Spirit Publik Volume 10, Nomor 1 Halaman 67- 92
ISSN. 1907-0489 April 2015
INTELLECTUAL CAPITALBADAN AMIL ZAKAT DALAM PENGELOLAAN ZAKAT INTELECTUAL CAPITAL IN PUBLIC ZAKAH INSTITUTION ON ZAKAH MANAGEMENT Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta email:
[email protected]
ABSTRACK Indonesia is the biggest moslem country, it has chance to reduction poverty through zakah. One of the zakah intitution is BAZ (Public Zakah Intitution). The purpose in study is to know about intelectual capital in public zakah Institution. Intelectual capital is important in zakah management. It consist of human capital, structural capital and relational capital.Research methodology is empirically qualitative research. The result of this study show that intelectual capital is not maximized. Although the level of employee education is high but still lower innovation and creativity still low. Bazda In Surakarta is the temporal institution in Ministry of Religion. Keywords:Intellectual Capital, Pengelolaan Zakat,
terhadap
Pendahuluan Masalah
kemiskinan
Indonesia
merupakan
masalah
yang
salah
satu
kesejahteraan
masyarakat. Kemiskinan di negaranegara
berkembang termasuk
di
sering
Indonesia dalam kurun waktu tiga
diperbincangkan di berbagai media.
puluh tahun terakhir masih sangat
Hal ini karena kemiskinan telah
tinggi. Hal tersebut sebagaimana
berdampak besar bagi semua sendi
terlihat pada tabel di bawah ini,
kehidupan
masih
di
tingkat
masyarakat,
terutama
67
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
Tabel 1 Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin Tahun 1970-2013 Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)
Persentase Penduduk Miskin
Tahun Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
1970
n.a
n.a
70,00
n.a
n.a
60,00
1976
10,00
44,2
54,2
38,8
40,4
40,1
1978
8,3
38,9
47,2
30,8
33,4
33,3
1980
9,5
32,8
42,3
29,00
28,4
28,6
1981
9,3
31,3
40,6
28,1
26,5
26,9
1984
9,3
25,7
35,00
23,1
21,2
21,6
1987
9,7
20,3
30,00
20,1
16,1
17,4
1990
9,4
17,8
27,2
16,8
14,3
15,1
1993
8,7
17,2
25,9
13,4
13,8
13,7
1996
7,2
15,3
22,5
9,7
12,3
11,3
1996
9,42
24,59
34,01
13,39
19,78
17,47
1998
17,6
31,9
49,5
21,92
25,72
24,2
1999
15,64
32,33
47,97
19,41
26,03
23,43
2000
12,31
26,43
38,74
14,6
22,38
19,14
2001
8,6
29,27
37,87
9,79
24,84
18,41
2002
13,32
25,08
38,39
14,46
21,1
18,2
2003
12,26
25,08
37,34
13,57
20,23
17,42
2004
11,37
24,78
36,15
12,13
20,11
16,66
2005
12,4
22,7
35,1
11,68
19,98
15,97
2006
14,49
24,81
39,3
13,47
21,81
17,75
2007
13,56
23,61
37,17
12,52
20,37
16,58
2008
12,77
22,19
34,96
11,65
18,93
15,42
2009
11,91
20,62
32,53
10,72
17,35
14,15
2010
11,1
19,93
31,02
9,87
16,56
13,33
2011
11,05
18,97
30,02
9,23
15,72
12,49
Sep-11
10,95
18,94
29,89
9,09
15,59
12,36
8,78
15,12
11,96
Maret
maret 2012
10,65
18,49
29,13
Sep-12
10,51
18,09
28,59
8,6
14,7
11,66
Mar-13
10,33
17,74
28,07
8,39
14,32
11,37
Sep-13
10,63
17,92
28,55
8,52
14,42
11,47
Sumber:www.bps.go.id
68
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
Surakarta sebagai salah satu
satu wilayah di Jawa Tengah yang
wilayah di Indonesia juga tidak lepas
cukup
dari
Kemiskinan di Kota Surakarta dapat
permasalahan
kemiskinan.
Sebagai salah satu kota yang sedang
menjadi
perhatian.
dilihat pada tabel di bawah ini,
berkembang, Surakarta menjadi salah Tabel 2 Garis kemiskinan dan presentase penduduk miskin kota Surakarta tahun 2002-2013
Tahun
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Garis Kemiskinan (Rp/ Persentase Kap/ Bulan Penduduk (%) 108.771,00 14,23 131.084,00 15,00 154.749,00 13,72 169.956,00 13,34 183.766,00 15,21 196.959,00 13,64 236.751,00 16,13 286.158,00 14,99 306.584,00 13,98 326.233,00 12,91 361.517,00 12,00 403.121,00 11,74
Miskin
Sumber: BPS RI dalam BPS kota Surakarta Pemerintah sebagai salah satu
sosial yang salah sasaran, konflik
pihak yang bertanggungjawab dalam
horizontal
penanggulangan kemiskinan telah
kecemburuan sosial, dll.
membuat
berbagai
penanggulangan.
program Namun,
Dalam
yang
disebabkan
mengentaskan
kemiskinan, peran pemerintah saja
nampaknya kebijakan yang dibuat
tidak
pemerintah
mampu
unsur baik dari masyaarkat maupun
menyelesaikan persoalan yang ada
swasta harus dilibatkan. Dengan
dan justru menyebabkan timbulnya
penduduk muslim yang mencapai
permasalahan baru, seperti bantuan
kurang lebih 80 %, maka melalaui
belum
cukup,
keterlibatan
semua
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
pemaksimalan diharapkan
dana
dapat
zakat,
2011 pasal 6 Badan Amil Zakat
berkontribusi
Nasional atau BAZNAS merupakan
dalam pengentasan kemiskinan.
lembaga yang berwenang melakukan
Zakat merupakan salah satu
tugas
pengelolaan
zakat
bentuk kewajiban seorang muslim
nasional.
dalam rangka menyucikan harta
dibantu oleh BAZDA Provinsi yaitu
mereka. Zakat merupakan sesuatu
pada
yang tidak dapat dipaksakan karena
Kabupaten/Kota yaitu pada tingkat
bersifat pribadi dan tergantung pada
daerah kabupaten/kota, serta dibantu
kesadaran setiap individu. Sehingga
oleh UPZ (Unit Pengumpul Zakat)
keberhasilan
zakat
yang dibentuk BAZNAS ditingkat
menanggulangi
kemiskinan
dalam di
BAZNAS
secara
daerah
pemerintahan
selanjutnya
provinsi,
sampai
di
tingkat
yang
telah
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
terendah
peran akif antara masyarakat wajib
ditentukan oleh UU No. 23 tahun
zakat dengan pengelola zakat. Sikap
2011.
proaktif
masyarakat
membayar
zakat
dan
dalam
seperti
BAZDA
Dari
semua
yang
telah
didukung
disebutkan itu merupakan organisasi
dengan pengelolaan zakat yang baik
yang dibentuk oleh BAZNAS untuk
dan akuntabel diharapkan mampu
membantu pengumpulan zakat dan
mencapai salah satu tujuan zakat
menjamin
yakni
pemerataan,
memberikan
kesejahteraan
bagi setiap masyarakat Indonesia. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
keberhasilan
zakat
dapat
kewilayahan.
pelaksanaan keadilan Adanya
prinsip dan struktur
BAZNAS yang secara jelas ada dalam
masyarakat
untuk
tercapai melalui sikap yang proaktif
mewujudkan
antara wajib zakat dengan pengelola
seperti yang dijelaskan pada pasal 3
zakat. Dalam hal ini peran dari
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
pengelola zakat akan berpengaruh
2011.
terhadap
zakat
tersebut menunjukan bahwa peran
Sesuai
pengelola zakat untuk mengelola
untuk
partisipasi membayar
wajib zakat.
pengelolaan
Adanya
zakat
undang-undang
keputusan pada kebijakan zakat yaitu
zakat
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
tingkat kemiskinan sangat penting.
70
dalam rangka
mengurangi
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
Maka dengan didukungnya UU No.
Kota Surakarta. Banyak pegawai
23
Zakat
yang justru tidur-tiduran ketika jam
memberikan implikasi pula terhadap
kerja. Selain itu, mereka tidak tahu
pembentukan salah satu badan amil
tentang data UPZ yang ada di
zakat (BAZ) di kota Surakarta.
Surakarta. Hal ini
tahun
2011
Pentingnya
tentang
peran
Badan
kurangnya
membuktikan
tingkat
pengetahuan
Amil Zakat termasuk BAZDA Kota
pegawai dalam pengelolaan zakat.
Surakarta hendaknya harus didukung
Hal
dengan kemampuan dari organisasi
pengelolaan zakat di Kota Surakarta
tersebut baik secara sumber daya
yang kurang optimal. Hal ini terlihat
manusia, struktur organisasi maupun
dari sangat kecilnya jumlah zakat
kemampuan relasinya. Ketiga hal
yang
tersebut biasanya sering diistilahkan
penduduk Solo (berdasarkan Sensus
sebagai
intelektual
Nasional 2004) dan yang beragama
organisasi.
Islam sekitar 70 persen atau sekitar
Sebagaimana dalam penelitian yang
359.117 orang. Jika saja ada 1 persen
dilakukan oleh Alcaniz, dkk (2010)
dari
menyatakan bahwa modal intelektual
membayarkan zakatnya, maka ada
merupakan salah satu faktor kunci
3.592 muzaki. Kalau dihitung nishab
bagi peningkatan suatu produksi
emas 94 gram, dengan harga Rp
dalam proses ekonomi.
75.000 pergram,
modal
(Intellectual
Capital)
ini
tentu
berdampak
terkumpul.
total
Dari
kaum
pada
13.024
muslimin
maka besarnya
Namun demikian mayoritas
adalah Rp 7.050.000. Dibagi 12
organisasi terutama organisasi publik
bulan pendapatan, jumlahnya Rp
seringkali
587.500.
kurang
memperhatikan
Jadi
yang
punya
modal intelektual. Hal tersebut juga
penghasilan sebesar itu, sudah wajib
terjadi
badan
berzakat. Kalau diambil 2,5 persen
pengelolaan zakat termasuk yang
hanya Rp 176.250 pertahun. Total
terjadi di BAZDA Kota Surakarta.
seluruh
Dari pengamatan pra survei yang
terkumpul dana Rp 633.090.000. Itu
kami lakukan pada kantor BAZDA
baru satu persen saja yang dihitung
terlihat
pegawai
sebagai
BAZDA dalam mengelola zakat di
sampai
pada
beberapa
ketidakseriusan
muzaki
muzaki. 10
di
Solo,
Apalagi
persen,
maka
akan
kalau akan
71
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
terkumpul dana setiap tahun Rp 6,33
kebijakan dipengaruhi oleh empat
miliar. Belum lagi sangat banyak
variabel,
satu diantaranya adalah
yang penghasilannya di atas Rp
sumber
daya.
587.500 perbulan. Sungguh angka
merupakan faktor penting dalam
yang fantastis, yang bisa digunakan
mengimplementasikan
untuk kepentingan jangka panjang,
kebijakan.
meningkatkan kesejahteraan kaum
dimaksud
miskin di Solo. Potensi tersebut
manusia maupun finansial. Terkait
belumlah mampu dikelola dengan
dengan sumber daya manuisa maka
baik oleh lembaga amal zakat di
dalam
Kota Surakarta, karena dari beberapa
dibutuhkan
lembaga amil zakat di surakarta
yang
hanya terkumpul sekitar Rp 1,2
secara kuantitas maupun kualitas.
Miliyar
per
tahun.(Suaramerdeka.com, 2006).
Sumber
sebuah
Sumber adalah
daya
yang
sumber
daya
implementasi
Kualitas manusia
kebijakan
sumberdaya
mememnuhi
daya
manusia
satnadar
sumber
bisa
diartikan
baik
daya sebagai
Dari beberapa kasus di atas
Intellectual Capital . Intellectual
tentunya diakibatkan oleh beberapa
capital sendiri memiliki arti sebagai
faktor yang mana salah satunya
sebuah
adalah Intellectual Capital. Padahal
kemampuan
penelitian
yang
organisasi/ perusahaan/ komunitas
Elisabeth
&
menyatakan nilai
akuntansi
Samuel
bahwa
modal
berpengaruh
dilakukan
suatu
(2014)
pertambahan
intelektual positif
oleh
sangat terhadap
organisasi/
perusahaan.
pengetahuan
tertentu kegiatannya.
oleh
menjalankan
Pengertian
tersebut
merupakan elaborasi dari pendapat beberapa
ahli
dalam
intellectual
capital, diantaranya bahwa “modal intelektual adalah sebuah asset tidak
Dalam Budi Winarno (2008) model
fisik
(abstrak)
yang
memainkan aturan penting dalam
Literatur Review
implementasi
kebijakan, salah satunya menurut pandangan Edwards III implementasi
72
dimiliki
dalam
berwujud
dijelaskan
yang
dan
pengetahuan
terbaru
ekonomi”
(Gigante & Previati, 2011) Elisabeth Feimianti (2014: 99).
dalam
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
atas,
Merujuk pada pengertian di
Yamkovenko, 2008; Yang and Lin,
maka
capital
2009; Mavridis and Kyrmizoglou,
sangat
2005; Tayles et al, 2007). ). Hal
menjadi
Intellectual
komponen
yang
penting dalam hal pengelolaan zakat.
senada
Dikarenakan pengelolaan zakat ini
Mariya Anatolievna M et.al (2012: 2)
menyangkut dari proses perencanaan
yang menjelaskan
pengumpulan
hingga
kapital merupakan berbagai sumber
sendiri.
daya yang dimiliki perusahaan yang
zakat
penyampaian
zakat
itu
Hailey (2011: 9)
juga
disampaikan
oleh
bahwa modal
bersifat unik dan berasal dari internal
“ intellectual capital is one of
serta tidak menekankan pada sumber
important
daya fisik.
strategic
asset
in
knowledge based economy, where the
knowledge
economic
is
production and distribution” penjelasan
di
capital tersebut diperkuat juga oleh penelitian terkait intellectual capital
dapat
yang dilakukan oleh José Luis Alfaro
intelektual
Navarro (2013: 461), bahwa dalam
adalah salah satu sumberdaya strategi
mengukur peran modal intelektual di
penting dalam ekonomi, di mana
kota adalah dengan menggunakan
pengetahuan ekonomi itu terdiri dari
beberapa indikator, diantaranya :
aspek produksi dan distribusi”.
1.
diterjemahkan
atas
Ketiga komponen intellectual
“modal
Untuk memudahkan dalam
Modal Manusia (i) Kapasitas
menerjemahkan intellectual capital
(ii)
dan untuk
(iii) Pembangunan/
dalam
mengetahui
organisasi
perannya
maka
harus
diidentifikasi beberapa komponen
Kemampuan
Pengembangan 2.
Modal Struktural
yang ada dalam modal intelektual.
(i) Proses: sistem informasi,
Beberapa ahli menjelaskan mengenai
sistem organisasi
tiga komponen dasar dari intellectual capital, yaitu : human capital (modal manusia), structural capital (modal struktur), (modal
dan
relational
hubugan)
capital
(Holton
(ii)
Komunikasi: Hubungan antara berbagai pihak
(iii) Komersial: Kualitas Layanan
and
73
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
(iv) Lingkungan: Lingkungan
(v) 3.
penting
untuk
pengambilan keputusan sebagaimana
R & D & i: Investasi
didalilkan oleh Bontis et al. (2000: 85).
Leire Alcaniz et.al (2012)
hasil
yang
sosial dan budaya
Modal Lainnya
dalam
kebijakan
penelitiannya empirisyaitu
(c)
Relational
menemukan
hubungan
salah
pemegang
satu
Capital
adalah
perusahaan saham
dengan eksternal.
komponen penting untuk memperkuat
Kepercayaan kumulatif, pengalaman,
kinerja
(IC)
dan pengetahuan yang membentuk
Human
inti dari hubungan antara perusahaan
yang
berarti
dan pelanggan mereka. Penghubung
lebih
untuk
Intellectual
adalah
capital
Efisiensi
Capital(HCE) berinvestasi
modal
terus
pelanggan
meningkatkan karyawan produktif
meninggalkan
akan
efisiensi
hubungan. Hal ini sesuai pula dengan
Human
hasil penelitian yang dilakukan oleh
adalah
Elisabeth Feimianti, et.al (2014: 108)
meningkatkan
manusia(karyawan). Capital/
Modal
keterampilan karyawan
(a)
manusia dan
yang
kreativitas dapat
lebih
yang
sebuah
Dari
menyebutkan
komersial
bahwa
Pertambahan nilai modal intelektual
mendorong dengan berinvestasi lebih
berpengaruh
banyak di program pelatihan mereka.
akuntansi
Modal manusia adalah pengalaman
perusahaan. Intellectual capital (IC)
dan
yang
memiliki korelasi positif terhadap
meningkatkan efisiensi organisasi.
nilai pasar dan hasilnya sangat
Karyawan lebih efisien berarti lebih
signifikan. Dalam perbandingan tiga
efisien
komponen IC, hasilnya menunjukkan
keahlian
karyawan
organisasi
untuk
positif suatu
organisasi/
meningkatkan Value Added (VA)
bahwa Modal
efisiensi. (b) Modal Struktural adalah
kontribusi terbesar untuk IC. Agak
penentu penting dari IC. Ini terdiri
berbeda dengan pernyataan yang
dari semua aset non manusia. Ini
diungkapkan oleh Nur Syuhada, dkk
diakui
sistem,
(2013: 368) yang menyatakan bahwa
prosedur, database, hak copy, paten,
“intellectual capital berpengaruh
prosedur struktural, peraturan dan
terhadap kinerja organisasi zakat.
74
sebagai
semua
manusia
terhadap
memiliki
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
Namun, hanya dua dari tiga
Dari uraian di atas maka
konsep intellectual capital yang
dapat dikatakan bahwa ada hubungan
paling berpengaruh. Konsep yang
langsung dan positif antara modal
dimaksud adalah human capital
intelektual
dan relational capital yang secara
(Stewart,
signifikan
memiliki
hubungan
komponen-komponen
positif
terhadap
kinerja
organsisasi zakat.
dan
kinerja
1997).
bisnis Sehingga
dari
modal
intelektual tersebut dapat disusun melalui model berikut:
Gambar 6
Model Intellectual Capital
Dari bagan di atas dapat
Structural
Capital
(SC)
dan
diuraikan bahwa Intellectual Capital
Relational Capital (RC). Adapun
(IC) memiliki 3 komponen utama
untuk mengukur ketiga komponen
yakni
tersebut,
Human
Capital
(HC),
maka
masing-masing 75
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
komponen
memiliki
masing-masing
indikator sebagaimana
berkah, tumbuh, dan terpuji. Kata ini juga
sering
dikemukakan
digambarkan pada bagan di atas. HC
makna
dapat
Wahbah Al-Zuhayly (2000).
diukur
dengan
indikator
thaharah
untuk
(suci)
dalam
pendidikan dan belajar, kemampuan
Hal ini ditegaskan pula dalam
dan pengalaman serta inovasi dan
Al-Quran, (QS 91:9) Allah SWT.
kretifitas pegawai. Sementara itu, SC
Berfirman
dapat diukur melalui sistem dan
beruntunglah
program,
menyucikan jiwa itu. Maksud kata
penelitian
pengembangan
serta
(intelektual)
dalam
dan
hak
cipta
zakka
bahwa:
dalam
Sesungguhnya
orang
ayat
yang
ini
adalah
organisasi
menyucikan dari kotoran. Arti yang
tersebut. Sedangkan RC dapat diukur
sama (suci) juga terlihat dalam QS
dengan beberapa indikator, antara
87:14 yang berbunyi Sesungguhnya,
lain
beruntunglah
perijinan
dan
perjanjian,
hubungan dengan konsumen atau
supplier
dan
pengguna
layanan terhadap organisasi terkait.
yang
menyucikan diri. Menurut
pengguna layanan serta pengetahuan partner,
orang mazhab
Syafi’i,
dalam Wahbah Al-Zuhayly (2000) zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan cara khusus. Berdasarkan
Zakat Menurut Undang-undang No.
Undang-undang No. 23 tahun 2011
23 tahun 2011 tentang Pengelolaan
tentang Pengelolaan Zakat Pasal 4,
Zakat
zakat meliputi zakat mal dan zakat
Pasal
1
ayat
(2),
yang
dimaksud dengan zakat adalah harta
fitrah. Zakat mal meliputi:
yang wajib dikeluarkan oleh seorang
a.
muslim atau badan usaha untuk diberikan
kepada
yang
emas, perak, dan logam mulia lainnya;
berhak
b.
uang dan surat berharga lainnya;
menerimanya sesuai dengan syariat
c.
perniagaan;
Islam. Dari sudut etimologi, menurut
d.
pertanian,
pengarang lisan al-‘Arab, kata zakat
perkebunan,
kehutanan;
(al-Zakah) merupakan kata dasar
e.
peternakan dan perikanan
(mashdar) dari zaka yang suci,
f.
pertambangan;
76
dan
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
g.
perindustrian;
merupakan harta yang dimiliki oleh
h.
pendapatan dan jasa; dan
muzaki perseorangan atau badan
i.
rikaz.
usaha. Sedangkan menurut Mursyidi
Menurut Mursyidi (2011: 78)
(2011: 80) Zakat mal adalah zakat
Zakat fitrah merupakan zakat jiwa
kekayaan,
(zakah
dikeluarkan
al-nafs)
yaitu
kewajiban
berzakat bagi setiap individu baik
belum
dewasa,
dibarengi
dengan
ibadah
zakat
yang
dari
kekayaan
atau
sumber kekayaan itu sendiri.
untuk orang yang sudah dewasa maupun
artinya
Menurut Undang-undang No.
dan
23 tahun 2011 tentang Pengelolaan
puasa
Zakat Pasal 1 nomor 1, yang
(shaum). Adapun fungsi dari zakat
dimaksud dengan pengelolaan zakat
fitrah antara lain yaitu:
adalah
a.
Fungsi ibadah
pelaksanaan, dan pengoordinasian
b.
Fungsi
c.
membersihkan
orang
perbuatan yang tidak bermanfaat
a.
Klasik
dalam
Pengelolaan Zakat
orang-orang miskin pada hari
Menurut Eri Sudewo dalam buku Sudirman (2007: 72-94), ada
Delapan
golongan
beberapa tradisi yang menurutnya telah membuat pengelolaan zakat di
mustahik
Indonesia
tidak
secara merata dan bersifat wajib
diantaranya yaitu:
Delapan
1) Sikap Penyepelean
golongan
dengan
mustahik,
mengkhususkan
maksimal,
2) Pekerjaan Sampingan
golongan fakir
3) Tanpa Manajemen
Hanya orang-orang fakir, tidak
4) Tanpa Seleksi Sumber Daya
kepada
golongan
mustahik
lainnya.
No.
Manajemen
Memberikan kecukupan kepada
dilakukan kepada:
c.
dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
Pendistribusian zakat fitrah dapat
b.
perencanaan,
yang berpuasa dari ucapan dan
raya fitri
a.
kegiatan
Manusia 5) Ikhlas Tanpa Imbalan
Berdasarkan Undang-undang
6) Kreativitas Rendah
23
7) Minus Monitoring dan Evaluasi
tahun
2011
tentang
Pengelolaan Zakat Pasal 4, Zakat mal
8) Tidak Biasa Disiplin
77
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
b.
Manajemen
Modern
dalam
Pengelolaan Zakat
Pelaksanaan dalam sebuah manajemen adalah aktualisasi
Untuk memajukan organisasi,
perencanaan yang dicanangkan
kita bisa menerapkan manajemen
oleh
modern. Kita bisa mengambil model
pengarahan
manajemen
penjagaan
sederhana
dipelopori
oleh
James
sebagai
proses
(planning),
yang
organisasi,
sedangkan
adalah agar
proses
pelaksanaan
Stoner,
program kegiatan dapat berjalan
perencanaan
sesuai dengan rencana. Dalam
pengorganisasian
pelaksanaan
ada
(organizing), pengarahan (actuating),
komponen
yang
dan
diperlukan, diantaranya adalah
pengawasan
Menurut
Eri
(controlling).
Sudewo,
keempat
aktifitas itu dikelompokkan ke dalam beberapa poin penting, diantaranya yaitu:
motivasi,
merupakan
4) Pengawasan merupakan
untuk
menganjurkan
aktivitas positif dan mencegah
suatu aktifitas untuk membuat
perbuatan
rancangan-rancangan
aturan dalam bahasa
agenda
dan
kepemimpinan.
proses
Perencanaan
sangat
komunikasi
Pengawasan
1) Perencanaan
beberapa
yang
menyalahi agama
kegiatan yang akan dilakukan
biasa disebut amar ma’ruf nahi
oleh
organisasi.
munkar. Pengawasan berfungsi
Perencanaan bisa terkait dengan
sebagai pengawal agar tujuan
beberapa hal, antara lain yaitu
dalam organisasi dapat tercapai.
sebuah
waktu dan strategi. 2) Pengorganisasian
Metode Penelitian
Pengorganisasian adalah cara yang
ditempuh
oleh
sebuah
penelitian
ini
merupakan
deskriptif
dengan
lembaga untuk mengatur kinerja
pendekatan
lembaga
penelitian deskriptif kualitatif yang
termasuk
anggotanya. 3) Pelaksanaan dan Pengarahan
78
Penelitian
para
digunakan
kualitatif.
pada
penelitian
dimaksudkan
untuk
informasi
mengenai
Jenis
ini
mendapatkan peran
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
intellectual
capital
Bazda
Kota
Data-data dari sumber data
Surakarta dalam pengelolaan zakat di
tersebut diperoleh peneliti melalui
Kota Surakarta, secara mendalam
beberapa teknik pengumpulan data,
dan obyektif. Secara metodologis,
antara lain wawancara mendalam
alasan
penelitian
dengan informan, observasi terhadap
desktriptif kualitatif yaitu penelitian
lokasi dan perilaku pegawai serta
tentang peran intellectual capital
studi kepustakaan dan dokumentasi
merupakan suatu penilaian mulai dari
terhadap beberapa dokumen, arsip,
pelaksanaan hingga tanggungjawab
foto,
untuk
berkaitan dengan penelitian.
menggunakan
mengetahui
sejauh
mana
dan
segala
sesuatu
yang
peranan Bazda dalam pengelolaan zakat di Kota Surakarta.
Pembahasan
Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang dipilih secara purposive sampling. Adapun narasumber
atau
informan
yang
1. uman Capital Salah satu komponen dalam intellectual
capital
adalah
capitalatau
modal
dimintai informasi pada penelitian ini
human
antara lain, kepala BAZDA Kota
manusia.
Modal
Surakarta yang mana mengetahui
merupakan
hal
segala sesuatu terkait organisasinya
penting dalam sebuah organisasi,
baik, SDM, struktur maupun relasi
baik itu swasta maupun publik.
antar organisasi. Selain itu juga
Hal tersebut sebagaimana telah
dilakukan penggalian informasi dari
dibuktikan
para
Leire Alcaniz et.al (2012) yang
pegawai
yang
mana
juga
yang
dalam
sangat
penelitian
mengetahui tentang kinerja Sumber
mana
Daya Manusia, struktur organisasi
menemukan hasil empirisyaitu
maupun hubungan relasi organisasi.
salah satu komponen penting
Dalam rangka melengkapi data dari
untuk
informan maka juga diperoleh data
Intellectual capital (IC) adalah
yang bersumber dari dokumen dan
Efisiensi Human Capital(HCE)
arsip
yang berarti berinvestasi lebih
yang
penelitian ini.
berkaitan
dengan
dalam
manusia
penelitiannya
memperkuat
kinerja
untuk meningkatkan karyawan
79
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
produktif akan
meningkatkan
efisiensi manusiakaryawan. Ia
a .Learning
and
Education
(Tingkat Pendidikan)
juga menjelaskan bahwa human
Salah satu Indikator
capital/ modal manusia adalah
dari komponen human capital
keterampilan
adalah
karyawan
dan
yang
kreativitas
pegawai
karyawan
mendorong dengan berinvestasi
organisasi
lebih
program
memiliki tingkat pendidikan
pelatihan mereka. Selain itu
yang tinggi dan sesuai dengan
modal
dapat
fungsinya. Jika dilihat dari
diartikan sebagai pengalaman
tingkat pendidikannya maka
dan keahlian karyawan yang
Bazda kota Surakarta sendiri
meningkatkan
dapat dikatakan baik. Hal ini
di
manusia
juga
efisiensi
organisasi.
Pentingnya
karena
yang
atau
lebih
banyak
dapat
para
ada
tersebut
di telah
mayoritas
tingkat
komponen human capital juga
pendidikan dari pegawai Bazda
diperkuat dengan hasil penelitian
rata-rata S1 dan memang yang
Elisabeth Feimianti, et.al (2014)
diutamakan adalah S1. Dilihat
yang
dari
menunjukkan
Modal
manusia
bahwa memiliki
tingkat
pendidikan
pegawai sendiri, Bazda Kota
kontribusi terbesar untuk IC.
Surakarta
Pentingnya
capital
kekuatan (power) yang cukup
tersebut juga menjadi perhatian
besar. Karena secara umum
khusus dalam organisasi zakat,
jika
termasuk
Kota
pendidikan pegawai adalah S1,
Surakarta. Setidaknya ada 3
maka secara tidak langsung
Indikator
melihat
para pegawai telah memiliki
komponen Human capital yang
wawasan dan kemampuan yang
dimiliki
cukup,
Surakarta.
human
bagi
Bazda
dalam
oleh
Bazda
Adapun
Kota ketiga
indikator tersebut adalah sebagai berikut:
telah
memiliki
minimal
baik
manajemen
atau
tingkat
dari
segi
mungkin
public speaking. Selain
tingkat
pendidikan secara formal. Para
80
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
pegawai
Bazda
juga
terus
Indikator kedua dari
melakukan pendidikan secara
komponen
informal
berbagai
adalah
pelatihan
expertise
melalui
pendidikan
dan
(diklat).
Pendidikan
pelatihan
tersebut
human Experience yakni
capital and tingkat
dan
pengalaman dan keahlian yang
biasanya
dimiliki pegawai dalam hal ini
dan
adalah pegawai Bazda Kota
dilaksanakan
diselenggarakan oleh provinsi
Surakarta.
Bazda
Kota
dan dengan jumlah terbatas .
Surakarta
sendiri
selain
Hal tersebut berdampak pada
memperhitungkan
tidak semua pegawai Bazda
pendidikan
memiliki kesempatan tersebut.
sangat
Hal tersebut terjadi tentunya
pengalaman dan keahlian yang
bukan
alasan.
dimiliki pegawainya. Karena
peserta
jika mengandalkan pendidikan
tanpa
Terbatasnya
jumlah
pendidikan
dan
tersebut
tak
pelatihan lepas
dari
minimnya dana. Dilihat dari pendidikan
formal
tentang
pegawai
juga
memperhatikan
tanpa
memperhatikan
pengalaman
yang
dimiliki
tentunya kurang adil.
maupun
informal maka terkait dengan
Selain itu jika dilihat
pemahaman mengenai zakat
dari perekrutan pegawai sendiri
dan pengelolaanya, pegawai
juga
Bazda sudah dapat dikatakan
tentang
memahami,
yang
namun
yang
sangat
diperhatikan
aspek
pengalaman
dimilikinya.
Melihat
menjadi permaslaahan adalah
begitu pentingnya pengalaman
mentrasfer
dan
ilmu
tersebut
kepada masyaarkat
keahlian
pegawai,
bagi
maka
seorang
dibutuhkan
pegwai-pegawai yang memiliki b .Experience and Expertise
kemampuan
(Tingkat
tersebut biasanya berasal dari
Keahlian)
Pengalaman
dan
lebih.
Orang
pihak swasta. Artinya bahwa pengurus Bazda adalah berasal
81
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
dari
Lembaga
Amil
Zakat
c Innovation
Swasta dan juga dari perguruan
(Tingkat
tinggi.
Kreatifitas) Dalam meningkatkan
and
Creation
Inovasi
Indikator
terakhir
dan
dalam
pengalaman dan keahlian yang
melakukan penilaian terhadap
telah dimiliki dengan adanya
human capital adalah dengan
pelatihan-pelatihan
mengukur tingkat inovasi dan
tentunya
yang
bertujuan
untuk
kreatifitas
pegawai
dalam
mengembangkan keahlian yang
organisasi
tersebut.
Dalam
dimiliki
menambah
Bazda sendiri inovation dan
Kegiatan
kreatifitas dapat dilihat melalui
umum
bagaimana pegawai melakukan
serta
pengalaman. pelatihan
secara
dilaksanakan
tahunan,
tindakan
untuk
sedangkan untuk kegiatan yang
memaksimalkan potensi zakat
terkait dengan sosialisasi dan
yang ada.
pembinaan dilkasankan secara
Sehingga
triwulan.
tersebut menjelaskan bahwa
dari
pernyataan
inovasi dan kreatifitas pegawai Kegiatan
raker
Bazda dalam hal meningkatkan
tersebut tentunya akan mampu
kuantitas zakat adalah melalui
menambah dan meningkatkan
pelibatan
pengalaman serta keahlian para
memiliki pengaruh besar di
pegawai Bada Kota Surakarta.
masyarakat
Karena selain melakukan rapat
berasal dari ormas. Dengan hal
para
ini maka diharapakan akan
pegawai
juga
orang-orang
terutama
masyarakat
yang
yang
mengembangkan
membuat
pengalamannya dalm diskusi
untuk
untuk mencoba memecahkan
peningkatan
kasus tertentu.
amsyarakat dalam membayar
berzakat
sadar Dalam
kesadaran
zakat ini dihadapkan pada pola pikir masyarakat yang masih rendah tingkat kesadarannya
82
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
dalam
berzakat.
Selain
itu
pengumpulan sampai dengan
Bazda juga melakukan inovasi
pendistribusian
untuk melakukan pengelolaan
pelaporan.
dengan
cara
jemput
bola.
Artinya bahwa pegawai Bazda akan
mengumpulkan
zzakat
2. tructural Capital
dengan cara mendatangi satu per
satu
ataupun
UPZ/SKPD
yang
Pada capitalini
Structural berkaitan
dengan
bersangkutan untuk membayar
struktur dari organisasi Bazda
zakat.
dan
sendiri itu seperti apa secara
itu.
struktural dengan lembaga atau
Selain
kreatifitas
Inovasi
semacam
Pegawai Bada Kota Surakarta
pihak-pihak
sendiri juga memiliki Inovasi
Pelaksanaan zakat di Kota
yang mempunyai sifat lebih
Surakarta
legal
yakni
dilaksanakan oleh Badan Amil
mengajukan Perwali. Dengan
Zakat Daerah (Bazda) namun
adanya
pada
atau
resmi,
Perwali
diharapkan
terkait.
yang
saat
ini
seharusnya
pelaksanaan
kebijakan pembayaran zakat ini
dilaksanakan
oleh
akan
Kementerian
Agama
lebih
mengikat.Dari
Kota
pernyataan-pernyataan di atas
Surakarta
maka dapat disimpulkan bahwa
Penyelenggara Syariah. Pada
jika
tingkat
saat ini juga Pemerintah Kota
kreatifitas dan inovasi pegawai
Surakarta sedang membentuk
Bazda Kota Surakarta dalam
Badan Amil Zakat Nasional
hal pengelolaan zakat sudah
(Basnaz)
ada, hanya saja masih belum
Sementara
berkembang. Kreatifitas dan
zakat masih mengacu pada
inovasi masih terbatas pada
Undang-undang No. 23 Tahun
usaha secara tradisional, dan
2011
belum
Zakat
dilihat
dari
menyentuh
pengembangan
iptek
pada
pada
Kantor
Kota ini
tentang
Bagian
Surakarta. pelaksanaan
Pengelolaan
karena baik Perda
dalam
maupun Perwali masih belum
pengelolaan zakat baik dalam
ada dan hingga saat ini masih
83
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
dalam proses pembuatan di
Kemenag
DPRD Kota Surakarta.
rapat:
untuk
mengikuti
Bagian Penyelenggara Syariah dalam melaksanakan
Kepengurusan
Bazda
dan mengurusi masalah zakat
saat ini yang di pegang oleh
ini merupakan sebuah tugas
Bagian Penyelenggara Syariah,
tambahan.
belum
termasuk juga di dalamnya
yang
pengurus-pengurus yang terdiri
yang
dari
Karena
terbentuknya
Bazda
sesungguhnya,
Bazda
pegawai
utuh berdiri sendiri dan sesuai
Penyelenggara
tugas, pokok dan fungsinya
Artinya,
sehingga
Penyelenggara
Bazda
Penyelenggara sifatnya
Syariah
jobdesk
Sedangkan
dalam ini
fasilitator.
pembentukan
di
Bagian Syariah.
pegawai
Bagian
Syariah
juga
sebagai pengurus Bazda Kota Surakarta. Sampai pegawai
bazda
saat
ini
sementara
Baznas sendiri saat ini masih
adalah berjumlah 4 orang. Satu
dalam proses dan salah satu
sebagai ketua, satu sebagai
inisiator
tenaga administrasi dan yang
dari
pembentukan
Baznas ini adalah dari Kantor
dua
Kemenag Kota Surakarta.
jemput bola atau mencari khud
Untuk Baznas
adalah
sebagai
tenaga
pembentukan
sendiri
pihak
dari
Melihat
kondisi
Kantor Kemenag yang diwakili
tersebut
oleh
Bagian
meningkatkan kinerja Bazda
Penyelenggara Syariah sampai
kedepannya, secara pengurus
saat ini sudah mengikuti rapat
akan
bersama
profesional maupun dari ormas
pegawai
dengan
Pemkot
maka
untuk
melibatkan
tenaga
Surakarta sebanyak 5 (lima) kali. Berikut penuturan dari
84
Pelaksanaan zakat yang
Pak Arifin selaku pegawai
dilakukan
Bagian Penyelenggara Syariah
Kementerian
yang
Surakarta
mewakili
Kantor
oleh
Kantor
Agama pada
Kota
prinsipnya
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
menggunakan prinsip syariah. Prinsip
syariah
Sebagai dampak belum
yang
settlenya kedudukan Bazda di
pengelolaan
zakatnya
Surakarta, memberikan imbas
pengelolaan
secara
bahwa secara struktural, Bazda
dari
yang sampai saat ini masih
keseluruhan,
mulai
pengumpulan, pendistribusian
dilkasanakan
hingga pengembangan. Secara
kementrian
syariah, pengumpulan
memiliki struktural dan tupoksi
zakat
pada awalnya di kumpulkan di
oleh
kantor
agama
belum
yang jelas.
Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Dan dapat disimpulkan bahwa seharusnya
tiap
daerah
itu
3. Relational Capital
setidaknya mempunyai UPZ, yang
berfungsi
sebagai
Salah satu indikator dari
intellectual
capital
lembaga yang mengumpulkan
adalah relation capital yang
zakat.
didalamnya terdapat strategi
Namun
kenyataannya daerah
di
pada
tidak Kota
semua Surakarta
alliances,
licensing,
agreements;
relation
memiliki UPZ. Terkait dengan
partners,
pendistribusian zakat itu dapat
customer; serta knowledge
dilaksanakan
about
mustahik
langsung
(penerima
supplier,
with
partners,
and
suppliers.
zakat)
Dari relational capital yang
Apabila pendistribusian zakat
memiliki 3 indikator tersebut
ini dapat menyasar artinya
dapat dibedakan menjadi 2
zakat diberikan kepada orang-
pandangan
orang
berhak
dengan penelitian yang kami
sesuai
lakukan, yaitu:hubungan dari
maka
pegawai Bazda Surakarta dan
sangat
hubungan dari muzaki Bazda
yang
menerimanya dengan
sasaran
pendistribusian efektif
atau
untuk
ini
mengentaskan
Surakarta.
yang
dikaitkan
Jika
dikaitkan
sudut
pandang
kemiskinan di wilayah Kota
dengan
Surakarta.
pertama sebagai hasil dari
85
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
penelitian yang kami lakukan
untuk
adalah
pengumpulan
Bazda
memiliki
Surakarta
hubungan secara
zakat
itu
sendiri. Tidak dipungkiri oleh
struktural dengan pemerintah
BAZDA
pusat serta hubungan dengan
yang menjadi permasalahan
pihak
saat
luar
untuk
Surakarta
ini
bahwa
merupakan
melaksanakan tupoksinya .
pengumpulan zakat, dan tidak
Sebagai contoh adalah Bazda
mengkhawatirkan
dapat membangun jejaring
pendistribusian karena sudah
dengan
bagian
ada syariatnya sehingga lebih
kependudukan ataupu bidang
mudah pelaksanaannya. Jika
sosial yang bermanfaat bagi
ditelusuri
Bazda
penemuan
dinas
Surakarta
untuk
soal
berdasarkan dari
BAZDA
mengetahui data warga-warga
sendiri, akar permasalahan
yang miskin ataupun fakir di
dari pengumpulan zakat ini
daerahnya. Adapula BAZDA
berasal dari persoalan intern
Surakarta menjalin kerjasama
masyarakat
dengan
bahwa masyarakat Solo yang
Pemkot
untuk
Surakarta mengetahui
permasalahan kemiskinan
86
meningkatkan
data kefakiran
beragama
Solo.
Artinya
Islam
keterbatasan
memiliki
pada
5
hal
didalam dirinya sendiri yaitu
kemudian siapa yang tidak
ilmu,
punya pekerjaan. Selain itu
keterpanggilan, mental, dan
banyak
menjalin
mental perjuangan atau bisa
kerjasama-kerjasama dengan
juga dari kelima hal tersebut
pondok pesantren, penyuluh
disebutkan bahwa masyarakat
agama islam, dan dari UPZ-
Solo
UPZ lainnya. Bukan hanya
memiliki
untuk mengetahui data-data
berzakat walaupun sudah ada
dari warga yang perlu dibantu
ketentuannya
saja tetapi juga kerjasama ini
Sehingga potensi yang ada
bertujuan
untuk berzakat bukan berasal
lagi
sebagai
upaya
kesasaran,
yang
Islam
kurang
inisiatif
untuk
di
Al-quran.
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
dari
latar
pendidikan
belakang yang
tinggi
BAZDA
Surakarta.
Sosialisasi
dilakukan
oleh
(sarjana) tetapi kemauan me-
bendahara di kantor masing-
nishab
masing.
atau
5
hal
yang
dikatakan di atas tadi. Selain
Terkait
dengan
melihat dari permaslahannya,
hubungan dengan lembaga
hubungan ini melihat juga
amil
mengenai
dapat
kegiatan-kegiatan
zakat
lainnya
maka
diketahui
bahwa
yang dilakukan oleh BAZDA
pelaksanaan dan pengarahan
terkait
zakat di Kota Surakarta ini
penyelenggaraan
tupoksinya, kegiatan-kegiatan
masih
tersebut diselenggarakan dari
sendiri. Belum ada koordinasi
pusat/nasional,
yang
turun
ke
berjalan
jelas
sendiri-
dengan
Unit
provinsi dan sampai k daerah
Pengumpulan Zakat di Kota
yaitu
Surakarta
Paguyuban
Syariah
Solo Raya.
Pelaksanaan
Jika
dilihat
sendiri-
dari
sendiri dimaksudkan, badan
hubungan muzakinya, upaya
amil zakat kota Surakarta
yang
belum
dilakukan
BAZDA
menjadi
tempat
Surakarta selama ini kurang
penyaluran terbesar zakat di
bisa menambah muzaki yang
kota
membayarkan
ke
pengumpul zakat di setiap
Surakarta.
masjid ataupun SKPD yang
Sosialisasi yang dilaksanakan
ada di surakarta dan atau
kurang mengena ke sasaran.
muzaki zakat lebih banyak
Saat ini dari SKPD hanya
yang
mengetahui ada tenaga yang
tersebut kepada orang-orang
datang
yang dianggapnya
zakat
BAZDA
untuk
mengambil
Surakarta.
menyalurkan
unit
zakatt
sebagai
uang zakat setiap bulannya
mustahik (orang disekitarnya
dari hasil pemotongan gaji
yang dianggap memerlukan
pegawai
mau
zakat). Padahal jika di zakat
membayarkan zakatnya ke
tersebut disalurkan melalui
yang
87
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
bazda maka penyaluran akan
orang-orang
lebih
benar membutuhkan.
tepat
sasaran,
dikarenakan data mustahik
Sedangkan
benar-
untuk
yang diperoleh Bazda adalah
besaran zakat dilaksanakan
dari
instansi
pemerintah
dan diarahkan bukan melalui
halya
kecamatan,
undang-undang namun secara
sebagainya
mendasar itu adalah aturann
seperti kelurahan
dan
(data lebih valid).
zakat
yang termuat dalam agama
Kebermanfaatan dana
islam (Al-Quran). Kendala
jika
dalam
pelaksanaannya
pelaksanaan
dilakukan oleh badan amil
pengumpulan zakat memang
Zakat akan lebih maksimal.
karena hal ini bersifat secara
Dapat ditegaskan
sukarela
bahwa
karena
kesadaran
pelaksanaan yang terstruktur
dari masing-masing manusia.
dari UPZ ke Bazda akan lebih
Namun
besar
peraturan daerah tentu akan
manfaatnya,
karena
jika
mustahik (penerima zakat)
berpengaruh
tidak hanya tercakup dalam
sedikit.
lingkungan
dalam
dibuatkan
walaupun
kota
namun juga dana zakat dapat
Kesimpulan
berfungsi untuk membantu
Sebagai sebuah lembaga pengelola
daerah
zakat
lain
yang terkena
bencana
misalnya.
milik
pemerintah,
maka
berdasarkan hasil penelitian dapat
Sumbangan sosial ini lebih
disimpulkan
potensial dan tepat sasaran
capital yang dimiliki oleh Bazda
apabila
yang
belum optimal. Hal tersbut dapat
mengelola. Hubungan denga
dilihat dari berbagai aspek berikut ini
daerah
:
Bazda
lain
memiliki
Bazda
kekuatan
sama-sama pemerintahan.
Dana
juga
bahwa
intelectual
karena
1. Human capital , Badan Amil
instansi
Zakat kota Surakarta (yang
zakat
akan lebih tepat sasaran untuk
88
yang
dilaksanaan penyelenggara
oleh syari’ah
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
Kementerian
Agama
Kota
tidak ada maka kekuatan
Surakarta) sudah baik dalam
untuk
hal
dengan UPZ menjadi abu-abu
pengetahuan
dan
pengalaman
tentang
atau
menjalin
tidak
hubungan
berhubungan
pelaksanaan zakat. Namun
langsung
dari
dan
surakarta. (tidak ada perda
belum
atau perwali yang mengatur
mumpuni, hal ini terhambat
tentang UPZ di bawah Bazda
karena belum ada struktur
Surakarta secara langsung)
yang jelas dalam Badan Amil
atau dengan kata lain struktur
Zakat Kota Surakarta.
Bazda belum terbentuk secara
segi
kreatifitas
2. Structural
inovasi masih
Capital,
Badan
degan
resmi,
BAZDA
masih
dalam
amil zakat kota surakarta
penggodokan
masih belum memiliki tempat
Hal
sendiri,
dan
hambatan
fungsi dari Badan Amil Zakat
hubungan
Kota
maupun LAZ lainnya.
tugas
pokok
Surakarta
diberikan
ini
(BAZNAS). mengakibatkan
dalam
menjalii
dengan
UPZ
kepada salah satu unit dalam
Maka
rekomendasi
yang
kementerian
agama
kota
dapat
diberikan
dari
surakarta
yaitu
unit
penelitian ini adalah agar
penyelenggara syari’ah. 3. Kota
surakarta
mengkaji
sedang
pembentukan
Bazda kota surakarta dapat segera dibentuk secara formal dan
bukan
hanya
Badan Amil Zakat Nasional,
dilaksanakan oleh kementrian
menindak
agama saja, namun juga harus
lanjuti
undang-
undang nomor 11 tahun 2014 4. Relation
segera
melibatkan
tokoh-
Capital,
tokoh masyarakat dan juga
hubungannya dengan UPZ
pejabat daerah agar potensi
yang ada di semua SKPD
zakat
belum
digali secara maksimal.
maksimal.
kekurangan
Karena
di
Surakarta
dapat
sumberdaya
manusia. Karena strukturnya
Daftar Pustaka
89
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
Moleong, Lexy J. 1998.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Mursyidi. 2011. Akuntansi Zakat Kontemporer. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nugroho, Riant. 2014. Kebijakan Publik di Negara-Negara Berkembang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sudirman. 2007. Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas. Malang: UIN-Malang Press Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Sutopo, HB. 2006. Penelitian Kualitatif, Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Suarakarta: Universitas Sebelas Maret Wahbah Al-Zuhayly. 2000. Zakat Kajian Berbagai Mahzab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik Teori & Proses. Yogyakarta: MedPress Abdel-Aziz Ahmad Sharabati and Shawqi Naji Jawad, Amman, Jordan, andNick Bontis. 2010. Intellectual capital and businessperformance in thepharmaceutical sector of Jordan.Management
90
Decision.Vol. 48 No. 1. hlm: 105-131 Adnan,
Nur Syuhada, Amrizah Kamaluddi, dkk. 2013. Intellectual Capital in Religious Organisation: Malaysian Zakat Institution Perspective. Journal of Scientific Research. Vol. 16 (368-377) Ahlgren, Mikael. What is Intellectual Capital?. UNVL Gaming Research & Review Jurnal, Vol. 15 Issue 2.William F. Harrah Collegeof Hotel AdministrationUniversity of Nevada,Las Vegas Alcaniz, Leire, Fernando GomezBazares, dkk. 2010. Theoritical Perspectives On Intellectual Capital: A Backward Look And A Proposal For Going Forward. Journal of Intellectual Capital (01-38) Bontis, Nick, William Chua Ching Keow, Stanley Richardson. 2000. Intellectual Capital And Business Performance In Malaysian Industry, Journal of Intellectual Capital. MCB University Press. 1(1): 85100 Feimianti, Elisabeth, Samuel PD Anantadjaya, dkk. 2014. Value Creation of Intellectual Capital: Financial Performances Analyses in Indonesian Publicy Listed Consumer Goods Industry. Review of Integrative Business & Economics Research. Vol 3 (1) hlm: 99113
Faizatul Ansoriyah, Rina Herlina Haryanti, Wahyu Febriyanto Sulistyo W, Dinar Permatasari, Jacika Pifi Nugraheni, Ratna Amy Purwasih : Intellectual Capital Badan Amil Zakat Dalam Pengelolaan Zakat
Hailey,
Wasim ul Rehman, Chaudhary Abdul Rehman, dkk. 2011. Intellectual Capital Performance And Its Impact On Corporate Performance: An Empirical Evidence From Modaraba Sector Of Pakistan. Australian Journal of Business and Management Research. Vol. 1 (5) hlm: 0816
Molodchik, Mariya Anatolievna, Elena Anatolievna Shakina, Anna Andreevna Bykova. 2012. Emerald Article: Intellectual Capital Transformation Evaluating Model. Journal of Intellectual Capital Vol. 13 Iss (Date Online 19/9/2012)
Navarro, Jose Luis Alfaro, Victor Raul Lopez Ruiz and Domingo Nevado Pena. 2013. A Theoritical Intellectual Capital Model Applied To Cities. Journal of AE La Mancha, Spain. Vol. XV. No. 34 Komite Penanggulangan Kemiskinan. Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan ( S N P K ) Peraturan Menteri Agama RI No. 13 Tahun 2012 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.PDF Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
91
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 67-92
92