IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Halimatus S *) A. Yusuf Imam Suja’i **) Budi Wahono ***) ABSTRACT This research purposes: 1) To determine the implementation of the SIM (Single Index Model) to identify optimal portfolios in the investment decision-making, 2) To analyze and determine which stocks are included optimal portfolio, 3) To analyze and determine the proportion of the fund, return and risk of each stock that is identified as the optimal portfolio. This research used a sample of stocks listed on the Indonesia Stock Exchange and it is stated as active stocks based on the frequency of transactions as well as companies that is distributed dividends during the research period from 2012 to 2014. By using data from the closing stocks price monthly, at the beginning of the sample obtained 22 active stocks, but 7 of the 22 stocks have a beta value (βi) which is insignificant, so that it can not be continued in the calculation method of data analysis Single Index Model so that the number of samples are 15 stocks. The results showed that by using a single index model on 15 stocks there are 7 stocks included in the optimal portfolio, namely: INDF, INTP, MNCN, BBNI, BBRI, BBCA and BMRI, the excess return to beta value is higher than the cut-off rate (C *) = 1.240. Based on calculations, the investor will obtain a portfolio return of 3,978% with a risk of the portfolio amounted to 0.045%. Investors can divide the funds in each stock with the proportion of INDF stocks amounted to 34.3%, INTP amounted to 9.0%, MNCN amounted to 6.6%, BBNI amounted to 11.3%, BBRI amounted to 18.7%, BBCA amounted to 6.9%, and BMRI amounted to 13.1% Keywords: Single Index Model, optimal portfolio, excess return to beta, portfolio return and portfolio risk.
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Investasi merupakan komitmen untuk menanamkan sejumlah dana sebagai tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dengan harapan keuntungan di masa yang akan datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Sehingga banyak sekali orang yang memilih berinvestasi demi mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya di masa yang akan datang. Menurut Suja’i (2013:12) dalam modul teori investasi portofolio menjelaskan bahwa investasi adalah kegiatan mengorbankan sejumlah sumberdaya yang tersedia untuk dikonsumsi saat ini, digunakan untuk berproduksi guna menghasilkan return yang lebih efisien di masa yang akan datang. Seorang investor tidak mudah dalam mengambil sebuah keputusan untuk menanamkan modalnya dalam setiap perusahaan, selain mengharapkan return yang maksimal mereka juga akan mempertimbangkan seberapa besar risiko yang akan mereka terima. Kadang kala, para investor cenderung memilih sekuritas yang memiliki tingkat risiko
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
239
yang rendah, meski tidak dapat dipungkiri bahwasanya sesuatu yang memiliki tingkat keuntungan tinggi, memiliki tingkat risiko yang tinggi pula. Karena pada umumnya investor adalah Risk averse. Menurut Reilly & Brown, (2003:13) Risk averse adalah penghindar risiko, investor yang jika dihadapkan pada dua pilihan investasi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sama sedangkan risiko berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan risiko lebih rendah dan jika investor tersebut memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka investor tersebut akan lebih memilih portofolio yang optimal. (Fabozzy, 1999:63). Namun sebagai investor yang memiliki pemikiran rasional ia akan mencoba meminimalisasi risiko dan memaksimumkan return ekspektasi dengan cara melakukan diversifikasi pada setiap investasi lainnya. Diversifikasi merupakan pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko tanpa mengorbankan return yang dihasilkan (Fabozzy, 1999:73,75). Diversifikasi akan memberikan manfaat optimum apabila return antar investasi dalam satu portofolio memiliki korelasi yang buruk. Seperti halnya teori portofolio Markowitz “Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang” karena jika satu telur pecah, masih ada telur-telur pada keranjang yang lain. Sama halnya dengan investasi, jika kita tidak menginvestasikan dana pada satu investasi apabila terjadi kerugian akibat penurunan harga saham, maka investasi yang lain masih bisa menutupi kerugian dengan harga saham yang tidak menurun. Di dalam pemilihan dan penentuan portofolio yang optimal seorang manajer investasi harus mampu mengelola manajemen portofolio dengan baik sehingga dapat menghasilkan return ekspektasi yang maksimal. Adapun tujuan dari pembentukan portofolio ini adalah berusaha untuk memaksimalkan pengembalian (return ekspektasi) dengan tingkat risiko tertentu yang diharapkan oleh setiap investor (Fabozzy,1999:63). Kunci dari penentuan pemilihan portofolio optimal yaitu bagaimana cara seorang investor dapat mengukur tingkat risiko dan tingkat return ekspektasi yang akan diterimanya dalam pemilihan portofolio tersebut. Selain itu, pemilihan portofolio optimal bergantung pada analisa ketepatan investor dalam mengamati kondisi pasar. Portofolio optimal adalah portofolio yang dengan return ekspektasi tertentu dengan risiko minimum, yang terletak pada titik singgung antara kurva indeferen investor dengan garis frontier (lokus himpunan portofolio efisien) dimana jumlah portofolio optimal hanya ada satu di antara portofolio efisien. Berbeda dengan portofolio efisien yang jumlahnya tak terhingga, terletak pada sepanjang garis frontier serta portofolio yang memiliki risiko tertentu dengan return ekspektasi maksimum atau portofolio yang memiliki tingkat risiko terendah dengan return ekspektasi tertentu. Untuk menentukan hasil portofolio optimal, para investor dapat menggunakan alat analisis. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan oleh para investor adalah dengan menggunakan analisis SIM (Single Index Model) yang pertama kali dicetuskan oleh William Sharpe (1963). Model ini dapat digunakan dalam penyederhaan model Markowitz (1952) sebagai penentuan efficient set serta untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio. Penggunaan SIM dalam mengidentifikasi portofolio optimal berdasarkan pada fakta empiris bahwa harga saham memiliki korelasi positif serta return saham memiliki hubungan linier dengan return pasar. Dengan menggunakan SIM akan lebih mempercepat para investor dalam mengambil sebuah keputusan investasi karena dalam penghitungannya yang lebih sederhana sehingga
240
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
parameter yang digunakan juga lebih sedikit, salah satu sekuritas yang dapat dianalisis menggunakan SIM ini adalah saham biasa. Analisis SIM digunakan untuk menentukan return ekspektasi tertentu pada risiko yang minimal, yaitu dengan menunjukkan koefisien beta yang menggambarkan risiko masingmasing saham yang diamati, dan return saham yang dilihat dari deviden yang dibagikan dan capital gain saham dalam beberapa periode pengamatan (Oktanto, 2007:1). RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut: a) Bagaimana implementasi Single Index Model (SIM) untuk mengindentifikasi portofolio optimal di dalam pengambilan keputusan investasi?, b) Sahamsaham mana saja yang termasuk dalam portofolio optimal?, dan c) Berapa proporsi dana, return dan risiko masing-masing saham yang teridentifikasi sebagai portofolio optimal? TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi Single Index Model (SIM) untuk mengidentifikasi portofolio optimal di dalam pengambilan keputusan investasi. 2. Untuk menganalisis dan mengetahui saham-saham mana saja yang termasuk dalam portofolio optimal. 3. Untuk menganalisis dan mengetahui proporsi dana, return dan risiko masing-masing saham yang teridentifikasi sebagai portofolio optimal. KONTRIBUSI PENELITIAN 1. Bagi Peneliti Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan lebih luas mengenai implementasi SIM sebagai alat identifikasi portofolio optimal dalam pengambilan keputusan investasi. 2. Bagi Praktisi (Investor) Sebagai alat pertimbangan di dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menginvestasikan dananya. Serta dapat mengidentifikasi saham-saham mana saja yang termasuk dalam portofolio optimal sehingga para investor dapat mengoptimalkan return dan meminimalisasi risiko yang akan diterima. 3. Bagi Akademis Sebagai tambahan pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis dan pemahaman yang luas mengenai penentuan portofolio optimal dengan menggunakan SIM. Bagi civitas akademika dapat menjadikan hasil penelitian ini bahan acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sukarno (2007) yang berjudul “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Index di Bursa Efek Jakarta” menunjukkan bahwa terdapat 14 saham yang termasuk portofolio optimal dari 33 saham yang diteliti dengan nilai cut of point sebesar 0.0165. Portofolio optimal yang dibentuk oleh tiga saham yang mempunyai excess return to beta (ERB) terbesar yaitu saham AALI dan PGAS dengan nilai ERB sebesar 0.86% dan 0.37%. Proporsi dana dari masing-masing saham
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
241
adalah sebesar 48.54% untuk AALI dan 51.46% untuk PGAS dengan return portofolio sebesar 0.072%, risiko portofolio sebesar 0.196 dan excess return to beta portofolio sebesar 0.61%. Jadi dapat disimpulkan bahwa para investor yang berpikir rasional akan memilih menginvestasikan dananya pada portofolio optimal yaitu saham AALI dan PGAS. Dengan alasan masing-masing saham tersebut termasuk dalam kategori portofolio optimal. Sulistyowati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Study Kasus Saham LQ45 di BEI Periode Agustus 2008- Januari 2011)” menghasilkan bahwa dengan menggunakan model indeks tunggal 21 perusahaan masuk dalam kategori saham unggulan selama 5 periode berturut-turut. Dimana terdapat 7 saham yang masuk kategori portofolio optimal, yaitu: BBNI, SMGR, UNTR, LISP, BBCA, ASII dan INDF. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan model indeks tunggal investor akan mendapatkan return portofolio sebesar 3.88% dengan tingkat risiko sebesar 1.76%. Untuk meminimumkan risiko investor dapat menginvestasikan dananya dengan membagi investasi pada beberapa saham dengan proporsi masing-masing saham SMGR sebesar 22.84%, ASII sebesar 21.38%, UNTR sebesar 18.77%, BBNI sebesar 17.37%, LISP sebesar 8.62, BBCA sebesar 8.21% dan INDF sebesar 2.81%. Selain itu ada penelitian lain yang disusun oleh Dahlan, Topowijono dan Zahroh Z.A (2013) dengan judul penelitian “Penggunaan Single Index Model Dalam Analisis Portofolio Untuk Meminimumkan Risiko Bagi Investor Di Pasar Modal (Study Pada Saham Perusahaan yang Tercatat Dalam Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 5 saham dari LQ45 yang terbentuk portofolio optimal yaitu JSMR (29.1%), KLBF (28%), UNVR (20.4%), GGRM (14.2%), dan INCO (8.36%). Berdasarkan analisis Single Index Model menghasilkan return sebesar 0.038145045 atau 3.81%, dan risiko sebesar 0.0000453176 atau 0.0045% sedangkan return ekspektasi yang diperoleh adalah sebesar 0.007563026 atau 0.76%. Dengan menggunakan analisis Single Index Model investor dapat memperoleh return ekspektasi tertentu dengan tingkat risiko yang rendah. PASAR MODAL Pasar modal merupakan tempat bertemunya seseorang yang membutuhkan dana dengan seseorang yang memiliki dana dengan memperjualkan sekuritas yang dimilikinya baik berupa utang ataupun modal sendiri. Menurut Tandelilin (2001:13) pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan surat-surat berharga yang dengan jangka waktu jatuh tempo lebih dari satu tahun seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek. Pasar modal memiliki peran yang sangat penting bagi suatu negara. Dimana disebutkan bahwasanya pasar modal memiliki dua fungsi di dalam suatu negara, yakni sebagai fungsi keuangan dan fungsi ekonomi. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena suatu pasar modal bertujuan untuk menyediakan suatu fasilitas dan tempat pertemuan antara seseorang yang memiliki dana lebih (investor) dan seseorang yang membutuhkan dana (issuer). Dengan begitu seseorang yang kelebihan dana dapat menyalurkan dananya dengan tujuan suatu saat akan mendapatkan return. Sedangkan bagi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi suatu perusahaan.
242
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
INVESTASI DALAM PORTOFOLIO SAHAM Investasi pada dasarnya adalah kegiatan penanaman modal yang dilakukan seseorang dengan tujuan akan memperoleh tingkat pengembalian (return) di masa yang akan datang sehingga dapat mensejahterakan seorang investor. Menurut Amling (1989:7) terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan dananya. Pertama adalah return atau tingkat keuntungan, yaitu tingkat bunga dan keuntungan karena apresiasi harga saham atau obligasi (capital gain). Kedua ialah risiko yang dihadapi oleh investor. Investor menyepakati bahwa antara risiko dan tingkat keuntungan memiliki hubungan yang berbanding lurus. TEORI PORTOFOLIO Menurut Husnan (1998:103) ada beberapa model teori portofolio yang digunakan untuk meningkatkan return yang diharapkan dari investor yaitu: a. Teori portofolio modern (TPM) Teori ini menganggap bahwa pasar adalah efisiensi dan informasi tentang pasar dan saham-saham perseorangan tersedia. Pada investor yang menggunakan teori ini menganggap mereka tidak dapat memperoleh keuntungan di atas tingkat keuntungan pasar. Oleh karena itu mereka mendiversifikasikan sehingga mereka mempunyai saham yang cukup untuk memberikan keuntungan pasar rata-rata. b. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Pada CAPM analisa di mulai dari bagaimana pemodal membentuk portofolio yang efisien (yaitu market portofolio yang mempunyai kedudukan sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien). c. Arbitrage Pricing Theory (APT) APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa ada dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda. APT menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhinya (yaitu risiko). d. Single Index Model (SIM) Single index model di dasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. KONSEP RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO 1. Return Menurut Tandelilin (2001:47) “Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga sebagai kompensai atas keberanian investor untuk menanggung risiko yang di terimanya. Menurut Jogiyanto (2003:147) Tingkat pengembalian merupakan hasil dari suatu investasi. Tingkat pengembalian dapat berupa return realisasi portofolio dan return ekspektasi portofolio. Return realisasi portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio, sedangkan return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. 2. Risiko Menurut Tandelilin (2010:105) dalam teori portofolio modern menjelaskan bahwa risiko investasi total terbagi menjadi dua yaitu:
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
243
a) Risiko Sistematis (Systematic Risk) Risiko sistematis atau di sebut juga risiko pasar merupakan risiko yang berkaitan dengan kondisi pasar secara keseluruhan dan mempengaruhi variabelitas return dalam suatu investasi. Sehingga risiko ini tidak dapat diperkecil meskipun dengan diversifikasi (undiversifiable). b) Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk) Risiko tidak sistematis disebut juga risiko khusus yang dapat mempengaruhi perusahaan tertentu karena disebabkan oleh faktor-faktor yang ada dalam perusahaan tersebut seperti adanya pesaing baru, perubahan teknologi pada proses produksi, sistem manajemen dan bidang usaha. Risiko ini tidak terkait dengan kondisi pasar secara keseluruhan. Sehingga risiko ini dapat diperkecil sampai tingkat yang paling rendah dengan diversifikasi. IDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL Portofolio optimal adalah portofolio dengan return ekspektasi tertentu, dan dengan risiko minimum. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih oleh investor dari sekian banyak pilihan pada kumpulan portofolio efisien. Portofolio yang dipilih oleh investor tentunya dengan preferensi investor berhubungan dengan tingkat return yang akan diterima dan risk yang yang ditunjukkan oleh kurva indeferen. Portofolio optimal terletak pada titik singgung antara kurva indeferen investor dengan Markowitz Effecient Frontier (lokus himpunan dari portofolio efisien yang jumlahnya tak terhingga). SINGLE INDEX MODEL SIM diperkenalkan pertama kali oleh Sharpe (1963) model ini merupakan alternatif dari model Markowitz, model ini dapat digunakan untuk menentukan effecient set dengan perhitungan yang lebih sederhana, selain itu SIM juga dapat digunakan untuk mengestimasi return ekspektasi, mengestimasi risiko dan mengidentifikasi portofolio optimal. Penggunaan SIM di dalam mengidentifikasi portofolio optimal di dasarkan pada fakta empiris bahwa harga-harga saham berkorelasi positif atau berfluktuasi searah serta return saham memiliki hubungan linier dengan return pasar. Jadi SIM mendasarkan pada pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu saham dipengaruhi oleh tingkat keuntungan portofolio pasar. METODE PENELITIAN POPULASI DAN SAMPEL Populasi penelitian ini adalah seluruh saham yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 15 saham teraktif dan membagikan deviden selama periode 2012-2014. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Berikut adalah variabel yang berhubungan dengan analisis portofolio optimal, yaitu: 1. Return Saham (Ri) adalah tingkat keuntungan atas saham ke-i 2. Return Ekspektasi [E(Ri)] adalah return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. 3. Return Pasar adalah return rata-rata dari seluruh saham yang diperdagangkan. 4. Risiko Sistematis (Risiko Pasar) adalah risiko yang berasal dari luar perusahaan, sehingga risiko ini mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
244
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
5. Risiko tidak Sistematis (Risiko Nonpasar) adalah risiko yang berasal dari dalam perusahaan, sehingga risiko ini mempengaruhi satu atau sekelompok kecil perusahaan. Risiko ini tidak berkaitan dengan kondisi pasar sebagaimana risiko sistematik. MODEL PENELITIAN Saham-saham Teraktif di Bursa Efek Indonesia
Portofolio Pasar (IHSG)
Return Saham Teraktif di Bursa Efek Indonesia
Return Portofolio Pasar
Single Index Model (SIM)
Saham-saham Teraktif yang Termasuk Portofolio Optimal Return dan Risiko Portofolio Optimal
Gambar 1 Model Penelitian SUMBER DAN METODE ANALISIS DATA Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan www.jsx.co.id. Metode penelitian data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumendokumen yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). METODE ANALISIS DATA Metode analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan dan pengelompokan data untuk memudahkan dalam pemecahan masalah. Adapun tahap-tahap dalam analisis data menggunakan Single Index Model (SIM) untuk portofolio optimal adalah sebagai berikut: 1) Menghitung Expected Return Saham E ( Ri ) i i .E ( Rm ) . 2) Menghitung Excess Return to Beta
EBi
E Ri R f
i
3) Menghitung Parameter Ai dan Bi Ai =
[ E ( Ri ) R f ]. i
ei2
Dan Bi =
i2 ei2 Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
245
4) Menghitung Cut Off Rate (Ci)
Ci
m2 Ai
1 m2 Bi
5) Menentukan Proporsi Dana Pada Masing-masing Saham Dalam Portofolio wi =
Zi k
Z i 1
i
6) Menghitung Tingkat Keuntungan Portofolio Saham n
E(Rp) =
(w .E ( R )) i 1
i
i
7) Menghitung Tingkat Risiko Portofolio Saham
p2 p2 . m2 ep2 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ANALISIS DAN HASIL IDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL 1. Mendiskripsikan Perkembangan Harga Saham, IHSG, dan Suku Bunga Obligasi Pemerintah. Data harga saham dalam penelitian ini menggunakan harga penutupan (closing price) pada setiap akhir bulan selama periode 2012-2014. Nilai return saham individual dan risiko saham diambil dari perubahan harga saham bulanan. Data harga saham penutupan (closing price) diperoleh dari situs resmi JSX (Jakarta Stock Exchange). Data kedua dalam penelitian ini adalah data IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) periode 2012-2014 yang diperoleh dari laporan Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks harga pasar dapat membantu para investor sebagai alat analisis dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Dalam hal ini data IHSG sudah mewakili data pasar yang akan dipergunakan untuk menghitung tingkat (Rm) dan risiko pasar (σm). Tabel 1 Data IHSG & Rm Bulanan Periode 2012-2014 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
IHSG 3,941.69 3,985.21 4,121.55 4,180.73 3,832.82 3,955.58 4,142.34 4,060.33 4,262.56 4,350.29 4,276.14 4,316.69
2012 Rm % * 0.03133.13 0.0110 1.10 0.0342 3.42 0.0144 1.44 -0.0832 -8.32 0.0320 3.20 0.0472 4.72 - 0.0198 -1.98 0.0498 4.98 0.0206 2.06 -0.0170 -1.70 0.0095 0.95
IHSG 4,453.70 4,795.79 4,940.99 5,034.07 5,068.63 4,818.90 4,610.38 4,195.09 4,316.18 4,510.63 4,256.44 4,274.18
2013 Rm % 0.03173.17 0.0768 7.68 0.0303 3.03 0.0188 1.88 0.0069 0.69 - 0.0493 -4.93 - 0.0433 -4.33 - 0.0901 -9.01 0.0289 2.89 0.0451 4.51 - 0.0564 -5.64 0.0042 0.42
E(RM)
246
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
IHSG 4,418.76 4,620.22 4,768.28 4,840.15 4,893.91 4,878.58 5,088.80 5,136.86 5,137.58 5,089.55 5,149.89 5,226.95
2014 Rm % 0.0338 3.38 0.0456 4.56 0.0320 3.20 0.0151 1.51 0.0111 1.11 -0.0031 -0.31 0.0431 4.31 0.0094 0.94 0.0001 0.01 -0.0093 -0.93 0.0119 1.19 0.0150 1.50 0.3383
33.83
0.0094
0.94
*Rm =
IHSGt IHSGt 1 IHSGt 1
*IHSG Desember 2011 = Rp. 3,821.99 2. Menghitung Return Aktual dan Return Ekspektasi Saham Return aktual diperoleh dari prosentase perubahan harga saham penutupan (closing price) saham individual pada periode ke-t (Pit) dikurangi dengan harga penutupan (closing price) periode sebelumnya (Pit-1) ditambah deviden kemudian dibagi dengan harga penutupan saham individual pada periode sebelumnya (Pit-1). Selanjutnya setelah diketahui return aktual masing-masing saham maka
tingkat return ekspektasi (Expected Return) diperoleh dari Expected Value ( i ) atau constant ditambah dengan beta saham ( i ) yang dikalikan dengan rata-rata return market E(Rm) terlebih dahulu. Akan tetapi saham yang memiliki nilai beta ( i ) yang tidak signifikan tidak dimasukkan dalam perhitungan model analisis SIM. E(Ri) = ai + βi . E(Rm) untuk nilai Expected Value ( i ) yang signifikan
* E(Ri) = βi . E(Rm) untuk nilai Expected Value ( i ) yang tidak signifikan Tabel 2 Return Ekspekasi Masing-masing Saham Periode 2012-2014 No Kode Nama Perusahaan 1 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 2 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 3 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 4 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 5 PWON Pakuwon Jati Tbk. 6 BBCA Bank Central Asia Tbk. 7 MNCN Media Nusantara Citra Tbk. 8 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 9 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 10 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 11 BMTR Global Medicom Tbk. 12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 13 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 14 AKRA AKR Corporindo Tbk. 15 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.
*E(Ri) 0.025 0.043 0.036 0.040 0.020 0.028 0.050 0.039 0.024 0.018 0.016 0.040 0.022 0.018 0.013
% 2.50 4.30 3.60 4.00 2.00 2.80 5.00 3.90 2.40 1.80 1.60 4.00 2.20 1.80 1.30
3. Menghitung Excess return to Beta Excess Return to Beta (ERB) diperoleh dari pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i yaitu E(Ri) dikurangi dengan tingkat return bebas risiko (Rf), dalam penelitian ini tingkat return bebas risiko yang digunakan adalah berdasarkan suku bunga Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0071. Dengan tingkat suku bunga obligasi sebesar 9% pertahun dibagi 12 bulan = 0.75. Setelah E(Ri) dikurangi dengan (Rf), kemudian dibagi dengan Beta i ( i ).
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
247
Tabel 3 Excess Return to Beta periode 2012-2014 Kode No E(Ri) Rf perusahaan 1 TLKM 2.50 0.75 2 BBRI 4.30 0.75 3 BMRI 3.60 0.75 4 BBNI 4.00 0.75 5 PWON 2.00 0.75 6 BBCA 2.80 0.75 7 MNCN 5.00 0.75 8 INTP 3.90 0.75 9 ASRI 2.40 0.75 10 CPIN 1.80 0.75 11 BMTR 1.60 0.75 12 INDF 4.00 0.75 13 BSDE 2.20 0.75 14 AKRA 1.80 0.75 15 ANTM 1.30 0.75
i
ERB
2.703 1.814 1.622 1.561 2.137 1.139 1.323 0.936 2.515 1.874 1.711 0.727 2.333 1.881 1.376
0.647 1.957 1.757 2.082 0.585 1.800 3.212 3.365 0.656 0.560 0.497 4.470 0.622 0.558 0.400
4. Menghitung parameter Parameter Ai diperoleh dari Exspected return saham i E(Ri) dikurangi tingkat return bebas risiko (Rf) kemudian dikalikan dengan Beta i ( i ) dan kemudian dibagi dengan varian kuadrat dari kesalahan residu sekuritas ke-i ( ei2 ). Sedangkan Parameter Bi diperoleh dari Beta i kuadrat ( i2 ) kemudian dibagi dengan varian kuadrat dari kesalahan residu sekuritas ke-i ( ei2 ). Tabel 4 Parameter Ai dan Bi Periode 2012-2014 Kode i No E(Ri) Rf ERB perusahaan 1 TLKM.JK 2.50 2.703 0.75 0.647 2 BBRI.JK 4.30 1.814 0.75 1.957 3 BMRI.JK 3.60 1.622 0.75 1.757 4 BBNI.JK 4.00 1.561 0.75 2.082 5 PWON.JK 2.00 2.137 0.75 0.585 6 BBCA.JK 2.80 1.139 0.75 1.800 7 MNCN.JK 5.00 1.323 0.75 3.212 8 INTP.JK 3.90 0.936 0.75 3.365 9 ASRI.JK 2.40 2.515 0.75 0.656 10 CPIN.JK 1.80 1.874 0.75 0.560 11 BMTR.JK 1.60 1.711 0.75 0.497 12 INDF.JK 4.00 0.727 0.75 4.470 13 BSDE.JK 2.20 2.333 0.75 0.622 14 AKRA.JK 1.80 1.881 0.75 0.558 15 ANTM.JK 1.30 1.376 0.75 0.400
248
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
ei2 0.019 0.003 0.002 0.003 0.028 0.002 0.011 0.006 0.010 0.008 0.010 0.002 0.006 0.007 0.012
Ai
Bi
248.961 384.537 2146.567 1096.865 2311.350 1315.442 1691.083 812.240 95.402 163.099 1167.475 648.661 511.159 159.121 491.400 146.016 414.975 632.523 245.963 438.985 145.435 292.752 1181.375 264.264 563.808 907.148 282.150 505.452 63.067 157.781
5. Menghitung Cut Off Rate atau Ci Nilai Cut Off Rate (Ci) digunakan sebagai titik pembatas antara saham yang termasuk dalam portofolio optimal dan saham yang tidak termasuk dalam portofolio optimal. Saham yang termasuk dalam portofolio optimal yaitu saham yang memiliki nilai ERB yang lebih besar dari Cut Off Rate. Dimana Ci yang dijadikan Cut Off Rate adalah Ci terakhir yang merupakan pembatas antara nilai ERB yang lebih besar dan lebih kecil dari nilai Ci. Tabel 5 Analisis Cut Off Rate atau Ci Periode 2012-2014 Kode Ai Bi m2 No ERB Ci Perusahaan 1 INDF.JK 4.470 0.001 10651.144 6354.505 1.448 2 INTP.JK 3.365 0.001 8663.396 4725.981 1.513 3 MNCN.JK 3.212 0.001 8171.996 4579.965 1.465 4 BBNI.JK 2.082 0.001 6397.961 3609.085 1.388 5 BBRI.JK 1.957 0.001 2395.527 1481.403 0.965 6 BBCA.JK 1.800 0.001 7660.837 4420.844 1.413 7 BMRI.JK 1.757 0.001 4706.877 2796.845 1.240 8 ASRI.JK 0.656 0.001 9078.371 5358.504 1.428 9 TLKM.JK 0.647 0.001 248.961 384.537 0.180 10 BSDE.JK 0.622 0.001 11214.952 7261.653 1.357 11 PWON.JK 0.585 0.001 6493.362 3772.184 1.361 12 CPIN.JK 0.560 0.001 9324.334 5797.488 1.372 13 AKRA.JK 0.558 0.001 11497.102 7767.105 1.311 14 BMTR.JK 0.497 0.001 9469.769 6090.240 1.336 15 ANTM.JK 0.400 0.001 11560.169 7924.886 1.295
6. Menentukan Proporsi Dana Pada Masing-masing Saham Dalam Portofolio Selanjutnya akan ditentukan besar proporsi dana (Wi) yang layak diinvestasikan untuk masing-masing saham. Terlebih dahulu akan ditentukan skala tertimbang masing-masing saham (Zi) yang dihasilkan dari Beta i ( i ) yang dibagi dengan varian kuadrat ei ( ei2 ) yang kemudian dikalikan dengan hasil dari Excess Return to Beta (ERB) yang sudah dikurangi dengan Cut Off Rate (Ci) sehingga besarnya proporsi masing-masing saham yang termasuk dalam portofolio optimal diperoleh dengan membagi total skala tertimbang masing-masing saham (Zi) dengan sixma total skala tertimbang masing-masing saham ( Zi ).
Tabel 6 Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan Proporsi Dana (Wi) Periode 2012-2014. Kode i ei2 No ERB Ci ERB-Ci Zi Wi Perusahaan 1 INDF.JK 0.727 0.002 4.470 1.448 3.022 1098.562 0.343 2 INTP.JK 0.936 0.006 3.365 1.513 1.852 288.972 0.090 3 MNCN.JK 1.323 0.011 3.212 1.465 1.748 210.221 0.066 4 BBNI.JK 1.561 0.003 2.082 1.388 0.694 361.048 0.113 5 BBRI.JK 1.814 0.003 1.957 0.965 0.992 599.593 0.187 6 BBCA.JK 1.139 0.002 1.800 1.413 0.387 220.172 0.069
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
249
7
BMRI.JK Total
1.622
0.002
1.757
1.240
0.517
419.619 0.131 3198.188 1
7. Menghitung Tingkat Keuntungan Portofolio Saham Return portofolio saham diperoleh dari sixma proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i (Wi) dikalikan dengan Expected Return E(Ri. Tabel 4.7 Perhitungan Return Portofolio Saham Periode 2012-2014 No Kode Perusahaan Wi E(Ri) E(Rp) 1 INDF.JK 0.343 4.00 1.374 2 INTP.JK 0.090 3.90 0.352 3 MNCN.JK 0.066 5.00 0.329 4 BBNI.JK 0.113 4.00 0.452 5 BBRI.JK 0.187 4.30 0.806 6 BBCA.JK 0.069 2.80 0.193 7 BMRI.JK 0.131 3.60 0.472 Total E(Rp) 3.978 8. Menghitung Tingkat Risiko Portofolio Saham Untuk mengetahui besarnya tingkat risiko portofolio saham yaitu diperoleh 2 dengan cara mengalikan beta portofolio yang dikuadratkan ( p ) dengan varian 2 market ( m2 ) dan ditambah dengan ( ep ).
Tabel 8 Perhitungan Risiko Portofolio Saham Periode 2012-2014 Kode p i No Wi Wi 2 perusahaan 1 INDF.JK 0.343 0.727 0.250 0.118 2 INTP.JK 0.090 0.936 0.085 0.008 3 MNCN.JK 0.066 1.323 0.087 0.004 4 BBNI.JK 0.113 1.561 0.176 0.013 5 BBRI.JK 0.187 1.814 0.340 0.035 6 BBCA.JK 0.069 1.139 0.078 0.005 7 BMRI.JK 0.131 1.622 0.213 0.017 Total 1.229
p2
1.510
m2
0.001
p2 p2 . m2 ep2
0.002
Risiko Portofolio
0.045
ei2
ep2
0.002 0.006 0.011 0.003 0.003 0.002 0.002
0.000236 0.000049 0.000048 0.000038 0.000105 0.000009 0.000034 0.000520
PEMBAHASAN Dari hasil analisis pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan pendekatan SIM (Single Index Model) terhadap 15 saham teraktif yang termasuk dalam portofolio optimal terdapat 7 saham yang efisien secara kinerja portofolio. Perusahaan tersebut adalah Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BBRI), 250
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI). Hal ini ditunjukkan dari hasil tingkat keuntungan yang diharapkan (Ekspected Return). Hasil analisis excess return to beta (ERB) menunjukkan bahwa 7 saham di atas memiliki nilai lebih besar dari cut off rate (Ci) = 1.240 sehingga saham-saham tersebut terpilih sebagai portofolio optimal. Hasil perhitungan nilai expected return tertinggi dimiliki oleh saham Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yaitu senilai 5.00%, sedangkan nilai expected return terendah dimiliki oleh saham Aneka Tambang Persero Tbk (ANTM) yaitu senilai 1.30%. Dan perhitungan excess return to beta (ERB) dari 7 saham yang termasuk dalam portofolio optimal yang memiliki nilai tertinggi adalah saham Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yaitu senilai 4.470, sedangkan saham yang memiliki nilai excess return to beta (ERB) terendah adalah saham Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI.JK) yaitu senilai 1.757. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan perhitungan hasil penelitian dan menganalisa sampel pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan pendekatan SIM (Single Index Model) maka memperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Implementasi SIM dalam mengidentifikasi portofolio optimal atas saham sampel periode 2012-2014 yang didasarkan pada fakta empiris bahwa harga-harga saham berkorelasi positif atau berfluktuasi searah serta return saham memiliki hubungan linier dengan return pasar. Jadi SIM mendasarkan pada pemikiran bahwa tingkat keuntungan saham dipengaruhi tingkat keuntungan portofolio pasar. Dapat diamati secara khusus, apabila indeks harga saham mengalami kenaikan, maka harga saham individual cenderung naik, sebaliknya apabila indeks harga saham turun, maka harga saham individual juga akan mengalami penurunan. Sehingga dapat diasumsikan bahwa return dari saham-saham individual berkorelasi dengan adanya reaksi umum terhadap perubahan nilai pasar. 2. Hasil perhitungan dengan menggunakan pendekatan SIM terhadap 15 saham teraktif, yang termasuk dalam portofolio optimal terdapat 7 saham perusahaan yang memiliki nilai excess return to beta lebih besar dari cut off rate (C*) = 1.240 Saham-saham yang termasuk portofolio optimal antara lain adalah saham Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BBRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI). 3. Proporsi dana masing-masing dari 7 saham yang temasuk dalam portofolio optimal dengan menggunakan pendekatan SIM yaitu sebesar 34.3% untuk saham INDF, 9.0% untuk saham INTP, 6.6% untuk saham MNCN, 11.3% untuk saham BBNI, 18.7% untuk saham BBRI, 6.9% untuk saham BBCA, dan 13.1% untuk saham BMRI. Nilai expected return portofolio sebesar E(Rp) = 3.978% dengan tingkat risiko sebesar ( p ) = 0.045%. SARAN 1. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menggunakan data harga saham harian sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat. 2. Bagi para investor yang ingin menginvestasikan dananya agar bisa mempertimbangkan return dan risiko yang terdapat dalam setiap saham yang diinginkan dan layak sebagai investasi maka dapat menggunakan pendekatan SIM seperti dalam penelitian ini.
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono
251
DAFTAR PUSTAKA Amling, Frederick, 1989, Invesment an introduction to Analysis and Management, 6th Edition, Englewood cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Dahlan, Suyudi, Topowijono dan Zahroh,ZA, 2013, Penggunaan Single Index Model Dalam Analisis Portofolio Untuk Meminimumkan Risiko Bagi Investor Di Pasar Modal (Study Pada Saham Perusahaan yang Tercatat Dalam Indeks LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol, 6 No. 2 Desember 2013. Fabozzy, Frank J, 1999, Manajemen Investasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba Empat. Husnan, Suad, 1998, Pengujian CAPM di BEJ periode 1994-1997, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 13, No 4 hlm, 89-97. Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE. Oktanto, Ryan, 2007, Aplikasi Single Index Model Untuk Menentukan Saham-Saham Pembentuk Portofolio Optimal dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham di Bursa Efek Jakarta, Tesis Universitas Airlangga. Reilly, Frank K, and Keith C.Brown, 2003, Investment Analysis and Portfolio Management, 7th Edition, New York: The Dryden Press. Suja’i, Yusuf Imam, 2013, Teori dan Investasi Portofolio, Malang: Fakultas Ekonomi UNISMA. Sulistyowati, Nurul, 2012, Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Study Kasus Saham LQ-45 di BEI Periode Agustus 2008-Januari 2011), Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Sukarno, 2007, Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Index Model di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Dipublikasikan. Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang. Tandelilin, Eduardus, 2010, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE. Yuliati, 2010, Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham LQ-45 dan JII di Bursa Efek Indonesia Dengan Metode Cut Off Point, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. *) Halimatus S adalah alumnus Fakultas Ekonomi Unisma **) A. Yusuf Imam Suja’i adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma ***) Budi Wahono adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma
252
Halimatus S, A. Yusuf Imam Suja’i dan Budi Wahono