Implementasi Manajemen Masjid . . . . .( Muhammad Sahnan)
1
IMPLEMENTASI MANAJEMEN MASJID PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Suatu Alternatif Peningkatan Tata Kelola dan Pencitraan Publik Pendidikan Muhammad Sahnan Dosen Universitas Bung Hatta Abstract Management is essentially a process, planning, organizing, implementing, directing, and controlling the efforts of organization members and utilizing the entire organizations resource in order to achieve goals that have been set. Transparancy the financial management of the school both in primary and middle education an issue of wealth creations to the school. Based on the transparancy in the field is very strong fact that schools are still difficulties do it away the financial flows that are not clear, bringing a number of questions relating to the constructions of the school infrastructure is not growing, and tools education incomplete. Based on faced by the principal is a compleks problem. These problems arise because of school affairs with various stakeholders namely studens of the school board of educations committee of parents, teachers, educations workers and the surrounding communities and local government industry and universities as the parties have different desires and expectations of each other. Besides school has sufficient contrast ferias the school has qualified teachers with adequate amounts, complete facilities, parental support and high society. While other schools the school condition otherwise. A variety of these problems does not mean the school foster (surrender) to the problem but it should be considered and developed a range of tips in the manage a school and empower stakeholders with implementation school management in order to improve mosque and creations of public schools so that all activities are supported by all stakehorlders. In applying the mosque management level primary and scondary education and the strategy goes a step by step procedure and principles, so that the mosque management can be implemented properly so that materialize the creation of transparancy and public participatation. Key Words: the mosque, primary education, secondary education, public image. Transparansi
PENDAHULUAN Menurut
Mulyasa
(2003:
103),
keuangan
manajemen pada hakekatnya merupakan suatu
penciptaan
proses,
sekolah.
merencanakan,
mengorganisasikan,
sekolah
terhadap merupakan
kepercayaan Fakta
manajemen
(trust)
transparansi
di
persoalan terhadap lapangan
melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan
merupakan fakta yang kuat sekali bahwa
usaha
serta
sekolah masih kesulitan melakukannya. Aliran
mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya
keuangan yang tidak jelas, membawa sejumlah
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
pertanyaan berkaitan dengan pembangunan
telah ditetapkan.
infrastruktur sekolah yang tidak berkembang,
para
anggota
organisasi
dan alat-alat pendidikan yang kurang lengkap.
2
Implementasi Manajemen Masjid . . . . .( Muhammad Sahnan)
Permasalahan yang dihadapi oleh kepala
dan pengeluaran uang pada sebuah bulletin
sekolah merupakan masalah yang kompleks.
sekolah agar semua warga sekolah terutama
Permasalahan tersebut muncul karena urusan
komite sekolah dan guru-guru merasa yakin
sekolah
keuangan sekolah dikelola secara transparan.
dengan
berbagai
pihak
yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, komite
Berbagai permasalahan tersebut tidak berarti
sekolah, dewan pendidikan, orang tua, guru,
kepala
tenaga kependidikan, masyarakat sekitar, dunia
(menyerah) terhadap permasalahan yang di
usaha/industri,
hadapi,
pemerintah
daerah,
dan
sekolah
tetapi
harus
harus
angkat
tangan
dipikirkan
dan
perguruan tinggi. Berbagai pihak tersebut
dikembangkan berbagai kiat dalam mengelola
memiliki keinginan dan harapan yang berbeda
sebuah
satu sama lain, disamping kondisi sekolah juga
stakeholders
memiliki variasi yang cukup kontras. Suatu
manajemen masjid dalam rangka peningkatan
sekolah memiliki guru yang berkualitas dengan
tata kelola dan pencitraan publik sehingga
jumlah yang memadai, fasilitas yang lengkap,
seluruh kegiatan sekolah di dukung oleh
dukungan orang tua dan masyarakat yang
seluruh stakeholders. Melalui
tinggi. Sementara di sekolah lain, kondisi
diharapkan dapat dijelaskan tentang:
sekolah sebaliknya.
1. Bagaimana meningkatkan transparansi
Kepala
sekolah
pada
awalnya
mempunyai kesulitan dalam mengatasi sekatsekat
perbedaan
pandangan
masyarakat
terhadap pengelolaan sekolah yang cenderung menjadi sumber komplik di sekolah. Berbagai
sekolah
serta
sekolah
memberdayakan
dengan
menerapkan
tulisan ini
pengelolaan keuangan? 2. Bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat? 3. Bagaimana meningkatkan tata kelola dan pencitraan publik terhadap sekolah?
pandangan tersebut dimulai dari siapa yang berhak mengelola keuangan, apakah sekolah
PEMBAHASAN
atau komite sekolah. Konflik terjadi antara
A. Strategi Manajemen Masjid
sekolah dengan komite sekolah. Komite sekolah
mengklaim bahwa
sekolah
menerapkan
yang
manajemen masjid secara administratif sangat
berhak. Kepala sekolah membentuk tim untuk
tepat karena berkaitan dengan bagaimana
mengatasi hal tersebut
dengan melakukan
seorang kepala sekolah melakukan upaya-
negosiasi dengan komite sekolah mengenai
upaya pengelolaan sumber daya dan sumber
pengelolaan keuangan sekolah yang bersumber
dana yang terdapat di dalam lingkungan
dari dana masyarakat. Bedasarkan kondisi
sekolah. Strategi manajemen masjid dapat
tersebut
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
maka
pengelolaan
tim
keuangan
mereka
Strategi
mengajukan sekolah
cara dengan
1. Melakukan analisis internal dan eksternal
memberikan informasi mengenai pemasukan
terhadap berbagai potensi sumber dana, atau
Implementasi Manajemen Masjid . . . . .( Muhammad Sahnan)
yang lebih dikenal dengan analisis SWOT
sangat
(strength, weakness, opportunity, threat). Dari
memudahkan sekolah menyusun perencanaan,
analisis
diperoleh
program dan kegiatan apa saja yang bisa di
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan.
lalukan. Sumber dana yang ada di sekolah
Menurut E. Mulyasa (2003: 68) faktor domain
misalnya, untuk pendidikan dasar BOS KITA,
kekuatan dan peluaang serta faktor kelemahan
Dana Komite, Block Grant, DAK, sumbangan
dan tantangan kepala sekolah dalam paradigma
orang tua dan masyarakat yang tidak mengikat,
baru manajemen pendidikan, sebagai berikut:
dan lain-lain. Begitu juga untuk pendidikan
a. Faktor Domain (kekuatan dan Peluang)
menengah misalnya BOMM, BOSDA, Block
SWOT
tersebut
akan
Faktor domain (kekuatan dan Peluang) meliputi:
gerakan
peningkatan
kualitas
Grant,
penting
Bantuan
dilakukan,
3
Sosial,
sehingga
Hibah,
Komite,
sumbangan pihak ketiga yang tidak mengitkat
pendidikan yang dicanangkan pemerintah,
dan lain-lain.
sosialisasi peningkatan kualitas pendidikan;
3. Menetapkan sumber-sumber dana melalui
gotong royong dan kekeluargaan, potensi
musyawarah dengan orang tua siswa, komite
sumber daya manusia, organisasi formal dan
sekolah, guru, siswa, tokoh masyarat dan
informal, organisasi profesi, serta dukungan
stakeholders pendidikan lainnya
dunia usaha dan industri.
4. Merumuskan secara bersama kebutuhan
b. Faktor Penghambat (Kelemahan
sekolah sesuai dengan anggaran yang ada.
dan tantangan)
Dalam merumuskan kebutuhan sekolah perlu
Faktor penghambat (kelemahan dan tantangan)
untuk
penataan
sekolah, guru, siswa, komite, orang tua siswa,
manajemen, tata kelola dan pencitraan sekolah
tata usaha. Begitu juga dengan stakeholders
meliputi sistem politik yang kurang stabil,
lainnya, seperti Pakar Pendidikan, tokoh
rendahnya sikap mental, wawasan kepala
masyarakat, instansi terkait, dan lain-lain
sekolah yang masih sempit, pengangkatan
5. Melaporkan pelaksanaan kegiatan sekolah
kepala
transparan,
secara transparan dan akuntabel. Setelah
kurangnya sarana prasarana, lulusan kurang
kegiatan dilaksanakan, perlu dibuat laporan
mampu
kepercayaan
secara transparan dan akuntabel sebagai salah
rendahnya
satu bentuk pertanggungg jawaban sekolah,
sekolah
meningkatkan
melibatkan warga sekolah seperti, Kepala
yang
bersaing,
masyarakat,
belum
rendahnya
birokrasi,
dan
produktivitas kerja.
sehingga dengan laporan kegiatan tersebut
2. Mengidentifikasi, mengelompokkan dan
dapa di pahami oleh semua pihak dan bisa
memperkirakan sumber-sumber dana yang
dievaluasi
dapat
Dalam
perbaikan untuk masa-masa yang akan datang.
dan
Uang masuk dan uang keluar sebaiknya dibuat
memperkirakan sumber-sumber dana memang
dipapan pengumuman, sehingga warga sekolah
digali
dan
mengidentifikasi,
dikembangkan. mengelompokkan
bersama
dalam
rangka
untuk
4
Implementasi Manajemen Masjid . . . . .( Muhammad Sahnan)
paham dan semakin menambah kepercayaan
perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai
dan partisipasi mereka dalam mensukseskan
dengan prosedur kerja yang berlaku, serta
program sekolah.
membuat laporan dan pertanggung jawaban
B. Proses Penyusunan Anggaran
keuangan. 4. Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai
Manajemen Masjid Proses penyusunan anggaran dengan
pelaksanaan proses belajar mengajar, menilai
menerapkan manajemen masjid mempunyai 4
bagaimana pencapaian sasaran program, serta
fase, yaitu:
membuat
1. Merencanakan anggaran, yaitu kegiatan
anggaran yang akan datang.
mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas,
C. Prinsip-Prinsip Manajemen Masjid
menjabarkan tujuan ke dalam penampilan
rekomendasi
Ada
10
untuk
prinsip
perbaikan
yang
harus
operasional yang dapat diukur, menganalisis
diperhatikan dalam penerapan manajemen
alternatif pencapaian tujuan dengan analisis
masjid, yaitu:
cost-efectiveness, dan membuat rekomendasi
1. Adanya Pembagian Tugas yang Jelas
alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran.
Dalam
Dalam
berdasarkan bidang keahlian dan analisis
merencanakan
anggaran
perlu
pembagian
tugas
hendaknya
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
kebutuhan.
a. Mengganti beberapa peraturan dan prosedur
keterlibatan seluruh stakeholders pendidikan
yang
dalam berbagai kegiatan yang menunjang
tidak
efektif
sesuai
dengan
Kepala
sekolah
mendorong
perkembangan kebutuhan masyarakat akan
program sekolah.
pendidikan.
2. Perasaan Senasib
b. Melakukan perbaikan terhadap peraturan
Kepala
dan input lain yang relevan, dengan merancang
menyadari bahwa tenaga kependidikan tidak
pengembangan system secara efektif.
ingin dipisahkan dari tanggung jawabnya. Oleh
c. Melakukan pengawasan dan penilaian
karena itu kepala sekolah harus berusaha
terhadap proses dan hasil manajemen masjid
menjadikan
secara terus menerus dan berkesinambungan
pengurus dalam upaya pengembangan sekolah.
sebagai bahan perencanaan tahap berikutnya.
Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa
2.Mempersiapkan
perasaan senasib dalam melaksanakan tugas.
anggaran,
yaitu
sekolah
harus
tenaga
mendorong
kependidikan
dan
sebagai
menyesuaikan kegiatan dengan mekanisme
3. Adanya Rasa Memiliki
anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi,
Dengan adanya pembagian tugas yang jelas
dan sasaran program.
dan adanya perasaan senasib pada gilirannya
3. Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu
setiap warga sekolah akan merasa memiliki,
mempersiapkan
yang
pembelanjaan
pembukuan, dan
transaksi,
melakukan membuat
pada
akhirnya
akan
meningkatkan
komitmen mereka dalam melaksanakan tugas.
Implementasi Manajemen Masjid . . . . .( Muhammad Sahnan)
5
4. Adanya Kejujuran
Setiap unit organisasi melakukan sesuatu dan
Menurut Kemendiknas (2011: 49) bahwa jujur
karenanya mempunyai keluaran tertentu yang
bisa diartikan dengan berkata atau bersikap
mungkin jelas dan terukur, tetapi mungkin juga
yang sebenarnya. Kejujuran dapat membuat
tidak. Adapun jasa yang dihasilkan oleh
seseorang bangga dan bisa menghargai dirinya
sekolah
1
adalah
pendidikan.
Masukannya
sendiri. Bersikap jujur adalah penting, karena
adalah sumber daya atau jasa (layanan) yang
semua orang tentu tidak suka dibohongi.
digunakan untuk menghasilkan keluaran. 2
Begitu juga halnya dengan pengelolaan sebuah
Tugas
sekolah seyogiyanya mengedapkan kejujuran.
mengusahakan
Aturan untuk dijalankan bukan untuk dilanggar,
masukan dan keluaran.
hal itu juga merupakan implementasi dari
8. Kepala Sekolah yang Profesional
sebuah kejujuran.
Kepala sekolah merupakan ketua dan manager
5. Adanya Tujuan yang Jelas
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Sebuah sekolah yang menerapkan manajemen
Oleh karena itu kepala sekolah merupakan
masjid, tentu mempunyai tujuan yang jelas,
salah satu komponen yang paling berperan
baik tujuan jangka panjang, tujuan jangka
dalam
menengah dan tujuan jangka pendek. Tujuan-
Dalam pada itu, kepala sekolah bertanggung
tujuan tersebut biasanya sudah tertuang di
jawab atas manajemen pendidikan secara
RKS/RKAS setiap sekolah. Tujuan itu juga
mikro, yang secara langsung berkaitan dengan
harus dipahami oleh setiap warga sekolah.
proses pembelajaran di sekolah. Begitu juga
6. Partisipasi Aktif dari Anggota
halnya
Pengembangan sumber daya manusia termasuk
manajemen masjid dituntut kepala sekolah
didalamnya peningkatan partisipasi manusia
yang profesional.
melalui
9. Anggota Tim Profesional
perluasan
kesempatan
untuk
manajemen
masjid
hubungan
meningkatkan
dalam
adalah
optimal
kualitas
antara
pendidikan.
mengimplementasikan
mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan
Menurut E. Mulyasa (2003:38) bahwa Kepala
berusaha.
sekolah
Begitu
juga
halnya
dengan
beserta
seluruh
warganya
harus
mengimplementasikan manajemen masjid di
menjadi “learning person”, yang senantiasa
sekolah perlu adanya partisipasi dari semua
belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan
warga sekolah, sehingga program dan kegiatan
keterampilannya
yang ada dapat dilaksanakan dengan baik.
(continuous improvement). Seluruh warga
7. Berorientasi pada Keluaran dan Masukan
sekolah
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, dkk.
pengetahuan untuk meningkatkan prestasi,
(2006: 41) keluaran atau hasil adalah barang
memahami dan melaksanakan berbagai teknik,
atau jasa yang dihasilkan suatu unit organisasi.
seperti quality assurance, quality control, self-
perlu
secara
memahami
terus
dan
menerus
memiliki
Implementasi Manajemen Masjid . . . . .( Muhammad Sahnan)
assessment, school review, benchmarking, dan
keuangan,
analisis SWOT, semuanya itu merupakan
masyarakat, dan (3) meningkatkan tata kelola
tuntutan profesional.
dan pencitraan publik terhadap sekolah.
10.
Adanya
transparansi
dan
saling
Strategi
(2)
meningkatkan
6
sekolah
partisipasi
dalam
menerapkan
menghargai pendapat antar anggota tim
manajemen masjid secara administratif sangat
Keberhasilan program dan kegiatan sekolah
tepat karena berkaitan dengan bagaimana
didukung
yang
seorang kepala sekolah melakukan upaya-
kompak dan transparan dari berbagai pihak
upaya pengelolaan sumber daya dan sumber
yang terlibat dalam pendidikan di sekolah.
dana yang terdapat di dalam lingkungan
Dewan
sekolah.
oleh
kinerja
pendidikan
team-work
dan
komite
sekolah
misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja
Ada 10 prinsip yang harus diperhatikan
sama secara harmonis sesuai dengan posisinya
dalam penerapan manajemen masjid, yaitu: (1)
masing-masing
suatu
Adanya pembagian tugas yang jelas, (2)
sekolah yang dapat dibanggakan oleh semua
perasaan senasib, (3) ada rasa memiliki, (4)
pihak. Mereka tidak saling menunjukkan kuasa
adanya Kejujuran, (5) adanya tujuan yang
atau paling berjasa, tetapi masing-masing
jelas, (6) partisipasi aktif dari anggota, (7)
memberi
upaya
berorientasi pada Keluaran dan masukan, (8)
peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara
Kepala sekolah yang profesional, (9) anggota
kaffah. Dalam pelaksanaan kegiatan misalnya
tim profesional, dan (10) adanya transparansi
pihak-pihak
dan saling menghargai pendapat antar anggota
untuk
mewjudkan
kontribusi
terkait
terhadap
bekerja
sama
secara
profesional untuk mencapai tujuan-tujuan atau target
yang
demikian
disepakati
bersama.
Dengan
keberhasilan
program
sekolah
tim Dengan memahami Strategi, proses penyusunan
anggaran
dan
prinsip-prinsip
merupakan sinergi (sinergistic effect) dari
manajemen masjid, maka manajemen masjid
kolaborasi tim yang kmpok dan transparan.
dapat
diimplementasikan
pada
satuan
pendidikan dasar dan menengah sehingga tansparansi,
PENUTUP Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu
proses,
partisipasi,
tata
kelola,
dan
pencitraan publik dapat diwjudkan.
merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin,
DAFTAR RUJUKAN
dan
Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menjelaskan MBS dan KBK, Bandung : Rosda Karya.
mengendalikan
usaha
para
anggota
organisasi serta mendayagunakan selururuh potensi yang ada. Penerapan manajemen masjid bertujuan untuk: (1) meningkatkan transparansi pengelolaan
Syaodih Sukmadina, Nana dkk. (2006). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah, Bandung : Refika Aditama.
Implementasi Manajemen Masjid . . . . .( Muhammad Sahnan)
Pendidikan Nasional, Kementrian. (2011). Mencari Karakter Terbaik dari Belajar Sejarah, Jakarta Sahnan, Muhammad. (2011). Manajemen Sistem Pengembangan Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren. Painan : STAI YPI Al-Ikhlas Painan. Catestu, W.B. (1996). The Human Resurce Function in Educational Administration, Ohio : Morill an Imprint of Prantice Hall Engliwood Clifft, New Jersey Colombus. Engkoswana. (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan dalam Menyonsong Otonomi Daerah, Bandung : Yayasan Amal Keluarga. Wayne, M.R. and Robert M.N. (1996). Human Resource Management (Six Edition). USA, Prantice-Hall International, INC. Sehuler, Randall S. (1997). Personal and Human Resource Management. New York Univercity: Kellog Borkvard.
7