Integrasi Data Kepegawaian Aplikasi Sub Sistem di Universitas Diponegoro Melalui Web Service ''Kodrat Iman Satoto, 2)Rinta Kridalukmana Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Program Studi Teknik Sistem Komputer Jl. Prof. Sudharto, S.H. Tembalang, Semarang 50725, Indonesia E-mail : "kodratia^undip.ac.id, 2)
[email protected] Abstract As one of top universities in Indonesia, Diponegoro University have been developed many information system applications to support its operational activities. As the impact, IT department faces new problem in which the data should be shared between applications in every level of organization. One of many solution that can be implemented is developing web service. By using Codelgniter Framework to build web application interface, lecturer data will be used as a model. Not only to handle request about lecturer information, in this research web service also be used to offer user authentication based on human resource application that exist in university to other application. To fulfill this function, web service will sent message to application that request information in JSON format. Keywords : web service, application interface. 1.
Pendahuluan
Sistem informasi di Universitas Diponegoro saat ini semakin banyak dikembangkan untuk memenuhi berbagai aspek kebutuhan, baik untuk pengelolaan data, monitoring, evaluasi, maupun untuk pencatatan berbagai aktifitas transaksi. Pengembangan sistem informasi ini tidak hanya dilakukan di unit pengelola sistem informasi di tingkat universitas, namun juga di unit pengelola di tingkat fakultas. Permasalahan mulai muncul ketika pengembangan sistem informasi di tingkat universitas dan fakultas akan melakukan pengelolaan terhadap data yang sama. Sebagai contoh adalah data kepegawaian. Data kepegawaian saat ini telah dikelola melalui sistem informasi kepegawaian yang dikembangkan oleh unit sistem informasi tingkat universitas. Namun untuk keperluan yang berbeda, pengelola sistem informasi tingkat fakultas memerlukan data tersebut untuk mengembangkan sistem-sistem lain seperti misalnya sistem kepangkatan dan sistem beban kerja dosen. Apabila pengembangan sistem-sistem lain yang memerlukan data kepegawaian tersebut tidak perlu memperhatikan validitas data dan integritas data, tentu saja akan lebih mudah untuk mengkoleksi data kepegawaian lagi untuk keperluan sistem yang akan dikembangkan tersebut. Namun hal ini tentu saja akan menimbulkan resiko terjadinya perbedaan data antara data kepegawaian di tingkat
77
Jumal Teknologi Infonnasi-Aiti, Vol. 11. No.l, Februari 2014 : 1 - 109
Universitas dengan data dari sistem lain yang dikembangkan di tingkat Fakultas. Salah satu penyebabnya adalah apabila akan dilakukan pembaharuan data, maka pembaharuan tersebut harus dilakukan di setiap sistem yang menyimpan data kepegawaian agar informasi yang diberikan selalu sama. Dikarenakan harus diperbaharui di setiap sistem yang mengelola data kepegawaian, maka sangat dimungkinkan apabila salah satu sistem tersebut tidak dilakukan pembaharuan data. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dicoba untuk menjembatani kebutuhan data kepegawaian dari yang telah dikelola oleh unit sistem informasi tingkat universitas untuk dapat dipergunakan oleh sistem-sistem lain yang akan dikembangkan di tingkat fakultas, yang selanjutnya sistem-sistem ini disebut dengan sub sistem, dengan mengembangkan web service. Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengembangkan application interface berbasis web yang berfungsi sebagai web service untuk mengirimkan data/pesan dari sistem kepegawaian ke sub-sub sistem lain yang akan menggunakan data kepegawaian. Batasan masalah dari penelitian ini adalah: 1) Application interface yang akan dikembangkan hanya melayani retrieve data, tidak melakukan aktifitas CRUD (create, update, delete), 2) Data kepegawaian yang ditangani oleh web service dibatasi pada data dosen. 2.
Kajian Pustaka
Pemahaman tentang application programming interfaces (APIs) sangat penting untuk memahami pengertian application interfaces. APIs merupakan mekanisme yang telah didefinisikan dengan baik yang dikembangkan untuk menghubungkan sumber daya yang ada seperti misalnya application server, middleware layer, atau database (lihat Gambar 1) [5], APIs memungkinkan developer untuk menggunakan layanan dari entitas-entitas yang ada untuk memperoleh nilai yang dimiliki oleh entitas tersebut. Misalnya untuk mengakses informasi pelanggan akan membutuhkan perantaraan API ke database pelanggan. Alasan dibuat API adalah : 1) Menyediakan akses ke data dan proses bisnis tanpa harus melalui user interface. 2) Menyediakan mekanisme yang memungkinkan berbagi informasi ( •>
Applicat'ori APIs
—
j —x|
«• Oat 3
Appt'cation
Gambar 1 Application Interface [5]
78
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
Application interface yang dapat difungsikan untuk mengakses proses bisnis dan data dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Full service interface Tipe ini menyediakan seluruh layanan untuk mengakses layanan bisnis, object, dan data (Gambar 2).
U.'}- (fvS
|
Gambar 2 Full Service Interface [5] 2. Limited service interface Pada limited service interface biasanya hanya diperkenankan untuk mengakses salah satu level saja dari layanan bisnis, object atau data (Gambar 3).
Gambar 3 Limited Service Interface [5] 3. Controlled service interface Tipe ini menyediakan layanan minimal terhadap logik dan data (Gambar 4)-
Gambar 4 Controlled Service Interface [5] Jumlah pengguna aplikasi berbasis web yang terus meningkat memicu penyedia layanan untuk meningkatkan kinerja aplikasi dengan menambahkan banyak fitur ke dalamnya. Salah satu fitur yang sekarang ini terus dikembangkan adalah penggunaan web service. Web Service adalah layanan yang tersedia di internet yang menggunakan bahasa standar XML untuk pengiriman pesannya, tidak terikat kepada bahasa pemograman atau sistem operasi tertentu [14], Definisi lainnya, Web Service mengacu pada perancangan berbasis pesan yang sering ditemukan di web dan di perangkat lunak perusahaan (enterprise). Web Service adalah aplikasi yang dapat berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi
79
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.l, Februari 2014 : 1 - 109
yang lain melalui jaringan dengan menggunakan serangkaian aturan-aturan (protokol) yang terstandarisasi [18]. Standar XML dan SOAP dikembangkan oleh W3C (World Wide Web Consortium). Selanjutnya, W3C juga terlibat dalam pengembangan standar protokol dan arsitektur untuk Web Service, seperti WSDL (Web Service Description Language), termasuk standar teknologi keamanan untuk Web Service seperti XML Encryption, XML Signature, dan lain sebagainya. Di samping W3C, beberapa organisasi lain saat ini juga terlibat dalam pengembangan standarisasi untuk Web Service, seperti OASIS {Organization for Advancement of Structured Information Standard), WS-I {Web Service Interoperability Organization) dan Liberty Alliance Technology Group yang disponsori oleh Sun Microsystem. Web Service bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara pemrogram dan perusahaan, yang memungkinkan sebuah fungsi di dalam Web Service dapat dipinjam oleh aplikasi lain tanpa perlu mengetahui detil pemrograman yang terdapat di dalamnya. Beberapa alasan mengapa Web Service digunakan adalah sebagai berikut: 1. Web Service dapat digunakan untuk mentransformasikan satu atau beberapa bisnis logic atau class dan objek yang terpisah dalam satu ruang lingkup yang menjadi satu, sehingga tingkat keamanan dapat ditangani dengan baik. 2. Web Service memiliki kemudahan dalam proses deployment-nya, karena tidak memerlukan registrasi khusus ke dalam suatu sistem operasi. Web Service cukup diunggah ke web server dan siap diakses oleh pihak-pihak yang telah diberikan otorisasi. 3. Web Service berjalan di port 80 yang merupakan protokol standar HTTP, dengan demikian Web Service tidak memerlukan konfigurasi khusus di sisi firewall. 4. Teknologi Web Service memungkinkan sebuah aplikasi menjadi sangat kecil ukurannya, karena kebanyakan datanya disimpan di Web Service sehingga tidak perlu disimpan secara lokal. Web Service ini juga memudahkan untuk memperbaharui data dalam aplikasi karena perubahan hanya tinggal dilakukan di Web Service dan semua aplikasi yang tsr-install secara lokal dan mengakses Web Service ini pun akan secara otomatis mengikuti perubahan ini. Teknologi Web Service ini sangat cocok untuk diterapkan pada aplikasi perangkat bergerak dimana perangkatnya kebanyakan selalu terkoneksi dengan internet dan membutuhkan aplikasiaplikasi yang ringan dalam sisi instalasi lokalnya. Web Service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antarsistem pada suatu jaringan. Web Service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu situs web untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain, sehingga sistem lain dapat berinteraksi dengan sistem tersebut melalui layanan (service) yang disediakan oleh suatu sistem yang menyediakan Web Service. Web Service menyimpan data informasi dalam format XML, sehingga data ini dapat diakses oleh sistem lain walaupun berbeda platform, sistem operasi, maupun
80
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
bahasa compiler. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Web Service memiliki beberapa keunggulan, diantaranya : 1. Lintas platform Pengunaan Web Service memungkinkan komputer-komputer yang berbeda sistem operasi dapat saling bertukar data. 2. Programming Language Independent Sebuah Web Service dapat diakses dengan menggunakan bahasa pemrograman apa saja. 3. Jembatan penghubung dengan database Umumnya sebuah aplikasi memerlukan driver database agar dapat melakukan koneksi ke dalam database. Web Service dapat dijadikan sebagai penghubung antara aplikasi dengan database. Dengan demikian, Web Service dapat menggantikan peran driver untuk mengakses database. 4. Mempermudah proses pertukaran data Penggunaan Web Service dapat mempermudah dan mempercepat pertukaran data diantara dua perusahaan, daripada harus menyesuaikan aplikasi dan database yang digunakan. Contoh Web Service: autentikasi akun pada facebook dan autentikasi keabsahan kartu kredit pada visa.com Codelgniter adalah sebuah aplikasi open-source yang berupa framework dengan model MVC {Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan PHP. Codelgniter dilengkapi dengan berbagai pustaka siap pakai untuk berbagai kebutuhan. Misalnya saja koneksi database, email, session dan cookies, keamanan, manipulasi gambar dan banyak lagi lainnya, sehingga mempermudah pekerjaan programmer. Dengan menciptakan pustaka sendiri yang kemudian A\-inchide-\cm ke dalam framework, programmer pun dapat menambah pustaka baru jika pustaka yang diinginkan tidak tersedia. Kadang juga beberapa pustaka dapat didapatkan di forum (http://codeigniterid.com) maupun wiki-nya (http://codeigniter.com/wiki/) [20], Arsitektur MVC {Model-View-Controller) muncul atas pemikiran Prof. Trygve Reenskaug, seorang berkebangsaan Norwegia. Dasar arsitektur ini adalah pemisahan antara logika aplikasi dengan tampilan dan database. Menggunakan pola ini diharapkan dapat meminimalisasi penulisan perintah (membuat coding lebih sederhana karena sudah dipisah dengan kode untuk tampilan), sehingga resiko terjadinya bug juga minimal, serta meningkatkan efisiensi pembangunan aplikasi karena programmer dapat bekerja secara terpisah dengan designer. Programmer mengerjakan logic sedangkan designer berkutat dengan desain tampilan antarmuka. Beberapa bahasa pemograman berbasis web yang framework-nya menerapkan konsep MVC adalah ASP (ASP Xtreme Evolution), Actionscript (FlashMVC), Coldfusion (Fusebox), JavaScript {JavaScript MVC), XML (XForms) dan Ruby {Ruby on Rails). Contoh framework PHP MVC adalah CakePHP, Symfony dan Codelgniter (CI). Gambaran penerapan arsitektur MVC pada Codelgniter kurang lebih sebagai berikut [13]: • Model bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan data dalam basis data. Di dalamnya biasa dituliskan perintah untuk mengambil,
81
Jumal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.l, Februari 2014 : 1 - 109
mengubah, menghapus, dan menambahkan data. •
View merupakan "tempat" untuk meletakkan apa yang akan ditampilkan di halaman browser. Sebuah berkas view umumnya berisi kode bahasa pemograman sisi klien.
•
Controller merupakan pengatur utama hubungan antara model, view, dan juga sumber daya lain yang tersedia. Sumber daya ini diperoleh dari kelompok/tipe kelas yang dapat disebut dengan Ctmtn framework CI. CI menerapkan pola MVC yang fleksibel karena Model dapat tidak digunakan. Jadi hanya menggunakan View dan Controller saja jika memang tidak memerlukan pemisahan di dalam struktur data dan basis data atau penggunaan model dianggap hanya menambah kompleks aplikasi dengan keuntungan yang kurang sebanding. 3.
Desain Parameter Input dan Output Interface Web Service
Interface web service secara umum merupakan controller merupakan jembatan akses dari aplikasi lain ke layanan web service. Interface akan dikembangkan sesuai dengan informasi yang akan diakses melalui web service. Pada penelitian ini, informasi yang akan dijadikan model untuk layanan interface web service adalah sebagai berikut: a. Informasi Data Umum Dosen, yang meliputi nama, tempat lahir, tanggal lahir, golongan, jabatan fungsional, alamat, nomor induk pegawai, jurusan dan fakultas. b. Informasi Pengabdian Dosen, yang meliputi judul pengabdian dan tahun dilaksanakannya pengabdian. c. Informasi Karya Ilmiah Dosen, meliputi informasi judul karya ilmiah, tahun publikasi, nama jurnal, volume dan nomor jumal, halaman artikel pada jumal dan bulan terbit jumal. Selain informasi tersebut, untuk keperluan fungsi autentikasi user yang akan dilayani oleh web service, maka data-data credential pengguna pada aplikasi sistem kepegawaian yang meliputi username dan password juga akan dapat diakses. Untuk dapat berinteraksi dengan layanan web service, aplikasi hams menyediakan input parameter yang diminta oleh web service. Berdasarkan input parameter inilah web service memberikan respon pengiriman data dengan parameter-parameter output yang sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Adapun interface pada web service yang dikembangkan meliputi autentikasiQ, getlnfoDosen (), getlnfoPengabdian (),genInfoKaryaIlmiah() dan authenticateUser (). Tabel 1 berikut ini menunjukkan input dan output parameter masing-masing interface.
82
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
Tabel 1 Input dan Output Parameter Interjace Web Service Method Name autentikasi()
Parameter Input parameter -sharekey
Deskripsi
Tipe data
Key penghubung Aplikasi dan web Id aplikasi yang Terdaftar di mesin webservice
Ouput parameter -statuslnfo 2
getlnfoDosem)
Input parameter -nip - sharekey
Keluaran basil proses autentikasi
Boo ean
Nomor induk pegawai Key penghubung Aplikasi dan web Id aplikasi yang Terdaftar di mesin webservice
Ouput parameter - tptlahir - tptlahir -gol Jf - almt - jur - fakultas getlnfoPengabdian() Input parameter
nama dosen tempat lahir tanggal lahir golongan jabatan fungsional alamat jurusan fakultas nomor induk pegawai
sharekey
- thawa thakhir
key penghubung aplikasi dan web service id aplikasi yang terdaftar di mesin web service tahun awal pengabdian tahun akhir pengabdian
Ouput parameter -jdl jiudul pengabdian - thpeng
tahun pengabdian
83
Jumal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.l, Februari 2014 : 1-109
Sambungan Tabel 1 Input dan Output Parameter Interface Web Service 4
getlnfoKaryallmiah() Input parameter nomor induk pegawai sharekey
key penghubung aplikasi dan web service id aplikasi yang terdaftar di mesin web service
- thawal
tahun awal karya ilmiah
- thakhir
tahun akhir karya ilmiah
Ouput parameter -jdl
nama dosen tempat lahir
nmjurnal
tanggal lahir golongan jabatan fungsional alamat
AuthenticateUser()
Input parameter - userlD
input user ID
password
password user
sharekey
key penghubung aplikasi dan web service id aplikasi yang terdaftar di mesin webservice
Output Parameter - statusllser keluaran hasil proses autentikasi user
boolean
Output parameter adalah kumpulan variabel yang dikirimkan oleh web service kepada aplikasi yang meminta data melalui interface web service. Output parameter pada web service yang dikembangkan akan dikirimkan dalam format JSON. Berikut adalah format output JSON untuk informasi data umum dosen:
84
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana)
{"nama'Vnamadosen", "tptlahir":"tempatlahirdosen"/ "tgllahir":"2013-01-01", "gol":"golongan dosen", "jf": "fungsionaldosen", "almt":"Alamat Dosen", "nip":"nip dosen", "jur":"jurusan dosen", "fak'Y'fakultas dosen"}
Berikutnya, data yang akan dilayani oleh web service dalam penelitian ini adalah data karya ilmiah dosen yang memiliki format JSON pada output parameter seperti berikut ini: {"jdl":"judul karya", "thpub":"2013", "nmjurnar':"nama jurnal", "vol":"volume jurnal", "no":"nomer jurnal", "hal":"halaman jurnal", "bln":"bulan terbit jurnal"} Pada penelitian ini, selain dilakukan eksplorasi pengaksesan data kepegawaian melalui web service, data login kepegawaian ini juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan login oleh aplikasi lain melalui interafe autenticateUserQ. Adapun format output parameter fungsi login user ini adalah: {"statusUser" : "true"}
{"statusUser" : "false}
4.
Implementasi Model & Controller
Berikut ini adalah model_autentikasi yang diimplementasikan di lingkungan Codelgniter Framework dapat dilihat pada Kode Program berikut ini: Kode Program 1 Implementasi Model model autentikasi class Model.ajtentikasi extends CI_Model { function { parent: ^.coiSfyctQ; function autentikcstC^n V it
r
'i %>"-){
»
(
-ID
) »mm_rowsO;
else { return false; }
Pada model tersebut, query disimpan pada variable data['jml_row']. Data ini berisi nilai jumlah baris yang dihasilkan dari query, yang bila diimplementasikan dengan Codelgniter Framework dapat digunakan fungsi num_rows().
85
Jumal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.l, Februari 2014 : 1 - 109
Model modelinfoumumdosen terhubung dengan label dosen, masterprogramstudi, dan masterfakultas. Query pada model infoumumdosen bila diimplementasikan pada Codelgniter Framework dapat dilihat pada Kode Program 2 berikut ini: Kode Program 2 Implementasi Model model infoumumdosen class Model.infouRiuiTsdoseri extends CI.Model { function ....consfuaO { parent::..... anrsvuaO; } function infouwtnndosen($n";D){ At ] = Sthis->db >t - ,( ^ dol. fungs/jnal, tp m" -
St p
return (array) Saata;
r. 0;
Selanjutnya untuk model_pengabdian, query yang diimplementasikan pada Codelgniter Framework dapat dilihat pada Kode Program 3 berikut ini : Kode Program 3 Implementasi Model model pengabdian '-J'pbp doss Model_pengabdlcm extends CI_Kodel { function _„construct() { pa re n t::..co n s t r u c t Q; > function pengabdian (Siddos, Stbowal^null, Sthai
-cfb->queryC"Stl-fkT iud'.i!, tahun ;: nC a SHERi; iddos - '".Siddos. "" )->nesult(); } else { SdattK i ] = Stir: db yC:,SfcL[CT judul, tohun « ^ .SiddosF" 4ND . f Stbiin .Sthaknir, "' )->resuUC); } return (array) Sdata; }
Untuk model karyailmiah, implementasi pada Codelgniter Framework dapat dilihat pada Kode Program 4 berikut ini:
86
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana)
Kode Program 4 Implementasi Model model karyailmiah
}
function taryaUmiah (ltddos, ItPawcl^ull, Sthakhi^nullX if (Stn^s = ji && thakhip == Jflira" j= >db->L -= -( FCT tusul, : v ) - — , s = 'Midrev 0, 1 else { Sua-fl" ]= >db->u - ( '> J(*vS u $^niftal • )->r (), } return (array) Sdata; }
Dan yang terakhir, implementasi model userlogin Framework dapat dilihat pada Kode Program 5 berikut ini :
pada
Codelgniter
Kode Program 5 Implementasi Model model userlogin db->- v( Suse.-id, » if (SiTlba s ^ { 1 e- ) = true; } else { SdatafLtct^-U^:"-'] = false; } return (array) Scota; }
; Spas^A:
)
rows();
Method autentifikasiQ merupakan interface web service yang dipergunakan untuk memeriksa apakah suatu aplikasi berhak memanfaatkan layanan web service. Implementasi method autentikasi pada controller Codelgniter Framework dapat dilihat pada Kode Program 6 berikut ini: Kode Program 6 Controller autentikasiQ public function autentikasl($sbQ''ekey. 5cppid){ Sretrievedatc = Sthis-^eLoutentikasl-xiutentikflsiCSslionekey, Sappid); echo ison^ncodeCS^etrlevedata); 1 Method
getInfoDosen()
yang
telah
diuraikan
sebelumnya
apabila
87
Jumal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.l, Februari 2014 : 1 - 109
diimplementasikan pada Program 7 berikut:
Codelgniter Framework dapat dilihat pada Kode
Kode Program 7 Controller getlnfoDosenQ public function getlnfoDosen^nip, Ssnsrekay, mcludeC l; Sretne.-d-tt s -j-nodel.Qjtentikcsi-xJutentikosiCSsbo.cfKey, Sappui), //bila -tturr! if Or r- t t ]V //get tnfo dosen Sgetnodsi = Sims-^odeULnrouajrndosen-^infoupjmdosenCSnip;; fo uc h ' ^u i-rd-' [ os >row){ 0 [ ] * -noTiadosen; t. ,Sro>v->Qtfflnat9; dO4" [ } "1 *"[0 S«l.i3T>C5t[l] . , ^1 u[] n, rn t[ . X iPOtM; 1t[ t >t3tlanir; "1 t [ c >tgLlflnir; it[ ] gol^S 0;V->90l}; jd i [ j « getn turg onalCS^ow-sfungsioral); SdatG[ Fr.'] = Sr oA->nip; SdotcC' •~r'] = Srcvft->prodl; Sdate['■•ok'] = S't-wfak;
)
}
} echo < -O'" _c-"cooe($doto3;
Adapun implementasi controller getlnfoPengabdian pada Framework pada Kode Program 8 berikut ini:
Codelgniter
Kode Program 8 Controller getlnfoPengabdianQ put a ■uif rn getlnfoPengobdionCSnip, Sstarekey, Scpord, Stra; = , y'fuShlNMl'Ot 'a ihes uplikasi trc r > Ithis-Miooel.outentikosi-joutentikasKSsho'pKey, i^ul); //tup returr! true: if (5retrievedsta[ . "j{ //get ittom Spetredel . $this->«o£!eLinfou»rtdc5en->infouBiiiK)o5eri($nis); Siddos = ruU; foreoch (Sgetsodelfbufa't cs Srw}! Siddos = i t.- arurs } //get peegabcltori Sgetdcta » $trriS->®deLpengabdtan->pengaadi
]);
} } Me^or/getlnfoKaryallmiah dalam implementasinya hampir sama dengan getlnfoPengabdianQ, seperti terlihat pada Kode Program 9 berikut ini:
88
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
Kode Program 9 Controller getlnfoKaryallmiahQ public function getlnfoKaryallnnahCSriip, Ssnarekey, SopdIu, $thOftdl=nuH, Stf^khi ranull){ //cek hck akses aplikosi Sretrievedots = Jthis-xnodeUflutentikflsi^QutentikosiCSshd^ksy, Sopptd); //bild rp-tjrn true if (Spetrievedat L •-']}{ //get 1 n Sgetse i ^Tiodel_infourLifR[3osen->infouMdosen(Snip); Sidctes foreoch J [ pdfts'] a; SrewO{ Siddos = $now->iddos; } //get kd'-'yc ilmoh Sgetdnto = Sthis-^nodel.karyflilfiiifih-vkQryflilJiia+iCSidclos, $thawtilr Sttokhi"); echo ;son_enccdeC$getdato[' c.-i--1 v]);
Untuk method autenticateUser() hampir sama implementasi pada Codelgniter Framework dengan method autentikasi(). Kode program Implementasi autenticateUser() dapat dilihat pada Kode Program 10 berikut ini: Kode Program 10 Controller autenticateUser() sufcUc function autentkateUserCSusend, SpossrardJl Sretrtevedats • $tf!is-xnodel_userlogin->usenlog!n($yserid, SpassxonO; echo i50;:,enfode(Sretrteveasts};
5.
Pengujian
Berikut merupakan basil pengujian terhadap interface web service yang meliputi pengujian method autentikasiQ, getlnfoDosenQ, getlnfoPengabdian, getInfoKaryaIlmiah(), autenticateiUserQ. Tabel 2 Basil Pengujian Interface Web Service Fungsi yang dluji
Bentuk Pengujian
HasilYang Diharapkan
Basil Pengujian
autentikasi()
Pengujian akses web Service URL dengan Input parameter yang ditentukan Pengujian akses web Service URL dengan Input parameter yang ditentukan
Menampilkan keluaran Output parameter dengan Format JSON
Berhasil
Menampilkan keluaran Output parameter dengan Format JSON
Berhasil
getlnfoDosenQ
89
Jumal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.l, Februari 2014 : 1 - 109
Sambungan Tabel 2 Hasil Pengujian Interface Web Service Fungsi yang diuji Bentuk Pengujian
Hasil Yang Diharapkan
Hasil Pengujian
getlnfoDosenQ
Data dapat tampil pada Aplikasi mengakses web service Menampilkan keluaran Output parameter dengan Format JSON
Berhasil
Data dapat tampil pada Aplikasi mengakses web service
Berhasil
Menampilkan keluaran Output parameter dengan Format JSON
Berhasil
Data dapat tampil pada Aplikasi mengakses web service Autentifikasi login berhasil
Berhasil
Pengujian Interface web Service pada aplikasi lain
getlnfoPengabdian( Pengujian akses web Service URL dengan Input parameter yang ditentukan getlnfoPengabdianj Pengujian Interface web Service pada aplikasi lain getlnfoKaryallmiah Pengujian akses web Sendee URL dengan Input parameter yang ditentukan getlnfoKaryallmiah Pengujian Interface web Service pada aplikasi lain AuthenticateQ
6.
Pengujian akses web Service untuk melakukan Login/identifikasi user pada aplikasi lain
Berhasil
Berhasil
Kesimpulan dan Saran Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa : Penggunaan web service akan sangat membantu aplikasi lain dalam mengakses data, sehingga data yang sama tidak perlu disimpan bemlang kali. 2. Format JSON sebagai output web service dapat dipergunakan untuk mendukung aplikasi web mobile. 3. Dengan dukungan web service, sub-sub sistem lain dapat memanfaatkan informasi login dari sistem kepegawaian untuk masuk ke sub sistem tersebut. Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Perlu dikelola dengan lebih baik manajemen share key dan identitas aplikasi sehingga dapat lebih aman 2. Lokasi web service dapat diletakkan di satu server dengan aplikasi sistem kepegawaian mengingat database sistem kepegawaian tidak membuka port komunikasi dari luar server. 1.
90
Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )
7.
Daftar Pustaka [1]
[2]
[3] [4] [5] [6] [7]
[8]
[9] [10] [11] [12] [13] [14]
[15]
[16] [17] [18] [19]
Bartel, M., J. Boyer, B. Fox, B. LaMacchia, E. Simon, 2002, "XML Signature Syntax and ProcessingW3C Recommendation, http://www.w3.org/TR/xmldsig-core/ Champion, M, Ch. Ferris, E. Newcomer, D. Orchard, 2002, "Web Services Architecture", W3C Working Draft, 14 November 2002. Available : http://www.w3.org/TR/ws-arch Christensen, E., F. Curbera, G. Meredith, S. Weerawarana, 2001, Web Services Description Language (WSDL) 1.1, http: //www. w3. org/TR/wsdl Codelgniter Developer Team, http://codeisniter. com/user suide, EllisLab Inc, 2006-2011, diakses Maret 2012 David S. Linthicum, Enterprise Application Integration, Addison Wesley, ISBN 0-201-61583-5, 1999. Goodman, Danny, Michael Morrison, Paul Novitski, 2010, JavaScript Bible, Seventh Edition, Wiley Publishing. Gottschalk, K., S. Graham, H. Kreger, dan J. Snell, 2002, Introduction to Web Services Architecture, IBM Journal, http: //www.deinf.u tma.br/~mario/pos/corba/artigos/gottschalk02wsKeneth C. Laudon & Jane P. Laudon, Management Information System : Managing the Digital Firm, Seventh Edition, Prentice Hall, 2002, 208-210 Kumiawan, Erick, 2010, Cepat Mahir ASP.NET 3.5 untuk Aplikasi Web Interaktif Yogyakarta, Penerbit ANDI. Lucky, 2008, XML Web Service : Aplikasi Desktop, Internet, Handphone, Jasakom. Manish Srivastava, Legacy Integration : Which Approach Should Your Enterprise Adopt, SETLabs Briefings Vol. 1 No. 2, Infosys, 2003. Pranata, Antony, 2001, Panduan Pemograman JavaScript, Cetakan Ketiga, Yogyakarta, Penerbit ANDI. Pratama, Antonius Nugraha Widhi, 2010, Codelgniter: Cara Mudah Membangun Aplikasi PHP, Jakarta, MediaKita. Pumamasari, Susan Dian, 2008, Web Service Sebagai Solusi Integrasi Data Pada Sistem Informasi Akademik Universitas Bina Darma, Palembang, Universitas Bina Darma. Qian, Kai, 2004. Design Patterns for Web Services, 5th ACIS International Conference on SNPD, China, https://ritdml.rit.edu/handle/1850/3896 Rudolf Grunig & Richard Kuhn (2004), Process-based Strategic Planning,Third Edition, Springer, 2004, 7-9. Sunyoto, Andi, M.Kom., 2007, Ajax Membangun Web dengan Teknologi Asynchronous JavaScript dan XML, Yogyakarta, Penerbit ANDI. W3C, Web of Services, http://www.w3.org/standards/webofservices/ Wahana Komputer, 2010, Panduan Praktis Menguasai Pemograman Web dengan JavaScript, Yogyakarta, Penerbit ANDI.
91
Jumal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.l, Februari 2014 •. 1 - 109
[20] Wardana, S.Hut, M.Si, 2010, Menjadi Master PHP dengan Framework Codelgniter, Jakarta, Elex Media Computindo. [21] Zaki, Ali, dan Smitdev Community, 2008, Seri Penuntun Praktis : AJAX untuk Pemula, Jakarta, Elex Media Komputindo.
92