IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARANSTADPADA PEMBELAJARAN IPA DI MADRASAH TSANAWIYAH Oleh: Wiwin Sunarsi Tubagus, S.Si Widyaiswara Pertama Balai Diklat Keagamaan Manado
Abstrak : Artikel ini membahas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk diterapkan pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat diterapkan pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah dengan memperhatikan dan mempersiapkan hal-hal berikut seperti materi, membagi siswa ke dalam tim, menentukan skor awal pertama, serta membangun tim. Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif, Model STAD, Model Pembelajaran IPA MTs
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan dewasa ini telah semakin berkembang, terutama dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas.Berbagai model dan metode pengajaran telah bervariasi, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperbaiki pembelajaran yang sebelumnya. Selama ini metode yang digunakan adalah metode konvensional yang hampir kegiatannya dalam proses belajar mengajar didominasi oleh guru (teacher centered), yang kemudian berakibat pada pasifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, menguasai materi pembelajaran hanya dengan menghafal, siswa belum ditempatkan sebagai subjek dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang ada selama ini masih belum memperhatikan efektivitas dan kesesuaian penggunaan model pembelajaran dengan pokok bahasan yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran sulit dicapai. Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut peserta didik tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan
oleh pengajar, tetapi peserta didik/siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran (andragogi), agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan. Menekankan pada pentingnya penggunaan metode yang bervariasi merupakan hal penting dalam proses pembelajaran di MTs, sebab yang diajarkan adalah peserta didik yang sedang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Melibatkan mereka dalam proses pembelajaran, dengan cara : mengajukan pertanyaan, memberikan kesempatan untuk beropini, memberikan tanggapan dan sebagainya akan semakin memberi nilai tambah pada proses penerimaan siswa terhadap pelajaran. Sebaliknya, jika dalam proses pembelajaran guru hanya terpaku pada metode ceramah, maka semangat peserta didik untuk menerima pelajaran pun bisa jadi mengendur. Untuk itu perlu adanya variasi mengajar terutama melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaransehingga model pembelajaran yang digunakan pun harus tepat. Pada artikel ini akan dibahas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk diterapkan pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Dalam proses pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah masih sering dilakukan dengan metode ceramah yang membuat peserta didik cenderung pasifdan tidak bersemangat menerima pelajaran sehinggadiperlukan modelyang tepat untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan adalah bagaimana meningkatkan mutu pembelajaran pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeStudent Team Achievement Division (STAD).
D. TUJUAN PENULISAN Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada pembelajaran di kelas.
BAB II KONSEP DAN PEMBAHASAN
A. KERANGKA TEORITIS 1. Konsep Pembelajaran Kooperatif Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif
(cooperative
learning).Model
pembelajaran
kooperatif
merupakan
strategi
pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (1995:49) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demi-kian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok (Ibrahim, Muslimin, 2000:30). Model pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan pembelajaran yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok (Ibrahim, Muslimin, 2000:32). Jadi, pembelajaran yang menarik dari model pembelajaran kooperatif adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik (student achievement) juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial, penerimaan
terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan pada yang lain. 2. Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan
kemampuan
berpikir,
bekerja
dan
bersikap
ilmiah
serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
3. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Zaini, Munthe, Aryani, 2007:119). Dalam STAD terdiri atas lima komponen utama, sebagaimana diuraikan dibawah : 1. Presentasi Kelas Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya persentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka. 2. Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswayang mewakili seluruh bagian dari kela sadalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatanatau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dang mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah figur yang paling penting dalam STAD.
Pada setiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antara kelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswi mainstream. 3. Kuis Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis. Sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. 4. Skor kemajuan Individual Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor ”awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. 5. Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dar peringkat mereka.
B. PEMBAHASAN Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat diterapkan pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah dengan memperhatikan dan mempersiapkan hal-hal berikut: 1. Materi STAD dapat digunakan
bersama materi-materi kurikulum yang dirancang khusus untuk
pembelajaran tim siswa yang disebarluaskan oleh John Hopkins Team Learning Project atau dapat juga digunakan bersama materi-materi yang diadaptasi dari buku teks atau sumbersumber terbitan lainnya atau bisa juga dengan materi yang dibuat oleh guru. Anda cukup membuat sebuah lembar kegiatan, sebuah lembar jawaban, dan sebuah kuis untuk setiap unit yang anda rencanakan untuk diajarkan. Tiap unit harus terdiri dari tiga sampai lima instruksi. 2. Membagi para siswa ke dalam Tim Seperti yang sudah kita lihat, tim-tim STAD mewakili seluruh bagian di dalam kelas, di dalam kelas yang terdiri dari separuh laki-laki, separuh perempuan, tiga perempuan kulit putih, dan seperempat minoritas boleh saja membentuk tim yang terdiri dari empat orang yang terdiri dari empat orang yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan, dan tiga siswa kulit putih serta satu siswa minoritas. Tim tersebut juga harus terdiri dari seorang siswa berprestasi tinggi, seorang siswa berprestasi rendah, dan dua lainnya yang berprestasi sedang. Tentunya, berprestasi tinggi, adalah sebuah terminologi yang relatif : ini berarti tinggi untuk kelas yang bersangkutan, tidak perlu tinggi bila dibandingkan dengan norma-norma nasional. Anda juga boleh memasukkan kriteria suka, tidak suka dan kombinasi yang mematikan dari para siswa dalam menentukan anggota tim, tetapi jangan biarkan siswa memilih sendiri anggota kelompoknya, karena mereka cenderung akan memilih siswa lain yang setara dengan mereka. 3. Menentukan Skor awal Pertama
Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis-kuis sebelumnya.Apabila anda memulai STAD setelah anda memberikan tiga kali atau lebih kuis, gunakan rata-rata skor kuis siswa sebagai skor awal. 4. Membangun Tim Sebelum memulai program pembelajaran kooperatif apapun, akan sangat baik jika memulai dengan satu atau lebih latihan pembentukan tim sekadar untuk memberi kesempatan kepada anggota tim untuk melakukan sesuatu yang mengasyikkan dan untuk salin gmengenal satu sama lain. Misalnya tim boleh saja diberikan kesempatan untuk menciptakan logo tim bener, lagu atau syair. Setiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di dalam kelas. Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan, pengembangan, dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran anda. Kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian yang independen, secara berturut-turut (Silberman Malvin, 2006:165), yaitu: 1. Pembukaan
Sampaikan pada siswa apa yang akan mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Tumbuhkan rasa ingin tahu para siswa dengan cara penyampaian yang berputar-putar, masalah dalam kehidupan nyata, dan sarana-sarana lainnya.
Anda bisa saja membuat para siswa bekerja dalam tim mereka untuk ”menemukan” konsep-konsep, atau untuk membangkitkan minat mereka terhadap pelajaran.
Ulangi tiap persyaratan atau informasi secara singkat.
2. Pengembangan
Tetaplah selalu pada hal-hal yang anda ingin agar dipelajari para siswa
Fokuskan pada pemaknaan, bukan penghapalan
Demonstrasikan secara aktif konsep-konsep atau skil-skil dengan menggunakan alat bantu visual, cara-cara cerdik, dan contoh yang banyak.
Nilailah siswa sesering mungkin dengan memberi banyak pertanyaan.
Jelaskan mengapa sebuah jawaban bisa salah atau benar, kecuali jika memang sudah sangat jelas
Berpindah pada konsep berikutnya begitu para siswa telah menangkap gagasan utamanya
Pelajarilah momentum dengan menghilangkan interupsi, terlalu banyak bertanya, dan berpindah bagian pelajaran terlalu cepat.
Pedoman pelaksanaan :
Buatlah agar para siswa mengerjakan tiap persoalan atau contoh, atau mempersiapkan jawaban terhadap pertanyaan yang anda berikan.
Panggil siswa secara acak. Ini akan membuat para siswa selalu mempersiapkan diri mereka untuk menjawab.
Pada saat ini jangan memberikan tugas-tugas kelas yang memakan waktu lama.Buatlah agar para siswa mengerjakan satu atau dua permasalahan atau contoh, atau mempersiapkan satu atau dua jawaban, lalu berikan mereka umpan balik.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dari apa yang diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat diterapkan pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah dengan memperhatikan dan mempersiapkan hal-hal berikut seperti materi, membagi siswa ke dalam tim, menentukan skor awal pertama, serta membangun tim..
B. Rekomendasi Setelah membahas secara utuh tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah, maka rekomendasi yang dapat diberikan yaitu para guru khususnya yang berada di bawah naungan Kementerian Agama perlu untuk mempelajari modelmodel pembelajaran terbaru yang dapat diterapkan pada pembelajaran di Madrasah.Para guru juga harus selalu memperbarui informasi tentang pendidikan dan pembelajaran khususnya yang terkait dengan meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya dengan mempelajari lebih lanjut tentang model pembelajaran teraktual.
DAFTAR PUSTAKA
Muslimin, Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press Slavin, Robert. E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice. Massachusett USA: Alymond & Bacon Silberman, Melvin. 2006. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Sudjana. 1997. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya Zaini, Munthe, Aryani. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani