IMPLEMENTASI CSR DALAM ISLAM DAN BERBAGAI JENIS BISNIS
Oleh; Anik Tri Suwarni
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA TAHUN 2008
1
DAFTAR ISI Daftar Isi
ii
Daftar Tabel
iii
Daftar gambar
Iv
Abstrak BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
v Pendahuluan:
1
Latar belakang
1
CSR Sebagai Tanggungjawab Moral
4
Masalah dan Tujuan Penelitian
5
Kajian Teori dan metode penelitian:
5
CSR dalam Al Qur’an dan As Sunah
5
CSR dalam Konsep Bisnis
6
Campur tangan Pemerintah dalam CSR
14
Kerangka berfikir
14
Jenis dan metode penelittian
16
Implementasi CSR Dalam Berbagai Bisnis
16
CSR Pada PT. PLN
16
CSR Pada PT. Telkom
19
CSR Pada PT Elnusa
24
CSR Pada RCTI
30
CSR Pada BCA
33
CSR pada BI
35
Pembahasan, Kesimpulan dan Saran
38
Pembahasan
38
2
Kesimpulan
51
Saran
52
Daftar Pustaka
53
3
DAFTAR TABEL Tabel 1
Alokasi Waktu (Karyawan & Masyarakat sekitar)
27
Tabel 2
Alokasi Eksternal (di luar lingkungan Perusahaan)
29
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Strategi CSR dalam perusahaan
15
Gambar 2 Grafik P2KM
26
4
Abstrak Implementasi CSR Pada Berbagai Jenis Bisnis Dalam Sudaut Pandang Islam, Anik Tri Suwarni Penelitian ini adalah penelitian eksplorasi, untuk menggali perkembangan implementasi CSR yang dilakukan berbagai perusahaan di Indonesia terkait dengan Undang-undang Perseroan Terbatas nomor 40 tahun 2007 terutama pasal 74 tentang CSR sebagai kewajiban. Fokus pengamatan atas penggalian informasi tentang implementasi CSR tersebut terutama pada kemurnian niat dalam pelaksanaannya dengan pendekatan Al Qur’an dan As Sunah. Objek penelitian ini adalah implementasi CSR pada perusahaan di Indonesia. Sample ditentukan berdasar perusahaan yang memiliki informasi yang dapat diakses melalui internet, yaitu: PT. PLN, PT. Telkom tbk, PT. Elnusa, RCTI, BCA dan BI. Metode analisis dilakukan dengan membandingkan antara implementasi bisnis dan CSR sampel beserta kepuasan dan ketidak puasan atau pujian dan keluhan pelanggan dari keenam perusahaan dengan pendekatan Al Qur’an terutama ayat-ayat yang terkait dengan tuntunan Bisnis, kepemimpinan dan CSR sebagai perbuatan baik dan wujud ketaqwaan kepada ALLAH SWT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR dalam Islam merupakan bagian dari perintah ALLAH SWT untuk berbuat kebaikan, sudah dilaksanakan sejak zaman keturunan pertama nabi Adam yaitu oleh Habil dan Qabil, dimunculkan lagi pada contoh yang diperintahkan ALLAH kepada nabi Ibrahim terhadap Ismail sekitar 4000 tahun lalu. Semua contoh tersebut dilaksanakan dengan ikhlas karena ALLAH SWT, yang memberi hidup dengan seluruh fasilitas alam semesta sebagai wahana untuk sebanyaknyabanyaknya bebuat kebaikan sebagai bekal kembali kepada ALLAH. Implementasi CSR pada perusahaan di Indonesia pada umumnya dan pada perusahaan sampel khususnya, mengalami pergeseran niat dari pembayaran rasa bersalah atas perilaku bisnis yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat, ke promosi perusahaan/produk serta keringanan pajak. Semua perusahaan sampel sudah melaksanakan CSR, baik sebagai kewajiban secara internal maupun ekternal dan sebagai kemampuan untuk ikut membantu kemandirian masyarakat sekitar walaupun masih ada unsur promosi atas perusahaan maupun produknya. Disarankan kepada seluruh pelaku bisnis pada umumnya agar pelaksanaan CSR pada masa yang akan datang, dilandaskan pada pemurnian niat berbuat kebaikan karena taqwa kepada ALLAH SWT. Sebagaimana dituntunkan dalam Al Qur’an dan As Sunah, serta telah diwajibkan oleh UU PT nomor 40 tahun 2007. Kata Kunci: Al Qur’an dan As Sunah, UU PT nomor 40 tahun 2007, Taqwa, CSR.
5
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayat suci Al Qur’an dan sabda Rosulullah yang dijadikan referensi dalam mengeksplorasi motivasi yang mendasari implementasi CSR di Indonesia khususnya, diambil sebagai standar yang dapat dipergunakan oleh seluruh umat manusia terutama dalam penelitian ini adalah bagi para pemimpin dalam menjalankan amanahnya untuk mengelola sumberdaya, menghasilkan laba dan menyalurkan sebagaian laba yang dihasilkan dan menurut tuntunan Al Qur’an memang didalamnya terdapat hak yang harus dipergunakan untuk meningkatkan mutu hidup orang lain.
Referensi tersebut
dipaparkan sebagai berikut; Doa Nabi Ibrahim AS, dalam QS, 2;126: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". Tentang perbuatan baik, dalam QS, 2;177: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orangorang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. Kepemimpinan, dalam QS, 5; 55-56: “Sesungguhnya pemimpin kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi Pemimpinnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. Janji ALLAH SWT bagi orang yang berbuat kebaikan, Q.S. 6; 160: "Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya." Keikhlasan dan ketaqwaan, dalam QS, 6;162: “Katakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”
6
Hidup sebagai ujian, dalam QS, 6;165: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. HR Bukhari, XXII/43 no. 6605; Muslim, IX/352 no. 3408: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas orang-orang yang dipimpinnya di Hari Kiamat kelak”. Istilah CSR,
pertama kali muncul dalam tulisan Sosial Responsibility of the
Businessman tahun 1953
sebagai konsep
yang digagas Howard Rothmann Bowen
(dalam Erie Sudewo, 2008), ini dianggap dapat menjawab keresahan dunia bisnis. CSR diadopsi karena dianggap dapat menjadi penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur terbangun dalam pikiran masyarakat. Kesan buruk tersebut antara lain pengusaha di cap sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Melalui kegiatan CSR pengusaha merasa tidak perlu terganggu lagi oleh perasaan bersalah, karena telah memberi kompensasi dalam bentuk charity. Jika dilihat, latar belakang adopsi CSR oleh perusahaan sebagaimana diatas justru memberi kesan bahwa praktek CSR seolah hanya menjadi alat untuk membangun citra positif ditengah rusaknya perilaku korporat yang terjadi. Praktek ini dilegitimasi secara ilmiah oleh Philip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya berjudul Corporate Sosial Responsibility, yang menempatkan CSR sebagai instrumen penting dalam menunjang strategi perusahaan, yakni pencapaian citra yang diinginkan dapat menunjang tujuan komersial. Disyahkannya Rancangan Undang-Undang Perseroan Terbatas (RUU PT) telah menuai pro-kontra, terutama terhadap Pasal 74 tentang Aturan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yang rumusannya, “perseroan di bidang atau yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam wajib melaksanakan CSR. Perseroan yang tidak melaksanakan wajib CSR dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Sedangkan CSR adalah corporate sosial responsibility atau tanggung jawab sosial korporat/perusahaan yang tidak hanya melaksanakan tanggungjawab terhadap kerusakan alam yang ditimbulkan akibat usaha yang dilakukan perusahaan. Tanggung jawab terkait dengan hak dan kewajiban, yang pada akhirnya dapat menimbulkan dua bentuk kesadaran: Pertama, kesadaran yang muncul dari hati nurani
7
seseorang yang sering disebut dengan etika dan moral. Kedua, kesadaran hukum yang bersifat paksaan karena harus memenuhi tuntutan-tuntutan yang diiringi sanksi hukum Dalam pandangan syariah Islam, segala aktifitas bisnis dimaksudkan sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah SWT- sebagai wujud syukur nikmat atas rahman rahim Allah untuk fastabiqul khairat. Manusia sebagai mahkluk Allah yang paling sempurna, dilengkapai dengan jiwa yang memungkinkan ia dapat mencapai tingkat spiritualitas yang mulia. Memperoleh kedudukan sebagai leader (khalifah), pemimpin dibumi ini (QS 2: 30). Abu Ishaq al-Syatibi (w. 790 H) dalam al-Muwafaqat yang direfer oleh Mukhamad Najib, menyampaikan bahwa tujuan pokok syari'at terdiri atas lima komponen: pemeliharaan agama (hifdh al-din), jiwa (hifdh al-nafs), akal (hifdh al-aql), keturunan (hifdh nasl), dan harta (hifdh al-maal). Kelima komponen pokok syari'ah itu disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan kepentingan manusia (maslahah), yaitu kebutuhan primer, kebutuhan skunder, dan kebutuhan tersier. Menurut Mukhamad Najib, bisnis dalam padangan Islam dengan pendekatan sistem yang terdiri dari input- proses dan out put juga harus dilaksanakan secara islami. Dalam hal input, perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial memilih untuk hanya menggunakan bahan baku yang tidak berbahaya bagi konsumen, karena segala hal yang dapat merusak fisik bertentangan dengan maqashid al-syari’ah. Atau input harus diperoleh dengan cara yang tidak menimbulkan kerusakan. Dalam hal proses, perusahaan dituntut untuk menggunakan cara-cara yang manusiawi dan menjauhi unsur-unsur kezhaliman. Perlakuan sewenang-wenang kepada para pekerja selama proses produksi terjadi, penggunaan teknologi yang dapat mendorong terjadinya kerusakan lingkungan dan lain sebagainya merupakan bagian yang dilarang dalam Islam. Dalam hal output, perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial tidak hanya berfokus pada produk yang asal jadi dan laku terjual. Namun mereka juga dituntut memikirkan mengenai dampak produk tersebut pada lingkungan sosial maupun lingkungan alam yang lebih luas- yang pada perkembangannya memunculkan konsep-konsep green product, green marketing, blue ocean strategic sebagai wujud kesadaran enterpreneur terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Perilaku bisnis dalam Islam berupa perilaku tanggungjawab sosial yang
8
telah dicontohkan oleh Rosulullah, adalah termasuk memberitahu kepada konsumen jika produk yang dijualnya ada cacat. Namun manusia diciptakan ALLAH SWT lengkap dengan akal budi dan insting , tuntunan hidup berupa Al Qur’an dan As Sunah serta fasilitas alam semesta; mempunyai pilihan apakah akan memanfaatkan fasilitas yang diberikan sesuai dengan tuntunan yang diberikan untuk berbuat kebaikan seolah –olah akan hidup selamanya dan seoalah –olah akan mati esok hari; atau berfikir dan berbuat tamak dan rakus untuk kepentingan sendiri. Sifat-sifat semacam ini memang dimiliki manusia, sebagaimana firman ALLAH dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menginformasikan tentang ketidak pedulian manusia terhadap lingkungan hidup antara lain sebagai berikut ; “Dan apabila dikatakan pada mereka : ‘Janganlah kalian berbuat kerusakan dimuka bumi’ mereka menjawab : ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS : 2 :11). “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut desebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan pada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)” (QS 30 : 40) CSR Sebagi Bentuk Tanggungjawab Moral Mengacu pada firman Allah yang mengatakan bahwa manusia sebagai leader, khalifah, atau pemimpin dimuka bumi ini, manusia dituntut untuk dapat memimpin dunia dengan didasari hati nurani dan ajaran-ajaran ilahiyah yang luhur. Ia tidak boleh memimpin hanya berdasarkan pertimbangan logika dan emosi semata, apalagi demi mengejar kepentingan pribadi dan kelompoknya tanpa memperhatikan kepentingan lingkungan dan masyarakat banyak. Dalam hal ini CSR perusahaan merupakan salah satu wujud kepedulian dalam membangun lingkungan sekitar
untuk meningkatkan mutu
hidup yang lebih baik dan lebih sejahtera. Indonesia merupakan bagian dari negara-negara di dunia yang peduli terhadap pembangunan lingkungan hidup. Dalam operasionalnya telah lahir beberapa peraturan tentang hal tersebut antara lain : Peraturan Menteti BUMN tahun 2003 yang menyatakan bahwa setiap BUMN wajib menyisihkan maksimal 3% dari laba bersih untuk UKM, pendidikan dan pelatihan, dan tempat ibadah. Peraturan tersebut merupakan operasionalisasi dari UU lingkungan hidup yaitu UU No 23 tahun 1997. Kemudian PP No 27 tahun 1999 tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yang
9
isinya mengatakan bahwa ”Setiap usaha dan atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting wajib memiliki AMDAL”. Masalah, Tujuan dan Metode Penelitian Pelaksanaan atas semua peraturan yang berkaitan dengan CSR akan berpulang kepada kesadaran dari setiap komponen masyarakat baik pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat; yang seharusnya mengarah pada kesadaran untuk menjalankan amanah yang dipegang masing-masing atas bumi dan seisinya termasuk hubungan dengan sesama mahluk dan dengan sang Pencipta - berdasar Al Qur’an dan As Sunah sebagai petunjuk. Masalah yang menjadi fokus bahasan penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan CSR diperkirakan belum didasarkan pada niat murni melaksanakan tuntunan Al Qur’an dan As Sunah sebagai bentuk ketaqwaan kepada ALLAH SWT. Dengan pengembangan analisis atas implementasi CSR berdasar kajian teori yang kebenarannya relatif dan landasan ilmu Al Qur’an yang kebenarannya bersifat mutlak, hasil penelitian bertujuan untuk dapat mengarahkan implementasi CSR dimasa yang akan datang dilaksanakan dengan pemurnian niat untuk bertaqwa kepada ALLAH SWT sehingga manfaat bagi stakeholders sebagai wujud ridho ALLAH SWT akan tercapai dan dengan sendirinya equitas merek akan terbentuk. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis ekplorasi atas kejadian nyata sebagai fenomena tentang implementasi CSR di Indonesia, untuk dibahas berdasar pendekatan teori yang digunakan. Pendekatan teori CSR, baik dengan dasar teori yang kebenarannya mutlak yaitu Al Qur’an dan As Sunah, maupun konsep CSR secara umum yang berkembang sejak tahun 1953 didukung berbagai seperti UU no. 40 tahun 2007 tentang PT, dan berbagai peraturan pemerintah yang mendukung dilaksanakannya CSR. Hasil yang diharapkan dalam penelitian adalah informasi tentang seberapa jauh kesesuaian implementasi CSR di Indonesia
dengan tuntunan Al Qur’an dan As Sunah
dan seberapa jauh equitqs merek dicapai perusahaan sampel.
10
BAB II KAJIAN TEORI CSR CSR dalam AL Qur’an dan As Sunah Kutipan Usup Supriyadi dari Al-Mawardi dalam tafsirnya mencuplik pendapat Abdullah bin ‘Umar tentang sebab diterimanya kurban Habil, dikarenakan Habil mempersembahkan harta terbaiknya yang berupa tanaman sebagai kurbannya. Sedangkan ditolaknya kurban Qabil, karena dia bersifat minimalis dalam mempersembahkan hartanya. Maka keikhlasan sebagai ruh taqwa adalah kualifikasi diterimanya sebuah kurban. Sebab taqwa memiliki makna lahir dan batin. Makna lahiriyah taqwa diukur dari sejauhmana seorang hamba memperhatikan batasan-batasan (hudud) yang telah ditetapkan Allah. Sedangkan makna batinnya ditentukan oleh keikhlasan dalam setiap amalannya. (lihat: al-Risalah al-Qusyairiyyah, I/308). Mengacu pada doa nabi Ibrahim dalam QS 2:126: “Ya Tuhan kami, jadikanlah (negeri Mekkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya “, maka dalam Islam sebenarnya tanggung jawab sosial seorang pemimpin sudah berkembang sejak 4000 tahun lalu, bahkan sejak zaman nabi Adam AS. Ibrahim dilahirkan di Selatan Irak sekitar 4.000 tahun lalu , dekat kota Karbala, kemudian hijrah ke Palestina, kemudian ke Mesir, dan balik lagi ke Palestina. Setelah beberapa lama, Allah perintahkan hijrah ke sebuah lembah bebatuan, tandus, tidak ada kebun, yaitu di Mekkah yang jaraknya sekitar 1.230 km dari Masjid Aqsha. Saat itu Ibrahim berumur sekitar 85 tahun. Semua perintah Allah dijalankanya dengan sempurna, tanpa ragu sedikitpun kendati harus mengorbankan dirinya, istrinya dan anaknya (Fathuddin Jafar, 2008). CSR dalam konsep bisnis Para akademisi dan pakar manajemen dunia yang mendalami corporate sosial responsibility masih berkutat mendefinisikan secara tepat pemikiran tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Meskipun konsesus yang berkembang tidak ada yang mengarah kepada pemahaman corporate sosial responsibility sebagai sebuah “bonus” atau “tambahan” yang diberikan perusahaan kepada masyarakat sekitar. Kajian para pakar
11
seperti Michael Porter sampai dengan tinjauan badan dunia seperti United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), mengerucut menjadikan CSR sebagai pilihan strategi perusahaan yang selaras dengan bisnis mereka. Tahun 1930-an mulai berkembang “issue” sosial responsibility dari perusahaan Waterhouse Price Coopers dan semakin terasa pada tahun 1950-an dimana persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Mereka menganggap bahwa buku yang bertajuk Sosial Responsibilities of the Businessman karya Howard Rothmann Bowen yang ditulis pada tahun 1953 merupakan literatur awal yang menjadi tonggak sejarah modern corporate sosial responsibility. Pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi juga muncul dalam “The Future Capitalism” yang ditulis Lester Thurow tahun 1966 (dalam Yusuf Wibisono, 2007). Menurutnya, kapitalisme tidak hanya fokus pada masalah ekonomi, namun juga memasukkan unsur sosial dan lingkungan yang menjadi basis sustainable society. Sejalan dengan wacana tentang kepedulian lingkungan, kegiatan kedermawanan perusahaan terus berkembang dalam kemasan philanthropy serta Community Development. Pada dasawarsa 1970-an terjadi pergeseran orientasi dukungan pada sektor-sektor produktif ke arah sektor-sektor sosial, yang dilatar belakangi kesadaran bahwa peningkatan produktivitas hanya dapat terjadi melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan. Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep fhilantropy-nya ke arah community development, yang semakin meninggalkan kedermawanan ala Robin Hood dan mengembangkan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kerjasama, memberikan keterampilan, pembukaan akses pasar, hubungan inti plasma dan sebagainya. Dasawarsa 1990-an diwarnai dengan beragam pendekatan seperti pendekatan integral, pendekatan stakeholder maupun pendekatan civil society. Community development menjadi aktivitas lintas sektor karena mencakup baik aktivitas produktif dan sosial, maupun lintas perilaku sebagai konsekuensi berkembangnya keterlibatan berbagai pihak.
12
Pada tataran global, tahun 1992 diselenggarakan KTT bumi (earth summit) di Rio De Jeneiro, Brazil yang menegaskan konsep pembangunan berkelanjutan (sustuinable development) yang didasarkan atas perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial. Terobosan besar dalam konteks corporate sosial responsibility dilakukan oleh John Elkington melalui konsep “3P” (profit, people dan planet) yang dituangkan dalam bukunya “Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business” yang diterbitkan pada tahun 1997. John Elkington berpendapat bahwa jika perusahaan ingin sustain, maka perusahaan perlu memperhatikan 3P, yakni, bukan hanya provit yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Gaung corporate sosial responsibility makin bergema setelah diselenggarakanya World Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan. Untuk Kalangan Perusahaan di tahun 1980-an dan 1990-an, program corporate sosial responsibility pertama kali dilakukan oleh the Body Shop yang mempublikasikan kegiatan corporate sosial responsibility mereka. Sekarang the Body Shop terkenal dengan “test against animal” untuk kampanye lingkungan sebagai tanggung jawab terhadap lingkungan. Isu corporate sosial responsibility tidak hanya sampai di situ, negara-negara eropa terus berupaya meningkatkan pemahaman dan implementasi corporate sosial responsibilirty, sehingga dibentuklah sebuah badan di European Union yang mengurusi masalah corporate sosial responsibility dan keluarlah Green Paper : Promoting A European Framework for Corporate Sosial Responsibility. Harapannya agar negara uni eropa secara aktif bisa melaporkan perkembangan corporate sosial responsibility di negara masing-masing atau reporting and communication corporate sosial responsibility, bisa jadi salah satunya dengan mem-publish annual report. Di Negara-negara Asia atau di negara-negara berkembang (developing countries), isu corporate sosial responsibility juga gencar dan aktif dilakukan oleh setiap negara. Menariknya dari salah satu penelitian tentang reporting corporate sosial responsibility di website oleh Wendy Chapple dan Jeremy Moon (2005: “Corporate Sosial Responsibility In Asia: A Seven Country Study Of CSR Website Reporting), India yang merupakan negara berkembang tapi dalam hal reporting and communicating CSR on the website
13
cukup tinggi dibandingkan singapura yang jelas-jelas negara kaya tapi dalam hal reporting and communicating CSR masih kalah jauh dengan India. Jepang adalah satusatunya negara yang paling tinggi dalam pendapatan ekonomi dan pengembangan program corporate sosial responsibility termasuk juga dalam hal reporting and communicating
corporate
sosial
responsibility.
Implementasi
corporate
sosial
responsibility di beberapa negara bisa dijadikan referensi untuk mengurai perdebatan itu. Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Belanda, Inggris, memasukkan corporate sosial responsibility dalam hubungan industri, gender, korupsi, dan hak azasi manusia (HAM). Berbasis pada aspek itu, mereka mengembangkan regulasi guna mengatur corporate sosial responsibility. Australia, mewajibkan perusahaan membuat laporan tahunan corporate sosial responsibility dan mengatur standarisasi lingkungan hidup, hubungan industri, dan HAM. Sementara itu, Kanada mengatur corporate sosial responsibility dalam aspek kesehatan, hubungan industrial, proteksi lingkungan dan penyelesaian masalah sosial. Di Indonesia, perkembangan dan pelaksanaan CSR mengalami beberapa pergeseran yang lebih membidik kepada bagaimana perusahaan memperoleh keuntungan jika melakukan CSR dan termasuk memanfaatkan kegiatan CSR sebagai salah satu promosi pemasaran terutama dalam menanamkan citra positif perusahaan dimata masyarakat. Era pertama, Pelaksanaan CSR di Indonesia dimana kegiatan-kegiatan tersebut merupakan suatu wujud pertanggung-jawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga pada era ini masih menunjukkan bahwa program CSR lebih dianggap sebagai sebuah ”hutang” yang harus dibayar. Tidak heran jika di era pertama ini program CSR yang dilakukan masih fokus pada lingkungan disekitar perusahaan atau pabrik dimana mereka beroperasi. Era Kedua, dengan melihat faktor pertama tadi, kemudian memunculkan program CSR yang dilakukan tidak lagi hanya dilakukan disekitar perusahaan atau pabrik saja tetapi juga berskala nasional. CSR bukan lagi sebagai sebuah proses ”membayar hutang”, tetapi perusahaan mulai menunjukkan tanggung jawab sosialnya. Era ketiga, dengan melihat banyaknya kompetitor dan bagaimana perusahaan harus bisa membuat berlangsungnya kehidupan perusahaan secara jangka panjang, serta
14
persaingan merek produk yang semakin ketat, maka perusahaan harus menjalankan program-program CSR yang dilakukan beberapa merek tersebut. Hal ini menandakan bahwa perkembangan CSR menuju ke era Branded CSR yaitu program CSR yang memberikan manfaat bagi semua pihak. Masyarakat diuntungkan dan tentunya memberikan citra positif bagi sebuah merek. Kegiatan CSR yang diarahkan memperbaiki konteks korporat, memungkinkan alignment antara manfaat sosial dan bisnis yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan sosial dalam jangka panjang. CSR tidak haram dipraktikkan bahkan dengan target mencari untung, yang terpenting kemampuan menerapkan strategi. Jangan sampai karena CSR, biaya operasional menggerogoti keuangan perusahaan. Jangan pula karena CSR masyarakat justru antipati. Dalam pendapat ini ada perbedaan antara CSR dengan building image. Berikut tiga tingkat kegiatan program CSR dalam usaha memperbaiki kesejahteraan masyarakat yakni : 1. Kegiatan program CSR yang bersifat "charity", Bentuk kegiatan seperti ini ternyata dampaknya terhadap masyarakat hanyalah "menyelesaikan masalah sesaat" hampir tidak ada dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain lebih mahal, dampak jangka panjang tidak optimal untuk membentuk citra perusahaan, dari sisi biaya, promosi kegiatan sama mahalnya dengan biaya publikasi kegiatan. Walaupun masih sangat relevan, tetapi untuk kepentingan perusahaan dan masyarakat dalam jangka panjang lebih dibutuhkan pendekatan CSR yang berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masyarakat. 2. Kegiatan program CSR yang membantu usaha kecil secara parsial. Saat ini makin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pendekatan CSR yang berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masyarakat, salah satu bentuk kegiatannya adalah membantu usaha kecil, tetapi bentuk kegiatan perkuatan tersebut masih parsial, memisahkan kegiatan program yang bersifat pendidikan, ekonomi, infrastruktur dan kesehatan. Walaupun lebih baik ternyata pada tingkat masyarakat kegiatan ini tidak dapat diharapkan berkelanjutan, bahkan cenderung meningkatkan kebergantungan masyarakat pada
15
perusahaan, sehingga efek pada pembentukan citra ataupun usaha untuk menggalang kerjasama dengan masyarakat tidak didapat secara optimal. 3. Kegiatan program CSR yang beroreintasi membangun daya saing masyarakat, program CSR akan memberi dampak ganda untuk perusahaan dan masyarakat karena :
Dari awal dirancang untuk meningkatkan produktifitas (sebagai ukuran data saing) guna meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan akses pada pendidikan dan kesehatan jangka panjang, untuk itu perlu diberikan penekanan pada keberlanjutan penguatan ekonomi secara mandiri (berjangka waktu yang jelas/mempunyai exit policy yang jelas)
Untuk memberikan ungkitan besar pada pendapatan masyarakat maka kegiatan perkuatan dilakukan pada rumpun usaha spesifik yang saling terkait dalam rantai nilai, setiap pelaku pada mata rantai nilai pada dasarnya adalah organ ekonomi yang hidup, perkuatan dilakukan untuk meningkatkan metabolisme (aliran barang, jasa, uang, informasi dan pengetahuan) dalam sistem yang hidup tersebut yang pada gilirannya akan meningkatkan performance setiap organ. Pendekatan CSR yang smart adalah dengan mengambil peran sebagai fasilitatif-katalistik sehingga kegiatan CSR lebih efesien memberikan dampak pada rumpun usaha dalam satu rantai nilai.
Program pendidikan, kesehatan, dan infrasturktur infrastruktur dirancang sinergis dengan penguatan ekonomi sehingga mampu menigkatkan indeks pembangunan manusia pada tingkat lokal.
Pendekatan di atas didasari oleh pergeseran agenda perkuatan ekonomi yang lebih menyatukan antara pengembangan ekonomi dan pengembangan sosial. Pengalaman pihak lain seperti AMD Microprocessor menjukkan bahwa pengembangan ekonomi dan sosial mempunyai dampak ganda bagi perusahaan maupun mayarakat Tahun 2007 adalah tahun di legalkannya CSR di Indonesia, dalam UU nomor 40 tentang Perseroan Terbatas khusunya pasal 74. CSR juga diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, sebagaimana disampiakan Godo Tjahjono bahwa CSR adalah konsep yang mendorong organisasi
16
untuk memiliki tanggung jawab sosial secara seimbang kepada pelanggan, karyawan, masyarakat, lingkungan, dan seluruh stakeholder (majalah Marketing, 2007). Menurut The World Bussines Council for Sustainable Development, dalam publikasinya Making Good Business Sense mendefinisikan: “CSR is continuing commitment by bussines to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workface and their families as well as of the lokal community and society at large”. Tuntutan adanya komitmern dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. World Bank mendifinisikan CSR sebagai: “the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with amployees and their representatives the lokal community and society at large to improve quality of live, in ways that are both good for business and good for development.” CSR Forum memberikan definisi, “CSR mean open and transparent business practices that are based on ethical values and respect for employess, communities and environment”. Holme dan Watts dari The World Business Council For Sustuinable Development menyatakan bahwa CSR adalah komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya (CSR: Meeting Charging Expectations, 1999). Menurut bank dunia, tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan.
17
Menurut Green Paper-nya European Union, corporate sosial responsibility ini pada dasarnya meliputi 3 aspek: sosial, economic and environmental (European Commision, 2001: 8). Jadi ketiga aspek ini harus ada dalam program CSR setiap perusahaan. Implementasi CSR mengacu pada nilai dan tindakan, sebagaimana disampaikan oleh Mark Goyder yang menjabarkan muatan CSR dalam 2 sisi mata uang, yaitu: 1). Implementasi program CSR kepada masyarakat diluar corporate atau ada kaitannya dengan lingkungan di luar corporate seperti masyarakat dan lingkungan alam. 2) Nilai yang terkandung dan diresapkan dalam kegiatan CSR lebih cenderung mengarah pada nilai yang dipegang teguh perusahaan dan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan nilai sosial yang juga dipegang masyarakat sekitarnya. Kesadaran perusahaan menerapakan CSR secara baik, merupakan perwujudan titik temu antara kepentingan perilaku etis perusahaan dan esensi pembangunan berkelanjutan, melalui langkah mengintegrasikan pembangunan ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan lingkungan hidup. Sesuai dengan prinsip-prinsip corporate citizenship yang mendasari perilaku etis perusahaan. Davernport (1999) telah mengembangkan 20 komponen dasar yang relevan penerapan corporate sosial responsibility secara baik, dan kesemuanya dapat dikelompok-kelompokkan dalam 8 komponen utama. Komponen- komponen tersebut di antaranya adalah: 1) Tingkah laku bisnis etis, meliputi: sifat adil dan jujur, standar kerja tinggi, melatih etis para pimpinan dan eksekutif. 2) Komitmen tinggi pada stakeholder, meliputi: keuntungan untuk semua stakeholder, adanya inisiatif dan mewujudkan dialog. 3) Peduli masyarakat, meliputi: membangun hubungan timbal balik, dan melibatkan masyarakat dalam operasi perusahaan. 4) Terhadap konsumen, melindungi hak-haknya, kualitas layanan, dan memberi informasi jujur. 5) Terhadap pekerja, meliputi: membangun lingkungan kekeluargaan, tanggung jawab (accountable), upah yang wajar, komunikasi yang luwes, dan mengembangakan pekerja. 6) Investasi secara kompetitif.
18
7) Untuk pemasar bisnis yang adil. 8) Komitmen terhadap lingkungan, meliputi menjaga kualitas lingkungan, dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan Strategi CSR adalah pendekatan yang mensinergikan CSR dengan strategi perusahaan secara keseluruhan. Sinergi ini diperoleh ketika perusahaan memberi kontribusi pada lingkungan sosialnya sesuai dengan core competency-nya, yang pada akhirnya dengan CSR akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
Gambar 1. Strategi CSR dalam perusahaan Sumber:http://2.bp.blogspot.com Strategi CSR dapat mempengaruhi lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial, atau lebih komplitnya dapat dilihat pada gambar 1.
Indikator keberhasilan implementasi strategi CSR ini bagi perusahaan adalah terciptanya reputasi perusahaan yang baik yang memberikan value added bagi perusahaan dalam jangka panjang, karena ini adalah masalah membangun image perusahaan yang peduli dengan keseluruhan stakeholdernya termasuk mempengaruhi customer dalam membeli produk-produk dari perusahaan tersebut. Campur tangan pemerintah dalam CSR Perkembangan tuntutan masyarakat Indonesia atas pelaksanaan CSR yang diwujudkan pada berbagai regulasi antara lain peraturan pemerintah tentang AMDAL,
19
pelaksanaan CSR terkait dengan keringanan pajak dan terakhir UU nomor 40 tahun 2007 tentang PT terutama pasal 74. Equitas merk.
Equitas merek termasuk cabang kecil/ ranting dalam ilmu
manajemen pemasaran. Dalam manajemen stratejik, secara hierarkhi manajemen pemasaran merupakan bagian dari strategi pada level operasional. Posisi manajemen pemasaran dalam manajemen stratejik, secara hierarki digambarkan sebagai berikut: STRATEGIC MANAGEMENT HIRARCHIE
Top level management
Midle level management
Corporate Strategic
Unit business strategic Lower level management
Fungsional Strategic functional strategic
Generic corporate strategic: Growth, stability, retrenchment (Wheelen &Hunger:1996) Strategi bersaing: Generic competetive strategic (Porter: ) Strategi tidak bersaing (cooperative)
Fucntional strategic: Marketing, HR, Finance, Production, R&D, MIS, struktur dan budaya organs
Gambar 2: Hirarki Manajemen Stratejik Sumber : Anik Tri Suwarni, Hirarki Manajemen Stratejik, 2005. Amerikan Marketing Association (Kotler: 2005) mengidefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi diantaranya yang mampu membedakan produk dan atau jasa perusahaan dengan produk dan atau jasa pesaing. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya merek oleh masyarakat, ada asosiasi merek yang tinggi antar produk dalam satu lini, dan adanya persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi. Kesetiaan konsumen terhadap merek, dapat dilihat dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek, sehingga merek merupakan kekayaan industri bahkan termasuk kekayaan intelektual. Menurut
Rust, Zeithanal dan Lemon (dalam Kotler, 2005) equits merek
merupakan penilaian subjektif dan tidak berwujud oleh pelanggan terhadap merek
20
melampui nilai yang diperlukan secara obyektif. Sub pendorong ekuitas merek adalah kesadaran merek (brand awareness), sikap terhadap merek (attitude toward the brand) dan pikiran pelanggan mengenai perilaku perusahaan terhadap etika. Aaker (dalam A.B. Susanto 2004) mengatakan bahwa ekuitas merek adalah seperangkat asset dan liability merek yang berupa merek nama, simbol yang memiliki nilai pada produk atau jasa dari persepsi pelanggan. Selanjutnya Aaker mengelompokkan ekuitas merek ke dalam: (1) Loyalitas merek (2) Perceived Quality yang terdiri dari kualitas yang dirasakan pelanggan, kualitas produk dan kualitas proses, (3) Brand Awareness, dan (4) Asosiasi merek dalam sekelompok lini produk. Model Aaker memformulasikan ekuitas merek dari sudut pandang manajerial dan strategi korporat, meskipun landasan utamanya tetap perilaku konsumen. Sementara Keller (dalam Susanto, 2004) lebih berfokus pada perspektif perilaku konsumen yang berbasis pelanggan. Asumsi pokok model ini adalah bahwa kekuatan sebuah merek terletak pada apa yang dipelajari, dirasakan, dilihat dan didengarkan konsumen tentang merek tersebut sebagai hasil dari pengalamannya sepanjang waktu. Berdasarkan model ini, sebuah merek dikatakan memiliki customer-based brand equity positif apabila pelanggan bereaksi secara lebih positif terhadap sebuah produk dan cara produk tersebut dipasarkan dengan merek yang jelas. Menurutnya, kunci pokok penciptaan ekuitas merek adalah brand knowledge, yang terdiri atas brand awareness dan brand image. Dengan demikian, brand equity terbentuk jika pelanggan mempunyai tingkat awareness dan familiaritas tinggi terhadap sebuah sebuah merek dan memiliki asosiasi merek yang kuat, positif dan unik dalam memorinya. Dalam Islam kepatuhan untuk berbuat baik termasuk contoh dalam berqurban yang pelaksanaannya didasarkan pada keyakinan untuk memperoleh ridho ALLAH SWT, merupakan bentuk equitas merek yang paling tinggi.
Kerangka berfikir: Beberapa prinsip yang memandu pelaksanaan CSR dapat dipaparkan sebagai berikut: Agama Islam mencontohkan totalitas ketaqwaan yang tulus- Habil berQurban karena Allah, demikian juga Nabi Ibrahim dan Ismail. Allah SWT pemilik asmaul husna, dalam berbagai firmanNya, mengangkat manusia sebagai kalifah dimuka bumi dengan
21
dibekali kesempurnaan yang tidak dimiliki mahluk lain, dibekali dunia dan isinya untuk dimanfaatkan dengan baik dan benar sebagai bekal yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak dihari akhir. Kalamullah bersifat benar mutlak tidak terbantahkan. Ilmu
pengetahuan sebagai bagian kecil dari kalamullah, berkembang pada
seluruh umat manusia yang berupaya mengembangkannya baik pada umat yang beriman pada Allah SWT dan RosulNya maupun pada manusia yang mengingkariNya. Kaum kapitalis yang mengutamakan pertumbuhan usaha dengan prinsip mencapai hasil optimal dengan pengorbanan tertentu. Kaum kapitalisme bekerja menghasilkan kedinamisan, kesempatan, dan kompetisi; menurut mereka kepentingan dan keuntungan pribadi adalah motor yang mendorong masyarakat bergerak dinamis. Kapitalis membanggakan kebebasan sebagai hakikat kemampuan menciptakan (create), dan selalu menyesuaikan dan menjaga kebebasan seperti misalnya masalah upah pekerja, menurut konsepsi kapitalis, semua keputusan pemerintah atau tuntutan publik menjadi “tidak relevan”. Kaum liberal menyatakan bahwa negaralah yang bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan masyarakat tanpa adanya campur tangan dari dunia usaha. Dunia usaha sudah cukup melaksanakan kewajiban sosialnya melalui pembayaran pajak kepada negara. Pada awal munculnya kapitalis- liberalis, memang terdapat batasan yang jelas antara dunia usaha dengan pemerintah dan masyarakat. Secara umum, negara bertanggung jawab untuk membuat dan mempertahankan regulasi yang mengatur jalannya setiap aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal ini masalah perpajakan; dunia usaha bertanggung jawab menciptakan kekayaan yang kemudian secara tidak langsung membangun perekonomian; dan masyarakat bertanggung jawab membangun dan membentuk masyarakat itu sendiri. Seiring dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi, batasan tersebut tidak lagi dapat dipertahankan karena permasalahan yang muncul semakin komplek, melibatkan ketiga unsur (pemerintah, pengusaha dan masyarakat) tersebut secara bersamaan. Semakin kaburnya batasan tanggung jawab antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat, mendorong semakin gencarnya implementasi CSR. Lingkup penerapan CSR berdasarkan gagasan Prince of Wales Internasional Business Forum dalam Yusuf Wibisono (2004:125) mengusung 5 (lima) pola:
22
Pertama, upaya perusahaan untuk menggalang dukungan SDM, baik internal (karyawan) maupun eksternal (masyarakat). Caranya dengan melakukan pengembangan dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat berupa building human capital. Kedua, memberdayakan ekonomi komunitas (strengthening economies). Ketiga, menjaga harmonisasi dengan masyarakat sekitar agar tidak terjadi konflik (assessing sosial cohesion). Keempat, mengimplementasikan tata kelola yang baik (encouraging good corporate). Kelima, memperhatikan kelestarian lingkungan (protecting the environment). Customer Protection dalam Global Market Working Group Report memberikan pedoman pelaksanaan CSR berdasar management system standarts, yaitu perusahaan melakukan: 1) Identifikasi dan seleksi subtansi norma dan prinsip yang relevan 2) Cari cara untuk mendekatkan jarak antar stakeholder agar mampu meningkatkan tanggung jawab sosial korporat dan melaksanakannya. 3) Proses dan sistem untuk menjamin efektifitas operasional dari komitmen corporate sosial responsibility. 4) Teknik-teknik untuk verifikasi kemajuan ke depan dari komitmen corporate responsibility. Implementasi CSR berdasar al Qur’an dan as-Sunah, mengarahkan pada keikhlasan dengan cara yang baik dan benar karena ALLAH. Apabila dilaksanakan sesuai tuntunan, maka equitas merek - karena invisible hand ALLAH akan terbentuk.
23
BAB III IMPLEMENTASI CSR DALAM BERBAGAI BISNIS
Implementasi CSR dalam berbagai jenis usaha ini
bermaksud memberikan
gambaran praktek CSR dibeberapa perusahaan antara lain PT. PLN, PT. Telkom , PT Elnusa, RCTI, BCA dan BI;
berdasar informasi yang dapat di akses dari internet
dipaparkan sebagai berikut:
1) CSR PADA PT. PLN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PERUSAHAAN Visi : Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. Misi: a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Moto: Listrik untuk kehidupan yang lebih baik.
Nilai –nilai Perusahaan: Saling percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar
Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan : Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.
Penghargaan pada harkat dan martabat manusia : Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.
Integritas :
Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas
dalam pengelolaan bisnis.
24
Kualitas produk : Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.
Peluang untuk maju : Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.
Inovatif : Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.
Mengutamakan kepentingan perusahaan : Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin di dalam setiap keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan. Untuk
kesekian
kalinya
PLN
melaksanakan
program
partisipasi
dan
pemberdayaan lingkungan (P3L) dengan memberikan bantuan kepada Institut Teknologi Bandung (ITB) berupa Nation Building Corner, renovasi Pusat Informasi PLN dan pengembangan fasilitas laboratorium penelitian konversi energi elektrik (mesin-mesin elektrik, elektronika daya, pembangkitan energi elektrik, penggunaan motor elektrik, kualitas daya dan teknik tenaga elektrik). Bantuan senilai sekitar Rp. 2 milyar ini diserahkan oleh Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar di Kampus ITB, Bandung, 19 Desember 2008. Nation Building Corner memberi akses bacaan dan informasi penting berkaitan dengan nation building di Indonesia kepada generasi muda khususnya mahasiswa. Hal ini untuk memfasilitasi generasi muda dalam dalam proses civic nationalism dan menstimulasi agar lebih memahami dan menghargai proses perkembangan bangsa Indonesia dari jaman dahulu hingga kini. Pusat Informasi PLN yang berlokasi di gedung Kerjasama PLN-ITB diharapkan dapat memberikan informasi tentang industri kelistrikan khususnya yang dikelola oleh PLN. Bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian PLN kepada dunia pendidikan di Indonesia, sekaligus sebagai bentuk peran aktif PLN dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui peningkatan mutu pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. PLN sebagai perusahaan publik, selain mempunyai tugas dan tanggung jawab bisnis untuk menyediakan listrik bagi masyarakat, juga mempunyai tanggung jawab sosial atau CSR kepada masyarakat umum untuk membantu pemberdayaan masyarakat
25
di berbagai bidang, seperti bidang ekonomi, sosial, pendidikan, lingkungan, kesehatan, keagamaan, dll, yang bertujuan untuk membangun masyarakat mandiri. P3L merupakan implementasi CSR PLN kepada masyarakat atau komunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat dan komunitas guna mencapai kondisi sosial ekonomi dan kualitas hidup yang lebih baik. Selain kegiata diatas, bentuk kepedulian sosial perusahaan / Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal ini PLN terhadap masyarakat disekitar daerah kegiatan perusahaan dalam program SCR, antara lain berupa:
Program bina lingkungan yaitu Pelatihan Teknisi Handphone dan Pemberdayaan Ternak Ayam. Program ini dilaksanakan PT PLN (Persero) pembangkitan TJB bekerjasama dengan PKPU Semarang. Tujuan dilakukan program ini adalah sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat di wilayah tapak PLTU TJB agar lebih mandiri. Pelatihan Teknisi Handphone mempunyai segmen pemuda−pemudi di wilayah Desa Tubanan, Kaliaman dan Bondo Kabupaten Jepara yang belum terserap dunia kerja. Dengan pelatihan ini, mereka dibekali keterampilan agar dapat melakukan jasa service HP. Program ini diperuntukan bagi masyarakat, diutamakan yang bertempat tinggal dan mempunyai kegiatan di sekitar instalasi atau berada didaerah yang masih rawan layanan.
Bantuan lain untuk masyarakat umum, seperti bantuan sarana fasilitas umum, bantuan pelayanan kesehatan, bantuan sarana ibadah, bantuan bencana alam dan lain-lain.
Program yang memberikan akses lebih luas kepada masyarakat guna menunjang kemandiriannya, seperti bantuan pendidikan, pelatihan, pengembangan/penguatan kelompok swadaya masyarakat, komunitas asli, organisasi profesi, bantuan peningkatan kapasitas usaha masyarakat berbasis sumberdaya setempat.
Kegiatan pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada pihak yang terkait (stakeholders), seperti bantuan konsultasi publik dan bantuan penyuluhan. Sumber : www.pln.co.id, Humas PLN Kalselteng , Tuesday, 22 December 2008
26
2) CSR PADA PT TELKOM: Visi To become a leading InfoCom player in the region Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik. Misi Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. Telkom
akan
mengelola
bisnis
melalui
praktek-praktek
terbaik
dengan
mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis. Implementasi CSR pada PT. Telkom dijelaskan sebagai berikut:
A.Pembinaan Usaha Kecil Kegiatan CSR yang dilakukan TELKOM dalam rangka pembinaan usaha kecil dan menengah, terdiri dari: 1. ‘Pundi-pundi Devisa’ Binaan TELKOM Jateng. Dengan bermodalkan pinjaman lunak dari PT. Telkom Divre IV Jateng dan DIY,Widodo mendirikan Galeri “Tetap Jaya Art” yang memproduksi handicraft dengan memanfaatkan limbah kayu jati. 2. ‘Sayap’ Binaan Telkom makin berkembang. Pada tanggal
16 Februari 2006- di
Jakarta, ditampilkan keberhasilan dan kesuksesan berbisnis salah satu Mitra Binaan Telkom yang patut untuk dicontoh. 3. DIVRE-I Sumatra bangun madia center shariah fair dan bazar UMK, yang berlangsung sejak tanggal 14 januari s.d 4 februari 2007 di lokasi perguruan tinggi Islam IAIN Sumut, Jl.Sutomo Medan telah dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI H.jusup Kalla
27
4. Dana TELKOM CDC cair, Bank Mandiri membludak. Para mitra binaan TELKOM Community Development Center(CDC) sudah dapat mencairkan dana pinjaman yang diajukan dan yang telah di ACC oleh TELKOM CDC Sumbagtim. 5. Sarasehan Kewirausahaan bagi mitra binaan kandatel kaltim selatan. TELKOM kandatel kaltimsel adakan sarasehan tentang kewirausahaan dengan mitra binaan community development 6. TELKOM Sumbagsel kucurkan dan PKBL Rp 5,4 M, sebagai wujud CSR TELKOM kepada masyarakat, Community Development Center TELKOM kandatel sumbagsel melalui program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) kembali mengucurkan pinjaman periode TW/2006. 7. Telkom gelar akses internet hotspot untuk Jatim Expo, berupa dukungan infrastruktur telekomunikasi Telkom untuk ajang expo UKM skala internasional di Jatim. 8. PT TELKOM meraih penghargaan ISRA 2006, yang diwakili oleh Direktur keuangan Rinaldy Firmansyah menerima Award “Best Sosial Reports Award 2005”. 9. Pemberian beasiswa pendidikan oleh TCDC pada hari bhakti sosial 2006, berupa bantuan beasiswa pendidikan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungannya.
B. Kegiatan Sosial Salah satu bukti tanggung jawab sosial TELKOM terhadap masyarakat adalah banyaknya kegiatan sosial yang dilakukannya.Di bawah ini berita-berita terbaru mengenai kegiatan sosial yang dilakukan TELKOM. 1.
TELKOM salurkan bantuan 400 juta untuk korban bencana di Sumatra, Wakil Direktur Utama TELKOM Garuda Sugardo menyerahkan bantuan untuk korban bencana alam Nangroe Aceh Darussalam sebesar Rp 400 juta (27/12/2006)
2. TELKOM serahkan bantuan di muara Sipongi, TELKOM menyerahkan bantuan peduli Telkom total Rp 100 juta untuk korban bencana muara Sipongi di halaman kantor kecamatan kotanopan-kab Madina(18/12/2006) 3. Kandatel kalsel luncurkan program smart school. Program smart school garapan kandatel kalsel ini diresmikan secara langsung oleh COO Telkom Garuda Sugardo,mengingat inovasi ini adalah yang pertama kali di Indonesia dan menggunakan infrasturktur yang dimiliki TELKOM (30/12/2006)
28
4. TELKOM serahkan bantuan untuk pesantren dan satkorlak Banjarmasin. Kandatel kalsel kembali menunjukkan rasa perduli terhadap Bumi Antasari,dengan memberikan bantuan berupa 1 unit tenda darurat dan 1 unit perahu karet lengkap dengan rompi pelampung untuk tim Satkorlak Banjarmasin(30 November 2006) 5. Datel Bandung Berikan Bantuan Beasiswa. Program Bina Lingkungan merupakan salah satu bentuk implementasi dari “Good Corporate Citizenship”(GCC) yaitu suatu bentuk kepedulian sosial bagi masyarakat menjelang akhir bulan suci Ramadahan (13 Oktober 2006) 6. TELKOM masih peduli. TELKOM,WANADRI dan Universitas Indonesia bekerjasama dalam Program Trauma Coping (10 Oktober 2006) 7. Telkom sumbang computer dan Akses Internet untuk perpustakaan Proklamator Bung Hatta,Presiden RI bersama Dirut Arwin Rasyid hadiri peresmian Perpustakaan Bung Hatta di Bukittinggi(21 September 2006) 8. Sambut Harbakpostel,Divre III Khitanan 600 Anak. Kegiatan sosial berupa khitanan missal,di kantor Telkom Divre III dalam menyambut Harbakpostel ke-61 turut hadir CEO dan COO (16 September 2006) 9. Membangun Masyarakat Cerdas Bersama Telkom. Selain program Internet Goes to School,TELKOM juga telah mengembangkan program Communty Acces Point,elearning,Smart Campus dan Generasi Baru Indonesia yang merupakan langkah strategis dalam perannya(16 Juni 2006)
C.Kegiatan Keagamaan Dalam rangka menyatu dengan masyarakat
di sekitarnya,TELKOM secara
berkesinambungan mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan bersama masyarakat.Di bawah ini laporan perkembangan kegiatan keagamaan yang dilakukan TELKOM. 1. Pemotongan Qurban di Bumi Telekomunikasi. Pemohon Daging Qurban di GKP TELKOM Capai 22 ribu Orang (31 Desember 2006) 2.
COO TELKOM Resmikan Renovasi Masjid Al-Istiqomah. Renovasi Masjid Al Istiqomah dilakukan untuk merespons antusiasme jamaah yang demikian tinggi terhadap aktivasi spiritual yang diselenggarakan di masjid,terutama pelaksanaan shalat berjamaah (29 Desember 2006)
29
3. BMM TELKOM Gelar khitanan Massal. Jerit tangis dan wajah pasrah 112 anak-anak kaum dhuafa mewarnai kegiatan khitanan massal yang dilenggarakan Baitul Maal Mutaqqin (BMM) TELKOM di lantai 1 GKP TELKOM Jl.Japati Bandung pada Rabu 27 Desember 2006(27 Desember 2006) 4. Buka Puasa Bersama Adik Adik Asuh BAZISKAF TELKOMRISTI. Menyambut datangnya 17 Ramadhan 1424 h Warga TELKOMRISTI mengadakan buka puasa bersama sekitar 75 adik asuh BAZISKAF RISTI yang tinggal di sekitar Gegerkalong(18 Nopember 2003)
D.Kegiatan Budaya Olahraga Sebagai bagian dari masyarakat di sekitarnya,TELKOM juga berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan budaya dan olahraga yang diselenggarakan di dalam negeri maupun di luar negeri.Berikut ini laporan kegiatan TELKOM dalam bidang budaya dan olahraga.
1. TELKOM Speedy Sponsori A1 GrandPrix di Sentul. PT TELKOM kembali mewujudkan kepedulian terhadap pengembangan olahraga otomotif di tanah air,melalui keterlibatannya sebagai salah satu sponsor perhelatan balap mobil berskala internasioal di Indonesia.(08 Desember 2006) 2. Porseni Telkom Divre VII 2006 dibuka oleh COO. Pelaksaan acara pembukaan porseni TELKOM DIVRE VII di lapangan bola kantor DIVRE VII (24 Juli 2006) 3.
COO membuka POR Harbakpostel. “Dengan semangat hari bakti postel kita tingkatkan kebersamaan dan Sinergi” memang sangat diperlukan dan perlu didukung bersama,wakil
Dirut/COO Garuda Sugardo sambutan pada Pembukaan POR
Harbakpostel (19 mei 2006)
E.Program Magang Industri 1. Program CO-OP : Cooperative Academic Education. Program Co-op merupakan suatu bentuk pendidikan yang memadukan peningkatan soft skill & hard skill,proses belajar akademik dengan pengalaman kerja yang terencana,terbimbing dan mendapat intensif.Program Co-op memungkinkan mahasiswa memperoleh kemampuan yang praktis dengan dihadapkan pada penerapan dunia kerja di luar kampus.Melalui
30
program Co-op akan diperoleh calon tenaga kerja yang mandiri,professional,dan siap memasuki dunia kerja.Lama pelaksanaan Co-op secara umum adalah antara 3-6 bulan,dan dapat diperpanjang namun tidak melebihi 12 bulan. 2. Tujuan Penyelenggaraan Program Co-op. Adalah mempercepat waktu penyesuaian bagi lulusan perguruan tinggi dalam memasuki dunia kerja,meningkatkan kuailitas lulusan pendidikan S1
3) CSR PADA PT ELNUSA ELNUSA adalah suatu grup profesional
perusahaan
yang
memberikan layanan
dalam industri Minyak dan Gasbumi (Migas), Telekomunikasi dan
Informatika (Telematika). Didirikan pada tahun 1969 dengan nama PT. Elektronika Nusantara. ELNUSA
telah memberikan pelayanan terbaik
kepada industri yang
digelutinya selama lebih dari 36 tahun. Saat ini ELNUSA merupakan sebuah Holding Company yang memiliki 9 anak perusahaan dan 2 anak perusahaan portofolio, dengan 3 pilar kelompok usaha yaitu ; Oil & Gas meliputi Jasa Hulu Migas (Up Stream), Hilir Migas (Down Stream) serta Asset Based dan ICT.
A.
Aplikasi ukuran etika perilaku dalam aktivitas operasi
Pada PT ELNUSA, ukuran untuk memenuhi perlindungan terhadap lingkungan dan kepentingan masyarakat
didasarkan pada standard Nasional dan Internasional.
Dalam hal ini , perusahaan mengikuti aturan sertifikasi ISO, OHSAS dan QA serta K3LL. Hal ini secara langsung untuk mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kualitas jasa operasi dan keselamatan kerja atau Health Safety Environment (HSE). Selalu dipastikan bahwa setiap tuntutan mayarakat dilokasi operasi proyek dapat ditangani dengan baik, sehingga tidak terdapat tuntutan hukum maupun keluhan masyarakat.
B.
Program Tridaya PT ELNUSA dalam CSR.
Keterlibatan PT. ELNUSA dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang disebut CSR akhir-akhir ini semakin meningkat intensitasnya.. )
31
Pendekatan Tridaya program yang dalam implementasinya saling dipadukan, menjadi fokus kinerja pemberdayaan masyarakat PT. ELNUSA , yaitu pengembangan ; 1. Daya ekonomi, 2. Daya Sosial 3. Daya Pembangangunan Pengembangan daya ekonomi diwujudkan dalam bentuk Program Pengembangan Kemandirian Masyarakat (P2KM) yang telah exist selama 3 tahun. P2KM adalah suatu program pemberdayaan masyarakat dengan misi membangun kemandirian kelompok sasaran. Pada akhir tahun 2005, P2KM telah menunjukkan kinerja yang baik. Dana CSR PT. ELNUSA yang disalurkan melalui program ini telah mengalami tiga kali perputaran, sehingga dana ini telah memberikan kemanfaatan tiga kali lebih besar dari dana yang disalurkan. Tingkat kemacetan sangat kecil yaitu sebesar 1,3%. Kehadiran P2KM di tengah-tengah masyarakat telah menunjukkan dampak yang signifikan. Diantara dampak tersebut adalah peningkatan pendapatan
keluarga kelompok sasaran dan perubahan
positif pada pola pikir dan sikap masyarakat.
300.000 255.904 250.000
237.798
223.639 202.004
PPKu
200.000 150.000 100.000 50.000 -
0
1
2
3
Tahapan Pinjaman
Gambar 3: Grafik P2KM PT ELNUSA
CSR PT. ELNUSA juga disalurkan melalui program Pengembangan daya sosial yang diwujudkan dalam bentuk Program program sebagai berikut :
32
Program Peduli Pendidikan telah menjangkau 150 pemetik manfaat
langsung dalam bentuk beasiswa dan wakaf tunai penyelenggaraan program pendidikan. Program Peduli Kesehatan mendapat perhatian yang serius. Jumlah pemetik manfaat kumulatif adalah sebesar 620. Kegiatannya dalam bentuk pengobatan gratis, tes gula darah dan peningkatan gizi balita di PKK dan POSYANDU yang berada di sekitar lingkungan PT. ELNUSA . Gizi buruk dalam skala yang lebih luas juga terjadi di daerah Cilincing (Jakarta Utara) dan PT. ELNUSA berpartisipasi dalam membantu pemulihan mengatasi permasalahan ini. Program Peduli Sesama dilakukan dalam bentuk program santunan dhuafa rutin mingguan, distribusi sembako kepada masyarakat dhuafa dan peduli bencana kebakaran. Total pemetik manfaat pada program ini sebanyak 837 jiwa. Khusus untuk peduli bencana kebakaran, PT. ELNUSA bekerja sama dengan beberapa lembaga sosial mendirikan Posko Kemanusiaan untuk membantu korban bencana dan pemulihan kondisi. Sejumlah relawan direkrut oleh PT. ELNUSA untuk melaksanakan program ini. Pengembangan daya pembangunan dilakukan dalam bentuk pembangunan saranaprasarana untuk masyarakat. Total pemetik manfaat sebanyak kurang lebih 650 orang. Bentuk praktis yang dilakukan adalah pembangunan MCK untuk masyarakat sekitar PT. ELNUSA dan pembangunan SPDN (Solar Packed Diesel Nelayan) Labuan 2 Pandeglang – Banten . SPDN Labuan 2 diarahkan untuk membantu komunitas nelayan di Labuan, agar mereka mendapatkan solar dengan harga standard sehingga akan membantu mengurangi biaya operasional penangkapan ikan. Efek lanjutan yang diharapkan adalah pendapatan nelayan dapat meningkat atau minimal dapat dipertahankan. Seluruh program pengembangan tridaya ini telah berjalan lancar berkat semanagat membangun sinergi dari seluruh stakeholder , dimana diharapkan untuk masa yang akan datang Innsya Allah akan mampu membangun program menjadi lebih baik. Perseroan bukan mengejar profit semata tapi juga peduli terhadap lingkungan sosial terbukti dengan membentuk Community Development (ComDev). Metode dalam penentuan Key Communities adalah dengan cara melakukan survey, mengumpulkan data,
33
mengelompokkan dan mengorganisir sektor informal yang berdomisili disekitar lokasi Kantor perusahan. Para pemimpin senior dan karyawan secara aktif mengumpulkan dana pribadi yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui pemotongan gaji yang dikumpulkan melalui Yayasan Baitul Hikmah ELNUSA. Dana tersebut disalurkan untuk program Community Development .
Tabel 1: Alokasi Waktu (Karyawan & Masyarakat sekitar) Targ et Wirausaha Sektor Informal
Pendidikan
Sosial & Kesehatan Keagamaan
Prasarana Lingkungan
Aktivitas Program Pengembangan Kemandirian Masyarakat (P2KM) berupa pembiayaan mikro bergulir syariah dalam hal ini bekerja sama dengan Yayasan Baitul Hikmah ELNUSA Pendidikan dan pelatihan baik formal maupun non formal seperti sejak Th 1996 mendirikan TK Patra VII dan TPA Santunan dan beasiswa pendidikan kepada anak karyawan dan masyarakat yang kurang mampu. Terdapat program BEST (Beasiswa Terpadu) , dalam program ini anak berprestasi yang secara finansial kurang mampu tetap dapat menjadi anak yang cerdas dalam IQ dan EQ serta akan mampu menghadapi tantangan di masa depan Donor darah dan pengobatan gratis serta sunatan massal Penyelenggaraan Pengajian rutin bagi muslim dan Penyelenggaraan kebaktian bagi umat Kristen (UMKRIS) dan umat Hindu (Sanggraha Hindu). Pembuatan saluran air, MCK baik sampah, jembatan dll
Frek PIC uensi Reguler Tim ComDev
Reguler
Tim ComDev
Reguler
Tim ComDev Tim ComDev
Reguler
Reguler
Tim Comdev
Area penekanan yang menjadi prioritas program tersebut adalah yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama di lingkungan terdekat perusahaan ( atau ring 1, ring 2 dan ring 3) . Dalam 3 tahun terakhir ini perusahaan mencadangkan prosentase tertentu dari keuntungan bersih setelah pajak, untuk disumbangkan melalui
34
program Community Development tersebut. yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.
C.
Tanggap Darurat Dan Pembangunan Desa Binaan PT ELNUSA 1.
Tanggap Darurat
ELNUSA telah memiliki Unit tanggap darurat yang disebut ELNUSA Emergency Response (EER) , yang disiapkan untuk merespon kebutuhan pertolongan cepat akibat bencana alam . Pertolongan darurat diterjunkan dengan cepat setelah peristiwa terjadi. EER tidak hanya segera memberikan bantuan keselamatan dan pertolongan, namun juga terus memberikan bantuan pemulihan bagi masyarakat yang tertimpa bencana alam. Bantuan untuk pemulihan ini dilakukan agar korban korban yang terkena dapat segera bangkit dan mandiri kembali seperti sebelumnya.Didalam menjalankan aksi tanggap darurat ini, EER bekerjasama dengan beberapa lembaga kemanusiaan masyarakat lokal yang terkemuka dan terpercaya.
2.
Pembangunan Desa Binaan PT ELNUSA
Gempa Bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah di akhir Mei 2006 lalu menewaskan 6.234 jiwa. Kejadian itu menggerakkan ELNUSA Emergency Response (EER) untuk segera mengirimkan bantuan kesalah satu kawasan yang terkena dampak paling parah dar gempa tersebut. Didusun ini terdapat 148 rumah dan kesemuannya hancur karena getaran gempa yang terjadi. Kemudian perusahaan memberikan perhatian dan penanganan musibah gempa ini secara comprehensif dengan melaksanakan program pemulihan Desa terpadu
di Dusun Kedaton Kidul Bantu Yogyakarta yang disebut
sebagai DESA BINAAN PT ELNUSA . Di lokasi yang tertimpa musibah gempa ini PT ELNUSA dengan prinsip kemitraan bekerjasama dengan perusahaan migas lokal dan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) membangun dusun yang hancur akibat gempa , memullihkan infrastuktur, dan memulihkan pola kehidupan masyarakat berupa ; a. Recovery Fisik , yaitu pembangunan phisik
sebanyak 147 (seratus empatpuluh
tujuh) buah bangunan rumah tahan gempa tipe 36 . Dimana Bangunan ini dirancang untuk mampu menahan gempa sampai 7 skala richter. Anggaran masing masing bangunan berkisar mulai Rp. 16.000.000,- s.d Rp. 28.000.000,-
35
b. Recovery Sosial, yaitu pemulihan infrastuktur lingkungan , akses Desa dan tatanan kemasyarakatan Dusun Kedaton Kidul . Mendirikan sarana pendidikan ( Sekolah dan TPA), sarana ibadah (masjid) dan sarana kesehatan (PUSKESMAS) c. Recovery Ekonomi , yaitu membangun kembali kehidupan perekonomian warga Dususn Kedaton Kidul dengan menghidupkan usaha tobong batu.
Tabel 2: Alokasi Eksternal (di luar lingkungan Perusahaan) Target
Keagamaan Sosial
Perayaan Nasional Bencana Alam
Aktivitas Memberikan sumbangan kepada yayasan pengelola dana umat (ct: DPU DT, PKPU dll ) Memberikan santunan (uang & sembako) kepada masyarakat miskin di kantong2 kemiskinan Memberikan bantuan dana penyelenggaraan hari Nasional Membentuk ELNUSA Emergency responses Team (EERT) ; 1. Membantu masyarakat Aceh dan Nias yang tertimpa musibah gempa dan tsunami. Dan memberikan bantuan terhadap masyarakat sekitar seperti bantuan untuk korban banjir, kebakaran, busung lapar dan bantuan air bersih 2. Membantu Masyarakat Yogyakarta yang ditimpa musibah gempa dan Pangandaran 3. Kelaparan massal Yahukimo, Papua 4. Banjir bandang Trenggalek, Jatim. 5. Banjir bandang Gorontalo dan Manado , Sulawesi Utara 6. Banjirbandang Mandailing Natal , Sumatra Utara 7. Membantu karyawan dan masyarkat lingkungan perumhan Karyawan yang tertimpa banjir diwilayah Jakarta (Jabodetabek)
Fr ekuensi Reguler
Insidentil
Insidentil
Insidentil
P IC Direksi & Tim Comdev Direksi & Tim Comdev Direksi & Tim Comdev
Direksi & Tim Comdev , EER Tim
Kesemua hasil pembangunan ini diresmikan oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat M Yusuf Asy’ari pada peringatan tepat satu tahun gempa Yogya pada bulan
36
Mei 2007 . Pemulihan Desa secara terpadu di Kedaton Kidul ini menjadi representasi ideal bidang pemulihan masyarakat korban bencana alam dan
Menpera dalam
sambutannya menyarankan entitas bisnis untuk mereplikasi program seperti Desa Binaan PT ELNUSA, diwilayah wilayah lain. Daftar alokasi Eksternal CSR dapat dilihat pada Tabel 2.
4) CSR PADA RCTI VISI: Media Utama Hiburan dan Informasi Perkataan “utama” mengandung makna lebih dari yang “pertama” karena kata “pertama” hanya mencerminkan hierarki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata “utama” mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritas dan dedikasi. Media utama hiburan dan informasi memiliki makna: 1. RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi. 2. RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial atas sajian program-programnya. 3. RCTI menjadi pilihan yang utama dari para “stakeholder” (karyawan,pemirsa,pengiklan,pemegang saham,pemasok,pesaing,perusahaan afiliasi,mitra strategis,masyarakat, dan penyelenggara Negara) MISI : Bersama Menyediakan Layanan Prima Interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusahaan mulai dari
level
teratas
sampai
terstimulasi,terkoordinasi
dan
dengan
level
tersistemasi
terbawah
memberikan
mampu karya
bersama-sama
terbaiknya
demi
mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada “stakeholder TIGA PILAR UTAMA 1. Keutamaan Dalam Kebersamaan 2. Bersatu Padu 3. Oke
37
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada 3 (tiga) nilai sebagai pilar utama yang menjadi motivasi,inspirasi dan semangat juang insan RCTI. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang mendapat pengakuan dari para “stake holder” atas kualitas integritas dan dedikasi yang ditampilkan. RCTI
menyadari pengaruhnya yang signifikan, sebagai media penyebaran
informasi dan sebagainya, bagi perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Karena itu,RCTI berusaha untuk menyeimbangkan antara kepentingan komersial dan masalah sosial dalam setiap pengambilan keputusannya. RCTI juga berkomitmen untuk mempertahankan kekayaan budaya Indonesia dengan lebih berfokus pada muatan lokal, mendidik masyarakat dengan pilihan program yang cukup selektif, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri perfilman nasional dengan menayangkan film-film lokal dan menggunakan tenaga kerja lokal dalam proses penciptaan dan pembuatan program-program yang ada. Selain itu, untuk melayani kebutuhan masyarakat, RCTI menayangkan program relijius setiap hari untuk agama-agama yang ada di Indonesia dan berita pelayanan public untuk menginformasikan isu-isu utama dalam masyarakat sekarang ini. Untuk memenuhi misi perusahaan dan tanggung jawabnya kepada masyarakat, RCTI juga membuat program-program sosial seperi:
RCTI Peduli, Program “RCTI Peduli” diselenggarakan pada tahun 1995.Program ini bertujuan untuk mengumpulkan dana dan menyumbangkannya untuk orang-orang yang
membutuhkan,seperti
dana
untuk
korban
bencana
alam,yatim
piatu,beasiswa,pelayanan kesehatan umum,dsb. Salah satu kegiatan yang telah dilakukannya adalah membangun Rumah Baca Peduli.Dalam rangka memenuhi kegiatan ini, RCTI telah memberi bantuan kepada Rumah Dunia di kampung Ciloang,Serang,pada tanggal 24 September 2003 yang lalu.
RCTI Jalinan Kasih, Program “RCTI Jalinan Kasih” ini bertujuan untuk membantu mereka,yang berasal dari kalangan ekonomi lemah,yang membutuhkan biaya pengobatan dan pelayanan kesehatan. Melalui rekening BCA,program ini menyalurkan bantuan dana dari para pemirsa kepada mereka yang membutuhkan.Dik
38
Doang,sebagai Sang Pengembara yang juga membawakan acara ini,akan memberikan bantuan tersebut kepada penerima dana tersebut.
RCTI Bedah Rumah, Reality show “Bedah Rumah”,yang bertujuan untuk memberikan rumah yang layak huni bagi mereka yang kurang beruntung dalam segi ekonomi. Tim “Bedah Rumah”, yang terdiri dari seorang konsultan bangunan dan beberapa pekerjannya, merenovasi rumah dari keluarga yang terpilih sehingga menjadi tempat tinggal yang asri dan layak huni.Selain itu,mereka juga melengkapinya dengan furniture,perlengkapan elektronik,atau peralatan dapur. Sambil menanti rumah selesai direnovasi, anggota keluarga pemilik rumah diungsikan ke sebuah hotel dan dijamu layaknya tamu kehormatan.
RCTI Bedah Kampung, Bedah Kampung,merupakan perluasan dari program Bedah Rumah.Proyek ini digarap oleh Helmy Yahya, bekerjasama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Tim Penggerak Peningkatan Kesejahteraan Keluarga(PKK) Pusat. Proyek Bedah Kampung disiapkan dalam rangka menyambut Hari Keluarga
Nasional (Harganas) XIII,yang jatuh pada 29 Juni 2006.Proyek ini ditujukan bagi kampung Cipambunan,yang keadaannya sangat memprihatinkan. Sebanyak 180 rumah di kampung Cipambunan, Kecamatan Babakan, Kabupaten Bogor, Jabar, akan direnovasi secara besar-besaran. Tujuannya,untuk menciptakan sebuah kampung yang sehat dengan penataan rumah yang apik serta akrab lingkungan, lengkap dengan sarana dan prasarana yang memadai, serta mendorong lahirnya keluarga sejahtera yang menjadi penghuni kampung tersebut. Karena itu, selain perbaikan rumah,dilakukan juga perbaikan jalan sekitar 300 meter menuju kampung, perombakan besar-besaran terhadap bangunan sekolah di kampung itu,pembangunan sebuah rumah pintar, yang dilengkapi dengan komputer dan buku-buku bacaan,dan pembangunan fasilitas-fasilitas umum lainnya, seperti posyandu, rumah ibadah, dan sebagainya. Menurut rencana,bedah kampung dilakukan selama seminggu penuh dan melibatkan sekitar 600 pekerja bangunan, 30 arsitek,serta sejumlah ahli bangunan dan lingkungan. Dukungan material bangunan dalam jumlah besar, baik berupa batu, pasir, semen, kayu, dan lain-lain sudah disiapkan.
39
Sebagai pelengkap, reality show RCTI lainnya juga dilaksanakan di kampung tersebut, seperti ‘Uang Kaget’,’Nikah Gratis’, pengobatan gratis ‘Terima Kasih Dokter’ melalui program ‘Jalinan Kasih’, dan program-program tambahan seperti program ‘Biaya Sekolah Gratis’, dan ‘Motor Untuk Guruku’. Kemudian, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pendidikan generasi muda Indonesia,PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia ini, bersama PT.Bimantara Citra Tbk., bekerjasama dengan Universitas Brawijaya dalam program Community Development. Kesepakatan ini ditandatangani oleh keduabelah pihak pada tanggal 27 Januari 2003. Kerjasama ini dalam penyelenggaraan kuliah umum atau seminar, program magang mahasiswa,pendidikan dan publikasi Community Development.Salah satu kegiatan yang dilenggarakannya adalah seminar Kewirausahaan dan Manajemen,di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya pada 28 Januari 2003,yang membahas tentang “Kiat Sukses Membuka Peluang Kerja Bagi Diri Sendiri”(Dalam Menghadapi Perdagangan Bebas AFTA 2003). Secara teratur, RCTI juga bekerjasama dengan berbagai organisasi dan institusi dalam mengadakan tur kunjungan ke komplek studionya. Sehingga, bersama dengan websitenya, www.rcti.tv, RCTI dapat berinteraksi dengan para pemirsanya dan meminimalisasi jarak dengan mereka.
5) CSR PADA BCA Visi To become the leading company in financing industry in Indonesia delivering the BEST VALUE to our stakeholders. Misi
We deliver the BEST VALUE to delight our customers as their preferred choice by providing high quality, innovative, and reliable products and services. We deliver the BEST VALUE to our distribution partners by developing trusting relationship and win-win partnership which focuses on continuous growth We deliver the BEST VALUE to our shareholders and creditors by creating sustainable financial growth and return at acceptable risk
40
We understand our social responsibility as a corporate citizen and deliver the BEST VALUE to our community by actively contributing to its welfare We believe that sustainable results to our stakeholders can only be achieved by delivering the BEST VALUE to our people by recruiting, developing and rewarding highly competent people, and creating a conducive work climate in which our people can grow and innovate. We deliver the BEST VALUE to our supplier by giving fair and win-win treatment.
Nilai : F irst-Class Teamwork O rientation To Quality C ustomer Focus U ncompromized Integrity S triving For Excellence Sosial Responsibility Bank BCA Menginvestasikan
kembali
sebagian
dari
perolehan
laba
pada
upaya
pengembangan komunitas berupa Bakti BCA sudah menjadi bagian dari budaya korporat BCA. Program Bakti BCA ini merupakan rangkaian aktifitas dalam rangka tanggung jawab sosial korporat yang berkelanjutan dan bertujuan menciptakan nilai bagi komunitas serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam perusahaan, kegiatan-kegiatan ini selalu difokuskan pada upaya mengatasi berbagai permasalahan pendidikan dan kesehatan yang dihadapi terutama oleh komunitas-komunitas lokal yang kurang beruntung. Secara lebih spesifik, kegiatan tanggung jawab sosial terdiri atas serangkaian program jangka panjang yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik bagi remaja dan anak-anak dengan keterbatasan dana disamping kepedulian dalam masalah kesehatan.
Program-program tersebut adalah: 1.
Program pendidikan akuntan non-degree (PPA) yang bertujuan kesempatan bagi
menciptakan
tamatan sekolah menengah umum dengan prestasi baik untuk
mendapatkan ketrampilan dan pengetahuan tambahan selain untuk membantu pemerintah menghasilkan tenaga-tenaga profesional akuntasi dan keuangan.
41
2. Program Magang Bakti BCA untuk tamatan sekolah menengah umum dengan prestasi gemilang agar mereka mendapatkan kesempatan untuk bekerja sebagai teller atau customer service officer disamping mendapatkan penghasilan tambahan dan pengalaman bekerja yang sangat bernilai. 3. Bea Siswa untuk mahasiswa tingkat sarjana di berbagai universitas di Indonesia. 4. Kepedulian Bakti BCA turut berprestasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang relatif kurang beruntung. Kegiatan-kegiatan dibidang ini mencakup pengenalan dan pengembangan laboratorium komputer, renovasi bangunan sekolah, pengadaan buku-buku dan berbagai alat bantu pendidikan dan pengajaran, serta pelatihan bagi tenaga pengajar. 5.
Program Donor Darah (bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia), dan
6.
Program Operasi Katarak (bekerjasama dengan pengurus pusat Perdami).
6) CSR PADA BI Misi: Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. Visi : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Nilai-Nilai Strategis : Kompetensi - Integritas - Transparansi - Akuntabilitas Kebersamaan (KITA - Kompak) Sasaran Strategis : Untuk mewujudkan Misi, Visi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Terpeliharanya Kestabilan Moneter Terpeliharanya Stabilitas Sistem Keuangan Terpeliharanya kondisi keuangan Bank Indonesia yang sehat dan akuntabel Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen moneter Memelihara SSK : (i) melalui efektifitas pengaturan dan pengawasan bank, surveillance sektor keuangan, dan manajemen krisis serta (ii) mendorong fungsi intermediasi 6. Memelihara keamanan dan efisiensi sistem pembayaran
42
7. Meningkatkan kapabilitas organisasi, SDM dan sistem informasi 8. Memperkuat institusi melalui good governance, efektivitas komunikasi dan kerangka hukum 9. Mengoptimalkan pencapaian dan manfaat inisiatif Bank Indonesia. Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya, telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2004, sebagai bank sentral BI diwajibkan untuk dapat mencapai dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat tiga pilar utama yang menjadi tugas BI yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan mengatur dan mengawasai bank. Selain dituntut untuk dapat melaksanakan tugas-tugas utamanya tersebut, BI juga diminta untuk tetap memiliki kepedulian terhadap lingkungan (komunitas) sebagai wujud corporate social responsibility-nya. . Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien
43
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. Tujuan dan Tugas Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. Menurut BI " ….dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa diatas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama….setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut… " Tema Program CSR BI Dengan dasar pemikiran bahwa komunikasi merupakan hal pokok bagi BI untuk membina relationship dan menunjukkan kepedulian terhadap komunitasnya, BI melalui program CSR berusaha untuk mengedepankan kegiatan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak dengan tujuan untuk: 1. meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat ekonomi menengah dan kecil; 2. membantu program Pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas serta mampu berkompetisi dengan SDM asing; dan
44
3. meningkatkan dan memelihara ekosistem melalui kerjasama dengan segenap masyarakat Atas dasar itu, tema program CSR Bank Indonesia direfleksikan dalam slogan : BI COMMUNICATE - eCOsystem, sMall MediUm eNterprIse, and eduCATion for peoplE Program Kunjungan Studi BI Program Kunjungan Studi ke BI merupakan bagian dari upaya BI untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya atas materi yang terkait dengan pelaksanaan tugas BI di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran. BI membuka kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kunjungan ke BI setiap hari Selasa dan Kamis sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Liputan BI Peduli (CSR-BI) Rubrik ini menyajikan berita-berita aktual, mengenai kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan BI baik yang berada di pusat maupun di daerah-daerah, serta info-info lainnya yang terkait dengan CSR-BI (Berita CSR-BI)
45
BAB IV PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN SARAN Berdasar latar belakang yang menyajikan pandangan dan contoh CSR dalam Islam, perkembangan konsep CSR seiring perkembangan tuntutan masyarakat dan praktek CSR di berbagai jenis dan bentuk usaha, maka dilakukan pembahasan sebagai bahan mengambil kesimpulan dan selanjutnya memberikan saran. Pembahasan: •
Dalam teori, menurut Wellen & Hunger tanggungjawabsosial terdiri dari Pengertian tanggungjawab sosial sebagai Kuwajiban Sosial, Reaksi Sosial, dan Kemampuan Perusahaan
•
Pentingnya melaksanakan tanggungjawab sosial bagi organisasi, untuk kepentingan organisasi dan stakeholders, dengan alasan: moralitas, kepentingan perusahaan, teori investasi, dan mempertahankan otonomi.
•
Pelaku utama dalam organisasi yang melaksanakan pertanggung jawaban sosial adalah jajaran manajer dari puncak , midle sampai lower kepada penerima: Internal (pelanggan: produk bermutu, dikemas dengan baik, aman, dan bermanfaat, pegawai: berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, gaji yang memadai, hak berorganisasi, dan pemilik: mampu memanfaatkan sumberdaya milik perusahaan dengan efisien sehingga menimbulkan hasil yang optimum), dan eksternal yaitu; anggota masyarakat khusus, misalnya tindakan anti diskriminasi, dan umum: yaitu tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan dan penyedia lapangan pekerjaan.
•
Etika Manajerial, didasarkan pada; •
Standar Etika
•
Peran Organisasi terhadap perilaku etis
•
Kemampuan perusahaan untuk melaksanakan tanggungjawab sosial dan etika
Awal CSR diadopsi, karena dianggap dapat menjadi penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur terbangun dalam pikiran masyarakat. Melalui kegiatan CSR pengusaha merasa tidak perlu terganggu lagi oleh perasaan bersalah, karena telah memberi kompensasi dalam bentuk charity dan menempatkan CSR sebagai instrumen
46
penting dalam menunjang strategi perusahaan, yakni pencapaian citra yang diinginkan dapat menunjang tujuan komersial. Perkembangan lebih lanjut ada tuntutan pemerintah kepada perusahaan agar melaksanakan CSR, dengan kompensasi keringanan pajak. Tetapi belakangan muncul isu CSR dilaksanakan untuk mengingkatkan kemandirian masyarakat. Sementara contoh CSR dalam Islam mensyaratkan keikhlasan sebagai ruh taqwa, dimana taqwa memiliki makna lahir dan batin. CSR dilaksanakan sebagai tanggungjawab manusia sebagai khalifatullah, yang dijalankan karena perintah Allah- karena rahmanrahim Allah. Tanpa pamrih kepada kepada sesama manusia, apalagi untuk mendapatkan: (1) citra baik karena sudah melaksanakan CSR padahal ada kerusakan yang ditimbulkan oleh produknya, (2) rasa aman karena sudah membayar ketidak adilan yang sudah ditimbulkan atas monopoli yang dilakukan, (3) rasa sudah terhapus dosa atas input, proses dan out put yang melanggar tuntunan Allah dan RosulNya; karena sudah melakukan pembayaran dalam bentuk program CSR, dan lain sebagainya. Upaya pemerintah Indonesia yang mencantumkan kewajiban melaksanakan CSR pada UU PT nomor 40 tahun 2007, secara eksplisit pada pasal 74. Berikut pembahasan CSR pada masing-masing perusahaan yang di amati pada penelitian ini. Dasar pembahasannya adalah dengan mengkaitkan kesesuaian informasi yang diperoleh tentang manfaat usaha bagi stakeholder, kesesuaian CSR dengan Visi dan Misi perusahaan dan serta dengan tuntunan Al Qur’an dan As Sunah, sebagai berikut:
1. PLN: Sebagai BUMN, sesuai dengan UUD ps 33 ayat 2 yang mengatakan bahwa : “Tjabang-tjabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasasi hadjat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.” Kegiatan CSR yang dilakukan PLN bekerjasama
dengan ITB dalam bentuk
Nation Building Corner memberi akses bacaan dan informasi penting berkaitan dengan nation building di Indonesia kepada generasi muda khususnya mahasiswa. Sebagai peran aktif PLN dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui peningkatan mutu pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. CSR
47
kepada masyarakat umum untuk membantu pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang, ekonomi, sosial, pendidikan, lingkungan, kesehatan, keagamaan, dll, yang bertujuan untuk membangun masyarakat mandiri. Walaupun bisnis utamanya belum bisa menjalankan misi dengan optimal, dengan ciri antara lain: masih banyak keluhan kekecewaan pelanggan atas ketidak stabilan penyediaan listrik baik berupa naik turunnya daya yang berakibat pada rusaknya alat elektronik yang berarti merugikan pelanggan maupun sering padamnya listrik baik karena giliran yang diumumkan maupun yang tanpa pemberitahuan; demikian juga dengan kenaikan harga dan sangsi-sangsi keterlambatan pembayaran yang terkadang dirasakan oleh pelanggan sebagai kurang manusiawi. Namun demikian perlu diapresiasi atas upaya yang sudah dilakukan untuk menyalurkan. Ini berarti ada keuntungan yang diperoleh dari usaha yang masih merugikan rakyat sebagai pelanggan, dan keuntungan tersebut sebagian dimanfaatkan atau lebih tepatnya dikembalikan untuk kepentingan masyarakat dalam bentuk CSR. Seharusnya ada upaya: 1) perbaikan pelayanan utama yaitu kestabilan pasokan baik jumlah (sehingga tidak perlu bergiliran padam) maupun mutu ( voltage yang stabil
sehingga tidak merusak alat elektronik milik pelanggan/rakyat), 2)
manajemen yang tepat sehingga sesuai perannya pada pasal 33 ayat 2 UUD 45 sehingga harga dan sangsi menjadi indikator yang menyejukkan stakeholder (rakyat, pemerinta, perusahaan, karyawan yang didalamya ada pemasok, produsen dan pembeli), maupun 3) akibat pemadaman lainnya seperti kebakaran rumah, ruko dan rukan yang berakibat kerugian ratusan juta yang harus diderita oleh masyarakat.
Ada beberapa berita yang dapat dijadikan pertimbangan sebagai rujukan besarnya komplain masyarakat terhadap pelayanan PLN, walaupun sebagian kecil diharapkan mewakili, yaitu dari :
( 1) BALADA PLN, diambil dari blog //dennyekop.wordpress.com/2008 “Saya membuka usaha dibidang Food & Beverage di Semarang, di Daerah Jl.Veteran. selama saya membuka usaha saya mengalami pengalaman yang sangat seru dengan PLN sebuah perusahaan negara yang seharusnya mengurus kelancaran Listrik di Negara ini, seharusnya…disini saya ingin menceritakan pengalaman luar biasa yang saya alami hingga saat saya menulis surat ini. adalah biasa pemadaman
48
listrik secara bergiliran di Indonesia, pengalaman saya menghadapi pemadaman listrik hingga 28 jam dan hingga 6 hari dalam 1 minggu adalah pengalaman seru. saya mengalami Pemadaman Listrik yang sangat intens semenjak Desember 2007. dan yang lebih seru lagi adalah pengalaman berdebat dengan Operator PLN pada nomer 123, meski kemudian harus dilempar ke nomer yang (katanya) nomer teknisi PLN di nomer (024)3513707 dan 3513709, sayapun mencoba menghubungi kenomor yang dirujuk tersebut, hasilnya sama saja, hanya alasan-alasan dan bukan tindakan pasti, berdasarkan pengalaman saya kecepatan respon mereka menghadapi komplain adalah sekitar 4-5 jam datang 2 jam saja sudah merupakan prestasi. Alasannya macam-macam, dari unit yang (katanya) hanya 2, sibuk menghadapi komplaint lain hingga respon yang paling tidak saya duga “oh, iya ding, jl.veteran kelupaan” mereka lupa terhadap komplain saya. kalau memperhatikan keterlambatan respons komplain ini saya jadi semakin bingung, apa alasan saya untuk membayar listrik tepat waktu kalau dari pihak PLN selalu terlambat dalam menangani gangguan listrik? jangan dilupakan bahwa saya disini ber-usaha. Apa untuk usaha tidak ada prioritas? Tak terhitung berapa juta kerugian saya, tak terhitung berapa pulsa yang keluar untuk menelpon 123 dan nomer-nomer yang direferensikan operator 123, tak terhitung betapa panas-nya kuping saya mendengar komplain dari pelanggan saya, tak ter-ukur betapa malu-nya saya menolak konsumen dan bilang “maaf mas, listriknya mati” tak terhitung seberapa rusaknya imej usaha saya hingga ada yang komentar, ganti aja namanya mas jadi cafe “mati lampu”. saya pun hanya bisa bilang “ini kan feature baru dari PLN, yaitu Auto-Shutdown“, jadi kita ga usah matiin listrik, listriknya udah mati duluan secara otomatis, apa mungkin ini salah satu program PLN untuk hemat listrik? hingga hari dan saat saya menulis surat ini 12 february 2008 listrik ditempat saya masih mati, dari jam 12:00 hingga entah kapan, sekarang pukul 19:00, apakah akan menembus rekor 28 jam? saya tidak tahu, saya hanya bisa mengelus dada. Apalah arti satu suara saya melawan perusahaan negara yang memonopoli Listrik Negara,? Saya tidak berharap banyak bahwa PLN akan semakin baik, seberapapun saya komplain PLN akan tetep ada, dan akan tetap mati lampu. Bagaimana jika ada perusahaan swasta yang menjadi pesaing PLN? selayaknya Petronas, atau shell menghadapi pertamina. Ah, saya masih cinta sama Indonesia dan tetap berharap Indonesia untung, tapi kalau ada perusahaan swasta pesaing PLN sepertinya saya akan ber-alih. Capek hati saya menghadapi PLN. Tulisan ini dikirim pada pada Rabu, Februari 13th, 2008 02:32:47 dan di isikan dibawah Curhat, Negeriku, pemikiranku, shit happen. Anda dapat meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui RSS 2.0 feed. r Anda dapat merespon, or trackb
Tanggapan ke “Balada PLN” rendro Berkata:17 Mar, 2008 pukul 13:04:15 | Balas Wah kalo urusan PLN…udah mati rasa deh. apalagi katanya mau ada urusan INSENTIF dan DISINSENTIF lebih amburadul. Kalo INSETIFnya saya setuju, tapi kalo DISINSENTIFnya saya SANGAT TIDAK SETUJU. memangnya PLN itu BOS BESAR, kita ini adalah pelanggan yang membayar ( mau banyak pemakaian
49
ya bayar lebih mahal itu wajar ), bukan penikmat listrik gratis dari PLN. jadi PLN harus belajar customer satisfaction hehehe atu nusa satu bangsa Berkata:25 Jul, 2008 pukul 19:27:05 | Balas PERCUMA saja klo kt terus bicara ‘parah-nya’ negara kt yg tercinta ini. Krn mmg pemerintah kita TIDAK MAU m’p’baiki sgala sesuatu. BUKAN tidak bisa. Byk org pintar yg duduk di pemerintahan, tp mereka mmg TIDAK MAU m’p’baiki ini semua. Mrk sudah sgt sibuk cari kesempatan slama mereka menjabat disana. SARAN sy: bila ada kesempatan utk pindah ke luar-negeri, kejar itu! Mgk sy terdengar spt main2, tp coba aja kt renungkan knp kt msh mau b’tahan dinegara kelahiran kt ini? Apa kt jg mau anak2 kt ngalami semua ini? Rasanya alasan plg kuat hanya: Krn smua sodara2 kt ada disini. Yah, ini hny sekedar SARAN bila kita semua ingin hidup yg lebih baik. Walau tgl di LN jg ada tantangan hidup yg berbeda. (2)Pengalaman lain dari: //ardhanamesvari.multiply.com/journal/item/361/Pelayanan_PLN ” Sudah beberapa hari ini listrik di rumah tidak stabil. Kalau salah satu peralatan listrik dihidupkan, pasti lampu langsung mbleret-mbleret, agak kedip-kedip. Tadinya kami pikir mungkin memang dari PLN-nya sana sedang tidak stabil. Namun semalam, sekitar pukul setengah delapan, kedip-kedip lampu itu itu makin seru dan saat aku mengecek ke meteran listrik.. hiii.. ternyata meteran kami berbunyi "cekrek-cekrek-cekrek" mengikuti putarannya. Tak hanya itu, tiap putaran selalu diiringi dengan percikan api dari kabelnya. Serem! Karena meteran listrik kan tidak boleh dibuka sendiri ya, sudah disegel oleh PLN, maka kami menelpon PLN. Telepon flexy milik PLN Sedayu yang menangani daerah kami langsung diangkat pada dering kedua "PLN Sedayu selamat malam." Dan melaporlah aku. Pak Edi, petugas jaga malam itu meminta aku menyebutkan IDPEL (cmwii) yang tertera di tagihan listrik kami. Sembari aku menyebutkan nomor, terdengar suara ketak-ketik di seberang sana dan saat nomor telah lengkap Pak Edi bertanya "Atas nama Pak Wisnu Martha, Gunung Sempu bla..bla..bla.. ya Bu?" Wah, sudah canggih rupanya sistem pendataan di PLN. "Iya, betul Pak." "Baik Bu Wisnu, kami akan segera kesana. Mohon ditunggu njih, karena petugas lapangan kami sedang keluar melayani pelanggan.Kebetulan malam ini sedang banyak keluhan." "Tapi bisa datang malam ini kan Pak?" "Iya Bu, kami pasti datang malam ini. Dimatikan saja dulu meterannya ya Bu.."SIP deh! Akhirnya sekitar pukul sembilan dua petugas PLN dengan mobil dinasnya sampai di rumah kami. Kutak-katik, ternyata ada kabel yang tidak tepat dipasang di meteran kami sejak awal pemasangannya. Beruntung sekali selama tiga tahun kami menempatinya tidak ada masalah. Pukul setengah sepuluh lebih sedikit pekerjaan selesai ditandai dengan pengecekan total. Seluruh peralatan listrik di rumah dinyalakan, Alhamdulillah, sudah tidak ada lampu kedap-kedip dan bunyi cekrek-
50
cekrek lagi. Sambil menemani para petugas melepas dahaga dengan teh hangat yang kami siapkan Ayah bertanya "Biayanya berapa ya Pak?" "Monggo saja Pak.." Waaah.. gaya Jawa begini ini nih yang suka bikin bingung bin sungkan. Akhirnya kami amplopi keduanya sekedarnya saja, untuk membeli makan malam disertai ucapan terima kasih. Ternyata, pelayanan PLN memang semakin baik. Di daerah tempat kami tinggal, setiap kali ada keluhan, kami telepon PLN dan petugas lapangan segera datang. Paling-paling hanya sulit dihubungi saat ada mati listrik di wilayah yang cukup luas. Mungkin semua warga telepon ya? Jadi, jangan lupa simpan nomor telepon di PLN yang menangani daerah tempat tinggal teman-teman. Segera telepon kalau ada keluhan, semoga mendapatkan pelayanan yang sama dengan di tempat aku tinggal :)” Terkait dengan pengalaman positif dan negatif pelanggan PLN, pada dasarnya masih ada kekurangan pelayanan yang menunjukkan masih jauhnya pencapaian misi perusahaan, namun disisi lain pelanggan sudah mengakui adanya upaya perbaikan yang dilakukan oleh PLN. Walaupun dirasa masih lebih banyak yang harus dibenahi dari pada yang sudah dibenahi. Sehingga masih perlu dipertanyakan seberapa tingkat keikhlasan dan pemurnian niat pelaksanaan CSR yang diberikan oleh perusahaan, dan apakah bukan karena bertujuan untuk membayar ”rasa bersalah” apalagi ”numpang memperbaiki citra”. Hal ini dirasa penting dipertanyakan karena bobot keikhlasan dan pemurnian niat akan berpengaruh besar terhadap manfaat bagi stakeholders dan shareholders banyak, atas rizki yang sudah diupayakan dan supaya terhindar dari unsur riya dan bahkan mubazir.
2) PT. Telkom Sebagai BUMN yang memenuhi tuntutan pasal 33 ayat 2, PT Telkom mencapai beberapa kinerja sebagai berikut: PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet) yang terbesar di Indonesia. Pengabdian TELKOM berawal pada 23 Oktober 1856, tepat saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Selama itu pula TELKOM telah mengalami berbagai transformasi.
51
Transformasi terakhir sekaligus yang disebut dengan NEW TELKOM Indonesia adalah transformasi dalam bisnis, transformasi infrastruktur, transformasi sistem dan model operasi dan transformasi sumber daya manusia. Transformasi tersebut resmi diluncurkan kepada pihak eksternal bersamaan dengan New Corporate Identity TELKOM pada tanggal 23 Oktober 2008, pada hari ulang tahun TELKOM yang ke 152. TELKOM juga memiliki tagline baru, The World in Your Hand. Sampai dengan 31 Desember 2008 jumlah pelanggan TELKOM tumbuh 37% dari tahun sebelumnya sebanyak 68,6 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,6 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 12,7 juta pelanggan dan 65,3 juta pelanggan jasa telepon bergerak. Sejalan dengan lahirnya NEW TELKOM Indonesia, berbekal semangat positioning baru Life Confident manajemen dan seluruh karyawan TELKOM berupaya mempersembahkan profesionalitas kerja, serta produk dan layanan terbaik bagi pelanggan dan stakeholders. Sepanjang Tahun 2008, berbagai penghargaan dan sertifikasi telah diterima oleh TELKOM, baik dari dalam maupun luar negeri antara lain, Sertifikasi ISO 9001:2000 dan ISO 9004:2000 untuk Divisi Enterprise Service dari TUV Rheinland International Indonesia; Penghargaan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan Kecelakaan Nihil 2008 dari Wakil Presiden RI; The Best Corporate Image category dalam ajang Most Admired Companies Awards ke 8 dari Frontier Consulting Group; Juara Umum 2007 Annual Report Award dari Menteri Keuangan RI; Juara Umum Anugerah Media Humas 2008 dari Bakorhumas CIO of The Year 2008 dalam Hitachi Data System IT Inspiration Awards; dan Penghargaan CEO dan Perusahaan Idaman dari Majalah Warta Ekonomi. Saham TELKOM per 31 Desember 2008 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (52,47%) dan pemegang saham publik (47,53%). Saham TELKOM tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2008 sebesar Rp 6.900. Nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2008 mencapai Rp 139,104 miliar atau 12,92 % dari kapitalisasi pasar BEI.
52
Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan pasar untuk
setiap
portofolio
bisnisnya,
kuatnya
kinerja
keuangan,
serta
potensi
pertumbuhannya di masa mendatang, TELKOM menjadi model korporasi terbaik Indonesia. Beberapa berita tentang tarif telepon bahwa tarif telepon di Indonesia masih termahal kedua setelah Cili, antara lain: ( 1 ) berita tahun 2004: ” Beberapa tahun lalu saya pernah menanggapi tentang hal ini. Pada waktu itu saya anjurkan agar ada gerakan besar-besaran untuk memperjuangkan agar sistem langganan telpon diubah. Di beberapa atau banyak negara yang melihat telpon bukan sebagai sumber pendapatan saja, tapi sebagai pelayanan thd rakyat, tarif telpon itu FLAT RATE. Di negara Filipina misalnya, tarif telpon dari perusahaan yg dimiliki pemerintah, tarif langganan telpon itu sebulan cuma US $14. Flat Rate $14. Dengan uang segitu anda bisa menelpon teman sekota berapa jam pun anda mau atau mempergunakan utk internet 24 jam sehari, tiap hari selama satu minggu. Ketika perusahaan Liem Sioe Liong yg berpusat di Hongkong membeli saham perusahaan telpon milik pemerintah Filipina, diusulkan agar tarif telpon berdasar pulsa. Seluruh negeri geger. Para senators, atau anggota DPR Pusat berdiskusi/debat berhari-hari. Akhirnya keputusannya tetap. Telpon utk rakyat, bukan utk si kaya saja. Maka kebijakan Flat Rate harus dipertahankan.” Namun demikian tahun 2008 mengalami perbaikan sebagaimana dicuplik dari salah satu berita berikut: (2) berita tahun 2008 (6 Apr 2008 20:28) Topik: Tarif SLJJ Telkom Turun Hingga 46 Persen dari // www.forumbebas.com/
‘JAKARTA, MINGGU - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengumumkan penurunan tarif percakapan Sambungan Langsung Jarak Jauh atau SLJJ bagi telepon tetap atau Public Switch Telephone Network hingga 46 persen. Tarif baru berlaku efektif mulai Selasa (8/4), pukul 00.00 waktu setempat. Sebagai contoh, untuk biaya percakapan SLJJ dari telepon rumah ke seluler antara 07.0008.00 pada zona 3 (jarak di atas 500 km) yang semula Rp 865 per 20 detik turun sekitar 46,2 persen jadi hanya 465 per 20 detik. Demikian pula, biaya percakapan SLJJ dari telepon tetap ke seluler antara 07.00-08.00 pada zone 1 (jarak 30 -200 km) yang semula dikenakan Rp 538,3 per 20 detik turun 44,3 persen menjadi Rp 300 per 20 detik. "Kami berharap tarif baru ini berdampak positif bagi masyarakat, menggairahkan ekonomi, dan meningkatkan kembali pemakaian (usage) telepon tetap Telkom," kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia, Minggu (4/6). Penurunan tarif SLJJ merupakan harapan pemerintah
53
atas dibukanya akses SLJJ bagi operator lain, yakni PT Indosat, sehingga ada daya saing berupa perbaikan pelayanan dan penurunan tarif SLJJ. Secara umum, penurunan tarif berlaku untuk semua percakapan yang berlangsung pada seluruh kelompok jarak (zona) dan time band, baik untuk percakapan SLJJ antar telepon rumah (fixed to fixed) maupun percakapan dari telepon rumah ke seluler (fixed to cellular/mobile). Bahkan dalam kebijakan tarif baru ini, Telkom juga memberlakukan tarif flat percakapan SLJJ antara telepon rumah dan dari telepon rumah ke Flexi pada pukul 23.00 -06.00 ke seluruh Indonesia (tanpa memperhitungkan jarak) dengan tarif hanya Rp 32 per 6 detik.” Dari kedua berita tentang tingginya tariff dan kemudian penurunan tariff telpon di Indonesia, setidaknya menunjukkan adanya upaya perusahaan untuk memperbaiki manajemen dan selanjutnya diharapkan perbaikan dan pemurnian kinerja serta manfaat yang dapat dirasakan oleh seluruh stakeholder. Pada akhirnya CSR yang disalurkan, merupakan sebagian hasil usaha yang dilaksanakan dengan upaya perbaikan dari waktu ke waktu. Kalau dikembalikan pada acuan
Al Qur’an dan As Sunah, dan apabila
implementasi CSR (baik untuk pembinaan usaha kecil, kegiatan social, kegiatan keagamaan, kegiatan budaya olahraga maupun program magang industry) juga dilaksanakan dengan niat yang benar karena menjalankan perintah ALLAH dan mengikuti Sunah, maka Yang Maha Menghitung tidak akan pernah salah menghitung dan tidak akan pernah salah memberi.
3) PT. ELNUSA Bentuk CSR PT. ELNUSA adalah berpola charity dan community development ( pengembangan masyarakat). Pola ini merupakan program berkelanjutan dan terdapat mekanisme untuk menjadikan dana sosial sebagai investasi di tengah masyarakat yang kesemuanya diarahkan untuk membangun kemandirian masyarakat dan terus membangun paradigma win-win solution dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek dan bukan sekedar obyek. Konsep CSR PT. Elnusa dilaksanakan melalui Tridaya program, yaitu: (1) Daya Ekonomi (P2KM telah berjalan 3 putaran dengan tingkat kemacetan rendah), (2) daya sosial (peduli: pendidikan, kesehatan, sesama) dan (3) daya pembangunan (saranaprasarana masyarakat).
54
Setelah dicari informasi dari internet tentang tingkat kepuasan dan komplain pelanggan, tidak diperoleh maka analisa informasi CSR PT.Elnusa dilakukan berdasar informasi yang ada dengan asumsi dilaksanakan dengan baik dan benar. Sehingga diperkirakan implementasi CSR pada PT.Elnusa dibiayai dari usaha yang dijalankan dengan tuntutan yang benar, dan dilaksanakan dengan tujuan yang sesuai dengan tuntunan yang benar pula.
4) RCTI sebagai “Media utama hiburan dan informasi memiliki makna”. Berdasar visi dan misinya, RCTI melaksanakan CSR antara lain RCTI : Peduli, Jalinan Kasih, Bedah Rumah, Bedah Kampung.
Sulit untuk membedakan apakah
program tersebut adalah produk yang menghasilkan keuntungan atau CSR yang dibiayai dari keuntungan perusahaan. Mengingat pelaksanaan program tersebut, semua dipaparkan dan menjadi tontonan publik.
( 1) Berita komplain Tidak banyak komplain yang ditemukan untuk RCTI, walaupu ada satu contoh sebagai berikut; http://suarapembaca.detik.com/read/2008/01/09
“ Sabtu, 09/01/2008 11:10 WIB:Bangun Dini Hari Hanya Menemukan Sinetron Cahaya "Liga Italia" di RCTI -Rahadian M – suaraPembaca- Jakarta - Saya komplain berat dengan tindakan RCTI yang awalnya menyatakan akan menyiarkan pertandingan langsung Serie A Liga Italia tanggal 6/01/2008 pukul 02.30 antara Milan vs Genoa. Setelah saya perjuangkan bangun dini hari ternyata yang saya temukan hanya sinetron Indonesia "Cahaya". Sangat kecewa karena sebelumnya RCTI pernah menyatakan akan menayangkan Liga Italia musim ini. Yang saya dapatkan Sinetron!” http://taufan.dagdigdug.com/, “August 27th, 2008 | Uncategorized “Oh Tidaaak …Cukuplah Liga Inggris yang tidak bisa ditonton. Jangan merembet ke yang lain. Apa jadinya kalau Liga Super Indonesia juga diacak…. Bagaimana tidak, sampai hari Senin kemarin saya masih bisa nonton pertandingan sepak bola Piala Kemerdekaan. Tetapi hari ini? Begitu nyalain RCTI lewat tv berlangganan Firstmedia, lha kok isinya siaran yang nggak jelas seperti Eurosport
55
News? Jangan-jangan diacak.. Setelah telepon ke 55777788, petugasnya sendiri bingung jawabnya. Tapi terakhir dia bilang ya memang diacak sih pak.. “Lha kemarin kok masih bisa saya tonton…” “Mungkin babak semifinal dan finalnya aja kali pak” Sebagai konsumen yang harus membayar ke Firstmedia, hal ini jelas kerugian. Karena saat mereka mengacak dan mengganti dengan acara yang lain, acara pengganti itu TIDAK SEBANDING dengan acara yang diacak. Sudah seharusnya televisi semacam RCTI dan yang lainnya, meskipun memegang hak siar eksklusif untuk acara tertentu, sudah seharusnya acara tersebut bisa dinikmati oleh siapa saja yang bisa menangkap acara tersebut. Semisal pelanggan Firstmedia, sudah seharusnya bisa melihat acara RCTI tanpa terkecuali. Karena Firstmedia sudah membayar mahal untuk bisa menyiarkan RCTI lewat jaringannya. Masak harus bayar lagi, kan nggak lucu. .......... Jadi Kesimpulannya, ya RCTI DAN FIRSTMEDIA MENIPU KONSUMEN !” Dari berita diatas, menunjukkan adanya pihak yang dirugikan oleh perusahaan yaitu ’pelanggan’. Adakah CSR (yang juga menjadi tanda tanya: apakah sebenarnya “produk yang darinya diperoleh keuntungan/kerugian ataukah CSR yang dibiayai dari keuntungan perusahaan?”) pada RCTI betul-betul CSR yang dilaksanakan dengan tuntunan yang benar?
5) CSR DI BCA Visi: To become the leading company in financing industry in Indonesia delivering the BEST VALUE to our stakeholders. Sesuai visinya akan menjadi pemimpin dalam industri perbankan di Indonesia yang menyampaikan nilai terbaik bagi stakeholdersnya, menginvestasikan kembali sebagian dari perolehan laba pada upaya pengembangan komunitas berupa Bakti BCA. ( 1) Suara pelanggan yang dicuplik dari http://suarapembaca.detik.com/read/2010/01, mengatakan sebagai berikut: “Jakarta - Hari Kamis tanggal 28 Januari 2008 sekitar pukul 14:00 WIB saya sebagai salah satu nasabah kartu kredit BCA merasa malu di depan para pengunjung dan kasir salah satu toko buku di daerah tempat saya berada.Saya memiliki kartu kredit BCA. Hari itu pun sudah saya melakukan pembayaran tagihan dari bulan Januari via ATM BCA Cabang Nusantara Depok. Setelah itu setelah saya pikir pembayaran sudah saya lakukan saya ke toko buku membeli sebuah netbook. Pada selebaran dari merek netbook tersebut saya lihat bahwa
56
menggunakan pembayaran cicilan BCA 0%. Saya tertarik. Saya pikir bahwa limit saya lebih dari cukup untuk bisa melakukan cicilan barang tersebut selama enam bulan. Ternyata setelah saya sudah sepakat dengan SPG dari toko buku untuk membeli barang tersebut pas setelah kartu saya digesek ada keterangan 'decline'. Otomatis saya heran. Koq, gak bisa dipakai secara saya baru saya melakukan pembayaran via ATM otomatis sudah ter-upload dong....................................... Cicilan selama 6 bulan sekitar Rp 881,667 per bulan dan limit saya di atas dari cicilan tersebut. Otomatis saya jadi naik darah karena saya pernah diinformasikan sebelumnya pada sekitar akhir Desember 2009 dari BCA Cabang Margonda bahwa selama limit saya masih mencukupi untuk cicilan saya tetap bisa menggunakan cicilan 0% dari BCA................................Oke. Saya terima dengan keadaan terpaksa karena harus menunggu sampai jam 17:00 WIB. Namun, dari cara bicara Sdr Rena kepada saya seakan-akan ingin menutup pembicaraan saya dan selalu memotong pembicaraan dengan kalimat terakhir yang dia bilang saat menyela pembicaraan saya. Saya menghubungi Halo BCA dari awal dengan tidak sopan. Maksudnya apakah saya memaki-maki Customer Service Representative?................................................Saya menghubungi dan hasilnya nihil. Saya tidak butuh dengan kenaikan limit yang ditawarkan sampai dengan Rp 10,000,000. Saya mau hanya saya bisa dapat membeli barang yang akan saya beli. Coba saja cek pembayaran saya. Apakah selalu di bawah minimum payment. Pihak pimpinan BCA, sebagai bank besar di dunia perbankan apakah ini cara Anda mempermainkan nasabah. Jika saya mengadukan ini ke Surat Pembaca ini adalah terakhir kali saya berurusan dengan bank terbesar di Indonesia. Saya akan tutup rekening saya di BCA dan sisa tagihan kartu kredit saya akan saya lunasi. Saya tutup bulan ini juga. Sudah cukup saya dipemainkan untuk hari itu. Semoga Anda para pembaca tidak mengalami permasalahan yang seperti yang saya alami. Terima kasih.” Dengan model produk yang memberikan harapan tanpa kejelasan proses dan risiko dari awal tentang peluang dan sanksi yang mungkin timbul, seringkali mengecoh dan pada akhirnya mengecewakan pelanggan. Seringkali kemudahan yang diberikan dengan menaiikan limit kredit, juga merupakan upaya pemaksaan kepada nasabah untuk meningkatkan hutang demi tercapainya target penyaluran pinjaman. Apakah CSR yang dibiayai dari produk dan pelayanan yang merugikan dan mengecewakan pelanggan, termasuk CSR yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunah?
6) BI Tahun Edukasi Perbankan 2008 Dimulai sebagai
salah satu wujud program
Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia dengan masyarakat perbankan di bidang pendidikan, dimana pada akhirnya program ini diharapkan dapat mewujudkan
57
terciptanya masyarakat yang mampu mengelola keuangan secara bijaksana sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya di masa datang. Bank Indonesia diwakili oleh Deputi Gubernur, Muliaman D. Hadad, menandatangani sejumlah naskah kerjasama program edukasi, antara lain dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Departemen Pendidikan Nasional, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Universitas Indonesia, dan Universitas Syarif Hidayatullah. BI bersama masyarakat perbankan bekerjasama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB)
melaksanakan program edukasi perbankan dengan
menyerahkan lebih dari 11.000 buku pendidikan, 7 unit komputer dan 2 unit mobil pintar. Selain melalui mobil pintar, kerjasama dengan SIKIB tersebut juga akan dilakukan melalui motor pintar dan rumah pintar. Sementara itu, 9 bank juga melakukan penandatanganan kerjasama dengan 10 mitranya untuk melakukan sosialisasi tersebut, serta pemberian penghargaan dari 7 bank kepada 11 mitra kerja yang turut mendukung program edukasi perbankan. Mulai Senin, 28 Januari 2008, mobil edukasi (MOBED) yang diluncurkan pada program edukasi perbankan ini akan mulai beroperasi secara serentak di Jabotabek dan 6 wilayah kerja Kantor Bank Indonesia, yaitu Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. Dalam program CSR di bidang pendidikan, BI juga telah memberikan beasiswa senilai Rp 41 miliar kepada 18.300 mahasiswa di 62 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia. Beasiswa tersebut diberikan kepada mahasiswa yang memiliki prestasi akademis yang baik, namun secara ekonomis kurang memiliki kemampuan. Ada tanggapan dari mahasiswa tentang program CSR BI tersebut, yaitu sebagai berikut: (1) Pretty Anggraeni Selasa, 29 Januari 2008 | 09:43 WIB: ” Universitas Indonesia harus terus berperan dalam berbagai program pengembangan..semangat!” (2) Akhmad Ikhsan Senin, 28 Januari 2008 | 03:46 WIB: ”Ass Wr Wb, saya sangat mendukung program BI tersebut apalagi apabila BI mendukung upaya penghapusan riba yang telah merusak ekonomi bangsa ini ?” Sebagai lembaga independen BI mempunyai otoritas dalam mengatur segala keperluan untuk melaksanakan tugasnya. Untuk itu penghasilan yang diperoleh adalah
58
penghasilan yang juga berasal dari seluruh kegiatan yang pendanaannya juga diatur dengan undang-undang sendiri. Oleh karenanya kalau BI menyediakan dana untuk kegiatan CSR, juga berasal dana yang disisihkan atau dana yang diadakan berdasar otoritasnya sebagai Bank Sentral. Memerlukan pendalaman tersendiri yang lebih jauh untuk mengetahui asal sumber dana yang dipergunakan serta proses implementasi CSR . Kesimpulan dan Saran Berdasar pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bahwa tidak semua perusahaan yang diteliti, menjalankan usaha yang aman bagi semua pihak; (a) PLN sebagai BUMN yang menguasai cabang usaha penting bagi hajat hidup orang banyak dengan misi antara lain: berorientasi pada kepuasan pelanggan, menjadi pendorong kegiatan ekonomi, dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Kenyataannya masih banyak mengecewakan dan menghambat usaha dengan sering adanya giliran padam,
(b) tarif
telkom masih dikeluhkan
sebagai tertinggi kedua didunia, tetapi sudah ada penurunan harga dan perbaikan layanan, (c) Elnusa berpola charity dan community development, (d) CSR RCTI, masih lebih fokus pada produk dan dari berita komplain masih ada pelanggan yang merasa dibohongi, (e) BCA hampir sama dengan RCTI bahwa dalam bisnisnya pelanggan masih ada yang merasa dibohongi dengan iming-iming fasilitas kemudahan, tetapi ada upaya perbaikan , (f) BI sebagai organisasi independen yang memiliki otoritas untuk mengatur pencapaian tujuan, berdasar UU. Segala upaya yang dilakukan syah apabila otoritas dijalankan sesuai UU yang mengatur. 2. Pelaksanaan CSR diantara perusahaan yang diteliti, sangat bervariasi yaitu mulai dari tanggungjawab yang bersifat manajerial yaitu pengelolaan sumberdaya dari inputproses dan output yang produktif, maupun realisasi kemampuan perusahaan untuk mempertanggungjawabkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, sampai pada kemampuan perusahaan meningkatkan pengembangan dan kemandirian lingkungan sosial. 3. Pemurniat niat implementasi CSR yang merupakan kesadaran akan tanggungjawab sosial semata-mata menjalankan perintah ALLAH SWT, dalam praktek masih ada kemungkinan tujuan ganda yaitu sambil promosi dan dengan sengaja memberitakan
59
kepada khalayak bahwa perusahaan telah menjalankan CSR dan bisa mengarah pada perilaku riya. Untuk itu disarankan kepada seluruh pengambil keputusan, terutama pada top level manajemen setiap perusahaan, untuk lebih memurnikan niat dalam melaksanakan CSR. Baik CSR dengan penerima pada internal organisasi maupun dengan penerima eksternal. Karena murni atau tidak murni niatnya, ikhlas atau tidak ikhlas pelaksanaannya, dengan adanya pasal 74 UU nomor 40 tentang PT, tetap dituntut untuk melaksanakan CSR. Dalam Al Qur’an dan As Sunah yang kebenarannya tak terbantahkan, telah diperintahkan dan dicontohkan bagaimana setiap manusia adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinanya kelak.
Tingkat kemurnian niat dan
keikhlasan pelaksanaan yang menunjukkan kualitas taqwa, akan ada kaitannya pada manfaat dan mudharat bagi stakeholders dan shareholders; menunjukkan betapa pemimpin dituntut berbuat kebaikan untuk kesejahteraan umat yang dipimpin. Akibat perbuatan baik para pemimpin adalah peningkatan kesejahteraan umat yang dipimpin, selanjutnya akan meningkatkan daya beli dan loyalitas untuk berkinerja optimal. Peningkatan daya beli masyarakat merupakan salah satu sarat terjadinya permintaan berkelanjutan dan pengembangan produk, penetrasi pasar maupun penguasaan marketshare, dan loyalitas berkinerja tinggi akan berakibat pada peningkatan produktifitas-rasa memiliki dan mengikis kemungkinan terjadi penyimpangan-pencuriankecurangan maupun kecenderungan korupsi, meningkatkan profit bagi perusahaan/ organisasi. Dengan demikian semua pihak (Owner, manajer, pegawai, pemasok, pelanggan dan stakeholders lainnya) sejahtera dan semoga Allah SWT senantiasa menuntun kita sekalian pada ridhoNya, dan equitas merek akan terjadi atas invisible hand ALLAH.
60
DAFTAR PUSTAKA Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. New York: Free Press, Macmillan Al Qur’an, Kitab Suci, Versi – PC. ---, 1997, Undang Undang RI No. 23 Tahun 1997, Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup. ---, 2007, Undang- undang nomor 40 tentang Perseroan Terbatas, pasal 74, kewajiban melaksanakan CSR. ---, Johannesburg Summit, 2002, The World Summit on Sustainable Development, Copyright © United Nations, Department of Economic and Social Affairs - Division for Sustainable Development - Comments and suggestions, dalam: http: //www.un.org/jsummit, 24 August 2006, Amin Widjaja Tunggal, 2008. Bussiness Ethicts Dan Corporate Social Responsibility Konsep Dan Kasus, Harvarindo. Erie Sudewo, 2008, Round Table Discussion AAI: Konsep Social Responsibility of the Businessman, oleh Howard Rothmann Bowen 1953 dalam blog.auditorinternal.com Fandy Tjiptono, 2005. Brand Management dan Strategy. Yokyakarta : Penerbit Andi. Fathuddin Jafar, 2008, Nasihat-Ulama: Meneladani Konsep Pembangunan Nabi Ibrahim, http://www.eramuslim.com dalam kammi telkom.co.cc Godo Tjahjono, 2007, Majalah Marketing ”CSR for Profit” (edisi 11/2007, di download dari: www.mediakonsumen.com Kotler, Philip. 2005. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education, Inc Mukhamad Najib, 2008, Bisnis dan Kesejahteraan Publik, Majalah SHARING, edisi Oktober 2008 dalam bloger najib23.Multiply.com Najmudin Ansorulloh, 2008, "CSR dalam Perspektif Islam", http:// www.mediakonsumen.com/Artikel986.html. Download pada tanggal 05 februari 2009. Presiden RI, 1999, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1999, tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Susanto, A.B dan Wijanarko, Himawan. 2004. Power Branding: Membangun Brand Yang Legendaris. Bandung: PT Mizan Pustaka.
61
Usup Supriyadi, 2008, blog.wordpress.com.
Konsep Kurban dalam Islam, dalam blog: dego.
Wheelen, Thomas L, Hunger, J.David, 2002, Strategic Management, Business Policy, 8th edition, Prentice-Hall International, USA Yusuf Wibisono, 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate social responsibility. Gresik: Fascho Publishing. http://www.wikipedia.org/wiki/tanggung_jawab_sosial_perusahaan.Didownload pada tanggal 05 februari 2008 -www.rcti.tv, -www.republika.co.id, -www.kompas.com , -www.suarakarya- , online.com , -www.bkkbn.go.id www.pln.co.id, Humas PLN Kalselteng , Tuesday, 22 December 2008
62