SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTAMADYA PEKANBARU Husnawati, Anita Lukman, Indra Ardyansyah Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Email :
[email protected]
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pelaksanaan sistem penyimpanan obat yang tepat di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Rawat inap Sidomulyo Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional dengan desain studi deskriptif. Data dikumpulkan dengan mengisi check list lembar berdasarkan pengamatan dan wawancara dipandu gratis. Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang bertanggung jawab (apoteker) terhadap penyimpanan obat dan gudang di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi penyimpanan obat di Puskesmas Rawat inap Sidomulyo Pekanbaru telah memenuhi sesuai persyaratan Depkes RI tahun 2008 dan 2010, yang 80% dari kondisi gudang obat dalam kategori baik, 100% dari penyimpanan obat dalam kategori sangat baik dan 100% dari stok obat persediaan dalam kategori sangat baik. Kata kunci : penyimpanan obat, puskesmas, Pekanbaru, metode observasional ABSTRACT Research on implementation of proper drug storage system had been done at Puskesmas (public health center) Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru. This research was conducted by observational method using descriptive design study. Data was collected by filling in the check list sheet based on the observations and free guided interviews. The sample in this study was the person in charge (pharmacist) of drug storage and the warehouse at Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru. The result obtained showed that most of drug storage condition at Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru has fulfilled the requirement accordance to Depkes RI 2008 and 2010, which were 80% of drug warehouse condition in good category, 100% of drug storage in very good category and 100% of inventory drug stock in very good category. Keywords : drug storage, public health center, Pekanbaru, observational method
PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian di Puskesmas adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien, yang meliputi pengelolaan obat, bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik dengan memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, saranadan metode tata laksana yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Kegiatan pengelolaan obat di puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang ISSN : 2087-5045
menyangkut lima fungsi pokok yaitu perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penyimpanan serta penggunaan obat (Anonima, 2014). Salah satu faktor yang mendukung penjaminan mutu obat adalah bagaimana penyimpanan obat yang tepat dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kegiatan penyimpanan disini mencakup tiga faktor yaitu pengaturan ruangan, penyusunan obat, serta pengamatan mutu fisik obat (Linarni & Hasanbasri, 2006). Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru merupakan puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan rawat inap di 7
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
wilayah kerja Kelurahan Delima dan Sidomulyo Barat. Di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo belum pernah dilakukan penelitian mengenai sistem penyimpanan obat. Berdasarkan hal diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengelolaan obat terutama penyimpanan obat di puskesmas untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan penyimpanan obat itu dapat berjalan dengan baik.
METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian lembar check list dengan pengamatan dan wawancara bebas terpimpin. Populasi dalam penelitian ini adalah Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kotamadya Pekanbaru. Sampel dalam penelitian ini adalah gudang dan penanggung jawab (apoteker) gudang penyimpanan obat di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kotamadya Pekanbaru. Data dianalisa secara deskriptif persentase yang terbagi menjadi lima kriteria, yaitu sangat baik, (81% - 100%), baik (61% - 80%), cukup baik (41% - 60%), kurang baik (21% - 40%) dan sangat kurang baik ( 0% - 20%).
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian untuk mengetahui implementasi sistem penyimpanan obat di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kotamadya Pekanbaru diperoleh hasil sebagai berikut: : 1. Persyaratan Gudang Obat Secara keseluruhan persentase (%) sistem penyimpanan obat yang memenuhi persyaratan gudang obat masuk kedalam kategori baik dengan jumlah persentase 80%. Berdasarkan hasil pengamatan di UPTD Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru, puskesmas ini memiliki gudang penyimpanan obat dengan luas 4x6 m2. Luas gudang tersebut sudah memenuhi standar ukuran gudang dengan luas minimal 3x4 m2. Ruangan di gudang ini juga memenuhi standar yaitu dengan memiliki ventilasi dan juga lantai di ruangan gudang ini terbuat dari keramik. Gudang puskesmas ini juga memiliki alat ISSN : 2087-5045
pemadam kebakaran (APAR) yang terletak didaerah yang terjangkau dan memiliki kipas angin. Kunci gudang obat puskesmas ini hanya dikuasai atau dipegang oleh apoteker penanggung jawab dan pegawai lain yang hanya dikuasakan oleh apoteker saja dan juga pintu untuk masuk kegudang ini dilengkapi dengan kunci ganda. Untuk persyaratan gudang secara keseluruhan sudah baik, tetapi masih ada dua item yang belum memenuhi persyaratan yang seharusnya, yaitu pada item dinding dibuat licin dan pencahayaan di ruangan gudang obat ini belum memenuhi standar persyaratan gudang obat yang semestinya. Karena pada saat dilakukannya pengamatan cat yang digunakan pada gudang obat ini tidak menggunakan cat minyak. Tujuan penggunaan cat minyak disini bertujuan agar dinding dapat menjadi licin dan tidak ada debu yang lengket pada dinding tersebut.Jadi peneliti menyimpulkan bahwa puskesmas ini belum memenuhi item untuk dinding yang dibuat licin. Kemudian item yang belum memenuhi standar lainnya yaitu pencahayaan di gudang puskesmas ini hanya mengandalkan cahaya dari lampu saja, karena ventilasi yang terdapat di ruangan gudang obat ini hanya terdiri dari beberapa lubang kecil saja dan menyebabkan minimnya cahaya dan aliran udara yang masuk ke ruangan gudang obat ini. Seharusnya menurut standar, cahaya matahari dan aliran udara dari luar yang masuk juga diperlukan untuk mengatasi kelembapan, sehingga obat yang disimpan tidak rusak secara fisik dan kimia (Anonim, 2008 & Anonima, 2010).
8
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Tabel I. Persentase (%) Persyaratan Gudang Obat. No 1 2 3 4
Ada gudang penyimpanan obat 2
Luas minimal 3x4 m Ruang kering tidak lembab Ada ventilasi agar ada aliran udara
Skor Empirik (n)
Skor Ideal (N)
Persentase (%) (DP)
1
1
100%
1 1
1 1
100% 100%
1
1
100%
5 6
Cahaya yang cukup Lantai dari keramik (tegel) atau semen
0
1
0%
1
1
100%
7 8
Dinding dibuat Licin Kunci gudang dikuasai oleh apoteker penanggung jawab dan pegawai lain yang dikuasakan Ada pintu dilengkapi kunci ganda
0
1
0%
1
1
100%
1
1
100%
1 1 8 10 DP=n/Nx100%
100% 80% 80%
9 10
2.
Aspek Yang Dinilai
Alat Pemadam Kebakaran Total Rata-rata Persentase Penyimpanan/ Penyusunan Stock Obat Hasil persentase (%) yang diperoleh dari sistem penyimpanan obat yang memenuhi pengaturan/penyusunan stok obat masuk kedalam kategori sangat baik dengan jumlah persentase 100%. Hal ini menunjukkan bahwa petugas di puskesmas ini sudah mengikuti standar penyimpanan obat menurut standar pelayanan farmasi di puskesmas. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di UPTD Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru, diperoleh hasil bahwa puskesmas ini sudah memenuhi standar persyaratan yang seharusnya, seperti dengan menerapkan sistem FIFO dan FEFO, menyimpan atau menyusun obat berdasarkan bentuk sediaan dan secara alfabetis yang dilengkapi dengan kartu stok masingmasing obat, menyimpan obat-obat tersebut menggunakan almari, rak dan pallet. Almari yang digunakan yaitu almari yang terbuat dari kayu dan rak yang digunakan terbuat dari besi.Puskesmas ini juga menggunakan almari khusus untuk menyimpan obat/bahan obat sediaan narkotika dan
ISSN : 2087-5045
psikotropika yang dikunci ganda yang terbuat dari kayu. Puskesmas ini juga menyimpan sediaan farmasi yang memiliki penampilan dan penamaan yang mirip atau biasa disebut LASA (Look Alike Sound Alike) ditempat yang terpisah. Definisi LASA (Look Alike Sound Alike Drugs) adalah obat-obat yang tampak kelihatan mirip (nama obat, rupa/bentuk obat dan dalam pengucapan nama obatnyapun mirip). Karena hal ini dapat menimbulkan medication error dan menyebabkan dampak yang serius terhadap pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya dan sebaiknya dibedakan tempat penyimpanannya. Walaupun terletak dalam kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan minimal dua obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya. Selain itu, sebagai tenaga kerja kesehatan harus dibiasakan untuk mengeja nama obat dengan kategori LASA pada saat memberi atau menerima instruksi (Azwar, 2014). Banyaknya nama obat membuat medication error didasarkan pada penampilan yang mirip atau suara ketika ditulis atau diucapkan atau juga telah diidentifikasi memiliki potensi yang 9
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
membingungkan. Oleh karena itu sebagai tenaga kefarmasian kita bertanggung jawab penuh untuk mengatasi kesalahan tersebut. Kemudian obat-obat khusus seperti vaksin dan serum disimpan di lemari pendingin yang terjaga dalam suhu
(40-80C). Obat-obat yang baru datang diletakkan diatas pallet dengan rapi.
Tabel II. Persentase (%)Penyimpanan/ Penyusunan StockObat Skor No Aspek Yang Dinilai Empirik (n) 1 Menerapkan sistem FIFO dan FEFO 1
Persentase (%) (DP)
1
100%
2
Menurut bentuk sediaan dan alfabetis
1
1
100%
3
Menggunakan almari, rakdan pallet
1
1
100%
4
Menggunakan almari khusus untuk menyimpan sediaan narkotika dan psikotropika Menggunakan almari khusus untuk perbekalan farmasi yang memerlukan penyimpanan pada suhu tertentu
1
1
100%
1
1
100%
1
1
100%
1
1
100%
7
7
100%
DP=n/Nx100%
100%
5
6.
7.
Penyimpanan sediaan farmasi yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan untuk mencegah terjadinyamedication error Dilengkapi kartu stokobat Total Rata-rata Persentase
3.
Skor Ideal (N)
Sistem Pencatatan Stock Obat Secara keseluruhan persentase (%) sistem penyimpanan obat yang memenuhi sistem pencatatan stok obat sudah memenuhi kriteria dan masuk kedalam kategori sangat baik dengan jumlah persentase 100%. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di UPTD Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Pekanbaru, diperoleh hasil bahwa puskesmas ini sudah memenuhi standar yang seharusnya, seperti menggunakan kartu stok untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilangnya obat dan rusaknya obat atau kadaluarsa). Pencatatan yang dilakukan juga dikerjakan secara rutin per harinya dan setelah mencatat kartu stok tersebut diletakkan kembali ke tempat masing-masing obat. Telah diketahui juga bahwa dari masing-masing kartu stok
ISSN : 2087-5045
hanya digunakan untuk mencatat data mutasi satu jenis obat saja yang berasal dari satu sumber dana (BLUD/APBD) dan tiap baris data hanya untuk mencatat satu kejadian mutasi obat. Apabila terjadi mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, rusaknya obat dan hilangnya obat atau kadaluarsa), harus langsung dicatat di dalam kartu stok. Data penerimaan dan pengeluaran obat dijumlahkan setiap akhir bulan. Data tersebut digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan anggaran obat, pengadaan obat, distribusi obat dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik obat dalam tempat penyimpanannya.
10
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Tabel III. Persentase (%) Sistem Pencatatan Stock Obat. No
Aspek Yang Dinilai
1
Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluarsa) Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan obat bersangkutan Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan untuk mencatat data mutasi (1) satu jenis obat yang berasal dari (1) sumber dana Tiap baris data hanya diperuntukkan untuk mencatat (1) satu kejadian mutasi obat Tiap terjadi mutasi obat (penerimaan,pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluarsa) langsung dicatat di dalam kartu stok Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan, pengadaan, distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik obat dalam tempat penyimpanannya Total Rata-rata Persentase
2 3
4
5
6
7 8
Skor Empirik (n)
Skor Ideal (N)
Persentase (%) (DP)
1
1
100%
1
1
100%
1
1
100%
1
1
100%
1
1
100%
1
1
100%
1
1
100%
1
1
100%
8 8 DP=n/Nx100%
100% 100%
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Setelah dilakukan penelitian tentang Implementasi Sistem Penyimpanan Obat di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kotamadya Pekanbaru dengan menggunakan lembar check list didapatkan hasil bahwa: Pada parameter persyaratan gudang obat sudah memenuhi persyaratan Depkes RI 2008 dan Depkes RI 2010 dengan persentase yaitu, 80% yang sudah masuk dalam kategori baik, pada parameter persyaratan penyimpanan obat dengan persentase 100% yang sudah masuk kedalam kategori sangat baik, dan pada parameter persyaratan pencatatan stock obat juga dengan persentase 100 % yang sudah masuk kedalam kategori sangat baik.
ISSN : 2087-5045
Anonim, 2008, Pedoman Perbekalan Farmasi Di Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta. Anonima, 2010, Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta. Anonima, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan RI No 30/Menkes/Per/VII/2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta. Azwar, M., 2014,Peningkatan Keamanan Obatyang Perlu Diwaspadai (HighAlert Medications) ,
11
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
http://marlinaazwar.blogspot.co.id.diak ses 5 Oktober 2015 Linarni, J.,dan Hasanbasri, M.., 2006, Mutu Pelayanan Farmasi di Puskesmas Kota Padang, Tesis, Working Paper KMPK Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Notoadmojo, S., 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
ISSN : 2087-5045
12