1.464 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SD ALAM HARAPAN KITA, KLATEN IMPLEMENTATION OF ENVIRONTMENTAL AWARENESS OF CHARACTER EDUCATION Oleh: Erlin Suryo Indah, PGSD FIP UNY
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di SD Alam Harapan Kita. Pertanyaan penelitian menyangkut strategi implementasi, faktor pendukung dan faktor penghambat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, dan orangtua. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan komponen reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan dilakukan melalui pengembangan kurikulum yang mencakup pengembangan diri (kegiatan rutin, spontan, keteladanan, dan pengkondisian), pengintegrasian dalam mata pelajaran, budaya sekolah; dan melalui pengembangan proses pembelajaran di kelas, sekolah, dan luar sekolah. Faktor pendukungnya yaitu komitmen, sarana prasarana pendukung, program sekolah, komunikasi, dan kondisi sekolah. Faktor penghambat terdiri dari kualitas SDM, pemanfaatan sarana prasarana belum maksimal, belum konsisten terhadap program, konsekuensi belum tegas dan konsisten, masih terpaku jadwal, dan siswa harus diingatkan. Kata kunci: implementasi, pendidikan karakter, peduli lingkungan. Abstract This research aim at describing the implementation of environtmental awareness of character education in SD Alam Harapan Kita. This research was a qualitative descriptive. The research subject were the principal, teachers, staff, students, and parents. Data collection techniques used observation, interviews, and documentation. Analysis of data used data reduction, data display, and conclusion. Test the validity of data used a triangulation of sources and techniques. The result showed that the implementation of environtmental awareness of character education were conducted through curriculum development that includes self development (routine activities, spontaneous activities, exemplary, and conditioning), the integration of subject matters, school culture; and through the development of their lesson in class, school, and out of school. Supporting factors were commitment, the infrastructure, school programs, communication, and the school conditions. Inhibiting factor consists of the quality of human resources, utilization of infrastructure was not maximizied, yet consistent with the program, yet firm and consistent the consequences, still glued the schedule, and students often be reminded. Key word: implementation, character education, environtmental awareness. PENDAHULUAN
Sedangkan lingkungan alam sangat dipengaruhi manusia
oleh perilaku manusia itu sendiri. Apabila
berdampingan dengan makhluk hidup lainnya
manusia berperilaku baik kepada alam, maka
dan juga semua ciptaan-Nya di bumi, seperti
alam akan tetap bisa memenuhi kebutuhan
lingkungan alam. Bahkan dapat dikatakan bahwa
manusia. Akan tetapi, jika perilaku manusia
manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam
merugikan
lingkungan alam dan lingkungan sosial. Manusia
hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk
membutuhkan
untuk
hidup lain akan terancam. Hubungan timbal
keberlangsungan hidup, misalkan untuk makan,
balik itulah yang seharusnya senantiasa dijaga
tinggal,
oleh manusia dalam kehidupan.
Tuhan
menciptakan
lingkungan
menghirup
oksigen,
alam
dan
lain-lain.
alam,
tentunya
keberlangsungan
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Erlin Suryo Indah) 1.465
Kenyataannya, berbagai tindakan yang dapat
merusak
lingkungan
masih
membantu anak-anak menjadi baik (Thomas
sering
Lickona, 2008: 6). Pintar berarti mampu
dilakukan oleh manusia. Berdasarkan hasil
menguasai ilmu pengetahuan, sedangkan baik
kajian perilaku masyarakat peduli lingkungan
berarti memiliki akhlak mulia.
dari Kementerian Lingkungan Hidup diketahui
Meskipun
tidak
semua
sekolah
bahwa Indeks Perubahan Peduli Lingkungan
merupakan sekolah adiwiyata, bukan berarti
(IPPL) hanya sekitar 0,57 persen dari angka
sekolah tidak mengajarkan siswanya untuk
mutlak 1 (Kementrian Lingkungan Hidup, 2013:
memiliki
98).
lingkungan. Menyikapi hal tersebut, pemerintah
Hasil
tersebut
menunjukkan
bahwa
akhlak
mulia,
termasuk
peduli
kesadaran masyarakat Indonesia dalam peduli
sudah
lingkungan masih rendah.
pendidikan yang bernama pendidikan karakter.
Pada lingkup kecil seperti sekolah,
mencanangkan
sebuah
program
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah,
kebersihan lingkungan juga seringkali menjadi
terdapat
permasalahan yang banyak terjadi. Setelah jam
dikembangkan melalui pendidikan budaya dan
istirahat,
karakter bangsa. Dari 18 nilai tersebut, setiap
sampah bungkus
makanan mulai
berserakan di halaman sekolah.
Kertas-kertas
delapan
belas
nilai
yang
dapat
nilai tersebut dijabarkan ke dalam indikator-
dan sampah tak jarang ditemui di laci-laci meja
indikator
keberhasilan
di dalam kelas. Meskipun sudah ada petugas
karakter yang dimaksud, yaitu religius, jujur,
kebersihan, seharusnya warga sekolah juga tetap
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut
demokratis,
tidak hanya membuat sekolah menjadi lebih
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
nyaman, tetapi juga meringankan pekerjaan
bersahabat/komunikatif,
petugas kebersihan.
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
rasa
tertentu.
ingin
cinta
tahu,
Nilai-nilai
semangat
damai,
gemar
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
tanggung jawab (Kemendiknas, 2010: 9-10).
dalam memberi edukasi kepada manusia untuk
Kaitannya dengan kerusakan lingkungan yang
peduli lingkungan yaitu melalui program sekolah
sudah dijelaskan di atas, maka nilai yang sesuai
peduli dan berbudaya lingkungan (adiwiyata).
adalah peduli lingkungan.
Keberadaan sekolah adiwiyata juga menegaskan
Hasil
penelusuran
peneliti
tentang
bahwa tujuan pendidikan bukan hanya mencapai
penelitian yang relevan diperoleh data bahwa
kecerdasan intelektual, tetapi juga menjadikan
sudah ada berbagai upaya edukasi sikap peduli
setiap
dan
lingkungan pada siswa di sekolah, baik itu
dalam
melalui pemilihan metode pembelajaran tertentu
pengembangan dirinya ke arah yang lebih baik.
maupun kegiatan yang diadakan di sekolah.
Hal tersebut dapat disampaikan dengan kata lain
Akan tetapi, penelitian relevan yang peneliti
bahwa pendidikan memiliki dua tujuan, yaitu
temukan menggunakan objek sekolah dasar
membantu
adiwiyata dan sekolah menuju adiwiyata. Selain
siswa
keterampilan
memiliki yang
anak-anak
akhlak
mulia
dibutuhkan
menjadi
pintar
dan
1.466 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
itu, peneliti juga baru menemukan penelitian yang
menjadikan
sekolah
alam
sebagai
Jenis Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
subjeknya, tetapi pada jenjang SMP. Peneliti
desktriptif dengan menggunakan pendekatan
juga sempat melakukan observasi di sekolah
kualitatif. Data desktiptif yang dikumpulkan
dasar negeri dan sekolah alam di Klaten. Hasil
selama peneliti berada di lapangan kemudian
penelitian menunjukkan kondisi di sekolah alam
peneliti
yang
penelitian in menggunakan kata-kata deskripsi.
peneliti
observasi
lebih
bersih
dibandingkan sekolah dasar negeri, terutama kebersihan kelas dan laci meja. Oleh karena itu, peneliti
tertarik
pendidikan
untuk
karakter
meneliti
peduli
tentang
lingkungan
di
sekolah alam jenjang sekolah dasar..
sampaikan
dalam
bentuk
laporan
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
mengenai
pendidikan karakter peduli
implementasi lingkungan
ini
dilakukan di SD Alam Harapan Kita yang beralamat di Jalan Samanhudi Timur Stasiun
Berdasarkan penelusuran peneliti pada
Klaten sejak 9 Februari 2016 sampai 22 Maret
blog sekolah dan facebook, peneliti menemukan
2016 ini dilaksanakan di
informasi bahwa pendidikan karakter juga
Subjek Penelitian
dikembangkan di SD Alam Harapan Kita
Subjek dalam penelitian ini yaitu kepala
(SAHAKI). Sekolah tersebut merupakan sekolah
sekolah, guru, karyawan, siswa dan orangtua
berbasis sekolah alam pertama di Klaten,
siswa. Peneliti menggunakan teknik snowball
sehingga
sampling
sangat
erat
kaitannya
dengan
dalam
penentuan
sampel
dalam
lingkungan. Melalui penerapan prinsip alam
penelitian ini. Melalui teknik snowball tersebut,
tersebutlah SD Alam Harapan Kita, Klaten
akhirnya diperoleh subjek penelitian sebanyak 1
menerapkan
kepala sekolah, 6 guru, 8 siswa, 3 karyawan, dan
pendidikan
karakter
peduli
lingkungan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
3 orangtua siswa.
observasi awal tentang pendidikan karakter di
Teknik Pengumpulan Data
SD Alam Harapan Kita, Klaten pada tanggal 30
Teknik
pengumpulan
data
dalam
Oktober dan 2 November 2015 diperoleh data
penelitian
bahwa beberapa indikator sekolah dan indikator
wawancara dan dokumentasi. Observasi yang
kelas yang ditentukan oleh Kemendiknas terkait
dilakukan yaitu observasi pasif. Wawancara
pendidikan peduli lingkungan sudah terpenuhi di
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sekolah tersebut. Sekolah juga mempunyai
wawancara
program-program implementasi
yang
pendidikan
lingkungan.
ini
menggunakan
semi
terstruktur.
observasi,
Sementara
menarik
dalam
dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini
karakter
peduli
berupa kurikulum, tata tertib, buku profil sekolah, kalender akademik, SOP, dan jadwal program divisi green lab, serta album sekolah.
METODE PENELITIAN
Teknik Analisis Data
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Erlin Suryo Indah) 1.467
Analsis
ini
oleh Kemendiknas (2010: 15) bahwa kegiatan
menggunakan model Miles dan Huberman. Ada
rutin adalah kegiatan yang dilakukan oleh
tiga komponen aktivitas analisis data dalam
peserta didik secara terus menerus dan konsisten
model interaktif Miles and Huberman yaitu data
setiap saat. Kegiatan piket dan SASS dilakukan
reduction,
siswa secara terus menerus dan konsisten karena
data
data
dalam
display,
penelitian
dan
conclusion
drawing/verification.
sudah ada jadwal kegiatannya. Kedua kegiatan
Uji Keabsahan Data
tersebut
Uji keabsahan data dalam penelitian ini
memungkinkan
siswa
menunjukkan sikap peduli lingkungan, baik itu
yaitu uji kredibilitas menggunakan triangulasi.
dalam lingkup kelas maupun sekolah.
Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini
Kegiatan Spontan
yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Kegiatan spontan sebenarnya tindakan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
untuk
yang
dilakukan
apabila
adalah guru
mengetahui adanya perilaku dan sikap yang
Implementasi pendidikan karakter peduli
kurang baik, maka pada saat itu juga guru harus
lingkungan di SD Alam Harapan Kita, Klaten
melakikan koreksi sehingga peserta didik tidak
dilakukan melalui dua pengembangan, yaitu
akan melakukan tindakan yang tidak baik itu,
pengembangan kurikulum dan pengembangan
sementara perilaku yang baik harus direspon
proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang
secara spontan dengan memberikan pujian (Agus
diungkapkan Kemendiknas bahwa perencanaan
Wibowo, 2012: 87). Kegiatan spontan yang
dan pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan
dilakukan di SAHAKI yaitu memberi hukuman
oleh semua warga sekolah dan diterapkan ke
dan penghargaan. Hukuman yang diberikan di
dalam kurikulum melalui 1) pengembangan diri
SAHAKI berupa menegur, mengingatkan, dan
yang diintegrasikan melalui kegiatan sehari-hari
memberi
di sekolah, antar lain kegiatan rutin, kegiatan
memberikan
spontan, keteladanan, dan pengkondisian; 2)
kesepakatan kelas. Kegiatan menegur tidak
pengintegrasian dalam mata pelajaran; dan 3)
hanya dilakukan oleh guru kepada siswa, tetapi
budaya sekolah (Kemendiknas, 2010: 14-19).
juga siswa terhadap siswa lainnya, bahkan siswa
Sementara pengembangan proses pembelajaran
terhadap guru. Jadi teguran yang dilakukan
dilakukan di kelas, sekolah, dan luar sekolah,
dalam implementasi pendidikan karakter peduli
Kegiatan Rutin
lingkungan di SAHAKI merupakan bentuk
Implementasi pendidikan karakter peduli
kerjasama
pemahaman
pada
hukuman
untuk
saling
siswa
sesuai
serta dengan
mengingatkan.
lingkungan di SAHAKI berupa kegiatan rutin
Sementara penghargaan yang diberikan berupa
dilaksanakan melalui kegiatan piket dan Sekolah
apresiasi verbal dalam bentuk pujian yang
Alam Student Scotting (SASS). Kedua kegiatan
diberikan secara langsung, saat apel, atau saat
tersebut dilakukan secara rutin dan terjadwal.
morning talk. Pemberian penghargaan masih
Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan
1.468 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
jarang dilakukan oleh guru maupun kepala
tempat pembuangan akhir, wasteafel, tempat
sekolah.
wudhu, alat-alat kebersihan (sapu, kemoceng,
Keteladanan
serok, dan keset), poster himbauan peduli
Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di sekolah membutuhkan sosok figur
lingkungan, rak sepatu, almari dan rak untuk merapikan barang di kelas.
yang memang sudah mencerminkan karakter
Selain
melalui
pengadaan
fasilitas
peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-
penunjang, sekolah juga melakukan upaya
harinya. Figur yang dimaksud dalam pendidikan
pengkondisian
di sekolah yaitu pendidik. Hal tersebut didukung
sampah
pendapat Kemendiknas (2010: 16) mengatakan
tersebut dilakukan dalam bentuk program dua
bahwa keteladanan adalah perilaku dan sikap
hari tanpa sampah plastik, yaitu Selasa dan
guru dalam memberikan contoh-contoh terhadap
Kamis, tetapi baru berjalan hari Kamis. Pada saat
tindakan-tindakan
sehingga
program no plastic, siswa dilarang membawa
diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik
bekal yang terbungkus plastik dan koperasi juga
untuk mencontohnya. Keteladanan tersebut dapat
tidak boleh menjual makanan yang terbungkus
dilakukan oleh guru dalam berbagai bentuk
plastik.
tindakan peduli lingkungan. Bentuk tindakan-
Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran
tindakan
yang
keteladanan
baik,
pendidik dan tenaga
untuk
plastik
di
mengurangi sekolah.
Pengintegrasian
produksi
Pengkondisian
pendidikan
karakter
pendidikan di SAHAKI yaitu ikut membantu
peduli lingkungan dalam mata pelajaran di
pelaksanaan piket dan SASS, membuang sampah
SAHAKI dilakukan pada semua mata pelajaran.
pada tempatnya, mematikan kran, cuci tangan di
Sekolah
wasteafel,
management yang diintegrasikan dengan mata
menyapu
halaman
yang
kotor,
juga
memungut sampah dan membersihkan toilet.
pelajaran
Pengkondisian
management
mengadakan
SBK.
Melalui tersebut,
program
waste
program
waste
siswa
dilatih
Implementasi pendidikan karakter peduli
memanfaatkan barang-barang bekas menjadi
lingkungan di sekolah tidak terlepas dari
sesuatu yang berguna dan lebih bermanfaat.
pengkondisian yang dilakukan sekolah dalam
Pengintegrasian dalam mata pelajaran lain juga
mendukung pelaksanaan program yang telah
dilakukan dengan mengaitkan materi maupun
dirancang sekolah. Hal ini sesuai dengan yang
metode
dikemukakan Endah Sulistyowati (2012: 67)
pembelajaran. Pengaitan materi pelajaran yaitu
bahwa pengkondisian merupakan penciptaan
terkait bahan ajar ataupun tema yang akan
kondisi
disampaikan
yang
mendukung
keterlaksanaan
yang
digunakan
kepada
guru
siswa
dalam
kemudian
pendidikan karakter. Pengkondisian di SAHAKI
dimasukkan dalam spider web dan program
dilakukan dengan pengadaan fasilitas penunjang.
mingguan (weekly). Perangkat pembelajaran di
Fasilitas yang disediakan sekolah yaitu toilet dan
SAHAKI menggunakan
air bersih, tempat sampah pilah dan nonpilah,
memetakan tema dan mata pelajaran beserta
spider web
untuk
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Erlin Suryo Indah) 1.469
materi ajarnya serta weekly yang didalamnya
lingkungan melalui pembiasaan. Menurut M.
memuat nilai yang dikembangkan dan kegiatan
Furqon Hidayatullah (2010: 52), pendidikan
yang akan dilakukan siswa untuk mempelajari
karakter tidak cukup hanya diajarkan melalui
bahan ajar. Weekly yang dibuat oleh guru
mata pelajaran di kelas, tetapi sekolah dapat
kemudian dibagikan kepada siswa.
menerapkannya melalui pembiasaan. Kegiatan
Selain
memasukkan
karakter
peduli
pembiasaan diarahkan pada upaya pembudayaan
lingkungan dalam spider web dan weekly sesuai
pada
pokok bahasan yang terkait, pengintegrasian
dilakukan
pendidikan karakter peduli lingkungan dalam
karakter peduli lingkungan di SAHAKI yaitu
mata
menjaga
pelajaran
dapat
dilakukan
dengan
aktivitas
tertentu.
dalam
Pembiasaan
implementasi
kebersihan
dan
yang
pendidikan
kerapihan
kelas,
mengembangkan proses pembelajaran siswa
membuang
secara aktif yang memungkinkan siswa memiliki
menggunakan toilet sesuai adab kamar mandi,
kesempatan melakukan internalisasi nilai peduli
mencuci tangan pada tempatnya, memelihara
lingkungan dan menunjukkannya dalam perilaku
tanaman, dan hemat energi. Ada kebiasaan yang
yang sesuai (Agus Wibowo, 2012: 92). Selama
belum
pelaksanaan
juga
sampah, memelihara tanaman dan menghemat
yang
air. Pelaksanaan pembiasaan tersebut tentu juga
dihadapi siswa dalam menginternalisasikan atau
didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana
menunjukkannilai tersebut.
penunjang
Budaya Sekolah
Pengembangan Proses Pembelajaran
memberikan
pembelajaran, bantuan
atas
guru kesulitan
Pembentukan budaya sekolah berbasis lingkungan
dapat
meningkatkan
kepedulian
sampah
optimal
pada
dilakukan,
tempatnya,
yaitu
memilah
Kelas Implementasi pendidikan karakter peduli
siswa terhadap lingkungan. Budaya sekolah
lingkungan
menurut Kemendiknas (2010: 19) cakupannya
pengembangan proses pembelajaran di kelas.
sangat luas, umumnya mencakup ritual, harapan,
Doni Koesoema A (2010: 231) menyatakan
hubungan, demografi, kegiatan ekstrakurikuler,
bahwa peristiwa pengajaran di dalam kelas
proses
kebijakan
merupakan momen pendidikan karakter yang
maupun interaksi sosial antar komponen di
sangat strategis. Dalam perjumpaan antara guru
sekolah. Kaitannya dengan kebijakan peduli
dan siswa di dalam kelas inilah terdapat proses
lingkungan, SAHAKI sudah menyusun visi misi
penanaman nilai secara lebih nyata.
pengambilan
keputusan,
yang sesuai, program pendukung, dan peraturan.
juga
dilakukan
melalui
Upaya pemberian kesempatan kepada
peduli
siswa untuk mengalami peduli lingkungan secara
lingkungan ditetapkan oleh sekolah dan yayasan,
langsung dilakukan melalui program khas di
kemudian disosialisasikan kepada orangtua.
SAHAKI yaitu kegiatan outing kecil, farming,
Kebijakan
pendidikan
karakter
Selain melalui penetapan kebijakan di
dan menggunakan media dari alam. Ketiga
atas, sekolah juga membangun budaya peduli
kegiatan tersebut mendekatkan siswa pada
1.470 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
realitas bahan ajarnya dan mendukung siswa
dilakukan melalui pembinaan. Guru memberikan
untuk
pengarahan kepada siswa saat apel, baik itu apel
dapat
langsung
menerapkan
peduli
lingkungan.
setiap hari Senin maupun saat apel SASS. Ketiga
Selain pembelajran
itu, kelas
pengembangan
yang masuk dalam
Kalender Akademik. Program-program tersebut
dirancang
antara lain hari menanam pohon, peringatan hari
yang sudah
air dan hari bumi. Peringatan hari air dan hari
dijelaskan oleh Kemendiknas di atas. Sekolah
bumi dilakukan melalui berbagai acara, misalnya
mengadakan
untuk
teater, pawai ataupun sains fair. Semua warga
memberikan pemahaman kepada siswa tentang
sekolah terlibat dalam acara tersebut, bahkan
peduli lingkungan dan melakukan evaluasi sikap
guru juga menampilkan teater dan memakai
peduli lingkungan siswa. Program yang lain
kostum saat pawai. Melalui penerapan program
yaitu operasi semut sebelum atau setelah
tersebut, siswa dan warga sekolah yang lain
kegiatan pembelajaran. Operasi semut dilakukan
dapat semakin memahami pentingnya peduli
melalui
terhadap lingkungan.
kegiatan
dilakukan
yaitu melalui program
melalui
pengkondisian
juga
proses
sedemikian rupa
sebagaimana
program
kegiatan
yang
morning
memungut
talk
sampah
atau
membersihkan lingkungan kelas maupun sekolah sebelum maupun setelah melakukan suatu
Luar Sekolah Berdasarkan
hasil
penelitian
kegiatan pembelajaran.
pengembangan proses pembelajaran luar sekolah
Sekolah
dalam rangka implementasi pendidikan karakter
Agus Wibowo (2012: 94) menyatakan
peduli lingkungan di SAHAKI dilakukan melalui
pembelajaran
ekstra kurikuler. Peran kegiatan ekstrakurikuler
sekolah dilakukan melalui berbagai kegiatan
disampaikan oleh Tim Direktorat Pendidikan
sekolah yang diikuti oleh seluruh peserta didik,
Madrasah
guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi di
kegiatan ekstrakurikuler sangat penting dalam
sekolah itu, direncanakan sejak awal tahun
pendidikan karakter karena dalam kegiatan
pelajaran, dimasukkan Kalender Akademik dan
tersebut,
yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari
pengalaman langsung, terlibat secara aktif dalam
budaya sekolah. Berdasarkan hasil penelitian,
kegiatan tersebut, dan menyediakan cukup waktu
pengembangan proses pembelajaran di sekolah
diluar jam efektif pelajaran, sehingga pendidikan
dilakukan melalui
karakter lebih terakomodasi melalui aktivitas
bahwa
pengembangan
proses
lomba, pembinaan, dan
kegiatan yang masuk dalam Kalender Akademik. Pertama
yaitu
lomba,
sekolah
kegiatan SAHAKI
(2010: 89) menyampaikan bahwa
siswa
mendapatkan
ekstrakurikuler. yang
pengalaman-
Ekstrakurikuler
mendukung
di
implementasi
mengadakan lomba kebersihan kelas dan display
pendidikan karakter peduli lingkungan yaitu
kelas dalam even yayasan award. Hadiah lomba
sains club. Kegiatan yang dilakukan saat sains
akan diberikan kepada siswa dan guru sebagai
club yaitu siswa melakukan percobaan atau
bentuk
praktikum
apresiasi.
Pengembangan
kedua
tentang kompetensi
dasar
sains
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Erlin Suryo Indah) 1.471
dengan panduan worksheet dari guru. Muatan
dan
peduli lingkungan terintegrasi dalam materi
disebabkan oleh faktor-faktor pendukung.
percobaan. Selain itu, guru juga menggunakan
guru.
Keberhasilan
Faktor-faktor
tersebut
tentunya
pendukung
dalam
alat dan bahan percobaan menggunakan barang-
implementasi
barang bekas dan barang-barang yang ada di
lingkungan di SAHAKI ada lima hal. Pertama,
sekita siswa.
komitmen kepala sekolah dan guru untuk
Selain melalui kegiatan ekstrakurikuler,
pendidikan
mengimplementasikan
karakter
pendidikan
peduli
karakter
pengembangan proses pembelajaran luar sekolah
peduli lingkungan yang diwujudkan dengan
juga dilakukan melalui kegiatan outing besar dan
adanya kesadaran, kerjasama, keteladanan. Hal
kegiatan yang dimasukkan dalam Kalender
tersebut sesuai dengan pendapat M. Furqon
Akademik,
camping.
Hidayatullah (2010: 26) yang menyatakan bahwa
Kegiatan outing besar yaitu siswa berkunjung ke
komitmen diwujudkan dalam sebuah tekad yang
suatu tempat sesuai dengan tema yang sedang
mengikat dan melekat pada seorang pendidik
dipelajari. Ketentuan outing besar yaitu kegiatan
untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya
dilakukan diluar sekolah yang harus ditempuh
sebagai pendidik.
seperti
menggunakan
outbond
alat
dan
serta
Faktor pendukung yang kedua yaitu
membutuhkan anggaran biaya. Kegiatan outing
penyediaan sarana dan pendukung. Berbagai
besar bertujuan untuk mendekatkan siswa pada
sarana prasarana sudah disediakan sekolah untuk
realitas bahan ajarnya. Sementara kegiatan
mendukung pengkondisian lingkungan sekolah
outbond dan camping
merupakan bagian dari
dalam implementasi pendidikan karakter peduli
kegiatan
tetapi
dalamnya
lingkungan. Tanpa adanya sarana dan prasarana,
lingkungan karena
program yang sudah dirancang sekolah tidak
leadership,
transportasi
mengintegrasikan peduli
di
siswa berinteraksi langsung dengan alam. Pada
dapat berjalan dengan maksimal. Ketiga yaitu program sekolah yang
saat kegiatan camping, siswa juga melakukan kegiatan menanam pohon.
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Faktor Pendukung
berinteraksi langsung dengan alam dan dapat
Berbagai
strategi
implementasi
menerapkan
peduli
lingkungan.
Menurut
pendidikan karakter peduli lingkungan sudah
Kemendiknas (2010: 29) memprogramkan cinta
dilakukan oleh sekolah. Walaupun sedikit, siswa
bersih
sudah menunjukkan adanya perilaku peduli
indikator
lingkungan
pada
implementasi
ditunjukkan
dengan
dirinya. adanya
Hal sikap
tersebut
lingkungan
merupakan
keberhasilan pendidikan
salah
satu
sekolah
dalam
karakter
peduli
yang
lingkungan. Program pendidikan karakter peduli
menunjukkan tindakan memperbaiki kerusakan
lingkungan di SAHAKI memberikan kesempatan
yang telah terjadi. Pelaksanaan lomba juga
kepada siswa untuk dapat mengalami langsung,
menunjukkan adanya perubahan sikap dari siswa
sehingga
pembelajaran
tentang
peduli
lingkungan menjadi lebih bermakna bagi siswa
1.472 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
daripada hanya sekedar teori yang disampaikan
sangat penting. Sebagaimana Agus Wibowo
melalui lisan saja.
(2012: 82) menyatakan bahwa yang paling
Faktor
yaitu
penting dan utama adalah kesaadaran guru untuk
komunikasi yang terjalin baik antara guru
mendalami, mempraktikkan, dan menjadikan
dengan siswa. Komunikasi antara guru dengan
karakter mulia itu sebagai karakter hidup.
siswa
untuk
pendukung
senantiasa
keempat
mengingatkan
dan
Kedua
yaitu
pemanfaatan
sarana
memberikan motivasi melalui berbagai cara,
prasarana yang belum maksimal, terutama
misalnya melalui cerita dapat membuat guru
tempat sampah pilah dan pembuangan akhir.
lebih mudah dalam memberikan pemahaman
Sekolah sudah menyediakan berbagai sarana
kepada siswa tentang peduli lingkungan.. Hal
yang dapat menunjang implementasi pendidikan
tersebut didukung dengan pendapat
karakter peduli lingkungan di sekolah. Akan
Faktor pendukung kelima yaitu kondisi
tetapi warga sekolah masih belum memanfaatkan
lingkungan sekolah yang kental dengan nuansa
sarana prasarana tersebut dengan baik, terutama
alam. Kondisi sekolah yang sudah bernuansa
masalah tempat sampah dan tempat pembuangan
alam sejak awal berdiri membantu siswa untuk
akhir.
mengenal lebih dekat lingkungan alamnya.
Faktor penghambat ketiga yaitu belum
Masih banyak pepohonan dan kelas-kelas yang
konsisten
tak berdinding membuat siswa lebih bebas untuk
disepakati. Menurut M. Furqon Hidayatullah
berekspresi,
(2010: 28), konsisten adalah guru yang memiliki
bereksplorasi
dan
berkreasi
terhadap
program
melakukan
yang
sesuatu
sudah
sekaligus mendekatkan pada alam sebagai bahan
kemampuan
dengan
belajar, media belajar dan laboratarium belajar
istiqomah, ajeg, fokus, sabar, dan ulet serta
bagi siswa.
melakukan perbaikan yang terus menerus.
Faktor Penghambat
Kaitannya dengan program sekolah berarti guru
Berdasarkan hasil penelitian, ada 6 faktor
seharusnya bisa istiqomah dalam melaksanakan
pengahambat implementasi pendidikan karakter
setiap program yang sudah disepakati. Akan
peduli lingkungan di SAHAKI. Pertama, kualitas
tetapi,
SDM
diadakan oleh sekolah belum dilaksanakan di
yang
menginternalisasi
berbeda-beda visi
misi
sekolah
dalam dan
pada
kenyataannya
program
yang
semua kelas secara konsisten dan berkelanjutan.
memberikan keteladanan pada siswa. Hasil
Keempat yaitu konsekuensi belum tegas
penelitian menunjukkan masih ada 20% guru
dan konsisten. Belum semua peraturan sekolah
yang belum dapat melaksanakan peran dan
mempunyai
tanggung jawabnya dengan baik. Peneliti juga
semut.
melihat
melaksanakan
keteladanan
guru
masih
belum
Bagi
konsekuensi,
misalnya
warga
sekolah
tidak
dikenakan
yang
operasi belum
konsekuensi
maksimal. Hal tersebut menunjukkan bahwa
apapun. Sementara itu, penerapan konsekuensi
kesadaran guru masih rendah, padahal kesadaran
juga belum konsisten, sebab masih ada siswa
guru untuk memberikan teladan bagi siswa itu
yang mangkir dari konsekuensi tersebut. Guru
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Erlin Suryo Indah) 1.473
dan siswa lainnya harus mengingatkan. Faktor
Budaya
sekolah
yang
ditunjukkan
penghambat di atas didukung dengan pendapat
melalui
Doni Koesoema A (2010: 241) yang menyatakan
kehidupan sehari-hari di sekolah, termasuk
bahwa tidak adanya penerapan aturan yang
budaya peduli lingkungan menuntut kesadaran
konsisten
dan tanggung jawab dari semua warga sekolah.
membuat
sekolah
semakin
sulit
perilaku
yang
ditunjukkan
dalam
mengarahkan diri dalam mencapai tujuan yang
Artinya,
telah mereka tetapkan.
sekolah, guru, karyawan dan siswa serta
Kelima
yaitu
pelaksanaan
lingkungan
masih
terpaku
terintegrasi
setiap
hari.
jadwal, Warga
setiap
komponen,
seperti
kepala
peduli
orangtua
belum
menjalankan perannya masing-masing dalam
sekolah
memiliki
implementasi
tanggung
pendidikan
jawab
karakter
untuk
peduli
menunjukkan sikap peduli lingkungan saat
lingkugan.
jadwal pelaksanaan program, terutama kegiatan
dikembangkan sekolah hendaknya diimbangi
merawat tanaman yang baru rutin dilakukan saat
dengan komitmen dan sikap konsisten semua
SASS. Fakror penghambat yang keenam yaitu
warga sekolah demi tercapainya tujuan yang
siswa masih harus sering diingatkan dalam
diharapkan.
pelaksanaan
aturan
dan
program
peduli
Kebijakan
Faktor-faktor
sekolah
yang
penghambat
di
sudah
atas
lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebagian sudah dapat diselesaikan oleh sekolah.
guru maupun siswa belum memiliki komitmen
Meskipun belum semua hambatan teratasi,
yang kuat di dalam dirinya untuk melaksanakan
misalnya terkait pengelolaan sampah. Namun
peduli lingkungan.
sekolah tetap berupaya. Agus Wibowo (2012:
Hal-hal yang telah diuraikan di atas
45) menyatakan bahwa agar implementasi
menunjukkan bahwa peduli lingkungan belum
pendidikan karakter di sekolah dapat berhasil,
sepenuhnya menjadi budaya sekolah. Agus
maka syarat utama yang harus dipenuhi yaitu 1)
Wibowo (2012: 93) mengungkapkan bahwa
teladan dari guru, karyawan, pimpinan sekolah,
budaya sekolah dapat dikatakan sebagai pikiran,
dan para pemangku kebijakan di sekolah; 2)
kata-kata, sikap, perbuatan, dan hati setiap warga
pendidikan karakter dilakukan secara konsisten
sekolah
semangat,
dan secara terus menerus; 3) penenaman nilai-
perilaku, maupun simbol serta slogan khas
nilai karakter yang utama. Berdasarkan pendapat
identitas sekolah. Berdasarkan pendapat tersebut,
tersebut,
budaya
implementasi
yang
sekolah
tercermin
tercermin
dalam
pada
semangat,
diketahui
bahwa
pendidikan
karakter
hambatan peduli
perilaku, dan identitas sekolah. Warga sekolah
lingkungan dapat diatasi dengan keteladanan dan
hendaklah mampu menunjukkan semangat dan
konsisten secara terus menerus.
perilaku sesuai dengan identitas sekolahnya.
Sesuai dengan pendapat di atas, beberapa
Berdasarkan beberapa faktor penghambat di atas,
upaya yang dilakukan SAHAKI untuk mengatasi
warga sekolah belum menunjukkan semangat itu
hambatan tersebut antara lain 1) Kepala sekolah
dengan sepenuhnya.
senantiasa memberikan teladan 2) peringatan
1.474 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
verbal melalui rapat guru dan morning talk, 3)
kegiatan outing kecil, farming dan menggunakan
membangun komitmen untuk konsisten kembali
media dari alam, serta operasi semut dan
kepada program
morning talk. Sekolah melalui pengadaan lomba
yang disepakati;
dan 4)
senantiasa mengingatkan siswa.
kebersihan dan display kelas, pengarahan saat apel, peringatan hari menanam pohon, hari air, dan hari bumi. Luar sekolah dengan kegiatan ekstrakurikuler sains club, kegiatan di luar
SIMPULAN DAN SARAN
sekolah
Simpulan
camping. Kegiatan tersebut termuat dalam
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan
yaitu
outing
besar,
outbond
dan
Kurikulum, Kalender Akademik, dan Jadwal Program Divisi Green Lab.
bahwa implementasu pendidikan karakter peduli
Faktor
pendukung
implementasi
lingkungan di SD Alam Harapan Kita dilakukan
pendidikan
melalui: Pengembangan kurikulum sekolah,
SAHAKI yaitu 1) komitmen 2) Penyediaan
meliputi pengembangan diri, pengintegrasian
sarana
dalam mata pelajaran, dan budaya sekolah.
sekolah; 4) Komunikasi yang terjalin baik antara
Program pengembangan diri meliput kegiatan
guru dengan siswa; dan 5) Kondisi lingkungan
rutin piket dan SASS, kegiatan spontan berupa
sekolah yang kental dengan nuansa alam.
pemberian
hukuman
dan
pengahargaan,
karakter
prasarana
Faktor
peduli
lingkungan
pendukung;
penghambat
implementasi
pendidikan
serta pengkondisian melalui pengadaan sarana
SAHAKI yaitu 1) kualitas SDM yang berbeda-
prasarana
plastic.
beda; 2) Pemanfaatan sarana prasarana yang
Pengintegrasian dalam mata pelajaran dilakukan
belum maksimal; 3) Belum konsisten terhadap
melalui pengintegrasian nilai penduli lingkungan
program yang sudah disepakati; 4) Konsekuensi
dalam semua mata pelajaran yang dimasukkan
belum tegas dan konsisten; 5) Pelaksanaan
dalam spider web dan weekly, program waste
peduli lingkungan masih terpaku jadwal; dan 6)
management, penciptaan pembelajaran yang
Siswa masih harus sering diingatkan dalam
aktif dan pemberian bantuan pada siswa.
pelaksanaan
Pengembangan
lingkungan. Upaya mengatasi hambatan tersebut
program
budaya
no
sekolah
dilakukan
aturan
dan
lingkungan
program
di
peduli
melalui penetapan kebijakan pendidikan karakter
antara
peduli lingkungan melalui visi misi, penyusunan
memberikan teladan 2) peringatan verbal melalui
program pendukung, pembuatan peraturan, dan
rapat guru dan morning talk, 3) membangun
pembiasaan sikap peduli lingkungan.
komitmen untuk konsisten kembali kepada
Pengembangan
proses
pembelajaran,
lain 1)
peduli
Program
keteladanan pendidik dan tenaga pendidikan,
dan
karakter
3)
di
Kepala sekolah senantiasa
program yang disepakati; dan 4) senantiasa
meliputi pengembangan proses pembelajaran
mengingatkan siswa.
kelas, sekolah, dan luar sekolah. Kelas dengan
Saran
Implementasi Pendidikan Karakter ... (Erlin Suryo Indah) 1.475
Saran yang dapat peneliti berikan antara lain: 1) Sekolah sebaiknya lebih tegas dalam memberikan sanksi dan penghargaan bagi semua warga sekolah terkait implementasi pendidikan
Kementrian Lingkungan Hidup RI. (2013). Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan, Survey KLH 2012. Diunduh tanggal 6 November 2015 dari http://www.menlh.go.id/DATA/bk_laporan _survei.pdf .
karakter peduli lingkungan. 2) Warga sekolah perlu
meningkatkan
kesadaran
dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah disediakan dengan baik. 3) Guru sebaiknya meningkatkan keteladanan diri dalam hal peduli lingkungan agar siswa-siswa mengikuti dan
M. Furqon Hidayatullah. (2010). Pendidikan Karakte: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Thomas Lickona. (2008). Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Penerjemah: Lita S. Bandung: Nusa Media.
menjadi budaya di sekolah. 4) Meningkatkan konsistensi program
dalam peduli
menjalankan lingkungan
program-
yang
sudah
disepakati bersama. 5) Kepala sekolah sebaiknya meningkatkan melaksanakan
intensitas dan
dalam
merangkul,
melakukan
evaluasi
keterlaksanaan program-program sekolah yang berkaitan karakter
dengan peduli
implementasi lingkungan.
pendidikan
Dan
6)
Saat
pelaksanaan kegiatan outing, sebaiknya guru memberikan instruksi
kepada
siswa untuk
sekaligus melakukan operasi semut.
Daftar Pustaka Agus Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Beperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Doni
Koesoema A. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Endah Sulistyowati. (2012). Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama. Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Tim Direktorat Pendidikan Madrasah. (2010). Wawasan Pendidikan Karakter dalam Islam. Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Kementrian Agama.