Indonesia IVAO Division
Level 1: Introduction to ATC 2011
Welcome to Indonesia ATC Selamat datang dan bergabung dengan ATC divisi Indonesia Melalui tutorial ini anda akan belajar semua materi yang dibutuhkan selama bertugas menjadi ATC Jika anda mengalami kesulitan, silahkan bertanya dengan para divisi staff, selain itu anda diharpkan banyak berlatih dan membaca materi-materi lainnya Akhir kata “HAPPY CONTROLING”
Apa Itu ATC ATC merupakan singkatan dari Air Traffic Control yang memiliki tugas utama • Separating Traffic Separating traffic berarti memisahkan pesawat baik pesawat di ground, departing, arriving, maupun enrouting Melalui tutorial ini anda akan belajar bagaimana memisahkan traffic dengan benar untuk menghindari collision atau tabrakan
Pembagian Tugas ATC ATC terbagi menjadi beberapa bagian : • Delivery • Ground • Tower • Approach / TMA (Terminal Area) • Center
Delivery Clearance Delivery atau Delivery merupakan bagian ATC yang bertugas memberikan izin atau delivery bagi pesawat untuk terbang dari suatu tempat ke tempat lain. Selain itu delivery juga memastikan flight plan sudah benar dan sesuai dengan aturan yang ada (SOP maupun general rules) Delivery memegang peranan yang sangat penting bagi posisi ATC berikutnya karena delivery mengatur semua bagaimana posisi ATC berikutnya menghandle pesawat tersebut.
Ground Ground memiliki 2 tugas : 1. Memastikan pesawat taxi dengan aman baik dari maupun ke runway 2. Melakukan sequencing terhadap traffic. Ingat, bahwa tugas ATC adalah melalukan separasi. Sebagai contoh, ada 2 pesawat menuju Surabaya, dan 1 pesawat menuju Semarang. Akan sangat membantu controler berikutnya apabila anda mengatur urutan taxi hingga pesawat line up di runway dengan urutan tujuan Surabaya, Semarang, Surabaya
Tower Tower : tower sebenarnya memiliki beberapa tugas, tetapi tugas utamanya adalah mengatur departure dan arrival dengan memberikan take off dan landing clearance. Selain itu tugas tower adalah memberikan traffic advisories dan mengatur traffic VFR selama departing dan circuit dan landing
Approach / TMA Approach bertugas untuk mengatur traffic : • Departing : mengatur pesawat yang berangkat dari suatu airport sampai masuk ke airway yang sudah menjadi bagian dari Center Controler. Approach mengatur traffic bisa dengan SID yang sudah ada, memberikan vector, dan altitude clearance. Selain itu approach juga bertanggung jawab untuk menambah separasi untuk departing traffic sebelum masuk ke bagian enroute. • Arriving : bertugas mengatur pesawat yang akan mendarat di suatu bandara dari Center. Approach akan memberikan runway in use dan approach apa yang akan mereka gunakan (ILS, VOR, visual, etc). Approach mengatur traffic dengan memberi vector maupun altitude clearance.
Center Center memiliki area control yang sangat luas. Mengatur traffic departing, arriving, maupun overflight. Departure traffic diterima dari Approach dan separasi ditambah. Jika pesawat tujuan ada di area Center lainnya, separasi harus dipastikan cukup dan di hand off ke posisi controler berikutnya. Arrival traffic diterima dari Approach maupun Center lainnya diberikan descend instruction dan STAR setelah itu di hand off ke Approach untuk mendarat ke bandara tujuan Overflight traffic diatur oleh Center agar tidak tabrakan dengan pesawat lainnya. Center membutuhkan banyak perhatian dan ketelitian karena areanya yang luas dan banyaknya traffic yang dicontrol serta aturan yang ada. Kesalahan sedikit pada sebuah pesawat dapat merusak traffic flow yang normal.
General Notes Delivery, Ground, dan Tower merupakan posisi non radar, jadi tidak dapat memberikan radar vector. Approach dan Center dapat terdiri dari beberapa bagian dan sector dengan pembagian tugas dan area tertentu. Cara ATC berbicara pada pilot tidak sembarangan, ada aturan yang perlu ditaati atau yang disebut juga “phraseology”. Semua ATC kurang lebih menggunakan aturan yang sama dalam memberikan instruksi pada traffic. Berikut akan diberikan contoh bagaimana perjalanan pesawat dari Jakarta ke Surabaya dengan komunikasinya dengan ATC. Komunikasi pilot diberikan dengan warna merah dan komunikasi ATC dengan warna biru.Perhatikan phraseology untuk bagian ATC.
Gate & Boarding
Traffic at WIII Ground Pertama pilot berada di gate setelah mengirim Flight Plan akan mengcontact Delivery untuk meminta izin atau clearance delivery ke Juanda, Surabaya Soeta Delivery, Indonesia 123 with information Alpha request IFR clearance to Surabaya as filled flight level 350 Indonesia 123, clear to Surabaya as filled, maintain 5000 expect flight level 350, follow Purwakarta 2 C departure, squawk 2201 Clear to Surabaya as filled flight level 350, follow Purwakarta 2 C departure, squawk 2201, Indonesia 123 Indonesia 123, readback correct, contact ground at 121.6 for push and start
Pushback
Traffic at WIII GND Sekarang pilot akan meminta clearance untuk push and start dan taxi ke active runway Soeta ground, Indonesia 123 at gate F41 ready for push and start Indonesia 123, push and start is approved nose facing taxiway NC3 Push and start approved nose facing taxiway NC3, Indonesia 123 Ground, Indonesia 123 ready for taxi Indonesia 123, taxi to holding position N6 holdshort runway 7L via NC3 NP2 Taxi to holding position N6 hold short runway 7L via NC3 NP2, Indonesia 123 Ketika pesawat mendekati runway Indonesia 123, contact tower at 118.75 Contact tower at 118.75
Taxing
Hold Short & Line-up
Departing/Take-off
Taking Off Kali ini Tower akan memberikan izin pesawat untuk take off Soeta tower, Indonesia 123 ready for departure Indonesia 123, wind 090 at 5 knots, QNH 1010, runway 7L, clear for take off Copy wind, QNH 1010 runway 7L, clear for take off Ketika pesawat sudah airborne Indonesia 123, contact Jakarta Approach on 119.75 Contact Jakarta Approach on 119.75
Climbing
Climbing Jakarta Approach, Indonesia 123 out of 1400ft climbing 5000ft Indonesia 123, radar contact, proceed Purwa 2 Charlie departure clear climbing FL160, Climb FL160, continue Purwa 2C climb FL160, Indonesia 123 Indonesia 123, proceed direct CA continue climb final FL350 Direct CA climb FL350, Indonesia 123 Indonesia 123, contact Jakarta Control on 132.1 Contact Jakrta Control 132.1 Indonesia 123
Enroute/Cruise
Enrouting Ketika pesawat enroute akan melewati beberapa sector dan controler akan hand off traffic ke sector berikutnya yang dilalui Indonesia 123, contact Bali Control on 120.2 Contact Bali Control on 120.2
Approaching
Initial Approaching Ketika mendekati descend point ATC akan memberikan clearance untuk descend beserta informasi tambahan yang diperlukan Indonesia 123, expect Blora 1A arrival, descend at discretion (or clear descent) FL140, report leaving Expecting Blora 1A arrival, descend at discretion FL140, wilco leaving FL350 // Bali Control, Indonesia 123 now leaving FL350 for FL140 Indonesia 123, roger Ketika pesawat mencapai area Approach Indonesia 123, contact Surabaya Approach on 119.1 Contact Surabaya Approach on 119.1
Final Approach Biasanya Approach dapat menyuruh pesawat mengikuti STAR maupun dengan radar vector Surabaya Approach, Indonesia 123 with you FL160, information Oscar Indonesia 123, proceed direct NIMAS, continue descend 3000ft QNH 1011, expect ILS runway 10 Direct NIMAS, descend 3000ft QNH 1011, ILS runway 10, Indonesia 123. Indonesia 123 clear for intercept ILS runway 10, report established Clear for intercept ILS runway 10, wilco established, Indonesia 123 // Surabaya Aproach, Indonesia 123 established on ILS runway 10 Indonesia 123, contact Juanda tower 118.3 Contact Juanda tower 118.3, Indonesia 123
Landing
Landing Juanda tower, Indonesia 123 with you on ILS runway 10 Indonesia 123, wind 120 at 4, QNH1011, runway 10 clear to land Copy wind, QNH 1011, runway 10 clear to land Indonesia 123 Indonesia 123, vacate to the left on N6, contact Juanda ground on 118.9 Vacate to the left at N6, contact Juanda ground 118.9
Vacated & Taxi in
Taxiing to Gate Juanda ground, Indonesia 123, request taxi to gate Indonesia 123, taxi to gate 6 via N6 Taxi to gate 6 via N6
On Blocks
VFR Circuit Pattern
1. Upwind 2. Left Crosswind 3. Left Downwind 4. Left Base Leg 5. Final 6. Right Crosswind 7. Right Downwind 8. Right Base Leg
• Untuk melakukan circuit pattern, sebagai contoh kita gunakan runway 10 Left Hand Traffic Pattern:
• • • •
Pengisian dari Flight Plan Flight Rules: VFR Cruise Speed: Tidak lebih dari 250kts (below 10.000FT) Altitude: VFR Route: Circuit Pattern
Parking & Ready
Request ATC Clearance for VFR circuit pattern • PKXXX: "Juanda Ground, PKXXX, information Delta, C172, parking stand 1, 2 person on board (POB), request VFR clearance circuit pattern" • Ground: "PKXXX, Ground, information Delta correct, clear VFR left hand pattern runway 10, 1500ft QNH1009, squawk 1233" • PKXXX: "Clear VFR left hand pattern runway 10 1500ft QNH1009, squawk 1233, PKXXX" • Ground: "PKXXX, readback correct, Report when ready to taxi" • PKXXX: “Report when ready to taxi, PKXXX“ Selanjutnya radio komunikasi seperti biasa sampai airborne
Upwind Leg
• Airborne di Upwind Leg • PKXXX: "Tower, PKXXX on Upwind runway 10" • Tower: "PKXXX, clear to join left downwind runway 10, repot downwind, QNH1009" • PKXXX: "QNH1009, will report left downwind runway 10, PKXXX“ • Disini kita bersiap untuk left crosswind runway 10, dan mulai manuver belok ke kiri 45 derajat dari runway heading
Crosswind Leg
• Crosswind Leg • Saat kita sudah steady di crosswind, start hitung waktu 30 detik, sebelum melakukan manuver untuk belok lagi ke kiri 90 derajat to join left downwind rwy 10 • Kita tidak melakukan report ke ATC (Tower), karena dari komunikasi sebelumnya, Tower minta kita report saat Downwind, bukan di Crosswind • Setelah 30 detik, kita lakukan manuver ke kiri untuk masuk/join ke left downwind runway 10
Downwind Leg
• Downwind Leg • • • • •
•
Setelah steady di left downwind, kita report ke ATC PKXXX: "Tower, PKXXX left downwind runway 10, 1500FT" Tower: "PKXXX, Tower, report on final runway 10" PKXXX: "Call final runway 10, roger, PKXXX" Setelah report selesai, kita lihat runway di sebelah kiri. Perhatikan ujung dari runway. Saat sejajar (abeam) dengan ujung dari runway (runway threeshold), start hitung waktu lagi 30 detik Akhir dari 30 detik, kita join base leg sambil descend dan perhatikan lampu indikator ketinggian pada kiri/kanan runway (PAPI light, Precision Approach Path Indicator). Ketinggian sesuai apabila lampu PAPI, PutihPutih-Merah-Merah. Jika Putih-Putih-Putih-Merah, tambahkan descend ratenya, tapi jika Putih-Merah-Merah-Merah, berarti kita terlalu rendah, kurangi descend ratenya, atau maintain altitude terlebih dahulu
Base Leg
• Base Leg • Pada leg ini kita juga tidak diminta untuk report ke Tower. Dari komunikasi sebelumnya Tower, meminta kita untuk report on final runway 10. Jadi tidak perlu melakukan report • Continue descend, dan tetap gunakan PAPI light sebagai referensi ketinggian
Final
• Final • Setelah kita final runway 10 (lurus dengan arah runway), report ke Tower (ATC) • PKXXX: "Tower, PKXXX, on final runway 10" • Tower: "PKXXX, QNH1009, wind 120 at 7 kts, runway 10 clear to land" • PKXXX: "Wind copied, QNH 1009, clear to land runway 10, PKXXX" • Sesaat setelah landing, kita vacate runway (meninggalkan runway, masuk ke taxiway) dan dilanjutkan seperti biasa
Blocks Off
Traffic Separation • Instruksi tambahan dari ATC Untuk mengatur separasi dari masing-masing aircraft, ATC akan memberikan beberapa instruksi yang harus kita pahami, seperti extend downwind dan orbit • Instruksi tersebut akan diberikan, salah satu contohnya apabila dalam keadaan pesawat A sedang approach on short final sementara pesawat B pada downwind leg, maka atc akan memberikan intruksi extend downwind pada Pesawat B untuk mengatur separasi agar tidak terjadi collition • Pada prinsipnya separasi antar pesawat dijaga agar traffic flow tetap baik
• Untuk Arrival Procedure – ALL CASES = 3 NM (no time limit) except for the following : – HEAVY behind HEAVY = 4 NM (no time limit) – MEDIUM behind HEAVY = 5 NM or 2 mins – LIGHT behind MEDIUM = 5 NM or 3 mins – LIGHT behind HEAVY = 6 NM or 3 mins
• Untuk Departure Procedure – LIGHT or MEDIUM behind HEAVY = 2 mins (3 mins if L or M performing an intermediate departure) – LIGHT behind MEDIUM = 2 mins (3 mins if L performing an intermediate departure)
• -Instruksi tambahan dari ATCUntuk mengatur separasi dari masing-masing aircraft, ATC akan memberikan beberapa instruksi yang harus kita pahami
Extend Downwind Tower: "PKXXX, extend downwind, until further advised" PKXXX: "Copied, extend downwind, PKXXX" Artinya kita tidak lagi berpatokan pada waktu hitung 30 detik setelah sejajar ujung runway tadi dan belum boleh untuk join Base Leg, tapi mengikuti perintah selanjutnya ATC Setelah ATC memberikan clearance, "PKXXX clear to join base leg, report on final runway 10", baru kita lanjutkan join base leg, kemudian final, dan report ke ATC
•
Orbit Tower: "PKXXX, make orbit 360 to the left on downwind, report completed" PKXXX: "roger, orbit 360 to the left on downwind, call you completed, PKXXX" Disini kita melakukan manuver membentuk lingkaran ke arah kiri (orbit), berputar 360 derajat. Caranya, cukup belok kiri dengan bank angle 25 derajat, teruskan sampai kita kembali lagi pada posisi semula (masuk ke heading downwind lagi). Kemudian report ke ATC. PKXXX: "Tower, PKXXX, completed left orbit, on downwind, 1500FT" Tower: "PKXXX" Perintah ini digunakan ATC juga bertujuan untuk mengatur separasi antar traffic yang sedang melakukan circuit flight. Dalam hal ini ada 3 traffic yang melakukan circuit pattern. Dengan berputar 360 derajat, maka jarak antar traffic akan semakin lebar.
Priorities Setelah anda membaca, anda mengetahui bahwa tugas ATC paling utama adalah separate traffic. Sebelum mempelajarinya lebih jauh ada beberapa dasar yang perlu diingat: • First Come First Served: ATC menggunakan basis siapa datang pertama dia dapat prioritas. Walaupun traffic hanya text only first come first served tetap berlaku baginya. • Pesawat dalam kondisi distress menempati prioritas utama
Emergencies Ada 2 tipe emergency / distress call : • “Pan Pan Pan” artinya pilot mengalami masalah tetapi masih teratasi dan dia memerlukan prioritas. Ex: one engine fail, depressurization, etx • “Mayday Mayday Mayday” berarti pilot benar-benar mengalami masalah yang sangat serius dan kemungkinan berahkir dengan buruk atau kondisi sudah tidak dapat teratasi. Ini menjadi prioritas paling utama dalam emergency
Emergencies Ada 3 jenis squawk yang dipakai saat kondisi emergency 7500 : highjacking 7600 : radio failure 7700 : emergency (Pan atau Mayday) Perlu diingat bahwa squawk 7500 untuk simulasi highjacking TIDAK DIIZINKAN di IVAO. Hal ini dapat menyebabkan banned pada member.
Penutup Diharapkan setelah membaca power point ini anda mendapatkan sedikit gambaran mengenai ATC, untuk pengetahuan lebih lanjut silahkan mengikuti training, bertanya maupun membaca dari sumber lain.