INDONESIA INCORPORATED: SYNERGIES FOR BETTER TOURISM CONNECTIVITY Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc. Menteri Pariwisata Republik Indonesia
OUTLINE A. Top-‐3 Program 2017 1. Atraksi : Go Digital 2. Akses : LCC 3. Amenitas : Homestay Desa Wisata B. KonekTvitas: Hasil Studi UNWTO C. Benchmark : Jepang D. Tantangan Udara, Laut, Darat E. Kesimpulan
2
A
TOP 3 Program • Atraksi : Digital Tourism • Amenitas : Homestay Desa Wisata • Akses : Konektivitas Udara
3
TOP THREE:
Digital Tourism
4 4
WE NEED TO FACE FACTS !!
“Travel is Online” • 63% of all travel is now researched, booked bought and sold online • 50% of online travel sales involved more than one device • Ex: 200+ Reviews per minute posted on TripAdvisor
“Tour Operator driven model is DIMINISHING”
Source: TripAdvisor 2016
§ KPMG lists 49% of TOs as in decline and 24 major TOs bankrupted in 2011-‐ 2014 § Online regarded as moLvaLng factor § Lack of customized and dynamic travel bookings
5
Customer Information System 1. a. b. c.
Changes in Customer Behavior Digital lifestyle : Mobile, Personal, Interactive Search and Share in tourism : 70% on digital media Digital media effectiveness is 4x more effective than conventional media (Price Performance)
2. a. b. c.
Digital Media : Look, Book, Pay Look : Google, Baidu, Tripadvisor Book : Booking.com, C-‐Trip/AliTrip, Traveloka Pay : Paypal, Alipay, Amazon
3. a. b. c.
Booking Portal (TripAdvisor, Ctrip, Expedia, etc.) Higher Conversion Rate The Best Influencer: Real-‐time Reviews, User Generated, Trusted Feedbacks NOW : Branding: 80% Adv: 20% Sell: 0% NEXT : Branding: 20% Adv: 30% Sell: 50%
6
Progress ITX Hingga Saat Ini .... GTO
ONLINE TRAVEL AGENT
Tourism Exchange
20 Kadispar
+ 5 Local Travel Agent
SUPPLIER INDONESIA 5100 Hotel
8 local airline
5 theme park
7
TOP THREE:
Amenitas: Pengembangan Homestay Desa Wisata
Pengembangan Homestay Desa Wisata Terdapat Terdapat +/-‐ 13 Juta HOUSING Housing BACKLOG acklog di di Indonesia
Kementrian Pariwisata berkontribusi membangun 100 ribu rumah untuk program 1 juta rumah terjangkau bagi MBR yang dibuat oleh Kementrian PUPR
Presiden Presiden Jokowi menetapkan menetapkan Pariwisata ariwisata sebagai SEKTOR sebagai sektor UcTAMA ore
Pariwisata ditetapkan sebagai sektor utama penggerak perekonomian, dan amenitas di kawasan pariwisata adalah salah satu hal yang harus dikembangkan
Terdapat Terdapat 770.000 0.000 DdESA esa ddi i Indonesia
Presiden Jokowi berencana untuk mengembangkan konsep desa wisata, dan tempat menginap (amenitas) adalah komponen yang harus dikembangkan
Menaikan Menaikkan kesejahteraan KESEJAHTERAAN rakyat RAKYAT
Permasalahan
Salah satu janji Presiden Jokowi adalah menaikan kesejahteraan rakyat, salah satunya adalah dengan cara menyediakan rumah terjangkau
1. Rumah Wisata 2. Pondok Wisata 3. Homestay
Solusi 9
TOP THREE:
Air Accessibility:
3A: Airlines, Airports and AirNavigation , Authorities
10
RATIONALE “ Air ConnecLvity is a CriTcal Success Factor for boosLng inbound tourists arrival iniLaLves, since almost 80% of foreign tourists arrived using air transportaLon “
KEMENPAR : Strengthening Air Accessibility – 2017
11
TRANSPORT-‐TOURISM (WONDERFUL INDONESIA) STIMULUS PACKAGE Ministry of TransportaTon • •
Ease of New Route Permits IncenLve Airport Charge
Ministry of Tourism • •
MAIN MARKET
Joint-‐PromoLon MarkeLng IncenLve per Pax
AP1 / AP2 • • Airlines/ TO’s/ Wholesalers
Slot Time Readiness Deduct some Airport Charges
Air NavigaTon •
INDONESIA TOURIST DESTINATION (airports with available slot capacity)
Slot AlocaLon Priority
LOCAL GOVERNMENT • •
Free Culture Performance Disc. AdracLon Fees, etc.
KEMENPAR : Strengthening Air Accessibility – 2017
12
STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS BANDARA 1. TANPA PEMBANGUNAN FISIK BANDARA • • • •
Penataan Slot Time Perpanjangan operaLng hours De-‐Regulasi Pemanfaatan IT dan SDM
MEMENUHI KEBUTUHAN 2017
2. PENGEMBANGAN FISIK BANDARA TERBATAS : ( 1 Thn)
• Rapid Exit taxiway & Apron Bali • Percepatan overlay/ pekerjaan runway , taxiway, apron : CGK, SUB, TNJ, SRG • Perluasan int’l terminal CGK, MDC, LOP
3. PEMBANGUNAN BANDARA BARU : (2-‐3 Thn) • New JOG, New Bali, New Banten, New BDO • SUB T3/ 2nd Rwy • Revitalisasi Bandara di 10 DesLnasi Prioritas
MEMENUHI KEBUTUHAN 2018
MEMENUHI KEBUTUHAN 2019
HARUS DIMULAI SEJAK SEKARANG....! 13
B
KONEKTIVITAS: HASIL STUDI UNWTO Air Connectivity And Its Impact On Tourism
HASIL KAJIAN UNWTO:
Air Connectivity And Its Impact On Tourism “It is clear that those ciLes and regions that have the poliRcal will (deregulaRon) to develop their aviaLon linkages, supported by the private sector through investment and markeLng experLse, will have a
compeRRve edge in adracLng the traveller of the future” (UNWTO, 2014)
1. AIR SERVICE AGREEMENTS 2. AIRPORT DEVELOPMENT 3. MULTIPLE-‐BRAND STRATEGY FOR LEGACY CARRIERS
HASIL KAJIAN UNWTO:
Bilateral Air Agreements Impact on Inbound Tourist Arrival Bilateral air agreement meningkatkan kunjungan wisatawan: 1) Jepang dengan AS: lebih dari 30%, 2) Malaysia dengan ASEAN: 18% Sebelum Agreements
Setelah Agreements
Pertumbuhan
Inbound / Tourist
Passenger/ Seat Capacity
Inbound / Tourist
Passenger/ Seat Capacity
Inbound / Tourist
Passenger/ Seat Capacity
Australia – USA (1995)
3,7 Juta
26 Juta
4,3 Juta
30 Juta
16,2%
15,4%
Japan – USA (1998)
6,2 Juta
89 Juta
8,3 Juta
98 Juta
33,8%
10,11%
India – USA (2005)
2,7 Juta
27,8 Juta
3,4 Juta
40,2 Juta
25,9%
44,6%
Korea Selatan – USA (1998)
4,2 Juta
27,1 Juta
5,3 Juta
34,3 Juta
26,2%
26,5%
Singapore – ASEAN (2002)
7,5 Juta
19,5 Juta
7,7 Juta
21 Juta
2,6%
7,6%
Thailand – ASEAN (2002)
10 juta
17,6 Juta
11,7 Juta
20 Juta
17%
13,6%
Malaysia – ASEAN (2002)
12,7 Juta
16,1 Juta
15 Juta
19,2 Juta
18,1%
19,25%
Negara
Data Inbound / Tourist dan Passenger/ seat capacity: h>p://data.worldbank.org
16
HASIL KAJIAN UNWTO: Airport Development Impact on Inbound Tourist Arrival
Pembangunan/perluasan airport (runway dan terminal) di Jepang meningkatkan inbound sekitar 50 – 60% dalam jangka 2 – 3 tahun setelah pembangunan Sebelum Pengembangan Airport No
Negara
Inbound / Tourist
Passenger/ Seat Capacity
Setelah Pengembangan Airport Inbound / Tourist
Pertumbuhan
Passenger/ Seat Capacity
Inbound / Tourist
Passenger/ Seat Capacity
1
Jepang
8,3 Juta (2011)
98 Juta
13 Juta (2014)
110,5 Juta
56,63%
12,75%
2
Malaysia
25 Juta (2012)
39,1 Juta
27,4 Juta (2015)
49,6 Juta
9,6%
26,85%
3
Korea Selatan
8,7 Juta (2010)
36,9 Juta
11,1 Juta (2012)
39,9 Juta
27,58%
8,13%
4
Thailand
14,1 Juta (2008)
19,6 Juta
19,2 Juta (2011)
31,9 Juta
36,17%
62,75%
5
Singapura
7,9 Juta (2007)
20,6 Juta
9,1 Juta (2010)
24,8 Juta
15,18%
20,38%
Keterangan 1. Pembangunan Runway Narita InternaLonal Airport 2012 – 2013; 2. Terminal Kuala Lumpur InternaLonal Airport 2 selesai 2014 3. Pembangunan Bandar Udara Internasional Incheon terminal penumpang ke-‐2 di bagian utara mulai 2011 4. Pembangunan runway bandara Suvarnabhumi dan reopening Don Mueang Airport 2009 5. Pembukaan terminal 3 bandara Changi 2008
Data Inbound / Tourist dan Passenger/ seat capacity: h>p://data.worldbank.org
17
HASIL KAJIAN UNWTO:
Multiple-brand Strategy For Legacy Carriers Impact On Tourism In Asia And The Pacific Another growth element is the new market segmentaLon of legacy carriers to answer the emerging needs of a far more diversified group of travellers. Pioneered by Singapore Airlines, which created Silk Air – a regional airline offering simplified services – and then two budget subsidiaries, Tiger Air and Scoot Airline, the model is being adopted by other legacy airlines NO
1
2
3
4
NEGARA
Jepang
Singapura
Malaysia
Thailand
BRAND AIRLINES
DESTINATION
All Nippon Airways (full sevices, long haul)
89
Air Japan (chartered airlines)
15
ANA Wings (domesLc carrier)
25
Air Do (LCC DomesLc)
10
Vanilla Air (LCC InternaLonal)
10
Singapore Airlines (full sevices, long haul)
64
Silk Air(full services, regional)
51
Tiger Air (LCC, narrow body)
40
Scoot Airline (LCC, wide body)
23
Malaysia Airlines (full sevices, long haul)
57
MASwing (full services domesLc)
22
Firefly (full services regional)
17
Thai Airways (full sevices, long haul)
84
Thai Smile (LCC regional)
28
Nok Air (LCC regional)
30
Budget Carriers Impact on BoosLng Inbound Tourist Arrival
18
C
Benchmark: Jepang
BENCHMARKING : JEPANG JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN KE JEPANG TAHUN 2005 -‐ 2016
Jumlah kunjungan wisman ke Jepang dalam 2 tahun dari tahun 2013 (10 juta) ke 2015 (20 juta) atau meningkat dua kali lipat* 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 • Tahun 2016 total wisman ke Jepang : 24 juta . • Tahun 2016 total wisman ke Tokyo : 11,7 juta atau hampir 48.8% dari total wisman ke Jepang.
Year TOTAL
Grand Total
%Change
2005
6,727,926
9.6%
2006
7,334,077
9.0%
2007
8,346,969
13.8%
2008
8,350,835
0.0%
2009
6,789,658
-‐18.7%
2010
8,611,175
26.8%
2011
6,218,752
-‐27.8%
2012
8,358,105
34.4%
2013
10,363,904
24.0%
2014
13,413,467
29.4%
2015
19,737,409
47.1%
2016
24,039,000
21.8% *
* EsLmated by JNTO
20 Sumber : Japan NaLonal Tourism OrganizaLon (JNTO)
20
BENCHMARKING : JEPANG Japan’s Booming Tourist Industry * Key Success Factors : • The government has taken vigorous steps to relax relevant regulaLons : relaxaTon of visa rules for visitors from China and Southeast Asia, which began in 2013. • 2013 also saw a sudden depreciaTon of the yen. • Increased internaLonal and domesLc flight routes served by low-‐cost carriers.
• Tahun 2016 Jepang mendapatkan surplus dari pariwisata sebesar US$ 10.6 Milyar • Menurut Japan NaLonal Tourism OrganisaLon (JNTO), jumlah wisman ke Jepang meningkat sebesar 47.1% menjadi 19.7 juta wisman di Tahun 2015. Rekor pencapaian terLnggi untuk pertama kalinya dalam 45 tahun. • Total pengeluaran wisman tercatat sebesar US$ 32.6 Milyar, meningkat sebesar 70% dibandingkan Tahun 2014.
Sumber : hdp://www.eastasiaforum.org/2016/06/25/making-‐the-‐most-‐of-‐japans-‐tourism-‐boom/
21
BENCHMARKING : JEPANG STRATEGI PENGEMBANGAN AIRPORT, AIRLINES DAN AIRNAV DI JEPANG AIRPORT
AIRNAV
AIRLINES
Airport Access : integrated connected
Restructuring of airways by adopEng internaEonally standardized RNAV
User-‐Friendly PassengerTerminal Building
Value-‐added services to mainly target high-‐ yield customers
Restructuring Airspace in Metropolitan Area
LCC business through investments
A>racEve Commercial FaciliEes and Spectacular Scenes from Sky Deck
The Air Traffic Management Center (ATM Center)
Various Services
ImplementaRon of new air navigaRon systems
A>racEng travelers within asia with an eye to post-‐deregulaEon trends
MulEfuncEonal Transport Satellite
A>racEng long distance travelers by enhancing an airline hub funcion
ReconstrucEon of the Passenger Terminal Building ConsideraEon for the Environment and Striving for the Environment-‐friendly Airport
A>racEng foreign visitors to japan by enhancing the networks in Asia
As an InternaEonal Hub Airport Expansion of the capacity
hdp://www.mlit.go.jp,
22
BENCHMARKING : JEPANG Minister of Land, Infrastructure, Transport and Tourism Minister in charge of Water Cycle Policy Keiichi ISHII Date of birth: 20 March, 1958 Member of the House of RepresentaLves (HR) Kita Kanto Bloc EducaTon: Bachelor of Engineering, The University of Tokyo Career 2015.10 :Minister of Land, Infrastructure, Transport and Tourism Minister in charge of Water Cycle Policy 2015.5 : Advisor, Ibaraki Prefectural Office of KOMEITO 2014.12: Elected to the House of RepresentaLves (8th term) 2012.12 : Director, Commidee on Audit and Oversight of AdministraLon, House of RepresentaLves 2012.12 : Elected to House of RepresentaLves (7th term) 2010.10: Chair, Policy Research Council, KOMEITO
23
KOMPARASI KONEKTIVITAS UDARA DARI PASAR UTAMA WISMAN KE NEGARA ASEAN
24
DIRECT FLIGHT FROM CHINA REGULAR FLIGHT -‐ MARET 2017
Seats/Year
CiLes Orign
#Airlines
42
35
9,883,558
24 20
23 3,894,719 2,878,059 1,934,187
13 1,063,338 ID
TH
SG
MY
Source: IATA Transport – IS, 2017
VN
ID
TH
SG
MY
VN
14
16 12
8
ID
TH
SG
MY
VN
25
DIRECT FLIGHT FROM INDIA REGULAR FLIGHT -‐ MARET 2017
Seats/Year
CiLes Orign 15 13
#Airlines
12
2,566,438 12
2,030,576
9
1,734,264
5
0 ID
TH
SG
MY
Source: IATA Transport – IS, 2017
0
0
VN
ID
TH
SG
MY
0
0
VN
ID
0 TH
SG
MY
VN
26
DIRECT FLIGHT FROM EUROPE
REGULAR FLIGHT -‐ MARET 2017
Seats/Year
CiLes Orign
#Airlines 19
3,588,843 24 2,776,305 15
8 6
9 3
ID
750,407 719,459
3
TH
SG
MY
Source: IATA Transport – IS, 2017
267,385 VN
ID
TH
SG
MY
VN
4 2
ID
TH
SG
MY
VN
27
D
Tantangan Udara, Laut, Darat
MODA TRANSPORTASI O-‐D YANG DIBUTUHKAN Udara
domesEk
D E S T I N A S I
ENTRY/ EXIT POINT
Bandara Domestik
Udara
Bandara Int’l
( 79% )
Kereta Api Darat Perbatasan
Jalan
( 1% )
Akses, Tol, Perkotaan
ASDP Cruise Yacht Ferry
Laut
domesEk
Dermaga Pelabuhan Dermaga/Marina Titik Labuh
DOMESTIK Sumber : PP.50/2011 – RIP Kepariwisataan Nasional 2010-‐2025
Pelabuhan Dermaga/Marina Titik Labuh
Cruise Yacht Ferry
Laut
( 20% )
O R I G I N A S I
INTERNASIONAL 29
29
TANTANGAN KONEKTIVITAS UDARA No
Perihal
AUTHORITIES : KECUKUPAN TRAFFIC RIGHTS (ASA) DAN KECEPATAN IJIN RUTE BARU 1. Kecukupan traffic rights untuk pengembangan rute baru ke pasar utama 2. Kecepatan perijinan rute baru yang belum terdatar di surat ijin usaha 3. InsenLf (sLmulus) untuk airlines AIRPORTS AND AIR NAVIGATION : DEBOTTLENECKING KAPASITAS BANDARA 1. OpLmasi slot Lme di bandara utama (DPS, CGK, SUB dan JOG) 2. Pengembangan kapasitas bandara exisLng (brown field) 3. Pembangunan bandara baru (Bali Utara, Jogja, Banten) AIRLINES : SHORTAGE INTERNATIONAL SEAT CAPACITY Kurangnya kapasitas seat ke pasar utama wisman
30
30
TANTANGAN KONEKTIVITAS DARAT No Perihal AUTHORITIES (PEMERINTAH PUSAT & DAERAH) 1. Selama berada pada Kawasan Strategis Nasional (KSN) atau Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kemen PUPR dapat membangun atau merehabilitasi jalan Provinsi dan jalan Kabupaten, sedangkan untuk biaya operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah. 2. Regulasi terkait undang-‐undang no 2 tahun 2012 tentang kebijakan penyediaan lahan dan ganL rugi, pada pasal 10 Tanah untuk KepenLngan Umum, belum termasuk digunakan untuk pembangunan pariwisata 3. Penyusunan standar pelayanan angkutan wisata (kereta api wisata, bus wisata, ferry penyeberangan) TRANSPORTASI 1. Peningkatan dan pembangunan jaringan jalan 2. Re-‐akLvasi dan penambahan rute jalur kereta api , peningkatan prasarana kereta api dan unit kereta api wisata 3. Peningkatan investasi penyediaan infrastruktur darat (terminal, stasiun KA, pelabuhan Ferry) MODA 1. Peningkatan armada KA, BUS antar kota dan angkutan sungai dan danau menuju desLnasi wisata 2. Integrated angkutan moda transportasi darat 3. Peningkatan online services dalam reservasi angkutan 31
TANTANGAN KONEKTIVITAS LAUT No
Perihal
SEA-‐AUTHORITIES AND SEA RELATED AUTHORITIES 1. Regulasi tentang Penetapan Harga Jual Jasa Kepelabuhan Yang Diusahakan Oleh Badan Usaha Pelabuhan 2. Regulasi tentang penetapan tarif pajak barang mewah atas Kapal Pesiar untuk tujuan wisata 3. Regulasi tentang embarkasi/disembarkasi pelabuhan kapal pesiar SEAPORTS AND SEA NAVIGATION 1. Sarana -‐ prasarana dan tata kelola di 5 Pelabuhan Cruise 2. Pemutakhiran peta alur laut dan kolam dan publikasinya 3. Regulasi tentang pembangunan dan pengelolaan Marina SEALINES 1. Integrasi rute Kapal Pesiar ke DesLnasi Pariwisata 2. Pengembangan Fly and Cruise dari Bandara ke DesLnasi Pariwisata Bahari 3. Integrasi atraksi, aksesibilitas dan amenitas di DesLnasi Pariwisata Bahari
32
E
Kesimpulan
KESIMPULAN 1. KonekLvitas merupakan key succes factor pengembangan pariwisata (hasil studi UNWTO dan benchmark beberapa negara). 2. Permasalahan konekLvitas lebih banyak bermuara pada isu regulasi. 3. Key Succes Factor Jepang dapat mencapai realisasi jumlah wisman dua kali lipat dalam jangka waktu 2 tahun adalah terintegrasinya pengelolaan LITT dalam satu komando.
SARAN
Mengacu pada benchmark Kementerian LITT Jepang, maka diusulkan : Kemenko MariLm sebagai system integrator dalam pengelolaan sektor mariLm, energi, transportasi, pariwisata, infrastruktur, dan pengelolaan lahan untuk mewujudkan pariwisata sebagai leading sector. 34
TERIMA KASIH
35