EnJOI, Vol.1, No.1, Januari 2016, pp. 22~28 ISSN: 2502-2237
22
Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong Iluh Dewi Sari *1, Ade Irna 2, Andi Tenri Sumpala 3 Program Studi Sistem Informasi, FTI, USN, Kolaka *1 e-mail:
[email protected],2adeirna901,
[email protected] 1,2,3
Abstrak Kebutuhan informasi yang cepat dan tepat dari seorang pakar sangat dibutuhkan oleh para petani cocok tanam yang ingin menuai keberhasilan dalam proses penanaman yang dilakukannya. Initelah mendorong pengembangan aplikasi sistem pakar untuk mengidentifikasi penyebab penyakit pada tanaman dibuat. Sistem pakar untuk mendiagnosa penyebab penyakit pada tanaman ini khususnya tanaman singkong dirancang sebagai alat untuk mendiagnosis penyebab penyakit singkong dengan basis pengetahuan. Pengetahuan dasar yang diperoleh berasal dari sumber artikel-artikel tentang penyebab penyakit pada tanaman singkong. Sistem pakar ini menggunakan metode pengembangan berupa identifikasi masalah, konseptualisasi, formalisasi, dan implementasi. Basis pengetahuan dikompilasi kedatabase dengan beberapa tabel. Sebagai tabel utama adalah tabel diagnosis atau kesimpulan. Inferensi dalam sistem pakar menggunakan metode forward chaining. Kata kunci— Sistem Pakar, Forward Chaining, Knowledge Base. 1. PENDAHULUAN
T
eknologi informasi turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi meliputi perkembangan infrastruktur, seperti hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi. Perkembangan TI mempengaruhi banyak bidang seperti pertanian, kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan lainlain. Dalam dunia pertanian banyak sekali hal yang harus dipelajari agar dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Begitu banyaknya hal yang harus diingat seperti media tanam yang berbeda bagi tiap jenis tanaman, takaran pupuk, hama dan penyakit tanaman, dan banyak sekali cara agar tanaman yang ditanam dapat menghasilkan hasil yang lebih baik. Tetapi, manusia pasti mempunyai sifat pelupa yang memungkinkan hal-hal tersebut di atas dan berakibat pada hasil pertanian yang kurang memuaskan dan tidak stabil. Untuk mengatasi hal di atas, salah satunya dibutuhkan suatu teknologi yang dapat membantu kita. Sistem pakar merupakan suatu pemodelan dari proses penalaran seorang pakar yang memiliki domain pengetahuan tertentu, agar kepakarannya dapat dimanfaatkan oleh orangorang non pakar. Penggunaan sistem pakar antara lain untuk: konsultasi, melakukan analisis dan diagnosis, membantu pengambilan keputusan, dan lain-lain. Umumnya sistem pakar dirancang untuk berinteraksi langsung dengan pemakai dalam format dialog (tanya-jawab). Dialog tersebut dapat memberikan keputusan sesuai penalaran. Oleh karena itu, sistem pakar (expert system) mempunyai kemampuan untuk memudahkan masalah-masalah praktis pada saat sang pakar berhalangan. Dan salah satu implementasi sistem pakar pada bidang pertanian yaitu untuk mengidentifikasi penyebab penyakit tanaman. Banyak sekali ragam hama dan penyakit tanaman dan beragam pula nama dan akibat yang dihasilkannya. Ciri-ciri antara tanaman yang terkena penyakit satu dengan penyakit yang lainnya sangat mirip sehinggamembingungkan orang awam atau pemula yang baru kenal untuk dapat mengidentifikasinya. Sebaliknya ada juga tanaman yang terkena penyakit dengan ciri-ciri Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
IJCCS
ISSN: 1978-1520
23
yang berbeda namun tetap saja membingungkan dalam mengingat nama dan penanggulangan penyakit tersebut. Sistem pakar ini sangat berguna untuk membantu petani dalam mengingat jenis-jenis penyakit dan hama tanaman juga untuk mengenali ciri-cirinya yang berguna untuk menanggulangi masalah penyakit tanaman sehingga dapat meminimalkan kesalahan petani dalam mengatasi masalah ini. Sistem pakar ini dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada petani mengenai macam-macam penyakit yang berhasil di identifikasi oleh sistem dan dapat mengetahui tanaman apa saja yang biasa diserang oleh penyakit tersebut, dengan adanya pengetahuan ini maka ketika para petani sadar tanamannya terkena hama atau penyakit, maka petani dapat dengan mudah untuk mengatasi hama dan penyakit tersebut. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar [1]. Sistem pakar merupakan program komputer untuk dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik. Implementasi sistem pakar banyak digunakan untuk kepentingan masyarakat karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke dalam suatu program, sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan penalaran secara cerdas. Sistem pakar merupakan cabang dari kecerdasan buatan dan juga merupakan bidang ilmu yang muncul seiring perkembangan ilmu komputer saat ini. Sistem ini bekerja untuk mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang menghubungkan dasar pengetahuan dengan sistem inferensi untuk menggantikan fungsi seorang pakar dalam menyelesaikan suatu masalah [2]. Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge(pengetahuan) dan prosedur inferensi untuk menyelesaikan masalah yang cukup sulit sehingga membutuhkan seorang yang ahli untuk menyelesaikannya. Pengetahuan adalah sebuah kekuatan yang dapat memecahkan suatu masalah yang kita temui sehari-hari. Sistem pakar adalah program Artificial Intellenge yang menggabungkan pangkalan pengetahuan (knowledge base) dengan sistem inferensi. Kecerdasan buatan atau Artificial Intellenge (AI) dapat didefinisikan sebagai sub bidang pengetahuan komputer yang khusus ditujukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya biasa menirukan beberapa fungsi otak manusia. Karena itu diharapkan komputer bisa membantu manusia didalam berbagai masalah yang sangat rumit [3]. Sistem pakar bila dikaitkan dengan kemampuan seorang ahli pertanian khususnya ahli tanaman umbi-umbian, dapat dihasilkan suatu system computer yang berfungsi untuk mengetahui dan menganalisis penyebab gangguan penyakit pada tanaman singkong dan kemudian memberikan suatu solusi secara langsung tentang bagaimana cara penanggulangan dari penyakit yang ada .
Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu. Sistem pakar dibuat dengan mendapatkan pengetahuan dari seorang pakar, kemudian dilakukan pengkodean ke bentuk yang dapat diproses oleh komputer untuk menyelesaikan persoalan yang sejenis. Sistem pakar sangat tergantung pada suatu bidang dalam menyusun penyelesaian persoalan yang dihadapi oleh sistem. Konsep dasar sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 1 [4].
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
24
ISSN: 1978-1520
Gambar 1 Konsep Sistem Pakar 2.2 Arsitektur Sistem Pakar Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) [5]. Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar [6]. Lingkungan konsultasi (consultation environment) digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Arsitektur sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Arsitektur Sistem Pakar 2.3 Forward Chaining Bagian sistem pakar yang bertugas melakukan proses penelusuran adalah mesin inferensi. Secara umum ada dua cara yang dapat di kerjakan dalam melakukan inferensi yaitu Forward Chaining (penalaran maju) dan Backward Chaining(Penalaran mundur) pembahasan selanjutnya fokus pada Fordward Chaining. Forward Chaining adalah tehnik pencarian yang dimulai dengan program dengan fakta yang diketahui kemudian dicocokkan fakta-fakta tersebut dengan IF dari rules IF-THEN. Bila adayang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database. Setiap kali
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
IJCCS
ISSN: 1978-1520
25
pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya bolehdieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Fordward Chaining merupakan penalaran yang dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis. Dalam penalaran maju, aturan-aturan diuji satu demi satu urutan tertentu . Saat aturan diuji sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya benar atau salah, jika kondinya benar maka aturan itu di simpan kemudian aturan berikutnya diuji, sebaliknya kondisinya salah aturan itu tidak disimpan, kemudian aturan berikutnya diuji. Proses ini akan berulang sampai seluruh basis aturan teruji dengan berbagai kondisi. Adapun diagram Forward Chaining ditujukan pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Forward Chaining 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menghasilkan sistem pakar diagnosapenyebab penyakit singkong yang baik diperlukan pembuatan basis aturan dan basis pengetahuan yang lengkap dan baik agar proses inferensi berjalan dengan baik. Mekanisme inferensi pada sistem pakar ini adalah melakukan penalaran maju dengan menggunakan aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi antar sistem dan pemakai mekanisme inferensi menguji penyebab sesuai dengan aturan demi satu untuk memperoleh hasil diagnosa berupa penyakit tanaman singkong yang dimaksud. Berikut ini kami jelaskan mengenai rule-rule atau aturan-aturansistem pakar yang kami rancang dengan menggunakan metode Forward Chaining. R1 = If P01AND PS2 AND P03 AND P04 AND P05 AND P06 Then PS-01. R2 = If P07 Then PS-02. R3 = If P08AND P09 AND P010 AND Then PS-03. R4 = If P011AND P012 AND P013 AND P014 Then PS-04. R5 = If P014AND P015 AND P016 ThenPS-05. Sedangkan berikut ini adalah gambaran mengenai tabel hubungan kode penyebab penyakit dapat dilihat pada Tabel 1, tabel data penyebab penyakit dapat dilihat pada Tabel 2.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
26
Keterangan : (√) : Penyebab penyakit PS : Penyakit PS-01 : Jamur akar putih PS-02 : Layu Bakteri PS-03 : Hawar Bakteri, PS-04 : Bercak Coklat PS-05 : Bercak daun konsentris
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
ISSN: 1978-1520
IJCCS
ISSN: 1978-1520
27
Form yang dihasilkan untuk mendiagnosis penyebab penyakit tanaman singkong dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 4. Tampilan Form Diagnosa Gambar 9 adalah tampilan form untuk diagnosa penyebab penyakit tanaman singkong. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan memasukkan data penyakit, setelah itu mesin inferensi Forward Chainingakan memproses sesuai aturan yang berlaku. Maka hasil yang tampil, dapat dilihat pada Gambar 5.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
28
ISSN: 1978-1520
Gambar 5. Hasil Diagnosa Hasil yang didapat dalam pengujian sistem ini adalah : 1. Penyakit dari penyebabyang diinputkan 2. Solusi dari penyakit dan penyebab yang terdiagnosa. 4. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pembahasan diatas yaitu tentang diagnosa penyebab penyakit singkong, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : a Sistem ini dibangun untuk menyimpan keahlian seorang pakar penyakit tanaman umbiumbian, sehingga sistem ini dapat dijadikan sebagai asisten pandai di bidangnya sebagai sumber pengetahuan oleh user b Diagnosa penyebab penyakit singkong memberikan informasi hasil konsultasi berupa penyebab penyakit serta cara mengatasinya DAFTAR PUSTAKA [1] Andri, Saputra, 2011, Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Paru-paru Pada Manusia,Jurnal Teknologi dan Informatika (TEKNOMATIKA),Vol. 1, No. 3 [2] Prista, Amanda, Putri, and, Hindayati, Mustafidah, 2011, Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit HatiMenggunakan Metode Forward Chaining, JUITA, Vol. 1, No. 4. [3] Veriana, Wiwi, 2015, Penerapan Metode Forward Chaining Untuk Mendeteksi Penyakit THT,Jatisi, Vol. 1, No. 2. [4] Gusti, Ayu, Kadek, tutik, A., and, Rosa, Delima, 2009, Penerapan Forward Chaining Pada Program Diagnosa Anak Penderita Authisme, Jurnal Informatika,Vol. 5, No. 2. [5] Veriana, Wiwi, 2015, Penerapan Metode Forward Chaining Untuk Mendeteksi Penyakit THT,Jatisi, Vol. 1, No. 2. [6] Level, Perdana, Didik, Nogroho, and, Kustanto, Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Ginjal Dengan Metode Forward Chaining, Jurnal TIKomSiN, ISSN: 2338-4018.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page