THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE MODULES INTEGRATED SCIENCE BASED ON MULTIPLE INTELLIGENCES WITH THEME OF FOREST FIRE FOR IMPROVING STUDENTS ACHIEVEMENT AT 7TH GRADE FOR JUNIOR HIGH SCHOOL Zuhriya Rohmawati, Widjianto, dan Sulur Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5, Malang 65145 Telepon (0341) 551312 E-mail:
[email protected];
[email protected];
[email protected] Pengembangan Modul Interaktif Berbasis Multiple Intelligences pada Mata Pelajaran IPA Terpadu dengan Tema Kebakaran Hutan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP. Siswa. This study aims to determine the validity of interactive modules integrated science and to determine improvement student achivement after learning by using interactive modules integrated sciences. This study uses the research and development of Dick and Carey in SMPN 1 Binangun with population of class VII-i and VII-f. Type of data is the qualitative validation result of media expert, subject matter experts, and students as well as from the pretest and posttest. The result of this research and development is got average value of 3.36 with very valid criteria and data from pretest and posttest show that learning outcomes increased by 43.85. Based on this data, it can be concluded that the Integrated Sciences of interactive module with forest fires topic is very valid to be used as a means of independent learning. Keywords:
Interactive module, integrated sciences, multiple intelligences, student achievement
KTSP dalam jenjang SMP/MTs menuntut agar pembelajaran IPA diintegrasikan dalam bentuk tema. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru IPA di SMP Negeri 1 Binangun lebih sering menggunakan metode ceramah dan belum menerapkan pembelajaran tematik, akibatnya dari metode ceramah ini siswa cenderung pasif dan tidak bersemangat untuk menerima pelajaran, sehingga prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada saat ujian semester masih rendah yaitu 66% dinyatakan tidak lulus KKM, dengan nilai KKM 80. Selain itu sarana komputer di SMP Negeri 1 Binangun sangat memadai namun belum dimanfaatkan secara maksimal dalam pembelajaran IPA Terpadu. Untuk mengatasi permasalahan ini, Cahyono (2009) mengembangkan paket IPA Terpadu tema Kebakaran Hutan beserta panduan pelaksanaan IPA Terpadu dalam bentuk print out. Namun, paket IPA Terpadu dalam bentuk print out yang dikembangkan Cahyono memiliki beberapa kelemahan yakni (1) waktu yang dibutuhkan untuk mencetak modul relatif lama; (2) biaya untuk mencetak modul relatif tinggi; (3) modul cetak tidak disertai animasi dan video; (4) penyajian materi yang terlalu banyak dapat menyebabkan siswa bosan; (5) modul cetak tidak tahan air. Peneliti memandang perlu untuk mengembangkan paket belajar IPA Terpadu tema kebakaran hutan dalam bentuk lain yang lebih menarik dan efisien yaitu modul interaktif yang berbantuan komputer dengan alasan menutupi kelemahan paket IPA Terpadu tema kebakaran hutan yang dikembangkan Cahyono (2009), memanfaatkan sarana komputer di SMP Negeri
Binangun yang sangat memadai, dan tema kebakaran hutan sangat cocok untuk divisualisasikan dalam komputer. Modul interaktif IPA Terpadu sangat bagus jika memperhatikan kecerdasan siswa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatlah modul interaktif berbasis multiple intelligences. Karena setiap siswa memliki kecerdasan yang berberda-berbeda, dan kecerdasan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa (Woolf,2009:9). Kecerdasan mempunyai peranan penting dalam menentukan prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan baik umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik, sehingga prestasi belajarnya tinggi (Djamarah, 2002:156). Dengan dikembangkannya modul interaktif berbasis multiple intelligences diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan dan prestasi belajar siswa SMP kelas VII karena setiap halaman dalam modul interaktif IPA Terpadu yang dikembangkan menggunakan basis multiple intelligences yang agar dapat membantu mengembangkan kecerdasan siswa yang kurang menonjol sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan prestasi belajarnya meningkat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian pengembangan modul interaktif IPA SMP yang dirancang secara terpadu dengan tema yang bersifat kontekstual. Sehingga peneliti mengambil judul “Pengembangan Modul Interaktif Berbasis Multiple Intelligences pada Mata Pelajaran IPA Terpadu dengan Tema Kebakaran Hutan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP”. Tujuan dari penelitian & pengembangan ini adalah untuk: (1) Mengetahui kelayakan penggunaan Modul Interaktif Berbasis Multiple Intelligences pada Mata Pelajaran IPA Terpadu dengan Tema Kebakaran Hutan Untuk Siswa Kelas VII SMP; (2) Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII melalui penggunaan modul interaktif berbasis multiple intelligences pada mata pelajaran IPA Terpadu dengan tema kebakaran hutan. IPA Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006:1). IPA terpadu merupakan sebuah mata pelajaran yang dikemas ke dalam tema. Tema dapat dibahas dari sudut biologi, fisika, dan kimia. Pembahasan tema juga dimungkinkan hanya dari aspek biologi dan fisika, atau kimia dan biologi, atau fisika dan kimia saja. Model pembelajaran IPA terpadu yang diterapkan dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu model jaring laba-laba (webbed), dimana dalam model ini menggunakan sebuah tema yang memadukan beberapa pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang kemudian dijadikan dalam satu tema. Modul Interaktif Menurut Abdullah dkk (2013:5) modul interaktif adalah modul yang dikembangkan dan dilengkapi dengan beberapa hasil dari program software sehingga modul menjadi interaktif, sedangkan menurut Riyana (2007:3) modul interaktif merupakan modul yang disusun sistematis untuk mengatasi permasalahan belajar yang dihadapi siswa secara mudah dan cepat mencapai kompetensi yang ingin dicapai. Berdasarkan definisi ini dapat dituliskan bahwa
modul interaktif merupakan modul yang dikembangkan dari beberapa program software agar menjadi interaktif untuk mengatasi permasalahan belajar siswa. Dalam modul pembelajaran interaktif memungkinkan terjadinya proses belajar. Modul interaktif akan membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, simpel, mudah, indah, dan menyenangkan. Bahkan pembelajaran dengan menggunakan modul interaktif bisa menjadi ekonomis dan praktis. Karakteristik Modul Interaktif Karakteristik modul interaktif dapat dilihat dalam buku Pedoman Modul Multimedia Interaktif (Riyana, 2007:7), yaitu: (1) Self Instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak bergantung pada pihak lain agar siswa mampu belajar mandiri; (2) Self Contained, seluruh materi pembelajaran dari berbagai kompetensi dasar yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh; (3) Stand Alon, modul interaktif yang dikembangkan tidak tergantung dengan bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama media lain; (4) Adaptive, modul interaktif yang dikembangkan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel atau dapat digunakan ditempat manapun; (5) User Friendly, modul interaktif yang akan dikembangkan dikemas dengan bahasa komunikasi yang sederhana dan mudah dimengerti. Selain itu, kemasan modul disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik. Salah satu cirinya ialah setiap instruksi pada modul dan paparan informasinya bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya; (6) Content Representation, penyusunan modul interaktif tidak sekedar memindahkan teks dalam modul cetak menjadi bentuk multimedia, melainkan materi harus diseleksi betul-betul agar representatif. Tidak semua isi direpresentasikan dalam bentuk tulisan melainkan diubah dalam bentuk animasi, video, simulasi, dan games sehingga mempermudah pemahaman siswa; (7) Visualization, pembuatan modul interaktif harus memperhatikan unsur estetika tampilan. Oleh karena itu, materi dalam modul interaktif dikemas dalam bentuk teks, gambar, animasi dan sound sesuai tuntutan materi; (8) menggunakan variasi yang menarik dan kualitas resolusi yang tinggi. Tampilan yang menarik dengan memperbanyak gambar dan obyek yang sesuai dengan tuntutan materi dapat meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi pengajaran dan dapat mengurangi kebosanan siswa; (9) menggunakan tipetipe pembelajaran yang bervariasi. Terdapat lima variasi tipe pembelajaran yaitu tutuorial, latihan, simulasi, dan permainan. Penggunaan tipe dapat dirancang terpisah maupun kolaboratif dengan menyesuaikan tuntutan materi; (10) Respon pembelajaran dan penguatan, respon pembelajaran dan penguatan sangat diperlukan dalam suatu modul interaktif. Modul interaktif diprogram dengan menyediakan database yang berisikan kemungkinan jawaban yang diberikan oleh siswa dan dilengkapi dengan penguatan untuk masing-masing jawaban. Sehingga penguatan akan keluar secara otomatis; (11) dapat digunakan secara klasikal atau individual. Modul interaktif dapat digunakan siswa secara individual di kelas maupun di rumah dan secara klasikal di ruang komputer, atau kelas biasa, dapat dipandu oleh guru atau narator dalam program. Teori Multiple Intelligencess Pada tahun 1983, seorang psiokolog kognitif dan ko-direktur Project Zero di Universitas Harvard, Dr.Howard Gardner, mengembangkan teori Kecerdasan
Berganda (multiple intelligences). Dalam karyanaya Gardner menemukan beberapa jenis kecerdasan, tidak hanya satu yang dapat diukur dan dijumlah sebagaimana kecerdasan IQ. Teorinya menawarkan pandangan yang lebih luas mengenai kecerdasan dan menyatakan bahwa kecerdasan adalah suatu kesinambungan yang dapat dikembangkan seumur hidup (DePorter, 1999: 96). Menurut Armstrong (2000:1), Gardner menetapkan cara dengan memetakan kemampuan rata-rata terbesar yang dimiliki manusia dengan mengelompokkan kemampuan mereka ke dalam 9 kategori yang luas atau “intelligences” yaitu Linguistik-Verbal (Linguistic Intelligences, Spasial-Visual (Spatial Intelliegences), Interpersonal (Interpersonality Intelligences), Musikal-Ritmik (Musical Intelligences), Naturalis (Naturalistic Intelligences), Badan-Kinestetik (Bodily-Kinesthetic Intelligences), Intrapersonal (Intrapersonality Intelligences), Logis-Matematis (Logical-Mathematics Intelligences), dan Eksistensial (Existential Intelligences). Penelitian ini hanya menggunakan tujuh jenis kecerdasan saja yaitu: (1) kecerdasan linguistik, yang akan diimplementasikan dalam bentuk teks uraian materi; (2) kecerdasan spasial, yang akan diimplemetasikan dalam bentuk metode gambar dan audio visual; (3) kecerdasan intrapersonal, yang akan diimplementasikan dalam bentuk video refleksi; (4) kecerdasan musikal, yang akan diimplementasikan dalam bentuk audio; (5) kecerdasan naturalistik, yang akan diimplementasikan dalam bentuk video eksperimen ekosistem, dan teks narasi yang memuat konsep yang erat kaitannya dengan alam; (6) kecerdasan eksistensial, yang akan diimplementasikan dalam ayat Al-Qur’an pada video refleksi; dan (7) kecerdasan logis-matematis, yang akan diimplementasikan dalam soal evaluasi. Alasan tidak digunakannya kecerdasan interpersonal dan kecerdasan kinestetik yakni karena dalam modul interaktif yang akan dikembangkan peneliti tidak terdapat kegiatan yang melibatkan interaksi antar siswa dan tidak ada kegiatan praktik yang langsung dilakukan oleh siswa. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Binangun, Kabupaten Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R and D) dari Dick dan Carey (Emzir, 2012:276). Model Dick Carey memiliki 10 langkah pokok yang merupakan siklus penelitian pengembangan. Kesepuluh langkah tersebut antara lain: (1) mengidentifikasikan tujuan instruksional; (2) melaksanakan analisis instruksional; (3) menganalisis pebelajar dan lingkungan; (4) merumuskan tujuan performansi; (5) mengembangkan instrumen penilaian; (6) mengembangkan strategi instruksional; (7) mengembangkan dan memilih materi instruksional; (8) merancang dan melaksanakan evaluasi formatif; (9) revisi instruksional; (10) mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif. Subjek uji coba dalam penelitian dan pengembangan ini adalah 4 orang tenaga ahli dan 64 siswa kelas VII. Data dalam penelitian pengembangan ini yakni berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa skor rata-rata dari angket yang didapat dari hasil uji coba, hasil nilai mengacu pada angka (1, 2, 3, 4). Sedangkan data kualitatif berupa kritik, saran, dan tanggapan yang diberikan oleh tim penilai terhadap media pembelajaran pada saat uji coba. Instrumen pengumpulan data yang digunakan antara lain kuisioner analisis kebutuhan,
kuisioner kelayakan modul interaktif, dan tes prestasi belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Modul Interaktif IPA Terpadu Tema Kebakaran Hutan Modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan terdiri dari beberapa bagian, yaitu: (1) Beranda, dengan warna dasar hitam dan terdiri dari teks selamat datang, teks modul interaktif, gambar colorfull dan teks kebakaran hutan. Teks selamat datang disajikan dalam bentuk .swf, begitu juga dengan teks modul interaktif yang diberi script move agar tampilannya menarik. Sedangkan untuk teks kebakaran dibuat diam dengan menggunakan warna oranye. Pada bagian beranda terdapat sebuah tombol untuk menuju ke halaman selanjutnya yaitu halaman judul; (2) Petunjuk, disajikan dalam bentuk flipbook yang berisikan keterangan gambar tombol navigasi penggunaan modul interaktif; (3) SKKD, merupakan peta jalinan tema dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang mengaitkan tema kebakaran hutan dengan beberapa KD yang meliputi materi fisika, kimia, dan biologi. Tema kebakaran hutan dapat mengaitkan beberapa kompetensi dasar untuk SMP kelas VII; (4) Peta Konsep, menyajikan konsep-konsep pokok materi pada tema kebakaran hutan yang akan dipelajari. Setiap konsep pokok diberi background warna gradien yang berbeda dengan konsep pokok lain yang berbeda KD; (5) Materi, terdapat video kebakaran hutan dan 4 buah tombol navigasi pembagian materi. Pembagian materi terdiri dari penyebab kebakaran hutan, dampak kebakaran hutan, perubahan wujud, dan perpindahan kalor. Penyebab kebakaran hutan disajikan dalam bentuk video yang dilengkapi dengan suara dan teks. Halaman dampak kebakaran hutan disajikan dengan animasi hutan yang terbakar serta tombol navigasi pembagian materi dampak kebakaran hutan yang terdiri dari dampak positif, dampak negatif, upaya pencegahan, dan upaya penyelamatan. Halaman perubahan wujud ditampilkan dengan teks narasi dan 2 buah tombol navigasi pembagian materi perubahan wujud, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Pada halaman perpindahan kalor diawali dengan pemberian masalah yang penyelesaiannya disajikan pada halaman berikutnya; (6) Glosarium, berisikan istilah-istilah IPA yang disajikan secara billingual yaitu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Untuk melihat istilah IPA dalam bahasa Indonesia maka siswa dapat mengklik tombol show in Indonesia, sedangkan untuk melihat istilah IPA dan penjelasannya dalam bahasa Inggris, siswa dapat mengklik tombol show in English; (7) Evaluasi, sebelum memasuki bagian soal evaluasi, siswa akan menuju halaman refleksi. Halaman refleksi disajikan dalam bentuk video dengan iringan musik instrumental. Setelah video selesai diputar, siswa dapat langsung menuju ke halaman evaluasi. Soal evaluasi terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda. Di akhir soal evaluasi, siswa dapat melihat skor yang diperolehnya; (8) Daftar Pustaka, menunjukkan buku-buku dan sumber rujukan lain seperti internet yang digunakan penulis selama mengembangkan modul interaktif IPA Terpadu. Data Hasil Penilaian Data hasil penilaian modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan diperoleh dari tim penelaah dan siswa. Data hasil penilaian modul interaktif IPA
Terpadu yang diperoleh dari dosen, guru, dan siswa merupakan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa kuisioner dengan skala likert, sedangkan data kualitatif berupa komentar, saran, dan kritik dari penelaah. Tim penelaah adalah 3 orang ahli materi yang terdiri dari 1 dosen Fisika dan 2 guru IPA dan 1 dosen Fisika yang ahli media. Sedangkan siswa yang menjadi subjek uji coba adalah siswa kelas VII-i dan VII-f SMP Negeri 1 Binangun. Adapun data hasil penilaian dari tim penelaah ahli materi dan ahli media pada setiap aspek disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Modul Interaktif IPA Terpadu oleh Tim Penelaah No. Tim Penelaah Nilai Rata-Rata Kriteria 1. Ahli Materi 3,61 Sangat Layak 2. Ahli Media 3,10 Cukup Layak Rata-Rata 3,36 Sangat Layak
Hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh ahli materi memperoleh nilai rata-rata 3,61 dengan kriteria sangat layak. Dari data penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan modul interaktif IPA Terpadu tidak memerlukan revisi yang signifikan, dan layak digunakan sebagai sarana belajar mandiri siswa SMP kelas VII. Adapun data hasil penilaian dari tim penelaah ahli materi pada setiap aspek disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Modul Interaktif IPA Terpadu oleh Ahli Materi No Aspek Rata-rata Kriteria 1. Keluasan Materi 4,00 Sangat Layak 2. Kedalaman Materi 3,83 Sangat Layak 3. Keakuratan Fakta dan Konsep 3,00 Cukup Layak 4. Keakuratan Ilustrasi 3,67 Sangat Layak 5. Kesesuaian dengan Perkembangan Ilmu 3,33 Sangat Layak 6. Kontekstual 4,00 Sangat Layak 7. Salingtemas 4,00 Sangat Layak 8. Keruntutan Konsep 3,67 Sangat Layak 9. Kekonsistenan Sistematika 4,00 Sangat Layak 10. Keseimbangan Antar Bab 4,00 Sangat Layak 11. Kesesuaian dengan Multiple Intelligences 3,44 Sangat Layak 12. Berpusat Pada Peserta Didik 3,67 Sangat layak 13. Mengembangkan Keterampilan Proses 3,00 Cukup Layak 14. Kelengkapan Isi 3,00 Cukup Layak 15. Tipe Pembelajaran 3,56 Sangat Layak 16. Variasi Penyajian 3,67 Sangat layak 17. Pembelajaran Terpadu 3,50 Sangat layak 18. Pendahuluan 3,00 Cukup Layak 19. Evaluasi 3,83 Sangat Layak 20. Ilustrasi yang Mendukung Pesan 3,33 Sangat Layak 21. Daftar Pustaka 4,00 Sangat Layak 22. Glosarium dan Peta Konsep 3,67 Sangat Layak Nilai Rata-Rata Total 3,61 Sangat Layak
Kriteria hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh ahli materi pada setiap aspek adalah sangat layak dan cukup layak. Aspek yang memiliki kriteria sangat layak antara lain keluasan materi, kedalaman materi, keakuratan ilustrasi, kesesuaian dengan perkembangan ilmu, kontekstual, salingtemas, keruntutan konsep, kekonsistenan sistematika, kesesuaian dengan multiple intelligences, berpusat pada peserta didik, tipe pembelajaran, variasi penyajian,
pembelajaran terpadu, evaluasi, ilustrasi yang mendukung pesan, daftar pustaka, glosarium dan peta konsep. Aspek yang memiliki kriteria cukup layak antara lain keakuratan fakta dan konsep, mengembangan keterampilan proses, kelengkapan isi, dan pendahuluan. Aspek-aspek yang memiliki kriteria sangat layak tidak memerlukan revisi yang signifikan sedangkan aspek yang memiliki kriteria cukup layak memerlukan revisi pada beberapa bagian yang diperlukan dengan memperhatikan saran yang diberikan oleh tim penelaah ahli materi seperti yang tertuang dalam Tabel 3.
Tabel 3 Komentar, Saran, dan Kritik dari Tim Penelaah Ahli Materi No Aspek Komentar, Kritik, dan Saran 1. Kesesuaian uraian materi Motoriknya perlu dijelaskan dengan SK dan KD 2. Keakuratan Materi Ilustrasi coba kejadian di sekitar siswa 3. Teknik Penyajian pembelajaran Gambar video diperjelas Video dalam refleksi terlalu cepat, beri jeda waktu untuk membaca Bahasa Inggris sangat minim 4. Penyajian pembelajaran Gambar kurang proporsional Visualisasi dalam bentuk video atau animasi perlu dilengkapi 5. Kelengkapan penyajian Istilah bahasa inggris minim 6. Komentar secara umum Modul sudah bagus dan sudah sesuai untuk pembelajaran IPA di SMP Secara umum,modul ini sudah bagus dan layak digunakan. Namun perlu sedikit perbaikan pada beberapa bagian. Selama memungkinkan, buatlah dalam bentuk video, paling tidak animasinya, di samping ada gambar.
Hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh ahli media memperoleh nilai rata-rata 3,10 dengan kriteria cukup layak. Dari data penilaian ini, dapat disimpulkan bahwa memerlukan revisi pada beberapa bagian yang perlu direvisi, dan cukup layak digunakan sebagai bahan ajar mandiri siswa SMP kelas VII. Adapun data hasil penilaian dari tim penelaah ahli materi pada setiap aspek disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Nilai Rata-Rata Hasil Penilaian Modul Interaktif IPA Terpadu oleh Ahli Media No Aspek Rata-rata Keterangan 1. Tombol Navigasi Modul 3 Cukup Layak 2. Penyajian Informasi 3,33 Sangat Layak 3. Artistik dan Estetika 2,33 Kurang Layak 4. Unsur Kecerdasan yang Ditingkatkan 3,5 Sangat Layak 5. Fungsi Modul secara Keseluruhan 4 Sangat Layak Nilai Rata-Rata Total 3,10 Cukup Layak
Kriteria hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh ahli media pada setiap aspek adalah sangat layak, cukup layak, dan kurang layak. Aspek
yang memiliki kriteria sangat layak yaitu penyajian informasi, unsur kecerdasan yang ditingkatkan, dan fungsi modul secara keseluruhan. Aspek yang memiliki kriteria cukup layak yaitu tombol navigasi modul, dan aspek yang memiliki kriteria kurang layak yaitu artistik dan estetika. Aspek-aspek yang memiliki kriteria sangat layak tidak memerlukan revisi yang signifikan sedangkan aspek yang memiliki kriteria cukup layak dan kurang layak memerlukan revisi pada beberapa bagian yang diperlukan dengan memperhatikan saran yang diberikan oleh tim penelaah ahli materi seperti yang tertuang dalam Tabel 5.
Tabel 5 Komentar, Saran, dan Kritik dari Tim Penelaah Ahli Media No Aspek Komentar, Kritik, dan Saran 1. Tombol navigasi modul Perlu diperhatikan konsistensi tata letak dan bentuk tombol navigasi 2. Artistik dan estetika Perbaiki bagian yang kurang menarik (efek transisi halaman peta konsep) 3. Komentar secara umum Perlu dibuatkan panduan penggunaan media Secara keseluruhan modul layak digunakan sebagai media pembelajaran mandiri dengan beberapa revisi yang diperlukan
Hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu oleh tim penelaah ahli materi dan ahli media memperoleh nilai rata-rata 3,36 dengan kriteria sangat layak. Dari data penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan modul interaktif IPA Terpadu tidak memerlukan revisi yang signifikan, dan layak digunakan sebagai sarana belajar mandiri siswa SMP kelas VII. Analisis Data Berdasarkan data hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan oleh ahli materi, diperoleh nilai rata-rata 3,61 dengan kriteria sangat layak. Dari data penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan layak digunakan sebagai bahan ajar mandiri siswa SMP kelas VII, dan tidak memerlukan revisi yang signifikan. Sedangkan data hasil uji kelayakan modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan oleh ahli media, diperoleh nilai ratarata 3,10 dengan kriteria cukup layak. Dari data penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan cukup layak digunakan sebagai bahan ajar mandiri siswa SMP kelas VII, dan memerlukan revisi pada beberapa bagian yang perlu direvisi. Selain itu rata-rata nilai pretest peserta didik kelas VII adalah 45,68 sedangkan rata-rata nilai posttest adalah 89,53. Atau terjadi peningkatan sebesar 43,85. Hal ini disebabkan karena sebelum pretest siswa tidak mendapat perlakuan pembelajaran dengan modul interaktif berbasis multiple intelligences pada mata pelajaran IPA Terpadu dengan tema kebakaran hutan sedangkan sebelum posttest siswa mendapat perlakuan pembelajaran dengan modul interaktif berbasis multiple intelligences pada mata pelajaran IPA Terpadu dengan tema kebakaran
hutan, sehingga terjadi peningkatan sebesar 43,85. Modul interaktif IPA Terpadu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena menggunakan basis multiple intelligences sehingga dapat mengembangkan kecerdasan siswa yang kurang menonjol dan kecerdasan yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar (Djamarah, 2002:156). Selain itu modul interaktif yang dikembangkan juga memenuhi semua karakteristik modul interaktif yang dituliskan oleh Riyana (2007:7). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hasil pengembangan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII. Revisi Produk Pengembangan Berdasarkan hasil uji kelayakan, dapat disimpulkan bahwa modul interaktif IPA Terpadu yang dikembangkan sudah layak digunakan. Akan tetapi berdasarkan komentar, kritik, dan saran dari tim penelaah, beberapa bagian modul interaktif IPA Terpadu masih perlu diperbaiki. Adapun bagian-bagian dari modul interaktif IPA Terpadu yang diperbaiki terdapat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Revisi Modul Interaktif IPA Terpadu Berdasarkan Komentar, Kritik, dan Saran dari Tim Penelaah No Aspek Komentar, Kritik, dan Saran Revisi 1. Teknik Penyajian Gambar video diperjelas Gambar video diperjelas pembelajaran Video dalam refleksi terlalu Jeda waktu dalam video cepat, beri jeda waktu untuk refleksi diperpanjang membaca Penjelasan dalam Bahasa Inggris sangat minim glosarium disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia 2. Kesesuaian dengan Istilah bahasa inggris minim Glosarium disajikan multiple secara billingual yaitu intelligences dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris 3. Tombol navigasi Perlu diperhatikan konsistensi Menyamakan bentuk modul tata letak dan bentuk tombol tombol navigasi 4. Artistik dan estetika Perbaiki bagian yang kurang Mengubah efek transisi menarik (efek transisi halaman halaman peta konsep peta konsep) 5. Komentar secara Perlu dibuatkan panduan Membuat panduan umum penggunaan media penggunaan media
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa produk yang dihasilkan berupa program modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan berbasis multiple intelligences yang dikemas dalam bentuk CD Pembelajaran sangat layak digunakan dalam pembelajaran terpadu dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Binangun. SARAN Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang diajukan dirumuskan sebagai berikut.
1. Selain dapat digunakan sebagai sarana belajar mandiri siswa, modul interaktif ini juga dapat dimanfaatkan oleh pengajar untuk mengajar materi IPA Terpadu. 2. Peneliti lain disarankan untuk melakukan uji lapangan di sekolah selain SMP Negeri 1 Binangun dengan menggunakan modul interaktif IPA Terpadu ini. 3. Peneliti lain disarankan untuk mengembangkan RPP dan lembar kerja siswa interaktif sebagai pendamping modul interaktif IPA Terpadu tema kebakaran hutan. DAFTAR RUJUKAN Abdullah, Herpratiwi, & Tarkono. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Modul Interaktif Konsep Dasar Kerja Motor Lngkah 4 Langkah Kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjungkarang, (Online), (http://s2tp.fkip.unila.ac.id diakses 02 Mei 2013). Armstrong, Thomas. 2000. Multiple intelligences in the classroom 2nd edition. USA: Association for Supervision and Curriculum. Cahyono. 2009. Pengembangan Paket Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Konstruktivisme dengan Tema Kebakaran Hutan untuk Siswa SMP Negeri 1 Turen. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu untuk SMP/MTs. Jakarta: Balitbang Depdiknas. DePorter, Bobbi. 1999. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari. 2003. Bandung: Kaifa. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan kuantitatif & kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Riyana, Cepi. 2007. Pedoman Pengembangan Modul Multimedia Interaktif. Bandung: Program P3AI Universitas Pendidikan Indonesia.