Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Harga Rp. 6000,- Luar jawa Rp. 9000,-
INDONESIA, GAWAT DARURAT KEJAHATAN TERHADAP ANAK
www.mediaumat.com
Fokus
Hijrah: Keniscayaan Sebuah Perubahan Ustadz Menjawab
Hukum Jalan Santai Berhadiah Kristologi
Mencermati “Asmaul Husna“ Made In Kristen
Wawancara: Asrorun Ni'am Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Kondisinya Sudah Darurat! Mancanegara
Amerika Gunakan Rusia Bunuh Muslim Suriah
2
Salam
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Media Pembaca
Salam Redaksi Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu Salam Perjuangan! Alhamdulillah, tanpa terasa kita sudah berada di tahun 1437 hijriyah. Ini berarti kita berada 1437 tahun setelah Nabi SAW menanamkan tonggak bersejarah yakni tegaknya daulah Islam di Madinah. Sebab, tahun hijrah ditetapkan oleh para sahabat berdasarkan momentum besar yakni hijrah Nabi SAW dari Mekkah ke Madinah. Saat itu ada empat alternatif pilihan sebagai awal penanggalan Islam. Pertama, saat kelahiran Nabi SAW. Kedua, ketika wafat beliau. Ketiga, waktu turunnya wahyu pertama di gua Hira'. Dan yang terakhir, saat hijrah Nabi SAW. Khalifah Umar bin Khattab dengan bermusyawarah bersama para sahabat akhirnya menentukan pilihan yang terakhir. Tentu ini bukan sembarangan. Hijrah adalah tonggak sejarah. Sejak hijrah itulah, Islam terimplementasikan secara nyata dalam kehidupan. Islam bukan agama ritual belaka, tapi mengatur seluruh aspek kehidupan. Dan pengaturan seluruh aspek kehidupan secara langsung itu dipimpin sendiri oleh baginda Nabi SAW. Bukalah sejarah Nabi, bagaimana beliau mengurusi masalah ekonomi umat, tata pergaulan mereka, mengatasi masalah kesehatan rakyat, mengirim delegasi ke berbagai negara, sampai memimpin perang. Inilah tugas seorang kepala negara. Nah implementasi Islam secara kaffah yang dipimpin oleh Rasulullah SAW itu pun kemudian dilanjutkan oleh para pengganti beliau, yang oleh beliau sendiri disebut sebagai khalifah artinya pengganti. Maka ada Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, dan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Mereka ini menggantikan fungsi beliau SAW dalam memimpin pemerintahan, bukan sebagai nabi. Setelah itu muncul khalifah-khalifah berikutnya, hingga akhirnya sistem Islam hilang dari percaturan politik dunia pada 3 Maret 1924. Maka sejak saat itu kaum Muslim tak lagi memiliki pengganti Rasulullah dalam menerapkan Islam secara kaffah. Kaum Muslim terpecah belah ke dalam negara bangsa/nation state—suatu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Akhirnya, ketika umat Islam melepaskan diri dari penerapan ajaran Islam secara kaffah, otomatis mereka kembali ke masa jahiliyah. Mereka menerapkan sistem kufur buatan manusia. Mereka mengikuti langkah-langkah setan, padahal Allah memerintahkan kaum Muslim agar hanya mengikuti jalan Islam. Pembaca yang dirahmati Allah, terbukti dengan kasat mata bahwa sistem jahiliyah telah menyebabkan kerusakan di mana. Tidak hanya pada diri manusia, tapi juga di alam semesta. Maka, seharusnya momentum hijrah ini menyadarkan kita semua untuk kembali kepada ideologi Islam. Pasti, syariah Islam akan membawa kepada kebaikan. Hanya setan dan pengikutnya yang takut Islam ditegakkan. Dan di edisi kali ini, kami kupas bagaimana nasib anak-anak kita di era jahiliyah modern ini. Sungguh tak ada lagi tempat yang aman bagi generasi penerus ini. Masihkah Anda percaya kondisi seperti ini akan berubah lebih baik tanpa sistem Islam? Akhirnya, kami sampaikan Selamat Tahun Baru 1437 H. Mari jadikan momentum ini sebagai tonggak perubahan menuju tegaknya syariah dan khilafah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
JELAJAHI
www.mediaumat.com
Badan Kerohanian Islam Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BKIM IPB) menggelar Kongres Pemuda Islam yang mengangkat tema "Satukan Langkah Menuju Peradaban Gemilang". Acara yang dihadiri sekitar 1500 peserta ini bertempat di Grha Widya Wisuda IPB, Bogor, Ahad (4/10).
Media Pembaca Saling Menguatkan Assalamualaikum. Sesama saudara pejuang khilafah haruslah saling menguatkan dan berpandangan hanya dengan tolok ukur syariat Islam, bukan malah melemahkan apalagi menghina hanya karena soal kerudung/khimar yang sudah sesuai syariat namun tidak modis. Saya tidak nyaman memakai kerudung segi empat yang ribet, lama, mudah lecek dan menghambat dakwah. Salahkah saya memakai kerudung praktis? Kenapa saya dibilang “seperti ibu-ibu mau menyusui, seperti mau main, kayak orang tua, gak pantas, jelek.” Kemana-mana dikomentari. Apa tolok ukurnya? Fashionkah? Tren dan jamankah? Tidak jelas. Seorang nenek-nenek yang diwajibkan memakai kerudung putih ketika Rapat dan Pawai Akbar Surabaya datang dengan pakai mukenah. Sungguh membanggakan dan mengharukan, bukan malah jadi bahan tertawaan, apalagi oleh sesama pejuang syariah dan khilafah. Jayanti. UNESA, Surabaya. +6289619805xxx
Wanita Berpunuk Unta Apakah yang dimaksud dengan wanita berpunuk unta itu? Wanita yang berpunuk unta adalah wanita yang ketika memakai kerudung, mengikat rambutnya ke atas dan membentuk benjolan besar yang menyerupai punuk unta. Atau yang ketika berkerudung memakai konde atau sejenisnya yang membuat benjolan di atas kepala yang menyerupai punuk unta. Tahukah kamu bahwa Rasulullah SAW mengatakan bahwa wanita yang berpunuk unta tidak akan mencium dan tidak akan masuk surga? "Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untk mencambuk manusia dan wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring.Wanita itu tidak akan masuk dan mencium
bau surga meski tercium perjalanan sekian dan sekian." (HR.Muslim). Coba bayangkan, hanya karena punuk unta kita bisa masuk neraka, apakah kita masih memiliki kata "nanti" untuk bertobat? Hikmah, Kelas 7 HSG SMP khoiru Ummah. Jombang. +6285783536xxx
Kabut Asap Adaya bencana kabut asap yang disebabkan oleh manusia yang mengeringkan lahan gambut, dengan dibakar secara berlebih dan tidak terkendali menyebabkan 12 provinsi terselimuti kabut asap. Kurang lebih 44.871 jiwa terjangkit infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA dan jumlah itu mungkin akan terus bertambah. Solusi untuk menyelesaikan masalah ini dengan sistem Islam, melalui dua pendekatan yakni pendekatan tasyri'i (hukum) dan ijra'i. Secara tasyri'i hutan termasuk dalam kepemilikan umum, milik seluruh rakyat. Adapun secara ijra'i pemerintah harus melakukan langkah-lankah manajemen dan kebijakan tertentu dengan menggunakan Iptek mutakhir serta dengan memberdayakan para ahli dan masyarakat umum dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan dampak kebakaran yang terjadi. Lilis. Majalaya. 6285795658xxx
PAI Akan Ditiadakan? Politisi PDIP Musdah Mulia mewacanakan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk ditiadakan. Padahal bila dilihat dari pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah hanya satu yang bisa mengubah pemikiran siswa yang lebih islami dan menerapkan aturan Islam yaitu pelajaran PAI , tetapi keberadaan PAI di setiap sekolah ini dalam 1 minggu hanya 2 jam saja itu sudah membuat moral dan pemikiran anak bangsa menjadi rusak. Apalagi kalau pelajaran PAI di tiadakan, tak terbayang akan seperti apa jadinya moral anak
SMS Media Pembaca/Komentar untuk MU: 081315263110. SMS Redaksi: 081288020261. Sertakan Nama dan Asal Sertakan Nama dan Asal daerah.
SMS Berlangganan: 0857 8013 7043
Penerbit: Pusat Kajian Islam dan Peradaban. Dewan Penasihat : KH Ma'ruf Amien, KH Nazri Adlani, KH Amrullah Ahmad, KH Syukron Makmun, KH Muhammad Arifin Ilham , KH Athian Ali M Dai, Achmad Michdan SH, H Azwir, KH dr Muhammad Utsman, H Hari Moekti, Ustadz Abu Bakar Baa'syir, AGH Sanusi Baco, Lc, KH DR Miftah Faridl, Dra Hj Nurdiati Akma M.Si, Dra Hj Nurni Akma, Prof Dr Ir Zoer’aini Djamal Irwan MS, KH Husin Naparin, Lc, MA. Penasihat Hukum: Achmad Michdan SH. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Farid Wadjdi. Pemimpin Perusahaan: Anwar Iman. Sidang Redaksi: Hafidz Abdurrahman, MR Kurnia, Yahya Abdurrahman, Muhammad Ismail Yusanto, Rochmat S. Labib. Redaktur Pelaksana: Mujiyanto. Redaksi: W almaroky, Zulkifli, Joko Prasetyo, Zulia Ilmawati, Nanik Wijayati, Iffah Ainur Rochmah, Kholda. Kontributor Daerah: Rifan (Jatim), Fakhruddin (Babel), Apri Siswanto (Riau), Rikhwan Hadi (Sumbar), Kurdiyono & Ahmad Sudrajat (DIY), Eko (Sultra), Fatih Sholahudin & Farhan (Jabar), Bahrul Ulum (Sulsel), Abduh (Kalsel), Budianto Haris (Sumsel), Dani Umbara Lubis (Sumut), Dadan Hudaya (Banten) Desain dan Pracetak: Kholid Mawardi. Keuangan: Budi Darmawan . Marketing: Muhammad Ihsan. Sirkulasi: W Wahyudi. Iklan: Aris Rudito, M Rosyid Aziz. Alamat Redaksi: Jl. Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790. Email:
[email protected]. Iklan Pemasaran: Jl. Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790. Email Iklan:
[email protected] . Email Marketing:
[email protected] Hunting Pemasaran: 085711044000, sms: 089650202478. Hunting Iklan: 085780137043. Rekening: Bank Muamalat No Rek 9064150699 a.n Budi Darmawan.
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Editorial
3
bangsa di negeri ini sekarang dan masa yang akan datang. Sebenarya solusi yang paling baik itu harus diterapkannya ideologi Islam yang bukan negara demokrasi tetapi menjadi negara Islam. Dewi. Majalaya. +6285603057xxx
Mari Kita Renungkan Mari kita renungkan sabda Rasulullah SAW, “Bersegeralah beramal sebelum datang berbagai fitnah laksana potongan-potongan malam yang gelap. (Saat itu) di pagi hari seseorang beriman tapi di sore harinya menjadi kafir. Di sore hari seseorang beriman tapi di pagi harinya kafir. Ia menjual agamanya dengan harta dunia." (HR Muslim dari Abu Hurairah). Fitnah tersebut sekarang terjadi dan diaplikasikan dengan sangat tepat dalam sistem demokrasi. Para penguasa menjalankan shalat dia mengakui makna kehambaannya kepada Allah sebagai Rabb-nya namun ketika mengatur urusan rakyat menerapkan peraturan bukan hukum Allah 'Azza Wajalla yang iya terapkan,melainkan UU buatan manusia. Suparman. Margahayu. +6289528637xxx
Harus Cerdas Politik Tidak bisa dipungkiri bahwa asap sekuler dan neoimperialisme tengah meliputi setiap bagian dari hidup kita. Sedikit saja tidak jeli, maka kita akan terperangkap dalam fatamorgana solusi parsial yang ditawarkan oleh demokrasi. Dalam mempertahankan eksistensinya, demokrasi lihai memanfaatkan media. Mengekspos figurfigur muda yang dipandang inspiratif. Seolah ingin menunjukkan bahwa demokrasi tak sebobrok hujatan yang menyingkap wajah aslinya. Masih ada figur-figur muda yang bergerak di pelosok-pelosok negeri, memberikan kontribusi nyata dalam mendidik anak-anak bangsa secara sukarela. Sejenak hati kita tersentuh. Para figur muda itu pun mendapat sanjungan luar biasa, bak pahlawan yang sangat berjasa. Di sinilah cerdas politik menjadi penting. Betapa miris negeri ini, pengurusan rakyat secara utuh terlepas dari kuasa negara. Terlimpah pada segelintir sukarelawan saja. Lebih buruknya bila asing yang mendengar kisah sukarelawan ini. Asing dalam kepurapuraannya akan memberikan bantuan dana lalu membajak arah gerak mereka sebagaimana yang dialami oleh LSM-LSM. Dengan menggotong jargon pemberdayaan, ide feminis, kesetaraan gender, kebebasan, dan HAM mulai dimasukkan diam-diam. Begitulah, masih tetap terbajak generasi bangsa ini. Mereka cerdas secara intelektual dan sosial, namun tidak demikian secara politis. Padahal hanya dengan kecerdasan politiklah, kita akan mampu melihat akar masalah negeri ini. Mencerabut akar masalah meniscayakan perubahan revolusioner bagi Indonesia, yang hasilnya pasti bukan lagi fatamorgana kesejahteraan parsial, namun kesejahteraan yang abadi dan menyeluruh. N Fitria. Tulungagung. 6285746356xxx
Komentar untukMU Bahas Film Ertugrul Assalamu'alaikum. Di salah satu stasiun televisi ditayangkan film Kebangkitan Ertugrul, bagaimana tanggapan MU? Apa film tersebut menceritakan era khilafah? Mohon dibahas. Terima kasih. Mizdar. Nganjuk, Jawa Timur. +6285748830xxx
Catat Sumber Hadits Saya minta tolong, jika Media Umat memberi hadits, tolong dicatat sumbernya ya, supaya saya mencari hadits tersebut tidak susah. Hikmah. Jombang. +6285783536xxx Waalaikumsalam Wr Wb. Terima kasih atas masukannya. Redaksi
Soal Jawab bersama Amir Hizbut Tahrir Ata Bin Khalil Abu Al-Rashtah klik www.hizbut-tahrir.or.id
Koalisi Iblis Takut Khilafah Tegak
S
erangan bertubi-tubi oleh koalisi Iblis terhadap bumi Syam yang diberkahi, menunjukkan apa sesungguhnya yang mengkhawatirkan mereka. Mereka takut berdirinya khilafah di bumi Syam. Maka koalisi Iblis negara imperialis Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris tak henti-hentinya mencari jalan mencegah tegaknya khilafah. Seperti biasa koalisi Iblis ini mengatasnamakan perang melawan terorisme sebagai alasan. Sebelumnya, mereka membangun opini tentang ancaman terorisme lewat berbagai rekayasa. Termasuk mengatasnamakan perang terhadap kelompok-kelompok tertentu yang dimonsterisasi sebagai kelompok teroris. Kalau sebelumnya mereka mengatasnamakan perang melawan teroris al Qaida, saat ini mereka mengatasnamakan perang melawan teroris ISIS. Itu semua hanyalah kedok. Mereka tak ingin revolusi Syam berujung pada penegakan khilafah. Untuk itu, mereka melakukan penambahan kata-kata yang buruk dan keji terkait khilafah, seperti khilafah teroris, Khilafah ala ISIS. Penyifatan buruk terhadap khilafah ini jelas merupakan propanda yang menunjukkan ketakutan mereka akan berdirinya khilafah ala minhajin nubuwah sejati di Syam. Padahal semuanya sudah paham, bahwa Amerika, Inggris, Rusia, dan anggota koalisi Iblis lainnya, yang sebernarnya merupakan teroris sejati. Merekalah yang melakukan pembantaian terhadap kaum Muslim di Irak, Afghanistan, dan Suriah. Mereka pulalah yang melakukan berbagai makar di negeri Islam yang menyebabkan tertumpahnya darah kaum Muslim. Mereka pulalah yang menjadi pendukung utama penguasa-penguasa diktator di negeri Islam yang melakukan aksi teror terhadap rakyatnya sendiri. Merekalah pendukung rezim Bashar yang buas, diktator Sisi sang pembantai, dan rezim sebelumnya seperti Khadafi di Libya, Saddam Husein di Irak. Ketakutan akan berdirinya khilafah tampak dari pernyataan Francois Hollande dalam pertemuan Norman. Presiden Prancis ini mengatakan: “Suriah dibagi menjadi dua bagian, sebagian dikendalikan oleh rezim Assad, dan yang sebagian besar dikuasai oleh kekacauan dan oposisi, yang tujuan akhirnya adalah khilafah yang sama, dan ini akan menjadi kasus terburuk. Untuk itu, kami tidak akan pernah menerima kejadian tersebut dan hal-hal yang mengarah ke sana.” Hal senada disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tidak lama setelah pembicaraan antara Presiden Rusia Putin dan Deputi Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman bin Abdul Aziz yang didampingi Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Muhammad bin Salman al Saud pada Ahad (11/10). Seperti yang dilansir situs arabic.rt.com ( 12/10) pada akhir pertemuan Menlu Lavrov mengatakan Presiden Putin dan Menteri Pertahanan Saudi menekankan, “Kesamaan yang sempurna” terkait sejumlah tujuan Moskow dan Riyadh di Suriah, terutama kebutuhan untuk mencegah kemenangan “Khilafah teroris” di wilayah Suriah. Menurutnya, operasi militer Rusia di Suriah hanya ditujukan terhadap organisasi “negara Islam”, Jabhah an-Nusrah dan kelompok-kelompok teroris lainnya. Kenapa Barat dan sekutu-sekutunya khawatir terhadap berdirinya khilafah? Jawabannya adalah jelas. Keberadaan khilafah akan menjadikan Islam sebagai sebuah sistem hidup yang menyeluruh diterapkan di tengah-tengah kaum Muslimin. Berdirinya khilafah juga akan mempersatukan umat Islam di seluruh dunia. Khilafah juga akan melakukan pembebasan negeri-negeri Islam yang ditindas dan menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia. Inilah yang mereka takuti, khilafah akan menghentikan penjajahan mereka terhadap dunia Islam sekaligus menumbangkan penguasa-pengusa boneka Barat yang selama ini setia melayani kepentingan rakus penjajah Barat. Meskipun di antara mereka sesungguhnya terdapat banyak perbedaan karena kerakusan dan kedengkian mereka, namun untuk menghadapi berdirinya khilafah, mereka bersatu. Meskipun terkadang tampak berselisih, semua itu sekadar retorika politik. Tujuan mereka di Suriah adalah sama dan jelas, yaitu menghentikan keinginan kuat rakyat Syam untuk menegakkan khilafah. Untuk itu mereka melakukan apapun, termasuk mempertahankan rezim Bashar yang telah melakukan pembantaian terhadap rakyatnya sendiri. Semua itu berada dalam koordinasi Amerika. Inilah yang dengan tegas disampaikan Hizbut Tahrir dalam selebarannya yang berjudul: Amerika dan Rusia Dalam Invasi Brutalnya Atas Wilayah Suriah, Keduanya Merupakan Dua Sisi Mata Uang Buatan Amerika! Dalam selebaran yang dikeluarkan tanggal 27 Dzulhijjah 1436 H (11 Oktober 2015 M), Hizbut Tahrir menjelaskan semua tindakan Rusia dalam koordinasi dengan Amerika Serikat. Pasalnya, Amerika mengalami kesulitan yang besar menyelesaikan persoalan Suriah. Berbagai solusi yang sudah dirancang Amerika gagal, seperti membuat kelompok oposisi, menggunakan Iran dan partai pendukungnya dari Lebanon. Sementara itu, kondisi rezim Bashar semakin melemah. Amerika akhirnya menggunakan tangan Rusia untuk membombardir kelompok-kelompok revolusioner yang berseberangan dengan kepentingan Amerika. 'Ala kulli hal, semua makar musuh-musuh Allah ini akan gagal. Sebagaimana kegagalan Amerika di Irak dan Afghanistan. Akan mengulangi kegagalan asal negara Rusia (Soviet) di Afghanistan. Sementara atas izin Allah SWT Khilafah ala Minhajin Nubuwah akan segera tegak. Perkara yang merupakan janji Allah (wa'dullah) dan kabar gembira dari Rasulullah SAW (busyra Rasulillah). Allahu Akbar! [] farid wadjdi
4
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Media Utama
Darurat Kekerasan Anak Orang tua harus lebih ekstra keras mengawasi anakanaknya.
L
agi-lagi kejahatan mengintai anak-anak Indonesia. Padahal, mereka belum tahu apa-apa. Masa depan mereka masih panjang. Apa jadinya jika generasi penerus itu terus-menerus terpapar berbagai tindak kejahatan? Banyak orang marah ketika Angeline dibunuh oleh ibu angkatnya di Bali. Semua orang mengutuk keras perbuatan biadab itu. Mereka pun meminta tanggung jawab negara terutama dalam perlindungan anak. Mereka pun meminta hukuman yang lebih berat dari yang ada sekarang terhadap para pelaku kejahatan terhadap anak. Namun belum sempat permintaan itu dikabulkan, kasus yang lebih sadis terjadi. Putri Nurul Fauziah alias Eneng, bocah 9 tahun, ditemukan tewas di sebuah gang di kawasan padat penduduk Kalideres, Jakarta Barat. Kondisinya sangat mengenaskan. Ia dibunuh secara keji dan sebelumnya telah mengalami kekerasan seksual. Jumat (4/10) itu bocah ini seharusnya sudah sampai di rumah setelah pulang sekolah. Namun nyatanya tak ada kabar beritanya. Ke mana-mana sudah dicari. Tak ada. Akhirnya laporlah keluarganya ke kantor polisi. Ternyata mayat dalam kardus yang ditemukan warga itulah
jasad Putri. Bocah yang masih duduk di bangku kelas 2 SD itu tak akan kembali ke rumah untuk selamanya. Semua temanteman, guru, tetangga, keluarganya kaget. Apa salah bocah ingusan itu hingga dibunuh dengan sangat kejam seperti itu? Alhamdulillah, pembunuhnya terungkap. Polisi menetapkan Agus Pae (39) sebagai pelakunya. Orang ini sebelumnya sangat dekat dengan anak-anak di daerah tersebut. Ia tinggal di sebuah bedeng dan di depannya ada halaman kosong tempat bermain anak-anak. Ia juga jadi 'bos' bagi sebagian anak yang kemudian menamakan diri 'Boel Tacos'. Di bedeng itulah, Agus menghabisi nyawa bocah mungil ini. Kejahatan memang tak pernah diduga dari mana datangnya. Warga tak pernah curiga bahwa Agus melakukan tindakan asusila terhadap anak-anak yang lainnya. Yang warga selalu awasi adalah perilaku narkoba terdakwa. Sebab selama ini ia sudah sering keluar masuk penjara garagara narkoba. Dan karena itu pulalah Agus dibuang keluarganya.
Tidak Nyaman Peristiwa pembunuhan sadis disertai tindakan amoral ini kian menjadikan lingkungan tidak nyaman bagi anak-anak. Orang tua harus lebih ekstra keras mengawasi anak-anaknya. Bahkan di sekolah pun kejahatan bisa terjadi. Kasus di Jakarta International School (JIS) menjadi contoh betapa di sekolah pun anak-anak bisa menjadi korban kejahatan. Belum lagi, kasus penculikan anak kini pun
mulai marak dan tak mengenal tempat, bisa di mana saja. Tak heran berbagai kalangan menyatakan kondisi ini sudah darurat. Sudah terlalu banyak anak-anak yang menjadi korban kekerasan dan kejahatan. Mereka meminta pemerintah menghentikan semua itu. Dan negara pun sebenarnya tahu akan hal itu. Lahirlah Gerakan Naional Anti Kekerasan Seksual Anak (GN-AKSA) tahun 2014. Tapi itu tidak memberikan apa-apa selain hanya sebuah jargon dan seremonial semata. Tidak ada langkah kongkrit dan solutif terhadap maraknya kejahatan yang menimpa anak-anak. Negara justru lebih banyak mendorong keterlibatan masyarakat dan peran keluarga. Padahal sebaliknya keluarga justru meminta negara bisa menolong/membantu mereka. Anehnya, kebijakan negara malah bertentangan dengan upaya mencegah kejahatan dan kekerasan terhadap anak. Lihat saja bagaimana negara membiarkan situs-situs porno berkembang. Negara membiarkan peredaran minuman keras. Acaraacara televisi sangat lemah sensornya baik yang menggambarkan kekerasan maupun pornografi. Sekarang kaum ibu didorong untuk bekerja demi mendongkrak ekonomi bangsa, padahal itu berlawanan dengan mengoptimalkan fungsi ibu mendidik dan melindungi anakanaknya dari kekerasan?
Perlu Perubahan Mendasar Maraknya kejahatan terhadap anak ini mengindikasikan
ada yang salah secara sistemik. Tidak mungkin ini kasuistik, yakni kasus tunggal karena adanya individu-individu penjahat. Banyaknya kasus menunjukkan bahwa tata nilai yang ditanamkan menciptakan banyak pelaku kriminalitas, lingkungan; media massa memfasilitasi tindakan kejahatan dan mendorong lahirnya dorongan seksual yang terus menerus; sementara di sisi lain negara dengan perangkatnya gagal mencegah dan mengatasi kejahatan mereka. Karena itu penyelesaiannya harus menyentuh perubahan sistemik, perubahan integral. Tidak cukup dengan menangkap pelaku dan memberi hukuman sekeras-kerasnya saja. Terbukti jerat hukuman yang ada tak menjerakan. Maka perubahan yang hakiki adalah perubahan sistem ideologinya. Orang yang cerdas akan tahu bahwa kasus pedofilia dan kekerasan seksual lahir dari kebebasan yang dibawa ideologi kapitalisme liberal. Tidak pernah dalam sistem tersebut, orang diajarkan untuk bertakwa. Malah orang diajari untuk hidup bebas, sebebas-bebasnya—maaf seperti binatang— asalkan tidak mengganggu orang lain. Lalu sistem apa yang bisa menggantikan? Hanya satu, sistem Islam. Inilah sistem yang dibuat oleh pencipta manusia, Yang Maha Tahu karakter manusia, Yang Maha Adil, dan Maha Benar. Dalam sistem tersebut, negara senantiasa menanamkan akidah Islam dan membangun ketakwaan pada diri rakyat. Negara pun juga berkewajiban menanamkan dan memaham-
kan nilai-nilai norma, moral, budaya, pemikiran dan sistem Islam kepada rakyat, baik itu melalui sistem pendidikan baik formal maupun non formal dengan beragam institusi, saluran dan sarana. Dengan begitu, secara individu, rakyat memiliki kendali pribadi. Penanaman keimanan dan ketakwaan juga membuat masyarakat tidak didominasi oleh sikap hedonis, mengutamakan kepuasan materi dan jasmani. Begitupun dengan semua itu rakyat banyak juga bisa terhindar dari pola hidup yang mengejarngejar dunia dan materi yang seringkali membuat orang lupa daratan, stres, dan depresi yang membuatnya bersikap kalap. Sistem Islam pun tidak akan membiarkan penyebaran pornografi dan pornoaksi di tengah masyarakat. Mereka akan diajari kesopanan dan nilai-nilai luhur. Di samping itu, melalui penerapan sistem ekonomi Islam, jaminan pemenuhan kebutuhan pokok akan diberikan oleh negara melalui mekanisme syar'i. Setiap rakyat juga bisa mendapat peluang yang sama untuk mengakses berbagai pelayanan publik dan sumberdaya ekonomi. Kekayaan juga akan bisa didistribusikan secara merata di antara rakyat. Dengan itu maka faktor himpitan dan tekanan ekonomi menjadi minimal. Jika semua sudah diberikan masih ada yang melakukan kejahatan, sistem Islam telah menyiapkan sistem hukuman, yang sifatnya akan menjerakan. Hanya orang bodoh saja yang menolak sistem Islam yang begitu indah.[] mujiyanto
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Sadis, Putri Dibunuh Pedofili Di bedeng itu pula Agus mencekoki anak-anak untuk menikmati barang haram.
B
elum lepas ingatan publik terhadap kematian Angeline di Bali akibat pembunuhan sadis yang dilakukan ibu angkatnya, publik kembali dikagetkan dengan penemuan sesosok mayat anak perempuan berusia sembilan tahun yang dibungkus kardus di bawah Jembatan Sahabat, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (2/10). Kondisi korban sangat mengenaskan. Mulutnya tersumpal kaos putih serta ditutup lakban warna coklat. Posisi kaki dan tangan mayat juga dalam kondisi terikat. Polisi juga menemukan bercak darah di hidung dan kuping kiri korban. Bukan hanya itu, polisi pun menemukan luka gores sekitar 10 sentimeter di pinggang kiri mayat tersebut. Korban diduga sempat mengalami kekerasan seksual sebab ada bekas darah di kelamin korban. Tak butuh waktu terlalu lama, polisi mengidentifikasi mayat anak perempuan itu sebagai Putri Nur Fauziah yang suka dipanggil Eneng. Sebelumnya Putri, anak kelas 2 sekolah dasar ini, dinyatakan hilang pada hari yang sama setelah pulang dari sekolahnya.
Terungkap Pembunuhan sadis disertai kekerasan seksual itu pun akhirnya terungkap. Pembunuhnya adalah Agus Darmawan alias Agus Pae (39). Sebelumnya polisi menduga pembunuhnya adalah orang dekat korban, atau paling tidak sudah mengenal korban. Saksi-saksi diperiksa. Di antara saksi itu adalah Agus. Dan dalam pemeriksaan terungkap ia pernah mencabuli beberapa anak. Agus sempat menyulitkan polisi untuk mengungkap kasus ini karena ia sering berubahubah kesaksiannya dan purapura tidur kalau diperiksa. Akhirnya dengan bukti-bukti forensik berupa DNA, polisi menyimpulkan bahwa pembunuhnya adalah Agus. Agus tak bisa mengelak. Ia akhirnya mengakui perilaku bejatnya. Saat dibawa ke tempat kejadian perkara (TKP) mantan narapidana narkoba ini pun membeberkan tindakan sadisnya. Agus menghabisi nyawa Putri dengan cara menjerat leher korban dengan menggunakan kabel dan membenturkan kepala bocah malang itu berkali-kali hingga dia tewas. Ia juga sempat menceritakan dan memperagakan beberapa adegan saat dia mengajak
Para siswa SDN 05 Kalideres mengunjungi makam Putri Nur Fauzia di Kober Rawa Lele, Kalideres, Jakarta (5/10).
Putri dari sekolah untuk masuk ke dalam gubuknya. Setelah melakukan tindakan asusila dan membunuhnya, Agus kemudian membungkus jasad Putri dengan kardus dan membuangnya di kawasan Kamal, Jakarta Barat. Setelah melakukan aksinya, tersangka membakar barang bukti, seperti baju seragam, buku, tas, satu kaos kaki, sepatu dan kardus-kardus bekas di dalam sebuah tungku. Dari tungku itu, petugas menemukan sisa abu dari pembakaran. Tungku itu akan menjadi barang bukti kuat bagi polisi. Di bedeng sederhana itu, polisi juga menemukan kanebo, botol air mineral, seprei dan koran yang ada bercak darah serta body lotion yang diduga kuat digunakan tersangka melakukan tindakan asusila.
Terjerat Narkoba Usut punya usut, Agus ternyata adalah anak orang berada. Rumahnya mentereng. Di kawasan lingkungan sekitar, Agus dikenal sebagai anak orang kaya. Tapi sekarang hidupnya terbuang dan hanya tinggal seorang diri di sebuah bedeng yang jaraknya hanya selemparan batu dari rumah orang tuanya. “Dari dulu orang tuanya kaya," kata Ketua RT 04, RW 07, Kalideres, Jakbar, Dadang, Ahad (11/10) kepada wartawan di kediamannya. Berdasarkan penuturan warga, narkobalah yang membuat hidup Agus berbalik 180 derajat. Gara-gara barang haram itu dia kerap keluar masuk penjara. Agus pun dibuang keluarganya. Dia akhirnya memilih tinggal di bedeng kumuh. “Agus
sudah 5 bulan tinggal di bedeng itu, sejak keluar penjara garagara narkoba," kata Dadang. Di bedeng itu pula Agus mencekoki anak-anak untuk menikmati barang haram. Bahkan mereka telah membentuk geng yang dikenal sebagai “Boel Tacos”. Anggota Boel Tacos rata-rata berusia di bawah 13 tahun. Mereka biasa berkumpul di sebuah bedeng, tempat tinggal Agus, sambil pesta narkoba. “Mereka kumpulin uang Rp 20 ribu, Rp 30 ribu, dan Rp 50 ribu, untuk urunan ngeganja sama nyabu. Koordinatornya Agus,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti.
Darurat Kekerasan K o m n a s Pe r l i n d u n g a n
Anak menyatakan saat ini Indonesia sedang dalam kondisi darurat kekerasan seksual pada anak. Koordinator Komnas Perlindungan anak Arist Merdeka Sirait mengatakan berdasakan data yang ada, 58 persen kejahatan kekerasan pada anak merupakan kekerasan seksual yang diikuti dengan pembunuhan. “Ini parameter pertama kenapa Indonesia darurat kekerasan seksual. Kedua yakni karena predatornya adalah orang-orang yang seharusnya melindungi anak,” kata Arist kepada media. Sejak awal tahun 2015 lalu Komnas perlindungan anak telah mencanangkan Indonesia darurat kekerasan seksual yang diikuti dengan keluarnya Impres nomor 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional menentang kekerasan
seksual anak. Menurutnya, meningkatnya jumlah kasus kekerasan pada anak dikarenakan adanya penurunan nilai spiritual di kalangan masyarakat. Selain itu, orang tua masih beranggapan anak sebagai milik bukan sebagai amanah dan titipan Tuhan. Kalangan DPR pun sepakat saat ini adalah kondisi darurat kekerasan terhadap anak. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mudjahid mengatakan Indonesia sedang dalam kondisi darurat kekerasan anak sehingga hukum dalam masa darurat berbeda dengan hukum dalam masa damai. Oleh karena itu perlu ada revisi UU perlindungan anak untuk memberikan hukuman berat pada pelakunya.[] mujiyanto
Kekerasan Terhadap Anak Jumlah kasus kekerasan terhadap anak
6.006 5.066 4.311 3.512
2.179
171
2010
2011
2012
2013
2014
2015 (April)
Sumber: Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
6
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Media Utama
Kejahatan Berulang Karena semua institusi sudah lemah, institusi keluarga lemah, institusi masyarakat lemah, negara juga tidak memadai untuk menjangkau hal-hal seperti itu.
K
omisi Perlindungan Anak Indonesia ( K PA I ) m e n c a t a t , hingga April 2015, kasus kekerasan anak berjumlah 6.006 kasus. Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dari 6.006 kasus itu, sebanyak 3.160 kasus kekerasan terhadap anak terkait pengasuhan, 1.764 kasus terkait pendidikan, 1.366 kasus terkait kesehatan dan NAPZA, dan 1.032 kasus disebabkan oleh cyber crime dan pornografi. “Hasil pemantauan KPAI, rata-rata 45 anak mengalami kekerasan seksual setiap bulannya,” kata Ketua Satgas Perlindungan Anak, Ilma Sovri Yanti, di kantor KPAI, Jakarta, Juli 2015 lalu. Anehnya, meski para pelaku kekerasan anak sudah ditangkap dan dipenjara, kasus serupa terus muncul. Menurut Ketua Muslimat NU Mursyidah Thahir, kasus seperti ini berulang karena semua institusi sudah lemah, institusi keluarga lemah, institusi
masyarakat lemah, negara juga tidak memadai untuk menjangkau hal-hal seperti itu. Nah ini terjadi, kata penulis buku 'Detik-detik Penghancuran Keluarga' Iwan Januar, faktor utamanya adalah sistem liberalisme yang diterapkan di negeri ini. Merajalelanya budaya serba bebas (liberal) menjadi pemicu halhal lain. Ia menyebut, pertama, kecanduan pornografi (porn addict). Saking gampang dan murahnya mengakses pornografi sehingga tak sedikit orang yang porn addict dan akhirnya mencari pelampiasan. Korban yang paling mudah disasar adalah anak kecil, mereka mudah dibujuk, diancam atau dibunuh sekalian. Kedua, kerap berpapasan dengan wanita berpakain minim dan ketat. Pria dewasa normal akan terangsang dan sebagian dari mereka akan mencari pelampiasan hasrat seksualnya. Lagilagi korban yang paling gampang disasar adalah anak-anak. Ketiga, keteledoran orang
tua memberikan pakaian minim kepada anak-anak perempuan. Banyak bocah perempuan didandani dengan pakaian tanktop, rok mini, dsb, ini menimbulkan godaan bagi kaum pedofil untuk menyasar mereka. Keempat, orang tua lengah dalam mengawasi lingkungan pergaulan anak. Kelima, orang tua tidak membekali anak etika pergaulan. “Sekalipun masih kanak-kanak, orang tua sudah seharusnya mengajarkan rasa malu bila aurat mereka terlihat, ajarkan di mana tempat membuka pakaian, larangan mencium dan dicium lawan jenis. Termasuk berani bercerita bila ada orang yang berani memegang organ kelaminnya.
Keluarga Faktor lain yang tak kalah berpengaruh adalah kondisi keluarga. Dalam kasus Putri, kondisi keluarganya tergolong miskin. Rumah tempat tinggal anak kelas 2 SD ini ternyata ditinggali ber-
Pornografi Dikecam, Pornografi Dibiarkan
S
udah banyak jatuh korban akibat maraknya pornografi dan pornoaksi. Namun demikian, negara tampak tak peduli dengan nasib rakyatnya. Masyarakat tetap saja dibiarkan terpapar pornografi dan pornoaksi. Media massa, khususnya televisi, kian hari kian bebas menayangkan tayangan berbau pornografi dan pornoaksi setiap hari. Itu belum termasuk maraknya pornografi dan pornoaksi di dunia maya yang kini bisa menyelusup hingga ke kampung-kampung. Berbagai organisasi masyarakat sudah sering mendesak pemerintah menghentikan pornografi dan pornoaksi dalam berbagai bentuknya dan di berbagai media. Namun pemerintah tak mengambil tindakan nyata untuk menghilangkan satu pemicu nafsu seksual tersebut.
Pembiaran itu pun lebih nyata lagi ketika melihat peraturan perundang-undangan. Tidak ada satu pun UU yang melarang pornografi dan pornoaksi secara nyata. Kalau pun ada UU Pornografi, isinya jauh dari mengatur masalah ini. Justru UU ini memberi kesempatan kepada pekerja seni untuk berpornografi ria dalam koridor seni. Di dunia internet, pemerintah pun setengah hati menghadang situs-situs porno masuk ke Indonesia. Konten-konten porno masih begitu mudahnya dinikmati oleh penduduk negeri ini kendati pemerintah bilang bahwa situs porno sudah ditutup. Nyatanya? Walhasil, dengan dipapar pornografi dan pornoaksi setiap hari, wajar jika hasrat seksual selalu dirangsang. Bagi yang kuat iman, bisa menahan. Bagi yang tak beriman, ini adalah jalan menuju kesenangan ala setan.[] emje
sama 16 orang keluarganya. Ade Haryanto, paman Putri, menceritakan, saking sempitnya rumah itu paman Putri lainnya yakni Chalik harus tidur di Pos Kamling di belakang rumah tersebut setiap malam. Rumah itu ada dua kamar berukuran kecil dan satu kamar mandi. Ruang tamunya sempit dan tiap malam berubah menjadi kamar. Orang tua Putri sendiri telah berpisah sejak 2011 lalu. Asep Saipullah (36), ayah korban telah menikah lagi, meski masih tinggal satu kampung. Saat anaknya hilang, sikapnya acuh tak acuh. Ia tak mau mencari dengan alasan masih ada tamu. Kondisi ini disampaikan Aher, tetangga korban. “Sempat nolak, saya SMS (Short Massage Service) enggak dibalas (Asep). Saya telepon lagi, 'Lu sayang anak apa sayang sama orang lain?'. Terus dia bilang masih layani tamu," kata Aher, seperti dikutip Metrotvnews.com, Selasa (6/10). Asep sendiri mengenal Agus. Bahkan, sehari-hari anak laki-lakinya, kakak Putri bernama Arya, sering tidur di rumah bedeng Agus. Sedangkan Putri, kata Asep, memang sering main di depan rumah Agus. Ada ruang kosong di depan warung minuman milik Agus yang tiap hari dipakai anak-anak bermain. Warga sekitar tak pernah curiga terhadap perilaku Agus yang melakukan tindakan asusila terhadap beberapa anak. Justru yang dikhawatirkan warga adalah perilaku yang terkait dengan narkoba. Dalam kasus ini, Putri yang tergolong anak orang miskin kurang mendapat perhatian orang tua mereka dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi kedua orang tuanya sudah bercerai. Ia harus mencari kesenangan sendiri di luar rumah. Itu pula yang
dilakukan kakak Putri.
Hukum Lemah Kasus kekerasan dan pembunuhan terhadap Putri ini, menurut Ketua Umum Persis Maman Abdurrahman, menjadi bukti kerusakan masyarakat Indonesia di semua level, baik dari atas, menengah, hingga ke bawah. Menurutnya, konsep hak asasi manusia (HAM) yang diterapkan di Indonesia salah. Konsep HAM hanya diterapkan kepada pelaku tapi tidak kepada korban. Hukum yang diterapkan tidak menjadikan orang lain jera. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengungkapkan, rata-rata hukuman bagi para pelaku kekerasan terhadap anak hanya sekitar lima tahun, karena kurangnya pemahaman para penegak hukum dalam kasus perlindungan anak. “Salah seorang hak im agung kita mengatakan kebanyakan kasus kekerasan seksual paling tinggi adalah lima tahun, belum pernah ada yang divonis diatas lima tahun. Ini yang membuat pelaku nyaman, jadi efek jera tak pernah diberikan,” jelas Sekjen KPAI Erlinda seperti dikutip BBC. Dalam UU No 23 tahun 2002 Perlindungan anak, pelaku kekerasan terhadap anak diancam hukuman 3-15 tahun penjara. Dan sangat jarang di Indonesia, para pembunuh mendapat hukuman mati. Paling banter adalah seumur hidup atau 20 tahun. Seharusnya, kata Maman, pembunuh harus dibunuh. Itu baru adil. Ia yakin masyarakat tidak akan menolak terhadap hukuman tersebut. “Kasus terus berulang akibat hukum tidak tegas dan dapat dimainkan,” jelas Maman.[] emje
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Media Utama
7
Syariah Cegah Jarimah Solusinya, tidak ada lain kecuali dengan mengganti sistem ideologinya.
P
erlu bukti apalagi bahwa sistem sosial saat ini sudah rusak? Bahwa sistem hukum tak mampu menjerakan? Bahwa acara televisi banyak mengajarkan kerusakan, pornografi, kebebasan, dan kemaksiatan? Bahwa keamanan begitu sulit didapatkan? Jarimah/kejahatan sudah di mana-mana. Terbunuhnya Putri hanyalah salah satu dari sekian banyak kasus yang muncul ke permukaan. Betapa negeri Muslim terbesar di dunia ini telah masuk ke jurang keterpurukan. Banyak orang telah kehilangan tata nilai sehingga mereka bisa berbuat apa saja mengikuti hawa nafsunya. Setiap hari orang mati terbunuh gara-gara tindakan kriminal. Bahkan setiap hari ada 45 anak yang dilecehkan secara seksual. Kejadian demi kejadian terus berulang. Intensitasnya makin meningkat. Dan tindakan kekejiannya pun kian bervariasi. Anehnya, negara seperti tak peduli. Muncul basa-basi saat kejadian seolah-olah peduli. Wakil rakyat datangi sana sini. Tunjukkan rasa empati. Habis itu hilang lagi. Kejadian yang lebih kejam pun kembali. Rakyat jadi korban terus menerus tiada henti. Sudah begitu, media televisi berlomba-lomba 'mengajari' kejahatan dan pornografi setiap hari. Acaranya mendorong orang memunculkan nafsu seksualnya. Setiap hari rakyat dicekoki budaya permisif (serba boleh). Bagaimana benteng keluarga dan individu tidak jebol jika keburukan terus ditanamkan sedangkan bekal agama tak ada? Sudah benteng individu jebol, perisai negara tidak ada. Psikolog anak Elly Risman kepada Media Umat di edisi 128 menuduh negara telah abai terhadap permasalahan ini. Negara membiarkan berkembangnya pornografi dan pornoaksi. Pada saat
yang sama sistem hukum sangat lemah. Nah, bagaimana perilaku biadab seperti yang menimpa Putri ini bisa dicegah?
Selamatkan dengan Syariah Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI Yahya Abdurrahman menegaskan, pencegahan dan penghentian pedofilia ini hanya bisa dilakukan secara sistemik. Tidak bisa perubahan dilakukan secara individual/parsial sebab menyangkut banyak faktor yang saling terkait satu sama lain. “Tidak bisa kita selesaikan secara parsial,” tandasnya. Solusinya, lanjutnya, tidak ada lain kecuali dengan mengganti sistem ideologinya. Sebab, kasus pedofilia dan kekerasan seksual lahir dari kebebasan yang dibawa ideologi kapitalisme liberal. “Satu-satunya jalan ya hanya dengan menerapkan syariah islamiyah secara total melalui negara,” tegasnya. Ia menjelaskan, secara mendasar, syariah Islam mengharuskan negara untuk senantiasa menanamkan akidah Islam dan membangun ketakwaan pada diri rakyat. Negara pun juga berkewajiban menanamkan dan memahamkan nilai-nilai norma, moral, budaya, pemikiran dan sistem Islam kepada rakyat. Hal itu ditempuh melalui semua sistem, terutama sistem pendidikan baik formal maupun non formal dengan beragam institusi, saluran dan sarana. Dengan begitu, kata Yahya, rakyat akan memiliki kendali internal yang menghalanginya dari tindakan kriminal termasuk kekerasan seksual dan pedofilia. “Dengan itu pula, rakyat bisa menyaring informasi, pemikiran dan budaya yang merusak,” katanya. Penanaman keimanan dan ketakwaan juga membuat masyarakat tidak didominasi oleh
sikap hedonis, mengutamakan kepuasan materi dan jasmani. Begitupun dengan semua itu rakyat banyak juga bisa terhindar dari pola hidup yang mengejarngejar dunia dan materi yang seringkali membuat orang lupa daratan, stres, dan depresi yang membuatnya bersikap kalap. Selain itu, jelasnya, negara juga tidak akan membiarkan penyebaran pornografi dan pornoaksi di tengah masyarakat. Sebaliknya di masyarakat akan ditanamkan kesopanan dan nilai-nilai luhur. Di samping itu melalui penerapan sistem ekonomi Islam,
jaminan pemenuhan kebutuhan pokok akan diberikan oleh negara melalui mekanisme syar'i. Setiap rakyat juga bisa mendapat peluang yang sama untuk mengakses berbagai pelayanan publik dan sumberdaya ekonomi. Kekayaan juga akan bisa didistribusikan secara merata di antara rakyat. Dengan itu maka faktor himpitan dan tekanan ekonomi menjadi minimal. “Penerapan sistem Islam akan meminimalkan seminimal mungkin faktor-faktor yang bisa memicu terjadinya kekerasan seksual, pedofilia, sodomi dan perilaku seksual menyimpang
lainnya,” paparnya. Jika masih ada yang melakukannya, maka sistem 'uqubat Islam akan menjadi benteng yang bisa melindungi masyarakat dari semua itu. Menurutnya, hal itu untuk memberikan efek jera bagi pelaku kriminal dan mencegah orang lain melakukan kejahatan serupa. Pelaku pedofilia dalam bentuk sodomi akan dijatuhi hukuman mati. Begitupun pembunuh akan dibunuh. Dampaknya, perilaku itu tidak akan menyebar di masyarakat. [] mj
Tinggalkan Hukum Jahiliyah
A
llah SWT berfirman: Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (TQS Al Maidah [5]: 50) Pengasuh Rubrik Telaah Wahyu Media Umat Rochmat S Labib menjelaskan, menurut Mujahid, Qatadah, dan beberapa mufassir lainnya, yang menjadi sasaran celaan ayat ini adalah Yahudi. Apabila dikaitkan dengan ayat sebelumnya beserta sabab nuzul-nya maka pendapat tersebut memang tepat. Celaan terhadap kaum Yahudi makin menemukan relevansinya mengingat mereka adalah ahlul kitab, yang penentuan halal dan haramnya berasal dari Allah, namun mereka justru berpaling dari hukum-Nya dan lebih memilih hukum jahiliyyah. Padahal, hukum jahiliyah itu hanya sekadar memperturutkan hawa nafsu yang mementingkan dan memenangkan kalangan elite mereka. Ungkapan ayat ini dinilai sebagai celaan paling keras terhadap mereka. Kendati demikian, cakupan ayat ini tidak bisa dibatasi hanya untuk kaum Yahudi. Sebab, sebagaimana dinyatakan al-Hasan, ayat ini bersifat umum sehingga berlaku untuk semua orang yang mencari hukum selain hukum Allah SWT. Menurut Ibnu Katsir dalam ayat ini Allah SWT mengingkari setiap orang yang keluar dari hukum-Nya yang muhkam, yang mencakup seluruh kebaikan, melarang semua keburukan, dan berpaling dari semua pendapat, kesenangan, dan istilah selainnya yang dibuat oleh seseorang tanpa sandaran syariat-Nya sebagaimana dilakukan kaum jahiliyah yang hukumnya didasarkan atas kesesatan dan kebodohan. Berdasarkan ayat ini, as-Sudi mengklasifikasikan
hukum hanya menjadi dua, yaitu hukum Allah dan hukum jahiliyah. Al-Hasan juga membagi hukum menjadi dua: Pertama: hukum yang didasarkan ilmu, yakni hukum Allah. Kedua: hukum yang didasarkan pada kebodohan, yakni hukum setan. Selanjutnya al-Hasan mengatakan, "Barangsiapa yang berhukum dengan selain hukum Allah maka itulah hukum jahiliyah.” Al-Baqai juga menyatakan, "Barangsiapa yang berpaling dari hukum Allah niscaya dia menerima hukum setan yang semata-mata hawa nafsu yang merupakan agama orang jahil yang tidak memiliki kitab, pemberi petunjuk dan syariah.” Sayyid Quthb memberi gambaran lebih gamblang mengenai hukum jahiliyah. Dalam tafsirnya, Fii Zhilaal al-Quraan, dipaparkan: "Sesungguhnya makna jahiliyyah itu didefinisikan oleh nash ini. Jahiliyah sebagaimana digambarkan Allah dan didefinisikan Alquran—adalah hukum manusia untuk manusia. Sebab, jahiliyyah merupakan bentuk penyembahan manusia terhadap manusia lainnya, keluar dari penghambaan Allah, menolak ketuhanan Allah dan memberikan pengakuan—lawan dari penolakan— terhadap ketuhanan sebagian manusia dan penghambaan terhadap mereka selain Allah.” Maka yang dimaksud hukum jahiliyah adalah semua hukum yang tidak berasal dari Allah SWT. Kaum beriman tidak selayaknya mengambil dan mengadopsi hukum jahiliyah tersebut. Sebab, Allah SWT telah memberikan hukum-Nya yang tidak bisa disamai dan ditandingi oleh hukum selainnya. Dan sesungguhnya hukum Allah merupakan puncak kebaikan dan keadilan. Tinggalkan hukum jahiliyah, terapkan syariah![] mj
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Asrorun Ni'am, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Kondisinya Sudah Darurat! Kekerasan terhadap anak terus meningkat dari tahun ke tahun. Negara pun telah membentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Mengapa kejahatan terhadap anak tak bisa dihentikan? Ada masalah apa dengan sistem hukum yang ada? Untuk menggalinya, wartawan Media Umat Joko Prasetyo mewawancarai Ketua KPAI Asrorun Ni’am. Berikut petikannya.
Bagaimana tanggapan Anda tentang pembunuhan dan pemerkosaan anak yang mayatnya ditemukan dalam kardus? Ini merupakan teror yang mengakibatkan rasa takut di tengah masyarakat dan ancaman terhadap anakanak Indonesia. KPAI mempunyai perhatian serius terhadap kasus ini. Kami sendiri melakukan kunjungan ke rumah keluarga korban untuk menggali informasi tentang PNF dari pihak sekolah, teman-teman almarhumah dan juga keluarga. Kasus ini merupakan bukti eskalasi bentuk-bentuk kejahatan dari hari ke hari. Kepolisian juga punya tanggung jawab besar untuk menunjukkan peranannya sebagai penjamin keamanan masyarkat. Insiden pembunuhan itu juga telah menjadi semacam momentum bagi negara untuk bekerja sama secara optimal demi mewujudkan rasa aman di tengah-tengah masyarakat. Sebab bagaimanapun, negara tidak bisa menyepelekan kasus pembunuhan itu lalu diam berpangku tangan. Pelakunya kini sudah ditangkap, bagaimana pendapat Anda? Harus ada langkah cepat untuk kepentingan hukum memproses pelaku untuk kepentingan memastikan rasa keadilan di tengah masyarakat. Sekaligus juga untuk menghilangkan rasa takut yang meluas di tengah masyarakat terkait dengan ketiadaan rasa aman di tengah masyarakat. Hukuman apa yang layak untuk pelaku? Jika memang dalam penyelidikan nanti didapati unsur yang bisa menjadi jeratan hukuman, pelaku layak mendapatkan hukuman mati! Upaya apa yang dilakukan KPAI agar hukuman mati diberlakukan? Kami akan mendatangi Mahkamah
Agung untuk mengajukan pemberatan hukuman terhadap pelaku kejahatan seksual terhadap anak. Pemberatan hukuman yang kami ajukan untuk pelaku kejahatan seksual kepada anak itu mulai dari hukuman kebiri hingga hukuman mati. Di samping itu hukuman lainnya yang bersifat sanksi sosial. Akan kita advokasi, tidak hanya ke kementerian teknis, tetapi juga ke Mahkamah Agung. Pemberatan hukuman tersebut dilakukan agar menimbulkan efek jera terhadap pelaku kasus tersebut. Jadi, jangan sampai ada peringanan atau bahkan peringanan hukuman terhadap pelaku kejahatan seksual
yang dia janjikan. Apa yang harus dilakukan semua pihak? Yang pasti pemerintah mengedukasi, memberikan sarana dan prasarana untuk kepentingan penjaminan rasa keadilan di tengah masyarakat, untuk menghadirkan rasa aman di tengah masyarakat dihadirkanlah polisi sebagai aparatur pemerintah yang memiliki tugas ketertiban dan juga keamanan. Di samping itu memang perlu juga penguatan partisipasi masyarakat untuk mencegah terjadinya potensi tindak
Insiden pembunuhan itu juga telah menjadi semacam momentum bagi negara untuk bekerja sama secara optimal demi mewujudkan rasa aman di tengah-tengah masyarakat. Sebab bagaimanapun, negara tidak bisa menyepelekan kasus pembunuhan itu lalu diam berpangku tangan. terhadap anak. Ini meneguhkan keberpihakan hukum terhadap perlindungan anak. Apakah orang tua korban dapat dianggap lalai sehingga terjadi kasus seperti ini? Kita tidak bisa menyalahkan orang tuanya, sudah hal yang biasa jika seorang anak berusia 9 tahun pergi ke sekolah seorang diri. Yang paling penting, negara harus dapat menjamin rasa aman bagi rakyatnya. Pemerintah Jokowi harus membuktikan bahwa negara ada di tengah rakyatnya dan berkomitmen menjalankan komitmen Nawa Cita seperti
kekerasan dan tindak kejahatan terhadap anak. Kemudian masyarakat, juga harus berpartisipasi. Orang tua memiliki tanggung jawab pertama dan juga utama untuk memastikan penyelenggaraan perlindungan anak, memenuhi hak dasarnya, kemudian melindungi dari kekerasan, eksploitasi dan juga diskriminasi. Demikian juga keluarga dan lingkungan terdekat, seperti tetangga dan pihak sekolah. Mekanisme pengawasan dini dan juga sistem peringatan dini terhadap kasus kejahatan anak ini menjadi penting dengan komunitas untuk mencegah di tengah situasi dan juga kecenderungan individualistik masyarakat kota maka
seringkali potensi kekerasan dan juga kekerasan-kekerasan itu kemudian berjalan tanpa adanya kontrol sehingga menjadi cenderung merajalela. Dengan demikian, menjadi penting partisipasi masyarakat untuk mencegah, kemudian mengantisipasi tindak kekerasan terhadap anak. Partisipasi itu menjadi penting di dalam kerangka membangun kohesi sosial serta meneguhkan kita sebagai makhluk sosial yang saling menjaga satu dengan yang lainnya. Di sinilah pentingnya, kebersamaan. Misalnya, ada teriakan anak di rumah sebelah, kita tidak boleh lagi acuh “ah itu bukan anak saya.” Sudah bisakah Indonesia dikatakan gawat darurat kejahatan terhadap anak? Iya, ini memang kejahatan yang luar biasa dan eskalasinya cenderung meningkat dan lebih sadis. Jadi proses penanganan kasusnya dapat dilakukan dengan cara yang luar biasa pula. Diperlukan pula pencanangan komitmen bersama dari berbagai pihak. Komitmen ini bertujuan untuk membangun lingkungan yang ramah anak melalui keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Di samping mendorong diberlakukannya hukuman mati, KPAI terus mendorong komitmen aparatur pemerintah, melalui kehadiran simbol negara, baik kepala negara maupun ibu negara beserta jajarannya dalam penanganan kasus-kasus kejahatan terhadap anak. Salah satunya dengan pencanangan gerakan nasional penyelamatan anak-anak Indonesia. KPAI juga mendorong peran tokoh agama agar berperan aktif dalam pencegahan kejahatan seksual terhadap anak. Kami juga mendorong agar sekolah dan tempat ibadah menjadi pusat penanganan pertama perlindungan anak.[]
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Iffah Ainur Rochmah, Juru Bicara Muslimah HTI
Negara Gagal Memberikan Perlindungan Kekerasan terhadap anak terus saja terjadi. Belum lama kasus Engeline di Bali, kini Putri (9) dibunuh secara keji oleh Ag di Kalideres, Jakarta Barat. Mengapa kasus serupa terus berulang? Di mana posisi negara? Siapa yang salah? Untuk menjawabnya wartawan Media Umat Joko Prasetyo mewawancarai juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Iffah Ainur Rochmah. Berikut petikannya.
Bagaimana tanggapan Anda dengan kasus anak yang diperkosa lalu dibunuh dan dibuang dalam kardus di Jakarta? Sekali lagi terjadi tindakan keji terhadap anak. Pelakunya bisa dipastikan orang yang biadab, kehilangan naluri kemanusiaan. Orang tua semakin resah karena banyaknya penjahat dan predator seksual yang berkeliaran di sekitar. Mengapa semakin banyak muncul kasus pedofilia? Individu pelakunya kebanyakan kecanduan konten porno, tidak punya benteng iman. Pendidikan di keluarga dan pelajaran di sekolah mandul menghasilkan iman yang kokoh. Apalagi konten porno melalui media dikonsumsi setiap waktu, juga perempuan-perempuan yang membuka aurat ada di mana-mana. Belum lagi miras dan narkoba yang mudah didapat. Apakah keluarga yang rapuh, kemiskinan, ketidakharmonisan juga bisa memicu kekerasan terhadap anak? Keluarga yang tidak harmonis dan atau miskin seringkali tidak mampu memberikan perhatian dan pendidikan keluarga yang memadai pada anak. Kurang waktu untuk mengajari anak mana yang baik maupun tidak, tidak bisa memperhatikan pergaulan anak dan tidak mampu melindungi anak dari kekerasan. Bahkan sering menjadikan anak sebagai korban kekerasan sebagai pelampiasan masalah orang tuanya. Anak dibunuh bapaknya karena konflik dengan ibunya. Anak diperkosa bapaknya karena kecanduan pornografi tapi tidak bisa pergi ke tempat pelacuran, dst. Bagaimana dengan peran negara?
Negara tidak tegas terhadap media dan bisnis porno karena sebagian darinya menjadi sumber pemasukan pajak. Negara tidak membuat aturan tentang pakaian perempuan yang menutup aurat karena dianggap bertentangan HAM, bertentangan dengan liberalisme. Bahkan negara gagal memberikan rasa aman juga karena sistem sanksi yang liberal, gagal memberi efek jera. Banyak pelaku kejahatan tersebut adalah pemain lama, sudah masuk penjara tapi malah makin 'trampil dan beragam' kejahatannya. Bisa dikatakan negara gagal melindungi anak? Negara bisa dinilai gagal memberikan perlindungan. Negara hanya mengakui bahwa saat ini Indonesia darurat kejahatan anak. Membuat Gerakan Naional Anti Kekerasan Seksual Anak (GN-AKSA) tahun 2014. Tapi tidak ada langkah solutif. Tidak ada pembenahan integral pada sistem perlindungan anak. Negara lebih banyak mendorong keterlibatan masyarakat dan peran keluarga. Ini bukan solusi, karena negara tahu persis kondisi keluarga dan kerusakan masyarakat. Memangnya, apa yang dilakukan negara untuk perbaikan kualitas keluarga baik secara ekonomi, kemampuan mendidik, dsb? Tidak ada. Bahkan banyak kebijakan negara yang kontradiktif dengan itu. Mendorong sebanyak mungkin kaum ibu untuk bekerja demi mendongkrak ekonomi bangsa bukankah itu berlawanan dengan mengoptimalkan fungsi ibu mendidik dan melindungi anakanaknya dari kekerasan? Sisi lain, banyak keluarga yang mendidik anak dengan baik juga dikacaukan oleh kebijakan negara yang kontraproduktif karena tidak serius memblokir situs porno, tidak melarang
media porno dan kekerasan juga memudahkan akses miras. Jadi... Berulangnya dan makin banyaknya kasus serupa bahkan dengan kondisi yang makin sadis mengindikasikan ada problem sistemik. Yakni terjadi tidak semata karena faktor tunggal adanya individu-individu penjahat. Tapi jumlahnya yang makin banyak menunjukkan bahwa tata nilai yang ditanamkan menciptakan banyak pelaku kriminalitas, lingkungan dan media memfasilitasi keberadaan mereka dan negara dengan perangkatnya gagal mencegah dan mengatasi kejahatan mereka. Karena itu penyelesaiannya harus menyentuh perubahan sistemik, perubahan integral. tidak cukup dengan menangkap pelaku dan memberi hukuman sekeraskerasnya saja. Apakah akar masalah dari itu semua karena liberalisme? Benar, liberalisme adalah pangkalnya. Tata nilai yang terus disuntikkan di tengah masyarakat adalah liberalisme atau kebebasan. Bebas berperilaku, bebas berbuat dan bebas memiliki dsb. Nilai-nilai agama dicampakkan, bahkan rasa kemanusiaan juga kalah dengan nafsu kebebasan. Lebih buruk lagi, negara juga menyusun tata aturan yang dilandasi kebebasan dan menjaga liberalisme. Lantas bagaimana agar masalah fedofilia dan kejahatan terhadap anak lainnya terminimalisir? Negara harus menjadi panglima. Harus ada kebijakan preventif dan penegakan hukuman yang tegas bagi pelaku. Pertama, harus ada kebijakan tegas menutup akses konten porno, melarang prilaku porno (mewajibkan menutup aurat keluar rumah) dan menghilangkan semua bisnis dan
media porno dan pelacuran, apa pun konsekuensinya. Karena ini keharaman, mengundang azab Allah dan terbukti menghasilkan kerusakan berupa marak kekerasan seksual anak dan bahkan bisa menjerumuskan anak-anak menjadi pelaku keharaman itu sendiri. Kedua, menutup bisnis miras (bukan hanya mengatur peredarannya) dan mengatasi peredaran narkoba. Karena dua benda haram ini seringkali memicu kekerasan termasuk kepada anak. Ketiga, melakukan perubahan pada sistem pendidikan agar mampu menghasikan pribadi takwa yang tidak menghalalkan segala cara untuk memuaskan nafsunya. Keempat, mengentaskan kemiskinan dan memampukan keluarga mendidik anak dengan baik. Anak dididik terutama oleh ibu untuk memahami batasan aurat, mengenali anggota tubuhnya tidak untuk melakukan kekerasan atau menyakiti, dipisahkan kamar dari orang tuanya dan saudara lawan jenis ketika cukup usianya, dsb. Selain itu? Anak juga diajarkan dan diberikan contoh berinteraksi dengan lawan jenis sesuai tuntunan syariat. Ini mutlak membutuhkan perubahan sistem ekonomi dan sistem interaksi sosial. Islam solusi tersebut. Sistem ekonominya menghasilkan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan. Sistem pergaulan (ijtimaiy)-nya menghasilkan individu-individu yang berinteraksi dengan sesamanya secara sehat dan saling menghormati. Jauh dari pelecehan apalagi kekerasan dan penyimpangan seksual. Bila masih ada yang melakukan kekerasan terhadap anak apalagi sampai membunuh, maka sanksi keras dan tanpa pandang bulu telah disiapkan Islam.
Contonya? Seperti hukuman mati bagi pemerkosa dan pelaku sodomi. Tapi bila pelaku pemerkosanya belum pernah menikah, cukup dicambuk seratus kali. Jika pelecehan seksual dan kejahatannya tidak sampai tingkat itu, maka pelakunya akan dijatuhi sanksi ta'zir yang bentuk dan kadar sanksinya diserahkan kepada ijtihad khalifah dan qadhi (hakim). Pelaksanaan semua sanksi tersebut dilakukan secara terbuka, dilihat oleh publik dan segera dilaksanakan tanpa penundaan begitu sudah dipastikan pelaku dan tingkat kesalahannya. Dengan begitu pelaku tidak bisa mengulangi tindakannya. Yang lainnya pun menjadi ngeri untuk melakukan kejahatan yang sama. Dapatkan itu semua diterapkan dalam sistem demokrasi? Sistem demokrasi tidak akan bisa mewujudkan langkahlangkah di atas. Karena negara dalam sitem demokrasi harus melanggengkan kebebasan, tersandera oleh pebisnis yang berkepentingan ketika akan membuat aturan tegas terhadap bisnis porno dan miras. Negara demokrasi juga gagap menata keluarga agar berperan optimal karena tidak bisa mengatasi kemiskinan dan karenanya tetap akan mengeksploitasi kaum ibu untuk bekerja dan meninggalkan peran keibuannya. Jadi harus pakai sistem apa? Hanya khilafah yang mampu wujudkan. Karena hanya khilafah lah negara yang mampu menegakkan seluruh aturan Allah. Juga khilafah akan mengerahkan segenap kemampuan untuk memberikan riayah dan himayah ( pengaturan, pengayoman dan perlindungan), tidak membiarkan satu anak pun mengalami kekerasan apalagi sampai kehilangan nyawa.[]
10
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Aspirasi
Mereka Bicara Kejahatan Terhadap Anak Mahladi, Ketua Biro Humas PP Hidayatullah
Tegakkan Syariat Islam Kalau kita perhatikan, kejahatan terhadap anak sebagaimana kasus terakhir yang menimpa Putri dan kasuskasus kejahatan lain itu dilakukan oleh orang-orang terdekat atau orang-orang yang dikenal oleh korban. Kita juga melihat ada dua hal yang mengakibatkan hal seperti ini. Pertama, anak itu merasa tidak nyaman berada di rumah sehingga mereka mencari kenyamanan di luar rumah. Inilah yang menyebabkan mereka kemudian menjadi korban orang-orang yang berniat jahat kepadanya. Kedua, faktor eksternal. Sanksi yang diberikan kepada para pelaku sangat lemah. Sehingga para pelaku kejahatan tidak jera dalam melakukan kejahatan-kejahatan tersebut. Solusi atas masalah tersebut memang harus jelas dan adil, baik menyangkut personal atau pun tata aturannya, seperti yang kita yakini dan imani itu pastilah syariat Islam. Karena syariat ini menyangkut dua hal secara tepat, menyangkut yang boleh dan tidak boleh. Terhadap yang tidak boleh ini bila dilanggar ada sanksinya. Misalnya dalam pembunuhan ada qishah (hukuman mati) dan lain sebagainya. Itu sanksi di dunia yang wajib ditegakkan supaya ada efek jera. Dan satu lagi adalah sanksi akhirat yang juga harus kita yakini dan imani bersama-sama dengan keimanan yang benar dan pemahaman yang benar bahwa kita akan masuk neraka bila tidak meyakini dan menegakkan syariat Islam. Itulah yang harus ditegakkan sekarang ini.[] Iwan Januar, penulis buku Detik-Detik Penghancuran Keluarga
Enam Faktor Pedofil kian Menjadi Pedofil ini jelas orang 'sakit', mereka tidak punya belas kasihan dan tak punya rasa takut pada dosa. Mereka juga tak berpikir seandainya anak mereka menjadi korban juga! Tak ada asap kalau tidak ada api, setidaknya ada enam faktor yang membuat predator kian menjadi. Pertama, terjadinya kecanduan pornografi (porn addict). Saking gampang dan murahnya mengakses pornografi sehingga tak sedikit orang yang porn addict dan akhirnya mencari pelampiasan. Korban yang paling mudah disasar
adalah anak kecil, mereka mudah dibujuk, diancam atau dibunuh sekalian. Kedua, kerap berpapasan dengan wanita berpakain minim dan ketat. Pria dewasa normal akan terangsang dan sebagian dari mereka akan mencari pelampiasan hasrat seksualnya. Lagi-lagi korban yang paling gampang disasar adalah anak-anak. Ketiga, keteledoran orang tua memberikan pakaian minim kepada anak-anak perempuan. Banyak bocah perempuan didandani dengan pakaian tanktop, rok mini, dsb, ini menimbulkan godaan bagi kaum pedofil untuk menyasar mereka. Keempat, orang tua lengah dalam mengawasi lingkungan pergaulan anak. Kelima, orang tua tidak membekali anak etika pergaulan. Sekalipun masih kanak-kanak, orang tua sudah seharusnya mengajarkan rasa malu bila aurat mereka terlihat, ajarkan di mana tempat membuka pakain, larangan mencium dan dicium lawan jenis. Termasuk berani bercerita bila ada orang yang berani memegang organ kelamin mereka. Keenam, merajalelanya budaya liberalisme akibat tidak diterapkannya syariat Islam secara kaffah. Ini sebenarnya yang menjadi faktor utamanya.[] KH Ali Bayanullah, Pimpinan Majelis Taklim wal Tahfidzil Quran Darul Bayan, Citeureup, Sumedang, Jawa Barat
Faktor Utamanya Sistem Sekuler Saya sangat prihatin dengan kejadian itu. Ternyata di negeri mayoritas penduduknya Muslim kemungkaran begitu merajalela, nyawa dan kehormatan manusia begitu murah. Ini semua merupakan kegagalan negara dalam menjamin keamanan rakyatnya yang lemah sekaligus gagal mendidik rakyatnya agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT Sang Pencipta Alam Semesta. Ada beberapa faktor yang membuat kasus seperti ini terus berulang. Pertama, kemiskinan yang memaksa seorang ibu bahu membahu bersama suaminya banting tulang mencari nafkah, akibatnya anak tidak terurus. Kedua, susahnya kepala rumah tangga mendapatkan penghasilan yang memadai akibat pendidikan rendah. Ketiga, tidak ada keimanan pada diri pelaku kejahatan. Dari ketiga poin di atas, poin terakhirlah yang paling tampak menonjol pada para pelaku kejahatan. Ini semua disebabkan oleh faktor utama yakni sistem sekuler yang dianut oleh negara. Sistem ini dipastikan akan menjadikan manusia mengikuti hawa nafsunya. Artinya, manusia tersesat dari jalan
Allah (lihat QS Shaad ayat 26). Solusi semua ini hanya ada dalam sistem Islam yang datang dari Allah SWT. Dan sistem itu hanya satu yaitu sistem khilafah ala minhajinnubuwah, yang akan membuang jauh-jauh sistem setan sekuler.[] Maman Abdurrahman, Ketua Umum Persatuan Islam (Persis)
Hukum Tidak Tegas dan Dapat Dimainkan Sejak awal saya merasakan bagaimana rusaknya masyarakat kita di berbagai level, baik atas, menengah maupun bawah seperti pada kasus pedofilia tersebut. Saya melihat ada kesalahan dalam menerapkan konsep HAM di Indonesia. HAM hanya diberikan kepada pelaku tidak diberikan kepada yang jadi korban. Karena itu konsep HAM harus dikembalikan kepada ajaran Islam yakni diterapkan kepada pelaku dan juga korban. Contoh dalam pembunuhan. Dalam Islam harus ada qishas (hukuman mati bagi pembunuh). Saya yakin masyarakat tidak menolak, bahkan banyak yang menyatakan hukuman yang paling adil untuk pelaku pembunuhan seperti yang terjadi pada anak di dalam kardus itu adalah hukuman mati. Itu satu. Yang kedua, di dalam Islam qishas tidak dilakukan bila keluarga korban memaafkan, tetapi pelaku wajib bayar diyat seharga seratus unta kepada keluarga korban. Tuh kan adil, hukum di kita saat ini tidak adil karena lebih menekankan pada HAM pelaku, tidak memperhatikan korban dan keluarganya. Kasus terus berulang akibat hukum tidak tegas dan dapat dimainkan, selain itu karena hukumnya pun tidak ada keseimbangan HAM seperti yang disebut di atas. Jadi memang hukuman mati harus dilaksanakan, bagus kemarin hukuman mati untuk narkoba sudah, namun untuk pembunuh kan belum. Dan bagi hukuman yang cukup dipenjara saja, usul saya, biaya makannya harus ditanggung terpidana jangan oeh negara, biar kapok![] Mursyidah Thahir, Ketua Muslimat NU
Paling Adil, Hukuman Mati Itu pelanggaran kemanusiaan yang luar biasa, primitif, seperti tidak mengenal agama, padahal Indonesia mayoritas penduduknya beragama. Berar ti keberagamaan di Indonesia harus dibenahi. Dakwah akhlak disambungkan ke masalah kekerasan seksual, pornografi dan narkoba kalau di Muslimat NU sudah menjadi pendoman, lembaga dakwah dari mana pun kalau bisa ada kesatuan langkah seperti itu. Hukuman paling adil terhadap pelaku pembunuhan anak dalam kardus adalah hukuman mati karena hukuman lain tidak akan menghentikan kejahatan tersebut. Kasus seperti ini berulang karena semua institusi sudah lemah, institusi keluarga lemah, institusi masyarakat lemah, negara juga tidak memadai untuk menjangkau hal-hal seperti itu. Sekarang ini kita tidak bisa mengandalkan pendidikan di sekolah. Sekolah juga tidak steril, masyarakat apalagi. Harapan terakhir sekarang ya pendidikan keluarga. Negara dan masyarakat harus bersama-sama mengatasi ini. Negara saja tidak cukup, masyarakat saja tidak cukup. Jadi memang harus semua lini, bersama-sama. Saat ini kan berjalan sendiri-sendiri, mereka yang di politik jalan sendiri, yang di perdagangan jalan sendiri, jadi kekuatan kita rapuh. Bergandengan tangan untuk terwujudnya anak bangsa yang lebih baik susah sekali.[] joko prasetyo
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Telaah Wahyu
11
Tidak Mengharapkan Upah dari Manusia Oleh: Rokhmat S Labib, MEI
Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya (dengang menginfakkan sebagian hartanya di jalan-Nya) (TQS al-Furqan [25]: 57).
S
ebagai utusan Allah SWT, Rasulullah SAW diberikan tugas menyampaikan risalah kepada manusia. Dalam melaksanakan tugasnya,
beliau tidak meminta upah kepada manusia. Beliau hanya mengharapkan pahala dan ridha Allah SWT, Dzat yang mengutusnya. Kalaupun ada yang diharapkan dari harta yang dikeluarkan oleh orang-orng yang didakwahi adalah untuk diinfakkan di jalan Allah SWT dan untuk kebaikan lainnya. Inilah di antara yang dapat dipahami dari ayat ini.
Tidak Meminta Upah Allah SWT berfirman: Qul mâ as`alukum 'alayhi min ajr[in] (katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu). Dalam ayat sebelumnya ditegaskan kepada Rasulullah SAW bahwa beliau diutus untuk menjadi mubasysyir[an] wa na-
dzîr[an], pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Khithab atau seruan dalam ayat ini masih belum berubah. Sehingga perintah: Qul (katakanlah) juga ditujukan kepada Ra-
sulullah SAW. Beliau diperintahkan untuk menyampaikan perkataan kepada orang-orang yang didakwahi. Ibnu Jarir al-Thabari berkata, “Katakanlah kepada orang-orang yang Aku utus kamu kepada mereka.” Terhadap mereka, beliau diperintahkan menyampaikan perkataan: Mâ as`alukum 'alayhi min ajr[in] (aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu). Dhamîr al-ghâib (kata ganti pihak ketiga) pada kata 'alayhi (atasnya) merujuk kepada perbuatan yang disebutkan dalam ayat sebelumnya, yakni tugas beliau sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dikatakan al-Alusi, “Yakni, atas penyampaian risalah
yang dibawa; atau atas perkara yang telah disebutkan sebelumnya, berupa al-tabsyîr wa alindzâr (penyampaian berita gembira dan peringatan). Sedangkan yang dimaksud dengan ajr[in] di sini adalah upah dari kalian. Demikian menurut Syihabuddin al-Alusi. Huruf min di depan kata tersebut, yakni: min ajr[in], menurut Imam al-Qurthubi, berguna li al-ta`kîd (untuk menegaskan). Dengan demikian, ayat ini memberikan pengertian bahwa Rasulullah SAW dalam menyampaikan risalah kepada umatnya, sama sekali tidak meminta upah dari mereka sedikit pun. Demikianlah penjelasan para mufassir. Tentang ayat ini, Ibnu Katsir berkata, “(Aku tidak meminta dari kalian) atas penyampaian dan peringatan tersebut berupa upah yang aku minta dari harta kalian. Sesungguhnya aku mengerjakan ini untuk mencari ridha Allah.” Tak jauh berbeda al-Thabari, memaknai perkataan tersebut dengan ungkapan, “Wahai kaumku, aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kalian atas apa yang aku bawa dari Tuhanku, sehingga kalian berkata, “Sesungguhnya Muhammad menginginkan harta kita dari dakwahnya, maka kami tidak akan mengikutinya dan memberikan kepadanya sedikit pun dari harta kamu”.” Bahwa Nabi SAW tidak meminta upah dari umat atas dakwah yang beliau lakukan juga disebutkan dalam beberapa ayat lain, seperti firman Allah SWT: Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Alquran)" (TQS al-An'am [6]: 90). Juga firman-Nya: Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku (TQS Shad [38]: 86). Yang beliau harapkan dari dakwah yang disampaikan adalah upah dari Allah SWT: Katakanlah: "Upah apa pun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu. Upahku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu" (TQS Saba' [34]: 47). Patut dicatat, tidak meminta upah dari umatnya atas dakwah yang dilakukan bukan hanya pada diri Rasulullah SAW, namun juga merupakan sikap para utusan Allah SWT lainnya. Yang mereka harapkan adalah ajr[un] (pahala) dari Allah SWT
semata. Kepada kaumnya, Nabi Nuh As berkata, sebagaimana diberitakan dalam firman-Nya: Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakanajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam (TQS al-Syu'ara [26]: 109). Pernyataan yang kurang lebih sama juga disampaikan oleh Nabi Hud (lihat QS al-Syu'ara [26]: 127), Nabi Shalih as (lihat QS alSyu'ara [26]: 145), Nabi Luth as (lihat QS al-Syu'ara [26]: 164), dan Nabi Syu'aib as (lihat QS alSyua'ara [26]: 180).
Infak di Jalan Allah Kemudian dilanjutkan dengan firman-Nya: illâ man syâ`a an attakhidzu ilâ Rabbihi sabîl[an] (melainkan orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya (dengang menginfakkan sebagian hartanya di jalan-Nya). Menurut Fakhruddin al-Razi, penggalan ayat ini mengandung tiga kemungkinan makna yang saling berdekatan. Pertama, beliau tidak meminta mereka atas penyampaian dan dakwahnya upah kecuali mereka menginginkan untuk mendekatkan diri (kepada Allah SWT) dengan infak di jalan jihad dan lainnya. Maka, mereka pun menjadikannya sebagai jalan mendapatkan rahmat Tuhan mereka dan memperoleh pahalaNya. Kedua, maknanya: “Aku tidak meminta kalian atas upah untuk diriku, namun aku meminta kamu agar mencari pahala untuk diri kalian sendiri dengan menjadikan jalan kepada Tuhan kalian.” Ini adalah pendapat alQadhi. Ketiga, kalimat illâ man syâ`a (kecuali orang yang menginginkan), yang dimaksud dengannya adalah fi'la man syâ`a (perbuatan orang yang menghendaki). Ini adalah pendapat penulis kitab al-Kasysyâf. Dari ketiga pendapat, tampaknya pendapat pertama lebih banyak dipilih oleh para mufassir. Al-Qurthubi, misalnya, berkata, “Akan tetapi orang menginginkan (an yattahidza ilâ Rabbihi sabîl[an], mengambil jalan kepada Tuhannya) dengan menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah, maka berinfaklah.” Ibnu Jarir al-Thabari juga berkata, “Akan tetapi, siapa saja di antara kalian yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya dengan menginfakkan sebagian
Ikhtisar: 1. Dalam mendakwahkan risalahnya, Rasulullah SAW tidak mengharapkan imbalan materi dari umatnya. Beliau mengerjakan semata ikhlas karena Allah dan semata mengharapkan ganjaran dan ridha-Nya. 2. Menginfakkan sebagian harta dijadikan sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh ridha-Nya . hartanya di jalan-Nya dan pada perkara yang dapat mendekatkan kepada-Nya, berupa sedekah, infak dalam jihad memerangi musuh-Nya dan berbagai jalan kebaikan lainnya.” Dengan demikian, dalam dakwahnya Rasulullah SAW tidak mengharapkan upah dan imbalan dari manusia. Yang beliau harapkan adalah pahala dan ridha dari Allah SWT. Jika mereka menginfakkan harta mereka, sesungguhnya itu adalah infak di jalan Allah SWT. Infak itu dilakukan sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengharapkan pahala dan ridha-Nya. Itulah dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW. Beliau tidak mengharapkan imbalan materi dari umatnya. Balasan yang diharapkan dari dakwah yang beliau lakukan adalah ganjaran dari Allah SWT, Dzat Pemilik alam semesta. Sikap ini pula yang sepatutnya diteladani oleh umatnya dalam mendakwahkan agama-Nya. Ganjaran dan pahala dari Allah SWT ini memang seharusnya dicari dan dikejar. Dengan berbekal banyak pahala, dapat melempangkan jalan bagi pelakunya masuk ke dalam surga-Nya. Apa yang lebih besar dan lebih menarik dari itu? Berkaitan dengan harta, kalaupun umatnya diminta untuk menginfakkan harta mereka, maka itu bukan untuk beliau. Itu adalah infak di jalan jihad dan kebajikan lainnya. Tatkala infak itu dijadikan sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan ridhaNya, maka sesungguhnya akan kembali kepada pelakunya. Sebab, Allah SWT akan membalas harta yang diinfakkan itu berlipat ganda. Sungguh beruntung manusia yang mengerjakan dengan ikhlas dan semangat. Semoga kita termasuk di dalamnya. WalLâh a'lam bi al-shawâb.[]
12
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Media Nasional
Warga Resah
Awas Ada Sandal Hina Islam Sejak September 2014 hingga Oktober 2015, PT Pradipta Perkasa Makmur telah memproduksi alas kaki itu sebanyak 82.070 pasang.
P
enistaaan terhadap simbol-simbol Islam terjadi lagi. Sebuah perusahaan sandal menggegerkan warga di Jawa Timur. Sandal tersebut pada bagian alas kaki bagian bawah dicetak kaligrafi bertuliskan 'Allah'. Atas peredaran sandal penistaan Islam tersebut, pengurus MUI Malang KH Luthfi Bashori melaporkan perusahaan tersebut ke kepolisian daerah Jawa Timur. “Mohon agar Bapak dapat membantu berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menghentikan produksi dan mencabutnya dari pasar,” tulisnya dalam suratnya yang beredar di media sosial. Sandal itu diketahui bermerek Glacio dan diproduksi oleh PT Pradipta Perkasa Makmur yang juga mempunyai produk alas kaki lainnya, yakni Clarudo. Atas laporan itu, Polda Jawa Timur langsung bertindak. Dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan Polda Jawa Timur pada Sabtu (10/10) di lokasi produksi
sandal yang terletak di KM 33,2 Jalan Raya Wringinanom Kabupaten Gersik. Polda Jatim mengamankan 300 pasang sisa produksi sandal berlafadz Allah. “Sejak Sabtu, perusahaan sudah melaksanakan perubahan mesin cetak karena ditemukan huruf dengan lafaz Allah,” begitu seperti dalam rilis yang diterima sejumlah media, Selasa (12/10). Pihak perusahaan pun berjanji akan menarik hasil produksi yang masih beredar di pasaran. Selain itu, perusahaan akan mengubah desain mesin cetak tersebut agar tak lagi bermotif lafadz Allah di bagian alasnya. Sementara itu, menurut keterangan personalia perusahaan, Umboh menyebut, mesin cetak tersebut dipesan dan didatangkan langsung dari Cina. Sejak September 2014 hingga Oktober 2015, PT Pradipta Perkasa Makmur telah memproduksi alas kaki itu sebanyak 82.070 pasang. Sementara itu, menurut republika.co.id, pemilik perusahaan Lou Hwa tengah dipanggil Polda Jatim. Hingga berita ini
ditulis, pendalaman kasus masih dilakukan oleh Polda Jatim dan Polres Gresik.
Berulang Hal serupa terjadi Agustus lalu. Pelecehan dan penistaan itu dilakukan oleh perusahaan sepatu besar Nike. Sama juga, perusahaan itu meletakkan lafadz “Allah” di sandal produksinya. Hanya saja ini berada di bagian atas sandal sehingga orang bisa langsung melihatnya. Ulah Nike ini membuat ramai dunia maya. Merespon foto yang ramai disebarkan di media sosial itu, pemilik akun Choirul Anam mengatakan, “Sangat kecil kemungkinannya kalau ini tidak disengaja.” Tak lama kemudian, berbagai komentar netizen Muslim menyerukan boikot dan tuntutan kepada perusahaan Nike yang berproduksi di Cina itu. Ada juga yang menyerukan agar ulah Nike ini segera dilaporkan ke polisi. Sebelumnya, pada tahun 1997, perusahan Nike juga melakukan penghinaan yang serupa
dengan merilis sneaker Nike Air Bakin GS. Dua buah “lafadz Allah” dicantumkan Nike pada bagian depan sepatu yang dikamuflase dengan “tulisan Air” dan di bagian telapak sepatu. Salah seorang reviewer mengatakan pada video Youtube yang diunggahnya pada Oktuber 2013, “Nike Air Bakin. Sepatu yang dipopulerkan dan dirilis pertama kali oleh Tim Hardaway dan Mitch Richmond telah menyulut kontroversi dan kecaman dari komunitas Arab (Amerika) akibat keserupaan tulisan “AIR” dengan lafadz “ALLAH”. Akhirnya Nike menghentikan produksinya
dan menarik semua sneaker itu untuk dicabuti logo “AIR”-nya. Namun tebaklah, beberapa pasang sepatu itu tak pernah dikembalikan.” Tak hanya sandal Nike, slipper wanita bahkan ada yang bertuliskan “lafadz Muhammad” di sol bagian bawahnya, seperti yang diunggah Ecy Mahfuz pada komentarnya di akun Choirul Anam. Parahnya lagi, ada pula kaos kaki Adidas yang jika dibalik akan membentuk “lafadz Allah” di bagian “logo Adidas.” Maka berhati-hatilah membeli produk sepatu dan sandal saat ini. [] emje dari berbagai sumber
Rezim Jokowi Akan Wajibkan Bela Negara Materi Bela Negara nantinya meliputi, pemahaman empat pilar negara, sistem pertahanan semesta dan pengenalan alutsista TNI.
P
emerintah mengumumkan akan membentuk 4.500 kader Pembina Bela Negara di 45 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Ditargetkan ada 100 juta rakyat yang mau ikut dalam program ini. Rencananya penyelenggaraan pembentukan Kader Pembina Bela Negara akan dibuka secara serentak pada Senin (19/10). Kebijakan pemerintah itu disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat jumpa pers di kantornya, Senin (12/10). "Dalam pertahanan negara, faktor jumlah penduduk potensial untuk pembelaan negara masih menjadi salah satu perhitungan utama. Indonesia yang punya populasi 250 juta memiliki 100 juta penduduk yang potensial untuk melibatkan dalam pembelaan negara sebagai kader militan," kata Menhan. Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini, program Bela Negara berkelanjutan hingga tahun 2025 mendatang. Ia berharap tahun depan, pembentukan kader ini bisa dilakukan
oleh Pemda dengan kerja sama TNI dan Polri. Namun, pemerintah bungkam perihal dana yang dipakai untuk melaksanakan program ini. Ia menjelaskan, dalam program ini masyarakat sipil yang ikut akan dilatih selama sebulan. Usai mendapat latihan, mereka akan mendapat sebuah kartu anggota Bela Negara. Sayangnya, kartu itu tidak mempunyai nilai khusus bagi warga yang pernah mengikuti pelatihan Bela Negara. "Kami mengajak komponen bangsa untuk berperan aktif mengikuti pembentukan Kader Bela Negara. Kader yang dibentuk untuk mewujudkan Indonesia yang kuat di tengah kompleksitas berbagai bentuk ancaman nyata. Bela Negara bukan wajib militer namun sebagai perwujudan hak dan kewajiban negara yang perlu disiapkan," ujarnya. Program ini diarahkan bagi mereka yang berumur di bawah 50 tahun. Tempat-tempat pembentukan kader Bela Negara ada di Rindam, Kodam, Korem dan
lain sebagainya. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin menambahkan, materi Bela Negara nantinya meliputi, pemahaman empat pilar negara, sistem pertahanan semesta dan pengenalan alutsista TNI. Juga ditambah lima nilai cinta tanah air, sadar bangsa, rela berkorban, dan Pancasila sebagai dasar negara. Ia menjelaskan, pelatihan fisik tidak terlalu dibebankan. "Fisik cuma baris berbaris saja. Rohaninya yang kita isi dengan jiwa nasionalisme," jelasnya.
Tanggapan DPR Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto meminta publik tidak terburu-buru mengambil keputusan terkait dengan kewajiban bela negara. Menurutnya, penilaian mengenai program Bela Negara perlu dilakukan dengan perlahan-lahan. Kalau tujuannya untuk meningkatkan patriotisme, peraturan tersebut bukanlah masalah.
Sedangkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon mengatakan program Bela Negara yang diumumkan pemerintah harus dipertimbangkan dengan matang, jangan hanya berupa ide. Sebab, menurutnya, saat ini ada hal lebih penting yang harus dikerjakan pemerintah, seperti perbaikan ekonomi. “Situasi aman, apa yang dibela? Kalau anggaran cukup dan situasi memungkinkan untuk bela negara, baru bisa dipikirkan," ucap Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa(13/10). Menurutnya, ide program Bela Negara sendiri bukanlah ide baru. Tapi ia meminta pemerintah memikirkan secara matang, terlebih soal anggaran yang dibutuhkan. “Tapi, tolong, pikirkan, jangan hanya menguatkan ide tapi anggaran dan tujuan enggak jelas. Sekarang lebih baik fokus ke ekonomi," ujarnya. Program Bela Negara awalnya muncul dari Kementerian Pertahanan. Program itu berpatokan pada Undang-Undang Dasar 1945 dan UU Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Kementerian Pertahanan didapuk menyusun grand design aturan dari program pembinaan kesadaran membela negara tersebut. Sementara itu Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib mempertanyakan tujuan program tersebut. “Membela negara dalam bentuk apa? Militer? Tentara selama ini juga tidak digunakan untuk berperang. Pesawat tempur Amerika dan Singapura bolak-balik ke wilayah Indonesia dibiarkan,” katanya. Ia pun mempertanyakan materi empat pilar negara yang jadi materi utama program itu. “Supaya apa? Supaya tidak diubah? Sudah empat kali MPR mengubah UUD, tidak diapaapakan?” tandasnya. Menurutnya, yang jelasjelas berbahaya dan merugikan bangsa malah dibiarkan, koruptor malah mau diampuni. “Freeport dibiarkan terus mengeruk emas kita,” pungkasnya.[] emje/joy
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Yahya pun memprediksikan koruptor akan semakin berani dan memiliki posisi tawar.
B
ukannya menyerap aspirasi rakyat yang secara tegas menginginkan hukuman mati tapi DPR malah berencana mengampuni pelaku tindak pidana korupsi. Melalui Rancangan UU Pengampunan Nasional, Fraksi PDI Perjuangan, Golkar, PKB, dan PPP siap melegalkan aturan yang akan membuat para koruptor semakin menjadi. Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menuturkan pertimbangan utama mengusulkan RUU Pengampunan Nasional untuk menarik uang WNI di luar negeri. Karena banyak WNI yang menginvestasikan uang panas di luar negeri. Jika WNI tersebut mau menarik uang itu kembali ke Indonesia maka tak peduli dari mana asal usul uang tersebut maka akan diampuni. Karena istilahnya adalah pengampunan nasional, menurut Hendrawan, maka tidak akan dipersoalkan dari mana asal usulnya. Sekalipun uang tersebut berasal dari hasil korupsi. Kasus hukum koruptor juga dianggap selesai. Koruptor tersebut diyakini bakal jadi orang baik setelah diampuni negara. Lalu apakah para koruptor
Media Nasional
13
Masya Allah...
Bukannya Dihukum Mati, Koruptor Malah Mau Diampuni yang mengembalikan uang ke negara tersebut tetap akan diselidiki kasusnya? Ternyata tidak. "Ya sudah jangan dipersoalkan lagi, kalau masih dipanjang-panjangin namanya bukan pengampunan. Uang ini kan bukan uang yang sepenuhnya bisa bersih. Jadi ini pendekatan realistis dan pragmatis karena kita butuh dana besar dan kita ingin mengurangi utang luar negeri kita pajak. Setelah itu mereka akan jadi orang baik, bertingkah laku sebagai warga negara biasa karena sudah dicuci," ujarnya kepada detik.com, Rabu (7/10). Tapi masalahnya, menurut Ketua Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Yahya Abdurrahman, uang yang dibawa kabur itukan sudah diputar sedemikian rupa sehingga sudah berlipat ganda. Sementara kerugian yang diderita negara dan rakyat akibat dikorupsinya uang rakyat itu kan tidak tergantikan. “Misalnya, uang yang dikorupsi itu uang sebenarnya harus segera digunakan ini dan itu untuk kemaslahatan rakyat dengan segera, kan tidak bisa tergantikan. Begitu juga waktu yang hilang tidak bisa tergantikan,” keluhnya. Yahya pun memprediksikan koruptor akan semakin berani
dan memiliki posisi tawar. “Sehingga ke depannya koruptor akan bertekad, ya sudah korupsi yang lebih besar saja sekalian, nanti dibawa kabur, jadi buron misalnya, nanti kan bisa bargaining (tawar menawar) ya sudahlah dikembalikan uangnya, lalu koruptornya bisa bebas karena diampuni,” prediksinya. Ia menilai terlepas apakah itu merupakan akal-akalan atau tidak—untuk melindungi para koruptor yang diduga selama ini memberikan gizi pada parpol pengusungnya—tetapi yang jelas RUU tersebut menunjukkan komitmen pemberantasan korupsi itu lemah. “Itu menunjukkan lemahnya komitmen memberantas korupsi. Terlepas parpol tersebut didukung banyak koruptor atau tidak, tetapi memang korupsi banyak dilakukan oleh orangorang parpol yang duduk di legislatif dan eksekutif,” ujarnya kepada Media Umat. Sekali lagi Yahya menekankan ini menunjukkan komitmen pemberantasan korupsi yang semakin lemah. Itu kan bertentangan sekali dengan slogan yang selama ini didengungkan, bahwa korupsi adalah kejahatan yang luar biasa, mestinya penanganan untuk pemberantasan
korupsi harus luar biasa. Jadi hukuman tegas bahkan bila perlu sampai hukuman mati harus ditegakkan. Sedangkan masalah mengembalikan uang, ketika koruptornya bisa ditangkap ya jerat juga koruptor tersebut dengan tindak pidana pencucian uang. “Dengan begitu seluruh dana yang berhubungan dengan dia bisa ditelusuri dan bisa ditarik negara,” ujarnya. Selain itu, DPR juga dituding berupaya memperlemah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Revisi UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK. Dalam draf yang masuk ke dalam prioritas Prolegnas 2015 tersebut pasal tentang penuntutan dan penyadapan menjadi catatan para
legislator untuk direvisi. Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua KPK Johan Budi SP menyebutkan rencana revisi tersebut sudah dikatakan sejak awal hanya akan memperlemah keberadaan lembaga antirasuah ini dalam memberantas korupsi. “Kalau untuk mereduksi penyadapan dan penuntutan itu, justru (DPR) memperlemah, sikap kami juga sudah disampaikan," tegasnya di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (23/6) malam. Itulah konsekunsi demokrasi, manusia dilegalkan membuat aturan sendiri dan meminggirkan wahyu ilahi.[] joko prasetyo
Media Gaul
Pemuda Islam Gak Takut Gagal, Berani Berhasil (bag-1) Oleh : Halim Wijaya, Ketua LDS HTI Kota Samarinda
S
obat yang namanya gagal itu pasti gak enak bikin enek, gak asik bikin bete, bikin kesal, bahkan bisa sampai membuat putus harapan alias putus asa. Tapi, putus asa bukanlah sebuah solusi, melainkan hanya akan menambah masalah. Berputus asa bukanlah ciri seorang pemuda Islam sejati, pemuda Islam itu pantang menyerah seberat apapun halangan dan rintangan yang menghadang akan dilaluinya dengan kegigihan, juang dan semangat yang membara... Ketika kita ditimpa kegagalan sering sekali kita mengeluh, karena memang manusia diciptakan bersifat keluh kesah. Tapi ingay ya Sob, Islam tidak mengajarkan kita untuk mengeluh, Islam mengajarkan kita untuk menjadi seorang Muslim yang kuat. Bahkan Rasulullah bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: 'Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.' Akan tetapi hendaklah kau katakan: 'Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.' Sesungguhnya perkataan (seandainya) dapat membuka pintu setan.” [HR. Muslim] Nah, sebagai pemuda Islam tidak sepatutnya kita menyerah dengan keadaan. Setan pun selalu berusaha sekuat mungkin agar kita gagal, so... kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai keberhasilan. Bagaimana caranya? Gampang Sob... yang penting
JAIM, weits...... JAIM? Hmm... Iyaa JAIM alias Jangan putus asa, Ambil langkah baru, Introspeksi diri dan Modal percaya diri. Allah SWT tentu tidak menyukai orang-orang yang putus asa, so... untuk mencapai kesuksesan, putus asa harus ijauhkan dari kamus hidup kita, coz putus asa bukanlah menyelesaikan masalah melainkan hanya akan menambah masalah. En dhen ambil langkah baru. Langkah yang akan kita ambil selanjutnya tentulah berbeda dari langkah sebelumnya. Why? Karena jika kita mengambil langkah sama dengan langkah sebelumnya, sama saja kita terjerumus ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya, maka dari itu kita harus mengambil langkah yang berbeda. Bila udah nemuin langkah baru,
namun ternyata belum berhasil juga maka saatnya kita introspeksi diri. Coz...bisa jadi kegagalan yang kita alami itu datangnya dari diri kita sendiri. Bisa karena dosa-dosa kita, kecerobohan atau terlalu tergesag e s a d a n l a i n s e b a g a i ny a . M a k a bertobatlah minta ampun pada Allah dan jangan lupa selalu bersyukur. Sob...yang gak kalah pentingnya kita harus percaya diri, selalu berpikiran optimis jangan jadi pesimis karena Allah mengikuti prasangk a hamba-N ya. Kepercayaan diri yang tinggi akan m e m b awa k i t a m e n c a p a i s e b u a h keberhasilan. Maka dari itu kepercayaan diri harus tumbuh dan ada dalam diri kita. Apakah cukup sampai di sini? Tentu tidak, ada langkah selanjutnya yang harus kita tempuh. Apa siih? So... nantikan Media Gaul di MU edisi selanjutnya ya.[]
14
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Media Daerah
Sumatera Selatan
Pemerintah Tak Serius Atasi Asap Perhatian pemerintah berbeda jika yang menjadi permasalahan menyangkut kepentingan para kapitalis.
Khutbah Istisqa
K
abut asap di Sumatera Selatan sudah menjadi rutinitas tahunan setiap musim kemarau. Hal ini dipicu oleh kebiasaan masyarakat membakar semak belukar dalam kegiatan pembukaan lahan untuk dijadikan perkebunan. Namun yang paling besar menyumbang asap adalah pembakaran lahan di areal konsesi perusahaan perkebunan dan Hutan Tanaman Industri yang kebanyakan berada di lahan gambut. Perusahan yang beroperasi di lahan gambut biasanya membuat kanal-kanal untuk mengurangi kandungan airnya agar bisa ditanami. Akibatnya ketika musim kemarau gambut tidak lagi memiliki kandungan air. Gambut
yang tersusun dari sisa-sisa tanaman yang tertimbun ribuan tahun jadi lebih mudah terbakar ketika kondisi kering. Parahnya lagi kebakaran di lahan gambut bukan hanya terjadi di permukaan tetapi menjalar sampai kedalaman satu meter. Beda dengan kebakaran di permukaan yang relatif mudah dipadamkan, kebakaran di lapisan bawah akan sulit dipadamkan meski sudah disiram dengan bom air dari helikopter. Akibat kebakaran lahan, setiap pagi kabut asap tebal menyelimuti kota Palembang. Asap mulai menipis sekitar pukul 08.00-09.00 pagi kemudian di sore hari sekitar pukul 17.00 asap kembali pekat hingga pagi hari. Bukan hanya asap yang dihadapi
warga, asap juga seringkali disertai abu bekas kebakaran. Jarak pandang di pagi hari sekitar 100 meter menyebabkan penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II terganggu meski tidak sampai lumpuh. Kabut asap juga telah merenggut nyawa seorang bayi berusia 28 hari bernama M Husein Saputra yang terjangkit radang paruparu. Menurut Kepala Dinas Kesehatan, penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bulan Oktober sebanyak 6.398 orang di Palembang sendiri sebanyak 3.281 orang. Sedangkan bulan September tercatat 26.462 se-Sumsel dan Palembang selama bulan September 15.474 penderita. Menyikapi kondisi kabut asap, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Palembang menyelenggarakan Tabligh Akbar dan Shalat Istisqa pada Ahad, (4/10) bertempat di halaman Rumah Dannis Jl. Basuki Rahmat Palembang. Shalat Istisqa diikuti sekitar 300-an umat Islam. Shalat Istisqa adalah cara non teknis agar Allah SWT segera menurunkan hujan untuk memadamkan api yang membakar hutan sejak Juni 2015. Dalam khutbah Istisqa, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Arim Nasim mengajak umat Islam untuk instropeksi diri serta me-
nyadari terjadinya kemarau panjang dan bencana kabut asap adalah akibat dosa-dosa yang kaum Muslimin kerjakan di antaranya dosa tidak menegakkan syariah Islam dalam naungan khilafah. Sedangkan Ketua HTI Sumsel Mahmud Jamhur sangat menyesalkan ketidakseriusan pemerintah daerah dan pemerintah pusat mengatasi kabut asap. Hal ini terlihat dari belum ditetapkannya kabut asap menjadi bencana nasional, padahal jelas bencana asap sudah meluas di Sumatera dan Kalimantan bahkan sampai ke luar negeri. Karena belum menjadi bencana nasional biaya penanganannya pun tidak maksimal. Perhatian pemerintah berbeda jika yang menjadi permasalahan menyangkut kepentingan para kapitalis. Dari sisi ruhiyah, Mahmud menilai tidak ada upaya pemerintah untuk mengajak masyarakat bertaubat, dan berdoa agar diturunkan hujan melalui shalat Istisqa. Penyelenggaraan shalat Istisqa yang dilakukan masyarakat hanya bersifat spontan dan sporadis. Lebih lanjut Mahmud mengatakan bahwa persoalan kabut asap erat kaitannya dengan penerapan sistem ekonomi kapitalis yang melegalkan swasta bahkan asing mendapatkan kon-
sesi ratusan ribu hektar untuk mengolah lahan gambut menjadi perkebunan. Padahal berdasarkan karakteristiknya lahan gambut tidak boleh kering. Adanya konsesi itu menjadi dasar para perusahaan untuk mengeksploitasi lahan gambut dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya. Untuk itu HTI Sumsel mendesak pemerintah baik daerah maupun pusat agar serius menangani kabut asap sampai tuntas dengan mengerahkan tenaga, teknologi dan dana secara maksimal. “Terkait izin operasi perusahaan di lahan gambut sudah seharusnya dicabut permanen. Lalu lahan gambut yang ada dijadikan kawasan lindung,” tegasnya. Terakhir Mahmud mengatakan adanya bencana asap sebagai akibat keserakahan kapitalis harus diakhiri dengan menerapkan sistem ekonomi Islam. Dalam sistem Islam pengelolaan hutan tidak boleh diserahkan kepada swasta karena termasuk kepemilikan umum. “Akan tetapi sistem ekonomi Islam hanya bisa diterapkan jika negaranya berdasarkan ideologi Islam yaitu Khilafah Islamiyah,” pungkasnya.[] yusmono khoiri/joy
Riau
Perusahaan Asing Harus Hengkang
A
k ibat negeri ini salah pilih sistem untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara, hutan yang menurut Islam merupakan milik rakyat dan wajib dikelola oleh negara pun malah diserahkan kepada swasta bahkan asing tak terkecuali di Riau. Celakanya para kapitalis yang mendapat konsesi ratusan ribu hektar tersebut malah membakar hutan untuk membuka lahan baru sehingga terjadilah kebakaran berkepanjangan. “Hutan Riau itu milik rakyat jadi sudah seharusnya hutan itu dikembalikan kepada rakyat dengan dikelola oleh pemerintah daerah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bukan malah diserakan kepada korporasi apapun alasannya!” pekik Ketua
Umum Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Riau Husein Ahmad di hadapan seratusan peserta aksi, Jum'at (2/10) di depan Kantor Gubernur Riau. Massa aksi pun mengutuk keras perusahaan-perusahaan yang menjadi pelaku utama pembakaran lahan. “Kami juga menuntut lebih, agar 10 perusahaan yang terlibat tidak hanya sekadar diadili, dipenjara selama 10 tahun dan denda sebanyak 10 milyar. Akan tetapi, mereka harus hengkang dari negeri ini!” pekik Bayu Darmansyah, korlap aksi memberikan resolusi. Massa juga menyeru kepada seluruh rakyat Riau dan Pemerintah Daerah untuk kembali kepada Islam dengan bersungguh-sungguh menjalankan dan menerapkan hukum-hukum
Islam dalam mengelola hutan dan negeri ini, sehingga negeri ini menjadi negeri baldatun toyyibatun warobbur ghoffur. “Dan itu semua akan terwujud
dalam naungan Khilafah Islamiyah,” pungkas Bayu. Aksi yang berlangsung dengan tertib tidak terjadi kemacetan tersebut menarik perha-
tian pengendara yang melintas di Jalan Jendral Sudirman.[] abu zhafran qur-anie/joy
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Saat harga minyak mentah anjlok, pemerintah hanya menurunkan harga solar sebesar Rp. 200 per liter.
P
Ekonomi
15
Minyak Mentah Dunia Turun, BBM Tetap Mahal
residen Jokowi beberapa waktu lalu mewacanakan akan menurunkan harga premium. Ini terjadi setelah kondisi harga minyak mentah dunia terus menurun. Dan hingga kini pun harga tersebut bertahan di level rendah. Banyak orang senang dengan rencana itu. Namun rencana itu pun gagal. Kalangan pemerintah sendiri malah yang keberatan dengan rencana itu dengan berbagai alasan. Akhirnya rakyat hanya gigit jari ditipu janji-janji yang tak ditepati. Memang sejak beberapa bulan terakhir harga BBM dunia mengalami penurunan. Bahkan pada Kamis, (8/10) harga minyak mentah semakin terperosok. Pada perdagangan saat itu minyak mentah dibuka dengan harga di kisaran 48 dolar per barel. Kalau dulu pemerintah bilang harga BBM disesuaikan harga pasar, nyatanya tidak. Saat
harga minyak mentah anjlok, pemerintah hanya menurunkan harga solar sebesar Rp. 200 per liter. Padahal, menurut pengamat ekonomi Didik J Rachbini, dengan turunnya harga minyak dunia di kisaran 40 dolar per barel, penurunan harga BBM bisa dilakukan. Dalam perhitungannya, BBM jenis premium semestinya dapat turun sampai Rp 2.000 per liter. Berbagai alasan dikemukakan oleh pemerintah untuk tidak menurunkan harga. Salah satu alasan yang dikemukakan oleh pemerintah karena Pertamina masih mengalami kerugian. Ini seperti yang dikatakan oleh Direktur Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja bahwa pemerintah hanya bisa menurunkan harga BBM jenis solar, namun tidak untuk premium. Hal itu dikatakannya lantaran sampai saat ini penjualan BBM RON 88 masih
memikul kerugian. Tercatat sampai akhir Agustus saja Pertamina telah memikul kerugian sebesar Rp 15,2 trilyun. Sementara itu, ketika ditanya mengenai kerugian PT Pertamina (Persero) dari penyaluran premium, anggota DPR Misbakhun meminta kerugian yang diklaim dikaji terlebih dahulu, apakah karena harga jual yang lebih rendah dari harga pasar ataukah karena inefisiensi Namun, kata dia, apapun alasan di balik kerugian yang dialami Pertamina, penurunan harga premium harus dilakukan. “Pemerintah masih punya hak untuk menjalankan PSO (public service obligation). Pertamina itu kan BUMN. PSO bisa dikenakan ke Pertamina. Kalau memang rugi demi rakyat, kenapa enggak?” ucap anggota DPR Fraksi Partai Golkar ini. Sementara itu Direktur Puskepi Sofyano Zakaria, mengatakan, seharusnya penyediaan stok
BBM nasional, baik berupa crude oil dan BBM menjadi tanggung jawab pemerintah, bukannya dibebankan ke perusahaan seperti Pertamina. Negara yang harus menyiapkan anggaran untuk membeli minyak dan kemudian barulah 'menjualnya' ke badan usaha, sehingga dapat membeli crude atau BBM dalam jumlah besar yang menjadi kunci ketahanan energi bagi bangsa ini. Menanggapi kondisi ini, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Arim Nasim menjelaskan, sebenarnya akar masalah BBM yang selalu berulang adalah akibat liberalisasi migas dan hubungan pemerintah dan rakyat dengan
paradigma kapitalis yaitu untung rugi. Makanya, kata Arim, solusi mendasar agar masalah BBM ini selesai adalah dengan menghentikan proses liberalisasi migas, migas harus dikelola sesuai dengan syariah Islam. Dalam pandangan Islam, lanjutnya, migas adalah tambang milik umum yang wajib dikelola oleh negara dan haram pengelolaannya diserahkan ke swasta. Sementara hubungan rakyat dan penguasa dalam Islam bukan hubungan bsinis tapi hubungan riayah yaitu pengurusan urusan umat karena itu tidak ada prinsip untung rugi dalam melayani rakyat. [] lm
Bisnis Syariah
Muhammad Karebet Widjajakusuma Ketua Lajnah Khusus Pengusaha HTI Praktisi bisnis syariah bidang konsultasi dan training manajemen dan motivaksi
M
uslimpreneur, belum lama, saya mendapat share ini. Judulnya simpel. Tak banyak mengumbar kata. Tapi pas banget untuk menyalakan api kesadaran kita! Karenanya, izinkan saya mengutipkannya kembali dengan editan seperlunya.
Anatomi Sistem Ekonomi Kapitalis 1. Tubuhnya = Pasar Bebas. Negara maju sangat berkepentingan dengan pasar bebas karena hasil produk mereka berlimpah, sementara pasar domestik sangat terbatas, berbanding lurus dengan jumlah penduduknya. Mereka harus memperluas pasar dengan membuka semua trade barrier. Sebagian besar produk negara maju ini merupakan KEINGINAN dan sebagian kecilnya merupakan KEBUTUHAN. Karenanya kebanyakan produk tersebut dijual dengan kemasan gaya hidup yang mengedepankan kemewahan dan mengabaikan keberkahan. Akhirnya angka impor terus tinggi yang mendefisitkan neraca perdagangan. Jika akhirnya negara tekor terus, lalu kapan rakyatnya akan makmur? 2. Aliran darahnya = Aliran Fiat money atau uang kertas yang tidak dijamin emas. Faktanya, uang ini merupakan alat untuk merampok sumberdaya negara berkembang secara LEGAL. Kekuatan ekonomi para bankers yang dimotori bank sentral berhasil memaksakan penggunaan sistem ini yang memungkinkan mereka mendapatkan aset riil hanya dengan menukar secarik kertas yang sesungguhnya tidak bernilai. USD (Dolar AS) merupakan komoditas ekspor unggulan AS yang sebenarnya sama sekali tidak bernilai (bahkan untuk sekadar jadi tisu toilet sekalipun!). Namun, kebanyakan
Melawan Kapitalisme
negara akhirnya mengikuti penggunaan fiat money dan (terpaksa) bersedia menerima USD sebagai international currency. Penggunaan fiat money sangat buruk bagi perekonomian, terlebih jika nilai tukarnya diserahkan kepada mekanisme pasar. Nilai tukar lebih tergantung kepada otoritas pasar uang yang merupakan bank-bank sentral yang dikendalikan Yahudi. Kita jadi paham bahwa untuk menguras kekayaan alam suatu negara tidak perlu lagi menggunakan kekuatan militer, cukup dengan menurunkan nilai tukar domestic currency-nya, melalui mek anisme pasar. S aat ini I ndonesia sedang mengalaminya! Per hari ini kurs sudah berada di atas Rp 13.000/USD bahkan sempat di atas 14.000 ! Artinya setiap detik kita diRAMPOK! Sumberdaya alam kita semakin murah, pikiran, tenaga kita semakin tidak berharga. Jika seluruh harta yang kita miliki sudah tidak berharga, lalu apa yang akan kita wariskan pada anak cucu kita kelak? 3. Jantungnya = Bank dan pasar modal. Kekuatan ekonomi kapitalis sekuler menguasai dunia melalui penciptaan bank dan pasar modal yang beroperasi sebagai penyedot uang masyarakat untuk kemudian disalurkan kepada kelompok bisnisnya. Konsekuensinya bisnis mereka yang ditopang oleh perbankan dan pasar modal yang full sistem ribawi ini akan tumbuh cepat dan berlipat. Dengan sedih terpaksa harus dikatakan, janganlah bermimpi bisnis yang dijalankan secara syariah akan mampu bersaing dengan mereka pada sistem ekonomi dan politik yang berlaku saat ini! 4. Pemacu jantung = tingkat bunga. Dengan tingkat bunga, otoritas keuangan leluasa untuk menarik atau
menggelontorkan uang ke pasar. Hal ini juga berpengaruh pada nilai tukar. Contoh paling nyata, bagaimana ISSUE (ya hanya ISSUE, baru ISSUE!) kenaikan suku bunga the Fed, sudah bisa merontokkan Rupiah kita! Penguasa dunia saat ini sesungguhnya adalah otoritas keuangan (bank sentral) dan otoritas pasar modal yang dikuasai dan dikendalikan Yahudi. Dengan kemampuan keuangannya mereka bisa membeli SIAPA saja, termasuk politikus, militer, dan pemimpin negeri yang silau akan kekuasaan dan materi dunia. Salah satu cara mudah untuk "membeli" politikus sekaligus sebagai jalan memilih pemimpin negeri yang bersedia menjadi pelayan mereka adalah menggunakan sistem demokrasi yang memang dirancang HIGH COST baik bagi pesertanya maupun penyelenggaranya (negara). Oleh karenanya sistem keuangan Kapitalis Sekuler dan sistem Demokrasi tidak mungkin terpisah. Muslimpreneur, sampai disini, tidakkah api kesadaran kita membesar? Sampai kapan kita terus dijajah seperti ini? Sistem rusak dan merusakkan ini harus segera distop, diganti! Hanya syariah dalam naungan Khilafah yang dapat menyelesaikannya. Dengan syariah, tubuhnya kembali sehat dan bugar karena hanya bertumpu pada Pasar Riil!... Aliran darahnya kembali normal menjadi Dinar Emas dan Dirham Perak!... Jantungnya kembali sehat dan kuat karena menggunakan Sistem Ekonomi Syariah yang bertumpu pada pengelolaan kepemilikan yang jelas dan tegas, baik itu kepemilikan individu, kepemilikan umat dan kepemilikan negara... Muslimpreneur, Campakkan Neoliberalisme dan Neoimperialisme... Selamatkan Indonesia Kita dan Dunia dengan Syariah dan Khilafah!!![]
16
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Fokus
Di pertengahan Oktober ini, kalender Islam memasuki tahun baru hijrah 1437. Tahun baru hijrah ini dihitung sejak peristiwa hijrah Nabi SAW dari Mekkah ke Madinah di tahun ke-13 kenabian. Pemilihan momentum hijrah sebagai tahun awal kalender Islam, mengandung makna yang dalam. Fokus kali ini mencoba apa di balik peristiwa besar hijrah.
Hijrah: Keniscayaan Sebuah Perubahan Bila ideologi batil saja mendapatkan kepastian perubahan, apatah lagi memperjuangkan Islam.
E
mpat belas abad yang silam Kekaisaran Romawi dan Kerajaan Persia tak pernah membayangkan kedigdayaan mereka akan diruntuhkan oleh sebuah kekuatan yang mereka remehkan. Kekuatan yang berasal dari kumpulan kabilah marjinal, yang hidup di daerah tandus, pekerjaan tertinggi hanya saudagar dan selebihnya penggembala kambing, dan mayoritasnya tak bisa membaca dan menulis. Kelompokkelompok itupun kerap bertikai antar satu dengan yang lain. Sedangkan kekuasaan Kekaisaran Romawi dan Kisra masih dominan meski tak dipungkiri terus menerus mengalami kemerosotan. Namun baik Kisra maupun Kaisar Romawi tak memiliki hasrat untuk memperluas kekuasaan mereka hingga ke kawasan Mekkah ataupun Yatsrib dan sekitarnya. Toh kekaisaran Romawi sudah memiliki koloni di Yaman dan berbagi wilayah dengan Kisra di wilayah Syams. Satu-satunya yang menarik perhatian dan ambisi Raja Abrahah, selaku penguasa koloni Romawi di Syams, adalah Ka'bah yang setiap tahun dikunjungi berbagai kabilah. Ia begitu bernafsu untuk mengalihkan perhatian bangsa Arab ke Yaman sampai kemudian berambisi untuk menghancurkannya, meski kemudian Allah yang justru memporak-porandakan pasukan Abrahah. Gambaran bangsa Arab di seputaran Mekkah dan Yatsrib dideskripsikan oleh Allah SWT sebagai masyarakat yang hidup dalam tekanan alam yang keras
sehingga kerap didera ancaman kelaparan di segala musim, dan tak aman dari konflik antar kabilah. Dalam surat al-Quraiys dijelaskan keadaan mereka: Karena kebiasaan orangorang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (TQS. AlQuraisy: 1-4)
Momentum Perubahan Berawal dari tahanuts Muhammad SAW di Gua Hira, titik awal perubahan itu datang. Wahyu yang datang kepada pribadi yang mulia perlahan mulai membalikkan keadaan. Akal sehat dan fitrah kemanusiaan masyarakat dibangkitkan kembali. Perlawanan terhadap kekuasaan yang bertumpu pada kejahiliyahan manusia mulai berjalan. Satu persatu tokohtokoh Quraisy melihat bahwa risalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah adalah jalan yang akan mengeluarkan bangsa Arab – bahkan umat manusia – dari kegelapan menuju cahaya. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (TQS. 5: 16). Namun titik pusat dakwah
dan peradaban baru itu bukanlah Mekkah, Allah SWT masih menguji lagi keteguhan dan kesabaran kaum Muslimin untuk mencari nuqtah al-irtikaz yang dijanjikanNya. Jelang tahun ke-13 dari kenabian Allah SWT memberikan jalan pertemuan antara Rasulullah SAW dengan sejumlah pemuka Aus dan Khazraj yang justru demikian bersemangat menyambut kedatangan dakwah Islam dan tentu saja Nabi Muhammad SAW. Akhirnya pada tahun ke-13 kenabian dimulailah babak baru dakwah Islam, bukan lagi sekadar melakukan pergolakan pemikiran dan perjuangan politik melawan dominasi sistem jahiliyah di Mekkah, tapi membangun peradaban dan menyebarkan risalah Islam dengan dakwah dan jihad. Para sahabat yang menjadi aktor hijrah ini mendapatkan pujian besar dari Allah SWT: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (TQS. Al-Baqarah: 218). Tak ada yang bisa mengingkari bahwa berkembangnya peradaban Islam berasal dari Madinah, dan itu diawali dengan hijrah. Maka tak salah bila dikatakan hijrah adalah momentum perubahan yang menata ulang kembali peradaban dunia. Karena semenjak itulah umat manusia seperti mendapatkan kembali fitrah mereka sebagai manusia, yang telah dirusak oleh berbagai peradaban Timur maupun Barat. Saat para Kaisar dan Kisra juga para raja di berbagai belah-
an dunia ditempatkan sebagai wakil Tuhan, dan tak bisa diganggu gugat oleh siapapun, justru Islam datang mengajarkan mereka bahwa Tuhan itu satu (ahad), dan tak ada tempat bergantung selain Allah (ash-Shamad). Sehingga Islam menghilangkan penghambaan manusia kepada sesama makhluk, dan memerintahkan mereka menghamba hanya kepada al-Khaliq, satu-satunya Dzat yang layak disembah.
Perubahan Itu Pasti! Hijrah sekaligus menetapkan bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan. Ketika kaum Muslimin mengazamkan diri mereka untuk berdiri tegak di atas agama Allah, dan menantang apapun yang merintangi mereka, janji Allah akan terjadinya perubahan benar-benar akan terjadi. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (TQS. Al-Fath: 28). Secara sunnatullah, Allah SWT menjanjikan perubahan akan terjadi bagi siapapun yang berkehendak dan berusaha melakukannya. Tak peduli apakah yang mereka inginkan perubahan menuju kebenaran atau kebatilan. FirmanNya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (TQS. Ar-Ra'du: 11). Sejarah mencatat Rusia ber-
ubah menjadi negara Sosialisme -Komunisme ketika Lenin mengobarkan Revolusi Bolshevik yang mengakhiri masa kekuasaan para Tsar di Rusia. Sejarah juga mencatat keruntuhan Sosialisme-Komunisme pada tahun 90an setelah Presiden Soviet Mikhail Gorbachev mengumumkan Glasnost dan Perestroika. Bila ideologi batil saja mendapatkan kepastian perubahan, apatah lagi memperjuangkan Islam. Dakwah Islam yang dikobarkan Rasulullah SAW dan para sahabat telah mendobrak kejumudan bangsa-bangsa Arab. Budaya takhayul diganti dengan pola pikir aqliyyah berlandaskan iman, budaya ekonomi ribawi diganti dengan ekonomi syariah, permusuhan antar suku bangsa dihapuskan dengan ukhuwah Islamiyyah, dan pemegang supremasi hukum adalah Allah SWT, bukan manusia. Para aparatur negara dan khalifah hanyalah pelaksana hukum-hukum Allah. Hijrah telah menorehkan sejarah emas bagi umat, bahwa tak ada yang bisa menghentikan perubahan ke arah Islam. Dan tak ada perubahan hakiki kecuali kepada Islam. Kini, tongkat perubahan itu ada di tangan umat, apakah umat akan bertekad melakukan perubahan itu ataukah berdiam diri selamanya berada dalam kejumudan dan kerusakan umat manusia sekarang ini. Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (TQS. Al-Isra: 81).[] iwan januar
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Fokus
17
Kaki-Kaki Emas di Jalan Hijrah Bukan hanya menyertakan dirinya, tapi Abu Bakar ash-Shiddiq ra juga melibatkan putra-putrinya dalam perjalanan hijrah yang berbahaya ini.
S
elalu ada pribadipribadi berkepribadian emas dalam sejarah perjuangan Islam, termasuk dalam proses hijrah ke Yatsrib atau Madinah. Hijrah bukan perjalanan ringan, justru amat berat. Dengan jarak tempuh lebih dari 400 km, para sahabat melangkahkan kaki ke negeri “orang lain”. Tak ada sanak famili di sana, tak ada rumah tinggal, dan tak ada nafkah yang dijanjikan Rasulullah SAW, kecuali ridla Allah SWT. Keridhaan Allah itulah yang justru menjadi bahan bakar semangat kaum Muslimin meninggalkan negeri mereka, Mekkah, menuju negeri baru Madinah. Meski untuk itu mereka harus meninggalkan harta, tempat tinggal, nafkah, bahkan ada sebagian dari sahabat harus meninggalkan istri atau suami, anakanak dan orang tua. Salah satu sosok sentral dalam hijrah adalah Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Ia adalah pendamping hijrah Rasulullah SAW. Mendampingi Rasulullah adalah kehormatan sekaligus mengundang kematian. Karena tak ada orang yang amat diincar untuk dilenyapkan oleh kaum Musyrik Quraisy melebihi Rasulullah SAW, tapi justru Abu Bakar amat berharap menjadi teman hijrah beliau. Abu Bakar telah membeli dua ekor unta yang dipersiapkan untuk berhijrah bersama Nabi SAW. Kedua unta itu ia persiapkan dan diberi makan selama em-
pat bulan. Sampai suatu ketika Rasulullah SAW mendatangi rumah Abu Bakar. Beliau meminta agar Abu Bakar untuk keluar rumah agar bisa berbicara dengan aman. Akan tetapi Abu Bakar menjawab, “Wahai Rasulullah, di rumah ini hanya ada dua anakku, demi ayah dan ibuku yang menjadi tebusan untukmu.” Kemudian Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengizinkanku hijrah dan keluar dari Mekkah.” Abu Bakar bertanya, “Siapa temannya, wahai Rasulullah?” Nabi SAW. berkata, “Teman?”. Perkataan Rasulullah mengisyaratkan bahwa Abu Bakar memang orang yang dipilih untuk mendampingi beliau. Aisyah saat menuturkan riwayat ini berkomentar, “Demi Allah, hingga ketika itu aku belum pernah melihat orang menangis karena kegirangan, dan saat itu aku melihatnya pada Abu Bakar.” Bukan hanya menyertakan dirinya, tapi Abu Bakar ashShiddiq ra juga melibatkan putra-putrinya dalam perjalanan hijrah yang berbahaya ini. Ia memerintahkan putranya Abdullah bin Abu Bakar ra untuk hadir di tengah-tengah orang Quraisy untuk mencuri informasi-informasi penting. Kemudian sore harinya ia memerintahkan mantan budaknya, Amir bin Fuhairah, menggembalakan kambing dan membawanya kepada Abu Bakar dan Rasulullah SAW. Kambing itu diperah susunya dan disembelih untuk bekal makanan.
Putrinya Asma binti Abu Bakar ra juga diperintahkan untuk membawa makanan bagi mereka berdua. Karena lupa tidak membawa tali pengikat makanan, maka Asma melepas ikat pinggangnya dan membelahnya menjadi dua sebagai pengikat makanan, hingga ia dijului dzatu an-nithaqaini (wanita yang punya dua ikat pinggang). Abu Bakar menghabiskan banyak hartanya untuk perbekalan hijrah, selain untuk membeli dua ekor unta dan menyewa penunjuk jalan. Kabar ini sampai kepada ayahnya, Abu Quhafah. Ia yang sudah buta mencemaskan keluarga Abu Bakar lalu mendatangi keluarga tersebut. “Demi Allah, aku berpendapat bahwa Abu Bakar berniat melaparkan kalian, karena membawa semua kekayaannya!” Asma binti Abu Bakar ra membela ayahnya, “Tidak, sesungguhnya ayah meninggalkan kekayaan yang banyak untuk kita!” Kemudian ia mengambil batu, meletakkannya di karung dan mengambil tangan kakeknya agar meraba karung tersebut, “Kakek, letakkan tanganmu di kekayaan ini.” Abu Quhafah pun meraba karung tersebut. Ia berkata, “Tidak apa-apa. Jika ia meninggalkan kekayaan sebanyak ini, ia telah berbuat baik.” Ya Allah berkahilah keluarga Abu Bakar! Pengorbanan dan ujian di jalan hijrah juga dialami keluarga Rasulullah SAW, yakni Zainab ra.
Saat akan berangkat ke Madinah, orang-orang mengejar Zainab. Mereka berhasil mengejarnya di Dzi Thawa lalu mulai meneror Zainab. Salah seorang di antara mereka, yakni Habbar bin alAswad menjulurkan tombaknya hingga Zainab yang kala itu sedang hamil seketika mengalami keguguran. Saat itu saudara ipar Zainab, Kinanah bin ar-Rabi' membela Zainab. Ia mengeluarkan panahnya dan berkata, “Demi Allah, jika salah seorang di antara kalian mendekat kepadaku, akan kulesatkan anak panahku padanya!” Orang-orang Quraisy pun pulang kembali ke Mekkah. Zainab binti Rasulullah ra baru bisa keluar meninggalkan Mekkah beberapa hari kemudian secara diam-diam. Ia meninggalkan suaminya Abu al-Ash bin arRabi yang masih bersikukuh dengan kemusyrikannya. Abu al Ash bukan saja enggan memeluk Islam, tapi ia pernah juga turut berperang pada medan Badar. Saat itu ia tertangkap oleh kaum Muslimin. Mendengar suaminya tertangkap, Zainab bermaksud menebusnya dengan kalung pemberian ibundanya, Khadijah binti Khuwailid ra. Ia mengirim utusan untuk membawa kalung itu kepada Rasulullah SAW di Madinah. Hal ini terjadi sebelum hijrahnya Zainab ke Madinah. Melihat utusan membawa kalung milik Zainab – yang merupakan pemberian istrinya tercinta, Khadijah ra – Rasulullah
SAW merasa sedih. Ia berkata kepada para sahabat, “Jika kalian ingin membebaskan suami Zainab, dan mengembalikan hartanya kepadanya silahkan lakukanlah!” Para sahabat berkata, “Itu akan kami lakukan wahai, Rasulullah.” Kemudian mereka membebaskan Abu al-Ash dan mengembalikan kalung Zainab. Masih banyak lagi kisahkisah keteladanan para sahabat di jalan hijrah. Semuanya memberikan pedoman bahwa tak ada yang dapat menghentikan dakwah meski harus meninggalkan apa yang demikian berharga di mata manusia. Harta, tempat tinggal bahkan keluarga pun harus terpisah manakala berhadapan dengan kalimatul haq. Betapa banyak orang yang dalam hatinya merasa sudah berjuang tapi masih merengkuh erat-erat dunia. Kakinya tak mau melangkah di jalan dakwah lebih lebar lagi kecuali dengan sekadar merayap. Mereka sebenarnya tengah bermimpi menjalankan dakwah dan dapat meraih ridha Allah dengan kebekuan hati dan pikiran mereka. Maka, bagaimanakah sekarang posisi kita di hadapan Allah bila dibandingkan dengan keluarga Abu Bakar? Saatnya pantaskan diri di hadapan ilahi agar perjalanan dakwah menjadi ringan untuk dikayuh, dan pengorbanan pun menjadi mudah untuk dikerjakan.[] iwan januar
18
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Siyasah Syar’iyyah
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Negara Khilafah Oleh: KH Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI
P
erdagangan luar negeri negara khilafah adalah perdangan antara khilafah dengan negara lain, baik impor maupun ekspor, dengan Muslim maupun non-Muslim. Dalam urusan perdagangan ini, sepenuhnya oleh negara dan ditujukan untuk memperkuat stabilitas politik dalam negeri, dakwah Islam dan perekonomian dalam negeri. Karena itu, pintu perdagangan luar negeri tetap melalui kebijakan one gate, yaitu Departemen Luar Negeri. Kontrol khilafah dalam perdagangan luar negeri mutlak diperlukan, sebab faktor yang diperhatikan dan diatur dalam perdagangan luar negeri bukanlah komoditas yang diperdagangkan antara dua negara, tetapi pemilik komoditas atau negara asal dari komoditas tersebut. Kebijakan seperti ini didasarkan pada sebuah anggapan, bahwa perdagangan luar negeri harus mengikuti hukum Islam yang mengatur interaksi negara khilafah dengan negara-negara lain (negara kafir). Atas dasar itu, perusahaan atau warga negara khilafah tidak boleh melakukan perdagangan luar negeri secara langsung tanpa seizin negara. Dalam pandangan Islam, geopolitik dunia bisa dipetakan menjadi dua, Dar alIslam [Wilayah Khilafah] dan Dar al-Kufur [Bukan Wilayah Khilafah]. Dar al-Kufur, yang berada di luar wilayah khilafah, kemudian bisa dipetakan menjadi: Kafir Harbi Fi'lan [Kafir yang Musuh Riil], dan Kafir Harbi Hukman [K afir Musuh Potensial]. Disebut Kafir Harbi Fi'lan karena secara riil memerangi Islam dan kaum Muslim, seperti Amerika, Rusia, Israel, Prancis, Inggris dan Australia. Disebut Kafir Harbi Hukman, karena tidak memerangi Islam dan kaum Muslim, tetapi berpotensi melancarkan serangan. Negara Kafir Harbi Hukman ini adakalanya mengikat perjanjian dengan negara khilafah. Karena itu, disebut Daulah Mu'ahadah [Negara yang terikat perjanjian]. Ada yang tidak terikat dengan perjanjian, tetapi meminta perlindungan kepada negara khilafah. Karena itu, disebut Musta'man [Mendapat jaminan keamanan]. Klasifikasi seperti ini mutlak dilakukan untuk menetapkan ketentuan hukum perdagangan luar negeri dengan mereka.
Ekspor dan Impor Adapun perdagangan luar negeri Negara Khilafah dapat dipilah menjadi dua, yakni yang berhubungan dengan ekspor komoditas ke luar, dan impor komoditas dari luar. Berhubungan dengan ekspor komoditas ke luar negeri, ketentuannya adalah sebagai berikut: 1. Warga negara Muslim atau kafir dzimmi (orang kafir yang menjadi warga negara dalam khilafah) dilarang menjual persenjataan, sistem komunikasi alat-alat berat dan strategis lain kepada negara, perusahaan, atau warga negara Dar al-
Kufur, jika komoditas tersebut digunakan untuk memerangi khilafah. Adapun barang-barang yang tidak strategis, seperti pakaian, makanan, perabotan, souvenir dan lain-lain, maka seorang Muslim atau kafir dzimmi boleh menjualnya kepada negara kafir. Namun, jika ketersediaan komoditas-komoditas tersebut di dalam negeri amat sedikit dan akan membahayakan ketahanan ekonomi khilafah, maka negara khilafah melarang warga negaranya, baik Muslim maupun kafir dzimmi, menjualnya ke negara kafir. 2. Perdagangan luar negeri dengan negara Kafir Harbi Fi'lan, yakni negara kafir yang memiliki hubungan permusuhan dan peperangan secara langsung dengan negara khilafah, jelas diharamkan. Terhadap negara seperti ini, khilafah tidak akan mengizinkan warga negara maupun perusahaan-perusahaan yang berada di dalam negeri khilafah untuk melakukan perdagangan luar negeri dengan negara
khilafah. Namun, orang kafir yang membuat perjanjian dengan khilafah (Kafir Mu'ahad) dibolehkan memasukkan komoditas perdagangannya ke dalam negara khilafah. 2. Terhadap negara Kafir Harbi Fi'lan, tidak ada hubungan perdagangan dengan mereka. Yang ada hanyalah hubungan perang. Atas dasar itu, kaum Muslim dibolehkan merampas harta mereka atau memerangi mereka di manapun mereka jumpai. 3. Kafir Harbi tidak dibolehkan masuk ke wilayah khilafah, kecuali ada izin masuk (visa) dari negara. Jika mereka masuk tanpa visa, mereka diperlakukan sebagaimana halnya Kafir Harbi Fi'lan, yakni harta dan jiwa mereka tidak mendapatkan perlindungan. Dari uraian di atas bisa disimpulkan, bahwa perdagangan luar negeri negara khilafah dikontrol sepenuhnya oleh negara. Warga negara khilafah, baik
Kafir Harbi Fi'lan, apapun komoditasnya. Pasalnya, melakukan perdagangan luar negeri dengan negara-negara Kafir Harbi Fi'lan termasuk dalam ta'âwun yang dilarang. Adapun ketentuan yang berhubungan dengan impor komoditas dari luar negeri dapat dirinci sebagai berikut: 1. Khilafah mengizinkan kaum Muslim dan kafir dzimmi untuk mengimpor komoditas dari negaranegara kafir. Terhadap Kafir Mu'ahad, yakni orang kafir yang negaranya menjalin perjanjian dengan khilafah, maka mereka akan diperlakukan sesuai dengan butirbutir perjanjian tersebut, baik yang menyangkut komoditas yang mereka impor dari negara khilafah, maupun komoditas yang mereka ekspor ke negara khilafah. Hanya saja, mereka tetap tidak boleh mengimpor persenjataan dan alatalat pertahanan strategis dari negara
Muslim maupun non-Muslim, dilarang melakukan perdagangan luar negeri dengan negara kafir, tanpa seizin khilafah. Karena itu, di perbatasan-perbatasan wilayah khilafah dengan negara-negara kafir, harus ada pengawas (mashalih) yang bertugas memantau lalu lintas orang yang masuk dan keluar dari khilafah.
Proteksi dan Neraca Perdagangan Proteksionisme adalah politik perdagangan luar negeri yang dianut oleh ekonom kapitalis. Teori ini mengharuskan keterlibatan negara untuk mewujudkan apa yang disebut keseimbangan neraca perdagangan luar negeri. Kebijakan ini ditujukan untuk memengaruhi neraca perdagangan (balance of trade) dan memecahkan masalah kelemahan ekonomi nasional. Dalam konteks tertentu, khilafah juga melakukan sejumlah proteksi untuk
melindungi stabilitas ekonomi. Hanya saja, proteksi yang dilakukan oleh khilafah tidak sama dengan proteksi yang dilakukan oleh negara kapitalis. Proteksi yang dilakukan oleh khilafah tidak ditujukan untuk melindungi stabilitas ekonomi saja, tetapi juga ditujukan untuk mewujudkan stabilitas politik dan tugas mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Di sisi lain, kebijakan proteksi yang dianut khilafah selalu sejalan dengan prinsip kesetaraan dan keadilan dalam interaksi dengan negara-negara kafir. Misalnya, jika negara kafir mengenakan tarif 20 persen atas komoditas kaum Muslim yang masuk ke negara mereka, maka khilafah juga akan mengenakan tarif yang sama terhadap komoditas-komoditas mereka yang masuk ke dalam negara khilafah. Adapun mengenai cukai yang dikenakan atas komoditas perdagangan yang keluar masuk di wilayah khilafah tentu berbeda dengan cukai yang dipraktikkan pada perdagangan luar negeri sekarang. Cukai ini dikenakan kepada pelaku perdagangan dari negara kafir. Adapun pelaku perdagangan dari warga negara khilafah, baik Muslim atau kafir dzimmi, maka sama sekali tidak dikenakan cukai, baik komoditas yang mereka ekspor maupun yang mereka impor ke negara kafir. Penetapan cukai atas orang-orang kafir ditentukan berdasarkan prinsip kesetaraan dan keseimbangan. Dengan diterapkannya sistem emas dan perak sebagai standar baku mata uang, maka terjadinya defisit neraca perdagangan negara khilafah juga bisa dihindari. Karena, kurs valuta bersifat tetap, sehingga inflasi nol. Dengan tidak terjadinya inflasi, berarti neraca perdagangan dari aspek selisih pertukaran mata uang pun bisa dihindarkan. Dengan begitu, defisit neraca perdagangan pun bisa dihindari. Di sisi lain, negara khilafah juga mempunyai bahan-bahan mentah yang dibutuhkan umat dan negara, sehingga tidak membutuhkan lagi barang-barang tersebut dari luar. Karena itu, negara khilafah sudah bisa swasembada, dan tidak perlu mengimpor dari luar. Ini akan menjadikan emas dan perak, sebagai mata uang negara khilafah, tetap tidak keluar. Negara khilafah, misalnya, mempunyai cadangan minyak, gas, batubara dan tambang lainnya yang sangat kaya. Dalam hal ini, negara bisa menjual keluar dengan dibayar emas, atau barter dengan barang yang dibutuhkan, atau dengan mata uang kertas untuk mengimpor barang dari luar. Semuanya ini akan menjadikan perekonomian negara sangat kuat. Inflasi di dalam negeri, baik karena faktor kurs valuta asing maupun impor dengan menggunakan valuta asing bisa dihindari. Dengan begitu, neraca perdagangan negara khilafah tidak akan pernah mengalami defisit, akibat nilai tukar. []
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Potret
Halqah Islam dan Peradaban Tangerang
Training Kepemimpinan Mahasiswa Pembela Islam
DPD II HTI Kota Tangerang menggelar acara Halqah Islam dan Peradaban (HIP) edisi ke5 dengan mengangkat tema Indonesia Diambang Krisis?. Acara digelar di Aula Hotel Permata Mulia Jln. Syekh Maulana Yusuf No. 63 Kota Tangerang, Ahad (27/09).[]
Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Campus mengadakan kegiatan Basic Islamic Leadership Training di Auditorium Lama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syah Kuala, Darussalam, Banda Aceh pada Ahad (21/9) dengan tema “Menjadi Mahasiswa Pembela Islam.”[]
HTI Koreksi Wakil Walikota Banjar Terkait pernyataan kontroversial Wakil Walikota Banjar H Darmadji Prawirasetia tentang dukungannya terhadap pendirian tempat hiburan malam di Kota Banjar, HTI Kota Banjar langsung bereaksi dengan menemui Wakil Wali Kota Banjar di kantornya, Selasa (15/09) dalam rangka mengoreksi penguasa.[]
Muslimah HTI Selenggarakan Diskusi Terbatas
Kunjungan Dakwah ke Disnaker Kediri DPD HTI Kota Kediri melakukan kunjungan dakwah ke Disnaker Kota Kediri pada Selasa (15/9), Kunjungan diterima oleh Dedy Haryadi, Kepala Bagian Perlindungan Tenaga Kerja.[]
Silaturahmi dan Pawai Bersama Ulama
Muslimah HTI menyelenggakan acara Diskusi Terbatas dan Konferensi Pers Krisis Ekonomi, dengan tema: Di Ambang Krisis Ekonomi 2015: Sebab, Dampak, dan Solusinya Bagi Perempuan dan Keluarga Indonesia. Kamis, (17/9), di Jakarta. Acara dihadiri oleh sekitar 80 peserta diantaranya para aktifis, pegiat ekonomi dan tokohtokoh publik serta rekan-rekan jurnalis.[]
Hizbut Tahrir Pesisir Selatan menggelar acara silaturahmi bersama Ulama, Mubalighah dan Tokoh Umat Pesisir Selatan, Ahad (13/9) pagi di Masjid Raya Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Usai shalat dzuhur berjamaah dilanjutkan dengan pawai keliling kota Painan.[]
Majelis Taqarrub Ilallah Gresik
Laskar Anti Korupsi Pejuang 45 Beraksi depan KPK
HTI Desa Ngepung, Kedamean, Gresik, Jawa Timur, mengadakan pengajian MTI (Majelis Taqarrub Ilallah) edisi ke 37, Jum’at (9/10) malam.[]
Laskar Anti Korupsi Perjuangan 45 menggelar aksi damai anti korupsi di depan Gedung KPK, Senin (12/10).[]
19
20
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Cermin
Mahkamah Mazalim Lembaga Pengadil Kebijakan
I
nilah bedanya, khilafah dengan negara yang tidak jelas. Semua hukum dan kebijakan negara bisa dipertanggungjawabkan. Siapapun tidak bisa berlindung di balik kebijakan, lalu bebas melakukan kezaliman, atau membuat kebijakan yang menguntungkan kroninya, dan tidak bisa diadili. Itulah negara khilafah. Bandingkan, dengan negara saat ini, tentu mundur jauh dari 14 abad yang lalu. Nabi SAW yang mengajarkan, “Siapa saja yang pernah aku cambuk punggungnya, maka ini adalah punggungku, silahkan balas. Siapa saja yang pernah aku cela kehormatannya, ini adalah kehormatanku, silahkan balas. Siapa saja yang pernah aku ambil hartanya, maka ini hartaku, silahkan ambil.” (HR at-Thabrani). Hadits ini menjelaskan, baik pelanggaran perdata maupun pidana, yang dilakukan oleh penguasa terhadap rakyatnya, semuanya bisa diadili. Pengadilan seperti ini di kemudian hari disebut
Mahkamah Madzalim. Memang tugas ini sangat berat, karena melibatkan pembuat kebijakan, ketika kebijakan yang dilakukan penguasa dianggap menzalimi rakyat. Bahkan, Dr Raghib as-Sirjani menuturkan, bahwa tugas mereka tidak hanya sebatas itu, tetapi juga menghentikan keangkuhan sikap serta kecurangan penguasa terhadap rakyatnya. Juga memeriksa para sekretaris negara terkait dengan tugas yang diserahkan kepada mereka, jatah para pasukan yang dikurangi, atau terlambat, atau kelalaian dalam memberikan perhatian yang semestinya. Mereka juga ditugaskan untuk mengembalikan harta rakyat yang dirampas, serta mengkaji dan mengadili kebijakan yang mereka buat terhadap rakyat. Karena itu, tugas ini tidak dilaksanakan oleh mahkamah biasa, tetapi biasanya dipegang sendiri oleh khalifah, khususnya di era-era awal khilafah. Di zaman Nabi SAW, tugas ini dilakukan sendiri oleh Nabi SAW. Begitu juga Abu Bakar, 'Umar, 'Ustman dan 'Ali. Di zaman Nabi SAW, pernah ada kasus Ibn Utbiyyah yang mendapatkan hadiah saat melaksanakan tugas sebagai petugas zakat di daerah. Karena ini merupakan kebijakan, maka Nabi SAW pun harus berpidato di depan publik, meski tidak menyebut nama, “Sesungguhnya aku telah menugaskan seseorang di antara kalian untuk menjalankan apa yang telah dikuasakan Allah kepadaku. Dia datang, dan berkata, “Ini adalah harta Anda, dan ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku.” Bukankah lebih baik, jika ia duduk saja di rumah ayah dan ibunya, sampai hadiah itu datang sendiri kepadanya. Demi Allah, tidak ada seseorang yang mengambil sesuatu tanpa hak, kecuali ia akan bertemu Allah dengan memikulnya di Hari Kiamat.” (HR Bukhari) Di zaman 'Umar, seluruh pejabatnya dikumpulkan
saat musim haji. Ketika seluruh umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci, saat itulah 'Umar melaksanakan pengadilannya. Bertanya kepada rakyatnya, siapa saja di antara mereka yang dizalimi oleh penguasanya, maka saat itulah mereka bisa mengajukan pengaduannya kepada Khalifah. Bukan hanya aduan, kritik, masukan dan saran yang ditujukan kepada penguasanya pun bisa mereka sampaikan saat itu. Anas bin Malik menuturkan, ada penduduk Mesir yang mengadu kepada 'Umar, “Wahai Amirul Mukminin, aku meminta perlindungan kepadamu dari kezaliman.” 'Umar bertanya, “Kamu telah menuju ke tempat yang bisa melindungimu.” Dia berkata, “Aku telah berlomba dengan putra 'Amr bin al-'Ash, lalu berhasil mengalahkannya. Dia kemudian mencambukku.” Dia berkata, “Aku adalah putra orang yang terhormat.” 'Umar pun menginstruksikan kepada 'Amru bin al-'Ash agar menghadap bersama putranya. Setelah keduanya sampai di hadapan 'Umar, 'Umar bertanya, “Mana orang Mesir tadi? Silakan, ambil cambuk, lalu cambuklah dia. Cambuklah putra dari orang yang terhormat itu.” Orang itu pun mencambuknya. Di zaman Khilafah Umayyah, nama Khalifah 'Abdul Malik bin Marwan terkenal karena tugas ini. Dia berada di garda terdepan dalam melaksanakan tugas-tugas ini. Begitu juga 'Umar bin 'Abdul 'Aziz. 'Adi bin Arthah, wali Bashrah pernah merampas tanah warga. Tidak terima dengan kebijakan sang wali, pemiliknya pun datang mengadu kepada Khalifah. 'Umar pun menulis surat agar tanah warga tersebut dikembalikan. Tidak hanya itu, dia pun mendapatkan biaya ganti ongkos yang digunakannya untuk perjalanan pulang pergi menemui Khalifah. Orang itu pun mendapatkan ganti sebanyak 60 Dirham, selain tanahnya. [] har dari berbagai sumber
Kristologi
Mencermati “Asmaul Husna“ Made In Kristen Oleh: Abu Deedat Syihab, MH, Wakil Ketua KDK-MUI Pusat
M
engungkap sepak terjang pendeta yang kehilangan akal untuk memurtadkan dan menyesatkan umat Islam. Mari kita cermati pendeta yang satu ini dengan prinsip “Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati“ Matius 10 : 16. Pendeta Markus Agung (samaran) menyusun buku Asmaul Husna (Asma Allah) setebal 33 halaman, lengkap dengan ayat-ayat bibel dan hadits Rasulullah SAW yang mendukungnya. Buku ini, mengulas 31 nama Tuhan yang diyakininya sebagai “kembaran” Asmaul Husna. Ke-31 nama Tuhan itu antara lain : El-Shaddai (Tuhan Yang Maha Kuasa), El-Hay (Tuhan Yang Hidup), Jehovah Jireh (Tuhan Yang Mengadakan), Jehovah Rapha (Tuhan Tabib-mu), Jehovah Nissi (Tuhan Panjiku), Jehovah Shalom (Tuhan pendamaian kita), Jehovah Hosenu (Tuhan yang Menjadikan), Jehovah Immeka (Tuhan Yang Menyertai), Jehovah Makkeh (Tuhan Yang memusnahkan), dll. Kemudian Markus mengupas makna Yehovah Shaphat (Tuhan Hakim Yang Maha Besar). Semua Asma Allah tersebut di atas, Pendeta Markus menyatakan bahwa
nama-nama Allah itu adalah milik Yesus sendiri. Ia juga menulis: “Penghakiman telah diserahkan Allah bapa kepada Yesus kristus, dan ia akan datang sebagai hakim yang adil (kisah rasul 17-31, Yesaya 11 ; 3334). Penghakiman ini dinyatakan oleh saudara Muslim pada kitab Hadits Shahih Muslim jilid I halaman 74 ayat 127 (hal 13). Kutipan diatas menunjukkan, Pendeta Markus meyakini, Yesus sebagai Tuhan dan Hakim yang Maha Besar. Benarkah? Mari kita uji. Asma Allah sebagai hakim Yang Maha Adil dalam Alquran dan Alkitab tidak bertentangan. Alquran mengajarkan, Allah memiliki sifat al Hakim ( Maha Bijaksana ), dan Al-Adlu (Maha Adil). “Bukankah Allah seadil-adilnya Hakim? “ ( QS. Ath-Thin : 8 ).
Asmaul Husna Versi Kristen. Tigapuluh satu nama Tuhan yang disebut Pendeta Markus, sebenarnya tidak satupun yang bermasalah. Semua bisa diterima akal dan tidak bertentangan dengan Islam. Tapi, semua nama Tuhan itu menjadi salah, karena pendeta Markus membelokkan bahwa nama Tuhan itu milik Yesus Kristus. El-Shaddai (Yang Maha Kuasa), ini
tidak cocok disandang Yesus. Karena Alkitab mengisahkan, Yesus itu tidak maha kuasa, karena segala kehendaknya disetir oleh Tuhan (Yohanes 5: 30). Sehingga Yesus tidak berdaya ketika diolok-olok, diludahi, disesah dan dibunuh ( Markus 10: 34 ). Yehovah Immeka (Tuhan yang Menyertai), ini pun tidak layak disandang Yesus. Sebab Alkitab menyaksikan, Yesus ditinggal Tuhan dan berteriak-teriak “Eloi,eloi lama sabahtani“, ketika dieksekusi digantungan salib (Markus 15 : 37). El-Hay (Yang Maha Hidup), ini juga tak layak disandang Yesus, karena Alkitab menolak dengan mengisahkan bahwa Yesus mati jam 3 sore di atas tiang salib (Markus 15 : 37). Yehovah Shalom (Tuhan Perdamaian kita ), ini-pun tidak layak bagi Yesus, karena dalam Bible Yesus bersabda: “jangan kamu menyangka bahwa aku datang membawa damai di atas bumi, aku datang bukan membawa damai melainkan pedang “. Matius 10 :34. Ternyata Asmaul Husna Made In Pendeta Markus Agung dibantah oleh Alkitab sendiri. Maka tidak ada gunanya memperalat sabda Rasulullah SAW sebagai tameng atas kebatilan dan kese-
satannya.
Asmaul Husna dalam Islam Alquran memperkenalkan Allah SWT dengan asmaul husna sebagai sarana komunikasi antara manusia dengan-Nya, berdoa dan mohon pertolongan. “Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu “ (TQS. Al-A'raf 180). Rasulullah SAW menjelaskan, Asmaul Husna ada 99, “ Sesungguh Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Tiadalah seseorang menghafalkannya kecuali dia akan masuk surga. Dia itu tunggal dan menyukai yang tunggal“ (HR BukhariMuslim ). Kata 'menghafal Asmaul Husna' dalam hadits itu tidak bisa diartikan sempit, tapi harus diimani sepenuh keyakinan dan diamalkan dalam kehidupan. Misalnya, dengan meyakini bahwa Allah Maha Tahu ( Al-Alim ), maka orang harus sadar bahwa segala sesuatu diketahui Allah. Sehingga, ia akan menghindar dari perbuatan dosa dan maksiat. Wallahu a'lam.[]
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Mercusuar
21
Agar Hutan Terus Memberkahi Oleh: Prof Dr Ing Fahmi Amhar
H
ari-hari ini kabut asap sedang menjadi bencana bagi sebagian besar manusia di Sumatera. Kabut asap ini muncul dari sejumlah orang serakah yang ingin membersihkan lahan bekas hutan dengan cara dibakar. Padahal kalau dikelola dengan benar, dari sumberdaya hutan saja kita bisa mendapatkan manfaat yang luar biasa. Dalam satu hektar hutan, terdapat setidaknya 400 pohon (dengan jarak satu sama lain sekitar 5 meter). Bila sebatang pohon berusia 25 tahun, kayunya diambil, dikurangi ongkos, maka masih dapatlah Rp 1 juta nett per
jadinya ya seperti ini. Kita harus menyelamatkan hutan dengan menerapkan sistem kehutanan syariah. Hanya dengan itu hutan di muka bumi ini akan terus mengeluarkan berkah tanpa henti. Dan umat Islam dalam sejarah telah membuktikan. Mereka juga tidak berhenti hanya dalam bentuk pengaturan syariah, tetapi juga mengembangkan segala teknologi untuk menjadikan bumi makin berkah. Itulah awal mula berkembangnya geografi dan segenap ilmu yang terkait dengannya. Para ilmuwan Islam terdahulu telah menjadikan ilmu bumi (geografi) sebagai ilmu yang menghubungkan
sebagai pendiri geografi. Anaxagoras berhasil membuktikan bentuk bulat bumi dari bayangan bumi saat gerhana bulan. Namun dia masih percaya bahwa bumi seperti cakram. Yang pertama mencoba menghitung radius bumi sebagai bola adalah Eratosthenes. Sedang Hipparchus menggagas lintang dan bujur serta membaginya dalam 60 unit (sexagesimal) sesuai matematika Babylonia saat itu. Penguasa RomawiMesir Jenderal Ptolomeus (83168) membuat atlas yang pertama. Setelah kejatuhan Romawi, terjadi migrasi dari geografi Eropa ke dunia Islam. Alquran memerintahkan untuk
Peta Eropa & Timur Tengah buatan al-Idrisi (“Tabulla Rogeriana”) orientasi ke selatan (gambar ini sudah dirotasi). pohon. maka dalam satu hektar ada kekayaan kayu senilai Rp 400 juta. Kita belum bicara kekayaan non kayu, seperti madu, herbal, aneka satwa, dsb yang banyak terdapat di hutan tropis. Andaikata kayu itu diambil 1/25 (4 persen) saja pertahun, lalu dibiarkan tumbuh lagi, sehingga hutan itu lestari, dan yang diambil cuma kayu yang telah berusia 25 tahun, maka dari Rp 400 juta itu masih dapatlah Rp 16 juta/hektar/tahun. Dan di Indonesia ada 120 juta hektar kawasan hutan. Taruhlah dari jumlah itu, setelah dikurangi hutan lindung dan hutan yang rusak, masih ada 50 juta hektar hutan, lalu dikelola dengan benar dan lestari, maka itu sudah akan memberikan penghasilan kepada negara setidaknya 50 juta x Rp 16 juta/hektar = Rp 800 trilyun. Tapi kalau pengelolaan hutan diserahkan ke swasta,
langit (yakni pengamatan astronomi dan meteorologi) dan bumi (geodesi dan geologi). Juga ilmu yang menghubungkan dunia hidup (biotik) dan mati (abiotik). Yang hidup pun mencakup flora, fauna, dan manusia beserta interaksinya. Dan yang lebih penting: geografi tidak cuma ilmu untuk memetakan dan memahami alam semesta di sekitar kita, namun juga untuk mengubahnya sesuai kebutuhan kita. Berbeda dengan filsafat, geografi memiliki kegunaan praktis, baik di masa damai maupun di masa perang. Sampai hari ini, geografi mutlak diperlukan baik oleh wisatawan, perencana kota hingga panglima militer. Dari sisi sejarah, para geografer pertama muncul hampir bersamaan dengan mereka yang dianggap filosof pertama. Anaximander dari Miletus (610 – 545 SM) dikenal
melakukan penjelajahan demi penjalajahan (QS 30-ar Ruum : 9). Para geografer Muslim ternama dari Abu Zaid Ahmed ibn Sahl al-Balkhi (850-934), Abu Rayhan al-Biruni (973-1048), Ibnu Sina (980-1037), Muhammad al-Idrisi (1100–1165), Yaqut al-Hamawi (1179-1229), Muhammad Ibn Abdullah Al Lawati Al Tanji Ibn Battutah (1305-1368) dan Abû Zayd 'Abdu r-Rahman bin Muhammad bin Khaldûn AlHadrami, (1332-1406), menyediakan laporan-laporan detail dari penjelajahan mereka. Namun tentu saja selembar peta sering berbicara lebih banyak dari jutaan katakata. Fenomena juga harus ditafsirkan dengan teori atau informasi yang dikenal sebelumnya. Untuk itulah para ilmuwan Islam menafsirkan ulang karya-karya sebelumnya baik dari Romawi, Yunani maupun India dan mendirikan Baitul Hikmah di Baghdad untuk
tujuan itu. Al-Balkhi bahkan mendirikan “Mazhab Balkhi” untuk pemetaan di Baghdad. Al-Biruni menyediakan kerangka referensi dunia pemetaan. Dialah yang pertama kali menjelaskan tentang proyeksi polar-equiazimutal equidistant, yang di Barat baru dipelajari lima abad setelahnya oleh Gerardus Mercator (1512-1594). Al-Biruni dikenal sebagai sosok yang paling terampil dalam soal pemetaan kota dan pengukuran jarak antar kota, yang dia lakukan untuk banyak kota di Timur Tengah dan anak benua India. Dia mengombinasikan antara kemampuan astronomis dan matematika untuk mengembangkan berbagai cara menentukan posisi lintang dan bujur. Dia juga mengembangkan teknik mengukur tingginya gunung dan dalamnya lembah. Dia juga mendiskusikan tentang habitabilitas planet (syaratsyarat planet yang dapat dididami) dan menaksir bahwa seperempat permukaan bumi dapat didiami manusia. Dia juga menghitung letak bujur dari Kota Khwarizm dengan menggunakan tinggi matahari dan memecahkan persamaan geodetis kompleks untuk menghitung secara akurat jarijari bumi yang sangat dekat dengan nilai modern. Metode al-Biruni ini berbeda dengan pendahulunya yang biasanya mengukur jari-jari bumi dengan mengamati matahari secara simultan dari dua lokasi yang berbeda. Al-Biruni mengembangkan metode kalkulasi trigronometri berbasis sudut antara dataran dan puncak gunung yang dapat dilakukan secara akurat oleh satu orang dari satu lokasi saja. John J. O'Connor dan Edmund F. Robertson menulis dalam MacTutor History of Mathematics archive: "Important contributions to geodesy and geography were also made by Biruni. He introduced techniques to measure the earth and distances on it using triangulation. He found the radius of the earth to be 6339.6 km, a value not obtained in the West until the 16th century. His Masudic canon contains a table giving the coordinates of six
hundred places, almost all of which he had direct knowledge." Di bidang tumbuhtumbuhannya sendiri, pada awal abad 13, Abu al-Abbas alNabati dari Andalusia mengembangkan metode ilmiah untuk botani, mengantar metode eksperimental dalam menguji, mendeskripsikan, dan mengidentifikasi berbagai materi hidup dan memisahkan laporan observasi yang tidak bisa diverifikasi. Muridnya Ibnu al-Baitar (wafat 1248) memublikasikan Kitab al-Jami fi al-Adwiya alMufrada, yang merupakan kompilasi botani terbesar selama berabad-abad. Kitab itu memuat sedikitnya 1.400 tanaman yang berbeda, makanan, dan obat, yang 300 di antaranya penemuannya sendiri. Ibnu al-Baitar juga meneliti anatomi hewan dan merupakan bapak ilmu kedokteran hewan, sampaisampai istilah Arab untuk ilmu ini menggunakan namanya. Kemajuan pemikiran Islam tergambar pada realitas bahwa mereka sudah memikirkan ekologi dan rantai makanan. AlJâ?i? atau nama aslinya Abu Utsman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri (781-869) dalam bukunya Kitab alHayawan sudah berteori akan adanya perubahan berangsur pada mahluk hidup akibat seleksi alam dan lingkungan. Meski ada perbedaan, pemikiran ini 1000 tahun mendahului Alfred Wallace atau Charles Darwin. Geografi dan biologi di kalangan kaum Muslimin masih bertahan ketika khilafah masih menegakkan jihad dan mengeksplorasi tempat-tempat baru. Begitu era jihad mengendur, antusiasme pada geografi dan biologipun mengendur. Kaum Muslimin jadi kehilangan “kompas” dan wawasan mereka dalam peta geopolitik dunia. Akibatnya satu demi satu tanah air mereka lepas atau sumber dayanya diperas, dicemari atau dibiarkan terbakar oleh para penjajah kafir dan agen-agennya. Maka keberkahan dari bumi pun lenyap sudah.[]
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Sosok
Ibrahim Zain Aly Killington Mantan Kristen asal Inggris
Ketika Islam Difitnah,
Dirinya Mendapat
Hidayah
H
ancurnya dua menara kembar WTC pada 11 September 2011 di Amerika, menjadi momentum Inggris untuk mencitraburukkan Islam. Beberapa saat setelah tragedi 9/11 tersebut pemerintah dan berbagai media massa langsung mengait-kaitkan antara Islam dengan teroris. Sampai-sampai Ibrahim Killington, warga Inggris yang sangat hedonis dan tidak mau memikirkan negara menjadi sangat nasionalis dan siap berperang melawan teroris. Celakanya, Killington termakan fitnah yang ditebar pemerintah, sehingga ia pun menganggap Muslim sebagai teroris dan menganggap Islam sebagai ajaran terorisme. Namun, di tengah upaya untuk bergabung dengan tentara AS, dia malah mendapatkan hidayah dari sebuah siaran radio. Pikirannya pun tertarik untuk mempelajari Islam lebih jauh dari apa yang dipahaminya. Sejak itu, ia terus mendalami Islam dan akhirnya mengucap dua kalimat syahadat. Sebagai rasa syukur karena telah mendapatkan hidayah dan dalam rangka dakwah mengajak yang lainnya agar bisa meniti tangga menuju jannah, Killington menceritakan kisah masuk Islamnya yang indah. “My name is Ibrahim Killington,” ujarnya mengawali kisah perjalanan hidupnya yang diunggah ke situs video Youtube oleh Ramadan TV pada 12 Agustus 2010. Killington mengungkapkan sebelum menuju Islam, hidupnya benar-benar terfokus pada minuman keras, obatobatan terlarang, dan bersenang-senang semata bersama orang-orang yang memiliki kebiasaan yang sama, mungkin begitu terus sampai mati. Namun semuanya mulai berubah tatkala terjadi peristiwa 9/11. “Saya ingat, saya masih sangat muda pada waktu itu, saya tidak sepenuhnya menyadari apa yang sedang
terjadi. Bahkan, saya berlari ke teman-teman saya setelah melihat laporan berita itu, dan saya mengatakan kepada mereka bahwa 'turis' telah menyatakan perang terhadap Amerika,” ungkapnya. Ya kala itu, Killington belum fasih menyebut kata “teroris” sehingga kerap tertukar dengan kata “turis”. “Karena saya belum pernah mendengar tentang teroris sebelumnya,” dalihnya. Dan ketika perang itu berlangsung, ia melihat semakin banyak informasi tentang perang di Afghanistan, ia mulai memahami bahwa orang-orang “yang diperangi ini” adalah Muslim. Kaum Muslim melakukan kekejaman mengerikan di seluruh dunia, begitu katanya yang menelan mentah-mentah fitnah yang diulang-ulang terus oleh mediamedia. “Saya mulai sangat membenci Muslim. bahkan saya mencoba untuk bergabung dengan tentara sebanyak tiga kali dengan maksud agar bisa pergi ke sana (Afghanistan), dan membunuh banyak Muslim yang saya bisa, sebagai bagian demi membela negara serta melindungi dan memberi rasa aman untuk keluarga saya. Saya pikir pada waktu itu mereka adalah kejahatan besar dunia,” ungkap alumnus Wymondham High School, Norfolk, Inggris. Selanjutnya, ia mulai mendengar lebih banyak tentang Islam. “Terakhir kali saya melamar tentara, saya datang ke stasiun radio, pada waktu itu saya mendengarkan radio yang membeberkan tentang teori konspirasi, dan sejenisnya. Stasiun radio itu membicarakan tentang suatu perang melawan teror dan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW,” kenangnya. Ini sangat tidak masuk akal bagi Killington, bagaimana orang-orang itu “percaya” dan “mengikuti” Nabi ini. Karena persepsi lelaki yang kini tinggal di Calgary, Kanada, tersebut, persis dengan fitnah para
komentator media. “Jadi, saya mulai mempertanyakan apa yang diyakini Muslim pada waktu itu, dan 'ketika itupun' saya sedang tertarik untuk mengetahui hal-hal keagamaan,” ujarnya. Pada saat itu, memang pemeluk Kristen yang satu ini ingin mempelajari Norse Mythology, (kepercayaan terhadap mitos, legenda dan kekuatan supranatural) dan paganisme (penyembahan terhadap berhala). “Salah satu teman saya mengatakan kepada saya sebelum saya memutuskan mengkaji paganisme ada baiknya saya melihat-lihat ajaran spiritual yang lain. Oleh sebab itu, menjadi terpikir buat saya untuk mencari informasi tentang Muslim di internet. Saya pikir salah satu Muslim pertama yang saya lihat di internet adalah Baba Ali (mualaf, pembuat film-film keislaman yang ditanyangkan dalam “Islam Channel” Inggris),” kata Killington. Tayangan Baba Ali mematahkan stereotip tentang Muslim dan mengena di hati Killington. “Saya terkejut bahwa orang ini lucu (tidak sadis) dan pembawaannya tenang. Dia tidak seperti apa yang mereka tuduhkan perihal Muslim dari apa yang pernah saya dengar,” ungkap Killington. Untuk memenuhi kehausannya akan Islam, ia memutuskan untuk meminjam Alquran dari perpustakaan sekolah. “Ketika saya memegangnya, saya pikir ini adalah Buku Pegangan teroris dalam genggaman saya, dan saya khawatir bahwa agen MI5 (Agen rahasia Inggris) akan datang untuk menahan saya. Saya memutuskan untuk cepatcepat keluar dari perpustakaan dan membawa pulang Alquran yang saya pinjam,” kenangnya sambil tersenyum. Tapi begitu mulai membaca Alquran terjemah tersebut, “..it hit me immediately (itu menghantam saya) dan
saya tidak dapat menghentikan untuk tidak membacanya; itu benar-benar menghunjam jauh kedalam hati saya,” ujarnya sangat terkesan. Saat dirinya membaca terjemah surat-surat yang ada di Alquran, tak sengaja membaca tentang orang-orang di neraka yang keadaannya meminum air mendidih sehingga membakar tenggorokan mereka. “Membaca ini, hati saya bergetar, seakan-akan saya bisa merasakan tenggorokan saya terbakar, dan saya bisa merasakan bagaimana sebenarnya hal ini, sehingga saya memutuskan saya harus berubah,” fikirnya saat itu. Dalam upaya untuk berubah, untung saja hal pertama yang dilakukannya adalah mendatangi masjid, ia menghabiskan sepanjang hari di sana dengan membaca. Bahkan ketika ibunya menelepon di malam hari dan bertanya di mana Killington berada sepanjang hari, ia katakan, “Saya sedang berada di masjid !…” Dengan terkejut Ibunya mengatakan, “Tidak, kamu tidak boleh ke Masjid, kamu seorang Kristen. Kristen tidak pergi ke masjid.” Ibunya sangat terkejut dan sangat yakin bahwa Killington akan menyusuri jalan yang buruk. Menurut Killington, itu reaksi ibu yang wajar, mengingat gencarnya media dalam melakukan stereotip negatif tentang Islam dengan istilah “war on terror”. “Namun setelah beberapa waktu, dia mulai dapat menerimanya. Dia banyak menangis. Saya tidak terlalu yakin mengapa dia menangis, saya pikir dia merasa saya
menolak semua yang diajarinya ke saya selama ini,” ungkapnya. Banyak orang mengatakan bahwa ketika mereka menemukan Islam, seolah-olah mereka sudah pulang ke rumah aslinya. “Dan itulah perasaan yang saya dapatkan. Saya di masa lalu bukanlah saya yang sesungguhnya, saat itu bukanlah diri saya yang sebenarnya. Dan inilah sekarang diri saya sebenarnya! Saya menjadi diri yang lebih baik setelah saya masuk Islam,” ujar Killington. Di akhir kesaksiannya dalam video tersebut, Killington pun menyarankan bagi orang yang meragukan Islam, janganlah mencari hanya di internet untuk mengetahuinya, tapi datangilah masjid dan berbicara dengan orang yang memiliki pengetahuan tentang hal itu. karena terdapat banyak propaganda dan fitnah-fitnah dari situs-situs anti Islam yang tidak benar. “Dan jika Anda tidak tahu apa-apa tentang Islam. Anda akan kesulitan untuk menilai mana yang benar dan mana yang kebohongan. Jadi jauh lebih baik untuk berbicara dengan seseorang yang paham dan berilmu,” tuturnya. Dia pun menyarankan jangan takut dengan apa yang akan dipikirkan keluarga. “Banyak orang bahkan saya sendiri pada mulanya khawatir tentang apa yang akan orang tua saya pikirkan, namun setelah masuk Islam, justru saya berharap yang terbaik bagi kedua orang tua yakni mereka akan mengikuti jejak saya untuk segera memeluk Islam,” pungkas lelaki yang kini baru dikarunia satu istri dan anak tersebut.[] joko prasetyo
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Anjangsana
23
Masjid Jami’ Aliyah, Rest Area Karawang Barat, Karawang, Jawa Barat
Oase Ruhiyah di Tengah Perjalanan
B
agi Anda yang kangen mendengarkan ceramah sambil menunggu buka puasa, ada baiknya berkunjung ke Masjid Jami' Aliyah pada Senin atau Kamis sore. Suasana Ramadhan akan ditemukan di masjid yang berlokasi di Rest Area sekitar 3 Km dari pintu keluar tol Karawang Barat, Karawang, Jawa Barat. Di halaman masjid terdapat sekitar tujuh payung tenda besar berwarna putih layaknya di Masjid Nabawi. Sejak 30 menit menjelang Maghrib, para jamaah mendengarkan tausiah dan mengambil takjil di tenda-tenda yang meniru tenda di Tanah Suci. “Sudah dua tahun komunitas shaum Senin-Kamis ini berjalan,” ujar A Ghofir Syafii, pengelola Rest Area Aliyah kepada Media Umat beberapa waktu lalu. Panas teriknya matahari di siang bolong perlahan berangsur sirna begitu masuk masjid seluas 3.000 meter persegi tanpa dinding maupun daun pintu depan tersebut, pasalnya, masjid marmer bercorak urat kayu dipasang beberapa AC berdiri yang berkapasitas besar. Agar rasa dinginnya tidak cepat sirna, kanan kiri masjid terpaksa menggunakan dinding tapi dari kaca sehingga sekilas terlihat blong begitu saja. Bukan hanya masjid, kesan bersih dan indah pun akan ditemui jamaah di tempat wudhu maupun WC. Menurut Ghofir, setiap harinya ada sekitar 400 jamaah yang hadir untuk shalat, menimba ilmu maupun makan di rest area ini. Menimba ilmu? Iya. Karena rest area tersebut tidak hanya menyediakan fasilitas untuk shalat dan makan, tetapi banyak juga menyelenggarakan berbagai kegiatan yang syarat ilmu bagi musafir maupun warga sekitar.
Oase Ruhiyah Aliyah berdiri berawal dari keprihatinan seorang warga
Karawang H Husen Saleh Thalib yang kerap melewati Jalan Tarumanegara Interchange Tol Karawang Barat, bila hendak berangkat/pulang dari Jakarta maupun Bandung. “Sepanjang tujuh kilometer dari pintu tol tidak ada masjid!” ungkap kakek 65 tahun yang akrab disapa Abah tersebut. Maka Abah bertekad mendirikan masjid yang sifat dan tujuannya untuk menjawab kebutuhan umat yang sedang musafir. Sehingga orang dapat dengan mudah beribadah. Pada 2010, salah satu pengusaha mebel terbesar di Karawang tersebut membeli tanah seluas 15.916 meter persegi. Sedangkan untuk membangun masjidnya, ia pun menjual sekitar 4000 meter dari tanah tersebut, sehingga pada 2012 berdirilah Masjid Jami' Aliyah. Nama Aliyah diambil dari nama anak keduanya agar tidak ngiri dengan anak Abah yang pertama yakni Sakinah. “Sakinah sudah dijadikan nama usaha mebel Abah,” ungkap Ghofir. Diharapkan masjid ini menjadi oase ruhiyah di tengah perjalanan musafir. Dari awal berdiri, Aliyah membuka kelas tahsin dan tahfidz gratis di samping memfasilitasi shalat fardu. Imam dan muazin baik yang tetap mau pun terbang, dipersiapkan. Shalat dan khutbah Jumat juga ditetapkan kriteria khatibnya. “Ya, seperti beliau ini kriterianya,” ujar Ghofir sambil menunjuk aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Karawang Abu Hamzah yang hadir mendampingi anjangsana Media Umat. “Nu maca mah teu ningali atuh (yang membaca tidak melihat dong),” ujar Abu Hamzah dengan nada lucu khas orang Sunda yang langsung disambut tawa. Setelah berhenti tertawa, Ghofir lalu merinci kriterianya. “Yang memiliki kapasitas besar dalam bacaan Alqurannya, cara penyampaiannya menarik dan materi khutbah yang dapat mengangkat tentang kisah
Rasul dan sahabat yang dikaitkan dengan kejadiankejadian kekinian. Sehingga jamaah shalat Jumat tetap melotot mendengarkan khutbah,” ujarnya. Di samping itu, ada kajian fiqih pekan kedua bada magrib Sabtu malam Ahad. Sedangkan pekan keempat di waktu yang sama kajian tafsir yang bertema ekonomi syariah. Mabit per tiga bulan sekali. “Untuk bulan ini jatuh pada 30 Oktober. Gratis untuk semua kalangan lelaki dan perempuan. Acaranya kerja sama dengan Yayasan Ar Ridwan, SMP-SMP dll,” Ghofir berpromosi. Banyak seminar ilmiah diadakan, yang sifatnya pendidikan, ada juga untuk remaja, keluarga, motifasi, dll. Banyak juga musafir yang mengusulkan temanya sendiri untuk disampaikan pada seminar berikutnya. Pada momentum tertentu ada juga bazar buku. Aliyah juga memfasilitasi donor darah empat bulan sekali bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Pelatihan thibun nabawi selama ini sudah berjalan, berdasarkan permintaan jamaah rencananya akan ada pelatihan ternak
kambing/domba. Kegiatan Ramadhan juga difasilitasi Aliyah, mulai dari ta'jil berbuka puasa setiap hari, itikaf dan sahur di sepuluh hari terakhir. Semua disediakan secara gratis. Setiap hari berbuka puasa diikuti sekitar 300 jamaah. Jadwal imam dan penceramah tarawih dan kultumnya untuk 2016 juga bahkan sudah disusun bersamaan dengan menyusun semua agenda kegiatan masjid lainnya dan masih ada peluang bagi lainnya untuk mendapatkan jadwal di sela-sela itu. Semua lapisan bisa memakmurkan dengan berbagai kegiatan di Aliyah. “Tapi kami tidak menolelir Parpol berkegiatan di sini, selain itu juga kami tidak menolelir aliran sesat seperti Syiah dan Ahmadiyah,” Tegas Ghofir. Jadwal kegiatan untuk 2016 juga sudah hampir penuh. Ada dua kegiatan besar yang diselenggarakan Salafi dan dua kegiatan besar yang diselenggarakan HTI pada 2016 nanti. Kegiatan yang terbaru tentu saja shalat Idul Adha dan pemotongan hewan qurban.
Aliyah juga punya database mustahiq sebanyak 1.739 orang, mulai dari warga lingkungan masjid, tukang becak, tukang atur jalan, hingga tukang sampah. Selain kegiatan di masjid, kiprah Aliyah merambah ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Karawang Kelas 2B, setiap bulan empat kali untuk membina narapidana dengan kajian keislaman dan wirausaha. Maka tidak aneh, biaya pengeluaran masjid bernuansa padang pasir ini cukup tinggi. Di Ramadhan sekitar Rp 120-150 juta. Kalau di bulan lainnya sekitar Rp 40 jutaan. “Alhamdulillah, semuanya tertutup oleh infak dan shadaqah jamaah masjid. Kalau ada kekurangan, baru kita minta subsidi kepada Abah,” ungkapnya yang mengaku pada 1,5 tahun pertama seluruh biaya full disubsidi Abah. Sedangkan manajemen Rest Area Aliyah ini terbagi dua, antara yang nonprofit yakni Masjid Aliyah dan segala kegiatannya serta yang profit, yakni rumah makan Padang Sederhana sejak 2013 lalu, kemudian disusul rumah makan Sunda sh sd. [] joko prasetyo
H Husen Saleh Thalib, Pendiri dan Pemilik Rest Area Aliyah
Syariah dan Khilafah Kebutuhan Semua Orang
M
enurut pendiri dan pemilik Rest Area Aliyah H Husen Saleh Thalib, seorang Muslim di mana pun dilahirkan, di mana pun berada harus patuh dan tunduk kepada syariat Islam. “Dan itu semua sudah tertera di dalam garis-garis prinsip keislaman kita,” ungkap pemilik Supermarket Mebel Sakinah Plus Factory Outlet Spring Bad & Furniture Center dan Sakinah Office tersebut. Ketua PC Al Irsyad Al Islamiyyah Kabupaten Karawang tersebut juga menyatakan setiap Muslim itu adalah pemimpin apalagi dia seorang laki-laki. Memimpin dirinya, memimpin keluarganya, bahkan
memimpin umatnya. Dan sejarah telah membuktikan bahwa kaum Muslimin itu membutuhkan kepemimpinan yang lebih luas lagi. “Jadi syariah dan khilafah itu pasti kebutuhan semua orang Islam, lepas dari apakah dia Hizbut Tahrir atau bukan, kita bisa lihat kembali pada sejarah. Kita bersatu ketika memiliki khalifah dan ketika tiada, kita bercerai berai seperti sekarang ini,” ungkap lelaki yang kerap membagikan dua puluh Media Umat dan dua puluh majalah Alwaie setiap bulannya kepada pelanggan mebelnya itu.[] joy
24
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Muslimah
Asap Merusak Masa Depan G
Sistem kapitalis telah melakukan genosida, perlahan tapi pasti.
ara-gara asap, jagad gonjangganjing. Bukan saja jeritan anak manusia yang terkepung asap di berbagai wilayah negeri ini, bahkan teriakan nyaring dari negeri tetangga. Bagaimana tidak, sudah tiga bulan ini mereka tak bisa menghirup udara segar. Bahkan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, sudah jatuh korban jiwa akibat terpapar asap berbahaya. Lebih dari 15 bayi terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan lima di antaranya tewas. Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menegaskan, pemerintah selalu mengupayakan yang terbaik bagi semua korban asap, terutama perempuan dan anakanak. "Perempuan dan anakanak diutamakan, karena anakanak sangat rentan terpapar kabut asap," kata Yohana Yembise di Jakarta, Sabtu. Namun, hingga Presiden Jokowi bolak-balik ke wilayah terdampak asap pun, hingga kini asap belum juga minggat. Nah, di tengah duka bangsa, dunia maya pun dikejutkan oleh pernyataan seorang netizen yang sungguh menyakitkan. Akun Facebook Siagian Nehemia atau Mia Queen Siagian pada Jumat, 19 September 2015, menulis status: "Semoga kabut asap yang ada di Riau semakin pekat, sehingga orang Islam di Riau mati semua karena kehabisan oksigen dan mengurangi populasi Islam di dunia." Kontan pernyataan kontroversial ini menyebar dengan cepat dan mengundang reaksi yang semakin riuh di dunia maya. Kendati sang pemilik akun minta maaf dan mengaku akunnya dibajak, segala kemarahan, cercaan dan makian terlanjur berhamburan, menguras habis energi anak
bangsa. Alih-alih masalah asap selesai, justru memperkeruh suasana. Tapi, benarkah asap disengaja untuk genosida alias pembunuhan masal kaum Muslimin?
Terenggutnya Hak Anak Memang tak hanya anak, tapi seluruh warga terdampak asap berbahaya. Namun, anakanak adalah pihak paling rentan terdampak asap. Masa depan mereka masih panjang, namun sejak dini harus menghirup udara beracun. Bayi-bayi tak bisa berjemur menyerap vitamin D gratis. Balita-balita tak bisa bebas bereksplorasi di luar rumah, terpaksa dikarantina. Anak-anak usia sekolah pun diliburkan. Hak memperoleh pendidikan dari para pakarnya pun tersendat. Sementara di rumah, belum tentu mereka bisa belajar. Orang tuanya juga belum tentu bisa mengajar. Hak untuk bermain di lingkungan juga terenggut. Tak bisa bersosialisasi dan bermain dengan teman-teman sebagaimana mestinya. Hidup benar-benar abnormal. Akibatnya, tumbuh kembang anakpun tidak akan normal. Pemerhati anak Seto Mulyadi pun mengingatkan, imbas asap kebakaran hutan akan menyebabkan terciptanya generasi rapuh di masa mendatang. "Anak-anak yang sudah terpapar asap, begitu banyak racun-racun kimia di paru-parunya ini akan menimbulkan generasi yang rapuh dari segi kesehatan maupun kecerdasan," ungkapnya dalam sebuah kesempatan. Karenanya, Seto menegaskan, pemerintah harus membuat rumah-rumah aman yang bisa menyelamatkan anak, khususnya 12 tahun ke bawah. Ia mengaku melihat kondisi bayi yang memprihatinkan saat ke Palembang. “Kemarin saya ke Palembang lihat sendiri, ada gubuk di tempat gusuran, di situ
ada 3-4 bayi terpapar asap dan rapuh. Udah satu bulan dia terpapar, saya khawatir nasibnya akan semakin memprihatinkan sampai meninggal," ujar Seto. Astaghfirullah, sudah terlalu banyak faktor-faktor yang akan melemahkan calon-calon generasi kita. Mulai pengaruh budaya Barat, merasuknya narkoba di kalangan anak-anak, merajalelanya pornografi, kekerasan seksual, dan sebagainya. Kini ditambah lagi dari sisi kesehatan. Bagaimana generasi muda yang akan datang menjadi pribadi yang kuat fisik dan mentalnya jika untuk hidup normal saja tidak bisa?
Silent Killer Lingkungan hidup yang baik kini menjadi barang mahal, di kota maupun di desa. Warga perkotaan sudah lama tidak merasakan lingkungan terbaik itu. Udara makin kotor oleh polutan, ruang hijau minim, tempat tinggal tidak layak, problem sampah menggunung, dan seterusnya. Hak anak-anak, juga perempuan dan seluruh warga untuk hidup layak, juga sulit terpenuhi. Sementara di daerahdaerah yang masih hijau, ternyata kondisinya juga tak berbeda. Lingkungan sawah, perkebunan dan hutan malah dirusak. Oksigen hasil hutan yang semestinya sangat original, kini justru menjadi barang mahal. Di Riau dan sekitarnya, marak penjualan tabung oksigen. Sekali isi ulang harganya Rp 35 ribu. Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh umat manusia, kini untuk bernafas pun harus bayar. Padahal Allah SWT memberikannya cuma-cuma. Gratis-tis. Bukan hanya untuk Muslim, juga non Muslim. Semua akibat ulah para pengusaha kapitalis yang tamak dan rakus. Pengelola perkebunan/hutan yang hanya
memikirkan segunung keuntungan, tanpa peduli pada lingkungan. Cara-cara pengelolaannya pun serampangan. Misalnya dengan sengaja membakar bekas panen sebelumnya, untuk menyiapkan musim tanam selanjutnya. Sebab, biayanya lebih murah dibanding menebang dan menyianginya dengan tenaga manusia. Padahal, selain asapnya yang merusak lingkungan, siapa bisa menjamin kebakaran tak merajalela menerabas hutanhutan yang lainnya? Mereka lupa pada Sang Pemilik bumi yang telah memberikan kehidupan, tapi membalasnya dengan menebarkan asap kematian. Ya, membakar hutan untuk mematikan potensi kehidupan di sana. Tak heran bila jumlah kawasan hijau terus berkurang. Pakar Budidaya Hutan dari Universitas Palangkaraya Wahyudi menyebut, kerusakan hutan dimulai sejak era Soeharto. Jika era Soekarno, pembukaan hutan hanya berlangsung di luar area kekuasaan Belanda, namun di tangan Presiden Soeharto, hampir seluruh hutan Indonesia menjadi korban. Bahkan kerusakan bertambah parah di era reformasi. “ Jika sebelumnya kawasan hutan lindung terlarang untuk bisnis, namun di pemerintahan Megawati mulai diperbolehkan kepada 13 perusahaan tambang, dengan program pinjam pakai kawasan hutan. Dan di tangan Susilo Bambang Yudhoyono, 13 perusahaan tersebut telah berstatus legal, sambil diharuskan membayar pajak ke negara,” bebernya. Ia pun mencatat ada sekitar 44 juta hektar hutan tropis Indonesia, yang menghilang sejak tahun 70-an, hingga 2000-an. Bahkan dari 120,37 juta hektar lahan yang tersisa, 50 persen di antaranya sudah tidak berisi hutan lagi.
Sedangkan sisanya juga mengalami degradasi. Walhasil, saat ini sebagian wilayah di Kalimantan Selatan dan Tengah, telah menjadi area yang tandus. Padahal sebelumnya menyandang status sebagai penyumbang oksigen dunia. “Untuk mengembalikannya pun akan memakan waktu sangat lama, yang bisa mencapai 400 tahun,” ujarnya. Nah, Indonesia dengan potensi hutannya yang terbesar di dunia, menjadi pusat paruparu dunia. Jika paru-parunya saja sudah rusak, bagaimana masa depan seluruh dunia, khususnya kaum Muslimin? Kerusakan lingkungan akan menjadi silent killer bagi umat manusia. Sistem kapitalis telah melakukan genosida, perlahan tapi pasti. Bukan hanya terhadap kaum Muslimin, juga non Muslim alias seluruh umat manusia.
Kembali ke Islam Problem asap yang telah berlangsung 18 tahun di wilayah Sumatera-Kalimantan saat ini, harus dihentikan. Jika tidak, tak hanya merusak kesehatan warga di sana, khususnya anak-anak, namun juga masa depan dunia. Problem asap bukan satusatunya masalah dalam pengelolaan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam bangsa ini secara keseluruhan harus diganti dari cara-cara kapitalis. Satu-satunya cara adalah dengan syariah Islam. Islam mengatur bagaimana mengelola sumber daya alam dengan benar. Termasuk, menghukum para pelaku perusak hutan. Sebab hutan adalah komoditas milik umum untuk kepentingan seluruh rakyat. Problem pengelolaan lingkungan hanya akan selesai jika ditata dengan aturan dari Sang Pencipta Lingkungan, yakni dengan syariat Islam. [] kholda
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Muslimah
25
Mengajak Anak Cinta Lingkungan lingkungan yang juga berjalan sistematis, struktural dan masal. Seperti pembuangan limbah industri yang sembarangan, kenaikan konsumsi BBM akibat kegagalan program transportasi masal, hingga pembalakan liar tanpa hukuman. Baiklah, menunggu upaya sistemik untuk memperbaikinya butuh waktu lama. Mari kita terapkan cinta lingkungan di lingkup keluarga terlebih dahulu. Khususnya menanamkan sejak dini pada anak. Ini termasuk investasi penting untuk tumbuh kembangnya. Berikut beberapa cara mudah mengajarkan anak peduli lingkungan.
D
ewasa ini daya dukung lingkungan semakin menurun. Sudah banyak pihak yang menyerukan untuk peduli lingkungan. Berbagai gerakan dan program cinta lingkungan digeber tanpa henti. Seperti penanaman sejuta pohon, pemisahan sampah organik dan anorganik, daur ulang hingga penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Sayangnya, upaya itu tidak sebanding dengan “program” perusakan
1. Jadilah teladan Anak meniru orang tuanya. Jangan seenaknya melempar bungkus jajanan melalui jendela mobil ke jalan raya. Atau meninggalkannya di lapangan bekas bermain. Jadi, perbaiki diri sendiri baru, anak akan mencontoh. Termasuk, saat belanja, bawalah kantong dari rumah untuk mengurangi penggunaan tas plastik. 2. Sediakan tempat sampah yang menyolok Ajari anak membuang sampah di tempatnya. Jika mungkin, sediakan tiga
tempat sampah yang berbeda fungsi. Sampah basah, sampah kering, dan sampah barang kimia. Atau cukup dua: sampah organik dan anorganik. 3. Gunakan air dan listrik secukupnya Perbaiki tata ruang rumah Anda sehingga sirkulasi udara menjadi lebih baik. Ajarkan anak untuk tidak boros listrik. Misalnya mengajak membaca atau mewarnai, ketimbang nonton televisi ataupun main video games. Biasakan tidur dalam gelap atau lampu temaram, dibanding nyala terang benderang. Matikan lampu ruangan yang tidak dipakai. Hemat dalam pemakaian air, selalu mematikan kran dan sejenisnya. 4. Bawa bekal makanan dan minuman Membawakan bekal makanan dan minuman sendiri untuk anak, merupakan cara untuk mengurangi sampah kemasan. Berikan pemahaman bahwa sampak plastik, seperti botol air mineral atau bungkus snack, butuh puluhan tahun untuk terurai. Membawa bekal berarti tidak perlu jajan dan menghasilkan sampah. 5. Sayang hewan dan tumbuhan Boleh saja memelihara hewan peliharaan yang disukai anak. Seperti
Menghadapi Anak Sensitif Assalaamu'alaikum Wr.Wb. Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang dirahmati Allah SWT, saya seorang ibu yang mempunyai sedikit masalah saat menghadapi anak perempuan saya. Anak saya sangat sensitif perasaannya. Sebagai contoh, jika ia melakukan kesalahan, sebelum atau ketika ditanya menangis saja tanpa mau menjawab apapun. Padahal kami sama sekali tidak marah, hanya ingin mengetahui kejadiannya saja. Bertanya kepadanya pun kami sangat lembut dan hati-hati. Terima kasih untuk jawabannya. Wassalaamu'alaikum Wr.Wb. TN - Bogor Wa'alaikumsalam Wr.Wb. Ibu TN yang baik, Setiap anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Anak sensitif umumnya memiliki ciri-ciri, sangat mudah terganggu oleh situasi sekitarnya yang tidak sesuai dengan harapannya. Hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang mudah menangis, ngambek, dan sebagainya. Anak yang sensitif biasanya juga menunjukkan reaksi yang berlebihan bila tidak mendapatkan keinginannya atau menghadapi situasi yang tidak sesuai harapan. Itulah sebabnya, anak sensitif sangat mudah menjadi cemas, malu,
ikan hias, hamster atau kelinci. Ajak juga menanam tumbuhan, meski di lahan sempit. Beri tugas piket untuk menyiram tanaman pada hari-hari tertentu. Cara ini akan memupuk kepeduliannya terhadap hewan dan tumbuhan yang menjaga keseimbangan bumi. 6. Kenali lingkungan Anak-anak perlu banyak bergerak. Biarkan mereka bermain di lapangan atau taman dekat rumah. Bersepeda, main bola atau eksplorasi lingkungan lainnya. Mengenalkan anak pada komponenkomponen bumi, baik langsung maupun tak langsung. Langsung dengan mengoleksi aneka jenis daun misalnya, mengenalkan berbagai jenis pohon, dll. Secara tidak langsung, misal melalui buku-buku cerita tentang lingkungan hidup. Ceritakan bagaimana pohon bisa menetralisir polusi asap knalpot kendaraan. Atau menggambar dan mewarnai tema lingkungan, hewan dan tumbuhan. 7. Daur ulang Manfaatkan barang bekas untuk membuat kegiatan seru dan berkreasi bersama anak. Misalnya membuat mainan, kotak pensil, hiasan dinding dan sebagainya.[] kholda
Konsultasi Diasuh oleh: Dra (Psi) Zulia Ilmawati
atau keduanya. Ibu TN yang baik, Menghadapi anak yang sensitif memang tidak mudah. Kenali penyebabnya. Di saat anak menjadi lebih emosional, perhatikan dengan seksama faktor penyebabnya, dan tanyakan pada anak dengan lembut apa yang membuatnya tidak nyaman. Cara ini akan dapat membantu ananda menciptakan suasana yang nyaman. Hadapi dengan penuh kesabaran. Jika ananda merasa tertekan saat Anda bertanya tentang kejadian yang dialaminya, maka yang akan Anda dapatkan adalah sikap sensitif ananda, bukan jawaban atas pertanyaan Anda. Yang ada ya hanya bisa menangis. Maka, hadapi dengan penuh kesabaran. Dukung dan bantu ananda untuk menghadapi situasi seperti itu dengan tenang. Ibu TN yang baik, Menjadi sensitif bukanlah hal yang mengkhawatirkan. Bahkan hal ini dapat bermanfaat dalam banyak situasi. Apa yang Anda lakukan pada ananda sudah tepat. Menghadapi anak yang sensitif mesti memperlakukannya dengan lembut. Anak yang sensitif menyukai sikap yang lembut dan tidak kasar. Hatinya sering tersentuh baik oleh sesuatu yang menyenangkan ataupun sesuatu yang buruk.
Ibu TN yang baik, Peluk ananda jika menangis karena sensitif. Anda bisa memeluknya setiap ananda menangis, dan mintalah pada ananda untuk membahasakan apa yang membuatnya menangis. Setelah ananda mau berbicara, katakan padanya, bahwa apa yang dialaminya tidak perlu membuatnya menangis. Menangis hanya akan membuat semakin bertambah sedih, matanya bengkak, dan mungkin akan kehilangan teman karena mereka tidak mau punya teman yang cengeng. Anak yang sensitif butuh perhatian lebih untuk membuatnya lebih kuat. Namun, bukan berarti sikap sensitif itu buruk. Sensitif dibutuhkan anak, agar jadi anak yang lebih peka terhadap lingkungan. Berilah pengertian pada ananda dengan lembut bahwa segala hal yang menimbulkan ketidaknyamanan dalam dirinya tidak harus disikapi berbeda. Ibu TN yang baik, Bantu ananda untuk mengalihkan sensitifitasnya menjadi sensitif yang positif, agar tidak merugikan sang anak. Latih ananda untuk mengelolanya, agar sensitivitasnya bisa menjadi aset yang berharga untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan sosialnya. Misalnya, memiliki sifat empati, mudah menolong, memiliki ketrampilan
Ilustrasi emosinal dalam bersosialisasi. Bangun kepercayaan diri ananda pada lingkungan, hindari cara-cara yang bisa mempermalukan ananda di depan orang banyak. Berilah ruang pada ananda untuk mengekspresikan emosinya secara bebas tapi terarah. Bantulah mengendalikan emosi ananda secara konstruktif. Misalnya melakukan relaksasi, menyalurkan hobi, dan kegiatan bermanfaat lainnya. Kuatkan dan temani ananda ketika menghadapi situasi sulit. Dan bangunlah rasa percaya diri ananda dengan melihat kelebihan yang dimiliki. Semoga ananda menjadi anak yang shalih, dan penyejuk mata buat kedua orang tuanya. Aamiin…[]
26
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Ustadz Menjawab
Hukum Jalan Santai Berhadiah Diasuh Oleh: Ust M Shiddiq Al Jawi
Tanya : Ustadz, apa hukumnya jalan santai berhadiah? Para peserta membayar uang pendaftaran, hadiah bagi pemenang berasal dari uang pendaftaran, dan pemenang ditentukan dengan cara diundi. (Mochamad Mufti, Yogyakarta). Jawab : Jalan santai berhadiah tersebut dan aktivitasaktivitas lain yang semisal itu, hukumnya haram karena termasuk judi (al maisir, al qimar). Padahal Islam telah tegas mengharamkan judi, sesuai firman Allah SWT (yang artinya), ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar (minuman keras), berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah kotor (rijsun) termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS Al Maaidah [5]: 90). Berdasarkan ayat tersebut, para fuqaha sepakat bahwa judi hukumnya haram. (Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah, 39/405). Keharaman judi ditunjukkan oleh beberapa indikasi (qarinah) yang menunjukkan larangan yang bersifat tegas (jazim), antara lain ; pertama, menggunakan taukid (kata penegas) “innama” (sesungguhnya). Kedua, judi disebut rijsun (najis). Ketiga, judi disebut perbuatan syaitan. Keempat, ada perintah untuk menjauhinya.
Kelima, ada harapan keberuntungan bagi yang menjauhi judi. (Abdurrahman Al Maliki, Nizhamul Uqubat). Adapun pengertian judi (al maisir, al qimar), ada banyak versi pendapat ulama. Definisi yang paling rajih (kuat) menurut kami, judi adalah setiap-tiap permainan yang mensyaratkan pihak pemenang mengambil sesuatu (harta) dari pihak yang kalah. (kullu la'bin yusytarathu fiihi an ya`khudza al ghaalibu minal maghluubi syai`an). (Rawwas Qal'ah Jie, Mu'jam Lughah Al Fuqoha`, hlm. 281; Imam Al Jurjani, At Ta'rifaat, hlm. 179; M. Ali Ash Shabuni, Tafsir Ayat Al Ahkam, 1/279; Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah, 39/404; Sulaiman Ahmad Al Malham, Al Qimar Haqiiqatuhu wa Ahkamuhu, hlm. 74). Dari definisi judi tersebut, terdapat 3 (tiga) kriteria pokok untuk aktivitas yang dikategorikan judi; pertama, ada taruhan (muraahanah) berupa harta (uang dsb) dari pihak yang berjudi, bisa satu pihak, atau lebih. Yang dimaksud “pihak” bisa jadi orang yang konkret (al syakhsh al haqiiqi), atau suatu alat (mesin judi) atau game (on line) yang dianggap mewakili orang yang konkret. Kedua, ada permainan (la'bun) yang fungsinya untuk menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Misalnya dadu (an nard), catur, domino, kartu, dsb. Disamakan dengan permainan, adalah segala macam perlombaan (musabaqah), seperti sepakbola, pacuan kuda, balapan lari, dsb. Ketiga, adanya pihak yang menang dan yang
BACA TELPON AGEN KAMI SEKARANG JUGA UNTUK BERLANGGANAN
Bingung Memilih Informasi yang Benar? JAKARTA Jakarta Pusat : Yudi 0858 8324 0048; Jakarta selatan: jagakarsa: Joko Prasetyo 081288020261; Tanjung Barat: Abu Mahariq 08211471011; Cilandak: deni 0856 7039 810; Kebayoran Lama: A Zidan Telp. 081510642452. Jakarta Barat : Slipi: Luqi: 08567100480; Kebayoran baru: Abu Zidan 08973747576, kalideres: Abdurrahman 081330145148. Jakarta Timur: Cipayung: Bini Santoso Hp 081311447433; Jatisampurna (Kranggan): Joko Hp. 0813 83265915. Ciracas: Irfan Telp. 02132584167/ 083873930179. Duren Sawit: Ali Akbar 08111898408. Cakung: Yusuf 081511748827. Cempaka Putih: Hamzah, Klender: H. Abd Rahman S. 021-860 9612; Utan kayu: Adeng 081334670290; RS Islam Pondok Kopi Jaktim Agus Hamzah Hp 081317000605. Jakarta Utara : Koja: Akrom 085283435391; Yudi 0858 8324 0048; JAWA BARAT KOTA DEPOK: Beji: Marno 085310016820; Panmas: Ahmad Nurudin 081906329055; Sukmajaya: Suchail 085265214074; UI: Toko Buku Yasmin Masjid UI BOGOR: Kab. Bogor Tedi 085717365900; Cibinong: Andi Zaenal 085781657658; Kota Bogor: AZIZ 087870272733; Tanah Sereal: M.Izzata 081513336199/ 081381361993 Sukabumi (Cisaat): Feri 085723285645; Sukabumi (Cikole): Yusuf 085860043655; Sukabumi (akhwat): Ita Hartati 081563122853 / 081382502197; Cianjur: Abu Ihsas 087778880443 KOTA BANDUNG: Ade Sudrajat 085659366738, Asoed 085759159591; Ujung Berung: Amas K 085722205307; Cimahi: Azhari 081702280025; Padalarang: Ade Gustiadi 085724420962; Regol: Dodiman Ali 082276542224; Bojongsoang: Ahmad Mulyana 081573059743; Cangkuang: Anggara Kelana Hp. 085795910367; Babakan:Amril Muhtadi 088218245478/ 085659269342 KABUPATEN BANDUNG: Solokan Jeruk: Alit Haeruman 085722597660; Ciparay: Mara 08980013003; Majalaya: Arifin 087824035731; RancaEkek Barat: Budi Saifullah 085659110054; Rancaekek Timur: Dr Irianti 08157154194; Cileunyi: Sandi Wardiman 081573989999. Kota Sumedang: EnceHidayat 081572024919; Jatinangor: Asoed 085759159591; Tanjungsari: Cucu 085220659636; Majalengka kota: Diding 085323452176; Majalengka (Jatiwangi): TatangSp 08531994426; Cirebon: Acong 085224008686; Indramayu (Kandnghaur): Syafrudin 089608148991; Indramayu (Krangkeng):Yasir Hp. 085724855359; Indramayu (Anjatan): Abu Zakhi 085724071364; Kuningan: Suwaji 08170969411/ 081219109411; Garut: Tantan Santana: 089610931582; Ciamis: Yayan 087826628503; Banjar: Oyah Rokayah 085793586409; Tasikmalaya: Sugi 085220010475; KOTA BEKASI: Jumadi 021 71398949; Bekasi Timur: Yusuf 08881054020; Cikarang Abu Rifadh 081319873253; Abu Zafiroh 0878899091133; Rasa 085714899471; Karawang: Abu Hamzah 0816842819/02679154424, Purwakarta: Ahmad Sapan 0817 4872742. SUBANG: Dindin Awaludin 0812 9515 489; Cikampek: Wahid Ali 0821 1081 0495; BANTEN SERANG: Nizar, Pesantren AL abqory, Hp 085295121283/ 085716791554. Pandeglang: Muhamad Faiz Hp 0852 10514141; TANGERANG: Rahmat Nur 0813 8610 2196/ 0888 1888 588; Ali (Granada Agency) 021-9977 8904; Tangerang Kota: Abu Hanif Hp. 085311050252 / 087771674545; CIPUTAT: Abu Fariz Hp. 0815 978 5498. JAWA TENGAH
Semarang; Cahaya Umat 08174156771. Rembang: Bp. Jady 085290471147. Pati: Bp. Edi 085726364422. Kudus: Isham Agency 085876767330. Jepara: Ghuroba Agency 085290730166. Blora: Fauzi 085878718661; Ungaran: Fazsy Agency 085865286444. Salatiga: Ummah Wahidah Agency 0812 2890594. Purbalingga: Amin Agency 085227085935; Banjarnegara: Adi Agency 081334670290; Kendal: Almira Sahda Agency 08156548388.Pekalongan: Bp Ridho 081325075511. Klaten: Ahmad Faiz 0852 9102360; Solo : Abu Yusro 0817 443051. Sragen: UD Salsa Bila 0852 93711479. Boyolali: Wasith, Bendan, 0815 7641207. Wonogiri: Royyan 0813 29317863. Sukoharjo: Abu Ibrahim (0271) 7560751. Purworejo: Yasin, 0813 28710443. Magelang: Pustaka Maqwa 0293-5500222, Hp 081328665825. Cilacap : Sulthon Agency 0856 47673766, Rahmat 08157933384. Purwokerto: Faizah Agency 081905352881. Pemalang: Ridho 081234170701 ; Wonosobo: Marsaid 085642528252; Temanggung: Wahyu 0817 270 329. Tegal: Surahman 085759094704 ; Brebes: Anam 087730503341. Slawi: Guntur 081542160113; Batang: Na’im 085878282880; Demak: Slamet 087746163800 JAWA TIMUR Surabaya: Wacana Islamiyah Agency 031-5993408 / 71494080, Zahro Agency Hp 08563118552 / 085706631975, Anjik Permata Agency 031-71251217, Faizah Agency, Jl. Ketintang 031-72732961. Container Crane Agency 0857 3133 2733; Aulia Agency 031-72536907; Kediri: Jafar kholid 0857335120999; Jombang: Jundi Muda Agency 0321-5147405. Pasuruhan: Pustaka Arrisalah, 03437831801. Sidoarjo: Ar Rowi Agency 031-71654022/ 081703742236. Probolinggo: Rahmania Agency 0335682890/ 08124952963 Jember : Kamil Agency 0331-330124 Hp.08123254134. Gresik : Nada Agency 081553401845 Gresik: Media Ummah Agency 081615063909 Ngawi : Smile Center 0351745934. Madiun : Luqman Agency 0351495027 Hp. 081335668774. Lumajang : Aftoni Agency 0334-884121 Hp. 081336762535. Banyuwangi : Khasanah Semesta 0333-7765856 Hp. 081358332444. Kediri : Al Ma'ruf Agency 0354-7061173 Hp.081931036614. Tuban : Cipta Agency 0852 30316968. Bojonegoro : Harik Agency Lebak Kulon 0852 32590536. Malang : Zhafira Agency Hp. 085755253941 . Tulung Agung : Kios Muslim “Arinal Haq” Hp. 0852 3354 8294; Sampang : Cendekia Agency 0817 03630599. Sumenep : Rusliy Agency 03287710028 Hp. 081703030119. Bangkalan : Global Partner Agency 031 81045451, 087849943666 . Pamekasan : Ust Harun 0813 3285 6752/ 0819 1379 6115; Mojokerto : Wahana Karya 0321-7174466, Hp. 08563439049. Situbondo : Media Umah,Irfan, 033 80673015 Hp. 08113502243. Magetan : Forkisma Agency 03517681700/ 081803424179 . Nganjuk : Candra Agency 035 86132967 Hp 0857 3544 4488; Blitar: Mukhlish Agency Telp. 0342-809515. Lamongan : Hari Agency Hp 0856 4508 2121; YOGYAKARTA Yogyakarta : Nur Widianto Hp. 0811 2503937; Gunung Kidul : Anang Ma'ruf 02747406061/ 08175463111. Sleman : Jumardi Yanto 0811 2503937. Bantul : Farid Ma'ruf Telp. 0274-2660609/ 08175423370. Kulonprogo : M. Hanif Telp. 0274-7131593. SUMATERA Lampung: Samsu 085758753334/ 085267454582; Kalianda: M. Ihsan 081369517774; Palembang: Syaiful Islam 08197815225; SumBar (Padang): Ardion 081374430899; Pekanbaru: Ihsan 08126809055/ 081365609191; Rokan hilir Riau: Syahroni 081261964901/ 085271302401/ 085668491837; Bengkulu: Adi 085382394904; Jambi1: Siti Juni 089602772286; Jambi2: Yunaedi 085266605704; Batam1: Dodi supriyadi 085218400205; Batam2: Nurul Izzati 08992009197; Tanjung
kalah, yakni pihak yang menang mengambil harta dari pihak yang kalah. (Sulaiman Ahmad Al Malham, Al Qimar Haqiiqatuhu wa Ahkamuhu, hlm. 74-75; Syukri 'Ali Abdurrahman Al Thawiil, Al Qimar wa Anwaa'uhu fi Dhau` Al Syariah Al Islamiyyah, hlm. 21-22). Berdasarkan penjelasan di atas, maka aktivitas “jalan santai berhadiah” dan yang semisalnya hukumnya secara syar'i adalah haram. Pasalnya, definisi judi dapat diberlakukan untuk aktivitas tersebut. Buktinya adalah sbb, pertama, ada uang pendaftaran yang dapat dianggap sebagai harta taruhan dari masing-masing peserta. Kedua, ada permainan yang digunakan untuk menentukan pihak pemenang, yaitu undian. Ketiga, ada pihak yang menang dan yang kalah. Pihak pemenang adalah yang mengambil hadiah (seperti sepeda motor, kulkas, dsb) yang dibeli dari kumpulan uang pendaftaran para peserta. Sementara pihak yang kalah adalah para peserta yang sudah membayar uang pendaftaran tapi tidak mendapat hadiah. Kesimpulannya, jalan santai berhadiah seperti yang ditanyakan, hukumnya adalah haram. Solusi agar kegiatan seperti itu terhindar dari keharaman adalah tidak mengambil uang pendaftaran dari peserta, dan/atau hadiah yang diberikan tidak berasal dari uang pendaftaran peserta melainkan dari pihak ketiga (sponsor dsb). Wallahu a'lam bish shawab.[]
! Pinang: Erwin Susanto 0811774272; Pangkalpinang: Kampus Deny 085664703997; Pangkalpinang: Sungai Liat Ivan 087774999913; Pangkalpinang1: Eko 08569488627; Pangkalpinang2: Berry 085369488605 MEDAN: Salman. Jl. Eka Rasmi No.72, Kel Gedung Johor Hp. 0819 6000180/ 0852 6276 5025/ 0813 9713 1505; Junaidi Agency Hp. 0852 7029 2450; TB Khilafah (061) 76575301 Hp. 085261768890; Taher 0857 6182 3531; Amali 0813 7626 1198; Tono 0857 6085 2768; Khalid 0813 7690 6741; Miko 0852 6176 2818; Kab. Batubara: Yudi Setiadi Hp 0813 7005 0017; Deli Serdang : TB IQRO' MEDIA 085361997066. Sergai: Biru Ponsel Hp 0812 6452 009; Dolok masihul Lilik Hp 0853 6027 5189; Tebing: Nilwan Hp. 0813 9760 3789; Binjai: Auliya Rasyidah, 76274439. Darto 0813 9777 7531; Padang Sidempuan: Maratua Simanjuntak Hp. 0813 7622 4487; ACEH: Banda Aceh: Rahmat Basuki 0852 62552485/ 081360241061. Meulaboh: Rusmanita 0813 60021154/ 0852 77182174. SULAWESI SULSEL: Makassar, Ahmad Danial 085242144840. Bantaeng: Suharno 0813 20457662, Jeneponto: Said Hp. 0813 55669269; Gowa: Abd Hafiz Thoha 04115318997/ 081355099626, Maros: Rahmat Telp. 0411-2303382 Hp. 0852 4277 3082; Parepare : Muh Shaleh 0852 99066543, Palopo : A. Massiwa Hp.0852 99235946, Barru: Mukti Alimin 0813 42671857, Pangkep: H. Erwin/ H. Onge 081355613017. Luwu Timur: Trisno 0813 55406162. Luwuk Banggai: Shodiqin 0856 56711376; SULTRA : Kendari: Pondok Pengurus Masjid An Nuur Bpn Puuwatu Kota Kendari - Wildan Abdu 0852 4204 9062. SULTENG: Palu: Sardi 0853 4120 9250; MALUKU: Ternate: Sabarudin Hp. 0813 40187185/ 08124493965/ 0921 3302034; Sulawesi Barat: Andi rahmawan 081354622248; Mamuju: Haris 081355106685. Majene: Syafril 085299100068, Mamasa: Muhammad Yusron 081342682787. KALIMANTAN KALSEL : Banjarmasin. Umar S.Pd 0857 5260 6267; Toko Buku JAILANI 085950094275 Jl.Gandaria2 No38 Kebun Bunga. Wahyudi TB Al Ashar Jl Brigjen H Hasan Basri Kayutangi Banjarmasin 0511 240 942; Banjarbaru: Natsir Telp. 0511 7560103. KALBAR : Al-Ponty Agency 0852 52585193. Violeta Agency 760589, Pontianak: Anang 0852-5266-8173; KALTIM : Balik Papan: Imam Sujono Hp. 0815 20368808. Balikpapan Utara: Abu Ridho 08125343526. Tanah grogot: Fahliannor (Abu Karamah) 085393481117. Tarakan: Mansyur 0852 47424945; Berau : Madzudi/ TB Kiass 085246080726. SAMARINDA: Hamsan Hp 0852 5017 2441; KALTENG : Palangkaraya: Muhjidin Nur Hp. 0821-5678-1924, Firdaus agency 0812 5151011, Abu Farhan Supianur; Jl. Merak 0813 48149268. Aldila 0852 4861 7839; Pangkalan Bun: Mursyid Alfandy 0852 5288 1980/ 0857 5267 9700; Barito Timur: Agus Supriyanto 0857 51551682, Buntok: Siti Jubaidah Jl Pelita Raya 0815 2808748; NTB: Mataram: Al Hamdhoni Jl Gunung Merapi no. 162 Hp 08786428111. BALI: Denpasar: Achmad syawaludin 085237927919; Yoshi Kab Buleleng Singaraja 0813 4384 80190 PAPUA : Jayapura: Giri 0813 4463 5563; Sorong: Muh. Ja'far Abdullah 0852 4444 8979; Merauke: TB Sakura Jl Irian Seringgu Lukman Abdillah 085244229037
Dapat dibeli di toko Gunung Agung Se-Jabotabek dan Toko Buku Walisongo Kwitang Jakarta Pusat
Pendaftaran dan perubahan keagenan, Hubungi: Muh. Ihsan 0857 1104 4000
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Opini
27
Membentengi Mahasiswa dari Pemikiran Keagamaan Liberal (Sebuah Catatan untuk Ade Armando)
Oleh : Mastori, M.Kom.I, Dosen dan Ketua LPPM STAI PTDII Jakarta, Penulis buku Pemikiran Politik Dakwah Kontemporer
B
elakangan ini dunia maya dihebohkan oleh pernyataan-pernyataan kontroversial dari seorang akademisi Universitas Indonesia yang bernama Ade Armando. Dalam rubrik opini ini, saya sampaikan bahwa saya bukanlah pengagum Ade Armando, dosen komunikasi UI yang kerap men-tweet status-status kontroversial di media sosial, bahkan kenal pun tidak. Namun demikian, saya tergelitik untuk memberikan semacam catatan kecil terhadap pikiran-pikirannya tentang agama (Islam) yang disebarkan melalui media sosial itu. Jika ditelisik, sebenarnya pemikiran Ade Armando merupakan paket dari liberalisme pemikiran yang selama ini didengungkan oleh kelompok Jaringan Islam liberal (JIL) yang sekarang berubah nama menjadi Jaringan Islam Nusantara (JIN). Kelompok ini memanfaatkan kebodohan umat yang masih berada dalam 'status quo' untuk meraih popularitas. Produk pemikiran yang mereka jual adalah pemikiran-pemikiran yang tidak umum dan kontroversial. Mereka mencoba melontarkan pemikiran-pemikiran nyeleneh itu di tengah-tengah umat. Targetnya jelas, nama mereka menjadi terkenal terlepas positif atau negatif. Patut diketahui, walaupun seolah-olah mereka bicara tentang dalil agama, sesungguhnya mereka
bukanlah orang yang konsisten dengan dalil agama bahkan menganggap tidak penting. Subtansi dan kearifan lokal menjadi mainstream berpikirnya. Misalnya, Ade Armando dalam akun twitternya menulis, “Hmmm ternyata jilbab, hijab dan kerudung itu beda ya.. kerudung aja deh, supaya terasa Islam Nusantara.” Sebelumnya, menyikapi tragedi Mina pada musim haji tahun 2015 ini yang menelan ratusan korban, dia justru meragu-ragukan waktu pelaksanakan ibadah haji supaya dapat dilaksanakan secara fleksibel. Dalam akun twitter yang sama Armando menulis, “Umat Islam itu dua milyar. Kalau berhaji itu wajib, bagaimana mungkin Mekkah menampung 2 milyar orang. Jadi, masihkah berhaji itu wajib?” Kita tahu, belum lama ini pun proyek 'Islam Nusantara' menjadi trending topic negeri ini. Melalui proyek ini, tersebar sebuah pemikiran nyeleneh supaya ajaran Islam dilepaskan sama sekali dengan sesuatu yang dianggap berbau Arab menurut persepsi mereka. Munculah sebuah anggapan bahwa jilbab, jenggot, bahkan langgam bacaan Alquran merupakan produk budaya Arab yang harus dieliminasi dari Indonesia. Potongan pemikiran semacam ini sesungguhnya tidak bernilai dan sangat mudah dibantah bahkan oleh
orang awam sekalipun. Namun, karena mereka memanfaatkan psikologi sosial masyarakat yakni berdiri di luar kebiasaan umum maka pemikiran yang nihil seperti itu selalu menjadi trending topic. Dan itulah yang mereka harapkan. Sayangnya, berbagai pikiran aneh yang dilontarkan oleh orang-orang semacam Ade Armando ini selalu saja ada yang mengikuti. Akibatnya, jalan menuju popularitas ini mulai banyak diikuti oleh kaum muda khususnya mahasiswa. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Mahasiswa yang diharapkan mampu berpikir kritis, mandiri, dan berpegang kepada Islam justru harus terombang-ambing oleh pemikiran keagamaan tak bermutu yang disebarkan oleh orang yang sedang mabuk popularitas. Maka, sudah saatnya umat Islam, khususnya mahasiswa untuk selalu terikat dengan kelompok dakwah yang komitmen dengan syariah secara kaffah, baik dalam aspek ubudiyah, fikrah maupun amaliyah. Prinsip-prinsip ajaran Islam harus dipegang teguh baik dari aspek pemikiran maupun pengamalan. Untuk itu diperlukan komunitas pergaulan yang baik dan dapat saling menguatkan dalam kebenaran dan kesabaran.[]
Peluang dan Tantangan Politisi Islam Ideologis Oleh: Lailatuz Zahro, S.Pd, Guru SMPN 4 Pasuruan
J
ika kita coba terapkan berfikir politik ideologis dalam kondisi kontemporer, maka di hadapan kita te r h a m par beragam peluang sek aligus tantangan. Peluang dari internal umat Islam, telah nampak. Panasnya ideologi Islam telah menghangatkan umat menuju pada keinginan untuk menerapkan syariah Islam. Survei PEW seperti yang dilansir http://www.pewforum.org/ (30/4/2013) menunjukkan kecenderungan umat untuk menjadikan syariah Islam sebagai hukum resmi di negeri-negeri Islam. Di Asia terdapat prosentase sangat tinggi penduduk yang mendukung syariah Islam: Pakistan (84 persen), Bangladesh (82 persen), Afghanistan (99 persen), Indonesia (72 persen) , Malaysia (86 persen). Demikian pula di Timur Tengah dan Afrika, prosentase yang mendukung syariah: Irak (91 persen), Palestina (89 persen), Maroko (83 persen), Mesir (74 persen), Yordania (71 persen), Niger (86 persen), Djibouti (82 persen), Kongo (74 persen) dan Nigeria (71 persen). Sementara 10 negara lain yang di survei menunjukkan lebih dari 50 persen penduduknya menginginkan syariah Islam. Di Indonesia, research dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan 1.880 Muslim di 19 provinsi antara tanggal 28 Oktober dan 19 November 2011. Studi ini mengatakan bahwa 72 persen Muslim Indonesia mendukung hukum Islam sebagai hukum resmi negara ini. Sedangkan hasil survei SEM Institut yang dilakukan pada 25 Desember 2013- Januari 2014 kepada 1.498 responden dari berbagai kalangan di 38 kota di Indonesia, menunjukkan 72 persen Muslim Indonesia menginginkan syariah sebagai landasan hukum dalam bernegara. Sungguh, di hadapan kita terhampar kesempatan besar untuk meraih dukungan umat dalam menerapkan syariah Islam. Seorang politisi Islam ideologis akan memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya dengan menggencarkan aktivitas politiknya, baik dalam melakukan pembinaan, penyebaran opini, dan kontak ke berbagai kalangan dalam rangka menyambut respon positif terhadap syariah, seraya meningkatkan grade
respon tersebut untuk meraih kepemimpinan umat. Oleh karenanya, politisi Islam ideologis harus tetap fokus dalam perjuangan penerapan ideologi dengan metode ideologis yang telah digariskan. Untuk di Indonesia, perjuangan penegakan khilafah hendaknya mencakup penjelasan sejarah dan jejak khilafah di Indonesia, sekaligus perjuangan para tokohtokoh masyarakat Indonesia dalam penegakan syariah dan khilafah. Seraya menyentuh akidah umat Islam Indonesia, bahwa Indonesia adalah negara yang diberkahi Allah, bagian bumi milik Allah yang telah diberi banyak nikmat berupa kesuburan, iklim dan cuaca yang paling normal, serta kekayaan sumber daya alam anugrah Allah. “maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?” Indonesia juga memiliki posisi strategis secara geografis, berpulau-pulau, sehingga memiliki pertahanan alami. Kekuatan jumlah penduduk yang banyak serta memiliki darah para pejuang yang berani. Sangat cocok untuk menjadi Khilafah Islamiyah. Peluang lain yang tidak bisa dipungkiri adalah memudarnya pamor demokrasi dan kapitalisme. Keduanya telah nyata gagal dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Demokrasi telah memunculkan negara korporat dan kebijakan transaksional sehingga menjatuhkan masyarakat ke dalam jurang kemiskinan, menumbuhkan korupsi dan perampokan negara, serta ketidakadilan sistem. Sedangkan kapitalisme, telah menjadi sumber krisis ekonomi negara dan dunia secara berkepanjangan. Inilah moment bagi ideologi Islam untuk tampil. Momentum bagi khilafah untuk menggantikan posisi adidaya dunia. Adapun tantangan yang dihadapi oleh para politisi Islam ideologis, adalah berupa ketakutan negara-negara kufur akan tegaknya khilafah, sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk memalingkan para politisi ini dari perjuangan penegakan mabda. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov Pada tanggal 14 Desember 2013 dalam sebuah wawancara
dengan Vesti 24, mengatakan bahwa “Ada kondisi-kondisi semua pembela tanah air Suriah harus memahami hal yang lebih penting : untuk memerangi mereka yang ingin Suriah menjadi Negara Khilafah.” Richard Dannatt, Penasehat PM Inggris David Cameron dalam wawancara dengan BBC Radio , menyatakan: “Di sini ada agenda Islam dan kalau didiamkan dan tidak segera ditumpas di Afganistan atau Asia Selatan maka pengaruhnya akan segera meluas. Agenda ini akan tumbuh dan ini poinnya, kita bisa melihat ia akan meluas dari Asia Selatan, Timur Tengah hingga Afrika Utara dan menancapkan kembali panji Kejayaan Khilafah Islamiyah Abad 14 dan 15 …” Masih banyak para penguasa di negeri-negeri Barat yang bicara tentang khilafah dan mengkhawatirkan tegaknya khilafah. Untuk mencegahnya, mereka mencabik-cabik persatuan umat Islam, dan memenangkan kaum sekuler di negeri Islam. Mereka melakukan stigmatisasi Islam dan pejuang Islam ideologis sebagai teroris. Memecah belah negeri Islam, bahkan melakukan pembantaian massal (moslem cleansing). Di Indonesia, tantangan dari negara kufur adalah melalui antek-antek mereka. Mereka memecah belah umat Islam Indonesia melalui politik belah bambu, dan menciptakan konflik di beberapa daerah. Termasuk penjajahan politik melalui undang-undang dan kebijakan liberal. Maka tantangan ini harus dihadapi dengan melakukan pengungkapan makar kaum kafir imperialis (kasyful khuthath) yang diiringi dengan perjuangan politik, membentuk kesadaran dan opini umum melalui pembinaan di tengah-tengah umat, dan memberikan penjelasan pada umat, tentang diambilnya hak-hak mereka oleh penguasa karena kebijakan kapitalismenya.[] Kirimkan opini Anda terkait isu aktual dengan perspektif Islam ke email:
[email protected] Panjang tulisan sekitar 3500 karakter. Sertakan pula foto diri dan biodata singkat.
28
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Mancanegara
Obama dan Putin
Amerika Gunakan Rusia
Bunuh Muslim Suriah Serangan Rusia melalui koordinasi dengan Amerika, mewakili dan dengan perintah Amerika.
A
khirnya, setelah mengklaim mendapat persetujuan parlemen Rusia, Putin memerintahkan pesawat tempurnya untuk membombardir negeri Syam (Suriah). Dalam serangan yang intensif pada Jumat (9/10), Deputi Kepala Staf Jenderal, Letnan Jenderal Igor Makushe mengatakan kepada wartawan, sekitar 67 serangan sudah dilancarkan dari pangkalan udara Hmeimim. Dalam serangan sebelumnya, Rusia melalui kapal perangnya di Laut Kaspia yang berjarak 1.500 km telah melancarkan serangan roket ke sasaran yang diklaim sebagai tempat kelompok ISIS. Namun beberapa pihak menyatakan, sasaran Rusia sebenarnya bukan hanya ISIS. Beberapa tempat yang disebut-sebut sebagai wilayah yang dikuasai ISIS, sebagian besar justru dikuasai faksi yang berseberangan dengan Assad. Seperti biasa, Vladimir Putin menggunakan wacana basi
yang berulang—perang melawan terorisme—sebagai alasan penyerangan. Putin mengatakan akan membela pasukan rezim Assad dalam perang melawan agresi teroris. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Rusia seperti yang dilansir BBC (12/10), Putin menyatakan serangannya untuk menstabilkan pemerintah Suriah dan tercapainya kompromi politik. Amerika Serikat dan Rusia pun terlihat cekcok, soal peran masing-masing dalam memerangi ISIS. Asisten Menteri Pertahanan AS, Elissa Slotkin yang meragukan serangan pesawat tempur Rusia ditujukan untuk menggempur ISIS. Seperti disampaikan Ellisa di sela sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, gempuran pesawat tempur Rusia sangat jauh dari markas-markas ISIS. Dan serangan mengarah lebih dekat ke Kota Hama dan Homs, yang merupakan daerah aliansi dukungan Amerika Serikat. Dalam bantahannya, Push-
kov beralasan markas pemberontak Bashar sangat dekat letaknya dengan markas ISIS. Dia malah balik menuding koalisi serangan udara Amerika hanya pura-pura saja menggempur ISIS. “Hanya 20 persen dari operasi mereka yang berhasil. Delapan puluh persen yang lain tidak melakukan bombardir. Mereka kembali ke markas karena alasan berbeda-beda,” tudingnya.
Proxy War Serangan Rusia sesungguhnya merupakan bagian dari pelaksanaan kebijakan Amerika di Suriah. Dalam nasyrah (selebaran) Hizbut Tahrir 27 Dzulhijjah 1436 H (11 Oktober 2015 M) dijelaskan serangan Rusia melalui koordinasi dengan Amerika, mewakili dan dengan perintah Amerika. Anggota Kongres Amerika Serikat sendiri John Mcain seperti yang dilansir Aljazeera (5/10) mengatakan, AS terlibat dalam perang proxy di Suriah. Sangat
Membendung Khilafah
M
eskipun kepentingan Rusia adalah perang melawan Islam, namun negara-negara Barat kepentingannya lebih dari itu. Sebab negara-negara Barat melihat lahirnya Khilafah ala minhâjin nubuwah dan akidahnya akan menghancurkan dan melenyapkan kekuasaannya atas dunia. Ide yang diusung Rusia dalam mendukung Bashar sesuai keinginan Amerika, karena Amerika telah gagal sebelumnya dalam rencana untuk menciptakan alternatif bagi Assad. Amerika juga gagal menciptakan rezim sekuler yang didukung oleh kekuatan musuh-musuh Islam di Suriah. Francois Hollande dalam pertemuan Norman mengatakan: “Suriah dibagi menjadi dua bagian, sebagian dikendalikan oleh rezim Assad, dan yang sebagian besar dikuasai oleh kekacauan dan oposisi, yang tujuan akhirnya adalah khilafah yang sama, dan ini akan menjadi kasus terburuk. Untuk itu, kami tidak akan pernah menerima kejadian tersebut dan hal-hal yang mengarah ke sana.” Dengan cara ini, Rusia masih berusaha untuk mendapat kepercayaan Barat dengan memerangi umat Islam agar tidak tegak Khilafah ala minhâjin nubuwah. Dalam hal ini, Rusia tidak hanya mempersiapkan untuk perang, namun juga memainkan peran pembunuh dengan slogan memerangi organisasi negara (ISIS). Rusia tengah melindungi Assad dari semua musuh-musuhnya, meskipun ia yang mengalirkan dan menumpahkan darah di Suriah, serta yang membantai ribuan rakyat Suriah, termasuk wanita, anak-anak dan orang tua, juga yang membuat mereka mengungsi ke seluruh penjuru dunia.[] af
memungk ink an keputusan Amerika menghilangkan patriot di perbatasan selatan Turki, bertujuan agar memungkinkan Rusia melakukan serangan tanpa cegatan rudal patriot. Semua orang berakal paham, pesawat tempur dua negara jika terbang di langit yang sama, itu terjadi dengan koordinasi keduanya sebagai dua teman atau perang di antara keduanya sebagai musuh lalu saling tembak seperti perang manapun. Jika tidak, maka keduanya adalah dua teman yang berkoordinasi udara untuk merealisasi satu tujuan. Pernyataan kedua pihak menegaskan koordinasi ini. Kementerian luar negeri Rusia mengatakan dalam keterangan yang dilansir di situsnya (8/10): “Sesuai tugas dari Presiden Rusia Putin dan sejawat Amerikanya Barack Obama dalam penutupan pertemuan keduanya di sela-sela sidang umum PBB, menteri luar negeri mendiskusikan jalan penyelesaian situasi di Suriah, termasuk pentingnya menghindari terjadinya insiden di wilayah udara di atas Suriah dan penguatan proses rekonsiliasi politik di Suriah sesuai keterangan Jenewa (30/6).” Sebelumnya, Jenderal Andrei Kartapolov, pejabat tinggi militer Rusia pada Sabtu malam (3/10) mengatakan daerah-daerah yang ditargetkan oleh Angkatan Udara Rusia di Suriah telah diberitahukan terlebih dahulu ke Moskow, yaitu daerah-daerah yang hanya menjadi basis para teroris saja, melalui komando militer AS (arabic.cnn.com, 4/10/2015). Pernyataan pejabat militer Rusia menunjukkan betapa besarnya permusuhan pemerintah Amerika terhadap kaum Muslim di Syam. Amerika tidak berbeda dari rezim Assad yang
dengan telanjang memerangi kaum Muslim, para pejuang revolusi. Perang yang mereka lakukan itu dengan sengaja menargetkan warga sipil untuk mematahkan keinginan masyarakat di tanah Syam yang suci. Mereka menggunakan metode perang proxy, yaitu menggunakan tangan Rusia dan membuat berbagai insiden sebagai dalih untuk menghancurkan warga sipil yang tidak bersenjata, membunuh wanita, anakanak dan para manula. Mereka pun melakukan lebih banyak tekanan terhadap para pejuang revolusi Syam. Tujuannya agar mereka tunduk pada solusi politik dan mau duduk di meja perundingan dengan rezim kriminal di Damaskus. Amerika adalah musuh utama Islam dan kaum Muslim di dunia. Amerika gudang kejahatan yang dibanjiri darah kaum Muslim, baik darah itu mereka tumpahkan sendiri, oleh para anteknya atau oleh temantemannya, perang ini dimaksudkan untuk menundukkan umat Islam, dan untuk membuatnya berlutut di depan tuannya, Amerika. Namun Amerika keliru besar. Kaum Muslim di Syam bersama kaum Muslim seluruh dunia telah bertekad menjadikan tanah Syam sebagai titik awal bagi negara Khilafah 'ala minhajin Nubuwah dalam waktu dekat atas pertolongan Allah. Negara Khilafah inilah yang akan mengembalikan Amerika pada keterisolasiannya, seperti yang dialaminya sebelum Perang Dunia II, serta mengembalikan beruang Rusia pada hibernasi musim dinginnya di Siberia yang beku. Negara Khilafah akan mengembalikan umat Islam menjadi pemimpin dunia, menyebarkan keadilan ke seluruh penjuru dunia.[] af dari berbagai sumber
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
Mancanegara
29
Muktamar Khilafah Malaysia 2015
H
izbut Tahrir Malaysia menyelenggarakan Muktamar Khilafah 2015 pada Sabtu (3/10). Dalam Acara yang mengambil tema utama 'Bersatu Menuju Perubahan Hakiki dengan Syariah dan Khilafah', hadir pembicara dari berbagai kawasan dunia. Pidato pertama, disampaikan Umar Hussein Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Malaysia yang menyoroti penyebab perpecahan umat Islam. Hadir sebagai pembicara kedua Syeikh Osman Bakhash, Kepala Maktab Ilamiy Hizbut Tahrir Pusat, yang mengambil tema "Pengalaman dan Pelajaran dari Arab Spring". Sementara itu, Mohammad Malkawi, aktifis Hizbut Tahrir Yordania, menyoroti tentang hegomoni Barat dan Kebangkitan Islam. Dari Indonesia, KH Hafidz Abdurrahman, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia, membahas sejauh mana potensi, perjuangan dan tantangan berdirinya khilafah di Nusantara. Pidato terakhir yang berjudul "Perubahan Hakiki Hanya dengan syariah dan Khilafah” disampaikan oleh Abdul Hakim Othman, juru bicara Hizbut Tahrir Malaysia.[] af
Kronik Mancanegara
Abaikan Presiden Palestina, Remaja Putri Lawan Israel
Parade Anti Islam di 20 Kota di AS Sepi Peminat
Meskipun Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyatakan tidak ingin melanjutkan ketegangan lebih jauh dengan Israel, namun banyak remaja putri Palestina mendukung para lelaki untuk tetap berjihad melawan penjajah, bahkan tidak sedikit di antara para perempuan yang menutup wajahnya dengan kafayet tersebut terlibat dalam perlawanan bersenjatakan batu (intifadha). Bentrokan demi bentrokan terus berlangsung antara pemuda-pemudi Palestina dengan aparat dan pemukim Israel. Di Ramallah, para wanita itu bahkan tak ingin berbicara atau diambil fotonya. Salah seorang remaja putri hanya mengungkap nama mereka dengan Shahad (20 tahun). Ia merupakan mahasiswi di Universitas Al-Quds. "Ini merupakan kedua kalinya bagi saya," ujarnya. "Saya datang kemarin untuk kali pertama karena sebelumnya dilarang." Seorang temannya yang lain menimpali, saat ini mereka lebih berani. Banyak wanita yang ingin berpartisipasi. "Kami ingin melindungi negara kami," ujar Yasmin yang masih mengenakan seragam sekolah hijau bergaris putih. "Ini merupakan pertama kalinya bagi kami. Kami ke sini untuk membantu para pria.” Seorang wanita mengatakan kepada AFP, Intifadha terus berlansung, karena ia sudah tak lagi mendengarkan Presiden Abbas sejak lama.[]
Parade anti-Islam di 20 kota di Amerika Serikat (AS), Ahad (11/10), gagal menyedot banyak peminat. Seperti diberitakan ABC News, kampanye Islamofobia di media sosial sepanjang Sabtu (10/10) hanya menghasilkan segelintir peminat di beberapa kota. Yang terjadi justru munculnya kelompok proMuslim Parade diselenggarakan Global Rally for Humanity, sebuah organisasi yang erat berafiliasi dengan kelompok kebencian terhadap Muslim dan sayap kanan AS. Penyelenggara menyeru kepada semua warga untuk keluar rumah dan menggelar protes di setiap masjid, komunitas Muslim, dan organisasi Islam di 20 kota. Namun faktanya, di Dearborn, Michigan -- kawasan pinggiran Detroit -- kurang selusin orang muncul berdemo. Situasi serupa juga terjadi di Atlanta, Georgia, Murfreesboro, Tennessee, di Alabama. Satu-satunya demo relatif besar terjadi di Phoenix, Arizona. Sekitat 120 orang berkumpul di depan gedung organisasi keislaman, membawa spanduk, dan meneriakan anti-Islam. Namun, itu dihadang oleh demo tandingan, dengan jumlah peserta relatif sama, yang menyerukan perdamaian, persatuan, dan mengecam rasisme. Kendati Islamofobia terus muncul, Islam tetap menjadi agama paling cepat berkembang di AS. Hartford Institute for
Religion mencatat jika tahun 2.000 hanya ada 1.200 masjid di AS, tahun 2010 terdapat 2.100 masjid di seluruh negeri Paman Sam.[]
Tak Gentar Dipenjara 20 Tahun, 52 Ulama Serukan Jihad Lawan Rusia Meski pada 2014 Raja Abdullah mengeluarkan dekrit Kerajaan Saudi yang mengganjar hukuman tiga hingga 20 tahun bagi warganya yang terlibat konflik di luar kerajaan, namun Sebanyak 52 akademisi dan ulama Saudi meminta warga untuk berangkat ke Suriah memerangi pasukan Rusia yang membela rezim Bashar al-Assad. Mereka menyeru umat yang merasa mampu, termasuk di luar Saudi untuk memenuhi panggilan jihad. Seperti dikutip Al-Arabiya, Senin (5/10), sejumlah pengamat menilai, seruan itu akan berdampak ke Saudi, Negara Teluk, dan pemuda Muslim melawan pasukan Rusia. Hal ini pun mengingatkan pertempuran antara Afghanistan dan Soviet. Mereka juga mendesak agar oposisi Suriah menyatukan barisan dan meminta yang mampu untuk bertempur dan tidak meninggalkan negara itu. Rusia telah secara resmi terlibat aktif dalam perang Suriah sejak Rabu (30/9) lalu. Mereka mengaku, melancarkan serangan ke kelompok ISIS kendati tak menampik telah menyasar para mujahidin yang telah masuk dalam daftar target.[] joy dari berbagai sumber
30
Hikmah
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
‘Dunia Malam’ Para Kekasih Allah SWT
M
enghidupkan malam—dengan shalat tahajud, tilawah Alquran, berzikir, bermuhasabah dan amal ibadah lainnya— sesungguhnya merupakan 'tradisi' yang hidup di kalangan salafuh-shalih. Sebagaimana ramainya mereka melakukan ragam amal kebajikan pada siang hari, 'dunia malam' mereka sesungguhnya tak pernah sunyi dengan ragam kegiatan ibadah dan amal-amal shalih. Shalat tahajud adalah salah satu kesibukan mereka pada malam hari selain zikir, tilawah Alquran dll. Ini karena shalat malam diperintahkan langsung oleh Allah SWT di dalam Alquran kepada Rasulullah Muhammad SAW. (Lihat: QS al-Isra' [17]: 79). Bahkan di antara ayat-ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah perintah untuk bangun malam untuk menunaikan shalat malam: Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) pada malam hari (TQS al-Muzammil [73]: 14). Mengapa Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk bangun malam dan menunaikan shalat malam? Allah SWT menjawab pertanyaan ini dalam ayat berikutnya: Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepada kamu perkataan yang berat (TQS al-Muzammil [73]: 5). Karena itu tidak aneh jika Sulaiman al-Halbi mengerjakan shalat malam sebulan penuh di Masjid alAzhar sebelum membunuh Cliber. Ketika mengerjakan shalat, ia berdoa kepada Allah SWT dengan khusyuk agar diberi kemudahan dalam membunuh musuh Allah itu. Saat itu Sulaiman al-Halbi hanya memiliki satu pisau, tidak lebih. Benar saja, Allah SWT mengabulkan doanya. Sulaiman al-Halbi berhasil membunuh Cliber, Komandan Perang Prancis terkenal, yang kedudukannya sedikit di bawah Napoleon.
Shalahuddin al-Ayyubi, karena pemahamannya yang mendalam tentang Islam, juga menyadari bahwa shalat malam adalah salah satu kunci kemenangan kaum Muslim atas musuh mereka. Karena itu beliau sering mengontrol kemah anak buahnya setiap malam. Jika beliau tak menjumpai seorang pun yang mengerjakan shalat malam, beliau segera membangunkan mereka dan memarahi mereka seraya berkata, “Saya khawatir, kita diserang musuh malam ini, dari kemah ini.” Demikianlah Shalahuddin al-Ayyubi. Beliau menganggap tidak adanya shalat malam sebagai celah yang lebih berbahaya daripada celah pada benteng hingga musuh bisa menyerang dari celah tersebut. Sejak permulaan jihad hingga berjumpa dengan Allah SWT, Khalid bin Walid ra dan kawan-kawannya biasa mengerjakan shalat malam berjam-jam dan membaca banyak ayat Alquran di dalamnya. Ia sering menangis sehingga membuat sahabat yang lain juga menangis. Siapa pun yang pernah berinteraksi dengan mereka saat itu berkomentar, “Khalid dan rekan-rekannya seperti para malaikat dalam wujud manusia.” Barangkali inilah, selain sebab-sebab lain, salah satu kunci sukses jihad Khalid bin Walid ra dalam setiap medan peperangan di jalan Allah SWT melawan orang-orang kafir. Sukses dalam menuntut ilmu juga akan mudah diraih dengan dukungan shalat malam. Karena itulah Imam Ahmad bin Hanbal pernah memarahi salah seorang muridnya yang tak terbiasa bangun malam dan menunaikan shalat malam. Beliau tak mau lagi mengajari muridnya tersebut (Abul al-'Ala al-Mihsri. Munthaliqat Thalib al-'Ilmi, I/176). Demikianlah gambaran 'dunia malam' para kekasih Allah SWT. Semua ini karena mereka menyadari tentang keutamaan dan keistimewaan shalat malam. Karena itu benarlah kata-kata Khalifah Umar bin al-Khaththab ra,
“Jika aku banyak tidur pada malam hari, berarti aku menyia-nyiakan diriku. Jika aku tidur pada siang hari, berarti aku menelantarkan rakyatku." Khalifah Umar bin al-Khaththab ra memang dikenal rajin mengerjakan shalat malam. Padahal sebagai pemimpin negara, kesibukannya sangat luar biasa. Begitu besarnya perhatian beliau terhadap shalat malam, banyak Sahabat Nabi SAW lainnya yang ingin meniru beliau. Penerusnya, Khalifah Utsman bin Affan ra, juga tak kalah dengan pendahulunya. Beliau terbiasa melakukan shalat malam. Bahkan dalam shalat malamnya itu, beliau sekaligus meng-khatam-kan bacaan Alquran, hanya dalam tempo satu malam. Ini betul-betul terjadi sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits sahih. Demikian pula generasi para tabi'in, tabi' at-tabi'in dan generasi salafush-shalih setelah mereka. Tentu kisahkisah tentang 'dunia malam' mereka amat penting untuk diketahui oleh generasi umat Islam saat ini. Sebab, selain menarik, kisah-kisah 'dunia malam' mereka juga banyak menginspirasi. Kisah-kisah para salafush-shalih semacam ini sesungguhnya bertaburan dalam banyak riwayat yang shahih dan dalam lintasan sejarah yang otentik (Lebih jelas lihat: Ahmad Musthafa Qasim ath-Thahthawi, Layl ash-Shalihin wa Qashash al-'Abidin, t.t. Kairo: Darul Fadhilah). Dengan seringnya kita menghidupkan malammalam kita dengan ragam ibadah seperti zikir, tilawah Alquran, muhasabah dan terutama shalat malam, berarti kita menghidupkan salah satu tradisi yang baik yang dilakukan oleh generasi salafush-shalih. Dengan itu, insya Allah, kita pun bisa meraih apa yang telah diraih oleh generasi salafuh-shalih itu—para kekasih Allah SWT yang Dia ridhai—yakni kedudukan terpuji di sisi-Nya, di dunia dan di akhirat nanti. [] abi
Media Umat | Edisi 160, 3 - 23 Muharram 1436 H/ 16 Oktober - 5 November 2015
31