Edisi 23 - Tahun 2016
Inovasi
Pacu Kualitas Layanan dan Kinerja Bisnis
20
Kontribusi
24
Cakrawala
31
Lingkungan
Bangkitkan Kembali Tenun Sutera Bone Karyawan Pelopor Inovasi di Perusahaan Cegah Pencemaran Laut Demi Kelestarian Ekosistem www.indonesiaferry.co.id
Salam Redaksi Dalam rangka mendorong Gerakan Satu Cabang - Satu Inovasi (One Branch, One Innovation), untuk mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik di setiap kantor cabang, pada Maret 2016 lalu telah dilaksanakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Cabang 2016. Dari sana, telah terpilih tiga pemenang utama, yang semoga dapat dicontoh cabang-cabang lainnya untuk dapat berinovasi juga, sehingga mungkin saja dapat menjadi pemenang dalam kompetisi yang sama di tahun-tahun berikutnya.
Surat BOD
Selain itu, di rubrik Lebih Dekat, Anda dapat mengenal lebih jauh sosok Burhan Zahim, GM Cabang Ambon yang menjadi pemenang pertama dalam kompetisi itu. Dalam edisi ini juga tersaji berbagai foto dari rangkaian acara perayaan HUT PT ASDP Indonesia Ferry ke-43, baik yang diselenggarakan di kantor pusat maupun cabang. Semoga edisi ini dapat menginspirasi Anda untuk terus berkarya dan berinovasi demi kemajuan perusahaan yang kita cintai ini.
Danang S. Baskoro Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry
Berinovasi Tanpa Henti
Daftar Isi
Momentum Hari Ulang Tahun (HUT) PT ASDP Indonesia Ferry ke-43, yang jatuh pada 27 Maret 2016, turut diramaikan dengan beragam kegiatan selama hampir satu bulan penuh. Salah satu kegiatan yang menarik, untuk kali pertama diselenggarakannya Kompetisi Inovasi Pelayanan Cabang Tahun 2016, yang diikuti oleh hampir semua Kantor Cabang PT ASDP Indonesia Ferry, serta juga oleh Direktorat/ Biro Kantor Pusat. Inovasi pelayanan publik merupakan terobosan jenis pelayanan, baik yang merupakan gagasan atau ide kreatif orisinal, dan/atau adaptasi atau modifikasi, yang memberi manfaat secara langsung maupun tidak langsung, bagi masyarakat umum dan pengguna jasa pelabuhan dan penyeberangan pada khususnya. Pelindung Dewan Komisaris, Direksi Penasehat Redaksi Direktur Utama Pemimpin Redaksi Corporate Secretary Editor Manajer Humas Reporter & Fotografer Humas Konsultan Media PT Integra Cipta Kreasi Telp. (021) 2765 0747 Alamat Redaksi Jl. Jenderal Achmad Yani Kav. 52A Jakarta 10510 - Indonesia, Telp. (021) 4208911-13-15 Fax. (021) 4210544
02
Edisi 23 - Tahun 2016
Prinsip-prinsip dari inovasi pelayanan publik tersebut, antara lain adanya peningkatan perbaikan pelayanan di kantor cabang, pelabuhan dan penyeberangan milik PT ASDP Indonesia Ferry; memberikan manfaat bagi perbaikan sistem dan masyarakat; dapat direplikasi dan berkelanjutan. Maka itu, alangkah baiknya jika semua karyawan selalu bertransformasi dan berinovasi untuk menyesuaikan dengan iklim bisnis yang dinamis di sekeliling kita. Kita semua juga harus bekerja dengan cara yang lebih efektif dan efisien supaya jasa yang kita berikan lebih baik, murah dan mudah bagi para pengguna jasa. Karena fokus kepada para pelanggan atau pengguna jasa harus diutamakan, supaya mereka merasa nyaman, aman, puas dan terlayani dengan baik. Sehingga pada akhirnya, keluhan dari mereka akan semakin berkurang dan mereka senantiasa akan selalu memilih jasa penyeberangan kita. Akhir kata, marilah kita bersama-sama bertekad untuk bekerja lebih keras serta menyatukan semangat sebagai satu kesatuan di PT ASDP Indonesia Ferry, demi mewujudkan kebanggaan dan kesejahteraan bersama di masa depan yang cerah.
06
20
24
05
16
26
Suara Pelanggan Question & Answer
Profil PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate
Wisata Pantai Ora, Maldives di Tanah Beta
18
28
Lebih Dekat Burhan Zahim, General Manager Cabang Ambon
Kolom Antara PT ASDP Indonesia Ferry, Shifting Paradigm dan Terobosan Usaha Baru
06 Fokus Inovasi Pacu Kualitas Layanan dan Kinerja Bisnis
09 Keselamatan Sistem Manajemen Keselamatan Prioritas Utama
10 Opini Menuju Holding Kepelabuhanan Sektor Pelayaran dan Logistik
12
Krisdenny Ngantung Nakhoda KMP Tanjung Api
30
20
Sehat Sehatnya Makan Ikan Laut
Kontribusi Bangkitkan Kembali Tenun Sutera Bone
22 Lensa ASDP Kegiatan PT ASDP Indonesia Ferry
Teknologi Perkembangan Sistem Digitalisasi pada Anjungan Kapal
14
24
Info Khusus Mematuhi Lima Beleid Baru Angkutan Penyeberangan
Cakrawala Karyawan Pelopor Inovasi di Perusahaan
31 Lingkungan Cegah Pencemaran Laut Demi Kelestarian Ekosistem
Edisi 23 - Tahun 2016
03
SIAP 191
Revolusi Layanan Contact Center ASDP A
da yang baru dari ASDP lhoo.. Kini, nomor Customer Care Kantor Pusat berubah menjadi 191. Perubahan nomor layanan ini menjadi salah satu prioritas bagi perusahaan di tengah upaya mewujudkan misi untuk memberikan yang terbaik bagi pengguna jasa. Karena kebutuhan akan informasi dan sarana penyampaian keluhan adalah hal mendasar dalam bisnis jasa. Sebagai mata dan telinga perusahaan, Contact Center 191 bisa berfungsi sebagai awal dari keterikatan (engagement) antara ASDP dengan pengguna jasa. Jadi, bagaimana Contact Center 191 dapat berfungsi sebagai cikal bakal engagement center? Memanusiakan Manusia Sebuah keterikatan memerlukan sentuhan manusia (human touch). Dari detik pertama, pengguna jasa sudah bisa mendapat kesan tentang Contact Center. Jika sulit dihubungi, mempunyai ekstensi yang terlalu panjang, waktu tunggu yang lama, dan sebagainya, akan langsung menghilangkan mood pengguna jasa untuk kembali menghubungi Contact Center. Tentu saja nomor 3 (tiga) digit Contact Center 191 menjadi akses komunikasi yang mempercepat dan
04
Edisi 23 - Tahun 2016
mempermudah pengguna jasa. Ditambah dengan prinsip SIAP (Sopan, Informatif, dan Tanggap) yang menjadi dasar pelayanan Contact Center 191.
Solution Center Kini, selain lebih mudah mendapatkan informasi, pengguna jasa juga lebih mudah menyampaikan keluhan dan saran kepada ASDP. Dari berbagai keluhan yang diterima, Contact Center 191 akan terus berupaya meningkatkan fungsinya sebagai Solution Center. Jadi tidak sekadar menerima dan menampung keluhan pengguna jasa, tapi juga memberikan solusi nyata atas segala permasalahan dengan secepat dan sebaik mungkin. Database Lengkap Contact Center adalah suatu sarana yang bagus bagi perusahaan untuk mengumpulkan data-data pengguna jasa. Bagaimana suatu data yang besar bisa didapat, dikumpulkan, dikelola, serta diolah menjadi output yang berguna. Contact Center harus mampu mengenali pengguna jasa, serta melakukan follow-up yang update, sehingga pengguna jasa tidak perlu mengulang-ulang informasi yang sama (misalnya tidak perlu berulang menyebutkan
Suara Pelanggan
contact center
identitas, karena sudah tersimpan di database) ketika kembali menghubungi Contact Center.
Multi Channel Di era kemajuan digital yang pesat seperti sekarang, Contact Center tidak hanya melalui telepon saja, namun juga bisa via email dan media sosial. Berbagai channel pilihan tersebut bisa menawarkan fleksibilitas bagi perusahaan dalam menangani keluhan dan menjawab pertanyaan. Namun, faktor kecepatan dan keakuratan dalam memberi solusi adalah fokus utama. Selain memiliki layanan Contact Center melalui nomor telepon 191 dan SMS 0812 93 93 1000, ASDP juga sudah memiliki channel media sosial Facebook ASDP 191 dan Twitter @asdp191 , juga tersedia layanan email
[email protected] Pengguna jasa bebas memilih melalui layanan apa hendak menyampaikan masukan/ keluhan/kritik/saran kepada ASDP. Apa yang disampaikan pengguna jasa sangat berharga sebagai bahan evaluasi perbaikan dan peningkatan layanan ASDP di masa mendatang.
Perkenalkan, nama saya Sugeng. Sebagai pemakai jasa, kami sangat senang dan nyaman naik KMP. Bahtera Mas, tapi sayang kapalnya mau dikembalikan lagi ke Kota Baubau. Yang mau saya tanyakan, apakah KMP. Bahtera Mas tersebut bisa dipertahankan terus beroperasi di lintasan BiraPamatata? Terima kasih. E. Sugeng Brawijaya 082194946xxx Pelanggan Yth. Terima kasih atas atensi dan pertanyaan Anda kepada kami. Untuk KMP. Bahtera Mas adalah kapal pengganti KMP. Bontoharu selama docking. Setelah KMP. Bontoharu selesai docking, maka KMP. Bahtera Mas harus segera kembali ke lintasan dan melayani masyarakat di Kota Baubau. KMP. Bontoharu akan ditingkatkan jumlah trip operasinya dari sebelumnya 2 x pp per hari menjadi 3 x pp per hari. Terima kasih. Salam, Direktur Usaha Penyeberangan PT ASDP Indonesia Ferry
Nama saya Wardi dari Luwuk. Saya berharap semoga penyeberangan Luwuk-Salakan menjadi lebih baik, dan tidak ada lagi yang mengganggu lintasan tersebut. Saya dapat informasi bahwa lintasan Luwuk-Salakan sedang kosong ferinya, jadi lintasan tersebut mendapat bantuan dari KMP. Baronang, yang biasanya melalui lintasan Pagimana-Gorontalo. Perjalanan KMP. Baronang sangat jarang, yaitu hanya pada hari Sabtu dan Minggu), terlebih lagi setiap hari Sabtu, dia hanya digunakan untuk membawa bahan bakar minyak (BBM), sedangkan penumpang tidak boleh ikut. Jadi untuk penumpang hanya diangkut pada hari Minggu saja. Jadi, saya ingin menyarankan supaya nantinya jadwalnya dapat dibuat terpisah, namun masih dalam satu hari yang sama antara pengangkutan BBM dan penumpang. Terima kasih. Warsidi 082192561xxx
Perkenalkan, nama saya Rahmat. Saya mengalami suatu kejadian tanggal 30 April 2016 pukul 09.00, di lintasan Merak-Bakaheuni, tapi saya lupa nama kapalnya. Waktu itu, saya membawa kendaraan bermotor, dan ketika membayar parkir, uang saya tidak dikembalikan oleh petugasnya. Saya ingat kalau saya membayar dengan uang sebesar Rp 50 ribu, dan biaya parkirnya hanya Rp 45 ribu. Di tol gate, petugas yang melayani saya bernama Adi Wartono, dan dia menggunakan seragam Mata Pensil. Saya mohon jangan dibiarkan petugas tidak bertanggung jawab seperti itu, dan kalau bisa harus segera ditindak. Terima kasih. Rahmat 087798784xxx
Pelanggan Yth. Terima kasih atas saran Anda. Kami mohon maaf atas layanan penyeberangan lintasan Luwuk-Salakan yang saat ini kosong, dikarenakan KMP. Cenderawasih 2 sementara sedang diperbantukan ke Pagimana sampai awal Mei 2016. KMP. Cenderawasih 2 menggantikan KMP. Baronang yang docking. Selanjutnya, saran Anda tentang layanan untuk penumpang pada hari Sabtu akan kami pertimbangkan dengan menyesuaikan kemampuan armada yang ada, dan pastinya akan tetap mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan. Terima kasih. Salam, GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Luwuk
Pelanggan Yth. Terkait keluhan yang Anda sampaikan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanannya. Keluhan tersebut akan segera kami tindak lanjuti dan diproses sesuai prosedur yang berlaku. Kami akan terus berupaya meningkatkan dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada semua pengguna jasa Pelabuhan Merak. Terima kasih. Salam, GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak
Edisi 23 - Tahun 2016
05
[ Fokus ] “Transformasi (dan inovasi) harus kita lakukan dengan mengubah paradigma lama menjadi baru. Paradigma baru tersebut harus berorientasi business like yakni semua aktivitas kita dalam berusaha harus selalu memperhitungkan biaya (cost) dan keuntungannya, sehingga perusahaan dapat berkembang dan bersaing, serta berkontribusi maksimal untuk kesejahteraan karyawan pada khususnya, serta bangsa dan negara pada umumnya,” kata Danang. Saat ini, manajemen PT ASDP Indonesia Ferry telah mengambil langkah-langkah strategis sebagai bagian dari inovasi perusahaan mulai dari penerapan automatic e-ticketing system di Pelabuhan Merak dan Bakaheuni; pembangunan Dermaga VI dan VII di Pelabuhan Merak; peremajaan armada kapal melalui pembangunan kapal baru dan pembelian kapal baru (bekas); dan rencana modernisasi Pelabuhan Merak, Bakaheuni, Ketapang, Gilimanuk dan Padangbai.
Inovasi
Pacu Kualitas Layanan dan Kinerja Bisnis
Momentum Hari Ulang Tahun ke-43 PT ASDP Indonesia Ferry yang diperingati setiap 27 Maret selalu membawa semangat dan aspirasi baru bagi seluruh pimpinan dan karyawan perusahaan di pusat maupun cabang untuk menjadi lebih baik.
B
erkaitan dengan hal tersebut, pada peringatan HUT PT ASDP Indonesia Ferry tahun 2016 ini, untuk kali pertama, digelar Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2016 di Cabang yang memberikan manfaat kepada pengguna jasa penyeberangan. Inisiatif Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2016 di Cabang, salah satunya dilatarbelakangi Gerakan Satu Cabang - Satu Inovasi (One Branch, One Innovation). Tujuannya untuk mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik melalui pengembangan inovasi pelayanan publik secara kompetitif di lingkungan PT ASDP Indonesia Ferry. Kompetisi ini merupakan tindak lanjut dari beberapa hal, yaitu workshop yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 oleh Remaja Tampubolon tentang Change For Breakthrough, kegiatan Seminar Sehari oleh Mark Coopersmith tentang Entrepreneurship & Business Innovation; dan implementasi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah Tahun 2016.
06
Edisi 23 - Tahun 2016
Inovasi Peningkatan Perbaikan Pelayanan Inovasi pelayanan publik sejatinya merupakan terobosan jenis pelayanan, baik yang merupakan gagasan atau ide kreatif orisinal, dan/atau adaptasi atau modifikasi, yang memberi manfaat secara langsung maupun tidak langsung, bagi masyarakat umum dan pengguna jasa pelabuhan dan penyeberangan pada khususnya. Prinsip dari inovasi pelayanan publik tersebut yaitu adanya peningkatan perbaikan pelayanan di kantor cabang, pelabuhan dan penyeberangan milik PT ASDP Indonesia Ferry; memberikan manfaat bagi perbaikan sistem dan masyarakat; inovasi sudah dilaksanakan minimal tiga bulan; dapat dan sudah direplikasi; serta berkelanjutan.
Mengantisipasi Persaingan Ketat Dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2016 di Cabang, sesuai hasil keputusan dewan juri yang terdiri dari Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Danang S. Baskoro, Dosen FISIP Universitas Indonesia Dr. Irwansyah dan Direktur Pemberitaan Media Indonesia, Usman Kansong, menetapkan Cabang Ambon sebagai Juara I, Cabang Luwuk didapuk sebagai Juara II, dan Cabang Surabaya menjadi Juara III. General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ambon (selanjutnya disebut Cabang Ambon) Burhan Zahim mengatakan, inovasi sangat penting dilakukan di Cabang Ambon mengingat persaingan jasa penyeberangan oleh kapal-kapal cepat swasta maupun Pemerintah Daerah (Pemda) semakin ketat. Ditambah lagi, semakin banyak pilihan moda transportasi lain yang lebih modern dan cepat. Dengan ditutupnya lintasan penyeberangan Poka-Galala pascapengoperasian Jembatan Merah Putih di Ambon, Cabang Ambon berkomitmen meningkatkan kualitas pelayanan penyeberangan pada dua lintasan komersial lainnya, yakni GalalaNamlea dengan waktu tempuh 8 jam yang dilayani KMP Wayangan dan KMP Temi, dan HunimuaWaipirit dengan waktu tempuh 1 jam yang dilayani KMP Rokatenda, KMP Terubuk dan KMP Inelica.
“Dua lintasan ini sekarang menjadi tulang punggung. Oleh karenanya, kami tingkatkan layanan di kapal dengan penyediaan ruang ekonomi dan bisnis yang memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna jasa.” ‘Kami sediakan tatami (tempat tidur) bagi penumpang, penambahan AC dan alat keselamatan, penambahan petugas keamanan dan kebersihan, maupun ruang santai di dek atas kapal bagi pengemudi truk yang biasanya tidur di kolong kendaraannya,” jelasnya. Paralel, penambahan petugas keamanan di atas kapal berdampak pada berkurangnya kehilangan barang bawaan yang sebelumnya sering terjadi di atas kapal (khususnya ruangan penumpang). Dengan demikian para pengguna jasa lebih terlindungi selama melakukan perjalanan. Nilai Lebih KMP Temi dan KMP Wayangan, yang pada awalnya memiliki fasilitas kursi penumpang lebih banyak daripada jumlah tatami, telah mengalami perubahan signifikan. Inovasi dalam penambahan tatami dan fasilitas penunjang lainnya dalam peningkatan pelayanan kepada pemakai jasa tidak terlepas dari sumbangan pemikiran pihak manajemen Cabang Ambon, pihak kapal (KMP. Temi dan KMP. Wayangan) dan pemakai jasa sendiri. Menurut Burhan, dengan adanya peningkatan layanan di atas kapal, pengguna jasa merespon positif karena jauh lebih nyaman di perjalanan. “Dengan tarif yang naik sedikit dari Rp78 ribu menjadi Rp122 ribu per orang, penumpang justru mensyukuri adanya peningkatan layanan ini. Hal ini pun telah menjadi komitmen pelayanan kami untuk memberikan nilai lebih atas harga yang dibayar konsumen,” tuturnya. Sebelum dilakukan inovasi peningkatan pelayanan, khususnya dalam penambahan tatami untuk para pemakai jasa di KMP Temi dan KMP Wayangan, sebagian besar dari penumpang kapal menggunakan tiket kelas ekonomi, tetapi dengan adanya penambahan tatami, mereka sudah beralih ke tiket kelas bisnis dan eksekutif, serta telah merasakan tarif lebih murah dibandingkan pesaing.
Tidak dapat dipungkiri, dengan adanya inovasi yang konkret dan berkelanjutan, pada akhirnya akan berdampak positif pada pengembangan kualitas produk jasa dan kinerja bisnis penyeberangan yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry. Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Danang S. Baskoro mengimbau kepada seluruh karyawannya untuk selalu bertransformasi dan berinovasi, selalu memacu diri untuk menyesuaikan dengan iklim lingkungan bisnis yang dinamis.
nis KMP. Temi Tatami Kelas Bis
Tatami Kelas Bisnis KMP. Wayangan
mi sekutif KMP. Te Tatami Kelas Ek
Edisi 23 - Tahun 2016
07
[ Fokus ]
Sistem Manajemen Keselamatan Prioritas Utama
pencemaran laut, kesehatan dan kesejahteraan awak kapal dan penumpang, serta status hukum kapal.
Mereka juga telah mendapatkan pelayanan yang memuaskan (lancar, aman, nyaman, dan selamat). Sedangkan dari sisi perusahaan, dengan adanya peralihan pemakaian tiket ini, telah meningkatkan pendapatan penyeberangan dan kinerja keuangan Cabang Ambon. “Untuk ke depannya, kami akan berinovasi lagi untuk meningkatkan pelayanan di pelabuhan, dengan cara menjual tiket dengan sistem aplikasi dan e-ticketing khusus Pelabuhan Galala, Namlea, Hunimua dan Waipirit; memasang CCTV di pelabuhan dan kapal; memberdayakan pedagang asongan, kecil dan buruh di pelabuhan; dan mengelola penitipan dan pengiriman barang di kapal,” ungkap Burhan.
Apresiasi bagi Cabang Peraih Laba Tertinggi
Penghargaan lain juga diberikan kepada 10 (sepuluh) cabang dengan kinerja terbaik, yaitu cabang yang berhasil membukukan pertumbuhan laba tertinggi selama tahun 2015. Adapun ke-10 cabang yang berhasil memperoleh apresiasi itu adalah (ditulis berturut-turut berdasarkan peringkatnya): Selayar, Bitung, Bau-Bau, Bangka, Batulicin, Ambon, Batam, Bengkulu, Kupang dan Biak. Selain itu, dalam kesempatan HUT ke-43 ini, PT ASDP Indonesia Ferry memberikan penghargaan bagi tiga cabang yang berhasil masuk dalam Klaster A, dan mereka pun dinobatkan menjadi Cabang Kelas A. Mereka merupakan cabang yang secara konsisten mempertahankan posisi laba di atas Rp 10 miliar selama dua tahun berturut-turut. Penghargaan “naik kelas” ini diberikan kepada Cabang Balikpapan, Ternate dan Kupang.
08
[ Keselamatan]
Edisi 23 - Tahun 2016
Moving Forward with Togetherness Tidak hanya kompetisi inovasi, sejumlah kegiatan yang digelar untuk meramaikan HUT ke-43 tahun ini antara lain, ASDP Charity Golf, Medical Check Up dan Donor Darah, Bakti Sosial, Corporate Social Responsibility Tenun Sutera Bone di Sulawesi, Porseni, dan Family Gathering bertema Moving Forward with Togetherness. di Taman Budaya Sentul sebagai penutup rangkaian acara HUT (2/4). Tidak ketinggalan, kegiatan HUT juga diselenggarakan di masing-masing cabang dengan melaksanakan ragam kegiatan dilakukan yang melibatkan peran seluruh karyawan dari pusat maupun cabang sebagai bentuk kepedulian kepada Sumber Daya Manusia PT ASDP Indonesia Ferry sebagai aset perusahaan terbesar.
Tanggung jawab bersama Ditegaskan bahwa keselamatan kapal-kapal yang dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry merupakan tanggung jawab bersama lintas fungsi. Kesadaran ini merupakan implementasi dari SMK PT ASDP Indonesia Ferry.
Rapat Kerja PT ASDP Indonesia Ferry Mengawali tahun 2016, PT ASDP Indonesia Ferry telah melaksanakan Rapat Kerja (Raker) di Hotel Grand Mercure (27-31/3). Tujuan dari penyelenggaraan Raker antara lain adalah: mengawal pencapaian program kerja dan anggaran Tahun 2016 yang telah disetujui dan disahkan oleh Kementerian BUMN; perumusan kebijakan perusahaan yang mendukung dan berdampak pada kinerja dan kesejahteraan karyawan PT ASDP Indonesia Ferry; penandatanganan Kontrak Manajemen Tahun 2016 yang di dalamnya terdapat Key Performance Indicators (KPI). “Kementerian BUMN juga memiliki standar penilaian terhadap performance perusahaan yakni dengan Key Performance Indicators (KPI). Pengukuran KPI ini meliputi berbagai aspek dari kinerja perusahaan. KPI adalah aspek fokus pelanggan. Mereka adalah pengguna jasa, baik jasa pelabuhan maupun angkutan penyeberangan. Bagaimana supaya mereka dapat merasa nyaman, aman, puas, dan terlayani dengan baik, sehingga mereka kembali menggunakan jasa kita. Itulah yang harus kita pikirkan dan eksekusi,” tutur Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Danang S. Baskoro.
Tanggung jawab bersama tersebut meliputi Divisi K2L, Divisi Usaha Penyeberangan, Divisi Pelayanan, Divisi Teknik Kapal, Divisi SDM, Divisi Umum dan Divisi Logistik.
Dalam Rapat Kerja Perusahaan (Raker) PT ASDP Indonesia Ferry Tahun 2016 (27-31/3) dibahas tentang faktor keselamatan yang berkaitan dengan para pemakai jasa atau penumpang feri.
P
embahasan mengenai keselamatan yang mencuat dalam Raker Rapat Tinjauan Manajemen Keselamatan 2016 meliputi beberapa hal. Pertama, pentingnya pelaksanaan tanggung jawab manajemen PT ASDP Indonesia Ferry sebagai operator penyeberangan dalam sistem keselamatan pelayaran berdasarkan UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Kedua, evaluasi terhadap pencapaian Kinerja Keselamatan tahun 2016. Ketiga, evaluasi terhadap penerapan Keputusan Direksi
Nomor: 80/HK-002/ASDP-2015, tentang parameter penilaian ISMCode untuk kapal dan cabang di lingkungan PTASDP Indonesia Ferry. Terakhir, komitmen Top Management. Tanggung jawab PT ASDP Indonesia Ferry sebagai operator penyeberangan dalam sistem keselamatan pelayaran berdasarkan UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, meliputi terjaminnya keselamatan kapal (faktor-faktor di dalam kapal). Dalam hal ini, keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan kelistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk radio dan elektronika kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Kemudian, kelaiklautan kapal (sesuai daerah pelayarannya), pengawakan (kecukupan dan kualifikasi), pemuatan, pencegahan
Evaluasi Pencapaian Kinerja Keselamatan tahun 2016, yakni persentase pemenuhan temuan ketidaksesuaian (Non Conformity/ NC), pada internal audit tahun 2015 mencatat capaian yang relatif sama. Pada 2014 mencapai 81% terpenuhi dari total NC 283 temuan, dan pada 2015 mencapai 81,04% terpenuhi dari total NC 359 temuan. Evaluasi lain yakni selama tahun 2015 tidak terdapat korban jiwa, namun telah terjadi peningkatan Rate Of Accident (ROA) dari 2014 sebesar 0,37, dan pada 2016 sebesar 0,52. Sebagian besar kecelakaan kapal mengalami kandas (grounding). Variabel dalam pengendalian keselamatan, antara lain pemenuhan standar sarana dan prasarana yang baik, konsistensi implementasi Sistem Manajemen Keselamatan (SMK), dan pemenuhan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Teks: Capt. Solikin (VP K2L)
Edisi 23 - Tahun 2016
09
[ Opini ]
Menuju Holding Kepelabuhanan
Sektor Pelayaran dan Logistik
Tim Kerja bertugas mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Komite Eksekutif sebagaimana SK Menteri BUMN No. SK02/MBU/01/2016 tanggal 7 Januari 2016. Implementasinya berupa penyusunan Program Kerja dan Anggaran, Standard Operating Procedure (SOP) setiap sektor tim kerja. Termasuk pula penyiapan menyiapkan bahan kajian dan merumuskan berbagai kerjaasama maupun sinergi bisnis, baik antar BUMN yang bergerak dalam bidang pelabuhan dan pelayaran maupun dengan BUMN lainnya.
Roadmap Sektor Ekonomi Maritim Menindaklanjuti hal tersebut, pada 16 Februari 2016 digelar kick off meeting tim kerja. Dalam kesempatan ini disampaikan Roadmap Sektor Ekonomi Maritim tahun 2015 – 2019, yang selanjutnya akan menjadi topik bahasan anggota tim kerja pada masing-masing sektor kerja.
Tim Kerja terbagi atas 4 sektor, yaitu: a) Sektor Operator, terdiri dari: PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Pelabuhan Indonesia III, PT Pelabuhan Indonesia IV, dan Kementerian BUMN. b) Sektor Developer, terdiri dari: PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Pelabuhan Indonesia III, PT Pelabuhan Indonesia IV, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, dan Kementerian BUMN. c) Sektor Pelayaran, terdiri dari: PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Pelni (Persero), PT Djakarta Lloyd (Persero), dan Kementerian BUMN. d) Sektor Kawasan Industri dan Logistik; terdiri dari: PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), PT Pelabuhan Indonesia IV, PT Prima Indonesia Logistik, PT Multi Terminal Indonesia, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, PT Pelita Indonesia Djaya Corporation, PT Nusantara Terminal Service, PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam (Persero), dan Kementerian BUMN.
Dalam tim kerja ini, PT ASDP Indonesia Ferry tergabung pada sektor pelayaran. Beberapa Direktur PT ASDP Indonesia Ferry dipercaya memegang posisi penting, yaitu Direktur Usaha Pelabuhan sebagai Ketua Tim Kerja. Sementara Direktur Usaha Penyeberangan, Direktur Teknik, Direktur SDM dan Umum, dan Direktur Keuangan PT ASDP Indonesia Ferry menjadi anggota Tim Kerja Sektor Pelayaran. Untuk bidang kesekretariatan, Sekretaris Perusahaan PT ASDP Indonesia Ferry mendapat amanah sebagai ketua.
Berikut ini Bagan Roadmap Sektor Ekonomi Maritim:
Oleh Hendriawan Kuncoro Manager Pelayanan Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Banyaknya perusahaan BUMN dengan beragam bidang usaha menciptakan peluang untuk bersinergi dalam rangka pengembangan potensi logistik nasional. Sinergi ini sejatinya dapat menjadi rantai logistik yang memperkuat jaringan logistik nasional dan selaras dengan Roadmap Sektor Ekonomi Maritim Indonesia.
S
aat ini, Indonesia memiliki beberapa BUMN yang bergerak di bidang Pelayaran yaitu PT ASDP Indonesia Ferry, PT PELNI dan PT Djakarta Lloyd. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) merupakan BUMN di bidang kepelabuhanan dan penyeberangan nasional yang memiliki 35 pelabuhan, dan melayani 183 lintasan (46 lintasan komersil dan 137 perintis) yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Optimalisasi Kinerja Berawal dari beberapa latar belakang tersebut, Kementerian BUMN berinisiatif membentuk Komite Eksekutif BUMN untuk menganalisa dan berupaya mewujudkan optimalisasi kinerja perusahaan BUMN. Selama ini, bisnis BUMN Pelayaran bersinergi secara optimal. Dengan pertimbangan tersebut, dirasakan perlu adanya holding dalam rangka
10
Edisi 23 - Tahun 2016
meningkatkan sinergi dan optimalisasi pelayanan pelayaran di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat bermuara pada efisiensi biaya dalam sektor logistik nasional. Untuk itu diperlukan sinergi dan pengintegrasian kemampuan dan kapabilitas dari masing-masing BUMN terkait untuk mencapai tujuan bersama. Pembentukan Komite Eksekutif BUMN Kepelabuhanan berlandas pada Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN No. SK-02/MBU/01/2016 tertanggal 7 Januari 2016. Selanjutnya, Komite Eksekutif BUMN Kepelabuhanan membentuk Tim Kerja yang melibatkan perusahaan BUMN melalui Keputusan Komite Eksekutif BUMN Kepelabuhanan No. SK-1/KE.PEL/02/2016 tentang Pembentukan Tim Kerja dan Sekretariat Komite Eksekutif Badan Usaha Milik Negara Kepelabuhanan tertanggal 16 Februari 2016.
Berdasarkan hal ini, tampak jelas bahwa PT ASDP Indonesia Ferry memiliki peran yang cukup signifikan dalam Tim Kerja di bawah Komite Eksekutif BUMN Kepelabuhanan. Kedepannya, Komite Eksekutif BUMN Kepelabuhanan diharapkan dapat segera memberikan kontribusi nyata terhadap implementasi Roadmap Sektor Ekonomi Maritim di Nusantara.
Edisi 23 - Tahun 2016
11
[ Lensa ASDP ]
Gerak Jalan Sehat di Cabang Lembar
Family Gathering Perayaan HUT ke-43 PT ASDP Indonesia Ferry
P
ada 2 April 2016, bertempat di Taman Budaya Sentul, Kantor Pusat PT ASDP Indonesia Ferry mengadakan acara Family Gathering untuk merayakan HUT ke43. Acara tersebut dihadiri Direktur SDM dan Umum, Charda Damanik; Direktur Usaha Penyeberangan, La Mane; Direktur Teknik, M. Fitri Natriawan; dan Anggota Komisaris, Stephanus Budiono. Mereka pun melakukan potong kue ulang tahun secara simbolis disaksikan karyawan-karyawan yang hadir.
Potong Tumpeng di Cabang Ternate
Dzikir Akbar di Cabang Merak
D
alam rangka HUT ke-43, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak menggelar kegiatan Dzikir Akbar yang dipimpin oleh Ustadz Habib Ahmad Ali bin Abdul Qadir Assegaf, di halaman kantor Pelabuhan Merak, pada 8 April 2016. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 1.000 orang yang berasal dari karyawan, tamu undangan, pejabat daerah setempat, dan anak-anak panti asuhan di lingkungan Pelabuhan Merak.
D
alam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) PT ASDP Indonesia Ferry yang ke-43, Cabang Lembar mengadakan kegiatan Gerak Jalan Sehat yang dihadiri oleh masyarakat dan instansi terkait. Gerak Jalan Sehat ini dilepas langsung oleh GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Lembar, Anton Murdianto.
G
M PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ternate, Hasan Lessy, melakukan pemotongan tumpeng dalam acara peringatan HUT PT ASDP Indonesia Ferry ke-43 di Kantor Cabang Ternate. Dalam kebahagiaan dan suasana kebersamaan yang hangat, seluruh karyawan cabang dan tamu undangan mendoakan kesuksesan PT ASDP Indonesia Ferry di masa yang akan datang.
Bakti Sosial di Cabang Selayar
Family Gathering di Cabang Ambon
Family Gathering & Jalan Sehat di Cabang Ketapang ASDP Charity Golf Tournament 2016
P P
T ASDP Indonesia Ferry, pada 20 Maret 2016, mengadakan ASDP Charity Golf Tournament 2016 di Rancamaya, Bogor. Ajang ini diikuti oleh 155 orang pimpinan instansi/mitra kerja. Dalam turnamen tersebut, para golfers bersaing di lapangan hijau untuk aksi sosial untuk memberi bantuan kepada pihak-pihak yang sangat membutuhkan uluran tangan. Bantuan yang diberikan adalah 1000 kacamata gratis kepada para siswa SD di Tuapejat, Sipora Utara, Kepulauan Mentawai.
12
Edisi 23 - Tahun 2016
P
ada 22 Mei 2016, bertempat di sebelah timur pintu masuk Pelabuhan Ketapang, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang menggelar acara Family Gathering dan Jalan Sehat untuk meramaikan HUT ke-43. Acara yang dibuka langsung oleh General Manager (GM) Cabang Ketapang, Yusuf Hadi, juga dihadiri oleh Polsek Tanjung Wangi, perwakilan dari Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap), para karyawan hingga masyarakat umum. Sebelum puncak acara tersebut, juga sudah digelar berbagai macam perlombaan, mulai dari lomba memasak nasi goreng, karaoke, menyelam serta futsal.
T ASDP Indonesia Ferry Cabang Selayar mengadakan acara bakti sosial kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan, dalam rangka memeriahkan HUT PT ASDP Indonesia Ferry ke-43. Selain itu, cabang ini juga menyelenggarakan acara Jalan Sehat yang diikuti oleh seluruh karyawan beserta keluarga, tamu undangan, dan masyarakat setempat.
K
eceriaan dan kebersamaan GM beserta seluruh karyawan Cabang Ambon dalam memeriahkan HUT PT ASDP Indonesia Ferry ke-43, dalam acara Family Gathering yang diselenggarakan pada 5 April 2016, di Pantai Liang, Ambon.
Kunjungan Menteri BUMN Ethiopia ke PT ASDP Indonesia Ferry
P
T ASDP Indonesia Ferry menerima kunjungan Menteri Badan Usaha Umum Ethiopia, Demitu Hmbisa, pada 9 April 2016. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan delegasi MOPE Ethiopia ke Indonesia dalam rangka studi banding sistem kerja dan struktur organisasi Kementerian BUMN. Selain itu, MOPE Ethiopia juga tertarik dengan rencana pengembangan infrastruktur serta tata kelola pelayanan transportasi publik dan logistik di Tanah Air yang meliputi laut, udara dan jalan kereta api.
Edisi 23 - Tahun 2016
13
[ Info Khusus ]
Mematuhi Lima Beleid Baru Angkutan Penyeberangan Awal 2016, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku regulator kembali mengeluarkan lima peraturan (beleid) baru terkait keselamatan dan keamanan penyelenggaraan angkutan penyeberangan. Masing-masing peraturan akan berlaku efektif sekurang-kurangnya tiga hingga empat bulan setelah diundangkan.
P
lt Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Sugihardjo mengatakan aspek keselamatan transportasi tidak bisa ditawar. “Ini tanggung jawab bersama, walaupun pada akhirnya pemerintah yang bertanggung jawab, tapi operator sebagai pelaksana di lapangan dan pengguna jasa juga harus memiliki komitmen yang sama dalam memprioritaskan keselamatan,” ujarnya. Peraturan ini, masih menurut Sugihardjo, memiliki masa transisi, tujuannya agar penyelenggara pelabuhan dan operator kapal dapat mempersiapkan lebih baik sehingga tidak terjadi penyimpangan di lapangan.
01
Kelima Peraturan Menteri (PM) ini wajib dijalankan semua pihak terkait, karena akan ada sanksi yang dikenakan jika terbukti melakukan pelanggaran. Sanksi tersebut mulai dari pembekuan sampai pencabutan izin operasi bagi operator kapal yang melanggar. Selain itu, ada pula sanksi berupa penurunan tarif pas pelabuhan hingga 50% bagi operator pelabuhan yang tidak patuh terhadap aturan ini. Kelima peraturan tersebut adalah sebagai berikut :
PM No. 25 Tahun 2016
Dalam PM No. 25 Tahun 2016 disebutkan setiap kapal angkutan penyeberangan yang akan berlayar wajib memiliki Surat Persetujuan Berlayar. Untuk memperoleh Surat Persetujuan Berlayar, pengelola kapal angkutan penyeberangan wajib melampirkan daftar penumpang dan kendaraan di atas kapal angkutan penyeberangan. Daftar penumpang dan kendaraan tersebut adalah penumpang pejalan kaki; penumpang pada kendaraan; dan kendaraan golongan I – IX. Data penumpang pejalan kaki, minimal memuat nama, jenis kelamin, usia, alamat (domisili) dan nomor paspor penumpang asing. Sedangkan daftar penumpang pada kendaraan mencakup nama penumpang termasuk balita dan awak kendaraan, jenis kelamin, usia, alamat (domisili), nomor kendaraan bermotor dan jenis/golongan. Pengemudi kendaraan diwajibkan mengisi formulir daftar penumpang sebelum membeli tiket. Terkait dengan manifes penumpang, diharapkan ada kerja sama dengan pihak operator bus dan juga truk, agar nahkoda memiliki daftar penumpang dan muatan yang valid. Karena setelah penumpang naik ke kapal, operator kapal wajib menghitung kembali jumlah penumpang untuk menyesuaikannya dengan daftar penumpang yang ada. Rekapitulasi daftar manifes menjadi tanggung jawab nahkoda kapal, dan digunakan sebagai dasar untuk mengajukan Surat Persetujuan Berlayar kepada Syahbandar.
14
Edisi 23 - Tahun 2016
02
PM No. 27 Tahun 2016 PM No. 27 Tahun 2016 menginstruksikan kepada setiap pelabuhan penyeberangan untuk menyediakan fasilitas portal dan jembatan timbang yang ditempatkan sebelum loket penjualan tiket kendaraan. Setiap kendaraan beserta muatan yang akan diangkut wajib diketahui dimensi (tinggi) dan beratnya. Spesifikasi kendaraan tidak boleh melebih standar yang ditetapkan.
03
PM No. 28 Tahun 2016 Pada PM No. 28 Tahun 2016 disebutkan bahwa semua penumpang angkutan penyeberangan, baik yang berjalan kaki maupun berkendaraan, harus memiliki tiket. Tiket dapat berbentuk potongan kertas dan dapat dicetak melalui perangkat elektronik, serta harus sesuai dengan identitas penumpang. Tiket dapat diperoleh pada loket penumpang pejalan kaki, loket kendaraan penumpang, dan tempat atau layanan tiket berbasis teknologi informasi.
04
PM No. 29 Tahun 2016 PM No. 29 Tahun 2016 menginstruksikan agar setiap pelabuhan penyeberangan dikelola dengan aman, nyaman, tertib dan lancar, yaitu dengan melaksanakan sterilisasi pelabuhan penyeberangan untuk mengatur penumpang maupun kendaraan. Sterilisasi dilakukan dengan sistem zonasi yang dibagi atas tiga jenis, yakni Zonasi A untuk orang, Zonasi B untuk kendaraan dan Zonasi C untuk fasilitas vital.
05
PM No. 30 Tahun 2016 Dalam PM No. 30 Tahun 2016, disebutkan kapal angkutan penyeberangan wajib menyediakan alat pengikat kendaraan (lashing) dan klem roda kendaraan yang harus disimpan di tempat yang telah disediakan di geladak kendaraan. Setiap kendaraan wajib diikat selama pelayaran.
ASDP Siap Melaksanakan Lima Beleid Baru PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pun menyatakan kesiapannya mematuhi kelima peraturan tersebut. Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Christine Hutabarat menyatakan instansinya mendukung komitmen regulator
untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam operasional moda penyeberangan, baik di pelabuhan yang dikelola maupun di atas kapal yang dioperasikan. “Kami akan tingkatkan pengawasan terhadap manifes penumpang, dan pengikatan kendaraan (lashing) sesuai dengan poin-poin yang ditetapkan dalam aturan. Namun kami juga mengharapkan kerja sama dengan mitra terkait dalam operasional penyeberangan,” ungkapnya, belum lama ini. Paralel, VP Pelayanan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Wisnu Tjahjono mengatakan bahwa pihaknya siap mematuhi aturan yang telah ditetapkan Kemenhub dengan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
Edisi 23 - Tahun 2016
15
[ Profil ]
PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate
Konsisten Monitor Pendapatan dan Biaya
Pada awal 2016, sesuai dengan SK. Direksi No. 597/HK.001/ASDP-2016 tertanggal 11 April 2016, ada tiga cabang yang berhasil masuk dalam Klaster A. Penobatan tersebut berdasarkan indikator growth, yakni secara konsisten mempertahankan posisi laba di atas Rp 10 miliar selama dua tahun berturut-turut. Ketiga cabang yang berhasil “naik kelas” ini adalah Cabang Balikpapan, Ternate dan Kupang.
D
alam rubrik Profil kali ini, dibahas lebih detil bagaimana sepak terjang PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate (selanjutnya disebut Cabang Ternate) hingga berhasil menjadi Cabang Kelas A. Selama beberapa waktu terakhir, Cabang Ternate sukses menorehkan sejumlah prestasi, diantaranya peringkat 2 Cabang dengan Kinerja Terbaik 2013; peringkat 8 Cabang dengan Kinerja Terbaik 2014, dan pada tahun 2015 berhasil meraih peringkat 2 kinerja terbaik usaha pelabuhan.
produktivitas yang pada akhirnya dapat memberi kontribusi lebih bagi pusat. Saat ini utilitas alat produksi terus meningkat, khususnya dengan melakukan program kapal pengganti docking (pada lintasan komersil). “Kami juga mengoptimalkan armada kapal yang tersedia guna meningkatkan pelayanan dan pendapatan perusahaan; serta memonitor, mengevaluasi pendapatan dan biaya secara periodik dan konsisten. Ini kuncinya,” tutur Hasan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Cabang Ternate menjadi salah satu cabang dengan kinerja terbaik pada 2015. “Terciptanya suasana kerja yang kondusif, baik antara fungsi di darat maupun di kapal, lalu meningkatnya pengawasan dan pengendalian seiring dengan komitmen manajemen cabang untuk menekan kebocoran dan inefisiensi biaya,” tutur General Manager Cabang Ternate Hasan Lessy.
Inovasi Tingkatkan Pendapatan Menyoal kinerja keuangan Cabang Ternate, laba tahun 2015 yang sebesar Rp 19,2 miliar, meningkat 54,8% dibandingkan dengan laba tahun 2014 sebesar Rp 12,4 miliar. Dua pendapatan usaha yang mengontribusi laba itu adalah dari usaha penyeberangan reguler di 2015 sebesar Rp 55,8 miliar, dan usaha pelabuhan Rp 3,9 miliar. Sementara, target laba yang ingin dicapai pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 25,1 miliar atau naik 30,7% dari laba pada 2015 yang sebesar Rp 19,2 miliar.
Menurut dia, banyak hal telah dilakukan di Cabang Ternate untuk meningkatkan
16
Edisi 23 - Tahun 2016
Selain keuangan, kinerja yang bagus juga terlihat dari jumlah trip pada tahun 2015 sebanyak 10.301 trip, naik 22,5% dari jumlah trip pada 2014 sebanyak 8.405 trip. Jumlah penumpang pada tahun 2015 meningkat 0,12% dari 728.854 orang di 2014 menjadi 813.289 orang di 2015. Cabang Ternate juga melakukan beberapa inovasi yang menyebabkan peningkatan pendapatan mereka, antara lain dengan membuat perencanaan yang strategis dan sistematis sebagai berikut : 1. Melakukan mapping target pendapatan dan di-breakdown pada target pencapaian per trip, harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Kebijakan ini disampaikan kepada semua fungsi terkait yang ada di cabang termasuk para nakhoda kapal, agar semua unsur yang ada di cabang memiliki rasa tanggung jawab terhadap target pencapaian pendapatan dan pencapaian kinerja cabang. 2. Melakukan pengawasan langsung terhadap kondisi pencapaian pendapatan maupun realisasi pelaksanaan penggunaan anggaran biaya; 3. Melakukan pendekatan dan pelayanan yang maksimal terhadap pengguna jasa, baik penumpang, kendaraan, pemilik ekspedisi dan pengusaha bus antar kota; 4. Memaksimalkan potensi Usaha Aneka Jasa yang ada di pelabuhan; 5. Mengambil langkah-langkah tegas terhadap karyawan di cabang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang berdampak pada tidak tercapainya target pendapatan maupun realisasi pelampuan anggaran biaya. 6. Melakukan evaluasi biaya secara kontinyu agar penyerapan anggaran sesuai dengan program yang direncanakan dan tidak melampaui dari rencana pada RKAC; 7. Melaksanakan realisasi biaya sesuai dengan program yang telah disusun dari fungsi masingmasing terkecuali terhadap suatu yang bersifat urgent dan di luar dari yang direncanakan;
8. Menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Provinsi; dan 9. Menjaga alat produksi agar selalu dalam kondisi siap operasi. Untuk mempertahankan kinerjanya pada 2016, Cabang Ternate berencana mempertahankan kehandalan kapal dan pelabuhan untuk siap beroperasi, selalu memenuhi ketepatan jadwal kapal, menambah produktivitas trip, khususnya pada lintasan komersil dengan mempertimbangkan rasio demand dan supply, memelihara kapal dan peralatannya secara konsisten, serta selalu berkomitmen bersama manajemen untuk meningkatkan kualitas SDM.
Mengenal PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate Cabang Ternate yang berlokasi di Provinsi Maluku Utara ini didirikan pada 1992. Pusat pengendalian kegiatan (kantor cabang) berada di Kota Ternate, tepatnya beralamat di Jalan Kompleks Pelabuhan Ferry Bastiong, Ternate Selatan, Maluku Utara 97716. Secara keseluruhan, Sumber Daya Manusia (SDM) Cabang Ternate sebanyak 171 orang (darat : 29 orang dan kru kapal : 142 orang). Pada 2016, Cabang Ternate mengelola Pelabuhan Bastiong (Pulau Ternate), Pelabuhan Sidangholi (Pulau Halmahera) dan Pelabuhan Rum (Pulau Tidore). Dia juga mengoperasikan 10 unit kapal, yakni KMP. Gorango, KMP. Bobara, KMP. Dolosi, KMP. Kerapu II, KMP. Maming, KMP. Bandeng, KMP. Pulau Sagori, KMP. Arwana, KMP. Arwana, KMP. Ngafi, dan KMP. Tenggiri. Cabang Ternate melayani 20 lintasan (4 lintasan komersil dan 16 lintasan perintis).
Edisi 23 - Tahun 2016
17
[ Lebih Dekat]
Menangkan Hati Penumpang Captain Krisdenny Ngantung Nakhoda KMP Tanjung Api
Bekerja dengan Ikhlas Burhan Zahim, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ambon Kemenangan Cabang Ambon dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Cabang 2016 yang digelar dalam rangka HUT PT ASDP Indonesia Ferry yang ke-43 tidak terlepas dari kerja keras dan loyalitas seluruh karyawan Cabang Ambon yang dipimpin sang General Manager, Burhan Zahim.
“T
ujuan kami berinovasi tatami sejatinya ingin lebih memanusiakan manusia, yakni pengguna jasa setia yang naik ke atas kapal feri kami di Ambon,” demikian disampaikan Burhan. Menurutnya, mungkin sebagian pihak menilai inovasi tatami (tempat tidur) di Cabang Ambon bukanlah terobosan yang baru, malah seharusnya menjadi kewajiban penyedia jasa. Namun, Burhan berkeyakinan penyediaan tatami dan peningkatan pelayanan di Cabang Ambon, yang telah diterapkan lebih dari tiga bulan tersebut dapat memberikan nilai tambah, baik bagi pengguna jasa, maupun perusahaan sendiri. Paralel, Burhan menyadari, karakteristik daerah kepulauan di Ambon yang didominasi wilayah perairan sebanyak 75 persen, dan daratan hanya 25 persen, maka ketersediaan layanan kapal feri mutlak bagi masyarakat disana. “Masih banyak daerah di Pulau Ambon yang membutuhkan jasa penyeberangan. Bahkan kita membutuhkan kapal-kapal besar,” tuturnya. Target Besar Menurut pria kelahiran 28 Januari 1970 ini, peluang pengembangan usaha Cabang Ambon masih terbuka luas. “Saya berharap, kedepanya Cabang Ambon dapat menjadi
18
Edisi 23 - Tahun 2016
cabang kelas “A”, sebagai cabang yang memberikan kontribusi besar kepada stakeholders, pemegang saham, karyawan, pengguna jasa di Maluku, dan masyarakat di lingkungan sekitar cabang,” katanya. Dia mengakui, layanan penyeberangan di Cabang Ambon masih jauh dari maksimal, bahkan secara persentase masih kurang dari 50 persen. “Ini yang menjadi cambuk dalam pekerjaan kita. Tidak hanya peremajaan dan penambahan kapal besar, pembenahan pelabuhan, penggunaan teknologi informasi juga penting terutama memasang fasilitas e-ticketing pada lintasan Hunimua – Waipirit, aplikasi pemesanan tiket untuk lintasan Galala – Namlea, dan memberlakukan barcoding di lintasan perintis. Hal ini mutlak dilakukan demi kualitas pelayanan yang jauh lebih baik,” ujarnya penuh semangat. Burhan mengatakan, dirinya memang memiliki target yang besar untuk kemajuan Cabang Ambon ke depannya. Tidak hanya berkontribusi laba yang besar bagi pusat, tetapi mampu menjadi penyedia sarana dan prasarana penyeberangan yang paling diandalkan masyarakat Ambon dan sekitarnya. “Setiap orang itu pasti punya target besar. Karena itu, kita semua (karyawan di cabang) bahu-membahu, bekerja
sama, dan saling melengkapi untuk mewujudkan target itu. Yang penting, bagaimana sekarang kita bekerja dengan ikhlas, bisa menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin,” ujar Sarjana Manajemen Universitas Muhammadiyah Kendari. Mengayomi Sebagai GM, Burhan memiliki tanggungjawab besar terkait operasional dan kinerja Cabang Ambon. Dalam menjalankan semua tanggung jawabnya tersebut ia pun harus menghadapi berbagai tantangan, seperti mengurangi atau menghilangkan keluhan para pelanggan atau pengguna jasa, baik di kapal maupun pelabuhan; dan harus membongkar bangunanbangunan masyarakat yang merugikan perusahaan. “Serta ada juga tantangan dalam mengubah cara berpikir dan perilaku, meningkatkan disiplin kerja, mulai dari diri saya sendiri dan seluruh karyawan Cabang Ambon,” ungkap Burhan. “Sebagai pemimpin, saya harus bisa mengayomi seluruh karyawan. Kapan saya memposisikan diri sebagai pimpinan, teman, kakak, adik, ataupun orang tua bagi mereka. Bangun komunikasi yang baik, dan terus memotivasi untuk tetap fokus dalam bekerja,” ujar ayah empat anak tersebut.
Kapal Motor Pelayaran (KMP) Tanjung Api yang dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Luwuk menjadi pemenang pertama kategori Kapal Kelas ABC (kapal berbobot dibawah 1000 GRT), pada Hasil Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) untuk Kapal dan Cabang Tahun 2015. Implementasi SMK yang dilakukan KMP Tanjung Api tentunya tidak terlepas dari peran nakhoda kapal Captain Krisdenny Ngantung yang telah mengabdikan dirinya melayani para pengguna jasa feri yang melalui lintasan Luwuk – Banggai sejauh 77 mil setiap harinya.
“S
ebagai nakhoda kapal di perusahaan yang bergerak pada bidang jasa transportasi laut, saya menyadari betul jika pemenuhan tingkat pelayanan kepada para pengguna jasa haruslah menjadi yang utama dan kita harus memberikan yang terbaik kepada mereka,” kata Krisdenny. Menurutnya, rasa aman sangat perlu dan mutlak diberikan kepada para pengguna jasa. Bukan hanya rasa aman yang mereka rasakan karena dapat tiba dengan selamat di pelabuhan tujuan, melainkan juga rasa aman sebelum naik ke kapal, saat tiba di pelabuhan, dan selama dalam pelayaran. Pengguna Jasa adalah Raja Bagi Krisdenny, para pengguna jasa adalah raja, sehingga mereka perlu dimanjakan dari segala aspek di kapal. Misalnya dari segi pandangan mata, mereka harus melihat fisik kapal yang bersih dan terawat/tidak ada warna kuning dan karat menempel pada dinding kapal. Dari segi hidung yakni mereka harus mencium bau yang harum ketika memasuki kapal, ruanganruangan penumpang, kamar mandi dan closet. Lalu, dari segi telinga, mereka harus mendengar suara yang lembut mesin bantu dan mesin induk kapal. Semua hal yang disebutkan tadi hanya akan dapat dicapai dengan tekad, semangat dan komitmen yang kuat untuk terus merawat dan memelihara kapal secara teratur, dan tentunya juga harus mendapat dukungan dari manajemen cabang. “Puji Tuhan, selama saya berada di cabang Luwuk khususnya (bekerja) di KMP. Tanjung Api, manajemen cabang selalu mendukung penuh program-program perawatan dan pemeliharaan rutin, serta triwulan, yang dilaksanakan kapal. Dan khusus di kapal, seluruh awak
kapal telah berkomitmen dengan semangat dan tekad yang sama untuk terus merawat dan memelihara kapal. Bukan bertujuan mendapat rewards atau penghargaan, melainkan yang terpenting untuk kenyamanan penumpang dan awak kapal sendiri,” ucapnya. Terus Berinovasi Tidak hanya soal kenyamanan, Krisdenny mengatakan bahwa para pengguna jasa juga perlu diberikan akses informasi yang praktis tentang jam keberangkatan, pelabuhan-pelabuhan tujuan, harga tiket sesuai pelabuhan tujuan, dan sebagainya. “Inovasi terhadap aspek-aspek itu menjadi pilihan kami, karena merupakan implementasi mandatory dari penerapan ISM-CODE,” katanya Implementasi tersebut berdampak sangat positif bagi pelayanan yang prima kepada para pengguna jasa, khususnya dalam aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan serta kemudahan. Karena mandatory, konsep dan implementasinya menjadi keharusan yang terus menerus dilaksanakan dengan pembenahanpembenahan, supaya dapat terus bersaing dengan kompetitor. “Kami akan melakukan inovasi-inovasi yang terbaik, untuk memenangkan hati para pemakai jasa di lintasan yang kami layani. Dan, saya selalu berharap dan akan terus berharap bahwa PT ASDP Indonesia Ferry akan semakin maju dan berkembang sebagai perusahaan jasa pelabuhan dan penyeberangan yang terbesar, bukan saja di tingkat nasional tapi juga mendunia, sehingga insan-insan ASDP di seluruh Indonesia dapat terpuaskan kesejahteraannya. Jayalah ASDP-ku!” tuturnya menutup pembicaraan dengan Lintas Nusa dengan semangat.
Edisi 23 - Tahun 2016
19
[ Kontribusi ]
Bangkitkan Kembali Tenun Sutera Bone
U
ntuk menjalankan misinya yang mulia, tim PKBL PT ASDP Indonesia Ferry melaksanakan survei ke Desa Opo, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Desa berlokasi 40 kilometer arah timur Pelabuhan Bajoe dengan penduduk berjumlah 2014 jiwa ini merupakan cikal bakal desa tenun yang menghasilkan kain tenun sutra khas Bone. Di Desa Opo ini kain tenun sutra Bone yang menjadi kebanggaan masyarakat Bone berasal. Kain ini yang biasanya digunakan oleh keturunan bangsawan Kerajaan Bone sebagai simbol adat kerajaan. Kain tenun Bone sendiri memiliki corak garis lurus dengan warna mencolok yang mencerminkan nilai-nilai sejarah Kerajaan Bone. Dikabarkan, saat ini jumlah pengrajin tenun di Desa Opo tinggal 107 orang. Salah satunya adalah Nurlia yang berandil besar menjaga keberlangsungan kain tenun sutera di Desa Opo. Sebab, selain menenun sendiri, beliau juga dipercaya para penenun lainnya untuk mengumpulkan dan membawa hasil kerajinan tenun Desa Opo ke ibu kota Kabupaten, untuk selanjutnya
20
Edisi 23 - Tahun 2016
dijual ke tangan para penjual kain sutera di Watampone. Pembicaraan dengan Nurlia itu menjadi salah satu pemicu semangat untuk menjadikan Desa Opo sebagai desa binaan PKBL PT ASDP Indonesia Ferry. Penduduk di desa yang bersahaja ini masih menjaga nilai seni dari kain tenun sutera yang diproduksinya. Para wanita di Desa Opo ini menyusun benang demi benang sampai menjadi lembaran kain cantik yang bernilai seni tinggi sebagai warisan budaya leluhurnya. Tentu saja, ini sangat mencerminkan geliat ekonomi yang tersisa di desa itu. Tingkatkan Produktivitas Program pembinaan utama yang dilakukan kepada para penenun di Desa Opo adalah untuk meningkatkan produktivitas mereka. Karena sampai saat ini mereka masih menggunakan alat tradisional tenun gedong, yang mana hasil produksinya hanya 4 meter kain selama seminggu. Sejatinya dewasa ini telah tersedia teknologi alat tenun bertajuk Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang telah dikenal luas oleh para
Pamor tenun sutera Bone sempat meredup beberapa tahun belakangan ini. Namun, melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), PT ASDP Indonesia Ferry mencoba meningkatkan produktivitas Kelompok Tenun Tradisional di Desa Opo. Desa yang terletak di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ini merupakan cikal bakal desa tenun di kabupaten tersebut. Berikut, kisah perjalanan Manager PKBL PT ASDP Indonesia Ferry Moch Islam ketika melakukan survei ke desa itu sampai akhirnya sukses menjalankan program PKBL yang membuat pamor tenun sutera Bone dapat terangkat kembali pada saat ini.
penenun di berbagai daerah lain di Indonesia. Dengan memperkenalkan ATBM kepada para pengrajin di Desa Opo, hasil tenunan yang diproduksi pengrajin Desa Opo dapat meningkat dan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi para pengrajin pada khususnya dan Desa Opo pada umumnya.
di Pulau Jawa. Di sana, mereka dapat belajar banyak mengenai penggunaan ATBM, pembuatan corak dan pewarnaan kain, sampai ke pemasarannya. Proses pengunaan ATBM di Desa Opo juga akan dilakukan secara bertahap tanpa menghilangkan alat tenun tradisional. Hal ini dilakukan agar warisan budaya leluhur mereka dapat tetap dilestarikan. Pemberian sejumlah 21 ATBM dan satu alat sekir benang, kepada para pengrajin tenun di Desa Opo, dan mengikutsertakan mereka pada pelatihan penggunaan ATBM, pembuatan corak kain dan manajemen tenun di Desa Troso, diharapkan akan bisa meningkatkan produktivitas dan mengubah pola pikir mereka ke depannya. Tujuannya supaya keberadaan Desa Opo sebagai desa tenun dapat terus lestari untuk jangka waktu yang lama. Selanjutnya, pada tahun kedua, mereka akan tetap memperoleh pelatihan tenun untuk mengembangkan kreativitas. Tujuannya adalah agar keahlian yang dimiliki tidak hanya sebatas menenun kain adat saja, tapi perlahan juga dapat beralih menjadi pembuat produk jadi, interior atau hiasan ruangan, maupun kebutuhan lainnya. Pengenalan wawasan dan warna kain tenun, hingga teknik pemasarannya juga merupakan bagian dalam pembinaan di tahun kedua ini.
Pada tahun kedua ini, pembinaan akan difokuskan pada pemasaran hasil tenun dan budidaya ulat sutera yang dapat menghasilkan kepompong sutera sebagai bahan benang sutera. Lalu, para pengrajin juga ditawarkan pinjaman modal kerja melalui Program Kemitraan. Selain itu, produk tenun dari Desa Opo seharusnya sudah dapat diikutsertakan pada pameranpameran kerajinan yang diadakan di kota-kota lain di Indonesia, supaya produk mereka lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas, sehingga pemasaran dan penjualannya pun dapat terdongkrak. Di tahun ketiga, produktivitas para penenun di Desa Opo diharapkan telah mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya, dan mereka juga sudah punya keterampilan lain selain menenun kain. Pada tahun ketiga tersebut diharapkan sudah dapat dilihat hasil pemberdayaan ekonomi kerakyatan terhadap para penduduk Desa Opo. Selain itu, diharapkan juga hasil tenunan
dari Desa Opo sudah dapat ditampung dan dipajang pada gerai-gerai PKBL di beberapa pelabuhan yang PT ASDP Indonesia Ferry kelola. Bertepatan dengan HUT ke-43 PT ASDP Indonesia Ferry, serta sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan (CSR) dan komitmen yang tinggi dari Top Management PT ASDP Indonesia Ferry, maka pada Jumat 11 Maret 2016 dicanangkanlah Desa Opo, Kecamatan Ajangale, Kabupaten Bone, sebagai Desa Binaan PKBL PT Indonesia Ferry. Prosesi pencanangan tersebut dilakukan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Danang Baskoro. Sementara, Pemda Kabupaten Bone yang dipimpin langsung oleh Bupati Andi Fahsar M. Padjalangi dan unsur Muspidanya juga memberikan sambutan secara adat langsung di rumah jabatan. Hal ini mencerminkan bahwa Pemda juga sangat mengapresiasi dan merasa bangga atas apa yang dilakukan PT ASDP Indonesia Ferry kepada kelompok penenun tradisional di Teks: Moch. Islam Desa Opo.
Pembinaan untuk para pengrajin tenun Desa Opo dilakukan secara bertahap selama tiga tahun. Pada tahun pertama, mereka akan mendapatkan sosialisasi penggunaan ATBM, yakni dengan mengutus beberapa perwakilan Desa Opo untuk berkunjung ke Desa Troso, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah yang merupakan desa penghasil kain tenun terbesar
Edisi 23 - Tahun 2016
21
[ Teknologi]
lebih modern, biasanya disebut NMEA 0183 (merupakan spesifikasi atau protokol yang dikembangkan oleh The National Marine Electronic Association, Maryland, AS).
Perkembangan Sistem Digitalisasi pada Anjungan Kapal Pada saat ini, proses menavigasi kapal pada restricted waters sudah menjadi pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan dibantu oleh peralatan modern yang berteknologi tinggi. Gadgets, peralatan instrumen dan software selalu berevolusi seiring dengan perkembangan terbaru dari peralatan dan teknologi navigasi.
S
aat ini, Global Positioning System (GPS) mengambil alih dan sangat diperlukan untuk navigasi di darat, laut dan udara. Lebih lanjut, sudah terdapat sistem kontrol yang lebih canggih, yang menawarkan akurasi dan integritas lebih tinggi kepada GPS. Paralel Setiap kapal sekarang menggunakan beberapa alat navigasi untuk keamanan terbaik. Salah satunya adalah peta laut digital. Peta laut berbentuk fisik tentu saja akan memakan tempat di dalam kapal, sehingga untuk menghindari ini telah
22
Edisi 23 - Tahun 2016
dikembangkan Electronic Nautical Charts (ENC) yang memindahkan medianya dari kertas ke digital. Ada dua jenis ENC yakni Raster Chart dan Vector Chart. Raster Chart lebih berupa hasil scan dari peta navigasi kertas, dan jenis yang kedua lebih berorientasi data. Walaupun datanya tersembunyi, tapi data untuk suatu posisi tertentu akan langsung ditampilkan ketika kita meng-klik mouse atau memencet sebuah tombol. Penyampaian data itu bisa terwujud karena ENC sudah dilengkapi dengan software navigasi, seperti Electronic Chart Display Information System (ECDIS).
Beberapa software untuk menentukan peta navigasi sudah tersedia di pasaran sehingga akan memudahkan navigasi. Salah satunya adalah SEA CLARE, yang bisa diinstal di komputer yang memakai sistem operasi Windows 2000 ke atas. Ketika dikoneksikan dengan GPS, maka ini akan menunjukkan posisi terkini, kecepatan dan arah dari kapal secara real time. Bagan terbaru dapat langsung diumpan secara otomatis dalam file berbentuk teks dan rekam jejaknya dapat disimpan jika ingin dilihat lagi. Jika ada data baru, dapat di-update dan dimasukkan secara manual ke software itu. Tapi untuk memakai software ini, kapabilitas transmisi GPS-nya harus yang sudah
Versi lebih sederhana dari SEA CLARE adalah PC PLOTTER, yang biasa digunakan oleh kapal lebih kecil untuk yachting, memancing, dan sesuai dengan Dual Channel Parallel AIS Receiver yang berbiaya rendah, dan ini bisa menerima sinyal dari kapal besar dan kecil. AIS adalah sistem pelacakan kapal yang berguna menentukan lokasi kapal lain di sekitarnya dengan saling bertukar data secara otomatis dengan kapal terdekat dan stasiun AIS. Vessel Traffic Management Systems (VTMS) lokal atau Vessel Traffic Service (VTS) seringkali sudah ditawarkan oleh pelabuhan yang arusnya sibuk, tapi di sini AIS berperan sebagai instrumen tambahan. Instrumen lain yang mengurangi beban pekerjaan petugas yang berjaga adalah marine radar yang sudah dilengkapi dengan ARPA. Radar seperti yang kita tahu adalah alat pendeteksi radio atau sejenisnya yang mampu merefleksikan gelombang elektromagnetik. Misalnya saja kapal, pesawat terbang, sepeda motor, dan sebagainya, pasti merefleksikan gelombang radio dan akhirnya tampil di layar. ARPA dapat mengkalkulasi kecepatan, haluan dan perkiraan poin terdekat, dari kapal lain yang sudah direkam jejaknya. ARPA yang sudah modern dan terintegrasi memberikan hasil akhir terbaik untuk kapten dan stafnya.
navigasi lain dengan cepat. Software ini menerima update melalui surel dan juga mengenai informasi pasang surut air laut; dia menampilkan warna yang nyata untuk mengarahkan pelampung ENC, meng-update manajemen riwayatnya, dan sebagainya. Perencanaan dan monitoring rute juga tambahan keuntungan pada software tersebut. Jadi, kita melihat peta atau bagan navigasi dengan pembagi, set-squares, sextant dan alat-alat lain yang lebih memberikan nuansa digitalisasi pada anjungan kapal, jadi dapat mengeliminasi kemungkinan terjadinya human error. Sebuah sistem digital yang terintegrasi pada anjungan kapal sebenarnya dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kandas atau tersesat di laut.
Sebuah perusahaan Norwegia, Maris, mempunyai sistem chart yang lain berdasarkan ECDIS bernama Pilot Mate. Software ini mampu terhubung dengan alat
Edisi 23 - Tahun 2016
23
[ Cakrawala]
Karyawan Pelopor Inovasi di Perusahaan Saat ini, inovasi menjadi suatu kepentingan yang melibatkan karyawan di berbagai bagian dalam proses inovasi di perusahaan. Semua karyawan di masing-masing divisi makin diharapkan dapat menjadi pelopor lahirnya ide, produk, proses, dan model bisnis yang inovatif. Pasalnya, mereka yang lebih memahami realitas keseharian perusahaan, berkat interaksi mereka dengan pihak-pihak seperti rekan kerja, pelanggan, pemasok, komunitas, dan pemerintah.
INNOVATION DISTINGUISHES BETWEEN A LEADER AND A FOLLOWER Steve Jobs
O
leh karenanya, para karyawan perlu didorong memunculkan ide-ide baru serta terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang inovatif. Karyawan harus melakukan aktivitas inovatif karena dewasa ini pasar tenaga kerja padat pengetahuan yang berketerampilan tinggi terus bertumbuh dan memperketat persaingan usaha. Disisi lain, mereka juga mendambakan peluang untuk mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki demi kemajuan perusahaan. Untuk mengakomodasi aspirasi ini, perusahaan sudah semestinya memberi kesempatan bagi mereka untuk melahirkan dan menerapkan ide-ide baru. Memenangkan Persaingan Perekonomian nasional yang saat ini semakin terintegrasi dengan perekonomian regional dan global juga menjadi salah satu alasan kuat bagi para karyawan untuk selalu inovatif dalam melakukan pekerjaannya. Dikarenakan persaingan di dunia usaha semakin ketat setiap harinya, maka perusahaan dituntut untuk rajin berinovasi demi memenangkan persaingan itu. Terlibatnya lebih banyak karyawan lagi dalam proses inovasi sebuah perusahaan juga demi mengoptimalkan potensi kapabilitas mereka, sehingga bermanfaat baik bagi diri mereka sendiri dan perusahaan. Hasil penelitian Konfederasi Serikat Pekerja di Denmark menunjukkan sejumah keuntungan yang diperoleh perusahaan jika mendorong karyawannya selalu berinovasi. Pertama, peningkatan daya saing dan kinerja melalui perbaikan produktivitas dan proses kerja. Kedua, kepuasan kerja karyawan yang aktif dilibatkan dalam inovasi di dalam perusahaan juga lebih tinggi.
24
Edisi 23 - Tahun 2016
Agar pelibatan karyawan luas dalam proses inovasi berjalan efektif, perlu dikembangkan budaya kerja yang inovatif. Ini berarti karyawan harus bisa bekerja sama dengan orang dari departemen atau divisi yang berbeda; kemudian harus ada dukungan manajemen agar karyawan berperan aktif dalam proses inovasi; dan mesti adanya hubungan saling percaya antara manajemen dan karyawan. Untuk itu diperlukan proses komunikasi yang efektif antara mereka semua, dan di sini perusahaan perlu sekali membenahi dan meningkatkan efektivitas komunikasi internalnya. Selanjutnya, guna mengembangkan budaya inovasi di tempat kerja, perusahaan harus menerapkan pendekatan berorientasi hasil secara luas bagi keterlibatan karyawan dalam proses inovasi; terbuka terhadap ide-ide baru; merumuskan strategi yang inovatif; membuka ruang bagi eksperimentasi dan kesalahan sampai batas-batas tertentu. Perusahaan juga sepatutnya mengembangkan pelatihan; menciptakan sistem umpan balik dari pelanggan; dan menciptakan kemudahan bagi setiap karyawan untuk berbicara dengan rekan kerja, manajer, dan bawahan guna berbagi ide dan berkolaborasi. Inovasi Sebagai Evaluasi Kinerja Untuk mendorong inovasi dalam sebuah perusahaan juga dapat dilakukan dengan cara mengukur sejauh mana hal tersebut telah dilakukan. Perusahaan dianjurkan untuk memasukkan unsur inovasi ke dalam proses evaluasi kerja. Misalnya dengan memasukan unsur penilaian tentang berapa banyak ide dari seseorang atau kelompok (team work) yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan. Jika hal ini terkomunikasi dengan baik maka setiap individu akan berusaha untuk memberikan ide secara konstruktif.
Kemudian, penempatan pegawai dengan konsep “the right people with the right job” juga merupakan cara yang tepat untuk menstimulasi munculnya inovasi. Sebab, penempatan pegawai pada posisi yang tepat akan mengurangi supervisi, sehingga memberikan otonomi bagi individu dalam menyelesaikan masalah-masalah pekerjaannya.
Brainstorming Root-Bernstein, salah seorang penulis buku Sparks of Genius, mengusulkan pentingnya pegawai untuk keluar dari cara kerja yang rutin, jadi dapat melihat masalah pekerjaan dengan cara yang baru. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut yakni perlu dilakukan brainstorming secara regular. Dengan melakukannya, para karyawan diharapkan dapat memberikan ide dan solusi baru. Tapi yang perlu diingat adalah inovasi juga punya dampak negatif bagi karyawan. Dampak tersebut, menurut Jansen, adalah kerap terkurasnya waktu dan energi; rasa tidak nyaman akibat perubahan terkait pekerjaan dan kondisi kerja; dan tekanan emosional. Oleh karenanya, keterlibatan karyawan dalam inovasi harus diimbangi dengan sistem imbalan yang transparan dan adil guna meminimalisir dampak negatif itu, serta meningkatkan kegairahan karyawan untuk berinovasi.
Edisi 23 - Tahun 2016
25
[ Wisata] bisa sampai disini, Thanks God I’m here”, “Wow...” dan berjuta kalimat lainnya. Pesona pemandangan nan menawan di Pantai Ora serasa bagai di surga yang keelokannya tidak terhingga. Di sepanjang pantai, air lautnya terlihat masih sangat jernih, dan terumbu karang ataupun ikan-ikan di dalamnya dapat sangat jelas dipandang mata. Jadi, ketika berlibur di Pantai Ora sebaiknya tidak melewatkan kesempatan untuk diving atau snorkeling, karena terumbu karang di sana merupakan salah satu hamparan karang terindah yang pernah ada, dipadukan dengan biota lautnya yang beragam membuatnya menjadi suatu pengalaman yang bukan hanya menyegarkan mata, namun juga tak terlupakan. Pantai Ora memang identik dengan sebuah cottage mengapung di atas laut bernama Ora Beach Resort, yang bangunannya terbuat dari kayu. Semuanya terasa indah, dengan suasana penginapan apung yang berpadu dengan nuansa hijau pepohonan dan biru air laut yang mengelilinginya. Setelah berkeliling dan menikmati indahnya Pantai Ora, janganlah lupa mencicipi kuliner khas di pulau tersebut. Pusat kulinernya berjarak kurang lebih 1 km dari Pantai Ora. Di sana mudah sekali menemukan sajian khas laut, seperti lobster yang dibandrol sekira Rp 240 ribu/kg.
Pantai Ora
“Maldives” di Tanah Beta
U
ntuk menuju Pantai Ora, terlebih dahulu Anda bisa terbang ke Ambon dan lamanya penerbangan lebih kurang 3,5 jam, ataupun bisa juga naik kapal dari Surabaya atau Makassar. Selanjutnya, Anda dapat menggunakan jasa penyeberangan dari pelabuhan Hunimua yang dapat ditempuh kurang lebih satu jam perjalanan darat dari bandara. Dari pelabuhan Hunimua (lokasi persisnya di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah), Anda dapat menggunakan jasa kapal feri milik PT ASDP Indonesia Ferry menuju ke Pelabuhan Waipirit (di bagian
26
Edisi 23 - Tahun 2016
barat Pulau Seram). Harga tiketnya dibandrol sekira Rp 17.000 untuk penumpang dewasa, sedangkan untuk anak-anak Rp 13.000, dan semisalnya membawa kendaraan sendiri akan berbeda lagi harga tiketnya. Waktu tempuhnya kurang lebih 1,5 jam sampai ke pelabuhan tujuan. Jadwal feri di sana hampir selalu ada setiap dua jam sekali, dimulai dari pukul 05.30 WIT sampai pukul 20.00 WIT. Biasanya lintasan dari pelabuhan Hunimua ke Waipirit dilayani oleh empat kapal feri, dan setiap harinya hanya ada enam kali penyeberangan antar pelabuhan itu. Nama-nama kapal feri yang
beroperasi lintasan Hunimua ke Waipirit adalah KMP. Inalika, KMP. Rokatenda, KMP. Terubuk (ketiganya milik PT ASDP Indonesia Ferry), serta KMP. Tanjung Kuako yang dimiliki Pemda setempat. Dari Pelabuhan Waipirit, kita harus menempuh perjalanan darat (menggunakan mobil) selama sekira 4-5 jam untuk sampai di Pantai Ora. Masih Alami Kita dapat memutuskan untuk ke Pantai Ora langsung jika menginap di Ora Beach Resort, namun pemandangannya (gelap) tak sebagus saat menyeberang di pagi hari, untuk itu biasanya kita bermalam di Saleman dulu, dan keesokan paginya baru menyeberang ke Pantai Ora. Inilah saat terbaik menyeberang ke Pantai Ora, pemandangan yang luar biasa, panorama teluk yang tenang, gunung-gunung yang menjulang tinggi di belakang Pantai Ora. Pegunungan ini, bernama Sawai Saleman.
Foto-foto : Istimewa
Pantai Ora merupakan sebuah destinasi wisata di ujung barat Teluk Sawai, Pulau Seram, Maluku Tengah, dan di tepi hutan Taman Nasional Manusela. Pantai tersebut baru-baru ini saja menuai popularitas. Ketika menikmati keindahan alam Pantai Ora dan sekitarnya, maupun alam bawah lautnya, akan memberikan suatu sensasi liburan yang tenang dan santai. Berwisata ke sana dapat dikategorikan sebagai eco-tourism atau wisata alam. Keindahan Pantai Ora layak disandingkan dengan Pulau Maladewa (Maldives), sebuah destinasi wisata di tengah Samudera Hindia yang sudah termasyhur keeksotisannya.
Pesona Pantai Ora memang menarik banyak wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung ke sana. Mereka yang telah menginjakkan kaki di sana tentu saja tidak akan mempermasalahkan jarak yang jauh dan biaya mahal untuk sampai di sana, karena telah terbayarkan oleh keindahan Pantai Ora yang sedap dipandang mata dan menyejukkan hati. Namun alangkah baiknya rencana untuk liburan ke pantai Ora dilakukan jauh-jauh hari, terutama jika ingin menginap langsung di Ora Beach Resort, dikarenakan keterbatasan akomodasinya yang hanya kurang lebih untuk 20-40 orang/malam.
Saat penyeberangan ini pula, biasanya akan menjadi momen terbaik bagi yang baru pertama kali berlibur ke Pantai Ora. Karena bisa dikatakan sebagian dari kita pastinya akan berbisik dalam hati “Akhirnya..
Edisi 23 - Tahun 2016
27
[ Kolom]
Antara PT ASDP Indonesia Ferry, Shifting Paradigm dan Terobosan Usaha Baru Oleh Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)
Shifting paradigm atau mengubah sudut pandang (paradigma) barangkali merupakan frasa yang paling sering diucapkan oleh motivator, guru atau yang lainnya manakala ada orang galau meminta nasihat kepada mereka. Dan, entah benar-benar ada hubungan yang kuat atau tidak, terjadilah perubahan pada diri, penghasilan, barangkali juga penampilan, orang yang mendapatkan saran tadi. Korporasi pun tidak ketinggalan dalam mengubah paradigma ini.
S
alah satu perubahan yang acap dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengubah lini usahanya; perubahan ini bisa dengan melakukan penajaman (streamlining) maupun ekspansi. Pada derajat tertentu, PT PELNI dan PT Djakarta Lloyd adalah dua perusahaan pelayaran milik negara yang sudah melakukan kebijakan perubahan itu. Ada satu lagi pelayaran milik negara yang juga sudah melakukan perubahan, yakni PT Bahtera Adhiguna. Sepertinya hanya tersisa PT ASDP Indonesia Ferry yang masih bergeming. Lalu pertanyaannya, jika BUMN ini hendak
28
Edisi 23 - Tahun 2016
menjalankan perubahan, bagaimana kiranya perubahan itu akan dapat dilakukan? Peran Tradisional Selama ini, PT ASDP Indonesia Ferry menjalankan peran sebagai penghubung daerah-daerah yang berada di sekitar perairan pendek seperti selat, danau atau lainnya. Barangkali karena pendeknya jarak perairan yang dilayani, kapal-kapal milik BUMN tersebut diistilahkan sebagai ‘jembatan’ yang merajut daerah-daerah di sekitar perairan tadi. Karena dinilai sebagai jembatan dan diposisikan demikian, yang
dalam bahasa lain itu adalah bagian dari jalan, akhirnya secara administratif PT ASDP Indonesia Ferry berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, sementara aspek teknis alat angkutnya (kapal) dikendalikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Posisi tradisional PT ASDP Indonesia Ferry (dahulu nomenklaturnya PT ASDP) di muka digenapkan dengan tipe kapal yang dioperasikannya yang ‘itu-itu saja’, yaitu roll-on, roll-off (Ro-Ro). Sempat perusahaan tersebut mengoperasikan tipe lain, namun kini tak terdengar lagi bagaimana kabar keberadaan kapal itu. Lalu, seiring dengan perkembangan masa, berlangsunglah perubahan yang menandai adanya perubahan paradigma dalam tubuh perusahaan. Terobosan Usaha Baru Salah satu perubahan PT ASDP Indonesia Ferry yang dapat dicermati dari luar adalah penggantian nomenklatur perusahaan. Semula perusahaan ini bernama PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP), dan sekarang sebutannya menjadi PT ASDP Indonesia Ferry. Sekecil apapun perubahan tersebut, sejatinya hal itu harus diapresiasi. Jika perubahan belum banyak memberikan banyak arti kepada eksistensi korporasi, maka perubahan itu harus diperkuat agar berbuah manis. Sejak berubah tampilan luarnya, PT ASDP Indonesia Ferry seperti terlihat tidak banyak melakukan terobosan usaha. Ia masih istiqomah menggarap jalur-jalur pendek yang ada di nusantara. Hanya saja, pada era baru ini, jalur-jalur itu dilayani oleh kapalkapal yang relatif baru dan nyaman. Padahal di sana masih ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Setidaknya ada dua peluang usaha yang bisa digeluti oleh PT ASDP Indonesia Ferry. Pertama, bisnis cruise. Tidak ada ajaran yang mengatakan bahwa operator feri hanya bisa mengoperasikan kapal Ro-Ro. Dan, Ro-Ro tidak identik dengan bisnis feri. Itu artinya PT ASDP
Indonesia Ferry bisa mengoperasikan kapal tipe lain, yang dalam hal ini kapal wisata (cruise ship). Apa itu nantinya akan dioperasikan pada rute pendek atau panjang akan tergantung pada kelayakan bisnisnya. Yang jelas, ladang usaha cruise ini terbuka untuk dijajal. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pengembangan usaha cruise ini bisa pula diintegrasikan untuk merajut daerah-daerah perbatasan ke dalam ekonomi kawasan. Kedua, bisnis marina. PT ASDP Indonesia Ferry termasuk BUMN yang diberkahi. Ia menekuni bisnis pelayaran dan kepelabuhanan sekaligus. Tidak banyak perusahaan pelayaran pelat merah yang seperti ini. Dengan pelabuhan-pelabuhan penyeberangan yang ia miliki, operator tersebut bisa memanfaatkan fasilitas yang ada untuk dijadikan tempat parkir kapal yacht (marina). Apalagi banyak pelabuhan penyeberangan yang dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry berada pada lintasan kapal-kapal yacht, semisal di Kepulauan Riau. Jika bisnis marina ini diseriusi, maka PT Indonesia Ferry bisa menjadi yang terdepan nantinya, karena pelabuhan penyeberangan yang dimilikinya sudah memiliki infrastruktur yang baik (listrik, air, jalan dan kawasan yang sudah berkembang, dan lain-lain). Salah satu alasan mengapa bisnis marina lambat berkembang di tanah air adalah karena para pengembang enggan berinvestasi dalam infrastrukturnya. Dengan berbagai kemudahan yang sudah disediakan pemerintah untuk menyambut kedatangan kapal yacht, bisnis marina boleh dibilang booming dan ceruknya masih terbuka lebar. Di Jakarta saja hanya ada satu marina. Jika PT ASDP Indonesia Ferry mengoperasikan marina, katakanlah di Merak, bisa dibayangkan dampak ekonomi yang bisa dihasilkan. Yacht adalah “mainan” orang berduit, dan mereka pun tidak akan segan-segan mengeluarkan uang untuk bermain dengan “mainan”-nya itu.
Edisi 23 - Tahun 2016
29
[ Sehat]
[ Lingkungan]
Siapa dari Anda yang suka makan ikan Tidak hanya lezat, ikan juga mengandung banyak zat gizi yang menguntungkan bagi tubuh kita. Pada artikel ini akan dibahas secara khusus berbagai hal seputar ikan laut, yaitu mengenai jenisjenisnya, kandungan gizinya, manfaat mengonsumsinya, dan sebagainya.
Sehatnya
Makan Ikan Laut bayi. Ikan laut, terutama yang hidup di laut dalam, memiliki asam lemak tak jenuh lebih tinggi dibandingkan ikan yang hidup di permukaan laut dan ikan air tawar. Bahkan kandungan Omega 3 dan 6 pada ikan laut lebih banyak daripada ikan air tawar. Karena kandungan omega 3 yang tinggi, maka makan ikan laut juga dapat mencegah depresi. Makan ikan laut juga dapat membuat kita awet muda, karena ikan laut mempunyai kandungan vitamin E dan selenium, yang bisa membantu menjaga elastisitas kulit, sehingga mencegah penuaan dini pada kulit seperti keriput dan kulit kendur. Ikan laut juga rendah kandungan lemaknya, sehingga dapat dipilih oleh mereka yang berdiet sebagai pengganti daging merah untuk memenuhi asupan proteinnya.
J
enis-jenis ikan air asin/laut antara lain adalah tongkol, bandeng, tenggiri, kakap, kembung, kuwe, ayam-ayaman/ ikan kambing, pari, gabus, baracuda, makerel, tuna, sardin, marlin dan lain-lain. Ciri utama dari ikan laut adalah aroma anyir yang khas. Daging ikan laut biasanya lembut, gurih, dan agak manis. Zat gizi yang dikandung dalam ikan (secara umum) antara lain asam amino yang dapat merangsang pertumbuhan sel otak balita. Ikan juga mengandung berbagai vitamin yang sangat bermanfaat, seperti vitamin A minyak hati ikan yang dapat mencegah kebutaan pada anak; vitamin D pada daging dan minyak hati ikan untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang; serta vitamin B6 yang dapat membantu
30
Edisi 23 - Tahun 2016
metabolisme asam amino dan lemak, serta mencegah anemia dan kerusakan syaraf. Ikan juga mengandung yodium untuk mencegah penyakit gondok dan hambatan pertumbuhan pada anak; selenium untuk membantu metabolisme tubuh dan sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas; seng yang membantu kerja enzim dan hormon; flour yang dapat menguatkan gigi anak; serat protein yang pendek jadi mudah dicerna; dan zat besi yang mudah diserap tubuh. Cegah Depresi Secara khusus, ikan laut kaya kandungan omega 3, terutama ikan salmon, tuna, makerel dan sardin. Omega 3 sangat berperan dalam proses perkembangan otak janin, fungsi saraf dan penglihatan
Namun, ada juga ikan laut yang memiliki kandungan merkuri tinggi. Hal ini sebaiknya dihindari. Jadi, wanita hamil sebaiknya memilih ikan laut yang rendah merkuri seperti salmon, forel, dan teri. Tapi sebelumnya, para wanita hamil sebaiknya juga berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi ikan laut, supaya kesehatan janinnya tetap terjaga. Oleh karena itu, kita tetap harus cermat dalam mengonsumsi ikan laut, terutama memilih ikan yang masih segar. Ciri-ciri ikan laut yang segar itu antara lain adalah warna kulitnya terang dan cerah, kulitnya tidak muda robek, dagingnya keras jika ditekan, mata jernih menonjol dan cembung, sisiknya masih kuat melekat dan mengkilat, insang berwarna merah, dan tidak berbau busuk.
Cegah Pencemaran Laut Demi Kelestarian Ekosistem Sebanyak 71% wilayah bumi adalah lautan yang di dalamnya terdapat banyak ekosistem makhluk hidup. Agar kelangsungan ekosistem ini terus terjaga tentu saja kealamiahan laut harus terus dipertahankan. Salah satunya dengan mencegah terjadinya pencemaran laut.
P
encemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil plankton dan binatang dasar yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan. Semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin,
terhanyut maupun melalui tumpahan. Penyebab pencemaran laut antara lain dari minyak yang tumpah, logam berat, sampah, dan polusi kebisingan. Peran Negara Menyoal pencemaran akibat polusi kebisingan yakni kehidupan para organisme di laut rentan terhadap kebisingan atau suara dari banyak sumber, misalnya kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini juga berlaku untuk banyak ikan laut lainnya yang hidup di laut dalam. Upaya pencegahan maupun penanggulangan pencemaran laut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/ atau perusakan laut. Dalam peraturan tersebut disebutkan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut. Upaya-upaya tersebut antara lain yaitu: tidak membuang sampah ke laut, menggiatkan daur ulang sampah
organik, menggunakan pestisida secukupnya, mengurangi penggunaan plastik. Kemudian, setiap industri atau pabrik harus membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), dan para nelayan sebaiknya tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau, dan lain-lain ketika menangkap ikan. Selain melakukan pencegahan pencemaran laut yang dilakukan individu atau perusahaan yang disebutkan di atas, negara atau pemerintah harus berusaha mencegahnya, seperti yang disebutkan dalam Konvensi Hukum Laut 1982. Aturan ini menyebutkan setiap negara harus melakukan upaya-upaya guna mencegah (prevent), mengurangi (reduce), dan mengendalikan (control) pencemaran lingkungan laut dari setiap sumbernya, seperti pencemaran dari pembuangan limbah berbahaya dan beracun yang berasal dari sumber daratan (land-based sources), dumping, dari kapal, dari instalasi eksplorasi dan eksploitasi. Dalam melaksanakan upaya ini, negara harus bekerja sama secara regional maupun internasional dengan negara-negara lainnya.
Edisi 23 - Tahun 2016
31