Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah ... / Fidya
IMPLIKASI KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh: Fidya Nova Frismayanti Abstrak Peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru memberikan pengaruh cukup baik. Indikator dalam mengukur peran kepala madrasah sebagai manajer yaitu pengembangan program jangka panjang, baik program akademis maupun non-akademis, yang dituangkan dalam kurun waktu lebih dari lima tahun; kurun waktu tiga sampai lima tahun; pengembangan program jangka pendek, baik program akademis maupun non-akademis yang dituangkan dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan kinerja guru juga dapat dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penguasaan materi, kemampuan mengelola kelas, penilaian dan evaluasi serta penguasaan metode dan strategi mengajar yang dilakukan oleh para guru semua sudah dilaksanakan. Kata kunci : Kepemimpinan, Kepala Madrasah, Kinerja Guru A. Pendahuluan Kepala madrasah sebagai seorang pemimpin di satuan pendidikan merupakan pemimpin formal (formally designated leader) oleh organisasi yang bersangkutan atau organisasi yang menjadi atasannya. Sedangkan guru (pendidik), menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI pasal 39 behwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.1 Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi selain tenaga kependidikan lainnya, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan output yang diharapkan. Untuk itu, kinerja guru harus ditingkatkan dan dikembangkan sebagai upaya control ketat terhadap manajemen Sumber Daya Manusia dalam pendidikan.2 Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi, mengadakan supervise, memberikan insentif, memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam karier, meningkatkan kemampuan, dan gaya kepemimpinan yang baik. Sementara kinerja guru dapat ditingkatkan apabila yang bersangkutan merasa senang dan cocok dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala madrasah. Artinya, kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru sangat erat kaitannya dalam menentukan tujuan pendidikan yang menjadi target utama proses pendidikan. Dalam hal ini, kinerja guru madrasah ini sangat menentukan gerak dari alur organisasi Madrasah Aliyah. Artinya, gerak organisasi madrasah dalam mencapai tujuan pendidikan ditentukan oleh profesionalitaas kinerja guru yang ada dalam madrasah ini. Dengan demikian, kepemimpinan kepala
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1023
Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah ... / Fidya
madrasah menjadi tumpuan utama atau pijakan pada alur kerja dalam proses pendidikan di madrasah ini. Kinerja guru atau prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsure-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan pengajaran, kerja sama dengan semua warga madrasah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Oleh karena itu, tugas kepala madrasah selaku pemimpin adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat evaluasi kepemimpinan bagi kepala madrasah. B. Pembahasan 1. Kepemimpinan Kepala Madrasah Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan adalah bentuk konkret dari jiwa pemimpin.3 Beberapa sifat yang harus dimiliki pemimpin dan berguna dalam menjalankan organisasi yaitu : keinginan untuk menerima tanggung jawab, kemampuan untuk perceptive (mengamati lingkungan organisasi), kemampuan untuk bersikap objektif, kemampuan untuk menentukan prioritas, dan kemampuan untuk berkomunikasi.4 Dalam sebuah lembaga pendidikan, seorang pemimpin yaitu kepala sekolah berkewajiban : menjabarkan visi dalam misi target mutu, merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai, menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, kelemahan sekolah, membuat rencana kerja strategis, bertanggung jawab dalam membuat keputusan, melibatkan guru dalam pengambilan keputusan, menjaga dan memotivasi kerja tenaga pendidik, bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif, melaksanakan dan merumuskan program supervisi, meningkatkan mutu, memberi telada dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan, membantu dan membina lingkungan sekolah, menjalin kerjasama yang baik, dan mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang kepada wakil sesuai dengan bidangnya.5 Kepala madrasah adalah pemimpin pada satu lembaga satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepala madrasah, proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Kepala madrasah adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Mulyono, kepala madrasah harus memiliki beberapa persyaratan untuk menciptakan madrasah yang mereka pimpin menjadi madrasah efektif, antara lain:6 a. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik b. Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1024
Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah ... / Fidya
c. d. e. f. g.
Bersemangat Cakap didalam memberi bimbingan Jujur Cerdas Cakap didalam hal mengajar dan menaruh perhatian kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya.7 Faktor yang mempengaruhi perilaku seorang pemimpin adalah keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, jenis pekerjaan atau lembaga tempat bekerja, sikap kepribadian pemimpin, sikap kepribadian pengikut, dan sangsi yang ada di tangan pemimpin.8 Selain beberapa persyaratan tersebut, kepala madrasah sebagai seorang manajer dilembaga pendidikan juga harus memiliki tiga kecerdasan pokok, yaitu kecerdasan professional, kecerdasan personal, dan kecerdasan manajereial agar dapat bekerja sama dan mengerjakan sesuatu dengan orang lain. Dede Rosyada dalam hal ini mengklasifikasikan kemampuan manajerial yang harus dipertimbangkan sebagai langkah awal mengerjakan berbagai tugas manajerial sebagai berikut.9 a. Kemampuan mencipta, yang meliputi: selalu mempunyai ide-ide bagus, selalu memperoleh solusi-solusi untuk berbagai problem yang biasa dihadapi, mampu mengantisipasi berbagai konsekuensi dari pelaksanaan berbagai keputusan dan mampu mempergunakan kemampuan berfikir imajinatif (lateral thinking) untuk menghubungkan sesuatu dengan yang lainnya yang tidak bisa muncul dari analisis dan pemikiran-pemikiran empiric. b. Kemampuan membuat perencanaan, yang meliputi: mampu menghubungkan kenyataan sekarang dan hari esok, mampu mengenali apaapa yang penting saat itu dan apa-apa yang benar-benar mendesak, mampu mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan mendatang, dan mampu melakukan analisis. c. Kemampuan organisasi, yang meliputi: mampu mendistribusikan tugas dan tanggung jawab yang adil, mampu mempuat putusan secara tepat, selalu bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan, mampu mengenali pekerjaan itu sudah selesai dan sempurnakan. d. Kemampuan berkomunikasi, yang meliputi: mampu memahami orang lain, mampu dan mau mendengarkan orang lain, mampu menjelaskan sesuatu pada orang lain, mampu berkomunikasi melalui tulisan, mampu membuat orang lain berbicara, mampu mengucapkan terima kasih pada orang lain, selalu mendorong orang lain untuk maju dan selalu mengikuti dan memanfaatkan teknologi informasi. e. Kemampuan memberi motivasi, yang meliputi: mampu member inspirasi pada orang lain, menyampaikan tantangan yang realistis, membantu orang lain untuk mencapai tujuan dan target, membantu orang laim untuk menilai kontribusi dan mencapainya sendiri. f. Kemampuan melakukan evaluasi, yang meliputi: mampu membandingkan antara hasil yang dicapai dengan tujuan, mampu melakukan evaluasi diri,
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1025
Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah ... / Fidya
mampu melakukan evaluasi terhadap pekerjaan orang lain dan mampu melakukan tindakan pembenaran saat diperlukan. 2. Kinerja Guru a. Konsep Kinerja Guru Setiap individu yang diberi wewenang, tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja (performance) yang memuaskan dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Artinya, limpahan hak yang diberikan kepada individu merupakan kewajiban yang menjadi bagian dari tugasnya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Dalam pemaparan ini, Nanang Fattah menegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan. 10 Sedangkan Wahjosumidjo, mendefenisikan kinerja sebagai sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.11 Selain itu, Abdullah Munir mendefenisikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga.12 b. Indikator Kinerja Guru Menilai kualitas kinerja guru dapat ditinjau dari beberapa indicator yang meliputi: (1) unjuk kerja, (2) penguasaan materi, (3) penguasaan professional keguruan dan pendidikan, (4) penguasaan cara-cara penyesuaian diri, dan (5) kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Kelima indicator tersebut merupakan input bagi seorang penilai dalam melakukan evaluasi kinerja guru. Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas professional. Artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Dari deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa indicator kinerja guru meliputi antara lain : 1) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar 2) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa 3) Penguasaan metode dan strategi mengajar 4) Pemberian tugas-tugas kepada siswa 5) Kemampuan mengelola kelas 6) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi 3. Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Penyusunan Program Pembelajaran Pada lembaga pendidikan madrasah, guru yang mampu mengaplikasikan program pembelajaran secara professional mulai dari perencanaan tahunan, perencanaan semester, sampai dengan bentuk rencana pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dengan hasil dokumentasi program pembelajaran seperti: dokumentasi dari penyusunan silabus, program tahunan dan program semester, dan pembuatan rencana pembelajaran. Pada aspek ini, kompetensi guru di madrasah ini sudah cukup bagus. Dengan demikian, kemampuan seorang guru
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1026
Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah ... / Fidya
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan secara tanggung jawab dan layak dapat terukur. Salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja guru, kepala madrasah banyak mengintroduksi program pembelajaran seperti penyususnan silabus. Pada ranah ini, silabus yang merupakan penjabaran dari standar kompetensi, dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian, kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindak lanjuti oleh masing-masing guru mata pelajaran. Peranan kepemimpinan kepala madrasah sangat besar dalam meningkatkan kemampuan guru, dapat dikatakan kepemimpinan kepala madrasah merupakan faktor kunci yang menentukan terhadap peningkatan kemampuan, semangat kerja, dan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas. Dengan demikian, guru bisa berkembang dengan kepala madrasah yang mampu menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan guru bisa berkembang dengan baik. Guru madrasah juga bisa memiliki semangat kerja yang baik, dengan kepemimpinan kepala madrasah yang mampu menciptakan iklim kerja kondusif. Meningkatnya kemampuan dan semangat kerja guru yang berkelanjutan tersebut merupakan kunci tercapainya profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas. Dengan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas, akan menjadi sarana tercapainya keefektifan kerja organisasi madrasah, yang secara langsung akan menjadi sarana utama tercapainya tujuan penyelenggaraan pendidikan dimadrasah secara optimal. 4. Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Pengelolaan Kelas Pada aspek kegiatan belajar mengajar, seorang guru atau tenaga pengajarnya harus mampu memposisikan diri sebagai fasilitor yang menjembatani antara materi dan peserta didik. Dengan demikian, pola proses belajar mengajar terjadi sangat bersifat bottom-up. Sehingga siswa dapat belajar dengan baik sesuai dengan strategi yang digunakan, yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran dari pola pembelajaran Contextual Learning and Teaching dan siswa mampu mengaktualisasikan dirinya. Beberapa hal yang dapat diambil dari situasi pembelajaran tersebut yaitu: 1) Apa yang dipelajarai siswa sangat bermanfaat dan bersifat praktis (useble). 2) Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup. 3) Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa. 4) Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. 5) Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1027
Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah ... / Fidya
Guru dalam kajian pembelajaran umum maupun agama, setiap langkah pembelajarannya harus mampu membangun peluang interaksi saling pengertian antara tenaga pengajarnya dengan peserta didik. Apalagi banyak peluang untuk guru dalam membangun pembelajaran yang interaktif dan peluang ini tercipta dengan adanya keinginan kepala madrasah yang menekankan pada proses daripada output pendidikan. Kepala madrasah memberikan peluang kepada dewan guru untuk melakukan inovasi pembelajaran dalam pengelolaan kelas dengan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi madrasah khususnya dengan kondisi siswa. Inovasi pembelajaran memberikan penyegaran berupa metode, materi, maupun media yang digunakan oleh seorang guru ketika melaksanakan proses pembelajaran. Wewenang yang telah diberikan oleh kepala madrasah menjadikan guru lebih kreatif untuk mengelola kelas. Bahkan dalam pengelolaan kelas, kepala madrasah yang baik akan menyarankan kepada dewan guru untuk waktu-waktu tertentu, guru yang ada didalam kelas dipantau dengan melibatkan pihak komite karena hal ini dianggap penting. Jika tidak, kadang guru tidak bisa mengelola kelas, pelibatan pada pengelolaan kelas ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengelola kelas secara variatif, meskipun guru memiliki keterampilan dalam mengelola kelas. Namun, tidak berarti guru harus dilepas begitu saja. 5. Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Pengelolaan Media/Sumber Belajar Dalam kegiatan belar mengajar, media, dan alat pembelajaran memegang peran yang sangat urgen. Sebab, tanpa alat dan media pembelajaran yang representative maka ide tenaga pengajar, materi pembelajaran, dan nilai moral yang terkandung dalam pelajaran akan sulit untuk disampaikan kepada peserta didik. Artinya, profesionalisme guru dalam menerjemahkan materi pelajaran tidak ada sampai pada peserta didik tanpa ada peran dari media pembelajaran. Mengenai hal tersebut, alat dan media pembelajaran sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar karena tanpa alat dan media pembelajaran maka kegiatan tersebut tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, dibutuhkan alat dan media pembelajaran yang ada cukup representative dan layak untuk peningkatan efektifitas pembelajaran, alat dan media pembelajaran yang bersifat teknologi harus representative, bahkan media pembelajarannya berikut perkembangan teknologi. Pada aspek ini dapat dikatakan bahwa pengelolaan media/sumber pembelajaran yang dilakukan dewan guru mata pelajaran sangat efektif dan tepat guna untuk peningkatan proses belajar mengajar. Keadaan ini tidak lepas dari peran kepala madrasah yang banyak melakukan upaya-upaya konstruktif seperti mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dewan guru dalam penggunakan media pembelajaran. Implikasinya adalah pada sisi peningkatan prestasi belajar peserta didik sendiri karena peran dari guru dalam mengefektifkan media pembelajaran. Guru telah mampu untuk mendisainnya sehingga kegiatan pembelajaran berjalan sangat efektif dan efisien serta
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1028
Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah ... / Fidya
menyenangkan bagi peserta didik. Implikasinya adalah peningkatan prestasi belajar siswa pada madrasah yang signifikan setiap tahunnya. C. PENUTUP Implikasi kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru pada penyusunan program pembelajaran di madrasah sangat efektif. Hal ini diindikasikan dengan kinerja guru yang mampu mengaplikasikan program pembelajaran secara professional mulai dari perencanaan tahunan, perencanaan semester, samapai dengan bentuk rencana pembelajaran. Implikasi kepemimpinan kepala madrasah dalam kinerja guru pada pengelolaan kelas di madrasah sangat positif. Keadaan ini dapat dilihat dari pola interaksi guru dan siswa disesuaikan dengan kadar kebutuhan siswa dalam pembelajaran dan guru dalam konteks ini sebagai fasilitator. Dengan demikian, sifat guru dalam pembelajaran demokratis, fasilitatif, inovatif, dan edukatif. Implikasi kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru pada penggunaan media/sumber belajar di madrasah sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari suasana kegiatan pembelajaran pada aspek pengelolaan media pembelajaran terlihat nuansa kreasi dari dewan guru masing-masing mata pelajaran untuk terus meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebelum melaksanakan pembelajaran hendaknya tenaga pengajar atau guru telah menyiapkan bahan atau materi pembelajaran yang disesuaikan dengan teknik yang digunakan dengan tujuan efektifitas waktu. Sebab, dalam penerapan strategi pembelajaran cukup banyak menyita waktu sehingga akan mengalami ketidak tuntasan kompetensi dasar (KD) atau indicator pembelajaran yang telah direncanakan.Tenaga pengajar atau guru hendaknya benar-benar terlibat secara langsung terhadap jalannya pembelajaran. Sebab, dikhawatirkan peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran tidak bersungguh-sungguh dengan tugasnya dan juga ada kemungkinan siswa membahas tema yang keluar dari topic pembelajaran yang telah ditentukan.
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1029
Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah ... / Fidya
Dede Rosyada. 2004.
DAFTAR PUSTAKA Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Prenada Media.
Dedi Mulyasana. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2012. Hikmat. Manajemen Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. 2009. James J. Jones dan Donald L. Walters. Human Resources Management in Education: Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan. Yokyakarta: Q Media. 2008. Jaap Scheerens, Pendidikan Sekolah Efektif, Terjemahan. Abas Al-Jauhari. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. 2003. Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008. Sadili Samsudin. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia. 2006. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Beserta Penjelasannya. Bandung: Fokus Media. 2003. 1
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Beserta Penjelasannya, (Bandung; Fokus Media; 2003), Hal. 25 2 James J. Jones dan Donald L. Walters, Human Resources Management in Education: Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan, (Yokyakarta; Q Media; 2008) Hal. 28 3 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), hal. 249. 4 Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung : Pustaka Setia, 2006), hal. 293. 5 Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 117-118 6 Jaap Scheerens, Pendidikan Sekolah Efektif, Terjemahan. Abas Al-Jauhari, (Jakarta; PT. Logos Wacana Ilmu; 2003) 7 Op. Cit., Mulyono, Hal. 149 8 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 59-60. 9 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta; Prenada Media; 2004), Hal. 240242 10 Op. Cit., Nanang Fattah, Hal. 39 11 Op. Cit., Wahjosumidjo, Hal. 430 12 Op. Cit., Abdulah Munir, Hal. 30
MAU’IZHAH AKADEMIKA/Vol.4/No.01/April 2015
1030