Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
ISSN : 2088 - 8872
INFLUENCE OF HEALTH EDUCATION OF BRUSHING TEETH AGAINST DENTAL PRACTICE ON ELEMENTARY SCHOOL AGE IN SDN MUSTOKOREJO Dewi1, Prabowo2, Suwarsi3 ABSTRACT Background: Dental health in children is one of the health problems that need attention. Based on the data obtained from public health center Depok I got 15children of 34 children at SDN Mustokorejo experienced dental caries. Efforts to improve the knowledge, attitudes and skills of brushing teeth one with health education. Objective: To know the effect of health education on the practice of brushing teeth against brushing teeth in children of elementary school age inSDN Mustokorejo. Methods: The research was a Quasi-Experimental with research design Non-Equivalent Control Group. The study population was all students in the class IV and V SDN Mustokorejoas many as 66 students. The sampling technique used was simple random sampling with a sample of experimental group of 20 people anda control group of 20 people. The study was conducted in April 2014.The data Analyze byWilcoxon signed rank test analysis. Results: Scores practice before brushing teeth in the experimental group with a median value of 24.00 and after34.00. Scores practice before brushing teeth in the control group with a median value of 24.50 and after 25.50. In the experimental and control groups after being given a posttest obtained value of p=0.000(p <0.05). In the experimental group there were significant differences in the posttest values obtained after administration of p=0.000(p <0.05). In the control group there was no significant difference posttest values obtained after administration of p=0.148(p>0.05). Conclusion: There there were influence of health education on the practice of brushing teeth brushing teeth in children of primary school age in SDN Mustokorejo. Keywords: Health education, brushing teeth, brushing teeth practices. 1
Undergraduate nursing student of Respati University Yogyakarta The Lecturer nursing at Polytechnic of Yogyakarta 3 The Lecturer nursing program of Respati University Yogyakarta 2
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan
PENDAHULUAN Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa(1). Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut(2). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pelayanan kesehatan
gigi
dan
mulut
dilakukan
untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan
penyakit
gigi,
pengobatan
penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan
secara
berkesinambungan
terpadu, dan
terintegrasi
dilaksanakan
dan
melalui
pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, dan usaha kesehatan
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak dan kotoran lain yang berada diatas permukaan gigi seperti karang gigi ataupun sisa makanan dan tidak tercium bau busuk dari dalam mulut(4). Masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor perilaku masyarakat(5). Data Riskesdas (2007), ditemukan 75% penduduk Indonesia mengalami riwayat karies gigi dengan tingkat keparahan gigi indeks DMF-T (Decay, Missing, Filling Tooth) sebesar 5 gigi
perilaku sangat dipengaruhi oleh pengetahuan (8). Besarnya peran perilaku terhadap derajat kesehatan gigi maka diperlukan pendekatan khusus dalam
membentuk
kesehatan
gigi.
perilaku Sikap
positif
yang
terhadap
positif
akan
mempengaruhi niat untuk ikut dalam kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut dan sikap seseorang berhubungan
erat
dengan
pengetahuan
yang
diterimanya dalam proses belajar Proses belajar ini hendaknya dilakukan sejak dini yaitu melalui proses pendidikan kesehatan, khususnya kesehatan gigi(9). Upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan adalah dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu
upaya
yang
penting
untuk
menunjang
kesehatan, terutama pada anak yang memiliki
kebiasaan
dalam
diharapkan
menggosok
agar
gigi
dapat
kurang, mengubah
perilaku/kebiasaan dari yang merugikan kesehatan sampai dengan menjaga kesehatan(10). Berdasarkan
data
yang
diperoleh
dari
Puskesmas Depok I Nanggulan, Maguwoharjo bahwa pada bulan September 2013 telah dilakukan pemeriksaan gigi. Hasil pemeriksaan gigi tersebut didapatkan dari 80 siswa didapatkan 33 siswa yang mengalami karies gigi, 9 siswa yang mengalami persistensi dan 10 siswa yang mengalami kalkulus. Berdasarkan
hasil
studi
pendahuluan
yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 14 dan 16
setiap orang(6). Penyakit yang sering diderita oleh anak adalah karies gigi(4). Sejumlah besar anak pra sekolah menderita karies, dengan prosentase 90% di 95%
gigi dan mulut adalah perilaku atau kebiasaan dan
tingkat kebersihan gigi dan mulut yang rendah dan
gigi sekolah(3).
Bandung,
ISSN : 2088 - 8872
didaerah
perkebunan
teh
pengalengan, 93,3% pada salah satu TK di Kalasan serta 95,9% di salah satu TK di Godean(7). Salah
November 2013 di SD Negeri Mustokorejo dengan wawancara dengan wali kelas III, wali kelas IV, siswa kelas III dan siswa kelas IV yang berjumlah 6 orang siswa, bahwa pada bulan September 2013 di SD Negeri Mustokorejo sudah pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi oleh pihak puskesmas Depok I dan ternyata ada sekitar 15 anak dari 34
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
ISSN : 2088 - 8872
anak di kelas III yang mengalami karies gigi.
1) Siswa kelas IV dan V yang berusia kurang
Selain pemeriksaan kesehatan gigi, anak kelas III
dari 10 tahun dan lebih dari 11 tahun.
dan IV
juga diberikan pendidikan kesehatan
c. Kriteria Drop Out:
tentang
menggosok
1) Hadir saat penelitian namun tiba-tiba sakit.
gigi
namun
hanya
menggunakan metode ceramah dan di SD Negeri
2) Hadir namun tidak mengikuti seluruh proses
Mustokorejo belum pernah dilakukan pendidikan
penelitian.
kesehatan tentang menggosok gigi menggunakan
Besar sampel penelitian eksperimental dihitung
metode demonstrasi dengan melakukan sikat gigi
untuk
masal dan menonton video.
rumus(12): 𝑡 − 1 𝑟 − 1 ≥ 15. Sampel yang drop
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui
dengan
minimal
cara
dengan
menambahkan
sebanyak 20% dari jumlah sampel. Jadi sampel
praktik
dalam penelitian ini berjumlah 40 orang responden
menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar di
dengan rincian 20 responden dimasukkan kedalam
SDN Mustokorejo”.
kelompok
menggosok
pendidikan
diantisipasi
sampel
kesehatan
tentang
“Pengaruh
out
memperoleh
gigi
terhadap
eksperimen
dan
20
responden
dimasukkan kedalam kelompok Kontrol. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen
semu
atau
Quasi
Experimental.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Non
adalah probability sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak (simple random sampling) menggunakan undian.
Penelitian
Variabel dalam penelitian ini menggunakan
menggunakan rancangan Non Equivalent Control
skala pengukuran nominal untuk variabel bebas dan
Group merupakan metode penelitian eksperimen
skala pengukuran interval untuk variabel terikat.
yang membandingkan hasil intervensi pendidikan
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
kesehatan dengan suatu kelompok kontrol yang
a. Variabel Independen atau Bebas
Equivalent
Control
Group.
serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benarbenar sama(11).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pendidikan kesehatan tentang
Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN
menggosok gigi. Parameter untuk pendidikan
Mustokorejo, Depok, Sleman, Yogyakarta pada
kesehatan tentang menggosok gigi yaitu diberikan
bulan April 2014. Populasi dalam penelitian ini
pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi (1)
adalah seluruh siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar
dan tidak diberikan pendidikan kesehatan tentang
Negeri Mustokorejo, Depok Sleman, Yogyakarta
menggosok gigi (2).
dengan jumlah populasi 61 siswa. Kriteria inklusi
b. Variabel Dependen atau Terikat
dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
berikut:
dependen
a. Kriteria Inklusi:
Parameter untuk praktik menggosok gigi diukur
1) Bersekolah di SD Negeri Mustokorejo kelas IV dan kelas V.
adalah
praktik
menggosok
gigi.
menggunakan dengan Cut Of Point nilai median karena data tidak berdistribusi normal yaitu praktik
2) Bersedia menjadi responden.
menggosok gigi baik jika skor 34 dan praktik
3) Hadir saat penelitian.
menggosok gigi kurang baik jika skor <34.
b. Kriteria Eklusi:
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
ISSN : 2088 - 8872
Cara pengumpulan data diperoleh dari data
penelitian ketika menjalankan proses penelitian.
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
Prinsip etik yang berkaitan dengan peran perawat
dari
sebagai seorang peneliti adalah sebagai berikut:
mengobservasi
praktik
menggosok
gigi
responden dengan instrument lembar observasi berupa langkah-langkah menggosok gigi sebanyak
otonomy,
beneficence,
nonmaleficence,
confidentiality, Veracity, Justice
(14)
.
17 tindakan menggosok gigi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Puskesmas Depok I mengenai pemeriksaan kesehatan gigi responden.
HASIL Hasil penelitian yang diperoleh dari pengaruh
instrument
pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi
penelitian dilakukan secara expert judgment. Uji
terhadap praktik menggosok gigi pada anak usia
validitas yang dilakukan secara experts judgment
sekolah dasar di SDN Mustokorejo adalah sebagai
adalah dengan menggunakan pendapat dari ahli(13).
berikut:
Uji validitas dan realibilitas dilakukan pada tanggal
Tabel
Uji
validitas
dan
realibilitas
26 Maret 2014 dengan 3 ahli yaitu: a. Ns. Deden Iwan Setiawan, S. Kep,. MSN, b. Ns. Santi Damayanti, S. Kep., M. Kep., Sp. Kep. MB, c. Ns.
1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Menggosok Gigi Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN Mustokorejo Pada Kelompok Kontrol Tahun 2014
tabulating, dan cleaning(14). Kemudian dilanjutkan
Variabel Skor sebelum diberikan pendidikan kesehatan Skor setelah diberikan pendidikan kesehatan Sumber: Data Primer
dengan
Tabel
Thomas Aquino Erjinyuare Amigo, S. Kep., M. Kep., Sp. Kep., Kom dengan nilai rata-rata 86,6 dan dinyatakan layak untuk dipergunakan didalam penelitian. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan editing, coding, scoring, entering, transferring,
analisa
univariat
dan
bivariat
yang
menggunakan rumus wilcoxon sign rank test pada kelompok
eksperimen
sebelum
dan
setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi. Pada kelompok kontrol saat diberikan pre test dan post test digunakan uji t berpasangan. Kemudian
untuk
membandingkan
antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Variabel Total Skor Praktik Menggosok Gigi Post Test-Pre Test
Whitney. melaksanakan
penelitian
untuk
Mean±SD 24,95±5,286
20
25,35±5,363
p 0,148
2. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar di SDN Mustokorejo pada kelompok eksperimen Tahun 2014
setelah diberikan post test digunakan uji Mann-
Dalam
n 20
Total Sumber: Data Primer
Rank Negative Rank
N 1
Positive Rank Ties
19
p 0,000
0 20
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi terhadap praktik menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar di SDN Mustokorejo, dilakukan beberapa tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Penelitian ini menjunjung tinggi prinsip-prinsip etik dalam
Tabel 3 Hasil Analisis Uji Mann-Whitney pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Tahun 2014
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
Variabel
n
Median± Min-Max 34,00±3034
Skor 20 praktik kelompo k eksperim en Skor 20 25,50±12praktik 33 kelompo k kontrol Total 40 Sumber: Data Primer
Z
P
5,25 9
0,00 0
ISSN : 2088 - 8872
eksperimen responden tentang praktik menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar di SDN Mustokorejo dimana nilai median post test (34,00) lebih tinggi jika dibandingkan nilai median pre test (24,00). Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05), dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi terhadap praktik menggosok gigi pada anak usia sekolah
dasar
di
SDN
Mustokorejo.
Hasil
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ada
PEMBAHASAN
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
tindakan menggosok gigi secara bermakna dengan
perbedaan yang signifikan antara skor praktik
nilai p=0,000 (p<0,05) pada anak MI AT_TAUFIQ
menggosok
kelas
gigi
kelompok
eksperimen
dan
V(4).
Pendidikan
kesehatan
merupakan
kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol terdapat
serangkaian
peningkatan skor praktik menggosok gigi 3
mempengaruhi orang lain, mulai dari individu,
responden, nilai Z test dari hasil pengujian adalah
kelompok,
sebesar -5,259 dengan nilai asymp sig sebesar
terlaksananya perilaku hidup sehat. Kesemuanya
0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan
ini dipersiapkan dalam rangka mempermudah
yang signifikan antara skor praktik menggosok gigi
diterimanya secara sukarela perilaku yang akan
kelompok kontrol dan eksperimen setelah diberikan
meningkatkan atau memelihara kesehatan(17).
upaya
yang
keluarga
ditujukan
dan
untuk
masyarakat
agar
pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi.
Secara teori tujuan dilaksanakannya pendidikan
Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
kesehatan tentang menggosok gigi yaitu untuk
pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi juga
meningkatkan
mengalami peningkatan, hal ini dapat disebabkan
kesehatan
karena perubahan perilaku terdiri dari tiga tahap
pengertian cara-cara memelihara kesehatan gigi dan
yaitu perubahan pengetahuan, sikap dan praktik
(15)
kesadaran
gigi
dan
masyarakat
mulut
dan
akan
memberikan
.
mulut. Cara yang digunakan untuk melakukan
Hal ini bisa disebabkan juga karena adanya faktor-
pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi pada
faktor yang mempengaruhi proses belajar terutama
anak
pada faktor individu subjek belajar, kondisi
menyampaikan
fisiologis pada individu terutama kondisi panca
menggosok gigi menggunakan berbagai metode
indra (terutama pendengaran dan penglihatan) atau
dan pendekatan untuk menghasilkan pengetahuan,
bisa juga karena kondisi psikologis individu itu
sikap dan perilaku yang sehat khususnya kesehatan
sendiri yaitu daya tangkap, dan ingatan yang
gigi dan mulut(18).
usia
sekolah pesan
dasar
adalah
kesehatan
dengan tentang
dimiliki oleh individu(16). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
KESIMPULAN
perbedaan yang signifikan antara skor praktik
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
menggosok gigi sebelum (pre test) dengan setelah
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
(post test) praktik menggosok gigi kelompok
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
1.
Pada kelompok eksperimen sebelum diberikan
UNRIYO belum ada SOP (Standard Operating
pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi
Prosedure) tentang menggosok gigi.
diperoleh nilai tengah 24,00. 2.
3.
3.
5.
6.
7.
Disarankan
diperoleh nilai tengah 24,50.
komunitas meningkatkan pendidikan kesehatan
Pada kelompok eksperimen setelah diberikan
kepada anak-anak khususnya anak usia sekolah
pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi
dasar tentang kesehatan gigi. 4.
keilmuan
keperawatan
Bagi Puskesmas Depok I Disarankan kepada Puskesms Depok I yang
posttest diperoleh nilai tengah 25,50.
membawahi
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
Sleman, Yogyakarta memberikan pendidikan
praktik menggosok gigi saat diberikan pretest
kesehatan melalui metode menonton video dan
dan setelah diberikan posttest pada kelompok
demonstrasi sikat gigi masal agar lebih
kontrol dengan nilai p=0,148 (p>0,05).
optimal.
Ada perbedaan yang signifikan antara praktik
5.
SDN
Mustokorejo
Depok,
Bagi Peneliti Selanjutnya
menggosok gigi sebelum dan setelah diberikan
Disarankan
pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi
melakukan
pada kelompok eksperimen dengan nilai
menambah variabel selain praktik menggosok
p=0,000 (p<0,05).
gigi dan menggunakan media pendidikan
Ada perbedaan bermakna antara skor praktik
kesehatan yang lebih menarik untuk anak-
menggosok gigi pada kelompok eksperimen
anak, seperti metode games.
kelompok
kontrol
setelah
SARAN Adapun saran yang dapat diberikan sesuai dengan
2.
penelitian ini, antara lain: Bagi Siswa Siswa SDN Mustokorejo agar
mendemonstrasikan/
mempraktekkan kembali cara menggosok gigi yang
telah
diberikan
peneliti
agar
3.
meningkatkan kesehatan gigi pada siswa secara rutin minimal seminggu sekali. Bagi Institusi Universitas Respati Yogyakarta
4.
(UNRIYO) Disarankan
agar
menggunakan
lembar
observasi yang digunakan oleh peneliti sebagai
5.
tambahan referensi SOP (Standard Operating Prosedure)
menggosok
gigi
penelitian
peneliti lain
selanjutnya yang
dapat
DAFTAR PUSTAKA 1.
Disarankan
agar
diberikan
posttest dengan nilai p=0,000 (p<0,05).
2.
agar
Pada kelompok kontrol setelah diberikan
dan
1.
Bagi Ilmu Keperawatan Komunitas
Pada kelompok kontrol saat diberikan pretest
diperoleh nilai tengah 34,00. 4.
ISSN : 2088 - 8872
karena
di
6.
Hidayat, A.A.A. (2011). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Anitasari, S dan Nina, E.R. (2005). “Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi Dengan Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan Timur”. Majalah Kedokteran Gigi (Dent. J.). Vol. 38, No. 2 April-Juni, halaman 88-90. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Tersedia dalam: www.dinkes.go.id (Diakses 22 Oktober 2013). Sari, S.A.N, Ferry, E. & Praba, D. (2012). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Simulasi Menggosok Gigi Teknik Modifikasi Bass Dengan Keterampilan dan Kebersihan Gigi Mulut Pada Anak Mi At-Taufiq Kelas V”. Herijulianti, Eliza et al. (2001). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Menkes Hadiri Peringatan Seperempat Abad Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Padang. Tersedia dalam:
Vol. II Nomor 1 Maret 2015 – Jurnal Keperawatan Respati
7.
8.
9.
10.
11. 12.
13. 14. 15.
16.
17.
www.dinkes.go.id (Diakses 12 Desember 2013). Ledi, Susanti. (2010). “Efektivitas Metode Ceramah dan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi (Studi pada SD Negeri 01 Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah”. Skripsi, Universitas Respati Yogyakarta. Sulaimana, Andi. (2010). “Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Gigi Dengan Media Poster dan Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan”. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Pontianak. Isrofah dan Nonik, Eka M. (2007). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Usia Sekolah di SD Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta”. Angela, Ami. (2005). “Pencegahan Primer Pada Anak yang Berisiko Karies Tinggi”. Majalah Kedokteran Gigi (Dent. J.). Vol. 38, No. 3 Juli-September, halaman 130-134. Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, A.A.A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, Ferry Efendy. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Setiawati, S. dan A.C., Dermawan. (2008). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.
ISSN : 2088 - 8872