INKONSISTENSI PROGRAM SIARAN TELEVISI SWASTA LOKAL DI SURABAYA
TESIS Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Magister Ilmu Komunikasi
Oleh: Fajar Arifianto Isnugroho NIM : 2009912041
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA, 2012
INCONSISTENCY OF LOCAL TELEVISION BROADCASTING PROGRAM IN SURABAYA Name : Fajar Arifianto Isnugroho NIM : 2009912041 Communication Master’s Degree study program Master’s degree education program ABSTRACT This research comes from the spirit of The Broadcasting Act Number 32 Year 2002 which states that the existence of diversity of content and diversity of ownership at radio and television broadcasting makes public able to utilize program that being broadcasted. Ten national television station which now broadcasts from jakarta and radiated throughout indonesia are too Jakarta centrist. The presence of local television is hopefully able to get closer to the audience to get information and entertainment program that needed by local society. Local television management is demanded to show commitment to be able to make continuous program and able to keep the quality of the program well. Therefore, analysis in this research which title is inconsistency of local television broadcasting program in Surabaya is a descriptive analysis with qualitative approach. The nature of this research is descriptive one because it tries to describe all indication, condition/event that happen today where researcher tries to make the event as the center of the attention which then will be describe as the real condition. As has been stated by Hadari Nawawi, descriptive research is meant as problem solution by describing the condition of the object that being examined (Hadari Nawawi, Research Method in Social Field, Gadjah Mada University Press, Jogja, 2001). Those that become the subject in this research is 5 (five) local television in Surabaya, those are BCTV, MHTV, Arek TV, MNTV, and JTV. The object of the research is proposal of IPP and broadcasting program to five local televisions, whether the one the broadcasted in television or that stated in IPP proposal and roundown program. The purpose of this research is finding out a variety of local content, local tv broadcasting program consistency between Boardcasting License proposal and its reality, and the last one is finding out local tv commitment to fulfill stipulations of Broadcasting Behavior Guidance and Broadcasting Program Standard (P3&SPS). iv
As the result, five local tv in Surabaya show no consistency in its production tools and funding limitation. Its cause is minimum advertisement for local tv, which influence operation and development of local tv broadcasting program.
v
INKONSISTENSI PROGRAM SIARAN TELEVISI SWASTA LOKAL DI SURABAYA Nama : Fajar Arifianto Isnugroho NIM
: 2009912041
Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Program Pendidikan Magister ABSTRACT Penelitian ini berangkat dari spirit Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 yang mengamanatkan adanya keberagaman isi siaran (diversity of content) dan keberagaman kepemilikan (diversity of ownership) terhadap lembaga penyiaran radio dan televisi agar publik mendapatkan manfaat dari program acara yang disiarkan. Sepuluh stasiun televisi swasta nasional yang sekarang bersiaran dari Jakarta dan dipancarkan ke seluruh penjuru tanah air terlalu Jakarta sentris. Kehadiran televisi lokalpun diharapkan bisa lebih mendekatkan pemirsa untuk mendapatkan program acara hiburan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat setempat. Pengelola televisi lokal dituntut komitmennya untuk mampu membuat program acara yang kontinyu dan mampu menjaga kualitas programnya dengan baik. Oleh karena itu analisis dalam penelitian yang berjudul inkonsistensi program siaran televisi swasta lokal di Surabaya merupakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif karena berusaha mendeskripsi suatu gejala, kondisi/ peristiwa yang terjadi saat ini di mana peneliti berusaha memotret peristiwa yang menjadi pusat perhatiannya yang kemudian akan dijabarkan sebagaimana adanya. Seperti halnya yang dikemukaan oleh Hadari Nawawi, bahwa penelitian deskriptif diartikan sebagai pemecahan masalah dengan memaparkan keadaan objek yang diteliti (Hadari Nawawi, Metode Penelitian di Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Jogja, 2001). Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah 5 (lima) televisi lokal di surabaya yakni BCTV, MHTV, Arek TV, MNTV dan JTV. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah proposal pengajuan IPP dan program-program siaran pada keempat televisi swasta lokal tersebut, baik yang disiarkan di televisi maupun yang terangkum pada proposal pengajuan IPP serta roundown acara. Penelitian ini untuk mengetahui ragam muatan lokal, konsistensi program siaran tv lokal antara proposal pengajuan Izin Penyelenggaraan Penyiaran dengan realitasnya, dan yang terakhir mengetahui komitmen tv lokal untuk mematuhi vi
ketentuan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3&SPS). Hasilnya, lima tv lokal di Surabaya tidak konsisten (inkonsisten) dan belum maksimal dalam menyajikan program siaran lokal karena keterbatasan anggaran dan peralatan produksi. Peyebabnya adalah minimnya iklan untuk tv lokal, sehingga mempengaruhi operasional dan pengembangan program siaran tv lokal.
vii
KATA PENGANTAR
Dinamika televisi lokal di Surabaya khususnya dan Jawa Timur pada umumnya menarik untuk dicermati dan dikaji seiring makin maraknya keberadaan televisi lokal di daerah-daerah yang ternyata tidak semuanya mampu membuat program lokal seperti yang diharapkan, karena minimnya penonton dan pendapatan lewat iklan lokal. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan pengamatan tentang ragam muatan lokal dan konsistensi program lokal pada lima televisi lokal di Surabaya yaitu BCTV, MHTV, Arek TV, MNTV dan JTV. Tentunya data-data yang tersaji dalam tesis ini masih belum sempurna sebagai bahan rujukan berbagai pihak untuk mengidentifikasi dinamika program siaran televisi lokal di Jawa Timur. Penulis menyadari tesis yang mengambil judul “Konsistensi Program Siaran Televisi Lokal Di Surabaya” masih perlu kajian lanjutan untuk dikembangkan secara komprehensif. Untuk itu kritik, saran dan masukan yang konstruktif sangat diperhatikan demi penyempurnaan tesis ini. Dan Alhamdulillah, Puji Syukur kepada Allah Tuhan semesta alam akhirnya tesis ini bisa diselesaikan. Semoga data dan informasi yang tersaji dalam tesis ini bisa bermanfaat untuk memperluas informasi tentang keberagaman isi siaran (Diversity of content) sekaligus keberagaman kepemilikan media penyiaran (diversity of ownership) seperti amanat Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002. viii
Penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ayah dan ibuku, bapak H. Parmono dan Hj. Sri Lestari yang selalu ikhlas berdo'a untuk kebaikan dan keberhasilan studi S-2 saya. 2. Bapak Prof. Dr. H. Sam Abede Pareno, MM, selaku Guru dan Dosen Pembimbing yang selalu memberi perhatian dan semangat. 3. Bapak Drs. H. Redi Panuju, M.Si, Ketua Program studi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Unitomo Surabaya selaku sahabat yang senantiasa memberikan perhatian dan dukungan. 4. Bapak Zainal Arifin Emka, M.Si dan para dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - AWS Surabaya yang selalu memberikan motivasi. 5. Para dosen Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Dr. Sutomo Surabaya yang telah memberikan pemberikan inspirasi dan pencerahan 6. Rekan-rekan
sejawat S-2 Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Universitas Dr. Sutomo Surabaya yang selalu kompak, semangat dan penuh kebersamaan. 7. Para komisioner dan staf Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur yang senantiasa membuat penulis fokus dalam menyelesaikan studi dan tesis 8. Istriku Supraptiningsih serta dua buah hatiku Dimas Alif Multazam dan Alisha Rizky Aulia yang membuatku tenang dan selalu tersenyum untuk menyelesaikan studi
ix
9. Para pengelola program BCTV, MHTV, Arek TV, MNTV dan JTV yang telah memberikan kesempatan berbagi informasi dan data yang diperlukan hingga selesainya tesis ini Atas semua kebaikan Bapak-Ibu sekalian, penulis berdoa semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan kasih sayang-NYA berupa kesehatan, keselamatan kekuatan iman dan keberkahan rizki.
Surabaya, Januari 2012 Penulis
Fajar Arifianto Isnugroho
x
DAFTAR ISI Hal
SAMPUL DALAM ...................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS ................ HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI TESIS ......................... ABSTRAK ................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................ DAFTAR TABEL ........................................................................
i ii iii iv vi ix xii
Bab I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................
7
1.5 Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian .....................................................
8
1.5.1 Ruang Lingkup ...............................................................................
8
1.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................
8
1.6 Kerangka Pikir .........................................................................................
8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Televisi Swasta Lokal ..............................................................................
15
2.2 Komunikasi Massa ..................................................................................
16
2.3 Konstruksi Sosial Media Massa Burhan Bungin .....................................
19
2.4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002 ........................
25
2.5 Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) ........................................................................................................
xi
27
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep .....................................................................................
31
3.1.1 Pengertian Inkonsistensi ................................................................
31
3.1.2 Pengertian Program Siaran .............................................................
31
3.1.3 Program Siaran Televisi .................................................................
32
3.1.4 Pengertian Televisi Swasta Lokal ..................................................
35
3.2 Pendekatan Penelitian ..............................................................................
36
3.3 Unit Analisis .............................................................................................
37
3.4 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................................
38
3.5 Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ..................................................
40
3.5.1 Reduksi Data ..................................................................................
40
3.5.2 Penyajian Data (Data Display) .......................................................
41
3.5.3 Verifikasi/ Menarik Kesimpulan.....................................................
42
BAB IV : ANALISIS & PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Ragam Muatan Lokal ...............................................................................
43
4.1.1 PT. Oxcy Media Televisi (BC TV) ...............................................
43
4.1.2 PT. Televisi Elang Medika Internasional (MH TV) .....................
48
4.1.3 PT. Arek Televisi Jatim (Arek TV) ...............................................
53
4.1.4 PT. Matahari Nusantara (MN TV) ................................................
57
4.1.5 PT. Jawa Pos Media Televisi (JTV) ..............................................
59
4.1 Konsistensi Program Siaran Antara Proposal Pengajuan Dengan Pelaksanaan ................................................................................
74
4.2.1 PT. Oxcy Media Televisi (BC TV) ..............................................
74
4.2.2 PT. Televisi Elang Medika Internasional (MH TV) ....................
76
4.2.3 PT. Arek Televisi Jatim (Arek TV) ..............................................
78
4.2.4 PT. Matahari Nusantara (MN TV) ...............................................
80
4.2.5 PT. Jawa Pos Media Televisi (JTV) .............................................
82
xii
4.2 Pelanggaran Isi Siaran ..............................................................................
83
4.3.1 PT. Oxcy Media Televisi (BC TV) ..............................................
83
4.3.2 PT. Televisi Elang Medika Internasional (MH TV) ....................
85
4.3.3 PT. Arek Televisi Jatim (Arek TV) ..............................................
88
4.3.4 PT. Matahari Nusantara (MN TV) ...............................................
98
4.3.5 PT. Jawa Pos Media Televisi (JTV) ..............................................
102
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .............................................................................................
112
5.2 Saran.........................................................................................................
116
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1 : Ragam Muatan Lokal BC TV .........................................................
43
Tabel 2 : Ragam Muatan Lokal MH TV ........................................................
49
Tabel 3 : Ragam Muatan Lokal Arek TV .......................................................
53
Tabel 4 : Ragam Muatan Lokal MN TV ........................................................
57
Tabel 5 : Ragam Mauatan Lokal JTV ............................................................
59
Tabel 6 : Konsistensi Program Siaran BC TV ................................................
74
Tabel 7 : Konsistensi Program Siaran MH TV ...............................................
76
Tabel 8 : Konsistensi Program Siaran Arek TV..............................................
78
Tabel 9 : Konsistensi Program Siaran MN TV ...............................................
80
Tabel 10 : Konsistensi Program Siaran JTV ..................................................
82
Tabel 11 : Pelanggaran Isi Siaran BC TV .......................................................
83
Tabel 12 : Pelanggaran Isi Siaran MH TV ......................................................
85
Tabel 13 : Pelanggaran Isi Siaran Arek TV ....................................................
88
Tabel 14 : Pelanggaran Isi Siaran MN TV ......................................................
98
Tabel 15 : Pelanggaran Isi Siaran JTV ...........................................................
102
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah Perkembangan televisi pasca orde baru sangat pesat, terutama sejak
lahirnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang menjadi jalan pembuka bagi munculnya televisi-televisi swasta lokal di daerah untuk menjalankan amanah regulasi penyiaran yaitu diversity of content dan diversity of ownership. Harapannya siaran televisi bukan hanya milik ‘Jakarta’ yang muncul dalam aneka program siaran televisi swasta, tetapi juga memberi ruang pada kehadiran TV lokal di daerah-daerah. Selain itu kepemilikan media televisi tidak hanya dimiliki sekelompok orang. Dengan kepemilikan media massa penyiaran yang beragam, program siaran yang ditawarkanpun beragam. Keberagaman program siaran (diversity of content) di televisi dirasa bermanfaat bagi masyarakat selaku penonton untuk memenuhi kebutuhannya dalam bermedia. Namun perkembangan program siaran televisi yang ada saat ini belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan sebuah tayangan yang memiliki unsur kedekatan dengan mereka. Kelokalitasan sebuah tayangan dalam program siaran di televisi lokal diharapkan bisa mengangkat kearifan lokal setempat, hal ini tentunya membutuhkan dukungan dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih mengerti tentang kebutuhan khalayak. 1
Realitas yang terjadi pada lembaga penyiaran televisi swasta lokal atau biasa disebut TV lokal adalah adanya keluhan tentang kapabilitas televisi lokal yang dinilai kurang mampu bersaing dengan televisi nasional. Hal tersebut didukung oleh data dari AGB Nielson tentang prilaku khalayak menonton TV lokal hanya 11%. Artinya kesempatan TV lokal untuk menarik penonton lokal hanya 10% dari 100% program siaran nasional. Sehingga pembagian kue iklan alih- alih tetap bermuara di pusat Ibu Kota Provinsi. Temuan AGB Nielson ini seolah menjadi “momok” bagi TV lokal yang merasa dirugikan. Akibatnya TV lokal berdalih bahwa semua ini karena hasil riset itulah yang menyebabkan mereka tidak kebagian kue iklan yang berakibat pada produksi program lokal dan ketersediaan SDM yang kurang handal. Keuntungan/laba yang mereka dapatkan kurang, sehingga belum bisa menyediakan infrastruktur dan memproduksi program yang berkualitas. Dengan berbagai alasan inilah yang mendorong mereka membeli program acara pada Production House (PH) yang telah meyediakan content-content, tetapi yang menjadi permasalahan, content tersebut tidak sesuai dengan syarat kelokalan sebuah TV lokal seperti yang diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS). Jumlah lembaga penyiaran televisi swasta lokal di Jawa Timur berdasarkan database bidang perizjinan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur sebanyak 108 televisi, yang terdiri dari 47 LPS Lokal analog; 32 LPS Lokal berjaringan; 2 LPS Digital; 22 LPS Berlangganan; 2 LPP Lokal dan 2
3 LP Komunitas. Sementara jumlah televisi swasta lokal yang bersiaran di Surabaya ada 10 (sepuluh) televisi. Penelitian ini akan mengambil 5 (lima) TV lokal di Surabaya sebagai obyek penelitian, yakni BCTV, MHTV, Arek TV, MNTV dan JTV. Alasan yang melatar belakanginya yaitu dari pengamatan peneliti ke-empat TV lokal yaitu BCTV, MHTV, Arek TV dan MNTV memiliki kecenderungan program siarannya tidak murni lokal. Artinya ada program siaran dari ‘Jakarta’ yang mewarnai bahkan mendominasi program siaran
empat televisi lokal di Surabaya ini.
MHTV, program siarannya lebih banyak diisi program siaran televisi SUN TV yang sekarang berganti call station menjadi SINDO TV. Hanya jam-jam tertentu saja MHTV menyajikan acara lokal, sisanya memilih merelay siaran SINDO TV dari Jakarta. Begitu juga dengan MNTV yang merelay B-Channel Jakarta, Arek TV juga menayangkan ulang (re-run) program siaran yang pernah ditayangkan ANTV, sedangkan BCTV digandeng KOMPAS TV sebagai production house di Jakarta. Hal inilah yang menarik untuk dikaji dan diteliti. Sebab sebagai entitas badan hukum televisi swasta lokal di Surabaya, mestinya program siarannya lebih banyak mengangkat potensi daerah dan diproduksi lokal, memiliki studio dan perangkat produksi lokal, dan tentunya melibatkan orang-orang lokal yang diorganisir dalam organisasi pelaksana produksi. Sedangkan JTV adalah tv lokal yang sudah punya komitmen memproduksi siaran lokal dengan mengusung slogan 100 persen Jatim. Meski begitu produksi program siaran lokal yang dibuat JTV masih ditemukan banyak pelanggaran seperti pornografi dan kekerasan. Itulah
3
alasan mengapa lima tv lokal di surabaya menjadi bahan kajian yang menarik untuk melihat inkonsistensi program siaran televisi lokal di Surabaya. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang memiliki kewenangan untuk mengatur hal-hal mengenai penyiaran (Pasal 7 ayat 2 UU Penyiaran) berkomitmen untuk melakukan penegakan hukum penyiaran demi melindungi publik dari dampak buruk tayangan. Penyiaran, sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran Pasal 3, diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. Untuk melaksanakan kewenangan ini dan menjalankan amanat untuk menjaga agar penyiaran dapat berjalan sesuai tujuan yang telah dinyatakan UU Penyiaran,
berdasarkan
Peraturan
Komisi
Penyiaran
Indonesia
No.
01/P/KPI/05/2009 pasal 3 ayat 1, salah satu tugas yang dilaksanakan oleh KPI (melalui Bidang Pengawasan Isi Penyiaran) adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan penegakan peraturan KPI menyangkut isi penyiaran. Pengawasan mengenai isi siaran juga termasuk apakah secara faktual konten yang disiarkan sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam proposal saat lembaga penyiaran mengajukan izin. Pengawasan mengenai kesesuaian ini penting mengingat frekuensi adalah milik publik, dan konten siaran sebagaimana yang diajukan dalam proposal pengajuan IPP dan sudah disepakati melalui proses perizinan yang panjang adalah yang hal yang harus dijaga. 4
KPI telah menetapkan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS). Kepatuhan lembaga penyiaran untuk menyiarkan konten yang sesuai dengan ketentuan P3SPS adalah suatu keniscayaan dan ini merupakan hal yang harus diawasi pelaksanaannya oleh KPI. Hal lain yang juga penting diawasi adalah program siaran lokal. Sesuai dengan amanah UU Penyiaran yang mewajibkan Sistem Stasiun Jaringan (SSJ), aturan tentang program siaran lokal telah diatur dalam P3SPS. SPS Pasal 63 menyebutkan bahwa (1) Program siaran lokal wajib diproduksi dan ditayangkan dengan durasi paling sedikit 10% untuk TV dan paling sedikit 60% untuk radio dari seluruh waktu siaran berjaringan per hari; (2) Program siaran lokal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 30% di antaranya wajib ditayangkan pada waktu prime time waktu setempat; dan (3) Program siaran lokal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) secara bertahap wajib ditingkatkan hingga paling sedikit 50% untuk TV dari seluruh waktu siaran berjaringan per hari. Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian ini guna mengetahui ragam muatan lokal yang disiarkan oleh televisi swasta lokal di Surabaya serta untuk melihat konsistensi program siaran lokalnya dengan apa yang dinyatakan pada proposal pengajuan IPP dan ketentuan P3SPS.
5
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apa sajakah ragam muatan lokal yang telah disiarkan oleh Lembaga Penyiaran televisi Lokal di Surabaya pada bulan Oktober 2011? 2. Apakah terdapat kesesuaian dan konsistensi program siaran antara proposal
pengajuan
izin
penyelenggaran
penyiaran
dengan
pelaksanaan/realitas yang telah dilakukan oleh masing-masing Televisi Lokal di Surabaya pada bulan Oktober 2011? 3. Pelanggaran siaran apa sajakah yang telah dilakukan oleh masing-masing Lembaga Penyiaran Televisi Lokal di Surabaya selama bulan Oktober 2011?
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Melihat ragam muatan lokal yang disiarkan oleh lembaga penyiaran. 2. Melihat kesesuaian program siaran televisi lokal antara proposal pengajuan izin penyelenggaraan penyiaran dengan pelaksanaanya sekarang. 3. Melihat komitmen lembaga penyiaran untuk mengikuti dan mematuhi ketentuan dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) ketika memproduksi dan menyiarkan programnya.
6
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, baik dari segi teoritis
maupun dari segi praktis. Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat: a. Menambah khasanah ilmu komunikasi yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. b. Menjadi bahan kajian studi banding untuk penelitian lebih lanjut. c. Mendapatkan data dan fakta mengenai pelaksanaan siaran televisi-televisi swasta lokal di Surabaya. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat : a. Memberikan masukan bagi televisi-televisi swasta lokal di Surabaya dalam melakukan kajian dan evaluasi program siaran lokal yang sudah diproduksi. b. Memberikan masukan bagi KPID Jatim agar terus melakukan pengawasan terhadap
lembaga-lembaga
televisi
lokal
yang
sudah
memiliki
Rekomendasi Kelayakan dari KPID Jatim dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Prinsip dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, terutama mengenai kelokalitasan program siarannya. c. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak lain dalam penyajian informasi untuk mengadakan penelitian serupa.
7
1.5.
Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian 1.5.1. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi antara lain : program siaran
lima televisi swasta lokal Surabaya yakni MNTV, MH TV, BC TV, Arek TV dan JTV; proposal pengajuan IPP masing-masing televisi lokal untuk mengetahui kesesuaian program siaran yang tercantum pada proposal dengan realitas di lapangan.
1.5.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor KPID Jawa Timur, Jl. Bandilan No. 1 Waru-Sidoarjo karena dokumen-dokumen/proposal pengajuan IPP televisi yang dijadikan obyek penelitian hanya dapat diakses di kantor KPID Jawa Timur dan bersifat tertutup. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 3 Oktober 2011 sampai dengan 31 Oktober 2011
1.6.
Kerangka Pikir Kehadiran
TV
lokal
di
berbagai
daerah
melengkapi
dinamika
perkembangan televisi swasta di tanah air. Selain menikmati tayangan siaran TV swasta nasional yang direlay dari Jakarta, publik juga mendapatkan sajian program siaran lokal dari sejumlah TV lokal yang boleh dibilang eksis di berbagai daerah. Beberapa televisi lokal yang relatif beroperasi dengan sukses diantaranya Bali TV di Bali, JTV di Jawa Timur, Manado TV di Sulawesi Utara dan Bontang TV di Kalimantan Timur. TV-TV lokal ini terhitung kuat, dalam arti mampu 8
mengantisipasi kesempatan berkiprah d bidang penyiaran lokal dengan cepat, mampu bertahan dan beroperasi dengan lancar. Pendorong utamanya, pendirian TV lokal ini merupakan ekspansi kapital dari industri media yang sudah ada sebelumnya. Misalnya Bali TV di Denpasar yang merupakan ekspansi kapital kelompok pengelola Koran Bali Post. Begitu juga JTV di Surabaya yang juga ekspansi kapital kelompok pengelola Koran Jawa Pos. Tentu saja dari puluhan TV lokal di Indonesia, tidak seluruhnya dapat beroperasi dengan baik. Penyebabnya bervariasi, mulai kesulitan dana sampai tidak diperolehnya Izin Penyelenggaraan Penyiaran dari pihak berwenang karena keterbatasan kanal frekuensi. Permasalahan lain adalah khalayak penonton yang cenderung menonton TV swasta dari Jakarta yang direlay secara massal di hampir seluruh wilayah Indonesia. TV swasta nasional ini dalam segala hal tentu memiliki kemampuan yang lebih besar daripada TV Lokal. Hermin Indah Wahyuni dalam telaahnya tentang Televisi dan Intervensi Negara menyebutkan, seperti halnya media massa lainnya, televisi terlahir sebagai entitas yang mengakar pada lingkungan sosialnya. Media massa merupakan sebuah entitas bisnis, entitas budaya sekaligus merupakan sebuah entitas politik. Sebagai sebuah entitas bisnis, penyelenggaraan operasional televisi dapat dikatakan sangat mahal. Untuk satu jam penyiarannya dibutuhkan dana lebih kurang 17 Juta rupiah sampai 20 juta rupiah. Sehingga tiap bulan pembiayaan untuk produksi dan penayangan program siaran memerlukan ratusan juta rupiah.
9
Selanjutnya industri penyiaran televisi merupakan media promosi produkproduk yang sangat efektif meraup perhatian masyarakat untuk membeli produk yang ditawarkan lewat iklan di televisi. Sebagai entitas sosial, industri penyiaran televisi juga harus mendapatkan dukungan dari masyarakatnya. Untuk itulah pengelola televisi berupaya membuat berbagai program siaran yang diminati masyarakat. Tujuanya jelas, bila sebuah program siaran sudah tidak menarik dan tidak ditonton lagi oleh publik, dapat dikatakan keberadaan sebuah televisi itu tidak lagi mendapat dukungan dari masyarakat. Televisi juga merupakan entitas budaya karena turut berperan dalam mewujudkan majunya sebuah budaya lokal masyarakat setempat di sebuah wilayah tertentu. Dalam konteks ini transformasi budaya melalui tayangantayangan televisi diharapkan dapat memajukan budaya sebuah masyarakat. Media televisi sebagai entitas politik, dipercaya memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi masyarakat dan membentuk opini publik. Jika keberadaan izin dimanfaatkan dengan baik, maka televisi bisa menjadi saranan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam sebuah masyarakat. Dari uraian diatas, industri penyiaran televisi memiliki karakterstik khas yaitu : 1. Industri padat modal. Untuk mendirikan dan biaya operasional lembaga penyiaran ini membutuhkan ratusan milyar rupiah. Bahkan biaya operasional stasiun televisi per tahunnya bisa mencapai sedikitnya 150 miliar rupiah.
10
2. Industri televisi bukan bisnis yang cepat menghasilkan. Industri penyiaran membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membuat dirinya mandri secara financial dan aset-aset perusahaannya. 3. Industri dengan entry barriers yang tinggi. Regulasi perizinan yang ketat dan birokratis menjadikan industri ini sering disebut sebagai industri yang bercirikan entry barriers yang tinggi 4. Industri yang pasarnya cepat berkembang. Dibandingkan media massa cetak yang pasarnya relatif terkendali, maka pasar industri televisi relatif lebih dinamis dan cepat berkembang. Hal ini dapat dilihat dari besarnya minat pemasang iklan yang menganggap televisi sebagai media yang paling efektif untuk mengiklankan produknya. Di Indonesia karakter televisi sebagai entitas bisnis sangat mewarnai tampilan, khususnya pada televisi swasta. Dalam operasionalnya televisi swasta banyak mencerminkan prinsip-prinsip ekonomi kapitalisme untuk mendorong perputaran roda ekonomi. Iklan merupakan sumber dana utama bagi televisi swasta untuk memproduksi program-program yang mengisi air time-nya. Tapi pemasukan iklan lebih banyak dinikmati televisi swasta nasional yang bersiaran di Jakarta. Umumnya TV-TV lokal yang jumlahnya puluhan memperoleh pemasukan iklan jauh lebih rendah dari TV swasta nasional. Sehingga dapat dikatakan dengan system penyiaran yang masih sentralistik seperti sekarang, segenap keuntungan ekonomi praktis lebih banyak mengalir ke Jakarta. Sebagian pihak berpendapat bahwa ketimpangan TV swasta dan TV lokal terjadi karena ketidaksiapan TV lokal bersaing dengan TV swasta nasional di 11
Jakarta. Argumen semacam ini tentu tidak tepat. Sebab pangkal persoalannya pada jangkauan siaran. Sepuluh televsi swasta di Jakarta dapat menjangkau khalayak yang sangat luas di seluruh Indonesia melalui jaringan transmisi yang tersebar di berbagai propinsi, sementara TV lokal hanya memiliki jangkauan siaran terbatas. Potensi penonton yang sangat luas ini sangat mempengaruhi kesehatan bisnis stasiun TV swasta, karena program-program siaran yang mereka sajikan tentu sangat menarik dimata pengiklan karena ditonton khalayak di seluruh nusantara. Kebalikannya, dengan jumlah penonton yang terbatas tak mudah bagi TV lokal untuk bersaing dengan TV swasta yang memiliki jangkauan siaran nasional. Tarif iklan yang ditetapkan TV lokal tentu tidak sebanding dengan tarif iklan TV swasta di Jakarta. Karena tarifnya rendah, pemasukan iklan TV lokalpun tidak besar. Pada gilirannya biaya untuk membuat program siaran TV lokal juga terbentur oleh dana. Sebuah acara TV lokal yang mendatangkan pemasukan 1-2 juta rupiah saja sudah dinilai membawa angin segar untuk memperpanjang nafas operasional TV lokal. Padahal untuk bisa hidup sehat dan mampu bersaing dengan TV swasta, TV lokal membutuhkan pengiklan kuat yang mau mengucurkan dananya. Bisnis televisi adalah bisnis padat modal. Sehingga untuk bisa berkembang lembaga penyiaran televisi tidak mungkin hanya mengandalkan iklan toko, salon atau produk dan jasa lainnya di tingkat lokal yang hanya ditonton khalayak terbatas.
12
Hanya sedikit dari belanja iklan yang mengalir ke TV lokal. Hasil akhirnya adalah persaingan yang sama sekali tidak seimbang. TV lokal harus memproduksi program-programnya sendiri dengan biaya murah, menggunakan teknologi produksi dan penyiaran yang terbatas, dengan biaya produksi yang minim. Akibatnya program TV lokal yang tampil adalah program-program siaran amatiran yang dibuat dengan dana, keterampilan, fasilitas dan waktu yang terbatas. Untuk mengurai sistem penyiaran yang sentralistis ini jawabannya dengan memaksimalkan televisi berjaringan seperti amanat UU Penyiaran. Dalam sistem televisi berjaringan ini, keberadaan TV lokal punya posisi tawar sebagai televisi di daerah untuk bersinergi dan digandeng TV swasta di Jakarta. Tetapi kenyataan tak seindah harapan. Kebijakan pemerintah tentang penerapan Sistem Stasiun Jaringan belum berpihak pada pengelola TV lokal. Karena tuntutan biaya produksi program siaran dan operasional yang tinggi, pengelola TV lokal mulai berpikir untuk menyerahkan bisnisnya pada pihak lain. Sehingga program acara lokal yang awalnya gencar dipromosikan untuk membuat keragaman siaran dengan potensi dan budaya lokal, perlahan mulai bergeser. Bahkan kecenderungannya, program-program TV lokal sudah mulai berubah warna dan rasa. Bila awalnya muatan lokal sangat kental, sekarang ini muatan lokal mulai tipis. Tentu saja komitmen untuk tetap memproduksi program lokal seperti yang disampaikan pengelola TV lokal dalam permohonan izin siarannya tetap konsisten dilakukan. Upaya menggandeng production house 13
Jakarta ataupun berafiliasi dengan pemilik modal TV-TV Jakarta sepenuhnya tidak bisa disalahkan dengan dalih untuk menyelamatkan bisnis yang padat modal, padat karya dan padat teknologi ini. Tetapi konsistensi untuk menjadi entitas TV lokal yang tetap memproduksi dan menyajikan program-program lokal harus tetap terjaga. Tentunya identitas TV lokal harus tetap dipertahankan sebagai bentuk pertanggung jawaban sekaligus kebangaan pada publik lokal.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Lokalitas dan Kearifan Lokal (Local Wisdom)
Lokalitas (locality) sebagai konsep umum berkaitan dengan tempat atau wilayah tertentu yang terbatas atau dibatasi oleh wilayah lain. Lokalitas mengasumsikan adanya sejumlah garis pembatas yang bersifat permanen, tegas, dan mutlak yang mengelilingi satu wilayah atau ruang tertentu.
Dalam konteks budaya, lokalitas bergerak dinamis, licin, dan lentur, meski kerap diandaikan tidak dapat dilepaskan dari komunitas kultural yang mendiaminya, termasuk di dalamnya persoalan etnisitas. Secara metaforis, ia merupakan wilayah yang masyarakatnya secara mandiri dan arbitrer bertindak sebagai pelaku dan pendukung kebudayaan tertentu. Ia bergerak dalam sebuah komunitas dengan sejumlah sentimen, emosi, harapan, dan pandangan hidup yang direpresentasikan melalui kesamaan bahasa dan perilaku dalam tata kehidupan sehari-hari. 1
Kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami
1
Maman S Mahayana, Lokalitas Dalam Sastra Indonesia dalam http://mahayana-mahadewa.com
15
sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Menurut I Ketut Gobyah dalam
“Berpijak pada Kearifan Lokal”
(http://www.balipos.co.id), kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup.
Sedangkan menurut Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) yang dimaksud dengan program lokal adalah program siaran dengan muatan lokal, baik program factual maupun non factual, yang mencakup peristiwa, isu-isu, latar belakang cerita, dan sumber daya manusia, dalam rangka pengembangan budaya dan potensi daerah setempat.
2.2
Komunikasi Massa
Komunikasi massa didefinisikan sebagai komunikasi melalui media massa yakni surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Satu diantara definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980) yang menyebutkan : “Mass communication is message communicated through a mass
16
medium to a large number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). 2
Secara teknis kita dapat menunjukkan empat tanda pokok atau ciri-ciri dari komunikasi massa bila sistem komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal (Noelle-Neumann, 1973) yaitu : 1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis 2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta komunikasi 3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada public yang tidak terbatas dan anonim 4. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Dalam komunikasi massa media teknis yang dimaksudkan adalah surat kabar, pesawat radio dan televisi. Komunikasi massa cenderung untuk dipahami sebagai komunikasi yang bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta komunikasi sehingga terjadi pengendalian arus informasi oleh pihak pengirim pesan (komunikator). Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan diterima. Audiens yang sedang menonton berita televisi atau mendengarkan radio tentu saja tidak bisa meminta pembaca berita televisi atau penyiar radio untuk mengulang kembali ucapannya
2
Morissan, M.A, Media Penyiaran : Stretegi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang : Ramdina Prakarsa, 2005) h. 18
17
yang
mungkin
didengar
kurang
jelas
sebagaimana
dalam
komunikasi
interpersonal. Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W.Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, radio, televisi, film, atau gabungan diantara media tersebut. 2. komunikatornya dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 18
5. komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penepis informasi). Artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. 2.3
Konstruksi Sosial Media Massa Burhan Bungin Perkembangan teknologi informasi dan media penyiaran yang kemudian
membentuk masyarakat indonesia menjadi peka terhadap content siaran yang ditayangkan televisi merupakan realitas kecepatan komunikasi sekunder saat ini. Komunikasi sekunder atau sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Teori komunikasi konstruksi sosial media massa Burhan Bungin merupakan kenyataan yang sekarang terjadi pada sistem penyiaran di Indonesia yang neo-liberalisme. 19
Teori konstruksi sosial media massa Burhan Bungin ini merevisi teori konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckmann bahwa proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semisekunder melalui tiga proses yaitu eksternalisasi, objektivitas dan internalisasi. Berger dan Luckmann tidak memasukkan media massa sebagai variabel atau fenomena yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas realitas. Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Berger dan Luckmann ini tidak mampu menjawab perubahan zaman. Masyarakat transisi modern telah berubah menjadi masyarakat modern dan pasca modern, dimana hubungan sosial antara individu dan kelompoknya, orang tua dan anggota keluarganya menjadi sekunder-rasional. Hubungan sosial primer dan semisekunder hampir tak ada lagi dalam kehidupan masyarakat modern dan pasca modern. Dengan demikian, teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas dari Berger dan Luckmann menjadi tak bermakna lagi dan direvisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, subjektivitas dan internalisasi. Dengan demikian sifat dan kelebihan media massa telah memperbaiki kelemahan proses konstruksi sosial atas realitas yang berjalan lamban. Substansi “teori konstruksi sosial media massa” adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, dimana massa cenderung apriori dan opini massa 20
cenderung
sinis
(Burhan
Bungin,2008:194).
Siaran-siaran
televisi
yang
mengandung content negatif sangat sering muncul sebagai konsekuensi kapitalis yang neoliberalisme. Menurut Burhan Bungin dalam Dasar-Dasar Penyiaran (2011, h.82), posisi “konstruksi sosial media massa” adalah mengoreksi subtansi kelemahan dan melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan ”konstruksi sosial media massa” atas “konstruksi sosial atas realitas”. Namun proses simultan yang digambarkan tersebut tidak bisa bekerja secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting. Dari konten konstruksi sosial media massa, dan proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahaptahap sebagai berikut : 1. Tahap menyiapkan materi konstruksi. Ada tiga hal penting dalam tahap atau proses persiapan materi konstruksi, yaitu : a. keberpihakan media massa
kepada kapitalis. Sebagaimana
diketahui saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti, media massa yang digunakan oleh kekuatan-kekeuatan kapital untuk menjadikan media masmsa sebagai mesin penciptaan uang dan penggandaan modal. Semua elemen media massa, termasuk orang-orang media massa berpikir
21
untuk melayani kapitalisnya, ideologi mereka adalah membauat media massa laku di masyarakat. b. Keberpihakan
semua
kepada
masyarakat.
Bentuk
dari
keberpihakan ini adalah empati, simpati dan berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun target utamanya adalah menjual berita, meningkatkan rating dan popularitas kelompok tertentu untuk kepentingan kapitalis. c. Keberpihakan
kepada
kepentingan
umum.
Bentuk
kepada
kepentingan umum dalam arti yang sesungguhnya adalah visi setiap media massa, namun kondisi era sekarang visi tersebut tak pernah menunjukkan jati dirinya, walau slogan-slogan tentang visi tersebut tetap terdengar. 2. Tahap sebaran konstruksi Sebaran konstruksi sosial media masa dilakukan melalui strategi media massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-masing berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Media elektronik memiliki konsep real time yang berbeda dengan media cetak. Karena sifatnya yang langsung (live), maka yang dimaksud dengan real time oleh media elektronik adalah ketika disiarkan, setiketika itu juga pemberitaan sampai ke pemirsa atau pendengar. Namun bagi media cetak, yang dimaksud dengan real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu atau bulan, seperti media harian, mingguan dan bulanan. Meski media cetak memiliki konsep real time yang tertunda, namun konsep aktualitas 22
menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu memperoleh berita yang disajikan. 3. Tahap Pembentukan Konstruksi a. Tahap pembentukan konstruksi realitas Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, dimana pemberitaan telah sampai pada pembaca dan pemirsanya, yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung. Pertama, konstruksi realitas pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbentuk di masyarakat cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai suatu realitas kebenaran. Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa, yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa pilihan orang untuk menjadi pembaca dan pemirsa media massa adalah karena pilihannya untuk bersedia pikirannya dikonstruksi oleh media massa. Ketiga, menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif, dimana seseorang secara habit tergantung pada media massa. Media massa adalah bagian kebiasaan hidup yang tak dapat dilepaskan. b. Tahap pembentukan konstruksi citra Konstruksi citra yang dimaksud dapat berupa bagaimana konstruksi citra pada sebuah pemberitaan ataupun bagaimana 23
konstruksi citra pada sebuah iklan. Konstruksi citra pada sebuah pemberitaan biasanya disiapkan oleh orang-orang yang bertugas dalam redaksi media massa, mulai dari wartawan, editor dan pimpinan redaksi. Adapun konstruksi citra pada sebuah iklan biasanya disiapkan oleh para pembuat iklan, misalnya copywritter. Pembentukan konstruksi citra ialah bangunan yang diinginkan oleh tahap-tahap konstruksi. Dimana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model, yakni model good news dan bad news. Model good news adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkonstruksi suatu pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik. Adapun model bad news adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkonstruksi kejelekan atau memberi citra buruk pada objek pemberitaan.
4. Tahap konfirmasi Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi sosial yang akan terkonstruksi. Adapun bagi pemirsa dan pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.
24
Proses konstruksi sosial media massa Burhan Bungin yang merupakan bentuk kritisi terhadap Berger dan Luckmann ditunjukkan diagram bloknya pada gambar 1. M e d i a
Eksternalisasi
Objektivitas M a S S a
Internalisasi
Source
Message
Channel
Objektif Subjektif Intersubjektif
Receiver
Realitas Terkonstruksi Cepat Lebih luas Sebaran merata Membentuk opini massa Massa cenderung terkondtrukdi Opini massa cenderung apriori Opini massa cenderung sinis Effect
Gambar 1
2.4
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran Pemerintah Indonesia melalui Undang- Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, mengatur penggunaan spektrum frekuensi radio yang merupakan kekayaan nasional yang harus dijaga dan dilindungi oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dibentuk juga untuk menjamin terciptanya tatanan informasi nasional yang adil, merata dan seimbang guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga otonomi daerah dapat terlaksana. 25
Dengan lahirnya UU Penyiaran ini diharapkan adanya demokratisasi penyiaran dan demokratisasi pengelolaan frekuensi. Pemilik televisi tak lagi menjadi dominasi pusat namun telah menyebar ke berbagai kelompok ekonomi masyrakat yang nantinya akan mewujudkan keberagaman isi siaran. Undang-undang Penyiaran secara substantif membuka jalan bagi demokratisasi penyiaran yang akan menjadikan televisi dan radio Indonesia dapat menjadi sebuah public sphere: sarana penumbuhan keberagaman, sarana kontrol sosial yang efektif, yang tak lagi dikuasai hanya segelintir pemodal dan pemerintah. Pasal-pasal didalamnya mencerminkan semangat itu. Undang-undang ini mendorong lahirnya kewajiban pengembangan sistem penyiaran berjaringan yang seharusnya menjadikan sistem penyiaran televisi tidak lagi berpusat di Jakarta. UU Penyiaran mengusung gagasan desentralisasi penyiaran televisi, dimana tidak lagi dikenal adanya stasiun televisi nasional yang mampu menjangkau penonton di seluruh Indonesia secara langsung dari Jakarta. Dalam sistem baru ini, tidak ada lagi stasiun televisi nasional, tetapi sistem jaringan televisi secara nasional. Berdasarkan UU Penyiaran, stasiun-stasiun televisi lokal di luar Jakarta dapat berdiri, baik sebagai stasiun independen atau menjadi bagian dari afiliasi dari jaringan stasiun televisi nasional. Pada pasal 31 UU Penyiaran disebutkan “ Lembaga Penyiaran yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau jasa penyiaran televisi terdiri atas stasiun penyiaran jaringan dan/atau stasiun penyiaran lokal”.
26
2.5
Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) Sesuai amanah UU No. 32/2002 tentang Penyiaran pada pasal 8, ayat 2
yang menyatakan bahwa Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mempunyai wewenang menetapkan standar program siaran, menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran, maka KPI menyusun Standar Program Siaran (SPS) dan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3). P3 merupakan panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam menyelenggarakan penyiaran. Artinya, dalam memproduksi sebuah program siaran lembaga penyiaran baik televisi maupun radio menggunakan P3 sebagai pedomannya. P3 terdiri dari 7 (tujuh) bagian dan 57 pasal. Sementara
SPS adalah panduan yang ditetapkan oleh KPI tentang
batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh ditayangkan pada suatu program siaran, SPS terdiri dari 75 pasal. Pengelola program televisi dalam menata acara harus mengelompokkan atau mengklasifikasikan setiap acara yang akan ditayangkan. Klasifikasi acara tersebut sangat menentukan bagaimana dan kapan suatu acara dapat ditayangkan. Sebagaimana ketentuan dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran maka setiap acara dibagi atas empat kelompok yaitu :
27
1. Klasifikasi A : tayangan untuk anak, yakni khalayak berusia dibawah tahun 2. Klasifikasi R : tayangan untuk remaja, yakni khalayak berusia 12-18 tahun 3. Klasifikasi D : tayangan untuk dewasa ; dan 4. Klasifikasi SU : tayangan untuk semua umur Program acara dengan klasifikasi D untuk dewasa hanya boleh disiarkan pukul 22.00 – 03.00 sesuai waktu stasiun penyiaran yang menayangkan. Begitu pula promo program berklasifikasi D hanya boleh disiarkan pukul 22.00 – 03.00 sesuai waktu stasiun penyiaran yang menayangkan. Sedangkan program yang masuk dalam klasifikasi SU untuk semua umur adalah program siran yang berisikan muatan yang tidak secara khusus ditujukan untuk anak dan remaja, namun dianggap layak ditonton anak dan remaja. Program atau promo yang mengandung muatan kekerasan secara dominan, atau mengandung adegan kekerasan eksplisit dan vulgar, hanya dapat disiarkan pada jam tayang dimana anak-anak pada umumnya diperkirakan sudah tidak menonton televisi, yakni pukul 22.00 – 03.00 sesuai waktu stasiun penyiaran yang menayangkan. Beberapa jenis acara yang perlu diperhatikan pengelola program dan hanya dapat ditayangkan pukul 22.00 – 03.00 adalah sebagai berikut : 1.
Olah raga yang mengandung kekerasan
28
Program siaran yang berisika tayangan pertandingan atau permainan yang didominasi kekerasan hanya dapat disiarkan pukul 22.00 – 03.00 sesuai dengan waku stasiun penyiaran yang menayangkan. 2.
Talk Show tentang Seks
Program yang berisikan pembicaraan atau pembahasan mengenai masalah seks hanya dapat disiarkan pukul 22.00 – 03.00 sesuai waktu stasiun penyiaran yang menayangkan kecuali program pendidikan seks untuk remaja yang bertujuan membantu remaja memahami kesehatan reproduksi yang disampaikan secara santun dan ilmiah. Meski begitu, lembaga penyiaran tetap tidak diperbolehkan memberikan contoh-contoh gambar yang vulgar tentang alat reproduksi dan hubungan seks. 3.
Acara mistik (supranatural)
Acara yang bertema mistik terdiri dari peristiwa factual (reality show) dan non factual ( film horror). Program acara dan promo acara yang bertemakan dunia
ghaib, paranormal, klenik, praktek spiritual magis,
mistik, kontak dengan roh hanya dapat disiarkan pukul 22.00 - 03.00. Begitu juga film-film horor yang dapat menimbulkan rasa takut dan kengerian juga hanya dapat disiarkan pukul 22.00 – 03.00. Penyusunan P3 & SPS pun tidak serta merta disusun oleh KPI saja namun juga melibatkan kelompok, organisasi dan asosisasi masyarakat penyiaran. Sebelum menyusun draf P3 dan SPS, KPI menghimpun masukan-masukan dari 29
ATVSI (Asosiasi Televisi Swasta Indonesia), ATVLI (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia), PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia), MUI (Majelis Utama Indonesia), tokoh agama, ormas, dan LSF (Lembaga Sensor Film). Sehingga P3 dan SPS yang terbentuk merupakan representasi dari berbagai pihak, bukan dominasi KPI. Draf P3 dan SPS yang disusun tersebut kemudian digodog dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KPI se-Indonesia yang kemudian disosialisasikan kepada masyarakat dan stakeholder penyiaran untuk digunakan dalam pelaksanaan penyiaran dan pengawasan isi siaran.
30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Kerangka Konsep 3.1.1. Pengertian Inkonsistensi Berdasarkan Kamus Populer Indonesia pengertian Inkonsistensi adalah
ketidak-konsistenan,
keadaan
inkonsisten.
Sedangkan
inkonsisten
adalah
mempunyai bagian-bagian yang tidak bersesuaian satu sama lain, tidak tetap pendirian. 3.1.2. Pengertian Program Siaran Pengertian “Program” dalam media penyiaran diidentikkan dengan jasa siaran yang disajikan kepada khalayak. Kata program berasal dari bahasa Inggris kata programme yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya 3. Siaran berasal dari kata siar yang berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Kata “siar” dengan akhiran ‘an” akan membentuk kata benda yang memiliki makna apa yang disiarkan. Siaran adalah hasil sinergi antara kreativitas manusia dengan kecangggihan alat penyiaran. Undang-undang 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 1 (1) menyebutkan bahwa siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar
3
Morissan, M.A, Media Penyiaran : Stretegi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang : Ramdina Prakarsa, 2005) h. 97
31
atau yang berbentuk grafis, karakter baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Program siaran dapat dianalogikan dengan produk yang dihasilkan oleh sebuah lembaga penyiaran melalui beberapa tahapan proses yang nantinya dijual kepada pihak lain dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Undang-undang Penyiaran tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah ‘siaran’ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata ‘program’ lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di tanah air daripada kata ‘siaran’. 3.1.3
Program Siaran Televisi
Setiap harinya televisi menyajikan berbagai jenis program yang sangat beragam. Pengelola lembaga penyiaran televisi dituntut memiliki kreativitas tinggi dalam menghasilkan program-program yang menarik dan dapat diterima audiennya. Menurut Morrison (2005) jenis program televisi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu : 1) Program Informasi (berita) dan; 2) program hiburan (entertainment). Sementara jika dillihat dari sifatnya maka maka program dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu program faktual (meliputi program berita, dokumentar dan reality show) dan program fiktif (meliputi program drama atau komedi).
32
Program Infomasi adalah segala jenis siaran yang bertujuan memberikan tambahan pengetahuan/ informasi kepada khalayak. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Hard News, yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak. 2. Soft News adalah segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Stasiun televisi menggunakan berbagai istilah untuk jenis berita ini misalnya news magazine, current affair. Soft news juga dapat berbentuk perbincangan (talkshow) ataupun laporanlaporan khusus seperti perkembangan tren atau gaya hidup. Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan permainan. Agar program siaran televisi diminati dan dapat diterima audien, dalam membuat program lembaga penyiaran televisi harus mempertimbangakan hal-hal atau karakteristik suatu program yang mempengaruhi sukses-tidaknya suatu program tersebut dalam menarik perhatian audiennya. Setiyo Puji Laksono dalam artikelnya
yang
berjudul
“Komponen-Komponen
Program
Televisi”
(http:/asiaaudiovisual09setiyopujilaksono.wordpress.com) menyatakan ada empat hal yang terkait/berpengaruh dalam karakteristik suatu program, yakni :
33
1. Product, yaitu materi program siaran yang dipilih haruslah sesuatu yang menarik dan diharapkan diminati audien yang dituju. 2. Price, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli program sekaligus mennetukan tarif bagi pemasang iklan yang berminat. 3. Place, yaitu menentukan peletakan waktu / timing, kapan waktu siaran yang tepat untuk sebuah program. Pemilihan waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan suatu program. 4. Promotion, yaitu bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual program siaran sehingga dapat mendatangkan iklan. Program siaran mempunyai karakteristik tertentu yang dapat mempengaruhi, memprovokasi dalam hal positif maupun negatif, dan mampu mengubah sikap seseorang dari pendiam menjadi agresif. Hal ini disebabkan oleh daya rangsang televisi sangat tinggi. Oleh karena itu lembaga penyiaran harus bijak dan mempunyai pertimbangan matang dalam menyajikan programnya. Sebab dampak siaran televisi tidak mengenal tingkat usia dan lokus pemirsa. Sehingga pengelola stasiun televisi dituntut mempunyai kepekaan yang tinggi dengan merancang program acara yang cermat, tepat waktu dan tepat sasaran.
34
3.1.4. Pengertian Televisi Swasta Lokal Definisi televisi swasta lokal tidak jauh berbeda dengan televisi swasta nasional.
4
Menurut UU No. 32 tahun 2001 tentang Penyiaran disebutkan definisi
televisi swasta/ lembaga penyiaran swasta adalah “Lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yanng bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran televisi (maupun radio).”
5
Yang membedakan
hanyalah daya jangkau siarannya, televisi swasta lokal diperbolehkan siaran dengan daya jangkau siaran yang dibatasi hanya untuk daerah yang menjadi home-base-nya. Undang-undang Penyiaran menyatakan bahwa : “Stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut”. Ini berarti syarat atau kriteria suatu stasiun dikatagorikan sebagai penyiaran lokal adalah pertama, lokasinya sudah ditentukan, kedua jangkauan siarannya terbatas (hanya pada lokasi yang sudah ditentukan)
Pada pasal 20 UU No. 32 tahun 2011 menyebutkan penyiaran swasta baik radio maupun televisi
bahwa lembaga
masing-masing hanya dapat
menyelenggarakan 1 (satu) siaran dengan 1 (satu) saluran siaran pada 1 (satu) cakupan wilayah siaran. Hal ini merujuk pada diversity of ownership dimana monopoli kepemilikan media televisi oleh pemodal tertentu dapat dieliminir, sehingga nantinya akan terwujud desentralisasi modal dan keuntungan dalam bisnis penyiaran sesuai dengan semangat otonomi daerah.
4
Agus Sudibyo, Ekonomi Politik Media Penyiaran (Yogyakarta:LKiS, 2004) h 105
5
UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 16 ayat (1)
35
Pada dasarnya, media lokal dibuat untuk bisa lebih menjawab kebutuhan masyarakat lokal yang seringkali kurang diperhatikan oleh media nasional. Media lokal bermaksud memenuhi kebutuhan dasar atas informasi terutama yang bernilai kedekatan (proximity) tinggi.6
3.2
Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan analisis deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2008: h.4) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian ini, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga nantinya dapat menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini bersifat deskriptif karena berusaha mendeskripsi suatu gejala, kondisi/ peristiwa yang terjadi saat ini di mana peneliti berusaha memotret peristiwa yang menjadi pusat perhatiannya yang kemudian akan dijabarkan sebagaimana adanya. Seperti halnya yang dikemukaan oleh Hadari Nawawi, bahwa penelitian deskriptif diartikan sebagai pemecahan masalah dengan memaparkan keadaan objek yang diteliti (Hadari Nawawi, Metode Penelitian di Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Jogja, 2001). 6
Aku Hayu, Mendamba Televisi Lokal Yang Melokal dalam http://akuhayu.wordpress.com
36
Dipilihnya penelitian deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan informasi aktual mengenai televisi lokal di Surabaya beserta kegiatan siarannya secara rinci, kemudian menggambarkan gejala-gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah, memeriksa kondisi riil dan praktikpraktik yang berlaku pada televisi-televisi swasta lokal tersebut.
3.3
Unit Analisis Sesuai dengan karakter pendekatan kualitatif yang lebih ‘investigatif’,
maka pengambilan sampel dalam studi kualitatif lebih ditekankan pada kualitas sampel, bukan pada kuantitasnya. Secara umum prosedur pengambilan sampel dalam studi kualitatif memiliki karakter sebagai berikut : 1. Tidak diarahkan pada jumlah yang besar, melainkan pada kekhususan kasus (spesifik) sesuai dengan masalah penelitian 2. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, namun bisa diubah ‘di tengah jalan’ sesuai pemahaman dan kebutuhan yang berkembang selama proses studi (pemilihan subyek sebagai sampel dapat berubah setelah ada penentuan jenis informasi baru yang hendak dipahami) 3. Tidak
diarahkan
pada
keterwakilan/representasi,
melainkan
kecocokan pada konteks (siapa dengan jenis informasi apa)
37
pada
Dengan demikian, dalam studi kualitatif secara umum digunakan model pengambilan sampel purposif.7
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah 5 (lima) televisi yakni BCTV, MHTV, Arek TV, MNTV dan JTV. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah proposal pengajuan IPP dan program-program siaran pada keempat televisi swasta lokal tersebut, baik yang disiarkan di televisi maupun yang terangkum pada proposal pengajuan IPP.
3.4
Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam sebuah proses penelitian. Metode pengumpulan data yang peneliti pergunakan meliputi: 1. Wawancara, metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang
akan
diajukan.
Pertanyaan-pertanyaan
disusun dengan rapi dan ketat. Jenis ini dilakukan pada situasi jika sejumlah sampel yang representatif ditanyai dengan pertanyaan yang sama dan hal ini penting sekali.8
7
Dr. Agus Salim, MS, Teori & Paradigma Penelitian Sosial : Buku Sumber untuk Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h.12 8 J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif : Edisi Revisi, (Bandung: Rosdakarya,2008), h.190 38
Sedang wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan apabila adanya jawaban berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas dari permasalahan penelitian (Nasution, 2006: hal 72). Wawancara pada penelitian ini difokuskan pada direktur/ penanggung jawab penyelengaraan penyiaran televisi swasta lokal sebagai key informan. Karena direktur/ penangung jawab peyelenggaran penyiaran merupakan representasi dari lembaga penyiaran yang menjadi subyek penelitian. 2. Observasi/pengamatan, menurut Burhan Bungin dalam bukunya Penelitian Kualitatif (2007, h.115) adalah metode pengumpulan data digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini digunakan observasi nonpartisipan, peneliti hanya berperan sebagai pengamat. Peneliti hanya mengamati, merekam, memotret dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan topik yang diteliti. Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siaran keempat televisi swasta lokal di Surabaya dari tanggal 3 Oktober 2011 sampai 30 Oktober 2011. 3. Dokumenter, Burhan Bungin dalam Penelitian Kualitatif (2007, h.121) mengemukakan bahwa metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Menurut Robert. C. Bognan seperti yang dikutip Sugiyono (2010: h.82) dokumen merupakan catatan 39
peristiwa yang sudah berlalu yang dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental seseorang. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah dokumen resmi internal yakni proposal pengajuan IPP televisi swasta lokal yang menjadi subyek penelitian. Menurut Moleong dalam Metodologi Penelitian Kualittaif Edisi Revisi (2008,h. 219) dokumen internal dapat menyajikan informasi tentang keadaan, aturan, disiplin dan dapat memberikan petunjuk mengenai gaya kepemimpinan.
3.5
Prosedur Pengolahan dan Analisis Data Miles dan Huberman (1984 dalam Sugiyono 2010: h. 91) mengemukakan
bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi (data reduction, data display, conclusion drawing/verification). 3.5.1
Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstakkan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis, menggolongkan dan melakukan pengkategorisasian ke dalam tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak 40
diperlukan, dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya datap ditarik dan diverifikasi. Adapun data yang direduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan penelitian dan kemudian dilakukan penggolongan ke dalam beberapa bagian. Kemudian dari masing-masing bagian tersebut dikelompokkan lagi berdasarkan sistematisasinya. Adapun perolehan data mengenai hal-hal yang tidak relevan dengan penelitian, sebaiknya tidak dimasukkan dalam penyajian hasil, namun tetap disimpan untuk masa yang akan datang jika diperlukan. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. 3.5.2
Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya. Penyajian data dalam bentuk-bentuk tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini, peneliti menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Pada 41
tahap ini peneliti menyusun data dari hasil wawancara, data dokumen (proposal pengajuan IPP dan rundown acara mingguan), dan hasil pengamatan/perekaman program siaran selama 3 Oktober 2011 sampai dengan 31 Oktober 2011 yang sudah direduksi terlebih dahulu, kemudian data-data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel dan teks naratif, hal ini untuk memudahkan dalam menampilkan hubungan antar fenomena sehingga nantinya dapat mengetahui makna apa yang sebenarnya terjadi. 3.5.3
Verifikasi/ Menarik Kesimpulan
Menarik kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Pada saat menarik kesimpulan awal, biasanya yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. 9 Proses untuk mendapatkan bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Bila kesimpulan dinilai kurang, maka peneliti dapat kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data tambahan.
9
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h.99 42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1.
Ragam Muatan Lokal 4.1.1
PT. Oxcy Media Televisi (BCTV)
PT. Oxcy Media Televisi yang akrab dengan sebutan di udara (call station) BCTV Bussines Channel Television menempati studio dan kantor di Jl. Raya Dukuh Kupang Barat No. 109/129 Surabay. BCTV mengajukan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran ke KPID Jawa Timur pada 19 November 2007 dengan badan hukum PT. Oxcy Media Televisi, diajukan oleh pemohon Ir. HO Boedi Sentosa selaku direktur. BCTV mengudara di kanal 40 UHF dengan format siaran berita dan bersiaran setiap harinya selama 21 Jam mulai pukul 05.00 WIB s/d 02.00 WIB.
No
1
2
Jenis Program
Durasi Siaran (Dlm Menit)
Nama Acara
Deskripsi Acara
Jendela Jatim Pagi
Program berita lokal, menyajikan perkembangan terkini dari berbagai daerah di Jawa Timur dan berita-berita nasional yang terkait langsung dengan masyarakat di Jawa Timur.
Berita
30
Siraman Islam
Agama
30
Bingkai Hati
rohani
Prosenta se
2.38
2.38 43
3
Sentuhan Hati
Siraman Nasrani
rohani
4
High Heels
Sebuah program yg mengupas beragam aktivitas seputar dunia wanita
5
Van Surabaya
Agama
30
2.38
Informasi
58
4.60
60
4.76
28
2.22
30
2.38
30
2.38
28
2.22
Program yg mengemas musik, lawak dan kuis
Hiburan
6
Uenak-E
Program kuliner Hiburan yg juga mengkaji kandungan gizi dibalik kelezatan makanan
7
BCINEMA
Resensi film yang membedah film-film terbaru yg akan diputar maupun diproduksi
Hiburan
Informasi
8
Auto-X
Program yang memberikan informasi mengenai dunia otomotif
9.
Uenak'e Musik Klip
Program musik Hiburan yang menayangkan video klip artis luar negeri dan dalam negeri 44
Problematika
Talkshow membedah beragam persoalan masyarakat
Informasi
28
2.22
11
I-Tips
Talkshow yang membahas mengenai teknologi terkini/ IT/ gadget
Informasi
28
2.22
12
Dapur Nutrisi
Program yg Hiburan membedah kandungan gizi dan vitamin pada setiap bahan makanan hinngga bagaimana mengolah dan menyajikannya
28
2.22
13
Gang Hoky
Sitkom yg Hiburan menampilkan keragaman etnis masyarakat Surabaya.
60
4.76
14
Jendela Jatim Petang
Program berita Berita lokal, menyajikan perkembangan terkini dari berbagai daerah di Jawa Timur dan berita-berita nasional yang terkait langsung dengan masyarakat di Jawa Timur.
30
2.38
Jendela Jatim Sepekan
Program berita Berita lokal, menyajikan perkembangan
30
10
15
45
2.38
terkini dari berbagai daerah di Jawa Timur dan berita-berita nasional yang terkait langsung dengan masyarakat di Jawa Timur.
16
City Event
Program yang menayangkan event-event/ pameran yang diselenggarakan di Jawa Timur
Informasi
30
2.38
(Tabel.1)
Pada tabel 1, diketahui bahwa ragam muatan lokal BCTV pada bulan Oktober 2011 seluruhnya berjumlah 16 acara dengan durasi 558 menit, yang kalau diprosentasikan sebesar 44 % dari total jam siar per hari yakni 1260 menit atau 21 Jam. Sebagai entitas TV lokal di Surabaya jumlah tayangan ini masih dirasa kurang. Sebab sebagai televisi lokal analog yang bersiaran tanpa berjaringan, setidaknya BC TV memproduksi program siarannya 100 persen secara bertahap atau paling tidak memproduksi program
siarannya 50 persen sambil
menyesuaikan jam siarannya dengan kemampuan awak media BC TV memproduksi program siarannya. Hal itu dimungkinkan karena Kota Surabaya sebagai kota metropolis yang masyarakatnya kosmopolit memiliki heterogenitas penduduk dengan status sosial ekonomi yang beragam. Melalui program acara unggulan yaitu Gang Hoky, BC TV berupaya memotret dan memvisualkan keberagaman etnis warga kota Surabaya dalam 46
konteks kehidupan sosial kemasyarakatan. Acara Gang Hoky merupakan acara yang sarat dengan proximity (kedekatan) dengan kehidupan pemirsanya seharihari. Acara ini termasuk dalam jenis mata acara entertainment atau hiburan yang memiliki durasi 88 menit bila ditambahkan dengan mata acara musik. Jenis acara hiburan BCTV sejumlah 6,9% dari total siaran selama 21 jam atau 1260 menit dalam sehari. Secara keseluruhan program acara yang disajikan durasinya cukup berimbang antara program informasi dan hiburan. Program berita seperti Jendela Jatim Pagi, Jendela jatim Petang dan Jendela Hati Sepekan yang dikemas dengan durasi 30 menit ditata sedemikian rupa untuk melengkapi program acara talkshow seperti Problematika yang mendiskusikan beragam persoalan sosial warga kota. Selain itu ada acara I-Tips, talkshow yang membahas perkembangan teknologi IT dan gadget terkini dengan durasi 28 menit. Sementara untuk mata acara agama/rohani disajikan untuk memenuhi kebutuhan pemirsa yang beragama Islam dan Kristen, masing-masing dengan durasi yang sama yakni 30 menit. Program acara kuliner BCTV yaitu Uenak-E dan Dapur Nutrisi ditayangkan masing-masing dengan durasi 28 menit atau 4 % dari total jam siar. Selain itu program acara soft news yaitu B –Cinema yang mengulas resensi filmfilm terbaru dan Auto-X yang menyajikan informasi dunia otomotif ditayangkan dengan durasi masing-masing 30 menit. BCTV juga menayangkan program infomasi dengan format features yang mengulas dunia perempuan seperti program acara High Heels berdurasi 58 menit yang ditayangkan setiap hari pada pukul 10.00 – 11.00 WIB. 47
BCTV berupaya menyuguhkan keberagaman kearifan lokal untuk menjawab kebutuhan audiencenya yaitu Masyarakat Surabaya. Station Manager BCTV Bambang Purwadi mengatakan, meski digandeng Kompas Gramedia production house untuk merelay sejumlah program acaranya, tetapi BCTV tetap konsisten memproduksi siaran lokal. Pihaknya sudah merancang beberapa program acara lokal untuk segmen penonton remaja, perempuan dan anak. Diharapkan rencana tersebut bisa direalisasikan dan diproduksi pada tahun 2012.
4.1.2. PT. TELEVISI ELANG MEDIKA INTERNASIONAL (MHTV) PT. Televisi Elang Medika International dengan sebutan diudara (call station) MHTV Medical & Health Television menempati kantor dan studio di Jl. Kertajaya Indah No.61 Surabaya. MHTV mengajukan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran ke KPID Jawa Timur pada 12 Desember 2007 dengan badan hukum PT. Televisi Elang Medika Internasional, diajukan oleh pemohon Djerman Prasetyawan selaku direktur.
MHTV mengudara di kanal 62 UHF
dengan format siaran kesehatan, bersiaran selama 10 jam 30 menit mulai pukul 10.00 s/d 20.30 setiap hari.
48
No
Nama Acara
Jenis Program
Deskripsi Acara Program olahraga yang menyajikan senam aerobic dipandu oleh host yg juga instruktur senam kebugaran
Olahraga
Durasi Siaran (Dlm Menit)
Prosenta se
60
9.52
1
Bugar Sehat
2
Menu Sehat
Program yg mengupas penyajian menumenu masakan berbasis kesehatan utk dikonsumsi pasien dlm perawatan atau utk menjaga asupan gizi secara seimbang
Hiburan
60
4.76
3
Kilas Sindo Jatim
Program talkshow yg membahaas berita-berita yg memuatdi harian koran Sindo Jatim, juga menghadirkan narasumber yg membahas masalah terkini yg terjadi di masyarakat.
Berita
30
4.76
4
Music Box
Program music, menampilakn klip lagu-lagu anak negeri
Hiburan
60
9.52
5
Mutiara Iman
Agama
60
Program religi yg
4.76 49
mengupas masalah keimanan dan masalah seharihari.
6 Jatim Hari Ini
Program berita yg mengetengahkan berita-berita yg terjadi di Jawa Timur
Berita
30
4.76
7
Psikology Interaktif
Program talkshow yg membahas seputar psikologi yg terjadi di lingkungan keluarga maupun masyarakat, kelainan perkembangan psikologi anak dll.
Informasi
60
9.52
8
Gadget
Program talkshow yg membahas tentang IT/gadget berikut permasalahanpermasalahannya.
Informasi
60
9.52
9
Klinik Sehat
Informasi
60
Program talkshow yg membicarakan masalah kesehatan, kecantikan serta kebugaran dan nutrisi. Menghadirkan dokter spesialis, pakar kesehatan,
9.52
50
ahli nutrisi dan trainer kebugaran.
(Tabel.2) Pada tabel.2 di atas, ragam muatan lokal yang telah diproduksi dan ditayangkan MHTV yang memilih format acara spesifik sebagai TV kesehatan, pada bulan Oktober 2011 sebanyak 9 acara dengan durasi 480 menit per hari. Artinya program lokal MHTV mencapai 76 % jam siaran dari total jam siaran MHTV selama 10 jam 30 menit siaran atau 630 menit sehari mulai pukul 10.00 – 21.30 . Sebagai TV kesehatan MHTV memproduksi program acara informasi dalam bentuk talk show tiga kali sehari yang masing-masing berdurasi 60 menit. Hal ini menunjukkan bahwa tayangan talkshow yang membahas tentang kesehatan dan perkembangan teknologi IT mencapai 28 % dari total waku siaran MHTV. Selain itu MHTV juga memproduksi acara kesehatan lainnya diantaranya program acara kesehatan yang meliputi Bugar Sehat dan Menu Sehat. Acara Bugar Sehat ditayangkan di pagi hari selama 60 menit atau 9.52% dari total jam siar dan acara kuliner Menu Sehat berdurasi 60 menit yang menyajikan menumenu masakan sehat untuk menjaga asupan gizi secara seimbang dengan persentase 4.76 % dari total jam siar. Sehingga untuk acara kesehatan, baik berupa olah raga maupun acara kuliner sehat sebanyak 14.28 % dari 100% total acara MHTV selama 10,5 jam sehari
51
Sementara program acara news berada pada peringkat ke 3 setelah talk show dan acara kesehatan. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil pengamatan yakni dua program news dengan nama acaranya Kilas Sindo Jatim dan Jatim Hari Ini ditayangkan masing-masing dengan durasi 30 menit. Kilas Sindo Jatim beritanya membahas berita-berita aktual di harian Seputar Indonesia dengan menghadirkan nara sumber untuk mendiskusikannya. Sedangkan program Jatim Hari Ini adalah program paket berita yang mengangkat ragam peristiwa aktual dan faktual di Jawa Timur. Program acara news yang ditayangkan MHTV prosentasenya sebesar 9,52 % dari total jam siaran MHTV. Pada program acara religi Mutiara Iman dan entertainment Music Box yang masing-masing bersiaran dengan durasi 60 menit, adalah program siaran lokal yang prosentasenya paling kecil yaitu 4,76 % dari total jam siaran MHTV. Program entertainment Music Box menampilkan video klip lagu-lagu Indonesia. Sedangkan acara religi Mutiara Iman, dialog tentang agama islam untuk pemirsa muslim warga Surabaya. Eko Purwanto direktur MHTV mengatakan, pihaknya sedang berupaya menajamkan format televisi kesehatan dan membuat program-program lokal yang diproduksi di Surabaya tanpa terpengaruh dengan relay siaran dari SUN TV Jakarta. Secara bertahap MHTV akan menambah jam tayang siaran lokal sehingga acara SUN TV Jakarta nantinya hanya melengkapi sajian tayangan MHTV untuk warga kota Surabaya.
52
4.1.3. PT. Arek Surabaya Televisi Jatim (Arek TV) PT. Arek Surabaya Televisi Jatim dengan sebutan diudara (call station) Arek TV menempati kantor dan studio di Ruko Rich Palace Blok C 7 & I 17, Jl. Mayjend Sungkono No. 149 – 151 Surabaya. Arek TV mengajukan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran ke KPID Jawa Timur pada 15 November 2007 dengan badan hukum PT. Arek Surabaya Televisi Jatim, diajukan oleh pemohon Drs. Purwanto selaku direktur. Arek TV mengudara di kanal 48 UHF dengan format siaran umum, bersiaran 18 jam mulai pukul 06.00 s/d 24.00 setiap hari
No
1
Nama Acara
Deskripsi Acara
Embun Pagi
Program religi Islam yang dipandu oleh Ustad Mustofa Bisri dari Surabaya
2
Sueger Buger
3
Nyus Pagi
4
Sambang Kawasan
Program senam kebugaran dipandu instruktur senam yang merangkap sebagai presenter acara. Selain senam juga dillengkapi dengan tips dan info sehat Program buletin berita yang mengangkat peristiwa aktual Program features yg mengulas satu kawasan menarik di Surabaya dan sekitarnya.
Durasi Siaran (Dlm Menit)
Prosenta se
Agama
30
2.78
Olahraga
30
Berita
30
2.78
Informasi
30
2.78
Jenis Program
53
2.78
5
Nyus Kontan
6
Ayo Sehat Rek
7
Nyus Siang
8
Sehari Di
9
Luekoh
10
Nyus Sore
11
Majlis Taklim
12
Silabus
Program berita singkat terkini di Surabaya dan sekitarnya Program talkshow live interaktif kesehatan, baik medis amupun alternatif dengan narasumber dokter/pakar pengobatan Program buletin news, peristiwa aktual yg terjadi di Surabaya dan sekitarnya. Disajikan secara live dari studio Program features yg mengangkat info & potensi suatu tempat/berbagai bidang usaha, mulai dari property, jasa sosial, parawisata dsb. Program dikemas dengan format dokumentar. Program kuliner mengulas info tempattempatmakan di Surabaya/Jatim Program Buletin news, menganglat peristiwa aktual sehari-hari di Surabaya dan sekitarnya Program dakwah Islam yg dipandu oleh ustad Mustofa Bisri Program komedi
Berita
2
0.19
Informasi
60
5.56
Berita
30
2.78
Informasi
30
2.78
Hiburan
30
2.78
Berita
30
2.78
Agama
30
2.78
Hiburan
30
2.78
54
13
14
Dagelan Arek
Lobby
15
Mereka Bicara
16
Bisik Malam
17
Arek Band
Surabaya, didukung pelawak Surabaya Silo dkk. Dengan mengangkat tema permasalahan sosial sehari-hari Program komedi khas Arek TV. Lawak keliling ke sekolah/kantor/te mpat umum Program talkshow live interaktif yg mengupas masalah aktual sehari-hari, kebijakan pemerintah, masalah Kota Surabaya dnegan menghadirkan narasumber yg kompeten di bidangnya. Program dokumentar/featu res yg mengangkat realita di balik profesi/lingkunga n pekerjaan Program talkshow live interaktif yg mengupas masalah kesehatan khusus pria/ seks yg menghadirkan pakar pengobatan alternatif sebagai narasumber Program musik untuk remaja yg memberikan wadah utk group
Hiburan
60
Informasi
60
Informasi
30
2.78
Informasi
60
5.56
Hiburan
60
5.56
55
5.56
5.56
band indie di Surabaya dan sekitarnya. Menampilakn performance band dan wawancara dengan group band indie yg tampil
(Tabel.3) Pada tabel.3, ragam muatan lokal Arek TV terdapat 17 program acara. Durasi muatan lokal tersebut sejumlah 632 menit dari total jam siaran Arek TV yaitu 1080 menit (18 jam) dalam sehari. Berarti program lokal yang diproduksi Arek TV mencapai 58% dari total jam siarannya. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan, karena sebelumnya Arek TV sering memutar acara re-run yang dibeli dari Production House berupa tayangan-tayangan yang sudah pernah disiarkan televisi nasional di Jakarta. Menurut hasil wawancara dengan Imung Mulyanto, Manager program Arek TV, sekarang sedang dilakukan penataan program acara lokal untuk lebih memenuhi kebutuhan pemirsa warga Surabaya akan informasi dan hiburan yang menarik. Beberapa program acara unggulan Arek TV yang merupakan produksi lokal adalah Nyus pagi, Nyus Siang dan Nyus Sore berupa buletin berita berdurasi 30 menit yang menyajikan ragam peristiwa aktual dan faktual di Surabaya raya. Acara talkshow bertajuk Lobby yang disiarkan live selama 60 menit untuk membahas berbagai persoalan aktual dengan narasumber berkompeten, disajikan untuk melengkapi acara informasi di Arek TV.
56
Kemudian ada program acara Dagelan Arek yang merupakan acara hiburan komedi yang berkeliling dari sekolah ke sekolah, tempat umum dan kantor dengan bahasa percakapan menggunakan bahasa tutur Suroboyoan. Acara unggulan lainnya adalah program kuliner dengan nama acaranya Luekoh yang mengulas informasi tempat-tempat kuliner di Surabaya dan kota-kota lain di Jawa Timur. Sedangkan untuk pemirsa remaja diproduksi acara Arek Band yang merupakan acara musik untuk menampilkan performance grup-grup band indie di Surabaya dan sekitarnya. 4.1.4. PT. Matahari Nusantara (MNTV) PT. Matahari Nusantara dengan sebutan diudara (call station) MNTV menempati kantor di jalan Krukah Utara No.20 Surabaya dan studio di Ruko Rich Palace Blok, Jl. Mayjend Sungkono No. 149 – 151 Surabaya. MNTV mengajukan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran ke KPID Jawa Timur pada 30 Oktober 2007 dengan badan hukum PT. Matahari Nusantara, diajukan oleh pemohon Bambang Rudy Prajitno selaku direktur. MNTV mengudara di kanal 38 UHF dengan format siaran umum, bersiaran 18 jam yakni mulai pukul 06.00 s/d 24.00 setiap hari.
No
Nama Acara
Deskripsi Acara
1
Warna-warni Surabaya Indonesia
Program features seputar Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya
2
Sisi Kota
Jenis Program
Durasi Siaran (Dlm Menit)
Features informasi
60
Features
60
57
Prosenta se
5.56
Program kuliner, budaya seputar Jawa Timur, Surabaya dan sekitarnya.
3
Panorama
Program features seputar Jawa Timur
Informasi
Features Informasi
5.56
60
5.56
(Tabel.4) Pada Tabel 4 merupakan tabel ragam tayangan lokal yang diproduksi oleh MNTV yang bersiaran selama 18 jam sehari atau 1080 menit dalam sehari. Temuan tentang produksi tayangan lokal yang disiarkan oleh MNTV hanya tiga program acara yaitu Warna Warni Surabaya Indonesia, Sisi Kota dan Panorama. Masing-masing program siaran tersebut berdurasi 60 menit dengan jenis yang sama yaitu features. Dengan begitu produksi program lokal MNTV hanya mencapai 16,66 % dari total jam siarannya. Bila melihat porsi tayangan lokal yang demikian kecil, hal ini mengindikasikan bahwa MNTV kurang serius mengelola televisi lokal. Buktinya kemampuan memproduksi program lokal yang mengangkat potensi lokal Surabaya dan sekitarnya masih sangat rendah. Produksi program acara MNTV lebih banyak dilakukan di Jakarta dengan melibatkan orang-orang jakarta. Program acaranya terkesan Jakarta Centris. Dalam tampilan di layar kaca, logo MNTV selalu muncul dengan logo B Channel Jakarta. Hal ini menunjukkan seolah-olah MNTV adalah jaringan B-Channel Jakarta karena program-program acaranya mayoritas disuplay oleh B Channel Jakarta. Agus Ekanadi, assisten program manager MNTV mengatakan untuk 58
mengisi keterbatasan program siaran pihaknya merelay B-Channel Jakarta yang menyajikan acara yang cukup menarik dan bermanfaat bagi pemirsa. Tetapi MNTV berkomitmen akan membuat program lokal dan tidak akan menghilangkan identitas MNTV sebagai tv lokal di Surabaya.
4.1.5. PT. Jawa Pos Media Televisi (JTV) PT. Jawa Pos Media Televisi dengan sebutan diudara (call station) JTV menempati kantor di Jalan Ahmad yani 88 Surabaya yang berada satu areal dengan gedung Graha Pena Jawa Pos. JTV mengudara di kanal 62 UHF dengan format siaran umum bersiaran 22 jam yakni mulai pukul 04.00 WIB s/d 02.00 WIB setiap hari.
No
1
2
Nama Acara
Asal Asil
Antar Sahabat
Jenis Program
Deskripsi Acara
Maen game di mall, pasti seru karena gamesnya sendiri di kemas secara gokil dan unik.
Program religi yang membahas tentang perjalanan agama seorang tokoh agama islam di Indonesia. Contoh: Haldad Alwie, Sam Bimbo
Durasi Siaran (Dlm Menit)
Prosenta se
Hiburan
30
0.15
Agama
60
0.15
59
3
Bu Nyai Show
4
Berita Gress 5 Menitan
5
Bumi Hijau
6
B-Cak Tamasya
7
Bintang Arena
8
B-CAK
Program religi dikemas dlm bentuk talkshow dipandu oleh mubaligh perempuan Program berita yang terjadi di Jawa Timur Program yang membahas tentang perekonomian Indonesia, hutan dan segala hal yang berhubungan dengan kelestarian lingkungan dan hutan di Indonesia. Program Bung Sukro, Bung Sukri dan Nona Anna mengunjungi tempat – tempat wisata yang menarik di Jawa Timur, hiburan pasti jadi seru dan menarik. Program ini berisi liputan berupa aksi dan profil bintang olahraga Jawa Timur serta features olahraga luar negeri.
Agama
60
1.47
Berita
5
0.38
Informasi
30
0.07
Hiburan
60
0.29
Informasi
60
0.59
60
1.61
Program komedi Hiburan dikemas secara Komedi berita, istilah – istilah yang biasa 60
kita dengar akan ditanyakan ke masyarakat dan juga – tebakan menarik akan menjadi bagian penting di acara ini.
9
10
11
12
13
Bakiak
Banyuwangi Etno Carnival
Code Jawa
Cermin
Dangdut ZR
Program Komedi yang mengadopsi cerita rakyat Hiburan sampai cerita Komedi massa kini Program tahunan yang menayangkan Kebudayaan acara ulang tahun Banyuwangi berupa pawai budaya Banyuwangi.
Program ramalan berdasarkan ahli ramal china yang cukup terkenal ( suhu yo ), dari artis sampai orang pada umumnya. Program talkshow yang mengangkat tema-tema kemenangan manusia menghadapi ragam persoalan hidup. Program musik dangdut dengan Orkes Melayu & Penyanyi papan atas di Jawa Timur. Dilaksanakan di mall – mall di
60 0.59
60
0.15
Informasi
60
4.40
Informasi
60
0.44
Musik
90
1.10
61
14
Dialog Khusus
15 Drama Korea Damo 16
Eksotika
17
Event
18
Edukasi Saham
19
Eksploitasi Keajaiban Bojonegoro
20
Eksploitasi Bangkalan, Banyuwangi
Surabaya Program talkshow yg mengupas isu-isu aktual yang terjadi di Jawa Timur dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten. Serial drama Korea yang menceritakan kisah seorang polisi wanita pertama di Korea Program yang tentang alam dan sekitarnya, bagaimana eksotiknya dari sudut pandang seorang presenter program ini menayangkan segala jenis kegiatan, mulai dari wisuda sampai peresmian, pameran dan lain-lain. Program relay dari Jak-Tv yang mengulas tentang saham Program yang megulas segala hal tentang daerah Bojonegoro, baik budaya, tempat wisata dll Program yang megulas segala hal tentang daerah Bangkalan, baik budaya, tempat
Informasi
60
Hiburan
60
1.61
0.15 Hiburan
30
0.07
Informasi
30
0.37
Informasi
60
0.29
Kebudayaan
30
0.15
Informasi
60
0.29
62
21
Edukasia Investasi
22
Film Suroboyoan
23
Free Your Soul
24 25
Film India Gogo Mall
26
Gak Cuma Cangkrukan
27
Grand Final Anugerah Wisata 2011
28
Haji Sehat
29
Jatim Isuk
wisata dll Program relay dari Jak TV yg mengulas dunia investasi Film luar yang dialihsuarakan ke dalam bahasa Surabaya Program tentang kegiatan dan event yang berlangsung dan dilaksanakan Yamaha di lingkukan sekolah Film India Iklan produkproduk Gogo Mall Progam talkshow yang mengupas isu-isu aktual yang terjadi di Jawa Timur. Penganugerahan tempat pariwisata yang ada di 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur yang dikategorikan dalam Wisata Religi, Wisata Alam dan Wisata Budaya Program yang membahas bagaimana sehat disaat berhaji bersama produk susu haji sehat, juga penjelasan apa yang terjadi di Mekah Program berita yg menyajikan informasi aktual
Informasi
60
0.29
Hiburan
120
4.11
Advetorial/ikla n
30 0.15 Hiburan Iklan
120 150
0.29 20.50
Informasi
60
0.73
Informasi
120
0.29
Informasi
60
0.73
Berita
90
4.55
63
30 Jatim Sepeda
31
J-Trax
32
Jatim Awan
33
Kampung Yamaha
tentang berbagai peristiwa yang menarik dan perlu diketahui masyarakat Jawa Timur. Program yg mengulas tips dan trik tentang bersepeda yang baik dan menyehatkan. Juga menampilkan berbagai jenis kegiatan bersepeda, baik di perkotaan maupun di pegunungan.
Program musik anak muda, dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan anak muda. Program berita yang menyajikan softnews baik dari dalam maupun luar negeri (bekerja sama dengan NTD – TV, New York). Progam ini juga diperkuat dengan konten berita terkini yang terjadi pada hari itu yang dilaporkan dari lokasi kejadian secara langsung. Yamaha masuk ke kampung – kampung di
Informasi
30 0.29
Hiburan
90
5.72
Berita
30
1.54
Advetorial/ikla n
30
0.73
64
Surabaya dan sekitarnya, mengajak warga kampung untuk bergembira dan mendapat banyak hadiah 34 35 36 37
Kuis Rejeki Kilat Kuis BisikBisik Kuis KetawaKetiwi Kuis RT/RW Puspa Agro
38
Kartun Anak
39
Kabar Apik
40
Kartolo
41
Kaji Dangdut
42
43
10 Keajaiban Jatim Pacitan
10 Keajaiban Jatim Kediri
Program Kuis
Hiburan
4
0.13
Program Kuis
Hiburan
60
2.20
Program Kuis
Hiburan
60
2.20
Program Kuis Program film kartun untuk anak Program komunikasi bisnis baik bagi perorangan, badan atau perusahaan.Infor masi yang ditampilkan bersifat advertorial Program hiburan komedi Kartolo Cs
Hiburan
60
0.59
Hiburan
60
0.73
Informasi
30
0.15
Hiburan komedi
60
0.44
Program religi atau dakwa agama islam dengan balutan Dangdut dari penceramah atau wak kaji yang pandai bernyanyi Dangdut Program yg mengupas segala hal mengenai budaya, potensi dll di daerah Pacitan Program yg mengupas segala hal mengenai
Agama
60
0.88
Kebudayaan
116
0.28
Kebudayaan
116
0.28
65
44
45
46
47 48 49
50
51
10 Keajaiban Jatim Bojonegoro
10 Keajaiban Jatim Banyuwangi
10 Keajaiban Jatim Bangkalan
Kentrung Fungki Ludruk Kabaret
budaya, potensi dll di daerah Kediri Program yg mengupas segala hal mengenai budaya, potensi dll di daerah Bojonegoro Program yg mengupas segala hal mengenai budaya, potensi dll di daerah Banyuwangi Program yg mengupas segala hal mengenai budaya, potensi dll di daerah Bangkalan Program Komedi
Program komedi kabaret Program religi, Lentera Hati yg mencoba mengangkat persoalan – persoalan sepele yg terjadi di masyarakat. Dengan gaya ringan ustad mencoba memecahkan persoalan tersebut. Program yang menayangkan Mlaku-Mlaku tentang tempatAwan tempat pariwisata di Jawa Timur Mata Hati Program yang mengulas segala hal buruk yang pernah terjadi pada individu atau kelompok tertentu dan
Kebudayaan
120
Kebudayaan
120
0.29
0.29
Kebudayaan
120
0.29
Hiburan
60
0.15
Hiburan
60
0.29
Agama
30
0.37
Hiburan
30
1.83
Informasi
30
0.66
66
52 53
54
Mio SukaSuka Ngaji Sehat
Ngelantur Star
55
Ngetoprak Show
56
Napak Tilas
57
Ngopi Bareng Pak Dhe
bagaimana individu atau kelompok tertentu tersebut dapat melepaskan diri dari masalah tersebut Advetorial Program rohani Islam Program Komedi, dengan konsep ngomong secara ngawur dan menimbulkan gelak tawa bagi penonton. Gak peduli apa yang di bicarakan tersebut nyambung atau tidak yang penting bisa tertawa. Progam ini juga menghadirkan bintang tamu top, comedian Ibu Kota Komedi ala Kirun cs, menampilkan cerita – cerita ala ketoprak Program yang mengajak pemirsa untuk menjelajahi sejarah di Jawa Timur juga, mencari tahu hal – hal mistis yang terjadi pada jaman tersebut Program talkshow yang menghadirkan Pak Dhe Karwo yang membahas
Iklan
30
0.22
Agama
30
0.37
Hiburan
90
0.22
Hiburan
60
0.81
Kebudayaan
60
0.59
Informasi
60
0.15
67
58
Pojok Pitu
59
Pojok Kampung
60
Patriotik Bike
61
Profil Pacitan
62
Profil Kediri
63
Perekonomia
permasalahan di Jawa Timur Program berita yang menyajikan informasi aktual tentang berbagai peristiwa politik, hukum, ekonomi, dan sosial budaya di Jawa Timur. Didalamnya berisi mini segmen Berita MUTIARA JATIM (liputan figur-figur “pahlawan” ditengah masyarakat) dan JATIM dalam ANGKA (statistik) Program berita yang menyajikan Berita informasi actual tentang berbagai peristiwa di Jawa Timur disajikan dgn Bahasa Suroboyoan. Terdapat mini segmen Blakra’an, Tajuk Rek, dan Kampung Amerika. Program ini adalah episode Informasi special dari program “Jatim Bersepeda”. Program yang mengulas tuntas Informasi daerah Pacitan Program yang mengulas tuntas Informasi daerah Kediri Program ini Informasi 68
60 3.96
60
4.25
30
0.07
30
0.15
30
0.15
30
0.15
n
64
65
66
67
68
Pro Poor Award 2011
Pagelaran Wayang kulit
Profil Pemenang Pro Poor Award 2011
Persembahan
Oto-J
adalah episode special dari program “Event” yang mengangkat event pameran produk-produk perekonomian yang dihasilkan oleh pengusahapengusaha/UKMUKM di Jawa Timur. Penganugerahan kepada daerah kabupaten atau kota di Jawa Timur yang konsisten dalam menangani kemiskinan Program yang menayangkan pagelaran wayang kulit Program yang menayangkan profil pemenang Pro Poor Award, juga mengulas strategi walikota Probolinggo dlm menangani kemiskinan di daerahnya Progran yg menayangkanbag aimana perjuangan seseorang dalam mewujudkan apa yang diinginkan dan di idam – idamkan orang yang dia cintai. Progam otomotif yang mengupas tentang sepada motor dan mobil dengan keunikan dan kehebatan
Informasi
90
0.22
Hiburan
240
0.59
Informasi
30
0.22
Hiburan
60
0.59
Informasi
30
0.37
69
69
Romantika
70
Ransel Rudy
71
Sulap Embongan Sulap Suroboyoan Suzuki Gebrak Jatim
72 73 74
Siluet
75
Senam Pokse
76
Suara Rakyat
kendaraan tersebut. Ada tips dan trik tentang segala jenis kendaraan Sinetron. Romantika Hiburan menyajikan cerita tragedi rumah tangga yang diangkat dari kisah nyata. Program masak – memasak ala Rudy Khoirudin. Memberikan informasi kepada pemirsa mengenai resepresep terbaru dan bagaimana cara memasaknya. Program Sulap yang berlokasi di jalanan kota Program acara sulap Advetorial
30 0.29
Hiburan
30
0.66
Hiburan
30
0.07
Hiburan
30
Iklan
60
0.07 0.29
30
0.37
60
0.59
60
0.59
Program yg mengulas sisi i Informasi lain kehidupan manusia yang dianggap sepele oleh banyak orang. Program olahraga senam Olahraga bersama di Graha pena Program talkshow dengan Informasi mengangkat tema seputar masalah publik (politik, ekonomi, pendidikan, 70
77
Semanggi
78
Si Tole
79
Stasiun Dangdut
80
Solusi Sehat
81
Sorot
sosial dan budaya). Program talkshow yang membahas seputar dunia ibu-ibu dan wanita Program anak – anak yang membahas segala dolanan/permain an anak tradisional yang terjadi di kalangan anak – anak Program musik dangdut asli Jawa Timur dengan Orkes Melayu dan Penyanyi dangdut lokal, menyanyikan lagu – lagu yang sedang hit di Indonesia. Baik dari musik pop yang di dangdutkan maupun dangsut asli Program pengobatan alternatif untuk berbagai macam penyakit, dikemas secara talkshow. Penonton bisa juga berkonsultasi secara langsung Program berita Depth News/ Investigasi yg menyajikan liputan
Informasi
30
Kebudayaan
30
0.95
0.15
Musik
90
5.87
Informasi
60
4.40
Berita
30
0.37
71
mendalam terhadap berbagai peristiwa hukum, politik dan social yang terjadi di Jawa Timur. 82
Selebrita Selebriti
83
Sore Hore
84
Selera Alam
85 Suara Konstitusi
86
Talkshow Kemtan
87
Talkshow kesehatan
88
Wak Kaji Show
Program Hiburan Infotainment Program anak muda yang Informasi mengupas profilanak muda yang berpresetasi dikemas secara ringan dan menghibur Program yg menayangkan Hiburan bagaimana seseorang yang biasa hidup diperkotaan dapat bertahan hidup di hutan
Program yg mengangkat tema seputar masalah konstitusi. Suara Konstitusi bekerjasama dengan Lembaga Tinggi Negara, Mahkamah Konstitusi. Program Talkshow Program talkshow yg mengulas ttg kesehatan Program religi dengan narasumber
60
1.76
30
0.15
30
0.29
Infromasi
60
0.73
Informasi
30
0.37
Informasi
60
0.73
Agama
60
1.47
72
89
90 91
Warung VOA
Yamaha Cuzzto Matic GERR
seorang mubaligh Jawa Timur yg dikemas dgn gaya ringan dan kocak Program berita ringan ttg Berita peristiwa yg terjadi di Amerika Advetorial Program komedi
Iklan Hiburan
30
0.37
30 30
0.22 0.07
(Tabel.5) Dari tabel 5 tergambar JTV Surabaya pada bulan oktober 2011 mempunyai program lokal sebanyak 91 program siaran. Dibandingkan tv lokal lain di Surabaya JTV memang memiliki lebih banyak keunggulan. Selain bersiaran lebih awal sejak tahun 2002, program siaran JTV lebih bervariasi dan sudah menarik pemasang iklan untuk menempatkan produknya untuk diiklankan. Bisa dikatakan, produksi program JTV tidak sekedar memenuhi unsur producing tapi juga marketing. Artinya produksi program JTV bukan sekedar pembuatan program lokal semata, tapi program yang dibuat itu ternyata laku untuk dijual dalam arti menarik perhatian pemasang iklan. Inilah yang mendorong kreatifitas dan produktifitas bagian produksi lebih meningkat. Sebab dengan pemasukan dari iklan, secara otomatis akan meningkatkan budget untuk produksi. Seluruh produksi lokal JTV yang mengusung slogan 100 persen Jawa Timur memang sudah lengkap, mulai acara berita dan hiburan. Semuanya disajikan secara menarik dengan pendekatan lokalitas Jawa Timur. Sebagai tv lokal pertama di Jawa Timur yang sudah beroperasi selama 10 tahun, JTV sudah melampaui
73
masa-masa kritis sebagai tv lokal yang harus berjuang untuk membuat program lokal yang bisa laku dijual. Dengan keuletan staf produksi ditunjang promosi dari Koran Jawa Pos, JTV bertahap tapi pasti terus menajamkan kualitas produksi siarannya sehingga semakin menarik dan diminati penonton. Bila sudah diminati penonton, maka tidak sulit bagi JTV untuk menggaet pemasang iklan. Itulah kenapa beberapa program sosialisasi dari pemerintah propinsi Jawa Timur membeli jam tayang di JTV karena penonton lokal masyarakat Jawa Timur sebagian besar menikmati tayangan tv lokal ini. Selain membuat program sendiri, ternyata JTV juga masih membeli program atau melakukan akuisisi program home shopping. Akuisisi program ini dilakukan untuk melengkapi dan menutup beberapa jam tayang yang masih lowong. Dengan konsep iklan, program home shopping yang berdurasi 1,5 – 3 jam diharapkan bisa dibatasi, karena acara semacam ini tidak lebih dari iklan yang melakukan pengulangan kegiatan untuk tujuan bisnis semata. Unsur edukasi dan informasi yang bermanfaat bagi publik masih sangat minim.
4.2. Konsistensi Program Siaran Antara Proposal Pengajuan dengan Pelaksanaan 4.2.1 PT. Oxcy Media Televisi (BCTV) A. Pemantauan Umum: No 1
Materi yang dipantau Waktu siaran
2
Durasi siaran
di Proposal dalam Realisasi Keterangan (%) (%) 06.00 -24.00 05.00 – 02.00 Tidak sesuai WIB WIB 18 Jam 21 Jam Tidak sesuai
74
B. Pemantauan per Jenis Program No
Materi yang dipantau
di Proposal (%) 16
dalam Realisasi (%) 24.73
Keterangan
1
Berita
2
8
8.79
3
Pendidikan dan kebudayan Agama
4
0.68
4
Olahraga
2
0.66
5
Hiburan dan musik
30
24.38
6
Penerangan/Informasi
18
27.66
7
Iklan niaga
20
13,1
8
Iklan layanan masyarakat Lain-lain (harap disebutkan dalam nomor berurutan)
2
0
Tidak sesuai, over 8.73% Tidak sesuai, over 0,79% Tidak sesuai, kurang 3,32% Tidak sesuai, kurang 1,34% Tidak sesuai, kurang 5,62% Tidak sesuai, over 9,66% Tidak sesuai, kurang 6,9% Tidak sesuai
0
0
Sesuai
9
(Tabel.6)
Pada tabel di atas yang menunjukkan kesesuaian program acara ketika pengajuan proposal televisi BC TV dengan realitas kegiatan produksi acara selama dalam masa penelitian bulan Oktober 2011, di dapati durasi penyiaran yang lebih lama dari proposal pengajuan permohonan IPP yang semula bersiaran selama 18 jam sehari menjadi 21 jam dalam sehari. Pertambahan waktu siaran ini disebabkan bertambahnya program acara seiring upaya BCTV untuk terus memenuhi kebutuhan pemirsa warga kota Surabaya akan tayangan yang menghibur dan mendidik.
75
Pada pantauan jenis program telah menghasilkan mata acara yang beragam,
tetapi
materi
yang
paling
dominan
pada
program
acara
penerangan/informasi yang diproduksi sebanyak 27,66% dari pengajuan semula hanya 18 %. Hal ini mengindikasikan bahwa salah satu kelebihan atau kekuatan program acara televisi lokal adalah dari sisi proximity, atau kedekatan tentang informasi yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Artinya pemirsa warga kota Surabaya ingin mengetahui informasi apa saja yang terjadi di Surabaya dan sekitarnya. Setelah itu diikuti oleh berita yang mencapai 24,73 % lebih tingi dari pengajuan yang semula 16 % . Iklan layanan masyarakat belum ditemukan oleh peneliti dalam jenis programnya. Pada mata acara yang lain hanya terdapat selisih yang tidak begitu besar.
4.2.2 PT. Televisi Elang Medika Internasional (MHTV) A. Pemantauan Umum: No 1
Materi yang dipantau Waktu siaran
2
Durasi siaran
di Proposal (%) Hari Kerja : 05.00 - 01.00 WIB Hari Libur : 05.00 – 03.00 WIB Hari kerja : 20 jam Hari libur : 22 Jam
76
dalam Realisasi Keterangan (%) Hari Kerja Tidak sesuai :10.00-20.30 WIB Sabtu-Minggu : 10.00-20.00 WIB Hari Kerja : Tidak sesuai 10 jam 30 menit Hari libur : 10 jam
B. Pemantauan per Jenis Program No
Materi yang dipantau
di Proposal (%) 10
dalam Realisasi (%) 8,86
1
Berita
2
5
0
3
Pendidikan dan kebudayan Agama
10
7.49
4
Olahraga
5
12,93
5
Hiburan dan musik
20
17.01
6
Penerangan/Informasi
5
47.65
7
Iklan niaga
30
4,76
8
Iklan layanan masyarakat Lain-lain (harap disebutkan dalam nomor berurutan)
15
1,36
0
0
9
Keterangan Tidak sesuai, kurang 1,14% Tidak sesuai Tidak sesuai, kurang 2,51% Tidak sesuai, over 7,93% Tidak sesuai, kurang 2,99% Tidak sesuai, over 42,65% Tidak sesuai, kurang 25,24% Tidak sesuai, kurang 13,64% Sesuai
(Tabel. 7)
Dalam tabel frekuensi tentang kesesuaian program acara pada televisi MHTV pada pengajuan proposal IPP dan ketika penelitian pada bulan Oktober 2011 didapati kekurangan materi siaran atau program acara yang diproduksi dan ditayangkan oleh MHTV. MHTV selaku televisi lokal yang baru saja mendapatkan IPP (Ijin Penyelenggaran
Penyiaran)
Prinsip
telah
menempatkan
dirinya
dengan
positioning sebagai televisi kesehatan. Maka acara yang diproduksi lebih banyak pada penerangan/informasi dalam bentuk talkshow yang memiliki selisih 42,65%. Pada proposal pengajuan untuk acara penerangan/informasi hanya 5 % tetapi dalam realitasnya acara ini mencapai 47,65%. Sementara pada iklan niaga yang 77
direncanakan pada pengajuan proposal 30 % ternyata hanya terealisasi 4,76 %. Terdapat distribusi program acara yang hanya memiliki selisih yang tidak jauh, tetapi hal ini menunjukkan keberagaman program acara pada televisi lokal ini. Pencapaian durasi bersiaran juga masih kurang karena MHTV masih berupaya membuat produksi program lokal untuk memenuhi harapan tim Evaluasi Uji Coba Siaran (EUCS). Eko Purwanto, direktur MHTV merngatakan secara bertahap pihaknya berupaya untuk bisa bersiaran maksimal 20 jam seperti yang diajukan dalam proposal IPP. Sementara saat ini MHTV bersiaran selama 10 jam 30 menit, dan dimulai pada pk. 10.00 WIB – 20.30 WIB. 4.2.3 PT. Arek Surabaya Televisi (Arek TV) A. Pemantauan Umum: No
Materi yang dipantau
1
Waktu siaran
2
Durasi siaran
di dalam Realisasi Keterangan Proposal (%) (%) 06.00 - 06.00 - 24.00 Sesuai 24.00 WIB WIB 18 jam 18 jam Sesuai
B. Pemantauan per Jenis Program No
Materi yang dipantau
di Proposal (%) 15
dalam Realisasi (%) 19,05
1
Berita
2
15
2,78
3
Pendidikan dan kebudayan Agama
10
0.93
4
Olahraga
5
0
5
Hiburan dan musik
25
12,08 78
Keterangan Tidak sesuai, over 4,05% Tidak sesuai, kurang 12,22% Tidak sesuai, kurang 9,07% Tidak sesuai, kurang 5% Tidak sesuai,
6
Penerangan/Informasi
5
13,89
7
Iklan niaga
20
50,80
8
Iklan layanan masyarakat Lain-lain (harap disebutkan dalam nomor berurutan)
5
0.47
0
0
9
kurang 12,92% Tidak sesuai, over 8,89% Tidak sesuai, over 30,80% Tidak sesuai, 4,53% Sesuai
(Tabel.8)
Tabel frekuensi di atas merupakan tabel yang menunjukkan kesesuaian program siaran Arek TV, antara yang tertuang dalam berkas proposal pengajuan IPP dengan realisasi kegiatan siaran yang telah dilakukannya. Durasi penyiaran masih konsisten dari pertama kali mengajukan perizinan dengan realisasi yang telah dilakuakn oleh lembaga penyiaran ini yakni 18 jam. Program acara berita lokal tentang Surabaya merupakan salah satu kelebihan atau kekuatan dari Arek TV yang mengemas isu-isu aktual tentang peristiwa yang sedang hangat terjadi di surabaya. Untuk acara hiburan, agama, olah raga dan penerangan di Arek TV realisasinya lebih kecil daripada pada rencana awal yang tercantum dalam proposal pengajuan IPP Yang menarik untuk iklan niaga, terjadi jumlah prosentase yang meningkat dari pengajuan semula di proposal 20 % menjadi 50 %. Selisih yang besar dengan kisaran 30% ini menurut Imung Mulyanto selaku Manager program dan pemimpin redaksi menyatakan pengelola program Arek TV harus membuat acara yang menarik untuk meraup iklan agar bisa menghidupi lembaganya. 79
4.2.4 PT. Matahari Nusantara (MNTV) A. Pemantauan Umum: No 1
Materi yang dipantau Waktu siaran
2
Durasi siaran
di Proposal (%) 06.00-23.00 WIB 17 jam
dalam Realisasi (%) 06.00-24.00 WIB 18 Jam
Keterangan Tidak sesuai Tidak sesuai
B. Pemantauan per Jenis Program No
Materi yang dipantau
di Proposal (%) 10
dalam Realisasi (%) 0
1
Berita
2
10
2,78
3
Pendidikan dan kebudayan Agama
10
2,78
4
Olahraga
5
0
5
Hiburan dan musik
20
63,50
6
Penerangan/Informasi
20
25,80
7
Iklan niaga
20
5,14
8
Iklan layanan masyarakat Lain-lain (harap disebutkan dalam nomor berurutan)
5
0
0
0
9
Keterangan Tidak sesuai, kurang 10% Tidak sesuai, kurang 7,22% Tidak sesuai, kurang 7,22% Tidak sesuai, kurang 5% Tidak sesuai, over 43,50% Tidak sesuai, over 5,80% Tidak sesuai, kurang 14,86% Tidak sesuai, kurang 5% Sesuai
(Tabel.9)
Tabel diatas merupakan tabel yang menunjukkkan kesesuaian konten dari MNTV, terdapat perbedaan durasi dalam penyiarannya dengan selisih 1 (satu) jam.
80
Pada pantauan jenis program acara antara yang terdapat pada proposal pengajuan dan realitas kegiatan yang telah dilakasanakn terdapat selisih yang sangat signifikan pada masing-masing program acaranya. Pada acara hiburan dan musik terdapat selisih 43,50%. Di proposal dicantumkan hanya 20% untuk acara hiburan dan musik sedangkan realisasinya bisa sampai 63,50%. Tetapi program acara musik yang diproduksi MNTV tidak diproduksi di Surabaya melainkan di Jakarta. Selain itu program berita ternyata tidak pernah diproduksi MNTV padahal dalam pengajuan proposal perizinan, MNTV akan memasukkan berita sebanyak 10%. Untuk program acara pendidikan dan kebudayaan di proposal diajukan 10% tetapi realisasinya hanya bisa membuat program ini sebesar 2.78 %. Hal ini mengindikasikan bahwa MNTV belum mampu memprodukasi program acara lokal di Suarabaya.
Agus Ekanadi, Asisten Program Manager MNTV
mengatakan, pihaknya belum maksimal untuk memproduksi program lokal karena keterbatasan anggaran dan peralatan produksi. Untuk itu pihaknya merelay program acara B-Channel di Jakarta untuk mengatasi terbatasnya program acara.
81
4.2.5 PT. Jawa Pos Media Televisi (JTV) A. Pemantauan Umum: No 1
Materi yang dipantau Waktu siaran
2
Durasi siaran
di Proposal dalam Keterangan (%) Realisasi (%) 04.00 WIB- 04.00 WIB- Sesuai 02.00 WIB 02.00 WIB 22 Jam 22 Jam Sesuai
B. Pemantauan per Jenis Program No
Materi yang dipantau
di Proposal (%) 20
dalam Realisasi (%) 7,7
Keterangan
1
Berita
2
5
10,9
3
Pendidikan dan kebudayan Agama
15
6,6
4
Olahraga
0
1,1
5
Hiburan dan musik
30
34,1
6
Penerangan/Informasi
30
33
7
Iklan niaga
0
6,6
8
Iklan layanan masyarakat Lain-lain (harap disebutkan dalam nomor berurutan)
0
0
Tidak sesuai, over 12,3 % Tidak sesuai, kurang 5,9% Tidak sesuai, over 8,4% Tidak sesuai, over 1,1 % Tidak sesuai, over 4,1% Tidak sesuai, over 3% Tidak sesuai, over 6,6% Sesuai
0
0
Sesuai
9
(Tabel.10)
Tabel diatas merupakan tabel yang menunjukkan kesesuaian konten JTV antara rencana siaran dengan kenyataannya. JTV boleh dibilang sangat konsisten untuk merancang program acaranya. Sebagai tv lokal pertama tentunya JTV ingin menjadi pioner tv lokal yang member contoh dan motivasi bagi tv lokal lainnya. Dengan rencana bersiaran 22 jam sehari semalam, JTV mampu melakukannya 82
dengan membuat berbagai program lokal yang menarik dan punya kedekatan dengan audience lokal. Acara hiburan menempati prosentase paling tinggi dengan 34 persen, disusul acara pendidikan dan kebudayaan sekitar 10,9 persen dan acara berita / informasi 7,7 persen. Tentunya acara informasi prosentasenya harus ditingkatkan. Sebab sebagai media massa, program siaran JTV tidak sekedar menghibur, tapi juga menyajikan acara yang mendidik, member informasi dan mampu menjadikan media sebagai kontrol sosial yang efektif terhadap fenomena sosial di masyarakat. 4.3. Pelanggaran Isi Siaran 4.3.1. PT. Oxcy Media Televisi (BCTV
No
Nama Program
Tanggal
29-10-2011
Waktu
1
Uenake
14.02 -14.30 WIB
2
Kompas Pagi
7/10/2011
06.00-08.00 WIB
3
Video Klip
17/10/2011
15.30-16.00 WIB
(Tabel.11) 83
Deskripsi Pelanggaran Adegan merokok
Tayangan berita aktual pagi nasional dan mancanegara, didlm pemberitaan ada sekilas film terbaru adegan ciuman bibirantara perempuan dan laki-laki dlm kilasan film Eksploitasi paha, belahan dada, selain itu wanita yg mengenakan kaos dan celana dalam saja
Pasal P3SPS Yg Dilanggar SPS Bab XII pasal 30 A
Bab. X pasal 17 item f (seksualitas )
Pasal 17 A
Pada tabel pelanggaran BCTV ditemukan pelanggaran Standar Program Siaran (SPS) Bab X Pembatasan dan Pelarangan Seksualitas khususnya pasal 17 tentang pelarangan adegan seksual yang masing-masing ditemukan pada program acara Kompas Pagi (program acara berita/News) pada pukul 06.00 – 08.00 dan Video Klip. Pada tayangan Kompas pagi yang mengemas berita nasional dan mancanegara ada tayangan informasi film terbaru yang menayangkan adegan berciuman lawan jenis. Sedangkan pelanggaran SPS bab XII tentang Pembatasan dan Pelarangan Materi Siaran Napza, Alkohol, Rokok dan Perjudian khususnya pada pasal 30 A ditemukan pada program acara kuliner Uenake yang ditayangkan pukul 14.02 – 14.30 . Acara kuliner Uenake memiliki indikasi berbahaya bila sempat ditonton oleh anak-anak karena menggambarkan orang merokok secara vulgar setelah makan. Adegan merokok ini dikhawatirkan dipersepsi oleh anakanak sebagai hal yang lumrah dan wajar dikerjakan semua orang setelah selesai makan. Tayangan video klip yang disiarkan pada pukul 15.30 – 16.00 juga didapati pengeksploatasian adegan seksual di mana pemain dishoot belahan dadanya dan terdapat pengeksposan perempuan sedang menggunakan pakaian dalam saja. Apabila sebuah program acara banyak ditemukan pelanggaran – pelanggaran P3 dan SPS khususnya pelanggaran tayangan seksualitas/pornografi dan kekerasan, adegan tersebut dikhawatirkan akan ditiru pemirsanya khususnya anak-anak dan remaja. Hal itu sesuai dengan Social Learning Theory ,Hyphodermic Nedle Theory dan Bullet Theory yang menyatakan bahwa media memiliki pengaruh yang besar pada perilaku masyarakat. 84
Pengelola program siaran BCTV sudah menetapkan aturan internal berupa SOP dan standar baku penayangan sebuah program siaran untuk dipatuhi awak media khususnya di staf bagian produksi dan program siaran. SOP dan dan standar ini sebagian besar aturannya disarikan dari P3 dan SPS agar semua staf produksi dan bagian program memahami apa yang dilarang dalam pembuatan dan penayangan program siaran. Masih terjadinya pelanggaran karena belum maksimalnya peran quality control karena keterbatasan tenaga dan waktu untuk mengontrol tayangan, sementara jam siaran tidak bisa menunggu terlalu lama karena acara harus sudah siap 1,5 jam sebelumnya untuk diprogram sebelum ditayangkan.
4.3.2. PT. Televisi Elang Medika Internasional (MHTV)
No
Nama Program
Tanggal
Waktu
1
Bugar
5/10/2011
10.00-10.30 WIB
2
Music Box
5/10/2011
11.35-12.00 WIB
Deskripsi Pelanggaran Senam salsa terdapat 1 pesenam wanita yg terlihat celana dalamnya Video Klip Anggun(memakai pakaian one pieces sehingga terlihat pangkal paha sambil meloncatloncat diatas kasur)
3
Video Klip
6/10/2011
11.30-11.40 WIB
Sensualitas
4
Music Box
6/10/2011
11.40-12.00 WIB
Sensualitas
85
Pasal P3SPS Yg Dilanggar Bab. X pasal 17 item A (seksualitas ) Bb. X pasal 17 item A
Bab. X pasal 17 item A Bab. X pasal 17 item A
5
Music Box
10/10/2011
6
Music Box
11/10/2011
7
Beethoven Virus (Serial Drama Korea)
18/10/2011
8
Music Box
15/10/2011
9
Jeda music
19/10/2011
Acara music video 11.20-11.50 klip baik nasional (durasi 30') maupun mancanegar. Pelenggaran adegan ciuman secara samar-samar berpelukan Menayangkan video klip tak ingin dicintai -astrid pelanggaran 11.30-12.00 WIB pakaian astrid ( durasi 30') kelihatan belahan dada, adegan ciuman yang terkesan samar, adegan merabah tubuh 08.35-09.30 WIB Terlihat pusar dan paha (sensualitas)
16.00-17.00 WIB
12.58-13.00 WIB
Video Klip Astrid tak ingin dicintai ada adegan kelihatan bentuk belahan payudara astrid, adegan ciuman yg secara samar Kekerasan
SPS Bab X bagian kedua psl 17point d,e,g (seksualitas & sensualitas)
SPS Bab X bagian kedua psl 17bagian kedua item a,d dan g pelanggara n adegan seksual Bab. X Pasal 17
SPS Bab X bagian kedua psl 17 ( item 1 a,e,g ) SPS bab XI bagian pertama psl 25 ( 1 )
(Tabel. 12)
Berdasarkan tabel di atas, pelanggaran yang ditemukan pada tayangan siaran MHTV pada bulan Oktober 2011 banyak ditemukan pada acara Music Box sebanyak 6 kali penayangan dan ditayangkan pada pk 11.35 – 12.00 WIB (selama 30 menit) dan 16.00 – 17.00 (selama 1 jam). Beberapa siaran program Music Box MHTV menayangkan video klip artis nasional dan melanggar P3 dan SPS Bab X tentang Pembatasan dan Pelarangan Seksualitas khususnya 86
pasal 17 karena
menayangkan pakaian penyanyinya yang seksi dan vulgar hingga terlihat belahan dadanya. Selain itu dalam video klip ini juga dtemukan adegan ciuman dan meraba tubuh yang muncul sekitar 40 detik tapi cukup jelas terlihat. Program lain yang melanggar pasal 17 tentang pelarangan adegan seksual adalah acara Bugar yang ditayangkan pukul 10.00 – 10.30 WIB, dimana di acara kesehatan tersebut pesenam di shoot sehingga terlihat celana dalam yang bersangkutan hal ini juga melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Bab II pasal 5 ayat b tentang penghormatan terhadap norma kesopanan dan kesusilaan. Selanjutnya pada Program acara Beetoven Virus yang merupakan serial dra Korea juga terdapat pelanggaran pada SPS Bab X pasal 17 tentang pelarangan adegan seksual yang ditunjukkan pada pengeksposan pusar dan paha pemain. Pada program siaran Jeda musik pukul 12.58 – 13.00 WIB ditemukan adegan kekerasan yang terindikasikan melanggar SPS bab XI khususnya bagian pertama pasal 25 ayat 1 tentang pembatasan program kekerasan. Dalam program jeda musik itu ditampilkan adegan kekerasan fisik berupa perkelahian yang kasar . padahal jelas diatur dalam Standar Program Siaran adegan kekerasan secara eksplisit hanya dapat disiarkan diatas pukul 22.00. Dari hasil pengamatan peneliti, pelanggaran siaran MHTV yang merupakan televisi kesehatan didominasi tayangan adegan seksual. Temuan tersebut berada pada program acara Music Box. Hal ini mengindikasikan bahwa adegan seksual banyak ditemukan pada program acara hiburan dalam hal ini video klipnya, sementara tayangan kekerasan juga didapatkan pada video klip. Pemahanan tentang aturan-aturan penayangan program siaran yang tertuang 87
dalam P3 dan SPS terus dilakukan pengelola program untuk meminimalisir pelanggaran. Tetapi hal ini bukan persoalan sederhana karena keterbatasan awak produksi dan program karena alasan efisiensi. Karena tugas produksi dan bagian program sudah repot dengan jadwal produksi dan kegiatan operasional lainnya, sehingga hal-hal mendasar tentang pemahaman P3 dan SPS yang harus dipahami awak media penyiaran seringkali terabaikan. 4.3.3. PT Arek Surabaya Televisi ( Arek TV )
No
Nama Program
Tanggal
Waktu
Deskripsi Pelanggaran
Pasal P3SPS Yg Dilanggar
1
Iklan korset (Finer)
3/10/2011
19.26 WIB (durasi 6'41")
Program iklan korset Pelanggaran(eksplo itasi tubuh wanita)
Pasal 17 (a)
2
Iklan alat pelangsing tubuh (Mini Q)
3/10/2011
19.33 WIB (durasi 7'17")
Pasal 17 (a)
3
Segerr Benerrr
3/10/2011
11.51 WIB (durasi 46")
4
Jumping Twist
4/10/2011
18.58 WIB (durasi 6'23")
Program iklan alat pelangsing tubuh wanita(eksploitasi tubuh wanita) Komedi wayang orang (terdpt tarian erotis bintang tamu wanita menari pinggul didepan opik kumis seperti menjurus adegan persenggamaan ) Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita
5
Iklan Korset (Finer )
4/10/2011
19.28 WIB (durasi 7'53")
Program korset pelanggaran eksploitasi tubuh wanita
Pasal 17 (a)
88
Bab X psl 17 (a)
Pasal 17 (a)
6
Mini Q Iklan alat pelangsing tubuh
4/10/2011
19.36 WIB (durasi 6'42")
7
Iklan Korset (Finer )
5/10/2011
19.28 WIB (durasi 7'25")
8
Mini Q Iklan alat pelangsing tubuh
5/10/2011
19.35 WIB (durasi 6'50")
9
Klik
5/10/2011
09.00-10.00 WIB
10
Sauna Home Spa
5/10/2011
11.00-12.00 WIB
11
Segerr Benerrr
5/10/2011
12
Klik
13
14
Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita
Pasal 17 (a)
Program korset pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Busana seksinya terlihat paha dan belahan payudara & ada model wanita duduk terlihat paha sampai pangkal paha Iklan alat untuk Spa dirumah, terdapat model wanita yg terlihat perut, paha & belahan buah dada
Pasal 17 (a)
11.00-12.00 WIB
Trio macan berjoget erotis dan busananya minim
Bab XI psl 17 (a)
6/10/2011
10.00-11.00 WIB
Bab XI psl 17 (a)
Gogomall Home Shopping
6/10/2011
19.00-20.00 WIB
Video klip Agnes Monica paralyzed terlihat belahan payudara Iklan korset merek FINER dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal
Segerr Benerrr
6/10/2011
20.00-21.00 WIB
program tayangan komedian sering menayangkan adegan kekerasan
Kekerasan pasal 25 dan 26 (3) b
89
Pasal 17 (a)
Bab XI psl 17 (a)
Bab X psl 17 (a)
Bab XI psl 17 (a)
Kekerasan membawa sabit mainan tapi mengajarkan cara merampok
15
Segerr Benerrr
7/10/2011
11.00-12.00 WIB
16
Iklan pelangsing tubuh
7/10/2011
18.58 WIB (durasi 6'23" )
Eksploitasi tubuh wanita
pasal 17 (a)
17
Iklan Korset (Finer)
7/10/2011
19.28 WIB (durasi 7'53")
Eksploitasi tubuh wanita
pasal 17 (a)
18
Iklan pelangsing tubuh
7/10/2011
19.36 WIB (durasi 6"42")
Eksploitasi tubuh wanita
19
Klik
7/10/2011
10.07 WIB (durasi 1'48")
acara musik indonesia (menayangkan lagu demi nama cinta dr the virgin terdpat adegan merokok & minum-minuman keras
Bab XII psl 30 & 31
20
Sauna Home Spa
7/10/2011
11.30 WIB (durasi 11")
Bab X psl 17 (a)
21
Iklan Korset (Finer)
8/10/2011
19.30 WIB (durasi 7')
22
Mini Q Iklan alat pelangsing tubuh Video Klip
8/10/2011
19.37 WIB (durasi 7')
9/10/2011
9.56 WIB (durasi 3'36")
Iklan alat Spa dirumah(menayan gkan peraga wanita terlihat paha, perut & belahan buah dada ) Program korset pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Pemutaran video klip Mozanie yang berjudul setan belang
23
90
Bab XI psl 25 & 26 ayat 1& 2
pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Bab X psl 17 item p & psl 19 no.2 dan 3
liriknya porno
24
Gogomall Home Shopping
9/10/2011
19.00-20.00 WIB
25
Klik
10/10/2011
10.00-11.00 WIB
26
Segerr Benerrr
10/10/2011
10.50-12.00 WIB
27
Berbagi cerita
10/10/2011
08.33 WIB (durasi 41")
28
Jumping Twist
10/10/2011
19.13 WIB (durasi 9')
Iklan Korset (Finer)
10/10/2011
Iklan alat pelangsing tubuh (Mini Q)
10/10/2011
Jumping Twist
11/10/2011
29
30
31
19.28 WIB (durasi 7'38")
19.36 WIB (durasi 6'32")
18.55 WIB (durasi 6'44") 91
Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal Sensualitas (klip agnes " paralyzed) Acara komedi siang (terdapat adegan laki-laki menjadi perempuan) Acara berburu binatang dg menggunakan tembak(menayangk an secara vulgar menembak babi & kelinci tepat dikepalanya hingga terkapar mati) Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program korset pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita
(sensualita s)
Sensualita s pasal 17 a
Bab XII psl 30 & 31 Bab IX pasal 15 point 1. b
Bab XI pasal 25 & pasal 26 ayat 3
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
32
33
34
Iklan Korset (Finer) Iklan alat pelangsing tubuh (Mini Q) Gogomall Home Shopping
11/10/2011
11/10/2011
13/10/2011
19.25 WIB (durasi 6'58")
19.32 WIB (durasi 7'34")
19.00-20.00 WIB
35
Segerr Benerrr
13/10/2011
20.00-21.00 WIB
36
Air Climber
13/10/2011
09.02 WIB (durasi 40')
37
Jumping Twist
14/10/2011
18.57 WIB (durasi 6'21")
Iklan Korset (Finer)
14/10/2011
Iklan alat pelangsing tubuh (Mini Q)
14/10/2011
38
39
19.37 WIB (durasi 3'26")
19.40 WIB (durasi 6'21")
40
Video klip Indonesia
14/10/2011
10.07 WIB (durasi 3'58")
41
Segerr Benerrr
14/10/2011
11.26 WIB (durasi 1'57")
92
Program korset pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal program tayangan komedian sering menayangkan adegan kekerasan Iklan alat olahraga (terdapat model wanita yang terlihat paha,perut, belahan buah dada) Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program korset pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Video klipThe Virgin yang berjudul demi nama cinta menampilkan adegan model video klip sedang merokok Tayangan adegan yang melecehkan wanita yakni pinkan mambo
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Sensualitas pasal 17 a Kekerasan pasal 25 dan 26 ( 1 ) b Bab X pasal 17 a (sensualitas )
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Bab XII pasal 30 item a dan c (rokok)
Bab VIII pasal 13 ayat 1(peleceha
42
Sauna Home Spa
14/10/2011
11.28 WIB (durasi 29")
43
Klik
15/10/2011
10.00-11.00 WIB
44
Gogomall Home Shopping
16/10/2011
19.00-20.00 WIB
Kembali bergoyang
16/10/2011
46
Segerr Benerrr
17/10/2011
20.00-21.00 WIB
47
Klik
17/10/2011
10.00 WIB (durasi 3' 39")
48
Gogomall Home Shopping
18/10/2011
19.00-20.00 WIB
Segerr Benerrr
18/10/2011
45
49
22.00-23.00 WIB
20.00-21.00 WIB
93
yang memakai rok mini pantatnya dilihatin oleh wendi
n terhadap perempuan )
Alat mandi sauna (menayangkan model wanita memakai busana terlihat paha, perut, belahan buah dada & dipeluk oleh laki-laki)
Bab X pasal 17 a (sensualitas )
Sensualitas (klip Saiful Jamil ) Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal Program tayangan panggung dangdut dengan presenter Julia Perez program tayangan komedian sering menayangkan adegan kekerasan Video klip Agnes Monica paralyzed( menayangkan agnes melakukan tarian erotis terlihat belahan buah dada) Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal program tayangan komedian sering menayangkan adegan kekerasan
Bab. XI psl 17 a & 19. a
Sensualitas pasal 17 a Sensualitas pasal 17 a
Kekerasan pasal 25 dan 26 (1) Bab X pasal 17 a & pasal 19 a (sensualitas )
Sensualitas pasal 17 a Kekerasan pasal 25 dan 26 ( 1 )
50
Air Climber
18/10/2011
9.54 WIB 1'23')
(durasi
51
Jaco home SPA
18/10/2011
11.31 WIB (durasi 35")
52
Klik
18/10/2011
10.00 WIB (durasi 4'4")
53
Klik
19/10/2011
10.04 WIB (durasi 1'24")
54
Sauna Home Spa
19/10/2011
11.28 WIB (durasi 47")
55
Gogomall Home Shopping
20/10/2011
19.00-20.00 WIB
56
Segerr Benerrr
20/10/2011
20.00-21.00 WIB
57
Sauna Home Spa
20/10/2011
11.31 WIB (durasi 27")
94
Alat kebugaran tubuh (terlihat belahan dada, perut)
Bab X psl 17 item a (seksualitas )
Menampilkan perempuan yang terlihat perut, paha dan pangkal paha Program acara musik indonesi (video klip 3 macam menayangkan 3 macam yang berjoget erotis gerakan-gerakan tubuhnya menimbulkan syahwat) acara musik indonesia Hostny memakai rok mini terlihat paha sampai pangkal paha Iklan alat mandi sauna model wanitanya terlihat perut, paha, belahan payudara Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal
Bab X psl 17 item a (sensualitas )
Program tayangan komedian sering menayangkan adegan kekerasan alat Spa dirumah(menayang kan peraga wanita terlihat paha, perut & belahan buah dada )
Bab X pasal 17 tema & pasal 19 no. 2 (sensualitas )
Bab X psl 17 item a (sensualitas ) Bab X psl 17 item a (sensualitas )
Sensualitas pasal 17 a Kekerasan pasal 25 dan 26 (1)
Bab X psl 17 item a (sensualitas )
58
59
Air Climber
20/10/2011
9.28 WIB 58")
(durasi
Iklan Korset (Finer)
21/10/2011
Jumping Twist
22/10/2011
Iklan Korset (Finer) Iklan alat pelangsing tubuh (Mini Q)
22/10/2011
63
Jaco home SPA
22/10/2011
11.37 WIB (durasi 2'03")
64
Gogomall Home Shopping
23/10/2011
19.00-20.00 WIB
60
61
62
22/10/2011
19.27 WIB (durasi 4')
18.57 WIB (durasi 6'21")
19.37 WIB (durasi 3'26")
19.40 WIB (durasi 6'21")
65
Video klip
24/10/2011
10.29 WIB (durasi 4'36")
66
Jaco home SPA
24/10/2011
11.28 WIB (durasi 1'23")
Gogomall Home Shopping
24/10/2011
19.00-20.00 WIB
67
95
Alat kebugaran tubuh (terlihat belahan dada, perut) Program korset pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program korset pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita Menampilkan perempuan yang terlihat perut, paha dan pangkal paha Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal Pemutara video klip Mozanie yang berjudul setan belang liriknya porno Menampilkan perempuan yang terlihat perut, paha dan pangkal paha Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal
Bab X psl 17 item a (seksualitas )
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Pasal 17 (a)
Bab X psl 17 item a (sensualitas )
Sensualitas pasal 17 a Bab X psl 17 item p & psl 19 no.2 dan 3 (seksualitas ) Bab X psl 17 item a (sensualitas )
Sensualitas pasal 17 a
68
69
70
71
72
Segerr Benerrr
24/10/2011
20.00-21.00 WIB
Gogomall Home Shopping
25/10/2011
19.00-20.00 WIB
Segerr Benerrr
25/10/2011
20.0 -21.00 WIB
Gogomall Home Shopping
27/10/2011
19.00-20.00 WIB
Segerr Benerrr
27/10/2011
20.00-21.00 WIB
Jaco home SPA
28/10/2011
11.25 WIB (durasi 57')
Iklan alat pelangsing tubuh (Mini Q)
29/10/2011
19.31 WIB (durasi 7')
76
Jaco home SPA
30/10/2011
11.30 WIB (durasi 35")
77
Gogomall Home Shopping
30/10/2011
19.00-20.00 WIB
Iklan Korset (Finer)
31/10/2011
74
75
78
19.33 WIB (durasi 5')
96
Program tayangan komedian sering menayangkan adegan kekerasan Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal Program tayangan komedian sering menayangkan adegan kekerasan Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal Program tayangan komedian sering menayangkan adegan kekerasan
Kekerasan pasal 25 dan 26 (1)
Sensualitas pasal 17 a Kekerasan pasal 25 dan 26 (1)
Sensualitas pasal 17 a Kekerasan pasal 25 dan 26 (1)
Menampilkan perempuan yang terlihat perut, paha dan pangkal paha Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita
Bab X psl 17 item a (sensualitas )
Menampilkan perempuan yang terlihat perut, paha dan pangkal paha Iklan korset merek finer dan mini Q yg berfungsi untuk menjadikan tubuh wanita lebih ideal
Bab X psl 17 item a (sensualitas )
Program korset pelanggaran eksploitasi tubuh wanita
Pasal 17 (a)
Sensualitas pasal 17 a
Pasal 17 (a)
79
Iklan alat pelangsing tubuh (Mini Q)
31/10/2011
19.26 WIB (durasi 6')
Program iklan alat pelangsing tubuh pelanggaran eksploitasi tubuh wanita
Pasal 17 (a)
(Tabel. 13)
Program siaran Arek TV bulan Oktober 2011 ditemukan pelanggaran yang lebih dominan di program iklan komersial berupa iklan alat pelangsing, promosi pakaian dalam dan iklan alat peraga kesehatan lainnya yang terindikasi melanggar Standar Program Siaran bab X pasal 17 tentang pelarangan adegan seksual .Indikasi pelanggaran yang ditemukan dengan frekuensi 54
kali
tayang.hal ini diasumsikan banwa pemutaran penayangan iklan tersebut rata-rata 2 kali dalam sehari. Selain itu juga ditemukan pelanggaran pada program acara Segerr Benerr yang merupakan acara komedi wayang orang,video klip yang melanggara pasal 17 ayat P tentang lirik porno. Ditemukan pula pelanggaran pada acara features dengan program acara Berbagi Cerita yang ditayangkan pukul 08.33 selama 41 menit yaitu penayangan kekerasan. Arek TV telah melanggar Bab XI pasal 25 dan 26 ayat 3 tentang Pembatasan Program Kekerasan. Pada tayangan ini seharusnya menurut SPS hendaknya ditayangkan di atas pk. 22.00 WIB. Apabila pengelola program Arek TV memahami aturan-aturan P3 dan SPS tentunya tidak memproduksi dan menayangkan acara yang melanggar P3 SPS. Tetapi dengan alasan mengisi jam tayang yang kosong dan untuk menambah biaya produksi program lokal dan operasional lainnya, maka iklan-iklan alat-alat kesehatan yang peraganya mengenakan pakaian yang vulgar harus ditayangkan. 97
Arek TV kurang mengindahkan ketentuan pelarangan adegan seksual. Pada periode sebelumya Arek TV telah diberi peringatan berupa sanksi administratif pada pelanggaran Bab X pasal 17 dengan tayangan sinetron laganya. Selain menerima iklan alat peraga kesehatan, untuk mengisi jam siarnya Arek TV mengakui membeli program siap tayang dari TV nasional yaitu ANTV, hal itu disebabkan oleh tingginya biaya untuk memproduksi acaranya sendiri yang sesuai dengan kearifan lokal budaya setempat yaitu Surabaya. Sementara program yang dibeli merupakan produk dari Production House dari Jakarta dan selalu ditayangkan secara re run beberapa kali. Bagian quality control Arek TV diakui masih lemah, karena bagian quality control dirangkap oleh manager produksi yang sudah terlalu sibuk dengan jadwal produksi siaran.
4.3.4. PT. Matahari Nusantara (MN TV)
No
Nama Program
Tanggal
1
Sauna home SPA
2/10/2011
11.01 WIB (durasi 53")
3/10/2011
21.00-22.00 WIB
2
Film Hawai Five O
Waktu
98
Deskripsi Pelanggaran
Pasal P3SPS Yg Dilanggar
Menampilkan perempuan yang terlihat perut,paha dan pangkal paha
Bab X psl 17 item a (seksualitas )
Terdapat adegan yg menayangkan adegan kekerasan dan minum minuman keras
Kekerasan pasal 26 (3) luka berat pasal 30 (c)
3
Little Nyonya
5/10/2011
09.57 WIB (durasi 51")
Serial drama Singapura terdapat adegan kekerasamemukul dg tongkat kasti
Bab X Psl 26 ayat 1 item f (Sensualita s)
4
Film Hawaii Five-O
5/10/2011
21.00-22.00 WIB
Terdapat adegan yg menayangkan adegan kekerasan dan minum minuman keras
Kekerasan pasal 26 (3) luka berat pasal 56 (e)
5
Drama Film Korea “Cinderella Man”
7/10/2011
9.30-10.45 WIB
Ada adegan praktek perjudian kartu dg uang dan minum minuman keras Napza Adegan perjudian
Bab XII Psl 30 item f (adegan perjudian)
6
Hawaii Five O
11/10/2011
21.00-22.00 WIB
Terdapat adegan kekerasan dan sensualitas
Sensualitas pasal 17 a pasal 26 (3)
7
Naked Science
15/10/2011
14.30-15.30 WIB
Terdapat tayangan penari bugilhoot walau kelihatan samar tema program mengenai sex
8
Drama Film Korea “Cinderella Man”
17/10/2011
20.00 -21.00 WIB
Terdapat adegan kekerasan dan sadisme
Jadi SPS Bab X bagian kedua psl 17 item ( 10) pelarangan adegan seksual Kekerasan pasal 26 (1) dan (3) b
99
9
Beethoven Virus
18/10/2011
08.35-09.30 WIB
Terlihat pusar dan paha (sensualitas)
Bab X Psl 17 SPS bab XI bagian pertama psl 25 ( 1)
10
Marsupila mi
18/10/2011
14.00-14.30 WIB
Kekerasan
11
Cinderella Man
18/10/2011
20.00-21.00 WIB
film seri drama Korea , yang menayangkan adegan kekerasan dan sadisme
12
Hawaii Five-O
18/10/2011
21.00-22.00 WIB
Film Action barat menayangkan adegan kekerasan dan sensualitas
Kekerasn pasal 26 (3) dan sensualitas pasal 17 a
13
Live to Dance
23/10/2011
20.00-21.00 WIB
Program tayangan audisi penari terbaik di Amerika, terdapat adegan tarian yang sensual
Sensualitas pasal 17 a
14
Film kartun
24/10/2011
18.30-19.30 WIB
15
Film kartun
25/10/2011
18.30-19.30 WIB
16
Hawaii Five-O
25/10/2011
21.00-22.00 WIB
100
Program tayangan pemutaran film kartun, yang pada saat itu sempat menayangkan adegan kekerasan Program tayangan pemutaran film kartun, yang pada saat itu sempat menayangkan adegan kekerasan Film Action barat , menayangkan adegan kekerasan dan sensualitas
Kekerasan pasal 26 (1) dan (3) b
Kekerasan pasal 26 (3) b
Kekerasan pasal 26 (3) b
Kekerasan pasal 26 (3) dan sensualitas pasal 17 a
17
ISSUE
26/10/2011
10.37 WIB (durasi 52")
18
Film kartun
27/10/2011
18.30-19.30 WIB
19
Live to Dance
30/10/2011
20.00-21.00 WIB
Ada adegan model berlenggak-lenggok diatas cat walk dengan memakai pakaian yang terlihat belahan payudaranya Program tayangan pemutaran film kartun, yang pada saat itu sempat menayangkan adegan kekerasan Program tayangan audisi penari terbaik di Amerika, terdapat adegan tarian yang sensual, baju penari yang minim
Bab X pasal 17 item a (sensualitas )
Kekerasan pasal 26 (3) b
Sensualitas pasal 17 (a)
(Tabel. 14)
Sesuai tabel di atas temuan pelanggaran MN TV terdiri dari pelanggaran SPS bab X pasal 17 tentang seksualitas, pelanggaran SPS pada Bab XI pasal 25 dan pasal 26 ayat 3 tentang pembatasan dan pelarangan program siaran kekerasan, serta bab XII pasal 30 tentang adegan perjudian. Pelanggaran yang ditemukan pada program siaran MNTV adalah tayangan Iklan, Film import barat, Drama Serial Korea, program acara Naked Science, dan Marsupilami (film Korea). Diindikasikan bahwa pelanggaran yang ditemukan pada film impor banyak mengekspose seksualitas dan kekerasan vulgar. Pengelola program MNTV
mengakui program tayangan film-film
mancanegera merupakan strategi pengelola program untuk merebut perhatian pemirsa. Penayangan film-film impor pada jam prime time nasional yaitu antara pk.18.00 – 21.00 TV dimaksudkan menjadi alternatif yang menarik bagi pemirsa 101
lokal warga surabaya ditengah persaingan program acara tv swasta nasional yang sangat ketat. Dengan kata lain, pengelola program menginginkan pemirsa Surabaya bisa mendapatkan “suguhan” film impor dari tv lokal dan berani melakukan head to head dengan program dari televisi swasta nasional di jam yang sama. Terbatasnya pemahanan awak media tentang aturan-aturan P3 dan SPS juga menjadi alasan kenapa beberapa film-film impor yang jelas mengandung unsur kekerasan dan seksualitas lolos dari pengawasan. Bagian quality control yang sudah ada ternyata kurang maksimal menjalankan fungsinya untuk mengontrol semua program sebelum siap ditayangkan.
4.3.5. PT. Jawa Pos Media Televisi (JTV)
No 1.
2.
Nama Program Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Pojok Kampung
Tanggal
Waktu
5/10/2011
09.18 WIB
5/10/2011
21.00-22.00 WIB
102
Deskripsi Pelanggaran Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan paha, perut dan belahan dada
Program berita menayangkan adegan kekerasan/pemukul an yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap pelajar di Sampang
Pasal P3SPS Yg Dilanggar Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Berita kejahatan pasal 28 (2)b
3.
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
4.
6/10/2011
14.00-14.40 WIB
6/10/2011
09.02 WIB
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
5.
Kuis SMS
Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar.
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan paha, perut dan belahan dada 7/10/2011
07.06 WIB Program acara kuis SMS Selebrita tdk mencantumkan tarif nominal pulsa dengan jelas.z
6.
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
7/10/2011
08.57 WIB
103
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan paha, perut dan
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Bab XXII pasal 53 ayat 3 (Pemberita huan eksplisit) Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
belahan dada
7.
8.
9.
10.
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Selebrita Selebriti
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
11.
8/10/2011
09.13 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan paha, perut dan belahan dada
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
10/10/2011
08.57 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan paha, perut dan belahan dada
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Program infotainment selebrita yang ditengah-tengah acaranya terdapat kuis undian berhadiah HP, pencantuman tarif kurang jelas.
12/10/2011
07.06 WIB
12/10/2011
08.58WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan paha, perut dan belahan dada
13/10/2011
08.56 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang
Iklan Home Shoping “Jumping 104
Bab XXII pasal 53 ayat 3 (Pemberita huan eksplisit) Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas
Twist”
12.
Kuis SMS
memperlihatkan paha, perut dan belahan dada
13/10/2011
07.06 WIB Program acara kuis SMS Selebrita tdk mencantumkan tarif nominal pulsa dengan jelas.z
13.
14.
15.
16.
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Selebrita Selebriti
)
Bab XXII pasal 53 ayat 3 (Pemberita huan eksplisit)
14/10/2011
08.56 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan paha, perut dan belahan dada
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
15/10/2011
09.16 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan paha, perut dan belahan dada
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
17/10/2011
08.58 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
18/10/2011
07.00 WIB
105
Program infotainment selebrita yang ditengah-tengah
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Bab XXII pasal 53 ayat 3 (Pemberita
17.
18.
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
18/10/2011
08.59 WIB
21.
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Iklan Home Shoping
huan eksplisit)
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
18/10/2011
09.31 WIB
19/10/2011
08.57 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
20/10/2011
08.58 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
21/10/2011
09.03 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat
Bab. X pasal 17 item A
19.
20.
acaranya terdapat kuis undian berhadiah HP, pencantuman tarif kurang jelas.
106
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
“Jumping Twist”
22.
23.
24.
25.
Iklan Home Shoping “Finer”
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
Pojok Pitu
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
21/10/2011
21/10/2011
21/10/2011
22/10/2011
09.30 WIB
09.36 WIB
Iklan korset pakaian dalam untuk melangsing tubuh, menayangkan model wanita yang memperlihatkan paha, pantat, perut dan belahan payudara Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar
19.19 dan 19.21 Program berita seputar Jatim, WIB menayangkan wajah pelaku pembunuhan, tdk disamarkan dan korban meninggal juga tidak disamarkan 08.56 WIB
107
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
(sensualitas )
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas ) Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Pasal 27
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
26
27.
28
29.
30.
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
24/10/2011
08.58 WIB
21/10/2011
09.36 WIB
25/10/2011
08.56 WIB
25/10/2011
09.33 WIB
25/10/2011
08.56 WIB
108
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
31.
32.
33.
34.
35.
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
Video Klip “Sorry Boy”
26/10/2011
09.34 WIB
27/10/2011
09.31 WIB
27/10/2011
10.59 WIB
28/10/2011
09.44 WIB
28/10/2011
06.32 WIB
109
Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar Video Klip penyanyi Ratna Antika yang berjudul Sorry Boy, terdapat giyangan erotis dan para penari latarnya menggunakan bisana yang memperlihatkan belahan payudara
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
Bab. X pasal 17 item A dan pasal 19 ayat 2 &3 (sensualitas )
36.
37.
38.
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
39.
28/10/2011
10.56 WIB
Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
09.48 WIB
29/10/2011
10.58 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
21.13 WIB
Program berita terdapat tayangan kekerasan yang dilakukan oleh warga terhadap pencuri
Pasal 26
08.58 WIB
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
31/10/2011
Iklan Home Shoping “Jumping Twist”
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
29/10/2011
Pojok Kampung
40.
Alat olahraga untuk melangsingkan tubuh, terdapat tayangan model wanita yang memperlihatkan pangkal paha, perut dan belahan dada
31/10/2011
110
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
41.
Iklan Home Shoping “Iklan Mini-Q”
31/10/2011
09.38 WIB
Iklan alat pelangsing tubuh, terdapat tayangan yg mengeksploitasi bentuk payudara, paha, perut secara vulgar
Bab. X pasal 17 item A (sensualitas )
(Tabel 15) Sesuai tabel 15 di atas
temuan pelanggaran JTV didominasi home
shopping yang mencapai 33 tayangan. Peraga iklan home shopping kerap melanggar pasal-pasal P3 dan SPS tentang sensualitas karena pakaian yang dikenakan terlalu vulgar menampilkan bentuk dada, perut dan pangkal paha. Biasanya ini terjadi pada alat peraga untuk iklan home shopping alat-alat olah raga. Tapi ada beberapa iklan home shopping yang bukan menawarkan alat olah raga, tapi peraganya juga tampil vulgar dan seksi dan jelas melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS). Sepertinya pembuat iklan home shopping sengaja menampilkan peraga yang tampil seksi untuk menarik penonton. Selain iklan home shopping, pelanggaran yang ditemukan pada tayangan bulan Oktober di JTV adalah program berita seperti Pojok Pitu dan Pojok Kampung. Pelanggaran tayangan berita JTV adalah menampilkan kekerasan secara vulgar berupa gambar orang memukul atau kejadian brutal yang kerap menghiasi program berita layar kaca. Selain itu wajah pelaku tindak kejahatan yang seharusnya tidak boleh ditampilkan secara vulgar, oleh JTV masih dilanggar dengan menampilkan wajah pelaku tanpa disamarkan.
111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Terdapat inkonsistensi ragam muatan lokal pada program acara televisi lokal di Surabaya. Lima televisi lokal yaitu BCTV, MHTV, Arek TV, MNTV dan JTV belum maksimal dalam menyajikan program siaran lokal karena berbagai kendala. Hambatan yang muncul adalah keterbatasan anggaran dan peralatan produksi. Hal ini disebabkan minimnya iklan untuk tv lokal, sehingga mempengaruhi operasional dan pengembangan program siaran tv lokal. Kalaupun ada pemasukan dari iklan lokal, itupun tidak mampu sepenuhnya menopang biaya operasional dan biaya produksi. Untuk itulah pilihan kerja sama dan sharing program dengan menyiarkan konten yang pernah diputar di televisi swasta Jakarta (re-run) dari production house dan merelay siaran Jakarta semata-mata untuk mengisi kekosongan jam siaran karena keterbatasan produksi program lokal. Meski begitu empat tv lokal ini berkomitmen tetap memproduksi siaran lokal untuk mengangkat potensi budaya lokal dengan melibatkan tim produksi lokal. Bila BCTV, MHTV dan Arek TV sudah bisa melakukan produksi siaran lokal dari Surabaya, tidak demikian dengan MNTV yang masih terkendala dengan keterbatasan sarana peralatan produksi dan studio. Tetapi empat televisi lokal ini punya itikad baik untuk mengurangi ketergantungan program Jakarta secara 112
bertahap. Tentunya sebagai entitas badan hokum tv lokal di Surabaya, program siarannya juga harus mencerminkan lokalitas meski kualitasnya belum sebanding dengan produksi tv swasta nasional di Jakarta. Empat tv lokal di Surabaya ini juga akan mempertahankan identitas tv lokalnya sesuai dengan pengajuan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran. Sebab munculnya dua logo televisi di layar kaca pada program acara sebuah televisi lokal kadang membingungkan pemirsa dan seolah-olah identitasnya tidak jelas. Misalnya BCTV dengan Kompas TV awalnya, tapi sekarang Kompas TV sudah berubah menjadi tulisan Kompas saja sebagai production house. Begitu juga dengan MNTV yang awalnya logonya jadi satu dengan B-Channel, sekarang mulai memisahkan logo B-Channel Jakarta hanya untuk acara yang direlay. Sedangkan JTV yang sudah mampu memproduksi siaran lokal ternyata masih menggantungkan pada iklan home shopping yang diakuisisi untuk menutup jam tayang lokalnya. Dengan kata lain, iklan home shopping dijadikan alternatif tayangan program lokal untuk menyeimbangkan tayangan produksi lokal yang tidak sepenuhnya bisa diproduksi. Tentu saja alasan klasiknya adalah anggaran untuk produksi siaran lokal yang belum mampu di cover sepenuhnya oleh pengelola JTV. Padahal kualitas sumber daya penyiaran baik berupa staf produksi dan peralatan produksinya sudah memadai. Tapi karena iklan home shopping menawarkan profit maka iklan home shopping dijadikan alternatif program lokal, meski ditemukan banyak pelanggaran siaran dalam penayangan iklan home shopping karena menampilkan peraga yang sensual. 113
2.
Terdapat ketidak sesuaian jumlah prosentase program siaran yang diajukan dalam proposal permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran dengan realitas setelah tv lokal beroperasi. Hal ini terjadi karena estimasi sebelum program dibuat lebih mudah
dilakukan. Padahal setelah beroperasi, membuat program ternyata tidak sederhana. Diperlukan ide kreatif, peralatan produksi yang memadai dan awak produksi yang handal untuk bisa membuat program acara lokal yang berkualitas. Konsekuesinya pada anggaran yang tersedia. Karena produksi sebuah program acara tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, maka kualitas program acara yang dihasilkan juga tergantung anggarannnya. Bila dananya ada maka produksi bisa dengan mudah dilakukan dengan kualitas produksi yang baik. Tetapi bila dana terbatas, produksi program akan terganggu. Padahal jam siaran membutuhkan produksi program acara yang tidak hanya sekali, tapi terus menerus dan ajeg untuk menjaga kontinyuitas program acara sehingga pemirsa mau menonton. 3.
Televisi lokal di Surabaya belum sepenuhnya mematuhi aturan siaran yang tertuang dalam UU Penyiaran maupun yang lebih khusus pada pasal-pasal yang tercantum dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3& SPS). Pelanggaran yang masih dilakukan empat tv lokal di Surabaya adalah soal
tayangan pornografi dan kekerasan. Pemahaman aturan-aturan apa yang boleh dalam pembuatan program siaran dan aturan apa yang boleh dan tidak boleh
114
dalam penayangan acara siaran seperti yang tertuang dalam P3 dan SPS belum sepenuhnya dimengerti awak media penyiaran televisi lokal. Hal ini disebabkan kurangnya waktu sosialisasi dan diskusi yang membahas tentang aturan pembuatan program dan penayangan acara karena awak media terlalu sibuk dengan jadwal produksi program. Selain itu faktor pengawasan internal juga lemah. Dimana seluruh program acara sebelum ditayangkan harus benar-benar clear dan sudah dipertimbangkan matang oleh bagian quality control yang fungsinya belum dimaksimalkan. Bagian quality control merupakan “penjaga pintu” terakhir untuk menyaring tayangan-tayangan kekerasan, seksualitas, dan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan regulasi penyiaran. Persoalannya bila tayangan itu berupa iklan niaga yang ada faktor komersial untuk membiayai operasional tv lokal, hal itu sulit dikontrol meski pengelola program sendiri tahu beberapa adegan atau peraga dalam iklan komersial tersebut bisa dikatagorikan melanggar P3 dan SPS. Padahal jelas semua materi siaran yang ditayangkan di layar kaca harus tunduk pada UU Penyiaran serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang ditetapkan Komisi Penyiaran Indonesia.
115
5.2. Saran 1. Perlunya upaya untuk menyehatkan tv lokal Perlu adanya upaya menyehatkan tv lokal, sehingga tidak sampai lesu darah karena kekurangan dana akibat terbatasnya iklan komersial pada program acara tv lokal. Salah satu upayanya adalah melalui regulasi Sistem Stasiun Berjaringan dimana televisi swasta nasional di Jakarta yang modalnya kuat harus menggandeng tv lokal di daerah-daerah. Artinya untuk bisa bersiaran ke seluruh penjuru tanah air, tv swasta nasional harus menggandeng dan berafiliasi dengan tv lokal di daerah-daerah. Sehingga siaran tv swasta hanya bisa diakses melalui tv lokal. Pada jam-jam tertentu tv lokal merelay tv swasta sebagai induk jaringan, sedangkan pada jam lainnya tv lokal bisa menyajikan program acara lokalnya sendiri. Ini mirip dengan stasiun TVRI yang memiliki siaran relay dan siaran lokal. Dengan model siaran berjaringan, publik lokal tetap bisa mendapatkan siaran lokal tetapi masih bisa menikmati siaran tv swasta dari Jakarta. Dengan begitu tidak semua acara dari Jakarta masuk ke daerah-daerah karena kenyataannya tidak semua acara tv swasta cocok dengan budaya lokal setempat. Justru tv swasta akan memiliki pilihan program yang makin beragam. Acara-acara tv lokal yang menarik tentu bisa disiarkan oleh tv swasta dan bisa dinikmati pemirsa yang lebih luas di seluruh Indonesia. Share iklan-pun bisa dilakukan antara tv swasta dan tv lokal dengan perjanjian di awal. Sehingga tv lokal juga mendapatkan pemasukan dari tv swasta selain iklan lokal. Harapannya 116
dengan sumber dana yang bertambah, pengelola tv lokal terpacu untuk membuat program lokal yang berkualitas selain bisa menutup biaya operasional tv lokal itu sendiri. Sistem Stasiun Berjaringan sebenarnya merupakan amanat UndangUndang Penyiaran untuk menjamin keberagaman program acara (diversity of content) dan keberagaman kepemilikan (diversity of ownership). Tetapi regulasi tentang Sistem Stasiun Berjaringan yang telah dikeluarkan pemerintah belum bisa terlaksana dan tenggelam oleh isu digitalisasi penyiaran televisi. Padahal sesungguhnya melalui sistem stasiun berjaringan, hak publik untuk menikmati frekuensi sebagai sumber daya alam yang terbatas bisa lebih terjamin seperti semangat demokratisasi penyiaran. Sebab frekuensi itu kanalnya sudah dibagi-bagi di daerah-daerah dan sepenuhnya menjadi hak publik lokal untuk memanfaatkannya. Yang terjadi malah sebaliknya frekuensi radio untuk siaran televisi hanya dikuasai oleh kelompok media besar di Jakarta. Semua siaran televisi terpusat dari Jakarta dengan segala kelebihan dan program acara yang menarik dengan raupan iklan triliunan rupiah setahun. Keberadaan tv swasta ini berbanding terbalik dengan kondisi tv lokal yang hidupnya megap-megap karena dananya terbatas. 2.
Sebagai regulator penyiaran di daerah KPI Daerah Jawa Timur harus terus meningkatkan pengawasannya pada televisi lokal di Surabaya. KPID Jawa Timur harus meningkatkan pengawasan pada televisi lokal di
Surabaya untuk menjamin program siarannya sesuai dengan keberadaannya 117
sebagai tv lokal di Surabaya. Sebab alasan kerja sama atau sharing program dengan production house atau televisi Jakarta untuk mengisi kekosongan jam siran harus dicermati jangan sampai tv lokal berubah identitas dan kontennya menjadi program siaran Jakarta yang disiarkan di tv lokal Surabaya. Sungguh ironis dan menyedihkan bila tv lokal Surabaya yang seharusnya menyajikan program acara hiburan dan informasi untuk pemirsa warga kota Surabaya ternyata hanya menjadi saluran untuk meluaskan pengaruh tv Jakarta di daerah-daerah. Untuk itu KPID harus mensupport tv lokal untuk mampu membuat program lokal sendiri dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun. Dengan kontinyuitas program lokal yang terjaga, secara bertahap pemirsa warga kota Surabaya akan melirik keberadaan tv lokal untuk memenuhi kebutuhan siaran informasi dan hiburan lokal yang menarik, sehat dan bermanfaat bagi publik Surabaya.
118
DAFTAR PUSTAKA
Armando, Ade. 2011. Televisi Jakarta Di Atas Indonesia. Yogyakarta : Bentang Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktek. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : Grafindo Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif . Jakarta : Kencana Djamal, Hidajanto., Fachruddin, Andi. 2011. Dasar-Dasar Penyiaran : Sejarah, Organisasi, dan Regulasi. Jakarta : Kencana J. Moleong, Lexy.2008. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung : Remaja Rosdakarya. Kriyantoro, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertasi Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana Morrison, M.A. 2005. Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Tangerang : Ramdina Prakarsa. Nasution. (2006). Metoda Research (penelitian ilmiah). Jakarta:Bumi Aksara. Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian di Bidang Sosial. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. .........., 2009. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. Jakarta : KPI Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta : LKiS. Sugiyono.2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
Non Buku : Aku
I
Hayu, Mendamba Televisi Lokal Yang http://akuhayu.wordpress.com, 3 Oktober 2011
Melokal.
Diambil
dari
Ketut Gobyah. Berpijak pada Kearifan http://www.balipos.co.id, 15 Oktober 2011
Lokal.
Diambil
dari
Maman. S Mahayana. Lokalitas Dalam Sastra Indonesia. Diambil dari http://mahayana-mahadewa.com, 3 Oktober 2011 Setiyo Puji Laksono, Komponen-Komponen Program Televisi. Diambil dari http:/asiaaudiovisual09setiyopujilaksono.wordpress.com, 15 Oktober 2011
Halaman Persetujuan Pembimbing Tesis
INKONSISTENSI PROGRAM SIARAN TELEVISI SWASTA LOKAL DI SURABAYA
OLEH: FAJAR ARIFIANTO ISNUGROHO NIM : 2009912041
Disetujui Pembimbing
(Prof. Dr. H. Sam Abede Pareno, MM)
Mengetahui Direktur Program Pascasarjana
(Dr. F.X. Sukiman, MM)
Halaman Persetujuan Penguji Tesis
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa : Nama : Fajar Arifianto Isnugroho NIM : 2009912041 Telah melakukan perbaikan tesis yang berjudul : INKONSISTENSI PROGRAM SIARAN TELEVISI SWASTA LOKAL DI SURABAYA. Sebagaimana telah disarankan oleh tim penguji.
Disetujui oleh :
Ketua Penguji
Sekretaris
(________________________)
(________________________)
Anggota Penguji
(________________________)
Tanggal 17 Oktober 2011 Transkrip wawancara peneliti dengan BCTV Surabaya Nama Lembaga Penyiaran
: PT. Oxcy Media Televisi (BCTV)
Nama Informan
: Bambang Poerwadi
Jabatan Informan
: Station Manager
Tempat wawancara
: Kantor BCTV Jl. Raya Dukuh Kupang Barat No.109/129 Surabaya
Peneliti Mas bambang terimakasih kesediaan waktunya untuk menerima saya dalam kaitan penelitian tentang konsistensi program televisi lokal di Surabaya pada bulan oktober. Penelitian ini dilakukan untuk mencari bahan kajian yang digunakan untuk menyusun tugas akhir - tesis S-2 saya di Pasca Unitomo. Ada 4 tv lokal di surabaya yang saya teliti yaitu BCTV, MHTV, Arek TV dan MNTV. Yang pertama mas, bagaimana produksi program siaran di BCTV?
Bambang Poerwadi Produksi program BCTV berjalan sesuai komitmen sebagai tv lokal surabaya. Sekarang BCTV punya 16 item acara lokal yang disiarkan mulai jam 6 sampai jam 11 malam. Alhamdulillah semuanya bisa kami lakukan.
Peneliti Acara apa yang jadi unggulan?
Bambang Poerwadi Saya coba buat program namanya Gang Hoky, sitkom yang memotret kehidupan warga kota Surabaya dengan berbagai etnis. Dengan setting di studio kita sedang berupaya membuat acara lokal yang mudah-mudahan bisa diminati pemirsa.
Peneliti Itu di studio surabaya? Kru nya juga dari sini? Bambang Poerwadi Iya mas. Setting studionya di BCTV. Yang ngerjakan juga anak-anak mulai produser, kameramen, editor dan awak produksi semuanya anak BCTV. Saya turun langsung untuk mensupport tim produksi, sekaligus bantu-bantu ide,hehe.. seneng juga punya kesibukan baru.
Peneliti Apa yang mas Bambang ketahui tentang acara lokal?
Bambang Poerwadi Setahu saya acara lokal di tv itu program yang dibuat untuk kebutuhan pemirsa lokal dimana tv itu berada. Tapi ukuran untuk menentukan lokal itu juga agak repot karena pemirsa kita perilakunya ternyata tidak lokal, terutama saat nonton tv. Mereka lebih suka tayangan yang lain, daripada sekedar memelototi program lokal. Ini untuk pemirsa mayoritas. Tapi mungkin masih ada yang masih suka dengan acara lokal saya juga ikut senang.
Peneliti Maksutnya acara lokal kurang diperhatikan dan digemari pemirsa ya mas? Apalagi saat jam-jam prime time?
Bambang Poerwadi Program acara lokal prime timenya lokal. Kalo kata AGB Nielson itu ya jam yang dikasih di lokal, Nielsen pernah rilist jam lokal itu terbanyak itu antara pukul 10.00 s/d 17.00 sore. Jadi betul menurut AC Nielson, prime time lokal jam 10.00 s/d 17.00, saya masih punya datanya kalau tidak salah. Diatas jam itu sudah tidak ada orang lokal yang melihat televisi lokal semuanya larinya ke TV nasional. Dikalangan media planner mas, media planner itu orang yang mengatur jam berapa acara disiarkan, mereka tidak lagi mengejar prime time, karena untuk
penempatan TV lokal, prime time itu terlalu sempit, kalau untuk tv nasional prime timenya dari jam 6 s/d 9 malem, dan itu hanya 3 jam, padahal itu iklan yang masuk sangat banyak sehingga iklan-iklan tersebut banyak dimuntahkan. Makanya banyak iklan di jam itu maka iklan itu tidak efektif banyak iklan yang tidak nyambung dengan program. Misalnya sinetronnya soal warisan programnya soal asuransi, itu menjadi tidak nyambung. Akhirnya mereka memakai sistem indeks, indeks itu adanya kesesuaian program dengan produk iklannya. Misalnya iklan deodoran yang biasanya digunakan oleh Moto GP itu pasti tidak ditayangkan pada waktu jama prime time tapi ditayangkan pada jam malam. Akhirnya pengiklan sekarang tidak lagi mendewakan prime time, RCTI itu pelopor untuk tidak mengejar prime time, makanya dibuatlah dahsyat itu mulai pagi sampai dengan siang, itu jamnya buang tetapi itu ratingnya tinggi, sharenya juga tinggi dana pengiklannya banyak, mengenai istilah prime time sebenarnya bukan dari televisi, tetapi dari pengiklan. Jam berapa yang banyak penontonnya, istilah prime time itu mitos yang dibuat oleh pengiklan. Sebenarnya kalau di televisi itu semuaanya jam itu prime time.
Peneliti Karena sebenarnya berfikirnya logis saja mas, kalau antara jam 6 sampe 9 malem orang itu mesti pengennya cari hiburan, sudah capek penginnya lihat yang senengseneng. Tetapi kalau jam 10 sampe jam 3 sore itu yang melihat orang lokal seperti ibu rumah tangga itu membutuhkan informasi mengenai info memasak karena jam-jam seperti itu untuk memasak, pegawai yang tidak terlalu sibuk, dan anak yang sudah pulang sekolah. Pikiran logis saya ya seperti itu. Prime time jam 10 – 3 sore itu adalah prime time wilayah setempat. Katanya itu tidak ada prime time wilayah setempat itu, tadi seperti yang disampaikan mas bambang juga, bahwa prime time menurut dia misalkan programnya apa produknya apa.
Bambang Poerwadi Jarak waktunya prime timenya sekarang sudah bergeser dan berarti sudah berubah. Dulu itu prime time hanya jam 7 malem s/d jam 9 malem, cuma 2 jam,
tetapi sekarang bergeser dari jam 5 s/d jam 10 malem, nanti mungkin bisa bergeser lagi, tergantung dari kesibukan seseorang. Sekarang orang Surabaya tinggal paling jauh di Sidoarjo dan suatu saat mungkin akan sampai Jombang, seperti di Jakarta sana.
Peneliti Untuk sekarang ini tayangan lokalnya sudah berapa persen pak?
Bambang Poerwadi Untuk tayangan lokal sekarang ini sebanyak 30% setiap harinya berarti 5 jam setiap harinya. Di saya prime time dikasih saya dan saya ambil semua, mulai jam 12 siang dan di bawah jam 5.
Peneliti Bagaimana dengan siaran BCTV dari Kompas TV?
Bambang Poerwadi Kompas TV itu sudah clear mas sebagai PH (production house). BCTV kerja sama dengan kompas karena kontentnya baik, tidak ada sinetron dan cocok untuk keluarga dan anak-anak. Setahu saya, semua investasi itu masih di tandatangani sendiri oleh Bapak Budi direktur kami. Dan isyu penjualan ke kompas bagi saya juga gak cocok. BC TV itu menempati kanal sekunder, semestinya kalau saya mau membeli saya akan mempertimbangkan itu. Kalau toh dijual, kalau kanal sekunde itu power dibatasi, sesuai dengan Kepmen 76, kalau kanal sekunder itu tidak laku. Beda lagi kalau MHTV itu menggunakan kanal primer, maunya menunggu karena ragu juga IPP juga belum tetap. Kalau tidak salah Kompas TV itu untuk di Jatim akan mengajukan sendiri tetapi ke sistem digital. Kompas juga sudah memikirkan ini sudah njlimet, saya berani jamin kanal analog sudah tidak laku lagi, semuanya berpindah ke digital.
Peneliti Tentang tim produksi BCTV mas, apa mereka tahu P3 dan SPS?
Bambang Poerwadi Hehe..ya ini problemnya mas.gara-gara P3 dan SPS saya harus sering dolan ke kantor KPID dapat panggilan klarifikasi, hehe. Saya tidak kurang-kurang untuk mengingatkan produser dan tim produksi agar mereka selalu hati-hati terutama untuk tayangan yang akan disiarkan karena semua ada aturan dari KPI yaitu P3 dan SPS. Bebereapa kali meeting juga saya bahas juga. Tapi karena load pekerjaan mereka untuk jadwal produksi tinggi, P3 dan SPS belum sepenuhnya paham. Tapi saya sudah buat aturan internal, soal SOP dan mekanisme kerja produksi dan operasional yang saya ambilkan dari P3 dan SPS. Peran quality control juga belum bisa jalan sepenuhnya karena jujur saya kurang orang . padahal QC penting banget sebagai pintu terakhir program siaran itu siap tayang atau tidak..
Peneliti Mas bambang, bagaimana komitmen BCTV sebagai tv lokal di Surabaya?
Bambang Poerwadi Secara bertahap kami juga berupaya terus memenuhi kebutuhan pemirsa. Sehingga sayapun berusaha mempertahankan produksi lokal meski harus berdarah-darah karena costnya tinggi mas, sedangkan pemasukan iklan minim karena pemirsa juga terbatas. Dan itu sudah saya sampaikan ke direksi dan management sementara masih mendukung upaya saya,hehe..
Tanggal 17 Oktober 2011 Transkrip wawancara dengan MHTV Surabaya Nama Lembaga Penyiaran
: PT. Televisi Elang Media Internasional
Nama Informan
: Eko Purwanto
Jabatan Informan
: Direktur
Tempat wawancara
: Kantor MHTV Jl. Kertajaya Indah
No.61Surabaya
Peneliti Terima kasih pak eko sudah luangkan waktu untuk saya yang meneliti program siaran lokal tv lokal di surabaya untuk tesis S-2 saya di Unitomo. Ada 4 tv lokal yang saya teliti yaitu BCTV, MHTV, Arek TV dan MNTV. Langsung saja pak, bagaimana produksi siaran di MHTV pak, karena saya liat acaranya sebagian besar sepertinya bukan produksi sendiri?
Eko Purwanto Ya mas fajar, saya sampaikan dulu sejak bulan agustus MHTV sudah banyak berubah,hehe.. kami sudah full pindah dan menemepati kantor-studio di Kertajaya Indah No.61. jadi sudah tidak gabung RCTI lagi,hehe.. Disini kita sudah punya studio sendiri, peralatan produksi, staf produksi dan tenaga operasional lainnya. Alhamdulillah. Nah untuk program MHTV sekarang kami sudah punya 9 program yang kita produksi sendiri..smuanya sesuai format MHTV yang hadir sebagai televisi kesehatan bagi warga surabaya
Peneliti Acara yang paling menarik atau unggulan apa pak?
Eko Purwanto Semuanya menarik mas,hehe.. kepedean yo,hehe. Tapi acara talkshow yang membahas masalah kesehatan dan kebugaran menjadi andalan kami untuk menarik perhatian pemirsa. Targetnya jelas, setiap orang butuh informasi tentang kesehatan dan hidup sehat
Peneliti Produksinya di mana pak?
Eko Purwanto Ya disini, studio MHTV dengan teman2 produksi juga staf saya yang kita berdayakan, karena memang tenaga operasional dan produksi hanya 27 orang yang harus kita maksimalkan,hehe..
Peneliti Soal program lain yang bukan produksi MHTV gimana pak, maaf kembali ke pertanyaan awal,hehe?
Eko Purwanto Oh ya,hehe.. gak papa.. jadi gini mas fajar. Yang kami lakukan adalah murni kerja sama atau sharing program dengan sun tv jakarta. Dan semuanya ada kontrak perjanjiannya
dan
tidak
ada
yang
merubah
apapun
terutama
soal
kepemilikan,hehe. Pilihan itu saya ambil karena jujur saya agak repot untuk mengisi kontent program siaran MHTV yang bersiaran awalnya akan 20 jam. Sehingga tawaran kerja sama program saya ambil untuk memenuhi jam tayang. Tapi saya masih punya harapan MHTV bisa lepas dari jakarta..
Peneliti Artinya MHTV punya komitmen sebagai tv lokal surabaya?
Eko Purwanto ya mas. Komitmen sebagai tv lokal yang bisa punya produksi lokal sendiri tentu jadi impian semua pengelola tv lokal mas. Karena jujur, pilihan mendirikan dan mengelola tv lokal seperti sekarang juga pilihan yang bukan tanpa resiko. Sebab semua orang tahu punya tv itu investasinya gedhe. Mendirikan tv itu mahal tapi bikin program ternyata lebih mahal,hehe.. jadi kami harus banting tulang, berkerja keras, fokus dan konsentrasi agar MHTV bisa tetap beroperasi,hehe
Peneliti Apa yang pak eko ketahui tentang program siaran lokal?
Eko Purwanto Setahu siaran lokal atau local content itu ya siaran yang mengangat potensi lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal setempat sejauh siaran tv diterima. Tapi sekali lagi memang kontent lokal itu juga perlu proses dan tidak mudah.
Peneliti Hambatan utamanya apa pak?
Eko Purwanto Terus terang masalah anggaran. Saya tadi katakan membuat program tv itu ternyata lebih mahal daripada waktu mendirikan tv dengan investasi yang jelas. Tapi kalau membuat program, sudah repot dan capek tapi ternyata gak ada yang nonton,hehe.. kalau sudah begitu iklan juga gak ada mas.. lha bagaimana bisa membuat program yang baik seperti tv Jakarta kalau modal kami pas-pasan, yang penting tetap bisa operasional
Peneliti Tentang upaya meminimalisir pelanggaran siaran pak, apa yang dilakukan MHTV? Apakah pemahaman staf tentang P3 dan SPS jadi ukuran tayangan tidak lagi bermasalah?
Eko Purwanto ya beberapa kali kami memang mendapat panggilan klarifikasi dari KPID tentang program siaran yang dianggap melanggar. Ya saya anggap itu sebagai pelajaran mas,hehe.. kalau gak gitu ya gak tau tayangan mana yang dianggap bermasalah. Kami juga masih terus belajar membuat program yang baik sesuai aturan. Tapi sekali lagi semuanya tidak mudah dan saya anggap bagian dari proses. Kadang menurut tim produksi kami sudah gak masalah, tapi kata pemirsa yang mengadukan ke KPID melanggar karena dianggap terlalu vulgar unsur seksualitasnya dan lain sebagainya sehingga melanggar P3 dan SPS,hehe.. saya positif thinking saja.. saya yakin semuanya untuk kebaikan.. tapi staf kami tentu sudah saya bekali dengan standar produksi siaran dan aturan-aturan pembuatan serta penayangan program, termasuk P3 dan SPS. Mungkin karena beradaptasi tadi mas, semuanya berproses, apalagi kami sebagai tv lokal baru
Peneliti ada bagian quality control yang mengawasi program sebelum tayang ?
Eko Purwanto Job dis staf produksi dan operasional semuanya sudah diatur mas.. tentunya kami juga punya QC yang sudah menjalankan fungsinya. Kalau belum maksimal ya itu saya anggap sebagai bagian dari proses, karena sekarang memang tidak mudah untuk mecari staf produksi. Apalagi tv lokal di surabaya juga banyak, sehingga mereka seringkali berpindah-pindah,hehe.. terima kasih sudah diingatkan soal pentingnya quality control itu, yang ternyata perannya cukup vital juga ya mas..
Tanggal 20 Oktober 2011 Transkrip wawancara dengan Arek TV Surabaya Nama Lembaga Penyiaran
: PT. Arek Surabaya Televisi (Arek TV)
Nama Informan
: Imung Mulyanto
Jabatan Informan
: Manager Program siaran
Tempat wawancara
: Kantor Arek TV Jl. Mayjen Sungkono No.149-151 Surabaya
Peneliti Pak imung saya sedang melakukan kajian terhadap program lokal empat tv lokal di surabaya yaitu BCTV, MHTV, Arek TV dan MNTV untuk bahan nyusun tesis S-2 saya di Unitomo. Terima kasih sekali sudah luangkan waktu untuk saya. Pertama, bisa cerita tentang program acara Arek TV mas?
Imung Mulyanto Terimakasih, kita mempunyai 30 program acara, nanti dari rundown ini bisa kelihatan perbandingannya lokal dan nasionalnya, kita bersiaran dari jam 06 pagi sampe 12 tengah malam Jadi kita bersiaran selama 18 jam per harinya. Untuk tayangan lokal ada 17 item program acara sedangkan nasionalnya ada sekitar 13 item program acara.
Peneliti Maksutnya program acara nasional?
Imung Mulyanto Kita melakukan kemitraan artinya kita tidak eksekusi sendiri, kita bekerjasama dengan PH, bisa dengan lembaga lain seperti kemendiknas, dan juga dengan tv nasional. Kita bekerjasama dengan ANTV, karena memang mereka mempunyai stok program yang banyak. Kalau kaitannya dengan hak siar, misalnya persebaya
yang punya ANTV, itu antara lain dalam bentuk kemitraan. Atau dengan lembaga lokal seperti PT. Pesawat Toyiban yaitu sebuah agency untuk umroh dan haji.
Peneliti Untuk kerjasama dengan PH/ agency kurang lebih berapa jam per harinya?
Imung Mulyanto Kita memang masih minim sekali, kita menggunakan sistem built in yaitu dengan mengcontrol kontennya. Memang ada beberapa pengiklan seperti home shopping, karena memang kita belum bisa mengandalkan untuk produksi sendiri, kita masih terenggah-engah makanya kita barter program.
Peneliti Berapa jumlah item program yang diproduksi sendiri oleh Arek TV.
Imung Mulyanto Yang inhouse production sendiri, ada sekitar 15 item, durasinya kurang lebih sekitar 30 sampai 60 menit.
Peneliti Menurut pak Imung kontent lokal atau program siaran lokal itu seperti apa?
Imung Mulyanto Program lokal itu ya acara yang dibuat sendiri oleh lembaga penyiaran lokal dengan mengangat potensi lokal daerah setempat. Dengan begitu acara yang diproduksi bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan. Tapi untuk menentuka acara lokal yang digemari pemirsa juga tidak mudah, mungkin perlu riset dan survey dulu mas
Peneliti Beberapa program arek tv juga ditayangkan Antv mas? Seperti acara kuliner Luekoh?
Imung Mulyanto Kalau ditanya apakah program “Luekoh” itu apa masih ada, memang masih ada tetapi ditayangkan cuma pada ada weekly/ mingguan. Untuk berita/news saja sudah 2,5 jam, kemudian program religi sekitar 1,5 jam seperti Embun Pagi, Majelis Taklim itu striping setiap hari, itu lokal dengan poduksi sendiri. Untuk acara setiap harinya ada Dagelan Arek, Silabus Stiping, artinya kalau bicara harian rata-rata 5,5 jam setiap harinya. Kenapa begitu karena terkait kemampuan SDM yang kita miliki, memang kedepannya kita mempunyai planning untuk ada peningkatan. Kalau untuk musik kita pilih yang nasional, sedangkan untuk sport/olahraga kita pilih yang internasional. Kalau untuk berita./ newsnya kita tayangkan secara utuh, misalkan kejadian di Sidoarjo atau lamongan. Itu sebagai strategi, terus terang saja, kita merasakan betul, mulai bulan April sampe Agustus 2011 kita benerbener harus mulai dari nol, kita harus bikin baru. Memang kami masih punya stok program yang banyak. Kalau tentang striping kami tidak akan menayangkan, kalau mengenai pendidikan kita sudah ada MoU dengan Kemendiknas.
Peneliti Untuk Arek TV, di Surabaya ini sebenarnya di jam berapa sih prime timenya?
Imung Mulyanto Kalau dari sisi bisnis, dari jam 6 sampe 8 malam seperti acara silabus dan dagelan arek. Alhamdulillah. Kami berupaya menjaga komitmen sebagai tv lokal surabaya yang acaranya harus mengena, istilahnya surabaya banget,hehe
Peneliti Ada rencana apa lagi untuk pengembangan program arek tv pak?
Imung Mulyanto Ini kedepannya ada siaran lokal, namanya program Arek Pinter, kita akan melakukan roadshow ke sembilan kota. Sesuai dengan izinnya Arek TV, nanti ada program Arek Band kita kerjasama dengan Band Letto untuk mengali dan mencari bakat anak-anak muda Surabaya. Kalau bicara home shopping, memang betul karena dari iklan tersebeut kita terima untuk mencari modal untuk biaya program yang kita rencanakan kesana. Pemegang saham memberitahu saya bahwa saya harus mandiri, maksudnya mereka tidak serta merta memberikan dan sudah tidak didrouping modal dari mereka, kita mencari sendiri. Kalo ditegur, kita memang tidak enak dengan KPID, tetapi bagaimana nasib anak-anak yang sudah bekerja di kita, mereka butuh gaji, butuh makan dan sebagainya. Tapi kita terus berusaha terus melakukan inovasi untuk menayangkan acara yang sehata dan kreatif.
Peneliti Soal pembinaan staf produksi utamanya memahamkan mereka tentang P3 dan SPS bagaimana?
Imung Mulyanto Ya itu juga bagian tugas saya untuk menshare aturan-aturan dalam pembuatan program dan penayangan program. Workshop dan diskusi tentang P3 dan SPS yang digelar KPID secara intens diikuti para produser dan awak produksi kami. Tentu secara internal kami juga terus mengingatkan mereka untuk meminimalisir teguran dari KPID.
Peneliti Ada hambatan pak dalam mengelola siaran lokal?
Imung Mulyanto Soal iklan mas. Mestinya ada solusi untuk membantu memecahkan masalah ini. ketika pengiklan
mau pasang iklan ke kita mereka menayakan rating dan
sebagainya kita masih punya kewajiban ini dan itu. Semuanya iklan larinya untuk Jakarta, itu yang dirasakan oleh media lokal, kita sudah mengurusi lokal, kita ditanyakan CSR mengitungnya radius dan sebagainya. Memang berat, semua iklan ditarik Jakarta, kita yang didaerah tidak kebagian, mohon bisanya di sharekan ke daerah-daerah, supaya yang didaerah ini bisa bernafas. Memang perlu dan harus dibikinkan sebuah forum seperti itu. Apa kontribusinya untuk kita yang didaaerah ini, itu tidak hanya televisi saja tapi untuk radio juga.
Tanggal 20 Oktober 2011 Transkrip wawancara dengan MNTV Surabaya Nama Lembaga Penyiaran
: PT. Matahari Nusantara ( MNTV)
Nama Informan
: Agus Ekanadi
Jabatan Informan
: Assisten manager Program siaran
Tempat wawancara
: Kantor Krukah Utara No.20 Surabaya
Peneliti Mas eka terima kasih waktunya untuk menerima saya yang sedang mengumpulkan bahan tesis S-2 saya di pasca Unitomo tentang kajian program siaran tv lokal di surabaya. MNTV adalah salah satu tv lokal yang kami kaji selain BCTV, MHTV dan Arek TV. Soal program siaran di MNTV bagaimana mas eka bisa diceritakan?
Agus Ekanadi Iya pak, untuk harian MNTV baru bisa memproduksi 3 acara dengan durasi 60 menit. Produksi itupun disupport peralatan dan tim produksi dari jakarta. MNTV memang digandeng sebuah tv lokal di jakarta B-Channel. Sehingga mayoritas program siarannya kami merelay siaran B-Channel jakarta.
Peneliti Apa ada kesulitan untuk produksi sendiri?
Agus Ekanadi Kesulitannya tentang sarana dan tenaga tim produksi yang terbatas pak. Upaya bekerja sama dengan PH surabaya untuk produksi siaran lokal juga sudah dilakukan tapi belum maksimal karena keterbatasan anggaran. MNTV sedang menyiapkan studio produksi di Jl, Mayjen Sungkono Surabaya. Kami sedang transisi untuk menempati studio produksi yang baru. Smoga bisa lebih baik lagi
Peneliti Padahal sebagai tv lokal di Surabaya mestinya MNTV harus menyajikan acara yang menunjukkan identitas Surabaya, bukannya memindahkan siaran Jakarta ke Surabaya. Tanggapan anda ?
Agus Ekanadi Kami bukan bermaksud menghilangkan identitas sebagai tv lokal di surabaya pak. Kami hanya ingin menyajikan siaran yang terbaik mesti kontentnya masih disupport dari Jakarta. Yang jelas misi management adalah memberikan siaran yang baik dan bermanfaat bagi publik surabaya. Tapi nantinya dengan studio baru dan perangkat produksi yang sudah disiapkan kami juga akan menambah program siaran lokal untuk pemirsa surabaya. Saat ini logo MNTV sudah muncul terpisah dengan B-Channel sebagai identitas tv lokal Surabaya
Peneliti Apa yang mas eka ketahui tentang program siaran lokal ?
Agus Ekanadi Siaran lokal ya acara yang dibuat di daerah untuk pemirsa di daerah pak. Kendalanya memang harus banyak ide, tim produksi yang kuat dan peralatan produksi yang memadai. Ini bagian dari komitmen kami untuk bisa melakukannya, tapi secara bertahap karena persaingan tv lokal demikian ketat, sedangkan cost operasionalnya juga sangat tinggi.
Peneliti Apa program acara MNTV yang paling menarik?
Agus Ekanadi Untuk acara MNTV sendiri sebagai tv lokal memang belum ada yang dominan menjadi perhatian pemirsa. Yang menarik adalah program siaran dari Jakarta seperti acara kuliner, drama korea dan film anak-anak shoun the sheep. Ini juga
strategi kami untuk mencoba menarik perhatian pemirsa surabaya dengan filmfilm impor. Harapannya nanti tv lokal juga mampu menyajikan film import yang berkualitas dan bisa bersaing dengan film impor yang ditayangkan tv swasta jakarta
Peneliti Untuk rencana MNTV selanjutnya?
Agus Ekanadi Kami sedang merancang program berita lokal dan talkshow. Selain itu feature tentang sisi kehidupan masyarakat surabaya dan jawa timur juga sedang diperbanyak frekuesinya. Semuanya kami lakukan secara bertahap.
Peneliti Tentang pemahaman tim produksi terhadap P3 dan SPS?
Agus Ekanadi Program siaran kami semuanya sudah berupaya mematuhi aturan P3 dan SPS. Karena sejak awal MNTV berkomitmen menjadi tv yang menyajikan program siaran yang baik dan bermanfaat bagi pemirsanya. Tentang adegan kekerasan pada film drama korea dan impor lainnya yang sering muncul karena menurut saya perbedaan persepsi saja. Bagi bagian quality control kami sudah clear, tapi ternyata tidak bagi penonton atau KPI sendiri. Tapi prinsipnya, P3 dan SPS sudah menjadi bagian regulasi yang harus kita patuhi selain aturan mekanisme internal tentang Standar Operating Procedur (SOP) produksi di MNTV
Tanggal 22 Oktober 2011 Transkrip wawancara dengan JTV Surabaya Nama Lembaga Penyiaran
: PT. Jawa Pos Media Televisi ( JTV)
Nama Informan
: Imam Syafi’i
Jabatan Informan
: Direktur Program Siaran
Tempat wawancara
: Kantor JTV Jl. A.Yani No.88 Surabaya
Peneliti Mas Imam terima kasih waktunya untuk menerima saya yang sedang mengumpulkan bahan tesis S-2 saya di pasca Unitomo tentang kajian program siaran tv lokal di Surabaya. JTV adalah salah satu TV lokal yang saya kaji selain BCTV, MHTV, Arek TV dan MNTV. Soal program siaran di JTV bagaimana mas, bisa diceritakan? Imam Syafi’i Terima kasih perhatiannya JTV dijadikan kajian tesis studi S-2. Sejak awal berdirinya kami berkomitmen menjadikan JTV sebagai TV lokal yang diminati masyarakat Surabaya dan Jawa Timur. Untuk itu program-program siarannya juga harus kita pastikan betul kalo program itu memang diminati masyarakat seperti ludruk, berita bahasa suroboyoan, acara-acara kesenian dan lain sebagainya. Alhamdulillah, hampur seluruh jam siaran bisa kita isi dengan produksi JTV yang dibuat sendiri oleh tim JTV. Itulah kenapa kami berani pasang tagline JTV seratus persen Jawa timur, karena kami ingin masyarakat tahu positioning kami, JTV hadir dari, oleh dan untuk masyarakat Jawa timur.
Peneliti Tapi masih ada program home shopping yang ditayangkan bukan dibuat JTV?
Imam Syafi’i Ya itu harus kami akui sebagai pelengkap program JTV. Artinya selain programprogram siaran yang hampir semuanya kita produksi, ada beberapa program yang kita akuisisi dalam bentuk kerja sama program dan iklan. Salah satunya adalah acara home shopping yang kami tempatkan pada jam-jam tertentu untuk melengkapi program-program lokal JTV. Ya terus terang, kami juga butuh pemasukan dari iklan. Dan menurut saya itu peluang yang harus kita manfaatkan, karena bagaimanapun nafas tv lokal seperti JTV kan dari iklan. Tapi kita tetap komitmen tetap membuat program siaran yang disukai masyarakat.
Peneliti Ada hambatan mas dalam membuat program JTV? Sebab sebagai tv lokal pertama JTV dituntut untuk bisa jadi contoh bagi TV lokal yang lain? Imam Syafi’i Ya tentu semuanya proses yang tidak instan bila semua program siaran yang kita buat bisa sampai seperti sekarang dan Alhamdulillah mendapatkan perhatian masyarakat. Kendala dan hambatannya tentu tidak sedikit mulai soal anggaran, peralatan produksi, ide kreatif, tim produksi, dan lain sebagainya. Untuk itu perlu kebersamaan untuk mengatasi semuanya. Artinya dengan kekompakan dari semua tim produksi, kami bisa mengatasi semua hambatan itu secara bersama-sama membuat kami jadi lebih banyak tahu tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak dilakukan. Alhamdulillah
Peneliti Untuk rencana JTV selanjutnya? Untuk pengembangan program dan lain-lain kedepan? Imam Syafi’i Kami tentu harus melakukan inovasi dan tidak berhenti membuat program yang menarik dan kreatif. Sebab persaingan tv lokal juga ketat. Kalau kami lengah,
tidak menutup kemungkinan akan dimanfaatkan oleh tv lain. Meski saya yakin dan percaya diri, kami masih bisa unggul bila dibandingkan dengan tv lokal lain di Jawa Timur. Dengan siaran dari Surabaya yang direlay oleh jaringan lokal JTV di seluruh Jawa Timur, komitmen kami untuk menyajikan acara yang menghibur dan informatif bai masyarakat Jawa Timur bisa lebih maksimal. Tentunya saya sangat berterima kasih kepada warga dan publik Jawa Timur yang menurut saya mulai sadar akan kebutuhan hiburan dan informasi dari tv lokal.