351.770 212 Ind p
PROFIL KESEHATAN INDONESIA 2004
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. JAKARTA 2006
TIM PENYUSUN Pengarah Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH Sekretaris Jenderal Depkes Ketua Dr. Doti Indrasanto Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes Sekretaris Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes Anggota Bob Susilo, SKM, MPH Boga Hardhana, SSi, MM Dian Sulistiyowati, SKM Dwiari, SKM Fetty Ismandari, Dr Hary Purwanto, SKM, MKes, MMSI Machyati, SKM, MKes Nuning Kurniasih, SSi, Apt Sugito, SKM, MKes Sunaryadi, SKM, MKes Yudianto, SKM Kontributor Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Ditjen Pelayanan Medik Ditjen PPM-PL Ditjen Yanfar & Alkes Badan Litbangkes Badan PPSDMKes Biro Perencanaan dan Anggaran Biro Kepegawaian Biro Umum dan Humas Pusat Promosi Kesehatan Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan Penyunting Dian Sulistiyowati, SKM Fetty Ismandari, Dr Hadi Nuramsyah Nuning Kurniasih, SSi, Apt
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 351.770 212 Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Pusat Data Kesehatan p Profil Kesehatan Indonesia 2003. - - Jakarta : Departemen Kesehatan RI 2005 I. Judul
1. HEALTH STATISTICS
Buku ini diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950 Telepon no: 62-21-5229590, 5221432 Fax no: 622-21-5203874 E-mail:
[email protected] Web site: http://www.depkes.go.id
KATA PENGANTAR “Profil Kesehatan Indonesia 2004” merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Pusat Data dan Informasi. Supaya profil kesehatan ini tidak membingungkan dan dianggap tertinggal, maka data dan informasi yang disajikan adalah sesuai dengan tahun yang tercantum. Penyusunan “Profil Kesehatan Indonesia 2004” ini lebih lancar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena komunikasi data dengan kabupaten/kota dan provinsi relatif lebih baik serta dukungan para pengelola data dan informasi di unit utama Departemen Kesehatan. Pada tahun anggaran 2005 ini secara maksimal dapat dihasilkan “Profil Kesehatan Indonesia 2003” dan edisi bahasa Inggris, serta “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. “Profil Kesehatan Indonesia 2004” selain memuat informasi seperti profil kesehatan sebelumnya dan juga memuat kejadian-kejadian penting pada tahun 2004, antara lain Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue, gempa bumi di Nabire, gempa bumi dan gelombang tsunami yang terjadi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, serta upaya pencegahan SARS yang belum dimuat pada profil sebelumnya. Namun demikian “Profil Kesehatan Indonesia 2004” masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data yang masih belum bisa terkumpul, untuk itu akan kami masukan ke Profil Kesehatan berikutnya. “Profil Kesehatan Indonesia 2004” ini dapat juga diakses melalui http://www.depkes.go.id. “Profil Kesehatan Indonesia” dengan segala keterbatasan dalam hal pengumpulan datanya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya. Mudah-mudahan “Profil Kesehatan Indonesia 2004” ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.
Jakarta, Februari 2006 Kepala Pusat Data dan Informasi
Dr. Doti Indrasanto NIP. 140 074 462
i
ii
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL DEPKES Saya menyambut gembira terbitnya “Profil Kesehatan Indonesia 2004” yang lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun berat dan banyak tantangan di dalam proses pengumpulan data untuk mengisi profil kesehatan ini, akhirnya Pusat Data dan Informasi berhasil menghimpun data tahun 2004 dan menyusunnya menjadi “Profil Kesehatan Indonesia 2004”. Tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata banyak kendala sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun program masih belum terisi secara lengkap. Dengan telah terbitnya “Profil Kesehatan Indonesia 2004” yang juga memuat kejadian-kejadian penting di tahun 2004, saya harapkan profil ini dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga memungkinkan tersusunnya “Profil Kesehatan Indonesia 2004”.
Jakarta, Februari 2006 Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan
Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH NIP. 140 086 897
iii
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I:
PENDAHULUAN
1
BAB II:
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK A. Keadaan Penduduk B. Keadaan Ekonomi C. Keadaan Pendidikan D. Keadaan Lingkungan E. Keadaan Perilaku Masyarakat
3 3 5 5 7 10
BAB III:
SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas B. Morbiditas C. Status Gizi
13 13 22 48
BAB IV:
SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang C. Pemberantasan Penyakit Menular D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar E. Perbaikan Gizi Masyarakat F. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan G. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana
55 55 69 72 84 87 90 94
BAB V:
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan B. Tenaga Kesehatan C. Pembiayaan Kesehatan
v
97 97 107 116
BAB VI:
PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN BEBERAPA NEGARA A. Kependudukan B. Derajat Kesehatan
122 122 128
BAB VII:
PENUTUP
132
DAFTAR PUSTAKA
133
LAMPIRAN
136
***
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.1 Lampiran 2.2 Lampiran 2.3 Lampiran 2.4 Lampiran 2.5 Lampiran 2.6 Lampiran 2.7 Lampiran 2.8 Lampiran 2.9 Lampiran 2.10 Lampiran 2.11
Lampiran 2.11.a Lampiran 2.11.b Lampiran 2.12
Lampiran 2.12.a
Lampiran 2.12.b
Lampiran 2.13 Lampiran 2.13.a Lampiran 2.13.b
Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan per Provinsi Tahun 2004 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi, Februari 2004 Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Umur serta Angka Beban Tanggungan per Provinsi Tahun 2004 Jumlah Penduduk Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Provinsi Tahun 2004 Jumlah dan Persentase Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun 2004 (persentase terhadap total penduduk provinsi) Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah dan Provinsi Tahun 2004 (persentase terhadap total penduduk miskin nasional) Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah dan Provinsi Tahun 2004 (persentase terhadap total penduduk provinsi) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi Tahun 2002-2004 Persentase Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera dan Provinsi (Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2004) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Status Perkawinan, dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Status Perkawinan, dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Status Perkawinan, dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Kepandaian Membaca dan Menulis, dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Kepandaian Membaca dan Menulis, dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin, Kepandaian Membaca dan Menulis, dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
vii
Lampiran 2.14
Lampiran 2.14.a
Lampiran 2.14.b
Lampiran 2.15 Lampiran 2.16 Lampiran 2.16.a Lampiran 2.17 Lampiran 2.18 Lampiran 2.19 Lampiran 2.19.a Lampiran 2.19.b Lampiran 2.20 Lampiran 2.21 Lampiran 2.21.a Lampiran 2.21.b Lampiran 2.22 Lampiran 2.22.a Lampiran 2.22.b Lampiran 2.23 Lampiran 2.24
Lampiran 2.24.a
Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Sehat Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Diperiksa dan Persentase TPM Memenuhi Syarat Menurut Provinsi Tahun 2003 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Tempat Tinggal (m2) dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Air Besar dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Kartu Sehat Menurut Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Penduduk yang Menggunakan/Memanfaatkan Kartu Sehat pada Januari – Desember 2003 Menurut Pemanfaatan/Penggunaannya dan Provinsi, Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk yang Menggunakan/Memanfaatkan Kartu Sehat pada Januari – Desember 2003 Menurut Pemanfaatan/Penggunaannya dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) viii
Lampiran 2.24.b
Lampiran 2.25
Lampiran 2.26
Lampiran 2.27 Lampiran 2.28 Lampiran 2.29 Lampiran 2.29.a Lampiran 2.29.b Lampiran 2.30 Lampiran 2.31
Lampiran 2.31.a
Lampiran 2.31.b
Lampiran 2.32
Lampiran 2.32.a
Lampiran 2.32.b
Lampiran 2.33
Lampiran 2.33.a
Persentase Penduduk yang Menggunakan/Memanfaatkan Kartu Sehat pada Januari – Desember 2003 Menurut Pemanfaatan/Penggunaannya dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan yang Lalu Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang Dialami dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama Sebulan yang Lalu Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan yang Lalu Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama 1 Tahun Terakhir Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan Merokok Satu Bulan Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan Merokok Satu Bulan Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan Merokok Satu Bulan Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Selama 1 Bulan Terakhir Menurut Kelompok Umur Pertama Kali Merokok, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+ Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Selama 1 Bulan Terakhir Menurut Kelompok Umur Pertama Kali Merokok, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Selama 1 Bulan Terakhir Menurut Kelompok Umur Pertama Kali Merokok, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
ix
Lampiran 2.33.b
Lampiran 2.34
Lampiran 2.34.a
Lampiran 2.34.b
Lampiran 2.35
Lampiran 2.36 Lampiran 2.37 Lampiran 3.1 Lampiran 3.2 Lampiran 3.3 Lampiran 3.4 Lampiran 3.5 Lampiran 3.6 Lampiran 3.7
Lampiran 3.8 Lampiran 3.9 Lampiran 3.10 Lampiran 3.11 Lampiran 3.12 Lampiran 3.13 Lampiran 3.14 Lampiran 3.15
Lampiran 3.16
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Jumlah Batang yang Dihisap per Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Jumlah Batang yang Dihisap per Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Menurut Jumlah Batang yang Dihisap per Hari, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melakukan Aktivitas Fisik Selama Seminggu yang Lalu Menurut Jenis Aktivitas Fisik, Daerah Tempat Tinggal, dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Konsumsi Sayur-sayuran per hari, Porsi Rata-rata per hari dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Konsumsi Buah-buahan per hari, Porsi Rata-rata per hari dan Provinsi Tahun 2004 Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Harapan Hidup, dan Angka Fertilitas Total Menurut Provinsi Tahun 2002-2003 Persentase 10 Penyakit Utama pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2004 Persentase 10 Penyakit Utama pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2004 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2004 Annual Parasite Incidence (API) Malaria di Jawa-Bali Tahun 1997-2004 Hasil Cakupan Penemuan Kasus dan Evaluasi Hasil Pengobatan Penyakit TB Paru Tahun 2004 Jumlah Kumulatif Kasus AIDS, Meninggal, dan Angka Kumulatif Kasus Per 100.000 Penduduk Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember 2004 Jumlah dan Persentase Kasus AIDS Yang Menggunakan NAPZA Suntikan (IDU) Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember 2004 Situasi Penyakit Kusta Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Kasus Penyakit Campak Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Kasus Penyakit Difteri Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Kasus Penyakit Batuk Rejan Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Kasus Penyakit Hepatitis Klinis Menurut Provinsi Tahun 2004 Frekuensi KLB Menurut Penyakit di Indonesia Tahun 2004 Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), dan Incidence Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 20002004 Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 1998– 2004 x
Lampiran 3.17
Lampiran 3.18 Lampiran 3.19 Lampiran 3.20 Lampiran 3.21 Lampiran 3.22 Lampiran 3.23
Lampiran 3.24 Lampiran 3.25 Lampiran 3.26 Lampiran 4.1 Lampiran 4.2 Lampiran 4.3 Lampiran 4.4 Lampiran 4.5 Lampiran 4.6 Lampiran 4.8
Lampiran 4.9
Lampiran 4.9.a
Lampiran 4.9.b
Lampiran 4.10 Lampiran 4.11
Jumlah dan Persentase Kabupaten Terjangkit dan Jumlah Kasus Gigitan Hewan Tertular Rabies serta Hasil Pemeriksaan Spesimen Hewan Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun 2000 – 2004 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah dan Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin pada Institusi yang Melapor Tahun 2004 Jumlah dan Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Zat yang Digunakan pada Institusi yang Melapor Tahun 2004 Jumlah dan Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Cara yang Digunakan pada Institusi yang Melapor Tahun 2004 Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan, Pekerjaan Orang tua, dan Status Penggunaan pada Institusi yang Melapor Tahun 2004 Persentase Batita (0-35 Bulan) Menurut Status Gizi dan Provinsi Tahun 2003 Persentase Balita (0-59 Bulan) Menurut Status Gizi dan Provinsi Tahun 2003 Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4, Ibu Hamil Risiko Tinggi dan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Bayi, Balita dan Ibu Hamil yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Siswa SD, dan Pelayanan Kesehatan Remaja Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Provinsi Tahun 2004 Proporsi Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Pernah Menggunakan/Memakai Alat KB Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2004 (Perdesaan) Jumlah dan Proporsi Peserta KB Baru Kumulatif Menurut Tempat Pelayanan dan Provinsi Tahun 2003 Pencapaian Desa UCI Menurut Provinsi Tahun 2004 xi
Lampiran 4.12 Lampiran 4.13 Lampiran 4.14 Lampiran 4.15 Lampiran 4.16 Lampiran 4.17 Lampiran 4.18 Lampiran 4.19 Lampiran 4.20 Lampiran 4.21 Lampiran 4.22 Lampiran 4.23 Lampiran 4.24 Lampiran 4.25 Lampiran 4.25.a Lampiran 4.26 Lampiran 4.27 Lampiran 4.28 Lampiran 4.29 Lampiran 4.30 Lampiran 4.31 Lampiran 4.31.a Lampiran 4.32 Lampiran 4.33
Lampiran 4.34 Lampiran 4.35
Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2004 Angka Drop Out Cakupan Imunisasi (DPT1-Campak) pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 1998-2004 Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Menurut Provinsi Tahun 2004 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas serta UKGS Murid SD Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Akses Ketersediaan Darah Untuk Bumil dan Neonatus yang Dirujuk Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah dan Persentase Penulisan Resep Obat Generik Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi dan Desa/Kelurahan dengan KLB Ditangani <24 Jam Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah dan Persentase TB Paru Sembuh, dan Pneumonia Balita Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004 Hasil Cakupan Penemuan Kasus dan Evaluasi Hasil Pengobatan Penyakit TB Paru Tahun 2004 HIV/AIDS Ditangani, Infeksi Menular Seksual Diobati, DBD dan Diare pada Balita yang Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV/AIDS Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Penderita Malaria Diobati Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) Menurut Provinsi Tahun 2004 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Pemberian Obat-obatan pada Penderita Diare di Puskesmas MTBS dan Non MTBS Menurut Provinsi Tahun 2004 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Tahun 2001-2004 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes dan Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah dan Persentase Balita yang Naik Berat Badannya dan Balita Bawah Garis Merah Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Menurut Provinsi Tahun 2004 xii
Lampiran 4.36 Lampiran 4.37 Lampiran 4.38 Lampiran 4.39 Lampiran 4.39.a Lampiran 4.40 Lampiran 5.1 Lampiran 5.2
Lampiran 5.3 Lampiran 5.4 Lampiran 5.5 Lampiran 5.6 Lampiran 5.7 Lampiran 5.8 Lampiran 5.9 Lampiran 5.10 Lampiran 5.11 Lampiran 5.12 Lampiran 5.13 Lampiran 5.14 Lampiran 5.15 Lampiran 5.16 Lampiran 5.17 Lampiran 5.18
Cakupan Distribusi Tablet Besi pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Wanita Usia Subur (WUS) Mendapat Kapsul Yodium Menurut Provinsi Tahun 2004 Proporsi Kegiatan Penyuluhan P3 NAPZA terhadap Seluruh Kegiatan Penyuluhan Menurut Provinsi Tahun 2004 Cakupan Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin dan JPKM Gakin Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Keluarga Miskin Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Puskesmas serta Sarana Lainnya Keadaan Tahun 2004 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Rasionya terhadap Penduduk, serta Rasio Pustu per Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2000-2004 Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000-2004 Jumlah Puskesmas Keliling dan Rasio Puskesmas Keliling per Puskesmas Menurut Provinsi, Tahun 2000-2004 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia Menurut Pengelola dan Provinsi Tahun 2004 Jumlah Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun 1995-2004 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun 1995-2004 Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidurnya Menurut Jenis Rumah Sakit Tahun 1997 – 2004 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memiliki Laboratorium Kesehatan dan 4 Spesialis Dasar Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2001 – 2004 Jumlah Sarana Distribusi dan Pelayanan Kefarmasian Menurut Provinsi Tahun 2001 – 2004 Jumlah Unit Pengelola Obat (eks Gudang Farmasi) Kabupaten/Kota Menurut Provinsi Tahun 2002-2004 Jumlah Sarana UKBM Menurut Provinsi Keadaan Tahun 2004 Jumlah Posyandu Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun 2004 Jumlah Pos Obat Desa (POD) Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun 2004 Jumlah Pos UKK Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun 2004 Jumlah TOGA Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun 2004 xiii
Lampiran 5.19 Lampiran 5.20 Lampiran 5.21 Lampiran 5.22 Lampiran 5.23 Lampiran 5.24 Lampiran 5.25 Lampiran 5.26 Lampiran 5.27 Lampiran 5.28 Lampiran 5.29 Lampiran 5.30 Lampiran 5.31 Lampiran 5.32 Lampiran 5.33 Lampiran 5.34 Lampiran 5.35
Lampiran 5.36 Lampiran 5.37 Lampiran 5.38 Lampiran 5.39 Lampiran 5.40 Lampiran 5.41 Lampiran 5.42
Rekapitulasi Institusi Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan dan Provinsi per Maret 2005 Jumlah Lulusan Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan/Program Studi Tahun 2004 Jumlah Institusi Diknakes Non Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan/Program Studi dan Provinsi Tahun 2004 Data Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Menurut Provinsi dan Jenis Ketenagaan Tahun 2003 Data Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang Bekerja di Rumah Sakit Menurut Profesi dan Provinsi Tahun 2003 Situasi Jumlah dan Jenis Ketenagaan Puskesmas Menurut Provinsi Keadaan Tahun 2004 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2004 Realisasi Pengangkatan Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak Tetap Menurut Provinsi Angkatan I – XXXVIII Tahun 1992 – 2004 Rekapitulasi Dokter Umum PTT yang Masih Aktif Dirinci Menurut Kriteria Penempatan Keadaan sampai April 2004 Realisasi Pengangkatan Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak Tetap Menurut Provinsi Angkatan I – XXXI Rekapitulasi Dokter Gigi PTT yang Masih Aktif Dirinci Menurut Kriteria Penempatan Keadaan sampai April 2004 Keadaan Bidan (Sebagai Pegawai Tidak Tetap) Menurut Provinsi Tahun 1994 – 2003 Realisasi Pengangkatan dan Penempatan Bidan PTT Menurut Provinsi sampai dengan Tahun 2003 Jumlah Peserta Didik Tahun Ajaran 2004/2005 di Politeknik Kesehatan Menurut Profesi Jumlah Peserta Didik Tahun Ajaran 2004/2005 di Non Politeknik Kesehatan Menurut Profesi Data Produksi Tenaga Kesehatan Tahun 2003 dan Rencana Kebutuhan Tambahan Tenaga Tahun 2004 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Tahun 2004 – 2010 untuk Mencapai Indonesia Sehat 2010 Berdasarkan Indikator Sumber Daya Tenaga Kesehatan Jumlah Pelatihan yang Dilaksanakan Pusdiklatkes dan Bapelkes Nasional Tahun 2004 Alokasi dan Realisasi Anggaran Rutin Tahun Anggaran 2004 Realisasi Anggaran Pembangunan dan PHLN Departemen Kesehatan Menurut Program Tahun Anggaran 2004 Realisasi Anggaran Pembangunan dan PHLN Departemen Kesehatan Menurut Eselon I Pusat Tahun Anggaran 2004 Alokasi dan Realisasi Anggaran Pembangunan Departemen Kesehatan Menurut Provinsi Tahun Anggaran 2003 Persentase APBD untuk Kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota Menurut Provinsi Tahun 2001 - 2003 Rata-rata Besarnya Biaya Kesehatan yang Dikeluarkan Rumah Tangga Menurut Jenis Biaya Kesehatan dan Provinsi Tahun 2004 xiv
Lampiran 5.43
Lampiran 5.43a Lampiran 5.43b Lampiran 5.44 Lampiran 5.45 Lampiran 5.46 Lampiran 5.47 Lampiran 6.1 Lampiran 6.2 Lampiran 6.3 Lampiran 6.4
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Dana yang Digunakan untuk Pembiayaan Kesehatan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+ Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Dana yang Digunakan untuk Pembiayaan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Dana yang Digunakan untuk Pembiayaan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan) Jumlah dan Persentase Kepesertaan Penduduk dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2004 Distribusi Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2004 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut 7 Kategori dan Provinsi Tahun 2004 Jumlah dan Persentase Tenaga Kesehatan Menurut 7 Kategori dan Unit Kerja Tahun 2004 Perbandingan Beberapa Data Kependudukan di Negara ASEAN Tahun 2003 Perbandingan Beberapa Data Indikator Derajat Kesehatan di Negara ASEAN Tahun 2003 Perbandingan Data Cakupan Imunisasi di Negara ASEAN Tahun 2003 Perbandingan Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat di Negara ASEAN Tahun 2003
***
xv
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan secara berkesinambungan telah dimulai sejak di canangkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama pada tahun 1969 yang secara nyata telah berhasil mengembangkan berbagai sumber daya kesehatan, serta melaksanakan upaya kesehatan yang berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Menurut Undang-undang Nomor 26 tahun 2004, disebutkan bahwa sampai dengan tahun 2004 jumlah provinsi adalah sebanyak 33, juga menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan disebutkan bahwa jumlah provinsi adalah sebanyak 33 per Desember 2004. Namun demikian, sumber data dalam penyusunan Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini berasal dari berbagai program baik di lingkungan Departemen Kesehatan maupun berasal dari luar Departemen Kesehatan, sehingga jumlah provinsi dalam lampiran terdiri dari berbagai versi, ada lampiran yang sudah membagi menjadi 33 provinsi dan ada pula lampiran yang masih membagi menjadi 30 provinsi. Di dalam penyusunan narasi Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini, kami menyajikan berbagai informasi, terutama kejadian dan masalah kesehatan yang bersifat nasional, seperti terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue pada awal tahun 2004 juga kejadian bencana nasional Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004. Di dalam buku Sistem Kesehatan Nasional yang diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 131/MENKES/SK/II/2004 disebutkan bahwa “untuk mengantisipasi berbagai perubahan dan tantangan strategis, baik internal maupun eksternal, perlu disusun Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang baru, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan”. Dengan berlakunya Sistem Kesehatan Nasional tersebut Pusat Data dan Informasi dalam penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 ini berupaya untuk menyesuaikan dengan indikator pencapaian SKN yang ditentukan oleh dua determinan. Pertama, status kesehatan dan kedua tentang tingkat ketanggapan (responsiveness). Di dalam SKN disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut di dalam SKN disebutkan bahwa SKN terdiri dari enam subsistem, yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3) Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan, (4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan, (5) Subsistem Pemberdayaan Masyarakat, dan (6) Subsistem Manajemen Kesehatan. Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 ini berupaya untuk mengacu kepada SKN yang baru tersebut. Subsistem upaya kesehatan akan digambarkan tersendiri pada Bab IV, sedangkan subsistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat akan digambarkan pada Bab V dan subsistem manajemen kesehatan akan digambarkan pada Bab III, sehingga Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini akan terdiri dari 7 (tujuh) bab, yaitu: 1
Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang sejarah serta tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini serta sistimatika penyajiannya. Bab II - Situasi Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Indonesia. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku. Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2004 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan keadaan status gizi, yang akan disoroti adalah masalah status gizi balita dan ibu hamil. Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2004, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat dengan Posyandu Purnama dan Mandiri, yang disebut dengan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan berbagai upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya. Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2004 ini. Gambaran tentang keadaan sumber daya sampai dengan tahun 2004 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada sampai tahun 2004. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah serta distribusi tenaga per provinsi di Indonesia, serta jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Juga akan digambarkan tentang perkembangan penyediaan obat generik, produsen obat yang terdiri dari importir bahan baku, pabrik obat, juga tentang distributor obat yang terdiri dari Pedagang Besar Farmasi, Apotik dan Toko Obat. Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara Lain. Bab ini menyajikan perbandingan beberapa indikator tertentu seperti IMR, MMR, CDR, TFR, LE, CBR dan HDI, juga tentang beberapa prevalensi penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria antara Indonesia dengan beberapa negara di Asia. Bab VII - Penutup.
***
2
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK Indonesia terdiri atas banyak pulau dan kepulauan dengan karakteristik budaya penduduk yang beragam, mempunyai kebiasaan/adat-istiadat yang berbeda, termasuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Sejak tahun 2001 Indonesia melaksanakan kebijakan desentralisasi yang antara lain berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah provinsi dan kabupaten/kota. Pada tahun 2004 secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 349 kabupaten, dan 91 kota. Wilayah tersebut meliputi 5.263 kecamatan, 62.806 desa, dan 7.123 kelurahan. Sesuai dengan rincian data yang tersedia, maka jumlah provinsi yang ada pada uraian bab ini sebanyak 30 provinsi. Tiga provinsi yang belum tersedia datanya adalah Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, dan Irian Jaya Barat. Rincian pembagian wilayah administrasi pemerintahan per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.1. Adapun gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk pada tahun 2004 yang diuraikan meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan. A. KEADAAN PENDUDUK Sesuai dengan hasil Susenas 2004, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004 tercatat sebesar 217.072.346 jiwa, dengan tingkat kepadatan 115 jiwa per km2 dan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,26% (jumlah penduduk tahun 2003 dilaporkan sebesar 214.374.096 jiwa). Provinsi-provinsi di Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan di luar Jawa. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 13.141 jiwa per km2. Provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa memiliki kepadatan sekitar 1.000 jiwa per km2, kecuali Provinsi Jawa Timur yang memiliki kepadatan 759 jiwa per km2. Provinsi-provinsi di Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku, dan Papua memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah. Kepadatan penduduk terendah di Provinsi Papua, yaitu hanya 7 jiwa per km2, menyusul Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, yang keduanya mempunyai kepadatan penduduk 12 jiwa per km2. Persebaran penduduk sampai dengan tahun 2004, baik antar pulau maupun antar provinsi masih sangat timpang. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk antar pulau yang menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia (59,10%) berada di Pulau Jawa (yang luas wilayahnya hanya 6,75% wilayah Indonesia); 20,80% berada di Pulau Sumatera; 7,16% di Pulau Sulawesi; 5,46% di Kalimantan; 5,35% di Kepulauan Nusa Tenggara; dan hanya 2,12% yang berada di Kepulauan Maluku, dan Papua. Jumlah penduduk dan angka kepadatan penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2. Persentase penduduk menurut tipe wilayah menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan masih lebih besar daripada yang tinggal di wilayah perkotaan, yaitu sebesar 56,76% di wilayah perdesaan dan yang bertempat tinggal di wilayah perkotaan sebesar 43,24%. Provinsi dengan proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan tertinggi adalah di DKI Jakarta, yaitu sebesar 100%, menyusul DI Yogyakarta (58,67%), dan
3
Kalimantan Timur (54,58%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (16,45%), Sulawesi Tengah (20,60%), dan Sulawesi Tenggara (21,77%). Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 29,61%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 65,68%, dan yang berusia tua (> 65 tahun) sebesar 4,71%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2004 sebesar 52,26, dengan kisaran antara 36,58 di DKI Jakarta dan 70,12 di Nusa Tenggara Timur. Angka Beban Tanggungan ini sedikit meningkat bila dibandingkan tahun 2003 yang sebesar 51,75. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur dan Angka Beban Tanggungan per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.3. Jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang dibandingkan penduduk perempuan, yaitu masing-masing sebesar 108.876.089 jiwa penduduk laki-laki dan 108.196.257 jiwa penduduk perempuan (rasio penduduk menurut jenis kelamin sebesar 100,6). Rasio penduduk menurut jenis kelamin yang tertinggi di Provinsi Papua (yaitu sebesar 110,8), Kalimantan Timur (108,51), dan Lampung (108,3). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (yaitu sebesar 90,9), Gorontalo (96,4), dan Sumatera Barat serta Sulawesi Selatan (keduanya sebesar 96,7). Komposisi penduduk Indonesia dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin, menunjukkan penduduk laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada kelompok umur 10 – 14 tahun dan umur 5 – 9 tahun. Gambaran komposisi penduduk secara lebih rinci dapat dilihat dari gambar berikut. GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2004 Kel. Umur
75 + 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4 12
10
8
6
Laki-laki
4
0
2
persen
2
4
6
Perempuan
Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004
4
8
10
12
B. KEADAAN EKONOMI Kondisi perekonomian Indonesia pada tiga tahun terakhir relatif stabil dan menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kinerja ekonomi pada tahun 2002 tumbuh sebesar 4,38% dan tahun 2003 meningkat menjadi 4,88%. Pada tahun 2004 kondisi perekonomian semakin stabil yang diperlihatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat yang mencapai 5,13%. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selama tahun 2004 juga diimbangi oleh masih relatif rendahnya laju inflasi, yaitu sebesar 6,40%. Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita pada tahun 2004 dilaporkan sebesar 10,64 juta rupiah, lebih tinggi dibandingkan tahun 2003 yang sebesar 8,3 juta rupiah. Pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin (berdasarkan data hasil Susenas Kor) tercatat sebesar 36,1 juta jiwa atau 16,66% dari total penduduk. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2003 yang sebesar 37,3 juta jiwa atau turun sebesar 3,19%. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan lebih tinggi daripada di daerah perkotaan, yaitu sebesar 20,11% di perdesaan dan 12,13% di perkotaan. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk miskin (terhadap total penduduk provinsi) adalah Papua, yaitu sebesar 38,69%. Menyusul Maluku (32,13%), dan Sulawesi Tenggara (29,01%). Sedangkan yang terendah di Provinsi DKI Jakarta (3,18%), Bali (6,85%), dan Kalimantan Selatan (7,19%). Provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak adalah Provinsi Jawa Timur, yaitu sebanyak 7,3 juta jiwa atau 20,23% dari total penduduk miskin. Menyusul Jawa Tengah (sebanyak 6,8 juta jiwa atau 18,93%) dan Jawa Barat (sebanyak 4,6 juta jiwa atau 12,88%). Rincian jumlah dan persentase penduduk miskin menurut jenis kelamin, daerah dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.6, Lampiran 2.7 dan Lampiran 2.8.
C. KEADAAN PENDIDIKAN Uraian tentang keadaan pendidikan berikut ini merupakan hasil Susenas 2004 yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik. Kemampuan baca-tulis penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Secara nasional persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin pada tahun 2004 sebesar 90,53%. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebesar 0,93% dan yang buta huruf sebesar 8,53%. Di perdesaan, penduduk yang buta huruf lebih besar dibanding di perkotaan (11,45 % berbanding 4,79 %). Persentase penduduk yang buta huruf pada perempuan, yaitu sebesar 11,71% lebih tinggi dibanding pada laki-laki yang hanya sebesar 5,34%. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk yang buta huruf adalah di Papua, yaitu sebesar 23,56%, menyusul NTB (19,94%), dan Jawa Timur (13,94%). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Sulawesi Utara (0,86%), menyusul DKI Jakarta (1,56%), dan Maluku (1,91%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut kepandaian membaca dan menulis per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.12. Pada tahun 2004, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 7,92%. Sedangkan yang masih bersekolah sebesar 19,26%, terdiri atas 7,94% bersekolah di SD/MI, sebesar 5,99% di SLTP/MTs, sebesar 3,89% di SMU/SMK, 5
dan 1,44% di Akademi/Universitas. Selebihnya, sebesar 72,83% sudah tidak bersekolah lagi. Secara nasional persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah di perdesaan (10,56%) lebih tinggi daripada yang tinggal di perkotaan (4,52%). Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) perempuan lebih besar dibanding APS laki-laki pada kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Sementara pada kelompok umur 16-18 tahun, APS laki-laki lebih tinggi dibanding APS perempuan. Sedangkan dari segi tempat tinggal, terlihat bahwa APS penduduk perkotaan lebih besar bila dibanding dengan APS penduduk perdesaan. Hal ini terjadi untuk semua kelompok umur, baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Perbedaan menjadi semakin besar pada kelompok umur 16 – 18 tahun. Rincian APS penduduk usia 7-18 tahun menurut kelompok umur, tipe daerah, dan jenis kelamin pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini. TABEL 2.1 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) PENDUDUK USIA 7-18 TAHUN MENURUT KELOMPOK UMUR, TIPE DAERAH, DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2004 Daerah/Jenis Kelamin
7-12
Kelompok Umur (tahun) 13-15 16-18
Perkotaan Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
97,70 97,78 97,74
89,67 89,50 89,59
68,13 65,47 66,82
Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
95,90 96,35 96,12
78,57 80,08 79,29
43,41 42,48 42,98
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
96,62 96,92 96,77
83,05 83,97 83,49
53,94 52,97 53,48
Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004
Sebagaimana APS, Angka Partisipasi Murni (APM) di daerah perkotaan juga lebih tinggi dibanding APM di daerah perdesaan untuk kelompok umur sekolah SLTP dan SMU/SMK. Angka Partisipasi Murni menyatakan banyaknya penduduk usia sekolah yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai. APM untuk jenjang SD di perkotaan sebesar 92,73%, sementara di perdesaaan sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar 93,25%. Sedangkan APM untuk jenjang SLTP di perkotaan sebesar 72,67% dan di perdesaan hanya sebesar 60,11%. Sementara itu APM untuk jenjang SMU/SMK adalah sebesar 56,75% di perkotaan dan 32,11% di perdesaan. Di Indonesia pada tahun 2004, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum memiliki ijazah/STTB sebanyak 29,40%. Sedangkan yang sudah memiliki ijazah terdiri atas tamat SD/MI sebanyak 32,27%, tamat SLTP/MTs sebanyak 17,62%, tamat SMU/SMK sebanyak 17,13%, dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas sebesar 6
3,58%. Dengan demikian maka persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar 20,71%. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan SMU/SMK atau lebih tinggi adalah DKI Jakarta (46,14%), DI Yogyakarta (33,98%), dan Kalimantan Timur (30,21%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (13,76%), Kalimantan Barat (13,98%), dan Nusa Tenggara Barat (14,90%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.14. Dilihat dari segi jenis kelamin, ijazah/STTB yang dimiliki oleh penduduk laki-laki ternyata masih lebih baik bila dibanding yang dimiliki perempuan. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk yang mempunyai ijazah SMU/SMK atau lebih tinggi pada laki-laki sebesar 23,72% dan pada perempuan sebesar 17,71%. Sementara bila dilihat dari segi tempat tinggal, ijazah/STTB setingkat SMU/SMK atau lebih tinggi yang dimiliki penduduk yang tinggal di perkotaan lebih tiga kali lipat daripada yang dimiliki oleh mereka yang tinggal di perdesaan (33,89% berbanding 10,46%). Rincian persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut tipe daerah, jenis kelamin, dan status pendidikan tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini. TABEL 2.2 PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN, DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIMILIKI, 2004 Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki Daerah/ Jenis Kelamin
Tidak memiliki
SD/ MI
SLTP/ MTs
SMU/ SMA
SMK/ Kejuruan
Dipl.I/ Dipl.II
Akademi/ Dipl.IV/ Jumlah Dipl.III S1/S2/S3
Laki-laki
17,49
24,52
20,02
22,49
8,11
0,75
1,90
4,72
Perempuan
23,29
27,00
19,84
19,40
4,91
1,00
1,66
2,89
100,00
Laki-laki + Perempuan
20,41
25,77
19,93
20,94
6,50
0,88
1,78
3,79
100,00
Laki-laki
32,18
37,63
17,44
8,32
2,84
0,45
0,33
0,81
100,00
Perempuan
40,62
37,03
14,20
5,56
1,49
0,45
0,24
0,43
100,00
Laki-laki + Perempuan
36,39
37,33
15,82
6,94
2,17
0,45
0,28
0,62
100,00
Laki-laki
25,79
31,92
18,57
14,49
5,13
0,58
1,01
2,51
100,00
Perempuan
32,99
32,61
16,68
11,65
3,00
0,69
0,86
1,51
100,00
Laki-laki + Perempuan
29,40
32,27
17,62
13,07
4,06
0,64
0,94
2,00
100,00
Perkotaan 100,00
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004
D. KEADAAN LINGKUNGAN Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat dan persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan 7
(TUPM) sehat. Selain itu disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga menurut Sarana Pembuangan Air Besar, dan persentase rumah tangga menurut Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja. 1. Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Menurut data/indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang dikumpulkan oleh Pusdatin, Depkes pada tahun 2004, persentase rumah sehat sebesar 55,29%. Rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 2.15. 2. Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. Sedangkan TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi pada tahun 2004, memperlihatkan bahwa persentase TUPM sehat mencapai 68,9%. Rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 2.16. 3. Akses terhadap Air Minum Hasil Susenas 2004 menunjukkan bahwa 55,31% rumah tangga mempunyai fasilitas air minum sendiri, dengan persentase terbesar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (79,43%) dan yang terendah di Nusa Tenggara Timur (17,03%). Sebesar 20,54% yang menggunakan fasilitas air minum milik bersama dan 12,04% menggunakan fasilitas milik umum. Selebihnya, sebesar 12,11% rumah tangga yang tidak mempunyai fasilitas air minum, dengan persentase tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat (74,16%). Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air hujan, dan lainnya. Data dari Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS) tahun 2004 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang menggunakan air minum dari air kemasan sebesar 2,45%, ledeng 17,96%, pompa 14,37%, sumur terlindung 35,95%, sumur tidak terlindung 11,16%, mata air terlindung 8,07%, mata air tidak terlindung 4,04%, air sungai 2,87%, air hujan 2,66%, dan sumber lainnya 0,46%. Ini berarti bahwa rumah tangga di Indonesia yang sudah menggunakan sumber air minum terlindung sebesar 81,46% (air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, air hujan) dan yang masih menggunakan sumber air minum tidak terlindung sebesar 18,54% (sumur tidak terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, lainnya). Persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum terlindung di wilayah perkotaan (sebesar 93,02%) lebih tinggi daripada di wilayah perdesaan (yang sebesar 72,93%). 8
Provinsi dengan persentase tertinggi rumah tangga yang menggunakan sumber air minum terlindung adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 99,62%, Bali (93,97%), dan DI Yogyakarta (90,31%). Sedangkan yang terendah adalah Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu sebesar 50,56%, Bengkulu (55,99%), dan Papua (56,19%). Persentase rumah tangga menurut sumber air minum per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.19. 4. Sarana Pembuangan Air Besar pada Rumah Tangga Persentase rumah tangga yang mempunyai sarana pembuangan air besar milik sendiri sebesar 61,62%, milik bersama sebesar 11,05%, milik umum sebesar 5,25%, dan yang tidak mempunyai sarana sebesar 22,08%. Sarana pembuangan air besar yang digunakan penduduk dibedakan ke dalam empat macam, yaitu jamban leher angsa, jamban plengsengan, jamban cemplung/cubluk, dan tidak menggunakan jamban. Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS) tahun 2004 memberikan gambaran tentang sarana pembuangan air besar di daerah perkotaan dan daerah perdesaan. Persentase rumah tangga yang memakai jamban leher angsa di daerah perkotaan sebesar 80,25% dan di daerah perdesaan sebesar 48,01%. Rumah tangga yang menggunakan jamban plengsengan, di daerah perkotaan 11,90% dan di daerah perdesaan 12,04%. Sedangkan rumah tangga yang menggunakan jamban cemplung/cubluk di daerah perkotaan 6,14% dan di daerah perdesaan 31,35%. Selebihnya, yang tidak menggunakan jamban di daerah perkotaan 1,72% dan di daerah perdesaan 8,6%. Bila dilihat secara keseluruhan (perkotaan dan perdesaan) rumah tangga yang memakai jamban leher angsa sebesar 63,85%, jamban plengsengan 11,97%, jamban cemplung/cubluk 18,96%, dan yang tidak menggunakan jamban 5,22%. Provinsi dengan persentase tertinggi dengan rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa adalah Bali, yaitu sebesar 91,89%, menyusul DKI Jakarta (82,90%), dan Maluku Utara (81,22%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (30,05%), Kalimantan Tengah (41,91%), dan Sumatera Selatan (44,16%). Gambaran persentase rumah tangga di Indonesia menurut sarana pembuangan air besar dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini. GAMBAR 2.2 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SARANA PEMBUANGAN AIR BESAR TAHUN 2004 Tdk. Pakai 5%
Cemplung 19%
L. Angsa 64%
Plengsengan 12%
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Data persentase rumah tangga menurut sarana pembuangan air besar per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.20.
9
5. Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja pada Rumah Tangga Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS) tahun 2004, rumah tangga di Indonesia menggunakan tempat penampungan akhir kotoran/tinja berupa tangki septik, kolam/sawah, sungai/danau, lobang tanah, pantai/tanah terbuka, dan lainnya. Persentase rumah tangga yang sudah menggunakan tangki septik sebesar 42,71% (di wilayah perkotaan sebesar 66,01% dan di wilayah perdesaan sebesar 25,47%). Sebesar 5,16% yang menggunakan kolam/sawah, menggunakan sungai/danau sebesar 20,22%, menggunakan lubang tanah sebesar 24,41%, memanfaatkan pantai/tanah terbuka sebesar 5,38%, dan lainnya 2,12%. Persentase rumah tangga menurut tempat penampungan akhir kotoran/tinja dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini. GAMBAR 2.3 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA, TAHUN 2004
T a n g k i S e p tik 44% L a in n y a 2% P a n ta i/ta n a h te rb u k a 5%
K o la m /s a w a h 5%
L u b a n g ta n a h 24%
S u n g a i/d a n a u 20%
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Persentase rumah tangga menurut tempat pembuangan akhir kotoran/tinja per provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.21. E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu : persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang berobat jalan menurut tempat berobat, persentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui, kebiasaan merokok, persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan berserat. Indikator yang disajikan merupakan hasil SUSENAS 2004 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). 1. Cara Pengobatan bagi Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Hasil SUSENAS 2004 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu (waktu survei) sebesar 26,51%. Dari penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, sebesar 38,21% di antaranya berobat jalan 10
(40,36% di perkotaan dan 36,59% di perdesaan). Sebesar 72,44% dari penduduk yang mempunyai keluhan berupaya untuk mengobati sendiri (71,98% di perkotaan dan 72,93% di perdesaan). Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk yang berobat jalan untuk mengatasi keluhan kesehatannya adalah Provinsi Bali, yaitu sebesar 52,89%, menyusul Nusa Tenggara Timur (48,58%), dan Papua (46,49%). Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 24,54%, menyusul Kalimantan Tengah (27,01%), dan Riau (27,290%). Untuk cara pengobatan sendiri, provinsi dengan persentase tertinggi adalah Maluku Utara, yaitu sebesar 87,62%, menyusul Lampung (82,66%), dan Riau (82,29%). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Papua, yaitu sebesar 50,57%, menyusul Bali (56,98%), dan Nusa Tenggara Timur (58,07%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.26. 2. Tempat Penduduk Berobat Jalan Hasil survei yang sama juga menunjukkan bahwa puskesmas/puskesmas pembantu masih merupakan tempat berobat yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk untuk berobat jalan, yaitu sebesar 37,26%. Tempat berobat jalan dengan persentase tertinggi berikutnya adalah praktek dokter (24,39%), dan petugas kesehatan (18,51%). Sedangkan rumah sakit pemerintah hanya 6,01%, dukun/tabib/sinse (1,78%), poliklinik (3,86%), rumah sakit swasta (3,32%), dan lainnya (4,86%). Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk berobat jalan ke puskesmas/puskesmas pembantu adalah Papua (67,82%), Nusa Tenggara Timur (63,46%), dan Nanggroe Aceh Darussalam (62,92%). Sedangkan persentase terendah di Provinsi Bali ( 27,83%), Sumatera Utara (27,62%), dan DI Yogyakarta (24,08%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.27. 3. Anak 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Hasil SUSENAS 2004 yang diselenggarakan BPS juga menyajikan informasi mengenai persentase anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui (mendapat air susu ibu/ASI). Sebanyak 41,36% anak usia 2-4 tahun ternyata pernah disusui selama >= 24 bulan. Provinsi dengan persentase tertinggi anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui >= 24 bulan adalah DI Yogyakarta (58,74%), Jawa Tengah (53,93%), dan Kalimantan Selatan (54,85%). Sedangkan persentase terendah di Provinsi Maluku (10,81%), Maluku Utara (20,89%), dan Sumatera Utara (18,39%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.29. 4. Kebiasaan Merokok Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari sebesar 28,35%, yang merokok kadang-kadang (tidak setiap hari) sebesar 6,09%, dan selebihnya sebesar 65,56% tidak merokok. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari adalah Riau (34,25%), Bengkulu (33,83%), dan Lampung (32,71%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (19,52%), Bali (20,33%), dan Maluku (21,66%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.31. Dari kelompok penduduk yang merokok, sebanyak 47,75% di antaranya menghisap rokok sebanyak 10 – 14 batang per hari, sebanyak 25,17% menghisap rokok sebanyak 5 9 batang per hari, sebanyak 15,71% merokok 15 batang atau lebih per hari, dan selebihnya sebesar 11,37% merokok 4 batang atau kurang per hari. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.34. 11
5. Aktivitas Fisik Penduduk SUSENAS 2004 juga menghasilkan informasi mengenai kebiasaan penduduk usia 15 tahun ke atas dalam melakukan aktivitas fisik. Dalam survei ini aktivitas fisik dikelompokkan dalam 3 tingkat, yaitu aktivitas berat, aktivitas sedang, dan aktivitas ringan. Persentase penduduk yang melakukan aktivitas berat sebesar 36,02%, aktivitas sedang sebesar 77,44%, dan aktivitas ringan sebesar 66,67%. Rincian menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.35. 6. Kebiasaan Mengkonsumsi Jenis Makanan Berserat a. Sayur-sayuran Untuk konsumsi makanan berserat jenis sayur-sayuran, rata-rata penduduk Indonesia mengkonsumsi sebanyak 2 porsi per hari. Sebesar 20,22% penduduk yang mengkonsumsi 3 porsi atau lebih per hari, 71,91% mengkonsumsi 1-2 porsi perhari, dan 7,65% kurang dari 1 porsi per hari. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur-sayuran sebanyak 3 porsi atau lebih per hari adalah Sulawesi Utara (35,38%), Bengkulu (34,00%), dan Maluku Utara (32,57%). Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur 2 porsi atau kurang per hari adalah Kalimantan Selatan (88,63%), Maluku Utara (85,85%), dan Sumatera Barat (84,71%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.36. b. Buah-buahan Untuk konsumsi makanan berserat jenis buah-buahan, rata-rata penduduk Indonesia mengkonsumsi sebanyak 1,60 porsi per hari. Sebesar 39,18% penduduk yang mengkonsumsi 2 porsi atau lebih per hari, 51,19% mengkonsumsi 1 porsi perhari, dan 9,44% kurang dari 1 porsi per hari. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur-sayuran sebanyak 2 porsi atau lebih per hari adalah Sulawesi Tengah (60,48%), Papua (54,48%), dan Bangka Belitung (52,55%). Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi buahbuahan 1 porsi atau kurang per hari adalah Kalimantan Selatan (68,64%), Jawa Barat (66,62%), dan Sumatera Barat (65,88%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.37. Demikian gambaran umum negara Indonesia tahun 2004 secara ringkas. Gambaran yang disajikan meliputi aspek-aspek kependudukan, perekonomian, pendidikan, kesehatan lingkungan, dan beberapa perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.
***
12
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia berikut ini disajikan situasi mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat.
A. MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan di bawah ini. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. AKB di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/Susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup besar meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1995 AKB diperkirakan sebesar 55 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 52 pada tahun 1997, dan turun lagi menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi menjadi 47 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. AKB menurut hasil Surkesnas/Susenas berturut-turut pada tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2002 sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002-2003 terjadi penurunan yang cukup besar dari tahun 1997 sebesar 52 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Provinsi dengan AKB terendah adalah Bali (14 per 1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (20 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara (25 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKB tertinggi di Provinsi Gorontalo (77 per 1.000 kelahiran hidup), Nusa Tenggara Barat (74 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Tenggara (67 per 1.000 kelahiran hidup). Gambaran perkembangan estimasi AKB dari beberapa sumber dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
13
TABEL 3.1 ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI INDONESIA MENURUT SUPAS 1995 DAN SUSENAS TAHUN 1995 S.D TAHUN 2003
Tahun
Estimasi SUPAS 1995[a]
Estimasi SUSENAS[b]
SDKI[c]
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
55 54 52 50 44 47 -
56 49 50 45 -
52 35 35
Sumber:
[a]
Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (estimasi SUPAS 1995), estimasi Susenas 2002-2003, dan [c] SDKI 2002-2003 Keterangan: National Human Development Report 2004 menyebutkan AKB tahun 2002 sebesar 43,5 per 1.000 kelahiran hidup [b]
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003 dinyatakan pula AKB menurut berbagai karakteristik latar belakang, yaitu menurut tempat tinggal di perkotaan dan di perdesaan, tingkat pendidikan, dan menurut indeks kekayaan. AKB menurut ketiga karakteristik latar belakang tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. GAMBAR 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT LATAR BELAKANG TEMPAT TINGGAL, 2002-2003
GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, 2002-2003 SMP+
Perdesaan
23
52 Tidak tamat SMP
36
Tamat SD
Perkotaan
32
0
10
20
43 65
Tidak tamat SD
30
40
50
67
Tidak sekolah
60
0
20
GAMBAR 3.3 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT LATAR BELAKANG INDEKS KEKAYAAN, 2002-2003 17
Atas
36
Tengah atas
44
Tengah
50
Tengah bawah
61
Terendah 0
10
20
30
14
40
50
60
70
40
60
80
Tabel 3.2 di bawah ini merupakan data kematian bayi di rumah sakit selama tahun 2001–2004. Pada tahun 2000 AKB di rumah sakit adalah 15,8 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian meningkat cukup tinggi tahun 2001 dan 2002 yaitu 42,9 dan 40,6 per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2003 AKB di rumah sakit mengalami penurunan cukup banyak yaitu sebesar 22,9 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2004 mengalami sedikit kenaikan menjadi 29,4 per 1.000 kelahiran hidup. TABEL 3.2 ANGKA KEMATIAN BAYI DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2000 - 2004 No.
Tahun
Jumlah RS
Jumlah Lahir Mati
Jumlah Kelahiran Hidup di Rumah Sakit
AKB per 1000 KH
1
2000
1.145
2.546
158.972
15,8
2
2001
1.178
7.226
161.073
42,9
3
2002
1.215
5.381
127.053
40,6
4
2003
1.234
3.160
135.094
22,9
5
2004
1.246
3.321
109.297
29,4
Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 40,68%. Sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 25,13%. Hal ini dapat diartikan bahwa 65,8% kematian bayi pada masa perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. Penyebab kematian bayi di rumah sakit secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.
15
TABEL 3.3 DISTRIBUSI PASIEN KELUAR MATI DI RUMAH SAKIT YANG BERMULA PADA MASA PERINATAL DI INDONESIA TAHUN 2004 NO DTD
ICD -10
Golongan Sebab Sakit
Mati 42
% 0.81
Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor dan penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran
362
7.01
2.100
40.68
P10 - P 15
Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah Cedera lahir
23
0.45
248
P20 - P 21
Hipoksia intrauterus dan asfiksia lahir
1.297
25.13
6
249
P22 - P 28
548
10.62
7
250
P35 - P 37
Gangguan saluran napas lainnya yang berhubungan dengan masa perinatal Penyakit infeksi dan parasit kongenital
466
9.03
8
251
P38 - P39
Infeksi khusus lainnya pada masa perinatal
137
2.65
9
252
P55
Penyakit hemolitik pada janin dan bayi baru lahir
17
0.33
170
3.29
1
0.12
A33
Tetanus neonatorum
2
245
P00 - P04
3
246
P05 - P 07
4
247
5
10
253.9 P08,P29,P50-P54, Kondisi lain yang bermula pada masa perinatal P56-P94, P96 Jumlah
5.162
Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
2. Angka Kematian Balita (AKABA) AKABA berdasarkan estimasi SUPAS 1995 menunjukkan penurunan dari 64,28 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998 menjadi 44,71 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Selain itu, tingkat kematian anak balita laki-laki lebih besar daripada tingkat kematian anak balita perempuan. Berdasarkan estimasi Susenas, AKABA di Indonesia yang pada tahun 1995 sebesar 73 per 1.000 kelahiran hidup, turun menjadi 64 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998. Ternyata pada tahun 2001 AKABA tersebut tidak mengalami perubahan yaitu tetap 64 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini diperkirakan karena menurunnya akses terhadap pelayanan kesehatan, salah satunya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Hasil SDKI menyatakan bahwa AKABA pada tahun 2002-2003 telah turun menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002-2003 provinsi dengan AKABA terendah adalah Bali (19 per 1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (23 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara (33 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKABA tertinggi di Nusa Tenggara Barat (103 per 1.000 kelahiran hidup), Gorontalo (97 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Tenggara (92 per 1.000 kelahiran hidup). Gambaran perkembangan AKABA pada tahun 1995 – 2003 disajikan pada Tabel 3.4 berikut ini.
16
TABEL 3.4 ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2003 Estimasi SUPAS 1995
Tahun
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
Estimasi SUSENAS
-
73
1995 1998
71,36
57,61
64,28
64
1999
66,44
53,05
59,55
-
2000
50,77
39,00
44,71
-
-
64
2001
SDKI 2002-2003
2002-2003
46
Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (Estimasi SUPAS 1995), Estimasi SUSENAS 1995, 1998, dan 2001, SDKI 2002-2003
Dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian balita yang disurvei pada SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran besarnya proporsi sebab utama kematian balita, yang dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini. TABEL 3.5 POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN BALITA DI INDONESIA HASIL SKRT 1995 DAN SURKESNAS 2001 SKRT 1995 Jenis penyakit 1. Gangguan sistem pernafasan 2. Gangguan perinatal 3. Diare 4. Infeksi dan parasit lain 5. Saraf 6. Tetanus
% 30,8 % 21,6 % 15,3 % 6,3 % 5,5 % 3,6 %
SURKESNAS 2001 Jenis penyakit 1. Sistem Pernafasan (Pneumonia) 2. Diare 3. Saraf 4. Tifus 5. Sistem pencernaan 6. Infeksi lain
% 22,8 % 13,2 % 11,8 % 11,0 % 5,9 % 5,1 %
Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001
Tabel di atas menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematian balita menurut hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tidak terlalu banyak mengalami perubahan, penyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak. Pada tahun 2001, kematian balita yang tertinggi adalah kematian akibat Pneumonia (4,6 per 1.000 balita), disusul oleh kematian akibat Diare (2,3 per 1.000 balita). 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) AKI diperoleh melalui berbagai survei yang dilakukan secara khusus, seperti survei di rumah sakit dan beberapa survei di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding survei-survei sebelumnya.
17
Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten, digunakan data hasil SKRT. Menurut SKRT, AKI menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai AKI. Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI. Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut di masa mendatang sulit tercapai. Angka yang didapat dari berbagai survei tersebut disajikan pada Tabel 3.6 berikut ini. TABEL 3.6 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP) HASIL SDKI DAN SKRT, TAHUN 1982 – 2003 No Jenis Penelitian/Survei Tahun Perkiraan AKI 1 SDKI 1982 450 2 SKRT 1986 450 3 SKRT 1992 425 4 SDKI 1994 390 5 SKRT 1995 373 5 SDKI 1997 334 6 SDKI 2002-2003 307
AKI yang dihasilkan oleh SKRT dan SDKI hanya menggambarkan angka nasional, tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi. Kematian maternal di rumah sakit untuk tahun 2001 mengalami penurunan cukup besar yaitu dari 16 kematian per 1.000 kelahiran hidup (tahun 2000) menjadi 7,5 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Penurunan angka kematian maternal tersebut disebabkan karena jumlah kelahiran hidup juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kemudian dua (2 tahun) berikutnya juga angka kematian maternal di rumah sakit cenderung menurun, yaitu 5,1 per 1.000 kelahiran hidup (2002) dan 1,1 per 1.000 kelahiran hidup (2003). Tahun 2004 jumlah kelahiran hidup mengalami penurunan sekitar 25.797 sehingga kematian maternal mengalami kenaikan yang sangat berarti yaitu 8,6 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan adanya penurunan pemeriksaan rutin pada ibu hamil di rumah sakit, sehingga angka kematian ibu tinggi dan angka kelahiran rendah. Data AKI tahun 2000 - 2004 di rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut. TABEL 3.7 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2004 No
Tahun
Jumlah Kematian Ibu
Jumlah Lahir Hidup
Kematian Per 1000 KH
158.972 161.073 127.053 135.094 109.297
16 7,5 5,1 1,1 8,6
1 2000 2.546 2 2001 1.203 3 2002 649 4 2003 153 5 2004 956 Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
18
Data AKI di rumah sakit yang bersumber dari Ditjen Yanmedik, menggambarkan jumlah kematian maternal di rumah sakit yang terjadi per 1.000 kelahiran hidup dan penyebab kematian maternal tersebut dijelaskan pada Tabel 3.8 di bawah ini. TABEL 3.8 DISTRIBUSI PASIEN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS KELUAR MATI MENURUT GOLONGAN SEBAB SAKIT DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004 No 1 2 3 4 5 6 7
DTD 234 - 236.9 237.0 - .1 238.0 238.9 241 242.1 242.2
8 237.9,238.1, 239.0-240, 242.0,242.3, 242.9,244
ICD-10 O00 - O09 O14 - O15 O44 O46 O72 O60 O68
Golongan sebab sakit Kehamilan yang berakhir abortus Eklamsia dan preeklamsia Plasenta previa Perdarahan antepartum Perdarahan pasca persalinan Persalinan prematur Persalinan dengan penyulit gawat janin Penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya
O10O3,O16,O20O25, O29O30,O40-O43, O45,O47,064O67, O69,074O75,O81-O99 Jumlah Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Kasus
%
Mati
CFR
37.055 8.140 3.798 1.861 8.813 2.932 3.044
21,95 4,82 2,25 1,1 5,22 1,74 1,8
499 145 30 11 43 23 11
1,3 1,8 0,8 0,6 0,5 0,8 0,8
103.158
61,11
1.508
1,5
2.270
1,4
168.801
Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2004 adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu, 61,1%. Jika dilihat dari nilai CFR (Case Fatality Rate), penyebab kematian terbesar adalah disebabkan karena eklamsia dan preeklamsia dengan CFR 1,8%, walaupun persentase kasusnya tidak tinggi yaitu 4,8%. 4. Angka Kematian Kasar (AKK) Estimasi AKK berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995 menunjukkan AKK sebesar 7,7 per 1.000 penduduk pada tahun 1995, turun menjadi 7,6 per 1.000 penduduk pada tahun 1996 dan tidak berubah sampai dengan tahun 1998. Kemudian pada tahun 1999 AKK turun menjadi 7,5 per 1.000 penduduk dan turun lagi menjadi 7,4 per 1.000 penduduk pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan angka kematian kasar dalam kurun waktu tahun 1995 – 2000 relatif stabil dengan penurunan yang sangat kecil. Sedangkan angka kematian kasar menurut provinsi sangat bervariasi dengan rentangan angka terendah sebesar 4,26 per 1.000 penduduk di Provinsi Riau dan tertinggi sebesar 9,43 di Provinsi DI Yogyakarta. Sementara itu, dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian yang ditemukan dalam SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran proporsi penyebab utama kematian dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini.
19
TABEL 3.9 POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN UMUM DI INDONESIA HASIL SKRT 1992 DAN 1995 SERTA SURKESNAS 2001 SKRT 1992 Jenis Penyakit 1. Penyakit sistem sirkulasi 2. Tuberkulosis 3. Keadaan tidak jelas 4. Infeksi saluran pernafasan 5. Diare 6. Penyakit infeksi lain 7. Bronchitis,asma/empisema 8.Trauma, keracunan, kecelakaan 9. Penyakit sistem pencernaan 10. Neoplasma
% 16,0 % 11,0 % 9,8 % 9,5 % 8,0 % 7,8 % 5,6 % 5,3 % 5,1% 4,0%
SKRT 1995 Jenis Penyakit 1. Penyakit sistem sirkulasi 2. Sistem pernafasan 3. Tuberkulosis 4. Infeksi parasit lain 5. Diare 6. Penyakit sistem pencernaan 7. Gangguan perinatal 8. Sebab lain/kecelakaan 9. Neoplasma 10. Penyakit saraf
% 18,9 % 15,7 % 9,6 % 7,9 % 7,4 % 6,6 % 5,2 % 5,2 % 5,0 % 2,5 %
SURKESNAS 2001 Jenis Penyakit 1. Penyakit sistem sirkulasi 2. Penyakit sistem pernafasan 3. Tuberkulosis 4. Penyakit sistem pencernaan 5. Neoplasma 6. Kecelakaan 7. Perinatal 8. Tifus 9. Diare 10.Endokrin & metabolik
% 26,4 % 12,7 % 9,4 % 7,0 % 6,0 % 5,6 % 4,9 % 4,3 % 3,8 % 2,7 %
Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1992 dan 1995 serta Surkesnas 2001
Dilihat dari Tabel 3.10 di bawah ini, AKK di rumah sakit tahun 2001 mengalami penurunan menjadi 3,17% karena menurunnya jumlah kasus mati sebanyak 45.135; demikian pula jumlah kasus juga mengalami penurunan sebesar 15.721. Sedangkan pada tahun 2002 meskipun jumlah kasus mengalami penurunan sebanyak 251.376 kasus tetapi angka kematian mengalami kenaikan yang tajam yaitu 6.001 kasus (mati). Pada tahun 2004 AKK di rumah sakit (5,09%) menunjukkan adanya kenaikan yaitu 27.941 kasus. TABEL 3.10 ANGKA KEMATIAN KASAR DI RUMAH SAKIT INDONESIA TAHUN 2004 No
Tahun
Jumlah Kasus
1 2000 2.613.233 2 2001 2.597.512 3 2002 2.346.136 4 2003 2.270.657 5 2004 2.156.797 Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Jumlah Mati
%
127.575 82.440 88.441 81.943 109.884
4,88 3,17 3,77 3,60 5,09
Sedangkan penyebab kematian terbanyak dari penderita rawat inap di rumah sakit pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini. TABEL 3.11 10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT DTD DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004 No. DTD Sebab sakit Jumlah Mati 1. 167 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya 5.532 2. 155 Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark 4.215 3. 005 Diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi 3.941 tertentu (kolitis infeksi) 4. 117.0-1 Tuberkulosis paru 3.852 5. 043 Malaria (termasuk semua malaria) 3.578 6. 169 Pneumonia 3.103 7. 153 Perdarahan intrakranial 2.868 8. 002 Demam tifoid dan paratifoid 2.619 9. 278 Cedera intrakranial 2.554 10. 017 Septisemia 2.369 Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005 Keterangan: [a]persen terhadap total kematian di rumah sakit
20
%[a] 4,9 3,8 3,6 3,5 3,2 2,8 2,6 2,4 2,3 2,1
5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Penurunan AKB sangat berpengaruh pada kenaikan UHH waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan UHH pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Umur Harapan Hidup waktu lahir penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang bermakna terutama pada periode tahun 1980-1995. Estimasi UHH yang sebesar 52,41 tahun 1980 (SP 1980) meningkat menjadi 63,48 tahun 1995 (SUPAS 1995), dan diperkirakan menjadi 66,2 tahun pada 2002 (SDKI 2002-2003). Pada tahun 2002 provinsi dengan UHH waktu lahir tertinggi adalah DI Yogyakarta (72,4 tahun), DKI Jakarta (72,3 tahun), dan Sulawesi Utara (70,9 tahun). Sedangkan UHH waktu lahir terendah di Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun), Kalimantan Selatan (61,3 tahun), dan Banten (62,4 tahun). Gambaran perkembangan umur harapan hidup waktu lahir dalam 12 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut. TABEL 3.12 UMUR HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo) MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 1990 – 2002 Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2002[a]
Laki-laki 50.59 60.00 60.42 60.79 61.16 61.54 61.91 62.29 62.63 63.55 63.45 -
Perempuan 63.28 63.71 64.15 64.54 64.92 65.31 65.71 65.71 66.45 67.41 67.30 -
Laki-laki + Perempuan 61.49 61.91 62.34 62.72 63.10 63.48 63.86 63.86 64.59 65.54 65.43 66,20
Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (hasil SP 1990, 2000 dan estimasi SUPAS 1995) [a] Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003
Tabel di atas menunjukkan bahwa umur harapan hidup waktu lahir untuk kelompok penduduk perempuan dari waktu ke waktu relatif lebih tinggi daripada umur harapan hidup waktu lahir untuk kelompok penduduk laki-laki. Rincian angka kematian bayi, angka kematian balita, dan umur harapan hidup waktu lahir menurut provinsi tahun 2002 – 2003 dapat dilihat pada Lampiran 3.1.
21
B. MORBIDITAS Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaran/pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit adalah data tahun 2004 disajikan pada Tabel 3.13 berikut ini. TABEL 3.13 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Golongan Sebab Sakit Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya Hipertensi esensial (primer) Cedera YDT lainnya , YTT dan daerah badan multipel Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu ( kolitis infeksi ) Tuberkulosis paru Diabetes melitus Penyakit pulpa dan periapikal Gastritis dan duodenitis Faringitis akut Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI
Jumlah Kunjungan
%
1. 040.505 419.724 411.355 339.885 336.263 328.739 326.462 288.025 218.508 214.781
7,3 2,9 2,9 2,4 2,4 2,3 2,3 2 1,5 1,5
Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini. TABEL 3.14 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Golongan Sebab Sakit Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu ( kolitis infeksi ) Demam tifoid dan paratifoid Penyulit kehamilan dan persalinan lainnya Demam berdarah dengue Cedera intrakranial Cedera YDT lainnya, YTT dan daerah badan multipel Demam yang sebabnya tidak diketahui Pneumonia Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya Malaria (termasuk semua malaria) Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI
Jumlah Pasien
%
166.538 77.555 59.908 49.644 48.665 39.620 38.696 37.873 35.321 33.672
7,7 3,6 2,8 2,3 2,3 1,8 1,8 1,8 1,6 1,6
Kedua tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan penyakit terbanyak yang ditemukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit, walaupun beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan cedera juga berada di peringkat atas. 22
Selanjutnya berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular, dan situasi penyalahgunaan NAPZA. 1. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis, Frambusia, dan Antraks. a. Penyakit Malaria Penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Perkembangan penyakit Malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API) untuk Jawa-Bali dan Annual Malaria Incidence (AMI) untuk luar Jawa-Bali, yang dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut ini. GAMBAR 3.4 ANNUAL PARASITE INCIDENCE MALARIA (‰) DAN ANNUAL MALARIA INCIDENCE (‰), TAHUN 1989 – 2004 35
0.9 0.8
30
0.7 25
0.6 0.5
20
0.4
15
0.3
10
0.2 5
0.1 0 API
1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 0.21 0.17 0.14 0.12 0.19 0.17 0.07 0.08 0.12
AMI 28.06 24.1
27
0.3
0
0.52 0.81 0.62 0.47 0.22 0.15
22.79 20.51 22.22 19.38 21.72 16.06 21.97 24.9 31.09 26.2 22.3 21.8 21.2
Sumber: Ditjen PPM-P, Depkes RI
Gambar di atas menunjukkan bahwa peningkatan insidens Malaria terjadi dalam periode 1997 – 2000. Pada bulan April tahun 2000 mulai dilaksanakan Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria). Pada tahun 2001 – 2004 angka kesakitan Malaria kembali menurun. Pada tahun 2001 angka kesakitan Malaria untuk pulau Jawa dan Bali sebesar 0,62 per 1.000 penduduk, pada tahun 2002 menjadi 0,47, tahun 2003 menjadi 0,22 per 1.000 penduduk dan tahun 2004 menjadi 0,15 per 1.000 penduduk. Sedangkan untuk luar Jawa-Bali, angka kesakitan Malaria (termasuk penderita klinis) pada tahun 2001 sebesar 26,20 per 1.000 penduduk menjadi 22,30 pada tahun 2002, 21,80 per 1.000 penduduk pada tahun 2003 dan menjadi 21,20 per 1.000 penduduk pada tahun 2004. Pada tahun 2004, terjadi KLB Malaria di 6 kabupaten yang berada di 5 provinsi dengan 1.959 kasus dan 33 kasus di antaranya meninggal. (sumber: Profil PPM-PL 2004) Target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 5 per 1.000 penduduk. Untuk wilayah Jawa dan Bali dapat dikatakan target sudah tercapai. Sedangkan untuk wilayah di luar Jawa dan Bali, diperkirakan masih belum mencapai target. Bahkan beberapa 23
wilayah di Indonesia, terutama di Kawasan Timur Indonesia masih merupakan daerah endemis tinggi, antara lain Papua, Maluku, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Untuk Kawasan Barat Indonesia beberapa daerah endemis tinggi antara lain di Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung dan Riau. Dibandingkan dengan tahun 2003 terjadi peningkatan endemisitas di wilayah Sumatera. Jumlah kasus dan API/AMI penyakit Malaria menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.4 dan Lampiran 3.5. b. Penyakit TB Paru Pada tahun 2003, TB Paru menjadi penyakit nomor dua terbanyak pada pasien rawat jalan dan penyakit terbanyak nomor enam pada pasien rawat inap di RSU. Pada tahun 2004 TB Paru merupakan penyebab kematian terbanyak nomor 4 di rumah sakit di Indonesia. Menurut Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke-3 penyebab kematian umum (9,4%). Menurut Surkesnas/Susenas 2004, 55% penduduk usia > 15 tahun yang pernah menjalani tes dahak/rontgen paru melaporkan hasil tes positif, 19% tidak mengetahui hasil pemeriksaannya. Berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan dahak/rontgen paru diperkirakan prevalensi TB Paru di Indonesia sekitar 240/100.000 penduduk umur > 15 tahun. Pelaksanaan penanggulangan penyakit TB Paru telah dapat menurunkan prevalensi dari 130/100.000 penduduk pada tahun 2001 menjadi 122/100.000 penduduk pada tahun 2002 dan 115/100.000 penduduk pada tahun 2003. Selain menyerang paru, Tuberkulosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary TB). Jumlah kasus TB yang terdeteksi pada tahun 2004 sebanyak 214.658 kasus terdiri dari 133.410 kasus dengan BTA(+) (128.981 kasus baru, 4.429 kasus kambuh), 68.848 kasus BTA(-) dengan rontgen positif, dan 4.267 kasus ekstra pulmoner. Angka kesembuhan untuk kasus baru BTA(+) pada tahun 2003 mencapai 86% (data tahun 2004 belum ada). Target angka kesembuhan TB Paru BTA(+) yang ingin dicapai sebesar 85%. c. Penyakit HIV/AIDS Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi (concentrated level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu misalnya pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub populasi tertentu. Selanjutnya perjalanan epidemi akan ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok berisiko tinggi dengan populasi umum. Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2004 sebanyak 6.050 kasus terdiri dari 3.368 kasus infeksi HIV dan 2.682 kasus AIDS, 740 kasus di antaranya telah meninggal dunia. 24
Kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta disusul Papua, Jawa Timur dan Bali. Sesuai data penduduk hasil sensus tahun 2000 kumulatif kasus AIDS per 100.000 penduduk secara nasional sebesar 1,33. Rate tertinggi terjadi di Papua diikuti DKI Jakarta, Bali, Maluku dan Sulawesi Utara. Cara penularan AIDS yang terbesar pada tahun 2003 adalah melalui hubungan heteroseksual, namun hingga akhir tahun 2004 cara penularan terbanyak yang dilaporkan adalah penularan pada penyalahguna NAPZA suntik (Intravenous Drug User = IDU). Penularan yang terkait dengan IDU terjadi pada 44,1% kasus AIDS disusul penularan melalui hubungan heteroseksual 43,7%, melalui hubungan homoseksual 5,5%, melalui perinatal 1,8%, melalui transfusi 0,1% dan 4,7% tidak diketahui cara penularannya. GAMBAR 3.5 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF MENURUT CARA PENULARAN S.D. TAHUN 2004 Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI 1,8 4,7
0,1
5,5
44,1
43,7
IDU
Heteroseks
Homoseks
Tak diketahui
Perinatal
Transfusi
Berikut ini gambaran mengenai perkembangan penderita HIV/AIDS sampai dengan Desember 2004. GAMBAR 3.6 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENGIDAP HIV YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN TAHUN 2000 – 2004
GAMBAR 3.7 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENDERITA AIDS YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN TAHUN 2000 – 2004 1500
4000
3000 Jumlah kasus
Jumlah kasus
3500
2500 2000 1500 1000
1000
500
500 0
2000
2001
2002
2003
2004
Kasus baru
403
732
648
168
649
Kasus kumulatif
1172
1904
2552
2720
0
3368
1998
1999
2000
2001
2002
Kasus baru
74
47
178
219
345
355
Kasus kumulatif
227
274
452
671
1016
1371
Tahun
Tahun
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
25
2003
Karakteristik penderita AIDS dapat digambarkan bahwa sebagian besar penderita AIDS adalah laki-laki yaitu 2.193 penderita (81,77%), sedangkan pada perempuan sebanyak 443 penderita (16,52%), dan 46 penderita (1,71%) selebihnya tidak diketahui jenis kelaminnya. Bila dilihat menurut kelompok umur, penderita berumur 20-29 tahun sebanyak 1.418 penderita (52,87%), kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 686 penderita (25,58%), kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 235 penderita (8,76%), kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 119 penderita (4,44%), kelompok umur >60 tahun sebanyak 85 penderita (3,17%), kelompok umur 50-59 tahun sebanyak 56 penderita (2,09%), umur <1 tahun sebanyak 17 penderita (0,63%) kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 14 penderita (0,52%), kelompok umur 5-14 tahun 5 penderita (0,19%) dan tidak diketahui kelompok umurnya sebanyak 47 penderita (1,75%), sebagaimana disajikan pada Gambar 3.8 berikut ini. GAMBAR 3.8 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF MENURUT KELOMPOK UMUR S.D. TAHUN 2004
1-4 th 1% <1 th 1% 50-59 th 15-19 2%th 5%
Tak Diket. 5% 20-29 th 54% 40-49 th 9%
30-39 th
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Gambar di atas menunjukkan bahwa secara kumulatif sebagian besar penderita AIDS di Indonesia merupakan kelompok umur 20-49 tahun (87.21%). Seperti diketahui bahwa penularan HIV/AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik bersama pada IDU. Kelompok umur 20-49 tahun merupakan kelompok umur yang aktif dalam aktivitas seksual. IDU juga didominasi oleh kelompok umur produktif. Dapat diperkirakan hal ini saling terkait. Bila perkembangan kondisi ini terus terjadi, maka dalam jangka panjang di samping akan menjadi beban anggaran keluarga dan pemerintah juga akan menjadi ancaman bagi produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Jumlah kumulatif kasus AIDS menurut provinsi sampai dengan 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.7. Dari Gambar 3.9 berupa peta wilayah Indonesia berikut ini, dapat dilihat Case Rate AIDS menurut provinsi tahun 2004.
26
GAMBAR 3.9 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pola 10 penyakit terbanyak di rumah sakit umum, peringkat utama penyebab kematian di rumah sakit maupun data survei (SDKI, Surkesnas) menunjukkan tingginya kasus ISPA. Prevalensi ISPA dalam beberapa tahun menurut hasil SDKI dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut ini. TABEL 3.15 INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT MENURUT KELOMPOK UMUR DENGAN PREVALENSI TERTINGGI TAHUN 1991, 1994, 1997, DAN 2002-2003
Tahun
Prevalensi
Kelompok Umur dengan Prevalensi Tertinggi
1991
9,8%
12 - 23 bulan
1994
10%
6 - 35 bulan
1997
9%
6 - 11 bulan
2002-2003
8%
6 - 23 bulan
Sumber: Hasil SDKI tahun 1991, 1994, 1997, dan 2002-2003
ISPA juga masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. Tabel berikut ini menyajikan proporsi penyebab kematian bayi dan balita yang disebabkan oleh penyakit sistem pernafasan.
27
TABEL 3.16 PROPORSI DAN PERINGKAT ISPA/SISTEM PERNAFASAN SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DAN BALITA BERDASARKAN HASIL SKRT 1986, 1992, DAN 1995, SERTA SURKESNAS 2001
Tahun SKRT/ Surkesnas
Penyebab Kematian Bayi
Penyebab Kematian Balita
Penyakit
Proporsi
Peringkat
SKRT 1986
Penyakit Sistem pernafasan
12,4%
4
SKRT 1992
Penyakit Sistem Pernafasan
36,0%
SKRT 1995
Penyakit Sistem Pernafasan
Surkesnas 2001 Sistem Pernafasan
Proporsi
Peringkat
Sistem Pernafasan
22,88%
1
1
Sistem Pernafasan
18,2%
1
29,5%
1
Gangguan sistem pernafasan
38,8%
1
27,6%
2
Sistem Pernafasan Pneumonia
22,8%
1
Penyakit
Dari Tabel 3.16 di atas menurut hasil beberapa SKRT penyakit ISPA dan Sistem Pernafasan merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Diketahui bahwa 80% – 90% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan Pneumonia dan Pneumonia merupakan penyebab kematian balita peringkat pertama pada Surkesnas 2001. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita ini diduga karena penyakit ini merupakan penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaannya belum memadai. Sementara itu, pada tahun 2004 didapatkan 625.611 kasus Pneumonia pada balita, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil penemuan penderita Pneumonia balita dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut ini. TABEL 3.17 HASIL PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA TAHUN 2000 – 2004
Tahun
Penderita
2000
479.283
2001
619.107
2002
549.035
2003
502.275
2004
625.611
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI e. Penyakit Kusta Dalam kurun waktu 10 tahun (1991–2001), angka prevalensi penyakit Kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95, pada tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2004 28
meningkat lagi menjadi 0,93 per 10.000 penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah dapat mencapai eliminasi Kusta pada bulan Juni 2000. Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah penderita Kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian besar penderita dan mantan penderita Kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan. Perkembangan penyakit Kusta yang diindikasikan dengan prevalensi dan penemuan penderita baru menunjukkan adanya penurunan prevalensi Kusta yang sangat tajam pada tahun 1991, di mana Multiple Drug Therapy (MDT) 24 dosis mulai digunakan. Jumlah penderita menurun dari 120.000 pada tahun 1990 menjadi 19.666 pada tahun 2004 (sedangkan berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan Indikator Kinerja SPM pada Lampiran 3.9, dilaporkan adanya 19,283 kasus Kusta). Maka dengan sendirinya angka prevalensi menurun dari 5,9 menjadi 0,93 per 10.000 penduduk. Angka penemuan penderita baru menunjukkan adanya peningkatan penemuan penderita baru tahun 1997, 1998, 1999, yang kemungkinan disebabkan adanya intensifikasi penemuan penderita karena Leprosy Elimination Campaign (LEC) yang dilaksanakan di 109 kabupaten endemik pada tahun tersebut. Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta pada pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita Kusta di Indonesia. Pada tahun 2004 jumlah penderita baru yang ditemukan sebanyak 16.672 kasus dengan 12.957 kasus (78%) di antaranya merupakan penderita tipe Multi Basiler (MB) yang diketahui merupakan tipe yang menular. Gambaran penderita Kusta dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.18 berikut. TABEL 3.18 JUMLAH PENDERITA KUSTA MENURUT TIPE DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA (CDR) PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 1999 – 2004
Tahun 2000
Jumlah Penderita Kusta Tipe MB Tipe PB Semua Tipe 11.267 3.430 14.697
CDR /100.000 Penduduk 7,22
2001
10.768
3.293
14.061
6,91
2002
12.376
3.853
16.229
7,77
2003
11.956
3.594
15.549
7,29
2004
12.957
3.715
16.672
-
CDR = Case Detection Rate, MB = Multi Basiler, PB = Pausi Basiler Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Di antara penderita baru yang ditemukan, 8,6% sudah mengalami kecacatan tingkat 2 (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata). Angka ini masih di atas indikator program yaitu 5%. Sedangkan proporsi penderita anak di antara penemuan kasus baru Kusta adalah 10,6%, juga masih di atas indikator program (5%). Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya penularan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan penyakit Kusta sehingga ditemukan 29
sudah dalam keadaan cacat. Perkembangan proporsi kecacatan tingkat 2 dan perkembangan proporsi anak pada penderita Kusta baru selama 5 tahun terakhir terlihat pada Gambar 3.10 dan Gambar 3.11 di bawah ini. GAMBAR 3.10 PROPORSI KECACATAN TINGKAT 2 PADA PENDERITA BARU KUSTA TAHUN 2000 - 2004
% Cacat derajat II
9
8.9 8.6
8.5
8.4
8
8 7.7
7.5 7 2000
2001
2002
2003
2004
Tahun Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
GAMBAR 3.11 PROPORSI PENDERITA ANAK PADA PENDERITA KUSTA BARU TAHUN 2000-2004 12
10.2
10.05
10.6
10.7
2003
2004
8.9
10 8 6 4 2 0 2000
2001
2002 Tahun
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Sementara itu, dari peta berikut ini terlihat bahwa Indonesia masih banyak menyimpan kantong-kantong Kusta yang kebanyakan berada di Kawasan Timur Indonesia. 30
Pada tahun 2004 ada 12 provinsi yang masih belum mencapai eliminasi Kusta, yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. GAMBAR 3.12 SITUASI KUSTA TAHUN 2004
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
f. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) PD3I (penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi) merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. PD3I yang dibahas dalam bab ini mencakup penyakit Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis, dan Hepatitis B. Sedangkan untuk Polio akan diuraikan dalam Bab IV. 1) Tetanus Neonatorum Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (CFR) 56%. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan Tetanus Neonatorum memang tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil.
31
GAMBAR 3.13 JUMLAH KASUS DAN CFR TETANUS NEONATORUM DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2003 80,00
250 60,00 200 40,00
150
CFR (%
Jumlah kasus/kematia
300
100 20,00 50 0
2000
2001
2002
2003
Kasus
281
183
147
175
Meninggal
183
100
91
98
48,04
54,64
61,90
56,00
CFR (%)
0,00
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 terbanyak dijumpai di Provinsi Banten (46 penderita), Jawa Timur (38 penderita), dan Lampung (16 penderita). 2) Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Sepanjang tahun 2004 frekuensi KLB Campak menempati urutan kedua, setelah DBD. KLB Campak 2004 terjadi sebanyak 97 kali dengan jumlah kasus sebanyak 2.818 dan 44 kematian (CFR: 1,56%). Perkembangan frekuensi KLB Campak dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.19 berikut.
TABEL 3.19 FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA, DAN CFR KLB CAMPAK TAHUN 1999 – 2004
Frekuensi Jumlah KLB Penderita 2000 101 1.259 2001 32 85 2002 247 5.509 2003 89 2.914 2004 97 2.818 Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI Tahun
32
CFR (%) 0,3 1,6 1,45 0,3 1,56
Sementara itu, jumlah kasus Campak menurut kelompok umur pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.20 di bawah ini. TABEL 3.20 JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN CAMPAK PER 10.000 PENDUDUK TAHUN 2004
Umur
Kasus
<1 th 1-4 th 5-9 th 10-14 th >15 th Tidak diketahui
1.559 4.252 2.761 2.016 1.774 16.809
Jumlah 29.171 Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Data jumlah kasus baru Campak yang ditangani di puskesmas dan rumah sakit pada tahun 1997 – 2002 bersumber dari kegiatan sistem surveilans terpadu disajikan pada Tabel 3.21 berikut ini. TABEL 3.21 JUMLAH KASUS CAMPAK DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS TAHUN 1997 – 2002
Tahun 1997
Penderita Dirawat di Rumah Sakit Rawat Inap Rawat Jalan 1.498 2.842
Penderita Rawat Jalan di Puskesmas 23.541
1998
4.958
6.601
41.465
1999
8.599
10.063
55.301
2000
2.735
5.995
39.059
2001
2.735
5.995
39.059
2002
581
4.951
14.591
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Jumlah kasus penyakit Campak menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 3.10. Didapatkan 29.171 kasus Campak, terbanyak di Provinsi Jawa Barat diikuti Banten dan DKI Jakarta. 3) Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Namun KLB Difteri masih sering terjadi dan CFRnya tinggi. Pada tahun 2004 terjadi 34 kali KLB dengan jumlah kasus sebanyak 106 dan CFR sebesar 9,4%. Frekuensi KLB, jumlah kasus dan CFR Difteri pada tahun 2000-2004 disajikan pada Tabel 3.22 berikut ini. 33
TABEL 3.22 FREKUENSI KLB, JUMLAH KASUS DAN CFR DIFTERI TAHUN 2000 – 2004 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004
Frekuensi KLB 34 29 43 54 34
Kasus 38 29 60 86 106
CFR (%) 26 21 13 23 9,4
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Berdasarkan laporan dari data rutin STP tahun 2003 jumlah kasus Difteri sebanyak 195 kasus dengan angka insiden tertinggi pada anak berumur kurang dari 1 tahun, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.23 berikut ini. TABEL 3.23 KASUS DAN ANGKA INSIDEN DIFTERI PER 10.000 PENDUDUK TAHUN 2003 Umur
Kasus
Angka Insiden per 10.000 Penduduk
< 1 Th
31
0.07
1-4 th
70
0.05
5-14 th
94
0.02
Jumlah
195
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Jumlah kasus penyakit Difteri menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 3.11. 4) Pertusis/Batuk Rejan Pada tahun 2004, jumlah kasus Pertusis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak 355 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 17 kasus dan yang dirawat di puskesmas sebanyak 1.204 kasus. Terdapat 4 kasus meninggal, dengan angka insiden tertinggi pada anak berumur kurang dari 1 tahun. TABEL 3.24 KASUS PERTUSIS MENURUT UMUR TAHUN 2004
Umur < 1 Th 1-4 th 5-14 th 15-44 th >45 th Jumlah
Kasus 173 367 309 398 329 1.576
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI 34
Pada tahun 2004 terjadi 2 kali KLB Pertusis dengan jumlah kasus sebanyak 2. TABEL 3.25 FREKUENSI, JUMLAH KASUS DAN CFR KLB PERTUSIS TAHUN 2000 – 2004 Tahun
Frekuensi
Kasus
CFR (%)
2000
2
5
0
2001
3
3
33.3
2002
4
4
0
2003
5
124
0
2004
2
2
0
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Jumlah kasus dan angka insiden penyakit Pertusis/Batuk Rejan menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 3.12. 5) Hepatitis Pada tahun 2004, jumlah kasus Hepatitis klinis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak 1.412 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 1.038 dan dirawat di puskesmas 6.330 kasus dengan kematian pada 7 kasus. Pada periode tahun 2000 – 2003 angka insiden ini berfluktuasi, namun pada tahun 2003 terjadi sedikit peningkatan. GAMBAR 3.14 JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN HEPATITIS PER 10.000 PENDUDUK TAHUN 2000 – 2003 40,000
2.00
30,000
1.50
20,000
1.00
10,000
0.50
0
2000
2001
2002
2003
Jumlah kasus
17,539
26,754
13,123
29,597
Angka insiden
0.83
1.30
0.60
1.40
2004
0.00
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Jumlah kasus penyakit Hepatitis klinis menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 3.13. g. Penyakit Potensial KLB/Wabah Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan KLB maupun wabah. Frekuensi KLB tertinggi adalah Demam Berdarah Dengue, Campak, Tetanus Neonatorum, keracunan makanan dan Diare. Sedangkan CFR tertinggi adalah Dengue Shock Sydrome (100%, yaitu 7 kematian dari 7 kasus), Leptospirosis (100%, yaitu 1 kematian dari 1 kasus) dan Tetanus Neonatorum (53%, yaitu 39 kematian dari 73 kasus). Data penyakit yang menyebabkan KLB di Indonesia pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.14. 35
1) Demam Berdarah Dengue Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit sampai dengan tahun 2004 sebanyak 326 kabupaten/kota. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2 – 5 tahunan. Sedangkan angka kematian cenderung menurun. Pada tahun 2004, jumlah penderita DBD dilaporkan sebanyak 79.462 kasus dengan angka kematian (CFR) sebesar 1,2% dan angka insiden sebesar 37,11 kasus per 100.000 penduduk. (sumber: Profil P2M-PL 2004) Perkembangan angka insiden dan angka kematian karena DBD pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 3.15 di bawah ini. GAMBAR 3.15 ANGKA INSIDEN (PER 100.000 PENDUDUK) DAN CFR (%) PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE TAHUN 2000 – 2004 40,00
3,0
35,00
2,5
30,00 2,0
25,00 20,00
1,5
15,00
1,0
10,00 0,5
5,00 0,00 Angka insiden CFR (%)
2000
2001
2002
2003
2004
10,17
15,99
19,24
23,87
37,11
2,0
1,4
1,3
1,5
1,2
0,0
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Provinsi dengan angka insiden DBD tertinggi pada tahun 2004 adalah di Provinsi DKI Jakarta (260,08 per 100.000 penduduk), Kalimantan Timur (91,37 per 100.000 penduduk), dan DI Yogyakarta (66,89 per 100.000 penduduk). Jumlah penderita, angka kematian, dan angka insiden DBD menurut provinsi pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.5, sedangkan jumlah kabupaten/kota yang terjangkit penyakit DBD menurut provinsi tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.15. Pada tahun 2004 terjadi KLB DBD di Indonesia. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan dalam press release tanggal 16 Februari 2004 menetapkan bahwa telah terjadi KLB DBD dan pada tanggal 24 Februari 12 provinsi dikategorikan sebagai provinsi KLB yaitu seluruh provinsi di pulau Jawa, NAD, Bali, Kalsel, Sulsel, NTB dan NTT. Insidence Rate tertinggi terjadi di DKI Jakarta yaitu 60,29 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,8% disusul NTT (IR 12,47 per 100.000 penduduk, CFR 4,1%) dan DI Yogyakarta (IR 11,94 per 100.000 penduduk, CFR 3,8%). Beberapa daerah lainnya juga menunjukkan adanya peningkatan kasus yaitu di Provinsi Riau, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim, Kalteng, Kalbar, Sulut dan Papua. Puncak KLB terjadi pada bulan Maret dan pada bulan April kasus 36
di semua daerah cenderung sudah menurun dan berangsur-angsur kasus di daerah KLB maupun non KLB kembali pada kondisi normal. TABEL 3.26 KASUS DAN KEMATIAN PADA KLB DBD TAHUN 2004
Insidence Rate per 100.000 penduduk
Case Fatality Rate
Januari
5,4
2,0
Februari
11,4
1,2
Maret
27,3
1,1
April
1,4
0,6
Bulan
(%)
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
2). Penyakit Diare Angka kesakitan Diare tahun 2000 (survei oleh Subdit Diare, Ditjen PPM-PL) adalah 301 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,3 kali per tahun. Pada tahun 2003 angka kesakitan Diare meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,08 kali per tahun. Angka kesakitan ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei tahun 1996 yaitu 280 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,08 kali per tahun. Cakupan penderita Diare yang dilayani dan dilaporkan selama lima tahun terakhir cenderung menurun. Pada tahun 2000 dilaporkan sebanyak 4.771.340 penderita, tahun 2001 sebanyak 2.873.414 penderita, tahun 2002 sebanyak 1.788.492 penderita, tahun 2003 sebanyak 1.950.745 penderita dan pada tahun 2004 hanya 596.050 penderita. Penurunan ini tidak dapat kita sebutkan sebagai insiden Diare menurun, tetapi karena cakupan penerimaan laporan juga menurun. Menurut hasil SKRT dalam beberapa survei dan Surkesnas 2001, penyakit Diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita sebagaimana disajikan pada Tabel 3.27 berikut. TABEL 3.27 PROPORSI DAN PERINGKAT PENYAKIT DIARE SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DAN BALITA, TAHUN 1986, 1992, 1995, DAN 2001
Penyebab Kematian Bayi Proporsi Peringkat SKRT 1986 15,5% 3 SKRT 1992 11% . 2 SKRT 1995 13,9% 3 Surkesnas 2001 9,4 % 3 Sumber: SKRT dan Surkesnas Tahun Survei
37
Penyebab Kematian Balita Proporsi Peringkat 15,3 % 3 13,2 % 2
Pada tahun 2004, Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima terbanyak setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorum dan keracunan makanan. Perkembangan KLB Diare lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.28 di bawah ini. TABEL 3.28 KLB DIARE MENURUT JUMLAH PROVINSI DENGAN KLB, JUMLAH KASUS, MENINGGAL, DAN CFR TAHUN 2000 – 2004
Tahun
Jumlah Provinsi dengan KLB
Jumlah Kasus
Meninggal
CFR (%)
2000
16
5.680
109
1,92
2001
12
4.428
100
2,26
2002
15
5.789
94
1,62
2003
22
4.622
128
2,77
2004*
17
1.315
53
1,60
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI * Profil PPM-PL 2004
h. Penyakit Rabies Pada tahun 2004, jumlah kabupaten/kota terjangkit Rabies sebanyak 123 kabupaten/kota. Kasus gigitan hewan tertular Rabies sebanyak 12.559 orang. Jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 1.378 dan yang positif 1.122 (81,42%). Pada tahun 2004 terjadi 40 kali KLB Rabies dengan 132 kasus dan 13 kasus meninggal (CFR 10%). Jumlah dan persentase kabupaten terjangkit dan jumlah kasus gigitan hewan tertular Rabies serta hasil pemeriksaan spesimen hewan menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.17. i. Filariasis Program eliminasi Filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020”. Jumlah kasus Filariasis kronis pada tahun 2004 sebanyak 8.243 orang yang tersebar di 231 kabupaten pada 30 provinsi. Terdapat 88 kab/kota yang berstatus endemis Filariasis, tersebar di 22 provinsi. Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 spesies cacing Filaria, yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Jumlah penderita Filariasis menurut provinsi pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.3. j. Frambusia Penyakit Frambusia sampai saaat ini belum dapat dieliminasi dari seluruh wilayah Indonesia, meskipun secara nasional angka prevalensinya sudah kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Prevalensi rate secara nasional pada tahun 2003/2004 adalah 0,26 per 10.000 penduduk. Daerah yang angka prevalensinya masih cukup tinggi, terutama di daerah-daerah 38
wilayah Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, dan Papua. Tingginya angka prevalensi di daerah tersebut disebabkan karena penderita Frambusia banyak tinggal di daerah pedalaman yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan serta keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan. Perkembangan angka prevalensi Frambusia di Indonesia tahun 1984-2004 dapat dilihat pada Gambar 3.16 di bawah ini. GAMBAR 3.16 PREVALENSI FRAMBUSIA DI INDONESIA TAHUN 1984-2004
25 22.1 19.3
15 13.3
10
9.5 8.2 7
5
4
3
04
03
03 /
02
0.24 0.150.26
02 /
99
00
00 /
98
0.1
99 /
0.8
98 /
0.8
97 /
97
0
96
95 /
94
94 /
93
93 /
92
92 /
91
91 /
90
90 /
89
89 /
88
88 /
87
87 /
86
86 /
85
85 /
84 /
2
1
95
1
0
96 /
2.2
01
6.6
01 /
PR/10.000 penduduk
20
Tahun
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
k. Antraks Penyakit Antraks pada manusia pada tahun 2004 dilaporkan dari 4 provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jumlah kasus Antraks pada manusia (tipe kulit dan pencernaan) selama tahun 2004 tercatat sebanyak 109 kasus dan 8 orang di antaranya meninggal dunia (CFR = 7,3%). Kasus kematian dilaporkan dari Kabupaten Bogor 6 orang dan 2 orang dari Ende. TABEL 3.29 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS 2000 – 2004
Tahun Jumlah Kasus Meninggal 2000 34 0 2001 25 2 2002 35 8 2003 40 2 2004 109 8 Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
39
CFR (%) 0% 8% 22,9% 5% 7,3%
2. Penyakit Tidak Menular Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasuskasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan sebagainya. Berdasarkan laporan rumah sakit tahun 2004, diperoleh gambaran penyebab utama kematian di rumah sakit yang disebabkan penyakit tidak menular sebagaimana terlihat pada Tabel 3.30 berikut ini. TABEL 3.30 PROPORSI PENYAKIT TIDAK MENULAR SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN TERBANYAK DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004 No
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
Golongan Sebab Sakit
Strok tak menyebut pendarahan atau infark Pendarahan intrakranial Cedera intrakranial Diabetes melitus Gagal ginjal lainnya Penyakit jantung lainnya Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah Gagal jantung Hipertensi esensial (primer) Kecelakaan angkutan darat
Jumlah Kematian
% dari Seluruh Kematian di RS
4.215 2.868 2.554 2.353 2.317 2.257 2.257
3,8 2,6 2,3 2,1 2,1 2,0 2,0
1.552 1.510 1.430
1,4 1,4 1,3
Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI
a. Penyakit Jantung dan Sistem Sirkulasi Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomor satu di Indonesia berdasarkan SKRT 1992, SKRT 1995, dan Surkesnas 2001. Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark merupakan penyebab kematian nomor 2 di RSU di Indonesia tahun 2004 (Tabel 3.11). Stroke, Penyakit Jantung dan Hipertensi menempati peringkat utama proporsi penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit pada tahun 2004 (Tabel 3.30). Hipertensi juga merupakan penyakit terbanyak nomor 3 pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia tahun 2004 (Tabel 3.13). Berdasarkan SKRT 2004 diperoleh data bahwa berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 2,2% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit jantung. Hasil Susenas 2004 diperoleh data 1,3% penduduk Indonesia berumur 15 tahun atau lebih pernah didiagnosa sakit jantung angina pectoris (nyeri/sesak di bagian dada yang dapat menjalar ke tubuh bagian atas terutama ke lengan kiri yang merupakan gejala serangan jantung).
40
TABEL 3.31 PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT JANTUNG (ANGINA PECTORIS) OLEH TENAGA KESEHATAN
Kawasan
Persentase
Sumatera Jawa-Bali Kaw. Timur Indonesia Indonesia Sumber: Surkesnas/Susenas 2004
1,3 1,3 1,2 1,3
b. Sakit Persendian/Rematik Sakit persendian/rematik adalah penyakit radang kronis yang menyerang persendian dan mengganggu fungsi persendian. Hasil Surkesnas/Susenas 2004, di antara penduduk Indonesia umur > 15 tahun sebanyak 6% pernah didiagnosa sakit persendian oleh tenaga kesehatan. Sedangkan hasil Surkesnas/SKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 11% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit persendian. TABEL 3.32 PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT PERSENDIAN OLEH TENAGA KESEHATAN
Kawasan
Persentase
Sumatera Jawa-Bali Kaw. Timur Indonesia Indonesia
6,1 6,3 5,0 6,0
Sumber: Surkesnas/Susenas 2004
c. Diabetes Melitus Diabetes Melitus merupakan penyakit nomor 7 terbanyak pada pasien rawat jalan rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.13) dan peringkat 4 penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.30). Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 1% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita Diabetes. d. Neoplasma/Tumor Neoplasma/Tumor menunjukkan peningkatan peringkat pada pola penyakit penyebab kematian umum di Indonesia. Pada SKRT 1992, Neoplasma menempati urutan ke-10, pada SKRT 1995 menempati urutan ke-9, dan pada Surkesnas 2001 menduduki urutan ke-5. Peringkat penyakit Neoplasma ganas di rumah sakit di Indonesia tahun 2004 dapat dilihat pada dua tabel berikut ini:
41
TABEL 3. 33 10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004 No
Golongan Sebab Sakit
1 2 3 4 5 6 7
Neoplasma ganas payudara Neoplasma ganas leher rahim Neoplasma ganas nasofaring Neoplasma ganas kulit lainnya Limfoma non Hodgskin Leukemia Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum dan anus
8 9 10
Neoplasma ganas kolon Neoplasma ganas Bronkus & Paru - paru Neoplasma ganas Ovarium
Jumlah Kunjungan
%
24.544 11.254 4.854 4.534 4.516 3.644
28,4 13 5,6 5,1 5,2 4,2
3.280 3.217 2.757 2.650
3,8 3,7 3,2 3,1
TABEL 3.34 10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Golongan Sebab Sakit Neoplasma ganas payudara Neoplasma ganas leher rahim Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik Leukemia Limfoma non Hodgskin Neoplasma ganas bronkus dan paru Neoplasma ganas ovarium (indung telur) Neoplasma ganas kolon Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum dan anus
Neoplasma ganas nasofaring
Jumlah Pasien Keluar
%
5.196 3.818 3.574 2.648 2.390 2.124 1.680 1.382 1.354 1.037
15,1 11 10,3 7,6 6,9 6,1 4,8 3,9 3,9 3
e. Cedera dan Kecelakaan Lalu Lintas Pada tabel proporsi penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian terbanyak di rumah sakit (Tabel 3.11) maupun pola 10 penyakit terbanyak pasien rawat jalan/inap rumah sakit (Tabel 3.13 dan 3.14), cedera/perdarahan intrakranial dan cedera badan multiple menempati peringkat 10 terbanyak. Cedera intrakranial juga menempati peringkat 8 dari penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.11). Sedangkan kecelakaan angkutan darat merupakan 1,3% dari penyebab kematian di rumah sakit atau peringkat 10 penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian terbanyak di rumah sakit (Tabel 3.30). Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) dapat menyebabkan luka ringan, luka berat maupun kematian. Selama tahun 2004, tercatat 17.732 kasus KLL dengan korban sebanyak 32.271 orang, terdiri dari korban meninggal sebanyak 11.204 orang (34,72%), luka berat 8.983 orang 42
(27,84%), dan luka ringan 12.084 orang (37,45%). Kejadian KLL terbanyak terjadi di wilayah DKI Jakarta disusul Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat. Sedangkan persentase korban meninggal terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan, Bangka Belitung dan Sumatera Barat. Data kejadian KLL menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.19. Berdasarkan Surkesnas/Susenas 2004, prevalensi cedera karena KLL di Indonesia pada penduduk berumur > 15 tahun adalah 1,02%, tertinggi di DI Yogyakarta (3,04%) dan terendah di Maluku Utara (0,28%). Prevalensi cedera karena KLL di perkotaan 1,3% sedangkan di perdesaan 0,8%. Sedangkan prevalensi cedera bukan karena KLL (jatuh, terbakar, keracunan, tenggelam, kekerasan, dan lain-lain) pada penduduk berumur > 15 tahun adalah 0,4%. Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang mengalami KLL 1 tahun terakhir adalah 2,9% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 15-24 tahun. Sedangkan prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang mengalami cedera bukan karena KLL adalah 2,8% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 65 tahun ke atas. f. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, 38,5% penduduk > 15 tahun mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, dan persentase penduduk > 15 tahun yang kehilangan seluruh gigi adalah 6,5%. TABEL 3.35 PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG MEMPUNYAI MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT, KEHILANGAN SELURUH GIGI
Persentase Penduduk > 15 yang Kelompok Umur
Mempunyai masalah kesehatan gilut 15-24 33,9 25-34 38,9 35-44 39,3 45-54 43,4 55-64 39,3 >65 34,9 Indonesia 38,5 Sumber: Surkesnas/Susenas 2004
Kehilangan seluruh gigi 1,0 1,4 1,7 7,3 18,2 29,6 6,5
3. Penyalahgunaan NAPZA/Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya) Ditinjau dari jenisnya, ketergantungan NAPZA merupakan penyakit mental dan perilaku, yang dapat berdampak pada kondisi kejiwaan yang bersangkutan dan masalah lingkungan sosial. Walaupun tidak ada data yang pasti mengenai jumlah kasus penyalahguna NAPZA, namun diperkirakan dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah kasus penyalahguna NAPZA cenderung semakin meningkat, bahkan jumlah yang sebenarnya ada di masyarakat diperkirakan jauh lebih besar daripada kasus yang dilaporkan, seperti fenomena “gunung es”. Menurut laporan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta, dalam tujuh tahun terakhir ini (1997 – 2004), jumlah kunjungan pasien penyalahguna NAPZA baik rawat jalan maupun rawat inap di RSKO, menunjukkan angka yang berfluktuasi. Pada tahun 1997 untuk unit rawat jalan RSKO tercatat 3.652 kunjungan, tahun 1998 naik menjadi 5.008 43
kunjungan, tahun 1999 meningkat mencapai 8.823 kunjungan, tahun 2000 ada 4.667 kunjungan, tahun 2001 mencapai 5.683 kunjungan dan tahun 2002 jumlah kunjungan menurun menjadi 4.160. Tahun 2003-2004 jumlah kunjungan rawat jalan RSKO meningkat lagi menjadi 4.420 kunjungan dan 4.515 kunjungan. Jumlah kunjungan pasien NAPZA ke RSKO dalam kurun waktu 1997 – 2004 dapat dilihat dalam Gambar 3.17 dan Tabel 3.36 di bawah ini. Perlu diketahui bahwa jumlah kunjungan RSKO baik rawat jalan maupun rawat inap tidak menggambarkan jumlah penyalahguna sesungguhnya, dimana seorang pasien NAPZA dapat berkunjung ke RSKO lebih dari satu kali. GAMBAR 3.17 JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RSKO (RAWAT JALAN + RAWAT INAP) TAHUN 1997 - 2004
10,000 5,000 0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Kunjungan Pasien Rawat Jalan
3,652
5,008
8,823
4,667
5,683
4,160
4,420
4,515
Kunjungan Pasien Rawat Inap
655
733
891
753
712
534
506
379
Data rinci mengenai jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap di RSKO tahun 19972004 disajikan pada Tabel 3.36. TABEL 3.36 JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP DI RSKO JAKARTA TAHUN 1997 – 2004 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Rawat Jalan
3.652
Rawat Inap 655 Sumber: RSKO Jakarta, 2005
5.008
8.823
4.667
5.683
4.160
4.420
4.515
733
891
753
712
534
506
379
Selanjutnya, dari pengumpulan data SIP2NAPZA Pusdatin Depkes, jumlah penyalahguna NAPZA di institusi yang menangani NAPZA pada tahun 2001 adalah 5.321 orang (dari 10 institusi) dan pada tahun 2002 adalah 3.860 orang dari 28 institusi (RS, RSU, RSJ, Puskesmas, Panti Rehabilitasi, Lapas dan Ponpes) serta 881 orang dari 2 LSM. Jumlah penyalahguna tahun 2003 adalah 3.583 orang dari 42 institusi dan 727 orang dari 2 LSM. Kemudian tahun 2004 jumlah penyalahguna NAPZA yang tercatat di 70 institusi 6.218 orang dan 484 orang di 1 LSM. Data jumlah penyalahguna NAPZA dari SIP2NAPZA tahun 2001 – 2004 disajikan pada Tabel 3.37.
44
TABEL 3.37 JUMLAH PENYALAHGUNA NAPZA TAHUN 2001 – 2004
Tahun
Jumlah Penyalahguna NAPZA Institusi
LSM
Keterangan
2001
5.321
10 institusi
2002
3.860
881
28 inst.+ 2 LSM
2003
3.583
727
42 inst.+ 2 LSM
2004
6.218
484
70 inst.+ 1 LSM
Bila dilihat pola penyalahgunaan NAPZA menurut jenis kelamin dan jenis NAPZA yang digunakan (Tabel 3.38), dari 2.530 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki pada tahun 2003 hampir separuhnya (40,6%) menggunakan opiat/heroin/putau, kemudian 24,6% menggunakan ganja/cannabis, 6,9% menggunakan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy, 6,8% menggunakan alkohol, dan selebihnya menggunakan sedative/hipnotika, inhalasi, multipel/campuran, dan lain-lain. Demikian juga dari 210 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin perempuan pada tahun yang sama hampir separuhnya (45,2%) juga menggunakan opiat/heroin/putau, namun proporsi penyalahguna NAPZA perempuan terbesar kedua adalah pengguna amphetamin/sabu-sabu/ecstasy (13,8%), kemudian 5,2% ganja/cannabis, dan selebihnya menggunakan sedative/hipnotika, inhalasi, alkohol, multipel/campuran, dan lainlain. Tahun 2004, dari 3.686 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki, 29,1 % menggunakan opiat/heroin/putau, kemudian 20,3% menggunakan ganja/cannabis, 12,2% menggunakan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy dan 13,9% menggunakan multipel/campuran. Kemudian dari 323 penyalahguna perempuan 45,2% merupakan pengguna amphetamin/sabusabu/ecstasy, 17% menggunakan opiat/heroin/putau dan 10,5% menggunakan multipel/campuran. Selanjutnya pada Tabel 3.39 juga dapat dilihat lebih dalam pola pengguna NAPZA dari masing jenis zat NAPZA yang digunakan menurut proporsi laki-laki dan perempuan. Tahun 2003, sebagian besar penyalahguna NAPZA adalah laki-laki (92,3%) dan hanya sebagian kecil adalah perempuan (7,7%). Namun bila dilihat menurut masing-masing jenis zat NAPZA yang digunakan, proporsi pengguna NAPZA perempuan untuk beberapa jenis zat NAPZA cukup besar, di antaranya proporsi pengguna NAPZA perempuan untuk jenis zat inhalasi sebesar 50% atau seimbang/sama antara laki-laki dan perempuan, kemudian penggunaan zat amphetamin/shabu-shabu/ecstasy (14,2%) dan jenis zat NAPZA lainnya (35,1%).
45
Tahun 2004, perbandingan yang cukup besar menurut jenis kelamin adalah penggunaan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy yang proporsinya antara penyalahguna laki-laki dan penyalahguna perempuan adalah 3:1 (75,5% penyalahguna laki-laki dan 24,5% penyalahguna perempuan). (Gambar 3.18) GAMBAR 3.18 PROPORSI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PENYALAHGUNAAN NAPZA TAHUN 2004
Campuran/Multiple Sedative/Hipnotika Amphet/Sabu/Ecstasy Ganja/Cannabis Opiat/Heroin/Putau
0%
25%
50%
75%
100%
Opiat/Heroin/Putau
Ganja/Cannabis
Amphet/Sabu/Ecstasy
Sedative/Hipnotika
Perempuan
4.88
1.32
24.5
2.34
Campuran/Multiple 6.24
Laki-laki
95.12
98.68
75.5
97.66
93.76
TABEL 3.38 PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT JENIS KELAMIN DAN JENIS NAPZA YANG DIGUNAKAN TAHUN 2003 - 2004 Jumlah Penyalahguna NAPZA
Jumlah Penyalahguna NAPZA
di 42 institusi (tanpa RSKO dan YPI)
di 69 institusi (tanpa RSKO dan KI Atmajaya)
2003
2004
Zat Laki-laki
Opiat/Heroin/Putau Ganja/Cannabis
Jml
%
1.028
40,6
622
Laki-laki+
Perempuan Jml 95
Perempuan
Laki-laki
%
Jml
%
Jml
45,2
1.123
41,0
1.073
29.1
23,1
747
20.3
24,6
11
5,2
633
%
Perempuan
Laki-laki+ Perempuan
%
Jml
55
17.0
1.128
28.1
10
3.1
757
18.9
Jml
%
Amphetamin/ Sabu- sabu/Ecstasy
175
6,9
29
13,8
204
7,4
450
12.2
146
45.2
596
14.9
Sedative/Hipnotika
84
3,3
2
1,0
86
3,1
167
4.5
4
1.2
171
4.3
Inhalasia Alkohol Kokain Multipel/Campuran Lain-lain
2
0,1
2
1,0
4
0,1
4
0.1
0
0.0
4
0.1
171
6,8
2
1,0
173
6,3
179
4.9
6
1.9
185
4.6
0
0,0
0
0,0
0
0,0
1
0.0
1
0.3
2
0.0
13.9
34
10.5
545
13.6
15.0
67
20.7
621
15.5
398
15,7
42
20,0
440
16,1
511
50
2,0
27
12,9
77
2,8
554
3.686 100 323 100 4.009 100 Jumlah 2.530 100 210 100 2.740 100 Catatan: Data RSKO, YPI dan Kios Informasi Atmajaya merupakan data rekapitulasi dan tidak memisahkan laki-laki dan perempuan pada setiap jenis NAPZA
46
TABEL 3.39 PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT PROPORSI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DAN JENIS NAPZA YANG DIGUNAKAN TAHUN 2003 - 2004 Jumlah Penyalahguna NAPZA
Jumlah Penyalahguna NAPZA
di 42 institusi (tanpa RSKO dan YPI)
di 69 institusi (tanpa RSKO dan KI Atmajaya)
2003
2004
Zat Laki-laki
Laki-laki+
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Jml
%
Jml
%
%
Jml
%
91,5
95
8,5
1.123
100
1.073
95.12
55
4.88
1.128
100
622
98,3
11
1,7
633
100
747
98.68
10
1.32
757
100
Sabu- sabu/Ecstasy
175
85,8
29
14,2
204
100
450
75.5
146
24.5
596
100
Sedative/Hipnotika
84
97,7
2
2,3
86
100
167
97.66
4
2.34
171
100
2
50,0
2
50,0
4
100
4
100
0
0
4
100
171
98,8
2
1,2
173
100
179
96.76
6
3.24
185
100
0
0,0
0
0,0
0
0
1
50.00
1
50.00
2
100
398
90,5
42
9,5
440
100
511
93.76
34
6.24
545
100
50
64,9
27
35,1
77
100
554
89.21
67
10.79
621
100
2.530
92,3
210
7,7
2.740
100
3.686
91.94
323
8.06
4.009
100
Ganja/Cannabis
Jml
Jml
%
Perempuan
1.028
Opiat/Heroin/Putau
%
Laki-laki+
Perempuan Jml
Amphetaminn/
Inhalasia Alkohol Kokain Multipel/Campuran Lain-lain Jumlah
Catatan : Data RSKO, YPI dan Kios Informasi Atmajaya merupakan data rekapitulasi dan tidak memisahkan laki –laki dan perempuan pada setiap jenis NAPZA
Faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks yang diakibatkan interaksi antara faktor-faktor yang terkait dengan individu, lingkungan dan tersedianya zat (NAPZA). Tidak ada penyebab tunggal (single cause) yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan NAPZA. Gambaran penyalahguna NAPZA tahun 2004 dari 71 institusi yang berhasil dikumpulkan selama tahun 2005 dapat dilihat dalam lampiran 3.20, lampiran 3.21, lampiran 3.22, dan lampiran 3.23. Gambaran penyalahguna NAPZA tersebut meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan status penggunaan.
47
C. STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), sebagaimana diuraikan berikut ini. 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Angka BBLR secara nasional belum tersedia, walaupun demikian proporsi BBLR dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa proporsi BBLR pada periode tahun 19921997 dan 2002-2003. TABEL 3.40 PROPORSI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH TAHUN 1992-1997 DAN 2002-2003 1992-1997
2002-2003
Nasional
7,7
7,6
Perkotaan
6,6
Perdesaan
8,4
Provinsi
3,6 - 15,6
Sumber: SDKI
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, Anemia, Malaria, dan menderita Penyakit Menular Seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. Sementara itu data BBLR di rumah sakit pada tahun 2002 memberikan gambaran bahwa persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di rumah sakit rata-rata secara nasional sebesar 13% dengan kisaran antara 8,53% di Provinsi Jambi dan 27,51% di Sulawesi Tenggara. 2. Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan anthropometri yang menggunakan indeks Berat Badan Umur (BB/U). Kategori yang digunakan adalah: gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score –2 SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai –3 SD); gizi buruk (z-score < -3SD). Dari hasil Susenas dan SKRT yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, diperoleh gambaran perkembangan status gizi balita seperti terlihat pada Gambar 3.19 berikut.
48
GAMBAR 3.19 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK, GIZI KURANG, GIZI BAIK DAN GIZI LEBIH, TAHUN 1998 – 2003 100 persen
80 60 40 20 0
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Gizi lebih
3,15
4,58
3,25
2,7
2,3
2,24
Gizi baik
67,33
69,06
72,09
71,1
71,88
69,59
Gizi kurang
19
18,25
17,13
19,8
18,35
19,62
Gizi buruk
10,51
8,11
7,53
6,3
7,47
8,55
Sumber: Susenas/Survei Garam Yodium Rumah Tangga dan SKRT
Dari laporan hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga tahun 2002 dan 2003 diketahui bahwa persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 71,88% pada tahun 2002 dan 69,59% pada tahun 2003. Balita yang bergizi kurang/buruk atau dikenal dengan istilah Kurang Kalori Protein (KKP) sebesar 25,82% pada tahun 2002 dan 28,17% pada tahun 2003, dan selebihnya yaitu balita yang bergizi lebih sebesar 2,30% pada tahun 2002 dan 2,24% pada tahun 2003. Dari SKRT tahun 2004, persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 74,8%. Balita yang bergizi kurang/buruk atau KKP sebesar 22%. Persentase balita menurut status gizi dan jenis kelamin pada tahun 2002 - 2004 disajikan pada Tabel 3.41 berikut ini. TABEL 3.41 PERSENTASE BALITA MENURUT STATUS GIZI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2002 - 2004 2002 Lakilaki
Perempuan
2003 Laki-laki + Perempuan
Lakilaki
Perempuan
2004 Laki-laki + Perempuan
Lakilaki
BPS, 2002-2003
Lebih
2,04
2,58
2,3
2,03
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
SKRT 2004
2,47
2,24
3.5
2.8
3.2
Normal
70,46
73,37
71,88
67,89
71,41
69,59
74.5
75.2
74.8
Kurang
19,46
17,18
18,35
20,73
18,43
19,62
18.9
18.5
18.8
Buruk
8,03
6,88
7,47
9,35
7,69
8,55
3.0
3.4
3.2
Sumber: BPS, Survei Garam Konsumsi Yodium Rumah Tangga, 2002-2003 dan SKRT 2004
Dari tabel di atas dapat diketahui persentase balita perempuan yang bergizi baik relatif lebih tinggi daripada balita laki-laki. Sementara itu, untuk persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 3.20 berikut ini, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.25.
49
GAMBAR 3.20 PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003 Gorontalo Papua Kalimantan Barat Sumatera Utara Nusa Tenggara Timur Riau Nusa Tenggara Barat Sumatera Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Utara Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Kalimantan Tengah Kepulauan Bangka Belitung Maluku Utara Kalimantan Timur Maluku Banten Lampung Bengkulu Sumatera Barat DKI Jakarta Jawa Tengah Jawa Timur Sulawesi Tenggara Jawa Barat DI Yogyakarta Bali Jambi 0
5
10 Indonesia (8,55%)
15
20
25
Persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi dalam bentuk peta wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.21 berikut ini. GAMBAR 3.21 PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003
50
Persentase balita dengan status gizi buruk dan kurang menurut provinsi dalam bentuk peta wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.22 di bawah ini. GAMBAR 3.22 PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK DAN KURANG MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003
3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK) Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA <23,5cm. Dari hasil survei BPS tahun 2000-2003 diperoleh gambaran risiko KEK yang diukur berdasarkan LILA menurut kelompok umur, seperti terlihat dalam Gambar 3.23 berikut. GAMBAR 3.23 PERSENTASE WANITA USIA SUBUR DENGAN LILA <23,5 CM (BERISIKO KEK), TAHUN 2000 – 2003 50
persen
40 30 20 10 0
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
2000
38.04
26.59
19.01
15.11
14.04
13.16
13.16
2001
40.85
27.53
19.12
14.59
12.9
13.18
13.18
2002
35.7
23.7
18.7
18
10.4
11
11
2003
35.1
21.43
13.82
10.17
8.6
9.62
10.1
2004
Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga
51
Persentase WUS yang berstatus gizi baik dalam 4 tahun (2001-2004) mengalami peningkatan. Persentase WUS yang berstatus gizi baik lebih tinggi di perkotaan daripada WUS di perdesaan. Persentase WUS berstatus gizi baik menurut daerah tempat tinggal pada tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 3.24 di bawah ini. GAMBAR 3.24 PERSENTASE WUS BERSTATUS GIZI BAIK MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL 2001 – 2004
persen
90 85 80 75 70
2001
2002
2003
2004*
Perkotaan
80.61
83.57
84.28
82.1
Perdesaan
76.64
81.39
82.35
78.7
Perkotaan+Perdesaan
78.47
82.42
83.3
80.3
Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga 2001-2003, dan SKRT 2004
Hasil Survei GAKY 2003 menunjukkan sebesar 16,7% WUS mempunyai risiko KEK, sedangkan SKRT 2004 menunjukkan sebesar 19,7% mempunyai risiko KEK. Di perkotaan persentase WUS yang mempunyai risiko KEK lebih rendah dibandingkan di perdesaan yaitu masing-masing 15,72% dan 17,65%. Persentase WUS yang mempunyai risiko KEK terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (29,63%) dan yang terendah di Provinsi Kalimantan Tengah (7,56%). Persentase WUS yang mempunyai risiko KEK menurut provinsi dapat diuraikan dalam Gambar 3.25 berikut. GAMBAR 3.25 PERSENTASE WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MEMPUNYAI RISIKO KEK MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 Nusa Tenggara Timur Maluku Nusa Tenggara Barat DI Yogyakarta Jawa Tengah Papua Jawa Timur Banten Sumatera Selatan Sulawesi Selatan Bangka Belitung Maluku Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Gorontalo Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Lampung Jawa Barat Bengkulu DKI Jakarta Jambi Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Bali Kalimantan Timur Sulawesi Utara Kalimantan Tengah
29.63 24.88 24.04 22.38 20.21 20.1 19.58 18.36 17.5 16.85 16.61 16.09 15.67 15.61 15.44 14.95 14.7 14.43 14.3 13.97 13.91 13.12 12.42 12.41 11.98 10.97 10.01 8.04 7.56 0
5
10
15
20
25
Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga
52
30
35
4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok), kretin (badan kerdil), gangguan motorik (kesulitan berdiri atau berjalan normal), bisu, tuli, dan mata juling. Sedangkan keterbelakangan mental termasuk berkurangnya tingkat kecerdasan anak. Angka prevalensi gondok atau Total Goiter Rate (TGR) dihitung berdasarkan seluruh stadium pembesaran kelenjar, baik yang teraba (pallable) maupun yang terlihat (visible). Pada tahun 1980, TGR didapatkan dari survei GAKY sebesar 37,2%. Prevalensi ini menurun menjadi 27,7% pada tahun 1990 dan turun drastis menjadi 9,8% pada tahun 1998. Walaupun terjadi penurunan yang cukup berarti, GAKY masih dianggap masalah kesehatan masyarakat, karena secara umum prevalensinya masih di atas 5%. Dalam dekade terakhir, ada 3 (tiga) survei: 1993,1996/1998 dan 2003. Tahun1993, survei dilakukan di 5 provinsi yang dikenal sebagai endemik gondok tinggi. Tahun 1996/1998, survei nasional kedua GAKY dilakukan di 27 provinsi, TGR anak sekolah tingkat nasional 9,8 %. Tahun 2003, survei evaluasi di seluruh kabupaten/kota kecuali Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua. WHO/UNICEF/ICCID mengkategorikan endemisitas daerah dalam 4 (empat) kategori menurut besar TGR. TGR digunakan untuk menilai status GAKY masyarakat sekaligus untuk evaluasi dampak program terhadap perbaikan status GAKY. Dalam survei data dasar 1996/1998 TGR diperoleh dari hasil palpasi anak sekolah umur 6-12 tahun, sedangkan survei evaluasi 2003, TGR diperoleh dari hasil palpasi anak sekolah umur 8-10 tahun. Hasil kedua survei tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.42 sebagai berikut ini. TABEL 3.42 PERUBAHAN ENDEMISITAS GAKY KABUPATEN/KOTA TAHUN 1996/1998 DAN 2003 Endemisitas Kategori Non-endemik Endemik ringan Endemik sedang Endemik berat
TGR < 5% 5,0 – 19,9% 20,0 – 29,9% >= 30 %
Total Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas
Kabupaten/Kota 1996/1998 2003 N % N % 123 44,7 148 43,3 106 38,6 122 35,7 30 10,9 42 12,2 16 5,8 30 8,8 275 100 342 100
Status TGR dari 2 survei terakhir pada tingkat kabupaten bervariasi dari yang terendah 0,0% hingga yang tertinggi 58,1%. Tahun 1996/1998, 5,8% kabupaten/kota termasuk kategori endemik berat, 10,9% kab/kota termasuk dalam kategori endemik sedang, 38,6% termasuk kategori endemik ringan, dan 44,7% termasuk dalam kategori non-endemik. Pada tahun 2003, 8,8% kabupaten/kota termasuk kategori endemik berat, 12,2% kabupaten/kota termasuk dalam kategori endemik sedang, 35,7% termasuk kategori endemik ringan, dan 43,3% termasuk dalam kategori non-endemik.
53
Secara keseluruhan, proporsi kabupaten/kota dengan kategori non-endemik dan endemik ringan sedikit menurun dari tahun 1996/1998 dibanding tahun 2003. Sebaliknya, proporsi kabupaten kategori sedang dan berat sedikit meningkat. Dengan meningkatkan program penanggulangan GAKY diharapkan proporsi kabupaten/kota dengan kategori nonendemik dan endemik ringan meningkat, dan proporsi kabupaten/kota dengan kategori sedang dan berat diharapkan menurun. Persentase desa/kelurahan yang dilaporkan dengan garam beryodium yang baik menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 3.26. Demikian gambaran singkat mengenai situasi derajat kesehatan di Indonesia sampai dengan tahun 2004.
***
54
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya untuk tahun 2004. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Gambaran cakupan K1 dan K4 dalam 10 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.
55
GAMBAR 4.1 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL TAHUN 1993 – 2004 100 80 60 40 20 0 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 K1 74,04 81,94 84,99 87,75 89,08 87,55 92,72 88,3 93,03 88,56 87,73 88,09 K4 50,69 55,03 64,82 68,52 71,32 71,85 75,66 74,98 77,38 73,01 76,29
77
Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Data Indikator SPM Kabupaten/Kota, dan Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesehatan Keluarga
Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 menurut provinsi pada tahun 2004, dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini. GAMBAR 4.2 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 KEPRI SULUT BALI BABEL LAMPUNG SUMSEL RIAU JABAR JATENG SUMBAR SULTENG NTB KALBAR DKI GORONTALO JATIM KALTENG BENGKULU KALSEL DIY BANTEN MALUT SULTRA KALTIM JAMBI NAD SULSEL SUMUT NTT MALUKU SULBAR PAPUA IRJABAR 0
20
40
60
80
100
120
Sumber: Dit. Kesga, Ditjen Binkesmas
Gambar di atas menunjukkan bahwa provinsi dengan persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah di Provinsi Kepulauan Riau (97,49%), Sulut (89,27%) dan Bali (89,27%), sedangkan cakupan terendah adalah di Provinsi Papua (37,12%), Sulawesi Barat (46,30%) dan Maluku (49,59%). Gambaran cakupan K4 menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.3, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1.
56
GAMBAR 4.3 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Data cakupan kunjungan ibu hamil K4 berdasarkan pengumpulan data SPM dari kabupaten/kota tahun 2004 menurut provinsi disajikan pada Lampiran 4.2. Sementara hasil penelitian yang dilakukan BPS dan dimuat dalam publikasi Statistik Kesehatan memberi gambaran bahwa dari ibu balita yang diamati secara rata-rata nasional mengaku telah melakukan 6 kali pemeriksaan kehamilannya dimana ibu balita di perkotaan lebih besar (7 kali) dibanding perdesaan (5,4 kali). b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk pendampingan, meningkat sekitar 10%, yaitu dari 60,75% pada tahun 1998 menjadi 70,62% pada tahun 2003, dan 71,52 pada tahun 2004 (menurut Statistik Kesra 2004, tentang penolong kelahiran terakhir pada balita). Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 1993 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini. GAMBAR 4.4 PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN DENGAN PERTOLONGAN OLEH DAN MELALUI PENDAMPINGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 1993 – 2004 80 67.56
70
69.16
74.47
70.62 74.27
66.15
60 59.85
50 49.74 40 39.56
60.75
55.04
43.12
30 20 10 0 1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga dan data indikator Kabupaten/Kota
57
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota pada tahun 2003 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan oleh tenaga kesehatan sebesar 73,14%. Sedangkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari kabupaten/kota pada tahun 2004 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan oleh tenaga kesehatan sebesar 68,46 %. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2 GAMBAR 4.5 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 BALI JATIM BABEL SULUT SUMSEL KEPRI JATENG SULTENG SUMBAR KALSEL DIY LAMPUNG NTB KALTENG BENGKULU RIAU GORONTALO JABAR BANTEN DKI KALBAR SULSEL JAMBI SUMUT KALTIM SULTRA NAD MALUT NTT MALUKU SULBAR PAPUA IRJABAR 0
20
40
60
80
100
Sumber: Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Binkesmas Depkes RI
Adapun dalam Gambar 4.5 terlihat bahwa beberapa provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Bali (92,81 %), Jawa Timur (88,06 %) sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua (39,70 %) dan Sulawesi Barat (42,10 %), untuk data secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 4.1. Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut: GAMBAR 4.6 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
58
c. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Dalam hal ini persentase ibu hamil dengan kondisi risiko tinggi yang dirujuk secara nasional pada tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 23,83 % bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2003 sebesar 16,43 %. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini. GAMBAR 4.7 PERSENTASE BUMIL RISTI YANG DIRUJUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 DKI Jakarta Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan Jawa Timur Riau Sulawesi Utara Nusa Tenggara Barat Sumatera Barat Sulawesi Selatan Kalimantan Tengah Maluku Utara Kalimantan Timur DI Yogyakarta Kalimantan Selatan Sumatera Utara Nusa Tenggara Timur Kep.Riau Jawa Tengah Sulawesi Tengah Papua Bali Jawa Barat Banten Kalimantan Barat Lampung Jambi Gorontalo Nanggroe Aceh Darussalam Irian Jaya Barat Bengkulu Kep.Bangka Belitung Maluku Sulawesi Barat 0
20
40
60
80
100
Sumber: Hasil pengumpulan dan pengolahan Indikator Kinerja SPM
Dari gambar di atas terlihat bahwa provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi DKI Jakarta (95,5%), Sultra (49,92 %), Sumsel ( 45,71 % ) dan Jawa Timur (41,17 %). Sedangkan 7 provinsi memiliki cakupan < 10 % dengan angka terendah di Provinsi Bangka Belitung (3,53 % ), Bengkulu (5,29 %) dan Irjabar (5,46 %). Untuk Provinsi Maluku dan Sulawesi Barat, data tidak tersedia. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2. d. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.
59
GAMBAR 4.8 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS TAHUN 2000 – 2004 100
persen
90
83,72 78,44
80 75,73 76,26 70
68,89
60
50 2000
2001
2002
2003
2004
Sumber: Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga dan data indikator Kabupaten/Kota
Dalam tahun 2004 terdapat empat provinsi yang tidak ada datanya yaitu Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat dan Papua, sedangkan provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Provinsi Bali (96,40 %) dan Kepulauan Riau (94,10 %) seperti terlihat pada gambar 4.9. Cakupan kunjungan neonatus menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada gambar 4.10. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1. GAMBAR 4.9 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 BALI KEPRI SUMBAR JABAR JATIM NTB DKI KALTENG BANTEN RIAU SULTENG SULTRA JATENG DIY LAMPUNG BENGKULU MALUT KALTIM GORONTALO JAMBI KALBAR SUMUT NAD MALUKU SULUT NTT SULSEL BABEL SUMSEL KALSEL SULBAR PAPUA IRJABAR 0
20
40
60
Sumber: Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga
60
80
100
GAMBAR 4.10 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Sedangkan data kunjungan neonatus berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kinerja SPM tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.3 e. Kunjungan Bayi Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Provinsi tahun 2004 menunjukkan bahwa persentase cakupan kunjungan bayi pada tahun 2004 sebesar 78%. Provinsi dengan cakupan kunjungan bayi tertinggi adalah di Provinsi Papua (99,90%) dan DKI Jakarta (97,65%). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Irian Jaya Barat (55,20%) dan Gorontalo (58,42%). Rincian cakupan kunjungan bayi menurut provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.3. 2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, dan Remaja Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak prasekolah, pemeriksaan anak Sekolah Dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS, dan dokter kecil. Menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari Kabupaten/kota, dibandingkan dengan tahun 2003, cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan pra-sekolah serta pelayanan kesehatan anak remaja selama tahun 2004 mengalami peningkatan. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan anak Sekolah Dasar/MI mengalami penurunan sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.11 berikut.
61
GAMBAR 4.11 PERSENTASE CAKUPAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK PRA SEKOLAH, PEMERIKSAAN SISWA SEKOLAH DASAR/SEDERAJAT, DAN PELAYANAN KESEHATAN REMAJA, TAHUN 2003-2004 60,00 56,13
50,00 40,00
46,48 45,43
39,59 33,61
30,00
2003 2004
20,00
20,74
10,00 0,00 Balita-prasek
Siswa SD/MI
Remaja
Sumber: Data/Informasi indikator kinerja SPM
Dalam pelayanan kesehatan kelompok balita dan anak pra sekolah selama tahun 2004, provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Sumatera Selatan (76,08%), Bangka Belitung (66,95%) dan Maluku Utara (65,21%); Cakupan terendah Provinsi Papua, (9,74 %) dan Banten (9,1%) sedangkan 3 provinsi tidak tersedia data informasinya yaitu Provinsi DKI Jakarta, Irian Jaya Barat dan Sulawesi Barat. Untuk pelayanan kesehatan kelompok anak Sekolah Dasar/MI, Cakupan tertinggi di capai Provinsi Bangka Belitung (85,45%), Sulawesi Selatan (81,23%) dan Kalimantan Tengah (80,32%); cakupan terendah dicapai Provinsi Maluku Utara (6,41 %) dan Lampung (7,69%) terdapat 2 provinsi yang tidak terdapat data/informasi terkait yaitu Provinsi Papua dan Sulawesi Barat. Sedangkan pelayanan kesehatan untuk kelompok usia remaja, cakupan tertinggi dicapai Provinsi Irian Jaya Barat (96,69%), Bangka Belitung (79,99%); cakupan terendah dicapai Provinsi NAD (2,82%), Maluku Utara(3,27%) dan Kalimantan Barat (8,55%); dalam kaitan ini terdapat 5 provinsi yang datanya tidak tersedia yaitu Papua, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Gorontalo dan Sulawesi Barat Data lengkap terkait dengan pelayanan kesehatan kelompok anak balita/pra sekolah, kelompok anak sekolah dasar/ MI dan kelompok anak usia remaja dapat dilihat pada Lampiran 4.5 3. Pelayanan Keluarga Berencana Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui peserta KB aktif, kelompok sasaran program yang sedang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Berdasarkan pengumpulan data/indikator kinerja SPM selama dua tahun terakhir, hasil cakupan pelayanan Keluarga Berencana tidak mengalami perubahan yang berarti sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.12 berikut.
62
GAMBAR 4.12 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2003-2004
80 70 60
71,97 68,49
71,97
64,24
50
54,54
56,71
40 30 20 10 0 PUS K B AK TIF
WUS SEDANG K B
WUS PERNAH K B
Sumber: Data/Informasi Indikator Kinerja SPM, BPS Statistik Kesra
Cakupan secara lengkap menurut provinsi dari pelayanan Keluarga Berencana (KB) dapat dilihat pada Lampiran 4.6, Lampiran 4.7 dan Lampiran 4.8. Berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kinerja SPM, diperoleh gambaran beberapa informasi terkait dalam pelayanan Keluarga Berencana cakupan Pasangan Usia Subur sebagai peserta KB Aktif pencapaian tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 64,24% dibandingkan dengan pencapaian tahun 2003 sebesar 68,49 %. Cakupan tertinggi selama 2004 dicapai Provinsi Papua (90,58%) dan Kalimantan Barat (90,16%); cakupan terendah dicapai Provinsi Kepulauan Riau (36,56%) dan Provinsi Maluku Utara (33,11 %). Rincian persentase peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.6 Proporsi wanita usia 15-49 berstatus menikah yang sedang menggunakan alat KB pada tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 56,71 % dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 sebesar 54,54%. Terdapat empat provinsi memiliki cakupan ≥ 65 % dengan angka tertinggi dicapai Provinsi Sulawesi Utara (71,42 %), Bengkulu (67,74 %), Bali (66,68%) dan Babel (65,41 %), lima provinsi memiliki cakupan ≤ 40 % dengan cakupan terendah Provinsi Maluku (26,05 %), sedangkan Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Rincian persentase PUS yang sedang menggunakan alat KB menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.7. Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah menggunakan/memakai alat KB dalam tahun 2004 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2003 yaitu sebesar 71,97 %. Terdapat sebelas provinsi memiliki cakupan ≥ 75 % dengan angka tertinggi dicapai Provinsi Sulawesi Utara (84,74 %), Tiga provinsi dengan cakupan ≤ 50 % meliputi Papua (48,25%), Maluku Utara (44,49 %) dan Maluku (35,05 %). sedangkan Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Rincian persentase PUS yang pernah menggunakan alat KB menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.8.
63
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2004 tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2003 sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.13 berikut. GAMBAR 4.13 PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN TAHUN 2003-2004 60
5 8 . 16 54.92
50 40 29.02
30
24.52
20 9.64
10
4.88
5.55
4.64
5.37 3.30
0 Suntik
Pil
Susuk
AKDR
Lain-lain
Sumber: BPS Statistik Kesra dan BKKBN
Dari gambar di atas masih menunjukkan bahwa selama tahun 2003 dan 2004 alat kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB. Pada tahun 2004 jenis kontrasepsi lain seperti susuk, AKDR dan jenis lainnya mengalami peningkatan, yang berarti ada pergeseran walaupun peningkatannya tidak terlalu berarti. Rincian persentase alat/cara KB yang dipakai peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.9. Tempat pelayanan untuk peserta KB baru adalah di klinik KB pemerintah (59,45%), bidan praktek swasta (30,77%), dan klinik KB swasta (6,98%), serta selebihnya di dokter praktek swasta (2,80%). Jumlah dan proporsi peserta KB baru kumulatif menurut tempat pelayanan dan provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 4.10. 4. Pelayanan Imunisasi Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan Immunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/ kelurahan. Secara Nasional , pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan tahun 2004 masih dibawah target 83 %. Dari 30 Provinsi yang dipantau terdapat 6 provinsi yang telah mencapai target (≥ 83 %) UCI Desa/Kelurahan yaitu pencapaian tertinggi Provinsi Bali, DIY, Lampung, NTB, Jawa Tengah dan Jambi. 64
GAMBAR 4.14 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2003-2004 100 80 60 40 20 0 2003
UCI-KAB
UCI-KEC
84,42
79,89
UCI-DESA 72,53 69,43
2004
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Sedangkan gambaran pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan menurut provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut ini. GAMBAR 4.15 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN MENURUT PROVINSI PADA TAHUN 2004
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis-B (3 kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Gambaran cakupan imunisasi bayi pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut ini.
65
GAMBAR 4.16 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK SERTA ANGKA DROP OUT (DO) TAHUN 2000 – 2004 100 80 60 40 20 0
2000
2001
2002
2003
2004
DPT-1
100,7
96,3
96,4
96,6
97,2
Campak
93,9
87,3
90,6
89,2
91,8
DO
7,4
10,1
5,8
7,7
5,6
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa angka drop out (DO) DPT1-Campak selama 5 tahun terakhir tidak melewati angka 5,8 % - 10,1 %. Gambaran imunisasi dasar bayi selama tahun 2004 yang diukur dari imunisasi Campak, cakupan tertinggi dicapai Provinsi DKI Jakarta (104 %), Bali (99,3%) dan Provinsi Jambi (95,4 %); sedangkan yang mencapai cakupan terendah adalah Papua (56%) dan Provinsi NAD (67 %). Gambaran cakupan imunisasi campak tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut. GAMBAR 4.17 PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
66
Sedangkan rincian cakupan imunisasi bayi untuk masing-masing jenis vaksin menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.13 dan Lampiran 4.14. Untuk cakupan imunisasi TT ibu hamil pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.18 berikut ini. GAMBAR 4.18 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 – 2004 100 80 60 40 20 0
2000
2001
2002
2003
2004
TT-1
83,6
78,5
72,2
71,71
70,1
TT-2
76,7
71,6
68,4
66,12
63,9
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Pada kurun waktu 2000-2004 cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 pada ibu hamil mengalami penurunan. Cakupan TT2 pada tahun 2000 sebesar 76,7 % menurun menjadi 63,9 pada tahun 2004. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Bangka Belitung (83 %), Lampung (82,4), Sulawesi Selatan (82,4 %) dan Jawa Barat (81,5 %); adapun yang terendah adalah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (21,5%), Sulawesi Tenggara (35,8%), sedangkan Provinsi Papua tidak ada data. Gambaran cakupan imunisasi TT2 pada ibu hamil menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.19. Sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.16. GAMBAR 4.19 CAKUPAN IMUNISASI TT2 PADA IBU HAMIL TAHUN 2004
Upaya meningkatkan kekebalan pada masyarakat juga dilakukan pada kelompokkelompok sasaran khusus lainnya, misalnya pemberian imunisasi DT dan TT pada anak 67
sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) atau pelaksanaan Crash Program imunisasi Campak pada anak Balita di lokasi pengungsian atau Catch Up Campaign imunisasi campak pada anak sekolah kelas 1 sampai VI SD. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.20 berikut ini. GAMBAR 4.20 PERSENTASE PENCAPAIAN BIAS DT DAN TT DAN PENCAPAIAN CRASH PROGRAM IMUNISASI CAMPAK SECARA NASIONAL TAHUN 2004 100 80 60 40 20 0 BIA S DT
BIA S TT
CP.CA MPA K
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Pelayanan kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya.Gambaran pencapaian pelayanan kesehatan kelompok Pra Usila dan Usila hasil pengumpulan data/informasi kinerja SPM dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut. GAMBAR 4.21 PERSENTASE KELOMPOK PRA USILA DAN USILA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
50 40
25.3 20.8
30 20 10 0 2003
2004
Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota
68
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa persentase kelompok Pra Usila dan Kelompok Usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan selama tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 20,79 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 25,34 %. Persentase cakupan pelayanan kesehatan Pra Usila dan Usila menurut provinsi tahun 2003 disajikan pada Lampiran 4.17.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan sedangkan RS yang dilengkapi berbagai fasilitas di samping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan. Gambaran pencapaian pelayanan kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap hasil pengumpulan data/informasi kinerja SPM dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut. GAMBAR 4.22 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN PASIEN RAWAT INAP DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
73.596.201
75000000
61.966.469
60000000 45000000 30000000 3.149.589
15000000
4.992.218
0 2003 RAWAT JALAN
2004 RAWAT INAP
Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pelayanan kesehatan untuk rawat jalan dan rawat inap selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan, dengan proporsi pasien rawat inap 6,8 % tahun 2004 dan 5,1 % pada tahun 2003. Sedangkan secara rinci jumlah kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.19. 1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), 69
persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam perawatan (NDR). Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di RS selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.23 berikut ini.
GAMBAR 4.23 PENCAPAIAN INDIKATOR B0R , GDR, NDR, LOS, BTO DAN TOI RUMAH SAKIT SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
100
50
80
40
55,2
55,5
47,9
60
20
22,8
18,0
38,7
30
35,0
40
42,0
20
4,0
10
0
4,4 4,0
3,4
0
2003 % BOR
2004 % GDR
2003 BTO
% NDR
2004 LOS
TOI
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa pemakaian tempat tidur di rumah sakit selama dua tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan dan masih di bawah angka ideal yang diharapkan, tahun 2003 sebesar 55,5 % dan tahun 2004 sebesar 55,2 %. Banyak faktor yang mempengaruhi angka BOR suatu rumah sakit, di antaranya semakin meningkatnya jumlah RS dan tempat tidur yang tersedia sedangkan jumlah populasi yang mencari pelayanan tidak terlalu tinggi perkembangannya atau perlu adanya pemisahan penghitungan BOR pada Rumah Sakit Khusus. Meningkatnya angka GDR dan NDR pada tahun 2004, perlu ditindaklanjuti dengan strategi baru dalam pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan termasuk prosedur rujukan. Sedangkan indikator pemakaian tempat tidur, lamanya hari rawatan dan selang waktu dalam pemakaian tempat tidur tidak banyak mengalami perubahan. Gambaran secara rinci indikator pelayanan kesehatan di RS menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.20. 2. Pelayanan Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari Kabupaten/ Kota menunjukkan bahwa persentase ibu hamil risiko tinggi dan neonatal risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.24 berikut.
70
GAMBAR 4.24 PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI DIRUJUK YANG MENDAPAT PENANGANAN KESEHATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
26,20
30 25
20,44
19,87
18,79
20 15 10 5 0 bumil risti dirujuk & ditangani
Neonatus risti dirujuk & ditangani
2003
2004
Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota
Cakupan pelayanan ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan penanganan kesehatan selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan menjadi 26,20 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 20,44 %. Sebanyak tiga provinsi memiliki cakupan ≥ 80 % dengan angka tertinggi Provinsi Kepulauan Riau (96 %), Maluku Utara (86,8 %) dan Bali (83,3 %), tiga provinsi dengan pencapaian ≤ 10 % yaitu Lampung (9,8 %), Sumsel (8,9 %) dan Kalbar (2,2 %), sedangkan Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data. Untuk pelayanan neonatus memiliki risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan penanganan kesehatan selama tahun 2004 menunjukkan penurunan menjadi 18,79 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 19,87 %. Sebanyak empat provinsi memiliki cakupan ≥ 90 % dengan angka tertinggi dicapai NAD, DI Yogyakarta dan Gorontalo (100 %), Sumatera Selatan (92,43 %), sembilan provinsi dengan cakupan ≤ 10 % dengan cakupan terendah Provinsi Kalteng (0,40 %) Lampung (2,47 %) dan Kalbar (2,56 %). Sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data. Persentase cakupan pelayanan kesehatan pada kelompok ibu hamil dan neonatus dengan risiko tinggi yang dirujuk menurut provinsi selama tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.21. Adapun persentase ibu hamil dan neonatus risiko tinggi yang dirujuk dan memiliki akses terhadap ketersediaan darah selama tahun 2004 dilaporkan meningkat menjadi 36,18 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 19,87%. Rincian persentase ibu hamil dan neonatus risiko tinggi yang dirujuk yang memiliki akses terhadap ketersediaan darah menurut provinsi tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.22.
71
3. Pemanfaatan Obat Generik Penggunaan obat generik merupakan salah satu langkah dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau obat yang berkualitas. Keberhasilan dalam sosialisasi pemanfaatan obat generik sangat dipengaruhi oleh keseriusan tenaga kesehatan dan terjaminnya ketersediaan obat generik di fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan Kabupaten/kota penulisan resep obat generik selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.25 berikut. GAMBAR 4.25 PERSENTASE PEMBUATAN RESEP OBAT GENERIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
35.821.800
40000000
28.389.957
32000000
26.651.053 20.810.557
24000000 16000000 8000000 0 2003
2004
TOTAL RESEP
OBAT GENERIK
Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota
Dari gambar di atas terlihat bahwa proporsi penulisan resep obat generik di sarana pelayanan kesehatan selama dua tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan yaitu 74,4% pada tahun 2004 dan 73,3 % pada tahun 2003. Sebanyak sebelas provinsi melaporan cakupan penulisan obat generik ≥ 90 % dengan cakupan tertinggi Provinsi Gorontalo dan Banten (100%) Jambi (99,95 %) Babel (99,76%), enam provinsi memiliki cakupan ≤ 50 % dengan angka terendah dilaporkan Provinsi Irjabar (5,85%), Lampung (27,3%), Kaltim (28,87%) dan DI Yogyakarta (35,91 %). Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi dilaporkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (95,17%), Jambi (94,77%), dan Sulawesi Utara (92,29%); sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data. Rincian persentase penulisan resep obat generik menurut provinsi tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.23.
C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang 72
diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini. 1. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/Kota selama tahun 2003-2004 jumlah desa/kelurahan yang melaporkan terkena KLB dan yang mendapatkan penanganan kurang dari 24 jam dapat dilihat pada Gambar 4.26 berikut. GAMBAR 4.26 JUMLAH DESA/KELURAHAN YANG TERKENA KLB DAN YANG MENDAPATKAN PENANGANAN < 24 JAM SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 7,794
8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
5,541 3,323
3,166
2003
2004
Ds KLB
DITANGANI < 24 JAM
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Persentase desa/kelurahan yang terkena KLB dan mendapat penanganan dalam kurun waktu < 24 jam selama tahun 2004 terlihat mengalami peningkatan menjadi 59,97 % dibandingkan laporan pada tahun 2003 sebesar 40,62 %. Gambaran desa terkena KLB dan penanganan< 24 jam menurut provinsi selama tahun 2004 disajikan dalam Lampiran 4.24. Sedangkan Ditjen PPM-PL mencatat, frekuensi KLB pada tahun 2004 sebanyak 546 kali dengan jumlah kasus sebanyak 15.805 penderita dan 275 kematian (CFR 1,7%). Beberapa penyakit dengan frekuensi KLB dan jumlah kasus yang tinggi adalah penyakit DBD (87 kali, 6.195 penderita dengan 87 kematian), Campak (97 kali, 2.818 penderita dengan 44 kematian), Tetanus Neonatorum (71 kali, 73 penderita dengan 39 kematian), keracunan makanan (65 kali, 3.748 penderita dengan 23 kematian), dan Diare (46 kali, 1.827 penderita dengan 29 kematian). Frekuensi KLB menurut jenis penyakit pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.14. 2. Pemberantasan Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans 73
epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun selama tahun 1997 – 2004, secara nasional diperoleh gambaran sebagaimana terlihat pada Gambar 4.27 berikut. GAMBAR 4.27 PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT DAN NON POLIO AFP RATE TAHUN 1997 – 2004 100 %
per 100.000 anak <15 th
88.10
80.10 80
79.50
5
90.1
82.40 78.10 4
71.40
3
60 48.30
2
40 1.19
1.31
1.26 1.00
20
0.90
1.21
1.26
1.02 1
0
0 1997
1998
1999
2000
Non Polio AFP Rate
2001
2002
2003
2004
Spesimen Adekuat
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus Polio Liar yang menyerang masyarakat. Dari gambar di atas menunjukan bahwa persentase spesimen adekuat yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio menjadi semakin meningkat, dengan demikian hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan. Dari hasil pemeriksaan selama tujuh tahun terakhir tidak ditemukan adanya infeksi virus Polio Liar pada kasus AFP yang ditemukan. Besaran Non Polio AFP Rate selama tahun 1997 – 2004 relatif stabil. Sementara itu, cakupan imunisasi Polio-3 pada bayi pada tahun 2004 sebesar 92,5 %. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di DKI Jakarta (109,6 %), Bali (99,7 %), Jawa Timur (98,7 %), dan Jambi (97 %). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Papua (56,4 %), Maluku (66,4 %), dan Nanggroe Aceh Darussalam (71,5%). Rincian cakupan imunisasi Polio-3 menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 4.13. 3. Pemberantasan TB-Paru Upaya Pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observe Treatment Shortcource) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan 74
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2004 ditemukan gambaran kasus sebagaimana terlihat pada Gambar 4.28 berikut. GAMBAR 4.28 JUMLAH PENDERITA TB BTA+ DAN TB LAIN TAHUN 2000 – 2004 240,000 200,000 160,000 120,000 80,000 40,000 0
2000
2001
2002
2003
2004
BTA+
54,816
56,787
81,465
104,138
128961
TB Lain
29,775
33,104
76,798
72,623
85677
Total
84,591
89,891
158,263
176,761
214658
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Berdasarkan penemuan kasus TB BTA+ maka dapat digambarkan angka Case Detection Rate (CDR) selama empat tahun terakhir seperti Gambar 4.29 berikut. GAMBAR 4.29 CASE DETECTION RATE KASUS BARU TB-BTA+ TAHUN 2000 – 2004 100
persen
80 60
51.8 41.6
40 20
29 20
21
2000
2001
0 2002
2003
2004
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau drop out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir pengobatan. Tingkat kesembuhan dari penderita pasca pengobatan biasanya sangat sulit ditegakkan oleh karena kendala dari penderita dalam mengeluarkan dahak yang memenuhi persyaratan, sehingga dalam pemantauan hasil akhir lebih diarahkan pada tingkat 75
kelengkapan pengobatan atau succes rate (SR). Pada Gambar 4.30 dapat dilihat perkembangan succes rate dan tingkat kekambuhan penderita TB BTA+ selama beberapa tahun terakhir. GAMBAR 4.30 ANGKA SUCCES RATE (SR) DAN PERSENTASE PENDERITA TB YANG KAMBUH TAHUN 2000 – 2004 100 80 60 40 20 0
2000
2001
20
% SR % Kambuh
2002
2003
2004
2
29
38
51.8
2.8
3.7
4.1
4.4
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
4. Pemberantasan Penyakit ISPA Upaya dalam rangka Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila kondisi balita sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir hasil penemuan dan pengobatan Pneumonia dapat dilihat pada gambar berikut ini, yang mana terlihat bahwa cakupan penemuan penderita dari target (perkiraan penderita) masih relatif rendah. Seperti terlihat pada Gambar 4.31 berikut. GAMBAR 4.31 PERSENTASE PENEMUAN DAN PENANGANAN (PENGOBATAN) KASUS PNEUMONIA PADA BALITA, TAHUN 1995/1996– 2004 50 40 33.5
34.5 31
30.5
34.5
36 29.5
30
23
22.1
21
20 10 0 95/96
96/97
97/98
98/99
99/00
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
76
2000
2001
2002
2003
2004
Dari pantauan yang dilakukan hasil penemuan tersebut belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya oleh karena masih ada beberapa wilayah yang belum menyampaikan laporannya sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1 berikut. TABEL 4.1 KELENGKAPAN LAPORAN PENEMUAN DAN PENANGANAN BALITA PENDERITA PNEUMONIA TAHUN 1999 S/D 2004 Tahun
Provinsi Melapor
Kab./Kota Melapor
Penderita Ditemukan
Cakupan Penemuan Penderita (%)
Kelengkapan Laporan
1999
24
298
804.937
34,2
-
2000
25
258
479.283
30,1
93%
2001
27
269
619.107
25,0
86%
2002
29
293
549.035
22,1
80%
2003
24
323
502.275
30,,
34%
2004
23
296
625.611
36,,
83%
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Sedangkan gambaran cakupan penemuan dan penanganan balita Pneumonia dalam tahun 2004 dapat dilihat dalam Gambar 4.32 berikut. GAMBAR 4.32 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN BALITA PENDERITA PNEUMONIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
5. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. 77
Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan yang cukup bermakna sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.2 berikut. TABEL 4.2 PENEMUAN PENDERITA HIV/AIDS TAHUN 2000 – 2004 Pengidap HIV Tahun
Per tahun
Kumulatif
Penderita AIDS Per tahun
Pdrt AIDS Meninggal
Kumulatif
Per tahun
Kumulatif
2000
403
1.172
255
607
47
233
2001
732
1.904
219
826
99
280
2002
648
2.552
345
1.171
100
379
2003
168
2.720
316
1.487
261
479
2004
649
3.368
1.195
2.682
361
740
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Walaupun jumlah penderita AIDS secara kumulatif relatif kecil (Case Rate 1,33 per 100.000 penduduk), namun dalam perjalanan penyakit dari HIV + menjadi AIDS dikenal istilah ”windows periods” yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini disamping dilakukan pengobatan yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut Upaya pemantauan yang dilakukan pada kelompok berisiko melalui kegiatan survei dan kegiatan rutin serta skrining darah donor selama 5 tahun terakhir dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut. TABEL 4.3 HASIL PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS & PMS TAHUN 2000 – 2004 Kegiatan
Satuan
2000
2001
2002
2003
2004
Pemeriksaan STS
Spesimen
9.567
50.000
100.000
175.000
150.000
Survei HIV/AIDS & Syphilis
Sample
9.567
50.000
100.000
175.000
150.000
Screening darah donor
Kolf
395.098
585.726
1.200.000
1.300.000
1.300.000
Sumber: Ditjen PPM-PL, Profil PPM-PL 2004
Sedangkan gambaran penemuan dana penanganan penderita HIV/AIDS menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari kabupaten/kota selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.33 berikut. 78
GAMBAR 4.33 JUMLAH KASUS HIV/AIDS DITEMUKAN DAN DITANGANI SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
4.605 5000
3.801
4000 3000
2.157 1.419
2000 1000 0 2003
2004
KASUS DITEMUKAN
KASUS DITANGANI
Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya peningkatan persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan (82,5%) bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (65,8 %). Rincian penemuan dan penanganan kasus HIV/AIDS oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.26. 6. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M+), Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Pada awal tahun 2004 di beberapa wilayah provinsi telah terjadi KLB dengan jumlah kasus yang cukup tinggi, Insiden Rate berkisar antara 11,94 per 100.000 penduduk (DI Yogyakarta) hingga 60,29 (DKI Jakarta). Sedangkan angka kematian (Case Fatality Rate) berkisar antara 0,8 % (DKI Jakarta) hingga 4,1 % (Provinsi NTT). Upaya kesehatan yang telah dilakukan dalam rangka penanggulangan DBD selama tahun 2004 tersebut antara lain adalah penemuan penderita secara dini melalui sistem surveilans, penegakan diagnosa secara cepat dan penanganan penderita secara tepat, serta gerakan pemantauan dan pengendalian vektor melalui gerakan 3 M. Sedangkan gambaran penemuan dana penanganan penderita DBD menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari kabupaten/kota selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.34 berikut.
79
GAMBAR 4.34 JUMLAH KASUS DBD DITEMUKAN DAN DITANGANI SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 89,272
80,454 72,488
90000 75000 60000 45000 30000 15 0 0 0 0
6 1, 9 12
2003
2004
KA SU S D IT EM U KA N
KA SU S D I T A N GA N I
Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya penurunan persentase kasus DBD yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan menjadi (85,4 %) bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (90,12 %). Rincian penemuan dan penanganan kasus DBD oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.26. 7. Pemberantasan Penyakit Malaria Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di samping pengendalian vektor potensial. Terdapat dua model pendekatan dalam upaya penegakan diagnosa penderita, yaitu wilayah Jawa Bali dilakukan secara aktif (Active Case Detection) oleh Juru Malaria Desa dengan mendatangi warga yang mengeluh gejala klinis Malaria, sedangkan untuk wilayah luar Jawa Bali dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat ke pelayanan kesehatan. Upaya pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita dengan konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok tertentu untuk tujuan profilaksis. Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota data penderita ditemukan dan diobati selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.35 berikut.
80
GAMBAR 4.35 JUMLAH KASUS MALARIA KLINIS DAN KONFIRMASI LAB + DITEMUKAN DAN DITANGANI DENGAN PENGOBATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
3,353,872
4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0
1,372,680
1,266,235
1,033,945
2003
2004
KASUS DITEMUKAN
KASUS DITANGANI
Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya penurunan persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan (37,75 %) bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (75,32 %). Gambaran persentase penderita malaria yang diobati menurut provinsi tahun 20004 dapat dilihat pada Gambar 4.36 berikut. GAMBAR 4.36 PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI TAHUN 2004
Rincian penemuan dan penanganan kasus malaria oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.28. 8. Pemberantasan Penyakit Kusta Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara lain adalah melakukan penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit Kusta. Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk 81
penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Hasil dari berbagai kegiatan penemuan kasus baru penderita Kusta yang dilakukan selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. TABEL 4.4 PEMERIKSAAN PENDUDUK, PENEMUAN KASUS BARU , PENDERITA CACAT DAN PENDERITA DIOBATI SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 Tahun
Suspek Diperiksa
2003 2004
Suspek Positif
CDR
Penderita Cacat(%)
PB
MB
163.781
3.594
11.956
7,3
8,0
212.462
3.615
12.957
7,8
8,6
Penderita Diobati
17.519
Catatan : MB = Multi Basiller, PB = Pausi Basiller
Sumber: Ditjen PPM & PL, Depkes RI
Gambaran persentase penderita Kusta yang selesai berobat menurut provinsi dibandingkan angka nasional, dapat dilihat pada Gambar 4.37 berikut. GAMBAR 4.37 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Sedangkan berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan di kabupaten/kota dilaporkan bahwa jumlah penemuan dan pengobatan penderita Kusta pada dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.38 berikut.
82
GAMBAR 4.38 JUMLAH KASUS BARU KUSTA DITEMUKAN DAN DITANGANI DENGAN PENGOBATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 19.283 20000 14.717 16000
12.129
12000
7.953
8000 4000 0 2003
2004
KASUS DITEMUKAN
KASUS DITANGANI
Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya peningkatan persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan menjadi 76,3 %, bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (65,57 %). Rincian penemuan dan penanganan kasus Kusta oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.29. 9. Pemberantasan Penyakit Filaria Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit Filaria difokuskan pada kegiatan penemuan penderita, pengobatan dan pengendalian vektor potensial di wilayahwilayah endemis. Upaya penemuan penderita yang dilakukan pada 10 desa sentinel di 10 provinsi selama tahun 2003 dan 2004 dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut. TABEL 4.5 HASIL PENATALAKSANAAN KASUS FILARIASIS SAMPAI DENGAN TAHUN 2004 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Provinsi NAD SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI BENGKULU BABEL KALBAR KALTENG JABAR
Desa Sentinel
Diperiksa
Cot Preh Kuala Tanjung Koto Pulai Lab.Tangga Kecil Tungkal Hilir Tanggo raso Irat Mensere Batin Tikal Sejati Mulya
645 634 712 559 551 501 1.205 715 652 1.025
2004 Positif 25 13 17 10 6 6 24 15 12 11
Mf Rate 4,08 2,13 2,42 2,04 1,53 1,19 2,79 1,90 2,77 1,14
2003 Mf Rate 18,50 3,21 3,12 5,15 2,12 2,36 3,41 2,22 5,23 1,54
Sumber: Ditjen PPM & PL, Depkes RI
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa Mf Rate (Mikrofilaria Rate) di wilayah sentinel selama tahun 2004 mengalami penurunan dibandingkan pada keadaan tahun 2003. Penurunan tersebut sangat erat kaitannya dengan upaya pengobatan yang dilakukan secara intensif pada setiap kasus yang ditemukan. 83
Sedangkan cakupan pengobatan masal yang dilakukan selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.39 berikut. GAMBAR 4.39 REALISASI PENGOBATAN FILARIASIS SECARA MASSAL SECARA NASIONAL TAHUN 2002 S/D 2004 15,000,000
20 16
10,000,000
12 8
5,000,000
4 TARGET REALISASI % CAKUPAN
2002
203
2004
3,793,488
6,351,961
11,539,682
375,547
876,787
2,126,105
9.90
13.80
18.42
0
Sumber: Ditjen PPM & PL, DepkesRI
Dari gambar di atas terlihat bahwa target dan realisasi pengobatan selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan, dimana cakupan pengobatan tahun 2002 sebesar 9,9 % meningkat menjadi 18,42 % pada tahun 2004. Sedangkan dalam tahun 2004 juga telah dilakukan Hydrocelectomy pada 24 penderita di Kabupaten Alor yang telah mengalami hydrocele. Perincian penemuan dan penanganan kasus Filariasis oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.30. D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU). 1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota selama dua tahun terakhir dalam kaitan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi dapat dilihat pada Gambar 4.40 berikut.
84
GAMBAR 4.40 JUMLAH INSTITUSI TERDAFTAR DAN DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 2.014.384 2000000 1600000 1200000
548.733
531.433 277.153
800000 400000 0 2003
2004
TERDAFTAR
DIBINA
Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota
Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah institusi yang terdaftar dan dibina selama tahun 2004 mengalami peningkatan, namun demikian secara proporsional cakupan institusi yang dibina mengalami penurunan menjadi 27,24 % dibandung cakupan tahun 2003 sebesar 52,15 %. Persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungannya menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.32. 2. Surveilans Vektor Upaya surveilans vektor dilakukan untuk mengendalikan vektor potensial dalam menularkan penyakit antara lain nyamuk. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei vektor untuk mengetahui jenis potensial, bionomik serta strategi pengendaliannya. Pada tahun 2003, telah dilakukan survei vektor pada 8 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Deli Serdang, Musi Banyuasin, Minahasa, Maros, Padang, Balikpapan, Kupang, dan Jayapura. Hasil survei menunjukkan bahwa container index positif (jentik) untuk rumah yang tertata sebesar 15,8%, sedangkan untuk rumah yang tidak tertata container index-nya sebesar 23,06%, serta container index di tempat-tempat umum sebesar 24%. Sedangkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota dalam kaitan pengamatan vektor penyakit (nyamuk) pada rumah/ bangunan selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.41 berikut.
85
GAMBAR 4.41 JUMLAH RUMAH DAN BANGUNAN YANG DIAMATI DAN DINYATAKAN BEBAS JENTIK SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 10,468,650 12000000
8,809,542
10000000
6,463,787
6,004,806
8000000 6000000 4000000 2000000 0 2003
2004
DIPERIKSA
BEBAS JENTIK
Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota
Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah rumah/bangunan yang diperiksa dan yang dinyatakan bebas jentik selama tahun 2004 mengalami peningkatan, namun secara proporsional mengalami sedikit penurunan menjadi 61,74 % dibanding cakupan tahun 2003 sebesar 68,16 %. Gambaran persentase rumah/bangunan bebas jentik menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.42, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.33. GAMBAR 4.42 PERSENTASE RUMAH DAN BANGUNAN YANG DIAMATI DAN DINYATAKAN BEBAS JENTIK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
86
3. Pengawasan Tempat-tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TUPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TUPM secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin usaha. Menurut hasil rekapitulasi Profil Kesehatan Provinsi tahun 2004, dari 171.181 TUPM yang diperiksa sebanyak 117.903 TUPM (68,88%) memenuhi syarat kesehatan. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2003, dimana persentase TUPM sehat adalah 69,97%. Provinsi dengan persentase tertinggi TUPM sehat adalah di Provinsi Kepulauan Riau (89,79%), DI Yogyakarta (86,30%), dan Kalimantan Timur (84,92%). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Kalimantan Tengah (49,03%), Sulawesi Selatan (52,82%), dan DKI Jakarta (52,94%). Jumlah dan persentase TUPM sehat menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.16.a. Hasil pemantauan selama tahun 2003, dari 484.667 fasilitas TTU yang dilaporkan, sebanyak 292.363 (60,3%) telah dilakukan pemeriksaan. Angka cakupan pemeriksaan antar provinsi sangat bervariasi dengan kisaran antara 27% - 85,4%, yang mana cakupan tertinggi dilaporkan oleh Provinsi Bangka Belitung (85,4%) dan Bali (82,2%) sedangkan cakupan terendah dilaporkan oleh Provinsi DKI Jakarta (27%), Papua (41,3%), dan Maluku (41,8%). Persentase TPM memenuhi syarat kesehatan menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 2.16.b. E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah Kekurangan Kalori Protein, kekurangan vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, dan anemia gizi besi. 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui pemantauan terhadap pertumbuhan berat badan yang dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan, serta pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita yang berkunjung di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota gambaran dari pemantauan balita dapat dilihat dalam Gambar 4.43 berikut.
87
GAMBAR 4.43 JUMLAH BALITA DITIMBANG, BERAT BADAN NAIK DAN BALITA BGM SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 15.556.819
18000000 15000000
15.590.931
10.291.431
10.268.802
12000000 9000000 6000000
604.019
1.818.759
3000000 0
2003
2004
BALITA DITIMBANG
BALITA BB NAIK
BALITA BGM
Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota
Melihat gambar di atas, cakupan terhadap balita yang ditimbang selama tahun 2004 mengalami peningkatan walaupun sangat kecil (0,22 %). Dari balita ditimbang hanya 65,86% yang menunjukkan kenaikan berat badan, kondisi tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2003 (66,15 %). Sedangkan untuk balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) terlihat mengalami peningkatan yang perlu mendapat perhatian yaitu tahun 2004 sebesar 11,67 % dan tahun 2003 sebesar 3,88 %. Gambaran secara rinci hasil penimbangan balita menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.34. 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali . Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.44 berikut. GAMBAR 4.44 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN ”A” MENURUT SASARAN DAN PERIODISASI PEMBERIAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 100 80,7
81,2 80,4
73,1
80
82,9
61,5
% CKP BAYI FEB
50,8
60
% CKP BAYI AGSTK
39,8
40
% CKP BALITA FEB % CKP BALITA AGST
20 0 2003
2004
Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI
88
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa cakupan terhadap semua sasaran dan menurut periode pemberian menunjukkan adanya peningkatan. Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, selama tahun 2004 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.35. 3. Pemberian Tablet Besi Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.45 di bawah ini. GAMBAR 4.45 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 – 2004 100 80 60 40 20 0
2000
2001
2002
2003
2004
Fe1
66,8
67,5
64,6
69,14
80,02
Fe3
59,4
63,1
54,9
59,62
71,32
Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI
Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe3) dari tahun 2000 hingga 2004 menunjukkan peningkatan, walaupun pada tahun 2002 sedikit mengalami penurunan. Cakupan pemberian tablet besi kepada ibu hamil menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.36. 4. Pemberian Kapsul Minyak Beryodium Pemberian kapsul beryodium dimaksudkan untuk menanggulangi kekurangan yodium secara cepat pada kelompok yang menderita kekurangan yodium dan untuk mencegah dampak negatif akibat kekurangan yodium pada kelompok khusus baik diberikan secara individual maupun secara massal. Hasil pemberian kapsul beryodium pada kelompok wanita usia subur di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.46 berikut.
89
GAMBAR 4.46 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL BERYODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA/KELURAHAN ENDEMIS SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 48,63
60 50 40 30
19,81
20 10 0 2003
2004
Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota
Pada gambar di atas terlihat bahwa cakupan pemberian pemberian kapsul beryodium pada WUS di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 48,63 % dibandingkan pada tahun 2003 (19,81 %). Gambaran secara rinci hasil pemberian kapsul beryodium menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.37. Sedangkan hasil pemberian kapsul beryodium pada kelompok lain selama tahun 2003 yang dilaporkan oleh 15 provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.47 berikut. GAMBAR 4.47 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL MINYAK BERYODIUM PADA IBU HAMIL, IBU NIFAS DAN ANAK SD SECARA NASIONAL TAHUN 2003 80
persen
60,7 60
40
31,2 26,11
20
0 Ibu Hamil
Ibu Nifas
Anak SD
Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota
F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat 90
generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan. 1. Peningkatan Penggunaan Obat Rasional Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan advokasi secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya kemitraan dengan unit pelayanan kesehatan formal. Sampai dengan akhir tahun 2003, penggunaan obat rasional baru mencapai 60%. Angka tersebut belum menunjukkan target yang hendak dicapai yang idealnya penggunaan obat yang rasional mencapai 100%. Berkaitan dengan hal tersebut perlu terus diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional. 2. Pelayanan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga farmasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan farmasi komunitas dan pelayanan farmasi klinik, yang dilaksanakan antara lain mencakup penyusunan standar/pedoman pelayanan farmasi komunitas dan pelayanan farmasi di rumah sakit, standar/pedoman pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit, serta peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM farmasi. Berikut ini hasil survei pelayanan farmasi di 28 rumah sakit dalam rangka pembinaan dan evaluasi komite farmasi. GAMBAR 4.48 HASIL SURVEI PELAYANAN FARMASI DI 28 RUMAH SAKIT TAHUN 2003 100
80
60 55 40
41
20
22
20
RS ber-KFT
RS DOEN
0 PIO
RS ber-SOP
Gambar 4.48 di atas adalah hasil survei di 28 rumah sakit (RSUD provinsi, RSUD kabupaten, dan RS swasta) di 7 provinsi yaitu Riau, Bengkulu, Lampung, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara dengan hasil bahwa 55% rumah sakit melaksanakan pelayanan informasi obat, 41% mempunyai SOP untuk pelayanan farmasi di rumah sakit, 22% mempunyai KFT, dan baru 20% rumah sakit mempunyai formularium. Sementara itu, hasil survei pelayanan farmasi di 31 Puskesmas diperoleh hasil bahwa 87,1% 91
pelayanan farmasi dilakukan oleh Asisten Apoteker, 32,2% dilakukan oleh Apoteker, dan 33,5% Puskemas memiliki formularium, sebagaimana disajikan pada Gambar 4.49 berikut ini. GAMBAR 4.49 HASIL SURVEI PELAYANAN FARMASI DI 31 PUSKESMAS TAHUN 2003 Formularium Puskesmas
33.5%
Apoteker
3.2%
Asisten Apoteker
87.1%
0
20
40
60
80
100
Sedangkan hasil survei pelayanan farmasi di apotik, menunjukkan bahwa secara umum dalam pelayanan farmasi di apotik sudah memberikan informasi tentang pemakaian obat, tetapi yang mempunyai jadwal konseling dengan pasien hanya 28,5%. 3. Penerapan Penggunaan Obat Esensial Generik Kegiatan ini dimaksudkan agar terjaminnya ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat dalam pelayanan kesehatan, yang pelaksanaannya mencakup pengadaan buffer stock obat generik esensial, revitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial dan penerapan penggunaan obat esensial generik pada fasilitas pelayanan pemerintah maupun swasta. Pada tahun 2003 ketersediaan obat esensial nasional sudah mencapai 90%. 4. Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat terlindungi dari penggunaan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga yang tidak memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan, yang dilaksanakan melalui antara lain monitoring sarana produksi dan distribusi alat kesehatan dalam rangka Cara Pembuatan Alat Kesehatan (CPAK), sampling terhadap alat kesehatan dan PKRT yang beredar di pasar dan dijumpai 4,2% dari yang disampling tidak memenuhi syarat mutu. 5. Pelayanan Masyarakat Dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat selama tahun 2003 telah dikeluarkan izin di bidang Alat Kesehatan dan PKRT meliputi izin produksi sebanyak 116 buah, izin edar sebanyak 4.519 buah, dan izin penyalur sebanyak 113 buah. Perbandingan antara izin produksi, distribusi, dan penyalur yang telah diberikan, sebagaimana disajikan pada Gambar 4.50 berikut. 92
GAMBAR 4.50 PERIZINAN PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN PENYALUR ALAT KESEHATAN, TAHUN 2003
Distribusi; 4519
Penyalur; 113
Produksi; 116
Gambar 4.51 berikut ini menunjukkan realisasi perizinan usaha Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang diproses dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan sampai dengan bulan November tahun 2003, yang mana 200 usulan yang diterima dari 197 PBF umum dan 3 PBF bahan baku, 198 di antaranya telah diterbitkan izinnya dan selebihnya sedang dalam proses. GAMBAR 4.51 REALISASI PERIZINAN PBF TAHUN 2003 200 190 180 170 160 150 PBF Bahan Baku PBF Umum
Usulan
SK MENKES
3
3
197
195
Izin impor diberikan sesuai dengan persyaratan dari Bea Cukai terhadap barang yang masuk (alat kesehatan) ke Indonesia, sedangkan izin ekspor berupa “Certificate of Free Sale” yang menyatakan bahwa alat kesehatan tersebut telah mendapat izin edar dan diawasi sesuai dengan sistem yang berlaku di Indonesia.
93
G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA Setiap kejadian bencana yang melanda suatu kawasan selalu menimbulkan berbagai masalah kehidupan masyarakat hingga menimbulkan banyak korban termasuk gangguan kesehatan dan kematian. Bencana alam Tsunami yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu telah banyak menimbulkan korban meninggal, hilang dan gangguan kesehatan serta memporakporandakan fasilitas umum dan sosial di wilayah NAD dan Sumatera Utara. Banyaknya korban tenaga kesehatan dan keluarganya yang meninggal dan hilang serta hancurnya fasilitas kesehatan telah melumpuhkan fungsi pelayanan kesehatan pada masyarakat yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam memberikan pertolongan pada korban bencana. Jumlah penduduk dan tenaga kesehatan yang menjadi korban Tsunami dan fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut. TABEL 4.6 JUMLAH KORBAN MENINGGAL DAN HILANG AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT TANGGAL 26 DESEMBER 2004 No 1 2
Korban Meninggal Hilang Total
NAD 128.803 37.066 165.869
Sumut 128 25 153
Tenaga Kes 240 436 676
Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI
Selain tenaga kesehatan yang menjadi korban meninggal/hilang dan hancurnya tempat tinggal mereka, diantara masyarakat umum terdapat keluarga dari tenaga kesehatan sehingga secara fisik tenaga tersebut tidak bisa menjalankan kewajibannya secara maksimal yang pada muaranya berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan. Bagi masyarakat yang selamat dari bencana, melakukan pengungsian di beberapa tempat baik di rumah keluarga maupun di tempat-tempat pengungsian baik yang disediakan oleh masyarakat atau atas inisiatif masyarakat sendiri. Dalam hal ini jumlah pengungsi yang terdeteksi sebanyak 824.720 jiwa dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 4.7 berikut. TABEL 4.7 PERKIRAAN JUMLAH PENGSUNGSI DAN LOKASI/ BARAK PENGUNGSIAN KORBAN TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT TGL 26 DESEMBER 2004 No 1 2 3 4
Prov NAD
Pengungsian Pengungsi di Kamp Pengungsian Pengungsi di Rumah Keluarga Lokasi Pengungsian Barak Pengungsian
539.385 ... 61 854
Prov Sumut 23.620 ... ... ...
Prov Lain 1.615 ... ... ...
Total 777.620 260.000 61 854
Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI
Sedangkan jumlah korban luka parah dan ringan yang telah mendapat pelayanan kesehatan rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut. 94
TABEL 4.8 JUMLAH KORBAN YANG DIRAWAT DI FASILITAS KESEHATAN AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT TGL 26 DESEMBER 2004 No
Korban
1 2
Rawat Inap Rawat jalan Total
Jumlah Korban di Fasilitas Kesehatan NAD Sumut Di Luar NAD&Sumut 6.894 1.225 233 148433 1.713 120 155.327 2.938 353
Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI
Di samping itu juga dilaporkan beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang hancur dan mengalami kerusakan ringan hingga berat sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.9 sebagai berikut. TABEL 4.9 DAFTAR FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG HANCUR DAN MENGALAMI KERUSAKAN RINGAN-BERAT AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT, TANGGAL 26 DESEMBER 2004
No 1 2 3 4 5 6 7
Korban Rumah Sakit Puskesmas Klinik Swasta Pustu Polindes Pusling Ambulan
Hancur 3 26 2 37 172 39 14
Rusak Ringan s/d Berat 3 15 4 22 218 -
Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI
Dengan hancurnya beberapa fasilitas pelayanan kesehatan tersebut serta hilangnya beberapa tenaga kesehatan, dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan di wilayah NAD mengalami kelumpuhan total, sehingga Departemen Kesehatan sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan menyelenggarakan upaya penanganan masalah kesehatan akibat bencana dengan kegiatan sebagai berikut. 1. Pembentukan Tempat Pelayanan Kesehatan Dalam situasi bencana pada umumnya penduduk terkonsentrasi di kamp penampungan yang biasanya dalam kondisi darurat atau kurang layak menjadi tempat tinggal bagi masyarakat. Beberapa saat setelah bencana terjadi jajaran kesehatan segera menata kembali tempattempat pelayanan kesehatan dengan membentuk Pos Pelayanan Kesehatan di tempat pengungsian, Rumah Sakit Lapangan dan membentuk jaringan untuk rujukan pelayanan kesehatan lebih lanjut. Tempat pelayanan kesehatan dimaksud dikelola tidak hanya oleh jajaran kesehatan namun juga atas partisipasi dari lembaga swadaya Nasional dan Internasional, Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, TNI, negara sahabat dan badan95
badan dunia lainnya. Dalam waktu singkat telah dibentuk beberapa Pos Pelayanan Kesehatan di tempat pengungsian dan Rumah Sakit Lapangan. 2. Mobilisasi Tenaga Kesehatan Dalam upaya meningkatkan pelayanan sesuai dengan standar, di samping menggerakkan Brigade Bencana, Departemen Kesehatan juga melakukan mobilisasi tenaga profesional melalui Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan, TNI, negara sahabat dan badan dunia untuk bekerja di tempat pelayanan kesehatan baik di pos-pos pengungsian atau Rumah Sakit Lapangan. Beberapa saat setelah bencana terjadi jajaran kesehatan telah dapat memobilisasi tenaga medis (dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi), tenaga paramedis perawatan (perawat, bidan), paramedis non perawatan (nutrisionis, sanitarian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga farmasi dan lain-lain). Di samping itu Departemen Kesehatan juga membentuk Tim Lapangan yang diketuai oleh pejabat eselon I dengan anggota para eselon II dan pelaksana lapangan eselon III dan IV, untuk membantu dalam penataan manajemen Dinas Kesehatan Provinsi NAD dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 3. Mobilisasi Peralatan dan Bahan Penunjang Dalam mendukung pelayanan kesehatan yang optimal jajaran kesehatan juga memobilisasi bantuan peralatan dan bahan penunjang pelayanan kesehatan seperti peralatan medik, obat-obatan, sarana transportasi dan peralatan pendukung lainya. Bantuan yang dapat dimobilisasi langsung dikirim oleh donor melalui Departemen Kesehatan atau langsung kepada Satkorlak di Provinsi NAD/Sumut atau digunakan langsung di fasilitas pelayanan yang dibangun oleh masing-masing donor. 4. Biaya Operasional Departemen Kesehatan juga melakukan mobilisasi anggaran untuk mendukung operasionalisasi dalam pelayanan kesehatan dan penataan manajemen kesehatan di semua jenjang pelayanan, dan institusi. Demikian gambaran singkat mengenai situasi upaya kesehatan di Indonesia sampai dengan tahun 2004.
***
96
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini, adalah sebagai berikut : A. SARANA KESEHATAN Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya Puskesmas, rumah sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Puskesmas Pada periode tahun 2000 – 2004, jumlah Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) terus meningkat dari 7.237 unit pada tahun 2000 menjadi 7.540 unit pada tahun 2004. Namun pada periode tahun itu, rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk cenderung menurun dari 3,56 per 100.000 penduduk pada tahun 2000 dan 3,49 per 100.000 penduduk pada tahun 2001 menjadi 3,46 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 dan tahun 2003, kemudian menjadi 3,47 per 100.000 penduduk pada tahun 2004. Ini berarti bahwa pada periode tahun itu setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3-4 unit Puskesmas. Jumlah Puskesmas dan rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2004 disajikan pada Gambar 5.1, gambaran jumlah Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi dibandingkan angka nasional disajikan pada Gambar 5.2. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1. GAMBAR 5.1 JUMLAH PUSKESMAS DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK TAHUN 2000 – 2004 Jumlah Puskesmas
Rasio Puskesmas 4,00
7.600 7.500
3,20
7.400 2,40 7.300 1,60 7.200 0,80
7.100 7.000
0,00 2000
Jml Puskesmas Jml. Penduduk RasioPuskesmas
7.237 203.456.005 3,56
2001 7.277 208.405.944 3,49
2002 7.309 211.000.598 3,46
2003 7.413 214.374.096 3,46
Sumber: Jumlah Puskesmas : Ditjen Binkesmas, Depkes RI Jumlah Penduduk : BPS/Profil Kesehatan Indonesia, Pusdatin
97
2004 7.540 217.072.346 3,47
GAMBAR 5.2 JUMLAH PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004
Sementara itu, bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2004 rata-rata 1,04 unit tidak mengalami perubahan dibandingkan data tahun 2003 yaitu 1,04 unit per 30.000 penduduk. Pada periode yang sama, jumlah Puskesmas Pembantu juga cenderung meningkat dari 21.267 unit pada tahun 2000 menjadi 22.002 unit pada tahun 2004. Sementara itu, rasio Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk ada cenderung menurun dari 10,45 per 100.000 penduduk pada tahun 2000 menjadi 10,36 per 100.000 penduduk pada tahun 2001 menjadi 10,29 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 dan 10,15 per 100.000 penduduk pada tahun 2003, kemudian menjadi 10,14 per 100.000 penduduk pada tahun 2004. Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 10-11 unit Puskesmas Pembantu. Jumlah Puskesmas Pembantu dan rasio Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2004 disajikan pada Gambar 5.3 berikut ini, sedangkan menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.2.
98
GAMBAR 5.3 JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK TAHUN 2000 – 2004 Rasio Pustu
22.200
11,00
22.000
10,00
21.800
9,00
21.600 8,00
21.400
7,00
21.200 21.000
6,00 2000
Jml Pustu Jml. Penduduk Rasio Pustu
Rasio Pustu /100.000 pend
Jumlah Puskesmas Pembantu
Jumlah Pustu
21.267 203.456.005 10,45
2001
2002
2003
21.587 208.405.944 10,36
21.706 211.000.598 10,29
2004
21.762 214.374.096 10,15
22.002 217.072.346 10,14
Sumber: Jumlah Puskesmas : Ditjen Binkesmas, Depkes RI Jumlah Penduduk : BPS/Profil Kesehatan Indonesia, Pusdatin
Berdasarkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu pada tahun 2000 – 2004, maka rasio Puskesmas pembantu terhadap Puskesmas rata-rata 3:1, artinya setiap Puskesmas rata-rata didukung oleh 3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas menurut provinsi pada tahun 2000 – 2004 secara rinci disajikan pada Lampiran 5.2. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sejak Pelita III sejumlah Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas dengan tempat perawatan. Puskesmas Perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan, serta di wilayah atau pulau-pulau yang terpencil. Pada tahun 2000 – 2004 perkembangan jumlah Puskesmas Perawatan cenderung bertambah, yaitu dari 1.785 unit pada tahun 2000 dan 1.818 unit pada tahun 2001 menjadi 1.926 unit pada tahun 2002 dan 1.924 unit pada tahun 2003, dan bertambah lagi menjadi 2.010 unit pada tahun 2004. Perkembangan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan pada tahun 1998 – 2004 disajikan pada Gambar 5.3 berikut ini, sedangkan jumlah menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4. GAMBAR 5.4 JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN TAHUN 1998 – 2004 10,000 Jumlah
8,000 6,000 4,000 2,000 0 Puskesmas
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
7,181 7,195 7,237 7,277 7,309 7,413 7,540
Puskes Perawatan 1,762 1,785 1,785 1,818 1,926 1,924 2,010
Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI
99
Sementara itu, jumlah Puskesmas Keliling baik puskesmas keliling kendaraan bermotor roda empat (R4/mobil) maupun puskesmas keliling perahu bermotor (PB) pada tahun 1999 – 2004 mengalami penurunan. Untuk Puskesmas Keliling R4, jumlahnya menurun dari 5.541 unit pada tahun 1999 dan 5.551 unit pada tahun 2000 menurun menjadi 5.084 unit pada tahun 2001 dan 4.984 unit pada tahun 2002. Pada tahun 2003 jumlah Puskesmas Keliling R4 tercatat sebanyak 2.795 unit dan pada tahun 2004 tercatat sebanyak 5.358 unit. Untuk Puskesmas Keliling PB, jumlahnya menurun dari 899 unit pada tahun 1999 menjadi 841 pada tahun 2000, 716 unit pada tahun 2001, 654 unit pada tahun 2002 dan pada tahun 2003 hanya terdapat 317 unit. Pada tahun 2004 tercatat kenaikan jumlah Puskesmas Keliling PB menjadi sebanyak 805 unit. Jumlah Puskesmas Keliling dan rasionya terhadap Puskesmas pada tahun 1999 – 2004 disajikan pada Gambar 5.5 berikut ini, sedangkan jumlah dan rasionya menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4.
10,000
1.00
8,000
0.80
6,000
0.60
4,000
0.40
2,000
0.20
0 Pusling PB Pusling R4 Rasio Pusling
1999
2000
2001
2002
2003
2004
899
841
716
654
317
805
0.00
Rasio Pusling per Puskesmas
Jumlah Pusling (R4 & RB)
GAMBAR 5.5 JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIONYA TERHADAP PUSKESMAS TAHUN 1999 – 2004
5,541 5,551 5,084 4,984 2,795 5,358 0.9
0.88
0.8
0.77
0.42
0.82
Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI
Demikian pula rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada periode itu juga cenderung menurun dari 0,9 pada tahun 1999 dan 0,88 pada tahun 2000 menurun menjadi 0,8 pada tahun 2001 dan 0,77 pada tahun 2002. Rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada tahun 2003 sebesar 0,42 dan pada tahun 2004 sebesar 0,82. 2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Pada tahun 1999 – 2004, perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia terus meningkat, yaitu dari 1.111 unit pada tahun 1999 naik dan 1.145 unit pada tahun 2000 menjadi 1.178 unit pada tahun 2001 dan 1.215 unit pada tahun 2002, kemudian meningkat lagi menjadi 1.234 unit pada tahun 2003 dan 1.246 unit pada tahun 2004. Bila dilihat menurut kepemilikannya, pada periode itu jumlah rumah sakit pemerintah kira-kira 100
separuh dari seluruh jumlah rumah sakit yang ada. Perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia tahun 1999 – 2004 disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.5. TABEL 5.1 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS) DI INDONESIA TAHUN 1999 – 2004 No.
Pengelola/Kepemilikan
1999
1 Departemen Kesehatan
2000
2001
2002
2003
2004
59
59
31
31
31
31
2 Pemerintah Provinsi/Kab/Kota
355
357
386
389
396
404
4 TNI/POLRI
111
111
111
112
112
112
68
68
70
78
78
78
518
550
580
605
617
621
1.111
1.145
1.178
1.215
1.234
1.246
5 BUMN/Departemen Lain 6 Swasta Jumlah Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, jumlah rumah sakit umum (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1995 – 2004 juga cenderung meningkat, yaitu dari 850 unit pada tahun 1995 dan 858 unit pada tahun 1996 menjadi 873 unit pada tahun 1997 dan 888 unit pada tahun 1998, kemudian naik lagi menjadi 887 unit pada tahun 1999 dan 910 unit pada tahun 2000, dan terus naik menjadi 935 unit pada tahun 2001, 953 unit pada tahun 2002, 966 unit pada tahun 2003, dan 976 unit pada tahun 2004. Bila dilihat berdasarkan kepemilikannya, walaupun jumlah rumah sakit umum milik pemerintah yang mencakup milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, dan Departemen Lain / BUMN pada periode itu ada kenaikan namun relatif stabil, sedangkan jumlah rumah sakit umum milik swasta kenaikannya cukup berarti. Perkembangan jumlah rumah sakit umum di Indonesia tahun 1995 – 2004 disajikan pada Gambar 5.6 berikut ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dan pengelolanya dapat dilihat pada Lampiran 5.5. GAMBAR 5.6 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM TAHUN 1995 – 2004
Jumlah RSU
1200 1000 800 600 400 200 0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
RSU Pemerintah
521
523
522
525
517
520
524
526
534
542
RSU Swasta
329
335
351
363
370
390
411
427
432
434
Jumlah RSU
850
858
873
888
887
910
935
953
966
976
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI
101
Jumlah rumah sakit khusus (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1997 – 2004 juga meningkat, dari 217 unit pada tahun 1997 dan 224 unit pada tahun 1998 dan 1999 menjadi 235 unit pada tahun 2000 dan 244 unit pada tahun 2001, kemudian naik lagi menjadi 267 unit pada tahun 2002, 268 unit pada tahun 2003, dan 270 unit pada tahun 2004. Bila dilihat berdasarkan kepemilikannya, jumlah rumah sakit khusus milik pemerintah yang mencakup milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, dan Departemen Lain / BUMN pada periode itu relatif stabil, sedangkan jumlah rumah sakit khusus milik swasta kenaikannya cukup bermakna. Perkembangan jumlah rumah sakit khusus di Indonesia tahun 1997 – 2004 disajikan pada Gambar 5.7 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut jenis rumah sakit, provinsi, dan kepemilikan dapat dilihat pada Lampiran 5.5, dan Lampiran 5.8.
Jumlah RS Khusus
GAMBAR 5.7 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS TAHUN 1997 – 2004 500 400 300 200 100 0
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
RSK Pemerintah
77
76
76
75
74
76
83
83
RSK Sw asta
140
148
148
160
170
191
185
187
Jumlah RSK
217
224
224
235
244
267
268
270
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI
Selain jumlah rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan perlu pula disajikan data jumlah tempat tidur rumah sakit. Pada tahun 1997 – 2004 ada kenaikan jumlah tempat tidur rumah sakit (umum dan khusus), yang mana untuk tempat tidur rumah sakit umum kenaikannya cukup berarti, sedangkan untuk tempat tidur rumah sakit khusus relatif sedikit. Situasi perkembangan jumlah tempat tidur rumah sakit secara ringkat dapat dilihat pada Gambar 5.8 di bawah ini, tetapi gambaran yang lebih rinci untuk dapat dilihat pada Lampiran 5.7, Lampiran 5.8.
Jumlah Tempat Tidur RS
GAMBAR 5.8 PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT TAHUN 1997 – 2004 150,000
125,000
100,000
75,000
50,000
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
TT RSK
18,110
17,894
17,815
17,970
17,269
18,675
18,750
19,591
TT RSU
103,886
105,292
105,783
107,537
109,948
111,539
112,379
112,640
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI
102
Selanjutnya, untuk menggambarkan cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan berikut ini disajikan rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk yang dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan tempat tidur baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus. Pada tahun 2000 – 2004, rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk relatif tidak berubah, yaitu berkisar antara 60 – 62 per 100.000 penduduk atau rata-rata setiap tempat tidur rumah sakit melayani 1.641 penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit dan rasionya per 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2004 disajikan pada Gambar 5.9 di bawah ini.
140,000
65
135,000
63
130,000
61
125,000
59
120,000
57
115,000
2000
2001
2002
2003
2004
55
Rasio TT RS per 100.000 Penduduk
Jumlah Tempat Tidur RS
GAMBAR 5.9 JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2000 – 2004
Jumlah TT RS 125,504 127,588 130,214 131,129 132,231 60.97
Rasio TT
61.22
61.71
61.17
60.92
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI
3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Jumlah sarana produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 1997 – 2004 disajikan pada Gambar 5.10 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi pada tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.11.
Jumlah Sarana Produksi
GAMBAR 5.10 JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS TAHUN 1997 – 2004 1,200 1,000 800 600 400 200 0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Industri Farmasi
235
205
195
198
205
226
229
295
Industri Obat Tradisional
77
79
87
93
81
86
86
89
Industri Kecil Obat Tradisional
559
608
722
872
794
811
1,130
1,134
Industri Alat Kesehatan
198
173
163
272
400
727
Industri Perbkl Kes RT
413
483
554
1,015
Industri Kosmetika
506
541
569
1 088
Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI dan Hasil pemutakhiran data
103
Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 1997 – 2004 disajikan pada Gambar 5.11 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi pada tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.12. GAMBAR 5.11 JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS TAHUN 1997 – 2004 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Pedagang Besar Farmasi
1,631
1,718
1,819
2,026
2,082
2,249
2,478
2,432
Apotek
6,903
7,467
7,794
6,196
6,391
7,767
8,364
8,456
Toko Obat
7,000
5,246
7,101
5,028
4,518
5,405
6,610
6,843
Penyalur Perbekalan Alkes
555
574
1,061
1,152
1,639
1,982
Subpenyalur Perbekalan Alkes
621
722
291
343
711
819
Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI
Di kabupaten/kota, distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah dikelola oleh unit pengelola obat, dahulu disebut sebagai gudang farmasi kabupaten. Perkembangan jumlah unit pengelola obat (eks gudang farmasi) kabupaten/kota pada tahun 2001 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 5.12 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.13. GAMBAR 5.12 JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2001 – 2004 400
351 350
332 319 307
300
250
200 2001
2002
2003
Sumber: Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI
104
2004
4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa), dan sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan Diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2004 jumlah Posyandu sebanyak 238.699 buah. Jumlah Posyandu ini menurun dibandingkan jumlah Posyandu tahun 2003, seperti terlihat pada Gambar 5.13 berikut ini. GAMBAR 5.13 JUMLAH POSYANDU DI INDONESIA TAHUN 2000-2004 242221
245000 240000
238699 234526
234843
235000 230000 225000
220198
220000 215000 210000 205000 1999/2000
2001
2002
2003
2004
Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI
Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 3,47 atau rata-rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 3-4 Posyandu. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di DKI Jakarta (13,41) dan DI Yogyakarta (12,27). Sedangkan rasio terkecil di Irian NAD (0,86) dan Sulawesi Tenggara (1,20). Empat provinsi datanya tidak tersedia, yaitu Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Irian Jaya Barat Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Polindes ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Polindes Pratama, Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri. Pada tahun 2004, jumlah Polindes sebanyak 26.975 buah. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan adalah 0,39. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Kalimantan Barat (0,84), Kepulauan Riau (0,77) dan NTB (0,67). Sedangkan rasio terkecil di DKI Jakarta (di DKI Jakarta tidak ada Polindes), Banten (0,03) dan Maluku (0,08). 105
Pos Obat Desa (POD) merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana, terutama untuk penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat. Pos Obat Desa ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Pos Obat Desa Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Pada tahun 2004, jumlah Pos Obat Desa sebanyak 6.596 buah. Rasio POD terhadap desa/kelurahan adalah 0,10. Rasio POD terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di NTB (0,27), Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah (masing-masing 0,25). Sedangkan rasio terkecil di DKI Jakarta (tidak ada POD), Bali (hanya terdapat 1 POD atau rasio 0,00) dan Maluku Utara (terdapat 2 POD atau rasio 0,00). Data selengkapnya mengenai Sarana UKBM tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.14. 5. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. Dari seluruh institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) yang ada hanya sebagian yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan dalam koordinasi dan pembinaannya, yang dikelompokkan ke dalam institusi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi Diknakes Non Poltekkes. Pada tahun 2004 jumlah Poltekkes di seluruh Indonesia sebanyak 32 buah yang menyelenggarakan 14 jenis jurusan atau program studi, yaitu Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Lingkungan, Gizi, Kesehatan Gigi, Farmasi, Analis Kesehatan, Teknik Elektro, Teknik Radio Diagnostik, Teknik Gigi, Analis Farmasi dan Makanan, Fisioterapi, Okupasi Terapi dan Ortotik Prostetik. Oleh karena pada umumnya setiap Poltekkes menyelenggarakan lebih dari satu jenis jurusan atau program studi, maka pada tahun 2004 jumlah jurusan atau program studi yang diselenggarakan oleh 32 Poltekkes tersebut sebanyak 199 jurusan. Dari 199 jurusan yang diselenggarakan, jurusan terbanyak adalah jurusan Keperawatan (31,66%) dan Kebidanan (23,62%), selebihnya adalah Gizi (11,56%), Kesehatan Lingkungan (10,05%), Kesehatan Gigi (9,05%), Analis Kesehatan (6,03%), Farmasi (3,02%), Teknik Elektro Medik (1,01%), Teknik Radio Diagnostik (1,01%), Fisioterapi (1,01%), Teknik Gigi (0,50%), Analis Farmasi dan Makanan (0,50%), Okupasi Terapi (0,50%), dan Ortotik Prostetik (0,50%). Jumlah institusi Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.19. Sementara itu, jumlah institusi di luar Poltekkes pada tahun yang sama sebanyak 647 institusi yang mana terbanyak adalah jurusan Keperawatan (70,63%), sedangkan selebihnya adalah jurusan Kefarmasian (11,28%), Keteknisian Medis (10,82%), Kesehatan Masyarakat (2,94%), Keterapian Fisik (2,63%), dan Gizi (1,73%). Bila dilihat menurut kepemilikannya, jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes pada tahun 2004, 78,21% adalah milik swasta, sedangkan selebihnya adalah milik Pemerintah Daerah (15,76%), TNI/POLRI (5,26%), dan Departemen Kesehatan (Pusat) (0,77%). Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes milik Pusat mengalami penurunan karena institusi milik pusat bergabung dengan Poltekkes. Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan status kepemilikan pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.21.
106
B. TENAGA KESEHATAN 1. Ketersediaan Tenaga Kesehatan Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun sektor swasta perlu diketahui. Namun sampai saat ini data tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun sektor swasta sangat sulit diperoleh. Data yang tersedia adalah data PUPNS tahun 2003, data tenaga PTT, data SDM (Sumber Daya Manusia) di rumah sakit dan data SDM di Puskesmas. Berdasarkan jumlah PUPNS, PTT dan SDM rumah sakit swasta, jumlah SDM kesehatan adalah 327.078 orang, terdiri dari 301.215 orang (92,09%) tenaga kesehatan dan 25.863 orang (7,91%) tenaga non kesehatan. Provinsi dengan jumlah SDM kesehatan terbanyak adalah Jawa Tengah (62.837 orang), diikuti Jawa Timur (34.331 orang) dan Jawa Barat (31.411 orang). Sedangkan provinsi dengan jumlah SDM kesehatan terendah adalah Bangka Belitung (1.131 orang), Gorontalo (1.232 orang) dan Maluku Utara (1.794 orang). Berdasarkan profesinya, dari 301.215 tenaga kesehatan, terbanyak adalah perawat 141.196 orang (46,9%) dan bidan 61.947 orang (20,6%). Jumlah dan persentase tenaga kesehatan menurut jenisnya disajikan pada Tabel 5.2 di bawah ini. TABEL 5.2 JUMLAH, PERSENTASE DAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISNYA (DATA PUPNS, TENAGA PTT DAN TENAGA RUMAH SAKIT TAHUN 2003) No.
Jenis Tenaga
23.904
7,93
Rasio per 100.000 penduduk 11.01
Dokter Gigi
7.324
2,43
3.37
3
Dokter Spesialis
9.377
3,11
4.32
4
Dokter Gigi Spesialis
607
0,20
0.28
5
Perawat
141.196
46,88
65.05
6
Perawat Gigi
5.796
1,92
2.67
7
Bidan
61.947
20,57
28.54
8
S1 Farmasi dan Apoteker
1.811
0,60
0.83
9
Analis Farmasi
948
0,31
0.44
10
Asisten Apoteker
7.714
2,56
3.55
11
Administrator Kesmas
7.778
2,58
3.58
12
Sanitarian
13.761
4,57
6.34
13
Gizi
6.857
2,28
3.16
14
Keterapian Fisik
1.433
0,48
0.66
15
Keteknisan Medis
10.762
3,57
4.96
1
Dokter Umum
2
Jumlah
Jumlah
Persentase
301.215
138.76
Jumlah penduduk Indonesia = 217.072.346 (Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004) Sumber: Profil Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Indonesia 2004
107
Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk sebesar 138,76. Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 138-139 tenaga kesehatan. Rasio masing-masing jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menunjukkan bahwa rasio jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk terbesar adalah rasio tenaga keperawatan dan rasio bidan yaitu masingmasing sebesar 65,05 per 100.000 penduduk dan 28,54 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terbanyak adalah Jawa Tengah (60,123 orang), diikuti Jawa Timur (29,815orang) dan Jawa Barat (28,591orang). Sedangkan provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terendah adalah Bangka Belitung (1,054 orang), Gorontalo (1,147 orang) dan Maluku Utara (1,669 orang). Namun, jika dilihat rasio jumlah tenaga kesehatan per 100.000 penduduk, rasio tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta diikuti Papua dan NAD dan terendah adalah Banten, Lampung dan Jawa Barat. Jumlah dan rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menurut provinsi tahun disajikan pada Gambar 5.15 berikut ini. Sedangkan data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.22. GAMBAR 5.14 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT MENURUT PROVINSI TAHUN 2003
JATENG JATIM JABAR DKI JAKARTA SUMUT SULSEL NAD SUMSEL SUMBAR PAPUA RIAU NTT BALI SULTENG KALTIM JAMBI DIY BANTEN SULUT KALSEL KALTENG NTB SULTRA LAMPUNG KALBAR BENGKULU MALUKU MALUT GORONTALO BABEL
60.123 29.815 28.591 26.991 22.065 11.535 11.299 9.314 8.463 7.174 7.095 6.530 6.142 5.659 5.492 5.236 4.953 4.924 4.845 4.512 4.425 4.317 4.211 3.897 3.443 3.252 3.042 1.669 1.147 1.054 0
5.000 10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.00055.00060.00065.00070.000
Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI
108
GAMBAR 5.15 RASIO TENAGA KESEHATAN PER 100.000 PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 per 100.000 penduduk DKI JAKARTA PAPUA NAD MALUKU SULTENG SULUT MALUT KALTENG SULTRA KALTIM JAMBI SUMBAR BENGKULU JATENG BALI SUMUT NTT DIY KALSEL SULSEL GORONTALO SUMSEL RIAU BABEL NTB JATIM KALBAR JABAR LAMPUNG BANTEN
333 298 281 272 242 234 223 222 213 212 211 199 195 188 188 185 163 155 147 137 128 127 126 112 106 85 81 76 57 53
0
50
100 150 200 Indonesia (141per 100.000 penduduk)
250
300
350
Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI
Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di rumah sakit tahun 2003 sebanyak 145.009 orang, terdiri dari tenaga kesehatan 133.820 orang (92,28%) dan non tenaga kesehatan 11.189 orang (7,72%). Provinsi dengan jumlah SDM Kesehatan yang bekerja di rumah sakit terbanyak adalah DKI Jakarta (25.672 orang) diikuti Jawa Timur (19.391 orang) dan Jawa Tengah (18.761 orang). Sedangkan jumlah terendah adalah Provinsi Gorontalo, Maluku Utara, dan Irian Jaya Tengah. Data SDM Kesehatan yang bekerja di rumah sakit menurut profesi dan provinsi disajikan pada Lampiran 5.23. Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di Puskesmas tahun 2004 adalah 141.566 orang, 7.550 orang bekerja di Puskesmas induk dan 22.002 orang bertugas di Puskesmas Pembantu. Jumlah dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebanyak 8.934 orang (PNS maupun PTT). Dengan jumlah Puskesmas sebanyak 7.540, maka rata-rata tiap Puskesmas dilayani oleh 1-2 orang dokter umum. Jumlah dokter gigi yang bekerja di Puskesmas sebanyak 3.778 orang yang berarti belum semua Puskesmas memiliki dokter gigi. Jumlah perawat sebanyak 40.070 orang sehingga setiap Puskesmas dilayani 5-6 orang perawat. Jumlah bidan sebanyak 48.252 orang sehingga setiap Puskesmas dilayani 6-7 orang bidan. Tenaga kesehatan lain di Puskesmas yaitu Sarjana Kesehatan Masyarakat, Apoteker, Asisten Apoteker, Perawat gigi, Sanitarian, Pelaksana gizi, Analis Medis, tidak terdapat di setiap Puskesmas. Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 5.24. Jumlah tenaga kesehatan menurut jenis dan provinsi (di luar tenaga kesehatan di Pusat) tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.25. Sedangkan gambaran rasio dokter per 100.000 penduduk dapat dilihat pada gambar 5.16 dan rasio perawat/SKp (Sarjana Keperawatan) per 100.000 penduduk dapat dilihat pada gambar 5.17. 109
GAMBAR 5.16 RASIO DOKTER PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004
GAMBAR 5.17 RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004
2. Dokter, Dokter Gigi, dan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap Dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter di Puskesmas, sejak tahun 1991 telah dilaksanakan pengangkatan dokter sebagai pegawai tidak tetap (dokter PTT). Sampai dengan 110
April 2004 penempatan dokter PTT di Puskesmas telah dilaksanakan sebanyak 36 angkatan. Daerah penempatannya dikategorikan menjadi 3 wilayah, yaitu daerah biasa, daerah terpencil, dan sangat terpencil. Namun sejak mulai angkatan ke-27, kebijakan kategori daerah penempatan diserahkan kepada daerah. Jumlah kumulatif penempatan dokter PTT mulai dari angkatan I (Agustus 2001) sampai dengan angkatan XXXVIII (April 2004) sebanyak 33.419 orang. Provinsi yang paling banyak penempatan dokter PTT adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sedangkan yang paling sedikit adalah provinsi-provinsi baru, yaitu Provinsi Maluku Utara, Gorontalo, dan Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah dokter PTT menurut provinsi dan angkatan disajikan pada Lampiran 5.26. Dokter PTT yang masih aktif sampai April 2004 jumlahnya 9.016 orang yaitu angkatan XXVIII (Agustus 2001) sampai dengan angkatan XXXVIII (April 2004). Sebanyak 5.705 orang (63,28%) ditempatkan di daerah biasa, 2.328 orang (25,82%) di daerah terpencil dan 983 orang (10%) di daerah sangat terpencil. Provinsi dengan jumlah dokter PTT yang masih aktif terbanyak adalah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, sedangkan yang terendah adalah Bali, Maluku Utara, dan Bangka Belitung. Jumlah dokter PTT yang masih aktif menurut kriteria penempatan dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.27. GAMBAR 5.18 JUMLAH DOKTER PTT YANG MASIH AKTIF MENURUT PROVINSI S/D APRIL 2004 JATEN JABA JATI SUMU LAMPUN JAMB SULSE NT NA RIA NT KALTI KALSE SUMSE SUMBA BANTE SUL.TENGGA BENGKU PAPU KALTEN DI KALBA SULTEN MALUK DKI SULU BAGORONTA MALUKU BAL
100
379 345 334 329 324 308 303 294 290 271 252 228 225 203 199 187 143 142 129 110 104 79 73 66 64 0
200
446
400
605
600
Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI
111
895
683
800
100
120
Sebagaimana dokter PTT, untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter gigi di Puskesmas dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi, sejak tahun 1994 juga dilakukan penempatan dokter gigi sebagai pegawai tidak tetap (dokter gigi PTT). Sampai dengan April 2004 penempatan dokter gigi PTT di Puskesmas telah dilaksanakan sebanyak 31 angkatan. Jumlah kumulatif pengangkatan dokter gigi PTT mulai dari angkatan I sampai dengan angkatan XXXI sebanyak 8.258 orang, terbanyak di Provinsi Jawa Barat yaitu 1.147 orang, Jawa Timur 985 orang dan Jawa Tengah 848 orang. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.28. Jumlah dokter gigi PTT yang masih aktif sampai dengan April 2004 sebanyak 2.854 orang, ditempatkan di daerah biasa 1.930 orang (67,62%), di daerah terpencil 763 orang (26,74%) dan di daerah sangat terpencil 161 orang (5,64%). Provinsi dengan dokter gigi PTT yang masih aktif terbanyak adalah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, sedangkan yang terendah adalah Maluku Utara, Bangka Belitung dan Bali. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.29. GAMBAR 5.19 JUMLAH DOKTER GIGI PTT YANG MASIH AKTIF MENURUT PROVINSI S/D APRIL 2004 JATIM JABAR JATENG SULSEL SUMUT BANTEN RIAU LAMPUNG SUL.TENGGARA NTT SUMBAR KALTIM JAMBI BENGKULU KALSEL DIY MALUKU KALBAR SUMSEL NTB NAD DKI JAKARTA SULTENG PAPUA SULUT KALTENG BALI GORONTALO BA-BEL MAL. UTARA
384 358 246 221 205 122 121 109 108 95 91 89 88 62 62 56 53 50 48 41 36 35 33 31 29 26 15 15 13 12 0
100
200
300
400
500
Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI
Sementara itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan bidan khususnya untuk wilayah perdesaan termasuk daerah terpencil dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah perdesaan juga dilaksanakan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap (Bidan PTT) yang ditempatkan di desa. Perkembangan jumlah bidan sebagai pegawai tidak tetap pada tahun 1999/2000 – 2002/2003 dapat dilihat pada Gambar 5.20 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi pada tahun 1994 – 2003 disajikan pada Lampiran 5.30 dan Lampiran 5.31.
112
GAMBAR 5.20 JUMLAH BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP TAHUN 1999/2000 – 2002/2003 50,000
40,000
37,319
35,164
33,430 30,096
30,000
20,000
10,000
0 1999/2000
2000/2001
2001/2002
2002/2003
Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI
3. Peserta Didik pada Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Pada tahun 2001 – 2004, jumlah peserta didik pada semua institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) tidak banyak berubah. Jumlah peserta didik pada tahun 2001 sebanyak 133.243 orang yang terdiri atas peserta didik Poltekkes sebanyak 25.780 orang dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 107.463 orang. Jumlah peserta didik pada tahun 2002 sebanyak 124.043 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 26.684 orang dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 97.359 orang. Jumlah peserta didik pada tahun 2003 sebanyak 134.271 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 28.412 orang dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 105.859 orang. Jumlah peserta didik pada tahun 2004 sebanyak 146.220 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 36.387 orang dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 109.833 orang. Perkembangan jumlah peserta didik pada institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2001 – 2004 disajikan pada Gambar 5.21 di bawah ini. GAMBAR 5.21 JUMLAH PESERTA DIDIK PADA INSTITUSI DIKNAKES TAHUN 2001 – 2004 200,000
150,000
100,000
50,000
0
2001
2002
2003
2004
Peserta didik NonPoltekkes
107,463
97,359
105,859
109,833
Peserta didik Poltekkes
25,780
26,684
28,412
36,387
Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI
113
Selanjutnya jumlah peserta didik tahun ajaran 2003/2004 dan jumlah lulusan tahun 2003 di Poltekkes dan non Poltekkes menurut sekolah/jurusan/program studi lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 5.32 dan Lampiran 5.33. Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 – 2004 juga relatif tidak banyak berubah. Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 sebanyak 42.057 orang yang terdiri atas lulusan jenjang pendidikan tinggi setingkat diploma III (JPTD-III) sebanyak 29.974 orang (71,27%), jenjang pendidikan tinggi setingkat D-I (JPTD-I) sebanyak 167 orang (0,40%), dan jenjang pendidikan menengah (JPM) sebanyak 11.916 orang (28,33%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2002 sebanyak 44.057 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 32.021 orang (72,68%), JPTD-I sebanyak 257 orang (0,58%), dan JPM sebanyak 11.779 orang (26,74%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2003 sebanyak 37.733 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 31.927 orang (84.61%), JPTD-I sebanyak 70 orang (0.19%), dan JPM sebanyak 5736 orang (15.2%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2004 sebanyak 45.562 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 41.014 orang (90,02%), JPTD-I sebanyak 87 orang (0,20%), dan JPM sebanyak 4.461 orang (9,79%). Perkembangan jumlah lulusan institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2001 – 2004 disajikan pada Gambar 5.22 di bawah ini. GAMBAR 5.22 JUMLAH LULUSAN INSTITUSI DIKNAKES TAHUN 2001 – 2004 50,000 JPTD-III 41,014 JPTD-I
40,000
JPM 32,021
29,974
31,927
30,000
20,000 11,916
11,779
10,000
5,736
4,461
167
257
70
87
2001
2002
2003
2004
0
Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI
4. Produksi Tenaga Kesehatan dan Kebutuhan Tenaga kesehatan Produksi tenaga kesehatan di Indonesia masih belum memenuhi kebutuhan, kecuali untuk tenaga perawat. Produksi tenaga perawat gigi, sanitarian dan bidan tahun 2003 masingmasing hanya mencapai 11,48%,15,98% dan 18,21% dari kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004. Untuk dokter umum, kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004 telah terpenuhi 65,49%, dokter gigi 49,77%, dokter spesialis 92,65%, apoteker 35,75%, asisten apoteker 40,80%, tenaga gizi 32,82%, tenaga kesehatan masyarakat 28,32%. Untuk tenaga perawat, pada tahun 2003 dihasilkan 22.484 orang perawat atau 388,93% dari kebutuhan tambahan tenaga perawat tahun 2004 yang hanya 5.781 orang. Data produksi tenaga kesehatan tahun 2003 dan 114
rencana kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.34. Berpedoman pada Indikator Indonesia Sehat 2010, telah disusun perkiraan kebutuhan tenaga kesehatan per tahun, sehingga pada tahun 2010 target tersebut diharapkan tercapai. Perkiraan kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2004-2010 dapat dilihat pada Lampiran 5.35. 5. Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk membina profesionalitas pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Pelatihan bagi tenaga kesehatan terdiri atas pelatihan pra/jabatan atau pra/tugas, pelatihan struktural, pelatihan fungsional, dan pelatihan teknis. Data pelatihan bagi tenaga kesehatan didapat dari laporan kegiatan Bapelkes dan dari permintaan sertifikat pelatihan ke Pusdiklat. Sedangkan data pelatihan lainnya yang tidak dilaksanakan di Bapelkes dan sertifikatnya tidak diperoleh melalui Pusdiklat, tidak tersedia. Pada tahun 2004 jumlah peserta Diklat yang dilaporkan sebanyak 9.461 orang, dengan rincian Diklat Pra/Jabatan sebanyak 978 orang (10,34%), Diklat Pimpinan sebanyak 343 orang (3,62%), Diklat Fungsional sebanyak 528 orang (5,58%), dan Diklat Teknis sebanyak 7.612 orang (80,46%), sebagaimana disajikan pada Gambar 5.23 berikut ini.
GAMBAR 5.23 PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI PELATIHAN MENURUT JENISNYA TAHUN 2004
Pelatihan Pimpinan 3.6%
Pelatihan Fungsional 5.6%
Pelatihan Teknis 80.5%
Pelatihan PraJabatan 10.3%
Selanjutnya berikut ini disajikan perkembangan jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti berbagai jenis pelatihan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2004.
115
TABEL 5.3 JUMLAH DAN PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI BERBAGAI JENIS PELATIHAN TAHUN 1999 – 2004
Jenis Pelatihan
1999 Jumlah
2000 %
Jumlah
2001 %
Jumlah
2002 %
Jumlah
2003 %
Jumlah
2004 %
Jumlah
%
Pelatihan Pra-Jabatan
5.196
17
4.368
25
2.465
22
206
5,5
428
4,8
978
10,3
Pelatihan Pimpinan
1.239
4
349
3
220
2
181
4,8
235
2,6
343
3,6
Pelatihan Fungsional
8.609
29
1.730
9
1.060
10
708
19,0
1.448
16,3
528
5,6
14.929
50
16.336
63
7.228
66
2.640
70,7
6.793
76,3
7.612
80,5
10.973 100
3.735
100
8.904
100
9.461
100
Pelatihan Teknis Jumlah
29.973 100
22.783 100
Sumber : Pusdiklat, Depkes RI
Dari Tabel 5.3 di atas, terlihat bahwa jumlah peserta diklat mengalami penurunan sejak tahun 2001. Hal ini disebabkan karena adanya penyerahan sebagian besar Bapelkes milik Departemen Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Sejak saat itu kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Bapelkes milik Daerah tidak terpantau oleh Pusdiklat Departemen Kesehatan. Jumlah pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Pusdiklat dan Bapelkes nasional serta jumlah pesertanya pada tahun 2004 dapat pula dilihat pada Lampiran 5.36.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan, untuk menggambarkan situasi pembiayaan kesehatan di Indonesia, berikut ini uraian tentang pembiayaan kesehatan oleh pemerintah yaitu mengenai alokasi anggaran Departemen Kesehatan (APBN) baik rutin maupun pembangunan, alokasi anggaran bersumber APBN per kapita, dan alokasi APBD Kabupaten/Kota untuk kesehatan, dan juga uraian mengenai pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan. 1. Pembiayaan Kesehatan oleh Pemerintah Berikut ini gambaran situasi pembiayaan kesehatan oleh pemerintah yang mencakup anggaran Departemen Kesehatan baik rutin maupun pembangunan dan anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota. Jumlah alokasi anggaran (rutin, pembangunan dan PHLN) Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar 7.0122,54 milyar rupiah sedangkan realisasinya sebesar 3.827,71 milyar rupiah. Anggaran rutin dialokasikan sebesar 1.372,51 milyar rupiah, sedangkan realisasinya sebesar 1.436,45 milyar rupiah (105%).
116
GAMBAR 5.24 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN RUTIN DEPKES TAHUN 2000 – 2004 Ribuan rupiah 3,000,000,000 2,500,000,000 2,000,000,000 1,500,000,000 1,000,000,000 500,000,000 0
2000
2001
2002
Alokasi
1,380,694,850
1,511,095,708
989,069,545
2003
1,372,514,222
2004
Realisasi
1,950,127,181
2,613,060,056
938,407,224
1,436,450,393
Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI
Pada tahun 2004, jumlah alokasi anggaran rutin Departemen Kesehatan sebesar 1.372,51 milyar rupiah. Alokasi terbesar adalah untuk Sekretariat Jenderal (922,13 milyar rupiah), Badan PPSDM Kesehatan (192,03 milyar rupiah), dan Ditjen Pelayanan Medik (147,81 milyar rupiah). Sedangkan yang terendah adalah untuk Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alkes (7,87 milyar rupiah), Inspektorat Jenderal (10,54 milyar rupiah), dan Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (18,82 milyar rupiah). Dari jumlah alokasi anggaran rutin Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar itu, telah berhasil digunakan (realisasi) sebesar 1.436,45 milyar rupiah atau sebesar 104,7%. Persentase realisasi terbesar adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (129,5%), Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (117,5%), dan Inspektorat Jenderal (111,4%). Sedangkan yang terkecil adalah Ditjen Pelayanan Medik dan Ditjen PPMPL (96,1%). Alokasi dan realisasi anggaran rutin Departemen Kesehatan menurut unit kerja pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 5.37. Pada periode tahun 2000 – 2004, jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan (yang terdiri atas rupiah murni dan PHLN) baik yang dikelola oleh unit pusat maupun yang didistribusikan untuk seluruh provinsi sebagai dana dekonsentrasi, cenderung meningkat yaitu dari 1.532,62 milyar rupiah pada tahun 2000 menjadi 1.841,28 milyar rupiah pada tahun 2001 atau naik sebesar 20,14%, naik lagi menjadi 2.451,85 milyar rupiah pada tahun 2002 atau naik sebesar 33,16%, dan kemudian menjadi 5.138,55 milyar rupiah pada tahun 2003 atau naik sebesar 109,58%, dan pada tahun 2004 juga sedikit turun menjadi 4.784,19 milyar rupiah atau turun sebesar 6,9%. Sedangkan realisasinya pada tahun 2000 sebesar 853,05 milyar rupiah (55,7%), pada tahun 2001 sebesar 966,04 milyar rupiah (52,1%), pada tahun 2002 sebesar 2.287,13 milyar rupiah (93,3%), pada tahun 2003 sebesar 4.290,4 milyar rupiah (83,5%), dan pada tahun 2004 sebesar 3.767,26 milyar rupiah (78,7%). Alokasi dan realisasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan dapat dilihat pada Gambar 5.25 di bawah ini.
117
GAMBAR 5.25 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN PEMBANGUNAN DEPKES TAHUN 2000 – 2004 6,000,000,000
Ribuan rupiah
5,000,000,000 4,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 1,000,000,000 0
2000
2001
2002
2003
2004
Alokasi
1,532,617,719
1,853,250,242
2,451,846,085
5,138,546,085
4,784,192,194
Realisasi
853,050,987
966,038,873
2,287,134,804
4,290,402,595
3,767,260,566
Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI
Dari jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar 4.784,19 milyar rupiah, alokasi terbesar adalah untuk Program Upaya Kesehatan (4,200,59 milyar rupiah), sedangkan alokasi terkecil untuk Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya (11,97 milyar rupiah). Persentase realisasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar 78,7%, dengan persentase realisasi terbesar adalah Program Obat, Makanan, dan Bahan Berbahaya (98,7%), Program Upaya Kesehatan (81,6%), dan Program Perbaikan Gizi (68,6%), sedangkan yang terkecil adalah Program Sumber Daya Kesehatan (49%) dan Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, dan Pemberdayaan Masyarakat (52,3%). Alokasi dan realisasi anggaran rutin Departemen Kesehatan menurut program pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 5.38. Sementara itu, bila dilihat menurut Eselon I Pusat, dari alokasi anggaran Departemen Kesehatan yang dialokasikan pada unit pusat sebesar 2.228,06 milyar rupiah pada tahun 2004, alokasi terbesar adalah untuk Sekretariat Jenderal (1.306,79 milyar rupiah), Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (525,97 milyar rupiah), dan untuk Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (167,58 milyar rupiah), sedangkan alokasi terkecil adalah untuk Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (11,97 milyar rupiah), sedangkan untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (26,96 milyar rupiah), dan untuk Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (76,5 milyar rupiah). Persentase anggaran pembangunan Departemen Kesehatan yang dialokasikan pada unit pusat pada tahun 2004 sebesar 87,4%, dengan persentase realisasi terbesar adalah Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alkes (98,7%), Sekretariat Jenderal (91,4%), dan Ditjen Pelayanan Medik (90,9%), sedangkan yang terkecil adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (54%), Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (63,4%), dan Badan PPSDM Kesehatan (69%). Alokasi dan realisasi angagaran rutin Departemen Kesehatan menurut Eselon I Pusat pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 5.39. Untuk daerah, data terakhir adalah data tahun 2003. Pada tahun 2003 alokasi terbesar adalah untuk Provinsi Jawa Timur (223,58 milyar rupiah), Jawa Tengah (191,71 milyar rupiah), dan untuk Jawa Barat (189,6 milyar rupiah). Sedangkan alokasi terkecil adalah untuk Provinsi Banten (45 milyar rupiah), Maluku Utara (45,03 milyar rupiah), dan untuk Kepulauan Bangka Belitung (47,4 milyar rupiah). Realisasi anggaran pembangunan yang dialokasikan ke daerah pada tahun 2003 sebesar 80,41%. Provinsi dengan realisasi anggaran 118
terbesar adalah Provinsi Banten (99,88%), Maluku Utara (99,49%), dan Jambi (99,37%). Sedangkan realisasi terkecil adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (40,11%), Bali (50,32%), dan Jawa Timur (64,24%). Realisasi anggaran pembangunan menurut provinsi pada tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 5.40. Perkembangan alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan tahun 2000 – 2004 disajikan pada Gambar 5.26 di bawah ini. GAMBAR 5.26 ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNAN DEPKES MENURUT PUSAT DAN DAERAH TAHUN 2000 – 2004 Ribuan rupiah 6,000,000,000 5,000,000,000 4,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 1,000,000,000 0
2000
2001
2002
2003
2004
Daerah 789,402,923 1,081,510,18 1,010,677,64 2,477,564,59 Tdk ada data Pusat
743,214,796 759,768,930 1,441,168,43 2,660,981,48 2,228,061,74
Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI
Sesungguhnya salah satu indikator yang cukup sensitif untuk mengetahui situasi pembiayaan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan per kapita, namun sampai saat ini data pembiayaan kesehatan per kapita sangat sulit diperoleh, karena melibatkan data pembiayaan dari berbagai sumber seperti pemerintah (pusat dan daerah), swasta, dan masyarakat. Data yang tersedia adalah alokasi anggaran pembangunan kesehatan per kapita per tahun yang dihitung berdasarkan alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan untuk pusat dan untuk daerah (dana dekonsentrasi), tidak termasuk anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota. Pada tahun 2000 alokasi anggaran pembangunan bersumber APBN per kapita per tahun hanya 7.450 rupiah, untuk tahun 2001 hanya 8.840 rupiah, untuk tahun 2002 hanya 11.620 rupiah, dan untuk tahun 2003 hanya 23.970 rupiah. Alokasi anggaran pembangunan bersumber APBN per kapita tahun 2000 – 2003 dapat dilihat pada Gambar 5.27 berikut ini. GAMBAR 5.27 ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNAN BERSUMBER APBN PERKAPITA TAHUN 2000 – 2003 30,000 23,970 25,000 20,000 15,000 10,000
11,620 7,450 4,088
5,000 0 2000
2001
2002
119
2003
Pada tahun 2000, dalam pertemuan antara Departemen Kesehatan dengan seluruh Bupati/Walikota se-Indonesia, disepakati bahwa pemerintah daerah akan mengalokasikan 15% dari APBD-nya untuk pembiayaan kesehatan. Walaupun sampai saat ini data mengenai alokasi biaya kesehatan di kabupaten/kota secara lengkap relatif sulit dapat diperoleh, namun demikian berdasarkan hasil pengumpulan data sumber daya dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, menunjukkan bahwa persentase APBD untuk kesehatan terhadap total APBD kabupaten/kota untuk tahun 2001 – 2003 relatif tidak banyak berubah dan masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan alokasi yang telah disepakati, yaitu berkisar antara 1,3% – 8%. Persentase APBD untuk kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota menurut provinsi tahun 2001 – 2003 dapat dilihat pada Lampiran 5.41. 2. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat Untuk melihat gambaran biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga menurut jenis biayanya, biaya kesehatan dikelompokkan ke dalam biaya pengobatan tradisional, biaya mengobati sendiri, dan biaya produk dan jasa kesehatan lainnya. Untuk pengobatan tradisional, rata-rata tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga untuk adalah di Provinsi DKI Jakarta (Rp. 5.871,02), Jambi (Rp. 3.791,70), dan Bali (Rp. 3.710,31), sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Gorontalo (Rp. 849,68), Papua (Rp. 904,53), dan Nusa Tenggara Barat (Rp.1.137,08). Untuk mengobati sendiri, rata-rata tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga adalah di Provinsi Maluku Utara (Rp. 12.857,14), Papua (Rp. 10.251,98), dan DKI Jakarta (Rp. 8.860,30), sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Bengkulu (Rp. 4.051,99), Sulawesi Selatan (Rp. 4.136,14), dan Nusa Tenggara Timur (Rp. 4.442,28). Untuk biaya produk dan jasa kesehatan lainnya, rata-rata tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga adalah di Provinsi DKI Jakarta (Rp. 7.647,98), Papua (Rp. 6.441,40), dan Jambi (Rp. 4.445,97), sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Sulawesi Tenggara (Rp. 375,19), Sulawesi Selatan (Rp. 407,45), dan Gorontalo (Rp. 526,18). Rata-rata besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga menurut provinsi, jenis biaya kesehatan, dan daerah tempat tinggal pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.42. Persentase rumah tangga menurut sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan kesehatan, dan daerah tempat tinggal pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.43, Lampiran 5.43.a, dan Lampiran 5.43.b. Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatannya, sejak lama sudah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Tingkat kesertaan masyarakat dalam upaya jaminan pemeliharaan kesehatan selama beberapa tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 5.28 berikut ini.
120
GAMBAR 5.28 PROPORSI PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN SUMBER PEMBIAYAAN TAHUN 1993, 2001 - 2004 100 80 60 40 20 0
1993
2001
2002
2003
2004
Non JPK
84.5
79.8
78.9
76.4
73.7
JPK
15.5
20.2
21.1
23.6
26.3
Sumber: - data 1993, Laporan Bank Dunia - data 2001, Hasil analisis lanjut data SUSENAS - data 2002-2004, Laporan Dinkes Provinsi
Rincian jumlah dan persentase kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 5.44. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan pra upaya, yaitu Dana Sehat, Asuransi Kesehatan (Askes), Asuransi Tenaga Kerja (Astek)/Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), dan asuransi kesehatan lainnya, serta Kartu Sehat untuk penduduk miskin. Perkembangan kepesertaan masyarakat dalam jaminan pemeliharaan kesehatan pada tahun 2002 – 2004 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Rincian distribusi kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 5.45. GAMBAR 5.29 PERSENTASE KEPESERTAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TAHUN 2002 – 2004 14 12
%
10 8 6 4 2 0
Askes
Jamsostek
Dana Sehat
JPKM
Kartu Sehat
Lain-lain
2002
7.15
1.75
1.07
1.09
9.45
0.57
2003
7.19
3.59
2.18
1.04
8.31
1.3
2004
7.0
2.5
1.5
1.03
12.6
2.3
Sumber: Laporan Dinkes Provinsi
121
BAB VI PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN Indonesia dengan beberapa negara di Asia Tenggara tergabung dalam sebuah perkumpulan antar negara yang biasa dikenal dengan Association of South East Asian Nations (ASEAN). Perkumpulan ini mulai terbentuk pada tahun 1967, yang pada awalnya hanya terdiri dari lima negara dan saat ini sudah berkembang menjadi sepuluh negara anggota di dalamnya. Di antara ke-sepuluh negara anggota ASEAN ada yang termasuk dalam kategori negara maju sedangkan secara umum anggota lainnya termasuk ke dalam kategori negara berkembang. A. KEPENDUDUKAN 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data yang disampaikan dalam “WHO Health Report 2005”, tercatat bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota ASEAN. Vietnam merupakan negara berpenduduk terbanyak kedua di ASEAN dengan jumlah sekitar 81 juta jiwa dan yang paling sedikit penduduknya adalah Brunei Darussalam (sekitar 358 ribu jiwa). Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduknya, Singapura tercatat sebagai negara yang paling padat yaitu sekitar 6.004 penduduk per km2, kemudian Philipina dengan 270 penduduk per km2 dan terakhir adalah Laos (24 penduduk per km2). 2. Laju Pertumbuhan Penduduk Selama kurun waktu 1993 – 2003, laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi di antara negara anggota ASEAN terjadi di negara Kamboja dengan pertumbuhan sebesar 2,7 %. Sementara itu, meski Singapura tingkat kepadatan penduduknya cukup tinggi ternyata laju pertumbuhan penduduknya pun merupakan tertinggi kedua di antara negara ASEAN (2,6%). Untuk kurun waktu tersebut, Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk 1,4 persen, sedangkan yang terendah terjadi di Thailand dengan angka sebesar 1,1 persen. 3. Penduduk Menurut Kelompok Usia Dilihat dari persentase penduduk menurut kelompok usia 0–14 tahun untuk keadaan tahun 2003, Laos dan Kamboja merupakan negara yang terbesar dengan kelompok usia tersebut, masing-masing adalah 44,1% dan 42%. Sementara itu di Indonesia sebesar 29,7%, sedangkan Thailand dan Singapura merupakan negara dengan komposisi penduduk kelompok usia 0 – 14 tahun terendah, masing-masing 21,3% dan 20,8%.
122
Keadaan sebaliknya terjadi pada persentase penduduk usia 65 tahun ke atas, dimana Singapura dan Thailand yang terbesar (masing – masing 7,7% dan 6,6%). Sedangkan di Indonesia sebesar 5% dan terendah adalah Brunei Darussalam yaitu 2,4%. GAMBAR 6.1 RASIO BEBAN TANGGUNGAN TAHUN 2003
82
Laos
80
Kamboja 66
Philipina 60
Malay sia My anmar
58
Viet Nam
57 53
Indonesia 50
Brunei Darussalam 46
Thailand 40
Singapura 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Persentase
Sumber: WHO Health Report 2005
Persentase penduduk kelompok usia 0 – 14 tahun dan kelompok usia 65 tahun ke atas tersebut memberikan pengaruh pada Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio). Negaranegara ASEAN dengan rasio beban tanggungan tertinggi adalah Laos (82%) dan Kamboja (80%). Singapura merupakan negara dengan rasio beban tanggungan terendah (40%), dan untuk Indonesia angka tersebut sebesar 53%. 4. Angka Kesuburan Wanita Angka Kesuburan Wanita atau Total Fertility Rate (TFR) di negara-negara ASEAN pada tahun 2003 menurut WHO dalam WHO Health Report 2005, yang tertinggi terdapat di Negara Philipina dengan angka 5,9 yang berarti untuk setiap wanita di negara tersebut ratarata memiliki anak 5 sampai dengan 6 orang selama hidupnya, sedangkan Angka Kesuburan Wanita yang terendah terdapat di Negara Singapura dengan angka 1,3 diikuti Thailand dengan 1,9. Angka Kesuburan Wanita di Indonesia bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya berada di tingkat sedang dengan 2,3. Perbandingan Angka Kesuburan Wanita (Total Fertility Rate) secara keseluruhan di berbagai negara ASEAN dapat di lihat pada lampiran 6.2.
123
GAMBAR 6.2 ANGKA KESUBURAN WANITA TAHUN 2003
Sumber: WHO Health Report 2005
5. Angka Kelahiran Kasar Pada Gambar 6.3, dapat dilihat bahwa Angka Kelahiran Kasar tertinggi di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2003 masih diduduki oleh Laos dengan angka 35 dan diikuti oleh Kamboja dengan angka 34, sedangkan Angka Kelahiran Kasar terendah terdapat di Singapura dengan 10 kematian per 1.000 penduduk. Indonesia, Myanmar, Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Brunei berada di tingkat sedang. Indonesia sendiri memiliki Angka Kelahiran Kasar sebesar 21 kelahiran untuk setiap 1.000 penduduk.
124
GAMBAR 6.3 ANGKA KELAHIRAN KASAR TAHUN 2003
Sumber: SOWC – UNICEF, 2005
6. Sosial Ekonomi Salah satu indikator yang menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi suatu negara adalah Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita. Merujuk pada WHO, dalam Human Development Report 2005, di antara negara-negara anggota ASEAN yang PNB-nya paling tinggi pada tahun 2003 adalah Brunei Darussalam dengan US$ 24.100 kemudian diikuti oleh Singapura dengan PNB sebesar US$ 21.230, sedangkan Indonesia berada di urutan keempat dari bawah dengan US$ 810, setelah Myanmar, Kamboja, dan Laos dengan PNB masing-masing US$ 220, US$ 310, dan US$ 320. Dari peta di bawah ini dapat di lihat bahwa Brunei Darussalam dan Singapura berada di tingkat negara dengan pendapatan tinggi (pendapatan di atas US$ 9.386), sedangkan Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia berada di kelompok negara-negara dengan 125
pendapatan sedang (pendapatan berada di antara US$ 760 - US$ 9.386) dan Myanmar, Vietnam, Laos, serta Kamboja berada di kelompok negara-negara dengan pendapatan terendah (pendapatan kurang dari US$ 766). GAMBAR 6.4 PENDAPATAN NASIONAL BRUTO/KAPITA TAHUN 2003
Sumber: Human Development Report 2005
7. Pembiayaan Kesehatan Beberapa indikator penting yang digunakan untuk melihat dan menganalisis pembiayaan kesehatan adalah Persentase Keseluruhan Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, Persentase Pengeluaran Sektor Swasta di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, dan Persentase Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran Pemerintah. 126
TABEL 6.1 INDIKATOR PEMBIAYAAN KESEHATAN TERPILIH DI BERBAGAI NEGARA ASEAN TAHUN 2003
No
Negara
Persentase Keseluruhan Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Produk Domestik Bruto
Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan
Persentase Pengeluaran Sektor Swasta di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan
Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran Pemerintah
2002
2002
2002
2002
1
Brunei Darussalam
3.5
78.2
21.8
4.7
2
Kamboja
12
17.1
82.9
18.6
3
Indonesia
3.2
36
64
5.4
4
Laos
2.9
50.9
49.1
8.7
5
Malaysia
3.8
53.8
46.2
6.9
6
Myanmar
2.2
18.5
81.5
2.3
7
Philipina
2.9
39.1
60.9
4.7
8
Singapura
4.3
30.9
69.1
5.9
9
Thailand
4.4
69.7
30.3
17.1
10
Vietnam
5.2
29.2
70.8
6.1
Sumber: WHO Health Report 2005
Pada tahun 2002, Kamboja merupakan negara yang persentase keseluruhan pengeluaran di bidang kesehatan terhadap PDB paling tinggi dengan 12% dikuti oleh Thailand dan Singapura dengan masing-masing 4,4% dan 4,3%. Untuk persentase pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran di bidang kesehatan yang paling tinggi adalah Brunei Darussalam dengan 78,2% baru kemudian Thailand dengan 69,7%, sedangkan yang paling rendah adalah Kamboja dengan 17,1% diikuti oleh Myanmar dengan 18,5% dan secara otomatis persentase biaya yang dikeluarkan oleh sektor swasta lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah. Indonesia sendiri termasuk negara yang persentase pengeluaran pemerintah di bidang kesehatannya lebih rendah dibandingkan biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh sektor swasta dengan perbandingan 36:64. Untuk indikator yang terakhir, yakni persentase pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran pemerintah, negara yang persentasenya paling tinggi adalah Kamboja dengan 18,6% dan diikuti oleh Thailand dengan 17,1%. Indonesia sendiri persentase pengeluaran pemerintahnya di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran 127
pemerintah hanya 5,4% dan berada di urutan ke-empat terendah setelah Myanmar (2,3%), Philipina (4,7%), dan Brunei Darussalam (4,7%). B. DERAJAT KESEHATAN 1. Angka Kematian Bayi Berdasarkan laporan UNICEF dalam The State of The World’s Children 2005, Angka Kematian Bayi tertinggi pada tahun 2003 di antara negara-negara di ASEAN adalah Kamboja diikuti dengan Laos dan Myanmar dengan AKB berturut-turut adalah 97, 82, dan 76 untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, sedangkan yang terendah adalah Singapura dengan angka 3 untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Brunei Darussalam, dan Malaysia dengan angka 5 dan 7 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB untuk Vietnam, Thailand, Filipina, dan Indonesia berada di tengah-tengah AKB berturut-turut 19, 23, 27 dan 31 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. GAMBAR 6.5 ANGKA KEMATIAN BAYI, 2003
Sumber: SOWC – UNICEF, 2005
128
2. Angka Kematian Balita Pada tahun 2003, Myanmar dan Kamboja berturut-turut merupakan negara dengan Angka Kematian Balita tertinggi di antara negara-negara di ASEAN berdasarkan laporan UNICEF dalam The State of The World’s Children 2005. AKABA di kedua negara tersebut berada pada angka di atas seratus, yakni 140 untuk Kamboja dan 107 untuk Myanmar, sedangkan Laos menduduki urutan ketiga dengan AKABA sebesar 91 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Indonesia, Philipina, Thailand, dan Vietnam berturut-turut menduduki peringkat ke 4, 5, 6, dan 7 dengan AKABA sebesar 41, 36, 26, dan 23. Sedangkan Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam merupakan negara-negara dengan AKABA terendah dengan AKABA masing-masing sebesar 3, 6, dan 7 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. GAMBAR 6.6 ANGKA KEMATIAN BALITA, 2003
Sumber: SOWC – UNICEF, 2005
129
3. Angka Kematian Kasar Di antara negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2003 Laos merupakan negara dengan Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR) tertinggi, yakni sebesar 12 diikuti oleh Myanmar CDR sebesar 11 untuk setiap 1.000 penduduk. Sementara itu, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Kamboja berada memiliki CDR sedang dengan range antara 6 sampai 10 kematian per 1.000 penduduk. Sedangkan Malaysia, Phlipina, Singapura masingmasing memiliki nilai CDR sebesar 5 dan Brunei Darussalam memiliki nilai CDR terendah dengan 3 kematian untuk setiap 1.000 penduduk. GAMBAR 6.7 ANGKA KEMATIAN KASAR, 2003
Sumber: SOWC – UNICEF, 2005
130
4. Usia Harapan Hidup Pada tahun 2003, menurut WHO dalam WHO Health Report Tahun 2005, di antara kesepuluh negara-negara anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan Usia Harapan Hidup waktu lahir (Expectation of Life at Birth) paling tinggi dengan 80 tahun, diikuti oleh Brunei Darussalam darussalam dan Malaysia dengan masing-masing memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) sebesar 77 dan 72 tahun seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Negara yang memiliki Usia Harapan Hidup waktu lahir terendah adalah Kamboja dengan 54 tahun diikuti oleh Myanmar dan Laos dengan UHH 59 tahun. Sedangkan Indonesia berada di urutan keempat terendah dengan 67 tahun. 5. Cakupan Imunisasi dan Vitamin A Berdasarkan data yang didapatkan oleh UNICEF dalam WHO Health Report Tahun 2005, pada tahun 2003, Brunei Darussalam merupakan negara dengan cakupan imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B, dan Campak paling tinggi dengan cakupan sebesar 99%, sedangkan Laos merupakan negara dengan cakupan imunisasi BCG, DPT, Polio, dan Campak paling rendah. Untuk Hepatitis B, negara yang cakupan imunisasinya terendah adalah Philipina. Untuk Imunisasi BCG selain Brunei Darussalam yang cakupannya mencapai 99%, Malaysia dan Thailand juga mencapai cakupan imunisasi BCG sebesar 99%, sedangkan untuk imunisasi DPT selain Brunei Darussalam, Vietnam juga tercatat memiliki cakupan imunisasi sebesar 99%. Indonesia sendiri, untuk cakupan imunisasi BCG berada diurutan ke-empat terendah dengan 82%, untuk imunisasi DPT, Polio, dan Campak berada di urutan ke-tiga terendah dengan 70% untuk DPT dan Polio, sedangkan untuk Campak cakupan imunisasinya adalah 72%. 6. Sumber Air Bersih dan Sanitasi Negara di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2002 yang memiliki persentase tertinggi untuk cakupan penggunaan air bersih adalah Malaysia dengan 95% (di luar Brunei Darussalam dan Singapura). Negara yang cakupan penggunaan air bersihnya paling rendah adalah Kamboja dengan 34% diikuti oleh Laos dengan 43%, sedangkan Indonesia berada di posisi tengah dengan cakupan penggunaan air bersih sebesar 78%. Untuk cakupan penggunaan sarana sanitasi sehat, Thailand merupakan negara yang cakupan penggunaan sarana sanitasi sehat tertinggi dengan 99%, sedangkan yang terendah adalah Laos dengan hanya 24%. Indonesia sendiri masih berada di posisi tengah dengan 52%.
131
BAB VII PENUTUP Sesungguhnya data dan informasi sangat dibutuhkan bagi para penentu kebijakan dan perencana pembangunan kesehatan di segala tingkat administrasi. Profil Kesehatan Indonesia ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan untuk menilai pencapaian program di setiap provinsi. Dengan adanya penyajian data dan informasi di dalam Profil Kesehatan Indonesia dalam bentuk narasi dan lampiran diharapkan dapat digunakan untuk mengambil langkah– langkah perbaikan dari setiap program, sehingga hasilnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Data dan informasi yang terdapat dalam Profil Kesehatan Indonesia ini adalah berdasarkan pencapaian Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan sebagai penilaian kinerja kabupaten/kota di provinsi masing-masing. Dengan adanya berbagai terobosan dalam rangka pengadaan data dan informasi di setiap provinsi baik moril maupun materiil yang dilakukan Pusat Data dan Informasi diharapkan Profil Kesehatan tahun-tahun yang akan datang dapat lebih cepat dan tepat. Ada beberapa data dan informasi yang tidak termasuk dalam kedua indikator tersebut, tetapi menjadi bencana nasional pada tahun 2004 juga telah kami sajikan data dan informasinya untuk menambah kayanya penyajian Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini. Untuk perbaikan ke depan terhadap substansi penyajian ataupun waktu terbit dari Profil Kesehatan Indonesia ini dibutuhkan adanya komitmen bersama, keseriusan dan dukungan dari segala pihak khususnya unit-unit di lingkungan Departemen Kesehatan agar penyajian Profil Kesehatan Departemen Kesehatan ini baik substansi penyajian maupun waktu terbitnya menjadi lebih baik dan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga tujuan agar Profil Kesehatan Indonesia dapat menjadi salah satu sumber data dan informasi dapat tercapai. Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004, “tak ada gading yang tak retak” walaupun masih jauh dari yang diharapkan semoga narasi dan lampiran ini dapat memenuhi kebutuhan akan data dan informasi kesehatan untuk melihat seberapa jauh perubahan yang telah dicapai dari tahun ke tahun terhadap pembangunan kesehatan secara menyeluruh.
***
132
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 1995. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 1995. BPS, Jakarta ___________. 2000. Gender Statistics and Indicators. BPS, Jakarta ___________. 2001. Indonesia, Laporan Pembangunan Manusia 2001, Menuju Konsensus Baru: Demokrasi dan Pembangunan Manusia di Indonesia. BPS-BappenasUNDP, Jakarta ___________. 2000. Indikator Kesejahteraan Anak 2000. BPS, Jakarta ___________. 2001. Indikator Kesejahteraan Anak 2001. BPS, Jakarta ___________. 2004. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta ___________. 2000. Penduduk Indonesia, Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000. BPS, Jakarta ___________. 2002. Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2001. BPS, Jakarta ___________. 2002. Statistik Indonesia 2002. BPS, Jakarta ___________. 2003. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta ___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta ___________. 2002. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta ___________. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta ___________. 1998. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997. ORC Macro. Calverton, Maryland, USA ___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. ORC Macro. Calverton, Maryland, USA
133
BPS, Depkes, dan Bank Dunia. 2003. Laporan Hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga 2003. BPS, Jakarta BPS, Bappenas, dan UNDP. 2004. National Human Development Report 2004, The Economics of Democracy, Financing Human Development in Indonesia. BPS, Jakarta ___________. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/MENKES/SK/VIII/2003. Depkes, Jakarta ___________. 2003. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003. Depkes, Jakarta ___________. 2004. Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.00SJ.SK.VI.1797. Depkes, Jakarta ___________. 2004. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1091/MENKES/SK/ X/2004. Depkes, Jakarta ___________. 2002. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS): Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511/MENKES/SK/V/2002. Depkes, Jakarta ___________. 2005. Profil Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan 2004. Ditjen PPM-PL, Jakarta ___________. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003, Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2005 ___________. 2005. Profil Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Indonesia 2004, Badan PPSDM, Depkes RI, Jakarta ___________. 1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan Litbangkes, Jakarta ___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan Litbangkes, Depkes RI, Jakarta ___________. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat 2010: Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan RI. Depkes, Jakarta ___________. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Depkes, Jakarta ___________. 2001. Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan 2001-2004. Depkes, Jakarta 134
___________. 2001. Survei Kesehatan Nasional 2001, Laporan Data Susenas 2001: Status Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat, dan Kesehatan Lingkungan. Badan Litbangkes, Jakarta ___________. 2001. Survei Kesehatan Nasional 2001, Laporan Studi Mortalitas 2001: Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Badan Litbangkes, Jakarta ___________. 2004. Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. 2001. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 13 Tahun 2001. Depdagri-Otda, Jakarta Departemen Dalam Negeri. 2003. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 109 A Tahun 2003 Tentang Data Wilayah Administrasi Pemerintahan. Depdagri, Jakarta Departemen Dalam Negeri RI 2005, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, Depdagri, Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi se Indonesia. 2004. Profil Kesehatan Provinsi 2003. Dinkes Provinsi Indonesia. 2001. Undang-undangan Nomor 25 Tahun 2001 Tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2001-2004. Bappenas, Jakarta SEAMIC. 2003. SEAMIC Health Statistic 2003. SEAMIC/IMFJ, Tokyo UNICEF. 2004. The State of The World’s Children 2004, Girls, Education and Development. WHO. 2000. The World Health Report 1999. WHO-Geneva ___________. 2001. The World Health Report 2000. WHO-Geneva ___________. 2002. The World Health Report 2001. WHO-Geneva ___________. 2003. The World Health Report 2002. WHO-Geneva
***
135
Lampiran 2.1 PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PER PROVINSI TAHUN 2004 Jumlah No.
Provinsi*)
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Sumber
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Kabupaten
Kota
Kabupaten + Kota
Kecamatan
Kelurahan
Desa
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
17 18 12 9 9 10 8 8 6 4 1 16 29 4 29 4 8 7 15 10 13 11 9 6 9 20 8 4 5 7 6 19 8 349
4 7 7 2 1 4 1 2 1 2 5 9 6 1 9 2 1 2 1 2 1 2 4 3 1 3 2 1 1 2 1 1 91
21 25 19 11 10 14 9 10 7 6 6 25 35 5 38 6 9 9 16 12 14 13 13 9 10 23 10 5 5 8 8 20 9 440
241 326 158 124 76 149 73 164 36 41 44 568 564 78 654 130 56 100 194 149 93 119 122 105 99 244 117 46 44 57 45 173 74 5.263
: Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005, tanggal 28 April 2005
Keterangan : *) Nama Provinsi diurutkan sesuai dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan **) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004) Khusus untuk Provinsi NAD, kode wilayah administrasi Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004
112 547 256 190 117 294 123 164 54 105 267 547 744 47 785 144 89 91 299 80 133 121 177 253 133 616 271 83 47 32 80 81 41 7.123
5.853 4.924 634 1.236 1.072 2.428 1.071 1.967 266 144 5.231 7.817 391 7.682 1.340 602 711 2.300 1.409 1.179 1.835 1.201 984 1.369 1.964 1.342 364 312 842 676 2.506 1.154 62.806
Kelurahan + Desa (9)
5.965 5.471 890 1.426 1.189 2.722 1.194 2.131 320 249 267 5.778 8.561 438 8.467 1.484 691 802 2.599 1.489 1.312 1.956 1.378 1.237 1.502 2.580 1.613 447 359 874 756 2.587 1.195 69.929
Lampiran 2.2 LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PROVINSI, PEBRUARI 2004
No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004
Luas Wilayah (Km2) (3)
51.937 73.587 42.899 94.560 53.437 93.083 19.789 35.384 16.171 664 34.597 32.549 3.186 47.922 8.651 5.633 20.153 47.351 146.807 153.564 43.546 230.277 15.273 63.678 62.365 38.140 12.215 46.975 30.895 365.466 1.890.754
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk per Km2
(4)
(5)
4.075.599 12.068.731 4.528.242 5.679.643 2.619.553 6.596.057 1.541.551 7.028.388 1.012.655 8.725.630 38.472.185 32.397.431 3.220.808 36.396.345 9.083.144 3.393.620 4.076.040 4.139.206 4.010.338 1.867.231 3.219.398 2.761.575 2.154.235 2.245.242 8.342.083 1.911.103 896.004 1.238.812 869.235 2.502.262 217.072.346
78 164 106 60 49 71 78 199 63 13.141 1.112 995 1.011 759 1.050 602 202 87 27 12 74 12 141 35 134 50 73 26 28 7 115
Lampiran 2.3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR SERTA ANGKA BEBAN TANGGUNGAN PER PROVINSI TAHUN 2004 No.
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
<4 (3)
352.493 1.286.239 464.769 620.383 248.348 578.431 149.963 640.694 105.801 709.642 3.486.197 2.737.737 224.643 2.860.764 871.924 314.085 435.543 514.048 405.848 170.085 321.713 280.266 185.535 265.285 840.135 229.226 95.398 147.645 101.010 240.403 19.884.253
5-9 (4)
479.573 1.376.628 507.357 659.301 287.420 719.371 169.155 755.291 93.540 691.059 4.005.017 3.032.124 230.690 3.189.236 1.084.774 298.059 437.578 534.984 464.797 227.149 329.392 297.388 212.191 246.905 935.975 231.533 103.329 157.196 105.980 321.678 22.184.670
Kelompok Umur (tahun) 10-14 15-49 (5)
479.214 1.408.862 494.925 576.960 276.256 748.100 172.883 797.350 105.631 691.346 4.083.414 3.275.325 241.659 3.147.126 1.025.384 268.813 480.263 471.443 450.035 211.933 332.172 272.794 202.756 230.947 910.225 226.450 97.216 145.558 99.862 289.627 22.214.529
(6)
2.238.073 6.499.220 2.328.053 3.303.591 1.501.148 3.733.418 883.581 3.873.145 566.340 5.506.296 21.299.306 17.387.608 1.784.158 20.237.176 5.189.553 1.889.922 2.146.112 2.033.204 2.210.660 1.070.879 1.839.747 1.639.549 1.197.194 1.239.450 4.368.661 1.005.595 490.828 634.571 463.950 1.468.488 120.029.476
50-64 (7)
383.424 1.056.505 468.673 398.453 226.918 596.606 115.313 667.295 104.362 882.352 3.929.630 3.846.299 432.970 4.599.830 695.715 414.745 404.536 399.928 355.378 140.081 298.249 213.828 245.251 192.104 892.317 157.918 82.015 103.781 69.793 159.082 22.533.351
65+ (8)
142.822 441.277 264.465 120.955 79.463 220.131 50.656 294.613 36.981 244.935 1.668.621 2.118.338 306.688 2.362.213 215.794 207.996 172.008 185.599 123.620 47.104 98.125 57.750 111.308 70.551 394.770 60.381 27.218 50.061 28.640 22.984 10.226.067
Total
Angka Beban Tanggungan
(9)
(10)
4.075.599 12.068.731 4.528.242 5.679.643 2.619.553 6.596.057 1.541.551 7.028.388 1.012.655 8.725.630 38.472.185 32.397.431 3.220.808 36.396.345 9.083.144 3.393.620 4.076.040 4.139.206 4.010.338 1.867.231 3.219.398 2.761.575 2.154.235 2.245.242 8.342.083 1.911.103 896.004 1.238.812 869.235 2.502.262 217.072.346
55,47 59,73 61,91 53,42 51,59 52,33 54,33 54,80 50,98 36,58 52,49 52,57 45,27 46,54 54,34 47,25 59,80 70,12 56,29 54,19 50,58 49,00 49,35 56,84 58,57 64,25 56,41 67,78 62,86 53,74 52,26
Lampiran 2.4 JUMLAH PENDUDUK MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN, DAN PROVINSI TAHUN 2004 No.
Provinsi
(1)
(2)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2
Sumatera Utara
3
Sumatera Barat
4
Riau
5
Jambi
6
Sumatera Selatan
7 8
Laki-Laki
Perkotaan Perempuan
Jumlah
Laki-Laki
Perdesaan Perempuan
Jumlah
Laki-Laki
(3)
(4)
Perkotaan+Perdesaan Perempuan Jumlah
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
571.808
564.163
1.135.971
1.460.047
1.479.581
2.939.628
2.031.855
(10)
2.043.744
(11)
4.075.599
2.619.830
2.657.801
5.277.631
3.416.250
3.374.850
6.791.100
6.036.080
6.032.651
12.068.731
682.840
694.900
1.377.740
1.543.007
1.607.495
3.150.502
2.225.847
2.302.395
4.528.242
1.263.314
1.249.405
2.512.719
1.638.333
1.528.591
3.166.924
2.901.647
2.777.996
5.679.643
376.195
381.795
757.990
956.509
905.054
1.861.563
1.332.704
1.286.849
2.619.553
1.107.736
1.156.272
2.264.008
2.214.557
2.117.492
4.332.049
3.322.293
3.273.764
6.596.057
Bengkulu
220.975
224.258
445.233
565.001
531.317
1.096.318
785.976
755.575
1.541.551
Lampung
806.834
771.626
1.578.460
2.847.041
2.602.887
5.449.928
3.653.875
3.374.513
7.028.388
9
Kepulauan Bangka Belitung
220.086
209.237
429.323
302.907
280.425
583.332
522.993
489.662
1.012.655
10
DKI Jakarta
4.372.337
4.353.293
8.725.630
-
-
-
4.372.337
4.353.293
8.725.630
11
Jawa Barat
10.102.270
9.936.917
20.039.187
9.351.231
9.081.767
18.432.998
19.453.501
19.018.684
38.472.185
12
Jawa Tengah
6.605.986
6.762.770
13.368.756
9.578.265
9.450.410
19.028.675
16.184.251
16.213.180
32.397.431
13
DI Yogyakarta
928.547
961.211
1.889.758
655.874
675.176
1.331.050
1.584.421
1.636.387
3.220.808
14
Jawa Timur
7.511.563
7.731.346
15.242.909
10.469.700
10.683.736
21.153.436
17.981.263
18.415.082
36.396.345
15
Banten
2.515.606
2.403.928
4.919.534
2.091.989
2.071.621
4.163.610
4.607.595
4.475.549
9.083.144
16
Bali
875.203
853.968
1.729.171
837.527
826.922
1.664.449
1.712.730
1.680.890
3.393.620
17
Nusa Tenggara Barat
719.323
794.577
1.513.900
1.221.552
1.340.588
2.562.140
1.940.875
2.135.165
4.076.040
18
Nusa Tenggara Timur
335.858
345.154
681.012
1.714.075
1.744.119
3.458.194
2.049.933
2.089.273
4.139.206
19
Kalimantan Barat
547.352
537.088
1.084.440
1.511.501
1.414.397
2.925.898
2.058.853
1.951.485
4.010.338
20
Kalimantan Tengah
278.052
265.559
543.611
690.181
633.439
1.323.620
968.233
898.998
1.867.231
21
Kalimantan Selatan
597.636
620.035
1.217.671
999.912
1.001.815
2.001.727
1.597.548
1.621.850
3.219.398
22
Kalimantan Timur
779.021
728.237
1.507.258
658.146
596.171
1.254.317
1.437.167
1.324.408
2.761.575
23
Sulawesi Utara
417.307
407.395
824.702
680.711
648.822
1.329.533
1.098.018
1.056.217
2.154.235
24
Sulawesi Tengah
230.089
232.430
462.519
922.692
860.031
1.782.723
1.152.781
1.092.461
2.245.242
25
Sulawesi Selatan
1.220.522
1.278.482
2.499.004
2.880.165
2.962.914
5.843.079
4.100.687
4.241.396
8.342.083
26
Sulawesi Tenggara
203.892
212.240
416.132
745.671
749.300
1.494.971
949.563
961.540
1.911.103
27
Gorontalo
113.197
122.863
236.060
326.555
333.389
659.944
439.752
456.252
896.004
28
Maluku
168.176
175.465
343.641
450.068
445.103
895.171
618.244
620.568
1.238.812
29
Maluku Utara
116.160
112.282
228.442
323.476
317.317
640.793
439.636
429.599
869.235
30
Papua
317.274
290.358
607.632
998.157
896.473
1.894.630
1.315.431
1.186.831
2.502.262
46.824.989
47.035.055
93.860.044
62.051.100
61.161.202
123.212.302
108.876.089
108.196.257
217.072.346
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra, 2004
Lampiran 2.5 JUMLAH DAN PERSENTASE DAERAH TERTINGGAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 Kabupaten Tertinggal
No.
Provinsi
Jumlah Kabupaten/Kota
(1)
(2)
(3)
(4)
21 25 19 17 10 14 9 10 7 6 25 35 5 38 6 9 9 16 12 14 13 13 9 10 28 10 5 8 8 29 440
16 6 9 3 2 6 8 5 3 0 2 3 2 8 2 1 7 15 9 7 2 3 2 9 18 8 4 7 6 26 199
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Daerah Istimewa Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Jumlah
Sumber: Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal
Jumlah
(%) (5)
76,19 24,00 47,37 17,65 20,00 42,86 88,89 50,00 42,86 0,00 8,00 8,57 40,00 21,05 33,33 11,11 77,78 93,75 75,00 50,00 15,38 23,08 22,22 90,00 64,29 80,00 80,00 87,50 75,00 89,66 45,23
Lampiran 2.6 JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2004 (PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK PROVINSI )
No
Provinsi
(1)
(2)
Laki-laki Jumlah (dalam ribuan) (3)
% (4)
Perempuan Jumlah (dalam ribuan) (5)
% (6)
Laki-laki+Perempuan Jumlah (dalam ribuan) (7)
% (8)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
583,8
28,81
573,4
28,14
1.157,2
28,47
2
Sumatera Utara
885,8
14,69
914,3
15,17
1.800,1
14,93
3
Sumatera Barat
234,2
10,66
238,2
10,37
472,4
10,46
4
Riau
382,2
13,19
362,2
13,05
744,4
13,12
5
Jambi
163,4
12,30
161,7
12,61
325,1
12,45
6
Sumatera Selatan
694,6
20,92
684,7
20,93
1.379,3
20,92
7
Bengkulu
176,3
22,44
168,8
22,35
345,1
22,39
8
Lampung
803,0
21,97
758,7
22,48
1.561,7
22,22
9
Kepulauan Bangka Belitung
46,5
8,90
45,3
9,26
91,8
9,07
10
DKI Jakarta
153,9
2,52
123,2
2,83
277,1
3,18
11
Jawa Barat
2.350,8
12,09
2.303,4
12,12
4.654,2
12,10
12
Jawa Tengah
3.425,5
21,15
3.418,3
21,07
6.843,8
21,11
13
DI Yogyakarta
301,1
19,01
315,1
19,26
616,2
19,14
14
Jawa Timur
3.577,2
19,89
3.735,3
20,28
7.312,5
20,08
15
Banten
401,2
8,71
378,0
8,44
779,2
8,58
16
Bali
115,9
6,78
116,0
6,92
231,9
6,85
17
Nusa Tenggara Barat
479,2
24,76
552,4
25,95
1.031,6
25,38
18
Nusa Tenggara Timur
572,2
27,94
579,9
27,78
1.152,1
27,86
19
Kalimantan Barat
283,5
13,77
274,7
14,07
558,2
13,91
20
Kalimantan Tengah
98,9
10,26
95,2
10,63
194,1
10,44
21
Kalimantan Selatan
113,6
7,12
117,4
7,25
231,0
7,19
22
Kalimantan Timur
159,9
11,17
158,3
12,00
318,2
11,57
23
Sulawesi Utara
101,3
9,24
90,9
8,62
192,2
8,94
24
Sulawesi Tengah
250,4
21,78
235,9
21,63
486,3
21,69
25
Sulawesi Selatan
620,4
15,15
621,1
14,66
1.241,5
14,90
26
Sulawesi Tenggara
209,4
22,06
209,0
21,74
418,4
21,90
27
Gorontalo
129,6
29,56
129,5
28,47
259,1
29,01
28
Maluku
199,3
32,28
198,3
31,99
397,6
32,13
29
Maluku Utara
55,3
12,60
52,5
12,24
107,8
12,42
30
Papua Indonesia
501,6
38,18
465,2
39,25
966,8
38,69
18.070,0
16,61
18.076,9
16,72
36.146,9
16,66
Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004
Lampiran 2.7 JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2004 (PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK MISKIN NASIONAL)
No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004
Perkotaan Jumlah (dalam ribuan)
%
Perdesaan Jumlah (dalam ribuan)
%
(3)
(4)
(5)
(6)
198,4 633,4 167,8 160,5 130,8 455,1 112,8 317,3 33,0 277,1 2.243,2 2.346,5 301,4 2.230,6 279,9 87,0 492,5 122,7 173,8 33,0 63,5 84,3 35,9 70,5 152,2 38,0 43,7 41,1 23,9 49,1 11.369,0
1,75 5,57 1,48 1,41 1,15 4,00 0,99 2,79 0,29 2,44 19,73 20,64 2,65 19,62 2,46 0,77 4,33 1,08 1,26 0,29 0,56 0,74 0,32 0,62 1,34 0,33 0,38 0,36 0,21 0,43 100,00
958,8 1.166,7 304,6 583,9 194,3 924,2 232,3 1.244,4 58,8 2.411,0 4.497,3 314,8 5.081,9 499,3 144,9 539,1 1.029,4 414,4 161,1 167,5 233,9 156,3 415,8 1.089,3 380,4 215,4 356,5 83,9 917,7 24.777,9
0,00 4,71 1,23 2,36 0,78 3,73 0,94 5,02 0,24 9,73 18,15 1,27 20,51 2,02 0,58 2,18 4,15 1,67 0,65 0,68 0,94 0,63 1,68 4,40 1,54 0,87 1,44 0,34 3,70 100,00
Perkotaan+Perdesaan Jumlah (dalam ribuan) (7)
1.157,2 1.800,1 472,4 744,4 325,1 1.379,3 345,1 1.561,7 91,8 277,1 4.654,2 6.843,8 616,2 7.312,5 779,2 231,9 1.031,6 1.152,1 558,2 194,1 231,0 318,2 192,2 486,3 1.241,5 418,4 259,1 397,6 107,8 966,8 36.146,9
% (8)
3,20 4,98 1,31 2,06 0,90 3,82 0,95 4,32 0,25 0,77 12,88 18,93 1,70 20,23 2,16 0,64 2,85 3,19 1,54 0,54 0,64 0,88 0,53 1,35 3,43 1,16 0,72 1,10 0,30 2,67 100,00
Lampiran 2.8 JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 200 (PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK PROVINS
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Bara Nusa Tenggara Timur Kalimantan Bara Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004
Perkotaan Jumlah (dalam ribuan) (3)
198,4 633,4 167,8 160,5 130,8 455,1 112,8 317,3 33,0 277,1 2.243,2 2.346,5 301,4 2.230,6 279,9 87,0 492,5 122,7 143,8 33,0 63,5 84,3 35,9 70,5 152,2 38,0 43,7 41,1 23,9 49,1 11.369,0
% (4)
17,58 12,02 12,28 6,44 17,34 20,13 25,43 20,17 7,73 3,18 11,21 17,52 15,96 14,62 5,69 5,05 32,66 18,11 13,29 6,13 5,28 5,63 4,37 15,33 6,11 9,21 18,63 11,99 10,50 7,71 12,13
Perdesaan Jumlah (dalam ribuan) (5)
958,8 1.166,7 304,6 583,9 194,3 924,2 232,3 1.244,4 58,8 2.411,0 4.497,3 314,8 5.081,9 499,3 144,9 539,1 1.029,4 414,4 161,1 167,5 233,9 156,3 415,8 1.089,3 380,4 215,4 356,5 83,9 917,7 24.777,9
%
Perkotaan+Perdesaan Jumlah % (dalam ribuan)
(6)
(7)
32,66 17,19 9,67 18,36 10,46 21,33 21,16 22,81 10,06 13,08 23,64 23,65 24,02 11,99 8,71 21,09 29,77 14,15 12,20 8,33 18,68 11,76 23,33 18,65 25,39 32,70 39,86 13,10 49,28 20,11
1.157,2 1.800,1 472,4 744,4 325,1 1.379,3 345,1 1.561,7 91,8 277,1 4.654,2 6.843,8 616,2 7.312,5 779,2 231,9 1.031,6 1.152,1 558,2 194,1 231,0 318,2 192,2 486,3 1.241,5 418,4 259,1 397,6 107,8 966,8 36.146,9
(8)
28,47 14,93 10,46 13,12 12,45 20,92 22,39 22,22 9,07 3,18 12,10 21,11 19,14 20,08 8,58 6,85 25,38 27,86 13,91 10,44 7,19 11,57 8,94 21,69 14,90 21,90 29,01 32,13 12,42 38,69 16,66
Lampiran 2.9 INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) DAN INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P MENURUT PROVINSI, TAHUN 2002 - 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Bara Nusa Tenggara Timur Kalimantan Bara Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004
2002
2003
2004
P1 (%)
P2 (%)
P1 (%)
P2 (%)
P1 (%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
4,32 2,63 1,81 2,01 2,38 3,60 3,39 4,18 1,44 0,39 2,21 4,00 3,81 3,88 1,27 0,95 5,01 6,48 2,39 2,04 1,11 1,90 1,54 4,46 2,78 4,81 6,20 6,78 2,63 7,91 3,01
1,00 0,65 0,43 0,48 0,71 0,95 0,83 1,12 0,31 0,07 0,56 1,05 1,07 1,03 0,29 0,21 1,28 1,97 0,60 0,57 0,23 0,46 0,36 1,21 0,75 1,44 1,79 1,96 0,75 2,25 0,79
6,73 2,63 1,74 2,46 2,09 4,16 4,03 4,26 1,53 0,49 2,20 3,93 3,91 3,80 1,49 1,05 4,87 5,61 2,62 2,15 1,22 2,27 1,81 4,58 2,73 4,13 7,02 6,76 2,08 10,69 3,13
2,12 0,66 0,43 0,66 0,55 1,16 1,03 1,17 0,34 0,11 0,56 1,07 1,09 1,02 0,36 0,24 1,32 1,64 0,71 0,70 0,28 0,63 0,56 1,32 0,73 1,06 2,43 1,96 0,50 4,00 0,85
6,32 2,32 1,52 2,28 2,04 3,98 3,82 4,12 1,35 0,42 1,91 3,58 3,52 3,42 1,26 0,92 4,35 5,12 2,28 1,98 1,04 2,06 1,80 4,03 2,42 3,80 6,95 6,32 2,06 10,56 2,89
P2 (%) (8)
1,98 0,59 0,37 0,70 0,54 1,09 0,98 1,12 0,31 0,09 0,48 0,97 0,96 0,92 0,30 0,21 1,16 1,48 0,60 0,68 0,24 0,60 0,54 1,14 0,63 0,98 2,32 1,82 0,45 5,01 0,78
Lampiran 2.10 JUMLAH KELUARGA MENURUT TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA DAN PROVINSI (HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2004) No Kode Prov
Provinsi
(1)
(2)
09 10 11 12 13 14 28
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali Banten
01 02 03 06 08 15 17 19 21 23 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Lampung Nusa Tenggara Barat Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Bangka Belitung Gorontalo
04 05 07 16 18 20 22 24 25 26 31 32 33
Riau Jambi Bengkulu Nusa Tenggara Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Maluku Papua Maluku Utara Irian Jaya Barat Kepulauan Riau
JAWA BALI
LUAR JAWA BALI
LUAR JAWA BALI NASIONAL Sumber: BKKBN
Jumlah Keluarga Prasejahtera Bukan Jumlah Alasan Ekonomi
Jumlah Kepala Keluarga
Alasan Ekonomi
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah Keluarga Sejahtera I Bukan Jumlah Alasan Ekonomi
Alasan Ekonomi (7)
(8)
(9)
Jumlah Keluarga Sejahtera II
Jumlah Keluarga Sejahtera III
Jumlah Keluarga Sejahtera III +
(10)
(11)
(12)
1.492.090 9.828.448 8.626.258 860.437 10.047.266 803.515 1.974.042
7.109 970.874 1.908.902 109.470 1.833.255 43.873 212.530
1.930 297.560 1.263.016 41.017 974.941 7.251 101.693
9.039 1.268.434 3.171.918 150.487 2.808.196 51.124 314.223
125.148 1.700.719 815.129 126.587 1.079.836 76.020 268.967
246.975 1.675.464 971.044 106.744 1.201.854 29.140 308.713
372.123 3.376.183 1.786.173 233.331 2.281.690 105.160 577.680
466.711 2.909.975 1.901.727 234.807 2.265.892 94.549 574.340
504.896 1.889.094 1.457.989 195.059 2.255.307 499.748 382.688
139.321 384.762 308.451 46.753 436.181 52.934 125.111
33.632.056
5.086.013
2.687.408
7.773.421
4.192.406
4.539.934
8.732.340
8.448.001
7.184.781
1.493.513
827.695 2.553.618 1.006.880 1.575.574 1.707.646 1.168.021 903.015 844.673 551.102 1.908.096 245.382 231.052
225.893 202.383 14.073 281.825 510.885 334.709 9.604 43.071 80.734 210.849 22.164 30.726
38.349 38.487 7.730 76.355 152.276 53.319 7.283 12.001 19.883 62.106 6.399 16.454
264.242 240.870 21.803 358.180 663.161 388.028 16.887 55.072 100.617 272.955 28.563 47.180
217.381 443.413 136.093 322.975 309.009 350.241 185.919 154.184 91.764 319.838 34.702 46.185
66.531 339.674 227.140 165.148 213.182 156.585 170.811 145.978 62.408 374.555 32.637 45.832
283.912 783.087 363.233 488.123 522.191 506.826 356.730 300.162 154.172 694.393 67.339 92.017
171.193 841.663 365.788 496.942 340.081 170.851 334.760 337.108 139.363 558.105 92.155 48.634
78.644 578.711 230.065 205.645 159.932 97.166 139.360 137.941 124.214 316.868 54.294 31.962
29.704 109.287 25.991 26.684 22.281 5.150 55.278 14.390 32.736 65.775 3.031 11.259
13.522.754
1.966.916
490.642
2.457.558
2.611.704
2.000.481
4.612.185
3.896.643
2.154.802
401.566
958.002 636.229 367.206 962.961 438.289 619.238 547.155 449.019 287.391 322.863 189.883 118.671 228.118
71.270 43.145 47.528 484.439 30.062 40.101 114.621 145.827 81.179 159.553 58.071 45.853 6.569
37.330 27.951 13.150 82.238 11.049 13.449 31.791 24.300 25.817 13.043 23.289 4.936 2.664
108.600 71.096 60.678 566.677 41.111 53.550 146.412 170.127 106.996 172.596 81.360 50.789 9.233
152.118 91.911 79.970 188.559 83.780 97.606 121.311 85.602 52.024 64.124 30.059 25.999 20.581
135.466 82.753 49.644 91.528 82.416 86.942 74.757 59.369 39.059 23.889 24.360 16.834 33.057
287.584 174.664 129.614 280.087 166.196 184.548 196.068 144.971 91.083 88.013 54.419 42.833 53.638
357.380 232.065 117.683 85.646 164.902 168.993 132.882 91.251 59.214 35.397 34.487 17.757 63.721
153.450 129.164 53.109 25.971 49.253 143.582 62.979 36.560 19.923 19.014 15.956 5.743 75.910
50.988 29.240 6.122 4.580 16.557 68.565 17.704 6.110 10.175 7.837 3.661 1.549 25.616
6.125.025 53.279.835
1.328.218 8.381.147
311.007 3.489.057
1.639.225 11.870.204
1.093.644 7.897.754
800.074 7.340.489
1.893.718 15.238.243
1.561.378 13.906.022
790.614 10.130.197
248.704 2.143.783
Lampiran 2.11 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+perdesaan
No.
Provinsi
(1)
(2)
Belum kawin (3)
Laki-laki Status Perkawinan Cerai Kawin Cerai mati hidup (4)
(5)
(6)
Jumlah
Belum kawin
(7)
(8)
Perempuan Status Perkawinan Cerai Kawin Cerai mati hidup (9)
(10)
(11)
Jumlah
Belum kawin
(12)
(13)
Laki-laki+Perempuan Status Perkawinan Cerai Kawin Cerai mati hidup (14)
(15)
(16)
Jumlah (17)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
49,14
49,30
0,23
1,32
100,00
39,07
48,38
1,79
10,76
100,00
44,03
48,84
1,02
6,11
100,00
2
Sumatera Utara
46,29
51,65
0,39
1,66
100,00
39,19
51,45
1,28
8,09
100,00
42,71
51,55
0,84
4,90
100,00
3
Sumatera Barat
42,95
54,43
0,92
1,70
100,00
34,31
51,39
3,51
10,79
100,00
38,48
52,85
2,26
6,41
100,00
4
Riau
42,49
55,89
0,49
1,13
100,00
36,48
57,30
1,26
4,96
100,00
39,52
56,59
0,87
3,02
100,00
5
Jambi
40,69
57,27
0,54
1,50
100,00
31,85
59,41
1,67
7,08
100,00
36,33
58,32
1,10
4,25
100,00
6
Sumatera Selatan
42,38
55,44
0,56
1,61
100,00
35,27
56,32
1,28
7,13
100,00
38,85
55,88
0,92
4,36
100,00
7
Bengkulu
40,29
56,83
0,96
1,92
100,00
33,61
58,93
1,72
5,74
100,00
37,02
57,86
1,33
3,80
100,00
8
Lampung
42,31
55,50
0,65
1,55
100,00
31,65
59,90
1,44
7,01
100,00
37,20
57,61
1,03
4,16
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
42,81
54,66
0,87
1,67
100,00
32,30
57,56
2,13
8,01
100,00
37,69
56,07
1,48
4,76
100,00
10
DKI Jakarta
44,44
53,42
0,63
1,50
100,00
38,90
52,71
1,96
6,43
100,00
41,66
53,07
1,30
3,97
100,00
11
Jawa Barat
38,07
59,75
0,95
1,23
100,00
28,79
60,47
2,80
7,95
100,00
33,46
60,11
1,86
4,57
100,00
12
Jawa Tengah
38,18
58,98
0,74
2,10
100,00
27,75
58,78
2,26
11,21
100,00
32,93
58,88
1,50
6,69
100,00
13
DI Yogyakarta
40,55
56,44
0,54
2,47
100,00
31,44
55,37
2,01
11,18
100,00
35,90
55,89
1,29
6,92
100,00
14
Jawa Timur
35,06
61,88
0,94
2,12
100,00
24,41
60,17
2,66
12,76
100,00
29,63
61,01
1,82
7,55
100,00
15
Banten
42,17
56,27
0,56
1,01
100,00
33,43
57,23
2,50
6,84
100,00
37,85
56,74
1,52
3,89
100,00
16
Bali
34,77
62,09
0,64
2,50
100,00
27,81
63,55
1,15
7,49
100,00
31,31
62,82
0,90
4,98
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
39,23
57,65
1,11
2,01
100,00
32,18
54,57
4,72
8,53
100,00
35,48
56,01
3,03
5,48
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
44,15
52,53
0,39
2,93
100,00
37,74
52,03
1,75
8,48
100,00
40,87
52,27
1,09
5,77
100,00
19
Kalimantan Barat
44,40
52,93
0,52
2,15
100,00
34,93
56,71
1,30
7,06
100,00
39,81
54,76
0,90
4,53
100,00
20
Kalimantan Tengah
40,54
56,95
0,77
1,74
100,00
31,15
61,44
1,60
5,82
100,00
36,04
59,10
1,17
3,69
100,00
21
Kalimantan Selatan
38,27
58,97
1,23
1,52
100,00
30,11
57,42
2,77
9,70
100,00
34,13
58,19
2,01
5,67
100,00
22
Kalimantan Timur
41,77
56,21
0,66
1,36
100,00
32,75
60,74
1,62
4,89
100,00
37,47
58,37
1,12
3,04
100,00
23
Sulawesi Utara
37,42
59,88
0,66
2,04
100,00
29,42
61,90
1,22
7,46
100,00
33,49
60,87
0,94
4,70
100,00
24
Sulawesi Tengah
40,16
56,94
0,77
2,13
100,00
31,66
59,84
1,94
6,56
100,00
36,01
58,36
1,34
4,29
100,00
25
Sulawesi Selatan
42,99
53,57
1,05
2,39
100,00
36,74
51,01
2,56
9,69
100,00
39,76
52,25
1,83
6,16
100,00
26
Sulawesi Tenggara
41,76
56,21
0,61
1,42
100,00
34,32
56,43
1,83
7,42
100,00
37,99
56,32
1,23
4,47
100,00
27
Gorontalo
36,82
61,01
0,62
1,56
100,00
32,62
58,15
1,93
7,30
100,00
34,66
59,54
1,29
4,51
100,00
28
Maluku
44,35
52,62
0,41
2,63
100,00
39,58
51,34
1,87
7,21
100,00
41,93
51,97
1,15
4,95
100,00
29
Maluku Utara
41,07
55,93
0,86
2,14
100,00
34,97
56,78
2,14
6,11
100,00
38,02
56,35
1,50
4,12
100,00
30
Papua
40,87
56,63
0,54
1,96
100,00
31,60
62,88
1,23
4,29
100,00
36,45
59,61
0,87
3,07
100,00
39,80
57,66
0,76
1,77
100,00
30,85
57,71
2,27
9,17
100,00
35,31
57,68
1,52
5,48
100,00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.11.a PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
No.
Provinsi
(1)
(2)
Belum kawin (3)
Laki-laki Status Perkawinan Cerai Kawin hidup (4)
(5)
Cerai mati (6)
Jumlah
Belum kawin
(7)
(8)
Perempuan Status Perkawinan Cerai Kawin Cerai mati hidup (9)
(10)
(11)
Jumlah
Belum kawin
(12)
(13)
Laki-laki+Perempuan Status Perkawinan Cerai Kawin Cerai mati hidup (14)
(15)
(16)
Jumlah (17)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
50,55
48,01
0,18
1,26
100,00
42,23
48,12
1,37
8,28
100,00
46,38
48,06
0,78
4,78
100,00
2
Sumatera Utara
48,37
50,05
0,41
1,17
100,00
42,07
49,16
1,38
7,39
100,00
45,18
49,60
0,90
4,32
100,00
3
Sumatera Barat
47,15
50,85
0,61
1,39
100,00
39,42
48,32
2,80
9,46
100,00
43,15
49,54
1,74
5,56
100,00
4
Riau
42,53
56,40
0,23
0,84
100,00
39,20
55,36
1,26
4,19
100,00
40,84
55,87
0,75
2,54
100,00
5
Jambi
43,41
55,50
0,22
0,88
100,00
37,06
54,90
1,31
6,73
100,00
40,21
55,20
0,77
3,83
100,00
6
Sumatera Selatan
45,58
52,68
0,54
1,20
100,00
40,85
50,46
1,04
7,65
100,00
43,15
51,54
0,80
4,51
100,00
7
Bengkulu
44,39
53,70
0,48
1,43
100,00
40,80
53,28
0,87
5,05
100,00
42,57
53,49
0,68
3,26
100,00
8
Lampung
44,82
53,40
0,59
1,19
100,00
35,84
55,19
1,46
7,50
100,00
40,42
54,28
1,02
4,28
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
44,34
53,11
0,83
1,72
100,00
33,96
55,83
1,46
8,75
100,00
39,27
54,44
1,14
5,15
100,00
10
DKI Jakarta
44,44
53,42
0,63
1,50
100,00
38,90
52,71
1,96
6,43
100,00
41,66
53,07
1,30
3,97
100,00
11
Jawa Barat
40,48
57,48
0,86
1,19
100,00
32,60
57,80
2,41
7,19
100,00
36,55
57,64
1,63
4,18
100,00
12
Jawa Tengah
40,74
56,48
0,69
2,09
100,00
31,73
54,90
2,12
11,25
100,00
36,14
55,68
1,42
6,76
100,00
13
DI Yogyakarta
45,24
51,89
0,51
2,36
100,00
37,17
50,94
1,79
10,10
100,00
41,12
51,40
1,16
6,31
100,00
14
Jawa Timur
38,88
58,52
0,79
1,81
100,00
29,27
56,48
2,44
11,82
100,00
33,97
57,48
1,63
6,92
100,00
15
Banten
43,31
55,57
0,32
0,80
100,00
35,57
57,16
2,03
5,23
100,00
39,50
56,35
1,16
2,98
100,00
16
Bali
36,01
61,42
0,66
1,92
100,00
30,37
62,12
1,35
6,15
100,00
33,21
61,76
1,00
4,03
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
41,64
55,47
1,11
1,79
100,00
34,74
52,26
4,71
8,29
100,00
37,99
53,77
3,01
5,22
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
50,43
48,07
0,22
1,28
100,00
45,68
47,25
0,91
6,16
100,00
48,02
47,65
0,57
3,75
100,00
19
Kalimantan Barat
46,43
51,15
0,65
1,78
100,01
38,57
52,49
1,14
7,80
100,00
42,53
51,81
0,89
4,76
100,00
20
Kalimantan Tengah
42,32
56,22
0,57
0,90
100,01
35,30
58,58
1,33
4,79
100,00
38,89
57,37
0,94
2,80
100,00
21
Kalimantan Selatan
39,78
58,11
1,02
1,10
100,00
33,20
55,45
2,42
8,92
100,00
36,41
56,75
1,74
5,10
100,00
22
Kalimantan Timur
43,59
55,07
0,45
0,89
100,00
35,60
58,19
1,59
4,63
100,00
39,73
56,58
1,00
2,70
100,00
23
Sulawesi Utara
38,38
58,66
0,58
2,37
100,00
32,66
58,16
1,19
7,99
100,00
35,51
58,41
0,89
5,19
100,00
24
Sulawesi Tengah
43,66
54,25
0,43
1,66
100,00
40,18
52,63
1,77
5,42
100,00
41,90
53,43
1,11
3,56
100,00
25
Sulawesi Selatan
47,49
50,42
0,73
1,36
100,00
42,07
47,60
2,09
8,23
100,00
44,69
48,96
1,43
4,92
100,00
26
Sulawesi Tenggara
45,82
53,26
0,30
0,62
100,00
42,34
51,57
1,19
4,90
100,00
44,03
52,39
0,75
2,83
100,00
27
Gorontalo
39,33
58,26
0,52
1,89
100,00
37,61
53,68
1,50
7,21
100,00
38,44
55,88
1,03
4,65
100,00
28
Maluku
46,91
51,39
0,50
1,20
100,00
43,20
48,27
2,34
6,19
100,00
44,99
49,78
1,45
3,78
100,00
29
Maluku Utara
44,07
51,63
0,98
3,32
100,00
39,65
52,55
1,75
6,05
100,00
41,88
52,08
1,36
4,67
100,00
30
Papua
41,62
57,08
0,29
1,01
100,00
34,17
61,54
0,94
3,35
100,00
38,06
59,21
0,60
2,13
100,00
42,20
55,65
0,67
1,49
100,00
34,63
54,90
2,07
8,40
100,00
38,38
55,27
1,37
4,98
100,00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.11.b PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
No.
Provinsi
(1)
(2)
Laki-laki Status Perkawinan Cerai Kawin Cerai mati hidup
Belum kawin (3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah
Belum kawin
(7)
(8)
Perempuan Status Perkawinan Cerai Kawin Cerai mati hidup (9)
(10)
(11)
Jumlah
Belum kawin
(12)
(13)
Laki-laki+Perempuan Status Perkawinan Cerai Kawin Cerai mati hidup (14)
(15)
(16)
Jumlah (17)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
48,58
49,82
0,26
1,35
100,00
37,86
48,49
1,95
11,70
100,00
43,11
49,14
1,12
6,63
100,00
2
Sumatera Utara
44,62
52,94
0,38
2,06
100,00
36,82
53,32
1,20
8,66
100,00
40,71
53,13
0,79
5,37
100,00
3
Sumatera Barat
41,07
56,04
1,06
1,83
100,00
32,02
52,76
3,83
11,38
100,00
36,38
54,34
2,50
6,78
100,00
4
Riau
42,47
55,50
0,69
1,34
100,00
34,19
58,93
1,26
5,62
100,00
38,45
57,16
0,97
3,41
100,00
5
Jambi
39,61
57,97
0,67
1,75
100,00
29,63
61,33
1,82
7,22
100,00
34,73
59,61
1,23
4,42
100,00
6
Sumatera Selatan
40,74
56,87
0,58
1,82
100,00
32,09
59,65
1,41
6,84
100,00
36,51
58,23
0,99
4,27
100,00
7
Bengkulu
38,67
58,06
1,15
2,12
100,00
30,53
61,35
2,08
6,04
100,00
34,74
59,65
1,60
4,02
100,00
8
Lampung
41,60
56,09
0,67
1,64
100,00
30,40
61,30
1,43
6,87
100,00
36,27
58,57
1,03
4,13
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
41,66
55,82
0,89
1,63
100,00
31,05
58,86
2,63
7,45
100,00
36,50
57,30
1,74
4,46
100,00
10
DKI Jakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Jawa Barat
35,48
62,20
1,04
1,28
100,00
24,58
63,41
3,22
8,79
100,00
30,10
62,80
2,12
4,98
100,00
12
Jawa Tengah
36,41
60,72
0,77
2,11
100,00
24,87
61,59
2,36
11,18
100,00
30,65
61,15
1,56
6,63
100,00
13
DI Yogyakarta
33,83
62,95
0,57
2,64
100,00
23,24
61,71
2,32
12,74
100,00
28,42
62,32
1,46
7,80
100,00
14
Jawa Timur
32,31
64,30
1,05
2,35
100,00
20,90
62,84
2,82
13,44
100,00
26,49
63,56
1,95
8,00
100,00
15
Banten
40,72
57,15
0,86
1,27
100,00
30,80
57,32
3,07
8,82
100,00
35,78
57,24
1,96
5,02
100,00
16
Bali
33,51
62,78
0,63
3,08
100,00
25,17
65,02
0,94
8,86
100,00
29,37
63,89
0,79
5,95
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
37,75
59,00
1,10
2,15
100,00
30,64
55,97
4,72
8,67
100,00
33,95
57,38
3,04
5,64
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
42,84
53,46
0,43
3,28
100,00
36,11
53,01
1,92
8,95
100,00
39,39
53,23
1,19
6,18
100,00
19
Kalimantan Barat
43,64
53,60
0,47
2,29
100,00
33,47
58,40
1,36
6,76
100,00
38,76
55,91
0,90
4,44
100,00
20
Kalimantan Tengah
39,81
57,26
0,85
2,09
100,00
29,33
62,68
1,71
6,27
100,00
34,83
59,84
1,26
4,07
100,00
21
Kalimantan Selatan
37,35
59,50
1,37
1,78
100,00
28,17
58,66
2,98
10,19
100,00
32,72
59,08
2,18
6,02
100,00
22
Kalimantan Timur
39,59
57,59
0,91
1,91
100,00
29,14
63,96
1,67
5,22
100,00
34,68
60,58
1,27
3,47
100,00
23
Sulawesi Utara
36,83
60,62
0,72
1,84
100,00
27,29
64,36
1,24
7,11
100,00
32,21
62,43
0,97
4,39
100,00
24
Sulawesi Tengah
39,27
57,63
0,86
2,25
100,00
29,28
61,85
1,98
6,88
100,00
34,44
59,67
1,40
4,49
100,00
25
Sulawesi Selatan
41,02
54,94
1,20
2,84
100,00
34,39
52,51
2,77
10,33
100,00
37,60
53,69
2,01
6,70
100,00
26
Sulawesi Tenggara
40,62
57,04
0,69
1,65
100,00
31,97
57,85
2,02
8,16
100,00
36,25
57,45
1,36
4,94
100,00
27
Gorontalo
35,90
62,02
0,65
1,43
100,00
30,73
59,84
2,09
7,34
100,00
33,25
60,90
1,39
4,46
100,00
28
Maluku
43,33
53,10
0,37
3,19
100,00
38,06
52,62
1,67
7,65
100,00
40,68
52,86
1,03
5,43
100,00
29
Maluku Utara
39,91
57,58
0,82
1,69
100,00
33,22
58,37
2,29
6,13
100,00
36,55
57,98
1,56
3,91
100,00
30
Papua
40,62
56,49
0,62
2,26
100,00
30,78
63,31
1,32
4,59
100,00
35,93
59,74
0,95
3,37
100,00
37,96
59,21
0,84
1,99
100,00
27,88
59,91
2,43
9,78
100,00
32,93
59,56
1,63
5,88
100,00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.12 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS, DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan
No
Provinsi
Huruf Latin
(1)
(2)
(3)
Laki-laki Huruf Buta lainnya huruf (4)
(5)
Jumlah
Huruf Latin
(6)
(7)
Perempuan Huruf Buta lainnya huruf (8)
(9)
Jumlah
Huruf Latin
(10)
(11)
Laki-laki+Perempuan Huruf Buta lainnya huruf (12)
(13)
Jumlah (14)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
97,28
0,54
2,18
100,00
92,84
1,53
5,63
100,00
95,03
1,04
3,93
100,00
2
Sumatera Utara
98,28
0,18
1,54
100,00
95,18
0,47
4,34
100,00
96,72
0,33
2,95
100,00
3
Sumatera Barat
97,58
0,37
2,06
100,00
93,81
0,78
5,41
100,00
95,62
0,58
3,79
100,00
4
Riau
96,96
0,65
2,39
100,00
94,69
1,29
4,03
100,00
95,83
0,97
3,20
100,00
5
Jambi
96,80
1,26
1,94
100,00
91,80
2,51
5,69
100,00
94,33
1,88
3,79
100,00
6
Sumatera Selatan
97,13
0,48
2,40
100,00
93,76
0,99
5,25
100,00
95,46
0,73
3,81
100,00
7
Bengkulu
96,99
0,15
2,86
100,00
92,14
0,33
7,53
100,00
94,61
0,24
5,15
100,00
8
Lampung
95,32
0,94
3,75
100,00
89,99
1,42
8,59
100,00
92,76
1,17
6,07
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
95,93
0,43
3,64
100,00
90,92
0,81
8,27
100,00
93,49
0,62
5,90
100,00
10
DKI Jakarta
98,91
0,31
0,78
100,00
97,00
0,68
2,33
100,00
97,95
0,49
1,56
100,00
11
Jawa Barat
96,28
0,63
3,08
100,00
91,11
1,33
7,57
100,00
93,71
0,98
5,31
100,00
12
Jawa Tengah
92,52
0,52
6,96
100,00
82,75
0,83
16,42
100,00
87,60
0,68
11,72
100,00
13
DI Yogyakarta
92,20
0,36
7,43
100,00
81,07
0,48
18,45
100,00
86,52
0,42
13,06
100,00
14
Jawa Timur
90,23
1,19
8,57
100,00
79,26
1,65
19,10
100,00
84,63
1,42
13,94
100,00
15
Banten
96,03
0,86
3,10
100,00
91,06
1,43
7,51
100,00
93,58
1,14
5,28
100,00
16
Bali
92,01
0,38
7,61
100,00
81,01
0,19
18,80
100,00
86,54
0,29
13,17
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
84,18
1,86
13,96
100,00
72,80
2,01
25,20
100,00
78,12
1,94
19,94
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
89,10
0,23
10,67
100,00
84,31
0,23
15,45
100,00
86,65
0,23
13,12
100,00
19
Kalimantan Barat
93,18
0,72
6,10
100,00
83,83
1,33
14,84
100,00
88,65
1,02
10,33
100,00
20
Kalimantan Tengah
97,01
0,74
2,25
100,00
94,43
1,13
4,44
100,00
95,77
0,93
3,30
100,00
21
Kalimantan Selatan
96,99
0,51
2,49
100,00
91,47
1,80
6,73
100,00
94,19
1,17
4,64
100,00
22
Kalimantan Timur
96,86
0,32
2,82
100,00
93,07
0,62
6,31
100,00
95,05
0,47
4,49
100,00
23
Sulawesi Utara
99,17
0,09
0,74
100,00
98,81
0,22
0,98
100,00
98,99
0,15
0,86
100,00
24
Sulawesi Tengah
95,73
0,43
3,84
100,00
92,89
0,80
6,31
100,00
94,34
0,61
5,05
100,00
25
Sulawesi Selatan
87,43
1,20
11,37
100,00
82,04
1,70
16,26
100,00
84,65
1,46
13,90
100,00
26
Sulawesi Tenggara
93,39
1,29
5,33
100,00
87,06
1,98
10,96
100,00
90,17
1,64
8,19
100,00
27
Gorontalo
93,79
0,32
5,88
100,00
95,32
0,52
4,15
100,00
94,58
0,43
4,99
100,00
28
Maluku
98,65
0,24
1,11
100,00
97,09
0,23
2,68
100,00
97,86
0,23
1,91
100,00
29
Maluku Utara
97,27
0,33
2,41
100,00
93,00
0,57
6,43
100,00
95,14
0,45
4,41
100,00
30
Papua
80,99
0,26
18,75
100,00
70,81
0,35
28,84
100,00
76,14
0,30
23,56
100,00
93,96
0,70
5,34
100,00
87,13
1,17
11,71
100,00
90,53
0,93
8,53
100,00
Indonesia
` Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.12.a PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perkotaan
Laki-laki No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Huruf
Huruf
Buta
Latin
lainnya
huruf
(3)
(4)
(5)
Jumlah (6)
Laki-laki+Perempuan
Huruf
Huruf
Buta
Latin
lainnya
huruf
(7)
(8)
(9)
Jumlah (10)
Huruf
Huruf
Buta
Latin
lainnya
huruf
(11)
(12)
(13)
(14)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
98,84
0,13
1,03
100,00
96,38
0,80
2,82
100,00
97,60
0,47
1,93
2
Sumatera Utara
99,36
0,10
0,53
100,00
97,10
0,48
2,42
100,00
98,22
0,29
1,49
3
Sumatera Barat
99,11
0,11
0,78
100,00
98,22
0,23
1,55
100,00
98,65
0,17
1,18
4
Riau
98,90
0,12
0,98
100,00
97,74
0,18
2,08
100,00
98,31
0,15
1,54
5
Jambi
98,01
1,05
0,95
100,00
95,39
1,58
3,03
100,00
96,69
1,31
2,00
6
Sumatera Selatan
98,74
0,22
1,04
100,00
96,29
0,88
2,84
100,00
97,48
0,56
1,96
7
Bengkulu
99,07
-
0,93
100,00
97,27
0,20
2,53
100,00
98,16
0,10
1,74
8
Lampung
96,83
0,63
2,53
100,00
93,90
0,75
5,36
100,00
95,40
0,69
3,92 3,66
9
Kepulauan Bangka Belitung
97,53
0,35
2,12
100,00
93,74
0,99
5,27
100,00
95,68
0,66
10
DKI Jakarta
98,91
0,31
0,78
100,00
97,00
0,68
2,32
100,00
97,95
0,49
1,56
11
Jawa Barat
97,72
0,46
1,83
100,00
93,95
1,10
4,95
100,00
95,84
0,78
3,38
12
Jawa Tengah
95,15
0,39
4,46
100,00
86,79
0,52
12,70
100,00
90,89
0,45
8,66
13
DI Yogyakarta
95,72
0,13
4,14
100,00
87,34
0,30
12,36
100,00
91,44
0,22
8,34
14
Jawa Timur
95,54
0,72
3,74
100,00
87,89
1,30
10,81
100,00
91,63
1,02
7,35
15
Banten
97,51
0,42
2,07
100,00
93,84
0,68
5,47
100,00
95,71
0,55
3,74
16
Bali
95,15
0,21
4,64
100,00
87,58
0,21
12,22
100,00
91,39
0,21
8,40
17
Nusa Tenggara Barat
88,16
1,96
9,88
100,00
78,32
2,94
18,74
100,00
82,96
2,48
14,56
18
Nusa Tenggara Timur
97,67
0,05
2,28
100,00
94,97
0,13
4,90
100,00
96,30
0,09
3,61
19
Kalimantan Barat
95,13
0,74
4,13
100,00
87,75
1,03
11,23
100,00
91,47
0,88
7,64
20
Kalimantan Tengah
98,87
0,25
0,87
100,00
97,20
0,61
2,19
100,00
98,05
0,43
1,52
21
Kalimantan Selatan
98,64
0,21
1,15
100,00
95,33
1,38
3,28
100,00
96,95
0,81
2,24
22
Kalimantan Timur
98,71
0,14
1,15
100,00
96,28
0,32
3,40
100,00
97,53
0,23
2,24
23
Sulawesi Utara
99,43
0,02
0,55
100,00
99,04
0,24
0,71
100,00
99,23
0,13
0,63
24
Sulawesi Tengah
99,15
0,06
0,79
100,00
97,91
0,37
1,72
100,00
98,52
0,21
1,26
25
Sulawesi Selatan
95,34
0,43
4,23
100,00
91,44
0,94
7,63
100,00
93,32
0,69
5,99
26
Sulawesi Tenggara
98,02
0,19
1,80
100,00
94,39
0,65
4,96
100,00
96,14
0,43
3,43
27
Gorontalo
97,65
0,57
1,78
100,00
98,90
0,06
1,04
100,00
98,30
0,31
1,39
28
Maluku
98,61
-
1,39
100,00
98,00
0,03
1,97
100,00
98,29
0,02
1,69
29
Maluku Utara
99,14
0,29
0,57
100,00
95,42
1,50
3,08
100,00
97,30
0,89
1,81
30
Papua
98,67 97,01
0,05 0,43
1,28 2,56
100,00 100,00
97,52 92,16
0,22 0,85
2,26 6,99
100,00 100,00
98,12 94,56
0,13 0,64
1,75 4,79
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Jumlah
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.12.b PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perdesaan
No
Provinsi
Huruf Latin
(1)
(2)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
96,66 97,40 96,89 95,46 96,32 96,30 96,17 94,89 94,73 0,00 94,74 90,69 87,17 86,41 94,16 88,79 81,72 87,31 92,45 96,24 95,99 94,64 99,01 94,86 83,97 92,09 92,37 98,66 96,55 75,34 91,61
Laki-laki Huruf Buta lainnya huruf (4)
(5)
0,70 0,24 0,49 1,07 1,35 0,61 0,21 1,03 0,49 0,00 0,82 0,62 0,69 1,53 1,43 0,55 1,80 0,27 0,71 0,94 0,70 0,54 0,13 0,52 1,54 1,60 0,23 0,33 0,34 0,32 0,91
2,63 2,35 2,63 3,47 2,33 3,10 3,62 4,09 4,78 0,00 4,44 8,69 12,14 12,05 4,42 10,66 16,48 12,43 6,84 2,82 3,31 4,82 0,86 4,62 14,49 6,32 7,39 1,00 3,11 24,34 7,48
Jumlah
Huruf Latin
(6)
(7)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
91,49 93,61 91,84 92,12 90,27 92,33 89,94 88,82 88,80 0,00 87,97 79,83 72,09 73,01 87,62 74,29 69,47 82,13 82,26 93,22 89,04 88,99 98,65 91,48 77,91 84,91 93,97 96,71 92,09 62,21 83,17
Perempuan Huruf Buta lainnya huruf (8)
(9)
1,81 0,47 1,03 2,22 2,91 1,05 0,38 1,62 0,68 0,00 1,57 1,05 0,74 1,90 2,36 0,17 1,45 0,25 1,46 1,35 2,06 0,99 0,20 0,92 2,03 2,37 0,70 0,31 0,23 0,39 1,42
6,71 5,92 7,13 5,66 6,82 6,62 9,67 9,55 10,52 0,00 10,46 19,12 27,17 25,09 10,02 25,54 29,08 17,61 16,28 5,43 8,89 10,01 1,15 7,59 20,06 12,72 5,33 2,98 7,68 37,40 15,42
Jumlah
Huruf Latin
(10)
(11)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
94,02 95,50 94,27 93,84 93,37 94,36 93,16 92,00 91,85 0,00 91,40 85,27 79,47 79,58 90,90 81,59 75,17 84,66 87,56 94,80 92,49 91,99 98,84 93,23 80,84 88,46 93,19 97,68 94,31 69,08 87,39
Laki-laki+Perempuan Huruf Buta lainnya huruf (12)
1,26 0,36 0,77 1,63 2,11 0,82 0,29 1,31 0,58 0,00 1,19 0,84 0,72 1,72 1,89 0,36 1,61 0,26 1,07 1,14 1,39 0,75 0,16 0,72 1,80 1,99 0,47 0,32 0,28 0,35 1,16
(13)
4,71 4,14 4,96 4,53 4,52 4,82 6,55 6,69 7,57 0,00 7,41 13,89 19,81 18,70 7,21 18,05 23,22 15,08 11,37 4,06 6,12 7,26 1,00 6,06 17,37 9,55 6,33 2,00 5,40 30,56 11,45
Jumlah (14)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.13 PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan
No.
Provinsi
Tidak/Belum Pernah Sekolah
(2)
(3)
(1)
Masih Sekolah SLTP/ SMU/ MTs. SMK/MA
SD/MI (4)
(5)
D-I/Univ.
(6)
(7)
Jumlah yang Masih Sekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Jumlah
(8)
(9)
(10)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
3,96
9,18
8,47
6,69
2,28
26,62
69,43
100,00
2
Sumatera Utara
2,49
9,08
7,96
6,24
1,22
24,50
73,02
100,00
3
Sumatera Barat
2,74
8,95
7,02
5,19
2,63
23,79
73,48
100,00
4
Riau
3,76
8,68
6,39
4,37
1,36
20,80
75,45
100,00
5
Jambi
4,56
8,62
6,69
4,19
1,01
20,51
74,94
100,00
6
Sumatera Selatan
3,67
8,73
6,99
4,35
1,31
21,38
74,95
100,00
7
Bengkulu
4,35
9,08
7,06
5,13
1,55
22,82
72,83
100,00
8
Lampung
5,48
9,10
6,86
3,64
0,84
20,44
74,07
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
6,32
7,81
5,91
4,25
0,29
18,26
75,42
100,00
10
DKI Jakarta
1,76
5,33
5,37
5,39
3,42
19,51
78,72
100,00
11
Jawa Barat
5,05
8,32
5,46
3,16
1,11
18,05
76,90
100,00
12
Jawa Tengah
10,38
7,38
6,04
3,55
1,06
18,03
71,58
100,00
13
DI Yogyakarta
12,25
4,74
5,24
4,60
7,90
22,48
65,26
100,00
14
Jawa Timur
12,73
6,43
5,04
3,21
1,26
15,94
71,34
100,00
15
Banten
5,50
9,47
6,66
4,03
1,36
21,52
72,98
100,00
16
Bali
13,41
5,89
4,71
3,72
1,24
15,56
71,03
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
19,82
9,47
6,48
3,88
0,98
20,81
59,37
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
11,34
11,37
5,29
3,01
0,86
20,53
68,13
100,00
19
Kalimantan Barat
10,35
10,24
6,07
3,56
0,79
20,66
68,98
100,00
20
Kalimantan Tengah
3,70
9,85
6,69
3,79
0,90
21,23
75,08
100,00
21
Kalimantan Selatan
4,52
8,41
5,62
3,29
1,09
18,41
77,07
100,00
22
Kalimantan Timur
3,89
7,56
6,64
5,03
1,54
20,77
75,34
100,00
23
Sulawesi Utara
0,37
5,75
6,14
4,42
1,85
18,16
81,47
100,00
24
Sulawesi Tengah
3,42
8,28
5,97
3,61
1,46
19,32
77,26
100,00
25
Sulawesi Selatan
12,95
8,43
5,73
3,68
1,85
19,69
67,36
100,00
26
Sulawesi Tenggara
8,72
9,09
7,70
4,16
1,55
22,50
68,79
100,00
27
Gorontalo
2,97
8,87
4,68
2,45
1,11
17,11
79,92
100,00
28
Maluku
1,71
9,40
8,26
5,93
1,65
25,24
73,06
100,00
29
Maluku Utara
3,71
10,08
6,96
4,53
1,31
22,88
73,41
100,00
30
Papua
22,52
10,79
5,87
3,52
0,55
20,73
56,75
100,00
7,92
7,94
5,99
3,89
1,44
19,26
72,83
100,00
Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.13.a PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
Masih Sekolah
Tidak/Belum No.
Provinsi
Pernah
SD/MI
Sekolah (1)
(2)
(3)
(4)
SLTP/
SMU/
MTs.
SMK/MA
(5)
D-I/Univ.
(6)
(7)
Jumlah
Tidak
yang Masih
Bersekolah
Sekolah
Lagi
(8)
(9)
Jumlah
(10)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
1,70
7,64
8,41
7,83
4,87
28,75
69,55
100,00
2
Sumatera Utara
1,43
7,67
7,63
7,33
2,20
24,83
73,73
100,00
3
Sumatera Barat
0,60
7,21
7,04
7,12
6,63
28,00
71,40
100,00
4
Riau
1,56
6,83
5,66
5,39
2,57
20,45
78,00
100,00
5
Jambi
2,57
6,85
7,17
6,07
2,56
22,65
74,78
100,00
6
Sumatera Selatan
1,94
6,93
7,61
7,40
3,16
25,10
72,96
100,00
7
Bengkulu
1,47
7,16
8,10
8,11
4,28
27,65
70,87
100,00
8
Lampung
3,92
7,78
6,59
5,83
2,74
22,94
73,14
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
4,11
7,28
6,80
6,50
0,64
21,22
74,67
100,00
10
DKI Jakarta
1,76
5,33
5,37
5,39
3,42
19,51
78,72
100,00
11
Jawa Barat
3,37
7,72
5,98
4,19
1,83
19,72
76,92
100,00
12
Jawa Tengah
7,71
6,90
6,15
4,74
1,98
19,77
72,52
100,00
13
DI Yogyakarta
7,59
4,34
4,90
4,80
12,50
26,54
65,87
100,00
14
Jawa Timur
6,73
5,90
5,49
4,46
2,47
18,32
74,96
100,00
15
Banten
3,80
7,92
7,38
5,60
2,31
23,21
73,00
100,00
16
Bali
8,54
5,79
4,91
4,29
1,90
16,89
74,56
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
15,06
9,09
6,86
4,70
1,99
22,64
62,31
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
3,05
7,24
9,19
9,59
3,90
29,92
67,03
100,00
19
Kalimantan Barat
7,49
7,86
6,23
5,72
2,23
22,04
70,47
100,00
20
Kalimantan Tengah
1,70
7,87
7,56
6,47
2,55
24,45
73,86
100,00
21
Kalimantan Selatan
2,21
6,95
5,87
4,87
2,31
20,00
77,80
100,00
22
Kalimantan Timur
1,64
6,51
6,99
6,21
2,28
21,99
76,37
100,00
23
Sulawesi Utara
0,46
5,54
6,19
5,53
3,89
21,15
78,38
100,00
24
Sulawesi Tengah
0,83
7,12
6,99
7,73
5,25
27,09
72,08
100,00
25
Sulawesi Selatan
5,41
7,17
6,26
5,93
5,19
24,55
70,04
100,00
26
Sulawesi Tenggara
3,60
6,54
8,39
6,78
5,80
27,51
68,89
100,00
27
Gorontalo
0,49
6,29
6,46
4,45
3,03
20,23
79,29
100,00
28
Maluku
1,48
6,57
8,06
8,43
5,07
28,13
70,40
100,00
29
Maluku Utara
1,45
6,29
8,42
7,46
4,28
26,45
72,08
100,00
30
Papua
1,47
7,02
7,61
6,89
1,65
23,17
75,36
100,00
4,52
6,84
6,20
5,20
2,76
21,00
74,47
100,00
Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.13.b PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
No.
Provinsi
Tidak/Belum Pernah Sekolah
(1)
(2)
(3)
Masih Sekolah SLTP/ SMU/ MTs. SMK/MA
SD/MI (4)
(5)
D-I/Univ.
(6)
(7)
Jumlah yang Masih Sekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Jumlah
(8)
(9)
(10)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
4,84
9,78
8,49
6,24
1,27
25,78
69,38
100,00
2
Sumatera Utara
3,34
10,23
8,22
5,36
0,41
24,22
72,43
100,00
3
Sumatera Barat
3,69
9,73
7,00
4,32
0,84
21,89
74,41
100,00
4
Riau
5,52
10,17
6,97
3,55
0,38
21,07
73,39
100,00
5
Jambi
5,38
9,34
6,49
3,41
0,37
19,61
75,00
100,00
6
Sumatera Selatan
4,61
9,71
6,65
2,69
0,31
19,36
76,03
100,00
7
Bengkulu
5,53
9,87
6,64
3,90
0,42
20,83
73,63
100,00
8
Lampung
5,94
9,48
6,94
3,01
0,30
19,73
74,33
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
7,97
8,21
5,24
2,57
0,02
16,04
75,98
100,00
10
DKI Jakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Jawa Barat
6,89
8,98
4,89
2,03
0,34
16,24
76,88
100,00
12
Jawa Tengah
12,27
7,72
5,97
2,71
0,42
16,82
70,91
100,00
13
DI Yogyakarta
18,91
5,32
5,73
4,32
1,32
16,69
64,40
100,00
14
Jawa Timur
17,05
6,82
4,71
2,30
0,39
14,22
68,73
100,00
15
Banten
7,63
11,41
5,77
2,07
0,17
19,42
72,94
100,00
16
Bali
18,39
5,99
4,50
3,13
0,56
14,18
67,42
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
22,73
9,69
6,25
3,38
0,37
19,69
57,58
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
13,06
12,23
4,48
1,64
0,23
18,58
68,36
100,00
19
Kalimantan Barat
11,46
11,17
6,01
2,72
0,23
20,13
68,41
100,00
20
Kalimantan Tengah
4,54
10,69
6,32
2,65
0,20
19,86
75,60
100,00
21
Kalimantan Selatan
5,96
9,31
5,47
2,31
0,33
17,42
76,61
100,00
22
Kalimantan Timur
6,66
8,86
6,20
3,58
0,63
19,27
74,07
100,00
23
Sulawesi Utara
0,32
5,87
6,10
3,72
0,56
16,25
83,43
100,00
24
Sulawesi Tengah
4,11
8,59
5,70
2,51
0,45
17,25
78,64
100,00
25
Sulawesi Selatan
16,26
8,99
5,49
2,69
0,39
17,56
66,18
100,00
26
Sulawesi Tenggara
10,18
9,82
7,50
3,41
0,33
21,06
68,76
100,00
27
Gorontalo
3,90
9,83
4,01
1,70
0,40
15,94
80,16
100,00
28
Maluku
1,80
10,55
8,35
4,90
0,25
24,05
74,15
100,00
29
Maluku Utara
30
Papua Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
4,57
11,52
6,40
3,42
0,18
21,52
73,91
100,00
29,27
12,00
5,32
2,44
0,20
19,96
50,78
100,00
10,56
8,79
5,81
2,87
0,40
17,87
71,55
100,00
Lampiran 2.14 PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan
No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi
Tidak Mempunyai Ijazah
(2)
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
21,48 21,92 28,92 23,11 27,56 27,82 27,74 31,46 37,46 12,02 26,63 32,27 26,58 34,07 26,85 30,61 45,19 41,24 39,48 22,64 29,65 22,39 20,18 26,41 35,68 28,96 35,28 20,72 30,11 44,27 29,40
SD/MI
SLTP/ MTs.
(4)
(5)
29,37 28,03 27,16 28,94 33,09 35,10 29,37 33,43 31,94 20,29 37,86 35,78 22,30 31,98 32,18 27,95 26,36 33,32 29,16 35,86 34,08 26,74 28,09 36,44 28,68 31,05 35,78 33,39 30,88 23,66 32,27
23,44 23,94 18,99 20,00 19,94 18,05 19,73 19,10 14,33 21,53 16,84 16,47 17,13 16,02 17,54 13,89 13,55 11,69 17,37 23,35 17,39 20,66 23,01 18,77 15,75 18,68 12,25 21,22 20,40 14,38 17,62
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki SMU/ Ak/ S1/ SMK D-I/D-II MA D-III D-IV (6)
19,67 18,14 16,02 19,13 12,89 13,15 14,87 10,43 8,56 27,01 12,06 8,59 18,38 10,58 15,84 17,95 10,60 8,66 9,33 12,36 12,74 19,41 19,93 11,51 12,58 14,34 10,46 17,40 13,38 11,24 13,07
(7)
2,40 4,85 4,31 5,36 3,45 3,09 3,98 3,46 5,25 9,14 3,39 4,04 7,70 4,15 3,89 4,15 1,63 2,68 2,51 2,70 3,02 5,83 4,93 3,27 3,13 3,04 3,73 3,47 2,62 3,97 4,06
(8)
0,62 0,52 0,85 0,63 0,76 0,64 1,23 0,49 0,79 1,02 0,58 0,61 1,19 0,44 0,68 1,52 0,59 0,47 0,56 0,90 0,83 0,89 0,73 0,92 0,67 0,68 0,74 1,31 0,59 0,43 0,64
(9)
0,97 0,82 1,34 1,04 0,73 0,71 0,90 0,53 0,78 3,44 1,02 0,85 1,97 0,54 1,23 1,01 0,52 0,65 0,53 0,76 0,53 1,26 0,73 0,51 0,77 0,61 0,63 0,65 0,38 0,58 0,94
(10)
2,01 1,71 2,3 1,73 1,53 1,42 2,11 1,04 0,84 5,22 1,52 1,35 4,44 2,16 1,72 2,78 1,52 1,26 0,97 1,41 1,73 2,66 2,25 2,10 2,65 2,56 1,04 1,72 1,61 1,40 1,92
S2-S3
SMU +
(11)
(12)
0,04 0,08 0,11 0,07 0,04 0,02 0,05 0,06 0,04 0,31 0,10 0,04 0,30 0,07 0,08 0,14 0,04 0,04 0,08 0,02 0,03 0,16 0,15 0,06 0,08 0,08 0,10 0,12 0,03 0,08 0,08
25,71 26,12 24,93 27,96 19,40 19,03 23,14 16,01 16,26 46,14 18,67 15,48 33,98 17,94 23,44 27,55 14,90 13,76 13,98 18,15 18,88 30,21 28,72 18,37 19,88 21,31 16,70 24,67 18,61 17,70 20,71
Jumlah (13)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.14.a PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
No.
Provinsi
Tidak Mempunyai Ijazah
(1)
(2)
(3)
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki SD/MI
SLTP/ MTs.
SMU/MA
SMK
(4)
(5)
(6)
(7)
D-I/D-II
Ak/ D-III
S1/ D-IV
(8)
(9)
(10)
Jumlah
S2-S3 (11)
(12)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
14,51
19,61
22,24
31,33
4,51
1,04
1,85
4,81
0,10
100,00
2
Sumatera Utara
15,70
22,22
24,36
25,50
6,77
0,75
1,47
3,11
0,14
100,00
3
Sumatera Barat
16,69
19,31
19,99
28,66
6,52
0,90
2,76
4,86
0,32
100,00
4
Riau
13,67
18,59
19,86
31,63
9,69
0,94
2,05
3,42
0,15
100,00
5
Jambi
17,69
25,74
20,92
21,61
7,26
1,13
1,90
3,62
0,12
100,00
6
Sumatera Selatan
17,75
24,55
20,64
25,12
5,67
1,03
1,59
3,59
0,05
100,00
7
Bengkulu
14,46
19,61
22,47
25,05
7,87
1,90
2,41
6,04
0,19
100,00
8
Lampung
22,19
24,98
20,11
19,07
7,43
0,92
1,62
3,44
0,24
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
26,15
28,22
19,29
14,39
8,07
0,92
1,34
1,53
0,10
100,00
10
DKI Jakarta
12,02
20,29
21,53
27,01
9,14
1,02
3,44
5,22
0,31
100,00
11
Jawa Barat
20,41
30,89
19,85
18,37
5,21
0,75
1,77
2,57
0,18
100,00
12
Jawa Tengah
26,14
29,93
18,74
13,95
6,29
0,79
1,57
2,49
0,09
100,00
13
DI Yogyakarta
19,82
17,87
16,81
25,79
8,66
1,26
3,03
6,28
0,48
100,00
14
Jawa Timur
23,37
26,77
19,32
17,64
6,93
0,66
0,97
4,19
0,13
100,00
15
Banten
19,62
23,69
20,43
24,48
5,89
0,94
2,06
2,75
0,14
100,00
16
Bali
22,95
23,85
15,86
24,21
5,08
2,01
1,56
4,24
0,25
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
40,18
24,37
13,91
14,52
2,41
0,75
0,94
2,82
0,10
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
16,74
23,59
20,86
24,60
6,40
0,99
1,94
4,72
0,16
100,00
19
Kalimantan Barat
28,17
21,87
19,48
19,46
5,30
0,91
1,55
2,96
0,30
100,00
20
Kalimantan Tengah
15,91
25,27
24,22
22,12
5,15
1,61
1,92
3,73
0,06
100,00
21
Kalimantan Selatan
20,64
25,83
19,92
22,70
5,05
1,11
1,05
3,62
0,07
100,00
22
Kalimantan Timur
15,28
22,32
21,22
25,78
7,96
1,10
1,96
4,14
0,25
100,00
23
Sulawesi Utara
14,61
19,96
22,61
29,13
7,28
0,67
1,26
4,1
0,38
100,00
24
Sulawesi Tengah
14,53
21,33
22,07
25,67
6,55
1,36
1,65
6,53
0,31
100,00
25
Sulawesi Selatan
20,96
22,44
18,39
23,87
4,91
1,03
1,89
6,25
0,25
100,00
26
Sulawesi Tenggara
16,75
20,49
17,50
29,40
5,26
1,20
1,61
7,52
0,27
100,00
27
Gorontalo
20,21
27,25
17,55
22,37
6,75
1,22
1,24
3,12
0,31
100,00
28
Maluku
11,49
20,34
21,17
32,54
6,35
1,87
1,64
4,22
0,38
100,00
29
Maluku Utara
18,06
18,56
20,76
28,94
6,35
0,81
1,38
5,02
0,11
100,00
30
Papua
12,82
17,89
21,74
30,22
9,99
0,89
1,59
4,67
0,18
100,00
20,41
25,77
19,93
20,94
6,50
0,88
1,78
3,61
0,18
100,00
Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.14.b PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
No.
Provinsi
Tidak Mempunyai Ijazah
(1)
(2)
(3)
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki SD/MI
SLTP/ MTs.
SMU/SM
SMK
(4)
(5)
(6)
(7)
D-I/D-II
Ak/ D-III
S1/ D-IV
(8)
(9)
(10)
Jumlah
S2-S3 (11)
(12)
1 Nanggroe Aceh Darussalam
24,20
33,19
23,90
15,11
1,58
0,46
0,62
0,92
0,02
2 Sumatera Utara
26,96
32,74
23,60
12,17
3,29
0,34
0,3
0,57
0,03
100,00 100,00
3 Sumatera Barat
34,40
30,69
18,55
10,34
3,32
0,82
0,71
1,15
0,02
100,00
4 Riau
30,70
37,28
20,11
9,06
1,87
0,37
0,22
0,37
0,01
100,00
5 Jambi
31,62
36,12
19,54
9,31
1,88
0,60
0,25
0,67
0,01
100,00
6 Sumatera Selatan
33,28
40,82
16,65
6,66
1,70
0,43
0,22
0,24
-
100,00
7 Bengkulu
33,19
33,38
18,61
10,70
2,38
0,95
0,28
0,5
-
100,00
8 Lampung
34,14
35,87
18,80
7,93
2,31
0,36
0,21
0,35
0,01
100,00
9 Kepulauan Bangka Belitung
100,00
45,94
34,73
10,61
4,19
3,14
0,69
0,36
0,33
-
10 DKI Jakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11 Jawa Barat
33,41
45,47
13,55
5,17
1,41
0,39
0,21
0,38
0,00
100,00
12 Jawa Tengah
36,61
39,91
14,87
4,79
2,44
0,49
0,33
0,55
0,01
100,00
13 DI Yogyakarta
36,25
28,64
17,59
7,79
6,33
1,09
0,45
1,81
0,05
100,00
14 Jawa Timur
41,79
35,73
13,64
5,48
2,14
0,27
0,23
0,7
0,02
100,00
15 Banten
35,89
42,80
13,93
5,03
1,39
0,34
0,20
0,43
0,00
100,00
16 Bali
38,46
32,14
11,87
11,55
3,20
1,01
0,45
1,3
0,02
100,00
17 Nusa Tenggara Barat
48,24
27,57
13,33
8,21
1,16
0,49
0,27
0,72
0,01
100,00
18 Nusa Tenggara Timur
46,32
35,33
9,79
5,36
1,92
0,36
0,38
0,54
0,01
100,00
19 Kalimantan Barat
43,87
31,99
16,56
5,40
1,43
0,42
0,14
0,2
-
100,00
20 Kalimantan Tengah
25,51
40,37
22,98
8,20
1,65
0,60
0,26
0,42
-
100,00
21 Kalimantan Selatan
35,23
39,20
15,82
6,56
1,77
0,65
0,21
0,56
-
100,00
22 Kalimantan Timur
31,16
32,20
19,98
11,56
3,21
0,64
0,40
0,83
0,03
100,00
23 Sulawesi Utara
23,71
33,25
23,26
14,09
3,43
0,78
0,40
1,08
0,01
100,00
24 Sulawesi Tengah
29,58
40,47
17,89
7,73
2,40
0,80
0,21
0,92
-
100,00
25 Sulawesi Selatan
42,15
31,42
14,59
7,63
2,35
0,51
0,28
1,06
0,01
100,00
26 Sulawesi Tenggara
32,46
34,08
19,02
10,02
2,40
0,54
0,32
1,13
0,03
100,00
27 Gorontalo
40,89
38,96
10,27
6,02
2,60
0,56
0,40
0,27
0,02
100,00
28 Maluku
24,50
38,73
21,23
11,21
2,29
1,08
0,25
0,69
0,02
100,00
29 Maluku Utara
34,70
35,57
20,26
7,45
1,20
0,51
-
0,31
-
100,00
30 Papua
54,36
25,51
12,01
5,15
2,04
0,28
0,26
0,35
0,04
100,00
36,39
37,33
15,82
6,94
2,17
0,45
0,28
0,61
0,01
100,00
Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.15 PERSENTASE RUMAH TANGGA SEHAT MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 Rumah Tangga Sehat No
Provinsi
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi tahun 2004 Keterangan : (-) data belum diterima
Jumlah Seluruhnya
Jumlah Diperiksa
% Diperiksa
Jumlah Sehat
(3)
(4)
(5)
(6)
572.625 2.194.168 541.308 747.584 535.416 1.309.545 375.333 1.615.939
164.263 792.832 177.808 366.587 152.671 1.309.545 211.512 858.868
177.874 136.397 10.623.935 6.997.108 687.877 8.775.972
10.607 3.680 3.156.110 2.219.885 301.206 2.677.880
690.892 701.716
262.037 369.973
482.746 324.622 343.557 685.965 464.148 438.016 1.433.155 407.338
112.942 115.131 230.359 166.821 358.076 230.678 682.523 274.276
61.494 159.140
55.329 68.454
41.483.870
15.330.053
28,69 36,13 32,85 49,04 28,51 100,00 56,35 53,15 5,96 2,70 29,71 31,73 43,79 30,51 37,93 52,72 23,40 35,47 67,05 24,32 77,15 52,66 47,62 67,33 89,97 43,01 36,95
98.839 558.925 113.949 278.700 96.633 433.856 121.699 540.755 7.753 1.151 1.749.413 1.573.488 195.616 984.875 213.110 182.446 47.930 54.289 100.004 101.283 219.189 139.541 432.302 150.329 40.565 39.024 8.475.664
% Sehat (7)
60,17 70,50 64,09 76,03 63,29 33,13 57,54 62,96 73,09 31,28 55,43 70,88 64,94 36,78 81,33 49,31 42,44 47,15 43,41 60,71 61,21 60,49 63,34 54,81 73,32 57,01 55,29
Lampiran 2.16
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Hotel No
Provinsi
(1)
(2)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2
Sumatera Utara
Jumlah Jumlah yang ada diperiksa (3)
(4)
Restoran/Rumah Makan
Jumlah sehat
% sehat
(5)
(6)
Jumlah Jumlah yang ada diperiksa (7)
(8)
Pasar
Jumlah sehat
% sehat
(9)
(10)
Jumlah Jumlah yang ada diperiksa (11)
(12)
TUPM Lainnya
Jumlah sehat
% sehat
(13)
(14)
Jumlah Jumlah yang ada diperiksa (15)
(16)
Jumlah TUPM
Jumlah sehat
% sehat
(17)
(18)
Jumlah Jumlah yang ada diperiksa (19)
(20)
Jumlah sehat
% sehat
(21)
(22)
5
5
5
100,00
82
52
42
80,77
19
18
18
100,00
143
102
77
75,49
143
102
77
75,49
826
648
528
81,48
3.001
2.238
1.559
69,66
337
300
184
61,33
4.518
3.116
2.247
72,11
8.682
6.302
4.518
71,69
3
Sumatera Barat
89
55
45
81,82
1.241
947
540
57,02
674
477
228
47,80
6.621
3.820
2.187
57,25
8.760
6.322
3.733
59,05
4
Riau
174
147
94
63,95
1.777
1.189
759
63,84
335
193
58
30,05
4.551
1.544
860
55,70
6.312
2.030
1.631
80,34
122
84
66
78,57
782
561
355
63,28
188
102
57
55,88
4.488
1.776
982
55,29
6.850
3.102
1.711
55,16
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Jambi
6
Sumatera Selatan
7
Bengkulu
86
74
62
83,78
399
328
240
73,17
157
134
35
26,12
1.963
1.689
1.081
64,00
2.833
2.419
1.529
63,21
8
Lampung
130
101
90
89,11
3.740
2.293
1.489
64,94
522
461
299
64,86
2.846
1.786
1.100
61,59
7.238
4.641
2.978
64,17
9
Kepulauan Bangka Belitung
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
Kepulauan Riau
13
125
44
35,20
51
68
27
39,71
6
42
7
16,67
11
161
157
97,52
568
510
89,79
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18 19 20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24 25
102
59
57,84
135
58
42,96
23
8
34,78
48
30
62,50
34
18
52,94
688
568
453
79,75
3.904
3.559
2.089
58,70
557
480
265
55,21
13.905
9.361
6.735
71,95
19.054
13.968
9.542
68,31
1.021
643
527
81,96
6.685
5.177
3.721
71,88
1.675
1.331
679
51,01
68.881
41.256
32.189
78,02
48.262
48.407
37.115
76,67
279
275
271
98,55
845
654
545
83,33
204
174
129
74,14
757
692
604
87,28
2.085
1.795
1.549
86,30
638
488
448
91,80
4.270
2.311
1.540
66,64
1.590
1.338
710
53,06
8.989
19.291
4.033
20,91
31.585
18.885
10.765
57,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.220
824
786
95,39
3.519
2.437
1.723
70,70
340
254
177
69,69
25.602
15.212
11.635
76,49
30.681
18.727
14.321
76,47
Nusa Tenggara Barat
154
134
122
91,04
648
370
295
79,73
103
99
45
45,45
5.979
3.287
2.123
64,59
6.884
3.890
2.585
66,45
Nusa Tenggara Timur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
120
60
56
93,33
885
526
328
62,36
379
272
99
36,40
7.252
2.966
2.017
68,00
8.636
3.824
2.500
65,38
80
61
38
62,30
714
637
429
67,35
88
68
14
20,59
1.195
687
452
65,79
4.497
2.525
1.238
49,03
90
90
79
87,78
3.123
2.835
2.254
79,51
363
314
64
20,38
11.489
10.688
7.259
67,92
15.065
13.275
9.157
68,98
372
349
284
81,38
1.377
1.077
903
83,84
170
157
61
38,85
6.532
4.739
3.423
72,23
3.578
2.315
1.966
84,92
Sulawesi utara
109
119
105
88,24
1.118
935
620
66,31
153
148
88
59,46
1.737
1.898
985
51,90
3.552
3.124
1.945
62,26
Sulawesi Tengah
132
114
107
93,86
368
290
238
82,07
213
204
123
60,29
993
993
576
58,01
2.181
2.081
1.381
66,36
26
Sulawesi Selatan
510
389
243
62,47
1.954
1.543
828
53,66
668
574
234
40,77
8.898
5.557
2.954
53,16
12.030
8.063
4.259
52,82
27
Sulawesi Tenggara
101
83
69
83,13
636
474
232
48,95
302
286
82
28,67
2.707
2.417
1.544
63,88
4.063
3.648
2.104
57,68
28
Gorontalo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
29
Sulawesi Barat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30
Maluku
54
45
42
93,33
389
363
232
63,91
39
30
16
53,33
256
172
132
76,74
336
324
242
74,69
31
Maluku Utara
66
59
44
74,58
288
230
149
64,78
47
30
19
63,33
622
491
317
64,56
1.023
810
529
65,31
32
Papua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
33
Irian Jaya Barat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7.079
5.642
4.667
82,72
41.796
31.229
21.195
67,87
9.129
7.509
3.699
49,26
190.935
133.749
85.699
64,07
234.330
171.181
117.903
68,88
Indonesia
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004 Keterangan : (-) data belum diterima
Lampiran 2.16.a JUMLAH TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) DIPERIKSA DAN PERSENTASE TPM MEMENUHI SYARAT MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 No.
Provinsi
TPM Terdaftar
(1)
(2)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: Ditjen PPM-PL Depkes RI, Profil PPM-PL Tahun 2003
9.516 6.471 5.004 3.536 3.058 5.404 1.224 3.668 1.199 6.888 26.937 3.804 3.579 14.610 5.365 13.050 4.487 947 3.644 3.558 8.403 4.073 3.017 1.744 4.197 1.488 1.753 249 1.206 2.392 154.471
Memenuhi Syarat
Diperiksa Jumlah
%
Jumlah
%
(4)
(5)
(6)
(7)
3.295 2.155 3.237 2.838 1.628 4.345 643 2.604 1.069 278 15.516 2.304 2.098 9.583 392 3.802 4.894 951 3.328 2.051 7.011 2.728 2.246 1.692 2.787 1.289 1.325 243 896 2.116 89.344
34,63 33,30 64,69 80,26 53,24 80,40 52,53 70,99 89,16 4,04 57,60 60,57 58,62 65,59 7,31 29,13 109,07 100,42 91,33 57,64 83,43 66,98 74,44 97,02 66,40 86,63 75,58 97,59 74,30 88,46 57,84
2.124 1.040 1.839 1.730 838 3.106 375 1.664 892 44 8.108 1.389 1.728 5.799 148 1.455 2.854 585 2.503 856 4.830 1.697 1.271 1.263 1.842 661 773 113 358 1.936 53.821
64,46 48,26 56,81 60,96 51,47 71,48 58,32 63,90 83,44 15,83 52,26 60,29 82,36 60,51 37,76 38,27 58,32 61,51 75,21 41,74 68,89 62,21 56,59 74,65 66,09 51,28 58,34 46,50 39,96 91,49 60,24
Lampiran 2.17 2
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT LUAS LANTAI TEMPAT TINGGAL (M ) DAN PROVINSI TAHUN 2004 2 Luas Lantai ( M )
No.
Perkotaan
Provinsi
(1)
(2)
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
<19
20 - 49
50 - 99
100 - 149
150+
Jumlah
< 19
20 - 49
50 - 99
100 -149
150 +
Jumlah
< 19
20 - 49
50 - 99
100 -149
150 +
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
1,88
33,44
50,13
9,70
2
Sumatera Utara
1,37
32,66
48,98
3
Sumatera Barat
5,26
24,83
40,43
4
Riau
4,01
34,02
5
Jambi
1,53
6
Sumatera Selatan
7 8
Jumlah (20)
4,86
100,00
1,06
40,27
53,41
4,49
0,78
100,00
1,28
38,43
52,53
5,89
1,87
100,00
10,99
6,00
100,00
2,17
47,72
44,49
4,03
1,59
100,00
1,84
41,35
16,42
13,05
100,00
3,37
37,72
49,47
7,58
1,85
100,00
3,93
33,91
46,39
6,97
3,45
100,00
46,8
10,20
5,16
46,12
11,35
4,51
100,00
1,32
44,82
46,32
5,70
1,85
100,00
2,50
100,00
40,07
46,23
8,18
3,02
31,26
48,34
13,45
5,42
100,00
2,37
44,90
48,03
3,53
1,17
100,00
100,00
2,14
41,19
48,12
6,23
2,33
4,24
47,23
37,46
6,56
4,51
100,00
2,60
46,95
45,28
3,80
1,37
100,00
100,00
3,13
47,04
42,74
4,70
2,39
100,00
Bengkulu
7,85
36,98
41,21
9,10
4,87
100,00
1,90
42,87
51,12
2,99
1,11
100,00
3,59
41,20
48,31
4,73
2,18
100,00
Lampung
2,18
26,09
55,64
10,70
5,39
100,00
1,39
30,81
60,41
5,64
1,76
100,00
1,56
29,79
59,38
6,73
2,54
100,00 100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
0,99
41,84
50,02
5,65
1,51
100,00
0,86
43,10
44,68
8,38
2,98
100,00
0,91
42,55
47,01
7,19
2,34
10
DKI Jakarta
16,00
32,30
29,03
10,54
12,13
100,00
-
-
-
-
-
-
16,00
32,30
29,03
10,54
12,13
100,00
11
Jawa Barat
4,41
36,02
44,65
9,30
5,62
100,00
1,68
46,23
45,18
5,00
1,92
100,00
3,03
41,19
44,92
7,12
3,75
100,00
12
Jawa Tengah
2,42
18,11
54,44
16,48
8,54
100,00
0,34
14,17
59,87
17,09
8,54
100,00
1,18
15,77
57,67
16,84
8,54
100,00
13
DI Yogyakarta
21,39
12,88
38,46
14,44
12,82
100,00
0,37
9,37
52,3
22,26
15,69
100,00
13,30
11,53
43,79
17,45
13,93
100,00
14
Jawa Timur
6,96
26,03
47,88
12,00
7,13
100,00
0,60
26,90
55,24
11,34
5,92
100,00
3,20
26,54
52,23
11,61
6,41
100,00
15
Banten
7,99
24,23
47,43
13,77
6,58
100,00
1,17
44,76
46,67
6,37
1,04
100,00
4,93
33,44
47,09
10,45
4,09
100,00
16
Bali
18,53
30,43
31,75
11,16
8,13
100,00
7,42
51,14
32,93
6,33
2,18
100,00
13,10
40,56
32,33
8,79
5,22
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
12,84
52,70
27,34
4,99
2,13
100,00
10,59
65,51
20,48
2,69
0,73
100,00
11,41
60,88
22,96
3,52
1,24
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
6,64
54,94
30,28
5,20
2,94
100,00
3,43
67,42
27,00
1,65
0,51
100,00
3,94
65,43
27,52
2,21
0,89
100,00
19
Kalimantan Barat
1,16
34,25
48,24
9,68
6,68
100,00
1,92
56,87
36,93
3,14
1,13
100,00
1,73
51,11
39,81
4,81
2,54
100,00
20
Kalimantan Tengah
4,29
42,28
44,56
6,14
2,73
100,00
0,81
49,31
44,74
4,29
0,84
100,00
1,82
47,27
44,69
4,83
1,39
100,00
21
Kalimantan Selatan
5,87
36,96
39,74
11,05
6,37
100,00
4,03
44,10
45,68
5,01
1,19
100,00
4,71
41,47
43,49
7,23
3,10
100,00
22
Kalimantan Timur
3,73
38,77
38,00
11,34
8,15
100,00
1,27
42,27
44,23
8,48
3,75
100,00
2,59
40,40
40,9
10,01
6,10
100,00
23
Sulawesi Utara
6,18
40,93
39,94
6,67
6,28
100,00
2,07
55,57
36,65
4,46
1,26
100,00
3,65
49,92
37,92
5,31
3,20
100,00
24
Sulawesi Tengah
3,30
41,51
34,38
10,53
10,28
100,00
1,78
50,74
39,41
5,77
2,30
100,00
2,08
48,91
38,42
6,71
3,87
100,00
25
Sulawesi Selatan
5,91
30,47
45,13
12,68
5,80
100,00
1,42
32,09
54,96
9,52
2,02
100,00
2,75
31,61
52,05
10,45
3,14
100,00
26
Sulawesi Tenggara
9,02
31,08
39,60
11,14
9,16
100,00
1,34
39,81
49,10
7,65
2,10
100,00
3,00
37,92
47,05
8,40
3,63
100,00
27
Gorontalo
2,82
44,70
37,54
9,46
5,48
100,00
8,07
68,29
18,24
2,93
2,47
100,00
6,68
62,06
23,34
4,65
3,26
100,00
28
Maluku
3,85
47,04
36,53
11,00
1,59
100,00
0,67
52,20
42,89
3,56
0,69
100,00
1,60
50,69
41,04
5,72
0,95
100,00
29
Maluku Utara
30
Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
3,29
17,66
54,69
21,53
2,83
100,00
0,57
27,05
64,81
7,49
0,07
100,00
1,29
24,58
62,15
11,18
0,80
100,00
10,04
52,84
29,01
4,63
3,48
100,00
15,62
68,56
13,83
1,50
0,49
100,00
14,32
64,90
17,36
2,22
1,19
100,00
6,50
30,23
44,52
11,55
7,20
100,00
1,87
37,19
48,94
8,35
3,65
100,00
3,84
34,23
47,06
9,71
5,16
100,00
Lampiran 2.18 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS LANTAI TERLUAS DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Perdesaan
Provinsi
Bukan tanah
Tanah
Jumlah
Bukan tanah
Tanah
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
97,09 97,97 98,61 97,47 96,31 96,71 98,08 93,61 99,34 96,15 95,13 84,62 94,62 91,50 93,77 96,76 88,42 88,63 97,09 96,91 97,04 96,59 97,04 96,87 96,54 90,32 96,98 93,39 91,97 94,89 93,30
2,91 2,03 1,39 2,53 3,69 3,29 1,92 6,39 0,66 3,85 4,87 15,38 5,38 8,50 6,23 3,24 11,58 11,37 2,91 3,09 2,96 3,41 2,96 3,13 3,46 9,68 3,02 6,61 8,03 5,11 6,7
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
87,51 93,98 96,89 94,78 92,14 84,28 96,60 70,33 95,66 89,86 57,51 77,78 67,60 84,92 89,51 81,33 47,70 96,49 96,18 96,53 93,85 90,75 83,39 95,07 88,03 83,80 77,80 77,06 73,05 78,68
12,49 6,02 3,11 5,22 7,86 15,72 13,40 29,67 4,34 10,14 42,49 22,22 32,40 15,08 10,49 18,67 52,30 3,51 3,82 3,47 6,15 9,25 16,61 4,93 11,97 16,20 22,20 22,94 26,95 21,32
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 110,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Perkotaan+Perdesaan Bukan Tanah Jumlah tanah (9)
(10)
90,09 95,67 97,40 95,96 93,28 88,33 89,86 75,34 97,26 96,15 92,46 68,52 88,14 77,36 89,80 93,21 83,89 54,21 96,64 96,39 96,71 95,31 93,18 86,05 95,51 88,53 87,28 82,33 80,98 78,13 84,90
9,91 4,33 2,60 4,04 6,72 11,67 10,14 24,66 2,74 3,85 7,54 31,48 11,86 22,64 10,20 6,79 16,11 45,79 3,36 3,61 3,29 4,69 6,82 13,95 4,49 11,47 12,72 17,67 19,02 21,87 15,10
(11)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.19 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan
Sumber Air Minum Terlindung No.
Provinsi
(1)
(2)
Sumber Air Minum Tak Terlindung
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata air terlindung
Sumur terlindung
Air hujan
Jumlah Sumber air minum terlindung
Sumur tak terlindung
Mata air tak terlindung
Air sungai
Lainnya
Jumlah Sumber air minum tak terlindung
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
1,12
14,66
2,33
48,90
2,70
0,79
70,50
24,43
2,87
2,07
0,15
29,52
2
Sumatera Utara
0,81
22,60
10,95
34,36
7,19
1,64
77,55
12,29
6,16
3,25
0,74
22,44
3
Sumatera Barat
0,66
19,95
3,78
36,03
9,31
2,37
72,10
15,51
7,38
4,18
0,83
27,90
4
Riau
2,18
11,70
3,12
34,66
1,55
22,46
75,67
20,30
0,74
2,36
0,92
24,32
5
Jambi
0,40
16,80
1,30
37,14
1,14
12,74
69,52
20,06
1,00
9,33
0,08
30,47
6
Sumatera Selatan
0,97
16,87
2,06
40,40
0,78
5,49
66,57
19,59
0,97
12,53
0,34
33,43
7
Bengkulu
0,19
12,32
1,96
36,06
5,46
-
55,99
39,63
2,20
2,16
0,03
44,02
8
Lampung
1,83
5,30
1,60
54,81
2,62
0,66
66,82
28,55
2,93
1,35
0,35
33,18 29,41
9
Bangka Belitung
0,64
5,28
7,48
55,06
1,53
0,60
70,59
26,76
1,92
0,16
0,57
10
DKI Jakarta
11,25
48,60
32,91
6,46
0,06
0,34
99,62
0,16
-
0,02
0,20
0,38
11
Jawa Barat
2,25
11,91
26,24
34,73
9,73
0,13
84,99
8,95
4,82
0,62
0,61
15,00
12
Jawa Tengah
1,16
14,00
10,99
46,97
12,25
0,80
86,17
9,06
3,77
0,68
0,33
13,84
13
DI Yogyakarta
6,69
9,61
8,91
57,07
2,56
5,47
90,31
8,04
1,49
-
0,17
9,70
14
Jawa Timur
3,58
18,86
15,48
41,06
8,59
0,65
88,22
7,53
3,17
0,44
0,65
11,79
15
Banten
3,84
16,10
38,02
21,97
4,16
1,19
85,28
9,23
3,39
1,61
0,48
14,71
16
Bali
8,58
42,96
3,72
21,51
13,39
3,81
93,97
1,79
3,48
0,70
0,04
6,01
17
Nusa Tenggara Barat
1,80
12,26
6,35
54,32
11,26
-
85,99
10,87
1,84
0,95
0,34
14,00
18
Nusa Tenggara Timur
0,14
18,15
0,91
19,03
22,84
1,77
62,84
9,35
22,79
4,64
0,38
37,16
19
Kalimantan Barat
1,08
9,76
0,99
6,07
2,56
40,17
60,63
8,14
3,18
28,00
0,05
39,37
20
Kalimantan Tengah
0,50
16,29
10,70
16,85
0,47
5,75
50,56
7,14
0,80
41,46
0,04
49,44
21
Kalimantan Selatan
0,70
33,63
13,17
14,48
0,31
2,96
65,25
17,25
0,96
16,43
0,12
34,76
22
Kalimantan Timur
1,40
49,00
3,93
11,15
2,49
7,62
75,59
9,57
0,70
13,69
0,45
24,41
23
Sulawesi Utara
1,31
27,81
3,38
33,79
17,34
1,71
85,34
12,70
1,84
0,03
0,09
14,66
24
Sulawesi Tengah
0,38
15,51
16,43
24,04
15,41
1,26
73,03
14,71
5,81
6,35
0,10
26,97
25
Sulawesi Selatan
0,48
22,52
9,56
31,33
9,65
1,82
75,36
15,55
5,94
2,98
0,17
24,64
26
Sulawesi Tenggara
0,13
25,74
3,23
32,04
8,24
2,78
72,16
19,84
4,16
3,44
0,40
27,84
27
Gorontalo
0,27
16,97
1,92
53,50
0,57
-
73,23
18,54
4,75
3,46
0,03
26,78
28
Maluku
0,08
22,04
2,00
31,99
21,97
0,45
78,53
14,47
5,89
0,16
0,95
21,47
29
Maluku Utara
0,32
18,98
2,98
36,22
2,98
4,75
66,23
26,94
3,10
3,68
0,06
33,78
30
Papua
1,06 2,45
15,45 17,96
2,32 14,37
14,52 35,95
10,60 8,07
12,24 2,66
56,19 81,46
14,20 11,16
21,73 4,04
7,41 2,87
0,47 0,46
43,81 18,53
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.19.a PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
Sumber Air Minum Terlindung No.
Provinsi
(2)
(1)
Sumber Air Minum Tak Terlindung
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata air terlindung
Sumur terlindung
Air hujan
Jumlah Sumber air minum terlindung
Sumur tak terlindung
Mata air tak terlindung
Air sungai
Lainnya
Jumlah Sumber air minum tak terlindung
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
3,53
43,06
3,88
2,38
36,88
1,03
90,76
8,64
0,30
0,01
0,29
2
Sumatera Utara
1,31
45,93
9,89
1,13
35,23
0,05
93,54
5,24
0,29
0,22
0,70
6,45
3
Sumatera Barat
1,74
40,95
5,56
4,91
35,82
0,79
89,77
7,45
1,26
1,36
0,16
10,23
4
Riau
4,51
24,45
5,01
1,62
40,25
13,95
89,79
7,64
0,33
0,27
1,98
10,22
5
Jambi
1,24
38,24
1,88
-
33,77
15,81
90,94
8,65
-
0,31
0,09
9,05
6
Sumatera Selatan
1,29
46,43
2,59
0,30
32,84
0,73
84,18
7,14
0,33
7,65
0,69
15,81
7
Bengkulu
0,49
27,72
4,49
2,73
44,99
-
80,42
19,49
-
-
0,10
19,59
8
Lampung
3,22
20,58
5,34
1,02
53,08
-
83,24
15,91
0,67
-
0,19
16,77 18,53
9,24
9
Kepulauan Bangka Belitung
0,92
10,46
9,12
0,83
58,97
1,16
81,46
17,84
0,45
0,05
0,19
10
DKI Jakarta
11,25
48,60
32,91
0,06
6,46
0,34
99,62
0,16
-
0,02
0,20
0,38
11
Jawa Barat
3,82
18,77
34,22
3,20
31,92
-
91,93
5,48
1,74
0,02
0,82
8,06
12
Jawa Tengah
2,44
26,58
14,11
2,83
45,51
0,03
91,50
6,87
1,26
0,11
0,25
8,49
13
DI Yogyakarta
10,66
6,57
13,64
0,03
63,84
-
94,74
4,97
-
-
0,28
5,25
14
Jawa Timur
7,37
35,19
17,78
2,60
32,38
0,20
95,52
3,41
0,28
0,35
0,44
4,48
15
Banten
5,87
22,79
55,19
0,88
10,65
0,60
95,98
3,56
0,28
0,03
0,15
4,02
16
Bali
14,82
47,02
5,98
5,04
23,48
0,18
96,52
2,00
0,88
0,52
0,09
3,49
17
Nusa Tenggara Barat
4,33
19,65
7,31
4,68
52,48
-
88,45
8,62
2,32
0,44
0,18
11,56
18
Nusa Tenggara Timur
0,57
63,37
0,86
2,20
20,72
-
87,72
8,41
2,31
0,82
0,75
12,29
19
Kalimantan Barat
3,59
22,33
0,89
0,75
4,29
59,58
91,43
5,12
0,09
3,29
0,08
8,58
20
Kalimantan Tengah
1,22
40,31
28,18
0,02
15,23
1,75
86,71
3,26
0,04
9,91
0,08
13,29
21
Kalimantan Selatan
1,59
67,34
5,15
-
12,89
0,22
87,19
7,95
0,06
4,59
0,22
12,82
22
Kalimantan Timur
2,47
73,44
2,15
0,67
7,72
5,58
92,03
3,01
0,18
4,11
0,66
7,96
23
Sulawesi Utara
0,74
49,98
5,61
1,57
32,39
0,68
90,97
8,79
0,03
-
0,20
9,02
24
Sulawesi Tengah
1,32
41,70
38,95
5,29
7,30
-
94,56
3,17
2,02
-
0,25
5,44
25
Sulawesi Selatan
1,42
63,87
8,26
0,91
20,37
0,05
94,88
3,93
0,16
0,69
0,33
5,11
26
Sulawesi Tenggara
0,40
60,36
8,37
2,77
19,77
-
91,67
4,94
0,96
1,31
1,11
8,32
27
Gorontalo
0,69
36,34
4,24
-
45,73
-
87,00
12,90
-
-
0,10
13,00
28
Maluku
0,26
55,82
4,62
10,03
19,39
-
90,12
6,35
0,45
-
3,07
9,87
29
Maluku Utara
0,68
61,64
7,10
-
21,98
5,19
96,59
3,40
-
-
-
3,40
30
Papua
4,10 4,94
51,58 32,84
6,21 20,75
1,37 2,15
19,32 30,94
9,48 1,40
92,06 93,02
3,80 5,14
1,84 0,79
1,07 0,55
1,24 0,49
7,95 6,97
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.19.b PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
Sumber Air Minum Terlindung
Sumber Air Minum Tak Terlindung
Provinsi
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata air terlindung
Sumur terlindung
Air hujan
Jumlah Sumber air minum terlindung
Sumur tak terlindung
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
0,23
4,21
1,76
2,81
53,32
0,70
63,03
30,24
3,81
2,82
0,09
36,96
2
Sumatera Utara
0,45
5,52
11,73
11,62
33,73
2,79
65,84
17,45
10,46
5,47
0,77
34,15
3
Sumatera Barat
0,21
11,13
3,03
11,16
36,11
3,04
64,68
18,90
9,94
5,36
1,11
35,31
4
Riau
0,35
1,68
1,64
1,50
30,27
29,15
64,59
30,26
1,06
4,00
0,09
35,41
5
Jambi
0,08
8,79
1,09
1,57
38,40
11,60
61,53
24,32
1,37
12,70
0,08
38,47
6
Sumatera Selatan
0,81
2,60
1,80
1,00
44,05
7,78
58,04
25,60
1,28
14,89
0,18
41,95
7
Bengkulu
0,07
6,21
0,95
6,54
32,53
-
46,30
47,61
3,07
3,02
-
53,70
8
Lampung
1,45
1,12
0,57
3,06
55,29
0,84
62,33
32,01
3,55
1,72
0,39
37,67
9 Kepulauan Bangka Belitung 10 DKI Jakarta 11 Jawa Barat
0,42
1,28
6,22
2,07
52,04
0,17
62,20
33,63
3,06
0,25
0,86
37,80
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,73
5,23
18,46
16,09
37,46
0,27
78,24
12,32
7,82
1,21
0,40
21,75
12 Jawa Tengah 13 DI Yogyakarta
0,29
5,40
8,85
18,68
47,96
1,32
82,50
10,56
5,49
1,06
0,38
17,49
0,34
14,45
1,34
6,61
46,24
14,21
83,19
12,95
3,87
-
-
16,82
14 Jawa Timur 15 Banten
0,97
7,60
13,88
12,72
47,05
0,95
83,17
10,38
5,16
0,50
0,79
16,83
1,35
7,88
16,93
8,18
35,88
1,92
72,14
16,20
7,22
3,56
0,89
27,87
16 Bali 17 Nusa Tenggara Barat
2,06
38,73
1,36
22,13
19,45
7,60
91,33
1,58
6,19
0,89
-
8,66
0,37
8,08
5,81
14,99
55,36
-
84,61
12,14
1,57
1,24
0,43
15,38
18 Nusa Tenggara Timur 19 Kalimantan Barat
0,05
9,59
0,92
26,74
18,71
2,11
58,12
9,53
26,67
5,37
0,31
41,88
0,22
5,46
1,03
3,17
6,68
33,53
50,09
9,18
4,24
36,46
0,04
49,92
20 Kalimantan Tengah 21 Kalimantan Selatan
0,20
6,45
3,55
0,66
17,52
7,38
35,76
8,72
1,12
54,37
0,03
64,24
0,18
14,01
17,84
0,49
15,40
4,55
52,47
22,66
1,48
23,33
0,05
47,52
22 Kalimantan Timur 23 Sulawesi Utara
0,18
20,92
5,98
4,58
15,08
9,97
56,71
17,10
1,30
24,69
0,20
43,29
1,66
13,86
1,98
27,26
34,66
2,36
81,78
15,17
2,98
0,05
0,02
18,22
24 Sulawesi Tengah 25 Sulawesi Selatan
0,15
9,06
10,88
17,90
28,17
1,58
67,74
17,55
6,74
7,91
0,06
32,26
0,08
5,14
10,11
13,33
35,94
2,56
67,16
20,43
8,37
3,94
0,10
32,84
26 Sulawesi Tenggara 27 Gorontalo
0,05
16,20
1,82
9,75
35,43
3,54
66,79
23,95
5,04
4,03
0,20
33,22
0,12
10,01
1,08
0,77
56,29
-
68,27
20,57
6,45
4,71
-
31,73
26,87
37,16
0,63
73,77
17,81
8,13
0,22
0,08
26,24
No.
Mata air tak Air sungai terlindung (11)
(12)
Lainnya
Jumlah Sumber air minum tak terlindung
(13)
(14)
28 Maluku 29 Maluku Utara
-
8,18
0,93
0,19
3,75
1,51
4,04
41,30
4,59
55,38
35,33
4,21
5,00
0,07
44,61
30 Papua
0,14
4,50
1,14
13,40
13,06
13,08
45,32
17,35
27,75
9,33
0,24
54,67
0,60
6,95
9,66
12,46
39,66
3,60
72,93
15,62
6,44
4,59
0,43
27,08
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.20 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AIR BESAR DAN PROVINSI TAHUN 2004
No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Perkotaan 'Pleng- Cemplung/ sengan' Cubluk
Provinsi
Leher Angsa
(2)
(3)
(4)
80,72 75,63 78,98 80,43 73,20 62,70 88,63 80,06 84,31 82,90 75,06 83,83 91,61 81,27 87,27 94,22 82,84 65,09 82,36 72,47 71,72 72,81 87,41 89,35 86,74 89,44 90,90 82,41 98,20 70,89 80,25
10,09 13,70 9,66 12,59 10,04 23,67 10,60 9,40 8,61 14,86 16,22 7,09 6,13 8,44 8,85 4,59 11,49 22,32 13,87 11,23 14,04 18,58 9,51 6,67 9,83 4,09 3,11 8,05 0,83 24,39 11,9
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
(5)
8,08 8,80 8,98 6,18 14,24 11,21 0,77 9,39 3,97 2,08 5,27 7,65 2,02 9,11 3,44 0,98 3,07 9,16 2,74 9,57 8,81 7,58 2,64 2,44 2,72 5,02 1,86 6,91 0,69 4,66 6,14
Tidak pakai (6)
1,11 1,86 2,38 0,80 2,52 2,42 1,14 3,10 0,16 3,45 1,43 0,24 1,18 0,43 0,21 2,60 3,43 1,04 6,72 5,44 1,03 0,44 1,54 0,72 1,45 4,13 2,63 0,28 0,06 1,72
Jumlah (7)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Perdesaan Leher 'Pleng- Cemplung/ Angsa sengan' Cubluk (8)
(9)
46,16 36,00 42,45 36,48 37,88 31,79 55,83 39,84 70,97 54,47 54,55 54,85 42,15 62,18 88,36 69,52 21,14 41,31 25,58 39,87 47,81 74,04 63,92 60,39 51,91 73,95 60,62 71,30 29,90 48,01
12,13 14,21 11,30 17,24 12,48 12,54 6,71 8,98 5,81 12,69 9,31 3,68 10,80 12,59 9,24 16,01 20,08 21,77 13,69 14,72 18,09 15,03 9,81 14,22 5,08 5,26 7,13 13,41 16,16 12,04
(10)
30,24 35,98 34,18 36,29 38,96 46,19 29,86 48,02 13,39 18,73 29,89 40,79 44,74 18,08 1,70 8,45 47,37 26,17 34,49 27,23 27,47 8,14 19,20 20,34 31,40 10,01 18,05 7,20 29,60 31,35
Tidak pakai (11)
11,48 13,81 12,06 9,98 10,67 9,48 7,60 3,16 9,83 14,11 6,25 0,68 2,31 7,15 0,70 6,02 11,41 10,76 26,24 18,17 6,63 2,79 7,07 5,05 11,61 10,78 14,19 8,10 24,35 8,6
Jumlah (12)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Leher Angsa (13)
57,15 54,91 56,33 57,26 49,38 44,16 68,26 49,03 78,48 82,90 65,53 67,59 77,21 60,88 79,04 91,89 75,81 30,05 55,30 41,91 53,11 62,16 79,92 71,55 71,07 62,24 81,13 69,57 81,22 45,20 63,85
Perkotaan+Perdesaan 'Pleng- Cemplung/ Tidak sengan' Cubluk pakai (14)
11,48 13,97 10,68 15,04 11,69 17,00 8,19 9,07 7,39 14,86 14,58 8,32 5,17 9,67 10,08 6,44 13,88 20,53 19,08 12,83 14,44 18,37 12,60 8,87 12,44 4,81 4,35 7,51 8,77 19,23 11,97
(15)
23,19 23,01 24,61 22,06 30,92 32,19 18,84 39,19 8,09 2,08 11,50 19,99 17,21 27,68 8,24 1,26 5,91 39,62 18,18 25,81 19,57 16,06 5,72 14,17 13,20 24,14 6,56 13,48 4,80 20,29 18,96
(16)
8,18 8,11 8,38 5,64 8,02 6,65 4,72 2,70 6,05 0,16 8,39 4,10 0,42 1,77 2,63 0,40 4,41 9,79 7,44 19,44 12,88 3,42 1,75 5,41 3,29 8,82 7,96 9,44 5,21 15,28 5,22
Jumlah (17)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.21 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan
No
Provinsi
Tangki septik
(1)
(2)
(3)
Kolam/ Sawah
Sungai/ Danau
Lobang tanah
Pantai/ tanah terbuka
Lainnya
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
7,72
4,16
Nanggroe Aceh Darussalam
42,95
2
Sumatera Utara
45,21
1,12
13,86
28,79
5,23
5,79
100,00
3
Sumatera Barat
31,04
16,60
28,98
17,82
3,10
2,46
100,00
4
Riau
40,97
1,20
12,76
39,58
4,01
1,48
100,00
5
Jambi
32,67
1,64
29,09
30,63
4,59
1,38
100,00
6
Sumatera Selatan
33,88
2,26
26,72
33,44
1,57
2,13
100,00
7
Bengkulu
31,45
1,44
21,89
34,93
7,65
2,64
100,00
8
Lampung
28,92
2,63
9,47
54,25
2,67
2,05
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
44,36
0,32
5,65
18,57
25,17
5,93
100,00
10
DKI Jakarta
85,30
1,11
4,23
8,06
0,18
1,12
100,00
11
Jawa Barat
44,56
15,50
22,26
14,32
1,69
1,67
100,00
12
Jawa Tengah
41,64
5,29
25,68
24,57
1,69
1,12
100,00
13
DI Yogyakarta
65,31
0,89
9,56
22,82
1,01
0,40
100,00
14
Jawa Timur
39,17
1,21
25,66
29,56
3,51
0,89
100,00
15
Banten
55,21
8,69
11,69
12,14
10,98
1,30
100,00
16
Bali
65,69
0,22
6,03
11,53
15,18
1,34
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
31,14
2,71
32,65
11,06
19,25
3,19
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
13,15
0,26
0,51
55,53
17,99
12,56
100,00
19
Kalimantan Barat
27,60
1,54
25,85
31,57
9,03
4,41
100,00
20
Kalimantan Tengah
24,05
0,57
45,22
27,81
1,43
0,91
100,00
21
Kalimantan Selatan
30,57
1,09
31,79
34,62
1,36
0,57
100,00
22
Kalimantan Timur
48,14
0,87
18,44
29,51
1,65
1,39
100,00
23
Sulawesi Utara
53,30
0,48
12,07
28,53
3,38
2,24
100,00
24
Sulawesi Tengah
32,64
1,43
19,49
23,11
16,99
6,34
100,00
25
Sulawesi Selatan
44,11
1,75
11,68
20,49
19,51
2,46
100,00
26
Sulawesi Tenggara
30,76
0,42
6,15
35,31
20,57
6,80
100,00
27
Gorontalo
31,47
0,78
14,93
18,69
30,66
3,46
100,00
28
Maluku
30,57
0,75
14,56
18,70
29,62
5,80
100,00
29
Maluku Utara
52,05
0,62
13,97
8,32
22,24
2,80
100,00
30
Papua
31,24
1,83
8,96
22,72
28,62
6,63
100,00
42,71
5,16
20,22
24,41
5,38
2,12
100,00
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
15,83
27,10
(9)
1
Indonesia
2,24
Jumlah
100,00
Lampiran 2.21.a PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
No
Provinsi
Tangki septik
Kolam/ Sawah
Sungai/ Danau
Lobang tanah
Pantai/ tanah terbuka
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
74,49 73,44 60,89 68,36 67,14 65,14 60,70 61,10 64,69 85,30 57,52 61,01 80,23 63,38 76,38 78,35 43,01 40,38 67,61 55,73 52,08 67,12 79,21 65,84 78,59 58,73 61,23 58,82 90,18 81,99 66,01
1,32 0,65 7,87 1,02 1,77 2,69 1,52 1,59 0,44 1,11 6,57 2,86 0,84 0,91 6,39 0,15 1,16 0,55 1,59 0,50 0,99 1,16 0,43 0,44 1,02 0,50 1,26 1,13 0,27 3,02 2,86
6,83 6,32 9,26 4,45 11,03 10,73 4,46 9,27 5,53 4,23 21,78 21,15 12,03 17,46 3,03 4,18 32,95 0,29 5,45 17,06 19,70 10,31 2,37 10,25 5,12 4,23 11,36 8,06 2,78 14,27
14,85 16,70 17,25 25,19 18,03 20,16 32,78 25,19 14,23 8,06 11,28 13,37 6,61 16,88 9,62 13,41 13,46 55,76 22,91 25,72 26,28 19,65 16,90 17,63 11,11 25,88 22,13 20,57 8,05 11,36 14,44
1,74 0,62 2,09 0,70 0,33 0,47 0,39 0,36 12,37 0,18 0,83 0,85 0,03 0,87 3,79 3,49 7,17 1,42 1,55 0,34 0,48 0,46 0,74 3,58 3,32 7,02 2,79 9,82 1,22 0,79 1,24
0,77 2,28 2,65 0,28 1,70 0,81 0,15 2,50 2,74 1,12 2,02 0,77 0,27 0,50 0,80 0,42 2,23 1,59 0,90 0,65 0,47 1,30 0,35 2,25 0,84 3,64 1,24 1,60 0,27 0,05 1,18
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Jumlah (9)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.21.b PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Tangki septik
Kolam/ Sawah
Sungai/ Danau
Lobang tanah
Pantai/ tanah terbuka
Lainnya
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
31,35 24,55 18,51 19,44 19,80 18,80 19,86 20,10 28,69 31,92 28,41 41,46 22,46 29,20 52,46 24,42 7,99 13,92 11,09 18,05 26,33 37,00 24,46 29,62 23,04 20,79 18,97 38,44 15,85 25,47
2,57 1,47 20,27 1,34 1,59 2,06 1,40 2,91 0,22 24,21 6,95 0,98 1,42 11,53 0,30 3,59 0,20 1,52 0,60 1,15 0,53 0,52 1,68 2,05 0,39 0,61 0,60 0,75 1,47 6,87
19,14 19,39 37,26 19,29 35,83 34,43 28,80 9,53 5,74 22,73 28,78 5,62 31,32 22,32 7,97 32,48 0,55 32,82 56,74 38,83 27,78 18,17 21,76 14,43 6,67 16,22 17,23 18,96 10,83 24,63
31,61 37,63 18,05 50,89 35,34 39,85 35,79 62,22 21,92 17,29 32,23 48,73 38,32 15,23 9,57 9,68 55,49 34,54 28,67 39,47 40,84 35,84 24,46 24,44 37,91 17,46 17,93 8,41 26,17 31,79
9,93 8,60 3,53 6,61 6,19 2,10 10,52 3,30 35,04 2,54 2,27 2,59 5,33 19,81 27,41 26,09 21,13 11,59 1,88 1,87 3,02 5,05 20,30 26,32 24,30 40,66 37,74 29,74 37,05 8,44
5,40 8,36 2,38 2,43 1,26 2,76 3,62 1,93 8,40 1,32 1,36 0,62 1,15 1,91 2,30 3,74 14,64 5,61 1,02 0,63 1,51 3,42 7,34 3,14 7,68 4,26 7,53 3,70 8,63 2,80
Jumlah (9)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.22 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan + Perdesaan
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi
<60.000
60.000 79.999
(2)
(3)
(4)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
1,84 0,76 0,61 0,18 0,30 1,93 1,25 3,93 0,66 0,70 0,87 0,48 1,32 0,72 2,53 7,27 1,57 0,72 0,66 0,43 0,54 1,95 2,31 2,30 5,21 1,70 0,34 3,12 1,25
Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) 80.000 100.000 150.000 200.000 300.000 99.999 149.999 199.999 299.999 499.999 (5)
4,40 2,71 2,30 0,62 1,84 5,79 5,01 9,10 1,06 2,39 4,34 2,92 5,19 1,40 0,79 9,40 17,59 5,19 2,56 2,62 0,85 1,55 6,11 7,24 6,44 9,21 5,25 6,39 5,68 4,14
(6)
8,79 6,66 5,72 2,17 6,13 12,85 11,66 15,38 2,95 0,07 6,35 10,37 6,64 11,00 4,73 2,39 16,52 21,28 9,94 5,31 5,22 1,73 3,88 12,36 13,28 11,47 16,48 7,79 12,04 8,51 8,71
(7)
33,16 30,21 29,93 16,04 29,04 34,02 37,62 37,71 16,38 1,23 26,18 35,43 25,08 35,62 20,82 15,01 36,06 30,28 32,53 26,28 27,05 12,08 22,29 33,22 34,78 32,10 32,55 30,02 32,01 25,79 29,27
(8)
24,39 25,45 24,94 20,69 29,00 20,94 22,39 18,01 23,45 5,52 24,58 23,79 20,47 21,23 21,54 22,02 17,86 11,86 23,13 26,62 25,48 17,78 24,93 21,83 20,45 22,19 17,02 26,61 20,24 19,13 21,81
(9)
18,67 22,66 23,30 28,73 24,67 16,80 14,05 10,66 33,37 25,74 24,26 17,39 19,43 16,20 29,93 32,40 12,42 7,99 17,25 25,83 23,98 31,24 29,53 15,53 14,46 18,18 12,61 20,66 19,83 20,75 20,29
7,25 9,56 10,01 23,57 7,72 6,71 6,73 4,18 18,62 40,83 11,75 6,17 14,09 7,28 16,22 21,10 4,22 2,87 8,16 10,76 11,52 23,71 14,50 7,02 5,65 6,21 6,00 7,07 8,60 12,81 10,73
500.000 dan lebih
Jumlah
(10)
(11)
1,49 2,00 3,17 8,01 1,31 0,94 1,28 1,03 3,52 26,60 3,79 1,64 10,89 2,17 4,65 6,28 0,98 0,86 2,24 1,91 3,47 12,20 2,78 1,99 1,83 1,12 0,93 0,90 0,55 4,21 3,81
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.22.a PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
No
Provinsi
(1)
(2)
60.000 79.999
<60.000 (3)
Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) 100.000 150.000 200.000 149.999 199.999 299.999
80.000 99.999
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
300.000 499.999
500.000 dan lebih
Jumlah
(9)
(10)
(11)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
0,82
1,56
3,30
19,09
22,09
30,11
18,68
4,36
100,00
2
Sumatera Utara
0,40
1,34
3,42
19,50
24,00
31,04
16,30
4,01
100,00
3
Sumatera Barat
0,03
0,73
1,69
15,83
21,58
33,32
18,99
7,84
100,00
4
Riau
0,23
0,16
0,60
4,43
10,85
30,50
37,63
15,59
100,00
5
Jambi
0,15
0,59
4,21
17,10
24,81
32,85
17,19
3,09
100,00
6
Sumatera Selatan
0,22
1,86
5,21
20,84
24,41
29,90
15,69
1,87
100,00
7
Bengkulu
1,44
1,58
3,83
22,52
22,83
27,32
16,80
3,67
100,00
8
Lampung
2,28
2,80
6,54
26,65
24,29
20,76
13,31
3,38
100,00
9
Bangka Belitung
0,08
0,71
1,50
9,92
17,81
38,25
26,90
4,82
100,00
10
DKI Jakarta
-
-
0,07
1,23
5,52
25,74
40,83
26,60
100,00
11
Jawa Barat
0,32
1,31
3,32
18,54
21,73
29,93
18,19
6,66
100,00
12
Jawa Tengah
0,31
1,86
5,26
25,88
27,00
25,79
10,83
3,06
100,00
13
DI Yogyakarta
0,26
1,30
2,81
16,32
19,46
22,96
20,21
16,67
100,00
14
Jawa Timur
0,35
2,15
5,39
25,43
23,18
25,32
13,89
4,29
100,00
15
Banten
0,22
0,59
1,46
8,73
16,56
38,59
25,52
8,33
100,00
16
Bali
-
0,15
0,79
9,01
16,67
34,01
28,64
10,73
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
1,72
4,23
10,91
33,97
20,56
19,08
7,54
1,99
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
0,80
2,93
6,25
24,43
23,81
25,95
11,43
4,40
100,00
19
Kalimantan Barat
-
0,56
2,99
15,52
23,02
29,82
20,84
7,25
100,00
20
Kalimantan Tengah
0,22
1,32
2,14
11,45
21,37
36,44
22,32
4,74
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,21
0,75
2,27
13,74
22,34
32,87
20,96
6,85
100,00
22
Kalimantan Timur
0,25
0,67
0,91
7,04
13,11
31,78
28,37
17,86
100,00
23
Sulawesi Utara
0,13
0,47
1,77
8,87
16,78
39,23
26,23
6,52
100,00
24
Sulawesi Tengah
0,20
1,85
2,78
17,88
25,77
29,23
17,24
5,06
100,00
25
Sulawesi Selatan
0,38
2,30
5,41
23,59
23,67
26,08
13,52
5,04
100,00
26
Sulawesi Tenggara
0,44
1,29
3,95
17,63
25,24
30,66
16,69
4,11
100,00
27
Gorontalo
0,34
0,90
6,02
25,91
23,24
25,36
15,44
2,80
100,00
28
Maluku
-
0,24
0,48
10,64
29,29
38,21
18,39
2,74
100,00
29
Maluku Utara
-
1,84
1,72
10,46
16,42
39,01
28,83
1,72
100,00
30
Papua
-
0,39
0,40
6,44
13,88
37,41
31,03
10,46
100,00
0,34
1,38
3,58
18,07
20,65
28,58
19,55
7,85
100,00
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.22.b PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
No
Provinsi
<60.000
60.000 79.999
(2)
(3)
(4)
(1)
Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) 100.000 150.000 200.000 149.999 199.999 299.999
80.000 99.999 (5)
(6)
(7)
(8)
300.000 499.999
500.000 dan lebih
Jumlah
(9)
(10)
(11)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2,24
5,49
10,91
38,60
25,28
14,25
2,84
0,39
100,00
2
Sumatera Utara
1,05
3,77
9,17
38,54
26,57
16,15
4,31
0,44
100,00
3
Sumatera Barat
0,87
2,99
7,48
36,10
26,42
18,93
6,09
1,13
100,00
4
Riau
0,14
0,98
3,41
25,25
28,49
27,32
12,41
2,00
100,00
5
Jambi
0,37
2,34
6,91
33,90
30,70
21,34
3,86
0,58
100,00
6
Sumatera Selatan
2,84
7,85
16,84
40,92
19,12
9,96
2,02
0,45
100,00
7
Bengkulu
1,16
6,41
14,84
43,76
22,21
8,66
2,64
0,31
100,00
8
Lampung
4,41
10,92
17,94
40,92
16,20
7,73
1,54
0,35
100,00 100,00
9
Bangka Belitung
1,09
1,31
4,01
21,13
27,60
29,78
12,52
2,55
10
DKI Jakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Jawa Barat
1,11
3,56
9,65
34,49
27,68
18,09
4,76
0,66
100,00
12
Jawa Tengah
1,26
6,08
13,96
42,13
21,53
11,49
2,90
0,65
100,00
13
DI Yogyakarta
0,79
5,22
12,07
37,51
21,89
14,43
5,41
2,69
100,00
14
Jawa Timur
2,01
7,38
15,04
42,96
19,83
9,63
2,52
0,64
100,00
15
Banten
1,30
2,36
8,59
35,09
27,42
19,70
5,23
0,30
100,00
16
Bali
-
1,47
4,04
21,24
27,58
30,73
13,26
1,67
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
3,01
12,46
19,84
37,30
16,27
8,48
2,26
0,38
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
8,54
20,47
24,24
31,43
9,51
4,45
1,19
0,16
100,00
19
Kalimantan Barat
2,15
6,90
12,51
38,83
23,17
12,59
3,45
0,39
100,00
20
Kalimantan Tengah
0,94
3,07
6,62
32,37
28,77
21,47
6,01
0,75
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,94
3,75
7,02
35,15
27,39
18,57
5,77
1,42
100,00
22
Kalimantan Timur
0,63
1,05
2,71
18,14
23,38
30,58
18,12
5,39
100,00
23
Sulawesi Utara
0,80
2,22
5,18
30,62
29,98
23,51
7,23
0,46
100,00
24
Sulawesi Tengah
2,40
7,21
14,85
37,20
20,80
11,98
4,36
1,20
100,00
25
Sulawesi Selatan
3,12
9,35
16,65
39,56
19,08
9,49
2,28
0,46
100,00
26
Sulawesi Tenggara
2,82
7,87
13,56
36,12
21,34
14,70
3,29
0,29
100,00
27
Gorontalo
6,94
12,19
20,22
34,93
14,80
8,05
2,62
0,26
100,00
28
Maluku
2,36
7,17
10,59
37,45
25,59
13,91
2,72
0,19
100,00
29
Maluku Utara
0,46
8,01
15,72
39,70
21,60
12,99
1,39
0,13
100,00
30
Papua
4,12
7,37
11,11
32,00
20,82
15,41
6,97
2,21
100,00
1,94
6,23
12,61
37,81
22,70
13,97
4,01
0,73
100,00
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.23 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI KARTU SEHAT MENURUT TIPE DAERAH DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Perkotaan (3)
20,60 7,44 8,12 6,33 8,90 11,95 4,99 17,25 4,88 7,64 9,80 17,18 11,31 11,68 7,41 5,68 30,81 24,24 7,28 6,02 6,58 8,87 13,99 11,68 11,93 7,86 17,46 8,26 7,83 13,33 11,29
Perdesaan (4)
38,83 11,07 10,94 12,65 8,88 7,22 11,49 16,76 6,05 12,48 23,45 24,53 14,66 14,22 10,33 35,37 40,80 10,21 8,89 14,18 16,48 10,14 14,92 10,71 17,87 22,57 8,96 13,50 23,30 16,58
Perkotaan+ Perdesaan (5)
33,92 9,53 10,11 9,87 8,88 8,76 9,64 16,87 5,54 7,64 11,16 21,15 16,40 13,44 10,47 7,95 33,72 38,16 9,46 8,05 11,38 12,41 11,62 14,28 11,07 15,71 21,22 8,76 12,01 20,98 14,33
Lampiran 2.24 PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003 MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perkotaan + Perdesaan
Provinsi
No (1)
(2)
Berobat
Periksa Kehamilan/Melahirkan
(3)
(4)
(5)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
85,72
2
Sumatera Utara
73,12
9,99
11,25
3
Sumatera Barat
80,23
16,12
22,64
4
Riau
75,41
16,13
33,23
5
Jambi
73,30
15,16
20,98
6
Sumatera Selatan
78,02
15,31
22,93
7
Bengkulu
58,25
7,70
15,94
8
Lampung
66,23
5,96
14,42
9
Kepulauan Bangka Belitung
79,80
4,30
23,69
10
DKI Jakarta
75,77
8,65
19,57
11
Jawa Barat
65,22
6,96
15,66
12
Jawa Tengah
55,82
4,82
8,06
13
DI Yogyakarta
57,41
3,00
7,21
14
Jawa Timur
51,52
6,30
11,20
15
Banten
57,24
6,75
17,26
16
Bali
71,19
7,78
12,82
17
Nusa Tenggara Barat
62,74
10,78
12,27
18
Nusa Tenggara Timur
92,28
21,20
16,86
19
Kalimantan Barat
69,28
16,14
26,86
20
Kalimantan Tengah
82,21
8,60
25,92
21
Kalimantan Selatan
71,18
8,41
13,57
22
Kalimantan Timur
72,12
14,89
22,44
23
Sulawesi Utara
80,95
16,01
19,42
24
Sulawesi Tengah
78,45
18,03
23,10
25
Sulawesi Selatan
70,13
15,87
15,74
26
Sulawesi Tenggara
71,52
17,04
23,44
27
Gorontalo
75,02
13,21
19,77
28
Maluku
70,30
28,47
22,35
29
Maluku Utara
91,06
20,32
16,25
30
Papua
93,21
31,79
18,25
66,57
9,04
13,84
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
9,53
Keperluan KB
14,27
Lampiran 2.24.a PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003 MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perkotaan
No
Provinsi
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Berobat
Periksa Kehamilan/Melahirkan
Keperluan KB
(3)
(4)
(5)
76,56 72,28 81,34 77,45 84,87 82,72 61,64 80,72 79,25 75,77 68,69 55,24 56,09 67,36 66,30 72,55 62,70 82,40 76,04 73,06 76,64 62,82 86,25 86,77 75,59 63,45 89,85 83,41 95,15 94,64 67,56
14,57 9,48 16,53 20,21 22,64 19,59 9,75 9,80 6,63 8,65 8,01 5,24 5,93 7,16 9,50 9,37 9,13 16,72 13,69 10,53 11,34 16,16 10,01 16,64 20,53 11,17 16,98 12,27 15,91 15,36 8,97
16,09 9,79 20,95 29,43 23,11 29,22 21,45 16,98 10,04 19,57 16,77 6,94 8,25 13,06 12,43 13,12 10,16 15,65 18,55 26,70 19,09 17,30 10,82 30,92 17,53 16,22 28,48 9,77 30,08 27,01 13,91
Lampiran 2.24.b PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003 MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perdesaan
No
Provinsi
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Berobat (3)
87,50 73,53 79,89 74,61 68,96 74,27 57,67 62,14 80,14 62,56 56,11 58,38 58,31 51,43 70,40 62,76 93,39 67,63 84,74 69,71 77,88 76,35 76,85 67,57 72,50 70,90 65,34 90,21 92,96 66,06
Periksa Kehamilan/Melahirkan (4)
8,55 10,24 16,00 14,53 12,36 11,88 7,35 4,88 2,86 6,15 4,62 0,84 5,83 4,99 6,87 11,60 21,70 16,74 8,07 7,62 14,11 21,21 18,30 13,68 17,75 12,17 34,59 21,23 34,64 9,08
Keperluan KB (5)
13,92 11,96 23,17 34,72 20,19 17,90 15,00 13,70 32,17 14,81 8,62 6,45 10,18 20,35 12,64 13,31 16,99 28,89 25,70 12,08 25,61 26,89 21,59 14,90 24,31 17,35 27,10 13,39 16,73 13,80
Lampiran 2.25 PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA SEBULAN YANG LALU MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No.
Provinsi
(1)
(2)
Panas
Sakit kepala
Batuk
(3)
(4)
(5)
Keluhan Kesehatan Diare/ buangPilek buang air (6)
(7)
Asma/ napas sesak (8)
Sakit gigi
Keluhan lainnya
% Penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan kesehatan
(9)
(10)
(11)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
43,17
11,96
49,97
47,18
6,82
5,11
10,81
17,47
26,92
2
Sumatera Utara
37,24
11,68
45,13
42,41
5,77
5,12
6,84
24,60
19,19
3
Sumatera Barat
38,92
17,72
45,20
42,22
5,21
6,46
8,02
23,83
23,76
4
Riau
40,09
13,30
52,24
49,69
5,23
6,22
8,76
16,92
18,17
5
Jambi
33,85
12,87
50,33
49,04
5,62
6,42
8,94
20,85
18,25
6
Sumatera Selatan
26,73
15,38
41,97
45,01
4,07
4,85
6,16
25,67
19,18
7
Bengkulu
35,59
15,72
46,76
48,79
3,72
5,45
7,26
21,92
20,98
8
Lampung
33,22
21,07
51,46
57,27
3,21
3,09
6,62
21,20
29,55
9
Kepulauan Bangka Belitung
34,46
23,97
51,11
50,18
5,15
9,93
8,45
25,10
34,52
10
DKI Jakarta
39,69
16,27
57,91
55,44
6,81
4,25
4,95
17,36
29,90
11
Jawa Barat
37,02
14,74
45,54
49,46
5,27
5,82
5,75
25,27
24,14
12
Jawa Tengah
35,48
17,71
51,84
52,34
4,36
4,50
4,92
25,21
29,38
13
DI Yogyakarta
31,24
18,42
50,82
50,43
4,02
5,09
7,08
27,85
37,81
14
Jawa Timur
39,08
16,73
49,78
47,69
5,16
4,85
5,92
25,98
30,65
15
Banten
37,34
17,87
49,33
55,72
6,12
5,59
6,63
21,26
20,08
16
Bali
52,89
17,56
44,78
44,01
4,42
6,37
5,51
25,29
30,99
17
Nusa Tenggara Barat
54,36
23,45
48,37
48,88
7,43
6,58
6,88
26,67
37,57
18
Nusa Tenggara Timur
57,35
21,19
60,15
58,19
6,63
5,59
6,38
23,35
36,88
19
Kalimantan Barat
39,69
18,55
49,53
47,78
6,68
6,94
6,95
21,29
25,69
20
Kalimantan Tengah
41,80
15,14
50,92
51,07
4,87
4,06
7,57
15,93
17,51
21
Kalimantan Selatan
32,95
17,83
41,70
38,04
4,55
5,11
7,70
30,89
27,29
22
Kalimantan Timur
36,80
16,65
49,03
48,63
5,84
4,11
8,45
16,19
24,13
23
Sulawesi Utara
43,94
15,11
52,80
50,62
5,30
3,42
8,84
19,50
27,69
24
Sulawesi Tengah
46,04
18,59
41,82
31,61
5,83
6,92
9,32
29,72
30,72
25
Sulawesi Selatan
36,55
18,65
35,90
33,41
5,24
5,68
7,41
26,75
21,89
26
Sulawesi Tenggara
44,08
12,55
36,05
30,74
4,44
5,29
5,49
27,68
23,22
27
Gorontalo
63,00
25,52
51,25
36,62
8,79
6,31
10,95
14,59
37,64
28
Maluku
46,42
13,36
53,49
41,53
3,09
6,41
10,15
22,12
15,47
29
Maluku Utara
49,47
23,23
55,93
37,43
7,95
3,70
7,72
24,42
28,40
30
Papua
44,45
11,33
54,45
56,40
6,28
5,18
10,06
25,66
22,51
38,81
16,82
48,97
48,78
5,24
5,18
6,35
24,25
26,51
Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.26 PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN DAN MENGOBATI SENDIRI SELAMA SEBULAN YANG LALU MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No.
% Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan yang lalu
Provinsi
(1)
(2)
% Penduduk yang Mengobati Sendiri Selama Sebulan yang lalu
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+ Perdesaan
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
40,02
36,94
37,71
69,92
72,49
71,85
2
Sumatera Utara
35,62
26,64
30,18
64,14
76,41
71,58
3
Sumatera Barat
46,76
41,95
43,05
60,61
72,88
70,08
4
Riau
34,42
21,86
27,29
79,14
84,68
82,29
5
Jambi
40,34
25,92
29,11
69,81
80,10
77,83
6
Sumatera Selatan
25,55
29,31
27,76
83,47
76,46
79,34
7
Bengkulu
44,48
38,76
40,55
66,43
70,10
68,96
8
Lampung
38,48
26,98
29,55
78,59
83,84
82,66
9
Kepulauan Bangka Belitung
41,00
32,66
35,95
76,63
79,02
78,08
10
DKI Jakarta
40,11
-
40,11
70,66
-
70,66
11
Jawa Barat
44,42
37,70
40,95
73,48
78,12
75,87
12
Jawa Tengah
42,61
41,76
42,12
69,23
68,42
68,76
13
DI Yogyakarta
38,40
46,63
41,51
66,66
62,24
64,98
14
Jawa Timur
41,63
38,75
39,99
73,12
73,46
73,31
15
Banten
28,07
29,44
28,62
74,97
72,92
74,14
16
Bali
49,63
56,16
52,89
59,91
54,03
56,98
17
Nusa Tenggara Barat
43,22
40,32
41,52
73,61
70,27
71,64
18
Nusa Tenggara Timur
49,40
48,43
48,58
59,89
57,75
58,07
19
Kalimantan Barat
43,18
24,66
29,71
70,02
74,94
73,60
20
Kalimantan Tengah
28,63
26,23
27,01
78,66
82,68
81,37
21
Kalimantan Selatan
25,84
23,72
24,54
77,90
78,22
78,10
22
Kalimantan Timur
30,83
29,77
30,26
74,07
73,10
73,55
23
Sulawesi Utara
46,95
42,58
43,86
69,67
70,99
70,60
24
Sulawesi Tengah
37,92
35,58
36,10
74,67
79,93
78,75
25
Sulawesi Selatan
29,98
28,41
28,88
74,89
69,41
71,06
26
Sulawesi Tenggara
26,10
27,84
27,47
70,44
73,01
72,46
27
Gorontalo
47,21
30,24
34,61
72,19
84,61
81,41
28
Maluku
32,02
26,73
28,89
73,66
69,86
71,41
29
Maluku Utara
43,09
27,13
30,95
84,10
88,73
87,62
30
Papua
52,71
44,87
46,49
65,67
46,63
50,57
40,36
36,59
38,21
71,78
72,93
72,44
Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.27 PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA SEBULAN YANG LALU MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No.
Provinsi
Rumah Sakit Pemerintah
Rumah Sakit Swasta
Praktek Dokter
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Tempat/Cara Berobat Puskesmas/ Poliklinik Pustu (6)
(7)
Petugas Kesehatan
Dukun/Tabib /Sinse
Lainnya
(8)
(9)
(10)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
9,87
1,18
11,95
62,92
2,86
5,10
2,55
3,56
2
Sumatera Utara
6,91
7,63
19,15
27,62
7,55
20,70
3,47
6,98
3
Sumatera Barat
8,06
2,31
14,17
39,02
2,65
21,74
5,84
6,22
4
Riau
6,73
8,11
19,28
46,28
6,97
7,34
2,00
3,30
5
Jambi
9,59
3,38
15,35
46,65
1,82
9,29
1,97
11,94
6
Sumatera Selatan
4,72
1,43
18,93
48,77
2,87
11,00
0,82
11,46
7
Bengkulu
7,59
2,61
17,40
37,86
4,20
19,69
2,26
8,39
8
Lampung
5,68
1,70
20,89
34,41
3,66
26,45
0,84
6,36
9
Kepulauan Bangka Belitung
12,49
2,96
17,93
41,01
1,64
14,63
3,64
5,69
10
DKI Jakarta
9,65
10,45
33,93
29,18
9,80
1,69
1,63
3,67
11
Jawa Barat
5,31
3,91
28,92
36,44
4,55
15,19
1,53
4,14
12
Jawa Tengah
4,63
2,06
28,97
33,55
2,21
24,78
1,33
2,47
13
DI Yogyakarta
7,46
8,15
34,81
24,08
1,96
21,21
0,85
1,49
14
Jawa Timur
4,96
2,89
25,10
29,67
3,43
26,77
2,06
5,13
15
Banten
5,87
3,57
25,07
31,49
11,18
16,61
2,37
3,83
16
Bali
7,40
2,21
36,37
27,83
2,29
17,90
3,48
2,53
17
Nusa Tenggara Barat
3,30
0,26
21,37
49,33
1,01
15,12
1,72
7,88
18
Nusa Tenggara Timur
4,99
1,71
7,31
63,46
4,21
7,58
0,79
9,95
19
Kalimantan Barat
6,42
1,86
17,47
44,14
2,38
19,74
1,38
6,61
20
Kalimantan Tengah
5,49
0,57
14,52
52,63
4,36
18,42
0,71
3,30
21
Kalimantan Selatan
8,94
1,52
14,24
39,56
2,06
24,04
1,42
8,22
22
Kalimantan Timur
8,34
3,54
21,60
51,14
3,55
6,67
1,00
4,15
23
Sulawesi Utara
4,08
1,77
35,33
34,89
1,16
21,11
0,22
1,43
24
Sulawesi Tengah
6,19
0,85
16,90
52,44
2,02
14,11
0,42
7,07
25
Sulawesi Selatan
12,34
2,36
15,80
49,94
1,14
11,98
0,81
5,63
26
Sulawesi Tenggara
5,85
0,89
13,91
51,03
1,57
12,73
4,87
9,14
27
Gorontalo
5,88
1,32
24,46
46,04
1,85
15,75
2,55
2,14
28
Maluku
5,99
5,30
11,97
49,55
6,81
6,15
0,38
13,84
29
Maluku Utara
9,36
2,50
12,01
52,88
1,93
11,72
0,19
9,40
30
Papua
7,41
3,13
7,70
67,82
8,05
1,78
0,34
3,77
6,01
3,32
24,39
37,26
3,86
18,51
1,78
4,86
Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.28 PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA 1 TAHUN TERAKHIR MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(3)
(4)
(5)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
31,96
24,82
26,86
2
Sumatera Utara
23,51
17,70
20,35
3
Sumatera Barat
30,04
37,42
35,09
4
Riau
22,28
13,09
17,30
5
Jambi
18,75
19,38
19,20
6
Sumatera Selatan
18,84
10,82
13,68
7
Bengkulu
31,25
24,15
26,24
8
Lampung
34,64
19,46
22,91
9
Kepulauan Bangka Belitung
31,53
29,46
30,35
10
DKI Jakarta
31,80
-
31,80
11
Jawa Barat
26,50
31,74
28,99
12
Jawa Tengah
39,70
38,69
39,11
13
DI Yogyakarta
29,76
35,55
32,12
14
Jawa Timur
35,22
29,36
31,83
15
Banten
21,56
23,01
22,19
16
Bali
38,27
40,67
39,45
17
Nusa Tenggara Barat
40,05
44,44
42,76
18
Nusa Tenggara Timur
41,91
40,34
40,61
19
Kalimantan Barat
33,79
18,19
22,65
20
Kalimantan Tengah
22,01
16,45
18,13
21
Kalimantan Selatan
24,86
21,36
22,72
22
Kalimantan Timur
23,82
20,70
22,44
23
Sulawesi Utara
22,63
30,99
27,75
24
Sulawesi Tengah
14,90
24,40
22,38
25
Sulawesi Selatan
27,27
17,39
20,45
26
Sulawesi Tenggara
22,27
27,23
26,09
27
Gorontalo
34,83
18,75
23,23
28
Maluku
28,38
20,61
22,94
29
Maluku Utara
31,70
41,45
38,67
30
Papua
25,96
24,01
24,50
30,47
28,31
29,26
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.29 PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+perdesaan
Lama Disusui (Bulan) No.
Provinsi
(1)
(2)
0
<=5
(3)
6-11
(4)
12-17
(5)
18-23
(6)
Jumlah
>24
(7)
(8)
(9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
0,07
6,09
10,39
26,04
33,95
23,47
100,00
2
Sumatera Utara
0,18
7,63
20,97
32,59
20,25
18,39
100,00
3
Sumatera Barat
0,15
2,29
6,97
23,03
30,99
36,56
100,00
4
Riau
0,03
6,93
10,54
25,67
22,13
34,69
100,00
5
Jambi
0,06
5,46
6,84
18,44
27,19
42,00
100,00
6
Sumatera Selatan
-
2,91
9,37
20,24
25,57
41,91
100,00
7
Bengkulu
-
1,80
5,66
21,11
33,76
37,67
100,00
8
Lampung
0,72
3,07
8,35
22,30
27,37
38,19
100,00 100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
0,80
14,47
13,47
20,90
19,12
31,25
10
DKI Jakarta
0,15
13,19
14,91
27,71
14,38
29,66
100,00
11
Jawa Barat
0,32
4,19
5,09
14,54
24,79
51,07
100,00
12
Jawa Tengah
0,21
4,11
5,58
14,64
21,53
53,93
100,00
13
DI Yogyakarta
-
5,64
4,51
11,00
20,10
58,74
100,00
14
Jawa Timur
0,23
7,28
8,00
18,18
23,59
42,72
100,00
15
Banten
0,24
3,97
7,42
26,00
26,81
35,56
100,00
16
Bali
0,04
2,08
5,05
22,35
30,03
40,46
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
-
2,42
6,95
18,71
24,23
47,69
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
0,11
2,25
9,76
36,89
23,58
27,41
100,00
19
Kalimantan Barat
0,16
4,62
8,22
19,61
21,95
45,45
100,00
20
Kalimantan Tengah
-
2,88
4,16
19,09
26,77
47,10
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,11
5,87
4,13
14,77
20,27
54,85
100,00
22
Kalimantan Timur
0,20
6,76
10,16
21,48
19,49
41,90
100,00
23
Sulawesi Utara
-
6,03
15,73
34,03
16,42
27,79
100,00
24
Sulawesi Tengah
0,08
5,35
11,67
22,34
13,97
46,59
100,00
25
Sulawesi Selatan
0,01
2,66
11,29
35,27
20,70
30,08
100,00
26
Sulawesi Tenggara
0,06
3,51
11,26
21,29
28,53
35,34
100,00
27
Gorontalo
-
10,45
16,23
32,48
11,84
29,00
100,00
28
Maluku
0,22
3,60
32,63
43,92
8,81
10,81
100,00
29
Maluku Utara
30
Papua Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
-
1,67
8,68
32,42
36,34
20,89
100,00
0,54
3,99
13,66
24,17
17,83
39,80
100,00
0,20
5,09
8,79
21,24
23,31
41,36
100,00
Lampiran 2.29.a PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
No.
Provinsi
(1)
(2)
Lama Disusui (Bulan) 0
<=5
6-11
12-17
18-23
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Jumlah
>24 (8)
(9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
0,26
5,34
8,13
27,20
32,93
26,15
100,00
2
Sumatera Utara
0,28
11,02
21,66
29,46
17,46
20,11
100,00
3
Sumatera Barat
-
1,57
7,00
20,20
30,00
41,23
100,00
4
Riau
-
8,47
12,79
28,63
15,20
34,90
100,00
5
Jambi
-
7,21
11,58
24,75
18,13
38,34
100,00
6
Sumatera Selatan
-
4,05
17,23
24,51
20,46
33,76
100,00
7
Bengkulu
-
3,18
8,65
22,21
22,38
43,58
100,00
8
Lampung
0,19
6,40
10,50
28,16
21,40
33,34
100,00 100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
1,23
15,15
16,51
18,22
23,20
25,70
10
DKI Jakarta
0,15
13,19
14,91
27,71
14,38
29,66
100,00
11
Jawa Barat
0,18
5,28
6,09
16,52
25,89
46,03
100,00
12
Jawa Tengah
0,22
5,63
6,35
17,04
21,49
49,27
100,00
13
DI Yogyakarta
-
7,53
5,07
12,05
19,67
55,67
100,00
14
Jawa Timur
0,20
10,75
8,29
18,57
22,76
39,42
100,00
15
Banten
0,49
6,05
11,18
28,76
19,97
33,55
100,00
16
Bali
-
3,01
5,38
23,19
30,33
38,10
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
-
3,87
6,88
18,84
24,79
45,64
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
-
6,32
11,19
33,66
19,70
29,13
100,00
19
Kalimantan Barat
-
9,84
12,53
24,08
15,84
37,71
100,00
20
Kalimantan Tengah
-
5,18
6,32
15,94
21,26
51,29
100,00
21
Kalimantan Selatan
22
Kalimantan Timur
23
-
9,29
2,13
16,12
18,96
53,51
100,00
0,39
7,10
10,06
22,37
17,78
42,30
100,00
Sulawesi Utara
-
9,70
15,40
25,06
15,81
34,02
100,00
24
Sulawesi Tengah
-
9,18
12,23
27,07
7,56
43,96
100,00
25
Sulawesi Selatan
26
Sulawesi Tenggara
27
Gorontalo
28
Maluku
29 30
-
3,18
14,29
34,68
14,68
33,17
100,00
0,31
8,30
13,71
18,78
17,75
41,15
100,00
-
1,74
18,70
30,87
15,78
32,91
100,00
0,62
3,49
39,43
38,89
7,49
10,08
100,00
Maluku Utara
-
4,12
11,13
22,32
24,40
38,02
100,00
Papua
-
5,49
24,83
32,68
14,09
22,91
100,00
0,18
7,35
9,92
21,71
21,37
39,48
100,00
Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.29.b PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
Lama Disusui (Bulan) No.
Provinsi
(1)
(2)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2
0
<=5
(3)
6-11
(4)
12-17
(5)
18-23
(6)
Jumlah
>24
(7)
(8)
(9)
-
6,36
11,21
25,62
34,32
22,48
99,99
Sumatera Utara
0,11
5,44
20,52
34,60
22,04
17,28
99,88
3
Sumatera Barat
0,21
2,58
6,96
24,16
31,39
34,69
99,78
4
Riau
0,05
5,73
8,78
23,34
27,58
34,52
99,95
5
Jambi
0,08
4,78
5,00
15,99
30,71
43,43
99,91
6
Sumatera Selatan
-
2,41
5,91
18,36
27,82
45,50
100,00
7
Bengkulu
-
1,24
4,46
20,67
38,33
35,30
100,00
8
Lampung
0,87
2,09
7,72
20,58
29,13
39,61
99,13
9
Kepulauan Bangka Belitung
0,56
14,08
11,76
22,41
16,82
34,38
99,45
10
DKI Jakarta
-
-
-
-
-
-
0,00
11
Jawa Barat
0,48
3,00
3,99
12,39
23,59
56,55
99,52
12
Jawa Tengah
0,20
3,09
5,06
13,02
21,55
57,09
99,81
13
DI Yogyakarta
-
3,09
3,74
9,59
20,69
62,88
99,99
14
Jawa Timur
0,24
4,65
7,78
17,89
24,23
45,22
99,77
15
Banten
100,00
16
Bali
17
-
2,01
3,87
23,39
33,28
37,45
0,07
1,11
4,70
21,45
29,71
42,97
99,94
Nusa Tenggara Barat
-
1,68
6,99
18,64
23,95
48,74
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
0,13
1,57
9,52
37,43
24,23
27,12
99,87
19
Kalimantan Barat
0,20
3,18
7,02
18,37
23,64
47,59
99,80
20
Kalimantan Tengah
-
1,99
3,33
20,30
28,88
45,49
99,99
21
Kalimantan Selatan
0,18
3,93
5,26
14,01
21,02
55,61
99,83
22
Kalimantan Timur
-
6,40
10,26
20,52
21,36
41,46
100,00
23
Sulawesi Utara
-
3,80
15,93
39,48
16,78
24,01
100,00
24
Sulawesi Tengah
0,10
4,48
11,54
21,26
15,44
47,18
99,90
25
Sulawesi Selatan
0,02
2,46
10,11
35,50
23,04
28,87
99,98
26
Sulawesi Tenggara
-
2,32
10,66
21,91
31,21
33,90
100,00
27
Gorontalo
100,00
28
Maluku
29
Maluku Utara
30
Papua Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
-
13,16
15,46
32,97
10,62
27,79
0,10
3,64
30,54
45,48
9,21
11,03
99,90
-
1,04
8,04
35,03
39,42
16,47
100,00
0,74
3,46
9,73
21,17
19,15
45,75
99,26
0,22
3,52
8,00
20,91
24,67
42,68
100,00
Lampiran 2.30 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jumlah Bayi
(2)
(3)
(4)
7.186 245.432 94.945 136.943 26.854 25.382 93.024 175.490 2.958 30.842 56.329 406.889 246.620 21.170 649.455 73.809 48.846 73.542 41.460 22.789 35.304 39.175 41.181 28.187 29.022 30.662 92.182 416 19.822 2.379 6.512 7.968 2.812.775
662 104.561 74.618 76.917 12.235 17.227 77.694 77.415 2.055 20.420 44.739 167.247 90.300 6.475 273.525 12.550 29.567 38.819 21.507 10.821 22.168 23.349 31.239 16.433 23.209 14.795 54.375 208 11.400 1.387 2.715 2.810 1.363.442
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 November 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif % Jumlah
Provinsi
(5)
9,21 42,60 78,59 56,17 45,56 67,87 83,52 44,11 69,47 66,21 79,42 41,10 36,62 30,59 42,12 17,00 60,53 52,78 51,87 47,48 62,79 59,60 75,86 58,30 79,97 48,25 58,99 50,00 57,51 58,30 41,69 35,27 48,47
Lampiran 2.31 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan
No
Ya, Setiap hari
Kebiasaan Merokok Ya, kadang-kadang
(3)
(4)
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah Tidak merokok (5)
(6)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
29,40
6,00
64,59
100,00
2
Sumatera Utara
27,78
6,45
65,77
100,00
3
Sumatera Barat
30,77
3,45
65,78
100,00
4
Riau
34,25
3,61
62,14
100,00
5
Jambi
30,12
7,30
62,58
100,00
6
Sumatera Selatan
31,10
8,66
60,24
100,00
7
Bengkulu
33,83
4,92
61,25
100,00
8
Lampung
32,71
6,73
60,56
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
28,64
3,10
68,26
100,00
10
DKI Jakarta
26,03
5,18
68,79
100,00
11
Jawa Barat
32,20
6,71
61,09
100,00
12
Jawa Tengah
26,32
6,30
67,38
100,00
13
DI Yogyakarta
23,16
5,60
71,24
100,00
14
Jawa Timur
27,25
5,23
67,52
100,00
15
Banten
30,27
8,04
61,69
100,00
16
Bali
20,33
3,97
75,70
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
29,22
3,40
67,38
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
19,52
7,76
72,72
100,00
19
Kalimantan Barat
29,59
7,85
62,57
100,00
20
Kalimantan Tengah
29,71
6,58
63,71
100,00
21
Kalimantan Selatan
22,82
4,54
72,64
100,00
22
Kalimantan Timur
23,99
5,65
70,36
100,00
23
Sulawesi Utara
31,18
5,96
62,86
100,00
24
Sulawesi Tengah
27,91
6,28
65,80
100,00
25
Sulawesi Selatan
23,70
5,32
70,98
100,00
26
Sulawesi Tenggara
27,34
4,19
68,47
100,00
27
Gorontalo
29,38
10,01
60,61
100,00
28
Maluku
21,66
10,56
67,77
100,00
29
Maluku Utara
28,23
13,67
58,10
100,00
30
Papua
31,04
7,34
61,63
100,00
28,35
6,09
65,56
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.31.a PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Kebiasaan Merokok No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Ya, Setiap hari
Ya, kadang-kadang
Tidak merokok
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
28,55 27,72 28,30 31,40 25,00 25,27 24,69 33,27 27,84 26,03 30,21 23,13 21,76 23,52 27,66 21,08 29,24 19,47 26,17 22,01 18,79 21,47 24,24 19,23 21,68 19,53 27,67 21,62 21,46 25,96 25,95
3,95 6,35 4,34 3,20 7,44 6,75 7,19 6,26 4,26 5,18 6,66 5,97 5,41 5,22 8,51 3,97 2,39 5,28 4,10 7,34 5,23 5,33 5,25 3,85 3,64 6,25 6,70 7,21 14,14 4,81 5,77
67,50 65,93 67,36 65,40 67,56 67,97 68,12 60,47 67,90 68,79 63,14 70,90 72,83 71,26 63,83 74,96 68,37 75,25 69,73 70,65 75,99 73,20 70,50 76,92 74,68 74,22 65,63 71,17 64,39 69,23 68,28
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.31.b PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Kebiasaan Merokok Ya, Setiap hari
Ya, kadang-kadang
Tidak merokok
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
29,75 27,83 31,91 36,67 32,27 34,32 37,64 32,54 29,24 34,41 28,60 25,19 29,96 33,64 19,57 29,21 19,53 30,96 33,04 25,37 27,15 35,57 30,26 24,60 29,69 30,04 21,68 30,92 32,74 30,26
6,82 6,53 3,04 3,95 7,24 9,72 3,98 6,87 2,23 6,78 6,54 5,88 5,24 7,45 3,96 4,02 8,28 9,34 6,25 4,10 6,05 6,41 6,94 6,07 3,57 11,28 12,01 13,49 8,19 6,34
63,43 65,64 65,05 59,38 60,49 55,96 58,38 60,58 68,53 58,81 64,86 68,93 64,80 58,91 76,47 66,77 72,19 59,70 60,71 70,52 66,80 58,02 62,80 69,32 66,74 58,68 66,31 55,59 59,07 63,40
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 _ 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.32 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Kelompok Umur Pertama Kali Merokok 5-9 (3)
0,79 2,25 1,29 1,13 1,25 1,40 0,70 0,74 2,13 1,68 2,11 2,16 1,08 1,51 1,03 0,59 2,52 1,06 1,50 0,87 0,53 3,74 0,61 1,38 2,59 1,67 1,46 0,39 0,62 1,22 1,69
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
(4)
(5)
(6)
(7)
13,14 11,78 23,73 8,94 11,00 13,03 18,27 16,94 19,85 14,62 9,90 16,27 15,20 14,14 8,18 5,63 18,16 4,95 9,08 6,76 13,52 7,70 6,80 10,88 10,63 9,89 8,21 4,51 2,09 14,09 12,61
60,48 60,26 58,97 68,64 66,15 65,84 67,89 64,42 60,98 61,73 68,00 60,20 61,11 61,92 70,41 61,20 64,28 54,14 60,96 71,51 67,51 59,94 67,75 60,81 60,62 60,85 65,98 58,24 71,97 60,16 63,57
20,07 20,74 11,82 16,66 17,44 16,55 11,28 12,82 13,11 17,69 16,22 16,46 15,86 17,05 16,56 23,20 11,85 31,44 20,66 15,57 12,76 23,40 20,89 20,11 19,95 20,61 16,44 25,26 21,27 16,58 17,21
Jumlah
> 30 (8)
4,99 2,81 2,31 2,57 3,33 2,16 1,39 2,74 2,13 2,51 2,14 2,92 3,95 3,59 2,78 5,38 2,44 6,30 4,90 3,80 3,01 4,23 2,91 4,31 4,01 3,37 4,98 7,96 3,75 4,97 3,09
(9)
0,52 2,17 1,87 2,06 0,83 1,01 0,48 2,34 1,81 1,77 1,63 1,99 2,80 1,79 1,05 3,99 0,76 2,11 2,90 1,50 2,67 1,00 1,03 2,53 2,20 3,61 2,93 3,65 0,31 2,97 1,83
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 2.32.a PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
No
Provinsi
5-9
10 - 14
(1)
(2)
(3)
(4)
Kelompok Umur Pertama Kali Merokok 15 - 19 20 - 24 (5)
(6)
25 - 29
> 30
(7)
(8)
Jumlah (9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
1,47
13,73
67,16
13,73
3,92
0,00
100,00
2
Sumatera Utara
2,23
7,89
59,72
24,09
2,63
3,44
100,00
3
Sumatera Barat
1,89
29,25
54,72
10,85
1,42
1,89
100,00
4
Riau
9,39
66,97
19,70
1,82
2,12
100,00
5
Jambi
12,40
57,03
20,66
7,44
0,00
100,00
6
Sumatera Selatan
1,29
6,47
68,97
20,69
2,16
0,43
100,00
7
Bengkulu
0,80
12,80
68,80
16,00
1,60
-
100,00
8
Lampung
0,88
20,35
57,96
15,04
3,98
1,77
100,00 100,00
2,48
9
Kepulauan Bangka Belitung
3,22
12,90
58,87
20,97
3,23
0,81
10
DKI Jakarta
1,68
14,62
61,73
17,69
2,51
1,77
100,00
11
Jawa Barat
2,08
9,95
65,75
17,70
2,69
1,83
100,00
12
Jawa Tengah
1,92
11,42
62,19
20,18
2,92
1,37
100,00
13
DI Yogyakarta
0,84
14,45
65,72
13,78
2,69
2,52
100,00
14
Jawa Timur
1,26
11,44
61,44
19,76
4,01
2,08
100,00
15
Banten
0,85
5,76
69,94
18,76
4,05
0,64
100,00
16
Bali
0,30
4,20
63,36
21,92
5,41
4,80
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
1,30
19,48
63,31
11,36
3,25
1,30
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
2,15
12,90
46,23
26,88
7,53
4,30
100,00
19
Kalimantan Barat
0,56
13,41
64,24
16,20
3,35
2,23
100,00
20
Kalimantan Tengah
-
7,58
66,66
20,46
4,55
0,76
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,52
10,31
70,62
13,40
3,61
1,55
100,00
22
Kalimantan Timur
5,45
2,97
55,94
29,70
4,95
0,99
100,00
23
Sulawesi Utara
1,16
8,14
63,95
20,35
4,65
1,74
100,00
24
Sulawesi Tengah
1,72
8,62
68,96
13,79
3,45
3,45
100,00
25
Sulawesi Selatan
2,67
7,56
61,33
20,44
6,22
1,78
100,00
26
Sulawesi Tenggara
-
8,23
58,83
28,23
2,35
2,35
100,00
27
Gorontalo
4,70
7,05
67,06
9,41
7,06
4,71
100,00
28
Maluku
1,43
10,00
58,56
24,29
2,86
2,86
100,00
29
Maluku Utara
2,53
-
62,03
31,65
2,53
1,27
100,00
30
Papua
-
5,80
66,67
23,19
2,90
1,45
100,00
1,65
10,90
63,40
18,98
3,25
1,82
100,00
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.32.b PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
Kelompok Umur Pertama Kali Merokok No
Provinsi
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
> 30
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah (9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
0,54
12,92
57,99
22,44
5,39
0,72
100,00
2
Sumatera Utara
2,27
15,18
60,73
17,80
2,97
1,05
100,00
3
Sumatera Barat
1,04
21,37
60,79
12,24
2,70
1,87
100,00
4
Riau
2,01
8,60
69,91
14,33
3,15
2,01
100,00
5
Jambi
0,83
10,53
69,25
16,34
1,94
1,11
100,00
6
Sumatera Selatan
1,44
15,86
64,50
14,78
2,16
1,26
100,00
7
Bengkulu
0,66
20,33
67,54
9,51
1,31
0,66
100,00
8
Lampung
0,70
15,92
66,34
12,15
2,37
2,51
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
1,29
25,16
62,58
7,10
1,29
2,58
100,00
10
DKI Jakarta
11
Jawa Barat
2,14
9,84
70,33
14,69
1,57
1,43
100,00
12
Jawa Tengah
2,30
19,19
59,01
14,22
2,92
2,36
100,00
13
DI Yogyakarta
1,41
16,20
54,93
18,66
5,63
3,17
100,00
14
Jawa Timur
1,66
15,86
62,22
15,33
3,32
1,61
100,00
15
Banten
1,23
11,11
70,99
13,89
1,23
1,54
100,00
16
Bali
0,89
7,14
58,93
24,55
5,36
3,13
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
3,25
17,35
64,86
12,15
1,95
0,43
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
0,84
3,34
55,74
32,36
6,05
1,67
100,00
19
Kalimantan Barat
1,80
7,69
59,90
22,10
5,40
3,11
100,00
20
Kalimantan Tengah
1,18
6,47
73,24
13,82
3,53
1,76
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,54
15,14
65,95
12,43
2,70
3,24
100,00
22
Kalimantan Timur
2,00
12,50
64,00
17,00
3,50
1,00
100,00
23
Sulawesi Utara
0,34
6,14
69,62
21,16
2,05
0,68
100,00
24
Sulawesi Tengah
1,31
11,29
59,32
21,26
4,46
2,36
100,00
25
Sulawesi Selatan
2,56
11,88
60,33
19,74
3,11
2,38
100,00
26
Sulawesi Tenggara
2,13
10,33
61,40
18,54
3,65
3,95
100,00
27
Gorontalo
0,39
8,59
65,63
18,75
4,30
2,34
100,00
3,94
-
-
-
-
-
-
-
28
Maluku
-
2,46
58,12
25,62
9,85
29
Maluku Utara
-
2,76
75,17
17,93
4,14
30
Papua
1,52
16,16
58,54
14,94
5,49
3,35
100,00
1,72
13,83
63,71
15,93
2,97
1,84
100,00
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
-
100,00 100,00
Lampiran 2.33 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan No
Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari
Provinsi 5-9
(1)
(2)
10 - 14
(3)
15 - 19
(4)
20 - 24
(5)
Jumlah 25 - 29
(6)
> 30
(7)
(8)
(9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
-
3,96
42,47
37,43
13,06
3,08
100,00
2
Sumatera Utara
-
4,11
47,30
34,62
10,08
3,88
100,00
3
Sumatera Barat
-
8,87
51,74
30,67
5,45
3,27
100,00
4
Riau
-
2,04
47,25
41,11
6,29
3,31
100,00
5
Jambi
-
3,17
55,64
32,54
7,50
1,15
100,00
6
Sumatera Selatan
-
3,86
52,27
31,83
8,86
3,18
100,00
7
Bengkulu
-
7,36
53,62
32,31
4,64
2,07
100,00
8
Lampung
0,42
2,96
53,11
32,87
6,52
4,13
100,00 100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
0,45
7,91
57,44
25,53
6,48
2,19
10
DKI Jakarta
-
6,08
45,75
34,60
9,25
4,31
100,00
11
Jawa Barat
-
2,59
54,96
31,86
7,03
3,55
100,00
12
Jawa Tengah
0,11
4,46
49,26
32,78
9,13
4,25
100,00
13
DI Yogyakarta
0,14
5,81
48,02
28,98
11,22
5,83
100,00
14
Jawa Timur
0,17
6,37
48,28
30,2
10,48
4,51
100,00
15
Banten
0,16
1,76
53,55
34,49
7,32
2,72
100,00
16
Bali
-
2,30
46,11
31,52
13,20
6,88
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
0,15
5,98
57,92
29,32
4,48
2,15
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
-
2,30
37,23
41,52
14,64
4,32
100,00
19
Kalimantan Barat
-
4,61
45,32
37,07
7,52
5,49
100,00
20
Kalimantan Tengah
-
2,38
57,74
31,66
6,45
1,77
100,00
21
Kalimantan Selatan
22
Kalimantan Timur
23
-
4,73
47,16
34,57
10,34
3,20
100,00
0,36
3,98
42,74
36,97
12,33
3,63
100,00
Sulawesi Utara
-
1,86
51,41
35,67
8,46
2,60
100,00
24
Sulawesi Tengah
-
3,43
47,83
34,43
8,75
5,57
100,00
25
Sulawesi Selatan
-
5,15
44,69
35,46
9,55
5,15
100,00
26
Sulawesi Tenggara
-
4,74
39,92
37,93
11,4
6,01
100,00
27
Gorontalo
0,43
3,40
44,25
35,76
11,06
5,10
100,00
28
Maluku
-
0,58
32,69
44,37
15,28
7,08
100,00
29
Maluku Utara
-
51,90
37,15
9,62
1,32
100,00
30
Papua
-
4,28
40,10
41,71
10,23
3,68
100,00
0,08
4,23
49,92
33,08
8,77
3,92
100,00
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.33.a PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari Provinsi
No
Jumlah 5-9
(1)
(2)
10 - 14
(3)
15 - 19
(4)
20 - 24
(5)
25 - 29
(6)
> 30
(7)
(8)
(9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
-
5,03
49,68
31,45
12,58
1,26
100,00
2
Sumatera Utara
-
2,29
40,69
39,26
12,61
5,16
100,00
3
Sumatera Barat
-
12,27
49,69
31,29
4,29
2,45
100,00
4
Riau
-
1,13
44,15
43,02
7,55
4,15
100,00
5
Jambi
-
2,38
60,71
26,19
9,52
1,19
100,00
6
Sumatera Selatan
-
1,24
37,89
42,86
13,66
4,35
100,00
7
Bengkulu
-
2,53
46,83
45,58
5,07
-
100,00
8
Lampung
1,18
4,71
48,24
35,88
7,06
2,94
100,00 100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
5,10
44,90
37,76
10,2
2,04
10
DKI Jakarta
-
6,08
45,75
34,60
9,25
4,31
100,00
11
Jawa Barat
-
2,82
50,46
33,89
8,45
4,39
100,00
12
Jawa Tengah
-
2,37
44,80
36,23
11,99
4,61
100,00
13
DI Yogyakarta
0,26
5,18
53,11
29,01
8,03
4,40
100,00
14
Jawa Timur
0,21
3,74
44,72
33,94
12,49
4,91
100,00
15
Banten
0,31
1,55
53,73
33,85
7,14
3,42
100,00
16
Bali
-
0,84
49,37
29,29
12,13
8,37
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
0,39
6,23
58,76
24,51
6,61
3,50
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
-
3,39
33,9
37,29
18,64
6,78
100,00
19
Kalimantan Barat
-
5,97
48,5
33,58
5,22
6,72
100,00
20
Kalimantan Tengah
-
1,24
53,09
37,03
7,41
1,24
100,00
21
Kalimantan Selatan
-
1,50
47,37
34,59
12,78
3,76
100,00
22
Kalimantan Timur
-
2,19
37,23
40,88
15,33
4,38
100,00
23
Sulawesi Utara
-
4,17
54,17
30,83
9,17
1,67
100,00
24
Sulawesi Tengah
-
2,50
54,99
32,50
7,50
2,50
100,00
25
Sulawesi Selatan
-
5,16
33,55
41,93
14,19
5,16
100,00
26
Sulawesi Tenggara
-
4,00
46,00
32,00
12,00
6,00
100,00
27
Gorontalo
-
4,84
43,54
29,03
14,52
8,07
100,00
28
Maluku
-
-
39,58
43,75
10,42
6,25
100,00
29
Maluku Utara
-
-
31,81
52,28
13,64
2,27
100,00
30
Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
-
-
38,89
48,15
11,11
1,85
100,00
0,08
3,38
46,87
35,13
30,17
4,37
100,00
Lampiran 2.33.b PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perdesaan
Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari No
Provinsi
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
> 30
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah (9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
-
3,54
39,72
39,72
13,24
3,78
100,00
2
Sumatera Utara
-
5,63
52,82
30,75
7,98
2,82
100,00
3
Sumatera Barat
-
7,48
52,58
30,41
5,93
3,61
100,00
4
Riau
-
2,69
49,50
39,73
5,39
2,69
100,00
5
Jambi
-
3,42
53,99
34,60
6,85
1,14
100,00
6
Sumatera Selatan
-
4,93
58,13
27,34
6,90
2,71
100,00
7
Bengkulu
-
8,68
55,47
28,68
4,53
2,64
100,00
8
Lampung
0,19
2,43
54,58
31,96
6,36
4,49
100,00 100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
0,76
9,92
66,41
16,79
3,82
2,29
10
DKI Jakarta
-
-
-
_
_
_
_
11
Jawa Barat
-
2,37
59,34
29,9
5,65
2,73
100,00
12
Jawa Tengah
0,17
5,67
51,85
30,78
7,48
4,04
100,00
13
DI Yogyakarta
-
6,60
41,63
28,93
15,23
7,61
100,00
14
Jawa Timur
0,14
7,88
50,31
28,06
9,33
4,28
100,00
15
Banten
-
1,98
53,36
35,18
7,51
1,98
100,00
16
Bali
-
3,92
42,48
33,98
14,38
5,23
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
-
5,82
57,41
32,28
3,17
1,32
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
-
2,07
37,93
42,41
13,79
3,79
100,00
19
Kalimantan Barat
-
4,15
44,24
38,25
8,30
5,07
100,00
20
Kalimantan Tengah
-
2,70
59,08
30,11
6,18
1,93
100,00
21
Kalimantan Selatan
-
6,25
47,06
34,56
9,19
2,94
100,00
22
Kalimantan Timur
0,72
5,76
48,20
33,09
9,35
2,88
100,00
23
Sulawesi Utara
-
0,86
50,22
37,77
8,15
3,00
100,00
24
Sulawesi Tengah
-
3,58
46,60
34,77
8,96
6,09
100,00
25
Sulawesi Selatan
-
5,14
49,10
32,90
7,71
5,14
100,00
26
Sulawesi Tenggara
-
4,89
38,72
39,10
11,28
6,02
100,00
27
Gorontalo
0,58
2,89
44,51
38,15
9,83
4,05
100,00
28
Maluku
-
0,83
29,75
44,63
17,36
7,44
100,00
29
Maluku Utara
-
-
57,45
32,98
8,51
1,06
100,00
30
Papua
-
5,42
40,42
40,00
10,00
4,17
100,00
0,07
4,82
51,99
31,68
7,82
3,62
100,00
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.34 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PERHARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan
No
Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari
Provinsi <4
(1)
(2)
5-9
(3)
10 - 14
(4)
15 - 19
(5)
Jumlah 20 - 24
(6)
> 25
(7)
(8)
(9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
5,66
20,62
41,54
11,86
15,82
4,50
100,00
2
Sumatera Utara
4,26
11,11
46,59
14,57
20,38
3,09
100,00
3
Sumatera Barat
5,78
15,76
50,51
12,88
12,16
2,90
100,00
4
Riau
6,05
9,91
43,31
22,39
15,16
3,18
100,00
5
Jambi
6
Sumatera Selatan
7
Bengkulu
2,00
13,04
69,84
9,66
4,37
1,09
100,00
8
Lampung
12,49
25,17
52,04
6,93
2,54
0,84
100,00 100,00
4,33
19,89
44,06
22,51
6,33
2,89
100,00
10,78
22,90
53,95
6,37
3,69
2,29
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
4,33
14,35
46,88
19,60
10,50
4,33
10
DKI Jakarta
11,15
23,57
56,40
3,17
4,44
1,27
100,00
11
Jawa Barat
14,39
29,16
47,83
3,35
3,87
1,40
100,00
12
Jawa Tengah
14,52
34,29
43,23
4,65
2,83
0,47
100,00
13
DI Yogyakarta
19,39
31,34
39,57
5,41
3,35
0,95
100,00
14
Jawa Timur
12,07
27,88
49,73
4,39
4,73
1,20
100,00
15
Banten
10,04
20,07
62,38
3,81
3,01
0,70
100,00
16
Bali
18,85
30,11
37,92
7,29
5,52
0,31
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
10,79
27,45
39,17
8,34
7,05
7,21
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
22,82
30,06
32,80
8,30
3,72
2,30
100,00
19
Kalimantan Barat
4,21
11,99
53,79
18,64
9,27
2,10
100,00
20
Kalimantan Tengah
13,29
18,35
50,68
12,05
5,05
0,58
100,00
21
Kalimantan Selatan
3,96
11,10
57,59
15,00
10,13
2,21
100,00
22
Kalimantan Timur
2,54
12,69
53,24
25,37
5,44
0,72
100,00
23
Sulawesi Utara
8,82
19,44
46,26
19,73
4,65
1,10
100,00
24
Sulawesi Tengah
10,21
24,16
29,97
28,62
3,12
3,91
100,00
25
Sulawesi Selatan
6,98
21,87
40,08
23,71
4,05
3,31
100,00
26
Sulawesi Tenggara
7,61
20,00
42,03
19,95
7,27
3,14
100,00
27
Gorontalo
15,74
25,10
36,19
14,46
5,53
2,98
100,00
28
Maluku
21,97
21,39
36,57
10,50
8,38
1,20
100,00
29
Maluku Utara
13,83
34,84
35,87
8,64
4,17
2,65
100,00
30
Papua
6,10
28,75
41,83
7,42
6,55
9,34
100,00
11,37
25,17
47,75
8,12
5,82
1,77
100,00
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.34.a PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PER HARI, DAN DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004 Perkotaan
No
Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari
Provinsi <4
(1)
(2)
5-9
(3)
10 - 14
(4)
15 - 19
(5)
Jumlah 20 - 24
(6)
> 25
(7)
(8)
(9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
4,40
20,76
32,71
13,84
17,61
10,69
100,00
2
Sumatera Utara
4,30
13,18
47,28
13,75
19,20
2,29
100,00
3
Sumatera Barat
9,20
19,02
43,56
13,50
11,65
3,07
100,00
4
Riau
12,08
10,57
38,49
20,75
14,72
3,40
100,00
5
Jambi
6
Sumatera Selatan
7
Bengkulu
3,80
15,19
65,82
6,33
3,80
5,06
100,00
8
Lampung
11,76
20,59
53,53
8,82
3,53
1,76
100,00 100,00
5,95
20,24
34,52
32,14
2,38
4,76
100,00
13,66
19,88
52,17
9,32
2,48
2,48
100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
6,13
17,35
38,78
22,45
9,18
6,12
10
DKI Jakarta
11,15
23,57
56,40
3,17
4,44
1,27
100,00
11
Jawa Barat
14,00
25,68
52,86
3,23
3,07
1,16
100,00
12
Jawa Tengah
13,17
29,51
47,96
5,27
3,56
0,53
100,00
13
DI Yogyakarta
18,65
30,83
41,97
2,85
4,40
1,29
100,00
14
Jawa Timur
13,13
27,21
49,31
2,88
5,87
1,60
100,00
15
Banten
8,70
15,53
64,91
5,90
4,35
0,62
100,00
16
Bali
17,57
27,20
45,60
5,02
4,60
17
Nusa Tenggara Barat
12,84
30,35
36,19
8,56
3,89
8,17
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
8,47
25,43
52,54
6,78
3,39
3,39
100,00
19
Kalimantan Barat
3,73
12,69
50,00
25,37
6,72
1,49
100,00
20
Kalimantan Tengah
25,92
12,35
45,68
12,34
2,47
1,23
100,00
21
Kalimantan Selatan
3,01
12,03
52,63
19,55
9,77
3,01
100,00
22
Kalimantan Timur
4,38
14,60
45,99
27,74
7,30
-
100,00
23
Sulawesi Utara
13,33
26,67
29,17
26,66
2,50
1,67
100,00
24
Sulawesi Tengah
17,5
12,50
12,50
45,00
2,50
10,00
100,00
25
Sulawesi Selatan
9,03
22,58
38,06
25,16
1,29
3,87
100,00
26
Sulawesi Tenggara
10,00
28,00
34,00
22,00
6,00
-
100,00
27
Gorontalo
19,36
25,80
25,81
20,97
3,22
4,84
100,00
28
Maluku
25,00
25,00
31,25
4,16
12,50
2,08
100,00
29
Maluku Utara
2,27
45,45
38,65
9,09
-
4,54
100,00
30
Papua
5,55
24,07
51,85
5,56
9,26
3,70
100,00
11,84
23,57
49,71
7,46
5,64
1,78
100,00
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
100,00
Lampiran 2.34.b PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PERHARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perdesaan
No
Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari
Provinsi <4
(1)
(2)
5-9
(3)
10 - 14
(4)
15 - 19
(5)
Jumlah 20 - 24
(6)
> 25
(7)
(8)
(9)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
6,15
20,57
44,92
11,11
15,13
2,13
100,00
2
Sumatera Utara
4,23
9,39
46,01
15,26
21,36
3,76
100,00
3
Sumatera Barat
4,38
14,43
53,35
12,63
12,37
2,83
100,00
4
Riau
1,68
9,43
46,80
23,57
15,49
3,03
100,00
5
Jambi
3,80
19,77
47,15
19,39
7,60
2,28
100,00
6
Sumatera Selatan
9,61
24,14
54,68
5,17
4,19
2,22
100,00
7
Bengkulu
1,51
12,45
70,94
10,56
4,53
-
100,00
8
Lampung
12,71
26,54
51,59
6,35
2,24
0,56
100,00 100,00
9
Kepulauan Bangka Belitung
3,05
12,21
52,67
17,56
11,45
3,05
10
DKI Jakarta
-
-
-
-
-
-
-
11
Jawa Barat
14,77
32,54
42,94
3,46
4,65
1,64
100,00
12
Jawa Tengah
15,31
37,06
40,50
4,30
2,41
0,43
100,00
13
DI Yogyakarta
20,30
31,98
36,55
8,63
2,03
0,51
100,00
14
Jawa Timur
11,47
28,27
49,97
5,25
4,08
0,97
100,00
15
Banten
11,46
24,90
59,68
1,58
1,58
0,79
100,00
16
Bali
20,26
33,33
29,41
9,80
6,54
0,65
100,00
17
Nusa Tenggara Barat
9,52
25,66
41,01
8,20
8,99
6,61
100,00
18
Nusa Tenggara Timur
25,86
31,04
28,62
8,62
3,79
2,07
100,00
19
Kalimantan Barat
4,38
11,75
55,07
16,36
10,14
2,30
100,00
20
Kalimantan Tengah
9,66
20,08
52,12
11,97
5,79
0,39
100,00
21
Kalimantan Selatan
4,41
10,66
59,93
12,87
10,29
1,84
100,00
22
Kalimantan Timur
0,72
10,79
60,43
23,02
3,60
1,44
100,00
23
Sulawesi Utara
6,87
16,31
53,65
16,74
5,58
0,86
100,00
24
Sulawesi Tengah
8,96
26,16
32,98
25,81
3,23
2,87
100,00
25
Sulawesi Selatan
6,17
21,59
40,87
23,14
5,14
3,08
100,00
26
Sulawesi Tenggara
7,14
18,42
43,61
19,55
7,52
3,76
100,00
27
Gorontalo
14,45
24,85
39,89
12,14
6,36
2,31
100,00
28
Maluku
20,66
19,84
38,84
13,22
6,61
0,83
100,00
29
Maluku Utara
17,02
31,91
35,11
8,51
5,32
2,13
100,00
30
Papua
6,25
30,00
39,17
7,92
5,83
10,84
100,00
11,05
26,27
46,4
8,57
5,94
1,77
100,00
Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.35 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS YANG MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK SEMINGGU YANG LALU MENURUT JENIS AKTIVITAS FISIK, DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
Aktivitas Berat
Perkotaan Aktivitas Sedang
Aktivitas Ringan
Aktivitas Berat
Perdesaan Aktivitas Sedang
Aktivitas Ringan
Aktivitas Berat
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(1)
Perkotaan + Perdesaan Aktivitas Aktivitas Sedang Ringan (10)
(11)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
31,06
71,99
66,79
49,79
78,55
75,60
44,45
76,68
73,09
2
Sumatera Utara
26,29
69,10
56,71
51,73
72,04
69,95
40,14
70,70
63,92
3
Sumatera Barat
29,34
72,40
52,60
37,01
72,20
68,01
34,59
72,26
63,15
4
Riau
28,91
67,30
60,43
47,53
74,20
74,20
39,00
71,04
67,89
5
Jambi
23,81
68,16
52,38
55,70
75,09
72,15
46,29
73,05
66,32
6
Sumatera Selatan
21,51
77,71
62,17
48,94
77,94
76,16
39,17
77,86
71,18
7
Bengkulu
29,06
84,69
66,87
55,54
70,45
69,74
47,75
74,64
68,90
8
Lampung
28,38
80,82
72,41
49,03
78,77
75,24
44,34
79,24
74,60
9
Kepulauan Bangka Belitung
24,44
67,90
54,55
54,69
82,81
66,52
41,71
76,42
61,39
10
DKI Jakarta
23,72
77,99
67,80
-
-
-
23,72
77,99
67,80
11
Jawa Barat
28,48
74,30
63,81
39,59
76,66
68,63
33,75
75,42
66,10
12
Jawa Tengah
28,15
80,20
58,96
43,61
82,96
69,63
37,16
81,80
65,18
13
DI Yogyakarta
24,80
83,20
59,98
48,21
86,83
71,36
34,34
84,68
64,62
14
Jawa Timur
23,72
80,30
58,38
37,90
81,26
68,96
31,92
80,85
64,50
15
Banten
27,32
69,07
64,09
40,56
72,87
59,44
33,09
70,73
62,06
16
Bali
28,04
82,80
63,05
42,97
86,70
65,09
35,40
84,72
64,06
17
Nusa Tenggara Barat
28,90
78,27
55,29
36,40
77,98
69,40
33,54
78,09
64,03
18
Nusa Tenggara Timur
28,72
65,35
64,69
47,41
65,73
73,27
44,14
65,66
71,76
19
Kalimantan Barat
21,29
79,10
57,03
51,21
75,54
75,18
42,66
76,56
69,99
20
Kalimantan Tengah
25,27
75,00
77,71
49,87
76,66
76,79
42,45
76,16
77,07
21
Kalimantan Selatan
24,86
81,07
64,69
37,87
78,82
66,70
32,82
79,70
65,92
22
Kalimantan Timur
32,13
77,43
62,69
45,90
68,95
70,12
38,24
73,67
65,99
23
Sulawesi Utara
36,36
75,76
62,62
47,48
78,78
57,25
43,17
77,61
59,33
24
Sulawesi Tengah
22,60
79,81
55,77
45,99
80,15
75,92
41,01
80,09
71,64
25
Sulawesi Selatan
19,72
79,30
62,38
42,31
72,49
72,23
35,32
74,60
69,18
26
Sulawesi Tenggara
25,39
86,72
78,52
46,65
85,16
81,47
41,75
85,52
80,79
27
Gorontalo
17,86
76,79
69,19
48,26
74,65
75,86
39,79
75,24
74,01
28
Maluku
17,11
72,07
72,52
36,73
81,72
82,08
30,84
78,82
79,21
29
Maluku Utara
22,92
80,98
66,33
50,99
88,16
79,93
43,00
86,12
76,06
30
Papua
31,25
72,12
73,08
67,94
70,94
82,40
58,72
71,24
80,06
26,39
76,67
61,84
43,69
78,05
70,50
36,02
77,44
66,67
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.36 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KOMSUMSI SAYUR-SAYURAN PER HARI, PORSI RATA-RATA PER HARI, DAN PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Porsi Rata-rata Konsumsi Sayur-sayuran Per Hari < 1 Porsi
1- 2 Porsi
3 - 4 Porsi
>5 Porsi
(3)
(4)
(5)
(6)
Tidak Tahu
Rata-rata Porsi per hari
(7)
(8)
4,64 17,59 7,80 11,69 2,21 7,57 1,35 4,28 2,57 7,75 5,80 15,92 3,98 4,90 6,67 2,33 3,31 1,31 0,93 3,89 6,85 13,99 7,88 1,60 3,69 4,27 5,12 1,39 2,26 2,32
71,40 65,35 76,91 71,19 71,68 70,86 64,65 72,10 67,80 75,38 77,56 64,58 71,04 71,48 76,70 77,91 79,14 70,07 73,83 70,74 81,78 64,72 56,73 70,55 75,13 74,70 73,97 82,38 83,59 63,51
13,92 13,27 9,82 12,18 15,87 13,06 29,39 16,20 18,39 12,56 11,70 15,61 22,21 19,03 10,24 17,33 14,81 14,78 15,58 17,47 8,54 17,53 21,94 17,42 14,83 13,29 13,21 11,08 9,36 25,58
8,88 3,80 5,47 3,83 10,23 8,28 4,61 7,18 9,91 4,24 4,90 3,89 2,77 4,29 6,38 2,44 2,74 13,18 8,24 4,55 2,77 3,76 13,44 10,34 6,27 7,73 7,70 5,15 4,78 6,99
1,17 1,11 0,23 0,24 1,33 0,07 0,04 0,30 -
0,66 1,42 3,35 0,06 0,09 0,09 1,61
2,2 1,8 1,8 1,9 2,3 2,1 2,3 2,2 2,4 1,9 1,8 1,9 2,0 2,1 1,9 2,0 1,9 2,6 2,4 2,4 1,6 1,8 2,4 2,3 2,1 2,3 2,0 2,1 2,0 2,5
7,65
71,91
15,03
5,19
0,22
2,0
Lampiran 2.37 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KOMSUMSI BUAH-BUAHAN PER HARI, PORSI RATA-RATA PER HARI, DAN PROVINSI TAHUN 2004 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
< 1 Porsi (3)
Porsi Rata-rata Konsumsi Buah-buahan Per Hari 1 Porsi 2 - 4 Porsi >5 Porsi (4)
3,70 16,15 5,36 12,42 1,69 5,03 2,15 6,72 2,42 8,36 8,72 17,71 4,91 9,94 3,92 3,53 5,26 2,27 2,76 6,44 8,63 14,17 7,76 2,05 3,77 5,86 3,18 4,22 4,37 4,52 9,44
(5)
44,49 45,53 60,52 46,23 49,02 44,80 50,12 54,58 43,88 52,69 57,90 47,30 57,37 49,31 59,57 61,66 54,29 56,53 48,99 43,86 60,01 46,30 49,79 37,35 44,23 40,08 59,11 58,67 46,25 38,83 51,19
(6)
45,85 35,71 32,90 38,61 46,74 46,86 46,76 34,75 47,72 36,08 30,18 32,96 36,62 38,88 33,49 34,21 37,73 37,35 43,83 46,73 30,39 37,09 36,18 51,27 47,62 50,14 32,22 35,84 45,31 48,06 36,50
4,07 2,60 1,21 1,75 2,55 3,10 0,97 3,68 4,83 2,80 3,15 2,03 1,11 1,74 3,02 0,60 2,72 3,22 2,88 1,91 0,90 2,43 6,27 9,21 4,22 3,93 5,48 1,00 4,08 6,42 2,68
Tidak Tahu
Rata-rata Porsi per hari
(7)
(8)
1,89 1,00 0,22 0,26 1,16 0,07 0,05 0,13 -
0,63 1,54 1,06 0,07 0,11 0,17 0,27 2,17 0,19
2,0 1,5 1,5 1,7 1,7 1,8 1,7 1,7 2,1 1,6 1,5 1,5 1,5 1,6 1,6 1,5 1,7 1,7 1,9 1,8 1,4 1,5 1,8 2,3 1,9 1,9 1,7 1,5 1,9 2,3 1,6
Lampiran 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA KEMATIAN BALITA, ANGKA HARAPAN HIDUP, DAN ANGKA FERTILITAS TOTAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2003
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi
Angka Kematian Bayi (IMR) (2002-2003)
Angka Kematian Balita (2002-2003)
Angka Harapan Hidup (eo) (2002)
Angka Fertilitas Total (TFR) (2003)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: BPS (2003), Indonesia Demographic and Health (IDHS), 2002 - 2003 Keterangan: (-) tidak ada data
42 48 43 41 30 53 55 43 35 44 36 20 43 38 14 74 59 47 40 45 42 25 52 47 67 77 35
57 59 60 51 49 68 64 47 41 50 44 23 52 56 19 103 73 63 47 57 50 33 71 72 92 97 46
67,70 67,30 66,10 68,10 66,90 65,70 65,40 66,10 65,60 72,30 64,50 68,90 72,40 66,00 62,40 70,00 59,30 63,80 64,40 69,40 61,30 69,40 70,90 63,30 68,60 65,10 64,20 65,50 63,00 65,20 66,20
_ 3,0 3,2 3,2 2,7 2,3 3,0 2,7 2,4 2,2 2,8 2,1 1,9 2,1 2,6 2,1 2,4 4,1 2,9 3,2 3,0 2,8 2,6 3,2 2,6 3,6 2,8 2,6
Lampiran 3.2 PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004
No
DTD
Golongan Sebab Sakit
%
(1)
(2)
(3)
(4)
1
001 - 057,9
Penyakit Sistem Napas
18,7
2
058.0 - 096,9
Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Kesehatan dan yang Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan
19,1
3
097 - 100
Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
11,6
4
101 - 111
Penyakit Sistem Cerna
12,1
5
112 - 119.9
Penyakit Sistem Sirkulasi Darah
10,1
6
120 - 129
Gejala, Tanda dan Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal, YTK
7,1
7
130 - 139.10
Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya
6,1
8
140 - 142.9
Penyakit Mata dan Adneksa
5,0
9
143 - 164.9
Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik
5,6
10
165.0 - 179.9
Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan
5,0
Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2004 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar)
Lampiran 3.4 JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi
Jumlah Penderita
API/AMI
(2)
(3)
(4)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: Ditjen PPM & PL, Depkes RI Keterangan: API = Annual Parasite Incidence (di P. Jawa + Bali) AMI = Annual Malaria Incidence (di luar P. Jawa + Bali)
8.990 48.341 4.971 20.183 60.127 56.762 119.068 275.654 17.335 8.105 327.706 23.206 118.195 2.836 83.310 626.278 3.915 22.090 8.598 19.428 31.827 58.770 18.315 38.480 12.633 62.856 65.379 188.209
2,17 5,43 1,1 3,68 24,4 8,04 56,91 38,52 18,68 1,11 0,15 0,13 0,28 0,01 20,51 172,77 0,99 12,16 2,78 8,83 14,93 27,28 2,40 21,11 14,85 46,43 72,44 73,69
2.331.567
21,35
Lampiran 3.5 ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) MALARIA DI JAWA-BALI TAHUN 1997 - 2004 Annual Parasite Incidence (API) Per 1.000 No
Provinsi
(1)
(2)
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(9)
1
DKI Jakarta
0,00
0,00
0,00
0,07
0,01
NA
NA
NA
2
Jawa Barat
0,04
0,07
0,04
0,03
0,02
NA
NA
0,16
3
Jawa Tengah
0,32
0,65
1,06
1,74
1,46
NA
NA
0,51
4
DI Yogyakarta
0,52
3,54
6,76
11,73
10,43
NA
NA
0,97
5
Jawa Timur
0,04
0,03
0,05
0,17
0,12
NA
NA
0,08
6
Banten
-
-
-
-
-
NA
NA
NA
7
Bali
0,03
0,03
0,04
0,04
0,08
NA
NA
0,03
0,12
0,30
0,52
0,81
0,62
0,47
0,22
0,15
Jawa-Bali
Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RI Keterangan : NA = Not Available
Lampiran 3.6 HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS DAN EVALUASI HASIL PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Jumlah Penduduk
Perkiraan BTA Pos
(3)
(4)
Cakupan Penemuan Semua Kasus (5)
Konversi
BTA Pos
CDR %
Abs
%
(6)
(7)
(8)
(9)
4.229.100 12.443.600 4.477.000 5.369.300 2.570.000 7.363.400 1.038.200 1.665.800 7.131.500 8.574.300 8.792.000 37.529.200 32.675.100 3.167.900 35.586.800 4.283.000 1.992.400 3.134.000 2.620.000 2.088.900 880.500 2.303.700 8.515.500 1.960.900 3.280.600 4.249.100 4.059.900 1.240.400 784.200 2.408.200
4.863 14.310 5.149 6.175 2.956 8.468 1.194 1.916 8.201 9.860 10.111 43.159 37.576 3.643 40.925 4.925 2.291 3.604 3.013 2.402 1.013 2.649 9.793 2.255 3.773 4.886 4.669 1.426 902 2.769
2.810 13.891 4.590 4.364 2.257 6.607 1.121 1.502 4.946 9.855 14.974 40.435 29.745 2.353 27.225 3.969 1.744 4.566 1.990 3.859 1.334 2.740 9.467 2.092 2.077 4.445 3.516 1.198 728 4.258
1.971 11.453 3.129 2.495 1.673 4.371 729 1.112 3.100 5.354 6.479 21.661 14.373 1.300 16.460 3.052 1.408 2.537 1.249 3.056 1.088 1.751 8.507 1.562 1.080 2.921 1.971 657 538 1.944
40,5 80,0 60,8 40,4 56,6 51,6 61,1 58,0 37,8 54,3 64,1 50,2 38,3 35,7 40,2 62,0 61,5 70,4 41,5 127,2 107,4 66,1 86,9 69,3 28,6 59,8 42,2 46,1 59,7 70,2
1.000 7.952 2.050 1.964 1.444 3.617 666 729 1.790 2.992 14.807 3.196 11.652 793 12.817 2.612 948 2.204 1.012 2.127 731 1.087 8.054 1.434 996 2.579 1.499 393 208 1.184
50,7 69,4 65,5 78,7 86,3 82,7 91,4 65,6 57,7 55,9 228,5 14,8 81,1 61,0 77,9 85,6 67,3 86,9 81,0 69,6 67,2 62,1 94,7 91,8 92,2 88,3 76,1 59,8 38,7 60,9
216.414.500
248.877
214.658
128.981
51,8
94.537
73,3
Lampiran 3.7 JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS per 100.000 PENDUDUK MENURUT PROVINSI s/d 31 DESEMBER 2004 No
Provinsi
Jumlah Kasus
Meninggal
Case Rate
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Tidak diketahui Jumlah
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
1 75 2 37 9 25 5 6 18 48 1.272 107 40 18 220 6 128 16 20 79 3 5 54 2 14 33 1 399 39 2.682
1 25 1 43 4 12 1 2 2 0 278 28 27 7 69 1 33 7 4 17 2 3 27 1 12 24 1 107 1 740
0,06 0,65 0,05 0,78 0,37 0,36 0,32 0,09 2,11 15,28 0,30 0,13 0,58 0,63 0,05 4,07 0,42 0,53 2,12 0,10 0,20 2,74 0,10 0,17 2,87 0,15 24,06 1,33
Lampiran 3.8 JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS YANG MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIKAN (IDU) MENURUT PROVINSI s/d 31 DESEMBER 2004 No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Provinsi
Jumlah Kasus Kumulatif
Kasus AIDS yang Menggunakan NAPZA Suntik
%
(2)
(3)
(4)
(5)
1 75 2 37 9 25 5 6 18 48 1.272 107 40 18 220 6 128 16 20 79 3 5 54 2 14 33 1 399 39 2.682
0 34 1 5 3 10 4 5 2 0 846 66 6 7 83 3 50 9 3 18 2 3 7 1 0 13 0 2 0 1.183
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Tidak diketahui Jumlah
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
0,00 45,33 50,00 13,51 33,33 40,00 80,00 83,33 11,11 0,00 66,51 61,68 15,00 38,89 37,73 50,00 39,06 56,25 15,00 22,78 66,67 60,00 12,96 50,00 0,00 39,39 0,00 0,50 0,00 44,11
Lampiran 3.9 SITUASI PENYAKIT KUSTA MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam *) Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta **) Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan **) Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Ditjen P2M dan PL, Depkes RI Keterangan: *) Laporan sampai Triwulan III **) Laporan sampai dengan Triwulan II
Kasus Tercatat PB
MB
Angka Prevalensi TOTAL
(3)
(4)
(5)
140 22 15 51 12 9 5 25 2
489 169 116 165 70 124 22 92 22
55 273 200 8 626 53 13 49 73 47 9 26 35 114 35 185 12 16 65 198 401 2.774
477 1.959 1.771 13 5.435 347 147 204 407 174 90 337 200 529 227 1.387 182 207 373 571 713 17.019
629 191 131 216 82 133 27 117 24 532 2.232 1.971 21 6.061 400 160 253 480 221 99 363 235 643 262 1.572 194 223 438 769 1.114 19.793
per 10.000 Penduduk (6)
1,51 0,16 0,29 0,40 0,32 0,20 0,16 0,17 0,24 0,69 0,59 0,62 0,06 1,67 0,46 0,49 0,63 1,17 0,54 0,54 1,07 0,86 3,02 1,17 2,02 1,21 2,57 3,47 9,51 4,62 0,93
Lampiran 3.10 JUMLAH KASUS PENYAKIT CAMPAK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 I m u n i s a si
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
Jumlah
(25)
Mati
(24)
Tidak Diketahui
(23)
Tidak Divaksinasi
(22)
Divaksinasi
(21)
Jumlah
(20)
Tidak Diketahui
(19)
Jumlah
Mati
(18)
Tidak Divaksinasi
(17)
Divaksinasi
(16)
Divaksinasi
(15)
Mati
(14)
> 15 Tahun
Jumlah
(13)
Tidak Diketahui
Tidak Divaksinasi
(12)
Divaksinasi
(11)
Tidak Diketahui
(10)
Tidak Divaksinasi
(9)
Jumlah
(8)
Tidak Diketahui
Divaksinasi
(7)
Tidak Divaksinasi
(6)
10 - 14 Tahun
Mati
(5)
Jumlah
(4)
5 - 9 Tahun
Mati
(3)
Jumlah
(2)
1 - 4 Tahun
Mati
(1)
Tidak Diketahui
Provinsi
Divaksinasi
No
Tidak Divaksinasi
< 1 Tahun
(31)
(32)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Sumatera Utara
-
-
44
-
44
-
-
211
-
211
-
-
-
-
-
-
-
247
-
247
-
-
130
-
130
-
-
632
-
632
3
Sumatera Barat
11
20
87
-
118
32
28
295
-
355
18
27
254
-
299
2
4
248
-
254
2
22
197
-
221
65
101
1.081
-
1.247
4
Riau
-
-
120
-
120
-
-
334
-
334
-
-
-
-
-
-
-
304
-
304
-
-
228
-
228
-
-
986
-
986
5
Jambi
-
-
-
-
-
5
4
22
-
31
3
7
19
-
29
6
##
6
-
33
-
-
-
-
-
14
32
47
-
93
6
Sumatera Selatan
-
-
272
-
272
-
-
800
-
800
-
-
585
-
585
-
-
163
-
163
-
-
133
-
133
-
-
1.953
-
1.953
7
Bengkulu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
759
-
759
8
Lampung
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.597
-
1.597 75
9
Kepulauan Bangka Belitung
1
5
-
-
6
3
5
-
-
8
2
5
-
-
7
2
4
-
-
6
-
48
-
-
48
8
67
-
-
10
Kepulauan Riau
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
DKI Jakarta
-
-
396
-
396
-
-
1.187
-
1.187
-
-
643
-
643
-
-
364
-
364
-
-
429
-
429
-
-
3.019
-
3.019
12
Jawa Barat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10.784
-
10.784
13
Jawa Tengah
-
-
2
-
2
-
-
9
-
9
-
-
4
-
4
-
-
6
-
6
-
-
3
-
3
-
-
24
-
24
14
DI Yogyakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
625
-
625
15
Jawa Timur
-
-
12
-
12
-
-
25
-
25
-
-
33
-
33
-
-
4
-
4
-
-
18
-
18
-
-
92
-
92
16
Banten
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.044
-
3.044
17
Bali
-
-
64
-
64
-
-
125
-
125
-
-
239
-
239
-
-
38
-
38
-
-
89
-
89
-
-
555
-
555
18
Nusa Tenggara Barat
3
5
1
-
9
21
9
4
-
34
27
8
4
-
39
16
4
3
-
23
-
1
-
-
1
67
27
12
-
106
19
Nusa Tenggara Timur
-
-
-
-
-
-
-
86
-
86
-
-
72
-
72
-
-
34
-
34
-
-
1
-
1
-
-
193
-
193
20
Kalimantan Barat
8
20
143
-
171
27
73
180
-
280
10
33
195
-
238
4
##
127
-
144
3
7
153
-
163
52
146
798
-
996
21
Kalimantan Tengah
1
-
19
-
20
11
-
58
-
69
-
-
1
-
1
-
-
93
-
93
-
-
27
-
27
12
-
198
-
210
22
Kalimantan Selatan
-
-
40
-
40
-
-
82
-
82
-
-
48
-
48
-
-
30
-
30
-
-
9
-
9
-
-
209
-
209
23
Kalimantan Timur
-
-
93
-
93
-
-
126
-
126
-
-
113
-
113
-
-
54
-
54
-
-
101
-
101
-
-
487
-
487
24
Sulawesi Utara
-
5
52
-
57
-
19
112
-
131
-
31
71
-
102
-
##
44
-
59
-
-
57
-
57
-
70
336
-
406
-
10
-
10
-
-
16
-
16
-
-
76
-
76
-
-
41
10
46
-
-
56
138
237
-
-
375
25
Sulawesi Tengah
-
-
12
-
12
-
-
17
-
17
-
-
21
-
21
-
26
Sulawesi Selatan
26
22
-
-
48
55
81
-
-
136
34
60
-
-
94
13
##
27
Sulawesi Tenggara
-
-
-
-
-
5
-
2
-
7
19
-
3
-
22
1
-
1
-
2
-
-
-
-
-
25
-
6
-
31
28
Gorontalo
-
-
52
-
52
-
-
124
-
124
-
-
136
-
136
-
-
99
-
99
-
-
31
-
31
-
-
442
-
442
29
Maluku
-
3
-
-
3
-
3
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
3
-
6
3
-
9
30
Maluku Utara
-
4
1
-
5
3
3
2
-
8
-
2
-
-
2
-
1
-
-
1
-
-
-
-
-
3
10
3
-
16
31
Papua Indonesia
Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI
6
5
4
-
15
18
5
41
-
64
9
-
25
-
34
3
-
56
89
1.414
-
1.559
180
230
3.842
-
4.252
122
173
2.466
-
2.761
47
##
4
-
7
3
2
5
-
10
39
12
79
-
130
1.879
-
2.016
18
126
1.630
-
1.774
423
708
28.040
-
29.171
Lampiran 3.11 JUMLAH KASUS PENYAKIT DIFTERI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
Rawat Jalan di RS
Rawat Inap di RS
Puskesmas
<1th
1 - 4 th
5 - 14 th
15 - 44 th
>45 th
Jumlah
<1th
1 - 4 th
5 - 14 th
15 - 44 th
>45 th
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Jumlah Meninggal (14)
(15)
<1th
1 - 4 th
5 - 14 th
15 - 44 th
>45 th
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
Jumlah (21)
1
Nanggroe Aceh D.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Sumatera Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Sumatera Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
1
2
10
17
4
Riau
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
5
2
9
5
Jambi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
4
3
1
9
6
Sumatera Selatan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Bengkulu
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Lampung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Kep. Bangka Belitung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
Kep.Riau
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
DKI Jakarta
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
Jawa Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
18
19
50
42
133
13
Jawa Tengah
0
2
9
9
1
21
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
DI Yogyakarta
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
Jawa Timur
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
Banten
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
17
Bali
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
Nusa Tenggara Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
Nusa Tenggara Timur
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
Kalimantan Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
21
Kalimantan Tengah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
22
Kalimantan Selatan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
Kalimantan Timur
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
Sulawesi Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
Sulawesi Tengah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
26
Sulawesi Selatan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
2
27
Sulawesi Tenggara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
28
Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
29
Maluku
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
Maluku Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
31
Irian Jaya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
11
11
1
25
0
0
0
0
0
0
0
4
26
27
60
55
172
Indonesia
Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI
0
Lampiran 3.12 JUMLAH KASUS PENYAKIT BATUK REJAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 Rawat Jalan di RS
Rawat Inap di RS
Puskesmas
No
Provinsi
(1)
(2)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
2
Sumatera Utara
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
-
<1th
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Jumlah
<1th
(8)
(9)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th (10)
(11)
(12)
(13)
Jumlah Meninggal (14)
(15)
<1th
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
Jumlah (21)
3
Sumatera Barat
4
3
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
32
45
42
22
3
144
4
Riau
0
0
0
6
1
7
0
0
0
0
0
0
0
9
19
4
4
0
36
5
Jambi
3
0
2
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
3
6
Sumatera Selatan
1
2
13
5
1
22
1
0
0
1
0
2
0
4
15
2
0
0
21
7
Bengkulu
0
0
2
14
10
26
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
8
Lampung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
9
Kepulauan Bangka Belitung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
10
Kepulauan Riau
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
11
DKI Jakarta
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
12
Jawa Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
60
164
128
172
218
742
13
Jawa Tengah
12
34
18
78
37
179
1
1
0
0
1
3
0
1
0
0
0
0
1
14
DI Yogyakarta
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
15
Jawa Timur
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
2
0
3
10
16
Banten
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
11
12
0
0
28
17
Bali
8
2
9
28
17
64
3
0
2
2
3
10
4
0
0
0
0
0
-
18
Nusa Tenggara Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
19
Nusa Tenggara Timur
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
20
Kalimantan Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
13
3
1
0
21
21
Kalimantan Tengah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
22
Kalimantan Selatan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
23
Kalimantan Timur
8
5
0
0
1
14
0
0
0
0
0
0
0
7
13
44
8
3
75
24
Sulawesi Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
25
Sulawesi Tengah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
26
Sulawesi Selatan
3
4
3
21
0
31
0
1
0
0
0
1
0
4
8
15
35
31
93
27
Sulawesi Tenggara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
28
Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
12
0
0
0
14
29
Maluku
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
30
Maluku Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
6
8
0
0
15
31
Irian Jaya Indonesia
Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
39
50
47
152
67
355
5
3
2
3
4
17
4
129
314
260
243
258
1.204
Lampiran 3.13 JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS KLINIS MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
Rawat Jalan di RS
Rawat Inap di RS
1 - 4 th 5 - 14 th15 - 44 th >45 th Jumlah
<1th (3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
<1th
Puskesmas
1 - 4 th 5 - 14 th15 - 44 th >45 th Jumlah Meninggal
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
<1th
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
1
Nanggroe Aceh D.
5
3
8
4
1
21
1
2
5
11
7
26
0
0
0
-
-
-
2
Sumatera Utara
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
0
-
-
-
-
3
Sumatera Barat
0
6
11
46
4
67
0
0
17
74
30
121
1
2
7
78
187
95
369
4
Riau
1
0
6
11
8
26
0
1
5
8
7
21
0
0
4
17
66
29
116
5
Jambi
1
0
4
17
16
38
0
0
1
18
16
35
1
1
44
119
130
55
349
6
Sumatera Selatan
0
0
4
27
12
43
0
0
3
7
7
17
0
0
6
9
21
21
57
7
Bengkulu
0
0
0
0
0
-
0
0
2
13
8
23
0
0
12
14
49
25
100
8
Lampung
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
0
-
-
-
-
9
Kep. Bangka Belitung
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
8
26
35
56
1
126
10 Kep.Riau
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
0
-
-
-
-
11 DKI Jakarta
0
2
4
15
2
23
0
0
0
0
0
-
0
1
17
22
27
8
75 3.246
12 Jawa Barat
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
64
419
1.097
1.017
649
13 Jawa Tengah
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
0
-
-
-
-
14 DI Yogyakarta
0
0
0
9
7
16
0
0
0
0
2
2
0
0
0
-
-
-
-
15 Jawa Timur
1
2
47
19
9
78
0
5
44
17
10
76
0
11
17
146
124
141
439
16 Banten
4
33
78
228
83
426
1
8
23
177
62
271
1
3
15
75
85
70
248
17 Bali
3
9
10
50
15
87
0
2
5
37
26
70
0
0
2
7
50
16
75
18 Nusa Tenggara Barat
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
2
11
17
51
40
121
19 Nusa Tenggara Timur 20 Kalimantan Barat
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
0
-
-
-
-
14
18
38
59
40
169
1
1
3
11
12
28
0
6
19
55
131
65
276
21 Kalimantan Tengah
1
0
3
28
0
32
2
0
5
38
17
62
0
1
6
6
4
6
23
22 Kalimantan Selatan
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
6
23
99
24
152
23 Kalimantan Timur
0
1
10
113
33
157
0
0
7
32
12
51
0
0
1
9
88
9
107
24 Sulawesi Utara
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
0
-
1
1
2
25 Sulawesi Tengah
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
0
-
-
-
-
26 Sulawesi Selatan
0
0
16
42
36
94
0
0
9
29
34
72
4
1
8
49
200
133
391
27 Sulawesi Tenggara
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
0
1
3
4
8
28 Gorontalo
0
0
2
51
8
61
2
0
5
30
24
61
0
0
0
6
26
16
48
29 Maluku
0
3
25
34
11
73
4
8
24
48
18
102
0
0
0
-
-
-
-
30 Maluku Utara
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
0
0
0
-
-
-
-
31 Irian Jaya Indonesia
0 30
0 77
0 266
1 754
0 285
1 1.412
0 11
0 27
0 158
0 550
0 292
1.038
0 7
0 100
0 620
1.785
2 2.417
1.408
2 6.330
Sumber : Ditjen. P2M & PL Depkes.RI.
Lampiran 3.14 FREKUENSI KLB MENURUT PENYAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Penyakit
Frekuensi
(2)
(3)
Diare Dengue High Fever Campak Difteri Pertusis Tetanus Tetanus Neonatal Malaria Frambusia Hepatitis Meningitis Tifus Perut Rabies Keracunan Makanan Rubella Dengue Shock Syndrome Cacat Air Parotitis Keracunan Hand, Foot, Mouth Diseases Cikungunya Leptospirosis Thypoid Marasmus Disentri TOTAL
Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI
46 128 97 34 2 1 71 9 2 6 1 1 40 65 1 5 3 1 10 1 13 1 2 5 1 546
Kasus
Mati
Case Fatality Rate (%)
(4)
(5)
(6)
29 87 44 10 0 0 39 15 0 2 0 0 13 23 0 7 0 0 5 0 0 1 0 0 0 275
2 1 2 9 0 0 53 6 0 2 0 0 10 1 0 100 0 0 5 0 0 100 0 0 0 2
1.827 6.195 2.818 106 2 1 73 261 2 136 1 7 132 3.748 8 7 45 22 108 1 286 1 5 6 7 15.805
Lampiran 3.15 JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%), DAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF) MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004 No.
Provinsi
(1)
(2)
P
Tahun 2000 CFR
IR
P
Tahun 2001 CFR
IR
P
Tahun 2002 CFR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
IR
P
Tahun 2003 CFR
IR
P
Tahun 2004 CFR
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
IR (17)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
64
11
1,54
35
3
0,80
92
8.7
2,13
128
3.1
2,76
252
4,37
5,43
2
Sumatera Utara
96
0
0,86
138
0
1,23
348
3.7
2,80
878
2.7
7,07
1.093
2,20
8,79
3
Sumatera Barat
4
Riau
5
Jambi
6
Sumatera Selatan
7 8 9
Kepulauan Bangka Belitung
10
DKI Jakarta
11
Jawa Barat
2.283
3
5,38
5.152
2
11,84
4.817
1.3
13,56
8.683
12
Jawa Tengah
4.907
2
15,09
5.001
2
15,37
6.357
1.6
19,09
8.490
13
DI Yogyakarta
492
2
14,40
917
1
26,84
992
1.0
28,57
1.553
14
Jawa Timur
3.247
1
9,25
4.224
1
12,04
5.308
1.3
15,04
15
Banten
-
-
-
-
-
-
713
0.7
16
Bali
757
1
25,34
199
1
6,44
3.986
17
Nusa Tenggara Barat
34
6
0,89
72
6
1,84
232
18
Nusa Tenggara Timur
118
0
3,07
60
3
1,52
24
19
Kalimantan Barat
1.393
4
35,06
806
31
19,57
20
Kalimantan Tengah
20
0
1,20
30
10
17,10
21
Kalimantan Selatan
91
7
2,94
121
6
5,64
365
0.3
17,04
178
3.4
7,47
378
0,79
10,30
22
Kalimantan Timur
253
1
10,51
1.423
2
58,17
2.011
2.0
80,08
1.926
1.5
77,32
2276
1,80
91,37
23
Sulawesi Utara
1.139
4
40,85
1.105
3
38,89
974
1.4
47,47
369
1.3
15,75
225
4,89
10,56
24
Sulawesi Tengah
31
7
1,57
178
6
8,67
81
2.5
3,27
184
1.0
7,47
293
3,41
13,06
25
Sulawesi Selatan
428
2
5,31
1.323
2
15,03
2.408
1.6
31,71
2.636
1.5
31,41
3500
0,69
41,70
26
Sulawesi Tenggara
0
0
0,00
11
0
0,63
51
0.0
2,91
43
2.3
2,45
266
0,75
13,89
27
Gorontalo
-
-
-
-
-
-
4
0.0
0,31
30
0.0
3,54
14
0,00
1,60
28
Maluku
3
0
0,14
0
0
0,00
0
0.0
0,00
0
0.0
0,00
0
0,00
0,00
29
Maluku Utara
30
Papua
83
0
2,10
185
0
4,34
623
1.6
13,74
292
0.7
6,88
514
0,97
12,11
390
3
9,21
1.324
2
29,69
978
0.8
19,42
715
0.7
13,98
1.050
2,00
20,53
131
5
5,10
129
4
5,21
272
4.0
10,71
80
2.5
2,83
275
1,45
9,74
1.211
2
18,59
1.890
1
27,86
1.406
1.8
19,71
1.403
2.1
17,87
1.270
1,34
16,06
Bengkulu
17
0
1,10
17
6
1,06
14
0.0
0,91
2
0.0
0,13
204
0,98
13,25
Lampung
66
6
0,91
228
4
3,10
197
5.1
3,43
624
2.6
9,29
908
1,54
13,51
-
-
-
-
-
-
29
3.4
3,21
241
4.1
26,68
53
0
5,65
3.751
1
41,26
8.661
0
78,92
5.750
0.9
66,86
14.071
0.4
125,09
20.510
0,43
260,08
2.1
23,64
19.014
1,13
52,20
2.3
25,51
9.047
1,80
27,11
2.3
47,09
2.206
1,41
66,89
4.216
1.4
11,94
8.287
1,45
23,48
8,00
700
3.6
8,17
2577
2,25
30,08
0.3
130,87
2.364
0.3
76,78
1935
0,41
58,64
1.3
5,91
196
4.6
5,06
805
1,99
20,77
4.2
0,63
260
3.2
6,34
1381
3,11
35,00
1.910
1.6
49,97
349
2.0
9,13
212
2,36
5,55
72
2.8
4,00
300
3.0
16,36
453
1,32
24,70
Indonesia
-
-
-
-
-
-
63
3.2
7,20
2
1.0
0,23
74
9,46
8,71
123 21.134
6 2
6,04 10,17
214 33.443
2 1,4
10,34 15,99
300 40.377
1.0 1.3
14,19 19,24
603 51.516
0.8 1.5
29,13 23,87
390
2,05
18,84
1,2
37,11
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI Keterangan : IR (Insidens Rate) per 100.000 penduduk
79.462
Lampiran 3.16 JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG TERJANGKIT PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF) MENURUT PROVINSI TAHUN 1998 - 2004 Jumlah Kabupaten/Kota Terjangkit DBD 2000 2001 2002
No.
Provinsi
Jumlah Kab/Kota
1998
1999
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
20 23 16 16 10 11 7 10 7 6 25 35 5 38 6 9 8 16 10 14 13 13 8 9 28 7 5 5 8 28 416
9 15 12 7 6 10 4 5 5 26 35 5 37 9 5 6 6 6 10 7 7 5 21 3 5 6 272
7 7 6 3 7 6 9 3 6 5 26 35 5 36 7 5 1 6 4 6 6 6 4 15 0 1 222
5 9 5 8 4 9 3 7 5 28 34 5 37 7 5 1 7 4 7 7 7 4 18 2 0 3 231
7 13 6 10 7 7 4 9 3 5 22 33 5 37 6 8 6 3 8 6 9 10 5 2 20 2 3 0 2 5 263
9 15 4 13 7 9 4 9 2 5 24 35 5 38 6 9 7 1 8 6 5 10 4 2 17 3 2 0 2 3 264
8 14 3 12 4 7 1 8 3 5 24 34 5 38 3 8 6 3 8 5 8 12 4 5 18 3 2 0 2 4 257
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
2003
2004 (10)
16 15 9 14 7 11 5 10 5 5 25 35 5 38 6 9 8 10 9 11 13 13 7 5 23 1 2 0 3 6 326
Lampiran 3.17 JUMLAH DAN PERSENTASE KABUPATEN TERJANGKIT DAN JUMLAH KASUS GIGITAN HEWAN TERTULAR RABIES SERTA HASIL PEMERIKSAAN SPECIMEN HEWAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RI Keterangan : GHTR = Gigitan Hewan Tertular Rabies
Seluruhnya
Jumlah Kabupaten Terjangkit
(3)
(4)
20 23 16 16 10 11 7 10 7 6 25 35 5 38 6 9 8 16 10 14 13 13 8 9 28 7 5 5 8 28 416
16 14 13 8 3 0 3 0 1 0 0 0 0 3 6 10 3 9 5 14 7 5 3 123
%
Jumlah Kasus GHTR
(5)
(6)
80,00 60,87 81,25 50,00 30,00 0,00 30,00 0,00 4,00 0,00 0,00 0,00 0,00 18,75 42,86 76,92 23,08 112,50 55,56 50,00 100,00 100,00 60,00 29,57
179 728 2.718 516 121 1.129 111 538 158 281 8 28 0 0 775 139 304 282 1.098 271 1.510 363 155 1.147 12.559
Jumlah Specimen Hewan Diperiksa Positif % Positif (7)
30 16 87 89 11 0 0 1 100 1 0 0 0 0 15 0 40 2 699 131 95 31 6 24 1.378
(8)
(9)
21 16 82 78 11 0 0 1 0 0 0 0 0 0 13 0 40 2 583 131 95 31 6 12 1.122
70,00 100,00 94,25 87,64 100,00 0,00 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 86,67 0,00 100,00 100,00 83,40 100,00 100,00 100,00 100,00 50,00 81,42
Lampiran 3.18 JUMLAH PENDERITA FILARIASIS MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004 No.
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kep Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RI
Tahun 2002
2000
2001
(3)
(4)
(5)
(6)
1.908 52 30 267 136 91 67 73
1.908 52 30 267 136 91 67 73 73
1.908 52 30 267 136 91 67 73 73
1.940 45 32 267 134 44 55 73 78
12 156 136 7 142
12 156 136 7 142
12 156 136 7 144
5 62 1.706 156 123 137 282 72 82 154 197
5 62 1.706 156 123 135 282 72 82 154 197
5 62 1.706 156 123 169 282 72 82 154 197
57
57
57
12 156 136 7 167 69 5 62 1.706 156 118 135 272 72 82 154 197 14 57
390
390
390
390
6.500
6.571
6.607
6.635
2003
2004 (7)
1.896 102 30 243 220 130 57 73 37 21 12 78 226 119 76 5 62 1.706 261 117 249 195 23 82 110 182 83 30 5 36 254 6.720
Lampiran 3.19 JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004
No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi
Jumlah Kecelakaan
Mati
(2)
(3)
(4)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Sulawesi Barat Irian Jaya Barat Indonesia
212 911 292 613 166 323 167 374 172 4.065 1.231 846 459 1.688 150 492 434 446 234 159 201 898 387 343 862 405 48 59 102 993 17.732
Sumber : Ditlantas, Babinkam Mabes Polri Khusus Polda NAD data hanya s/d bulan Nopember 2004
196 759 353 556 174 304 145 389 141 1.010 940 739 198 1.379 152 426 352 278 226 142 230 397 287 189 720 165 55 41 24 237 11.204
Jumlah Korban Luka Luka Berat Ringan (5)
167 617 147 379 80 178 63 311 36 2.441 680 438 144 859 83 198 224 228 129 78 45 285 135 132 334 111 38 35 25 363 8.983
(6)
314 701 157 418 83 199 90 311 54 1.827 927 926 467 1.513 120 299 267 436 225 108 63 579 277 208 347 242 25 36 58 807 12.084
% Korban Luka Luka Berat Ringan
Total
Mati
(7)
(8)
(9)
28,95 36,54 53,73 41,09 51,63 44,64 48,66 38,48 61,04 19,14 36,91 35,14 24,47 36,76 42,82 46,15 41,76 29,51 38,97 43,29 68,05 31,48 41,06 35,73 51,39 31,85 46,61 36,61 22,43 16,84 34,72
24,67 29,71 22,37 28,01 23,74 26,14 21,14 30,76 15,58 46,25 26,70 20,83 17,80 22,90 23,38 21,45 26,57 24,20 22,24 23,78 13,31 22,60 19,31 24,95 23,84 21,43 32,20 31,25 23,36 25,80 27,84
677 2.077 657 1.353 337 681 298 1.011 231 5.278 2.547 2.103 809 3.751 355 923 843 942 580 328 338 1.261 699 529 1.401 518 118 112 107 1.407 32.271
(10)
46,38 33,75 23,90 30,89 24,63 29,22 30,20 30,76 23,38 34,62 36,40 44,03 57,73 40,34 33,80 32,39 31,67 46,28 38,79 32,93 18,64 45,92 39,63 39,32 24,77 46,72 21,19 32,14 54,21 57,36 37,45
Rasio/100000 Penduduk Korban Mati (11)
16,61 17,21 14,51 23,82 12,86 10,32 19,33 14,38 22,81 60,49 6,62 6,49 25,12 10,31 3,91 27,20 20,68 22,76 14,46 17,57 10,50 45,66 32,45 23,56 16,79 27,10 13,17 9,04 12,31 56,23 14,87
Kerugian Harta Benda Materiil (13)
(12)
0,71 0,30 1,19 0,72 1,97 0,68 3,16 0,55 6,03 0,22 0,10 0,11 0,76 0,10 0,47 1,36 1,02 0,71 0,97 2,32 2,11 1,14 1,91 1,59 0,62 1,67 5,20 2,96 2,58 0,67 0,02
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Rp.
833.400.000 3.923.525.000 1.266.100.000 3.205.290.000 571.950.000 1.916.675.000 376.400.000 2.632.000.000 330.550.000 10.613.360.000 3.536.540.000 3.552.208.000 650.980.000 4.873.394.000 475.350.000 661.950.000 692.076.000 990.850.000 805.015.000 370.125.000 782.350.000 2.882.135.000 1.008.440.200 721.725.000 2.057.331.500 649.775.000 225.900.000 80.250.000 163.050.000 2.196.900.000 53.045.594.700
Lampiran 3.20 JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2OO4 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Institusi (2)
RSKO, Jakarta RSU Sanglah, Denpasar RSU Hasan Sadikin, Bandung RSU M. Djamil, Padang RSU M. Hoesin, Palembang RSU Dr. Kariadi, Semarang RSU Fatmawati, Jakarta RSU Pondok Indah, Jakarta RSU Husada, Jakarta RSU Sint Carolus, Jakarta RSU Persahabatan, Jakarta RSK Duren Sawit, Jakarta RSU Charitas, Palembang RSU Wangaya, Denpasar RSU Dadi, Makasar RSU Bhayangkara, Makasar RSU Labuang, Makasar Klinik Waras, Makasar RSJ Marzuki Mahdi, Bogor RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta RSJ Dharmajaya, Jakarta RSJ Bandung RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang RSJ Menur, Surabaya RSJ Radjiman W., Lawang RSJ Bengkulu RSJ Pontianak RSJ Tamban RSJ, Mataram RSJ Bangli RSJ Bina Atma, Denpasar Puskesmas Tambora, Jakarta Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta Puskesmas Tebet, Jakarta Puskesmas Kp. Bali, Jakarta Puskesmas Pamulang, Jakarta
Kelompok Umur 10 - 14 th 15 - 19 th 20- 24 th 25- 29 th 30 - 34 th >= 35 th Tidak Jelas (3)
(4)
1 1 -
160 1 11 3 1 1 3 3 1 1 2 19 3 1 5 5 3 4 2 1 2 4 1 1 1 1 11 11 1
(5)
796 37 40 5 6 1 16 2 8 1 11 30 44 2 17 4 2 51 30 4 4 3 8 21 11 12 9 19 1 2 9 1 9 1 20 45 6
(6)
683 57 55 4 2 13 5 8 2 6 21 32 6 6 7 41 33 6 8 4 5 17 6 10 10 12 3 6 7 1 4 2 9 28 7
(7)
323 42 10 2 1 3 3 5 1 1 13 24 4 2 3 12 18 5 1 2 2 3 1 1 3 1 1 2 5 13 1
(8)
246 23 11 2 10 1 3 1 3 3 36 2 1 7 3 9 2 1 3 1 1 1 1 1 4 1 10 -
(9)
66 -
Jenis Kelamin Wanita Total
Total
Pria
(10)
(11)
2.209 160 127 12 13 3 45 14 25 5 22 69 155 14 29 21 3 66 112 95 17 14 15 19 44 20 22 22 37 5 14 22 3 14 5 46 107 15
1.977 151 114 12 11 3 26 12 20 5 22 69 79 13 27 19 3 65 97 89 13 9 13 19 41 15 22 20 37 5 11 17 1 13 5 45 97 15
(12)
232 9 13 2 19 2 5 76 1 2 2 1 15 6 4 5 2 3 5 2 3 5 2 1 1 10 -
(13)
2.209 160 127 12 13 3 45 14 25 5 22 69 155 14 29 21 3 66 112 95 17 14 15 19 44 20 22 22 37 5 14 22 3 14 5 46 107 15
No (1)
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Institusi (2)
Dinas Kesehatan Lampung Dinas Kesehatan Bandung Dinas Kesehatan Surabaya Galih Pakuan, Bogor Pamardi Putra Insyaf, Medan Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang Rumah Anak Panah, Jakarta Yayasan Darul Ihsan, Jakarta Pamardi Siwi, Jakarta Yayasan Terracota, Jakarta Yayasan Teratai, Jakarta Yayasan Tulus Hati, Jakarta Wisma Adiksi, Jakarta Yayasan Asa Bangsa, Jakarta Yayasan Kasih Mulia, Jakarta Yayasan Doulos, Jakarta Yayasan Getsemani, Bekasi Rumah Harapan dan Pemulihan Bethesda, Jakarta Yayasan Al Jahu, Jakarta Pondok Pesantren Suryalaya, Surabaya Lembaga Pemasyarakatan Tangerang Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Linggau Lembaga Pemasyarakatan Bandar Lampung Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Bandung Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Lembaga Pemasyarakatan Cirebon Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan Lembaga Pemasyarakatan Bangli Lembaga Pemasyarakatan Maros Lembaga Pemasyarakatan Martapura Lembaga Pemasyarakatan Abepura Kios Informasi Atmajaya, Jakarta TOTAL
Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)
Kelompok Umur 10 - 14 th 15 - 19 th 20- 24 th 25- 29 th 30 - 34 th >= 35 th Tidak Jelas (3)
(4)
(5)
-
2 46 27 60 12 24
1 1 2 -
2 13 3 1 3 1 1 1 6 -
1 11
27 33 4 7
2 20 0,3%
2 3 19 560 8,4%
3 35 27 77 33 46 6 6 62 10 5 5 36 2 17 4 2 5 27 205 12 62 41 6 38 43 1 3 3 12 6 244 2.372 35,4%
(6)
(7)
17 47 13 11 33 7 2 41 6 2 4 16 11 17 3 7 6 13 140 13 54 46 13 67 56 2 1 3 15 2 186 1.980 29,5%
(8)
9 20 10 1 2 -
(9)
9 42 4 1 -
6 1 1 7 3 1 3 1 2
3 3 1 2
-
-
2 10 56 4 21 37 9 63 28 1 5 1 11 4 27 854 12,7%
1 4 47 15 46 64 8 108 15 3 13 2 8 786 11,7%
61 1 2 130 1,9%
Total
Pria
(10)
(11)
40 191 82 150 45 104 16 10 125 20 9 19 59 15 39 16 11 61 14 82 492 48 192 189 36 280 145 4 12 7 51 14 484 6.702 100,0%
Jenis Kelamin Wanita Total
40 176 78 150 45 104 15 10 112 20 18 47 14 39 13 11 41 12 78 492 38 185 170 36 280 140 4 9 7 44 14 451 6.105 91,1%
(12)
15 4 1 13 9 1 12 1 3 20 2 4 10 7 19 5 3 7 33 597 8,9%
(13)
40 191 82 150 45 104 16 10 125 20 9 19 59 15 39 16 11 61 14 82 492 48 192 189 36 280 145 4 12 7 51 14 484 6.702 100,0%
Lampiran 3.21 JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT ZAT YANG DIGUNAKAN PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004 Zat yang Digunakan No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Institusi (2)
RSKO, Jakarta RSU Sanglah, Denpasar RSU Hasan Sadikin, Bandung RSU M. Djamil, Padang RSU M. Hoesin, Palembang RSU Dr. Kariadi, Semarang RSU Fatmawati, Jakarta RSU Pondok Indah, Jakarta RSU Husada, Jakarta RSU Sint Carolus, Jakarta RSU Persahabatan, Jakarta RSK Duren Sawit, Jakarta RSU Charitas, Palembang RSU Wangaya, Denpasar RSU Dadi, Makasar RSU Bhayangkara, Makasar RSU Labuang, Makasar Klinik Waras, Makasar RSJ Marzuki Mahdi, Bogor RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta RSJ Dharmajaya, Jakarta RSJ Bandung RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang RSJ Menur, Surabaya RSJ Radjiman W., Lawang RSJ Bengkulu RSJ Pontianak RSJ Tamban RSJ, Mataram RSJ Bangli RSJ Bina Atma, Denpasar Puskesmas Tambora, Jakarta Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta Puskesmas Tebet, Jakarta Puskesmas Kp. Bali, Jakarta Puskesmas Pamulang, Jakarta Dinas Kesehatan Lampung Dinas Kesehatan Bandung Dinas Kesehatan Surabaya Galih Pakuan, Bogor Pamardi Putra Insyaf, Medan Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang
Opiat/ Heroin/ Putauw (3)
Amphetamin Ganja/ Sedative/ Sabu-sabu/ Cannabis Hipnotik Ecstasy (4)
1.564 13 12 -
7 8 15 3 18 53 1 14 5 7 -
59 80 73 6 5 1 4 35 8 9
(5)
17 -
-
8 6 -
1
-
4 -
1 -
1 -
1 1 1
6 4 9 5 7 1 5 5 12 2 -
15 -
2 2 -
24
8 6 1 -
8 -
2 15 83 18
8 6 68 2 9 4 1
1 10
3 12 -
-
-
150 -
1 1
-
-
9 3 4 2 -
-
20 4 9 2
7 -
1
-
(6)
224
1 -
117 -
1 -
1 2 2 -
2 4
2
-
2
(7)
(8)
(9)
-
-
10 -
5 -
1 -
1 -
6 -
1 -
1 5 5 2 -
4 1
1
-
Kokain
-
-
Alkohol
1
-
19 6 21
Inhalasia
1
-
-
4 -
3 -
1
26
1
-
-
3 12 88 5 12
Multipel/ Lain-lain/ Campuran Tidak Jelas (10)
-
(11)
207 -
26 -
2 1 -
3 16 3 -
(12)
80 147 64 6 13 3 23 -
4 -
7
7 1 1
-
2 1 27 5 4 -
5 1 -
6 20 -
-
1 -
1 -
3 -
14 5 4 -
3 -
30
2 -
6 107 -
3 2
-
51 35 78
Total
-
2.209 160 127 12 13 3 45 14 25 5 22 69 155 14 29 21 3 66 112 95 17 14 15 19 44 20 22 22 37 5 14 22 3 14 5 46 107 15 40 191 82 150 45 104
Zat yang Digunakan No (1)
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Institusi (2)
Rumah Anak Panah, Jakarta Yayasan Darul Ihsan, Jakarta Pamardi Siwi, Jakarta Yayasan Terracota, Jakarta Yayasan Teratai, Jakarta Yayasan Tulus Hati, Jakarta Wisma Adiksi, Jakarta Yayasan Asa Bangsa, Jakarta Yayasan Kasih Mulia, Jakarta Yayasan Doulos, Jakarta Yayasan Getsemani, Bekasi Rumah Harapan dan Pemulihan Bethesda, Jakarta Yayasan Al Jahu, Jakarta Pondok Pesantren Suryalaya, Surabaya Lembaga Pemasyarakatan Tangerang Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Linggau Lembaga Pemasyarakatan Bandar Lampung Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Bandung Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Lembaga Pemasyarakatan Cirebon Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan Lembaga Pemasyarakatan Bangli Lembaga Pemasyarakatan Maros Lembaga Pemasyarakatan Martapura Lembaga Pemasyarakatan Abepura Kios Informasi Atmajaya, Jakarta TOTAL
Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)
Opiat/ Heroin/ Putauw (3)
Amphetamin Ganja/ Sedative/ Sabu-sabu/ Cannabis Hipnotik Ecstasy (4)
8 10 110 19 7 15 57 13 26 4 9 -
13 18 77 -
(5)
-
-
2
72
1 1 2 1 2
-
2 -
-
1 1 -
2 263 111 97 -
-
3 -
-
6 37
(6)
1
135 -
1 1
5 1
2 -
1 -
10 3
1 2
-
-
18 49
29 49
-
-
50 24
16 7
-
-
43
22
-
-
4 6 4 51
-
-
-
2.691 40,2%
775 11,6%
821 12,3%
288 4,3%
Inhalasia
Alkohol
Kokain
(7)
(8)
(9)
-
-
-
-
1 2
1 12
1 -
4 0,1%
-
185 2,8%
Multipel/ Lain-lain/ Campuran Tidak Jelas (10)
(11)
2
-
-
12 -
2 -
3 2
-
1 -
1 -
2 0,0%
(12)
-
1 -
61
-
-
17 -
6 -
1 -
604 9,0%
Total
3 53 48 8 6 36 2 145 -
14 484 1.332 19,9%
16 10 125 20 9 19 59 15 39 16 11 61 14 82 492 48 192 189 36 280 145 4 12 7 51 14 484 6.702 100,0%
Lampiran 3.22 JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT CARA YANG DIGUNAKAN PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004 No
Institusi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
RSKO, Jakarta RSU Sanglah, Denpasar RSU Hasan Sadikin, Bandung RSU M. Djamil, Padang RSU M. Hoesin, Palembang RSU Dr. Kariadi, Semarang RSU Fatmawati, Jakarta RSU Pondok Indah, Jakarta RSU Husada, Jakarta RSU Sint Carolus, Jakarta RSU Persahabatan, Jakarta RSK Duren Sawit, Jakarta RSU Charitas, Palembang RSU Wangaya, Denpasar RSU Dadi, Makasar RSU Bhayangkara, Makasar RSU Labuang, Makasar Klinik Waras, Makasar RSJ Marzuki Mahdi, Bogor RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta RSJ Dharmajaya, Jakarta RSJ Bandung RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang RSJ Menur, Surabaya RSJ Radjiman W., Lawang RSJ Bengkulu RSJ Pontianak RSJ Tamban RSJ, Mataram RSJ Bangli RSJ Bina Atma, Denpasar Puskesmas Tambora, Jakarta Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta Puskesmas Tebet, Jakarta
Cara Penggunaan Suntik
Hisap
Minum
Telan
Campuran
Hirup
Cara lain
Tidak jelas
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
13 14 7 8 15 3 19 53 1 14 6 7 59 62 65 6 2 33 8 9 20 4 8 3 23
-
-
-
18 6 4 1 1 23 5 10 1 6 22 23 6 4 8 9 6 3 10 15 10 6 10
10 22 2 1 6 2 1 5 11 2 4 1 4 3
1
3 12 2 4 1 122 3 3 2 2 7 2 6 5 1 2 4 1
21 2 2 16 9 5 1 1 25 3 3 7 6 6 3 14 5 4
-
4 1 -
2.209 147 63 6 13 1 7 1 1 1 5
2.209 160 127 12 13 3 45 14 25 5 22 69 155 14 29 21 3 66 112 95 17 14 15 19 44 20 22 22 37 5 14 22 3 14 5 46
No
Institusi
(1)
(2)
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Puskesmas Kp. Bali, Jakarta Puskesmas Pamulang, Jakarta Dinas Kesehatan Lampung Dinas Kesehatan Bandung Dinas Kesehatan Surabaya Galih Pakuan, Bogor Pamardi Putra Insyaf, Medan Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang Rumah Anak Panah, Jakarta Yayasan Darul Ihsan, Jakarta Pamardi Siwi, Jakarta Yayasan Terracota, Jakarta Yayasan Teratai, Jakarta Yayasan Tulus Hati, Jakarta Wisma Adiksi, Jakarta Yayasan Asa Bangsa, Jakarta Yayasan Kasih Mulia, Jakarta Yayasan Doulos, Jakarta Yayasan Getsemani, Bekasi Rumah Harapan dan Pemulihan Bethesda, Jakarta Yayasan Al Jahu, Jakarta Pondok Pesantren Suryalaya, Surabaya Lembaga Pemasyarakatan Tangerang Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Linggau Lembaga Pemasyarakatan Bandar Lampung Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Bandung Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Lembaga Pemasyarakatan Cirebon Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan Lembaga Pemasyarakatan Bangli Lembaga Pemasyarakatan Maros Lembaga Pemasyarakatan Martapura Lembaga Pemasyarakatan Abepura Kios Informasi Atmajaya, Jakarta TOTAL Persentase
Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)
Cara Penggunaan Suntik
Hisap
Minum
Telan
Campuran
Hirup
Cara lain
Tidak jelas
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
-
2
20 18 10 6 10 120 11 5 12 49 12 23 3 8 12 18 77 5 35 42 1 484 1.445 21,6%
-
-
8 106 16 9 7 3 3 5 8 4 6 10 1 13 4 1 1 17 302 4 120 116 182 4 7 5 51 12 1.232 18,4%
2
5 12 88 5 12 1 2 1 12 4 2 218 3,3%
4 34 2 1 4 1 1 2 3 33 60 4 55 30 46 5 2 472 7,0%
3 56 51 33 78 3 2 4 2 8 6 1 380 5,7%
0,0%
53 58 0,9%
107 40 2 61 2 40 8 36 2 145 2.897 43,2%
107 15 40 191 82 150 45 104 16 10 125 20 9 19 59 15 39 16 11 61 14 82 492 48 192 189 36 280 145 4 12 7 51 14 484 6.702 100,0%
Lampiran 3.23 PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN, STATUS PERKAWINAN, PEKERJAAN ORANGTUA DAN STATUS PENGGUNAAN PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004
No
Kategori
(1)
(2)
1
Kelompok Umur
2
Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan
3
4
Pekerjaan
5
Status Perkawinan
6
Pekerjaan Orangtua
7
Status Penggunaan
(3)
5 – 9 Thn 10 – 14 Thn 15 – 19 Thn 20- 24 Thn 25- 29 Thn 30 – 34 Thn >= 35 Thn Tidak Jelas Pria Wanita Tdk Sekolah SD SLTP SLTA AKD/S1 S2/S3 Tdk Jelas Pelajar/Mahasiswa Tidak Bekerja Sopir/Kenek Pedagang Buruh PNS/TNI/POLRI Swasta Ibu Rumah Tangga Petani Lain-lain/ Tdk jelas Kawin Belum Kawin Janda/Duda Tdk Jelas Tidak Bekerja Buruh Sopir/Kenek Pedagang PNS/TNI/POLRI Swasta Petani Lain-lain Tidak jelas Baru Lama Tidak Jelas
Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)
RSKO (%)
RSU (%)
(4)
(5)
0,0 0,0 6,5 44,2 32,1 16,8 0,3 0,0 97,1 2,9 0,0 0,0 10,9 68,4 20,7 0,0 0,0 25,9 52,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 21,6 13 83,5 3,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 100,0 44,2 55,8 0,0
RSJ
(%) (6)
0,0 0,0 6,4 28,8 28,6 14,6 13,1 8,4 83,1 16,9 0,0 3,2 5,2 39,2 15,3 0,0 37,0 12,8 14,6 0,1 0,8 0,5 0,3 12,5 0,6 0,0 11,6 46,2 21,0 43,0 2,0 34,0 0,0 1,0 1,0 2,0 11,0 13,0 2,0 8,0 63,0 47,3 36,8 16,0
0,0 0,2 6,3 40,1 36,7 10,9 5,9 0,0 88,7 11,3 0,2 4,8 12,2 60,5 20,8 0,0 1,5 4,3 55,3 0,7 0,4 0,4 0,7 12,1 0,7 0,0 14,1 11,3 23,0 76,0 1,0 0,0 7,0 1,0 1,0 4,0 19,0 44,0 1,0 10,0 13,0 65,3 30,6 4,1
Puskesmas (%)
Panti Ponpes (%)
Lapas (%)
(7)
(8)
(9)
0,0 0,0 12,8 43,3 26,7 11,2 5,9 0,0 93,6 6,4 0,0 1,6 11,2 10,2 4,3 0,0 72,7 0,5 19,8 1,1 0,5 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 18,7 58,8 4,0 39,0 0,0 58,0 0,0 0,0 1,0 1,0 2,0 2,0 0,0 5,0 89,0 21,9 12,8 65,2
0,0 0,4 19,4 43,1 22,5 5,0 1,9 7,7 91,7 8,3 0,0 8,1 22,4 48,8 12,0 0,0 8,8 23,4 36,0 0,1 0,3 0,0 0,8 5,0 0,5 0,0 1,3 32,7 9,0 83,0 0,0 8,0 1,0 8,0 1,0 5,0 11,0 37,0 7,0 18,0 12,0 66,8 25,4 7,8
Dinkes
(%)
(10)
0,0 0,9 3,3 29,4 28,0 16,3 21,8 0,2 96,5 3,5 0,1 19,8 24,0 37,3 2,5 0,2 16,3 4,2 5,8 6,5 4,7 9,9 1,4 24,5 1,0 0,0 4,2 37,8 31,0 32,0 3,0 34,0 0,0 4,0 1,0 2,0 4,0 16,0 5,0 7,0 61,0 36,2 30,2 33,6
LSM (%) (11)
0,0 0,6 24,0 20,8 24,6 12,5 17,6 0,0 93,9 6,1 0,0 3,2 28,4 54,3 11,2 2,9 0,0 20,8 46,7 0,0 0,0 1,0 5,8 7,7 0,0 0,0 18,2 0,0 13,0 56,0 7,0 24,0 3,0 20,0 0,0 0,0 7,0 41,0 0,0 3,0 26,0 58,5 16,6 24,9
0,0 0,0 4,0 50,4 38,4 5,6 1,7 0,0 93,2 6,8 4,7 2,5 24,8 63,2 1,0 0,0 3,7 1,5 56,2 0,0 1,9 7,2 0,0 9,1 0,2 0,0 24,0 0,0 13,0 85,0 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 100,0 0,0 0,0 100,0
Lampiran 3.24 PERSENTASE BATITA (0 - 35 BULAN) MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2003
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Provinsi (2)
Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi Buruk+Kurang (3+4)
Gizi Normal
Gizi Lebih (7)
(3)
(4)
(5)
(6)
15,62 6,98 11,40 3,93 10,92 10,22 9,79 8,07 6,30 6,47 6,07 3,96 6,16 10,46 2,97 10,69 13,64 14,77 11,59 9,94 10,88 11,26 10,17 10,63 5,99 19,91 7,36 11,96 15,35 9,30
19,19 16,90 18,38 17,45 21,30 14,83 19,67 20,05 16,22 16,62 17,49 12,92 15,67 18,24 13,27 21,19 22,97 23,83 18,63 20,05 15,98 16,21 19,13 20,14 16,27 21,48 17,73 20,11 15,78 18,26
34,81 23,88 29,78 21,38 32,22 25,05 29,46 28,12 22,52 23,09 23,56 16,88 21,83 28,70 16,24 31,88 36,61 38,60 30,22 29,99 26,86 27,47 29,30 30,77 22,26 41,39 25,09 32,07 31,13 27,56
61,96 74,08 67,47 75,57 64,43 71,94 67,61 67,24 72,79 73,58 74,36 81,25 75,38 67,74 79,50 65,37 61,71 59,73 65,63 66,67 71,97 67,79 66,12 67,66 73,78 56,82 73,24 58,70 62,90 69,61
Sumber: Depkes & BPS, Hasil Survei konsumsi garam yodium rumah tangga, 2003
3,24 2,04 2,75 3,05 3,35 3,01 2,93 4,65 4,70 3,32 2,09 1,88 2,80 3,56 4,27 2,74 1,69 1,67 4,14 3,34 1,17 4,74 4,58 1,58 3,96 1,79 1,67 9,24 5,97 2,84
Jumlah (8)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 3.25 PERSENTASE BALITA (0 - 59 BULAN) MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2003
No. (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Provinsi (2)
Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Gizi Buruk
Gizi Kurang
(3)
12,76 7,29 10,76 3,07 10,28 7,77 8,19 9,32 6,36 5,56 6,03 4,07 5,95 8,25 3,59 10,45 12,65 13,81 9,49 9,62 9,16 9,90 9,55 9,96 5,74 21,66 8,55 9,23 15,24 8,55
Sumber: Depkes dan BPS, Hasil Survei konsumsi garam yodium rumah tangga, 2003
(4)
18,67 18,44 17,95 18,54 20,51 18,86 21,40 20,90 16,71 18,46 19,56 13,36 17,41 18,84 12,80 23,68 26,15 25,33 19,51 23,16 17,81 15,72 22,02 20,99 16,80 24,56 21,37 17,30 16,85 19,62
Gizi Buruk+Kurang (3+4) (5)
31,43 25,73 28,71 21,61 30,79 26,63 29,59 30,22 23,07 24,02 25,59 17,43 23,36 27,09 16,39 34,13 38,80 39,14 29,00 32,78 26,97 25,62 31,57 30,95 22,54 46,22 29,92 26,53 32,09 28,17
Gizi Normal
Gizi Lebih
(6)
(7)
66,14 72,94 69,43 76,61 65,93 70,86 68,31 66,24 71,78 72,99 72,69 80,26 74,46 70,68 80,45 63,73 59,91 59,40 67,62 64,61 72,22 70,20 64,92 67,84 74,42 52,27 69,23 66,56 62,70 69,59
2,44 1,32 1,86 1,78 3,28 2,51 2,11 3,53 5,15 3,00 1,72 2,32 2,18 2,22 3,16 2,13 1,29 1,46 3,38 2,60 0,81 4,19 3,51 1,22 3,04 1,51 0,85 6,92 5,20 2,24
Jumlah (8)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 3.26 PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi
Jumlah Desa/Kelurahan Dilaporkan
(2)
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan.Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
263 9.116 238 16.696 3.580 544 12.073 985 201 117 3.496 3.647 1.693 27.017 11.466 5.531 1.639 857 172 540 409 853 169 898 718 1.241 237 41 31 100 104.568
Jumlah Desa/Kelurahan dengan Beryodium yang Baik (4)
78 2.761 228 11.272 1.620 382 4.444 476 74 80 1.754 1.870 804 2.532 6.553 3.503 195 213 52 44 298 797 168 600 478 709 75 13 22 100 42.195
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
Garam
% Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik (5)
29,66 30,29 95,80 67,51 45,25 70,22 36,81 48,32 36,82 68,38 50,17 51,28 47,49 9,37 57,15 63,33 11,90 24,85 30,23 8,15 72,86 93,43 99,41 66,82 66,57 57,13 31,65 31,71 70,97 100,00 40,35
Lampiran 4.1 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 Ibu Hamil No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah
K1
% K1
K4
% K4
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
117.177 323.753 103.989 124.875 70.474 44.753 177.983 177.672 26.131 35.579 207.265 937.703 671.443 57.212 692.930 251.813 67.445 114.177 123.230 103.992 54.469 71.253 81.553 47.425 56.728 53.289 183.219 23.992 22.611 34.330 22.019 55.841 5.136.325
Sumber: Dit. Kesehatan Keluarga Ditjen Binkesmas, Depkes RI
90.488 231.568 99.170 114.622 56.908 36.640 162.930 166.722 25.375 37.342 196.667 840.564 622.259 51.967 640.047 217.401 64.471 102.227 92.218 92.715 47.728 58.071 73.047 46.019 51.734 40.185 159.664 22.057 15.014 17.465 19.110 32.011 4.524.406
77,22 71,53 95,37 91,79 80,75 81,87 91,54 93,84 97,11 104,96 94,89 89,64 92,67 90,83 92,37 86,33 95,59 89,53 74,83 89,16 87,62 81,50 89,57 97,04 91,20 75,41 87,14 91,93 66,40 50,87 86,79 57,33 88,09
81.143 206.037 85.641 104.052 49.053 33.008 151.574 151.856 22.673 34.685 163.567 780.348 554.633 41.275 529.192 180.920 60.208 91.209 65.670 83.052 40.699 50.294 59.116 42.759 46.377 37.995 125.518 18.364 10.468 17.025 15.717 20.728 3.954.856
69,25 63,64 82,36 83,32 69,60 73,76 85,16 85,47 86,77 97,49 78,92 83,22 82,60 72,14 76,37 71,85 89,27 79,88 53,29 79,86 74,72 70,59 72,49 90,16 81,75 71,30 68,51 76,54 46,30 49,59 71,38 37,12 77,00
Jumlah (8)
112.212 297.447 98.809 117.937 65.839 42.067 171.140 170.145 24.508 33.724 197.844 894.125 482.855 55.536 607.319 242.468 64.426 108.595 108.829 98.475 51.099 67.792 76.329 45.611 54.849 50.867 174.891 21.913 21.583 31.058 20.172 53.301 4.663.765
Ibu Bersalin Ditolong % Ditolong Nakes Nakes (9)
65.428 194.980 80.837 84.197 43.870 30.198 147.138 125.268 21.239 28.377 140.015 635.354 405.360 41.333 534.829 171.624 59.792 78.397 58.350 67.889 36.858 44.275 61.748 39.432 44.962 32.078 119.482 15.634 9.087 13.270 11.390 21.159 3.463.850
(10)
58,31 65,55 81,81 71,39 66,63 71,79 85,98 73,62 86,66 84,14 70,77 71,06 83,95 74,43 88,06 70,78 92,81 72,19 53,62 68,94 72,13 65,31 80,90 86,45 81,97 63,06 68,32 71,35 42,10 42,73 56,46 39,70 74,27
Kunjungan Neonatus %KN Kunjungan (KN2)
Jumlah (11)
107.473 295.518 94.811 112.419 65.839 41.185 164.294 161.520 20.956 32.364 188.422 855.121 463.376 51.952 629.935 233.820 61.359 102.692 108.958 94.471 47.874 64.848 74.107 45.611 54.322 47.170 166.327 21.893 19.794 30.159 20.244 50.765 4.529.600
(12)
58.190 171.843 84.061 88.747 41.562 29.282 115.007 30.453 155.790 734.723 353.254 38.557 538.554 186.005 59.153 87.114 54.901 57.423 38.667 46.008 23.927 42.745 36.543 2.497 14.911 15.945 14.367 3.120.229
(13)
54,14 58,15 88,66 78,94 63,13 71,10 71,20 94,10 82,68 85,92 76,23 74,22 85,49 79,55 96,40 84,83 50,39 60,78 80,77 70,95 52,46 78,69 77,47 1,50 68,11 52,87 70,97 68,89
Lampiran 4.2 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4, IBU HAMIL RISTI DAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 Ibu Hamil No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah
K4
% K4
(3)
(4)
(5)
114.273 295.370 103.989 124.241 64.084 32.585 117.699 179.467 16.628 33.347 202.824 1.004.247 743.572 55.848 696.937 271.474 129.917 108.425 78.456 91.627 54.455 73.138 71.769 46.598 56.047 112.221 38.089 6.004 11.254 6.707 17.042 10.877 3.887.528
78.749 231.722 85.641 103.814 50.270 26.283 101.648 149.498 14.433 28.091 145.075 778.271 428.237 40.882 541.423 197.631 118.278 86.655 46.523 74.759 40.699 54.368 57.082 32.055 47.682 83.320 27.973 3.173
68,91 78,45 82,36 83,56 78,44 80,66 86,36 83,30 86,80 84,24 71,53 77,50 57,59 73,20 77,69 72,80 91,04 79,92 59,30 81,59 74,74 74,34 79,54 68,79 85,08 74,25 73,44 52,85
8.773 5.700 7.965 6.187 2.832.711
77,95 84,99 46,74 56,88 72,87
Jumlah Risti Risti Dirujuk (6)
(7)
30.582 33.452 20.882 49.866 25.941 2.685 10.559 25.555 6.876 15.654 37.463 390.292 224.845 13.417 184.461 119.806 18.723 45.534 12.693 50.720 9.454 26.719 26.001 8.214 28.302 11.522 5.243 1.338 -
2.230 8.494 6.515 18.717 2.376 142 4.826 2.499 243 3.571 35.721 52.923 51.030 3.535 75.946 15.776 3.017 14.826 2.981 5.756 2.563 7.054 6.767 2.906 5.134 5.752 1.472 99 -
1.295 733 2.892 1.219.667
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
% Risti Dirujuk
Jumlah
(8)
(9)
7,29 25,39 31,20 37,53 9,16 5,29 45,71 9,78 3,53 22,81 95,35 13,56 22,70 26,35 41,17 13,17 16,11 32,56 23,49 11,35 27,11 26,40 26,03 35,38 18,14 49,92 28,08 7,40 -
350 127 158 293.893
0,00 27,03 17,33 5,46 24,10
Ibu Bersalin Ditolong Nakes
% Ditolong Nakes
(10)
(11)
79.106 275.597 98.809 103.864 50.230 20.412 112.461 168.188 15.706 33.419 489.390 939.726 485.577 53.240 552.167 258.148 124.015 99.029 65.605 88.072 48.359 70.423 68.058 42.647 53.004 102.908 35.337 5.507
62.529 212.030 8.037 73.488 39.429 15.104 90.742 125.732 13.460 27.456 153.732 632.448 389.159 38.886 470.472 165.869 113.605 55.972 46.193 61.523 36.858 55.325 47.117 31.367 42.621 77.026 24.678 2.738
79,04 76,93 8,13 70,75 78,50 74,00 80,69 74,76 85,70 82,16 31,41 67,30 80,14 73,04 85,20 64,25 91,61 56,52 70,41 69,86 76,22 78,56 69,23 73,55 80,41 74,85 69,84 49,72
11.174 6.441 20.872 10.434 3.630.133
7.239 4.782 8.735 6.515 2.472.860
64,78 74,24 41,85 62,44 68,12
-
Lampiran 4.3 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS DAN BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah
Neonatus KN
% KN
Jumlah Bayi
Bayi Kunjungan
% Kunjungan Bayi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
34.648 242.250 94.815 89.235 66.984 25.196 108.160 132.881 15.360 30.221 13.728 889.531 484.981 49.076 621.440 257.173 118.622 93.843 69.053 80.774 46.916 64.935 47.288 37.525 51.873 100.809 34.222 3.014 10.231 6.174 20.085 10.369 3.951.412
25.559 196.124 84.061 73.931 42.296 18.772 93.741 112.947 13.048 27.146 13.728 726.552 409.132 38.842 503.813 196.751 114.275 74.391 60.921 55.392 39.172 58.764 37.117 27.953 42.857 85.259 27.412 2.497 8.093 5.251 7.727 4.898 3.228.422
73,77 80,96 88,66 82,85 63,14 74,50 86,67 85,00 84,95 89,82 100,00 81,68 84,36 79,15 81,07 76,51 96,34 79,27 88,22 68,58 83,49 90,50 78,49 74,49 82,62 84,57 80,10 82,85 79,10 85,05 38,47 47,24 81,70
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
44.445 263.661 94.815 66.248 49.379 24.694 108.043 116.559 15.376 6.146 12.914 876.793 525.100 32.071 608.910 250.148 114.561 59.408 63.610 71.941 45.129 56.017 36.510 35.314 42.429 101.874 24.965 8.478 10.231 6.174 12.446 10.094 3.794.483
31.248 200.757 80.119 54.598 37.652 18.896 88.204 95.710 10.035 4.702 12.611 569.845 443.523 21.685 562.495 173.785 109.583 54.265 46.743 49.789 41.200 41.531 23.358 28.040 33.687 71.562 19.118 4.953 7.393 4.507 12.433 5.572 2.959.599
70,31 76,14 84,50 82,41 76,25 76,52 81,64 82,11 65,26 76,51 97,65 64,99 84,46 67,62 92,38 69,47 95,65 91,34 73,48 69,21 91,29 74,14 63,98 79,40 79,40 70,25 76,58 58,42 72,26 73,00 99,90 55,20 78,00
Lampiran 4.4 CAKUPAN BAYI, BALITA DAN IBU HAMIL YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kep.Bangka Belitung Kep.Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah
Balita Mendapat
%
Jumlah
Ibu Hamil Mendapat
%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
173.042 926.870 433.202 538.074 254.651 113.613 391.099 773.477 60.679 144.801 124.284 3.421.327 1.830.591 183.709 2.496.294 887.913 816.915 409.362 243.437 437.527 205.226 306.790 319.891 179.228 244.674 415.782 139.163 19.587 69.099 26.005 80.029 42.162 16.708.503
149.873 822.798 373.964 448.143 203.134 80.606 278.465 433.387 48.201 102.464 123.718 2.897.951 1.680.600 175.299 2.020.171 740.797 455.236 396.183 168.884 297.947 168.921 267.892 222.034 143.408 200.016 341.509 99.733 13.455 52.900 21.434 50.993 28.652 13.508.768
86,61 88,77 86,33 83,29 79,77 70,95 71,20 56,03 79,44 70,76 99,54 84,70 91,81 95,42 80,93 83,43 55,73 96,78 69,37 68,10 82,31 87,32 69,41 80,01 81,75 82,14 71,67 68,69 76,56 82,42 63,72 67,96 80,85
39.019 266.152 103.435 127.929 45.199 29.962 117.720 163.836 16.628 33.603 5.401 953.605 607.690 56.340 677.554 310.186 199.471 107.385 73.457 77.977 54.965 73.615 85.148 51.418 55.722 111.757 36.232 5.395 16.994 6.707 22.179 11.161 4.543.842
14.630 201.382 78.308 97.649 30.105 18.679 83.474 117.276 13.832 29.803 142 703.946 408.740 32.822 503.342 203.660 172.240 86.776 43.515 53.031 40.627 57.092 53.637 37.646 43.781 82.663 25.529 2.744 12.393 2.415 14.373 5.595 3.271.847
Bayi BGM GAKIN Jumlah % MP ASI
37,49 75,66 75,71 76,33 66,61 62,34 70,91 71,58 83,18 88,69 2,63 73,82 67,26 58,26 74,29 65,66 86,35 80,81 59,24 68,01 73,91 77,55 62,99 73,22 78,57 73,97 70,46 50,86 72,93 36,01 64,80 50,13 72,01
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
(9)
52.321 30.086 1.242 19.444 2.978 11.248 36.000 35.803 750 6.981 5.401 93.769 108.970 2.181 104.167 9.588 9.887 30.342 21.912 34.962 6.250 5.628 9.033 2.810 5.612 6.959 12.749 914 1.676 1.163 18.260 7.724 696.810
(10)
12.907 22.639 1.242 14.809 2.969 10.173 16.553 26.613 750 5.668 964 30.926 68.128 2.181 102.642 7.169 3.814 21.565 9.052 33.840 3.408 4.966 7.372 2.285 4.462 6.723 7.790 489 948 1.107 18.250 4.394 456.798
Balita Gizi Buruk Jumlah Mendapat
(11)
(12)
24,67 75,25 100,00 76,16 99,70 90,44 45,98 74,33 100,00 81,19 17,85 32,98 62,52 100,00 98,54 74,77 38,58 71,07 41,31 96,79 54,53 88,24 81,61 81,32 79,51 96,61 61,10 53,50 56,56 95,18 99,95 56,89 65,56
2.356 9.142 1.635 848 641 109 810 850 874 13.346 45.871 14.752 4.986 33.146 17.125 7.059 378 10.340 8.488 94.401 21 880 3.528 81 713 1.444 5.105 166 249 46 53 766 280.209
(13)
288 7.845 1.635 715 591 85 793 222 97 46 27.614 10.227 2.097 1.300 12.125 6.365 230 1.821 2.739 446 21 880 345 75 427 539 4.801 24 249 44 53 332 85.071
% (14)
12,22 85,81 100,00 84,32 92,20 77,98 97,90 26,12 11,10 0,34 60,20 69,33 42,06 3,92 70,80 90,17 60,85 17,61 32,27 0,47 100,00 100,00 9,78 92,59 59,89 37,33 94,05 14,46 100,00 95,65 100,00 43,34 30,36
Lampiran 4.5 CAKUPAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN SISWA SD DAN PELAYANAN KESEHATAN REMAJA MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Anak Balita dan Pra Sekolah Jumlah Dideteksi % (3)
26.157 930.415 439.815 356.888 235.445 42.812 317.510 830.091 31.487 30.957 901.146 1.680.427 189.798 3.793.403 207.543 320.685 250.237 217.527 314.661 113.646 234.998 321.063 150.226 111.853 459.036 124.593 10.490 39.058 26.635 29.761 12.738.363
(4)
15.053 562.059 178.125 202.999 112.397 7.541 241.573 277.691 21.081 11.465 353.156 1.030.731 72.925 1.918.758 18.963 196.118 54.623 53.862 60.106 37.116 81.295 102.799 78.904 18.485 115.395 59.906 2.427 15.496 17.369 2.898 5.921.316
(5)
57,55 60,41 40,50 56,88 47,74 17,61 76,08 33,45 66,95 37,04 39,19 61,34 38,42 50,58 9,14 61,16 21,83 24,76 19,10 32,66 34,59 32,02 52,52 16,53 25,14 48,08 23,14 39,67 65,21 9,74 46,48
Jumlah
Siswa SD/MI Diperiksa
%
Jumlah
Remaja Dilayani Kes
%
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
17.112 833.999 918.532 393.851 6.804 45.641 260.944 314.444 12.346 38.627 693.608 1.673.420 3.873.069 246.415 26.775 141.916 101.356 150.053 31.356 57.341 400.531 63.811 47.509 227.200 56.991
482 164.017 304.953 53.946 3.666 9.348 99.082 48.038 9.876 13.867 150.772 486.825 1.649.855 26.963 10.546 32.894 70.747 12.827 11.624 28.862 227.149 39.844 5.552 74.120 37.333
87.787 986.467 579.477 109.655 102.831 83.608 241.674 1.173.395 31.686 62.282 222.475 1.984.247 1.393.685 27.366 1.724.596 244.863 161.733 328.989 269.033 54.477 44.438 144.730 109.810 120.445 227.767 366.465 46.889 5.031 34.171 20.957 1.254 10.992.283
22.737 465.248 322.768 76.132 30.148 20.043 107.567 90.252 27.077 27.570 46.594 507.402 760.996 19.979 831.745 132.742 124.100 63.205 163.979 34.728 35.691 31.140 9.413 65.902 44.560 226.191 38.087 432 23.410 1.343 864 4.352.045
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
25,90 47,16 55,70 69,43 29,32 23,97 44,51 7,69 85,45 44,27 20,94 25,57 54,60 73,01 48,23 54,21 76,73 19,21 60,95 63,75 80,32 21,52 8,57 54,72 19,56 61,72 81,23 8,59 68,51 6,41 68,90 39,59
30.117 40.785 14.907 10.719.460
13.740 1.335 14.413 3.602.676
2,82 19,67 33,20 13,70 53,88 20,48 37,97 15,28 79,99 35,90 21,74 29,09 42,60 10,94 39,39 23,18 69,80 8,55 37,07 50,33 56,71 62,44 11,69 32,62 65,51 0,00 45,62 3,27 96,69 33,61
Lampiran 4.6 CAKUPAN PESERTA KB AKTIF MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
Jumlah Pasangan Usia Subur
(1)
(2)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
426.265 1.607.393 695.854 867.944 300.097 195.187 764.456 1.082.447 91.576 250.523 906.735 6.463.242 4.518.002 509.481 8.983.730 1.786.707 490.988 789.861 346.196 545.887 244.230 430.765 449.045 328.713 1.351.404 170.913 43.817 146.616 48.725 15.037 60.838 34.912.674
Peserta KB Aktif Jumlah
%
(4)
(5)
222.376 992.645 446.500 393.981 212.653 155.697 578.082 719.624 70.099 91.582 417.184 4.670.486 3.281.042 454.997 4.881.123 1.288.707 398.471 555.376 181.413 492.169 178.031 330.677 322.122 232.286 549.624 110.674 34.237 98.638 16.133 13.620 38.233 22.428.482
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
52,17 61,75 64,17 45,39 70,86 79,77 75,62 66,48 76,55 36,56 46,01 72,26 72,62 89,31 54,33 72,13 81,16 70,31 52,40 90,16 72,89 76,77 71,73 70,67 40,67 64,75 78,14 67,28 33,11 90,58 62,84 64,24
Lampiran 4.7 PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG MENGGUNAKAN/MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Perkotaan + Perdesaan (5)
50,85 45,02 47,23 49,68 55,22 58,23 67,49 60,88 63,43 55,81 60,13 60,06 59,82 60,03 61,93 63,46 56,21 36,93 56,78 66,00 63,67 57,14 62,85 52,26 39,30 39,68 56,22 44,54 33,55 44,13
38,85 42,20 48,30 50,19 63,19 59,29 67,84 65,00 66,78 60,73 64,32 63,66 55,42 54,96 70,07 54,85 32,28 57,87 63,74 65,21 57,84 76,64 52,76 39,28 43,24 50,22 18,72 33,03 36,97
42,20 43,43 47,99 49,96 61,03 58,94 67,74 64,12 65,41 55,81 60,42 62,64 61,53 57,25 58,85 66,68 55,33 33,05 57,59 64,40 64,64 57,46 71,42 52,66 39,28 42,50 58,46 26,05 33,16 38,64
57,55
56,10
56,71
Lampiran 4.8 PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG PERNAH MENGGUNAKAN/MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+ Perdesaan
(2)
(3)
(4)
(5)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
67,61 60,70 66,28 65,50 70,17 72,89 82,73 77,80 78,30 71,83 76,67 75,92 74,49 74,84 74,13 76,16 77,72 57,12 70,90 79,98 78,70 74,31 79,47 69,05 55,07 52,51 74,44 59,24 46,07 51,56 73,15
53,64 55,33 64,01 62,15 77,53 73,06 78,95 78,80 80,57 77,43 79,79 79,71 70,75 70,10 82,23 73,02 49,59 73,75 75,83 79,32 71,83 87,95 69,45 54,61 59,32 72,80 25,46 43,94 47,25 71,11
57,54 57,67 64,67 63,64 75,54 73,00 79,99 78,58 79,64 71,83 77,04 78,27 76,81 72,37 72,35 79,12 74,69 50,83 73,02 77,05 79,09 73,16 84,74 69,37 54,74 57,90 73,21 35,05 44,49 48,25 71,97
Lampiran 4.9 PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perkotaan+Perdesaan
Alat/cara KB yang dipakai No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi
MOW/ Tubektomi
MOP/ Vasektomi
AKDR/IUD
Suntikan
Susuk KB
Pil
Kondom
Lainnya
Alat/cara tradisional
(2)
(3)
(4)
(5)
(9)
(10)
(11)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua
0,49 4,90 1,46 0,74 0,82 1,09 1,42 1,41 1,10 1,78 1,79 4,58 3,83 4,98 1,13 4,47 1,27 1,93 0,82 0,35 0,92 1,98 1,75 1,16 1,15 1,10 0,57 1,43 0,93 1,73
Indonesia
2,81
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
(6)
(7)
(8)
0,38
3,39 6,40 11,43 3,44 4,17 3,14 3,80 6,38 4,23 12,47 9,28 9,16 30,30 12,45 8,27 45,23 7,56 13,93 2,95 1,85 1,86 8,52 13,55 5,98 3,59 3,49 12,50 4,37 3,42 2,25
53,93 42,84 58,84 52,91 52,39 60,16 54,80 55,89 44,84 55,65 59,33 62,72 42,96 53,07 64,29 36,77 55,87 53,84 50,70 35,71 39,20 37,29 45,24 45,64 51,54 39,01 35,12 63,43 52,02 36,85
1,11 4,48 6,42 2,82 5,29 12,22 11,22 8,19 3,99 2,21 2,24 8,83 4,28 5,50 5,29 1,09 14,04 6,97 2,66 4,04 4,16 2,68 9,35 6,22 5,39 14,36 11,74 6,74 8,63 3,86
37,62 36,43 18,84 36,30 35,02 20,80 26,21 25,52 43,85 25,29 25,88 12,84 12,23 21,94 19,70 10,82 19,85 16,35 41,33 56,02 52,70 46,81 27,81 39,04 35,12 37,46 36,46 21,17 32,22 16,70
0,31
0,74
9,64
54,92
5,55
24,52
0,44
0,18 1,12 1,38 0,61 0,59 0,82 0,77 0,88 0,72 0,73 0,69 0,86 1,63 0,75 0,56 0,72 0,34 0,79 0,37 0,34 0,42 1,14 0,50 0,29 0,47 0,42 0,94 0,48 -
`
0,31 1,45 0,76 0,94 0,14 0,50 0,65 0,50 0,20 0,67 0,31 0,46 1,83 0,35 0,10 0,34 0,02 0,41 0,53 0,26 0,18 0,57 0,12 0,07 0,23 0,06 0,08
0,14 0,42 0,06 0,46 0,12 0,19 0,47 0,33 0,13 0,31 0,10 0,10 0,70 0,12 0,10 0,15 0,24 0,25 0,10 0,12 0,06 0,31 0,42
Jumlah (12)
0,30
2,83 1,98 0,78 1,79 1,45 1,11 0,66 0,89 0,92 0,90 0,37 0,45 2,24 0,83 0,57 0,41 0,81 5,52 0,56 1,31 0,51 0,70 1,26 1,59 2,45 4,10 2,25 2,37 2,78 37,63
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,17
1,23
100,00
0,05 0,34 -
-
Lampiran 4.9.a PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perkotaan
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Alat/cara KB yang dipakai MOW/ MOP/ AKDR/IUD Suntikan Susuk KB Pil Tubektomi Vasektomi (3)
(4)
0,50 5,15 2,37 0,93 0,96 1,85 2,49 2,26 2,30 1,78 1,99 5,98 4,58 5,94 1,35 4,44 1,58 2,69 1,78 0,54 1,25 2,56 2,37 1,84 1,04 0,97 0,71 1,93 2,90 1,68 3,36
0,21 1,30 3,30 0,61 0,66 1,14 1,09 0,84 0,73 0,75 0,80 2,81 0,86 0,77 0,82 0,34 0,67 0,57 0,55 0,49 1,17 0,84 0,87 0,27 1,11 0,39 0,90 0,85
(5)
(6)
(7)
(8)
5,90 7,94 17,81 6,28 5,09 5,19 6,05 7,25 9,20 12,47 13,44 10,31 34,23 14,20 12,19 41,12 10,90 24,08 7,81 1,54 2,90 11,79 11,93 7,83 8,79 7,45 24,06 5,37 2,69 5,58 12,58
51,60 40,87 52,10 52,63 54,10 58,53 52,67 56,52 41,23 55,65 55,85 61,74 37,29 50,67 58,52 38,23 53,85 49,51 53,82 42,72 41,95 38,87 51,15 42,95 51,64 34,94 31,35 68,35 57,95 54,40 53,52
1,54 3,58 3,62 1,88 5,11 7,49 7,24 4,79 4,22 2,21 1,63 5,96 1,75 3,39 2,13 1,00 11,02 2,49 2,91 2,38 1,81 2,60 5,37 7,08 2,77 7,14 5,49 3,55 3,96 6,20 3,32
35,60 37,16 18,97 32,60 32,65 22,13 27,05 23,94 40,22 25,29 25,27 13,16 12,93 23,04 24,05 13,10 21,54 15,18 31,35 49,99 50,75 40,71 27,13 37,65 32,10 46,86 35,47 19,85 31,54 28,04 24,35
Kondom
Lainnya
Alat/cara tradisional
(9)
(10)
(11)
0,39 1,46 1,01 1,83 0,46 0,91 1,72 0,91 0,52 0,67 0,50 1,01 2,36 0,76 0,18 0,39 0,26 0,96 0,66 0,36 0,88 0,18 0,37 0,25 0,26 0,89 0,74
0,23 0,37 0,08 0,88 0,34 0,32 0,71 1,00 0,34 0,31 0,09 0,12 1,21 0,12 0,07 0,25 0,19 0,16 0,20 0,09 0,37 0,89 0,03 0,24 0,32 0,22
4,04 2,18 0,75 2,36 0,62 2,45 2,06 2,23 1,13 0,90 0,48 0,92 2,83 1,03 0,74 0,65 0,58 5,13 0,65 1,41 0,41 1,05 0,15 1,41 3,12 2,37 1,58 0,55 0,95 2,01 1,07
Jumlah (12)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 4.9.b PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004 Perdesaan
Alat/cara KB yang dipakai No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
MOW/ MOP/ AKDR/IUD Tubektomi Vasektomi (3)
(4)
0,49 4,69 1,10 0,58 0,77 0,73 1,02 1,19 0,32 1,57 3,73 2,94 4,30 0,81 4,49 1,10 1,76 0,49 0,27 0,73 1,32 1,43 1,00 1,20 1,13 0,53 0,96 0,24 1,74 2,39
0,17 0,96 0,61 0,62 0,57 0,66 1,06 0,83 0,65 0,63 0,90 0,25 0,68 0,27 0,62 0,33 0,82 0,30 0,25 0,38 1,10 0,34 0,15 0,55 0,52 0,89 0,56
(5)
0,19 0,66
2,11 5,12 8,88 1,18 3,88 2,16 2,95 6,16 0,97 4,96 8,45 25,68 11,21 2,66 49,14 5,66 11,64 1,31 1,99 1,26 4,76 14,36 5,53 1,47 2,54 8,78 3,43 3,68 1,04 7,42
Suntikan
Susuk KB
(6)
(7)
55,11 44,46 61,55 53,13 51,84 60,93 55,61 55,74 47,21 62,95 63,31 49,61 54,78 72,52 35,38 57,02 54,82 49,64 32,70 37,61 35,47 42,28 46,30 51,51 40,00 36,33 58,79 49,92 30,47 55,97
0,90 5,21 7,54 3,56 5,35 14,46 12,73 9,05 3,84 2,87 10,58 7,25 7,00 9,79 1,18 15,74 7,98 2,57 4,76 5,51 2,77 11,34 6,01 6,46 16,11 13,75 9,76 10,28 3,02 7,23
Pil
Kondom
Lainnya
Alat/cara tradisional
(8)
(9)
(10)
(11)
38,65 35,83 18,79 39,24 35,79 20,16 25,88 25,93 46,23 26,52 12,65 11,40 21,17 13,49 8,65 18,90 16,61 44,69 58,61 53,82 53,83 28,14 39,39 36,35 35,19 36,78 22,42 32,46 12,57 24,46
0,27 1,45 0,67 0,23 0,04 0,30 0,25 0,40 0,12 0,13 1,22 0,06 0,29 0,03 0,45 0,38 0,08 0,08 0,21 0,10 0,23 0,01 0,10 0,10 0,21
0,10 0,46 0,06 0,13 0,05 0,13 0,38 0,15 0,11 0,09 0,11 0,12 0,13 0,06 0,28 0,31 0,07 0,08 0,04 0,25 0,19 0,06 0,37 0,29 0,13
2,21 1,82 0,80 1,33 1,73 0,47 0,12 0,55 0,79 0,26 0,16 1,55 0,69 0,32 0,19 0,94 5,61 0,53 1,26 0,57 0,29 1,81 1,63 2,18 4,52 2,47 4,08 3,42 80,58 1,35
Jumlah (12)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 4.10 JUMLAH DAN PROPORSI PESERTA KB BARU KUMULATIF MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN PROVINSI TAHUN 2003
No.
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Bara Nusa Tenggara Timur Kalimantan Bara Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: BKKBN
Klinik KB Pemerintah Swasta Peserta % Peserta % (3)
4.970 12.287 3.761 6.152 4.282 11.520 2.284 9.282 7.499 6.634 29.191 26.615 1.349 32.212 8.063 1.621 7.213 5.749 6.707 1.346 3.211 1.472 947 3.529 7.427 3.529 1.588 2.665 741 856 214.702
(4)
58,98 74,40 58,02 57,50 67,27 63,95 63,09 64,28 82,06 45,44 49,64 47,55 40,87 56,93 60,16 37,42 79,76 97,39 67,45 71,63 56,77 56,23 47,59 91,85 81,36 91,85 81,81 88,27 100,00 93,55 59,45
(5)
564 2.135 73 234 37 768 16 538 634 1.597 8.925 2.379 415 1.751 3.037 90 366 61 496 67 112 253 258 3 232 3 132 37 25.213
(6)
6,69 12,93 1,13 2,19 0,58 4,26 0,44 3,73 6,94 10,94 15,18 4,25 12,57 3,09 22,66 2,08 4,05 1,03 4,99 3,57 1,98 9,66 12,96 0,08 2,54 0,08 6,80 1,23 6,98
Dokter Praktek Swasta Peserta % (7)
291 224 108 384 355 433 192 345 138 1.364 1.717 2.019 47 1.097 159 279 154 13 133 36 24 208 209 9 119 9 22 7 16 10.111
(8)
3,45 1,36 1,67 3,59 5,58 2,40 5,30 2,39 1,51 9,34 2,92 3,61 1,42 1,94 1,19 6,44 1,70 0,22 1,34 1,92 0,42 7,94 10,50 0,23 1,30 0,23 1,13 0,23 1,75 2,80
Bidan Praktek Swasta Peserta % (9)
2.602 1.869 2.540 3.930 1.691 5.294 1.128 4.275 867 5.004 18.973 24.956 1.490 21.522 2.143 2.342 1.310 80 2.607 430 2.309 685 576 301 1.351 301 199 310 43 111.128
(10)
30,88 11,32 39,19 36,73 26,57 29,39 31,16 29,61 9,49 34,28 32,26 44,59 45,14 38,04 15,99 54,06 14,49 1,36 26,22 22,88 40,82 26,17 28,94 7,83 14,80 7,83 10,25 10,27 4,70 30,77
Jumlah Peserta
%
(11)
(12)
8.427 16.515 6.482 10.700 6.365 18.015 3.620 14.440 9.138 14.599 58.806 55.969 3.301 56.582 13.402 4.332 9.043 5.903 9.943 1.879 5.656 2.618 1.990 3.842 9.129 3.842 1.941 3.019 741 915 361.154
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 4.11 PENCAPAIAN DESA UCI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
Jumlah Desa
Desa UCI
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Irian Jaya Indonesia
Sumber : Ditjen PPM-PL, Depkes RI
6.180 5.464 2.567 1.625 1.186 2.681 1.261 2.161 317 278 5.798 8.052 438 8.441 1.543 695 778 2.591 1.452 1.324 1.955 1.334 1.214 1.447 3.222 1.554 447 720 1.017 67.742
1.476 4.397 1.922 1.325 986 2.181 890 1.988 242 220 4.269 7.107 438 4.928 1.153 691 703 2.000 885 708 1.297 960 841 1.044 2.370 1.215 249 195 356 47.036
23,88 80,47 74,87 81,54 83,14 81,35 70,58 91,99 76,34 79,14 73,63 88,26 100,00 58,38 74,72 99,42 90,36 77,19 60,95 53,47 66,34 71,96 69,28 72,15 73,56 78,19 55,70 27,08 35,00 69,43
Lampiran 4.12 PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMUNIZATION (UCI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
Jumlah Desa/Kelurahan
Desa/Kelurahan UCI
% Desa/Kelurahan UCI
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
3.600 3.646 2.581 1.438 1.109 770 1.379 2.140 159 206 65 5.467 6.826 438 8.322 1.666 1.318 707 1.558 1.202 1.229 1.673 1.172 1.022 1.570 1.533 1.096 52 768 139 523 4.019 59.393
1.664 2.783 1.875 1.163 892 530 1.232 1.994 133 179 55 4.335 5.358 438 6.243 1.241 1.303 638 961 883 806 1.209 815 777 1.059 1.028 926 40 353 81 222 3.607 44.823
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
46,22 76,33 72,65 80,88 80,43 68,83 89,34 93,18 83,65 86,89 84,62 79,29 78,49 100,00 75,02 74,49 98,86 90,24 61,68 73,46 65,58 72,27 69,54 76,03 67,45 67,06 84,49 76,92 45,96 58,27 42,45 89,75 75,47
Lampiran 4.13 CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Sasaran (3)
106.659 299.001 95.217 141.525 63.302 167.781 24.237 36.721 169.846 196.244 851.548 233.857 610.045 51.064 626.257 94.788 47.700 72.788 69.667 44.920 21.736 51.792 186.028 51.700 61.411 106.771 121.417 31.041 21.479 61.091 4.717.633
BCG Jumlah (4)
81.691 296.971 94.785 140.282 61.246 160.477 21.497 33.828 162.807 220.070 839.403 214.594 605.648 52.066 650.379 91.351 43.119 70.113 65.953 45.766 21.688 51.565 185.295 46.851 63.405 96.926 113.995 23.357 18.518 46.076 4.619.722
% (5)
DPT1 Jumlah (6)
76,59 83.406 99,32 295.901 99,55 91.031 99,12 139.739 96,75 64.119 95,65 166.306 88,69 22.058 92,12 37.481 95,86 162.968 112,14 227.496 98,57 827.417 91,76 209.621 99,28 598.353 101,96 49.561 103,85 644.099 96,37 90.902 90,40 39.554 96,32 68.188 94,67 63.587 101,88 43.950 99,78 21.846 99,56 51.402 99,61 173.915 90,62 44.686 103,25 63.960 90,78 103.821 93,89 117.327 75,25 22.289 86,21 20.449 75,42 39.721 97,92 4.585.153
% (7)
78,20 98,96 95,60 98,74 101,29 99,12 91,01 102,07 95,95 115,93 97,17 89,64 98,08 97,06 102,85 95,90 82,92 93,68 91,27 97,84 100,51 99,25 93,49 86,43 104,15 97,24 96,63 71,81 95,20 65,02 97,19
Imunisasi Bayi Polio1 Polio3 Jumlah % Jumlah % (8)
88.311 296.357 96.898 141.608 64.084 167.095 21.519 34.469 162.105 175.227 845.073 219.396 606.506 50.854 664.670 86.963 43.215 69.918 66.592 44.640 22.651 53.206 190.394 43.004 62.494 101.948 116.885 22.012 21.428 42.901 4.622.423
(9)
82,80 99,12 101,77 100,06 101,24 99,59 88,79 93,87 95,44 89,29 99,24 93,82 99,42 99,59 106,13 91,74 90,60 96,06 95,59 99,38 104,21 102,73 102,35 83,18 101,76 95,48 96,27 70,91 99,76 70,22 97,98
(10)
76.289 277.118 86.517 132.730 61.428 154.038 20.377 32.714 158.391 215.083 793.884 202.469 572.694 48.307 618.372 84.248 40.279 64.410 61.318 41.126 19.696 46.973 173.699 39.404 61.245 96.235 110.768 20.599 17.395 34.469 4.362.275
(11)
71,53 92,68 90,86 93,79 97,04 91,81 84,07 89,09 93,26 109,60 93,23 86,58 93,88 94,60 98,74 88,88 84,44 88,49 88,02 91,55 90,61 90,70 93,37 76,22 99,73 90,13 91,23 66,36 80,99 56,42 92,47
Polio4 Jumlah (12)
70.097 264.482 82.714 132.716 60.959 152.870 20.657 30.252 158.660 197.670 769.152 198.699 568.251 47.642 624.662 80.914 39.435 62.661 59.203 40.053 19.509 46.727 166.530 41.933 61.126 96.704 107.023 20.972 15.899 31.777 4.269.949
% (13)
65,72 88,46 86,87 93,78 96,30 91,11 85,23 82,38 93,41 100,73 90,32 84,97 93,15 93,30 99,75 85,36 82,67 86,09 84,98 89,17 89,75 90,22 89,52 81,11 99,54 90,57 88,14 67,56 74,02 52,02 90,51
Campak Jumlah % (14)
71.452 274.986 82.956 132.202 60.420 151.761 20.802 31.227 158.595 204.172 797.553 203.275 574.275 48.365 613.631 81.178 39.475 63.625 60.440 41.827 19.696 46.672 167.292 42.249 61.003 96.943 110.759 21.565 16.918 34.341 4.329.655
(15)
66,99 91,97 87,12 93,41 95,45 90,45 85,83 85,04 93,38 104,04 93,66 86,92 94,14 94,71 97,98 85,64 82,76 87,41 86,76 93,11 90,61 90,11 89,93 81,72 99,34 90,80 91,22 69,47 78,77 56,21 91,78
Lampiran 4.14 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jateng DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Ditjen.PPM-PL, Depkes RI
Sasaran (3)
106.659 299.001 95.217 141.525 63.302 167.781 24.237 36.721 169.846 196.244 851.548 233.857 610.045 51.064 626.257 94.788 47.700 72.788 69.667 44.920 21.736 51.792 186.028 51.700 61.411 106.771 121.417 31.041 21.479 61.091 4.717.633
HB1 (0-7 Hr) Jumlah % (4)
4.331 98.885 33.853 48.191 27.145 45.186 4.992 15.481 52.587 49.333 344.316 50.561 373.228 37.483 387.951 5.970 8.884 13.129 13.004 20.922 8.476 9.991 76.904 18.906 31.511 76.802 27.381 0 2.568 1.935 1.889.906
(5)
4,06 33,07 35,55 34,05 42,88 26,93 20,60 42,16 30,96 25,14 40,43 21,62 61,18 73,40 61,95 6,30 18,62 18,04 18,67 46,58 39,00 19,29 41,34 36,57 51,31 71,93 22,55 0,00 11,96 3,17 40,06
HB1 (>7 Hr) Jumlah % (6)
66.792 174.087 66.645 91.943 37.883 115.589 19.536 20.035 108.380 180.623 497.538 156.315 263.187 17.533 293.631 70.748 36.461 50.632 49.165 25.395 17.747 41.309 127.306 28.342 32.167 21.374 79.403 0 12.803 13.421 2.715.990
(7)
62,62 58,22 69,99 64,97 59,84 68,89 80,60 54,56 63,81 92,04 58,43 66,84 43,14 34,34 46,89 74,64 76,44 69,56 70,57 56,53 81,65 79,76 68,43 54,82 52,38 20,02 65,40 0,00 59,61 21,97 57,57
Status Imunisasi HB1 (Total) Jumlah % (8)
71.123 272.972 100.498 140.134 65.028 160.775 24.528 35.516 160.967 229.956 841.854 206.876 636.415 55.016 681.582 76.718 45.345 63.761 62.169 46.317 26.223 51.300 204.210 47.248 63.678 98.176 106.784 18.816 15.371 36.904 4.646.260
(9)
66,68 91,29 105,55 99,02 102,73 95,82 101,20 96,72 94,77 117,18 98,86 88,46 104,32 107,74 108,83 80,94 95,06 87,60 89,24 103,11 120,64 99,05 109,77 91,39 103,69 91,95 87,95 60,62 71,56 60,41 98,49
HB2 Jumlah (10)
65.503 240.210 84.833 109.459 56.807 146.217 19.138 26.781 146.363 183.402 671.674 167.178 509.179 46.709 581.791 70.026 38.764 58.002 61.850 35.012 19.195 47.493 158.615 36.585 62.195 100.347 97.927 17.809 11.068 32.568 3.902.700
% (11)
61,41 80,34 89,09 77,34 89,74 87,15 78,96 72,93 86,17 93,46 78,88 71,49 83,47 91,47 92,90 73,88 81,27 79,69 88,78 77,94 88,31 91,70 85,26 70,76 101,28 93,98 80,65 57,37 51,53 53,31 82,73
HB3 Jumlah (12)
58.261 237.143 79.515 110.516 55.670 141.796 19.319 25.098 146.087 181.129 653.047 161.461 505.053 46.392 11.614 67.010 36.742 56.613 58.095 33.079 18.032 47.493 152.279 38.561 61.828 95.850 96.766 17.623 8.968 29.149 3.250.189
% (13)
54,62 79,31 83,51 78,09 87,94 84,51 79,71 68,35 86,01 92,30 76,69 69,04 82,79 90,85 1,85 70,69 77,03 77,78 83,39 73,64 82,96 91,70 81,86 74,59 100,68 89,77 79,70 56,77 41,75 47,71 68,89
Lampiran 4.15 ANGKA DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT1 - CAMPAK PADA BAYI MENURUT PROVINSI, TAHUN 1998 - 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Ditjen. PPM-PL, Depkes RI
Tahun 1998
1999
2000
2001
2002
2003
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
4,30 4,60 8,70 10,10 3,10 16,10 8,40 5,10 13,60 7,60 8,50 4,50 5,90 5,10 5,30 16,60 9,90 7,50 7,80 9,40 2,90 10,20 2,50 9,10 1,70 21,80 7,80
13,20 5,50 12,00 10,70 7,40 10,50 11,70 9,50 11,10 6,70 8,40 8,30 9,80 8,70 7,70 23,70 8,90 10,50 10,10 8,30 7,20 12,30 11,70 9,70 3,20 18,10 9,10
16,80 5,80 9,40 4,20 5,90 8,30 7,40 1,10 10,40 5,50 7,00 1,50 7,90 8,90 1,30 13,80 9,60 8,30 8,10 11,20 12,40 7,00 10,90 12,10 9,90 16,90 7,40
15,61 6,56 9,17 8,63 5,66 9,02 3,93 5,05 6,03 0,55 6,31 6,75 5,34 30,25 4,67 14,22 2,93 4,93 12,53 7,51 6,17 10,12 5,45 8,89 9,65 8,24 7,76 2,12 15,56 19,32 10,07
7,70 6,60 6,80 7,40 6,20 8,70 5,70 7,50 3,90 7,30 5,30 3,00 5,70 3,30 4,60 8,10 3,80 9,30 6,40 2,60 9,80 10,30 8,40 9,00 5,60 4,30 9,70 2,90 18,50 8,70 5,80
14,30 8,10 11,60 5,30 8,20 9,30 10,10 3,70 6,90 10,20 5,30 4,00 3,80 7,10 4,00 7,10 6,00 18,80 8,80 9,40 7,90 7,50 11,90 16,30 10,60 11,00 18,40 1,30 9,50 18,00 7,60
2004 (9)
16,70 7,60 9,70 5,70 6,10 9,60 20,00 2,80 6,00 11,40 3,70 4,20 2,50 5,00 3,10 4,80 7,10 5,90 12,00 0,20 7,20 5,20 5,10 10,10 4,00 5,80 10,90 3,40 20,90 15,70 5,90
Lampiran 4.16 CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Ditjen.PPM dan PL, Depkes RI
TT1
Sasaran (3)
114.636 329.957 103.999 155.679 69.386 170.041 26.542 42.237 186.000 214.405 936.703 249.476 829.576 56.768 680.259 104.208 53.459 90.458 76.327 49.412 23.782 57.546 204.208 67.545 67.228 118.635 118.961 34.097 23.343 5.254.873
Jumlah
%
(4)
(5)
71.979 229.009 82.512 79.116 53.191 136.037 23.835 27.246 157.660 130.821 836.333 197.415 402.813 34.670 498.405 63.007 41.119 61.159 37.360 34.736 20.921 47.184 167.469 22.131 50.879 100.084 29.979 26.454 18.633 3.682.157
62,79 69,41 79,34 50,82 76,66 80,00 89,80 64,51 84,76 61,02 89,28 79,13 48,56 61,07 73,27 60,46 76,92 67,61 48,95 70,30 87,97 81,99 82,01 32,76 75,68 84,36 25,20 77,58 79,82 70,07
Imunisasi Ibu Hamil TT2 Jumlah % (6)
61.061 178.660 69.160 68.408 49.437 128.207 22.017 25.297 153.208 124.508 763.397 180.254 381.433 32.114 448.152 57.398 36.790 56.020 31.828 32.416 17.987 43.293 168.362 24.175 47.574 94.610 25.559 22.035 14.620 3.357.980
(7)
53,27 54,15 66,50 43,94 71,25 75,40 82,95 59,89 82,37 58,07 81,50 72,25 45,98 56,57 65,88 55,08 68,82 61,93 41,70 65,60 75,63 75,23 82,45 35,79 70,77 79,75 21,49 64,62 62,63 63,90
TT Ulang Jumlah
%
(8)
(9)
7.570 9.810 14.118 25.668 10.908 430 2.100 25.426 18.828 100.776 21.637 36.423 1.095 1.095 9.546 7.726 3.252 27.128 12.678 15.804 52.655 10.001 5.055 419.729
6,60 2,97 13,58 16,49 15,72 0,25 0,98 2,71 7,55 12,15 38,11 5,35 2,05 1,21 12,51 15,64 13,67 13,28 18,77 23,51 44,38 8,41 21,66 7,99
Lampiran 4.17 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah
Pra Usila dan Usila Dilayani Kesehatannya
%
(3)
(4)
(5)
47.706 416.233 1.332 149.816 60.598 221.203 20.808
15.113 58.113 1.183 12.591 45.779 99.443 8.930
24.283 22.627
10.284 3.927
3.274.518 2.239.170 287.229 4.065.963
404.730 561.043 146.579 815.822
398.440 157.406 137.728 66.309 100.339 195.581 77.461 114.996 89.190 908.272 339.116
67.795 20.796 43.048 15.343 30.173 89.246 34.185 61.072 41.772 154.330 34.786
24.160 18.046 17.341 16.818 13.492.689
6.312 6.611 12.602 4.106 2.805.714
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
31,68 13,96 88,81 8,40 75,55 44,96 42,92 0,00 42,35 17,36 0,00 12,36 25,06 51,03 20,06 0,00 17,02 13,21 31,26 23,14 30,07 45,63 44,13 53,11 46,83 16,99 10,26 0,00 0,00 26,13 36,63 72,67 24,41 20,79
Lampiran 4.18 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS SERTA UKGS MURID SD MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 Pelayanan Dasar Gigi No
Provinsi
Tumpatan Gigi tetap
Pencabutan Gigi tetap
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 Nanggroe Aceh Darussalam 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Bengkulu 7 Sumatera Selatan 8 Lampung 9 Kepulauan Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta 12 Jawa Barat 13 Jawa Tengah 14 DI Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 Bali 18 Nusa Tenggara Barat 19 Nusa Tenggara Timur 20 Kalimantan Barat 21 Kalimantan Tengah 22 Kalimantan Selatan 23 Kalimantan Timur 24 Sulawesi Utara 25 Sulawesi Tengah 26 Sulawesi Selatan 27 Sulawesi Tenggara 28 Gorontalo 29 Maluku 30 Maluku Utara 31 Papua Jumlah Puskesmas yang melapor Sumber : Profil Provinsi Tahun 2004
10.718 5.631 9.684 34.656 2.719 9.763 2.038 40.112 128.307 21.700 24.790 36.727 15.546 522 6.124 3.505 12.278 11.162 2.045 2.671 19.562 6.412 2.867 575 410.114
37.285 21.784 42.884 28.031 9.849 33.701 9.541 3.343 261.626 44.601 29.074 87.864 20.395 3.768 49.253 7.312 14.975 34.201 17.721 16.307 63.378 8.263 13.238 246.382 1.104.776
48.003 27.415 52.568 62.687 12.568 43.464 11.579 43.455 389.933 66.301 53.864 124.591 35.941 4.290 55.377 10.817 27.253 45.363 19.766 18.978 82.940 14.675 16.105 246.957 1.514.890
Rasio Jumlah murid Tambal/cabut SD (6)
(7)
0,29 0,26 0,23 1,24 0,28 0,29 0,21 12,00 0,49 0,49 0,85 0,42 0,76 0,14 0,12 0,48 0,82 0,33 0,12 0,16 0,31 0,78 0,22 0,00 0,37
1.263.298 217.716 193.689 1.053.444 87.298 374.995 409 1.388 2.385.892 916.893 91.378 955.665 383.473 330.940 90.335 253.186 350.536 139.071 119.777 768.283 183.576 54.007 22.053 10.237.302
UKGS ( Promotif + Preventif ) Murid diperiksa Murid SD Jumlah Perlu % Jumlah mendapat Perawatan perawatan (8)
149.291 66.269 54.967 1.053.444 24.925 77.619 191 807 989.856 159.350 19.570 482.582 383.473 1.684 82.826 11.973 26.219 59.942 38.134 8.354 70.317 30.175 46.681 2.601 3.841.250
% mendapat perawatan
(9)
(10)
(11)
(12)
-
-
-
-
13.945 45.364 33.976 10.720 31.892 -
7.295 20.218 14.851 5.234 23.299 -
274.529
109.487
39,88
21.212 157.639 60.300
17.437 77.245 41.179
82,20 49,00
56.150 9.514 21.624 18.904 14.308 3.989 48.498 11.648 13.094 2.188 849.494
12.113 6.132 15.545 7.280 8.517 2.331 22.994 6.249 2.902 501 400.809
11,82 30,44 28,38 100,00 28,55 20,70 46,70 58,14 41,49 17,38 21,42 50,50 100,00 25,03 13,25 10,36 17,10 27,42 6,97 9,15 16,44 86,44 11,79 37,52
52,31 44,57 43,71 48,82 73,06 -
68,29 21,57 64,45 71,89 38,51 59,53 58,44 47,41 53,65 22,16 22,90 47,18
Lampiran 4.19 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN, MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Rawat Inap
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
Jumlah
(3)
(4)
(5)
8.150 121.148 232.657 132.092 23.406 12.411 72.527 106.036 20.887 173.442 850.945 1.361.257 695.874 155.531 197.976 29.567 35.178 41.041 47.888 16.873 178.074 6.457 161.254 151.519 4.432 265 139.453 4.136 6.576 5.166 4.992.218
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
1.331.122 3.973.536 519.358 1.865.810 1.086.062 518.419 2.378.909 2.430.248 109.640 483.368 3.608.167 10.144.506 11.592.188 671.126 12.697.282 1.776.330 2.706.806 2.199.768 2.179.907 1.365.497 748.198 1.454.894 1.584.420 226.162 704.519 3.577.187 246.859 87.437 612.588 49.597 527.353 138.938 73.596.201
1.339.272 4.094.684 752.015 1.997.902 1.109.468 530.830 2.451.436 2.536.284 130.527 656.810 3.608.167 10.995.451 12.953.445 671.126 13.393.156 1.931.861 2.904.782 2.229.335 2.215.085 1.406.538 796.086 1.471.767 1.762.494 232.619 865.773 3.728.706 251.291 87.702 752.041 53.733 533.929 144.104 78.588.419
Lampiran 4.20 INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
Jumlah
Bed
Length of
Bed Turn
Turn Over
Net Death
Gross Death
% Pasien
Rata-rata
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Irian Jaya Barat Irian Jaya Tengah Irian Jaya Timur Indonesia
2.383 11.680 3.562 2.710 1.140 3.802 599 1.820 516 16.128 14.471 18.902 3.468 19.664 2.450 2.995 1.092 1.873 2.455 615 2.137 2.644 2.722 1.278 6.193 796 410 1.454 279 1.975 132.213
21,40 21,40 31,40 41,00 27,00 39,20 35,60 39,80 42,70 41,90 52,40 40,00 23,40 36,90 53,30 55,40 35,60 43,90 43,30 38,90 44,30 40,60 30,50 45,40 38,60 35,00 20,10 49,20 39,30 31,50 38,70
3,40 10,50 4,00 3,10 5,80 4,70 5,90 3,90 3,20 3,40 2,00 3,20 3,40 3,50 2,10 2,10 3,00 2,80 3,40 3,40 4,00 2,00 5,00 1,80 3,20 4,10 9,80 4,30 1,40 3,40 3,40
22,50 47,20 32,70 26,40 17,30 24,30 18,30 24,50 17,70 30,70 19,30 18,40 17,80 27,70 17,20 26,80 20,30 18,60 23,90 14,40 17,70 13,70 21,40 13,90 13,80 16,30 24,70 11,00 26,30 15,50 22,80
49,00 86,00 58,60 55,40 46,50 60,10 38,70 62,90 54,00 50,80 46,20 42,60 37,20 56,00 44,90 47,30 47,10 34,40 55,70 37,20 47,30 27,20 41,20 34,00 40,80 34,30 34,20 25,50 47,40 24,30 47,90
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
59,30 36,00 61,60 58,90 36,70 49,00 36,70 51,10 49,90 60,50 66,90 56,40 57,10 54,40 61,80 67,80 54,70 58,10 57,30 55,00 45,40 67,30 56,80 70,50 58,60 52,70 37,10 41,90 70,30 57,10 55,20
4,70 5,40 6,10 4,10 3,20 4,40 2,90 4,10 3,10 4,90 4,10 4,30 4,60 4,40 3,80 4,20 3,50 3,90 4,40 4,00 3,30 3,80 6,10 4,20 4,60 4,20 5,50 3,10 3,00 3,70 4,40
54,10 45,10 44,10 52,40 62,70 59,50 52,70 61,10 67,20 39,50 58,30 56,90 52,30 50,60 61,60 43,20 56,90 46,00 57,10 61,30 62,60 49,50 48,00 59,00 66,20 52,50 27,80 56,80 44,50 36,20 52,50
119 249 160 109 44 207 154 123 49 1.142 319 208 227 248 237 282 123 106 107 63 77 138 132 102 89 115 47 66 39 177 189
Lampiran 4.21 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 Bumil Risti Dirujuk dan Ditangani Jumlah %
No
Provinsi
Bumil Risti
(1)
(2)
(3)
(4)
1.782 49.183 20.882 24.838 16.702 11.626 20.114 25.555 929 2.703 148.991 111.536 3.542 122.482 119.806 4.004 34.544 19.722 127.935 15.752 15.567 12.895 14.416 6.848 11.139 439 5.894 288 548 708 951.370
1.265 6.091 6.515 6.536 2.321 4.857 1.801 2.499 742 2.595 38.587 32.550 2.713 82.714 15.776 3.336 6.062 4.553 2.855 7.105 2.847 4.277 3.057 2.228 3.814 49 613 250 289 388 249.285
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah Neonatal
(5)
(6)
70,99 12,38 31,20 26,31 13,90 41,78 8,95 9,78 79,87 96,00 25,90 29,18 76,60 67,53 13,17 83,32 17,55 23,09 2,23 45,11 18,29 33,17 21,21 32,54 34,24 11,16 10,40 86,81 52,74 54,80 26,20
34.648 242.250 94.815 89.235 66.984 25.196 108.160 132.881 15.360 30.221 13.728 889.531 484.981 49.076 621.440 257.173 118.622 93.843 69.053 80.774 46.916 64.935 47.288 37.525 51.873 100.809 34.222 3.014 10.231 6.174 20.085 10.369 3.951.412
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
Neonatal Risti Dirujuk dan Ditangani Jumlah %
Neonatal Risti Jumlah
%
(7)
(8)
49 46.346 9.007 19.052 11.881 3.136 608 23.377 81 925 163.045 32.596 138 26.724 39.147 12.841 9.066 24.241 116.557 19.453 6.602 12.591 10.094 9.308 264 9.130 23 124 172 281 389 607.248
0,14 19,13 9,50 21,35 17,74 12,45 0,56 17,59 0,53 3,06 18,33 6,72 0,28 4,30 15,22 1636,00 9,66 35,10 144,30 41,46 10,17 26,63 26,90 17,94 0,26 26,68 0,76 1,21 2,79 1,40 3,75 15,37
(9)
(10)
49 8.269 5.513 6.896 716 330 562 577 71 800 49.349 4.669 138 5.692 3.755 1.036 2.380 10.744 2.980 77 495 715 426 6.230 205 1.125 23 111 45 54 58 114.090
100,00 17,84 61,21 36,20 6,03 10,52 92,43 2,47 87,65 86,49 30,27 14,32 100,00 21,30 9,59 8,07 26,25 44,32 2,56 0,40 7,50 5,68 4,22 66,93 77,65 12,32 100,00 89,52 26,16 19,22 14,91 18,79
Lampiran 4.22
PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YANG DIRUJUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Yang Membutuhkan Akses
Bumil dan Neonatus yang Dirujuk Yang Mendapatkan Darah
%
(3)
(4)
(5)
15.665 1.473 6.411 775 4 1 1.022 12.314 1.619 10.502 2.036 9.377 2.532 1.123 5.435 7.119 426 808 593 214 79.449
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
4.926 442 24 775 1 1 821 9.111 236 7.056 649 420 741 1.116 501 408 426 647 280 164 28.745
31 30 100 25 100 80 74 15 67 32 4 29 99 9 6 100 80 47 77 36
Lampiran 4.23 JUMLAH DAN PERSENTASE PENULISAN RESEP OBAT GENERIK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kep.Bangka Belitung Kep.Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah Resep
Penulisan Resep Resep Obat Generik
%
(3)
(4)
(5)
17.201 557.668 74.572 1.594.075 322.440 147.891 423.122 452.208 63.314 240.625 3.339.642 7.187.279 185.341 5.218.173 1.247.104 3.882.267 1.392.200 3.801.044 1.110.425 167.353 1.099.814 380.248 662.754 81.968 456.220 601.421 81.851 558.909 27.527 346.003 101.141 35.821.800
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
16.501 396.621 34.779 1.377.752 322.279 135.131 299.934 123.438 63.159 219.759 1.863.079 4.713.232 66.553 3.626.115 1.247.119 3.479.156 1.266.376 2.836.902 1.052.154 138.084 845.967 109.784 579.485 36.150 301.165 517.337 81.851 538.239 18.764 338.274 5.914 26.651.053
95,93 71,12 46,64 86,43 99,95 91,37 70,89 27,30 99,76 91,33 55,79 65,58 35,91 69,49 100,00 89,62 90,96 74,63 94,75 82,51 76,92 28,87 87,44 44,10 66,01 86,02 100,00 96,30 68,17 97,77 5,85 74,40
Lampiran 4.24 PERSENTASE KECAMATAN BEBAS RAWAN GIZI DAN DESA/KELURAHAN DENGAN KLB DITANGANI <24 JAM MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 Kecamatan Bebas Rawan Gizi No
Provinsi
Jumlah Kecamatan
(1)
(2)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah
%
(4)
(5)
40 111 19 158 53 500 328 137 8 10 313 351 140
40 82 10 142 42 398 315 135 1 10 207 221 37
100,00 73,87 52,63 89,87 79,25 79,60 96,04 98,54 12,50 100,00 66,13 62,96 26,43
313 45 209 80 137 65 70 24 85 69 64 4 17 9 9 19 3.387
260 36 135 38 43 54 60 19 25 34 56 2 1 7 6 15 2.431
83,07 80,00 64,59 47,50 31,39 83,08 85,71 79,17 29,41 49,28 87,50 50,00 5,88 77,78 66,67 78,95 71,77
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
Desa/Kelurahan dengan KLB Jumlah Jumlah Desa/Kel Desa/Kelurahan Ditangani <24 Jam (6)
(7)
52 184 848 73 200 49 49 105 9 7 478 539 25 1.226 107 207 189 223 37 286 42 180 40 42 343 103 18 370 30 12 7 6.080
19 152 70 73 189 49 49 73 9 7 304 493 17 943 67 205 175 142 17 131 37 180 34 35 200 89 13 22 12 5 5 3.816
% (8)
36,54 82,61 8,25 100,00 94,50 100,00 100,00 69,52 100,00 100,00 63,60 91,47 68,00 76,92 62,62 99,03 92,59 63,68 45,95 45,80 88,10 100,00 85,00 83,33 58,31 86,41 72,22 5,95 40,00 41,67 71,43 62,76
Lampiran 4.25
PERSENTASE TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 TB Paru No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Pneumonia Pada Balita
Diobati
Sembuh
% Sembuh
Jumlah Penderita
Penderita Ditangani
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
629 9.726 2.359 1.613 1.194 813 2.156 3.305 409 839 1.353 4.849 9.086 730 8.834 1.539 1.864 1.934 954 2.452 881 1.106 2.235 2.763 1.025 3.752 358 1.113 286 656 273 71.086
237 4.977 1.889 1.177 839 518 1.914 2.065 381 152 818 3.468 6.682 495 6.596 1.157 1.141 1.462 535 2.083 662 707 1.727 2.240 886 2.296 182 365 177 374 257 48.459
37,68 51,17 80,08 72,97 70,27 63,71 88,78 62,48 93,15 18,12 60,46 71,52 73,54 67,81 74,67 75,18 61,21 75,59 56,08 84,95 75,14 63,92 77,27 81,07 86,44 61,19 50,84 32,79 61,89 57,01 94,14 68,17
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
58.137 59.170 49.025 28.541 14.967 7.644 54.332 122.269 6.083 61.657 1.015 77.331 1.315.624 14.490 159.575 59.829 23.724 62.351 71.422 5.938 24.077 88.036 29.664 77.467 28.159 27.779 1.205 22.266 866 146.208 82.536 2.781.387
9.877 36.534 18.898 6.715 7.160 3.853 25.823 17.794 4.832 2.049 1.015 54.672 250.668 1.313 84.370 15.759 9.563 56.075 11.179 5.581 12.559 9.074 16.415 66.747 7.741 20.768 707 1.045 72 36.318 44.455 839.631
% Penderita Ditangani (8)
16,99 61,74 38,55 23,53 47,84 50,41 47,53 14,55 79,43 3,32 100,00 70,70 19,05 9,06 52,87 26,34 40,31 89,93 15,65 93,99 52,16 10,31 55,34 86,16 27,49 74,76 58,67 4,69 8,31 24,84 53,86 30,19
Lampiran 4.25a HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS DAN EVALUASI HASIL PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU MENURUT TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi
Perkiraan BTA Pos
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber : Ditjen P2M & PL, Depkes RI Keterangan: *) CDR: Case Detection Rate
Cakupan Penemuan
Konversi
Semua Kasus
BTA Pos
CDR *) %
Abs
%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
4.863 14.310 5.149 6.175 2.956 8.468 1.194 1.916 8.201 9.860 10.111 43.159 37.576 3.643 40.925 4.925 2.291 3.604 3.013 2.402 1.013 2.649 9.793 2.255 3.773 4.886 4.669 1.426 902 2.769 248.877
2.810 13.891 4.590 4.364 2.257 6.607 1.121 1.502 4.946 9.855 14.974 40.435 29.745 2.353 27.225 3.969 1.744 4.566 1.990 3.859 1.334 2.740 9.467 2.092 2.077 4.445 3.516 1.198 728 4.258 214.658
1.971 11.453 3.129 2.495 1.673 4.371 729 1.112 3.100 5.354 6.479 21.661 14.373 1.300 16.460 3.052 1.408 2.537 1.249 3.056 1.088 1.751 8.507 1.562 1.080 2.921 1.971 657 538 1.944 128.981
40,5 80,0 60,8 40,4 56,6 51,6 61,1 58,0 37,8 54,3 64,1 50,2 38,3 35,7 40,2 62,0 61,5 70,4 41,5 127,2 107,4 66,1 86,9 69,3 28,6 59,8 42,2 46,1 59,7 70,2 51,8
1.000 7.952 2.050 1.964 1.444 3.617 666 729 1.790 2.992 14.807 3.196 11.652 793 12.817 2.612 948 2.204 1.012 2.127 731 1.087 8.054 1.434 996 2.579 1.499 393 208 1.184 94.537
50,7 69,4 65,5 78,7 86,3 82,7 91,4 65,6 57,7 55,9 228,5 14,8 81,1 61,0 77,9 85,6 67,3 86,9 81,0 69,6 67,2 62,1 94,7 91,8 92,2 88,3 76,1 59,8 38,7 60,9 73,3
Lampiran 4.26 HIV/AIDS DITANGANI, INFEKSI MENULAR SEKSUAL DIOBATI, DBD DAN DIARE PADA BALITA YANG DITANGANI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 IMS
HIV/AIDS No
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi
Jumlah Kasus
(2)
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
32 27 85 2 4 120 19 145 317 205 777 29 89 196 127 1.090 11 19 39 222 275 1 23 9 82 142 420 98 4.605
Ditangani % Ditangani (4)
32 27 23 2 1 100 19 112 317 205 515 29 89 151 72 1.035 11 18 39 222 74 1 23 9 82 142 353 98 3.801
(5)
100,00 100,00 27,06 100,00 25,00 83,33 100,00 77,24 100,00 100,00 66,28 100,00 100,00 77,04 56,69 94,95 100,00 94,74 100,00 100,00 26,91 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 84,05 100,00 82,54
Jumlah Kasus
Diobati
% Diobati
Jumlah Kasus
(6)
(7)
(8)
(9)
1.180 3 616.146 145 9 424 946 564 4.411 225 6.168 828 87 5.725 363 6.485 187 494 732 237 1.994 27 3.077 209 471 130 17 3 2.656 302 654.245
1.155 3 723 105 6 411 946 16 4.361 225 1.553 815 87 5.278 119 6.425 181 371 732 225 1.994 27 3.077 209 460 130 11 2 2.656 205 32.508
97,88 100,00 0,12 72,41 66,67 96,93 100,00 2,84 98,87 100,00 25,18 98,43 100,00 92,19 32,78 99,07 96,79 75,10 100,00 94,94 100,00 100,00 100,00 100,00 97,66 100,00 64,71 66,67 100,00 67,88 4,97
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
Diare
DBD
571 1.297 514 823 290 141 1.227 912 ….. 342 6.918 16.930 6.219 1.477 7.111 2.276 12.990 732 598 316 449 2.390 398 266 ….. 70 6.921 1 59 16 234 72.488
Jumlah Ditangani % Ditangani Diare Pada Balita (10)
88 1.297 514 791 290 141 1.162 912 ….. 342 6.918 16.759 5.970 1.477 6.918 2.128 3.790 732 586 309 449 2.387 398 257 ….. 70 6.917 1 59 16 234 61.912
(11)
15,41 100,00 100,00 96,11 100,00 100,00 94,70 100,00 ….. 100,00 100,00 98,99 96,00 100,00 97,29 93,50 29,18 100,00 97,99 97,78 100,00 99,87 100,00 96,62 ….. 100,00 99,94 100,00 100,00 100,00 100,00 85,41
(12)
62.582 140.993 39.653 132.067 75.269 28.504 132.489 70.280 11.347 31.988 11.379 2.727.439 1.593.282 53.328 535.976 98.311 82.593 93.480 120.396 44.233 28.662 52.988 39.724 24.521 79.285 31.167 77.405 4.311 22.995 5.094 22.286 4.777 6.478.804
Balita Ditangani
% Balita Ditangani
(13)
(14)
36.423 118.227 39.653 69.861 37.556 26.854 80.504 68.604 6.982 12.737 11.379 728.231 249.552 16.921 514.673 82.292 56.156 90.113 44.870 37.790 17.051 38.159 33.688 18.704 39.366 20.412 69.756 2.047 5.889 4.117 8.620 3.024 2.590.211
58,20 83,85 100,00 52,90 49,90 94,21 60,76 97,62 61,53 39,82 100,00 26,70 15,66 31,73 96,03 83,71 67,99 96,40 37,27 85,43 59,49 72,01 84,81 76,28 49,65 65,49 90,12 47,48 25,61 80,82 38,68 63,30 39,98
Lampiran 4.27 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
Jumlah Pendonor
Jumlah Sampel Darah Diperiksa
% Sampel Darah Diperiksa
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
1.822 17.321 2.682 374 4.508
1.822 17.321 2.648 374 4.508
100 100 99 100 100
22.494 4.773 520 31.361 157.193 93.079 4 7.261 10.226 2.131 6.619 214 4.274 3.415 2.453 915 25.125 50 141 493 399.448
22.494 4.773 500 31.138 99.367 87.629 4 7.161 8.099 1.921 6.619 214 4.274 3.315 2.453 915 915 50 141 493 309.148
100 100 96 99 63 94 100 99 79 90 100 100 100 97 100 100 4 100 100 100 77
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
Lampiran 4.28 PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Klinis + Positif
Penderita Malaria Diobati
% Diobati
(3)
(4)
(5)
3.727 23.442 5.258 27.995 31.932 9.623 13.562 38.338 145.714 16.349
2.891 20.235 5.258 25.009 31.610 9.623 13.562 37.186 17.354 12.266
130.385 157.193 25 61.814 197 42.486 81.807 1.076.298 90.340 22.949 28.151 7.437 435.124 312.302 25.313 4.787 22.103 225.527 5.234 249.999 58.461 3.353.872
3.199 99.367 25 6.139 197 30.981 68.369 415.181 88.254 20.741 17.863 7.046 22.448 51.683 15.313 4.253 1.992 18.922 5.234 172.208 41.826 1.266.235
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
77,57 86,32 100,00 89,33 98,99 100,00 100,00 97,00 11,91 75,03 0,00 2,45 63,21 100,00 9,93 100,00 72,92 83,57 38,57 97,69 90,38 63,45 94,74 5,16 16,55 60,49 88,84 9,01 8,39 100,00 68,88 71,55 37,75
Lampiran 4.29 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RFT) MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Penderita
Kusta RFT
% RFT
(3)
(4)
(5)
143 3.156 133 81 115 12 117 605 6 26 1.053 1.909 1.378 29 4.106 103 206 265 943 168 123 399 325 391 589 85 691 46 829 76 618 557 19.283
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
123 3.087 126 52 80 9 84 468 5 24 713 1.669 1.066 15 3.810 101 99 199 160 133 46 134 250 244 475 71 545 14 182 31 447 255 14.717
86,01 97,81 94,74 64,20 69,57 75,00 71,79 77,36 83,33 92,31 67,71 87,43 77,36 51,72 92,79 98,06 48,06 75,09 16,97 79,17 37,40 33,58 76,92 62,40 80,65 83,53 78,87 30,43 21,95 40,79 72,33 45,78 76,32
Lampiran 4.30 KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah
Penderita Penyakit Filariasis Ditangani
% Ditangani
(3)
(4)
(5)
44 111 13 206 99 6 138 54 92 35
23 102 13 112 99 6 58 48 56 33
59 83
38 82
78 50 14 7 26.983 87 76 79.494 44 3 4.114 95 6 229
64 40 14 5 13.346 78 72 67.798 34 3 134 47 6 86
303 153 1.500 114.176
303 153 125 82.978
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
52,27 91,89 100,00 54,37 100,00 100,00 42,03 88,89 60,87 94,29 0,00 64,41 98,80 0,00 82,05 80,00 100,00 71,43 49,46 89,66 94,74 85,29 77,27 100,00 3,26 49,47 100,00 37,55 0,00 100,00 100,00 8,33 72,68
Lampiran 4.31
CAKUPAN PEMBERIAN OBAT-OBATAN PADA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS MTBS DAN NON MTBS MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Puskesmas MTBS *) No
Provinsi
Oralit
Jumlah (N) (3)
Anti Biotika
Anti Diare
Puskesmas NON MTBS Oralit +
Memberi
Obat Lain
Obat Rasional
Obat Lain
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Oralit
Jumlah (N)
(1)
(2)
(16)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2
Sumatera Utara
3
Sumatera Barat
40
39
97,50
13
32,50
4
Riau
40
19
47,50
19
47,50
5
Jambi
15
1
6,67
0
0,00
6
Sumatera Selatan
40
18
45,00
17
42,50
7
Bengkulu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Lampung
80
15
18,75
32
40,00
0
0,00
37
46,25
12
15,00
35
43,75
0
Antibiotika
Anti Diare
Oralit +
Memberi
Obat Lain
Obat Rasional
Obat Lain
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
32
19
59,38
30
93,75
0
0,00
31
96,88
14
43,75
2
6,25
40
21
52,50
32
80,00
0
0,00
40 100,00
21
52,50
7
17,50
0
0,00
34
85,00
34
85,00
33
82,50
40
32
80,00
36
90,00
0
0,00
26
65,00
20
50,00
7
17,50
0
0,00
0
0,00
0
0,00
40 100,00
40
18
45,00
38
95,00
2
5,00
39
97,50
18
45,00
1
2,50
0
0,00
0
0,00
0
0,00
14
93,33
40
39
97,50
35
87,50
35
87,50
29
72,50
29
72,50
2
5,00
0
0,00
21
52,50
11
27,50
23
57,50
40
36
90,00
24
60,00
24
60,00
33
82,50
30
75,00
16
40,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
Kepulauan Bangka Belitung
60
14
23,33
4
6,67
0
0,00
0
0,00
0
0,00
55
91,67
20
15
75,00
15
75,00
19
95,00
19
95,00
3
15,00
10
Kepulauan Riau
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
DKI Jakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12
Jawa Barat
40
27
67,50
16
40,00
14
35,00
20
50,00
11
27,50
20
50,00
40
40 100,00
20
50,00
10
25,00
20
50,00
20
50,00
14
35,00
13
Jawa Tengah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14
DI Yogyakarta
40
30
75,00
33
82,50
1
2,50
35
87,50
27
67,50
17
42,50
40
30
75,00
21
52,50
21
52,50
40 100,00
36
90,00
16
40,00
15
Jawa Timur
27
21
77,78
25
92,59
0
0,00
22
81,48
21
77,78
9
33,33
40
37
92,50
18
45,00
18
45,00
27
67,50
35
87,50
18
45,00
16
Banten
40
39
97,50
6
15,00
10
25,00
28
70,00
27
67,50
27
67,50
40
37
92,50
20
50,00
20
50,00
39
97,50
36
90,00
39
97,50
17
Bali
40
29
72,50
19
47,50
7
17,50
17
42,50
14
35,00
20
50,00
40
18
45,00
37
92,50
18
45,00
38
95,00
8
20,00
1
2,50
18
Nusa Tenggara Barat
40
35
87,50
24
60,00
5
12,50
26
65,00
20
50,00
14
35,00
40
35
87,50
19
47,50
7
17,50
40 100,00
35
87,50
13
32,50
19
Nusa Tenggara Timur
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
Kalimantan Barat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21
Kalimanatan Tengah
40
34
85,00
21
52,50
7
17,50
26
65,00
27
67,50
11
27,50
40
23
57,50
22
55,00
17
42,50
36
90,00
19
47,50
8
20,00
22
Kalimantan Selatan
40
32
80,00
16
40,00
0
0,00
37
92,50
29
72,50
24
60,00
40
32
80,00
32
80,00
5
12,50
28
70,00
25
62,50
4
10,00
23
Kalimantan Timur
38
33
86,84
13
34,21
18
47,37
21
55,26
16
42,11
33
86,84
40
24
60,00
27
67,50
0
0,00
27
67,50
35
87,50
8
20,00
24
Sulawesi Utara
40
40 100,00
23
57,50
0
0,00
38
95,00
38
95,00
19
47,50
40
18
45,00
38
95,00
38
95,00
39
97,50
18
45,00
3
7,50
25
Sulawesi Tengah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
26
Sulawesi Selatan
40
40 100,00
26
65,00
20
50,00
38
95,00
38
95,00
13
32,50
40
40 100,00
15
37,50
2
5,00
40 100,00
40 100,00
7
17,50
27
Sulawesi Tenggara
40
20
50,00
19
47,50
10
25,00
38
95,00
19
47,50
8
20,00
40
18
45,00
16
40,00
1
2,50
20
50,00
18
45,00
2
5,00
28
Gorontalo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
29
Maluku
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
30
Maluku Utara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
31
Irian Jaya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
772
505
65,41
356
46,11
92
11,92
469
60,75
358
46,37
417
54,02
700
518
74,00
465
66,43
233
33,29
580
82,86
462
66,00
169
24,14
Indonesia
-
Sumber : Ditjen P2M & PL, Depkes R.I Keterangan: *) MTBS: Puskesmas yang melaksanakan Manajemen Terpadu Balita Sakit
20 100,00
-
-
Lampiran 4.31.a KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) DIARE TAHUN 2001 - 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Irian Jaya Indonesia
Sumber : Ditjen P2M & PL, Depkes RI P = Penderita M = Meninggal C = Case Fatality Rate
P
2001 M
CFR
P
2002 M
CFR
P
2003 M
CFR
P
2004 M
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
1.003 25 332 355 70 952 37 323 367 293 346 325 4.428
11 3 17 4 0 19 1 11 0 25 5 4 100
1,10 12,00 5,12 1,13 0,00 2,00 2,70 3,41 0,00 8,53 1,45 1,23 2,26
413 30 52 4 591 692 106 2.988 49 89 296 49 126 5.485
10 3 2 1 10 9 1 28 3 3 8 4 12 94
2,42 10,00 3,85 25,00 1,69 1,30 0,94 0,94 6,12 3,37 2,70 8,16 9,52 1,71
401 67 442 113 9 442 20 522 53 104 248 161 68 456 54 352 523 129 170 38 4.372
10 2 7 5 0 1 1 7 4 1 2 4 0 8 6 17 2 11 0 5 93
2,49 2,99 1,58 4,42 0,00 0,23 5,00 1,34 7,55 0,96 0,81 2,48 0,00 1,75 11,11 4,83 0,38 8,53 0,00 13,16 2,13
367 131 133 51 137 7 349 199 15 256 373 325 378 42 369 3.132
CFR (14)
10 5 7 0 4 0 4 0 0 0 0 0 7 1 5 8 0 0 0 0 51
2,72 3,82 5,26 0,00 2,92 0,00 1,15 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,88 0,31 1,32 19,05 0,00 0,00 0,00 0,00 1,63
Lampiran 4.32 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Jumlah
Institusi Dibina
%
(2)
(3)
(4)
(5)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
1.759 26.477 1.842 6.348 2.028 1.037 6.446 12.137 2.576 687 3.404 51.127 77.175 1.976 829.946 13.192 55.094 4.181 5.208 7.798 17.690 4.966 9.204 4.241 3.204 2.920 14.363 489 360 954 550 25.133 1.194.512
841 15.360 1.415 2.681 983 799 3.579 7.221 1.677 294 628 30.348 52.428 802 252.746 5.676 37.962 2.837 3.428 4.860 9.469 4.061 7.131 3.017 2.061 1.668 10.275 274 360 273 364 23.634 489.152
47,81 58,01 76,82 42,23 48,47 77,05 55,52 59,50 65,10 42,79 18,45 59,36 67,93 40,59 30,45 43,03 68,90 67,85 65,82 62,32 53,53 81,78 77,48 71,14 64,33 57,12 71,54 56,03 100,00 28,62 66,18 94,04 40,95
No
Provinsi
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
Lampiran 4.33 JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA JENTIK NYAMUK AEDES DAN PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi
Rumah/Bangunan Diperiksa
(2)
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
92.855 394.644 1.200 224.785 147.732 69.547 29.238 165.435 28.751 109.470 155.410 2.192.525 1.704.789 307.219 2.910.836 704.926 102.442 160.977 26.316 237.165 14.768 55.019 34.833 102.602 43.439 111.801 166.509 10.668 17.632 35.647 109.470 10.468.650
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
Rumah/Bangunan Bebas Jentik Jumlah % (4)
(5)
29.031 294.359 1.028 101.855 53.874 40.747 22.778 43.178 19.887 87.673 105.351 761.599 1.270.027 173.139 2.331.317 313.220 69.573 121.810 13.687 154.419 9.696 36.248 29.915 70.850 27.824 55.285 99.976 7.369 3.295 27.104 87.673 6.463.787
31,26 74,59 85,67 45,31 36,47 58,59 77,91 26,10 69,17 80,09 67,79 34,74 74,50 56,36 80,09 44,43 67,91 75,67 52,01 65,11 65,66 65,88 85,88 69,05 64,05 49,45 60,04 69,08 18,69 76,03 80,09 61,74
Lampiran 4.34 JUMLAH DAN PERSENTASE BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA DAN BALITA BAWAH GARIS MERAH MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Ditimbang
Jumlah BB Naik
Balita % BB Naik
BGM
% BGM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
122.229 716.527 433.202 332.776 168.466 81.206 193.780 399.452 43.394 46.758 72.288 3.179.570 2.419.648 170.542 3.791.414 700.865 672.405 224.372 198.958 144.150 197.281 299.457 143.907 194.084 113.114 275.702 94.539 19.917
75.552 590.999 174.875 226.316 138.490 48.121 128.667 276.631 30.463 38.625 46.343 1.916.379 1.799.498 108.995 2.349.431 519.663 399.429 146.893 96.815 110.585 142.174 213.380 86.724 163.440 80.916 191.469 71.064 15.384
64.747 14.663 46.559 14.959 15.590.931
41.562 10.672 21.557 7.690 10.268.802
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
61,81 82,48 40,37 68,01 82,21 59,26 66,40 69,25 70,20 82,61 64,11 60,27 74,37 63,91 61,97 74,15 59,40 65,47 48,66 76,72 72,07 71,26 60,26 84,21 71,53 69,45 75,17 77,24 0,00 64,19 72,78 46,30 51,41 65,86
231.168 5.475 2.115 942 3.343 11.790 903 1.570 360.215 153.026 1.740 101.214 51.751 6.073 3.658 9.617 8.286 2.171 7.755 2.425 994 6.101 5.522 1.263 8.639 427 1.156 1.538 990.877
53,36 1,65 1,26 1,16 1,73 2,95 0,00 1,93 2,17 18,80 6,32 1,02 2,67 7,38 0,90 1,63 4,83 5,75 1,10 2,59 1,69 0,51 5,39 2,00 0,00 6,34 0,00 13,34 2,91 2,48 10,28 6,36
Lampiran 4.35 CAKUPAN DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi (2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Sumatera Selatan Jambi Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Kalimantan Barat Kalimanatan Tengah Kalimanatan Selatan Kalimantan Timur Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Gorontalo Maluku Maluku Utara Irian Jaya Barat Papua Indonesia
Jumlah Bayi ( 6-11 bln)
Jumlah Anak Balita (1-4 Thn)
(3)
(4)
86.001 29.600 72.246 53.404 17.682 36.614 128.579 13.695 27.034 36.993 566.441 1.455.406 26.208 444.482 61.271 24.051 64.490 30.320 51.527 32.531 65.709 44.031 23.216 26.552 71.449 34.284 6.806 14.930 14.978 16.897 9.647 20.526 3.607.600
453.401 147.942 386.788 201.959 82.536 109.585 491.270 56.219 118.896 76.918 2.589.159 2.020.818 147.397 1.799.418 290.301 171.288 314.221 132.039 235.114 231.779 308.744 222.957 110.524 126.413 352.732 133.890 17.145 61.337 65.677 85.137 35.414 93.513 11.670.531
Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat Keterangan : Data yang masuk 220 Kabupaten dari 393 Kabupaten (56 %)
Cakupan Vitamin A Bayi (6-11 bl) Diberi Vitamin A Anak Balita diberi Vitamin A Februari Agustus Februari Agustus Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % (5)
47.438 22.612 54.314 36.986 13.266 24.055 71.656 10.992 19.101 9.398 479.292 1.410.390 23.602 264.559 49.755 22.895 35.391 18.427 42.860 14.237 62.431 32.455 14.307 22.106 57.291 15.451 4.846 9.053 7.456 10.397 2.737 3.191 2.912.947
(6)
(7)
55,16 76,39 75,18 69,26 75,03 65,70 55,73 80,26 70,66 25,40 84,61 96,91 90,06 59,52 81,20 95,19 54,88 60,78 83,18 43,76 95,01 73,71 61,63 83,26 80,18 45,07 71,20 60,64 49,78 61,53 28,37 15,55 80,74
47.302 23.135 57.633 41.410 13.143 24.663 68.475 10.503 19.055 9.840 470.043 1.418.095 23.991 258.083 49.458 22.356 36.790 18.405 43.096 23.284 61.462 34.073 17.953 21.390 57.702 17.233 3.873 10.015 8.689 11.632 2.767 4.779 2.930.328
(8)
(9)
55,00 78,16 79,77 77,54 74,33 67,36 53,26 76,69 70,49 26,60 82,98 97,44 91,54 58,06 80,72 92,95 57,05 60,70 83,64 71,57 93,54 77,38 77,33 80,56 80,76 50,27 56,91 67,08 58,01 68,84 28,68 23,28 81,23
327.695 125.165 291.733 159.675 67.141 71.384 302.560 51.021 96.453 55.904 2.103.314 1.927.668 129.709 1.425.562 195.100 157.361 221.497 85.866 199.265 178.021 292.366 168.876 90.844 107.650 289.202 72.150 14.316 39.886 46.700 54.785 11.995 24.297 9.385.161
(10)
(11)
72,27 84,60 75,42 79,06 81,35 65,14 61,59 90,75 81,12 72,68 81,24 95,39 88,00 79,22 67,21 91,87 70,49 65,03 84,75 76,81 94,70 75,74 82,19 85,16 81,99 53,89 83,50 65,03 71,11 64,35 33,87 25,98 80,42
345.832 128.875 298.371 170.404 68.589 74.269 333.926 42.225 99.133 57.346 2.250.166 1.944.472 129.524 1.454.911 203.350 162.077 220.633 93.472 202.592 134.774 298.285 179.724 97.442 107.988 291.491 88.763 11.435 46.984 47.828 57932 12.274 23.023 9.678.110
(12)
76,28 87,11 77,14 84,38 83,10 67,77 67,97 75,11 83,38 74,55 86,91 96,22 87,87 80,85 70,05 94,62 70,22 70,79 86,17 58,15 96,61 80,61 88,16 85,42 82,64 66,30 66,70 76,60 72,82 68,05 34,66 24,62 82,93
Lampiran 4.36 CAKUPAN DISTRIBUSI TABLET BESI PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 Cakupan Fe Ibu Hamil No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi
Jumlah Penduduk
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Gorontalo Maluku Maluku Utara Irian Jaya Barat Papua Indonesia
(3)
t.a.d. 4.313.845 1.481.301 3.052.529 983.695 794.104 1.266.224 2.009.119 602.985 6.132.974 1.462.962 27.345.238 23.267.107 2.026.344 25.655.525 1.776.995 1.602.035 2.761.996 2.384.489 3.239.983 1.345.984 1.725.311 2.469.200 1.444.598 1.215.724 4.006.063 1.050.014 249.475 638.526 569.903 794.256 294.426 793.033 128.755.963
Keterangan: Data yang masuk 220 Kabupaten dari 393 Kabupaten (56%) Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat, MoH
Jumlah Ibu Hamil (4)
t.a.d. 107.846 36.824 81.282 24.592 20.176 34.036 50.228 16.693 156.471 36.574 688.935 536.716 47.016 557.934 74.465 37.052 69.609 60.926 79.374 34.993 42.694 61.968 32.793 32.329 100.780 35.074 6.532 16.172 14.858 19.856 7.361 21.383 3.143.542
Fe-1
Fe-3
Jumlah
%
Jumlah
%
(5)
(6)
(7)
(8)
t.a.d. 83.471 34.168 69.566 22.595 8.783 21.856 42.140 14.045 132.658 14.921 584.106 409.769 40.881 457.961 68.340 33.882 54.408 51.639 59.899 24.527 34.087 55.669 23.937 27.006 63.056 22.992 3.390 12.912 13.149 17.991 3.252 8.496 2.515.552
t.a.d. 77,40 92,79 85,59 91,88 43,53 64,21 83,90 84,14 84,78 40,80 84,78 76,35 86,95 82,08 91,77 91,44 78,16 84,76 75,46 70,09 79,84 89,84 72,99 83,53 62,57 65,55 51,90 79,84 88,50 90,61 44,18 39,73 80,02
t.a.d. 69.752 29.980 66.308 22.154 7.937 20.956 39.253 13.017 122.484 13.446 517.358 388.371 34.962 408.156 45.135 31.502 48.923 44.447 54.766 25.664 29.067 47.644 21.264 24.773 47.210 21.338 2.404 10.472 10.114 14.400 2.064 6.651 2.241.972
t.a.d. 64,68 81,41 81,58 90,09 39,34 61,57 78,15 77,98 78,28 36,76 75,10 72,36 74,36 73,15 60,61 85,02 70,28 72,95 69,00 73,34 68,08 76,88 64,84 76,63 46,84 60,84 36,80 64,75 68,07 72,52 28,04 31,10 71,32
Lampiran 4.37 CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Jumlah WUS
WUS Di Desa/Kelurahan Endemis Sedang dan Berat % yang Diberi Kapsul Yodium Jumlah yang Diberi Kapsul Yodium
(3)
(4)
285.759 407.317 126.304 16.748 3.385 513.297 36.365 650.828 596.862 4.578.914 22.216 99.765 377.933 244.796 38.270 73.901 17.411 96.449 17.180 264.183 141.916 66.125 10.131 8.686.055
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
(5)
126.697 360.107 61.018 14.627 2.900 144.607 9.879 165.448 291.405 2.044.734 9.108 53.837 343.688 199.404 110 34.200 16.382 79.454 6.618 148.822 60.989 49.449 246 4.223.729
44,34 88,41 48,31 87,34 85,67 28,17 27,17 25,42 48,82 44,66 41,00 53,96 90,94 81,46 0,29 46,28 94,09 82,38 38,52 56,33 42,98 74,78 2,43 48,63
Lampiran 4.38 PROPORSI KEGIATAN PENYULUHAN P3 NAPZA TERHADAP SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi
Jumlah Seluruh Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan Jumlah Kegiatan Penyuluhan P3 NAPZA
% Kegiatan Penyuluhan P3 NAPZA
(2)
(3)
(4)
(5)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
23 5.504 14.864 21.990 28.076 16.332 17.533 648 563 48.154 121.459 64.486 2.693 362.109 42.556 1.984 56.603 42.253 118.260 2.188 25.383 1.062 2.141 3.770 367.054 6.223 302 204.326 131 146 722 1.579.538
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
23 677 1.164 1.694 20.026 267 660 63 99 2.453 1.512 1.269 106 52.832 4.961 184 4.153 285 4.309 117 761 208 148 55 17.932 246 134 37 6 7 46 116.434
100,00 12,30 7,83 7,70 71,33 1,63 3,76 9,72 17,58 5,09 1,24 1,97 3,94 14,59 11,66 9,27 7,34 0,67 3,64 5,35 3,00 19,59 6,91 1,46 4,89 3,95 44,37 0,02 4,58 4,79 6,37 7,37
Lampiran 4.39 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA MISKIN DAN JPKM GAKIN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
Jumlah KK Miskin
(1)
(2)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
97.827 662.749 196.720 272.316 354.161 503.697 145.916 11.815 67.793 8.989.755 2.673.617 158.937 6.191.210 262.064 126.355 1.392.200 205.916 179.867 363.135 413.526 158.119 288.556 305.254 271.131 229.996 170.047 28.689 5.739 132.462 24.859.569
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
KK Miskin Dicakup JPKM Jumlah
%
(4)
(5)
49.906 491.873 183.539 250.855 165.029 336.675 128.082 11.048 60.878 2.847.966 2.287.060 106.891 3.374.116 233.998 105.440 1.266.376 177.855 137.591 326.135 197.666 80.081 271.442 224.109 183.813 51.502 97.506 5.407 5.739 79.132 13.737.710
51,01 74,22 93,30 92,12 46,60 66,84 87,78 93,51 89,80 31,68 85,54 67,25 54,50 89,29 83,45 90,96 86,37 76,50 89,81 47,80 50,65 94,07 73,42 67,79 22,39 57,34 18,85 100,00 59,74 55,26
Lampiran 4.39.a PERSENTASE KELUARGA MISKIN MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jumlah KK Miskin
(2)
(3)
(4)
281.943 456.279 87.365 258.539 136.312 1.379.346 118.933 631.356 2.689.230 2.681.870 1.237.617 2.575.777 120.236 204.174 560.184 125.502 457.978 190.338 182.215 449.220 224.358 130.535 391.811 15.571.118
281.943 309.786 55.842 196.743 116.915 220.906 101.021 247.994 875.331 1.905.035 322.712 2.217.727 42.145 105.926 194.109 91.123 93.241 137.841 154.782 217.368 168.269 88.024 141.429 8.286.212
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber:Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004 Keterangan : (-) data belum diterima
Pelayanan GAKIN KK Miskin Mendapat Pelayanan Kesehatan
Provinsi
% (5)
100,00 67,89 63,92 76,10 85,77 16,02 84,94 39,28 32,55 71,03 26,08 86,10 35,05 51,88 34,65 72,61 20,36 72,42 84,94 48,39 75,00 67,43 36,10 53,22
Lampiran 4.40 PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber:Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004 Keterangan : (-) data belum diterima
Jumlah Pekerja Formal
Pelayanan Kesehatan Kerja Jumlah yang Dilayani
%
(3)
(4)
(5)
346 279.952 4.342 105.451 19.112 297.740 1.003.198 425.752 2.074 422.528 7.094 164.291 31.225 42.962 20.406 4.779 958 2.831.864
93 139.431 4.342 96.792 6.847 254.840 2.695 333.764 1.916 20.876 7.094 8.939 23.736 41.948 13.003 2.396 220 958.839
26,88 49,81 100,00 91,79 35,83 85,59 0,27 78,39 92,38 4,94 100,00 5,44 76,02 97,64 63,72 50,14 22,96 33,86
Lampiran 5.1 JUMLAH PUSKESMAS SERTA SARANA LAINNYA KEADAAN TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2
Penduduk**) Kecamatan (3)
(4)
Puskesmas Desa/ Non Kelurahan Perawatan Perawatan (5)
(6)
(7)
Sarana UKBM
Puskesmas Total
Pembantu
(8)
(9)
Rumah Dinas
Sarana Transportasi Puskesmas Pusling
Pos
Polin
Pos Obat
Dr/
Para-
Ambu-
Sepeda
Lain
yandu
des
Desa
Drg.
medis
R-4
PB
lans
Motor
lain
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
3.899.290
182
5.669
82
158
240
739
4.875
1.929
84
298
448
198
8
11
284
5
Sumatera Utara
12.333.974
303
5.644
97
326
423
1.883
14.974
2.744
450
519
1.195
267
0
5
621
0
3
Sumatera Barat
4.549.383
143
2.210
63
147
210
815
5.978
733
186
306
468
190
11
6
494
3
4
Riau
4.546.591
103
1.296
38
108
146
651
3.826
226
113
210
328
96
23
4
258
0
5
Kepulauan Riau
1.198.526
71
1.199
21
26
47
588
123
126
212
360
128
12
3
322
0
6
Jambi
2.698.667
136
2.642
38
94
132
903
2.974
1.438
54
273
409
197
10
36
290
1
7
Sumatera Selatan
6.798.189
65
1.185
71
179
250
487
5.902
636
141
199
391
101
0
14
531
0
8
Bengkulu
1.610.361
145
2.121
25
88
113
704
1.695
712
344
366
677
172
3
8
298
136
9
Lampung
7.161.671
37
323
29
193
222
143
6.977
197
37
71
134
49
1
0
119
0
10
Kepulauan Bangka Belitung
1.018.255
42
293
26
35
61
217
848
227
7
87
146
24
24
12
142
0
11
DKI Jakarta
9.111.651
43
265
48
281
329
0
3.553
0
0
121
134
70
165
17
245
15
12
Jawa Barat
39.130.756
515
5.760
132
850
982
1.421
35.361
691
201
886
1.112
406
1
41
1.096
21
13
Jawa Tengah
32.952.040
560
8.705
235
622
857
1.818
43.607
4.068
2.156
1.039
1.424
777
6
55
2.469
39
14
DI Yogyakarta
3.279.701
83
438
32
85
117
321
5.373
133
67
130
243
108
0
35
433
0
15
Jawa Timur
37.076.283
644
8.434
295
612
907
2.250
42.799
4.728
378
1.116
1.949
886
4
54
1.915
0
16
Banten
9.127.923
123
1.320
18
154
172
188
5.868
41
59
156
208
88
1
22
204
0
17
Bali
3.487.764
51
686
20
89
109
480
4.446
254
1
163
465
111
46
1
285
0
18
Nusa Tenggara Barat
4.161.431
81
742
28
97
125
444
5.020
498
204
193
326
119
3
3
345
0
19
Nusa Tenggara Timur
4.174.571
162
2.455
60
160
220
849
6.743
1.253
251
309
514
183
21
13
405
3
20
Kalimantan Barat
4.078.246
132
1.433
67
128
195
750
3.593
1.198
135
294
665
112
75
0
328
1
21
Kalimantan Tengah
1.902.454
86
1.169
31
101
132
731
2.068
424
51
214
461
88
54
14
181
55
22
Kalimantan Selatan
3.245.705
131
2.012
31
162
193
613
3.439
1.207
277
278
483
176
29
2
484
61
23
Kalimantan Timur
2.950.531
143
1.096
67
107
174
602
4.094
358
115
211
407
126
46
15
289
43
24
Sulawesi Utara
2.159.787
86
1.186
59
55
114
506
2.127
284
19
132
258
67
16
1
107
55
25
Sulawesi Tengah
2.324.025
88
1.439
59
76
135
701
2.815
833
353
235
483
106
17
0
290
0
26
Sulawesi Selatan
7.475.882
244
2.531
140
193
333
955
8.579
700
303
397
600
215
8
5
596
19
27
Sulawesi Tenggara
1.965.958
85
1.451
35
103
138
476
1.736
185
207
183
367
85
9
18
380
0
28
Gorontalo
916.488
35
419
14
30
44
221
953
262
61
64
89
32
0
13
126
0
29
Sulawesi Barat
966.535
43
427
18
32
50
212
119
14
71
104
27
2
0
85
0
30
Maluku
1.330.676
46
1.037
30
73
103
340
83
17
94
145
32
37
8
6
5
31
Maluku Utara
32
Papua
33
Irian Jaya Barat Indonesia
912.209
44
631
15
40
55
212
1.841.548
125
1.952
63
104
167
546
566.563
43
608
23
32
55
236
220.953.634
4.820
68.778
2.010
5.540
7.550
22.002
Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI **) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004) Khusus untuk Prov, NAD, kode wilayah adm. Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004
…
1.360
353
2
79
112
26
65
5
77
0
7.116
…
279
118
196
486
71
66
2
174
0
59
38
76
179
25
42
4
49
1
238.699
26.975
6.569
9.178
15.770
5.358
805
427
13.928
463
Lampiran 5.2 JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU, DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK, SERTA RASIO PUSTU PER PUSKESMAS, MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004 Jumlah Puskesmas 2001 2002 2003
Jumlah Puskesmas Pembantu 2001 2002 2003 2004
Rasio Puskesmas / 100.000 Penduduk 2000 2001 2002 2003 2004
Rasio Puskesmas Pembantu / 100.000 Penduduk 2000 2001 2002 2003 2004
Rasio Puskesmas Pembantu / Puskesmas 2000 2001 2002 2003 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
(13)
(14)
(15)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
219
219
230
240
240
762
778
821
824
739
5,46
5,46
5,76
5,7
6,15
19,
19,39
20,58
19,55
18,95
3,48
3,55
3,57
3,43
3,08
2
Sumatera Utara
399
404
411
388
423
1.766
1782
1789
1578
1.883
3,48
3,48
3,47
3,27
3,43
15,39
15,36
15,1
13,31
15,27
4,43
4,41
4,35
4,07
4,45
3
Sumatera Barat
203
203
204
206
210
824
837
825
834
815
4,8
4,48
4,79
4,62
4,62
19,49
18,45
19,39
18,71
17,91
4,06
4,12
4,04
4,05
3,88
4
Riau
148
157
167
142
146
648
667
704
642
651
3,13
3,32
3,1
2,55
3,21
13,69
14,09
13,07
11,55
14,32
4,38
4,25
4,22
4,52
4,46
5
Kepulauan Riau
-
-
-
45
47
-
-
-
211
217
-
-
-
-
-
-
6
Jambi
126
123
130
127
132
565
630
628
634
588
5,25
4,76
5,29
4,94
4,89
23,53
24,4
25,57
7
Sumatera Selatan
227
227
214
235
250
865
879
853
891
903
3,51
3,41
2,98
3,62
3,68
12,92
13,2
11,89
13,74
7,16
3,81
3,87
3,99
3,79
3,61
8
Bengkulu
112
112
112
112
113
476
478
479
478
487
7,79
6,95
6,86
7,38
7,02
33,88
29,67
29,32
31,51
43,72
4,25
4,27
4,28
4,27
4,31
9
Lampung
198
204
211
219
222
684
685
688
704
704
2,98
2,99
3,11
3,16
3,1
10,28
10,03
10,15
10,16
2,
3,45
3,36
3,26
3,21
3,17
45
45
45
45
61
137
137
140
139
143
5,
4,84
4,86
4,61
5,99
15,24
14,72
15,13
14,24
21,31
3,04
3,04
3,11
3,09
2,34
2000
10 Kepulauan Bangka Belitung
(3)
(4)
(5)
(6)
2004
2000
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(16)
(17)
- 3,92
(18)
- 49,06 24,68
33,46
(27)
-
-
-
4,69
4,62
4,48
5,12
4,83
4,99
4,45
11 DKI Jakarta
329
329
328
329
329
-
-
-
-
-
3,92
3,4
4,
3,82
3,61
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12 Jawa Barat
946
962
976
982
982
1.414
1.413
1.415
1.413
1.421
2,55
2,76
2,64
2,59
2,51
3,82
4,05
3,83
3,72
3,63
1,49
1,47
1,45
1,44
1,45
13 Jawa Tengah
862
853
853
855
857
1.830
1.826
1.844
1.830
1.818
2,79
2,8
2,69
2,67
2,6
5,93
6,05
5,82
5,71
5,52
2,12
2,14
2,16
2,14
2,12
14 DI Yogyakarta
126
126
117
117
117
312
312
320
321
321
4,05
3,9
3,69
3,65
3,57
10,03
9,66
10,1
10,01
9,79
2,48
2,48
2,74
2,74
2,74
2,68
2,61
2,63
2,54
2,45
6,46
6,37
6,38
6,19
6,07
2,41
2,44
2,43
2,44
2,48
- 2,31
1,89
1,91
1,88
-
3,6
2,27
2,12
2,06
1,52
1,56
1,2
1,11
1,09
15 Jawa Timur
927
921
922
918
907
2.230
2.243
2.238
2.239
2.250
16 Banten
165
162
168
171
172
250
253
202
190
188
17 Bali
112
107
107
108
109
471
471
474
479
480
3,58
3,46
3,31
3,22
3,13
15,07
15,23
14,66
14,29
13,76
4,21
4,4
4,43
4,44
4,4
18 Nusa Tenggara Barat
114
120
121
127
125
436
433
428
438
444
2,98
3,09
2,98
3,17
3,
11,41
11,16
10,54
10,94
10,67
3,82
3,61
3,54
3,45
3,55
19 Nusa Tenggara Timur
210
210
211
218
220
797
793
809
837
849
5,34
5,19
5,36
5,35
5,27
20,28
19,61
20,54
20,55
20,34
3,8
3,78
3,83
3,84
3,86
20 Kalimantan Barat
197
194
189
192
195
672
714
710
748
750
5,27
4,96
4,52
4,86
4,78
17,97
18,27
16,98
18,95
18,39
3,41
3,68
3,76
3,9
3,85
21 Kalimantan Tengah
133
133
118
133
132
663
706
707
825
731
6,33
7,63
6,05
7,28
6,94
36,8
40,48
36,28
45,16
38,42
4,98
5,31
5,99
6,2
5,54
22 Kalimantan Selatan
188
189
189
189
193
583
613
613
600
613
6,03
6,15
6,22
5,95
5,95
19,63
19,96
20,16
18,9
18,89
3,1
3,24
3,24
3,17
3,18
23 Kalimantan Timur
147
153
165
167
174
562
572
552
565
602
4,96
6,22
6,48
6,17
5,9
23,07
23,27
21,67
20,89
20,4
3,82
3,74
3,35
3,38
3,46
24 Sulawesi Utara
101
101
101
108
114
497
519
521
500
506
6,34
5,12
4,94
5,08
5,28
25,28
26,31
25,46
23,5
23,43
4,92
5,14
5,16
4,63
4,44
25 Sulawesi Tengah
131
130
132
134
135
683
687
704
708
701
4,56
6,39
5,79
6,06
5,81
33,05
33,77
30,88
32,03
30,16
5,21
5,28
5,33
5,28
5,19
26 Sulawesi Selatan
355
356
367
376
333
1.167
1.141
1.162
1.161
955
7,34
4,56
4,43
4,58
4,45
14,99
14,62
14,02
14,13
12,77
3,29
3,21
3,17
3,09
2,87
27 Sulawesi Tenggara
130
130
122
115
138
472
472
458
408
476 12,33
8,61
6,34
6,13
7,02
26,64
31,27
23,79
21,75
24,21
3,63
3,63
3,75
3,55
3,45
39
40
39
47
44
216
248
263
247
221
- 4,99
4,47
5,33
- 30,92
30,14
28,03
24,11
5,54
6,2
6,74
5,26
5,02
28 Gorontalo 29 Sulawesi Barat
50
212
4,8 5,17
21,93
4,24
30 Maluku
96
100
96
98
103
291
306
291
308
340
9,47
7,83
8,48
8,05
7,74
41,75
23,96
25,7
25,3
25,55
3,03
3,06
3,03
3,14
3,3
31 Maluku Utara
52
46
49
53
55
210
192
224
221
212
3,56
5,05
6,6
6,21
6,03
10,45
21,08
30,18
25,9
23,24
4,04
4,17
4,57
4,17
3,85
200
221
215
165
167
784
800
844
557
546
6,47
8,81
9,19
7,02
9,07
37,11
31,88
36,08
7,02
29,65
3,92
3,62
3,93
3,38
3,27
-
-
-
52
55
-
-
-
232
236
-
-
-
- 9,71
-
-
-
- 41,65
-
-
-
4,46
4,29
7.237
7.277
7.309
7.413
7.550 21.267 21.587 21.706 21.762 22.002
3,56
3,55
3,46
10,45
10,53
10,33
2,94
2,97
2,97
2,94
2,91
32 Papua 33 Irian Jaya Barat Indonesia
3,46
Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI **) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004) Khusus untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, kode wilayah administrasi Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004
3,42
10,15
9,96
Lampiran 5.3 JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN MENURUT PROVINSI, TAHUN 2000 - 2004 No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Bara Nusa Tenggara Timur Kalimantan Bara Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI
2000 (3)
219 399 203 148 126 227 112 198 45 329 946 862 126 927 165 112 114 210 197 133 188 147 101 131 355 130 39 96 52 200 7.237
Jumlah Puskesmas 2001 2002 2003 (4)
219 404 203 157 123 227 112 204 45 329 962 853 126 921 162 107 120 210 194 133 189 153 101 130 356 130 40 100 46 221 7.277
(5)
230 411 204 167 130 214 112 211 45 328 976 853 117 922 168 107 121 211 189 118 189 165 101 132 367 122 39 96 49 215 7.309
(6)
240 388 206 142 45 127 235 112 219 45 329 982 855 117 918 171 108 127 218 192 133 189 167 108 134 376 115 47 98 53 165 52 7.413
2004
2000
(7)
(8)
240 423 210 146 47 132 250 113 222 61 329 982 857 117 907 172 109 125 220 195 132 193 174 114 135 333 138 44 50 103 55 167 55 7.550
72 98 63 42 31 67 21 23 7 50 131 184 30 257 19 20 25 57 65 35 25 48 56 55 137 36 13 30 14 74 1.785
Jumlah Puskesmas Perawatan 2001 2002 2003 (9)
72 98 64 44 31 67 21 25 7 50 130 187 31 261 18 20 27 57 65 34 26 52 56 56 150 36 14 30 15 74 1.818
(10)
77 97 62 49 37 67 25 30 10 47 132 206 32 283 18 20 43 62 66 28 25 68 57 55 150 36 14 32 20 78 1.926
(11)
78 90 63 36 21 36 68 10 28 25 46 18 128 214 32 279 20 27 59 66 33 26 68 17 66 57 156 28 30 16 61 22 1.924
2004 (12)
82 97 63 38 21 38 71 25 29 26 48 132 235 32 295 18 20 28 60 67 31 31 67 59 59 140 35 14 18 30 15 63 23 2.010
Lampiran 5.4 JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIO PUSKESMAS KELILING PER PUSKESMAS MENURUT PROVINSI DI INDONESIA, TAHUN 2000 - 2004
No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi (2) Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
2000 R-4 (3) 239 325 177 119
PB (4) 13 15 6 52 -
101 200 130 157 38 84 477 698 130 923 120 125 120 185 117 102 171 94 79 93 257 80 29
25 19 2 5 1 4
5 1 2 22 120 89 39 51 18 25 160 23 1 -
92 190 113 170 38 84 412 610 129 803 62 114 125 177 115 97 177 94 77 91 249 76 27
4
35 38 108
22 24 93
5.551
2001 R-4 (5) 236 264 183 111
27 29 112
841
5.084
Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI Keterangan: R-4 = Puskesmas keliling kendaraan bermotor roda empat (mobil) PB = Puskesmas keliling perahu bermotor
Jumlah Puskesmas Keliling 2003 2002 PB R-4 PB R-4 PB (6) (7) (8) (9) (10) 14 192 8 19 237 1 144 2 6 188 3 73 56 103 46 73 7 28 11 24 114 15 66 6 62 149 20 110 20 2 102 34 2 160 1 109 4 1 30 96 4 68 4 24 384 2 42 4 665 4 150 1 108 500 6 5 871 6 59 90 1 529 2 1 110 45 87 2 2 112 3 45 1 28 173 19 69 7 116 93 58 58 67 76 77 75 53 24 34 168 40 83 4 37 113 50 50 17 21 81 17 11 19 96 21 17 17 16 229 15 18 77 14 183 19 2 23 16 5 19 35 22 16 7 19 18 62 27 46 109 118 102 32 24 11 18 716 4.984 654 2.795 317
2004 R-4 (11) 198 267 190 96 24 128 197 101 172 49 70 406 777 108 886 88 111 119 183 112 88 176 126 67 106 215 85 32 27 32 26 71 25 5.358
PB (12) 8 11 23 24 12 10 3 1 165 1 6 4 1 46 3 21 75 54 29 46 16 17 8 9 2 37 65 66 42 805
2000 (13) 1,2 0,9 0,9 1,2 1,0 1,0 1,2 0,8 0,9 0,3 0,5 0,8 1,0 1,0 0,5 1,1 1,1 1,0 1,2 1,4 1,1 1,0 0,9 0,9 1,2 0,8 0,6 0,8 0,9 1,0 0,9
Rasio Puskesmas Keliling/ Puskesmas 2001 2002 2003 (14) (15) (16) 1,2 0,9 0,0 0,7 0,6 0,4 0,9 0,9 0,4 1,1 0,9 0,6 0,9 0,9 1,0 0,6 1,1 0,8 0,6 1,0 0,9 0,3 0,9 0,8 0,5 0,9 0,7 2,1 0,3 0,2 0,1 0,4 0,4 0,0 0,7 0,8 0,2 1,0 0,9 4,3 0,9 1,0 0,1 0,5 0,5 3,1 1,1 1,4 0,8 1,0 1,0 0,4 1,0 0,9 0,3 1,2 0,8 0,7 1,3 1,3 0,6 1,1 1,1 0,5 0,9 1,0 0,4 1,0 1,0 0,1 0,8 0,9 0,3 0,8 0,7 0,0 0,7 0,7 1,8 0,6 0,6 0,4 0,5 0,9 1,1 0,8
0,6 1,6 1,0 0,8
0,2 1,4 0,3 0,6 0,4
2004 (17) 0,9 0,6 1,0 0,8 1,0 1,1 0,8 0,9 0,8 0,8 0,7 0,4 0,9 0,9 1,0 0,5 1,4 1,0 0,9 1,0 1,1 1,1 1,0 0,7 0,9 0,7 0,7 0,7 0,6 0,7 1,7 0,8 1,2 0,8
Lampiran 5.5 JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA MENURUT PENGELOLA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Irian Jaya Barat Irian Jaya Tengah Irian Jaya Timur Indonesia
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
Depkes/Pemda TNI/POLRI Departemen Lain/BUMN Swasta Semua RS RS RS RS RS RS RS RS RS RS RS Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus (3)
14 25 15 10 7 11 4 6 3 8 28 40 6 43 5 9 6 13 10 10 11 10 6 9 26 5 2 6 2 4 3 4 361
(4)
1 5 2 1 1 2 1 1 1 7 8 8 1 8 1 2 3 0 3 0 2 2 1 1 7 1 1 1 0 0 0 2 74
(5)
(6)
15 30 17 11 8 13 5 7 4 15 36 48 7 51 6 11 9 13 13 10 13 12 7 10 33 6 3 7 2 4 3 6 435
3 7 3 5 2 2 1 1 0 8 12 8 2 19 2 2 1 2 2 1 3 3 2 1 6 2 0 3 2 2 2 1 110
(7)
(8)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
3 7 3 5 2 2 1 1 0 9 12 8 2 20 2 2 1 2 2 1 3 3 2 1 6 2 0 3 2 2 2 1 112
(9)
3 17 1 6 2 5 0 0 0 5 6 3 0 13 2 0 0 0 1 0 2 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 71
(10)
(11)
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7
3 18 1 6 2 5 0 0 0 6 7 3 1 15 2 0 0 0 1 0 2 2 0 0 2 1 0 0 0 1 0 0 78
(12)
5 61 9 11 2 8 1 8 1 51 45 72 9 56 8 16 2 8 7 0 4 8 11 4 12 3 0 6 0 2 1 3 434
(13)
(14)
2 6 10 1 1 2 0 3 0 32 25 40 15 22 4 4 0 1 2 0 4 1 0 4 7 0 0 1 0 0 0 0 187
7 67 19 12 3 10 1 11 1 83 70 112 24 78 12 20 2 9 9 0 8 9 11 8 19 3 0 7 0 2 1 3 621
(15)
25 110 28 32 13 26 6 15 4 72 91 123 17 131 17 27 9 23 20 11 20 23 19 14 45 11 2 15 4 9 6 8 976
(16)
3 12 12 2 2 4 1 4 1 41 34 48 17 33 5 6 3 1 5 0 6 3 1 5 15 1 1 2 0 0 0 2 270
(17)
28 122 40 34 15 30 7 19 5 113 125 171 34 164 22 33 12 24 25 11 26 26 20 19 60 12 3 17 4 9 6 10 1.246
Lampiran 5.6 JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA TAHUN 1995 - 2004 Jumlah Rumah Sakit Umum No
Pengelola
(1)
(2)
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
1
Departemen Kesehatan
15
15
15
15
14
14
14
14
14
13
2
Pemerintah Provinsi
42
42
42
43
40
42
45
45
45
43
3
Pemerintah Kab/Kota
281
283
285
287
285
286
285
287
294
305
Depkes + Pemda
338
340
342
345
339
342
344
346
353
4
TNI/POLRI
110
111
111
112
110
110
110
110
110
110
5
Departemen Lain / BUMN
73
72
69
68
68
68
70
70
71
71
Pemerintah
521
523
522
525
517
520
524
526
534
Swasta
329
335
351
363
370
390
411
427
432
850
858
873
888
887
910
935
953
966
6
Jumlah Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
361
542 434 976
Lampiran 5.7 JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA TAHUN 1995 - 2004 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum No
Pengelola
(1)
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
9.023
9.089
9.610
9.471
9.194
9.173
9.264
9.086
8.858
8.505
(2)
1
Departemen Kesehatan
2
Pemerintah Provinsi
11.901
12.032
11.936
11.914
12.109
12.226
12.832
12.872
12.958
12.391
3
Pemerintah Kab/Kota
28.168
28.501
28.888
29.371
29.536
29.883
29.682
30.316
30.803
31.959
Depkes + Pemda
49.092
49.622
50.434
50.756
50.839
51.282
51.778
52.274
52.619
52.855
4
TNI/POLRI
10.752
10.836
10.874
10.938
10.748
10.811
10.942
10.740
10.718
10.761
5
Departemen Lain / BUMN
7.246
7.281
6.881
7.045
6.888
6.928
6.836
6.729
6.758
6.537
Pemerintah
67.090
67.739
68.189
68.739
68.475
69.021
69.556
69.743
70.095
70.153
Swasta
33.298
34.303
35.697
36.553
37.308
38.516
40.392
41.796
42.284
42.487
100.388
102.042
103.886
105.292
105.783
107.537
109.948
111.539
112.379
112.640
6
Jumlah
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
Lampiran 5.8 JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS DAN TEMPAT TIDURNYA MENURUT JENIS RUMAH SAKIT TAHUN 1997 - 2004
No
Jenis Rumah Sakit
(1)
(2)
1997
1998
1999
2001
2000
2003
2002
2004
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
1 RS Jiwa
49
8.208
50
7.921
50
7.863
50
7.834
50
6.689
51
7.777
51
7.771
51
8.535
2 RS Kusta
24
2.724
24
2.643
24
2.593
24
2.459
24
2.427
23
2.344
23
2.344
22
2.248
3 RS TP
10
747
10
748
10
761
9
711
9
711
9
722
9
722
9
751
4 RS Mata
10
580
10
501
10
507
10
468
10
446
10
418
10
418
10
460
5 RS OP
1
187
1
187
1
187
1
187
1
187
1
187
1
187
1
187
6 RS Penyakit Infeksi
1
103
1
103
1
103
1
144
1
144
1
144
1
144
1
144
7 RS Jantung
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
214
2
234
8 RS Kanker
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
129
1
128
9 RS Bersalin
50
55
2.464
55
2.439
63
3.175
63
3.100
55
1.365
10 RS Ibu dan Anak 11 RS Gigi dan Mulut 12 RS Khusus Lainnya Jumlah
72
2.270 3.291
217 18.110
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
51 77
2.279 3.512
224 17.894
51 77
2.290 3.511
224 17.815
54 86
2.432 3.735
235 17.970
53 96
2.361 4.304
244 17.269
55 112
2.491 4.592
262 18.675
11 41
1.182
268 18.750
270 19.591
Lampiran 5.9 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN YANG MEMILIKI LABORATORIUM KESEHATAN DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi
Jumlah
(2)
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Bara Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004 Keterangan : (-) data belum diterima
458 168 126 139 125 247 1.121 161 1.067 144 143 207 150 109 222 142 155 383 131 123 5.521
Jumlah yang Memiliki 4 (Empat) Spesialis LabKes Dasar (4)
233 168 104 83 125 144 106 161 822 142 102 180 97 62 37 100 149 152 15 1 2.983
(5)
% yang Memiliki 4 (Empat) Spesialis LabKes Dasar (6)
1 25 6 8 6 27 19 36 9 14 6 30 20 8 7 1 223
50,87 100,00 100,00 58,30 9,46 100,00 77,04 98,61 71,33 86,96 64,67 56,88 16,67 70,42 96,13 39,69 0,81 54,03
(7)
0,00 0,60 6,40 2,43 2,41 11,80 3,37 6,25 9,79 5,50 13,51 14,08 5,16 0,81 7,48
Lampiran 5.10 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN GAWAT DARURAT MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi
Jumlah Sarana Kesehatan
(2)
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Mempunyai Kemampuan Gawat Darurat Jumlah % (4)
12 190 17 172 161 72 120 291 88 477 113 1.709 1.101 63 413 97 323 177 196 137 83 227 87 360 40 6 49 38 6.819
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima
(5)
2 49 17 172 40 54 92 96 67 98 35 309 389 63 307 33 47 96 43 73 51 129 54 229 8 2 21 27 2.603
16,67 25,79 100,00 100,00 24,84 75,00 76,67 32,99 76,14 20,55 30,97 18,08 35,33 100,00 74,33 34,02 14,55 54,24 21,94 53,28 61,45 56,83 62,07 63,61 20,00 33,33 42,86 71,05 38,17
Lampiran 5.11 JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2001 - 2004 Industri No
Provinsi
(1)
(2)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2
Sumatera Utara
Obat Tradisional
Industri Farmasi
(4)
(5)
Kosmetika
Industri Obat Tradisional ndustri Kecil Obat Tradisiona
2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004 (3)
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Alat Kesehatan
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
2001
2002
2003
2004
(11)
(11)
(12)
(13)
2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 (14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
2004 (21)
2001 2002 2003 (22)
(23)
(24)
2004 (25)
0
0
0
0
1
1
1
1
25
26
26
26
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
10
11
11
11
3
2
2
2
0
0
70
57
15
15
18
18
34
34
37
40
39
39
39
42 5
3
Sumatera Barat
2
2
2
2
0
0
0
0
4
4
5
5
0
0
0
0
12
14
14
14
4
5
5
4
Riau
0
0
0
0
8
4
0
0
8
9
1
1
0
28
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
5
Jambi
1
1
1
1
0
0
0
0
11
8
8
9
0
0
0
0
4
5
5
6
1
1
1
1
6
Bengkulu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Sumatera Selatan
1
1
1
3
1
1
1
1
6
5
5
5
1
1
1
1
4
2
2
2
1
1
1
1
8
Lampung
0
0
0
0
0
0
0
0
3
3
3
3
0
0
0
0
0
0
3
3
0
0
0
0
9
Kepulauan Bangka Belitung
0
0
0
24
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
0
0
0
0
0
0
0
10 DKI Jakarta
39
40
40
62
12
19
13
13
133
141
160
160
56
60
63
63
79
85
95
95
174
181
185
185
11 Jawa Barat
68
71
72
77
33
33
36
36
99
118
172
172
50
54
57
57
101
129
146
146
92
107
114
114
12 Jawa Tengah
23
25
25
31
10
10
10
10
190
200
208
208
13
33
33
33
33
33
51
51
33
33
45
141
13 DI Yogyakarta
1
1
1
5
0
0
0
0
21
21
21
21
7
8
8
8
7
8
8
8
3
4
4
4
14 Jawa Timur
40
51
51
57
8
8
8
11
186
172
338
346
0
11
65
20
81
114
125
130
130
138
141
141
15 Banten
32
19
22
24
20
5
7
8
8
20
21
28
28
20
20
22
22
50
55
63
63
28
30
32
16 Bali
1
1
1
1
0
0
6
6
6
6
6
6
1
1
1
1
0
0
0
0
1
2
2
2
17 Nusa Tenggara Barat
0
0
0
1
0
0
0
0
13
8
9
9
0
1
1
34
1
0
0
0
0
0
0
0
18 Nusa Tenggara Timur
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
6
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19 Kalimantan Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
7
7
7
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20 Kalimantan Tengah
0
0
0
0
0
0
0
0
2
3
3
3
0
0
0
99
0
0
0
0
0
0
0
0
21 Kalimantan Selatan
0
0
0
0
0
0
0
0
27
27
27
32
0
0
0
99
0
0
0
1
0
0
0
29
22 Kalimantan Timur
0
0
0
0
0
1
1
1
11
11
11
11
0
40
55
55
0
0
0
0
0
0
0
0
23 Sulawesi Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
7
7
7
8
0
0
0
8
4
4
4
4
0
0
0
0
24 Sulawesi Tengah
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
3
0
0
0
2
0
0
0
367
0
0
0
391
25 Sulawesi Selatan
0
0
0
0
0
0
0
0
5
5
2
2
0
0
75
75
0
0
0
0
0
0
0
0
26 Sulawesi Tenggara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
27 Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
28 Maluku
0
0
0
0
0
0
0
0
6
4
4
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
0
0
0
84
0
0
0
0
0
0
0
81
0
0
0
0
0
0
0
0
29 Maluku Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30 Papua Indonesia
0
0
0
0
0
0
0
0
3
2
2
205
Sumber Data dari hasil pertemuan pemutakhiran data
226
229
295
81
86
86
89
794
4 2
811 1.130 1.134
163
272
400
727
413
483
554
1.015
506
541
569 1.088
Lampiran 5.12 JUMLAH SARANA DISTRIBUSI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2001 - 2004
No
PBF
Provinsi
(1)
(2)
Apotik
Perbekalan Alat Kesehatan
Toko Obat
Penyalur
Sub Penyalur
2001
2002
2003
2004
2001
2002
2003
2004
2001
2002
2003
2004
2001
2002
2003
2004
2001
2002
2003
2004
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
28
28
2
Sumatera Utara
109
3
Sumatera Barat
4
Riau
95
95
92
103
106
425
60
64
67
67
58
63
84
84
-
51
51
499
499
483
389
389
-
389
389
36
103
-
133
158
165
165
354
114
122
192
192
362
384
397
397
482
650
650
74
78
86
86
-
165
165
-
5
Jambi
37
39
39
37
77
75
80
78
137
137
309
150
92
6
Sumatera Selatan
83
76
76
76
160
160
137
137
135
132
132
130
87
-
41
-
-
7
Bengkulu
8
Lampung
9
Kepulauan Bangka Belitung
13
13
41
46
57
41
51
51
114
124
127
1
3
3
21
23
23
28
117
142
116
81
29
-
-
4
4 750
459
494
526
526
1.008
1.137
1.226
1.226
340
810
962
962
602
670
750
Jawa Barat
241
321
349
349
1.231
1.505
1.566
1.566
535
535
535
535
30
30
42
12
Jawa Tengah
223
225
249
249
652
722
879
879
361
480
600
600
46
51
45
45
1
230
DI Yogyakarta
15
40
45
43
43
164
208
225
225
305
334
290
1.022
1.311
1.331
1.375
Banten
30
38
45
45
245
345
345
345
16
Bali
66
73
79
79
216
250
250
250
37
48
17
Nusa Tenggara Barat
18
22
23
24
58
67
79
84
49
60
18
Nusa Tenggara Timur
17
18
19
19
30
42
48
48
79
81
19
Kalimantan Barat
40
41
43
43
46
62
77
77
309
242
301
20
Kalimantan Tengah
11
10
12
12
38
49
55
55
63
60
81
81
21
Kalimantan Selatan
47
47
51
49
65
73
84
115
226
233
262
321
22
Kalimantan Timur
45
45
45
45
94
115
144
144
253
297
386
386
23
Sulawesi Utara
44
41
39
39
71
73
80
90
82
121
135
149
50
24
Sulawesi Tengah
24
19
13
12
50
60
60
55
137
137
115
105
11
25
Sulawesi Selatan
72
74
79
79
304
352
331
331
360
385
450
450
26
Sulawesi Tenggara
8
11
13
13
25
37
39
39
114
133
156
156
27
Gorontalo
2
2
18
19
19
36
36
28
Maluku
15
14
29
32
35
75
74
29
Maluku Utara
30
Irian Jaya Indonesia
Sumber Data dari hasil pertemuan pemutakhiran data Catatan : Yang tebal data lama
9
12
21
1
1
1
13
13
17
35
31
34
34
88
109
116
2.082
2.249
2.478
2.432
6.391
7.767
8.364
8.456
42
166
205
255
-
306
2
2
96
32
DKI Jakarta
Jawa Timur
96
37
11
13
57
29
10
14
46
2
255 -
2
79
80
81
81
68
68
1
4
4
-
38
-
32
105
8
12
12
71
50
57
76
76
63
63
28
36
51
34
151
151
-
-
-
-
301
27
42
48
48
-
33
33
33
-
74
82
92
92
40
40
55
62
62
21
23
23
-
-
16
16
1
2
2
2
71
68
71
25
43
17
20
23
116
39
39
118
118
4.518
5.405
6.610
6.838
-
55
7
12
-
-
1.152
59
59
42
42
1
1
12
38
-
1.061
55 70
7
38
12
7
81
1.639
1.982
12 -
291
343
711
819
Lampiran 5.13 JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT (EX GUDANG FARMASI) KABUPATEN/KOTA MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2004 No
Provinsi
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatra Utara Sumatra Barat Riau Jambi Sumatra Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Irian Jaya Irian Jaya Barat Jumlah
20 23 16 11 10 11 7 10 7 5 6 25 35 5 38 6 9 8 16 10 14 13 13 8 9 28 7 5 5 8 19 9 416
Sumber Data: Hasil pertemuan pemutakhiran data dan Pengumpulan/Up Dating data di Provinsi
2002
Tahun 2003
2004
(4)
(5)
(6)
10 18 14 11 6 7 4 10 3
10 20 14 11 9 7 4 10 3
20 20 15 11 10 10 1 10 3
6 21 35 5 38 6 12 7 12 10 8 11 12 6 5 12 4 3 5 3 14 1 319
6 24 35 5 38 6 12 8 14 10 8 11 12 8 5 12 4 3 5 3 14
6 25 35 5 38 3 9 7 13 10 6 11 13 8 6 11 5 5 5 3 14 1 339
331
Lampiran 5.14 JUMLAH SARANA UKBM MENURUT PROVINSI KEADAAN TAHUN 2004 Sarana UKBM
Rasio Sarana UKBM Terhadap Desa/Kelurahan
No
Provinsi
Jumlah Desa/ Kelurahan
Posyandu
Polindes
Pos Obat Desa
Posyandu
Polindes
Pos Obat Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia
Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI
5.669 5.644 2.210 1.296 1.199 2.642 1.185 2.121 323 293 265 5.760 8.705 438 8.434 1.320 686 742 2.455 1.433 1.169 2.012 1.096 1.186 1.439 2.531 1.451 419 427 1.037 631 1.952 608 68.778
4.875 14.974 5.978 3.826 2.974 5.902 1.695 6.977 848 … 3.553 35.361 43.607 5.373 42.799 5.868 4.446 5.020 6.743 3.593 2.068 3.439 4.094 2.127 2.815 8.579 1.736 953 1.360 … 7.116 238.699
1.929 2.744 733 226 123 1.438 636 712 197 227 0 691 4.068 133 4.728 41 254 498 1.253 1.198 424 1.207 358 284 833 700 185 262 119 83 353 279 59 26.975
84 450 186 113 126 54 141 344 37 7 0 201 2.156 67 378 59 1 204 251 135 51 277 115 19 353 303 207 61 14 17 2 118 38 6.569
0,86 2,65 2,70 2,95 2,48 2,23 1,43 3,29 2,63 … 13,41 6,14 5,01 12,27 5,07 4,45 6,48 6,77 2,75 2,51 1,77 1,71 3,74 1,79 1,96 3,39 1,20 2,27 1,31 … 3,65 3,47
0,34 0,49 0,33 0,17 0,10 0,54 0,54 0,34 0,61 0,77 0,12 0,47 0,30 0,56 0,03 0,37 0,67 0,51 0,84 0,36 0,60 0,33 0,24 0,58 0,28 0,13 0,63 0,28 0,08 0,56 0,14 0,10 0,39
0,01 0,08 0,08 0,09 0,11 0,02 0,12 0,16 0,11 0,02 0,03 0,25 0,15 0,04 0,04 0,00 0,27 0,10 0,09 0,04 0,14 0,10 0,02 0,25 0,12 0,14 0,15 0,03 0,02 0,00 0,06 0,06 0,10
Lampiran 5.15 JUMLAH POSYANDU MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2004 No
Provinsi
Jumlah Posyandu
Jumlah Puskesmas
(1)
(2)
(3)
(4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nanggroe Aceh Darussalam* Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung* DKI Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Kalimantan Timur Sulawesi Utara* Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua* Irian Jaya Barat Sulawesi Barat Indonesia
Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI * Data Profil UKBM Tahun 2003
4.875 14.974 5.978 3.826 … 2.974 5.902 848 1.695 6.977 3.553 5.868 35.361 43.607 5.373 42.799 3.439 2.068 3.593 4.094 2.127 2.815 8.579 1.736 953 4.446 5.020 6.743 1.360 … 7.116
238.699
240 423 210 146 132 250 113 47 222 61 329 172 982 857 117 907 193 132 195 174 114 135 333 138 44 109 125 220 103 55 167 55 50 7.550
Pratama Jumlah (6)
Madya %
Jumlah
%
(7)
(8)
(9)
3.217 6.714 1.888 910 … 1.153 2.341 277 704 2.077 751 3.459 10.685 7.362 1.151 13.170 1.831 1.443 1.330 1.177 857 1.328 4.073 422 459 734 2.808 3.816 1.360 … 2.734
65,99 44,84 31,58 23,78 … 38,77 39,66 32,67 41,53 29,77 21,14 58,95 30,22 16,88 21,42 30,77 53,24 69,78 37,02 28,75 40,29 47,18 47,48 24,31 48,16 16,51 55,94 56,59 100,00 … 38,42
980 5.493 2.025 2.094 … 1.108 1.831 360 598 2.796 1.883 1.765 16.839 20.285 1.588 17.922 1.172 337 1.538 1.477 766 949 2.924 645 374 1.454 1.605 2.285 0 … 2.048
20,10 36,68 33,87 54,73 … 37,26 31,02 42,45 35,28 40,07 53,00 30,08 47,62 46,52 29,56 41,87 34,08 16,30 42,81 36,08 36,01 33,71 34,08 37,15 39,24 32,70 31,97 33,89 0,00
80.231
33,61
95.141
Purnama Jumlah % (10)
(11)
Mandiri Jumlah (12)
% (13)
28,78
361 2.605 1.749 683 … 634 1.563 190 322 1.795 799 504 7.108 15.854 1.823 10.342 373 280 658 1.002 449 456 1.453 549 119 2.131 551 597 0 … 1.440
7,41 17,40 29,26 17,85 … 21,32 26,48 22,41 19,00 25,73 22,49 8,59 20,10 36,36 33,93 24,16 10,85 13,54 18,31 24,47 21,11 16,20 16,94 31,62 12,49 47,93 10,98 8,85 0,00 … 20,24
317 162 316 139 … 79 167 21 71 309 120 140 729 106 811 1.365 63 8 67 438 55 82 129 120 1 127 56 45 0 … 894
6,50 1,08 5,29 3,63 … 2,66 2,83 2,48 4,19 4,43 3,38 2,39 2,06 0,24 15,09 3,19 1,83 0,39 1,86 10,70 2,59 2,91 1,50 6,91 0,10 2,86 1,12 0,67 0,00 … 12,56
39,86
56.390
23,62
6.937
2,91
Lampiran 5.16 JUMLAH POS OBAT DESA (POD) MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2004 No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Provinsi
Jumlah POD
(2)
(4)
(6)
… … … … … 352 … 137 … … 152 … 3.431 70 276 339 203 271 202 … 761 377 1.854 56 … 265 358 … … … … … 9.104
… … … … … 233 … 96 … … 148 … 2.385 51 221 266 203 250 160 … 514 301 761 49 … 231 78 … … … … … 5.947
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Bara Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Bali Nusa Tenggara Bara Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Kepulauan Riau Indonesia
Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI
Pratama Jumlah % (7)
… … … … … 66,19 … 70,07 … … 97,37 … 69,51 72,86 80,07 78,47 100,00 92,25 79,21 … 67,54 79,84 41,05 87,50 … 87,17 21,79 … … … … … 65,32
Madya Jumlah % (8)
(9)
… … … … … 41 … 30 … … 3 … 739 8 47 72 0 21 11 … 190 68 637 7 … 24 274 … … … … … 2.172
… … … … … 11,65 … 21,90 … … 1,97 … 21,54 11,43 17,03 27,07 0,00 7,75 5,45 … 24,97 18,04 34,36 12,50 … 9,06 76,54 … … … … … 23,86
Purnama Jumlah % (10)
… … … … … 43 … 2 … … 1 … 161 7 7 1 0 0 12 … 57 7 381 0 … 8 6 … … … … … 693
(11)
… … … … … 12,22 … 1,46 … … 0,66 … 4,69 10,00 2,54 1,39 0,00 0,00 5,94 … 7,49 1,86 20,55 0,00 … 3,02 1,68 … … … … … 7,61
Mandiri Jumlah % (12)
… … … … … 15 … 0 … … 0 … 146 4 1 0 0 0 10 … 0 1 75 0 … 2 3 … … … … … 257
(13)
… … … … … 4,26 … 0,00 … … 0,00 … 4,26 5,71 0,36 0,00 0,00 0,00 4,95 … 0,00 0,27 4,05 0,00 … 0,75 0,84 … … … … … 2,82
Lampiran 5.17 JUMLAH POS UKK MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
Jumlah Pos UKK
(1)
(2)
(3)
Pratama Jumlah (5)
Madya %
Jumlah
%
(6)
(7)
(8)
Purnama Jumlah % (9)
Mandiri
(10)
Jumlah
%
(11)
(12)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
…
…
…
…
…
…
…
…
2
Sumatera Utara
…
…
…
…
…
…
…
…
3
Sumatera Barat
325
293
90,15
22
6,77
10
3,08
4
Riau
15
15
100,00
0
0,00
0
0,00
5
Jambi
…
…
…
…
…
…
…
…
…
6
Sumatera Selatan
…
…
…
…
…
…
…
…
…
7
Kepulauan Bangka Belitung
…
…
…
…
…
…
8
Bengkulu
42
100
9
…
…
238,10
0
0,00
0
0,00
… …
0
0,00
0
0,00
0
… 0,00
Lampung
…
…
…
…
…
…
…
…
10
DKI Jakarta
…
…
…
…
…
…
…
…
…
11
Banten
55
32
58,18
2
0
…
0
…
12
Jawa Barat
…
…
…
…
…
…
…
…
…
13
Jawa Tengah
…
…
…
…
…
…
…
…
…
14
DI Yogyakarta
109
94
86,24
12
11,01
6
5,50
2
15
Jawa Timur
263
259
98,48
9
3,42
2
0,76
2
0,76
16
Kalimantan Selatan
111
106
95,50
5
4,50
0
0,00
0
0,00
17
Kalimantan Tengah
42
…
…
…
…
…
…
…
18
Kalimantan Barat
55
…
…
…
…
…
…
…
19
Kalimantan Timur
179
167
93,30
7
20
Sulawesi Utara
…
…
…
…
21
Sulawesi Tengah
64
59
92,19
5
7,81
0
0,00
0
0,00
22
Sulawesi Selatan
266
204
76,69
41
15,41
21
7,89
0
0,00
23
Sulawesi Tenggara
24
24
100,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
24
Gorontalo
838
613
73,15
169
20,17
56
6,68
0
0,00
25
Bali
134
52
38,81
42
31,34
18
13,43
22
16,42
26
Nusa Tenggara Barat
50
44
88,00
4
8,00
2
4,00
0
0,00
27
Nusa Tenggara Timur
151
91
60,26
51
33,77
9
5,96
0
0,00
28
Maluku
…
…
…
…
…
…
…
…
…
29
Maluku Utara
…
…
…
…
…
…
…
…
…
30
Papua
… 2.723
… 2.153
… 4,88
… 31
… 1,14
Indonesia
… 79,07
… 369
3,64
3,91 …
… 13,55
9 …
… 133
5,03 …
5 …
…
1,83
… … 2,79 …
Lampiran 5.18 JUMLAH TOGA MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2004
No (1)
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,
Provinsi
Jumlah KK
(2)
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber Data : Ditjen Binkesmas Depkes RI
4.925 1.414.129 234.303
TOGA Jumlah % (4)
Purnama Jumlah %
(8)
(9)
4.555 49
75,55 90,74
1.378 2
22,86 3,70
96 2
1,59 3,70
0 1
37,40
216 27 76
17,56 5,42
42 20 69
3,41
1.401
460 688 1.256
4,93
0 13 0
653
316
48,39
6
0,92
4
0,61
2
0,31
39,96
446 2.294
76,24 67,85
118 554
20,17 16,39
21 49
3,59 1,45
4 0
0,68 -
3,12
1.728 1.301 -
99,60 98,34 -
1 20 -
0,06 1,51 -
6 2 -
0,35 0,15 -
1 0 -
0,06 -
50,31 60,93 98,17 48,24 93,93 12,90
1.593 358 97 154 36 34
27,85 30,21 0,92 22,58 5,60 4,99
1.244 98 83 87 3 31
21,75 8,27 0,79 12,76 0,47 4,55
6 6 12 0 0 0
0,10 0,51 0,11 -
0,54
4.670
0,09
1.857
0,04
6.029 54
1,10
1.230
0,09
22.948
1.735 1.323 717
0,64 0,07 0,39
889.785
5.720 1.185 10.514 322 682 643 153
2.878 722 10.322 329 604 88
5.192.099
36.327
0,70
28.036
(10)
(11)
Mandiri Jumlah %
(7)
585 3.381
82.036
Madya Jumlah %
(6)
8.460
896.361 1.639.152
(5)
Pratama Jumlah %
(12)
(13)
45
1,85 -
0,00
Lampiran 5.19 REKAPITULASI INSTITUSI POLITEKNIK KESEHATAN MENURUT JURUSAN DAN PROVINSI, PER MARET 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Keperawatan Kebidanan
Jurusan / Program Studi Teknik Analis ElektroKesehatan medik
Kesehatan Lingkungan
Gizi
Kesehatan Gigi
Farmasi
Teknik Radiodiagnostik
Teknik Gigi
Analis Farmasi Makanan
Fisioterapi
Okupasi Ortetik Terapi Prostetik
TOTAL
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
3
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
2
Sumatera Utara
1
3
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
9
3
Sumatera Barat
2
2
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
4
Riau
2
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
5
Jambi
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
6
Bengkulu
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
7
Sumatera Selatan
3
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
8
8
Lampung
2
2
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
7
9
DKI Jakarta
4
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
16
10
Jawa Barat
5
6
1
1
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
16
11
Jawa Tengah
6
3
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
16
12
DI Yogyakarta
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
6
13
Jawa Timur
8
6
2
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
20
14
Bali
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
15
Nusa Tenggara Barat
2
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
5
16
Nusa Tenggara Timur
3
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
7
17
Kalimantan Barat
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
6
18
Kalimantan Tengah
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
19
Kalimantan Timur
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
3
20
Kalimantan Selatan
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
6
21
Sulawesi Utara
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
6
22
Sulawesi Tengah
2
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
23
Sulawesi Selatan
3
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
10
24
Sulawesi Tenggara
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
25
Maluku
3
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
26
Maluku Utara
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
27
Papua
2
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
28
Banten
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
29
Gorontalo
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
30
Kepulauan Bangka Belitung TOTAL
Sumber: Pusdiknakes, PPSDM
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
63
47
20
23
18
6
12
2
2
1
1
2
1
1
199
Lampiran 5.20 JUMLAH LULUSAN POLITEKNIK KESEHATAN MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI TAHUN 2004 No
Poltekkes
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Banda Aceh Medan Padang Riau Jambi Bengkulu Palembang Tanjung Karang Jakarta I Jakarta II Jakarta III Bandung Tasikmalaya Semarang Surakarta Yogyakarta Malang Surabaya Denpasar Mataram Kupang Pontianak Palangkaraya Banjarmasin Samarinda Manado Palu Makassar Kendari Ambon Ternate Jayapura TOTAL
AKPER
AKBID
AKL
AKZI
AKG
AKFAR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
242 76 169 158 79 39 40 99 40 0 261 170 120 300 40 0 252 289 135 82 98 39 118 0 38 78 182 246 59 78 70 115 3.712
64 450 180 68 88 120 0 255 59 0 161 277 239 126 60 39 100 238 42 39 0 46 40 40 81 60 57 76 50 43 94 69 3.261
Sumber : Pusdiknakes, Badan PPSDM Depkes RI
58 39 36 0 34 0 0 37 0 41 0 54 0 42 0 30 0 181 55 0 37 25 0 40 0 38 44 48 0 34 0 60 933
93 56 51 0 0 0 32 0 0 68 0 74 0 39 0 92 53 0 40 30 0 38 34 50 0 40 0 52 58 46 0 71 1.017
52 47 0 0 58 0 41 22 23 0 0 82 48 44 0 97 0 40 43 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 627
Jurusan / Program Studi AAK ATEM ATRO (9)
0 88 0 0 0 0 35 0 0 96 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 37 0 0 0 0 289
(10)
0 91 0 0 0 0 39 38 0 0 86 82 0 0 0 59 0 0 0 0 0 22 0 0 0 0 0 40 0 0 0 0 457
0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 0 0 0 0 0 88 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 148
(11)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100
ATG
AKAFARMA
AKFIS
AOT
AOP
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23
0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 0 0 147
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40
Jumlah (17)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
509 847 436 226 259 159 187 451 122 388 508 739 407 591 220 317 405 836 315 151 168 200 192 130 119 216 283 566 167 201 164 315 10.794
Lampiran 5.21 JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON POLITEKNIK KESEHATAN MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
(4)
(5)
(8)
(9)
(10)
(11)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
Jumlah
AOP
PTTD
ATEM
APIKES
ARO
AAK
ATG
SMAK
(20)
ATRO
Keteknisian Medis Akupuntur
ATW
AOT
AKFIS
AKZI
AKL
SPPH
(12)
Keterapian
Gizi
SPAG
Kesmas AKFAR
AKAFARMA
STLKF
(7)
SMF
(6)
AKG
AKBID
(3)
Kefarmasian
AKPER
(2)
(1)
SPRG
Provinsi
SPK-SJ
No
SPK
Keperawatan
(28)
(29)
(30)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
4
0
0
11
5
0
0
0
1
1
0
1
0
0
2
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
2
Sumatera Utara
7
0
0
34
21
0
4
0
3
1
0
2
0
2
2
0
0
0
1
0
2
1
1
0
1
0
0
82
3
Sumatera Barat
0
0
0
13
6
0
1
0
1
3
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
2
0
0
0
30
4
Riau
0
0
0
10
5
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
21
5
Jambi
0
0
0
7
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
10
6
Sumatera Selatan
0
0
0
12
3
0
1
0
0
2
0
3
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
23
7
Bengkulu
0
0
0
4
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
7
8
Lampung
0
0
0
6
2
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
10
9
Kepulauan Bangka Belitung
1
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
2
0
2
37
13
0
7
0
3
2
0
0
0
3
3
0
1
0
2
1
1
1
2
2
1
1
0
84
10 DKI Jakarta
29
11 Jawa Barat
0
0
0
34
0
0
4
0
0
1
0
2
0
0
1
0
0
0
0
0
3
0
0
1
0
0
0
46
12 Jawa Tengah
2
0
0
43
20
0
4
0
3
3
0
5
0
2
2
0
0
0
2
0
4
1
1
6
2
0
0
100
13 Banten
0
0
0
5
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
14 DI Yogyakarta
0
0
0
8
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
15 80
15 Jawa Timur
0
0
1
42
12
0
5
0
3
2
0
1
0
2
1
0
1
1
1
1
4
0
1
2
0
0
0
16 Bali
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
17 Nusa Tenggara Barat
1
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
18 Nusa Tenggara Timur
2
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
19 Kalimantan Barat
0
0
0
6
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
20 Kalimantan Tengah
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
21 Kalimantan Selatan
0
0
0
6
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
22 Kalimantan Timur
0
0
0
6
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
23 Sulawesi Utara
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
24 Sulawesi Tengah
0
0
0
5
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
25 Sulawesi Selatan
3
0
1
14
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
26
26 Sulawesi Tenggara
0
0
0
5
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
27 Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
28 Maluku
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
29 Maluku Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
12
31
0
4
326
97
0
32
0
16
25
0
19
0
10
15
0
2
1
8
2
21
7
6
18
6
2
0
648
30 Papua Indonesia
Sumber: Pusdiknakes Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI
Lampiran 5.22 DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN MENURUT PROVINSI DAN JENIS KETENAGAAN TAHUN 2003
No
Provinsi
Medis
(2)
(3)
(1)
1
DKI Jakarta
2
Banten
3
Keperawatan Kefarmasian (4)
(5)
Gizi (6)
Kesehatan Masyarakat
Keterapian Fisik
Keteknisan Medis
Jumlah Tenaga Kesehatan
Jumlah Tenaga Non Kesehatan
Jumlah SDM Kesehatan
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
4.349
17.065
1.359
308
1.606
312
1.992
26.991
1986
924
3.329
166
105
181
40
179
4.924
341
5.265
Jawa Barat
4.593
19.221
1.150
749
1.651
143
1.084
28.591
2820
31.411
4
Jawa Tengah
4.356
51.566
964
430
1.434
228
1.145
60.123
2714
62.837
5
DI Yogyakarta
1.018
2.570
304
78
561
51
371
4.953
787
5.740
6
Jawa Timur
5.203
19.273
1.271
733
2.048
171
1.116
29.815
4516
34.331
7
Nanggroe Aceh Darussalam
985
8.434
355
257
868
29
371
11.299
615
11.914
8
Sumatera Utara
3.126
15.567
1.027
571
1.014
81
679
22.065
1435
23.500
9
Sumatera Barat
1.173
5.416
490
217
779
36
352
8.463
736
9.199
10
Sumatera Selatan
1.261
5.954
367
257
1.102
22
351
9.314
698
10.012
11
Riau
1.229
4.456
356
174
616
31
233
7.095
430
7.525
12
Bengkulu
502
1.976
88
81
517
7
81
3.252
232
3.484
13
Kepulauan Bangka Belitung
195
578
50
41
166
3
21
1.054
77
1.131
14
Jambi
894
2.630
226
135
1.165
10
176
5.236
320
5.556
15
Lampung
968
2.306
107
88
253
13
162
3.897
341
4.238
16
Kalimantan Selatan
754
2.850
238
186
299
11
174
4.512
539
5.051
17
Kalimantan Tengah
481
3.053
109
149
483
5
145
4.425
655
5.080
18
Kalimantan Barat
516
2.361
95
61
245
11
154
3.443
336
3.779
19
Kalimantan Timur
975
3.507
206
120
484
20
180
5.492
637
6.129
20
Sulawesi Utara
874
3.181
125
118
415
11
121
4.845
575
5.420
21
Sulawesi Tenggara
666
2.536
82
271
555
14
87
4.211
458
4.669
22
Sulawesi Tengah
532
4.073
102
137
661
23
131
5.659
409
6.068
23
Sulawesi Selatan
1.777
7.059
421
466
1.185
80
547
11.535
1579
13.114
24
Gorontalo
209
688
22
41
171
0
16
1.147
85
1.232
25
Bali
943
3.843
219
183
693
43
218
6.142
673
6.815
26
Nusa Tenggara Barat
721
2.377
115
240
674
4
186
4.317
390
4.707
27
Nusa Tenggara Timur
761
4.669
255
200
487
10
148
6.530
757
7.287
28
Maluku
308
2.299
23
110
232
7
63
3.042
210
3.252
29
Maluku Utara
197
1.180
30
67
157
3
35
1.669
125
1.794
30
Papua
722 41.212
4.922 208.939
151 10.473
284 6.857
837 21.539
14 1.433
244 10.762
7.174 301.215
387 25.863
327.078
Indonesia
Sumber : Tenaga : PUPNS ( Biro Kepegawaian depkes) + PTT + SDM Rumah Sakit Swasta ( Ditjen Yanmedik Depkes ), Desember 2004 Keterangan : SDM Kesehatan = Tenaga Kesehatan + Tenaga Non Kesehatan
28.977
7.561
Lampiran 5.23 DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT MENURUT PROFESI DAN PROVINSI TAHUN 2003
185
277
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
273
10
21
389
67
25
96
857
43
4
Perekam Medis
Otorik Prostetik
(16)
Teknisi Transfusi
Refraksionis Optisien
(15)
184
Analis Kesehatan
(14)
162
Teknisi Elektromedis
(13)
992
Teknisi Gigi
(12)
68
Radioterapis
(11)
147
Radiografer
(10)
Terapi Wicara
Sanitarian
Administrator Kesehatan
(9)
1.323
Gizi
Keteknisan Medis
Okupasi Terapis
Asisten Apoteker
(8)
Analis Farmasi
(7)
109 14.483
Apoteker dan Sarjana Farmasi
(6)
Keterapian Fisik
Kesmas
Bidan
(5)
3.501
Kefarmasian
(26)
(27)
35
Non Jumlah Nakes
(28)
153
1.064
(29)
1
DKI Jakarta
2
Banten
144
32
193
4
1.504
27
213
29
7
116
9
36
42
38
1
2
34
5
4
6
88
5
1
8
16
117
2.681
3
Jawa Barat
728
157
1.636
38
9.166
124
1.137
142
32
644
75
177
244
142
4
9
172
24
15
65
484
13
1
13
93
1.216
16.551
4
Jawa Tengah
759
182
1.795
18
9.484
147
1.315
166
55
645
81
192
321
261
12
4
287
27
18
63
720
12
0
9
62
2.081
18.716
5
DI Yogyakarta
146
32
993
12
2.637
44
238
52
1
225
14
42
68
76
4
54
7
2
23
125
17
0
0
61
280
5.153
6
Jawa Timur
897
273
1.966
17 10.212
181
1.365
170
37
642
96
125
338
228
8
206
21
42
67
581
27
4
0
81
1.807
19.391
7
Nanggroe Aceh Darussalam
170
38
117
1
975
54
325
17
3
103
48
31
38
23
3
1
16
5
4
17
103
3
1
2
8
195
2.301
8
Sumatera Utara
439
125
1.324
5
5.485
176
953
116
52
446
65
47
107
93
1
4
88
18
9
28
404
9
0
0
44
864
10.902
9
204
Perawat Gigi
(4)
Perawat
(3)
1.000
Dokter Gigi
(2)
Dokter
(1)
Dokter Gigi
Provinsi
Dokter
No
Keperawatan
Fisioterapiss
Medis Spesialis
Medis
25.672
Sumatera Barat
187
46
256
3
2.093
66
354
57
4
219
27
45
100
45
2
22
0
6
26
95
4
1
0
7
301
3.966
10
Sumatera Selatan
177
41
426
4
1.021
51
379
28
2
145
17
30
76
26
1
31
5
5
16
101
3
0
0
3
123
2.711
11
Riau
171
37
182
7
1.703
42
247
34
6
156
14
26
51
37
1
32
5
9
10
91
0
0
1
7
147
3.016
12
Bengkulu
57
12
30
0
345
10
91
8
0
36
17
10
19
9
14
1
6
6
13
1
0
1
0
147
833
13
Kepulauan Bangka Belitung
22
8
26
1
231
8
35
4
1
24
2
4
9
4
3
1
0
2
15
0
0
0
2
103
505
14
Jambi
104
19
56
0
530
34
178
12
1
68
8
18
27
13
9
1
2
10
56
2
0
0
5
85
1.238
15
Lampung
148
18
101
2
1.095
23
155
18
1
47
13
15
30
27
26
5
4
24
89
2
1
0
8
188
2.040
16
Kalimantan Selatan
97
23
160
1
335
53
277
16
4
122
12
23
71
20
11
6
6
30
91
2
0
0
2
228
1.590
17
Kalimantan Tengah
68
12
41
1
606
30
123
9
2
25
9
17
21
8
7
1
2
14
23
2
0
0
1
130
1.152
18
Kalimantan Barat
88
19
86
0
1.172
29
159
20
19
45
11
32
62
15
12
7
3
21
68
2
1
0
4
124
1.999
19
Kalimantan Timur
180
35
91
4
1.609
38
242
20
9
53
14
30
42
29
12
8
4
11
82
2
1
0
8
166
2.690
20
Sulawesi Utara
145
20
349
0
1.500
24
142
19
1
41
8
25
45
14
14
2
2
8
17
1
0
1
29
260
2.669
21
Sulawesi Tenggara
39
11
35
0
495
20
94
7
6
28
10
12
58
12
3
0
4
3
18
0
0
1
1
112
969
22
Sulawesi Tengah
90
16
48
0
820
16
122
14
2
34
16
23
35
22
1
6
6
1
6
30
0
0
0
4
105
1.417
23
Sulawesi Selatan
226
61
641
3
2.922
88
582
76
14
170
97
42
158
91
1
42
15
6
20
146
1
0
0
10
503
5.917
24
Gorontalo
37
6
17
0
135
2
15
2
0
10
1
2
6
4
0
0
0
1
2
0
0
0
0
19
259
25
Bali
305
35
518
1
2.128
57
438
30
3
97
16
53
105
18
16
22
8
17
81
2
0
0
6
300
4.272
26
Nusa Tenggara Barat
83
9
56
3
745
16
144
9
0
23
7
19
41
13
10
4
2
6
45
2
0
1
0
79
1.317
27
Nusa Tenggara Timur
117
24
44
0
804
37
238
20
9
53
2
18
32
11
11
2
2
25
46
2
0
3
7
199
1.706
28
Maluku
43
9
19
0
579
7
118
5
12
9
6
30
7
1
2
3
1
17
0
0
0
2
66
936
29
Maluku Utara
14
3
17
1
186
4
58
5
5
0
1
6
5
2
0
1
1
10
0
0
0
0
13
332
30
Irian Jaya Barat
40
11
22
1
380
9
57
5
1
10
3
9
8
8
2
5
0
2
20
0
0
1
1
47
642
31
Irian Jaya Tengah
25
7
10
0
254
7
49
5
11
13
1
5
9
3
4
0
0
1
14
0
0
2
2
29
451
32
Papua
73
10
28
1
568
21
78
6
3
10
5
11
40
6
7
1
0
2
51
1
0
2
0
91
1.015
75 1.543
273
195
628 4.583
158
15
80
Total
6.819 1.535 14.784
Sumber : Ditjen Yanmedik Depkes RI, Desember 2004
237 76.202
1.630 11.244 1.268
354 5.259
869 1.310 2.516 1.581
1
1
35
1
2 15
627 11.189 145.009
Lampiran 5.24 SITUASI JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN PUSKESMAS MENURUT PROVINSI KEADAAN TAHUN 2004
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
Non Analis
(10)
Analis
(9)
Laboran
Asisten Apoteker
(8)
Pelaksana Gizi
(7)
Sanitarian
(6)
Perawat Gigi
(5)
Perawat Umum
(4)
Bidan di desa
(3)
Bidan di Puskesmas
PTT
Bidan
PNS
Keperawatan
(2)
PTT
Gizi
(1)
PNS
Kesehatan Lingkungan
Provinsi
Diploma 3 Apoteker
No
Dokter Gigi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Dokter Umum
(20)
(21)
Lainlain
Jumlah Tenaga
(22)
(23)
1 Nanggroe Aceh Darussalam
147
55
38
7
39
4
63
61
312
92
695
2.080
760
135
106
53
122
118
4
407
5.298
2 Sumatera Utara
427
368
191
144
31
5
118
58
378
162
2.560
2.863
3.948
325
244
321
384
164
1
971
13.663
3 Sumatera Barat
107
67
61
31
41
2
96
73
167
116
324
356
708
104
66
31
129
74
3
380
2.936
4 Riau
63
91
39
53
1
0
33
18
122
126
200
359
566
57
66
39
65
24
1
270
2.193
5 Jambi
79
104
27
25
5
2
40
7
207
30
226
412
617
88
90
48
44
53
2
117
2.223
110
137
31
26
17
1
42
46
268
232
753
1.275
1.050
140
207
111
102
82
76
619
5.325
6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu
70
91
35
19
0
0
26
17
93
110
220
756
483
78
82
58
40
34
44
394
2.650
8 Lampung
164
172
37
51
5
0
88
37
327
150
673
806
1.089
124
132
86
64
82
7
508
4.602
26
34
9
7
10
0
9
8
34
6
66
205
202
32
24
15
17
9
16
189
918
43
65
27
19
1
3
6
7
130
9
87
162
328
28
30
15
23
22
3
112
1.120
9 Kepulauan Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta
119
30
130
1
8
12
13
13
57
3
0
399
314
49
16
25
42
19
5
311
1.566
12 Jawa Barat
399
408
234
230
30
2
138
85
443
85
943
2.369
2.700
428
359
264
191
69
13
2.572
11.962
13 Jawa Tengah
748
645
337
207
90
4
352
237
1.153
608
1.736
4.379
2.920
518
525
329
302
218
157
2.143
17.608
14 DI Yogyakarta
81
129
97
50
18
0
71
56
93
178
140
171
687
218
80
65
62
134
7
336
2.673
826
508
424
258
57
3
161
93
995
432
1.537
4.883
3.451
510
486
359
397
197
174
4.497
20.248
77
139
74
34
7
0
18
19
86
134
408
322
488
55
39
28
11
10
0
366
2.315
140
47
65
22
25
0
79
40
100
50
315
434
711
181
148
49
69
33
2
353
2.863
15 Jawa Timur 16 Banten 17 Bali 18 Nusa Tenggara Barat
80
64
26
28
23
0
73
72
111
21
129
599
860
72
130
68
29
65
6
118
2.574
19 Nusa Tenggara Timur
45
78
25
12
3
0
87
70
159
59
251
1.025
1.092
156
103
52
81
30
28
342
3.698
20 Kalimantan Barat
111
53
55
22
9
4
54
38
71
20
206
678
1.052
154
158
117
53
114
9
548
3.526
21 Kalimantan Tengah
111
86
37
20
21
16
52
38
68
42
385
397
1.084
280
279
233
231
177
53
357
3.967
22 Kalimantan Selatan
81
124
36
9
31
0
93
58
122
55
362
952
772
219
250
119
129
122
9
233
3.776
151
148
83
51
11
4
47
44
217
80
396
243
1.135
99
123
57
51
38
19
667
3.664
80
32
17
4
18
0
46
55
105
15
190
279
721
70
100
31
31
7
8
143
1.952
25 Sulawesi Tengah
116
37
44
6
15
1
59
37
111
20
390
1.002
1.229
56
198
46
31
32
4
238
3.672
26 Sulawesi Selatan
23 Kalimantan Timur 24 Sulawesi Utara
209
167
67
87
91
2
110
124
317
138
469
859
1.547
207
202
121
74
139
47
321
5.298
27 Sulawesi Tenggara
79
39
23
8
17
0
63
65
137
32
137
277
545
48
40
113
15
12
4
150
1.804
28 Gorontalo
38
31
9
2
6
0
18
30
58
6
23
215
312
21
48
8
7
3
5
30
870
29 Sulawesi Barat
26
27
11
5
4
0
13
4
32
34
55
143
338
26
23
14
2
12
6
80
855
30 Maluku
37
9
11
1
1
1
10
12
46
16
147
188
414
15
28
33
0
1
15
80
1.065
31 Maluku Utara
50
25
18
6
11
0
25
32
92
31
48
289
362
21
44
22
3
3
3
103
1.188
32 Papua
24
34
8
0
1
0
18
40
57
7
892
536
644
8
29
25
9
27
20
457
2.836
33 Irian Jaya Barat Jumlah
14
12
6
1
0
2
6
5
49
48
93
136
224
9
13
11
5
10
2
12
658
4.878
4.056
2.332
1.446
647
68
2.127
1.599
6.717
3.147 15.056 30.049 33.353
4.531
4.468
2.966
2.815
2.134
Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Kesmas, Depkes RI
753 18.424 141.566
Lampiran 5.25 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2004
-
2.076
1.728
476
8.921
28
4.838
859
194
Lain-lain
(10)
-
27
Tekmed
6
(9)
-
2.600
Fisioterapi
5
(8)
117
Gizi
Riau
(7)
514
Sarjana kesehatan Masyarakat
Sumatera Barat
4
Sanitarian
3
(6)
Apoteker
Sumatera Utara
(5)
Tenaga Farmasi
2
(4)
Bidan
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam
Sarjana Keperawatan
(2)
1
Perawat
(1)
No
Dokter Gigi
Provinsi
Dokter
Tenaga Kesehatan
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
-
-
-
-
5.575
435
-
18.874
241 508
193
637
57
Jumlah
(16)
354
72
1.370
47
693
312
37
181
119
163
44
260
-
1.725
256
4.224
101
1.711
547
97
265
202
242
48
425
1.174
11.017
Bengkulu
298
66
1.122
8
666
98
123
171
5
128
207
3.002
Jambi *)
251
66
962
128
905
-
-
262
65
120
5
60
784
3.608
7
Sumatera Selatan *)
491
98
1.805
10
2.044
-
-
367
114
236
31
48
1.704
6.948
8
Lampung
428
137
2.208
16
1.594
82
71
294
221
137
19
232
767
6.206
9
Kepulauan Bangka Belitung
152
54
391
5
325
47
36
53
39
35
4
31
75
1.247
10
DKI Jakarta
6.585
1.423
11.241
184
2.245
1.157
159
185
204
443
150
646
5.466
30.088
11
Jawa Barat
2.450
826
11.435
5.621
657
139
963
528
795
71
533
10.768
34.786
12
Jawa Tengah
4.371
963
12.687
167
8.098
1.569
546
1.196
568
1.033
247
1.497
1.787
34.729
13
Jawa Timur
2.170
259
6.516
51
989
582
145
-
95
139
662
6.744
18.352
14
DI Yogyakarta
780
165
2.353
7
523
273
247
198
109
139
7
638
527
5.966
15
Banten
1.285
239
3.069
80
1.519
208
43
154
109
154
59
240
1.438
8.597
16
Bali
1.346
135
4.236
30
1.399
301
56
509
213
298
9
484
1.139
10.155
17
Nusa Tenggara Barat
375
87
1.997
12
991
52
370
232
323
16
312
18
Nusa Tenggara Timur *)
166
39
1.759
28
1.107
182
48
103
7
92
506
4.037
19
Kalimantan Timur
773
202
3.188
24
1.210
97
344
140
193
44
164
6.924
13.517
20
Kalimantan Barat *)
232
76
1.314
35
883
283
40
170
3
42
1.453
4.531
21
Kalimantan Tengah
326
55
1.911
48
1.900
81
25
242
123
119
14
169
993
6.006
22
Kalimantan Selatan
223
39
959
26
1.117
140
34
393
243
191
28
214
-
23
Sulawesi Utara
651
78
3.740
1
20
24
319
50
178
17
86
-
24
Sulawesi Tenggara
230
57
1.565
11
58
18
313
111
342
8
52
25
Sulawesi Tengah
365
55
3.057
18
1.689
42
440
175
143
38
26
Sulawesi Selatan *)
498
153
2.844
81
1.332
307
265
336
40
27
Gorontalo
142
15
559
7
244
24
12
134
24
56
4
28
Maluku
39
3
74
18
32
8
2
50
18
14
29
Maluku Utara
74
13
575
2
353
22
20
75
26
62
3
30
Papua *) Jumlah
102 29.124
27 6.251
2.008 100.690
7 1.207
1.057 48.044
7.537
2.110
92 8.777
48 4.686
82 7.054
6 984
Sumber: Pemutakhiran data dengan Dinas Kesehatan Propinsi Tahun 2005 Keterangan: *) Data tahun 2004 dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2004
-
96
14
143 -
214
-
883
-
137 -
-
-
-
3.652
4.910
3.607 5.164 128
3.776
161
4
6.324
156
1.016
7.028
27
84
1.332
11
28
1.264
42 7.851
40 43.756
3.511 268.071
4
-
262
Lampiran 5.26
REALISASI PENGANGKATAN DOKTER UMUM SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP ANGKATAN I - XXXVIII TAHUN 1992 - 2004
Angkatan No
Provinsi
Jumlah I
II
III
IV
V
VI
VII VIII IX
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
X
XI
XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX XXXI XXXII XXXIII XXXIV XXXV XXXVI XXXVII XXXVIII
(1)
(2)
(12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(40)
(41)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
25
34
26 31
27
17 31
15
27
15
18
21
30
20
23 31
11
34
25
22
18
24
17
22
60
33
60
56
28
30
52
43
21
13
32
38
21
107
(42)
1.030
2
Sumatera Utara
69
75
41 74
59
41 31
74
48
48
33
31
69
46
32 68
53
50
61
44
34
60
47
25
56
73
83
79
103
66
84
71
39
415
24
79
88
84
2.385
3
Sumatera Barat
39
33
24 23
28
29 21
14
22
17
14
13
40
28
21 27
14
17
23
18
11
42
20
22
47
31
34
37
15
11
48
56
26
35
34
32
70
64
966
4
Riau
38
13
22 32
27
22 27
33
26
23
22
24
37
22
20 49
16
17
17
22
23
26
14
25
31
36
30
32
42
40
52
36
34
286
29
36
44
38
1.281
5
Jambi
39
23
16
7
25
23 19
12
10
14
5
16
29
21
14 32
13
13
42
35
40
24
23
19
69
29
24
23
31
39
44
39
52
41
32
45
45
50
982
6
Sumatera Selatan
46
17
24 34
32
23 37
22
39
17
34
26
39
17
18 37
19
21
39
25
15
53
32
13
56
48
18
27
44
11
73
20
25
28
0
17
15
8
1.046
7
Bengkulu
9
14
18 18
13
18 15
12
9
5
4
7
11
8
9 15
13
7
15
13
11
14
10
8
8
8
9
7
14
17
25
40
32
21
22
52
26
56
531
8
Lampung
43
23
30 19
39
33 18
39
22
19
18
24
24
31
24 27
25
27
45
33
38
33
47
39
89
44
64
87
67
46
45
53
49
106
17
42
0
0
1.429
9
Kepulauan Bangka Belitung
136
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
11
6
8
6
4
50
21
15
0
0
10 Kepulauan Riau
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 DKI Jakarta
7
31
19 17
42
0 16
21
24
21
27
25
38
27
24 27
30
29
22
0
30
16
27
29
56
46
31
40
70
0
0
0
0
0
0
0
0
0
792
73 106 87
72 135 109
87
74 133 152 151 128 143
126
148
85
80
83
106
105
110
137
161
143
126
80
79
88
102
103 120 112
98
94
95
112
106
75
106
125
125
113
119
12 Jawa Barat
96
48
48 114
13 Jawa Tengah
53
73
33 72 109
65 129
14 DI Yogyakarta
33
9
20 11
19
26 40
20
27
23
12
15 Jawa Timur
73
71
41 52
57 111 57
61
98
75
39
16 Banten 17 Bali
0
0
23
15
0
68 116
0
0
0 0
0
12 11
35
5 12
17
0 23
72 114 114
79 130 116
116 1.207 680
91
84
78
168
4.911
101
111
124
4.098
80
32
21
14
17 23
21
22
28
23
20
35
21
27
53
48
12
16
11
15
20
22
15
91
37
7
0
0
891
51
56 110
59 91
88
110
113
91
89
13
47
31
37
67
57
94
111
102
134
100
18
367
77
59
64
91
2.907
0
104
101
84
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
51
20
10
57
70
40
20
33
13
0
0
0
314
19
19
12
23
21
19 24
21
20
16
13
12
13
14
14
20
24
21
19
45
0
0
0
0
0
0
0
0
0
542
18 Nusa Tenggara Barat
33
11
10 16
36
0 27
29
6
16
18
23
28
14
15 17
14
16
17
20
21
26
12
8
30
10
16
23
41
25
28
68
50
45
17
0
0
0
786
19 Nusa Tenggara Timur
38
58
40 33
25
12 18
9
11
19
14
19
30
13
8 28
4
13
26
16
8
17
9
7
34
24
39
15
14
28
33
43
50
3
18
59
43
29
835
20 Kalimantan Barat
27
18
14 33
23
13 12
15
19
12
9
16
22
8
8 13
4
12
6
12
25
13
7
9
28
24
17
10
11
31
27
31
7
39
8
10
20
20
593
21 Kalimantan Tengah
9
27
12 29
19
14
9
6
3
10
6
8
34
12
19 26
7
9
24
10
7
23
11
19
38
9
25
29
15
23
18
12
23
1
19
22
44
27
587
22 Kalimantan Selatan
49
57
15 21
25
27 30
15
16
19
10
12
14
11
6 19
7
12
25
9
26
19
7
20
49
28
25
36
27
29
46
36
35
16
36
14
35
54
848
23 Kalimantan Timur
36
36
31 33
39
37
6
29
14
29
39
26
52
17
21 28
13
15
29
11
20
51
22
33
46
39
61
14
29
40
40
40
40
106
39
20
0
0
1.181
24 Sulawesi Utara
14 10
562
14
24
25 Sulawesi Tengah
8
10
26 Sulawesi Selatan
32
27 Sulawesi Tenggara 28 Gorontalo 29 Maluku 30 Maluku Utara 31 Papua 32 Irian Jaya Barat 31 Timor Timur Indonesia
Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI
25
19 20
25
15
15
14
16
17
18
14 14
6
9
18
12
15
16
7
8
37
13
15
19
11
10
18
10
7
35
7
15
13
15
9
12
17 14
26
10
19
10
15
16
17
15
8
5
7
20
10
9
23
13
12
8
27
23
4
28
14
13
8
12
6
8
43
34
25
507
46
33 31
44
33 26
45
37
28
20
32
47
34
32 17
59
28
32
25
28
34
33
20
45
64
67
51
58
56
64
64
52
0
0
0
0
0
1.317
21
17
12 13
15 12
470
0
0
11
21
0
0
25
26
0
0
28
34
8
8
7
8
6
9
7
8
7
18
19
8
9
13
9
7
13
14
10
16
16
22
15
15
18
15
15
10
3
27
28
27
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
6
11
10
9
13
8
8
31
10
78
9 13
20
6
9
9
8
9
3
20
16
19
7
8
11
13
12
6
6
7
2
3
5
1
1
6
4
9
17
9
12
1
12
10
11
7
335
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
4
8
7
1
16
5
5
1
6
13
8
5
67
14 26
18
6
28
25
21
10
19
12 18
10
14
26
14
11
14
13
14
17
15
18
19
16
20
26
25
18
54
20
38
25
24
696
0
0
0
0
0
0
0
7
4
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
305
885 3.696
755
887
860
1.040
33.419
0
0
0
11 16
0
19
0
0
14 33
0
32
0
0
0
0
0
0
0
0
13 18
0
16
8
13
14
11
16
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6 13
0
6
5
7
4
3
0
0
0
0
0
0
0
924 864 597 805 912 731 763 728 788 701 636 696 954 809 688 930 737
757
952 702 719 790
669
637 1.157 1.001 1.063 1.050 1.142 955 1.219 1.109
Lampiran 5.27 REKAPITULASI DOKTER UMUM PTT YANG MASIH AKTIF DIRINCI MENURUT KRITERIA PENEMPATAN KEADAAN SAMPAI APRIL 2004 TANGGAL PENGANGKATAN DAN KRITERIA No
Provinsi
(1)
(2)
28 (Ags 2001)
29 (Nop 2001)
30 (Apr 2002)
31 (Ags 2002)
32 (Nop 2002)
33 (Apr 2003)
34 (Ags 2003)
35 (Nop 2003)
36 (Apr 2004)
B
T
ST
B
T
ST
B
T
ST
B
T
ST
B
T
ST
B
T
ST
B
T
ST
B
T
ST
B
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
Jumlah
T
ST
B
(28)
(29)
(30)
Total
T
ST
(31)
(32)
(33)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
25
20
11
15
5
8
18
7
5
25
25
2
20
15
8
15
6
0
15
9
5
15
15
2
6
14
18
154
116
59
329
2
Sumatera Utara
42
26
11
70
25
8
40
20
6
40
30
14
40
25
6
30
9
0
40
15
5
10
9
5
54
19
6
366
178
61
605
3
Sumatera Barat
20
9
8
9
4
2
8
2
1
30
10
8
30
20
6
20
3
3
25
3
1
17
0
0
29
2
1
188
53
30
271
4
Riau
15
14
3
25
10
7
25
10
5
30
15
7
20
10
6
15
15
4
13
7
3
15
10
4
15
13
8
173
104
47
324
5
Jambi
10
10
3
15
12
4
15
15
9
20
15
9
20
10
9
30
15
7
25
20
5
25
25
6
12
21
12
172
143
64
379
6
Sumatera Selatan
15
10
2
20
19
5
9
1
1
50
20
3
10
6
4
20
5
0
37
5
0
24
7
0
10
7
0
195
80
15
290
7
Bengkulu
4
2
1
9
3
2
7
7
3
15
5
5
20
15
5
30
2
0
10
5
1
11
8
3
31
18
3
137
65
23
225
8
Lampung
80
7
0
60
7
0
40
6
0
36
9
0
40
13
0
40
9
0
20
20
0
10
7
0
38
4
0
364
82
0
446
9
DKI Jakarta
40
0
0
70
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
110
0
0
110
10
Jawa Barat
100
43
0 100
26
0
68
12
0
70
9
0
80
8
0 100
16
0
85
3
0
86
5
0
84
0
0
773
122
0
895
11
Jawa Tengah
106
0
0 125
0
0 125
0
0 113
0
0 119
0
0 104
0
0 112
0
0 101
0
0 101
0
0
1006
0
0
1.006
12
DI Yogyakarta
10
6
0
10
1
0
10
5
0
15
5
0
20
2
0
15
0
0
44
0
0
37
0
0
7
0
0
168
19
0
187
13
Jawa Timur
60
30
4 100
11
0 100
2
0 100
34
0
90
10
0
18
0
0
34
0
0
31
0
0
59
0
0
592
87
4
683
14
Kalimantan Barat
8
2
0
7
2
2
18
12
1
15
5
7
20
8
3
7
0
0
0
0
8
0
0
8
0
5
5
75
34
34
143
15
Kalimantan Tengah
0
20
9
0
10
5
0
20
3
0
10
8
0
7
5
0
20
3
0
16
20
0
12
9
0
13
9
0
128
71
199
16
Kalimantan Selatan
30
6
0
12
10
5
12
10
7
30
8
8
20
10
6
25
10
0
15
15
5
17
13
6
5
8
1
166
90
38
294
17
Kalimantan Timur
10
4
0
20
9
0
25
15
0
20
15
5
20
15
5
20
15
5
20
15
5
21
15
4
5
7
8
161
110
32
303
18
Sulawesi Utara
15
4
0
10
1
0
8
2
0
15
3
0
7
3
0
0
7
0
0
7
0
0
7
0
3
9
3
58
43
3
104
19
Sulawesi Tengah
0
3
1
0
20
8
0
10
4
0
10
3
5
3
0
10
2
0
0
10
2
0
4
4
0
20
23
15
82
45
142
20
Sulawesi Selatan
38
7
6
50
5
3
45
6
5
40
15
9
40
15
9
41
7
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
254
55
36
345
21
Sulawesi Tenggara
0
10
5
0
10
5
0
10
8
0
8
7
0
10
5
0
10
0
0
32
26
0
30
24
0
18
10
0
138
90
228
22
Bali
15
4
0
40
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
55
9
0
64
23
Nusa Tenggara Barat
20
3
0
30
10
1
15
5
5
15
8
5
45
20
3
46
3
1
20
5
0
39
8
1
0
0
0
230
62
16
308
24
Nusa Tenggara Timur
0
10
5
0
10
4
0
20
8
0
20
13
0
35
8
0
10
40
0
7
43
0
8
44
0
30
19
0
150
184
334
25
Maluku
0
4
2
0
3
1
0
5
4
0
10
7
0
5
4
0
10
2
0
28
0
0
34
0
0
5
5
0
104
25
129
26
Papua
0
9
10
0
6
10
0
5
15
0
20
6
0
20
5
0
10
8
0
21
0
0
20
0
0
8
30
0
119
84
203
27
Maluku Utara
0
8
0
0
3
4
0
1
0
0
10
6
0
5
0
0
5
0
0
8
0
0
7
0
0
4
5
0
51
15
66
28
Banten
15
5
0
8
2
0
40
17
0
45
25
0
25
15
0
15
5
0
10
8
0
10
7
0
0
0
0
168
84
0
252
29
Kepulauan Bangka Belitung
14
1
0
8
2
1
4
2
0
5
3
0
4
2
0
4
0
0
8
0
0
6
0
0
13
1
1
66
11
2
79
30
Gorontalo
0
0
0
10
2
1
6
0
0
9
2
0
8
2
0
9
0
0
8
0
0
8
0
0
1
3
4
59
9
5
73
692
277
81 823
233
86 638
227
90 738
349
132
703
309
97 614
194
77 541
259
129
483
251
120
473
229
171
983
9.016
Jumlah Sumber : Biro Kepegawaian, November 2004 Keterangan : B = Biasa T = Terpencil ST= Sangat Terpencil
5.705
2.328
Lampiran 5.28 REALISASI PENGANGKATAN DOKTER GIGI SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP ANGKATAN I s.d. ANGKATAN XXXI Angkatan No
Total
Provinsi I
(1)
(2)
II
(3)
III
(4)
IV
(5)
V
(6)
(7)
VI
VII
VIII
IX
X
XI
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
XII
(13)
(14)
XIII
XIV
(15)
(16)
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
XX
XXI
(22)
(23)
XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX
XXX
XXXI
I - XXXI
(24)
(32)
(33)
(34)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
14
5
3
5
6
15
5
6
15
4
3
7
1
5
2
5
2
11
7
13
5
7
6
2
0
2
1
4
5
4
3
173
2
Sumatera Utara
44
20
14
14
12
24
17
16
17
8
19
15
4
8
14
12
7
25
32
41
25
24
25
32
13
15
5
13
44
23
26
608
3
Sumatera Barat
27
10
4
14
7
16
6
5
12
9
7
3
15
6
15
6
5
19
16
9
6
4
9
13
3
12
2
9
17
17
7
310
4
Riau
13
8
6
4
2
16
6
4
10
8
5
11
5
8
15
5
8
13
11
35
22
12
11
13
6
14
13
13
14
10
5
326
5
Jambi
14
5
1
3
13
15
3
5
11
9
4
6
2
8
12
6
4
24
12
10
6
7
8
5
4
4
0
4
8
10
5
228
6
Sumatera Selatan
23
6
5
8
9
11
8
6
9
5
6
7
2
8
14
4
4
7
9
9
3
3
5
9
4
3
0
6
1
6
3
203
7
Bengkulu
6
2
1
3
6
11
8
1
8
7
4
11
4
6
7
5
5
4
6
4
4
3
6
5
0
2
0
5
3
5
2
144
8
Lampung
19
8
8
3
11
18
12
5
10
8
6
14
7
16
13
12
13
16
11
14
12
10
9
12
1
8
3
16
23
37
17
372
9
Kepulauan Bangka Belitung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
2
0
1
4
3
4
18
0
0
0
0
0
198
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
27
75
24
19
23
34
52
37
43
54
55
51
18
13
Jawa Tengah
61
50
36
19
15
34
40
39
33
41
37
39
34
14
DI Yogyakarta
18
11
9
2
5
5
6
11
10
6
4
3
3
15
Jawa Timur
95
44
22
23
48
51
33
21
42
31
33
63
24
16
Banten
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
Bali
6
10
8
0
2
5
6
5
17
3
5
4
2
3
12
2
3
7
18
Nusa Tenggara Barat
14
13
7
8
6
14
5
5
14
16
3
4
1
2
9
6
7
9
19
Nusa Tenggara Timur
17
8
12
2
9
30
7
2
12
20
5
3
0
7
1
7
2
20
Kalimantan Barat
12
6
2
0
9
15
6
5
10
11
7
7
2
6
5
28
31
21
Kalimantan Tengah
7
0
3
1
5
5
9
5
3
2
0
7
1
3
2
2
22
Kalimantan Selatan
10
4
4
2
12
13
5
1
9
6
3
4
2
6
1
1
23
Kalimantan Timur
17
0
8
0
6
8
5
2
9
6
4
4
3
3
9
24
Sulawesi Utara
10
4
2
1
5
12
4
1
3
8
3
6
2
2
4
25
Sulawesi Tengah
7
5
3
0
2
6
1
0
4
2
2
7
1
0
2
26
Sulawesi Selatan
24
10
5
7
8
20
3
7
14
12
6
13
6
7
27
Sulawesi Tenggara
12
2
9
2
3
8
2
2
5
3
2
3
4
28
Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
29
Maluku
10
2
3
1
3
6
2
2
2
8
0
0
30
Maluku Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
31
Papua
6
6
3
1
9
7
1
1
4
4
1
32
Irian Jaya Barat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
33
Timor Timur
5
4
1
4
2
9
4
2
1
4
Indonesia
Sumber: Biro Kepegawaian Setjen Depkes RI
7
525
5
323
15
218
0
146
4
242
0
408
15
271
0
196
3
330
11
306
0
13
0
40
0
139
64
60
49
24
28
0
53
33
54
35
34
37
36
35
38
19
13
32
9
1
6
3
5
0
40
69
42
39
50
40
0
23
12
7
4
21
4
11
5
6
5
9
4
4
3
9
4
1
2
9
2
4
3
0
2
5
3
19
12 0
3
0 0
0 1 225
7
0
91
47
35
51
0
0
0
0
1147
11
21
0
0
0
0
0
848
2
11
0
0
0
0
0
271
49
26
39
0
0
0
0
0
985
12
15
11
17
69
11
22
18
0
217
0
0
0
0
0
0
0
0
0
140
17
4
6
0
3
1
10
5
3
8
216
3
3
4
2
2
7
0
2
4
4
1
193
0
3
6
8
2
6
1
3
5
6
4
222
4
0
1
2
2
0
4
0
2
2
0
1
85
3
1
1
4
4
1
0
2
0
4
6
7
8
130
14
13
12
8
12
10
10
9
10
4
10
10
10
10
229
7
2
2
4
0
2
3
1
2
0
0
3
5
1
106
2
5
11
2
0
7
2
9
0
2
0
0
2
5
1
93
4
1
19
18
19
20
21
34
27
7
25
1
18
43
17
24
459
4
8
6
8
8
6
5
2
8
3
2
1
0
3
8
2
1
144
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
1
1
0
1
0
2
2
11
0
0
0
4
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
2
3
0
57
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
3
0
1
7
2
1
4
1
0
1
2
2
2
1
3
0
1
1
1
4
2
3
5
79
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
39
300
0
148
0
6
0
0
24
27
47
27
29
0
4
5
24
32
196
264
209
190
333
446
0
433
0
292
0
296
7
287
7
306
7
160
250
243
0
140
0
236
200
139
8.258
Lampiran 5.29 REKAPITULASI DOKTER GIGI PTT YANG MASIH AKTIF DIRINCI MENURUT KRITERIA PENEMPATAN KEADAAN SAMPAI APRIL 2004 Tanggal Pengangkatan dan Kriteria No
Provinsi
(1)
(2)
1 Nanggroe Aceh Darussalam 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau
21 (Ags 2001)
22 (Nop 2001)
23 (Apr 2002)
24 (Ags 2002)
25 (Nop 2002)
26 (Apr 2003)
B
B
B
B
B
B
T
(3)
ST
(4)
(5)
T
(6)
ST
(7)
(8)
T
(9)
ST
(10)
(11)
T
(12)
ST
(13)
(14)
T
(15)
ST
(16)
(17)
T
(18)
27 (Agt 2003)
ST
(19)
B
(20)
T
(21)
ST
(22)
(23)
28 (Nop 2003)
29 (Apr 2004)
B
B
T
(24)
ST
(25)
(26)
T
(27)
(28)
Total
Jumlah
ST
B
(29)
T
(30)
ST
(31)
(32)
(33)
3
2
0
3
3
1
3
3
0
2
0
0
0
0
0
2
0
0
2
2
0
3
2
0
1
3
1
19
15
2
36
20
3
2
10
10
4
10
10
5
15
15
2
10
3
0
10
5
0
10
4
0
10
3
0
29
10
5
124
63
18
205
3
2
1
2
2
0
5
4
0
10
3
0
3
0
0
10
2
0
10
4
0
10
3
0
17
0
0
70
20
1
91
15
7
0
10
2
0
9
2
0
10
3
0
3
3
0
6
5
3
5
8
3
7
5
1
8
6
0
73
41
7
121
5 Jambi
3
2
1
3
3
1
4
4
0
3
2
0
4
0
0
4
0
0
20
3
0
20
3
0
1
5
2
62
22
4
88
6 Sumatera Selatan
3
0
0
3
0
0
3
2
0
5
4
0
4
0
0
2
1
0
11
0
0
9
0
0
1
0
0
41
7
0
48
7 Bengkulu
2
2
0
0
3
0
6
0
0
5
0
0
0
0
0
2
0
0
10
8
2
13
4
2
2
1
0
40
18
4
62
8 Lampung
10
2
0
5
3
2
5
4
0
10
2
0
1
0
0
8
0
0
15
0
0
10
9
0
19
4
0
83
24
2
109
9 DKI Jakarta
0
0
0
0
0
0
7
0
0
7
0
0
7
0
0
0
0
0
7
0
0
7
0
0
0
0
0
35
0
0
35
10 Jawa Barat
60
0
0
40
9
0
20
4
0
28
0
0
47
0
0
30
5
0
59
2
0
54
0
0
0
0
0
338
20
0
358
11 Jawa Tengah
35
0
0
34
0
0
37
0
0
36
0
0
11
0
0
21
0
0
39
0
0
33
0
0
0
0
0
246
0
0
246
12 DI Yogyakarta
5
4
0
1
0
0
6
0
0
3
0
0
2
0
0
11
0
0
16
0
0
8
0
0
0
0
0
52
4
0
56
30
9
0
40
10
0
35
5
0
40
9
0
20
6
0
30
9
0
68
0
0
73
0
0
0
0
0
336
48
0
384 50
13 Jawa Timur 14 Kalimantan Barat
0
0
0
3
0
0
3
3
0
5
3
0
0
2
0
3
3
0
0
0
9
0
0
11
0
5
0
14
16
20
15 Kalimantan Tengah
0
0
0
1
0
0
0
2
0
0
2
0
0
0
0
0
4
0
0
3
2
0
6
4
0
1
1
1
18
7
26
16 Kalimantan Selatan
0
1
0
4
0
0
3
1
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
10
8
3
10
6
4
1
2
6
29
20
13
62 89
17 Kalimantan Timur
5
3
0
10
2
0
10
0
0
9
1
0
0
9
0
5
5
0
5
3
2
5
3
2
5
5
0
54
31
4
18 Sulawesi Utara
2
2
0
0
0
0
0
2
0
0
3
0
0
1
0
0
2
0
0
7
0
0
7
0
1
1
1
3
25
1
29
19 Sulawesi Tengah
0
0
0
0
5
2
0
2
0
0
9
0
0
0
0
0
2
0
0
7
0
0
4
0
0
1
1
0
30
3
33
20 Sulawesi Selatan
10
10
0
15
6
0
20
14
0
20
7
0
7
0
0
20
5
0
6
8
7
9
9
4
20
15
9
127
74
20
221
21 Sulawesi Tenggara
5
0
0
0
2
0
0
8
0
0
3
0
0
2
0
0
1
0
0
20
19
0
23
17
0
4
4
5
63
40
108
22 Bali
4
0
0
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
0
0
15
23 Nusa Tenggara Barat
0
5
0
10
7
0
3
1
0
6
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
1
0
0
2
2
1
25
15
1
41
24 Nusa Tenggara Timur
0
3
0
3
0
0
3
1
0
0
2
0
0
2
0
0
7
0
0
30
5
0
30
5
0
3
1
6
78
11
95
25 Maluku
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
18
0
0
29
0
0
1
1
0
52
1
53
26 Papua
0
2
0
0
1
0
0
3
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
11
0
0
10
0
0
1
1
0
30
1
31
27 Maluku Utara
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
2
0
0
2
1
0
11
1
12
10
2
0
7
0
0
10
2
0
10
5
0
11
0
0
10
7
0
15
0
0
11
0
0
20
2
0
104
18
0
122
29 Kepulauan Bangka Belitung
0
0
0
2
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
2
0
0
3
0
0
0
0
0
4
0
0
13
0
0
13
30 Gorontalo
0
0
0
0
0
0
2
0
0
2
0
0
1
0
0
1
0
0
6
0
0
3
0
0
0
0
0
15
0
0
28 Banten
Jumlah
Sumber : Biro Kepegawaian, November 2004 Keterangan : B = Biasa T = Terpencil ST= Sangat Terpencil
225
63
4
217
69
10
204
78
5
229
75
2
131
29
-
180
67
3
317
150
52
296
158
50
131
74
35
1.930
763
161
15 2.854
Lampiran 5.30 KEADAAN BIDAN (SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP) MENURUT PROVINSI TAHUN 1994 - 2003 Keberadaan Bidan PTT No.
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Provinsi
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia
Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI
1994/1995 1995/1996 1996/1997 1997/1998 1998/1999 1999/2000 2000/2001 2001/2002 2002/2003 (3)
591 1.349 424 131 120 456 144 290 1.298 1.318 1.120 79 152 236 136 112 197 112 209 145 335 82 197 180 9.413
(4)
990 2.066 898 251 280 946 280 490 2.211 2.647 2.320 121 230 507 307 370 364 239 354 309 415 201 387 447 17.630
(5)
3.529 2.364 1.295 587 399 1.345 695 1.203 40 2.973 3.370 40 3.120 161 345 1.106 874 628 868 319 457 985 455 278 897 1.561 29.894
(6)
3.567 2.443 1.272 617 504 1.622 771 1.172 40 3.119 3.623 159 3.460 252 404 1.133 1.043 675 960 418 561 1.070 1.050 346 957 2.018 33.256
(7)
4.115 2.685 1.306 712 577 1.656 840 1.201 40 3.296 3.688 159 3.546 320 471 1.387 1.078 903 1.054 462 677 1.179 1.135 412 1.032 2.145 36.076
(8)
4.102 2.885 1.288 724 642 1.671 938 1.046 5 3.336 3.719 183 3.577 379 529 1.468 1.127 916 1.109 529 775 1.251 1.277 491 1.105 2.247 37.319
(9)
4.043 2.665 1.203 681 577 1.538 918 983 5 3.104 3.551 129 3.388 333 491 1.470 1.069 880 1.038 447 714 1.251 1.104 491 1.020 2.071 35.164
(10)
(11)
4.026 2.538 1.056 638 534 1.414 896 933 90 5 2.559 3.346 129 3.214 166 314 459 1.768 1.032 819 1.024 363 563 1.249 1.000 476 110 938 94 1.677 33.430
4.016 2.482 979 571 508 1.326 849 904 102 2.286 3.260 99 3.132 224 273 459 1.324 947 755 893 301 514 1.225 887 471 110 524 214 461 30.096
Bidan yang Pernah Diangkat
Bidan yang Berhenti
(12)
(13)
4.417 3.243 1.729 838 677 1.974 975 1.402 40 4.088 4.718 199 4.240 438 584 1.916 1.173 1.017 1.234 597 873 1.298 1.438 512 1.137 2.343 43.100
401 761 750 267 169 648 126 498 (102) 40 1.802 1.458 100 1.108 (224) 165 125 592 226 262 341 296 359 73 551 41 (110) 613 (214) 1.882 13.004
Lampiran 6.1 PERBANDINGAN BEBERAPA DATA KEPENDUDUKAN DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003
No
Negara
Jumlah Penduduk (Ribuan Jiwa)
(1)
(2)
(3)
1
Brunei Darussalam
2
Kepadatan Penduduk per KM² (4)
Laju Persentase Persentase Persentase Pertumbuhan Penduduk Usia Penduduk Usia Penduduk Usia Penduduk 65 Tahun Ke 0-14 Tahun 15-64 Tahun 1993-2003 (%) Atas (5)
(6)
(7)
(8)
Angka Beban Tanggungan (%) (9)
358
61
2,5
32,5
65,1
2,4
50
Indonesia
219.883
113
1,4
29,7
65,0
5,0
53
3
Kamboja
14.144
73
2,7
42,0
55,0
3,0
80
4
Laos
5.657
24
2,4
44,1
52,1
3,8
82
5
Malaysia
24.425
76
2,4
33,2
62,7
4,1
60
6
Myanmar
49.485
81
1,5
32,0
63,0
5,0
58
7
Philipina
79.999
270
2,0
36,0
60,0
4,0
66
8
Singapura
4.253
6.004
2,6
20,8
71,6
7,7
40
9
Thailand
62.833
123
1,1
21,3
67,6
6,6
46
10
Vietnam
81.377
244
1,5
-
-
-
57
Sumber : Jumlah Penduduk dan Laju pertumbuhan Penduduk diambil dari WHO Health Report, 2005 Kepadatan penduduk dan Persentase penduduk per kategori Umur diambil dari UNESCAP, 2005
Lampiran 6.2 PERBANDINGAN BEBERAPA DATA INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003
No
Negara
Usia Harapan Hidup Waktu Lahir
(1)
(2)
(3)
Total Fertility Rate (TFR) (4)
Probabilitas Angka Angka Kematian Kematian Balita Angka Kematian Angka Kematian Kelahiran Kasar Kasar per 1000 (per 1.000 Bayi (AKB) Balita (AKABA) per 1000 Penduduk balita) Penduduk (5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1
Brunei Darussalam
77
2,5
23
3
6
5
6
2
Indonesia
67
2,3
21
7
41
31
41
3
Kamboja
54
4,7
34
10
140
97
140
4
Laos
59
4,7
35
12
91
82
91
5
Malaysia
72
2,9
22
5
7
7
7
6
Myanmar
59
2,8
24
11
106
76
107
7
Philipina
68
5,9
25
5
36
27
36
8
Singapura
80
1,3
10
5
3
3
3
9
Thailand
70
1,9
17
7
26
23
26
10 Vietnam
71
2,3
20
6
23
19
23
Sumber : Usia Harapan Hidup, TFR, Angka Kematian Kasar, Probabilitas kematian Balita dan AKABA diambil dari WHO Health Report, 2005 Angka kelahiran Kasar dan AKB diambil dari SOWC-UNICEF, 2005
Lampiran 6.3 PERBANDINGAN DATA CAKUPAN IMUNISASI DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003
No
Negara
BCG (%)
DPT3 (%)
Polio3 (%)
Hepatitis B3 (%)
Campak (%)
Vitamin A (%) (2002)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1 Brunei Darussalam
99
99
99
99
99
-
2 Indonesia
82
70
70
75
72
82
3 Kamboja
76
69
69
-
65
34
4 Laos
65
50
52
50
42
58
5 Malaysia
99
96
97
95
92
-
6 Myanmar
79
77
76
-
75
92
7 Philipina
91
79
80
40
80
86
8 Singapura
97
92
92
92
88
-
9 Thailand
99
96
97
95
94
-
10 Vietnam
98
99
96
78
93
55
Sumber : WHO Health Report, 2005
Lampiran 6.4
PERBANDINGAN PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN YANG MENGGUNAKAN SARANA SANITASI SEHAT DI NEGARA ASEAN TAHUN 2002
Penduduk Yang Menggunakan Sumber Air Bersih (%) No
Penduduk Yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat (%)
Negara Kota
Desa
Total
Kota
Desa
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
-
-
-
-
-
-
2 Indonesia
89
69
78
71
38
52
3 Kamboja
58
29
34
53
8
16
4 Laos
66
38
43
61
14
24
5 Malaysia
96
94
95
-
98
-
6 Myanmar
95
74
80
96
63
73
7 Philipina
90
77
85
81
61
73
8 Singapura
100
-
-
100
-
-
9 Thailand
95
80
85
97
100
99
10 Vietnam
93
67
73
84
26
41
(1)
(2)
1 Brunei Darussalam
Sumber : SOWC-UNICEF, 2005