INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh : DESI KRISTIANA F 100 050 082
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009
INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh : DESI KRISTIANA F 100 050 082
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009
ii
INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA
Disusun : DESI KRISTIANA F 100 050 082
Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Oleh :
Pembimbing Utama
Drs. Daliman , SU
Surakarta, 19 Oktober 2009
iii
INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
DESI KRISTIANA F 100050082 telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 5 November 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Drs. Daliman , SU Penguji Utama
Dra. Wiwien Dinar. P, M.Si Penguji Pendamping I
Dra.Zahrotul Uyun , M.Si Penguji Pendamping II
Surakarta, 5 November 2009 Fakultas Psikologi Unoversitas Muhammadiyah Surakarta Dekan (Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si)
iv
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S Al Baqarah: 153) Teruslah berjuang dan iringilah perjuanganmu itu dengan kesabaran dan doa, niscayalah perjuanganmu tidak akan sia-sia. (Penulis) Hasrat dan kemauan adalah tenaga terbesar di dunia ini dan lebih berharga daripada uang, kekuasaan ataupun pengaruh. (Shakespeare) Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S Ar- Ra’du: 11)
v
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada ALLAH SWT, karya sederhana imi penulis persembahkan untuk : Ibu dan Bapak tercinta yang senantiasa mencintai, memberikan kasih sayang, semangat dan do’a yang tidak terbatas Kakak dan adik tercinta yang telah memberi dorongan,dukungan, dan semangat. Sahabat-sahabat atas dukungan dan motivasi Almamater
Fakultas
psikologi
Muhammadiyah Surakarta.
vi
Universitas
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan segala petunjuk, rahmat, serta hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini, Penulisan skripsi ini dapat terwujud dan selesai dengan baik karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si, selaku dekan fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 2. Bapak Drs. Daliman, SU, selaku pembimbing utama skripsi sekaligus pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta petunjuk yang bermanfaat dalam penyususnan skripsi dan selama masa studi penulis di fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Ibu Dra. Wiwien Dinar. P, M.Si, selaku penguji I yang disela-sela kesibukannya telah bersedia memberikan bimbingan, pengarahan, serta petunjuk kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Ibu Dra. Zahrotul Uyun, M.Si selaku penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Seluruh dosen dan staf tata usaha fakultas psikologi, yang telah memberikan ilmu dan kemudahan dalam proses penyusunan skripsi ini.
vii
5. Bapak Drs. Mochammad Amir, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak arahan dalam proses akademik dari awal hingga akhir studi penulis. 6. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi yang telah memberikan bekal ilmu akademik yang bermanfaat bagi penulis. Serta terima kasih banyak untuk staf administrasi Fakultas Psikologi yang telah membantu demi kelancaran administrasi. 7. Terima kasih banyak ditujukan untuk para informan Pengamen disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta atas bantuan kerjasamanya dan meluangankan waktu selama penulis mengadakan dan membantu tercapainya tujuan penelitian. 8. Kedua orang tua tercinta, yang selalu mengiringi dengan doa dan memberikan segala daya dan upaya tanpa pamrih. 9. Adik yang menjadi perantara untuk memperkaya pelajaran hidup, serta seluruh keluarga besarku yang selalu memberi dukungan dan semangat. 10. Teman-teman kelas B angkatan 2005, terima kasih atas kebersamaan selama ini yang telah memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Seluruh pihak yang turut serta mengiringi proses penyusunan skripsi ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Surakarta,
Oktober 2009
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN .....................................................................
i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vii
DAFTAR ISI................ ...................................................................................
ix
DAFTAR TABEL........ ...................................................................................
xii
DAFTAR BAGAN ..........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiv
ABSTRAKSI.............. ....................................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN..........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Tujuan Penelitian......................................................................
7
C. Manfaat Penelitian....................................................................
8
D. Keaslian Penelitian ...................................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
10
A. Interaksi Sosial .........................................................................
10
1. Pengertian Interaksi Sosial ..............................................
10
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interaksi Sosial ..........
12
ix
3. Aspek- aspek Interaksi Sosial ...........................................
18
4. Dampak Interaksi Sosial....................................................
23
5. Dinamika Interaksi Sosial Secara Psikologis ....................
24
B. Pengamen ................................................................................
26
1. Definisi Pengamen .............................................................
26
2. Faktor- Faktor Penyebab Munculnya Pengamen ...............
28
C. Interaksi Sosial Pengamen di Sekitar Terminal Tirtonadi
BAB III
BAB IV
Surakarta ..................................................................................
33
D. Pertanyaan Penelitian ..............................................................
35
METODE PENELITIAN ...............................................................
36
A. Gejala Penelitian ......................................................................
36
B. Definisi Operasional Gejala Penelitian ....................................
36
C. Lokasi Penelitian ......................................................................
37
D. Informan Penelitian ..................................................................
37
E. Metode Pengumpulan Data ......................................................
38
1. Wawancara .......................................................................
38
2. Observasi ..........................................................................
46
3. Dokumentasi .....................................................................
49
E. Teknik Analisis Data ................................................................
50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
53
A. Persiapan Penelitian dan Pelaksanaan Penelitian .....................
53
1. Orientasi Kancah Penelitian ..............................................
53
2. Proses Persiapan Penelitian ...............................................
54
x
B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................
55
1. Proses Screening Informan Penelitian...............................
55
2. Pelaksanaan Wawancara ...................................................
56
3. Pelaksanaan Observasi ......................................................
58
C. Hasil Analisis Data ...................................................................
59
1. Identifikasi Subjek Penelitian............................................
59
2. Deskripsi Informan ..........................................................
64
3. Keterangan Bagan .............................................................
113
D. Kategorisasi ..............................................................................
119
E. Pembahasan ..............................................................................
124
PENUTUP ......................................................................................
128
A. Kesimpulan...............................................................................
128
B. Saran .........................................................................................
128
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
130
LAMPIRAN .....................................................................................................
133
BAB V
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1
: Guide wawancara dengan informan mengenai identitas diri ........
40
Tabel 2
: Guide wawancara dengan informan mengenai interaksi sosial .....
42
Tabel 3
: Pedoman observasi ........................................................................
49
Tabel 4
: Jadwal Kegiatan Wawancara .........................................................
57
Tabel 5
: Karakteristik Informan Penelitian .................................................
59
xii
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 1 : Pelaksanaan Penelitian ..................................................................
58
Bagan 2 : Interaksi Sosial Informan I ............................................................
108
Bagan 3 : Interaksi Sosial Informan II ...........................................................
109
Bagan 4 : Interaksi Sosial Informan III .........................................................
110
Bagan 5 : Interaksi Sosial Informan IV .........................................................
111
Bagan 6 : Interaksi Sosial Informan V...........................................................
112
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Verbatim Interview Informan ..........................................................................
133
Matriks 1 (DAJ 2) ............................................................................................
251
Matriks 2 (DAJ 3) ............................................................................................
252
Matriks 3 (DAJ 4) ............................................................................................
253
Matriks 4 (FAJ 2) .............................................................................................
254
Matriks 5 (FAJ 4) .............................................................................................
255
Matriks 6 (FAJ 5) .............................................................................................
256
Matriks 7 (FAJ 6) .............................................................................................
257
Matriks 8 (FIS 1) ..............................................................................................
258
Matriks 9 (AIS 1) .............................................................................................
259
Matriks 10 (AIS 11) .........................................................................................
261
Matriks 11 (AIS 12) .........................................................................................
263
Matriks 12 (AIS 15) .........................................................................................
264
Matriks 13 (AIS 16) .........................................................................................
265
Matriks 14 (WIS 1) .........................................................................................
266
Matriks 15 (WIS 2) .........................................................................................
267
Matriks 16 (WIS 5) .........................................................................................
268
Matriks 17 (WIS 6) .........................................................................................
269
Matriks 18 (WIS 8) .........................................................................................
270
Identitas Diri Informan ....................................................................................
271
Surat Kesediaan Menjadi Informan .................................................................
272
Gambar Informan ................................................................. ........................... 281
xiv
INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA Desi Kristiana Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengamen jalanan, terutama di kota Surakarta. Pengamen jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di kota ini. Beberapa pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi menggantungkan hidupnya dengan mengamen yang masuk di dalam bus dalam kota maupun bus antar kota. Pengamen sering dikucilkan dan tidak dianggap keberadaannya dalam masyarakat, mereka sudah memiliki image yang jelek dalam masyarakat. Di jalanan mereka berinteraksi dengan nilai dan norma yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Padahal dalam masyarakat setiap individu akan selalu membutuhkan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, mereka juga membutuhkan orang lain. Kebutuhan akan keberadaan orang lain tersebut sebagai makhluk sosial akan selalu melakukan interaksi sosial dengan individu-individu lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui faktor yang menyebabkan menjadi pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta dan Bagaimana interaksi sosial pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta. Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah Apa saja faktor yang menyebabkan menjadi Pengamen disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta dan Bagaimana pengamen disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, lingkungan tempat bekerja, maupun lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode wawancara, observasi atau catatan lapangan dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 orang dengan karakteristik, sebagai berikut : a). Usia pengamen 18-30 tahun,b) sudah berada dijalanan minimal 5tahun,c) tidak bergantung secara financial pada keluarga,d) bekerja sebagai pengamen,e) berkeliaran atau berada di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta. Kesimpulan dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa: 1. Latar belakang keberadaan Pengamen disekitar terminal Tirtonadi Surakarta adalah faktor internal yaitu keinginan untuk mencukupi kebutuhan hidup secara mandiri dan faktor eksternal yaitu keadaan kondisi keluarga dan keadaan ekonomi keluarga.2. Interaksi sosial yang terjadi pada pengamen disekitar terminal tirtonadi Surakarta di lingkungan keluarga ada hambatan pada tahapan komunikasi, yaitu intensitas xv
bertemu kurang bahkan jarang, begitu juga dilingkungan masyarakat berada pada tahapan kontak sosial, dan pada lingkungan tempat bekerja berada pada tahap keterlibatan, padahal interaksi sosial akan terwujud dengan baik apabila tahapan kontak sosial, komunikasi, keterlibatan dan keintiman terpenuhi.
Kata Kunci: Interaksi sosial, Pengamen
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah Indonesia telah menghasilkan kemajuan di beberapa sektor-sektor ekonomi namun selain itu tidak bisa dipungkiri pembangunan yang telah dilaksanakan menghasilkan beberapa hal yang kurang baik salah satunya adalah terciptanya kesenjangan sosial-ekonomi dalam masyarakat Indonesia. Satu sisi ada sebagian masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan yang tinggi, akan tetapi ada juga sebagian masyarakat Indonesia yang tingkat pendidikan dan pendapatannya masih rendah bahkan banyak dari masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari. Kesenjangan sosial ekonomi tersebut memunculkan permasalahanpermasalahan sosial ekonomi baik itu di pedesaan terlebih-lebih di perkotaan yang masalahnya relativ lebih komplek. Banyaknya permasalahan yang muncul diperkotaan salah satunya yaitu, munculnya fenomena anak jalanan yang semakin meningkat jumlahnya dengan membawa bentuk permasalahan baik di dalam lingkungan anak jalanan itu sendiri maupun permasalahan dengan masyarakat sekitarnya. Sebagaimana menurut Fitriani (2003) anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk
1
2 mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalanan atau tempat-tempat umum lainnya. Menurut UUD 1945 (dalam Wilonoyudho, 2006), ”anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya Pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak – hak asasi anak terlantar dan anak jalanan pada hakekatnya sama dengan Hak - hak asasi manusia pada umumnya, seperti halnya tercantum dalam UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan keputusan Presiden RI No.36 Tahun 1990 tentang pengesahan Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak-hak Anak). Mereka perlu mendapatkan hak-haknya secara normal sebagaimana layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil right and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family enviorenment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, laisure and culture activites), dan perlindungan khusus (special protection). Survei
Sosial
Ekonomi
Nasional
(SUSENAS)
tahun
2000
menunjukkan bahwa salah satu faktor ketidakberhasilan Pembangunan nasional dalam berbagai bidang itu antara lain disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah dan semua pihak terhadap eksistensi keluarga. Perhatian dan treatment yang terfokus pada “keluarga sebagai baris dan sistem pemberdayaan” yang menjadi pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara relatif belum menjadi komitmen bersama dan usaha yang serius dari banyak
3 pihak. Padahal, masyarakat dan Negara yang sehat, kuat, cerdas, dan berkualitas dipastikan karena tumbuh dan berkembang dari dalam lingkungan keluarga yang sehat, kuat, cerdas dan berkualitas. Dengan demikian, masalah anak termasuk anak jalanan perlu adanya penanganan yang berbasis keluarga, karena keluarga adalah penanggung jawab pertama dan utama masa depan anak-anak mereka (Sunusi, 2004). Anak jalanan tidak seharusnya dipandang dari sisi negatifnya saja. Setiap individu mempunyai sisi baik dan sisi buruk. Anak jalanan selama ini dipandang masyarakat sebagai anak yang banyak membuat ketidaknyamanan di daerah tertentu, yaitu melakukan tindakan kriminal seperti mencopet, memeras, mencuri, menjual narkoba, sampai yang paling menyedihkan seperti melakukan pekerjaan yang bersinggungan dengan seksualitas. Kecenderungan anak jalanan untuk berbuat kerusakan dan melanggar tatanan hukum dan budaya masyarakat, terjadi akibat semakin sulitnya mencari nafkah dijalan. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya pandangan masyarakat yang menganggap bahwa anak jalanan sebagai sampah masyarakat dan kemudian mempersempit ruang aksessibilitas mereka terhadap fasilitas-fasilitas umum yang menjadi kebutuhan mereka (Fitriani, 2003). Sebagai bagian dari kehidupan anak jalanan, mengamen di jalan (bangjo) atau di dalam bus merupakan tren baru yang muncul saat ini. Kelompok ini sebagian besar beranggotakan anak-anak, remaja tanggung bahkan sudah mulai masuk usia dewasa awal atau dini. Pengamen di
4 perempatan lampu bangjo (traffic light) dianggap sudah biasa, tetapi pengamen di dalam bus antar kota disebut sebagai fenomena baru di kota Surakarta. Bermodal alat musik gitar kecil (kencrung, dalam bahasa Jawa) atau ada yang menggunakan alat seadanya, mereka beraksi sepanjang hari meminta uang seikhlasnya dari para penumpang di dalam bus. Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengamen jalanan, terutama di kota Surakarta. Pengamen jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di kota ini. Beberapa pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi menggantungkan hidupnya dengan mengamen yang masuk di dalam bus dalam kota maupun bus antar kota. Bila pergi ke suatu daerah tertentu dengan menggunakan bus yang rutenya melewati Terminal Tirtonadi maka pasti pemandangan pengamen di dalam bus terlihat. Seolah tiada hentihentinya mereka keluar masuk dalam bus tersebut. Selain itu bila sedang menunggu bus di sekitar Terminal Tirtonadi maka akan terlihat juga beberapa pengamen yang sedang menunggu bus di sekitar Terminal Tirtonadi, mereka sedang mangkal terutama di pintu selatan Terminal Tirtonadi, sebagian dari mereka memainkan alat musik sederhana yang terbuat dari tutup botol minuman bekas yang kemudian dirangkai sedemikian rupa hingga menghasilkan nada tertentu. Tidak sedikit dari pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, misalnya dengan menolong orang tua
5 yang akan menyeberang jalan, menunjukkan letak pada penumpang yang menanyakan bus jurusan tertentu, menolong orang yang kebetulan ban motornya sedang bocor, bahkan diantara mereka ada yang menolong orang yang sedang kecopetan. Fenomena yang muncul ini menunjukkan bahwa pengamen juga mempunyai hubungan sosial yang baik dengan orang-orang disekitarnya. Pengamen seharusnya dapat dihargai, sehingga mereka merasa bahwa dirinya diakui oleh masyarakat hanya karena keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk mempertahankan hidupnya dengan cara semacam itu. Pengamen sering dikucilkan dan tidak dianggap keberadaannya dalam masyarakat, mereka sudah memiliki image yang jelek dalam masyarakat. Di jalanan mereka berinteraksi dengan nilai dan norma yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Padahal dalam masyarakat setiap individu akan selalu membutuhkan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, mereka juga membutuhkan orang lain. Kebutuhan akan keberadaan orang lain tersebut sebagai makhluk sosial akan selalu melakukan interaksi sosial dengan individu-individu lainnya. Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang juga dapat dinamakan proses sosial, interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Sebagaimana menurut Walgito (2002) bahwa interaksi sosial merupakan hubungan antara individu satu dengan individu yang lain. Individu satu dapat mempengaruhi individu yang
6 lain begitu pula sebaliknya, sehingga akan menjadi suatu hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut juga terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Sehingga di dalam interaksi sosial individu mampu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan disekitarnya, individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan. Pengamen banyak berinteraksi dengan sopir, kernet, dan pedagang kaki lima. Kekerasan hidup, uang, dan bagaimana memenuhi kebutuhan konsumtif adalah hal-hal yang memenuhi orientasi hidup mereka. Sehingga secara umum perkembangan orientasi pemikiran mereka mengalami akselerasi dibandingkan dengan anak seusianya. Dalam interaksi sosialnya dengan lingkungan, pengamen yang masih mendapat cukup perhatian dari orang tuanya, menampakkan adanya filtrasi dalam menyerap nilai dan norma lingkungan mereka di jalan. Hal ini nampak dalam tingkat ketahanan diri pengamen terhadap kecenderungan perilaku menyimpang seperti tindakan asusila maupun tindakan kejahatan lainnya. Dari pengakuan, sebagian dari mereka tetap melaksanakan kewajiban agama dan menghindari ajakan teman dari perbuatan asusila. kuatnya pertahanan diri ini lebih dikarenakan masih adanya bimbingan orang tua dalam kehidupan mereka. Sedangkan untuk pengamen yang kurang atau tanpa perhatian orang tua, mereka rentan terhadap pengaruh lingkungannya. Kurangnya perhatian orang tua terutama dalam bentuk bimbingan untuk bersikap dan berperilaku serta disiplin dan kontrol
7 diri yang baik, membuat pertahanan diri mereka rapuh. Mereka mengadopsi perilaku lingkungan di terminal tanpa filtrasi. Perilaku sekelilingnya seringkali diadopsi sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku, yang seringkali perilaku acuan yang mereka dapati adalah perilaku yang kurang dan bahkan bertentangan dengan norma sosial yang ada. Salah satu kasus kesalahan mengadopsi perilaku lingkungan adalah kebiasaan mengkonsumsi minuman keras dan obat terlarang. Dalam kajian patologi sosial penyimpangan tersebut dinyatakan sebagai produk dari perilaku defektif anggota keluarga, lingkungan tetangga dekat dan ditambah agresivitas yang tak terkendali dalam diri pengamen itu sendiri. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, maka penulis ingin mengajukan permasalahan yaitu bagaimana interaksi sosial pada anak jalanan? Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DI SEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA”
B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui faktor yang menyebabkan menjadi pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta. 2. Bagaimana interaksi sosial pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta.
8
C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta serta individu lain yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan informan penelitian agar dapat beriteraksi sosial dengan baik dengan lingkungannya sehingga interaksi sosial yang muncul adalah yang positif. 2. Masyarakat luas, khususnya para orang tua pengamen agar memberikan kasih sayang, ketentraman, penerimaan diri bahwa anak jalanan tidak hanya sebagai tulang punggung keluarga atau pencari nafkah utama sehingga orang tua dapat memberikan hak yang sama seperti anak-anak lainnya. 3. Masyarakat di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta tentang anak jalanan, sehingga pengamen merasa nyaman dan dilindungi keberadaanya. 4. Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan dan acuan dapat menjadi rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
D. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai interaksi sosial sudah pernah dilakukan, baik dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif, beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Erniwati (2006) dan Yuli TriAstuti (2008). Erniwati
(2006) meneliti tentang hubungan interaksi sosial dan hasil
pembelajaran virtual dengan keberhasilan tim kerja virtual. Yuli TriAstuti (2008) meneliti tentang pola interaksi sosial anak autis disekolah khusus autis.
9 Akan tetapi pada penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini membahas tentang interaksi sosial pada pengamen, sejauh pengetahuan penulis belum ada yang meneliti. Selain itu penelitian ini dilakukan pada informan atau pengamen yang berada di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta yang bertempat tinggal di Karisidenan Surakarta. Jadi penelitian ini dapat dikatakan asli.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Setiap individu akan selalu membutuhkan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, dengan kebutuhan akan keberadaan orang lain tersebut maka individu sebagai makhluk sosial akan selalu melakukan interaksi sosial dengan individu-individu lainnya. Walgito (2007), mengungkapkan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain begitu pula sebaliknya, sehingga akan menjadi suatu hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut juga terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok. Soekanto (2001) mengungkapkan interaksi sosial antar kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Dijelaskan lebih lanjut oleh Bonner (dalam Ahmadi, 1999) interaksi sosial adalah hubungan antara individu dua individu atau lebih, sehingga individu yang satu akan mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu yang lain atau sebaliknya. Menurut Festinger (dalam Sugiarto, 2004) interaksi sosial merupakan proses saling mempengaruhi dan saling tergantung yang dapat 10
11 ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk menilai dirinya sendiri (selftevalution) dan kebutuhan ini dipengaruhi oleh adanya pembandingan diri dengan orang lain. Setiap individu akan berusaha untuk menilai dirinya sendiri, menilai perilakunya apakah perilaku tersebut sesuai dengan keadaan orang yang berada disekitarnya, karena pada dasarnya setiap individu akan menyadari konsekuensi yang akan terjadi apabila individu tersebut bertingkah laku berbeda dengan orang-orang yang berada disekelilingnya. Gerungan (2002) berpendapat bahwa interaksi sosial dapat terjadi bila memenuhi dua aspek yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif, tergantung dari predisposisi sikap seseorang yang menunjukkan kesediaan atau penolakan. Kontak sosial juga bersifat primer, yakni apabila individu yang terlibat bertemu langsung (face to face), atau sekunder yang berarti individu yang terlibat bertemu melalui media tertentu. Sementara Dayakisni dan Hudaniah (2003) mengatakan komunikasi baik maupun verbal ataupun nonverbal merupakan saluran untuk menyampaikan perasaan ataupun ide/ pikiran dan sekaligus sebagai media untuk dapat menafsirkan atau memahami pikiran atau perasaan orang lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah proses saling mempengaruhi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok,
12 baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga terjadi hubungan yang timbal balik.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan suatu proses yang cukup kompleks. Floyd Allport (dalam Walgito, 2003) perilaku dalam interaksi sosial tidaklah sederhana, tetapi perilaku didasari oleh berbagai faktor psikologis eksternal atau dari luar. Faktor-faktor tersebut diantaranya sebagai berikut: a. Faktor Imitasi Menurut Dayaksini dan Hudaniah (2003) imitasi dapat mendorong individu atau kelompok untuk melaksanakan perbuatanperbuatan yang baik. Contoh dari imitasi eksternal, apabila seseorang telah dididik untuk mengikuti suatu tradisi tertentu yang melingkupi segala situasi sosial maka orang tersebut akan memiliki suatu kerangka tingkah laku dan sikap moral yang dapat menjadi pokok pangkal guna memperluas perkembangan perilaku yang positif. Sedangkan dampak negatif dari pola imitasi dalam interaksi sosial apabila perilaku yang diimitasi adalah perilaku yang salah, baik secara moral maupun hukum, sehingga diperlukan upaya yang kuat untuk menolaknya. Proses terjadinya imitasi ini adalah adanya perilaku meniru yang dilakukan oleh individu dari individu lain, atau meniru dari dirinya sendiri. Misalnya pada anak-anak yang sedang belajar bahasa, seakan-akan mereka mengimitasi dirinya sendiri, mengulang-ulang
13 bunyi, kata-kata, melatih fungsi-fungsi lidah dan mulut untuk berbicara. Bahkan tidak hanya berbahasa saja, tetapi juga tingkah laku tertentu, cara memberi isyarat, cara berpakaian, adat istiadat dan konvensi-konvensi dipelajari melalui imitasi (G. Tarde dalam Ahmadi, 1999). b. Faktor Sugesti Menurut Dayaksini dan Hudaniah (2003) sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial mempunyai arti yang hampir sama. Keduanya merupakan suatu proses yang saling berpengaruh antara individu atau kelompok yang satu dengan yang lainnya. Sedang Gerungan dalam (Dayaksini dan Hudaniah, 2003) mngartikan, sugesti dapat dilakukan dan diterima oleh individu lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti dimaksudkan pada pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya
diterima
tanpa
adanya
kritik
dari
individu
yang
bersangkutan. Sugesti dapat dibedakan menjadi dua yakni, (a). Autosugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri (sugesti internal), sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan dan (b). Hetero-sugesti yaitu sugesti yang datang dari orang lain (sugesti eksternal). Baik Auto-sugesti atau Hetero-sugesti dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang cukup penting.
14 c. Faktor Identifikasi Didefinisikan oleh Bonner (dalam Gerungan, 2002) identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan idolanya. Sedang menurut Dayaksini dan Hudaniyah (2003) proses identifikasi pertama-tama berlangsung secara tidak sadar, dan selanjutnya irrasional. Artinya, identifikasi dilakukan berdasarkan perasaan-perasaan atau kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional dimana identifikasi akan berguna untuk melengkapi sistem norma, cita-cita dan pedoman bagi yang bersangkutan. Faktor lain yang memegang peranan dalam interaksi sosial adalah faktor identifikasi. Freud (dalam Walgito, 2003) identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Sehubungan dengan identifikasi ini Freud menjelaskan bagaimana anak mempelajari norma-norma sosial dari orang tuanya. d. Faktor Simpati Dayaksini dan Hudaniah (2003), simpati merupakan suatu bentuk interaksi yang melibatkan adanya ketertarikan individu terhadap individu lainnya. Simpati timbul tidak berdasarkan pada pertimbangan yang logisng dan rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan. Menurut Walgito (2002) dengan timbulnya simpati, akan terjalin saling pengertian yang mendalam antara individu satu dengan individu yang lain. Maka interaksi sosial yang berdasarkan
15 atas simpati akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan dengan interaksi baik atas dasar sugesti maupun imitasi. Simpati merupakan perasaan rasa tertarik kepada orang lain, maka simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan atas dasar perasaan emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik kepada orang lain yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya merasa tertarik sering tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Disamping individu mempunyai kecenderungan tertarik pada orang lain, individu juga mempunyai kecenderungan untuk menolak orang lain yang sering disebut dengan antipati. Jadi jika simpati bersifat positif, maka antipati bersifat negatif. Setiap individu pada dasarnya dapat melakukan interaksi dengan individu lain, akan tetapi bentuk dari tiap interaksi tersebut berbeda-beda, dan dari setiap interaksi tersebut juga akan memberikan respon yang berbeda dari setiap individu. Hurlock (2005) menyatakan penampilan, pakaian dan perhiasan akan mempengaruhi orang dalam interaksi sosialnya. Dijelaskan oleh Hurlock dalam interaksi sosial, penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya, salah satu keuntungan yang sering diperoleh adalah individu akan lebih mudah dalam memperoleh berteman. Selanjutnya, orang-orang yang menarik akan lebih mudah diterima dalam pergaulan dan dinilai lebih positif oleh orang lain dibandingkan dengan teman lainnya yang kurang
16 menarik, orang yang menarik lebih mudah menyesuaikan diri daripada mereka yang kurang menarik, sehingga pada akhirnya individu yang menarik akan lebih berbahagia. Walgito (2007) mengungkapkan untuk melihat baik buruknya interaksi dari setiap individu, pada dasarnya dapat dilihat dari berbagai macam ukuran, diantaranya adalah : a. Frekuensi Interaksi Dapat dilihat berdasarkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, apakah individu tersebut sering melakukan interaksi atau tidak. Apabila seseorang sering mengadakan interaksi dengan orang lain,
maka dapat dikatakan bahwa frekuensi
berinteraksinya tinggi. Individu yang memiliki frekuensi interaksi sosial yang tinggi, memiliki kemampuan berinteraksi yang baik dengan orang lain, begitu pula sebaliknya apabila frekuensi interaksi sosial rendah, maka individu tersebut memiliki kemampuan interaksi yang kurang dengan orang lain. b. Intensitas Interaksi Intensitas interaksi adalah mendalam tidaknya seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain, apabila intensitas interaksi dengan orang lain lebih intensif (intim), maka dapat dikatakan makin baik kemampuan berinteraksi orang tersebut. Individu yang mampu berinteraksi lebih intensif (intim) dengan individu lain akan berorientasi positif pada setiap kegiatan yang dilakukannya, dan
17 kemampuan berkomunikasinya akan semakin tinggi. Sedangkan individu
yang
memiliki
intensi
rendah,
maka
kemampuan
komunikatifnya kurang bahkan rendah dan hal ini akan berdampak pada orientasi berinteraksinya yang bersifat negatif. c. Popularitas Interaksi Popularitas
interaksi
adalah
banyak
sedikitnya
teman
berinteraksi. Jika seseorang semakin populer dalam berinteraksi, berarti makin banyak individu yang berinteraksi dengannya. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial adalah faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi dan faktor simpati. Interaksi sosial yang baik dan yang buruk pada dasarnya dapat memberikan dampak bagi setiap individu. Apabila individu semakin sering mengadakan interaksi, melakukan interaksi yang mendalam dengan individu lain dan banyaknya teman yang dimiliki pada individu (populer) akan membuat individu memiliki kemampuan berinteraksi yang baik dengan individu lainnya. Hal tersebut akan memberikan keuntungan baginya dan individu akan lebih berbahagia, namun apabila setiap individu tidak mampu untuk melakukan interaksi sosial, maka individu akan cenderung merasa terkucilkan dari kelompoknya, dan akan mengakibatkan gangguan mental bagi individu tersebut.
18 3. Aspek- aspek Interaksi Sosial Sugiarto (2004) berpendapat bahwa interaksi sosial dapat terjadi bila memenuhi dua aspek yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat bersifat positif/ negatif tergantung dari predisposisi sikap seseorang yang menunjukkan kesediaan/penolakan. Kontak sosial dapat bersifat primer, yakni apabila individu terliahat bertemu langsung (face to face), atau sekunder yang berarti individu yang terlibat melalui media tertentu. Davis (dalam Syani, 2002) mengemukakan aspek interaksi sosial adalah sebagai berikut : a. Komunikasi, merupakan proses informasi dan pengertian dari individu yang satu kepada individu yang lain. Komunikasi secara konsepsional mengandung arti memberitahukan berita, pengetahuan, pikiran-pikiran, nilai-nilai
untuk
mengguggah
partisipasi
agar
hak-hak
yang
diberitahukan itu menjadi milik bersama. b. Partisipasi, sebagai pengertian mental emosional seseorang didalam situasi
kelompok
dan
mendorong
individu
tersebut
untuk
menyumbangkan pikiran dan perasaan bagi tercapainya tujuan dalam serta bertanggung jawab terhadap suatu organisasi tertentu. Soekanto (2004) mengungkapkan suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi syarat : a. Adanya kontak sosial (social contact) Kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Kontak
19 merupakan tahapan pertama dari terjadinya interaksi sosial. Secara fisik kontak baru akan terjadi apabila terjadi hubungan badaniah, namun dalam perkembangannya sebagai gejala sosial ternyata tidak berarti harus hubungan badaniah, dimana orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya saja saling menyapa, saling tersenyum, berbincang-bincang. Dalam kondisi tersebut kita tidak dianjurkan untuk saling bersentuhan ataupun berhubungan badaniah. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu : antara orang perorangan, antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia ataupun sebaliknya, dan juga dengan cara terjadinya hubungan antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. b. Adanya Komunikasi Komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada badaniah), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi sikap-sikap dan perasaan-perasaan suatu kelompok manusia atau orang – perseorangan dapat diketahui oleh kelompok-kelompok lain atau orang-orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk dilakukannya.
menentukan reaksi
apa
yang akan
20 Komunikasi
memungkinkan
terjadinya
berbagai
macam
penafsiran tehadap tingkah laku orang lain. Komunikasi juga memungkinkan terjadinya kerja sama antara orang perorangan atau antara kelompok-kelompok manusia. Terdapat dua macam komunikasi yaitu searah dan dua arah, (a). Komunikasi searah bila dalam proses komunikasi itu tidak ada umpan balik dari komunikan (penerima pesan) kepada komunikator (penyampai pesan), dalam proses ini komunikator memberikan pesan kepada komunikan, dan komunikan menerima saja apa yang dikemukakan komunikator tanpa memberikan respon balik, dengan demikian komunikasi bersifat pasif. (b). Sedangkan
komunikasi
dua
arah
adalah
komunikasi
yang
menempatkan komunikan lebih aktif, dalam arti komunikan dapat atau perlu memberikan tanggapan sebagai umpan balik tentang pesan yang diterima dari komunikator saling memberikan umpan, sehingga masing-masing pihak aktif dalam proses komunikasi. Unsur-unsur dalam komunikasi : a. komunikator atau penyampai dalam hal ini dapat berujud antara lain orang yang sedang bicara, orang yang sedang menulis, orang yang sedang menggambar, orang yang sedang menyiarkan berita di TV. b. pesan yang disampaikan oleh komunikator, yang dapat berujud pengetahuan, pemikiran, ide, sikap dan sebagainya. Pesan ini berkaitan dengan lambing-lambang yang mempunyai arti.
21 c. media atau saluran, yaitu merupakan perangkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator. Ini yang sering disebut sebagai media komunikasi dapat berujud media komunikasi cetak dan non cetak dapat verbal dan non verbal. d. penerima pesan atau komunikan, ini dapat berupa seorang individu, tetapi juga dapat sekelompok individu-individu. Komunikan dapat berbentuk antara lain sebagai pendengar, penonton, ataupun pembaca. Abdulsyani (2002) interaksi sosial dapat terjadi jika telah memenuhi tahapan sebagai berikut : a. Kontak Sosial Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. b. Komunikasi Komunikasi adalah bahwa seseorang memberi tafsiran perilakuan orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah, sikap) perasaan-perasaan apa yang disampaikan oleh orang tersebut. c. Keterlibatan Keterlibatan adalah kemampuan untuk mengadakan penjajagan lebih lanjut atau dalam untuk mengetahui status seseorang. Selanjutnya, DeVito (dalam Walgito, 2007) mengemukakan seseorang berinteaksi haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, yaitu :
22 a. Kontak Tahapan ini, seseorang mengadakan kontak perseptual dengan orang lain, dapat melalui penglihatan, pendengaran atau pembauan. Seseorang akan mendapatkan gambaran fisik, misalnya jenis kelamin, tinggi, perkiraan umur. Kemudian individu tersebut akan mengadakan persepsi terhadap orang lain, mengadakan persepsi sosial, ataupun persepsi kepada orang. Setelah itu, kontak umumnya meningkat ke interactional contact. Individu akan bertukar informasi yang sifatnya superficial. Dalam tahapan ini, seseorang dapat melanjutkan interaksinya atau dapat memutuskannya ataupun tetap pada tahapan ini. b. Keterlibatan Seseorang mulai mengadakan penjajagan lebih lanjut, misalnya menanyakan tentang pekerjaan, tempat tinggal dan lain sebagainya. Individu akan menghadapi 3 alternatif, yaitu interaksi diputuskan (exit), diteruskan atau tetap. Apabila cocok, maka hubungan meningkat ke hubungan yang lebih intens. c. Keintiman Keintiman akan membuat interaksi lebih intens, pada umumnya terdapat komitmen interpersonal, yaitu kedua individu komit antara individu satu dengan individu lainnya dan hubungan ini masih bersifat privacy, kemudian hubungan dapat berlanjut ke social bonding.
23 Komitmen akan bersifat terbuka, misalnya pada orang tua, saudarasaudaranya dan teman-temannya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadinya interaksi sosial haruslah memenuhi syaratsyarat, diantaranya karena adanya kontak sosial merupakan hubungan yang terjadi antara individu tanpa adanya hubungan badaniah atau bersentuhan, komunikasi merupakan proses informasi dan pengertian antara individu satu dengan individu lain, keterlibatan yang akan membuat individu untuk mulai mengadakan penjajagan dan syarat lain yaitu keintiman yang merupakan komitmen yang dibuat antara individu satu dengan individu lainnya. 4. Dampak Interaksi Sosial Faris dan Dunham (dalam Notosoedirdjo, 2007) memberikan pandangan bahwa interaksi sosial sangat mempengaruhi kesehatan mental. Lingkungan kehidupan, tempat tinggal dapat memberikan peluang untuk meningkatkan hubungan interpersonal, sementara itu pola tempat tinggal tertentu dapat menghambat dan menimbulkan kesulitan untuk hubungan interpersonal. Barber (dalam Notosoedirdjo, 2007) mengemukakan keterasingan atau kerterpencilan seseorang itu bertingkat. Jika tidak ada kontak sosial sama sekali berarti individu dalam kondisi yang sangat terisolasi. Keterpencilan dapat berkurang jika masih terdapat kontak dengan orang tuanya, menjadi kurang terpencil lagi dapat kontak dengan sebayanya, dan
24 interaksi sosial menjadi berfungsi pada tingkatan tertinggi jika individu mampu berinteraksi dengan kelompok dalam teman sebayanya ataupun dalam kelompok umur yang lebih muda dan tua darinya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dampak interaksi sosial mempengaruhi kesehatan mental yaitu psikis, di mana individu akan mampu mengadakan hubungan timbal balik, berkomunikasi dengan individu lain secara baik dengan lingkungannya. 5. Dinamika Interaksi Sosial Secara Psikologis Ahmadi (1999) interaksi merupakan aktifitas yang paling unit yang timbul pada diri manusia. Interaksi ditimbulkan oleh bermacam-macam hal yang merupakan dasar dari peristiwa sosial yang lebih luas. Kejadiankejadian didalam masyarakat pada dasarnya bersumber pada interaksi individu dengan individu. Dapat dikatakan bahwa tiap-tiap orang dalam masyarakat adalah sumber-sumber dan pusat efek psikologis yang berlangsung pada kehidupan orang lain. Artinya tiap-tiap orang ini dapat merupakan sumber dan pusat psikologis yang mempengaruhi hidup kejiwaan orang lain dan efek itu bagi tiap orang tidak sama. Maka dapat dikatakan bahwa perasaan, pikiran, dan keinginan yang ada pada seseorang tidak hanya sebagai tenaga yang bisa menggerakkan individu itu sendiri, melainkan dasar bagi aktifitas psikologis dari orang lain dan semua hubungan sosial baik yang bersifat operation, coorporation adalah hasil dari pada interaksi individu.
25 Interaksi individu ini bedakan menjadi dua macam : a. Interaksi antara benda-benda, bersifat statis, memberi respon terhadap tindakan-tindakan individu, bukan terhadap individunya dan timbulnya hanya satu pihak saja, yaitu pada individu yang melakukan perbuatan itu. Misalnya cermin-cermin merupakan pemantulan tetapi cermin tidak bisa melihat. b. Interaksi antara manusia dengan manusia, bersifat dinamis, memberi respon tertentu pada manusia lain, dan proses kejiwaan yang timbul terdapat pada segala pihak yang bersangkutan. Misalnya jika individu melihat tingkah laku atau perbuatan individu lain, maka timbul kesadaran tertentu yang kiranya sesuai dengan kesadaran indivdu yang sedang diamatinya itu, seperti melihat orang menangis, hal itu dapat diketahui bahwa orang itu susah atau sedih. Beberapa uraian di atas menjelaskan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara individu dengan individu lainnya yang berkaitan dengan masalah sosial. Tetapi interaksi sosial dalam proses psikologisnya terjadi suatu pola yang saling mempengaruhi kejiwaan individu dengan individu lainnya, yang dapat direpresentasikan melalui perasaan, pikiran dan keinginan pada individu lain yang berkaitan dengan proses sosial yang bersifat kerja sama.
26 B. Pengamen 1. Definisi Pengamen Definisi Pengamen itu sendiri, awalnya berasal dari kata amen atau mengamen (menyanyi, main musik, dsb) untuk mencari uang. Amen/pengamen (penari, penyanyi, atau pemain musik yang tidak bertempat tinggal tetap, berpindah-pindah dan mengadakan pertunjukkan di tempat umum). Jadi pengamen itu mempetunjukkan keahliannya di bidang seni. Seorang pengamen tidak bisa dibilang pengemis, karena perbedaannya cukup mendasar. Seorang pengamen yang sebenarnya harus betul-betul dapat menghibur orang banyak dan memiliki nilai seni yang tinggi. Sehingga yang melihat, mendengar atau menonton pertunjukkan itu secara rela untuk merogoh koceknya, bahkan dapat memesan sebuah lagu kesayangannya dengan membayar mahal. Semakin hari semakin banyak pengamen jalanan yang berjejer di setiap lampu merah yang ada di Surakarta dan juga beroperasi di setiap terminal, di setiap bus dan angkot, di setiap rumah makan dan kaki lima, di setiap perumahan mulai dari anak balita sampai yang sudah tua, dari yang di lengkapi dengan alat musik seadanya sampai yang lengkap seperti pemain band, dari yang berpenampilan kotor sampai yang rapi, dari yang suaranya fals sampai yang bagus. Yang paling memprihatinkan adalah anak balita yang terpaksa dan dipaksa untuk ngamen dan semua itu diatur oleh jaringan yang memasok mereka dan setiap uang yang ada di setor kepada orang tua mereka.
27 Definisi dan kriteria PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), Dinas Sosial mnyebutkan bahwa anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalanan maupun di tempat-tempat umum. Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, salah satunya bekerja dengan mengemis dan menjadi pengamen, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Pengamen merupakan komunitas yang relatif baru dalam kehidupan pinggiran perkotaan, setelah kaum gelandangan, pemulung, pekerja sex kelas rendah, selain itu juga dianggap sebagai “virus social” yang mengancam kemampuan hidup masyarakat, artinya pengamen jalanan dianggap sebagai anak nakal, tidak tahu sopan santun, brutal, pengganggu ketertiban masyarakat. Oleh karena itu tidak mengherankan jika mereka sering diperlakukan tidak adil dan kurang manusiawi terutama oleh kelompok masyarakat yang merasa terganggu oleh komunitas anak jalanan seperti golongan ekonomi kelas atas (Suswandari, 2000). Menurut Fitriani (2003) anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalanan dengan cara mereka sendiri bekerja sebagai pengamen, penyemir sepatu, penjual Koran, pengemis, atau bahkan melacur. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengamen adalah salah satu pekerjaan yang dilakukan anak jalanan dengan cara
28 menyanyikan lagu baik menggunakan alat maupun tidak. Sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalan atau tempat-tempat umum lainnya, tidak atau bergantung dengan keluarga, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup dijalanan. 2. Faktor- Faktor Penyebab Munculnya Pengamen Menurut hasil penelitian Artidjo Alkastar (dalam Sudarsono, 1995) tentang potret Anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen menyatakan bahwa yang menyebabkan menuju kearah kehidupan jalanan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu sebagai berikut : a. Faktor Intern meliputi : kemalasan, tidak mau bekerja keras, tidak kuat mental, cacat fisik dan psikis, adanya kemandirian hidup untuk tidak bergantung kepada orang lain. b. Faktor Ekstern meliputi :
Faktor ekonomi : pengamen dihadapkan kepada kemiskinan keluarga dan sempitnya lapangan pekerjaan yang ada.
Faktor geografis : kondisi tanah tandus dan bencana alam yang tak terduga.
Faktor sosial : akibat arus urbanisasi penduduk dari desa ke kota tanpa disertai partisipasi masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial.
Faktor pendidikan : rendahnya tingkat pendidikan dan tidak memiliki keterampilan kerja.
29
Faktor psikologis : adanya keretakan keluarga yang menyebabakan anak tidak terurus.
Faktor kultural : lebih bertendensi pasrah kepada nasib dan hukum adat yang membelenggu.
Faktor lingkungan : anak dari keluarga pengamen telah mendidik anak menjadi pengamen pula.
Faktor agama : kurangnya pemahaman agama, tipisnya iman dan kurang tabah dalam menghadapi cobaan hidup. Menurut Pungki, dkk. (2002) faktor-faktor munculnya anak jalanan
adalah: (a) banyaknya fasilitas umum dikota besar yang menawarkan kemudahan seperti ; pusat kegiatan perdagangan jasa, transportasi, hiburan, kesenian, perkantoran yang merupakan faktor penarik dari kota tersebut, sehingga membuat semua orang tertarik termasuk anak jalanan, (b) faktor lingkungan keluarga yang diwarnai oleh ketidakharmonisan, baik perceraian, percekcokan, kehadiran orang tua tiri, (c) faktor ekonomi rumah tangga yang kurang mendukung memaksa setiap anggota keluarga untuk mencari penghasilan dan nafkah sendiri, (d) faktor pendidikan yang rendah, sangat mudah bagi anak untuk terjerumus ke jalan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya pengamen adalah adanya dua faktor, yaitu intern dan ekstern dimana faktor intern antara lain kemalasan,dan bahkan kemandirian untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup tanpa bergantung dengan orang lain, dan faktor ekstern yaitu meliputi kondisi ekonomi
30 keluarga yang lemah yang dialami oleh orang tua, kondisi kehidupan keluarga yang kurang harmonis,lingkungan,kultural dan pendidikan. c. Macam-macam Pengamen Jalanan Pengamen ada di mana-mana mulai di perempatan jalan raya, di dalam bis kota, di rumah makan, di ruko, di perumahan, di kampung, di pasar, dan lain sebagainya. Penampilan pengamen pun macam-macam juga mulai dari tampilan yang biasa saja sampai penampilan banci / bencong, anak punk, preman, pakaian pengemis dan pakaian seksi nan minim. Pengamen terkadang sangat mengganggu ketenangan kita akan tetapi mau bagaimana lagi. Jika mereka tidak mengamen mereka mau makan apa dan daripada mereka melakukan kejahatan lebih baik mengamen secara baik-baik walawpun mengganggu. Berikut ini adalah macam-macam pengamen : a. Pengamen Baik Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak memaksa dalam meminta uang. b. Pengamen Tidak Baik Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak di dengar oleh para pendengarnya
31 namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memberikan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau mengeluh langsung ke pendengarnya jika tidak mendapatkan uang seperti yang diharapkan. c. Pengamen Pengemis Pengamen ini tidak memiliki musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun vokal pun sesuka hatinya/ seenak hatinya. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh dari para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih mirip pengemis karena hanya bermodal dengan nekat saja dalam mengamen serta hanya berbekal belas kasihan dari orang lain dalam mencari uang. d. Pengamen Pemalak / Penebar Teror Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan teror kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut. Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebar teror dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar. Pengamen jenis ini biasanya akan memaksa diberi uang dari tiap pendengar dengan modal teror. Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan perbuatan tidak menyenangkan di depan umum.
32 e. Pengemen Penjahat Pengamen yang penjahat adalah pengamen yang tidak hanya mengamen tetapi juga melakukan tindakan kejahatan seperti sambil mencopet, sambil nodong, menganiaya orang lain, melecehkan orang lain, dan lain sebagainya. Kalau menemukan pengamen jenis ini jangan ragu untuk melaporkan mereka ke polisi agar modus mereka tidak ditiru orang lain. f. Pengamen Cilik / Anak-Anak Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar. Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis daripada mengamen. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi dari orang-orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini bisa dipaksa menjadi pengamen oleh orang tua, oleh preman, dsb namun juga ada yang atas kemauan sendiri dengan berbagai motif. Sebaiknya jangan diberi uang agar tidak ada anak-anak yang menjadi pengamen. Mereka seharusnya tidak berada di jalanan (Media Indonesia Online. com). Sunusi (dalam Lestari dan Karyani, 1997) pada survey dan wawancara terhadap anak jalanan di Jakarta dan Surabaya yang dilakukan Universitas Diponegoro dan Departemen Sosial, terdapat 4 kategori anakanak jalanan yaitu : (1)Anak jalanan tanpa ikatan keluarga, (2)Anak jalanan yang masih mempunyai ikatan dengan keluarga, (3)Anak jalanan
33 satu-satunya yang mencari nafkah dalam keluarga (who are sole bread winners), (4)Anak jalanan yang berpendidikan atau tidak berpendidikan atau tanpa ikatan dengan keluarga. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak jalanan terbagi di beberapa kategori, yaitu anak jalanan yang hidup dan tumbuh di jalanan, anak jalanan yang hidup dan menggelandang di jalanan tetapi secara periodik pulang dan anak jalanan yang berada di jalanan hanya untuk mencari nafkah. Sedangkan Pengamen itu sendiri adalah bagian dari anak jalanan yang terbagi menjadi enam yaitu : pengamen baik, pengamen tidak baik, pengamen pengemis, pengamen pemalak, pengamen penjahat dan pengamen cilik.
C. Interaksi Sosial Pengamen di Sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta Pengamen banyak berinteraksi dengan sopir, kernet, dan pedagang kaki lima. Kekerasan hidup, uang, dan bagaimana memenuhi kebutuhan konsumtif adalah hal-hal yang memenuhi orientasi hidup mereka. Sehingga secara umum perkembangan orientasi pemikiran mereka mengalami akselerasi dibandingkan dengan anak seusianya. Mereka cenderung teraleniasi dari dunia anak-anak. Interaksi sosial pengamen dengan lingkungan yang masih mendapat cukup perhatian dari orang tuanya, menampakkan adanya filtrasi dalam menyerap nilai dan norma lingkungan mereka di jalan. Hal ini nampak dalam tingkat ketahanan diri anak terhadap kecenderungan perilaku menyimpang
34 seperti
tindakan
asusila
maupun
tindakan
kejahatan
lainnya.
Dari
pengakuannya, sebagian dari mereka tetap melaksanakan kewajiban agama dan menghindari ajakan teman dari perbuatan asusila. Penulis melihat kuatnya pertahanan diri ini lebih dikarenakan masih adanya bimbingan orang tua dalam kehidupan mereka. Sedangkan untuk pengamen yang kurang atau tanpa perhatian orang tua, mereka rentan terhadap pengaruh lingkungannya. Kurangnya perhatian orang tua terutama dalam bentuk bimbingan untuk bersikap dan berperilaku serta disiplin dan kontrol diri yang baik, membuat pertahanan diri mereka rapuh. Mereka mengadopsi perilaku lingkungan di terminal tanpa filtrasi. Perilaku sekelilingnya seringkali diadopsi sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku, yang seringkali perilaku acuan yang mereka dapati adalah perilaku yang kurang dan bahkan bertentangan dengan norma sosial yang ada. Salah satu kasus kesalahan mengadopsi perilaku lingkungan adalah kebiasaan mengkonsumsi minuman keras dan obat terlarang. Dalam kajian patologi sosial peyimpangan tersebut dinyatakan sebagai produk dari perilaku detektif anggota keluarga, lingkungan tetangga dekat dan ditambah agresivitas yang tak terkendali dalam diri anak itu sendiri (Tauran, 2007). Kecenderungan pengamen untuk berbuat kerusakan dan melanggar tatanan hukum dan budaya masyarakat, hal tersebut terjadi akibat semakin sulitnya mencari nafkah di jalan. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya pandangan masyarakat yang menganggap bahwa anak jalanan sebagai sampah masyarakat dan kemudian mempersempit ruang aksessibilitas mereka
35 terhadap fasilitas-fasilitas umum yang menjadi kebutuhan mereka (Fitriani, 2003). Berdasarkan pada beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam berinteraksi sosial pengamen sering mengadopsi perilaku dari orang-orang yang ada disekitarnya. Sedangkan tidak semua pengamen masih mempunyai tingkat pendidikan yang membuatnya dapat menyaring beberapa perilaku yang didapat dari lingkungannya.
D. Pertanyaan Penelitian 1. Apa saja faktor yang menyebabkan menjadi Pengamen disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta? 2. Bagaimana pengamen disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, lingkungan tempat bekerja, maupun lingkungan masyarakat tempat tinggalnya ?
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu proses penelitian guna memperoleh pemahaman berdasarkan pada tradisi metodologi penyelidikan tertentu untuk mengeksplorasi masalah kemanusiaan atau masalah sosial dalam setting yang alami (Aminuddin, 1990). Kajian terhadap data penelitian akan dideskripsikan dalam bentuk katakata dan bukan angka-angka matematik atau statistik.
A. Gejala Penelitian Dalam penelitian ini, gejala yang hendak penulis ungkap adalah interaksi sosial pada pengamen disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta.
B. Definisi Operasional Gejala Penelitian 1. Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah proses saling mempengaruhi antara individu satu dengan individu yang lain sehingga terjadi hubungan yang timbal balik, dalam penelitian ini Interaksi sosial yang diungkap adalah anak jalanan dengan teman sebaya yang juga sebagai anak jalanan, anak jalanan dengan para pedagang yang berada disekitar terminal tirtonadi, anak jalanan dengan sopir atau kernet bis dan anak jalanan dengan para penumpang bus disekitar terminal tirtonadi.
36
37 2. Pengamen Pengamen adalah mereka yang berumur 18 tahun ke atas, sebagian besar menghabiskan waktunya dan atau berkeliaran dijalan atau tempattempat umum lainnya dengan cara menyanyikan lagu untuk mendapatkan uang, tidak atau bergantung dengan keluarga, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup dijalanan.
C. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada pengamen yang beroperasi di daerah terminal tirtonadi Surakarta. Komunitas pengamen di terminal tirtonadi ini tidak memiliki tempat khusus untuk mangkal. Biasanya berpindah-pindah tempat dan tidak menetap, walaupun mereka terbagi sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.
D. Informan Penelitian Salah satu yang dilakukan peneliti sebelum mengumpulkan data adalah menentukan informan penelitian. Informan penelitian ini adalah individu yang ikut serta dalam penelitian, darimana data dikumpulkan. Informan dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling yaitu, informan diambil bertalian dengan ciri-ciri atau karakter tertentu (Nasution, 1998). Pada penelitian ini akan diambil informan dengan karakteristik sebagai berikut : (a) berusia lebih dari 18 tahun,(b) sudah berada dijalanan minimal 5tahun,(c) tidak bergantung secara financial pada
38 keluarga,(d) bekerja sebagai pengamen,(e) berkeliaran atau berada di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta. Alasan peneliti menggunakan informan dengan karakteristik tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana Interaksi Sosial yang terjadi pada Pengamen yang berusia di atas 18 tahun dalam menghadapi kehidupan dijalanan. Sesuai dengan persyaratan kualitatif dengan jenis fenomenologi yaitu Pengamen yang mencari nafkah disekitar Terminal Tirtonadi .
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara untuk menggali interaksi sosial pengamen . Observasi dan dokumentasi untuk mengetahui gambaran perilaku anak jalanan di sekitar Terminal Tirtonadi. 1. Wawancara Wawancara merupakan metode atau alat pengumpulan data penelitian, yang mengandalkan suatu percakapan verbal dengan maksudmaksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak atau lebih, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan satunya adalah orang yang diwawancarai (interviewee), yang memberikan
jawabannya
berdasarkan
pertanyaan
yang
diajukan
interviewer (Moleong, 2002). Melainkan menurut Faisal (Hapsari, 2003) mengatakan bahwa teknik dalam wawancara merupakan cara utama dalam mengumpulkan data atau informasi, hal itu setidak-tidaknya mempunyai dua alasan. Pertama dengan wawancara seorang peneliti tidak hanya mengetahui suatu tema permasalahan yang dimiliki subjek, tetapi lebih
39 dapat menggalinya dan memahami lebih dalam (explicit knowledge). Kedua, semua apa ditanyakan oleh informan bisa mencangkup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan bahkan masa yang akan datang. Menurut Banister dkk (Poerwandari, 1998), wawancara merupakan percakapan dan Tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan suatu tema atau permasalahan yang diteliti, dan bermaksud untuk melakukan eksplorasi terhadap adanya isu tersebut. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan petujuk secara umum. Menurut Patton (Moleong, 1991) yaitu wawancara yang menggunakan kerangka dan garis besar/ pokokpokok yang ditanyakan saja, dalam proses wawancara penyusunan pokokpokok itu dilakukan sebelum proses wawancara dilakukan dan garis besar tersebut tidak perlu ditanyakan secara berurutan, hal itu untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat tercakup seluruhnya. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden, dalam konteks wawancara yang sebenarnya. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara yang dilakukan tanpa perantara orang, antara peneliti dengan subjek. Teknik wawancara seperti ini dimaksudkan untuk mendapatkan data “kasar” dari subjek dan data tersebut dapat digunakan untuk memperkuat hasil dari penelitian.
40 Adapun pertanyaan pada penelitian ini adalah menggunakan Guide wawancara agar pertanyaan terarah sesuai dengan sebenarnya
jawaban yang
dengan fakta yang ada tanpa adanya rekayasa ataupun
manipulasi, yaitu sebagai berikut : Guide wawancara dengan informan mengenai identitas diri NO
PERTANYAAN
FORMULASI PERTANYAAN
KODE
TEORITIS
WAWANCARA
1
Data diri Pengamen
1.
Nama, tempat tanggal lahir, usia, alamat rumah / tempat
DAJ
tinggal ? 2.
Anak ke berapa dari berapa saudara ?
3.
Hobi dan cita – cita ?
4.
Riwayat pendidikan ?
5.
Nama Ayah, Nama Ibu, Pekerjaan Ayah, Pekerjaan Ibu ?
6.
Kegiatan sehari – hari yang dilakukan ?
7.
Apakah harapan atau keinginan Pengamen dalam kehidupan ?
2 FPP
Faktor Penyebab Pengamen 1.
Mengapa anda memilih menjadi pengamen ?
Faktor Internal Penyebab 2. menjadi Pengamen
Apa yang menjadi motivasi anda untuk menjadi pengamen ?
3.
Berapa lama sudah menjadi pengamen (berada dijalanan) ?
41 4.
Berapa lama waktu yang digunakan saat berada dijalanan (mulai dari jam berapa sampai jam berapa) ?
5.
Bagaimana perasaan menjadi pengamen ?
Faktor Eksternal Penyebab
6.
menjadi Pengamen
Bagaimana keadaan ekonomi Orang tua pengamen?
7. Bagaimana kondisi keluarga pengamen ? 8. Bagaimana keadaan lingkungan tempat tinggal pengamen ? 9.
Apakah
faktor
menyebabkan pengamen ?
lain
yang
menjadi
42 Guide wawancara dengan informan mengenai interaksi sosial No
PERTANYAAN
FORMULASI PERTANYAAN
kode
TEORITIS
WAWANCARA
1
Faktor interaksi sosial
1. Darimana bisa tahu mengenai
FIS
Faktor Internal Penyebab Menjadi Pengamen
dunia jalanan ? 2. Bagaimana proses sampai bisa menjadi pengamen ? 3. Apa
yang
menjadi
motivasi
untuk menjadi pengamen ?
Faktor Eksternal Penyebab Menjadi Pengamen
4. Hal apa saja yang membuat tertarik menjadi pengamen? 5. Adakah seseorang yang juga sebagai
pengamen
yang
kemudian dijadikan idola dalam segala hal ?
43
2
Aspek interaksi sosial
AIS
Kontak Sosial
1.
Bagaimana ekspresi / perilaku jika bertemu dengan orang tua ?
2.
Bagaimana perilaku jika bertemu dengan
teman
dirumah
atau
teman sesama pengamen ? 3.
Bagaimana sikap jika bertemu dengan
kernet
bus
disekitar
tempat pengamen ? 4.
Bagaimana sikap jika bertemu dengan sopir bus disekitar tempat bekerja sebagai pengamen ?
5.
Bagaimana sikap jika bertemu dengan para pedagang asongan atau kaki lima tempat bekerja sebagai pengamen ?
6.
Bagaimana sikap jika bertemu dengan orang yang baru dikenal atau penumpang ?
44 Komunikasi
7.
Bagaimana
komunikasi
yang
terjalin dengan orang tua ? Bahasa yang digunakan ? 8.
Bagaimana
komunikasi
yang
terjalin dengan teman sesama pengamen ? dan bahasa yang digunakan? 9.
Bagaimana
komunikasi
yang
terjalin dengan sopir bus dan kernet bus ? 10. Bagaimana terjalin
komunikasi dengan
yang
pedagang
asongan, pedagang warung, dan pedagang
lain
yang
berada
disekitar terminal ? 11. Adakah bahasa khusus atau kode kode
yang
digunakan
bertemu
dengan
pengamen
jika
saat
sesama ada
rasia
mendadak? Partisipasi
12. Apakah terbuka
pengamen dengan
bersifat siapapun
terhadap masalah atau keinginan
45 yang dimiliki ? 13. Alasan apa yang digunakan saat ingin berkumpul dengan teman sesama pengamen ? 14. Teman
seperti
diinginkan
apa
sehingga
yang tertarik
untuk berkumpul di jalanan ? 15. Apakah
ada
pengaruh
jika
suasana hati sedang senang atau sedih untuk tetap berkumpul dengan teman sesama pengamen? 16. Bagaimana
jika
ada
teman
sesama pengamen atau orang lain yang mendapat musibah dan meminta bantuan ? 3
Wujud Interaksi Sosial
WIS
Hubungan timbal balik
1. Bagaimana
hubungan
yang
terjalin selama ini dengan ayah ? 2. Bagaimana
hubungan
yang
terjalin selama ini dengan ibu ? 3. Bagaimana
hubungan
yang
terjalin dengan saudara kandung ( kakak atau adik ) ? 4. Bagaimana
hubungan
yang
46 terjalin
dengan
sesama
anak
jalanan disekitar terminal ? 5. Bagaimana
hubungan
yang
terjalin dengan sopir bus disekitar terminal tirtonadi ? 6. Bagaimana
hubungan
yang
terjalin dengan kernet bus ? 7. Bagaimana terjalin
hubungan dengan
yang
pedagang
disekitar terminal tirtonadi ? 8. Bagaimana
hubungan
yang
terjalin dengan tetangga disekitar tempat tinggal rumahnya ?
2. Observasi Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan atau pencatatan data sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, yang tidak terbatas pada pengamatan langsung dan tidak langsung. Observasi merupakan metode yang mengandalkan intuisi dan visualitas yang baik, suatu proses kompleks yang tersusun berdasarkan proses biologi dan psikologi yang diantaranya sangat penting, yaitu proses pengamatan dan ingatan (Hadi, 1987).
47 Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan dengan akurat, melakukan pencatatan terhadap fenomena-fenomena tersebut. Pencatatan data dan informasi dilakukan secara deskriptif, yaitu mencatat sebanyak mungkin data atau informasi-informasi yang mendukung suatu gejala tanpa disertai interpretasi-interpretasi dan evaluasi dari observer. Pengamat tidak mencatat kesimpulan dan interpretasi, melainkan data konkrit
yang
berkenaan
dengan
suatu
fenomena
yang
diamati
(Poerwandari, 1998). Menurut Patton (Poerwandari, 1998), observasi merupakan penelitian bersifat terbuka, berorientasi pada penemuan-penemuan sebagai pembuktian, dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
Dengan
berada
dalam
situasi
lapangan
yang
nyata,
kecenderungan untuk dipengaruhi oleh berbagai konseptualisasi (yang ada sebelumnya) cukup besar. Selain itu, observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak dapat diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan yaitu peneliti hanya mengamati situasi dimana subjek melakukan aktivitasnya (Bogdon dan Taylor dalam Wihastuti, 2000). Observasi dilakukan untuk melengkapi data-data yang diperoleh melalui wawancara. Metode observasi dalam penelitian ini adalah specimen records yaitu observasi deskriptif naratif dengan memperhatikan dan merekam sebanyak mungkin aspek atau elemen sosial yang diamati sehingga mendapat gambaran
48 umum yang menyeluruh tentang suatu sistem sosial (Faisal dalam Wihastuti, 2000). Pencatatan data dilakukan secara deskriptif yaitu mencatat sebanyak mungkin data-data yang mendukung suatu gejala tanpa disertai interpretasi atau evaluasi dari observer. Pengamat tidak mencatat kesimpulan atau interpretasi, melainkan data-data konkrit berkenaan dengan fenomena yang diamati (Poerwandari, 1998). Observasi dilakukan terhadap sikap, perilaku dan aktivitas informan peneliti selama berada di jalanan serta untuk memperoleh dan melengkapi data penelitian agar lebih kaya. Adapun hal-hal yang dicatat secara garis besar adalah : a. Gambaran tentang keadaan tempat (setting) dimana informan penelitian beraktivitas sehari-hari. b. perilaku informan penelitian ketika wawancara dilakukan. Pencatatan dilakukan secara deskriptif naratif tentang perilaku informan selama wawancara berlangsung, bagaimana setting fisik lingkungan dan siapa saja yang hadir disana. Adapun pedoman observasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
49 Table 1. Pedoman observasi Fisik
1. Kondisi fisik subjek 2. Pakaian yang dipakai subjek ketika wawancara 3. Sikap subjek selama wawancara
Psikologis
1. Bahasa tubuh subjek 2. Ekspresi wajah subjek 3. Emosi subjek ketika wawancara 4. Interaksi subjek dengan orang-orang di sekitar subjek
Lingkungan
1. Lingkungan fisik tempat tinggal subjek 2. Kegiatan subjek di lingkungan tempat tinggal subjek 3. Kegiatan subjek selain di sekitar lingkungan tempat tinggal subjek.
Alat Bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hand Recorder b. Kaset c. Buku catatan d. Kamera digital 3. Dokumentasi Menurut Faisal (Hapsari, 2003), adalah semua jenis rekaman ataupun catatan sekunder lainnya, seperti surat-surat, memo, foto-foto, dan kliping. Lincoln dan Guba (Hapsari, 2003), menyebutkan bahwa sumber informasi yang berupa dokumentasi sesungguhnya cukup bermanfaat dalam penelitian kualitatif ini, sehingga akan menjadi suatu sunber data yang stabil dan barangkali juga akurat sebagai cerminan situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi. Data dokumentasi yang digunakan
50 nantinya adalah berupa hasil foto kegiatan anak jalanan di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta.
F. Teknik Analisis Data Data penelitian kualitatif tidak berbentuk angka tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto) ataupun bentuk-bentuk non angka lain (Poewandari, 1998). Karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka analisis data yang digunakan adalah analisis data secara induktif deskriptif, yaitu proses pengumpulan data yang menggunakan gambaran cerita dengan cara melakukan abstraksi setelah rekaman fenomena-fenomena khusus dikelompokkan menjadi satu. Teori yang dikembangkan dengan cara ini muncul dari bawah, yang berasal dari sejumlah besar bukti yang terkumpul yang saling berhubungan satu dengan yang lain. (Aminuddin, 1990). Menurut Patton (Moleong, 2002), analisis data adalah suatu proses yang didalamnya mengatur urutan data dan informasi yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang telah dijelaskan diatas, yang nantinya akan diorganisasikan ke dalam suatu pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar, sehingga akhirnya akan ditemukan tema masalah dan lalu dapat dirumuskan menjadi hipotesis. Adapun proses yang dilakukan
dalam
pengolahan data hasil penelitian yaitu dengan organisasi data. Tentang hal ini Higlen dan Finley (2001), mengatakan bahwa dengan mengorganisasikan data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk (a) memperoleh kualitas data
51 yang baik, (b) mendokumentasikan analisis yang dilakukan, (c) menyimpan data yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Hal-hal yang disimpan dan diorganisasikan adalah : (a) data mentah (catatan lapangan dan kaset ), (b) data yang sudah ditulis dalam verbatim, (c) data yang sudah ditandai dengan kode-kode, (d) teks lapangan (yang masih terus akan ditambah jika perlu, dan diperbaiki sesuai perkembangan dan temuan lapangan ). Widodo dan Moechtar (2000) mengemukakan bahwa data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dianalisis menggunakan analisis deskriptif berupa paparan, uraian, dan gambaran yang kemudian disusun dalam kategori. Adapun langkah-langkah penulis dalam melakukan anlisis data adalah sebagai berikut : 1. Membuat transkip wawancara (verbatim), laporan lapangan hasil observasi Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah wawancara dan observasi. Hasil wawancara direkam dengan tape recorder kemudian ditulis didalam transkip secara lengkap agar memudahkan peneliti dalam mnganalisa. Demikian pula dengan hasil observasi, ditulis dalm bentuk laporan dengan tujuan mempermudah penulis dalam menganalisa. 2. Mencari kategori Transkip wawancara dan laporan observasi yang telah dibuat dicari kategori-kategori
yaitu
pengelompokan
terhadap
apa
saja
yang
52 melataerbelakangi anak jalanan dan mengenai interaksi sosial anak jalanan. Kategori tersebut dilakukan dengan pengambilan keputusan secara induksi, yaitu kesimpulan ditarik dari keputusan khusus untuk mendapat kesimpulan yang umum berdasarkan data yang diperoleh. 3. Mendeskripsikan kategori Kategori yang telah diperoleh, kemudian dideskripsikan dengan maksud untuk menggambarkan dan menjelaskan latar belakang munculnya anak jalanan dan interaksi sosial anak jalanan. 4. Pembahasan hasil penelitian Deskripsi kategori yang sudah diperoleh kemudian dibahas dengan mengaitkan teori-teori mengenai latar belakang munculnya anak jalanan dan interaksi sosial anak jalanan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian merupakan tahap awal yang harus dilakukan oleh peneliti sebelum peneliti melaksanakan penelitian di lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah : 1. Orientasi Kancah Penelitian Penulis
melakukan
orientasi
lapangan
tentang
kemungkinan
dilakukannya penelitian sesuai tema yang penulis tentukan sebelum melaksanakan penelitian. Orientasi lapangan dilakukan penelitian pada tanggal 09 Mei 2009 sampai dengan 29 Juli 2009. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan penjajakan di lokasi penelitian, peneliti mencari informasi
dilingkungan
sekitar
terminal
tirtonadi
Surakarta
untuk
mendapatkan data tentang interaksi sosial pada pengamen yang sesuai dengan karakteristik, yaitu : (a) Laki-Laki, (b) berusia diatas 18 tahun, (c) sudah berada dijalanan minimal lima tahun, (d) bekerja sebagai pengamen jalanan,(e) berkeliaran atau berada di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta. Selanjutnya pada tanggal 14 Juli 2009 peneliti mendatangi lokasi tempat berkumpul/ mangkal anak jalanan yang telah peneliti dapat dari hasil orientasi lapangan sebelumnya dan meminta kesediaan beberapa anak jalanan yang sesuai dengan criteria penelitian yang telah ditentukan untuk menjadi informan penelitian.
53
54
2.
Proses Persiapan Penelitian a. Pencarian Data Pengamen Pada tanggal 09 Mei 2009 peneliti melakukan wawancara awal pada dua orang yang menjadi pengamen dan dapat diketahui berapa lama telah berada dijalanan. Setelah itu peneliti mencari data anak jalanan yang telah menjadi anak jalanan minimal dua tahun. Untuk mengetahui data anak jalanan , maka penulis bertanya pada salah satu orang yang sudah lama menjadi anak jalanan dan khususnya yang berada disekitar terminal tirtonadi sesuai dengan karakteristik penelitian. b. Persiapan alat pengumpul data 1. Penyusunan pedoman wawancara Penyusunan
pedoman
wawancara
dilakukan
penulis
berdasarkan pada tujuan penelitian, yaitu ingin mengkaji latar belakang anak jalanan dan ingin mendeskripsikan interaksi sosial pada anak jalanan disekitar terminal tirtonadi. Pedoman wawancara berisi beberapa daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh informan penelitian. Pedoman yang digunakan bersifat tentative, artinya pedoman tersebut dapat mengalami pengembangan dan penyempitan pertanyaan, sehingga dapat diubah sesuai dengan situasi dan kondisi penelitian yang diharapkan akan terkumpul data serta dapat menjawab pertanyaan penelitian tersebut. Wawancara yang dilakukan direkam dengan mengguankan tape recorder.
55
2. Penyusunan Pedoman Observasi Penyusunan pedoman observasi dilakukan untuk memudahkan saat melakukan observasi dan memperkecil kemungkinan terlewatnya hal-hal yang harus diobservasi. Data hasil observasi digunakan untuk menambah dan memperkuat informasi yang sudah diperoleh selama dilakukannya wawancara. Sebelumnya penulis sudah membuat guide observasi sebagai petunjuk sebagai dasar melakukan observasi. Alat bantu yang digunakan dalam observasi adalah kertas dan pulpen.
B. Pelaksanaan Penelitian 1. Proses Screening Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini adalah anak jalanan di sekitar terminal tirtonadi yang menjadi pengamen dan berada di jalanan minimal 5 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling dan purposive sampling non random. Adapun dari data pengamen penulis mendapatkan informan tersebut merekomendasikan teman-temannya yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan penulis. Adapun karakteristik jamaah yang dijadikan subjek penelitian adalah : (a) Laki-Laki, (b) berusia diatas 18 tahun, (c) sudah berada dijalanan lebih dari lima tahun, (d) bekerja sebagai pengamen jalanan,(e) berkeliaran atau berada di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta. Alasan penulis menentukan karakteristik tersebut karena banyaknya anak jalanan yang belum tentu telah lama bargabungnya dan semua informan yang ditemui adalah laki-laki. Selain itu informan diambil semua
56
adalah pengamen. Berdasarkan karakteristik tersebut, penulis mendapatkan 5 orang untuk dijadikan informan penelitian.
2. Pelaksanaan Wawancara Sebelum mengadakan wawancara, peneliti terlebih dahulu memberitau dengan informan serta melihat situasi dan kondisi informan dengan alasan agar wawancara dapat berjalan dengan lancer serta informan dapat berbicara secara terbuka tanpa ada paksaan. Oleh karena itu sewaktu melakukan wawancara peneliti tetap menjaga rapport agar informan tidak berfikir negatif terhadap peneliti. Saat menjalin rapport, peneliti memperkenalkan tentang diri peneliti dan menyampaikan beberapa hal penting pada informan, selain tentang diri peneliti dan maksud atau tujuan peneliti mengadakan wawancara. Beberapa hal penting tersebut adalah : a.
Peneliti menginformasikan kepada informan bahwa nama mereka tidak akan dicantumkan dalam hasil penelitian.
b.
Maksud dan tujuan penelitian mengadakan penelitian. Hal tersebut disampaikan karena terdapat kemungkinan informan merasa khawatir dan curang bahwa penelitian ini akan merugikan mereka. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti menyampaikan kepada informan bahwa tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengkaji latar belakang anak jalanan dan mendeskripsikan interaksi sosial pada pengamen disekitar terminal tirtonadi.
57
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang menggunakan pedoman umum, berupa garis besar pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara dan disusun sebelum wawancara dilakukan. Agar data yang diperoleh sesuai dengan hasil wawancara yang disampaikan subjek, maka pembicaraan dalam wawancara direkam dengan tape recorder. Catatan kecil yang digunakan mengacu pada guide interview yang telah disusun oleh penulis. Jadwal pelaksanaan wawancara dapat dilihat pada tabel berikut: Jadwal Kegiatan Wawancara No
Subjek
1.
A
Tanggal Wawancara 18 Juli 2009
Tempat Tempat Parkiran Sepeda Motor Terminal Tirtonadi
2.
YP
21 Juli 2009
Warung Makan diTerminal Tirtonadi
3.
WO
23 Juli 2009
Kost – Kost an Anak Jalanan
4.
HS
23 Juli 2009
Kost – Kost an Anak Jalanan
5.
AP
24 Juli 2009
Tempat Parkiran Sepeda Motor Terminal Tirtonadi
58
3. Pelaksanaan Observasi Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang diperoleh melalui wawancara dan untuk memperoleh informasi serta gambaran yang lebih jelas tentang latar belakang dan interaksi sosial pada pengamen disekitar terminal tirtonadi. Dalam penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan selain itu penulis memfokuskan perhatian pada perilakuperilaku, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan emosi subjek saat wawancara. Langkah dalam pelaksanaan penelitian ini dari awal sampai akhir dapat peneliti gambarkan melalui bagan sebagai berikut:
Bagan Pelaksanaan Penelitian
PENENTUAN INFORMAN
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
INTERVIEW OBSERVASI
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN CATATAN LAPANGAN&DOK. KESIMPULAN
59
C. HASIL ANALISIS DATA 1. Identifikasi Subjek Penelitian Berdasarkan usia, informan adalah yang masuk kategori usia dewasa dini yaitu usia 18-30 tahun. Semuanya berjenis kelamin laki-laki. Seluruh subjek telah menjadi anak jalalan lebih dari 5 tahun, bekerja sebagai pengamen jalanan yang beroperasi didalam bus disekitar terminal tirtonadi. Untuk lebih jelasnya digambarkan dalam bentuk tabel berikut: Riwayat Diri Informan Karakteristik Informan Penelitian A
YP
WO
HS
AP
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
24th
19th
22th
25th
30th
Agama
Kristen
Islam
Islam
Kristen
Kristen
Status
Menikah
Belum
Belum
Belum
Belum
menikah
menikah
menikah
menikah
Nama Jenis Kelamin Usia
Pekerjaan
Pengamen
Pengamen
Pengamen
Pengamen
Pengamen
Pendidikan
SMA
SMA
SMP
SD
SD
60
Kondisi Keluarga
Tinggal
Orang Tua
Orang Tua
Orang Tua
Bercerai,
Bercerai,
Utuh
sudah
sudah
bercerai,
dan Ibu
menikah &
menikah &
Ayahnya
belum
memiliki
memiliki
menikah lagi
menikah
keluarga
keluarga
& memiliki
baru
baru
keluarga baru
Istri
Ayah
Teman
kandung &
Bersama
Orang Tua
Ayah sudah
Berpisah tanpa meninggal,
Nenek & Adik
Ibu
kandung
kandung
6 tahun
7 tahun
Ibu Tiri Lama
6 tahun
6 tahun
5 tahun
dijalanan Tempat
Naik bus
Naik bus
Naik bus
Naik bus
Naik bus
beroperasi
Sumber
Sumber
Sumber
Sumber
Sumber
kencana dari kencana
kencana dari kencana dari
kencana
Terminal
dari
Terminal
dari
tirtonadi ke
Terminal
tirtonadi ke tirtonadi ke
perempatan
tirtonadi ke perempatan perempatan
tirtonadi ke
ngemplak
perempatan ngemplak
ngemplak
perempatan
Terminal
Terminal
sampai palur ngemplak
sampai
sampai palur
ngemplak
kemudian
palur
kemudian
sampai
kembali lagi palur
kemudian
kembali lagi
palur
ke terminal
kembali lagi ke terminal
sampai
kemudian
kemudian
61
tirtonadi,
Alamat
Batam
kembali lagi ke terminal
kembali lagi
ke terminal tirtonadi,
ke terminal
tirtonadi,
tirtonadi,
Palur Kulon RT 2/ 2
Rumah
tirtonadi,
Cinderejo kidul RT
Bibis baru
Bibis baru
Rt03/Rw24
Rt03/24
nusukan,
nusukan,
banjarsari,
banjarsari,
Surakarta.
Surakarta.
Kurang
Kurang
Mampu
Mampu
06,RW07 Sukoharja, Mojolaban.
Kondisi Ekonomi Kategori Anak Jalanan
Sederhana
Kurang
gilingan, Surakarta.
Sederhana
Mampu
Children On Vulnerable Children On Vulnerable To Vulnerable The Street, To Be Street The Street,
Be Street
To Be Street
Children
Children
Children
Tabel diatas merupakan tabel karakteristik informan penelitian utama, pada penelitian ini tidak menggunakan informan pendukung, dikarenakan informan utama tidak menginginkan adanya informan pendukung. Informan pada penelitian kali ini berjumlah 5 orang dengan jenis kelamin laki-laki, dikarenakan informan tidak ada yang berjenis kelamin perempuan. Usia dari informan penelitian cukup beragam dimulai dari usia 19 tahun, 22 tahun, 24 tahun, 25 tahun dan 30 tahun. Keberagaman usia tersebut termasuk dalam kategori usia dewasa dini. Informan penelitian memiliki tingkat pendidikan yang berbeda 2 orang informan merupakan lulusan Sekolah Dasar, 1 orang informan merupakan lulusan
62
Sekolah Menengah Pertama dan 2 orang informan merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas. Informan 1 sudah 6 tahun menjadi anak jalanan. Rumah asli informan di Batam, informan anak kelima dari 5 bersaudara. Pekerjaan sekaligus kegiatan A setiap hari adalah pengamen jalanan yg beroperasi disekitar terminal tirtonadi yang dikerjakan sejak usia 18th dan sekarang usia informan 24th. Orang tua A bercerai dan kemudian menikah lagi saat informan masih bersekolah di SD, kemudian ikut tinggal bersama neneknya, setelah neneknya meninggal informan pindah dan tinggal di solo bersama kakaknya. Saat itu informan juga bersekolah di SMA kristen 2 Surakarta. Informan kemudian menikah dan tetap tinggal bersama istrinya dikost. Sedangkan kakaknya pindah rumah keSemarang. Pendidikan terakhir A adalah SMA. Kondisi ekonomi keluarga A adalah berkecukupan, sederhana, pekerjaan Ayah A adalah pensiunan tentara sedangkan ibunya wiraswasta dengan membuka rumah makan di kota Batam. Sejak Ayah kandung A jarang megirimi uang kemudian salah satu teman mengajak kedunia jalanan untuk mengamen sampai sekarang. Informan ke 2 yang bernama YP berusia 19 th, saat ini tinggal bersama Ayah kandung dan Ibu tiri, orang tua YP telah bercerai saat duduk dikelas 1 Sekolah Dasar, kemudian kedua Orang tuanya masing-masing menikah lagi. YP anak pertama dari 2 bersaudara,adik YP perempuan dan tinggal bersama Ibunya, sedangkan YP memilih tinggal bersama Ayahnya. Rumah asli YP adalah palur kulon, mojolaban, sukoharjo, tetapi setelah orang tua bercerai dan Ayah YP sering bertengkar dengan adik kandungnya yang sudah berumah tangga serta tinggal satu
63
rumah, maka YP dan Ayahnya memilih pindah di Minapadi, Nusukan, Surakarta. YP bekerja sebagai pengamen jalanan sejak usia 13 th saat masih bersekolah kelas 6 Sekolah Dasar. Pendidikan terakhir YP adalah SMA. Kondisi ekonomi keluarga YP kurang mampu dan ini dijadikan alasan untuk mengamen, agar kebutuhannya tercukupi dan tidak harus selalu bergantung kepada orang tua, berawal dari bermain dan diajak teman kejalan untuk mengamen, kemudian YP tertarik dan ikut mengamen sampai sekarang. Informan ke 3 adalah WO berusia 22th, anak keempat dari lima bersaudara. Sudah 5 tahun menjadi pengamen jalanan dan kedua orang tua mengetahui. WO jarang pulang kerumah dan memilih tinggal dikost bersama teman dan pacarnya. Pendidikan terakhir WO adalah SMP. Kondisi ekonomi keluarga WO berkecukupan dan sederhana, pekerjaan Ayah WO adalah sopir truk dan dulu Ibu WO pengasuh anak(baby sister). Karena merasa stres, setiap hari mabuk dengan teman kampung, maka WO memilih kejalanan yang juga diajak teman untuk mengamen. Informan ke 4 adalah HS berusia 25th, anak pertama dari dua bersaudara. HS tinggal bersama neneknya sejak kecil,orang tua HS bercerai karena Ayah HS bekerja dijakarta dan menikah lagi tanpa sepengetahuan Ibu HS. Ayah meninggalkan rumah dan bekerja sebagai sopir truk sejak HS bersekolah kelas 3SD, dan Ibu HS bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Karena keadaan ekonomi keluarga kurang, maka HS hanya bisa mempunyai ijasah SD, walaupun HS juga bersekolah sampai dengan SMP kelas 3, tapi kemudian HS keluar dari sekolah memilih mengalah dan membiarkan agar adik kandungnya saja yang terus
64
bersekolah hingga STM. HS sudah 6 tahun menjadi pengamen jalanan diajak oleh temannya, hal ini dilakukan karena disamping ikut membiayai adiknya yang masih bersekolah, juga untuk bertahan hidup yang selama ini ditanggung oleh neneknya, sedangkan Ibunya hanya mampu membiayai sekolah saja. Informan ke 5 adalah AP berusia 30 th, mempunyai tujuh saudara dan AP adalah anak keempat. Ayah AP sudah meninggal sejak SD dan setelah itu AP tidak melanjutkan lagi sekolah. Rumah asli AP adalah medan, kemudian sekitar tahun 1979 karena gagal panen selama 2 tahun , tanah tandus sehingga pengairan susah, maka saat AP berusia 3 tahun, Ayah AP menyuruh untuk pindah kesolo sampai sekarang tinggal bersama Ibunya dinusukan yang berjualan pakaian PKL didekat pasar legi. Kondisi ekonomi dalam keluarga AP kurang sejak Ayahnya meninggal sehingga untuk mencukupi kebutuhan dan meringankan beban ibunya, AP memutuskan untuk mengamen. Informan sudah 7 tahun bekerja sebagai pengamen dijalanan dan diajak oleh teman. 2. Deskripsi Informan Setelah pengambilan data pada 5 orang informan utama selesai dilaksanakan, maka peneliti mendeskripsikan hasil data tersebut dalam bentuk laporan narasi deskripsi. Penjelasan tentang 5 orang informan utama dijabarkan satu persatu dalam laporan, sebagai berikut : a. Informan I (A, 24 tahun, Laki-laki) 1) Karakteristik Fisik Informan Informan A berjenis kelamin laki-laki, mempunyai tinggi badan kirakira 165 cm, berat badan kira-kira 55 kg. Informan memiliki bentuk wajah
65
sedikit oval, mata kecil, alis tebal, rambut pendek agak ikal, hidung mancung dengan bibir yang agak tebal dengan gigi terlihat banyak karang gigi dan berkulit sawo matang. Pada saat wawancara informan mengenakan kaos dengan kondisi kaos yang banyak sobekan pada bagian leher dan lengannya bewarna hitam dengan tulisan warna cokelat bertuliskan ”SKETERS”, kemudian informan mengenakan celana jeans selutut dengan bekas potongan, masih berserabut kain warna biru muda, A membawa tas kecil yang dipakai secara menyamping pada bahu tangan bewarna hitam dan A juga memakai sandal jepit warna putih polos dengan merk swallow. Wawancara dilaksanakan 1 kali saat A selesai ngamen. 2) Hasil Observasi Saat Wawancara Pertemuan pertama kali dilakukan di warung pinggiran yang berada di pintu keluar lewatnya bus, pertemuan ini bertujuan untuk perkenalan dan pembentukan rapport. Sebelumnya
peneliti terlebih dahulu
memperkenalkan diri dan berbincang-bincang tentang keadaan lingkungan disekitar terminal tirtonadi/lokasi penelitian. Pertemuan tersebut dilakukan pada tanggal 15 Juli 2009 berlangsung dari pukul 14.00-16.00 WIB, ketika itu A sedang menunggu antrian naik bus untuk mengamen lagi. Setelah peneliti akan pulang, maka peneliti mengadakan janji terlebih dahulu dengan A untuk melakukan wawancara mengenai tujuan peneliti. Selama pertemuan pertama tersebut, A terlihat sebagai individu yang pendiam, tidak banyak kata-kata yang dilontarkannya. Jika A tidak diajak berbicara, maka A memilih diam dan matanya tertuju pada lalu-lalang bus
66
yang lewat dihadapan A dan peneliti, sesekali A minum es teh dalam plastik bening tersebut. A sangat jarang sekali untuk mengawali pembicaraan, namun ketika ditanya tentang kesehariannya A langsung merespon dan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Di awal pertemuan A menjadi pusat perhatian dari teman sesama anak jalanan, A hanya merespon dengan senyum dan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan padanya. Ketika peneliti mengutarakan apa yang ingin dilakukan dan tujuan tentang pertemuan kali ini, A meresponnya dengan anggukan kepala dan menyatakan bersedia membantu peneliti dalam pengambilan data. Wawancara dilakukan di tempat parkiran/penitipan sepeda montor terminal tirtonadi pada hari sabtu, 18 Juli 2009 pada pukul 15.00-17.00 WIB, hal ini dilakukan karena mempertimbangkan kenyamanan dari A dan atas permintaan A sendiri untuk dilakukannya wawancara agar tidak terlalu bising dengan suara bus yang keluar masuk terminal dan aktivitas orang-orang
yang
berlalu-lalang.
Ketika
peneliti
akan
memulai
wawancara, peneliti berbicara menggunakan bahasa Indonesia, peneliti melakukan wawancara terhadap A. Sikap A selama wawancara terlihat tenang dalam menjawab pertanyaan dengan bahasa Indonesia juga dan memperhatikan apa yang ditanyakan. Selama berlangsungnya wawancara. A sangat antusias dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan pribadi terutama tentang keluarganya, A menunjukkan sikap tegar dan terlihat ekspresi muka yang berubah dari sebelumnya.
67
Wawancara berlangsung secara lancar, tidak ada hambatan yang berarti ketika wawancara berlangsung. 1. Catatan Lapangan Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2009, peneliti mengadakan perkenalan dengan A. Pertemuan dilaksanakan pada pukul 14.00-16.00 WIB, peneliti menyampaikan tujuan dan maksud peneliti. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2009 pada pukul 15.00-17.00WIB di tempat parkiran/penitipan sepeda montor terminal tirtonadi, aktivitas yang dilakukan adalah wawancara
yang berlangsung 1 jam. Ketika peneliti menanyakan pada A tentang kehidupan keluarganya, raut muka A berubah yang tadinya A begitu semangat saat menceritakan kehidupannya di jalanan menjadi pengamen jalanan. Nampak raut muka yang tegar dan penuh penyesalan bila mengingat keluarganya. A berkata dia ingin hidup lebih baik, mempunyai anak, tenang dan bahagia bersama istrinya. 2. Hasil Wawancara Informan Informan berinisial A berusia 24 tahun dan sudah menjadi pengamen jalanan selama 6 tahun di terminal tirtonadi Surakarta. Pendidikan terakhir informan adalah SMA. Orang tua A bercerai kemudian masing-masing menikah lagi, setelah orang tua A bercerai, maka A tinggal bersama neneknya. Semua saudara A sudah menikah dan mempunyai keluarga. Rumah asli A di Batam. Setelah neneknya
68
meninggal, A tinggal dan bersekolah SMA di Solo dengan kakaknya. A menikah dan tetap tinggal di kost bersama istrinya, sedangkan kakaknya pindah ke semarang. ” Sekarang usia saya dua puluh empat tahun”..(W1/A:11) ” Enam tahun mbak ngamen, hidup di jalanan”..(W1/A:58) “ Aku SD Negeri 1 Batam .. trus SMP juga SMPN1 Batam, sampai SMA”…(W1/A:34-35) “Gimana ya mbak ya .. Orangtuaku cerai … habis itu pertama Ibuku
nikah lagi…Bapakku juga nikah lagi”..(W1/A:81-
84) “Rumah asli Batam i mbak”…(W1/A:7) “Iya.. setelah nenek meninggal aku
ikut kakakku dan
sekolah SMA di Solo sini....”(W1/A:97-98) “Kakakku pindah ke Semarang… Sebenarnya aku mau ikut, cuman aku sudah menikah punya istri, kan kasihan mau saya tinggal, jadi tetap di Solo aja”..(W1/A:103-106) A adalah anak kelima dari lima bersaudara, semua saudara sudah berkeluarga. A merasa belum pernah merasakan kasih sayang dari orang tua. Sejak kecil A jarang berkomunikasi dengan orang tua, A tidak mempunyai cita-cita, dan hal yang paling disukai adalah memakai narkoba. A mengenal dan memakai narkoba dari temannya. A sudah hampir 5 tahun memakai narkoba. ” Aku anak kelima i mbak dari lima saudara..”(W1/A :9) ” Saudara saya sudah bekeluarga semua...”(W1/A:94)
69
“Lha itu lho mbak … dari kecil sampe besar kayak gini, aku belum
pernah
merasakan
kasih
sayang
dari
orang
tua
mbak…”(W1/A:62-64) “Nggak pernah mbak komunikasi, jarang…”(W1/A:231) “Nggak tau aku cita – citaku…”(W1/A:28) “Ya … yang paling enak dan kusukai ya narkoba itu mbak.”(W1/A:20-21) “….aku
dikenalin
narkoba
sama
temen
–
temenku,..”(W1/A:146-147) “Hampir lima tahun memakai narkoba..”(W1/A:142) Nama Ayah adalah Yanto, pekerjaan Ayah A adalah pensiunan tentara, sedangkan nama ibu Nurhayanti adalah seorang wiraswasta buka restoran dibatam. Kegiatan dari pagi A adalah mengamen untuk makan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Awalnya A tidak punya niat untuk menjadi pengamen jalanan, akan tetapi karena Ayah A sudah jarang memberi uang, maka A ikut saat di ajak temannya turun kejalanan. “Yanto..”(W1/A: 41) “Pensiunan tentara mbak…”(W1/A:44) “Nurhayanti..”(W1/A: 42) “Bukak rumah makan di Batam”..(W1/A:46). “Dari
bangun
Pagi,
ngamen
cari
uang
makan,kebutuhan hidupku dan istriku…”(W1/A:55-56)
ya
buat
70
“Pertama sih aku nggak punya niat untuk ke jalanan mbak … semenjak bapakku jarang ngirimi uang kan .. aku bingung mau ngapain lagi, ya ..ada temen yang ngajak ke jalanan sampe sekarang..”(W1/A:177-181) A berada di jalanan karena ikut dengan teman, tidak ada teman yang dijadikan idola saat berada dijalanan. Perasaan A biasa saat menjadi anak jalanan. A tidak tertarik berada dijalanan, semua dijalankan karena keadaan. A tidak pernah berantem dengan teman sesama anak jalanan. Tidak ada kode atau bahasa khusus saat berada dijalanan, jika bertemu teman dijalan paling tegur sapa. Saat ada masalah, suasana hati sedih maka informan memilih untuk tidak kumpul dengan teman dan memilih memakai narkoba. “Ya … kalau ikut teman kejalan iya, tapi kalau meniru nggak”..(W1/A:185-186) “Perasaanku biasa aja mbak …”(W1/A:201) “Ya nggak lah mbak … siapa yang mau hidup kaya gini, semua orang itu nggak mau hidup seperti ini … banyak temen – temen ku yang bilang juga, mungkin kalau bisa malah nggak di jalanan lagi, semua dijalani kan karena keadaan mbak..”(W1/A: 193-198) “Aku dan teman dijalan tdk pernah berantem..”(W1/A:207) “Ya
nggak
aja..”(W1/A:214-215)
ada
mbak
cuma
paling
tegur
sapa
71
“Kalau aku ada masalah mending nggak ikut ngumpul dulu, make narkoba..”(W1/A:395-396) Sejak kecil komunikasi A dengan orang tua sangat jarang, dari Ibu hanya memberi uang kemudian pergi lagi, begitu juga dengan Ayah nya setiap datang hanya memberi uang lalu pergi lagi. A beranggapan bahwa orang tuanya tidak mempunyai tanggung jawab terhadapnya. Hubungan yang terjalin dengan Ayah sekarang renggang, sudah 2 tahun tidak ketemu dan hubungan dengan Ibu hanya lewat telfon. Hubungan dengan saudara-saudara tidak terlalu dekat, hanya tertentu saja. Komunikasi dengan saudara juga jarang karena tidak pernah ketemu. Menurut A, saudara-saudaranya yang sudah sukses bekerja malu karena pekerjaan A sebagai pengamen jalanan, akan tetapi jika kadang bertemu dengan A sebagian saudaranya masih tetap menanyakan kabar dan memberikan uang. “Dari kecil sih biasa aja, ya … jarang mbak paling kalau ibuku cuma ngasih uang, terus ntar pergi lagi dah gitu. Dari dulu kan aku gitu … sejak tinggal disini .. bapakku datang ngasih uang , tapi sekarang sudah jarang sekali memberi uang…”(W1/A:233-238) “Hubungan dengan Ayah gimana ya mbak … renggang sudah dua tahun nggak pernah ketemu..”(W1/A:416-418) “Sama … nggak pernah ketemu ya . sama ibu itu telfon – telfonan,”(W1/A:420-421)
72
“Bagi aku orang tua ku nggak pernah tanggung jawab sama aku..”(W1/A:260-261) “Ya Cuma itu tadi mbak, hubungan dengan saudara nggak terlalu dekat .. tertentu”(W1/A:439-440) “Jarang ketemu,komunikasi nggak pernah.”(W1/A:442) “Ya gimana mbak ya … mungkin saudara – saudaraku kandung sama aku kan malu mbak, kan ibaratnya kayak sudah bekerja dan sukses semua berhasil jadi orang kan. Sedangkan aku kan anak jalanan, pengamen makanya semua saudaraku jadi malu nganggep aku saudaranya…”(W1/A:240-246) “Ya .. kadang kalau ke tempatku … masih sering nyariin aku, ngasih uang aku, gimana kabarnya , gini – gini ya udah itu biasanya sambil nitipin uang gitu, ya saya juga ngrasa kalau belum mampu sendiri. walaupun nggak semuanya juga, aku juga nyari uang sendiri, aku gimana ya mbak … orang tua ku tau kalau karakter aku juga begini..”(W1/A:249-257) A jarang berkomunikasi (berbicara) dengan tetangga, menurut A tetangga itu hanya suka nggosip dan ngomongin yang jelek-jelek dibelakang sehingga A tidak pernah kumpul.Hubungan dengan sopir,kernet yang baik juga baik. Hubungan A dengan pedagang warung, pedagang asongan di sekitar terminal tortonadi juga baik. A memandang para pedagang di sekitar terminal tirtonadi adalah orang yang sama-sama mencari uang untuk makan, jadi harus bisa
73
saling menghargai.Jika ada teman yang terkena musibah, maka A membantu mengumpulkan uang, misalnya teman ada yang sakit maka dijenguk, ada yang belum makan maka mengumpulkan uang untuk di belikan makanan, kalaupun setoran sepi, maka mengumpulkan uang untuk makan bersama-sama, ibaratnya susah senang dirasakan bersama. “Jarang banget ..malah kayak nggak pernah.”(W1/A:498) “aku nggak pernah kumpul tetangga .. karena biasanya tetangga itu sukanya nggosip, ngomongin yang jelek-jelek itu pasti dibelakangnya, kalau pas ketemu langsung pasti pura-pura baik didepannya.”(W1/A:492-496) “hubungannya baik, biasa saja.”(W1/A:505) “kalau sama pedagang warung, pedagang asongan itu baik semua bisa ngertiin kita,”(W1/A:515-517) “Gimana ya mbak namanya di jalankan sama – sama cari makan jadi .. gimana ya mbak .. pokoknya itu di jalan itu jangan sampai ganggu orang kayak gitu, kalau nggak mau di ganggu ya jangan di ganggu biasa sajalah,(W1/A:603-608) “saling menghargai satu sama yang lainnya gitu.”(W1/A: 22-23) “Ya kalau ada teman yang terkena musibah, entah kecelakaan atau apalah biasanya dan sudah pasti pada ngumpulin uang semua terus di jenguk , diberikan uangnya .. terus ada teman
74
yang berkelahi entah itu pengamen atau bukan mungkin dipukulin, rame – rame kesana, tanya ada apa masalahnya, dibantu penyelesaiannya, bahkan sampai damai juga. Terus semisal belum makan itu pasti di tanyain , kalau belum terus teman kita sudah dan punya rejeki lebih mesti di beliin makanan .. habis itu kadang kalau nggak ya kalau lagi sepi, setoran, nggak ada, ngumpulin uang bareng trus buat makan gitu,,”(W1/A:525-539) “Ibaratnya itu susah dan seneng itu bisa ngrasain bareng,”(W1/A:542-543) Di jalanan tidak ada bahasa khusus yang digunakan, akan tetapi ada bahasa tubuh dan siul yang digunakan saat ada operasi mendadak. Bagi A teman adalah segalanya, jika ada teman yang terkena musibah maka dibantu, jika ada teman yang curhat maka didengarkan dan diberi saran jika meminta. Biasanya A suka curhat terhadap masalah yang dimilkinya dengan temannya satu perempuan. A selalu jujur dengan istrinya. Harapan hidup A ingin hidup normal, bahagia dengan istri dan mempunyai anak. “Kalau bahasa khusus, satau ku selama ini nggak ada … Cuma ada bahasa tubuh .. ya peraga gitu mbak .. jadi kalau semisal ada operasi di salah satu banjo terus ada yang lolos naik bis lagi, kalau waktu sampai terminal ya dikasih tau pake bahasa tubuh tangan kanan pegang tangan kiri erat, kalau nggak gitu, dadakan ya siul mbak..”(WI/A:575-582)
75
“Aku
suka
curhat
sama
temanku.
satu
perempuan..”(W1/A:340-341) “teman itu segalanya, terus kalau ada ada teman yang kena musibah ya .. tak bantu walaupun aku nggak pernah curhat juga sama temen – temen di jalanan, tapi kalau di curhatin ya di dengerin, ada yang minta saran ya di kasih..”(W1/A:407-413) “aku slalu jujur dengan istriku malahan..” (W1/A:352) “Harapan hidup ..aku pengen ya mbak .. pengenku nggak banyak kok mbak, aku pengen hidup normal, bahagia sama istri,punya anak dah itu aja,(W1/A:632-635)
b. Informan II (YP, 19 tahun, Laki- laki) 1) Karakteristik Fisik Informan Informan YP berjenis kelamin laki-laki, mempunyai tinggi badan 160 cm, berat badan kira-kira 67 kg. Informan memiliki bentuk wajah bulat, mata kecil, alis tebal, rambut pendek ikal, hidung mancung dengan bibir yang agak tebal dan berkulit sawo matang. Pada saat wawancara informan mengenakan kaos bewarna merah dengan tulisan warna hitam bertuliskan ”ANDEGROUND”, kemudian informan mengenakan celana jeans panjang dengan warna biru muda, YP juga memakai sandal warna hitam dengan merk nekerman. Wawancara dilaksanakan 1 kali sewaktu YP istirahat ngamen.
76
2) Hasil Observasi Saat Wawancara Peneliti bertemu dengan YP pertama kali setelah peneliti selesai melakukan wawancara yang pertama dengan A, awalnya YP bertanya apa yang dilakukan dengan A, kemudian peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan peneliti. Secara tidak langsung perkenalan antara peneliti dengan YP terjadi dan berdampak pada pembentukan rapport. Setelah berbincang-bincang, peneliti membuat janji untuk melakukan wawancara. Setelah mengadakan janji dan kesepakatan antara peneliti dengan YP maka pada tanggal 21 Juli 2009 berlangsung dari pukul 13.0014.30 WIB wawancara dilakukan di salah satu Warung makan yang berada di dalam terminal tirtonadi. Saat itu YP sedang beristirahat dari pekerjaannya yaitu mengamen dan selesai makan di warung tersebut . Dari pertemuan pertama YP memang sudah terlihat sebagai individu yang lebih banyak bicara dibandingkan dengan informan 1 yaitu A yang pendiam, YP juga terlihat mudah dan cepat beradaptasi dengan orang yang baru dikenal. Saat wawancara dimulai YP terkadang bertanya kembali kepada peneliti, jika pertanyaannya kurang jelas atau YP kurang memahami maksud pertanyaan yang diberikan. Peneliti berbicara menggunakan bahasa Indonesia, saat memulai wawancara akan tetapi YP mengatakan,” Aku tidak terlalu baik dalam berbahasa Indonesia, asli wong Jowo, mbak” jadi banyak jawaban dari YP yang dijawab menggunakan bahasa Jawa, Sikap YP selama wawancara terlihat tenang dalam menjawab setiap pertanyaan dari peneliti. Terkadang sesekali YP
77
tertawa kepada peneliti saat menjawab pertanyaan dengan bahasa Jawa campuran yang cenderung pada bahasa Jawa ngoko. Sesekali YP saat menjawab pertanyaan, tangan kanan YP menggaruk-nggaruk kepala. Wawancara berlangsung secara lancar, tidak ada hambatan dari awal sampai selesai wawancara. 1. Catatan Lapangan Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2009, peneliti mengadakan perkenalan dengan YP. Pertemuan dilaksanakan pada pukul 17.00-18.00 WIB, setelah membuat kesepakatan dan mengadakan janji antara YP dan peneliti maka pertemuan kedua sekaligus wawancara dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2009 pada pukul 13.00-14.30WIB di salah satu warung makan di dalam terminal tirtonadi, saat itu YP sedang istirahat dari mengamen dan selesai makan siang di warung tersebut. Semua pertanyaan dari peneliti dijawab YP dengan penuh semangat. Setelah selesai wawancara, YP memberitahukan bahwa akan bersedia
membantu mencarikan tiga
informan untuk membantu peneliti mencari dan mengumpulkan data. 2. Hasil Wawancara Informan Informan berinisial YP berusia 19 tahun, anak pertama dari dua bersaudara. Adik YP perempuan, orang tua YP bercerai sejak YP kelas 1 SD, kedua Orang tuanya menikah lagi dan YP tinggal bersama Ayahnya di Minapadi, Nusukan, sedangkan adik perempuannya tinggal bersama Ibunya di Boyolali. Riwayat pendidikan YP sampai
78
dengan SMA, YP mempunyai hobi bermain PS (Play Station) dan tidak mempunyai cita-cita. ” sekarang usia saya 19th,,”(WII/YP:7) “Nomor satu.,”(WII/YP:18) “Dua sama saya..”(WII/YP:16) “Adik saya perempuan..”(WII/YP:38) “Pisahan, cerainya.. dari aku SD kelas satu.”(WII/YP:45) “Di minapadi, Nusukan dengan Ayah.”(WII/YP:12) “adek ikut tinggal sama ibuk di boyolali,,”(WII/YP:40-41) “SD Palur, SMP mojolaban dua, SMA Muhammadiyah tiga..”(WII/YP:35-36) “Hobiku PS san .. kawet cilek senengane gor dolanan PS,”(WII/YP:430-431) “Ra nduwe cita – cita‟i mbak..”(WII/YP:427) YP sudah 6th berada dijalanan, saat berusia 13th yaitu masih sekolah kelas 6 SD. Awalnya YP hanya coba-coba dan ikut dengan salah satu teman yang berada di jalanan, dan akhirnya bertahan sampai sekarang. Sebab kejalanan karena YP merasa kurang untuk mencukupi kebutuhan dan keadaan ekonomi keluarga yang kurang, perasaan YP menjadi pengamen jalanan senang karena dapat mempunyai banyak teman. YP berada dijalanan dari jam 09.00 WIB sampai jam 18.00 WIB. Ayah dan Ibu tiri YP mengetahui jika YP mengamen dijalanan, sedangkan Ibu kandung YP tidak mengetahui jika mengamen. “Enam taun i‟mbak..”(WII/YP:30) “Umur tiga belas, SD kelas enam..”(WII/YP:104)
79
“Dari temen dulu, ya maen sama temen-temen salah satu ada yang ke jalan, terus coba–coba ikut, terus sampe sekarang gitu..”(WII/YP:96-98) “Kebutuhanku, ekonomi keluarga kurang..”(WII/YP:94) “Yo .. seneng mbak, maksud‟te yo dadi nduwe konco akeh lah mbak .. lha ndisek cilikanku koncone ra nduwe .. rapati nduwe konco akeh, lha nek neng ndalan kan konco-konco kan luweh akeh..”(WII/YP:140-144) “Dari
jam
Sembilan
pagi
sampai
jam
enam
sore..”(WII/YP:61-62) “Bapak dan
ibu tiri tau,tapi ibu kandung tidak
tau..”(WII/YP:47) Nama Ayah Trisno Sutopo, pekerjaan Ayah YP adalah nyablon pakaian bayi disolo baru, sedangkan nama Ibu tiri Titik Priyanti, pekerjaan Ibu YP adalah pengasuh bayi(baby sister) kepada tetangga rumahnya. “Trisno Sutopo…”(WII/YP: 14) “Nyablon neng solobaru .. nyablon pakaian cah cilek-cilek o mbak, bongsone popok, grito ngono kae di sablon..”(WII/YP: 204206) “Titik Priyati..”(WII/YP: 14)
80
“Ibuk anu .. momong, nyambut gawene momong neng nggon tonggo sebelah, kan nduwe anak yo gor kon momong.”.(WII/YP: 210212) Sejak kecil YP lebih dekat dengan Ayah daripada Ibu, hubungan dengan Ibu kandungpun tidak pernah akur, malah dengan Ibu tiri yang akur. Komunikasi yang terjalin dengan Ayah dan Ibu tiri baik, setiap bertemu dirumah selalu bicara, kadang informan bertanya sudah makan belum, bahasa yang digunakan seperti jika berbicara dengan teman sendiri, YP sebulan sekali bertemu dengan adik dan ibu kandungnya dirumah Ibunya. Sebenarnya YP ingin berbicara lebih, ngobrol dengan Ibunya, akan tetapi setiap YP kerumah Ibu kandungnya jarang ketemu karena masih kerja. Hubungan YP dengan adik kandungnya terjalin dengan baik karena sebulan sekali setiap ketemu, YP mengajak pergi adiknya itu. “….dari
dulu
lebih
deket
sama
Bapak,
daripada
Ibu.”.(WII/YP:91-92) “soale aku rattau gatok karo mbok‟e. cedak‟e karo bapakku kawet cilek..”(WII/YP:67-68) “Ya sama Ibu tiri malah akur, sama ibu asli kandung malah nggak akur..”(WII/YP:75-76) „„Yo omongan, nek lungo yo pamit, nek muleh yo kulonuwun .. kulo nyuwun .. ngono kae .. genah..”(WII/YP:230-232)
81
“Omongan terus, biasalah, kadang aku takon wis mangan pak ? wis ngono tok..”(WII/YP:201-202) “Bahasane yak-yak‟an mbak .. koyo ngomong kaaro kancane, ra tau boso wis.”(WII/YP:198-199) “Tiap
bulan
ketemu
dgn
Ibu,adik
dirumah
Ibu
kandug..”(WII/YP:83) “jane aku .. jane pengen .. pengen rono omongan karo ibuk‟ku, jane yo pengen .. neng ibuk‟ku yo raau selo ok‟ yok‟an, saiki mben aku rono sok ono iseh kerjo ..”(WII/YP:571-574) “Yo paling dolan pisan, sesasi pisan tak jak dolan neng PS san, neng ndi ngono butuhe adiku pengen neng ndi tak turuti, lha kan ketemu sesasi pisan mosok adine pengen dolan neng kono karo mase ra dituruti lha kan mesakke.”(WII/YP:531-536) Hubungan YP dengan tetangga tidak terlalu baik karena jarang ngobrol, YP jika pulang hanya tidur dan mandi. YP tidak pernah berantem, bertengkar dengan teman sesama pengamen anak jalanan, pedagang asongan, pedagang warung,malah sering bercanda dengan para pedagang. Begitu juga hubungan YP dengan kernet bus juga baik, tetapi hubungan yang terjalin YP dan sopir bus tidak baik. “Nggak pernah ngobrol dengan tetangga, karena kalau pulang tidur,mandi, tidur..”(WII/YP:153-154) “Nggak pernah i mbak, aku orange nggak pernah berantem .”(WII/YP:172-173)
82
” Ratau padu karo wong dodol, apik kabeh..”(WII/YP:177) “Ya paling karo wong dodol – dodol ngono ka‟e gojek…”(WII/YP:179-180) “Kernete ra tau mbak, apik-apik kabeh ..”(WII/YP:192) “Iyo .. paling yo gor sopire muni-muni ngono kae yo di bales di uneni genti, ngko nek sopire misuh-misuh yo dibales di pisui genti..”(WII/YP:187-190) “nek ora yo eyel-eyelan karo sopir…”(WII/YP:341) Bahasa dengan teman sesama pengamen jalanan sudah biasa, tidak pernah berbahasa jawa halus, hanya saja jika usia lebih tua maka menggunakan bahasa jawa halus. Jika ingin sesuatu, maka YP selalu bicara jujur. Jika dengan orang yang baru dikenal maka, awalnya menghormati dahulu, apabila sudah agak lama kenal, barulah agak terbiasa untuk bicara. YP memilih teman curhat dalam setiap permasalah yang dihadapi, yaitu satu teman yang sudah dianggap kakaknya sendiri. YP menginginkan teman yang bisa mengerti kondisi dirinya. Apabila suasana hati YP sedang marah, kesal maka YP memilih main PS. “nek omongan yo sak-sak‟e ok,neng karo konco sing luweh tuwo yo kene rodok boso .. yo butuhe raketang sitik rodok eneng, nduwe unggah – ungguh lah mbak..”(WII/YP:234-238) “Yo ngomong langsung wae no .. apa adanya.”(WII/YP:346347)
83
“Yo nek wong karo sing lagi dikenal .. diajeni disek, nek ketok‟e wonge Sak jero-jero .. opo butuhe .. sak uneg-unegk‟e neng ati tak omongke.”(WII/YP:350-354) “neng nek masalah ngetok‟ke uneg – uneng neng ati kuwiyo paling gor karo kuwi tok..”(WII/YP:382-384) “Hok‟o wong siji kuwi sing tak anggep mas..”(WII/YP:387) “Yo sing wonge isoh diajak gentenan, yo wongeisoh mudeng siji lan sijine ngono lho mbak.”(WII/YP:393-396) “Aku nek lagi ngono kuwi ratau ngumpul ok;.. paling lungo dolanan PS, nek lagi sumpek atine paling dolanan PS..”(WII/YP:403405)
Tidak ada bahasa khusus yang digunakan dengan teman sesama pengamen jalanan, tetapi jika ada operasi mendadak maka ada bahasa tubuh yang digunakan sesama pengamen jalanan, atau berbicara langsung dengan kata ’Damas-damas’. Harapan hidup YP adalah bekerja dengan tenang. “Yo paling yo nek sing omongan neng ngisor karo neng jero bis, paling gor duduhke tangan tok di cekel ngono tok wis .. kono garuk‟an dadi kono gor cekelan ngene tok wes mudeng opo kata “Damas”(WII/YP:248-252) “Iyo hok‟o, nganggo bahasa tubuh ngono kuwi . opo muni “Damas-damas”(WII/YP:254-255)
84
“Yo nek pengenku‟i nyambut gawe tenang wis ora neko-neko wis..”(WII/YP:439-440)
c. Informan III (WO, 22 tahun, Laki- laki) 1) Karakteristik Fisik Informan Informan berinisial WO berjenis kelamin laki-laki, mempunyai tinggi badan
168cm, berat badan kira-kira 70 kg. Informan memiliki
bentuk wajah bulat, mata lebar, alis tebal, rambut pendek agak ikal, hidung agak besar dengan bibir tebal, berkulit sawo matang dan pada bawah lutut kaki WO bertatto. Pada saat wawancara informan mengenakan kaos berkerah dengan warna biru muda lengan pendek, bertuliskan kecil dikanan atas New york city . Informan mengenakan celana jeans pendek selutut dengan warna hitam, WO juga memakai sandal warna cokelat dan memakai topi polos bewarna merah. 2) Hasil Observasi Saat Wawancara Peneliti bertemu dengan WO pertama kali sebelum melakukan wawancara dimulai. WO dikenalkan peneliti dengan YP, setelah berkenalan ternyata YP sudah membertahu tujuan peneliti. Walaupun pada akhirnya peneliti juga mengatakan maksud dan tujuannya kembali. Awalnya WO terlihat ragu-ragu, karena WO adalah termasuk orang yang pendiam dan pemalu jika sendirian, maka YP mencarikan teman. Teman WO tersebut berinisial HS yang dijadikan peneliti sebagai informan keempat. Setelah berbincang-bincang, maka secara tidak langsung
85
pembentukan rapport terjadi. Saat wawancara akan dimulai WO meminta untuk dilakukan wawancara ditempat tertutup tidak di terminal tirtonadi. Kemudian WO , HS mengajak peneliti dan YP kekost-kostan tempat WO tinggal. Setelah itu peneliti bersedia, dan atas kesepakatan maka wawancara dilakukan dikost-kostan WO, hal ini mengingat juga karena disamping WO individu yang pemalu dan ingin beristirahat juga mencari tempat yang tidak bising. Sesekali WO menjawab pertanyaan dengan senyum dan sambil merokok. Wawancara berlangsung secara lancar, tidak ada hambatan dari awal sampai selesai wawancara. 1. Catatan Lapangan Wawancara dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2009, peneliti dikenalkan WO dari YP pada pukul 13.00-14.30WIB wawancara berada di ruang tamu kost-kostan anak jalanan yang tempatnya tidak jauh dari terminal tirtonadi Surakarta. WO duduk bersampingan dengan peneliti di kursi sova panjang bewarna cokelat tua yang kainnya sudah rusak, ini terlihat karena busa yang berada didalam sofa mulai keluar dan terlihat. Semua pertanyaan dari peneliti dijawab WO dengan penuh semangat, sesekali WO tertawa sambil merokok. Saat wawancara akan dimulai WO sedang istirahat dari mengamen dan selesai makan siang .Awal pertemuan sebelum wawancara, WO sudah terlihat sebagai individu menjadi terbiasa.
86
2. Hasil Wawancara Informan Informan berinisial WO berusia 22 tahun, anak keempat dari lima bersaudara. Hobi WO adalah bermain sepak bola, WO tidak mempunyai cita-cita. WO adalah lulusan SMP. Nama Ayah Sumarjono, pekerjaan Ayah WO adalah sopir truk, sedangkan nama Ibu adalah Siti Aminah, seorang ibu rumah tangga. Kegiatan WO adalah ngamen dan nongkrong didepan toko-toko, jika pulang hanya ganti celana dan ganti baju. ” sekarang 22 tahun…”(WIII/WO: 7) “Lima‟ i mbak, saya anak ke empat..”(WIII/WO: 12) “Hobi bal-balan dan gitaran..”(WIII/WO: 16) “Nggak punya cita-cita ok‟ mbak..”(WIII/WO: 14) “SD sampe SMP di solo semua…”(WIII/WO: 74) “Sumarjono..”(WIII/WO: 18) “Sopir TRuk..”(WIII/WO: 24) “Siti Aminah..”(WIII/WO: 20) “Ibuk‟e dulu baby suster , sekarang ngrawat cucu, putu, ibu rumah tangga mbak..”(WIII/WO:26) “Di jalanan sama temen-temen mbak .. nongkrong didepan toko-toko gitu.. trus paling pulang cuma ganti celana .. ganti baju .. balik ke jalan .. ngamen lagi..”(WIII/WO:580-583) Di lingkungan tempat tinggal WO sudah tidak baik, pergaulannya bebas, setiap hari mabuk dari yang tua sampai yang
87
muda. WO turun menjadi anak jalanan karena keinginannya dan suka terhadap pergaulan bebas dari teman-temannya. Sudah 5th WO berada dijalanan dan kedua orang tua tau jika menjadi pengamen jalanan. WO ngamen dari pagi jam 08.00/08.30, selesai ngamen dari jam 16.00 sampai jam 14.30. Perasaan WO menjadi anak jalanan senang karena merasa bebas. “lingkungan sini dari dulu kan pergaulannya nakal semua mbak, tiap hari mabuk terus .. disini banyak orang mabuk dari orang tua sampe anak kecil..”(WIII/WO:402-406) “Ya .. pergaulan bebas ok‟ mbak .. liat temen tu mau mabuk, mau apa itu bebas .. dimana tempat tiap ketemu temen kampung mabuk .. mabuk..”.(WIII/WO:260-263) “Dah 5 tahunan, orang tua tau semua aku pengamen jalanan”(WIII/WO:51) “Pagi ngamen .. dari start jam delapan .. jam setengah .. jam setengah sembilan mbak..”(WIII/WO:33-34) “Selesai ngamen jam empat .. kadang jam setengah tiga sore.”(WIII/WO:36-37) “Bebas ok‟ mbak .. ya seneng..”(WIII/WO:348) WO tau dunia jalanan dari temannya, WO kejalanan karena stress setiap hari kumpul dengan teman kampung untuk mabuk. Ketertarikan WO untuk ke jalanan karena bebas, dan kerja tidak diatur
88
ataupun disuruh. WO pernah dipenjara selama 1tahun karena kasus memakai narkoba. “Ya tau karena diajak teman.”(WIII/WO:274) “Stress mbak… Mabuk terus ko‟ mbak, tiap hari mabuk, kumpul dgn teman kampung..”(WIII/WO:77-78) “Ya .. bebas mbak .. kerja nggak diatur orang nggak disuruh .. mau istirahat ya istirahat .. mau kerja ya kerja..”(WIII/WO:344346) “Dulu.kan saya konsumsi kayak gitu ganja utamanya dah ketangkep udah takut saya..”(WIII/WO:295-296) “Satu taun dipenjara .. taun dua ribu tujuh awal sampe akhir bulan desember…”(WIII/WO:298-299) Semua saudara WO sudah berumah tangga dan sudah kerja. Komunikasi dengan saudara kurang baik, karena kalau saudaranya bertanya malah diajak berantem dengan WO. Komunikasi dengan orang tua sangat baik, masih sering memperhatikan. WO merasa takut dengan orang yang baru dikenal, karena orang yang baru dikenal itu beranggapan bahwa anak jalanan itu anak yang rusak dan brutal. Tidak ada bahasa atau kode khusus saat berada dijalanan tetapi bahasa tubuh atau bahasa peraga yang digunakan saat ada rasia operasi. “Dah pada kerja ok‟ mbak, dah pada rumah tangga semua..”(WIII/WO:427-428)
89
“Ya kalau nanyain saya ajakin berantem semua ok mbak…”(WIII/WO:432-433) “Ya biasa mbak, masih tegur sapa .. tanya, le .. kowe nduwe beras pora, duwe duwit pora?..”(WIII/WO:410-412) “Ya takut gimana juga itu mbak .. ya soalnya orang liat itu pasti .. alah nggone wong ndalan ki, wong rusak – rusak .. padahal belum tentu semuanya mbak, malah kadang bisa lebih sopan santun punya unggah - ungguh masih berguna ..”(WIII/WO:479-484) “Nggak ada bahasa khusus, tapi ada bahasa tubuh, jadi peraga pegang tangan saat rasia…”(WIII/WO:503-504) “Nggak ada, kalau ketemu ya ngomong langsung “Satpol PP”
Damas
..
Damas
gitu..
kalau
nggak
tadi
bahasa
tubuh/peraga..”(WIII/WO:523-525) Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari adalah bahasa jawa ngoko, jika dengan teman bahasa yang digunakan bahasa jawa halus. Setiap ada permasalahan WO curhat dengan teman tertentu, yang sudah dewasa dan berumah tangga, jika sedang kesal, marah dan sedih WO lebih baik diam dan melampiaskan dengan cara memukul penumpang dengan pelan yang tidak memberi uang. WO juga melihat-lihat orang saat membantu dijalanan apakah baik atau jahat. “Biasa bahasa jowo ngoko mbak…”(WIII/WO:496)
90
“Biasa mbak .. aku senengane boso ok, jawa alus, kulino ngajeni, semua ya suka sama saya .. karna saya orang baik – baik semua jadinya..”(WIII/WO:489-501) “Ya tertentu mbak .. ora wong sing kulino wong wak-wak‟an ngono ra tak gagas , dadi sing kulino wong sing wis jadi sudah berumah tangga mbak pengamen – pengamen yang sudah berumah tangga orange yang baik – baik itu lho mbak, kan yo ada mbak .. pengamen yang mabuk, maen, gitukan ada…”(WIII/WO:563-570) “Diem mbak .. paling ngamuk sama penumpang yang nggak mau ngasih kalau pas ngamen .. mukuli gitu aja mbak, kalau pas ngumpul temen ya diem aja…”(WIII/WO:651-654) “Ya liat – liat orange dulu gimana mbak .. kalau pasti orang ngamen baik ya di bantu, hasil kita ngamen dapat berapa, ntar di sisain buat dia .. ya dikasih rokok paling nggak…”(WIII/WO:686690) Hubungan yang terjalin dengan orang tua sangat dekat, paling dekat dengan ibu sejak kecil. Harapan atau keinginan WO adalah ingin bekerja yang benar yaitu menjadi tukang parkir dirumah sakit, dijakarta. “Iya mbak .. hubungannya paling deket..”(WIII/WO:229) “Ya .. sayang banget ok‟ mbak sama saya dari kecil, paling deket sama ibu‟ ngobrol, curhat gitu dah biasa ..”(WIII/WO:603-606)
91
” Ada mbak pengen kerja bener di jakarta .. ikut mas, kakak saya .. bantu parkir rumah sakit disana..”(WIII/WO:692-694) d. Informan IV (HS, 25 tahun, Laki- laki) 1) Karakteristik Fisik Informan Informan berinisial HS berjenis kelamin laki-laki, mempunyai tinggi badan 175 cm, berat badan kira-kira 63 kg. Informan memiliki bentuk wajah lonjong, mata sipit, alis tipis, rambut pendek lurus,bewarna pirang, hidung mancung dengan bibir tipis, berkulit sawo matang dan pada lengan sampai tangan kanan HS bertatto. Pada saat wawancara informan mengenakan kemeja berwarna merah dan hitam bermotif kotak-kotak lengan pendek, kancing baju terbuka, didalam kemeja, HS menggunakan kaos bewarna putih polos. Informan mengenakan celana jeans panjang dengan warna biru tua, HS juga memakai gelang berbahan karet bewarna hitam polos pada tangan kanan, dan memakai sandal jepit bewarna biru tua. 2) Hasil Observasi Saat Wawancara Peneliti bertemu dengan HS pertama kali bersama dengan WO yang juga dikenalkan oleh YP, tanpa banyak tanya HS pun bersedia membantu peneliti setelah secara langsung mengatakan maksud dan tujuan serta mohon kesediaan dalam perolehan data. HS adalah individu yang terlihat cuek dan apa adanya, hal ini dapat dilihat saat HS menjawab setiap dan semua pertanyaan dari peneliti dengan santai dan pelan.
92
Wawancara
dilakukan
peneliti,
setelah
peneliti
selesai
wawancara dengan WO, semua pertanyaan dijawab oleh HS dengan antusias, cuek dan pelan. Akan tetapi raut muka HS berubah menjadi bewarna merah, terlihat marah dan tidak suka saat ditanya masalah keluarganya yaitu terutama Ayahnya. Walaupun demikian wawancara dapat berjalan dengan baik, tanpa adanya hambatan yang dapat mengganggu proses wawancara. 1. Catatan Lapangan Wawancara dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2009, peneliti dikenalkan HS dari WO dan YP pada pukul 15.00-16.30WIB wawancara dimulai setelah 30menit peneliti selesai wawancara dengan WO, wawancara juga berada di ruang tamu kost-kostan anak jalanan yang tempatnya tidak jauh dari terminal tirtonadi Surakarta. HS juga duduk bersampingan dengan peneliti di kursi sova panjang bewarna cokelat tua yang kainnya sudah rusak, ini terlihat karena busa yang berada didalam sofa mulai keluar dan terlihat. Semua pertanyaan dari peneliti dijawab HS dengan penuh semangat, antusias tetapi tetap cuek, sesekali HS menjawab pertanyaan dengan senyum kecil sambil merokok.
Pertanyaan
peneliti
semua
dijawab
HS
dengan
menggunakan bahasa campuran yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Saat wawancara akan dimulai, aktivitas HS adalah sama dengan WO yaitu istirahat dari selesai mengamen.
93
2. Hasil Wawancara Informan Informan berinisial HS, 25 tahun, anak pertama dari dua bersaudara, adiknya laki-laki juga. Mempunyai hobi sepak bola, dan mempunyai cita-cita sebagai pengacara. Riwayat pendidikan HS adalah SD, nama Ayah HS lupa, karena sudah lama sekali tidak ketemu, pekerjaan Ayah adalah sopir pabrik truk ayam bromo. Sedangkan nama Ibu adalah Sumarni bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sejak kecil, kelas 3 SD HS sudah ditinggal Ayahnya kerja di jakarta tidak pernah pulang kerumah, dan ayahnya menikah lagi tanpa sepengetahuan Ibu HS, tanpa adanya surat cerai Ayah HS nekat menikah lagi. ” jadi usia sekarang dua puluh lima tahun..”(WIV/HS: 6) ” Dua, saya nomer satu, adik saya laki-laki juga..”(WIV/HS: 8-9) “Bal – balan .. sepak bola kuwi karo konco – konco kampung..”(WIV/HS: 91-92) ” yo karepku pengacara...”(WIV/HS: 86) “SMP nggak lulus..”(WIV/HS: 36) “…..”(WIV/HS: 16) “Aku luama banget nggak ketemu ayah ok‟.”(WIV/HS : 18) “Ndek mben sopir truk .. pabrik bromo pitik kuwi lho .. luar kotanan terus ngono lho mbak .. paling muleh ngomah ki seminggu pisan, kadang petang ndino..”(WIV/HS: 137-140)
94
“Sumarni…”(WIV/HS: 30) “Pembantu rumah tangga..”(WIV/HS: 32) “Wis suwe .. kawet cilek ditinggal ok‟ mbak..”(WIV/HS: 2324) “Kelas telu SD..”(WIV/HS: 26) “Kerjo neng Jakarta … tapi yo akhire nduwe bojo meneh ngono lho mbak..”(WIV/HS: 49-50) “Ora pegatan, gor pisah ngono tok ok‟, tanpo surat cerai, nekat..”(WIV/HS: 54) HS dan adiknya tinggal serta dirawat oleh nenek(orang tua dari Ayah) sejak kecil, Ibu HS bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang pulang sebulan sekali untuk memberikan uang sebagai biaya sekolah. Lingkungan tempat tinggal HS sudah tidak baik, sejak mulai anak kecil sudah mengenal rokok, minuman keras. Penyebab HS menjadi pengamen jalanan adalah merasa kasian terhadap nenek jika harus selalu minta uang. Semua keluarga tau jika HS bekerja sebagai pengamen jalanan. “Aku nyat melu .. sak omah karo mbah mbibis kok mbak .. dadi ibuk‟ku ki neng adoh ngono lho karo aku, dadi sesasi pisan bali, dadi aku karo adikku sing ngopeni mbahku..”(WIV/HS: 153-157) “Ibuk‟ku, tapi sing ngopeni tiap harine simbahku, neng nek bayaran sekolah dikirimi ibuk‟ku sesasi pisan nek adikku butuh bayaran..”(WIV/HS: 166-169)
95
“Ora dadi opo – opo mbak, wis genah mbak kan mergo lingkunganku mbak, cilek ngono wis kenal mulai udud .. mendem .. yo karepe ibuk‟ku mbiyen kan sekolah ragate akeh, paribasan gajiane gor piro, durung adik‟ku.”(WIV/HS: 555-560) “Iyo .. tinimbang nganggur, mesak‟ke mbahku paribasan pengen arep njaluk jajan mosok njaluk mbah‟e..”(WIV/HS: 196-198) “Ngerti kabeh mbak keluarga ki…”(WIV/HS: 200) HS sudah 6 tahun berada dijalanan, HS berada dijalanan dari mulai jam 08.00 WIB-16.00 WIB, tapi terkadang tidak tentu menurut keinginan HS sendiri, walaupun tetap masih pulang kerumah. Perasaan HS menjadi pengamen jalanan adalah malu, tapi karena sudah terbiasa maka menjadi cuek. Setelah tidak lulus dari SMP, kemudian HS sempat bekerja di Jakarta dibengkel las dengan temannya selama 6 bulan, karena jauh, maka HS tidak betah dan memutuskan untuk pulang ke Solo, setelah pulang dari Jakarta HS nganggur dan malu, akhirnya HS berada di jalanan diajak ngamen. Hal yang membuat HS tertarik ke jalanan adalah karena bebas, banyak teman. “Yo wis enem taunan mbak ..”(WIV/HS:65) “Aku ra mesti ok‟ .. aku sak karepku dewe.. nek muleh nang ngomah karo simbah,,(WIV/HS: 97-98) “Yo jane aku .. perasaanku isen asline no mbak neng gandeng kebiasaanku wis ngene yowes cuek wae .. seumpomo tekan
96
saiki neng ndalan aku yo wis isen ok‟ .. ora mungkin to mbak .. gandeng yo wis kebiasaan saking suwene to mbak,,”(WIV/HS: 230235) “Sehari .. ya nek umpomo fuul jam wolu tekan jam papat..”(WIV/HS: 100-101) “aku ndek ben kerjo disek ok‟..(WIV/HS: 65-66) “Kerjo
neng
Jakarta,
neng
bengkel
la
karo
koncoku..”(WIV?HS: 68) “Yo .. kan bar lulus sekolah, kerjo neng jakarta .. nganggur, kan yo isen to mbak karo tonggo. Terus dijak koncoku kuwi .. ayo meluk aku wae, isoh dienggo tuku – tuku .. jajan, jak ngamen kuwi..”(WIV/HS: 105-109) ” Yo maksudte bebas gitu lho mbak kalo dijalanan .. tementemen juga banyak..”(WIV/HS: 240-241) Jika ada masalah HS terbuka dan memilih curhat kepada semua teman tanpa memilih. Teman yang diinginkan HS adalah yang bisa mengerti HS walaupun HS tidak meilih-milih teman. Apabila suasana hati HS sedang sedih, marah atau kesal maka HS memilih tidur di rumah. HS akan membantu teman yang terkena musibah semaksimal mungkin. Tidak ada kode khusus terhadap teman sesama anak jalanan, tapi ada bahasa peraga jika ada rasia mendadak. “Aku kalau curhat nggak pernah milih – milih teman mbak, semua teman tak curhatin seandainya punya keluhan atau punya
97
masalah
nggak
pernah
tak.sembunyiin,
malah
tak
critaiin
semua..”(WIV/HS: 375-379) “Yo konco sing isoh ngerteni aku, tapi aku ra mileh – mileh konco mba, kabeh tak kumpuli neng ndalan , dadi seumpomo bar kumpul karo iki, ngko karo kae .. dadi kabeh, ora mileh – mileh..”(WIV/HS: 452-456) “Yo ngumpul no .. tetep ngumpul karo konco, aku neng ngomah ki paling gor turu tok sewengi..”(WIV/HS: 431-433) “Kalau ada musibah, aku langsung memberikan bantuan semaksimalnya, ya.. buat proposal, kemudian dimintakan ketemanteman juga, kalau tidak punya uang ya.. paling tidak kita berdoa untuk kesembuhannya, atau menghiburnya.. paling tidak sakitnya dihati bisa berkurang..”(WIV/HS: 615-621) “Ora eneng kode, ngomong langsung lha kan misale umpomone garukane soko terminal disek, posisine ndelalah aku neng ngemplak‟kan soko terminal kuwi salah siji mesti eneng sing lolos,ngko ngomong ngono,ndelalahe pas kecekel ora eneng sing ngandani yo .. bejo .. bejan, opo peraga ketemu pegang tangan wis ngerti.”.(WIV/HS: 327-334) Hubungan HS dengan Ayahnya sangat renggang sejak Ayahnya pergi kerja di Jakarta dan menikah lagi,
HS sangat
membenci dan jika dapat bertemu lagi maka HS tidak akan menganggap sebagai Ayahnya lagi. Hubungan dengan adik baik-baik
98
saja, tiap hari bertemu dan sering berkomunikasi. HS pernah dan jarang berantem dengan sopir dan kernet bus, jika berantem dengan pedagang warung tidak pernah, hanya terkadang dengan pedagang asongan yang menawarkan dagangannya. HS sering berkomunikasi dengan tetangga. ” Anyel nganggo banget, upomo ketemu yo ra tak anggep pak, tersiksa, suwe lho mbak, kat aku umur 13 taun iki umur 25 taun, berarti kan 12 taun…”(WIV/HS: 562-565) “Ya baik – baik saja .. tiap hari ketemu..”(WIV/HS: 281) “Ngobrol terus ok mbak .. tentang kerjaan, adikku ya cari – cari informasi lowongan kerja buat aku supaya aku bisa lepas dan tidak dijalanan,.”(WIV//HS: 283-286) “yo pernah .. tapi jarang banget…”(WIV/HS: 530) “Nggak pernah .. tapi yo paling sing dodol neng njero di barengi, kadang ko pas nyebar dagangane .. kene pas nariki, kan otomatiskan penumpange konsentrasine dadi buyar, dadi tuku‟ik opo ngekk iki .. kadang dilok‟ke karo pengamen, mbok keri sek pak .. gentian..”(WIV/HS: 520-526) “Sering komunikasi mbak, baik hati semua bagiku walaupun individu..”(WIV/HS: 594-595)
99
e. Informan V (AP, 30 tahun, Laki- laki) 1) Karakteristik Fisik Informan Informan berinisial AP berjenis kelamin laki-laki, mempunyai tinggi badan 160 cm, berat badan kira-kira 59 kg. Informan memiliki bentuk wajah lonjong, mata bulat, alis tebal, rambut pendek ikal,bewarna pirang, hidung mancung dengan bibir agak tebal, berkulit sawo matang. Pada saat wawancara informan mengenakan kaos berwarna biru dengan corak garis vertikal ditengah bewarna hitam. AP mengenakan celana jeans panjang dengan warna hitam, AP juga memakai kacamata bewarna cokelat. 2) Hasil Observasi Saat Wawancara Peneliti bertemu dengan AP pertama kali saat waktu sore pukul 15.30 WIB setelah selesai mengamen. Kemudian peneliti mencoba dahulu bertanya keberadaan YP, saat itu awalnya memang peneliti mencari YP untuk meminta bantuan agar di kenalkan 1 orang untuk dijadikan informan. Setelah berbincang-bincang dan peneliti mengatakan tujuan dan maksud kedatangan, maka AP menawarkan diri bersedia untuk menjadi informan yang terakhir. Setelah AP menawarkan diri, maka penelitipun segera melakukan wawancara, mengingat kriteria dari pemilihan informan tercukupi. Wawancara berlangsung lancar, walaupun sore itu bersamaan dengan turun hujan, walaupun agak tidak terlalu jelas, tetapi proses wawancara berjalan dengan baik.
100
Semua pertanyaan dijawab dengan baik oleh AP dengan semangat, namun seketika raut muka AP berubah menjadi sedih, dan kedua matanya tampak berkaca-kaca ketika pertanyaan tertuju pada Ayah AP. 1. Catatan Lapangan Pada tanggal 24 Juli 2009, pukul 15.30WIB peneliti berkenalan dengan AP secara tidak langsung, karena awalnya peneliti bermaksud mencari YP untuk meminta bantuan memperkenalkan pada satu orang lagi untuk mendapatkan data yang terakhir. Saat itu AP telah selesai mengamen dan menawarkan diri untuk membantu. Setelah berbincang-bincang selama 20 menit ternyata AP memenuhi kriteria informan penelitian. Wawancara dilakukan di Tempat Parkiran Sepeda Motor Terminal Tirtonadi Surakarta pada pukul 16.00 WIB, saat itu hujan turun lebat. Peneliti duduk berhadapan dengan AP di kursi plastic tanpa sandaran. Sesekali AP menggerakkan tangannya sambil menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti. 2. Hasil Wawancara Informan Inisial
informan ke lima adalah AP, 30 tahun, anak
keempat dari tujuh bersaudara. Mempunyai hobi jalan-jalan dan main PS, cita-cita AP adalah pengacara. AP adalah lulusan tamatan SD. Nama Ayah Karno Nelson Nadean, Ayah AP meninggal saat masih kecil, saat AP masih bersekolah SD, dulu pekerjaannya sebagai
101
penjaga loket bus didalam terminal. Nama Ibu adalah Nurinturus bekerja wiraswasta sebagai pedagang kaki lima baju di sekitar pasar legi. Kegiatan sehari-hari AP mengamen, jika dahulu sebelum mengamen AP membuat kurungan burung, tapi karena harga menurun dan tidak sesuai dengan modal maka berhenti, ditekuni selama satu setengah tahun. “ Usia Sekitar 30 tahun”(WV/AP: 25) “Tujuh, saya nomer empat”(WV/AP: 13) “Main-main, jalan-jalan, main PS”(WV/AP: 18) “Ya…setiap orang pasti punya cita-citanya dulu saya pengen jadi Pengacara..”(WV/AP: 15-16) “Saya cuma tamatan SD..”(WV/AP: 23) “Karno Nelson Nadean.”(WV/AP: 9) “ayah terus almarhum.”(WV/AP: 27) “Ngurusin bis diterminal, penjagalah didalam terminal bagian loket..”(WV/AP: 30-31) “Nurinturus..”(WV/AP: 11) “Ibu wiraswasta….jual pakaian bekas gitu PKL dipinggiran jalan deket arah Pasar Legi itu..”(WV/AP: 33-35) “Ya cuma itu saja….paling main-main, nggak ada kegiatan lain, ya…dulu pernah buat kurungan dari bambu, buat burung nuri, burung sangkar burung Kenari, aku setor ke pasar burung depok, kadang
diambil
bakul-bakul
itu…tapi
karena
harganya
102
menurun…sekarang sudah nggak, itu juga karena semenjak tahun 2005 itukan hujan turun…hujan terus gitu, harganya terus menurun, nggak sesuai juga dengan modal sama tenaganya…ya labanya sedikitlah…itu saya tekuni udah satu tahun setengah..”(WV/AP: 4759) AP putus sekolah, cita-citanya kandas dan akhirnya menjadi pengamen untuk mencari uang. AP berada dijalanan sudan 7 tahun dari jam 09.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Perasaan AP malu menjadi pengamen jalanan. Faktor utama turun kejalanan karena faktor ekonomi keluarga yang miskin semenjak ayahnya meninggal. “Dulu ceritanya putus sekolah, cita-cita kandas, ya udah ngamen buat cari uang..”(WV/AP: 20-21) “Ya kira-kira sudah tujuh taun lebih..”(WV/AP: 37) “Ya
dari
jam
sembilan
pagi
sampai
jam
empat
sore..”(WV/AP: 43-44) ” Ya.. sebenarnya malu mbak, tapi mau gimana lagi, belum dapat kerja lagi yang baik dan halal…”(WV/AP: 368-370) “Ya dulu yang utama faktor ekonomi keluarga saya itu kurang, dan miskin apalagi setelah ayah meninggal..”(WV/AP: 9597) Awal mengetahui dunia jalanan hanya iseng-iseng, ngumpul, main dengan teman, kemudian AP tertarik karena bisa mandiri dan tidak malu. Sebenarnya AP malu tetapi karena keadaan maka AP
103
menjadi ikut. Ibu AP mengetahui jika pekerjaan AP adalah pengamen jalanan. Kakak dan Adik laki-laki AP sudah menikah dan mempunyai pekerjaan sopir angkutan, sopir bus dan sopir truk. Informan dan semua keluarga masih sering kumpul saat tahun baru dan natal. “Ya awalnya iseng-iseng, ngumpul-ngumpul, main-main sama teman. Istilahnya itu kok pengen….orang-orang itu kok pengen mandiri sendiri, cari uang sendiri kok kayaknya nggak malu gitu, sebenarnya hati kecilku, hati nurani ya malu sebenarnya terjun kesitu, malu…tapi kalau malu kenapa orang keadaan juga…istilahnya kepepet..”(WV/AP: 73-81) “Ya tau aku ngamen,, aku orangnya jujur..”(WV/AP: 83) “Mas-mas saya juga sudah menikah semua..”(WV/AP: 3233) “adik-adikku sudah punya keluarga semua yang cowok itu. Jadi pada ikut istri dan suaminya, yang nomor enam kerja di Jambi di travel tiket pesawat itu….yang nomor tujuh jualan pakaian..”(WV/AP :113-117) “Yang nomor satu sopir angkot, yang nomor dua sopir bis kota Nusa itu…yang nomor tiga sopir truk tronton nomor empat saya…trus adik-adik saya..”(WV/AP: 119-122) “Itu waktu taun baru sama Natal, nanti adik-adik saya yang diJambi juga pada pulang ke Solo semua..”(WV/AP: 149-151)
104
Jika ada orang baru datang yang juga sebagai pengamen jalanan,
maka
AP
akan
menyambutnya
dengan
baik
dan
memberitahukan aturan serta kebiasaan di jalanan. Bahasa yang digunakan oleh AP kepada ibunya adalah bahasa asli medan, jika dengan teman, sopir dan kernet bus bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. AP mempunyai bahasa gaul tersendiri yang digunakan kepada teman tertentu yang mengerti dan saat ada rasia, namun biasanya jika tidak mengerti maka memberitahukan secara langsung tanpa ada kode khusus, walaupun ada bahasa tubuh atau peraga. ” Malah saya sambut, soalnya kan dia cari nafkah. Seandainya kita kan naik bis duluan malah diajak, biar tau aturan juga dan kebiasaan.”(WV/AP: 215-218) “Bahasa sana…Medan, tapikan aslinya Batak itu Asli Sumatera Utara..”(WV/ AP: 192-193) “Sama teman biasa Jawa dah dari kecil hampir tiga puluh tahun ok‟…..”(WV/AP: 195-196) “Ya
biasa
kayak
seperti
teman
sendiri,
bahasa
jawa”(WV/AP : 202) “Ya kalau saya ada…kayak bahasa gaul gitu kalau ngumpul.”(WV/AP: 248-249) “Ya salah satunya itu tadi..ngomong pake bahasa gaul,jadi misalgropyokan, ngomong langsung “Ada foda Gofoprofoyokfaan” jadi tinggal nambai sisipan da,di,du, apa fa, fi, fu, tapi ya tertentu
105
banget. Tapi yg nggak bisa ya…ngomong langsung aja, klo tdk peraga tangan kanan pegang tangan kiri..”(WV/ AP: 254-260) Jika bicara dengan teman AP langsung terbuka, akan tetapi jika akan curhat maka AP memilih salah satu teman yang bisa diajak tukar pikiran. Saat AP dalam keadaan sedih, susah maka biasanya langsung diungkapin saja, mungki salah satu teman ada yang memberikan solusi dan akan mengerti kebiasaan kita. Apabila AP sedang marah, maka keinginan untuk berkumpul dengan teman ditunda dulu dan memilih pergi untuk mengisi TTS. Saat mengetahui ada teman yang sedang terkena musibah atau sakit, maka AP akan membantu meringankan beban. “Kalau
saya ngomong sama semua teman terbuka
langsung…nggak saya pilih-pilih, kecuali curhat masalah pribadi saya pilih ada teman istimewa khusus, bisa diajak tukar pikiran gitu..”(WV/AP: 241-245) “Ya diungkapin saja ke teman-teman sapa tau ada solusi dari mereka malahan, kan malah jadi tau juga kebiasaan kita..”(WV/ AP: 313-315) “Aku tahan buat ngumpul aja, jadi pergi dari teman-teman, aku malah ngisi TTS gitu.”(WV/AP: 317-318) “Kalau saya memberitahu teman-teman langsung ambil. Buat proposal mintain bantuan buat meringankan beban, tapi ya lihat-lihat orangnya, baik nggak….neko-neko nggak gitu. Dulu ada teman kena musibah masuk ke sel, kasusnya mencuri, tapi pas mabuk
106
orangnya baik jadi dibantu, ntah makanan, minuman dibantu pokoknya..”(WV/AP: 358-360) Hubungan AP dengan ayahnya tidak terlalu dekat, AP lebih dekat dengan Ibu yang selalu membimbing dan menasehatinya, dan AP sangat sayang sekali dengan ibunya. Dahulu sebelum kakak-kakak AP menikah, mereka sering kumpul dirumah dan memberi uang hasil kerja, namun setelah menikah maka kakak dan adik yang sudah menikah tersebut jarang pulang kerumah, mereka pulang saat natal dan tahun baru. Sehabis mengamen dijalanan, AP kadang berkumpul dan ngobrol bersama teman sesama pengamen jalanan. Hubungan yang terjalin dengan sopi dan kernet bus baik, tidak pernah berantem, begitu juga dengan para pedagang semuanya baik. “Sering juga, ibu membimbing, nasehatin saya,kalau almarhum ayah tidak begitu dekat.”(WV/AP: 146-147) “Anak paling deket sama ibu itu aku…soalnya ya orang tua cuma tinggal satu ya aku harus bisa membahagiakan memang ini belum bisa, tapi aku sayang banget…”(WV/AP: 299-303) “Abangku yang sopir tronton itu dulu ketemu terus tiap hari waktu masih jomblo sering ngirimi uang aku dan ibuku dirumah, sekarang ya sudah berkeluarga…yang sopir taksi juga begitu pulang kerumah kalau waktu natal itu tadi sama istrinya…”(WV/AP: 175181)
107
“O…ya sering kalau setelah pulang kerja gitu ngobrolngobrol biasalah pokoknya,,dapat hasil berapa,curhat gitu.”(WV/AP: 142-144) ” Nggak….nggak ada. Nggak pernah, baik semua, soalnya kitakan datangnya baik, diapun baik, istilahnya menjagalah satu sama lain. Prinsip saya gitu, ibaratnya kan kita naik bis nggak diundang, naik sendiri, makanya kita juga harus baik, nanti sopirnya pasti juga akan baik…makanya harus koreksi diri…”(WV/AP: 204211) “Sama juga, bagus, saling menghargai..”(WV/AP: 212)
Ibu
Saudara
interaksi yang dilakukan A berada pada tahap kontak sosial, artinya A kurang dapat menjalin hubungan dan komunikasi dengan keluarga dan saudaranya. Hal ini disebabkan karena kurangnya frekuensi interaksi, intensitas interaksi dan popularitas interaksi.
- Informan merasa belum pernah merasakan kasih sayang dari kecil sampai dewasa dari orang tua. - Memilih kejalan karena mendapatkan kasih sayang dari teman
- Bercerai dan - Bercerai dan - Tinggal bersama tinggal tinggal nenek sebelum nenek bersama bersama meninggal keluarga keluarga - Setelah nenek barunya barunya meninggal tinggal - Kadang - Sering bersama kakanya memberi telefon - Malu, tidak mengakui informan saudara uang karena turun kejalanan - Semua sudah bekerja dan menikah
Ayah
Keluarga
Keterampilan berinteraksi A berada pada tahap komunikasi, artinya A dapat menjalin hub. Di tempat kerja dengan baik, namun A kurang berusaha menjalin hub. yang mendalam dengan keluarga & masyarakat
Interaksi yang dilakukan A berada pada tahap keterlibatan, A merasa sangat nyaman karema mendapatkan apa yang dicari yang tidak di dapatkan dari keluarganya.
Berkomunikasi dengan teman-temannya masalah kehidupan di jalanan Menjadi pendengar dan memberikan saran jika teman ada yang curhat mengani masalahnya Membantu jika terkena musibah dengan semaksimal
Tempat Kerja Menjadi pengamen jalanan sudah 6 tahun disekitar terminal tirtonadi Surakarta.
A Laki-laki 24 tahun lulus SMA sudah menikah anak kelima dari lima saudara
Interaksi sosial informan I Bagan I: Interaksi Sosial Informan
Interaksi sosial yang dilakukan A berada pada tahap kontak sosial, artinya A kurang dapat menjalin hub dan komunikasi dengan tetangga/ masyarakat.
Tidak pernah dan jarang untuk berbicara tegur sapa, bahkan ngobrol. Beranggapan tetangga hanya bisa membicarakan kejelekan orang lain.
Tempat Tinggal / Masyarakat
Faktor penyebab terjadinya Anak Jalanan Merasakan kurang kasih sayang di dalam keluarga
108
ibu
-
Hubungan dengan ayah sangat dekat, walaupun ibu tiri juga baik dibandingkan ibu kandung
adik informan tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya sehingga terpisah sejak kecil masih sering bertemu dan main bersama sebulan sekali.
saudarau
- Bercerai - Bercerai dan dan tinggal tinggal bersama bersama keluarga barunya informan sebulan sekali dan istri informan mengunjungi barunya ibunya
Ayah
Keluarga
Ketrampilan berinteraksi YP berada pada tahap komunikasi, artinya YP dapat menjalin hubungan dengan baik di lingkungan keluarga dan tempat kerja. namunYP kurang berusaha menjalin hubungan dengan masyarakat baik karena intensitas interaksi yang kurang
Interaksi yang dilakukan berada pada tahap keterlibatan YP karena merasa nyaman
Menjadi pengamen jalanan sudah 6 tahun
Tempat kerja
YP Laki-laki 19 tahun Belum menikah Lulus SMA Anak pertama dari dua bersaudara
INTERAKSI SOSIAL INFORMAN II BAGAN II : INTERAKSI SOSIAL INFORMAN II
Interaksi sosial yang dilakukan YP Berada pada tahap kontak sosial. Artinya YP kurang dapat menjalin hubungan dengan tetangga
Jarang ngobrol, karena tidak pernah mempunyai waktu lama. Setiap pulang kerumah hanya mandi dan tidur
Tempat tinggal/ masyarakat
Faktor penyebab menjadi anak jalanan Memenuhi kebutuhan hidup dan ingin mandiri
109
Interaksi dengan anggota keluarga berada pada tahap keterlibatan,dimana WO mampu mengadakan penjajagan lebih lanjut terhadap keluarganya.
Semua keluarga menerima keadaan jika WO menjadi pengamen jalanan.
Mempunyai hubungan yg sangat dekat dgn kedua orang tua. Semua kakak sudah berkeluarga dan bekerja, sehingga komunikasi kurang. Hubungan yang terjalin dgn adik baik dan begitu dekat, masih sering main bersama. Jarang tidur dirumah, memilih tidur dikost.
Keluarga
Interaksi dengan teman kerja berada pada tahap keterlibatan, dimana terjadi di lingkungan keluarga dan tempat bekerja, serta dilingkungan masyarakat yang dapat berkomunikasi dengan baik.
Interaksi yg dilakukan WO berada pd tahap keterlibatan, WO merasa nyaman dan mampu mengadakan penjajagan.
Berkomunikasi dengan baik Saling menghargai dan menghormati kepada semua teman. Membantu menolong teman jika mengalami musibah.
Menjadi pengamen jalanan sudah 5 tahun
Tempat Kerja
WO Laki-laki 20 tahun Belum menikah Anak keempat dari lima bersaudara
Bagan Interaksi Sosial Informan III Bagan III : Interaksi Sosial Informan III
Interaksi dengan lingkungan masyarakat berada pada tahap kontak sosial, artinya WO mampu berkomunikasi dengan baik.
dengan baik.
Sering tegur sapa saat bertemu. Berhubungan komunikasi
Tempat Tinggal / masyarakat
Faktor Penyebab terjadinya Anak Jalanan Suka dgn Pergaulan bebas& akhirnya diajak teman kejalanan. Ingin hidup mandiri.
110
Ibu Ibu HS bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pulang 1 bulan sekali HS tinggal bersama adik dan neneknya Ibunya sering mengunjungi dan memberi uang
Interaksi yang dilakukan HS berada pada tahap kontak sosial. Walaupun tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya tetapi HS dapat menjalin komunikasi baik dengan nenek dan adiknya.
Ayah Pergi meninggalkan istri, HS dan adiknya bekerja di Jakarta dan menikah lagi
Keluarga
Keterampilan berinteraksi sosial HS berada pada tahap kontak sosial, artinya HS kurang mampu dalam menjalin hubungan dengan keluarga, dan masyarakat.
Interaksi yang dilakukan HS berada pada tahap keterlibatan . HS dapat menjalin hubungan dengan baik kepada teman secara terbuka
Berkomunikasi dengan baik dan terbuka terhadap semua masalah yg dialami dengan temantemannya. Membantu & menolong jika ada teman mengalami musibah.
Pekerjaan Menjadi pengamen jalanan sudah 6 tahun
Tempat Kerja
HS, Laki-laki 25 tahun Lulus SD Belum menikah Anak Pertama dari Dua bersaudara
Interaksi Sosial Informan IV Bagan IV : Interaksi Sosial Informan IV
Interaksi yang dilakukan HS berada pada tahap kontak sosial. Karena HS baru mampu berkomunikasi.
Jika bertemu, tegur sapa, ngobrol walaupun tidak sering
Tempat Tinggal/masyarakat
Faktor Penyebab terjadinya Anak Jalanan Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya & mandiri.
111
Ibu Masih hidup
Interaksi yang dilakukan AP hanya berada pada tahap kontak sosial, bahkan AP kurang dapat menjalin hubungan dan komunikasi dengan anggota keluarganya. Hal ini disebabkan karena sudah bekerja dan berkeluarga
Hubungan yang terjalin dgn saudara biasa karena intensitas ketemu jarang setelah semua saudara bekerja dan berkeluarga
AP Tinggal Bersama ibu kandung dirumah
Ayah Meninggal
Keluarga
Keterampilan berinteraksi sosial AP berada pada tahap kontak sosial. Artinya AP kurang dapat untuk menjalin hubungan dengan lingkungan keluarga.
Interaksi AP berada pada tahap keterlibatan, yaitu mampu berkomunikasi dan penjajagan.
Komunikasi sering dan baik Jika ada musibah yang dialami teman maka segera di bantu Sering curhat dan dicurhati saat ada masalah.
Menjadi pengamen jalanan sudah 7 tahun
Tempat Kerja
AP laki-laki 30 tahun Lulus SD Belum menikah Anak keempat dari tujuh bersaudara
Interaksi sosial informan v Bagan v : Interaksi Sosial Informan
Interaksi AP dengan masyarakat berada pada tahap kontak sosial
bertemu. Komunikasi terjalin dengan baik.
Sering tegur sapa jika
Tempat Tinggal / masyarakat
Faktor Penyebab terjadinya Anak Jalanan ingin hidup membantu meringankan beban dan memenuhi kebutuhan.
112
113
3. Keterangan Bagan a. Bagan 1 : Interaksi Sosial Informan 1 Informan 1 bernama A berjenis kelamin laki-laki, berusia 24 tahun. Pendidikan terakhir A adalah lulus SMA, A merupakan anak kelima dari lima saudara dan sudah menikah. A berada dijalanan karena merasakan kurang adanya kasih sayang dari keluarganya tertutama orang tua. A merupakan anak kelima dari lima bersaudara, orang tuanya bercerai sejak A masih duduk di bangku Sekolah Dasar, kemudian ibunya menikah lagi dan tinggal bersama keluarga barunya. Ayahnya pun menikah lagi yang juga tinggal bersama keluarga barunya, akan tetapi terkadang ayahnya masih mengirimi uang, saat itu semua saudara A sudah menikah dan mempunyai pekerjaan serta tinggal bersama keluarganya masing-masing. Sewaktu kedua orang tua A bercerai maka A memutuskan untuk tinggal bersama neneknya. Namun setelah neneknya meninggal, A melanjutkan sekolah dan tinggal bersama salah satu kakak laki-laki yang berada di Solo, saat itu A bersekolah SMA. Kemudian karena tuntutan perusahaan tempat kakaknya bekerja mengharuskan untuk pindah ke Semarang, maka kakak beserta keluarganya memutuskan untuk pindah, tetapi A tidak ikut pindah dan memutuskan untuk tetap tinggal di Solo karena saat itu A sudah menikah. A dengan istrinya tinggal di Kost, 6 tahun A sudah bekerja menjadi pengamen jalanan, istri dan semua keluarga mengetahui hal itu. A dapat
114
merasa nyaman berada di jalanan, sering berkomunikasi dengan teman, menjadi pendengar dan memberikan saran jika diperlukan saat temannya mempunyai masalah dan menceritakan kepada A. Suka membantu, menolong saat ada salah satu teman yang mengalami musibah. Interaksi A berada pada tahap komunikasi, artinya A dapat menjalin hub. Di tempat kerja dengan baik, namun A kurang berusaha menjalin hub. yang mendalam dengan keluarga & masyarakat b. Bagan II : Interaksi Sosial Informan 1I Informan ke II bernama YP, laki-laki berusia 19 tahun. Pendidikan terakhir adalah SMA, belum menikah, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Berada di Jalanan karena ingin hidup mandiri dan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sejak bersekolah di Sekolah dasar orang tua YP bercerai, kemudian YP ikut dan tinggal bersama ayahnya, sedangkan adik YP tinggal bersama ibunya. Kedua orang tuanya menikah lagi dan tinggal bersama keluarga baru. Hubungan yang terjalin antara YP dengan ayahnya sangat dekat dari pada ibu. YP mempunyai ibu tiri dan mempunyai hubungan yang lebih baik dibandingkan dengan ibu kandung sendiri. Akan tetapi sebulan sekali YP mengunjungi ibu dan adik kandungnya tersebut. Komunikasi yang terjalin dengan adik kandungnya sangat baik, sebulan sekali setiap ketemu, YP mengajak main bersama. Ayah, ibu tiri dan adik kandungnya mengetahui jika pekerjaan YP adalah pengamen jalanan. YP sudah 6 tahun bekerja sebagai pengamen
115
jalanan disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta. Komunikasi yang terjalin dengan teman, orang –orang yang berada di sekitar Terminal baik, saling menghargai dan menghormati. Tidak memaksa apabila salah satu teman sedang mempunyai masalah dan tidak mau menceritakan masalah tersebut. Di lingkungan tempat tinggal, YP jarang untuk berkonunikasi, ngobrol, dan berkumpul dengan tetangga, hal ini dikarenakan saat YP berada dirumah hanya mandi dan tidur. Interaksi sosial A berada pada tahap komunikasi, artinya YP dapat menjalin hubungan dengan baik di lingkungan keluarga dan tempat kerja. namunYP kurang berusaha menjalin hubungan dengan masyarakat baik karena intensitas interaksi yang kurang c. Bagan III : Interaksi Sosial Informan I1I Informan ke III bernama WO, berusia 20 tahun. Pendidikan terakhir adalah SMP, belum menikah, anak keempat dari lima bersaudara, berada dijalanan karena WO
menyukai kebebasan dan ingin hidup
mandiri. Masih tinggal bersama keluarga, tetapi WO jarang pulang kerumah dan memilih untuk tinggal di Kost atau pulang kerumah pacarnya. Didalam keluarga, WO adalah anak yang paling dekat dan disayang orang tua, orang tua mengetahui bahwa WO bekerja sebagai pengamen jalanan, dan pada awalanya orang tuan tidak memperbolehkannya. Akan tetapi WO tidak peduli sampai sekarang.
116
5 tahun YP berada di Jalanan dan menjadi pengamen Jalanan, komunikasi dengan teman dan orang disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta sangat baik, saling menghormati dan menghargai membuat banyak teman dan orang sekitarnya menyukainya. Dilingkungan tempat tinggal WO beranggapan bahwa semua tetangga bersifat individualisme, namun komunikasi yang terjaln dengan WO masih sangat baik, jika bertemu menyapa / tegur sapa. Interaksi WO berada pada tahap keterlibatan, hal ini dilihat dari hubungan keluarga yang baik, lingkungan tempat kerja dan lingkungan masyarakat yang baik karena mampu berkomunikasi dengan baik. d. Bagan IV : Interaksi Sosial Informan IV Informan ke IV bernama HS, berusia 25 tahun. Pendidikan terakhir adalah SD, belum menikah, anak pertama dari dua bersaudara, berada dijalanan karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ayah HS pergi bekerja dan meninggalkan Ibu dan adiknya sewaktu HS masih kelas 3 SD, sampai sekarang ayah HS tidak pulang dan telah mempunyai istri lagi tanpa bercerai dahulu dengan ibu HS. Semenjak mengetahui ayahnya menikah lagi dan tinggal bersama keluarganya yang baru, maka ibu HS untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. HS tinggal bersama adik dan neneknya, sedangkan ibunya pulang kerumah sebulan sekali. Biaya pendidikan HS dan adiknya dari ibunya yang mengirimi uang setiap bulannya. Sedangkan untuk kebutuhan makan sehari-hari dari neneknya. Hubungan yang terjalin antara HS dengan ibu,
117
nenek dan adiknya baik. Selalu berkomunikasi secara biasa seperti pada umumnya. Setelah lulus sekolah SD, HS masih sempat melanjutkan sekolah sampai dengan SMP kelas 3, namun karena HS merasa kasian terhadap ibunya, maka HS memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencari pekerjaan untuk membantu memenuhi kebutuhan dan membantu membiayai adiknya yang saat itu juga masih bersekolah. 6 bulan HS sempat bekerja di Jakarta, karena jarak yang jauh, membuat HS tidak betah dan memutuskan untuk kembali ke Solo, setelah kembali HS merasa malu karena nganggur tidak mempunyai pekerjaan, maka teman HS mengajak untuk ke Jalanan. HS menjadi pengamen jalanan sudah 6 tahun, berhubungan baik dengan teman dan orang disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta. Selalu terbuka kepada teman saat HS ada masalah. Sering menbantu jika ada temannya yang sedang mengalami musibah. Dilingkungan masyarakat, HS sesekali menyapa jika bertemu dengan tetangga dan berkumpul jika diajak ngobrol, walaupun tidak sering. Interaksi sosial pada HS berada pada tahap kontak sosial, artinya HS cukup baik dalam menjalin hubungan dalam keluarga walaupun jauh dengan ayah dan ibu, masih berkomunikasi dengan adik dan neneknya, dalam lingkungan jalanan/ tempat HS bekerja dan lingkungan masyarakat.
118
e. Bagan V : Interaksi Sosial Informan V Informan ke V bernama AP, berusia 30 tahun. Pendidikan terakhir adalah SD, belum menikah, anak keempat dari tujuh bersaudara, berada dijalanan karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ayah AP meninggal dunia saat AP masih bersekolah di SD, semenjak itu AP terpaksa putus sekolah, AP tinggal bersama ibunya, dari kecil AP mempunyai hubungan yang paling dekat dengan ibu dibandingkan dengan saudara lainnya. Ibu AP bekerja sebagai penjual pakaian PKL. Masih berhubungan baik dengan semua saudara, walaupun jarang untuk bertemu. Ibu AP dan seluruh keluarga AP tau jika AP bekerja sebagai pengamen jalanan. 7 tahun bekerja sebagai pengamen jalanan. Mempunyai hubungan yang baik dengan teman dan orang disekitar, menghormati dan menghargai orang lain membuat AP memiliki banyak teman dan disenangi. Selalu membantu jika ada teman dalam keadaan atau terkena musibah. Sering tegur sapa, ngobrol dan berkumpul dengan tetangga. Komunikasi yang terjalin baik. Sehingga interaksi sosial AP berada pada tahap kontak sosial yang berarti AP hanya mampu berkomunikasi dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
119
D. KATEGORISASI Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil wawancara dan observasi maka dapat dilakukan pengkategorisasian terhadap interaksi sosial pada pengamen disekitar Teriminal Tirtonadi Surakarta. Adapun deskripsi dari kategorisasi tersebut antara lain : 1. Interaksi sosial pengamen dilingkungan keluarga, tempat kerja dan lingkungan tempat tinggal a. Lingkungan Keluarga Keluarga bukan salah satu tempat yang dipilih para anak jalanan untuk menjalankan aktivitas dan berinteraksi sosial dengan baik. Tempat tinggal atau rumah didalam keluarga hanyalah sebagai persinggahan sesaat untuk sekedar tidur/ beristirahat dan terkadang makan. Hal ini dilakukan karena anak jalanan sendiri merasa tidak nyaman jika kondisi didalam keluarga sendiri tidak seperti keluarga yang hidup rukun, tenang, tenteram seperti keluarga lainnya (Informan1,2,3,4,5). Perceraian, berpisah tanpa sebab, dan meninggal dunia dari orang tua adalah penyebab utama yang sering membuat tidak nyaman anak jalanan berada di dalam rumah (Informan 1,2, 4, 5). Pada informan 1 kedua Orang tua bercerai sejak masih bersekolah di SD dan keduanya menikah serta tinggal bersama keluarga yang baru, informan memilih tinggal bersama neneknya. Informan 2 kedua Orang tua juga bercerai sejak kelas 1 SD, keduapun menikah lagi dan tinggal bersama keluarga barunya. Informan memilih tinggal bersama Ayah dibandingkan dengan Ibu kandungnya. Pada
120
Informan 3 kedua Orang tuanya tidak bercerai dan berhungan dengan baik, manum informan 3 jarang pulang dan memilih tinggal dikost. Pada informan 4 Ayah informan berpisah tanpa sebab dan menikah serta tinggal bersama keluarga barunya lagi tanpa menceraikan dan meminta ijin kepada ibu informan, hal itu terjadi saat informan masih bersekolah dasar, dan informan memilih tinggal bersama nenek dan adik kandungnya, karena ibu informan kemudian bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan tinggal dengan majikannya. Pada informan 5, Ayah telah meninggal sejak informan bersekolah dasar, tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai pedagang kaki lima yaitu menjual pakaian. Status keadaan ekonomi dalam keluarga yang kurang(Informan 1,2,3,4,5), selanjutnya adalah frekuensi komunikasi yang hampir sudah tidak ada, bahkan menurut informan 1 dirinya dianggap sebagai orang asing didalam keluarganya sehingga interaksi sosial informan 1 dilingkungan keluarga berada pada tahap kontak sosial, yang berarti informan kurang dapat menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan saudara dan kedua orang tua yang telah bercerai dan menikah lagi. Informan 2 hanya sebatas tegur sapa, informan 3 dan 5 merasa cuek dan malas untuk berkomunikasi karena semua saudara sudah bekerja dan berkeluarga dan informan 4 hanya sebatas tegur sapa. Pada informan 2 interaksi sosial dalam keluarga yag dilakukan berada pada tahap keintiman. Yang mana Informan dapat menjalin hubungan yang baik dengan ayah, ibu tiri dan satu saudaranya yaitu adik.
121
Pada informan 3 interaksi sosial berada pada tahap keterlibatan, dimana informan
mampu
mengadakan
penjajagan
lebih
lanjut
terhadap
keluarganya. Sedangkan Informan 4 dan 5 interaksi sosial berada pada tahap kontak sosial,hal ini berarti bahwa informan hanya berkomunikasi dengan orang sekitar dan terdekat saja. Mencukupi kebutuhan hidup, kebebasan, kemandirian, dan membantu meringankan beban orang tua atau keluarga adalah salah satu alasan yang utama saat memutuskan berada dijalanan (Informan 1,2,3,4,5). Informan 3 tertarik kedunia jalanan berawal dari menyukai pergaulan bebas, berbeda dengan Informan ke 1,2,4 dan 5 berada dijalanan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kebebasan disini berarti kebebasan dalam waktu dan tenaga untuk bekerja, yaitu senang bebas tidak terikat dengan orang lain dan target hasil yang diperoleh. 1) Lingkungan Terminal Tirtonadi Surakarta (tempat kerja) Pekerjaan kelima informan sebagai pengamen jalanan yang berada disekitar terminal tirtonadi surakarta (Informan 1,2,3,4,5). Sudah lama berada disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta, dari mulai 5tahun(Informan3), 6tahun(Informan1,2 dan4) dan 7tahun(Informan5). Hampir lebih dari 4 jam waktu yang dihabiskan dan digunakan dijalanan Hubungan dan komunikasi para pengamen jalanan baik, dengan orang disekitar terkadang bergurau dengan para pedagang warung dan pedagang asongan. Akan tetapi hubungan yang terjalin dengan sopir dan kernet bus kurang begitu baik.
122
Saat pertama kali berada dijalanan disamping karena faktor kebutuhan hidup ada juga karena diajak oleh teman (Informan 1,2,3,4,5) dan ketertarikan berada dijalanan itu bertambah dengan mendapatkan banyak teman, berkomunikasi setiap hari, menghargai dan menghormati sehingga terwujud interaksi yang berada pada tahap keterlibatan. Informan 1,3,4 dan 5,jika ada teman yang mendapat masalah dan ingin bercerita, maka dengan senang hati mendengarkan dan memberi saran jika diminta. Informan 2 karena merasa usia masih kecil jadi belum pernah ada teman yang curhat(bercerita masalah yang dihadapi) dengan dia. Keterbukaan dalam setiap masalah informan kepada temannya tidak semua akan tetapi tetap ada kriteria jika informan sendiri ingin curhat( Informan 1,2,3 dan 5) untuk informan 4 tidak ada kriteria dalam berbagi cerita dan masalah yang dihadapi. Komunikasi dan kedekatan hubungan yang terjalin dengan teman sesama pengamen jalanan sangat erat melebihi keluarga sendiri. (Informan 1,2,3,4,5) Saat sepi, jika hasil sedikit dan belum makan, maka seluruh hasil ngamen dikumpulkan dijadikan satu dan dibelikan makanan untuk makan bersama dan itu terjadi juga saat ada salah satu teman mengalami musibah. Kode khusus yang sering dilakukan oleh teman sesama anak jalanan saat terjadi operasi mendadak / rasia, maka digunakan kode yang digunakan adalah bahasa tubuh/peraga yaitu memegang tangan kanan ke tangan kiri sendiri ada juga yang menggunakan kata ”Damas-
123
Damas”, bahkan informan ke 5 juga mengenal bahasa, kata gaul. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa yang dimengerti oleh semua teman. Sudah kebiasaan sebagian pengamen jalanan terkadang muncul kata jorok sebagai bentuk kekesalan dan bercanda sesaat (Informan 1 dan 2), sedangkan yang lain memilih untuk berlalu dan pergi jika sedang kesal (Informan 3,4 dan5). 2) Lingkungan Masyarakat Respon yang diberikan masyarakat disekitar tempat tinggal, memandang bahwa anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen merupakan anak yang nakal, brutal yang hanya menjadi sampah sosial dimasyarakat dan mengganggu lingkungan sekitar yang ditempatinya (Informan 1,2,3,4,5). Dari pandangan masyarakat tersebut para pengamen jalanan tidak begitu peduli dan memperhatikan, mereka masih bersikap seperti biasa, mulai belajar untuk beradaptasi jika bertemu. Bahkan tidak sedikit dari pengamen jalanan sering berkomunikasi dan ngobrol. Hal ini terjadi karena frekuensi bertemu kurang bahkan jarang. Hasil yang dapat disimpulkan bahwa keterampilan berinteraksi sosial yang dilakukan anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen, baik itu interaksi yang dilakukan di lingkungan keluarga, tempat kerja, masyarakat berada pada tahap komunikasi (Informan 1,2 dan 4). Tahap kontak sosial(Informan 4dan5) serta Tahap keterlibatan (Informan3). Walaupun dalam lingkungan terminal Tirtonadi Surakarta tempat
124
informan bekerja interaksi sosial berada pada Tahap keterlibatan (Informan 1,2,3,4,5). E. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka dilakukan analisis data, pada penelitian ini dapat diketahui tentang interaksi sosial pada pengamen di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta. Informan dalam penelitian yang diambil adalah laki –laki berusia lebih dari 18 tahun sudah berada di jalanan minimal 5 tahun dan bekerja sebagai pengamen jalanan. Hal ini sesuai dengan Fitriani (2003) mendefinisikan anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalanan dengan cara mereka sendiri bekerja sebagai pengamen jalanan, penyemir sepatu, penjual Koran, pengemis, atau bahkan melacur. Waktu yang dihabiskan dijalanan lebih dari 4 jam, bekerja untuk bertahan dan memenuhi kebutuhan hidup, mereka ada yang masih pulang kerumah namun ada juga yang memilih tidak pulang kerumah dan bahkan tidur dikost. Definisi dan kriteria PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), Dinas Sosial mnyebutkan bahwa anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalanan maupun di tempat-tempat umum. Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, salah satunya bekerja dengan mengemis dan menjadi pengamen, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya.
125
Faktor eksternal yang menyebabkan menjadi pengamen adalah dari psikologis, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan faktor internal dari pengamen adalah kemadirian untuk dapat memunuhi kebutuhan tanpa bergantung kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Artidjo Alkastar (dalam Sudarsono, 1995) bahwa menyebabkan menuju kearah kehidupan jalanan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu faktor Internal meliputi : kemalasan, tidak mau bekerja keras, tidak kuat mental, cacat fisik dan psikis, adanya kemandirian hidup untuk tidak bergantung kepada orang lain dan faktor eksternal meliputi : faktor ekonomi, faktor geografis, faktor sosial, faktor pendidikan, faktor psikologis, faktor kultural, faktor lingkungan, dan faktor agama. Para pengamen jalanan melakukan interaksi sosial dengan orang disekitar dengan baik, berawal kejalanan dari ajakan teman. Hal ini sesuai dengan Festinger (dalam Sugiarto, 2004) interaksi sosial merupakan proses saling mempengaruhi dan saling tergantung yang dapat ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk menilai dirinya sendiri (selft-evalution) dan kebutuhan ini dipengaruhi oleh adanya pembandingan diri dengan orang lain. Setelah berada dijalanan, maka banyak perilaku, penampilan dari teman yang ditiru, seperti mengenal obat-obatan terlarang, menindik dan menatto salah satu bagian tubuh informan. Menurut Dayaksini dan Hudaniah (2003) imitasi dapat mendorong individu atau kelompok untuk melaksanakan perbuatanperbuatan yang baik. Contoh dari imitasi eksternal, apabila seseorang telah dididik untuk mengikuti suatu tradisi tertentu yang melingkupi segala situasi sosial maka
126
orang tersebut akan memiliki suatu kerangka tingkah laku dan sikap moral yang dapat menjadi pokok pangkal guna memperluas perkembangan perilaku yang positif. Sedangkan dampak negatif dari pola imitasi dalam interaksi sosial apabila perilaku yang diimitasi adalah perilaku yang salah, baik secara moral maupun hukum, sehingga diperlukan upaya yang kuat untuk menolaknya. Imitasi merupakan salah satu faktor dari interaksi sosial. Saling menghargai dan menghormati sesama pengamen dilakukan kepada semua orang. Perasaan ikut memiliki dan merasakan jika dalam kesedihan sudah biasa dilakukan pengamen jalanan. Hal ini sesuai dengan faktor interaksi sosial dari simpati yaitu perasaan rasa tertarik kepada orang lain, maka simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan atas dasar perasaan emosi. Dalam simpati orang merasa tertarik kepada orang lain yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya merasa tertarik sering tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Disamping individu mempunyai kecenderungan tertarik pada orang lain, individu juga mempunyai kecenderungan untuk menolak orang lain yang sering disebut dengan antipati. Jadi jika simpati bersifat positif, maka antipati bersifat negatif. Interaksi sosial yang terjalin dengan keluarga tidak begitu dekat, penyebab yang terjadi adalah karena waktu bertemu yang dilakukan jarang, status dan masalah yang terjadi didalam keluarga serta kondisi keuangan ekonomi yang mengharuskan untuk bekerja berada dijalanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Walgito (2007) mengungkapkan untuk melihat baik buruknya interaksi dari setiap
127
individu, pada dasarnya dapat dilihat dari berbagai macam ukuran, diantaranya adalah : Frekuensi Interaksi, Intensitas Interaksi dan Popularitas Interaksi. Syarat interaksi sosial yang terjadi pada pengamen disekitar terminal tirtonadi surakarta berada pada tahap kontak sosial, komunikasi dan keterlibatan. Kontak sosial berarti para pengamen mampu mengadakan kontak perseptual dengan orang lain,pada tahap ini setiap individu dapat melanjutkan interaksi atau berhenti. Komunikasi pada pengamen baik dilingkungan tempat bekerja dan didalam keluarga, dan pada tahap keterlibatan para pengamen mampu mengadakan hubungan penjajagan lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Abdulsyani (2002) mengungkapkan bahwa interaksi sosial dapat terjadi jika telah memenuhi tiga tahapan yaitu : kontak sosial, komunikasi dan keterlibatan dan juga DeVito (dalam Walgito, 2007) mengemukakan seseorang berinteaksi haruslah memenuhi syarat dan tahapan : kontak, keterlibatan, dan keintiman.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan pada interaksi sosial pada pengamen disekitar terminal tirtonadi Surakarta dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya pengamen disekitar terminal Tirtonadi Surakarta adalah faktor internal yaitu keinginan untuk mencukupi kebutuhan hidup secara mandiri dan faktor eksternal yaitu keadaan kondisi keluarga dan keadaan ekonomi keluarga. 2. Interaksi sosial yang terjadi pada pengamen disekitar terminal tirtonadi Surakarta di lingkungan keluarga terhambat pada komunikasi, yaitu intensitas bertemu kurang bahkan jarang,begitu juga dilingkungan masyarakat berada pada tahap kontak sosial, dan pada lingkungan tempat bekerja berada pada tahap keterlibatan. B. SARAN Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka saran penulis yang diharapkan dapat memberi manfaat adalah : 1. Pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta serta individu lain yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan informan penelitian agar dapat interaksi sosial dengan baik dengan lingkungannya sehingga interaksi sosial yang muncul adalah yang positif.
128
129
2. Masyarakat luas, khususnya para orang tua pengamen agar memberikan kasih sayang, ketentraman, penerimaan diri bahwa anak jalanan tidak hanya sebagai tulang punggung keluarga atau pencari nafkah utama sehingga orang tua dapat memberikan hak yang sama seperti anak-anak lainnya. 3. Masyarakat di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta tentang pengamen, sehingga pengamen merasa nyaman dan dilindungi keberadaanya. 4. Peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan acuan untuk mengungkap keragaman permasalahan dan pengalaman tentang berpikir positif yang belum tergali sehingga dapat menjadi rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta Amariani, Ade, “Siapa Peduli Anak Jalanan ?” Jurnal Perempuan No. IX Hal. 121-130, Jakarta: Febuari, 1999 Aminuddin, 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bahasa & Sastra. Malang; yayasan Asah Asih Asuh Malang. Asniar, Khumas. 1999. Anak Jalanan Dan Model-Model Penangannya. Majalah Ilmiah Psikologi No.3 hal 65-75 Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Davis, K. 1972. Human Behavioral at Work Human Relation and Organization Behavioral.. New Delhi : Mc. Graw Hill. Erniwati. 2006. Hubungan Interaksi Sosial dan Hasil Pembelajaran Virtual dengan Keberhasilan Tim Virtual. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Fitriani, N. 2003. Akulturasi Anak Jalanan. Jurnal Psikologi Tazkiya vol. 3, No.2, hal.73-78Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Gerungan. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Refika Aditama. Goble, F. G. 1993. Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow (Terjemahan oleh A. Supratiknya). Yogyakarta : Kanisius. Hirawan, A. 2000. Kebutuhan-kebutuhan Psikologis Pada Anak Jalanan Di Semarang. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang : Universitas Psikologi. UNIKA Hudaniah dan Dayaksini. T. 2003. Psikologi Sosial. Malang: PT Mizan Media Utama. Hurlock. 2005. Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga. Lestari, S dan Karyani, U. 1997. Anak Jalanan Permasalahan dan Penangannya. Jurnal Psikologi, No. 3 Vol. 15/ No. 2/2000, 180-195 Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Mariana,D dan Fuad Nashori. 2007. Harga Diri Anak Jalanan. Indigenous (Jurnal Ilmiah Psikologi) No. 1 hal105-120 Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 130
131 Media Indonesia Online.28 Juli 2008. Macam& Jenis-Jenis Pengamen Jalanan / Artis Penghibur Jalanan. Diperoleh dari www.mediaindonesiaonline.com Diakses 06 November 2009. Moeleong, J, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA. Mulyadi, Seto. 2008. Anak Jalanan. Jurnal Psikologi No. 1 Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Poerwandari, E K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : Universitas Indonesia. Pungki, N, W ; Prameswari N ; Rahmaniah A, Z. 2002. Rancangan Program Intervensi Sosial Untuk Pemberdayaan Anak Jalanan. (Laporan Praktek Kerja Lapangan Bidang Sosial). Pendidikan Program Profesi Psikologi, Angkatan III / 2001 (tidak diterbitkan) Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Sarwono, S. W. 1987. Teori- teori Psikologi Sosial, Jakarta : CV. Rajawali Soekanto, S. 2001. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : CV. Rajawali Sudarsono. 1995. Kenakalan Remaja. Jakarta : PT. Rineka Cipta Sugiarto, S. Prambanan, D. S., dan Prastitis, N. T. 2004. Pengaruh Social Story Terhadap Kemampuan Berinteraksi Sosial Pada Anak Autis. Jurnal Psikologi. No. 3. 250-270. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Sunusi. 2004. Peta Masalah Anak Jalanan dan Alternatif Model Pemecahannya Berbasis Pemberdayaan Keluarga. Diperoleh dari www.mediaindonesia online.com Diakses 3 April 2009. Suswandari. 2000. Kehidupan Anak Jalanan (Studi Kasus Anak Jalanan Pasar Induk Kramat Jati) Tesis (tidak diterbitkan) Yogyakarta : Paska Sarjana. Universitas Negeri Yogyakarta. Syani, A. 2002. Sosiologi, Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara. Tauran. 2007. Studi Profil Anak Jalanan Sebagai Upaya Perumusan Model Kebijakan Penanggulangannya (Suatu Studi Terhadap Profil Anak Jalanan di Terminal Bus Tanjung Priok Kota Jakarta Utara) Jurnal ilmu Administrasi Negara: Volume 32 hal 55-77 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
132 Universitas Muhammadiyah Surakarta. 1997. Kliping Sosial Budaya. Dokumentasi dan Informasi Perpustakaan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Walgito, B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset ________
2007. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: C.V. Andi Yogyakarta.
Wilonoyudho, S. 2006. Nasib Anak Perempuan Jalanan. Diperoleh dari www.mediaindonesia online.com Diakses 3 April 2007 Yuli Triastuti. 2008. Pola Interaksi Sosial Anak Autis di Sekolah khusus Autis. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
133 HASIL WAWANCARA INFORMAN
Wawancara I Nama
: A (L)
Usia
: 24 tahun
Tempat
: Tempat Parkiran Sepeda Motor Terminal Tirtonadi
Durasi
: 60’ (1 jam)
Keterangan P : Peneliti I : Informan
W I/A (L).UMS, 18 JULI 2009
Baris Subjek 1
Uraian Wawancara
P
Selamat sore mas?
I
Sore
P
E … maaf mau Tanya .. sebelumnya
Klasifikasi
Analisis
namanya siapa mas ? 5
I
ARDI mbak
P
Em … alamat rumah mana mas ?
I
Rumah asli Batam i mbak.
P
Em .. enak anak ke berapa mas ?
I
Aku anak kelima i mbak dari lima saudara.
DAJ 1
Nama informan Ardi
DAJ 1
Rumah informan batam.
DAJ 2
Informan anak kelima dari lima bersaudara.
10
P
Usianya sekarang ?
I
Sekarang usia saya dua puluh empat tahun.
DAJ 1
Umur informan dua puluh empat tahun
P
Hobinya apa mas ?
I
Hobiku apa ya mbak ? ha ..ha .. ketok`e nggak punya hobi mbak aku
15
P
Bener ? ha .. ha .. ha..
DAJ 3
Informan tidak mempunyai hobi
134
20
I
Hok`o i …
P
Kalau hal yang disukai gitu ?
I
Hal yang disukai ?
P
Iya.
I
Ya … yang paling enak dan kusukai ya
Hal yang disukai informan
narkoba itu mbak.
adalah memakai narkoba.
P
Narkoba ?
I
Iya make narkoba … narkotik dan obat – obatan terlarang .. itu aku suka.
25
P
Kenapa ?
I
Ya .. enak aja, bisa lupa segalanya.
P
Lalu cita – citanya ?
I
Nggak tau aku cita – citaku.
DAJ 3
Informan tidak punya citacita.
30
P
Kok nggak tau ?
I
Iya .. yang penting aku hidup, aku jalani
Yg penting bagi informan
kaya gini aja.
hidup dijalani saja.
P
Em
…
bisa
diceritakan
riwayat
pendidikannya dari awal ? I 35
Aku SD nya, SD Negeri 1 Batam .. trus
DAJ 4
SMP juga SMP N1 Batam, sampai SMA. P
SMA nya ?
I
SMA aku disini mbak.
P
Dimana ?
I
SMA Kristen dua surakarta.
SD sampai SMP informan ada di Batam
SMA informan ada disolo
DAJ 4
SMA informan SMA kristen 2 Surakarta.
40
P
Nama Ayah dan Ibu ?
I
Nama Ayahku Yanto … nama Ibuku Nurhayanti.
DAJ 5
Nama ayah informan Yanto nama Ibu
135 Nurhayanti. P
Pekerjaan Ayah ?
I
Pensiunan tentara mbak.
DAJ 5
Pekerjaan ayah informan pensiuan tentara
45
P
Kalau Ibu ?
I
Bukak rumah makan.
DAJ 5
Pekerjaan ibu informan wiraswasta bukak rumah makan.
P
Dimana ?
I
Di Batam.
Ibu informan buka rumah makan di Batam.
50
P
Trus disini sama siapa ?
I
Sama istri mbak, tidak ada keluarga lagi..
DiSolo informan tinggal dgn istri tdk ada keluarga.
P
Em … bisa diceritakan sedikit kegiatan sehari – hari Mas ?
55
I
Kegiatan sehari – hariku?
P
Ya … dari bangun Pagi mungkin…
I
Dari bangun Pagi, ngamen cari uang ya
DAJ 6
buat makan,kebutuhan hidupku dan istriku.
Dari bangun pagi kegiatan informan ngamen, mencari uang buat makan dan kebutuhan hidup.
P
Sudah berapa lama mas Hidup seperti ini ?
I
Enam tahun mbak ngamen hidup di jalanan
FAJ 4
Informan sudah 6 tahun berada dijalanan.
P 60
Dulu penyebabnya mas kok pengen dan bisa hidup dijalanan seperti ini, cerita awalnya gimana ?
136 I
65
70
Lha itu lho mbak … dari kecil sampe besar
FAJ 2
Informan belum
aku belum pernah merasakan kasih sayang
merasakan kasih sayang
dari orang tua mbak,jadi aku kejalanan
dari kedua orang tua.
P
Dari umur berapa Mas ?
I
Ya … kecil dari SD
P
Trus ?
I
Ya … sampe sekarang.
P
Kasih sayang yang bagaimana mas ?
I
Ya maksudnya … ya nggak dianggap, jadi
Informan merasa kurang
… dalam satu keluarga itu Aku seperti
kasih sayang karena
orang asing dibiarin begitu saja mbak.
merasa tidak dianggap didalam keluarganya.
75
P
O … dari kelima saudara kandung semua ?
I
Iya.
P
Orang asingnya seperti apa ?
Orang tua informan
I
Ya … gimana ya mbak, sering sekali, aku
bercerai kemudian ayah,
itu nggak dianggap saudara atau anak
ibunya menikah lagi.
sekalipun, jadi dibiarin aku mau begin … begitu itu tidak ada yang ngelarang, 80
ibaratnya kalau aku mati pun nggak ada yang peduli apalagi nangisi. Gimana ya mbak ya … Orangtuaku cerai … habis itu pertama Ibuku nikah lagi…Bapakku juga nikah lagi.
85
P
Kemudian setelah itu mas menentukan mau ikut siapa gitu ?
I
90
Aku nggak tau mbak … waktu itu aku
Waktu orang tua informan
belum kepikirankan … ya udah aku tinggal
bercerai, informan ikut
sama nenekku. Setelah nenekku meninggal
dengan nenek yg juga
… aku nggak tau harus gimana lagi.
tinggal dibatam.
137 P
Neneknya tinggal di solo sini ?
I
Di Batam mbak.
P
Semua saudara mas sudah berkeluarga ?
I
Saudara saya sudah bekeluarga semua.
Semua saudara informan sudah berkeluarga.
95
P
Setelah
nenek
meninggal
terus
mas
Iya.. setelah nenek meninggal aku
ikut
merantau kesini ? I
kakakku dan sekolah SMA di Solo sini.
Waktu nenek Informan meninggal, kemudian informan ikut dng kakaknya dan bersekolah di Solo.
100
P
Em … SMA itu ?
I
Heem … Trus sekolah disini, kakakku pindah …ya udah aku tetep tinggal disini.
P
Kakaknya pindah kemana ?
I
Kakakku
105
pindah
ke
Semarang…
Informan tetap tinggal
Sebenarnya aku mau ikut, cuman aku
bersama istri disolo dan
sudah menikah punya istri, kan kasihan
kakaknya pindah
mau saya tinggal, jadi tetap di Solo aja.
kesemarang.
P
Sudah berapa lama berkeluarga …?
I
Dua tahun lebih mbak.
Informan sudah 2 tahun lebih menikah.
P 110
Dulu waktu menikah, dari kedua pihak keluarga
dari
perempuan
dan
pihak
keluarga mas saling setuju direstui ? I
Ya
sebenarnya
orangtua
perempuan nggak merestui.
si
cewek
138
115
P
Kenapa ?
I
Cuman … itukan anak semata wayang … ya dia bilang sama orangtuanya, kalau misalnya orangtuanya tidak setuju, dia mau bunuh diri, mau nggak mau orangtuanya setuju … ya udah nikah mbak.
120
P
Istrinya disolo apa di batam ?
I
Sekarang di solo mbak.
P
Kalau orangtuanya ?
I
Di solo juga.
P
Lha mas’se pulangnya ? sudah punya
125
rumah sendiri apa masih ikut orangtua si istri ? I
Aku ngekost ok’ mbak
Informan dan istrinya tinggal dirumah kost.
P
O … ngekost ? sama istrinya juga ?
I
Ya … sama istri Cuma kalau kadang aku
130
lagi kerja cari uangkan, istriku pulang ke rumah orangtuanya, sore ntar aku jemput gitu.
135
P
O … gitu, sudah punya anak mas ?
I
Belum mbak, sebenarnya dah pengen punya anak, tapi nggak tau kenapa nggak pernah bisa.
P
Belum kali mas, belum dikasih sama allah.
I
Ya … kata orang sih, aku disuruh berhenti kayak minum – minuman, narkoba tapi nggak bisa.
140
P
O … mas’se sudah berapa lama mengenal dan menggunakan obat – obatan narkoba?
139 I
Hampir lima tahun memakai narkoba.
Informan sudah hampir 5 thn mengenal narkoba.
P
Itu dari mana mas kenal kayak gitu ?
I
Lha dulu kan, gimana ya mbak ya .. orang
145
tuaku kalau aku minta uang selalu di kasih..ya udah, aku dikenalin narkoba sama temen – temenku, trus diajak ke diskotik dugem trus dikasih obat gitu, semenjak itu aku ketagihan.
150
P
Tapi istrinya dulu tau ?
I
Tau .. kalau sekarang tau
P
Apa ada dukungan dari istri untuk berhenti ?
I 155
Ya … dia nglarang sih, cuman diakan tau aku sudah lama gitu dia tau. Masalahnya dia juga nggak mau melihat aku tersiksa kayak gitu mbak, Makanya aku makek’.. Aku nggak pulang kerumah, aku dibiarin ma dia, bagi istriku aku seneng, diapun
160
ikut seneng ya ..orang tuanya nggak setuju sih, gara – gara itu aja mbak …gara – gara aku makek obat – obatan kayak gitu P
Tapi apakah sampai sekarang hubungan sama Mertua sama mase sudah baik ?
165
I
Bicara aja nggak pernah ok’ mbak.
Informan tidak pernah bicara dengan mertua.
P
Lha waktu menikah dulu dari kedua pihak semua datang ?
140 I
Ya .. hadir, datang semua mbak, Aslinya dari orangtua ku juga ada yang nggak
170
setuju. P
Lha terus ?
I
Ya gimana ya mbak, aku dah terlanjur suka ma dia ya sudah. Iya … sekarang tinggal saya dan istri saya yang menjalani.
175
P
Apa yang menyebabkan anda ke dunia jalanan dari dulu sampai sekarang ?
I
180
Pertama sih aku nggak punya niat untuk ke
FAJ 7,
Faktor
lain
yg
jalanan mbak … semenjak bapakku jarang
menyebabkan
ngirimi uang kan .. aku bingung mau
berada
ngapain lagi, ya … ada temen yang ngajak
ayah
ke jalanan sampe sekarang
jarang mengirimi uang. FIS 1
informan
dijalanan informan
karna sudah
Informan tau dan diajak berada
dijalanan
dari
teman.
185
P
Berati dari temen tadi ya ?
I
Iya.
P
Ikut dan meniru juga ?
I
Ya … kalau ikut teman kejalan iya, tapi
FIS 4
Informan ikut didunia
kalau meniru nggak ya mbak .. ya aku
jalanan dari teman, tapi
cuman nggak mau kepikiran terus nggak
informan tidak meniru
mau aku ambil pusing gitu lho mbak.
atau seorang yg dijadikan idola.
190
P
O … gitu.
I
Bagi aku hidup itu cuma sekali ngapain di bikin susah.
P
Mas tertarik berada dijalanan?
141 I
195
Ya nggak lah mbak … siapa yang mau
FIS 3
Informan tidak tertarik
hidup kaya gini, semua orang itu nggak
didunia jalanan, semua
mau hidup seperti ini … banyak temen –
karena keadaan.
temen ku yang bilang juga, mungkin kalau bisa malah nggak di jalanan lagi, semua dijalani kan karena keadaan mbak. P 200
Em … perasaan menjadi anak jalanan? Dan bagaimana saat kumpul teman ?
I
Perasaanku biasa aja mbak … ya kadang banyak
205
P
teman
ada
yang
FAJ 6
saling
Perasaan informan biasa saat menjadi anak jalanan,
menjatuhkan gitukan, tapi bagiku selama
selama kita baik maka
kita baik … teman kita juga baik.
teman kita juga baik.
Sering berantem, cekcok, nggak sama teman ?
I
Aku & teman dijalan tdk pernah berantem.
WIS 4
Informan tidak pernah berantem dengan teman sesama anak jalanan.
P
Kalau hubungan dengan orang yang baru dikenal sekitar terminal itu gimana ?
210
I
Ya biasa aja mbak, baik … kalau kita
Hubungan informan
tidak mau di ganggu ya jangan ganggu.
dgn orang yg baru dikenal, biasa, baik.
P
Ada kata atau bahasa khusus nggak sih kalau ketemu sama teman di jalanan ?
I 215
Ya nggak ada mbak cuma paling tegur sapa aja.
AIS 11
Tidak ada bahasa khusus pada pengamen, hanya paling tegur sapa.
142 P
Terus mas .. kalau semisal mas lagi susah, sedih, hati mas … kebetulan kumpul sama teman lainnya itu perasaannya gimana ?
I 220
Jika aku lagi sedih … kalut gitu pelarianku
Jika suasana hati
ke narkoba itu mbak. Tidak kumpul dulu.
sedang sedih ada pengaruh untuk tidak berkumpul dijalanan, pelarian jika sedih ke narkoba.
P
Lha habis banyak uang kalau setiap masalah selalu menggunakan narkoba ?
I
Gimana ya mbak … kalau masalah uang itu aku nggak mikirin, yang penting aku
225
senang gitu aja. P
Lha itu dapat obat/narkoba seperti itu darimana ?
I
Kalau itu nggak bisa aku sebutin mbak.
P
Em .. lalu dari dulu komunikasi sama
230
orang tua gimana ? I
Nggak pernah mbak komunikasi, jarang.
AIS 7
Komunikasi informan dengan orang tua jarang sejak kecil.
235
P
Sejak kapan ?
I
Dari kecil sih biasa aja, ya … jarang mbak
AIS 7
Komunikasi informan
paling kalau ibuku cuma ngasih uang,
dengan ibu yaitu Cuma
terus ntar pergi lagi dah gitu. Dari dulu
ibu memberi uang
kan aku gitu … sejak tinggal disini ..
kemudian pergi kerja
bapakku datang ngasih uang , tapi
lagi.
sekarang sudah jarang sekali memberi
AIS 7
Komunikasi dengan ayah
143 uang.
informan yaitu hanya memberi uang dan sekarang sudah jarang.
240
P
Kalau saudara lainnya mas ?
I
Ya gimana mbak ya … mungkin saudara –
245
P
WIS 3
Informan merasa
saudaraku kandung sama aku kan malu
bahwa saudara
mbak, kan ibaratnya kayak sudah bekerja
kandung yang sudah
dan sukses semua berhasil jadi orang kan.
sukses malu mengakui
Sedangkan
jalanan,
informan karena
pengamen makanya semua saudaraku jadi
informan hanya
malu nganggep aku saudaranya.
sebagai anak jalanan.
aku
kan
anak
Masih sering ketemu sama kakak nggak mas ?
I 250
Ya .. kadang kalau ke tempatku … masih
masih bertemu dengan
gimana kabarnya , gini – gini ya udah itu
kakaknya yang
biasanya sambil nitipin uang gitu, ya saya
menanyakan kabar dan
juga ngrasa kalau belum mampu sendiri.
menitipkan uang.
nyari uang sendiri, aku gimana ya mbak … orang tua ku tau kalau karakter aku juga begini. P
Kalau menurut mas pandangan figur orang tua mas itu seperti apa ?
260
I
Kadang informan
sering nyariin aku, ngasih uang aku,
walaupun nggak semuanya juga, aku juga 255
WIS 3
Bagi aku orang tua ku nggak pernah tanggung jawab sama aku.
P
Gitu.
I
Ya … sebenarnya aku itu juga pengen
144 hidup normal mbak, kayak orang lain gitu, kan di rumah … kumpul bareng sama
265
keluarga, sebenarnya aku pengen namun keadaan
mbak
yang
nggak
memungkinkan. P
Pernah usaha mas ?
I
Gimana ya mbak, aku dulu itu juga pernah
270
usaha jadi lebih baik biar diterima lagi, kayak berhenti, nggak make’ narkoba, cuman kadang itu aku terlalu banyak masalah ya … bukan masalah keluarga tapi masalah pribadi dan aku nggak punya
275
teman curhat gitu, ya udah makanya pelarianku cuma ke narkoba itu doang mbak.
P
Emang narkoba bagi mas itu seperti apa ?
I
Ya seperti temenku mbak.
Informan menganggap narkoba seperti temannya.
280
P
Lha kalau habis nggunain itu rasanya gimana ?
I
Ya … rasanya mesti hilang.
P
Ilang gimana ? Lupa ?
I
Ya
285
sebenarnya
sih
lupanya
nggak
selamanya mungkin lupa sesaat. P
Em … boleh diceritakan kenapa sampe bisa di usir dari rumah ?
I
Dari dulu sih gara – gara aku di usir dari
145 rumah itu ya kalau make’ sih keluargaku 290
emang tidak bisa nerima aku dulu.dulu rencana bapakku aku mau di masukin ke marinir, Tentara itu waktu setelah lulus SMA, tapi nggak mau… aku mau kuliah, ya udah dibiayain … tapi terus aku berhenti … habis itu bapakku ngasih saran
295
lagi suruh masuk tentara, ya udah aku mau gitukan, lha waktu itu pendaftaran kurang dua minggu aku make narkoba itu ya udah sudah lupa semuanya. Habis itu nggak pernah ikut .. tatto gitu lho … ya udah aku
300
pengen, ya udah aku tattoo dan semenjak itu .. tatto yang terakhir aku di usir dari rumah.
305
310
P
Usia berapa itu di usir dari rumah ?
I
Sekitar usia 19 th lulus SMA.
P
O … itu orang tua sudah cerai ya ?
I
Sudah.
P
Berati waktu itu ikut ayah ?
I
Ya.
P
Trus waktu di usir pergi kemana ?
I
Aku keluar ke solo .. dulukan kakakku yang perempuan suaminya kerja di Pertamina solo sini, ya udah aku ikut disini selama 2 tahun terus pindah ke
315
semarang, tapi aku tetap disini. P
Lalu disini tinggal sama siapa ?
146 I
Sama istriku, cuman aku kadang nggak pernah pulang … ya sudah hampir sebulan ini aku nggak pernah pulang kerumah.
320
P
Terus istrinya ?
I
Ya nyariin terus … dia nggak tak anggap lagi. Mungkin dia juga tau kok mbak … dia dah nggak sependapat ma aku.
325
P
Mas tau darimana ?
I
Ya gimana ya mbak … ya mungkin namanya
cewekkan
mesti
pengen
diperhatiin, pengen belanja ma temen – temennya atau apalah.lah akunya nggak bisa
nyukupin
kebutuhannya,
karena
setiap aku berantem mesti gara – gara
330
keadaan ekonomi keuangan terus gitu terus. Aku juga maklumi mbak aku nggak bisa bahagiain istriku.
335
P
Istri mas sudah kerja ?
I
Sudah di Batik Semar itu lho mbak.
P
Sudah berapa lama ?
I
Ya sudah satu tahun ini.
P
Mas biasa terbuka nggak kalau ada masalah ?
340
I
Aku suka curhat sama temanku. satu
P
Jika Informan curhat
perempuan tapi anggapanku sama istriku
terhadap masalah yg
itu dah beda banget gitu lho … makanya
dihadapi dengan salah
kalau setiap aku curhat ma dia, mesti
satu teman perempuan.
istriku marah – marah. 345
AIS 12
Kenapa ?
147 I
Ya itukan dulu teman baikku SMA .. ya dulu sempet pernah pacaran ma dia ..habis itu dah putus aku jadian ma istriku ini … lha otomatis setiap aku mau curhat ma dia
350
gitukan, mesti istriku itu menganggapnya lain. P
Memang
mas
nggak
terbuka
sama
istrinya? I
355
360
Gimana ya mbak aku slalu jujur malahan
Informan sudah jujur
tapi, kadang aku jujur dianggap salah …
dengan istrinya, tapi
pokoknya malah jadi serba salah gitu
terkadang jujurnya
mbak … sebenarnya aku nyesel mbak,
malah dianggap salah.
kalau aku dulu nurut sama orang tua ku ..
Jadi informan merasa
aku nggak mungkin kayak gini.
serba salah.
P
Lalu cita – cita mas?
I
Aku nggak punya cita – cita mbak .. dari dulu gimana ya mbak … aku ikhlas kok mbak, takdirku kayak gimana aku jalani.
P
Ada perassaan dendam nggak sama orang tua?
365
I
Aku nggak pernah dendam mbak .. malah
Informan tidak punya
aku
rasa dendam kepada
mendoakan
yang
baik,
karena
mengingat mereka yang melahirkan aku,
orang tuanya.
bagiku ya udah hidupku aku jalani apa adanyalah dan nggak pernah aku ambil 370
pusing. Masalahnya kalau orang hidup di dunia semua itu pasti akan mati mbak. P
Kalau lagi kumpul sama teman, itu alasan utama apa mas?
I
Ya .. gimana ya mbak, kadang buat cari
AIS 13
Informan berkumpul
148 375
kesibukan aja atau cari kesenangan gitu
kadang hanya untuk
lho.
mencari kesibukan dan kesenangan.
P
Biasanya berapa jam mas kumpul sama teman di jalanan gitu ?
I 380
Ya .. kalau berapa jam sih kadang nggak
FAJ 5
Informan tidak tentu
bisa di pastiin ya mbak, ya dari pagi
berada dijalanan, dari
mungkin bisa sampai pagi lagi gitu sama
pagi sampai pagi lagi.
teman.
P
Itu kalau ngamen gitu sehari bisa dapat berapa mas?
385
I
Kalau aku sih nggak pernah ngitung berapanya nggak pernah mikirin pasti berapa jumlahnya ya mbak, yang penting ya cukup buat aku makan, seneng – seneng gitu aja, jadi nggak sepenuhnya
390
cari uang harus segini itu nggak. P
Em … semisal kalau mas ada masalah , sedih dan susah, kebetulan teman mas juga punnya masalah, sedih dan susah juga, lalu tindakan mas gimana?
395
I
Kalau aku ada masalah mending nggak
Informan memilih
ikut ngumpul dulu, make narkoba dan
untuk tidak berkumpul
kalau teman ada masalah mungkin aku
dengan teman saat
bantu, apa masalahnya, kalau nggak bisa
sedang sedih.
aku bantu ya sudah nggak aku bantu, 400
AIS 15
nggak pernah aku ambil pusing gitu lho mbak, toh suatu saat jika aku yang punya masalah bisa ganti bantu.
149 P
Kalau teman mas ada yang dipukuli orang, sakit atau kena musibah .. mas gimana?
405
I
410
P
Ya kalau ada teman yang dipukuli ya ikut
AIS 16
Bagi informan teman
sakit hati mbak, namanya temankan mbak
adalah segalanya, dan
bagiku teman itu penting .. teman itu
jika ada teman yang
segalanya, terus kalau ada ada teman yang
terkena musibah maka
kena musibah ya .. tak bantu walaupun
dibantu, jika teman yg
aku nggak pernah curhat juga sama temen
curhat maka
– temen di jalanan, tapi kalau di curhatin
didengarkan dan
ya di dengerin, ada yang minta saran ya di
memberi saran jika
kasih.
diminta.
Lalu bagaimana hubungan yang terjalin dengan orangtua … Ayah mas?
415 I
Hubungan dengan Ayah gimana ya mbak
WIS 1
Hubungan dengan ayah
… renggang sudah dua tahun nggak
informan sekarang
pernah ketemu.
renggang, 2thn tidak ketemu.
420
P
Kalau sama Ibu?
I
Sama … nggak pernah ketemu ya . sama
425
Hubungan informan
ibu itu telfon – telfonan, terakhir mulai
dengan ibu tidak
september habis hari raya ini aku di suruh
ketemu, hanya lewat
kesana .. di suruh kesana … di suruh
telfon dan sehabis hari
ngurus usahanya, ya kalau Bapak sih aku
raya informan disuruh
minta apa gitu kadang dikasih, tapi habis
mengurus usaha rumah
itu paling aku jual atau gadein untuk
makan.
kebutuhanku.
430
WIS 2
P
Kalau rasa kangen gitu ada nggak ?
I
Ya … rasa kangen sih pasti ada mbak .. gimana pun orangtua .. cuman gimana ya mbak .. aku tu malu sendiri sudah
150 ngecewain mereka. P
Orang tua punya pesen atau harapan nggak buat mas?
435
I
Ya punya mbak .. ya di suruh jadi tentara, ya itu dari kecil sampe sekarang itu.
P
Kalau sama kakak atau saudara yang lain hubungannya gimana?
I 440
Ya Cuma itu tadi mbak, hubungan dengan
Hubungan antara
saudara lain nggak terlalu dekat .. tertentu.
informan dgn saudara lain tidak begitu dekat.
P
Kalau komunikasi?
I
Jarang ketemu,komunikasi nggak pernah.
Komunikasi tidak pernah karena jarang ketemu.
P
Pernah ketemu di jalan?
I
Nggak sering juga .. pernah iya .. tapi
Ada 1 saudara yg dekat
jarang saudara yang deket ya itu tadi ..
dgn informan yaitu
satu yang malah sering cariin aku ..
kakaknya laki-laki yg
lainnya nggak pernah mbak.
sudah meninggal krn
445
overdosis narkoba dan stress. P
Pengen tau kabar keadaan saudara lainnya nggak?
450
I
Ya gimana ya mbak ya .. sebenarnya
Informan ingin tau
pengen tau banget, tapi … semua pada
kabar saudara yg
sudah berkeluarga juga. Terakhir kumpul
lainnya.
bersama itu waktu kakakku yang kesatu meninggal. 455
P
O
..
kakaknya
yang
meninggal? Kenapa?
kesatu
sudah
151 I
Over dosis mbak, narkotika dan strees
P
Kok bisa bagaimana ceritanya?
I
Gimana ya mbak .. dulu waktu di
460
solo.mungkin
mbak
sudah
pernah
mendengar Pertamina Nusantara Abadi? P
Ya .. terus?
I
Itukan punya kakakku .. ya namanya orang sukses biasa kalau make’ kayak gitu, itu
465
ceritanya waktu ke Jakarta mau ambil minyak ke temennya itu diajak ke hotel terus ke diskotik make’ waktu perjalanan pulang itu dah kejang – kejang.
470
P
Itu kejadiaanya?
I
Udah lama mbak, mungkin kalau kakakku
Informan menganggap
masih hidup.aku nggak akan kayak gini
kakaknya yg nomer
soalnya kakakku yang nomer satu itu dah
satu melebihi orang tua
melebihi orang tuaku sendiri .. gimana ya
informan, apapun
mbak aku sering dan selalu di manja, jadi
kebutuhannya selalu
apapun kebutuhanku selalu di cukupi,
dicukupi, sampai obat
sampe yang terlarang pun di bolehin ..
yg terlarangpun
Misalnya aku mau make nyabu gitu ..
dibolehin.
475
tinggal bilang trus di kasih uang.
480
P
Berarti mendukung?
I
Ya nggak sepenuhnya .. juga, mesenin juga … kalau makek jangan banyak – banyak, di kontrol gitu ya udah .. masalahnya aku juga tau mbak gimana rasanya kalau lagi ketagihan sampai sakau,
485
maka dari itu kakak saya nggak tega kalau
152 liat adiknya sampai tersiksa. P
Lalu apa istri dari kakakmu tau?
I
Tau mbak .. semua satu keluarga tau.
Keluarga semua tau jika informan memakai narkoba.
P 490
Em .. kalau hubungan dengan tetangga sekitar rumah ada omongan apa gitu ?
I
Kalau ada masalah itu nggak pasti, soalnya
495
aku
nggak
pernah
WIS 8
kumpul
Informan tidak pernah kumpul dengan
tetangga .. karena biasanya tetangga itu
tetangga, karena bagi
sukanya nggosip, ngomongin yang jelek-
informan tetangga
jelek itu pasti dibelakangnya, kalau pas
kalau ngumpul hanya
ketemu langsung pasti pura-pura baik
gossip dan ngomong
didepannya.
dibelakang yg jelekjelek.
P
Kalau tegur sapa?
I
Jarang
banget
..malah
kayak
nggak
WIS 8
pernah.
Informan jarang untuk tegur sapa dengan tetangga.
P 500
Kalau hubungan dengan orang sekitar tempat mas bekerja, seperti sopir bus, kernet,
pedagang
di
dalam
warung,
pedagang seperti asongan, seperti apa? I
Ya gimana ya mbak .. kadang kalau sopir itu ada yang lebih baik dan da juga yang
505
nggak baik, hubungannya baik, biasa saja. P
Sopir yang baik itu seperti apa?
I
Ya sopir yang baik itu kalau pas nyopir
WIS 5
Hubungan yg terjalin
mau
WIS 6
baik hanya dgn sopir
berhenti
kalau
ada
pengamen,
153 jalannya 510
515
pelan……trus
kalau
nunggu
dan kernet yg baik
penumpang kadang dikasih uang makan,
apabila jika ada
sedangkan sopir yang nggak baik. Sama
pengamen jalannya bus
juga dgn kernet Kadang kalau liat orang
pelan, jika nunggu
ngamen busnya itu malah dikencengin,
penumpang dikasih
ngebut .. kalau sama kernet semua baik,
uang makan.
biasa saja .. terus kalau sama pedagang warung, pedagang asongan itu baik semua
520
WIS 7
Hubungan yg terjalin
bisa ngertiin kita, Makanya banyak orang
dgn pedagang warung
… ya sebagian orang mungkin nganggap
dan pedagang asongan
anak jalanan itu pasti sebelah mata. Tapi
itu baik semua.
sebagian orang juga nggak .. padahal menurut aku tu orangnya baik–baik semua mbak…..ikatan saudaranya malah lebih kuat daripada keluarga sendiri.
525
530
535
P
O .. gitu .. contohnya seperti apa?
I
Ya kalau ada teman yang terkena musibah,
WIS 4
Hubungan yg terjalin
entah kecelakaan atau apalah biasanya dan
dgn sesama anak
sudah pasti pada ngumpulin uang semua
jalanan lebih kuat
terus di jenguk , diberikan uangnya .. terus
dibandingkan dgn
ada teman yang berkelahi entah itu
keluarga sendiri, jika
pengamen atau bukan mungkin dipukulin,
sakit, terkena musibah
rame – rame kesana, tanya ada apa
sudah pasti
masalahnya,
penyelesaiannya,
mengumpulkan uang
bahkan sampai damai juga. Terus semisal
dan menjenguk, jika
belum makan itu pasti di tanyain , kalau
belum makan dan
belum terus teman kita sudah dan punya
punya rejeki lebih itu
rejeki lebih mesti di beliin makanan ..
akan dibeliin makanan,
habis itu kadang kalau nggak ya kalau lagi
jika sepi setoran maka
sepi, setoran, nggak ada, ngumpulin uang
mengumpulkan uang
dibantu
154 bareng trus buatmakan gitu, aku seneng 540
juga
mbak,
dijalanan
itu
untuk makan bersama.
ikatan
ssaudaranya lebih deket nglebihi saudara kandung. Ibaratnya itu susah dan seneng itu bisa ngrasain bareng, maka dari itu aku seneng juga ada di jalanan walaupun 545
banyak orang yang mandangnya sebelah mata gitu tapi aku nggak pernah mikirin soal itu. P
Sudah berapa tahun di jalanan?
I
Aku sudah enam tahun di jalanan tapi nggak terus – menerus juga, kadang dikost
550
aja nggak keluar … kalau aku dah cukup buat makan dan seneng – seneng ya udah ..
dulu
aku
juga
sempet
ninggalin
dijalanan, selama dua tahun, setelah itu balik lagi. 555
P
Waktu
keluar
ninggalin
jalanan
itu
ngapain? I
Dapat kerjaan di restoran café.
Informan sempat keluar dari jalanan dan bekerja direstoran café.
560
P
Lha terus keluar?
I
Ceritanya begini, dulu itu bosku punya adik kandung cewek, lha aku nggak tau kalau adiknya itu suka dan naruh hati ma aku, kakaknya yang menjadi bosku itu akhirnya tau, ya udah hari itu juga aku dipanggil terus dipecat gitu aja. Waktu itu
565
terus aku mikir. Masak aku nganggur,
155 nggak punya kerjaan buat makan buat apa .. ya udah aku mutusin kembali lagi ke jalanan, sebenarnya aku juga pengen mbak hidup normal kayak orang – orang biasa gitu … tapi nggak mungkin bisa mbak
560
rasanya itu berat banget mbak ninggalin jalanan. P
Ada ketuanya nggak di jalanan?
I
Di jalanan itu nggak ada ketuanya mbak.
Dunia jalanan tidak ada ketuanya.
565
P
Kalau preman atau pengepul gitu?
I
Nggak ada mbak sekarang ya mbak makanya gini ya mbak, anak jalanan itu orangnya nekat – nekat semua mbak, jadi … sama satu lagi nggak ada rasa takut gitu
570
lho, yang pentingkan coba kalau aku nggak nganggu ya jangan di ganggu gitu lho. P
Kalau semisal ada operasi seperti satpol PP itu ada bahasa khusus nggak untuk memberi tau yang lain?
575
I
580
P
Kalau bahasa khusus, satau ku selama ini
AIS 11
Tidak ada bahasa
nggak ada … Cuma ada bahasa tubuh .. ya
khusus akan tetapi ada
peraga gitu mbak .. jadi kalau semisal ada
bahasa tubuh jika ada
operasi di salah satu banjo terus ada yang
operasi satpol PP dgn
lolos naik bis lagi, kalau waktu sampai
cara memberitau
terminal ya dikasih tau pake bahasa tubuh
menggunakan peraga
tangan kanan pegang tangan kiri erat,
tangan kanan pegang
kalau nggak gitu, dadakan ya siul mbak.
tangan kiri, atau siul.
Em … kalau sampai ketangkap itu
156 biasanya suruh ngapain saja? 585
I
Ya kalau ketangkep di beri peringatan dulu, trus suruh ngepel .. suruh apa gitu, tapi kalau kayak kemarin mau pemilu itukan, apalgi hari raya pas ketangkep ya udah nginep di sel dulu, baru ntar kalau
590
habis pemilu atau setelah hari raya selesai. P
Ada perlakuan khusus nggak jika pas ketangkep gwaktu operasi gitu?
I
Itu psti ada mbak .. kalau ketangkep gitu ya pasti dipukulin itu dah biasa mbak.
595
P
Ngelawan nggak?
I
Percuma mbak mau ngelawan sama aparat yang pasti nggak mungkin menang.
600
P
Ada perasaan dendam nggak?
I
Nggak ada mbak.
P
Trus
kalau
pandangan
mas
sendiri
terhadap pedagang atau orang – orang yang bekerja di sekitar terminal tirtonadi? I
605
610
Gimana ya mbak namanya di jalankan
Informan memandang
sama – sama cari makan jadi .. gimana ya
para pedagang atau
mbak .. pokoknya itu di jalan itu jangan
orang yg bekerja
sampai ganggu orang kayak gitu, kalau
disekitar terminal
nggak mau di ganggu ya jangan di ganggu
sama-sama mencari
biasa sajalah, kalau di jalanan kayak misal
makan, jadi harus
nya ngomong – ngomong jorok, ngomong
saling bisa menghargai
kasar itu sudah biasa, itu ibaratnya kayak
satu sama lain.
bercanda gitu .. jadi nggak bisa di masukin ke hati, ntar misalnya bergurau gitukan, ku
157 marah, ngambek gitu, ntar ada temen– temen lain pada bilang kamu nggak bisa di 615
ajak bergurau, ya udah pergi sana, ya gitu mbak kalau di jalan .. nggak bisa di ajak bergurau ya udah suruh pergi itu kan sudah biasa mbak .. kadang sebagian orang pada nggak tau dikira berantem,
620
marah beneran, padahal Cuma bercanda dan itu sudah biasa juga .. tapi nggak ringan
tangan
lho
mbak
..
saling
menghargai satu sama yang lainnya gitu. P 625
Kalau semisal ngamen nggak di kasih uang itu gimana?
I
630
Ya kalau aku sendiri, pas lagi emosi nggak
Informan pernah
di kasih ya udah pernah sampai tak
menonjok salah satu
tonjokin penumpangnya, dulu sering ..
penumpang disaat
waktu lagi nggak kontrol gitu, jadi nggak
informan emosi dan
sadar ya itu dah biasa mbak.
tidak diberi uang
P
Apa harapan dalam hidup ini?
I
Harapan hidup ..aku pengen ya mbak ..
635
dalam hidup adalah
pengen hidup normal, bahagia sama
ingin hidup normal,
istri,punya anak dah itu aja, aku tu di mata
bahagia dengan istri
istriku selalu direndahin gitu lho mbak,
dan mempunyai anak.
mbak, dari tadi pagi istriku nyariin aku suruh pulang gitu, malunya aku karna nggak bawa uang. P
Harapan informan
pengenku nggak banyak kok mbak, aku
makanya ya aku nggak enak mau pulang
640
DAJ 7
Tapi istri mas tau pekerjaan mas Apa?
158 I
Tau mbak, orang dulu kenalnya juga waktu aku ngamen mbak.
645
P
Ya udah mas terima kasih waktunya .. kalu saya butuh bantuan mas lagi, mas masih
mau
Assallamu’alaikum
membantu
saya,
warrahmattulahi
wabbarakatuh. I 650
Iya
mbak,
wa’alaikum
warrahmattulahi wabbarakatuh.
salam
159
HASIL WAWANCARA INFORMAN Wawancara II Nama
: Y.P (L)
Usia
: 19 tahun
Tempat : Warung Makan diTerminal Tirtonadi Durasi
: 60‟ (1 jam)
Keterangan I : Informan P : Peneliti
W II/Y.P (L).UMS. 21 JULI 2009 Baris Subjek
Uraian Wawancara
P
Selamat siang.
I
Siang mbak.
P
Boleh kenalan, perkenalkan nama anda
Klasifikasi
Analisis
mas? 5
I
Nama saya Yudi Prihananto.
DAJ 1
Nama informan Yudi Prihananto
P
Tanggal Lahir? Berusia ?
I
25 Maret 1990, sekarang usia saya 19th
DAJ 1
Tanggal lahir 25 maret 1990, berusia 19th.
P
Alamat rumah lengkap?
I
Palur Kulon RT 2.RW 2 Sukoharja,
10
DAJ 1
Mojolaban, sekarang dah pindah.
Alamat rumah Palur kulon Rt02, Rw02 sukoharjo, mojolaban.
P
Dimana?
I
Di minapadi, Nusukan dengan Ayah.
DAJ 1
Sekarang informan bertempat tinggal dengan Ayah di minapadi,
160
nusukan. P
Nama Ayah dan Ibu?
I
Trisno Sutopo dan Titik Priyati.
DAJ 5
Nama ayah informan Trisno sutopo, nama ibu Titik Priyati.
15
P
Punya saudara berapa ?
I
Dua sama saya.
DAJ 2
Informan anak kesatu dari dua bersaudara.
P
Mase no berapa?
I
Nomor satu.
P
Itu adi rumahnya palur .. terus sekarang
20
Informan anak nomer satu
pindah. Kenapa? I
Lha ngene lho mbak kan critane pak‟ku ku‟I padu karo adine, la tinimbang ragathuk pak‟ku tak kon ngontrak neng solo wae .. ngono, mudeng?
25
30
P
Mudeng ..lha itu sudah berapa lama?
I
Sekitar tujuh taunan i‟mbak.
P
Ngontraknya di minapadi ?
I
Ya ..
P
Trus .. dijalanan sudah berapa lama?
I
Enam taun i‟mbak.
Informan pindah sudah 7th
FAJ 4
Informan sudah 6th brerada dijalanan
P
Dari mulai taun?
I
Mulai taun dua ribu empat apa dua ribu lima…
35
P
Riwayat pendidikannya?
I
SD Palur, SMP mojolaban dua, SMA Muhammadiyah tiga.
DAJ 4
Informan bersekolah SD di palur, SMP dimojolaban dan SMA
161
Muhammadiyah 3 surakarta.
40
P
Trus adiknya?
I
Adik saya perempuan.
P
Tinggal serumah juga to?
I
Nggak .. adek ikut tinggal sama ibuk di
Orang tua informan
boyolali, kan pisahan, bapak sama Ibu
bercerai, dan kemudian
pisahan, Ibu di boyolali, Bapak di
menikah lagi, informan
Minanpadi.
tinggal bersama ayah dan
Adik informan perempuan
adik informan tinggal dgn ibu.
45
P
Udah lama pisahannya?
I
Pisahan, cerainya.. dari aku SD kelas satu.
Orang tua informan bercerai saat informan kelas satu SD.
P
Orang tua tau nggak, kalau dijalanan.
I
Bapak& ibu tiri tau,tapi ibu kandung tdktau
Bapak informan tau kalau informan berada dijalanan dan ibu kandung informan tidak tau.
P
Em .. lha kalau tau dimarahin Nggak?
50
55
I
Nggak‟i.
P
Sehari bisa dapat berapa?
I
Ya .. dua puluh .. kadang dua lima.
P
Trus uange buat apa?
I
Kalau dua puluh lima ribu. Ya ... yang dua puluh ribu buat simpenan, yang lima ribu buat jajan, kalau dapat dua puluh ya ..yang sepuluh ribu disimpen, yang sepuluh ribu
162
buat jajan. P 60
Biasanya dari jam berapa sampai jam berapa?
I
Dari jam Sembilan pagi sampai jam enam
FAJ 5
sore.
Informan berada dijalanan mulai jam 9 pagi sampai jam 6 sore(10 jam)
P
Trus tau masalahnya kenapa bapak dan ibu pisahan?
65
I
Ya nggak tau masalahnya, aku masih kecil.
P
Yang memutuskan ikut Bapak siapa?
I
Yo ku dewe .. soale aku rattau gatok karo
WIS 1
mbok‟e. cedak‟e karo bapakku kawet cilek.
70
Informan lebih dekat dengan Ayah daripada Ibu
P
Itu berati sudah punya adik?
I
Iya mbak.
P
Trus?
I
Trus ya bapak nikah lagi jadi aku punya
Bapak informan menikah
ibu tiri dan ibuk‟ku juga nikah lagi.
lagi, Ibu informan juga menikah lagi.
75
P
Lalu hubungannya?
I
Ya sama Ibu tiri malah akur, sama ibu asli kandung malah nggak akur.
WIS 2
Hubungan informan dgn ibu tiri baik, tapi dgn ibu kandung malah nggak akur.
P
Terus sudah punya saudara?
I
Nggak mbak .. tapi kalau dari ibu kandung
Dari bapak informan tidak
ada satu.
mendapatkan saudara lagi, dari ibu informan mendapat 1 saudara.
80
P
Pernah ketemu sama ibu kandung?
I
Pernah.
163
P
Kapan terakhir ketemu?
I
Tiap bulan ktemu dgn Ibu,adik dirmah Ibu.
Setiap bulan informan bertemu dgn ibu kandungnya.
85
P
Dimana?
I
Ya saya ke boyolali .. kalau kesana juga
AIS 1
Informan sering ke
nggak sering ketemu .. ketemupun nggak
boyolali untuk ketemu
ngomong banyak .. tujuane cuman ketemu
dengan adik kandungnya.
adik. P 90
Lha kenapa kok nggak ngomong apa ngobrol sama ibu?
I
Ya nggak pa–pa….dari dulu lebih deket
Informan lebih dekat dgn
sama Bapak, daripada Ibu.
Bapak dari pada dgn Ibu.
P
Lha alasan turun ke jalanan itu kenapa?
I
Kebutuhanku, ekonomi keluarga kurang.
FAJ 2
Karena kebutuhan dan ekonomi kurang yg menjadi alasan informan turun kejalanan.
95
P
Dari siapa tau jalanan.
I
Dari temen dulu, ya maen sama temen-
FIS 1
temen salah satu ada yang ke jalan, terus coba–coba ikut, terus sampe sekarang gitu.
Informan tau mengenai jalanan dari teman.
FIS 2
Awalnya informan mencoba ikut kejalanan dgn teman kemudian ikut sampai sekarang.
P 100
Lha sekarang temen yang ngajak ke jalan juga masih?
I
Temenku sudah pergi sekarang, ke
Teman informan yg
kalimantan.
mengajak turun kejalanan pergi kekalimantan.
164
P
Pertama kali ke jalan umur berapa?
I
Umur tiga belas, SD kelas enam.
Informan pertama kali kejalanan pada usia 13th kelas 6 SD.
105
P
Lha terus membagi waktunya.
I
Ya pulang sekolah, makan, belajar sebentar baru keluar gitu.
P
Terus dulu waktu ngamen pernah ketemu teman sekolah nggak?
110
I
Tiap hari, temen sekolah, kepala sekolah , guru sekolah , semua ketemu no.
P
Terus ditanyain sama temen-temen?
I
Ya ndak .. kalu sama gurune pernah, sama kepala sekolahe „„kok ngamen nggo ngopo‟‟
115
120
P
terus jawab‟be ?
I
Yo aku njawab‟be yo penak wae no mbak.
P
Piye?
I
Iki yo nggo mbayar njenengan‟ne pak.
P
HaHaHaHa… lha terus bapak‟e kuwi?
I
Ya ... cuma diam.
P
Kalau dari teman?
I
Teman nggak ada, eh … tapi ada pernah sesekali tanya, aku ikut boleh ndak gitu?
125
P
O .. malah ngomong kayak gitu?
I
Ya .. terus tak jawab, nggak usah nanti ikut-ikutan ke jalan, malah dimarahin orangtuamu, aku gitu tok.
P 130
Perasaan takut .. malu sebagai anak jalanan itu gimana?
165
I
Perasaanku tak gadek‟ke ok‟ mbak ..
P
Mbok gadek‟ke ? Hehehehe sing penting?
I
Sing penting yo ati seneng, ora nggawe neko-neko mbak.
135
P
Lha tadi ke jalan karna ikut-ikutan teman berarti?
I
Iya, ikut diajak teman.
Informan kejalan karena ikut teman.
P
Terus perasaannya adi anak jalanan gimana?
140
145
I
P
Yo .. seneng mbak, maksud‟te yo dadi
FAJ 6
Perasaan informan
nduwe konco akeh lah mbak .. lha ndisek
menjadi anak jalanan
cilikanku koncone ra nduwe .. rapati nduwe
senang, karena
konco akeh, lha nek neng ndalan kan
mempunyai teman
konco-konco kan luweh akeh.
banyak.
Waktu teman yang ngenalin jalan tadi ke Kalimantan, mase tanya nggak, ke Kalimantan ngapain?
150
I
Nggak tanya.
P
Terus?
I
Ya saya bertahan di jalan sampai punya
Informan tetap bertahan
teman banyak.
dijalanan walaupun teman yg pertama kali mengajak kejalanan pergi kekalimantan.
P
Lha hubungan mas sama tetangga?
I
Nggak pernah ngobrol dng tetangga, karena kalau pulang tidur,mandi, tidur.
WIS 8
Informan tidak pernah berhubungan dgn tetangga, krn kalau pulang Cuma tidur dan mandi.
166
155
P
Di terminal sini ada preman atau pengepulnya nggak to?
I
Sekarang nggak ada, dulu ada taun dua ribu lima masih ada tukang palak–palak gitu to, sekarang sudah nggak ada….dah pada
160
tobat semua. Aku nggak pernah kena P
Lha kok bisa?
I
Lha tiap mau dipalak, atau disuruh setor aku pergi dulu .. tau ada orange aku pergi .. tiap liat, ketemu orang‟e wah .. nyingker
165
170
dulu weh. P
Lha sekarang?
I
Udah nggak ada .. Mati.
P
Kalau ketua?
I
Nggak ada ketua.
P
Pernah berantem atau bertengkar gitu sama teman jalanan lainnya?
I
Nggak pernah i mbak, aku orange nggak
WIS 4
pernah berantem .. yang penting dia nggak
Informan tidak pernah berantem dgn teman.
.. kowe ra nyenggol aku .. aku ra nyenggol 175
kowe. P
Kalau sama pedagang-pedagang itu?
I
Ratau padu karo wong dodol, apik kabeh.
WIS 7
Informan juga tdk pernah berantem dgn para pedagang.
P
Kalau tegur sapa gitu?
I
Ya paling karo wong dodol – dodol ngono ka‟e gojek.
180 P
O .. gojekan.
I
Iyo .. paling gor unen – unenan ngono kae
WIS 7
Informan sering bercanda dgn para pedagang.
167
wes biasa .. pendhak dino yo ketemu.
185
P
Nek sopir bis?
I
Kerep padune …
P
Kerep?
I
Iyo .. paling yo gor sopire muni-muni
190
WIS 5
Informan sering
ngono kae yo di bales di uneni genti, ngko
berantem(saling ngatain
nek sopire misuh-misuh yo dibales di pisui
dgn sopir bis)
genti. P
Nek kernete?
I
Kernete ra tau mbak, apik-apik kabeh ..
WIS 6
ndelalah sing gawe urip nemok‟ke aku karo
Hubungan informan dgn kernet bis baik.
sing apik-apik mbak, soale sopire ratau 195
gatok. P
Nek bahasa yang digunakan sehari–hari sama orang tua? Bapak, Ibu gitu?
I
Bahasane yak-yak‟an mbak .. koyo
AIS 7
ngomong karo kancane, ra tau boso wis.
Komunikasi Informan dengan orang tua biasa, seperti temanya.
200
P
Neng dalam satu hari ngono yo omongan?
I
Omongan terus, biasalah, kadang aku takon
Komunikasi yang terjalin
wis mangan pak ? wis ngono tok.
dgn Orang tua sering, kadang informan bertanya sudah makan/ belum.
P
Bapak‟e kerjone opo?
I
Nyablon neng solobaru .. nyablon pakaian
205
DAJ 5
Pekerjaan Bapak informan
cah cilek-cilek o mbak, bongsone popok,
adalah nyablon pakaian
grito ngono kae di sablon.
untuk bayi(popok, grito) disolo baru.
P
Pabrik, opo melu wong?
I
Melu wong.
168
210
P
Ibu?
I
Ibuk anu .. momong, nyambut gawene
DAJ 5
Pekerjaan Ibu informan
momong neng nggon tonggo sebelah, kan
sebagai pengasuh anak di
nduwe anak yo gor kon momong kan sing
tetangga sebelah.
nduwe anak kuwi nyambut gawene ra gatok .. 215
220
P
Maksud‟te?
I
Nyambut gawene dadi karim.
P
opo kuwi?
I
Kunti.
P
Kunti sing piye to?
I
Alah .. tetek-tetek ngono kae lo mbak.
P
Sing piye?
I
Alah .. yo dadi pelacur wis ngono wae mudeng?
225
P
Mudeng, wes suwe ibuk‟e kerjo?
I
Wes yo rep rung taun.
P
Nek karo ibuk tiri bahasane?
I
Yo podo wae .. wong kene ra tau boso „ok
AIS 7
mbak-mbak.
Informan menggunakan bahasa biasa(ngoko, tdk bahasa jawa alus) kepada orang tua.
230
235
P
Neng mbendino yo omongan to?
I
Yo omongan, nek lungo yo pamit, nek
AIS 7
Komunikasi yg terjalin
muleh yo kulonuwun .. kulo nyuwun ..
antara informan dan orang
ngono kae .. genah.
tua terjalin dgn baik.
P
Hahahaha .. nek karo konco?
I
Wah .. parah banget biasane, nek omongan
AIS 8
Komunikasi yg terjalin
yo sak-sak‟e ok,neng karo konco sing
dgn teman sesama anak
luweh tuwo yo kene rodok boso .. yo
jalanan baik, jika usianya
169
P 240
butuhe raketang sitik rodok eneng, nduwe
lebih tua maka bahasanya
unggah – ungguh lah mbak.
lebih sopan(punya aturan).
Karo sing senior opo mung umure luweh tuwo
I
Yo akeh mbak.
P
Eneng bahasa khusus pora nek ngobrol karo konco?
I 245
Ra eneng mbak .. koyo suku liyo wae mbak
AIS 11
nganggo boso khusus.
Tidak ada bahasa khusus jika ngobrol dgn sesama anak jalanan.
P
Mungkin, nek eneng garuka‟an, Satpol PP ngono kae lho.
I
250
Yo paling yo nek sing omongan neng
pemberitahuan dengan
duduhke tangan tok di cekel ngono tok wis
bahasa tubuh.
ngene tok wes mudeng opo kata “Damas” P
O .. dadi bahasa tubuh opo kata Damas?
I
Iyo hok‟o, nganggo bahasa tubuh ngono kuwi opo muni “Damas-damas”
P
Tak kiro eneng kode, bahasa dewe ngono?
I
Ra eneng mbak paling gojekan .. yo .. sopo sing gelem sowan neng poltabes .. kae neng sekar pace opo neng ndi ngono, mesti
260
ngomong ngono tok. P
Biasane nek garuka‟an kabeh katut dicekel ngono kuwi pirang dino mas.
I
Nek raeneng kasus yo paling setengah hari neng kono wes di ulehke, ngono kuwi gor
265
Jika ada operasi mendadak
ngisor karo neng jero bis, paling gor .. kono garuk‟an dadi kono gor cekelan
255
AIS 11
di data tok
170
P
Kasus‟e opo biasane?
I
Yo kan eneng to mbak, enek sing pengamen, nyopet .. eneng sing wong pengamen ngene-ngonolah dek‟ekan aneh-
270
aneh. P
Nek ngono kuwi nganti pirang dino?
I
Yo sedino mlebu disek, ko disidang, nek lagi kecekel pertama paling anu .. langsung muleh, nek kecekel bola-bali keno siding
275
terus kuwi ngko mlebu tahanan telung sasi. P
Telung sasi?
I
Iyo .. kan wis enek pasale to,504,503..
P
Em ..kalau ada teman kena musibah ?
I
Ya dibantu semampu kita, dicarikan
280
bantuan keteman lain.
AIS 16
Informan membantu semampunya jika teman mengalami musibah
285
P
Kowe wes tau kenek to?
I
Wis.
P
Pirang dino?
I
Gor sedino tok „ok.
P
Mergo opo?
I
Yo kuwi mau eneng kasus, ngepasi to kan ngepasi eneng sing lapor.
P
He .. em.
I
Lha bar kuwi terus .. wah iki dilebokke sek
290
ya le .. ngono, mboten saget wangsul niki pak ? yo isoh .. sesuk .. sesuk metu. P
Bapakmu ngerti?
I
Ngerti .. gor marani rono tok rapopo to .. ra popo pak, tak balek disek butuh udud ra ?
171
295
yo butuh di tekokke udud dadi gor ngono kuwi wis. P
Nek ngono kuwi di jotosi opo dikamplengi?
I 300
Yo ora mbak, nek neng gone kantore ora, neng nek pas Damas kuwi kan paling do arep dicekel mlayu, kan otomatis sing nyekel yo munthuk ndase.
305
P
Ha..ha..ha..ha..opo iyo.
I
Iyo .. yo paling yo di bakbuk yoan.
P
O .. ngono kuwi anyel ora ya?
I
Yo anyel no .. tetep po, sing opo?
P
Sing digebuk‟i mesti anyel ? koyo kowe ngono kuwi, kowe ngerti koncomu di gebuk ngono lho.
310
I
Yo arep anyel, arep melok mbales yo ra wani.
P
Ho ..ho ..ho ..dadine?
I
Dadi gor meneng wae, arep ngopo meneh lha wong musuh – musuh wong sragam „ok
315
trimo mundur. P
Mending mundur?
I
Heem .. aku tinimbang musuh wong sragam prinsipku ngene mbak, ketimbang musuh wong ndedet.
320
P
Ho‟o.
I
Mending musuh wong gali sak gali galine , karo gali aku malah wani malahan.
P
Ha .. ha.. ha ..Hok‟o.
I
Tenan .. aku prinsipku ngono mergane, lha
172
325
wong trimo mundur nek musuh wong ndedet ok.
330
P
Lha alesane ngopo?
I
Musuh wong ndedet?
P
Heem.
I
Lha nek musuh wong ndedet lha lonto ngko nek opo.golek opo wong ndedet ora miker, nggagas mbales awak`e dewe kan .. lha lonto mbayar uwong kan isoh.
335
P
Em .. heem.
I
Lha nek musuh gali paling musuh‟e kan gor kuwi musuh anak buah-anak buahe kuwi tok, lha nduwe musuh wong ndedet ngono.
P 340
Lha nek karo pedagang mau gojekan, nek sopir yo kuwi mau ya?
I
Ho‟ok, yo karo sopir paling gor kuwi paling pisuan-pisuan nek ora yo eyeleyelan karo sopir.
P 345
Nek kowe pengen opo ngono, ngomong langsung karo konco-koncomu?
I
Yo ngomong langsung wae no .. apa
Jika ingin sesuatu
adanya.
informan berkata apa adanya.
P
Nek karo wong sing lagi di kenal podo ngamen kuwi?
350
I
Yo nek wong karo sing lagi dikenal ..
AIS 12
Jika dgn orang yg baru
diajeni disek, nek ketok‟e wonge Sak jero-
dikenal maka informan
jero .. opo butuhe .. sak uneg-unegk‟e neng
menghormati dulu, jika
ati tak omongke.
sudah mengenal,tau baru
173
ngomong terbuka.
355
P
O .. lha mergo opo?
I
Yo wis wong‟e .. piye ya mbak ya wongwongane isoh dijak genta-genti mergone dadi umpomo aku curhat karo kono .. kono yo sok curhat karo aku umpomo .. ngene weh, aku nduwe masalah karo si “A” lha kono mesti ngewak‟I, umpomo kono
360
nduwe masalah karo si “B” aku yo sok ngewak‟I, sak isoh ku lah, koyo kae pas aku butuh duet kono yo pas ono mesti njilehi, nek ra sok yo kon nggowo .. disauri 365
370
utang ra gelem. P
Omahe cedak karo kowe.
I
Yo .. lumayan cedaklah.
P
Tonggo berarti
I
Iyo ho‟ok sih tonggolah.
P
Wis suwe kenale?
I
Wis suwe.
P
Karo koncomu sing neng Kalimantan?
I
Iyo .. soale koncoku sing neng Kalimantan iki kan sing ngejak pertama yo kuwi, kenalku pertama yo mung karo kuwi ok‟.
375 P
Nek ngobrol karo wong, biasane kowe sak akeh-akehe opo piye?
I
Yo sak perlune wae, sak akeh-akehe koyo neng ngebank wae.
380
P
Nek ngumpul bareng ngono kuwi?
I
Nek ngumpul bareng karo sak – sak‟e wong rapopo neng nek masalah ngetok‟ke
AIS 12
Kalau sekedar kumpul bareng dgn semua teman
174
uneg – uneng neng ati kuwiyo paling gor
banyak tidak apa-apa,
karo kuwi tok.
tetapi jika ada masalah biasanya dgn yg paling dekat/ dipercaya.
385
P
Karo wong siji sing mbok anggep masmu kuwi.
I
Hok‟o wong siji kuwi sing tak anggep mas
Informan terbuka terhadap masalahnya dengan satu orang yang dianggap kakaknya.
P
Sing marai kowe neng ndalan iki, sing mbok pengen konco – konco koyo opo,
390
sing marai kowe dadi seneng ngono lho ketok‟e. I
Yo wong kuwi mau.
P
Em .. sing koyo piye?
I
Yo sing wonge isoh diajak gentenan, yo
395
AIS 14
Informan menginginkan
wongeisoh mudeng siji lan sijine ngono lho
teman yg bisa diajak
mbak.
berbagi dan tau kondisi temannya.
P
Lha nek kowe lagi anyel ndelalah, lagi nduwe masalah ngono kuwi, yo wis pokek‟e pikiran atimu lagi sumpek ngono kuwi, yo wis pokok‟e pikiran karo atimu
400
lagi sumpek ngono kuwi, nek ngumpul bareng mbok ketokke konco-konco ora ? I
405
Aku nek lagi ngono kuwi ratau ngumpul
AIS 15
Jika suasana hati sedang
ok;.. paling lungo dolanan PS, nek lagi
senang atau sedih,
sumpek atine paling dolanan PS.
informan tdk ngumpul dgn teman sesama anak
175
jalanan tetapi memilih untuk main PS. P
Berarti ora ngumpul karo konco-konco?
I
Ora .. lha ngko ketimbang dadi masalahkan .. wong kan yo enek to mbak ora mudeng iki lagi ngopo, lagi ngopo kan ramudeng ati
410
susah opo ati senengkan ora mudeng to po arep ngerti bahasa hati. P
Mungkin .. berarti kowe pileh dolanan PS.
I
Iyo .. pileh nglungani .. dolan dewe, katimbang ngko seling surup malah gayeng
415
ko malahan. P
Nek koncomu tau eneng sing curhat pora karo kowe pas atine sedih ngono?
420
I
Yo ndelalah rung tau.
P
Kowe .. dewe ra seneng takon to?
I
Ora .. ora tau takok .. ngopo tekok wong
Teman informan tidak
ngko nek raisoh ewak-ewak malah
pernah curhat terhadap
pekewuh dewe, dadi maksud‟te raiso
masalah yang dialami.
mbantu masalahe kenekan malah pekewuh to, aku wegah tekok-tekok ngono 425
kuwindak malah kon mbantu, ndak malah bingung. P
Cita – citamu pengen dadi opo?
I
Ra nduwe cita – cita‟i mbak.
DAJ 3
Informan tidak punya citacita.
430
P
Nek hobimu?
I
Hobiku Ps san .. kawet cilek senengane gor dolanan PS, pokok‟e hobiku‟i gor dolanan permainan-permainan ngono kuwi „ok.
DAJ 3
Hobi informan main PS
176
435
P
Liyane kuwi?
I
Nggak ada .. nggak ada mbak.
P
Bapak karo Ibumu pernah nyeneni kowe pora pas neng ndalan ngeneki.
I
Blas ora tau.
P
Nek pengenmu, harapan hidup kuwi piye?
I
Yo nek pengenku‟i nyambut gawe tenang
440
wis ora neko-neko wis.
DAJ 7
Keinginan dan harapan informan adalah bekerja dgn tenang.
445
P
Nyambut gawe?
I
Heem .. kan pernah aku setaun mandek
Informan pernah 1th
ngamen njogo PS, yow is jane kan yo
meninggalkan jalanan dan
gatok to mbak.
bekerja dirental PS.
P
Hok‟o.
I
Senengane dolanan PS nyambut gawene neng PS kan yo wes gatok.
P
Iyo terus.
I
Lha kuwi neng gandeng juraganku ra gatok
Tetapi karena yg punya
gor mendam-mndem, mendam-mendem PS
rental rugi,bangkrut
sane kukut yo wis.
kebanyakan hutang, jadi
450
informan kembali kejalanan. P
Rugi?
I
Hok‟o yo pokok‟e kakean utang, juragane raiso nyaur utang .. lha nek milyar nyaure
455
ko ngendi. P
Utange isoh rong milyar?
I
Hok‟o.
P
Lha kuwi utang opo wae?
I
Kuwi kan mergo disek‟i, karepe juraganku
177
460
ikan, kreditke barang-barang kuwi lho .. lha barang dijupuk, isoh diguwak pisan ping pindo, lha terus barang sing dijupuk disek ketando-ketando, diutang wong .. diutang wong nyaure raisoh lha baranganu
465
yo wes utange kakean, saiki mlebu neng suroboyo.
470
P
Neng nggon opo?
I
Neng sel suroboyo kono.
P
O .. dipenjoro?
I
Hok‟o no.
P
Ha .. ha .. ha ..
I
Lha kan kecekel kokean utangkan mlayu.
P
O .. raisoh nyaur?
I
Raiso nyaur kan lungo neng suroboyo
475
kono, ndelalah kepetuk meneh .. terus selesai.
480
P
Kepetuk .. selesai piye?
I
Yo .. selesai mlebu neng penjara kuwi mau.
P
Neng kowe kerjo mau wis ono setaun ?
I
Iyo .. setaun.
P
Isoh nglumpuk duwit pora?
I
Isoh .. nglumpuk duwit pitung atus ewu
Uang hasil kerja informan
..yo meluk urun nglebokke adiku SMP
adalah Rp700.000,00
kuwi kan yo raketang sitik meluk nguruni
digunakan untuk
mase.
membantu biaya
485
pendidikan adiknya. P
Ibukmu kandung ngerti?
I
Ngerti .. karepe ora arep ditampani .. lha .. neng aku karo pak‟ku sing tiri kuwi
178
ngomong, aku butuh‟e gor nguruni adiku 490
tok. kowe nek masalah buku arep anu urusanmu aku yo mung ngomong ngono, aku mung melok urun wis isohku sak mene ngono tok wis.
495
P
Sesasi pisan kowe rono?
I
Hok‟o paling yo gor adik‟ku kan sok yo moro njaluk ngomong ngono tok.
P
Njaluk ngomong?
I
Yo butuh‟e gor ngomong karo njaluk opo
Informan ikut membantu
ngono tok wis .. ngomong mas aku butuh
membiayai keperluan
iki, butuh buku .. butuh opo aku kan kondo
sekolah adik kandungnya.
500
pokok‟e nek pengen njalok buku, njalok peralatan sekolah ngomongo moro neng omah, ngono.
505
P
Kerep yoan moro neng ngomah?
I
Yo .. ra mesti suk sesasi ping pisan .. sesasi ping pindo moro.
P
Omahe ngendi?
I
Kartosuro kidul monumen, boyolali.
P
Nek omongan karo ibumu mesti yo kerep
510
nek dolan neng kono? I
Neng kono arang keemuane ok‟ mbak.
P
Lha ibumu kandung kerjone opo?
I
Ibuku kandung ramudeng malahan, ra tau
515
AIS 1
Informan tidak pernah
takok ok‟, ra tau omongan aku karo
bertanya dan bicara
ibuk‟ku.
kepada ibu kandung krn jarang ketemu.
P
Lha berarti neng kono ketemu?
I
Ketemu adiku karo pakku tiri tok wis.
179
P
Nek karo bapakmu tiri?
I
Yo paling jagongan .. jagongan ra gatok
520
ngono kuwi. P
Akeh ra gatuk‟e.
I
Iyo .. aku ratau gatok karo wong sing dieloni anu .. opo adiku ok‟.
525
P
Em .. mergone?
I
Mergone ra tau ketemu, nek ketemu gor sesasi pisan tok.
P
Nek adimu karo kowe?
I
Yo wes biasa koyo kakang-adi biasa ngono kae.
530
P
Dolan bareng?
I
Yo paling dolan pisan, sesasi pisan tak jak
535
WIS 3
Hubungan antara
dolan neng PS san, neng ndi ngono butuhe
informan dgn adik
adiku pengen neng ndi tak turuti, lha kan
kandung terjalin baik,
ketemu sesasi pisan mosok adine pengen
walaupun jarang ketemu
dolan neng kono karo mase ra dituruti lha
tetapi informan sering
kan mesakke.
mengajak pergi bareng, paling tidak 1bulan 1x.
P
Tau crito-crito pora adimu adimu karo kowe ngono?
I 540
Ora tau‟i, keri-keri angger pengen yo ngomong terus tak jak.
P
Ibukmu ngerti nek lungo bareng neng ndi ngono?
I
Yo mudeng .. ora mudeng yo .. kan tetep otomatis kan aku kan pamitan, buk lungo
545
sek neng kene karo iki karo adik‟e ngono trus wis.
180
P
Nek ibukmu kandung yo wis ndhuwe anak meneh?
550
I
Nduwe anak siji.
P
Dadi adimu nduwe adi meneh?
I
Heem ..neng yo tak anggep koyo adiku
555
WIS 3
Informan mengganggap
dewe .. raketang bedo pak‟kan .. kan
adik tirinya sebagai adik
biasane kan ono to mbak .. sing bedo pak
kandungnya juga (tidak
bedo mbok di bedak – bedakke, nek aku
membeda-bedakan).
ora ok, modelku yo butuhe ..opo .. kowe laer ko nggon ibukku yo tak anggep adiku dewe ngono wae
560
P
Wedok po lanang?
I
Lanang.
P
SD?
I
Ijek TK.
P
Lha nek omongan slama iki karo ibuk kandungmu?
565
I
Yo jaranglah omongan.
P
Ibukmu nakok‟i Bapakmu ora biasane?
I
Ratau.
P
Terus anggepanmu kowe luweh mandang ibukmu opo bapak mu?
I 570
575
Nek anggepanku luweh mandang bapakku
AIS 1
Informan sebenarnya
.. pendak ndino ketemu .. nek mandang
ingin ngomong, ngobrol
ibuk‟ku .. jane aku .. jane pengen .. pengen
juga dgn ibu kandung, tapi
rono omongan karo ibuk‟ku, jane yo
Ibu informan selalu sibuk
pengen .. neng ibuk‟ku yo raau selo ok‟
dan setiap datang kerumah
yok‟an, saiki mben aku rono sok ono ..
informan jarang ketemu
ngono kuwi, lha kan malah aneh to mbak,
dengan ibu.
wis tiwas ngintikrono ra ono neng omah,
181
nek pas gor dolan-dolan tok eneng neng omah. P 580
Pengenmu rencana masa depan hidupmu iki piye?
I
Iseh bingung aku masalah urip iki iseh bingung.
P
Bingung‟e ngopo?
I
Yo bingung .. nggagas adine, nggangas iki
585
.. nggangas omah wis iseh mbulet .. iseh rung isoh miker masa depan iki. P
Tapi niat?
I
Niat eneng jane .. tapi .. mbuh‟I masa depane piye yo ramudeng .. opo madesu
590
ramudeng. P
Masalah penampilan ngono kuwi?
I
Yo nggagas .. sing penting rapi, resik
Informan memperhatikan
ngono penak di sawang.
penampilan pakaian yg dipakai yg penting rapi dan bersih.
595
P
Liyane?
I
Sing penting wis aku celeng-celeng wis iso tuku omah ngono wis seneng atiku.
P
Nggo tuku omah?
I
Lha celenganku ngamen wis isoh go tuku omah ki kan wis apik to, liyane aku opo
600
wis isoh .. sopo sing isoh. P
Iyo .. iki uwis berarti?
I
Uwis tuku omah .. lha omahku palur kuwi .. kuwi atas namaku.
P
O .. sing karo om‟mu kuwi?
182
605
I
Hok‟o.
P
Mbok bayar dewe?
I
Tak bayar dewe .. sing mbangun yo mbangun aku dewe .. duit – duitku dewe.
P 610
Dadi soko bapak-ibukmu cerai, terus kowe ngamen ngono.
I
Yo kuwi .. dadine duite kuwi tak nggo nglebok-nglebokke adiku sekolah kuwi, soko TK ngantianu yo urunlah, etungane yo ra kabeh .. kabehe sing anu aku, yo ..
615
nguruni nganti adiku isoh smp koyo sakiki. P
O .. berati adimu wedok mau SMP?
I
Yo .. adikku kandung SMP, nek sing bedo pak lagi kelas TK nol besar.
620
P
Lha terus niatmu sok?
I
Yo nek wis nduwe bojo, mbalek neng omahe dewe no, mosok nduwe omah dewe arep ngontrak neng omahe wong.
P
Om‟mu berarti wis berkeluarga berarti?
I
Uwis. Lha kan aku sak durunge nganu kan
625
yo .. otomatis ngeki kabar karo omku disek .. Om iki ngene .. ngene .. ngene kowe raketang sitik celeng-celengono nggo tuku omah dewe aku kan yo ngono. P
Neng wis tau ngomong sak durunge karo om‟mu.
630 I
Uwis.
P
Terus om‟mu?
I
Yo gampang .. ngono, gampang yo urusanmu .. neng nek sukmben tak usit yo
183
urusanmu aku yo tak ngonok‟ke, lawong
635
kene omongan tenanan koyo nyarinepenak‟e raumum, lha yo sok mben nek tak usir yo .. urusanmu.
640
P
Nek karo simbahmu sering ketemu pora?
I
Wis ra ono ok‟
P
Kabeh-kabehe, soko bapak lan ibu wis ra ono?
I
Wis gak ono.
Kakek dari Bapak maupun Ibu informan sudah meninggal.
P 645
Yo wis ngono wae ya .. sewaktu-waktu aku pengen data meneh .. aku hubungi kowe meneh.
I
Nggeh mbak.
P
Assalam‟muallaikum warroh mattullohi wabbarokatuh.
650
I
Waallaikum sallam
184
HASIL WAWANCARA INFORMAN Wawancara III Nama
: W.O (L)
Usia
: 22 tahun
Tempat
: Kost – Kost an Anak Jalanan
Durasi
:1 jam {enam puluh menit}
Keterangan I : Informan P : Peneliti
Baris Subjek
Uraian Wawancara
W III/W.O (L).UMS, 23 JULI 2009 Klasifikasi Analisis
P
Selamat siang mas?
I
Siang.
P
Maaf mengganggu waktunya, bisa tau namanya?
5
I
Winarno mbak.
P
Tempat tanggal lahir, dan usia?
I
Surakarta 30 juli 87, sekarang 22 tahun.
DAJ 1
Nama informan Winarno
DAJ 1
Tempat tgl lahir, Surakarta 30 juli 1987
P
Alamat rumah?
I
Cinderejo kidul RT 06,RW07 gilingan,
10
DAJ 1
Surakarta. P
Em .. punya saudara berapa mas?
I
Lima‟ i mbak, saya anak ke empat.
Alamat rumah Cinderejo 06/07 Gilingan, Surakarta.
DAJ 2
Informan anak ke-4 dari 5 bersaudara.
P
Cita-citanya?
I
Nggak punya cita-cita ok‟ mbak.
DAJ 3
Informan tidak punya cita-
185
cita. 15
P
Kalau hobi?
I
Hobi bal-balan dan gitaran.
DAJ 3
Hobi informan sepak bola dan main gitar.
P
Nama ayahnya?
I
Sumarjono.
DAJ 5
Nama Ayah informan Sumarjono
20
P
Nama ibuk?
I
Siti Aminah.
DAJ 5
Nama Ibu informan Siti Aminah.
P
Pekerjaan Ayah?
I
Wiraswasta mbak?
P
Wiraswasta?
I
Sopir TRuk.
DAJ 5
Pekerjaan Ayah informan wiraswasta sbg sopir truk.
25
P
Kalau ibuk‟e.
I
Ibuk‟e dulu baby suster , sekarang ngrawat
DAJ 5
cucu, putu, ibu rumah tangga mbak.
Pekerjaan Ibu dulu baby suster(pengasuh anak) tapi sekarang sudah tidak.
30
P
Bisa diceritakan sehari-hari mas?
I
Bisa ha..ha..ha..ha..ha..
P
Biasa aja mas .. dari pagi sampe pagi lagi.
I
Sehari – hari ya.
P
Ya.
I
Pagi ngamen .. dari start jam delapan jam setengah .. jam setengah sembilan mbak.
FAJ 5
Kegiatan informan dari pagi jam 08:00/08 :30 mulai ngamen selesai sampai jam 14 : 30/ 16 :00 Wib.
35
P
Selesai jam berapa?
186
I
Selesai ngamen jam empat .. kadang jam setengah tiga sore.
P
Trus pulangnya?
I
Pulang kesini .. ke kost, tempate calon istri,
Informan lebih sering
tapi sok tempate buk‟e .. kerumah gitu,
pulang kekost daripada
tidak tentu. Sering dikost tapi aku.
pulang kerumah.
40
45
50
P
Udah punya calon istri?
I
Udah mbak.
P
Udah lama pacarannya?
I
Sudah , mau menikah mbak. Ha..ha..ha..
P
O ..
I
Jadi istriku bentar lagi mbak.
P
O .. tapi orang tua tau semua.
I
Tau semua.
P
Sudah berapa lama dijalanan, org tua tau ?
I
Dah 5 thn,orang tua tau ak pengamen jlnan
FAJ 4
Informan sudah 5 taun dijalanan, dan kedua orang tua informan tau.
P
Terus reaksi, responnya dari orangtua?
I
Yo .. diem mbak ok‟ mbak .. lha apa .. nyari kerja ya susah .. pegawe negri‟e gajine kalah karo wong ngamen‟ne mbak.
55 P
Apa iya .. emange seharian ngamen dapat berapa to mas?
I
Kadang aku keluar jam delapan pulang jam empat dapat enam puluh Tujuh puluh.
60
minim empat puluh .. P
Itu bersih, apa buat beli apa?
I
Bersih ...pulang yo dikek‟ke calon istri.
P
Apa sudah punya anak?
187
65
I
Belum mbak.
P
Orang tua istri tau dijalanan, ngamen ?
I
Tau semua .. ngijinin kok mbak, ngak apaapa, terserah yang penting halal. Ha..ha..ha .. iya to mbak?
70
P
Iya.
I
Dari pada nyolong njipuk..
P
Udah lama pacarannya?
I
Lumayan mbak.. Udah tiga taun mbak.
P
Riwayat pendidikan?
I
SD sampe SMP di solo semua.
DAJ 4
Informan bersekolah SD dan SMP disolo.
75
P
Terus penyebab mas jadi anak jalanan kenapa?
I
Stress mbak… Mabuk terus ko‟ mbak, tiap hari mabuk, kumpul dgn teman kampung.
FAJ 2
Informan merasa Stres, mabuk dan akhirnya menjadi alasan untuk kejalanan.
80
P
Itu setiap kumpul temen pasti mabuk?
I
Mabuk terus.
Informan Setiap kumpul dgn teman kampung selalu mabuk terus hampir tiap hari.
85
P
Ada waktunya?
I
Ya .. sore .. malam .. cuman setelah
Setelah ngamen kebiasaan
ngamen ini malah berubah mbak.. Jarang
informan mabuk menjadi
sekali mabuk, belum tentu seminggu itu
jarang, hampir 1 bulan
mabuk, kadang satu bulan sekali, setelah
lebih baru mabuk.
ngamen malahan, sebelum ngamen dulu mabuuuuuk.
188
P
Terus itu kejadiannya gimana setelah sekolah lulus SMP ngapain?
90
I
kerja mbak.
P
Kerja?
I
Ikut mase di Jakarta.
Informan sempat kerja ikut kakaknya dijakarta jadi mandor bangunan selama 4 bulan.
95
100
P
O .. mas yang nomer berapa?
I
Nomer dua.
P
Sudah berkeluarga?
I
Sudah.
P
Kerja di?
I
Mbangun .. anu pemborong.
P
Ikut berapa taun mas?
I
Empat bulan, jadi mandor bangunan.
P
Em .. terus penyebab berhenti kerja dari sana?
I
Nggak boleh orang tua ok‟ mbak.
Berhenti kerja di Jakarta karena tidak boleh oleh orang tua.
105
110
P
O .. nggak boleh sama orang tua malahan?
I
Kangen mbak, nggak boleh jauh disana.
P
Trus, saudara adik mas?
I
Cewek mbak.
P
Terus kakak‟e mase?
I
Cewek, cowok, cewek.
P
Lha kenapa kok nggak boleh ke jakarta lagi? Kan malah sudah mapan kerjane?
I
Lha anu ok‟ mbak .. sing paling anu mbak
Di dalam keluarga
189
115
.. digondeli mbak .. yang laine yang cewek
informan adalah anak yg
malah nggak pa – pa, kerja jauh – jauh
paling sayangi dan dekat
malah nggak pa – pa sama ibu nggak boleh
sehingga tdk boleh kerja
.. satu bulan saya disuruh pulang, saya
jauh, meskipun anak laki-
nggak mau dua bulan .. tiga bulan aku tetep
laki.
nggak mau , udah empat bulan, bapakku sakit parah itu yo .. aku mau disusul ke Jakarta, tapi nggak boleh mas‟se, yow is
220
terus bapak sakit parah lagi .. ya udah aku dibolehin masku, aku pulang. P
Sakit apa bapak?
I
Paru-paru udah lama mbak .. mau di mori
225
mbak, terus aku datang liat bapak, bapak bisa bangun lagi, terus sehat. P
Hubungane mas‟se? termasuk anak yang disayang sama orangtua, Ayah dan Ibu?
I
230
P
Iya mbak .. hubungannya paling deket.
WIS 1
Hubungan informan dgn
WIS 2
orang tua sangat dekat.
WIS 3
Hubungan yg terjalin dgn
Nek hubungane mas sama saudara kandung lainnya?
I
Ya biasa mbak.
P
Yo sok dolan-dolan bareng? masih hubungan nggak?
235
I
Adik ragil perempuan.. sering main bareng .
adik kandung masih baik shg masih sering maen, pergi bersama.
P
Ya. Masih sekolah adik‟e?
I
Kelas satu SMA Muhammadiyah dua surakarta.
190
240
P
Setiap hari ketemu sama adik‟e?
I
Nggak, jarang, aku pulang ke kost.
Informan jarang pulang kerumah dan memilih pulang tinggal dikost.
P
Dari pihak orangtua si calon istri mase respon dan reaksinya gimana.
245
I
Ya nggak papa.
P
Punya saudara berapa istrinya mas‟se?
I
Tiga.
P
Yang pacare mas‟se?
I
Nomer satu, masih punya adik dua.
P
Masse juga pernah maen kesana?
I
Sering mbak.
Informan sering main bahkan nginep kerumah calon istri.
250
P
Orang tua mas sama orang orang tua pacare dah tau?
I
Dah tau mbak .. orang aku juga sering nginep situ.
255
P
Kok yo nggak diresmiin wae.
I
Nanti mbak .. habis bulan ini langsung.
P
Mau nikah?
I
Iya mbak.
P
Terus dulu ceritanya kok sampe ke jalanan itu karena apa?
260
I
P
Ya .. pergaulan bebas ok‟ mbak .. liat
FAJ 2
Informan turun kejalan
temen tu mau mabuk, mau apa itu bebas ..
karena pergaulan bebas
dimana tempat tiap ketemu temen
dari teman kampung yg
kampung mabuk .. mabuk.
sering mabuk.
Berarti mase juga gitu?
191
265
I
Dulu saya ikut terus mbak .. tapi sekarang tidak.
P
Berhenti?
I
Nggak berhenti tapi ya nggak sering paling sebulan sekali.
270
P
Tadi tau semua itu dari pergaulan teman ya?
I
Ya .. pergaulan teman.
P
Terus .. kalau tau di jalanan itu dari siapa?
I
Ya tau karena diajak teman.
FIS 1
Informan tau jalanan dan diajak oleh teman.
275
P
Lha tanggepan awal mula dari teman apa?
I
Ngajak terus .. akhirnya mau ikut terjun
Dari teman, akhirnya ikut,
masuk ke dalam pergaulan jalanan,
masuk kejalanan.
pergaulan bebas, ketangkep polisi.
280
P
Pernah ketangkep polisi?
I
Tau mbak.
P
Gropyokan gitu?
I
nggak ok‟ .. masalah narkoba ok‟ mbak ..
Informan pernah
ha .. ha .. ha ..
tertangkap polisi karena kasus narkoba.
285
P
Kok bisa kena?
I
Lha dijalan mudah .. kenal narkoba kayak gitu, banyak yang dijual bebas.
P
Emange beli dimana?
I
Di apotik mbak.
Informan beli obat terlarang sejenis pil diapotik.
290
P
Lha bentuknya apa?
I
Ya kayak obat pil yang di jual bebas bisa
Informan juga pernah
192
buat lupa, nggak sadar diri, kalau yang dari
memakai narkoba jenis
perorangan itu ada .. tertutup mbak ..
ganja yg didapat dari
jenisnya ganja.
perorangan secara tertutup.
295
P
Terus?
I
Dulukan saya konsumsi kayak gitu ganja
Setelah tertangkap
utamanya dah ketangkep udah takut saya.
informan merasa takut.
P
Berapa taun mas?
I
Satu taun dipenjara .. taun dua ribu tujuh
Informan 1th dipenjara thn
awal sampe akhir bulan desember.
2007 awal sampai bulan desember.
300
P
Dari orang tua tau kalau di tahan?
I
Tau.
P
Nggak minta di bebasin dari pihak keluarga?
I 305
310
Dibebasin nggak bisa ok‟ mbak .. narkoba
Orang tua informan sudah
itu sulit, nggak seperti kasus lainnya .. beda
berusaha membebaskan
kalau kasus lainnya kasih uang, habis itu
dgn membayar
bisa lepas kalau narkoba itu .. bapak, ibu
Rp12.000.000,
saya sampe habis dua belas juta itu katanya
Rp7.000.000 utk
bisa keluar, tapi nyatanya nggak bisa
membayar
keluar.
polisi,Rp5.000.000 utk membayar jaksa, tetapi pada kenyataannya informan tdk bisa bebas/keluar dari penjara.
P
Lha itu gimana kok nggak bisa keluar?
I
Tujuh juta ke polisi sama jaksa disogok bapak lima juta ndak bisa keluar .. tuntutan saya satu tahun setengah, bonus potongan
193
315
masa tahanan setengah tahun. P
Itu terbukti?
I
Terbukti makek‟ .. artis aja bisa masuk ok‟ mbak kalau narkoba itu.
320
P
Itu semuanya?
I
Ya pas operasi di panggung motor.
P
Sama temen – temen juga?
I
Sendiri ok‟ mbak.
P
Lha temen – temen pada tau?
I
Nggak ada yang tau .. saya itu mabuk mbak
Waktu tertangkap polisi
dah fly mabuk .. tidur dibecak waktu
informan dalam keadaan
gebrekan saya nggak tau, bangun – bangun
mabuk tak sadarkan diri
dah di bangunin polisi, saya digeledah ..
berada dibecak.
325
tau, saya melarikan diri, saya ketangkep bawa barang bukti. 330
P
Berapa ratus ribu itu mas ?
I
Murah mbak .. lima puluh ribu dapet ganja.
Dengan Rp 50.000 informan sudah mendapatkan ganja.
335
P
Orang tua tau pas make gitu?
I
Tau.
P
Lha terus?
I
Ya sedih ok‟ mbak .. takut, kaget.
Orang tua informan sedih, takut dan kaget mengetahui informan tertangkap polisi.
P
Kalau saudara yang lain?
I
Nggak tau, taunya cuma ketangkep gropyokan.
P
Kalau mase tau jalanan dari temen .. ada
194
340
yang di idolakan nggak mas? I
Nggak ada dan nggak punya mbak.
P
Kalau yang membuat mas tertarik di jalanan apa?
I 345
Ya .. bebas mbak .. kerja nggak diatur
FIS 3
Informan tertarik dijalan
orang nggak disuruh .. mau istirahat ya
krn bebas, dan kerja tdk
istirahat .. mau kerja ya kerja.
diatur.
P
Perasaan jadi anak jalanan gimana?
I
Bebas ok‟ mbak .. ya seneng.
FAJ 6
Perasaan informan menjadi anak jalanan bebas dan merasa senang.
P 350
Pernah ketemu teman sekolah dulu waktu di jalanan?
I
Pernah mbak.
P
Ditanyain?
I
Ya udah tak jawab wis biasa di jalanan ngamen hidup di jalan .. guru sekolah dulu dah pernah ok‟ mbak .. tapi aku dah lulus
355 P
Terus?
I
Ya ditanyain, kamu ngamen ? ya buk .. lha
Informan saat ngamen
kenapa ngamen ? nyari kerja susah .. nggak
pernah bertemu dgn
ada kerja yang lain .. memang dipandang
gurunya,tapi informan
jelek tapi yo sing penting hasile nggak
sudah lulus dan informan
ngrugiin orang lain nggak kriminal.
menjawab nyari kerja
360
susah, walau dipandang jelek tapi hasilnya nggak ngrugiin orang lain/kriminal. P
Lha berarti lulus SMP langsung terjun ke jalanan, terus orang tua?
195
I 365
Orang tua nganjurin baik mbak .. saya aja
SMP informan kaki
yang nakal, sejak SMP saya dah nakal .. ni
informan ditatto oleh
kaki saya, saya tattoo saya tutupi kaos kaki
temannya.
itu .. setelah itu ketauan kelihatan guru, gurunya kaget ha .. ha .. ha
370
P
Itu tattoo selamanya ya?
I
Iya mbak.
P
Trus natto siapa?
I
Temen saya mbak.
P
Orang tua mas tau?
I
Nggak tau .. saya dirumah pake panjang
Awalnya orang tua
terus .. taunya saya tabrakan, nggak sadar ..
informan tidak tau tentang
orang tua tau kaget, kowe tattonan!!
tattonya tapi akhirnya tau
375
saat informan tabrakan. P
Ha .. ha .. ha ..lha terus tanggapan orang tuamu piye?
I 380
Tanyain .. itu habis solat subuh, setelah sadar dan ada dirumah .. dah sembuh .. cuma masih muntah ae .. kuwi mbok tattoo sikilmu?
385
390
P
Terus?
I
Ben, bacut aku .. tak tato yo ben.
P
Nggak dimarahi?
I
Nggak dimarahin .. cuma bilang malah
Saat mengetahui kaki
dadi ngono kuwi nik .. cuma gitu, nggak
informan ditatto orang tua
pernah marah mbak orang tua saya .. saya
informan tidak marah,
sekolah mau dilulusin dah kerjo, setelah
malah setelah lulus SD
lulus SD saya itu mau disekolahin di bogor
informan akan disekolahin
mbak, sekolahin tentara itu lho, ikut om‟me
di bogor tentara ikut om.
bilang bapak .. tapi saya nggak mau deh
196
gitu, ini telinga juga dah saya tindik.
395
P
SMP?
I
SD sudah saya tindik, SMP saya tattoo, ha
Waktu bersekolah di SD
.. ha ..
telinga informan sudah ditindik.
P
Dulu SMPnya mana?
I
SMP Negeri tiga Surakarta,
DAJ 4
mangkunegaran itu.
SMP informan berada di SMP N 3 mangkunegaran, Surakarta.
400
P
Kok masse nggak pengen sekolah lagi, alesane opo ?
I
405
P
Seneng pergaulan mbak .. lingkungan sini
FAJ 1
Dari kecil, informan
dari dulu kan pergaulannya nakal semua
tinggal dilingkungan yg
mbak, tiap hari mabuk terus .. disini
nakal (setiap hari mabuk)n
banyak orang mabuk dari orang tua sampe
dari orang tua sampai
anak kecil.
anak kecil.
Lha kan walau di jalanan mas masih sering pulang kerumah, trus tanggapan orang tua gimana?
410
I
Ya biasa mbak, masih tegur sapa .. tanya,
AIS 7
Walau kadang masih
le .. kowe nduwe beras pora, duwe duwit
pulang kerumah, orang tua
pora?
informan masih sering memperhatikan dgn bertanya punya beras atau uang nggak.
415
P
Terus?
I
Nek ra nduwe njipuk‟o kuwi .. ha .. ha . ha
Kadang orang tua
.. kalau anak – anak yang lain nggak
informan masih memberi
mungkin mbak .. ha .. ha .. ha .. tanyao
uang Rp 10.000 saat akan
calon istriku mbak nek aku di tanyain, piye
berangkat ngamen.
197
.. ndedet pora ha .. ha ..kadang dikasih .. aku sama orangtua mau berangkat di kasih 420
sepuluh ribu, nyo .. iki dienggo sangu .. bapak ibukku suayang banget. P
Lha terus masse nggak pengen bales opo ngono?
I
Belum ok‟ mbak .. belum saat‟te, tar kalau ada saat‟te juga bisa mbales mbak.
425 P
Kalau saudara yang lain, kakak ?
I
Dah pada kerja ok‟ mbak, dah pada rumah
Semua kakak informan
tangga semua.
sudah bekerja dan berumah tangga semua.
430
P
Tapi masih sering ketemu?
I
Ketemu.
P
Kalau ketemu ya tegur sapa juga to?
I
Ya kalau nanyain saya ajakin berantem
Informan masih ketemu
semua ok mbak.
dgn kakak/ saudara walaupun jika bertanya malah diajak berantem informan.
P 435
O .. ha .. ha .. ha .. diajakin berantem semua?
I
Di rumah itu saya tukang ngruwet, paling disayang,
440
P
Tetep dibela terus?
I
Di bela .. aku mbak, setelah pulang dari
Setelah keluar dari
penjara Hpnya kakakku, bapakku ..
penjara, informan mencuri
kamera, sony ericcson, Samsung tak ambil
HP sony ericcson kamera
saya jual mbak .. ketauan bapakku marah –
dan samsung milik
marah sama saya .. ibuku cuma wis le ..
bapaknya yg kemudian
198
445
anu .. ndelek‟o neng kono .. kalau di depan
dijual, walau bapak
orang banyak ibukku juga marahin mbak ..
informan marah tetapi ibu
kowe wis gede .. ngono .. ngono .. tapi di
informan membela.
belakang, wis kono wis .. wis .. ndang mlayu‟o kono .. ndang ndelek.
450
P
Ibuk‟e ngomong ngono kuwi.
I
Iyow .. saya pergi dari rumah .. satu
Informan pergi 1 minggu
minggu ibuk‟ku bingung nyariin aku saya
dari rumah, kemudian ibu
dibel suruh pulang tok mbak.
informan mencarinya.
P
Lha itu hasil jualan hp, uange buat apa?
I
Mabuk .. tiap hari mabuk .. seneng sama
Uang mencuri digunakan
temen.
informan utk mabuk dan
455
senang-senang bersama teman. P
Terus sama tetangga .. ada yang bilang tentang mas nggak ?
I
460 P
Ya biasa mbak .. sama tetangga tegur sapa,
WIS 8
Hubungan yg terjalin
kalau bilang gitu nggak ada mbak .. temen
informan dgn tetangga
dari kecil semua okk‟, jadi tau semua.
biasa baik, tegur sapa.
Kalau hubungan mas dengan sopir, kernet orang disekitar terminal gitu?
I
465
Ya biasa mbak, paling ngobrol biasa pas
WIS 6
Hubungan yg terjalin dgn
naik kernet‟te bilang mas narikine ojo
kernet bis biasa
mekso – mekso, kadang ya sudah kenal ya
baik,kadang
paling wis karepmu arep mbok kapak‟ke
mengingatkan saat akan
penumpang ku sing penting numpak bis.
nariki uang kepenumpang agar tdk memaksa.
470
P
Kalau sama sopirnya?
I
Ya biasa mbak .. sama kadang bisa mabuk bareng.
WIS 5
Hubungan yg terjalin dgn sopir bus baik dan biasa,
199
kadang mabuk bersama. P
Kalau sama pedagang kaki lima?
I
Ya .. nggak i mbak, jarang beli juga,,
Hubungan yg terjalin dgn
nggak kenal deket.
pedagang kaki lima disekitar terminal nggak kenal dekat karena jarang membeli makanan.
P 475
Em .. sering cek – cok berantem nggak sama sopir, kernet .. pedagang gitu?
I
Nggak .. belum pernah mbak.
Informan belum pernah cek-cok/ berantem dgn sopir, kernet dan pedagang.
P
Trus kalau pandangan mas dengan orang yang baru di kenal gimana?
I 480
485
Ya takut gimana juga itu mbak .. ya
AIS 6
Informan merasa takut
soalnya orang liat itu pasti .. alah nggone
jika bertemu/ kenal dgn
wong ndalan ki, wong rusak – rusak ..
orang yg baru dikenal
padahal belum tentu semuanya mbak,
karena informan merasa
malah kadang bisa lebih sopan santun
menganggap pandangan
punya unggah - ungguh masih berguna ..
yg diberikan org baru ttg
orang dulu pertama kenal mbak‟e apa
anak jalanan itu
langsung mbak? nggodo ngono?
buruk/rusak shg informan malu.
P
Nggak.
I
Lha iya nggak .. orang kalau tanya juga masih isin-isinan.
490
P
Kalau ngomong gitu biasane ada aturannya nggak.
I
Ngomongan itu biasanya punya aturan ..
Menurut Informan
200
nggak cuma omongan kotor .. jorok itu
omongan itu harus punya
belum pernah aku.
aturan nggak hanya omongan kotor /jorok yg informan belum pernah ngomong.
495
P
Bahasa yg digunakan setiap hari?
I
Biasa bahasa jowo ngoko mbak.
AIS 8
Bahasa yg digunakan informan biasa bahasa jawa ngoko.
P
Kalau sama temen – temen mas?
I
Biasa mbak .. aku senengane boso ok, jawa
500
AIS 8
Bahasa yg digunakan
alus, kulino ngajeni, semua ya suka sama
informan dgn teman yaitu
saya .. karna saya orang baik – baik semua
bahasa jawa halus.
jadinya. P
Ada bahasa khusus atau kode yang digunakan sesama teman?
I
505
510
Nggak ada bahasa khusus, tapi ada bahasa
AIS 11
Tidak ada bahasa/kode
tubuh, jadi peraga pegang tangan kanan ke
khusus, tapi bahasa tubuh
tangan kiri kita sendiri kepada teman saat
peraga, pegang tangan
rasia.
saat ada rasia.
P
Kalau aturan ngamen itu ada nggak?
I
Ya ada .. antri urutan itu lho mbak. dewe,
Aturan ngamen dijalanan
nentuin jatahe liat – liat jatahe liat – liat
itu antri menurut urutan
jatahe bariki sopo .. aku ..kowe .. rian.
yg datang.
P
Tergantung berarti ya?
I
Ya .. tergantung, menurut waktu .. jadi yang datang duluan .. itu antri lha ya itu, baru naik itu nggak boleh itu aturannya.
P
Pernah cekcok mas?
I
Ya pernah .. ada temen, tapi saya nggak
201
pernah ok‟ mbak.
515 P
Kalau ada Satpol PP gitu, ada yang ngasih tau kode-kodenan nggak mas?
I
Ya ada temen sesama pengamen, kadang
Jika ada operasi satpol PP
kondektur yang tau, sopir becak itu.
sesama anak jalanan memberi tau, kondektur atau sopir becak yg memberi tau jika belum tau.
520
P
Ngasih taunya gimana?
I
Kasih tau.
P
Ada bahasa isyarat?
I
Nggak ada, kalau ketemu ya ngomong
Memberitau saat ada
langsung “Satpol PP” Damas .. Damas
operasi bilang langsung
gitu.. kalau nggak tadi bahasa tubuh/peraga
„SATPOL PP‟.. Damas..
525
Damas. P
Pernah ketangkep bareng-bareng nggak mas?
530
I
Pernah mbak.
P
Itu biasanya diapain?
I
Cuma ditanyain.
Informan pernah tertangkap waktu operasi tapicuma ditanya, tdk ditahan seperti kasus NAPZA.
P
Nginep?
I
Nginep .. kalau yang bawa ganja, tapi kalau yang biasa – biasa Cuma ditanyain, alamat lengkap, sudah berkeluarga belum,
535
orangtua dimana, pekerjaan, disuruh jangan
202
ngamen, tinggalin ngamen. P
Lha terus tanggepane?
I
Mau nanggepin gimana mbak, ya .. kalau ketemu satpol PP sih dibilangin gitu ya ..
540
ya .. ya .. pak tapi trus dibelakang ya ngamen lagi, lha mau kerja apa mbak selain ngamen, lha kebutuhan dari ngamenkan sendiri – sendiri mbak, ngamenkan buat keluarga, buat kebutuhan
545
hidup, buat makan sehari-hari. P
Lha itu tadi sehari minimal dapat berapa mas?
I
Enam puluh .. lima puluh.
Sehari waktu ngamen informan mendapat uang Rp60.000 / Rp50.000
550
P
Biasane buat apa saja mas?
I
Ya buat makan sama calon istri, kadang
Uang ngamen digunakan
ngasih adik keponakan.
informan untuk makan,kadang diberikan adik keponakan.
P
Kalau hubungan mas sama pedagang, sopir, kernet itu gimana mas?
555
I
Biasa mbak.
P
Pernah cek - cok, berantem gitu?
I
Nggak ada dan nggak pernah mbak.
P
Kalau mase mau ngomong .. ngungkapin pikiran, kemauane gimana?
I 560
Ya ngomong sama temen langsung, tapi ..
Jika ingin sesuatu
yo .. pake basa-basi dulu.
informan memakai basabasi dulu dgn teman.
203
P
Kalau curhat gitu mase sama temen yang bagaimana?
I
565
Ya tertentu mbak .. ora wong sing kulino
AIS 12
Informan curhat terhadap
wong wak-wak‟an ngono ra tak gagas ,
masalah yg dihadapi
dadi sing kulino wong sing wis jadi sudah
dengan teman yg dewasa,
berumah tangga mbak pengamen –
mengerti, paham dan yg
pengamen yang sudah berumah tangga
sudah mempunyai
orange yang baik – baik itu lho mbak, kan
keluarga.
yo ada mbak .. pengamen yang mabuk, 570
maen, gitukan ada. P
Tiap hari mase ngumpul sama temen?
I
Ya mbak.
Setiap hari informan berkumpul dengan teman.
575
P
Itu ngapain aja kalau ngumpul?
I
ngamen aja mbak.
P
Habis ngamen?
I
Udah mbak, paling ngumpul ngamen
Setelah ngamen informan
ngobrol – ngobrol biasa, kadang makan
berkumpul dgn teman utk
bareng terus pulang mbak.
ngobrol-ngobrol biasa, kadang makan bareng kemudian pulang.
580
P
Nggak ada kegiatan lainnya?
I
Di jalanan sama temen-temen mbak ..
DAJ 6
Kegiatan informan
nongkrong didepan toko-toko gitu.. trus
dijalanan habis ngamen
paling pulang cuma ganti celana .. ganti
nongkrong didepan took
baju .. balik ke jalan .. ngamen lagi.
ngobrol mateman, pulang ganti celana, baju kemudian ngamen lagi.
585
P
Tapi waktu bujang itu orang tua dah tau?
I
Tau .. ya orang tua nggak boleh sebenarnya
Dari awal orang tua
204
590
turun ke jalanan, nggak boleh ngamen
informan sudah melarang
suruh keluar .. saya itu nekat .. nekat ..
tidak boleh ngamen, tidak
nekaaaat .. aku suruh dirumah .. dirumah
boleh keluar rumah. Tapi
orang rumah nggak ada .. was ilang lagi ha
informan nekat keluar
.. ha .. ha ..
rumah.
P
Terus?
I
Ya dicariin terus mbak .. pengamen
Saat informan dilarang
pengamen itu di tanyakin ibuk‟ku semua,
keluar rumah untuk
ditunggu – tunggu kok nggak keluar –
ngamen dan akhirnya bisa
keluar itu, cuma ibu saya itu pengen
melarikan diri utk ngamen
ketemu aku nuggu di terminal .. setelah
lagi, Ibu informan kuatir
ketemu Cuma bilang “kowe muliho ..kowe
dan mencari keberadaan
ndang mulih, nyo salin .. disuruh salin
informan, setelah bertemu
ganti baju, terus dikek‟i duwit, wis ibu
Ibu informan memberi
kwatir ngko nek eneng opo – opo neng
uang dan menyuruh
ndalan.
pulang utk ganti baju.
595
600
P
Itu ibuk ya?
I
Ya .. sayang banget ok‟ mbak sama saya
605
WIS 2
Informan paling dekat dgn
dari kecil, paling deket sama ibu‟ ngobrol,
ibu sejak kecil,
curhat gitu dah biasa .. kalau temen ya
ngobrol,curhat,dah biasa
yang bisa diajak berfikir dewasa.
seperti teman yg berfikir dewasa sehingga ibu sayang sekali dgn informan.
P
Kalau ngobrol sama pacare mas‟se?
I
Ngobrolle yo tak jak rembug tuwo .. ha .. ha .. ha ngono yo isih cilek .. lho mbak taun
610
kelahiran delapan tujuh ok‟ .. malah lebih dewasa, soale dari kecil itu pergaulane lebih dewasa sama aku ok‟, dah tau juga
205
aku mabuk gitu.
615
P
Kalau kenal minuman keras itu dari kapan?
I
Sudah dari kecil ok‟ mbak .. dari umur
Umur 11 thn informan
sebelas taun.
sudah mengenal minumminuman keras.
620
P
Bapak sudah tau?
I
Belum tau .. taunya waktu SMP kelas satu.
P
Terus dimarahi?
I
Nggak mbak, kalau ngrokok SMP saya
Sejak SMP informan
sudah berani ngrokok dirumah, aku bilang
sudah berani merokok
terus terang sama bapak, “Aku ngrokok ..
dirumah.
daripada aku mendem ngono kae”
625
P
Terus jawabane dari bapak?
I
Ya pertama dimarahin .. “durung isoh golek dewe wae, melu – melu ngrokok, kan bapak dah maklumi terusan” alah wong lanang‟e .. mbok ben.
630
635
640
P
Terus?
I
Saya musuhan sama bapak, sampe
Informan mengaku bahwa
sekarang di biarin saja .. tapi ikatan
musuhan dgn bapaknya
batinnya sayang banget sama saya mbak, .
sampai sekarang akan
kalau omongan itu biasa banget .. dibiarin
tetapi ikatan batin
banget .. itu sejak SMP saya mau
informan dgn bapaknya
disekolahin tentara saya nggak mau .. dah
sangat kuat sehingga
sejak itu dibiarin dah sayang banget itu
sayang banget, walaupun
sama bapak .. cuma bapak itu sayangnya
sayang bapaknya itu tdk
bapak nggak diliatin , lainnya saudara saya
diperlihatkan secara
dibiarin saja .. saya datang, pulang
langsung.
kerumah, tidur gitu .. bangun – bangun disebelah ada bantal saya udah ada yang
206
ngasih uang mbak. P
Lha berapa .. siapa yang naruh uang ?
I
Ya bapak .. lima ribu sampe lima belas ribu
645
gitu kadang rokok .. bapak tau saya nggak punya rokok ntar disiapin dilemari .. disisain lah paling nggak dua, lima batang gitu. P
650
Kalau pas lagi punya masalah, terus kumpul temen itu mase gimana?
I
Diem mbak .. paling ngamuk sama
AIS 15
Jika informan mendapat
penumpang yang nggak mau ngasih kalau
masalah dan kumpul dgn
pas ngamen .. mukuli gitu aja mbak, kalau
teman, maka informan
pas ngumpul temen ya diem aja.
diam dan melampiaskan kepenumpang yg tdk memberi uang dgn cara dipukul secara pelan.
655
P
Lha itu mukuline gimana?
I
Ya paling mukul nggak keras kok mbak .. pelan gitu dah puas, nggak sampe luka apalagi berdarah itu soalnya ke bawa emosi to mbak .. sini kepala lagi pusing ada masalah .. ngamen baik – baik nggak di
660
kasih .. ya .. tambah jengkel to mestinya. P
Itu sama ngatain .. misui gitu nggak?
I
Kalau saya nggak ok‟ mbak, nggak pernah
Informan tdk pernah
saya misui, ngomong kotor gitu ke
berkata kotor kepada
penumpang.
penumpang.
665 P
Kalau pas dijalanan itu pasti ada susahnya nggak? cerita sama teman juga nggak?
207
I
670
P
Jarang mbak .. orang dijalan itu sueneng
Di jalan informan
terus, nggak ada susahnya .. nggak mikir
merasakan jarang utk
lainnya, kalau masalah dirumah ya dirumah
susah, selalu senang
.. pokoknya dijalan kerja ngamen sama
ngamen dgn teman dan
teman, dah seneng… dapat uang.
dpt uang.
Ada temen yang pernah ngeluh nggak mas? kayak ngamen sepi .. aku‟i during mangan
675
I
680
Pernah mbak. Ya itu dah biasa mbak ..
Jika ada teman yg ngeluh
sesama orang dah punya toleransi sendiri –
krn sepi ngamennya, maka
sendiri ngumpulin uang dari anak – anak
informan mengumpulkan
per @ seribu dibuat suruh beli makan dan
uang per anak seribu utk
minum gitu .. sampe segitunya, kadang
dibelikan makan dan
orang lain itu aja yang mandang “ wong
minum utk dimakan
ndalan kie elek,, alah isohe mong njaluk
bersama-sama.
ngene – ngene .. padahal wong ngomahan rung karuan atine apik. P 685
Kalau membantu teman itu liat – liat nggak?
I
Ya liat – liat orange dulu gimana mbak ..
AIS 16
Informan jika membantu
kalau pasti orang ngamen baik ya di bantu,
melihat-lihat orangnya
hasil kita ngamen dapat berapa, ntar di
apakah baik apa/ tidak.
sisain buat dia .. ya dikasih rokok paling 690
nggak. P
Punya keinginan lain selain ngamen ?
I
Ada mbak pengen kerja bener di jakarta ..
DAJ 7
Keinginan informan ingin
ikut mas, kakak saya .. bantu parkir rumah
bekerja yg bener dijakarta
sakit disana.
ikut kakak bantu parkir dirumah sakit.
695
P
Yang kontraktor itu?
208
I
700
Ya .. itu kakak yang satunya .. kontraktor
Informan punya cita-cita
juga masih jalan, kan yo sambil bukak toko
tidak ingin mengganggu
besi, matreal juga .. lha aku ne punya cita –
keluarga, mencari uang
cita nggak pengen ganggu keluarga ok‟
dgn cara sendiri yg halal
mbak .. pokoknya cara aku cari uang ya
dan tdk mencampuri
begini, halal, yang penting aku aku nggak
urusan.
ganggu mereka nggak nyampuri, ngrusui duwitmu .. ndisik nyat ngrusui ha .. ha .. ha ..tapi saiki yo wis ora .. taubat. 705
710
P
Terus dari orang tua?
I
Ya mendukung mbak .. mendukung
Dari orang tua mendukung
keinginan saya, cuma saya juga belum siap
keinginan informan akan
seratus persen lair.batin, biar begini dulu
tetapi informan yg belum
aja mbak.
siap lair dan batin.
P
Ya udah mas kalau gitu, mungkin kapan – kapan jika saya membutuhkan mas, mas mau lagi.
I
Mau, gelem mbak aku.
P
Ya terima kasih .. Selamat siang Asallam mu‟allaikum warroh mattullohi
715
wabbarokatuh. I
Sama-sama wa‟allaikum sallam warroh mattullohi wabbarokhatu.
209
HASIL WAWANCARA INFORMAN Wawancara IV Nama
: H.S (L)
Usia
: 25 tahun
Tempat
: Kost – Kost an Anak Jalanan
Durasi
: 1 jam (enam puluh menit)
Keterangan I : Informan P : Peneliti
W IV/H.S (L).UMS, 23 JULI 2009 Baris Subjek P
Uraian Wawancara
Klasifikasi
Analisis
Selamat siang mas? boleh kenalan? nama lengkapnya.
I
Heru Setiawan.
DAJ 1
Nama informan Heru Setiawan
5
P
Tempat tanggal lahir? Usia?
I
Surakarta, dua puluh satu juli delapan
DAJ 1
puluh empat, jadi usia sekarang 25th P
Punya saudara berapa mas?
I
Dua, saya nomer satu, adik saya laki-laki juga.
10
Tempat, tggl lahir Surakarta 21 Juli 1984
DAJ 2
Informan anak ke -1 dari dua bersaudara.
P
Adiknya masih sekolah?
I
Sudah kerja ditoko peralatan rumah tangga
Adik informan sudah
.. “Manis” Sargede.
bekerja ditoko peralatan rumah tangga “Manis” sargede.
P
Dah lama kerjanya?
I
Sudah.
210
15
P
Kalau nama ayah?
I
…
P
Lupa to mas sama nama ayah sendiri ?
I
Aku luama banget nggak ketemu ayah ok‟.
DAJ 5
Nama ayah informan lupa.
Informan sudah lama sekali tidak bertemu ayah.
20
P
Lha? alamat rumah?
I
Bibis baru RT nol tiga .. RW dua empat,
Alamat rumah informan
kelurahan nusukan, kecamatan banjarsari.
Bibis baru Rt03/Rw 24 nusukan, banjarsari
25
P
Kok suwe ra ketemu bapak‟i ?
I
Wis suwe .. kawet cilek ditinggal ok‟
Dari kecil informan
mbak.
ditinggal oleh ayahnya.
P
Umur piro?
I
Kelas telu SD.
Informan ditinggal ayahnya sejak kelas 3SD
30
P
Berarti neng omah mbibis karo ibukmu?
I
Hok‟o.
P
Em .. kalau nama ibuk?
I
Sumarni.
DAJ 5
Nama Ibu informan Sumarni
P
Pekerjaannya?
I
Pembantu rumah tangga.
DAJ 5
Pekerjaan Ibu informan sbg pembantu rumah tangga
35
P
Dah lama?
I
Wis suwe.
P
Pendidikan terakhir mas?
I
SMP nggak lulus.
DAJ 4
Pendidikan terakhir informan SD, krn SMP tidak lulus, kelas 3 keluar.
211
P
SD nya?
I
SD Kristen setabelan Surakarta.
SD informan SD Kristen Setabelan Surakarta.
40
P
SMP nya?
I
SMP Kristen siji.
SMP informan SMP Kristen 1 Surakarta.
45
P
Tekan kelas piro?
I
Telu.
P
Lho berarti yo lulus?
I
Ra lulus .. metu ok‟.ha .. ha .. ha..
P
O .. lha ngopo?
I
Kahanan ok‟ mbak.
Informan tdk melanjutkan sekolah krn keadaan ekonomi.
P
Lha ngomonge bapakmu lungone neng ndi?
I 50
Kerjo neng Jakarta … tapi yo akhire nduwe
Ayah informan pergi kerja
bojo meneh ngono lho mbak.
dijakarta tapi kemudian punya istri lagi.
55
P
Neng kawet cilek kowe wes ngerti ?
I
Yo wes ngerti no …
P
Berarti pisah .. pegat ngono ?
I
Ora pegatan, gor pisah ngono tok ok‟.
P
Berarti ora enek surat cerai ?
I
Ora enek.
Ayah informan tdk menceraikan Ibu informan akan tetapi nekat menikah lagi.
P
Bapakmu nekat nikah meneh malah.
I
He em.
212
60
P
Lha terus adikmu ?
I
Yo tetep sekolah .. tekan STM, lulus terus
Adik informan tetap
nyambut gawe neng manis kuwi.
sekolah sampai dgn lulus STM.
65
P
Wes pirang taun adikmu nyambut gawe ?
I
Sekitar limang taunan mbak.
P
Neng ndalanan ngeneki kowe wis suwe ?
I
Yo wis enem taunan mbak .. aku ndek ben
FAJ 4
kerjo disek ok‟. P
Kerjo neng ndi ?
I
Kerjo neng Jakarta, neng bengkel las.
Informan sudah 6thn berada dijalanan
Informan sempat kerja dahulu dijakarta 6bulan di bengkel las dgn teman.
70
75
P
Berarti sempet ketemu bapakmu ?
I
Yo ora
P
Lha neng kono karo sopo ?
I
Yo karo konco – konco dijak ngono.
P
Kuwi pirang taun neng jakarta ?
I
Setengah taun tok ok‟ ha .. ha .. ha ..
P
Setengah taun ? ha .. ha .. ha .. lha ra kuat neng kono ngopo ?
I
Yo ra betah mbak .. adoh.
Informan tdk kuat krn jauh maka informan pulang kesolo.
P
Terus cita – citamu jare pengen dadi opo ?
I
Cita – cita ra nduwe ok mbak. Ha .. ha .. ha
80
.. P
Ora nduwe ?
I
Yo maksud‟te ndek mben yo wis tau .. pengen dadi ha .. ha .. ha ..
DAJ 3
Informan tidak punya citacita.
213
85
P
Ha .. ha .. ha ..lha opo ?
I
Yo maksud‟te sing layak ngono lho mbak ..
Tapi dahulu informan
coro – corone .. yo karepku pengacara.
punya cita-cita sebagai pengacara.
P
Neng terus ??
I
Dadi pengacara tenan .. pengangguran banyak acara.
90
P
Nek hobimu ?
I
Bal – balan .. sepak bola kuwi karo konco
DAJ 3
Hobi informan sepak bola.
– konco kampung. P
Lha mase pulange ?
I
Yo mbibis baru itu pulang kerumah.
Informan pulang kerumah mbibis baru.
95
P
Lha biasanya dari sampai rumah jam berapa ?
I
Aku ra mesti ok‟ .. aku sak karepku dewe..
FAJ 5
nek muleh nang ngomah karo simbah,
Informan tidak tentu jika sudah berada dijalanan, terserah informan sendiri, tapi tetap pulang kerumah.
100
P
Lha biasanya dapat berapa sehari ?
I
Sehari .. ya nek umpomo fuul jam wolu
P
FAJ 5
Informan mulai ngamen
tekan jam papat minim sak sepi – sepine yo
dijalanan dari jam 08:00 –
telung puluh ewu resik.
16:00 Wib (9jam)
Lha alasan dan cerita kok pengen dijalan itu kenapa ?
105
I
Yo .. kan bar lulus sekolah, kerjo neng
FIS 2
Setelah lulus sekolah
jakarta .. nganggur, kan yo isen to mbak
informan kerja
karo tonggo. Terus dijak koncoku kuwi ..
dijakarta,setelah keluar
ayo meluk aku wae, isoh dienggo tuku –
kerja kemudian
tuku .. jajan, jak ngamen kuwi.
nganggur,malu dgn
214
tetangga tdk kerja lalu FIS 1
diajak teman ngamen dijalanan.
110
P
Terus perasaanne piye ?
I
Pertama yo isen banget mbak.
FAJ 6
Awal ikut terjun kejalanan informan merasa malu.
P
Pernah ketemu teman sekolah ?
I
Sering mbak .. sering.
Informan sering bertemu dgn teman saat ngamen.
115
P
Terus ditanyain apa ?
I
Nggak ditanyain apa – apa mbak.
P
Kalau sama tetangga – tetangga dah pada tau ?
I
Ya tau.
Tetangga tau kalau informan ngamen.
120
P
Terus ?
I
Ya dah biasa.
P
Kalau dari ibu ?
I
Yo wes ngerti .. biasa .. yo wes memang
Ibu informan tau jika
golek gawean angel ok‟ gek tur neh
informan ngamen.
kahanane koyo ngene. 125
P
Lha terus waktu bapak pergi .. kan ditinggal lama .. nggak pengen nyariin ?
130
I
Nggak mbak ..
P
Lha kenapa ?
I
Wis wegah mbak .. hati ibu saya wis
AIS 7
Informan sudah tdk ingin
tersiksa ok‟ .. yo maksud‟te ibuk‟ku .. sak
mencari Ayahnya karena
keluargaku nek go goro – goro bapak tok‟i
informan kasian kepada
yo wis dadi koyo ngene .. umpomo ndek
Ibunya yg sudah terlanjur
mben ora pisahan .. yo ra mungkin dadi
sakit hati.
215
135
wong ndalanan, ra mungkin ibuk‟ku
Informan merasa bahwa
kerjone koyo ngono.
keadaan kehidupan ini karena ayahnya
P
Lha mbiyen bapakmu kerjone opo mas ?
I
Ndek mben sopir truk .. pabrik bromo pitik kuwi lho .. luar kotanan terus ngono lho
DAJ 5
Pekerjaan ayah informan sopir truk ayam bromo.
mbak .. paling muleh ngomah ki seminggu 140
pisan, kadang petang ndino. P
Lha kowe ngerti bapakmu nikah soko ngendi ?
I
145 P
Soko sedulur – sedulur koyo lek‟ku, adik‟e
Informan tau Ayahnya
bapakku, ngerti nek neng jakarta nduwe
menikah lagi dari saudara
bojo meneh.
ayahnya.
O .. sok kowe yo iseh ketemu karo lekmu kuwi ?
150
I
Iseh.
P
Lha bapakmu asline ngendi ?
I
Bapak mbibis, nek ibuk‟ku asline jogja.
Ayah informan asli mbibis dan ibuknya asli jogja.
P
O .. lha nek hubunganmu karo simbah soko bapakmu piye ?
I
155
Aku nyat melu .. sak omah karo mbah
Informan tinggal bersama
mbibis kok mbak .. dadi ibuk‟ku ki neng
nenek(dari tua Ayah) yg
adoh ngono lho karo aku, dadi sesasi pisan
berada dimbibis.
bali, dadi aku karo adikku sing ngopeni mbahku.
160
P
Lha nek ibukmu tinggale ?
I
Neng masjid sholikin kono kuwi lho mbak
Ibu informan tinggal di
.. dewek‟ke melu wong.
masjid sholikin dgn majikannya.
216
P
Wis suwe ?
I
Wis suwe banget .. yo .. kuwi kawet aku karo ibu pisahan karo bapakku kuwi.
P 165
Lha berarti sing nyekolahke kowe nganti SMP karo adikmu yo simbahmu kuwi ya ?
I
Ibuk‟ku, tapi sing ngopeni tiap harine
Ibu informan yg
simbahku, neng nek bayaran sekolah
membiayai sekolah adik
dikirimi ibuk‟ku sesasi pisan nek adikku
informan, tapi untuk biaya
butuh bayaran.
makan sehari-hari oleh nenek.
170
P
Sering ketemu ibuk ?
I
Kerep ketemu mbak.
P
Setiap taun masih sering ngumpul bareng keluarga karo lekmu ?
I 175
Kerep .. paling neng wonogiri asline
Setiap taun masih kumpul
simbahku.
keluarga ditempat nenek yg diwonogiri.
180
P
Nek karo keluarga jogja ?
I
Nek karo jogja malah jarang banget, nek
Jika dgn keluarga dari
ibuk‟ku karo adik‟ku kerep banget setaun
jogja malah jarang banget
pisan rono mbak, nek aku ratau.
ketemu dan kumpul.
P
Ora pengen nyambut gawe liyane ?
I
Aku jane yo pengen mbak .. tapi durung
Informan ingin bekerja
eneng sing nawari, mubeng – mubeng neng
selain ngamen, tetapi
bangunan ngono kae during eneng sing
belum ada yg menawarkan
mbutuhke.
pekerjaan lagi setelah mencari lowongan pekerjaan.
185
P
Lha koncomu sing ngajak kowe mbiyen neng jakarta iseh ?
217
I
190
Iseh .. iki malah anu .. neng kono nyopir
Teman informan yg
angkutan, ndek mben koncoku sing ngajak
mengajak kejalanan itu
aku ngamen kuwi wis ngajak kerjorono
sekarang bekerja sebagai
malahan, lha yo saiki malah dadi sopir
sopir angkutan.
angkot kuwi. P
Lha ngopo kowe ra rono yoan ?
I
Adoh ok‟
P
Lha kowe langsung tertarik wae pas diajak
195
neng ndalan kuwi. I
Iyo .. tinimbang nganggur, mesak‟ke
FAJ 2
Alasan informan berada
mbahku paribasan pengen arep njaluk jajan
dijalanan karena daripada
mosok njaluk mbah‟e.
nganggur dan tidak ingin merepotkan neneknya.
200
P
Neng mbah‟e ngerti nek neng ndalanan ?
I
Ngerti kabeh mbak keluarga ki.
Semua keluarga tau bahwa informan berada dijalanan.
P
Lha tanggepane ?
I
Yo wis sing penting ora sing – sing.
P
Nek tindik, tattoo kuwi kenal, ngerti kawet kapan ?
205
I
Yo iki kawet mulai terjun neng ndalan ..bar
Setelah pulang kerja dari
muleh soko jakarta langsung neng nggone
Jakarta, informan
koncoku.
menindik telinga dan menatto tubuhnya.
P
Lha ibuk‟mu ngerti ?
I
Ngerti.
Ibu informan tau jika informan menindik dan menatto tubuhnya.
210
P
Lha terus tanggapane ?
I
Yo pertama dilok‟ke mbak .. awak di orek
Awal ibu informan tau
218
– orek.
jika informan menatto tubuhnya berkata „tubuh kok di corat-coret.
215
P
Terus jawabanmu ?
I
Yo wis meneng wae.
P
Lha simbahmu ?
I
Yo podo ngelok‟kene .. tak jawab wis bacut ok‟.
P
Lha kowe mau neng ndalane ?
I
Yo dijak koncoku bar aku neng jakarta
220
kuwi. P
Lha terus kowe pengen dadi koyo koncomu kuwi yoan ?
I
Pengen .. pengenku yo kerjo.
Keinginan informan utk ikut teman yg berada dijalanan karena hanya ingin bekerja.
P 225
juga langsung tertarik gitu ? I
230
235
Pertama temenmu ngajak ke jalanan, kamu
He em .. pertama di jalanan ya sebentar
Awal pertama dijalanan
dulu satu jam sampe tiga jam dah cukup
itu hanya mampu bertahan
buat jajan pulang .gitu .. lama – lama biasa.
1jam sampai 3jam.
P
Perasaanmu dijalanan gimana ?
I
Yo jane aku .. perasaanku isen asline no
FAJ 6
Perasaan informan
mbak neng gandeng kebiasaanku wis
menjadi anak jalanan
ngene yowes cuek wae .. seumpomo tekan
malu,akan tetapi karena
saiki neng ndalan aku yo wis isen ok‟ .. ora
sudah terbiasa menjadi
mungkin to mbak .. gandeng yo wis
cuek.
kebiasaan saking suwene to mbak, bersahabat dengan debu, hahahaha .. haha
219
.. kan wis biasa. P
Yang membuat sebab – alasan suka dijalanan apa ?
240
I
Yo maksudte bebas gitu lho mbak kalo
FIS 3
dijalanan .. temen- temen juga banyak.
Hal yg membuat tertarik dijalanan karena bebas dan mempunyai banyak teman.
P
Masih komunikasi sama teman yang dijakarta ?
I 245
Ini yang terakhir setahun dulu itu ya ..
Komunikasi dgn teman yg
omong – omongan katanya mau pulang,
dulu mengajak kejalanan
tapi sampe sekarang belum.
dan sudah bekerja dijalanan masih baik.
P
Itu teman ?
I
Teman sekaligus, tetangga rumah satu kampung.
250
P
Kalau sama ibuk ketemunya ?
I
Sebulan sekali.
Informan ketemu Ibunya 1bulan sekali.
P
Kalau pas dijalanan kan ketemu sama sopir, kernet .. pedagang – pedagang yang lain itu gimana hubungannya ?
255
I
Ya .. biasa mbak.
P
Sering berantem nggak ?
I
nggak mbak, yo paling sing ngamen bar
WIS 5
Informan jarang berantem
miras ngono kan umpomo munggah
WIS 6
dgn sopir/kernet, kadang
260
kadang ko gowo emosi mbak .. kadang ya
emosi karena masalah
berantem masalah sepele.
sepele dan sambil minuman keras.
P
Sering nggak ?
220
I
Ya kalau dulu sering, tapi sekarang jarang,
Informan dulu sering
nggak ada mbak .. ngamen ya ngamen cari
mabuk, tapi sekarang dah
uang ok‟.
jarang, karena ngamen cari uang.
265
P
Emang tiap hari miras ya ?
I
Ya nggak .. maksudnya kalau dulu masih
Dulu miras masih bebas,
bebas mau miras, tapi sekarang kalau
sekarang kalau ketahuan
miras, ketahuan ya ditangkep sama
petugas ditangkap.
petugas. 270
P
Pernah mas ?
I
Aku belum pernah .. kalau aku pengen
Informan miras kalau
minum ya .. habis ngamen selesai aja, baru
selesai ngamen, karena
miras, soalnya bahaya banget ok‟mbak,
kalau sekarang ketahuan
ketahuan petugas ditangkap.
bahaya langsung ditangkap petugas.
275
P
Lha kalau ditangkep suruh ngapain ?
I
Ya biasanya ya pakai aniaya juga disana.
Jika ditangkap informan mengaku dianiaya.
P
Lha pengen mbales ?
I
Yo jane niate pengen mbales, neng kono petugas ok‟, arep dendam ora isoh.
280
P
Kalau hubungan sama adeknya ?
I
Ya baik – baik saja .. tiap hari ketemu.
WIS 3
Hubungan informan dgn adik kandung baik-baik saja tiap hari ketemu.
285
P
Sering komunikasi juga ?
I
Ngobrol terus ok mbak .. tentang kerjaan,
Informan sering ngobrol
adikku ya cari – cari informasi lowongan
dan meminta tolong
kerja buat aku supaya aku bisa lepas dan
kepada adik kandungnya
tidak dijalanan, dulu ada didaerah jaten
mengenai lowongan
221
290
sopir truk .. lha itu critanya kalau
pekerjaan agar informan
seumpama aku dikasih tau adikku sekarang
tidak ngamen berada
.. kesalahanku hari minggu aku baru kesana
dijalanan lagi.
tapi pas kesana nggak jadi .. katanya dah dapat .. ya sudah nggak jadi, itu yang nyariin adikku. P
Lha terus sekarang sudah ada lagi ?
I
Belum ada lagi .. ada tapi pakai ijazah
295
SMA. P
Lha adikmu bisa kerja di toko Manis itu gimana ?
I
Di bantu temannya mbak, ditarik dari
Adik informan bekerja
gereja.
ditoko Manis krn bantuan teman dari gereja.
300
P
Em .. ada kode khusus nggak kalau ngomong sama teman di jalanan.
I
Nggak ada.
Tidak ada kode/bahasa khusus saat berada dijalanan.
P
Kalau pas ada Satpol PP.
I
Biasane nggak Satpol PP mbak, tapi polisi
Menurut informan bukan
anyaran.
satpol PP, tapi polisi yg
305
baru yg beroperasi dan menagkap. P
Nakoni opo ?
I
Yo digowo sek neng poltabes di data.
Jika tertangkap dibawa dipoltabes dan didata.
310
P
Wis ngono tok ? sing galak ngono piye ?
I
Kadang nendangi mbak .. moro tangan ..
Kalau untuk polisi baru yg
nek nggetak‟e tetep nganggo.
galak, kadang menendang
222
para anak jalanan.
315
P
Pirang dino mas.
I
Biasane yo gor umpomo kecekel jam
Jika berada dipoltabes itu
sewelas diulehke jam papat, kadang jam
tidak mesti 1 hari. Kadang
limo, jam telu .. ora mesti mbak.
8jam kemudian dilepas.
P
Berarti di lebokke sel ?
I
Yo ra dilebokke sel .. gor di data tok
Jika tertangkap tdk
kadang kon ngresik‟i kantor polisi, kon
dimasukkan kedlm sel,
njabuti suket.
akan tetapi didata dan disuruh membersihkan kantor, mencabuti rumput.
320
P
Kowe pernah mas ?
I
Aku durung pernah mbak .. aku wedi ok‟ ..
Informan belum pernah
ha .. ha .. ha ..wedi loro ati dilok‟ke, misale
tertangkap polisi karena
gor isohe ngamen tok misal krungu iki
takut sakit hati. Jadi, jika
eneng garuk‟an lho .. ngono wis sisan rasah
dengar ada operasi
ngamen.
garukan informan tdk lagi mengamen dijalanan.
325
P
Ngomong langsung to ? ora eneng kode ? nek dadakan.
I
330
335
Ora eneng kode, ngomong langsung lha
AIS 11
Tidak ada kode bahasa
kan misale umpomone garukane soko
khusus, akan tetapi misal
terminal disek, posisine ndelalah aku neng
operasi dari terminal,
ngemplak,kan soko terminal kuwi salah siji
maka jika informan berada
mesti eneng sing lolos,ngko ngomong
dingemplak, pasti salah
ngono,ndelalahe pas kecekel ora eneng
satu teman informan ada
sing ngandani yo .. bejo .. bejan, opo
yg lolos dan memberitahu
peraga ketemu pegang tangan wis ngerti.
informan.
P
Neng kowe wis pernah ?
I
Yo ndelalah durung pernah,ojo nganti.
223
P
Lha nek ngamen ngono eneng aturane pora ?
I
340
Eneng mbak .. sekolah wae eneng aturane
Ada aturan ngamen
.. aturane antri mbak, sing eko disek yo
diterminal, yaitu antri urut
kuwi sing munggah bis ngamen.
sesuai dgn yg awal datang.
P
Kabeh bis mas ?
I
Sing diutamak‟e bis sumber kencono
Yang diutamakan untuk
mbak.
ngamen itu bis sumber kencono karena sudah pasti banyak penumpangnya.
345
P
Lha ngopo ?
I
Yo gor bis siji kuwi sing genah akeh penumpange .. paling ora sak bis minim kuwi petang ewu .. genah ajeg kuwi.
P
Eneng preman ora ?
I
Ora eneng mbak .. golek .. ngamen nggo
Di sekitar terminal tidak
dewe.
ada preman, ngamen
350
untuk diri sendiri. P
Nek pengen sesuatu .. ngomong opo ngono, biasane piye karo konco.
I
Yo gari ngomong langsung wae mbak.
Jika ingin sesuatu informan langsung bilang.
P 355
Pernah kowe ngelokke koncoku yo nek nduwe salah karo aku. Nek padu tau ora ?
I
Yo tau mbak .. kadang sepele tok ngono isoh dadi rame, padu, yo .. koyo antri ngamen barang ngono kuwi.
360
P
Nek narkoba ngono mas ?
I
Aku ra kenal narkoba, tapi nek miras iyo
Informan tidak memakai
224
mbak. P
Kenal miras sejak kapan ?
I
Dari kenal jalanan baru tau.
narkoba, tetapi Miras.
Informan mengetahui miras sejak berada dijalanan baru.
365
P
Ibukmu tau.
I
Tau mbak, tapi yo tak jogo .. semisal
Walaupun ibu informan
ibukku muleh sesuk yo .. dino iki ngko aku
tau jika informan suka
ra mendem disek, tapi yo jane ngerti ibuk
minum-minuman keras,
nek gaene aku mendem.
informan menjaga agar ibu tdk tau.
370
P
Setiap hari to ?
I
Nggak kadang – kadang aja, kalau diajak
Informan minum-
teman gitu aja.
minuman keras kadangkadang jika diajak oleh teman.
P
Kalau mau curhat itu biasane mas mmilih – milih teman nggak, apa pas ngumpul bareng gitu.
375
I
Aku kalau curhat nggak pernah milih –
AIS 12
Informan terbuka jika ada
milih teman mbak, semua teman tak
masalah kepada semua
curhatin seandainya punya keluhan atau
temannya, dan tdk pernah
punya masalah nggak pernah tak
milih-milih teman.
sembunyiin, malah tak critaiin semua. 380
385
P
Lha kenapa ?
I
Lha aku takut .. kalau missal punya
Informan takut jika punya
masalah, cuma diem .. disimpen terus kan
masalah dipendam akan
bisa penuh nggak kuat .. akhirnya bisa
stres bahkan kalau tdk
stress bahkan gila, kejadian itu tetanggaku
kuat akan gila.
sendiri mbak.
225
P
Em .. iya to ?
I
Iya mbak, critanya itu tetangga orangnya
Informan bercerita
pendiem .. tiap ada dan punya masalah itu
tetangganya yg stress
disimpan terus .. lama – lama gila stress ..
karena memendam
tapi sekarang udah mendingan, dulu
masalah yg dihadapi atau
ngamuk – ngamuk terus.
tidak pernah cerita.
390
P
Kok kamu tau penyebabnya itu ?
I
Yo tau, soalnya dia itu kalau nggak diajak
Tetangga informan
bicara juga nggak bicara, jadi masalahnya
menjadi stress karena
disimpen terus .. ya itu terakhir ceritanya
mempunyai masalah
itu sepeda montornya di bawa temannya
sepeda montornya dibawa
terus ketilang polisi mokmen ngono ..
teman kemudian ketilang
ndelalah koncone kuwi ora tanggung
polisi dan temannya
jawab.
tersebut tdk bertanggung
395
jawab. 400
P
Masalah‟e gor kuwi.
I
Yo .. kuwi sing terakhir .. sak durung – durunge yo ono .. tapi sak ngertiku kuwi bingung kae jane gor seket ewu tok.
405
P
Terus ?
I
Lha kuwi bingung kae ngolek‟i STNK ne sing nyekel pertama kuwi sopo ngono lo mbak, kuwi nunggu mbok nganti rung minggu, sidak‟e kecekel kuwi kenek‟e ora skeet neng satus selawe, lha bar kuwi
410
muleh ki ngamuk. P
Ngerti – ngerti ngamuk ?
I
Hok‟o ngamuk .. mbantingi opo – opo.
P
Lha bapak – ibuk‟e ngerti ?
I
Ngerti .. wong pas ngamuk kuwi ora
Akhirnya teman informan
226
415
P
kelingan opo – opo, jenenge ku wae ra
yg stress diberi obat tapi
kelingan, trus diobati disek ra mari .. mlebu
tidak sembuh dan masuk
nang rumah sakit jiwa selama rung wulan
rumah sakit jiwa selama 2
mbak.
bulan.
Berarti setiap masalah mbok critak‟ke kabeh ya nek kumpul karo konco –
420
koncomu ? I
Iyo .. paribasan umpomoo aku lagi mumet,
Semua masalah informan
sedih, susah, seneng ngono tak critake
diceritakan semua baik
kabeh mbak .. ora isin aku.
perasaan hati sedang sedih, susah maupun senang.
425
P
Lha terus tanggepane konco – koncomu ?
I
Yo wis ngeki saran
Tanggapan dari teman
ngene…ngene…ngene..
informan yg mendengarkan memberi saran.
P
Nek suasana hatimu lagi sedih .. susah, benci, anyel ngono tetep ngumpul karo konco – konco yoan ?
430 I
Yo ngumpul no .. tetep ngumpul karo
AIS 15
Jika suasana hati informan
konco, aku neng ngomah ki paling gor turu
sedang sedih,susah, benci
tok sewengi.
informan tetap berkumpul dgn teman sesama anak jalanan.
435
P
Liyane kuwi.
I
Bar kuwi paling dolan – dolan karo
Informan merasa kasihan
ngamen terus, lha mesakke ibuk‟ok ..
dgn ibunya jika harus
paribasan aku sekolah terus ngono, kan
terus bersekolah karena
rasane abot banget ngono lho mbak, ben
biayanya,maka informan
227
440
adiku wae sing sekolah kuwi aku bar metu
ngamen agar dpt
sekolah terus ngamenkan mbendino
meringankan beban
raketang sewu adikku yo tak sangoni, kan
ibunya, kadang informan
aku terjun neng ndalan adiku iseh sekolah.
juga memberi uang saku kpd adiknya.
P
Kowe nek ngumpul biasane emang dah wajib, kebutuhan opo cuman sak senenge
445
atimu ? I
Sak senenge atiku tur ajeg.
Berkumpul dgn teman adalah menurut suasana hati informan dan sering.
P
Kowe mileh – mileh konco pora nek neng ndalan ?
I
Ora, ngumpul .. yo .. ngumpul.
Informan tdk memilih teman saat berkumpul dgn teman.
450
P
Konco neng ndalan sing koyo piye sing mbok pengeni ?
I
455
P
Yo konco sing isoh ngerteni aku, tapi aku
AIS 14
Informan menginginkan
ra mileh – mileh konco mba, kabeh tak
teman yg bisa mengerti
kumpuli neng ndalan , dadi seumpomo bar
keadaan informan dan
kumpul karo iki, ngko karo kae .. dadi
semua teman dikumpuli,
kabeh, ora mileh – mileh.
tdk memilih teman.
Em .. nek konco neng cedak omah .. kampong , tonggo ngono ?
I 460
Wonge individu ok‟ mbak, paribasan oleh
Teman diperkampungan
gawean ngono kuwi, ora tau ngomong karo
itu individu, tdk mau
konco – konco gaene kumpul aku.
memberi tau jika ada lowongan pekerjaan baru.
P
Lha ngopo ?
228
I
Yo wis dipek, ditandangi dewe, paribasan pendaftaran sekolahan ngono kuwikan tiap
465
taunkan eneng parkiran mbak, ngono kuwi konco – konco yora dikandani, diayahi dewe. P
Terus saran – saran soko koncomu nek kowe lagi eneng masalah ngono piye ?
470
I
Yo wis tak tompo sarane.
Saran dari teman informan jika ada masalah selalu diterima.
P
Lha kalau nggak tidur rumah, biasanya tidur mana ?
I
475
Dikost temen yang jauh .. biasanya diajak
Jika tidak tidur dirumah,
maen dulu .. tar baru nawarin “ayo Ru turu
informan tidur dikost
kostku wae” yo ge
teman yg jauh.
lem ? P
Simbahmu ngerti ?
I
Yo ngerti, aku wis biasa nang omah, karo
Nenek informan sudah tau
keluarga ki .. dadi .. muleh ora muleh yo
kebiasaan informan jika
wis biasa, umpomo nek ra muleh yo paling
tidak pulang kerumah.
480
turu neng nggone koncone.
485
P
Dari temanmu juga pernah curhat kekamu?
I
Ya pernah.
P
Biasanya masalah seperti apa ?
I
Yo biasane nek koncoku sing cedak kuwi
Teman informan jika
curhate masalah umum tekan masalah
curhat dgn informan dari
pribadi .. yo koyo aku, soale aku yo
masalah umum sampai yg
ngomong karo koncoku, pokok‟e critane
masalah pribadi.
kabeh ngko ndak daripada edan nduwe 490
masalah dipendem wae.
229
P
Kowe ora nduwe niatan nggolek‟i bapakmu meneh ?
I
495
Ora mbak .. ibuk‟ku tabah, sholate ndeles,
Ibu informan orang yg
ibuk‟ku islam, bapakku kristen .. aku,
tabah, sholatnya rajin, Ibu
adikku Kristen.
informan beragama islam, sedang Ayah, informan dan adiknya beragama Kristen.
P
Lha pas nikah ?
I
Nikahnya, kata ibuk‟ku nikah islam.
Pernikahan Ibu dan Ayah informan dgn agama islam.
P
Kowe yo pendak dino minggu neng gereja ?
500
I
Ora tau.
Informan tdk pernah kegereja.
P
Kalau teman – teman dijalan kebanyakan agamanya apa ?
505
510
I
Islam.
P
Hubungan dengan Ibu?
I
Ya biasa ,, lumayan dekatlah, sejak
WIS 2
Hubungan Informan
ditinggal Ayah, dan sebelum ibu bekerja
dengan Ibu lumayan
jadi pembantu rumah tangga itu. Setelah
dekat, setelah ditinggal
bekerja ketemunya sebulan sekali, tapi
Ayahnya pergi kerja dan
kadang aku yang ketempat kerjanya.
tidak kembali.
P
Pernah berantem dengan teman mas ?
I
Pernah .. diserobot gitu .. tapi aku ya
Informan pernah didahului
ngomong wis ben lah, sewanci – wanci kan
teman saat antri kepada
yo isoh tak bales genti.
temannya, tapi informan hanya diam dan berharap
230
suatu saat dpt balasan.
515
P
Wo ?? hahaha .. malahan.
I
Yo kan mbales‟e podo ngono lho mbak ngko during wayahe wis munggah kan ora tertib aturan jenenge.
P
Kalau sama pedagang yang lain pernah berantem nggak ?
520
I
525
Nggak pernah .. tapi yo paling sing dodol
WIS 7
Informan tidak pernah
neng njero di barengi, kadang ko pas
berantem dgn pedagang
nyebar dagangane .. kene pas nariki, kan
warung, akan tetapi
otomatiskan penumpange konsentrasine
pedagang asongan yg
dadi buyar, dadi tuku‟ik opo ngekk iki ..
bersamaan saat berada di
kadang dilok‟ke karo pengamen, mbok keri
bus yg menawarkan
sek pak .. gentian.
daganganya,sehingga membuat penumpang jadi bingung jika memberi uang.
530
P
Terus liyane eneng sing melu omong ?
I
Raeneng meneng.
P
Nek karo kernet sopir yo tau cek cok ?
I
yo pernah .. tapi jarang banget.
WIS 5
Informan jarang pernah
WIS 6
cekcok kepada sopir dan kernet bus.
P
Nek karo penumpang liyane nek ra dikek‟i ?
I
Yo wis rapo – po
Jika penumpang tdk memberi uang maka dibiarkan informan.
535
P
Ora nesu po anyel ?
I
Yo ora .. lha paribasan aku ngamen –
Informan tdk marah
231
540
ngamen dewe, munggah miduk bis, sak
kepada penumpang yg tdk
karepku dewe, mosok ra dikek‟i arep nesu
memberi, krn informan
– nesu paribasan ora eneng sing ngakon
tau diri kalau ngamen itu
ngono lho mbak, yen menurutku, tapi
atas kehendak sendiri,
mboh menurute cah – cah liyane.
bukan disuruh orang lain.
P
Nek ngobrol sing di omongke opo ?
I
Yo paling ngamene wingi entok
Obrolan yg sering
piro.
diomongin tentang perolehan ngamen dapat berapa.
545
550
P
Pengenmu urip ki piye ?
I
Pengenku kerjo sing nggenah ora neng
DAJ 1
Keinginan informan
ndalan meneh, konco – koncoku yow is tak
adalah bekerja yg layak,
tembungi .. alesane durung ono .. sing
dan meninggalkan jalanan
digolek‟i nyopir.
dan hidup lebih baik.
P
Lha kowe ?
I
Ora iso nyopir, arep kursus yo nganggo duwit, tekan tuwo yo kanggo .. paribasan angkot po taksi ngonokan tekan tuwo.
P
Nek ibukmu dewe ngarepke dadi opo ngono.
555
560
I
Ora dadi opo – opo mbak, wis genah mbak
FAJ 2
Lingkungan informan
kan mergo lingkunganku mbak, cilek
sudah tidak baik, sejak
ngono wis kenal mulai udud .. mendem ..
kecil informan sudah
yo karepe ibuk‟ku mbiyen kan sekolah
mengenal rokok, minuman
ragate akeh, paribasan gajiane gor piro,
keras.
durung adik‟ku.
Keinginan Ibu informan terus sekolah, tapi informan tdk mau krn biayanya banyak.
232
P
Kowe karo bapakmu piye ?
I
Anyel nganggo banget, upomo ketemu yo
565
WIS 1
Informan benci kepada
ra tak anggep pak, tersiksa, suwe lho mbak,
ayah informan, karena
kat aku umur 13 taun iki umur 25 taun,
tidak tanggung jawab
berarti kan 12 taun.
kepada Ibu,adik informan dan informan.
P
Nek adikmu ?
I
Adik‟ku wonge resik ok mbak neng grejo
Adik informan rajin
seminggu minim peng telu, muleh kerjo
beribadah, minimal
ngono mbukak alkitab, aku ra tau.
seminggu 3 x pergi kegereja.
570
P
Ibukmu ?
I
Ibuk‟ku biasa, agama mbebaske, pilihan
Ibu informan
agama kuwi.
membebaskan ttg pilihan agama.
P
Sering ketemu sama simbah dari ibu ?
I
Jarang banget .. rumahnya juga jauh jogja ..
Informan jarang sekali
lagian mesti simbahku kono anyel no
bertemu nenek dari Ibu,
mbak.
karena rumahnya jauh dan
575
nenek dari ibu sudah benci. P
Kenapa dulu nggak ke jogja saja ?
I
Masalahe sejak lahir aku neng kene mbak
Informan memilih tinggal
wis menyatu neng kampong kene.
disolo, tdk dgn nenek dari Ibu, krn sejak lahir sudah berada disini.
580
P
Terus .. tadikan taunya dari pakde ya kalau bapakmu dah nikah lagi, lha itu ibukmu gimana usahanya, apa sudah mencari dan penyelesaian
233
nya ? 585
I
Nggak mbak dibiarin saja, dulu awalnya
Saat tau Ayah informan
sudah pernah mencari kesana ke jakarta
menikah lagi, maka
sendirian, aku dititipin simbahku .. tapi ya
awalny Ibu informan
nggak ketemu.
mencari kejakarta tapi tdk ketemu.
P 590
Tanggapan yang muncul dari tetanggamu piye ?
I
Wis biasa gosip .. gosip.
Tetangga informan suka gossip.
P
Kamu juga pernah kumpul sama tetanggamu
I 595
Sering mbak, baik hati semua bagiku walaupun individu.
WIS 8
Informan sering ngumpul dgn tetangga, walaupun tetangga informan individu.
P
Pernah dikatain sama penumpang atau orang di sekitar tentang pekerjaan mas ?
I
Yo .. pernah mbak mosok mas‟se iseh
Informan pernah dikatain
enom ngamen.
penumpang,” masak masse masih muda ngamen”
600
605
P
Padu karo penumpang wis tau ?
I
Pernah mbak ndek mben wis suwe banget
Informan pernah berantem
.. sepele ceritanya paribasan aku ngamen
dgn penumpang, ceritanya
nariki ngene ki disampluk ok‟ tanganku.
waktu mau meminta uang
Disampluk ? terus ? Kan yo recehe sing
tidak dikasih penumpang,
wis entok mau tibo kabeh .. kan yo anyel
malah tangan informan
..terus yo tak lok‟ke, “mbok ngajeni sitik
disampluk, kemudian
mas, benero aku ngamen yo .. aku wes
uang receh yg didapat dari
234
ngajeni kowe ok” terus wonge meneng
penumpang itu jatuh
wae.
semua, jadi informan kesal dan berkata “ benar aku Cuma pengamen, tapi ya dihargai dikit, penumpang tsbt hanya diam.
610
P
Em .. tak kiro mbok kampleng genti ?
I
Ra tau mbak .. ora wani, kasus malahan.
Informan tdk pernah menggunakan kekerasan kepada penumpang.
P
Kalau ada temanmu yang mendapat musibah itu kamu gimana ?
615
I
620
Kalau ada musibah, aku langsung
AIS 16
Jika teman informan
memberikan bantuan semaksimalnya, ya..
mendapat musibah, maka
buat proposal, kemudian dimintakan
informan semaksimal
keteman-teman juga, kalau tidak punya
usahanya membantunya,
uang ya.. paling tidak kita berdoa untuk
tidak hanya dgn uang, tapi
kesembuhannya, atau menghiburnya..
doa dan usaha untuk
paling tidak sakitnya dihati bisa berkurang.
menghibur hati temannya.
P
Milih-milih teman tidak kalau bantu ?
I
Aku kalau bantu tidak pernah milih-milih,,
Informan tidak memilih-
walaupun orang / temanku tadi pernah
milih teman jika
jahat dan benci sama aku, aku tidak peduli
membantu, semua
tetep tak bantu dan aku tidak mengharap
dilakukan informan dgn
balasan kalau membantu, aku ikhlas.
ikhlas tdk mengharap
625
balasan. P
Ya sudah, terimakasih waktunya .. kapan –
235
kapan disambung lagi ya. 630
I
Ya mbak.
P
Assalam‟muallaikum warrohmattullohi wabbarokatu.
236
HASIL WAWANCARA INFORMAN
Wawancara V Nama
: A.P (L)
Usia
: 30 tahun
Tempat
: Tempat Parkiran Sepeda Motor Terminal Tirtonadi
Durasi
: 60’ (1 jam)
Keterangan P : Peneliti I : Informan
W V/ A.P (L) UMS, 24 Juli 2009
Baris Subjek
Uraian Wawancara
P
Selamat sore mas?
I
Sore juga
P
Nama lengkapnya?
I
Anton Pangadeas
Klasifikasi
DAJ 1
Analisis
Nama informan Anton Pangadeas
5
P
Alamat rumah?
I
Blibis baru RT 03 / RW 24 Kelurahan
DAJ 1
Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta
Alamat rumah informan Bibis baru rt3/24 nusukan, banjarsari, Surakarta.
P
Nama ayah?
I
Karno Nelson Nadean
DAJ 5
Nama Ayah informan Karno Nelson Nadean.
10
P
Nama Ibu?
I
Nurinturus
DAJ 5
Nama Ibu informan Nurinturus.
P
Berapa bersaudara?
I
Tujuh, saya nomer empat
DAJ 2
Informan anak ke 4 dari 7 bersaudara.
P
Cita-cita?
237
15
I
Ya…setiap orang pasti punya cita-citanya
DAJ 3
dulu saya pengen jadi Pengacara P
Hobi?
I
Main-main, jalan-jalan, main PS
Informan bercita-cita menjadi Pengacara.
DAJ 3
Hobi informan main, jalan-jalan, main PS.
20
P
Kok bisa turun kejalan ceritanya gimana?
I
Dulu ceritanya putus sekolah, cita-cita
FAJ 2
kandas, ya udah ngamen buat cari uang. P
Em….riwayat pendidikan?
I
Saya cuma tamatan SD
Penyebab menjadi anak jalanan krn putus sekolah.
DAJ 4
Riwayat pendidikan Informan tamatan SD.
25
P
Usia mas sekarang?
I
Usia Sekitar 30 tahun
P
Kenapa putus sekolah?
I
Lha itu ayah terus almarhum
DAJ 1
Usia informan adalah 30th
DAJ 5
Pekerjaan ayah informan
Jadi istilahnya nggak ada yang ngebiayain
30
P
O…dulu pekerjaan ayahnya apa?
I
Ngurusin bis diterminal, penjagalah didalam terminal bagian loket.
adalah penjaga loket bis didalam terminal.
P
Kalau pekerjaan Ibu?
I
Ibu wiraswasta….jual pakaian bekas gitu
35
DAJ 5
Pekerjaan ibu informan
PKL dipinggiran jalan deket arah Pasar
adalah wiraswasta penjual
Legi itu
pakaian PKL dekat pasar legi.
P
Sudah berapa tahun dijalanan?
I
Ya kira-kira sudah tujuh taun lebih
FAJ 4
Informan sudah 7th lebih berada dijalanan.
P
Sehari dapat berapa mas?
I
Ya dua puluh ribu…tiga puluh…nggak
238
40
mesti tergantung sepi tidaknya, ada tidaknya penumpang. P
Itu dari jam berapa sampai jam berapa?
I
Ya dari jam sembilan pagi sampai jam
FAJ 5
empat sore
Informan berada dijalanan dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore (8jam).
45
P
Kegiatan lain selain ngamen diterminal ini apa saja dari pagi sampai malem?
I
50
Ya cuma itu saja….paling main-main,
DAJ 6
Kegiatan lain informan
nggak ada kegiatan lain, ya…dulu pernah
selain ngamen adalah
buat kurungan dari bambu, buat burung
main-main, dulu membuat
nuri, burung sangkar burung Kenari, aku
kurungan burung sangkar
setor ke pasar burung depok, kadang
disetor di depok.
diambil bakul-bakul itu…tapi karena harganya menurun…sekarang sudah nggak, itu juga karena semenjak tahun 2005 itukan hujan turun…hujan terus gitu,
55
harganya terus menurun, nggak sesuai juga dengan modal sama tenaganya…ya labanya sedikitlah…itu saya tekuni udah satu tahun setengah 60
P
Lha setelah tamat Sekolah Dasar itu…mas berarti langsung terjun ke dunia jalanan?
65
I
Merantau dulu aku
P
Merantau kemana?
I
Ke Jakarta ada tiga tahun, disana kerja
Setelah lulus SD informan
sama ada keluarga juga…anak dari bude,
sempat merantau kejakarta
kami hidupnya disana…bantu-bantu kerja
bekerja dibengkel
di bengkel, ya kadang-kadang nambal ban,
ditempat budenya, dan
kadang ada yang ganti oli. Rencana mau
subjek juga rencana akan
239
70
kembali kesana….ini baru ngumpulin uang
kembali kesana yg
buat biaya kesana lagi.
sekarang baru mengumpulkan uang.
P
Waktu terjun ke jalan itu mas taunya dari mana?
I
75
80
Ya awalnya iseng-iseng, ngumpul-
FIS 1,
Informan mengetahui
ngumpul, main-main sama teman.
FIS 2,
dunia jalanan dari teman
Istilahnya itu kok pengen….orang-orang
FIS 3,
yang awalnya hanya main-
itu kok pengen mandiri sendiri, cari uang
FIS 4
main,yang membuat
sendiri kok kayaknya nggak malu gitu,
tertarik kedunia jalanan
sebenarnya hati kecilku, hati nurani ya
adalah informan
malu sebenarnya terjun kesitu, malu…tapi
memandang mandiri cari
kalau malu kenapa orang keadaan
uang sendiri dan tidak
juga…istilahnya kepepet.
malu. Tidak ada teman yg dijadikan idola oleh informan.
P
Dari orang tua, ibu mas tau?
I
Ya tau aku ngamen,, aku orangnya jujur
Orang tua Informan tau jika pekerjaanya adalah menjadi pengamen jalanan.
85
P
Terus tanggapan ibunya?
I
Ya gimana kalau cari bisa kerja yang lain saja. Ya aku ngaca…akunya ndablek, istilahnya gimana ya enak gitu. Nggak diatur kerjanya istilahnya bebas waktunya, nggak tergantung dan ngejar
90
gajilah…kalau orang-orang yang kerja ikut itukan mesti mikir kesitu…sebenarnya juga mamak nggak boleh, cuma akunya ya
240
ndableik, bandel tadi.
95
P
Trus faktor utama terjun kejalan itu apa?
I
Ya dulu yang utama faktor ekonomi
FAJ 3,
Faktor ekonomi yang
keluarga saya itu kurang, dan miskin
FAJ 7
kurang sehingga
apalagi setelah ayah meninggal
menyebabkan informan kedunia jalanan, faktor lain karena ayahnya meninggal dunia.
P
Adiknya masih sekolah?
I
Sudah lulus semua, adik kami dua cewek dah diambil….dulu adik yang satu lulusan
100
SMK Sahid sini deket monumen pers P
Yang terakhir?
I
Yang terakhir sekolah disana…di Medan sejak kecil ikut sama budhe.
105
P
Kalau kakak-kakaknya, saudara yang lain?
I
Sopir semua, adik saya pas sopir taksi bengawan
110
P
Yang nomor enam?
I
Ya itu di Jambi
P
Mase tiap hari pulang kerumah?
I
Ya pulang kerumah
Informan setiap hari pulang kerumah.
P
Berarti tiap hari ketemu adik, kakak-kakak dirumah?
I
115
Nggak no…adik-adikku sudah punya
Adik informan dan kakak
keluarga semua yang cowok itu. Jadi pada
kandungnya sudah
ikut istri dan suaminya, yang nomor enam
menikah dan berkeluarga.
kerja di Jambi di travel tiket pesawat itu….yang nomor tujuh jualan pakaian.
241
P
Kalau kakaknya?
I
Yang nomor satu sopir angkot, yang nomor dua sopir bis kota Nusa itu…yang nomor
120
tiga sopir truk tronton nomor empat saya…trus adik-adik saya. P
Mas nggak pengen jadi sopir juga?
I
Ya mungkin karena nggak ada bakat dan
125
130
DAJ 7
Informan mempunyai
nggak menjiwai, pengenku dagang gitu
keinginan/harapan untuk
angan-anganku. Pengen dagang yang
berdagang didaerah yg
sekiranya masih sepi, istilahnya masih
masih sedikit saingan dan
sedikit saingane, kan daerah sama masih
luas seperti daerah
longgar…daerah-daerah Sumatra daerah
sumatera dan jambi.
Jambi P
Berarti dirumah?
I
Berdua saja, saya dan ibu saya. Mas-mas saya juga sudah menikah semua.
135
P
Tapi masih sering ketemu?
I
Sering, wong deket kok…istilahnya karena pek nggo, dapat tetangga deket rumah.
P
Em…..kalau sama tetangga pernah ngobrol nggak?
I
Iya sering, tegur sapa,, Tanya –tanya dah
WIS 8
biasa.
Informan sering ngobrol, tegur sapa, Tanya dgn tetangga.
140
P
Ada obrolan khusus nggak dari temanteman? Ngumpul gitu?
I
145
P
O…ya sering kalau setelah pulang kerja
WIS 4
Hubungan yg terjalin dgn
gitu ngobrol-ngobrol biasalah
teman sesama anak
pokoknya,,dapat hasil berapa,curhat gitu
jalanan dah biasa.
Sama ibu?
242
I
Sering juga, ibu membimbing, nasehatin
WIS 2
Informan sering
saya,kalau almhum ayah tidak begitu dekat
WIS 1
dibimbing dan dinasehati oleh ibu.
P
Kalau kumpul semua keluarga itu kapan?
I
Itu waktu taun baru sama Natal, nanti adik-
Informan masih seing
adik saya yang diJambi juga pada pulang
kumpul keluarga saat taun
ke Solo semua.
baru dan natal.
150
P
Kalau kakek nenek?
I
Kakek nenek dari bapak dan ibu sudah almarhum semua.
155
P
Kalau budhe, tante gitu?
I
Disini ada satu, tapi kebanyakan jauh-jauh semua di Medan, Pekanbaru, terus Jambi
P
Tapi masih sering kumpul?
I
O…nggak jarang banget, komunikasinya
Komunikasi dengan
kan jauh juga…kumpul-kumpul paling pas
keluarga baik dari ayah
ada kalau ziarah-ziarah gitu…
maupun Ibu jarang, karena
160
jarak yang jauh. P
Lalu pindah ke Solo udah lama?
I
Sudah, sejak tahun 1979 waktu saya masih
Informan pindah ke Solo
kecil umur 3 tahun, sama bapak suruh
sejak tahun 1979, saat
pindah kesini karena disana gagal panen,
masih kecil, berumur 3
tanah tandus, makanya sulit, itu gagal
tahun.
165
panen selama 2 tahun, jadi bapak dan aku disini ibu disana suruh disini juga. Jadi pengairan itu susah gitu, sampai sekarang. 170
P
Kalau biaya adik sekolah biasanya darimana?
I
Dari ibu, abang-abang saya, ya kadang
Biaya pendidikan adik
kalau saya lagi ada, abang saya yang sopir
informan dari kakak
243
truk tronton.
kadang informan juga membantu.
175
P
Itu ketemu terus tiap hari?
I
Abangku yang sopir tronton itu dulu
WIS 3
Kakak informan sewaktu
ketemu terus tiap hari waktu masih jomblo
belum punya isteri sering
sering ngirimi uang aku dan ibuku
memberi uang kepada
dirumah, sekarang ya sudah
informan dan ibunya.
berkeluarga…yang sopir taksi juga begitu 180
pulang kerumah kalau waktu natal itu tadi sama istrinya. P
Kalau ngamen disekitar terminal ini ada premannya nggak to?
I
O…nggak ada disini itu istilahnya saling
Tidak ada preman
mengerti gitu aja.
dilingkungan sekitar terminal tirtonadi.
185
P
Kalau ngamen disini ada aturannya nggak to mas?
I
Ya aturannya antri itu aj, baris urutan
Aturan ngamen
datang yang awal tadi siapa, saling
dilingkungan terminal
mengerti dan menghargai.
tirtonadi adalah antri menurut urutan yg datang terlebih dahulu.
190
P
Kalau bahasa yang digunakan mas ke orang tua, ibu mas itu apa,komunikasinya?
I
Bahasa Medan,, sering sama Ibu dari kecil, karena Ayahkan sedah meninggal.
AIS 7
Bahasa yg digunakan kepada orang tua adalah bahasa daerah yaitu medan.komunikasi dengan ibu.
P
Kalau sama teman dan tetangga gitu?
244
195
I
Sama teman biasa Jawa dah dari kecil
AIS 8
hampir tiga puluh tahun ok’….. P
Bahasa yg digunakan dgn teman adalah bahasa jawa.
Kalau bahasa khusus ada nggak sesama teman?
I 200
Nggak ada….biasa semua bahasa Jawa
AIS 11
kasar
Tidak ada bahasa khusus yg digunakan dgn teman sesama anak jalanan.
P
Kalau bahasa sama sopir, kernet gitu?
I
Ya biasa kayak seperti teman sendiri,jawa..
AIS 9
Bahasa yg digunakan dgn sopir sama dgn teman sendiri
P
Pernah cek-cok, berantem nggak?
I
Nggak….nggak ada. Nggak pernah, baik
WIS 5,
Informan mempunyai
semua, soalnya kitakan datangnya baik,
WIS 6
hubungan yg baik dgn
205
diapun baik, istilahnya menjagalah satu
sopir dan kernet bus.
sama lain. Prinsip saya gitu, ibaratnya kan kita naik bis nggak diundang, naik sendiri, makanya kita juga harus baik, nanti sopirnya pasti juga akan baik…makanya
210
harus koreksi diri. P
Kalau sama pedagang-pedagang itu?
I
Sama juga, bagus, saling menghargai
WIS 7
Informan menghargai dgn para pedagang
215
P
Kalau dengan orang baru yang datang gitu?
I
Malah saya sambut, soalnya kan dia cari
P 220
AIS 6
Informan menyambut baik
nafkah. Seandainya kita kan naik bis
dan memberi contoh,
duluan malah diajak, biar tau aturan juga
aturan yg ada kepada
dan kebiasaan.
orang yg baru dikenal.
Seberapa besar niat atau seberapa sering mas untuk menjaga komunikasi hubungan
245
dengan keluarga. I
Ya kadang-kadang, nggak tiap hari…sebulan sekalilah paling nggak…
225
P
Lalu hasil ngamen buat apa?
I
Buat makan, buat ngasih lebon sekarang dulu nggak ada.
230
P
Lebon itu apa mas?
I
Lebon itu sejenis pinjaman tanpa jaminan
P
Terus aturannya gimana?
I
Lebon itu aturannya kalau ambil tiap hari harus ngasih, ada bunganya juga…
P
Paling sedikit berapa pinjamannya?
I
Ya…ada lima ratus…empat ratus…tergantung kebutuhan.
235
P
Lha bunganya?
I
Itu bunganya setiap seratus ribu sepuluh ribu, berarti 10%. Itu juga tetangga sendiri, itu juga karena terdesak kebutuhan.
P 240
Kalau ada masalah gitu, terbuka sama siapa kalau mau curhat?
I
245
Kalau saya ngomong sama semua teman
AIS 12
Informan memilih teman
terbuka langsung…nggak saya pilih-pilih,
istimewa yg bisa diajak
kecuali curhat masalah pribadi saya pilih
tukar pikiran jika akan
ada teman istimewa khusus, bisa diajak
curhat masalah pribadi.
tukar pikiran gitu. P
Ada bahasa khusus nggak sama teman kalau lagi kumpul?
I
Ya kalau saya ada…kayak bahasa gaul gitu kalau ngumpul
AIS 11
Jika ngumpul kadang informan memakai bahasa gaul.
246
250
P
Semua teman tau?
I
Nggak semua teman,tertentu aja. Adalah
Tidak semua teman tau
yang tau maksud saya, tapi nggak tiap hari
bahasa gaul, hanya yg tau saja.
P
Kalau kode khusus pas ada operasi gitu?
I
Ya salah 1 nya itu tadi..ngomong pake
255
260
informan ya bahasa gaul
langsung “Ada foda Gofoprofoyokfaan”
yg tidak semua teman tau,
jadi tinggal nambai sisipan da,di,du, apa fa,
dengan cara
fi, fu, tapi ya tertentu banget. Tapi yg
menambahkan sisipan da,
nggak bisa ya…ngomong langsung aja, klo
di, du, atau fa, fi, fu.
Kalau pas ketangkep itu suruh ngapain to mas?
265
I
Suruh ngepel
P
Udah pernah?
I
Udah kemarin waktu pemilihan Caleg itu ama Yudhi itu sehari semalem nginep, tapi kalau hari biasa gitu paling dah masuk ke ke jeruji besi langsung dibawa ke Pengadilan di sidang
270
P
Trus keluarnya?
I
Disidang kan dari Poltabes Manahan dibawa ke Pengadilan, lha terus kami disidang diberi tau “pokoknya selama pemilihan Caleg ini jangan ngamen dulu,
275
Bahasa khusus menurut
bahasa gaul,jadi misalgropyokan, ngomong
tdk peraga tangan kanan pegang tangan kiri P
AIS 11
lha nanti kalau ketangkep lagi hukumannya 1 bulan ditambah 15 hari, jadinya 45 hari. P
Itu pake kekerasan nggak mas?
I
Nggak, karena kitakan nggak bersalah
247
pasalnya cuma mengganggu ketertiban itu 280
saja. P
Kalau waktu digropyok?
I
Nggak…cuma disuruh masuk mobil saja.
P
Ada perasaan benci, dendam nggak?
I
Nggak ada, sifatku pemaan, cuma dalam
285
hati dongkol saja, kok bisa ketangkep gitu. Sampai di sel gitu kan orang tua pikiran kok nggak pulang, jadi repot, itu ada suratnya ketangkep gitu.
290
P
Orang tua tau waktu ketangkep?
I
Tau saya bel, telfok kok…aku ngomongnya ya “Mak tadi ada rasia sama polisi penertiban sementara ada pemilihan Caleg gitu, aku satu hari disini, sudah.
295
P
Perasaan ibu gimana?
I
Sedih banget…namanya nginep di sel bukan ditempat teman, pasti ya dingin banget, mau mandi, airnya keruh banget.
P
Mas deket sama ibu?
I
Anak paling deket sama ibu itu
300
hubangan yg sangat dekat
satu ya aku harus bisa membahagiakan
dgn ibunya.
banget. P
Pesen ibu itu apa?
I
Ya hati-hati aja kalau kerja dijalanan, nggak usah neko-neko, jujur, itu selalu saya ingat terus.
P
Informan memunyai
aku…soalnya ya orang tua cuma tinggal
memang ini belum bisa, tapi aku sayang
305
WIS 2
Kalau curhat sama ibu?
248
I 310
Sering banget lebih dari teman, semuanya pokoknya.
P
Kalau lagi keadaan sedih, susah itu biasanya pas ngumpul itu gimana?
I
315
Ya diungkapin saja ke teman-teman sapa
AIS 15
Jika suasana hati informan
tau ada solusi dari mereka malahan, kan
sedang sedih, susah
malah jadi tau juga kebiasaan kita.
terkadang mengungkapkan kepada temannya.
P
Kalau lagi benci, marah gitu?
I
Aku tahan buat ngumpul aja, jadi pergi dari teman-teman, aku malah ngisi TTS gitu.
AIS 15
Jika sedang marah, benci informan tdk berkumpul dan memilih mengisi TTS.
320
P
Suka minum-minuman keras jika benci?
I
Nggak itu jalan pintas sesaat buat dan bagi saya….nambah masalah, alkohol itu bukan jalan solusi, aku nggak pernah.
P
Kalau diajak teman buat minum?
I
Ya sekali, dua kali tak temenin, paling
325
banyak itu satu gelas tok udah, aku alasan ada keperluan lalu pergi, jadi aku malah menghindar baik, pamitan. P
Mas kenal narkoba nggak?
I
Tau iya…tapi sama sekali belum pernah nyoba…jangan sampe ikut
330
335
P
Sekeluarga tau mas turun kejalan?
I
Tau
P
Tanggapannya?
I
Ya biasa saja yang penting aku nggak
Dalam satu keluarga
ngurusin kamu ok’, sekeluarga cuma aku
hanya informan yang
249
sendiri yang turun kejalan.
turun kejalanan, dan semua keluarga tau.
P
Pernah ketemu tetangga?
I
Pernah, malu banget mau main kerumahnya aja malu. Setaunya aku nggak
340
kerja kayak gini. P
Pernah berantem sama penumpang yang nggak ngasih?
I
345
Nggak pernah, jangan sampai, soalnya
Informan belum pernah
tanduranku ya bagus ok’, aku saling jaga
berantem dengan
sama semua teman juga gitu
penumpang jika tidak dikasih uang.
P
Suka duka dijalan?
I
Banyak sukanya banyak kenalan teman sana-sini, dukanya ya ketangkep itu, dulu pernah saya didalem dipukuli kamtib gitu…tapi ya pasrah saja, pake sabuk itu
350
waktu taun kemarin mau lemaran baju, celana, dilepas gitu. P
Dendam nggak?
I
Sama sekali nggak, aku tak pasrahin Tuhan
355
yang membalas. P
Kalau tau teman lagi kena musibah itu gimana?
I
360
Kalau saya memberitahu teman-teman
AIS 16
Informan membuat
langsung ambil. Buat proposal mintain
proposal, memintakan
bantuan buat meringankan beban, tapi ya
bantuan jika ada teman yg
lihat-lihat orangnya, baik nggak….neko-
terkena musibah untuk
neko nggak gitu. Dulu ada teman kena
meringankan beban.
musibah masuk ke sel, kasusnya mencuri,
250
tapi pas mabuk orangnya baik jadi dibantu, 365
ntah makanan, minuman dibantu pokoknya. P
Perasaan Mas menjadi Pengamen jalanan ?
I
Ya.. sebenarnya malu mbak, tapi mau
370 P
Perasaan informan
gimana lagi, belum dapat kerja lagi yang
menjadi anak jalanan itu
baik dan halal.
malu.
Ya udah mas terima kasih waktunya lain kali ngobrol lagi.
I
FAJ 6
Ya.. sama-sama.
YP
WO
HS
AP
2.
3.
4.
5.
Informan anak ke4 dari 5 bersaudara.
“Tujuh, saya nomer empat..” (WV/AP: 13)
Informan anak keempat dari 7 bersaudara.
“Dua, saya nomer satu, adik saya laki-laki juga..” Informan anak ke1 dari 2 (WIV/HS:8-9) bersaudara
“Lima‟ i mbak, saya anak ke empat..” (WIII/WO:12)
“Dua sama saya…”(WII/YP: 16)” “Nomor satu…” (WII/YP: Anak pertama dari 2 bersaudara 18)
Makna Anak paling bungsu/ terakhir dari 5 bersaudara.
Kesimpulan : Pada Pengamen Jalanan, ditemukan peneliti bahwa mereka mempunyai saudara, bukan anak tunggal.
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 1 (DAJ 2) Anak keberapakah informan dari berapa bersaudara ? Kutipan “Aku anak kelima i mbak dari lima saudara..”( W1/A : 9)
251
YP
WO
HS
2.
3.
4.
“ Bal – balan .. sepak bola kuwi karo konco – konco Hobi informan sepak bola dan kampong” (WIV/HS:91-92) Cita – cita ra nduwe ok mbak. Informan tidak punya cita-cita. Ha .. ha .. ha.” (WIV/HS:79)
“Hobi bal-balan dan gitaran..” (WIII/WO:16),” Nggak Hobi informan sepak bola dan punya cita-cita ok‟ mbak. (WIII/WO:14) main gitar dan Informan tidak punya cita-cita.
” Hobiku Ps san .. kawet cilek senengane gor dolanan PS, Hobi informan main PS dan pokok‟e hobiku‟i gor dolanan permainan-permainan ngono Informan tidak punya cita-cita. kuwi „ok. (WII/YP: 430-432)” “Ra nduwe cita – cita‟i mbak.…” (WII/YP: 428)
5.
AP
“Main-main, jalan-jalan, main PS” (WV/AP: 18), Hobi informan main, jalan“Ya…setiap orang pasti punya cita-citanya dulu saya pengen jalan, main PS dan Informan jadi Pengacara (WV/AP: 15-16) bercita-cita menjadi Pengacara. Kesimpulan : Hobi pengamen Jalanan adalah bermain PS, Sepak Bola dan main-main, sedangkan 1 diantara 4 informan mempunyai cita-cita menjadi pengacara, yang lain tidak mempunyai cita-cita.
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 2 (DAJ 3) Apakah hobi dan cita-cita informan ? Kutipan Makna “Hobiku apa ya mbak ? ha ..ha .. ketok`e nggak punya hobi Informan tidak mempunyai mbak aku..” (W1/A : 13-14) “Nggak tau aku cita – Hobi dan tidak tau cita-citanya. citaku…(W1/A :: 28)
252
YP
WO
HS
AP
2.
3.
4.
5.
Pendidikan terakhir informan adalah SMP. Pendidikan terakhir informan adalah SD. Pendidikan terakhir informan adalah SD
“SD sampe SMP di solo semua.” (WIII/WO:74) “SMP nggak lulus..” (WIV/HS:36) “Saya cuma tamatan SD” (WV/AP: 23)
“SD Palur, SMP mojolaban dua, SMA Muhammadiyah tiga..” Pendidikan terakhir informan ..(WII/YP: 35-36) adalah SMA.
Kesimpulan : Pendidikan terakhir pengamen jalanan ada 3 macam yang ditemui Peneliti, yaitu dua tamatan SD, satu tamatan SMP dan dua adalah SMA
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 3 (DAJ 4) Apakah Pendidikan terakhir yang dimiliki Informan ? Kutipan Makna “Aku SD nya, SD Negeri 1 Batam .. trus SMP juga SMP N1 Pendidikan terakhir informan Batam, sampai SMA..” (W1/A : 34-35) adalah SMA.
253
YP
WO
HS
2.
3.
4.
Ekonomi kurang.
keluarga
informan
“Iyo .. tinimbang nganggur, mesak‟ke mbahku paribasan Alasan informan berada pengen arep njaluk jajan mosok njaluk mbah‟e..” dijalanan karena daripada (WIV/HS:196-198) nganggur dan tidak ingin merepotkan neneknya.
“Stress mbak… Mabuk terus ko‟ mbak, tiap hari mabuk, Stres karena setiap hari mabuk kumpul dengan teman kampung..butuh uang untuk hidup kumpul dengan teman kampung, mandiri” (WIII/WO:77-78) butuh uang untuk hidup.
“Kebutuhanku, ekonomi keluarga kurang..”: ..(WII/YP: 94)
5.
AP
“Dulu ceritanya putus sekolah, cita-cita kandas, ya udah Penyebab menjadi anak jalanan ngamen buat cari uang..” (WV/AP: 20-21) karena putus sekolah dan membutuhkan uang. Kesimpulan : Peneliti menemukan Faktor penyebab menjadi anak jalanan, 4 diantara 5 adalah karena keadaan ekonomi yang kurang serta konflik, masalah dalam keluarga.
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 4 (FAJ 2) Apakah Penyebab Informan menjadi Anak jalanan ? Kutipan Makna “.Lha itu lho mbak … dari kecil sampe besar aku belum Sejak kecil Informan merasa pernah merasakan kasih sayang dari orang tua mbak,jadi tidak pernah merasakan kasih aku kejalanan.” (W1/A :62-64) sayang dari orang tua.
254
WO
HS
AP
3.
4.
5.
Sudah 6 tahun mengamen dan hidup dijalanan.
6 tahun Informan berada dan menjadi anak jalanan. 7 tahun lebih informan berada dijalanan.
“Yo wis enem taunan mbak ..”(WIV/HS:65) “Ya kira-kira sudah tujuh taun lebih..”(WV/AP: 37)
“Dah 5 tahunan, orang tua tau semua aku pengamen Informan sudah 5 tahun jalanan”(WIII/WO:51) menjadi pengamen jalanan dan orang tua tau.
“Enam taun i‟mbak..”(WII/YP:30)
Kesimpulan : Dari 5 informan yang diperoleh Peneliti, maka terdapat 1 orang sudah 5tahun di Jalanan, 1 orang sudah 7 tahun lebih dan 3 orang sudah 6 tahun.
YP
2.
No. 1.
MATRIKS 5 (FAJ 4) Berapa lama Informan sudah menjadi Anak Jalanan (berada di Jalanan) ? Nama Informan Kutipan Makna A ” Enam tahun mbak ngamen, hidup di jalanan”..(W1/A:58) Sudah 6 tahun mengamen dan hidup dijalanan.
255
WO
HS
3.
4.
pagi
sampai jam
enam Informan berada dijalanan mulai jam 9 pagi sampai jam 6 sore(10 jam)
5.
AP
“Ya dari jam sembilan sore.”(WV/AP: 43-44)
pagi
sampai
jam
“Aku ra mesti ok‟ .. aku sak karepku dewe.. nek muleh nang ngomah karo simbah,..”(WIV/HS:97-98) “Sehari .. ya nek umpomo fuul jam wolu tekan jam papat minim sak sepi – sepine yo telung puluh ewu resik. ,..”(WIV/HS:100-103)
Informan tidak tentu jika sudah berada dijalanan, terserah informan sendiri, tapi tetap pulang kerumah. Informan mulai ngamen dijalanan dari jam 08:00 – 16:00 Wib (9jam)
“Pagi ngamen .. dari start jam delapan jam setengah .. jam Kegiatan informan dari pagi setengah sembilan mbak.”(WIII/WO:33-34) jam 08:00/08:30 mulai ngamen selesai sampai jam 14 : 30/ 16 :00 Wib.
“Dari jam Sembilan sore”(WII/YP:61-62)
empat Informan berada dijalanan dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore (8jam). Kesimpulan : Dari 5 informan yang diperoleh Peneliti, maka informan yang tidak pulang kerumah berada dijalanan minim 8jam
YP
2.
No. 1.
MATRIKS 6 (FAJ 5) Berapa lama waktu yang digunakan informan saat berada di Jalanan ? Nama Informan Kutipan Makna A Ya .. kalau berapa jam sih kadang nggak bisa di pastiin ya Informan tidak tentu berada mbak, ya dari pagi mungkin bisa sampai pagi lagi gitu sama dijalanan, dari pagi sampai pagi teman...(W1/A:379-382) lagi.
256
YP
WO
HS
AP
2.
3.
4.
5.
Awal ikut terjun kejalanan informan merasa malu.
“.Pertama yo isen banget mbak..”(WIV/HS:111)
„Ya.. sebenarnya malu mbak, tapi mau gimana lagi, belum Perasaan informan menjadi dapat kerja lagi yang baik dan halal.”(WV/AP: 368-370) anak jalanan itu malu.
Perasaan informan menjadi anak jalanan bebas dan merasa senang
“Bebas ok‟ mbak .. ya seneng.”(WIII/WO:348)
“.Yo .. seneng mbak, maksud‟te yo dadi nduwe konco akeh lah Perasaan informan menjadi mbak .. lha ndisek cilikanku koncone ra nduwe .. rapati nduwe anak jalanan senang, karena konco akeh, lha nek neng ndalan kan konco-konco kan luweh mempunyai teman banyak. akeh..”(WII/YP:30)
Kesimpulan : Ada Perasaan biasa, senang dan bahkan malu saat menjadi Anak Jalanan.
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 7 (FAJ 6) Bagaimana Perasaan menjadi Anak Jalanan ? Kutipan Makna ” Perasaanku biasa aja mbak … ya kadang banyak teman ada Perasaan informan biasa saat yang saling menjatuhkan gitukan, tapi bagiku selama kita baik menjadi anak jalanan, selama ”..(W1/A:201-204) kita baik maka teman kita juga baik.
257
YP
WO
HS
2.
3.
4.
Informan tau jalanan dan diajak oleh teman.
“Terus dijak koncoku kuwi .. ayo meluk aku wae, isoh dienggo diajak teman ngamen dijalanan. tuku – tuku .. jajan, jak ngamen kuwi.”(WIV/HS:107-109)
“Ya tau karena diajak teman.”(WIII/WO:274)
“.Dari temen dulu, ya maen sama temen-temen salah satu ada Informan tau mengenai jalanan yang ke jalan, terus coba–coba ikut, terus sampe sekarang dari teman. gitu.(WII/YP:96-98)
5.
AP
„Ya awalnya iseng-iseng, ngumpul-ngumpul, main-main sama Informan mengetahui dunia teman.”(WV/AP: 73-74) jalanan dari teman yang awalnya hanya main-main, Kesimpulan : Semua Informan mengetahui dan berada di Jalanan dari temannya.
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 8 (FIS 1) Darimana tahu mengenai dunia jalanan? Kutipan Makna ” aku bingung mau ngapain lagi, ya … ada temen yang Informan tau dan diajak berada ngajak ke jalanan sampe sekarang”..(W1/A:179-181) dijalanan dari teman.
258
Nama Informan A
YP
WO
HS
AP
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Informan sudah tidak pernah komunikasi dengan Ayahnya karena pergi sejak tidak kembali dari kecil. Sedangkan dengan Ibunya jarang karena Ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga yg pulang sebulan sekali.
“Bahasa Medan,, sering sama Ibu dari kecil, karena bapak Bahasa yg digunakan kepada kan sedah meninggal.”(WV/AP: 192-193) orang tua adalah bahasa daerah yaitu medan.komunikasi dengan ibu.
“Wis wegah mbak .. hati ibu saya wis tersiksa ok‟ .. yo maksud‟te ibuk‟ku .. sak keluargaku nek go goro – goro bapak tok‟i yo wis dadi koyo ngene .. umpomo ndek mben ora pisahan .. yo ra mungkin dadi wong ndalanan, ra mungkin ibuk‟ku kerjone koyo ngono. (WIV/HS:129-139)
“Ya biasa mbak, masih tegur sapa .. tanya, le .. kowe Walau kadang masih pulang nduwe beras pora, duwe duwit pora?”(WIII/WO:410-412) kerumah, orang tua informan masih sering memperhatikan dgn bertanya punya beras atau uang nggak.
“Bahasane yak-yak‟an mbak .. koyo ngomong karo Komunikasi Informan dengan kancane, ra tau boso wis..(WII/YP:197-198) orang tua biasa, seperti temanya.
MATRIKS 9 (AIS 1) Bagaimana Komunikasi yang terjalin dengan Orang tua ? Kutipan Makna ” Nggak pernah mbak komunikasi, jarang.” (W1/A:231) Komunikasi informan dengan “Dari kecil sih biasa aja, ya … jarang mbak paling kalau orang tua jarang sejak kecil. ibuku cuma ngasih uang, terus ntar pergi lagi dah gitu. Dari dulu kan aku gitu … sejak tinggal disini .. bapakku datang ngasih uang , tapi sekarang sudah jarang sekali memberi uang. (W1/A:231)
259
Kesimpulan : Komunikasi Informan terjalin dan dapat terjadi dengan baik karena intensitas ketemu dan kondisi di dalam keluarga.
260
5.
AP
HS
WO
3.
4.
YP
2.
Tidak ada kode bahasa khusus, akan tetapi misal operasi dari terminal, maka jika informan berada dingemplak, pasti salah satu teman informan ada yg lolos dan memberitahu informan. Bahasa khusus menurut informan ya bahasa gaul yg tidak semua teman tau, dengan cara menambahkan sisipan da, di, du, atau fa, fi, fu. Kalau tidak memakai bahasa tunuh/
“Ora eneng kode, ngomong langsung lha kan misale umpomone garukane soko terminal disek, posisine ndelalah aku neng ngemplak,kan soko terminal kuwi salah siji mesti eneng sing lolos,ngko ngomong ngono,ndelalahe pas kecekel ora eneng sing ngandani yo .. bejo .. bejan, opo peraga ketemu pegang tangan wis ngerti..”(WIV/HS:327-334) „Ya salah 1 nya itu tadi..ngomong pake bahasa gaul,jadi misalgropyokan, ngomong langsung “Ada foda Gofoprofoyokfaan” jadi tinggal nambai sisipan da,di,du, apa fa, fi, fu, tapi ya tertentu banget. Tapi yg nggak bisa ya…ngomong langsung aja, klo tdk peraga tangan kanan pegang tangan kiri”(WV/AP: 259-260)
“Nggak ada bahasa khusus, tapi ada bahasa tubuh, jadi Tidak ada bahasa/kode khusus, peraga pegang tangan kanan ke tangan kiri kita sendiri tapi bahasa tubuh peraga, kepada teman saat rasia.”(WIII/WO:503-504) pegang tangan saat ada rasia.
“Yo paling yo nek sing omongan neng ngisor karo neng jero Jika ada operasi mendadak bis, paling gor duduhke tangan tok di cekel ngono tok wis .. pemberitahuan dengan bahasa kono garuk‟an dadi kono gor cekelan ngene tok wes tubuh. mudeng..(WII/YP:248-252)
MATRIKS 10 (AIS 11) Adakah bahasa khusus atau kode kode yang digunakan saat bertemu dengan sesama anak jalanan jika ada rasia mendadak ? No. Nama Informan Kutipan Makna 1. A ” Kalau bahasa khusus, satau ku selama ini nggak ada … Tidak ada bahasa khusus akan Cuma ada bahasa tubuh .. ya peraga gitu mbak .. jadi kalau tetapi ada bahasa tubuh jika ada semisal ada operasi di salah satu banjo terus ada yang lolos operasi satpol PP dgn cara naik bis lagi, kalau waktu sampai terminal ya dikasih tau memberitau menggunakan pake bahasa tubuh tangan kanan pegang tangan kiri erat, peraga tangan kanan pegang kalau nggak gitu, dadakan ya siul mbak.”.(W1/A:575-582) tangan kiri, atau siul.
261
Kesimpulan : Ada bahasa tubuh yang digunakan saat ada rasia yaitu tangan kanan memegang tangan kiri.
peraga dengan tangan kanan memegang tangan kiri.
262
AP
Informan terbuka jika ada masalah kepada semua temannya, dan tdk pernah milih-milih teman.
“Aku kalau curhat nggak pernah milih – milih teman mbak, semua teman tak curhatin seandainya punya keluhan atau punya masalah nggak pernah tak sembunyiin, malah tak critaiin semua. (WIV/HS:375-379)
“Kalau saya ngomong sama semua teman terbuka langsung…nggak saya pilih-pilih, kecuali curhat masalah Informan memilih teman pribadi saya pilih ada teman istimewa khusus, bisa diajak istimewa yg bisa diajak tukar tukar pikiran gitu.” (WV/AP: 241-245) pikiran jika akan curhat masalah pribadi.
Informan curhat terhadap masalah yg dihadapi dengan teman yg dewasa, mengerti, paham dan yg sudah mempunyai keluarga.
“Ya tertentu mbak .. ora wong sing kulino wong wak-wak‟an ngono ra tak gagas , dadi sing kulino wong sing wis jadi sudah berumah tangga mbak pengamen – pengamen yang sudah berumah tangga orange yang baik – baik itu lho mbak, kan yo ada mbak .. pengamen yang mabuk, maen, gitukan ada. (WIII/WO:563-570)
“.Nek ngumpul bareng karo sak – sak‟e wong rapopo neng Apabila sekedar kumpul bareng nek masalah ngetok‟ke uneg – uneng neng ati kuwiyo paling dgn semua teman banyak tidak gor karo kuwi tok. (WII/YP:381-384) apa-apa, tetapi jika ada masalah biasanya dgn yg paling dekat/ dipercaya.
Kesimpulan : Setiap permasalahan yang dialami pada Anak Jalanan, selalu curhat kepada teman dekat, orang yang lebih dewasa dan bisa diajak tukar pikiran.
5.
4.
WO
3.
HS
YP
2.
No. 1.
MATRIKS 11 (AIS 12) Apakah anak jalanan bersifat terbuka dengan siapapun terhadap masalah atau keinginan yang dimiliki? Nama Informan Kutipan Makna A “Aku suka curhat sama temanku. satu perempuan..” Jika Informan curhat terhadap (W1/A:340-341) masalah yg dihadapi dengan salah satu teman perempuan.
263
WO
HS
3.
4.
“Yo ngumpul no .. tetep ngumpul karo konco, aku neng Jika suasana hati informan ngomah ki paling gor turu tok sewengi.”(WIV/HS:431-433) sedang sedih,susah, benci informan tetap berkumpul dgn teman sesama anak jalanan.
“Diem mbak .. paling ngamuk sama penumpang yang nggak Jika informan mendapat mau ngasih kalau pas ngamen .. mukuli gitu aja mbak, kalau masalah dan kumpul dgn pas ngumpul temen ya diem aja.”(WIII/WO:651-654) teman, maka informan diam dan melampiaskan kepenumpang yg tdk memberi uang dgn cara dipukul secara pelan.
“Aku nek lagi ngono kuwi ratau ngumpul ok;.. paling lungo Jika suasana hati sedang senang dolanan PS, nek lagi sumpek atine paling dolanan PS. atau sedih, informan tdk (WII/YP:403-405) ngumpul dgn teman sesama anak jalanan tetapi memilih untuk main PS.
5.
AP
„Aku tahan buat ngumpul aja, jadi pergi dari teman-teman, Jika sedang marah, benci aku malah ngisi TTS gitu.”(WV/AP: 317-318 ) informan tdk berkumpul dan memilih mengisi TTS. Kesimpulan : Jika Anak Jalana sedang sedih, maka mereka memilih untuk tidak berkumpul dengan teman sesama anak jalanan dahulu.
YP
2.
MATRIKS 12 (AIS 15) Apakah ada pengaruh jika suasana hati sedang senang atau sedih untuk tetap berkumpul dengan teman sesama anak jalanan ? No. Nama Informan Kutipan Makna 1. A ” Kalau aku sedang sedih,, mending nggak ikut ngumpul dulu, Informan memilih untuk tidak make narkoba”..(W1/A:395-396) berkumpul dengan teman saat sedang sedih.
264
WO
HS
AP
3.
4.
5.
Jika teman informan mendapat musibah, maka informan semaksimal usahanya membantunya, tidak hanya dgn uang, tapi doa dan usaha untuk menghibu hati temannya. Informan membuat proposal, memintakan bantuan jika ada teman yg terkena musibah untuk meringankan beban.
” Kalau ada musibah, aku langsung memberikan bantuan semaksimalnya, ya.. buat proposal, kemudian dimintakan keteman-teman juga, kalau tidak punya uang ya.. paling tidak kita berdoa untuk kesembuhannya, atau menghiburnya.. paling tidak sakitnya dihati bisa berkurang (WIV/HS:615621) “Kalau saya memberitahu teman-teman langsung ambil. Buat proposal mintain bantuan buat meringankan beban, tapi ya lihat-lihat orangnya, baik nggak….neko-neko nggak gitu. (WV/AP: 358-362)
“Ya liat – liat orange dulu gimana mbak .. kalau pasti orang Informan jika membantu ngamen baik ya di bantu, hasil kita ngamen dapat berapa, melihat-lihat orangnya apakah ntar di sisain buat dia .. ya dikasih rokok paling nggak. baik apa/ tidak. (WIII/WO:686-690)
“Ya dibantu semampu kita, dicarikan bantuan keteman lain. Informan membantu (WII/YP:279-280) semampunya jika teman mengalami musibah
Kesimpulan : Jika ada teman yang terkena musibah, maka anak jalanan membantu semaksimal agar beban yang dirasakan teman tersebut berkurang.
YP
2.
No. 1.
MATRIKS 13 (AIS 16) Bagaimana jika ada teman sesama anak jalanan atau orang lain yang mendapat musibah dan meminta bantuan? Nama Informan Kutipan Makna A ” bagiku teman itu penting .. teman itu segalanya, terus kalau Bagi informan teman adalah ada ada teman yang kena musibah ya .. tak bantu segalanya, dan jika ada teman (W1/A:407-409) yang terkena musibah maka dibantu,
265
YP
WO
HS
AP
2.
3.
4.
5.
Hubungan informan dgn orang tua sangat dekat.
„kalau almhum ayah tidak begitu dekat”(WV/AP: 147)
“Anyel nganggo banget, upomo ketemu yo ra tak anggep pak, Informan benci kepada ayah tersiksa,”(WIV/HS:562-563) informan, karena tidak tanggung jawab kepada Ibu,adik informan dan informan.
“Iya mbak .. hubungannya paling deket.”(WIII/WO:229)
“soale aku rattau gatok karo mbok‟e. cedak‟e karo bapakku Informan lebih dekat dengan kawet cilek. (WII/YP: 67-68) Ayah daripada Ibu
Hubungan yang terjalin dengan Ayah tidak begitu dekat. Kesimpulan : Hubungan yang terjalin dengan Ayah ada yang baik, dekat, sangat dekat bahkan renggang dan benci, semua karena intensitas sering ketemu.
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 14 (WIS 1) Bagaimana hubungan yang terjalin selama ini dengan ayah ? Kutipan Makna ” Hubungan dengan Ayah gimana ya mbak … renggang sudah Hubungan dengan ayah dua tahun nggak pernah ketemu..(W1/A: 416-418) informan sekarang renggang, 2thn tidak ketemu.
266
„Anak paling deket sama ibu itu aku…soalnya ya orang tua Informan memunyai hubangan cuma tinggal satu ya aku harus bisa membahagiakan memang yg sangat dekat dgn ibunya. ini belum bisa, tapi aku sayang banget.kalau almhum ayah tidak begitu dekat”(WV/AP: 299-303)
WO
HS
AP
3.
4.
“Iya mbak .. hubungannya paling deket.”(WIII/WO:229)
Hubungan Informan dengan Ibu lumayan dekat, setelah ditinggal Ayahnya pergi kerja dan tidak kembali.
Hubungan informan dgn orang tua sangat dekat.
Kesimpulan : Hubungan yang terjalin dengan Ibu ada yang baik, dekat, tidak begitu dekat bahkan sering bertengkar.
5.
Ya biasa ,, lumayan dekatlah, sejak ditinggal Ayah, dan sebelum ibu bekerja jadi pembantu rumah tangga itu. Setelah bekerja ketemunya sebulan sekali, tapi kadang aku yang ketempat kerjanya.”(WIV/HS:505-509)
YP
2.
“Ya sama Ibu tiri malah akur, sama ibu asli kandung malah Hubungan informan dgn ibu nggak akur. (WII/YP: 75-76) tiri baik, tapi dgn ibu kandung malah nggak akur.
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 15 (WIS 2) Bagaimana hubungan yang terjalin selama ini dengan Ibu ? Kutipan Makna ”. Sama … nggak pernah ketemu ya . sama ibu itu telfon – Hubungan informan dengan telfonan,.(W1/A: 420-421) ibu tidak ketemu, hanya lewat telfon.
267
YP
WO
HS
AP
2
3.
4.
5.
kadang
bisa
sering dgn
Informan jarang pernah cekcok kepada sopir
mabuk Hubungan yg terjalin dgn sopir bus baik dan biasa, kadang mabuk bersama.
ngatain
. Nggak….nggak ada. Nggak pernah, baik semua, soalnya Informan mempunyai hubungan kitakan datangnya baik, diapun baik, istilahnya menjagalah yg baik dgn sopir satu sama lain. Prinsip saya gitu, ibaratnya kan kita naik bis nggak diundang, naik sendiri, makanya kita juga harus baik, nanti sopirnya pasti juga akan baik…makanya harus koreksi diri.”(WV/AP: 204-211)
“yo pernah .. tapi jarang banget. “. (WIV/HS:530)
“Ya biasa mbak .. sama bareng.”(WIII/WO:469-470)
„.Iyo .. paling yo gor sopire muni-muni ngono kae yo di bales Informan di uneni genti, ngko nek sopire misuh-misuh yo dibales di berantem(saling pisui genti...(WII/YP:187 -189) sopir bis)
Kesimpulan : Hubungan yang terjalin dengan sopir bus adalah baik.
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 16 (WIS 5) Bagaimana hubungan yang terjalin selama ini dengan sopir bus? Kutipan Makna ” Ya sopir yang baik itu kalau pas nyopir mau berhenti kalau Hubungan yg terjalin baik ada pengamen, jalannya pelan……trus kalau nunggu hanya dgn sopir yang baik. penumpang kadang dikasih uang makan, sedangkan sopir yang nggak baik. (W1/A:507-511)
268
YP
WO
HS
AP
2.
3.
4.
5.
Hubungan yg terjalin dgn kernet bis biasa baik,kadang mengingatkan saat akan nariki uang kepenumpang agar tdk memaksa. Informan jarang pernah cekcok kepada kernet bus.
Ya biasa mbak, paling ngobrol biasa pas naik kernet‟te bilang mas narikine ojo mekso – mekso, kadang ya sudah kenal ya paling wis karepmu arep mbok kapak‟ke penumpang ku sing penting numpak bis.”(WIII/WO:462-467) “yo pernah .. tapi jarang banget. “WIV/HS:530)
„Nggak….nggak ada. Nggak pernah, baik semua, soalnya Informan mempunyai hubungan kitakan datangnya baik, diapun baik, istilahnya menjagalah yg baik dgn sopir dan kernet satu sama lain.”(WV/AP: 204-207) bus.
Hubungan informan dgn kernet bis baik.
“Kernete ra tau mbak, apik-apik kabeh ... (WII/YP: 92)
Kesimpulan : Hubungan yang terjalin dengan kernet bus adalah baik, jarang berantem.
Nama Informan A
No. 1.
MATRIKS 17 (WIS 6) Bagaimana hubungan yang terjalin selama ini dengan kernet bus? Kutipan Makna ”. kalau sama kernet semua baik, biasa saja.(W1/A: 514-515) Hubungan yg terjalin baik hanya dgn kernet yg baik.
269
WO
HS
AP
3.
4.
5.
semua
bagiku
walaupun Informan sering ngumpul dgn tetangga, walaupun tetangga informan individu.
„Iya sering, tegur sapa,, Tanya –tanya dah biasa.”(WV/AP: Informan sering ngobrol, tegur 137-138) sapa, Tanya dgn tetangga.
“Sering mbak, baik hati individu.”(WIV/HS:562-563)
“.Ya biasa mbak .. sama tetangga tegur sapa, kalau bilang Hubungan yg terjalin informan gitu nggak ada mbak .. temen dari kecil semua okk‟, jadi tau dgn tetangga biasa baik, tegur semua.”(WIII/WO:) sapa.
“.Nggak pernah ngobrol dng tetangga, karena kalau pulang Informan tidak pernah tidur,mandi, tidur. (WII/YP: 153-154) berhubungan dgn tetangga, krn kalau pulang Cuma tidur dan mandi.
Kesimpulan : Hubungan yang terjalin dengan tetangga adalah jarang tegur sapa, tidak pernah berhubungan, dan ada juga yang baik.
YP
2.
No. 1.
MATRIKS 18 (WIS 8) Bagaimana hubungan yang terjalin selama ini dengan tetangga ditempat tinggalnya ? Nama Informan Kutipan Makna A ” Jarang banget ..malah kayak nggak pernah...(W1/A: ) Informan jarang untuk tegur sapa dengan tetangga.
270
271
IDENTITAS DIRI Nama Lengkap
: ............................................................................................
Jenis Kelamin
: ............................................................................................
TTL
: ............................................................................................
Usia
: ............................................................................................
Pendidikan Terakhir : ............................................................................................ Pekerjaan
:.............................................................................................
Lama Bekerja
:.............................................................................................
Status
: ............................................................................................
Alamat
: ............................................................................................
Nama suami/istri (bila telah menikah : .................................................................... Jumlah anak (bila telah menikah)
: ....................................................................
Surakarta,
2009
(.......................................)
272
SURAT KESEDIAAN MENJADI INFORMAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan kali ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian yang saya lakukan. Penelitian ini merupakan penelitian untuk pengambilan data dalam skripsi saya, guna untuk memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Psikologi. Pada dasarnya setiap pertanyaan yang saya ungkapkan merupakan peristiwa dan pengalaman yang pernah anda alami sebelumnya. Sehingga Saya sangat mengharapkan kepada saudara untuk menjadi rekan dalam penelitian kali ini, dan selama pengambilan data ini berlangsung dengan penuh rasa hormat saya menginginkan saudara mengungkapkan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kondisi yang pernah saudara alami. Saudara tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab setiap pertanyaan, sebab kerahasiaan identitas dan jawaban saudara sepenuhnya dijamin oleh etika akademik penelitian. Atas partisipasi dan kesediaan saudara, saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga setiap informasi yang saudara berikan dalam penelitian ini akan sangat berguna, tidak hanya berguna pada penelitian kali ini saja. Melainkan juga akan sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Psikologi. Amien....... Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Informan,
Surakarta ,
2009
(...........................................)
273
IDENTITAS DIRI Nama Lengkap
: ............................................................................................
Jenis Kelamin
: ............................................................................................
TTL
: ............................................................................................
Usia
: ............................................................................................
Pendidikan Terakhir : ............................................................................................ Pekerjaan
:.............................................................................................
Lama Bekerja
:.............................................................................................
Status
: ............................................................................................
Alamat
: ............................................................................................
Nama suami/istri (bila telah menikah : .................................................................... Jumlah anak (bila telah menikah)
: ....................................................................
Surakarta,
2009
(.......................................)
274
SURAT KESEDIAAN MENJADI INFORMAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan kali ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian yang saya lakukan. Penelitian ini merupakan penelitian untuk pengambilan data dalam skripsi saya, guna untuk memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Psikologi. Pada dasarnya setiap pertanyaan yang saya ungkapkan merupakan peristiwa dan pengalaman yang pernah anda alami sebelumnya. Sehingga Saya sangat mengharapkan kepada saudara untuk menjadi rekan dalam penelitian kali ini, dan selama pengambilan data ini berlangsung dengan penuh rasa hormat saya menginginkan saudara mengungkapkan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kondisi yang pernah saudara alami. Saudara tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab setiap pertanyaan, sebab kerahasiaan identitas dan jawaban saudara sepenuhnya dijamin oleh etika akademik penelitian. Atas partisipasi dan kesediaan saudara, saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga setiap informasi yang saudara berikan dalam penelitian ini akan sangat berguna, tidak hanya berguna pada penelitian kali ini saja. Melainkan juga akan sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Psikologi. Amien....... Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Informan,
Surakarta ,
2009
(...........................................)
275
IDENTITAS DIRI Nama Lengkap
: ............................................................................................
Jenis Kelamin
: ............................................................................................
TTL
: ............................................................................................
Usia
: ............................................................................................
Pendidikan Terakhir : ............................................................................................ Pekerjaan
:.............................................................................................
Lama Bekerja
:.............................................................................................
Status
: ............................................................................................
Alamat
: ............................................................................................
Nama suami/istri (bila telah menikah : .................................................................... Jumlah anak (bila telah menikah)
: ....................................................................
Surakarta,
2009
(.......................................)
276
SURAT KESEDIAAN MENJADI INFORMAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan kali ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian yang saya lakukan. Penelitian ini merupakan penelitian untuk pengambilan data dalam skripsi saya, guna untuk memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Psikologi. Pada dasarnya setiap pertanyaan yang saya ungkapkan merupakan peristiwa dan pengalaman yang pernah anda alami sebelumnya. Sehingga Saya sangat mengharapkan kepada saudara untuk menjadi rekan dalam penelitian kali ini, dan selama pengambilan data ini berlangsung dengan penuh rasa hormat saya menginginkan saudara mengungkapkan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kondisi yang pernah saudara alami. Saudara tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab setiap pertanyaan, sebab kerahasiaan identitas dan jawaban saudara sepenuhnya dijamin oleh etika akademik penelitian. Atas partisipasi dan kesediaan saudara, saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga setiap informasi yang saudara berikan dalam penelitian ini akan sangat berguna, tidak hanya berguna pada penelitian kali ini saja. Melainkan juga akan sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Psikologi. Amien....... Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Informan,
Surakarta ,
2009
(...........................................)
277
IDENTITAS DIRI Nama Lengkap
: ............................................................................................
Jenis Kelamin
: ............................................................................................
TTL
: ............................................................................................
Usia
: ............................................................................................
Pendidikan Terakhir : ............................................................................................ Pekerjaan
:.............................................................................................
Lama Bekerja
:.............................................................................................
Status
: ............................................................................................
Alamat
: ............................................................................................
Nama suami/istri (bila telah menikah : .................................................................... Jumlah anak (bila telah menikah)
: ....................................................................
Surakarta,
2009
(.......................................)
278
SURAT KESEDIAAN MENJADI INFORMAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan kali ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian yang saya lakukan. Penelitian ini merupakan penelitian untuk pengambilan data dalam skripsi saya, guna untuk memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Psikologi. Pada dasarnya setiap pertanyaan yang saya ungkapkan merupakan peristiwa dan pengalaman yang pernah anda alami sebelumnya. Sehingga Saya sangat mengharapkan kepada saudara untuk menjadi rekan dalam penelitian kali ini, dan selama pengambilan data ini berlangsung dengan penuh rasa hormat saya menginginkan saudara mengungkapkan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kondisi yang pernah saudara alami. Saudara tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab setiap pertanyaan, sebab kerahasiaan identitas dan jawaban saudara sepenuhnya dijamin oleh etika akademik penelitian. Atas partisipasi dan kesediaan saudara, saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga setiap informasi yang saudara berikan dalam penelitian ini akan sangat berguna, tidak hanya berguna pada penelitian kali ini saja. Melainkan juga akan sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Psikologi. Amien....... Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Informan,
Surakarta ,
2009
(...........................................)
279
IDENTITAS DIRI Nama Lengkap
: ............................................................................................
Jenis Kelamin
: ............................................................................................
TTL
: ............................................................................................
Usia
: ............................................................................................
Pendidikan Terakhir : ............................................................................................ Pekerjaan
:.............................................................................................
Lama Bekerja
:.............................................................................................
Status
: ............................................................................................
Alamat
: ............................................................................................
Nama suami/istri (bila telah menikah : .................................................................... Jumlah anak (bila telah menikah)
: ....................................................................
Surakarta,
2009
(.......................................)
280
SURAT KESEDIAAN MENJADI INFORMAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan penuh rasa hormat, pada kesempatan kali ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian yang saya lakukan. Penelitian ini merupakan penelitian untuk pengambilan data dalam skripsi saya, guna untuk memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Psikologi. Pada dasarnya setiap pertanyaan yang saya ungkapkan merupakan peristiwa dan pengalaman yang pernah anda alami sebelumnya. Sehingga Saya sangat mengharapkan kepada saudara untuk menjadi rekan dalam penelitian kali ini, dan selama pengambilan data ini berlangsung dengan penuh rasa hormat saya menginginkan saudara mengungkapkan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kondisi yang pernah saudara alami. Saudara tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab setiap pertanyaan, sebab kerahasiaan identitas dan jawaban saudara sepenuhnya dijamin oleh etika akademik penelitian. Atas partisipasi dan kesediaan saudara, saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga setiap informasi yang saudara berikan dalam penelitian ini akan sangat berguna, tidak hanya berguna pada penelitian kali ini saja. Melainkan juga akan sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Psikologi. Amien....... Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Informan,
Surakarta ,
2009
(...........................................)
281
Gambar Informan I
Gambar Informan II
282
Gambar Informan III
Gambar Informan IV
283
Gambar Informan II dan IV
Gambar Informan V
284
Tempat berkumpul para Informan
Tempat berkumpul para Informan