IMPLEMENTASI PENDEKATAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY) PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI (Studi Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang Tahun 2007/2008)
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Prodi Tadris Biologi
Disusun Oleh:
FITRIANI MUBAROKAH NIM : 043811153
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
PERNYATAAN
Penulis menyatakan bahwa skripsi ini dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan, .
Semarang, 5 Januari 2009 Deklator,
Fitriani Mubarokah NIM. 043811153
ii
ABSTRAK Fitriani Mubarokah (NIM. 043811153). Implementasi Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) pada Pembelajaran Biologi (Studi Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang) .Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,2009. Ilmu pengetahuan alam mempelajari dan memahami gejala alam yang terjadi melalui pengamatan. Sementara ini pelaksanaan pembelajaran IPA khususnya biologi masih cenderung menggunakan sumber belajar yang berupa buku teks saja, tanpa disertai kegiataan pengamatan langsung pada objek yang dipelajari. Akibatnya hasil pembelajaran tidak optimal. Salah satu alternatif mengatasi permasalahannya melalui pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, And Society). Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mengetahui apakah pendekatan SETS pada pembelajaran pokok bahasan lingkungan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, dan hasil belajar peserta didik hingga mencapai ketuntasan belajar individual maupun klasikal. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (action research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan kepada pengembangan kekuatan reflektif, diskusi, dan berpikir. Adapun pengumpulan datanya dengan cara: wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes . Sedangkan analisisnya menggunakan teknik analisis deskriptif prosentase. Penelitian dilaksanakan di kelas X-C MA NU Nurul Huda Semarang, semester 2 tahun pelajaran 2008-2009. Penelitian terdiri atas tiga siklus, setiap siklus meliputi langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap perencanaan disusun skenario pembelajaran dan menyiapkan perangkat pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan, proses pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan SETS. Hasil observasi dipresentasikan dalam diskusi kelas. Pada tahap observasi, dilakukan pengamatan aktivitas siswa, sikap siswa, dan kinerja guru, serta dilaksanakan tes hasil belajar. Indikator kinerja pada penelitian berupa tercapainya ketuntasan belajar secara individual dan klasikal. Hasil pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa indikator kinerja belum tercapai karena hasil belajar peserta didik hanya mencapai rerata nilai 62,33 dan 63 % siswa yang tuntas belajar. Perbaikan pada peningkatan keaktifan peserta didik, dilaksanakan pembelajaran siklus II, menunjukkan keaktifan peserta didik meningkat dengan rerata nilai 69,07 dengan 86% peserta didik tuntas belajar. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar masih 7 orang yang belum tuntas belajar secara individual.Untuk itu diadakan perbaikan lagi pada siklus III. Analisis pada siklus III menunjukkan ketuntasan hasil belajar peserta didik yaitu dengan nilai rerata 72,91 dan ketuntasan hasil belajar 98%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukkan bagi mahasiswa, tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
Tanda Tangan
Lianah, M.Pd NIP. 130914973 Pembimbing I
____________ ____________
Drs. Wahyudi, M.Pd. NIP. 150274611 Pembimbing II
____________ ____________
iv
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag NIP.150 268 214 _____________ Ketua
Tanda tangan
_______________
Hj. Nur Asiyah, M.Si NIP. 150 286 833 _____________ Sekretaris
_______________
Drs.H. Djoko Widagdho, M.Pd NIP. 130 388 591 ______________ Penguji I
_______________
Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes NIP.150 368 373 ______________ Penguji II
_______________
v
MOTTO
(6 : 94ﺮﹰﺍ )ﺍﻹﻧﺸﺮﺍﺡﻳﺴ ﺴ ِﺮ ﻊ ﺍﻟﻌ ﻣ ِﺇ ﱠﻥ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS.Al-insyirah, 94: 6)
vi
PERSEMBAHAN Penulis mempersembahkan karyayang sederhana ini Teruntuk : 1. Bapak Zahid dan Ibu Zulaekhah 2. Kakak dan adikku tersayang
3. Sahabatku seperjuangan biologi angkatan 04
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah berkenan melimpahkan hidayah dan rahmat-NYA sehingga penulis sapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam terlimpahkan selalu kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya. Skripsi yang berjudul “Implementasi Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology and Society) pada Pembelajaran Biologi (Studi Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang)”, penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan ilmu yang dimiliki sehingga banyak kekurangannya. Akan tetapi merupakan kebahagiaan tersendiri karena atas bimbingan dan petunjuknya serta dukungan yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :. 1. Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M.Ed., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Lianah, M.Pd., dan Drs. Wahyudi, M.Pd, Selaku pembimbing yang telah mencurahkan waktunya, tenaga, dan pikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 3. Bapak dan Ibu dosen serta wali studi ( Dr. Suja’i M.Ag) yang telah membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran studi selama kuliah. Semoga amal ibadah kebaikan dan budi baik mereka selalu mendapat ridlo dan rahmat dari Allah SWT. Seiring doa dan ucapan terima kasih penulis mengharapkan tegur sapa, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca yang budiman. Amin ya rabbal alamin. Semarang, 5 Januari 2009
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................
ii
HALAMAN ABSTRAK PENELITIAN ....................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iv HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
v
HALAMAN MOTTO...................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... vii HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................ viii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang .............................................................................
1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...........................................
5
C. Penegasan Istilah ..........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN................
7
A. Pendekatan SETS ..........................................................................
7
B. Pembelajaran Biologi .................................................................... 16 C. Karakteristik Lingkungan pada Pembelajaran Biologi ................. 27 D. Pelaksaanaan Pembelajaran Biologi Pokok Bahasan Lingkungan dengan Pendekatan SETS............................................................... 29 E. Materi lingkungan dengan Pendekatan SETS ............................... 31 F. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Melalui Pemdekatan SETS.......................................................................... 36 G. Evaluasi Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan SETS............ 38 H. Kajian Penelitian yang Relevan........................... ......................... 42 I. Kerangka Berfikir dan Hipotesa.................................................... 44
ix
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 46 A. Tujuan Penelitian ......................................................................... 46 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 46 C. Subjek Penelitian .......................................................................... 47 D. Metode Penelitian ........................................................................ 47 E. Metode Pengambilan Data ........................................................... 60 F. Metode Analisis Data.................................................................... 60 G. Indikator Kinerja .......................................................................... 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 64 A. Deskripsi situasi dan Kondisi Tempat ......................................... 64 B. Hasil Penelitian………………………………………………….. 66 C. Pembahasan................................................................................... 69 BAB V PENUTUP ....................................................................................... 75 A. Simpulan .................................................................................... 75 B. Saran ......................................................................................... 76 C. Penutup........................................................................................ 77 DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN –LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Pertemuan I Siklus I
……………………………………………..
49
……………………………………………
50
Tabel 3.3 Pertemuan III Siklus II
………………………………………….
51
Tabel 3.4 Pertemuan IV Siklus II
………………………………………….
52
Tabel 3.5 Pertemuan V Siklus III
………………………………………….
53
Tabel 3.6 Pertemuan VI Siklus III
…………………………………………
55
…………………………………………………
66
Tabel 3.2 Pertemuan II Siklus I
Tabel 4.1Tes Hasil Belajar
Tabel 4.2 Penilaian Aktivitas Peserta Didik
xi
…………………………….....
67
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema SETS…………………………………………………….. 29 Gambar 2.2 Pencemaran Air…………………………………………………. 32 Gambar 2.3 Pencemaran Udara………………………………………………. 33 Gambar 2.4 Pencemaran Tanah………………………………………………. 33 Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas………………………….. 47
xii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses untuk mendewasakan manusia1. Upaya mendewasakan manusia melalui proses pembelajaran, dan beberapa tahapan. Proses pembelajaran tersebut dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik. Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan
menambah potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab2 , hal ini, tentu saja diperlukan pendidik professional. Guru merupakan komponen yang berpengaruh besar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan peserta didik sebagai subjek dan objek belajar3, selain guru, juga peserta didik. Peserta didik memegang peranan penting dan merupakan unsur penentu dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya peserta didik sesungguhnya tidak akan terjadi proses pembelajaran. 4 Keberhasilan pendidikan formal banyak ditentukan oleh keberhasilan pembelajaran yang merupakan perpaduan antara guru dengan peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak lepas dari keseluruhan sistem pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Upaya yang dapat
1
Hari Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), hlm. 1 Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 6 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1, (Jakarta: Kencanaaa,2004), Cet.III, hlm. 13. 4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi aksara, 2007), Cet. VI, hlm. 100. 2
2
dilakukan antara lain dengan meningkatkan pemahaman guru terhadap kegiatan pembelajaran yang menarik Seiring perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan, guru dituntut meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dengan cara menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang berkesan bagi peserta didik. Salah satu faktor penting yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran yaitu pemilihan metode. Metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kompetensi dasar dengan indikator pencapaian pembelajaran agar dapat menguasai, memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran biologi menggunakan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology and Society), peserta didik, dilatih untuk dapat berpikir secara global, memecahkan masalah dengan menerapkan konsep-konsep yang dimiliki dari berbagai ilmu terkait. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, yaitu pada pembelajaran biologi tentang konsep lingkungan hidup kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang tampak bahwa keaktifan dan kinerja peserta didik belum optimal. 65 % peserta didik kurang memberi respon terhadap materi dan pertanyaan dari guru. Pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar, dapat meningkatkan perhatian dan memotivasi peserta didik yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran biologi mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam lainya, belajar biologi berupaya mengenal proses kehidupan nyata di lingkungan. Berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk individu maupun sosial. Sehingga dengan belajar biologi diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan lingkungan. Arti IPA biologi sendiri merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar.
3
Biologi sebagai bagian dari IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran biologi bukan hanya untuk penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.5 Karakteristik pelajaran konsep lingkungan bersifat interdisipliner yang memungkinkan
peserta
didik
berpikir
kritis
dan
komprehensif
jika
pembelajaranya menggunakan SETS (Science, Enveronment, Technology, Society). Melalui pendekatan ini peserta didik diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah lingkungan dengan menerapkan konsep-konsep yang dimiliki dari berbagai ilmu terkait. sesuai dengan ayat Al-Quran surat Qhasash : 77 6
ﻦ ﺴﺪِﻳ ِ ﺍ ﹸﳌ ﹾﻔﺤﺐ ِ ﻳ ﻪ ﹶﻻ ﺽ ِﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ ِ ﺭ ﺩ ﻓِﻲ ﺍ َﻷ ﺎﺒ ِﻎ ﺍﻟ ﹶﻔﺴﺗ ﻭ ﹶﻻ …
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan (di muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” Ayat di atas jelas menerangkan bahwa Allah SWT tidak menyukai orangorang yang berbuat kerusakan di bumi. Ayat di atas sesuai dengan konsep lingkungan yang diharapkan agar peserta didik berpikir ktitis dan kreatif terhadap masalah tersebut. Science, Environment, Technology and Society (SETS) diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia akan memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat. Titik pusat pembelajaran SETS menghubungkan antara konsep sains yang dipelajari dan implikasinya terhadap lingkungan, teknologi dan masyarakat.7 Menurut Binadja, sains akan membimbing peserta didik berpikir secara global dan bertindak memecahkan masalah lokal lingkungan, hubungan lingkungan, 5
Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Berbasis portofolio Biologi, ( Bandung : PT Genesindo, 2003 ), hlm. 1. 6 Soenaryo,S.H, Al Quran dan Terjemahan, Depag RI Jakarta, 2002, hlm. 506-507. 7 Achmad Binadja, (2000a), SETS dan Pembelajaran Biologi (SETS and Learning Biology) Makalah disajikan dalam seminar lokakarya pendidikan SETS untuk biologi diselenggarakan oleh MGMP Biologi kodya Semarang, hlm. 1.
4
yang berkaitan dengan masyarakat, berperan serta dalam pemecahan masalah internasional.8 Permasalahan di atas dapat dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai alternatife dalam penyelesaian. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran kelas.9 Upaya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharapkan dapat menciptakan budaya belajar (learning culture) di kalangan guru dan peserta didik. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menampilkan pola kerja yang kolaboratif. Atas dasar masalah di atas, peneliti mencoba menerapkan pendekatan SETS pada pembelajaran biologi, dengan harapan peserta didik dapat menguasai dan menerapkannya. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Latar belakang masalah diklasifikasikan sebagai permasalahan yang akan dihadapi, yaitu sebagian besar 65 % peserta didik kelas X-C MA NU Nurul Huda Mankang Semarang tidak terlibat pembelajaran biologi, mengingat pembelajaran biologi dirasakan membosankan dan tidak menarik. Adapun permasalahanya : 1. Bagaimanakah karakteristik pokok bahasan lingkungan dalam pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS? 2. Bagaimanakah pembelajaran biologi pokok bahasan lingkungan terhadap hasil belajar peserta didik kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang setelah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan SETS ?
8
--------------,(1999a) Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks Kehidupan dan Pendidikan yang ada. Makalah ini disajika dalam seminar lokakarya pendidika SETS, kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan Unnes, Semarang14-15 Desember 1999, hlm. 2. 9 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet V, hlm. 58
5
C. Penegasan Istilah Untuk memudahkan pemahaman penelitian, peneliti batasi dengan penegasan istilah. Adapun penegasan istilah itu sebagai berikut : 1. Implementasi Implementasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris kata implementasi berasal dari kata kerja “imply” kata ini sinonim dengan dengan kata “aply” artinya memasang, mempergunakan, dan mempraktikkan. Jadi implementasi disini adalah proses penerapan, ide, konsep, kebaikan, atau inovasi dalam tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan, pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap. Selain itu implementasi diartikan sebagai put something into effect (penerapan sesuatu yang memberikan efek/ dampak)10 2. Pendekatan SETS ( Science, Environment, Technology and Society ) Singkatan SETS membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains ke bentuk teknologi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan secara praktik maupun mental.11 Pendekatan SETS membimbing peserta didik mengkaitkan materi dengan unsur SETS dengan menghasilkan teknologi sederhana disertai dampak positif dan negatipnya. 3. Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik
10
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung : remaja Rosdakarya, 2003), cet. 3. hlm. 93. 11 Achmad Binadja, op.cit. hlm. 2.
6
lagi12. Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk .
memperoleh dan memperluas pengetahuan, keterampilan dan sikap.13 4. Biologi Ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat makhluk hidup 5. Pokok Bahasan Lingkungan Materi yang di tekankan yaitu lingkungan. Karakteristik pelajaran konsep lingkungan yaitu merupakan interdisipliner memungkinkan peserta didik berpikir kritis dan komprehensif jika pembelajarannya menggunakan pendekatan SETS. D. Manfaat Penelitian Manfaat penulisan skripsi penelitian ini sebagai berikut : 1. Secara teoritis Adanya penelitian, penulis dapat mengetahui penerapan pendekatan SETS (Science, Environment, technology and Society) khususnya pembelajaran biologi di kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang. 2. Secara praktis a. Adanya pendekatan pembelajaran yang dapat memberi nuansa baru bagi semangat belajar peserta didik dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran serta mampu menghadapi masalah-masalah baru dalam kehidupan bermasyarakat. b. Bagi guru, memperoleh suatu kreativitas variasi pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006). c. Bagi pengembang kurikulum, memperoleh ketepatan implementasi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.
12
Max Darsono, op.cit, hlm. 24. Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Depdikbud bekerja sama dengan Rhineka Cipta, 1999), hlm. 157. 13
7
Jadi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru agar dapat menerapkan pembelajaran biologi secara maksimal, sehingga para peserta didik semangat belajar.
8
BAB II LANDASAN TEORI PENDEKATAN SETS PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI A. Pendekatan Science, Environment, Technology and Society (SETS) 1. Latar Belakang Pendekatan SETS Pendekatan SETS ini sebenarnya sudah ada sejak 1970 dikenal dengan STM (Sains, tekhnologi, Masyarakat). Di beberapa universitas di US Sep Cornell, Penstate, secara resmi memulai program yang menawarkan pelajaran pada bidang studi yang disebut STM. Hal yang sama juga dilakukan oleh konsorium di Inggris. Kemudian secara berangsur-angsur beberapa negara dan lembaga lain melakukan kerjasama menjadi penelitian utama universitas dan sekitar 100 lembaga menjadikan STM sebagai bidang akademik1. Salah satu dasar pemikiran kenapa gagasan SETS ini perlu dilahirkan karena keterkaitan antar unsur-unsur SETS dengan sejarah kehidupan manusia. Unsur-unsur SETS realitanya merupakan entitas yang tak terpisah terhadap kehidupan manusia masa lampau, saat ini dan masa mendatang. Sejarah membuktikan bahwa kehidupan masa lampau, keempat unsur SETS tersebut telah mendapatkan perhatian cukup dan bahkan sangat besar bagi kehidupan masyarakat pada masa itu. Gagasan pendidikan SETS lahir setelah Binadja mendapat tugas untuk menangani pelatihan STS (Science, Technology, and Society) dan EE ( Enviromental, Education). Program tersebut sebelumnya telah diperkenalkan beberapa kali di RESCAM. Binadja berkesempatan menelusuri lebih jauh tentang praktik pendidikan SETS dan EE, dan mempelajari arah dari masingmasing pendidikan tersebut2. Pelaksanaannya dapat segera diketahui bahwa pemberian subjek diperkenalkan dengan tujuan yang baik itu akan dapat berakibat negatipe apabila tidak dilaksanakan dengan hati-hati dan benar. Apabila kita 1
Http://www.metode.SETS.co.id/phtml.01/06/08, hlm. 1 Achmad Binadja, Cakupan Pendidikan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) untuk Bidang Sains dan Non Sains,Makalah disajikan dalam seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES,14-15 Desember 1999 Semarang, hlm. 13. 2
9
membicarakan pendidikan STS dan pendidikan lingkungan (EE) sebagai dua mata pelajaran yang terpisah, maka kita akan melihat adanya pembahasan materi yang saling tumpang tindih. Permasalahan yang berdampak pada lingkungan yang dibahas di STS, akan dibahas juga pada pendidikan lingkungan. Pada saat yang sama, pendidikan lingkungan juga membicarakan hakikat ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi yang menimbulkan dampak pada lingkungan. Praktik pembelajaran, pemberian kedua subjek ini secara terpisah tidaklah efektif. Ini berarti bahwa peserta didik telah membuang waktu dan tenaga karena telah mempelajari sejumlah hal yang sama dua kali, suatu hal yang sebenarnya dapat dicakup suatu kegiatan.3 Menurut peneliti, peneliti setuju bahwa pendidikan STS dan pendidikan lingkungan tidak dapat dipisahkan karena berkaitan. Permasalahan yang dibahas di pendidikan lingkungan akan dibahas juga pada pendidikan SETS. Menurut Binadja pendekatan SETS lebih menekankan pada pemberian pada pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendekatan SETS diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik dalam memahami alam sekitar. Secara umum dikatakan bahwa pendekatan SETS mewakili makna pengajaran sains yang dikatakan dengan unsur lain dalam SETS, yakni lingkungan, tekhnologi dan masyarakat. Sains tidak berdiri sendiri di masyarakat karena keterkaitan dan ketergantungannya pada unsur-unsur tersebut sangatlah erat. Konteks SETS, perkembangan sains di anggap dipengaruhi oleh perubahan pada lingkungan, dan kepentingan teknologi serta harapan masyarakat. Pada saat yang sama hendaknya dipahami bahwa perkembangan sains itu sendiri juga memiliki pengaruh kepada perkembangan teknologi, masyarakat serta lingkungan. Pendidikan SETS, tidak hanya memperhatikan isu masyarakat dan lingkungan yang telah ada dan mengaitkanya dengan unsur-unsur lain, akan tetapi juga pada cara melakukan sesuatu untuk kepentingan masyarakat dan
3
Ibid., hlm. 14.
10
lingkungan4. Kepentingan di atas dapat menjadi suatu kontradiksi apabila tidak memperoleh perhatian secara penuh, khusus serta terpadu. SETS Memungkinkan kehidupan masyarakat serta kelestarian lingkungan terjaga sementara kepentingan lain terpenuhi. 2. Pengertian Pendekatan SETS Akronim SETS, bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia akan memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat.5 Pendekatan SETS merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang
terpadu yang melibatkan unsur sains, teknologi, lingkungan dan masyarakat6. Pendekatan ini , peserta didik ditumbuhkan kesadarannya tentang keterkaitan antara unsur-unsur SETS tersebut dan mengkondisikan peserta didik agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana,
diikuti
dengan
pengembangan
pemikiran
kritis
terhadap
kemungkinan munculnya dampak negatip dari produk teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat. Guru biologi dapat menggunakan pendekatan SETS untuk memahami konsep dan pengembangannya sambil menyumbangkan pemikiran untuk kemaslahatan masyarakat serta lingkungan. Aplikasinya pembelajaran dengan pendekatan SETS , peserta didik diberi kebebasan memulainya untuk dapat melihat keberadaan konsep-konsep biologi yang ingin dibelajarkan. Pendekatan yang digunakan pada pembelajaran biologi ada banyak, tetapi penelitian ini menggunakan pendekatan SETS. Pendekatan ini dapat memotivasi peserta didik menjadi lebih tertarik pada topik yang sedang
4
Achmad Binadja, Pendidikan SETS (Science, environment, technology and Society), Penerapannya pada Pengajaran, Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS Untuk Bidang sains dan Non Sains UNNES, Semarang 14-15 Desember 1999, hlm. 5 5 Achmad Binadja (1999b),Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks kehhidupan dan Pendidikan Yang Ada.Makalah ini disajikan dalam Seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES, 14-15 Desember 1999, hlm. 1. 6 Musahir, Panduan pengajaran kurikulum berbasis kompetensi mata Pelajaran Biologi, (Jakarta: CV. Irfandi Putra, 2003), hlm. 4.
11
dipelajari, dengan dikaitkan dengan hal-hal yang nyata yang terjadi di kehidupan sehari-hari. 3. Tujuan Pendekatan SETS Adapun tujuan dari pendekatan SETS adalah sebagai berikut: a. Lebih menekankan untuk memperoleh kegiatan pembelajaran dan bukan pengajaran; b. Memperoleh dorongan dan menerima inisiatip serta otonomi; c. Memperhatikan peserta didik sebagai makhluk hidup yang memiliki keinginan dan tujuan; d. Mengambil berat peranan pengalaman peserta didik dalam proses pembelajaran; e. Memperoleh bimbingan untuk mengembangkan rasa ingin tahu terhadap alam dan segala hal; f. Pendidikan memperhatikan model mental peserta didik; g. Menekankan perlunya atau pentingnya kinerja dan pemahaman ketika memulai pembelajaran; h. Mendorong peserta didik untuk melibatkan diri dalam perbincangan dengan guru dan sesama pelajar secara bersama (cooperative i. Melibatkan peserta didik dalam situasi yang sebenarnya j. Mempertimbangkan keyakinan dan sikap peserta didik7 Tujuan pendekatan SETS memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun pengetahuan baru, pemahaman, dan pengalaman yang sebenarnya berlandaskan pada pengetahuan yang dimilikinya, sehingga peserta didik diajak berpikir secara aktif dengan menghasilkan bentuk teknologi sederhana yang bermanfaat bagi masyarakat serta memperhatikan dampak negatipe dan positif terhadap lingkungan. Guru sebagai fasilitator, motifator, dan pengajar. 4. Contoh-contoh Penerapan Metode SETS: Adapun metode pendekatan SETS yaitu diskusi, observasi, wawancara, karya wisata, eksperimen, cerita, problem solving, tanya jawab, curah
7
Achmad Binadja, SETS Education for the Secondary Level, Regular Course, 04 Oktober-13 November, 1999, hlm. 92.
12
pendapat.8 Hal ini dijelaskan oleh Ahcmad Binandja pada buku SETS Education for the secondary level, regular Course, halaman 94. a. Diskusi Metode diskusi merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi. Hal ini yang akan membuat peserta didik untuk aktif pembelajaran, berpikir kritis, dan menuangkankan ide-ide ketika ada suatu permasalahan. Metode diskusi ini guru tetap mendampingi secara penuh pembelajaran. b. Observasi atau Survey Metode observasi merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan pengamatan, meneliti secara langsung. Peserta didik diajak untuk melihat secara langsung objek yang akan diajarkan sehingga peserta didik akan berkesan pada ingatan peserta didik. c. Wawancara Metode wawancara merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan tanya jawab secara sistematis dan penelitian berlandaskan tujuan. Penulis menggunakan jenis bebas terpimpin, orang yang diwawancarai dapat memberikan jawaban bebas dan peneliti mengendalikan arah dari wawancara. Peserta didik belajar bersikap dan kemampuan afektif dan kognitif peserta didik berperan. d. Karyawisata Metode karyawisata merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan mengajak peserta didik ke suatu tempat wisata sebagai objek belajar, peserta didik diajak mengamati, meneliti, menganalisa, dan
merasakan
pembelajaran dengan suasana yang berbeda karena selain menghilangkan kejenuhan juga menambah semangat belajar peserta didik. e. Eksperimen
8
Ibid., hlm. 94.
13
Metode eksperimen merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan melakukan percobaan. Kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik berperan. Peserta didik diajak berpikir secara aktif dan menemukan bentuk-bentuk teknologi sederhana yang bermanfaat baik bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. f. Cerita Metode cerita merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan mendengarkan cerita guru, ini untuk belajar menganalisis, berkonsentrasi. Jadi sangat penting untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik. Metode ini sebenarnya tidak dapat ditinggalkan dalam setiap penyampaian materi, yang dikolaborasikan dengan metode lain. g. Problem Solving Problem solving merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan membahas beberapa isu, kemudian dicari permasalahannya. Hal ini agar peserta didik aktif berpikir, menganalisis permasalahan yang ada. Misalnya isu efek rumah kaca, mengatasinya dengan penghijauan kembali, pengurangan penggunaan kendaraan, AC, minyak wangi semprot, dan lain sebagainya. h. Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan peserta didik memberikan jawaban, atau sebaliknya peserta didik diberi kesempatan bertanya. i. Curah Pendapat Peserta didik menceritakan permasalahan- permasalahan kepada guru, teman, bahkan keluarga di rumah. Untuk dijadikan sebagai bahan tambahan ilmu mengenai isu-isu masyarakat yang ada. Beberapa uraian metode di atas tidak harus berdiri sendiri-sendiri, namun satu dengan yang lain saling berkaitan.
14
5. Model dan Bentuk Pembelajaran dengan Pendekatan SETS a. Model pembelajaran dengan mengembangkan ketrampilan proses dan cara berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) agar unsur teknologi dari sains tampak b. Mengaitkan dampak lingkungan dengan melakukan model pembelajaran melalui kunjungan objek dan situasi buatan sesuai dengan sasaran yang memanfaatkan sains dan teknologi yang diterangkan guru. c. Model pembelajaran cooperative dan active learning d. Model pembelajaran dengan menggunakan terminology cognitive agar peserta didik dapat menganalisis pengaruh sains dan teknologi bagi masyarakat.9 Beberapa model tersebut dapat digunakan sesuai materi pelajaran yang dibutuhkan,
karena
dapat
digunakan
secara
bervariasi
agar
tidak
membosankan dan mudah mengingat dalam jangka panjang, sehingga pembelajaran biologi akan lebih berkesan dan dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. 6. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan SETS a. Kelebihan pembelajaran SETS 1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik 2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan keinginan peserta didik 3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama. 4. Pendekatan SETS menumbuhkembangkan keterampilan berpikir peserta didik. 5. Menyajikan
kegiatan
yang
bersifat
pragmatis
sesuai
dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan peserta didik
9
Achmad Binadja, op.cit., hlm. 2.
15
6. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial peserta didik seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan terhadap orang lain. Penjelasan di atas merupakan kelebihan secara umum, adapun kelebihan
secara
khusus
dibandingkan dengan
pendekatan
lain,
pendekatan SETS peserta didik mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan menghasilkan bentuk teknologi yang sederhana serta memperhatikan dampak negatip dan positif. b. Kekurangan Pendekatan SETS 1. Aspek guru; Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal. 2. Aspek peserta didik; bila peserta didik tidak aktif, penerapan pendekatan SETS tidak efektif.. 3. Aspek kurikulum; kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman pada peserta didik (bukan pada pencapaian target
penyampaian
materi).
Guru
diberi
kewenangan
untuk
mengembangkan materi metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. 4. Suasana pembelajaran; pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian. Materi tertentu saja yang dapat di SETS kan. B. Pembelajaran Biologi Sebelum penulis menjelaskan pengertian pembelajaran biologi, terlebih dahulu akan menjelaskan beberapa pengertian tentang belajar, dan pembelajaran. 1. Belajar a. Pengertian Belajar Sebelum penulis menjelaskan pengertian pembelajaran biologi, terlebih dahulu akan menjelaskan beberapa pengertian tentang belajar.
16
Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik sebagai anak didik10. Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar diantaranya ; Usman mengatakan bahwa Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.11 Menurut James O. Whittaker yang dikutip Syaiful Bahri, belajar merupakan proses tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.12 Menurut Winkel yang dikutip Darsono belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.13 Menurut Slameto belajar merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.14 Oemar Hamalik memberi batasan "belajar merupakan bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan".15
10
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Rineka Cipta, 2002),
hlm.1. 11
Usman, M.U, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: PT.Remaja Rosdakaryaa,2002), hlm. 5. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 12. 13 Max Darsono, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP PGRI, 2001), cet.2, hlm. 12
4. 14
Slameto, op.cit., hlm. 6. Oemar HamaIik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, (Bumi Aksara:Bandung, 2000), hlm.21. 15
17
Redaksi yang berbeda Clifford T. Morgan mendefinisikan belajar yaitu : "Learning is any relatively permanent change in behavior that is result of past experience"16.Belajar yaitu: belajar merupakan perubahan permanen yang bersifat relative, tingkah laku itu hasil dari pengalaman masa lampau. Sedangkan menurut Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said pengertian belajar yaitu : 17
ﺍﻟﺘﻌﻠﻢ ﻫﻮ ﺗﻐﲑ ﰱ ﺍﻷﺩﺍﺀ ﻳﻨﺠﻢ ﻋﻦ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﺪﺭﻳﺐ
(Belajar merupakan merubah dengan mengadakan beberapa pelatihan). Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut terhadap aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Banyaknya perbedaan redaksi tentang definisi belajar bukan pertentangan antara yang satu dengan yang lain, tetapi saling melengkapi. Maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan di diri yang direalisir pada bentuk tingkah laku yang baru, berkat pengalaman-pengalaman dan latihan. Tentunya perubahan tersebut menyangkut pertumbuhan jasmani dan perkembangan rokhani. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, pertumbuhan bentuk sikap, kebiasaan, minat dan penyesuaian diri. Pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.
16
Cliffot T. Morgan, Introduction To Psycology, (New york:Mc Grow Hill Bokk Company,1971), hlm.187. 17 Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol Ila al Manahij Wa Turuqu al Tadris, (Mekkah: Darul Liwak, t.t), hlm.64.
18
Belajar merupakan kegiatan manusia yang harus dilakukan di kehidupan, karena manusia makhluk yang berkembang, maka belajar ini yang nantinya akan memperoleh pengetahuan baru yang akan membantu perubahan tingkah laku berbuat menuju ke arah tujuan hidup.Oleh karena itu, syariat Islam menyatakan bahwa belajar merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umatNya dalam menentukan belajar itu pada posisi yang pertama, dalam surat Al Alaq 1-5 yang berbunyi sebagai berikut
y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ô⎯ÏΒ z⎯≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ∩∈∪ ÷Λ>s ÷ètƒ óΟs9 $tΒ z⎯≈|¡ΣM}$# zΟ¯=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ¯=tæ “Ï%©!$# ∩⊂∪ ãΠtø.F{$# “Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar ( manusia ) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S.Al-Alaq 1-5)18. Selanjutnya Allah juga berjanji akan meninggikan derajat orang-orang yang menuntut ilmu, hal ini bisa dilihat pada surat Al Mujadillah ayat 11 yang berbunyi: ...
ﺕ ٍ ﻮﺍ ﺍﻟﻌِﻠ َﻢ َﺩ َﺭﺟَﺎﻢ ﻭَﺍﱠﻟﺬِﻳ َﻦ ﺃﹸﻭﺗ ﻮﺍ ﻣِﻨ ﹸﻜﻪ ﺍﱠﻟﺬِﻳ َﻦ ﺁ َﻣﻨ ﺮﹶﻓ ِﻊ ﺍﻟﱠﻠ َﻳ...
"...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." ( Q.S. Al Mujadillah : 11 ).19 Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan akan ditinggikan derajat oleh Allah SWT.
18
Alqur'an dan Terjemahnya, (Saudi Arabia : Mujamma' Al Malik Fahd Li Thiba'at Al Mushhaf, Asy-syarif Medinah Munawwarah, 1415H/1994 M), hlm. 1432. 19 Soenaryo, op.cit., hlm. 910-911.
19
b. Ciri-ciri Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah menyatakan ciri belajar berupa perubahan tingkah laku, maka ada beberapa ciri belajar, sebagai berikut20: 1) Perubahan yang terjadi secara sadar; Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau merasakan telah terjadinya adanya suatu perubahan diri. 2) Perubahan belajar bersifat fungsional. Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi pada diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif Perbuahan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Demikian makin banyak usaha belajar yang dilakukan makin banyak dan makin baik perubahan yang di peroleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. 4) Perubahan belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang bersifat sementara temporer yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja. Perubahan yang terjadi karena proses ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan belajar bertujuan untuk terarah. Perubahan tingkah laku ini terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku 20
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit.,15-16.
20
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya21. 2. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai baru .22 Secara khusus Darsono menyatakan pembelajaran ada 4 yaitu23 : 1) Menurut
Behaviorsitik
pembelajaran
merupakan
usaha
guru
membentuk tingkahlaku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). 2) Aliran Kognitif mengatakan pembelajaran merupakan cara guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. 3) Pembelajaran
menurut
Gestalt
merupakan
usaha
guru
untuk
memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga peserta didik lebih mudah menggorganisirnya menjadi satu pola bermakna. 4) Aliran Humanistik pembelajaran merupakan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan mempelajari sesuai dengan minat dan kemampuannya Jadi Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
21
Ibid Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 61. 23 Max Darsono,dkk.,op.cit.,24-25. 22
21
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. b. Ciri- ciri Pembelajaran Sesuai dengan ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut 24: 1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis 2) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam belajar 3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik yang menarik dan menantang bagi peserta didik. 4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. 5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik. 6) Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.25 Pendidikan
merupakan
usaha
sadar
yang
bertujuan
untuk
mengembangkan kualitas manusia26. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan,
maka
pelaksanaannya
berada
pada
suatu
proses
yang
berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.
24
Ibid., hlm. 25. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, 12/8/2008, hlm. 2. 26 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :Rineka Cipta, 1997), hlm. 22. 25
22
Pada prinsipnya mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kapada peserta didik, di dalam pengertian memberi tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak (pihak yang diberi tuntunan) memiliki daya (potensi) untuk berkembang.27 Pembelajaran
biologi
mempunyai
karakteristik
tersendiri
dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam lainya, belajar biologi berarti upaya untuk mengenal proses kehidupan nyata di lingkungan. Berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk individu maupun sosial. Sehingga dengan belajar biologi diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan kelulusan hidup manusia dan lingkungan. Arti IPA Biologi sendiri merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, dan tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa serta negara yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT28. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.29 Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri serta alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. 27
Proses
pembelajarannya
menekankan
pada
pemberian
Fuad Ihsan, Dasar Kependidikan Komponen MKDK, (Jakarta : Rhineka Cipta, 2005), Cet.4, hlm. 11 28 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi, (Bandung, Genesindo,2003), hlm.1. 29 Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, SMP/MTS, dan SMA, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2006 ), hlm.4.
23
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Jadi Pembelajaran biologi berkaitan erat dengan cara mencari tahu atau proses penemuan untuk memahami alam secara sistematis. Oleh karena, biologi harus diperlakukan dan disajikan kepada peserta didik melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen, mendiskusikan hasilnya, dan menarik kesimpulan.30 3. Hakikat Biologi Guru perlu menyadari benar hakikat pembelajaran biologi yakni merupakan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang lahir dan berkembang melalui observasi dan eksperimen31. IPA merupakan dasar dari teknologi, adapun teknologi itu sendiri merupakan tulang punggung pembangunan. Teknologi dimanfaatkan hampir pada semua bidang, sehingga IPA dapat dimanfaatkan pada semua segi kehidupan.32 Adapun hakikat biologi meliputi empat unsur utama yaitu:33 a. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat di pecahkan melalui prosedur yang benar; b. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; c. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Keempat unsur di atas belajar biologi dapat membantu peserta didik memahami alam dan gejalanya, karena itu belajar biologi banyak berkaitan dengan penelitian. Selama proses pencarian ini peserta didik dapat menumbuhkan sikap ilmiah dan nilai positif lainnya. Beberapa sikap ilmiah
30
Musahir, Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi, (Jakarta: CV.Irfandi Putra, 2003), cet.1, hlm.1. 31 Ibid. 32 Udin S.Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001),cet.2, hlm.117. 33 Depdikbud, Perangkat Pembelajarn Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006), hlm. 4.
24
yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran biologi antara lain sikap ingin tahu, jujur, tekun, terbuka terhadap gagasan baru, tidak percaya tahayul, sulit menerima pendapat yang tanpa disertai bukti, berpikir logis, kritis, peka terhadap makhluk hidup dan lingkungannya.
4. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Biologi Mata Pelajaran Biologi berfungsi menanamkan kesadaran terhadap keindahan, keteraturan alam sehingga peserta didik dapat meningkatkan keyakinan terhadap Allah SWT sebagai warga negara yang menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan serta melanjutkan pendidikan. Mata pelajaran biologi bertujuan untuk: a. Memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya. b. Mengembangkan keterampilan dasar biologi untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah. c. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. d. Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari. e. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan f. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan.34 Beberapa uraian tujuan di atas tujuan pembelajaran biologi yaitu peserta didik untuk dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan serta dapat menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari. 5. Ruang Lingkup Biologi Ruang lingkup mata pelajaran biologi SMA dan MA terdiri dari 2 bagian yaitu: a. Bekerja ilmiah b. Pemahaman konsep serta penerpannya.35 34
Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA dan MA, (akarta: Depdiknas, 2003), hlm. 2.
25
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.36 Pembelajaran biologi adanya interaksi antara peserta didik
dengan
lingkungan merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan untuk mengembangkan pembelajaran biologi guru harus menyadari bahwa biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta ataupun konsep. Banyak peserta didik yang tidak dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsep biologi tentu karena antara perolehan pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dengan baik dan memungkinkan peserta didik untuk menangkap makna secara fleksibel. Konsekuensi pembelajaran biologi di sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik melakukan penyelidikan tentang fenomena biologi. Mata pelajaran biologi di SMA / MA dan sederajat dikembangkan melalui kemampuan berpikir analisis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.37 Pembelajaran biologi yang efektif dalam mencapai kompetensi tertentu harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran berikut38: 1) Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran perlu menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar artinya kegiatan belajar, motivasi belajar dan latar belakang sosial peserta didik. 2) Belajar dengan melakukan sesuatu pemahaman.
35
Ibid E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan KBK, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 117. 37 Nani Rosdijati, Kegiatan Belajar Mengajar Efektif, (Semarang:Depdiknas,2006), hlm. 45 38 Ibid., hlm. 30-31. 36
26
Konsep biologi dapat dianalogikan dengan berbagai macam kegiatan sederhana yang dapat diamati peserta didik dengan melakukan sesuatu peserta didik dapat memperoleh 2 hal sekaligus yaitu pemahaman tentang konsep dan bisa melakukan. 3) Pembelajaran yang menyenangkan. Bukan semata-mata pembelajaran yang mengharuskan peserta didik tertawa terbahak-bahak melainkan sebuah pembelajaran yang terdapat kohesi yang kuat antara guru, peserta didik dan suasana yang sama sekali tidak ada tekanan, yang ada jalinan komunikasi yang mendukung. Pemberian kesempatan peserta didik untuk saling berinterakasi pada kelompok-kelompok kecil. Ini merupakan salah satu hal yang sekian banyak bervariasi yang dapat dikembangkan untuk menyiapkan suasana belajar yang menyenangkan. 4) Pembelajaran yang bermakna Pembelajaran akan terasa bermakna apabila pembelajaran dirasakan terkait dengan kehidupan dimasa mendatang. 5) The Daily Life Problem Solving. Pembelajaran biologi terkait dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan problem solving siswa perlu dilatih dengan memberikan masalah-masalah yang relevan serta perbaikan kehidupan dimasa mendatang. Dari 5 prinsip pembelajaran biologi tersebut terdapat 3 prinsip yang diharapkan dapat tercapai pada penelitian ini yaitu39: a) Student centered learning (pembelajaran berpusat pada peserta didik) b) Learning by doing ( Belajar dengan melakukan sesuatu). c) Joyful learning ( Pembelajaran yang menyenangkan). Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Berarti pula bahwa guru
39
Ibid, hlm. 33.
27
akan menunutun peserta didik selalu aktif mencari, memperoleh, dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk itu diperlukan motivasi. Adapun tujuan motivasi secara umum melaksanakan untuk menggerakkan atau menggugah seorang agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk memiliki sesuatu sehingga dapat di peroleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.40 C. Karakteristik Materi Pokok Lingkungan pada Pembelajaran Biologi Melalui Pendekatan SETS. Berdasarkan kurikulum KTSP Madrasah Aliyah (MA), standar kompetensi lingkungan yaitu menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia pada keseimbangan ekosistem. Konsep lingkungan mempunyai materi pokok Keseimbangan Lingkungan, Perubahan Lingkungan, Pencemaran Lingkungan dan Daur ulang Limbah. Kompetensi dasar untuk konsep lingkungan sebagai berikut: (1) peserta didik mampu mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemeliharaan lingkungan,dan (2) mendiskripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan hidup. Kecakapan hidup yang diharapkan adalah peserta didik sadar sebagai makhluk Tuhan, sadar akan eksistensi dan potensi diri, kecakapan menggali dan mengolah informasi, kecakapan komunikasi lisan dan tertulis.41 Bahan kajian lingkungan berisi konsep, prinsip-prinsip dan implikasinya bagi sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, sehingga perlu upaya pemahaman dan penerapan yang dapat dilatihkan. Manusia dalam kehidupannya sangat tergantung dari lingkungan, karena itu upaya untuk melindungi dan melestarikan lingkungan mutlak dilakukan sehingga tidak terjadi kerusakan. Pada kenyataannya, kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia juga semakin meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya. Melihat kenyataan tersebut maka perlu penanaman sikap positif terhadap lingkungan, yang salah satunya dapat dilakukan melalui pembelajaran konsep lingkungan.
40
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hlm.
73. 41
Http://www.KTSP/IPA/MA.co.id/phtml,23/9/2008/hlm.1
28
Pembelajaran konsep lingkungan menggunakan pendekatan SETS tidak hanya berfokus pada di (in), untuk (for), dan tentang (about) lingkungan, tetapi juga menemukan dan mengungkapkan penyebab utama permasalahan serta kemungkinan yang mungkin, dapat menimbulkan dampak pada lingkungan dimasa yang akan datang, terutama sekali dampakdampak yang timbul akibat sains dan teknologi yang digunakan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan cara melibatkan SETS, maka kemungkinan timbulnya dampak-dampak yang negatife dapat dihindari atau dikurangi.42 Karakteristik pelajaran konsep lingkungan bersifat interdisipliner yang memungkinkan
peserta
didik
berpikir
kritis
dan
komprehensif
jika
pembelajaranya menggunakan SETS (Science, Enveronment, Technology, Society). Melalui pendekatan ini peserta didik untuk dapat memecahkan masalah-masalah lingkungan dengan menerapkan konsep-konsep yang dimiliki dari berbagai ilmu terkait. D. Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Materi Pokok Lingkungan Melalui Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology and Society) Dalam pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS yang ditampilkan adalah: 43 1. Tetap memberi pembelajaran konsep biologi yang diinginkan 2. Peserta didik dibawa ke situasi untuk melihat teknologi yang berkaitan dengan konsep yang dibelajarkan atau memanfaatkan konsep biologi ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat. 3. Peserta didik diminta berfikir tentang berbagai kemungkinan akibat (positif dan negatif) yang dapat terjadi dalam proses penstransferan biologi tersebut ke bentuk teknologi 4. Peserta didik diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains biologi yang dibincangkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut. 5. Peserta didik dibawa untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian menggunakan konsep sains biologi tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi berkenaan. 42
Achmad Binadja(1999b), op.cit.,hlm. 8. Achmad Binadja, Pembelajaran Biologi dan Evaluasi dalam konteks SETS, makalah disajikan dalam seminar lokakarya pengembangan bahan pembelajaran biologi dalam konteks SETS, siselenggarakan oleh PGBS,Depdinas Jateng, RECSAMAS, dan MGMP Biologi sekaresidenan Surakarta, 31 Maret 2001, hlm. 6. 43
29
6. Peserta didik diajak untuk mencari alternatif pengatasan terhadap kerugian (bila ada) yang ditimbulkan oleh penerapan sains ke bentuk teknologi tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat, (mencari bentuk teknologi yang lebih baik). 7. Dalam konteks kontruktivisme, peserta didik diajak berbincang tentang SETS berkaitan dengan konsep sains yang diajarkan, dari berbagai macam arah dan berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki peserta didik bersangkutan. Pada proses pembelajaran guru dapat mengangkat isu yang berkembang di masyarakat serta cara pemecahanya dengan tindakan positif aktif yang bisa dilakukan menanggapi isu tersebut. Peserta didik akan dituntut berpikir aktif dan kreatif, pemikiran yang kreatif mendorong peserta didik menguasai pengetahuan, manfaat dan efek sampingnya. Pendidikan SETS, tidak hanya memperhatikan isu masyarakat dan lingkungan yang telah ada dan mengkaitkannya dengan unsur-unsur lain, akan tetapi juga pada cara melakukan sesuatu untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan itu yang memungkinkan kehidupan masyarakat serta kelestarian lingkungan terjaga sementara kepentingan lain terpenuhi.44 SETS dapat dilihat pada gambar sebagai berikut Society Science
Enviroment
Technology
Gambar.2.1 Skema SETS .45 Dengan meletakkan sains sebagai fokus perhatian, seperti yang biasa dilakukan dalam kegiatan pengajaran sains, maka guru serta peserta didik yang
44 45
Achmad Binadja,1999d,op.cit., hlm. 5. Ibid., hlm. 3.
30
menghadapi pelajaran sains dapat dibawa melihat bentuk keterkaitan ilmu yang dipelajarinya dikaitkan dengan unsur lain dalam SETS. Itulah sebabnya kenapa pendidikan SETS memberi perhatian tinggi pada keterkaitan serta keterpaduan antar keempat unsur SETS beserta urutanya. Dalam arti untuk membuat konsep sains berguna dalam teknologi untuk memenuhi keperluan masyarakat, akibatnya pada lingkungan perlu mendapat perhatian khusus. E. Materi Lingkungan Melalui Pendekatan SETS 1. Pencemaran Lingkungan Sebuah sungai yang mengalir indah dan bersih merupakan suatu ekosistem .di dalamnya hidup berbagai organisme yang saling berinteraksi dan saling membutuhkan . manusia juga turut memanfaatkan komponen biotik dan abiotik di sungai tersebut.seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi daerah tersebut menjadi sutu permukiman padat penduduk, banyak manusia yang tidak peduli lagi terhadap lingkungan. Mereka membuang sampah atau limbah rumah tangga ke sungai, pabrikpabrik membuang limbah ke sungai. Sungai yang tadinya bersih menjadi kotor dan penuh bahan-bahan yang beracun. Lantas kemanakah organisme yang hidup dalam sungai tersebut ?untuk itu mari kita pelajari bab pencemaran lingkungan ini. a. Keseimbangan Lingkungan Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik46. Lingkungan akan seimbang jika dinamika rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanannya tepat, berarti tidak ada mata rantai yang hilang atau tidak proposional. Proposi tingkatan trofik yang tidak
46
Diah Aryulina, dkk, Biologi 1 SMA dan MA untuk kelas x KTSP Standar 2006, (Erlangga:PT.Gelora Aksara Pratama, 2007), hlm. 303
31
seimbang tidak akan membentuk piramida47. Faktor pembentuk lingkungan yang berkembang dan dikembangkan lebih cepat dari yang lain, sehingga mendominasi yang lain. b. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Keseimbangan 1). ulah manusia 2). peristiwa alam. c. Polusi (pecemaran ) Berbagai industri selain menghasilkan produk yang dibutuhkan manusia juga menghasilkan buangan atau limbah. Limbah adalah suatu benda atau suatu zat yang mengandung berbagai bahan yang membahayakan kehidupan manusia, hewan serta mahluk hidup lainnya. Masuknya limbah rumah tangga dan industri ke dalam sungai menyebabkan pencemaran. Pencemaran lingkungan menurut UU No.4 tahun 1982 pasal 1 ayat 7 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup yaitu masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga mutu kualitas lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.48 Menurut Dwidjoseputro pecemaran segala sesuatu hasil ulah manusia bisa berupa non fisik maupun fisik, yang immaterial maupun yang material.49
47
Supriyadi, Panduan Belajar biologi kelas 12 IPA SMA, (Primagama:Smart solution, 2006),
48
Diah Aryulina, dkk, op.cit., hlm. 305. D.Dwijoseputro, Ekologi Manusia dengan Lingkungannya, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm.
hlm. 44. 49
13.
32
Menurut Diah Aryulina pencemaran merupakan perubahan yang tidak diinginkan pada lingkungan yang meliputi udara, daratan, dan air, baik secara fisik, kimia, ataupun biologi. Makhluk hidup, zat energi, atau komponen penyebab pencemaran disebut polutan. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh faktor asing yang meracuni lingkungan tersebut, keadaan lingkungan tersebut disebut terpolusi atau lingkungan tercemar. Adapun macam-macam pencemaran lingkungan, yaitu 50: (1). Macam polutan menurut tempatnya Polusi air yaitu, pencemaran di perairan darat, seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air misalnya limbah rumah tangga, industri, pertanian, pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak. Pencemaran oleh bakteri dan polutan akan mengurangi kualitas air tanah.menurunnya kualitas air terlihat dari perubahan fisik51
Gambar 2.2 pencemaran air.52 Polusi udara, bahan-bahan limbah atau buangan dari rumah tangga, pabrik, alat-alat transport yang digerakkan oleh mesin, 50
Supriyadi, op.cit., 45. Diah Aryulina, dkk,op.cit., hlm. 310. 52 Http:www.pdpersi.co.id/images/news/content/sampah.jpg,23/5/2007. 51
33
pembakaran sampah. Pencemaran dapat berupa gas CO2, CO, SO2, NH3, H2S
53
. Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah
berbeda-beda. Dampak pencemaran udara misalnya fenomena hujan asam, efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon54.
Gambar 2.3 Pencemaran udara55. Polusi tanah, oleh air yang sudah tercemar,oleh limbah sampah dari pabrik, dan rumah tangga, buangan dari sisa-sisa pembokaran bangunan. Pencemaran oleh bakteri dan polutan lainnya dari sampah akan mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya dapat terlihat dari bau, warna dan rasanya yang berubah.
Gambar 2.4 Pencemaran tanah56
53
D.Dwijoseputra, loc.cit., hlm. 13. Diah Aryulina, dkk, op.cit., hlm. 306. 55 http://www.walhi.or.id/attachment/.jpg 23/6/2007. 56 http://images.google.co.id/edukasi.DG/5/9/2008 54
34
Dari uraian tersebut di atas, yang sedang menjadi salah satu issu lingkungan hidup adalah CO2. Bahan yang dihasilkan dari bermacammacam pembakaran ini akan terkumpul di atmosfer. Dalam jumlahnya yang banyak. CO2 menghalangi pantulan panas dari bumi ke atsmosfer untuk diserap oleh lapisan ozon, sehingga panas tersebut kembali lagi ke bumi. Peristiwa ini di sebut efek rumah kaca (green house effect), yang dapat menaikkan suhu dominan secara global dan mengganggu pola cuaca di seluruh dunia57. (2). Macam pencemaran menurut sumber datangnya. (a) Polusi rumah tangga; (b) Polusi perkotaan ; (c) Polusi pertanian; (d) Polusi industri. 2. Perubahan Lingkungan Perubahan lingkungan berarti ada mata rantai yang terputus dalam daur. Salah satu contoh peerubahan lingkungan adalah penggunaan kawasan hutan untuk lahan pertanian, perkebunan, dan lain-lain. Perubahan hutan berarti menghilangkan sebagian besar produsen dalan suatu ekosistem. Pengaruh lain dari pembukaan hutan adalah perubahan daur hidrologi, air hujan, yang melalui tanah bekas hutan tanah yang miring akan menyebabkan erosi, sehingga butir tanah yang subur ikut hanyut, dan kesuburan tanah berkurang. 3. Etika Lingkungan Etika lingkungan meliputi aturan hidup bersama, sopan santun, norma, nilai dan moral. Manusia sebagai makhluk berakal senantiasa akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara mengeksploitasi
57
Supriyadi, op.cit., hlm. 45.
35
lingkungan, baik dengan cara tradisional atau dengan cara modern58.Akibat dari eksploitasi lingkungan tersebut adalah: a. Terjadi perubahan lingkungan termasuk komponen-komponen yang berinteraksi b. Terjadi ketidakseimbangan; c. Manusia terkena dampak dari perbutannya sendiri59 Melihat hal tersebut manusia perlu memahami bagaimana memperlakukan lingkungan yang seimbang. Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam pergaulannnya dengan lingkungannya, termasuk manusia dengan Tuhan. 4. Daur Ulang Ditinjau dari “segi pelestarian lingkungan” pelaksanaan “daur ulang” sangatlah penting. Keuntungan dari daur ulang adalah : a. Untuk yang berasal dari sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui akan memberi kesempatan yang lebih panjang waktu regenerasinya. Misalnya daur ulang kertas akan memberi kesempatan tumbuhan penghasil bahan kertas beregenerasi sebelum ditebang. b. Untuk yang berasal dari sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui akan lebih berakibat lebih efesiensinya pengunaan sumber daya alam, misalnya daur ulang besi-besi bekas, dan barang-barang dari plastik60
58
Ibid. hlm. 47-48. Ibid. hlm. 49. 60 Ibid. hlm. 49-50 59
36
F. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Biologi Melalui Pendekatan SETS Metode mengajar merupakan salah satu kunci pokok keberhasilan suatu proses pembelajarn, karena dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai, tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau dapat terlaksana dengan baik. Menerapkan metode mengajar harus memperhatikan partisipasi peserta didik untuk terlibat aktif didalam proses pembelajaran. Peserta didik dirangsang untuk menyelesaikan problem-problem baik secara individu maupun kelompok, yang pada akhirnya diharapkan dapat terlatih untuk belajar mandiri dan tidak selalu tergantung pada guru. Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran merupakan tugas guru sebagai motivator, karena yang didapatkan sewaktu proses pembelajaran untuk bekal hidup dimasa mendatang. Melalui pendekatan SETS ini dapat mendorong peserta didik untuk memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar. Hal ini mendorong peserta didik untuk bersemangat atau mempunyai keinginan (wish) yang kuat dalam belajar. Para pendidik atau guru untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik pada pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan dorongan atau memberikan pernyataan berkaitan dengan pentingnya materi yang sedang diajarkan untuk kehidupan kelak ketika mereka sudah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik yang berpengaruh pada hasil belajar peserta didik guru perlu melakukan pendekatan-pendekatan maupun strategi pembelajaran yang tepat agar hasil belajar peserta didik meningkat. Karena masalah semangat juga sangat penting dalam belajar. Orang yang tidak bersemangat belajar berarti lesu, lesu berarti kurang bergairah. Kurang bergairah berarti kurang motivasi, untuk itu perlu adanya motivasi dari guru.
37
Pendekatan SETS merupakan bagian dari pembelajaran aktif yang sekaligus pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan tersebut akan memotivasi peserta didik dalam belajar dan mengurangi kejenuhan ketika setiap hari peserta didik berada didalam kelas. Hal ini membuat semangat peserta didik menjadi semakin besar hasrat belajar mereka untuk terus mencari ilmu. Pembelajaran dengan pendekatan ini juga akan menjadi lebih bermakna, menemukan situasi baru ketika belajar bersama teman-temannya dan mampu menyelasaikan permasalahan baik individu maupun kelompok. Di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ada beberapa pendekatan pembelajaran yang mampu mengaktifkan peserta didik (KTSP) dalam kelas. Diantaranya pendekatan
pembelajaran aktif, kretif, efektif dan menyenagkan
(PAKEM). Pembelajaran aktif dalam kurikulum KTSP saat ini diantaranya adalah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.61 Pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS merupakan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi-materi pembelajaran dengan kehidupan peserta didik, seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam pembelajaran dengan pendekatan ini disamping peserta didik belajar dengan menyenangkan juga dituntut untuk aktif. Peserta didik dapat aktif dan merasa senang dalam kegiatan pembelajaran karena adanya motivasi dan diarahkan pada tujuan pembelajaran secara jelas. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh juga karena memiliki motivasi yang tinggi. Penjelasan di atas bahwa peserta didik bersemangat dalam belajar karena termotivasi dan mempunyai hasrat yang tinggi untuk belajar dengan sungguhsungguh. Hal ini tidak terlepas dari peran guru dalam kelas yang menyampaikan 61
Panitia Sertifikasi Guru (PSG) LPTK Rayon IAIN Walisongo Semarang, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Op. Cit. hlm.134
38
materi dengan strategi yang jitu. Hal ini penulis memberikan indikator bahwa hasil belajar peserta didik meningkat dapat dilihat dari keaktifan mereka ketika proses pembelajaran berlangsung. G. Evaluasi Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan SETS 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar sering disebut juga prestasi belajar. kata prestasi
berasal dari Bahasa Belanda prestatie, kemudian di dalam bahasa Indonesia disebut prestasi, diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi diberi pengertian sebagai kemampuan, keterampilan, sikap dalam menyelesaikan sesuatu.62 Istilah hasil belajar itu sama dengan prestasi belajar. Hasil belajar atau prestasi belajar dapat diraih melalui proses belajar, belajar itu tidak hanya mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang memberikan pelajaran didalam kelas, atau peserta membaca buku, akan tetapi lebih luas dari kedua aktivitas diatas. Berikut ini beberapa definisi tentang hasil belajar antara lain: Menurut Mulyono Abdurrahma, “Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalalui kegiatan belajar”63. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok”64. Jadi, secara sederhana hasil belajar merupakan penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru 62
http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2b.pdf, 12/8/2008. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta 1999), hlm. 37. 64 Syamsul Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetesi Guru, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1994), hlm. 19 63
39
dan kemampuan perubahan sikap/tingkah laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar. b. Aspek-aspek Hasil Belajar Proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar mengajar. Aspek-aspek tersebut adalah aspek kognitif, afektif dan psoikomotorik65. 1)
Aspek kognitif Yaitu yang berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat kembali (menghafal) suatu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual66.
2)
Aspek afektif Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat, sikap/emosi juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma.
3)
Aspek psikomotorik Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkan gerak (skill). Untuk mencapai keberhasilan belajar ke tiga aspek tersebut tidak
harus dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan. Penggabungan tiga
aspek
tersebut
akan
dapat
diketahui
kualitas
keberhasilan
pembelajaran. Hasil Belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seorang peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Jadi, hasil belajar secara luas tentu mencakup ke tiga kawasan tujuan pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
65 66
Mudhofir, Teknologi Instruksional,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), hlm. 64-65. Ibid, hlm. 105.
40
2. Penilaian Belajar Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar sistem melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar.67 Menurut Muhibbinsyah, “evaluasi merupakan pengungkapan penyusunan deskripsi peserta didik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.68 Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terdapat dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.69 Membicarakan hasil belajar tidak bisa dipisahkan dari penilaian sebagai aktivitas di dalam menentukan tinggi rendahnya hasil, sebab evaluasi merupakan suatu tindakan untuk menentukan nilai. Untuk mengetahui prestasi belajar yang telah dicapai perlu diadakan evaluasi atau tes yang diberikan kepada peserta didik secara periodik. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan dalam pembelajaran yang wajib dilaksanakan oleh guru setelah proses pembelajaran berakhir. Hasil dari evaluasi belajar tersebut diharapkan dapat memberikan informasi tentang kemampuan yang telah dicapai peserta didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran.70 Pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS, cara mengavaluasi terbaik yaitu bila menggunakan pengevaluasian bernuansa SETS juga. Disini kita tidak hanya mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep sains (biologi) yang dipelajari, akan tetapi juga sampai pada kemampuan menalar penggunaan atau penerapan konsep yang dipelajari tersebut di samping melakukan analisis terhadap satuan atau besaran pengetahuan untuk diketahui unsur-unsurnya di samping kemampuan mensintesis unsur-unsur 67
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.20 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Rosdakarya, 2000), hlm.141 - 142 . 69 Dimyati dan Mujiono,op.cit., hlm.202. 70 http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2b.pdf, 26/9/2008. 68
41
pengetahuan yang ada untuk menjadi pengetahuan baru. Melalui cara ini, yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan peserta didiknya, diharapkan para peserta didik memiliki kemampuan tentang yang dikembangkan sesuai dengan peringkat pendidikan mereka ini. Berikut ini bentuk-bentuk evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran biologi dalam konteks SETS adalah sebagai berikut:71 (1) Bentuk tulis (paper and pencil test), sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didiknya. Bentuk tes yang di berikan dapat berupa bentuk pilihan ganda, betul salah, mencocokkan, pilihan bersyarat, atau bentuk esai. Terpenting adalah ciri khas SETS tergambar dalam butir-butir uji yang dikembangkan. (2) Bentuk tidak tulis (non paper and pencil test) (a). Bentuk observasi kegiatan; (b). Bentuk wawancara; (c). Bentuk tugas karangan kelompok atau individual; (d) Bentuk analisis bahan-bahan untuk mengetahui unsur-unsur tertentu; H. Kajian Penelitian yang Relevan Dalam pembuatan skripsi ini, penulis mencoba menggali informasi terhadap skripsi atau karya ilmiah yang lainnya yang relevan dengan permasalahan yang sedang digarap oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti baik dalam segi metode dan objek penelitian. Pertama,
skripsi
Maskur
yang
berjudul
Pengaruh
Penerapan
Pembelajaran SETS Terhadap Hasil Belajar pada Materi Kegunaan Tumbuhan Siswa Kelas II Semester I SD Al-Hikmah kecamaan Tembalang Kota Semarang
71
Achmad Binadja, 2001, op.cit., hlm. 8.
42
tahun pelajar 2006-200772. Pertama, membahas secara panjang lebar tentang kedudukan, tugas dan kompetensi guru , kedua pengaruh di terapkan pendekatan SETS terhadap hasil belajar biologi. Kajian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan ada pengaruh positif terhadap kompetensi guru dan hasil belajar biologi peserta didik. Kedua,
Isna Mulyani dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan
Aktinitas Belajar Belajar dengan Pendekatan SETS pada Pokok bahasan pencemaran Lingkungan di Kelas X-4 Semester II Abdi Negara Karang Tengah Tahun 2007-200873.Membahas bagaimana aktivitas siswa setelah di terapkan SETS dan Bagaimana korelasi peserta didik yang tidak mendapatkan pendekatan SETS dengan yang mendapatkan pendekatan SETS, penelitian ini menghasilkan adanya aktivitas yang positif pada pembelajaran biologi serta adanya korelasi yang positif peserta didik yang mendapatkan pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS Ketiga, Asih dalam skripsi yang berjudul, Meningkatkan Motivasi Siswa melalui Pendekatan SETS pada pokok Bahasan Fungi Kelas X4 Semester II SMA Walisongo Semarang tahun 2007-2008
74
, dalam skripsi ini membahas
bagaimana motivasi belajar peserta didik terhadap pelajaran biologi dan bagaimana hasilnya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan meningkatnya motivasi belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik terhadap pelajaran biologi.
72
Maskur, Pengaruh Pendekatan Pembelajaran SETS Terhadap Hasil Belajar pada Materi Kegunaan Tumbuhan Siswa Kelas II Semester I SD Al-Hikmah kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajar 2006-2007, Skripsi PGSD IKIP PGRI Semarang, ( Semarang: PGSD,2007) 73 Isna Mulyani, Meningkatkan Aktinitas Belajar Belajar dengan Pendekatan SETS pada Pokok bahasan pencemaran Lingkungan di Kelas X-4 Semester II Abdi Negara Karang Tengah Tahun 2007-2008, Skripsi S.I IKIP PGRI Semarang, ( Semarang: Fakultas Pendidikan Biologi, 2008) 74 Asih, Meningkatkan Motivasi Siswa melalui Pendekatan SETS pada pokok Bahasan Fungi Kelas X4 Semester II SMA Walisongo Semarang tahun 2007-2008,Skripsi S.I IKIP PGRI Semarang, (Senarang: Fakultas Pendidikan Biologi, 2008)
43
Sedangkan pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menitik beratkan pada kajian “Implementasi Pendekatan SETS (Science, Technology, Society and Environment) pada Pembelajaran. Biologi (Studi Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang) Maksudnya yaitu bagaimana menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama pada bidang studi biologi melalui pendekatan SETS sehingga pembelajarn biologi yang ada di kelas lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik dan tidak monoton yang pengaruhnya pada kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik serta keberhasilan peserta didik dalam belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah yang ada dalam proses pembelajaran biologidan seorang pendidik menjadi lebih kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan materi-matari kepada peserta didiknya. I. Karangka Berpikir dan Hipotesa 1. Kerangka berpikir Keunggulan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan SETS untuk memperbaiki kualitas kegiatan belajar mengajar dikelas adalah sebagai berikut: a. Materi pelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. b. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpikir kreatif dan berpikir kritis serta integratif. c. Peseta didik mampu menciptakan ide-ide baru dan teknologi sederhana. d. Melatih kerja sama dan menghargai teman kerja dan kelompok. e. Lebih banyak melibatkan siswa (peserta didik aktif dalam KBM) f. Guru menjadi acuan asah pancarian informasi bagi peserta didik (ikut belajar) g. Memberi tugas-tugas yang memacu peserta didik untuk belajar h. Memotivasi peserta didik menjadi lebih tertarik terhadap materi pembelajaran yang diberikan.
44
i. Memacu semangat peserta didik untuk aktif dalam KBM Oleh karena penerapan pendekatan berwawasan SETS dipilih sebagai alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya materi pencemaran lingkungan. 2. Hipotesa Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti, jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya75. Penelitian ini hipotesis yang diajukan yaitu “semakin baik kualitas pendekatan SETS pada pembelajaran biologi, maka evaluasi hasil belajar biologi peserta didik juga akan semakin baik. Begitu juga sebaliknya semakin rendah kualitas pembelajaran biologi, maka evaluasi hasil belajar biologi peserta didik juga semakin menurun”. Mengingat hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, maka dilakukan pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapat bukti apakah hipotesis yang diajukan itu dapat diterima atau tidak.
75
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68.
45
BAB III METODE PENELTIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta profesialisme guru dalam menangani proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan perhitungan statistik sederhana. Berdasarkan masalah yang disebutkan di muka, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pokok bahasan lingkungan dalam pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan SETS dalam pembelajaran biologi kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang pada pokok bahasan lingkungan terhadap hasil belajar peserta didik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian di tepatnya di MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang Jalan Kyai Gilang II/2 Kauman Mangkang Kulon Semarang. Dengan dasar pertimbangan sebagai berikut. a. Lokasi sekolah yang strategis, mudah dijangkau oleh kendaraan umum dan keadaan sekolah yang menarik. b. Sarana dan prasarana sekolah yang lengkap, dan semua pihak sekolah yang bersedia membantu untuk mengadakan penelitian. c. Suasana sekolah yang nyaman, tertib, dan rapi, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan memudahkan peneliti dalam mengadakan penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini diadakan selama 1 bulan terhitung mulai izin penelitian secara lisan dan tertulis dengan surat rekomendasi dari IAIN Walisongo
46
Semarang. Sedangkan pelaksanaan
penelitian atau pengumpulan data
mulai tanggal 11 Mei 2008 sampai dengan 12 Juni 2008 yaitu siswa kelas X-C terdiri atas 21 siswa putra dan 24 siswa putri. C. Subjek Penelitian Adapun subjek penelitian yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Peserta didik kelas X C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang semester II yaitu jumlah peserta didik 45 terdiri dari 21 peserta didik putra, dan 24 peserta didik putri. Faktor yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil belajarnya yang meliputi: mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, membuat keterkaitan unsur-unsur SETS, dan melakukan kegiatan untuk mencari memecahkan masalah melalui diskusi dan praktikum, membuat laporan serta mempresentasikan hasil kegiatan. Hasil belajar peserta didik meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diambil dari nilai tes, kegiatan, dan portofolio. 2. Peneliti sebagai pengamat sekaligus guru di dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan SETS. D. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research), pengertian penelitian tindakan kelas untuk mengidentifikasi
penelitian
kelas
adalah
penelitian
yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiry, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.1
1
Rochiati wiriaatdaja, Metode Penelitian tindakan kelas,untuk meningkatkan kualita skinerja guru dan dosen, (Bandung : PT Remaja rosdakarya,2005 ), hlm.11
47
Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan tidak hanya di ruang kelas, tetapi di mana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar.2 Tindakan kelas ini terdiri atas 3 siklus, setiap siklus meliputi 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Refleksi dari siklus pertama digunakan sebagai patokan untuk perbaikan tindakan pelaksanaan siklus selanjutnya. Alur penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Siklus I PERENCANAAN
PELAKSANAAN TINDAKAN
REFLEKSI
OBSERVASI
Siklus II PERENCANAAN
PELAKSANAAN TINDAKAN
REFLEKSI
OBSERVASI
Siklus III PERENCANAAN
PELAKSANAAN TINDAKAN
REFLEKSI
OBSERVASI
SELESAI Gambar 3.1 Bagan alur penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan
kelas
(PTK)
ini
terdiri
dari
tiga
siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan yang masing-masing 2
hlm. 3.
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006 ),
48
pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Jadi keseluruhan pelaksanaan tindakan kelas ini memerlukan 12 jam pelajaran. Adapun prosedur penelitian ini pada tahap perencanaan dan pelaksanaan adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan mempersiapkan hal-hal sebagai berikut: a. Persiapan. 1). Membuat silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam silabus mata pelajaran biologi konsep lingkungan memuat
standart
kompetensi,
kompetensi
dasar,
materi
pembelajaran, indikator pembelajaran, pengalaman belajar siswa, sistem penilaian/tagihan, alokasi waktu, dan alat/sarana/sumber belajar. Berdasarkan silabus, persiapan pembelajaran dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat langkahlangkah pelaksanaan pembelajaran secara rinci. 2). Mempersiapkan skenario pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran konsep lingkungan dilakukan dengan metode observasi dan diskusi melalui pendekatan SETS dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah. Setiap siklus dilakukan refleksi untuk menganalisa pelaksanaan tindakan. b. Penyusunan instrumen. Instrumen ialah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal yang dibuat peneliti sendiri, sehingga perlu diujicobakan untuk mengetahui baik tidaknya soal tersebut. Komposisi soal yang dibuat disesuaikan dengan indikator pembelajaran
konsep
lingkungan.
Langkah-langkah
penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1). Menentukan materi lingkungan.
49
(2). Menyusun kisi-kisi soal. (3).Menyusun soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditentukan, yaitu sejumlah 20 soal untuk tiap siklus. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan tahapan-tahapan tindakan sebagaimana yang tercantum dalam skenario pembelajaran. Adapun tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut. a. Siklus I Tabel 3.1 Pertemuan ke-I (2 x 45’) 3 LANGKAH
KEGIATAN GURU
A. Pendahuluan
- Absensi - Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi. - Menjelaskan indikator pencapaian kompetensi pembelajaran. - Guru menunjukkan artikel atau gambat tentang kerusakan hutan lindung dan memberi pertanyaan tentang akibat hutan lindung dan memberi pertanyaan tentang akibat penebangan hutan besar-besaran - Guru menjelaskan hubungan kegiatan manusia dan kerusakan hutan dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS - Berdasarkan ide pokok pendahuluan peserta didik diajak untuk mendefinisikan pengertian keseimbangan lingkungan. - Mengatakan pada peserta didik bahwa mereka dapat menemukan jawaban atas permasalahan tersebut melalui kegiatan diskusi. - Membagi peserta didik dalam kelompok diskudi yang terdiri dari 6 orang.
B. Kegiatan Inti
3
KEGIATAN PESERTA DIDIK - Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru
WAKTU
- Konsentrasi pada penjelasan guru, dan mengemukakan pendapat masingmasing. - Menjawab pertanyaan guru tentang prinsip keseimbangan - Melakukan diskusi
20’
Dokumen MA NU Nurul Huda Tahun Ajaran 2007-2008.
10’
45’
50
C. Penutup
Kelompok A, B, C, dan D. Bila lebih dari 4 kelompok dinamakan A-1, B-1, C-1, D1 dan seterusnya. - Sebelum melakukan diskusi , guru melakukan tanya jawab tentang prinsip keseimbangan lingkungan. - Membagi Lembar Diskusi Peserta didik (LDP) kepada Peserta didik dengan masalah yang berbedabedapada tiap kelompok. - Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan keterkaitan unsurunsur SETS yang lain. -Membimbing Peserta didik dalam diskusi dan menemaptkan siri sebagai fasilitator -melakukan penegasan konsep dan memberi tambahan yang diperlukan. - Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Mengajak Peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dengan pendekatan SETS. - Penilaian proses pembelajaran. - Memberi tugas kelompok untuk membuat laporan kerusakan lingkungan dengan disertai keterkaitan unsur-unsur SETSnya
- Menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Menganalisa pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Menulis tugas dari guru.
15’
KEGIATAN PESERTA DIDIK - Mendengarkan penjelasan guru - Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari - Mendiskusikan dan menjawab pertanyaan guru
WKT
Tabel 3.2 Pertemuan ke-II (2 x 45’) LANGKAH
KEGIATAN GURU
A. Pendahuluan
- Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat - Absensi peserta didik. - Guru memeriksa kesiapan peserta didik dalam kegiatan presentasi dan diskusi. - Menjelaskan hubungan kerusakan lingkungan dan etika lingkungan dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya. - Mengajukan pertanyaan tentang maksud bahwa
10’
51
B. Kegiatan Inti
C. Penutup
manusia menentuka kualitas lingkungan. - Mengatakan pada peserta didik bahwa nereka dapat menemukan jawaban atas permasalahan Etika Lingkungan, upaya dan tujuan manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup sesuai prinsip lingkungan. - Melakukan tanya jawab tentang prinsip etika lingkungan dan tujuan pengelolaan lingkungan. - Membagi peserta didik dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4 orang. - Membagi Lembar Diskusi Peserta didik (LDP) kepada peserta didik. - Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan keterkaitan unsurunsur SETS yang lain. - Mengarahkan diskusi dan menempatkan diri sebagai fasilitator. - Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang diperlukan. - Bersama-sama peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS. - Memberi soal tes evaluasi Siklus I
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi. - Mediskusikan materi dengan keterkaitan unsur-unsur SETS yang lain - Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi kelas.
20’
- Menjawab pertanyaan dari guru. -Menganalisis pembelajarn yang sudah ditempuh dikaitkan dengan SETS
15’
KEGIATAN PESERTA DIDIK - Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru
WAKT U 10’
30’
b. Siklus II Tabel 3.3 Pertemuan ke-III (2 x 45’) LANGKAH
KEGIATAN GURU
A. Pendahuluan
- Absensi - Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi. - Menjelaskan indikator pencapaian kompetensi pembelajaran. - Menunjukkan artikel pemanasan global - Menjelaskan hubungan
52
B. Kegiatan Inti
C. Penutup
artikel dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS - Berdasarkan ide pokok pendahuluan peserta didik diajak untuk mendefinisikan pengertian pencemaran. - Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi dengan panduan LKS I-III. Peserta didik dibagi 6 kelompok, kelompok 1dan 2 menyelesaikan LKS I, kelompok 3dan 4 menyelesaikan LKS II, dan kelompok 5,6 menyelesaikan LKS III. - Membimbing peserta didik dalam kegiatan . - guru mempertanyakan tentang penyebab pencemaran udara dan usaha mengatasinya.
- Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Mengajak peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Memberi tugas pada peserta didik untuk membuat laporan praktikum
- Konsentrasi pada penjelasan guru, dan mengemukakan pendapat masingmasing. - Berkumpul dalam kelompok diskusinya dan salng membagi tugas - Mendiskusikan materi dengan keterkaitan SETS Yang lain - Melakukan kegiatan sesuai dengan LKS dan berdiskusi dalam kelompok
20’
45’
- Mendata hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS - Mempresentasikan hasil kegiatannya, kelompok lain menyimak dan menaggapi 15’ - Menarik kesimpulan - Menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
Tabel 3.4 Pertemuan ke-IV (2 x 45’) LANGKAH A. Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
KEGIATAN GURU - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat - Absensi peserta didik - Menjelaskan tujuan pelajaran dan rencana kegiatan hari itu - Menunjukan artikel pencemaran air. - Menjelaskan hubungan pencemaran air dan idustri dengan mengkaitkan unsurunsur SETS didalamnya - Meminta peserta didik untuk merumuskan tentang polusi air - Membagi peserta didik kedalam
KEGIATAN PESERTA DIDIK - Mendengarkan penjelasan guru - Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
WK T 10’
- Kelompok yang
70’
53
C. Penutup
kelompok diskusi yang terdiri dari 6 kelompok. - Membagi LKS dengan tugas yang berbeda-beda kepada masing-masing kelompok - Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS - Membimbing peserta didik untuk praktikum pejernihan air - melakukan pengumpulan data yang diperlukan sesuai tugas dalam LKS. -Menunjuk satu kelompok untuk presentasi hasil praktikum penjernihan air pada materi pencemaran lingkungan . -Mengarahkan diskusi kelas untuk menyimpulkan pencemaran air
ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi. - Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi kelas. - Melakukan kegiatan sesuai LKS yang diberi dan berdiskusi dalam kelompok. - Mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain. - Membuat laporan hasil kegiatan - Menganalis.
- Menutup pelajaran dengan memantapkan pemahaman pencemaran dan menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Memberi tugas pada peserta didik untuk menyusun laporan dan menganalisis pembelajaran yang dikaitkan dengan SETS
- Menjawab pertanyaan pelajaranya yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- TES Evaluasi siklus 2
- menjawab soal
30
KEGIATAN PESERTA DIDIK - Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru - Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari - Mengingat pelajaran yang lalu tentang polusi - Merumuskan pertanyaan tentang polutan
WAKTU
10’
c. Siklus III Tabel 3.5 Pertemuan ke-V(2 x 45’) LANGKAH A. Pendahuluan
KEGIATAN GURU - Absensi - Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi. - Menjelaskan indikator pencapaian kompetensi pembelajaran. - Menunjukkan artikel tentang bencana tanah longsor di TPS Leuwigajah dan memberi pertanyaan tentang penyebab bencana tersebut
10’
54
- Menjelaskan hubungan kegiatan manusia dan peristiwa tanah longsor di TPS Leuwigajah dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya - Tanya jawab tentang sampah sebagi polutan - Mengarahkan pertanyaan pada peserta didik
B. Kegiatan inti - Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi dengan panduan LKS Peserta didik dibagi 9 kelompok. - Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya - Meminta peserta didik mediskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain - Membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data yang diperlukan sesuai tugas di dalam LKS - Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang diperlukan
C. Penutup
- Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Mengajak peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Menyuruh peserta didik untuk membuat laporan
- Peserta didik melakukan kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah sesuai dengan LKS dan berdiskusi dalam kelompok. - Mendiskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain. - Membuat laporan hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS dan berdiskusi dalam kelompok - Mendiskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain. - Membuat laporan hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS - Mendata hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS - Mempresentasikan hasil kegiatannya, kelompok lain menyimak dan menaggapi. - Menarik kesimpulan - Menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
20’
45’
15’
55
Tabel 3.6 Pertemuan ke-VI (2 x 45’) LANGKAH A. Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
KEGIATAN GURU - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat - Absensi peserta didik - Menjelaskan tujuan pelajaran dan rencana kegiatan hari itu - Memberi pertanyaan tentang dampak peningkatan jumlah sampah - Menjelaskan hubungan pertumbuhan populasi penduduk dan jumlah sampah dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya. - Tanya jawab pengertian daur ulang dan jenis-jenis bahan buangan. - Meminta peserta didik untuk merumuskan pertanyaan tentang daur ulang limbah - Mengatakan pada peserta didik bahwa salah satu cara untuk menemukan jawaban atas permasalahan itu adalah melalui kegiatan praktikum dan diskusi yang akan dilakukan pada hari itu. - Membagi peserta didik ke dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4 orang pada tiap kempoknya. - Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya. - Meminta peserta didik untuk mediskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain - Bersama-sama peserta didik melakukan praktikum pembuatan pupuk bokashi dan membimbing peserta didik melakukan proses tersebut. - Menyuruh peserta didik untuk melakukan diskusi dan menjawab pertanyaan dalam LKS - Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang di perlukan
KEGIATAN PESERTA DIDIK -Mendengarkan penjelasan guru - Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari - Mengingat pelajaran yang lalu tentang jenisjenis bahan buangan - Merumuskan pertanyaan tentang tindakan mengatasi masalah yang diperoleh
WKT
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi. - Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi ke - Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi yang terdiri dari 6 kelompok. - Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya. - Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS - Bersama-sama peserta didik melakukan
70’
10’
56
- Bersama-sama peserta didik.
C. Penutup
- Menutup pelajaran dengan memantapkan pemahaman pencemaran dan menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Memberi tugas pada peserta didik untuk menyusun laporan dan menganalisis pembelajaran yang dikaitkan dengan SETS
praktikum pembuatan pupuk bokashi dan membimbing peserta didik melakukan proses tersebut. - Melakukan kegiatan sesuai LKS yang diberi dan berdiskusi dalam kelompok. - Mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain. - Membuat laporan hasil kegiatan - Menganalis. - Menjawab pertanyaan pelajaranya yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Menganalis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Menjawab soal
- TES Evaluasi siklus 3
30
Tabel.3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, 3.6 Pelaksanaan tindakan kelas4 3. Observasi Observasi
merupakan
suatu
aktivitas
yang
sempit,
yakni
memperhatikan, melakukan sesuatu dengan menggunakan mata terhadap suatu objek penelitian.5 Observasi yaitu mengamati keadaan yang diajar dan sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi serta mengamati secara cermat, apa yang diteliti.6 Rochiati
Wiriaatmadja,
menyebutkan
“untuk
melakukan
pengamatan yang baik harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 4
Ibid. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006), hlm 156 6 S. Nasution, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 156 5
10’
57
a. Memperhatikan faktor penelitian yaitu kegiatan yang diamati apakah khusus atau umum. b. Menentukan kriteria yang diobservasi dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan pada pengamatan.7 Menurut Wiriaatmadja,
Hopkins
sebagaimana
mengemukakan
yang
metode-metode
dikutip
Rochiati
observasi
penelitian
tindakan kelas sebagai berikut: 1. Observasi Terbuka Apabila pengamat atau observasi melakukan pengamatan dengan mencatat segala sesuatu kejadian yang terjadi di kelas atau dicatatkan dalam lapangan. 2. Observasi Terfokus Apabila pengamatan difokuskan kepada permasalahan tertentu dalam sebuah pembelajaran baik itu kepada guru atau siswa. 3. Observasi Terstuktur Apabila penelitian dengan para mitra telah menyetujui kriteria yang diamati, maka selanjutnya tinggal menghitung berapa kali jawaban, tindakan atau sikap siswa yang sedang diteliti. 4. Observasi Sistematik Apabila peneliti merancang pengamatan beserta kualifikasinya dengan kreatif, kemudian mendiskusikan untuk mencapai tujuan bersama dengan menggunakan skala tertentu untuk memperoleh data kuantitatif yang dipakai secara terbatas yang digunakan untuk mendukung suatu analisis dalam penelitian tindakan kelas.8 Dari beberapa pendapat tentang observasi dan metode observasi di atas maka penulis kemukakan hal-hal yang akan penulis observasi dan metode-metode yang penulis gunakan sebagai berikut. a) Observasi terbuka penelti gunakan untuk mengamati semua kejadian pada proses pembelajaran Biologi dengan Pendekatan SETS. Dengan 7 8
Rochiati Wiriaatmadja, op.cit., hlm. 104-105 Ibid, hlm 110-115
58
mencatatkan semua yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar dengan mengkhususkan pada hal-hak tertentu b) Observasi terfokus peneliti gunakan untuk mengamati proses interaksi antara guru dengan peserta didik danpeserta didik dengan peserta didik ketika pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS sedang berlangsung dengan memberikan tanda dengan memberi tanda pada denah tempat duduk. c) Observasi terstruktur peneliti gunakan untuk mengamati peserta didik dalam menggunakan kemampuan berfikir, bertanya, menjawab pertanyaan, membuat keterkaitan unsur-unsur SETS, melakukan kegiatan pemecahan masalah, membuat laporan, mempresentasikan hasil kegiatan yang dimiliki dalam belajarnya pada pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS. d) Observasi sistematis peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang tingkat hasil belajar yang dihasilkan setelah pembelajaran biologi dengan Pendekatan SETS. Obeservasi sistematis ini penulis lakukan dengan memberikan tes formatif kepada peserta didik setelah satu minggu
pembelajaran
berlangsung
tanpa
ada
pemberitahuan
sebelumnya sehingga dalam tes ini peserta didik hanya bergantung pada ingatannya tentang pelajaran pada minggu sebelumnya. Materi tes yang diberikan sama seperti konsep yang telah diajarkan sehingga konsep yang masih diingat dan yang dilupakan dapat ditentukan dengan demikian tingkat hasil belajar peserta didik dapat diketahui. 4. Refleksi Pada tahap refleksi dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Menganalisis hasil tes setiap siklus. Hasil analisis disimpulkan apakah sudah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan penelitian tindakan kelas atau belum. Apabila simpulan yang didapat dari hasil analisis belum memenuhi indikator kinerja atau peningkatan hasil belajar yang diharapkan belum tercapai, maka dicari upaya pemecahan dan tindakan untuk dapat meningkatkan
59
hasil belajar peserta didik pada siklus selanjutnya. Fungsi dari refleksi ini untuk perbaikan pembelajaran dengan melihat hasil belajar peserta didik. 2. Menganalisis lembar observasi peserta didik, hasil belajar peserta didik siklus I untuk mengadakan perbaikan-perbaikan tindakan pada siklus II, kemudian diadakan perbaikan lagi pada pada siklus selanjutnya. E. Metode Pengambilan Data. 1. Data. Sumber data penelitian ini adalah guru, peserta didik dan dokumentasi. 2. Jenis Data. Jenis data yang didapatkan meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. a. Data kuantitatif terdiri dari : (1) hasil belajar peserta didik, dan (2) keaktifan dan kinerja peserta didik selama proses pembelajaran. b. Data kualitatif terdiri dari: (1) kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, dan (2) Tanggapan peserta didik tentang proses pembelajaran
biologi
pokok
bahasan
lingkungan
dengan
pendekatan SETS. 3. Cara Pengambilan Data a. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Metode Interview/ Wawancara. Metode
wawancara
merupakan
proses
memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab, bertatap muka antara penanya atau pewawancara, penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).9
9
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), hlm. 234.
60
2) Metode Observasi. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.10 Pengumpulan data ini menggunakan teknik partisipan artinya peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh guru. 3) Metode Dokumentasi. Metode
dokumentasi
merupakan
mencari
data-data
mengenai variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, bukubuku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan
sebagainya.11
Metode
dokumenter
diperlukan
untuk
mendapatkan data berupa nama peserta didik, jumlah peserta didik dan daftar biologi kelas X-C semester ganjil tahun ajaran 20072008. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mencari data-data berupa tulisan-tulisan yang berhubungan dengan obyek penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini, serta digunakan sebagai metode penguat dari hasil metode interview dan observasi 4) Metode tes. Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada peserta didik dengan maksud mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka.12 Metode tes diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa13 . tes yang diberikan berupa tes pilihan ganda dengan 5 option (a, b, c, d dan e ).
10
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Yogyakarta : Yayasan Fak. Psikologi UGM, 1993) hlm. 136 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2002), hlm. 231. 12 Margono, Op.cit. , hlm. 170 13 Suharsimi Arikunto, 2007,op.cit., hlm. 223.
61
F. Metode Analisis Data Semua data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan deskriptif prosentase. Hasil penelitian dianalisis tiga kali, yaitu analisis rata-rata kelas, ketuntasan belajar secara individual dan ketuntasan belajar secara klasikal. 1. Rata-rata kelas Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada masing-masing siklus menurut Arikunto sebagai berikut:14. Χ=
∑Χ Ν
Keterangan:
Χ
= nilai rata-rata kelas
∑Χ
= jumlah nilai peserta didik
N
= banyaknya peserta didik
2. Ketuntasan belajar secara individual Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individual apabila telah mencapai nilai 6,5 ke atas. Demikian peserta didik yang memperoleh nilai 6,5 secara individual telah tuntas belajarnya. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individual menurut Ali sebagai berikut:15
NS =
∑b ∑n
Keterangan NS
= Nilai ketuntasan belajar secara individual
∑b
= jumlah skor jawaban benar setiap peserta didik
∑n
= jumlah item soal
3. Ketuntasan belajar secara klasikal. Nilai post test diperoleh setelah diadakan tindakan kelas, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta 14 15
hlm. 38.
Ibid., hlm. 264. M, Ali. Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi.( Bandung : Angkasa, 1998),
62
didik, rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal menurut Ali sebagai berikut:16
Ρ=
∑ n1 x 100% ∑n
Keterangan: P
= nilai ketuntasan belajar
∑ n1
=
jumlah peserta didik tuntas belajar secara individual
(nilai 6,5 ke atas)
∑n
= jumlah total peserta didik
G. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dari penelitian ini didasarkan pada Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang ditetapkan KTSP MA NU Nurul Huda Semarang untuk mata pelajaran biologi kelas X-C, yaitu apabila nilai peserta didik secara individu telah mencapai pemahaman materi 65% dan indikator keberhasilan kelas apabila 85% dari seluruh peserta didik dalam kelas tersebut telah mencapai nilai 65. 1. Bagi Guru - Kinerja guru dalam melakukan pembelajaran bervisi SETS di sekolah. - Guru yang tergabung dapat menyusun perangkat pembelajaran. 2. Bagi Peserta didik -
Membuat tulisan majalah dinding, artikel beserta foto atau gambarnya, memperkenalkan jenis, bentuk, dan dari lingkungan.
-
Mengemukakan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
-
Peserta didik mampu mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup ke bentuk teknologi guna kepentingan masyarakat.
16
Ibid.
63
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat Tempat penelitian ini adalah di MA Nurul Huda Mangkang yang terletak di jalan Kyai Gilang II/2 Kauman Mangkang Kulon Semarang. Suasana belajar pada sekolah ini sangat mendukung karena banyak sumber belajar. Di lingkungan sekitar MA NU Nurul Huda Semarang, terdapat sawah, sungai, lapangan rumput, kebun sekolah dengan koleksi beraneka macam tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar materi lingkungan melalui pendekatan SETS. Tempat-tempat tersebut dapat dimanfaatkan sumber belajar alternatif bagi peserta didik dalam pembelajaran biologi materi pokok lingkungan. Selain itu tidak jauh dari sekolah terdapat kebun binatang Mangkang Semarang yang dapat dikunjungi peserta didik untuk pembelajaran tentang materi lingkungan. Karena letak kelasnya diatur sedemikian hingga jauh dari tepi jalan raya, melalui sarana dan prasarana yang lengkap dan lokasi yang sangat luas bisa mendukung terciptanya proses pembelajaran biologi yang baik. Penelitian ini mengambil tempat di kelas X-C yang terletak pada deretan kelas bagian atas menghadap arah utara. Suasana kelas yang bersih, rapi dan udara yang sejuk sehingga suasana belajar nyaman dan menyenangkan. Jumlah peserta didik 45 yang terdiri dari 21 peserta didik putra dan 24 peserta didik putri. Hasil observasi sebelum diadakan tindakan penelitian dengan mengadakan wawancara dengan guru bidang studi biologi
kelas X serta
melihat data dari Bimbingan Konseling (BK). Pada kelas X terdapat 3 kelas yaitu X-A, X-B, X-C. Dari 3 kelas yang ada, kelas X-C merupakan kelas yang peserta didiknya nilai rerata ketuntasan belajar biologi belum tercapai. Selain itu peserta didik mempunyai tingkat hasil belajar tergolong rendah setelah pembelajaran. Hal ini ditunjukkan ketika kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik tentang konsep
64
dan materi pelajaran yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik tidak mampu menjawab dengan baik dikarenakan lupa, meskipun ada yang mencoba menjawab tetapi dengan membuka kembali buku catatannya. Hal ini disebabkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya dengan metode ceramah yang dipraktikan guru di depan kelas dan papan tulis. Penerapan pembelajaran biologi materi pokok lingkungan
dengan
pendekatan SETS, peserta didik tampak lebih kreatif, aktif dan mudah mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan materi pokok lingkungan. Adanya pendekatan SETS peserta didik tampak serius dalam diskusi kelompok untuk
memahami
bagaimana
mengkaitkan
materi
pelajaran
dengan
menghasilkan bentuk teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat serta bagaimana dampak negative dan positifnya bagi lingkungan. Beberapa peserta didik ada yang hanya menggantungkan pada pekerjaan temannya karena merasa hanya perwakilan kelompok saja cukup. Bagi peserta didik yang berpotensi dengan mudah mengkaitkan materi pokok lingkungan melalui pendekatan SETS dan sebagian ada yang memerlukan bimbingan. B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil dan observasi yang telah peneliti lakukan bersama dengan kolaborator penelitian yaitu guru bidang studi biologi kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang. Setelah diadakan diskusi evaluasi pada setiap tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ketuntasan belajar peserta didik, serta bagaimana kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik, pendekatan ini mengefektifkan belajar yang melibatkan semua indera yang dimiliki peserta didik, yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil penelitian sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan identifikasi masalah, dan hasil identifikasi diketahui bahwa kelas X-C MA NU Nurul Huda Semarang mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran biologi, ditandai dengan hasil belajar rendah dan tidak mencapai ketuntasan belajar. Pemecahan masalah diupayakan dengan melakukan pembelajaran menggunakan
65
pendekatan SETS. Selanjutnya guru menyusun perangkat pembelajaran berupa : Silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, perangkat penilaian unjuk kerja dan sikap dan soal-soal tes. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I Pelaksanaan
tindakan
siklus
I
mengacu
pada
rencana
pembelajaran siklus I, yaitu meliputi 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru menerangkan materi jika dikaitkan dengan pendekatan SETS, kemudian peserta didik diajak observasi di lingkungan sekitar sekolah, lalu mengajak masuk kelas, untuk berdiskusi memahami materi lingkungan dengan panduan
artikel. Peserta didik dibagi menjadi 6
kelompok masing-masing beranggotakan 7-8 peserta didik. Selanjutnya hasil observasi diprensentasikan melalui diskusi kelas pada pertemuan kedua, kemudian evaluasi siklus I. Pada siklus I rerata hasil belajar peserta didik yaitu 62,33 dan kentuntasan belajar mencapai 63 %, ini berarti peserta didik belum tuntas hasil belajarnya. b. Siklus II Pada siklus II, berdasarkan hasil refleksi siklus I dilakukan pembelajaran dengan langkah-langkah perbaikan tindakan siklus II. Pembelajaran terdiri atas 3 pertemuan meliputi : pertemuan pertama peserta didik diajak untuk menyebutkan macam-macam, penyebab pencemaran lingkungan disekitar sekolah, lingkungan secara global, dan megkaitkan unsur-unsur SETS
pada materi yang dipelajari dengan
kehidupan sehari- hari. peserta didik diajak observasi ke lingkungan sekitar sekolah untuk melakukan pengamatan pada sungai, selokan, sawah dan mengambil airnya untuk di uji PH nya serta peserta didik diajak berpikir mengkaitkan materi dengan unsur SETS kemudian praktek penjernihan air. Pada pertemuan kedua, dilakukan evaluasi siklus 2.
66
c. Siklus III Pada siklus III berdasarkan hasil refleksi siklus II di lakukan pembelajaran dengan langkah-langkah perbaikan tindakan siklus III. Pembelajaran terdiri atas 2 pertemuan meliputi : pertemuan pertama guru menjelaskan kerusakan lingkungan, pemanfaatan daur ulang, peserta didik diminta merumuskan kerusakan lingkungan, daur ulang dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS dengan panduan arikel serta LKS. Pertemuan kedua, peserta didik melakukan praktikun pembuatan pupuk bokashi, pemberian tes siklus III, pengisian tanggapan peserta didik tentang proses pembelajaran melalui pendekatan SETS. 3. Observasi Pada tahap observasi dilakukan tes hasil belajar setiap siklus, penilaian unjuk kerja dan sikap peserta didik, observasi kinerja guru, observasi aktivitas peserta didik, dan jajak pendapat peserta didik selama proses pembelajaran melalui curah pendapat. Adapun hasil penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada tabel 4.1,4.2, dan 4.3 a. Tes Hasil Belajar Analisis terhadap tes hasil belajar peserta didik untuk ranah kognitif tampak pada tabel berikut. Tabel 4.1 Nilai Tes Hasil Belajar Peserta didik ( ranah kognitif ) No
Jenis Penilaian
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Nilai tertinggi
70
85
95
2.
Nilai terendah
45
55
60
3
Nilai rata-rata
62,33
69,07
72,91
4
Prosentase ketuntasan belajar kelas
63%
86%
98%
b. Penilaian Aktivitas Peserta didik ( ranah afektif dan psikomotorik ) Hasil penilaian guru terhadap aktivitas siswa dalam melakukan unjuk kerja observasi pada pembelajaran materi Lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.2
67
Tabel 4.2. Nilai aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran No
Keaktifan yang dilakukan peserta didik
Siklus I
Siklus I
Siklus II
1.
Mengajukan pertanyaan
37,78%
60%
84,44%
2.
Menjawab pertanyaan guru
31,11%
60%
91,11%
3
Mengemukan pendapat
48,89%
64,44%
88,89%
4.
Membuat keterkaitan unsure-unsur SETS
62,22%
75,55%
100%
5.
60%
77,77%
93,33%
6.
Melakukan kegiatan pemcehan masalah Membuat laporan
66,67%
75,55%
100%
7.
Mempresentasikan hasil kegiatan
62,22%
93,33%
100%
Rata-rata
52,67%
72,37%
93,96%
untuk
mencari
4. Refleksi Berdasarkan data hasil tes siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus I. Dengan menggunakan pendekatan SETS pokok bahasan lingkungan, rerata nilai hasil belajar 62,33
dengan
ketuntasan belajar kelas meningkat dari 63%. Hasil yang dicapai pada siklus I belum memenuhi indikator dalam penelitian ini yaitu 65 % C. Pembahasan 1. Siklus I Kenyataan bahwa hasil belajar peserta didik pada pembelajaran siklus I dengan kentuntasan 63 % belum dapat mencapai indikator kinerja dalam pembelajaran. Ada 17 peserta didik yang belum tuntas hasil belajarnya, ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : a. Sebagian peserta didik belum aktif dalam kegiatan observasi di luar kelas untuk mengamati objek-objek yang digunakan sebagai sumber belajar . Peserta didik tersebut tidak melakukan sendiri kegiatan pengamatan dan pencatatan data observasi, tetapi menggantungkan pada peserta didik lain dalan kelompoknya. b. Jumlah peserta didik dalam kelompok terlalu besar yaitu 7-8 orang menyebabkan kecenderungan ada peserta didik yang tidak aktif dalam
68
kelompoknya sehingga kegiatan pembelajaran belum seperti yang diharapkan. c. Guru dalam appersepsi tidak menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran, sehinga peserta didik kurang memahami hakekat atau tujuan kegiatan observasi di lingkungan. d. Sebagian peserta didik kurang bisa memahami materi dengan pendekatan SETS di mana peserta didik diajak untuk berpikir secara global untuk memecahkan masalah yang ada dan mengaplikasikan materi dalam bentuk teknologi serta bagaimana dampak negatip dan positifnya bagi lingkungan. Peserta didik terbiasa dengan materi yang disajikan guru dengan metode ceramah. 2. Siklus II Langkah-langkah perbaikan tindakan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk meperbaiki hasil belajar pada siklus I adalah sebagai berikut. a. Dalam appersepsi guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikatorindikator yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar peserta didik memahami hakekat atau tujuan yang hendak dicapai setelah proses pembelajaran. b. Jumlah peserta didik dalam kelompok diperkecil dari 7-8 orang menjadi 4-5 orang. Hal ini dilakukan agar semua peserta didik dalam kelompok aktif dan memudahkan koordinasi dalam kelompoknya. c. Peserta didik melakukan praktikum pencemaran air yaitu dengan membuat teknologi sederhana alat penjernihan air. d. Memberi motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik dituntut untuk serius dan teliti dalam kegiatan observasi, diskusi, tanya jawab, praktikum. e. Setiap menutup pelajaran guru melakukan penegasan konsep-konsep penting yang disimpulkan dalam diskusi kelas. Hal ini dilakukan agar pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep penting pokok
69
bahasan lingkungan yang didapat dalam proses pembelajaran dengan pendekatan SETS dapat bermakna dan dipahami semua peserta didik. Langkah-langkah perbaikan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran siklus II memberi dampak peningkatan hasil belajar peserta didik. Hasil tes yang diperoleh setelah pembelajaran siklus II menunjukkan rerata 69,07 dan 86 % peserta didik mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus II ini masih ada 7 peserta didik yang belum tuntas hasil belajarnya, sehingga pada siklus III diadakan perbaikan lagi. Agar pembelajaran dirasa tidak membosankan dan menumbuhkan semangat belajar peserta didik maka pada siklus III ada kegiatan praktikum. Pada siklus III ini langkah tindakan untuk menperbaiki siklus II adalah sebagai berikut a. Dalam appersepsi guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikatorindikator yang harus dicapai, dengan memberi contoh keterkaitan SETSnya. b. Peserta didik melakukan praktikum daur ulang limbah daun untuk di buat pupuk bokashi c. Memberi motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik dituntut untuk serius dan teliti dalam kegiatan observasi, diskusi, tanya jawab, praktikum. d. Pelaporan hasil observasi, diskusi, praktikum yang mengkaitkan materi dengan unsur-unsur SETS dibuat secara individu, bukan perkelompok seperti pada siklus II. Hal ini dilakukan agar setiap peserta didik aktif dalam melakukan pembelajaran biologi, menghindarkan adanya peserta didik yang menggantungkan hasil pencatatan dari peserta didik lain dalam kelompoknya. e. Setiap menutup pelajaran guru melakukan penegasan konsep-konsep penting yang disimpulkan dalam diskusi kelas. Hal ini dilakukan agar pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep penting pokok bahasan lingkungan yang didapat dalam proses pembelajaran dengan pendekatan SETS dapat bermakna dan dipahami semua peserta didik
70
Dengan langkah-langkah perbaikan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran siklus III memberi dampak peningkatan hasil belajar peserta didik. Hasil tes yang diperoleh setelah pembelajaran siklus III menunjukkan nilai rata-rata 72,91 dan 98% peserta didik mencapai ketuntasan belajar. Keberhasilan pencapaian ketuntasan
belajar kelas pada akhir
pembelajaran siklus III disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : 1) Peserta didik lebih aktif dalam diskusi dan teliti melakukan observasi atau praktikum yang dipelajari, sehingga pemahaman peserta didik pada materi pelajaran lebih meningkat. 2) Peserta didik merasa lebih senang dan antusias dalam belajar karena mendapat suasana baru dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang biasanya duduk di dalam kelas dalam belajar, menjadi lebih aktif belajar karena pembelajaran yang bervariasi didalam dan di luar kelas dengan menggunakan pendekatan SETS. 3) Penegasan konsep penting dalam diskusi hasil observasi oleh guru menjadikan pemahaman peserta didik pada materi pembelajaran menjadi lebih jelas dan konkret. Peningkatan hasil belajar peserta didik dari sebelum dan setelah tindakan siklus I, siklus II dan siklus III membuktikan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan SETS membuat peserta didik memperoleh pengalaman belajar secara langsung, belajar memecahkan masalah, menghasilkan bentuk teknologi serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan SETS ini dapat memberikan alternatif bagi guru dan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan tidak membosankan. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS memberikan hasil belajar yang lebih baik dan menguatkan hasil belajar sehingga konsep yang di pelajari tidak mudah dilupakan. Peningkatan pemahaman peserta didik terhadap konsep yang sedang dipelajari sangat dipengaruhi oleh keaktifan dan keterlibatan
71
peserta didik sendiri. Keberhasilan belajar peserta didik ditentukan oleh keaktifan dan keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar, belajar harus dilakukan peserta didik secara aktif, baik individual maupun kelompok, dan guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Penilaian ranah psikomotorik diperoleh dengan mengamati aktivitas peserta didik dalam melakukan observasi, menilai laporan hasil observasi dan aktifitas siswa saat mendiskusikan hasil observasi. Aspek-aspek penilaian unjuk observasi adalah : a) Mengajukan pertanyaan, b) Menjawab pertanyaan, c) Mengemukakan pendapat, d) Membuat keterkaitan unsur-unsur SETS, e) Melakukan kegiatan untuk mencari pemecahan masalah, f) Membuat laporan g) Mempresentasikan hasil kegiatan. Analisis data keaktifan peserta didik
dalam praktek atau
untuk kerja peserta didik dalam kegiatan observasi di lingkungan sekolah maupun praktikum pencemaran udara dan air, disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai praktek atau unjuk kerja dari siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I rata-rata nilai keaktifan adalah 52,67. Setelah diadakan langkah-langkah perbaikan tindakan pada siklus II, memberi dampak positif pada peningkatan hasil penilaian praktek atau unjuk kerja, rata-rata nilai unjuk kerja peserta didik mencapai 72,37. Pada siklus III rata rata nilai unjuk keaktifan peserta didik meningkat dari 72,37 menjadi 93,96. Data hasil penilaian keaktifan peserta didik menunjukkan peningkatan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Dengan pemberian motivasi oleh guru secara terus menerus pada peserta didik tentang pengembangan
sikap
ilmiah
dalam
proses
pembelajaran,
menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik dalam setiap siklus
72
pembelajaran. Diharapkan peserta didik akan selalu menjaga dan mengembangkan sikap ilmiah tidak hanya pada saat proses pembelajaran, tetapi sikap tersebut tertanam dan direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari serta menghasilkan bentuk teknologi sederhana diimbangi dampak positif dan negatifnya bagi lingkungan. Pendapat peserta didik tentang proses pembelajaran dengan pendekatan SETS, digali dengan memberikan tanggapan peserta didik pada peserta didik setiap siklus. Dari data analisis tanggapan pembelajaran biologi dengan menggunakan pendekatan SETS lebih disenangi dan lebih menarik sebagian besar peserta didik. Peserta didik merasa lebih termotivasi dalam belajar, tetapi ada sebagian kecil peserta didik yang merasa tidak senang karena dibebani tugas menyusun laporan hasil observasi. Data pendapat peserta didik juga menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik lebih memahami pokok bahasan lingkungan dengan pendekatan SETS. Peningkatan hasil belajar peserta didik tidak lepas dari peran guru dalam membimbing proses pembelajaran. Data analisis observasi kinerja guru
dapat
disimpulkan
bahwa
kinerja
guru
dalam
pembelajaran pokok bahasan lingkungan dengan menggunakan pendekatan SETS adalah sebagai berikut. (1) Kinerja guru sudah sesuai dengan skenario yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). (2) Guru melakukan persiapan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran,
dibuktikan
dengan
tersedianya
perangkat
pembelajaran meliputi : silabus, lembar kerja siswa, perangkat tes, angket siswa dan lembar observasi. (3) Melakukan proses pembelajaran dengan baik meliputi tahap pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. (4) Pemilihan metode pembelajaran sesuai dengan materi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran.
73
Faktor kinerja guru yang baik, membawa dampak positif pada peningkatan kognitif ,afektif, dan pdikomotorik peserta didik dalam belajar, maka hasil belajar peserta didik menjadi lebih optimal. Peningkatan hasil belajar peserta didik yang terjadi setelah tindakan pembelajaran siklus I, siklus II, dan siklus III menunjukkan bahwa pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS pada pokok bahasan Lingkungan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
74
BAB V PENUTUP A. Simpulan Deskripsi data dan analisis penelitian tentang “Implementasi Pendekatan SETS ( Science, Environment, Technology, and Society ) pada Pembelajaran Biologi ( Studi Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang), bab I sampai IV maka pada akhir skripsi ini dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik lingkungan pada pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS, peserta didik diminta menghubungkaitkan antara unsur-unsur SETS dengan materi pelajaran sehingga peserta didik memperoleh kesempatan untuk membangun pengetahuan baru, pemahaman, dan pengalaman yang sebenarnya berlandaskan pada pengetahuan yang dimilikinya, sehingga peserta didik diajak berpikir secara aktif dengan menghasilkan bentuk teknologi
sederhana
yang
bermanfaat
bagi
masyarakat
serta
memperhatikan dampak negatife dan positifnya terhadap lingkungan juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sinilah kemampuan berfikir (kognitif), sikap (afektif), ketrampilan (Psikomotorik) peserta didik berperan. 2. Keberhasilan penerapan pendekatan pembelajaran melalui pendekatan Science,
Environment,
Technology,
and
Society
(SETS)
sebagai
pendekatan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang ditunjukan dengan adanya perubahan kemampuan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu kesiapan dan keaktifan pada saat proses pembelajaran, juga ditunjukkan adanya peningkatan nilai skor tes akhir dari masing-masing siklus. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor yang diprosentasekan. Prosentase peningkatan hasil belajar dari siklus 1, siklus II sampai siklus III yaitu dari 63%, 86%, 98% dan diatas rerata yang ditentukan yaitu 65 %. Sedangkan peningkatan tes akhir dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat dari nilai rerata pada masing-masing siklus yaitu 62,33 meningkat menjadi 69,07.
75
Pada siklus II dengan nilai rerata 69,07 menjadi 73,91 dan peningkatan tersebut diatas sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65. B. Saran Mengingat pentingnya pendekatan SETS pada pembelajaran biologi untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik, maka peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai berikut: 1. Pada Guru Biologi a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi tersampaikan secara maksimal. b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. c. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan SETS pada mata pelajaran biologi agar dapat dilakukan tidak hanya sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan secara kontinyu sebagai program untuk meningkatkan semangat dan mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran 2. Pihak sekolah a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional serta membekali
diri
dengan
pengetahuan
yang
luas,
karena
sesungguhnya kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yang akhirnya
76
akan dapat menghasilkan peserta didik yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlaqul karimah yang mampu berdampak positif pada perkembangan dan kemajuan sekolah. C. Penutup Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penusunan skripsi ini. Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran-saran yang penulis ungkapkan diatas diharapkan menjadi koreksi dan bagan pertimbangan bagi MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang. Peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta 1999. Ali, M, Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi, Bandung : Angkasa, 1998. Alqur'an dan Terjemahnya, (Saudi Arabia : Mujamma' Al Malik Fahd Li Thiba'at Al Mush-haf, Asy-syarif Medinah Munawwarah, 1415H/1994 M. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006. ________________, et.al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. ________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Aryulina, Diah, et.al., Biologi 1 SMA dan MA untuk kelas x KTSP Standar 2006, Erlangga: PT. Gelora Aksara Pratama, 2007. Asih, Meningkatkan Motivasi Siswa melalui Pendekatan SETS pada pokok Bahasan Fungi Kelas X4 Semester II SMA Walisongo Semarang tahun 2007-2008,Skripsi S.I IKIP PGRI Semarang, (Senarang: Fakultas Pendidikan Biologi, 2008. Bahri, Syaiful, Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :Rineka Cipta, 1997. Bahri, Syaiful, Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Bahri, Syamsul, Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetesi Guru, Jakarta : Rineka Cipta, 1994. Binadja, Achmad, (1999b),Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks kehhidupan dan Pendidikan Yang Ada.Makalah ini disajikan dalam Seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES, 14-15 Desember 1999. ______________, (2000a), SETS dan Pembelajaran Biologi (SETS and Learning Biology) Makalah disajikan dalam seminar lokakarya pendidikan SETS untuk biologi diselenggarakan oleh MGMP Biologi kodya Semarang. ______________,(1999a) Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks Kehidupan dan Pendidikan yang ada. Makalah ini disajika dalam seminar lokakarya pendidika SETS, kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan Unnes, Semarang14-15 Desember 1999. _____________, Cakupan Pendidikan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) untuk Bidang Sains dan Non Sains,Makalah disajikan dalam seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES,14-15 Desember 1999 Semarang.
_____________, Pembelajaran Biologi dan Evaluasi dalam konteks SETS, makalah disajikan dalam seminar lokakarya pengembangan bahan pembelajaran biologi dalam konteks SETS, siselenggarakan oleh PGBS,Depdinas Jateng, RECSAMAS, dan MGMP Biologi sekaresidenan Surakarta, 31 Maret 2001. _____________, Pendidikan SETS (Science, environment, technology and Society), Penerapannya pada Pengajaran, Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS Untuk Bidang sains dan Non Sains UNNES, Semarang 14-15 Desember 1999. _____________, SETS Education for the Secondary Level, Regular Course, 04 Oktober-13 November, 1999. Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran Berbasis portofolio Biologi, Bandung : PT Genesindo, 2003. Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi, Bandung: Genesindo, 2003. Darsono, Max, et.al., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP PGRI, 2001. Depdikbud, Perangkat Pembelajarn Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA, Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006. Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA dan MA, Jakarta: Depdiknas, 2003. Dokumen MA NU Nurul Huda Tahun Ajaran 2007-2008. Dwijoseputro,D, Ekologi Manusia dengan Lingkungannya, Jakarta: Erlangga, 1999. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta : Yayasan Fak. Psikologi UGM, 1993. HamaIik, Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bumi Aksara:Bandung, 2000. Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi aksara, 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, 12/8/2008. http://images.google.co.id/edukasi.DG/5/9/2008 http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2b.pdf, 12/8/2008. http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2b.pdf, 26/9/2008. http://www.KTSP/IPA/MA.co.id/phtml,23/9/2008. http://www.metode.SETS.co.id/phtml.01/06/08.
http://www.walhi.or.id/attachment/.jpg 23/6/2007. http:www.pdpersi.co.id/images/news/content/sampah.jpg,23/5/2007
Ihsan, Fuad, Dasar Kependidikan Komponen MKDK, Jakarta : Rhineka Cipta, 2005. Isna Mulyani, Meningkatkan Aktinitas Belajar Belajar dengan Pendekatan SETS pada Pokok bahasan pencemaran Lingkungan di Kelas X-4 Semester II Abdi Negara Karang Tengah Tahun 2007-2008, Skripsi S.I IKIP PGRI Semarang, Semarang: Fakultas Pendidikan Biologi, 2008. Jauhari, Hari Muchtar, Fiqih Pendidikan, Bandung: PT. Rosda Karya, 2005. M.U, Usman, Menjadi Guru Profesional, Jakarta: PT.Remaja Rosdakaryaa,2002. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Maskur, Pengaruh Pendekatan Pembelajaran SETS Terhadap Hasil Belajar pada Materi Kegunaan Tumbuhan Siswa Kelas II Semester I SD Al-Hikmah kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajar 2006-2007, Skripsi PGSD IKIP PGRI Semarang, Semarang: PGSD,2007. Mudhofir, Teknologi Instruksional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999. Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol Ila al Manahij Wa Turuqu al Tadris, Mekkah: Darul Liwak, t.t. Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya, 2000. Mujiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung : remaja Rosdakarya, 2003 __________, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan KBK, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. Musahir, Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi, Jakarta: CV.Irfandi Putra, 2003. Nasution, S, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990. Panitia Sertifikasi Guru (PSG) LPTK Rayon IAIN Walisongo Semarang, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, SMP/MTS, dan SMA, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2006. Rochiati wiriaatmadja, Metode Penelitian tindakan kelas,untuk meningkatkan kualita skinerja guru dan dosen, Bandung : PT Remaja rosdakarya,2005. Rosdijati, Nani, Kegiatan Belajar Mengajar Efektif, Semarang:Depdiknas,2006.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 2002. Soenaryo,S.H, Al Quran dan Terjemahan, Depag RI Jakarta, 2002. Supriyadi, Panduan Belajar biologi kelas 12 IPA SMA, Primagama: Smart solution, 2006. T. Morgan, Cliffot, Introduction To Psycology, New york:Mc Grow Hill Bokk Company,1971. Udin S.Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, Terbuka, 2001.
Jakarta: Universitas
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Bandung: Fokus Media, 2006. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1, Jakarta: Kencanaaa, 2004.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Fitriani Mubarokah
Tempat / Tanggal Lahir
: Pemalang, 11 Juni 1986
Alamat Asal
: Ds. Meteseh Krajan Barat RT 02 RW 01 Kec.Boja Kab. Kendal
Jenjang Pendidikan : 1. MI NU Nurul Huda 01 Boja
Lulus Tahun
1998
2. MTs Al Ma’arif NU Boja
Lulus Tahun
2001
3. MAN Pemalang
Lulus Tahun
2004
4. IAIN Walisongo Semarang
Angkatan
2004
Semarang, 22 Januari 2009 Penulis,
Fitriani Mubarokah 043811153/3104153
SILABUS
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
SATUAN PENDIDIKAN : MA NU NURUL HUDA SEMARANG KELAS/ SEMESTER Standar Kompetensi
: X/ 2 : 4.Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
KOMPENTENSI
INDIKATOR
DASAR
MATERI
PENGALAMAN
ASPEK
ALOKASI
SARANA/
PRODUK
POKOK
BELAJAR
PENILAIAN
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
BELAJAR 4.3 Peserta didik
- Peserta didik
A. Perubahan
- Melakukan kajian
Jenis tagihan: - Tugas
2 x 45’
- Buku paket
- Koleksi
dapat
mampu
lingkungan
pustaka dari
mengkaitkan
mengidentifikasi
- Keseimbangan
berbagai sumber
unsur-unsur
contoh-contoh
SETS dalam
perubahan
materi pokok
lingkungan yang
lingkungan
perubahan
lingkungan yang
terjadi akibat
akibat alam
lingkungan
- Artikel
dipelajari dengan
kegiatan manusia.
dan kegiatan
- Melakukan
tentang
- Membuat
identifikasi
masalah
contoh-
dampak adanya
lingkungan
contoh
contoh kehidupan
- Peserta didik
lingkungan - Perubahan
manusia
kelompok
untuk menemukan
- Performans
contoh-contoh
- Soal subyektif
Biologi
produk
kelas X.
penugasan
- LKS tentang
(laporan
konsep
pengamatan
lingkungan
dan diskusi kelompok)
nyata yaitu
mampu
tentang kegiatan
mengidentifikasi
perubahan
perubahan
dari internet
kerusakan
manusia dan
berbagai dampak
lingkungan
lingkungan bagi
/ media
lingkungan
perkembangan
akibat aktivitas
lingkungan dan
cetak.
dengan
teknologi yang
manusia
masyarakat.
mempengaruhi
- Peserta didik
- Dampak
- Mendiskusikan
-Wijaya Jati,
dikatkan
Aktif
dengan SETS
kerusakan atau
mampu
prinsip
Biologi
kelestarian
menganalisis
keseimbangan
pelajaran
lingkungan.
pengaruh bahan
lingkungan
pencemaran
biologi
- Mendiskusikan
untuk
terhadap
keterkaitan unsur -
SMA/MA,
organisme tertentu
unsur SETS dalam
Ganeca,200
materi yang di
7
pelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dan perkembangan teknologi serta pengaruhnya terhadap perubahan lingkungan
B. Etika Lingkungan a.Mengidentifikasi
- Prinsip-prinsip
a. Mendiskusikan
a. Jenis tagihan
upaya manusia
yang dapat
tentang prinsip-
: tugas
dalam pengelolaan
menuntun
prinsip yang dapat
kelompok
lingkungan hidup
sikap manusia
menuntun sikap
yang sesuai
dalam
manusia dalam
instrumen :
dengan prindip
menerapkan
menerapkan etika
Soal subyektif
etika lingkungan
etika
lingungan.
b. Menjelaskan
lingkungan.
b. Mendiskusikan
b.Bentuk
c. Contoh Instrumen:
4 x 45
tujuan
-Upaya manusia
penggelolaan
dalam
lingkungan hidup
pengeloolaan
tujuan pengelolaan lingkungan hidup. c. Disajikan suatu
Jelaskan usahausaha yang dapat dimulai
c. Menjelaskan
lingkungan
kasus, misalnya
dari dirimu
beberapa yang
hidup yang
penyelundupan
sendiri dalam
dapat menuntun
sesuai dengan
hewan langka.
menerapkan
sikap manusia
prinsip etika
Menganalisis
prinsip etika
dalam menerapkan
lingkungan
bagaimana
lingkungan!
etika lingkungan d. menjelaskan
-Tujuan
tanggapan dan cara
Jelaskan
pengelolaan
pemecahan
beberapa
keterkaitan unsur-
lingkungan
masalah
contoh usaha
unsur SETS
hidup
dihubungkan
manusia
dalam materi yang
dengan etika
dalam
dipelajari dengan
lingkungan.
memperbaiki
contoh kehidupan e. Menjelaskan
d. mendiskusikan
kualitas
keterkaitan unsur-
lingkungan
kegiatan manusia
unsur SETS dalam
yang sesuai
dan penggunaan
materi yang
dengan prinsip
teknologi yang
dipelajari dengan
etika
sesuai dengan
contoh kehidupan
lingkungan
prinsip etika
nyata yaitu tentang
lingkungan dan
kegiatan mansusia
pengaruhnya bagi
dan penggunaan
kelestarian
teknologi yang
lingkungan.
sesuai dengan prinsip etika lingkungan dan pengaruhnya bagi kelestarian
lingkungan.
C. Pencemaran lingkungan (pencemaran udara, air, a. Melakukan percobaan untuk menemukan penyebab pencemaran udara b. Melakukan percobaan untuk menguji pengaruh
taah, suara ) 1. penyebab pencemaran 2. Dampak
a. Melakukan percobaan untuk menguji
Tugas tagihan : Tugas kelompok
pencemaran
pencemaran udara
bagi makhluk
terhadap bumi dan
Instrumen:
hidup
membuat laporan
Soal Subyektif
ilmiahnya
Contoh
3. Upaya
pencemaran udara
mengatasi
terhadap bumi.
pencemaran
b. Melakukan percobaan untuk
Bentuk
Instrumen: Apa yang akan
c. Menjelaskan
menguji pengaruh
terjadi bila
upaya yang
pencemaran udara
suhu atmosfer
dilakukan manusia
terhadap bumi
bumi terus
c.Mediskusikan
mengalami
untuk mengatasi pencenaran udara d. Menjelaskan keterkaitan unsur-
upaya mengatasi pencemaran udara d. Mendiskusikan
unsur SETS dalam
keterkaitan unsur-
materi yang
unsur SETS dalam
dipelajari dengan
materi yang
contoh kehidupan
dipelajari dengan
nyata yaitu tentang
contoh kehidupan
kegiatan manusia
nyata yaitu tentang
peningkatan
3 x 45 menit
dan penggunaan
kegiatan manusia
teknologi yang
dan penggunaan
menyebabkan
teknologi yang
polusi udara atau
menyebabkan
untuk mengatasi
polusi udara
polusi udara
e. Melakukan
e. Melakukan
percobaan
percobaan untuk
pencemaran air
mengetahui
dengan membuat
pengaruh
instalasi
pencemaran air
penjernihan air dan
: Tugas
terhadap
membuat laporan
kelompok
kehidupan
ilmiahnya.
organisme.
f. Mediskusikan
f. Menjelaskan
tentang upaya-
a. Jenis tagihan
b. Bentuk Instrumen : Soal subyektif
penyebab
upaya untuk
pencemaran air.
mengatasi
Instrumen :
pencemaran air.
Sebutkan
g. Menjelaskan pengaruh
g.Melalui tugas
c. Contoh
contoh-contoh
pencemaran air
rumah membuat
polutan air
terhadap
tulisan
yang kalian
organisme
ilmiah/rangkuman
ketahui !
h. Menjelaskan
tentang polusi
Apakah
upaya yang
tanah dan bunyi
dampak
dilakukan manusia
meliputi
pencemaran
untuk mengatasi
penyebaba dan
air bagi
pencemaran air
dampak yang di
organisme
timbulkannya.
perairan?
i. Merangkum informasi tentang
j. Menjelaskan
Buatlah
polusi tanah dan
keterkaitan unsur-
rangkuman
bunyi
unsur SETS dalam
tentang polusi
materi yang
tanah dan
keterkaitan unsur-
sipelajari dengan
suara dengan
unsur SEYTS
contoh kehidupan
disertai
dalam materi yang
nyata yaitu tentang
keterangan
dipelajari dengan
kegiatan manusia
keterkaiatan
contoh kehidupan
dan penggunaan
antar unsur-
nyata tentang
teknologi yang
unsur
kegiatan manusia
menyebabkan
SETSnya
dan penggunaan
polusi air atau
teknologi yang
untuk mengatasi
menyebabkan
polusi air
j. Mediskusikan
polusi air atau untuk mengatasi polusi air
KOMPETENSI
INDIKATOR
DASAR
MATERI
PENGALAMAN ASPEK
ALOKASI SARANA/
PRODUK
POKOK
BELAJAR
WAKTU
BELAJAR
PENILAIAN
SUMBER BELAJAR
4.4 peserta didik
- peserta didik
- Daur Ulang
a. Melakukan
mampu
mampu medata
mendeskripsikan
jenis-jenis limbah
pemanfaatan daur
organik yang dapat
bahan buangan
sekolah untuk
ulang limbah
si manfaatkan
yang dapat
mendata jenis-jenis
untuk
melalui proses
atau yang
bahan buangan.
limbah 1. Jenis-jenis
pengamatan di lingkungan sekitar
Jenis tagihan: - Tugas individu - Tugas kelompok - Ulangan
4 x 45’
- LKS
- Laporan
- Buku paket Biologi kelas X - Artikel tentang
individu. -
kepentingan kehidupan dan
daur ulang. - peserta didik
menghubungkan
mampu
unsur-unsur
mendeskripsikan
SETS serta
sukar didaur ulang. 2. Keuntungan
b. Mendiskusikan
tertulis
keutungan atau
-Portofolio
masalah lingkungan
kerugian yang
dari internet
yang diperoleh
ditimbulkan bahan
/ media
pemanfatan
dari daur
buangan.
cetak.
bentuk teknologi
limbah di sekitar
ulang limbah
c. Mendiskusikan
yang manfaatnya
lingkungan tempat
bagi lingkungan
tinggal/ sekitar
dan kehidupan
sekolah.
manusia.
-Wijaya Jati,
keterkaitan unsur-
Aktif
yang
unsur SETS dalam
Biologi
ditimbulkan
materi yang
pelajaran
oleh bahan
dipelajari dengan
biologi
mampu
buangan yang
contoh kehidupan
untuk
menjelaskan
sukar didaur
nyata yaitu tentang
SMA/MA,
keterkatan unsur-
ulang
hubungan antara
Ganeca,200
kegiatan manusian
7
- peserta didik
unsur SETS dalam
3. Kerugian
4. Cara-cara
materi yang di
pemusnahan
perkembangan
pelajari dengan
sampah
teknologi dengan
contoh kehidupan
5. Pentingnya
masalah sampah
nyata tentang
pemanfaatan
dan dampaknya
hubungan antara
daur ulang
bagi lingkungan .
kegiatan manusia,
untuk
perkembangan
kelesarian
membuat pupuk
teknologi dengan
lingkungan
bokashi
masalah sampah
6. Tindakan 4R
dan dampaknya
7. Cara
bagi lingkungan - peserta didik
membuat pupuk bokashi
d. Melakukan poses
e. Membuat produk dari barang bekas lainnya. f. Membuat tulisan
mampu mendesain
ilmiah tentang
dan membuat
pentingnya
produk barang
pemanfaatan daur
hasil proses daur
ulang limbah untuk
ulang
kelestarian
- peserta didik mamapu berargumentasi mengeai pentingnya daur ulang limbah untuk kelestarian lingkungan - peserta didik mampu menjelaskan keterkaitan SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang teknologi daur ulang limbah dan manfaatnya untuk kelestarian lingkungan
lingkungan hidup
LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NU MA NU NURUL HUDA SEMARANG TERAKREDITASI No: Kw.11.4/4/PP.03.2/625.33.03/2005 NSM: 312337416280 Alamat: Jl. Kyai Gilang II/2 Kauman Mangkang Kulon Semarang Telp / Fax (024) 8663945 KP 50155 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Standar kompetensi
: Biologi :X : 3x 45 menit (4 jam pelajaran) : 4.2 Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Kompetensi Dasar : 4.3 Peserta didik dapat mengkaitkan unsur-unsur SETS dalam materi pokok lingkungan yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dan perkembangan teknologi yang mempengaruhi kerusakan atau kelestarian lingkungan. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat memahami dan membuat bentuk teknologi sederhana setelah pembelajaran dengan pendekatan SETS. I. Indikator Pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi contoh-contoh perubahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan manusia. 2. Siswa mampu mengidentifikasi dampak adanya perubahan lingkungan bagi lingkungan sendiri. 3. Siswa mampu mengidentifikasi dampak adanya perubahan lingkungan bagi lingkungan itu sendiri dan masyarakat. 4. Siswa mampu menjelaskan prinsip keseimbangan lingkungan. 5. Siswa mampu menjelaskan macam-macam kegiatan manusia yang merugikan lingkungan. 6. Siswa mampu menjelaskan keterkaiatn unsur-unsur SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dengan perkembangan teknologi serta pengaruhnya terhadap perubahan. 7. Siswa mampu mengidentifikasi upaya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan prinsip etika lingkungan. 8. Siswa mampu menjelaskan tujuan pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan prinsip etika lingkungan. 9. Siswa mampu menjelaskan beberapa prinsip yang dapat menuntun sikap manusia dalam menerapkan etika lingkungan. 10. Siswa mampu menjelaskan penyebaran fauna di Indonesia. II. Materi Pembelajaran a. Pengertian keseimbangan lingkungan. b. Perubahan lingkungan akibat alam dan kegiatan manusia. c. Dampak perubahan terhadap. d. Pengertian etika lingkungan. e. Upaya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan prinsip etika lingkungan. f. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup. III. Metode Pembelajaran 1. Observasi/ pengamatan di lingkungan sekitar sekolah. 2. Observasi/pengamatan di lingkungan sekitar tempat tinggal siswa. 3. Studi literatur dari buku teks.
4. Diskusi kelas. 5. Pendekatan SETS 6. Artikel Pertemuan ke-I (2 x 45’) LANGKAH A. Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
C. Penutup
KEGIATAN GURU - Absensi - Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi. - Menjelaskan indikator pencapaian kompetensi pembelajaran. - Guru menunjukkan artikel atau gambat tentang kerusakan hutan lindung dan memberi pertanyaan tentang akibat hutan lindung dan memberi pertanyaan tentang akibat penebangan hutan besar-besaran - Guru menjelaskan hubungan kegiatan manusia dan kerusakan hutan dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS - Berdasarkan ide pokok pendahuluan peserta didik diajak untuk mendefinisikan pengertian keseimbangan lingkungan. - Mengatakan pada peserta didik bahwa mereka dapat menemukan jawaban atas permasalahan tersebut melalui kegiatan diskusi. - Membagi peserta didik dalam kelompok diskudi yang terdiri dari 6 orang. Kelompok A, B, C, dan D. Bila lebih dari 4 kelompok dinamakan A-1, B-1, C-1, D1 dan seterusnya. - Sebelum melakukan diskusi , guru melakukan tanya jawab tentang prinsip keseimbangan lingkungan. - Membagi Lembar Diskusi Peserta didik (LDP) kepada Peserta didik dengan masalah yang berbedabedapada tiap kelompok. - Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan keterkaitan unsurunsur SETS yang lain. -Membimbing Peserta didik dalam diskusi dan menemaptkan siri sebagai fasilitator -melakukan penegasan konsep dan memberi tambahan yang diperlukan. - Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan
KEGIATAN SISWA - Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru
WAKTU 10’
- Konsentrasi pada penjelasan guru, dan mengemukakan pendapat masingmasing. - Menjawab pertanyaan guru tentang prinsip keseimbangan - Melakukan diskusi
20’
- Menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
15’
45’
pelajaran hari itu. - Mengajak Peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dengan pendekatan SETS. - Penilaian proses pembelajaran. - Memberi tugas kelompok untuk membuat laporan kerusakan lingkungan dengan disertai keterkaitan unsur-unsur SETSnya
- Menganalisa pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Menulis tugas dari guru.
Pertemuan ke-II (2 x 45’) LANGKAH A. Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
C. Penutup
KEGIATAN GURU - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat - Absensi peserta didik. - Guru memeriksa kesiapan siswa dalam kegiatan presentasi dan diskusi. - Menjelaskan hubungan kerusakan lingkungan dan etika lingkungan dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya. - Mengajukan pertanyaan tentang maksud bahwa manusia menentuka kualitas lingkungan. - Mengatakan pada peserta didik bahwa nereka dapat menemukan jawaban atas permasalahan Etika Lingkungan, upaya dan tujuan manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup sesuai prinsip lingkungan. - Melakukan tanya jawab tentang prinsip etika lingkungan dan tujuan pengelolaan lingkungan. - Membagi peserta didik dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4 orang. - Membagi Lembar Diskusi Peserta didik (LDP) kepada peserta didik. - Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan keterkaitan unsurunsur SETS yang lain. - Mengarahkan diskusi dan menempatkan diri sebagai fasilitator. - Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang diperlukan. - Bersama-sama peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS. - Memberi soal tes evaluasi Siklus I
KEGIATAN SISWA - Mendengarkan penjelasan guru - Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari - Mendiskusikan dan menjawab pertanyaan guru
WKT 10’
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi. - Mediskusikan materi dengan keterkaitan unsur-unsur SETS yang lain - Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi kelas.
20’
- Menjawab pertanyaan dari guru. -Menganalisis pembelajarn yang sudah ditempuh dikaitkan dengan SETS
15’
30’
IV.
Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Buku paket Biologi SMA kelas X bantuan Pemkot Semarang. 2. Buku Biologi SMA 1, penerbit ESIS 6. Lingkungan sekitar sekolah seperti : sawah, sungai, kebun, lapangan rumput. 7. Soal-soal tes tertulis. 8. Angket siswa. 9. Papan tulis. 10. Kaca pembesar/ loop.
V.
Penilaian 1. Penilaian afektif 2. Praktek/ Psikomotorik 3. Penilaian kognitif 4. Penilaian program
: a. Keaktifan siswa dalam observasi dan diskusi kelompok b. Kerjasama dalam kelompok. : Keterampilan (mengamati, mendata, menyimpulkan, dan presentasi dalam diskusi). :Tes tertulis dengan soal-soal pilihan ganda. :Keserasian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui observasi proses oleh observer.
LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NU MA NU NURUL HUDA SEMARANG TERAKREDITASI No: Kw.11.4/4/PP.03.2/625.33.03/2005 NSM: 312337416280 Alamat: Jl. Kyai Gilang II/2 Kauman Mangkang Kulon Semarang Telp / Fax (024) 8663945 KP 50155 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Standar kompetensi
: : : :
Biologi X 4x 45 menit (4jam pelajaran) 4.2 Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Kompetensi Dasar : 4.3 Peserta didik dapat mengkaitkan unsur-unsur SETS dalam materi pokok lingkungan yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang pencemaran lingkungan. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat memahami materi dan membuat bentuk teknologi sederhana setelah pembelajaran dengan pendekatan SETS. I.
Indikator Pembelajaran a. Siswa mampu melakukan percobaan untuk menguji pengaruh pencemaran. b. Siswa mampu menjelaskan penyebab pencemaran c. Siswa mampu menjelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap bumi. d. Siswa mampu menjelaskan upaya yang dilakukan manusia untuk mengatasi pencemaran. e. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan unsur-unsur SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dan penggunaan teknologi yang menyebabkan pencemaran atau untuk mengatasi pencemaran
II.
Materi Pembelajaran a. Pengertian Pencemaran b. Penyebab pencemaran c. Macam-macam pencemaran d. Dampak pencemaran e. Usaha manusia mengatasi pencemaran
III.
Metode Pembelajaran a. Pendekatan SETS b. Pengamatan atau observasi di sekitar sekolah c. Pengamatan atau observasi di lingkungan rumah d. Studi leteratur e. Diskusi f. Praktikum IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-III (2 x 45’) LANGKAH A.Pendahuluan
KEGIATAN GURU - Absensi - Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi. - Menjelaskan indikator
KEGIATAN PESERTA DIDIK - Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru
WAKT U 10’
B. Kegiatan Inti
C. Penutup
pencapaian kompetensi pembelajaran. - Menunjukkan artikel pemanasan global - Menjelaskan hubungan artikel dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS - Berdasarkan ide pokok pendahuluan peserta didik diajak untuk mendefinisikan pengertian pencemaran. - Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi dengan panduan LKS I-III. Peserta didik dibagi 6 kelompok, kelompok 1dan 2 menyelesaikan LKS I, kelompok 3dan 4 menyelesaikan LKS II, dan kelompok 5,6 menyelesaikan LKS III. - Membimbing peserta didik dalam kegiatan . - guru mempertanyakan tentang penyebab pencemaran udara dan usaha mengatasinya.
- Bersama-sama siswa menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Mengajak peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Memberi tugas pada peserta didik untuk membuat laporan praktikum
- Konsentrasi pada penjelasan guru, dan mengemukakan pendapat masingmasing. - Berkumpul dalam kelompok diskusinya dan salng membagi tugas - Mendiskusikan materi dengan keterkaitan SETS Yang lain - Melakukan kegiatan sesuai dengan LKS dan berdiskusi dalam kelompok
20’
45’
- Mendata hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS - Mempresentasikan hasil kegiatannya, kelompok lain menyimak dan menaggapi 15’ - Menarik kesimpulan - Menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
Pertemuan ke-IV (2 x 45’) LANGKAH A. Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
KEGIATAN GURU - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat - Absensi peserta didik - Menjelaskan tujuan pelajaran dan rencana kegiatan hari itu - Menunjukan artikel pencemaran air. - Menjelaskan hubungan pencemaran air dan idustri dengan mengkaitkan unsurunsur SETS didalamnya - Meminta peserta didik untuk merumuskan tentang polusi air - Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi yang terdiri dari 6 kelompok. - Membagi LKS dengan tugas yang berbeda-beda kepada masing-masing kelompok - Meminta peserta didik
KEGIATAN PESERTA DIDIK - Mendengarkan penjelasan guru - Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
WK T 10’
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi. - Mencatat konsep
70’
C. Penutup
mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS - Membimbing peserta didik untuk praktikum pejernihan air - melakukan pengumpulan data yang diperlukan sesuai tugas dalam LKS. -Menunjuk satu kelompok untuk presentasi hasil praktikum penjernihan air pada materi pencemaran lingkungan . -Mengarahkan diskusi kelas untuk menyimpulkan pencemaran air
penting kesimpulan diskusi kelas. - Melakukan kegiatan sesuai LKS yang diberi dan berdiskusi dalam kelompok. - Mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain. - Membuat laporan hasil kegiatan - Menganalis.
- Menutup pelajaran dengan memantapkan pemahaman pencemaran dan menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Memberi tugas pada peserta didik untuk menyusun laporan dan menganalisis pembelajaran yang dikaitkan dengan SETS
- Menjawab pertanyaan pelajaranya yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - menjawab soal
- TES Evaluasi siklus 2
10’
30
V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar a. Buku Biologi SMA dan MA untuk kelas X KTSP Standar 2006, Erlangga:PT.Gelora Aksara Pratama, 2007. b. Buku Biologi SMA 1, penerbit ESIS c. LKS Pencemaran d. Alat-alat dan bahan praktikum pencemaran air : indikator pH, bermacam-mcam sampel air, kaca pembesar, bulu burung, air, minyak goreng, stopwach, mikroskop, baskom plastik, sendok, gelas ukur, detergen, pipet tetes, pupuk cair, air sawah yang diperkirakan mengandung ganggang, ikan dan lain-lain. e. Lingkungan sekitar sekolah seperti : sawah, sungai, kebun, lapangan rumput f. Soal-soal tes tertulis g. Papan tulis
VI.
Penilaian a. Penilaian afektif b. Praktek/ Psikomotorik c. Penilaian kognitif d. Penilaian program
VII.
:1.Keaktifanpeserta didik dalam observasi dan diskusi kelompok 2. Kerjasama dalam kelompok. : Keterampilan (mengamati, mendata, menyimpulkan dan presentasi dalam diskusi). :Tes tertulis dengan soal-soal pilihan ganda. : Keserasian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui observasi proses oleh observer.
Penanggung Jawab Semarang, 25 Mei 2008 Guru Praktikan
Guru mata pelajaran
Fitriani Mubarokah
Puji Handayani
Mengetahui, Kepala MA Nurul Huda Semarang
Drs. H. Sudarno NIP.150266716
LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NU MA NU NURUL HUDA SEMARANG TERAKREDITASI No: Kw.11.4/4/PP.03.2/625.33.03/2005 NSM: 312337416280 Alamat: Jl. Kyai Gilang II/2 Kauman Mangkang Kulon Semarang Telp / Fax (024) 8663945 KP 50155 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Standar kompetensi
: : : :
Kompetensi Dasar
:
I.
II.
III.
Biologi X 4x 45 menit (4jam pelajaran) 4.2Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. 4.3 Siswa mampu mendeskripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan kehidupan dan menghubungkan unsur-unsur SETS serta bentuk teknologi yang manfaatnya bagi lingkungan dan kehidupan manusia.
Indikator Pembelajaran g. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis bahan buangan yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang dan dengan proses daur ulang h. Siswa mampu menjelaskan keuntungan yang diperoleh dari bahan buangan yang dapat didaur ulang i. Siswa mampu menjelaskan dampak negatif yang ditimbulkan bahan buangan. j. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan unsur-unsur SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang hubungan antara kegiatan manusia, perkembangan teknologi dengan masalah sampah dan dampaknya bagi lingkungan. k. Siswa mampu melakukan proses daur ulang ssehingga menjadi barang yang dapat dimanfaatkan. l. Siswa mampu membuat produk barang hasil daur ulang m. Siswa mampu menjelaskan pentingnya pemanfaatan daur ulang untuk kelestarian lingkungan. n. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan unsur-unsur SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang teknologi daur ulang limbah dan manfaatnya untuk kelestarian lingkungan. . Materi Pembelajaran a. Jenis-jenis bahan buangan b. Keuntungan yang diperoleh dari daur ulang limbah. c. Kerugian yang ditimbulkan oleh bahan buangan yang sukar didaur ulang d. Tindakan 4R e. Pentingnya pemanfaatan daur ulang untuk kelestarian lingkungan f. Pembuatan pupuk kompos Metode Pembelajaran b. Pendekatan SETS c. Pengamatan atau observasi di sekitar sekolah d. Pengamatan atau observasi di lingkungan rumah e. Studi leteratur f. Diskusi g. Praktikum
IV.
Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-V(2 x 45’) LANGKAH
KEGIATAN GURU
A. Pendahuluan
- Absensi - Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi. - Menjelaskan indikator pencapaian kompetensi pembelajaran. - Menunjukkan artikel tentang bencana tanah longsor di TPS Leuwigajah dan memberi pertanyaan tentang penyebab bencana tersebut - Menjelaskan hubungan kegiatan manusia dan peristiwa tanah longsor di TPS Leuwigajah dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya - Tanya jawab tentang sampah sebagi polutan - Mengarahkan pertanyaan pada peserta didik
B. Kegiatan inti
- Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi dengan panduan LKS I-III. Peserta didik dibagi 6 kelompok, kelompok 1dan 2 menyelesaikan LKS I, kelompok 3dan 4 menyelesaikan LKS II, dan kelompok 5,6 menyelesaikan LKS III. - Membagi LKS kepada dan menerangkan cara kerjanya - Meminta peserta didik mediskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain - Membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data yang diperlukan sesuai tugas di dalam LKS - Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang diperlukan
C. Penutup
- Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Mengajak peserta didik menganalisis pembelajaran
KEGIATAN PESERTA DIDIK - Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru - Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari - Mengingat pelajaran yang lalu tentang polusi - Merumuskan pertanyaan tentang polutan
WAKTU
- Peserta didik melakukan kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah sesuai dengan LKS dan berdiskusi dalam kelompok. - Mendiskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain. - Membuat laporan hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS dan berdiskusi dalam kelompok - Mendiskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain. - Membuat laporan hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS - Mendata hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS - Mempresentasikan hasil kegiatannya, kelompok lain menyimak dan menaggapi.
20’
- Menarik kesimpulan - Menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh
10’
45’
15’
yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Menyuruh peserta didik untuk membuat laporan
dikaitkan dengan pendekatan SETS
Pertemuan ke-VI (2 x 45’) LANGKAH A. Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
KEGIATAN GURU - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat - Absensi peserta didik - Menjelaskan tujuan pelajaran dan rencana kegiatan hari itu - Memberi pertanyaan tentang dampak peningkatan jumlah sampah - Menjelaskan hubungan pertumbuhan populasi penduduk dan jumlah sampah dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya. - Tanya jawab pengertian daur ulang dan jenis-jenis bahan buangan. - Meminta peserta didik untuk merumuskan pertanyaan tentang daur ulang limbah - Mengatakan pada peserta didik bahwa salah satu cara untuk menemukan jawaban atas permasalahan itu adalah melalui kegiatan praktikum dan diskusi yang akan dilakukan pada hari itu. - Membagi peserta didik ke dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4 orang. - Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya. - Meminta peserta didik untuk mediskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain - Bersama-sama peserta didik melakukan praktikum pembuatan pupuk bokasi dan membimbing peserta didik melakukan proses tersebut. - Menyuruh peserta didik untuk melakukan diskusi dan menjawab pertanyaan dalam LKS - Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang di perlukan - Bersama-sama peserta didik.
KEGIATAN PESERTA DIDIK -Mendengarkan penjelasan guru - Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari - Mengingat pelajaran yang lalu tentang jenisjenis bahan buangan - Merumuskan pertanyaan tentang tindakan mengatasi masalah yang diperoleh
WKT
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi. - Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi ke - Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi yang terdiri dari 6 kelompok. - Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya. - Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS - Bersama-sama peserta didik melakukan praktikum pembuatan pupuk bokashi dan membimbing peserta didik melakukan proses tersebut. - Melakukan kegiatan sesuai LKS yang diberi
70’
10’
C. Penutup
- Menutup pelajaran dengan memantapkan pemahaman pencemaran dan menarik kesimpulan pelajaran hari itu. - Memberi tugas pada peserta didik untuk menyusun laporan dan menganalisis pembelajaran yang dikaitkan dengan SETS
dan berdiskusi dalam kelompok. - Mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain. - Membuat laporan hasil kegiatan - Menganalis. - Menjawab pertanyaan pelajaranya yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Menganalis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS - Menjawab soal
- TES Evaluasi siklus 3
V.
VI.
VII.
10’
30
Alat/Bahan/Sumber Belajar a. Buku Biologi SMA kelas X bantuan Pemkot Semarang b. Buku Biologi SMA dan MA untuk kelas X KTSP Standar 2006, Erlangga:PT.Gelora Aksara Pratama, 2007. c. Buku Biologi SMA X, penerbit ESIS d. Praktikum pupuk bokasi alat dan bahan : ember atau karung, pengaduk, air, serbuk gergaji, daun, bekatul, serabut, EM-4 dan gula pasir. e. Lingkungan sekitar sekolah seperti : sawah, sungai, kebun, lapangan rumput. f. Soal-soal tes tertulis. g. Papan tulis Penilaian a. Penilaian afektif :1.Keaktifanpeserta didik dalam observasi dan diskusi kelompok 2. Kerjasama dalam kelompok. b. Praktek/ Psikomotorik : Keterampilan (mengamati, mendata, menyimpulkan dan presentasi dalam diskusi). c. Penilaian kognitif :Tes tertulis dengan soal-soal pilihan ganda. d. Penilaian program : Keserasian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui observasi proses oleh observer. Penanggung Jawab Semarang, 25 Mei 2008 Guru Praktikan
Guru mata pelajaran
Fitriani Mubarokah
Puji Handayani
Mengetahui, Kepala MA Nurul Huda Semarang
Drs. H. Sudarno NIP.150266716
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata pelajaran Konsep
: MA : X/II : IPA Biologi : Lingkungan
Jumlah Soal waktu Bentuk Soal
: 20 : 30 menit : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar a) Mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemelihara lingkungan. b) Menghubung kaitkan unsure SETS dalam materi konsep lingkungan yang di pelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu kegiatan manusia dan perkembanga n teknologi yang mempengaruh i kerusakan atau kelestarian lingkungan
Indikator
Materi
Sub Materi
No Soal
Kunci Jawaban
○ Menjelaskan prinsip keseimbangan lingkungan ○ Mengidentifikasi contoh perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia dan dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat. ○ Menjelaskan keterkaitan SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dan perkembangan teknologi serta pengaruhnya terhadap perubahan lingkungan
Perubahan Lingkunga n.
a. Keseimbangan lingkungan
1
C
Aspek kognitif dalam taksonomi Bloom C2
b. Perubahan lingkungan akibat alam dan kegiatan manusia
2, 3, 4, 5
A, B, A, C
C1, C1, C2, C2
c. Perubahan lingkungan di tingkat lokal dan global
6, 7
B, E
C2, C2
d. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
8, 9
E, D
C4, C4
10, 11, 12
B, C, D
C4, C4, C2
13
B
C2
14, 15
A, B
○ Mendidentifikasi upaya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan prinsip lingkungan.
Etika g. Prinsip-prinsip etika lingkungan linkungan
C1, C1
16, 17, 18
E, E, B
C3, C2, C3
19
C
C1
20
A
C1
e. Dampak perubahan lingkungan f. Keterkaitan SETS dalam materi perubahan lingkungan dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata.
h. Upaya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup. i. Keterkaiatan SETS dalam etika lingkungan dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata j. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup.
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I I Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata pelajaran Konsep
: MA : X/II : IPA Biologi : Lingkungan
Jumlah Soal waktu Bentuk Soal
: 20 : 30 menit : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Menganalisi hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi
○ Menjelaskan penyebab pencemaran udara, dampak pencemaran udara dan upaya yang dilakukan manusia untuk mengatasi pencemaran udara. ○ Menjelaskan keterkaitan SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dan penggunaan teknologi yang menyebabkan polusi udara atau untuk mengatasi polusi udara.
Pencemaran Udara
○ Menjelaskan ciri-ciri lingkungan air yang tercemar. ○ Menjelaskan penyebab pencemaran air, dampak pencemara air, dan upaya yang dilakukan manusia untuk mengatasi pencemaran air. ○ Menjelaskan keterkaitan SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan
Pencemaran Air
No Soal
Kunci Jawaban
Penyebab pencemaran udara
1, 2
E, D
Aspek kognitif dalam taksonomi Bloom C1, C
Dampak pencemaran udara terhadap bumi.
3, 4
A, E
C, C
Keterkaitan SETS dalam materi polusi udara dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata
5
C
C2, C2
Upaya manusia untuk mengatasi polusi udara
6, 7
A, D
C4, C4
8
D
C1, C1
Penyebab pencemaran air
9, 10, 11
A, B, A
C3, C2, C3
Dampak pencemaran air terhadap makhluk hidup
12, 13
C, E
C1
14
B
C2
15
E
C3
Sub Materi
Ciri-ciri lingkungan air yang seimbang dan tercemar
Keterkaitan SETS dalam materi polusi air dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata Upaya manusia untuk mengatasi polusi air
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS III Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata pelajaran Konsep
: MA : X/II : IPA Biologi : Lingkungan
Jumlah Soal waktu Bentuk Soal
: 20 : 30 menit : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Menganalisi hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar
Indikator ○ Menjelaskan hubungan antara pertumbuhan populasi manusia dengan limbah. ○ Mendata jenis-jennis limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa atau melalui proses daur ulang ○ Menjelaskan keterkaitan SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia perkembangan teknologi dengan masalah dengan masalah sampah dan dampaknya bagi lingkungan
○ Mengidentifikasi tujuan dan keuntungan atau kerugian dari bahan buangan
○ Menjelaska upaya dilakukan manusia untuk mengurangi sampah ○ Menjelaskan proses pembutan kertas daur ulang.
Materi Daur ulang limbah
No Soal
Kunci Jawaban
1, 2
B, A
Aspek kognitif dalam taksonomi Bloom C4, C4
3, 4, 5, 6
E, B, E, C
C1, C1, C2, C1
7, 8
D, D
C2, C1
9
B
C1
10
A
C3
11, 12
D, B
C2, C2
○ Prinsip 4R
13, 14, 15
C, A, E
C1, C1, C3
○ Upaya yang dilakukan manusia untuk mengurangi sampah
16, 17, 18
E, B, D
C3,C3,C1
19
C
C1
Sub Materi ○ Hubungan antara populasi manusia dengan limbah ○ Sampah organik dan anorganik ○ Sampah yang dapat didaur ulang dan yang sukar didaur ulang ○ Keterkaitan SETS dalam materi jenid-jenid bahan buangan dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata.
○ Keutungan dari bahan buangan yang dapat didaur ulang ○ Kerugian dari bahan buangan yang sukar didaur ulang
○ Proses pembuatan kertas daur ulang
SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS I Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata pelajaran Konsep Jumlah Soal Waktu Bentuk Soal
: MA : X /II : IPA Biologi : Lingkungan : 20 : 30 menit : Pilihan Ganda
Pentunjuk :Berilah tanda silang ( x ) pada pilihan jawaban yang paling benar o. Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal berikut ini, kecuali... a. Komponen yang terlibat dalam aksi reaksi berperan sesuai keseimbangan. b. Pemindahan materi atau daur materi dapat berlangsung. c. Terputusnya rantai makanan d. Terjadi penurunan atau kenaikan populasi (fluktuasi) tiap jenis hewan atau tumbuhan dalam batas tertentu. e. Siklus kimia dapat berlangsung p. Dibawah ini, komponen biotic yang mempunyai daya perusak tertinggi terhadap keseimbangan lingkungan adalah…. a. Manusia d. Pengurai b. Prosusen e. Herbivora c. Konsumen q. Berbagai macam bencana alam seperti tanah longsor, letusan gunung api, badai, dan gempa bumi dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Gangguan tersebut merupakan gangguan yang disebutkan… a. Faktor bencana b. Faktor alami c. Faktor buatan d. Faktor biotik e. Faktor abiotik r. Faktor-faktor yang menimbulkan degradasi lingkungan, meliputi… a. Bencana alam, perburuan, penagkapan hewan tak kenal batas, dan pengundulan hutan. b. Membuat sengkedan, pergiliran tanaman, dan reboisasi c. Gunung meletus, membuat hutan lindung, dan suaka margasatwa. d. Cagar alam, penggundulan hutan, dan membuat lahan transmigrasi. e. Gempa bumi, gunung meletus, membuka hutan, dan membuat perkebunan s. Pernyataan di bawah ini merupakan penyebab perubahan lingkungan : 1) Pembukaan kawasan hutan untuk pabrik. 2) Gunung meletus 3) Pemberantasan hama dengan cara biologis 4) Banjir 5) Pembuangan limbah ke sungai 6) Penambangan pasir Manakah yang merupakan akibat dari perbuatan manusia? a. 1,2,3 b. 1,3,5 c. 1,5,6 d. 2,3,5 e. 2,4,6 t. Di bawah ini yang merupakan perubahan lingkungan yang terjadi pada lingkungan lokal adalah a. Bencana Tsunami yang menyerang Negara Asia
b. Penambangan pasir di merapi c. Kebakaran hutan di Kalimantan yang menyebabkan pencemaran udara di Malaysia dan Brunei Darussalam d. Hujan Asam e. Efek rumah kaca u. Di bawah ini merupakan perubahan lingkungan yang terjadi pada lingkungan global adalah... a. Pencemaran di teluk buyat b. Lumpur sidoarjo c. Penambangan pasir di merapi d. Kebakaran hutan di Kalimantan yang menyebabkan pencemaran udara di Malaysia dan Brunei Darussalam e. Efek rumah kaca v. Dampak negative dari kemajuan IPTEK terhadap lingkungan adalah : a. Kelangkaan sumber daya alam, turunnya suhu udara b. Bervariasi sumber daya alam, naiknya suhu udara kota c. Eutrofikasi enceng gondok, turunnya suhu udara kota d. Dunia menjadi lebih sejuk dan aman e. Kelangkaan sumber daya alam, eutrofikasi enceng gondok w. Di bawah ini yang merupakan dampak positif adanya teknologi adalah… a. Ketidakseimbangan ekosistem. b. Kemudahan bagi manusia dalam ekploitasi SDA secara besar-besaran c. Kemudahan manusia untuk menangkapikan dengan setrum d. Kemudahan manusia untuk membantu dalam pengolahan pertanian e. Kemudahan manusia dalam penebangan hutan. x. Pembukaan kawasan hutan untuk berbagaikeperluan akan membawa akibat seperi di bawah ini, kecuali ... a. Terjadi longsor dan banjir b. Bertambahnya kadar oksigen di udara c. Hilangnya sebagian besar produsen dari sebuah ekosistem d. Gangguan terhadap daur hidrologi e. Peningkatan suhu atmosfer bumi y. Kegiatan menangkap ikan dengan setrum dapat membawa dampak… a. Menimbulkan penyakit bagi orang yang mengkonsumsi ikan tersebut. b. Meracuni sumber air minum c. Merusak ekosistemdan kelestarian ikan yang hidup di danau itu d. Menurunkan debit air e. Mengganggu proses fotosintesis tumbuhan air z. Di bawah ini adalah dampak terjadinya pencemaran Teluk buyat 1) Warga teluk buyat menjadi terkenal 2) Meracuni sumber air minum warga 3) Membunuh hewan dan fitoplankton air 4) Warga mengalami gangguan kesehatan 5) Enceng gondok tumbuh subur 6) Penurunan debit air Yang merupakan dampak negatife dari pencemaran di teluk buyat adalah nomor… a. 1,2,3 b. 2,3,4 c. 2,4,6 d. 2,5,6 e. 3,5,6 aa. Pernyataan di bawah ini yang menyebutkan keterkaitan antar unsur Environment dan Technology adalah… a. Perubahan lingkungan menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan lingkungan karena
sebagian komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. b. Penggunaan alat canggih untuk menebang hutan menyebabkan ekosistem hutan terganggu karena semakin banyak produsen yang hilang c. Penggunaan alat teknologi yang semakin maju memudahkan manusia melakukan pekerjaannya. d. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia memanfaatkan SDA dari lingkungannya e. Perubahan lingkungan dapat membawa dampak berantai di bidang social ekonomi masyarakat. bb. Di bawah ini merupakan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penerapan etika lingkungan kecuali ... a. Sumber daya alam tidak terbatas b. Mengusahakan bahan yang digunakan dapat didaur ulang c. Manusia berkewajiban menjaga kelestarian alam d. Lingkungan disediakan tidak hanya untuk manusia e. Manusia merupakan bagian dari lingkungan. cc. Untuk memelihara lingkungan dari kerusakan diperlukan manusia-manusia yang sadar lingkungan. Manusia sadar lingkungan adalah manusia yang… a. Sadar bahwa lingkungan sangat penting dan mendatangkan keuntungan b. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ekologi dan etika lingkungan dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan lingkungan. c. Menggunakan lingkungannya untuk memenuhi segala kebutuhannya d. Selalu berfikir dalam usaha pengolahan lingkungan dengan mempelajari aspek-aspek ekologi yang ada. e. Rela berkorban deni lingkungannya. dd. Tindakan dalam memelihara lingkungan yang dapat dimulai dari diri sendiri adalah…. a. Ikut menyebabkan terjadinya polusi b. Membuang sampah di sembarang tempat c. Mencela orang lain yang tidak mau menjaga lingkungan d. Membantu petugas kebersihan menyapu jalan e. Membersihkan selokan di depan rumah yang tersumbat ee. Berikut ini merupakan tindakan manusia dalam mengelola lingkungan yang sesuai dengan prinsip etika lingkungan, kecuali… h. Penebangan pohon dengan sistem tebang pilih i. Perubahan hutan menjadi pemukiman j. Melakukan penanaman dengan cara rotasi tanaman k. Penggunaan pupuk pada intensifikasi tanaman l. Pemuliaan tanaman dan hewan sehingga didapat bibit unggul ff. Contoh tindakan yang benar dalam rangka mencegah kerusakan lingkungan adalah… a. Menggunakan sumber daya alam semaksimal mungkin b. Penggunaan bahan baker c. Turut memasyarakatkan penanaman pekarangan rumah d. Membiarkan lingkungan sesuai dengan keadaannya di alam e. Menangkap ikan dengan setrum gg. Prinsip etika lingkungan perlu diterapkan manusia dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Pernyataan tersebut mengandung keterkaitan antara unsur… a. Science b. Society c. Science dan Society d. Science dan Technology e. Technology dan Environmental hh. Berikut ini adalah tujuan pengelolaan lingkungan hidup kecuali. a. Tercapainya keharmonisan antara manusia satu dengan yang lainnya b. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
c. Terwujudnya manusia sebagai Pembina lingkungan d. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan e. Terhindarnya Negara terhadap dampak negative diluar wilayah Negara yang dapat menyebabkan pencemaran.
SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS II Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata pelajaran Konsep Jumlah Soal Waktu Bentuk Soal
: MA : X /II : IPA Biologi : Lingkungan : 20 : 30 menit : Pilihan Ganda
Pentunjuk :Berilah tanda silang ( x ) pada pilihan jawaban yang paling benar ii. Berikut ini adalah beberapa polutan yang berakibat pada polusi udara.... a. Fosfat, air, nitrat,dan radioaktif b. Residu pestisida, nitrit, karbondioksida c. Limbah pertanian, nitrit, dan nitrat d. Nitrogen oksida, nitrit, dan nitrat e. Klorofluorokarbon, oksida, nitrogen, dan karbondioksida jj. Polutan yang dapat menyebabakan menipisnya ozon adalah..... a. NO2 d. CFC b. CO e. SO3 c. CO2 kk. Efek rumah kaca merupakan masalah lingkungan global karena menyebabkan kenaikan.... a. Suhu lingkungan b. Kadar partikel udara c. Kelembapan uara sekitar rumah d. Kadar bahan pencemaran e. Kadar oksigen di atmosfer ll. Berikut ini yang bukan merupakan dampak pemanasan global adalah.. a. Mencairnya es di daerah kutub b. Naiknya volume air laut c. Naiknya frekuensi maupun intensitas badai d. Perubahan iklim sedunia e. Pelapukan pada bangunan mm. Lingkungan udara yang tercemar dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Pernyataan tersebut mengandung keterkaitan unsur SETS yaitu unsur..... a. Environment dan technology b. Environment dan science c. Environment dan society d. Science dan technology e. Society dan Technology nn. Penanaman pohon di pinggir jalan di kota besar sangat membantu terhadap perbaikan lingkungan. Hal positif dari penghijauan tersebut adalah.... a. Membantu mengikat CO2 di udara b. Menambah jumlah polusi c. Meningkatkan intensitas matahari d. Memperkuat struktur tanah dan jalan e. Memperindah lingkungan. oo. Cara pencegahan pencemaran udara yang merupakan dampak kemajuan science ( ilmu ) dan tekhnology ( teknologi ) adalah..... a. Mengurangi penggunaan bahan bakar minyak b. Memakai barang-barang yang mengandung gas CFC c. Membuat jalur hijau di daerah perkotaan atau daerah industri d. Menggunakan Insenerator dalam pembakaran sampah e. Memakai kendaraan dalam berpergian dekat
pp. Apabila dalam suatu perairan terdapat tanda-tanda sebagai berikut : 1) terdapat beraneka ragam organisme akuatik 2) air berwarna dan berbau 3) enceng gondok tumbuh subur 4) pH air berkisar 6-8 5) adanya mikroba patogen 6) tidak terjadi peningkatan suhu air Manakah yang menunjukkan ciri-ciri perairan yang tercemar ? f. 1,2,4 d. 2,3,5 g. 1,3,5 e.3,5,6 h. 2,4,5 qq. Bahan pencemar air dapat diklasifikasikan sebagai berikut, kecuali..... 7) Abiotik 8) Bahan anorganik 9) Asam 10) Basa 11) Bahan organik rr. Zat buangan yang dapat mencemari perairan adalah.... Debu radioaktif, CO2 f. g. Fosfat, nitrat h. Karbondioksida, SO2, Pb Zn, Hg, SO2 i. Ion nitrat, Cu, N2 j. ss. Bahan kimia di bawah ini yang dapat menyebarkan terjadinya eutrofikasi adalah..... f. Fosfat dan nitrat g. Nitrat dan Cu h. Arsen dan PCB i. Menkuri dan fosfat j. Merkuri dan arsen tt. Pencemaran air oleh bahan organik sangat merugikan karena kadar oksigen dalam air rendah. Hal ini dapat terjadi karena..... f. Oksigen banyak dibebaskan dalam fotosintesis g. Bahan organik akan menurunkan kemamapuan air melarutkan O2 h. Dalam penguraian senyawa organik perlu banyak oksigen i. Pernafasan hewan memerlukan banyak air dan oksigen j. Bahan organik akan menutup permukaan air sehingga kadar O2 rendah uu. Minyak yang tumpah ke permukaan laut tidak bercampur dengan air, tapi hanya menutup permukaan air laut saja. Kejadian ini sangat membahayakan kehidupan karena minyak merupakan..... f. Racun bagi semua abiotik g. Menghambat pengikatan zat organik h. Bahan bakar berenergi tinggi i. Menaikkan suhu laut j. Penghalang masuknya sinar matahari vv. pernyataan di bawah ini yang menyebutkan keterkaitan antara unsur Technology dan Environment adalah..... f. Perubahan warna, rasa, bau, pH dan suhu air merupakan indikator untuk mengetahui perairan yang tercemar g. Instalasi pengelolahan air limbah dibangun untuk mengatasi pencemaran air sehingga ekosistem perairan tidak terganggu h. Eutrofikasi perairan mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan air mati i. Nitrat dan nitrit merupakan polutan air yang berasal dari limbah pertanian j. Sumber air minum yang teracuni oleh polutan air menimbulkan gangguan kesehatan bagi
yang mengkonsumsinya ww. Cara penanggulangan pencemaran air yang merupakan dampak kemajuan ilmu dan teknologi industri adalah..... f. Membatasi penggunaan zat-zat kimia g. Memberi sanksi pada pengusaha industri h. Membuang limbah sedikit demi sedikit i. Menutup industri bahan kimia j. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai xx. Pencemaran tanah dapat di sebabkan oleh hal-hal berikut, kecuali..... f. Penggunaan pestisida yang tidak terkontrol g. Kebocoran limbah cair yang tumpah ke tanah h. Pembuangan sampah yang memenuhi syarat i. Pembukaan kawasan hutan menjadi lahan monokultur j. Hujan asam yy. Dibawah ini yang bukan merupakan dampak pencemaran tanah adalah..... f. Tanaman tumbuh tidak subur g. Tanah tidak dapat lagi ditanami h. Porositas tanah meningkat i. Menurunnya persediaan air tanah j. Mengganggu kemampuan mikroorganisme tanah dalam melakukan fungsinya zz. Di bawah ini yang dapat menimbulkan terjadinya polusi suara adalah suara..... f. Mesin motor dan telefon g. Jet dan telefon h. Petir dan televisi i. Petir dan kereta api j. Mesin pabrik dan radio aaa. Polusi suara dapat membawa dampak bagi kesehatan manusia. Berikut ini yang bukan merupakan dampak dari polusi suara adalah..... m. Gangguan jantung n. Menurunkan tekanan darah o. Telinga menjadi tuli p. Mempercepat denyut nadi q. Kontraksi perut dan usus bbb. Berikut ini adalah cara untuk mengurangi polusi suara, kecuali.... f. Menambah dinding dengan bahan yang lunak g. Memakai penyumbat teling h. Membuat peraturan tentang kekuatan suara yang yang di perbolehkan i. Membuat jarak tembok dan langit-langit sedemikian rupa sehingga tidak memantulkan suara j. Sumber suara tidak di lengkapi dengan peredam suara
SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS III Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata pelajaran Konsep Jumlah Soal Waktu Bentuk Soal
: MA : X /II : IPA Biologi : Lingkungan : 20 : 30 menit : Pilihan Ganda
Pentunjuk :Berilah tanda silang ( x ) pada pilihan jawaban yang paling benar ccc. Pertanyaan tentang limbah berikut ini yang tidak benar adalah.... a. Pengelolaan limbah bergantung pada pengelolaan gaya hidup masyarakat b. Bertambahnya limbah tidak membutuhkan penyediaan lokasi yang luas untuk tempat pembuangan sampah c. Jumlah limbah sebanding dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap material yang digunakan serta jenis material yang dikonsumsi d. Pertambahan limbah dapat mengakibatkan pencemaran air, tanah, dan udara e. Bertambahnya populasi penduduk mengakibatkan bertambahnya limbah ddd. Dibawah ini meruapakan penyebab terjadinya bencana longsor : i. Curah hujan yang tinggi j. Tumpukan sampah yang menggunung k. Banyaknya polusi udara l. Penggundulan hutan m. Jenis bantuan didaerah tersebut dapat menyerap air n. Kerentan gerakan tanah menengah Yang merupakan penyebab terjadinya bencana longsor di TPA Leuwigajah adalah....... a. 1,2,4 d. 1,2,5 b. 3,4,5 e. 6,5,4 c. 2,5,6 eee. Berikut ini yang termasuk jenis sampah anorganik adalah..... a. Plastik, karet, botol, logam, sampah dapur b. Logam, kaleng, sampah dapur, sisa-sisa sayur c. Plastik, baterai, botol, kertas, dan kotoran ternak d. Sampah dapur, sisa-sisa sayur, sampah restoran, dan daun-daunan e. Botol, plastik, kaleng, logam fff. Sampah yang dapat mengalami pembusukan secara alami disebut sampah........ a. Anorganik b. Organik c. Biotik d. Abiotik e. Plastik ggg. Data hasil identifikasi sampah sebagai berikut :.... 12) Kertas 5) Botol aqua 13) Daun-daunan 6) Kardus 14) Plastik 7) Potongan kayu lapuk 15) Gelas 8) Kaleng minuman Sampah yang dapt terurai dengan proses alam adalah..... a. 1,3,5,8 b. 4,5,6,7 c. 1,2,7,8 d. 2,3,6,7 e. 1,2,6,7 hhh. Sampah yang mudah diuraiakan oleh organisme pengurai adalah....
a. Timbunan plastik b. Dahan dan plastik yang tercampur c. Dahan dan daun yang tertimbun di tanah d. Kaleng-kaleng yang ditanam dalam tanah e. Kaca, plastik, dan karet yang tertimbun dalam tanah iii. Berikut ini yang merupakan material yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang adalah..... a. Sisa kain, ampas tahu, enceng gondok, sampah organik b. Sampah organik, botol, logam, kaleng c. Daun-daunan kotoran ternak, kankung d. Kertas, gelas, alumunium, plastik e. Kertas, kaleng, sampah organik, plastik jjj. Di bawah ini yang merupakan material yang dapat dimanfaatkan tanpa melalui proses daur ulang adalah : k. Baja d. Kotoran ternak l. Alumunium e. Kertas m. Plastik kkk. Pernyataan berikut ini yang berkaitan antara unsur Technology dan environment adalah ..... k. Peningkatan jumlah sampah memerlukan penyediaan lokasi yang luas untuk pembuangan sampah l. Pemanfaatan sampah sebagai sumber listrik adalah salah satu upaya untuk menghindari kerusakan lingkungan dan menjaga ekosistem m. Sampah yang menumpuk dapat menyebabakan pencemaran n. Dengan meningkatkan populasi manusia, sampah yang dihasilkan juga menigkat o. Mendaur ulang sampah dapatmemberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat lll. Tindakan mengurangi limbah di bawah ini yang juga dapat memberikan tambahan penghasilan yaitu… k. Membuat kerajinan dari enceng gondok l. Mengganti kantong kresek denagn keranjang bila belanja m. Menimbun sampah organik di dalam tanah n. Menggunakan ampas tahu untuk makanan ternak o. Menggunakan kembali botol bekas untuk tempat kecap mmm. Kerugian yang ditimbulkan dari sampah berikut ini , kecuali.. k. Meningkatkan penyakit kulit l. Udara menjadi tercemar m. Pencemaran tanah n. Meningkatnya penghasilan pemulung sampah o. Banyak lalat sebagi pembawa penyakit nnn. Pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat akan membawa akibat seperti dibawah ini kecuali...... k. Menimbulkan bau tidak sedap l. Menimbulkan polusi suara m. Menjadi tempat tikus berkembang biak dan bersarang n. Mengakibatkan bencana banjir dan longsor o. Menjadi tempat hidup kuman yang membahayakan kesehatan ooo. Mengganti barang-barang yang hanya biasa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama merupakan usaha melakukan prinsip 4R yaitu..... k. Reduce l. Remake m. Replace n. Reuse o. Recylec ppp. Prinsip Reuse dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara..... k. Memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali
l. Memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan m. Mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama n. Mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak berguna lagi pertanian o. Meminimalisasi material yang digunakan supaya sampah yang dihasilkan tidak semakin banyak qqq. Untuk mempertahankan lingkungan yang bebas sampah bisa dilakukan dengan recycling. Salah satu contoh recycling adalah..... k. Menggunakan plastik dengan kertas sebagai bungkus makanan l. Mengganti palstik dengan kertas sebagai bungkus makanan m. Penggunaan kembali tas plastik sisa kemarin untuk belanja n. Menggunakan ember untuk pot bunga o. Mendaur ulang kertas bekas menjadi kartu ucapan rrr. Cara mengatasi pecemaran lingkungan oleh sampah rumah tangga adalah....... k. Diolah menjadi pakan ternak l. Dibuang ke tanah m. Dibuang ke sungai supaya hanyut n. Dibiarkan di tempat terbuka agar cepat hancur o. Dimanfaatkan untuk pembuatan kompos sss. Pencemaran plastik dalam tanah selain mengurangi daya dukung tanah juga merupakan polutan yang tidak terurai oleh mikroba. Sebagai penaggulangannya dapat dilakukan upaya....... r. Penelitian tentang cara penguraraian plastik secara alamiah s. Mencari bahan pengganti plastik yang dapat diuraikan t. Pengurangan produk plastik secara besar-besaran u. Mencari bahan pengganti plastik yang lebih murah v. Penyuluhan agar masyarakat tidak menggunakan plastik ttt. Cara mengatasi masalah sampah perkotaan yang dikembangkan di negara Inggris dan jepang adalah......... k. Mengelola sampah organik menjadi kompos l. Membangun TPA yang lebih luas m. Merancang untuk membuat insinerator ( instalasi ) pembakaran sampah n. Menkonversi gas metan dari sampah menjadi tenaga listrik o. Memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurai sampah uuu. Berikut ini adalah kertas-kertas bekas yang dapat didaur ulang.... 1) Koran 4) Majalah 2) Amplop 5) Kertas minyak 3) Karton 6) Kertas warna Untuk menghasilkan kertas daur ulang yang berkualitas baik sebaiknya kita menggunakan kertas nomor........... f. 1,2,3 g. 1,3,4 h. 2,3,6 i. 3,4,5 j. 4,5,6 vvv. Kegiatan membuat daur ulang daun menjadi pupuk kompos dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat pertanyaan tersebut mengandung keterkaitan unsur SETS yaitu unsur...... f. Science dan Environment g. Science dan Technology h. Environment dan Society i. Technology dan Society j. Technology dan Environment
KUNCI JAWABAN SIKLUS I 1. C 2. A 3. B 4. A 5. C 6. B 7. E 8. E 9. D 10. B 11. C 12. D 13. B 14. A 15. B 16. E 17. E 18. B 19. C 20. A
KUNCI JAWABAN SIKLUS II 21. E 22. D 23. A 24. E 25. C 26. A 27. D 28. D 29. A 30. B 31. A 32. C 33. E 34. B 35. E 36. C 37. C 38. D 39. B 40. E
KUNCI JAWABAN SIKLUS II 41. B 42. A 43. E 44. B 45. E 46. C 47. D 48. D 49. B 50. A 51. D 52. B 53. C 54. A 55. E 56. E 57. B 58. D 59. C 60. D
PENJERNIHAN AIR
o.
LANDASAN TEORI
Teknologi tepat guna merupakan teknologi yang sesuai dengan Negara yang berkembang atau daerah yang berada jauh dan terbelakang di Negara industri, yang mana kemungkinan kekurangan uang dan kurang dalam kemampuan untuk mengoperasikan dan memelihara teknologi tinggi. Dalam prateknya adalah sesuatu yang dideskripsikan sebagai teknologi yang sederhana dan kebanyakan sebagai teknologi permulaan yang dapat secara efektif dapat mencapai tujuan yang dimaksud. Karakteristik dari teknologi ini adalah biaya rendah dan membutuhkan sedikit pemeliharaan, semakin sering pemeliharaan dapat dikatakan tepat guna, bila pemeliharaan dapat diatasi oleh keahlian yang ada secara setempat, peralatan, dan bahan. Air adalah faktor abiotik dalam ekosistem. Air beserta sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh mahluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan memelihara kesehatannya. Air yang mengisi lebih dari dua pertiga bagian dari seluruh permukaan bumi, memberi tempat hidup yang 300 kali lebih luas dari pada daratan, akan tetapi sebagian dari air tersebut tidak dapat langsung digunakan untuk kepentingan makhluk hidup. Hanya 1% yang merupakan air manfaat yang dapat diperunakan sebagai air bersih, untuk menjadi air bersih / air minum harus mengalami suatu teknologi. Teknologi yang diterapkan mulai dari pengambilan air baku, pengoahanair untuk menjadi air bersih yang sangat tergantung kualitas sumber air baku, kemudian melalui system distribusi melalui perpipaan ke area pelyanan. Pengolahan Air dilakukan pada air baku yang pada hakekatnya tidak memenuhi standar kualitas air minum / bersih yang berlaku, sehingga unsur - unsur yang tidak memenuhi standar perlu dihilangkan ataupun dikurangi, agar seluruh air memenuhi standar yang berlaku. Hal ini dilaksanakan dengan pengolahan air melalui penjernihan air. p.
TUJUAN
Penjernihan air kotor menjadi air bersih q.
r.
ALAT DAN BAHAN 1. Botol aqua
7. Beker glas / gelas semacam
2. Pasir, kerikil
8. Pengaduk
3. Arang
9. Kertas PH
4. Kapas atau busa
10. Mikroskop
5. Tawas
11. Kertas saring
6. Kaporit
12. Selang plastik
CARA KERJA
1. Susunlah dan bahan dengan gambar 2. ambil 1-2 tetes air kotor amati dengan mikroskop apa yang ada dalam air tersebut dan ukur PH 3. Tambahkan dalam air kotor tersebut dengan 1 gr tawas dan 1 sendok teh kaporit aduk sehingga homogen,ukur PH lalu tunggu sampai mengendap. 4. Tuangkan no. 3 ke dalam botol 1 aqua yang sudah disusun kerikil, pasir, ijuk dan kapas atau busa tersebut. 5. Biarkan terjadi proses penyaringan air tersebut sehingga turun sampai ke lubang tutup botol kemudian menetes ke bawah tampungan air bersih. Lalu ukur PH nya dan amatilah pula dengan mikroskop. 6. Catatlah hasil pengamatan dan beri kesimpulannya
Keterangan gambar 16) Kaporit
6. Busa
17) Tawas
7. Kapas
18) Pengaduk
8. Kertas saring
19) Selang
9. Air hasil saringan
20) Air kotor
s.
HASIL PENGAMATAN
NO
KEADAAN AIR AIR KOTOR
KETERANGAN
AIR BERSIH
1
Warna coklat
Bersih dan jernih
2
Bau tanah
tidak berbau
3
Rasa sepet
segar
4
PH. 8
PH. 7
5
Mikroskop :
Mikroskop :
Banyak bakteri
Tidak terdapat
berbentuk batang,
bakteri, terdapat
spiral.
gelembung air.
Pemberian kaporit dan tawas sesuai ukuran sehingga tidak berbau yakni 1 sendok teh Air yang diminum tidak terasa kaporit, getir akan tetapi segar
VI. PEMBAHASAN Dari percobaan yang telah kami lakukan pada praktek penjernihan air ternyata diperoleh hasil bahwa air yang semula kotor dan keruh ternyata setelah mengalami proses yang sederhana yakni melalui proses penjernihan air, air menjadi bening dan ketika di minum air tersebut berasa segar dan tidak berbau. Mula-mula PH air kotor adalah 8 tetapi setelah mengalami penjernihan PH nya menjadi 7. dan setelah dilakukan pemeriksaan melalui mikroskop ternyata tidak ditemukan bakteri pada air yang telah mengalami penjernihan. hal tersebut dikarenakan pada proses penjernihan air kotor tersebut diberi kaporit yang berfungsi sebagai pembunuh bakteri dan tawas sebagai bahan yang dapat menjernihkan air dan mengendapkan zat terlarut. jadi percobaan yang kami lakukan berhasil dan air yang semula tidak layak dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi layak untuk memenuhi kebutuhan. Dan air tersebut memenuhi standar air minum yang dapat dikonsumsi oleh manusia karena telah steril. 1)
KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa percobaan yang telah kelompok kami lakukan berhasil, yakni air tersebut yang dihasilkan pada proses penjernihan air sesuai dengan standar air minum yang biasa dikonsumsi oleh manusia. Dan air tersebut memiliki PH 7. dan air tersebut tidak berbau, jernih dan segar. Selain itu air tersebut setelah di cek pada mikroskop tidak ditemukan adanya bakteri.
2)
PROBLEM www.
Sebutkan fungsi dari : xxx.
Kaporit
Kaporit digunakan untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme lainny. Yang terdapat di Air yyy.
Tawas
Tawas digunakan untuk menjernihkan air dan mengendapkan zat terlarut. zzz.
Arang
Arang berfungsi untuk menyegarkan air aaaa.
Jelaskan proses yang dimaksud dengan standar air minum yang sehat! Standar air minum yang sehat adalah jika air tidak berbau, tidak berasa, ( rasanya segar ),
tidak berwarna, memiliki PH 7 dan tidak terdapat mikroorganisme didalam air tersebut. bbbb.
Jelaskan proses pembuatan air aqua yang dijual di pasaran!
Jawab : Air dari alam dipanaskan dalam bak pemanas, kemudian uapnya diambi (disaling). Selanjutnya uap akan mengembun dan menjadi tetes-tetes air. Tetes-tetes air tersebut dimasukkan dalam wadah atau kemasan. cccc.
Dapatkah air disebut sebagai sumber daya alam? Sumber alam yang bagaimana,
penjelasannya! dddd.
Sebutkan dampk negative dan beri contoh solusi nya dari:
beri
eeee.
Kekurangan air bersih
n. Efek negatif Akan terjadi gangguan dalam hidupnya ( dehidrasi ) karena jumlah air dalam tubuh manusia mencapai 70 % atau lebih dari berat semua bentuk kehidupan.apabila tubuh kehilangan 10% air maka tubuh akan menyebabkan gangguan yang dahsyat, dan apabila tubuh kehilangan 20% air misalnya karena diare dapat menyebabkan kematian. Dan dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit, saluran pencernaan, dll. p. Solusinya a. Melakukan Penjernihan Air b. Menggunakan Air secukupnya. ffff.
Kelebihan air kotor
p. Efek negatif Akan menyebabkan terjankitnya berbagai macam penyakit kulit,dan apabila air kotor tersebut dikonsumsi terus menerus dapat menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan.bahkan dapat menyebabkan terjadinya kematian. p. Solusinya p. Melakukan penjernihan Air gggg.
Apa yang terjadi seandainya dunia sudah kehabisan air? Upaya apa yang kita lakukan
sebelum kekurangan air! Jika dunia ini kehabisan Air, maka akan terjadi ganguan dalam kelangsungan hidup manusia, bahkan bisa jadi kehidupan dimuka ini akan musnah, karena air merupakan komponen terpenting dariprotoplasma dan berperan penting dalam metabolisme sel tubuh Upaya yang dilakukan adalah menkonsumsi air bersih tidak berlebihan dan diupayakan dengan melakukan penjernihan air kotor secara intensif hhhh.
Dari manakah asalnya air itu? Air berasal dari produk ionisasi air yaitu ion H+ dan OH- dan pengionan ini bisa secaa
reveersibel ( dapat balik ) yang menghasilkan ion H+ dan ion OHH2O KURANG DI TAMBAH iiii. Jelaskan siklus tejadinya daur hidrologih! Jawab :
TABEL KEATIFAN SISWA SELAMA PEMBELJARAN SIKLUS I-III Jenis Keaktifan No.
Bertanya
Kode Siswa
Menjawab Pertanyaa
Mengemukakan Pendapat
Membuat Keterkaitan Unsur SETS
Melakukan Kegiatan Pemecahan Masakah
Membuat Laporan
Mempresentasikan Hasil Kegiatan
Silkus Silkus I II
Silkus III
Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus Silkus I II III I II III I II III I II III I II III I II III
S-01
-
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
2
S-02
-
-
v
-
-
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
3
S-03
-
-
v
-
-
v
-
-
v
-
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
4
S-04
-
-
v
-
-
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
5
S-05
v
v
v
-
-
v
v
-
v
-
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
6
S-06
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
7
S-07
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
8
S-08
-
-
-
-
-
-
v
v
-
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
9
S-09
v
v
v
-
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
10
S-10
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
11
S-11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
v
v
v
-
v
-
v
v
v
v
v
v
12
S-12
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
13
S-13
-
-
-
-
v
-
-
v
-
-
v
-
v
-
v
v
v
-
v
v
14
S-14
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
-
-
v
15
S-15
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
16
S-16
-
-
v
-
-
v
v
-
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
17
S-17
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
18
S-18
-
-
v
-
-
v
-
-
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
19
S-19
-
-
-
-
-
v
-
-
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
20
S-20
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
21
S-21
-
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
22
S-22
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
23
S-23
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
24
S-24
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
25
S-25
-
-
v
-
-
v
-
-
v
-
v
-
-
v
-
v
v
-
v
v
26
S-26
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
27
S-27
-
-
v
-
-
v
-
-
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
28
S-28
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
-
v
v
-
v
v
29
S-29
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
30
S-30
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
-
v
v
-
-
v
31
S-31
-
-
v
-
-
v
-
-
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
1
v
v
v
v
32
S-32
-
-
-
-
-
v
-
-
v
-
v
v
-
-
v
-
v
v
-
v
v
33
S-33
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
34
S-34
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
35
S-35
-
-
-
-
-
-
-
-
-
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
36
S-36
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
37
S-37
-
-
v
-
-
v
-
-
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
38
S-38
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
39
S-39
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
40
S-40
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
41
S-41
-
-
v
-
-
v
-
-
v
v
v
v
-
-
v
v
v
v
v
v
v
42
S-42
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
43
S-43
-
-
v
-
-
v
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
-
v
v
44
S-44
-
-
-
-
-
v
-
-
-
-
v
v
-
-
v
v
v
v
-
-
v
S-45
-
45
v
v
-
v
v
-
v
v
-
v
v
v
v
v
v
v
v
-
v
v
Jumlah 17
27
38
14
27
41
22
29
40
28
34
45
27
35
42
30
34
45
28
42
45
%
60
84,44
31,11
60
91,11
48,89
64,44
88,89
62,22
75,55
100
60
77,77
93.33
66,67
75,55
100
62,22
93,33
100
37,78
Kegiatan Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan SETS
Keaktifan siswa dalam presentasi
Semangat peserta didik dalam diskusi materi lingkungan dikaitkan dengan pendekatan SETS
Peserta didik aktif dalam mengkaitkan unsur SETS dengan materi
Kegiatan praktek Penjernihan air
Praktikum Penjernihan air
Hasil air sawah setelah di masukkan Instalasi Penjernihan air
Praktikum pupuk Bokhasi
Keaktifan dan kerjasama peserta didik dalam praktek pupuk bokhasi
TABEL 2. HASIL TES SIKLUS II No
Kode
1 S-01 2 S-02 3 S-03 4 S-04 5 S-05 6 S-06 7 S-07 8 S-08 9 S-09 10 S-10 11 S-11 12 S-12 13 S-13 14 S-14 15 S-15 16 S-16 17 S-17 18 S-18 19 S-19 20 S-20 21 S-21 22 S-22 23 S-23 24 S-24 25 S-25 26 S-26 27 S-27 28 S-28 29 S-29 30 S-30 31 S-31 32 S-32 33 S-33 34 S-34 35 S-35 36 S-36 37 S-37 38 S-38 39 S-39 40 S-40 41 S-41 42 S-42 43 S-43 44 S-44 45 S-45 Jumlah Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata Ketuntasan
Nomor butir soal 1
2
3
4
5
6
7
8
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0
1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1
1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
Jumlah 14 12 16 12 14 17 14 14 14 16 13 14 15 16 17 16 16 14 14 14 13 15 15 14 13 14 13 14 14 13 13 14 13 14 13 13 11 11 11 13 14 11 13 11 15 620
Nilai 70 60 80 60 70 85 70 70 70 80 65 70 75 80 85 80 80 70 70 70 65 75 75 70 65 70 65 70 70 65 65 70 65 70 65 65 55 55 55 65 70 55 65 55 75 3100 85 55 69.07 86%
Kriteria Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas