GLOSARI
abstrak
abstraksi akrobat
akulturasi antropologi
arena
artefak ASTI
barangan
barong barongsay
: Suatu penggambaran yang tidak nyata, tidak secara mudah dapat diketahui apa yang digambarkannya. Lawan katanya “realistis”, yang nyata hampir seperti foto. Dalam kenyataannya, banyak bentuk-bentuk yang berada di antara abstrak dan realistis, karena itu dalam dunia seni rupa ada istilah-istilah lain yang berarti suatu gaya di antara abstrak dan realistis. : gambaran abstrak (atau umum, jeneral) dari suatu realitas yang konkrit atau empiris. : suatu pertunjukan yang menampilkan kehebatan atau keluarbiasaan keterampilan fisik, yang tidak dapat dilakukan oleh orang umum. : percampuran atau perubahan budaya yang diakibatkan oleh adanya pertemuan dengan budaya lain. : suatu cabang ilmu sosial yang mempelajari manusia, baik dari fisiknya (antropologi fisik), maupun dari hasil budayanya (antropologi budaya). : tempat, kalangan. Dalam dunia pertunjukan, yang disebut panggung arena adalah yang penontonnya berada dari tiga atau segenap penjuru. : suatu benda (budaya) yang dibuat oleh manusia, terutama yang merupakan peninggalan lama. : singkatan Akademi Seni Tari Indonesia, yang didirikan di Yogyakarta, Denpasar, dan Bandung, pada tahun 60-an dan 70an. (Lihat juga STSI dan ISI). : pertunjukan kesenian keliling di Jawa (di pinggir jalan, halaman, pasar dll.), disertai permintaan sumbangan suka-rela; istilah lain untuk ini: ngamen. : suatu jenis perwujudan binatang mitologis yang terdapat di Jawa dan Bali. : semacam singa atau barong, dalam tradisi Tionghoa,
196 — TARI TONTONAN
break dance
:
candi bentar
:
dalang
:
desain diakronik
: :
ekspresi
:
eksternal
:
EO
:
emosional
:
estetika festival
: :
fenomena
:
gaya
:
dimainkan oleh 2 orang dengan tampilan akrobatis. suatu jenis tarian jalanan (ruang terbuka), yang mengandung gerak-gerak akrobatis, tumbuh sebagai bagian dari gerakan hip hop dari kalangan pemuda di New York, Amerika, pada awal tahun 1970-an. pintu gerbang di Bali, yang berbentuk seperti candi terbelah, di mana belahan itu menjadi jalan keluarmasuk. pemimpin, pengatur, atau peranan utama dari suatu pertunjukan; dalam pertunjukan wayang, dalang adalah yang memainkan wayang; dalam pertunjukan topeng (di Cirebon, Jawa Barat), dalang topeng adalah penari utamanya; dalam pertunjukan wayang wong dan wayang topeng (di Jawa dan Madura), adalah narator atau yang membawakan ceritera. design, rancangan. (bahasa Inggris: diachronic), adalah memandang atau menganalisis sesuatu dari pendekatan urutan waktunya. Sejarah, misalnya, adalah ilmu yang berdasar pada pendekatan diakronik. melihat suatu struktur secara diakronik, adalah ������������������������������������������������ ketika melihatnya secara ”vertikal.” ����������������� (lihat lawannya, sinkronik). ungkapan (terlihat) yang terlahir dari perasaan (tak terlihat). dari atau di dalam. musik eksternal adalah yang dimainkan oleh pemusik di luar penari (lihat juga internal). singkatan dari event organizer, yaitu orang yang mengorganisasi suatu peristiwa (kesenian). berkenaan dengan emosi atau dorongan dari dalam (jiwa) yang menimbulkan aksi/perbuatan. konsep, norma, atau filsafat keindahan dalam seni. aslinya “pesta” atau perayaan dari suatu komunitas yang dilakukan secara periodik, dan sering memiliki kerterkaitan dengan aspek keagamaan, pertanian, atau adat; kini banyak diartikan sebagai suatu peristiwa kesenian yang melibatkan peserta dari beberapa pihak; sering juga menjadi ajang perlombaan. asal katanya phenomena (plural), phenomenon (tunggal), dari bahasa Yunani, phainomenon: hal yang perlu diobservasi/ diteliti. Sering pula diartikan sebagai suatu gejala. sesuatu yang memiliki atau menjadikannya sebagai ciri
GLOSARI — 197
genre gesture
: :
glamour
:
hip hop
:
idiom
:
imaginasi imajinasi
: :
imajiner improvisasi
: :
infrastruktur
:
inovasi interpretasi
: :
instalasi
:
ISI
:
internal
:
khas suatu karya seni, atau suatu tradisi. suatu bentuk seni dengan ciri-cirinya yang tertentu. sebentuk cara komunikasi non-verbal (tanpa kata-kata) melainkan dengan bahasa tubuh. Jika bercampur dengan komunikasi verbal, bahasa tubuh biasanya menjadi bagian dari penekanan atau pun ekspresi dari yang diucapkan. suatu penampilan yang cenderung berlebihan dan serba gemerlapan. suatu gaya musik populer yang tumbuh secara bersama dengan break dance di Amerika; lagunya lebih menekankan pada irama yang cepat dari pengucapan liriknya. adalah “bahasa pengungkapan;” gerak adalah idiom tari, karena gerak sebagai bahasa ungkapnya; sedangkan tubuh adalah “alatnya” untuk bergerak. lihat imajinasi. gambaran, bayangan, atau hayalan, yang mungkin lahir dari sesuatu yang nyata ataupun yang tidak. kata sifat dari imajinasi. suatu pertunjukan atau perwujudan karya seni tanpa dirancang terlebih dahulu, melainkan dilakukan secara spontan atas dasar intuisi atau perasaan senimannya saat itu. sektor-sektor yang menjadi bagian dari suatu sistem atau fasilitas publik; dalam kesenian, adalah segala hal yang berhubungan dengan kehidupan kesenian tersebut, seperti misalnya: gedung pertunjukan, sanggar-sanggar atau sekolah kesenian, pihak-pihak sponsor atau pengundang, sistem komunikasi-transportasi, dsb. pembaharuan; pemaknaan terhadap sesuatu oleh seseorang, atas dasar daya pikir dan/atau kemampuan penafsiran masingmasing. penempatan atau pemasangan. Dalam dunia seni rupa, baru-baru ini muncul seni instalasi, yang merupakan gabungan antara seni rupa (statis) dengan seni pertunjukan (bergerak). singkatan Institut Seni Indonesia, suatu perguruan tinggi kesenian yang memiliki beberapa fakultas; kini ada di Yogyakarta dan Denpasar, perkembangan dari Akademi Seni Tari Indonesia yang menyatu dengan akademiakademi bidang seni lainnya. dari atau di dalam. musik internal adalah “suara” yang dimainkan atau
198 — TARI TONTONAN
jiwa
:
karakter
:
karakterisasi karisma
: :
keraton
:
klasik
:
komposisi
:
konfigurasi
:
konteks
:
kontekstual
:
kontur
:
konvensional
:
diproduksi oleh penarinya sendiri, baik yang kedengaran maupun yang tidak aspek nonfisik dari manusia; penjiwaan: adalah yang membuat suatu penampilan pertunjukan menjadi hidup (berjiwa, berkekuatan) sehingga walaupun perilaku itu “bukan sungguhan,” yang diungkapkannya terasa nyata bagi penontonnya. suatu pancaran ungkap, suasana kejiwaan, temperamen, atau watak yang khas dari seseorang atau suatu tokoh yang diperankan; baik yang berkenaan dengan penampilannya seperti karakter halus (tidak selalu berarti baik) dan adalah karakter gagah (tidak selalu berarti buruk), maupun yang mengacu pada tabiatnya, seperti karakter baik dan karakter jahat. penegasan, pembagian, atau penggolongan karakter. suatu kekuatan personal (dimiliki individu) dalam menarik perhatian atau mempesona orang lain. istana (dari bahasa Jawa), tempat kediaman raja atau sultan. adalah suatu karya atau gaya kesenian yang dianggap bernilai sangat tinggi, yang umumnya juga berumur lama dan berasal dari lingkungan istana; istilah ini dianggap memiliki masalah besar ketika makin banyak kalangan yang menilai bahwa kesenian-kesenian lainnya pun memiliki nilai yang tinggi menurut masyarakatnya masing-masing; juga karena istilah ini berdasar pada padangan senin lingkungan budaya Barat, yang tidak selalu tepat ketika diterapkan pada lingkungan budaya lain. composition, suatu rancangan, penempatan, atau menyusun elemen-elemen seni untuk suatu karya (seni). susunan tertentu dari sekumpulan (orang) sehingga membentuk suatu gambaran tertentu. context, kejadian atau sesuatu yang melibatkan pula lingkungan dan kondisi sekelilingnya. Konteks dari suatu kata, misalnya, adalah kalimat, atau kata-kata lain yang ada di sekelilingnya, bahkan juga ekspresi pengucap annya. kegiatan atau sikap yang memperhatikan atau melibatkan pula kepentingan lingkungan dan kondisi sekeliling. garis luar (outline) dari suatu bentuk; ketika melihat suatu benda dalam posisi siluet, bagian luar (pinggir) yang tampak adalah konturnya. biasa atau lazim sesuai dengan norma yang telah ada.
GLOSARI — 199
koreografer kosmogonik
: pencipta atau penyusun tari. : asal katanya dari bahasa Yunani “kosmos” yang berarti dunia dan “gineô” yang berarti dilahirkan. Maka kosmogoni diartikan sebagai peristiwa lahirnya semesta. Kini sering diartikan sebagai hal tentang eksistensi kesemestaan. Kosmogonik berarti hal yang berkenaan dengan kesemestaan. kostum : pakaian khusus untuk suatu peristiwa (pertunjukan) yang memiliki makna tersendiri, yang umumnya berbeda dari pakaian sehari-harinya dari orang tersebut. kreasi : suatu karya cipta, berasal dari to create (Inggris, mencipta) kreatif : berkenaan dengan orang yang memiliki daya cipta. kreativitas : daya atau kemampuan yang berkenaan dengan penciptaan. kreator : pencipta (suatu karya) umumnya dikenakan bagi seniman. linear : dalam pengertian pola struktur dramatik, umumnya mengacu kepada teori Aristotle tentang irama tragis di dalam drama. ����������������������������� Kemudian dilengkapkan oleh Gustav ������� Freytag menjadi bentuk yang dikenal dengan sebutan piramida Freytag; suatu pola (plot cerita) yang biasanya menjadi acuan dalam penulisan cerpen, novel, atau pun puisi naratif. nonlinear. magis : kekuatan atau kemampuan supernatural yang tidak dimungkinkan muncul dengan cara yang normal. manuskrip : karya tulisan tangan atau ketikan (yang tidak dicetak atau diterbitkan). menejer artistik : pengindonesiaan dari kata artistic manager, yaitu orang yang mengatur aspek visual dari suatu pertunjukan panggung. menejer produksi : pengindonesiaan dari kata production manager, yaitu orang yang mengatur berbagai bidang-bidang teknis pelatihan dan pelaksanaan dari suatu projek pertunjukan. metafisik : hal-hal yang berkaitan dengan “di atas” atau “di luar” masalah fisik. metafor : bahasa simbolis, perumpamaan, atau representasi dari sesuatu. Misalnya, kalimat “Ia adalah anak yang manis.” Manis di sini adalah metafor, bukan arti yang sesungguhnya “serasa gula.” mime : menghadirkan laku, watak, atau suasana pentas dengan bahasa tubuh dan gerak ketimbang dengan kata-kata.
200 — TARI TONTONAN
mimetis
:
mite
:
mitos mitologis modern
: : :
modern dance
:
ngamen NN
: :
noh
:
norma
:
panakawan panggung
: :
Panji
:
pajegan
:
pantomim
:
(lihat juga pantomim). meniru sehingga mendekati realitas yang ada pada keseharian. ceitera, legenda, biasanya merupakan tradisi peninggalan leluhur yang memiliki sejarah jauh ke belakang. lihat mite kata sifat dari mitos atau mite. arti umumnya bersifat kekinian (“up-to-date”), “baru.” Abad modern, sulit sekali ditentukan batas waktunya tapi umumnya dikaitkan dengan masa setelah zaman Renesans (Renaissance) di Eropa. secara harafiah berarti “tari modern;” tapi sebagai suatu istilah sering dipakai untuk menunjuk pada perkembangan tari di Amerika (American Modern Dance) yang dimulai akhir abad XIX, yaitu suatu gerakan para koreografer yang tidak hanya mengikuti idiom tari konvensional (menurut aturan sebelumnya). lihat barangan. singkatan dari no name, yang berarti suatu karya seni yang tidak diketahui penciptanya, yang dianggap menjadi milik publik. suatu jenis pertunjukan tari klasik bertopeng di Jepang, membawakan ceritera-ceritera lama. di dalam ilmu sosiologi, norma atau norma sosial, diartikan suatu aturan sosial. Konstruksi makna dan nilai-nilainya munculnya dari kehidupan dan budaya masyarakatnya sendiri. lihat punakawan tempat pertunjukan, yang biasanya ditinggikan; bisa juga berarti “pertunjukan” seperti dalam kata “dipanggungkan” atau “memanggungkan.” ceritera atau lakon mengenai 4 kerajaan di Jawa abad 11, yang populer pada jaman Majapahit (abad 13-15), kemudian menyebar jauh ke Kalimantan, Sumatera dan dataran Asia Tenggara. Tokoh utamanya adalah Panji Inu Kartapati. Ceritera ini banyak dibawakan oleh beberapa jenis pertunjukan topeng di Jawa. dalam bahasa Bali artinya “borongan.” Topeng pajegan adalah pertunjukan topeng di mana seorang pemain memainkan beberapa jenis (karakter) topeng secara bergantian. Pertunjukan yang pemainnya bungkam (tidak berkatakata) maka menyampaikan ceritanya dengan bahasa tubuh atau gerak. Umumnya menampilkan adegan lucu,
GLOSARI — 201
pelestarian perkolong-kolong
: :
pra-sejarah properti
: :
prosenium
:
punakawan
:
realistis
:
repertoar
:
representasi
:
ritual
:
ritus
:
sakral
:
sandiwara
:
saweran
:
sekular
:
sendratari
:
disebut juga teater pantomim. pemeliharaan atau penerusan suatu tradisi. penari-penyanyi profesional di Tanah Karo (Sumatera Utara), biasanya merupakan sepasang laki-laki dan perempuan. suatu periode zaman sebelum ada sejarah tertulis. property, perlengkapan pentas. Di dalam seni pertunjukan biasanya terbagi lagi ke dalam perlengkapan yang dipegang (handprops) dan perlengkapan yang berada atau tertera di pentas (stageprops). suatu tempat pertunjukan di mana penontonnya melihat dari satu arah (seperti di gedung bioskop). kalangan rakyat yang menjadi pengiring bangsawan dalam ceritera wayang, umumnya berpenampilan lucu. suatu gambaran yang seperti keadaan nyata, kebalikannya dari abstrak. bahan-bahan atau sumber-sumber yang bisa dijadikan materi pertunjukan, seperti misalnya ceritera, komposisi, dll. gambaran dari sesuatu atau seseorang, baik melalui uraian bahasa (teks), visual, maupun auditif. suatu kegiatan yang bermuatan/bernilai simbolik keagamaan atau pun berlatarkan tradisi dari suatu komunitas. tata cara upacara keagamaan atau pun upacara tradisi dari suatu komunitas. sesuatu yang secara spiritual berhubungan dengan kesucian (lawan-katanya: sekular, profan). suatu pertunjukan drama, yaitu yang membawakan suatu ceritera. pemberian spontan dan sukarela dari penonton pada pemain yang sedang tampil, sehingga hal ini pun bisa menambah meriahnya suatu pertunjukan—saweran tidak biasa terjadi dalam panggung pertunjukan yang sangat formal. sesuatu yang tidak berhubungan dengan kepentingan spiritual atau keagamaan. (lawan-katanya: sakral) suatu jenis drama tari (tari yang membawakan suatu ceritera), tapi tidak memakai dialog, seluruhnya diungkapkan melalui gerak, dan karena itu umumnya mengandung gerak-gerak isyarat sebagai pengganti kata. Lahir pertama di Prambanan, Jawa Tengah sebagai penamaan pada pertunjukan drama tari kolosal di panggung terbuka kawasan candi Prambanan, untuk
202 — TARI TONTONAN
sensasi
:
simbol
:
sinkronik
:
stilasi
:
STSI
:
struktur
:
struktur konsentrik
:
struktur sirkular
:
supranatural
:
tafsir tanggap
: :
teater
:
teater miskin
:
menggantikan istilah Ballet Ramayana. suatu kesan atau kekuatan yang muncul karena organperasaan mendapat stimulus. sensasi visual, ketika stimulus yang diterima oleh organperasaan itu (yang menumbuhkan sensasi) melalui indera visual (mata). sesuatu yang menggambarkan atau me-representasi-kan sesuatu yang lain: gendang bisa merepresentasikan kursi, payung bisa merepresentasikan keagungan. (bahasa Inggris: synchronic), adalah memandang atau menganalisis sesuatu dari pendekatan satu saat. melihat suatu struktur secara sinkronik, adalah ketika melihatnya secara ”horizontal.” (lihat lawannya, diakronik). memberikan suatu sentuhan artistik sehingga menumbuhkan suatu kekhasan atau gaya tersendiri, yang mungkin berbeda dengan yang senyatanya. singkatan dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia menggantikan Asti (Akademi Seni Tari Indonesia) dan ASKI (Akademi Seni Karawitan Indonesia. suatu susunan tertentu yang kemudian memberi bentuk kepada suatu pementasan, karya seni, atau pun bentuk tertentu. cara bercerita atau menyusun plot cerita dengan gambaran beberapa anak cerita yang berbeda-beda, tapi kemudian memusat ke satu permasalahan. biasa juga disebut struktur ritual (ritual structure). Suatu pola yang dikembangkan di dalam drama-drama Artaud, Genet, Becket. Ciri umumnya, akhir dari lakon (cerita) itu kembali lagi ke awal. di luar hal yang bisa dijangkau dengan penglihatan mata atau pun hal yang bisa diterima pikiran secara umum. lihat interpretasi. (dalam kesenian) artinya “undang” dan biasanya dengan bayaran (dengan barang, makanan, atau uang) : ditanggap = diundang; tanggapan = undangan atau pengundangan. sebutan untuk seni pertunjukan, berarti pula tempat/ gedung untuk pertunjukan. (a ‘poor’ theatre), dicetuskan oleh Jerzy Grotowski (1933 - 1999), sutradara teater Polandia yang memelopori teatrikal avant garde di abad 20. Ia berpendapat bahwa yang terpenting di dalam teater adalah aktor (pemain) dan penonton, bukan pada dekorasi, kostum, tata cahaya,
GLOSARI — 203
teater tapal kuda
:
tema
:
tradisi
:
tradisi-hidup
:
transformasi
:
visual wayang
: :
atau efek khusus (special effects). ampiteater atau juga teater arena, ruang pertunjukan di mana susunan tempat penontonnya berbentuk setengah lingkaran seperti sepatu kuda. theme, gagasan dasar dari suatu cerita yang sekaligus menjadi inti pesan dari si pencerita (pengarang). suatu adat atau kebiasaan yang terbentuk dalam jangka panjang secara turun-temurun dalam suatu komunitas. suatu tradisi yang tumbuh, cepat atau lambat mengalami perubahan terus-menerus dalam suatu kebudayaan, karena dianggap relevan untuk dipelihara sebagai bagian dari kehidupan masyarakatnya. suatu perubahan yang sangat besar, sehingga sulit atau tidak dikenali lagi bentuk asalnya. berkenaan dengan hal yang ditangkap indera mata (1) suatu set “boneka” yang dapat memainkan suatu pertunjukan atau ceritera; terutama populer di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. (2) pertunjukan dengan wayang (kayu atau kulit), atau drama tari yang membawakan ceritera wayang (Mahabarata atau Ramayana).
204 — TARI TONTONAN
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Abu, Tari Melayu Tradisional dan Langkah Zapin. Tanjung Pinang PEMKO Tanjung Pinang, 2001. A. Rahin Noor, M. Salim AZ, Sembilan Wajib Tari Melayu, Sebuah Diktat Tari Melayu. . Astuti, Sri Nawa C., “Perubahan Bentuk Penyajian Wadian Dadas Menjadi Balian Dadas Dalam Masyarakat Dayak Ma’Nyan”. Skrispsi S-1, Jurusan Seni tari FSP ISI Yogyakarta, 1999. Bandem, I Made, dan Fredrik Eugene deBoer, Kaja dan Kelod. (terj. I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem). Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta, 2004. Brandon, James R., Jejak-Jejak Seni Pertunjukan Di Asia Tenggara (Terj. Soedarsono, Prof. Dr., R.M,). Bandung: P4ST UPI, 2003. Direktori Seni Pertunjukan Tradisional. Bandung: ART.LINE-MSPI, 1999 Dibia, I Wayan, Kecak, The Vocal Chant of Bali. Denpasar: Hartanto Art Books Studio, 1996/2000 ____________, Pragina, Penari, Aktor, dan Pelaku Seni Pertunjukan Bali. Malang: Sava Media, 2004. Durban, Irawati, Perkembangan Tari Sunda, Melacak Jejak Tb. Oemay Marta Kusuma dan Rd. Tjetje Soemantri. Bandung: MSPI, 1998 Ensiklopedi Tari Indonesia Seri K-O. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1985. Ensiklopedi Tari Indonesia Seri P-T. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1986. Hersapandi dan Begawan Ciptoning, Prambanan Menggugat. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia, 2000. Highwater, Jamake, Dance, Rituals of Experience. New York: Oxford University, 1978/1985/1992. Jamilah, “Struktur dan Fungsi Tari Pakarena Versi Anida”. Tesis S-2, Program Pascasarjana ISI Yogyakarta, 2003.
206 — TARI TONTONAN
Kayam, Umar, Semangat Indonesia: Suatu Perjalanan Budaya. Jakarta: PT Gramedia, 1984. Kussudiardja, Bagong, Sebuah Autobiografi. Yogyakarta: Padepokan Press-Bentang, 1993. ___________, Jejak dan Pengakuan Bagong Kussudiardja. Yogyakarta: Padepokan Press, 1992. “Laporan Seminar Sendratari Ramayana Nasional Tahun 1972”. Yogyakarata: Panitia Penyelenggara Seminar Sendratari Ramayana Tahun 1970. Majalah GONG, Edisi 77/VIII/2006 Meri, La, Total Education in Ethnic Dance. New York: Marcel Dekker, Inc, 1977. Miettinem Jukka O., Classical Dance and Theatre in South-East Asia. Singapore/New York: Oxford University Press, 1992. Murgiyanto, Sal, Ketika Cahaya Merah Memudar. Jakarta: CV. Deviri Ganan, 1993. Narawati, Tati, Wajah Tari Sunda Dari Masa Ke Masa. Bandung: P4ST UPI, 2003. Permas, Achsan, dkk, Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. Jakarta: PPM, 2003. Soedarsono. Mengenal Tari-Tarian Rakyat Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: ASTI Yogyakarta, 1976. __________, Prof. R.M., Phd., (ed). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka, 1992. Sukardi, Fransiskus, “Eksistensi Kesenian Jonggan Di Desa Pahauman Kec. Sengah Temila, Kab. Lkaliank Kalimantan Barat”. Skripsi S-1, Jurusan Seni tari FSP ISI Yogyakarta, 2003. Sumaryono, Restorasi Seni Tari dan Transformasi Budaya. Yogyakarta: eLKAPHI, 2003. Syai, Ahmad, Seudati di Daerah Konflik ( 1998 - 2004 ). Surakarta : Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta, 2004 Wijaya, Putu, “Tontonan”, dalam SENI, Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, No.III/04-Oktober 1993. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta. Yoeswar, Erita, Gusmiati Suid dan Karyanya : Tari Rantak dan Kreasi lainnya. Bogor: Studio Tari Nusantara TALENTA, 2003
Sumber Foto Foto-foto dalam buku ini berasal dari dokumentasi Endo Suanda dan PSN, kecuali yang terdaftar di bawah ini:
SUMBER FOTO
NOMOR FOTO
Adam Panji
: 2-17
Aekanu Haryono
: 3-47
Asman Azis (LPSN Kaltim)
: 1-6, 1-11, 2-3, 3-25, 3-44, 4-5, 4-16, 5-32
Budiyatmi (LPSN Sulut)
: 5-6
Danna Rappopor
: 5-8
Dewa Wicaksana
: 2-15,
Edward Bangun
: 5-12
Edy Utama
: 2-8, 2-24, 5-11, 5-14, 5-15, 5-22, 5-26, 5-38, 5-42
Emmi Simangunsong
: 3-13
FX Widaryanto
: 2-2, 2-26
Halilintar Lathief
: 1-50, 2-13, 5-47
Irawati Durban Ardjo
: 2-12, 2-20, 2-22
Jukka O. Miettinen (1992)
: 1-16d, 3-10, 3-17, 3-19, 4-33
KITLV
: 3-3, 4-1b, 4-8, 5-45, 5-50
Mahir Takaka
: 3-38a-c, 4-25
Majalah Gong
: 1-42, 5-16, 5-33, 5-57, 5-62
Mangkunegaran (Dokumen)
: 4-4, 5-5
Marjie Suanda’s Collection
: 1-19, 1-25, 1-30, 3-7, 3-28
Mudika-Manado
: 5-25
Nao Unime
: 3-22
New York Public Library for the Performing Arts (digitalgallery.nypl.org)
: 4-3, 4-7, 4-13, 4-17
Ratna Yulianti
: 5-17
208 — TARI TONTONAN
SUMBER FOTO
NOMOR FOTO
Ray Bachtiar
: 4-2
Ruslan Rahman
: 1-25
Rubito (SMA-1 Sangata)
: 5-60
Setiawan Subekti
: 1-46, 5-9
STSI Bandung
: 1-17, 1-18, 1-21a, 1-33, 1-34, 1-37a, 2-5, 2-21, 3-30, 3-40, 4-10, 4-19, 4-26, 4-27c, 4-28
Sutara Suanda
: 1-22, 5-2
Tanah Air Kita
: 2-9 (dari KITLV), 2-11
Totaltoning.com
: 1-16c
Toto Amsar Suanda
: 1-7, 1-37, 1-43
www.danceadvance.org
: 4-24
www.dancecape.net
: 3-1, 3-2
www.deweesearts.com
: 3-6
www.doctormacro.com
: 1-26b
www.eastjava.com
: 5-37, 5-55
www.flamenco-world.com
: 3-8, 3-9
www.heritageeast.com
: 1-16f, 2-6, 3-18, 4-27d
www.indo.com/culture/ dance_music.html
: 1-16a
www.indonesia-mrs.com
: 3-20
www.kbri-canberra.org.au
: 4-20
www.mardigras.com
: 5-64
www.MedhaHari.com
: 1-16b, 3-15
www.mime.info/encyclopedia/
: 1-26a, 3-23
www.nla.gov.au/apps/
: 1-36
www.pelourinho.com/bali
: 4-11, 4-12, 4-36
www.pir.net/~beth/Dance
: 3-11
www.yogyes.com/id
: 4-31