perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) YANG DILENGKAPI MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA NEGERI 3 SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : AGASTA RIA SASTIKA K3308065
FAKULTAS KEGURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) YANG DILENGKAPI MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA NEGERI 3 SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh : AGASTA RIA SASTIKA K3308065
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kimia, Jurusan pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to 2012 user Oktober ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Agasta Ria Sastika
NIM
: K3308065
Jurusan/Program Studi
: P.MIPA/Pendidikan Kimia
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “. IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) YANG DILENGKAPI MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA NEGERI 3 SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benarbenar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Oktober 2012
Yang membuat pernyataan
Agasta Ria Sastika
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Oktober 2012
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Elfi Susanti V H, S.Si.,M.Si.
Prof. Dr. H. Ashadi
NIP. 19721023 199802 2 001
NIP. 19510102 197501 1 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si
_______________
Sekretaris
: Dr. rer. nat. Sri Mulyani, M.Si.
_______________
Anggota I
: Elfi Susanti V H, S.Si, M.Si.
_______________
Anggota II
: Prof. Dr. H. Ashadi.
_______________
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta a.n. Dekan, Pembantu Dekan 1
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002 commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Bismillahirrohmaanirrohiim ( Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang) (Q.S. Al Fatihah : 1)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyiroh : 5-6) “ Tersenyum adalah salah satu cara yang paling bijak dalam menghadapi kesulitan” (Penulis) “Kita adalah hasil dari masa lalu, dan kita menjadi orang tua untuk masa depan kita ” (Penulis)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai wujud bakti, cinta, dan terima kasihku kepada :
Allah SWT yang telah memberikan rahmad serta hidayah-NYA
Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa memberi kasih sayang, doa, dan semangat padaku, terima Kasih sedalam-dalamnya.
Adikku tersayang yang selalu memberi keceriaan.
Ibu
Elfi
dan
Bapak
Ashadi
yang
sabar
membimbing saya.
Sahabatku (Fifi) yang selalu memberiku semangat
Teman-teman P.Kimia angkatan 2008 terima kasih untuk segala dukungan, persahabatan dan bantuanya
Para inspiratorku yang selalu membantuku, terima kasih
Almamater
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Agasta Ria Sastika. IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) YANG DILENGKAPI MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA NEGERI 3 SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yang dilengkapi media Macromedia flash materi pokok sistem koloid dalam meningkatkan prestasi siswa kelas XI semester genap SMA Negeri 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design dimana kelas kontrol yang digunakan adalah kelas dengan model pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran menggunakan metode ceramah yang disertai tanya jawab yang biasa digunakan oleh guru di SMA N 3 Sragen. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA N 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data prestasi belajar kognitif digunakan metode tes sedangkan prestasi belajar afektif siswa menggunakan angket. Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t- pihak kanan. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran kooperatif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yang dilengkapi media Macromedia flash memberikan peningkatan yang lebih tinggi terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Sistem Koloid dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, ini dapat dilihat dari nilai rata-rata posttest prestasi belajar siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran dengan model konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan menggunakan uji tpihak kanan dari nilai posttest prestasi belajar kognitif dan afektif. Dimana hasil uji –pihak kanan untuk prestasi belajar kognitif diperoleh thitung = 4,389 lebih besar dari harga ttabel = 1,997, begitu pula dengan prestasi belajar afektif diperoleh diperoleh thitung = 4,309 lebih besar dari harga ttabel = 1,997. Simpulan dari penelitian ini adalah implementasi metode pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yang dilengkapi media Macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif dan afektif siswa pada materi pokok Sistem Koloid kelas XI IPA SMA N 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, CIRC, Macromedia flash commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Agasta Ria Sastika. IMPLEMENTATION OF CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TEACHING METHOD COMPLETED WITH MACROMEDIA FLASH MEDIA IN THE MAIN MATERIAL COLLOID SYSTEM AT THE SCIENCE XI CLASS OF SMA NEGERI 3 SRAGEN IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Thesis of Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University, October 2012.
The purpose of this research is to know the implementation of CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) method completed with Macromedia flash media in the main material colloid system in improving students’ achievement at the eleventh grade of SMA Negeri 3 Sragen in the academic year of 2011/2012. This research uses experimental method with research arrangement of Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design where the control class used is the class with conventional learning which tutorial learning with question answer is usually used by the teachers of SMA N 3 Sragen. Population of this research is students of XI IPA class of SMA N 3 Sragen in the academic year of 2011/2012. The sample is took using cluster random sampling technique. Test method is used to collect the data of cognitive students’ achievement, and questionnaire method is used to collect the data of affective students’ achievement. T-test of independent is used to test the hypothesis. Result of the research shows that cooperative learning using CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) method completed with Macromedia flash media gives higher improvement to the students’ achievement in the main material Colloid System compared with conventional learning method. It can be seen from the result of posttest average, students’ achievement are higher than learning using conventional method. T-test of independent shows the results of cognitive and affective posttest of students’ achievement. Where ttest of independent shows the results of cognitive thitung = 4,389 higher than ttabel = 1,997, and so the results of affective thitung = 4,309 higher than ttabel = 1,997. Conclusion of this research is the implementation of CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) method completed with Macromedia flash media can improve the cognitive and affective students’ achievement in the main material colloid system at the eleventh grade of SMA Negeri 3 Sragen in the academic year of 2011/2012. Key Word: cooperative learning, CIRC, Macromedia flash
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat, karunia dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS. Penulis menyadari, dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan laporan ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, dengan penuh ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Sukarmin, M.Si, Ph.D., selaku Ketua Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia yang telah memberikan ijin penelitian. 4. Ibu Elfi Susanti V H, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, tuntunan, pengarahan dan saran kepada penulis. 5. Bapak Prof. Dr. H. Ashadi., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, tuntunan, pengarahan dan saran kepada penulis. 6. Ibu Dra. H. Kus Sri Martini, M.Si, selaku ketua penguji skripsi yang telah memberi masukan dan bimbingan kepada penulis. 7. Ibu Dr. rer. nat. Sri Mulyani, M.Si., selaku sekretaris penguji skripsi yang telah memberi masukan dan bimbingan kepada penulis. 8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Kimia yang telah memberikan banyak ilmu. 9. Bapak Bambang Margono, S.Pd, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA N 3 Sragen yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian. 10. Bapak Sugeng Widodo, S.Pd., selaku guru mata pelajaran kimia kelas XI commit to user SMA N 3 Sragen. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Bapak Ibu Guru dan keluarga besar SMA N 3 Sragen atas kebaikan dan keramahannya selama penelitian di SMA N 5 Surakarta. 12. Siswa kelas XI IPA SMA N 3 Sragen atas kerjasamanya selama penelitian. 13. Bapak dan Ibuku tersayang yang telah memberikan cinta, kasih sayang dan pengorbanannya selama ini. 14. Adikku tersayang. 15. Teman-teman seperjuanganku (Fifi, Ifa, Ai, Beta, Farid, Ambar) terima kasih atas segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya. 16. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNS angkatan 2008. 17. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, saran, dan kritiknya yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Surakarta, Oktober 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
v
HALAMAN MOTTO ................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................
vii
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................
viii
HALAMAN ABSTRACT .........................................................................
ix
HALAMAN KATA PENGANTAR ..........................................................
x
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................
1
B. Rumusan Masalah...............................................................
5
C.Tujuan Penelitian .................................................................
5
D.Manfaat Hasil Penelitian .....................................................
5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian yang Relevan .................
6
B. Kerangka Berpikir ...................................................................
35
C. Hipotesis ..................................................................................
37
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
38
B. Rancangan/Desain Penelitian .................................................. commit to user C. Populasi dan sampel ................................................................
39
xii
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................
41
E. Pengumpulan Data ..................................................................
41
F. Validasi Instrumen Penelitian .................................................
42
G. Analisa Data ............................................................................
47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .........................................................................
58
B. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................
61
C. Pengujian Hipotesis ................................................................
63
D. Pembahasan Hasil Analisa Data ..............................................
65
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan..................................................................................
69
B. Implikasi ..................................................................................
69
C. Saran ........................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
71
LAMPIRAN ...............................................................................................
73
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman 2.1.
Larutan Sejati dan Sistem Koloid .................................................
24
2.2.
Gerak Brown.................................................................................
25
23.
Adsorbsi ion-Ion ...........................................................................
25
2.4.
Sel Elektrolisis Sederhana ............................................................
26
2.5.
Koagulasi Koloid karena Penambahan Elektrolit .........................
28
2.6.
Proses Dialisis ...........................................................................
29
2.7.
Diagram suatu Dialisis Darah .......................................................
30
2.8.
Skema Kerangka Berpikir ............................................................
37
4.1.
Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....................................................
4.2.
59
Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Afekif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................................................
commit to user xiv
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman 2.1.
Perbedaan Larutan, Suspensi, dan Sistem Koloid .....................
22
2.2.
Tipe-Tipe Koloid .......................................................................
23
2.3.
Perbandingan Koloid Liofil dan Liofob ....................................
32
3.1.
Jadwal Penelitian .......................................................................
38
3.2.
Desain Penelitian .......................................................................
40
3.3.
Tabel Rangkuman Hasil Panelis Aspek Kognitif......................
42
3.4.
Tabel Rangkuman Kerelevanan Aspek Kognitif .......................
43
3.5.
Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Soal Aspek Kognitif ......
44
3.6.
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Aspek Kognitif dengan Formula KR-20 ..........................................................................
44
3.7.
Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Aspek Kognitif ..
44
3.8.
.Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Aspek Kognitif ...........
44
3.9.
Tabel Rangkuman Hasil Panelis Aspek Afektif ........................
45
3.10.
Tabel Rangkuman Kerelevanan Aspek Afektif ........................
45
3.11.
Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Soal Aspek Afektif ........
46
3.12.
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Aspek Afektifdengan Formula alpha Cronbach’s Alpha (α) ........................................
47
3.13.
Skor Penilaian Afektif
52
4.1.
Rangkuman Deskripsi Data Penelitian Prestasi Belajar
.........................................................
Kognitif ...................................................................................... 4.2.
58
Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Cooperative Integrated Reading and Composition yang dilengkapi media Macromedia flash ...........
59
4.3.
Rangkuman Deskripsi Data Penelitian Prestasi Belajar Afektif
60
4.4.
Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Cooperative Integrated Reading and Composition yang dilengkapi media Macromedia flash ........... commit to user xv
60
perpustakaan.uns.ac.id
4.5.
digilib.uns.ac.id
Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai postest Prestasi Belajar Kognitif Siswa ………………………………………………….
4.6.
Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Prestasi Belajar Afektif Siswa..........................................................................................
4.7.
62
62
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Nilai Kognitif dan Nilai Afektif ........................................................................................
63
4.8.
Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif..............................
64
4.9.
Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif................................
64
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman 1.
Silabus .............................................................................................
74
2.
RPP Kelas Eksperimen ....................................................................
76
3.
RPP Kelas Eksperimen .....................................................................
100
4.
Kisi-Kisi Penyusunan Soal Aspek Kognitif .....................................
121
5.
Soal Try Out Aspek Kognitif ...........................................................
123
6.
Kunci Jawaban Soal Try Out Aspek Kognitif ..................................
133
7.
Lembar Jawab Soal Try Out Aspek Kognitif ...................................
134
8.
Kisi-Kisi Try Out Angket .................................................................
135
9.
Angket Try Out Aspek Afektif .........................................................
136
10.
Daftar Nama Siswa ..........................................................................
140
11.
Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen ....................................
144
12.
Data Induk Penelitian Aspek Kognitif ..............................................
145
13.
Data Induk Penelitian Aspek Afektif ................................................
147
14.
Validasi Aspek Kognitif ...................................................................
149
15.
Validitas Aspek Afektif ....................................................................
153
16.
Distribusi Frekuaensi Aspek Kognitif ..............................................
157
17.
Distribusi Frekuaensi Aspek Afektif ................................................
159
18.
Normalitas Nilai Postest Aspek Kognitif Kelas Kontrol ..................
161
19.
Normalitas Nilai Postest Aspek Kognitif Kelas Eksperimen ..........
163
20.
Normalitas Nilai Postest Aspek Afektif Kelas Kontrol ....................
165
21.
Normalitas Nilai Postest Aspek Afektif Kelas Eksperimen .............
167
22.
Uji Homogenitas Nilai Postest Aspek Kogntif ................................
169
23.
Uji Homogenitas Nilai Postest Aspek Afektif..................................
170
24.
Uji T-Pihak Kanan Nilai Postest Aspek Kognitif.............................
171
25.
Uji T-Pihak Kanan Nilai Postest Aspek Afektif...............................
173
26.
Artikel Diskusi ..................................................................................
175
27.
Modul................................................................................................ commit to user
182
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28.
Penghargaan Team............................................................................
209
29.
Dokumentasi Penelitian ....................................................................
210
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kimia adalah satu mata pelajaran yang mempelajari mengenai materi dan perubahan yang terjadi di dalamnya. Ilmu kimia juga mempelajari tentang zat-zat kimia yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, oleh karena itu ilmu kimia bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai peristiwa alam yang ditemukan sehari-hari juga dapat dipelajari di dalam ilmu kimia, namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia. Salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa SMA jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran kimia. Materi pokok pembelajaran kimia kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 3 Sragen salah satunya
adalah
mengelompokkan
sistem koloid. Kompetensi dasar yang diharapkan adalah sistem
koloid
berdasarkan
hasil
pengamatan
dan
penggunaannya di industri, mengindentifikasi sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta membuat berbagai sistem koloid dengan bahanbahan yang ada di sekitarnya. Penerapan sifat-sifat koloid banyak kita jumpai dalam bidang industri, pertanian, maupun kedokteran. Sehingga materi koloid menjadi sangat penting untuk dipelajari dan dipahami, bukan hanya sekedar untuk dihafalkan. Menurut Syaodih Sukmadinata Nana (2009:162) usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya. Faktor yang bersumber pada dirinya sendiri yang terdiri dari fisiologi dan psikologi (minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif). Sedangkan yang bersumber di luar dirinya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu lingkungan dan instrumental (metode mengajar dan sarana sekolah). Untuk mencapai hasil optimal, maka faktor internal dan eksternal tersebut perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Penggunaan metode yang tepat dapat membangkitkan motivasi dan minat terhadap mata pelajaran kimia yang diberikan, juga terhadap proses dan pencapaian hasil belajar siswa. Metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia serta tercapai tujuan pembelajarannya sehingga bisa dilihat apakah metode yang diterapkan efektif. Demikian pula penerapan metode dalam mengajar yang bervariasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar dan peningkatan kualitas pendidikan. Untuk dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar, diperlukan inovasi-inovasi
pembelajaran
diantaranya
yaitu
inovasi
dalam
metode
pembelajaran. Diperlukan metode pembelajaran yang menuntut para siswa untuk aktif dalam pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan guru pengampu, sebagian besar proses pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 3 Sragen masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, yaitu masih menggunakan metode ceramah yang kadang disertai tanya jawab. Sehingga metode pembelajaran masih teacher centered learning artinya pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses belajar. Hal ini dikarenakan sifat dari metode pembelajaran tersebut adalah satu arah yaitu dari guru ke siswa yang menyebabkan siswa kurang termotivasi dan aktif dalam belajar. Dampak dari pembelajaran satu arah ini siswa kurang diberi kebebasan untuk berpendapat dan menggali kemampuan yang ada pada diri siswa sehingga siswa cenderung takut untuk menyampaikan pendapat bahkan siswa terkesan pasif karena hanya mendengarkan dan menerima pelajaran. Berdasarkan data nilai ulangan harian materi koloid siswa kelas XI SMA Negeri 3 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, 30%
siswa belum mencapai
ketuntasan atau mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Oleh karena itu, guru perlu mengatasi permasalahan yang ada, salah satu caranya
dengan
meningkatkan
menerapkan
kemampuan
variasi metode pembelajaran yang commit to usermemahami materi dan siswa dalam
dapat dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Pada dasarnya materi pembelajaran akan mudah diterima siswa apabila siswa memiliki keaktifan, rasa ingin tahu serta motivasi yang tinggi yang didukung oleh metode dan media pembelajaran yang tepat yang bisa mendorong siswa untuk aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok materi kuliah, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Metode pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keaktifan siswa, aspek keterampilan sosial sekaligus aspek kognitif dan aspek afektif siswa adalah (Cooperative
model
pembelajaran
kooperatif
Learning). Menurut Susanti Wulandari Rini (2010:1-2), bahwa
Cooperetive learning merupakan sebuah strategi pengajaran yang baik dimana siswa dibagi dalam satu kelompok yang kecil yang terdiri dari siswa dengan tingkat kemempuan yang berbeda-beda menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk mengembangkan pemahaman mereka terhadap sebuah mata pelajaran. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah,
asih,
dan
asuh
sehingga tercipta masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama teman. Dan salah satu motode pembelajaran yang tepat dengan tujuan pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition). Metode CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) merupakan metode belajar kelompok yang dihubungkan dengan kemampuan membaca dan menulis. Masing-masing anggota kelompok harus mampu memahami bacaan yang ada
kemudian memadukannya dengan kemampuan
menulis, yang kemudian dikemukakan didepan kelompok yang lain. Dalam pelaksanaannya nanti akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor individual dari commit to user dalam siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Slavin Robert E (2005:201) berpendapat bahwa: “Satu fokus utama dari kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat pengguna waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim.” Uno Hamzah B dan Lamatenggono Nina (2010:124) menyatakan bahwa : Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak hanya membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran. Salah satu media yang sering digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media berbasis komputer antara lain Macromedia flash . Menurut Astuti Dwi (2006:1) : Animasi yang dihasilkan Macromedia flash adalah animasi berupa movie. Movie yang dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang dimaksud disini adalah grafik yang berbasis vektor. Berdasarkan
uraian
di
atas, maka
perlu
diketahui
pengaruh
implementasi metode pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) yang disertai media Macromedia flash terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah implementasi metode pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yang dilengkapi
Macromedia flash dapat
meningkatkan prestasi belajar kognitif dan afektif siswa pada materi pokok koloid commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 siswa kelas XI IPA semester genap
SMA Negeri 3 Sragen
tahun ajaran
2011/2012?” C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi metode pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yang dilengkapi media Macromedia flash materi pokok sistem koloid dapat meningkatkan prestasi belajar kogitif dan afektif siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 3 Sragen
tahun ajaran
2011/2012. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung teori-teori yang telah ada yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan
masukan
kepada
guru
dalam
merancang
dan
melaksanakan program pembelajaran. b. Sebagai bahan pemikiran selanjutnya bagi peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. c. Memberikan masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar materi pokok sistem koloid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Metode Pembelajaran Menurut Poerwadarminta (2002: 652), “ Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan atau cara kerja yang bersistem untuk mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Menurut Whiterington (1952 h.165) dalam Syaodih Sukmadinata Nana (2009:155) pembelajaran berasal dari kata dasar belajar. menyatakan bahwa : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola
respons yang baru yang berbentuk ketrampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Sehingga pembelajaran dapat diartikan bahwa usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa sehingga akan terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku pada diri belajar. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian metode pembelajaran . Menurut Sumantri Mulyani (2001:114) metode pembelajaran merupakan caracara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benarbenar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Metode pembelajaran menurut Slameto (2003:65) adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran maka guru harus dapat memilih dan mengembangkan metode mengajar yang tepat, efisien dan efektif dengan apa yang diajarkan. Dengan pemilihan metode yang tepat, maka akan mempengaruhi belajar siswa dengan baik sehingga siswa benarbenar memahami materi yang diberikan. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan pengertian metode commit to user pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan membuat kemampuan intelektual berkembang, sehingga dapat berjalan secara efisien dan bermakna bagi siswa. Menurut
Slameto
(2003:92),
variasi
pembelajaran
merupakan
penerapan beberapa metode dalam peoses mengajar. Variasi metode pembelajaran mengakibatkan penyajian bahan pelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa. Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan siswa, hal ini dikarenakan siswa tidak tertarik pada penyampaian materi oleh guru, sehingga dengan variasi metode pembelajaran akan dapat meningkatkan minat dan kegiatan belajar siswa. 2. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Dalam upaya peningkatan hasil belajar, guru akan menggunakan model pembelajaran kooperatif mengingat model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok – kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda, sehingga siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran model kooperatif dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat – pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan – temuan dalam bentuk tulisan. Dorongan teman untuk mencapai prestasi akademik yang baik dapat meningkatkan berfikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan. Menurut Wulandari Rini Susanti (2010:1-2), bahwa Cooperative learning merupakan sebuah startegi pengajaran yang baik dimana siswa dibagi kedalam satu kelompok yang kecil yang terdiri dari siswa
yang
mempunyai
tingkat
kemampuan
commit to user
yang
berbeda-beda
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 menggunakan
berbagai
aktivitas
belajar
untuk
mengembangkan
pemahaman mereka terhadap sebuah mata pelajaran. Menurut Dwi Jayanti Renny (2008:2), bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan/dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. b. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif Roger and David Johnson dalam Lie Anita (2004:31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu : 1) Saling Ketergantungan Positif Artinya setiap siswa harus melaksanakan tugas masing-masing yang diberikan untuk menyelesaikan tugas dalam kelompok itu. Setiap siswa mempunyai peluang yang sama untuk mengambil bagian dalam kelompok. Siswa yang mempunyai kelebihan harus membantu temannya dalam kelompok itu untuk tercapainya tugas yang diberikan kepada kelompok itu. Setiap anggota kelompok harus saling memenuhi dan bantu-membantu. 2) Tanggung jawab Perseorangan Dalam cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik untuk kelompoknya, karena penilaian dilakukan secara individu dan kelompok. Nilai kelompok merupakan “sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota menyumbangkan poin di atas rata-rata mereka. Artinya siswa yang berprestasi tinggi ataupun rendah mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan kontriibusi. Sehingga
timbul
rasa
tanggung
kelompoknya.
commit to user
jawab
untuk
keberhasilan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 3) Interaksi Tatap Muka Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan keuntungan bagi anggota kelompok karena siswa akan memperoleh sumber belajar yang bervariasi. 4) Komunikasi Antar Anggota Pembelajaran kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan positif tanpa menyinggung perasaan anggota yang lain. Dengan adanya komunikasi yang baik, pencapaian tujaan akan lebih mudah. 5) Evaluasi Proses Kelompok Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka selanjutnya bisa bekerja sema dengan lebih efektif. 3. Pembelajaran Kooperatif Metode CIRC Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari mata pelajaran. “Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing” (Slavin Robert E, 2005:4). Menurut Durukan Erhan (2011), bahwa metode pembelajaran CIRC lebih efektif dari pada metode pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini akan dicoba salah satu model pembelajaran koopertif dengan metode CIRC. Kooperatif CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. Menurut Slavin (2005:201) menyatakan bahwa : “Satu fokus utama dari kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut lebih efektif. Para siswa yang bekerja dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan commit to user pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 bidang-bidang lain seperti pemahaman pembaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisis lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim. CIRC terdiri dari tiga unsur penting : kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu (Slavin Robert E, 2005:204). Dalam pembelajaran dengan metode CIRC, cara untuk menentukan anggota kelompoknya adalah sebagai berikut : a. Menentukan peringkat siswa Dengan cara mencari informasi tentang skor rata-rata nilai siswa pada tes sebelumnya atau nilai raport. Kemudian diurutkan dengan cara menyusun peringkat dari yang berkemampuan akademik tinggi sampai terendah. b. Menentukan jumlah kelompok Jumlah kelompok ditentukan dengan memperhatikan banyak anggota setiap kelompok dan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. c. Penyusunan anggota kelompok Pengelompokkan ditentukan atas dasar susunan peringkat siswa yang telah dibuat. Setiap kelompok diusahakan beranggotakan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan beragam, sehingga mempunyai kemampuan rata-rata yang seimbang. Menurut Sutarno Heri, Alinurdin Enjang, Alawani Indhikiro (2010:2), model pembelajaran CIRC, dibagi menjadi beberapa fase: a. Fase pertama, yaitu orientasi Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan. Selain itu juga memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa. b. Fase kedua, yaitu organisasi Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dengan commitakademik. to user memperhatikan keheterogenan Membagikan bahan bacaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 tentang materi yang akan dibahas kepada siswa. Selain itu menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung. c. Fase ketiga yaitu pengenalan konsep Dengan cara mengenalkan tentang suatu konsep baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, film, kliping, poster atau media lainnya. d. Fase keempat, yaitu fase publikasi Siswa
mengkomunikasikan
hasil
temuan-temuannya,
membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas baik dalam kelompok maupun di depan kelas. e. Fase kelima, yaitu fase penguatan dan refleksi Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan contoh nyata dalam kehidupan seharihari. Selanjutnya siswa pun diberi kesempatan untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya Menurut Durukan Erhan (2011:2), teknik penerapan metode CIRC yaitu : Introduction by teacher : Firstly of all, teacher shares basic information with classroom. Group work
: 4 or 5 student groups were established.Worksheets and other materials prepared by teacher were handed out to group members. Depending on the content of the work, students can collectively answer the questions and answers can be checked by each memberand conveyed to other groups. Other members also control the answers and the process continues this way.
Assessment
:Depending on the features of the selected technique, skills or information learnt by students in commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 relation to course content are assessed by students individually or cooperatively Detection of successful groups: Individual and group assessment of the student scores are entered on a group scoreboard and the resulting scores are summed. The group with the highest final score is rewarded.
4. Model Pembelajaran Konvensional Menurut Poerwadarminta (2002: 459): “konvensional/klasik adalah tradisional”. Tradisional sendiri berarti sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun. Pembelajaran
konvensional
biasa
disebut
pembelajaran
yang
disampaikan kepada sejumlah siswa tertentu secara serentak pada waktu dan tempat yang sama dengan ceramah untuk menjelaskan materi, dilanjutkan metode tanya jawab dan pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas untuk diselesaikan siswa. Dalam sistem pembelajaran konvensional, siswa menjadi
cenderung
pasif,
kurang
mempunyai
kesempatan
dalam
mengembangkan kreativitas dan inisiatif, karena proses pembelajaran lebih banyak didominsi oleh guru (teacher centered learning Guru memberikan contoh soal dan dikerjakan pula oleh guru sendiri oleh guru. Sementara itu siswa hanya pasif. Berdasarkan pengertian diatas, model pembelajaran konvensional dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang sering digunakan di sekolah biasanya dalam bentuk model pembelajaran langsung. Dalam model pembelajaran langsung guru memegang peran yang dominan. Guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan harapan apa yang disampaikan dapat dikuasai siswa dengan baik. Pembelajaran langsung menurut Kardi dalam Trianto (2007:30) dapat commit pelatihan to user berbentuk ceramah, demonstrasi, atau praktek. Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2007:31) sintaks model pembelajaran langsung meliputi: a. Fase 1, menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran Khusus, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Fase 2, mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan Guru mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap. c. Fase 3, membimbing pelatihan Guru merencanakan dan membimbing pelatihan awal d. Fase 4, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik. e. Fase 5, memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari. Menurut Rachmadi (2007:34) Pembelajaran konvensional (dalam hal ini pembelajaran langsung) memiliki kelebihan diantaranya adalah a. Mampu menampung kelas yang besar. b. Materi yang disampaikan banyak dan terurut. c. Guru dapat memberi tekanan pada hal-hal yang penting. d. Kondisi kelas relatif tenang dan teratur. e. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran. Adapun kelemahan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut : a. Pelajaran berjalan membosankan siswa dan siswa menjadi pasif, karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan. commit to user Siswa hanya aktif membuat catatan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 b. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan. c. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini lebih cepat terlupakan. d. Mematikan kreativitas siswa. e. Siswa cenderung bersifat individual. 5. Teori Belajar Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukkan pribadi dan perilaku individu. Terdapat banyak sekali teori-teori tentang belajar yang disampaikan oleh para ahli antara lain: a. Teori belajar kognitif Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Teori yang termasuk ke dalam teori kognitif antara lain: 1) Teori Perkembangan Piaget Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan syaraf. Semakin bertambah umurnya, maka kemampuan seseorang akan semakin meningkat. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif. 2) Teori Belajar Penemuan Menurut Bruner Menurut Bruner, proses belajar akan berjalan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 3) Teori Belajar Bermakna dari Ausubel Belajar merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengorganisasi isi atau materi pelajaran serta penataan kondisi pembelajaran agar dapat memudahkan proses asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif orang yang belajar. 4) Teori Belajar menurut Gagne Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Ada lima bentuk belajar yang diungkapkan oleh Gagne yaitu: (1) belajar responden; (2) belajar kontiguitas; (3) belajar operant; (4) belajar observasional; dan (5) belajar kognitif. Pada belajar responden terjadi perubahan emosional yang paling primitif, terjadi perubahan perilaku diakibatkan dari perpasagan suatu stmulus tak terkondisi itu pada suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu stimulus terkondisi. Bentuk belajar seperti ini dapat membantu kita memahami bagaimana siswa dapat menyenangi dan tidak menyenangi sekolah atau bidang studi tertentu. Bentuk belajar kontiguitas yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan dengan yang lain pada suatu waktu. Belajar operant berarti kita belajar bahwa konsekuensi-konsekuensi perilaku mempengaruhi apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan berapa besar pengulangan itu. Belajar observasional berarti pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan kejadiankejadian. Sedangkan belajar kognitif
berarti kita dapat melihat dan
memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita dan dapat menyelami pengertian (Dahar Ratna Wilis, 2006:4-7). b. Teori Motivasi Perspektif
motivasional
pada
pembelajaran
kooperatif
terutama
memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja. commit to user situasi dimana satu-satunya cara Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membatu teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka berhasil, dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota satu kelompoknya untuk melakukan usaha maksimal. Dengan kata lain, penghargaan kelompok yang didasari pada kinerja kelompok (atau penjumlahan dari kinerja individual) menciptakan struktur penghargaan interpersonal dimana anggota kelompok akan memberikan atau menghalangi pemicu-pemicu sosial (seperti pujian dan dorongan) dalam merespons usahausaha yang berhubungan dengan tugas kelompok (Slavin Rober E, 2005: 34 - 35). 6. Media Pembelajaran Menurut S. Arief, Sadiman, Raharjo. R, Haryono Anung dan Rahardjito (1993:6) “Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan”. Media pendidikan atau pengajaran didefinisikan Gagne dan Reiser (1983:3) dalam Sumantri Mulyani dan Permana Johar (2001:152) sebagai alatalat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Jika dilihat dari perkembangan jaman, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta memperringgi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran produksi dan evaluasinya. Dasar pertimbangan dalam pemilihan media sangatlah sederhana, yaitu dapt memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Media yang dapat digunakan guru dalam pengajaran itu banyak jenisnya. Namun demikian, Noorhadi Sri Anitah Wiryawan (1994:23) mengklasifikasikan menjadi : a. Media Visual, b. Media Audio, c. Media Audio-Visual Selain itu, dapat ditambahkan media lainnya, yaitu : d. Media Asli dan Orang Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal, ataupun media yang sederhana dan murah. Kempt, dkk (1985) menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut : a. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar. b. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. c. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif. d. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi. e. Kualitas belajar dapat ditingkatkan. f. Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan. g. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik. h. Memberikan nilai positif bagi pengajar. (Unno Hamzah B dan Lamatenggo Nina, 2010:124) 7. Media Komputer Macromedia Flash Tujuan Teknologi Pembelajaran adalah untuk memacu (merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar dengan berbantuan teknologi yang modern. Ungkapan ini dipilih untuk memberikan tekanan pada hasil belajar commit to user dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya sedangkan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga untuk mencapi tujuan pembelajaran diperlukan suatu media yang berbau teknologi yang mendukung proses pembelajaran, salah satu contohnya yaitu media computer macromedia flash. Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Komputer dewasa ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperti CD player, video tape, dan audio tape. Di samping itu, komputer dapat merekam, menganalisis, dan memberi reaksi kepada respons yang diinput oleh pemakai atau siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa keuntungan dan keterbatasan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan. Kelebihan dari media komputer antara lain: a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan. b. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme. c. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain, komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban. d. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pembelajaran memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 e. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti compact disc, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer. Sedangkan keterbatasan penggunaan media komputer antara lain: a. Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah), pengembangan perangkat lunaknya masih relative mahal. b. Untuk menggunakan computer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer. c. Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lainnya. d. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreativitas siswa. f. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok besar diperlukan tambahan peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke layar lebih lebar (Arsyad Azhar, 2009: 53). Menurut Leveille John dan Leveille Joey (2009:1), bahwa Macromedia Flash adalah program komputer yang berbasis animasi vektor yang memungkinkan penciptaan yang sangat dinamis dan pengalaman multimedia interaktif. Pengalaman ini dapat disampaikan melalui web atau sebagai aplikasi yang berdiri sendiri. Astuti Dwi (2006:1) menyatakan bahwa: “ Macromedia Flash merupakan program grafis animasi web yang diproduksi oleh Macromedia copy, yaitu sebuah vendor software yang bergerak dibidang animasi web. Animasi yang dihasilkan macromedia Flash adalah animasi berupa file movie. Movie yang dihasilkan dapat berupa grafik atau teks. Grafik yang dimaksud di sini adalah grafika yang berbasis vektor. Jadi, ketika anda mengakses melalui Internet, animasi yang ditampilkan lebih cepat dan terlihat halus. Selain itu, commit to user Macromedia Flash juga memiliki kemampuan untuk mengimpor file suara,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 video, maupun file gambar dari aplikasi lain. Animasi yang dihasilkan Macromedia Flash sangat interaktif, sehingga Macromedia Flash dapat digunakan untuk pembuatan animasi situs web, membuat game, presentasi, dan animasi kartun. 8. Prestasi Belajar Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang hasilnya dapat ditentukan dengan memberikan tes pada akhir pendidikan. Prestasi belajar berfungsi sebagai indikator keberhasilan belajar dalam mata pelajaran tertentu dan berguna sebagai evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Prestasi belajar dapat dilihat dari perubahan-perubahan
dalam
pengertian kognitif, pengalaman ketrampilan, nilai sikap yang bersifat konstan. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar atau penilaian hasil belajar. Menurut Sudjana Nana (2009: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana membagi hasil belajar menjadai tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif , dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, análisis, síntesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi sedangkan, aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik
yakni
gerakan refleks,
keterampilan
gerakan
dasar,
kemampuan perceptual, ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat parenial dalam sejarah kehidupan manusia karena commitsepanjang to user rentang kehidupannya manusia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 sering mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Untuk itu, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang berada dibangku sekolah. Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi balajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendodrong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Apabila dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar diatas, maka betapa pentingnya kita mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok., karena fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Selain itu, prestasi belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajarmengajar sehingga dapat menentukan apakah perliu mengadakan diagnosis, bimbingan, atau penempatan anak didik (Arifin Zainal, 1991 : 3-4). Menurut
Syaodih
Sukmadinata
Nana
(2009:162)
usaha
dan
keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya. Faktor yang bersumber pada dirinya sendiri yang terdiri dari fisiologi dan psikologi (minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif). Sedangkan yang commit to oleh user dua faktor yaitu lingkungan dan bersumber di luar dirinya dipengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 instrumental (metode mengajar dan sarana sekolah). Untuk mencapai hasil optimal, maka faktor internal dan eksternal tersebut perlu diupayakan dengan sebaik-baiknya.
8. Materi Sistem Koloid a. Komponen dan Pengelompokkan Sistem Koloid Sistem
koloid
diartikan
sebagai
campuran
yang
terletak
diantara larutan sejati dan suspensi atau campuran homogen antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi adalah zat yang didispersikan sedangkan medium pendispersi adalah medium yang digunakan untuk mendispersikan zat (Purba Michael, 2006: 60) Dalam
kehidupan
sehari-hari
kita
dapat
menemukan
campuran yang tergolong larutan, koloid dan suspensi. Contoh larutan
: larutan gula, larutan garam, spiritus, larutan cuka, air laut, dan bensin.
Contoh koloid
: susu, santan, jelly, mentega, selai, dan mayonase.
Contoh suspensi : campuran air dengan pasir, dan campuran kopi dengan air. Perbedaan larutan, suspensi dan sistem koloid terlihat dalam Tabel 2. 1.
Tabel 2.1. Perbedaan Larutan, Suspensi, dan Sistem Koloid No.
3. 4.
Aspek Perbedaan Sifat campuran Ukuran dimensi partikel Jumlah fase Kestabilan
5.
Penyaringan
1. 2.
Larutan
Sistem koloid
Suspensi
Homogen < 10-7 cm
Homogen Heterogen -7 -5 Antara 10 -10 cm > 10-5 cm
Satu fase Stabil
Dua fase Pada umumnya stabil Dapat disaring dengan penyaring ultra
Tidak dapat disaring
Dua fase Tidak stabil Dapat disaring
(Sumber :Purba Michael, 2004: 146)
Tipe-tipe koloid
commit to user berdasarkan zat
pendispersi
dan
medium
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 pendispersinya dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Tipe-tipe koloid No.
Fase Terdispersi
1.
Gas
Medium pendispersi Cair
2.
Gas
Padat
3. 4. 5.
Cair Cair Cair
Gas Cair Padat
6. 7. 8.
Padat Padat Padat
Gas Cair Padat
Nama Koloid Buih
Contoh
Busa sabun, krim kocok Buih padat Batu apung, karet busa Aerosol cair Kabut, awan Emulsi Susu, Emulsi mayonese padat Keju, mentega, Jelly Aerosol Debu, asap Sol Cat, tinta, Sol padat Kaca berwarna, batu permata
(Sumber :Purba Michael, 2004: 148)
b. Sifat-sifat koloid 1) Efek Tyndall Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel koloid. Hamburan cahaya dari partikelpartikel koloid ini dapat
diamati dari arah samping, meskipun
partikel-partikel koloid tidak tampak. Pada Gambar 2.1 bila suatu larutan sejati disinari dengan seberkas sinar tampak, maka larutan sejati tadi akan meneruskan berkas sinar (transparan), sedangkan pada Gambar 2.2 bila seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid, maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sistem koloid akan tampak dalam pengamatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Gambar 2 1. Larutan Sejati
Sistem Koloid
(Sumber :Purba Michael, 2004: 151) Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati efek Tyndall ini, antara lain : a) sorot lampu mobil pada malam yang berkabut, b) sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berdebu, c) berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut. 2) Gerak Brown Jika diamati dengan mikroskop ultra, dimana arah cahaya tegak lurus dengan sumbu mikroskop, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerak terus-menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut gerak Brown, ditunjukkan pada gambar 2.2. Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetik molekul yang mengatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair senantiasa bergerak. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus-menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak
mengalami pengendapan. Gambar arah tumbukan molekul
medium dengan partikel zat terdispersi disajikan pada Gambar 2.2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Gambar 2.2. Gerak Brown (Sumber :Purba Michael, 2004: 152) 3) Muatan koloid a. Adsorpsi Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Contohnya partikel koloid dari Fe(OH)3 bermuatan positif dalam air, karena mengadsorpsi ion H+. Sedangkan partikel koloid As2S3 dalam air bermutan negatif karena mengadsorpsi ion negatif. Gambar adsorpsi ion-ion disajikan pada Gambar 2.3.
Fe(OH)3 As2S3
Gambar 2.3. Adsorpsi Ion-Ion (Sumber :Purba Michael, 2004: 153) Sifat adsorpsi partikel ini sangat penting karena banyak manfaat dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat tersebut. Contoh: a. Pemutihan gula tebu. Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatome dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih bersih. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 b. Norit Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif norit. Didalam usus norit membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorbsi gas atau zat racun. c. Penjernihan air Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau alumunium sulfat. Di dalam air, alumunium sulfat terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid. Koloid Al(OH)3 ini dapat mengadsorbsi zat-zat warna atau zat pencemar dalam air. b. Elektroforesis Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis. Apabila ke dalam sistem koloid dimasukkan dua batang elektrode kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif). Dalam percobaan dicampurkan koloid dari Fe(OH)3 berwarna merah dan As2S3 berwarna kuning, campuran dari sistem koloid tadi dimasukkan dalam alat elektroforesis. Sel elektrolisis sederhana disajikan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Sel Elektrolisis Sederhana (Sumber :Purba Michael, 2004: 153) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Dari percobaan Gambar 2.4, setelah beberapa saat kedua kutub tersebut dihubungkan dengan sumber arus listrik, ternyata daerah kutub (+) berwarna kuning dan daerah kutub (-) berwarna merah. Dari hasil pengamatan tersebut dapat dinyatakan
bahwa
koloid As2S3 bermuatan negatif karena ditarik oleh elektode positif dan koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena ditarik oleh elektrode negatif. Dengan demikian elektroferesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid 4) Koagulasi koloid Koagulasi
adalah
proses
penggumpalan
partikel-partikel
koloid. Koagulasi koloid dapat dilakukan dengan : a) cara mekanik Koloid dapat digumpalkan dengan pendinginan, pemanasan, dan pengadukan. b) cara kimia Penambahan ion-ion berlawanan dengan muatan koloid akan menggumpalkan koloid. Menurut Hardly-Schulze, kekuatan ion untuk menggumpalkan koloid sebanding dengan muatan ionnya. Makin
besar
muatan ion yang ditambahkan makin besar pula
kekuatan menggumpalkan ion. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatn positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan ke dua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tarik menariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit disajikan pada Gambar 2.5.
Pada gambar
7memperlihatkan bahwa ion yang bermuatan lebih efektif dalam mengumpalkan koloid. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Gambar 2.5. Koagulasi Koloid karena Penambahan Elektrolit. (Sumber :Purba Michael, 2004: 155) Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri: a. Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut. b. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format. c. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan dengan oleh ion Al3+ dari tawas (alumunium sulfat). 5) Koloid pelindung Koloid pelindung adalah koloid yang dapat memberikan efek kestabilan koloid sehingga koloid tersebut terhindar dari proses koagulasi. Koloid pelindung pada emulsi disebut emulgator. Contoh koloid pelindung antara lain : a) kasein pada susu merupakan koloid pelindung antara lemak dan air, b) sabun /deterjen merupakan emulgator pada campuran air dengan minyak, c) kuning telur merupakan koloid pelindung pada mayonase, d) untuk mencegah terjadinya pembentukan kristal es dan gula, maka to user pada pembuatan escommit krim ditambahkan koloid pelindung gelatin.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 6) Dialisis Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion penggganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong koloid itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong koloid tadi terbuat dari selaput semipermeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air. Gambar Proses Dialisis disajikan pada Gambar 2.6.
Gambar 2. 6. Proses Dialisis (Sumber :Purba Michael, 2004: 157) Proses pemisahan hasil-hasil metabolisme dari darah oleh ginjal juga merupakan proses dialisis. Jaringan ginjal bersifat sebagai selaput semipermeable yang dapat dilewati air dan molekul-molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan butir-butir darah yang merupakan koloid. Orang yang menderita ginjal dapat menjalani “cuci darah”, dimana fungsi ginjal diganti oleh suatu mesin dialisator. Gambar diagram dialisis darah disajikan pada Gambar 2 7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Gambar 2.7. Diagram suatu Dialisis Darah 7) Elektroforesis Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa partikel koloid tersebut bermuatan. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Apabila ke dalam sistem koloid dimasukkan dua batang elektrode kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak
ke
elektroforesis
katode (elektrode dapat
koloid. Prinsip
digunakan
elektroforesis
negatif).
Dengan
demikian
untuk menentukan jenis muatan dapat
pembersihan asap cerobong pabrik
digunakan
pada
dari partikel-partikel
proses yang
berbahaya sehingga tidak mencemari udara dengan alat pengendap cottrel. Partikel asap yang bermuatan positif akan dinetralkan oleh elektrode negatif sehingga akan mengendap. 8) Koloid liofil dan koloid liofob Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas: a. Koloid Liofil Suatu koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (yunani: lio = cairan, philia = suka) commit to user b. Koloid Liofob
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarikmenarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berati takut cairan (yunani= phobia= takut/benci). Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid diatas masing-masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Koloid hidrofil mempunyai gugus ionik atau gugus polar di permukaannya, sehingga mempunyai interaksi yang baik dengan air. Butir-butir
koloid
liofil/hidrofil
dapat
mengadsorpsi
molekul
mediumnya sehingga membentuk suatu selubung atau jaket. Hal tersebut disebut solvatasi/hidratasi. Dengan cara itu butir-butir koloid tersebut terhindar dari agregasi (pengelompokan). Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan. Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali sol hidrofil. Dengan kata lain, sol hidrofil bersifat reversible. Contoh dari koloid hidrofil adalah agar-agar. Koloid hidrofob tidak akan stabil dalam medium polar (seperti air) tanpa kehadiran zat pengemulsi atau koloid pelindung. Zat pengemulsi membungkus partikel koloid hidrofob sehingga terhindar dari koagulasi. Susu (emulsi lemak dalam air) distabilkan oleh sejenis protein susu, yaitu kasein, sedangkan mayonaise (emulsi miyak nabati dalam air) distabilkan oleh kuning telur. Contoh koloid hidrofob: susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam. Contoh dari koloid hidrofob adalah mayonise, mayonise dapat mengalami koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuk sol lagi jika dicampur kembali dengan air. Perbandingan antara sol hidrofil dan hidrofob dapat dilihat pada tabel 2.3. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Tabel 2. 3. Perbandingan Koloid Liofil dan Liofob No. 1.
Perbedaan Sifat adsorbsi
2.
Konsentrasi pembuatan
3.
Penggumpalan
4.
Viskositas
5. 6.
Keseimbangan Efek Tyndall
Liofil Mangadsorbsi mediumnya Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit Viskositas lebih besar daripada mediumnya Bersifat reversible Efek Tyndall lemah
Liofob Tidak mengadsorbsi mediumnya Hanya stabil pada konsentrasi kecil Mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit Viskositas hampir sama dengan mediumnya Tidak reversible Efek Tyndall lebih jelas
(Sumber :Purba Michael, 2004: 159)
c. Pembuatan Sistem Koloid Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi, maka koloid dapat dibuat melalui dua cara yaitu : 1) Cara kondensasi Cara
kondensasi
adalah
pembuatan
koloid
dengan
cara
mengubah partikel-partikel larutan menjadi partikel koloid. Cara kondensasi dapat ditempuh dengan : a) Reaksi redoks Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contoh pembuatan koloid dengan reaksi redoks : (1) pembuatan sol belerang Sol belerang dapat dibuat dengan cara mengalirkan gas SO2 ke dalam larutan H2S. 2H2S(aq) + SO2(g) → 3S(s) + 2H2O(l) (2) pembuatan sol emas commit to user Sol emas dapat dibuat dengan mereaksikan larutan AuCl3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 dengan FeSO4. AuCl3(aq) + 3FeSO4(aq) → Au(s) + FeCl3(aq) + Fe2(SO4)3(aq) 3+
2+
3+
Au (aq) + 3Fe (aq) → Au(s) + Fe (aq) b) Hidrolisis Hidrolisis adalah pembuatan koloid dengan menambahkan air. Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3. FeCl3(aq) + 3H2O(l) →Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq) c) Dekomposisi Rangkap 1) Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S 2H3AsO3 + 3H2S → As2S3 (s) + 6H2O As2O3(aq) +3H2S(g) → As2S3 (s) + 3H2O(1) 2) Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer. AgNO3(aq) + HCl(aq) →AgCl(s) + HNO3(aq) d) Penggantian pelarut Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semula larut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya; 1) Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang commit to user dalam air.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 2) Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mulamula dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat. 2) Cara Dispersi Cara dispersi adalah cara mengubah partikel-partikel kasar menjadi partikel-partikel koloid. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : a) Cara mekanik Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi. Misalnya, pembuatan sol belerang dilakukan dengan cara mencampur belerang dengan gula kemudian digerus sampai halus. Setelah itu, campuran didispersikan ke dalam air. b) Cara peptisasi Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat peptisasi (pemecah). Zat peptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir
koloid.
Misalnya,
AgCl
dalam air dapat
dipeptisasikan dengan cara menambahkan NH4OH. NH4OH(aq) + AgCl(s) → Ag(NH3)2Cl(s) + 2H2O(l) c) Cara Busur Bredig Cara ini dilakukan dengan meloncatkan bunga api listrik ke dalam suatu larutan elektrolit atau air. Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium pendispersi, kemudian diberi loncatan listrik diantara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi commit to user sehingga membentuk partikel koloid. (Purba Michael, 2006: 66)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Penelitian yang Relevan i. Erhan Durukan,. Department of Turkish Education, Faculty of Fatih Education, Black Sea Technical University, Turkey. Dengan penelitiannya yang berjudul “Effects of cooperative integrated reading andcomposition (CIRC) technique on reading-writing skills.” ii. John Leveille, d-Wise Technologies Inc., Raleigh, NC Joey Leveille, SAS Institute Inc., Cary, NC. Dengan penelitiannya yang berjudul “Sexy SAS/IntrNet®: A Macromedia Flash front-end for SAS® Web Applications.” iii. Rini Susanti Wulandari Rini Susanti, Fakultas Bahasa dan Seni, Unnes. Dengan penelitiannya yang berjudul “Metode CIRC Untuk meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memahami Karya Sastra.” iv. Heri Sutarno, Enjang Ali Nurdin dan Indikhiro Awalani Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. . Dengan penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran TIK.”
B. Kerangka Berpikir Metode pembelajaran CIRC menekankan siswa untuk bekerja dalam timtim kooperatif dari kegiatan-kegiatan pemebelajaran, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman pembaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Sehingga para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisis lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim. Metode pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini menawarkan suatu inovasi pembelajaran yang akan menghasilkan individu-individu selain menguasai materi juga mempunyai bekal kemampuan bekerjasama.. Dalam metode CIRC siswa tidak hanya sekedar menerima materi secara pasif tetapi lebih dari itu siswa dituntut mampu menjelaskan materi itu dan berargumentasi dihadapan teman-temannya commit to yang user lain dalam satu kelompok dapat serta diharapkan antara siswa satu dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 berinteraksi saling memberi masukan dan pendapat. Tetapi disisi lain metode pembelajaran CIRC membutuhkan pengelolaan kelas serta pengorganisasian peserta didik yang lebih sulit, persiapan yang harus dilakukan guru untuk menggunakan metode ini cukup rumit sehingga membutuhkan banyak waktu . Sedangkan metode ceramah dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari berbagai sumber belajar, mempermudah guru dalam menguasai dan mengelola kelas sehingga tidak membuang banyak waktu untuk persiapan dalam mengajar. Tetapi metode ceramah ini dikategorikan Teacher Centered Learning yang cenderung membuat siswa menjadi pasif, dan bila terlalu sering digunakan akan menimbulkan rasa bosan pada siswa. Materi pokok koloid merupakan materi hafalan yang cenderung menuntut siswa untuk rajin membaca dan aktif mencari sumber-sumber belajar. Dalam materi koloid juga terdapat beberapa sub materi yang perlu divisualisasikan dalam bentuk animasi sehingga dalam pembelajaran diperlukan media yang tepat untuk memvisualisaikan materi tersebut, salah satunya dengan media Macromedia flash. Sehingga pada materi pokok sistem koloid diperlukan metode yang menuntut siswa aktif dan media yang menarik bagi siswa. Dalam hal ini digunakan metode pengajaran kooperatif CIRC dan menggunakan media Macromedia Flash. Dengan demikian siswa tidak malas dan bosan dalam mempelajari materi kimia sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Pembelajaran dengan metode CIRC disertai media Macromedia Flash Siswa Pembelajaran dengan metode konvensional
Prestasi belajar kognitif dan prestasi belajar afektif siswa
Gambar 2.8. Skema Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Dari kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran CIRC yang disertai media Macromedia flash dapat digunakan pada materi pokok koloid. 2. Metode pembelajaran kooperatif CIRC disertai media Macromedia Flash yang dilakukan pada materi pokok sistem koloid kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012 mampu meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa. 3. Metode pembelajaran kooperatif CIRC disertai media Macromedia Flash yang dilakukan pada materi pokok sistem koloid kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012 mampu meningkatkan prestasi belajar afektif siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sragen kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2011/2012. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada
semester
genap
tahun
pelajaran
2010/2011 yaitu pada bulan Februari - selesai 2012. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan secara bertahap, adapun tahap – tahap pelaksanaannya sebagai berikut : Tabel 3.1. Jadwal Penelitian No.
Feb
Kegiatan
Mar
1. Tahap Persiapan a. Pengajuan judul skripsi b. Penyusunan proposal c. Perijinan penelitian d. Survei sekolah yang bersangkutan e. Konsultasi instrument penelitian f. Seminar proposal 2. Pelaksanaan penelitian a. Uji coba instrumen ( Tryout) b. Pelaksanaan eksperimen c. Pelaksanaan posttest d. Analisis data hasil
commit to user 38
Apr Mei Jun Jul Agt
Sep
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
eksperimen 3. Penyusunan laporan/skripsi a. Penyusunan draf b. Pengetikan skripsi 4. Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi
B.
Rancangan/Design Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Subyek penelitian terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang pembelajarannya dilakukan dengan metode pembelajaran CIRC disertai Macromedia flash dan kelompok pembanding yang pembelajarannya dilakukan dengan metode konvensional. Rancangan penelitian ini adalah “Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design”. Adapun bentuk rancangannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Desain Penelitian Kelompok
Perlakuan
Postest
Eksperimen
X1
T
Konvensional
X2
T
Keterangan: X1
= Pengajaran dengan mengggunakan metode kooperatif CIRC disertai media Macromedia flash
X2
= Pengajaran dengan mengggunakan metode ceramah konvensional.
T
= Postes terhadap penguasaan materi pokok sistem koloid.
1. Variabel Penelitian Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran CIRC dilengkapi Macromedia flash. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
b. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada materi pokok Koloid yang diperoleh nilai posttest. 2.
Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan urutan sebagai berikut: a. Melakukan observasi Observasi pada siswa SMA Negeri 3 Sragen, meliputi observasi objek penelitian, pengajaran dam fasilitas yang dimiliki. b. Memilih kelas mana yang akan digunakan untuk penelitian dan kelas yang akan digunakan uji coba instrumen. c. Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode pengajaran kooperatif CIRC disertai Macromedia flash pada kelas eksperimen dan dengan menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol. d. Memberikan postest untuk mengetahui hasil belajar siswa. e. Mengolah dan menganalisis data penelitian. f. Menguji hipotesis dan menarik kesimpulan. C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian Populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 4 kelas dan rata-rata jumlah siswa tiap kelas adalah 38 siswa.. 2.
Sampel Penelitian Dari 4 kelas yang ada di kelas XI IPA SMA Negeri 3 Sragen dilakukan pengambilan secara random dua untuk dijadikan sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas konvensional. D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
cluster random sampling. Dalam teknik ini, sampel merupakan unit dalam populasi yang mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel, bukan siswa commit to user secara individual tetapi kelas. Dari 4 kelas yang ada di kelas XI IPA SMA Negeri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
3 Sragen dilakukan pengambilan secara random dua untuk dijadikan sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas konvensional. E. Pengumpulan Data Pengumpulan data bermanfaat dalam proses pengujian hipotesis. Data yang diambil adalah data prestasi belajar siswa pada materi pokok Koloid yang meliputi dua aspek penilaian yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. 1. Teknik Non-Tes Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket. Penilaian aspek afektif dilakukan dengan menggunakan angket yang diisi langsung oleh siswa, yang diberikan sesudah perlakuan. 2. Teknik Tes Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pertanyaanpertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh tester (orang yang dites) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek (perilaku) tertentu. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dengan teknik tes tertulis yaitu tes prestasi belajar siswa dengan jenis soal objektif untuk kemampuan kognitif siswa. F. Validasi Instrument Penelitian Instrumen dalam penilitian ini terdiri atas instrumen penilaian kognitif dan afektif. Untuk penilaian kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal. Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini maka perlu ditinjau aspek kelayakannya, yang diuji dengan statistik sebagai berikut: 1. Instrumen Penilaian Kognitif Untuk penilaian kognitif dengan menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum digunakan instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
a. Uji Validitas 1) Validitas Isi Tabel 3.3. Tabel Rangkuman Hasil Panelis Aspek Kognitif PANELIS I
PANELIS II
Nomor Item
Nomor Item
Nomor Item
Nomor Item
Kurang
Relevan
Kurang
Relevan
Relevan
Relevan
7, 13, 15, 21, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 13, 15, 1, 2, 3, 4, 5, 6, , 31, 34
, 8, 9, 10, 11, 21, 31,
8, 9, 10, 11, 12,
12, 14, 16, 17,
14, 16, 17, 18,
18, 19, 20, 22,
19, 20, 22, 23,
23, 24, 25, 26,
24, 25, 26, 27,
27, 28, 29, 30,
28, 29, 30, 32,
32, 33, 35, 36,
33, 34, 35, 36,
37, 38, 39, 40
37, 38, 39, 40
Tabel 3.4. Tabel Rangkuman Kerelevanan Aspek Kognitif PANELIS II Jumlah Item yang
Jumlah Item yang
Kurang Relevan
Relevan
5
1
0
35
PANELIS I Jumlah Item yang Kurang Relevan Jumlah Item yang Relevan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Content Validity (CV) = dimana: A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. Content Validity (CV) = Content Validity (CV) = Content Validity (CV) = 0,853 Dari hasil analisis validitas isi didapatkan harga CV sebesar 0,853, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis dapat dilanjutkan. 2) Validitas Butir Soal Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Soal Aspek Kognitif Kriteria Variabel
Soal-soal materi pokok Koloid
Jumlah Soal
40 soal
commit to user
Valid
Tidak Valid
32
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
b. Uji Reliabilitas Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Aspek Kognitif dengan Formula KR-20 Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria Soal-soal materi
40 soal
pokok Koloid
0,81227
Sangat Tinggi
c. Uji Tingkat Kesukaran Soal Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Aspek Kognitif Kriteria Variabel
Jumlah Soal
Soal-soal materi pokok Koloid
Sk
Sd
Md
2
22
16
40 soal
d. Daya Pembeda Soal Tabel 3.8. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Aspek Kognitif Kriteria
Jumlah
Variabel
Soal-soal materi pokok Koloid
Soal
SB
B
C
J
40 soal
0
11
25
4
2. Instrumen Penilaian Afektif Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan jawaban. Siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
1.
Uji Validitas 1) Validitas Isi Tabel 3.9. Tabel Rangkuman Hasil Panelis Aspek Afektif PANELIS I
PANELIS II
Nomor Item
Nomor Item
Nomor Item
Nomor Item
Kurang
Relevan
Kurang
Relevan
Relevan 4, 31, 32
Relevan 1, 2, 3, 5, 6, 7, 1, 2, 13, 14, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 8, 9, 10, 11, 12, 21, 23, 34, 10, 11, 12, 15, 16, 13 14, 15, 16, 35
17, 18, 19, 20, 22,
17, 18, 19, 20,
24, 25, 26, 27, 28,
21, 22, 23, 24,
29, 30, 33,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 33, 34, 35 Tabel 3.10. Tabel Rangkuman Kerelevanan Aspek Afektif PANELIS II
Jumlah Item yang Kurang
PANELIS I Jumlah Item yang Kurang Relevan Jumlah Item yang Relevan
Relevan
Jumlah Item yang Relevan
0
8
0
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Content Validity (CV) = dimana: A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. Content Validity (CV) = Content Validity (CV) = Content Validity (CV) = 0,75 Dari hasil analisis validitas isi didapatkan harga CV sebesar 0,853, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis dapat dilanjutkan. 2) Validitas Butir Soal Tabel 3.11. Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Soal Aspek Afektif Kriteria Variabel
Angket afektif
Jumlah Soal
35 soal
Valid
Tidak Valid
22
13
2. Uji Reliabilitas Tabel 3.12. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Aspek Afektifdengan Formula alpha Cronbach’s Alpha (α) Variabel Angket afektif
Jumlah Soal
Reliabilitas
35 soal 0,94031 commit to user
Kriteria Sangat Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
G. Analisis Data 1. Teknik Analisis Instrumen Instrumen dalam penilitian ini terdiri atas instrumen penilaian kognitif dan afektif. Untuk penilaian kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal. Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini maka perlu ditinjau aspek kelayakannya, yang diuji dengan statistik sebagai berikut: a. Instrumen Penilaian Kognitif Untuk penilaian kognitif dengan menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum digunakan instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal. 1) Uji Validitas a) Validitas Isi Validitas isi merupakan adalah kecocokan di antara isi alat ukur (tes) dengan isi sasaran ukur. Artinya alat ukur yang mempunyai validitas isi yang baik adalah tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan konten pengajaran yang tercantum dalam kurikulum. Untuk dapat mengetahui apakah secara isi validitas instrumen memenuhi syarat atau tidak, digunakan formula Gregory. Formula ini digunakan untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan. Pada formula ini, diperlukan dua orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau kurang relevan masing-masing indikator butir bila dicocokan dengan butir-butirnya.. Orang yang ahli dalam hal ini adalah guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 3 Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Keterangan : A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan (Robert J.Gregory, 2007: 123). b) Validitas Butir Soal Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah menggunakan teknik korelasi rumus Product-Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut : rxy
{ 2 }{ 2 } 2
2
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi suatu butir soal (koefisien validitas)
X
: skor butir item nomor tertentu
Y
: skor total
N
: Jumlah subjek (Suharsimi Arikunto, 2011:72)
Kriteria uji, jika rhit
= sangat tinggi (ST)
0,71-0,90
= tinggi (T) commit = cukup (C)to user
0,41-0,70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
2)
0,21-0,40
= rendah (R)
negatif-0,20
= sangat rendah (SR)
Uji Reliabilitas Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. k pq KR-20 = 1 S 2 k 1 x
Keterangan: KR-20
= Koefisien korelasi
k
= banyaknya ítem dalam tes
p
= proporsi siswa yang menjawab benar
q
= proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)
Sx2
= varians skor total
Kriteria realibilitas adalah sebagai berikut: 0,80 – 1,00
: Sangat Tinggi (ST)
0,60 – 0,79
: Tinggi (T)
0,40 – 0,59
: Cukup (C)
0,20 – 0,39
: Rendah (R)
0,00 – 0,19
: Sangat Rendah (SR) (Sri Yamtinah, 2009:73)
3) Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan commitbutir to user dinamakan tingkat kesukaran soal itu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
B TK= JS Keterangan : TK
: Tingkat Kesukaran
B
: Banyaknya peserta yang menjawab benar
JS
: Jumlah seluruh peserta
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut : 0,00 – 0,30
: Sukar (Sk)
0,31 – 0,70
: Sedang (Sd)
0,71 – 1,00
: Mudah (Md)
(Depdiknas, 2009 : 9)
4) Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum menguasai materi yang ditanyakan. Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proposi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang telah memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami materi. Untuk mengetahui daya pembeda soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
rpbis
M p Mt St
p q
Keterangan :
M p = rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
M t = rata-rata skor total commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
St = standar deviasi skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p) Kriteria daya pembeda : 0,71 – 1,00 = Sangat Baik (SB) 0,41 – 0,70 = Baik (B) 0,21 – 0,40 = Cukup (C) 0,00 – 0,20 = Jelek (J)
(Depdiknas, 2009:10)
b. Instrumen Penilaian Afektif Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan jawaban. Siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Skor penilaian afektif disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.13. Skor Penilaian Afektif Skor untuk aspek yang
Nilai(+)
Nilai (-)
SS : Sangat Setuju
4
1
S : Setuju
3
2
TS : Tidak Setuju
2
3
STS : Sangat Tidak Setuju
1
4
dinilai
Keterangan :
Jumlah nilai ≥ 72
: sangat baik (A)
Jumlah nilai 54-71
: baik (B)
Jumlah nilai 36-53
: cukup (C)
Jumlah nilai < 35
: kurang (D) commit to user
(Depdiknas, 2008:15-16)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
a. Uji Validitas 1) Validitas Isi Validitas isi merupakan adalah kecocokan di antara isi alat ukur (tes) dengan isi sasaran ukur. Artinya alat ukur yang mempunyai validitas isi yang baik adalah tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan konten pengajaran yang tercantum dalam kurikulum. Untuk dapat mengetahui apakah secara isi validitas instrumen memenuhi syarat atau tidak, digunakan formula Gregory. Formula ini digunakan untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan. Pada formula ini, diperlukan dua orang panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau kurang relevan masing-masing indikator butir bila dicocokan dengan butir-butirnya.. Orang yang ahli dalam hal ini adalah guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 3 Sragen.
Keterangan : A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C :jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan (Robert J.Gregory, 2007: 123). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
2) Validitas Butir Soal Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah menggunakan teknik korelasi rumus Product-Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut :
rxy
{ 2 }{ 2 } 2
2
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi suatu butir soal (koefisien validitas)
X
: skor butir item nomor tertentu
Y
: skor total
N
: Jumlah subjek
Kriteria uji, jika rhit
= sangat tinggi (ST)
0,71-0,90
= tinggi (T)
0,41-0,70
= cukup (C)
0,21-0,40
= rendah (R)
negatif-0,20
= sangat rendah (SR) (Suharsimi Arikunto, 2011:72)
b. Uji Reliabilitas Untuk pengukuran aspek afektif, reliabilitas menggunakan rumus alpha Cronbach’s Alpha (α) sebagai berikut: 2 n i r11 to user 1 commit t2 n 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Keterangan rumus : r11 : realibilitas instrumen n
: banyaknya butir pertanyan atau banyaknya soal
2 i
: jumlah varians skor tiap-tiap item
t2 : varians total
X
2
2
X
2
N
N
Kriteria realibilitas adalah sebagai berikut: 0,80 – 1,00
: Sangat Tinggi (ST)
0,60 – 0,79
: Tinggi (T)
0,40 – 0,59
: Cukup (C)
0,20 – 0,39
: Rendah (R)
0,00 – 0,19
: Sangat Rendah (SR) (Suharsimi Arikunto, 2011:108-109)
2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari populasi yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah metode Liliefors. Prosedur uji normalitas dengan menggunakan metode Liliefors adalah sebagai berikut : 1). Hipotesis Ho : sampel berasal dari populasi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi normal 2). Statistik Uji L = max F Zi S Zi 3). Taraf Siginifikansi ( ) = 0,05 4). Daerah Kritik (DK) DK = { L L > Lα:n atau L < -Lα:n} dengan n adalah ukuran sampel. commit to user 5). Keputusan Uji
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Ho ditolak Jika Lhitung DK. 6). Kesimpulan a. Sampel berasal dari populasi normal jika H0 diterima. b. Sampel tidak berasal dari populasi normal jika H0 ditolak (Budiyono, 2004:170-173) b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas varians digunakan uji Bartlett. Rumus uji Bartlett adalah sebagai berikut: χ2
2,303 f log RKG - f j log s 2j C
dengan : χ2 ~ χ2 (k – 1) k = banyaknya populasi = banyaknya sampel k
f=N–k=
f j 1
j
= derajat kebebasan untuk RKG = N – k
fj = derajat kebebasan untuk Sj2 = ni – 1 j = 1, 2, …, k N = banyaknya seluruh nilai (ukuran) nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j
C 1
1 1 1 SS j dan RKG 3(k - 1) f j f f j
X n 2
serta SS j X
dimana s 2 j
2
j
j
nj
j
1s 2j
SS j n j 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
kriteria : χ2 < χ2tabel, maka sampel berasal dari populasi yang homogen χ2 ≥ χ2tabel, maka sampel berasal dari populasi yang tidak homogen. (Budiyono, 2004 : 176 – 177) 2. Pengujian Hipotesis a. Uji t sama subyek Data yang diperoleh dalam penelitian akan diolah dengan menguji kesamaan rata-rata. Uji yang digunakan adalah uji-t pihak kanan dengan ketentuan sebagai berikut: b. Hipotesis Ho : 1 2, (rata-rata kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan nilai rata-rata kelas kontrol) H1 = 1 2, (rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar dari nilai ratarata kelas kontrol) Tingkat signifikasi: = 0,05 Statistik uji = nilai rata-rata tes kelas eksperimen
t
X1 X 2 1 1 n1 n2
(n1 1) S1 (n2 1) S2 n1 n2 2 2
S2
2
Keterangan: X 1 = nilai rata-rata kelas eksperimen X 2 = nilai rata-rata kelas konvensional
n1 = jumlah sampel pada kelas eksperimen commit to user n2 = jumlah sampel pada kelas konvensional
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
S2 = simpangan baku gabungan S12 = varians kelas eksperimen-1 S22 = varians kelas konvensional c. Kriteria pengujian a. Jika thitung < ttabel maka hipotesis nol diterima b. Jika thitung > ttabel maka hipotesis nol ditolak. (Sugiyono, 2010: 181)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Dalam penelitan ini data yang diperoleh adalah data prestasi belajar kognitif dan afektif materi pokok Sistem Koloid dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dimana kelas kontrol yang diajar sesuai dengan metode yang ada di sekolah yaitu metode ceramah yang disertai tanya jawab interaktif, sedangkan kelas eksperimen diajar dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dilengkapi media Macromedia flash. Pencapaian prestasi belajar siswa meliputi prestasi belajar kognitif yang telah memenuhi validitas, reliabilitas, taraf pembeda dan taraf kesukaran soal serta prestasi belajar afektif yang telah memenuhi validitas dan reliabilitas soal. 1. Rangkuman Hasil Tes Materi Sistem Koloid a. Prestasi Belajar Kognitif Data penelitian hasil belajar kognitif siswa pada materi pokok Sistem Koloid kelas kontrol dengan siswa sebanyak 35 siswa dan kelas eksperimen dengan siswa sebanyak 34 siswa, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Berdasarkan data pada Lampiran 12 yang diperoleh dari nilai postest dapat dirangkuman pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian Prestasi Belajar Kognitif Uraian
Kelas Kontrol 73.485
Rerata Nilai Postest Kognitif
Eksperimen 81.647
Data penelitian dipaparkan dalam set distribusi frekuensi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengamatan hasil penelitian. Distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas kontrol dan kelas commit to user eksperimen yang diajar dengan metode Cooperative Integrated Reading 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 and Composition yang dilengkapi media Macromedia flash pada materi pokok Sistem Koloid disajikan dalam Tabel 4.2 dan histogramnya dapat dilihat dalam Gambar 4.1.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Cooperative Integrated Reading and Composition yang dilengkapi media Macromedia flash N o
Kelas Interval
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
53 – 58 59 – 64 65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 - 94 Jumlah
F r e k u e n s i
Nilai Tengah 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5
Frekuensi Eksperim Kontrol en 1 5 8 5 6 3 10 5 5 15 6 35 34
% Frekuensi Kontrol Eksperim en 3 14 23 15 17 9 29 15 14 44 18 100 100
16 14 12 10 8
Kontrol
6
Eksperimen
4 2 0 55.5
61.5
67.5
73.5
79.5
85.5
91.5
Nilai Tengah Gambar 4.1. Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Distribusi frekuensi dan perhitungan distribusi frekuensi prestasi belajar kognitif baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen pada materi commit to user pokok Sistem Koloid disajikan dalam Lampiran 16.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 b. Prestasi Belajar Afektif Data penelitian hasil belajar afektif siswa pada materi pokok Sistem Koloid kelas kontrol dengan siswa sebanyak 35 siswa dan kelas eksperimen dengan siswa sebanyak 34 siswa, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Berdasarkan data pada Lampiran 13 yang diperoleh dari angket prestasi belajar afektif dapat dirangkuman pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian Prestasi Belajar Afektif Uraian
Kelas Kontrol 94.057
Rerata Nilai Afektif
Eksperimen 99.323
Pada kelas kontrol ini nilai terendah prestasi afektif adalah 80 dan nilai tertinggi adalah 105 dengan nilai rata-rata 94,057. Pada kelas Eksperimen ini nilai terendah prestasi afektif adalah 91 dan nilai tertinggi adalah 110 dengan nilai rata-rata 99,323. Distribusi frekuensi nilai afektif kelas kontrol pada materi pokok Sistem Koloid dan perhitungan distribusi frekuensinya disajikan dalam Lampiran 17. Perbandingan distribusi frekuensi nilai afektif kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi pokok Sistem Koloid disajikan dalam tabel 4.4 dan histogramnya dapat dilihat dalam Gambar 4.2.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Cooperative Integrated Reading and Composition yang dilengkapi media Macromedia flash N o
Kelas Interval
1. 2.
80 – 83 84 – 87
Frekuensi Eksperim Kontrol en 81,5 1 85,5commit to2 user -
Nilai Tengah
% Frekuensi Eksperim Kontrol en 3 0 6 0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 88 – 91 92 – 95 96 – 99 100 – 103 104 – 107 108 – 111 Jumlah
3. 4. 5. 6. 7. 8.
F r e k u e n s i
89,5 93,5 97,5 101,5 105,5 109,5 -
6 15 7 2 2 35
1 8 10 9 3 3 34
17 43 20 6 6 0 100
3 24 29 26 9 9 100
16 14 12 10 Kontrol
8
Eksperimen
6 4 2 0 81.5 85.5 89.5 93.5 97.5 102 106 110
Nilai Tengah Gambar 4.2. Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Afekif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen B. Pengujian Persyaratan Analisis Dalam penelitian ini, sesuai dengan teknik analisis yang dipakai untuk menguji hipotesis maka dilakukan uji prasyarat analisis yaitu dengan uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu populasi berdistribusi normal atau tidak, hal ini dikarenakan sebelum uji hipotesis dilakukan harus ditunjukkan bahwa sampelnya diambil dari populasi normal. Dalam pengujian normalitas menggunakan uji dengan adalah metode Lilliefors.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 Hasil uji normalitas diujikan pada data hasil penelitian baik nilai postest kognitif maupun nilai afektif dari kedua kelas eksperimen. Perhitungan hasil uji normalitas nilai postest kognitif dan nilai afektif dengan taraf signifikan 5%. tercantum dalam Lampiran 18, Lampiran 19, Lampiran 20 dan Lampiran 21. Rangkuman hasil uji normalitas telah terangkum dalam tabel 4.5 dan tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai postest Prestasi Belajar Kognitif Siswa Kelompok Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Harga L Hitung Tabel 0,096 0,149 0,109 0,151
Kesimpulan Normal Normal
Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Prestasi Belajar Afektif Siswa Kelompok Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Harga L Hitung Tabel 0,133 0,149 0,084
0,151
Kesimpulan Normal Normal
Dari tabel 4.5 dan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa untuk setiap kelompok siswa diperoleh harga Lhitung lebih kecil dari L
tabel.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel-sampel pada penelitian ini berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Setelah dilakukan uji normalitas dan diketahui bahwa data terdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan metode uji Bartlet. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesamaan varians antara dua kelas, yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji homogenitas commit to user nilai postest prestasi belajar kognitif menggunakan metode Bartlett dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 taraf signifikansi 0,05 bisa dilihat pada Tabel 4.7. Perhitungan uji homogenitas nilai secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 22 dan Lampiran 23.
Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Nilai Kognitif dan Nilai Afektif Parameter
S2
2 hitung
2 tabel
Kesimpulan
Nilai Kognitif
59,619
0,062
3,841
Homogen
Nilai Afektif
25,751
0,004
3,841
Homogen
Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa harga statistik uji yang tidak melebihi harga kritik (X2hitung < X2tabel). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian berasal dari populasi yang homogen. C. Pengujian Hipotesis Hipotesis dalam penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif CIRC disertai media Macromedia Flash yang dilakukan pada pada materi pokok sistem koloid kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012 akan memberikan pengaruh yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa. Setelah prasyarat analisis dipenuhi, kemudian diteruskan dengan pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-pihak kanan pada nilai postest prestasi belajar kognitif nilai maupun afektif siswa. 1. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif. Hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi kognitif siswa materi pokok Sistem Koloid pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) terangkum pada Tabel 4.8. Perhitungan Uji t-pihak kanan dapat dilihat pada Lampiran 24.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 Tabel 4.8. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif Kelompok Belajar
thitung
ttabel
Kriteria
Kelas Kontrol
4,389
1,997
H0 ditolak
Kelas Eksperimen
4,389
1,997
H0 ditolak
H0 : Nilai postest kognitif siswa kelas eksperimen sama dengan siswa kelas kontrol H1 : Nilai postest kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa diperoleh thitung = 4,389 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel distribusi t pada taraf signifikan 0,05 didapat harga ttabel = 1,997. Jadi keputusan uji t
hitung
>t
tabel
(4,389 > 1,997)
sehingga kesimpulannya hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian nilai postest kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol. 2. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif Hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi afektif siswa materi pokok Sistem Koloid pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) terangkum pada Tabel 4.8. Perhitungan Uji t-pihak kanan dapat dilihat pada Lampiran 25.
Tabel 4.9. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif Kelompok Belajar
thitung
ttabel
Kriteria
Kelas Kontrol
4,309
1,997
H0 ditolak
Kelas Eksperimen
4,309
1,997
H0 ditolak
H0 : Nilai afektif siswa kelas eksperimen sama dengan siswa kelas kontrol commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 H1 : Nilai afektif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa diperoleh thitung = 4,309 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel distribusi t pada taraf signifikan 0,05 didapat harga ttabel = 1,997. Jadi keputusan uji t
hitung
>t
tabel
(4,309 > 1,997)
sehingga kesimpulannya hipotesis nol (H0) ditolak. Dengan demikian nilai afektif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Dalam suatu proses pembelajaran kooperatif ada beberapa variabel yang harus dipenuhi, antara lain yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa, pembelajaran yang membangkitkan motivasi siswa, pembelajaran dengan prinsip individualitas dan pembelajaran yang melibatkan media. Dimana yang dapat dijadikan tolok ukur dam suatu pembelajaran yaitu peningkatan belajar prestasi kognitif maupun afektif sebagai hasil dari proses pembelajaran. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol yang dikenai pengajaran dengan metode kontrol dan XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen yang dikenai pengajaran dengan metode tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) disertai media Macromedia Flash. Materi pokok koloid merupakan salah satu materi sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, bersifat informatif, memerlukan pemahaman dan hafalan yang cukup dari siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition akan mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima materi yang berupa hafalan karena siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung. Siswa juga dapat menemukan konsep sendiri melalui pertanyaan yang diberikan oleh guru sehingga akan membuat proses belajar menjadi menarik dan suasana belajar menjadi menyenangkan. Materi Sistem Koloid terdapat materi-materi memerlukan animasi commit to user materi Sistem Koloid, sehingga untuk mempermudah siswa dalam memahami
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 siswa akan lebih mudah dalam memahami konsep-konsep Sistem Koloid, disamping itu siswa akan merasa tidak bosan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru karena model pembelajaran kooperatif dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dimodifikasi dengan Macromedia flash. Macromedia flash adalah suatu lingkungan berbasis animasi vektor yang memungkinkan penciptaan yang sangat dinamis dan pengalaman multimedia interaktif. Penggunaan Macromedia flash ini akan membuat siswa merasa senang dan tertarik untuk mengikuti pelajaran karena materi yang disampaikan akan terlihat lebih nyata. Penggunaan Macromedia flash dalam penelitian ini lebih ditekannkan pada penyampaian materi. Salah satunya yaitu pada materi sifat-sifat koloid. Karena pada materi ini akan dibahas tentang bagaimakan sifat-sifat koloid yang tidak bisa dilihat secara nyata kemudian dapat divisualisasikan dengan bantuan Macromedia flash. Pada proses pembelajaran di kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dilengkapi media Macromedia Flash ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan nilai ulangan akhir semester ganjil, bertujuan agar penyebaran dan komposisi siswa dalam kelompok merata dan seimbang, sehingga akan terjadi kerjasama yang baik antar anggota kelompok. Setiap anggota kelompok dalam satu kelompok diharapkan terjadi interaksi yaitu siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi akan membantu siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dilengkapi media Macromedia Flash akan membantu siswa dalam memahami materi pokok Sistem koloid sehingga diharapkan akan mendapatkan nilai yang memuaskan. Rata-rata nilai kognitif kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol, hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dilengkapi media commit to user mampu menciptakan suatu Macromedia Flash pada kelas eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 pembelajaran yang menyenangkan sehingga akan membantu siswa lebih mudah dalam memahami konsep pada materi Sistem Koloid dibandingkan dengan metode kelas kontrol. Kelas kontrol yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional cenderung tidak kooperatif karena dalam proses pembelajaran yang berperan aktif dan memegang peran utama sebagai sumber informasi adalah guru. Materi yang disampaikan dengan metode ceramah akan membuat siswa merasa bosan karena siswa hanya mendengarkan, mencatat dan bersikap pasif. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis uji t-pihak kanan, prestasi belajar siswa untuk aspek kognitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh harga thitung = 4,389 lebih besar dari harga ttabel = 1,997, sehingga dapat disimpulkan prestasi belajar untuk aspek kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Walaupun
sebenarnya
teknik
ceramah
menuntut
guru
untuk
mempersiapkan materi lebih cermat dan membuat siswa lebih mudah menguasai materi karena siswa dituntut untuk menyimpulkan suatu pembicaraan yang panjang menjadi inti materi. Namun demikian, tidak semua siswa mempunyai kemampuan daya tangkap yang baik sehingga kadang akan sulit bagi siswa untuk mencerna atau menganalisis materi yang diceramahkan bersama-sama dengan kegiatan siswa mendengarkan penjelasan guru. Aspek penilaian afektif meliputi beberapa variabel, antara lain sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Seorang siswa akan mampu mencapai keberhasilan studi yang optimal apabila siswa tersebut memiliki minat terhadap pelajaran tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa kompetensi siswa pada aspek afektif menjadi penunjang keberhasilan pada aspek pembelajaran kognitif. Hal ini terlihat pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dilengkapi media Macromedia Flash menunjukkan nilai rata-rata prestasi belajar afektifnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol kemudian diperoleh nilai rata-rata prestasi kognitif kelas eksperimen yang lebih tinggi juga bila dibanding dengan kelas kontrol. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Hasil analisis uji t-pihak kanan menunjukkan prestasi belajar siswa untuk aspek afektif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh diperoleh thitung = 4,309 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel distribusi t pada taraf signifikan 0,05 didapat lebih besar dari harga ttabel = 1,997, sehingga dapat disimpulkan prestasi belajar afektif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Model pembelajaran kooperatif metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan bantuan Macromedia flash dalam penelitian ini digunakan artikel-artikel yang berisi tentang sifat-sifat koloid. Artikel-artikel yang diberikan kepada siswa memberikan informasi yang berhubungan dengan materi sifat-sifat koloid, kemudian siswa diberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan artikel yang diberikan. Untuk membuat siswa lebih bersemangat belajar, maka pada pertemuan sebelumnya diberitahukan bahwa untuk kelompok yang menjadi juara dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan akan mendapat penghargaan sebagai super team. Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dilengkapi media Macromedia flash dapat membantu siswa dalam memahami konsep Sistem Koloid, dapat membantu siswa dalam bekerjasama dalam kelompok dan dapat membantu siswa dalam mengurangi rasa bosan dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan bantuan Macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok Sistem Koloid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan : 1. Metode pembelajaran CIRC yang disertai media Macromedia flash dapat digunakan pada materi pokok koloid. 2. Metode pembelajaran kooperatif CIRC disertai media Macromedia Flash yang dilakukan pada materi pokok sistem koloid kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012 mampu meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa, dibuktikan dengan prestasi belajar kognitif siswa yang lebih tinggi daripada prestasi belajar kognitif siswa dengan metode konvensional. 3. Metode pembelajaran kooperatif CIRC disertai media Macromedia Flash yang dilakukan pada materi pokok sistem koloid kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 3 Sragen tahun ajaran 2011/2012 mampu meningkatkan prestasi belajar afektif siswa, dibuktikan dengan prestasi belajar afektif siswa yang lebih tinggi daripada prestasi belajar afektif pembelajaran dengan metode konvensional. B. Implikasi Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada guru kimia bahwa model pembelajaran kooperatif dengan
metode
pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yang dilengkapi media Macromedia flash materi pokok sistem koloid dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada materi pokok Sistem Koloid. Kemudian berdasar hasil penelitian menimbulkan suatu pemikiran agar dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki suatu metode dan media pembelajaran untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dalam usaha untuk menemukan dan memahami konsep suatu materi pembelajaran kimia commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 khususnya materi pokok Sistem Koloid agar proses pembelajaran tidak lagi bersifat monoton dan membosankan melainkan menarik dan menyenangkan, disamping itu juga kompetensi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Guru kimia hendaknya selalu berusaha untuk memilih model pembelajaran yang sesuai untuk materi pokok Siatem Koloid, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk menyampaikan materi pokok Sistem Koloid. 2. Dalam menerapkan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dilengkapi media Macromedia Flash sebaiknya guru senantiasa mengawasi kelas saat proses pembelajaran berlangsung dan memberi motivasi kepada siswa agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 3. Pada penggunaan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dilengkapi media Macromedia Flash pembagian kelompok harus heterogen agar terjadi interaksi antar anggota kelompok sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang dilengkapi media Macromedia Flash pada pembelajaran kimia materi pokok yang lain.
commit to user