“INOVASI KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UKM ALAS KAKI DIDESA WEDORO, KECAMATAN WARU, KABUPATEN SIDOARJO.” (STUDI DESKRIPTIF PENGARUH KEPUTUSAN PRESIDEN NO 48 TAHUN 2004 TENTANG ASEAN CHINA FREE TRADE AREA DARI PERSPEKTIF INOVASI KEBIJAKAN) Dewi Sukmanegara Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Airlangga Abstract
Free trade China Asia currently has crowned ACFTA (Asean China Free Trade Area). ACFTA is to do economic cooperation with some countris like jepang, kore, china and india including Indonesia. In this partnership each member state can asean bilateral coperation with countries that became partner asean, as well as Indonesia and China, the impact of the agreement, UKM enterpreneur in footwear Wedoro village, suffered losses as a result of more people choose products china main reason for the price is relative cheaper. Benefits of the ACFTA in UKM owner less sense than the impact of the loss that reported by employers footwear Wedoro village. So therefore, this study will find out what are the steps that will taken by UKM enterpreneurs footwear when seen from the perspective of policy innovation. Key Word : Productivity, UKM, Policy Innovation
Latar Belakang Masalah Jika dilihat kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tergolong rendah, hal itu dibuktikan dengan ketidakmampuan pertumbuhan ekonomi untuk menyerap pengaturan yang ada serta tambahan tenaga kerja baru. Besarnya jumlah pengangguran ini tentunya berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan masih tingginya angka kemiskinan. Banyaknya Pengangguran juga disebabkan oleh Krisis moneter yang telah melanda negara Indonesia sejak bulan juli tahun 1997 menandakan jatuhnya perekonomian negara Indonesia pada saat itu, Indonesia yang masih termasuk ke dalam negara berkembang memiliki jumlah penduduk yang sangat pesat , 1
sehingga banyak masyarakat yang mengalami PHK (Pemutusan Hak Kerja) ditempat mereka bekerja. Salah satu dampak krisis ekonomi yang masih terus terasa adalah dampak pada sektor ketenagakerjaan, terbukti dengan meningkatnya jumlah pengangguran terutama di sektor formal. Disaat ekonomi sulit seperti saat krisis moneter, angka permintaan tenaga kerja turun terutama di wilayah perkotaan (World Bank, juli 1998). Hal ini mengakibatkan pengangguran terbuka tinggi. 1 Begitu juga angka kemiskinan,
1
Ada 4 klasifikasi pengangguran menurut BPS, yaitu a. Pengangguran penuh / terbuka (open unemployment), b. Penganggur tidak penuh / setengah penganggur (under employment), c. Setengah penganggur sukarela (voluntary under
data menunjukkan angka kemiskinan pada seelah krismon meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah Pusat ikut prihatin dalam permasalahan ini, pemerintah berkomitmen untuk memajukan usaha kecil dan membantu para pengusaha kecil menengah didalam permodalan,seperti pemberian pinjaman modal kepada sektor usaha kecil yang membutuhkan modal seperti penyaluran Kredit Usaha Kecil (KUK), agar Pembangunan Nasional terus berjalan. Sektor usaha kecil perlu terus diberdayakan karena memberi kontribusi yang tidak sedikit terhadap perekonomian terlebih lagi pada saat krisis moneter. Saat para konglomerasi tidak berdaya dengan adanya depresiasi rupiah maka sektor ini meraih keuntungan yang luar biasa. Bahkan Murbyanto (2001) mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama krisis ini merupakan kontribusi dari sektor usaha kecil. Selain bertahan di atas krisis, sektor ini juga menyerap tenaga kerja yang besar. Dari sekian banyak industri kecil, industri Alas Kaki merupakan industri yang sangat berpengaruh, hal ini mengingat bahwa industri tersebut memiliki kapasitas industri yang sangat besar, baik dari sudut pandang produksi dan kebutuhan atau konsumsi masyarakat. Untuk industri Alas Kaki berdasarkan golongan produk berupa sepatu kulit, sepatu sport kulit, sandal dan Alas Kaki lainnya dari kulit, sepatu olahraga dari karet atau plastik dan kanvas, sepatu teknik lapangan.
Sidoarjo mencatat jumlah unit usaha di Wedoro tahun 2011 adalah 147 unit dengan tenaga kerja 882 orang dan jumlah produksi pertahun 352.800 kodi dengan nilai Rp. 10.584.000.000.2 Ekspor pertahun 70.560 kodi dengan nilai Rp. 2.116.800.000. Adapun negara tujuan pemasaran ekspor adalah Malaysia, Thailand, Dubai, Iran dan Arab. Awalnya sentra industri ini mampu menarik banyak pengunjung namun sejak diberlakukannya Asean China Free Trade Area, minat masyarakat terhadap produk sepatu asli pengrajin Wedoro semakin menurun. ACFTA (Asean China Free Trade Area) dimulai ketika pada tahun 2001 digelar Asean-china Summit di Bandar Seri Begawan, Brunnei Darussallam. Pertemuan kelima antara Asean dengan china untuk membentuk ACFTA dalam waktu 10 tahun. Lima bidang kunci yang disepakati untuk dilakukan kerjasama adalah pertanian, telekomunikasi, pengembangan sumberdaya manusia, investasi antar negara dan pembangunan di sekitar area sungai mekong.3 Sejak perjanjian ACFTA mulai diberlakukan tentunya Negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia telah mempersiapkan diri dalam mengahadapi peluang dan tantangan ada. Sebagai bagian dari keseriusan pemerintah mengawali dengan meratifikasi Framework Agreement ASEAN-China FTA melalui Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2004 tanggal 15 Juni 2004. 4 Keputusan Presiden no.48 tahun 2004, pasal 1 : 2
Industri sepatu di wilayah Wedoro merupakan salah satu sentra industri kecil sepatu terbesar Indonesia dan yang terletak di Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten employment), d. Setengah penganggur terpaksa (involuntary under employment)
2
. sumber (www.sidoarjokab.go.id) Kementrian Republik Indonesia, kerjasama Perdagangan Bebas ASEAN dengan mitra wicara, jakarta: Kementrian Republik Indonesia, 2010. 4 Sekretaris Negara Republik Indonesia, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2004, 15 juni 2004.( http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/kp/2004/04804.pdf) 3
Mengesahkan framework Agreement on coomprehensiv Economiccooperation between the assocationof South East Asian Nationsand the people’s Republik of China (Persetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerjasama Ekonomi menyeluruhantara Negara-negara Anggota Asosiasi Bangsa-BangsaAsia Tenggara dan republic rakyat China), yang telah ditanda tanganiPemerintah Republik Indonesia di Phnom penh, Kamboja,pada tanggal 4 November 2002, sebagai hasil perundinganantara para wakil Negara-negara Anggota AsosiasiBangsa-bangsa Asia Tenggara dan Pemerintah Republik Rakyat China yang salinan naskah aslinya dalam bahasa inggris danterjemahannya terlampir pada keputusan presiden ini. 5 Keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah ini menandakan bahwa pemerintah Indonesia telah siap dalam menghadapi ACFTA namun kenyataan dilapangan berkata lain industri-industri sebagai penopang perekonomian Indonesia malah terkena dampak negatif dengan adanya ACFTA akibatnya ekonomi Indonesia seakan jalan ditempat. Berdasarakan analisis dan perhitungan yang dilakukan oleh Warta Ekonomi Intelegence Unit ada delapan sektor industri di Indonesia yang terancam akibat implementasi ACFTA. Kedelapan sektor itu ialah sektor Alas Kaki, sektor tekstil dan produk tekstil, sektor kimia, sektor besi dan baja, sektor furnitur, sektor elektronik, sektor makanan dan minuman. Membanjirnya produk-produk China dapat dikatakan sebagai ancaman juga tantangan atau peluang bagi usaha kecil yang ada di Desa Wedoro. Dikatakan peluang karena dengan adanya barang yang sama, tetapi harganya relatif lebih murah dibanding dengan yang di produksi 5
lbid
3
di dalam negeri, maka sudah tentu pengusaha harus melakukan berbagai pembenahan. Demikian juga pemerintah harus mengoreksi, mengapa produk yang sama, tetapi harga barang dari China relatif lebih murah dibanding yang dihasilkan oleh UKM Desa Wedoro. Rumusan Masalah 1. Seberapa besar Pengaruh Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2004 tentang ACFTA (Asean China Free Trade Area) terhadap produktivitas UKM Alas Kaki DesaWedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo? 2. Model-model Inovasi Kebijakan apa yang tepat untuk menghadapi pelaksanaan Kebijakan ACFTA (Asean China Free Trade Area) pada UKM Alas Kaki Desa Wedoro , Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo? Tujuan Penelitian Setiap penelitian mempunyai tujuan yang akan digunakan sebagai pedoman untuk pembahasan dalam penelitiannya dan juga digunakan untuk menjawab permasalahan dengan menerangkan fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dirumuskan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kebijakan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2004 tentang ACFTA (Asean China Free Trade Area) terhadap produktivitas UKMAlas Kaki DesaWedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo 2. Untuk mengetahui Inovasi Kebijakan apa yang tepat untuk menghadapi pelaksanaan Kebijakan ACFTA (Asean China Free Trade Area) pada UKM Alas Kaki Desa Wedoro , Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo?
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1.
Secara Teoritis
Diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan pengembangan ilmu Administrasi Negara khususnya mengenai Pengaruh Keputusan PresidenNomor 48 Tahun 2004 tentang ACFTA (Asean China Free Trade Area) terhadap produktivitas UKM Alas Kaki Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. 2.
Secara Praktisi
Diharapkan dapat memberikan informasi, wacana dan masukan tentang pentingnya Inovasi Kebijakan dalam menghadapi Kebijakan ACFTA pada UKM Alas Kaki Desa Wedoro. Kerangka Teori Berikut ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya produktivitas menurut Sinungan (2005) yaitu : 1)Investasi Komponen pokok dari investasi ialah modal, karena modal merupakan landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah cukup, untuk itu harus ditambah dengan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang bisa memberi dukungan kepada kemajuan pembangunan nasional, ditingkat mikro tentunya teknologi yang mampu mendukung kemajuan usahaatau perusahaan. Besar kecilnya investasi ini akan menentukan modal usaha dan hal ini akan berpengaruh terhadap promosi produk, market share atau penggunaan kapasitas. 2) Manajemen Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik. 4
hal yang kita hadapi dalam manjemen, terutama dalam organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuankemajuan yang diperoleh dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi seluruh aspek organisasi seperti proses produksi distribusi, pemasaran, dan lain-lain. Kemajuan teknologi yang berjalan cepat maka harus diimbangi dengan proses yang terus-menerus melalui pengembangan sumber daya manusia, yakni melalui pendidikan dan pengembangan. Dari pendidikan, latihan dan pengembangan tersebut maka antara lain akan menghasilkan tenaga skill yang menguasai aspek-aspek teknis dan aspekaspek manajerial. Aspek-aspek tersebut yaitu : a.Technical Skill Tenaga kerja yang mempunyai standarisasi tertentu, terampil dan ahli dibidang teknis. b.Managerial Skill Kemampuan dan keterampilan dalam bidang manajemen tertentu, mampu mengadakan atau melakukan kegiatankegiatan analisa kuantitatif dan kualitatif dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi organisasi. c.Tenaga Kerja Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor tenaga kerja ini ialah ; •Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja Produktivitas dan masa depannya. •Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan. Meskipun ada sejumlah perbedaan mengenai definisi produktivitas yang tergantung pada keadaan yang nyata dan tujuan-tujuan yang ada pendekatan umum (bukan definisi) bagi menyusun pola dari model produktivitas adalah mengidentifikasikan output dan komponen-komponen input yang benar dan sesuai dengan tujuan jangka panjang, menengah dan pendek perusahaan.
Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan data di lapangan yang telah disajikan, dianalisis dan diinterpretasikan sebelumya, pada bab ini dibuat sebuah kesimpulan dalam rangka menjawab rumusan masalah penelitian. Selain itu penulis juga akan merekomendasikan saran-saran serta implikasinya. 1. Pengaruh Kebijakan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2004 tentang ACFTA (Asean China Free Trade Area) terhadap produktivitas UKM Alas Kaki DesaWedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo Kebijakan ACFTA sangat berpengaruh terhadap Produktifitas UKM Alas Kaki di Desa Wedoro, dengan kata lain produktivitas UKM Alas Kaki Wedoro menjadi turun sejak ditetapkannya kebijakan ACFTA. Dapat dilihat dari hal di bawah ini : a. Investasi atau modal berkurang, awalnya modal yang semula dipergunakan untuk mendirikan usaha, dapat digunakan secara berkala dan stabil untuk mengembangkan usaha, namun setelah diterapkannya ACFTA, modal tersebut menjadi berkurang dikarenakan turunnya minat beli masyarakat, masyarakat lebih memilih harga yang lebih murah yaitu barang impor dari China sehingga mempengaruhi omzet penjualan dan tingkat produktivitas, karena omzet penjualan menurun secara otomatis dana yang digunakan untuk membeli bahan baku berkurang, seperti yang diketahui bahwa bahan baku merupakan komponen utama untuk menjalankan produksi, ini semua berakibat hasil 5
produksi berkurang dari kuota biasanya. b. Manajemen Dimulai dari tenaga kerja, menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, kebijakan ACFTA secara tidak langsung juga mempengaruhi tenaga kerja UKM Alas Kaki Desa Wedoro, dikarenakan omzet penjualan mengalami penurunan, banyak UKM Alas Kaki yang gulung tikar alias mengalami kebangkrutan, dan ada yang berusaha bertahan namun mengurangi jumlah karyawan yang dipekerjakan, itu semua bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran, namun jika karyawan banyak yang di putuskan hubungan kerja, proses produksi jadi kurang maksimal, karena yang awalnya satu karyawan yang mengerjakan satu bidang, kini menjadi mengerjakan beberapa bidang pekerjaan sekaligus. Selain tenaga kerja dan modal yang menjadi ukuran produktifitas, kebijakan ACFTA juga mempengaruhi UKM Alas Kaki dibidang teknologi, UKM yang awalnya sempat mengembangkan usahanya dengan pesat, dan mengupgrade beberapa mesin produksi menjadi lebih modern yang tadinya manual, kini dirubah lagi menjadi manual , pemilik UKM memilih untuk menjual beberapa mesin produksi modern sebagai tambahan untuk modal produksi dikarenakan penjualan berkurang dan omzet menurun. Distribusi pun juga mengalami kendala akibat adanya kebijakan ACFTA, banyak distributor maupun pemilik toko yang memesan produk lebih sedikit bahkan banyak distributor dan
pemilik toko yang berhenti menjalin kerja sama dengan produsen UKM Alas Kaki Desa Wedoro, ini diakibatkan distributor dan pemilik toko lebih memilih barang-barang yang diimpor dari china daripada buatan UKM Alas Kaki Desa Wedoro, mereka tidak mau mengalami kerugian akibat para konsumen lebih berminat untuk membeli Alas Kaki atau sepatu dan sandal buatan china, disamping itu modal yang digunakan untuk menjual depatu dan sandal buatan china jauh lebih murah, dibanding buatan UKM Alas Kaki Desa Wedoro, sehingga partner kerja sama yang semula tersebar berbagai daerah kini hanya tersisa beberapa daerah saja. 2. Model Inovasi Kebijakan yang tepat untuk menghadapi pelaksanaan Kebijakan ACFTA (Asean China Free Trade Area) pada UKM Alas Kaki Desa Wedoro , Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo Pemerintah pusat telah membuat beberapa peraturan perundangan untuk menopang UMKM dalam mengahadapi dampak dari kebijakan ACFTA, antara lain : a. UU no 20 tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Dijelaskan di pasal 24 huruf a dan b, bahwa pemerintah dan pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan Usaha Menengah dalam bidang pembiayaan dan penjaminan, hal tersebut tentu akan membantu untuk memperluas sumber pendanaan UKM, yang dinilai selama ini masih sulit untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan. 6
Pasal 14 ayat 1 huruf a, juga menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus membantu meningkatkan promosi dagang di dalam ataupun di luar negeri, Selain beberapa pasal dalam UU no 20 tahun 2008 yang di buat pemerintah untuk memperkuat sektor UMKM, presiden RI juga menginstruksikan untuk menggerakkan pertumbuhan dan memberdayakan industri dalam negeri melalui penggunaan produk dalam negeri yang dimuat dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia no 2 tahun 2009. Selain kebijakan yang dibuat pemerintah, pelaku UKM juga melakukan beberapa Inovasi Antara lain : a) Investasi Produsen UKM yang semulanya memilih untuk menggunakan modal dari tabungan yang dimiliki, sekarang mencoba untuk melakukan pinjaman atau kredit kepada koperasi dan bank yang memiliki bunga kredit terendah, sehingga bisa untuk membeli bahan baku lebih banyak, serta untuk permodalan di bidang lainnya. b) Teknologi Produsen UKM akan memperbarui mesin-mesin manual yang digunakan selama ini, menjadi lebih modern, sehingga proses produksi mampu lebih efektif dan efisien. c) Pemasaran Produsen akan melakukan pemasaran melalui internet, serta memperbarui sistem informasi yang sudah ada.
d) Tenaga Kerja Karyawan akan lebih sering diikutkan pelatihan agar lebih terampil dan ahli dalam bekerja di bagian masing-masing. e) Pelayanan. Bagi produsen yang memiliki showroom untuk hasil jadi produksi, mereka akan melatih karyawan yang berhadapan langsung dengan konsumen agar lebih ramah dan pintar dalam berkomunikasi dengan pembeli, memberikan pelayanan yang maksimal yang mengerti akan kebutuhan dan minat konsumen. f) Produksi Produsen UKM akan menekan biaya produksi serta memilih bahan baku yang berkualitas tapi harga relatif murah, agar dapat menghasilkan produk Alas Kaki yang harganya murah dan terjangkau tidak jauh dari harga produk impor china namun tetap memiliki kualitas yang bagus.
7