Indahnya Masa Tua Berkat Dana Pensiun
KELOMPOK KERJA LITERASI KEUANGAN
1
Latar Belakang 1. Banyak orang yang masa produkEfnya bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dengan baik namun setelah pensiun atau tua tergantung orang lain. 2. Hasil survei OJK menunjukkan bahwa Engkat pemahaman dan kepesertaan masyarakat Indonesia terhadap dana pensiun masih di bawah 5 % atau sangat rendah. 3. Dibandingkan negara tetangga, prosentase tabungan untuk masa tua terhadap penghasilan masyarakat Indonesia masih sangat rendah yang bisa dikatakan antara 2,5–8 % dibanding 25-‐60 %. 4. Guna meningkatkan kesejahteraan perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat Indonesia sejak dini terhadap kesiapan mental dan perencanaan keuangan keluarga serta pemanfaat produk jasa keuangan Kelompok Kerja Literasi Keuangan
2
Pendahuluan 1. BPS: Tahun 2020–2025 usia harapan hidup masyarakat Indonesia rata-‐rata 73,6 tahun. 2. Bila usia 20 tahun sudah bekerja dan 60 tahun pensiun, maka disebut masa produkEf adalah 40 tahun. 3. Dan masa tua atau masa pensiun rata-‐rata adalah 13,6 tahun. 4. ArEnya: bekerja harus bisa mencukupi kebutuhan hidup masa produkEf 40 tahun dan menabung untuk masa pensiun 13,6 tahun. Perlu menabung 25-‐35 % dari penghasilan pada saat akEf. 5. Karena inflasi, tabungan harus dikombinasikan investasi. 6. Untuk bisa disiplin menabung dan berinvestasi, diperlukan kesiapan mental terutama sikap, pengetahuan, ketrampilan. Kelompok Kerja Literasi Keuangan
3
Beberapa Penger9an Pensiun q q q q q
BerhenE bekerja karena mencapai usia pensiun ( 46, 56, 58, 60, 65 tahun) BerhenE bekerja dari pekerjaan ruEnnya karena lelah atau sakit berkepanjangan (uzur). Masa merdeka atau kebebasan setelah bekerja, Enggal menikmaE hidup Masa produkEf telah habis, Enggal masa Edak produkEf. (BerhenE bekerja dari suatu tempat lalu pindah bekerja atau ganE pekerjaan)
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
4
Perjalanan Hidup Masa Tua/Pensiun Masa pensiun penghasilan menurun dra9s. Biaya hidup menurun karena anak sudah mandiri tetapi masih 9nggi. Penghasilan pasif (bukan karena bekerja) dari tabungan, investasi, dana pensiun. Tidak tahu kapan akan meninggal dunia. Meninggalpun perlu biaya. Sejahtera dan indah bila penghasilan pasif mencukupi kebutuhan dan keinginan.
Masa Produk9f Usaha dan berpenghasilan sendiri. Menutupi biaya hidup dan resiko sendiri . Memenuhi kebutuhan & keinginan punya keluarga, kendaraan, rumah. Perlu hemat, menabung, investasi dan dana untuk masa tua.
Masa Sekolah Semua perlu biaya. Biaya orang tua/ bea siswa/santunan. Perlu hemat & menabung.
0 5
12 15 18 20 22
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
46
56 60
73,6
86
Usia 5
Ilustrasi • Berikut ini disampaikan dua ilustrasi. • Ilustrasi yang pertama menggambarkan masa tua yang Edak bahagia • Ilustrasi ke dua menggambarkan masa tua yang bahagia • Para siswa diharapkan bisa membaca dan mendiskusikan kedua ilustrasi tersebut dan diminta menyampaikan pendapatnya terhadap kedua ilustrasi tersebut.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
6
Ilustrasi 1 Ditemukan fakta sebagian kakek/nenek yang berusia di atas 60 tahun, badannya kurus kering, terkesan Edak terawat, seminggu sekali ke puskesmas, hampir Edak pernah rekreasi. Bila anak cucunya datang, mereka hanya mendengar keluhan dari sang kakek/nenek, sehingga anak cucunya kurang menaruh hormat. Anaknya Edak dapat membantu orang tuanya karena penghasilannya Edak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya.
• Ini adalah contoh fakta masa tua yang kurang sejahtera • Mengharapkan bantuan kepada anaknya yang belum sejahtera • Mencerminkan kurang persiapan mental
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
7
Ilustrasi 2 Ditemukan fakta sebagian orang tua yang berusia di atas 60 tahun, badannya sehat dan bugar. Paling Edak satu bulan sekali mereka berekreasi ke tempat yang menjadi kesenangannya seperE ke Pulau Samosir di Sumatera Utara, Pantai Kuta di Bali, Gili Terawangan di Nusa Tenggara Barat, Pantai Pasir PuEh di Makassar dan Raja Ampat di Papua. SeEap kali anak cucunya datang, dengan senang haE sang kakek/nenek bercerita tentang pengalamannya berpetualang sejak muda sampai pada masa pensiun. Masa pensiun juga digunakan untuk menyiapkan spiritual dengan melaksanakan umroh, wisata rohani, sehingga cucu-‐cucunya sangat hormat dan bangga terhadap kakek dan neneknya. Anaknya Edak perlu lagi membantu orang tuanya karena penghasilan orang tuanya masih mencukupi untuk menjaga kesehatannya dan kebutuhan hidup lainnya. • Ini adalah contoh fakta masa tua yang sejahtera atau bahagia • Masa tua hidup mandiri, bisa memberi inspirasi kepada anak-‐anak • Mencerminkan kesiapan mental Kelompok Kerja Literasi Keuangan
8
Persiapan Masa Pensiun • Keberhasilan yang berkesinambungan itu sangat ditentukan oleh kekuatan mental. • Mental yang baik dan kuat akan membangkitkan cita-‐cita, mampu membuat dan melaksanakan rencana dengan baik sehingga cita-‐cita bisa diraihnya. • Kondisi di masa pensiun atau masa tua yang bahagia sejahtera perlu dijadikan bagian dari cita-‐cita. Ada isElah “ tua bahagia maE masuk surga” • Apabila cita-‐cita sudah memoEvasi, usaha-‐usaha untuk meraihnya akan semakin digiatkan dan mental yang baik akan menuntun cara-‐cara yang dibenarkan oleh aturan.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
9
Mental 1. Sikap a. Selalu bersyukur
1) Bersyukur membuat pikiran jernih, tenang dan lebih bisa menikmaE apa yang sudah didapat. 2) Dengan kejernihan berfikir, ide-‐ide yang baik akan lebih mudah muncul, pekerjaan terasa lebih mudah dilaksanakan, rejeki akan lebih mudah datang. 3) Dengan pikiran yang bersih memungkinkan bisa belajar, bekerja, dan melayani sesama dengan baik, sehingga rezekinya akan bertambah sehingga bisa menabung. 4) Bersyukur akan menuntun hidup lebih sederhana, Edak boros, lebih memenEngkan kebutuhan daripada keinginan sehingga akan lebih mudah menabung. Kelompok Kerja Literasi Keuangan
10
Mental 1. Sikap b. Mempunyai kebribadian yang baik agar mudah bergaul, dipercaya dan disenangi orang lain. d. Semangat Enggi, Edak mudah menyerah atau ulet. Semangat Enggi membangkitkan tenaga untuk berakEvitas. e. Menyadari bahwa jabatan dan harta itu amanah atau 99pan, bukan milik dan bisa sewaktu-‐waktu hilang. Perlu didapat tetapi bukan segala-‐galanya. Jabatan dan harta itu untuk kemakmuran masyarakat banyak. f. Tidak menyalah-‐gunakan kepercayaan, kesempatan dan Edak bersikap arogan karena hal ini hanya bertahan sebentar dan kemudian membuat terperosok dalam kenistaan. g. Bisa mengajarkan kepada keluarganya untuk melakukan hal yang sama.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
11
Mental 2. Pengetahuan a. Dengan pengetahuan, bisa berpikir posiEf dan tahu mana yang baik untuk dikerjakan dan mana yang kurang baik. b. Bisa tahu berbagai alternaEf cara untuk memecahkan masalah dan menggapai peluang. c. Menambah pengetahuan: membaca, bersekolah, mengikuE pelaEhan, dan bersosialisasi dengan berbagai pihak serta mengamaE terhadap apa yang dilakukan oleh orang-‐orang yang berhasil.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
12
Mental 3. Ketrampilan a. Sesuai dengan kemampuan dan secara terus menerus ditumbuhkembangkan/dilaEh dan diprakEkkan. b. Keterampilan ini bisa menghasilkan sesuatu yang lebih berharga, produkEf, efekEf dan efisien. 1) 2) 3)
ProdukEf = lebih banyak yang dihasilkan EfekEf = cepat berhasil Efisien = hemat untuk berhasil
c. Ketrampilan di bidang keuangan : 1) 2) 3) 4)
Keterampilan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih Enggi Membagi peruntukan keuangan Menabung dan investasi. Kegagalan = pelajaran yang berharga bila segera bangkit lagi.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
13
Mental 4. Jejaring atau “Networking”
a. “Satu lawan terasa berat, seribu teman terasa kurang”. • • • •
Ada musuh satu orangpun akan menghabiskan pikiran dan tenaga Teman akan membahagiakan haE, bertukar pikiran dan informasi. Teman baru memberi pengalaman baru sehingga terus pingin punya teman baru. Banyak teman membuat pekerjaan semakin ringan
b. Jejaring /“networking” = perkawanan, perkenalan atau ikatan dengan orang-‐orang pribadi atau pihak-‐pihak tertentu yang bisa saling memberikan informasi atau bantuan. c. Mempunyai banyak teman atau kenalan akan banyak membantu dan mempercepat dalam mencapai cita-‐citanya.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
14
Mental 4. Jejaring atau “Networking”
d. Banyak teman arEnya banyak informasi. Dengan menguasai informasi akan dapat menguasai dunia. Banyak teman, tugas akan terasa lebih ringan, peluang untuk dapat rezeki semakin besar. e. Kendala-‐kendala untuk berkenalan dengan orang-‐orang yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan harus dihilangkan. Kenalan yang baik jangan mudah terlupakan. f. Modal untuk bisa bergaul antara lain adalah kejujuran, toleransi bisa saling menerima (supel), dan bisa saling tolong-‐menolong, Edak egois.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
15
Mental 4. Jejaring atau “Networking”
g. Bergabung menjadi anggota komunitas atau organisasi yang melaksanakan kegiatan-‐kegiatan yang posiEf (misalnya: olahraga, kesenian, kepramukaan, ketrampilan, hobi, keahlian, social dsb.) bisa menjadi bekal di hari depan. h. Di bidang keuangan, berkenalan dan belajarlah dengan sarjana keuangan, pegawai bank, pegawai pegadaian, pegawai sekuritas, manajer investasi, bursa efek, asuransi, dana pensiun dan sebagainya.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
16
Persiapan Masa Depan • Bila masa pensiun adalah masa akhir, maka masa depan adalah masa-‐ masa setelah sekarang hingga masa akhir. • Makin dini belajar dan menata kehidupan, makin berhasil dalam mengarungi kehidupan ini. • Belajar yang sungguh-‐sungguh, bekerja keras dan cerdas, kuatkan sikap mental • Buat rencana keuangan serta laksanakan dengan baik. • Apabila mempunyai karakter yang baik, pengetahuan dan keterampilan serta mempunyai kawan-‐kawan yang baik, maka dalam hidup tentunya Edak hanya merencanakan keberhasilan di saat sekolah, kuliah, berkarya, bekerja atau usaha, berumah tangga, tetapi juga berhasil merencanakan dan menjalani kehidupan di saat sudah tua dan Edak produkEf lagi.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
17
Ceritera Tentang Kehidupan • Berikut ini disampaikan 5 ceritera tentang kehidupan. • Para siswa diharapkan bisa membaca dengan seksama, digabung dengan pengalaman mengamaE sekelilingnya, mendiskusikan, menyimpulkan dan kemudian mempresentasikan di kelas. • Ceritera ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi siswa.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
18
Ceritera 1 Keluarga Bapak Taufiq Bapak Taufiq sebelum pensiun adalah seorang yang membawahi beberapa bagian dan beberapa puluh orang. Beliau biasa memerintah anak buah dan mempunyai penghasilan yang jauh lebih besar dari anak buahnya. Karena statusnya sebagai kepala, maka lama-‐kelamaan gaya hidup bapak Taufiq dan keluarganya diwarnai dengan "gengsi" sehingga sifat konsumEfnya lebih daripada anak buahnya dan keluarga bapak Taufiq ingin dihormaE oleh keluarga anak buahnya. Setelah bapak Taufiq pensiun, tentunya bapak Taufiq Edak ke kantor seperE biasanya, Edak bertemu dengan banyak orang dan Edak bisa memerintah anak buahnya seperE sebelumnya. Apa yang terjadi dengan keluarga bapak Taufiq setelah pensiun? Saat ini bapak Taufiq hanya menerima uang pensiun bulanan yang besarnya hanya 20 persen dari gaji pada waktu sebelum pensiun. Bapak Taufiq kehilangan komunitas dan status sosial, karena biasa terima gaji Enggi dan Eba-‐Eba turun drasEs. Bapak Taufiq Edak sendiri, tapi seluruh keluarga merasakan. Keluarga belum siap menghadapi hal ini. Ada semacam tekanan baEn pada bapak Taufiq. Hal ini disebut gejala Post-‐ PowerSyndrome yang ar5nya seseorang yang hidup dalam bayang-‐bayang kebesaran masa lalunya dan seakan-‐akan Edak bisa menghadapi realita. Bapak Taufiq dan keluarganya kurang menyadari, bahwa beliau sudah mengalami penurunan fisik, tetapi masih perlu biaya hidup Enggi. Ternyata tabungannya kurang bisa diandalkan, sedangkan beliau Edak mempunyai bisnis. Mau bekerja lagi atau memulai bisnis ada rasa enggan atau gengsi. Akhirnya, keluarga bapak Taufiq menjalani kehidupan cukup berat.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
19
Resume Ceritera 1 Keluarga Bapak Taufiq • • • • • • • •
Ini adalah nyata yang dijumpai pada sebagian pensiunan pegawai. Sebelum pensiun: pimpinan yang biasa memerintah, bergaji besar, pingin dihormaE, gaya hidup keluarga diwarnai “gengsi” dan konsumEf Setelah pensiun: Edak ke kantor, Edak ketemu dan memerintah banyak orang, hanya terima uang 20 % dari gaji waktu masih belum pensiun. Tidak mempunyai bisnis. Keluarga merasa “ikut pensiun”, agak kaget karena belum siap. Terkena gejala Post-‐PowerSyndrome yang ar5nya seseorang yang hidup dalam bayang-‐bayang kebesaran masa lalunya dan seakan-‐akan Edak bisa menghadapi realita. Bapak Taufiq dan keluarganya kurang menyadari, bahwa beliau sudah mengalami penurunan fisik, tetapi masih perlu biaya hidup Enggi. Tabungannya Edak bisa diandalkan Kurang menyiapkan mental, Edak merencanakan dan melaksanakan keuangannya dengan baik. Tidak mengajarkan yang baik kepada keluarganya.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
20
Ceritera 2 Keluarga Bapak Sigit Bapak Sigit sebelum pensiun adalah pegawai rendah dengan gaji Edak seberapa. Namun bapak Sigit dan keluarganya bersyukur dan berusaha hemat untuk memenuhi kebutuhannya sehari-‐hari. Bapak Sigit juga akEf dalam bersosialisasi di lingkungan tempat Enggalnya dan keagamaan. Keluarga juga biasa menabung untuk mencukupi biaya sekolah anak-‐anak. Bapak Sigit dan istrinya juga biasa usaha atau membantu orang lain untuk tambahan penghasilan. Pada saat pensiun, keluarga bapak Sigit sangat bersyukur telah menyelesaikan pengabdian di kantornya dan merasa punya waktu lebih banyak untuk kegiatan yang lain. Usaha keluarga bapak Sigit sudah mulai besar dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-‐hari, sehingga kondisi kehidupan keluarga makin ceria dan bahagia. Bapak Sigit mempunyai akEvitas yang makin beragam.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
21
Resume Ceritera 2 Keluarga Bapak Sigit • •
• • •
Ini adalah nyata yang dijumpai pada sebagian pensiunan pegawai. Sebelum pensiun: pegawai rendah dengan gaji Edak seberapa, bersyukur, hemat, menabung. Bersosialisasi dan akEf di kegiatan keagamaan. Biasa usaha dan membantu orang lain. Pensiun dianggap telah menyelesaikan pengabdian dan punya waktu lebih banyak untuk kegiatan yang lain. Setelah pensiun: bisnisnya mulai besar dan hasilnya bisa untuk mencukupi kebutuhan. Keluarga tetap ceria dan makin banyak kegiatan.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
22
Ceritera 3 Keluarga Bapak Chepi Bapak Chepi adalah pengusaha menengah yang dengan prinsip ekonomi kuat selalu memaksakan menabung Eap bulan. Tabungannya diatur dengan disiplin, ada tabungan jangka pendek untuk kebutuhan biaya hidup dan sekolah anak-‐anak, ada tabungan jangka menengah untuk membeli rumah dan kendaraan serta jaminan kesehatan, dan ada pula tabungan jangka panjang untuk bekal hidup di hari tua. Pada saat bisnisnya bangkrut, keluarga bapak Chepi masih bersyukur karena punya tabungan yang terjaga, dan kesedihannya Edak terlalu berlarut. Bapak Chepi masih didukung keluarga dan bank untuk bangkit lagi.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
23
Resume Ceritera 3 Keluarga Bapak Chepi • •
•
• •
Ini adalah nyata yang dijumpai pada sebagian pengusaha atau profesional. Di bidang ekonomi mereka sudah biasa membuat perencanaan dan disiplin melaksanakannya. Mereka biasa menabung dan berinvestasi dalam berbagai instrument investasi. Bagi yang mempunyai perusahaan berbentuk perseroan terbatas, kekayaan di perusahaan terpisah dengan kekayaan yang lain sehingga bila perusahaannya bangkrut Edak akan mengganggu kekayaan pribadi di luar perusahaan. Pengusaha yang jujur mendapat dukungan dari perbankkan dan relasi lain, sehingga kalau ada masalah di perusahaannya akan banyak yang menolong. Keluarga pengusaha biasanya lebih siap mental dan memahami kondisi bisnis sehingga mereka selalu tolong mrnolong.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
24
Ceritera 4 Keluarga Bapak Totok Bapak Totok adalah pegawai yang berpenghasilan menengah dan menjadi peserta Lembaga Dana Pensiun yang didirikan oleh kantornya. Namun karena bapak Totok ingin hidup mandiri bahagia di hari tua, maka ia mengajak keluarganya hidup sederhana dan terus menabung. Bapak Totok telah membuat rencana keuangan. Merasa kurang cukup dengan manjadi peserta lembaga dana pensiun dari kantornya, bapak Totok juga mendaiar sebagai peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang diselenggarakan oleh bank. Bapak Totok selain merinEs bisnis juga berinvestasi di reksadana dan membeli rumah kedua di lokasi yang cukup strategis sebagai tabungan dan investasi. Untuk perlindungan keluarga, bapak Totok juga membeli polis asuransi. Setelah bapak Totok pensiun, kebutuhan hidupnya sudah bisa tertutupi dengan uang pensiun yang dibayar oleh lembaga dana pensiun tempat ia menjadi peserta, serta dari hasil bisnis. Keluarga pak Totok bisa berwisata ke luar negeri dua tahun sekali bersama keluarga.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
25
Resume Ceritera 4 Keluarga Bapak Totok • •
• •
Ini adalah ceritera nyata yang dijumpai pada sebagian pensiunan pegawai terutama swasta yang bersama keluarga sudah sadar terhadap kebutuhan masa tua. Sebelum pensiun: pegawai menengah, terdaiar menjadi peserta dana pensiun yang didirikan kantornya. Keluarganya berhemat dan rajin menabung, melaksanakan rencana keuangan dan juga mendaiar menjadi peserta dana pensiun yang merupakan layanan bank. MerinEs usaha, dan mengopEmalkan tabungannya dengan cara berinvestasi di beberapa instrumen investasi. Juga membeli polis asuransi . Setelah pensiun : mempunyai banyak tabungan dan investasi yang hasilnya melebihi kebutuhan hidupnya. Bisa sering berekreasi bersama keluarga. Keluarga bapak Totok merupakan contok keluarga yang hemat-‐hemat dahulu senang-‐ senang kemudian.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
26
Ceritera 5 Keluarga di Negara Lain Pekerja di Malaysia, termasuk juga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia diwajibkan menjadi peserta dan menabung di Kumpulan Wang Simpanan Pekerja (KWSP). KWSP adalah badan pengelola kumpulan uang iuran bagi pekerja yang didirikan dan dijamin oleh Pemerintah Malaysia. SeperE Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) bila di Idonesia. Pekerja harus membayar iuran sebesar 12 persen dari gajinya dan majikan atau perusahaannya wajib membayar iuran bagi pekerjanya sekitar 13 persen dari gaji pekerjanya. Dengan demikian pekerja mempunyai simpanan 25 persen dari gajinya. Uang tersebut diinvestasikan dan Pemerintah Malaysia menjamin uang tersebut tumbuh minimal 2,5 persen per tahun. Bila pekerja sudah berusia sekitar 40 tahun, ia boleh mengambil sebagian dananya untuk keperluan kesehatan atau membeli rumah, dan sisanya akan diambil bila berhenE bekerja pada usia pensiun atau keluar dari Malaysia. Dengan demikian para pekerja di Malaysia termasuk keluarganya mempunyai jaminan untuk hari tua. (Sumber : Kunjungan Asosiasi Dana Pensiun ke KWSP tahun 2012) Di negara lain, misalnya di Amerika dan Australia, masyarakatnya sudah terbiasa menabung antara 20 persen hingga 60 persen dari gaji masa akEf untuk bekal pensiun. Oleh karena itu mereka begitu pensiun mempunyai bekal untuk hidup dan bisa jalan-‐ jalan ke luar negeri seEap tahun, baik itu pegawai Enggi maupun pegawai rendah. Kuncinya adalah biasa hemat dan disiplin menabung. Kelompok Kerja Literasi Keuangan 27
Resume Ceritera 5 Keluarga di Negara Lain • Ini adalah ceritera nyata yang dijumpai di beberapa negara lain. • Pemerintah Malaysia sadar akan kesiapan kesejahteraan penduduk dan pekerjanya dimasa depan dan masa tua sehingga pekerjanya wajib menabung dan berinvestasi. Majikan/pemberi kerja juga wajib membayar iuran untuk tabungan pekerjanya. Pekerja dan majikan Eap bulan membayar iuran 12%+13% = 25 % dari gaji pekerja. Termasuk tenaga kerja Indonesia. • Uang disimpan di “Kumpulan Wang Simpanan Pekerja (KWSP)”, semacam JAMSOSTEK atau ASTEK . Bila usia mencapai di atas 40 tahun atau kepesertaannya lebih dari jangka waktu yang ditentukan, sebagian tabungan bisa untuk uang muka rumah, kesehatan, sekolah anak dan sebagainya. Sisanya diambil setelah pensiun, berhenE bekerja atau keluar dari Malaysia. • Di negara lain, ada sistem pensiun seperE pegawai negeri Indonesia. Ada yang pensiun merupakan tanggung jawab masing-‐masing individu. Dan penduduknya sejah awal sudah diajari tentang perencanaan keuangan sehingga mereka sudah biasa menabung antara 20-‐60 % dari peghasilannya. • Kita sering melihat orang-‐orang tua dari negara lain jalan-‐jalan di Indonesia. Kelompok Kerja Literasi Keuangan
28
Lembaga yang Menyelenggarakan
Dana Pensiun
1. Sumber keuangan mandiri di masa tua bisa berasal dari tabungan, kekayaan barang, hasil investasi, santunan asuransi dan uang yang diterima dari lembaga dana pensiun. 2. Lembaga Dana Pensiun adalah Badan Hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. 3. Manfaat pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada pesertanya setelah peserta tersebut pensiun. 4. Tujuan pendirian dana pensiun adalah meningkatkan moEvasi pegawai/pekerja waktu masih akEf bekerja dan memberi kesinambungan penghasilan di masa pensiun. 5. Kewajiban peserta (pegawai/pekerja) dan negara/majikan / pemberi kerja adalah membayar iuran bulanan.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
29
Lembaga yang Menyelenggarakan
Dana Pensiun
6. Lembaga Dana Pensiun: 1) Mengumpulkan dan mengelola iuran yang dibayar oleh pesertanya dan yang dibayar oleh negara/majikan/tempat bekerjanya 2) Mengembangkan atau menginvestasikan uang yang dikelolanya 3) Membayarkan manfaat pensiun sesuai hak masing-‐masing pesertanya.
7. Adanya kontribusi iuran yang bersumber dari negara/majikan / pemberi kerja inilah yang membedakan dana pensiun dengan tabungan, asuransi atau investasi pribadi lainnya. 8. Kesanggupan Negara/majikan/pemberi kerja dan karyawan/pekerja untuk membayar iuran dana pensiun rendah, hanya 3 – 8 % dari penghasilan sehingga manfaat pensiunnya juga akan kecil. 9. Hanya dari satu dana pensiun belum bisa mencukupi kebutuhan hidup di masa tua. Masih diperlukan menabung, berinvestasi dan
menjadi peserta lebih dari satu lembaga dana pensiun.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
30
Lembaga yang Menyelenggarakan
Dana Pensiun
10. Masa iurnya adalah sejak menjadi peserta dana pensiun hingga akhir masa kerja. 11. Kumpulan iuran diinvestasikan melalui tabungan/deposito, Surat Utang Negara, obligasi, saham, reksa dana, property, anak perusahaan atau investasi lain yang diperbolehkan. 12. Bagi dana pensiun dengan program pensiun manfaat pasE, manfaat pensiun yang akan diterima akan jauh lebih besar dari akumulasi iuran. Ini bisa demikian karena adanya hasil investasi dari dana pensiun dan jaminan dari pendirinya. 13. Bagi dana pensiun dengan program iuran pasE, manfaat pensiun yang diterima akan tergantung dari hasil investasi terhadap akumulasi iuran.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
31
Lembaga yang Menyelenggarakan
Dana Pensiun
14. Untuk program pensiun manfaat pasE, besar manfaat tergantung: Masa kerja atau masa iur (MK) Faktor penghargaan tahunan (F) Penghasilan dasar pensiun (PhDP) untuk menghitung besar iuran Manfaat Pensiun (MP) = MK x F x PhDP Di seEap dana pensiun MK, F , PhDP dan MP adalah berbeda-‐beda tergantung kepada kesanggupan pegawai/pekerja, negara/majikan/pemberi kerja. • Pembayaran uang manfaat pensiun ada yang sekaligus ( sekali bayar dengan jumlah cukup besar ) dan ada yang dibayarkan secara seEap bulan hingga pesertanya meninggal dunia. Ada yang juga diteruskan hingga janda/duda meninggal dunia atau nikah lagi atau kepada anak hingga anak berusia 21 tahun tergantung pada aturan pada masing-‐masing lembaga dana pensiunnya. • Silahkan tanyakan ke dana pensiun masing-‐masing untuk kejelasannya. • • • • •
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
32
Lembaga yang Menyelenggarakan
Dana Pensiun
15. Untuk program pensiun iuran pasE: • Masing-‐masing peserta mempunyai rekening sendiri dan ada laporan ruEn dari dana pensiunnya. • Aturan saat ini, bila nanE nilai manfaat pensiunnya kurang dari Rp. 500 juta bisa diambil secara sekaligus. Namun bila di atas Rp. 500 juta harus dibelikan anuitas kepada asuransi jiwa unEk dibayarkan secara bulanan oleh asuransi jiwa. • Silahkan tanyakan ke dana pensiun masing-‐masing untuk kejelasannya.
16. Lembaga yang menyelenggarakan dana pensiun ada 5 macam yang masing-‐masing mempunyai kekhususan sendiri-‐sendiri.
17. SeEap orang bisa juga menjadi peserta dana pensiun yang wajib dan yang sukarela dengan cara mendaiar dan membayar iuran sendiri sehingga masa tuanya bisa menerima manfaat pensiun yang lebih banyak. Kelompok Kerja Literasi Keuangan
33
Macam-‐macam Lembaga Dana Pensiun LEMBAGA
Jenis Program
Lembaga Dana Pensiun untuk PNS dan TNI/Polri Badan Usaha Milik Negara di bidang Badan Usaha Milik Negara di bidang Asuransi Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun Sosial khusus bagi Prajurit TNI, Polri dan PNS Pegawai Negeri Sipil (PT Taspen) Dep.Hankam (PT Asabri) Manfaat PasE (besar iuran dan manfaat Manfaat PasE (besar iuran dan manfaat pensiunnya pasE sesuai rumus yang pensiunnya pasE sesuai rumus yang dijanjikan dijanjikan di dalam peraturan. di dalam peraturan.
Dasar Hukum
UU No. 11 Tahun 1969
Sifat Pendirian
Wajib
Sifat Kepesertaan
Wajib bagi seluruh pegawai negeri sipil Wajib bagi Prajurit TNI, Polri dan PNS kecuali yang di Departemen Pertahanan dan Dep.Hankam Keamanan PT Taspen PT Asabri Negara Negara Negara Negara
Penyelenggara Pendiri Penanggung Risiko Investasi Peserta Contoh
UU No. 11 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah no. 45 tahun 1971, No. 68 tahun 1991 Wajib
Pegawai negeri sipil
Prajurit TNI, Polri dan PNS Dep.Hankam
PT Taspen
PT Asabri
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
34
Macam-‐macam Lembaga Dana Pensiun
Lembaga Dana Pensiun untuk Karyawan dan Pekerja Mandiri
LEMBAGA
Badan Penyelenggara Jaminan Dana Pensiun Lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Keuangan (DPLK) (DPPK) Jenis Program Manfaat PasE (besar iuran dan Iuran PasE (besar iurannya sudah Manfaat PasE atau Iuran PasE. manfaat pensiunnya pasE d i p a s E k a n , b e s a r m a n f a a t sesuai rumus yang dijanjikan di pensiunnya tergantung hasil dalam peraturan) investasi yang Edak pasE) Dasar Hukum UU No. 40 Tahun 2004 dan UU UU No. 11 Tahun 1992 UU No. 11 Tahun 1992 No. 24 Tahun 2011 Sifat Pendirian Wajib bagi semua pekerja Sukarela Sukarela mulai tanggal 15 Juli 2015. Sifat Kepesertaan Wajib Sukarela Sukarela Penyelenggara Badan Negara berupa BPJS D a n a P e n s i u n L e m b a g a Dana Pensiun dari Pemberi Ketenagakerjaan Keuangan (DPLK) Kerja Pendiri Negara Bank atau Asuransi Jiwa Pemberi Kerja Penanggung Risiko Negara Peserta Pendiri Investasi Peserta Seluruh karyawan U m u m y a n g m e r u p a k a n S e l u r u h a t a u s e b a g i a n Karyawan dan pekerja mandiri karyawan pendiri Contoh D a n a P e n s i u n B P J S DPLK Manulife, DPLK BNI, DPLK DPPK Telkom, PLN, Pertamina, Ketenagakerjaan Bumiputera, DPLK Muamalat A s t r a 2 , M a n d i r i , U n i v . Muhamadiyah
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
35
Rangkuman 1. Kebahagiaan di masa tua perlu disiapkan sejak muda dengan mempunyai cita-‐cita, menyiapkan mental yang baik dengan sikap, pengetahuan dan ketrampilan serta membangun pertemanan. 2. Masa tua perlu biaya hidup yang Edak sedikit, maka dimasa muda harus membiasakan diri untuk berhemat, menabung dan berinvestasi. 3. Perlu menjadi peserta dana pensiun untuk memberi kesinambungan penghasilan pada saat kita Edak berkerja atau pensiun nanE. 4. Perlu dicari informasi lembaga dana pensiun yang bisa menerima kita sebagai pesertanya. 5. Makin banyak menabung, berinvestasi dan menjadi peserta beberapa lembaga dana pensiun maka semakin banyak yang bisa diterima sehingga dimasa tua bisa mandiri dan sejahtera sehingga masa tua bisa dinikmaE dengan semakin indah. Kelompok Kerja Literasi Keuangan
36
Kemungkinan Jawaban no. 1 Mengapa kehidupan masa tua bisa berubah bermacam-‐macam? Karena adanya perbedaan : 1. 2. 3. 4. 5.
Kesiapan dan perubahan mental masing-‐masing orang Peluang dan kesempatan yang diambil Kondisi kesehatan mental dan fisik Dukungan keluarga dan lingkungan Rencana hidup dan keuangan dan pelaksanaannya
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
37
Kemungkinan Jawaban no. 2 Faktor apa yang saja yang memengaruhi perubahan tersebut ? 1. Kemauan dan kemampuan merubah diri menjadi lebih baik dalam hal sikap, pengetahuan, ketrampilan dan pertemanan. 2. Kesungguhan dan keuletan dalam berusaha 3. Disiplin dalam menjaga kesehatan lahir dan baEn 4. Kemampuan melihat dan memanfaatkan peluang 5. Memanfaatkan dukungan keluarga atau bisa lepas dari kondisi keluarga yang kurang baik. 6. Kemampuan mempengaruhi keluarga 7. Disiplin dalam mengatur keuangan
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
38
Kemungkinan Jawaban no. 3 Mengapa bekas kepala kantor/pejabat hidupnya bisa sengsara tapi bekas pegawai biasa bisa sejahtera di masa tua ? 1. Kebanyakan pegawai biasa sudah lebih biasa/bisa mengatur keuangan dan hidup lebih sederhana. 2. Uang manfaat pensiun bekas pejabat akan jauh lebih kecil dari gaji pejabat (karena tunjangan jabatan Edak dihitung), sedangkan pegawai biasa akan menerima uang pensiun yang Edak terlalu kecil dibandingkan gaji waktu bekerja. Yang biasa gaya hidup Enggi akan lebih sulit menyesuaikan. 3. Bekas pejabat: biaya sudah biasa Enggi, penghasilan turun draEs. 4. Pegawai biasa: biaya biasa rendah, penghasilan turun sedikit . 5. Pegawai biasa biasanya lebih bersosialisasi daripada pejabat.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
39
Kemungkinan Jawaban no. 4 Mengapa ada atau banyak orang tua hidupnya kelihatannya bahagia dan bisa berwisata kesana kemari? 1. Karena sudah siap mental dan selalu mengembangkan mentalnya dengan baik. 2. Telah mempersiapkan dan melaksanakan rencana hidup dan keuangan untuk masa tua. 3. Bisa membina keluarganya dan kesehatann dengan baik. 4. Mempunyai cukup uang yang bisa bersumber dari tabungan, bisnis atau investasi, asuransi, dana pensiun, kekayaan lain ataupun dari anak-‐anak yang berhasil.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
40
Kemungkinan Jawaban no. 5 Apa dan bagaimana kita mempersiapkan hari tua kita dan apa yang harus kita lakukan ? 1. Persiapan mental yang baik dan terus mengembangkannya. a. Impian, Sikap b. Pengetahuan dan Ketrampilan c. Pertemanan, Edak malu dan segan bertanya
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Belajar dan bekerja dengan semangat, giat, gunakan kecerdasan Memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan disiplin segala hal Manfaatkan seEap kesempatan yang baik dan cocok. Biasakan bekerja bersama dan gotong royong Siapkan dan lakukan untuk berhemat, menabung dan berinvestasi. Menjadi peserta dana pensiun Usahakan keluarga mendukung.
Kelompok Kerja Literasi Keuangan
41
Terimakasih
Kelompok Kerja Literasi Keuangan