Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Implementasi Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Multipel Representasi pada Materi Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa
Masrid Pikoli, Mangara Sihaloho Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Gororntalo Jl. Jenderal Sudirman No. 6 Gorontalo, Telp. 0435-821125 Email :
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reduksi miskonsepsi siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menginterkonseksikan representasi kimia makroskopik, submikroskopik, dan simbolik pada materi hidrolisis garam. Subyek penelitian siswa kelas XI IPA B-6 SMA Negeri 1 Gorontalo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode CRI (Certainty of Response Index) untuk mengidentifiasi miskonsepsi siswa. Hasil penelitian menunjukkan miskonsepsi siswa pada materi hidrolisis garam mengalami reduksi dari rata-rata 28,1% pada pre-test menjadi 14,4% pada post-test atau terjadi penurunan dengan rata-rata 13,6%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka miskonsepsi siswa pada materi hidrolisis garam dapat direduksi dengan menghubungkan representasi kimia makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Kata kunci: Miskonsepsi, hidrolisis garam, multipel representasi, CRI. Abstract: This study aimed to know the reduction of student’s misconceptions after learning by connecting the chemical representation makroscopic, submicroscopic, and symbolic to the subject matter of salt hydrolysis. The study subjects are students of class XI IPA B-6 SMA Negeri 1 Gorontalo. The study was conducted by using the CRI (Certainty of Response Index) method to identify student’s misconceptions. The results showed student’s misconceptions on subject matter of salt hydrolysis are reduced from an average of 28.1% at pre-test become 14.4% at post-test or a decline in the average of 13.6%. Based on these study, the student’s misconceptions on subject matter of salt hydrolysis can be reduced by connecting chemical representation macroscopic, submicroscopic, and symbolic. Keywords: Misconceptions, salt hydrolysis, multiple representations, CRI. di lapangan bahwa pembelajaran kimia masih
PENDAHULUAN Membangun pemahaman konsep kimia
menekankan
pada
level
representasi
dapat dilakukan dengan mengunakan multipel
makroskopik dan simbolik sehingga dapat
representasi (makroskopik, submikroskopik
menyebabkan miskonsepsi (Stojanovska et.
dan simbolik) (Hilton and Nichols, 2011;
al.,
Sirhan, 2007). Namun fenomena yang terjadi
mengemukakan bahwa ketidakmampuan siswa
C - 87
2012).
Peneliti
lainnya
juga
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
membuat hubungan yang benar antara ketiga
karena
itu
upaya
untuk
mencegah,
level representasi ini merupakan sumber
menghilangkan atau mereduksi miskonsepsi
penyebab miskonsepsi (Unal et al., 2010).
sangat perlu untuk dilakukan.
Selanjutnya Farida (2012) menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan menghubungkan
Penelitian ini merupakan jenis praeksperimen
tiga level representasi kimia. Hasil-hasil
penelitian
tentang
miskonsepsi menunjukkan bahwa miskonsepsi telah terjadi pada sebagian besar pokok bahasan dalam bidang kimia. Sebagai contoh, Pinarbasi (2009) meneliti miskonsepsi tentang sifat koligatif larutan, ikatan kimia (Pikoli, 2011, Smith et al., 2011), Kesetimbangan kimia (Cheung, 2009), laju reaksi (Kaya &
(pre-experimental design) dengan rancangan One Group Pretest-Postest Design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA B-6 SMA Negeri 1 Gorontalo. Secara umum menurut Fraenkel & Wallen (2003), rancangan penelitian One Group Pretest-Postest Design ini digunakan satu kelompok subyek. Langkah
Geban, 2012). Salah satu cara untuk mengubah miskonsepsi
METODE PENELITIAN
yaitu
dengan
menyajikan
pembelajaran melalui interkoneksitas ketiga
pertama adalah melakukan pengukuran pretest kemudian dikenakan perlakuan dan diakhiri dengan pengukuran posttest. Instrumen
level representasi kimia. Hal ini didukung oleh pernyataan Gilbert dan Treagust (2009) bahwa menghubungkan
level
representasi
makroskopik, submikroskopik, dan simbolik sangat
penting
untuk
meningkatkan
Miskonsepsi yang cenderung terjadi dalam ilmu kimia dapat menyebabkan siswa kurang berhasil dalam menerapkan konsep tersebut pada situasi baru yang cocok yang pada gilirannya siswa dapat gagal dalam konsep-konsep
kimia.
adalah
untuk pelacakan miskonsepsi terdiri atas 26 item soal berbentuk pilihan ganda yang disertai dengan skala CRI (Certainty of Response Index). Ukuran kepastian CRI didasarkan pada suatu skala yang tetap
penguasaan konsep-konsop kimia.
mempelajari
yang digunakan
Oleh
misalnya skala enam (0-5) seperti yang dikemukakan oleh Hasan et al. (1999). Pada setiap tes konseptual penjaring miskonsepsi yang berbentuk pilihan ganda, responden diminta untuk memilih satu: a. Jawaban
yang
dianggap
benar
dari
alternatif pilihan jawaban yang tersedia C - 88
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
pada setiap butir tes yang diujikan b. Angka CRI dari 0-5 untuk setiap jawaban
HASIL DAN PEMBAHASAN
butir tes yang dipilihnya.
Pengelompokkan konsepsi siswa dalam
Berdasarkan jawaban siswa maka dapat
kategori Tahu Konsep (TK), Tidak Tahu
ditentukan persentase
siswa yang Tahu
Konsep (TTK), dan Miskonsepsi (MK) pada
Konsep (TK), Tidak Tahu Konsep (TTK),
masing-masing konsep yang merepresentasi
dan
konsep hidrolisis garam disajikan pada Tabel
Miskonsepsi
(MK).
Selanjutnya
dilakukan analisis untuk mengetahui reduksi
1.
miskonsepsi.
Tabel 1 Data Prakonsepsi Siswa pada Konsep Hidrolisis Garam Nomor
Konsep
1
Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis.
2
Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang tidak dapat terhidrolisis. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis sebagian dengan sifat larutannya. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis total dengan sifat larutannya. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Rata-rata
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keterangan: Penetapan status TK, TTK, dan MK menggunakan CRI individu.
Data pada Tabel 1 dapat divisualisasikan dengan diagram batang seperti dapat dilihat pada Gambar 1. C - 89
Persentase TK TTK MK 23.8 31.5 44.6 7.7
34.6
57.7
13.8
47.7
38.5
15.4
65.4
19.2
7.7
65.4
26.9
3.9
75.0
21.2
17.3
67.3
15.4
1.9
69.3
28.9
38.5
50.0
11.5
21.2
59.7
19.3
9.6
71.2
19.2
0.0
65.4
34.6
13.4
58.5
28.1
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
persentase sebesar 44,6%. (5) Pada konsep
Jumlah Siswa (%)
Perbandingan Persentase Siswa yang TK, TTK, dan MK
nomor 4, 5, 6, 8, 11, dan 12 jumlah siswa yang
80
tidak tahu konsep lebih besar dibandingkan
60
dengan jumlah siswa yang tahu konsep
40
TK
maupun yang miskonsepsi namun jumlah
20
TTK
siswa yang miskonsepsi lebih besar daripada
0
MK
yang tahu konsep. (6) pada konsep nomor 7, 9,
1
3
5
7
9 11
dan 10 jumlah yang tidak tahu konsep lebih
Nomor Konsep
besar dibandingkan dengan jumlah siswa yang
Gambar 1 Perbandingan Persentase Siswa yang
tahu konsep maupun yang miskonsepsi namun jumlah siswa yang tahu konsep lebih besar
TK, TTK dan MK
daripada yang miskonsepsi. (7) pada konsep Dengan
memperhatikan data dalam
nomor 12 yaitu Perbandingan pH beberapa
Tabel 1 dan Gambar 1, dapat diberikan hasil
larutan garam yang berasal dari asam lemah
analisis sebagai berikut: (1) Dari dua belas
dan basa lemah semua siswa tidak ada yang
konsep yang diujikan semua menyebabkan
tahu konsep.
individu-individu
(siswa)
mengalami
Identifikasi
miskonsepsi
secara
miskonsepsi; (2) sebagian besar siswa berada
kelompok
pada kelompok tidak tahu konsep dan
konsep
miskonsepsi. (3) Miskonsepsi terbesar 1
miskonsepsinya dari 12 konsep yang diujikan.
terjadi pada konsep nomor 2 yaitu identifikasi
Identifikasi didasarkan pada data CRIB, CRIS,
ciri-ciri beberapa jenis garam yang tidak dapat
dan Fb untuk masing-masing butir tes yang
terhidrolisis dengan persentase sebesar 57,7%.
merepresentasi konsep-konsep dalam materi
(4) Miskonsepsi terbesar kedua yaitu pada
hidrolisis garam. Data CRIB, CRIS, dan Fb
konsep 1 yaitu identifikasi ciri-ciri beberapa
yang dihitung dari hasil pretest disajikan pada
jenis garam yang dapat terhidrolisis dengan
Tabel 2.
C - 90
digunakan yang
untuk
diduga
menetapkan
paling
kuat
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Tabel 2 Data CRIB, CRIS, serta Fb Masing-masing Konsep Sebelum Pembelajaran No.
Konsep
1 2 3
Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis. Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang tidak dapat terhidrolisis. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis sebagian dengan sifat larutannya. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis total dengan sifat larutannya. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
4 5 6 7 8 9 10 11 12
CRIB 3.63 3.50
Data CRIS 2.59 2.83
Fb 0.34 0.04
2.68
2.43
0.26
2.29
2.25
0.54
2
2.33
0.19
1.69
1.96
0.29
2.39
2.07
0.20
2.00
2.15
0.18
2.8
2.45
0.58
2.48
2.14
0.29
1.66
2.07
0.45
1.33
2.17
0.12
Keterangan: Penetapan status TK, TTK, dan MK menggunakan CRI kelompok.
Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2 diperoleh
tercantum dalam Tabel 2 dapat disajikan
hasil analisis yaitu (1) miskonsepsi terjadi jika
dalam bentuk grafik seperti ditunjukkan pada
rata-rata nilai CRIS (2,5 < CRIS ≤ 5) dan FB
Gambar 2.
< 0,5. Berdasarkan nilai CRIS dan FB dalam CRIB
5
CRIS
4
Fb 3 2 1 0 1
3
5
7
1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
Tabel 2, pada setiap konsep yang diujikan FB
Centainly of Response Index (CRI)
Data CRIB, CRIS, dan Fb sebagaimana
9 11
Nomor Konsep
Gambar 2 Perbandingan CRIB, CRIS, dan Fb Masing-masing Konsep
terdapat siswa yang mengalami miskonsepsi. (2) Konsep nomor 1 dan 2 memiliki nilai CRIS > 2,5 dan FB < 0,5 dipahami oleh siswa secara miskonsepsi dan berdampak kuat. (3) Konsep nomor 3 sampai 12 memiliki nilai CRIS < 2,5 dan FB < 0,5 dipahami oleh siswa secara miskonsepsi tetapi tidak berdampak kuat.
C - 91
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Setelah perangkat
dilakukan pembelajaran
menginterkoneksikan
multipel
implementasi dengan
kimia maka diperoleh hasil seperti disajikan dalam Tabel 3.
representasi
Tabel 3 Data Konsepsi Akhir Siswa pada Konsep Hidrolisis Garam Nomor
Konsep
1 2 3
Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis. Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang tidak dapat terhidrolisis. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis sebagian dengan sifat larutannya. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis total dengan sifat larutannya. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Rata-Rata
4 5 6 7 8 9 10 11 12
TK 80 75 70.8
10.7
18.4
69.2
15.4
15.4
69.2
11.5
19.2
73.1
9.6
17.3
75
11.5
13.5
71.2
11.5
17.3
76.9
15.4
7.7
71.2
17.3
11.5
73.1
15.4
11.5
69.2
15.4
15.4
72.8 Keterangan: Penetapan status TK, TTK, dan MK menggunakan CRI individu.
Tabel 3 dapat divisualisasikan dengan diagram batang seperti dapat dilihat pada Gambar 3.
C - 92
Persentase TTK MK 12.3 10.7 9.6 15.4
13.0
14.4
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Dengan
Jumlah Siswa (%)
Perbandingan Persentase Siswa yang TK, TTK, dan MK 100 80 60 40 20 0
memperhatikan data dalam
Tabel 3 dan Gambar 3, diketahui bahwa sebagian besar siswa berada pada kelompok tahu TK
5
7
rata-rata
72,8%.
dihitung dari hasil postes disajikan pada Tabel
MK 3
dengan
Selanjutnya data CRIB, CRIS, dan Fb yang
TTK 1
konsep
9 11
4.
Nomor Konsep Gambar 3 Perbandingan Persentase Siswa yang TK, TTK, dan MK Setelah Implementasi Perangkat
Tabel 4 Data CRIB, CRIS, serta Fb Masing-masing Konsep Setelah Pembelajaran No.
Konsep
1 2 3
Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis. Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang tidak dapat terhidrolisis. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis sebagian dengan sifat larutannya. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis total dengan sifat larutannya. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
4 5 6 7 8 9 10 11 12
C - 93
CRIB 4.06 3.48
Data CRIS 3.26 3.78
Fb 0.85 0.54
3.65
3.13
0.69
3.52
2.8
0.81
3.5
2.7
0.62
3.39
3.25
0.85
3.46
3.19
0.79
3.20
3.28
0.74
3.44
2.25
0.69
3.43
2.42
0.67
3.08
2.55
0.75
3.4
2.67
0.77
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Data CRIB, CRIS, dan Fb sebagaimana tercantum dalam Tabel 4 dapat disajikan
Berdasarkan Gambar 4, maka dari 12 konsep
dalam bentuk grafik seperti ditunjukkan pada
yang
Gambar 4.
sejumlah siswa yang mengalami miskonsepsi, namun
5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
diujikan
miskonsepsi
masih
yang
menyisakan
terjadi
tidak
berdampak kuat. Hal ini ditunjukkan dengan 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
nilai Fraksi Benar (FB) semuanya berada pada
FB
Centainly of Response Index (CRI)
Perbandingan CRIB, CRIS, dan FB
telah
nilai di atas 0,5. Secara perbandingan miskonsepsi
ringkas siswa pada
persentase
yang
pre-tes
mengalami dan
post-test
disajikan dalam Tabel 5.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 Nomor Konsep
Gambar 4 Perbandingan CRIB, CRIS, dan Fb Masing-masing Konsep
Tabel 5 Perbandingan Persentase Miskonsepsi siswa pada Pre-test dan Post-test No. 1 2 3 4 5
6
7
Konsep Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis. Identifikasi ciri-ciri beberapa jenis garam yang tidak dapat terhidrolisis. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis sebagian dengan sifat larutannya. Identifikasi larutan garam yang mengalami hidrolisis total dengan sifat larutannya. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam kuat dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa kuat) dari makroskopik dan simbolik.
C - 94
Miskonsepsi (%) Pre-test Post-tes Penurunan 44.6 10.7 33.9 57.7
15.4
42.3
38.5
18.4
20.1
19.2
15.4
3.8
26.9
19.2
7.7
21.2
17.3
3.9
15.4
13.5
1.9
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
8
9 10 11 12
Transformasi gambaran submikroskopik larutan garam (yang berasal dari asam lemah dan basa lemah) dari makroskopik dan simbolik. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah Perbandingan pH beberapa larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Rata-rata
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
masih
konsep
prakonsepsinya
reduksi
melalui
implementasi perangkat pembelajaran dengan menginterkoneksikan
multipel
17.3
11.6
11.5
7.7
3.8
19.3
11.5
7.8
19.2
11.5
7.7
34.6
15.4
19.2
28.1
14.4
13,6
diperkenalkan dengan konsep yang benar
bahwa persentase miskonsepsi untuk semua mengalami
28.9
terdapat peluang kembali sendiri
yang
kepada salah
(miskonsepsi).
representasi
dari rata-rata 28,1% menjadi 14,4% atau
PENUTUP
mengalami penurunan rata-rata 13,6%. Hasil
Simpulan
penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat
Rata-rata persentase miskonsepsi siswa pada
pembelajaran
dalam
materi hidrolisis garam adalam sebesar 28,1%
pembelajaran dapat mereduksi miskonsepsi
pada pre-test dan mengalami reduksi menjadi
siswa. Hasil penelitian ini pula memberikan
14,4% pada post-test. Reduksi miskonsepsi
gambaran bahwa semua konsep yang diujikan
siswa adalah 13,6%. Dari hasil penelitian ini
masih menyisakan siswa yang mengalami
dapat
miskonsepsi. Hal ini merupakan sebuah
pembelajaran dengan menginterkoneksikan
kewajaran karena tidak sedikit ahli di bidang
multipel
pendidikan menyatakan bahwa mencegah
miskonsepsi siswa.
yang
digunakan
disimpulkan
bahwa
representasi
implementasi
dapat
mereduksi
terjadinya miskonsepsi pada siswa adalah hal yang sulit. Barke et al. (2009) mengatakan
UCAPAN TERIMA KASIH
bahwa miskonsepsi bersifat resisten atau sulit
Penelitian ini dilakukan dengan bantuan dana
diubah dan cenderung bertahan. Selanjutnya
dari
Ibrahim (2012) menyatakan meskipun telah
melalui penelitian Hibah Bersaing tahun 2014.
C - 95
Dirjen
Pendidikan
Tinggi
(DIKTI)
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
DAFTAR PUSTAKA Barke, Hans-Dieter; Al Hazari, Al; and Yitbarek, Sileshi. 2009. Misconceptions in Chemistry, Addressing Perceptions in Chemical Education. Berlin Heidelberg: Springer-Verlag Cheung D. 2009. Using think-aloud protocols to investigate secondary school chemistry teachers’ misconceptions about chemical equilibrium. Chem. Educ. Res. Pract. (10) 97-108 Farida, I. (2012). Interkoneksi Multipel Level Representasi Mahasiswa Calon Guru pada Kesetimbangan dalam Larutan Melalui Pembelajaran Berbasis WEB. Disertasi: Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Fraenkel, J., & Wallen, N. (2003). How To Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw Hill. Gilbert, J.K. and Treagust, D.F. 2009. Multiple Representations in Chemical Education: Models and Modelling in Science Education. Dordrecht: Spinger. Hasan, S., Bagayoko, D., & Kelley, E. (1999). Misconceptions and Certainty of Response Index. Journal of Physics Education, 34(5), 294-299. Hilton A and Nichols K. 2011. Representational Classroom Practices that Contribute to Students’ Conceptual and Representational Understanding of Chemical Bonding. International Journal of Science Education Vol. 33, No. 16, pp. 2215– 2246 Ibrahim, M. (2012). Konsep, Miskonsepsi, dan Cara Pembelajarannya. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Kaya E and Geban O. 2012. Facilitating Conceptual Change in Rate of Reaction Concepts Using Conceptual Change Oriented Instruction. Education and Science. Vol. 37, No 163. 216 – 225. Pabuccu, A. & Geban, O. 2006. Remediation misconceptions concerning chemical bonding through conceptual change text. Hacettepe University Journal of Education, 30, 184-192 Pikoli M. 2011. Analisis pola kesalahan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gorontalo dalam memahami konsep hidrolisis garam ditinjau dari aspek makroskopis dan submikroskopis. Laporan Penelitian UNG. Pinarbasi T, Sozbilir M, and Canpolat N. 2009. Prospective Chemistry Teachers’ Misconceptions About Colligative Properties: Boiling Point Elevation And Freezing Point Depression. Chem. Educ. Res. Pract., 2009, 10, 273–280 Sirhan, G. (2007). Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Journal of Turkish Science Education, 4(2), 2-20. Smith C and Nakhleh M. 2011. University students’ conceptions of bonding in melting and dissolving phenomena. Chem. Educ. Res. Pract. 12, 398–408 Stojanovska M, Soptrajanov B, Petrusevski V. 2012. Addressing Misconceptions about the Particulate Nature of Matter among Secondary-School and High-School Students in the Republic of Macedonia. Creative Education. 3 (5), 619-631 Treagust D.F, and Chandrasegaran A. L., 2009. The Efficacy of an Alternative Instructional Programme Designed to Enhance Secondary Students’
C - 96
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Competence in the Triplet Relationship. In Gilbert J.K and Treagust (Eds). Multiple Representations in Chemical Education. Dordrecht: Springer. pp. 151-164 Unal, S., Costu, B., & Ayas, A. (2010). Secondary School Students’ Misconceptions of Covalent Bonding. Journal of Turkish Science Education, 7, 3-29.
C - 97