IMPLEMENTASI INTERNET PROTOCOL PRIVATE BRANCH EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SESSION INTIATION PROTOCOL SEBAGAI MEDIA TELEKOMUNIKASI (STUDI KASUS: PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION ASIA)
RINDY 105091002923
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
IMPLEMENTASI INTERNET PROTOCOL PRIVATE BRANCH EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SESSION INTIATION PROTOCOL SEBAGAI MEDIA TELEKOMUNIKASI (STUDI KASUS: PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION ASIA) Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Rindy 105091002923
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
ii
IMPLEMENTASI INTERNET PROTOCOL PRIVATE BRANCH EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SESSION INITIATION PROTOCOL SEBAGAI MEDIA TELEKOMUNIKASI (STUDI KASUS : PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION ASIA) Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Rindy 105091002923 Menyetujui, Pembimbing I,
Pembimbing II,
Viva Arifin, MMSi NIP. 197308102006042001
Victor Amrizal, M.kom NIP. 150911288
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman, M.Sc., MIT NIP. 197105222006041002
1i
PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang berjudul “Implementasi Private Branch Exchange Berbasis Internet Protocol dengan Menggunakan Session Initiation Protocol Sebagai Media Telekomunikasi (Studi Kasus: PT. Transnetwork Communication Asia)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 31 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) Program Studi Teknik Informatika. Jakarta, Agustus 2010 Tim Penguji, Penguji I
Penguji II
Herlino Nanang, MT NIP. 197312092005011002
Fitri Mintarsih, M.Kom NIP. 197212232007102004
Pembimbing, Pembimbing I
Pembimbing II
Viva Arifin, MMSi NIP. 197308102006042001
Victor Amrizal, M.Kom NIP. 150911288
Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 196801172001121001
Yusuf Durrachman, M.Sc., MIT NIP. 197105222006041002
1
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA ,MANAPUN.
Jakarta, 31 Agustus 2010
Rindy 105091002923
ABSTRAK
RINDY Implementasi Private Branch Exchange Berbasis Internet Protocol dengan Menggunakan Session Initiation Protocol Sebagai Media Telekomunikasi. Di bawah bimbingan Viva Arifin dan Victor Amrizal. Private Branch Exchange yang biasanya diterapkan pada perusahaan, biasanya menggunakan telepon konvensional. Telepon konvensional menyebabkan biaya komunikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut cukup besar apalagi tidak hanya satu atau beberapa user yang berkomunikasi melainkan banyak user. Oleh sebab itu lahirlah IPPBX (Internet Protocol Private Branch Exchange) yaitu PBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol, IPPBX akan mendapat nomor dari VoIP Provider kemudian nomor tersebut akan dibagikan ke sejumlah user yang terhubung dengan server IPPBX. IPPBX ini menggunakan network development life cycle sebagai metodologi penelitian, yang terdiri dari analisys, design, simulation prototype, implementation, monitoring dan management. Kesimpulannya dengan adanya IPPBX ini diharapkan dapat menghemat biaya komunikasi, komunikasi lebih kompleks, pengaturan user yang lebih mudah serta pemasangan yang tidak rumit dibandingkan telepon konvensional. Kata Kunci: PBX, IPPBX, VoIP, komunikasi. Referensi tahun buku: 1998-2007 Referensi judul buku: •
Buku Pintar Internet TCP / IP
•
Belajar Sendiri Cisco Router
•
Applied Data Communication, A business-Oriented Approach Third Edition
•
Langkah Mudah Menkonfigurasi ROUTER CISCO
•
Softswitch Architecture for VoIP
•
Signaling and Switching for Packet Telephony
•
Asterisk PBX Configuration Guide
•
Sistem Keamanan & Instalasi VoIP Menggunakan Session Initiation Protocol
•
VoIP Nelpon Murah Pake Internet
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat dan karunia-Nya kepada kita dan Sholawat beriringkan salam selalu tercurah kepada suri tauladan ummat yakni Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan ummatnya dari zaman kegelapan kepada Nur cahaya Islam. Skripsi ini disusun sebagai salah syarat untuk pembuatan tugas akhir. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, keterbatasan dan pengetahuan penulis. Namun penulis akan selalu berupaya menimba ilmu untuk menutupi kekurangan dan keterbatasan tersebut. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan baik secara moril maupun spritual dari berbagai pihak oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 2. Yusuf Durachman. M.Sc, MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika. 3. Viva Arifin, MMSi selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika dan dosen pembimbing I yang selalu menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan ini. 4. Victor Amrizal, MKom selaku dosen pembimbing II, yang selalu menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan ini.
vi
5. Bapak Herlino Nanang MT dan Ibu Fitri Mintarsih M.Kom selaku dosen
penguji. Terima kasih atas koreksi dan masukan terhadap penelitian maupun penulisan skripsi ini. 6. Orang tua, dan keluarga yang telah memberikan dukungan berupa materi, doa, semangat dan kasih sayang yang tak terkira. 7. Aliya, Dianita, Khaerin, Novan, Randy, Mirza, Lia, Deni dan teman-teman kelas TI D angkatan 2005 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Kalian teman terbaik yang pernah ada yang selalu memberi bantuan dan dukungan kepada penulis. 8. Titon, Muthi, Chandra, Almira, Bhiji, Teleng dan teman-teman lainnya semasa SMA yang sudah memberikan support tiada henti kepada penulis. 9. Ria, Novi, Dewi dan Lia terima kasih untuk selalu menyempatkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah dan memberi support untuk penulis. 10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satupersatu. Semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat kepada penulis dan juga kepada pembaca.
Jakarta, Agustus 2010
Rindy
vii
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Sampul.........................................................................................
i
Halaman Judul............................................................................................
ii
Lembar Persetujuan Pembimbing...............................................................
iii
Lembar Pengesahan....................................................................................
iv
Abstraksi.....................................................................................................
v
Kata Pengantar............................................................................................
vi
Daftar Isi.....................................................................................................
viii
Daftar Gambar............................................................................................
xiii
Daftar Tabel................................................................................................
xix
Daftar Lampiran..........................................................................................
xx
Daftar Istilah...............................................................................................
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................
3
1.3 Batasan Masalah.......................................................................
3
1.4 Tujuan.......................................................................................
4
1.5 Manfaat.....................................................................................
4
1.6 Metodologi Penelitian...............................................................
5
1.6.1 Metode Pengumpulan Data............................................
5
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem.......................................
5
viii
1.7 Sistematika Penulisan...............................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI DAN GAMBARAN UMUM 2.1
Implementasi............................................................................
9
2.2
OSI (Open System Interconnection)........................................
9
2.2.1 Application Layer...........................................................
10
2.2.2 Presentation Layer..........................................................
11
2.2.3 Session Layer..................................................................
12
2.2.4 Transport Layer..............................................................
13
2.2.5 Network Layer................................................................
13
2.2.6 Data Link Layer..............................................................
14
2.2.7 Physical Layer................................................................
15
TCP/IP......................................................................................
15
2.3.1 Pengertian.......................................................................
15
2.3.2 Konsep TCP/IP...............................................................
15
2.3.3 Application Layer...........................................................
18
2.3.4 Transport Layer..............................................................
18
2.3.5 Internet Layer.................................................................
21
2.3.6 Network Interface Layer.................................................
22
Voice over Internet Protocol (VoIP)........................................
23
2.4.1 Pengertian.......................................................................
23
2.4.2 Jenis Komunikasi VoIP..................................................
23
2.4.3 Hardware VoIP...............................................................
24
2.4.4 Software VoIP................................................................
26
2.3
2.4
ix
2.4.5 Keuntungan VoIP...........................................................
28
2.4.6 Gangguan pada VoIP......................................................
29
Internet Protocol Private Branch Exchange (IPPBX)..............
32
2.5.1 Layanan Dasar IPPBX....................................................
33
2.5.2 Komponen Dasar IPPBX................................................
36
2.5.3 Cara Kerja IPPBX..........................................................
36
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan IPPBX................................
37
Session Initiation Protocol.......................................................
39
2.6.1 Pengertian.......................................................................
39
2.6.2 Prinsip Dasar..................................................................
40
2.6.3 SIP Request & Response................................................
43
2.6.4 Alur Session Initiation Protocol.....................................
45
2.6.5 Komponen SIP................................................................
46
Asterisk....................................................................................
50
2.7.1 Pengertian Asterisk.........................................................
51
2.7.2 Modul Pendukung Asterisk............................................
52
2.8
Codec.......................................................................................
53
2.9
Network Development Life Cycle (NDLC).............................
55
2.5
2.6
2.7
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Hipotesis...................................................................................
59
3.2 Metode Pengumpulan Data.......................................................
59
3.3 Metode Pengembangan Sistem.................................................
60
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
x
4.1 Analysis.....................................................................................
63
4.1.1 Identify...........................................................................
63
4.1.2 Understand......................................................................
64
4.1.3 Analyze...........................................................................
64
4.1.4 Report.............................................................................
64
4.2 Design.......................................................................................
66
4.3 Simulation Prototype................................................................
67
4.4 Implementation.........................................................................
79
4.4.1 Instalasi Server...............................................................
79
4.4.1.1 Instalasi Ubuntu..................................................
79
4.4.1.2 Konfigurasi IP.....................................................
89
4.4.1.3 Instalasi Asterisk dan Freepbx............................
90
4.4.2 Konfigurasi Server..........................................................
109
4.4.2.1 Pemberian Ekstension.........................................
113
4.4.2.2 Trunks.................................................................
119
4.4.2.3 Outbound Routes................................................
128
4.4.2.4 Inbound Routes...................................................
131
4.4.3 Konfigurasi User............................................................
135
4.4.3.1 Softphone............................................................
135
4.4.3.2 IPPhone...............................................................
140
4.4.3.3 Asterisk Recording Interface..............................
144
4.5 Monitoring................................................................................
149
4.5.1 Koneksi...........................................................................
149
xi
4.6 BAB V.
4.5.2 Echo Test........................................................................
152
4.5.3 Call Test..........................................................................
152
4.5.4 Perbandingan Biaya Komunikasi dengan PSTN............
153
Management.............................................................................
154
PENUTUP
5.1
Kesimpulan...............................................................................
155
5.2
Saran.........................................................................................
156
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
157
LAMPIRAN A DRAF WAWANCARA..............................................................................
158
LAMPIRAN B............................................................................................
161
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM LOKAL LAMPIRAN C............................................................................................
162
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLJJ LAMPIRAN D............................................................................................ DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLI
xii
164
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 OSI Layer................................................................................
10
Gambar 2. Model TCP/IP..........................................................................
18
Gambar 2. Tampilan IP Phone...................................................................
24
Gambar 2. Tampilan USB Phone...............................................................
25
Gambar 2. Internet Telephone Gateway....................................................
25
Gambar 2. Analog Telephone Adapter.......................................................
26
Gambar 2. Tampilan Idefisk.......................................................................
27
Gambar 2. Tampilan SJPhone....................................................................
27
Gambar 2. Tampilan XLite........................................................................
27
Gambar 2. Tampilan IAXLite....................................................................
28
Gambar 2. Tampilan Netmeeting...............................................................
28
Gambar 2. Komponen Dasar IPPBX.........................................................
36
Gambar 2. Network Development Life Cycle...........................................
56
Gambar 4. Topologi Jaringan.....................................................................
67
Gambar 4. Tampilan Ixchariot...................................................................
68
Gambar 4. Visual Test Designer.................................................................
68
Gambar 4. Letak Icon Endpoint.................................................................
69
Gambar 4. Create an Endpoint...................................................................
69
Gambar 4. Satu Endpoint telah selesai dibuat...........................................
70
Gambar 4. Create an Endpoint untuk PC 2................................................
70
1
Gambar 4. Letak Icon VoIP Connector......................................................
71
Gambar 4. Create a VoIP Connector..........................................................
71
Gambar 4. Simulasi Topologi....................................................................
72
Gambar 4. Export to Ixchariot Test............................................................
72
Gambar 4. Save File Ixchariot yang Sudah Diexport................................
73
Gambar 4. Eksekusi File Endpoint............................................................
73
Gambar 4. Membuka File Eksekusi Ixchariot...........................................
74
Gambar 4. Lokasi File Ixchariot................................................................
74
Gambar 4. Throughput...............................................................................
75
Gambar 4. MOS.........................................................................................
76
Gambar 4. Delay........................................................................................
77
Gambar 4. Lost Data..................................................................................
78
Gambar 4. Jitter..........................................................................................
79
Gambar 4. Pemilihan Bahasa Instalasi.......................................................
80
Gambar 4. Install Ubuntu...........................................................................
81
Gambar 4. Language Selection..................................................................
82
Gambar 4. Time Zone Selection................................................................
82
Gambar 4. Keyboard Configuration..........................................................
83
Gambar 4. Disk Setup................................................................................
84
Gambar 4. Membuat Partisi Root..............................................................
85
Gambar 4. Membuat Partisi Swap.............................................................
86
Gambar 4. Pemberian Username dan Password........................................
87
Gambar 4. Konfirmasi Proses Instalasi......................................................
88
Gambar 4. Instalasi Ubuntu.......................................................................
88
Gambar 4. Letak Aplikasi Terminal...........................................................
89
Gambar 4. Pemberian IP Address..............................................................
89
Gambar 4. Cek IP Address Ubuntu............................................................
90
Gambar 4. File Source List yang Telah Diubah.........................................
91
Gambar 4. Tampilan Terminal ketika Paket Sudah Terinstal pada Ubuntu.........................................................
92
Gambar 4. Versi Kernel yang Terinstal......................................................
93
Gambar 4. Akses Mysql Sebagai root........................................................
99
Gambar 4. Eksekusi ./install_amp.............................................................
107
Gambar 4. Eksekusi Amportal Start..........................................................
108
Gambar 4. Tampilan Terminal Jika Asterisk Sudah Running....................
109
Gambar 4. Apply Configuration Changes..................................................
110
Gambar 4. Tampilan FreePBX...................................................................
110
Gambar 4. FreePBX Notices......................................................................
111
Gambar 4. FreePBX Statistics...................................................................
111
Gambar 4. FreePBX Uptime......................................................................
112
Gambar 4. System Statistics......................................................................
112
Gambar 4. Server Status............................................................................
113
Gambar 4. Link Extensions........................................................................
114
Gambar 4. Add an Extension.....................................................................
114
Gambar 4. Add SIP Extension...................................................................
115
Gambar 4. Device Option..........................................................................
116
3
Gambar 4. Assigned DID/CID...................................................................
116
Gambar 4. Recording Options...................................................................
117
Gambar 4. Voicemail & Directory.............................................................
118
Gambar 4. VmX Locater............................................................................
119
Gambar 4. Daftar Extensions.....................................................................
119
Gambar 4. Link Trunks..............................................................................
120
Gambar 4. Add a Trunk..............................................................................
121
Gambar 4. General Setting Trunk..............................................................
122
Gambar 4. Outgoing Dial Rules.................................................................
124
Gambar 4. Outgoing Settings Sebelum Diubah.........................................
125
Gambar 4. Outgoing Settings Sesudah Diubah..........................................
126
Gambar 4. Incoming Settings....................................................................
126
Gambar 4. Registration..............................................................................
127
Gambar 4. Daftar Trunk.............................................................................
127
Gambar 4. Link Outbond Routes...............................................................
128
Gambar 4. Add Route................................................................................
130
Gambar 4. Daftar Route.............................................................................
131
Gambar 4. Link Inbound Routes................................................................
131
Gambar 4. Edit Incoming Route................................................................
132
Gambar 4. Option, Privacy dan Set Destination........................................
134
Gambar 4. Daftar Incoming Route.............................................................
135
Gambar 4. Download Xlite........................................................................
135
Gambar 4. Option Xlite..............................................................................
136
Gambar 4. Alerts and Sounds.....................................................................
136
Gambar 4. Lokasi Ringtone.......................................................................
137
Gambar 4. Set as Active Ringtone.............................................................
137
Gambar 4. Call Notification.......................................................................
138
Gambar 4. SIP Account Setting.................................................................
138
Gambar 4. Tombol Add..............................................................................
139
Gambar 4. Account....................................................................................
139
Gambar 4. X-Lite Ready............................................................................
140
Gambar 4. Tombol Setup pada IP Phone...................................................
141
Gambar 4. Configuration GUI Linksys.....................................................
142
Gambar 4. Link Admin Login....................................................................
142
Gambar 4. Menu System............................................................................
142
Gambar 4. Link Admin Login....................................................................
143
Gambar 4. Proxy and Registration.............................................................
143
Gambar 4. Subscriber Information............................................................
144
Gambar 4. ARI Interface............................................................................
144
Gambar 4. Voicemail..................................................................................
145
Gambar 4. Call Monitor.............................................................................
146
Gambar 4. Phone Feature...........................................................................
146
Gambar 4. 95 Followme Settings................................................................
147
Gambar 4. 96 Feature Codes.......................................................................
148
Gambar 4. 97 Settings.................................................................................
149
Gambar 4. 98 Bandwidth Test ke Google...................................................
150
5
Gambar 4. 99 Bandwidth Test Antar User IPPBX......................................
151
Gambar 4. 100 Bandwidth Test Panggilan dari Voiprakyat........................
151
Gambar 4. 101 Bandwidth Test Panggilan ke Voiprakyat..........................
152
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2. Referensi Codec...........................................................................
54
Tabel 2. Referensi Codec II.......................................................................
55
Tabel 2. Besarnya MOS dan delay dari beberapa codec............................
55
Tabel 4. Spesifikasi Software.....................................................................
65
Tabel 4. Spesifikasi Hardware...................................................................
65
Tabel 4. 3 Perbandingan biaya komunikasi IPPBX dengan PSTN (Menit)........................................................................................
1
154
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran A. DRAF WAWANCARA..........................................................
159
Lampiran B. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM LOKAL.................
162
Lampiran C. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLJJ......................
163
Lampiran D. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLI........................
165
1
DAFTAR ISTILAH
No 1
2
Istilah
Penjelasan
ATA (Analog Telephony Alat pengubah sinyal dari analog menjadi Adapter)
digital
yang
berfungsi
untuk
Bandwidth
menjembatani VoIP dengan PSTN Luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium
3
CID (Caller Identification)
transmisi. Layanan telepon, baik dalam
sistem
telepon analog dan digital dan aplikasi Voice over Internet Protocol (VoIP), yang mentransmisikan nomor pemanggil 4
Disk Swap
ke penerima. Memori tambahan virtual selain memori fisik yang dipakai pada sistem operasi
5
Ethernet
Linux. jenis
skenario
perkabelan
dan
pemrosesan sinyal untuk data jaringan 6
FTP
komputer Protokol yang berfungsi untuk tukarmenukar file dalam suatu network yang
7
HTTP
mensupport TCP/IP protocol. Protokol yang dipergunakan
untuk
mentransfer dokumen dalam World Wide Web (WWW). xxi
8
Softphone
Software yang digunakan oleh user agar dapat melakukan panggilan VoIP melalui
9
SMTP
komputer atau pun PDA. Salah satu protokol yang digunakan
10
Quality of Service (QoS)
untuk
pengiriman
umum surat
elektronik di Internet. Sebuah bentuk jaminan kualitas atas sebuah layanan.
xxii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Private Branch Exchange (PBX) umumnya diterapkan pada telepon konvensional. Tentunya karena menggunakan telepon konvensional, biaya komunikasi terhitung cukup mahal apalagi jika di lingkungan perusahaan dimana tidak hanya satu atau beberapa user yang melakukan panggilan namun banyak user yang menggunakan panggilan, selain itu besarnya biaya komunikasi tersebut juga ditentukan oleh lokasi yang ditelepon, semakin jauh lokasinya maka semakin mahal juga biaya yang harus dibayar. Seiring dengan kemajuan teknologi telah hadir teknologi NGN (Next Generation Network) yang telah melahirkan teknologi-teknologi baru salah satunya adalah Internet Protocol Private Branch Exchange (IPBBX). IPPBX adalah PBX yang berjalan pada Internet Protocol.
Pada
implementasinya, sistem IPPBX dapat diterapkan pada VoIP ataupun Internet Telephony. Teknologi IPPBX sangat menarik untuk dibahas karena implementasi IPPBX ini berjalan pada VoIP maka IPPBX mampu menyediakan layanan jaringan telepon pribadi dengan biaya yang lebih ekonomis (efisiensi biaya) sehingga dapat menikmati biaya komunikasi yang lebih murah dibanding telepon konvensional. Instalasi IPPBX bisa dijalankan tanpa harus membuat dua jalur yaitu jalur telepon dan jalur internet melainkan hanya
1
2
menggunakan jalur internet saja. Biaya pemasangannya juga lebih murah yaitu hanya memerlukan sebuah server dan software yang bisa didapatkan secara freeware, selain itu agar server IPBBX juga dapat dihubungkan dengan beberapa VoIP Provider sekaligus sehingga komunikasi yang dihasilkan menjadi lebih kompleks. PT. Transnetwork Communication Asia adalah perusahaan lokal (swasta nasional) yang memfokuskan diri pada jasa telematika yang terintegrasi. PT. Transnetwork Communication Asia menggunakan PBX konvensional sebagai media komunikasi, oleh karena itu biaya komunikasi pada PT. Transnetwork Communication Asia sangat mahal sedangkan kebutuhan akan komunikasi sangat besar. Berdasarkan pengamatan tersebut penulis akan melakukan riset mandiri untuk membuktikan bahwa dengan menggunakan IPPBX dapat mengurangi biaya komunikasi yang jauh lebih murah dibanding konvensional. Atas pertimbangan tersebut penulis akan memilih judul: “Implementasi Private Branch Exchange Berbasis Internet Protocol dengan Menggunakan Session Initiation Protocol Sebagai Media Telekomunikasi (Studi Kasus: PT. Transnetwork Communication Asia”.
3
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis menyimpulkan beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut yaitu sebagai berikut: a. Bagaimana merancang teknologi IP PBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol agar dapat menjadi suatu sistem komunikasi terpadu dalam suatu jaringan internet yang berbasiskan SIP (Session Initiation Protocol) dengan software open source. b. Bagaimana menghubungkan IPPBX server dengan VoIP Provider sehingga antara IPPBX server dan VoIP Provider bisa berkomunikasi.
1.3
Batasan Masalah Penulis akan melakukan pembatasan masalah pada: a. Melakukan konfigurasi hardware dan software untuk membangun jaringan IPPBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol konfigurasi server meliputi konfigurasi extension,trunk, inbound routes dan outbound routes dengan menggunakan protokol SIP. b. Membuat simulasi desain dan simulasi QoS jaringan IPPBX dengan menggunakan aplikasi Ixchariot. c. Pengujian echo test dan call test pada sistem IPPBX serta menghitung jumlah bandwidth yang terpakai dengan menggunakan aplikasi Net Meter.
4
1.4
Tujuan Penelitian dari membangun internet protocol private branch exchange dengan menggunakan session initiation protocol ini adalah untuk : 1. Menstimulasi dan menerapkan teknologi IPPBX pada jaringan sehingga berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. 2. Menganalisa besarnya penghematan biaya yang dapat dilakukan jika menggunakan sistem IPPBX dibanding PBX konvensional.
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat dari skripsi adalah : 1. Bagi penulis: a. Dapat menjadi sarana untuk melatih kemampuan yang dimiliki penulis tentang kajian teknologi PBX berbasis IP dan implementasinya sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis. b. Dapat secara langsung melakukan konfigurasi teknologi IPPBX pada hardware dan software suatu jaringan komputer. 2. Bagi Universitas: a. Memberikan gambaran seberapa jauh mahasiswa dapat menerapkan ilmunya. b. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu teknologi informasi khususnya bidang jaringan komputer.
5
c. Dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya, khususnya dalam bidang PBX berbasis IP pada suatu organisasi. 3. Bagi Pengguna: a. Dapat mengimplementasikan sistem IP PBX baik sisi server maupun user. b. Memberikan solusi komunikasi yang lebih baik.
1.6 Metodologi Penelitian Dalam penulisan ini menggunakan beberapa metodologi yang bertujuan untuk mempermudah pembuatan dan perencanaan sistem yang baru sebagai berikut : 1.6.1
Metode Pegumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan melalui tiga metode yaitu studi pustaka, wawacara dan observasi.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian menggunakan metode Network Development life Cycle dengan tahapan seperti berikut: a. Analisis Tahapan ini dilakukan dengan analisa kebutuhan, analisa permasalahan, analisa keinginan user, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. b. Desain
6
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap desain ini akan membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. desain bisa berupa desain struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang dibangun. c. Simulation Prototype Pada tahap ini penulis akan membuat simulasi dari sistem IPPBX dengan menggunakan software khusus di bidang jaringan komputer khususnya VoIP yaitu Ixchariot. d. Implementasi Penulis
akan
menerapkan
semua
yang
telah
direncanakan dan didesain sebelumnya pada peralatan jaringan IPPBX. e. Monitoring Pada tahap ini penulis akan memonitor jaringan yang telah dibuat agar jaringan komputer dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis. f. Manajemen
7
Pada
tahap
ini
yang
harus
dilakukan
adalah
menerapkan pengaturan kebijakan untuk membuat atau mengatur agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik. Pada penelitian ini, penulis hanya membahas sampai tahap monitoring. Karena untuk tahap manajemen secara
keseluruhan
merupakan
wewenang
PT.
Transnetwork Communication Asia.
1.7
Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori – teori mengenai jaringan komputer, IPPBX, VoIP dan SIP. Selain itu akan dibahas pula beberapa teori pendukung lainnya. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menguraikan metode dan pendekatan yang digunakan dalam membangun server IPPBX. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
8
Bab ini akan menguraikan dan membahas hasil perancangan server IPPBX berbasis Session Initiation Protocol.. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menguraikan kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan dan saran-saran untuk perbaikan dan pengembangan dari sistem PBX berbasis IP yang sudah diimplementasikan.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Implementasi Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Menurut Munir (2010:1), kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan
yang
terencana
dan
dilakukan
secara
sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. 2.2
OSI (Open System Interconnection) Layer Untuk mempermudah pengertian, penggunaan dan desain dari proses pengolahan data, International Standard Organization (ISO) mengeluarkan suatu model lapisan jaringan yang disebut referensi model Open System Interconnection (OSI). Model OSI ini dikembangkan pada tahun 1982 Menurut Arifin (2003:2), model OSI merupakan salah satu model referensi atau arsitektur jaringan yang utama. OSI menjelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah aplikasi pada sebuah komputer melewati media jaringan ke aplikasi yang berada di komputer lain.
9
10
Tujuan utama dari setiap model referensi, khususnya OSI model adalah untuk mengijinkan berbagai macam device dari manufaktur yang berbeda dapat saling beroperasi.
Gambar 2. 1 OSI Layer (Sumber : http://www.ciscobible.net) Di dalam model OSI ini, proses pengolahan data dibagi menjadi tujuh lapisan (layer) dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi sendirisendiri. Oleh sebab itu model OSI sering juga disebut sebagai arsitektur lapisan. Menurut Wijaya (2001:2), model OSI tidak membahas secara detail cara kerja dari lapisan OSI, melainkan hanya memberikan suatu konsep dalam menentukan proses apa yang harus terjadi, dan protokol-protokol apa yang dapat dipakai di suatu lapisan tertentu. Oleh karena banyak manfaatnya, model OSI ini cepat menjadi populer, dan karena diakui oleh suatu badan hukum, maka model OSI termasuk dalam kategori yang disebut standar de jure. 2.2.1 Application Layer Menurut Stafford (2004:44), application layer define processes that allow application to use network service. Menurut pengertian
11
tersebut dapat diartikan bahwa application layer mendefinisikan proses yang mengijinkan suatu aplikasi untuk menggunakan layanan jaringan Menurut Arifin (2003:3), layer aplikasi berfungsi sebagai interface antara user dan komputer. Layer ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi ketersediaan partner komunikasi, menentukan ketersediaan
resources
dan
melakukan
proses
sinkronisasi
komunikasi. Ketika mengidentifikasi partner komunikasi, layer aplikasi
menentukan
identitas
dan
ketersediaan
dari
partner
komunikasi, untuk sebuah aplikasi dengan data yang dikirim. Ketika menentukan ketersediaan resource. Layer aplikasi harus memutuskan apakah resource jaringan dapat memenuhi kebutuhan komunikasi yang terjadi. Berikut terdapat beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer aplikasi, antara lain: a. World Wide Web, (WWW) b. Email Gateway, dengan menggunakan SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk mengirimkan pesan antar aplikasi e-mail yang berbeda. 2.2.2 Presentation Layer Menurut
Arifin
(2003:4),
Layer
ini
berfungsi
untuk
menyediakan sistem penyajian data ke layer aplikasi. Layer ini berfungsi menyediakan sistem pembentuk kode (format coding) dan
12
menyediakan proses konversi antar format coding yang berbeda. Komputer dikonfigurasi untuk menerima bentuk data yang umum dan kemudian mengubah ke dalam bentuk asli pada saat pembacaan (misalnya EBDIC ke ASCII). Dengan menyediakan layanan translation, layer presentasi menjamin data yang dikirimkan dari layer aplikasi suatu sistem dapat dibaca oleh layer aplikasi di sistem yang lain. OSI memiliki protocol-protokol standar yang mendefinisikan bagaimana data seharusnya terbentuk. Selain menyediakan format coding, layer ini pun menyediakan sarana untuk melakukan compression, decompression, encryption dan decryption. Beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer presentasi, antara lain: a. PICT, TIFF, JPEG, merupakan format data untuk aplikasi berupa gambar. b. MIDI, MPEG dan Quicktime, merupakan format untuk aplikasi sound dan movie. 2.2.3 Session Layer Menurut Arifin (2003:4), Session layer bertanggung jawab pada proses pembentukan, pengelolaan, dan pemutusan session antar sistem aplikasi. Session layer juga bertugas mengendalikan dialog antar device atau nodes.
13
2.2.4 Transport Layer Menurut Arifin (2003:5), Transport layer bertanggung jawab dalam proses: a.
Pengemasan data Upper layer ke dalam segmen dan menyediakan
mekanisme multiplexing aplikasi dari Upper layer. b.
Pengiriman segmen antar host (end to end connection).
c.
Penetapan hubungan secara logic antara host pengirim dan host
penerima dengan membentuk virtual circuit. d.
Secara opsional, menjamin proses pengiriman data yang dapat
diandalkan. e.
Pada lapisan ini data diubah menjadi segmen atau data stream.
2.2.5 Network Layer Menurut Arifin (2003:11), Network layer bertanggung jawab untuk mengarahkan perjalanan (routing) melalui internetwork dan bertanggung jawab mengelola sistem pengalamatan network. Router merupakan device yang bekerja di layer network dan bertanggung jawab untuk membawa trafik antar device yang terletak dalam network yang berbeda. Ketika paket diterima oleh interface sebuah router, maka alamat tujuan akan diperiksa. Jika alamat tujuan tidak ditemukan maka paket tersebut akan dibuang. Tetapi jika alamat tujuan ditemukan dalam routing table maka paket akan dikeluarkan melalui outbound interface menuju ke alamat tujuan.
14
Pada network layer terdapat dua jenis paket yakni: a. Packet Data, digunakan untuk membawa data milik user yang dikiimkan melalui jaringan. Protokol yang digunakan untuk mengelola paket data disebut routed protocol. Contoh protokol yang tergolong ke dalam routed protocol antara lain: IP dan IPX. b. Route Update Packet, digunkan untuk meng-update informasi yang terdapat dalam routing table milik router yang terhubung dengan router lainnya. Protokol yang mengelola routing table disebut dengan Routing Protocol. Contoh protokol yang tergolong dalam routing protocol antara lain RIP, IGRP, OSPF dan sebagainya. 2.2.6 Data Link Layer Menurut Arifin (2003:12), Data link layer menjamin bahwa pesan dikirimkan ke media yang tepat dan menterjemahkan pesan dari network layer ke dalam bentuk bit di physical layer untuk dikirimkan ke host lain. Data link layer akan membentuk paket ke dalam bentuk frame dan menambahkan sebuah header yang berisi alamat hardware (physical/ hardware addressing). Switch atau bridge merupakan device yang bekerja di data link layer. Keduanya memiliki kemampuan untuk memisahkan collision domain (separate/multiple collision domain) sama halnya dengan router, tetapi kedua device ini tidak mampu memisahkan atau memecahkan broadcast domain (single broadcast domain).
15
2.2.7 Physical Layer Menurut Arifin (2003:13), Tanggung jawab dari layer ini adalah melakukan pengiriman dan penerimaan bit. Physical layer secara langsung menghubungkan media komunikasi yang berbeda-beda. Physical layer menetapkan kebutuhan-kebutuhannya secara electrical, mechanical, procedural untuk mengaktifkan, memelihara dan memutuskan jalur antar sistem secara fisik. Hub merupakan salah satu device yang dipergunakan di physical layer.
2.3
TCP/IP 2.3.1 Pengertian Menurut Purbo dkk (1998:1), TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer di Internet. Menurut Nugroho (2005:25), TCP/IP merupakan protokol standar yang dimilki oleh semua sistem operasi, kecuali pada sistem operasi lama yang memang belum di-update seperti Novell yang menggunakan NetBeui dan IPX/SPX. 2.3.2 Konsep TCP/IP Komputer-komputer yang terhubung di Internet berkomunikasi dengan protokol TCP/IP. Karena menggunakan bahasa yang sama, yaitu protokol TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan sistem operasi
16
tidak menjadi masalah. Komputer PC dengan sistem operasi Windows dapat berkomunikasi dengan komputer Macintosh atau dengan Sun SPARC yang menjalankan Solaris. Jadi, jika sebuah komputer menggunakan protokol TCP/IP dan terhubung langsung dengan Internet, maka komputer tersebut dapat berhubungan dengan komputer di belahan dunia manapun yang juga terhubung ke Internet. Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi standar de-facto jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang terdapat pada protokol itu sendiri: 1. Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar protokol yang terbuka 2. Standar protokol TCP/IP dalam bentuk Request for Comment (RFC) dapat diambil oleh siapapun tanpa biaya. 3. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi atau perangkat keras tertentu. 4. Pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak tergantung pada vendor tertentu. 5. TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat dijalankan pada jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon dialup, jaringan X.25, dan praktis jenis media transmisi apa pun. 6. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan cara ini, komputer dapat saling terhubung walaupun jaringannya seluas Internet sekarang ini.
17
7. TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan sehingga dapat diterapkan pada inter-network. 8. TCP/IP memiliki banyak jenis layanan. Menurut
Purbo
dkk
(1998:24),
dalam
TCP/IP,
terjadi
penyampaian data dari protokol yang berada di satu layer ke protokol yang berada di layer lain. Setiap protokol memperlakukan semua informasi yang diterimanya dari protokol lain sebagai data. Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer atasnya, protokol akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut. Informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi protokol tersebut. Setelah itu, data ini akan diteruskan lagi ke protokol pada layer di bawahnya. Hal yang sebaliknya terjadi jika suatu protokol menerima data dari protokol lain yang berada pada layer dibawahnya. Jika data ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut, untuk kemudian meneruskan data tersebut ke protokol lain yang berada pada layer di atasnya. Sekumpulan protokol TCP/IP ini dimodelkan dengan empat layer TCP/IP, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
18
Gambar 2. 2 Model TCP/IP (Sumber : Buku Pintar Internet TCP/IP, 1998:23) Keempat layer TCP/IP tersebut adalah network interface layer, internet layer, transport layer dan application layer. 2.3.3 Application layer Application layer adalah bagian dari TCP/IP dimana permintaan data atau servis diproses, aplikasi pada layer ini menunggu di port-nya masing-masing dalam suatu antrian untuk diproses. Application layer bukanlah tempat bagi word processor, spreadsheet, internet browser atau yang lainnya akan tetapi aplikasi yang berjalan pada application layer berinteraksi dengan word processor, spreadsheet, internet browser atau yang lainnya, contoh aplikasi populer yang bekerja pada layer ini misalnya FTP dan HTTP. 2.3.4 Transport Layer Menurut Purbo dkk (1998:51), transport layer merupakan layer komunikasi data yang mengatur aliran data antara dua host, untuk keperluan aplikasi diatasnya. Ada dua buah protokol pada layer ini, yaitu TCP dan UDP.
19
1. TCP Menurut Purbo dkk (1998:1), TCP (Transmission Control Protocol) merupakan protokol yang terletak di layer transport. TCP merupakan protokol yang connection-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikadasi end-to-end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirm dan menerima segmen. Segmen informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim. Hal ini dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap paket yang dikirimkan dan membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK (acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi penerima, nomor urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi data. TCP juga memiliki mekanisme flow control dengan cara mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah paket data yang masih boleh ditransmisikan pada setiap segmen yang diterima dengan sukses. Bagaimana pembentukan hubungan (handshake) dilakukan dalam TCP/IP? Untuk memulai suatu pembukaan hubungan, client harus terlebih dahulu mengirimkan paket SYN (singkatan dari synchronize). Setelah menerima paket tersebut, server mengirimkan
20
paket SYN miliknya serta acknowledgement (ACK) terhadap paket SYN sebelumnya. Saat client menerima paket ini, ia akan mengACKnowledge serta mengirimkan data miliknya. Pada saat ini terbentuklah koneksi TCP antara dua komputer, yaitu client dan server. 2. UDP (User Datagram Protocol) Menurut Purbo dkk (1998:55), UDP (User Datagram Protocol) merupakan protokol transport yang sederhana. Berbeda dengan TCP yang connection oriented, UDP bersifat connection less. Dalam UDP tidak ada sequencing (pengurutan kembali) paket yang datang, acknowledgement tehadap paket yang datang, atau retransmisi jika paket mengalami masalah di tengah jalan. Kemiripan UDP dengan TCP ada pada penggunaan port number. Sebagaimana digunakan pada TCP, UDP menggunakan port number ini membedakan pengiriman datagram ke beberapa aplikasi berbeda yang terletak pada komputer yang sama. Karena sifatnya yang connectionless dan unreliable, UDP digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang secara periodik melakukan aktifitas tertentu (misalnya query routing table pada jaringan lokal), serta hilangnya satu data akan dapat diatasi pada query periode berikutnya dan melakukan pengiriman data ke jaringan lokal. Pendeknya jarak tempuh datagram akan mengurangi resiko kerusakan data.
21
2.3.5 Internet Layer Menurut Purbo dkk (1998:25), Protokol yang berada pada layer ini bertanggung jawab pada proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. 1. IP (Internet Protocol) Menurut Wijaya (2001:17), Internet Protocol (IP) adalah protokol yang memberikan alamat atau identitas logika untuk peralatan di jaringan. Menurut Arifin (2003:28), IP merupakan protokol yang mengelola sistem pengalamatan logika. Menurut Purbo dkk (1998:40), protokol IP merupakan inti dari protokol TCP/IP. Seluruh data yang berasal dari protokol pada layer diatas IP harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP, dan dipancarkan sebagai paket IP, agar sampai ke tujuan. Dalam melakukan pengiriman data, IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service. Unreliable/ ketidakandalan berarti bahwa protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan. Sedangkan kata connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal ke tujuan, pihak pengirim dan penerima paket IP sama sekali tidak mengadakan perjanjian terlebih dahulu.
22
Datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain. 2. ICMP (Internet Control Message Protocol) Menurut Purbo dkk (1998:44), ICMP (Internet Control Message Protocol) adalah protokol yang bertugas mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi lain yang memerlukan perhatian khusus. Pesan/ paket ICMP dikirim jika terjadi masalah pada layer IP dan layer atasnya (TCP/UDP). 3. ARP (Address Resolution Protocol) ARP digunakan untuk keperluan pemetaan IP address dengan ethernet address. ARP bekerja dengan mengirimkan paket berisi IP Address yang ingin diketahui alamat ethernet-nya ke alamat broadcast ethernet. 2.3.6 Network Interface Layer Layer terbawah dari model TCP/IP adalah Network Interface Layer. Layer ini bertanggung jawab mengirim data dan menerima data dari media fisik. Beberapa contohnya adalah ethernet, SLIP dan PPP. Hal ini sangat penting karena data harus dikirimkan dari dan ke suatu host melalui sambungan pada suatu jaringan.
23
2.4
Voice over Internet Protocol (VoIP) 2.4.1 Pengertian Menurut Yani (2007:1), VoIP adalah sebuah cara lain untuk berkomunikasi mengirim dan menerima suara, layaknya telepon biasa dengan biaya murah bahkan gratis. Menurut Ghafarian et all (2007:200), Voice over Internet Protocol (VoIP) is a technology that has reached a level of maturity and reliability such that it can now be applied to the enterprise environment. VoIP has the potential to reduce communications costs considerably and opens a new path in the development of new devices. Menurut pengertian tersebut VoIP merupakan suatu teknologi yang telah sampai pada tingkat kematangan dan keandalan sehingga dapat diterapkan pada lingkungan perusahaan. VoIP memiliki potensial untuk mengurangi biaya komunikasi dan membuka jalur baru pada pengembangan peralatan baru. 2.4.2
Jenis Komunikasi VoIP Jenis sambungan VoIP yang bisa dilakukan sebagai berikut. 1. Computer to Computer Menurut Yani (2007:11), hubungan computer to computer adalah koneksi yang menghubungkan dua buah komputer melalui sebuah broadband atau koneksi internet. Koneksi computer to computer bisa dilakukan jika memenuhi tiga syarat, yaitu koneksi internet, headset, dan softphone.
24
2. Computer to Phone Fasilitas ini hampir serupa dengan sambungan computer to computer. Bedanya, hubungan ini memiliki fasilitas, yaitu PC bisa menghubungi nomor PSTN dan ponsel. 3. Phone to Computer dan Phone to Phone Panggilan phone to computer dan phone to phone dapat dilakukan dengan catatan user meggunakan IP-Phone yang dikoneksikan ke jaringan internet dan memiliki sejumlah nominal pulsa dari peyelenggara VoIP. 2.4.3 Hardware VoIP 1. IP Phone Pesawat telepon khusus ini kelihatannya sama dengan telepon biasa. Tapi selain mempunyai konektor RJ-11 standar, IP Phone juga mempunyai konektor RJ-45. IP Phones menghubungkan langsung dari telepon ke router, dan didalam IP Phone sudah ada semua perangkat keras maupun lunak yang sudah terpasang didalamnya yang menunjang melakukan pemanggilan IP.
Gambar 2. 3 Tampilan IP Phone (Sumber: newsroom.cisco.com)
25
2. USB Phone Memiliki
bentuk
menyerupai
telepon
seluler.
Untuk
menggunakannya, USB Phone harus dihubungkan ke komputer melalui port USB.
Gambar 2. 4 Tampilan USB Phone (Sumber: http://skypetips.internetvisitation.org) 3. Internet Telephony Gateway (ITG) Menurut Yani (2007:6), Internet Telephony Gateway adalah user agent yang memiliki dua jenis port, yaitu port FXS (terhubung ke telepon biasa) dan FXO (terhubung ke PSTN langsung atau bisa melalui PBX).
Gambar 2. 5 Internet Telephone Gateway (Sumber: http://www.tammex.com.au)
26
4. Analog Telephone Adapter (ATA) ATA memungkinkan kita untuk menghubungkan pesawat telepon biasa ke komputer atau disambungkan ke internet untuk dipakai VoIP. ATA adalah alat pengubah sinyal dari analog menjadi digital. Cara kerjanya adalah mengubah sinyal analog dari telepon dan mengubahnya menjadi data digital untuk di transmisikan melalui internet.
Gambar 2. 6 Analog Telephone Adapter (Sumber: www.yupeephone.com) 2.4.4 Software VoIP Software VoIP yang dimaksud adalah softphone. Menurut Rachmanto (2008:36), Soft phone merupakan software yang digunakan oleh user agar dapat melakukan panggilan VoIP melalui komputer atau pun PDA. Biasanya, software tersebut bisa didapatkan secara gratis. Jenis software yang dapat berfungsi sebagai user agent sebagai berikut. 1. Jenis softphone SIP, misalnya SJphone dan X-Lite. 2. Jenis softphone IAX, misalnya Idefisk dan IaxLite.
27
3. Jenis softphone H.323, misalnya Netmeeting.
Gambar 2. 7 Tampilan Idefisk
Gambar 2. 8 Tampilan SJPhone
28
Gambar 2. 9 Tampilan XLite
Gambar 2. 10 Tampilan IAXLite (sumber: ttp://www.unifycall.com)
Gambar 2. 11 Tampilan Netmeeting
29
2.4.5 Keuntungan VoIP 1. Biaya lebih murah untuk sambungan langsung jarak jauh 2. Cukup dengan dua lokasi yang terhubung dengan akses internet, biaya percakapan menjadi sangat murah. 3. Memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer dan internet yang sudah ada untuk berkomunikasi dengan suara. 4. Dengan
adanya
gateway,
bentuk
jaringan
VoIP
dapat
disambungkan dengan PABX yang ada. 5. VoIP dapat menghubungkan ke banyak sambungan. Misalnya, sambungan dari PC ke telepon biasa, IP Phone headset, dan sambungan lainnya. 2.4.6 Gangguan Pada VoIP Menurut Rachmanto (2008:36), Gangguan ini disebabkan karena faktor dari teknik kompresi yang digunakan, banyaknya packet loss di jaringan dan kualitas dari jaringan itu sendiri. 1) Noise Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), A phenomenon in which there is a marked contrast between the background noise heard when the distant party is speeking and when the channel is quiet, produce by silence suppression. Menurut pengertian tersebut dapat diartikan bahwa noise adalah suarasuara lain yang timbul di belakang pembicaraan ketika sedang melakukan pembicaraan ataupun tidak melakukan pembicaraan.
30
2) Echo Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), The reflection of a speaker’s speech signal back to the origin with enough power and delay to make it audible and perceptible as speech. Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa echo merupakan pemantulan kembali dari suara penelepon sehingga dapat terdengar kembali. Echo mengganggu karena akan timbul gema dalam pembicaraan sehingga suara terdengar berkali-kali. Echo atau gema disebabkan oleh kesalahan perangkat pengirim dan penerima suara dalam mengonversikan atau mengubah data dari suara menjadi digital atau sebaliknya biasanya karena adanya kesalahan faktor impedansi dalam rangkaian analog peralatan. 3) Speech Distortion Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), Deformations of natural speech waveforms that produce sounds that cannot be articulated by human speakers. Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa speech distortion yaitu perubahan bentuk dari gelombang suara yang menghasilkan suara yang tidak dapat diartikan dengan jelas. Gangguan tersebut berakibat suara terpotong dan terkesan gargling (berkumur). 4) Voice Clipping
31
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:38), Loss of beginning or ending sounds of words at the distant end. Menurut pengertian tersebut voice clipping merupakan gangguan berupa suara yang hilang pada bagian awal ataupun akhir kata. 5) Delay Menurut Ohrtman (2004:157), The time from transmission of a packet to its reception. Menurut pengertian tersebut dapat diartikan bahwa delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari terminal sumber sampai terminal tujuan. Kualitas suara akan sangat tergantung dari waktu delay. ITU merekomendasikan untuk aplikasi suara, delay maksimum adalah 150 ms, sedangkan delay maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima oleh pengguna adalah 250 ms. 6) Jitter Menurut Ohrtman (2004:157), The variation in arrival times between continuous packets transmitted from point A to point B. Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa jitter merupakan variasi delay yang terjadi antar paket yang ditransmisikan dari titik A ke titik B. hal ini disebabkan oleh akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima dihitung dalam miliseconds. Untuk mengatasi jitter maka paket data yang datang dikumpulkan dulu dalam jitter
32
buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket dapat diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar. 7) Loss Packet Loss packet timbul ketika terjadi peak load dan congestion (kemacetan transmisi paket akibat padatnya traffic yang harus dilayani) dalam batas waktu tertentu, maka frame (gabungan data payload dan header yang di transmisikan) suara akan dibuang sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya pada jaringan berbasis IP. Salah satu alternatif solusi permasalahan di atas adalah membangun link antar node pada jaringan. 8) MOS MOS ( Mean Opinion Score ) merupakan opini pendengar di sisi penerima. Nilai yang diberikan mulai dari 1 sampai 5. Nilai MOS dihasilkan dengan cara merata-ratakan hasil penilaian sejumlah pendengar terhadap audio yang dihasilkan oleh teknik voice coding. Setiap pendengar diminta untuk menilai kualitas suara menggunakan skema rating sebagai berikut: 1= bad (Very annoying), 2= Poor (Annoying), 3= Fair (Slightly annoying), 4= Good
(Perceptible
but
not
annoying),
(Imperceptible).
2.5
Internet Protocol Private Branch Exchange (IPPBX)
5=
Exellent
33
Menurut Kavitha et all (2009:274), An IPPBX is a telephone system within an enterprise that switches calls between enterprise users on local lines while allowing all users to share a certain number of external phone lines. The main purpose of an IPPBX is to save the cost of requiring a line for each user to the telephone company's central office. Menurut pengertian tersebut dapat diartikan bahwa IPPBX merupakan sebuah sistem telepon dengan sebuah bagian yang dapat mengalihkan panggilan antar pengguna jalur lokal pada bagian tersebut serta mengijinkan semua pengguna untuk berbagi nomor jalur telepon eksternal tertentu. Tujuan utama dari IPPBX adalah untuk menghemat biaya penambahan jalur untuk tiap pengguna kantor pusat perusahaan telepon. 2.5.1 Layanan Dasar IP PBX Menurut Sinha et all (2006:30), because of the greater access to data and the incorporation of open standards, IP PBX systems generally provide the same features as traditional systems with more intelligence and there is greater opportunity to integrate with standard business application enabling a higher level of automation. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan karena akses data yang lebih baik dan kesatuan dari standar yang terbuka, sistem IP PBX umumnya menyediakan layanan yang sama dengan sistem tradisional namun dengan intelegensi yang lebih baik dan kesempatan yang lebih baik untuk disatukan dengan aplikasi bisnis guna mendapatkan level automatisasi yang lebih tinggi.
34
Sentral IP PABX memiliki layanan – layanan dasar yang merupakan kelebihan dari sentral IP PABX bila dibandingkan dengan sentral PABX konvensional yaitu : 1) Support LAN system Sentral IP PABX mampu terkoneksi dengan jaringan komputer (LAN) melalui fast ethernet card yang memiliki kapasitas bandwidth hingga 10 – 100 Mbps. 2) Call Center Sentral IP PABX mampu mendukung fasilitas auto attendant dan fasilitas – fasilitas Interactive Voice Response (IVR) serta bisa digunakan untuk aplikasi Computer Telephone Integration (CTI) 3) VoIP (Voice over Internet Protocol) Sentral IP PABX mampu mengakomodasi layanan VoIP melalui terminal IP Phone atau softphone yang dipasang pada Personal Computer (PC). 3) ISDN (Integrated Service Digital Network) Sentral IP PABX mampu terhubung dengan jaringan ISDN baik PRA maupun BRA analog R2. 4) Billing System Sentral IP PABX juga dilengkapi dengan kemampuan billing system sehingga pengguna bisa melihat record data telepon yang masuk maupun telepon yang keluar.
35
5) DID (Direct Inward Dialing) Sentral IP PABX mendukung sistem DID, yaitu dimana user dapat menghubungi secara langsung ke tujuan tanpa melalui operator. 6) ACD (Automatic Call Distribution) Sentral IP PABX mendukung sistem ACD yaitu suatu sistem yang bisa mendistribusikan panggilan secara otomatis ke saluran yang kosong. 7) Conference Call Sentral IP PABX juga mendukung
untuk
layanan
conference call sehingga user bisa menghubungi lebih dari satu user. 8) Gateway Internet Sentral IP PABX juga bertindak selaku gateway ke jaringan internet sehingga pelanggan yang terhubung dengan PC atau IP Phone dapat terhubung ke jaringan internet dan bisa mengakses layanan VoIP, internet dan email. 10) Malicious Call Tracking Sentral IP PABX juga mendukung adanya layanan Malicious Call Tracking sehingga administrator bisa melacak telepon yang masuk maupun yang keluar. 11) Administrator
36
Operasional sentral IP PABX dapat dikendalikan oleh administrator
sehingga
kinerja
sentral
IP
PABX
dapat
dimonitoring dan dikendalikan oleh administrator. 12) Fax over IP Sentral IP PABX memungkinkan adanya layanan faximile over Internet Protocol (IP), sehingga dengan adanya layanan ini memungkinkan terjadi komunikasi faximile antar gedung tanpa melalui saluran provider telekomunikasi. Adapun layananlayanan tambahan berdasarkan masing-masing produk sentral IP PABX . 2.5.2 Komponen Dasar IPPBX
Gambar 2. 12 Komponen Dasar IPPBX Komponen dasar IPPBX terdiri dari data account yang tersusun atas extension yang merupakan data account yang akan digunakan oleh extension agar terhubung dengan IP PBX ini. Extension di sini adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan user dari IP PBX ini. Komponen yang lainnya adalah trunk yang merupakan data account yang akan digunakan IP PBX untuk menghubungi trunk.
37
Trunk adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan server lain atau IP PBX lain yang akan dihubungi oleh IP PBX ini. Dial Plan merupakan aturan dial yang akan dimanfaatkan oleh extension untuk menghubungi sesama extension atau trunk dan sebaliknya. 2.5.3 Cara Kerja IP PBX Pusat dari sistem adalah server IP PBX, yang bekerja seperti proxy server. Dengan sistem yang berbasis Session Initiation Protocol, VoIP client mendaftarkan SIP address ke server, dimana server tersebut mengatur database dari semua user beserta alamatnya. VoIP client bisa berupa softphone yang di-install pada komputer ataupun hardphone. Ketika user membuat suatu panggilan, IP PBX akan mengidentifikasi panggilan tersebut, apakah itu sebuah panggilan internal atau panggilan external. Jika panggilan tersebut adalah panggilan internal, maka panggilan tersebut akan dirutekan ke SIP address atau user dari telepon yang dituju. Panggilan eksternal akan dirutekan ke VoIP gateway. VoIP gateway dapat berupa VoIP gateway yang dibuat sendiri oleh perusahaan dan disatukan dengan IPPBX server, atau menggunakan gateway dari VoIP provider. 2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan IP PBX Disamping layanan-layanan dasar yang bisa diberikan IP PBX, Keuntungan IP PBX antara lain:
38
1) Jika kantor baru atau gedung baru tidak perlu tarik 2 kabel, (kabel telpon (RJ11) dan kabel LAN (RJ45)) dalam 1 bangunan kantor. Cukup tarik semua pake kabel LAN (RJ45). 2) Sisi management jadi lebih mudah misalnya : penambahan extention cukup beli switch / hub, kabel LAN dan ipphone. 3) Kontrol yang lebih baik, IPPBX sudah support untuk billing sehingga bisa memantau user dengan extention tertentu sering telepon ke siapa saja. 4) Scalable. Ekstensi ippbx tidak terbatas dapat menangani sejumlah extension dan jalur telepon dalam jumlah yang sangat besar. 5) Tidak bergantung pada satu jenis vendor saja.Dapat menggunakan VoIP gateway apaun serta SIP VOIP Phone apa saja. Sedangkan kekurangan IP PBX sebagai berikut: 1) Kekurangan IPPBX kebanyakan pada bandwidth yang tersedia. Jika LAN mungkin tidak menjadi masalah karena switch sekarang sudah mencapai 100 Mbps atau lebih.
2.6
Session Initiation Protocol (SIP) Protokol SIP pertama kali dirancang oleh Henning Schulzerinne dari University College London pada awal 1996. tujuan dari perancangan SIP adalah untuk memberikan protokol yang mengatur proses signaling dan pengelolaan sesi percakapan pada sistem komunikasi berbasis Internet
39
Protocol yang sesuai dengan layanan yang tersedia pada Public Switched Telephone Network (PSTN). SIP dapat menggunakan protokol TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol) dan mendengarkan pada port 5060. pada penggunaannya, SIP memerlukan dukungan dari protokol seperti SDP (Session Description Protocol) dan RTP (Realtime Transport Protocol). SIP menjadi protokol standar yang diresmikan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) dan didokumentasikan pada RFC (Request For Comment) 3261. pada RFC tersebut dijabarkan setiap detail dari spesifikasi protokol SIP, mulai dari struktur data yang dikirimkan hingga ancaman-ancaman yang mungkin terjadi pada protokol SIP dan bagaimana mekanisme pengamanan terhadap ancaman tersebut. 2.6.1 Pengertian Menurut Chendramata dkk (2007:1), Session Initiation Protocol adalah sebuah signaling protocol yang berfungsi untuk membangun, mengubah dan memberhentikan sesi percakapan antara satu atau lebih user. Menurut Gonçalves (2006:170), SIP or Sessions Initiated Protocol is a text-based protocol similar to HTTP and SMTP. It was designed to initialize, keep and terminate interactive communication sessions between users. These sessions may include voice, video, chat, interactive games, and others. It was define by the IETF and is
40
becoming a de facto standard for voice communications. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa SIP atau Sessions Initiated Protocol adalah protokol berbasis teks yang serupa dengan HTTP dan SMTP. SIP dirancang untuk menginisialisasi, memelihara dan mengakhiri sesi komunikasi interaktif antar user. Sesi ini meliputi suara, video, chat, game interaktif, dan lainnya. SIP didefinisikan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) dan menjadi standar de facto untuk komunikasi suara. Menurut Sinha et all
(2006:29), SIP is an Internet
Engineering Task Force (IETF) protocol that is used to initiate interactive user session with multimedia elements. Menurut pengertian tersebut SIP adalah sebuah protokol IETF yang digunakan untuk memulai sesi interaktif pengguna dengan elemen multimedia. 2.6.2 Prinsip Dasar Menurut Meggelen et all. (2005:67) “SIP is an applicationlayer signaling protocol that uses the well-known port 5060 for communications”. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa SIP merupakan protokol signaling yang bekerja pada layer aplikasi serta menggunakan port 5060 untuk berkomunikasi. Menurut Sinha et all (2006:29), in the Open System Interconnection (OSI) communication model. SIP takes place in the application layer (layer 7) and is responsible for establishing,
41
modifying, and terminating the user sessions. In this case study, the user sessions are Internet telephony phone cells. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa pada model OSI. SIP berada pada layer aplikasi (layer 7) dan bertanggung jawab untuk membentuk, mengubah, dan menghentikan sesi user. Pada kasus ini, sesi user adalah user yang menggunakan telepon berbasis Internet telephony. Menurut Meggelen et all (2005:67), SIP can be transported with either the UDP or TCP transport-layer protocols. Menurut pengertian
tersebut
dapat
diartikan
bahwa
SIP
dapat
ditransportasikan dengan protokol UDP atau TCP yang ada pada transport layer. Menurut Chendramata dkk (2007:1), SIP dapat menggunakan protokol TCP (Transmission Control Protocol) maupun UDP (User Datagram Protocol) dan mendengarkan pada port 5060. Pada penggunaannya, SIP memerlukan dukungan dari protokol lain seperti SDP (Session Description Protocol) dan RTP (Realtime Transport Protocol). Menurut Rachmanto (2008:16), protokol SIP didukung oleh beberapa protokol lainnya yaitu RSVP (Resource Reservation Protocol) yang bertugas melakukan pemesanan pada jaringan, RTP (Real-time Transport Protocol) dan RTCP (Realtime Transport Control Protocol) yang bertugas mentransmisikan media dan
42
mengetahui kualitas layanan dan SDP (Session Description Protocol) yang bertugas untuk mendeskripsikan sesi media. Pesan SIP ditransmisikan dalam protokol TCP, UDP, TLS dan SCTP. 1. TCP Menurut Rachmanto (2008:47), Protokol TCP dipakai pada proses pesan INVITE karena protokol TCP reliabel, dapat menangani congestion control, dapat mengirimkan ukuran pesan yang berubah – ubah. Kelemahan protokol ini dapat menyebabkan delay dan koneksi harus tetap terjaga, tidak terputus. Dalam hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling, TCP digunakan untuk menjamin setup suatu call pada sesi signaling. TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting daripada penanganan paket yang hilang. 2. UDP UDP digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas. Menurut Rachmanto (2008:46), Protokol UDP digunakan dalam proses mengakhiri panggilan. UDP digunakan karena pada proses ini tidak berisi pesan yang besar, hanya pesan BYE yang dikirimkan untuk mengakhiri pangilan dan tidak memerlukan congestion control.
43
Selain itu UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan audio stream yang dikrimkan secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman audio streaming yang berlangsung
terus
menerus
lebih
mementingkan
kecepatan
pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari jumlah paket yang dikirimkan. 3. TLS Menurut Rachmanto (2008:48), TLS digunakan untuk proses enkripsi dan autentikasi. SIP server harus dapat mendukung TLS dan penggunaan TLS berlangsung selama proses komunikasi. Pada dokumen RFC, TLS dibahas pada RFC 4346. 4. SCTP Menurut Rachmanto (2008:48), SCTP digunakan dalam hal pengiriman pesan untuk membentuk komunikasi yang reliabel, meneruskan paket ke layer aplikasi. Pada dokumen RFC, SCTP dibahas pada RFC 3286.
2.6.3 SIP Request & Response Ada dua jenis message dalam SIP yaitu: request (biasa disebut methods) dan response. Request dikirim dari client ke server, yang berisi tentang operasi yang diminta oleh client tersebut. Sedangkan
44
response, dikirim dari server ke client, yang berisi informasi mengenai status dari segala sesuatu yang diminta oleh client. Ada 6 jenis SIP request yaitu: 1.
INVITE Mengundang user agent lain untuk bergabung dalam sesi komunikasi.
2.
ACK Konfirmasi bahwa user agent telah menerima pesan terakhir dari serangkaian pesan INVITE.
3.
BYE Terminasi sesi.
4.
CANCLE Membatalkan koneksi.
5.
REGISTER Registrasi di Registrar Server
6.
OPTIONS Dapat digunakan untuk memeriksa ketersedian server.
7.
REFER Mentransfer SIP call
8.
SUBSCRIBE Pemberitahuan.
9.
NOTIFY Mengirimkan informasi channel.
45
10. INFO Digunakan untuk membawa pesan seperti informasi inline DTMF. 11. MESSAGE Mengirimkan pesan instan. Menurut Gonçalves (2006:176), The SIP responses are in text format and are easily readable (similar to http messages). Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan SIP response berupa format teks dan bersifat mudah terbaca (serupa dengan pesan pada HTTP). Response yang penting diantaranya: 1. 1xx: Informational Message 2. 2xx : Successful Response 3. 3xx : Redirection Response, request diarahkan ke tempat lain 4. 4xx : Request Failure Response 5. 5xx : Server Failure Response 6. 6xx : Global Failures Response 2.6.4 Alur Session Initiation Protocol 1. Session Intiation Pada protokol SIP, apabila seorang user ingin memulai sebuah percakapan maka user agent yang digunakan harus mengirimkan request INVITE. Apabila user agent tujuan memberikan persetujuan untuk melakukan percakapan maka user agent tersebut akan mengirimkan response OK. Setelah mendapatkan response OK maka
46
user agent pemanggil harus mendapatkan request ACK untuk mendapatkan percakapan. Apabila user tujuan menerima request ACK tersebut maka sesi percakapan dengan menggunakan protokol RTP dapat dilakukan. 2. Session Termination Menurut Chendramata dkk (2007:8), Session termination adalah suatu mekanisme yang terdapat pada protokol SIP yang berfungsi untuk memberhentikan sesi percakapan yang sedang berlangsung. Untuk memberhentikan sesi percakapan yang telah terjalin maka user agent harus mengirimkan request BYE kepada user agent tujuan. Apabila user tujuan mengirimkan response OK maka sesi percakapan yang terjadi akan diberhentikan. 3. User Registration Menurut
Chendramata
dkk
(2007:4),
User
registration
merupakan skenario yang terdapat pada Session Initiation Protocol yang berfungsi untuk melakukan pendaftaran seorang user sehingga user tersebut dapat dipanggil oleh user lain. Berikut ini adalah penjelasan tahapan demi tahapan yang dilakukan pada proses user registration: f. User mengirimkan request REGISTER kepada SIP server. g. Karena SIP server tidak mengenali user tersebut maka SIP server mengirimkan response UNAUTHORIZED sehingga
47
memaksa user untuk mengirimkan ulang request REGISTER dan ditambahkan informasi password. h. User mengirimkan ulang request REGISTER dan ditambahkan informasi password. d. SIP server melakukan pemrosesan terhadap informasi yang dikirimkan dan apabila informasi tersebut sesuai dengan data yang ada pada database maka SIP server akan mengirimkan response OK. 2.6.5 Komponen SIP 1. Proxy Server Menurut Chendramata dkk (2007:2), Proxy adalah sebuah entitas dalam protokol SIP yang mempunyai fungsi-fungsi seperti: melakukan forwarding terhadap request. Melakukan validasi terhadap request, melakukan pencarian informasi tujuan dari request, melakukan proses terhadap informasi routing yang terdapat pada request. a. Stateful proxy Menurut
Stafford
(2004:156),
Statefull
proxies
(temporarily) keep track of the requests they forward. Menurut pengertian tersebut statefull proxy menjaga alur dari request yang diteruskan. Menurut Chendramata dkk (2007:2), statefull proxy menyimpan kondisi request response yang melalui proxy.
48
Berdasarkan pembagian tugasnya statefull proxies dapat dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu transaction statefull dan call statefull. b. Stateless proxy Menurut
Stafford
(2004:156),
stateless
proxies
“forward ‘em dan forget ‘em” That is, stateless proxies do not retain any information about the SIP messages they forward. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa stateless proxy “meneruskan dan melupakan” yaitu, stateless proxy tidak pernah menyimpan informasi apapun dari pesan SIP yang akan diteruskan. Menurut Chendramata dkk (2007:2), stateless proxy tidak
pernah
menyimpan
kondisi
request
response
sebelumnya dari masing-masing user agents. 2. Redirect Server Menurut Chendramata dkk (2007:3), redirect server adalah sebuah elemen yang terdapat dalam arsitektur SIP yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang lokasi pengguna sistem VoIP sehingga proxy server maupun redirect server dapat memantau keberadaan pengguna tersebut pada jaringan komputer. Redirect server meneruskan request yang dikirimkan oleh user agent kepada user agent tujuan maupun proxy server lalu menyampaikan hasil yang dibuat oleh user agent tujuan kembali
49
kepada user agent pengirim. Perbedaannya dengan proxy server adalah tidak adanya fasilitas untuk menyimpan kondisi sesi komunikasi antara user agent client dan user agent server. 3. Back to Back User Agents User agent merupakan sebuah software atau hardware yang digunakan oleh komputer agar dapat memanggil dan menerima panggilan, baik berasal dari sambungan komputer ke komputer (computer to computer), komputer ke IP-phone, PSTN (Public Switched Telephone Network), atau perangkat lainnya (Yani, 2007:6). Menurut Stafford (2004:157), a back-to-back user agent (B2BUA) is an entity that resides at the opposite end of the spectrum, so to speak. Menurut pengertian tersebut user agent merupakan suatu entitas yang berada di akhir spektrum. Menurut Chendramata dkk (2007:3), user agent adalah sebuah elemen yang terdapat dalam arsitektur SIP yang berfungsi sebagai media penghubung antara user dengan sistem. Peranan penting yang dilakukan oleh user agent dalam protokol SIP adalah membuat sebuah dialog. Dialog yang dimaksud adalah sebuah respresentasi koneksi peer to peer yang persistent antara dua buah user agent. User agent dibedakan menjadi dua jenis yaitu UAS (User Agent Server) serta UAC (User Agent Client).
50
Menurut Chendramata dkk (2007:3),UAC adalah user agent yang selalu membuat request serta mengirimkan request tersebut sedangkan UAS adalah user agent yang bertindak menerima request dan membuat response atas request yang diminta. 4. Registrars Menurut Chendramata dkk (2007:3), registrar server adalah sebuah elemen yang terdapat pada arsitektur SIP yang berfungsi untuk mengelola data serta melayani proses registrasi pengguna. Komponen SIP ini dapat menerima dan memproses request SIP REGISTER. Berfungsi untuk mengelola data serta melayani proses registrasi pengguna. Pada komponen ini terdapat proses autentikasi yaitu dengan mengisi username dan password yang tepat.
2.7
Asterisk Asterisk pertama kali dikembangkan oleh Mark Spencer dari Digium dan mempunyai lisensi open source. Seperti layaknya PBX, Asterisk dapat menghubungkan pengguna VoIP yang ingin melakukan panggilan kepada pengguna lain. Asterisk dirilis dibawah lisensi GPL (GNU General Public License) dan lisensi proprietary software untuk komponen-komponen tertentunya. Pada dasarnya asterisk dirancang untuk berjalan diatas sistem operasi Linux, namun sekarang asterisk sudah berjalan pada sistem operasi NetBSD,
51
OpenBSD, Mac OS X dan Solaris, meskipun sebagai native platform, dan Linux tetap menjadi OS paling di-support oleh asterisk saat ini. Asterisk sudah memiliki fitur-fitur yang terdapat dalam sebuah sistem PBX, seperti voice mail, conference calling, dan call distribution. Dimana, karena Asterisk sendiri adalah sebuah software open source, kita masih dapat menambahkan modul-modul yang diinginkan dalam bahasa C atau mengembangkan Astyerisk Gateway Interface dalam bahasa Perl atau bahasa lainnya. Selain itu, Asterisk juga men-support banyak protokol VoIP yang ada saat ini, termasuk SIP, MGCP dan H.323. Asterisk dapat digunakan untuk berbagai telepon SIP, dan berperan sebagai registrar maupun gateway antara IP phone dan PSTN. Sebagai PBX, asterisk juga dapat melakukan interaksi dengan asterisk lainnya yang juga berperan sebagai PBX. Untuk keperluan tersebut asterisk memiliki sebuah protokol khusus yang dinamakan dengan IAX (Inter Asterisk Exchange). Pada saat ini, protokol IAX telah memiliki versi yang terbaru yaitu IAX2. Asterisk dapat berfungsi sebagai softswitch yang juga dapat mengurusi signaling antara jaringan paket dan sirkuit. 2.7.1 Pengertian Asterisk Asterisk is an open source, converged telephony platform, which is designed primarily to run on Linux. Asterisk combines over 100 years of telephony knowledge into a robust suite of tightly integrated telecommunications applications (Meggelen et all.,
52
2005:xiii). Menurut pengertian tersebut asterisk merupakan sebuah perangkat lunak bersifat open source, seperangkat aturan-aturan komunikasi yang utamanya berjalan pada sistem operasi Linux. Asterisk mengkombinasikan pengetahuan telepon lebih dari 100 tahun menjadi seperangkat aplikasi telekomunikasi yang terintegrasi. Menurut Gonçalves (2006:12), asterisk is an “Open Source PBX software” that once installed in a PC hardware along with the correct interfaces, can be used as a full featured PBX for home users, enterprises, VoIP service providers and telecoms. Menurut pengertian tersebut dapat diartikan bahwa asterisk merupakan suatu perangkat lunak PBX bersifat open source dimana ketika diinstal pada perangkat keras komputer tentunya dengan antarmuka yang tepat, dapat digunakan sebagai fitur PBX untuk pengguna rumahan, perusahaan, penyedia jasa VoIP dan telecom. Menurut Chendramata dkk (2007:40), asterisk merupakan salah satu perangkat lunak sebagai implementasi PBX (Private Branch Exchange) yang dapat digunakan pada arsitektur VoIP. 2.7.2 Modul Pendukung Asterisk Asterisk membutuhkan beberapa modul pendukung untuk membuat asterisk dapat bekerja lebih optimal, diantaranya yaitu: 1.
Zaptel (Zapata Telephony Driver) The Zaptel interface is a kernel loadable module that presents an abstraction layer between the hardware drivers and
53
the Zapata module in Asterisk (Meggelen et all., 2007:43). Menurut pengertian tersebut, Zaptel merupakan sebuah modul kernel yang loadable yang berfungsi untuk merepresentasikan layer abstraksi antara driver hardware dan modul Zapata pada asterisk. 2.
Libpri Libpri
harus
diinstal
terlebih
dahulu
sebelum
menginstalasi asterisk, sehingga setelah proses instalasi asterisk selesai, libpri akan langsung terdeteksi dan dapat digunakan ketika meng-compile asterisk. 3.Mpg123 Menurut Meggelen et all (2005:44), “Asterisk uses the mpg123 program to stream MP3s during the use of Music on Hold
(MoH”).
Menurut
pengertian
tersebut
asterisk
menggunakan program mpg123 untuk dapat menjalankan Music on Hold. Dengan adanya modul ini maka file musik dapat dijalankan. 4.
Asterisk-sound Modul tambahan ini berisikan suara operator wanita. Modul ini bekerja misalkan pada fitur echo test dan speaking clock.
54
2.8
Codec Codecs are generally understood to be various mathematical models used to digitally encode (and compress) analog audio information (Meggelen et all, 2007:193). Menurut pengertian tersebut codec secara umum diartikan sebagai sekumpulan model matematika yang digunakan secara digital untuk memecahkan kode (dan meng-compress) suara analog. Menurut Yani (2007:8), codec atau Coder-Decoder merupakan sebuah algoritma yang dapat mengonversi dan mengompresi format suara ke dalam bentuk kode atau sebaliknya. Serupa dengan proxy, codec tersedia dalam bentuk open source (biasanya gratis) dan licensed (tidak gratis). codec yang bisa didapatkan secara
open
source,
seperti
GSM
(Global
System
for
Mobile
communications) codec, iLBC (internet Low Bitrate Codec), Speex, dan G.711. Jenis codec yang harus dibeli terlebih dahulu, seperti codec G.729 dan G.723.
Tabel 2. 1 Referensi Codec (Sumber: Meggelen et all, 2007:194) Codec G711 G.726 G729A
Data bitrate (Kbps) 64 Kbps 16, 24, 32, or 40 Kbps 8 Kbps
License required? No No Yes (no for passthrough)
GSM Ilbc
13 Kbps 13.3 Kbps (30-ms frames) or 15.2
No No
Speex
Kbps (20-ms frames) Variable (between 2.15 and 22.4 Kbps) No
55
Tabel 2. 2 Referensi Codec II (Sumber: Meggelen et all, 2005:145) Codec G.723.1
Data bitrate (Kbps) 5.3 or 6.3 kbps
License required? Yes (no for passthrough)
Tabel 2. 3 Besarnya MOS dan delay dari beberapa codec (Sumber: Ohrtman, Franklin D., 2004:174) Standard G.711 G.721 G.723 G.726 G.728 G.729 G.723.1 2.9
Data Rate (Kbps) 64 16,24,32,40
Delay (ms) 0.125 0.125
MOS 4.8 4.2
16 8 5.3, 6.3
2.5 10 30
4.2 4.2 3.5, 3.98
Network Development Life Cycle (NDLC) Menurut Goldman dan Rawles (2001:470), NDLC merupakan model kunci dibalik proses perancangan jaringan komputer.
Gambar 2. 13 Network Development Life Cycle
56
Menurut Stiawan (2009:2), NDLC terdiri dari enam tahap yaitu sebagai berikut: 1. Analysis Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. 2. Design Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. 3. Simulation Prototype Beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology yang akan didesign. 4. Implementation Di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua
57
yang telah direncanakan dan di-design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. 5. Monitoring Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. 6. Management Di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat atau mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Hipotesis Hipotesis penelitian yang penulis rumuskan adalah bagaimana cara membangun IPPBX dengan menggunakan Session Intiation Protocol sebagai media komunikasi serta melakukan hubungan dengan VoIP Provider.
3.2
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode studi pustaka, wawancara dan observasi. Metode studi pustaka ini dilakukan dengan mencari data dan bahan yang berhubungan dengan IP PBX, SIP, Jaringan Komputer dan Linux. Pencarian dilakukan melalui media internet, forum, ataupun buku dan bahan bacaan lainnya. Untuk menambah bahan penelitian, penulis juga mengajukan pertanyaan melalui e-mail ke sesama pengembang IP PBX dan pakar di bidang IP PBX. Wawancara memungkinkan penulis untuk menumpulkan data secara langsung atau bertatap muka dengan orang yang diwawancarai. Sehingga memudahkan penulis untuk dapat menggali masalah secara lebih dalam. Observasi yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan di lapangan.
59
60
3.3
Metode Pengembangan Sistem Dalam membangun sistem IPPBX ini, penulis menggunakan metode pengembangan NDLC (Network Development Life Cycle). Berkaitan dengan skripsi ini, tahapan yang dilalui adalah sebagai berikut. 1. Analysis Tahap awal ini dilakukan perumuan masalah dan identifikasi konsep IPPBX yang akan dibangun, Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya: a. Identify Metode ini mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi. Pembahasan pada metode ini dibahas pada bab 4 subbab 4.1.1. b. Understand Kegiatan ini memiliki tujuan untuk dapat memahami cara kerja sistem yang akan dibangun. Pembahasan pada kegiatan ini akan dibahas lebih dalam pada bab 4 subbab 4.1.2 c. Analyze Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis sejumlah komponen atau kebutuhan sistem yang akan dibangun. Pembahasan pada kegiatan ini akan dibahas lebih dalam pada bab 4 subbab 4.1.3. d. Report Kegiatan ini merepresentasikan hasil analisis. Meliputi Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan.
61
Pembahasan pada kegiatan ini akan dibahas lebih dalam pada bab 4 subbab 4.1.4. 2. Design Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan membuat gambar design topology jaringan sistem IPPBX, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Pembahasan lebih dalam pada fase ini dibahas pada bab 4 subbab 4.2. 3. Simulation Prototype Pada tahap ini dibuat prototype dari sistem IPPBX yang akan dibangun sebagai simulasi dari penerapan IPPBX. Diharapkan dengan melakukan fase ini, penulis dapat mengetahui kualitas jaringan yang nantinya akan dibangun sistem IPPBX, serta dapat mengetahui gambaran umum dari sistem IPPBX. Penulis membangun prototype IPPBX dengan menggunakan Ixchariot. Pembahasan lebih dalam pada fase ini dibahas pada bab 4 subbab 4.3. 4. Implementation Dalam implementasi penulis akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Aktifitas pada fase meliputi instalasi server IPPBX, konfigurasi server IPPBX dan konfigurasi user. Pembahasan lebih dalam pada fase ini dibahas pada bab 4 subbab 4.4. 5. Monitoring Yang termasuk dalam fase monitoring adalah proses pengujian. Aktifitas pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian konektifitas
62
end to end dengan mengamati bandwidth, echo test dan call test. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan perbandingan biaya jika menggunakan IPPBX dibanding PBX konvensional. Pembahasan lebih dalam pada fase ini dibahas pada bab 4 subbab 4.5. 6. Management Aktifitas perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan dikategorikan pada fase ini. Karena proses manajemen sejalan dengan pemeliharaan yang terdiri dari pemberian password admin, manajemen user dan update freepbx. Sehingga akan menjamin fleksibilitas dan kemudahan pengelolaan dan pengembangan IPPBX di masa yang akan datang. Pada penelitian ini, penulis hanya membahas sampai tahap monitoring. Karena untuk tahap manajemen secara keseluruhan merupakan wewenang PT. Transnetwork Communication Asia. Hal tersebut dapat dilihat pada bab 4 subbab 4.6.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses penerapan Internet Protocol Private Branch Exchange dengan menggunakan Session Iintiation Protocol sebagai media telekomunikasi. Dalam hal ini, yang menjadi fokus adalah pembagian nomor ekstensi kepada tiap user serta konfigurasi trunk, outbound route, dan inbound route pada freepbx agar server IPPBX dapat berkomunikasi dengan server voiprakyat sehingga komunikasi yang dihasilkan menjadi lebih kompleks. 4.1
Analysis Pada fase ini penulis akan membaginya ke dalam empat tahapan yaitu sebagai berikut: 4.1.1 Identify PT. Transnetwork Communication Asia memiliki Private Branch Exchange konvensional sebagai media komunikasi, karena menggunakan telepon konvensional tentunya biaya komunikasi menjadi tidak murah apalagi jika yang menggunakan fasilitas PBX tidak hanya satu atau beberapa orang melainkan banyak orang sehingga biaya komunikasi menjadi membengkak, Selain itu biaya komunikasi yang membengkak juga ditentukan oleh lokasi yang
63
64 ditelepon, semakin jauh lokasinya maka semakin besar juga biaya yang dikenakan.
4.1.2 Understand Dari hasil identifikasi permasalahan yang terdapat pada PT. Transnetwork Communication Asia tersebut maka dibutuhkan suatu teknologi yang dapat menekan biaya komunikasi menjadi minim serta teknologi tersebut tidak hanya dapat terhubung dengan satu lingkungan perusahaan atau universitas sehingga komunikasi yang dihasilkan menjadi lebih kompleks. 4.1.3 Analyze (Menganalisa Elemen Sistem) Hasil analisis yang penulis telah lakukan yaitu penulis akan membangun server IPPBX sebagai Private Branch Exchange yang berjalan pada VoIP dimana pada implementasinya, IPPBX tersebut akan terhubung dengan salah satu VoIP provider sehingga memungkinkan komunikasi yang murah dan lebih kompleks, dimana user yang terhubung dengan IPPBX dapat menghubungi voiprakyat dan sebaliknya user pada voiprakyat juga dapat menghubungi user yang terhubung dengan server IPPBX. 4.1.4 Report (Melaporkan Hasil Analisis) Tahap akhir dari fase analysis report yaitu laporan dari rincian komponen spesifikasi sistem yang akan dibangun, spesifikasi
65 perangkat lunak dan perangkat keras dapat dilihat pada table 4.1 dan table 4.2. 1. Spesifikasi Software Tabel 4. 1 Spesifikasi Software No
Software
Keterangan
1.
Ubuntu 9.10 Server
Sistem Operasi untuk Server Inti dari sistem IP PBX. Segala
2.
Asterisk 1.6.2.2
pengaturan
3.
Apache 2.2.12
digunakan terdapat pada Asterisk. Web server
4.
My SQL 5.1.30
5.
Free PBX 2.7.0.
6.
Web Browser
7.
Net Meter
8.
X-Lite
dan
modul
yang
Database server Antar muka (interface) pengaturan Asterisk Untuk menampilkan
halaman
FreePBX karena pengaturan pada FreePBX berbasis web. Menghitung besarnya bandwidth yang terpakai. Soft phone
2. Spesifikasi Kebutuhan Hardware Tabel 4. 2 Spesifikasi Hardware NO 1
Perangkat Kabel UTP
Jumlah 4
Keterangan / Spesifikasi Kabel UTP yang
2
Switch
1
digunakan yaitu straight Allied Telesis FSW708
3
Server
1
Notebook Lenovo G-410
66 • Intel Pentium Dual Core T2390 @1,86 GHz • Harddisk 320 GB • Memory RAM 1 GB • VGA Onboard 256 MB 4
Client
1
• Monitor 14” Notebook Lenovo Thinkpad • Intel Centrino Core 2 duo • Hardisk 2,5" SATA 160 GB • Memory RAM 1,5 GB • Graphical Processing Unit
5 4.2
IP Phone
1
Intel GMA 950 Linksys SPA942
Design Pada tahap ini, penulis merancang bentuk topologi jaringan IPPBX yang akan dibangun. IPPBX yang akan dibuat terhubung dengan jaringan internet untuk dapat membuat koneksi dengan VoIP Provider. Tiap user baik berupa IPPhone ataupun PC yang di-install softphone akan terhubung dengan IP PBX melalui Switch.
67
Gambar 4. 1 Topologi Jaringan
4.3
Simulation Prototyping (Simulasi Sistem) Pada tahap ini penulis akan membangun simulasi dari sistem Internet Protocol
Private
menggunakan
Branch
simulator.
Exchange Penulis
yang
akan
dibangun
menggunakan
simulator
dengan untuk
menstimulasi jaringan yang akan dibangun sebagai prototype simulasi karena dapat merepresentrasikan sistem yang berjalan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan Ixchariot sebagai simulator. Selain itu, alasan penulis menggunakan Ixchariot sebagai simulator karena simulator ini dapat menguji kelayakan suatu resource jaringan yang akan digunakan untuk VoIP dengan parameter QoS VoIP yang dihitung adalah throughput, MOS, delay, lost data dan jitter berdasarkan codec yang dipakai.
68 Jalankan aplikasi Ixchariot.
Gambar 4. 2 Tampilan Ixchariot
Klik button Design yang ada di menu sebelah kiri Ixchariot, maka akan muncul menu Visual Test Designer.
Gambar 4. 3 Visual Test Designer
Pertama-tama buat simulasi endpoint atau end user terlebih dahulu yang ingin diuji coba, klik icon endpoint yang berada pada bagian kanan Ixchariot.
69
Gambar 4. 4 Letak Icon Endpoint
Selanjutnya akan muncul menu Create A Endpoint. Masukkan IP Address dari PC yang ingin di uji dengan mengetikkan IP Address pada field Network address, lalu klik OK.
Gambar 4. 5 Create an Endpoint
Maka akan tampak gambar PC beserta IP Addressnya.
70
Gambar 4. 6 Satu Endpoint telah selesai dibuat
Buat endpoint selanjutnya, sebagai lawan bicara. Klik icon endpoint dan masukkan IP Address dari endpoint yang akan diuji coba.
Gambar 4. 7 Create an Endpoint untuk PC 2
Selanjutnya pilih konektor yang akan menghubungkan enduser satu dengan lainnya, karena yang diuji adalah VoIP maka pilih icon VoIP Connector yang ada pada bagian kanan Ixchariot.
71
Gambar 4. 8 Letak Icon VoIP Connector
Pilih codec yang digunakan, karena codec yang akan digunakan pada IPPBX yang akan dibuat adalah G.711 maka pada field Codec pilih G.711u (64 kbps). Sedangkan, pada field Service quality pilih VoIPQoS. Lalu klik OK.
Gambar 4. 9 Create a VoIP Connector
Pada simulator ini dicontohkan dua pc yang seolah-olah sedang melakukan panggilan dengan pc lainnya.
72
Gambar 4. 10 Simulasi Topologi
Setelah desain topologi selesai dibuat, klik File yang ada pada toolbar Ixchariot lalu klik Export to Ixchariot Test untuk mengkonversi desain menjadi file Ixchariot Test yang dapat di-running nantinya.
Gambar 4. 11 Export to Ixchariot Test
73 Tentukan lokasi penyimpanan file Ixchariot Test lalu klik Save.
Gambar 4. 12 Save File Ixchariot yang Sudah Diexport
Selanjutnya pada masing-masing PC yang akan dites kelayakannya, eksekusi file endpoint dengan mengklik dua kali file endpoint.exe.
Gambar 4. 13 Eksekusi File Endpoint
74 Selanjutnya buka menu utama Ixchariot lalu klik File > Open untuk membuka file Ixchariot Test yang sebelumnya telah disimpan.
Gambar 4. 14 Membuka File Eksekusi Ixchariot
Pilih file Ixchariot yang sebelumnya telah dikonvert dan disimpan. Klik Open.
Gambar 4. 15 Lokasi File Ixchariot
75 Lalu setelah program Ixchariot di jalankan, klik tab Troughput maka akan terlihat besarnya throughput atau bandwidth yang dipakai ketika dua pc tersebut sedang melakukan percakapan. Karena codec yang digunakan adalah G.711 maka besarnya bandwidth yang terpakai adalah 64 Kbps.
Gambar 4. 16 Throughput
76 Selanjutnya yang ditampilkan adalah MOS (Mean Opinion Score). Rating MOS berkisar dari 1 sampai 5. Pada simulator diperlihatkan nilai rating MOS adalah 4,38 berarti masih dalam klasifikasi Good (Perceptible but not annoying), artinya kemungkinan suara yang dihasilkan masih dapat terdengar dengan jelas.
Gambar 4. 17 MOS
77 Selanjutnya pada tab One Way Delay Ixchariot menampilkan besarnya delay. Pada tampilan One Way Delay Average (ms) tertulis besarnya kemungkinan terjadi delay adalah 0.
Gambar 4. 18 Delay
78
Selanjutnya QoS yang ditampilkan adalah lost data. Klik tab Lost data maka akan terlihat field Bytes Lost from E1 to E2 sebesar 0. Dari tampilan tersebut dapat disimpulkan jika VoIP dibangun pada jaringan ini, maka besarnya paket yang hilang kemungkinannya adalah 0 persen.
Gambar 4. 19 Lost Data
79 Terakhir adalah jitter, klik tab Jitter pada Ixchariot lalu pada tab pada Ixchariot pada field Jitter (delay variation) Maximum (ms) tertulis kemungkinan terjadi jitter yang muncul maximum 4 milisecond.
Gambar 4. 20 Jitter 4.4
Implementation 4.4.1 Instalasi Server 4.4.1.2 Instalasi Ubuntu Pada proses instalasi ubuntu ada beberapa proses yaitu: Booting dengan first boot dari CD Room. Saat pertama kali komputer dinyalakan masuk ke menu BIOS, kemudian rubah prioritas boot ke drive DVD. Pastikan installer Linux telah
80 dimasukkan ke dalam DVD-ROM setelah itu pilih exit and save change. Jika benar akan ada tampilan yang meminta pemilihan bahasa instalasi Ubuntu. Pada instalasi ini digunakan bahasa Inggris.
Gambar 4. 21 Pemilihan Bahasa Instalasi Setelah selesai loading akan ada tampilan awal Instalasi, terdapat beberapa pilihan instalasi: a. Untuk mencoba ubuntu tanpa instalasi maka pilih “Try Ubuntu without any change to your computer”. b. Untuk melakukan instalasi pada mode grafis (jika VGA card, monitor, dan mouse kompatibel dengan Ubuntu) maka pilih “Install Ubuntu”.
81 c. Instalasi dapat dilakukan pada mode teks. Proses instalasi akan berjalan lebih cepat pada mode teks. Untuk melakukan instalasi pada mode teks pilih “Install Ubuntu in Text Mode”. Pada proses instalasi penulis memilih instalasi pada mode grafis, pilih “Install ubuntu” dengan menggunakan tombol panah lalu tekan “enter” pada keyboard.
Gambar 4. 22 Install Ubuntu
Pada proses selanjutnya yaitu language selection. Pilih bahasa yang dipahami diantara pilihan yang disediakan. Pada proses ini bahasa yang dipilih adalah English.
82
Gambar 4. 23 Language Selection
Proses selanjutnya yaitu time zone selection. Pada proses ini karena server berlokasi dijakarta maka pilihlah Asia/Jakarta. Klik Forward.
Gambar 4. 24 Time Zone Selection
83 Keyboard Configuration. Pilih jenis keyboard yang sesuai, yang default adalah USA, maka tidak perlu melakukan perubahan apapun klik Forward.
Gambar 4. 25 Keyboard Configuration
Disk Partitioning Setup. Jika hardisk dapat terdeteksi maka akan muncul dua pilihan. a. Erase and use the entire disk b. Specify partitions manually (advanced) Pilihan pertama akan menghapus partisi yang dipilih dan akan menciptakan layout partisi secara otomatis. Sedangkan pilihan kedua akan memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk menentukan pilihan layout partisi. Penulis
84 memilih pilihan kedua yaitu Specify partitions manually (advanced). Setelah itu proses Disk Setup. Disk Druid akan menampilkan informasi tabel partisi. Jumlah, ukuran, dan format partisi ditentukan sendiri oleh pengguna.
Gambar 4. 26 Disk Setup
Ubuntu memerlukan sekurang-kurangnya 2 partisi yaitu: a. Partisi /(root) untuk file-file Ubuntu. b. Partisi Swap untuk memori virtual Mula-mula membuat partisi /(root). Klik button add lalu akan muncul menu Create a new partition terdapat
85 beberapa field pada field Type for the new partition pilih Primary. Pada field New partition size in megabytes (1000000 bytes) masukkan space hardisk minimal 6 MB. Masukkan field Use as dengan Ext4 journaling file system dan field Mount point dengan / lalu klik OK.
Gambar 4. 27 Membuat Partisi Root
Lalu buat partisi Swap. Klik button add lalu akan muncul menu Create a new partition terdapat beberapa field pada field Type for the new partition pilih Logical. Pada field New partition size in megabytes (1000000 bytes) masukkan space yang dibutuhkan untuk memori virtual linux pada kali ini diberikan space 2089. Masukkan field Use as dengan swap area lalu klik OK.
86
Gambar 4. 28 Membuat Partisi Swap
Selanjutnya proses pemberian username dan password. Pada field What is your name? isi dengan nama yang diinginkan, pada field What name do you want to use to log in? isi dengan nama user yang akan digunakan untuk log-in, pada field Choose a password to keep your account safe isi dengan password yang diinginkan, field What is the name of this computer isi dengan nama yang diinginkan sebagai identitas komputer jika komputer terhubung dengan jaringan. Terakhir ada 3 pilihan. Pilihan pertama log in automatically jika ingin memulai ubuntu tanpa harus login terlebih dahulu. Pilihan kedua Require my password to log in jika ingin masuk ke ubuntu melalui proses log in. Selanjutnya pada pilihan ketiga digunakan jika user ingin masuk ke ubuntu dengan melalui proses login serta permintaan password pada direktori home. setelah itu klik forward.
87
Gambar 4. 29 Pemberian Username dan Password
Sebelum
proses
instalasi
dimulai
Ubuntu
akan
mengkonfirmasi konfigurasi yang telah diberikan. Jika semua konfigurasi benar maka klik Install.
88
Gambar 4. 30 Konfirmasi Proses Instalasi
Proses instalasi dimulai. Setelah proses Instalasi selesai komputer akan reboot dan Ubuntu dapat digunakan.
Gambar 4. 31 Instalasi Ubuntu
89 4.4.1.2 Konfigurasi IP Buka aplikasi terminal dengan mengklik Application > Accessories > Terminal.
Gambar 4. 32 Letak Aplikasi Terminal
Maka akan terlihat jendela terminal. Pemberian alamat IP dapat dilakukan dengan perintah ifconfig eth0 up dan tekan “enter”. Setelah itu ketikkan ifconfig eth0 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0 dan tekan “enter”.
Gambar 4. 33 Pemberian IP Address
90 Setelah perintah untuk memasang IP dijalankan, pada komputer sekarang telah terpasang nomor IP:192.168.1.2. untuk mengecek keberhasilan pemasangan IP, gunakan perintah ifconfig dengan menentukan eth0-nya.
Gambar 4. 34 Cek IP Address Ubuntu
4.4.1.3 Instalasi Asterisk dan FreePBX 1. Download serta Instalasi Paket yang Dibutuhkan Buka aplikasi terminal. Arahkan source list ke http://archive.ubuntu.com
dengan
mengaktifkan
mirror
tersebut. Edit file sorce list dengan mengetikkan perintah : sudo gedit /etc/apt/sources.list
Pada konfigurasi yang ada, matikan CD ROM dengan memberikan # di depannya. Selanjutnya, ubah semua mirror dengan menghilangkan setiap kata “id”.
91
Gambar 4. 35 File Source List yang Telah Diubah
Sebelum melakukan kompilasi untuk Asterisk, lakukan pemeriksaan paket-paket dasar yang dibutuhkan oleh asterisk harus sudah ter-install sebelum, meng-install Asterisk, yaitu: gcc,
make, bison, libncurses5-dev, libssl-dev dan lain
sebagainya. Cara melakukan pemeriksaan adalah dengan mengetikkan perintah dpkg –l |grep nama paket pada konsol sebagai contoh: #dpkg #dpkg #dpkg #dpkg #dpkg
–l –l –l –l –l
|grep |grep |grep |grep |grep
gcc make bison libncurses5-dev libssl-dev
92 Jika setelah pemeriksaan tampilan layar seperti dibawah ini:
Gambar 4. 36 Tampilan Terminal ketika Paket Sudah Terinstal pada Ubuntu Maka paket sudah terinstal pada Linux. Tetapi jika tidak ada respon apapun berarti paket belum diinstal pada Ubuntu. Lakukan instalasi dengan mengetikkan apt-get install nama paket. Selain paket tersebut ada paket-paket tambahan lainnya yang diperlukan Asterisk dan FreePBX, langkahlangkahnya: Pertama install OpenSSH yang digunakan untuk komunikasi dari PC lainnya menggunakan SSH. sudo apt-get install libssl-dev ssh
Setelah itu, kita meng-install library. sudo apt-get install gcc make g++
93 Lihat versi kernel yang telah ter-install pada Ubuntu dengan mengetikkan uname –a. Setelah menjalankan perintah uname, maka akan terlihat tampilan seperti berikut:
Gambar 4. 37 Versi Kernel yang Terinstal
Setelah itu cari header, images dan source. untuk kernel. apt-cache search 2.6.31
Lalu install headers, images dan source untuk kernel yang nantinya dibutuhkan untuk kompilasi zaptel. sudo apt-get install linux-headers-2.6.31-14generic linux-image-2.6.31-14-generic linuxsource-2.6.31
Setelah itu install aplikasi selanjutnya yaitu nmap yang dibutuhkan untuk menunjukkan port apa saja yang terbuka pada sistem linux, lynx untuk melihat website dari CLI. sudo apt-get install nmap lynx
Berikutnya install festival karena festival sangat penting untuk membuat AGI dengan asterisk dan bahasa pemrograman lainnya. sudo apt-get install festival festival-dev
94 Lalu install library yang dibutuhkan asterisk. sudo apt-get install ncurses-base ncurses-bin ncurses-term libncurses5 libncursesw5 libncurses5-dev libncursesw5-dev sudo apt-get install zlib1g zlib1g-dev
Install juga library yang dibutuhkan oleh FreePBX sudo apt-get install bison bison-doc sudo apt-get install libxml2 libxml2-dev sudo apt-get install libtiff4 libtiff4-dev
Install library yang dibutuhkan untuk memproses suara. sudo apt-get install libasound2 libgsm1 libltdl3 libpq4 libspeex1 libsqlite0 libtonezone1 libaudiofile0 libaudiofile-dev
Selanjutnya meng-install flex untuk driver Sangoma Card. sudo apt-get install flex
Install library selanjutnya yang diperlukan untuk dokumentasi Asterisk dan untuk meng-install versi terbaru dari Asterisk dan FreePBX. sudo apt-get install subversion curl doxygen
Install library yang dibutuhkan oleh FreePBX. sudo apt-get install libnet-telnet-perl mimeconstruct libipc-signal-perl libmime-types-perl libproc-waitstat-perl
95 Install Apache web server yang digunakan untuk untuk mengakses FreePBX GUI. sudo apt-get install apache2
Juga library PHP yang dibutuhkan oleh FreePBX. sudo apt-get install php5 php5-cli php5-mysql php-pear libapache2-mod-php5 php5-curl php5-gd php-db
Selanjutnya install MySQL Database server untuk mengatur informasi CDR dan konfigurasi asterisk dari FreePBX. sudo apt-get install mysql-client-5.0 server-5.0 libmysqlclient15-dev
mysql-
Setelah menginstall MySQL maka secara otomatis MySQL akan meminta input password root untuk MySQL. Masukkan password root lalu tekan enter pada keyboard. 2. Download, compiling Paket-Paket Asterisk dan FreePBX serta perubahan beberapa password default Langkah kedua dari Instalasi Asterisk dan FreePBX adalah membuat folder baru untuk meletakkan paket-paket Asterisk yang akan di-download. mkdir ~/asterisk cd asterisk
96 Selanjutnya file yang nantinya akan di-download akan disimpan pada folder asterisk pada direktori root yang telah dibuat. Langkah pertama adalah download asterisk-perl. Modul ini berfungsi untuk memproses konfigurasi Asterisk. wget http://www.cpan.org/modules/bycategory/25_Bundles/Asterisk/asterisk-perl0.10.tar.gz
Download file selanjutnya dibutuhkan yaitu untuk mengontrol mp3 dan file suara lainnya seperti file GSM, Ulaw, alaw dan sebagainya. wget http://superbeast.dl.sourceforge.net/sourceforge/sox/sox14.3.0.tar.gz
wget http://easynews.dl.sourceforge.net/sourceforge/ lame/lame-3.97.tar.gz
Download paket FreePBX yang ada pada main application
yang
berfungsi
untuk
mengkonfigurasikan
asterisk menggunakan web navigator. wget http://easynews.dl.sourceforge.net/sourceforge /amportal/freepbx-2.7.0.tar.gz
Download paket asterisk.
97 wget http://downloads.digium.com/pub/asterisk/relea ses/asterisk-1.4.20.tar.gz
Download paket zaptel, libpri dan asterisk addons. wget http://downloads.digium.com/pub/zaptel/release s/zaptel-1.4.5.1.tar.gz
wget http://downloads.digium.com/pub/libpri/release s/libpri-1.4.10.2.tar.gz
wget http://downloads.digium.com/pub/asterisk/relea ses/asterisk-addons-1.4.4.tar.gz
Selanjutnya download suara-suara dalam bahasa inggris untuk asterisk. wget http://downloads.digium.com/pub/telephony/soun ds/asterisk-core-sounds-en-ulaw-current.tar.gz
wget http://downloads.digium.com/pub/telephony/soun ds/asterisk-extra-sounds-en-ulawcurrent.tar.gz wget http://downloads.digium.com/pub/telephony/soun ds/asterisk-moh-freeplay-ulaw-current.tar.gz
Setelah itu masuk ke direktori /usr/src. cd /usr/src
Ekstrak, compile dan install paket lame.
98 sudo tar –zxvf ~/asterisk/lame-3.97.tar.gz cd lame-3.97 sudo ./configure –prefix=/usr –sysconfdir=/etc sudo make && sudo make install
Ekstrak paket sox dan install library ini yang digunakan untuk memproses file multimedia. cd /usr/src sudo tar –zxvf ~/asterisk/sox-14.3.0.tar.gz cd sox-14.3.0 sudo ./configure sudo make sudo make install
Selanjutnya kita akan menginstall Asterisk-Perl untuk memproses Asterisk File Configiuration cd /usr/src sudo tar –zxvf ~/asterisk/asterisk-perl0.10.tar.gz cd asterisk-perl-0.10 sudo perl Makefile.PL sudo make all sudo make install
Ekstrak FreePBX. cd /usr/src sudo tar –zxvf ~/asterisk/freepbx-2.7.0.tar.gz cd freepbx-2.7.0
Selanjutnya, memulai instalasi database asterisk dalam MySQL. Pertama-tama akses CLI MySQL, masukkan root password. Ketikkan mysql –u root –p lalu tekan enter pada keyboard. Ketikkan: mysql –u root –p
99 Setelah itu masukkan password yang baru dan tekan “enter” pada key board. Jika login sukses, maka akan terdapat tampilan mysql >.
Gambar 4. 38 Akses Mysql Sebagai root Selanjutnya membuat user asterisk untuk MySQL. grant all privileges on *.* to asterisk@localhost identified by “4st3r1sk”; flush privileges; exit
Setelah mengeksekusi perintah exit pada MySQL maka akses CLI MySQL telah ditutup. Setelah itu, masuk ke MySQL dengan user asterisk yang telah dibuat sebelumnya. mysql –u asterisk –p
Buat
database
asteriskcdrdb
dan
asterisk
yang
digunakan untuk konfigurasi asterisk dan informasi CDR. create database asteriskcdrdb; create database asterisk; exit
Dumping skema database yang ada pada folder SQL yang terletak pada direktori instalasi FreePBX.
100 mysql –u asterisk –p asterisk < /usr/src/freepbx-2.7.0/SQL/newinstall.sql mysql –u asterisk –p asteriskcdrdb < /usr/src/freepbx-2.7.0/SQL/cdr_mysql_table.sql
Maka MySQL telah selesai dikonfigurasi. Setelah itu buat user
baru
asterisk
pada ubuntu dan
tentukan
passwordnya. sudo groupadd asterisk sudo useradd –c “PBX asterisk” /var/lib/asterisk –g asterisk asterisk sudo passwd asterisk
–d
Buat direktori asterisk pada direktori /var/run/ yang nantinya akan digunakan untuk tempat penyimpanan Asterisk PID dan Asterisk Run. sudo mkdir /var/run/asterisk sudo chown asterisk:asterisk /var/run/asterisk
Tambahkan asterisk user pada apache. sudo gedit /etc/group www-data:x:33:asterisk
lalu save and quit. Cari letak file konfigurasi apache dengan menggunakan perintah: find /etc/apache2/ -type f|xargs grep Group
Edit File apache2.conf yang ada pada direktori /etc/apache2/apache.conf.
101 sudo gedit /etc/apache2/apache2.conf
Selanjutnya ubah default user untuk apache dengan asterisk user. User ${APACHE_RUN_USER} Group ${APACHE_RUN_GROUP}
Diubah menjadi User asterisk Group asterisk
Lalu save dan quit. Eksekusi command berikut ini untuk mengubah permission dari php lib session. sudo chown -R asterisk /var/lib/php5
Edit file konfigurasi php dan ubah properties php menjadi seperti berikut ini: sudo gedit /etc/php5/apache2/php.ini upload_max_filesize = 32M max_execution_time = 120 max_input_time = 120
Buat direktori asterisk pada /usr/src. sudo mkdir /usr/src/asterisk
Masuk ke direktori /usr/src/asterisk yang telah dibuat. cd /usr/src/asterisk
Ekstrak library libpri. sudo tar zxvf ~/asterisk/libpri-1.4.1.tar.gz
102 Ekstrak library zaptel sudo tar zxvf ~/asterisk/zaptel-1.4.5.1.tar.gz
Ekstrak file asterisk sudo tar zxvf ~/asterisk/asterisk-1.4.20.tar.gz
Ekstrak asterisk AddOns sudo tar zxvf 1.4.4.tar.gz
~/asterisk/asterisk-addons-
Ekstrak asterisk sound sudo mkdir asterisk-sounds cd asterisk-sounds sudo tar zxvf ~/asterisk/asterisk-core-soundsen-ulaw-current.tar.gz sudo tar zxvf ~/asterisk/asterisk-extra-soundsen-ulaw-current.tar.gz sudo tar zxvf ~/asterisk/asterisk-moh-freeplayulaw.tar.gz
Compile library libpri cd /usr/src/asterisk/libpri-1.4.1 sudo make & sudo make install
Compile driver Zaptel untuk asterisk cd /usr/src/asterisk/zaptel-1.4.5.1 sudo make clean sudo make sudo make install sudo make config
Meng-compile asterisk
103 cd /usr/src/asterisk/asterisk-1.6.2.2 sudo make clean sudo make sudo make install sudo make samples sudo make progdocs
Meng-compile asterisk addons cd /usr/src/asterisk/asterisk-addons-1.4.5.1 sudo make sudo make install
Copy asterisk sound ke dalam direktori default asterisk sound sudo cp –rf /usr/src/asterisk/asterisksound/* /var/lib/asterisk/sounds/
Restart apache web server sudo /etc/init.d/apache2 restart
Edit file konfigurasi asterisk. sudo gedit /etc/asterisk/asterisk.conf
Ubah baris berikut: RUNASTERISK=/var/run
Menjadi RUNASTERISK=/var/run/asterisk
Ubah user pada /var/run/asterisk sudo chown –R asterisk:asterisk /var/run/asterisk
104 Start asterisk sebelum memulai instalasi FreePBX, jika tidak maka FreePBX tidak akan bisa di-instal. sudo asterisk start
Periksa apakah asterisk telah dihidupkan ps aux | grep asterisk
Jika asterisk telah dihidupkan maka akan muncul tampilan seperti ini
Masuk ke dalam direktori FreePBX cd /usr/src/freepbx-2.7.0/
Buat direktori asterisk baru pada /var/www sudo sudo sudo sudo
mkdir /var/www/asterisk mkdir /var/www/asterisk/cgi-bin chown asterisk:asterisk /var/www/asterisk ./install_amp
Setelah mengeksekusi install_amp, maka akan ada sejumlah requst untuk merubah password default yang ada pada MySQL asteriskuser, Asterisk Manager Interface dan FOP (Flash Operation Panel). Pertama-tama akan me-request database user MySQL untuk dapat berhubungan dengan asterisk. Database user asterisk default adalah asteriskuser. Demi meningkatkan keamanan, ubah database tersebut menjadi asterisk.
105 [asteriskuser] asterisk
Setelah itu masukkan password user mysql. Password default adalah amp109, diubah menjadi 4st3r1sk. Password dimasukkan untuk terhubung ke database asterisk. [amp109] 4st3r1sk
Masukkan nama server database. jika database server merupakan server yang tidak berada pada localhost maka masukkan IP address atau domain name. Masukkan hostname dari database asterisk. [localhost] localhost
Selanjutnya username untuk mengakses Asterisk Manager Interface. Username digunakan
untuk dapat
terhubung ke Asterisk Manager Interface. Username default adalah admin, diubah menjadi asterisk. [admin] asterisk
Masukkan password baru untuk dapat terhubung ke Asterisk Manager Interface. Password default adalah amp111, untuk alasan security, ubah password menjadi 4st3.r1sk [amp111] 4st3.r1sk
106 Masukkan path baru yang akan digunakan pada web root AMP [/var/www/html] /var/www/asterisk
Masukkan IP address atau hostname yang digunakan untuk mengakses web-admin AMP. [xx.xx.xx.xx] 192.168.1.2
Masukkan password untuk menampilkan call transfer dengan Flash Operator Panel. [password] asterisk
Gunakan
extension
admin
sederhana
untuk
memisahkan device dan user [extensions] extensions
Masukkan direktori yang digunakan untuk menyimpan skrip AMP yang executable. [var/lib/asterisk/bin] /var/lib/asterisk/bin
Masukkan direktori yang digunakan untuk menyimpan skrip super-user [/usr/local/sbin] /usr/local/sbin
107
Gambar 4. 39 Eksekusi ./install_amp
Buat direktori baru yaitu custom yang akan diletakkan pada direktori /var/lib/asterisk/sounds/ seperti berikut ini: sudo mkdir
/var/lib/asterisk/sounds/custom
Ubah privillage user pada direktori /var/lib/asterisk dengan mengetikkan perintah berikut: sudo chown /var/lib/asterisk/
–R
asterisk:asterisk
Langkah selanjutnya adalah menghentikan Asterisk yang sedang running. Ketikkan: ps aux | grep asterisk
108 Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini:
15306 adalah asterisk PID, PID ini dapat dihentikan dengan mengetikkan perintah sudo kill –s 9 15306
Buka file asterisk dengan menggunakan aplikasi gedit. sudo gedit /etc/default/asterisk
Tambahkan baris berikut jika baris ini tidak ada di dalam file. RUNASTERISK=yes
Setelah itu save dan quit file asterisk. Jalankan amportal untuk menghidupkan asterisk dan FOP server. sudo amportal start
Gambar 4. 40 Eksekusi Amportal Start
109 Verifikasi apakah asterisk sedang running sudo ps aux | grep asterisk
Jika asterisk telah running maka akan terlihat tampilan seperti berikut ini:
Gambar 4. 41 Tampilan Terminal Jika Asterisk Sudah Running
Buka web browser Mozilla firefox, masukkan IP address web server dan masukkan path freepbx. http://localhost/asterisk/admin/
4.4.2 Konfigurasi Server FreePBX digunakan untuk
mengatur
managemen asterisk
tanpa harus coding pada terminal Linux. Pada skripsi ini, halaman FreePBX dapat diakses dari komputer
lain
http://192.168.1.2/asterisk/admin/
dengan pada
mengetikkan web
browser.
Agar
konfigurasi yang dibuat segera disimpan oleh FreePBX maka setiap
110 kali selesai membuat konfigurasi klik link Apply Configuration Changes yang terletak di bagian atas halaman FreePBX
Gambar 4. 42 Apply Configuration Changes
Berikut ini adalah tampilan dari FreePBX:
Gambar 4. 43 Tampilan FreePBX
Pada FreePBX terdapat beberapa informasi mengenai Asterisk. Informasi yang disajikan yaitu: a. FreePBX Notice
111 Berisi mengenai info untuk update modul dan info jika terjadi sesuatu terhadap sistem.
Gambar 4. 44 FreePBX Notices
b. FreePBX Statistics Jika terdapat panggilan yang keluar atau pun masuk, jumlah user yang aktif, jumlah panggilan dan trunk maka diinformasikan pada bagian ini.
Gambar 4. 45 FreePBX Statistics
c. Uptime Uptime menampilkan informasi tentang berapa lamanya server IPPBX telah dihidupkan (System Uptime), berapa lama Asterisk
112 dihidupkan (Asterisk Uptime) dan berapa lama Asterisk aktif setelah reload terakhir dijalankan (Last Reload).
Gambar 4. 46 FreePBX Uptime
e. System Statistics Keterangan mengenai prosesor, memori, besarnya transfer rate diinformasikan pada bagian ini.
Gambar 4. 47 System Statistics
harddisk dan
113
f. Server Status Menampilkan informasi status dari IPPBX server.
Gambar 4. 48 Server Status 4.4.2.1 Pemberian Ektension Inti dari IPPBX adalah menambahkan eksetensiekstensi kepada setiap user. Extension merupakan data account yang akan digunakan oleh user agar terhubung dengan IP PBX ini. Extension disini adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan user dari IP PBX ini. Pemberian ekstension ini dapat dilakukan dengan cara mengklik tab setup dan pilih extensions.
114
Gambar 4. 49 Link Extensions
Pada bagian device terdapat beberapa pilihan device sesuai dengan protokol yang ingin digunakan. Karena sistem IPPBX yang akan dibangun menggunakan protokol SIP maka pilih Generic SIP Device setelah itu klik tombol submit pada layar FreePBX
Gambar 4. 50 Add an Extension
Setelah itu akan muncul menu Add SIP Extension. Menu Add SIP Extension digunakan untuk membuat atau
115 menambahkan user. Pada menu Add SIP Extension ini, perubahan dilakukan pada bagian Add Extension dan Device Option. Pada bagian Add Extension Isi Field User Extension dengan nomor ekstensi yang akan kita berikan kepada user tersebut, sedangkan pada field Display Name tuliskan nama orang tersebut, atau nama sebuah departemen jika sedang mensetup ekstensi kantor. CID Num Alias diisi jika user tersebut mengaktifkan fitur Follow Me. Nomor ekstensi pada fitur Follow Me ini akan dimasukkan ke CID Num Alias, jika ternyata user memiliki nomor lain yang dapat dihubungi pada nomor ekstensi tersebut maka isi pada field SIP Alias.
Gambar 4. 51 Add SIP Extension Selanjutnya pada bagian Device Options terdapat field secret dan dmtfmode. Pada field secret isi dengan password yang diperlukan ketika SIP client pada nomer ekstensi
116 tersebut melakukan autentikasi dengan server IPPBX, sedangkan pada field dmtfmode tidak perlu dibuat perubahan.
Gambar 4. 52 Device Option
Bagian Assigned DID/CID dikosongkan saja.
Gambar 4. 53 Assigned DID/CID
Pada bagian Recording Incoming dan Outgoing diganti menjadi always maksudnya agar setiap ada panggilan yang masuk atau panggilan yang keluar dapat terekam oleh server. Jika pilihan recording incoming dan outgoing yang dipih adalah demand berarti panggilan masuk atau keluar hanya dapat direkam jika menekan *1 selain itu konfigurasi pada general settings bagian Asterisk Dial command options
117 ditambahkan parameter ww. Rekaman yang sudah dibuat dapat didengar dengan cara mengklik link play pada voicemail.
Gambar 4. 54 Recording Options
Jika ingin mengaktifkan fitur voicemail pada user maka pada bagian Voicemail & Directory, ubah status menjadi enable. Voicemail Password digunakan untuk authentikasi user jika ingin mengakses voicemail pada web browser. Email address digunakan untuk mengirim pesan voicemail ke alamat email user, isi dengan email user yang bersangkutan. Pager
Email
Address
digunakan
hanya
sebagai
pemberitahuan bahwa voicemail telah tersedia. Play CID digunakan untuk pemberitahuan kepada user, Play Envelope digunakan untuk memberitahukan tanggal dan waktu, delete Vmail digunakan untuk menghapus pesan voicemail apabila sudah dikirim ke email secara otomatis. Pilih yes pada email attachment namun pilih no untuk play CID, Play Envelope dan delete Vmail dengan tujuan agar tidak membebani
118 ukuran file yang dikirim ke user. Field VM Option berfungsi untuk mengkonfigurasi maksimal pesan pada voicemail. VM context isi dengan default.
Gambar 4. 55 Voicemail & Directory
Bagian VmX Locater dikosongkan. VmX locater digunakan untuk konfigurasi
jika panggilan yang dituju
sedang tidak aktif atau sibuk maka panggilan tersebut dapat dialihkan dengan menekan tombol 0, 1 atau 2 pada softphone.
119
Gambar 4. 56 VmX Locater
Setelah semua data yang diperlukan telah dimasukkan maka klik submit maka pada bagian kanan akan terdapat daftar ekstensi yang telah dimasukkan.
Gambar 4. 57 Daftar Extensions
4.4.2.2 Trunks Merupakan data account yang akan digunakan IP PBX untuk menghubungi VoIP Provider. Trunk adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan server atau VoIP provider lain yang akan dihubungi oleh IP PBX ini. VoIP
120 Provider lain yang terhubung ke sistem IPPBX adalah www.voiprakyat.or.id. IPPBX yang akan dibuat akan membagikan nomor VoIP yang didapat dari voiprakyat.or.id ke sejumlah user yang terhubung ke IPPBX. Setelah mendapat nomor dan password dari VoIP rakyat maka informasi alamat voiprakyat, username dan password ini dimasukkan pada Trunks. Pemberian Trunks dapat dilakukan dengan cara mengklik tab Setup lalu pada menu Basic klik Trunks.
Gambar 4. 58 Link Trunks Setelah itu akan muncul menu Add a Trunk. Pada menu Add a Trunk terdapat beberapa option. Karena protokol IPPBX yang digunakan adalah SIP maka pilih option Add SIP Trunk.
121
Gambar 4. 59 Add a Trunk
Terdapat beberapa pilihan submenu yaitu Outgoing Setting, Incoming Setting dan Registration. Perubahan hanya dilakukan pada submenu Outgoing Setting dan Registration. Pada bagian General Settings filed yang diubah hanya field Trunks Description dan Outbound Caller ID. Trunks Description dapat diisi dengan nama yang mendeskripsikan trunk tersebut, pada kasus ini isi Trunk Description dengan voiprakyat.or.id lalu. Outbound Caller ID berguna untuk merutekan user ketika melakukan panggilan keluar, ketika melakukan panggilan keluar maka user akan dikenali sebagai nomor id yang diberikan oleh VoIP Provider, pada kasus ini nomornya adalah 111716. CID Options digunakan untuk menyaring CID apa saja yang boleh melewati trunk ini. Maximum Channels digunakan untuk mengontrol jumlah maksimum channel yang dapat melakukan panggilan masuk
122 ataupun panggilan keluar pada trunk ini. Apabila Disable Trunk diaktifkan artinya trunk ini dinonaktifkan, termasuk route yang menggunakan trunk ini juga dinonaktifkan. Jika Monitor Trunk Failures diaktifkan maka setiap ada kegagalan dalam trunk akan dikirim pemberitahuan berupa report, log atau email untuk ke administrator.
Gambar 4. 60 General Setting Trunk
Pada bagian Outgoing Dial Rules tidak perlu diberikan perubahan. Bagian Outgoing Dial Rules terdiri dari field Dial Rules, Dial Rules Wizard dan Outbound Dial Prefix. Dial Rules sangat berpengaruh, modul ini berguna untuk membuat pola panggilan seperti menambahkan atau menghapus awalan nomor yang dituju. Pola yang dibuat harus disertai “+” atau “|” karena kalau tidak, pattern yang dibuat tidak terbaca oleh FreePBX. Aturan dial rules sebagai berikut:
123 1. X - berupa digit dari 0 sampai 9. 2. Z - berupa digit dari 1 sampai 9. 3. N – dapat dipasangkan dengan angka berapapun. 4. [1237-9] – cocok dengan digit atau huruf apapun. 5. . - wildcard, bisa dipasangkan dengan satu atau lebih karakter (namun tidak bisa diletakkan sebelum | atau +) 6. | - menghilangkan awalan dial dari suatu nomor ketika sudah melewati trunk (contohnya, 613|NXXXXXX akan sama dengan mendial 6135551234 tapi ketika dilewatkan ke trunk hanya akan dibaca sebagai 5551234. 7. + - menambahkan prefix dari nomor ketika sudah melewati trunk (contohnya men-dial 1613+NXXXXXX akan sama dengan mendial 5551234 dan ketika diarahkan ke trunk akan diabaca sebagai 16135551234. Selanjutnya adalah field Dial Rules Wizard yang berguna untuk membuat dial rules dengan cara yang cepat, pada dial rules wizard terdapat beberapa option untuk membuat pattern, baik itu manambahkan prefiks ataupun menghapus prefiks. Outbond Dial Prefix digunakan untuk memberikan awalan dial pada semua panggilan yang keluar.
124
Gambar 4. 61 Outgoing Dila Rules
Pada submenu Outgoing Setting. Isi field Trunk Name dengan nama server lain yang akan peering dengan server IPPBX. Selanjutnya adalah field PEER Details, peer detail ini digunakan untuk memasukkan konfigurasi untuk dapat peering dengan VoIP Provider. Pada penelitian ini terdapat beberapa konfigurasi default yang harus diisi yaitu host, username, secret, dan type. Host merupakan alamat provider yang akan dihubungkan diisi dengan voiprakyat.or.id. Username merupakan user id yang diberikan oleh provider voip/ server lain yang terhubung ke server IPPBX. Secret merupakan password yang diberikan oleh provider VoIP atau server lain yang terhubung ke server IPPBX. Dan type adalah jenis hubungan yang dilakukan antara IPPBX dengan server lain, defaultnya adalah peer. Pada bagian host diganti dengan voiprakyat.or.id, username dengan nomor telepon yang telah diberikan oleh voiprakyat.or.id, dan secret dengan password
125 yang diberikan oleh voiprakyat.or.id. Isi dari konfigurasi disesuaikan dengan ketentuan yang ada pada VoIP Provider, pada voiprakyat, konfigurasi lain yang ditambahkan adalah fromdomain=alamat VoIP Provider, fromuser= userid yang diberikan oleh provider VoIP, authuser=id yang diberikan provider VoIP, qualify=yes. canredirect=no, canreinvite=no , insecure=very,
disallow=all,
allow=ulaw&ilbc,
dtmfmode=rfc2833.
Gambar 4. 62 Outgoing Settings Sebelum Diubah
Ubah menjadi:
126
Gambar 4. 63 Outgoing Settings Sesudah Diubah
Pada submenu incoming setting dikosongkan saja karena voiprakyat mengirimkan DID saat incoming call.
Gambar 4. 64 Incoming Settings
Selanjutnya, pada field Registration terdapat field Register
String.
Register
String
digunakan
untuk
mendaftarkan sistem IPPBX ke VoIP provider yang akan
127 peering dengan server IPPBX. Masukkan string pada field Register String yang berisi username, password, serta alamat provider
VoIP
Provider
dengan
format
username:password@voipprovider.
Gambar 4. 65 Registration
Setelah semua telah selesai dikonfigurasi klik submit maka pada sisi kanan FreePBX akan muncul tampilan trunk yang telah dimasukkan.
Gambar 4. 66 Daftar Trunk
Untuk mengetahui trunk sudah terhubung ke server tujuan, dapat digunakan module Asterisk CLI pada menu Tools. Di module Asterisk CLI, ketikan perintah sip show
128 peers. Bila hasil prosesnya adalah OK untuk setiap trunk, maka interkoneksi freepbx dengan server VoIP tujuan telah sukses. 4.4.2.3 Outbound Routes Outbond routes merupakan aturan dial yang akan dimanfaatkan oleh extensions untuk menghubungi trunks. Penambahan outbound route dapat dilakukan dengan mengklik menu Setup lalu pada submenu Basic pilih Outbound Routes.
Gambar 4. 67 Link Outbond Routes
Selanjutnya akan muncul tampilan menu Add Route. Field yang diisi hanya field Route Name, Dial Patterns dan Trunk Sequence. Isi field Route Name dengan nama yang mendeskripsikan trunk, karena trunk yang digunakan adalah voiprakyat
maka
untuk
memudahkan
diisi
dengan
129 voiprakyat.or.id. Route CID bersifat opsional, digunakan untuk memilih route Caller ID apa saja yang dapat menggunakan route ini. Jika Route password diset maka jika ingin melakukan panggilan keluar dengan melalui trunk ini harus memasukkan password terlebih dahulu. Jika emergency dialing diaktifkan berarti route tersebut digunakan untuk emergency call. Apabila Intra Company Route diaktifkan berarti route ini diaktifkan sebagai koneksi lokal, apabila client melakukan panggilan keluar maka nomor yang digunakan adalah nomor CID internal bukan nomor DID dari VoIP Provider. Music on hold digunakan untuk memilih nada music on hold jenis apa yang digunakan untuk outgoing routes tersebut. Dial Pattern merupakan inti dari outbound route, pada dial pattern inilah aturan dial dibuat sebagai syarat menghubungi trunk. Dial pattern pada kasus ini diisi dengan 6|. yang artinya setiap user melakukan panggilan yang berawalan dengan digit 6 maka panggilan itu akan langsung diarahkan ke trunk yang dipilih, pada kasus ini trunk yang dipilih adalah voiprakyat.or.id. Dial Pattern Wizard digunakan untuk mengatur dial pattern dengan cara yang cepat, pattern dapat dipilih dari beberapa option yang ditawarkan Dial Pattern Wizard. Trunk sequence akan
130 mencocokan trunk yang dipilih dengan dial pattern yang telah diset sebelumnya, pada field Trunk Sequence pilih trunk yang dibuat sebelumnya dalam kasus ini trunk yang digunakan adalah SIP/voiprakyat.or.id.
Gambar 4. 68 Add Route
Selanjutnya klik Submit Changes untuk menambahkan Outbound Routes. Pada bagian kanan FreePBX akan terdapat daftar Outbound Routes yang telah dimasukkan.
131
Gambar 4. 69 Daftar Route
4.4.2.4 Inbound Routes Agar pengguna voiprakyat dapat melakukan panggilan ke user yang terhubung dengan freepbx, maka perlu dibuatkan dialplan inbound. Guna dari dialplan inbound ini untuk mengarahkan panggilan masuk dari voiprakyat yang telah dibuat sebelumnya. Penambahan inbound route dapat dilakukan dengan mengklik menu Setup lalu pada submenu Inbound Call Control pilih Inbound Routes.
Gambar 4. 70 Link Inbound Routes
132 Pada submenu Edit Incoming Route, yang diisi adalah field Description dan DID Number. Pada Field Description isi dengan nama yang mendeskripsikan VoIP provider yang akan peering dengan IP PBX. Pada field DID Number isi dengan userid yang telah diberikan oleh voiprakyat.or.id sebagai nomor identitas server IPPBX terhadap panggilan yang masuk dari VoIP Provider yang peering dengan server IPPBX. Caller ID Number dan CID Priority Route tidak perlu diberikan perubahan. Kosongkan Caller ID Number agar semua panggilan masuk dapat diterima oleh semua ekstensi. Jika CID Priority Route diaktifkan maka jika ada panggilan yang masuk, panggilan akan langsung dialihkan ke ekstensi yang didaftarkan pada filed Caller ID Number, jika ekstensi tersebut sedang sibuk, panggilan baru akan diteruskan pada semua ekstensi yang terhubung dengan trunk.
Gambar 4. 71 Edit Incoming Route
133 Selanjutnya pada submenu Option terdapat beberapa field, field yang akan diisi hanya field Signal RINGING dan Pause Before Answer sisa field lainnya dikosongkan. Voiprakyat.or.id membutuhkan pengiriman sinyal RINGING dari user sebelum mengirim sinyal ANSWER ke user, maka untuk mengaktifkannya, checklist Field Signal Ringing. Pada Field Pause Before Answer isi dengan 2 artinya pada saat ada panggilan masuk, akan ada delay terlebih dahulu selama 2 detik. Alert Info digunakan untuk. Apabila CID name prefix diaktifkan maka voiprakyat harus menambahkan beberapa digit sebelum ekstensi jika ingin melakukan panggilan ke user yang terhubung dengan IPPBX server, sesuai dengan digit yang dimasukkan pada CID name prefix . Music On Hold untuk memilih nada music on hold apa yang akan dipakai untuk panggilan yang masuk. Selanjutnya pada bagian Privacy tidak perlu dibuat perubahan bagian ini hanya terdiri dari Privacy Manager. Privacy Manager digunakan jika ada penelepon namun Caller ID penelepon tersebut tidak terlihat maka Privacy Manager akan memerintahkan penelepon untuk memasukkan nomor teleponnya.
134 Bagian Set Destination digunakan untuk menentukan jalur panggilan jika ada panggilan yang masuk.
Gambar 4. 72 Option, Privacy dan Set Destination
Setelah semua data yang diperlukan telah diinput maka klik submit maka pada bagian kanan akan terdapat daftar Inbound Routes yang telah dimasukkan.
135
Gambar 4. 73 Daftar Incoming Route
4.4.3 Konfigurasi User 4.4.3.1 SoftPhone 1. Download X-lite Salah satu jenis softphone yang biasa digunakan adalah X-lite. Softphone Xlite dapat di-download pada alamat
http://www.counterpath.com/x-lite-
download.html.
Gambar 4. 74 Download Xlite
2. Konfigurasi Ringtone Buka aplikasi X-lite yang sudah diinstal pada PC client. Klik kanan lalu pilih Option.
136
Gambar 4. 75 Option Xlite
Pilih ikon Alerts and Sounds yang ada pada sebelah kiri menu Option.
Gambar 4. 76 Alerts and Sounds
137 Selanjutnya pada bagian Ringtones klik button import lalu arahkan ke C:\WINDOWS/Media/ringin.wav lalu klik open.
Gambar 4. 77 Lokasi Ringtone
Pemilihan ringtone ini dapat disesuaikan dengan nada yang diinginkan asalkan filenya bertipe .wav. klik button Set as Active Ringtone.
Gambar 4. 78 Set as Active Ringtone
138 Selanjutnya di bagian bawah menu Option ada bagian Call Notification. Pada bagian Call Notification centang pilihan Pop up the phone when a call comes in dan pada pilihan Show 'Call Alerts' pilih Always.
Gambar 4. 79 Call Notification
3. Konfigurasi Username dan Password Pada aplikasi X-Lite klik kanan lalu pilih opsi SIP Account Setting.
Gambar 4. 80 SIP Account Setting
139 Klik button Add yang berada di sebelah kanan.
Gambar 4. 81 Tombol Add
Selanjutnya pada menu Account, bagian User Details, isikan Display Name dengan nama user, Username dan Authorization username diisi dengan ekstensi yang diberikan administrator IPPBX. Password diisi
dengan
administrator
password FreePBX.
/
secret Domain
yang
diberikan
diisi
192.168.1.2, sesuai dengan alamat server IPPBX.
Gambar 4. 82 Account
dengan
140
Setelah itu klik Apply, Ok dan Close. Jika datadata yang telah dimasukkan benar, maka layar X-Lite akan terlihat seperti dibawah ini:
Gambar 4. 83 X-Lite Ready
4.4.3.2 IP Phone 1. Konfigurasi IP Sebelum
konfigurasi
user,
terlebih
dahulu
melakukan konfigurasi jaringan. Konfigurasi jaringan dilakukan melalui web. Untuk me-remote via web maka harus mengetahui IP Address default milik IP Phone dahulu.
141 Pada layar IP Phone, tekan tombol setup seperti di bawah ini:
Gambar 4. 84 Tombol Setup pada IP Phone
Setelah itu dengan menggunakan tombol navigator arah atas bawah pilih pilihan nomor 9 yaitu network. Lihat IP Address yang tertera pada menu network. Setelah itu sambungkan IP Phone dengan PC lalu masukkan IP Address tersebut pada web browser. Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini pada web browser.
142
Gambar 4. 85 Configuration GUI Linksys Klik link admin login pada kanan atas.
Gambar 4. 86 Link Admin Login
Pilih tab System, lalu isi field Static IP Settings dengan IP yang diinginkan. Seperti gambar di bawah ini. Maka konfigurasi network IP Phone telah selesai dibuat
143
Gambar 4. 87 Menu System 2. Konfigurasi Username dan Password Klik link Admin Login pada bagian kanan atas.
Gambar 4. 88 Link Admin Login
Setelah masuk sebagai admin maka klik tab Ext 2. Bagian yang diisi hanya bagian Proxy and Registration dan bagian Subscriber Information. Pada bagian Proxy and Registration, yang diubah hanyalah field Proxy. Isi field Proxy dengan IP Address milik server IPPBX.
Gambar 4. 89 Proxy and Registration
144 Setelah itu pada bagian Registration inilah SIP account dimasukkan. Isi field Display name dengan display name yang diberikan IP PBX, pada field Password isi dengan password yang diberikan server IPPBX, field Auth ID dan User ID dengan nomor ekstensi yang diberikan oleh server IPPBX, selanjutnya pada option Use Auth ID pilih yes.
Gambar 4. 90 Subscriber Information
4.4.3.3 Asterisk Recording Interface (ARI) Asterisk Recording Interface terdapat pada alamat http://192.168.1.2/recordings. Login dengan username dan password yang telah dikonfigurasi sebelumnya.
Gambar 4. 91 ARI Interface
145
1. Voicemail Fitur Voicemail menampilkan daftar voicemail yang diterima user. Pada fitur ini, user dapat mendengar voicemail yang telah diterima.
Gambar 4. 92 Voicemail 2. Call Monitor Call Monitor digunakan untuk memantau panggilan user yang masuk ataupun yang keluar selain user juga dapat mendengarkan panggilan yang dilakukannya.
146
Gambar 4. 93 Call Monitor 3. Phone Features Digunakan untuk melakukan konfigurasi seperti call waiting, do not disturb dan call forwarding.
Gambar 4. 94 Phone Feature
147
4. Follow Me Digunakan sebagai daftar panggilan jika nomor yang dituju tidak aktif atau panggilan tidak diterima. Fitur ini bisa digunakan apabila mengaktifkan fitur follow me pada suatu user.
Gambar 4. 95 Followme Settings
5. Feature Codes Digunakan untuk melihat daftar feature code yang bisa digunakan user. Daftar feature codenya sebagai berikut:
148
Gambar 4. 96 Feature Codes
6. Settings Digunakan untuk mengatur username, password, email, dan audio format untuk voicemail.
149
Gambar 4. 97 Settings
4.5
Monitoring (Pengawasan) Proses pengujian termasuk pada fase monitoring ini. Hal ini disebabkan sistem baru dapat diawasi apabila sistem yang dibangun telah dapat bekerja sesuai kebutuhan. Proses pengujian dijalani untuk memastikan sistem yang dibangun telah mencapai hasil yang diinginkan. Tahap ini terdiri dari pengujian koneksi, pengujian echo test, pengujian call test serta perbandingan biaya komunikasi IPPBX dan PSTN. 4.5.1 Koneksi Bandwidth yang digunakan pada IPPBX server sekitar 384 Kbps. Perhitungan bandwidth menggunakan software Net Meter. Sebagai
perbandingan,
dilakukan
browsing
ke
alamat
150 www.google.com dan didapati hasil average rate untuk download sekitar 15,3 Kbps dan Upload sekitar 4,14 Kbps.
Gambar 4. 98 Bandwidth Test ke Google
Panggilan dari antar user satu ke user lainnya dalam satu IPPBX didapati hasil average rate adalah 74,9 Kbps untuk download dan 75,3 Kbps untuk upload.
151
Gambar 4. 99 Bandwidth Test Antar User IPPBX
Panggilan dari user IPPBX ke voiprakyat.or.id dengan melakukan panggilan ke 902 didapatkan average rate adalah 40,5 Kbps dan upload-nya adalah 40,9 Kbps.
Gambar 4. 100 Bandwidth Test Panggilan dari Voiprakyat
152 Bandwidth untuk panggilan dari voiprakyat ke user IPPBX diperoleh average rate untuk download-nya adalah 24,7 Kbps dan untuk upload 28,7 Kbps.
Gambar 4. 101 Bandwidth Test Panggilan ke Voiprakyat
4.5.2 Echo Test Echo test dapat dlakukan dengan cara menghubungi nomor *43. Fungsi echo test dapat berjalan dengan baik dan suara dapat didengar kembali dengan jelas. 4.5.3 Call Test Call test dilakukan dengan cara melakukan panggilan dari satu user ke user lainnya, dari user IPPBX ke voiprakyat.or.id dan dari voiprakyat.or.id ke user IPPBX. Pada panggilan dari satu user ke user
153 lain proses panggilan berjalan dengan baik, suara masih dapat didengar dengan jelas. Pada panggilan dari user IPPBX ke voiprakyat.or.id suara dapat terdengar jelas dan baik meskipun ada sedikit noise sedangkan pada panggilan dari voiprakyat.or.id ke user IPPBX, noise lebih banyak, namun suara masih dapat terdengar.
4.5.4 Perbandingan Biaya Komunikasi dengan PSTN Keuntungan menggunakan VoIP adalah tidak dibebankan biaya komunikasi terhadap penggunanya, namun agar dapat terhubung dengan VoIP Provider maka biaya yang harus dibayar adalah biaya koneksi internet. Codec yang digunakan pada server IPPBX adalah G.711 yang dapat menghabiskan bandwidth kira-kira 64 Kbps maka agar dapat menghasilkan suara yang jernih bisa diperkirakan untuk koneksi internet 384 Kbps bisa untuk menampung 6 user. Dengan asumsi biaya perbulan untuk koneksi internet 384 Kbps adalah Rp. 185.000, maka biaya yang dikenakan tiap user per menitnya adalah: 185.000:6:30:24:60= Rp. 0,71 baik untuk panggilan lokal, SLJJ ataupun SLI. Berikut ini adalah tabel perbandingan harga IPPBX pada VoIP dengan PBX konvensional (PSTN) dengan mengambil sampel tarif PSTN pada jam termurah.
154 Tabel 4. 3 Perbandingan biaya komunikasi IPPBX dengan PSTN (Menit) Lokal SLJJ
SLI
4.6
IPPBX (Rp) 0,71
PSTN (Rp) 83
Keterangan Jarak 0-20 Km
0,71
122 640
Jarak > 20 Km Jarak 30-200 Jarak Km
320
Jarak 200-500 Km
320 4.550
Jarak > 500 Km South East Asia, South Pacific North
5.550
America, South America, Africa
7.570
Europe
8.080
Middle East
20.200
Cuba, Greenland, Guinea-Bissau
0,71
Management (Pengelolaan) Fase terakhir yang ada pada NDLC adalah fase management. Fase ini meliputi aktifitas perawatan dan pemeliharaan dari sistem yang dibangun. Namun seperti telah ditulis sebelumnya bahwa pada tahap ini merupakan wewenang dari PT. Transnetwork Communication Asia, maka penulis hanya terlibat pada fase monitoring saja.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan server IPPBX sebagai Private Branch Exchange yang berjalan pada VoIP dimana pada implementasinya mampu menawarkan komunikasi yang murah dimana tidak ada beban biaya komunikasi terhadap penggunanya, namun agar dapat terhubung dengan VoIP Provider maka biaya yang harus dibayar adalah biaya koneksi internet. 2. Server IPPBX ini terhubung dengan VoIP provider sehingga user atau extension yang terdaftar pada IPPBX server dapat melakukan panggilan dengan user yang terdaftar pada VoIP provider lain, sehingga akan tercipta komunikasi yang kompleks.
3. Sistem IPPBX ini dapat membantu administrator untuk dapat lebih mudah mengontrol user karena server IPPBX sudah support untuk billing sehingga bisa memantau user dengan extention tertentu sering telepon ke siapa saja
155
156
5.2 Saran 1.
Delay pada proses calling dapat dikurangi dengan cara menambahkan bandwidth, mengingat VoIP cukup menguras bandwidth.
2.
Sistem IPPBX ini juga dapat dihubungkan dengan PSTN dengan menggunakan hardware tambahan yang disebut ATA.
157
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 2003. Langkah Mudah Menkonfigurasi ROUTER CISCO. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Chendramata, Aidil, dkk. 2007. Sistem Keamanan & Instalasi VoIP Menggunakan Session Initiation Protocol. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika. Goldman, James and Rawles, Philips. 2001. Applied Data Communication, A business-Oriented Approach Third Edition. West Sussex: John Willey & Sons. Gonçalves, Flavio E. 2006. Asterisk PBX Configuration Guide. V.Office Networks Ltda. Kavitha, G., et all. 2009. Internet Protocol Private Branch Exchange. International Journal of Recent Trends in Engineering, 1(2), 274-275. Meggelen, Jim Van., et all. 2005. Asterisk™: The Future of Telephony. Sebastopol: O’Reilly Media, Inc. _______________________. 2007. Asterisk™: The Future of Telephony Second Edition. Sebastopol: O’Reilly Media, Inc. Munir, Yusuf. 2010. Pengertian Implementasi Kurikulum. [Online] Tersedia: http://www.muniryusuf.com/pengertian-implementasi-kurikulum.html. 03 September 2010. 00:51 Nugroho, Bunafit. 2005. Instalasi & Konfigurasi Jaringan Windows & Linux. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Nurdin, Syafrudin dan Usman, M. Basyiruddin. 2003. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta : Ciputat Pers. Ohrtman, Franklin D. 2004. Softswitch Architecture for VoIP. New York: The McGraw-Hill Companies. PT Telekomunikasi Indonesia, 2009. Telkom Lokal. [Online] Tersedia: http://www.telkom.co.id/produk-layanan/personal/telepon-fixedline/telkom-lokal.html. 24 Juni 2010. 11:15.
158
PT Telekomunikasi Indonesia, 2009. Telkom SLJJ. [Online] Tersedia: http://www.telkom.co.id/produk-layanan/personal/telepon-fixedline/telkom-sljj.html. 24 Juni 2010. 11.15 PT
Telekomunikasi Indonesia, 2009. Telkom SLI. [Online] Tersedia: http://www.telkom.co.id/produk-layanan/personal/telepon-fixedline/telkom-sli.html. 24 Juni 2010. 11.15
Purbo, Onno W., dkk. 1998. Buku Pintar Internet TCP / IP. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Rachmanto, Arief. 2008. Pengembangan Session Initiation Protocol Server Sebagai Sarana Voice Over Initiation Protocol (Studi Kasus: Metro TV Jakarta): Skripsi Tidak Diterbitkan. Sinha, Ranjan et all. 2006. Quality Campus VoIP: An Intel® Case Study. Intel® Technology Journal, 10(1), 29-38. Stafford, Matthew. 2004. Signaling and Switching for Packet Telephony. London: Artech House Publishers. Stiawan, Derris. 2009. Fundamental Internetworking Development & Design Life Cycle. [Online] Tersedia: http://deris.unsri.ac.id/materi/jarkom/network_development_cycles.pdf. 13 Juni 2010. 22:19. Wijaya, Hendra. 2001. Belajar Sendiri Cisco Router. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Yani, Ahmad. 2007. VoIP Nelpon Murah Pake Internet. Jakarta: Kawan Pustaka.
1
LAMPIRAN A DRAF WAWANCARA
Responden
: Yogi Samsuri
Jabatan
: Finance Staff
Tanggal
: 29 Juli 2010
Tempat
: PT. Transnetwork Communication Asia
Pertanyaan: 1. Berapa pengeluaran biaya komunikasi pada perusahaan ini? 2. Apakah anda mengetahui teknologi Internet Protocol Private Branch Exchange yaitu PBX yang berjalan pada VoIP yang mampu menyediakan layanan jaringan telepon pribadi dengan biaya gratis? 3. Apa menurut anda IPPBX dapat menjadi solusi yang cukup efektif untuk menggantikan Private Branch Exchange konvensional pada perusahaan ini dalam mengurangi biaya komunikasi? 4. Apa harapan anda tentang teknologi IPPBX?
Jawaban:
2
1. Pengeluaran komunikasi kami perbulannya mencapai Rp. 5.000.000 – Rp. 5.700.000 2. Saya tidak mengetahui teknologi Internet Protocol Private Branch Exchange. 3. Kalau teknologi IPPBX bisa menawarkan biaya komunikasi yang gratis, saya kira ini dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi biaya komunikasi perusahaan kami karena selama ini kami menggunakan telepon PSTN yang membebankan biaya komunikasi cukup mahal apalagi jika ingin melakukan panggilan interlokal atau SLI. 4. Saya berharap teknologi ini dapat menggantikan fungsi PSTN sebagai media komunikasi dengan kelebihan yang tidak kalah bagusnya dengan PSTN. Selain dapat menekan biaya komunikasi, diharapkan sistem ini juga dapat menghasilkan komunikasi yang kompleks.
161
LAMPIRAN B TARIF TELEPON LOKAL
Biaya percakapan dengan pembulatan setiap menit
Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia, 2009
162
LAMPIRAN C TARIF TELEPON SLJJ
Hari Senin sampai dengan Sabtu
Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia, 2009
163
Hati Minggu dan Hari Raya
Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia, 2009
164
LAMPIRAN D TARIF TELEPON SLI
Group
Contoh Negara / Wilayah
PSTN/ CLASSY
TRENDY
I
South East Asia, South Pacific
455
555
II
North America, South America, Africa
555
655
III
Europe
757
870
IV
Middle East
808
929
V
Cuba, Greenland, Guinea-Bissau
2.020
2.330
Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia, 2009