MODUL APRIL 2015
INJIL KERAJAAN ALLAH Referensi Alkiab
: Luk 15:11-32; Yoh 3:16; 36; Yoh 8: 1-11
Injil kerajaan Allah adalah berita sukacita mengenai Kerajaan Allah. Kerajaan Allah sama dengan Kerajaan surga, yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh Allah di mana kehendak-Nya dilaksanakan di surga maupun di bumi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pengampunan” berasal dari akar kata “ampun” yang berarti pembebasan dari tuntutan karena melakukan kesalahan atau kekeliruan. Pengampunan : pembebasan dari hukuman atau tuntutan; ampunan. “Hidup kekal” dalam kamus Alkitab disebut sebagai “hidup sepenuhpenuhnya”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kekal” artinya tidak erubah, tidak bergeser selama-lamanya, abad. Jadi, hidup yang kekal artinya hidup sepenuh-peuhna yang diberikan oleh Allah kepada orang percaya di dalam Yesus Krisus yang sifatnya abadi atau berlangsung selamalamanya (baca Yoh.3:16, 36). Dalam Kejadian 3 dijelaskan bahwa Allah tidak pernah melakukan kompromi (persetujuan dengan jalan damai) terhadap dosa manusia. Siapa yang bersalah haru dihukum bahkan upah yang setimpal dengan dosa adalah maut (Roma 6:23). Pada sisi lain juga dijelaskan bahwa orang yang telah dimerdekakan dari dosa dan telah menjadi hamba Allah,beroleh buah yang membawa kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal (Roma 6:22). Allah menghukum manusia yang berdosa, tetapi hukuman tersebut ditanggung-Nya sendiri dengan merelakan anak-Nya yang tunggal menggantikan manusia menjalani hukuman mati di kayu salib. Tindakan Tuhan yang telah rela mengganti manusia itulah yang disebut SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 1
pengampunan. Dengan pengampunan tersebut, maka manusia mendapat kesempatan untuk hidup menurut kasih karunia Allah. Manusia lama (yang berdosa) kita, telah turut disalibkan dan mati bersama Kristus dan bangkit kembali bagi Allah di dalam Yesus Kristus (Roma 6:5-14). Melalui cerita dalam Yohanes 8:1-11 tentang perempuan yang berzinah, kita bisa belajar makna pengampunan bahwa:
Setiap kesalahan, entah besar atau kecil (dalam ukuran manusia) tidak ada satu pun yang tersembunyi di hadapan Tuhan.
Tuhan mengampuni orang yang mau mengakui perbuatannya di hadapan Tuhan.
Pengampunan yang Tuhan berikan membutuhkan konsekuensi yang harus ditindaklanjuti, yaitu tidak mengulangi lagi.
Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri tanpa kasih Allah. Apapun usaha yang dilakukan manusia untuk selamat adalah sia-sia jika Allah tidak menolong manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yoh.3:16-17). Pengampunan, keselamatan, dan hidup yang kekal di dalam Yesus Kristus itulah injil atau berita sukacita bagi orang yang percaya kepada-Nya. Sungguh kita bersukacita karena apa yang Allah sudah sediakan buat kita, asalkan kita percaya kepada-Nya.
SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 2
KARYA ALLAH DALAM YESUS KRISTUS Referensi Alkitab
: Yohanes 14:6
Allah yang telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir menuju Kanaan juga melepaskan manusia dari perbudakan dosa menuju kehidupan yang kekal melalui pengorbanan Yesus. Usaha apa pun yang dilakukan manusia untuk mendapatkan keselamatan tidak akan pernah tercapai karena penyelamatan adalah inisiatif Allah. Keselamatan yang diberikan Allah bukan berdasarkan usaha manusia melelalui amal atau kebaikan, melainkan semata-mata karena kasih-Nya, karena itu keselamatan disebut anugerah Allah. Namun, itu tidak berarti kita tidak perlu berbuat baik. Berbuat baik adalah wujud ungkapan syukur kita atas anugerah Allah. Keselamatan sudah dijanjikan Allah sejak manusia jatuh ke dalam dosa (Kej.3:15); Ia mengutus anak-Nya ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia. Melalui Yesus Kristus yang menjadi Juruselamatdunia kita dapat memahami gambar dan rupa Allah yang sempurna. Gambar dan rupa Allah yang ada pada manusia yang telah rusak oleh karena dosa, dipulihkan kembali di dalam Yesus Kristus. Ia datang ke dalam dunia, menjadi sama dengan manusia, supaya manusia bisa mengenal Dia secara benar. Melalui Dia, cerminan kehendak Allah yang mengasihi, menebus, dan mendamikan bagi umat manusia terpenuhi. Yesus Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, yang lebih utama dari segala yang dicitakan (Kol.1:15). Setiap orang yang telah menjadi milik-Nya, harus meninggalkan manusia lama serta kelakuannya dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus dibaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khalik-Nya (Kolose 3:1-11).
SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 3
Kelahiran Yesus yang dikenal sebagai peristiwa “Natal” merupakan awal penggenapan janji dan karya penyelamatan Allah kepada manusia. Allah yang telah mendamaikan diri-Nya dengan dunia, tidak lagi memperhitungkan pelanggaran mereka. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor. 5:19, 21). Yesus diutus ke dunia untuk membebaskan umat dari dosa yang selama ini membelenggu manusia sehingga manusia kembali hidup dalam persekutuan dengan Allah (Yoh.14:6). Itulah karya penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus. Setiap orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus dipanggil untuk meneladani dan melakukan kehendak-Nya. Kesetiaan untuk melakukan kehendak Allah inilah yang merupakan wujud nyata dari gambar dan rupa Allah yang ada pada manusia. Alkitab menjelaskan bahwa setiap orang yang menjadi milik Kristus juga menjadi milik Allah sehingga:
Setiap orang yang telah menjadi milik Kristus, meninggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan mengenakan manusia baru yang terus – menerus dibaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khalik-Nya (Kol.3:1-11);
Setiap orang yang telah dibaptis dan mengenakan Kristus adalah milik Kristus, berhak menerima janji Allah dan disebut anak-anak Allah (Gal.3:26-29);
Dalam Kristus, segala sesuatu menjadi baru dan Allah memilih dan menempatkan orang-orang beriman sebagai gambar dan rupa Allah (2 Kor.5:17; Rm.8:29; Why.21:5).
Di dalam konsep Kerajaan Allah, keselamatan berlaku bukan hanya bagi orang Yahudi, melainkan untuk seluruh bangsa. Karena itu Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk menyampaikan kabar sukacita itu kepada seluruh bangsa di muka bumi dan mengajar mereka untuk hidup sesuai dengan perintah-Nya (Mat.28:16-20). Istilah-istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan Yesus sebagai Juruselamat 1. Penebus
SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 4
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh.3:16). Yesus diutus ke dunia untuk menebus manusia yang telah berdosa (tidak benar) menjadi benar di hadapan Tuhan. Seharusnya manusia yang dihukum oleh Allah, tetapi Yesus telah menebus dosanya dengan menjadikan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa manusia. 2. Anak Domba Allah Dalam perjanjian Lama dijelaskan bahwa seorang yang telah berdsa harus membawa korban persembahan sebagai korban penebusan dosa di hadapan Tuhan berupa domba jantan yang tidak bercacat cela (Kel.12:5). Dalam Perjanjian Baru, Yesus menjadi korban persembahan di hadapan Allah agar manusia diselamatkan. Karena itu Yesus disebut Anak Domba Allah (1 Kor.5:7; Kis.8:32; 1 Ptr.1:18-19). 3. Yesus adalah Guru/Rabi Jika kita membaca keempat kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes), salah satu tugas yang sering dilakukan Yesus dalam dunia ini adalah mengajar. Karena itu, Dia disebut “guru” atau “rabi” (Mat.26:18; Mrk.5:35; Luk.8:49; Yoh.3:2; Yoh.13:13). Berkali-kali diceritakan mengenai Yesus yang mengajar, baik kepada murid-murid-Nya maupun kepada orang banyakl. Ia mengajar di segala tempat dan berbagai situasi dengan berbagai metode. Dalam pengajaran-Nya, Yesus mengajarkan tentang kasih (karya) Allah yang telah menyelamatkan manusia. Yesus dalam mengajar pun tidak hanya sekadar mengajar seperti yang lazimnya dilakukan oleh seorang guru tetapi apa yang diajarkan-Nya sungguh-sungguh menjadi bagian dari hidup-Nya. Dia menjadi teladan dalam seluruh pengajaran-Nya.
Perlu dipahami juga dengan baik bahwa karya pernyelamatan Allah dalam Yesus Kristus sangat berbeda dengan tindakan manusia dalam konsep menolong seseorang atau sesuatu untuk keluar dari bahaya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “penyelamatan” berasal dari akar kata “selamat” yang berarti terhindar dari bencana; aman sentosa; sejahtera; sehat; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan; SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 5
kerusakan, dan sebagainya. Penyelamatan berarti proses, cara, perbuatan menyelamatkan. Menolong berasal dari akar kata tolong yang berarti minta bantuan. Menolong berarti membantu untuk meringankan beban (penderitaan, kesukara, dsb.); dapat melepaskan dari sesuatu (bahaya dsb.); membantu supaya dapat melakukan sesuatu. Dengan demikian dapat dipahami bahwa “penyelamatan Allah” sangat berbeda dengan tindakan menolong yang dilakukan manusia, karena:
Penyelamatan Allah yang berarti perbuatan atau tindakan yang dilakukan Allah untuk menyelamatkan manuia dari dosa dan memberikan kesejahteraan secara sempurna, sedangkan tindakan manusia dalam konsep menolong ghanya suatu tindakan yang dilakukan untuk memberi bantuan yang sifatnya meringankan beban bagi orang yang ditolong.
Penyelamatan Allah sifatnya kontinu, sempurna, dan abadi sedangkan pertolongan manusia hanya sementara dan terbatas.
Penyelamatan Allah menyangkut seluruh aspek hidup manusia sedangkan tindakan menolong oleh manusia hanya dalam hal tertentu.
Penyelamatan Allah didasarkan pada kasih dan anugerah Allah terhadap manusia yang berdosa, sedangkan tindakan menolong yang dilakukan manusia tidak didasarkan pada “keadaan berdosa dari orang yang hendak ditolong”. Artinya, Allah menyelamatkan manusia dari dosa, sedangkan tindakan menolong yang dilakukan manusia hanya membantu untuk mengeluarkan orang lain dari bencana (bahaya).
Untuk lebih mengerti perbedaan natara penyelamatan Allah dengan tindakan manusia dalam konsep menolong, kita bisa belajar melalui beberapa contoh sebagai berikut: 1. Musa diselamatkan dari air. Ibunya menaruh dia dalam sebuah peti dan meletakkannya di Sungai Nil. Dalam hal ini ibunya hanya bertindak sebagai penolong dia. Demikian juga waktu putri Firaun mengangkat dia dari Sungai Nil dan membawanya ke istana. Baik ibunya, kakaknya (Miryam), putri Firaun, ataupun orang lain yang sempat membantu Musa, mereka hanya orang yang dipakai Tuhan untuk menolong Musa dalam rangka mewujudkan rencana penyelamatan Allah kepada umat-Nya (Kel.1-3). SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 6
2. Yusuf dijual ke Mesir (Kej.37). Saudara-saudara Yusuf cemburu atas perlakuan ayahnya yang sangat menyayangi Yusuf. Mereka mencari jalan untuk menyingkirkan dia. Kesempatan itu ada ketika Yusuf mengunjungi saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba dekat Sikhem. Mereka bermaksud membunuhnya, tetapi Ruben berusaha “menolong” (melepaskan) dia. Yusuf tidak jadi dibunuh tetapi dilemparkan ke dalam sumur kosong. Kemudian Yehuda berusaha menolong (meringankan beban) dengan cara yang lain, yaitu menawarkan agar Yusuf dijual saja, jangan dibunuh. Apa yang terjadi pada Yusuf adalah juga bagian dari rangkaian tindakan penyelamatan Allah kepada bangsa Israel, khususnya melepaskan bangsa Israel kelak dari bencana kelaparan. Karena itu, apa yang dilakukan Ruben dan Yehuda hanya bersifat menolong Yusuf agar terhindar dari pembunuhan saudara-saudaranya. 3. Yesus diselamatkan dari pembunuhan Herodes dan disingkirkan ke Mesir (Mat.2:13-15). Ketika Herodes mendengar dari Orang Majus bahwa ada raja yang baru lahir, ia bermaksud untuk membunuhnya. Maka Malaikat Tuhan menyuruh Yusuf untuk membawa Yesus dan ibu-Nya ke Mesir. Cerita ini juga merupakan bagian dari rangkaian karya penyelamatan Allah kepada manusia di dalam diri Yesus Kristus sedangkan tindakan Yusuf yang membawa Yesus dan ibu-Nya menyingkir untuk sementara ke Mesir hanya merupakan tindakan menolong.
SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 7
MERESPONS PENYELAMATAN ALLAH
Referensi Alkitab: Maz. 103; Rom 6:17-19; 12; 1 Kor 15:56-58; 1 Tes 5:16-17.
Mengucap Syukur “Syukur” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya rasa terima kasih kepada Allah. Bersyukur berarti berterim kasih atau mengucap syukur. Mensyukuri berarti berterima kasih karena suatu hal; berselamatan untuk bersyukur kepada Tuhan. Keselamatan adalah anugerah Allah, kemurahan Allah di dalam Yesus Kristus kepda mereka yang percaya kepada-Nya (Yoh. 3:16). Pembenaran dan keselamatan yang Tuhan anugerahkan tersebut tidak bias dibayar dengan sekadar berbuat baik, melainkan harus dijawab melalui iman dan perbuatan nyata sebagai ucapan syukur. Orang yang diselamatkan adalah orang yang dikuduskan, artinya orang yang dipanggil (dikhususkan) untuk melayani, menyembah, dan memuliakan Allah (1 Kor.1:2). Hidup dalam keselamatan adalah hidup dalam sukacita, kemenangan, dan kemerdekaan. Hidup dalam keselamatan adalah hidup yang selalu menampakkan buah-buah kebenaran dan kekudusan (Gal.5:22) sebagai ungkapan syukur kepada Allah (Rm.6:17-19; 1 Kor.15:56-58). Semua orang yang mengalami kasih setia Tuhan hendaknya mengucap syukur dalam sepanjang hidupnya (Mzm.107:15). Hal yang sama disampaikan Paulus dalam 1 Tes.5:16-17 bahwa “Bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Yesus Kristus bagi umat-Nya”. Mengucap syukur dalam hal ini berarti kita mensyukuri (berterima kasih) akan segala hal yang Tuhan berikan dan izinkan untuk kita alami. Ketika hati kita diisi dengan ucapan syukur, kita akan dapat menghargai kehidupan; pikiran kita pun akan berisi hal-hal positif karena SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 8
ternyata begitu banyak yang allah sediakan bagi kita, takkan pernah kita dapat membalasnya hanya dengan sekadar berbuat baik. Bagaimana kita mengucap syukur pada saat kita memiliki pengalaman menyedihkan, mengecewakan, menakutkan, dsb? Ada anggapan bahwa hidup dalam Tuhan adalah hidup yang serba enak, tidak akan mengalami sakit, kesedihan, duka, atau berbagai hal negative lainnya. Bahkan ada pula yang mengajarkan bahwa hidup dalam Tuhan akan membuat kita menjadi kaya raya. Anggapan-anggapan seperti ini salah, karena Tuhan tidak menjanjikan hidup seperti itu. Tuhan menjanjikan kekuatan saat kita lemah, penghiburan saat kita sedih, harapan saat kita putus asa, bahkan hidup kekal ketika kita meninggalkan dunia ini. Bila kita mengucap syukur untuk apa yang kita terima dan alami, artinya kita percaya bahwa seluruh hidup kita memang ada dalam pemeliharaan Tuhan yang Mahakuasa. Biarlah apa yang dinyatakan oleh Yeremia dalam Ratapan3:22-23 menjadi ungkapan kita juga setiap hari, “Tak berkesudhan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar setia-Mu!” Pengalaman negatif tidak segharusnya membuat kita kecewa, dan putus asa.
Ibadah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “ibadah” adalah perbuatan untuk menytakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; atau ibadat yang berarti segala usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat amupun terhadap alam semesta. Menurut Roma 12:1, ibadah yang sehjati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah , artinya menjadikan seluruh bentuk kehidupan, baik dalam pikiran, perasaan dan perbuatan menjadi sarana untuk memuliakan Tuhan. Perwujudan ibadah kepada Tuhan bisa kita lakukan secara pribadi maupun dalam komunitas. Beribadah secara pribadi artinya menyatakan bakti kepada Tuhan melalui kehidupan pribadi. Beribadah dalam komunitas adalah ibadah yang dilakukan dalam bentuk persekutuan bersama dengan sesame orang percaya, misalnya kebaktian hari Minggu SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 9
oleh jemaat, kebaktian Sekolah Minggu, kebaktian remaja, kebaktian keluarga dsb. Dengan demikian menanggapi penyelamatan Allah dalam kehidupan melalui ucapan syukur dan ibadah berarti bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan atas kasih dan anugerah-Nya yang diwujudkan dalam ketaatan menjalankan perintah-Nya dalam seluruh hidup dan keberadaan kita untuk sesama dan lingkungan.
SAT-2015-03-JH1-MODUL-CHE
Page 10