Implementasi Pendidikan Karakter .... (Tri Astuti Rokhmani)
1.295
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SD NEGERI GEDONGKIWO YOGYAKARTA IMPEMENTATION OF ENVIRONMENTAL AWARENESS OF CHARACTER EDUCATION IN SD GEDONGKIWO Oleh : Tri Astuti Rokhmani, PGSD/PSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan program dan kendala dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di SD Negeri Gedongkiwo. Penelitian ini penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu Kepala Sekolah, guru dan siswa. Objek penelitian berupa pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, display data dan verifikasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan dilaksanakan melalui kebijakan sekolah, pelaksanaan kurikulum, kegiatan lingkungan partisispatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Implementasi sudah sampai tahap tindakan moral, namun belum sampai tahap kebiasaan. (2) kendalanya yaitu kesadaran siswa untuk peduli lingkungan, memilah sampah, dan pemahaman visi misi kurang, kurangnya persiapan guru dan pemahaman siswa, kurikulum belum berdiri sendiri, tim kerja kurang solid, kreativitas belum konsisten, siswa kurang aktif dalam ekstrakurikuler, terdapat sarana yang rusak dan siswa membeli makanan tidak sehat. Kata kunci : implementasi, pendidikan karakter, peduli lingkungan Abstract This research aimed to describe programs and constraints faced in the implementation of environmental awareness of character education in elementary school Gedongkiwo. This study was descriptive qualitative research. Subjects were the Principal, teachers and students. The object was the implementation of environmental awareness of character education. Data collection techniques in this study used observation, interview and documentation. Data were analyzed by data reduction techniques, display of the data and verification. The data validation used techniques and source triangulation. The results showed that (1) implementation of environmental awareness of character education implemented through environmentally schools policy, curriculum implementation, activity based environment participatory and management of environmentally friendly means. Implementation has reached the stage of moral action, but has not reached the stage of a habit. (2) constraints in the implementation were the student environmental awareness, understanding of school vission mission and understanding of students about waste segregation were lack, a lack of teacher preparation, curriculum not stand alone, lack of understanding of students, the lack of solid team work and creativity of school members, students were less active in extracurricular activities, there were some damaged facilities and students who bought unhealthy food. Keywords: implementation, character education, environmental awareness
tersebut. Lingkungan yang dapat mendukung
PENDAHULUAN Lingkungan merupakan tempat hidup dan
tingkat kehidupan organisme termasuk manusia
tempat manusia berinteraksi setiap harinya.
adalah
Mundiatun
lingkungan fisik atau keadaan alam di Indonesia
dan
Daryanto
(2015:
42-43)
lingkungan
Namun,
kini
pemukiman tempat organisme hidup beserta
tersebut dikarenakan banyak terjadi fenomena
segala keadaan dan kondisi di dalamnya yang
kerusakan lingkungan yang berdampak pada
secara
kehidupan manusia.
maupun
tidak
langsung
mempengaruhi tingkat kehidupan organisme
keadaan
sehat.
menjabarkan pengertian lingkungan sebagai
langsung
dalam
yang
memprihatinkan.
Hal
1.296 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Kerusakan lingkungan yang terjadi tak
Berdasarkan penelitian Noor Amirudin (2010:
lepas dari ulah tangan manusia yang serakah dan
73-76) kenakalan yang dilakukan siswa SD yang
mengeksploitasi
sehingga
berhubungan dengan lingkungan diantaranya
menyebabkan berbagai kerusakan. Permasalahan
yaitu membuang sampah sembarangan. Bentuk
sampah
permasalahan
kenakalan tersebut dilakukan dengan sengaja
lingkungan yang perlu mendapat perhatian
yang menunjukkan sikap tidak disiplin dan tidak
khusus. Sampah dihasilkan oleh manusia setiap
peduli lingkungan.
menjadi
lingkungan
salah
alam
satu
hari, sehingga tidak heran apabila jumlah
Fakta-fakta kerusakan lingkungan yang
sampah semakin hari semakin banyak. Geotimes
terjadi di Indonesia baik dalam lingkup nasional
(Jumat, 10 Juli 2015) menyatakan sebagai
maupun
berikut.
menunjukkan bahwa kesadaran manusia akan
“Sampah yang dihasilkan Indonesia secara keseluruhan mencapai 175.000 ton per hari atau 0,7 kilogram per orang. Sayangnya, pada 2014, data statistik sampah di Indonesia mencatat bahwa Indonesia menduduki negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah Cina. Ini menjadi masalah serius ketika permasalahan ini belum mencapai titik terang. Jumlah sampah di Indonesia akan terus meningkat jika penanganan sampah belum serius. Diprediksikan, pada 2019, produksi sampah di Indonesia akan menyentuh 67,1 juta ton sampah per tahun”.
di
lingkungan
Sekolah
Dasar
pentingya menjaga lingkungan masih sangat kurang.
Masnur
Muslich
(2011:
210)
menegaskan bahwa banyaknya kerusakan alam menunjukkan bahwa kesadaran pelajar bahkan kaum terdidik untuk menjaga lingkungan masih rendah. Oleh sebab itu diperlukan internalisasi nilai
karakter
khususnya
karakter
peduli
lingkungan melalui proses pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa fungsi atau tujuan
Fakta di atas mengisyaratkan perlunya kesadaran manusia untuk mengelola sampah dengan lebih baik. Upaya pengelolaan sampah selain dengan berusaha mengurangi produksi sampah juga dengan membuang sampah yang dihasilkan
pada
tempat
yang
seharusnya.
Namun, kesadaran manusia sebagai penghasil sampah
untuk
membuang
sampah
pada
tempatnya masih kurang karena banyak manusia yang membuang sampah di tempat yang tidak seharusnya, misalnya di sungai. Permasalahan lingkungan fisik
pendidikan
nasional
salah
satunya
adalah
membentuk karakter anak bangsa. Terdapat beberapa
nilai
karakter
yang
seharusnya
dikembangkan pada anak-anak. Salah satu karakter yang harus dikembangkan pada diri siswa yaitu peduli lingkungan. Zulrizka mengatakan
Iskandar
bahwa
(2012:
pengetahuan
178) tentang
lingkungan sangat dibutuhkan untuk membentuk sikap terhadap lingkungan. Salah satu cara memberikan pengetahuan dan menanamkan
tidak
hanya terjadi dalam lingkup nasional namun juga dalam lingkup yang lebih sempit khususnya dalam lingkungan pendidikan Sekolah Dasar.
karakter peduli lingkungan adalah melalui sistem pendidikan. Proses
pendidikan
karakter
peduli
lingkungan tersebut hendaknya dimulai dari
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Tri Astuti Rokhmani) 1.297
tingkat pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar.
Negeri Gedongkiwo yaitu “Unggul dalam bidang
Hal tersebut ditegaskan oleh Muhammad Syafi’i
wawasan lingkungan” yang dicapai melalui misi
(Novan Ardy Wiyani, 2013: 68-69) yang
“Menciptakan lingkungan sekolah menjadi hijau
menyatakan bahwa pendidikan karakter untuk
bersih
menjaga lingkungan hidup haruslah menyentuh
tercantum dalam tujuan SD Negeri Gedongkiwo
sampai
yaitu “Hidup bersih dan rapi guna menciptakan
pada
pendidikan
usia
perlu
dini.
Lembaga-lembaga
memberikan
pengajaran
langsung untuk membangun pola pikir peserta
lingkungan
Sekolah
Salah satu upaya pemerintah melalui Lingkungan
Hidup
kerja
untuk
Selain
yang
itu,
bersih
juga
dan
menyenangkan”.
didik agar dapat menjaga lingkungan..
Kementerian
menyenangkan”.
yang
Adiwiyata
mendapatkan
dianggap
telah
anugrah berhasil
mengembangkan karakter peduli lingkungan.
mengembangkan kepedulian warga Indonesia
Penelitian
terhadap lingkungan adalah adanya program
Mukminin
Adiwiyata. Kementerian Lingkungan Hidup dan
penelitiannya menunjukkan bahwa Program
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2011:
Adiwiyata yang diimplementasikan di SDN
3) menjelaskan bahwa Adiwiyata dimaknai
Panggang
sebagai tempat yang baik dan ideal untuk
kembangkan karakter peduli lingkungan dari
memperoleh ilmu pengetahuan dan berbagai
warga sekolah SDN Panggang 04 Jepara, hal ini
norma serta etika yang dapat menjadi dasar
dapat dilihat melalui kegiatan seperti menanam
manusia menuju kesejahteraan hidup dan cita-
dan merawat tanaman, memilah dan membuang
cita pembangunan berkelanjutan.
sampah, menghemat pemakaian air, listrik dan
Salah satu sekolah Adiwiyata di Kota
Yupiter
L.
Manurung
Al-Anwari,
04
2014:
Jepara
(Amirul
230)
telah
hasil
menumbuh
kertas. Berdasarkan observasi pra penelitian
Yogyakarta yaitu SD Negeri Gedongkiwo. Berdasarkan observasi dan wawancara yang
(Agustus-September
dilakukan dengan Kepala Sekolah dan guru
dilaksanakan di SD Negeri Gedongkiwo sebagai
(Senin,
konsekuensi
19
Oktober
2015),
SD
Negeri
2015)
Sekolah
kegiatan
Adiwiyata
yang
untuk
Gedongkiwo merupakan Sekolah Adiwiyata
mengembangkan karakter khususnya peduli
tingkat Propinsi binaan SD Negeri Ungaran sejak
lingkungan
tahun 2012. Dengan demikian, SD Negeri
dengan semaksimal mungkin. Namun ternyata
Gedongkiwo sebagai sekolah Adiwiyata tentu
masih
memiliki memberikan
komitmen
ditemui
telah
beberapa
diupayakan
kendala
atau
kuat
dalam
permasalahan yang menunjukkan kurangnya
karakter
peduli
kepedulian
yang
pendidikan
sesungguhnya
lingkungan bagi warga sekolah. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah, komitmen SD Negeri Gedongkiwo
Gedongkiwo
lingkungan
warga
SD
Negeri
walaupun
telah
mendapatkan
predikat Sekolah Adiwiyata Propinsi. Beberapa
perilaku
siswa
yang
dalam menerapkan pendidikan karakter peduli
menunjukkan kurangnya kepedulian terhadap
lingkungan tercantum dalam salah satu visi SD
lingkungan yaitu membuang sampah tidak pada
1.298 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
tempatnya, misalnya di pot tanaman. Hasil
cuci tangan di halaman sekolah dan di dalam
wawancara dengan Kepala Sekolah (Senin, 19
masing-masing kelas. Namun, saat peneliti
Oktober 2015) juga mengatakan bahwa salah
melakukan observasi terdapat beberapa tempat
satu kendala dalam pelaksanaan pendidikan
cuci tangan yang rusak krannya dan bocor.
karakter peduli lingkungan di SD Negeri
Kantin sekolah SD Negeri Gedongkiwo
Gedongkiwo adalah kurangnya kesadaran siswa
tertata rapi serta dijaga kebersihan dan kesehatan
untuk membuang sampah pada tempatnya.
makanannya.
Berdasarkan
hasil
wawancara
Guru-guru di SD Negeri Gedongkiwo
dengan penjual di kantin, para penjual di kantin
berupaya memperbaiki sikap siswa yang sering
dihimbau oleh pihak sekolah untuk menjual
lalai untuk membuang sampah di tempat sampah
makanan yang tidak menggunakan penyedap
dengan
rasa, pewarna buatan, serta diminta untuk
menerapkan sanksi yaitu dengan
meminta siswa mengambil sampah yang dibuang
mengurangi
kemudian meminta siswa membuang di tempat
dikemas plastik. Hal tersebut dilakukan dengan
sampah. Walaupun demikian, kesadaran siswa
tujuan untuk mengurangi jumlah sampah plastik.
untuk membuang sampah di tempatnya masih
Para penjual di kantin juga berusaha memenuhi
kurang.
himbauan sekolah tersebut sebagai konsekuensi
Di
SD
Negeri
Gedongkiwo
Sekolah
makanan
Adiwiyata,
dan
minuman
namun
para
yang
penjual
diselenggarakan kegiatan rutin siswa setiap pagi
mengatakan bahwa sedikit kesulitan bila tidak
dan pulang sekolah yaitu piket kelas untuk
dibungkus plastik karena jika tidak dibungkus
menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan
plastik makanan menjadi berantakan, sementara
masing-masing kelas. Semua siswa tahu akan
harga daun mahal.
kewajiban mereka untuk piket, namun terkadang terdapat beberapa siswa yang harus diingatkan
METODE PENELITIAN
oleh temannya untuk melaksanakan piket.
Jenis Penelitian
SD Negeri Gedongkiwo juga berusaha memberikan
fasilitas
yang
lengkap
untuk
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif.
mendukung pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan kepada siswa. Salah satu
Tempat dan Waktu Penelitian
fasilitas pendukung tersebut yaitu masing-
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
masing kelas memiliki kamar mandi sendiri yang
Gedongkiwo yang beralamat di Jalan Bantul
ditempatkan
sekolah.
Gang Tawangsari, Kecamatan Mantrijeron, Kota
Kebersihan kamar mandi menjadi tanggung
Madya Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan
jawab siswa pada masing-masing kelas. Hanya
pada tanggal 11 Agustus – 15 Maret 2016.
di
beberapa
sudut
saja, terdapat beberapa kamar mandi yang kurang terjaga kebersihaannya dan berbau
Subjek dan Objek Penelitian
kurang sedap. Selain itu, anak-anak dibiasakan
Subyek dalam penelitian ini adalah
untuk mencuci tangan terbukti adanya tempat
Kepala Sekolah, tiga orang guru, dan dua belas
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Tri Astuti Rokhmani) 1.299
siswa di SD Negeri Gedongkiwo. Obyek dalam
kegiatan upacara, kegiatan pembelajaran di
penelitian ini yaitu situasi sosial di SD Negeri
kelas, maupun pertemuan dengan komite
Gedongkiwo
sekolah untuk memahamkan visi, misi dan
yang
menunjukkan
penerapan
tujuan sekolah. Sementara itu, beberapa
pendidikan karakter peduli lingkungan.
siswa
menunjukkan
telah
memahami
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
bahwa sekolah mereka adalah sekolah
Penelitian
yang berwawasan lingkungan atau sekolah
Metode
pengumpulan
data
yang
Adiwiyata.
Namun,
secara
istilah
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
mengenai visi, misi dan tujuan sekolah
wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang
siswa belum memahami.
digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dan pedoman wawancara.
b. RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah) RKAS
memuat
anggaran
yang
dialokasikan untuk program yang berkaitan
Teknik Analisis Data Data dianalisis dengan teknik reduksi
dengan lingkungan. Dana berasal dari
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
BOSDA, BOSProp dan BOSN. Apabila
atau verifikasi.
dijumlahkan anggaran untuk lingkungan dari tiga mata anggaran tersebut mencapai 20% dari keseluruhan anggaran dalam
Uji Keabsahan Data dengan
RKAS. Selanjutnya anggaran tersebut
melakukan triangulasi teknik dan triangulasi
digunakan untuk pelaksanaan berbagai
sumber.
program berkaitan dengan pelaksanaan
Keabsahan
data
dilakukan
pendidikan karakter peduli lingkungan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
c. Keteladanan
Pendidikan karakter peduli lingkungan di
Bentuk keteladanan yang dilakukan
SD Negeri Gedongkiwo dilaksanakan melalui
Kepala Sekolah dan Bapak Ibu guru pada
berbagai hal berikut ini.
siswa agar peduli lingkungan adalah
1. Kebijakan
Sekolah
Berwawasan
berpakaian rapi dan bersih, membuang
Lingkungan
sampah di tempat sampah, berbaur dan
a. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
bekerjasama
dengan
siswa
saat
telah
SEMUTLIS membersihkan lingkungan,
memiliki visi, misi dan tujuan sekolah
mencontohkan cara menanam tanaman,
yang
pengelolaan
misalnya secara hidroponik, tidak membeli
lingkungan. Pihak sekolah juga telah
makanan dan minuman sembarangan di
menyosialisasikan visi, misi dan tujuan
luar namun di kantin, serta mengajak siswa
tersebut kepada semua warga sekolah
merawat tanaman dimulai dari merawat
bahkan kepada orang tua siswa melalui
taman depan kelas.
SD
Negeri
memuat
Gedongkiwo
upaya
1.300 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
d. Kebiasaan Rutin
g. Kendala yang Dihadapi
Kebiasaan rutin yang dilaksanakan
Kendala dalam pelaksanaan kebijakan
warga sekolah dalam rangka pendidikan
berwawasan lingkungan di SD Negeri
karakter peduli lingkungan yaitu piket
Gedongkiwo adalah sebagai berikut.
kelas (SEMUTLIS) setiap hari sebelum
1) Visi, misi dan tujuan SD Negeri
dan sepulang sekolah, Jumat bersih setiap
Gedongkiwo yang berkaitan dengan
hari Jumat minggu terakhir setiap bulan,
upaya pengelolaan lingkungan belum
senam
sepenuhnya
Jumat
pagi
bersama,
lomba
kebersihan kelas setahun sekali, mencuci tangan dan membuang sampah di tempat
dipahami
oleh
warga
sekolah terutama siswa. 2) Kesadaran
siswa
untuk
peduli
lingkungan masih kurang. Misalnya
sampah.
masih banyak siswa yang membuang
e. Tindakan Spontan Tindakan spontan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Bapak Ibu guru ketika
sampah sembarangan. 3) Pemahaman
siswa
kelas
rendah
melihat siswa yang tidak peduli lingkungan
khususnya kelas satu untuk memilah
berdasarkan
sampah masih kurang.
hasil
wawancara
dan
observasi yaitu menegur, mengingatkan, dan mengenakan denda kepada siswa.
2. Pelaksanaan
Kurikulum
Berbasis
Lingkungan a. Perencanaan Pembelajaran
f. Pengkondisian yang
Perencanaan pembelajaran berbasis
dilakukan SD Negeri Gedongkiwo dalam
lingkungan, setiap guru pasti membuat
rangka
perangkat perencanaan pembelajaran yang
Kegiatan
pengkondisian
mendidik
terhadap
siswa
lingkungan
agar
adalah
peduli melalui
berbasis
lingkungan.
ingkungan sekolah (halaman, ruang kelas,
perencanaan
dan kamar mandi) selalu dalam keadaan
indikator,
bersih, pelaksanaan pembelajaran berbasis
didalamnya
lingkungan, ketersediaan tempat sampah
lingkungan
agar
lingkungan.
sampah
dibuang
di
tempatnya,
terdapat papan visi, poster, slogan dan
Perangkat
pembelajaran silabus
dan
memuat dan
meliputi RPP
yang
karakter materi
peduli bertema
b. Pelaksanaan Pembelajaran
lingkungan,
SD Negeri Gedongkiwo melaksanakan
himbauan kepada siswa untuk selalu
pembelajaran berbasis lingkungan dengan
membuang
mengintegrasikan
stiker
bertema
peduli
sampah
pada
tempatnya
dalam
mata
melalui pengumuman jam istirahat dan
pelajaran.
pengadaan
dengan pendekatan pada siswa aktif.
penyuluhan-penyuluhan
bertema lingkungan.
Pembelajaran
semua
dilaksanakan
Metode yang digunakan guru adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas,
demonstrasi,
praktek
langsung,
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Tri Astuti Rokhmani) 1.301
pengamatan langsung dan karyawisata.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Media pembelajaran yang digunakan untuk
Kegiatan
ekstrakurikuler
yang
menyampaikan materi yaitu powerpoint,
dilaksanakan di SD Negeri Gedongkiwo
gambar, benda asli dan memanfaatkan alat
untuk menumbuhkan kepedulian terhadap
yang tersedia di sekolah seperti komposter.
lingkungan yaitu Pramuka, Dokter Kecil dan Kelompok Pecinta Satwa.
c. Kendala yang Dihadapi Kendala
yang
pelaksanaan
dihadapi
dalam
kurikulum
c. Kreativitas dan Inovasi
berbasis
Ada kegiatan kreativitas dan inovasi
lingkungan, adalah sebagai berikut.
yang dilakukan oleh warga sekolah dalam
1) Persiapan guru untuk pelaksanaan
upaya
pembelajaran masih kurang.
pengelolaan
lingkungan
hidup
berupa daur ulang sampah, hemat energi
2) Kurikulum berbasis lingkungan belum
dan
karya
seni.
Kegiatan
berdiri sendiri dan masih terintegrasi
dilaksanakan
dalam mata pelajaran.
pembelajaran. Beberapa hasil karya siswa
3) Beberapa
siswa
memahami
merasa
meteri
sulit
mengenaii
lingkungan.
kegiatan
juga dipajang di etalase ruang Kepala Sekolah. d. Kerjasama dengan Berbagai Pihak
3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif a. Pemeliharaan Gedung dan Lingkungan Pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah
dalam
tersebut
dilaksanakan
melalui
alokasi
Mitra sekolah dan bentuk dukungan yang
diberikan
dalam
pelaksanaan
pendidikan karakter peduli lingkungan adalah sebagai berikut.
anggaran untuk pemeliharaan gedung dan
1) BLH (Badan Lingkungan Hidup) Kota
lingkungan, siswa merawat kelas dengan
dan Propinsi Yogyakarta : penyuluhan,
piket,
tanaman,
meliputi
kegiatan
menyapu,
alat
kebersihan,
tempat
membersihkan tulisan di papan tulis,
sampah, komposter dan kompetisi
mengepel dan menyiram tanaman di depan
pendidikan lingkungan hidup.
kelas, warga sekolah membuang sampah di
2) Dinas Perindustrian dan Koperasi :
tempat sampah, tukang kebun menjaga
memberi penyuluhan gemar makan
kebersihan halaman sekolah dengan selalu
ikan, bantuan ayam dan burung.
menyapu dan mengepel lantai depan kelas, membayar
tenaga
dari
luar
untuk
3) Dinas Kesehatan : sosialisasi makanan sehat dan kantin.
membersihkan gedung lantai atas, Jumat
4) Dinas Pendidikan : memberi bantuan
bersih pada hari Jumat di minggu terakhir
poster-poster tanggap bencana dan alat
setiap bulan serta lomba kebersihan kelas
uji makanan.
setahun sekali.
5) Balai POM : menguji makanan yang dijual di kantin dan memberikan penyuluhan.
1.302 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
6) Pertamina Foundation : memberikan
4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah
penyuluhan dan bantuan pengadaan
Lingkungan
kebun raya mini.
a. Kelengkapan Sarana dan Prasarana
7) Puskesmas : memberikan penyuluhan.
Sarana
dan
prasarana
ramah
Pemberdayaan
lingkungan di SD Negeri Gedongkiwo
masyarakat Kelurahan) Gedongkiwo :
sudah lengkap, air bersih cukup, tempat
memberikan bantuan tanaman dan
sampah, komposter, pembuangan tinja,
penyuluhan.
ruang terbuka hijau tersedia. Kelengkapan
8) LPMK
9) PKK
(Lembaga
Gedongkiwo
:
memberikan
sarana dan prasarana juga dibuktikan dengan nilai 100 pada saat akreditasi
penyuluhan. 10) Orang tua siswa atau Komite Sekolah : mengadakan kantin paguyuban wali murid dan membantu pemeliharaan
sekolah. b. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan sarana dan prasarana
kelas dan taman khusunya siswa kelas
menjadi
satu.
sekolah. Guru dan karyawan dibentuk tim Adiwiyata
e. Kendala yang Dihadapi
tanggungjawab
atau
semua
warga
penanggungjawab
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan
pelaksana kegiatan Adiwiyata termasuk
lingkungan berbasis partisipatif adalah
dalam pemeliharaan sarana dan prasarana.
sebagai berikut.
Siswa juga dilibatkan dalam pemeliharaan
1) Pemeliharaan gedung dan lingkungan
sarana prasarana dengan menggunakan dan
kurang maksimal karena masih ada
merawat kelengkapan sarana yang ada di
warga sekolah yang belum menyadari
sekolah.
tugas pokok masing-masing untuk turut serta memelihara lingkungan. 2) Kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
Pramuka
c. Pemanfaatan Listrik, Air dan ATK Kepala Sekolah dan guru mendidik siswa agar memanfaatkan listrik, air, dan ATK secara efisien dan ramah lingkungan melalui cara berikut ini.
masih kurang. 3) Jadwal pengembangan kreativitas guru
1) Hemat listrik : terdapat pamflet, poster, stiker, atau tulisan untuk hemat
belum konsisten. mitra
energi yang tertempel di tembok,
sekolah, terkadang yang dilakukan
memberikan jargon hemat energi,
tenaga dari luar kurang sesuai dengan
hemat biaya agar anak selalu ingat
yang dikehendaki sekolah.
untuk
4) Dalam
kerjasama
dengan
hemat
energi
listrik
dan
mematikan ketika tidak digunakan serta memberitahu siswa agar selalu mematikan lampu dan kipas angin jika tidak digunakan.
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Tri Astuti Rokhmani) 1.303
2) Hemat air : ada tulisan tertempel di tembok
untuk
hemat
mengingatkan
siswa
menggunakan
air
mengingatkan
kantin dan menutup pintu gerbang dan
air,
membangun pagar besi sebelum pintu
untuk
gerbang utama agar siswa tidak membeli
secukupnya,
makanan di luar sekolah.
untuk
e. Kendala yang Dihadapi
siswa
Kendala yang dihadapi SD Negeri
menghidupkan kran kamar mandi dan mematikan ketika sudah selesai serta
Gedongkiwo
menyuruh siswa menyiram kamar
pengelolaan
mandi
lingkungan adalah sebagai berikut.
sampai
bersih
usai
pendukung
ramah
konsisten aktif.
3) Hemat ATK : pembinaan pada anakuntuk
sarana
pelaksanaan
1) Kantin paguyuban wali murid belum
menggunakan
anak
dalam
tidak
mencoret-coret,
2) Masih
ada
siswa
yang
membeli
melipat buku, dan tidak menyobek
makanan dan minuman di luar sekolah
buku untuk mainan, masing-masing
dari dalam pintu gerbang.
kelas menggunakan spidol isi ulang agar
lebih
hemat
serta
3) Beberapa sarana pendukung di SD Negeri Gedongkwio ada yang rusak
guru
menggunakan sebalik kertas yang
dan
sudah ada tulisannya untuk mencetak
wastafel, tempat sampah, ring basket
soal.
dan kamar mandi.
d. Pelayanan Kantin Sehat dan Ramah
berfungsi,
misalnya
4) Kesadaran siswa untuk memanfaatkan ATK secara efisien belum sepenuhnya
Lingkungan Kebijakan
sekolah
dalam
meningkatkan kualitas kantin sehat dan ramah
tidak
lingkungan
Secara umum, pelaksanaan pendidikan
dengan
karakter peduli lingkungan di SD Negeri
membangun kantin paguyuban wali murid,
Gedongkiwo telah sesuai dengan komponen dan
pelatihan dan penyuluhan bagi penjaga
standar yang dikemukakan oleh Kementerian
kantin
mengenai
Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan
makanan sehat, pengecekan kesehatan
dan Kebudayaan (2011: 11-20) yang meliputi
pada penjaga kantin dan penjual makanan
Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan,
di luar sekolah, pengujian makanan yang
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan,
dijual, menjual makanan sehat tanpa
Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif, dan
pewarna, pemanis dan pengawet buatan,
Pengelolaan
Sarana
Pendukung
mengurangi
Lingkungan.
Adapun
tahapan
sekolah
adalah
konsisten.
dan
guru
kemasan
makanan
dan
Ramah pendidikan
minuman dengan plastik untuk mengurangi
karakter peduli lingkungan di SD Negeri
sampah
kantin
Gedongkiwo telah mencakup tahap pengetahuan
membayar iuran sebesar Rp 5.000,00
moral, perasaan moral dan tindakan moral
setiap hari kepada sekolah untuk perawatan
(Thomas
plastik,
pengelola
Lickona,
2014:
75-88).
Namun,
1.304 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
tahapan tindakan moral peduli lingkungan siswa belum sampai dalam tahap kebiasaan karena
pelaksanaan
pembelajaran
berbasis
masih terdapat siswa yang belum konsisten
mata pelajaran baik di dalam maupun di
dalam berperilaku peduli lingkungan.
luar kelas dengan berbagai metode dan
lingkungan yang diintegrasikan dalam
media yang digunakan. c.
SIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dilaksanakan dalam bentuk program-
Simpulan dan
program sekolah melalui pemeliharaan
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
gedung dan lingkungan oleh semua
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
warga sekolah, kegiatan ekstrakurikuler
1. Implementasi pendidikan karakter peduli
seperti Pramuka, dokter kecil dan Pecinta
Berdasarkan
hasil
penelitian
Gedongkiwo
Satwa, kegiatan kreasi dan inovasi dalam
Yogyakarta dilaksanakan melalui program-
daur ulang sampah, karya seni dan hemat
program dalam empat komponen berikut ini.
energi, serta kerjasama dengan berbagai
a.
pihak pendukung dari orang tua hingga
lingkungan
di
Kebijakan
SD
Negeri
sekolah
berwawasan
instansi pemerintah.
lingkungan yang tertulis secara resmi dalam kurikulum dan Surat Keputusan
b.
d.
Pengelolaan sarana pendukung ramah
Kepala Sekolah. Bentuk implementasinya
lingkungan yang telah mendapatkan nilai
yaitu penetapan visi, misi dan tujuan
100 dalam akreditasi sekolah. Bentuk
sekolah yang berkaitan dengan upaya
pelaksanaan
pengelolaan lingkungan, adanya anggaran
pendukung ramah lingkungan melalui
dalam RKAS untuk program lingkungan,
pengadaan
memberikan keteladanan kepada siswa,
pendukung yang lengkap, pemeliharaan
adanya
seperti
sarana dan prasarana dengan kerjasama
untuk
seluruh warga sekolah dan adanya Tim
memberikan
Adiwiyata, pemanfaatan listrik, air, dan
tindakan spontan bagi siswa yang kurang
ATK dengan efisien yang tertulis dalam
peduli
kebijakan
pembiasaan
rutin
SEMUTLIS
(Sepuluh
Lingkungan
Sekolah),
lingkungan,
Menit
serta
melakukan
pengelolaan
sarana
tata
tertib
dan
sarana
prasarana
sekolah,
serta
pengkondisian lingkungan sekolah untuk
penyelenggaraan kantin sehat dan ramah
mengkondisikan siswa agar selalu peduli
lingkungan dengan salah satu kebijakan
lingkungan.
mengurangi
Pelaksanaan
kurikulum
berbasis
lingkungan yang diatur secara resmi
sampah
plastik
serta
pengecekan kesehatan penjaga kantin beserta makanan yang dijual.
dalam Kurikulum dan Surat Keputusan
Secara umum, pelaksanaan pendidikan
Kepala Sekolah. Pelaksanaannya meliputi
karakter peduli lingkungan di SD Negeri
pembuatan
Gedongkiwo telah mencapai tahap tindakan
berbasis
perencanaan
lingkungan
pembelajaran
oleh
guru
dan
moral pada diri siswa. Namun, tindakan
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Tri Astuti Rokhmani) 1.305
tersebut belum terinternalisasi sepenuhnya
memanfaatkan ATK secara efisien dan
menjadi kebiasaan karena masih ditemukan
kurangnya kesadaran siswa untuk memilih
siswa
makanan sehat.
yang
berperilaku
tidak
peduli
lingkungan, sehingga diperlukan pendidikan
Saran
yang terus menerus.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
2. Kendala yang ditemui dalam implementasi
peneliti memberikan saran bahwa dalam rangka
pendidikan karakter peduli lingkungan di SD
mengembangkan karakter peduli lingkungan
Negeri Gedongkiwo dalam setiap komponen
pada
adalah sebagai brikut.
perencanaan program yang sistematis serta
a. Kebijakan
sekolah
siswa
Sekolah
Dasar
diperlukan
berwawasan
disosialisasikan kepada semua warga sekolah.
lingkungan, kendala dalam komponen ini
Dalam proses penerapannya, pendidikan karakter
yaitu, kurangnya kesadaran siswa untuk
peduli lingkungan harus menyentuh ketiga ranah
peduli lingkungan, belum dipahaminya
karakter yang baik yaitu pengetahuan, perasaan
visi, misi, dan tujuan sekolah oleh semua
dan tindakan moral. Kerjasama yang baik sangat
warga sekolah dan kurangnya pemahaman
diperlukan antara tim kerja sekolah untuk
siswa kelas rendah mengenai pemilahan
mencapai
sampah.
karakter
b. Pelaksanaan
kurikulum
tujuan peduli
dalam lingkungan
mengembangkan pada
siswa.
berbasis
Kemudian, evaluasi pelaksanaan pendidikan
lingkungan, kendala dalam komponen ini
karakter perlu dilakukan untuk menganalisis
yaitu kurangnya persiapan guru karena
capaian perkembangan karakter siswa dan
kesibukan, kurikulum yang belum berdiri
kendala yang dihadapi dalam implementasi.
sendiri,
Evaluasi juga ditujukan untuk membuat program
dan
kesulitan
siswa
dalam
memahami materi pelajaran.
perbaikan atau peningkatan agar dapat mencapai
c. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif., kendala
dalam
kurangnya
komponen
kesadaran
ini
beberapa
yaitu warga
sekolah akan tugas pemeliharaan, terdapat siswa
yang
kurang
aktif
mengikuti
ekstrakurikuler, ketidaksesuaian kehendak sekolah dengan pekerjaan pihak luar, dan perlunya
konsistensi
dalam
mengembangkan kreativitas. d. Pengelolaan
sarana
pendukung
tujuan dengan lebih maksimal.
ramah
lingkungan, kendala dalam komponen ini yaitu adanya beberapa sarana yang rusak, kurang aktifnya kantin paguyuban wali murid, kurangnya kesadaran siswa untuk
DAFTAR PUSTAKA Amirul Mukminin Al-Anwari. (2014). “Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Di Sekolah Adiwiyata Mandiri”. Diakses dari http://www.academia.edu/121621160/S TRATEGI_PEMBENTUKAN_KARA KTER_PEDULI_LINGKUNGAN_DI_ SEKOLAH_ADIWIYATA_MANDIRI pada tanggal 25 September 2015 pukul 08.52 WIB. Kementerian Lingkungan Hidup & Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2011). Panduan Adiwiyata: Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.
1.306 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). “Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah”. Jakarta: Pusat Kurikulum. Diakses dari http://gurupembaharu.com/home/wpcontent/plugins/downloadmonitor/download.php?id=2920 pada tanggal 28 September 2015 pukul 08.41 WIB. Lickona, Thomas. (2014). Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. (Alih bahasa: Lita S). Bandung: Nusa Media. Masnur Muslich. (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. Mundiatun & Daryanto. (2015). Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gava Media. Noor
Amirudin. (2010). “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menangani Kenakalan Siswa Pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/9107/2/G0000 80161.pdf. Pada tanggal 15 Oktober 2016 pukul 10.02 WIB.
Novan Ardy Wiyani. (2013). Konsep, Praktik, & Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Redaksi Geotimes. (2015). “2019, Produksi Sampah di Indonesia 67,1 Juta Ton sampah Per Tahun”. Diakses dari http://geotimes.co.id/2019-produksisampah-di-indonesia-671-juta-tonsampah-per-tahun/ pada tanggal 26 April 2016 pukul 09.31 WIB. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Zulrizka
Iskandar. (2012). Psikologi Lingkungan: Teori dan Konsep. Bandung: PT Refika Aditama.