JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 37-52, ISSN 1412-0372
IMPLEMENTASI DWDM PADA ERIONTM
*
Harumi Yuniarti* & Bambang Cholis Su’udi**
[email protected], **
[email protected] Dosen-Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
Abstract WDM technology has some advantages such as to enhance the network capacity, flexibility, and also has good prospect in the future (at international scale network of the undersea fiber optics). Based on the advantages in serving the future telecommunication, new technique called DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) has been applied in instrument designed to serve dense traffic communication. With its product called Ericsson Optical Networking (ERIONTM), Ericsson has launched Errion Linier and Erion Flexing Bus. This instrument could transmit 32 channels at same time at operated 0,8 nm channel grid at third window. Furthermore, it has equipped with traffic protection to solve some failures and management control at operators overview to keep the best performance simultaneously. Keywords: WDM, DWDM, Optical Amplifier, EDFA, Channel Capacity, Digital Cross Connect (DXC).
1. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi yang pesat, dibutuhkan solusi untuk menghadapi masalah-masalah yang akan timbul. Oleh karena itu penggunaan serat optik sebagai saluran transmisi kabel laut suatu jaringan telekomunikasi merupakan salah satu pilihan yang fleksibel. Tantangan dalam merancang jaringan telekomunikasi adalah peningkatan bandwith dan data rate, diantaranya penerapan pada sistem komunikasi yang memanfaatkan teknologi WDM (Wavelength Division Multiplexing). Teknologi WDM merupakan salah satu pemanfaatan konsep multiplexing dibidang optik dan telah mendapat perhatian khusus dibidang komunikasi serat optik, dimana dapat ditransmisikan lebih dari 10 channel. Kelebihan utama yang diperoleh dari penggunaan teknologi ini adalah: a. Meningkatkan kapasitas jaringan tanpa menambah biaya pemasangan instalasi. b. Ekspansi dari sistem yang bersifat fleksibel c. Menerapkan suatu jalur yang bersifat evolusioner untuk pelayanan dimasa mendatang pada jaringan yang sudah ada.
JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 37-52, ISSN 1412-0372
WDM disempurnakan menjadi DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing), dimana lebih banyak lebih dari 40 kanal panjang gelombang tertentu yang dapat ditransmisikan dengan lebar kanal dan jarak antar kanal yang lebih kecil. Teknik ini memungkinkan penyediaan layanan berbagai bentuk informasi seperti misalnya e-mail, video, multimedia, data dan suara yang dapat dilakukan dalam satu jaringan optik, sehingga format yang digunakan untuk membawa berbagai bentuk informasi ini dapat dibawa melalui optical layer. (Trischitta P,R., 1998: 63) Teknik DWDM juga digunakan pada jaringan komunikasi jarak jauh yang memiliki karakteristik ultra high bandwidth (sampai dengan THz) dan ultra high speed. Dengan adanya komunikasi teknologi dibidang laser dan perangkat optoelektronik telah didisain sebuah perangkat DWDM. Berikut akan diuraikan tentang konsep, konfigurasi fisik sistem, komponenkomponen jaringan, traffic protection merupakan bagian yang sangat penting bagi operator. Untuk menangani kegagalan pada proses transmisi akibat terputusnya kabel serat optik dan kegagalan pada perangkat dalam sistem, serta platform management yang digunakan pada salah satu produk bernama Ericsson Optical Networking (ERIONTM), dikeluarkan oleh Ericsson.
2. Aplikasi DWDM pada Jaringan Komunikasi Optik Sistem DWDM menggunakan tiap-tiap panjang gelombang sebagai channel yang berfungsi untuk membawa data-data dalam berbagai format misalnya, Synchronous Optical Network (SONET) / Synchronous Digital Hierarchy (SDH), Asynchronous Transfer Mode (ATM), dan lain-lain, dan dapat juga dalam bentuk suara, video, atau Internet Protoca (IPl). Teknik DWDM ini memanfaatkan teknologi Optik (Laser, Optical Amplifier, Multiplexer/OADM dan lain-lain, untuk membangkitkan kapasitas panjang gelombang yang lebih besar pada range 1550 nm. Rekomendasi diberikan oleh ITU-TG 692 adalah 43 channel yang digunakan pada range panjang gelombang 1530 nm sampai 1565 nm dengan line spacing 100 GHz. Sedangkan jaringan optik komersial telah mencapai kemampuan membawa 16, 40, 80, dan 128 channel atau panjang gelombang (tiap-tiap fiber), dengan kemampuan transmisi data 10 Gbps atau 40 Gbps tiap-tiap channel, sehingga total bandwidth yang dimiliki dapat mencapai 400 Gbps, 800 Gbps, dan 1,2 Tbps. (Kartalopoulus,SV., 2000: 209).
38
Harumi Yuniarti & Bambang Cholis Su'udi. Implentasi DWDM Pada ErionTM
3. Perangkat Jaringan Secara garis besar perangkat jaringan terdiri dari perangkat terminal. Perangkat tersebut dihubungkan oleh suatu interface yang disebut Cable Terminating Box (CTB). Perangkat terminal ini terdiri dari Terminal Transmission Equipment (TTE), SDH Multiplexing, Line Monitoring Equipment (LME), Sistem Survaillance Equipment (SSE) dan Power Feeding Equipment (PFE). Dalam perangkat Terminal Transmission Equipment (TTE) berfungsi sebagai penghubung yang bekerja secara full duplex (dua arah). Fungsi Operasional TTE adalah sebagai perangkat modulasi dan pemodulasi sinyal informasi yang akan dikirim dan diterima, memultiplexing dan demultiplexing sinyal, mengkonversi sinyal elektrik ke bentuk sinyal optik digital dan sebaliknya serta mengawasi kinerja sistem. Dewasa ini fungsi-fungsi tersebut diatas telah diaplikasikan dengan teknik DWDM. Untuk memperoleh performasi yang maksimum dari suatu sistem DWDM pada jaringan komunikasi optik, perlu diperhatikan beberapa masalah dalam perancangannya, antara lain: 3.1. Channel Capacity dan Wavelength Management Channel Capacity dan Wavelength Management sangat diperlukan dalam penanggulangan bila terjadi gangguan, dan tergantung dari topologi jaringan dan jumlah channel yang digunakan, serta pemilihan frequensi tengah dan channel spacing dari masing-masing channel merupakan parameter penting untuk memperoleh proses transmisi yang memiliki gangguan terkecil. 3.2. Optical Amplification Pada suatu jaringan komunikasi optik, kebutuhan terhadap penguat sinyal tergantung pada topologi, panjang fiber yang digunakan dalam transmisi, karakteristik komponen optik yang digunakan dan parameter yang menentukan dalam perancangannya (channel width, channel spacing, jenis fiber yang digunakan, bit rate, teknik modulasi, dan lain-lain). Oleh karena itu penggunaan EDFA (Erbium-doped fiber amplifiers) pada sistem DWDM diperlukan untuk penguatan sinyal yang akan memulihkan daya sinyal optik apabila dibutuhkan. Perlu diperhatikan juga bahwa EDFA dapat bekerja optimal pada range panjang gelombang 1,55 µm.
39
JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 37-52, ISSN 1412-0372
3.3. Jenis Serat Optik sebagai media transmisi Agar proses transmisi yang memiliki loss paling rendah, maka penentuan tipe serat optik sebagai media transmisi berdasarkan pada spektrum frekuensi yang digunakan seperti Tabel 1. Tabel 1. Pemanfaatan Frekuensi pada aplikasi serat optik Window
Label
Range (µm)
Jenis fiber
Aplikasi
First Second Third Fourth Fifth Fifth
S C L -
820-900 1280-1350 1528-1561 1561-1620 1350-1450 1450-1528
MMF SMF SMF DSF SMF-all wave SMF
LAN-type DWDM DWDM DWDM DWDM DWDM/MAN
3.4. Aggregate Bandwidth Management DWDM pada suatu jaringan komunikasi optik akan melibatkan sejumlah panjang gelombang yang masing-masing membawa sinyal optik. Komponen sinyal optik tersebut membawa informasi dengan protokol yang bervariasi dan bit rate yang berbeda, oleh karena itu diperlukan suatu perangkat yang dapat menangani aggregate band width pada sebuah serat optik (Kartalopoulus, SV., 2000: 192). 3.5. Optical Power Budget Optical Power Budget pada teknik DWDM digunakan untuk menghitung banyaknya losses yang terjadi pada sinyal tiap komponen optik pada saat transmisi. Dengan tujuan utama adalah untuk mempertahankan daya sinyal optik yang diterima di receiver lebih besar dari pada sensitivitas dari receiver tersebut. 4. Teknologi DWDM pada Erion Ericsson Optical Networking (ERIONTM) merupakan sebuah sistem komunikasi serat optik yang dikeluarkan oleh Ericsson. ERIONTM adalah perangkat dari sistem jaringan Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) karena menggunakan channel grid 0,8 nm. Erion merupakan generasi kedua dari konsep Ericsson Transport Network Architecture (ETNA) dan untuk mengatasi masalah kepadatan trafik komunikasi, dimana di dalamnya termasuk Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM), SDH Multiplexer, Digital Cross Connect (DXC), Management System (MS), dan Network Management System (NMS).(Helin, G., 1999, np)
40
Harumi Yuniarti & Bambang Cholis Su'udi. Implentasi DWDM Pada ErionTM
4.1. Konsep Erion Erion mengikuti aturan standard ITU-T dan spesifikasi lainnya mengenai jaringan optic. Peralatan DWDM ERIONTM didesain mempunyai fleksibilitas tinggi, dengan mengandalkan konsep jaringan point-to-point dan ring yang disebut sebagai Erion Linier dan Erion FlexingBu. 4.2. Erion Linier Merupakan produk yang mentargetkan pada jaringan point to point (p-t-p) dan bus Erion linier mempunyai kapasitas yang tinggi pada aplikasi p-t-p untuk berbagai trafik dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Didisain untuk aplikasi jarak jauh (long haul) 2. Diimplementasikannya wavelength re-use pada proses transmisi 3. Memungkinkan kanal operasi yang besar (32 kanal) 4. Kapasitas Mode besar 5. Optical Multiplex section Protection (OMSP) 4.3. Erion FlexingBus Merupakan jaringan yang mempunyai topologi ring. Karakteristik utamanya adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi bersifat lokal (short haul) 2. Routing jaringan bersifat mesh 3. Jumlah kanal medium 4. Kapasitas mode medium 5. Biasa digunakan untuk jalur broadcast 6. Optical self-healing ring 4.4. Platform ERIONTM Platform dari sistem ERIONTM pada setiap network elements (NE) dinamakan networker. Adapun konfigurasi dari NE adalah sebagai berikut: 1. Optical Terminal Multiplexer (OTM) 2. Optical Line Amplifier (OLA) 3. Optical Add/drop Multiplexer untuk aplikasi Linier (OADM-L) 4. Optical Add/drop Multiplexer untuk aplikasi Flexing Bus (OADM-F) 5. Optical Add/drop Multiplexer reconfigurable (OADM-R), merupakan rekonfigurasi dari OADM-L yang dapat meremote add/drop untuk aplikasi bus dan ring. 6. Optical Cross Connect (OXC), merupakan interkoneksi dari subnetwork Pada Gambar 1. adalah sepasang panel Perangkat Networker Erion OTM (kiri) dan (OLA) kanan.(Helin, G., 2000: np).
41
JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 37-52, ISSN 1412-0372
Gambar 1. Perangkat Networker Erion OTM (kiri) dan (OLA) kanan. 4.5. Konfigurasi Sistem Konfigurasi sistem dari Erion merupakan spesifikasi dari sistem tersebut, terbagi atas Transmit and Transponder (TET), Receive End Transponder (RET), Multiplexer, Demultiplexer, Power Amplifier dan Control Unit. Adapun fungsi masing-masing perangkat adalah sebagai berikut: - TET merubah sinyal yang datang untuk diselaraskan dengan ketentuan ITU-T. - RET merupakan perangkat yang menghubungkan jaringan dengan terminal pengguna. - Multiplexer adalah proses multiplexing Erion menggunakan teknik grating yang mengkombinasikan beberapa buah sinyal menjadi satu - Demultiplexer menggunakan grating dalam teknik multiplexingnya. Proses Multiplexer dan Demultiplexer masing-masing untuk 16 kanal (1546,92 - 1559,98) nm dan 32 kanal (1534,25 - 1546,12) nm, dengan channel spcing 100 Ghz (0,8), pada Gambar 2., memperlihatkan konfigurasi Multiplexer dan Demultiplexer Erion.
42
TET TET TET
Demultipleser
TET TET TET TET TET TET TET TET
Multipleser
Harumi Yuniarti & Bambang Cholis Su'udi. Implentasi DWDM Pada ErionTM
Gambar 2. Multiplexer dan Demultiplexer pada Erion 4.6. Power Amplifier Gambar 3. merupakan simbul Optical Line Amplifier (OLA) yang digunakan ERIONTM dalam sistem jaringan, karena perbedaan karakteristik transmisi antara Linier dan Flexing , maka Power amplifier yang digunakan ada 2 macam, yaitu Erion Linier Power Amplifier dan Erion Flexing Bus Power Amplifier.
Gambar 3. Optical Line Amplifier 4.6.1. Erion Linier Power Amplifier Power amplifier untuk 16 kanal dan 32 kanal yang digunakan: a). 16 kanal, digunakan single pump / double pump amplifier b). 32 kanal, digunakan single pump, double pump atau triple pump amplifier.
43
JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 37-52, ISSN 1412-0372
4.6.2. Erion Flexing Bus Power Amplifier Tiga jenis pump pada linear terdapat pada Flexing Bus, jika salah satu dari pump pada double pump mengalami kegagalan (failure), maka pump yang lain akan menaikkan output preview untuk mengembalikan kegagalan pump yang lain. Hal tersebut juga berlaku pada triple pump. 4.7. Control Unit Control unit digunakan untuk mengatasi dan mengontrol kerja sistem secara keseluruhan, selama proses komunikasi berlangsung. Control unit memberikan data-data setiap kejadian dari setiap komponen yang ada. 4.8. Komponen-Komponen Jaringan DWDM mempunyai komponen-komponen penting dalam sistem komunikasinya yaitu kabel laut dan optical add/drop multiplexer (OADM). Type kabel laut yang digunakan Dispersion Shifted Fiber (DSF) dan Dispersion Compensating Fiber (DCF). Proses kerja OADM secara umum yaitu memasukkan atau mengeluarkan sebuah panjang gelombang dari atau menuju jaringan utama dan selanjutnya memultiplexing atau mendemultiplexing panjang gelombang tersebut secara optik seperti pada Gambar 4. Pada Synchronous Optical Network (SONET), proses ini terjadi pada kecepatan (agregate) sinyal yang berbeda, dalam penggunaannya ada 3 macam OADM , yaitu OADM-Linier, OADM-Remutely dan OADMFlexingBus, masing-masing didisain untuk mengatasi sirkulasi sinyal.
Gambar 4. Optical add/drop multiplexer 4.9. Optical Add/Drop Multiplekser Linier (OADM-L) OADM-L digunakan untuk menunjang lebih dari 6 buah panjang gelombang pada proses add/drop pada tiap sambungannya atau 12 jalur trafik dari/ke OADM yang diperlihatkan pada Gambar 5.
44
Harumi Yuniarti & Bambang Cholis Su'udi. Implentasi DWDM Pada ErionTM
Gambar 5. Optical Add/Drop Multiplexer-Linier (OADM-L) 4.10. Optical add/Drop Multiplexer-Remote (OADM-R) OADM-L dapat mengontrol dari jauh proses add/drop dari panjang gelombang. Pada Gambar 6. digunakan OADM-R yang menggunakan 2 X 2 optical switch untuk fasilitas add/drop. Komponen ini dapat menangani 2 X 32 kanal sekaligus untuk RET unit west dan RET unit east.
Gambar 6. Optical Add/Drop Multiplexer-Remotely (OADM-R)
45
JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 37-52, ISSN 1412-0372
Perbedaan utama antara OADM-L dan OADM-R adalah pada komponen optic pada add/dropnya. Pada OADM-L, proses dilakukan satu per satu, add saja atau drop saja. Sedang-kan pada OADM-R, proses add/drop dapat dilakukan bersama-sama sekaligus. 4.11. Optical Add/Drop Multiplexer Flexing Bus (OADM-F) Komponen ini didisain untuk mengatasi masalah dalam sirkulasi sinyal topologi ring, Seluruh panjang gelombang pada OADM-R bertransmisi secara simultan seperti terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Optical Add/Drop Multiplexer FlexingBus (OADM-F) 4.12. Digital Cross Connect (DXC) DXC adalah komponen yang berfungsi untuk melakukan crossconnect atau melakukan administrasi data sebagai komponen utama dalam proses shifting pada wavelength re-use. Input dan output dari DXC mempunyai jumlah yang sama dan disebut N2 matriks. DXC juga berfungsi sebagai elemen utama dalam proses restorasi. Pada SONET, proses ini terjadi pada kecepatan (aggregate) sinyal yang sama. Proses kerja DXC berdasarkan switching atas panjang gelombang dari sebuah port ke port yang lain. Proses switching menggunakan teknik-teknik mux/demux WDM. Kecepatan select swich 100 ms untuk mechanical switch dan 50 ns untuk semikonduktor switch. Gambar 7. adalah contoh DXC dengan konfigurasi 2 X 2, sinyal A dan B dicross-connect keport yang lain.
46
Harumi Yuniarti & Bambang Cholis Su'udi. Implentasi DWDM Pada ErionTM
Gambar 8. 2 X 2 WDM DXC DXC merupakan elemen yang bekerja pada domain optik. Dalam sebuah jaringan besar, DXC dan OADM sebagai alat integrasi penghubung jaringan-jaringan kecil jadi jaringan yang lebih besar (Daniel,Y., 1998: 40). 4.13. Eribium Doped Fiber Amplifier (EDFA) EDFA merupakan penguat optik yang digunakan pada teknik WDM,. Pada ERIONTM sisebut optical line amplifier (OLA). Dalam jaringan point-to-point, digunakan tiga penguat optik EDFA, yaitu sebagai Power Amplifier (Booster), Inline Amplifier dan Post Amplifier yang berfungsi sebagai berikut: a. Power amplifier digunakan untuk menguatkan pada sisi transmitter. b. Inline amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal yang mengalami degradasi selama berpropagasi. c. Post amplifier, untuk menguatkan sumber cahaya yang lemah. Pada Gambar 9. perbedaannya hanya pada peletakan (posisi), power amplifier ditempatkan pada sisi transmiter, post amplifier ditempatkan pada sisi receiver, sedang inline amplifier antara 2 transmiter dan receiver pada jalur serat optik.
Gambar 9. Penguat EDFA pada transmisi p-to-p
47
JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 37-52, ISSN 1412-0372
4.14. Topologi Jaringan Terdapat dua buah jenis saluran jaringan optik, yaitu trunk dan branch (subscriber). Tingkat transmisi atau besar data yang ditransmisikan kedua jenis saluran berbeda. Saluran trunk menghubungkan simpul-simpul utama atau multiplexer add-drop yang beroperasi pada jaringan utama (backbone), sedang branch bekerja pada tingkatan yang lebih rendah yaitu saluran yang menghubungkan jaringan utama dengan jaringan yang lebih kecil. Topologi merupakan gambaran dari pola jaringan atau denah dari jaringan yang menggambarkan hubungan antara node-node atau antara jaingan dengan jaringan yang lain. Topologi dirancang sesuai berdasarkan efisiensi, biaya kehandalan, traffic dan kemungkinan untuk pengembangan ke depan, sedangkan ERIONTM menggunakan topologi bus untuk Linier dan ring untuk FlexingBus, juga dimungkinkan Integrasi antara Linier Line dan FlexingBus. 4.15. Traffic Protection Traffic protection merupakan bagian yang sangat penting bagi operator saat ini, untuk menangani kegagalan pada proses transmisi akibat terputusnya kabel serat optik dan kegagalan pada perangkat dalam sistem. Sistem Erion mempunyai konfigurasi yang bersifat full traffik protection dalam domain optik. Berikut ditunjukkan jenis traffic protection yang terdapat pada Erion, yaitu Optical Multiplexsection Protection dan Optical Self Healing Ring (FlexingBus Ring) (Helin,G., 1999, np) 4.16. Optical Multiplex section Protection (OMSP) Optical Multiplex Section Protection (OMSP) merupakan traffic protection yang digunakan pada Erion Linier seperti pada Gambar 10. Konfigurasi (OMSP) adalah dua buah kabel serat optik (working dan protecting) yang membentuk hubungan parallel. Kabel yang utama digunakan transmisi sinyal pada keadaan normal, sedangkan kabel kedua adalah kabel cadangan yang selalu siaga selama kabel utama beroperasi dan digunakan apabila terjadi kegagalan pada kabel pertama. Selama sistem beroperasi normal, power amplifier bekerja pada dua kabel tersebut, namun pre-amplifier hanya bekerja pada kabel utama saja. Untuk menangani kegagalan pada proses transmisi, setiap node dilengkapi dengan protection switch yang berfungsi menukarkan saluran transmisi ke kabel cadangan dan menghidupkan pre-amplifier kabel cadangan.
48
Harumi Yuniarti & Bambang Cholis Su'udi. Implentasi DWDM Pada ErionTM
Gambar 10. Point to point Traffic Protection 4.17. Optical Self Healing Ring ( FlexingBus Ring ) Optical self healing ring merupakan traffic protection yang digunakan pada Erion FlexingBus. Gambar 11. menunjukkan skema fungsi dari FlexingBus Network Protection. Konfigurasi dari traffic protection antara dua node pada flexingbus adalah sama dengan konfigurasi Linear, yaitu dua kabel yang terhubung parallel. Gambar 12. dibawah merupakan kasus dimana terjadinya kegagalan transmisi antara node B dan node C.
Gambar 11. FlexingBus Network Protection
49
JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 37-52, ISSN 1412-0372
Gambar 12. Konfigurasi awal Erion FlexingBus Network Sinyal ditransmisikan dari node E menuju node A melewati node D, C dan B namun karena kedua kabel pada jalur C – B tidak berfungsi, maka protection switch pada node C mengalihkan sinyal memutar melewati node C > D > E dan F menuju node A melalui kabel cadangan pada nodenode tersebut, sehingga transmisi sinyal tetap berjalan secara simultan. Hal tersebut membuat konfigurasi jaringan berubah menjadi bus, sedangkan apabila terdapat kegagalan pada kabel utama, maka penanganannya dilakukan proses seperti jaringan p-to-p, berikut ditunjukkan beberapa konfigurasi traffic protection: Jika kabel putus antara E dan F, kerusakan tersebut dideteksi pada F, unsur jaringan F (Network) mengirim pesan ke B (node akhir) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.
Gambar 13. Fiber Optik putus antara E dan F Jika node berakhir pada B (berlawanan arah jarum jam), maka F menghentikan transmisi dan B aktif menjalankan transmisi, seperti pada Gambar 14.
50
Harumi Yuniarti & Bambang Cholis Su'udi. Implentasi DWDM Pada ErionTM
Gambar 14. Node berakhir berlawanan arah dengan arah jarum jam Jika node berakhir pada C (searah jarum jam), maka E akan terdeteksi kehilangan sinyal dan mengirim pesan berakhir di C, maka C aktif terhubung dan E menghentikan transmisi (tidak aktif), dan trafik tersambung kembali melalui C>B menuju A, jaringan antara E dan F dihentikan (putus) seperti yang terlihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Jaringan tersambung kembali (antara E dan F putus) Metode proteksi jaringan ini sama cepat (< 20 ms) dan bekerja otomatis, dengan kata lain operasionalnya tidak memerlukan unsur sistem manajemen. 4.18. Management Platform Sistem manajemen dari ERIONTM dikenal dengan Integrated Management Application (IMA) yang ditunjukkan untuk operator jaringan. IMA berfungsi untuk mengoperasikan dan mengontrol jaringan seperti: Fault management (FM menghubungkan alarm pada setiap node dalam jaringan untuk memantau kinerja perangkat), Configuration management (CM melakukan pengecekan jalur sebelum jalur tersebut digunakan), Circuit Prosivisioning (CP mengatur hubungan antara alarm pada jaringan)
51
JETri, Volume 8, Nomor 2, Februari 2009, Halaman 37-52, ISSN 1412-0372
dan Performance managemen (PM menunjukkan kinerja dari perangkat yang dapat ditampilkan melalui parameter-parameter diantaranya adalah Temperatur Laser, Arus bias Laser, Daya optik, referensi panjang gelombang dan level daya). Pada prinsipnya IMA terbagi atas Sub-Network Manager (SNM) yang berfungsi: 1. Laporan jaringan dari optical Layer, termasuk routing kanal-kanal optik 2. Laporan terjadinya kegagalan atau degradasi. 3. Performance monitoring 4. Sinkronisasi pada setiap elemen jaringan
5. Kesimpulan Implementasi teknik DWDM ERIONTM pada perangkat jaringan kabel laut diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Menggunakan channel grid 0,8 nm ≅ 100 GHz, berdasarkan rekomendasi ITU-TG-692, terdiri dari komponen kabel laut, optical add/drop multiplexer (OADM), digital cross connect (DXC) dan optical line amplifier (OLA). 2. Untuk mengatasi kegagalan transmisi digunakan traffic protection (yang bersifat full traffic protection dalam domain optik). 3. Untuk menjaga kehandalan sistem dilengkapi management platform pada bagian operator.
Daftar Pustaka 1. Daniel, Y., Al-Salameh, et.al., 1998, Optical Networking, Bell Labs Technical Journal, Januari-March, p.39-61, New Jersey 2. Helin, G., 1999, Document General Description for ERION, Ericsson Telecom AB, Stockholm, Sweden 3. Kartalopoulos, Stamatios V, 2000, Introduction to DWDM Technology, Luscent Technologies, New Jersey 4. Trischitta, P., R., dan Marra, W., C., 1998, Applying WDM Technology to Undersea Cable Networks, IEEE Magazine, Vol : 36, No.2, New York
52