang sudah dieksplorasi di daerah Cekungan Sumatera Tengah, sehingga data gravitasi yang diolah penulis cukup memenuhi standar sebagai data dukung untuk penelitian selanjutnya.
68
DAFTAR PUSTAKA Gunawan
Wawan
A.
Kadir,
“Eksplorasi
Gaya
Berat
dan
Magnetik”.ITB.Bandung.2000. Jatnika Yusuf, Utama Handri, M. Tri Sunarno Irianto, B. Muntoyo, Gunawan Wawan A. Kadir. ” Survey Microgravity untuk Monitoring Pengaruh Injeksi dan Produksi Sumur di Lapangan Sago-Lirik Riau” . Simposium IATMI. Yogyakarta.2007. Koesoemadinata
R.P.
“Geologi
Minyak
dan
Gas
Bumi
Jilid
2”.
ITB.Bandung.1980. Syirajudin Muhammad.” Melokalisir Jebakan Bahan Mineral Tambang di Daerah Siri Enrekang Sulawesi Selatan dengan Metode Gravitasi”.Tugas Akhir D3.Jakarta.2007.
69
Lampiran : Tabel Data Reduksi Nilai Percepatan Gravitasi no
g. obs
Base
978037.8956
2
Kor.
h
g. lintang
KUB
KB
BA
0.162246
37.94
978032.0102
11.70713
3.969081
13.7857
978037.7501
0.1609334
36.5
978032.0098
11.26354
3.81869
13.34606
3
978037.6588
0.1559859
35.98
978032.0092
11.10308
3.764289
13.14446
4
978037.5023
0.1597524
35.17
978032.0078
10.85421
3.679914
12.82853
5
978037.3264
0.1780999
34.12
978032.0071
10.52957
3.56985
12.45705
6
978037.3222
0.0894341
33.84
978032.0064
10.44391
3.540811
12.30829
7
978037.2756
0.0251796
34.4
978032.0058
10.61539
3.598949
12.31148
8
978037.1493
0.0088834
35.38
978032.0051
10.91972
3.702125
12.37063
9
978036.9021
0.0120734
36.46
978032.0044
11.252
3.814777
12.34695
10
978036.8324
0.0019535
36.99
978032.0038
11.41395
3.869683
12.37484
11
978036.4051
0.022583
36.36
978032.0031
11.2202
3.803995
11.8408
12
978036.4613
0.0551647
36.09
978032.0024
11.13719
3.775854
11.87538
13
978036.299
0.06192
36.32
978032.0017
11.20862
3.800072
11.7677
14
978035.8288
0.0382988
36.25
978032.0011
11.18744
3.792889
11.26055
15
978035.5137
0.0189711
37
978032.0004
11.41797
3.871048
11.07917
16
978035.655
0.052348
39.21
978032.0001
12.10101
4.102617
11.70567
17
978035.7607
0.0630191
40.08
978032.0112
12.37004
4.193829
11.98876
18
978038.1284
0.0802148
35.11
978032.0105
10.83451
3.673235
13.35937
19
978037.8816
0.0685195
34.94
978032.0098
10.7829
3.65574
13.06749
20
978037.5404
0.0612503
34.58
978032.0092
10.67168
3.61803
12.64619
21
978037.2749
0.1028922
34.22
978032.0085
10.55927
3.579921
12.34871
22
978037.2397
0.1952329
34
978032.0078
10.49248
3.557278
12.36232
23
978037.3293
0.23128
33.9
978032.0071
10.4622
3.547011
12.46862
24
978037.2266
0.1003473
32.96
978032.0064
10.17156
3.448474
12.04358
25
978037.0777
0.0065872
32.81
978032.0058
10.12397
3.432342
11.7701
26
978036.4901
0.0212612
33.39
978032.0051
10.30449
3.493541
11.31718
27
978035.7924
0.1082808
34.07
978032.0044
10.51316
3.564287
10.84508
28
978035.6522
0.2084309
34.13
978032.0038
10.53128
3.570433
10.81775
29
978035.7463
0.1736402
34.02
978032.0031
10.49759
3.559011
10.85545
30
978036.209
0.1112238
34.83
978032.0024
10.74878
3.644171
11.42238
31
978036.4933
0.1744124
36.29
978032.0017
11.19942
3.796952
12.06848
terrain
70
32
978036.2013
0.1937613
38
978032.0011
11.72639
3.975612
12.14478
33
978035.6827
0.1831588
39.63
978032.0004
12.23006
4.146371
11.94914
34
978035.6069
0.1389285
39.72
978032.0112
12.25787
4.155798
11.83673
35
978038.2177
0.0598006
33.44
978032.0105
10.32031
3.498906
13.08839
36
978037.8479
0.0284504
33.65
978032.0098
10.3842
3.520566
12.73018
37
978037.4222
0.0214514
34
978032.0092
10.49371
3.557694
12.37051
38
978037.0239
0.0864663
34.02
978032.0085
10.49852
3.559325
12.04112
39
978036.7954
0.2408238
33.71
978032.0078
10.40312
3.526982
11.90457
40
978036.8432
0.2779717
33.4
978032.0071
10.30804
3.494746
11.92736
41
978036.8366
0.1201927
32.62
978032.0064
10.06616
3.412742
11.60374
42
978036.7318
-0.0058022
31.94
978032.0058
9.856824
3.34177
11.23532
43
978036.5042
0.009896
32.1
978032.0051
9.905629
3.358316
11.05632
44
978036.2564
0.0687922
32.47
978032.0044
10.02053
3.397273
10.94406
45
978036.1605
0.1587829
32.57
978032.0031
10.05032
3.407373
10.95918
46
978036.4804
0.0660927
33.78
978032.0024
10.42413
3.534104
11.43405
47
978036.6324
0.1285463
35.29
978032.0017
10.89019
3.692112
11.95726
48
978036.3003
0.103476
36.71
978032.0011
11.32968
3.841112
11.8913
49
978035.9286
0.099181
38.02
978032.0004
11.73197
3.977503
11.78185
50
978035.7616
0.1101404
38.59
978032.0001
11.90868
4.037413
11.74292
51
978035.7073
0.1066537
38.64
978032.0112
11.92305
4.042284
11.68351
52
978038.9113
0.0913904
30.19
978032.0105
9.317415
3.158894
13.15072
53
978038.7355
0.0549121
31.4
978032.0092
9.690389
3.285343
13.18628
54
978038.2499
0.0373806
33.55
978032.0085
10.35482
3.510605
13.12301
55
978037.5294
0.0557503
33.48
978032.0078
10.33263
3.503082
12.40693
56
978037.6777
0.1328684
32.91
978032.0071
10.15578
3.443125
12.51614
57
978036.9991
0.1881592
31.71
978032.0064
9.786469
3.317917
11.64937
58
978035.4458
0.1357837
30.47
978032.0051
9.403241
3.187991
9.791695
59
978036.2217
0.0205277
30.63
978032.0044
9.453128
3.204905
10.48601
60
978036.5433
0.011811
31.43
978032.0038
9.698646
3.288143
10.96185
61
978036.7285
0.0352234
32.03
978032.0031
9.883516
3.350819
11.29336
62
978036.7552
0.0673931
32.34
978032.0024
9.980013
3.383535
11.41661
63
978036.6563
0.0696377
32.54
978032.0017
10.04321
3.40496
11.36239
64
978036.3455
0.0602637
32.95
978032.0011
10.16723
3.447007
11.12489
65
978036.047
0.0468331
33.85
978032.0004
10.44507
3.541204
10.99724
66
978035.8105
0.0465999
35.09
978032.0001
10.82796
3.671015
11.01392
67
978035.7236
0.0659581
35.62
978032.0112
10.99137
3.726416
11.04329
71
68
978038.745
0.0436131
30.29
978032.0112
9.34685
3.168873
12.95536
69
978038.9477
0.0246003
30.32
978032.0105
9.3555
3.171805
13.14548
70
978038.3934
0.075389
31.46
978032.0092
9.707893
3.291278
12.87629
71
978036.9621
0.1827455
35.72
978032.0085
11.02422
3.737554
12.42302
72
978036.2197
0.1971956
36.43
978032.0078
11.24221
3.811459
11.83986
73
978035.1563
0.1106466
35.93
978032.0064
11.08915
3.759568
10.59011
74
978035.0877
0.1338113
32.17
978032.0058
9.926362
3.365345
9.776769
75
978035.0312
0.1123178
31.05
978032.0051
9.581199
3.248325
9.471292
76
978035.0125
0.0867879
31.25
978032.0044
9.643666
3.269503
9.469027
77
978035.0865
0.0128446
31.94
978032.0038
9.855268
3.341242
9.609658
78
978035.0279
0.0725865
31.88
978032.0031
9.837314
3.335156
9.599552
79
978035.5256
0.066561
31.46
978032.0024
9.707458
3.29113
10.00606
80
978035.7243
0.046209
30.98
978032.0011
9.560367
3.241262
10.08855
81
978035.6405
0.0091284
30.43
978032.0004
9.389739
3.183414
9.855483
82
978035.5243
0.011974
30.53
978032.0001
9.422411
3.19449
9.764068
83
978035.474
0.0174794
30.91
978032.0112
9.539264
3.234107
9.785408
84
978039.4664
0.0877853
29.52
978032.0105
9.109063
3.088256
13.56444
85
978038.9447
0.0462419
29.75
978032.0098
9.182117
3.113023
13.05023
86
978038.2489
0.1310724
32.34
978032.0092
9.97937
3.383317
12.96682
87
978037.4219
0.3232038
35.41
978032.0085
10.9275
3.704763
12.95935
88
978036.5489
0.4008237
35.94
978032.0078
11.09209
3.760562
12.27342
89
978035.6654
0.378773
35.31
978032.0064
10.89531
3.69385
11.2392
90
978034.8193
0.0661001
32.96
978032.0058
10.17267
3.448853
9.603423
91
978033.3891
0.1004653
32.21
978032.0044
9.941475
3.370469
8.056158
92
978033.4032
0.1493292
32.16
978032.0038
9.92535
3.365003
8.109084
93
978033.5498
0.1092866
32.04
978032.0031
9.888668
3.352566
8.192063
94
978034.2134
0.0972369
31.66
978032.0024
9.770318
3.312442
8.766113
95
978034.6538
0.0445681
31.13
978032.0017
9.605762
3.256652
9.045684
96
978034.9129
0.0124362
30.5
978032.0011
9.412234
3.19104
9.145409
97
978035.0465
0.0123991
29.9
978032.0004
9.225949
3.127884
9.156529
98
978035.0988
0.0083231
29.61
978032.0001
9.138165
3.098122
9.147087
99
978035.096
0.0084772
29.77
978032.0001
9.187263
3.114768
9.176887
100
978034.9203
0.0059714
30.35
978032.0112
9.365815
3.175303
9.105604
101
978040.5488
0.064695
29.1
978032.0105
8.980682
3.044731
14.53893
102
978040.0134
0.0295788
29.38
978032.0092
9.066778
3.07392
14.02666
103
978038.2769
0.1141861
32.32
978032.0085
9.973156
3.38121
12.97455
72
104
978037.4819
0.1861124
33.65
978032.0078
10.38295
3.520143
12.52303
105
978036.8083
0.180943
32.44
978032.0058
10.01058
3.393897
11.60017
106
978036.2296
0.0737744
31.73
978032.0051
9.790853
3.319404
10.76976
107
978035.25
0.0185069
32.09
978032.0044
9.904436
3.357912
9.81065
108
978034.7653
0.0809277
32.24
978032.0038
9.948186
3.372745
9.417923
109
978033.9132
0.0542485
32.37
978032.0031
9.988357
3.386364
8.566323
110
978034.1329
0.0588762
32.55
978032.0024
10.04643
3.406052
8.829737
111
978034.3569
0.0426499
32.19
978032.0017
9.932358
3.367378
8.962821
112
978034.5322
0.0395936
31.73
978032.0011
9.792023
3.3198
9.042917
113
978034.647
0.0122596
31.32
978032.0004
9.66437
3.276522
9.046689
114
978034.7031
0.0147686
31.14
978032.0001
9.608817
3.257688
9.068949
115
978034.7118
0.024051
31.16
978032.0031
9.617476
3.260623
9.089619
116
978040.734
0.0600319
28.49
978032.0105
8.792798
2.981032
14.59524
117
978040.1465
0.0109191
27.47
978032.0098
8.478618
2.874515
13.75169
118
978039.3097
0.0076617
27.19
978032.0092
8.39011
2.844508
12.85381
119
978038.4953
0.0143902
27.3
978032.0078
8.424328
2.856109
12.07008
120
978037.1985
0.043192
26.61
978032.0058
8.211393
2.783918
10.66343
121
978035.8252
0.1732733
30.67
978032.0051
9.464548
3.208776
10.24916
122
978035.2621
0.1243897
31.64
978032.0038
9.765147
3.310689
9.837212
123
978034.6374
0.1985358
32.38
978032.0031
9.993201
3.388006
9.438028
124
978034.5516
0.1044308
32.57
978032.0024
10.05054
3.407447
9.296705
125
978034.5229
0.0677306
32.67
978032.0017
10.08077
3.417693
9.251987
126
978034.5088
0.0447903
32.65
978032.0011
10.07492
3.415712
9.211715
127
978034.4883
0.0488902
32.58
978032.0004
10.05415
3.40867
9.182208
128
978034.454
0.0910579
32.55
978032.0001
10.04384
3.405173
9.183623
129
978034.4426
0.0853481
32.55
978032.0112
10.04342
3.405033
9.155157
130
978039.9683
0.2138919
30.38
978032.0105
9.375498
3.178585
14.36859
131
978038.9588
0.0832004
28.88
978032.0098
8.912301
3.021547
12.92289
132
978038.5436
0.0603438
26.4
978032.0092
8.147984
2.76242
11.98035
133
978037.9976
0.0168147
23.34
978032.0085
7.203018
2.442047
10.76691
134
978037.4014
0.0096966
22
978032.0064
6.790215
2.302094
9.892731
135
978036.0454
0.0260493
27.05
978032.0058
8.346517
2.829729
9.582518
136
978035.8785
0.0215163
29
978032.0051
8.948795
3.03392
9.809789
137
978035.6614
0.0411752
30.35
978032.0044
9.36561
3.175233
9.888526
138
978035.4288
0.0705898
31.22
978032.0038
9.63296
3.265873
9.862716
139
978035.2077
0.0738208
31.84
978032.0031
9.827135
3.331704
9.773905
73
140
978035.0042
0.0796622
32.13
978032.0024
9.916056
3.361852
9.635609
141
978034.8132
0.1321958
32.14
978032.0017
9.917146
3.362221
9.498541
142
978034.6316
0.1647965
32.63
978032.0011
10.06967
3.413932
9.45103
143
978034.4624
0.150409
33.24
978032.0004
10.25683
3.477384
9.391845
144
978034.3238
0.0973976
33.59
978032.0112
10.36471
3.51396
9.260792
145
978038.6903
0.3088551
32.47
978032.0105
10.01992
3.397064
13.61152
146
978038.2906
0.2001176
30
978032.0098
9.258358
3.138871
12.60037
147
978037.9301
0.057983
26.54
978032.0092
8.18963
2.776539
11.39204
148
978037.5725
0.1287969
23.78
978032.0085
7.337607
2.487677
10.54273
149
978037.1933
0.0791973
21.83
978032.0078
6.736869
2.284008
9.717523
150
978036.8066
0.0554779
22.11
978032.0071
6.823659
2.313433
9.365153
151
978036.4908
0.0864095
23.99
978032.0064
7.40353
2.510027
9.464256
152
978036.318
0.0602728
26.73
978032.0058
8.248983
2.796662
9.824802
153
978036.2138
0.0163332
29.45
978032.0051
9.087738
3.081026
10.23178
154
978036.1003
0.0371157
30.51
978032.0044
9.415873
3.192274
10.35663
155
978035.9456
0.0697963
31.01
978032.0038
9.570979
3.24486
10.33779
156
978035.7326
0.0329087
31.31
978032.0031
9.663063
3.276079
10.14938
157
978035.4546
0.0130538
31.75
978032.0011
9.798648
3.322046
9.943191
158
978034.4328
0.07651
32.67
978032.0004
10.08349
3.418618
9.173717
159
978034.1618
0.031053
33.04
978032.0112
10.19722
3.457175
8.921657
160
978037.898
0.214584
32.93
978032.0112
10.16079
3.444824
12.81736
175
978037.1687
0.1803862
32.93
978032.0105
10.16255
3.445422
12.05572
161
978037.6295
0.1452481
31.3
978032.0105
9.660072
3.275065
12.14922
176
978036.8603
0.1539451
31.39
978032.0098
9.687016
3.2842
11.40718
162
978037.4306
0.0670574
28.03
978032.0098
8.649077
2.932306
11.20462
177
978036.6699
0.0640456
28.35
978032.0092
8.749369
2.966308
10.50789
163
978037.3127
0.0399624
23.98
978032.0092
7.399691
2.508725
10.23446
178
978036.8975
0.0343419
24.25
978032.0085
7.485086
2.537677
9.870814
164
978037.2104
0.048386
21.21
978032.0085
6.545923
2.219272
9.576997
179
978037.1057
0.0240479
21.09
978032.0078
6.509745
2.207006
9.22
165
978037.0611
0.0829059
20.98
978032.0078
6.473529
2.194728
9.414986
180
978037.0174
0.0487004
21.01
978032.0071
6.482444
2.19775
9.343702
166
978036.8993
0.2273935
23.01
978032.0064
7.100593
2.407322
9.22
167
978036.7715
0.35258
25.97
978032.0064
8.014727
2.717242
10.4151
181
978036.8691
0.3070526
23.89
978032.0058
7.371161
2.499053
10.04251
168
978036.6774
0.1821985
28.69
978032.0058
8.854107
3.001818
10.70609
74
182
978036.7326
0.2103802
26.63
978032.0051
8.217223
2.785894
10.36926
169
978036.6081
0.0777796
30.14
978032.0051
9.302002
3.153668
10.82907
183
978036.6546
0.1292349
28.59
978032.0044
8.82257
2.991126
10.61081
170
978036.5308
0.0484399
30.58
978032.0044
9.436225
3.199174
10.8119
184
978036.6249
0.0956466
29.8
978032.0038
9.195825
3.117671
10.79493
171
978036.3408
0.0448317
30.83
978032.0038
9.515331
3.225993
10.67125
185
978036.4907
0.0823828
30.56
978032.0031
9.431381
3.197531
10.80384
186
978036.0931
0.0546162
31.18
978032.0024
9.622338
3.262272
10.50538
172
978035.4808
0.0112472
31.57
978032.0024
9.741399
3.302637
9.928377
187
978035.6572
0.0303769
31.69
978032.0017
9.778212
3.315118
10.14896
188
978035.1005
0.0185094
32.04
978032.0011
9.886117
3.351701
9.652311
173
978034.2722
0.0300836
32.06
978032.0011
9.892315
3.353802
8.839689
189
978034.0545
0.0240888
32.14
978031.846
9.917193
3.362237
8.787592
174
978033.8232
0.039533
32.38
978032.0112
9.991433
3.387406
8.455574
190
978036.7089
0.0692144
32.67
978032.0105
10.0832
3.418519
11.43226
191
978036.5089
0.0617232
30.76
978032.0098
9.493733
3.218671
10.83581
192
978036.4326
0.0572549
27.74
978032.0092
8.559364
2.901891
10.13813
193
978036.4219
0.0092874
25.81
978032.0085
7.964732
2.700292
9.687135
194
978036.3796
0.0321011
24.72
978032.0078
7.62995
2.586791
9.447078
195
978036.3476
0.045408
23.92
978032.0071
7.382836
2.503011
9.265742
196
978036.2856
0.0571286
24.46
978032.0058
7.549512
2.559519
9.326971
197
978036.0846
0.0526472
28.29
978032.0044
8.729934
2.959719
9.903061
198
978035.8439
0.046776
30.59
978032.0038
9.439546
3.2003
10.12619
199
978035.6944
0.0495015
31.2
978032.0031
9.629707
3.26477
10.10576
200
978035.466
0.0481182
31.63
978032.0024
9.7619
3.309588
9.96403
201
978035.149
0.0369048
31.94
978032.0017
9.858008
3.342171
9.700021
202
978034.7532
0.017817
32.16
978032.0011
9.925569
3.365077
9.330383
203
978034.3264
0.0363939
32.29
978032.0004
9.965423
3.378589
8.949182
204
978033.971
0.0538794
32.41
978032.0112
10.00243
3.391135
8.624921
205
978036.5245
0.0468376
32.72
978032.0105
10.09743
3.423343
11.2349
206
978036.3211
0.0324376
31.32
978032.0098
9.664261
3.276485
10.7315
207
978036.1584
0.024859
29.56
978032.0092
9.121679
3.092533
10.20325
208
978036.0384
0.0172291
28.19
978032.0078
8.699701
2.949469
9.798105
209
978035.983
0.0495937
26.5
978032.0071
8.177952
2.77258
9.430862
210
978035.9118
0.039978
27.1
978032.0064
8.362357
2.835099
9.472613
211
978035.7903
0.0340576
28.86
978032.0058
8.90556
3.019262
9.704849
75
212
978035.6018
0.0216866
30.15
978032.0051
9.303925
3.15432
9.767998
213
978035.4519
0.0128508
31.02
978032.0044
9.57341
3.245684
9.788019
214
978035.394
0.0252206
31.46
978032.0038
9.707971
3.291304
9.832175
215
978035.3056
0.0365385
31.77
978032.0031
9.803088
3.323552
9.818565
216
978035.1414
0.046204
32.01
978032.0024
9.878148
3.349
9.714374
217
978034.9007
0.04973
32.2
978032.0011
9.937604
3.369157
9.517746
218
978034.2869
0.0296583
32.5
978032.0004
10.02836
3.399927
8.944579
219
978034.0077
0.0178433
32.62
978032.009
10.0678
3.413297
8.671019
220
978036.7422
0.0060282
32.75
978032.0022
10.10723
3.426667
11.4266
221
978036.5063
-0.0057869
32.88
978032.0063
10.14667
3.440037
11.20085
222
978033.5082
-0.0176019
33.01
978032.0082
10.18611
3.453407
8.215097
223
978036.7764
-0.029417
33.14
978032.0064
10.22554
3.466777
11.49935
224
978036.5099
-0.041232
33.26
978032.0099
10.26498
3.480147
11.2436
225
978039.508
-0.0530471
33.39
978032.008
10.30441
3.493517
14.25785
226
978038.0107
-0.0648622
33.52
978032.0107
10.34385
3.506887
12.7721
227
978038.7581
-0.0766772
33.65
978032.0081
10.38329
3.520257
13.53635
228
978036.9308
-0.0884923
33.77
978032.0108
10.42272
3.533627
11.7206
229
978038.5734
-0.1003074
33.9
978032.0034
10.46216
3.546997
13.38485
230
978035.6101
-0.1121224
34.03
978032.0101
10.50159
3.560367
10.4291
231
978037.8846
-0.1239375
34.16
978032.0046
10.54103
3.573737
12.72335
232
978036.6881
-0.1357525
34.29
978032.0081
10.58046
3.587107
11.53761
233
978037.1707
-0.1475676
34.41
978032.0107
10.6199
3.600477
12.03186
234
978036.5063
-0.1593827
34.54
978032.0063
10.65934
3.613847
11.38611
235
978035.6081
-0.1711977
34.67
978032.0081
10.69877
3.627217
10.50036
236
978036.861
0.0829059
21.03
978032.0081
6.490228
2.200389
9.225569
237
978036.861
0.0829059
21.04
978032.0081
6.491833
2.200933
9.226629
238
978036.839
0.0829059
21.13
978032.0081
6.520718
2.210726
9.223721
239
978036.8603
0.0829059
21.01
978032.0075
6.485075
2.198642
9.222162
240
978037.1434
0.0829059
21
978032.008
6.4806
2.197125
9.501851
241
978036.8613
0.0829059
21.02
978032.0085
6.485661
2.198841
9.22255
242
978037.1444
0.0829059
21.08
978032.008
6.504177
2.205118
9.518415
243
978036.6421
0.0829059
21.06
978032.0083
6.499548
2.203549
9.012729
244
978037.0398
0.0829059
21.02
978032.0083
6.485692
2.198851
9.401196
245
978036.8777
0.0829059
21.09
978031.846
6.50888
2.206713
9.416743
76