Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770 9
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN UJIAN NASIONAL SMA DI KABUPATEN BATANGHARI, KABUPATEN TEBO DAN KOTA JAMBI1 Farida Kohar, Yusra Dewi, Rayandra Asyhar, Husni Sabil dan Hastalini2 ABSTRAK Hasil penelitan tentang pemetaan Capaian Standar Kompetensi Dasar Peserta didik SMA Kabupaten Batanghari, Babupaten Tebo, dan Kota Jambi menunjukkan bahwa faktor penyebab rendahnya disebabkan oleh beberapa hal yang katagori tercakup dalam delapan (8) Standar Pendidikan yang belum terpenuhi dengan kondisi yang relatif sama. Tujuan pengabdian pada masyarakat ini untuk meningkatan mutu pendidikan pada daerah Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tebo, dan Kota Jambi. Selain itu, pengabdian ini juga bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi yang rendah, mengatasi penyebab rendahnya kompetensi siswa. Terkait dengan tujuan pengabdian, tim pelaksanaan pengabdian pada masyarakat menerapkan dan menguji model memecahkan masalah Mata pelajaran Ujian Nasional. Pelaksanaan melalui workshop pengembangan perangkatan pembelajaran yang inovatif kepada guru-guru di Kabupaten Muara Tebo, Kabupaten Batanghari, dan Kotamadya Jambi, melalui penggunaan pendekatan realistis-strategis. Peserta workshop /pelatihan terdiri dari 33 orang guru yang mengampuh 9 mata pelajaran Ujian Nasional. Pelaksanaan workshop/pelatihan menghasilkan perangkat pembelajaran yang baik dan minat dan perhatian guru dalam mengikuti kegiatan workshop dan pelatihan cukup tinggi dan berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan. Disisi lain antusias peserta mengikuti workshop untuk menambah hasanah pengetahuan. Kata kunci: Pengembangan, Mutu Pendidikan, Meningkatan Nilai UN.
PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan adanya pemekaran Wilayah Kabupaten seperti UU No. 25 Tahun 2008 saat ini Provinsi Jambi terbagi menjadi 11 Kabupaten/Kota, dengan memiliki 141 SMA. Pemekaran Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tebo dan Kota Jambi adalah sebagai berikut: 1. Wilayah Kabupaten Tebo adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Muara Bungo, Kabupaten Muara berkembang menjadi dua yaitu: Kabupaten Muara Bungo dan Kabupaten Tebo. Kabupaten Tebo ibukotanya Muara Tebo jarak dengan Kota Jambi 206 Km batas wilayahnya dibatasi oleh sebelah selatan Kecamatan Tabir Kabupaten Marangin, sebelah Utara Kabupaten Indragiri Ilir Provinsi Riau, sebelah barat berbatas dengan Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat, dan sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Batanghari. 2. Wilayah Kabupaten Batanghari, ibukotanya adalah Muara Bulian yang jaraknya dari Kota Jambi 60 Km dengan batas wilayah sebelah selatan berbatas dengan Provinsi Sumatera 1 2
Dibiayai Dana Ditjen Dikti Tahun Anggaran 2012 Staf Pengajar FKIP Universitas Jambi
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770 9
Selatan, sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Tebo, sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Tebo, dan sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Muara Jambi. 3. Wilayah Kota Jambi ibukotanya adalah Kota Jambi yang dikelilingi dengan Kabupaten Muara Jambi di mana di sebelah Selatan dengan Kabupaten Muara Jambi, sebelah Utara dengan Kabupaten Muara Jambi, sebelah Barat dengan Kabupaten Muara Jambi dan Sebelah Timur juga dengan Kabupaten Muara Jambi.
Permasalahan Wilayah Hasil penelitian pemetaan pencapaian kompetensi UN pada Kabupaten Batanghari, Kabupaten Muara Tebo dan Kota Jambi berdasarkan: 1. Standar isi: kurangnya pemahaman guru tentang prinsip implementasi dan pengembangan KTSP yang sesungguhnya dihubungkan dengan karakteristik materi. Guru mata pelajaran belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip penyusunan silabus, RPP, SK, KD untuk dasar penyusunan indikator pencapaian hasil belajar siswa; 2. Standar proses: guru kurang memahami pendekatan dan model-model pembelajaran kreatif, inovatif, sehingga RPP tidak direvisi. Evaluasi masih didominasi aspek kognitif sedang dalam KTSP dituntut integrasi antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Disamping itu jumlah peserta didik perkelas terlalu banyak rata-rata 45 siswa perkelas, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik belum terpenuhi dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik belum terpenuhi; 3. Standar kompetensi lulusan: pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik disesuaikan dengan target yang ditetapkan di sekolah belum berjalan dengan maksimal; 4. Standar pendidikan dan tenaga kependidikan: belum semua guru memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana yang tercantum dalam pasal 39 UU No. 20/2003, tenaga kependidikan tidak sesuai dengan latar belakang keilmuan seperti untuk matapelajaran sosiologi, geografi, fisika dan biologi; 5. Standar sarana dan prasarana: sarana dan prasarana yang ada belum secara optimal dapat mendukung proses pembelajaran antara lain masih kurangnya peralatan pendidikan, media, buku dan sumber belajar lainnya, belum terpenuhinya peralatan laboraterium, belum terpenuhinya standar buku perpustakaan dalam jumlah judul dan jenis buku; 6. Standar pengelolaan: berdasarkan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan kependidikan pada tingkat satuan pendidikan belum berjalan secara efektif hal ini ditunjukan bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas belum terlaksanakan dengan baik; 7. Standar pembiyaan: biaya operasional satuan pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pendidikan belum memadai; 8. Standar penilaian: standar penilaian pendidikan belum memenuhi standar yang berkaitan dengan KTSP penilaian mencakup kognitif, afektif dan psikomotor, yang baru dilaksanakan penilaian secara kognitif tetapi belum mencapai ketentuan yang ada.
SOLUSI YANG DITAWARKAN 1. Program - Program Menyelesaikan Permasalahan Model pemecahan masalah pencapaian kompetensi mata pelajaran UN SMA di Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tebo dan Kota Jambi dikemukakan alternatif model pemecahan masalah yang siap diimplementasikan dalam program pengabdian pada masyarakat (PPM) kota dan kabupaten. Model disajikan per kabupaten dan per sekolah sampel, karena
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770 9
permasalahan ketiga kabupaten/kota ada kesamaan maka model yang ditawarkan untuk pemecahaan masalah sebagai berikut:
Model pemecahan masalah hasil UN di SMAN Kota Jambi, Kabupaten Muara Tebo dan Kabupaten Batanghari Kondisi saat ini
Cara mencapai kondisi yang diharapkan
Kompetensi guru belum memadai
Pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran bagi guru dan pendampingan dalam pelaksanaannya oleh dosen LPTK
Kompetensi siswa dalam memahami pelajaran ekonomi rendah
Guru pelatihan pendalaman materi kompeten si yang rendah SK, KD pada 9 Mata pelajaran UN
Kondisi yang diharapkan
Kompetensi guru meningkat
Kompetensi siswa dalam memahami SK, KD pada 9 Mapel Ujian Nasional meningkat
2. Rencana Kegiatan Rencana kegiatan program pengabdian PM-PMP adalah strategi workshop dan pelatihan merancang dan menyusun desain pembelajaran. Menurut Mangkunegara (2003) mengatakan bahwa dalam merancang program pelatihan tentunya memperhatikan komponenkomponen sebagai berikut: (1) tujuan dan sasaran pelatihan harus jelas dan dapat diukur; (2) para pelatih harus ahlinya yang berkualifikasi propofesional; (3) materi pelatihan harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai; (4) metode pelatihan harus sesuai dengan tingkat kemampuan yang menjadi peserta; (5) peserta harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. Selanjutnya Taylor dalam Sonhadji (2001) memberikan pandangan tentang pengelolaan pelatihan. Pertama, pelatihan harus dapat diukur, yaitu dengan pemecahan pelatihan menjadi serangkaian tugas-tugas kecil terkait. Kedua, dalam menyeleksi dan melaksanakan pelatihan harus digunakan metode-metode yang lebih sistematis. Ketiga, adanya pembagian tanggungjawab antara tim pelatih. Akhirnya, pelatihan dalam pengelolaannya harus menciptakan kedisiplinan bagi orang-orang yang terlibat didalamnya. Strategi yang baik dalam pelatihan adalah merencanakan dan menentukan tujuan apa yang akan dicapai, kompetensi yang diperlukan, memilih personal yang kompeten, dan merancang program untuk menghasilkan kompetensi yang diperlukan oleh guru.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770 9
Program pelatihan dan workshop ada 4 langkah yang terdiri dari: (1) identifikasi kebutuhan peserta pelatihan/workshop; (2) desain penyusunan perangkat pembelajaran; (3) pelaksanaan pelatihan, (4) evaluasi dan umpan balik.
3. Target Luaran Usaha pelatihan/workshop meningkatkan kompetensi guru dalam hal mendesain dan menyusun perangkat pembelajaran menuntut pelatihan/workshop yang efesien dan efektif. Dengan pelaksanaan pelatihan/workshop yang efesien dan efektif dapat memperkaya dan terkait dengan kebutuhan guru dalam rangka meningkatkan hasil Ujian Nasional, maka target luaran diharapkan menghasilkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.
PELAKSANAAN PM-PMP Lokasi PM-PMP 1. Wilayah Kabupaten Tebo, ibukotanya Muara Tebo jarak dengan Kota Jambi 206 KM. Jumlah Sekolah yang dilibatkan dalam Pengabdian PM-PMP berjumlah 14 SMAN yang terdiri dari SMAN 3, SMAN 10, SMAN 1, SMAN 5 dan SMAN 7, SMAN 8, SMAN 4, SMAN 2, SMAN 6, SMAN 9, SMAN 12, SMAN 14, SMAN 15 dan SMAN 16 Kabupaten Muara Tebo, jumlah guru yang mengikuti sebanyak 20 0rang guru terkait; 2. Wilayah Kabupaten Batanghari, ibukotanya Muara Bulian jarak Perguruan Tinggi kelokasi 60 KM. Jumlah Sekolah yang dilibatkan dalam Pengabdian PM-PMP yaitu: SMAN 2 Batanghari jumlah guru mengikuti workshop sebanyak 4 orang guru terkait; 3. Wilayah Kota Jambi dengan ibukotanya adalah Kota Jambi jarak Perguruan Tinggi kelokasi 12 KM. Jumlah Sekolah yang dilibatkan dalam Pengabdian PM-PMP terdiri dari 9 SMAN yaitu SMAN 2, SMAN10, SMAN 11, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 9 Kota Jambi jumlah guru mengikuti workshop sebanyak 9 orang guru terkait.
Pihak yang Terkait Pengabdian PM-PMP Adapun pihak yang terlibat dalam Pengabdian PM-PMP meliputi 4 orang Dosen sebagai pemateri, 9 orang tim institusi Dinas Pendidikan Kota Jambi, Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Muara Tebo dan jumlah guru sebagai peserta workshop sebanyak 20 orang guru 9 mata pelajaran Ujian Nasional dari Kabupaten Muara Tebo, 9 orang guru dari Kota Jambi, dan 4 orang guru dari Kabupaten Batanghari jumlah semua guru 33 orang, 3 orang clineing servies.
Peran Setiap Pihak yang Terlibat Peran setiap pihak yang terlibat dalam Pengabdian PM-PMP dapat dirincikan sebagai berikut:
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770 9
Tabel 1. Daftar dosen pemateri workshop/pelatihan No. 1. 2.
3.
Nama dan NIDN Dr. Farida Kohar, MP NIDN 0017075505 Dra. Hj. Yusra Dewi, M.Pd NIDN 0024106305
Bidang Studi PIPS
Dra. Hj. Astalini, M.Si
Fisika
Sastra & Pengj. Sastra
NIDN 0026016303 4.
Dr. rer.net.H. Rayandra Asyhar, M.Si NIDN0016086109
Kimia
Pemateri Assessmen dan Penilaian Model-model pembelajaran inovatif dan kreatif Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Media Pembelajaran
Peran Dinas DIKBUDPORA memeberikan fasilitasi terlaksananya pengabdian masyarakat sekaligus membuka menutup pelaksanaan workshop dan perangkatnya sebagai panitia penyelenggarakan pelaksanaan pengabdian pada masyarakat.
Tahapan Aktivitas atau Kegiatan yang Dilaksanakan Tahap kegiatan workshop dan pelatihan terlebih dahulu ditentukan persiapan siapa perserta yang potensial yang mengikuti program workshop dan pelatiahan. Untuk memutus siapa yang akan menjadi peserta mengirim surat resmi dari Dekan FKIP untuk meminta peserta workshop masing-masing: Kabupaten Muara Tebo, Kabupaten Batanghari dan Kota Jambi untuk porsi yang sudah ditentukan guru yang mengampuh mata pelajaran Ujian Nasional yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahhsa Inggeris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi melibatkan dikbudpora masing-masing kabupaten dan kota yang menentukan nama-nama peserta. Pelakasanaan pelatihan memerlukan fasilitas, bahan, dan material untuk menjamin pelaksanaan workshop dan pelatihan dengan baik. Jika fasilitas, bahan, dan material tersebut telah diletakan pada tempat yang sebenarnya dan sesuai dengan yang dikehendaki kebutuhannya maka pelaksanaan workshop dan pelatihan dapat mempersiapkan dan mematangkan jadwal pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan memperlihatkan kesiapan instruktur dan memberikan materi workshop dan pelatihan apa, pada waktu kapan, dan berapa jam waktu yang tersedia, dan siapa yang membuka acara. Agar pelaksanaan lancar dan baik maka dibentuklah panitia penyelenggara terdiri atas ketua pelaksanaan dan stafnya yang dapat memotivasi peserta agar berkonstrasi penuh dengan kegiatan workshop dan pelatihan. Adapun pelaksanaan workshop dilakukan tanggal 16 dan17 November 2012 di Kabupaten Muara Tebo jumlah peserta 20 orang guru, dan tanggal 29 dan 30 November 2012 di kabupaten Batanghari dan Kota Jambi yang dilaksanakan di lokasi Pascasarjana FKIP jumlah peserta 13 orang guru. Setelah program workshop dan pelatihan selesai diselenggarakan maka diadakan evaluasi dan umpan balik dengan melakukan analisis terhadap program yang menerapkan model yang telah dilaksanakan. Dari analisis tersebut akan memperoleh gambaran apakah hasil workshop dan pelatihan telah memecahkan masalah, atau workshop dan pelatihan perlu diulang. Bila perlu diulang perlu diupayakan modifikasi, jika tidak perlu diulang, maka
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770 9
workshop dan pelatihan tersebut telah berhasil dilaksanakan dan memperoleh kesepakatan dari para peserta, LPTK mengabdian PM-PMP, Sekolah, dan DIKBUDPORA, serta orang-orang yang terkait dan berkepentingan.
HASIL PM-PMP DAN PEMBAHASAN Setelah selesai dilakanakan workshop pengabdian pada masyarakat maka dilakukan evaluasi dan umpan balik dengan melakukan analisis terhadap program yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan workshop/pelatihan ini merupakan kebutuhan untuk menerapakan model-model pengembangan mutu pendidikan berdasarkan temuan hasil penelitian pemetaan SK, KD bermasalah mata pelajaran Ujian Negara. Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dimaksud dengan meliputi (1) Standar isi; (2) Standar proses; (3) Standar kompetensi kelulusan; (4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) Standar sarana dan prasarana; (6) Standar pengelolaan; (7) Standar pembiayaan dan (8) Standar penilaian pendidikan, dan diperkuat dengan hasil yang diperoleh hasil penilaian produk perangkat pembelajaran dan hasil kuiosener peserta workshop/pelatihan merasa mendapat bimbingan yang berarti dalam menyusun sillabus dan RPP serta supaya program berlanjut terus. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat melalui pendekatan pelatihan/workshop yang diikuti oleh 33 orang guru seluruhnya guru SMA Negeri yang mengampuh Mata pelajaran Ujian Nasional yang berlangsung 2 kali: (1) dilaksanakan tanggal 16 dan 17 November 2012 bertempat di SMAN 3 Kabupaten Muara Tebo yang dibuka oleh kepala dinas DIKBUDPORA Kabupaten Muara Tebo, jumlah persertanya 20 orang; (2) diadakan di kota Jambi bertempat di Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan pesertanya 9 oarng dari kota Jambi dan 4 Orang guru dari Kabupaten Batanghari, pelaksanaannya 2 hari pada tanggal 29 dan 30 November 2012. Pelaksanaan workshop para peserta dikelompokan menurut mata pelajaran masingmasing yang diampuh oleh guru sebagai peserta untuk menghasilkan perangkat pembelajaran SK, KD salah satu dipilih oleh peserta guru sesuai dengan mata pel ajaran yang diampuh. Pada akhir workshop menghasil 9 perangkat pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Ujian Nasional yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggeris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi. Proses pelaksanaan workshop/pelatihan meliputi penyajian materi penyusunan dan mendesain perangkat pembelajaran dibagi menjadi 5 sesi yang terkait satu sama lain sehingga lebih variatif. Adapun materi yang diberikan dalam ke empat sesi tersebut adalah: 1. Materi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran; 2. Materi model pembelajaran inovatif dan kreatif; 3. Materi assesmen dan penilaian; 4. Materi media pembelajaran; 5. Workshop penyususnan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran dilakukan dua penilaian yaitu pertama, penilaian draf perangkatan RPP meliputi aspek dalam instrumen penilaian kelayakan sejumlah komponen perangkat pembelajaran terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu: (1) komponen kelayakan isi terdiri dari cakupan materi, akurasi materi, kemutahiran, mengandung wawasan produktivitas, merangsang keinginantahuan, dan mengembangkan kecakapan hidup; (2) komponen kebahasaan terdiri dari pesan yang disampaikan mudah dan langsung dipahami peserta didik,
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770 9
struktur kalimat efektif, kebakuan istilah, salah ketik; (3) komponen penyajian terdiri dari keruntunan sajian konsep, sesuaian ilustrasi, menulis rujukan pada setiap kutipan gambar/tabel, menulis identitas pada setiap tabel/gambar dan (4) komponen penyajian pada peserta didik terdiri dari berpusat pada peserta didik, merangsang keterlibatan partisipasi peserta didik untuk belajar mandiri dan kelompok, penyajian contoh-contoh dari lingkungan lokal/pengalaman sehari-hari, merangsang berpikir kritis, kereatif, dan inovatif, pemecahan masalah, penyajian bersifat komunikatif interaksi, dan meciptakan umpan balik. Kedua, penilaian perangkat RPP terdiri dari 4 komponen yaitu: (1) Bagian Awal, (2) Silabus, (3) RPP, (4) LKS dan, (penilaian). Dari hasil pelaksanaan kegiatan workshop dan pelatihan guru berlangsung, diperoleh hasil yang konstruktif diantaranya: (1) minat dan perhatian guru dalam mengikuti kegiatan workshop dan pelatihan cukup tinggi mengikuti pelatihan serta berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan. Hal ini pada waktu pelaksanaan pelatihan banyaknya pertanyaan yang diajukan guru dalam waktu diskusi dan tanya jawab; (2) bagi guru pelaksanaan kegiatan workshop dan pelatihan adalah suatu hal yang sangat membantu mereka dalam memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan tidak tercapai SK, KD mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan, sehingga kegiatan ini diharpkan berkelanjutan untuk materi-materi yang berkenaan dengan proses pembelajaran di SMA; (3) ditinjau dari materi yang disajikan untuk didiskusikan guru sebagai peserta kegiatan workshop dan pelatihan tersebut, para peserta memperoleh menyusun silabus dan RPP yang berkualitas, hal ini terlihat dari hasil uji coba hasil kerja para peserta workshop komponen penilaian kelayakan perangkat pembelajaran dan telaah penilaian perangkat RPP sudah memenuhi keteria hanya belum sempurna dengan baik, dan wawasan pengetahuan peserta semakin meningkat, khususnya dibidang SK,KD, mata pelajaran Ujian Nasional belum mencapai hasil yang maksimal; (4) adapun faktor yang menunjang terlaksanaan kegiatan workshop dan pelatihan ini diantara lain : (i) keinginan dan antusiasnya para peserta workshop untuk menambah pengetahuan tentang penyusunan perangkat pembelajaran dalam pembelajan mata pelajaran Ujian Nasional di SMA. (ii) persetujuan dan batuan dari berbagai pihak baik dari Lembaga PM-PMP, LPTK, Dikbudpora dan kepala sekolah stempat, (iii) peran aktif peserta yang menambah suana workshop dan pelatihan penyusunan dan pemdampingan perangkat pembelajaran semakin bermakna untuk kemajuan meningkatkan hasil Ujian Nasional di SMA. Hasil analisis perangkat pembelajaran diperoleh hasil penilaian draf perangkatan RPP meliputi aspek dalam instrumen penilaian kelayakan sejumlah komponen perangkat pembelajaran terdiri dari 4 (empat) komponen menunjukan bahwa hasil penilaian kelayakan komponen perangkat pembelajaran dikatagorikan baik yang berarti para peserta telah melaksanakan sebagai peserta pelatihan telah memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu porsonil yang kompoten dibidangnya sesuai dengan pendapat Mangkunegara (2003). Secara umum kegiatan workshop dan pelatihan telah berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran pelaksanaan pelatihan efektif dan efesien. Dalam pelaksanaan pelatihan/workshop tidak menemukan kendala yang berarti, namun ada hal yang perlu mendapat perhatian di masa yang akan datang, yaitu: (1) keterbatasan dana yang tersedia untuk melaksanakan 9 mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan setiap sekolah sampel di setiap kabupaten dan kota; (2) karena jarak LPTK dengan lokasi terjadi miskomunikasi antara penyelenggara dengan dinas terkait sehingga apa yang sudah direncanakan tidak memenuhi apa
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770 9
yang diinginkan; (3) sanara dan pesarana yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan workshop dan pelatihan masih sangat minimum.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Secara keseluruhan hasil Program Pengabdian Penerapan Model Pengembangan Mutu Pndidikan (PM-PMP) ditujukan untuk peningkatan, khususnya hasil Ujian Negara dan peningkatan pendidikan pada umumnya. Salah satu upaya pendampingan dan pengembangan Perangkat pembelajaran dalam proses pembelajaran aktif dan kreatif melalui penyelenggaraan workshop/pelatihan. Kemampuan dan pengetahuan guru dilaksanakannya workshop dalam rangka pencapaian perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran untuk meningkatkan nilai mata pelajaran Ujian Nasional. Minat dan perhatian guru dalam mengikuti kegiatan workshop dan pelatihan cukup tinggi dan berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan. Disisi lain antusias peserta mengikuti workshop untuk menambah hasanah pengetahuan; 2. Rancangan program workshop dan pelatihan model yang ditawarkan, merupakan model untuk menanggulangi masalah memenuhi kebutuhan dalam rangka meningkatan nilai mata pelajaran Ujian Nasional. Disamping itu juga model yang ditawarkan sangat berguna dalam proses penyusunan program workshop dan pelatihan yang mengarah pada program proses belajar dan pembelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan guru sebagai pendidik yang profesional.
Saran 1. Kegiatan program pengabdian PM-PMP berdasarkan hasil kegiatan workshop dan pelatihan bahwa perlu diadakan pelatihan dan pendampingan dalam menyusun perangkat pembelajaran secara berkelanjutan dan rutin sehingga para guru dapat memahami perangkat pembelajaran baik dan memahami materi pembelajaran SK, KD yang rendah khususnya pembelajaran mata pelajaran Ujian Nasional. 2. Diharapkan dapat memotivasi para guru untuk mengembangkan ilmunya kepada teman sejawat, serta mampu mengatasi permasalahan yang timbul, khususnya yang berkaitan dengan mata pelajaran Ujian Nasional. 3. Diharapkan adanya kerjasama dengan Dinas DIKBUDPORA dalam rangka kegiatan program workshop dan pelatihan dalam penyusunan perangkat pembelajaran secara rutin dan berkelanjutan agar tujuan pendidikan yang dicanangkan dalam UU Sistem Pendidikan tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Mangkunegara, A.P. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Refika Aditama, Bandung. Sonhadji, H.A. 2001. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang. Umaedi, 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Penerbit Depdikbud., Jakarta.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013,
ISSN: 1410-0770 9
Widyastomo, H. 2000. Sistem Percepatan Kelas (Akselerasi) Bagi Siswa yang Memiliki Kemampuan dan Kecerdasan Luar Biasa, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, tahun ke 6 Nomor 026 Oktober 2000 halaman 496-509. Penerbit Balitbang Diknas, Jakarta.