Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf)
IMPLEMENTASI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 2006 Oleh; Muh Yusuf Abstrak Luasnya materi mata pelejaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di tingkat satuan pendidikan dan sedikitnya alokasi waktu yang tersedia, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi hambatan dalam mencapai standat kompetensi. Standar kompetensi kemudian dijabarkan dalam kompetensi dasar-kompetensi dasar. Dimana peserta didik disamping harus mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan, dan olahraga, dituntut juga mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya berupa dampak pengiring, atau karakter,( soft skill). Sementara indikator karakter tidak nampak didalam setiap rencana maupun pelaksanaan pembalajaran. Kurikulum KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite sekolah dan Dewan Pendidikan. Dalam pelaksanaanya tentu akan menyita tenaga, waktu dan guru disibukkan dengan bergabai administrasi dengan menyusun silabi dan rencana pembelajaran sehingga tugas mengajar dan mengevaluasi menjadi berkurang. Dalam pelaksanaannya kurikulum 2006 masih mengalami berbagai permasalahan diantaranya: (1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (2) Kompetensi belum menggambarkan secara menyeluruh antara domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; (3) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (4) Kurikulum 2006 dirasa belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala (7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
A. Pendahuluan. Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa, setiap Satuan Pendidikan untuk menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat Satuan Pendidikan yang bersangkutan. Dalam dokumen ini dibahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006, Tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi yang salah satunya mencakup: kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
17
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1). kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2). kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;3). kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4). kelompok mata pelajaran estetika; 5). kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Jika kita perhatikan cakupan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah. Begitu luasnya cakupan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di tingkat satuan pendidikan. Sementara alokasi waktu satu jam pembelajaran untuk SD/MI adalah 35 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu. Jumlah jam pertemuan satu kali perminggunya dua jam pelajaran. Untuk SLTP Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu. Jumlah jam pertemuan satu
kali perminggunya dua jam
pelajaran. Untuk SLTA Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu. Jumlah jam pertemuan satu kali perminggunya dua jam pelajaran. Jika memperhatikan luasnya cakupan kelompok mata pelejaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di tingkat satuan pendidikan dan alokasi waktu yang tersedia, maka sulit untuk mencapai standat kompetensi yang harus mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan, mempraktikkan berbagai teknik dasar atletik, mempraktikkan berbagai teknik dasar bela diri, mempraktikkan latihan kebugaran, senam dan mempraktikkan nilai-nilai yang
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
18
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) terkandung di dalamnya berupa dampak pengiring, atau karakter yang harus terpenuhi disamping tujuan pendidikan jasmani itu sendiri. Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan banyak guru yang mengajar di dua sekolah untuk memenuhi 24 jam perminggu persemester, sebagai persyaratan sertifikasi guru. Mereka pada umumnya guru pendidikan jasmani yang mengajar disekolah yang menpunyai kelas relatif kecil. Jika dua sekolah berdekatan lokasinya mungkin tidak masalah, tetapi jika harus berjauhan, maka akan memakan tenaga, waktu sehingga pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menjadi tidak efektif. Memang di dalam KTSP mernberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah
juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk
mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Akan tetapi bagaimanapun kondisi sekolahnya, kondisi siswanya, SDMnya, dalam menyusun kurikulum tentu melampui batas-batas kemampuan dan kondisi yang ada,untuk
mencapai kemajuan,
mengejar ketertinggalan dan bersaing dengan sekolah lain. KTSP memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Tujuan umum KTSP adalah menciptakan kemandirian guru melalui pergantian sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralistik. Tujuan KTSP secara khusus yaitu meningkatkan mutu pendidikan pengembangan kurikulum secara bersama-sama, dan meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan, Kedua tujuan KTSP tersebut, baik tujuan umum dan tujuan khusus tetap rnengacu pada tujuan pendidikan nasional. Implementasi KTSP juga memungkinkan untuk diterapkan dalam beberapa model pembelajaran. Penerapan beberapa model pembelajaran dikelas oleh guru memiliki harapan bahwa guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan lebih efektif dan efisien sehingga tujuan dapat tercapai.
B.
Struktur Dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Struktur Kurikulum Struktrur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi, meliputi lima kelompok mata pelajaran, sebagai berikut :
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
19
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) Kelompok Mata Pelajaran
Cakupan
1. Agama dan Akhlak Mulia 2. Kewarganegaraan dan Kepribadian 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4. Estetika 5. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudaya kan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
Sedangkan Struktur Kurikulum Yang Dimaksud Sesuai Dengan Standar Isi Adalah Sebagai Berikut;
Kelas dan Alokasi Waktu Komponen
VII
VIII
2
2
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
20
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) 2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4. Bahasa Inggris
4
4
5. Matematika
4
4
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
8. Seni Budaya
2
2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2
2
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
2
2
2
2
2*)
2*)
36
36
C. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa 2. Tata Boga D.
Pengembangan Diri 1. Pelayanan Konseling 2. Mata Pelajaran 3. Olah Raga dan Permainan 4. Tartil Al Qur’an dan Rebana Jumlah 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
2. Muatan Kurikulum a.
Mata Pelajaran 1). Pendidikan Agama Meliputi : Agama Islam, Kristen dan Khatolik, mengingat kondisi sosial budaya masyarakat dilingkungan sekitar sekolah Tujuan : Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
21
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa sesuai keyakinan agamanya masingmasing. 2) Kewarganegaraan dan Kepribadian Tujuan : Memberikan pemahaman terhadap siswa tentang kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan. 3). Bahasa Indonesia Tujuan :Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap IPTEK 4). Bahasa Inggris Tujuan :Membina ketrampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi. 5). Matematika Tujuan :Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar matematika dalam rangka penguasaan IPTEK. 6). Ilmu Pengetahuan Alam Meliputi : Fisika dan Biologi Tujuan :Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa untuk menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK. 7). Ilmu Pengetahuan Sosial Meliputi : Sejarah, Ekonomi dan Geografi Tujuan : Memberikan pengetahuan sosio kultural masyarakat yang majemuk, mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki ketrampilan hidup secara mandiri, 8). Seni Budaya Meliputi Seni rupa dan seni musik Tujuan: mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan kecintaan pada seni budaya nasional 9). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tujuan : Membudayakan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan ketrampilan dalam bidang olahraga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung jawab,
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
22
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) disiplin dan percaya diri dan membudayakan budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. 10). Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi Meliputi :Elektronika, Teknologi Informasi dan Komunikasi. Tujuan
:Memberikan
keterampilan
dibidang
Teknologi
Informatika
dan
keterampilan Elektronika yang sesuai dengan bakat dan minat siswa b. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan/atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 895.5/01/2005 tanggal 23 Februari 2005 Tentang Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tahun 2004 untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan Swasta sebagai Mulok Wajib di Provinsi Jawa Tengah adalah Bahasa Jawa. Sekolah diberi keleluasaan untuk menambah mulok lain selama tidak melebihi beban belajar maksimal. c.
Kegiatan Pengembangan Diri Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Bab IV Pasal 10 dan 11 ayat 1) serta Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka wewenang Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Lahirnya kedua Undang-Undang tersebut menandai sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan dari sistem yang cenderung sentralistik ke desentralistik. Kurikulum
sebagai
salah
satu
substansi
perangkat
pendidikan
perlu
didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah dan kondisi sekolah atau daerah. Oleh karena itu sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran. Sesuai dengan komponen yang harus ada dalam KTSP, komponen pengembangan diri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
23
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan dirinya sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat terhadap peserta didik dan sesuai dengan kemampuan dan kondisi sekolah. 1. Tujuan Pengembangan Diri Membantu memandirikan peserta didik dengan berkembangnya potensi, bakat, minat, serta keunikan diri bagi kebahagiaan hidupnya. Adapun tujuan penyusunan pedoman kegiatan Pengembangan diri adalah memberi bantuan/sebagai acuan pada sekolah yang akan segera melaksanakan kegiatan ini. 2. Komponen Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai kondisi dan kemampuan sekolah. 3. Kegiatan pengembangan diri yang dilakukan adalah: a. Kegiatan pelayanan Konseling Melayani: Masalah kesulitan belajar siswa, Pengembangan karir siswa, Pemilihan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Masalah dalam kehidupan sosial siswa b. Mata Pelajaran 1) Meningkatkan dan lebih memperdalam pemahaman terhada mata pelajaran Bahasa Inggris 2) Meningkatkan dan lebih memperdalam pemahaman terhadap mata pelajaran Matematika. 3) Meningkatkan dan lebih memperdalam pemahaman terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia. c. Olah Raga dan Permainan 1) Pengembangan Olahraga beladiri gulat dan Permainan 2) Membentuk tim sekolah cabang olahraga bola voli dan sepakbola 3) Membentuk tim sekolah cabang olahraga tenis meja dan sepak takraw d.
Tartil Al Qur’an dan Rebana. Meliputi: Pengembangan Seni baca tulis Al Qur’an Pengembangan seni Kaligrafi, Pengembangan seni Rebana,
4. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri, namun pelaksanaannya dapat diberikan pada pagi hari
(intra kurikuler) atau
diberikan di luar jam pembelajaran (ekstra kurikuler). Kegiatan Pengembangan Diri
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
24
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) ini dibina oleh guru-guru yang memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan SK Kepala Sekolah. 5.
Jadwal Kegiatan NO
NAMA KEGIATAN
HARI
1
Kegiatan pelayanan Konseling
SENIN – SABTU
2
Kegiatan Mata Pelajaran
SABTU
3
Kegiatan Olahraga dan Permainan
SABTU
WAKTU Menyesuaikan Sekolah masing-masing 08.50 – 10.10
4
Kegiatan Tartil Al ur’an dan Rebana
SABTU
1) Alokasi Waktu Untuk kelas 7 dan kelas 8 diberikan 2 jam pelajaran (ekuivalen 2 x 40 menit) Untuk kelas 9 diberi kegiatan Bimbingan Belajar secara intensif untuk persiapan menghadapi UN 2) Penilaian :Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif : Katagori
Keterangan
A
Sangat Baik
B
Baik
C
Cukup
D
Kurang
*) 2 jam pelajaran untuk pengembangan diri dilaksanakan diluar jam tatap muka (ekstrakurikuler pada hari Sabtu)
C.
Pelajaran Pendidikan Jasmani Dalam KTSP 1. Definisi Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang
didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
25
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif tiap siswa. Materi mata pelajaran Penjas yang meliputi: pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/senam; aktivitas ritmik; akuatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (outdoor) disajikan untuk membantu siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. Adapun implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan, yang pada gilirannya siswa diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang. Dengan demikian, akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif. 2. Materi Pendidikan Jasmani Struktur materi Penjas dikembangkan dan disusun dengan menggunakan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan olahraga. Asumsi yang digunakan kedua model ini adalah untuk menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, dengan demikian manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan konsep latihan yang benar. Olahraga merupakan bentuk lanjut dari bermain, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia. Untuk dapat berolahraga secara benar, manusia perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Pendidikan jasmani diyakini dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk: (1) berpartisipasi secara teratur dalam kegiatan olahraga, (2) pemahaman dan penerapan konsep yang benar tentang aktivitas-aktivitas tersebut agar dapat melakukannya secara aman, (3) pemahaman dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas-aktivitas tersebut agar terbentuk sikap dan perilaku sportif dan positif, emosi stabil, dan gaya hidup sehat. Struktur materi penjas dari TK sampai SMU dapat dijelaskan sebagai berikut. Materi untuk TK sampai kelas 3 SD meliputi kesadaran akan tubuh dan gerakan, kecakapan gerak dasar, gerakan ritmik, permainan, akuatik (olahraga di air) bila memungkinkan), senam, kebugaran jasmani dan pembentukan sikap dan perilaku. Materi pembelajaran untuk kelas 4 sampai 6 SD adalah aktivitas pembentukan tubuh, permainan dan modifikasi olahraga, kecakapan hidup di alam bebas, dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani serta pembentukan sikap dan perilaku). Materi pembelajaran untuk kelas 7 dan 8 SMP meliputi teknik/keterampilan dasar permainan dan olahraga, senam, aktivitas ritmik, akuatik, kecakapan Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
26
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) hidup di alam terbuka, dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani serta pembentukan sikap dan perilaku). Materi pembelajaran kelas 9 SMP sampai kelas 12 SMU adalah teknik permainan dan olahraga, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik, kecakapan hidup di alam terbuka dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani serta pembentukan sikap dan perilaku). 3. Manajemen Pembelajaran Guru perlu membedakan antara kegiatan pengajaran dan manajemen kelas. Kegiatan pengajaran meliputi (1) mendiagnosa kebutuhan kelas, (2) merencanakan dan mempresentasikan informasi, (3) membuat pertanyaan, (4) mengevaluasi kemajuan. Kegiatan manajemen kelas terdiri dari (1) menciptakan dan memelihara kondisi kelas, (2) memberi pujian terhadap perilaku yang baik, dan (3) mengembangkan hubungan guru-siswa. Keterampilan manajemen kelas merupakan hal yang penting dalam pengajaran yang baik. Praktik manajemen kelas yang baik yang dilaksanakan oleh guru akan menghasilkan perkembangan keterampilan manajemen diri siswa yang baik pula. Ketika siswa telah belajar untuk mangatur diri lebih baik, guru akan lebih mudah berkonsentrasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Teknik manajemen kelas harus diupayakan agar tidak mengganggu aspek pembelajaran dalam pelajaran. Bila direncanakan dengan baik, pembelajaran akan bergerak dengan cepat dan lancar dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Manajemen kelas yang efektif akan dapat terwujud dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut. a. Menetapkan aturan kelas Salah satu bagian penting dalam manajemen kelas adalah penetapan aturan kelas. Siswa adalah insan yang memiliki kebiasaan. Aturan kelas mencakup bagaimana pelajaran dimulai, apa tanda yang dipakai untuk mengumpulkan perhatian siswa, apa yang diharapkan saat siswa mendengarkan dan mengikuti perintah, bekerjasama, saat menggunakan ruangan untuk kegiatan tertentu, dan penggunaan yang lainnya. Aturan perilaku tetap ini harus diketahui oleh siswa pada awal pertemuan. b.
Memulai kegiatan tepat waktu
Pemberian suatu tanda mulai segera dilakukan bila kegiatan sudah siap untuk dilaksanakan. Banyak waktu akan terbuang bila aturan ini tidak ditetapkan. Aba-aba untuk melaksanakan kegiatan jangan sampai membingungkan siswa.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
27
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) Contohnya, jangan memberikan perintah dengan tanda-tanda yang mirip untuk dua kegiatan yang berbeda. Guru berupaya membawa siswa secara tepat menuju ke suatu kegiatan. Guru perlu mengarahkan siswa untuk segera melakukan kegiatan secara tepat agar pelajaran berlangsung secara efektif. Pelajaran harus dimulai tepat pada waktunya. Ketika siswa masuk ruanganau lapangan, pelajaran segera dimulai. c. Mengatur pelajaran Guru harus tetap menjaga kegiatan tetap berlangsung dan tidak terganggu oleh kegiatan yang tak terduga. Pergantian antartopik harus dilakukan oleh guru secara cermat dan penuh kesadaran. Guru perlu memaksimalkan kesempatan keikutsertaan setiap siswa dalam proses
pembelajaran.
Guru
perlu
memaksimalkan
penggunaan
peralatan
dan
mengorganisasikan kelompok agar siswa sebanyak mungkin bergerak aktif sepanjang pelajaran.
Bila
peralatan
yang
ada
terbatas
jumlahnya,
gunakan
pendekatan
stasion/learning centers, dan modifikasi aktivitas. d. Mengelompokkan siswa Guru perlu mengelompokkan siswa agar pembelajaran berlangsung secara efektif. Dengan pengelompokkan yang tepat siswa memiliki: peluang melakukan aktivitas lebih banyak, bermain dengan jenjang kemampuan dan keterampilan yang seimbang. e. Memanfaatkan ruang dan peralatan Guru perlu merencanakan penjagaan dan pemanfaatan peralatan dan ruang secara efisien. Peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik. Selain hal di atas, siswa perlu dibiasakan untuk ikut bertanggung jawab terhadap peralatan yang dipergunakan dalam pembelajaran. f. Mengakhiri pelajaran Setiap pertemuan pelajaran di dalam maupun di luar kelas harus diakhiri tepat pada waktunya dan diupayakan memberikan kesan mendalam bagi siswa. Dengan kesan yang baik, setiap episoda pelajaran akan menjadi lebih bermanfaat dan bermakna. Dengan demikian, siswa akan selalu mengingat kegiatan yang dilakukan, dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas, karakteristik pendidikan jasmani
dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
28
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) 1) Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran
yang mempelajari dan mengkaji
gerak manusia secara interdisipliner. Gerak manusia adalah aktivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan keterampilan motorik, mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif. Aktivitas jasmani yang dilakukan berupa aktivitas bermain, permainan, dan olahraga. 2) Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan interdisipliner, karena melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti anatomi, fisiologi, psikologi, sosiologi, dan ilmu-ilmu yang lain. Pendukung utama pendidikan jasmani adalah ilmu keolahragaan yang mencakup filsafat olahraga, sejarah olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, fisiologi olahraga, dan biomekanika olahraga. 3) Materi pendidikan jasmani berupa kajian terhadap gerak manusia yang dikemas dalam muatan yang esensial, faktual, dan aktual. Materi ini disampaikan dalam rangka memberikan kesempatan bagi siswa untuk tumbuh dan berberkembang secara proporsional yang mencakup ranah psikomotor, jasmani, kognitif, dan afektif.
D. Silabus Pendidikan Jasmani Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator ketercapaian kompetensi, materi pokok, pengalaman belajar, dan penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) kompetensi apa yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam standar
kompetensi,
kompetensi dasar dan materi pokok ; (2) bagaimana cara mencapainya, yang dijabarkan dalam pengalaman belajar serta alokasi waktu dan sumber belajar yang diperlukan ; (3) bagaimana mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. 1. Guru Sebagai tenaga professional yang memiliki tangung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
29
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) kompentensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
2. Kelompok Guru Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut 3. Kelompok Kerja Guru (MGMP/PKG) Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan
sekolah
lain
melalui
forum MGMP/PKG/MGP untuk
bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG /MGPsetempat. 4.Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing. Dalam pengembangan silabus ini sekolah, kelompok kerja guru, atau Dinas Pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari Perguruan Tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di Departemen Pendidikan Nasional
E. Penutup KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber data, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. KTSP termasuk salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
30
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) Kurikulum KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite sekolah dan Dewan Pendidikan. Dalam pelaksanaannya kurikulum 2006 masih ditemukan sejumlah permasalahan diantaranya: (1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (2) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; (3) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (4) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
Dengan berbagai latar belakang masalah
inilah nampaknya pemerintah segera akan
menyempurnakan lagi kurikulun dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke dalam kurikulum baru 2013 yang sedang dalam pembahasan Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP) DAFTAR PUSTAKA Bambang Suhendro (2006) ,Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Jakarta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Badan Standar Nasional Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional Jakarta (2003), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional Jakarta (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. Departemen Pendidikan Nasional Jakarta (2006), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI no 22 th 2006 tentang Standard isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Jakarta (2006), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI no 23 th 2006 tentang Standard Kompetensi Lulusani Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Mohotir. Toho Cholil, Rusli Lutan (1996) Buku Teks Program DII PGSD Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
31
Implementasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 (Oleh : Muh. Yusuf) Nugroho. (2003) Sistem Evaluasi Kuriklum Berbasis Kompetensi. Departemen Pendidikan Nasional RI Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI Jawa Tengah Prasetyo. (2003), Konsep dan Filosofi Kuriklum Berbasis Kompetensi. Departemen Pendidikan Nasional RI Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI Jawa Tengah Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Jakarta (2002), Kuriklum Berbasis Kompetensi Kegiatan Belajar Mengajar Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2003, ”Depdiknas Melalui Proyek Pengembangan Sistem dan Standart Perbukuan Dasar ”,Jakarta Rusli Lutan (1999/2000), Strategi Belajar Mengajar Penjaskes, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D3 Wina Sanjaya, (2008) Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Biodata Penulis Nama
: Drs. H. Muh. Yusuf, M.Pd.
Pendidikan
: S1 FPOK IKIP Negeri Semarang S2 Pendidikan Olahraga UNNES Semarang
Pengalaman Pekerjaan : Sebagai staf pengajar Dpk pada FKIP UTP Surakarta sejak Tahun 1987- sekarang Pernah Menjabat Pembantu Dekan 3, Pembantu Dekan 1
POK FKIP
UTP Surakarta Pernah Menjabat Pembantu Rektor III UTP Surakarta. Alamat Kantor
: FKIP UTP Surakarta Jl. M. Walanda Maramis No.31 Cengklik Surakarta Telp./Fac. : 0271854188
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 3 Tahun 2012
32