Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
Implementasi Metode Forward Chaining Untuk Identifikasi Dapur Keris Jawa Heribertus Ary Setyadi STMIK AUB Surakarta
[email protected] ABSTRACT - World of Keris especially in the Java has diverse forms and types that can be classified by the dapur, pamor and tangguh. Information on the dapur keris more difficult to define than pamor, because it must know ricikan keris. Of the hundreds of types of dapur that there are many difficulties to get to know the type of keris, mostly asking people who understand keris or browsing the Internet to find information about the keris. To help the layman who wants to know the type of keris necessary to make a system that can generate information about the keris. An expert system is one solution to solve the problem of determining the type of keris. The purpose of the study is to produce an expert system that can replace an expert in determining the type of Java keris dapur based so it can be easier for people to recognize the keris. The method used is a forward chaining and using Delphi to build an expert system. Keywords : Forward Chaining, Dapur Keris of Java ABSTRAK - Dalam dunia keris khususnya keris Jawa memiliki beraneka ragam bentuk dan jenisnya yang dapat digolongkan berdasarkan dapur, pamor dan tangguh. Informasi tentang dapur keris lebih sulit ditentukan dibanding pamor, sebab harus mengetahui ricikan yang dimiliki keris tersebut. Dari ratusan jenis dapur yang ada banyak orang kesulitan untuk mengenal jenis keris yang dimilikinya, kebanyakan bertanya kepada orang yang mengerti keris selain membuka internet untuk mencari informasi tentang keris yang dimiliki. Untuk membantu orang awam yang ingin mengetahui jenis keris yang dimiliki perlu dibuat suatu sistem yang dapat menghasilkan informasi tentang keris. Sistem pakar merupakan salah satu solusi dalam memecahkan masalah menentukan jenis keris. Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan suatu sistem pakar yang dapat menggantikan seorang pakar dalam menentukan jenis keris Jawa berdasarkan dapur sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk mengenali keris, paling tidak keris yang dimiliki. Metode yang digunakan adalah forward chaining dan menggunakan Delphi untuk membangun sistem pakar. Kata Kunci: Forward Chaining, Dapur Keris Jawa 1.a Latar Belakang Bangsa Indonesia mulai memperhatikan kembali keberadaan kebudayaan asli yang berasal dari berbagai daerah sejak maraknya budaya asli diakui oleh negara lain. Perhatian tersebut tentu saja menjadi hal positip dan perlu ditingkatkan untuk melestarikan budaya asli Indonesia yang memiliki banyak sekali keanekaragaman kebudayaan. Salah satu budaya asli yang dimiliki oleh hampir semua daerah di Indonesia adalah keris. Keris merupakan benda budaya asli Nusantara karena diyakini telah ada sebelum agama masuk Nusantara. Dalam beberapa penelitian keris yang ditemukan diperkirakan dibuat pada masa agama Budha masuk di Nusantara, selain itu sampai saat ini belum ditemukan benda budaya yang sama dengan keris dalam budaya lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa keris merupakan benda budaya khas Nusantara. Terkait pengakuan budaya keris ini, UNESCO memberikan penghargaan kepada keris sebagai karya agung pusaka warisan dunia. Penghargaan tersebut diberikan oleh UNESCO 63
pada tahun 2005 dengan sebutan A Masterpiece of Oral and Intengible Heritage of Humanity. Pemberian penghargaan ini merupakan wujud pengakuan dunia bahwa keris adalah budaya peninggalan leluhur bangsa Indonesia yang sangat tinggi. Kebangkitan kejayaan keris merupakan gerakan kebudayaan. Pada dekade ini para pemerhati dan pencinta keris telah menghidupkan kembali nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam keris. Mungkin bisa dianggap sebagai suatu pemahaman humanisme dari pembacaan terhadap keris. Dalam dunia keris khususnya keris Jawa memiliki beraneka ragam bentuk dan jenisnya yang dapat digolongkan berdasarkan dapur, pamor dan tangguh. Dapur ialah pusaka (keris) yang banyak dibabar berbentuk lurus dan lengkok (Luk dalam bahasa Jawa). Yang berbentuk luk, jumlah luknya bermacam-macam. Mulai luk 3 (tiga) sampai luk 29 (dua puluh sembilan). Dapur adalah istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk atau tipe bilah keris. Dengan menyebut nama dapur keris, orang yang telah
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
paham akan langsung tahu, bentuk keris yang seperti apa yang dimaksud (Harsrinuksmo, 2004). Terdapat 120 macam dapur keris yang baku atau mengikuti pakem yang ada. Dari ratusan jenis dapur yang ada banyak orang kesulitan untuk mengenal jenis keris yang dimilikinya, kebanyakan bertanya kepada orang yang mengerti keris selain membuka internet untuk mencari informasi tentang keris yang dimiliki. Informasi tentang dapur keris lebih sulit ditentukan dibanding pamor, sebab harus mengetahui ricikan yang dimiliki keris tersebut. Untuk membantu orang awam yang ingin mengetahui jenis keris yang dimiliki perlu dibuat suatu sistem yang dapat menghasilkan informasi tentang keris. Salah satu cabang ilmu dalam sistem informasi adalah sistem pakar yang merupakan perangkat lunak untuk pemecahan masalah atau pengambil keputusan yang dapat mencapai tingkat performa yang setara atau bahkan lebih dengan pakar manusia di beberapa bidang khusus dan biasanya mempersempit area masalah (Turban, 2005). Sistem pakar merupakan salah satu solusi dalam memecahkan masalah menentukan jenis keris, maka dalam penelitian ini judul yang diangkat adalah Implementasi Metode Forward Chaining Untuk Identifikasi Dapur Keris Jawa. 1.b Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana menjadikan pengetahuan dan informasi yang didapat dari beberapa pakar keris Jawa dapat menjadi dasar dalam mengambil keputusan. b. Bagaimana membuat sistem pakar menggunakan metode forward chaining untuk membantu orang dalam mengenali jenis keris Jawa berdasarkan dapur. 1.c Batasan Masalah Penelitian ini mengumpulkan data dari pakar keris untuk dibuat suatubasis pengetahuan yang digunakan sebagai dasar dalam membuat sistem pakar dengan menggunakan delphi. 1.d. Tujuan Menghasilkan suatu sistem yang dapat menggantikan seorang pakar dalam menentukan jenis keris Jawa berdasarkan dapur sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk mengenali keris, paling tidak keris yang dimiliki tersebut. 64
1.e. Manfaat Penelitian Dapat membantu masyarakat khususnya pemilik keris untuk mengetahui dapur keris. 1. f. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian terapan (applied research). Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Poerwandari (2007) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara , catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lainlain. Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata. 2. Alat dan Bahan a. Alat Yang digunakan 1) Perangkat keras berupa 1 unit laptop dengan spesifikasi Intel Core I3. 2) Web server menggunakan appserv. 3) Perangkat lunak perancangan sistem menggunakan Rational Rose 2003. 4) Perangkat lunak pembuatan sistem berupa Andoid Studio dan Delphi SE5. b. Bahan Yang Digunakan 1) Data dari beberapa pakar keris jawa. 2) Literatur keris jawa. 3) Gambar keris. 3. Tahapan Penelitian a. Tahap Persiapan Penelitian Pertama membuat pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara. Tahap persiapan selanjutnya adalah membuat pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan pencatatan langsung yang dilakukan pada saat melakukan observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka sesegera mungkin mencatatnya setelah wawancara selesai. b. Tahap pelaksanaan penelitiaan Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah wawancara dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan analisis sistem yang sedang berjalan termasuk kelemahan sistem. Tahap perancangan
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
dan pengembangan sistem menggunakan model atau metode pengembangan sistem sekuensial linier yang bersifat sistematis dan berurutan. 4. Metode Pengembangan Sistem a. Identifikasi Masalah Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang ada untuk dijadikan suatu sistem sebagai solusi. Selama ini banyak orang terutama yang memiliki keris harus mencari tahu kepada seseorang yang mengerti tentang keris untuk mengetahui jenis kerisyang dimiliki. Sebagian besar generasi penerus kurang mengenal salah satu kekayaan budaya Indonesia yang berupa keris terutama keris Jawa. b. Analisis Kebutuhan Sistem 1) Input Berupa data yang mendukung untuk menentukan jenis keris Jawa. Data yang dibutuhkan adalah : ricikan keris, jumlah luk dan bentuk fisik keris. 2) Proses a) Membuat basis pengetahuan dari kriteria untuk menentukan jenis keris yang datanya didapat saat observasi. b) Menentukan relasi dari basis pengetahuan yang telah disusun. c) Membuat basis aturan dari basis pengetahuan yang telah dibuat dengan relasi yang telah ditentukan. 3) Output Jenis keris yang ingin diketahui berdasarkan dapur. c. Desain Sistem Perancangan sistem dikerjakan setelah tahap analisis dan definisi kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap. Kegiatan yang dilakukan di tahap ini adalah menerjemahkan analisis ke dalam bentuk rancangan antarmuka (interface), rancangan basis data, dan diagram arus data yang membantu dalam analisis sistem. Tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana tampilan sistem pakar untuk menentukan jenis keris akan dibangun. d. Pembuatan Kode Program Hasil perancangan sistem akan diubah menjadi bentuk yang dimengerti oleh mesin yaitu ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan melalui proses penulisan program (coding). Dalam penelitian ini bahasa pemrograman yang digunakan adalah Delphi SE3. e. Integrasi Dan Pengujian Sistem Sistem yang dibuat per class, selanjutnya diintegrasikan di dalam sebuah menu utama. Sistem yang sudah dibangun akan dilakukan pengujian untuk melihat apakah sistem tersebut 65
sesuai dengan perencanaan dan perancangan. Pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan Black Box dan White Box sebagai metode pengujian sistem. f. Operasi Dan Pemeliharaan Tahap ini adalah tahap akhir pengembangan dan implementasi sistem yaitu pengoperasian sistem secara nyata. Dalam penelitian ini akan dibahas cara pengoperasian sistem yang dibuat dan validasi proses untuk mencocokkan hasil relasi basis pengetahuan yang dilakukan sistem. Dalam pengoperasiannya tetap dibutuhkan dukungan agar sistem dapat digunakan dalam jangka panjang dengan melakukan pemeliharaan sistem. Pemeliharaan sistem dilakukan bukan hanya sekedar proses memperbaiki kesalahan program tetapi proses yang memiliki karakteristik memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada tahapan sebelumnya atau menambahkan fungsi baru yang belum ada pada program tersebut. 2.a. Dasar Teori Dalam penelitian Decky Rahmantyo yang berjudul Makna Simbolik Keris Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui makna simbolik dan pesan moral yang terkandung dalam keris yang menjadi master piece museum negeri sonobudoyo Yogyakarta. Dalam penelitian ini terdapat dua obyek yaitu obyek formal dan obyek material. Obyek formal dalam penelitian ini adalah semiotika khususnya menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Obyek material adalah benda budaya keris yang masuk dalam kategori salah satu obyek material penelitian filsafat. Beberapa kesimpulan dalam penelitian ini adalah : keris mengajarkan untuk mengesampingkan ego dan amarah. Keris dapat dijadikan sebagai media alternatif bagi generasi muda Indonesia untuk cinta terhadap budaya sendiri agar tidak kehilangan jati dirinya sebagai manusia yang berbudaya ketimuran dengan menjunjung nilai dan etika ketimuran yang harmoni. Penelitian berjudul Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Menggunakan Metode CF (Certainty Factor) yang ditulis oleh Kasmui (2011) membuat sistem pakar yang hanya mengidentifikasi keris berdasarkan dapur saja. Bentuk atau dapur keris yang dibahas mulai dari keris lurus, keris yang memiliki luk 1 sampai dengan luk 29. Sistem pakar yang dibuat sudah berbasis web sehingga masyarakat dapat mengakses dimana dan kapan saja. Untuk menentukan dapur atau bentuk suatu keris sudah
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
memperhatikan ricikan atau asesoris yang dimiliki keris tersebut sehingga dalam penelitian ini sudah memiliki tingkat kesulitan. 3. Hasil Dan Pembahasan 3.1. Representasi data Basis pengetahuan data yang dibutuhkan sistem terdiri dari data dhapur, data ricikan dan data luk. Adapun tabel yang memuat tentang basis pengetahuan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Basis Pengetahuan Dapur Keris
66
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
3.2. Diagram Arus Data Didalam sistem ini terdapat dua external entity, yaitu admin dan user. Untuk admin dapat mengakses semua menu yang ada didalam sistem. Sedangkan user hanya dapat mengakses sebagian menu yang ada di sistem.
c. Relasi Antar Tabel
a. Diagram Konteks
Gambar 1 Diagram Konteks Gambar 3 Relasi Antar Tabel
b. DAD Level 0
3.3. Tampilan Program Halaman dhapur akan menampilkan mengenai nama – nama dhapur keris. Fungsional atau aktivitas halaman ini sama persis dengan halaman pamor.
Gambar 4. Halaman Dhapur. Gambar 2 DAD Level 0 Dalam sistem yang dibuat memiliki lima tabel dan dua entitas luar. Pakar dapat memasukkan data ricikan, data luk, data pamor dan data tangguh. Data pamor dan tangguh hanya untuk pelengkap informasi dari sistem yang dibuat. Untuk pengguna hanya bisa melakukan konsultasi dengan menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah disediakan. Luaran dari sistem yang diterima pengguna adalah jenis dapur sesuai jawaban yang dilakukan pengguna.
67
Halaman konsultasi keris atau identifikasi dhapur keris akan menampilkan pertanyaan - pertanyaan mengenai identifikasi dhapur keris. ada 2 (dua) pokok pertanyaan yang dijadikan proses penentuan dhapur keris ini yaitu pertanyaan yang pentama mengenai “Berapakah Luk yang dimiliki Keris Anda ?”. Kemudian pertanyaan yang kedua akan muncul berganti – ganti sampai sistem dapat menentukan dhapur keris. Setelah pertanyaan benhenti atau tidak berganti, kemudian klik tombol proses. Maka sistem akan menampilkan nama dhapur keris yang telah diidentifikasi sesuai dengan masukan yang user masukkan ke sistem.
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
Gambar 5. Halaman Konsultasi
4. Penutup Dari hasil pemaparan yang telah ditulis pada babbab sebelumnya di penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan : a. Telah dibuat basis pengetahuan tenatang dapur keris yang bersumber dari para pakar keris.. b. Perancangan sistem ini dibuat dengan flochart, DFD (data flow diagram), diagram konteks, desain masukan, perancangan basis data, relasi antar tabel. c. Sistem ini memiliki fasilitas yang berhubungan dengan dhapur keris antara lain : data ricikan, data luk, data dhapur keris. dan juga memiliki fasilitas sekilas pengetahuan mengenai pamor keris, tangguh keris, luk keris, dan cara menghutung luk keris. d. Dalam sistem yang dibuat, mahasiswa dapat melakukan pengambilan mata kuliah dengan validasi prasyarat mata kuliah yang ada, mahasiswa memasukkan nilai setelah menerima kartu hasil studi, dosen PA dapat mengetahui mata kuliah yang telah diambil mahasiswa bimbingannya serta total sks juga indeks prestasinya. Sistem ini juga dapat mencetak kartu rencana studi, transkrip nilai, rekaman akademik dan laporan bimbingan. 5. Pustaka [1] Antara, I Putu Hery, dkk, 2015, Pengembangan Aplikasi Markerless Augmented Reality Pengenalan Keris Dan Proses Pembuatan Keris,Bali:Universitas Pendidikan Indonesia
68
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
[2] Doyodipuro, Ki Hudoyo. 2007. Keris Daya Magic-Manfaat-Tuah-Misteri, Jakarta : Dahara Prize [3] Harsrinuksmo, Bambang, 2007,Ensiklopedi Keris, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. [4] Haryoguritno, Haryono. 2007. Keris Jawa Antara Mistik dan Nalar. Jakarta : Indonesia Kebangsaanku [5] Kasmui, 2011, Sistem pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor), Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. [6] Poerwandari,E.K, 2007, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku [7] Manusia. Jakarta : LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia [8] Rahmantyo, Decky, 2015, Makna Simbolik Keris Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta, Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga [9] Rosnelly, Riska, 2012, Sistem Pakar Konsep Dan Teori, Yogyakarta : Andi Offset. [10] Turban,Efraim dkk.2009.Decision Support System and Intelligent Systems, Yogyakarta : Andi [11] Ahmad Al Kaafi, Sistem Pakar Diagnosa Autis Pada Anak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining, Vol 8, No 3 (2016): Jurnal Speed September 2016 [12] M Haris Qamaruzzaman, Sam’ani, Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Mata Pada Manusia Menggunakan Teorema Bayes, Vol 5, No 4 (2016): IJNS Oktober 2016 [13] Masriah., Bambang Eka Purnama, Sistem Pakar Pendeteksi Kerusakan Pada Mobil Kijang Grand, Vol 3, No 2 (2011): Speed 10 – 2011 [14] Ahmad Jama, Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Notebook Pada Widodo Computer Ngadirojo Kabupaten Pacitan, Vol 7, No 3 (2015): Jurnal Speed 27 – 2015 [15] Siska Iriani, Penerapan Metode Backward Chaining pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tulang Manusia, Vol 4, No 1 (2015): IJNS Januari 2015