Implementasi Manajemen Perpustakaan pada Madrasah Aliyah Sakti Arifin Harahap* Abstract: Education is one of the important factors that determine human life. Success in providing education to manage the impact of increased quality of life, both personal and public. To achieve the goal of quality education, management education is needed to mobilize educational resources. Management education is one of them related to library management also called learning management and learning resources, which it is the management and implementation of activities related to the library, starting from the initial provision of services to the library manager. Keywords: Management, library and Madrasah Aliyah Pendahuluan Salah satu dari manifestasi tanggungjawab sebagai bangsa adalah melaksanakan pembangunan nasional sebagai upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Khususnya dalam sektor pendidikan, pelaksana pembangunannya dilaksanakan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat yang merupakan pengenjawantahan dari salah satu cita-cita nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Cita-cita ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum di dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional yakni untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk merespon tuntutan masyarakat dan perkembangan globalisasi pada abad ke-21 ini, maka arah kebijaksanaan pendidikan
*
Staf Administrasi Umum STAIN Padangsidimpuan
174
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013
telah dirumuskan melalui beberapa langkah, sebagaimana dikemukakan oleh Sidi: 1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat Indonesia, 2. meningkatkan kemampuan akademik dan perofesional serta jaminan kesejahteraan bagi tenaga kependidikan, 3. melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan 4. memberdayakan lembaga pendidikan dan meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat, 5. meningkatkan kualitas lembaga pendidikan 6. mengembangkan kualitas sumber daya manusia secara terarah, terpadu dan menyeluruh.1 Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting, karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Di antaranya melalui perpustakaan, karena diperpustakaan berbagai sumber informasi dapat peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan. Secara umum perpustakaan mencakup unsur koleksi, penyimpanan dan pemakai. Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang bertugas mengumpul, mengolah, menyimpan, menyebar dan memelihara bahan pustaka baik tercetak maupun terekam untuk disajikan kepada pengguna untuk kepentingan studi, penelitian dan rekreasi. Menurut Sumardji, perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak ataupun bahan grafis lainnya seperti film, slid, piringan hitam, tape dalam ruangan atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan studi penelitian, pembacaan dan lain sebagainya.2
69.
1
Indradjati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar (Jakarta: Paramadina, 2001), hlm.
2
(Yogyakarta:
P. Sumardji, Perpustakaan: Organisasi dan Tata kerjanya Kanisius, 1988), hlm. 13.
175
Sakti Arifin Harahap – Implementasi Manajemen Perpustakaan Pada Madrasah Aliyah
Pengertian dan Fungsi Manajemen 1. Pengertian Manajemen Manajemen dan administrasi adalah dua kata yang bisa memiliki arti yang sama atau berbeda. Menurut Sutisna, dalam pemakaiannya secara umum, administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator sama dengan manajer.3 Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi cenderung menggunakan istilah manajemen pada berbagai bidang, tidak terkecuali pendidikan. Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola.4 Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.5 Harold Koontz dan Cyril O’Donel sebagaimana dikutip oleh Tim Dosen UPI mendefenisikan manajemen sebagai usaha mencapai satu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain melalui koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian.6 Sejalan dengan itu Stoner, sebagaimana dikutip oleh Engkoswara dan Aan Komariah, menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usahausaha peranggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.7 Dari uraian di atas, jelas bahwa manajemen merupakan suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat tercapai dan berjalan dengan baik yang memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengaturan, pengawasan dan evaluasi serta 3
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional (Bandung: Angkasa, 1998), hlm. 25. 4 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengantar, dan Masalah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 1. 5 Sudjana, Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: Falah Production, 2000), hlm. 77. 6 Tim Dosen Adm. Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 204. 7 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 86.
176
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013
melibatkan semua sumber daya atau potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien. 2. Fungsi-Fungsi Manajemen a. Perencanaan Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, beberapa orang yang diperlukan, dan berapa banyak biaya. Perencanaan dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan. Perencanaan dapat didefenisikan sebagai pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam satu kurun waktu tertentu di masa depan.8 Dengan demikian perencanaan merupakan sasaran untuk bergerak dari keadaan masa kini ke suatu keadaan dimasa yang akan datang sebagai suatu proses yang menggambarkan kerjasama untuk mengembangkan upaya peningkatan organisasi secara menyeluruh. Keberadaan suatu rencana sangat penting bagi organisasi karena rencana berfungsi untuk: 1) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai. 2) Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan. 3) Memperoleh Standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan. 4) Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktifitas. 5) Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana. 6) Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini. 7) Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal. 8) Menghindari pemborosan.9
8
Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Manajemen, Ed. 2, Cet. 9. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 36. 9 Ibid., hlm. 86.
177
Sakti Arifin Harahap – Implementasi Manajemen Perpustakaan Pada Madrasah Aliyah
Demikian pentingnya perencanaan sehingga perencanaan merupakan tindakan utama yang dilakukan dalam pengelolaan organisasi untuk mencapai tujuan. b. Pengorganisasian Pengorganisasian diartikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih orang-orang serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi.10 Ada empat syarat yang harus dipertimbangkan pengorganisasian yaitu legitimasi, efisiensi, keefektipan dan keunggulan.11 Menurut Ngalim Purwanto yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian adalah pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab hendaknya disesuaikan dengan pengalaman, bakat dan minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.12 Dengan demikian pengorganisasian sangat penting dalam manajemen karena dengan menempatkan orang-orang sesuai dengan keahliannya maka tujuan suatu organisasi dapat tercapai dengan baik. c. Pengarahan Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan, tidak menyimpang sehingga menimbulkan pemborosan. Pengarahan juga dapat dipahami sebagai pemberian petunjuk atau bimbingan bagaimana tugas-tugas harus dilaksanakan. Kegiatan pengarahan antara lain adalah:13 1) Memberikan dan menjelaskan perintah 2) Memberikan petunjuk melaksanakan suatu tugas 3) Memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan/kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi
10
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 49. 11 Ibid., hlm. 50. 12 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Suvervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 16. 13 P. Siagian, Op.cit., hlm. 39.
178
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013
4) Memberikan kesempatan untuk menyumbangkan tenaga dan fikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreatifitas 5) Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugasnya dengan efisien. Melalui kegiatan pengarahan ini seorang menejer melakukan pembinaan dengan anggotanya untuk dapat melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keahlian masing-masing. d. Pengawasan Pengawasa dilakukan untuk memantau, mengendalikan, membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu suatu kegiatan/pekerjaan. Melalui pengawasan dapat diketahui apakah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana awal. Nawawi menegaskan bahwa pengawasan bararti kegiatan mengukur tingkat efektifitas kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan.14 Pengawasan dilakukan sebagai aktivitas penyesuaian terhadap rencana sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang melebihi batas toleransi. Pengawasan menurut Pidarta dijadikan sebagai kendali performan petugas, proses dan output sesuai dengan rencana, kalaupun ada penyimpangan hal itu diusahakan agar tidak melebihi dari batas yang dapat ditoleransi.15 Prinsip-prinsip pengawasan yang perlu diperhatikan menurut Messie adalah: 1) Tertuju pada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan 2) Menggunakan umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan 3) Fleksibel dan responsive terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan 4) Cocok dengan organisasi, pendidikan misalnya organisasi dengan sistem terbuka 14
43.
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Gunung Agung, 1983), hlm.
15
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 158.
179
Sakti Arifin Harahap – Implementasi Manajemen Perpustakaan Pada Madrasah Aliyah
5) Merupakan kontrol diri sendiri 6) Bersifat langsung di tempat kerja 7) Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para petugas pendidikan.16 e. Evaluasi Evaluasi diartikan sebagai pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut TR. Morrison, ada tiga faktor penting dalam konsep evaluasi, yaitu: pertimbangan (judgement), diskripsi objek penilaian, dan kriteria yang tertenggung jawab (defensible criteria).17 Dengan demikian evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan berhasil atau tidak. Jadi pada dasarnya yang di evaluasi adalah program, yaitu suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, lengkap dengan rincian tujuan dari kegiatan tersebut. Dalam hubungan dengan manajemen peerpustakaan, tujuan evaluasi antara lain: a) untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah dicapai, apa yang sebelumnya dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus. b) untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada sumberdaya pendidikan (manusia/tenaga, saran prasarana, biaya) secara efisien, ekonomi. c) untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan dilihat dari aspek tertentu misalnya program tahunan, kemajuan belajar.18 Konsep Dasar Perpustakaan Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti 1) kitab, buku-buku, 2) kumpulan buku-buku bacaan, 3) gedung. Pengertian yang lebih umum dan luas dari perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa,
16
Ibid, hlm. 159. Nanang Fattah, Landasan Manajemen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 7. 18 Ibid., hlm. 108. 17
180
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013
sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktuwaktu diperlukan oleh pembaca.19 Dengan demikian perpustakaan yang merupakan tempat kumpulan dari buku-buku penunjang dalam suatu lembaga pendidikan dan merupakan pusat informasi sumber belajar dan pembelajaran. Defenisi perpustakkan sebagaimana di kemukakan Ibrahim Bafadal, Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.20 Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengertian perpustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya. Ada beberapa fungsi dari perpustakaan sekolah/madrasah:21 1. Fungsi edukatif 2. Fungsi Informatif 3. Fungsi tanggung jawab administrative 4. Fungsi riset 5. Fungsi rekreatif Dari hal tersebut diatas jelas perpustakaan memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses belajaran dan pembelajaran dilingkungan sekolah/madrasah yang tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Perpustakaan sekolah/madrasah dapat menciptakan suasana belajar mandiri, tanggung jawab, riset dan rekreatif bagi murid dan guru. Secara singkat Noerhayati S merumuskan fungsi serta manfaat perpustakaan sekolah pada umumnya dan perpustakaan sekolah pada khususnya: 1. Perpustakaan sebagai sarana penunjang 19
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), hlm. 7. 20 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Ed. 1, Cet. 1. (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 3. 21
Ibid, hlm. 6-8
181
Sakti Arifin Harahap – Implementasi Manajemen Perpustakaan Pada Madrasah Aliyah
pendidikan, 2. Perpustakaan merupakan sumber pembinaan kurikulum, 3. Perpustakaan sebagai sarana proses mengajar/belajar, 4. Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pembinaan minat baca, 5. Perpustakaan dan penanaman disiplin, 6. Perpustakaan dan rekreasi, 7. Perpustakaan dan penelitian, 8. Perpustakaan dan calon guru.22 Pengadaan Pustaka Aktifitas utama dari perpustakaan adalah menghimpun informasi dalam berbagaibentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka dan sumber informasi, sumber ilmu pengetahuan lainnya. Maksud pendirian perpustakaan ditinjau dari peranannya adalah:23 1) Menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai sumber informasi untuk dikoleksi secara terus menerus, diolah dan diproses. 2) Sebagai sarana atau wahana untuk melestarikan hasil budaya manusia (ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya) melalui aktifitas pemeliharaan dan pengawetan koleksi. 3) Sebagai agen perubahan (Agent of changes) dan agen kebudayaan serta pusat informasi dan sumber belajar masa lalu, rekreasi dan aktifitas ilmiah lainnya. Tujuan pendirian perpustakaan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat. Hal ini sejalan dengan ayat alquran sebagai berikut: Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan mu yang Menciptakan. Dia yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan mulah Yang Maha Mulia. Yang Mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. 30:1-5)24 Untuk sampai pada tujuan manusia itu, maka manusia diwajibkan untuk berpendidikan. Dari hasil membaca, manusia akan 22
Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan, Cet. 1. (Bandung: P.T Alumni, 1987), hlm. 86. 23 Sutarno, Op.cit., hlm. 55. 24 Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim, Cet. 74 (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuryah. 2006), hlm. 910.
182
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013
memperoleh suatu pengetahuan. Pengadaan perpustakaan merupakan sumber informasi, sumber ilmu pengetahuan dan keterampilan, dan lebih dari itu perpustakaan juga merupakan pusat pendidikan yang cukup khas.25 Perpustakaan merupakan satu strategi yang tepat guna untuk memberikan fasilitas sumber informasi dalam belajar. Proses Pengelolaan Pustaka Perpustakaan memilki fungsi sebagai lembaga pelayanan informasi (Information service) bertindak sebagai penghubung antara dua dunia, yaitu masyarakat sebagai pengguna dan sumber-sumber informasi, baik cetak maupun non cetak.26 Oleh karena itu setiap bahan pustaka atau informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sedapat mungkin harus disediakan oleh perpustakaan. Agar perpustakaan dapat dimanfaatkan maka dibutuhkan sistem pengelolaan dengan baik dan sistematis yang biasa desebut dengan kegiatan pengelolaan atau pelayanan teknis.27 Kegiatan pengelolaan perpustakaan mencakup beberapa kegiatan: 1. Pengorganisasian Pustaka Fungsi manajemen terpenting yang kedua adalah “organising” atau pengorganisasian, yakni fungsi yang dijalankan oleh semua manajer dari semua tingkatan, termasuk administrator.28 Organisasi sebagai wadah seluruh kegiatan yang kelanjut dan diselenggarakan oleh para anggota suatu organisasi yang bekerja purnawaktu. Struktur organisasi intern perpustakaan sekolah/madrasah diatas terlihat bahwa, tenaga pustakawan ialah seorang yang mempunyai keahlian atau keterampilan dalam bidang perpustakaan sekolah/madrasah atau guru yang mendapat pendidikan tambahan tentang perpustakaan. 2. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Pustaka Pengembangan koleksi (Collection development) merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan 25
Dja’far Siddik, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 1 (Bandung: Citapustaka Media, 2006), hlm. 193. 26 Bafadal, Op.Cit., hlm. 3. 27 Sutarno, Loc.Cit., hlm. 76. 28 Bafadal, Loc.Cit., hlm. 81.
183
Sakti Arifin Harahap – Implementasi Manajemen Perpustakaan Pada Madrasah Aliyah
kebutuhan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan perpustakaan yang mencakup kegiatan: a) Inventarisasi Bahan pustaka yang telah dimiliki oleh perpustakaan, baik yang diperoleh dengan cara pembelian, hadiah, hibah, tukar menukar atau pinjam meminjam, harus dicatat kedalam buku induk atau buku inventarisasi perpustakaan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam menyusun laporan mengenai perkembangan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.29 b) Katalogisasi Mengkatalog buku-buku perpustakan sekolah penting sekali, sebab katalog itu berfungsi menginformasikan buku apa saja yang terdapat di perpustakaan sekolah.30 Perpustakaan sebagai suatu sistem informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikan rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses dengan sistem katalogisasi. c) Klasifikasi Koleksi perpustakaan akan tampak rapi dan mudah diketemukan apabila dikelompokkan menurut sistem tertentu, pengelompokan dapat berdasarkan pada jenis, ukuran (tinggi, pendek, besar, dan kecil), warna, abjad judul, abjad pengarang (klasifikasi artificikal) dan bisa juga menggunakan sistem pengelompokan berdasarkan subyek.31 Sebagian besar perpustakaan dalam mengelompokkan bahan pustakanya menggunakan sistem klasifikasi fundamental, dimana dengan sistem ini koleksi akan mengelompokkan sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan, dan dengan sistem ini akan memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan. d) Kelengkapan Fisik Buku 29
Bafadal, Loc.Cit., hlm. 46. Ibid., hlm. 90. 31 Ibid., hlm. 64. 30
184
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013
Bahan pustaka yang telah melalui prose inventarisasi, katalogisasi dan klasifikasi, langkah selanjutnya perlu dibuatkan perlengkapan fisik buku,32 hal ini dimaksudkan agar bahan pustaka yang disajikan dapat ditata di rak sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan dengan mudah dan baik. 3. Pengawasan Terhadap Kegiatan Perpustakaan Dalam konteks manajemen perpustakaan kepala sekolah melakukan pengawasan atau supervisi terhadap kigiatan-kegiatan pengelolaan yang telah dilaksanakan. Namun tidak hanya itu kegiatan pengawasan juga mencakup penentuan kondisis-kondisi atau syaratsyarat personel maupun material yang diperlukan untuk menciptakan situasi pengelolaan dan pelayanan yang efektif. Proses dasar pengawasan meliputi tiga tahap yaitu:33 (1) menetapkan standar pelaksanaan, (2) pengukuran pelaksanaan, (3) menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana. Pengawasan yang efektif berfungsi sebagai “Early warning system” atau sistem peringatan dini yang sanggup memberikan informasi awal mengenai persiapan program, keterlaksanaan program dan keberhasilan program. Pengawasan terhadap kegiatan perpustakaan dilakukan oleh kepala madrasah melalui laporan bulanan, koleksi, daftar anggota dan kegiatan pustaka selama pengelolaan berlangsung. Dalam pendidikan, khususnya di sekolah/madrasah ada bidangbidang yang saling berkaitan yaitu; a. Bidang kurikulum dan pengajaran, meliputi bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik. b. Bidang administrasi atau kepemimpinan, meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggungjawab dan pengambilan kebijakasanaan serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan administrai sekolah seperti perencanaan, pembiayaan, 32
Ibid., hlm. 116 Engkoswara dan Aan Komariah, Op.Cit., hlm. 220.
33
185
Sakti Arifin Harahap – Implementasi Manajemen Perpustakaan Pada Madrasah Aliyah
pengadaan, dan pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik dan pengawasan. c. Bidang kesiswaan, meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan minat-minatnya, serta tahaptahap perkembangannya. Kendatipun ketiga bidang tersebut tampaknya terpisah antara satu dengan yang lain, namun semuanya memiliki arah yang sama, yaitu memberikan kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal peserta didik.34 4. Evaluasi Kegiatan Perpustakaan Kegiatan evaluasi dalam implementasi manajemen perpustakaan dapat berupa pemantauan dan penilaian yang memberikan umpan balik terhadap keberlangsungan atau masa depan rencana. Evaluasi adalah penilaian yaitu kegiatan untuk menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi program keiatan pustaka dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan yang dijadikan pedoman. Kegiatan evaluasi harus dilakukan secara terencana, sistematik, terarah pada tujuan yang jelas dan berkesinambungan, obyektif dan valid.35 Tujuan evaluasi dalam manajemen perpustakaan antara lain:36 a. Memperoleh tolok ukur pencapaian program perencanaan b. Mengetahui sejauh mana kegiatan pustaka telah berlangsung dan apa saja yang telah dicapai pustaka c. Mengetahui kesulitan, hambatan, penyimpangan sehingga perlu di perbaiki manajemennya d. Pertanggungjawaban atas semua kegiatan terkait perpustakaan yang telah diselenggarakan.
34
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 240-241. 35 Ahmad Roihan dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah (Jakarta:Bumi Aksara, 1991), hlm. 41. 36 Sutarno, Loc.Cit, hlm. 85.
186
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013
Pelayanan Pelayanan pemakai merupakan kegiatan memberikan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan dengan menggunakan prinsisp-prinsip dasar sebagaiberikut: 1) Pelayanan bersifat Universal Layanan tidak hanya diberikan kepada individu-individu tertentu, tetapi diberikan kepada pengguna secara umum. 2) Pelayanan berorientasi pada pengguna Artinya untuk kepentingan para pengguna bukan kepentingan pengelola. 3) Menggunakan disiplin Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam memanfaatkan perpustakaan. 4) Sistem yang dikembangkan mudah, cepat, dan tepat. Sedangkan jenis Pelayanan Pemakai meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Pelayanan Sirkulasi Pelayanan sirkulasi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang pertama kali berhibungan dengan pengguna perpustakaan. Aktivitas bagian sirkulasi menyangkut masalah citra perpustakaan, baik tidaknya perpustakaan berkaitan erat dengan bagaimana pelayanan sirkulasi diberikan kepada pemakai.37 Kegiatan sirkulasi sering dianggab sebagai ujung tombak atau tolok ukur keberhasilan perpustakaan, karena bagian ini rutinitas kegiatannya berhubungan dengan pemakai. Jenis pekerjaan bagian Pelayanan Sirkulasi meliputi ;38 1) Pendaftaran anggota, 2) Peminjaman, 3) Pengembalian, 4) Perpanjangan, 5) Penagihan, 6) Pemungutan denda, 7) Pemberian Sanksi, 8) Statistik, 9) Bebas Perpustakaan, 10) Peraturan Perpustakaan. Kegiatan ini bertujuan untuk ketertiban dan kedisiplinan pengguna bahan koleksi pustaka. Dalam pelayanan sirkulasi tidak terlepas dari kegiatan pengelolaan pustaka dan penerapan kebijakan perpustakaan itu sendiri. 37
Bafadal, Loc.Cit., hlm. 125. Syihabuddi Qalyubi, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2003), hlm. 18. 38
187
Sakti Arifin Harahap – Implementasi Manajemen Perpustakaan Pada Madrasah Aliyah
2. Pelayanan Referensi Pelayanan referensi merupakan kegiatan layanan pemakai dengan cara memberikan informasi secara langsung maupun tidak langsung kepada pengguna,39 dengan mengacu atau menunjuk kepada suatu koleksi atau sumber informasi yang ada dan dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pengguna perpustakaan. Pengguna pustaka secara langsung maupun tidak langsung memperoleh informasi dengan layanan referensi tergantung tersedianya koleksi referensi dalam perpustakaan lembaga pendidikan. Kesimpulan Berdasarkan analisis logis terhadap pembahasan yang diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepala Madrasah dalam kegiatan perencanaan perpustakaan bertindak sebagai manajer dan bekerja sama dengan Tata Usaha Madrasah, Guru Pustakawan, guru-guru dan staf perpustakaan madrasah. 2. Dalam melaksanakan kegiatan pengorganisasian perpustakaan, Kepala Madrasah membagi dalam dua sistem. Untuk unit pelayanan teknis pengorganisasian pustaka dilakukan, pengadaan bahan koleksi perpustakaan, inventarisasi bahan perpustakaan, klasifikasi katalogisasi dan membuat perlengkapan buku, menyusun buku. 3. Pembinaan yang diberikan kepada bahan koleksi Perpustakaan Madrsah melalui kegiatan inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi dan kelengkapan fisik buku. 4. Dalam kegiatan pengawasan terhadap perpustakaan Kepala Madrasah sebagai supervisor memberikan wewenang kepada Guru Pustakawan untuk mengawasi seluruh kegiatan perpustakaan di madrasah dan melaporkan kepada pimpinan Madrasah. 5. Kegiatan evaluasi dilakukan melalui pengawasan langsung dan pertemuan-pertemuan seperti rapat bulanan, rapat semester.
39
Bafadal, Pengelolaan, Hlm. 133.
188
Al-Kuttab, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013
6. Kegiatan perpustakaan Madrasah masih terkendala dengan sumber daya manusia yang tidak pada bidang akademik perpustakaan, dana pengadaan bahan koleksi, dan sistem pelayanan yang masih manual. Daftar Pustaka Ahmad Roihan dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah, Jakarta:Bumi Aksara, 1991. Bafadal, Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Ed. 1, Cet. 1., Jakarta: Bumi Aksara, 1992. Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Fattah, Nanang, Landasan Manajemen, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengantar, dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Indradjati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, Jakarta: Paramadina, 2001. Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1983. 43. Noerhayati. S, Pengelolaan Perpustakaan, Cet. 1., Bandung: P.T Alumni, 1987. P. Sumardji, Perpustakaan: Organisasi dan Tata kerjanya, Yogyakarta: Kanisius, 1988. Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Suvervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Qalyubi, Syihabuddi, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 2003. Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2008. Siagian, Sondang P., Sistem Informasi Manajemen, Ed. 2, Cet. 9. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Siddik, Dja’far, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 1., Bandung: Citapustaka Media, 2006 189
Sakti Arifin Harahap – Implementasi Manajemen Perpustakaan Pada Madrasah Aliyah
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: Falah Production, 2000. Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung: Angkasa, 1998. Tim Dosen Adm. Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009. Yunus, Mahmud, Tafsir Quran Karim, Cet. 74., Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuryah. 2006.
190